DAFTAR TABEL
Tabel
iv
3.1 Penapisan Isu dengan Metode USG...................................................17
4.1 Matriks Rancangan Aktualisasi 25
4.2 TimeTable......................................................................................43
4.3 Para Pihak yang Terlibat dan Peranannya dalam Aktualisasi.................44
Tabel
Tabel
Tabel
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Sejalan dengan telah ditetapkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara (UU ASN) dan merujuk pada ketentuan Pasal 63 ayat (3) dan ayat (4) UU ASN, Calon Pegawai Negeri Sipil wajib menjalani masa percobaan yang dilaksanakan melalui proses pelatihan terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.Selainitu,Pemerintahsudahmenetapkannilai-nilaidasar(corevalues)BerAKHLAK sebagai dasar penguatan budaya kerja di instansi pemerintah untuk mendukung pencapaian kerja individu/ instansi. Pelatihan Dasar CPNS sebagai pelatihan terintegrasi bagi CPNS bertujuan menginternalisasikan dan mengimplementasikan core values ASN BerAKHLAK dalam mendukung employer branding ASN “Bangga Melayani Bangsa” (Lembaga Administrasi Negara, 2022).
Penyelenggaraan pelatihan dilaksanakan dengan memanfaatkan berbagai teknologi dan strategi yang inovatif dan terintegrasi, yaitu penyelenggaraan pelatihan yang memadukan pembelajaran klasikal dan nonklasikal di tempat pelatihan dan di tempat kerja, sehingga memungkinkan Peserta mampu menginternalisasi, menerapkan, dan mengaktualisasikan, serta membuatnya menjadi kebiasaan (habituasi), dan merasakan manfaatnya, sehingga terpatri dalam dirinya sebagai karakter Pegawai Negeri Sipil yang profesional sesuai dengan bidang tugasnya. Melalui pembaharuan pelatihan tersebut, diharapkan dapat menghasilkan Pegawai Negeri Sipil profesional yang berkarakter berlandaskan pada core values ASN dalam melaksanakan tugas dan jabatannya sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan perekat dan pemersatu bangsa (Lembaga Administrasi Negara, 2022).
Berdasarkan hal di atas,penyempurnaan dan pengayaan desain Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil Terpadu yang modern melalui penyelenggaraan Blended Learning telah sejalan dengan perkembangan pemanfaatan teknologi, informasi, dan komunikasi dalam Pelatihan bagi Calon Pegawai Negeri Sipil di masa prajabatan. Pelatihan tersebut
diselenggarakan dalam rangka pembentukan karakter Pegawai Negeri Sipil yang
profesionalsesuaibidangtugassehinggamampubersikapdanbertindakprofesionaldalam mengelola tantangan dan masalah keragaman sosial kultural dengan menggunakan perspektif whole of government atau one government yang didasari nilai-nilai dasar
1
Pegawai Negeri Sipil berdasarkan kedudukan dan perannya dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) pada setiap pelaksanaan tugas jabatannya sebagai pelayan masyarakat sebagai wujud nyata bela negara seorang Pegawai Negeri Sipil (Lembaga Administrasi Negara, 2022).
Dalam pelaksanaan aktualisasi ini diharapkan peserta mampu menerapkan nilai-nilai dasar ASN, yakni berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, kolaboratif sehingga dapat memberikan pelayan publik yang berkualitas. Selain itu, pelaksanaan aktualisasi di tempat kerja yang dilakukan oleh peserta pelatihan dasar ini diharapkan menjadi solusi dari isu temuan yang didapat di tempat kerja masing-masing. Setiap satuan kerja tentu saja memiliki problema masing-masing yang berbeda satu sama lain. Termasuk di Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung khususnya di ruang Diagnostik (CT-Scan) memiliki potensi atau masalah yang dapat diangkat menjadi sebuah isu dan kegiatan pemecahan masalah dalam kegiatan habituasi
Perawat sebagai salah satu tenaga profesimempunyai kontribusi besarbagi pelayanan kesehatan yaitu berperan penting dalam upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Seorang perawat harus mampu melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar yaitu mulai dari pengkajian sampai evaluasi berikut sampai dokumentasi. Percatatan atau pendokumentasi merupakan tindakan legal karena dokumentasi merupakan media komunikasi. Dokumentasi bukan sekadar menuliskan sesuatu dalam lembaran percatatan, terapi harus terlebih dahulu memikirkan dan menganalisis apa yang akan dan harus dicatat, bagaimana menyusun kalimatnya, dan dimana tulisan akan diletakkan (Sari, Mayang, 2021)
Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis menemukan isu di Pusat Mata Nasional RS
Mata Cicendo khususnya di ruang diagnostik (ruang CT-Scan) yang belum memiliki sistem pendokumentasian yang efisien khususnya dalam mendokumentasikan asuhan keperawatanPostCT-Scan. Selama ini,belum dilakukandokumentasi secara tertulis untuk
asuhankeperawatanpostCT-ScandiruangDiagnostikRsMataCicendo.Untukitu,penulis menyusun gagasan kreatif berdasarkan isu tersebut yaitu Optimalisasi
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Post Ct – Scan Dengan Formulir
Ceklis Di Ruang Diagnostik Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo
Bandung Tahun 2022. Dengan di susunnya gagasan kreatif ini, diharapkan dapat menjadi alternatif pemecahan masalah isu di atas.
2
1.2Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
MembentukASNyangprofesionalyaituASNyangmemilikikaraktersesuaidengannilai – nilai dasar profesi ASN sehingga mampu melaksanakan tugas dan perannya, yaitu sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta pemersatu bangsa.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Penulis mampu mengidentifikasi isu dan menganalisis isu tersebut serta membuat alternatif pemecahan masalah di unit kerjanya.
2. Penulis mampu merancang alternatif pemecahan isu dengan menerapkan nilai-nilai ASN, yaitu berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif.
3. Penulis memahami kedudukan, peran, hak dan kewajiban ASN serta mampu menerapkan kode etik dan kode perilaku ASN di lingkungan kerja.
4. Penulis mampumenerapkan SmartASNdalampemberian pelayananyangterintegrasi.
5. Penulis mampu menerapkan pelayanan publik yang berkualitas sesuai jabatannya kepada stakeholder/ masyarakat.
1.3Manfaat
1.3.1 Bagi Penyusun
Diharapkan dengan dibuatnya rancangan aktualisasi ini, penyusun dapat memahami cara penerapan nilai-nilai dasar BERAKHLAK ke dalam pekerjaan sehari-hari di tempat kerja sehingga dapat memberikan layanan yang mencerminkan nilai-nilai dasar BERAKHLAK kepada masyarakat.
1.3.2 Bagi Instansi Kerja
Diharapkan dengan adanya rancangan aktualisasi ini dapat menjadi salah satu alternatif pemecahan masalah yang ditemukan di RS Mata Cicendo, selain itu, diharapkan pula instansi terkait dapat memberikan layanan yang berkualitas kepada publik.Denganpeningkatankinerjaindividumemungkinkanmeningkatnyapulakinerja unit terkait sehingga dapat mencapai visi lebih cepat dan memberikan citra yang baik.
3
1.3.3 Bagi Bapelkes Cikarang
Dengan tersusunnya rancangan aktualisasi ini diharapkan dapat menambah kepustakaan bagi Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang, khususnya sebagai bukti terselenggaranyapelatihandasarCPNSKementerianKesehatansesuaidengancapaian kegiatan pembelajaran.
4
BAB II PROFIL INSTANSI
2.1Sejarah RS Mata Cicendo
Rumah Sakit Mata Cicendo diresmikan pada tanggal 3 Januari 1909 dengan nama KoningenWilheminaGathuisvoorOoglijdersdan direktur pertamanya C.H.A. Westhoff. Pelayanan yang diberikan saat itu adalah pelayanan rawat jalan, rawat inap, dan kegiatan operasi. Tahun 1930, mulai melakukan kegiatan pelayanan luar gedung (outreach) ke daerah sekitar Bandung, seperti Sumedang, Tanjungsari, Congeang, Darmaraja, Situraja, dan Legok.
Tahun 1942-1945 berperan sebagai Rumah Sakit Umum. Sejak tahun 1961 berperan sebagaiRumahSakitPendidikanFakultasKedokteranUniversitasPadjadjaran.Tahun1976
menjadi Pusat Kegiatan Bank Mata dan Pusat Kegiatan Hari Kesehatan Sedunia dengan tema Pencegahan Kebutaan. Tahun 1977 – 1979 menjadi Kantor Riset untuk Pencegahan
Defisiensi Vitamin A berkolaborasi dengan AFOB dan Departemen Kesehatan. Tahun 1978
ditetapkan sebagai Rumah Sakit Tipe C oleh Departemen Kesehatan. Tahun 1992
ditetapkan sebagai Rumah Sakit Tipe B Non Pendidikan.
