9 minute read

RANCANGAN AKTUALISASI

3.1 Identifikasi Isu

Dalam proses perancangan aktualisasi dibutuhkan identifikasi isu yang terjadi di dalam unit kerja, yang kemudian ditapis untuk mendapatkan isu utama yang diangkat dan dicari gagasan ide pemecahanya. Identifikasi isu dilihat dari permasalahan yang berkaitan dengan peran dan kedudukan ASN di unit kerja masing-masing. Permasalahan yang penulis temukan selama bekerja di unit kerja antara lain sebagai berikut :

Advertisement

1. Pasien BPJS tidak memperpanjang rujukan dari faskes tingkat 1 / faskes tingkat 2 saat kembali berobat ke poliklinik.

Berdasarkan pengalaman pada saat melayani pasien yang ingin berobat kembali pada poliklinik tujuan, dalam 1 hari pelayanan biasanya terdapat 1-3 pasien BPJS yang tidak memperpanjang rujukannya dari faskes 1 ataupun faskes 2 sebelum pasien melakukan pendaftaran ke poliklinik yang dituju.

Pasien BPJS seharusnya memperpanjang rujukan setiap 3 bulan sekali, dimana masa berlaku rujukan tertera pada surat rujukan pasien yang diberikan oleh faskes 1 atau faskes 2. Pasien yang belum memperpanjang rujukan nya, akan terdeteksi oleh sistem BPJS seperti yang ada pada gambar di bawah ini.

Gambar 3. 1 Informasi Rujukan Pasien

Apabila pasien BPJS tidak memperpanjang rujukan, tentunya akan berpengaruh kepada pelayanan pasien sendiri. Pasien tidak dapat mendaftarkan diri dengan menggunakan BPJS, karena di dalam sistem BPJS nantinya tidak akan muncul data pasien tersebut. Dalam hal ini penyebab pasien tidak memperpanjang rujukannya adalah dikarenakan ketidaktahuan informasi yang dimiliki pasien, atau pasien yang lupa dan tidak melihat tanggal berakhirnya rujukan tersebut. Sehingga apabila pasien BPJS ingin tetap berobat dengan menggunakan BPJS, pasien harus terlebih dahulu memperpanjang rujukannya kemudian kembali mendaftar online untuk berobat ke poliklinik tujuan. Namun apabila pasien ingin tetap berobat di hari itu, maka pasien dapat mendaftarkan diri sebagai pasien umum.

2. Belum optimalnya edukasi dan informasi mengenai tata cara pendaftaran online mandiri pasien lama rawat jalan.

RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung telah menerapkan sistem online untuk pelayanan pendaftaran pasien rawat jalan. Untuk pasien baru dapat mendaftarkan diri secara online maupun onsite langsung di rshs, tetapi untuk pasien yang sudah pernah berkunjung sebelumnya (pasien lama), pasien diwajibkan untuk mendaftar online baik melalui petugas APM yang ada di setiap poliklinik, ataupun mendaftar online secara mandiri melalui website rshs.

Sering terjadi pasien lama tidak mendaftarkan diri secara online untuk berobat kembali ke poliklinik tujuan, pasien tersebut tidak dapat didaftarkan ke poliklinik pada hari itu (kecuali jika mendapatkan acc screener), sehingga pasien harus mendaftar secara online pada hari yang lain. Tentunya hal ini sangat disayangkan karena pasien sudah meluangkan waktu, tenaga, dan biaya untuk datang ke rumah sakit, namun tidak mendapatkan pelayanan yang dibutuhkan.

Permasalahan ini dapat terjadi karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan pasien mengenai bagaimana tata cara untuk mendaftar online, terutama pada pasien yang sudah lanjut usia. Pasien dapat juga melakukan pendaftaran melalui loket APM, namun seringkali pasien berhalangan hadir atau ada perubahan jadwal dari hari yang telah ditentukan, yang membuat pasien tetap harus mendaftar online secara mandiri untuk mengubah tanggal kunjungan.

