LAPORAN AKTUALISASI PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL GOLONGAN III ANGKATAN III
PENDEKATAN KOMPREHENSIF UNTUK MENGURANGI ANGKA KEJADIAN PRESSURE INJURY / ULKUS DEKUBITUS DI RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG
Disusun oleh: BETHA EGIH RIESTIANO NIP. 198204142020121001
BALAI PELATIHAN KESEHATAN CIKARANG KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 2021
1
2
LAPORAN AKTUALISASI PENDEKATAN KOMPREHENSIF UNTUK MENGURANGI ANGKA KEJADIAN PRESSURE INJURY / ULKUS DEKUBITUS DI RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG
Telah diseminarkan Tanggal 22 Oktober 2021, di Bapelkes Cikarang
Coach,
Mentor,
Alfred Ariyanto,S.Si,Apt,M.Si
Dr. dr. Ahmad Ramdan, SpOT(K), MKM
NIP. 197712162006041001
NIP. 197211052000121001
Penguji,
Ir. Miftahur Rohim, M.Kes NIP. 196903121992031014
3
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan aktualisasi dengan judul “Pendekatan Komprehensif Untuk Mengurangi Angka Kejadian Pressure Injury / Ulkus Dekubitus Di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung” sebagai syarat untuk menyelesaikan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III Angkatan III Bapelkes Cikarang Tahun 2021. Proses penyusunan aktualisasi ini tidak lepas dari dukungan, bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Plt.Direktur Utama RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yaitu dr. Irayanti Sp.M(K), MARS yang telah memberikan dukungan kepada saya untuk melaksanakan kegiatan Pelatihan Dasar CPNS
2. Kepala KSM Ilmu Bedah DR. dr. Reno Rudiman, SpB. (K)BD, dan Kepala Divisi Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik, Dr.dr. Hardisiswo Soedjana, Sp.BP-RE(K) yang
telah
memberikan
arahan
dan
dukungannya
untuk
saya
dalam
melaksanakan kegiatan Pelatihan Dasar CPNS
3. Mentor pembimbing Dr. dr. Ahmad Ramdan, Sp. OT. (K), MKM. dan coach pembimbing Alfred Ariyanto, S.Si, Apt., M.Si yang telah memberikan bimbingan dan arahannya selama proses pembuatan rancangan aktualisasi
4. Seluruh widya iswara, fasilitator dan panitia penyelenggara di Bapelkes Cikarang yang telah memberikan pelayanan terbaiknya selama proses pelatihan
5. Keluarga tercinta, terutama orang tua atas dukungannya yang tidak pernah berhenti.
6. Serta tidak lupa rekan-rekan peserta Latsar angkatan III kelompok C 2021 Semoga aktualisasi ini dapat bermanfaat. Bandung, 10 Oktober 2021
Penulis
4
DAFTAR ISI Lembar Persetujuan……………………………………………………………..............……ii Kata Pengantar………………………………………………………………………………...iii Bab I Pendahuluan………..…………………………………………………………………...2 1.1 Latar Belakang………………………………………………………………..……………2 1.2 Tujuan…………...……………………………………………………………………….….3 1.3 Gambaran Umum RSHS Bandung………...…………………………………………….3 1.3.1 Visi dan Misi RSHS……………….…………………………………………….5 1.3.2 Tata Nilai RSUP RSHS………………….……………………………………..5 1.3.3 Motto Pelayanan RSUP RSHS………………………………………………..6 1.3.4 KSM Ilmu Bedah………………………………………..……………………....7 1.4 Profil Peserta……………………………………………………………………………….8 1.4.1 Tugas Pokok dan Fungsi……………………………………………………….8 Bab II Landasan Teori………………………………………………………………………....9 2.1 Sikap Perilaku Bela Negara………………………………………………………………9 2.2 Nilai - Nilai Dasar ANEKA………………………………………...….……………….....10 2.2.1 Akuntabilitas………………………………………...…………….…………………....10 2.2.2 Nasionalisme…………………………………………………………………………...12 2.2.3 Etika Publik…………………………………………….………..……………………..13 2.2.4 Komitmen Mutu…………………………………………………………………………14 2.2.5 Anti Korupsi……………………………………………..……….……………………..15 2.3 Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI………………………………….…………..17 2.3.1 Manajemen ASN……………………………………………………………….………17 2.3.2 Whole of Government (WoG) ………………………………………………………..18 2.3.3 Pelayanan Publik……………………………………………………………………....19 Bab III Rancangan Aktualisasi………………………………………………..……..………20 3.1 Penetapan Isu Aktual…………………………………………………………………….20 3.2 Analisis Kelayakan menggunakan APKL………………………………..…………….22 3.3 Metode Penapisan USG…………………………………………………………………22 3.4 Identifikasi Penyebab Isu Aktual Terpilih………………………………………………23 3.5 Dampak Apabila Isu Tidak Dapat Dicegah…………………………………………….24 3.6 Pencegahan dan Rekomendasi………………………………………………………...25 3.7 Matriks Rancangan Aktualisasi…………………………………………………………29 3.8 Rancangan Waktu Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi……………………………….54
5
Bab V Penutup………………………………………………………………………………..84 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………..87
6
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Sesuai dengan isi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara Pasal 10 yang menyatakan bahwa pegawai ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa, maka dilaksanakanlah latihan dasar bagi CPNS Golongan 3 di lingkungan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sebagai bekal bagi para ASN untuk dapat mengabdi dengan baik di lingkungan kerja masing-masing dan juga di dalam kehidupan bermasyarakat. Tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 dan Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 25 Tahun 2017 bahwa dalam diklat pelatihan dasar, CPNS akan diberikan penanaman nilai-nilai dasar profesi PNS yaitu akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti korupsi yang kemudian lebih dikenal dengan singkatan ANEKA. Selain itu materi pelatihan juga terdiri dari tiga buah substansi materi pembelajaran yaitu mengenai majaemen ASN, pelayanan publik dan Whole of Government. Sistem pembelajaran latsar CPNS ini terdiri atas tiga sesi. Sesi pertama merupakan sesi on campus yang merupakan kegiatan pembelajaran sebagai bekal dasar untuk melaksanakan aktualisasi, kemudian sesi kedua merupakan sesi off campus dimana para peserta melakukan habituasi di satuan kerja masing-masing dan melaksanakan aaktualisasi. Sesi terakhir merupakan sesi on campus kembali untuk mempresentasikan hasil dari aktualisasi di satuan kerja. RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung sebagai salah satu rumah sakit pemerintah tipe A dan rumah sakit pendidikan, merupakan RS kelas A yang menjadi rujukan tertinggi di Jawa Barat yang saat ini berupaya dalam memberikan layanan prima. Bagian Ilmu Bedah turut serta berpartisipasi dalam upaya memberikan layanan prima tersebut, salah satunya adalah usaha menurunkan kejadian infeksi daerah operasi.
7
1.2 Tujuan Tujuan dilakukan pembuatan laporan rancangan aktualisasi ini adalah untuk mengimplementasikan nilai – nilai dasar ASN serta meningkatkan pelayanan publik di rsup DR Hasan Sadikin Bandung sebagai usaha mendukung RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dalam memberikan layanan prima dengan nilai-nilai PAMINGPIN PITUIN (Kepemimpinan, Profesional, Inovatif, Tulus, Unggul, Integritas). 1.3 Gambaran Umum RSHS Bandung Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung sebelumnya bernama R.S. Ranca Badak. Pada 8 Oktober 1967 nama Rumah Sakit Ranca Badak diubah menjadi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin atau yang familiar dengan singkatan RSHS yang berfungsi sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) dan bertanggungjawab langsung kepada Direktur Jenderal Pelayanan Medik. RSHS dibangun pada tahun 1920 dan diresmikan pada tanggal 15 Oktober 1923 dengan nama “Het Algemeene Bandoengsche Ziekenhuijs“. Pada tanggal 30 April 1927 namanya diubah menjadi “Het Gemeente Ziekenhuijs Juliana” dengan kapasitas 300 tempat tidur. Selama penjajahan Jepang, rumah sakit ini dijadikan Rumah Sakit Militer. Setelah Indonesia merdeka, pengelolaannya berpindah ke pemerintah daerah yang dikenal oleh masyarakat Jawa Barat dengan nama “Rumah Sakit Ranca Badak“. Pada tahun 1954 Rumah Sakit Ranca Badak ditetapkan sebagai rumah sakit provinsi dan berada di bawah pengawasan Departemen Kesehatan. Selanjutnya pada tahun 1956 dijadikan rumah sakit umum dengan kapasitas 600 tempat tidur, bersamaan dengan didirikannya Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. Sejak saat itu pula Rumah Sakit Ranca Badak digunakan sebagai tempat pendidikan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. Saat ini RSHS memiliki 21 Pelayanan Medis Spesialistik & 133 Pelayanan Medis Subspesialistik antara lain: •
Penyakit Dalam
•
Obstetri & Ginekologi
•
Kesehatan Anak
•
Ilmu Bedah
•
Bedah Saraf
•
Ortopedi dan Traumatologi
•
Bedah Mulut & Maksilofasial
•
Neurologi
8
•
THT – KL
•
Anesthesiologi dan Terapi Intensif
•
Kedokteran Fisik & Rehabilitasi Medis
•
Kulit dan Kelamin
•
Gigi & Mulut
•
Kesehatan Jiwa
•
Radiologi
•
Patologi Klinik
•
Patologi anatomi
•
Kedokteran Nuklir
•
Kedokteran Fornsik
•
Farmakologi Klinik
•
Mata
Dan memiliki Fasilitas Pelayanan Medis yaitu : – Instalasi Gawat Darurat – Instalasi Rawat Inap – Instalasi Rawat jalan – Instalasi Rawat Intensif – Instalasi Bedah Sentral Memiliki Pelayanan Medis Khusus : – Teknologi Reproduksi Berbantu – Terapi Rumatan Metadon – Klinik Teratai (HIV / AIDS) – Klinik TB MDR – Klinik DOTS – Klinik Alergi – Klinik Lupus – Klinik Thalasemia – Klinik Osteoporosis – Klinik Mendengkur (Snorting Clinic) – Klinik Anestesi – Klinik Kosmetik – Hemodialisa – Pelayanan Geriatri – Medical Check Up
9
– Pelayanan Urologi – Pelayanan Kemoterapi – Laboratorium Biologi Molekuler – Fetomaternal Diagnostik – Pelayanan PKBRS – Bank Darah – Skrining Tiroid – Klinik IPWL Serta memiliki 928 tempat tidur (TT), terdiri dari: 1. VIP : 77 TT 2. Kelas I : 96 TT 3. Kelas II : 152 TT 4. Kelas III : 506 TT 5. Intensif (GICU, ICCU, PICU, NICU) : 33 TT 6. High care Unit : 45 TT 7. Perinatologi : 24 TT
1.3.1
Visi dan Misi RSHS
Visi Menjadi Institusi Kesehatan yang unggul dan transformatif dalam meningkatkan status kesehatan masyarakat. Misi 1)
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna dan prima, yang terintegrasi
dengan pendidikan dan penelitian 2)
Menyelenggarakan sistem rujukan pelayanan kesehatan berjenjang yang
bermutu 3)
Melakukan transformasi dalam mewujudkan status kesehatan masyarakat yang
lebih baik 1.3.2
Tata Nilai RSUP RSHS
PAMINGPIN PITUIN Kepemimpinan, Profesional, Inovatif, Tulus, Unggul, Integritas Dari nilai-nilai filosofis tersebut dituangkan ke dalam janji layanan sebagai berikut : - Profesional : Nilai berorientasi pada pencapaian kinerja melalui kemitraan - Inovatif
: Nilai yang menggambarkan keinginan untuk menghasilkan suatu yang
baru dan senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambungan
10
- Tulus
: Keinginan untuk memberi tanpa pamrih, proaktif dan responsif
- Unggul
: Keinginan untuk menjadi yang terbaik dan menghasilkan kualitas prima
- Integritas
: Nilai yang menggambarkan kejujuran, amanah, menjunjung tinggi etika
yang tinggi dalam menjalankan tugas.
