LAPORAN AKTUALISASI PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN 2
OPTIMALISASI PERSONAL HYGIENE DENGAN CHLOREHEXIDINE 2% SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN INFEKSI DAERAH OPERASI (IDO) PADA PASIEN PRE OPERASI DI RUANG FRESIA I RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG
DISUSUN OLEH : CHRISTIE JULINDA PASARIBU, S.Kep., Ners NIP. 198907132020122004
BAPELKES CIKARANG KEMENTERIAN KESEHATAN RI 2021
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI OPTIMALISASI PERSONAL HYGIENE DENGAN CHLOREHEXIDINE 2% SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN INFEKSI DAERAH OPERASI (IDO) PADA PASIEN PRE OPERASI DI RUANG FRESIA I RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG
Telah diseminarkan Tanggal 9 Agustus 2021, di Bapelkes Cikarang
Coach
Mentor
dr. Maryono, M. Kes NIP. 196704201999031006
Fatrisia Madina, S.Kp., MM NIP.196303091988032003
Penguji
Verawati Lenny, S.KM., M.KM 197706112005012001
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmatNya Pelatihan Dasar CPNS dapat penulis ikuti dengan baik dan juga dapat melaksanakan Kegiatan Aktualisasi dengan judul “Optimalisasi Personal Hygiene dengan Chlorexidine 2% Sebagai Upaya Pencegahan Infeksi Daerah Operasi (IDO) Pada Pasien Pre Operasi di Ruang Fresia I RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung”. Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, diantaranya adalah: 1. Kepada Ibu Fatrisia Madina, S.Kp., MM selaku Kepala Bidang Keperawatan dan sekaligus mentor penulis yang telah memberikan dukungan kepada penulis dalam mengikuti pelatihan dasar CPNS Golongan III Angkatan 2 Tahun 2021 2. Kepala Balai Besar Kesehatan Cikarang Bapak Suherman, M. Kes 3. Kepada Bapak dr. Maryono, M. Kes selaku coach/Pembimbing 4. Seluruh teman-teman peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan 2 Tahun 2021 5. Semua pihak yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu yang turut berpartisipasi sehingga selesainya laporan ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini banyak sekali kekurangannya, sehingga saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi memperbaiki dan menyempurnakan penulisan dan penyusunan hasil laporan pelaksanaan aktualisasi.
Penulis,
CHRISTIE JULINDA PASARIBU, S.Kep., Ners
ii
DAFTAR ISI Lembar Persetujuan ...............................................................................................
i
Lembar Pengesahan ...............................................................................................
ii
Kata Pengantar .......................................................................................................
iii
Daftar Isi................................................................................................................
iv
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................
1
1.1 Latar Belakang ........................................................................ ..……
1
1.2 Tujuan Rancangan Aktualisasi ...........................................................
2
1.3 Manfaat Rancangan Aktualisasi .........................................................
2
1.4 Ruang Lingkup Rancangan Aktualisasi ..............................................
2
BAB II Gambaran Organisasi dan Profil Pesera ....................................................
4
2.1 Profil RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung ............................................
4
2.2 Profil Peserta .....................................................................................
9
BAB III Rancangan Aktuaisasi ............................................................................
15
3.1 Keterkaitan ISU................................................................................
15
3.2 Latar Belakang Pemolahan ISU ........................................................
20
3.3 Anais ISU.........................................................................................
23
3.4 Gagasan Pemecahan ISU ..................................................................
24
3.5 Matrix Rancangan Aktualisasi ..........................................................
26
3.6 Waktu dan Tempat Aktualisasi .........................................................
34
BAB IV Aktualisasi ...............................................................................................
37
4.1 Kegiatan Aktualisasi .........................................................................
37
BAB V Kesimpulan Dan Saran ..............................................................................
65
REFERENSI LAMPIRAN
iii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya adalah salah satu dari Nawacita Presiden Joko Widodo. Untuk itu maka diperlukan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang memiliki integritas, profesional, netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme, serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam UU Republik Indonesia No. 5 tahun 2014 disebutkan bahwa ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik dan alat perekat dan pemersatu bangsa. Untuk menciptakan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang memiliki kriteria tersebut maka diperlukan adanya peningkatan mutu profesionalisme, sikap pengabdian dan kesetiaan terhadap bangsa. Proses pembentukan ini dilakukan pada Pelatihan Dasar CPNS yaitu pendidikan dan pelatihan dalam masa prajabatan yang dilakukan secara integrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme
dan
kebangsaan,
karakter
kepribadian
yang
unggul
dan
bertanggungjawab, dan memperkuat profesionalisme (Peraturan LAN NO. 12 Tahun 2017). Melalui Pelatihan Dasar CPNS ini peserta latsar dapat mempelajari dan menerapkan nilai-nilai dasar profesi ASN sehingga tertanam kuat dalam dirinya. Nilainilai dasar tersebut diantaranya Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA). Pelatihan Dasar CPNS terdiri dari dua tahap yaitu On Campus dan Off Campus. Pada saat On Campus peserta latsar akan mempelajari tentang ANEKA yang akan diaktualisasikan dan habituasikan pada saat Off Campus yaitu di satuan kerja masingmasing. Hal ini untuk melihat kemampuan peserta dalam menginternalisasikan nilainilai dasar PNS yang telah dipelajari pada saat pelatihan klasikal sehingga terwujud PNS yang professional sebagai pelayan masyarakat.
1
1.2 Tujuan 1.2.1 Tujuan Umum Peserta Pelatihan Dasar CPNS mampu mengaktualisasikan nilai dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi disetiap tahap kegiatan dalam rangka mendukung visi dan misi organisasi yang bertujuan meningkatkan mutu instansi. 1.2.2 Tujuan Khusus Penulis mampu menerapkan nilai-nilai dasar ASN dalam melaksanakan tugas dan berkehidupan sehari-hari sehingga menciptakan habituasi terhadap nilai-nilai tersebut, yaitu penulis mampu: 1. Menjadi ASN yang profesional sesuai dengan yang tertuang pada UU No. 5 Tahun 2014 2. Menjalankan fungsinya sebagai ASN sesuai dengan yang tertuang pada PERLAN No. 12 Tahun 2018 3. Membuat dan mengaplikasikan sebuah inovasi yang mendukung peningkatan mutu di unit kerja maupun di instansi. 1.3 Ruang Lingkup Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung (RSHS) merupakan rumah sakit dengan rujukan tertinggi yang ada di Provinsi Jawa Barat. Sebagai rumah sakit rujukan tertinggi, RSHS dituntut untuk memiliki kualitas pelayanan yang baik, tepat dan cepat, serta menyediakan berbagai macam fasilitas pendukung yang dibutuhkan seperti pemeriksaan radiologi, laboratorium, instalasi gizi dan sebagainya yang dapat dimanfaatkan masyarakat secara holistik. RSHS juga merupakan salah satu rumah sakit yang berada dibawah Direktorat Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. RSHS memiliki 3 instalasi yaitu, instalasi rawat inap, instalasi rawat jalan, dan instalasi gawat darurat. Salah satu unit instalasi rawat inap adalah ruang Fresia I yang merupakan ruang perawatan penyakit dalam dan bedah dewasa kelas II.
2
1.4 Manfaat 1.4.1 Manfaat bagi penulis Penulis dapat memahami dan menambah wawasan mengenai nilai-nilai dasar ASN, fungsi dan kedudukan, serta aktualisasi untuk menjadi ASN yang profesional, kompeten, dan akuntabel sehingga dapat menyusun rancangan aktualisasi sebagai acuan untuk pelaksanakan tugas latsar selama habituasi. 1.4.2 Manfaat bagi unit kerja Sebagai usulan atau inovasi pelayanan ilmu keperawatan ke arah yang lebih baik guna mencapai vis misi serta peningkatan mutu pelayanan di unit kerja. 1.5 Tempat dan Waktu 1.5.1 Tempat Kegiatan aktualisasi akan dilaksanakan di ruang Perawatan Penyakit Dalam dan Bedah Fresia I Kelas II Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung. 1.5.1 Waktu Waktu pelaksanaan kegiatan aktualisasi selama tiga puluh hari terhitung tanggal 03 Juni 2021 hingga 07 Juli 2021.
3
BAB II GAMBARAN ORGANISASI DAN PROFIL PESERTA
2.1 Nilai-Nilai Dasar ASN 2.1.1 Akuntabilitas Akuntabilitas
adalah
kewajiban
pertanggungjawaban
yang perlu
dicapai.
Akuntabilitas memiliki lima aspek meliputi: (1)Akuntabilitas sebagai hubungan; (2)Akuntabilitas
berorientasi
pada hasil; (3)Akuntabilitas
memerlukan laporan;
(4)Akuntabilitas memiliki konsekuensi; dan (5)Akuntabilitas meningkatkan kinerja. Aspek-aspek tersebutlah yang membedakan akuntabilitas dengan responsibilitas. Akuntabilitas memiliki tiga fungsi, yaitu sebagai kontrol demokratis, sebagai pencegahan korupsi, dan sebagai peningkatan efektivitas dan efisiensi. Untuk menciptakan akuntabilitas perlu dibbuat sebuah
framework
yang
meliputi, penetapan tujuan, merencanakan apa yang akan dilakukan, melakukan implementasi dan monitoring kemajuan, memberikan laporan secara lengkap, dan melakukan evaluasi lalu kembali ke pembentukan tujuan. Dalam sebuah institusi akuntabilitas memiliki beberapa mekanisme seperti, sistem pengawasan, sistem akreditasi, dan sistem penilaian kinerja. Akuntabilitas menjadi penting dalam sebuah institusi karena berkaitan dengan transparansi dan akses informasi, menghindari perilaku korupsi dari para pegawai, menghindari perilaku penggunaan sumber daya negara, penyalahgunaan data, dan konflik kepentingan sehingga menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel. Dengan begitu, sebuah intitusi diharapkan dapat memberi pelayanan yang optimal dan dapat diukur mutunya oleh seluruh pihak yang terlibat. 2.1.2 Nasionalisme Sebagai seorang ASN yang merupakan warga negara Indonesia, diangkat oleh pemerintah di Indonesia, untuk menduduki jabatan di lingkungan pemerintahan Indonesia, dan dibayar oleh masyarakat Indonesia, maka seorang ASN diharuskan memiliki rasa nasionalisme. Nasionalisme dapat diartikan sebagai rasa bangga dan cinta seseorang terhadap kenegaraannya, namun tidak mengecilkan bangsa yang lain.
4
Di Indonesia, konstitusi tertinggi merupakan Pancasila diikuti oleh UUD tahun 1945, dan peraturan perundang-undangan lainnya. Hal ini menjadikan seorang ASN perlu mengetahui dan dapat mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila dalam memberikan pelayanan. Pancasila memiliki semboyan yang dikenal sebagai Bhineka Tunggal Ika yang berarti berbeda-beda tetap satu jua, artinya, pelayanan diberikan kepada seluruh masyarakat Indonesia tanpa terkecuali. Penerapan nilai dari setiap sila juga harus dipahami dan dilakukan, mengingat subjek dari pelayanan yang diberikan oleh seorang ASN hanya dapat disatukan oleh konsep Pancasila. 2.1.3 Etika Publik Etika dapat diartikan sebagai nilai, norma, atau keyakinan seseorang dalam menentukan yang baik/buruk, yang salah/benar, dan membentuk sikap dan perilaku mereka dalam berkehidupan. Etika pulik diartikan sebagai etika yang dilakukan dan nilainya disepakati bersama oleh masyarakat secara keseluruhan. Untuk terciptanya etika publik bagi ASN maka perlu dipahami kode etik dan nilai ASN yang diatur oleh Undang-Undang. Etika publik memeiliki 3 dimensi meliputi, dimensi kualitas pelayanan publik, dimensi modalitas atau SDM, dan dimensi tindakan integritas publik. Etika publik diperlukan untuk menciptakan ASN yang profesional yang berarti memliki kompetensi teknis dan leadership. 2.1.4 Komitmen Mutu Konsep komitmen mutu berkisar kepada efektivitas, efisensi, inovasi dan mutu. Efektivitas dapat diartikan sebagai kondisi saat tujuan atau hasil yang diharapkan dapat tercapai, sedangkan efisiensi diidentikkan dengan tidak adanya pemborosan baik dari aspek waktu, tenaga, maupun uang. Untuk menciptakan efektivitas dan efisiensi, maka inovasi perlu terus dilakukan. Inovasi berarti perubahan menuju yang lebih baik atau optimal dan berkaitan erat dengan cara berpikir kreatif. Apabila efektivitas, efisiensi, dan inovasi sudah berjalan dengan baik, maka diharapkan mutu pelayanan dapat optimal.
5
2.1.5 Anti Korupsi Korupsi memiliki dampak yang sangat besar bagi kehidupan sebuah bangsa. Secara ekonomi, korupsi dapat menurunkan investasi yang menjadikan harga infrastruktur sangat mahal sehingga pembangunan bangsa akan sangat terhambat. Untuk menanggulanginya maka perlu dilakukan sebuah penanaman nilai anti korupsi secara terus menerus. Dengan menyadari dampak dari korupsi, maka seorang ASN dapat mencapai sebuah akuntabilitas spiritual yang menjadikannya memiliki visi yang baik.Dengan memiliki visi yang baik, maka seorang ASN telah berkontribusi dalam membentu integritas organisasi yang nantinya dapat membentuk sebuah sistem integritas nasional atau yang dikenal sebagai SIN. Nilai-nilai yang terkandung dalam ANEKA Akuntabilitas
Nasionalisme
Eitka Publik
Komitmen
Anti Korupsi
(A)
(N)
(E)
Mutu
(A)
(K) 1.
Akuntabel
1.
Akuntabel
1.
Keadilan
1. Efektivitas
1.
Kepedulian
2.
Keadilan
2.
Keadilan
2.
Respek
2. Efisiensi
2.
Kemandirian
3.
Tanggung Jawab
Sosial
3.
Otonomi
3. Kinerja
3.
Kedisiplinan
4.
Amanah
3.
Patriotisme
4.
Kemurahan
berorientasi
4.
Tanggung
5.
Kejelasan
4.
Persatuan
hati
mutu
6.
Inovatif
5.
Kemanusiaan
7.
Norma dan Etika
6.
Musyawarah
8.
Kepercayaan
7.
Kebangsaan
6.
Kejujuran
9.
Kesinambungan
8.
Menghargai
7.
Kerahasiaan
10. Konsistensi
9.
Diferensiasi
8.
Menepati
11. Kebersamaan
10. Transparan
5.
jawab
Tidak
4. Inovatif
5.
Kerja keras
merugikan
5. Kepuasan
6.
Kesederhanaan
7.
Kejujuran
pelanggan
janji
12. Profesionalisme 13. Kejujuran 14. Integritas
2.2 Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI 2.2.1 Pelayanan Publik Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 2009, pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan publik dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas
6
barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Terdapat tiga unsur penting dalam pelaksanaan pelayanan publik yaitu, pemberi pelayanan, penerima pelayanan, dan kepuasaan yang diberikan. Namun, saat ini, konsep mengenai pelayanan publik menjadi lebih sempit dan terkesan bahwa pelayanan publik hanyalah pelayanan yang bersifat administratif seperti pembuatan KTP atau SIM. Padahal, pelayanan publik mencakup kepada hal yang lebih luas seperti, pertahanan dan keamanan, pendidikan, hukum, kesehatan dan lain sebagainya. Selain itu, citra PNS yang terkesan buruk juga dipengaruhi oleh pelayanan publik yang kurang memuaskan bagi masyarakat. Oleh karena itu, seorang ASN harus dapat menjalankan kembali prinsip-prinsip dalam pelayanan publik untuk merubah citra tersebut. Prinsip-prinsip tersebut meliputi, partisipatif, transparan, responsif, tidak diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien, aksesibel, serta berkeadilan. Terdapat beberapa patologi dalam birokrasi yang dapat merusak pelayanan publik yaitu, penggelembungan organisasi, duplikasi tugas dan fungsi, red tape, ,konflik kewenangan, KKN, dan enggan dalam melakukan perubahan. Padahal, pelayanan publik merupakan hal utama yang perlu dipahami dan diaplikasikan oleh seorang ASN. 2.2.2 Manajemen ASN Dalam menjalankan fungsinya sebagai ASN, seseorang perlu memiliki pedoman yang dijadikan panduan dalam memberikan pelayanan. Dalam manajemen ASN, kedudukan, peran, hak, kewajiban, dan kode etika diatur dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 2014. ASN terdiri dari PNS dan PPPK yang diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaiana untuk ditempatkan dalam suatu jabatan pemerintah dan diatur dalam undang-undang. ASN memiliki tiga fungsi utama, yaitu sebagai pelaksana kebijakan, pelayan publik, dan perekat serta pemersatu bangsa. Dalam pelaksanaannya, PNS dan PPPK memiiki perbedaan dari segi kontrak kerja, dimana PPPK dikontrak selama satu tahun dan akan diteruskan kontraknya berdasarkan hasil evaluasi kinerja atau selama jabatan tersebut dibutuhkan. ASN sebagai profesi berlandaskan kepada kode etik dan kode perilaku yang bertujuan untuk menjaga kehormatan dan martabat ASN.