Tahun 2000 terakreditasi 5 pelayanan. Tahun 2005 terakreditasi 12 pelayanan. Tahun
2006 terakreditasi A untuk Bagian Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. Tahun 2007 menjadi Rumah Sakit Khusus Kelas A dan menjadi Rumah Sakit dengan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK BLU).
Tahun 2009 ditetapkan sebagai Pusat Mata Nasional. Tahun 2014 ditetapkan sebagai Rumah Sakit Pendidikan dan terakreditasi Tingkat Paripurna oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS).
2.2Visi dan Misi
2.2.1 Visi “TobeExcellentEyeCare”
2.2.2 Misi
“EyeCareforEveryoneSeiingBetterWorld”
• Eyecareadalah memberikan pelayanan kesehatan mata.
• For every one adalah pelayanan tidak diskriminatif, kepada seluruh warga masyarakat.
• BetterWorldadalah melihat dunia dengan lebih baik.
5
2.3Nilai-nilai Organisasi
Nilai-nilai filosofis PMN RS Mata Cicendo dituangkan dalam janji layanan yaitu : Visioner, Integritas, Profesional, Inovatif, Proaktif, Istiqomah (V-I-P-I-P-I)
1. Visioner : Setiap pegawai PMN RS Mata Cicendo Bandung senantiasa memiliki pandangan ke depan dan cita-cita luhur untuk menjadi pribadi yang unggul, mampu memenuhi harapan orang lain dan memiliki keyakinan serta kemampuan mewujudkan kehidupan yang lebih baik.
Perilaku utama : Inovatif dan kreatif
2. Integritas : Setiap pegawai PMN RS Mata Cicendo Bandung secara konsisten bekerja dengan jujur, tertib, teliti, dan disiplin, demi menjaga kredibilitas institusi dan kehormatan dirinya sebagai pegawai yang memiliki martabat dan harga diri
Perilaku utama : Jujur, Amanah, dan Bertanggung Jawab
3. Profesional : Berkomitmen untuk bekerja tuntas, cerdas, dan akurat atas dasar kompetensi terbaik dengan penuh tanggung jawab
Perilaku utama : Kompeten, Bersemangat, Realistis, Bertanggung Jawab, Selalu memberikan solusi dan hasil terbaik
4. Inovatif : Selalu mempunyai ide atau gagasan baru dan berorientasi untuk memberikan solusi yang optimal untuk memenuhi kebutuhan pelanggan atau pasien, serta berorientasi terhadap kemajuan institusi.
Perilaku utama : Tidak pasif dalam menyikapi permasalahan atau hambatan yang dihadapi serta mampu mengkreasikan sumber daya yang dimiliki baik secara pribadi maupun institusi untuk hasil yang optimal.
5. Proaktif : Selalu peka dan aktif untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan atau pasien sesuai perkembangan zaman.
Perilaku utama : memiliki empati, cepat tanggap terhadap keluhan dan permasalahan pelanggan, untuk dapat memberikan solusi terbaik pada setiap keluhan pasien serta mampu memetakan apa yang harus disikapi, dilakukan sekarang untuk masa depan.
6. Istiqomah :
Bersikap sabar, jujur, lurus, bijaksana, serta teguh pendirian sesuai aturan dan tuntutan hidupnya.
6
Perilaku utama : mempunyai pendirian dalam menyikapi segala hambatan, masalah yang dihadapi, dapat membuat keputusan secara bijaksana dengan sabar, penuh cinta kasih dengan mengutamakan kepuasan pelanggan atau pasien.
2.4Tugas Organisasi
Berdasarkan “PMK RI Nomor 79 Tahun 2019 Pasal 3 tentang Organisasi Dan Tata
Kerja Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung” RS Mata Cicendo Bandung mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna dengan kekhususan pelayanan kesehatan di bidang penyakit mata.
7
8
Bagan 2.1 Struktur Organisasi RS Mata Cicendo
2.5 Uraian / Rincian Tugas Jabatan Peserta
Profil peserta penyusun rancangan aktualisasi adalah sebagai berikut:
Nama : Anisa Nevia Apriyani
NIP : 199204172022032001
Jabatan /Golongan : Perawat Ahli Pertama / III B
Unit Kerja : Pusat Mata Nasional RS Mata Cicendo Bandung
Instansi : Kementerian Kesehatan
Pendidikan Terakhir : Ners
Email : anisanevia@gmail.com
Dalam pelaksanaan aktualisasi, peserta diklat mengacu kegiatan dalam Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), yaitu :
1. Melakukan identifikasi pasien di unit Penunjang Diagnostik
2. Melakukan pencegahan resiko jatuh di unit Penunjang Diagnostik
3. Melakukan edukasi pada pasien di unit Penunjang Diagnostik
4. Melakukan pendokumentasian asuhan pasien pada EMR sesuai format yang tersedia di unit Penunjang Diagnostik
5. Melakukan pemeriksaan penunjang di unit Penunjang Diagnostik dan Radiologi
6. Melakukan penatalaksanaan asuhanpredanpostlaser terapi dan CtScandi unit Penunjang Diagnostik
7. Melakukan skrining pre tindakan operasi
9
2.6 Nilai-Nilai Dasar Profesi ASN
Berdasarkan Surat Edaran (SE) Menteri PANRB Nomor 20 Tahun 2021 tanggal 26
Agustus 2021 tentang Implementasi Core Values dan Employer Branding Aparatur Sipil
Negara, disebutkan bahwa dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai salah satu strategi transformasi pengelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas dunia (World Class Government), Pemerintah telah meluncurkan Core Values (Nilai-Nilai Dasar) ASN
BerAKHLAK dan Employer Branding (Bangga Melayani Bangsa).
Pada tanggal 27 Juli 2021, Presiden Joko Widodo meluncurkan Core Values dan Employer Branding ASN tersebut, yang bertepatan dengan Hari Jadi Kementerian PANRB
ke-62. Core ValuesASN yang diluncurkanyaitu ASN BerAKHLAKyang merupakan akronim
dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif. Core Values tersebut seharusnya dapat dipahami dan dimaknai sepenuhnya oleh seluruh
ASN serta dapat diimplementasikan dalam pelaksanaan tugas dan kehidupan sehari-hari.
Oleh karena tugas pelayanan publik yang sangat erat kaitannya dengan pegawai ASN, sangatlah penting untuk memastikan bahwa ASN mengedepankan nilai Berorientasi
Pelayanan dalam pelaksanaan tugasnya, dimaknai bahwa setiap ASN harus berkomitmen
memberikan pelayanan prima demi kepuasan masyarakat.
1. Berorientasi Pelayanan
• Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat
• Ramah, cekatan, solutif, dapat diandalkan
• Melakukan perbaikan tiada henti
2. Akuntabel
• Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggungjawab, cermat, disiplin, dan berintegritas tinggi
• Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggungjawab, efektif, dan efesien
• Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan
3. Kompeten
• Meningkatkankompetensidiriuntukmenjawabtantanganyangselaluberubah
• Membantu orang lain belajar
• Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik
4. Harmonis
• Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya
• Suka menolong orang lain
10
• Membangun lingkungan kerja yang kondusif
5. Loyal
• Memegang teguh ideologi Pancasila, UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, NKRI serta pemerintahan yang sah
• Menjaga nama baik sesama ASN, Pimpinan, Instansi , dan Negara
• Menjaga rahasia jabatan dan negara
6. Adaptif
• Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan
• Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas
• Bertindak proaktif
7. Kolaboratif
• Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi
• Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah
• Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan bersama
11
BAB III ANALISIS ISU DALAM PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1Identifikasi dan Analisis Isu Aktual
3.1.1 Identifikasi Isu
Identifkasi isu dilaksanakan selama menjalankan tugas (orientasi) di ruang Rawat Jalan (Poli), ruang Rawat Inap, ruang Diagnostik, ruang OneDayCare dan Instalasi Gawat Darurat RS Mata Cicendo yang dimulai dari 01 Maret 2022 sampai dengan 30 Mei 2022. Kemudiandarikelima ruangantersebutpenulis menemukan isu di ruang Diagnostik dan ruang Rawat Inap RS Mata Cicendo yaitu Ruang Bougenville.
Ruang diagnostik adalah ruangan penunjang yang terdiri dari elektromedik dan radiologi. Ruangan diagnostik ini memiliki tugas fungsi sebagai penunjang penegakan diagnosa medis. Berikutpemeriksaan elektromedik diagnostikdanradiologi yangterdapat di RS Mata Cicendo :
1. Refraktometri
2. Non kontak tonometri
3. Keratometri
4. USG
5. Biometri
6. Foto fundus
7. Laser argon
8. Yag laser
9. Electro retinography (ERG)
10.Electro cardiography (EKG)
11.Humphrey perimetri
12.CT Scan
(cicendoeyehospital.org, 2022)
Dari ke dua belas layanan di ruang diagnostik, penulis menemukan isu/permasalahan
pada pemeriksaan Humphrey perimetri dan pemeriksaan CT Scan. Data didapatkan dari hasil wawancara dengan perawat ruangan, wawancara denganpasien dan hasil observasi penulis selama bertugas (ketika orientasi) di ruang pemeriksaan Humphrey dan CT Scan.
