Pembuatan SOP Monitioring Efek Samping Obat (MESO) & Formulir Efek Samping Obat (ESO) Elektronik

Page 1

LAPORAN SEMINAR RANCANGAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN III

Pembuatan SOP Monitioring Efek Samping Obat (MESO) dan Formulir Efek Samping Obat (ESO) Elektronik di Instalasi Farmasi RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan

DISUSUN OLEH: apt. Wiwin Lidya, S. Farm. 198910142022032001

BAPELKES CIKARANG

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

2022

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI

Pembuatan SOP Monitioring Efek Samping Obat (MESO) dan Formulir Efek Samping Obat (ESO) Elektronik di Instalasi Farmasi

RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan

Telah diseminarkan

Tanggal 29 Juni 2022, di Bapelkes Cikarang

Coach, Mentor,

dr.

198104282008012022 NIP. 196911031992022001

Penguji,

Ahmad

NIP.196911121989031002

i
Titiek Resmisari, MARS apt. Rusti Winarni, S.Si, NIP. Wajedi, S. Pd., M. Kes

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Pelaksanaan Aktualisasi Pelatihan Dasar CPNS Golongan III

Angkatan III tahun 2022 tepat pada waktunya.

Demikian pula laporan pelaksanaan aktualisasi ini telah tersusun yang akan menjadi panduan pelaksaan aktualisasi dalam melakukan habituasi di rumah sakit dan sebagai proses pembelajaran dari latsar golongan III yang diselenggarakan oleh Bapelkes Cikarang. Rancangan aktualisasi ini disusun mulai dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi proses pembelajaran.

Dalam penulisan laporan rancangan aktualisasi ini penulis tidak lepas dari hambatan serta kesulitan, namun atas bimbingan, arahan serta bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan rancangan aktualisasi ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu apt. Rusti Winarni, S.Si. selaku Kepala Instalasi Farmasi RSJ Dr. Soeharto Heerdjan sekaligus mentor penulis yang telah memberikan masukan dan arahan sehingga rancangan aktualisasi ini dapat diselesaikan dengan baik;

2. Ibu dr. Titiek Resmisari, MARS selaku coachyang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga aktualisasi ini dapat diselesaikan dengan baik;

3. Seluruh Widyaiswara yang telah memberikan ilmunya selama kegiatan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan 3;

4. Seluruh panitia penyelenggara Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan 3;

5. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan, bantuan, fasilitas dan doa yang tidak pernah putus.

6. Serta seluruh rekan-rekan kerja di Instalasi Farmasi RSJ Dr. Soeharto Heerdjan. Selama proses penyusunan laporan rancangan aktualisasi ini, penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, masukan dan saran yang membangun dari mentor, coach, dan narasumber sangat penulis harapkan. Semoga rancangan aktualisasi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan pembaca secara umum dan pelayanan kefarmasian khususnya. Amin.

Jakarta, 27 Juni 2022

Penulis apt. Wiwin Lidya, S. Farm. NIP 198910142022032001

ii
iii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................................i KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii DAFTAR ISI...............................................................................................................iii DAFTAR TABEL..........................................................................................................iv DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................v DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................................vi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...................................................................................................1 B. Tujuan Aktualisasi...............................................................................................4 C. Manfaat Kegiatan...............................................................................................4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Profil Rumah Sakit Jiwa DR Soeharto Heerdjan...................................................... 4 B. Profil Peserta......................................................................................................8 BAB III RANCANGAN AKTUALISASI A. Kegiatan Tugas Pokok Jabatan........................................................................... 11 B. Identifikasi Isu.................................................................................................. 12 C. Penetapan Core Isu .......................................................................................... 14 D. Deskripsi Core Isu ............................................................................................ 16 E. Analisis Penyebab Isu........................................................................................ 18 F. Matriks Rancangan Kegiatan Aktualisasi.............................................................. 19 G. Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi.................................................................. 33 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
iv DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) ........................................................................8 Tabel 3.1 Penjelasan Kegiatan Tugas Pokok dan Fungsi Jabatan .......................................9 Tabel 3.2 Penetapan Core Isu ...................................................................................... 15 Tabel 3.3 Rencana Kegiatan......................................................................................... 18 Tabel 3.4 Matriks Rancangan Kegiatan Aktualisasi.......................................................... 19 Tabel 3.5 Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi.............................................................. 33
v
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan.......................... 6 Gambar 2.2 Struktur Organisasi Instalasi Farmasi Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan 9 Gambar 3.1 Diagram Fish bone .................................................................................... 17
DAFTAR GAMBAR
vi DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Pengendalian Pelaksanaan Aktualisasi oleh Coach ..................................... 35 Lampiran 2 Pengendalian Pelaksanaan Aktualisasi oleh Mentor.................................... 39

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang bekerja pada instansi pemerintah. Berdasarkan peraturan mengenai Aparatur Sipil Negara (ASN) yang tertuang pada UU No. 5

Tahun 2014 bahwa ASN yang umum disebut sebagai birokrat bukan sekedar merujuk kepada jenis pekerjaan saja, akan tetapi kepada profesi yang mengacu kepada 3 fungsi, yaitu pelaksana kebijakan publik, pelayan publik dan perekat dan pemersatu bangsa.

Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah pegawai yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku. PNS memiliki peranan yang menentukan keputusan strategis mulai dari merumuskan kebijakan sampai pada implementasi kebijakan dalam berbagai sektor pembangunan. Untuk memainkan peranan tersebut, diperlukan sosok PNS yang profesional, yaitu PNS yang mampu memenuhi standar kompetensi jabatannya sehingga mampu melaksanakan tugas jabatannya secara efektif dan efisien. Untuk dapat membentuk sosok PNS profesional seperti tersebut di atas perlu dilaksanakan pembinaan melalui jalur pelatihan.

Dalam rangka penerapan agenda besar tersebut maka dibuatlah suatu rancangan aktualisasi yang sangat erat kaitannya dengan jabatan penulis dalam mengimplementasikan nilai-nilai ASN yaitu Berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif (BerAKHLAK) yang harus ada dalam seorang PNS. Dan sebagai sarana untuk menjalankan salah satu visi dan misi Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan yaitu

Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang kompeten, profesional dan berintegritas, kegiatan ini sekaligus menjadi pola habituasi, yakni proses penciptaan situasi dan yang memungkinkan PNS di lingkungan kerjanya membiasakan diri untuk berperilaku sesuai nilai dan telah menjadi karakter yang tertanam dalam dirinya, karena telah diinternalisasi dan dipersonifikasi melalui proses intervensi.

Berdasarkan hasil observasi dari awal bulan Maret melalui kegiatan wawancara dengan Kepala Instalasi Farmasi dan teman sejawat lainnya di lingkungan kerja Instalasi Farmasi

Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan, ditemukan tidak adanya data Monitoring Efek Samping Obat tahun 2021 -2022. Hal ini dikarenakan formulir Efek Samping Obat (ESO)

elektronik masih belum efektif digunakan dan diketahui cara pencatatannya oleh petugas

kesehatan yang menemukan kejadian pasien mengalami efek samping obat. Penulis

1

menemukan isu yaitu belum dilakukannya pencatatan dan pelaporan Monitoring Efek

Samping Obat (MESO) di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto

Heerdjan pada tahun 2021-2022.

Kegiatan Monitoring Efek Samping Obat adalah salah satu tugas pokok dan fungsi apoteker dalam pelayanan kefarmasian, dengan tidak adanya pencatatan dan pelaporan MESO tersebut karena permasalahan diatas, hal ini menjadikan penulis berkontribusi untuk menyelesaikan permasalah isu tersebut dengan mengidentifikasi isu untuk menentukan corre issueyang akan ditelaah lebih lanjut akar penyebabnya sehingga penulis mengusulkan judul “

Pembuatan SOP Monitioring Efek Samping Obat (MESO) dan Formulir Efek

Samping Obat (ESO) Elektronik di Instalasi Farmasi RS Jiwa Dr. Soeharto

Heerdjan”. Agar permasalahan tersebut dapat menghasilkan pelaporan ke berbagai pihak terkait seperti pelaporan insiden keselamatan pasien, evaluasi monitoring efek samping obat kepada Tim Farmasi dan Terapi, maka penulis memerlukan serangkaian kegiatan untuk melaksanakan gagasan tersebut melalui rancangan aktualisasi.

B. TUJUAN AKTUALISASI

Tujuan dalam rancangan aktualisasi ini yaitu:

1. Tujuan Umum

Mengaktualisasikan dan menghabituasikan Nilai – Nilai Dasar ASN BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel. Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif) disetiap tahapan kegiatan dan mendukung nilai – nilai organisasi serta visimisi organisasi pada setiap tahapan kegiatan.

2. Tujuan Khusus

Pencatatan dan pelaporan monitoring efek samping obat (MESO) di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Jiwa Dr.Soeharto Heerdajn dapat dilakukan secara konsisten dengan menyusun standar operasioal prosedur (SOP) yang disesuaikan dengan perubahan teknologi sistem informasi rumah sakit dan mengefektifkan formulir efek samping obat (ESO) elektronik dari inovasi untuk mempermudah pengisian formulir yang menjadi data pendukung terjadinya kejadian efek samping obat yang dapat mengancam keselamatan pasien, serta menjadi bahan evaluasi bagi pihak unit terkait.

C. MANFAAT KEGIATAN

Manfaat yang akan diperoleh dalam rancangan aktualisasi yaitu:

1. Individu peserta

Menambah kemampuan dalam berkomunikasi dan membangun kerja sama

2

yang baik antara petugas farmasi dengan tenaga kesehatan lainnya dengan membiasakan penerapan nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel. Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif).

2. Unit Kerja

a. Meningkatkan mutu pelayanan dengan memonitoring efek samping obat

b. Dapat mengevaluasi adanya insiden keselamatan pasien dengan kejadian tidak diharapkan yaitu salah satunya efek samping obat yang tidak dikehendaki

c. Dapat menjadi kegiatan evaluasi bagi Tim Farmasi dan Terapi

3. Organisasi (Rumah Sakit)

a. Meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan

b. Mendukung pencapaian tata nilai Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan

c. Mendukung pencapaian keberhasilan akreditasi Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan

D. Ruang Lingkup

Pendidikan dan pelatihan dasar golongan III angkatan 3 diselenggarakan dari tanggal 25 April 2022 sampai dengan 19 Agustus 2022. Kegiatan Latsar ini dilakukan baik secara daring maupun luring di Balai Pelatihan Kesehatan (BAPALKES) Cikarang. Kegiatan aktualisasi mencakup tugas pokok sesuai Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) dan kegiatan inovasi untuk memecahakan isu yang ada pada unit kerja. Pada setiap kegiatan akan dipaparkan tahapan kegiatan dan hasil yang diharapkan. Kegiatan ini akan dilaksanakan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan.

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Profil Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan

1. Sejarah Rumah Sakit

Rumah Sakit Jiwa Dr Soeharto Heerdjan Jakarta didirikan berdasakan keputusan

Kerajaan Belanda (Koninlijkbsluit) tertanggal 30 Desember 1865 No. 100 dan berdasarkan

Keputusan Gubernur Jenderal tertanggal 14 April 1867, namun pembangunannya sendiri baru dimulai pada tahun 1876.

Pada tahun 1942 sampai 1945 Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan yang pada

waktu itu bernama Rumah Sakit Jiwa Grogol dipakai sebagai kamp konsentrasi untuk

tahanan politik oleh fasisme Jepang sementara pasien yang di rawat saat itu dipindahkan

ke Rumah Sakit Jiwa Pusat Bogor.

Pada tahun 1946 Rumah Sakit Jiwa Dr.Soeharto Heerdjan dipakai sebagai Pos Pertahan

KNIL Belanda. Beberapa kali Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan mengalami bencana

Banjir sehingga pasien-pasien yang ada di evakuasi ke Rumah Sakit Jiwa Pusat Bogor pada

tahun 1963 dan tahun 1996 sesuai kebijakan Departemen Kesehatan Jiwa pada tanggal

20 Desember 1965, Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan sebagai proyek pelopor

kesehatan jiwa dibidang prevensi, kurasi, sedangkan bidang rehabilitasinya dipusatkan di Rumah Sakit Jiwa Bogor. Dengan memberikan pelayanan intramural dan ekstramural di luar Rumah Sakit.

Untuk mengilangkan Stigma Masyarakat, nama Rumah Sakit Jiwa grogol dirubah

dengan nama Rumah Sakit Jiwa Jakarta pada tahun 1973, kemudian pada tahun 1993

dirubah dengan nama Rumah Sakit Jiwa Pusat Jakarta dan terakhir pada tahun 2002 di rubah lagi menjadi Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta.

Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan, sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT)

Kemenkes RI yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur Jenderal Bina Upaya

Kesehatan, berdasarkan; Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

756/Men.Kes/SK/VI/2007 Tanggal 26 Juni 2007. Sebagai Rumah Sakit Khusus Type A yang

berada di Provinsi DKI Jakarta dan sebagai pusat rujukan.