7
Manajemen PNS meliputi tahapan penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan, pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian
kinerja,
penggajian
dan
tunjangan,
penghargaan,
disiplin,
dan
pemberhentian. Dalam semua proses tersebut diberlakukan sebuah sistem evaluasi penilaian kinerja dengan menggunakan sistem merit. Sistem merit menekankan kepada tiga komponen penilaian meliputi, kualifikasi, kompetensi, dan kinerja. Hal ini diharapkan dapat menempatkan orang yang tepat pada jabatan/tempat yang tepat sehingga pelayanan dapat menjadi lebih optimal. 2.2.3 Whole Of Government Permasalahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat dapat berkaitan satu sama lain. Ketika suatu masalah diselesaikan dan muncul masalah baru dengan proses pengerjaan yang hampir sama maka permasalahan tersebut dapat dikatakan sebagai
wicked problem. Contohnya, perbaikan saluran air, kabel listrik, dan jalur air yang membutuhkan penggalian di wilayah yang sama sebetulnya dapat dilakukan secara bersamaan dengan adanya kolaborasi dan koordinasi antar lembaga terkait agar pekerjaan menjadi lebih efektif dan efisien. Koordinasi dan kolaborasi antar sektor atau interagensi yang memiliki tujuan yang sama disebut Whole of Government (WoG). Pelayanan satu atap dan pelayanan satu pintu merupakan contoh dari pelaksanaan WoG, yang bertujuan untuk memotong atau memudahkan alur birokrasi sehingga masyarakan tidak perlu pergi ke beberapa tempat untuk mengurus perijinan yang mereka butuhkan. Dalam prakterknya, WoG dapat berupa penguatan koordinasi antar lembaga, memberntuk lembaga koordinasi khusus, membentuk gugus tugas, dan koalisi sosial. WoG juga merupakan salah satu cara untuk meningkatkan pelayanan publik dengan menjunjung asas profesional dan berkualitas. 2.3 Profil RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Rumah Sakit Umum Pusat Dr Hasan Sadikin Bandung diresmikan pada tahun 1923 dengan nama Met Algemeene Bandoengsche Ziekenhui sebagai rumah sakit pemerintahan belanda pada saat itu. Pada Tahun 1948, barulah Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung dikelola oleh pemerintah Kotapraja Bandung dan berubah nama menjadi Rumah Sakit Rantja Badak. Pada tahun 1967, Rumah Sakit Rantja Badak
8
berubah nama menjadi Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung hingga sekarang menjadi Rumah Sakit Umum Pusat Dr Hasan Sadikin Bandung. RSHS merupakan rumah sakit vertikal utama yang dapat diartikan sebagai rumah sakit rujukan tertinggi di Provinsi Jawa Barat berdasarkan Surat Keputusan Menteri No HK.02.02/MENKES/390/2014 tentang Pedoman Penetapan RS Rujukan Nasional. Sebagai rumah sakit rujukan tertinggi, RSHS dituntut untuk memiliki layanan yang lebih dibandingkan dengan rumah sakit kelas B atau C. Layanan tersebut meliputi, Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, Fasilitas Pemeriksaan Penunjang yang lengkap, dan Instalasi Rawat Khusus. 2.4 Visi dan Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Visi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung yaitu “Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”. Misi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung misi yaitu “Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia”. 2.5 Tata Nilai RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Selain memiliki visi dan misi, RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung juga memiliki tata nilai, janji pelayanan dan nilai-nilai. Adapun tata nilai yang dimiliki disebut dengan PAMINGPIN PITUIN, meliputi: a. Kepemimpinan: Nilai yang menggambarkan kepeloporan dan menyiapkan talenta-talenta terbaik di bidangnya. b. Profesional: Nilai yang berorientasi pada pencapaian kinerja melalui perjalanan kemitraan. c. Inovatif: Nilai yang menggambarkan keinginan untuk menghasilkan suatu yang baru dan senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambungan. d. Tulus: Keinginan untuk memberi tanpa pamrih, proaktif, dan responsif. e. Unggul: Keinginan untuk menjadi yang terbaik dan menghasilkan kualitas prima. f.
Integritas: Nilai yang menggambarkan kejujuran, amanah, menjunjung etika yang tinggi dalam menjalankan tugas.
9
Selanjutnya, janji pelayanan yang dimiliki, yaitu SIGAP yang diartikan sebagai: a. (S)enyum-Sapa-Salam-Sopan-Santun (5S) b. (I)novatif dalam berkarya c. (G)elorakan semangat pelayanan prima d. (A)manah menjaga keselamatan pasien e. (P)eduli, perhatian, dan perasaan Terdapat juga nilai -nilai yang dianut, yaitu PRIMA yang diartikan sebagai: a. (P)rofesional: Memiliki kemampuan unntuk memberikan pelayanan dengan kualitas terbaik (prima) disertai kompetennsi dalam disiplin ilmu yang mendasarinya. b. (R)espek: Pelayanan yang prima akan dapat diberikan apabila dilandasi oleh rasa saling hormat menghormati diantara anggota tim pemberi pelayanan kesehatan. Pelayanan yang prima tidak hanya ditentukan oleh satu profesi, tetapi oleh semua profesi yang terlibat dalam pelayanan kesehatan. c. (I)ntegrasi: Bertindak terintegritas sesuai dengan nilai-nilai dan kebijkan organisasi serta kode etik. d. (M)anusiawi: Menganggap setiap individu sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang mulia. Oleh karena itu, harkat dan martabat mereka harus dijunjung tinggi. e. (A)manah:
Melaksanakan
dengan
sungguh-sungguh
segala
hal
yang
dipercayakan oleh negara dan masyarakat, khususnya dalam memberikan pelayanan, pendidikan, dan penelitian kesehatan. 2.6 Motto RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Motto RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yaitu “Kesehatan Anda Menjadi Prioritas Kami”
10
2.7 Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Gambar 2.1 Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
2.8 Profil Ruangan Fresia 1 KEPALA INSTALASI RAWAT INAP
KEPALA BID. KEPERAWATAN
Dr Edwin SpOG
Fatricia Madina SKP.,MM
SUB INSTALASI RAWAT INAP MEDIKAL
KEPALA SEKSI YAN KEP RAWAT INAP
Aih Cahyani,dr.,Sp.S
Oded Sumarna, S.Kep., M.kep KEPALA RUANGAN
PENGAWAS KEPERAWATAN
Fitri Sesilia, S.Kp
Hj. Siti Nurlaela, Ners., M. Kep, SP. Kmb
WAKIL KEPALA RUANGAN Richa Aprilianti, M. Kep
Perawat
Pasien
Perawat
ADMINISTRASI UMUM
PEKARYA
Pasien
Perawat
Perawat
Pasien
Pasien
Gambar 2.2 Struktur Organisasi FRESIA I
11
Ruang rawat inap Fresia 1 berada di lantai 1 gedung Fresia yang merupakan ruang perawatan kelas II. Ruang Fresia 1 memiliki 14 ruangan yang terdiri dari 28 kamar tidur dimana 4 kamar tidur diperuntukan khusus untuk pasien geriatri. Ruang Fresia 1 merupakan ruang perawatan penyakit dalam, akan tetapi semenjak pandemi Covid-19 ruang Fresia 1 diperuntukan juga untuk pasien yang akan
menjalani
tindakan pembedahan. Tugas pokok dan fungsi instalasi rawat inap (Fresia 1) adalah menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan pelayanan rawat inap pada pasien dewasa penyakit dalam, pasien dewasa pembedahan dan pasien geriatri. 2.9 Profil Peserta
Nama
: Christie Julinda Pasaribu, S. Kep., NERS
NIP
: 198907132020122004
Pangkat Golongan
: Penata Muda, Golongan III/a
Tempat Tgl Lahir
: Sipea Pea, 13 Juli 1989
Unit Kerja
: Ruang rawat inap Fresia I RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung
Jabatan
: Perawat Ahli Pertama
Pelaksanaan aktualisasi ini bersumber pada Satuan Kinerja Pegawai (SKP), yaitu: Tabel 2.1. Kegiatan Tugas Pokok Jabatan No.
Kegiatan Tugas Pokok Jabatan
1
Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu dan keluarga
2
Merumuskan diagnosa keperawatan kepada individu
3
Melakukan stimulasi tumbuh kembang pada individu dalam rangka melakukan upaya promotif
4
Melakukan case finding/deteksi dini/penemun kasus baru pada individu
5
Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu
12
No. 6
Kegiatan Tugas Pokok Jabatan Melakukan
pendidikan
kesehatan
pada
indivdu,
keluarga,
kelompok,
masyarakat 7
Melakukan manajemen inkontinen urin
8
Melakukan manajemen inkontinen faecal
9
Melakukan upaya membuat pasien tidur
10
Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan
11
Memfasilitasi pasien dalam pemenuhan kebutuhan spiritual
12
Melakukan pendampingan pada pasien menjelang ajal (dying care)
13
Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman
14
Mengambil sample darah melalui arteri, pulmonary arteri, CVP
15
Memantau pemberian elektrolit kosentrasi tinggi
16
Melakukan resusitasi bayi baru lahir
17
Melakukan penatalaksanaan ekstravasasi
18
Memberikan perawatan pada pasien menjelang ajal sampai meninggal
19
Memberikan dukungan dalam proses kehilangan, berduka, dan kematian
20
Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu
21
Melakukan dokumentasi asuhan keperawatan
22
Menyusun laporan pelaksanaan tugas
13
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI 3.1 Identifikasi Isu Aktualisasi dan habituasi merupakan agenda ke IV dari pelatihan dasar CPNS dimana
peserta
akan
mempraktikkan
nilai-nilai
dasar
ANEKA
(Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi) dengan memperhatikan kedudukan dan peran PNS dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam konteks yang lebih sederhana, nilai dan pemahaman tersebut akan dipraktikkan dalam program aktualisasi dan habituasi di instansi tempat bekerja. Identifikasi isu dilakukan dengan melihat hal-hal yang tidak sesuai dengan kondisi dalam Sasaran Kerja Pegawai (SKP). Hal yang tidak sesuai dalam SKP bisa berpotensi menjadi suatu masalah. Berikut penjelasan setiap butir SKP: Tabel 3.1. Penjelasan butir SKP No.
Kegiatan Tugas Pokok
Kondisi Saat Ini
Jabatan 1.
Melakukan pengkajian
Kondisi Yang Diharapkan
Sudah dilaksanakan
Dilaksanakan sesuai SOP
Sudah dilaksanakan
Dilaksanakan sesuai SOP
Tidak ada data
Tidak ada data
Melakukan case
Belum dilaksanakan
Terdapat
finding/deteksi
secara optimal terkait
penatalaksanaan terkait
dini/penemuan kasus baru
personal hygiene dengan
SPO personal hygiene
pada individu
Chlorehexidine 2%
dengan Chlorehexidine
sebagai upaya
2% sebagai upaya
pencegahan IDO pada
pencegahan IDO pada
pasien pre operasi
pasien pre operasi
Belum dilaksanakan
Penerapan protokol
keperawatan lanjutan pada individu, keluarga 2.
Merumuskan diagnosa keperawatan pada individu
3.
Melakukan stimulasi tumbuh kembang pada individu dalam rangka melakukan upaya promotif
4.
5.
Melakukan support
14
6.
7.
kepatuhan terhadap
secara optimal terkait
kesehatan sudah
intervensi kesehatan pada
penerapan protokol
terlaksana secara disiplin
individu
kesehatan
Melakukan pendidikan
Belum dilaksanakan
Dilaksanakan edukasi
kesehatan pada individu,
secara optimal terkait
mengenai mobilisasi dini
keluarga, kelompok,
mobilisasi dini pasca
pasca operasi
masyarakat
operasi
Melakukan manajemen
Sudah dilaksanakan
Dilaksanakan sesuai SOP
Sudah dilaksanakan
Dilaksanakan sesuai SOP
Sudah dilaksanakan
Dilaksanakan sesuai SOP
Sudah dilaksanakan
Dilaksanakan sesuai SOP
Sudah dilaksanakan
Dilaksanakan sesuai SOP
Sudah dilaksanakan
Dilaksanakan sesuai SOP
Memfasilitasi suasana
Sudah dilaksanakan
Dilaksanakan sesuai SOP
lingkungan yang tenang
dengan optimal
inkontinen urine 8.
Melakukan manajemen inkontinen faecal
9.
Melakukan upaya membuat pasien tidur
10.
Melakukan komunikasi teurapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan
11.
Memfasilitasi pasien dalam pemenuhan kebutuhan spiritual
12.
Melakukan pendampingan pada pasien menjelang ajal (dying care)
13.
dan aman 14.
Mengambil sampel darah
Sudah dilaksanakan
Dilaksanakan sesuai SOP
Memantau pemberian
Belum dilaksanakan
Dilaksanakan sesuai
elektrolit konsentrasi tinggi
secara optimal terkait
panduan melakukan
penatalaksanaan
pemberian cairan
pemberian elektrolit
elektrolit konsentrasi
melalui arteri, pulmonary arteri, CVP 15
15
16.
Melakukan resusitasi bayi
konsentrasi tinggi
tinggi
Tidak ada data
Tidak ada data
Sudah dilaksanakan
Dilaksanakan sesuai SOP
Sudah dilaksanakan
Dilaksanakan sesuai SOP
Sudah dilaksanakan
Dilaksanakan sesuai SOP
Sudah dilaksanakan
Dilaksanakan sesuai SOP
Sudah dilaksanakan
Dilaksanakan sesuai SOP
Sudah dilaksanakan
Penyusunan laporan
baru lahir 17
Melakukan penatalaksanaan ekstravasasi
18.
Memberikan perawatan pada pasien menjelang ajal sampai meninggal
19.
Melakukan dukungan dalam proses kehilangan, berduka dan kematian
20.
Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu
21.
Melakukan dokumentasi asuhan keperawatan
22.
Menyusun laporan pelaksanaan tugas
dioptimalkan
Berdasarkan penjabaran butir SKP diatas, didapatkan isu-isu aktual di ruangan Fresia I serta dampak sebagai berikut: Tabel 3.2. Dampak Isu sesuai SKP Isu
Dampak Apabila Isu Tidak Ditangani
Belum dilaksanakan secara optimal terkait a. Beresiko terhadap penurunan tingkat mutu
personal hygiene dengan Chlorehexidine
pelayanan ruangan/instansi
2% sebagai upaya pencegahan IDO pada b. Menurunkan pasien pre operasi
angka
kepuasan
pasien
terhadap pelayanan kesehatan c. Beresiko meningkatkan angka kejadian IDO d. Memperpanjang hari rawat pasien
Belum dilaksanakan secara optimal terkait
Beresiko meningkat angka kejadian terpapar
penerapan protokol kesehatan
COVID-19 di rumah sakit
16
Belum dilaksanakan secara optimal terkait
Beresiko memperlama penyembuhan luka
mobilisasi dini pasca operasi
operasi dan fungsi pernapasan, serta memperpanjang hari rawat pasien
Belum dilaksanakan secara optimal terkait
Beresiko terhadap penurunan tingkat mutu
penatalaksanaan pemberian elektrolit
pelayanan ruangan/instansi dan meningkatnya
konsentrasi tinggi
angka kejadian phlebitis
Berdasarkan hasil dari environmental scanning yang telah dilakukan di Ruang Fresia I selama dinas dari bulan 11 April sampai 27 April 2021 terdapat beberapa isu yang muncul, yaitu: 1. Belum optimalnya personal hygiene dengan Chlorehexidine 2% sebagai upaya pencegahan IDO pada pasien pre operasi di ruangan Fresia I Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan kepala ruangan dan beberapa perawat ruangan, pemberian informasi seperti aseptik-antisptik yang akan dilakukan oleh pasien yang akan menjalani tindakan operasi belum optimal terlaksana. 2. Belum optimalnya kepatuhan pasien dan keluarga pasien terkait penerapan protokol kesehatan operasi di ruangan Fresia I Berdasarkan hasil observasi, masih banyak ditemukan pasien dan keluarga pasien tidak menggunakan masker saat berada di ruang inap pasien dan pengunjung pasien juga tidak menerapkan cuci tangan yang benar pada saat sebelum memasuki ruangan pasien serta tidak mengatur jarak saat berkunjung. 3. Belum optimalnya penatalaksanaan mobilisasi dini pasca operasi di ruangan Fresia I Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan kepala ruangan, pasien dengan post laparotomi eksplorasi melakukan tirah baring total sampai POD II atau dengan mobilisasi yang minimal. 4. Belum optimalnya penatalaksaan pemberian elektrolit konsentrasi tinggi di ruangan Fresia 1 Berdasarkan hasil observasi, masih ditemukan beberapa perawat di ruangan yang tidak melakukan pemantauan dengan menggunakan label/etiket yang sudah disediakan dan tidak adanya formulir monitoring khusus.
17
3.2 Penapisan Isu Dari kelima isu yang ditemukan perlu dilakukan lagi penapisan isu agar dapat ditemukan satu isu utama untuk diintervensi. Teknik penapisan isu yang digunakan adalah Teknik AKPL (Aktual, Kekhalayakan, Problematik, dan Kelayakan) dan teknik USG (Urgency, Seriousness, dan Growth). Teknik AKPL digunakan untuk mengurangi jumlah isu yang ditemukan. Tabel 3.3 Penapisan Isu dengan Metode AKPL No
ISU
A
K
P
L
HASIL (+/-)
1
Belum optimalnya personal hygiene sebagai dengan +
+
+
+
+
+
+
+
+
-
+
+
-
-
+
+
-
Chlorehexidine 2% upaya pencegahan IDO pada pasien pre operasi di ruangan Fresia I 2
Belum optimalnya kepatuhan pasien dan keluarga
+
pasien terkait penerapan protokol kesehatan di ruangan Fresia I 3
Belum optimalnya penatalaksanaan mobilisasi dini + pasca operasi di ruangan Fresia 1
4
Belum
optimalnya
penatalaksanaan
pemberian +
elektrolit konsentrat tinggi di ruangan Fresia 1 Keterangan: A : Aktual (terkini) K : Kekhalayakan (berdampak pada banyak orang) P : Problmatika (bisa menjadi atau berpotensi menjadi masalah) L : Kelayakan (masih layak, masih terjadi dan masih memiliki eksitensi) Kriteria = dikatakan terpenuhi apabila nilai AKPL semua +
Dari hasil tapisan menggunakan teknik AKPL, jumlah isu ditapis menjadi dua, yaitu belum optimalnya personal hygiene sebagai dengan Chlorehexidine 2% upaya pencegahan IDO pada pasien pre operasi di ruangan Fresia I dan
belum optimalnya kepatuhan pasien dan keluarga pasien terkait penerapan protokol kesehatan di ruangan Fresia I. Dari kedua isu tersebut kemudian dilakukan analisis penetapan penyebab isu dengan menggunakan metode USG (Urgency, Seriousness, dan Growth) dengan rentang penilaian angka mulai dari 1 sampai 5.
18
a. Urgency: seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti b. Seriousness: seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan c. Growth: seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani segera. Tabel 3.4 Penapisan Isu dengan Metode USG
No
1
Isu
Belum optimalnya personal hygiene
Nilai
Jumlah
Kriteria
Nilai
Rangking
U
S
G
5
5
4
14
1
4
4
4
12
2
sebagai dengan Chlorehexidine 2% upaya pencegahan IDO pada pasien pre operasi di ruangan Fresia I 2
Belum optimalnya kepatuhan pasien dan
keluarga
pasien
terkait
penerapan protokol kesehatan di ruangan Fresia I Keterangan Skala Likert 1-5 5 = Sangat besar 4 = Besar 3 = Sedang 2 = Kecil 1 = Sangat kecil
Berdasarkan isu yang terpilih yaitu belum optimalnya personal hygiene sebagai dengan Chlorehexidine 2% upaya pencegahan IDO pada pasien pre operasi di ruangan Fresia I. 3.3
Latar Belakang Pemilihan Isu Preoperatif adalah fase dimulai ketika keputusan untuk menjalani operasi
atau pembedahan dibuat dan berakhir ketika pasien dipindahkan ke meja operasi. Persiapan fisik pre operasi yang dialami oleh pasien dibagi dalam 2 tahapan, yaitu persiapan di unit perawatan dan persiapan di ruang operasi. Salah satu persiapaan pada pasien adalah personal hygine. Kebersihan tubuh 19
pasien sangat penting untuk persiapan operasi karena tubuh yang kotor dapat merupakan sumber kuman dan dapat mengakibatkan infeksi pada daerah yang dioperasi. Pada pasien yang kondisi fisiknya kuat dianjurkan untuk mandi sendiri dan membersihkan daerah operasi dengan lebih seksama. Sebaliknya jika pasien tidak mampu memenuhi kebutuhan personal hygiene secara mandiri maka perawat akan memberikan bantuan pemenuhan kebutuhan personal
hygiene pre operatif. Operasi elekif merupakan jenis pembedahan yang dapat ditunda atau direncanaan lebih lanjut dengan tidak membahayakan nyawa pasien. Setiap tindakan operasi sekecil apapun dapat menimbulkan risiko infeksi yang disebut infeksi daerah operasi (IDO). Chlorhexidine 2% merupakan salah satu desinfektan yang dapat digunakan sebelum melakukan prosedur aseptik guna mencegah terjadinya infeksi (Rahman, 2019). Pusat pengendalian penyakit di Amerika Serikat (CDC) dan asosiasi perawatan perioperatif (AORN) menganjurkan pasien untuk membersihkan seluruh badan atau mandi sebelum operasi, demikian juga Dewan Kesehatan Nasional Swedia dalam rekomendasinya, AORN menganjurkan penggunaan
Chlorhexidine 2% untuk mandi pada malam dan pagi hari sebelum operasi. Upaya penekanan angka kasus Health Care Assosiated Infections (HAIs) merupakan salah satu tolok ukur akreditasi rumah sakit di Indonesia yang telah dicanangkan oleh pemerintah dalam aspek pengendalian infeksi dirumah sakit (Depkes, 2009). Health Care Assosiated Infections (HAIs) disebut juga infeksi nosokomial adalah infeksi yang diperoleh pasien saat berada di rumah sakit. Salah satu infeksi yang termasuk dalam kelompok HAIs adalah Infeksi Daerah Operasi (IDO). IDO juga sering disebut Surgical Site Infection (SSI). Berdasarkan laporan surveilans infeksi RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung diperoleh tidak ditemukan kejadian IDO pada tahun 2019. Namun pada tahun 2020 meningkat dengan 2 kejadian sehingga rata-rata kejadian adalah 1,94%.
20
Ruang Fresia 1 merupakan ruang perawatan penyakit dalam, akan tetapi semenjak pandemi Covid-19 ruang Fresia I diperuntukan juga untuk pasien yang akan menjalani tindakan pembedahan. Tugas pokok dan fungsi instalasi rawat inap (Fresia I) adalah menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan pelayanan rawat inap pada pasien dewasa penyakit dalam, pasien dewasa pembedahan dan pasien geriatri. Selama
environmental
scanning
didapat
hasil
bahwa
belum
dilaksanakannya teknik memandikan atau menganjurkan mandi menggunakan
Chlorhexidine 2% pada pasien yang akan menjalani tindakan operasi. Hal ini terjadi karena disebabkan
tidak tersedia SPO persiapan pada pasien pre
operasi, tidak tersedianya
Chlorhexidine 2% di ruangan dan belum adanya
sosialisasi terkait standar prosedur operasional (SPO) memandikan pasien dengan menggunakan Chlorhexidine 2% sebagai salah satu prosedur persiapan pasien pre operasi di ruangan.
21
3.4 Analisis Isu
Man
Penggunaan SPO Mandi dengan Chlorehexidine 2% belum optimal sebagai salah satu persiapan pre operasi
SOP menamdikan pasien dengan Chlorehexidine 2% perlu dievaluasi atau direvisi
Measurment
Material
Belum tersedianya Chlorehexidine 2% di ruangan Fresia 1
Re-sosialisasi SPO memandikan pasien dengan Chlorehexidine 2% sebagai salah satu persiapan pre operasi
Belum optimalnya persiapan personal hygiene pada pasien pre operasi diruangan Fresia 1
Adanya perubahan fungsi ruangan Fresia1 (ruang rawat penyakit dalam dan ruang bedah dewasa)
Environment
Method
Bagan 3.5 Fishbone
22
3.5 Gagasan Pemecahan Isu Gagasan pemecahan isu yang dilakukan bersumber dari SKP (sasaran kinerja pegawai), perintah atasan, dan inovasi dengan mengaplikasikan nilai-nilai dasar aparatur sipil negara yaitu ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi), prinsip Manajemen ASN, Pelayanan Publik, dan Whole of
Government serta diintegrasikan dengan nilai-nilai dan visi misi RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung. Keterkaitan dengan prinsip Manajemen ASN, Pelayanan Publik, dan Whole of
Government adalah antara lain: 1. Manajemen ASN a. Melaksanakan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional b. Melaksanakan tugas dengan jujur dan bertanggung jawab c. Memberikan informasi secara benar dan tidak merugikan pasien terkait prosedur pre operasi di ruangan 2. Pelayanan Publik a. Sebagai standar prosedur operasional (SPO) pelayanan di ruangan b. Kejelasan petugas pelayanan c. Tanggung jawab petugas pelayanan d. Kepastian jadwal pelayanan e. Kenyamanan dan keamanan pelayanan 3. Whole of Government Bekerjasama antar tenaga kesehatan medis dan non medis seperti perawat, tim PPIRS, promkes dan tim penyusun SPO Keperawatan dan komite keperawatan secara terintegrasi satu sama lain, sehingga terjalinnya koordinasi, kolaborasi dan sinergitas.
23
Unit Kerja
: Ruang Fresia I Perawatan Penyakit Dalam dan Bedah Dewasa
Isu yang Diangkat
: Belum optimalnya personal hygiene dengan chlorehexidine 2% sebagai upaya pencegahan IDO pada pasien pre operasi di ruangan Fresia 1
Gagasan Pemecahan Isu :
Tabel 3.6 Matrik Rancangan Aktualisasi No
Gagasan Pemecahan Isu
Keterangan
1.
Pengkajian SPO Memandikan pasien dengan chlorehexidine 2% yang
SKP
akan direvisi 2.
Koordinasi dan konsultasi terkait revisi SPO Memandikan pasien
SKP
dengan chlorehexidine 2% 3.
Penyusunan draft revisi SPO Memandikan pasien dengan
SKP
chlorehexidine 2% 4.
Pembuatan video edukasi personal hygiene denganchlorehexidine 2%
5.
Sosialisasi SPO personal hygiene dengan chlorehexidine 2% dan
INOVASI SKP
video edukasi melalui zoominar 6.
Evaluasi pelaksanaan sosialisasi draf revisi SPO
24
SKP
3.6 Matriks Internalisasi Nilai-Nilai Aneka Pada Isu Aktualisasi Tabel 3. 7 Matriks Internalisasi Nilai-Nilai Aneka No 1
Kegiatan Pengkajian SPO Persiapan pasien pre operasi mandi menggunakan chlorehexidine 2% yang akan direvisi
Tahap Kegiatan
1.
Melakukan studi literatur terkait
personal hygiene dengan
chlorehexidine 2%
2. Identifikasi prosedur revisi SPO dengan Tim penyusun SPO Keperawatan
Output/Hasil
Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Terkumpulnya sumber Saya mengawali kegiatan terbaru terkait aktualisasi ini dengan personal hygiene mempelajari SPO yang dengan lama dan mengumpulkan chlorehexidine 2% sumber terupdate terkait SPO personal hygiene dengan chlorehexidine 2% tentu saya akan teliti dan kerja keras dalam mendapatkan informasi terbaru guna menambah kualitas revisi SPO. (MP. Komitmen Mutu) Mendapatkan Mendapatkan waktu dukungan dan arahan untuk bertemu di luar mengenai prosedur jam kerja sebagai bentuk revisi SPO dari Tim disiplin kerja penyusun SPO (MP. Anti Korupsi) Keperawatan Dengan sikap yang baik dan sopan serta etika dalam berbicara saya menggali informasi mengenai prosedur merevisi SPO dengan kepada Tim penyusun SPO Keperawatan (MP. Etika Publik)
25
Kontribusi Terhadap Visi Misi Organisasi Proses belajar secara mandiri dalam rangka meningkatkan kualitas ilmu pengetahuan saya terkait penyusunan revisi SPO merupakan salah satu bentuk nasionalisme yang dapat berkontribusi terhadap visi misi rumah sakit yaitu peningkatan kualitas manusia indonesia.
Penguatan Nilai Organisasi Nilai Pamingpin Pituin: 1. Nilai Integritas yaitu menggambarkan kejujuran, amanah dan menjungjung etika 2. Nilai Tulus: tanpa pamrih, proaktif, dan responsif
3. Mempelajari
prosedur revisi SPO rumah sakit
2.
Koordinasi dan 1. Konsultasi dengan konsultasi terkait mentor, pengawas revisi SPO ruangan dan kepala Memandikan ruangan pasien dengan chlorehexidine 2%
2. Koordinasi
tim PPI RSHS
bersama
Memahami dan mampu menyusun draf revisi SPO
Saya mempelajari prosedur revisi SPO secara terintegrasi dan sistematis. Mempelajari SPO yang lama dengan standart terbaru menggunakan sumber yang jelas dan resmi. (MP. Akuntabilitas) Proses belajar yang tekun dan rajin dalam rangka meningkatkan kualitas ilmu pengetahuan merupakan salah satu bentuk pengabdian saya terhadap rumah sakit (MP. Nasionalisme) Mendapat persetujuan Saya menyampaikan dan bimbingan dari rencana merevisi SPO mentor, pengawas dengan menerapkan ruangan dan kepala standar prosedur ruangan terkait revisi terbaru penyusunan SPO SPO yang telah berlaku di rumah sakit (MP. Akuntabilitas) Tentu saja dalam menyampaikan rencana merevisi SPO saya bersikap sopan, hormat, dan selalu menerima setiap masukan yang dapat menyempurnakan rancangan kegiatan saya (MP.Etika Publik) Mendapat dukungan Secara jujur dan dan arahan dari Tim bertanggung jawab
26
Adanya kerjasama dan koordinasi sehingga terbentuklah rasa gotong royong yang merupakan landasan terwujudnya visi rumah sakit yaitu Indonesia maju
Nilai Pamingpin Pituin: 1. Nilai Integritas: Menggambarkan kejujuran, amanah dan menjungjung etika 2. Nilai Inovatif: Nilai Inovatif : dengan membuat perubahan yang baru
3. Koordinasi kepala
ruangan Alamanda B
3.
Penyusunan draft revisi SPO Memandikan pasien dengan chlorehexidine 2%
PPIRS serta mendapatkan data insiden Infeksi Dareah Operasi (IDO) rumah sakit Mendapat dukungan dan informasi terkait prosedur edukasi mandi menggunakan chlorehexidine 2% sebagai persiapan pasien pre operasi di rawap inap
1. Menyusun draf revisi SPO dengan kepala ruangan dan pengawas ruangan Fresia I dan Tim PPIRS
Terdapat draf revisi SPO personal hygiene pada pasien pre operasi telah tersusun
2. Pengajuan verbal konsep ke unit-unit terkait
Formulir verbal konsep dari unit terkait yang berisi
dalam mempublikasikan data IDO rumah sakit sesuai fakta yang tersedia (MP. Anti Korupsi) Pada saat berkoordinasi saya berpenampilan rapi dang etika yang baik serta saya termotivasi ingin mengetahui prosedur edukasi yang baik sebagaimana diterapkan di ruangan Alamanda B (MP. Nasionalisme) Menghargai setiap arahan atau masukan dari kepala ruangan Alamanda B yaitu untuk memperbaiki dan menyempurnakan kegiatan rancangan aktualisasi saya (MP. Komitmen Mutu) Saya menumbuhkan kerja sama yang baik, disiplin serta kerja keras dalam menyusun draf revisi SPO dan saya respek pada setiap saran dan masukan dari atasan saya (MP. Etika Publik) Pada kegiatan verbal konsep ke unit-unit terkait pelaksanaannya
27
Bekerja keras dalam menyusun draf revisi SPO guna memajukan mutu kualitas pelayanan publik adalah perilaku ASN yang mandiri dan berinovasi, hal ini dapat mewujudkan terciptanya visi rumah sakit yaitu mandiri serta misi rumah sakit yaitu
Nilai Pamingpin Pituin: 1. Nilai Integritas: Menggambarkan kejujuran, amanah dan menjungjung etika Nilai Inovatif: Dengan membuat perubahan yang baru
masukan atau saran yang mendukung finalisasi revisi SPO
4.
Pembuatan video edukasi personal hygiene dengan
3. Finalisasi draft revisi SPO
Draf revisi SPO sudah dilengkapi masukan dan saran sesuai verbal konsep dari unit terkait
4. Mengajukan draf revisi SPO kepada Tim Penyusun SPO Keperawatan
Draft revisi SPO yang sudah diberi penomoran dan ditanda tangan oleh Bidang Keperawatan
1.Menyusun konsep video edukasi
Skenario edukasi
hygiene
video
personal dengan
saya lakukan diluar jam kerja agar tidak mengganggu aktivitas kerja selama jadwal dinas (MP. Anti Korupsi) Saya dengan tampilan rapi, sikap berani dan displin waktu dalam mengajukan verbal konsep ke unit terkait, secara musyawarah saya akan menerima saran dan masukan dengan penuh keterbukaan agar revisi SPO lebih bermutu (MP. Komitmen Mutu) Penyusunan finalisasi draft SPO saya lakukan dengan jujur sesuai masukan dan saran dari hasil verbal konsep yang telah saya jalanakan sebelumnya (MP. Akuntabilitas) Pengajuan draft yang sudah direvisi disampaikan kepada Bidang keperawatan sebagai bentuk pertanggungjawaban dan disertai sikap berani (MP. Nasionalisme) Dalam menyusun konsep skenario tentu saya harus bekerja keras dalam
28
peningkatan kualitas manusia indonesia.
Menciptakan inovasi baru dalam memajukan pelayanan keperawatan
Nilai Pamingpin Pituin: 1. Nilai Integritas yaitu menggambarkan
chlorehexidine
chlorehexidine
2%
2%
sudah terkonsep
2. Konsultasi video edukasi kepada unit terkait
Mendapat persetujuan, dukungan, saran dan arahan dari Tim PPIRS, mentor, pengawas ruangan dan kepala ruangan
3. Pengajuan video edukasi ke bagian Promkes atau bagian Humas rumah sakit
Video diunggah atau dipublikasi pada media sosial seperti instragram atau youtube RSHS
proses editing agar hasil video jelas dan konsisten terkait pesan edukatif yang disampaikan (MP. Akuntabilitas) Saya berinovasi secara kreatif dalam pembuatan skenario video edukasi dan memperhatikan kualitas edukatif pada video (MP. Komitmen Mutu) Pada kegiatan konsultasi kepada unit-unit terkait pelaksanaannya saya lakukan diluar jam kerja agar tidak mengganggu aktivitas kerja selama jadwal dinas (MP. Anti Korupsi) Disiplin waktu saya berkonsultasi secara musyawarah dalam penyusunan skenario video edukasi dan menghargai setiap masukan yang diberikan (MP. Nasionalisme) Pada tahap ini saya dengan sopan dan berpenampilan rapi serta menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti saat menjelaskan kegiatan dan tujuan
29
tentu saja ikut menunjang mutu pelayanan rumah sakit, hal ini menjadi landasan terciptanya misi rumah sakit yaitu melakukan transformasi dalam mewujudkan status kesehatan masyarakat atau pasien yang lebih baik.
kejujuran, amanah dan menjungjung etika 2. Nilai Tulus: tanpa pamrih, proaktif, dan responsif
5
Sosialisasi SPO
personal hygiene dengan
chlorehexidine 2%
1. Menyusun kerangka acuan sosialisasi
dan video edukasi melalui zoominar
Kegiatan sosialisasi menggunakan metode Diskusi Refleksi Kasus (DRK) secara zoom/online
2. Menyiapkan materi, Materi dalam bentuk video edukasi, sarana, power point, link dan media sosialisasi zoom meeting (undangan), video edukasi, dan daftar hadir
3. Melaksanakan sosialisasi secara
zoom/online
Notulensi kegiatan sosialisasi, daftar hadir, dan dokumentasi
publikasi, menghargai setiap arahan dan saran (MP. Etika Publik) Menyusun materi sosialisasi secara sederhana dan mudah dipahami serta menggunakan bahasa Indonesia yang benar (MP. Nasionalisme) Melakukan musyawarah bersama pengawas ruangan dan kepala ruangan Fresia 1, menghargai saran dan masukan untuk menyempurnakan materi sosialisasi (MP. Komitmen Mutu) Pada kegiatan sosialisasi secara zoom/online pelaksanaannya saya lakukan diluar jam kerja agar tidak mengganggu aktivitas kerja selama jadwal dinas (MP. Anti Korupsi) Pada kegiatan ini saya dengan sopan dan berpenampilan rapi serta menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti saat menjelaskan tujuan dan materi seminar online
30
Dilakukan sosialisasi yang melibatkan seluruh perawat di Fresia I terkait pengoptimalisasian SPO dan penerapan video edukasi dapat mempercepat pembentukan pegawai yang bertanggung jawab dan disiplin, hal ini menjadi landasan terhadapat visi dan misi rumah sakit
Nilai Pamingpin Pituin: 1. Nilai Integritas yaitu menggambarkan kejujuran, amanah dan menjungjung etika 2. Nilai Tulus: tanpa pamrih, proaktif, dan responsif
(MP. Etika Publik) Pada saat kegiatan sosialisasi dengan penuh rasa tanggung jawab dan konsisten terhadapa data dan sumber yang diperoleh pada saat penyusunan konsep materi (MP. Akuntabilitas) 6.
Evaluasi pelaksanaan sosialisasi draft revisi SPO
1. Monitoring kegiatan melalui lembar edukasi
Kegiatan edukasi terdokumentasi di lembar edukasi di rekam medik pasien
Secara transparan saya memonitor setiap kegiatan perawat yang melakukan edukasi kepada etiap pasien yang akan menjalani jadwal operasi dengan teliti (MP. Akuntabilitas)
2. Mendata jumlah pasien pre operasi yang telah diberikan video edukasi personal
Adanya data pasien pre operasi yang telah diberikan video edukasi personal hygiene dengan chlorehexidine 2%
Melakukan tiap-tiap tahapan kegiatan dengan sungguh-sungguh sehingga menghasilkan output kegiatan yang bermutu (MP. Komitmen Mutu)
hygiene
menggunakan
chlorehexidine 2%
Dengan sopan dan bahasa yang baik menanyakan perawat di ruangan apakah ada kendala atau kesulitan pada saat memberian edukasi mendata secara teliti
31
Pada tahap evaluasi diperlukan sikap mandiri dan kerja keras memonitoring dan menganalisis data, dengan secara serentak dan seragam semua perawat di ruangan mengoptimalkan terkait SPO dapat meningkatkan status kesehatan masyarakat, hal ini tentu mendukung visi rumah sakit, yaitu melakukan transformasi dalam mewujudkan status kesehatan masyarakat yang lebih baik.
Nilai Pamingpin Pituin: 1. Nilai Integritas yaitu dengan kejujuran, amanah dan menjungjung etika 2. Nilai professional yaitu berorientasi pada pencapaian kinerja melalui kemitraan
3. Melakukan analisis data perawat melakukan kegiatan edukasi
Deskripsi hasil analisis data perawat dalam bentuk grafik
setiap pasien yang mendapat edukasi pre operasi (MP. Etika Publik) Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam pelaporan dan publikasi data (MP. Nasionalisme) Dalam mempersiapkan data saya menumbuhkan sikap mandiri, peduli dan kerja keras dan tidak merugikan pihak manapun serta penuh kejujuran pada saat publikasi data perawat yang melakukan atau memberikan edukasi (MP. Anti Korupsi)
32
1.7 Jadwal Kegiatan Judul Aktualisasi
: Optimalisasi Personal Hygiene Dengan Chlorehexidine 2% Sebagai Upaya Pencegahan Infeksi Daerah Operasi (IDO) Pada Pasien Pre Operasi Di Ruang Fresia I RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung
Waktu Pelaksanaan
: 3 Juni s/d 7 Juli 2021
Tempat Pelaksanaan : Ruang Fresia I RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tabel 3.7 Timeline Kegiatan Aktualisasi
No.
Kegiatan
Mei 1
1. Pengkajian SPO Memandikan pasien dengan chlorehexidine 2% yang akan direvisi 2. Koordinasi dan konsultasi terkait revisi SPO Memandikan pasien dengan
chlorehexidine 2% 3.
Penyusunan draft revisi SPO Memandikan pasien dengan
chlorehexidine 2% Pembuatan video edukasi personal 4. hygiene dengan chlorehexidine 2% 5. Sosialisasi SPO personal hygiene dengan chlorehexidine 2% dan video edukasi melalui zoominar 6. Evaluasi pelaksanaan sosialisasi draft revisi SPO
33
2
3
Juni 4
1
2
3
Juli 4
1
2
3
4
BAB IV AKTUALISASI Kegiatan aktualisasi dilakukan dengan berpedoman kepada rangcangan aktualisasi dan menerapkan nilai-nilai dasar ASN yang meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen Mutu, dan Anti korupsi (ANEKA). Selanjutnya, kegiatan tersebut disusun dalam suatu laporan kegiatan aktualisasi yang dilaksanakan di unit kerja masing-masing. Kegiatan aktualisasi yang dilakukan di Ruang Rawat Bedah Dewasa dan Penyakit Dalam Dewasa Fresia I RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung terdiri dari enam kegiatan yang melibatkan perawat, pasien, keluarga pasien, stakeholder seperti Tim PPIRS, Tim Penyusun SPO Keperawatan dan unit Promkes RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai, kegiatan yang telah dilaksanakan, output, serta penerapan nilai-nilai dasar ASN (ANEKA). Tabel 4.1 Status Realisasi Kegiatan Aktualisasi No 1.
Kegiatan Pengkajian SPO Memandikan pasien dengan
Status Realisasi
Sumber
Terlaksana
SKP
Terlaksana
SKP
Terlaksana
SKP
chlorehexidine 2% yang akan direvisi 2.
Koordinasi dan konsultasi terkait revisi SPO Memandikan pasien dengan chlorehexidine 2%
3.
Penyusunan draft revisi SPO Memandikan pasien dengan chlorehexidine 2%
4.
Pembuatan video edukasi personal hygiene dengan chlorehexidine 2%
Terlaksana
INOVASI
5.
Sosialisasi SPO personal hygiene dengan
Terlaksana
SKP
Terlaksana
SKP
chlorehexidine 2% dan video edukasi melalui zoominar 6.
Evaluasi pelaksanaan sosialisasi draf
revisi SPO
34
Tabel 4.2 Tahapan Kegiatan Aktualisasi No
Kegiatan
Tahapan Kegiatan
Tanggal Pelaksanaan
1.
Pengkajian SPO Memandikan pasien dengan chlorehexidine 2% yang akan direvisi
2.
Koordinasi dan konsultasi terkait revisi SPO Memandikan pasien dengan
chlorehexidine 2% 3.
Penyusunan draft revisi SPO Memandikan pasien dengan
chlorehexidine 2%
1. Menpelajari SPO dan melakukan studi literatur terkait personal hygiene dengan chlorehexidine 2% 2. Identifikasi prosedur revisi SPO dengan Tim penyusun SPO Keperawatan 3. Mempelajari prosedur revisi SPO rumah sakit 1. Konsultasi dengan mentor, pengawas ruangan dan kepala ruangan 2. Koordinasi bersama tim PPI RSHS 3. Koordinasi kepala ruangan Alamanda B
20 Mei s/d 11 Juni 2021
2. Menyusun draf revisi SPO dengan 15-28 Juni 2021 kepala ruangan dan pengawas ruangan Fresia I 3. Pengajuan verbal konsep ke unitunit terkait 4. Finalisasi draft revisi SPO 5. Mengajukan draf revisi SPO kepada Tim Penyusun SPO Keperawatan
4.
Pembuatan video edukasi personal hygiene dengan chlorehexidine 2%
5.
Sosialisasi SPO personal 1. Menyusun kerangka acuan sosialisasi hygiene dengan 2. Menyiapkan materi, video edukasi, chlorehexidine 2% dan sarana, dan media sosialisasi 3. Melaksanakan sosialisasi secara video edukasi melalui
zoominar
17-21 Mei 2021
1. Menyusun konsep video edukasi 2. Konsultasi video edukasi kepada unit terkait 3. Pengajuan video edukasi ke bagian Promkes atau bagian Humas rumah sakit
zoom/online
35
16-17 Juni 2021
23-25 Juni 2021
6.
Evaluasi pelaksanaan sosialisasi draf revisi SPO
1. Monitoring kegiatan melalui lembar edukasi 2. Mendata jumlah pasien pre operasi yang telah diberikan video edukasi personal hygiene dengan chlorehexidine 2% 3. Melakukan analisis data perawat melakukan kegiatan edukasi
28 Juni-03 Juli 2021
4.1 Kegiatan 1 Tabel 4.3 Kegiatan Pertama Nama Kegiatan
Pengkajian SPO Memandikan pasien dengan chlorehexidine 2% yang akan direvisi
Tanggal Kegiatan
17-21 Mei 2021
Tahapan Kegiatan
1. Mempelajari SPO dan melakukan studi literatur terkait personal hygiene dengan chlorehexidine 2% 2. Identifikasi prosedur revisi SPO dengan Tim penyusun SPO Keperawatan 3. Mempelajari prosedur revisi SPO rumah sakit
Daftar Lampiran
Foto dokumentasi, lembar konsultasi
Kegiatan ini merupakan kegiatan awal yang dilakukan dan telah terealisasi sesuai dengan rencana awal pelaksanaan kegiatan yaitu dimulai pada Minggu ketiga bulan Mei 2021. Kegiatan ini dimulai dari tahap mempelajari SPO yang direvisi dan melakukan studi literatur, identifikasi prosedur revisi SPO dan mempelajari prosedur revisi SPO rumah skait dilakukan mulai tanggal 17-21 Mei 2021. Adapun penjelasan mengenai tahapan kegiatan sebagai berikut: A. Kegiatan Aktualisasi 1. Mempelajari SPO dan melakukan studi literatur terkait personal
hygiene dengan chlorehexidine 2% Output:
Terkumpulnya
sumber
refrensi
terbaru
membahas
tentang
penggunaan chlorehexidine 2% terhadap pencegahan kejadian IDO di rumah sakit yang didapat dari berbagai jurnal penelitian (17 Mei 2021).
36
Pertama, saya melakukan pengkajian terhadap SPO lama dengan cara mendownload dari arsip online RSHS dan mempelajarinya. Kedua, saya mencari tahu dan melakukan pembelajaran pendahuluan mengenai kegunaan
chlorehexidine 2% yang bersumber dari berbagai hasil penelitian. Proses mencari tahu dan melakukan pembelajaran pendahuluan saya lakukan dengan cara mencari sumber melalui internet. Kegiatan mencari tahu untuk pembelajaran pendahuluan ini merupakan nilai dasar dari Akuntabilitas, Etika Publik dan Komitmen Mutu. Akuntabilitas terkait pada upaya persiapan saya untuk mencari tahu dan melakukan pembelajaran pendahuluan mengenai kegunaan chlorehexidine 2% sebelum berdiskusi dengan mentor, agar setiap argumen yang saya utarakan kepada mentor dapat dipertanggungjawabkan. Etika Publik terkait pada upaya kesiapan kita sebagai bawahan sebelum melakukan diskusi dengan atasan yang sebaiknya telah memiliki pemahaman dasar. Komitmen Mutu terkait pada upaya saya mempelajari SPO lama untuk menjamin kecukupan pemahaman saya didalam melakukan revisi SPO pada tahap selanjutnya.
Gambar 4.1 SPO Memandikan Pasien Dengan Klorhesidine
37
Gambar 4.2 Beberapa Sumber Refrensi Penelitian 2. Identifikasi prosedur revisi SPO dengan Tim penyusun SPO Keperawatan
Output: Mendapatkan dukungan dan arahan mengenai prosedur revisi SPO dari Tim penyusunan SPO Keperawatan. Mengawali dengan melakukan kontrak waktu dengan ibu Hafsa, S.Kp, M.Kep pada tanggal 18 Mei 2021 selaku Tim penyusun SPO Keperawatan. Sebelum bertemu dengan ibu Hafsa, S.Kp, M.Kep saya melakukan kontrak waktu
melalui
via whatshapp. Pada saat melakukan
konsultasi saya
menjelaskan maksud dan tujuan dengan menggunakan bahasa Indonesia yang benar dan mudah dimengerti sebagai wujud rasa Nasionalisme saya dan saya juga berpenampilan rapi dan penuh rasa sopan santun merupakan bentuk nilai dasar Etika Publik. Setelah melakukan konsultasi, saya mendapatkan penjelasan mengenai prosedur revisi SPO. Kegiatan konsultasi dengan ibu Hafsa, S.Kp, M.Kep saya lakukan diluar jam pelayanan dan tidak mengganggu aktivitas waktu pelayanan tentu hal ini merupakan cerminan nillai dasar Anti Korupsi.
38
Gambar 4.3 Koordinasi Bersama Tim Penyusun SPO Keperawatan 3. Mempelajari prosedur revisi SPO rumah sakit
Output: Memahami prosedur revisi dan mampu menyusun draf revisi SPO. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 35 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Standar
Operasional
Prosedur
Administrasi Pemerintah
bahwa Standar
Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan (SOP-AP) adalah
standar
operasional prosedur dari berbagai proses penyelenggaraan administrasi pemerintahan yang dijalankan oleh organisasi pemerintah. Prinsip dari SOP-AP adalah kemudahan dan kejelasan, efisiensi dan efektivitas, keselarasan, keterukuran, dinamis, berorientasi pada pengguna dan pihak yang dilayani, kepatuhan hukum, dan kepastian hukum. Setelah memahami teori dan konsep penyusunan revisi SPO terbaru saya sudah memiliki gambaran dan pemahaman konsep merevisi SPO. Proses mempelajari prosedur revisi SPO saya lakukan dengan penuh ketelitian yang merupakan aktualisasi dari nilai Komitmen Mutu. Adapun prosedur penyusunan SPO rumah sakit sesuai masukan dan arahan dari Tim penyusunan SPO Keperawatan adalah: a. Unit menyusun SPO b. Dikolsulkan ke unit terkait melalui verbal konsep c. Perbaikan draf SPO sesuai masukan
39
d. Tanda tangan pemilik proses e. Penandatanganan oleh direktur terkait dan pengusulan penerbitan melalui Kasub TU
Gambar 4.4 Format Pembuatan SPO Terbaru B. Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Rumah Sakit Proses belajar secara mandiri dan menjalin koordinasi yang baik dengan Tim penyusunan SPO Keperawatan dalam rangka meningkatkan kualitas ilmu pengetahuan dan pemahaman saya merupakan salah satu bentuk nasionalisme yang dapat berkontribusi terhadap visi misi rumah sakit yaitu terwujudnya kemandirian dan berkepribadian berlandaskan gotong royong dan peningkatan kualitas manusia Indonesia. C. Penguatan Nilai Organisasi Dalam melaksanakan kegiatan pertama ini telah terlaksana secara mandiri (belajar secara mandiri) dan membangun kerjasama yang baik. Adapaun nilai organisasi yang terkait adalah nilai Integritas dan Tulus yaitu menjungjung etika dalam menjalankan tugas serta tanpa pamrih berkeinginan untuk membuat perubahan yang bermutu dan proaktif.
40
D. Analisis Dampak Dalam mengimplementasikan nilai nilai ANEKA dalam kegiatan 1 ini, diharapkan kegiatan tersebut dapat mempunyai substansi dan implementasi yang lebih baik dan mempunyai tujuan yang selaras dengan penguatan organisasi dan bermanfaat bagi lingkungan. Hal ini merupakan pengalaman akuntabilitas dan etika publik dalam mempersiapkan layanan yang bermutu. Jika nilai nilai ANEKA tidak diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan ini, beberapa kemungkinan dampak yang akan dirasakan adalah: 1. Berkurangnya akuntabilitas karena tidak mempertanggungjawabkan hasil pekerjaan 2. Tidak mementingkan komitmen mutu disebabkan tidak melibatkan atasan atau stakeholder sebagai sektor pendukung 3. Aktualisasi tidak dapat terealisasi dengan baik 4.2 Kegiatan 2 Tabel 4.4 Kegiatan Kedua Nama Kegiatan Tanggal Kegiatan Tahapan Kegiatan
Daftar Lampiran
Koordinasi dan konsultasi terkait revisi SPO Memandikan pasien dengan chlorehexidine 2% 20 Mei s/d 11 Juni 2021 1. Konsultasi dengan mentor, pengawas ruangan dan kepala ruangan 2. Koordinasi bersama tim PPI RSHS 3. Koordinasi kepala ruangan Alamanda B Foto dokumentasi
A. Kegiatan Aktualisasi 1. Konsultasi dengan mentor, pengawas ruangan dan kepala ruangan Output: Mendapat persetujuan dari mentor, pengawas ruangan dan kepala ruangan terkait revisi SPO. Setelah saya memperoleh pemahaman dasar yang cukup, kegiatan selanjutnya adalah diskusi dengan mentor, pengawas ruangan dan kepala ruangan. Diawali dengan melakukan kontrak waktu melalui via whatshapp kepada mentor (ibu Fatrisia Madina, S.Kp, MM). Sebelum masuk ke ruangan, saya mengetuk pintu dan meminta izin kepada mentor untuk memasuki ruangan dan
41
setelah diizinkan baru kemudian saya masuk lalu menanyakan ketersediaan waktu beliau untuk diskusi dengan sikap sopan. Meminta izin dan berkomunikasi dengan sopan merupakan bentuk dari aktualisasi nilai dasar Etika Publik. Didalam diskusi saya mendapatkan banyak informasi bermanfaat untuk pengembangan ilmu keperawatan kedepannya, serta tidak lupa untuk mencatat setiap butir penting yang merupakan bentuk dari nilai dasar Akuntabilitas. Begitu juga dengan kegiatan koordinasi dengan pengawas ruangan (ibu Hj. Siti Nurlaela, Ners, M. Kep, SP. KMB) dan kepala ruangan (ibu Fitri Sesilia, S.Kp). Diawali dengan melakukan kontrak waktu melalui via whatshapp menggunakan bahasa yang baik sebagai wujud nilai Nasionalisme. Sesekali didalam diskusi saya menyampaikan ide-ide yang bisa dilakukan untuk meningkatkan pelayanan keperawatan di ruangan yang merupakan aktualisasi dari Komitmen Mutu.
Gambar 4.6 Koordinasi Bersama Mentor, Pengawas Ruangan dan Kepala Ruangan
2. Koordinasi bersama Tim PPIRS Output: Mendapat dukungan dari Tim PPIRS dan mendapatkan data insiden Infeksi Daerah Operasi (IDO).
42
Diawali dengan melakukan kontrak waktu melalui via whatshapp kepada Tim PPIRS (ibu Elis, S.Kp). Sebelum masuk ke ruangan, saya mengetuk pintu dan meminta izin kepada ibu Elis untuk memasuki ruangan lalu meminta izin dan berkomunikasi dengan sopan merupakan bentuk dari aktualisasi nilai dasar Etika Publik. Selama berdikusi saya antusias untuk menanya sejauh mana keberhasilan penerapan SPO Mandi Menggunakan Klorhesidin sebagai indikator mutu pelayanan rumah sakit sebagai bentuk nilai Akuntabilitas dan Anti Korupsi data yang nantinya akan saya publikasikan secara jujur. Berdasarkan laporan surveilans infeksi RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung diperoleh tidak ditemukan kejadian IDO pada tahun 2019. Namun pada tahun 2020 meningkat dengan 2 kejadian sehingga rata-rata kejadian adalah 1,94%.
Gambar 4.7 Konsultasi dengan Tim PPIRS
Gambar 4.8 Data HAIS RSHS Tahun 2019-2020 3. Koordinasi kepala ruangan Alamanda B
Output: Mendapat
dukungan dan informasi terkait prosedur edukasi mandi
dengan chlorehexidine 2% di rawap inap ruangan Alamanda B sebagai salah satu
43
ruangan yang menerapkan SPO mandi menggunakan chlorehexidine 2% pada setiap pasien yang akan menjalani rencana tindakan operasi. Diawali dengan melakukan kontrak melalui via whatshapp kepada kepala ruangan Alamanda B (ibu Windi M. Kep.,Sp.Kep.Mat.). Sebelum masuk ke ruangan, saya mengetuk pintu dan meminta izin kepada ibu Windy untuk memasuki ruangan. Meminta izin dan berkomunikasi dengan sopan merupakan bentuk dari aktualisasi nilai dasar Etika Publik. Selama berdikusi ibu Windy sangat memberikan dukungan agar penerapan SPO benar-benar diterapkan guna mencegah insiden IDO pada pasien post operasi. KARU Alamanda B
Peserta Latsar
Gambar 4.9 Koordinasi dengan KARU Alamanda B
B. Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Rumah Sakit Melakukan kegiatan aktualisasi ini dengan baik dan terarah dan kemandirian peserta latsar melakukan kerjasama serta berkoordinasi kepada stakeholder sehingga terbentuklah rasa gotong royong yang merupakan landasan terwujudnya visi rumah sakit yaitu mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong dan misi rumah sakit yaitu peningkatan kualitas manusia Indonesia. C. Penguatan Nilai Organisasi Kegiatan peserta latsar dalam melakukan kerjasama dan menerima setiap masukan dari berbagai pihak merupakan implementasi dari nilai unggul yaitu keinginan untuk menjadi yang terbaik dan menghasilkan kualitas prima.
Nilai
profesional yaitu berorientasi pada pencapaian kinerja melalui perjalanan
44
kemitraan dan nilai integritas yaitu menggambarkan kejujuran pada saat publikasi data, amanah dan menjungjung tinggi etika pada saat melakukan pertemuan atau koordinasi dengan berbagai pihak. D. Analisis Dampak Dalam pengimplementasian nilai-nilai ANEKA di kegiatan 2 ini, jika tidak dilakukan dengan sungguh-sungguh akan berdampak pada hal-hal berikut: 1.
Akan timbul rasa tidak nyaman antara pihak koordinasi dengan peserta latsar bila pada saat melakukan kontrak waktu dan kegiatan pertemuan tidak menggunakan bahasa yang baik dan sikap sopan sesuai nilai ANEKA yaitu Nasionalisme dan Etika Publik
2.
Tidak adanya akuntabilitas jika data yang dipublikasi dikurangi maupun ditambahi sehingga melanggar Anti Korupsi
3.
Tidak memperhatikan Komitmen Mutu, karena tidak melibatkan masukan dan arahan dari pihak koordinasi dalam pengembangannya. Sebaliknya jika nilai nilai ANEKA diterapkan pada saat berkoordinasi dan
mempublikasikan data secara jujur dan benar maka pekerjaan yang kita lakukan dapat kita pertanggungjawabkan. 4.3 Kegiatan 3 Tabel 4.5 Kegiatan Ketiga Nama Kegiatan
Penyusunan draft revisi SPO chlorehexidine 2%
Tanggal Kegiatan
3-10 Juni 2021
Tahapan Kegiatan
1. Menyusun draf revisi SPO dengan kepala ruangan dan pengawas ruangan Fresia I 2. Pengajuan verbal konsep ke unit-unit terkait 3. Finalisasi draft revisi SPO 4. Mengajukan draf revisi SPO kepada Tim Penyusun SPO Keperawatan Foto dokumentasi, lembar konsultasi
Daftar Lampiran
45
Memandikan
pasien dengan
A. Kegiatan Aktualisasi 1. Menyusun draf revisi SPO dengan kepala ruangan dan pengawas ruangan Fresia
Output: Mendapat dukungan dan arahan dari pengawas ruangan dan kepala ruangan dalam penyusunan draf revisi SPO. Diawali dengan melakukan kontrak waktu via whattshap. Kemudian melakukan diskusi bersama kepala ruangan (ibu Fitri Sesilia, S.Kp) dan pengawas ruangan (ibu Hj. Siti Nurlaela, Ners, M. Kep, SP. KMB. Pada saat berkonsultasi tentu saja bersikap sopan dan berpenampilan rapi, hal ini merupakan penerapan nilai Etika Publik. Dari hasil diskusi, terdapat beberapa koreksi kata-kata pada penyusunan draf revisi SPO dan segera saya perbaiki. Ini merupakan aktualisasi dari Komitmen Mutu dan Etika Publik yaitu segera memperbaiki dengan cepat, tepat sehingga isi dari draf revisi SPO lebih berkualitas. KARU Fresia 1 Pengawas Ruangan
Pesera Latsar
Pesera Latsar
. KARU Fresia 1
Gambar 4.10 Konsultasi dengan Pengawas Ruangan dan KARU
46
2. Pengajuan verbal konsep ke unit-unit terkait Output: Formulir verbal konsep dari unit terkait yang berisi masukan atau saran
yang mendukung finalisasi revisi SPO. Pada tahapan kegiatan kedua ini saya awali dengan melakukan kontrak waktu langsung ke ruangan Bidang Keperawatan. Mengetuk pintu dan memohon izin serta menyampaikan maksud dan tujuan pertemuan dengan bahasa Indonesia yang benar dan cara berbicara yang sopan. Hal ini sebagai cerminan nilai dasar Nasionalisme. Setelah draf revisi SPO dikorek oleh Tim Penyusunan SPO Keperawatan oleh bapak Arip Hidayat, S.Kep., Ners maka langkah selanjutnya draf revisi SPO dikorek oleh kepala Bidang Keperawatan (ibu Fatrisia Madina, S.Kp, MM). Berikutnya saya melakukan verbal konsep kepada pihak Komite Keperawatan (ibu Airiyani, S.Kp., MM) yang tentunya saya sudah melakukan kontrak waktu via whatsahapp terlebih dahulu. Langkah berikutnya yaitu mengajukan verbal konsep kepada pihak PPIRS (ibu Elis, S.Kp) yang tentunya juga saya sudah melakukan kontrak waktu via whatsahapp terlebih dahulu. Dari hasil verbal konsep terdapat beberapa masukan dan saran. Kemudian saya segera melakukan perbaikan draf revisi SPO sesuai dengan masukan dan saran guna untuk menyempurnakan draf revisi SPO. Hal ini mencerminkan nilai dasar Akuntabilitas.
Gambar 4.11 Verbal Konsep Ke Unit Terkait
47
3. Finalisasi draft revisi SPO
Output: Draf revisi SPO sudah dilengkapi masukan dan saran sesuai verbal konsep dari unit terkait. Kegiatan finalisasi draf revisi SPO ini diawali dengan menindaklanjuti revisi dan koreksi dari hasil verbal konsep yang saya lakukan secara obyektif tanpa mengurangi dan menambahi masukan yang telah diberikan. Tentu hal ini merupakan bentuk nilai dari Akuntabilitas. Kegiatan revisi, koreksi dan tindaklanjut ini merupakan bagian dari pengecekan berjenjang yang sejalan dengan nilai Komitmen Mutu. Selain itu tahap ini juga diartikan sebagai bentuk QA (Quality Assurance) agar laporan final yang terbit dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan. QA ini adalah bentuk dari aktualisasi nilai Akuntabilitas. Saya juga menjunjung tinggi nilai tanggungjawab, kejujuran serta menyampaikan hasil laporan finalisasi darf revisi SPO ini dengan informasi yang sebenarnya. Ini merupakan aktualisasi dari nilai Anti Korupsi. (Untuk draf revisi SPO terlampir) 4. Mengajukan draf revisi SPO kepada Tim Penyusun SPO Keperawatan Output: Draft revisi SPO yang sudah diberi penomoran dan ditanda tangan oleh
Bidang Keperawatan Selanjutnya saya berkoordinasi dengan bapak Arip Hidayat, S. Kep., Ners selaku Tim Penyusun SPO Keperawatan untuk mendapatkan penomoran dan pengajuan penantanda tanganan oleh kepala Bidang Keperawatan (ibu Fatrisia Madina, S.Kp, MM). Tentunya dalam melaksanakan kegiatan ini saya bersikap sopan dan santun serta berpenampilan rapi sebagai wujud nilai Etika Publik.
Gambar 4.12 Pengajuan Draf Kepada Tim Penyusun SPO Keperawatan
48
Kegiatan tambahan: Meneruskan penerbitan draf revisi SPO baru kepada Bagian Umum (bapak Usnadi,S.SOS.,MAP). Setelah melalui tahap koreksi terkait tanggal pembuatan kemudian pihak kepala Bagian Umum menyetujui lalu melanjutkan meminta tanda tangan kepada direktur terkait, setelah ditanda tangani oleh direktur terkait SPO Bagian Umum mengupload draf revisi SPO di arsip online rshs (arsip.rshs.or.id). Tentunya pada tahapan kegiatan ini terlebih dahulu saya mempersiapkan diri berpenampilan rapi dan menarik sebagai cerminan Etika Publik, kemudian saya mengetuk pintu ruangan setelah dipersilahkan saya masuk barulah saya masuk ke ruangan tersebut. Kemudian saya meminta izin waktu beliau, setelah disetujui kontrak waktu lalu saya menyampaikan maksud dan tujuan pertemuan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti sebagai cerminan nilai dasar Nasionalisme. Kegiatan ini saya lakukan diluar jam dinas agar tidak mengganggu jadwal kerja saya yang Anti Korupsi.
Gambar. 4.14 Konsultasi Dengan Bagian Umum Via Whattshap
Gambar. 4.15 Cara Akses di Arsip Online RSHS
49
B. Kontribusi Terhadap Visi dan Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Dengan menyusun darf revisi SPO hingga mendapatkan penomoran SPO maka kegiatan ini berkontribsi atas tercapainya visi rumah sakit yaitu terwujudunya kemandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong dimana adanya saling kerjasama yang baik guna menghasilkan draf revisi SPO yang berkualitas. Bekerja keras dalam menyusun draf revisi SPO guna memajukan mutu kualitas pelayanan publik adalah perilaku ASN yang mandiri dan berinovasi, hal ini dapat mewujudkan terciptanya misi rumah sakit yaitu peningkatan kualitas manusia Indonesia. C. Penguatan Nilai-Nilai Organisasi Menerapkan nilai-nilai kejujuran, objektivitas, keberanian, konsistensi, dan transparansi penyampaian finalisasi draf revisi merupakan cerminan nilai integritas dan nilai inovatif yaitu dengan membuat perubahan yang baru. D. Analisis Dampak Penerapan nilai-nilai dasar ASN seperti akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi yang telah dilaksanakan pada tiap tahapan kegiatan sangat mendukung keberhasilan. Dapat disimpulkan bahwa seluruh rangkaian rancangan kegiatan berlangsung dengan mudah. Jika tidak diterapkannya nilai-nilai diatas, maka hasil yang didapat tidak akan sesuai dengan harapan, penuh kesalahan dan tidak dapat tersusunnya draf revisi SPO sesuai rancangan. 4.4 Kegiatan 4 Tabel 4.6 Kegiatan Keempat Nama Kegiatan
Pembuatan video edukasi personal hygiene dengan chlorehexidine 2%
Tanggal Kegiatan
16-17 Juni 2021
Tahapan Kegiatan
1. Menyusun konsep video edukasi 2. Konsultasi video edukasi kepada unit terkait 3. Pengajuan video edukasi ke bagian Promkes atau bagian Humas rumah sakit
Daftar Lampiran
Foto dokumentasi
50
Kegiatan ini merupakan kegiatan keempat yang dilakukan dan sebagian terealisasi sesuai dengan rencana kegiatan yaitu dimulai antara minggu ke-3 Juni 2021. Kegiatan ini dimulai dari tahap menyusun konsep video edukasi, konsultasi video edukasi kepada unit terkait, pengajuan video edukasi ke bagian Promkes rumah sakit dilakukan mulai tanggal 16-17 Juni 2021. Adapun penjelasan mengenai tahapan kegiatan sebagai berikut: A. Kegiatan Aktualisasi 1. Menyusun konsep video edukasi
Output: Skenario video edukasi personal hygiene dengan chlorehexidine 2% sudah terkonsep Tabel 4.7 Konsep Video Mandi Menggunakan Chlorehexidine 2% No
Skenario
1
Mandi dan keramas yang bersih dengan menggunakan sabun dan shampo biasa terlebih dahulu. Bilas tubuh menggunakan air bersih
2
Menuangkan sabun chlorehexidine 2% ke waslap basah yang bersih sebanyak ± 30 ml atau sesuai kebutuhan tanpa menggunakan air
3
Menggosokkan pada permukaan tubuh mulai dari bagian leher, perut hingga kaki kecuali rambut, wajah dan bagian kelamin. Dengan lembut mencuci dan menyabuni area tubuh operasi Anda. Tunggu sekitar 3-5 menit
4
Membilas tubuh menggunakan air bersih
5
Mengulangi teknik mandi menggunakan chlorehexidine 2% dengan cara yang sama (langkah 2-4)
6
Mengeringkan tubuh menggunakan handuk
51
Tahapan
7
Memakai pakaian bersih atau pakaian khusus pasien dari rumah sakit
8
Menghindari penggunaan lotion, salep, parfum, atau kosmetik lainnya setelah mandi menggunakan sabun chlorehexidine 2% selama 12 jam sebelum operasi
Kegiatan keempat diawali dengan penyusunan konsep skenario video edukasi yang disusun secara rapi dan teliti serta menggunakan kaidah Bahasa Indonesia yang baik, yang merupakan aktualisasi dari nilai Nasionalisme. Dan saya juga menyusun skenario berdasarkan refrensi yang telah saya download sebelumnya dari berbagai jurnal yang saya susun secara obyektif guna tidak mengurangi keaslian hasil penelitian yang merupakan penerapan nilai Akuntabilitas. 2. Konsultasi video edukasi kepada unit terkait
Output: Melakukan diskusi bersama Tim PPIRS (Ibu Elis, S.kp) selaku IPCN gedung Fresia dan mendapat persetujuan serta bimbingan terkait pembuatan video edukasi. Kegiatan konsultasi ini berlansung via online dikarenakan beliau yang bersangkutan sedang menjalankan tugas sebagai Tim Vaksinator di RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung. Walaupun demikian tidak mengurangi semangat saya untuk berinovatif agar kualitas video saya sesuai dengan Komitmen Mutu yang telah saya rencanakan sebelumnya.
Gambar. 4.13 Konsul Dengan Tim PPIRS Via Whattshap
52
3. Pengajuan video edukasi ke bagian Promkes rumah sakit
Output: Video telah diunggah pada media sosial instragram promkes.rshs. Pada tahapan kegiatan ketiga ini saya awali dengan melakukan kontrak waktu dengan Tim Promkes rumah sakit yaitu bapak Asep, M.Kes dan bapak Maurice. Mengetuk pintu dengan perlahan dan memohon izin serta menyampaikan maksud dan tujuan pertemuan dengan bahasa Indonesia yang benar dan cara berbicara yang sopan Etika Publik. Hal ini sebagai cerminan nilai dasar Nasionalisme. Selama diskusi berlangsung saya antusias mendengar dan menyimak serta mencatat setiap arahan, masukan dan saran yang diberikan guna mendukung pembuatan video yang edukatif dan kreatif sebagai cerminan Komitmen Mutu. Melakukan koordinasi diluar jam kerja agar tidak mengganggu jam kerja sebagai cerminan Anti Korupsi.
Gambar 4.16 koordinasi Bersama Tim Promkes RSHS
Gambar 4.17 Instagram Promkes RSHS Dapat diakses pada link https://www.instagram.com/tv/CQ2hBp6gZgb/?utm_medium=copy_link.
53
B. Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Rumah Sakit Menciptakan inovasi baru dalam memajukan pelayanan keperawatan tentu saja ikut menunjang mutu pelayanan rumah sakit, hal ini berkontribusi terhadap visi dan misi rumah sakit yaitu kemandirian dalam melakukan transformasi serta mampu meningkatkan status kesehatan masyarakat atau pasien yang lebih baik. C. Penguatan Nilai Organisasi Nilai yang terkandung yaitu nilai inovatif yaitu keinginan untuk menghasilkan suatu yang baru dan senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambungan. Nilai unggul yaitu keinginan untuk menjadi yang terbaik dan menghasilkan kualitas prima. D. Analisis Dampak Dengan tidak diamalkannya nilai nilai dasar ASN yang ada, akan berdampak pada hasil akhir yang tidak bagus dan tidak sesuai dengan harapan. Bila tidak siap menerima saran dan kritikan dari pihak stakeholder maka hasil output yang diharapkan juga tidak memiliki nilai kualitas yang baik. Sebaliknya dengan mempraktekkan nilai nilai dasar ANEKA seperti akuntabilitas, nasionalime, etika publik, komitmen mutu dan anti korupsi akan membuat output dari kegiatan semakin baik dan berkualitas. 4.5 Kegiatan 5 Tabel 4.8 Kegiatan Kelima Nama Kegiatan Tanggal Kegiatan Tahapan Kegiatan
Daftar Lampiran
Sosialisasi SPO personal hygiene dengan chlorehexidine 2% dan video edukasi melalui zoominar 23-25 Juni 2021 1. Menyusun kerangka acuan sosialisasi 2. Menyiapkan materi, video edukasi, sarana, dan media sosialisasi 3. Melaksanakan sosialisasi secara zoom/online Foto dokumentasi, daftar hadir, notulen
Kegiatan ini merupakan kegiatan kelima yang dilakukan dan terealisasi sesuai dengan rencana kegiatan yaitu dimulai antara minggu keempat pada bulan Juni 2021.
54
Kegiatan ini dimulai dari tahap menyusun kerangka acuan sosialisasi, menyiapkan materi, video edukasi,
sarana, dan media
sosialisasi, dan melaksanakan sosialisasi secara
zoom/online dilakukan mulai tanggal 23-25 Juni 2021. Adapun penjelasan mengenai tahapan kegiatan sebagai berikut: A. Kegiatan Aktualisasi 1. Menyusun kerangka acuan sosialisasi
Output: Kegiatan sosialisasi menggunakan metode Diskusi Refleksi Kasus (DRK) secara zoom/online. Terdapat susunan Satuan Acara Sosialisasi (Terlampir). Menyusun Satuan Acara Sosialisasi sebagai bahan paparan untuk kegiatan DRK yang mana bersumber dari refrensi jurnal penelitian secara obyektif sebagai penerapan nilai Akuntabilitas. Melakukan musyawarah bersama pengawas ruangan dan kepala ruangan Fresia 1 dan berdiskusi terkait bahan paparan untuk rencana kegiatan DRK, menghargai saran dan masukan untuk menyempurnakan materi sosialisasi sebagai wujud Nasionalisme. Menjaga estika tampilan slide powerpoint, menarik dan lebih edukatif guna menjaga kualitas mutu sebagai cerminan Komitmen Mutu. 2. Menyiapkan materi, video edukasi, sarana, dan media sosialisasi Output: Materi dalam bentuk power point, link zoom meeting (undangan), video edukasi, dan daftar hadir.
Gambar 4.18 Materi PPT, Video, dan Undangan Zoominar
55
4. Melaksanakan sosialisasi secara zoom/online
Output: Notulensi kegiatan sosialisasi, daftar hadir, dan dokumentasi. Pada saat menyampaikan materi dalam pelaksanaan zoominar DRK saya berpenampilan menarik dan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh peserta zoominar. Hal ini mewujudkan nilai dasar Etika Publik. Kegiatan
zoominar DRK ini juga dilaksanakan tepat waktu sesuai dengan tanggal dan jam di undangan online sebagai penerapan nilai dasar Anti Korupsi.
Gambar 4.19 Zoominar, Notulensi dan Daftar Absensi Online
56
B. Kontribusi Terhadap Visi dan Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Dilakukan sosialisasi yang melibatkan seluruh perawat di Fresia I terkait pengoptimalisasian
SPO dan penerapan video edukasi dapat mempercepat
pembentukan pegawai yang bertanggung jawab dan disiplin, hal ini menjadi landasan terhadapat visi rumah sakit yaitu Indonesia Maju yang Berdaulat dan misi rumah sakit yaitu kualitas manusia Indonesia semakin meningkat. C. Penguatan Nilai-Nilai Organisasi Pengembangan ilmu pengetahuan dengan cara melakukan sosialisasi DRK adalah merupakan nilai inovatif yang mampu membuat perubahan ke arah yang lebihh baik serta nilai tulus yaitu tanpa pamrih, proaktif, dan responsif. D. Analisis Dampak Jika tidak menerapkan nilai nilai dasar ASN pada saat melakukan sosialiasi DRK bisa membuat keadaan justru tidak berdampak positif kepada aktualisasi kita, kehilangan respek dan lain sebagainya. Komitmen mutu dan etika publik juga tidak bisa didapatkan dengan baik. Sebaliknya dengan menerapkan nilai nilai dasar ANEKA akan membuat sosialiasi DRK kita semakin baik dan berkualitas.
4.6 Kegiatan 6 Tabel 4.9 Kegiatan Keenam Nama Kegiatan
Evaluasi pelaksanaan sosialisasi draf revisi SPO
Tanggal Kegiatan
28 Juni-03 Juli 2021
Tahapan Kegiatan
Daftar Lampiran
1. Monitoring kegiatan melalui lembar edukasi 2. Mendata jumlah pasien pre operasi yang telah diberikan video edukasi personal hygiene menggunakan chlorehexidine 2% 3. Melakukan analisis data perawat melakukan kegiatan edukasi Foto dokumentasi
Kegiatan ini merupakan kegiatan terakhir yang saya lakukan dan terealisasi sesuai dengan rencana kegiatan yaitu dimulai antara minggu keempat pada bulan Juni hingga minggu pertama bulan Juli 2021. Tahapan kegiatan ini dimulai dari
57
tahap monitoring seluruh kegiatan melalui lembar edukasi, mendata jumlah pasien
personal hygiene menggunakan
pre operasi yang telah diberikan video edukasi
chlorehexidine 2%, melakukan analisis data perawat melakukan kegiatan edukasi dilakukan mulai tanggal 28 Juni-03 Juli 2021. Adapun penjelasan mengenai tahapan kegiatan sebagai berikut: A. Kegiatan Aktualisasi 1. Monitoring kegiatan melalui lembar edukasi
Output: Kegiatan edukasi terdokumentasi di lembar edukasi di rekam medik pasien. Pada hari Senin, 28 Juni 2021 Tn. Afan dijadwalkan rencana operasi Selasa, 29 Juni 2021, namun rencana operasi dibatalkan dengan alasan perbaikan keadaan umum dan konsul IPD (Ilmu Penyakit Dalam) mengenai dugaan pneumonia, pada tanggal 29 Juni 2021 Tn. Afan pindah ruang rawat inap (Fresia 2) dengan alasan rawat inap sesuai kelas III (tidak dilakukan kegiatan edukasi melalui video). Telah dilakukan edukasi melalui video kepada Ny. Gumiyanti (K.9/1) pada tanggal 1 Juli 2021 (rencana operasi terjadwal tanggal 2 Juli 2021) dan Ny. Suratmi (K.10/1) pada tanggal 1 Juli 2021 (rencana operasi terjadwal tanggal 2 Juli 2021). Saat ini jumlah pasien semakin berkurang dengan adanya peningkatan jumlah pasien Covid-19. Kegiatan edukasi melalui video hanya dilakukan pada beberapa pasien saja yang sudah terjadwal
rencana
operasi.
Kegiatan
monitoring
saya
lakukan
secara
transparansi yang menerapkan nilai dasar Akuntabilitas.
Gambar 4.20 Dokumentasi Kegiatan di Lembar Edukasi Rekam Medik Pasien 58
2. Mendata jumlah pasien pre operasi yang telah diberikan video edukasi personal hygiene menggunakan chlorehexidine 2% Output: Adanya data pasien pre operasi yang telah diberikan video edukasi personal hygiene dengan chlorehexidine 2%. Pada tahapan kegiatan kedua ini dilakukan dengan memonitoring langsung atau menanya langsung setiap pasien atau keluarga pasien yang telah mendapatkan edukasi melalui video. Pada saat melakukan monitoring ini saya berpenampilan rapi dan menerapkan etika sopan dalam setiap melakukan wawancara serta menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan mudah
dimengerti
yang
sesuai
dengan
nilai
Etika
Publik
dan
Nasionalisme. Diakhir kegiatan saya juga melakukan evaluasi dengan cara meminta pasien untuk mengulang kembali pesan edukatif dari video tersebut dan mempersilahkan untuk mengajukan pertanyaan atau kritik dan saran bilamana ada pesan video yang maih belum dipahami agar video terseabut lebih mengunggulkan Komitmen Mutu.
Gambar 4.21 Mendata Pasien yang Mendapatkan Edukasi
3. Melakukan analisis data perawat melakukan kegiatan edukasi Output: Deskripsi hasil analisis data perawat dalam bentuk diagram
lingkaran yang mana dijelaskan bahwa terdapat 3 pasien yang direncanakan tindakan operasi, 2 orang (66,7%) diantaranya mendapat
59
informasi melalui video edukasi mandi menggunakan chlorehexidine 2% dan 1 orang (33,3%)
orang tidak mendapat informasi dikarenakan
rencana tindakan dibatalkan dengan alasan pasien perbaikan keadaan umum. Kesimpulan bahwa perawat melalukan edukasi melalui video kepada pasien yang akan menjalani tindakan operasi dan kegiatan edukasi didokumentasikan di lembar edukasi rekam medik pasien. Data yang saya publikasikan secara obyektif sebagai cerminan Anti Korupsi. Data Perawat Memberikan Edukasi Melalui Video 33.3%
Mandi Tidak Mandi 66.7%
Gambar. 4.22 Publikasi Data
B. Kontribusi Terhadap Visi dan Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Pada tahap evaluasi diperlukan sikap mandiri dan kerja keras memonitoring dan menganalisis data, dengan secara serentak dan seragam semua
perawat
di
ruangan
mengoptimalkan
terkait
SPO
dapat
meningkatkan status kesehatan masyarakat, hal ini tentu mendukung visi rumah sakit, yaitu melakukan transformasi dalam mewujudkan status kesehatan masyarakat yang lebih baik. C. Penguatan Nilai-Nilai Organisasi Nilai yang terdapat yaitu nilai integritas yaitu adanya kejujuran pada saat melakukan publikasi data dan menjungjung tinggi etikapada saat melakukan monitoring secara wawancara. D. Analisis Dampak Dalam menerapkan nilai-nilai ANEKA pada tahap evaluasi, diharapkan kegiatan tersebut dapat mempunyai substansi dan implementasi yang lebih baik dan mempunyai tujuan yang selaras dengan penguatan organisasi dan bermanfaat
60
bagi lingkungan. Hal ini merupakan pengalaman akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu,
dan anti korupsi dalam mempesiapakan layanan yang
bermutu. Jika nilai nilai dasar ANEKA tidak diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan ini, beberapa kemungkinan dampak yang akan dirasakan seperti hasil yang tidak sesuai harapan. 4.7 Rencana Tindak Lanjut No
Kegiatan
Output
Durasi
Parapihak
Sumber
Keterangan
dan
Terlibat
Biaya
Pengawas
Tidak
Undangan
ruangan,
ada
zoominar,
Waktu
1
Sosialisasi
Sosialisasi
SPO
DRK/Zoominar
1 Minggu
terbaru ke
kepala
notulen,
ruangan
ruangan,
absensi
ranap
seluruh
bedah
perawat
di
ranap bedah 2
Update SPO
SPO diupdate
1 bulan Bidang (tahun 2023)
61
Keperawatan
Tidak ada
Pengajuan ulang
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Proses kegiatan aktualisasi diharapkan mampu meberikan perubahan dan pembiasaan yang lebih baik dan bermanfaat bagi institusi, pemberi pelayanan, dan yang paling penting kepada penerima pelayanan yaitu masyarakat. Kegiatan ini juga dilakukan dengan menerapkan nilai-nilai dasar ASN, sehingga tidak hanya menciptakan perubahan tetapi juga meningkatkan mutu pelayanan yang akan berdampak kepada peningkatan kepuasan bagi masyarakat. Kegiatan aktualisasi yang telah dilakukan di Ruang Rawat Penyakit Dalam dan Bedah Dewasa Fresia 1 memberikan dampak yang cukup baik dan mampu mengurangi dampak yang tidak diharapkan dari proses hospitalisasi pasien terutama pada pasien pre operasi yang akan menjalani operasi. Tujuan lain dari kegiatan aktualisasi ini bagi seorang ASN adalah mampu menerapkan nilai-nilai dasar ASN pada setiap kegiatan yang dilakukan sehingga diharapkan nilai-nilai tersebut dapat terinternalisasi dan menjadi sebuah kebiasaan. Kebiasaan individu seorang ASN tersebut diharapkan mampu meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan sehingga pelayanan dapat teroptimalisasi secara optimal. Kegiatan aktualisasi ini juga diharapkan dapat menciptakan individuindividu ASN yang berkualitas dan profesional dimulai dari lingkup terkecil yaitu unit kerja masing-masing sehingga dapat secara tidak langsung meningkatkan kualitas institusi nasional secara keseluruhan. 5.2 SARAN Pelaksanaan kegiatan aktualisasi sudah sesuai dengan tujuannya untuk menciptakan ASN yang profesional dan berkualitas. Kegiatan ini membantu ASN beradaptasi dalam menerpakan nilai-nilai dasar dengan mengaplikasikannya
62
langsung dalam memberi pelayanan kepada masyarakat. Sehingga ASN mampu memahami cara menerapkan nilai-nilai dasar dan mengenali hambatan yang ada dalam proses penerapannya. Adapun, untuk pelaksanaan kegiatan ini baiknya dilakukan evaluasi dan tindak lanjut baik yang dilakukan oleh instistusi maupun oleh peserta yang selanjutnya akan melakukan kegiatan aktualisasi. Sehingga kegiatan aktualisasi dapat memberikan perubahan yang holistik dan berkelanjutan.
63
REFERENSI Cassidy, M. R. (2013). I COUGH Reducing Postoperative Pulmonary Complications With a Multidisciplinary Patient Care Program. JAMA Surgery. Rodhianto, Wantiyah, Febrian Maulana Putra. (2016). Penggunaan Chlorhexidine 0,2% Dengan Povidone Iodine 1% Sebagai Dekomentasi Mulut Terhadap Kolonisasi Staphylococcus aureus Pada Pasien Pasca Operasi Anestesi Umum. NurseLine Journal, 176. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2021). Modul Diklat Prajabatan Golongan III - Akuntabilitas. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2021). Modul Diklat Prajabatan Golongan III - Anti Korupsi. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2021). Modul Diklat Prajabatan Golongan III - Etika Publik. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2021). Modul Diklat Prajabatan Golongan III - Komitmen Mutu. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2021). Modul Diklat Prajabatan Golongan III - Manajemen ASN. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2021). Modul Diklat Prajabatan Golongan III - Nasionalisme. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2021). Modul Diklat Prajabatan Golongan III - Pelayanan Publik. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2021). Modul Diklat Prajabatan Golongan III - Whole of Goverment. Jakarta Mubarak, M.I. (2008). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Aplikasi dalamPraktek. Jakarta: EGC. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2018). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian RI tahun 2018. http://www.depkes.go.id/resources/download/infoterkini/materi_rakorpop_2018/ Hasil%20Riskesdas%202018.pdf – Diakses Mei 2021. Safrizal (2019). Efektivitas Mandi Chlorehexidine Sebelum Operasi Elektif Ortopedi dala, Mencegah Infeksi Daerah Operasi Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Diakses Mei 2021. Tia, Atnawaty (2020). Efektivitas Mandi Menggunakan Chlorehexidine Gluconate Terhadap Penurunan Angka Kejadian HAIs: Literature Review. Diakses Mei 2021.
64
LAMPIRAN
SATUAN ACARA SOSIALISASI
Pokok Bahasan
Persiapan Pre Operasi
Sub Pokok Bahasan
Persiapan Pre Operasi Mandi Menggunakan Chlorehexidine 2%
Sasaran
Seluruh perawat ruangan Fresia 1
Hari/Tanggal
Jumat, 25 Juni 2021
Waktu
10.00-Selesai
Tempat
Fresia 1
Presentator
Christie Julinda Pasaribu, S. Kep., Ners
A. Tujuan 1. Tujuan Umum Memberi pengetahuan tentang persiapan pre operasi mandi menggunakan Chlorehexidine 2% pada pasien mandiri dan total care 2. Tujuan Khusus a. Menjelaskan pengertian pre operatif b. Menjelaskan pengertian Health Care Assosiated Infections (HAIs) c. Menjelaskan pengertian Infeksi Daerah Operasi (IDO) d. Menjelaskan pengertian Chlorehexidine 2% e. Menjelaskan tata cara mandi menggunakan Chlorehexidine 2% B. Materi Materi terlampir C. Media Laptop, Link Zoom D. Metode a. Presentasi b. Diskusi c. Tanya jawab E. Kegiatan penyuluhan No 1
Waktu (WIB) 5 Menit
Kegiatan Sosialisasi a. Pembukaan - Salam
Respon Peserta Menyimak dan mendengarkan
Memperkenalkan Tim Sosialisasi b. Penyampaian materi - Menjelaskan pengertian -
2
15 Menit
Menyimak dan mendengarkan
Health Care Assosiated Infections (HAIs) -
Menjelaskan pengertian Infeksi Daerah Operasi (IDO) Menjelaskan pengertian Chlorehexidine 2% Menjelaskan tata cara mandi menggunakan Chlorehexidine 2% Sesi tanya jawab
3
15 Menit
c.
4
5 Menit
5
5 Menit
6
3 Menit
d. Laporan rangkaian kegiatan zoominar (notulen) e. Arahan dan masukan dari Pengawas Ruangan f. Penutup
Berpartisipasi dalam memberikan pertanyaan Menyimak dan mendengarkan Menyimak dan mendengarkan Mendengarkan
F. Materi Preoperatif adalah fase dimulai ketika keputusan untuk menjalani operasi atau pembedahan dibuat dan berakhir ketika pasien dipindahkan ke meja operasi. Persiapan fisik pre operasi yang dialami oleh pasien dibagi dalam 2 tahapan, yaitu persiapan di unit perawatan dan persiapan di ruang operasi.
Salah satu
persiapaan pada pasien adalah personal hygine. Kebersihan tubuh pasien sangat penting untuk persiapan operasi karena tubuh yang kotor dapat merupakan sumber kuman dan dapat mengakibatkan infeksi pada daerah yang dioperasi. Pada pasien
yang
kondisi
fisiknya
kuat
dianjurkan
untuk
mandi
sendiri
dan
membersihkan daerah operasi dengan lebih seksama. Sebaliknya jika pasien tidak mampu memenuhi kebutuhan personal hygiene secara mandiri maka perawat akan memberikan bantuan pemenuhan kebutuhan personal hygiene pre operatif. Operasi elekif merupakan jenis pembedahan yang dapat ditunda atau direncanaan lebih lanjut dengan tidak membahayakan nyawa pasien. Setiap
tindakan operasi sekecil apapun dapat menimbulkan risiko infeksi yang disebut infeksi daerah operasi (IDO). Chlorhexidine 2% merupakan salah satu desinfektan yang dapat digunakan sebelum melakukan prosedur aseptik guna mencegah terjadinya infeksi (Rahman, 2019). Pusat pengendalian penyakit di Amerika Serikat (CDC) dan asosiasi perawatan perioperatif (AORN) menganjurkan pasien untuk membersihkan seluruh badan atau mandi sebelum operasi, demikian juga Dewan Kesehatan Nasional Swedia dalam rekomendasinya, AORN menganjurkan penggunaan Chlorhexidine 2% untuk mandi pada malam dan pagi hari sebelum operasi. Upaya penekanan angka kasus Health Care Assosiated Infections (HAIs) merupakan salah satu tolok ukur akreditasi rumah sakit di Indonesia yang telah dicanangkan oleh pemerintah dalam aspek pengendalian infeksi dirumah sakit (Depkes, 2009). Health Care Assosiated Infections (HAIs) disebut juga infeksi nosokomial adalah infeksi yang diperoleh pasien saat berada di rumah sakit. Salah satu infeksi yang termasuk dalam kelompok HAIs adalah Infeksi Daerah Operasi (IDO). IDO juga sering disebut Surgical Site Infection (SSI). Berbagai strategi pengendalian infeksi, termasuk “bundles” pencegahan infeksi telah digunakan untuk mengurangi kejadian HAIs, yang salah satunya adalah dengan mandi Chlorhexidine. Chlorhexidine gluconate (Chg) adalah agen mikroba topikal yang dapat digunakan dalam berbagai macam tin- dakan di pelayanan kesehatan, seperti pembilas mulut untuk perawatan gingivitis dan periodontitis, sebagai scrub bedah, cuci tangan petugas kesehatan, persiapan kulit pasien sebelum operasi, pembersih kulit dan perawa- tan acne vulgaris. Dalam beberapa penelitian, Chlorhexidine bermanfaat dalam penurunan jumlah bakteri awal di tangan dan pengurangan lebih besar dalam sisa flora bakteri bila dibandingkan dengan povidone- iodine 0,75%, emulsi hexachlorophene 3%,
iodophor dan busa yang mengandung alkohol. Chlorhexidine adalah antiseptik topikal yang ideal karena aktivitasnya yang terus-menerus pada kulit dengan penggunaan yang berkelanjutan, aktivitas bakterisida yang cepat dan luas, dan penyerapan minimal, meskipun reaksi alergi pernah dilaporkan dalam antiseptik
topikal dan perangkat medis yang mengandung Chlorhexidine (Gold standard, 2018). Mandi harian pasien dengan Chlorhexi dine 2% dapat menurunkan infeksi aliran darah dan akuisi organisme berbahaya dan resisten yang terdapat di rumah sakit
(Kim
et
al,
2016).
Mandi
pre-operasi
dengan
Chlorhexidine
2%
direkomendasikan sebagai tindakan untuk mencegah SSI atau infeksi daerah operasi (Franco & Cota, 2017). Mandi harian dengan Chlorhexidine gluconate juga telah terbukti mengurangi risiko infeksi di ICU (Loveday et al, 2014 dalam Frost et al, 2018). Berdasarkan laporan surveilans infeksi RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung diperoleh tidak ditemukan kejadian IDO pada tahun 2019. Namun pada tahun 2020 meningkat dengan 2 kejadian sehingga rata-rata kejadian adalah 1,94%. Ruang Fresia 1 merupakan ruang perawatan penyakit dalam, akan tetapi semenjak pandemi Covid-19 ruang Fresia I diperuntukan juga untuk pasien yang akan
menjalani tindakan pembedahan. Tugas pokok dan fungsi instalasi rawat
inap (Fresia I) adalah menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan pelayanan rawat inap pada pasien dewasa penyakit dalam, pasien dewasa pembedahan dan pasien geriatri.
Pertemuan 1 Penyelesain Kegiatan
Catatan Coach
Waktu dan Media
Tahapan kegiatan
Zoom Meeting,
Output kegiatan terhadap
10 Mei 2021
Paraf
pemecahan isu
Keterkaitan substansi mata pelatihan
Konstribusi terhadap visi misi organisasi
Penguatan nilai organisasi
Penyelesain Kegiatan
Catatan Coach
Waktu dan Media
Tahapan kegiatan
Zoom Meeting,
Output kegiatan terhadap
27 Mei 2021
pemecahan isu
Keterkaitan substansi mata pelatihan
Konstribusi terhadap visi misi organisasi
Penguatan nilai organisasi
Paraf
Penyelesain Kegiatan
Catatan Coach
Waktu dan Media
Tahapan kegiatan
Zoom Meeting,
Output kegiatan terhadap
30 Mei 2021
pemecahan isu
Keterkaitan substansi mata pelatihan
Konstribusi terhadap visi misi organisasi
Penguatan nilai organisasi
Paraf
LEMBAR KONSULTASI
PERSIAPAN PASIEN PRE OPERASI MANDI MENGGUNAKAN CHLOREHEXIDINE 2% Mutu Baku No
Aktivitas Perawat
Kelengkapan
1
Menyiapkan alat
Self care: Chlorehexidine 2%, air bersih, sabun mandi, shampoo, cairan antiseptik berbasis alkohol 70%, 1 buah handuk, 1 buah waslap, ember, gayung, selimut dan baju pasien Total care: Chlorehexidine 2%, 2 buah waskom berisi air hangat, 2 buah handuk, cairan antiseptik berbasis alkohol 70%, sarung tangan bersih, 2 buah waslap, selimut dan baju pasien
2
Memperkenalkan diri kepada pasien dan menjelaskan tujuan tindakan
Tidak ada
Melakukan identifikasi pasien
Gelang identitas pasien dan rekam medis
3
Waktu (menit) 2
1
1
4
Menjaga privasi pasien
Sampiran/Tirai 1
Keterangan Output Alat telah tersedia
Chlorehexidine 2% sebagai antiseptik dengan aktivitas antimikroba spektrum luas merupakan komponen penting dalam pencegahan infeksi
Terjalin rasa nyaman antara pasien dan perawat Pasien mengetahui identitas perawat begitu juga sebaliknya
Perawat menyebutkan nama lengkap dan tanggungjawab jaga selama shif berlangsung
Pasien merasa nyaman dengan pertemuan edukasi
Tepat sasaran pasien dan menghindari re-edukasi pasien dengan cara menanyakan nama dan tanggal lahir, kemudian mencocokkan dengan barcode yang ada di gelang identitas dan rekam medis pasien Memastikan tirai pasien sudah terpasang dengan aman
5
Melakukan cuci tangan/handrub
6
Memberikan/menampilkan video edukasi persiapan pre operasi mandi menggunakan sabun chlorehexidine 2% pada pasien mandiri (self care)
Video edukasi
Untuk pasien self care, pasien melakukan langkah-langkah berikut:
7
Cairan antiseptik berbasis alkohol 70%
20-30 detik
Cuci tangan terlaksana
Cuci tangan dilakukan dengan teknik 6 langkah menggunakan cairan antiseptik berbasis alkohol 70%
5
Pasien memiliki pengetahuan mandi menggunakan sabun chlorehexidine 2%
Edukasi yang diberikan berupa video yang dapat diakses di media sosial instragram promkes.rshs atau dengan cara membuka link https://www.instagram.com/tv/CQ2hBp 6gZgb/?utm_medium=copy_link
Sabun mandi, shampoo, dan air bersih
3
Pasien mandi dan keramas terlebih dahulu tanpa menggunakan sabun dan sampo biasa
Penggunaan chlorehexidine dihindari pada area kepala genitalia
Waslap basah sudah bercampur chlorehexidine 2% yang siap digunakan untuk digosokkan ke permukaan tubuh Bagian tubuh mulai dari bagian leher, dada, perut, tubuh bagian belakang sebisanya, tangan hingga kaki terdapat chlorehexidine 2%
Penggunaan waslap pada tehnik ini sebagai aplikator untuk menjangkau keseluruhan area tubuh
Mandi dan keramas yang bersih dengan menggunakan sabun dan shampo biasa terlebih dahulu. Bilas tubuh menggunakan air bersih
8
Menuangkan sabun chlorehexidine 2% ke waslap basah yang bersih sebanyak ± 30 ml atau sesuai kebutuhan tanpa menggunakan air
Chlorehexidine 2% dan waslap
30 detik
9
Menggosokkan pada permukaan tubuh mulai dari bagian leher, dada, perut, tubuh bagian belakang sebisanya, tangan hingga kaki kecuali rambut, wajah dan bagian kelamin. Berfokus pada area tubuh yang akan dioperasi.
Chlorehexidine 2% dan waslap
1-2
2% dan
Mengaplikasikan waslap dengan lembut tanpa menimbulkan iritasi pada kulit
10
Tunggu sekitar 3-5 menit
11
Setelah itu membilas menggunakan air bersih
12
Mengulangi langkah nomor 8 sampai dengan nomor 11 untuk hasil yang maksimal
tubuh
chlorehexidine 2% dan air bersih
3-5
Air bersih, ember, dan gayung
1
Chlorehexidine 2%, air bersih, ember, gayung, dan waslap
6-7
13
Mengeringkan tubuh menggunakan handuk bersih dan kering
Handuk
1
14
Memakai pakaian bersih atau pakaian khusus pasien dari rumah sakit
Baju pasien
1
Keadaan kulit tubuh siap untuk dibilas dengan air bersih Keadaan tubuh telah bersih dari chlorehexidine 2%
Penyerapan Chlorehexidine 2% lebih maksimal di kulit tubuh dan berfungsi membasmi mikroorganisme penyebab infeksi
Waslap basah sudah bercampur chlorehexidine 2% yang siap digunakan untuk digosokkan ke bagian tubuh mulai dari bagian leher, dada, perut, tubuh bagian belakang sebisanya, tangan hingga kaki, tunggu 3-5 menit lalu
Memaksimalkan atau menghilangkan mikroorganisme penyebab infeksi
dibilas dengan air bersih Keadaan tubuh yang bersih Pasien memakai pakaian khusus pasien dari rumah sakit
15
Menghindari penggunaan lotion, kosmetik, atau parfum lainnya setelah mandi menggunakan sabun chlorehexidine 2% selama 12 jam sebelum operasi
16
Untuk pasien total care, perawat dapat melakukan langkah-langkah berikut: Mencuci tangan/handrub memakai sarung tangan bersih
lalu
Pasien tidak menggunakan lotion atau parfum
Cairan antiseptik berbasis alkohol 70% dan sarung tangan bersih
20-30 detik
Cuci tangan terlaksana
Cuci tangan dilakukan dengan teknik 6 langkah menggunakan cairan antiseptik berbasis alkohol 70%
Mandi menggunakan sabun mandi biasa membersihkan kulit wajah dan telinga dari sisa debu dan keringat
17
Membentangkan handuk di bawah kepala dan membersihkan area wajah dan telinga dengan sabun mandi menggunakan waslap lalu bilas dengan air hangat kemudian mengeringkan dengan handuk
Sabun mandi, waslap, air hangat, handuk, sarung tangan bersih
3
Area wajah dan telinga sudah bersih dan kering
18
Menurunkan kain penutup (pakaian), membentangkan handuk di atas dada pasien dan kedua tangan ada di atas handuk tersebut
Chlorehexidine 2%, waslap, air hangat, handuk, sarung tangan bersih
1
Posisi tubuh pasien sudah siap untuk dimandikan
19
Menuangkan chlorehexidine 2% ke waslap basah sebanyak ± 30 ml tanpa menggunakan air
Chlorehexidine 2% dan waslap
20
Menggosokkan waslap pada lengan terjauh dan diamkan ± 3-5 menit, beri perlakuan yang sama pada lengan yang terdekat dari perawat. Kemudian lakukan pembilasan menggunakan waslap basah lalu mengeringkan dengan handuk kering
Chlorehexidine 2%, sarung tangan bersih, waslap, waskom yang berisi air hangat, dan handuk
21
Merentangkan kedua tangan pasien keatas, pindahkkan handuk kesisi pasien. Menggosokkan chlorehexidine 2% pada permukaan tubuh pasien bagian depan, mulai dari leher hingga perut, diamkan selama ± 3-5 menit, lalu bilas dengan waslap basah kemudian mengeringkan dengan handuk kering
Chlorehexidine 2%, sarung tangan bersih, waslap, waskom yang berisi air hangat, dan handuk
30 detik
Waslap basah sudah bercampur chlorehexidine 2% siap digunakan memandikan pasien
Penggunaan waslap pada tehnik ini sebagai aplikator untuk menjangkau keseluruhan area tubuh pasien
4-6
Kedua lengan pasien sudah bersih dan kering
Mandi menggunakan chlorehexidine 2% dapat mencegah kejadian IDO pada pasien post operasi
4-6
Area leher hingga perut pasien sudah bersih dan kering
Mandi menggunakan chlorehexidine 2% dapat mencegah kejadian IDO pada pasien post operasi
22
Perawat memiringkan pasien kekiri, kemudian membentangkan handuk di bawah punggung sampai glutea. Mennggosokan chlorehexidine 2% pada bahu hingga glutea, diamkan selama ± 3-5 menit lalu bilas dengan waslap yang basah kemudian mengeringkan dengan handuk kering
23
Memiringkan pasien ke kanan lalu berikan perlakuan yang sama. Selanjutnya mengembalikan pasien keposisi telentang dan pakaian atas (baju pasien) dipakaikan dengan rapi
24
Meletakkan handuk di bawah kaki. Menggosokan chlorehexidine 2% pada kaki yang terjauh dari perawat, diamkan selama ±3-5 menit, beri perlakuan yang sama pada kaki terdekat. Lalu bilas dengan waslap basah kemudian mengeringkan dengan handuk kering
Chlorehexidine 2%, sarung tangan bersih, waslap, waskom yang berisi air hangat, dan handuk
Tidak ada
Chlorehexidine 2%, sarung tangan bersih, waslap, waskom yang berisi air hangat, dan handuk
4-6
Area punggung sampai glutea sudah bersih dan kering
Mandi menggunakan chlorehexidine 2% dapat mencegah kejadian IDO pada pasien post operasi
4-6
Area punggung sampai glutea sudah bersih dan kering
Mandi menggunakan chlorehexidine 2% dapat mencegah kejadian IDO pada pasien post operasi
4-6
Kedua kaki sudah bersih dan kering
Mandi menggunakan chlorehexidine 2% dapat mencegah kejadian IDO pada pasien post operasi
25
Merapikan pasien
Selimut pasien
1
Baju dan selimut pasien sudah terpasang rapi
Memberikan rasa nyaman pada pasien, menghindari pasien dari kedinginan, dan menjaga privasi pasien
26
Membereskan peralatan dan mencuci tangan
Cairan antiseptik berbasis alkohol 70%
2
Peralatan sudah rapi dan cuci tangan terlaksana
Cuci tangan dilakukan dengan teknik 6 langkah menggunakan cairan antiseptik berbasis alkohol 70%
Melakukan terminasi
Tidak ada
2
Terminasi terlaksana
Pada pasien self care perawat melakukan tahap terminasi dengan mempersilahkan pasien untuk bertanya dan meminta pasien mengulang kembali teknik mandi menggunakan chlorehexidine 2%
27
28
Melakukan dokumentasi
Rekam medis, pulpen
2
Kegiatan edukasi didokumentasikan pada rekam medis pasien dengan benar
Pada pasien total care perawat menanyakan bagaimana perasaan pasien setelah dimandikan menggunakan chlorehexidine 2% Pada pasien self care perawat mendokumentasikan pada lembar edukasi dan catatan keperawatan di rekam medis pasien atau pada elektronic medical record (EMR) Pada pasien total care perawat mendokumentasikan pada catatan keperawatan di rekam medis pasien atau pada elektronic medical record (EMR)
\omr
+{ rshs
\/t /t_2/05/0134
SoP
Taoiial
29
Peubuatan
:,
Dr. fl
s€ra8a! kepada pasien
l,tr-
Xualifihsi Pel*sana
di
3
Saktt dr. Rencana Stratesis Blsnis
RSUP
Dr.
Hasan
Sldikin
:
Banduns.
tentang Pencegshan d.n Pena6ndalia. Infsksi tlasan Sadikin BanduB n(trt 1ff,02.03/X.4.1.3/1292/2OtA
lGt€rk.itan:
SOP
Bal|dunt nomt 2018 t€ntary Pelayansn yrns
RSHS
di
RuBh
nSHs Tahun 2020-2024
z\
Peral.tanlPerlehsklDan
I 2 3 4 5 6 7 8 t l0 l1 12
:
Chlorehexidlne %
Cair& artiseptik bgrhasis alkohol 70t Sabun
Dndi
ShlDoo
lir
b6rBih
laskor
Ed.r
b€rili air h.qat
Cayung
hshp S.ruos tin8rn ber8ih Hrnduk b€rsih Selimlt pssion
l3 Biiu m6i.o
Pering6tan
lpabila pros€dur Endi ienasunalan chloreheridine 2i sebasai persiapaan pr€ oD€rasi tid.k terlalsaoa drplt berpotensi renidulk.n infeksi daerah oDerasi (tlo), rEntnskatkan lenath of stay ZAS, p6sien, mntnskatnya biay6 p€rAratan pasien, dan berpotensi menidulkan rc-hospi tal isas i.
XARS
l23l
I [eputus$ Dir€ktur Utsn RSL? Dt. Has.h Srdikin S( Direltur
utara{
oialnunu
,2 NatA
2
).1
o rgrhnutgmu,i
B.nduns
H.l(02.03/X.4. 1.3/6980/2018 Tanstal l0 April
-
Direktur
S^t{ SADI(IN BAllDUl{C
Jalln Pasteur !io. 38
r.
Disahkan oleh
*1
RSUP
Iuni-:oIF-.
Pencatatd d& Pendat@
2.
3
:
II]\DI
I!]TC,GIJIIAXAN
dIL&EIE.XIDINE
PERSIAPAI{ PASTEN PRT OPERTEI MANDI MEI{CCUNAJIAN CHI.OREHE'UDINE 2Y"
Mutu I{o
ALtlvltu Porawrt
I
Mcnylapkan alat
Kolongtepra
SslGu
Wrktu (Eorlttl
8.lf oaru C tto te he xidine rk toElh, l.bua
N.ta!.trlrn Output Alat telah ters.dia
2%,
tarn(!, .hrapoor clr.n .nthptll b.tt..b ellohol ?Oj6, 1 buah handuk, I burh rrabp, aarbar, nyuni, ..lhut dra \lu
.Gb.8rl Chlonlrxldlnc 2% .Lttvltr. itrtl.Gpul dca3ra lul lntltBllrobr rpGktruE
Eantpal3an konrpoaca p.rtlnt drtrra poaccarbu lnfGl.l
pl.Ln
lfr.al (,,'t|: chloehexldine 2%, 3 buah waBkom berlBi al! hangat, 2 buri hrnd[L,
crln! .atlmptll b.rtr.lr
2
Memperkenalkan diri kepada pasien dan mcnjelaskan tujuan tindakan
dtohol 7070, llrut3 trnlra bcnlb, 2 burb ndep, rllnrut dra b{u Dltliar Tidak ada
1
3
Melakukan identifi kasl paaien
Oelang identitae pasien
dan rrkam medis
i 4
Menjaga privasi paeien
Te{alin raaa nyaman antare paricn dan pefawet Paolen mcngetahui ldcntitai pcrawat bcSitu juga rcbaliknya
Paticn
Sampiran/Tirai
nyaman 1
meraaa dengan
pcrtemuan edukasi
ParaErt ocuyobutlra !16r hrylrrD dra traslunElrt .b J.3r ..ha. .hlf b.rhnt.unl pr.latr dra T.pat l..ln! aoulhhCrrl r.-.dulr.l perlu dcaSr! cltr acnuyllla nrar dirr tulpl lrhlr, trcrudha aoacocollra dclr3.n Ddrroda ,ant edr dl golel; ldratltr du roku ncdlr pcrlon Hcrar|tllea tlrd pmtoa rudel tatprxlt
drn3ra enea
5
Melakukan cuci tangan /handrub
Cairan antiseptik berbaeie alkohol 70l"
20-30 detik
Cucl ttugar dllakulmr dca3rn toknll 6 hn3trr$ rnon5Sunrtrn calrrn utl..pu} bcrberl. rllohol
Cuci tangan tcdaksana
TOYo
6
Monb3rltrtr/m. rlrpllhn vldco adutral pcrahp.n pI. oprhtl Emdl rtl.oltunalrtr .rbun chlorrrr.ddin. 2% prdr pulon mrndlrl (!.Urcart)
Untul prtl.[ ..ll e,r.,
prrlGn
td.htulrrn hnatrh.h[Ibh bcrltutl
Prrlon rtronlllH
pqrS.trhurn mudl vldGo
BartaulrL.n
Babult
rlrndl, rhrmpoo,
drn rlr b.r.lh
chlo,fll,I:ldltu
3
tarlcblh drhulu. BUrl
8
Chbr.h'tr,lcrln 2'h Ala
rr.lrp
30 detik
M.ntiorolLa prah DarDuhrrtr tubuh truhl d$l baaLt l.bar, drdr, p.rutr tubuh brlha bcLllrng .cbl.aayr, t a8rn hltttgr L.b h.ourll rrmbut, |lljrh drn brthn LohEln. B.rloh,rr prdr rr.. tubuh yrag rlra dloprre.l,
Chbrt t'8ldl,',.2crs ltra
fi.LD
Wmlep beleh rudrh boro|tnpur
chlorthuldl'I. yrnj rlrp
m.rtgllrIrtrn dr 9
Pul.n mrnall d.n Lasaara t rlablb drbulu trnDr
ua6bulr
llttl
http,://wuu,ln t4gran c{rtrI/tupQzrtDp 6 g rgb/?ut n\-n1t dlu m. cqy -llnh
P.trtaun.rn chlonhrx;ldln 2go dlhl.dlrl pr.t r'.. Lp.lr dra l.nltrlL
aabu! drn astnlro blere
tubu!
lf,oauen;tra .rbun cftloEha.r ldi,. ry" tr rrrhp brxh yrna b.nlb rbotryrl t 30 tal rttlr r.aurl L.butuhrn t&pr
2qe
m.nlgunatrn
lanlnlr yrnl bcfilh d.trarn m.ntluralrn lrbua dra lhrnDo bl$a Mrndl drD
ttt.nIlur.Lltr .lr b. lh
cln
llbuI
.dul[l
Edrtr.l !,rnt dlbcrltu borupr vldco yrng deprt dlrl... dl modh rorl,rl lmtsa3rrn !rotnL.. b. atru danarn
t-2
?io
dltur.bn ultut dljorottra tr ,araulua tubub
lrdra
tubuh llluld .hrl b.drn l.h.r, .lrdr, panrt, tubuh bl3lrE bohlrn! .abbrnyr, ta!8rn
blrytr hH t.rd.p.t
chbrahaxldl^.2o/o
P.ntfun r! rrrhp prdr t.hnlk lEl r.brl.l rplllrtor untul mat{rnlhu Laa.luruhm
rr.r
tubuh
MoajrplllllLen trr.hD d.ntrr l.abut trnpr m.dlBtullrn lrltr.l pf.h Lullt
10
11
Tunjgrr
retltrr
3-6
6.!lt
Bctchh ltu rncablhr
chlotvhcxldlnc
rlr bcrrlh
2o/o
dto,
3-5
Kc.da.r kultt
bonlt
trbuh
roagguarlen rlr bonlh
Alr bcrrtt, aarbcr, d.E
1
tryulr3
l borfun3rt PGtryGrap
tubuh thP untulr dlbll,er dcngrn dr
loblh
Chlorphcxldlno
tttcrnbatDl
alktoosganLac pcaycbab lnfctrl
Rredera tubuh
t.Lh bcr.lh d.il chlofihcxldlna
2%
t2
trcogulaa3l lrlglrrt roaot t rrapd doagra aoaor 1l ultulr hull yaug nrkrlnrl
Chlotrltrxldlnc 7oh, dt bonlh, oobrr, lrtruair
6-7
Wrlhp b{rb .udrb barcatrpur
chlor.hrqidln
drn rrlrhp
yrag
:lrp
2./o
dtu!.ba untul
d[orottrn Lr brgl.n tubub rauhl drrl br3lrn l.hcr, d.dr, D.ruq tubuh brdrn b.lrhtrt aabbrnyr, tragrn hhtfr LrH, tuatSu 3-6
a.nlt Lllr
dlbllr dcagu
olr
brrrth
13
[on5orlagtreo tubub aolg3ulrlnu hradulr bcrlh dea Lcrlag
Handul:
t4
lfiGmrl&l pd.d.n bonth rtru lralrrlarr thurur p..lcn drrl nr8rh r.hlt
8trlu
pulcn
1
1
Kordren tubuh yrag brnlb
e.aaLd prl.lrrl t huru.
Pral.n
prrlea darl rumrh
3.ht
2o/o
naktlnrl dt LuUt tubuh drn
MaEaLal!trdtrl tttu
arlghlhnjllel ollroorjulrrno prayobrb lnfclrl
15
[cujhlndrrt parStutr..D lotlorl Lo.u.tlL, rtr[ ?rrfuE lalllryt
P lo[ ttdrl
chlo[h.rldln
prrllrn
!ncaEgu[ala! lotloa rtru
a.t.lrh artrdl aoa;gurrlra rtbun a.b.lua
2olo
r.htEt
12 Jattr
opGrral
l6 ' Urtul
p$t.a totcl carc, p.rrsat d.prt E.llLulrn leaglrh.lrarlch
borlllut,
Mcncucl
te;rlgen I
handrub
lalu
Crlru ratllptll
bctbrdr rltohol 7(P26 da! arnrnt tutaE
20-30
Cucl trngrn
dotlk
torlelrrar
borlh
Cucl t{rirn dthlrutss dclara t.Llll 6 lenjtrh ocal8uartlr ortru rltl.Gptll borberlr ellohol 700h
memalai Barung tengan berrih
t7
1
I
Membcntangkan henduk di bawah kepala dan mcmbersihkan aroa wqjah dan tcllnga dengan cabun mandl menggunakan waalap lalu bilaa dengan air hangat kemudtan mengeringkan dengan handuk
taagra berrlh
Menurunkan kain pcnutup (pakatan), membentantkan handuk di atae dada paaien dan kcdua tangan ada di atas handuk rsebut
rrahD, air hangat,
ArG. rrJrh d.! toltn3a rudrh bcrrlh dra Lcrfurg
Srbun rneadl, r.ahpr air hangat, handuk, arrunt
ffI *Ert
Chlorehcidine
2o/o ,
handuk, 3anrttS
borrlh
trnlrn
1
Po.l.l tublrh pmloa rudrb rlrp utrtuL
dlaandthu
llrtrdl E.ttlifulelra eabua nendl blmr mcabcrrlhlrrn kullt wqlrh drr tGllaga drrl .ll. dobu dra L.rhtrt
19
Mcnuangkan chloreh*idine warlap basah ocbanyek t
t/o ke 30 ml
Chlotphctcldlnc
2o/o
wr.LP
dts
30 detik
tanpa mengtunqkan air 20
21
Merentangkan kcdua tangan parien kcatas, plndehkkan handuk kegtri paeien, Mcnggoroldcat chlorehcxldi.ne P/o pada p.rmukaan tubuh parlcn bagian depan, mulai dari lchcr hingga pcrut, diar*en sclama t 3-5 merrit, lalu bllae dengan waalap baoah handuk
barcampur
chlor.h,{:ldlnc
rllp dltunrlrn
Mengoeold<an warlap pada lcngEn tcrjauh dEn diamkan d 3-5 mcrdt, berl perlakuan yang eama pada lengan yang tcrdekat darl pcrawot, Kemudian lakukan pembilassn mcnggunakan warlap baoah lnlu me k
kcmudian mengeringkan
gr3l.p b$.h .udah
dengan
Chlorehexidine ?/o ,
.rnrnj tEtra baa.lh, wultpl waakom yang
2ch
PrEgguna.n wlrhp pada tohall tnl labrtrl splllrtor untul mcdrn3leu Laaoluruhaa rr.r tubuh prllan
4-6
rnGmrndllrn prlloa Kedua lengan pasien sudah bersih dan kering
Urndl tlrcntturrtrn crrtoEhtrld{na 2% drprt ttr.nc.trh LcJrdlrn lDo prd. paal.n pdt op.frd
4-6
Arta lchcr hingga
Uudl a.nlunrtrn
bcrisi air hangat, dan handuk
Chlorelcxiditrc T/o,
3rruai
rtlhg,
tqrn
b.ralb,
waskom yang
berioi air hangat, dan handuk
perut paaien oudah berlih dan
kering
2%
chlotrh.xldln .hprt rncac.l.h Lcj.dhn IDO prd.
pulon port oponrl
22
Perawat memiringkan pasien kekiri, kemudian me mbc ntangkan handuk di bawah punggung sampai glutea. Mennggosokan chlorelcxtdine ?/o pada bahu hin88a glutea, diamkan sElama t 3-5 mcnit lalu bilae dengan waalap yang baaah kcmudisn me ngeringkan dcngan handuk kering
! 23
Chloreleidine 3/o,
.rrung t llan b.s.lh, wmlrp, waskom yang
4-6
Area punggung eampai glutla gudah borsih dan kering
Iurndl noniiuarhn chlorahaxl li. 2or drprt nronc.lrh LcJrdhn IDO prd. pltlcn po.t op.r[l
4-6
Arra punggung
Mrndl acnllunrtrn chtorlhG.tldln, 2% drp.t o.nc.Irb LoJlrtrn IDO prd. prrhn po.t oD.ra.l
berisi ajr hangat, dan handuk
r-Bl
Mcmlrlngkan paeien kc kanan Ial u bcrikan perlakuan yang Bafira.
Tidak ada
eampai glurca
oudah bcr8ih dan kering
Sclenjutnya mengembalikan paricn keporlri telehtant dan pakalan atas (baju parien) dtpakaikan dengan rapi 24
handuk
Me
di
bawah kaki.
Menggorokan cl otelwciditw D/o pada kaki yang tedauh dari pcrawat, diamkan rclams *3-5 mcnlt, beri
perlakuan yang .ama peda kaki terdcket. Lalu bllas dcngan wadap
baoah dengan
kcmudian mengeringkan
handuk kc
Cttlorelteidine 'I/o,
.rsual
tulrn
b.ralh,
waaltttr waskom yang berisi air hangat, dan handuk
4-6
Kcdua kakl sudah ber€ih dan kering
Mrndl non3junrhu chlonheldl^. 2% d.p.t 6.rc.trh L.Jrdhn IDO prdr parlGtr pat opon l
25
Mcnplkan parlon
Sollnut perlcn
1
Bqlu dan rGUEut poloa rudah
Maabarltan raaa nyanrea prda parlctr, D.nthlndarl paalon drrl Ladlrglnu, daa acqlrgr prlv[l prrlan
Ponlrtra rudah rrpl dur oucl
Cuol trrSan dllakukra d.lgra
t.rpr.u8 rrpl 26
llcmborcrlun par.lrtu dltr D.aouol trlgu
Cdrrn ratl.optlt bcrbuh rltohol 7oolo
2
t.Lal} 6 teaglrrh
aonjgtrarlea
trairn tGrlrlrrnr oalr.E .stlroput bcrtulr ellohol 7Oo/o
Melakukan terminasi
Tidak ada
2
27
Prdr pml.tr .clf cart pcsrw.t t[ahkulrlr teh.D tortrh..t doajra naaPrr.lLhlll! paalcr! utrtul bartanyr dru ECnlntr p.rlGn 6.nluLra Lcobdl t.Lrll D.ndl
Tcrminasi terlaksana
0.llgun.lrra
c
hlo n h.aldlne zVo
Prdr perloa total cara pGrrrrt rncarayeLea brjdraela porur.l
p$lcn
r.tGlrh
E.atautrall"n 2A
Melakukan dokumentasi
Rekam medis, pulpen
2
KcSiatan edukasi didokumentasikan pada rekam media
parien benar
dengan
c
dlareadlLel
hlo n hexldlnc
2o/o
Prdr pa.l6n oclf cant D.nw.t EandoLuacntralLr! prdr lcubrt cdulort d.tr o.trt n Lcponwetea dl rcl.rm nodh p[loa .tru p.dr abrer.onlc m.dlcd,l rrcord (EMR)
Prde perlcn tobl co,t pGrrt rt rlcadoLunaatr.llra padr c.tat n L.p.rrwetdr dl rcLrra n.dL
p[lca atau prds m.dlc4,l r?cord (EMR)
clchronlc
ff
rshs
FORUI LTR-PEXBr,+TI*IRE1ITSI DOKLTUEIY*)
RSIIP llr.EasanSadtHn
Beaduag
Nama dokumen
:Persiapan Pasien Pre Operasi Mandi Dengan Chloretexidine
2Vo
Nomor dokumen
:
xl tl1.2/o5/orca
Tanggal terbit
:
13
Juni
2O21
Nomor reyisi : O2
Deskripsi pembuata+rl revisi*)
Revisi SPO Memandikan Pasien Dengan Klorhesidine
2olo
Alasan pembuatan/ revisi*)
- Belum adanya SFO prosedur pre -
openasi mandi menggunakan
chlorehexidile No pda pasien elektif Perlunya revisi SK Memandikan Pasien Dengan Klorhesidine 27o
Pemohon/ unit pemilik pros€s Direktur terkait, Kepala Bidang Keperawatan tr!
j/'* Fatrisia NIP 19630309 198aO32003
Dr. Yana Akhmad Sup'riatna, Sp. PD-KP., MMRS NIP 1963102819a903 1003
t{ rshs RSUP Dr. HASAJI SADIBIX BAiDUItG Disele saikan oleh:
Di
o,.i",*,rIha, Pasaribu, S.Kep.,Ners
oleh:
A.ip , S.Kep.,Ners Bandung , 13 Juni 2021
Judul konsep Revisi SPO Persiapan Pasien Pre Operasi Mandi Dengan Chlorclexidine 2/o
1
Bidang Keperawatan
lrnhA tur-t- b9a q h\l4d& t{. v
2
Komite Keperawatan
s 3
Komite PPI
fi4
4k q.l,
Ditetapkan
Tr:lah Di
i,.:pala
NIP
Oleh
Tata Us.,