1.3.3
Motto Pelayanan RSUP RSHS Motto pelayanan yang dimiliki RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung adalah
“Kesehatan Anda Menjadi Prioritas Kami” dengan tambahan motto SIGAP dan PRIMA yang dijelaskan sebagai berikut : a. SIGAP S
: Senyum – sapa – salam - sopan – santun
I
: Inovatif dalam berkarya
G
: Gelorakan semangat pelayanan prima
A
: Amanah menjaga keselamatan pasien
P
: Peduli, perhatian dan perasaan
b. PRIMA P : Profesional Memiliki kemampuan untuk memberikan pelayanan dengan kualitas yang terbaik (prima) disertai kompetensi dalam disiplin ilmu yang mendasarinya R : Respek Pelayanan yang prima akan dapat diberikan apabila dilandasi oleh rasa saling hormat menghormati diantara anggota tim pemberi pelayanan kesehatan. Pelayanan yang prima tidak hanya ditentukan oleh satu profesi, tetapi oleh semua profesi yang terlibat dalam tim pelayanan kesehatan I : Integrasi Bertindak terintegrasi sesuai dengan nilai – nilai dan kebijakan organisasi serta kode etik farmasi. M : Manusiawi Menganggap setiap individu atau manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang mulia. Oleh karena itu harkat dan martabat mereka harus dijunjung tinggi A : Amanah Melaksanakan dengan sungguh – sungguh segala hal yang dipercayakan oleh negara dan masyarakat, khususnya dalam memberikan pelayanan, pendidikan, dan penelitian kesehatan.
11
1.3.4
KSM Ilmu Bedah KSM Ilmu Bedah merupakan salah satu unit pelayanan di RSUP Dr Hasan Sadikin
dan Departemen Ilmu Kedokteran Klinik Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung, dipimpin oleh kepala KSM dibantu oleh sekretaris, penanggung jawab administrasi keuangan; membawahi koordinator pelayanan, koordinator program studi, koordinator penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, dan kepala-kepala divisi. RSUP Dr Hasan Sadikin sebagai rumah sakit pendidikan untuk Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, maka perlu untuk memperdalam serta mengembangkan pengetahuan di berbagai bidang dalam ilmu bedah yaitu dengan mengintensifkan perawatan, pengobatan dan penanganan bedah pada beberapa divisi yang ada. Adapun divisi yang ada di bagian Bedah terdiri dari: 1. Divisi Bedah Digestif 2. Divisi Bedah Plastik 3. Divisi Bedah Anak 4. Divisi Bedah Vaskular dan Endovaskular 5. Divisi Bedah Thorak Kardiovaskular 6. Divisi Bedah Onkologi
Visi dan Misi Visi Menjadi departemen dan kelompok staf medik Ilmu Bedah yang unggul dan transformatif dalam meningkatkan status kesehatan masyarakat.
Misi -
Menyelenggarakan pelayanan bedah paripurna dan prima, yang terintegrasi dengan pendidikan dan penelitian, serta pengabdian masyarakat.
-
Menyelengarakan pelayanan bedah unggulan yang berkelanjutan dengan dukungan dari pihak-pihak terkait dan peningkatan kompetensi profesional para staf klinik
-
Menyelenggarakan sistem rujukan pelayanan bedah berjenjang yang bermutu
-
Melakukan transformasi dalam mewujudkan status kesehatan masyarakat yang lebih baik
-
Melakukan kegiatan-kegiatan pembinaan sumber daya manusia demi kesejahteraan dan terselenggaranya program pelayanan bedah, pendidikan, dan penelitian yang unggul
12
1.4 Profil Peserta Profil penulis rancangan aktualisasi ini adalah sebagai berikut : Nama
: dr. Betha Egih Riestiano, SpBP-RE
NIP
: 198204142020121001
Jabatan/Golongan
: Dokter Pendidik Klinis Ahli Pertama/IIIb
Pendidikan Terakhir : Dokter Spesialis Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik (Universitas Airlangga Surabaya) Unit Kerja
: KSM Ilmu Bedah RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Instansi
: Kementerian Kesehatan RI
1.4.1 Tugas Pokok dan Fungsi Dalam pelaksanaan aktualisasi, kegiatan yang dilakukan oleh peserta latsar mengacu pada Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), inovasi, perintah dan/atau tugas dari atasan serta kegiatan yang dilakukan di KSM Ilmu Bedah. SKP peserta latsar dijabarkan sebagai berikut : a. Melaksanakan pelayanan medik spesialistik. b. Melaksanakan tindakan medik spesialistik sederhana dengan pembimbingan terhadap peserta pendidikan dokter. c. Melakukan Tugas Jaga d. Melaksanakan kegiatan penanggulangan bencana alam/wabah di lapangan e. Melakukan pengamatan penyakit/wabah di lapangan f.
Menyusun Laporan Pelaksanaan Tugas
g. Melaksanakan tugas kedinasan lain h. Melaksanakan Pelayanan Medis Rawat Jalan i.
Melaksanakan Pelayanan Medis Rawat Inap
j.
Memberi perkuliahan/ tutorial
k. Mengikuti Seminar/lokakarya sebagai anggota l.
Mengikuti Seminar / Lokakarya sebagai pemrasaran
m. Menjadi Narasumber n. Mengikuti seminar sebagai Pembahas/Moderator/ Narasumber o. Mengajar/melatih pada Pendidikan dan pelatihan pegawai
13
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Sikap Perilaku Bela Negara Dengan telah memahami wawasan kebangsaan dan nilai-nilai bela negara diharapkan dalam menghadapi perubahan lingkungan pada zaman sekarang sudah dapat memilah dan memilih perubahan lingkungan yang seperi apa yang cocok dan sesuai dengan nilai-nilai dasar Pegawai Negeri Sipil, sebagaimana di amanatkan dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN). Bela negara adalah adalah kebulatan sikap, tekad dan perilaku warga negara yang dilakukan secara ikhlas, sadar dan disertai kerelaan berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan UUD NKRI 1945 untuk menjaga, merawat, dan menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Dasar hukum mengenai bela negara terdapat dalam isi UUD NKRI 1945, yakni: Pasal 27 ayat (3) yang menyatakan bahwa semua warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Selanjutnya pada Pasal 30 ayat (1) yang menyatakan bahwa tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Kesiapsiagaan Bela Negara adalah suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh seseorang baik secara fisik, mental, maupun sosial dalam menghadapi situasi kerja yang beragam yang dilakukan berdasarkan kebulatan sikap dan tekad secara ikhlas dan sadar disertai kerelaan berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan UUD NKRI 1945 untuk menjaga, merawat, dan menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Untuk melakukan bela negara kita perlu memahami beberapa Nilai-Nilai Dasar Bela Negara yang mencakup: 1. Cinta Tanah Air; 2. Kesadaran Berbangsa dan bernegara; 3. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara; 4. Rela berkorban untuk bangsa dan negara; dan 5. Memiliki kemampuan awal bela negara. 6. Semangat untuk mewujudkan negara yang berdaulat, adil dan makmur.
14
Salah satu nilia belanegara yang harus kita miliki adalah Kemampuan Awal Bela Negara yang mencakup antara lain : a. Kesehatan Jasmani dan Mental b. Kesiapsiagaan Jasmani dan Mental c. Etika, Etiket dan Moral d. Kearifan Lokal
2.2 Nilai-nilai Dasar ANEKA Penyelenggaraan pelatihan dasar (latsar) mempunyai tujuan untuk menguatkan nilai-nilai dasar profesi PNS yang merupakan nilai-nilai yang harus ditanamkan kepada seluruh PNS, meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA).
2.2.1 Akuntabilitas Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai- nilai publik. Nilai-nilai publik tersebut antara lain adalah: 1. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor, kelompok, dan pribadi; 2. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis; 3. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik; 4. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan sebagai penyelenggara pemerintahan. Selain itu, akuntabilitas juga memiliki aspek-aspek yang mencakup beberapa hal antara lain : 1. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan 2. Akuntabilitas berorientasi pada hasil 3. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan 4. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi 5. Akuntabilitas memperbaiki kinerja
15
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama yaitu: 1. Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokratis); 2. Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional) 3. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).
Menurut LAN RI (2015:11) akuntabilitas memiliki tingkatan hierarkis. Tingkatan akuntabilitas terdiri dari 5 tingkatan sebagai berikut: 1. Akuntabilitas personal 2. Akuntabilitas individu 3. Akuntabilitas kelompok 4. Akuntabilitas organisasi 5. Akuntabilitas stakeholder
Akuntabilitas memiliki empat dimensi agar memenuhi terwujudnya sektor publik yang akuntabel, diantaranya sebagai berikut: 1. Akuntabilitas kejujuran dan hukum (accountability for probity and legality); 2. Akuntabilitas proses (process accountability); 3. Akuntabilitas program (program accountability); 4. Akuntabilitas kebijakan (policy accountability).
Indikator nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan yaitu: 1. Kepemimpinan Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan lingkungannya. 2. Transparansi Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi. 3. Integritas Konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilainilai luhur dan keyakinan.
4. Tanggung Jawab Kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
16
5. Keadilan Kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang. 6. Kepercayaan Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas. 7. Keseimbangan Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas. 8. Kejelasan Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan. 9. Konsistensi Sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.
2.2.2. Nasionalisme Nasionalisme dapat dirumuskan sebagai satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara (nation) dengan mewujudkan satu identitas sebagai ikatan bersama dalam satu kelompok. Nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan Warga Negara Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Dengan adanya nilai-nilai Pancasila diharapkan setiap ASN memiliki rasa nasionalisme yang kuat dan lebih memikirkan kepentingan publik. bangsa dan negara dibanding kepentingan pribadi dalam menjalankan tugasnya.
Nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus diperhatikan, antara lain: 1. Religius 2. Amanah 3. Disiplin 4. Non diskriminasi 5. Saling menghormati 6. Persamaan derajat 7. Mencintai sesama manusia
17
8. Rela berkorban 9. Menjaga ketertiban 10. Kerja sama 11. Cinta tanah air 12. Musyawarah 13. Kekeluargaan 14. Kepentingan bersama 15. Hidup sederhana 16. Tidak menggunakan hak yang bukan miliknya 17. Kerja Keras 18. Menghargai karya orang lain 19. Menghormati keputusan bersama 20. Tenggang Rasa
2.2.3 Etika Publik Etika publik adalah refleksi tentang baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Nilai-nilai dasar etika publik antara lain: 1. Memegang teguh nilai-nilai ideologi Pancasila 2. Setia dan mempertahankan UUD NKRI 1945 3. Profesional 4. Tidak berpihak 5. Mernbuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian 6. Non diskriminatif 7. Beretika luhur 8. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik 9. Memberikan pelayanan dengan jujur, tanggap, cepat, tepat dan akurat 10. Berdaya guna dan berhasil guna 11. Santun dalam berkomunikasi, berkonsultasi dan bekerja sama 12. Transparan 13. Mengutamakanpencapaianhasildanmendorongkinerjapegawai 14. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan 15. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat sistem karir.
18
2.2.4 Komitmen Mutu Penilaian mutu sesuatu berdasarkan pada subyektifitas seseorang, maka dari itu untuk mengukur penilaian tersebut perlu adanya standar pelayanan sehingga sebuah mutu pelayanan dapat terkontrol dengan baik.
Ada empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang harus diperhatikan, yaitu: A
Efektif Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan target. Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja. Efektivitas organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk mencapai target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi sumber daya, melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan pelanggan.
B
Efisien Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai hasil tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkan efisiensi merupakan tingkat ketepatan realisasi penggunaan sumberdaya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga dapat diketahui ada tidaknya pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur dan mekanisme yang ke luar alur.
C
Inovasi Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter sebagai aparatur yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme pelayanan publik yang berbeda dari sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas rutin.
D
Mutu Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi harapan konsumen. Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, bahkan melampaui harapannya. Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu menjadi salah satu alat vital untuk mempertahankan keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas institusi.
19
Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan pelanggan dalam mengevaluasi kualitas pelayan (Berry dan Pasuraman dalam Zulian Zamit, 2010:11), yaitu: 1. Tangibles (bukti langsung), yaitu : meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana 2. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan pelayanan dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan yang telah dijanjikan; 3. Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk memberikan pelayanan dengan tanggap; 4. Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya; 5. Empati, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan pelanggan.
2.2.5 Anti Korupsi Korupsi adalah tindakan melanggar hukum dengan tujuan untuk memperkaya diri sendiri maupun golongan. Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang luar biasa, menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tidak hanya terjadi dalam kurun waktu yang pendek, namun dapat berdampak
secara
jangka
panjang.