2. Visi dan Misi

Visi : “Menjadi Pusat Neuropsikiatri Nasional”

4

Misi :

a. Menyelenggarakan kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang komprehensif profesional dan bermutu berbasis layanan neuropsikiatri;

b. Menyelenggarakan penelitian dan pelatihan yang berbasis layanan neuropsikiatri.

c. Meningkatkan sarana prasarana untuk mendukung terwujudnya layanan-layanan unggulan dan pusat rujukan layanan neuropsikiatri.

d. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang kompeten, profesional dan berintegritas.

e. Tata Nilai dari Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta

3. Tata nilai yang selanjutnya disebut sebagai budaya RSJ Dr. Soeharto Heerdjan yang saat ini berlaku terdiri dari 5 nilai utama, yaitu:

 R : Responsibility (Bertanggung Jawab)

 S : Sincerely (Ketulusan)

 J : Justice (Berkeadilan)

 S : Social (Sosial)

 H : Humanity (Kemanusiawian)

5
6
4. Struktur Organisasi Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Gambar 2.1 Struktur Organisasi Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Ka. Inst. Farmasi Rusti Winarni, S,si, Apt

Pengelolaan Sediaan

Farmasi dan Alat

Kesehatan

apt. Yusnita

STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI FARMASI

RUMAH SAKIT JIWA Dr. SOEHARTO HEERDJAN

KEPALA INSTALASI FARMASI

apt. Rusti Winarni, S.Si

Administrasi

Farmasi Rawat Jalan

apt. Thin Mardiah, S.Si

apt. Freyda M. Simbolon, S. Farm

Farmasi Rawat Inap

apt. Dra. Suriyati Hutauruk

apt. Wiwin Lidya, S. Farm

Tenaga Teknis

Kefarmasian

(Asisten Apoteker)

7
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Instalasi Farmasi Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan

B. Profil Peserta

Nama : Wiwin Lidya

NIP : 198910142022032001

Pangkat/Gol. Ruang : Pengatur Muda Tk.I.- III/b

Jabatan : Apoteker Ahli Pertama

Unit Kerja : RSJ Dr. Soeharto Heerdjan

Instansi : Kementerian Kesehatan RI

Dalam pelaksanaan aktualisasi, peserta latsar CPNS mengacu pada kegiatan dalam Sasaran

Kinerja Pegawai (SKP) yaitu :

Tabel 2.1 Sasaran Kinerja Pegawai (SKP)

NO. Kegiatan

1. Melakukan kegiatan visite rawat inap

2. Melakukan Pemberian Informasi Obat (PIO)

3. Melakukan kegiatan konseling

4. Melakukan kegiatan Monitoring Efek Samping Obat (MESO)

5. Melakukan Pengkajian dan Pelayanan resep

6. Penelusuran riwayat penggunaan obat

7. Rekonsiliasi obat

8. Melakukan stock opname

9. Supervisi lemari obat/E-Kit

10. Konsultasi dengan dokter, perawat dan tenaga kesehatan lainnya

C. Nilai-Nilai Dasar ASN (BerAKHLAK)

Berdasarkan Surat Edaran (SE) Menteri PANRB Nomor 20 Tahun 2021 tanggal 26

Agustus 2021 tentang Implementasi Core Values dan Employer Branding Aparatur Sipil

Negara, disebutkan bahwa dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai salah satu strategi transformasi pengelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas dunia (World Class

8

Government), Pemerintah telah meluncurkan Core Values (Nilai-Nilai Dasar) ASN

BerAKHLAK dan Employer Branding (Bangga Melayani Bangsa).

Demikian halnya dengan berlakunya tatanan nilai operasional ASN BerAKHLAK, sebagaimana dijelaskan di atas, sesuai dengan ketentuan Permepan RB tersebut, setiap

ASN perlu berperilaku untuk masing-masing aspek BerAKHLAK sebagai berikut:

1. Berorientasi Pelayanan

a. Pelayanan Publik

Definisi pelayanan publik sebagaimana tercantum dalam UU Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang- undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

Terdapat tiga unsur penting dalam pelayanan publik khususnya dalam konteks ASN, yaitu :

1) penyelenggara pelayanan publik yaitu ASN/Birokrasi

2) Penerima layanan yaitu masyarakat, stakeholders, atau sektor privat, dan

3) kepuasan yang diberikan dan/atau diterima oleh penerima layanan.

Pelayanan publik yang prima sudah tidak bisa ditawar lagi ketika lembaga pemerintah ingin meningkatkan kepercayaan publik, karena dapat menimbulkan kepuasan bagi pihak-pihak yang dilayani.

Dalam Pasal 10 UU ASN, pegawai ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta sebagai perekat dan pemersatu bangsa. Untuk menjalankan fungsi tersebut, pegawai ASN bertugas untuk:

1) melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina

Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan;

2) memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas; dan

3) mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai salah satu strategi transformasi pengelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas dunia (World Class Government), Pemerintah telah meluncurkan Core Values (Nilai-Nilai Dasar) ASN BerAKHLAK dan Employer Branding (Bangga Melayani Bangsa). Core Values ASN BerAKHLAK merupakan akronim dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif. Core Values tersebut seharusnya dapat dipahami dan dimaknai sepenuhnya oleh seluruh ASN serta dapat diimplementasikan dalam

9

pelaksanaan tugas dan kehidupan sehari-hari. Oleh karena tugas pelayanan publik yang sangat erat kaitannya dengan pegawai ASN, sangatlah penting untuk memastikan bahwa ASN mengedepankan nilai Berorientasi Pelayanan dalam pelaksanaan tugasnya, yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berkomitmen memberikan pelayanan prima demi kepuasan masyarakat.

b. Berorientasi Pelayanan

Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya. Tidak hanya terkait dengan bentuk dan jenis pelayanan publik yang mereka butuhkan akan tetapi juga terkait dengan mekanisme penyelenggaraan layanan, jam pelayanan, prosedur, dan biaya penyelenggaraan pelayanan. Sebagai klien masyarakat, birokrasi wajib mendengarkan aspirasi dan keinginan masyarakat. Citra positif ASN sebagai pelayan publik terlihat dengan perilaku melayani dengan senyum, menyapa dan memberi salam, serta berpenampilan rapih; melayani dengan cepat dan tepat waktu; melayani dengan memberikan kemudahan bagi Anda untuk memilih layanan yang tersedia; serta melayani dengan dengan kemampuan, keinginan dan tekad memberikan pelayanan yang prima.

Pemberian layanan bermutu tidak boleh berhenti ketika kebutuhan masyarakat sudah dapat terpenuhi, melainkan harus terus ditingkatkan dan diperbaiki agar mutu layanan yang diberikan dapat melebihi harapan pengguna layanan. Layanan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan layanan hari esok akan menjadi lebih baik dari hari ini (doing something better and better). Dalam rangka mencapai visi reformasi birokrasi serta memenangkan persaingan di era digital yang dinamis, diperlukan akselerasi dan upaya luar biasa (keluar dari rutinitas dan business asusual) agar tercipta breakthrough atau terobosan, yaitu perubahan tradisi, pola, dan cara dalam pemberian pelayanan publik. Terobosan itulah yang disebut dengan inovasi pelayanan publik. Konteks atau permasalahan publik yang dihadapi instansi pemerintah dalam memberikan layanannya menjadi akar dari lahirnya suatu inovasi pelayanan publik.

Dalam lingkungan pemerintahan banyak faktor yang mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya inovasi pelayanan publik, diantaranya komitmen dari pimpinan, adanya budaya inovasi, dan dukungan regulasi.

10

Adanya kolaborasi antara pemerintah, partisipasi masyarakat, dan stakeholders

terkait lainnya perlu dibangun sebagai strategi untuk mendorong tumbuh dan berkembangnya inovasi. (Modul Berorientasi Pelayanan, 2021)

2. Akuntabel

Akuntabilitas adalah kata yang seringkali kita dengar, tetapi tidak mudah untuk dipahami. Ketika seseorang mendengar kata akuntabilitas, yang terlintas adalah

sesuatu yang sangat penting, tetapi tidak mengetahui bagaimana cara mencapainya.

Dalam banyak hal, kata akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep tersebut memiliki arti yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab yang berangkat dari moral individu, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab kepada seseorang/organisasi yang memberikan amanat.

Amanah seorang ASN menurut SE Meneteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 adalah menjamin terwujudnya perilaku yang sesuai dengan Core Values ASN BerAKHLAK. Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah:

a. Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi

b. Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien

c. Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya dengan berintegritas tinggi

Akuntabilitas dan Integritas adalah dua konsep yang diakui oleh banyak pihak menjadi landasan dasar dari sebuah Administrasi sebuah negara (Matsiliza dan Zonke, 2017).

Kedua prinsip tersebut harus dipegang teguh oleh semua unsur pemerintahan dalam memberikan layanan kepada masyarakat. Aulich (2011) bahkan mengatakan bahwa sebuah sistem yang memiliki integritas yang baik akan mendorong terciptanya

Akuntabilitas, Integritas itu sendiri, transparansi. Integritas adalah konsepnya telah

disebut filsuf Yunani kuno, Plato, dalam The Republic sekitar 25 abad silam, adalah tiang utama dalam kehidupan bernegara. Semua elemen bangsa harus memiliki integritas tinggi, termasuk para penyelenggara negara, pihak swasta, dan masyarakat pada umumnya. Akuntabilitas dan Integritas Personal seorang ASN akan

19

memberikan dampak sistemik bila bisa dipegang teguh oleh semua unsur. Melalui

Kepemimpinan, Transparansi, Integritas, Tanggung Jawab, Keadilan, Kepercayaan, Keseimbangan, Kejelasan, dan Konsistensi, dapat membangun lingkungan kerja ASN yang akuntabel. (Modul Akuntabel, 2021)

3. Kompeten

Prinsip pengelolaan ASN yaitu berbasis merit, yakni seluruh aspek pengelolaan ASN harus memenuhi kesesuaian kualifikasi, kompetensi, dan kinerja, termasuk tidak boleh ada perlakuan yang diskriminatif, seperti hubungan agama, kesukuan atau aspek-aspek primodial lainnya yang bersifat subyektif.

Pembangunan Apartur sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, diharapkan menghasilkan karakter birokrasi yang berkelas dunia (world class bureaucracy), yang dicirikan dengan beberapa hal, yaitu pelayanan publik yang semakin berkualitas dan tata kelola yang semakin efektif dan efisien.

Terdapat 8 (delapan) karakateristik yang dianggap relevan bagi ASN dalam menghadapi tuntutan pekerjaan saat ini dan kedepan. Kedelapan karakterisktik tersebut meliputi: integritas, nasionalisme, profesionalisme, wawasan global, IT dan Bahasa asing, hospitality, networking, dan entrepreneurship. Konsepsi kompetensi adalah meliputi tiga aspek penting berkaitan dengan perilaku kompetensi meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.

Sesuai Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi ASN, kompetensi meliputi :

a. Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur dan dikembangkan yang spesifik berkaitan dengan bidang teknis jabatan

b. Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dikembangkan untuk memimpin dan/atau mengelola unit organisasi; dan

c. Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dan dikembangkan terkait dengan pengalaman berinteraksi dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku dan budaya, perilaku, wawasan kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral, emosi dan prinsip, yang harus dipenuhi oleh setiap pemegang Jabatan untuk memperoleh hasil kerja sesuai dengan peran, fungsi dan Jabatan. (Modul Kompeten, 2021)

2

4. Harmonis

Keberagaman bangsa Indonesia selain memberikan banyak manfaat juga menjadi sebuah tantangan bahkan ancaman, karena dengan kebhinekaan tersebut mudah

menimbulkan perbedaan pendapat dan lepas kendali, mudah tumbuhnya perasaan

kedaerah yang amat sempit yang sewaktu bisa menjadi ledakan yang akan mengancam integrasi nasional atau persatuan dan kesatuan bangsa. Terbentuknya

NKRI merupakan penggabungan suku bangsa di nusantara disadari pendiri bangsa

dilandasi rasa persatuan Indonesia. Semboyan bangsa yang dicantumkan dalam

Lambang Negara yaitu Bhineka Tunggal Ika merupakan perwujudan kesadaran persatuan berbangsa tersebut. Etika publik merupakan refleksi kritis yang

mengarahkan bagaimana nilai-nilai kejujuran, solidaritas, keadilan, kesetaraan, dan lain-lain dipraktikkan dalam wujud keprihatinan dan kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat. Adapun Kode Etik Profesi dimaksudkan untuk mengatur

tingkah laku/etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuanketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok profesional tertentu. Oleh karena itu, dengan diterapkannya kode etik Aparatur Sipil

Negara, perilaku pejabat publik harus berubah

a. Pertama, berubah dari penguasa menjadi pelayan

b. Kedua, berubah dari ’wewenang’ menjadi ’peranan’

c. Ketiga, menyadari bahwa jabatan publik adalah amanah

d. Membangun budaya harmonis tempat kerja yang harmonis sangat penting dalam suatu organisasi. Suasana tempat kerja yang positif dan kondusif juga berdampak bagi berbagai bentuk organisasi

e. Identifikasi potensi disharmonis dan analisis strategi dalam mewujudkan susasana harmonis harus dapat diterapkan dalam kehidupan ASN di lingkungan bekerja dan bermasyarakat. (Modul Harmonis, 2021)