3. Kurangnya pemahaman pasien dalam memahami alur pelayanan pasien lama rawat jalan.

Pasien yang datang untuk berobat kembali dan sudah memiliki bukti pendaftaran online dapat langsung datang ke poliklinik yang dituju dan menginput atau scanbukti pendaftaran online yang dimiliki pada mesin APM. Setelah pasien selesai menginput atau scan barcode dan berhasil, maka mesin akan mengeluarkan kertas yang berisi nomer antrian dan poliklinik tujuan pasien. Jika kertas sudah didapatkan oleh pasien, maka pasien tinggal menunggu di kursi tunggu untuk mendaptkan panggilan dari poliklinik.

Namun yang seringkali terjadi adalah saat pertama kali pasien datang, pasien mendatangi petugas APM untuk menanyakan atau memperlihatkan bukti online yang dibawa, setelah diarahkan petugas untuk menginput pada mesin APM terkadang pasien tetap kembali lagi untuk bertanya kepada petugas, apakah pasien tersebut sudah berhasil terdaftar. Pasien yang bertanya kepada petugas bukan hanya satu orang saja, sehingga terkadang sampai membuat antrian yang seharusnya tidak perlu.

Hal ini tentunya akan menghambat pelayanan dimana petugas tidak dapat berfokus untuk mendaftarkan pasien, tetapi juga petugas perlu untuk menjawab dan menjelaskan ulang kepada pasien. Pasien sendiri juga akan terhambat pelayanannya karena keterlambatan untuk pengisian data pasien oleh petugas pendaftaran.

3.2 Penapisan Isu

Berdasarkan isu-isu yang telah dipaparkan oleh penulis, maka langkah selanjutnya adalah melakukan penapisan isu untuk mendapatkan isu prioritas (core issue) yang nantinya akan diperdalam sehingga mendapatkan pemecahan masalah atau solusi dari isu tersebut. Dalam proses penetapan isu dilakukan dengan menggunakan alat bantu berupa metode Urgency, Seriousness, Growth (USG) seperti yang terlihat pada Tabel 3.1. Urgency(U) artinya seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas, dianalisis, dan ditindaklanjuti. Seriousness (S) artinya seberapa serius suatu isu harus dibahas dan dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan. Growth (G) artinya seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani segera. Berikut ini merupakan tabel analisis isu menggunakan metode USG.

Tabel

Isu Menggunakan Metode USG edukasi dan informasi mengenai

3 Kurangnya pemahaman pasien dalam memahami alur pelayanan pasien lama rawat jalan.

3 3 9 II

Keterangan : Berdasarkan skala Likert 1-5 (5 = Sangat tinggi; 4 = Tinggi; 3 = Sedang; 2 = Rendah; 1 = Sangat rendah)

Berdasarkan penapisan isu dalam tabel USG di atas, maka penulis dapat menentukan coreissueyang akan dipilih yaitu “Belum optimalnya edukasi dan informasi mengenai tata cara pendaftaran online mandiri pasien lama rawat jalan.”

3.3 Analisis Penyebab CoreIssue

Setelah melakukan identifikasi dan penapisan isu didapatkan coreissue yang akan diselesaikan, maka penulis akan mengidentifikasi penyebab isu tersebut dengan menggunakan diagram fishbone atau cause and effect diagram. Pada diagram ini akan ditampilkan penyebab isu yang telah dipilih.

Gambar

3. 2 Analisis Fishbone

3.4 Gagasan Kreatif Penyelesaian CoreIssue

Bedasarkan fishbone yang telah dibuat, untuk melakukan penyelesaian masalah maka diperlukan gagasan penyelesaian isu dengan cara pembuatan leaflet dan pembuatan poster digital. Pembuatan metode ini karena pasien membutuhkan petunjuk tata cara pendaftaran online yang dapat diakses ataupun dilihat oleh siapapun, kapanpun, dan dimanapun. Pembuatan leaflet diperuntukkan untuk pasien yang sudah memasuki usia lansia, karena lebih mudah dilihat dan dibawa. Sedangkan pembuatan poster digital diperuntukkan untuk pasien yang masih dalam usia muda yang memiliki kemampuan digital.