Ada 9 (sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang harus diperhatikan, yaitu : 1. Jujur Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi penegakan integritas diri seseorang. Tanpa adanya kejujuran mustahil seseorang bisa menjadi pribadi yang berintegritas. Seseorang dituntut untuk bisa berkata jujur dan transparan serta tidak berdusta baik terhadap diri sendiri maupun orang lain, sehingga dapat membentengi diri terhadap godaan untuk berbuat curang. 2. Peduli Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki sifat kasih sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi akan memperhatikan lingkungan sekelilingnya di mana masih terdapat banyak orang yang tidak mampu, menderita, dan membutuhkan uluran tangan. Pribadi dengan jiwa sosial tidak akan tergoda untuk memperkaya diri sendiri dengan cara yang tidak benar tetapi
20
ia malah berupaya untuk menyisihkan sebagian penghasilannya untuk membantu sesama. 3. Mandiri Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas kemandirian yang dimiliki seseorang mengoptimalkan daya pikirnya guna bekerja secara efektif. Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab demi mencapai keuntungan sesaat. 4. Disiplin Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan konsistensi untuk terus mengembangkan potensi diri membuat seseorang akan selalu mampu memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya. Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan kebenaran menjadi pegangan utama dalam bekerja. Seseorang yang mempunyai pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak akan terjerumus dalam kemalasan yang mendambakan kekayaan dengan cara yang mudah. 5. Tanggung Jawab Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan perbuatan baik demi kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak tanduk dan kegiatan yang dilakukannya akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa,masyarakat, negara, dan bangsanya. Dengan kesadaran seperti ini maka seseorang tidak akan tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista. 6. Kerja Keras Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang sebesar- besarnya. Ia mencurahkan daya pikir dan kemampuannya untuk melaksanakan tugas dan berkarya dengan sebaik-baiknya. Ia tidak akan mau memperoleh sesuatu tanpa mengeluarkan keringat. 7. Sederhana Pribadi
yang
berintegritas
tinggi
adalah
seseorang
yang
menyadari
kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan semestinya tanpa berlebih-lebihan. Ia tidak tergoda untuk hidup dalam gelimang kemewahan. Kekayaan utama yang menjadi modal kehidupannya adalah ilmu pengetahuan.Ia sadar bahwa mengejar harta tidak akan pernah ada habisnya
21
karena hawa nafsu keserakahan akan selalu memacu untuk mencari harta sebanyak- banyaknya. 8. Berani Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk menyatakan kebenaran dan menolak kebatilan. Ia tidak akan mentolerir adanya penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan secara tegas. Ia juga berani berdiri sendirian dalam kebenaran walaupun semua kolega dan temanteman sejawatnya melakukan perbuatan yang menyimpang dari hal yang semestinya. Ia tidak takut dimusuhi dan tidak memiliki teman kalau ternyata mereka mengajak kepada hal-hal yang menyimpang. 9. Adil Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut untuk mendapatkan lebih dari apa yang ia sudah upayakan. Bila ia seorang pimpinan maka ia akan memberi kompensasi yang adil kepada bawahannya sesuai dengan kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan keadilan dan kemakmuran bagi masyarakat dan bangsanya.
2.3
Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI Peran dan kedudukan ASN dalam NKRI bisa dilihat dari kemampuan mereka
memahami manajemen ASN, Whole Of Government (WOG), serta Pelayanan Publik.
2.3.1 Manajemen ASN Untuk menjalankan kedudukan pegawai ASN, maka pegawai ASN berfungsi dan bertugas sebagai berikut: a.
Pelaksana kebijakan publik ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk itu ASN harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, serta harus mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik.
b.
Pelayan publik Dalam
rangka
pemenuhan
kebutuhan
pelayanan
sesuai peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang,
22
jasa
dan/atau
pelayanan
administratif
yang
diselenggarakan
oleh
penyelenggara pelayanan publik dengan tujuan kepuasan pelanggan. c.
Perekat dan pemersatu bangsa ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat persatuan dan kesatuan NKRI. ASN senantiasa setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, negara dan pemerintah. ASN senantiasa menjunjung tinggi martabat ASN serta senantiasa mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan diri sendiri, seseorang dan golongan. Dalam UU ASN disebutkan bahwa dalam penyelenggaraan dan kebijakan manajemen ASN, salah satu diantaranya asas persatuan dan kesatuan.
2.3.2 Whole of Government (WoG) WoG didefinisikan sebagai “suatu model pendekatan integratif fungsional satu atap” yang digunakan untuk mengatasi wicked problems yang sulit dipecahkan dan diatasi karena berbagai karakteristik atau keadaan yang melekat antara lain: tidak jelas sebabnya, multi dimensi, menyangkut perubahan perilaku. Praktek WOG dalam pelayanan publik dilakukan dengan menyatukan seluruh sektor yang terkait dengan pelayanan publik berdasarkan nilai-nilai dasar berikut ini. 1. Koordinasi Kompleksitas lembaga membutuhkan koordinasi yang efektif dan efisien antar lembaga dalam menjalankan kegiatan kelembagaan. 2. Kolaborasi Kolaborasi merupakan bentuk kerjasama, interaksi, kompromi beberapa elemen terkait baik individu, lembaga atau pihak-pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung. 3. Integrasi Integrasi dilakukan dengan pembauran sebuah sistem antar lembaga sehingga menjadi kesatuan yang utuh. 4. Sinkronisasi Sinkronisasi merupakan penyelarasan semua kegiatan/data yang berasal dari berbagai sumber, dengan menyinkronkan seluruh sumber tersebut. 5. Simplifikasi Simplikasi merupakan penyederhanaan segala sesuatu baik terkait data/proses di suatu lembaga untuk mengefisienkan waktu, tenaga dan biaya.
23
2.3.3 Pelayanan Publik Pelayanan Publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. Nilai-nilai Dasar Pelayanan Publik adalah sebagai berikut: 1. Partisipatif Keterlibatan/ keikutsertaan masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi jalannya pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintah. 2. Transparansi Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang diambil oleh pemerintah dalam melaksanakan pelayanan publik. 3. Responsif Adanya tanggapan yang diberikan oleh pemerintah selaku pelayan publik untuk mendengarkan dan memenuhi tuntutan kebutuhan para masyarakat. 4. Tidak Diskriminatif Pelayanan yang adil terhadap setiap individu, tanpa membeda-bedakan antara individu satu dengan lainya. 5. Mudah dan Murah Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informatika. 6. Efektif dan Efisien Penyelenggara pelayanan publik mampu mewujudkan tujuan-tujuan yang hendak dicapainya dan cara mewujudkan tujuan tersebut dilakukan dengan prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang sedikit, dan biaya yang murah. 7. Accessible Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus dapat dijangkau oleh seluruh elemen masyarakat yang membutuhkan, baik dalam arti fisik maupun non fisik. 8. Akuntabel Semua
bentuk
penyelenggaraan
pelayanan
publik
harus
dapat
dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat. 9. Berkeadilan Sikap yang tidak memihak yang dilakukan oleh para penyelenggara pelayanan publik kepada masyarakat.
24
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI 3.1
Penetapan Isu Aktual Dalam menetapkan isu digunakan metode environmental scanning dimana isu diidentifikasi melalui proses observasi serta analisis sasaran kerja pegawai (SKP), tugas dan fungsi pokok pegawai di unit kerja. Identifikasi isu yang diamati pada bagian bedah yaitu:
Isu-isu yang terdapat di KSM Ilmu Bedah No. 1.
Isu
Aspek
Angka kejadian pressure injury semakin
(aspek pelayanan publik)
meningkat 2.
Rekam pasien rawat inap dan rawat jalan
(aspek WoG)
medis masih manual 3.
Antrian penjadwalan operasi yang panjang
(aspek WoG dan manajemen ASN)
4.
Waktu pelayanan pasien rawat jalan yang
(aspek WoG dan
memanjang
manajemen ASN)
Angka kejadian pressure injury /Ulkus Dekubitus merupakan salah satu indikator terjadinya kejadian infeksi nosokomial menurut Keputusan Menteri Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 129/Menkes/Sk/II/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit dan angka kejadinnya yang seharusnya adalah ≤ 1,5 %, sedangkan di RSHS dari tahun 2014 sejumlah 52 pasien meningkat sampai 225 pasien pada tahun 2020. Sedangkan jumlah total tempat tidur di RSHS hanya 928 tempat tidur, dan juga kejadian ukus decubitus / pressure injury merupakan salah satu komponen saja dari kejadian infeksi nosokomial, sehingga sudah jelas angkanya melebih 1,5% dari yang ditetapkan standar Kementerian Kesehatan. Bahkan dari tahun 2014 saja sudah melebihi angka standa minimal tersebut. Isu rekam medis yang masih manual ini menjadi persoalan yang sudah banyak di alami oleh berbagai rumah sakit, karena ini tidak sejalan dengan program atau roadmap
25
Revolusi Industri 4.0 yang telah dicanangkan Presiden Joko Widodo pada April 2018. Peta jalan dan strategi Indonesia ini untuk menerapkan revolusi industri jilid 4. Peta yang diberi nama Making Indonesia 4.0 itu memberikan arah bagi pergerakan industri nasional di masa depan dan salah satunya dalah industri rumah sakit dengan digitalisasi. Antrian jadwal operasi elektif yang memanjang merupakan isu yang sampai saat ini menjadi suatu isu yang belum terselesaikan, namun seiring berjalannya waktu beberapa upaya telah dilakukan walaupun belum optimal. Perlu diingat sesuai dengan standar pelayanan minimal rumah sakit dari kementerian Kesehatan juga waktu antrian operasi elektif adalah paling lama 2 hari, sedangkan di beberapa bagian di departemen bedah contohnya bedah plastik antrian bisa sekitar 1 minggu. Departemen lain bisa lebih dari 1 bulan. Sehingga ini menjadi isu yang patut dipertimbangkan. Untuk isu waktu antrian di rawat jalan yang memanjang dalam hal ini adalah waktu tunggu pelayanan di rawat jalan. Saat ini terutama pasien rawat jalan bedah plastik saja, pasien bisa antri mulai dari waktu pendaftaran jam 8 pagi ada yang baru dilayani sekitar jam 14.00. Hal ini sudah melebih standar waktu tunggu pelayanan rawat jalan adalah ≤ 60 menit. Sehingga ini merupakan isu yang layak untuk dimunculkan. Isu-isu tersebut dianalisis kelayakannya melalui meotde AKPL (Aktual, Khalayak, Problematik, Layak) yang dijelaskan sebagai berikut : a. Aktual : isu yang sedang atau dalam proses kejadian, sedang hangat dibicarakan dikalangan masyarakat, atau isu yang diperkirakan bakal terjadi dalam waktu dekat. Jadi bukan isu yang lepas dari perhatian masyarakat atau isu yang sudah basi. b. Khalayak : isu yang secara langsung menyangkut hajat hidup orang banyak, masyarakat pelanggan pada umumnya, dan bukan hanya untuk kepentingan seseorang atau sekelompok kecil orang tertentu saja. c. Problematika : isu yang menyimpang dari harapan, standar, ketentuan yang menimbulkan kegelisahan yang perlu segera dicari penyebab dan pemecahannya. d. Layak : isu yang masuk akal (logis), pantas, realistis, dan dapat dibahas sesuai dengan tugas, hak, wewenang, dan tanggung jawab. Isu yang layak diangkat dan dicarikan solusinya harus memenuhi keempat kriteria dalam metode AKPL. Apabila ada nilai negatif (isu tidak memenuhi salah satu kriteria) maka isu tersebut dianggap tidak layak untuk ditindaklanjuti.
26
3.2
Analisis Kelayakan menggunakan AKPL No.
Isu
A
K
P
L
Hasil
1.
Angka kejadian pressure injury
+
+
+
+
Memenuhi
-
+
+
-
Tidak
+
+
+
+
Memenuhi
+
+
+
+
Memenuhi
semakin meningkat 2.
Rekam pasien rawat inap dan rawat jalan medis masih manual
3
Meningkatnya antrian pasien penjadwalan operasi
4
Waktu pelayanan pasien rawat jalan yang memanjang
Isu yang telah memenuhi kelayakan melalui metode penapisan AKPL kemudian ditapis lagi dengan metode USG (Urgency, Seriousness, Growth) yang dijelaskan sebagai berikut :
a. Urgency : seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan waktu yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk memecahkan masalah yang menyebabkan sebuah isu.
b. Seriousness : seberapa serius isu tersebut peerlu dibahas dikaitkan dengan akibat yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut atau akibat yang menimbulkan masalah- masalah lain kalau penyebab isu tersebut tidak dipecahkan.
c. Growth : seberapa besar kemungkinan isu tersebut menjadi berkembang dikaitkan dengan kemungkinan masalah penyebab isu akan memburuk apabila dibiarkan. Setiap isu kemudian ditapis dengan diberikan skala Likert dengan nilai antara 1 sampai dengan 5, dimana nilai 1 bermakna sangat kecil, nilai 2 bermakna kecil, nilai 3 bermakna sedang, nilai 4 bermakna besar dan nilai 5 bermakna sangat besar. Isu yang memiliki nilai tertinggi akan diangkat sebagai isu yang terpilih untuk dibuat gagasan penyelesaian isu.
27
3.3
Metode Penapisan USG
No
Jenis Isu
Teknik Tapisan Isu Urgency
1
Angka kejadian
Seriousness
Total Growth
5
5
5
15
4
3
4
11
3
3
4
10
pressure injury semakin meningkat 2
Meningkatnya antrian pasien penjadwalan operasi
3
Waktu pelayanan pasien rawat jalan yang memanjang
Dari Kriteria APKL diatas, kami menentukan dua isu yang layak untuk mau kedepankan dengan alasan yaitu angka kejadian pressure injury yang semakin meningkat dilihat dari data jumlah pasien dari tahun 2014 sejumlah 52 pasien meningkat sampai 225 pada tahun 2020 merupakan peningkatan yang cukup signifikan, dimana seharusnya sudah menjadi KLB. Karena menurut Keputusan Menteri Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 129/Menkes/Sk/II/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit dan angka kejadinnya yang seharusnya adalah ≤ 1,5 %. Dan ini menjadi hal yang sangat serius karena hal ini bisa meningkatkan mortalitas pasien dan juga dengan pertumbuhannya yang lebih dari 4 kali lipat dalam 5 tahun terakhir. Sekiranya hal ini perlu intervensi yang segera untuk menurunkan laju pertumbuhan peningkatan kasus tersebut sehingga kualitas pelayanan yang komprehensif di RSHS akan terwujud.
3.4
Identifikasi Penyebab Isu Aktual Terpilih
Penyebab Beberapa sebab yang mendasari isu diatas adalah : •
Kurangnya pengetahuan manajemen pressure injury yang komprehensif (terutama preventif) dari tenaga medis, hanya menitik beratkan pada kuratif saja.
28
Padahal faktor pencegahan jauh lebih penting dalam penatalaksanaan dan perawatan pressure injury (aspek pelayanan publik dan Manajemen ASN) •
Penggunaan bed antidkubitus/antigravitasi yang belum maksimal, beserta peralatan pendukung lain yang menunjung pencegahan pressure injury (aspek pelayanan publik)
•
Belum adanya integrasi interdisiplin dalam suatu wadah, pelayanan masih sectoral dan egosentris tiap disiplin ilmu (aspek WoG)
•
Kurangnya informasi jumlah pasien yang beresiko pressure injury, sehingga kesulitan untuk mengawasi dan mencegah terjadinya pressure injury (Aspek WoG)
•
Kondisi klinis pasien yang kurang baik, karena kesulitan akses pelayanan Kesehatan, sehingga datang dengan kondisi yang berat (aspek pelayanan publik)
•
Dressing modern sulit didapatkan, karena stigma salah yang masih kuat dikalangan manajemen bahwa dressing modern lebih mahal untuk perawatan pasien (aspek WoG)
Menurut metode Kaoru Ishikawa yang dikenal dengan Fish Bone Diagram, terdapat 6 faktor yang mengkonstruksi sebab dan akibat. Berdasarakan akronim 6 M (Man, Machine, Methode, Material, Measurement/Inspection, Millieu/Environment). Berdasarakan analisis kami, maka disusun diagram seperti dibawah :
3.5
Dampak Apabila Isu Tidak Dapat Dicegah
Jangka pendek : -
Peningkatan angka morbiditas dan mortalitas pasien pressure injury
-
Perpanjangan length of stay pasien
29
-
Biaya (cost) pasien akan meningkat
-
Resiko pasien terbengkalai
Jangka panjang : -
Efisiensi rumah sakit berkurang
-
Kredibilitas RS menurun, karena kejadian pressure injury pada perawatan di suatu RS adalah termasuk Kejadian Luar Biasa (KLB) menurut
-
3.6
Resiko tuntutan dari pasien dan masyarakat meningkat
Pencegahan dan Rekomendasi Secara umum hasil penelitian kejadian pressure injury / ulkus dekubitus cukup
bervariasi, tapi secara umum dilaporkan bahwa 5-11% terjadi di tatanan perawatan akut, 15-25% di tatanan perawatan jangka panjang dan 7-12% di tatanan perawatan atau home care. Untuk mencegah dan meningkatkan penatalaksanaan pasien pressure injury agar lebih optimal ada beberapa usaha yang dapat kita lakukan : a. Mengusahakan ruangan khusus untuk pasien dengan pressure injury dan beresiko pressure injury, sehingga perawatannya lebih terfokus dan terarah terutama untuk pencegahan supaya tidak bertambah berat. (aspek methode) b. Mengusahakan sarana tempat tidur anti decubitus, serta alat dan bahan lain dengan jumlah yang cukup dan memadai.contoh : pasien luka bakar berat beresiko pressure injury membutuhkan anti gravitational Bed/Silica Bed (aspek machine) c. Membuat sistem pemantauan pasien baik jumlah dan resiko pressure injury yang diupdate di tiap ruangan oleh kepala ruangan dan terintegrasi, berupa layar informasi. (aspek inspeksi) d. Mengusahakan
kerjasama
dengan
farmasi
dan
pengadaan
untuk
mengadakan dressing modern dengan mengkaji efektivitas dan efisiensinya untuk merubah stigma pembiayaan mahal dressing modern (aspek material) e. Bekerjasama dengan sejawat lainnya untuk mengembangkan suatu wadah dalam perhimpunan atau keseminatan sehingga pelayanan lebih terintegrasi agar tercapai efisiensi dan efektifitas , sehingga mengurangi morbiditas pasien yang datang ke RSHS yang biasanya dirujuk dalam kondisi yang sudah berat (sesuai dengan aspek environment)
30
f.
Mengadakan pertemuan, pelatihan dan workshop rutin dengan bagian – bagian terkait tentang pelayanan pencegahan, perawatan luka (terutama Pressure Injury/ Ulkus dekubitus) serta pertemuan awam yang rutin sehingga seluruh tenaga medis terlibat, baik dari yang merawat pasien langsung sampai kepala ruangan, agar menjadi suatu sarana untuk menyamakan visi dan persepsi dan standarisasi demi kualitas pelayanan pada pasien.(aspek man)
Dari beberapa gagasan
rekomendasi yang ada berdasarkan penyebab isu
meningkatnya angka kejadaia pressure injury di RSHS, maka dapat kita tapis dengan Teknik Efektifitas, Efisiensi dan Kemudahan
No. Gagasan 1
Mengusahakan khusus
ruangan
untuk
Efektif
Efisien
Kemudahan
Hasil
+
-
-
Bukan
+
-
-
Bukan
+
+
+
Priorit
pasien
dengan pressure injury dan beresiko pressure injury 2
Mengusahakan
sarana
tempat tidur anti decubitus, serta alat dan bahan lain dengan jumlah yang cukup dan memadai 3
Membuat
sistem
pemantauan
pasien
baik
as
jumlah dan resiko pressure injury 4
Mengusahakan dengan
kerjasama
farmasi
pengadaan
+
+
+
dan
Priorit as
untuk
mengadakan
dressing
modern dengan pengkajian 5
Bekerjasama sejawat
lainnya
mengembangkan
dengan
+
-
untuk suatu
wadah dalam perhimpunan
31
+
Bukan
atau keseminatan 6
Mengadakan pelatihan rutin
pertemuan,
dan
dengan
bagian
+
+
Priorit
workshop bagian
terkait
pelayanan
+
as
–
tentang
pencegahan,
perawatan luka (terutama Pressure
Injury)
edukasi awam kasus
serta
mengenai
pressure
Injury
/
Ulkus Dekubitus
Dari prioritas gagasan tadi kami mengusulkan beberapa kegiatan yang bisa dilakukan, untuk itu kami susun berdasarkan SKP kami dan inovasi yang di buat sebagai berikut :
No.
Kegiatan
Sumber Kegiatan
1
Perancangan Pertemuan
•
Melakukan
•
WoG
•
Manajemen
Rutin
bersama
stake
pengamatan
holder
(Pressure
Injury
penyakit/wabah
Meeting)
Aspek
di
ASN
lapangan •
Melaksanakan
tugas
kedinasan lain
2
Pembuatan Video Tutorial Perawatan
•
Inovasi
•
Memberi
Ulkus
•
Perkuliahan/tutorial
Manajemen ASN
Dekubitus 3
Webinar Penatalaksanaan •
Memberi
•
WoG
Komprehensif
Perkuliahan/tutorial
•
Manajemen
Injury/Ulkus untuk
Pressure Dekubitus
Residen
ASN
bagian
terkait 4
Pembuatan sosialisasi
poster Melaksanakan kedinasan lain
32
tugas •
WoG
•
Penatalaksanaan Komprehensif
Pressure
Manajemen ASN
Injury/Ulkus Dekubitus di RSHS 5
Pembuatan video edukasi •
Melaksanakan
tugas •
Awam
kedinasan lain
•
Pressure
Injury/Ulkus Dekubitus 6
Evaluasi
•
webinar •
Penatalaksanaan Komprehensif
Inovasi Menyusun
Injury/Ulkus Dekubitus
Melaksanakan kedinasan lain
33
Manajemen ASN
Laporan Manajemen
Pelaksanaan Tugas Pressure •
WoG
tugas
ASN
3.7 No
Matriks Rancangan Aktualisasi Kegiatan
Tahapan
Hasil Kegiatan
Nilai-nilai Dasar
Kegiatan
Kontribusi
Penguatan
Terhadap Visi
Nilai-nilai
dan Misi
Organisasi
Organisasi 1
Perancangan
1. Konsultasi
1. Materi
yang 1. Sebelum konsultasi
Pertemuan rutin
kami membuat janji ,
perancangan
yang baik akan
Pertemuan Rutin
dengan
perlu
bersama
Mentor kepala
bahas dalam
pada saat konsultasi
pertemuan rutin
menguatkan
holder (Pressure
Divisi
pertemuan
kami berperilaku
Bersama stake
nilai-nilai RSUP
Injury
kepala
sopan santun, dan
holder terkait
Dr.
menyampaikan
akan
Sadikin
informasi dengan jujur
memberikan
PAMINGPIN
sesuai dengan
kontribusi pada
PITUIN
stake
/Ulkus
Dekubitus
Materi
Meeting)
jadwal
dan
di
Dalam
KSM 2. Rundown dan
pelaksanaan
pertemuan 3. Dokumentasi Pertemuan
34
Hasan yaitu
2. Diskusi
(video
keadaan di lapangan
visi dan misi :
(Kepemimpinan,
dengan rekan
recording
(Etika Publik dan
- Menyelenggar
Profesional,
sejawat divisi
aplikasi
antikorupsi). Dari
akan
Inovatif,
dan
bagian
zoom)
konsultasi kami
pelayanan
Unggul,
lain
untuk
mendapatkan kan
bedah
Integritas).
pemilihan
asupan yang terarah,
paripurna dan
materi
informatif dan akurat
prima, yang
pertemuan
(Akuntabilitas)
terintegrasi
dan komponen
dengan
yang
pendidikan dan
akan
hadir
penelitian, serta
3. Konsultasi materi
pengabdian
rundown
masyarakat
akhir dan
- Melakukan
pertemuan dengan
transformasi
mentor, kepala
dalam
divisi
mewujudkan
dan
status
kepala KSM
kesehatan masyarakat yang lebih baik
35
Tulus,
- Melakukan
4. Pelaksanaan pertemuan
kegiatan-
rutin
kegiatan pembinaan sumber
daya
manusia demi kesejahteraan dan terselenggaran ya
program
pelayanan bedah, 2. Dari diskusi dengan
pendidikan,
sejawat kami
dan penelitian
melakukan
yang unggul
musyawarah untuk mufakat untuk mendapatkan kesepakatan materi penatalaksanaan komprehensif. Diskusi dengan sikap saling
36
menghormati dan menghargai antara divisi (Nasionalisme) 3. Mengkonsultasikan hasil diskusi dan konsultasi sebelumnya dengan pemaparan materi yang update dan informatif , akurat penuh tanggung jawab sesuai dengan kepentingan pasien dan diskusi dengan menjaga sopan santun dan etika yang baik dengan pimpinan dan rekan sejawat (komitmen mutu, Etika Publik)
37
4. Pertemuan dilakukan sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan dan tepat waktu. Dalam pelaksanaannya senantiasa menjaga sikap sopan santun dan saling menghormati dan menghargai antara sejawat dan stake holder (Akuntabilitas, Nasionalisme, etika publik)
38
2
Pembuatan Video 1. Konsultasi Tutorial
dengan Mentor
Perawatan Ulkus
kepala
Dekubitus/
dan
Pressure Injury
1. Video
Dalam
Pembuatan
dengan pembuatan
pembuatan video video yang baik
janji konsultasi, dan
tutorial secara
dan bermanfaat
kemudian datang tepat
langsung dan
akan
KSM
waktu kemudian
tidak langung
menguatkan
mengenai
penulis memaparkan
akan
nilai-nilai RSUP
konsep untuk video
memberikan
Dr.
perlu
tutorial dengan etika
kontribusi pada
Sadikin
difokuskan dan
sopan dan santun
visi dan misi
PAMINGPIN
proses
yang baik.
RSHS yaitu :
PITUIN
pembuatan
(Akuntabilitas, etika
- Menyelenggar
(Kepemimpinan,
video
publik),
materi
Divisi kepala
yang
Tutorial
1. Sesi konsultasi dimulai
Hasan yaitu
akan
Profesional,
pelayanan
Inovatif,
bedah
Unggul,
Tulus,
Integritas).
39
2. Diskusi
2. Pada tahapan diskusi
paripurna dan
dengan rekan
kami mengutamakan
prima, yang
sejawat untuk
musyawarah untuk
terintegrasi
materi sesuai
mufakat untuk
dengan
dengan
mendapatkan bahan
pendidikan dan
kebutuhan
tutorial yang sesuai
penelitian,
peserta didik.
sesuai (Nasionalisme),
serta pengabdian masyarakat - Melakukan transformasi dalam mewujudkan status
40
3. Pelaksanan
3. Melaksanakan
kesehatan
pembuatan
pembuatan video
masyarakat
video
dengan memperhatikan
yang lebih baik
hubungan dan
- Melakukan
koordinasi yang baik
kegiatan-
dengan perawat dan
kegiatan
pimpinan fasilitas RS
pembinaan
yang digunakan.
sumber daya
Menampilkan materi
manusia demi
yang terbaru, efisien
kesejahteraan
dan efektif . Tepat
dan
waktu dan disiplin
terselenggaran
dalam pelaksanaan
ya program
jadwal pembuatan
pelayanan
Dengan jujur membuat
bedah,
laporan pengeluaran
pendidikan,
sesuai dengan
dan penelitian
anggaran dalam
yang unggul
pembuatan video (komitmen mutu, Etika Publik, anti korupsi)
41
3
Webinar
1. Konsultasi
1. Materi
1. Sesi konsultasi dimulai Pelaksanaan
Penatalaksanaan
dengan Mentor
pertemuan
dengan
Komprehensif
kepala
presentasi
janji
Pressure
dan
kepala
dan
kemudian datang tepat menegaskan
menunjukan
Injury/Ulkus
KSM
tentang
(rundown)
waktu kemudian penulis peran kami
dan
materi, peserta 2. Dokumentas
memaparkan
konsep dalam
menguatkan
serta
untuk
tutorial mewujudkan visi
nilai-nilai RSUP
sopan dan misi RSHS :
Dr.
Dekubitus Residen terkait
untuk bagian
Divisi
jadwal
webinar
i
webinar
pembuatan webinar akan
Pelaksanaan
konsultasi,
video etika
dan makin
yang
efektif
akan
(video
dengan
recording via
dan santun yang baik. - Menyelenggar
Sadikin
zoom)
(Akuntabilitas,
akan
PAMINGPIN
pelayanan
PITUIN
bedah
(Kepemimpinan,
etika
publik), 2. Diskusi
webinar
2. Pada tahapan diskusi
Hasan yaitu
dengan rekan
kami menguatamakan
paripurna dan
Profesional,
sejawat untuk
musyawarah untuk
prima, yang
Inovatif,
pemilihan
mufakat untuk
terintegrasi
Unggul,
mendapatkan bahan
dengan
Integritas).
komponen
tutorial yang sesuai
pendidikan dan
yang
akan
sesuai
penelitian,
hadir
serta
(Nasionalisme),
serta
materi
dan
pengabdian
jadwal
42
Tulus,
3. Pelaksanaan
4. Melaksanakan
webinar
pembuatan video
masyarakat - Melakukan
dengan memperhatikan
transformasi
hubungan dan
dalam
koordinasi yang baik
mewujudkan
dengan perawat dan
status
pimpinan fasilitas RS
kesehatan
yang digunakan.
masyarakat
Menampilkan materi
yang lebih baik
yang terbaru, efisien
- Melakukan
dan efektif .
kegiatan-
Menyampaikan materi
kegiatan
sesuai dengan
pembinaan
komptensi secara jujur
sumber
dan dapat
manusia demi
diperanggung
kesejahteraan
jawabkan (komitmen
dan
mutu, Etika Publik,
terselenggaran
anti korupsi)
ya
daya
program
pelayanan bedah, pendidikan,
43
dan penelitian yang unggul
4
Pembuatan Poster
1. Konsultasi dengan Mentor
tiap
rangka
kepala
rawat
Sosialisasi
dan
kepala
dan
Penatalaksanaan
KSM
tentang
jalan
Komprehensif
materi
Pressure
yang
Injury/Ulkus
sosialiasikan
Dekubitus RSHS
dalam
1. Poster
di
Divisi
poster akan
di 1. Dalam sesi konsultasi
Pembuatan
Pembuatan
kami mngemukanan
poster yang
Poster
Inap
informasi yang menjadi
terarah
tersosialisasi
rawat
latar belakang dengan
terintegrasi akan
dengan
tepat, jujur dan
makin
akan
bertanggung jawab,
menegaskan
menguatkan
serta berperilaku yang
peran RSHS
nilai-nilai RSUP
sopan santun (Anti
yang diwujudkan
Dr.
korupsi, Akuntabilitas
dalam visi dan
Sadikin
dan etika publik)
misi RSHS :
PAMINGPIN
ruang
44
yang
baik
Hasan yaitu
- Menyelenggar
2. Diskusi
2. Dalam pelaksanaan
PITUIN
akan
(Kepemimpinan,
pelayanan
Profesional,
dengan rekan
diskusi kami
bedah
Inovatif,
sejawat
mengutamakan
paripurna dan
Unggul,
mengenai
musyawarah untuk
prima, yang
Integritas).
mufakat dengan
terintegrasi
sesuai dengan
sejawat lain untuk
dengan
kebutuhan
menghasilkan materi
pendidikan dan
yang sesuai dengan
penelitian,
kebutuhan
serta
(Nasionalisme)
pengabdian
materi
pasien
yang
dan
stake holder
45
Tulus,
3. Pelaksanaan
3. Menggunakan
Bahasa
masyarakat
penempelan
yang sopan dan santun - Melakukan
poster
ketika
berinteraksi
dengan pihak
–
transformasi
sejawat
atau
dalam
pihak
yang
mewujudkan
terlibat
dalam
status
penempelan
poster
kesehatan
(Etika Publik)
masyarakat yang lebih baik - Melakukan kegiatankegiatan pembinaan sumber
daya
manusia demi kesejahteraan dan terselenggaran ya
program
pelayanan bedah, pendidikan,
46
dan penelitian yang unggul
47
5
Pembuatan Video 1. Konsultasi Edukasi
Awam
1. Video
1. Pada
saat
konsultasi Pembuatan
Kegiatan
dengan Mentor
Edukasi
dengan mentor, kepala video edukasi
Edukasi
Pressure
kepala
melalui media
divisi dan kepala KSM akan membantu
Menguatkan
Injury/Ulkus
dan
kepala
sosial
kami
nilai-nilai RSUP
Dekubitus
KSM
materi
(youtube)/Ka
informasi dan masukan pelaksanaan visi
Dr.
video
dan
nal
yang
arahan dan misi RSHS
Sadikin
akurat, juga secara tidak
PAMINGPIN
Divisi
proses
media
RSHS
mendapatkan sosialisasi
dapat
informasi
pembuatannya
langsung yaitu:
PITUIN
jawabkan
- Menyelenggar
(Kepemimpinan,
2. Pada
saat
diskusi
Profesional,
pelayanan
Inovatif,
bedah
Unggul, Integritas).
dengan
sejawat untuk
menerapkan
prinsip
paripurna dan
pemilihan
musyawarah
untuk
prima, yang
materi edukasi
mufakat
dan
terintegrasi
dan
mengemukakan pedapat
dengan
dengan prinsip saling
pendidikan dan
menghormati
penelitian,
edukasi
sejawat
akan
dengan rekan
cakupan
dan
menghargai orang lain.
serta
(Nasionalisme,
etika
pengabdian
Materi
masyarakat
publik) disosialisasikan
48
yaitu
dipertanggung
(Akuntabilitas) 2. Diskusi
Hasan
untuk
Tulus,
masyarakat - Melakukan
seluruh melalui
media
sosial
(Nasionalisme)
transformasi dalam mewujudkan status kesehatan masyarakat yang lebih baik - Melakukan
3. Konsultasi akhir
3. Pada
materi
saat
konsultasi
akhir
kami
kegiatankegiatan
edukasi
mengemukakan materi ,
pembinaan
dengan
menerima
sumber
mentor, kepala
pada
Divisi
sikap
dan
kepala KSM
masukan
mentor
daya
dengan
manusia demi
saling
kesejahteraan
menghormati
dan
dan
dengan
dan
terselenggaran
sopan
santun mengemukakan
ya
pendapat.(Nasionalism
pelayanan
e, Etika Publik)
bedah,
49
program
4. Posting materi Edukasi
4. Materi disampaikan
di
secara informatif,
dan penelitian yang unggul
media
sosial/
efektif dan efisien dan
kanal
media
up to date . Materi
RSHS
pendidikan,
diposting dimedia sosial dengan sebelumnya mendapatkan persetujuan pihak – pihak tekait (Komitmen Mutu, etika publik)
6
Evaluasi
hasil 1. Pelaksanaan
1. Google form 1. Pada pelaksanaan pre
Pelaksanaan
Kegiatan
Webinar
pre-test
dan
pre test , post
dan post test
dan evaluasi
evaluasi
Penatalaksanaan
post-test
bagi
test dan feed
menerapksan prinsip
kegiatan yan
webinar dengan
Komprehensif
residen
yang
back
kerahasiaan dengan
baik akan
menghasilkan
Pressure
menangani
materi yang dapat
memberik
pelayanan yang
Injury/Ulkus
pasien pressure
pre-test
dipertanggung
keluaran yang
prima
Dekubitus
injury
post-test
jawabkan hasilnya
baik yang
menguatkan
(Etika publik,
mendukung visi
nilai-nilai RSUP
akuntabilitas)
dan misi RSHS :
Dr.
2. Dokumentasi dan
3. Laporan hasil evaluasi
50
hasil
akan
Hasan
2. Diskusi dengan sejawat holder
2. Diskusi dengan stake
stake tentang
hasil evaluasi
- Menyelenggar akan
PAMINGPIN
dengan prinsip sopan
pelayanan
PITUIN
santun dan saling
bedah
(Kepemimpinan,
menghormati untuk
paripurna dan
Profesional,
musyawarah mufakat
prima, yang
Inovatif,
(etik publik,
terintegrasi
Unggul,
nasionalisme)
dengan
Integritas).
penelitian, 3. Konsultasi dengan
dengan mentor,
menghormati
kepala KSM dan
pendapat orang lain
kepala
dan tidak menghakimi.
untuk
divisi umpan
Hasil evaluasi
balik yang telah
memberikan umpan
diterima
balik untuk
dan
penatalaksanaa
pelaksanaan kegiatan
n lanjutannya.
selanjutnya dengan tujuan perbaikan (nasionalisme, etika publik, komitmen
51
yaitu
holder dan sejawat
pendidikan dan 3. Konsultasi
Sadikin
serta pengabdian masyarakat - Melakukan transformasi dalam mewujudkan status kesehatan masyarakat yang lebih baik
Tulus,
mutu)
- Melakukan kegiatan-
4. Membuat
4. Membuat laporan
kegiatan
laporan evaluasi
dengan jujur dan
pembinaan
kegiatan
akurat sesuai dengan
sumber
fakta – fakta yang ada
manusia demi
(Anti Korupsi)
kesejahteraan
daya
dan terselenggaran ya
program
pelayanan bedah, pendidikan, dan penelitian yang unggul
52
3.8
Rancangan Waktu Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi September (Minggu)
No.
Kegiatan I
1.
Perancangan Pertemuan Rutin
2.
Pembuatan video Tutorial
3.
Pelaksanaan Webinar
4.
Pembuatan Poster sosialisasi
5.
Pembuatan video edukasi
6.
Evaluasi hasil webinar
53
II
III
IV
BAB IV CAPAIAN AKTUALISASI Kami sebagai Peserta kegiatan Pelatihan Dasar CPNS
di Bapelkes
Cikarang secara Blended learning online dengan menerima materi – materi serta internalisasi nilai-nilai dasar profesi PNS untuk dapat mengaktualisasikannya di unit kerja kami yaitu KSM Ilmu Bedah RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Terdapat 6 kegiatan yang kami lakukan dalam rangka aktualisasi. Semua kegiatan yang dilakukan berdasarkan dengan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), perintah atasan, dan inovasi. Tujuan pelaksanaan program aktualisasi Pelatihan Dasar (Latsar) CPNS di unit kerja adalah untuk menginternalisasi dan habituasi nilai-nilai ANEKA pada diri CPNS. Program ini dilaksanakan selama 30 hari terhitung mulai tanggal 4 September – 8 Oktober 2021. Dari 6 kegiatan yang kami rencanakan dalam aktualisasi dan habituasi, semua kegiatan dapat kami laksanakan dengan baik, meskipun ada beberapa kendala yang harus kami hadapi.
No
Kegiatan
Sumber Kegiatan
Realisasi
Hasil
. 1
Perancangan
•
Melakukan
• Notulensi
Terealisasi
• Pertemuan
Pertemuan Rutin
pengamatan
bersama
penyakit/waba
Rutin setiap
h di lapangan
Bulan
stake
holder (Pressure Injury Meeting)
•
Melaksanakan tugas kedinasan lain
2
Pembuatan Video
•
Inovasi
•
Memberi
Tutorial
Terealisasi
•
Perkuliahan/tut
Perawatan
Video Tutorial
orial
Ulkus Dekubitus 3
Webinar
•
Terealisasi
Memberi
54
•
Rekaman
Penatalaksanaa
Perkuliahan/tuto
n Komprehensif
rial
Webinar
Pressure Injury/Ulkus Dekubitus untuk Residen bagian terkait 4
Pembuatan
Melaksanakan
poster
tugas
sosialisasi
lain
Terealisasi
•
kedinasan
Poster Pencegaha n
Penatalaksanaa
Ulkus
Dekubitus
n Komprehensif Pressure Injury/Ulkus Dekubitus
di
RSHS 5
Pembuatan video
•
edukasi
Terealisasi
tugas kedinasan
Awam Pressure Injury/Ulkus
Melaksanakan
•
Video Edukasi
lain •
Inovasi
•
Menyusun
Dekubitus 6
Evaluasi
Terealisasi
webinar
Laporan
Penatalaksanaa
Pelaksanaan
n Komprehensif
Tugas
Pressure
•
Laporan hasil Evaluasi
Melaksanakan
Injury/Ulkus
tugas kedinasan
Dekubitus
lain
Tabel Kegiatan I
55
Kegiatan I
Perancangan Pertemuan Rutin bersama stake holder (Pressure Injury /Ulkus Dekubitus Meeting)
Tanggal Pelaksanaan
Selasa 22 September 2021
Deskripsi
Pertemuan diselenggarakan pada hari Selasa 22 September 2021 ,dihadiri oleh sejawat dari Bedah Orthopedi, Anestesiologi, Neurologi dan Bedah Plastik. Kami mendapat banyak masukan dan dukungan untuk segera merancang acar kedepannya dalam rangka menyambut hari pencegahan Pressure Injury dengan membentuk suatu wadah. Pertemuan
rutin
akhirnya
disepakati
akan
dilaksanakan setiap hari selasa di minggu ke-3 setiap bulannya.
Kendala
Penentuan
waktu
pelaksanaan
menjadi
agak
terhambat karena harus menyesuaikan dengan waktu para pejabat dan stakeholder terkait, namun pada akhirnya
dapat
terlaksana
dengan
baik
serta
menghasilkan output yang baik pula. Nilai relevan
dasar
yang Dari tahapan – tahapan kegiatan yang dilakukan terdapat nilai – nilai dasar yang relevan diterapkan yakni ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen mutu, Antikorupsi), diantaranya : 1. Sebelum konsultasi kami membuat janji , pada saat konsultasi kami berperilaku sopan santun, dan menyampaikan informasi dengan jujur sesuai dengan keadaan di lapangan (Etika
Publik
dan
antikorupsi).
Dari
konsultasi kami mendapatkan asupan yang terarah,
informatif
dan
akurat
(Akuntabilitas) 2. Diskusi dengan musyawarah untuk mufakat
56
untuk
mendapatkan
penatalaksanaan
kesepakatan
komprehensif.
materi Diskusi
dengan sikap saling menghormati dan menghargai antara divisi (Nasionalisme) 3. Mengkonsultasikan hasil diskusi dan konsultasi sebelumnya dengan pemaparan materi yang update dan informatif , akurat penuh tanggung jawab sesuai dengan kepentingan pasien dan diskusi dengan menjaga sopan santun dan etika yang baik dengan pimpinan dan rekan sejawat (komitmen mutu, Etika Publik) 4. Pertemuan dilakukan sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan dan tepat waktu. Dalam pelaksanaannya senantiasa menjaga sikap sopan santun dan saling menghormati dan menghargai antara sejawat dan stake holder (Akuntabilitas, Nasionalisme, etika publik)
Kontribusi Visi dan Misi
terhadap Dengan adanya pertemuan rutin antar bagian terkait, akan terjadi koordinasi yang baik dan sinergisitas yang luar biasa demi peningkatan mutu pelayanan sehingga terwujud misi dari RSHS yakni Menyelenggarakan pelayanan bedah paripurna dan prima, yang terintegrasi dengan pendidikan dan penelitian, serta pengabdian masyarakat
Penguatan nilai – nilai Pertemuan rutin yang baik akan menguatkan nilai-nilai organisasi
RSUP Dr. Hasan Sadikin yaitu PAMINGPINPITUIN (Kepemimpinan, Profesional, Inovatif, Tulus, Unggul, Integritas).
Output
Video rekaman pertemuan rutin
57
Manfaat/ hasil capaian Dari hasil kesepakatan maka tercapai suatu rantai koordinasi yang baik antar bagian melalui suatu wadah pertemuan rutin. Analisis Dampak
Tanpa
diwujudkannya
pertemuan
rutin
yang
berkelanjutan maka, sulit tercapai koordinasi yang baik sehingga mutu pelayanan paripurna akan semakin sulit tercapai. Dampak jika tidak diterapkannya nilai – nilai ANEKA : 1. Akuntabilitas : tidak bertanggung jawab terhadap tugas dilakukan berdampak kepada pelayanan yang terbengkalai, hubungan dengan divisi lain akan kurang baik 2.
Nasionalisme
:
kurangnya
komunikasi
dan
koordinasi mengakibatkan kurangnya rasa memilki sebagai satu kesatuan yaitu RSHS 3. Etika Publik : kurangnya etika berakibat pada penilaian yang buruk dan citra buruk yang berujung pada kualitas pelayanan yang semakin buruk, ketidak percayaan publik. 4. Komitmen Mutu : Ketidaksesuaian pelayanan yang diberikan dengan SOP dan pembaharuan, akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas pasien 5. Anti Korupsi : dengan adanya benih- benih Tindakan korupsi akan memperburuk pelayanan serta citra di masyarakat, mengakibatkan ketidak percayaan publik.
Lampiran Kegiatan I
58
Konsultasi
dengan
Mentor
kepala Divisi dan kepala KSM Materi dan jadwal pelaksanaan
Diskusi dengan rekan sejawat divisi dan bagian lain untuk pemilihan materi pertemuan dan komponen yang akan hadir
59
Poin – poin penekanan pada pertemuan rutin Pressure Injury
Pelaksanaan pertemuan rutin
Tabel Kegiatan II Kegiatan II
Pembuatan
Video
Tutorial
Perawatan Ulkus Dekubitus/ Pressure Injury Tanggal Pelaksanaan
5-10 September
Deskripsi
Pembuatan koordinasi
video dan
tutorial
bantuan
dilakukan
banyak
dengan
pihak,
serta
menerapkan arahan dan poin penekanan yang di dapat dari diskusi dengan kepala divisi Bedah plastik
60
rekonstruksi dan estetik, kepala KSM Bedah dan sejawat lain. Kendala
Kendala yang dialami untuk pembuatan video memerlukan persiapan yang matang serta detail yang memakan banyak waktu.
Nilai dasar yang relevan Dari tahapan – tahapan kegiatan yang dilakukan terdapat nilai – nilai dasar yang relevan diterapkan yakni ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen mutu, Antikorupsi), diantaranya : 1. Sesi konsultasi dimulai dengan pembuatan janji konsultasi, dan kemudian datang tepat waktu kemudian penulis memaparkan konsep untuk video tutorial dengan etika sopan dan santun yang baik. (Akuntabilitas, etika publik), 2. Pada tahapan diskusi kami mengutamakan musyawarah
untuk
mufakat
untuk
mendapatkan bahan tutorial yang sesuai (Nasionalisme), 3. Melaksanakan pembuatan video
dengan
memperhatikan hubungan dan koordinasi yang baik dengan perawat dan pimpinan fasilitas RS yang digunakan. Menampilkan materi yang terbaru, efisien dan efektif . Tepat
waktu
dan
disiplin
dalam
pelaksanaan jadwal pembuatan. Dengan jujur membuat laporan pengeluaran sesuai dengan anggaran dalam pembuatan video (komitmen
mutu,
Etika
Publik,
anti
korupsi)
Kontribusi terhadap Visi Dengan adanya pertemuan rutin antar bagian terkait,
61
dan Misi
akan terjadi koordinasi yang baik dan sinergisitas yang luar biasa demi peningkatan mutu pelayanan sehingga
terwujud
misi
dari
RSHS
yakni
Menyelenggarakan pelayanan bedah paripurna dan prima, yang terintegrasi dengan pendidikan dan penelitian, serta pengabdian masyarakat Penguatan nilai – nilai Pertemuan rutin yang baik akan menguatkan nilaiorganisasi
nilai
RSUP
Dr.
PAMINGPINPITUIN
Hasan
Sadikin
yaitu
(Kepemimpinan, Profesional,
Inovatif, Tulus, Unggul, Integritas).
Output
Video tutorial perawatan ulkus dekubitus
Manfaat/ hasil capaian
Manfaat yang dicapai sebagai bahan edukasi para residen yang terkait sehingga terdapat keseragaman dan keseuaian berdasarkan detail SOP dalam penatalaksanaan pasien ulkus dekubitus yang pada akhinya akan meningkatkan mutu pelayanan pasien.
Analisis Dampak
Dengan
tidak
penatalaksanaan
adanya pasien
video –
tutorial
pasien
akan
makan tidak
seragam dan tidak sesuai dengan detail SOP sehingga dapat menimbulkan morbiditas bahkan mortalitas untuk pasien. Dampak jika tidak diterapkannya nilai – nilai ANEKA : 1. Akuntabilitas : tidak bertanggung jawab terhadap tugas dilakukan berdampak kepada pelayanan yang terbengkalai, hubungan dengan divisi lain akan kurang baik 2. Nasionalisme
: kurangnya komunikasi dan
koordinasi mengakibatkan kurangnya rasa memilki sebagai satu kesatuan yaitu RSHS 3. Etika Publik : kurangnya etika berakibat pada penilaian yang buruk dan citra buruk yang berujung
62
pada kualitas pelayanan yang semakin buruk, ketidak percayaan publik. 4. Komitmen Mutu : Ketidaksesuaian pelayanan yang diberikan dengan SOP dan pembaharuan, akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas pasien 5. Anti Korupsi : dengan adanya benih- benih Tindakan korupsi akan memperburuk pelayanan serta citra di masyarakat, mengakibatkan ketidak percayaan publik.
Lampiran Kegiatan II Saat diskusi dan konsultasi dengan Ka Divisi Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik dan Ka KSM Ilmu Bedah
Diskusi dengan sejawat terkait mengenai video
detail
serta
pembuatan
poin
–
poin
penekanan dalam video tutorial yang berguna dalam proses pengajaran residen terkait.
63
Pembuatan merujuk terbaru,
video pada SOP
memperhatikan
dengan guidelines serta protokol
Kesehatan.
64
Tabel Kegiatan III
Kegiatan III
Webinar Penatalaksanaan Komprehensif Pressure Injury/Ulkus Dekubitus untuk Residen bagian terkait
Tanggal Pelaksanaan
Minggu tanggal 26 September 2021
Deskripsi
Dari pemaparan hasil diskusi sebelumnya, kami mendapat saran – saran sehingga poin – poin yang disampaikan pada Webinar tersampaikan dengan baik serta peserta mendapatkan wawasan yang baik mengenai Pressure injury. Peserta mengisi pretest dan post test dengan baik.
Kendala
DIkarenakan jadwal residen yang padat, maka agak sedikit kendala waktu dalam pelakasanaannya. Namun kegiatan dapat berjalan dengan baik dan para residen mendapatkan manfaatnya.
Nilai dasar yang relevan Dari tahapan – tahapan kegiatan yang dilakukan terdapat nilai – nilai dasar yang relevan diterapkan
65
yakni ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen mutu, Antikorupsi), diantaranya : 1. Sebelum konsultasi kami membuat janji , pada saat konsultasi kami berperilaku sopan santun, dan menyampaikan informasi dengan jujur sesuai dengan keadaan di lapangan (Etika Publik dan antikorupsi). Dari
konsultasi
kami
mendapatkan
kan
asupan yang terarah, Dari diskusi dengan sejawat kami melakukan musinformatif dan akurat (Akuntabilitas) 2. Diskusi dengan musyawarah untuk mufakat untuk
mendapatkan
penatalaksanaan
kesepakatan
materi
komprehensif.
Diskusi
dengan sikap saling menghormati dan menghargai antara divisi (Nasionalisme) 3. Mengkonsultasikan
hasil
diskusi
dan
konsultasi sebelumnya dengan pemaparan materi yang update dan informatif , akurat penuh tanggung jawab sesuai dengan kepentingan pasien dan diskusi dengan menjaga sopan santun dan etika yang baik dengan
pimpinan
dan
rekan
sejawat
(komitmen mutu, Etika Publik) 4. Pertemuan dilakukan sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan dan tepat waktu. Dalam pelaksanaannya senantiasa menjaga sikap
sopan
menghormati
santun dan
dan
menghargai
saling antara
sejawat dan stake holder (Akuntabilitas, Nasionalisme, etika publik)
66
Kontribusi terhadap Visi Dengan adanya pertemuan rutin antar bagian terkait, dan Misi
akan terjadi koordinasi yang baik dan sinergisitas yang luar biasa demi peningkatan mutu pelayanan sehingga
terwujud
misi
dari
RSHS
yakni
Menyelenggarakan pelayanan bedah paripurna dan prima, yang terintegrasi dengan pendidikan dan penelitian, serta pengabdian masyarakat Penguatan nilai – nilai Pertemuan rutin yang baik akan menguatkan nilaiorganisasi
nilai
RSUP
Dr.
PAMINGPINPITUIN
Hasan
Sadikin
yaitu
(Kepemimpinan, Profesional,
Inovatif, Tulus, Unggul, Integritas).
Output
Slide presentasi Webinar, laporan penyelenggaraan webinar.
Manfaat/ hasil capaian
Manfaat yang didapat yaitu residen yang terkait mendapatkan tambahan ilmu dan referensi dalam penatalakasanaan pasien dengan ulkus decubitus, sehingga dapat diterapkan dalam praktek sehari – hari. Kami mendapatkan masukan dalam kesulitan dan
masalah
yang
dihadapi
residen
dalam
penatalaksanaan pasien ulkus decubitus. Yang nantinya
akan
menjadi
bahan
perbaikan
dan
koordinasi dengan stake holder terkait. Analisis Dampak
Dengan tidak terselenggaranya webinar ini makan kita tidak akan tahu bagaimana level kesulitan yang dihadapi
oleh
residen
terkait
serta
penatalaksanaannya. Sehingga pada akhirnya mutu pelayanan akan menurun. Dampak jika tidak diterapkannya nilai – nilai ANEKA : 1. Akuntabilitas : tidak bertanggung jawab terhadap tugas dilakukan berdampak kepada pelayanan yang terbengkalai, hubungan dengan divisi lain akan
67
kurang baik 2. Nasionalisme
: kurangnya komunikasi dan
koordinasi mengakibatkan kurangnya rasa memilki sebagai satu kesatuan yaitu RSHS 3. Etika Publik : kurangnya etika berakibat pada penilaian yang buruk dan citra buruk yang berujung pada kualitas pelayanan yang semakin buruk, ketidak percayaan publik. 4. Komitmen Mutu : Ketidaksesuaian pelayanan yang diberikan dengan SOP dan pembaharuan, akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas pasien 5. Anti Korupsi : dengan adanya benih- benih Tindakan korupsi akan memperburuk pelayanan serta citra di masyarakat, mengakibatkan ketidak percayaan publik.
Lampiran Kegiatan III Diskusi dengan Ka Divisi Bedah Plastik rekonstruksi dan Estetik dan Ka KSM Ilmu Bedah
68
Diskusi dengan sejawat terkait mengenai
penyelenggaraan
webinar dan jadwal webinar serta isi materi yang akan disampaikan berikut apa yang ingin dicapai.
Proses
persiapan
dengan
diantaranya
membuat
mengenai
topik
announcement
presentasi
yang via
dipilih,
Group, serta membuat rincian jadwal acara dan menentukan moderator.
69
Tabel Kegiatan IV Kegiatan IV
Pembuatan Poster dalam rangka Sosialisasi Penatalaksanaan
Komprehensif
Pressure
Injury/Ulkus Dekubitus di RSHS Tanggal Pelaksanaan
Tanggal 13 – 26 September 2021
Deskripsi
Poster dibuat sesuai arahan dan poin – poin penekanan yang disampaikan pada diskusi dengan Ka Divisi, Ka KSM dan sejawat terkait yang juga disesuaikan dengan guideline terbaru
Kendala
Kendala
masalah
waktu
karena
harus
menyesuaikan dengan format yang disampaikan oleh Promkes RSHS. Nilai dasar yang relevan
Dari tahapan – tahapan kegiatan yang dilakukan terdapat nilai – nilai dasar yang relevan diterapkan yakni ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen
mutu,
Antikorupsi),
diantaranya : 1. Dalam sesi konsultasi kami mengemukanan informasi yang menjadi latar belakang dengan tepat, jujur dan bertanggung jawab, serta berperilaku yang sopan santun (Anti korupsi, Akuntabilitas dan etika publik) 2. Dalam
70
pelaksanaan
diskusi
kami
mengutamakan mufakat
musyawarah
dengan
sejawat
lain
untuk untuk
menghasilkan materi yang sesuai dengan kebutuhan (Nasionalisme) 3. Menggunakan Bahasa yang sopan dan santun ketika berinteraksi dengan sejawat atau pihak – pihak yang terlibat dalam penempelan poster(dalam hal ini sosialisasi di media/ kanal RSHS melalui Promkes RSHS (Etika Publik)
Kontribusi terhadap Visi Dengan adanya pertemuan rutin antar bagian dan Misi
terkait, akan terjadi koordinasi yang baik dan sinergisitas yang luar biasa demi peningkatan mutu pelayanan sehingga terwujud misi dari RSHS yakni Menyelenggarakan pelayanan bedah paripurna dan prima, yang terintegrasi dengan pendidikan dan penelitian, serta pengabdian masyarakat
Penguatan nilai – nilai Pertemuan rutin yang baik akan menguatkan nilaiorganisasi
nilai
RSUP
Dr.
Hasan
Sadikin
yaitu
PAMINGPINPITUIN (Kepemimpinan, Profesional, Inovatif, Tulus, Unggul, Integritas).
Output
Poster Penatalaksanaan Komprehensif Pressure Injury/Ulkus
Dekubitus
yang
sudah
disetujui
Promkes RSHS Bandung Manfaat/ hasil capaian
Poster menjadi sumber avuan dan pengetahuan yang baik dalam penanganan ulkus decubitus baik di RS dan dirumah (bagi para keluarga pasien)
Analisis Dampak
Dampak apabial tidak ditambahkannnya poster yaitu kurangnya sumber – sumber ilmu dan pengetahuan mengenai penatalaksanaan pasien
71
ulkus decubitus, sehingga pada akhirnya pasien tidak mendapatkan terapi yang sesuai dan baik, sehingga banyak pasien pada akhirnya datang dengan
kondisi
yang
sudah
buruk
dengan
komplikasi. Dampak jika tidak diterapkannya nilai – nilai ANEKA : 1. Akuntabilitas : tidak bertanggung jawab terhadap tugas dilakukan berdampak kepada pelayanan yang terbengkalai, hubungan dengan divisi lain akan kurang baik 2. Nasionalisme : kurangnya semangat kesatuan akan mengurangi capaian sosialisasi kita untuk semua pasien di seluruh Indonesia, sehingga tidak tercapainya tujuan dari materi 3. Etika Publik : kurangnya etika berakibat pada penilaian yang buruk dan citra buruk yang berujung pada kualitas pelayanan yang semakin buruk, ketidak percayaan publik. 4. Komitmen Mutu : Ketidaksesuaian pelayanan yang diberikan dengan SOP dan pembaharuan, akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas pasien 5. Anti Korupsi : dengan adanya benih- benih Tindakan korupsi akan memperburuk pelayanan serta citra di masyarakat, mengakibatkan ketidak percayaan publik.
Lampiran Kegiatan IV
72
Diskusi Divisi
dengan Bedah
Rekonstruksi
Ka
plastik dan
Estetik dan Ka KSM Ilmu Bedah
Diskusi dengan sejawat terkait mengenai detail materi disampaikan
yang dalam
poster dan poin – poin penekanan
yang
dibutuhkan.
73
Poster
yang
dibuat
dengan ketentuan yang sesuai arahan Bagian Promkes RSHS
Tabel Kegiatan V Kegiatan V
Pembuatan
Video
Edukasi
Awam
Pressure
Injury/Ulkus Dekubitus Tanggal Pelaksanaan
Tanggal 13 – 26 September 2021
Deskripsi
Pembuatan video dilakukan dengan koordinasi dan bantuan banyak pihak memperhatikan protokol Kesehatan dan juga mengacu pada guideline yang terbaru.
Kendala
Pembuatan
video
terkendala
waktu
karena
membutuhkan persiapan dan detail yang baik serta koordinasi dan koreksi dari pihak Promkes RSHS Nilai dasar yang relevan Dari tahapan – tahapan kegiatan yang dilakukan terdapat nilai – nilai dasar yang relevan diterapkan yakni ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen mutu, Antikorupsi), diantaranya
74
: 1. Pada saat konsultasi dengan mentor, kepala divisi dan kepala KSM kami mendapatkan informasi dan masukan yang dapat arahan informasi akurat, dipertanggung jawabkan (Akuntabilitas) 2. Pada
saat
diskusi
dengan
sejawa
menerapkan prinsip musyawarah untuk mufakat
dan
mengemukakan
pendapat
dengan prinsip saling menghormati dan menghargai
orang
lain.
(Nasionalisme,
etika publik) Materi disosialisasikan untuk seluruh masyarakat melalui media sosial (Nasionalisme) 3. Pada
saat
konsultasi
akhir
kami
mengemukakan materi , menerima masukan pada
mentor
dengan
sikap
saling
menghormati dan dengan sopan dan santun
mengemukakan
pendapat.(Nasionalisme, Etika Publik) 4. Materi disampaikan secara informatif, efektif dan efisien dan up to date . Materi diposting dimedia
sosial
dengan
sebelumnya
mendapatkan persetujuan pihak – pihak tekait (Komitmen Mutu, etika publik)
Kontribusi terhadap Visi Dengan adanya pertemuan rutin antar bagian terkait, dan Misi
akan terjadi koordinasi yang baik dan sinergisitas yang luar biasa demi peningkatan mutu pelayanan sehingga
terwujud
misi
dari
RSHS
yakni
Menyelenggarakan pelayanan bedah paripurna dan prima, yang terintegrasi dengan pendidikan dan penelitian, serta pengabdian masyarakat
75
Penguatan nilai – nilai Pertemuan rutin yang baik akan menguatkan nilaiorganisasi
nilai
RSUP
Dr.
PAMINGPINPITUIN
Hasan
Sadikin
yaitu
(Kepemimpinan, Profesional,
Inovatif, Tulus, Unggul, Integritas).
Output
Video
Edukasi
Awam
Pressure
Injury/Ulkus
Dekubitus Manfaat/ hasil capaian
Menambah pengetahuan dan edukasi bagi para keluarga pasien yang membantu merawat pasien ulkus decubitus sehingga pasien mendapatkan perawatan yang sesuai walaupun tidak berada di fasilitas Kesehatan.
Analisis Dampak
Dengan tidak adanya video edukasi keluarga pasien cenderung tidak paham mengenai detail bagaimana cara penanganan pasien dirumha jika hanya dengan tulisan atau kata – kata, sehingga pada akhirnya pasien akan Kembali dengan kondisi yang lebih parah. Dampak jika tidak diterapkannya nilai – nilai ANEKA : 1. Akuntabilitas : tidak bertanggung jawab terhadap tugas dilakukan berdampak kepada pelayanan yang terbengkalai, proses perawatan lanjutan yang tidak maksimal 2. Nasionalisme : kurangnya semangat kesatuan akan mengurangi capaian sosialisasi kita untuk semua pasien di seluruh Indonesia, sehingga tidak tercapainya tujuan dari materi 3. Etika Publik : kurangnya etika berakibat pada penilaian yang buruk dan citra buruk yang berujung pada kualitas pelayanan yang semakin buruk, ketidak percayaan publik. 4. Komitmen Mutu : Ketidaksesuaian pelayanan yang
76
diberikan dengan SOP dan pembaharuan, akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas pasien 5. Anti Korupsi : dengan adanya benih- benih Tindakan korupsi akan memperburuk proses agen perubahan, memperburuk pelayanan serta citra di masyarakat, publik.
Lampiran Kegiatan V Diskusi dengan
Ka
Divisi dan Ka KSM
Ilmu
Bedah mengenai pembuatan video edukasi dan mendapatkan masukan bermanfaat dengan poin – poin yang perlu ditambahkan Diskusi dengan sejawat menganai bahan materi yang
sesuai
dan dibutuhkan
77
mengakibatkan
ketidak
percayaan
serta
detail
materi
dan
jadwal pembuatan.
Poin
-poin
pembuatan video
yang
akan dibuat
Video
yang
disesuaikan dengan guidelines terbaru, SOP serta arahan dari
bagian
Promkes RSHS. Link: https://drive.google.com/file/d/1Fl4bm7av0kGkZ1ZQb3lo4rvEriWg2T_r/view?usp=sharing
Tabel Kegiatan VI Kegiatan VI
Evaluasi
hasil
Webinar
Penatalaksanaan
Komprehensif Pressure Injury/Ulkus Dekubitus Tanggal Pelaksanaan
Tanggal 13 – 26 September 2021
Deskripsi
Dari hasil pre dan post test yang di bagikan
78
menggunakan tautan google form pada webinar kita menganalisis bagaimana tingkat pemahaman para residen terkait. Kendala
Kendala yang dihadapi adalah dalam pelaksanaannya yang mundur dari jadwal dikarenakan penyesuaian waktu pada residen terkait.
Nilai
dasar
relevan
yang Dari tahapan – tahapan kegiatan yang dilakukan terdapat nilai – nilai dasar yang relevan diterapkan yakni ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen mutu, Antikorupsi), diantaranya : 1. Pada
pelaksanaan
pre
dan
post
test
menerapksan prinsip kerahasiaan dengan materi yang dapat dipertanggung jawabkan hasilnya (Etika publik, akuntabilitas) 2. Diskusi dengan stake holder dan sejawat dengan prinsip sopan santun dan saling menghormati untuk musyawarah mufakat (etik publik, nasionalisme) 3. Konsultasi dengan menghormati pendapat orang lain dan tidak menghakimi. Hasil evaluasi
memberikan
umpan
balik
pelaksanaan kegiatan selanjutnya
untuk dengan
tujuan perbaikan (nasionalisme, etika publik, komitmen mutu) 4. Membuat laporan dengan jujur dan akurat sesuai dengan fakta – fakta yang ada (Anti Korupsi, komitmen Mutu)
Kontribusi Visi dan Misi
terhadap Dengan adanya pertemuan rutin antar bagian terkait, akan terjadi koordinasi yang baik dan sinergisitas yang luar biasa demi peningkatan mutu pelayanan sehingga terwujud misi dari RSHS yakni Menyelenggarakan pelayanan bedah paripurna dan prima, yang
79
terintegrasi dengan pendidikan dan penelitian, serta pengabdian masyarakat Penguatan nilai – nilai Pertemuan rutin yang baik akan menguatkan nilai-nilai organisasi
RSUP Dr. Hasan Sadikin yaitu PAMINGPINPITUIN (Kepemimpinan, Profesional, Inovatif, Tulus, Unggul, Integritas).
Output
Hasil Pre dan post Test Webinar dan Laporan evaluasi
Manfaat/ hasil capaian Dapat mengetahui level pemahaman residen terkait mengenai ulkus decubitus dan penanganannya serta memberikan
masukan
untuk
perbaikan
dalam
pengajaran. Analisis Dampak
Apabila tidak dilakukan evaluasi, maka masalah yang dihadapi akan sulit terindetifikasi sehingga sulit untuk mencapai
perbaikan
dan
pada
akhirnya
dapat
meningkatkan morbiditas dan mortalitas pada pasien. Dampak jika tidak diterapkannya nilai – nilai ANEKA : 1. Akuntabilitas : tidak bertanggung jawab terhadap tugas evaluasi berdampak pada tidak terdidentifikasi maslah yang ada, sehingga proses peningkatan kualitas Pendidikan dan pelayanan yang terhambat. 2.
Nasionalisme
:
kurangnya
komunikasi
dan
koordinasi mengakibatkan kurangnya rasa memilki sebagai satu kesatuan yaitu RSHS 3. Etika Publik : kurangnya etika berakibat pada penilaian yang buruk dan citra buruk yang berujung pada kualitas pelayanan yang semakin buruk, ketidak percayaan publik. 4. Komitmen Mutu : Ketidaksesuaian pelayanan yang diberikan dengan SOP dan pembaharuan, akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas pasien, 5. Anti Korupsi : dengan adanya benih- benih tindakan
80
korupsi , ketidak jujuran akan membuat proses evaluasi tidak transparan yang pada akhirnya tidak teridentifikasinya masalah sehingga memperburuk pelayanan serta citra di masyarakat, mengakibatkan ketidak percayaan publik.
Lampiran Kegiatan VI Pembuatan Pre dan post test webinar dengan google form dan share link
melalui
chat zoom dan grup Whatsapp
81
Diskusi dengan sejawat stakeholder mengenai hasil evaluasi.
Konsultasi dengan mentor, kepala
KSM
dan
kepala
divisi
untuk
umpan
balik
yang
telah
diterima
dan
penatalaksana nn lanjutannya.
82
Pembuatan laporan kegiatan
dan
hasil evaluasi.
83
BAB V PENUTUP
Dalam pelaksanaan aktualisasi dan habituasi ini kami mampu melaksanakan semua kegiatan dengan baik dan mendapatkan banyak sekali manfaat dan output sesuai harapan kami. Kegiatan – kegaiatan yang sudah berjalan diantaranya adalah : 1. Pertemuan rutin tentang Ulkus decubitus (Pressure Injury Meeting) rfutin setiap bulan. 2. Pembuatan video tutorial mengenai Penatalaksanaan Ulkus Dekubitus terealisasi dengan baik dengan outpu berupa video tutorial. 3. Webinar
memgenai
penatalaksanaan
ukkus
decubitus
dengan
melibatakan residen terkait telah dilaksanakan dengan baik dengan masukan berupa hasil pre dan post test webinar. 4. Pembuatan poster pencegahan ulkus decubitus yang disosialisasikan dengan baik oleh bagian Promkes RSHS 5. Pembuatan video edukasi penatalaksanaan ulkus decubitus yang disosialisasikan dengan baik oleh bagian Promkes RSHS. 6. Evaluasi hasil webinar telah dijabarkan dalam bentuk laporan hasil kegiatan Webinar. Pelakasanaan aktulalisasi dan habituasi yang telah dilakukan ini diharapkan peserta CPNS dapat menerapkan nilai – nilai dasar PNS yang ada dikaitkan dengan berbagai tahapan kegiatan serta memberikan solusi dari berbagai masalah yang ditangkap selama melaksanakan tuigas keseharian sebagai PNS nantinya. Hasil akhir yang diharapkan adalah terwujudnya visi dan misi rumah sakit sebagai unit kerja masing – masing.
84
LEMBAR KOMITMEN TINDAK LANJUT AKTUALISASI DAN HABITUASI
Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: dr. Betha Egih Riestiano, SpBP-RE
NIP
: 198204142020121001
Jabatan
: Dokter Ahli Pendidik Klinis Pertama
Unit Kerja
: RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Merupakan peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III/b, berkomitmen untuk menindak lanjuti aktualisasi dan habituasi nilai-nilai dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) sesuai kedudukan dan peran PNS dalam NKRI. Adapun tindak lanjut tersebut tertuang dalam Tabel Rancangan Tindak Lanjut Hasil Aktualisasi berikut ini : No. Rencana Aksi
1.
Keterkaitan
Rencana
Pihak
Sumber
/ Kegiatan
dengan nilai
Pelaksanaan
Terlibat
Biaya
yang akan
dasar
dilanjutkan
ANEKA
Pertemuan
Akuntabilitas
Setiap bulan
Divisi dan
Divisi
Rutin
Nasionalisme
bagian
(pressure
Etika Publik
(KSM)
Injury Meeting)
Komitmen
terkait
Mutu
(Bedah
Anti Korupsi
Plastik RE, Orthopedi, Bedah Saraf, Neurologi, Anestesi &reanimasi)
85
2.
Membuat
Akuntabilitas
Awal tahun
Divisi dan
wadah
Nasionalisme
depan
bagian
perhimpunan
Etika Publik
(KSM)
Komitmen
terkait
Mutu
(Bedah
Anti Korupsi
Plastik RE,
Bersama
Orthopedi, Bedah Saraf, Neurologi, Anestesi &reanimasi)
Demikian untuk menjadi periksa.
Mengetahui,
Bandung, 8 Oktober 2021
Mentor
Peserta
Dr. dr. Ahmad Ramdan, SpOT(K), MKM
dr. Betha Egih Riestiano, SpBP-RE
NIP. 197211052000121001
NIP. 198204142020121001
86
DAFTAR PUSTAKA 1. Undang-Undang No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) 2. Peraturan Lembaga Administrasi Negara nomor 12 tahun 2018 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III 3. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Akuntabilitas: Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara. 4. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Nasionalisme: Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara. 5. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Etika Publik: Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara. 6. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Komitmen Mutu: Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara. 7. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Anti Korupsi: Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara. 8. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Manajemen ASN: Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara. 9. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Whole Government: Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara. 10. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Pelayanan Publik: Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara. 11. Laporan Tahunan Divisi Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik KSM Ilmu Bedah RSHS Bandung 12. Web.rshs.or.id.Kanal Resmi RSHS Bandung: Tentang Kami.Diakses 20 Agustus 2021.Diakses dari http://web.rshs.or.id/tentang-kami/ 13. Keputusan
Menteri Menteri Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor :
129/Menkes/Sk/II/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
87