• Pemeriksaan Humphrey
Pemeriksaaniniberfungsiuntukmengetahuikeadaanlapangpandangtepiseseorang dengan menggunakan alat Humphrey Field Analyzer. Di RS Mata Cicendo
12
pemeriksaan Humphrey ini dilakukan setelah mendapatkan pengantar dari dokter, baik dari Poli Rawat Jalan maupun dari ruang Rawat Inap. Pemeriksaan ini idealnya dilakukan dalam waktu 10 menit untuk setiap mata (rsjakarta.co.id, 2021). Isu yang penulis temukan di ruang pemeriksaan Humphrey berdasarkan pada data sebagai berikut :
1. Berdasarkan wawancara (tanggal 16 Juni 2022) pada 4 pasien di ruang Humphreydidapatkan data:
✓ 3 dari 4 (75 %) pasien merupakan pasien baru, 1 merupakan pasien lama yang sudah 3 kali melakukan pemeriksaan Humprey
✓ 1 dari 4 (25 %) pasien mengetahui cara pemeriksaanHumphrey
2. Berdasarkan hasil observasi (tanggal 16 Juni 2022) pada 4 pasien yang di wawancarai, 3 dari 4 (75%) pasien dilakukan pemeriksaan ulang, termasuk pasien lama (yang sudah 3 kali melakukan pemeriksaanHumphrey)
3. Berdasarkan hasil observasi (tanggal 16 Juni 2022) didapatkan data 3 dari 4 (75%)pasiendidapatkandatawakturata-ratapemeriksaanHumphrey15-20menit tiap mata / pasien, sedangkan 1 (25%) pasien menghabiskan waktu 5 menit pemeriksaanHumphreyhanya dilakukan pada 1 mata.
4. Berdasarkan hasil observasi (tanggal 16 Juni 2022) perawat memberikan penjelasan mengenai prosedur pemeriksaan Humphrey secara lisan (tidak menggunakan media informasi) yang memakan waktu 5 menit untuk tiap penjelasan pada pasien (yang terkadang diulang jika pasien tidak kooperatif).
5. Berdasarkan wawancara (tanggal 16 Juni 2022) dengan perawat ruangan didapatkan data belum terdapatnya media edukasi cara pemeriksaan Humphrey sehingga dibutuhkan waktu untuk penjelasan cara pemeriksaan Humphrey, setiap harinya pasien di ruang pemeriksaan Humphrey 20-30 pasien dan lebih dari setengahnya pemeriksaan sering diulang karena kesalahan pasien saat pemeriksaan (kurang memahami cara pemeriksaanHumphrey).
• Pemeriksaan CT–Scan
CT-scan atau computerized tomography scanadalah prosedur pemeriksaan medis yang menggunakan kombinasi teknologi sinar-X dan sistem komputer khusus untuk menghasilkan gambar organ, tulang, dan jaringan lunak di dalam tubuh.
Secara umum, CT – Scan dibagi dalam 2, yaitu CT -Scan dengan kontras dan CTScantanpa kontras. Di RS Mata Cicendo, CT-Scanyang dilakukan adalah CT-Scan dengan zat kontras. Penggunaan zat kontras ini diperlukan untuk memperjelas
13
kualitas gambar dari bagian-bagian yang terlihat samar, seperti pembuluh darah, struktur, atau jaringan lunak tertentu.
Zat kontras umumnya akan diberikan ke pasien dengan cara diminum (kontras oral) atau disuntikkan ke pembuluh darah di lengan pasien (kontras intravena). Sebagian besar zat kontras yang digunakan dalam prosedur CT-scanberbahan dasar yodium. Penggunaan zat kontras dalam prosedur CT-scandapat menimbulkan risiko alergi pada beberapa orang, terutama bagi penderita penyakit ginjal, diabetes, asma, penyakit jantung, dan gangguan tiroid. Gejala yang sering kali muncul antara lain:
✓ Rasahangatdankemerahanditubuhataudisekitarperutselamasekitar20detik
✓ Sensasi hangat di sekitar kantung kemih yang mungkin membuat pasien merasa
seperti sedang buang air kecil
✓ Rasa logam di mulut
✓ Nyeri dan bengkak di lengan
✓ Mual, muntah, kram perut, dan sembelit
Meski sebagian besar reaksi alergi bersifat ringan dan sementara, sebaiknya pasien tetap memberi tahu petugas terlebih dahulu jika pernah mengalami reaksi alergi terhadap zat kontras. Dengan begitu, dokter akan melakukan tindakan pencegahan, seperti memberi obat steroid dan antihistamin sebelum menjalani prosedur. Pasalnya, dalambeberapakasus,zatkontrasjugaberisikomenyebabkanreaksialergiyangparah (anafilaksis) dan bahkan gagal ginjal (Tim Buku PARIJAYA, 2018).
Penulis menemukan isu di ruang pemeriksaan CT -ScanRS Mata Cicendo, isu tersebut didapatkan berdasarkan :
✓ Wawancara (tanggal 16 Juni 2022) dengan 2 perawat di ruang diagnostik didapatkan data belum terdapatnya pencatatan/pendokumentasian khusus untuk pelaksanaan intervensi keperawatan pasienpostCT-Scan
✓ Hasil observasi tanggal 18 Mei dan 20 Mei 2022 (ketika bertugas di ruang CT-Scan didapatkan data perawat melakukan pendidikan Kesehatan pada pasien mengenai efek samping pemeriksaan CT- Scan (secara oral tanpa media edukasi) serta melakukan pemantauan 15 menit postCT- Scan,tetapi tidak didokumentasikan secara tertulis.
Penulis juga menemukan Isu di ruang Rawat Inap RS Mata Cicendo, yaitu di Ruang
Bougenville (Rawat Inap Kelas 1) dimana di ruangan ini terdapat ruang kemoterapi. Isu yang penulis dapatkan di ruangan ini berdasarkan :
14
✓ Data tahun 2022(bulan Januari-Mei) didapatkan pasien kemoterapi sebanyak 21 anak, dengan rentang usia 0-1 tahun sebanyak 0 anak (Masa Bayi), usia 2-3 tahun sebanyak 14 anak (masa toddler), dan usia 3-6 tahun sebanyak 7 anak (masa pra sekolah).
✓ Wawancara (tanggal 16 Juni 2022) dengan kepala ruangan Bougenville dan 2 perawat didapatkan data bahwa hampir setiap anak mengalami efek hospitalisasi berupa tidak kooperatifnya terhadap tindakan yang dilakukan.
✓ Wawancara (tanggal 16 Juni 2022) dengan kepala ruangan Bougenville dan 2 perawat didapatkan data belum terdapatnya intervensi non farmakologi untuk anak di ruang kemoterapi yang secara standar harus mendapatkan kemoterapi sebanyak 12 kali (12 kali rawat inap).
Dari uraian di atas Isu yang didapatkan oleh penulis adalah :
1) Tingginya angka kegagalan pemeriksaanHumphreydi ruang DiagnostikRS Mata Cicendo Bandung tahun 2022.
Hal ini dikarenakan belum adanya media edukasi yang digunakan untuk penjelasan prosedur pemeriksaan Humphrey sehingga pasien kurang memahami penjelasan prosedur pemeriksaan yang diberikan oleh perawat. Hal ini menyebabkan waktu pemeriksaan Humphreyyang idealnya hanya 10 menit setiap mata menjadi lebih panjang karena perawat harus mengulang pemeriksaan.
2) Belum efektifnya pendokumentasian pelaksanaan asuhan keperawatan postCT-Scandi ruang Diagnostik RS Mata Cicendo Bandung tahun 2022.
Hal ini dikarenakan belum adanya pendokumentasian asuhan keperawatan secara tertulis setelah prosedur pemeriksaan CT-Scan. Pendokumentasian merupakan bukti legal pelaksanaan pelayanan di rumah sakit.
3) Belum efektifnya intervensi Keperawatan non farmakologi untuk pasien anak di ruang Kemoterapi (Bougenville) RS Mata Cicendo Bandung tahun 2022.
Dampak yang terjadi bila hal ini tidak terselesaikan adalah anak akan mengalami dampak hospitalisasi. Hospitalisasi pada anak adalah suatu keadaan krisis pada anak, saat anak sakit dan dirawat di rumah sakit. Keadaan ini terjadi karena anak berusaha untuk beradaptasi dengan lingkungan asing dan baru yaitu rumah sakit, sehingga kondisi tersebut menjadi faktor stressor bagi anak baik terhadap anak maupun orang tua dan keluarga.