5. Loyal

Dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai salah satu strategi transformasi

pengelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas dunia (World Class Government), pemerintah telah meluncurkan Core Values (Nilai-Nilai dasar) ASN BerAKHLAK dan Employer Branding (Bangga Melayani Bangsa). Nilai “Loyal” dianggap penting dan dimasukkan menjadi salah satu core values yang harus dimiliki dan diimplementasikan dengan baik oleh setiap ASN dikarenakan oleh faktor penyebab internal dan eksternal. Secara etimologis,istilah “loyal”diadaptasi dari bahasa Prancis

yaitu “Loial” yang artinya mutu dari sikap setia. Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil,

3

kata loyal dapat dimaknai sebagai kesetiaan, paling tidak terhadap cita-cita

organisasi, dan lebih-lebih kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Terdapat beberapa ciri/karakteristik yang dapat digunakan oleh organisasi untuk mengukur loyalitas pegawainya, antara lain:

a. Taat pada Peraturan

b. Bekerja dengan Integritas

c. Tanggung Jawab pada Organisasi

d. Kemauan untuk Bekerja Sama

e. Rasa Memiliki yang Tinggi

f. Hubungan Antar Pribadi

g. Kesukaan Terhadap Pekerjaan

h. Keberanian Mengutarakan Ketidaksetujuan

i. Menjadi teladan bagi Pegawai lain

Loyal, merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN yang

dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara, dengan panduan perilaku:

a. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah

b. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara, serta

c. Menjaga rahasia jabatan dan negara

Adapun kata-kata kunci yang dapat digunakan untuk mengaktualisasikan panduan perilaku loyal tersebut di atas diantaranya adalah komitmen, dedikasi, kontribusi, nasionalisme dan pengabdian, yang dapat disingkat menjadi “KoDeKoNasAb”. Secara umum, untuk menciptakan dan membangun rasa setia (loyal) pegawai terhadap organisasi, hendaknya beberapa hal berikut dilakukan:

a. Membangun Rasa Kecintaaan dan Memiliki

b. Meningkatkan Kesejahteraan

c. Memenuhi Kebutuhan Rohani

d. Memberikan Kesempatan Peningkatan Karir

e. Melakukan Evaluasi secara Berkala Setiap ASN harus senantiasa menjunjung tinggi kehormatan negara, pemerintah, dan martabat pegawai negeri sipil, serta senantiasa mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri, seseorang atau golongan sebagai wujud loyalitasnya terhadap bangsa dan negara. Agar para ASN mampu menempatkan kepentingan bangsa dan Negara di atas kepentingan lainnya dibutuhkan langkah-langkah konkrit,

4

diantaranya melalui pemantapan Wawasan Kebangsaan. Selain memantapkan

Wawasan Kebangsaan, sikap loyal seorang ASN dapat dibangun dengan cara terus meningkatkan nasionalismenya kepada bangsa dan negara.

Sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang ASN, ASN sebagai profesi berlandaskan pada prinsip Nilai Dasar (pasal 4) serta Kode Etik dan Kode Perilaku (Pasal 5, Ayat 2) dengan serangkaian Kewajibannya (Pasal 23). Untuk melaksanakan dan mengoperasionalkan ketentuan-ketentuan tersebut maka dirumuskanlah Core

Value ASN BerAKHLAK yang didalamnya terdapat nilai Loyal dengan 3 (tiga) panduan perilaku (kode etik) nya. Sifat dan sikap loyal warga negara termasuk PNS terhadap bangsa dan negaranya dapat diwujudkan dengan mengimplementasikan Nilai-Nilai

Dasar Bela Negara dalam kehidupan sehari-harinya, yaitu:

a. Cinta Tanah Air

b. Sadar Berbangsa dan Bernegara

c. Setia pada Pancasila sebagai Ideologi Negara

d. Rela Berkorban untuk Bangsa dan Negara

e. Kemampuan Awal Bela Negara

6. Adaptif

Adaptasi merupakan kemampuan alamiah dari makhluk hidup. Organisasi dan individu di dalamnya memiliki kebutuhan beradaptasi selayaknya makhluk hidup, untuk mempertahankan keberlangsungan hidupnya. Kemampuan beradaptasi juga memerlukan adanya inovasi dan kreativitas yang ditumbuhkembangkan dalam diri individu maupun organisasi. Di dalamnya dibedakan mengenai bagaimana individu dalam organisasi dapat berpikir kritis versus berpikir kreatif. Pada level organisasi, karakter adaptif diperlukan untuk memastikan keberlangsungan organisasi dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Penerapan budaya adaptif dalam organisasi memerlukan beberapa hal, seperti di antaranya tujuan organisasi, tingkat kepercayaan, perilaku tanggung jawab, unsur kepemimpinan dan lainnya.

Dan budaya adaptif sebagai budaya ASN merupakan kampanye untuk membangun karakter adaptif pada diri ASN sebagai individu yang menggerakkan organisasi untuk mencapai tujuannya. Perilaku adaptif merupakan tuntutan yang harus dipenuhi dalam mencapai tujuan – baik individu maupun organisasi – dalam situasi apa pun.

Salah satu tantangan membangun atau mewujudkan individu dan organisasi adaptif tersebut adalah situasi VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity). Hadapi Volatility dengan Vision, hadapi uncertainty dengan understanding, hadapi complexity dengan clarity, dan hadapi ambiguity dengan

5

agility.

Organisasi adaptif yaitu organisasi yang memiliki kemampuan untuk merespon perubahan lingkungan dan mengikuti harapan stakeholder dengan cepat dan fleksibel. Budaya organisasi merupakan faktor yang sangat penting di dalam organisasi sehingga efektivitas organisasi dapat ditingkatkan dengan menciptakan budaya yang tepat dan dapat mendukung tercapainya tujuan organisasi. Bila budaya organisasi telah disepakati sebagai sebuah strategi perusahaan maka

budaya organisasi dapat dijadikan alat untuk meningkatkan kinerja. Dengan adanya pemberdayaan budaya organisasi selain akan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.

7. Kolaboratif

Definisi Kolaborasi berkaitan dengan definisi, akan dijelaskan mengenai beberapa definisi kolaborasi dan collaborative governance. Dyer and Singh (1998, dalam Celik et al, 2019) mengungkapkan bahwa kolaborasi adalah “ value generated from an alliance between two or more firms aiming to become more competitive by developing shared routines”. Sedangkan Gray (1989) mengungkapkan bahwa : Collaboration is a process though which parties with different expertise, who see different aspects of a problem, can constructively explore differences and find novel solutions to problems that would have been more difficult to solve without the other’s perspective (Gray, 1989).

Lindeke and Sieckert (2005) mengungkapkan bahwa kolaborasi adalah: Collaboration is a complex process, which demands planned, intentional knowledge sharing that becomes the responsibility of all parties (Lindeke and Sieckert, 2005). Mengenal Whole-of-Government (WoG) WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai

tujuan- tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik.

Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang relevan.

Dalam pengertian ini WoG dipandang menunjukkan atau menjelaskan bagaimana instansi pelayanan publik bekerja lintas batas atau lintas sektor guna mencapai

tujuan bersama dan sebagai respon terpadu pemerintah terhadap isu-isu tertentu.

Untuk kasus Australia berfokus pada tiga hal yaitu pengembangan kebijakan, manajemen program dan pemberian layanan. Dari definisi ini diketahui bahwa WoG

6

merupakan pendekatan yang menekankan aspek kebersamaan dan menghilangkan

sekat-sekat sektoral yang selama ini terbangun dalam model NPM. Bentuk pendekatannya bisa dilakukan dalam pelembagaan formal atau pendekatan informal.

Dalam pengertian USIP, WoG ditekankan pada pengintegrasian upaya- upaya kementerian atau lembaga pemerintah dalam mencapai tujuan-tujuan bersama. WoG juga dipandang sebagai bentuk kerjasama antar seluruh aktor, pemerintah dan sebaliknya. Pengertian dari USIP ini menunjukkan bahwa WoG tidak hanya merupakan pendekatan yang mencoba mengurangi sekat-sekat sektor, tetapi juga penekanan pada kerjasama guna mencapai tujuan-tujuan bersama. Dari dua pengertian di atas, dapat diketahui bahwa karakteristik pendekatan WoG dapat dirumuskan dalam prinsip-prinsip kolaborasi, kebersamaan, kesatuan, tujuan bersama, dan mencakup keseluruhan aktor dari seluruh sektor dalam pemerintahan. Kolaboratif dalam Konteks Organisasi Pemerintah Penelitian yang

dilakukan oleh Custumato (2021) menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam kolaborasi antar lembaga pemerintah adalah kepercayaan, pembagian kekuasaan, gaya kepemimpinan, strategi manajemen dan formalisasi pada pencapaian kolaborasi yang efisien dan efektif antara entitas publik.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Astari dkk (2019) menunjukkan bahwa ada beberapa faktor yang dapat menghambat kolaborasi antar organisasi pemerintah. Penelitian tersebut merupakan studi kasus kolaborasi antar organisasi pemerintah dalam penertiban moda transportasi di Kota Makassar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kolaborasi mengalami beberapa hambatan yaitu: ketidakjelasan batasan masalah karena perbedaan pemahaman dalam kesepakatan kolaborasi. Selain itu, dasar hukum kolaborasi juga tidak jelas. (Modul Kolaboratif, 2021)

D.Kedudukan dan Peran ASN dalam Mewujudkan Smart Governance

1. Manajemen ASN

Manajemen ASN terdiri dari Manjemen PNS dan Manajemen PPPK. Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan, pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensisun dan hari tua, dan perlindungan. Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan; pengadaan; penilaian kinerja; penggajian dan tunjangan; pengembangan kompetensi; pemberian penghargaan; disiplin; pemutusan hubungan perjanjian kerja; dan perlindungan.

Pengisian jabatan pimpinan tinggi utama dan madya pada kementerian,

7

kesekretariatan lembaga negara, lembaga nonstruktural, dan Instansi Daerah dilakukan secara terbuka dan kompetitif di kalangan PNS dengan memperhatikan syarat kompetensi, kualifikasi, kepangkatan, pendidikan dan latihan, rekam jejak jabatan, dan integritas serta persyaratan lain yang dibutuhkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pejabat Pembina Kepegawaian dilarang mengganti Pejabat Pimpinan Tinggi selama 2 (dua) tahun terhitung sejak pelantikan Pejabat Pimpinan Tinggi, kecuali Pejabat Pimpinan Tinggi tersebut melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan dan tidak lagi memenuhi syarat jabatan yang ditentukan.

Penggantian pejabat pimpinan tinggi utama dan madya sebelum 2 (dua) tahun dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan Presiden. Jabatan Pimpinan Tinggi hanya dapat diduduki paling lama 5 (lima) tahun. Dalam pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi, Pejabat Pembina Kepegawaian memberikan laporan proses pelaksanaannya kepada

KASN. KASN melakukan pengawasan pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi baik berdasarkan laporan yang disampaikan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian maupun atas inisiatif sendiri.

Pegawai ASN dapat menjadi pejabat Negara. Pegawai ASN dari PNS yang diangkat menjadi Pejabat Negara diberhentikan sementara dari jabatannya dan tidak kehilangan status sebagai PNS. Pegawai ASN berhimpun dalam wadah korps profesi.

Pegawai ASN Republik Indonesia. Korps profesi Pegawai ASN Republik Indonesia

memiliki tujuan: menjaga kode etik profesi dan standar pelayanan profesi ASN; dan mewujudkan jiwa korps ASN sebagai pemersatu bangsa. Untuk menjamin efisiensi, efektivitas, dan akurasi pengambilan keputusan dalam Manajemen ASN diperlukan Sistem Informasi ASN. Sistem Informasi ASN diselenggarakan secara nasional dan terintegrasi antarInstansi Pemerintah. Sengketa Pegawai ASN diselesaikan melalui upaya administratif. Upaya administratif terdiri dari keberatan dan banding administrative.

Berdasarkan arahan bapak presiden pada poin pembangunan SDM dan persiapan kebutuhan SDM talenta digital, Literasi digital berfungsi untuk meningkatkan kemampuan kognitif sumber daya manusia di Indonesia agar keterampilannya tidak sebatas mengoperasikan gawai. Kerangka kerja literasi digital untuk kurikulum terdiri dari digital skill, digital culture, digital ethics, dan digital safety. Kerangka kurikulum literasi digital digunakan sebagai metode pengukuran tingkat kompetensi kognitif dan afektif masyarakat dalam menguasai teknologi digital. Digital skill merupakan Kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK serta sistem operasi

8
2. Smart ASN

digital dalam kehidupan sehari-hari. Digital culture merupakan Kemampuan individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari dan digitalisasi kebudayaan melalui pemanfaatan TIK. Digital ethics merupakan Kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-hari. Digital safety

merupakan Kemampuan User dalam mengenali, mempolakan, menerapkan, menganalisis, menimbang dan meningkatkan kesadaran pelindungan data pribadi dan keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari.