Unit Kerja : Poli Kulit dan Kelamin RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Identifikasi Isu : 1. Pasien BPJS tidak memperpanjang rujukan dari faskes tingkat 1 / faskes tingkat 2 saat kembali berobat ke poliklinik

2. Belum optimalnya edukasi dan informasi mengenai tata cara pendaftaran online mandiri pasien lama rawat jalan

3. Kurangnya pemahaman pasien dalam memahami alur pelayanan pasien lama rawat jalan

Isu yang Diangkat : Belum optimalnya edukasi dan informasi mengenai tata cara pendaftaran online mandiri pasien lama rawat jalan

Gagasan Pemecahan: Optimalisasi edukasi tata cara pendaftaran online pasien lama rawat jalan poliklinik THT serta kulit dan Isu kelamin di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

No Kegiatan

Tahapan Kegiatan

Output/Hasil

Keterkaitan Subtansi Mata Pelatihan

Kontribusi

Terhadap

Visi/Misi Organisasi

Penguatan Nilai Organisasi kepada atasan langsung dan mentor

Akuntabel: tersedianya laporan rancangan aktualisasi yang akan disampaikan kepada atasan langsung dan mentor

Kompeten : rancangan aktualisasi yang disampaikan bersumber dari pemikiran penulis yang dapat dipertanggungjawabkan

Harmonis : membina hubungan baik dengan atasan dan mentor

Loyal : kegiatan yang direncanakan adalah demi meningkatkan kualitas pelayanan di rumah sakit

Adaptif : berkonsultasi agar mendapatkan prespektif yang sama dalam rencana yang akan dijalankan

Kolaboratif : mampu bekerjasama untuk memberikan solusi pemecahan isu

Berkontribusi terhadap visi rumah sakit yaitu terwujudnya

Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong.

Sejalan dengan misi RSHS yaitu mewujudkan kualitas hidup manusia

Indonesia yang maju.

Professional : kegiatan ini berhubungan dengan professional yaitu dengan menyampaikan rencana aktualisasi serta meningkatkan kerja sama dan tanggung jawab, Integritas : kegiatan ini dilaksanakan dengan etika yang baik yaitu menyampaikan rencana aktualisasi dan meminta persetujuan dari atasan dan mentor arahan dan persetujuan dari atasan langsung dan mentor

Persetujuan

Berorientasi

Pelayanan : melakukan perbaikan atas arahan dan saran yang diberikan

Akuntabel : adanya bukti lembar persetujuan yang diberikan oleh mentor

Kompeten : adanya transfer pengetahuan dari atasan dan mentor

Harmonis : membina hubungan baik dengan atasan dan mentor

Adaptif : beradaptasi dengan saran dan masukan yang diberikan

Kolaboratif : dapat bekerjasama dalam pelaksanaan rancangan aktualisasi dan digital tata cara pendaftaran online pasien lama rawat jalan rawat jalan

Berorientasi

Pelayanan : memahami kebutuhan masyarakat dengan membuat disign yang mudah dipahami

Akuntabel : bertanggung jawab atas leaflet dan poster digital yang akan dibuat

Kompeten : mengembangkan kemampuan dengan mendisain leaflet dan poster digital

Loyal : berdedikasi untuk memberikan disain leaflet dan poster digital yang mudah dipahami

Adaptif : menyesuaikan disain agar dapat dipahami semua kalangan

Berkontribusi terhadap visi rumah sakit yaitu terwujudnya

Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong.

Sejalan dengan misi RSHS yaitu mewujudkan kualitas hidup manusia

Indonesia yang maju.