15
Dari isu-isu yang didapat di atas akan dipilih salah satu isu. Metode yang digunakan untuk penetapan isu adalah USG (Urgency,Seriousness,andGrowth) untuk menentukan skala prioritas isu.
Metode USG (Urgency,SeriousnessandGrowth) adalah salah satu metode untuk menyusun urutan prioritas isu yang harus diselesaikan. Caranya dengan menentukan tingkat urgensi, keseriusan, dan perkembangan isu dengan menentukan skala nilai 1–5. Berikut pengertianUrgency,SeriousnessandGrowth
a. U (Urgency) berkaitan dengan mendesaknya waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Semakin mendesak suatu masalah untuk diselesaikan maka semakin tinggiurgencymasalah tersebut.
b. S (Seriousness) berkaitan dengan dampak dan pengaruhnya masalah tersebut. Dampak ini terutama yang menimbulkan kerugian bagi seseorang seperti dampaknya terhadap produktifitas, keselamatan jiwa manusia. Semakin tinggi dampak masalah tersebut maka semakin serius masalah tersebut.
c. G (Growth) berkaitan dengan dampak masa depan dan perkembangannya. Semakin cepat berkembang masalah tersebut, semakin tinggi pertumbuhan masalahnya.
Berikut ini merupakan penetapan isu prioritas dengan menggunakan metode USG :
16
Tabel 3.1 Penapisan Isu dengan Metode USG
Belum efektifnya pendokumentasian
Belum efektifnya intervensi
Keterangan:
Rentang nilai (1-5) :
5 = sangat besar
4 = besar
3 = sedang
2 = kecil
1 = sangat kecil
Isu yang diangkat : “Belum efektifnyapendokumentasian pelaksanaan intervensi
keperawatan postCTScandi ruang Diagnostik RS Mata Cicendo Bandung tahun 2022”
3.1.2 Analisis Isu Aktual
Setelah melakukan identifikasi terhadap prioritas isu yang akan diselesaikan, maka digunakanlah diagram fishboneatau diagram tulang ikan. Diagramfishboneini digunakan untuk mengidentifikasi kemungkinan penyebab masalah karena menekankan pada hubungan sebab akibat. Dalam menganalisis hubungan sebab akibat ini diperlukan
17
NO ISU U S G TOTAL 1 Tingginya angka kegagalan pemeriksaan Humphrey di ruang Diagnostik RS Mata Cicendo Bandung tahun 2022 4 4 4 12
2
pelaksanaan
keperawatan postCTScandi ruang Diagnostik RS Mata Cicendo Bandung tahun 2022 5 4 5 14
intervensi
3
Keperawatan non farmakologi untuk pasien anak di ruang Kemoterapi (Bougenville) RS Mata Cicendo Bandung tahun 2022 3 4 4 11
beberapa kategori yakni man (tenaga kerja), method(metode atau proses), material (informasi atau lainnya) dan environment(lingkungan yang berperan). Berikut dibawah ini merupakan analisis prioritas masalah dengan diagram fishbone, yaitu :
18
Bagan 3.2 Diagram Fishbone
Diagram Sebab Akibat (Fishbone)
MAN METODE
Kurangnya motivasi perawat
Layanan CT – Scan
baru (berdiri
Perawat nyaman
dengan kebiasaan
lama
Formulir pencatatan
asuhan keperawatan
belum ada baik
manual maupun
sistem
Pergantian pasien cepat
November 2021)
MATERIAL ENVIRONMENT
Belum efektifnya pendokumentasian pelaksanaan asuhan keperawatanpostCT Scandi ruang Diagnostik RS Mata Cicendo Bandung tahun 2022
19
Berdasarkan pada diagram fishbone diatas, disimpulkan beberapa penyebab akar masalah isu diantaranya adalah :
1. Perawat nyaman dengan kebiasaan lama
2. Kurangnya motivasi perawat
3. Layanan CT – Scan baru (berdiri November 2021)
4. Formulir pencatatan asuhan keperawatan belum ada baik manual maupun sistem
5. Pergantian pasien cepat
Dari akar permasalahan diatas didapatkan satu gagasan penyelesaian isu yaitu berupa pembuatan formulir checklistasuhan keperawatan postCTScanyang disusun menjadi beberapa kegiatan dalam proses pembuatannya.
Berikut dampak yang terjadi bila isu di atas tidak terselesaikan :
1. Tidak ada asuhan keperawatan standar yang dapat digunakan sehingga setiap perawat kemungkinan tidak sama dalam memberikan asuhan kepada pasienpostCTScan.
2. Tidakadanyabuktifisik/pendokumentasianpemberianasuhanperawatkepadapasien setelah CT-Scan(tidak ada legalitas perawat).
3. Pasien dapat menuntut perawat secara hukum apabila mungkin terjadi hal-hal yang tidak diharapkan pada pasienpostCT-Scan.
4. Pendokumentasian juga berhubungan dengan mutu rumah sakit dan sebagai alat komunikasi, baik sesama profesi maupun antar profesi. Tidak adanya dokumentasi ini dapat berpengaruh terhadap mutu pelayanan serta komunikasi antar perawat atau dengan profesi lain menjadi terganggu (Syafridayani, Fadillah, 2020)
3.2Keterkaitan Penyebab Isu dengan Kedudukan dan Peran PNS untuk Mendukung Terwujudnya SmartGovernance
3.2.1 Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
• Kedudukan ASN
Pegawai ASN memiliki peran sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
20
Kedudukan ataustatusjabatanASNdalam sistembirokrasiselama inidianggap belum sempurna untuk menciptakan birokrasi yang profesional. Untuk dapat membangun profesionalitas birokrasi, maka konsep yang dibangun dalam UU ASN tersebut harus jelas. Berikut beberapa konsep yang ada dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
• Fungsi dari ASN sebagai berikut :
a. Pelaksana kebijakan publik;
b. Pelayan publik;
c. Perekat dan pemersatu bangsa
• Kewajiban ASN
Adapun 8 (delapan) kewajiban yang harus dilaksanakan, yaitu :
a. Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan pemerintah yang sah;
b. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
c. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang;
d. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
e. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab;
f. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan;
g. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
h. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3.2.2 Smart ASN
Berdasarkan arahan Presiden pada poin pembangunan SDM dan persiapan
kebutuhan SDM talenta digital, literasi digital berperan penting untuk meningkatkan
kemampuan kognitif sumber daya manusia di Indonesia agar keterampilannya tidak sebatas mengoperasikan gawai.
Kerangka kerja literasi digital terdiri dari kurikulum digitalskill,digitalsafety,digital culture, dan digitalethics. Kerangka kurikulum literasi digital ini digunakan sebagai
metodepengukurantingkatkompetensikognitifdanafektifmasyarakatdalammenguasai teknologi digital.
21
Guna mendukung percepatan transformasi digital, ada 5 langkah yang harus dijalankan, yaitu:
1. Perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital.
2. Persiapkan betul roadmap transportasi digital di sektorsektor strategis, baik di pemerintahan, layanan publik, bantuan sosial, sector pendidikan, sector kesehatan, perdagangan, sektor industri, sektor penyiaran.
3. Percepat integrasi Pusat Data Nasional sebagaimana sudah dibicarakan.
4. Persiapkan kebutuhan SDM talenta digital.
5. Persiapan terkait dengan regulasi, skema-skema pendanaan dan pembiayaan transformasi digital dilakukan secepat-cepatnya
Literasi digital lebih dari sekadar masalah fungsional belajar bagaimana menggunakan komputer dan keyboard, atau cara melakukan pencarian online. Literasi digital juga mengacu pada mengajukan pertanyaan tentang sumber informasi itu, kepentingan produsennya, dan cara-cara di mana ia mewakili dunia; dan memahami bagaimana perkembangan teknologi ini terkait dengan kekuatan sosial, politik dan ekonomi yang lebih luas.
Menurut UNESCO, literasi digital adalah kemampuan untuk mengakses, mengelola, memahami, mengintegrasikan, mengkomunikasikan, mengevaluasi, dan menciptakan informasi secara aman dan tepat melalui teknologi digital untuk pekerjaan, pekerjaan yang layak, dan kewirausahaan. Ini mencakup kompetensi yang secara beragam disebut sebagai literasi komputer, literasi TIK, literasi informasi dan literasi media.
Hasil survei Indeks Literasi Digital Kominfo 2020 menunjukkan bahwa rata-rata skor indeks Literasi Digital masyarakat Indonesia masih ada di kisaran 3,3. Sehingga literasi digital terkait Indonesia dari kajian, laporan, dan survey harus diperkuat. Penguatan literasi digital ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo.
Roadmap Literasi Digital 2021-2024 yang disusun oleh Kominfo, Siberkreasi, dan Deloitte pada tahun 2020 menjadi panduan fundamental untuk mengatasi persoalan terkait percepatan transformasi digital, dalam konteks literasi digital. Sehingga perlu
dirumuskan kurikulum literasi digital yang terbagi atas empat area kompetensi yaitu:
• kecakapan digital
• budaya digital
• etika digital
• keamanan digital.
22
3.2.3 Keterkaitan Penyebab Isu dengan Manajemen ASN dan SmartGovernance
Isu yang diambil oleh penulis adalah “Belum efektifnya pendokumentasian pelaksanaan intervensi keperawatan postCT-Scandi ruang Diagnostik RS Mata Cicendo Bandung tahun 2022. Hal ini dikarenakan belum adanya pendokumentasian asuhan keperawatan secara tertulis setelah prosedur pemeriksaan CT-Scan. Dengan diangkatnya isu ini diharapkan dapat menyempurnakan kedudukan ASN, yaitu memiliki peran sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, serta dapat menjalankan fungsi ASN khususnya sebagai pelayan publik. Jika dikaitkan dengan kewajiban ASN pengangkatan isu ini khususnya berkaitandengan aspek melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab karena pendokumentasian keperawatan ini juga berhubungan dengan legalitas perawat dalam menjalankan tugasnya.
Perbaikan isu ini juga tidak lepas dari penggunaan literasi digital yang banyak menekankan pada kecakapan penggunaan media digital baik dalam proses pencarian literatur maupun dalam penyajian hasil akhir dari perbaikan isu ini yaitu berupa pembuatan formulir checklist asuhan keperawatan postCTScan. Hal ini tidak lepas dari penggunaan media digital yang sesuai dengan kerangka kurikulum literasi digital yaitu digitalskill,digitalsafety,digitalculture,dan digitalethicsyang bertujuan untuk mewujudkan SmartGovernance.
3.3Alternatif Pemecahan Masalah sebagai Gagasan Kreatif
Dalam penyelesaian permasalahan di atas, penulis akan melaksanakan gagasan kreatif pembuatan formulir checklistrencana asuhan keperawatanpostCTScan
sesuai dengan Sasaran Kinerja Pegawai, penugasan atasan, dan inovasi. Rancangan kegiatan yang dibuat harus dilakukan dengan mengimplementasikan nilai-nilai dasar ASN
BerAKHLAK yang merupakan akronim dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif. Adapun rincian kegiatan penyelesaian isu adalah sebagai berikut :
1. Pengajuan usul dan izin kepada atasan untuk melakukan pengumpulan data awal (tahap persiapan).
2. Pembuatan rancangan formulir checklist asuhan keperawatanpostCT-scan.
23
3. Pelaksanaan sosialisasi dan uji coba formulir checklistasuhan keperawatan PostCTScandi Ruang Diagnostik RS Mata Cicendo.
4. Pelaksanaan evaluasi efisiensi pendokumentasian menggunakan formulir checklist asuhan keperawatan yang telah dibuat.
5. Pengajuan formulir checklist asuhan keperawatan kepada Panitia Rekam Medis (PRM).
24
BAB IV
RANCANGAN AKTUALISASI
4.1 Rancangan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar CPNS
Berikut adalah rancangan aktualisasi yang dikaitkan dengan Nilai-nilai dasar CPNS :
Tabel 4.1 Matriks Rancangan Aktualisasi
1 Pengajuan usul dan izin kepada atasan untuk
melakukan pengumpulan data
awal (tahap persiapan).
1)Membuat janji temu dengan atasan langsung
2)Menghadap atasan langsung sesuai dengan janji yang
telah dibuat
Janji temu Hal ini sesuai dengan
nilai ASN BerAKHLAK
yaitu :
Sesuai dengan
a. Sesuai dengan
visi organisasi
nilai organisasi
Pertemuan tepat waktu
Melakukan perbaikan
tiada henti termasuk
dalam Berorientasi
Pelayanan
yaitu “To be Excellent Eye
Care” dengan
Misi “EyeCarefor
yaitu Proaktif : Selalu peka dan aktif untuk mengidentifikasi kebutuhan pasien
25
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/ HASIL KETERKAITAN SUBSTANSI MATA PELATIHAN KONTRIBUSI TERHADAP VISI – MISI ORGANIASI PENGUATAN NILAI ORGANISASI 1 2 3 4 5 6 7
3)Menyampaikan
maksud dan tujuan
untuk meminta izin
melakukan
pengumpulan data
awal lamanya waktu
yang dibutuhkan
untuk
mendokumentasikan
asuhan keperawatan
di ruang diagnostik
(CT-Scan)
Mendapat izin dan
perintah untuk
pencarian data
Melaksanakan tugas
dengan jujur dan
bertanggungjawab
termasuk dalam
Akuntabel Berusaha
meningkatkan
kompetensi diri (dalam hal ini institusi) untuk
menjawab tantangan
yang selalu berubah
termasuk dalam
Kompeten Memenuhi janji temu
tepat waktu, sesuai
dengan nilai
Harmonis: sikap dan
perilaku yang
konsisten dan dapat
diandalkan;
Everyone Seeing
BetterWorld”
• Eye care adalah memberikan pelayanan
kesehatan mata.
• For every one adalah
pelayanan tidak diskriminatif, kepada
seluruh warga masyarakat.
• BetterWorld adalah
melihat dunia
sesuai perkembangan zaman.
Perilaku utama :
memiliki empati, cepat tanggap
terhadap keluhan dan permasalahan pelanggan, untuk dapat
memberikan
solusi terbaik pada setiap
keluhan pasien
serta mampu
memetakan apa
yang harus
disikapi,dilakukan
sekarang untuk
masa depan
26
menghormati orang
lain. Perbaikan
pendokumentasian
keperawatan ini juga
sebagai wujud dari
menjaga nama baik
profesi, instansi serta
atasan sesuai dengan
nilai Loyal.
dengan lebih baik.
Pengajuan usul
perbaikan
pendokumentasian ini
juga sebagai wujud
dari bertindak proaktif
serta terus berinovasi
dan mengembangkan
kreativitas sesuai
dengan nilai Adaptif.
27
2 Pembuatan
rancanganformulir
checklist asuhan
keperawatan post CT-scan.
1) Melakukan
konsultasi dengan penanggungjawab
ruang diagnostik
maupun perawat
penanggungjawab
ruang CT-Scan
2) Melakukan pengumpulan literatur diagnosa
keperawatan
berdasarkan Nanda
NIC NOC / SDKI
Menjalin komunikasi
yang baik antar
pegawai dan pimpinan,
berkoordinasi untuk
mencapai tujuan
bersama sesuai
dengan nilai
Kolaboratif.
Draft diagnosa
keperawatan yang
sering muncul di
ruangan
Hal ini sesuai dengan
nilai ASN BerAKHLAK
yaitu :
Membuat asuhan
keperawatan ditujukan
untuk meningkatkan
mutu dan melakukan
Sesuai dengan
b. Sesuai dengan
visi organisasi
yaitu “To be
Excellent Eye
Care” dengan
Misi “EyeCarefor
Everyone Seeing
nilai organisasi
yaitu Inovatif :
Selalumempunyai
ide atau gagasan
baru dan
berorientasi untuk
Literatur diagnosa
keperawatan
Nanda NIC NOC /
SDKI
perbaikan tiada henti
termasuk dalam
Berorientasi
Pelayanan
BetterWorld”
• Eye care
adalah
memberikan
pelayanan
memberikan
solusi yang
optimal untuk
memenuhi
kebutuhan
pelanggan atau
28
3) Menyusun
rancangan formulir checklist asuhan
keperawatan
berdasarkan standar akreditasi
dan berkonsultasi
dengan atasan
Draft rancangan
formulir checklist
asuhan
keperawatan
Asuhan keperawatan
yang
didokumentasikan
mencerminkan sikap
tanggung jawab, melaksanakan tugas
dengan jujur termasuk
dalam Akuntabel
kesehatan
mata.
• For every one adalah
pelayanan
tidak
diskriminatif, kepada
seluruh
pasien, serta
berorientasi
terhadap
kemajuan institusi.
Perilaku utama :
Tidak pasif dalam
menyikapi
permasalahan
Berusaha
meningkatkan
kompetensi diri (dalam
hal ini institusi) untuk
menjawab tantangan
yang selalu berubah
termasuk dalam
Kompeten Memenuhi janji temu
tepat waktu, sesuai
dengan nilai
Harmonis: sikap dan
warga
masyarakat.
• BetterWorld
adalah
melihat dunia dengan lebih
baik.
atau hambatan
yang dihadapi
serta mampu
mengkreasikan
sumberdayayang
dimiliki baik
secara pribadi
maupun institusi
untuk hasil yang
optimal.
29
perilaku yang
konsisten dan dapat
diandalkan;
menghormati orang
lain.
Perbaikan
pendokumentasian
keperawatan ini juga
sebagai wujud dari
menjaga nama baik
profesi, instansi serta
atasan sesuai dengan
nilai Loyal.
Pengajuan usul
perbaikan
pendokumentasian ini
juga sebagai wujud
dari bertindak proaktif
serta terus berinovasi
dan mengembangkan
30
kreativitas sesuai
dengan nilai Adaptif.
Menyusun rancangan
formulir checklist
asuhan keperawatan
berdasarkan standar
akreditasi dan
berkonsultasi dengan
atasan,
menjalin komunikasi
yang baik antar
pegawai dan
pimpinan,
berkoordinasi untuk
mencapai tujuan
bersama sesuai
dengan nilai
Kolaboratif.
31
3 Pelaksanaan
sosialisasi dan uji
coba formulir
checklist asuhan
keperawatan Post
CT-Scan di Ruang
Diagnostik RS
Mata Cicendo.
1) Memintaizinkepada
penanggungjawab
ruang diagnostik
bahwa akan
dilakukan sosialisasi
formulir checklist
asuhan
keperawatan post
CTScan
2)Mendatangi setiap
ruang (kamar pemeriksaan) ruang
diagnostik dan menyampaikan
maksud dan tujuan sosialisasi
Izin dari
penanggungjawab
ruang diagnostik
Hal ini sesuai dengan
nilai ASN BerAKHLAK
yaitu : Sosialisasi dan uji coba
ini sebagai wujud
melakukan perbaikan
tiada henti termasuk
dalam Berorientasi
Sesuai dengan
c. Sesuai dengan
visi organisasi
yaitu “To be
Excellent Eye
Care” dengan
Misi “EyeCarefor
Everyone Seeing
BetterWorld”
• Eye care
nilai organisasi yaitu
Profesional: Berkomitmen
untuk bekerja
tuntas, cerdas, dan akurat atas
dasar kompetensi
Maksuddantujuan
tersampaikan
kepada seluruh
staff perawat di ruang Diagnostik
Pelayanan
adalah
terbaik dengan
Uji coba ini sebagai
wujud dari
melaksanakan tugas
secara
bertanggungjawab
memberikan pelayanan
kesehatan
mata.
• For every one adalah
penuh tanggung
jawab
Perilaku utama : Kompeten, Bersemangat, Realistis,
32
3)Melakukan
sosialisasi dan uji
coba penggunaan
formulir checklist
asuhan keperawatan
PostCT-Scan
Seluruh staff
perawat di ruang
diagnostik
mengetahui
adanya formulir
checklist asuhan
keperawatan Post
CT-Scan dan
melakukan uji
coba asuhan
keperawatan
tersebut agar
mendapatkan hasil
terbaik.
termasuk dalam
Akuntabel Uji coba ini berusaha
meningkatkan mutu
rumah sakit termasuk
dalam Kompeten Meminta izin, mendatangi perawat
ruangan, memenuhi
janjitemutepatwaktu,
sesuai dengan nilai
Harmonis: sikap dan
perilaku yang
konsisten dan dapat
diandalkan;
menghormati orang
lain.
pelayanan
tidak
diskriminatif, kepada
seluruh
warga
masyarakat.
• BetterWorld
adalah
melihat dunia dengan lebih
baik.
Bertanggung
Jawab, Selalu memberikan
solusi dan hasil
terbaik
Meminta izin kepada
penanggungjawab
33
ruang diagnostik
bahwa akan dilakukan
sosialisasi formulir
checklist asuhan
keperawatan post CT
Scan termasuk pada
nilai Loyal menjaga
nama baik atasan.
Pengajuan usul
perbaikan
pendokumentasian ini
juga sebagai wujud
dari bertindak proaktif
serta terus berinovasi
dan mengembangkan
kreativitas sesuai
dengan nilai Adaptif.
Menjalin komunikasi
yang baik antar
34
4 Pelaksanaan evaluasi efisiensi pendokumentasian
menggunakan
formulir checklist
asuhan
1) Membuat quesioner evaluasi efisiensi pendokumentasian
menggunakan
formulir checklist
asuhan
keperawatan
pegawai dan
pimpinan, berkoordinasi untuk
mencapai tujuan
bersama sesuai
dengan nilai
Kolaboratif.
Quesioner evaluasi Hal ini sesuai dengan
nilai ASN BerAKHLAK
yaitu :
Membuat quesioner
evaluasi termasuk
dalam melakukan
perbaikan tiada henti
Sesuai dengan
d. Sesuai dengan
visi organisasi
yaitu “To be
Excellent Eye
Care” dengan
Misi “EyeCarefor
nilai organisasi
yaitu Integritas :
Setiap pegawai
PMN RS Mata
Cicendo Bandung
secara konsisten
35
keperawatan yang
telah dibuat.
2)Membagikan
quesioner kepada
seluruh perawat
3)Mengumpulkan
kembali quesioner
yang telah diisi
4)Menganalisa data
dari hasil quesioner
Quesioner evaluasi
diisi oleh perawat
karena berusaha
menjaga kualitas dan
muturumahsakityang
Everyone Seeing
BetterWorld”
• Eye care
bekerja dengan
jujur, tertib, teliti, dan disiplin, demi
Quesioner evaluasi
yang telah diisi
oleh perawat
Data hasil quesioner
Berorientasi
Pelayanan.
adalah
memberikan
pelayanan
menjaga
kredibilitas
Membuat evaluasi ini
juga wujud dari sikap
berintegrasi dan bertanggungjawab
dalam melaksanakan
termasuk dalam
Akuntabel Evaluasi ini merupakan
usaha meningkatkan
kompetensi diri (dalam
hal ini institusi) untuk
menjawab tantangan
yang selalu berubah
termasuk dalam
Kompeten
kesehatan
mata.
• For every one adalah
pelayanan
tidak
diskriminatif, kepada
seluruh warga
masyarakat.
• BetterWorld
adalah
melihat
dunia
institusi dan kehormatan
dirinya sebagai
pegawai yang
memiliki martabat
dan harga diri
Perilaku utama : Jujur, Amanah, dan Bertanggung
Jawab
36
Pelaksanaan evaluasi
ini melibatkan banyak
pihak yang harus
dihormati dan tidak
dibedakan apapun
latar belakangnya
termasuk dalam nilai
Harmonis.
dengan lebih baik.
Perbaikan
pendokumentasian
keperawatan ini juga
sebagai wujud dari
menjaga nama baik
profesi, instansi serta
atasan sesuai dengan
nilai Loyal.
Evaluasi ini merupakan
usul perbaikan sebagai
wujud dari bertindak
proaktif serta terus
37
checklist asuhan
keperawatan
kepada Panitia
Rekam Medis (PRM).
kepala bidang
keperawatan untuk
berkoordinasi dalam
pengajuan formulir
checklist asuhan
keperawatan
berinovasi dan
mengembangkan
kreativitas sesuai
dengan nilai Adaptif.
Menjalin komunikasi
yang baik antar
pegawai serta
pimpinan, melibatkan
berbagai pihak dan
berkoordinasi untuk
mencapai tujuan
bersama sesuai
dengan nilai
Kolaboratif.
Menetapkan waktu
dan tata cara yang
akan ditempuh
dalam pengajuan
formulir checklist
asuhan
keperawatan
Hal ini sesuai dengan
nilai ASN BerAKHLAK
yaitu : Pengajuan formulir
checklist asuhan
keperawatan
Sesuai dengan
visi organisasi
yaitu “To be
Excellent Eye
Care” dengan
Misi “EyeCarefor
Sesuai dengan
nilai organisasi
yaitu
Profesional:
Berkomitmen
untuk bekerja
tuntas, cerdas,
38
5 Pengajuanformulir
1) Menghubungi
kepada Panitia
Rekam Medis (PRM)
2)Menghubungi
Panitia Rekam Medis
kepada Panitia
Rekam Medis
(PRM)
Bertemu dengan
Panitia Rekam
Medis (PRM)
merupakan tindakan
melakukan perbaikan
tiada henti termasuk
dalam Berorientasi
Everyone Seeing
BetterWorld”
• Eye care
adalah
dan akurat atas
dasar kompetensi
terbaik dengan
penuh tanggung
3)Memberikan draft
formulir checklist
asuhan keperawatan
kepada Panitia
Rekam Medis (PRM)
Draft formulir
checklist asuhan
keperawatan
berada di pihak
Panitia Rekam
Medis untuk
diberikan
penomoran
Pelayanan Pengajuan formulir
checklist asuhan
keperawatan kepada
Panitia Rekam Medis
(PRM) merupakan
tindakan
melaksanakan tugas
dengan jujur, bertanggungjawab ,
serta berintegritas
termasuk dalam
Akuntabel Pengajuan formulir
checklist asuhan
keperawatan kepada
memberikan
pelayanan
kesehatan
mata.
• For every one adalah
pelayanan
tidak
diskriminatif, kepada
seluruh warga
masyarakat.
• BetterWorld
adalah
melihat
dunia
jawab
Perilaku utama : Kompeten, Bersemangat, Realistis, Bertanggung
Jawab, Selalu
memberikan
solusi dan hasil
terbaik
39
Panitia Rekam Medis
(PRM) adalah wujud
meningkatkan
kompetensi diri (dalam
hal ini institusi) untuk
menjawab tantangan
yang selalu berubah
termasuk dalam
Kompeten Memenuhi janji temu
tepat waktu, sesuai
dengan nilai
Harmonis: sikap dan
perilaku yang
konsisten dan dapat
diandalkan;
menghormati orang
lain.
dengan lebih
baik.
Pengajuan formulir
checklist asuhan
40
keperawatan kepada
Panitia Rekam Medis
(PRM) ini juga sebagai
wujud dari menjaga
nama baik profesi, instansi serta atasan
sesuai dengan nilai
Loyal.
Pengajuan formulir
checklist asuhan
keperawatan kepada
Panitia Rekam Medis
(PRM) merupakan
wujud dari bertindak
proaktif serta terus
berinovasi dan
mengembangkan
kreativitas sesuai
dengan nilai Adaptif.
41
Pengajuan formulir
checklist asuhan
keperawatan kepada
Panitia Rekam Medis
(PRM) melibatkan
profesi lain, menjalin
komunikasi yang baik
antar pegawai,
berkoordinasi untuk
mencapai tujuan
bersama sesuai
dengan nilai
Kolaboratif.
4.2 Penjadwalan Aktualisasi
4.2.1
Judul Aktualisasi : “Optimalisasi Pendokumentasian Asuhan Keperawatan PostCt – Scan dengan Formulir Ceklis Di Ruang
Diagnostik Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung Tahun 2022”
Waktu Aktualisasi : 01 Juli 2022 s/d 06 Agustus 2022
Tempat Aktualisasi : Ruang Diagnostik (CT-Scan) Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung
42
Waktu dan Tempat Aktualisasi
4.2.2 TimeTablePelaksanaan Aktualiasi
Berikut adalah Time Table pelaksanaan aktualisasi yang akan dilaksanakan oleh penulis :
Tabel 4.2 TimeTable
1. Pengajuan usul dan izin kepada atasan untuk melakukan pengumpulan data awal (tahap persiapan).
2. Pembuatan rancangan formulir checklist asuhan keperawatan post CT-scan.
3. Pelaksanaan sosialisasi dan uji coba formulir checklist asuhan keperawatan PostCT-Scandi Ruang Diagnostik RS Mata Cicendo.
4. Pelaksanaan evaluasi efisiensi pendokumentasian menggunakan formulir checklistasuhan keperawatan yang telah dibuat.
5. Pengajuan formulir checklistasuhan keperawatan kepada Panitia Rekam Medis (PRM).
43
No Kegiatan Juli Agustus I II III IV I
V
V V
V V
V V
V V
4.3 Para Pihak yang Terlibat dan Peranannya dalam Aktualisasi
Tabel 4.3 Para Pihak yang Terlibat dan Peranannya dalam Aktualisasi
No Pihak Peran dalam Aktualisasi
1 Penulis Membuat rancangan formulir CheckListAsuhan Keperawatan PostCT-Scan
2 Mentor Memberikan masukan dalam proses pembuatan formulir CheckListAsuhan Keperawatan
PostCT-Scan
3 Perawat Penanggungjawab
Ruang Diagnostik Pengguna formulir CheckListAsuhan Keperawatan PostCT-Scan, memberikan masukan terkait penggunaan formulir CheckListAsuhan Keperawatan PostCT-Scan
4 Perawat Ruang Diagnostik Pengguna formulir CheckListAsuhan Keperawatan PostCT-Scan, memberikan masukan terkait kesesuaian dan kemudahan penggunaan formulir CheckListAsuhan Keperawatan
PostCT-Scan
5 Pasien (CT-Scan) Ruang Diagnostik Sebagai pihak yang mendapatkan Asuhan Keperawatan PostCT-Scan
6 Panitia Rekam Medis (PRM) Memberikan penomoran formulir CheckListAsuhan Keperawatan PostCT-Scan
44
DAFTAR PUSTAKA
Lembaga Administrasi Negara (LAN). 2021. ModulBerorientasiPelayanan. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara (LAN). 2021. ModulAkuntabel. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara (LAN). 2021. ModulHarmonis. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara (LAN). 2021. ModulLoyal. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara (LAN). 2021. ModulAdaptif. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara (LAN). 2021. ModulKolaboratif. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara (LAN). 2021. ModulKompeten. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara (LAN). 2021. ManajemenASN. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara (LAN). 2021. ModulSmartASN. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor : 14/K.1/Pdp.07/2022 tentang KurikulumPelatihanDasarCalonPegawaiNegeriSipil. 2022. Jakarta.
Profil Pusat Mata Nasional RS Mata Cicendo Bandung. Tersedia di https://www.cicendoeyehospital.org/ (diakses tanggal 15 Juni 2022).
Undang-UndangRepublikIndonesiaNomor5Tahun2014tentangAparaturSipilNegaraTahun 2014. Tersedia di www.perpusnas.go.id (diakses tanggal 15 Juni 2022).
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 79. 2019. OrganisasidanTataKerja RumahSakitMataCicendoBandung. Jakarta : Kementrian Kesehatan.
SkriningGlaukoma“SiPencuriPengelihatandengan HumphreyFieldAnalyzer.2021. Tersedia di https://www.rsjakarta.co.id/ (diakses 18 Juni 2022).
Tim Buku PARIJAYA. 2018. TeknikPemeriksaanCT-Scan.Jakarta: Perhimpunan Radiografer Indonesia Pengda DKI Jakarta.
Sari, Mayang. 2021. Aspek Legal Dokumentasi Keperawatan. Tersedia di https://scite.ai/reports/aspek-legal-dokumentasi-asuhan-keperawatan-e6JORLY (diakses 27 Juni 2022).
45
Syafridayani,Fadillah.2020.PentingnyaDokumentasiKeperawatansetelahMelakukanAsuhan Keperawatan kepada Pasien. Tersedia di http://osf.io (diakses 27 Juni 2022).
46
Di Susun Oleh : Anisa Nevia Apriyani, S. Kep., Ners
Mentor : Teti Sugiarti, S.Kep.,Ners, M.Kep.
Coach : dr. Atiq Amanah Retna Palupi, MKKK
Rumah Sakit Mata Cicendo
diresmikan pada tanggal 3
Januari 1909
Tahun 2009 ditetapkan
sebagai Pusat Mata
Nasional
Tahun 2014 ditetapkan
sebagai Rumah Sakit
Pendidikan dan
terakreditasi Tingkat
Paripurna oleh Komisi
Akreditasi Rumah Sakit (KARS).
“
Nilai-nilai Organisasi
Visioner, Integritas, Profesional, Inovatif, Proaktif, Istiqomah (V-I-P-I-P-I)
Visi
TobeExcellentEyeCare” Misi
“Eye Care for Everyone
Seiing Better World”
• Eye care adalah memberikan pelayanan kesehatan mata.
• For every one adalah pelayanan tidak diskriminatif, kepada seluruh warga masyarakat.
• Better World adalah melihat dunia dengan lebih baik.
Tugas Organisasi
Berdasarkan “PMK RI Nomor 79 Tahun 2019 Pasal 3 tentang Organisasi Dan Tata Kerja
Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung” RS Mata Cicendo Bandung mempunyai tugas
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna dengan kekhususan pelayanan kesehatan di bidang penyakit mata.
Nama : Anisa Nevia Apriyani
NIP : 199204172022032001
Jabatan /Golongan : Perawat Ahli Pertama / III B
Unit Kerja : Pusat Mata Nasional RS Mata Cicendo
Bandung
Instansi : Kementerian Kesehatan
Pendidikan Terakhir : Ners
Email : anisanevia@gmail.com
2. Melakukan pencegahan resiko jatuh di unit Penunjang Diagnostik
3. Melakukan edukasi pada pasien di unit Penunjang Diagnostik
4. Melakukan pendokumentasian asuhan pasien pada EMR sesuai format yang tersedia di unit Penunjang Diagnostik
5. Melakukan pemeriksaan penunjang di unit Penunjang Diagnostik dan Radiologi
6. Melakukan penatalaksanaan asuhan pre dan post laser terapi dan Ct Scan di unit Penunjang Diagnostik
7. Melakukan skrining pre tindakan operasi
1. Melakukan identifikasi pasien di unit Penunjang Diagnostik
Perawat sebagai salah satu tenaga profesi mempunyai kontribusi besar bagi pelayanan
kesehatan yaitu berperan penting dalam upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan.
Seorang perawat harus mampu melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar yaitu
mulai dari pengkajian sampai evaluasi berikut sampai dokumentasi. Percatatan atau
pendokumentasi merupakan tindakan legal karena dokumentasi merupakan media
komunikasi. Dokumentasi bukan sekadar menuliskan sesuatu dalam lembaran percatatan, terapi harus terlebih dahulu memikirkan dan menganalisis apa yang akan dan harus dicatat, bagaimana menyusun kalimatnya, dan dimana tulisan akan diletakkan (Sari, Mayang, 2021)
Membentuk ASN yang profesional yaitu ASN yang
memiliki karakter sesuai dengan nilai – nilai dasar profesi ASN sehingga mampu melaksanakan tugas
dan perannya, yaitu sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta pemersatu bangsa.
1. Penulis mampu mengidentifikasi isu dan menganalisis isu tersebut serta membuat alternatif pemecahan masalah di unit kerjanya.
2. Penulis mampu merancang alternatif pemecahan isu dengan menerapkan nilai-nilai ASN, yaitu berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif.
3. Penulis memahami kedudukan, peran, hak dan kewajiban ASN serta mampu menerapkan kode etik dan kode perilaku ASN di lingkungan kerja.
4. Penulis mampu menerapkan SmartASNdalam pemberian pelayanan yang terintegrasi.
5. Penulis mampu menerapkan pelayanan publik yang berkualitas sesuai jabatannya kepada stakeholder/ masyarakat.
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
Bagi Penyusun
Diharapkan dengan dibuatnya rancangan aktualisasi ini, penyusun dapat memahami cara penerapan nilai-nilai
dasar BERAKHLAK ke dalam pekerjaan sehari-hari di tempat kerja sehingga dapat memberikan layanan yang
mencerminkan nilai-nilai dasar BERAKHLAK kepada masyarakat.
Bagi Instansi Kerja
Diharapkan dengan adanya rancangan aktualisasi ini dapat menjadi salah satu alternatif pemecahan
masalah yang ditemukan di RS Mata Cicendo, selain itu, diharapkan pula instansi terkait dapat memberikan
layanan yang berkualitas kepada publik. Dengan peningkatan kinerja individu memungkinkan
meningkatnya pula kinerja unit terkait sehingga dapat
mencapai visi lebih cepat dan memberikan citra yang baik.
Bagi Bapelkes Cikarang
Dengan tersusunnya rancangan aktualisasi ini
diharapkan dapat menambah kepustakaan bagi Balai
Pelatihan Kesehatan Cikarang, khususnya sebagai bukti
terselenggaranya pelatihan dasar CPNS Kementerian
Kesehatan sesuai dengan capaian kegiatan pembelajaran.
Ruang diagnostik adalah ruangan penunjang yang terdiri dari elektromedik dan radiologi. Ruangan diagnostik ini memiliki tugas fungsi sebagai
penunjang penegakan diagnosa medis. Berikut pemeriksaan elektromedik diagnostik dan radiologi yang terdapat di RS Mata Cicendo :
(cicendoeyehospital.org, 2022)
1. Refraktometri
2. Non kontak tonometri
3. Keratometri
4. USG
5. Biometri
6. Foto fundus
7. Laser argon
8. Yag laser
9. Electro retinography (ERG)
10. Electro cardiography (EKG)
11. Humphrey perimetri
12. CT Scan
1. Berdasarkan wawancara (tanggal 16 Juni 2022) pada 4 pasien di ruang Humphreydidapatkan data:
✓ 3 dari 4 (75 %) pasien merupakan pasien baru, 1 merupakan pasien lama yang sudah 3 kali melakukan pemeriksaan Humprey
✓ 1 dari 4 (25 %) pasien mengetahui cara pemeriksaan Humphrey
2. Berdasarkan hasil observasi (tanggal 16 Juni 2022) pada 4 pasien yang di wawancarai, 3 dari 4 (75%) pasien dilakukan pemeriksaan ulang, termasuk pasien lama (yang sudah 3 kali melakukan pemeriksaan Humphrey)
3. Berdasarkan hasil observasi (tanggal 16 Juni 2022) didapatkan data 3 dari 4 (75%) pasien didapatkan data waktu rata-rata pemeriksaan
Humphrey15-20 menit tiap mata / pasien, sedangkan 1 (25%) pasien menghabiskan waktu 5 menit pemeriksaan Humphreyhanya dilakukan pada 1 mata.
4. Berdasarkan hasil observasi (tanggal 16 Juni 2022) perawat memberikan penjelasan mengenai prosedur pemeriksaan Humphreysecara lisan (tidak menggunakan media informasi) yang memakan waktu 5 menit untuk tiap penjelasan pada pasien (yang terkadang diulang jika pasien tidak kooperatif).
5. Berdasarkan wawancara (tanggal 16 Juni 2022) dengan perawat ruangan didapatkan data belum terdapatnya media edukasi cara
pemeriksaan Humphrey sehingga dibutuhkan waktu untuk penjelasan cara pemeriksaan Humphrey, setiap harinya pasien di ruang
pemeriksaan Humphrey 20-30 pasien dan lebih dari setengahnya pemeriksaan sering diulang karena kesalahan pasien saat pemeriksaan
(kurang memahami cara pemeriksaan Humphrey).
✓ Wawancara (tanggal 16 Juni 2022) dengan 2 perawat di ruang diagnostik
didapatkan data belum terdapatnya pencatatan/pendokumentasian khusus
untuk pelaksanaan intervensi keperawatan pasien postCT-Scan
✓ Hasil observasi tanggal 18 Mei dan 20 Mei 2022 (ketika bertugas di ruang
CT- Scan didapatkan data perawat melakukan pendidikan Kesehatan pada
pasien mengenai efek samping pemeriksaan CT- Scan (secara oral tanpa media edukasi) serta melakukan pemantauan 15 menit post CT- Scan, tetapi tidak didokumentasikan secara tertulis.
✓ Data tahun 2022(bulan Januari-Mei) didapatkan pasien kemoterapi sebanyak 21 anak, dengan rentang usia 0-1 tahun sebanyak 0 anak (Masa Bayi), usia 2-3 tahun sebanyak 14 anak (masa toddler), dan usia 3-6 tahun sebanyak 7 anak (masa pra sekolah).
✓ Wawancara (tanggal 16 Juni 2022) dengan kepala ruangan Bougenville dan 2
perawat didapatkan data bahwa hampir setiap anak mengalami efek hospitalisasi berupa tidak kooperatifnya terhadap tindakan yang dilakukan.
✓ Wawancara (tanggal 16 Juni 2022) dengan kepala ruangan Bougenville dan 2
perawat didapatkan data belum terdapatnya intervensi non farmakologi untuk anak di ruang kemoterapi yang secara standar harus mendapatkan kemoterapi sebanyak 12 kali (12 kali rawat inap).
Tingginya angka kegagalan
pemeriksaan Humphreydi ruang Diagnostik RS Mata Cicendo Bandung tahun 2022.
Belum efektifnya pendokumentasian
pelaksanaan asuhan keperawatan
post CT-Scan di ruang Diagnostik RS
Mata Cicendo Bandung tahun 2022.
Belum efektifnya intervensi
Keperawatan non farmakologi untuk pasien anak di ruang Kemoterapi (Bougenville) RS
Mata Cicendo Bandung tahun 2022
NO ISU U S G TOTAL 1 Tingginya angka kegagalan pemeriksaan Humphrey
Diagnostik
Bandung tahun 2022 4 4 4 12 2
Diagnostik RS Mata Cicendo Bandung tahun 2022 5 4 5 14 3
di ruang
RS Mata Cicendo
Belum
efektifnya pendokumentasian pelaksanaan intervensi keperawatan post CT Scan di ruang
(Bougenville)
3 4 4 11
Belum efektifnya intervensi Keperawatan non farmakologi untuk pasien anak di ruang Kemoterapi
RS Mata Cicendo Bandung tahun 2022
Pengajuan usul dan izin kepada atasan untuk melakukan pengumpulan data awal (tahap persiapan).
Pembuatan rancangan formulir checklist asuhan keperawatan post CT-scan.
V
Pelaksanaan sosialisasi dan uji coba formulir checklist asuhan keperawatan Post CT-Scan di Ruang
Diagnostik RS Mata Cicendo.
Pelaksanaan evaluasi efisiensi pendokumentasian menggunakan formulir checklist asuhan keperawatan
yang telah dibuat.
Pengajuan formulir checklist asuhan keperawatan kepada Panitia Rekam Medis (PRM).
V V
No Kegiatan Juli Agustus I II III IV I
1.
V
2.
V V
3.
V
4.
5.
V V
TERIMA KASIH