Seorang pengguna yang memiliki kecakapan literasi digital yang bagus tidak hanya mampu mengoperasikan alat, melainkan juga mampu bermedia digital dengan penuh tanggung jawab. Terdapat dua poros yang membagi area setiap domain kompetensi. Poros pertama, yaitu domain kapasitas ‘single–kolektif’ memperlihatkan rentang kapasitas literasi digital sebagai kemampuan individu untuk mengakomodasi kebutuhan individu sepenuhnya hingga kemampuan individu untuk berfungsi sebagai bagian dari masyarakat kolektif/societal.

Sementara itu, poros berikutnya adalah domain ruang ‘informal–formal’ yang memperlihatkan ruang pendekatan dalam penerapan kompetensi literasi digital. Ruang informal ditandai dengan pendekatan yang cair dan fleksibel, dengan instrumen yang lebih menekankan pada kumpulan individu sebagai sebuah kelompok komunitas/masyarakat. Sedangkan ruang formal ditandai dengan pendekatan yang lebih terstruktur dilengkapi instrumen yang lebih menekankan pada kumpulan individu sebagai ‘warga negara digital.’ Blok-blok kompetensi semacam ini memungkinkan kita melihat kekhasan setiap modul sesuai dengan domain kapasitas dan ruangnya. Digital Skills (Cakap Bermedia Digital) merupakan dasar dari kompetensi literasi digital, berada di domain ‘single, informal’. Digital Culture (Budaya Bermedia Digital) sebagai wujud kewarganegaraan digital dalam konteks keindonesiaan berada pada domain ‘kolektif, formal’ dimana kompetensi digital individu difungsikan agar mampu berperan sebagai warganegara dalam batas-batas formal yang berkaitan dengan hak, kewajiban, dan tanggung jawabnya dalam ruang ‘negara’. Digital Ethics (Etis Bermedia Digital) sebagai panduan berperilaku terbaik di ruang digital membawa individu untuk bisa menjadi bagian masyarakat digital, berada di domain ‘kolektif, informal’. Digital Safety (Aman Bermedia Digital) sebagai panduan bagi individu agar dapat menjaga keselamatan

9

dirinya berada pada domain ‘single, formal’ karena sudah menyentuh instrumeninstrumen hukum positif.

Dunia digital saat ini telah menjadi bagian dari keseharian kita. Berbagai fasilitas dan aplikasi yang tersedia pada gawai sering kita gunakan untuk mencari informasi bahkan solusi dari permasalahan kita sehari-hari. Durasi penggunaan internet harian masyarakat Indonesia hingga tahun 2020 tercatat tinggi, yaitu 7 jam 59 menit (APJII, 2020. Angka ini melampaui waktu rata-rata masyarakat dunia yang hanya menghabiskan 6 jam 43 menit setiap harinya. Bahkan menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2020, selama pandemi COVID-19 mayoritas masyarakat Indonesia mengakses internet lebih dari 8 jam sehari. Pola kebiasaan baru untuk belajar dan bekerja dari rumah secara daring ikut membentuk perilaku kita berinternet. Literasi Digital menjadi kemampuan wajib yang harus dimiliki oleh masyarakat untuk saling melindungi hak digital setiap warga negara. (Modul SMART ASN, 2021)

10

BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI

A. Kegiatan Tugas Pokok Jabatan

Berdasarkan Permenpan RB No 13 tahun 2021, tugas Jabatan Fungsional Apoteker

yaitu melaksanakan Praktik Kefarmasian yang meliputi penyusunan rencana Praktik

Kefarmasian, pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan BMHP, pelayanan farmasi klinik, sterilisasi sentral, pelayanan farmasi khusus, serta penerapan kajian farmakoekonomi dan uji klinik. Berikut adalah uraian tugas pokok dan fungsi jabatan yang dihubungkan dengan kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan sebagai berikut:

Tabel 3.1 Penjelasan Kegiatan Tugas Pokok dan Fungsi Jabatan

No. Tugas Pokok dan Fungsi Jabatan Kondisi Saat Ini

1. Melakukan kegiatan visite rawat inap

2. Melakukan Pemberian Informasi Obat (PIO)

3. Melakukan kegiatan konseling

Dilakukan sesuai SOP

Dilakukan sesuai SOP

Dilakukan sesuai SOP

Belum optimalnya pengkajian resep dikarenakan pengkajian resep yang sudah secara

Kondisi Yang Diharapkan

Dilakukan sesuai SOP

Dilakukan sesuai SOP

Dilakukan sesuai SOP

4.

Melakukan Pengkajian dan Pelayanan resep

elektronik dengan saat kondisi

antrian pasien yang ramai

sehingga petugas farmasi kesulitan melakukannya secara optimal

Pengkajian dan Pelayanan resep dilakukan dengan optimal

5.

Melakukan kegiatan Monitoring Efek Samping Obat (MESO)

Belum dilakukannya pencatatan dan pelaporan MESO karena

data untuk pengisian form ESO

elektronik belum efektif dan sesuai SOP

kegiatan pencatatan dan pelaporan Monitoring

Efek Samping Obat

(MESO) dilakukan sesuai dengan SOP

11

6. Penelusuran riwayat penggunaan obat

Penelusuran riwayat penggunaan obat telah dilakukan

Penelusuran riwayat penggunaan obat dilakukan

7. Rekonsiliasi obat Dilakukan sesuai SOP Dilakukan sesuai SOP

8. Melakukan stock opname

Dilakukan sesuai SOP Dilakukan sesuai SOP

Kegiatan supervisi

9. Supervisi lemari obat/EKit

belum optimal nya kegiatan supervisi karena kegiatan supervise belum dilakukan secara berkala oleh seluruh petugas farmasi

dilakukan secara berkala dan optimal dilaksanakan oleh

seluruh petugas farmasi sesuai dengan SOP

10.

Konsultasi dengan dokter, perawat dan tenaga kesehatan lainnya

Konsultasi dengan dokter, perawat dan tenaga kesehatan lainnya sudah dilakukan

Konsultasi dengan dokter, perawat dan tenaga kesehatan lainnya sudah dilakukan

B. Identifikasi Isu

Berdasarkan hasil identifikasi isu, penulis memperoleh beberapa isu yang diperkuat oleh mentor dan diangkat untuk diidentifikasi sebagai berikut:

1. Belum optimalnya pengkajian e-resep dari data SIRS di Instalasi

Farmasi RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan tahun 2021-2022

Pengkajian resep dilakukan untuk menganalisa adanya masalah terkait obat, bila ditemukan masalah terkait obat harus dikonsultasikan kepada dokter penulis resep. Apoteker harus melakukan pengkajian resep sesuai persyaratan administrasi, persyaratan farmasetik, dan persyaratan klinis baik untuk pasien rawat inap maupun rawat jalan. Apoteker memiliki peran penting untuk melakukan pengkajian resep untuk menghindari medicationerrordan menjamin keselamatan pasien, pengkajian tersebut meliputi verifikasi resep dan telaah resep. Di RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan sudah menjalankan elektronik resep dengan sistem digital.

12

Verifikasi e-resep yang telah disediakan belum sepenuhnya dilakukan oleh petugas farmasi dan hasil pelaporan nya belum ada pada tahun 2021-2022, dikarenakan alur sistem verifikasi e-resep yang ada di billing e-resep belum tepat.

Dimana seharusnya verifikasi e-resep ini berada di awal alur penerimaan resep pasien, sehinga pelaksanaan pengerjaan verifikasi e-resep secara otomatis akan selalu terisi di bagian kolom verifikasi resep.

Tentunya hal ini bertentangan dengan jiwa enterpreneurship yang dapat diartikan tidak mudah putus asa dalam terus mengupayakan pelayanan farmasi klinik yaitu salah satunya pengkajian e-resep Dan tentunya Apoteker harus mampu dalam menguasai IT/ cakap digital untuk mendukung kelancaran pengelolaan pelayanan farmasi klinik dengan adanya transformasi dari pengkajian resep manual menjadi e-resep.

2. Belum dilakukannya pencatatan dan pelaporan Monitoring Efek Samping Obat (MESO) di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan tahun 2021-2022

Monitoring Efek Samping Obat (MESO) merupakan kegiatan pemantauan setiap respon terhadap obat yang tidak dikehendaki, yang terjadi pada dosis lazim yang digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosa dan terapi.

Pencatatan efek samping obat dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan seperti dokter, perawat, atau apoteker. Sedangkan pelaporan MESO harus dilakukan oleh petugas farmasi khususnya apoteker, untuk dilaporkan lebih lanjut ke Tim Farmasi dan Terapi dan pusat monitoring efek samping obat nasional. Namun data dokumentasi pelaporan MESO di Farmasi RS Jiwa DR Soeharto Heerdjan pada tahun 2021-2022 belum ada, sehingga diperlukannya perbaikan sistem pencatatan MESO yang lebih efektif dan efisien untuk memudahkan pelaporan MESO bagi apoteker.

Tentunya hal ini bertentangan dengan jiwa Profesionalisme, Menguasai IT, dan berjiwa Enterpreneurship. Yang seharusnya dimiliki oleh pelayan publik untuk mengoptimalkan pengelolaan pelayanan kefarmasian.

3. Belum optimalnya kegiatan supervisi emergency KIT di RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan pada tahun 2022

Supervisi emergency KIT diperlukan karena perbekalan farmasi dan alat kesehatan yang berada di luar instalasi farmasi yang seharusnya menjadi

13

tanggung jawab petugas farmasi khususnya apoteker namun diperlukan di setiap ruangan rawat inap, poliklinik, dan IGD yang sangat dibutuhkan sewaktu dalam keadaan emergency. Untuk itu apoteker perlu mengontrol dan mengawasi perbekalan farmasi dan alat kesehatan yang sudah ditetapkan kebutuhan dan jumlahnya dengan cara supervisi. Namun pelaksanaan supervisi emergency KIT di rumah sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan pada tahun 2022 belum seluruhnya dilakukan, dengan belum adanya data lengkap dari seluruh dokumen supervisi emergency KIT. Hal ini tentu perlu adanya perbaikan sistem kerja petugas farmasi yang menjadi tanggung jawab apoteker.

Tentunya hal ini bertentangan dengan profesionalisme, integritas, jiwa entrepreneurship. Dimana kegiatan ini harus memiliki rasa tanggung jawab terhadap profesi, cekatan dan rajin untuk menjalankan kegiatan supervisi secara berkala.

C. Penetapan Core Isu

Berdasarkan identifikasi isu yan telah diperoleh sebelumnya, maka diperlukan penetapan core isu dengan teknik memilah isu. Teknik memilah isu yang akan diuraikan menggunakan analisis APKL, dengan kriteria:

1. Komponen aktual (A) digunakan untuk menilai isu yang benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat.

2. Komponen problematik (P) digunakan untuk menilai kompleksitas dimensi masalah sehingga perlu segera dicari solusinya secara komprehensif.

3. Komponen kekhalayakan (K) digunakan untuk menilai keterlibatan hajat hidup orang banyak.

4. Komponen kelayakan (L) digunakan untuk menilai masuk akal, realita, relevansi dan dapat dimunculkannya inisiatif pemecahan masalah.

Berikut teknik memilah isu dengan analisis kriteria APKL sebagai berikut:

14

Belum optimalnya pengkajian

Analisis kriteria APKL:

1. Aktual

Berdasarkan dari hasil analisis APKL diatas, didapatkan bahwa nilai Aktual ketiga isu

tersebut adalah lima karena isu-isu tersebut benar terjadi di lapangan dan dilakukan kegiatannya secara nyata.

2. Problematik

Berdasarkan dari hasil analisis APKL, didapatkan bahwa nilai Problematik isu kedua

lebih tinggi nilainya dibandingan isu pertama dan ketiga. Hal ini dikarenakan isu kedua

memiliki masalah yang harus didapatkan solusinya sehingga pelayanan kefarmasian

15
ISU Kriteria Jumlah Prioritas Keterkaitan dengan agenda III A P K L
Tabel 3.2 Penetapan Core Isu
e-resep
Heerdjan pada tahun 2021-2022 5 4 4 5 18 II Smart ASN
di Instalasi Farmasi RS Jiwa Dr. Soeharto
Monitoring Efek Samping Obat (MESO) di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan tahun 2021-2022 5 5 4 5 19 I Manajemen ASN Belum
pelaksanaan supervisi emergency KIT di RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan pada tahun 2022 5 3 4 5 17 III Manajemen ASN
Belum dilakukannya pencatatan dan pelaporan
optimalnya

sebagai salah satu tugas pokok dan fungsi apoteker dapat dilaksanakan sesuai dengan SOP. Selain itu isu kedua sangat mempengaruhi dampak mutu dan keselamatan pasien sebagai bentuk indikator insiden keselamatan pasien. Untuk isu pertama nilainya lebih rendah dibanding isu kedua namun lebih tinggi dari isu ketiga karena isu kedua memiliki masalah yang lebih kompleks dari isu ketiga namun tidak terlalu dibanding isu kedua karena pengkajian resep elektronik masih dilakukan dengan keadaan pasien tidak terlalu ramai. Dan isu ketiga memiliki nilai tiga karena masih dilakukan namun belum optimal karena kettidakpatuhan seluruh petugas untuk melaksanakan kegiatan supervisi, dan hal ini masih dapat dibenahi dengan komunikasi dalam kegiatan rapat internal.

3. Kekhalayakan

Nilai Kekhalayakan dari setiap masing-masing isu mendapatkan nilai sama yaitu empat, karena semua kegaitan tidak terlalu melibatkan hajat hidup orang banyak namun tetap menjadi isu yang perlu diperhatikan prioritasnya.

4. Kelayakan

Dan yang terakhir berdasarkan dari hasil analisis APKL , yaitu komponenKelayakan diadapatkan bahwa ketiga isu tersebut adalah lima karena isu-isu tersebut masuk akal, realita, relevansi dan dapat dimunculkannya inisiatif pemecahan masalahnya.

Berdasarkan hasil analisis isu dengan menggunakan teknik APKL, maka diperoleh peringkat prioritas dari isu-isu yang telah ditemukan. Isu yang menduduki peringkat pertama atau core isu yang perlu dipecahkan solusinya adalah “Belum dilakukannya pencatatan dan pelaporan Monitoring Efek Samping Obat (MESO) di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan tahun 2021-2022”.

D.Deskripsi Core Isu

Kegiatan monitoring efek samping obat merupakan salah satu tugas pokok dan fungsi apoteker, dimana kegiatan ini berperan penting dalam pemantauan aspek keamanan obat pasca pemasaran dilakukan untuk mengetahui efektivitas (efectiveness) dan keamanan penggunaan obat pada kondisi kehidupan nyata atau praktik klinik yang sebenarnya. Dalam hal pengertiannya monitoring efek samping obat merupakan suatu proses kegiatan pemantauan setiap respons terhadap obat yang merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis lazim yang digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosa, dan terapi.

16

Pada kasus ini setelah didapatkan berdasarkan data dan wawancara bahwa pencatatan dan pelaporan MESO belum ada dalam dua tahun terakhir, dikarenakan data pendukung berupa formulir efek samping obat dialihkan dari manual ke elektronik melalui system informasi rumah sakit. Setelah ditelaah lebih lanjut formulir elektronik tersebut belum efektif digunakan sehingga belum pernah disosialisasikan oleh petugas farmasi ke tenaga kesehatan. Dengan adanya penyebab masalah tersebut penulis mengamati data formulir efek samping obat elektronik tersebut tidak sistematis alur pencatatan nya sehingga belum efektif untuk digunakan. Dengan belum siapnya data formulir elektronik tersebut maka perlu adanya pengkajian ulang formulir dengan literatur pendukung untuk mendapatkan data yang menjadi dasar pencatatan dan pelaporan monitoring efek samping obat (MESO).

E. Analisis Penyebab Isu

Setelah didapatkan deskrispi core isu maka dilakukan analisis penyebab isu dengan menggunakan fishbone diagram untuk mengetahui sejumlah faktor yang menjadi penyebab munculnya isu, yaitu sebagai berikut:

Fishbone Diagram

System Suppliers

Formulir Efek Samping Obat (ESO) elektronik yang diperoleh pada aplikasi sistem informasi rumah sakit belum efekif karena datanya belum lengkap sesuai dengan panduan MESO

SOP MESO yang lama belum disesuaikan dengan adanya formulir efek samping obat (ESO) elektronilk

Belum dilakukannya pencatatan dan pelaporan Monitoring

Efek Samping Obat

(MESO) di Instalasi

Formulir ESO elektronik belum disosialisasikan ke seluruh petugas kesehatan

Surrounding

Farmasi Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto

Heerdjan

Apoteker belum memahami pengetahuan data pengisian ESO elektronik

Petugas kesehatan yang menemukan kejadian ESO belum memahami cara pengisian formulir ESO elektronik

Skills

17

Gambar 3.1 Diagram Fish bone

F. Gagasan Pemecahan Isu

Berdasarkan isu yang telah dipaparkan gagasan kreatif yang diusulkan untuk menyelesaikan isu tersebut adalah “Pembuatan SOP Monitioring Efek Samping Obat (MESO) dan Formulir Efek Samping Obat (ESO) Elektronik di Instalasi Farmasi RS

Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan”.

Adapun gagasan kreatif yang akan dilaksanakan berupa rencana kegiatan yang disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi apoteker dalam melakukan kegiatan pelayanan kefarmasian klinik, yaitu sebagai berikut :

Tabel 3.3 Rencana Kegiatan

No. Rencana Kegiatan

1. Koordinasi rencana kegiatan kepada kepala instalasi farmasi SKP Kepala Instalasi Farmasi

2. Penyusunan draftSOP MESO SKP Kepala Instalasi Farmasi

3. Mengkaji formulir ESO elektronik yang ada dengan litertur panduan MESO Inovasi Kepala Instalasi Farmasi

4. Membuat draft formulir ESO untuk dimasukkan kedalam sistem elektronik Inovasi Tim SIRS

5. Uji coba formulir ESO elektronik Inovasi Tim SIRS

6. Finalisasi SOP MESO SKP Kepala Instalasi Farmasi

Seluruh tenaga

7. Sosialisasi SOP MESO dan cara pengisian form ESO elekronik Inovasi

kesehatan di Rumah

Sakit Jiwa Dr. Soeharto

Heerdjan

Seluruh tenaga

8. Evaluasi penerapan SOP MESO dan pengisian Formulir ESO eelektronik SKP

kesehatan di Rumah

Sakit Jiwa Dr. Soeharto

Heerdjan

18
Sumber Pihak yang Terlibat

G. Matriks Rancangan Kegiatan Aktualisasi

Dari hasil rekomendasi atau gagasan penyelesaikan isu yang didapatkan maka, disusunlah kegiatan-kegiatan pemecahan isu yang dikaitkan dengan SKP dan inovasi berupa Matriks Rancangan Kegiatan Aktualisasi. Berikut tabel Matriks Rancangan Kegiatan Aktualisasi yang akan

diaktualisasikan:

Unit Kerja : Instalasi Farmasi RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan

CoreIsu : Belum adanya pencatatan dan pelaporan Monitoring Efek Samping Obat (MESO) di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Jiwa

Dr. Soeharto Heerdjan tahun 2021-2022

Gagasan Pemecah Isu: Pembuatan SOP Monitioring Efek Samping Obat (MESO) dan Formulir Efek Samping Obat (ESO) Elektronik di Instalasi

Farmasi RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan

Tabel 3.4 Matriks Rancangan Kegiatan Aktualisasi

Kontribusi

Visi

1.1 Menyiapkan

bahan diskusi untuk membahas

Catatan rencana kegiatan yang akan

didiskusikan

Dalam menyiapkan bahan

diskusi dibutuhkan

ketelitian dan kecermatan

serta bertangung jawab

Kontribusi kegiatan ini

adalah sebagai

perwujudan Misi Rumah

Sakit yaitu :

Kegiatan ini

mendukung nilai

organisasi yaitu:

19
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil Keterkaitan Substansi terhadap Mata Pelatihan (BERAKHLAK)
Terhadap
dan Misi Organisasi
Nilai Organisasi 1 2 3 4 5 6 7 1 Koordinasi rencana kegiatan kepada
Penguatan

waktu dan tempat diskusi

Permohonan izin

rencana kegiatan

atas apa yang akan

disampaikan (akuntabel)

dengan melaksanakan

sebaik-baiknya (kompeten)

Meminta jadwal kepada

atasan dengan sopan dan ramah (berorientasi

pelayanan)

 Menyelenggarakan

kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan

rehabilitatif yang

komprehensif

profesional dan

bermutu berbasis

layanan neuropsikiatri

 Meningkatkan kualitas

Sumber Daya

Manusia yang

kompeten, profesional

R : Responsibility (Bertanggung

Jawab)

S : Sincerely (Ketulusan)

Catatan dan

arahan hasil

rencana kegiatan

Dalam berkoordinasi akan

mengedepankan sikap

terbuka menerima

masukan (kolaboratif),

mengikuti arahan dari

dan berintegritas.

20 No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil Keterkaitan Substansi terhadap Mata Pelatihan (BERAKHLAK) Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Organisasi Penguatan Nilai Organisasi 1 2 3 4 5 6 7 kepala instalasi farmasi rencana kegiatan
instalasi farmasi
1.2
Meminta
jadwal
kepada kepala
mengenai
rencana kegiatan
1.3 Mendiskusikan

2

Penyusunan

draftSOP

MESO

2.1

Mencari

informasi dari

literatur, jurnal

dan

kepustakaan

lainnya dalam

Panduan

pembuatan SOP

dan Softcopyatau

hardcopySOP

MESO yang lama

pimpinan selagi tidak

bertentangan dengan

peraturan yang berlaku

(loyal) menghargai

perbedaan (harmonis)

guna melakukan perbaikan

yang tiada henti untuk

kemajuan instansi dan

terus berinovasi

menghadapi perubahan

(adaptif)

Dalam mencari informasi

dan iteratur harus

bertindak proaktif

(adaptif) dibutuhkan

ketelitian dan kecermatan

(akuntabel)

Kontribusi kegiatan ini

adalah sebagai

perwujudan Misi Rumah

Sakit yaitu:

Meningkatkan kualitas

Sumber Daya Manusia

Kegiatan ini

mendukung nilai

organisasi yaitu:

R : Responsibility (Bertanggung

Jawab)

21 No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil Keterkaitan Substansi terhadap Mata
(BERAKHLAK)
Terhadap
Pelatihan
Kontribusi
Misi Organisasi
Nilai Organisasi 1 2 3 4 5 6 7
Visi dan
Penguatan

menyusun draft

SOP dengan

membandingka

n SOP MESO yg

lama

2.2 Meminta izin

jadwal

penyusunan

draft SOP

MESO

Permohonan izin

rencana

penyusunan draft

SOP MESO

Meminta izin kepada

atasan harus bertindak

sopan, ramah, solutif serta

dapat diandalkan

(berorientasi

pelayanan)

yang kompeten, profesional dan berintegritas

S : Sincerely (Ketulusan)

2.3 membahas

penyusunan

draft SOP

MESO dengan

membawa

Catatan hasil

diskusi dan arahan

yang akan

dilakukan

Dalam berdiskusi

dibutuhkan sikap saling

peduli dan menghargai

(harmonis) serta

bekerjasama untuk

mendapatkan hasil yang

22 No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil Keterkaitan Substansi terhadap Mata
Terhadap
Organisasi
Organisasi
6
Pelatihan (BERAKHLAK) Kontribusi
Visi dan Misi
Penguatan Nilai
1 2 3 4 5
7

3 Mengkaji

formulir ESO

elektronik yang ada

dengan

2.4 Mereviewdraft

SOP MESO dengan membandingka

n SOP MESO yang lama

3.1 Mengamati dan

mengkaji

formulir ESO

elektronik yang

ada

draftSOP MESO

hasil review

terbaik (kolaboratif).

serta berdedikasi

mengutamakan

kepentingan instansi

dibandingkan kepentingan

pribadi (loyal).

Untuk mereview kegiatan

ini dibutuhkan kerja keras

mendapatkan kinerja

terbaik (kompeten)

Catatan hasil

pengkajian dan

pengamatan

formulir ESO

elektronik

Dalam mengamati

dibuthukan ketelitian dan

tanggung jawab

(akuntabel) untuk

melaksanakan langkah

Kontribusi kegiatan ini

adalah sebagai

perwujudan Misi Rumah

Sakit yaitu :

Kegiatan ini

mendukung nilai

organisasi yaitu:

23 No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil Keterkaitan Substansi terhadap Mata Pelatihan (BERAKHLAK) Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Organisasi Penguatan Nilai Organisasi 1 2 3 4 5 6 7
MESO terbaru
pedoman

MESO

3.2 Mencari bahan

literatur untuk

mengkaji

formulir ESO

3.3 Meminta jadwal

untuk mendiskusikan

pengkajian

formulir ESO

elektronik

3.4 Mendiskusikan

pengkajian

formulir ESO

elektronik

Literatur untuk

panduan pengisian

formulir ESO

berupa pedoman

MESO

Permohonan ijin

jadwal diskusi

selanjutnya dengan

kualitas terbaik (kompeten)

Kegiatan ini membutuhkan

komitmen (loyal) dan

semangat untuk

mengembangkan

kreatifitas (adaptif)

Meminta jadwal

membutuhkan kesopanan, ramah dan solutif kepada

atasan (berorietasi

pelayanan)

Meningkatkan sarana

prasarana untuk

mendukung terwujudnya

layanan-layanan

unggulan dan pusat

rujukan layanan

neuropsikiatri.

R : Responsibility (Bertanggung

Jawab)

S : Sincerely (Ketulusan)

Catatan hasil

diskusi dan arahan

pembuatan draft

form ESO

Kegiatan ini membutuhkan

kerja sama yang baik

(kolaboratif) untuk

membangun lingkungan

24 No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil Keterkaitan Substansi terhadap Mata Pelatihan (BERAKHLAK) Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Organisasi Penguatan Nilai Organisasi 1 2 3 4 5 6 7 litertur panduan

4 Membuat

draft formulir ESO untuk

dimasukkan

kedalam sistem elektronik

4.1 Membuat draft

formulir ESO

draft formulir ESO yang akan

dibandingkan

dengan form ESO elektronik

(harmonis)

Dalam kegiatan menyusun

draft dibutuhkan kerja

keras mendapatkan

kinerja terbaik

(kompeten) serta

berdedikasi

mengutamakan

kepentingan instansi

dibandingkan kepentingan

pribadi (loyal).

Kontribusi kegiatan ini

adalah sebagai

perwujudan Misi Rumah

Sakit yaitu :

Menyelenggarakan

kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan

rehabilitatif yang

komprehensif profesional

dan bermutu berbasis

Kegiatan ini

mendukung nilai organisasi yaitu:

R : Responsibility (Bertanggung

Jawab)

S : Sincerely (Ketulusan)

J : Justice (Berkeadilan)

4.2 Mereview draft

formulir ESO

dengan membandingkan

Hasil review draft form ESO dan

catatan saran

untuk perbaikan

Kegiatan ini membutuhkan

kerja sama yang baik

(kolaboratif) untuk

membangun lingkungan

layanan neuropsikiatri;

25 No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil Keterkaitan Substansi terhadap Mata Pelatihan (BERAKHLAK) Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Organisasi Penguatan Nilai Organisasi 1 2 3 4 5 6 7 dengan literatur panduan MESO
kerja yang kondusif

formulir ESO elektronik

4.3Melakukan

perbaikan

pembuatan

draft form ESO

dari hasil review

4.4 Mengajukan

persetujuan

draftform ESO

telah direvisi

untuk

dimasukkan

kedalam form

ESO elektronik

draft form ESO

yang sudah direvisi

kerja yang kondusif

(harmonis)

untuk merevisi dibutuhkan

inovasi (adaptif)

draft from ESO

yang telah disetujui

untuk diajukan

kedalam form ESO

elektronik

dalam mengajukan

persetujuan dibutuhkan

sikap yang ramah, solutif dan dapat diandalkan

(berorientasi

pelayanan) dengan hasil

kerja yang dapat

dipertanggung jawabkan

(akuntabel)

26 No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil Keterkaitan Substansi terhadap Mata Pelatihan (BERAKHLAK) Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Organisasi Penguatan Nilai Organisasi 1 2 3 4 5 6 7

hasil pengisian from ESO

Hasil uji coba

rekaman pengisian form ESO

elektronik

kegiatan ini membutuhkan

sikap jujur, disiplin, bertanggungjawab dan

konsisten (akuntabel)

serta antusias dalam

menggerakan perubahan

(adaptif) karena kegiatan

ini merupakan salah satu

peningkatan kompetensi

(kompeten)

Kontribusi kegiatan ini

adalah sebagai

perwujudan Misi Rumah

Sakit yaitu :

Meningkatkan sarana

prasarana untuk

mendukung terwujudnya

layanan-layanan

unggulan dan pusat

rujukan layanan

Kegiatan ini

mendukung nilai organisasi yaitu:

R : Responsibility (Bertanggung

Jawab)

S : Sincerely (Ketulusan)

kedalam form

Hasil analisa form

MESO yang telah

terisi berdasarkan

rekaman form ESO

elektronik

Melakukan evaluasi

dengan cermat, jujur, dan

penuh tanggung jawab, (akuntabel) dalam

tujuan berkontribusi

memberikan (loyal)

pelayanan prima

neuropsikiatri.

27 No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil Keterkaitan Substansi terhadap Mata Pelatihan (BERAKHLAK)
Terhadap
dan Misi Organisasi Penguatan Nilai Organisasi 1 2 3 4 5 6 7
Kontribusi
Visi
ESO elektronik
5 Uji coba formulir
5.1 Melakukan uji
coba pengisian form ESO elektronik
5.2Melakukan evaluasi dari
elektronik

MESO kuning

untuk dianlisa

(berorientasi pelayan)

dengan menggerakan

pemanfaatan berbagai

sumber daya untuk tujuan

bersama (kolaboratif)

untuk membangun

lingkungan kerja yang

nyaman (harmonis)

Visi

6 Finalisasi SOP

MESO 6.1 Mengajukan

draftSOP

MESO yang

telah direview

draftSOP MESO

dalam bentuk soft

copydan hardcopy

Dalam kegiatan ini akan

mengedepankan nilai

kejujuran (akuntabel), menjaga

kesopanan, dan bersikap

ramah, menghormati

atasan (berorientasi

pelayanan) guna

membangun lingkungan

Kontribusi kegiatan ini

adalah sebagai

perwujudan Misi Rumah

Sakit yaitu :

Menyelenggarakan

kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan

rehabilitatif yang

komprehensif profesional

Kegiatan ini

mendukung nilai

organisasi yaitu:

R : Responsibility (Bertanggung

Jawab)

J : Justice (Berkeadilan)

28 No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil Keterkaitan Substansi terhadap Mata Pelatihan (BERAKHLAK)
Terhadap
Kontribusi
dan Misi Organisasi Penguatan Nilai Organisasi 1 2 3 4 5 6 7

6.2Melakukan

draftSOP MESO

yang sudah direvisi

serta catatan saran

hasil reviewdan

saran perbaikan

dari kepala

instalasi farmasi

6.3Mengajukan

draftSOP MESO

untuk disahkan

dan difinalisasi

menjadi SOP

untuk pengajuan

draftSOP MESO

untuk disahkan dan

difinalisasi

draft SOP MESO

yang telah disetujui

untuk disahkan dan

difinalisasi

kerja yang kondusif

(harmonis)

untuk merevisi dibutuhkan

inovasi (adaptif) dan

kerja keras untuk

mendapatkan kinerja

terbaik (kompeten)

dan bermutu berbasis

layanan neuropsikiatri

Kegiatan ini membutuhkan

komitmen atas apa yang

telah dikerjakan (loyal)

dan membutuhkan

kerjasama yang baik

untuk mendapatkan hasil

yang lebih baik

(kolaboratif)

29 No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil Keterkaitan Substansi terhadap Mata Pelatihan (BERAKHLAK) Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Organisasi Penguatan Nilai Organisasi 1 2 3 4 5 6 7
revisi berdasarkan

7 Sosialisasi

SOP MESO yang telah

disetujui dan cara

pengisian

form ESO elekronik

7.1 Menyiapkan

bahan tayang dan waktu

sosialisasi SOP

MESO dan form

ESO elektronik

7.2 Membuat undangan sosialisasi SOP

MESO dan cara

pengisian form

ESO elekronik

Bahan tayang dan

waktu pelaksanaan

sosialisasi

Menyiapkan bahan tayang

dan waktu kegiatan

diperlukan kreatifitas

(adaptif) dan disiplin

serta bertanggung jawab

Kontribusi kegiatan ini

adalah sebagai

perwujudan Misi Rumah

Sakit yaitu : Menyelenggarakan

Kegiatan ini

mendukung nilai

organisasi yaitu:

R : Responsibility (Bertanggung

Undangan sosialisasi

(akuntabel) Membuat undangan

sosialisasi dengan cermat

dan teliti (akuntabel),

menggunakan bahasa

Indonesia yang baik dan

benar (loyal), serta

bersikap ramah dan sopan

(berorientasi

pelayanan)

penelitian dan pelatihan yang berbasis layanan

neuropsikiatri.

Jawab)

J : Justice (Berkeadilan)

S : Social (Sosial)

H : Humanity (Kemanusiawian)

7.3 Sosialisasi SOP

MESO dan cara

peserta sosialisasi

dapat memahami

dibutuhkan kerjasama

untuk mendapatkan hasil

30 No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil Keterkaitan Substansi terhadap Mata Pelatihan (BERAKHLAK)
Terhadap
dan Misi Organisasi Penguatan Nilai Organisasi 1 2 3 4 5 6 7
Kontribusi
Visi

8 Evaluasi

penerapan

SOP MESO dan pengisian

Formulir ESO

eelektronik

pengisian form

ESO elekronik SOP MESO dan cara pengisian

form ESO

elektronik dan ada

bukti dokumentasi

kerja yang baik

(kolaboratif) dan keselerasana untuk

membangun lingkungan

yang kondusif

(harmonis)

8.1 Menyusun instrument evaluasi

Instrumen Evaluasi

berupa pertanyaan

dalam bentuk

googleform

Dibutuhkan ketelitian dan

integritas yang tinggi

(akuntabel) dan

berkontribusi melakukan

penyusunan instrument

(loyal) dibuat dengan

bahasa yang baik, sopan

dan solutif (berorientasi

pelayanan)

Kontribusi kegiatan ini

adalah sebagai

perwujudan Misi Rumah

Sakit yaitu : Menyelenggarakan

kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan

rehabilitatif yang

komprehensif profesional

dan bermutu berbasis

layanan neuropsikiatri;

Kegiatan ini

mendukung nilai

organisasi yaitu:

R : Responsibility (Bertanggung

Jawab)

S : Sincerely (Ketulusan)

J : Justice (Berkeadilan)

S : Social (Sosial)

31 No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil Keterkaitan Substansi terhadap Mata
(BERAKHLAK)
Organisasi
Organisasi 1 2
5 6 7
Pelatihan
Kontribusi Terhadap Visi dan Misi
Penguatan Nilai
3 4

8.2 Melakukan

Hasil evaluasi yang

telah diisi oleh

petugas kesehatan

Diperlukan kompetensi

untuk mengevaluasi hasil

evaluasi (kompeten) dan

bersikap proaktif

(adaptif)

8.3 Menindaklanjuti hasil evaluasi

Didapatkan

formulir ESO

elektronik yang

telah

disempurnakan

Dibutuhkan kepedulian

antar unit lain untuk

membangun lingkungan

kerja yang kondusif

(harmonis) sehingga

dapat bekerja sama untuk

mendapatkan nilai tambah

(kolaboratif)

32 No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil Keterkaitan Substansi terhadap Mata Pelatihan (BERAKHLAK) Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Organisasi Penguatan Nilai Organisasi 1 2 3 4 5 6 7
evaluasi
H : Humanity (Kemanusiawian)

H.Rencana Jadwal kegiatan Aktualisasi

Tabel 3.5 Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi

Rencana Aktualisasi (Mingguan)

No Kegiatan

Juni 2022

Juli 2022

III IV I II III IV

1 Koordinasi rencana kegiatan kepada kepala instalasi farmasi

2 Penyusunan draftSOP MESO

3 Mengkaji formulir ESO elektronik yang ada dengan litertur panduan MESO

4 Membuat draft formulir ESO untuk dimasukkan kedalam sistem elektronik

5 Uji coba formulir ESO elektronik

6 Finalisasi SOP MESO

7 Sosialisasi SOP MESO dan cara pengisian form ESO elekronik

8 Evaluasi penerapan SOP MESO dan pengisian Formulir ESO eelektronik

33

DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Administrasi Negara (LAN). 2017. Manajemen ASN. Modul Pelatihan

Dasar Calon PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara (LAN). 2021. Berorientasi Pelayanan. Modul

Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara (LAN). 2021. Akuntabel. Modul Pelatihan Dasar

Calon PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara (LAN). 2021. Kompeten. Modul Pelatihan Dasar

Calon PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara (LAN). 2021. Harmonis. Modul Pelatihan Dasar

Calon PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara (LAN). 2021. Loyal. Modul Pelatihan Dasar Calon

PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara (LAN). 2021. Adaptif. Modul Pelatihan Dasar

Calon PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara (LAN). 2021. Kolaboratif. Modul Pelatihan Dasar

Calon PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

34

LAMPIRAN

Pengendalian Pelaksanaan Aktualisasi oleh Coach

Nama Peserta : Wiwin Lidya

NIP : 198910142022032001

Unit Kerja : Rumah Sakit Jiwa DR Soeharto Heerdjan

Gagasan : Pembuatan SOP Monitioring Efek Samping Obat (MESO) dan Formulir Efek Samping Obat (ESO) Elektronik di Instalasi

Farmasi RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan

Kegiatan 1: Penyelesaian Kegiatan Catatan Coach Paraf Coach

 Tahapan Kegiatan

 Outputkegiatan terhadap

pemecahan Isu

 Keterkaitan substansi mata pelatihan

 Kontribusi terhadap visi-misi organisasi

 Penguatan nilai organisasi

Kegiatan 2: Membuat revisi

Penyelesaian Kegiatan Catatan Coach Paraf Coach

35

 Tahapan Kegiatan

 Outputkegiatan terhadap

pemecahan Isu

 Keterkaitan substansi mata

pelatihan

 Kontribusi terhadap visi-misi

organisasi

 Penguatan nilai organisasi

Penyelesaian Kegiatan

 Tahapan Kegiatan

 Outputkegiatan terhadap

pemecahan Isu

 Keterkaitan substansi

mata pelatihan

 Kontribusi terhadap visimisi organisasi

 Penguatan nilai

organisasi

36
Kegiatan 3: Melakukan sosialisasi penggunaan Catatan Coach Paraf Coach

Penyelesaian

Kegiatan Catatan Coach Paraf Coach

 Tahapan Kegiatan

 Outputkegiatan terhadap

pemecahan Isu

 Keterkaitan substansi

mata pelatihan

 Kontribusi terhadap visimisi organisasi

 Penguatan nilai

organisasi

Penyelesaian

Kegiatan Catatan Coach Paraf Coach

37
Kegiatan 4: Kegiatan 5: Menentukan rencana tindak lanjut

 Tahapan Kegiatan

 Outputkegiatan terhadap pemecahan Isu

 Keterkaitan substansi mata pelatihan

 Kontribusi terhadap visimisi organisasi

 Penguatan nilai organisasi

38

Pengendalian Pelaksanaan Aktualisasi oleh Mentor

Nama Peserta : Wiwin Lidya

NIP : 198910142022032001

Unit Kerja : Rumah Sakit Jiwa DR Soeharto Heerdjan

Gagasan : Pembuatan SOP Monitioring Efek Samping Obat (MESO) dan Formulir Efek Samping Obat (ESO) Elektronik di Instalasi Farmasi RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan

Kegiatan 1:

Penyelesaian Kegiatan Catatan Mentor Paraf Mentor

 Tahapan Kegiatan

 Outputkegiatan terhadap

pemecahan Isu

 Keterkaitan substansi mata pelatihan

 Kontribusi terhadap visi-misi organisasi

 Penguatan nilai organisasi

Kegiatan 2: Membuat revisi

39

Penyelesaian Kegiatan

 Tahapan Kegiatan

 Outputkegiatan terhadap

pemecahan Isu

 Keterkaitan substansi mata

pelatihan

 Kontribusi terhadap visi-misi

organisasi

 Penguatan nilai organisasi

Catatan Mentor

Paraf Mentor

Penyelesaian

Kegiatan

Catatan Mentor

Paraf Mentor

40
Kegiatan 3: Melakukan sosialisasi penggunaan

 Tahapan Kegiatan

 Outputkegiatan terhadap

pemecahan Isu

 Keterkaitan substansi

mata pelatihan

 Kontribusi terhadap visimisi organisasi

 Penguatan nilai organisasi

Penyelesaian

Kegiatan

 Tahapan Kegiatan

 Outputkegiatan terhadap

pemecahan Isu

 Keterkaitan substansi

mata pelatihan

 Kontribusi terhadap visimisi organisasi

 Penguatan nilai organisasi

Kegiatan 4:

41
Catatan Mentor Paraf Mentor

Kegiatan 5: Menentukan rencana tindak lanjut

Penyelesaian

Kegiatan

 Tahapan Kegiatan

 Outputkegiatan terhadap

pemecahan Isu

 Keterkaitan substansi

mata pelatihan

 Kontribusi terhadap visimisi organisasi

 Penguatan nilai

organisasi

Catatan Mentor

Paraf Mentor

42
43

Oleh apt. Wiwin Lidya, S. Farm.

ApotekerAhli Pertama

PESERTA Latsar CPNS KEMENKES

RI

BAPELKES CIKARANG

Golongan III Angkatan 3

Kelompok C tahun 2022

SEMINAR RANCANGAN

AKTUALISASI

Pembuatan SOP Monitoring

Efek

Samping Obat (MESO) dan Formulir

Efek Samping Obat (ESO) Elektronik

di Instalasi Farmasi

RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan

RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan

Visi : “Menjadi Pusat Neuropsikiatri Nasional”

Misi :

 Menyelenggarakan kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang komprehensif profesional dan bermutu berbasis layanan neuropsikiatri;

 Menyelenggarakan penelitian dan pelatihan yang berbasis layanan neuropsikiatri.

 Meningkatkan sarana prasarana untuk mendukung terwujudnya layanan-layanan unggulan dan pusat rujukan layanan neuropsikiatri.

 Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang kompeten, profesional dan berintegritas.

Tata nilai

R : Responsibility (Bertanggung Jawab)

S : Sincerely (Ketulusan)

J : Justice (Berkeadilan)

S : Social (Sosial)

H : Humanity (Kemanusiawian)

TUGAS DAN FUNGSI Rumah Sakit Jiwa Dr.Soeharto

Heerdjan berdasarkan Permenkes No 60 tahun 2020

FUNGSI:

1. Penyusunan rencana, program, dan anggaran;

2. Pengelolaan pelayanan medis dan penunjang medis dengan kekhususan di bidang penyakit jiwa;

3. Pengelolaan pelayanan keperawatan;

TUGAS:

Menyelenggarakan

pelayanan kesehatan

perorangan secara paripurna dengan kekhususan di bidang penyakit jiwa.

4. Pengelolaan pelayanan nonmedis;

5. Pengelolaan pendidikan dan pelatihan dengan kekhususan pelayanan kesehatan di bidang penyakit jiwa;

6. Pengelolaan penelitian, pengembangan, dan penapisan

teknologi dengan kekhususan pelayanan kesehatan di bidang penyakit jiwa;

7. Pengelolaan keuangan dan barang milik negara;

8. Pengelolaan layanan pengadaan barang/jasa;

9. Pengelolaan sumber daya manusia;

10. Pelaksanaan urusan hukum, organisasi, dan hubungan masyarakat;

11. Pelaksanaan kerja sama;

12. Pengelolaan sistem informasi;

13. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan; dan

14. Pelaksanaan urusan administrasi rumah sakit

Tugas pokok dan fungsi apoteker berdasarkan Permenpan RB no 13

tahun 2021 tentang Jabatan Fungsional Apoteker

Tugas Jabatan Fungsional Apoteker yaitu melaksanakan Praktik

Kefarmasian yang meliputi:

 penyusunan rencana Praktik Kefarmasian,

 pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan BMHP,

 pelayanan farmasi klinik,

 sterilisasi sentral,

 pelayanan farmasi khusus,

 serta penerapan kajian farmakoekonomi dan uji klinik.

ISU TERIDENTIFIKASI

No. Tugas Pokok dan Fungsi Jabatan

Kondisi Saat Ini Kondisi Yang Diharapkan

Belum optimalnya pengkajian resep dikarenakan

pengkajian resep yang sudah secara elektronik

Pengkajian dan Pelayanan resep

1. Melakukan Pengkajian dan

Pelayanan resep

2. Melakukan kegiatan Monitoring

Efek Samping Obat (MESO)

dengan saat kondisi antrian pasien yang ramai

sehingga petugas farmasi kesulitan melakukannya

secara optimal

Belum dilakukannya pencatatan dan pelaporan MESO

karena data untuk pengisian form ESO elektronik

belum efektif dan sesuai SOP

dilakukan dengan optimal dan

dilaksanakan sesuai SOP

3. Supervisi lemari obat/E-Kit

Belum optimal nya kegiatan supervisi karena kegiatan

supervisi belum dilakukan secara berkala oleh seluruh

petugas farmasi

kegiatan pencatatan dan pelaporan

Monitoring Efek Samping Obat (MESO)

dilakukan sesuai dengan SOP

Kegiatan supervisi dilakukan secara

berkala dan optimal dilaksanakan oleh

seluruh petugas farmasi sesuai dengan

SOP

PENETAPAN CORE ISU

1. Komponen aktual (A) digunakan untuk menilai isu yang benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat.

2. Komponen problematik (P) digunakan untuk menilai kompleksitas dimensi masalah sehingga perlu segera dicari solusinya secara komprehensif.

3. Komponen kekhalayakan (K) digunakan untuk menilai keterlibatan hajat hidup orang banyak.

4. Komponen kelayakan (L) digunakan untuk menilai masuk akal, realita, relevansi dan dapat dimunculkannya inisiatif pemecahan masalah.

Keterangan: skala 1 – 5 digunakan untuk menunjukkan relevansi isu dengan komponen penilaian. Angka 1 menunjukkan tidak relevan, sedangkan 5 menunjukkan sangat relevan. Kolom Jumlah menunjukkan total nilai menurut Metode APKL untuk kemudian ditentukan skala prioritasnya pada kolom Prioritas.

DESKRIPSI CORE ISU

Monitoring Efek Samping Obat (MESO) merupakan kegiatan

pemantauan setiap respon terhadap obat yang tidak

dikehendaki, yang terjadi pada dosis lazim yang digunakan

pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosa dan terapi

Pencatatan efek samping obat dapat dilakukan oleh tenaga

kesehatan seperti dokter, perawat, atau apoteker.

Sedangkan pelaporan MESO harus dilakukan oleh petugas

farmasi khususnya apoteker, untuk dilaporkan lebih lanjut

ke Tim Farmasi dan Terapi (TFT) dan BPOM

Penyebab

Data pendukung berupa formulir efek samping obat dialihkan dari manual ke elektronik melalui

system informasi rumah sakit. Setelah ditelaah

lebih lanjut formulir elektronik tersebut belum efektif dan tidak sesuai standar panduan MESO

sehingga belum pernah disosialisasikan oleh

petugas farmasi ke tenaga kesehatan.

Dampak

Data pelaporan MESO di Instalasi Farmasi RS Jiwa DR

Soeharto Heerdjan pada tahun 2021-2022 belum ada, sehingga diperlukannya perbaikan sistem

pelaporan efek samping obat (ESO) secara elektronik dan perbaikian SOP yang disesuaikan

dengan form ESO elektronik untuk memudahkan

tenaga kesehatan melakukan pelaporan dan apoteker dapat mengerjakan pencatatan dan pelaporan MESO secara berkala.

Tentunya hal ini bertentangan dengan jiwa

Profesionalisme, Menguasai IT, dan berjiwa

Enterpreneurship. Yang seharusnya dimiliki

oleh PELAYAN PUBLIK untuk mengoptimalkan

pengelolaan pelayanan kefarmasian

Rumusan

Belum dilakukannya pencatatan

dan pelaporan MESO di Instalasi

Farmasi Rawat Inap RS Jiwa DR

Soeharto Heerdjan pada Tahun 20212022

ANALISIS PENYEBAB

Metode Fishbone

Fishbone Diagram

Belum dilakukannya

pencatatan dan pelaporan Monitoring

Efek Samping Obat

(MESO) di Instalasi

Farmasi Rumah Sakit

Jiwa Dr. Soeharto

Heerdjan

1

KEGIATAN PEMECAHAN ISU

• Koordinasi rencana kegiatan kepada kepala instalasi farmasi

2

• Penyusunan draft SOP MESO

3

• Mengkaji formulir ESO elektronik yang ada dengan litertur panduan MESO

4

• Membuat draft formulir ESO untuk dimasukkan kedalam sistem elektronik

5

• Finalisasi SOP MESO

• Uji coba formulir ESO elektronik 6

• Sosialisasi SOP MESO dan cara pengisian form ESO elekronik

• Evaluasi penerapan SOP MESO dan pengisian Formulir ESO elektronik

7
8

Kegiatan

• 1. Koordinasi rencana kegiatan kepada kepala instalasi farmasi

URAIAN KEGIATAN

TahapanKegiatan

•Menyiapkan bahan diskusi untuk membahas rencana kegiatan

Output/Hasil

•Catatan rencana kegiatan yang akan didiskusikan

Keterkaitan Substansi terhadap Mata Pelatihan (BERAKHLAK)

•ketelitian dan kecermatan serta bertangung jawab atas apa yang akan disampaikan (akuntabel) dengan

melaksanakan sebaik-baiknya (kompeten

Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Organisasi

•Kontribusi kegiatan ini adalah

sebagai perwujudan Misi

Rumah Sakit yaitu :

•Menyelenggarakan kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang

komprehensif profesional

dan bermutu berbasis

Penguatan Nilai Organisasi

•Kegiatan ini mendukung nilai organisasi yaitu:

•R : Responsibility

(Bertanggung Jawab)

•S : Sincerely (Ketulusan)

•Meminta jadwal kepada kepala instalasi farmasi

mengenai waktu dan tempat diskusi

•Diskusi rencana kegiatan

•Permohonan izin rencana kegiatan

• dengan sopan dan ramah (berorientasi pelayanan)

layanan neuropsikiatri

•Meningkatkan kualitas

Sumber Daya Manusia yang

kompeten, profesional dan berintegritas.

•Catatan dan arahan hasil rencana kegiatan

•mengedepankan sikap

terbuka menerima masukan, (kolaboratif) mengikuti arahan dari pimpinan selagi

tidak bertentangan dengan

peraturan yang berlaku

(loyal) menghargai

perbedaan (harmonis) guna

melakukan perbaikan yang

tiada henti untuk kemajuan instansi dan terus berinovasi

menghadapi perubahan (adaptif)

Kegiatan

• 2. Penyusunan draft SOP MESO

URAIAN KEGIATAN

TahapanKegiatan

•Mencari informasi dari literature, jurnal dan kepustakaan lainnya dalam menyusun draft SOP dan membandingkan dengan SOP yang lama

•Meminta izin jadwal penyusunan draft SOP MESO

Output/Hasil

•Panduan pembuatan SOP dan Soft copy atau hard copy SOP MESO yang lama

Keterkaitan Substansi terhadap Mata Pelatihan (BERAKHLAK)

•Dalam mencari informasi dan iteratur harus bertindak proaktif (adaptif) dibutuhkan ketelitian dan kecermatan (akuntabel)

Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Organisasi

•Kontribusi kegiatan ini adalah sebagai perwujudan Misi Rumah Sakit yaitu: Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang kompeten, profesional dan berintegritas

Penguatan Nilai Organisasi

•Kegiatan ini mendukung nilai organisasi yaitu:

•R : Responsibility (Bertanggung Jawab)

•S : Sincerely (Ketulusan)

•Membahas penyusunan draft SOP MESO dengan membawa pedoman MESO terbaru

•Permohonan izin rencana penyusunan draft SOP MESO

•Meminta izin kepada atasan harus bertindak sopan, ramah, solutif serta dapat diandalkan (berorientasi pelayanan)

•Catatan hasil diskusi dan arahan yang akan dilakukan

•Dibutuhkan sikap saling peduli dan menghargai (harmonis) serta bekerjasama untuk mendapatkan hasil yang terbaik (kolaboratif). serta berdedikasi mengutamakan kepentingan instansi dibandingkan kepentingan pribadi (loyal).

•Mereview draft SOP MESO dengan membandingkan SOP MESO yang lama

•draft SOP MESO hasil review

• Untuk mereview kegiatan ini dibutuhkan kerja keras mendapatkan kinerja terbaik (kompeten)

Kegiatan

• 3. Mengkaji formulir ESO elektronik yang ada dengan litertur panduan MESO

URAIAN KEGIATAN

TahapanKegiatan

•Mengamati dan mengkaji formulir ESO elektronik yang ada

Output/Hasil

•Catatan hasil pengkajian dan pengamatan formulir ESO elektronik

Keterkaitan Substansi terhadap Mata Pelatihan (BERAKHLAK)

•Dibutuhkan ketelitian dan tanggung jawab (akuntabel) untuk melaksanakan langkah selanjutnya dengan kualitas terbaik (kompeten)

Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Organisasi

•Kontribusi kegiatan ini adalah sebagai perwujudan Misi

Rumah Sakit yaitu :

Penguatan Nilai Organisasi

•Kegiatan ini mendukung nilai organisasi yaitu:

•Mencari bahan literatur untuk mengkaji formulir ESO

•Literatur untuk panduan pengisian formulir ESO berupa pedoman MESO

•Membutuhkan komitmen (loyal) dan semangat untuk mengembangkan kreatifitas (adaptif)

•Meningkatkan sarana prasarana untuk mendukung terwujudnya layanan-layanan unggulan dan pusat rujukan layanan neuropsikiatri.

•R : Responsibility (Bertanggung Jawab)

•S : Sincerely (Ketulusan)

•Meminta jadwal untuk mendiskusikan pengkajian formulir ESO elektronik

•Permohonan ijin jadwal diskusi

•Membutuhkan kesopanan, ramah dan solutif kepada atasan (berorietasi pelayanan)

•Mendiskusikan pengkajian formulir ESO elektronik dengan literatur panduan MESO

•Catatan hasil diskusi dan arahan pembuatan draft form ESO

•Membutuhkan kerja sama yang baik (kolaboratif) untuk membangun lingkungan kerja yang kondusif (harmonis)

Kegiatan

• 4. Membuat draft formulir ESO untuk dimasukkan kedalam sistem elektronik

URAIAN KEGIATAN

TahapanKegiatan

•Membuat draft formulir ESO

Output/Hasil

•draft formulir ESO yang akan dibandingkan dengan form ESO elektronik

Keterkaitan Substansi terhadap Mata Pelatihan (BERAKHLAK)

•dibutuhkan kerja keras mendapatkan kinerja terbaik (kompeten) serta berdedikasi mengutamakan kepentingan instansi dibandingkan kepentingan pribadi (loyal).

Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Organisasi

•Kontribusi kegiatan ini adalah sebagai perwujudan Misi Rumah Sakit yaitu :

•Menyelenggarakan kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang komprehensif profesional dan bermutu berbasis layanan neuropsikiatri

Penguatan Nilai Organisasi

•Kegiatan ini mendukung nilai organisasi yaitu:

•R : Responsibility (Bertanggung Jawab)

•S : Sincerely (Ketulusan)

•J : Justice (Berkeadilan)

•Mereview draft formulir ESO dengan membandingkan formulir ESO elektronik

•Hasil review draft form ESO dan catatan saran untuk perbaikan

•membutuhkan kerja sama yang baik (kolaboratif) untuk membangun lingkungan kerja yang kondusif ( harmonis)

•Melakukan perbaikan pembuatan draft form ESO dari hasil review

•Mengajukan persetujuan draft form ESO telah direvisi untuk dimasukkan kedalam form ESO elektronik

•draft form ESO yang sudah direvisi

•untuk merevisi dibutuhkan inovasi (adaptif)

•draft from ESO yang telah disetujui untuk diajukan kedalam form ESO elektronik

•dibutuhkan sikap yang ramah, solutif dan dapat diandalkan (berorientasi pelayanan) dengan hasil kerja yang dapat dipertanggung jawabkan (akuntabel)

Kegiatan

• 5. Uji coba formulir ESO elektronik

URAIAN KEGIATAN

Tahapan Kegiatan

•Melakukan uji coba pengisian form ESO elektronik

Output/Hasil

•Hasil uji coba rekaman pengisian form ESO elektronik

Keterkaitan Substansi terhadap Mata Pelatihan (BERAKHLAK)

•sikap jujur, disiplin, bertanggungjawab dan konsisten (akuntabel)

serta antusias dalam

menggerakan perubahan (adaptif) karena kegiatan ini merupakan salah satu peningkatan kompetensi (kompeten)

Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Organisasi

•Kontribusi kegiatan ini adalah sebagai perwujudan Misi Rumah

Sakit yaitu :

•Meningkatkan sarana prasarana untuk

mendukung terwujudnya

layanan-layanan unggulan dan pusat rujukan layanan neuropsikiatri.

Penguatan Nilai Organisasi

•Kegiatan ini mendukung nilai organisasi yaitu:

•R : Responsibility (Bertanggung Jawab)

•S : Sincerely (Ketulusan)

•Melakukan evaluasi dari hasil pengisian from ESO elektronik kedalam form

MESO kuning untuk dianalisa

•Hasil analisa form MESO yang telah terisi berdasarkan rekaman form ESO elektronik

•Melakukan evaluasi dengan cermat, jujur, dan penuh tanggung jawab, (akuntabel) dalam tujuan berkontribusi memberikan (loyal) pelayanan prima (berorientasi pelayan)

dengan menggerakan pemanfaatan berbagai

sumber daya untuk tujuan bersama (kolaboratif) untuk membangun

lingkungan kerja yang

nyaman (harmonis)

Kegiatan

• 6. Finalisasi SOP MESO

URAIAN KEGIATAN

Tahapan Kegiatan

Output/Hasil

Keterkaitan Substansi terhadap Mata Pelatihan (BERAKHLAK)

Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Organisasi

Penguatan Nilai Organisasi

•Mengajukan draft SOP MESO yang telah direview

•draft SOP MESO dalam bentuk soft copy dan hard copy

•mengedepankan nilai kejujuran (akuntabel), menjaga kesopanan, dan bersikap ramah, menghormati atasan (berorientasi pelayanan) guna membangun lingkungan kerja yang kondusif (harmonis)

•Kontribusi kegiatan ini adalah sebagai

perwujudan Misi Rumah

Sakit yaitu :

•Menyelenggarakan kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang komprehensif profesional dan bermutu berbasis layanan neuropsikiatri

•Kegiatan ini mendukung nilai organisasi yaitu:

•R : Responsibility (Bertanggung Jawab)

•J : Justice (Berkeadilan)

•Melakukan revisi berdasarkan hasil review dan saran perbaikan dari kepala instalasi farmasi

•draft SOP MESO yang sudah direvisi serta catatan saran untuk pengajuan draft SOP MESO untuk disahkan dan difinalisasi

•untuk merevisi dibutuhkan inovasi (adaptif) dan kerja keras untuk mendapatkan kinerja terbaik (kompeten)

•Mengajukan draft SOP MESO untuk disahkan dan difinalisasi menjadi SOP

•draft SOP MESO yang telah disetujui untuk disahkan dan difinalisasi

•membutuhkan komitmen atas apa yang telah

dikerjakan (loyal) dan membutuhkan kerjasama yang baik untuk mendapatkan hasil yang lebih baik (kolaboratif)

Kegiatan

• 7.Sosialisasi draft SOP MESO dan cara pengisian form ESO elekronik

URAIAN KEGIATAN

Tahapan Kegiatan

Output/Hasil

Keterkaitan Substansi terhadap Mata Pelatihan (BERAKHLAK)

Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Organisasi

Penguatan Nilai Organisasi

Menyiapkan bahan tayang dan waktu sosialisasi draft SOP MESO dan form ESO

•Bahan tayang dan waktu pelaksanaan sosialisasi

•diperlukan kreatifitas (adaptif) dan disiplin serta bertanggung jawab (akuntabel)

•Kontribusi kegiatan ini adalah sebagai perwujudan Misi Rumah Sakit yaitu :

•Kegiatan ini mendukung nilai organisasi yaitu:

•R : Responsibility (Bertanggung Jawab)

•Membuat undangan sosialisasi draft SOP

MESO dan cara pengisian form ESO elekronik

•Undangan sosialisasi

•Membuat undangan sosialisasi dengan cermat dan teliti (akuntabel), menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar (loyal), serta bersikap ramah dan sopan (berorientasi pelayanan)

•Menyelenggarakan penelitian dan pelatihan yang berbasis layanan neuropsikiatri

•J : Justice (Berkeadilan)

•S : Social (Sosial)

•H : Humanity (Kemanusiawian)

•Sosialisasi draft SOP

MESO dan cara pengisian form ESO elekronik

peserta sosialisasi

dapat memahami SOP

MESO dan cara pengisian form ESO elektronik dan ada bukti dokumentasi

•dibutuhkan kerjasama untuk mendapatkan hasil kerja yang baik (kolaboratif) dan keselerasana untuk membangun lingkungan yang kondusif (harmonis)

Kegiatan

• 8. Evaluasi

penerapan SOP

MESO dan pengisian

Formulir ESO

eelektronik

URAIAN KEGIATAN

TahapanKegiatan

•Menyusun instrument evaluasi

Output/Hasil

Instrumen Evaluasi berupa pertanyaan dalam bentuk google form

Keterkaitan Substansi terhadap Mata Pelatihan (BERAKHLAK)

•Dibutuhkan ketelitian dan integritas yang tinggi (akuntabel) dan memegang rahasia rekam medik pasien dengan penuh tangung jawab (loyal)

Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Organisasi

•Kontribusi kegiatan ini adalah sebagai perwujudan Misi Rumah Sakit yaitu :

Penguatan Nilai Organisasi

•Kegiatan ini mendukung nilai organisasi yaitu:

•Melakukan evaluasi

•Hasil evaluasi yang telah diisi oleh petugas kesehatan

•Diperlukan kompetensi untuk mengevaluasi hasil evaluasi (kompeten) dan bersikap proaktif (adaptif)

•Menyelenggarakan kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang komprehensif profesional dan bermutu berbasis layanan neuropsiki

•R : Responsibility (Bertanggung Jawab)

•S : Sincerely (Ketulusan)

•Menindaklanjutihasil evaluasi

•Didapatkan formulir ESO elektronik yang telah disempurnakan

•Dibutuhkan kepedulian antar unit lain untuk membangun lingkungan kerja yang kondusif (harmonis) sehingga dapat bekerja sama untuk mendapatkan nilai tambah (kolaboratif) Laporan tersebut dibuat dengan bahasa yang baik, sopan dan solutif (berorientasi pelayanan)

Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi

Waktu pelaksanaan:

30 Juni s/d 5Agustus 2022

Tempat pelaksanaan:

RS Jiwa Dr. Soeharto

Heerdjan

Judul Rancangan

Aktualisasi:

Pembuatan SOP

Monitioring Efek Samping

Obat (MESO) dan Formulir

Efek Samping Obat (ESO)

Elektronik

di Instalasi Farmasi

RS Jiwa Dr. Soeharto

Heerdjan

No Kegiatan
Rencana Aktualisasi (Mingguan)
2022 III IV I II III IV 1 Koordinasi rencana kegiatan kepada kepala instalasi farmasi 2 Penyusunan draft SOP MESO 3 Mengkaji formulir ESO elektronik yang ada dengan litertur panduan MESO 4 Membuat draft formulir ESO untuk dimasukkan kedalam sistem elektronik 5 Uji coba formulir ESO elektronik 6 Finalisasi SOP MESO 7 Sosialisasi SOP MESO dan cara pengisian form ESO elekronik 8 Evaluasi penerapan SOP MESO dan pengisian Formulir ESO eelektronik
Juni 2022 Juli

TERIMA KASIH

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.