Inovatif : kegiatan ini berhubungan dengan adanya rancangan produk baru yang merupakan hasil pemikiran, sehingga dapat membantu mempermudah kegiatan

Profesional : kegiatan ini dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan dengan kompetensi yang dimiliki, Integritas : kegiatan ini dilaksanakan dengan etika yang baik yaitu meminta izin dan berkolaborasi dengan pihak promkes, Tulus : kegiatan ini dilaksanakan tanpa pamrih serta proaktif dengan membuat pemecahan dari isu yang ada poster digital dengan atasan langsung dan mentor kesepakatan dan persetujuan disain yang dibuat

Akuntabel : adanya bukti konsultasi atas diskusi yang dilakukan

Kompeten : adanya keterlibatan berupa pemikiran untuk mendapatkan disain yang terbaik

Harmonis : membina hubungan baik dengan atasan dan mentor

Loyal : berdedikasi berdiskusi untuk mendapatkan disain yang sesuai kebutuhan

Adaptif : beradaptasi atas perubahan dari masukan yang diberikan

Kolaboratif : bekerjasama untuk memberikan disain yang sesuai

3. Berdiskusi dengan atasan langsung dan mentor untuk menentukan jumlah leaflet yang akan dicetak dan disebarkan

3. Adanya kesepakatan jumlah leaflet yang akan dicetak dan disebarkan

Berorientasi

Pelayanan : memenuhi kebutuhan pasien dengan menyesuaikan jumlah leaflet yang akan dicetak

Akuntabel : mencetak leaflet dengan jumlah yang dibutuhkan

Harmonis : adanya hubungan baik dengan atasan dan mentor

Kolaboratif : bekerjasama menentukan jumlah leaflet yang akan dicetak

4. Menyepakati hasil disain dan meminta izin dengan pihak promkes untuk membagikan leaflet dan poster digital

4. Mendapatkan perserujuan dan izin dari pihak promkes untuk membagikan leaflet dan poster digital

Akuntabel : adanya bukti izin dari promkes untuk membagikan leaflet dan poster digital

Harmonis : terjalin hubungan yang baik dengan pihak promkes

Kolaboratif : bekerjasama dengan pihak promkes untuk mewujudkan rancangan aktualisasi yang dibuat

3 Pencetakan leaflet dan pembuatan poster digital

1. Mencetak leaflet dengan disain dan jumlah yang telah disetujui

1. Tercetaknya leaflet dengan disain dan jumlah yang sesuai

Berorientasi

Pelayanan : mencetak leaflet sesuai dengan kebutuhan pasien

Akuntabel : jumlah leaflet yang dicetak sesuai dengan kebutuhan

Loyal : berdedikasi memberikan kontribusi

Berkontribusi terhadap visi rumah sakit yaitu terwujudnya

Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong.

Sejalan dengan

Inovatif : kegiatan menciptakan produk yang belum tersedia, untuk memudahkan pelayanan, Tulus : kegiatan dilaksanakan dengan ikhlas tanpa pamrih, Unggul : menghasilkan produk dengan kualitas yang terbaik

2. Meng-upload poster digital yang telah dibuat pada

Google Drive

2. Ter-uploadnya poster digital yang dibuat pada Google Drive

Berorientasi

Pelayanan : memberikan alternatif yang lebih praktis bagi pasien

Akuntabel : memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan pelayanan

Kompeten : mampu mengoperasikan teknologi untuk pembuatan poster digital

Adaptif : beradaptasi dengan adanya teknologi yang selalu berubah

Smart ASN : memiliki digitalskilluntuk membuat inovasi misi RSHS yaitu mewujudkan kualitas hidup manusia

Indonesia yang maju.

Berorientasi

Pelayanan : memberikan alternatif yang lebih praktis bagi pasien

Akuntabel : QR code yang dapat diakses oleh semua pihak

Kompeten : mampu mengoperasikan teknologi untuk pembuatan QR code

Adaptif : beradaptasi dengan adanya teknologi yang selalu berubah

Smart ASN : memiliki digitalskilluntuk membuat inovasi

Berorientasi

Pelayanan : memberikan alternatif yang lebih praktis bagi pasien

Akuntabel : QR code yang dapat diakses oleh semua pihak

Harmonis : memberikan kemudahan bagi pasien

4 Penyebaran leaflet dan pemasangan QR code di loket APM poliklinik THT serta kulit dan kelamin RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

1. Menyampaikan hasil pembuatan leaflet dan poster digital kepada rekan kerja agar dapat dimanfaatkan

1.

Berorientasi terinformasikan adanya leaflet dan poster digital

Pelayanan : pemanfaatan leaflet dan poster digital oleh semua pihak demi menunjang pelayanan

Kompeten : menyampaikan leaflet dengan pihak yang terlibar dalam pelayanan

Harmonis : membina hubungan baik dengan rekan kerja

Kolaboratif : berkerjasama dengan rekan kerja

Berkontribusi terhadap visi rumah sakit yaitu terwujudnya

Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong.

Sejalan dengan misi RSHS yaitu mewujudkan kualitas hidup manusia

Indonesia yang maju.

Tulus: memberikan informasi kepada pasien dengan tulus tanpa membeda-bedakan, Unggul : memberikan leaflet dengan kualitas yang terbaik, Integritas : menjaga etika saat memberikan informasi kepada pasien sticker yang berisi QR code dan menyimpan leaflet di loket

2.

2.

APM Poliklinik

THT serta Kulit dan Kelamin sticker yang berisikan QR code dan tersimpan leaflet di loket

APM Poliklinik THT serta Kulit dan Kelamin

Akuntabel : adanya sticker QR code dan leaflet yang tersedia di loket APM

Loyal : berdedikasi dalam usaha memasangkan dan menyimpan leaflet dan sticker sesuai dengan kebutuhan

5 Evaluasi hasil pelaksanaan

3. Menunjukan QR code atau memberikan leaflet yang tersedia kepada pasien

3. Pasien dapat mengakses link yang terdapat pada QR code atau pasien mendapatkan leaflet yang diberikan

Berorientasi

Pelayanan : memahami kebutuhan pasien dalam mengakses informasi pendafataran online

Akuntabel : jumlah leaflet yang dibagikan sesuai dengan kebutuhan

Harmonis : membina hubungan yang baik dengan pasien

Loyal : berkontribusi dalam memudahkan kebutuhan pasien

Adaptif : dapat menyesuaikan dengan kebutuhan pasien

1. Mengunduh data reservasi online sebelum dan setelah pemberian leaflet dan poster digital

1. Tersedianya data laporan reservasi online dan data kuisioner

Akuntabel : adanya laporan data reservasi online

Kompeten : dapat menghasilkan data yang dibutuhkan

Kolaboratif : mendapatkan data untuk di unduh dari rekan kerja

Berkontribusi terhadap visi rumah sakit yaitu terwujudnya

Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong.

Profesional : kegiatan ini dilaksanakan dengan kompetensi yang dimiliki yang dapat dipertanggungjawabkan, Tulus : kegiatan dilakukan dengan sepenuh hati untuk memberikan pelayanan yang terbaik, Unggul : sebelum dan setelah pemberian leaflet dan poster digital dan setelah pemberian leaflet dan poster digital, serta adanya rekap hasil kuisioner

Berorientasi

Pelayanan : membuat data untuk memperbaiki pelayanan

Akuntabel : adanya data perbandingan sebelum dan setelah kegiatan

Kompeten : dilakukan dengan pemikiran yang dapat dipertanggung jawabkan

Harmonis : mengayomi kepentingan masyarakat

Loyal : berdedikasi untuk memberikan yang terbaik bagi pasien

Adaptif : beradaptasi dengan adanya datadata baru yang digunakan

Sejalan dengan misi RSHS yaitu mewujudkan kualitas hidup manusia

Indonesia yang maju. memperlihatkan data yang jelas untuk menghasilkan kualitas yang prima

3.6 Matrik Rekapitulasi Rencana Habituasi Core Value ASN (BerAKHLAK)

This article is from: