LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI
OPTIMALISASI EDUKASI MANAJEMEN KECEMASAN MENGGUNAKAN VIDEO DAN LEMBAR
BALIK PADA PASIEN PRE OPERASI DI RUANG KEMUNING LANTAI 5 RUMAH SAKIT UMUM
PUSAT DR HASAN SADIKIN BANDUNG
Telah di seminarkan
Tanggal 14 Juli 2022 di Bapelkes Cikarang
ii
Coach Mentor dr. Dina Indriyanti, MKM Oded Sumarna, S.Kp., MM
NIP.196911121997031001
NIP. 19720316200212203
Penguji Verawati Lenny M, SKM, MKM NIP.197706112005012001
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan rancangan aktualisasi sebagai salah satu tugas dalam Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil dengan judul “Optimalisasi Edukasi Manajemen Kecemasan Menggunakan Video dan Lembar Balik Pada Pasien Pre Operasi Di Ruang Kemuning Lantai 5 Rumah Sakit Umum Pusat Dr Hasan Sadikin Bandung”. Selanjutnya, penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan rancangan aktualisasi ini, diantaranya adalah:
1. Plt. Direktur Utama RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dr. Azhar Jaya SKM, MARS yang telah memberikan dukungan kepada penulis untuk dapat mengikuti kegiatan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan 6.
2. Ibu Fatrisia Madina, S.Kp., MM selaku Kepala Bidang Keperawatan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yang telah memberikan dukungan serta arahan kepada penulis dalam mengikuti Pelatihan Dasar CPNS ini.
3. Bapak Oded Sumarna, S.Kp., MM selaku mentor yang telah memberikan dukungan serta bimbingan sehingga penulis dapat mengikuti setiap tahap kegiatan Latihan Darar CPNS ini.
4. Kepala Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang Bapak Drs. Suherman, M.Kes
5. Kepala Seksi Pelatihan Manajemen & Teknis Non Kesehatan Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang, yakni Ibu Verawati Lenny, SKM, MKM atas arahannya selama penulis mengikuti kegiatan Pelatihan Dasar CPNS ini.
6. Ibu dr. Dina Indriyanti, MKM selaku coach/Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyusun rancangan pelaksanaan aktualisasi ini
7. Orang tua penulis yang telah memberikan dukungan
8. Teman-teman peserta Pelatihan Dasar CPNS golongan III Angkatan 6 Tahun 2022 di Bapelkes Cikarang
9. Semua pihak yang telah membantu proses penyusunan rancangan aktualisasi ini Penulis menyadari bahwa rancangan aktualisasi ini masih terdapat kekurangan, sehingga saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi perbaikan penulisan dan penyusunan rancangan aktualisasi dimasa mendatang.
Penulis, Dewi Lusiana, S.Kep., Ners
iii
iv DAFTAR ISI Lembar Pengesahan .......................................................................................... ii Kata Pengantar.................................................................................................. iii Daftar Isi......................................................................................................... iv Daftar Tabel …………………………………………………………………………………………………… v Daftar Gambar vi Daftar Lampiran…………………………………………………………………............................... vii BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1 BAB II GAMBARAN ORGANISASI DAN PROFIL PESERTA…………………………………….. 6 BAB III RANCANGAN AKTUALISASI………………………………………………………………….. 15 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………........................................... 49 LAMPIRAN ………………………………………………...................................................... 51
DAFTAR TABEL
v
2.1 Gambar Struktur Organisasi RSHS………………………………………………………..……… 8 2.1 Gambar Struktur Organisasi Kemuning Lantai 5 …………………………………..………. 9 3.1 Dampak Isu sesuai SKP 3.2 Penialain APKL………………………………………… 30 32 3.3 Tabel penapisan Isu dengan Metode APKL……………………………………………..……. 33 3.4 Tabel Gagasan Penyelesaian Isu…………………………………………………………………. 37 3.5 Tabel Matrix Internalisasi Nilai-Nilai Berakhlak……………………………………………. 3.6 Tabel Timeline Kegiatan ………………..……………………………………………………….. 38 47 3.7 Tabel Peran Pihak Terkait………………………………………………………………………… 48
vi DAFTAR
2.1 Gambar Struktur Organisasi RSHS………………………………………………………..……… 8 2.1 Gambar Struktur Organisasi Kemuning Lantai 5 …………………………………..………. 9 3.1 Diagram Keterisian Tempat Tidur pada Bulan Juni…………………………………………. 3.2 Grafik Pasien Baru Bulan Juni……………………………………………………………………… 16 16 3.3 Diagram Pengetahuan Pasien………………………………………………………………………. 17 3.4 Diagram Kelengkapan Dokumen Edukasi……………………………………….……………… 18 3.5 Rekam Medik Lembar Edukasi Pasien………………………………………………………….. 18 3.6 Diagram Tingkat Pendidikan Perawat………………………………….……………………….. 3.7 Diagram Tingkat Kepatuhan Perawat dalm melakukan Operan… 3.8 Fomat Laporan……………………………………………………………..………………… 3.9 SOP pada Arsip RSHS……………………………………………….……………….………………. 3.10 Diagram jumlah rencana tindakan operasi……… 3.11 Diagram Jumlah Penundaan Tindakan pada Pasien yang direncanakan Operasi…………………………………………………………………………………………………………… 3.12 Diagram Penyebab Penundaan Operasi……… 3.13 Pengkajian Kecemasan……………………………………….. 3.14 Diagnosa Keperawatan…………………………………………………………………………….. 3.15 Diagram Diagnosa Keperawatan pada Pasien Pre Operasi… ………….. 3.16 Diagram Tingkat Kecemasan Pasien………………………………….………………………… 3.17 Grafik Gejala Kecemasan Berdasarkan Instrumen BAI…… 3.18 Diagram Analisis Irisan antara Edukasi Persiapan Pre Operasi dan Tingkat Kecemasan Pasien……………………………………………………………………………………….…… 3.19 Lembar Edukasi Pasie Pre Operasi………… 3.20 Pengetahuan Pasien tentang Manajemen Kecemasan ……………….. 3.21 DiagramTingkat Pendidikan Perawat……………………………………………..…………… 3.22 Media Edukasi di Kemuning Lantai 5………………… 3.23 Diagram Fishbone…………………………………………………………………………………….. 19 20 20 21 22 22 23 24 24 25 26 27 28 27 28 29 29 34
GAMBAR
vii DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1.Form edukasi pasien baru ………………………….…………………… 51 Lampiran 2 Edukasi kecemasan ……..…………….. 52 Lampiran 3. EMR-Diagnosa Kecemasan ……………….. 53 Lampiran 4. Hasil Pegkajian Kecemasan . ……………….. 55
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Pegawai Negeri Sipil merupakan pelayan masyarakat yang mempunyai peranan penting dalam proses pelayanan publik dalam masyarakat, merupakan aset negara yang perlu dikembang potensi dan kemampuannya. Berdasarkan Undang-Undang No. 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara (UU ASN) dan ketentuan Pasal 63 ayat (3) dan ayat (4) UndangUndang ASN, mengamanatkan Instansi Pemerintah untuk wajib memberikan Pendidikan dan Pelatihan terintegrasi bagi Calon Pegawai Negeri Sipil dengan menjalani masa percobaan yang dilaksanakan melalui proses pelatihan terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.
Oleh karena itu, diperlukan desain pelatihan yang adaptif, dinamis, fleksibel dan responsif bagi Calon Pegawai Negeri Sipil sebagai awal pembentukan karakter melalui penyelenggaraan pelatihan modern yang memaksimalkan pemanfaatan teknologi yang terintegrasi secara nasional dalam sistem informasi pengembangan kompetensi Aparatur Sipil Negara yang telah dikembangkan oleh Lembaga Administrasi Negara. , penyempurnaan dan pengayaan desain Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Terpadu yang modern melalui penyelenggaraan Blended Learning telah sejalan dengan perkembangan pemanfaatan teknologi, informasi, dan komunikasi dalam pelatihan bagi Calon Pegawai Negeri Sipil di masa prajabatan. Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil ini memadukan pembelajaran klasikal dan non-klasikal di tempat pelatihan serta di tempat kerja, yang memungkinkan peserta mampu untuk menginternalisasi, menerapkan, dan mengaktualisasikan, serta membuatnya menjadi kebiasaan (habituasi).
Dalam menjalankan tugas dan fungsi sebagai perawat ahli pertama di salah satu rumah sakit pemerintah tentunya harus memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik demi terwujudnya kepuasan masyarakat. Salah satu tugas jabatan fungsional Perawat Ahli Pertama menurut PERMENPAN RB No.35 Th.2019 yaitu melakukan melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan pada tahap pre/ intra/ post operasi. Asuhan preoperatif merupakan merupakan persiapan awal sebelum melakukan tindakan operasi. Pada tahapan preoperatif pasien dilakukan perawatan di ruang rawat inap tujuanya untuk
1
mempersiapkan kondisi pasien baik secara fisik maupun psikis sebelum menjalani pembedahan. Oleh karen itu, asuhan keerawatan preoperatif perlu mendapat perhatian khusus karena dapat mendukung kesuksesan tindakan operasi. Persiapan operasi yang dapat dilakukan meliputi persiapan fisiologis, data penunjang, anestesi sampai dengan psikologis.
Menurut data dari National Center for Health Statistics, terdapat 48 juta prosedur operasi dilakukan di Amerika Serikat pada tahun 2009. Menurut World Health Organization (WHO), jumlah tindakan operasi meningkat setiap tahun. Pada tahun 2011, tercatat 140 juta operasi di seluruh dunia, sedangkan satu tahun berikutnya, yakni 2012, angka tersebut meningkat menjadi 148 juta. Di Indonesia pada tahun 2012 mencapai 1,2 juta jiwa yang menjalani prosedur operasi. Berdasarkan Data Tabulasi Nasional Departemen Kesehatan Republik
Indonesia (Depkes RI) Tahun 2009, tindakan bedah menempati urutan ke-11 dari 50 pertama penanganan pola penyakit di rumah sakit se Indonesia yang diperkirakan 32% diantaranya merupakan tindakan bedah laparotomi.
Operasi atau pembedahan merupakan salah satu bentuk terapi pengobatan dan merupakan upaya yang dapat mendatangkan ancaman terhadap integritas tubuh dan jiwa seseorang. Tindakan operasi yang direncanakan dapat menimbulkan respon fisiologi dan psikologi pada pasien (Potter & Perry, 2010). Respon paling umum pada pasien pre operasi salah satunya adalah respon psikologi (kecemasan), secara mental penderita yang akan menghadapi pembedahan harus dipersiapkan karena selalu ada rasa cemas dan takut terhadap penyuntikan, nyeri luka, anesthesia, bahkan terdapat kemungkinan cacat atau mati (Sjamsuhidajat, 2010).
Insiden yang dilaporkan kecemasan pre operasi pada orang dewasa berkisar antara 11% sampai 80%. Penelitian Rokawie (2017) diketahui bahwa tingkat kecemasan pasien pre operasi dari 32 responden di Ruang Bedah RSUD Jendral Ahmad Yani Metro adalah tidak ada kecemasan 0 responden (0%), kecemasan ringan 11 responden (34,4%), kecemasan sedang 18 responden (56,2%), kecemasan berat 3 responden (9,4%).
Kecemasan yang tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan perubahan secara fisik maupun psikologis yang akhirnya dapat meningkatkan kerja saraf simpatis dan akan terjadi peningkatan denyut jantung, frekuensi napas, tekanan darah, keringat dingin, merasa mulas, gangguan perkemihan, dan secara umum mengurangi tingkat energi pada pasien sehingga merugikan pasien itu sendiri (Muttaqin, 2017). Kecemasan pada pasien pre operasi dapat menyebabkan tindakan operasi tertunda, lamanya pemulihan, peningkatan rasa sakit pasca
2
operasi, mengurangi kekebalan terhadap infeksi, peningkatan penggunaan analgesik setelah operasi, dan bertambahnya waktu untuk rawat inap (Nazari, 2012).
Menurut Isaacs (2014) kecemasan dapat ditangani dengan cara farmakologi dan non farmakologi. Masing- masing memiliki kelebihan dan kekurangan, dimana, terapi farmakologi dapat menimbulkan efek samping yang juga dapat menyebabkan ketidaknyamanan bagi pasien. Selain itu,terdapat terapi non farmakologi yang merupakan tindakan mandiri perawat dengan berbagai keuntungan diantaranya tidak menimbulkan efek samping, simple dan tidak berbiaya mahal (Roasdalh & Kawalski, 2015). Salah satunya yakni, terapi relaksasi seperti latihan nafas dalam, masase, relaksasi progresif, imajinasi, biofeedback, yoga, meditasi, sentuhan terapeutik, terapi musik, serta humor dan tawa (Kozier, Erb, Berman, & Snyder, 2010). Studi literature review mengenai intervensi nonfarmakologi kecemasan pre operasi, menunjukan hasil bahwa intervensi edukasi pada pasien pre operasi merupakan cara sederhana namun bermakna untuk mengatasi kecemasan pasien pre operasi (Febrianti, 2018)
Ruang kemuning lantai 5 Rumah Sakit Umum Dr. Hasan Sadikin Bandung merupakan ruang perawatan bedah kelas 3, selama bulan Juni 2022, didapatkan sebanyak 115 (77%) pasien direncanakan operasi, namun sebanyak 11 (9,6%) pasien mengalami penundaan operasi disebabkan 10 (91%) pasien mengalami perburukan keadaan umum. Berdasarkan data sampling 5 pasien yang akan direncanakan operasi, sebanyak 4 dari 5 (80%) pasien tersebut diangkat diagnosa keperawatan kecemasan. Selanjutnya dilakukan penilain skala kecemasan menggunakan instrumen Back Anxiety Inventory menunjukan sebanyak 40% pasien mengalami kecemasan ringan, 40% mengalami kecemasan sedang dan 20% pasien mengalami kecemasan berat. Instrumen ini menilai dari gejala yang dirasakan oleh pasien, semakin tinggi kecemasan maka semakin banyak dan tinggi gejala yang dialami baik secara fisik maupun psikis. Dimana gejala gangguan pencernaan, jantung berdebar-debar, takut akan kematian dan gugup menjadi gejala dengan rata-rata nilai tertinggi yakni 1,8 (rentangn 0-3).
Didapatkan sebanyak 4 dari 5 (80%) pasien diberikan intervensi berupa edukasi persiapan operasi seperti puasa namun sebanyak 5 dari 5 (100%) pasien belum diberikan edukasi mengenai pengelolaan kecemasan hal ini. Saat dianalisis pasien yang diberikan edukasi pesiapan pre operasi mengalami kecemasan ringan sebanyak 1 pasien (25%), kecemasan sedang sebanyak 2 dari 4 pasien (50%). Dan kecemasan berat sebanyak 1 dari 4 (25%) pasien. Pemberian edukasi dilakukan secara langsung tanpa menggunakan media sebanyak 5 dari 5 pasien (100%).
3
Berdasarkan hasil pengkajian tentang pengetahuan pengelolaan kecemasan sebanyak 3
dari 5 (60%) pasien mengatakan tidak tau tentang pengelolaan kecemasan.
Saat dilakukan klarifikasi kepada wakil kepala ruangan kemuning lantai 5 mengatakan, keterbatasan pengetahuan perawat ruangan mengenai manajemen kecemasan dimana sebanyak 55% perawat ruangan berlatar belakang pendidikan D3, tingginya beban kerja perawat ruangan dengan rasio 9:1 dan belum adanya media edukasi berisi tentang pengelolaan kecemasan pada pasien pre operasi menyebabkan pelaksaan kegiatan edukasi kecemasan di ruangan belum berjalan secara maksimal.
Dari penjelasan latar belakang di atas maka dianggap penting untuk menyelesaikan masalah mengenai Belum Optimalnnya Edukasi Manajemen Kecemasan pada Pasien Pre Operasi di Ruang Kemuning Lantai 5 Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung.
1.2Tujuan
1. Tujuan umum
Menyusun rancangan aktualisasi atas dasar pemahaman matapelatihan manajemen
ASN dan Smart ASN yang dilandasi dengan nilai-nilai dasar ber-AKLHAK (Berorientasi
Pelayanan, Akuntabel, Loyal, Harmonis, Kolaboratif) untuk mewujudkan ASN professional dan berkarakter.
2. Tujuan khusus
Untuk melaksanakan Optimalisalisasi Edukasi Manajemen Kecemasan menggunakan Video dan Lembar Balik Pada Pasien Pre Operasi di Ruang Kemuning Lantai
5 Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung
4
1.3.1
Manfaat bagi penulis yaitu sebagai sarana dalam memahami dan menambah wawasan mengenai nilai-nilai dasar ASN, Manajemen ASN dan Smart ASN, serta aktualisasi untuk menjadi ASN yang profesional memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme sehingga turut mendukung tercapainya SMART Governace .
1.3.2
Manfaat bagi Instansi yaitu sebagai usulan atau inovasi dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan ke arah yang lebih baik guna mencapai peningkatan mutu pelayanan rumah sakit.
1.3.3 Bagi Masyarakat
Manfaat bagi masyarakat yaitu mendapatkan pelayanan yang lebih baik oleh pemberi asuhan yang professional dan memenuhi kebutuhan masyarakat dalam meningkatkan status kesehatan.
5
1.3 Manfaat
Bagi Penulis
Bagi Intansi
BAB II
GAMBARAN ORGANISASI DAN PROFIL PESERTA
2.1 Profil Instansi
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung (RSHS) merupakan rumah sakit milik pemerintah dibawah
Kementerian Kesehatan. Sejak diresmikan pada tahun 1923, RSHS telah berkembang menjadi rumah sakit besar di Jawa Barat dan ditetapkan sebagai Rumah Sakit Rujukan Puncak untuk
Provinsi Jawa Barat dan sebagai Rumah Sakit Pendidikan bagi Fakultas Kedokteran Universitas
Padjadjaran dan institusi pendidikan tenaga kesehatan lainnya. Sesuai dengan PP No. 23 Tahun
2003 dan berdasarkan SK Menkes RI No. 861/Menkes/VI/2005, RSHS telah berubah status dari
Perusahaan Jawatan (Perjan) menjadi institusi yang menerapkan Pola Pengelolaan Badan Layanan
Umum (PPK-BLU). RSHS berlokasi di Jl. Pasteur No. 38 Bandung dengan luas tanah 87.200 m2
yang mudah dijangkau dari berbagai arah. Sejalan dengan perkembangan IPTEKDOK dan tuntutan
masyarakat yang semakin meningkat terhadap mutu pelayanan yang lebih baik, RSUP Dr. Hasan
Sadikin saat ini memiliki 20 pelayanan spesialistik dan subspesialistik.
2.1.1 Visi dan Misi
Visi Pemerintah Kabinet Indonesia maju: “Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”.
Misi : “Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia yang Tinggi, Maju dan Sejahtera”.
2.1.2 Nilai-Nilai Organisasi
Nilai-nilai utama (corevalues) yang dijadikan sebagai pedoman oleh seluruh pegawai
RSHS dalam memberikan pelayanan, pendidikan dan penelitian adalah “PAMINGPIN PITUIN”
(Kepemimpinan, profesional, inovatif, tulus, Unggul, Integritas) dengan uraian sebagai berikut:
• Kepemimpinan
Nilai yang menggambarkan kepeloporan dan menyampaikan talenta-talenta terbaik di bidangnya.
• Profesional
Nilai yang berorientasi pada pencapaian kinerja melalui penjalinan kemitraan.
• Inovatif
6
Nilai yang menggambarkan keinginan untuk menghasilkan suatu yang baru dan senantiasa
melakukan perbaikan secara berkesinambungan.
• Tulus
Keinginan untuk memberi tanpa pamrih, proaktif dan responsif.
• Unggul
Keinginan untuk menjadi yang terbaik dan menghasilkan kualitas prima.
• Integritas
Nilai yang menggambarkan kejujuran, amanah dan menjunjung etika yang ditunggu dalam menjalankan tugas.
2.1.3 Moto Instansi
MOTO Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung yakni:
“Kesehatan Anda Menjadi Prioritas Kami” (YourHealthisOurPriority)
2.1.4 Janji Pelayanan
Janji pelayanan RSUP Dr Hasan Sadikin yaitu SIGAP :
a. Senyum, Sapa, Salam, Sopan dan Santun (5S)
b. Inovatif dalam berkarya
c. Gelorakan semangat pelayanan prima
d. Amanah menjaga keselamatan pasien
e. Peduli, perhatian dan perasaan
2.1.5 Tugas dan Fungsi Instansi
Tugas :
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan perseorangan secara paripurna.
Fungsi :
1. Penyusunan rencana program, dan anggaran
2. Pengelolaan pelayanan medis dan penunjang medis
3. Pengelolaan pelayanan keperawatan
4. Pengelolaan pelayanan non medis
5. Pengelolaan Pendidikan dan Pelatihan di bidang Pelayanan Kesehatan
7
6. Pengelolaan penelitian, pengembangan, dan penapisan teknologi di bidang pelayanan
Kesehatan
7. Pengelolaan keuangan dan barang milik negara
8. Pengelolaan layanan pengadaan barang/ jasa
9. Pengelolaan sumber daya manusia
10. Pelaksanaan urusan hukum, organisasi, dan hubungan masyarakat
11. Pelaksanaan Kerjasama
12. Pengelolaan system informasi
13. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan
14. Pelaksanaan urusan administrasi rumah saki
2.1.4 Struktur Organisasi
Berikut ini merupakan struktur organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehata Nomor 62 tahun 2020:
8
Gambar 2.1 Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
2.2 Profil Ruang Rawat Inap Kemuning Lantai 5
Saat ini penulis bertugas di ruang rawat inap Kemuning lantai 5. Ruang Rawat Inap
Kemuning 5 merupakan unit pelayanan bagi pasien kelas III baik BPJS non PBI, kontaktor perusahaan maupun pasien umum yang berasal dari kota / kabupaten di Provinsi Jawa Barat.
Dengan kapasitas total 60 bed, namun saat ini jumlah bed yang aktif sebanyak 42 bed.
Ruang Rawat Inap Kemuning 5 merupakan ruang rawat inap pre dan post operatif dengan kasus bedah, perawatan dan perbaikan keadaan umum pada pasien bedah dengan fasilitas kelas
III. Berbagai kasus bedah yg kami tangani meliputi sub bagian bedah onkologi, digestive, urologi, plastik, bedah syaraf, orthopedi, bedah anak, thorax, vascular, THT, bedah mulut.
Pasien yang berada di Ruang Rawat Inap Kemuning 5 merupakan pasien anak dan dewasa yang berjenis kelamin laki-laki maupun perempuan, yang memerlukan tindakan pembedahan, baik menjelang maupun sesudah dilakukan tindakan pembedahan dan perbaikan keadaan umum.
Ruang kemuning lantai 5 dibawah pimpinan kepala ruangan, yang diawasi oleh pengawas
pelayanan perawatan yang berada di bawah sub koordinator pelayanan keperawatan rawat inap, koordinator bidang pelayanan keperawatan yang bertugas melapor pada direktur pelayanan medik, keperawatan dan penunjang. Struktur organisasi ruang Kemuning lantai 5 sebagai berikut:
9
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Ruang Rawat Inap Kemuning Lantai 5
2.3 Profil Peserta
Berikut ini profil penulis sebagai peserta Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
Nama : Dewi Lusiana, S.Kep., Ners.
Tempat, tanggal Lahir : Bandung, 12 Maret 1996
Jabatan : Ahli Pertama Perawat
Golongan : III B
Satuan Kerja : Rumah Sakit Umum Pusat
Dr. Hasan Sadikin Bandung
Unit Kerja : Rawat Inap Kemuning Lantai 5
Mulai Bertugas : 01-Maret-2022
Penulis merupakan Calon Pegawai Negeri Sipil di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung yang saat ini sedang melakukan orientasi ruangan sejak 01 Maret 2022, ruangan berdinas terakhir penulis yakni ruang kemuning lantai 5 dimana penulis sudah melakukan kajian situasi sejak tanggal 12 Juni 2022.
2.2.1 Uraian Tugas Jabatan Peserta
Penulis merupakan peserta Latihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Kementerian
Kesehatan Tahun 2022 dengan jabatan sebagai Perawat Ahli Pertama. Tugas Jabatan
Fungsional Perawat Ahli Pertama menurut PERMENPAN RB No.35 Tahun 2019 meliputi:
1. melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu
2. melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada keluarga
3. melakukan pengkajian keperawatan dasar pada masyarakat
4. memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjut
5. melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan
6. melaksanakan manajemen surveilans hais sebagai upaya pengawasan risiko infeksi dalam upaya preventif dalam pelayanan keperawatan
7. melakukan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar pada pasien/ petugas/ pengunjung sebagai upaya pencegahan infeksi
10
8. melakukan investigasi dan deteksi dini kejadian luar biasa yang berdampak pada pelayanan kesehatan
9. mengajarkan teknik kontrol infeksi pada keluarga dengan penyakit menular
10. merumuskan diagnosis keperawatan pada individu
11. membuat prioritas diagnosis keperawatan dan masalah keperawatan
12. menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu (merumuskan, menetapkan tindakan)
13. menyusun rencana tindakan keperawatan pada keluarga (merumuskan, menetapkan tindakan)
14. melakukan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/ bencana/ kritikal;
15. melakukan tindakan terapi komplementer/ holistik
16. melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan pada tahap pre/ intra/ post operasi
17. memberikan dukungan/ fasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi kehilangan/ berduka/ menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan
18. melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi
19. melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan eliminasi
20. melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan mobilisasi
21. melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur
22. melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri
23. melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan pengaturan suhu tubuh
24. melakukan stimulasi tumbuh kembang pada individu
25. memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu
26. melaksanakan case finding/ deteksi dini/ penemuan kasus baru pada individu
27. melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu
28. melakukan pendidikan kesehatan pada individu pasien
29. melakukan pendidikan kesehatan pada kelompok
30. melakukan peningkatan/ penguatan kemampuan sukarelawan dalam meningkatkan masalah kesehatan masyarakat
31. melakukan pendidikan kesehatan pada masyarakat
32. melakukan pemenuhan kebutuhan oksigenisasi kompleks
33. melakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi
11
34. melakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi sensorik
35. melakukan komunikasi dengan klien yang mengalami hambatan komunikasi
36. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada area medikal bedah
37. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area anak
38. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area maternitas
39. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area komunitas
40. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area jiwa
41. melakukan perawatan luka
42. melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien selama dilakukan tindakan keperawatan spesifik sesuai kasus dan kondisi pasien
43. melakukan konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengan dokter
44. melakukan rehabilitasi mental spiritual pada individu
45. melakukan penatalaksanaan manajemen gejala
46. melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu
47. melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan sebagai ketua tim/ perawat primer
48. melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan
49. melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan antar shift/ unit/ fasilitas kesehatan
50. melakukan pemberian penugasan perawat dalam rangka melakukan fungsi ketenagaan perawat
51. melakukan preseptorship dan mentorship
Berikut ini Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) Jabatan Fungsional Keperawatan Ahli Pertama
Instalasi Rawat Inap di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, meliputi:
No. Rencana Kinerja Kegiatan yang terkait
1. Terlaksananya
pengantaran pasien rawat inap ke kamar
operasi tepat waktu
2. Terpenuhinya kepatuhan
Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan
intervensi pembedahan pada tahap pre/ intra/ post operasi
Melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan
12
Tabel 2.1 Sasaran Kinerja Pegawai (SKP)
penggunaan rekam
medis elektronik (EMR) di Instalasi Rawat Inap
3. Terpenuhinya laporan sensus harian Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan sebagai ketua tim/ perawat
Melakukan pemberian penugasan perawat dalam rangka
melakukan fungsi ketenagaan perawat
Melaksanakan case finding/ deteksi dini/ penemuan kasus baru pada individu
4. Terlaksananya asuhan keperawatan pre dan post operasi
Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu
Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/ lanjutan
Merumuskan diagnosis keperawatan pada individu
Membuat prioritas diagnosa keperawatan dan masalah keperawatan
Menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu (merumuskan, menetapkan) Tindakan
Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan
5. Tersedianya laporan
data kejadian infeksi
daerah operasi di Instalasi Rawat Inap
Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada area medical bedah
Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu
Melakukan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/ bencana/ kritikal
Memberikan dukungan/ fasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi kehilangan, berduka, atau menjelang ajal dalam
pelayanan keperawatan
Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi
Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan eliminasi
Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan
13
6. Tercapainya skor waktu tunggu operasi elektif (WTO) sesuai
target
7. Terselenggaranya monitoring dan evaluasi kepatuhan
visite DPJP online
8. Terlaksananya kepatuhan
pelaksanaan protokol Kesehatan
mobilisasi
Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan
istirahat dan tidur
Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan
kebersihan diri
Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan rasa
nyaman dan pengaturan suhu
Melakukan pemenuhan kebutuhan oksigenasi kompleks
Melakukan komunikasi dengan klien dengan hambatan komunikasi
Melakukan pemantauan atau penilain kondisi pasien selama dilakukan tindakan keperawatan spesifik sesuai kasus dan kondisi pasien
Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu
Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala
Melakukan perawatan luka
Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu
Melaksanakan manajemen surveilans Hais sebagai upaya pengawasan resiko infeksi dalam upaya preventif pada pelayanan keperawatan
Melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan antar shift/ unit/ fasillitas Kesehata
Melakukan konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengan dokter
Melakukan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar pada pasien/ petugas/ pengunjung sebagai upaya pencegahan infeksi
Melakukan pendidikan kesehatan pada individu
14
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI
3.1Identifikasi Isu
Ruang Kemuning Lantai 5 merupakan ruang rawat inap bedah kelas 3 yang memiliki kapasitas sebanyak 10 kamar, masing-masing 6 tempat tidur dengan total kapasitas 60 tempat tidur, namun saat ini kapasitas tempat tidur yang aktif sebanyak 42 tempat tidur. Ruang
Kemuning Lantai 5 sebelumnya diperuntukan sebagai ruang isolasi covid-19, seiring dengan penurunan kasus covid-19 sejak 3 bulan yang lalu ruangan tersebut dialih fungsikan kembali menjadi ruang rawat inap bedah kelas 3. Sebagai ruang rawat inap khusus bedah maka pelayanan keperawatan difokuskan pada kegiatan pre dan post operasi termasuk kedalam perbaikan keadaan umum.
Identifikasi Isu dilakukan penulis dengan melihat hal-hal yang belum optimal dalam upaya pencapain SKP dan beresiko memiliki dampak tidak baik untuk unit, intansi maupun pasien. Penulis melakukan identifikasi isu dengan menggunakan metode wawancara, pengecekan rekam medis dan pegkajian langsung pada pasien di ruang Rawat Inap Kemuning lantai 5
Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung. Berikut ini beberapan identifikasi isuisu yang telah dirumuskan sebagai berikut:
1. Belum Optimalnya Edukasi Pasien Baru di Ruang Kemuning Lantai 5 Rumah Sakit
Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung
Berdasarkan hasil observasi selama bulan Juni 2022 di ruang Kemuning Lantai 5, didapatkan menunjukan arus pasien masuk cukup tinggi dimana BOR ruangan bulan Juni yakni 92% dan jumlah pasien baru dalam bulan Juni sebanyak 150 pasien dengan ratarata 5 pasien/hari. Selain itu, terdapat data adanya penumpukan angka pasien baru pada hari tertentu dimana pasien-pasien yang akan direncanakan operasi di minggu berikutnya akan mulai masuk ke rawat inap pada hari jumat.
15
16
Gambar 3.1 Diagram Keterisian Tempat Tidur pada Bulan Juni
92% 8%
Bulan
BOR KOSONG 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 6/1/2022 6/2/2022 6/3/2022 6/4/2022 6/5/2022 6/6/2022 6/7/2022 6/8/2022 6/9/2022 6/10/2022 6/11/2022 6/12/2022 6/13/2022 6/14/2022 6/15/2022 6/16/2022 6/17/2022 6/18/2022 6/19/2022 6/20/2022 6/21/2022 6/22/2022 6/23/2022 6/24/2022 6/25/2022 6/26/2022 6/27/2022 6/28/2022 6/29/2022 6/30/2022
Gambar 3.2 Grafik Pasien Baru Bulan Juni
BOR
Juni 2022
Rekap Jumlah Pasein Baru
Jumlah Pasien Baru
Dilakukan pengambilan data secara sampling pada 5 pasien baru, didapatkan sebanyak 3 dari 5 (60%) pasien baru mengatakan belum paham mengenai hak dan kewajiban, dan sebanyak 2 dari 5 (40%) belum tau mengenai tata terib di rumah sakit. Selain itu, data mengenai perilaku hidup bersih dan sehat pasien dan keluarga pasien di rumah sakit menunjukan, sebanyak 4 dari 5 (80%) pasien dan keluarga pasien tidak dapat mempraktekan cuci tangan, 3 dari 5 (60%) tidak dapat melakukan pemilahan sampah, 4 dari 5 (80%) pasien tidak dapat mempratekan etika batuk.
Pengetahuan Pasien
Selain itu, saat dilakukan observasi langsung didapatkan beberapa bukti terkait proses pemberian edukasi pada pasien baru, didapatkan perawat memberikan edukasi pada pasien baru secara tidak lengkap dan juga berbeda setiap petugas. Selain itu, sebanyak 100% perawat memberikan edukasi secara lisan tanpa media pendukung. Hal tersebut diperkuat dengan data yakni sebanyak 60% lembar edukasi pasien baru belum terisi lengkap.
17
Gambar 3.3 Diagram Pengetahuan Pasien
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5
hak dan kewajiban Tata Tertib Cuci Tangan Pemilahan Sampah etika batuk
ya tidak
18
Gambar 3.4 Diagram Kelengkapan Dokumen Edukasi
40% 60% Kelengkapan Dokumentasi Edukasi Ya Tidak
Gambar 3.5 Rekam Medik Lembar Edukasi Pasien
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan dan wakil kepala ruangan mengatakan belum ada lagi sosialisasi maupun evaluasi tentang edukasi pasien baru dan perbedaan tingkat Pendidikan petugas dimana sebanyak 55% perawat berlatar belakang pendidikan D3 menjadi beberapa penyebab tidak optimalnya pemberian edukasi pada pasien baru di ruang kemuning lantai 5.
Gambar 3.6 Diagram Tingkat Pendidikan Perawat
2. Belum optimalnya Serah Terima (Hand Over) Pasien Antar Shift Perawat di Ruang
Kemuning Lantai 5 Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung
Perawat di ruang kemuning lantai 5 terbagi menjadi 3 shift, pagi, siang dan malam. Kegiatan yang dilakukan setiap pergantian shift yakni serah terima pasien yang seharusnya dilakukan sesuai dnegan SOP yang sudah ada berdasarkan metode team yang tercantum pada struktur organisasi.
Pada struktur organisasi pembagian perawat sudah dibagi perteam, namun ditemukan proses handover dilakukan oleh ketua tim mengoverkan semua pasien langsung kepada shift perawat selanjutnya. Berdasarkan kuesioner, didapatkan bahwa 60 % perawat mengatakan adanya ketidaksamaan informasi isi operan dengan apa yang dikatakan langsung oleh pasien/keluarga.
19
55% 45%
Pendidikan Perawat D3 Ners
Tingkat
Format laporan overan perawat meliputi kamar/ ruangan, nama pasien, tanggal lahir, no, medrek, diagnose medis, DPJP, laporan TTV, intake, output, GDS (bila pasien dengan penyakit DM), therapi/obat, dan tindakan selanjutnya. Untuk laporan handover, pengisian untuk keadaan umum dan ttv terakhir tidak diisi oleh perawat, selain itu tidak ada laporan tingkat ketergantungan pasien seperti pasien dengan self care, partial care, maupun total care, handover juga tidak melampirkan masalah keperawatan dan tindakan mandiri perawat.
20
Gambar 3.7 Diagram Tingkat Kepatuhan Perawat dalm melakukan Operan
60% 40%
1st Qtr
Gambar 3.8 Fomat Laporan
Melewatkan/terlambat operan
Hasil wawancara dari perawat pelaksana mengatakan bahwa perawat tidak pernah
dievaluasi kesiapannya oleh kepala ruangan dalam melaksanakan handover dan belum ada
sosialisai terbaru tentang standar handover yang benar kepada perawat pelaksana, perbandingan perawat pasien 1:9 , perawat jaga berikutnya juga ada yang 40 % datang
terlambat datang dan tidak melakukan operan jaga di ruangan pasien. Selain itu, tidak terdapatnya SPO mengenai cara handover yang baik, baik di ruangan maupun arsip rumah sakit sendiri.
21
Gambar 3.9 SOP pada Arsip RSHS
3. Belum Optimalnya Edukasi Manajemen Kecemasan pada Pasien Pre Operasi di Ruang Kemuning Lantai 5 Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung
Berdasarkan data yang diperoleh selama bulan Juni 2022, di ruang kemuning lantai
5 didapatkan sebanyak 115 (77%) pasien direncanakan operasi, namun sebanyak 11 (9,6%) pasien mengalami penundaan operasi. terdapat beberapa penyebabab penundaan operasi pada pasien tersebut, data didapatkan sebanyak 10 (91%) pasien mengalami perburukan keadaan umum (hemodinamik tidak stabil dan pendarahan aktif) dan 1 pasien (9%) membutuhkan ruang perawatan intensif setelah operasi.
22
Gambar 3.10 Diagram jumlah rencana tindakan operasi
77% 23% Pasien yang direncanakan Operasi Ya Tidak 10% 90% Penundaan Operasi Ya Tidak
Gambar 3.11 Diagram Jumlah Penundaan Tindakan pada Pasien yang direncanakan Operasi
Penyebab Penundaan Operasi
Keadaan Umum Tidak Stabil
Kebutuhan ruang intesif post operasi
Berdasarkan data sampling 5 pasien yang akan direncanakan operasi, sebanyak 4 dari 5 (80%) pasien tersebut diangkat diagnosa keperawatan kecemasan. Data yang diperoleh sebanyak 4 dari 5 (80%) pasien mengatakan cemas akan operasi, selanjutnya dilakukan penilain skala kecemasan menggunakan instrumen Back Anxiety Inventory menunjukan sebanyak 40% pasien mengalami kecemasan ringan, 40% mengalami kecemasan sedang dan 20% pasien mengalami kecemasan berat. Instrumen ini menilai dari gejala yang dirasakan oleh pasien, semakin tinggi kecemasan maka semakin banyak dan tinggi gejala yang dialami baik secara fisik maupun psikis. Dimana gejala gangguan pencernaan, jantung berdebar-debar, takut akan kematian dan gugup menjadi gejala dengan rata-rata nilai tertinggi yakni 1,8 (rentangn 0-3)
23
Gambar 3.12 Diagram Penyebab Penundaan Operasi
91% 9%
24
Gambar 3.13 Pengkajian Kecemasan
Gambar 3.14 Diagnosa Keperawatan
25
Gambar 3.15 Diagram Diagnosa Keperawatan pada Pasien Pre Operasi
80% 20% Diagnosa Kecemasan Ya Tidak 0% 40% 40% 20% 0%
Gambar 3.16 Diagram Tingkat Kecemasan Pasien
Tingkat Kecemasan (BAI)
Normal/Tidak Cemas Ringan Sedang Berat panik
Gelaja yang dialami Pasien
berkeringat
muka merah
pingsan
gangguan pencernaan/ketidaknyamanan diperut
ketakutan
takut akan kematian
sulit bernafas
takut kehilangan kontrol
merasakan goyang/gemetar
tangan gemetaran
perasaan tercekik
Gugup
merasa ngeri/takut
mudah terombang-ambing
jantung berdebar
pusing kepala
ketakutan aka hal buruk terjadi
tidak tenang
perasaan goyang pada tungkai
merasakan panas
Perasaan Mati Rasa/Kesemutan
Gambar 3.17 Grafik Gejala Kecemasan Berdasarkan
Instrumen BAI
Intervensi yang dilakuakn oleh perawat untuk mengatasi masalah keperawatan kecemasan pada pasien, didapatkan sebanyak 4 dari 5 (80%) pasien diberikan intervensi berupa edukasi persiapan operasi seperti puasa namun sebanyak 5 dari 5 (100%) pasien belum diberikan edukasi mengenai pengelolaan kecemasan hal ini, sejalan dengan hasil pengecekan pada lembar edukasi pasien pre operasi tersebut didapatkan 4 dari 5 pasien (80%) hanya diberi edukasi persiapan operasi. Saat dianalisis pasien yang diberikan edukasi pesiapan pre operasi mengalami kecemasan ringan sebanyak 1 pasien (25%), kecemasan sedang sebanyak 2 dari 4 pasien (50%). Dan kecemasan berat sebanyak 1 dari 4 (25%) pasien. Data mengenai proses pemberian edukasi pada pasien pre operasi. didapatkan pemberian edukasi dilakukan secara langsung tanpa menggunakan media sebanyak 5 dari 5 pasien (100%).
26
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 1,6 1,8 2
rata-rata
Edukasi Persiapan Pre Operasi
Gambar 3.18 Diagram Analisis Irisan antara Edukasi Persiapan Pre Operasi dan Tingkat Kecemasan Pasien
Gambar 3.19 Lembar Edukasi Pasie Pre Operasi
27
80% 20%
Ya Tidak 0% 25% 50% 25% 0% Tingkat Kecemasan Normal/Tidak Cemas Ringan Sedang Berat Panik
Berdasarkan hasil pengkajian tentang pengetahuan pengelolaan kecemasan
sebanyak 3 dari 5 (60%) pasien mengatakan tidak tau tentang pengelolaan kecemasan dan sebanyak 4 dari 5 (80%) pasien mengatakan belum diberikan edukasi mengenai pengelolaan kecemasan.
Pengetahuan Pengelolaan Kecemasan
Gambar 3.20 Pengetahuan Pasien tentang Manajemen Kecemasan
Saat dilakukan klarifikasi kepada wakil kepala ruangan kemuning lantai 5
mengatakan, keterbatasan pengetahuan perawat ruangan mengenai manajemen kecemasan dimana sebanyak 55% perawat ruangan berlatar belakang pendidikan D3, tingginya beban kerja perawat ruangan dengan rasio 9:1 dan belum adanya media edukasi berisi tentang pengelolaan kecemasan pada pasien pre operasi menyebabkan pelaksaan kegiatan edukasi kecemasan di ruangan belum berjalan secara maksimal.
28
40% 60%
Ya Tidak
29
Gambar 3.21 DiagramTingkat Pendidikan Perawat
55% 45%
Gambar 3.22 Media Edukasi di Kemuning Lantai 5
D3 Ners
Tingkat Pendidikan Perawat
3.2 Keterkaitan Isu dengan Subtansi Mata Pelatihan
Berikut ini tambel dampak isu apabila tidak ditangani dan keterkaitannya dengan subtansi mata pelatihan:
Tabel 3.1 Dampak Isu sesuai SKP
Isu Dampak Apabila Isu Tidak Ditangani Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Belum optimalnya
edukasi pada
pasien baru di
ruang Rawat Inap
Kemuning Lantai 5
Rumah Sakit
Umum Pusat Dr
Hasan Sadikin
Bandung
Belum optimalnya
pelaksanaan serah
terima pasien
(Handover) antar
shift perawat di ruang Rawat Inap
Kemuning Lantai 5
Rumah Sakit Umum
Pusat Hasan Sadikin Bandung
• Meningkatkan resiko infeksi nosokomial pada pasien, keluarga pasien dan petugas
• Meningkatkan
• ketidakpatuhan keluarga pasien
• Menurunkan kenyamanan dan keamanan ruang rawat inap
• Menurunkan mutu pelayanan rawat inap
• Beresiko terjadinya kesalahan dalam pelaksanaanperawatanpada pasien.
• menyebabkan kesalahan dalam pelayanan keperawatan dan pengobatanyangtidaktepat atauterlambat
• Mengurangi kepercayaan pasien terhadap perawat/petugasrumahsakit
• Beresiko mengancam keselamatanpasien
• MenghambatpencapaianVisi danMisiRumahSakit
• Manajemen ASN
Sebagai perawat seharusnya dapat
memberikan pelayanan pasien baru
sehingga dapat mendukung
kenyamanan dan ketertiban ruang
rawat inap
• SMART ASN
Sebagai perawat seharusnya
professional dan ramah dalam
memberikan edukasi pada pasien baru
• ManajemenASN
Seorangperawatperlumemberikanpelayanan yang professional dan berkualitas, salah satunya dengan menerapkan metode efektif agar terhindar dari tidak lengkapnya penyampain informasi tentang perawatan pasien
• SMARTASN
Perawatdapatmelakukankajianterkini mengenaitekniky/metodeyangefektiffalam pelakasanaanserahterimapasien.
30
Belum optimalnya
manajemen
kecemasan pada
pasien pre operasi
di ruang kemuning
lantai 5 Rumah
Sakit Pusat
Dr.Hasan Sadikin Bandung
• Menurunkan mutu
pelayanan RS/ unit terkait
• Meningkatkan
ketidakstabilan
hemodinamik pasien praoperasi
• peningkatan efek samping
gejala kecemasan: mual, gangguan tidur, sulit konsentrasi, peningkatan
kondisi tanda-tanda vital pasien
• Meningkatkan resiko depresi
setelah operasi, proses penyembuhan luka pasca operasi yang lama, serta
meningkatnya nyeri pasca operasi
• penundaan operasi
• loss pasien memanjang
• Manajemen ASN
Sebagai perawat seharusnya dapat memberikan pelayanan asuhan keperawatan pre operatif yang
professional dan berkualitas.
• SMART ASN
Sebagai petugas medis seharusnya
memiliki inovasi dan memanfaatkan
teknologi informasi terbaru dalam
melakukan manajemen kecemasan
pada pasien pre operasi
31
3.3Prioritas Isu
Setelah dilaksanakan identifikasi isu-isu, selanjutnya isu tersebut akan diprioritaskan. Dalam mengurutkan priorotas isu, penulis menggunakan teknik APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan Kelayakan), diantaranya:
• Aktual: benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat.
• Problematik: isu yang memilki dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu dicarikan segera solusinya.
• Kekhalayakan: isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
• Kelayakan: isu yang masuk akal dan realistis serta relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya
Keempat poin tersebut diberi nilai 1-5 dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 3.2 Penialain APKL
Poin Nilai Kriteria Makna Kriteria
Benar-benar terjadi dengan data dan fakta lengkap serta hangat dibicarakan
Benar-benar terjadi dengan data dan fakta kurang lengkap hangat dibicarakan
Belum tentu terjadi namun hangat dibicarakan
Belum tentu terjadi dan tidak sangat hangat dibicarakan dalam masyarakat
Tidak terjadi dan tidak dibicarakan dalam masyarakat
Benar-benar kompleks dan harus segera dicari solusinya
Benar-benar kompleks namun tidak harus segera dicari solusi
Belum tentu kompleks namun harus segera dicari solusi
Belum tentu kompleks dan tidak perlu dicari segera solusi
Tidak kompleks dan tidak perlu segera dicari solusi
5 4 3 2 1
Kelayakan 5 4
Sangat layak
Benar-benar mempengaruhi dan berdampak bagi banyak orang
Benar-benar mempengaruhi namun belum tentu berdampak pada banyak orang
Belum tentu mempengaruhi namun dapat berdampak bagi banyak orang
Belum tentu mempengaruhi dan tidak berdampak bagi banyak orang
Tidak mempengaruhi dan tidak bedampak bagi banyak orang
masuk akal dan realistis serta relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya
32
Aktual 5 4 3 2 1 Sangat actual Actual Cukup actual Kurang actual Tidak actual
Problematika 5 4 3 2 1 Sangat kompleks Kompleks Cukup kompleks Kurang kompleks Tidak kompleks
Kekhalayakan
Sangat mempengaruhi Mempengaruhi Cukup mempengaruhi Kurang mempengaruhi Tidak mempengaruhi
Layak
3 2 1
Cukup layak Kurang layak Tidak layak
masuk akal namun kurang realistis serta relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya
belum tentu masuk akal namun realistis serta relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya
belum tentu masuk akal dan tidak realistis serta relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya
tidak masuk akal dan tidak realistis serta relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya
Berdasarkan penapisan isu menggunakan metode APKL di atas, dapat disimpulkan bahwa isu nomor 3 (satu) yaitu “Belum optimalnya edukasi manajemen kecemasan pada pasien pre operasi di ruang kemuning lantai 5 Rumah Sakit Pusat Dr Hasan Sadikin Bandung” adalah isu prioritas yang akan dicari penyelesaiannya.
33
No Isu A P K L Total 1. Belum optimalnya edukasi
baru di ruang Rawat Inap Kemuning Lantai 5 Rumah Sakit Umum Pusat Dr Hasan Sadikin Bandung 3 3 3 5 14 2. Belum optimalnya serah terima pasien (handover) antar shift perawat di ruang kemuning lantai 5 Rumah Sakit Pusat Dr Hasan Sadikin Bandung 4 3 3 4 14 3. Belum optimalnya edukasi manajemen kecemasan pada pasien pre operasi di ruang kemuning lantai 5 Rumah Sakit Pusat Dr Hasan Sadikin Bandung 4 4 4 3 15
Tabel 3.3 Penapisan Isu dengan Metode APKL
pada pasien
3.4Analisa Penyebab Masalah
Untuk mengidentifikasi kemungkinan penyebab Belum optimalnya manajemen kecemasan pada pasien pre operasi di ruang kemuning lantai 5 Rumah Sakit Pusat Dr Hasan Sadikin Bandung, maka penulis menggunakan fishbonediagramsebagai alat analisis untuk menemukan hubungan sebab-akibat. Diagram fishbone akan mengidentifikasi masalah berdasarkanMoney,Man, Method,Machine,Enviroment,Material.
80% perawat memberi edukasi persiapan pre operasi
MONEY
Gambar
MAN
MATERIAL
Belum ada anggaran
untuk menyediakan fasilitas pengelolaan kecemasan
Intervensi
kecemasan berupa
edukasi persiapan pre operasi
0% perawat melakukan edukasi
pengelolaan
kecemasan
60% pasien mengatakan tidak tau tentang mengelola kecemasan pre operasi
55% Pendidikan terakhir perawat D3
Belum adanya panduan materi edukasi manajemen
kecemasan Sop edukasi belum dilaksanakn secara benar
MACHINE
METHOD
Belum adanya media edukasi mengenai manajemen kecemasan
Belum optimalnya
edukasi manajemen
Tingginya beban kerja perawat rasio 1:9
Ruang rawat kelas 3 yang kurang kondusif
kecemasan pada pasien pre operasi di Ruang
kemuning lantai 5 RSUP
Dr Hasan Sadikin Bandung
ENVIRONMENT
34
3.23 Diagram Fishbone
Fungsi diagram Fish Bone untuk mengidentifikasi dan mengorganisasi penyebab-penyebab yang mungkin timbul dari suatu efek spesifik dan kemudian memisahkan akar penyebabnya. Terdapat enam faktor penyebab, yaitu:
1. Material
Material merupakan input mentah yang akan digunakan dalam proses atau diubah menjadi barang jadi melalui proses-proses. Penyebab yang penulis temukan pada komponen material adalah belum adanya media edukasi dan fasilitas pendukung di ruangan untuk mengatasi kecemasan pada pasien pre operasi di ruangan
2. Method
Metode adalah prosedur, proses dan instruksi kerja pada sebuah perusahaan. Penyebab yang penulis temukan dalam komponen Method ini adalah belum tersedia panduan pelaksanaan edukasi manajemen kecemasan pada pasien pre operasi sudah terdapat sop edukasi namun penerapanya belum diaplikasikan secara maksimal.
3. Machine
Mesin yang dimaksud adalah peralatan termasuk komputer dan alat-alat yang digunakan dalam memproses material. Penyebab yang ditemukan penulis dari komponen mesin adalah tidak ada pilihan intervensi dalam melakukan edukasi menajemen kecemasan pada menu intervensi keperawatan di emr.
4. Man
Man merupakan orang-orang yang berpengaruh terhadap proses-proses yang dilakukan oleh perusahaan. Penyebab yang penulis temukan dari komponen Men ini adalah kurangnya pengetahuan perawat tentang melakukan kegiatan edukasi manajemen kecemasan, dimana sebanyak 55% perawat pendidikan terakhir D3 keperawatan, latar belakang pendidikan pasien yang beragam menunjukan hanya 60% pasien yang mengetahui manajemen kecemasan. Intervensi keperawatan dalam menangani kecemasan yang diberikan masih berupa edukasi persiapan opersai yakni sebanmya 80%.
5. Money
Money yang dimaksud adalah sumber material yang dimiliki. Dimana terbatasanya anggaran untuk pengadaan fasilitas dalam pelaksanaan manajemen kecemasan.
6. Environment
Penyebab yang penulis temukan dari komponen Environmentini adalah kurang
kondusifnya ruang rawat inap kelas 3 dimana bentuk kamar berupa barak satu
35
kamar terdiri dari 6 bed, dan tingginya beban kerja perawat dengan rasio 1:9
sehingga perawat tidak memiliki waktu yang cukup untuk memberikan edukasi manajemen kecemasan secara lagsung pada pasien.
3.5Gagasan Pemecahan Isu
Gagasan pemecahan isu yang dilakukan bersumber dari SKP (sasaran kinerja pegawai), perintah atasan, dan inovasi dengan mengaplikasikan nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK (Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif), prinsip Manajemen ASN, dan SMART ASN serta diintegrasikan dengan nilai-nilai dan visi misi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
Unit Kerja : Ruang Rawat Inap Kemuning Lantai 5
Isu yang Diangkat :Belum optimalnya edukasi manajemen kecemasan pada pasien pre operasi di ruang kemuning lantai 5 Rumah Sakit Pusat Dr Hasan Sadikin Bandung
Gagasan Pemecahan Isu : Optimalisasi edukasi manajemen kecemasan menggunakan video dan lembar balik pada pasien pre operasi di ruang rawat inap Kemuning Lantai 5 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Tabel 3.4
Gagasan Penyelesaian Isu No
Kegiatan
Sumber
1. Penyampaian, kordinasi dan konsultasi terkait gagasan kreatif yang akan diaktualisasikan SKP
2. Analisis kebutuhan, pengumpulan informasi, data serta referensi terkait edukasi manajemen kecemasan pasien pre operasi SKP
3. Pembuatan media video dan lembar balik tentang edukasi
manajemen kecemasan INOVASI
4. Sosialisasi pengunaan media edukasi manajemen kecemasan SKP
5. Implementasi kegiatan edukasi manajemen kecemasan SKP
6. Evaluasi kegiatan SKP
36
.
3.6 Rancangan Aktualisasi
Rancangan kegiatan aktualisasi dibuat dengan mengaplikasikan nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK (Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif) sebagai berikut :
1. Penyampaian, kordinasidan
konsultasiterkait
gagasankreatifyang
akandi
aktualisasikan
Melakukankontrak
waktuuntukkonsultasi
denganmentor,kepala
ruangan,danpromkes
Terlaksananyakordinasi
dankonsultasi
Mendapatpersetujuan
untukmelakukan
konsultasidenganpihak
terkait
Evidence:
- Chatwhatsapp
Kegiatan kordinasi ini mengimplemetasikan nilai
berakhlak : Sayaakanmenghubungidengan
menggunnakan bahasa yang
sopan dan ramah
menyampaikan maksud dan
tujuan pertemuan (Berorientasi pelayanan)
Sayaakanmenghubungisemua
pihak terkait untuk melakukan
koordinasi dan konsultasi (Kolaboratif)
Kemampuanpegawai
melakukankerjasama
dengantemansejawat, lintasprofesi, lintas
unitsampaidengan
atasanatasandengan
tujuanuntuk
menyelesaikantugas
dantanggungjawab
danterintegrasi
merupakanwujud
implementasidari
Visi: “Terwujudnya
IndonesiaMajuyang
Berdaulat,Mandiridan
Berkepribadian
NilaiPamingpinPituin: Kepemimpinan
Nilaiyangmenggambarkan
kepeloporan dan menyampaikan talentatalenta terbaik di bidangnya.
Inovatif
Keinginanuntuk
menghasilkan
sesuatuyangbaru
denganmembuat
perubahanyang
lebihbaik
Tulus
Tabel 3.5 Matrix Internalisasi Nilai-Nilai BerAKHLAK
No Kegiatan Tahap Kegiatan Output/ Evidence
Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Kontribusi Terhadap VisidanMisi Organisasi Penguatan Nilai Organisasi
2.
Menyampaikangagasan
kreatif
Rancanganaktualisasi
tersampaikandan
mendapatdukungan
Evidence:
- Lembarkonsultasi
- Dokumentasi
kegiatan
Saya akan melakukan
pertemuan sesuai dengan
kontrak waktu yang sudah
disepakati (Loyal)
Saya akan menyampaikan
rancangan kegiatan berdasarkan evidence
terpercaya (Kompeten)
Saya akan meyampaikan data
dan informasi secara jujur, cermat dan bertanggung jawab
(Akuntabel)
Memintapersetujuan
sarandanmasukan
melakukankegiatan
edukasimanajemen
kecemasandengan
menggunakanmedia
videodanlembar
balik
Mendapat persetujuan
kegiatan
rancangan
aktualisasiyangdiajukan
Evidence:
- Lembarkonsultasi
- Persetujuan
- Dokumentasi
kegiatan
Saya akan terbuka menerima masukan dan saran yang
diberikan (Adaptif)
Saya akan menghargai pedapat dan senantiasa menerima
arahan yang diberikan
(Harmonis)
Royong” Keinginan untuk memberi tanpapamrih,proaktifdan responsif.
BerlandaskanGotong
DampakbilatidakmenerapkannilaiASNBerAKHLAK:Kegiatankoordinasidenganpihakterkaitmerupakankegiatanawalyangakanmenentukankeberhasilan kegiatanselanjutnyakarenadapatberdampakkegiatantidakmendapatdukunganhinggakegiatantidakdapatdilaksanakan.Selainitudapatmenyebabkan ketidaksamaanpersepsi.
Mendapatkan bahan
referensiberupadatadan
materi mengenai edukasi
informasi,dataserta
referensiterkait
manajemen kecemasan pasienpreoperasi
Bersama-samadengan
temansejawat
berinovasidalam
membuatedukasi
manajemenkecemasan
merupakanperwujudan
NilaiPamingpinPituin: Profesional
Nilai yang berorientasi
pada pencapaian kinerja melalui penjalinan kemitraan.
Analisiskebutuhan, pengumpulan
edukasimanajemen
kecemasanpasienpre
operasi
Mencarisumberterkait
manajemenkecemasan
Mendapatkansumberdata
daninformasi
Evidace:
-hasilkajianliterature
Saya akan aktif melakukan
pencarianmaterimenggunakan
referensiterbaru (Kompeten)
Saya akan mencari sumber
materi dengan memanfaatkan
pencarian berbasis teknologi
dari Visi
“Terwujudnya
IndonesiaMajuyang
Berdaulat,Mandiridan
Berkepribadian
BerlandaskanGotong
Inovatif
Nilaiyangmenggambarkan
keinginan untuk
menghasilkan suatu yang baru dan senantiasa
Mengumpulkanmateri
mengenaimanajemen
kecemasan
Mendapat materi edukasi
manajemenkecemasan
Evidence
- Kajianliterature
(Adaptif) Saya akan melakukan pengumpulan materi dengan
jujur, bertanggung jawab dan cermat dengan memanfaatkan sumberyangada (Akuntabel)
Saya akan mengerahkan
kemampuan saya secara
maksimal dalam melakukan
pengumpulanmateri (Loyal)
Royong”
melakukan perbaikan secaraberkesinambungan.
Unggul
Keinginan untuk menjadi yang terbaik dan menghasilkan kualitas prima.
Mendiskusikanhasil
pencarianmateri
edukasimanajemen
kecemasandengan
kepalaruangan
Kegiatan diskusi dapat terlaksana
Evidence:
- Lembarkonsultasi
- Dokumentasikegiatan
- Hasilkajianliterature
Saya akan melakukan diskusi dengan semua pihak terkait
mengenai hasil pencarian materi (Kolabatif)
Saya akan terbuka menerima
masukan dan saran terkait materi (Harmonis)
Memilihdanmeminta
persetujuanmengenai
materiyang
digunakan
Mendapatkan
kesepakatan dan
persetujuan mengenai
materi edukasi yang
digunakan
Evidence:
Sayaakanmelakukanpemilihan
materi bersama berlandasakan
tujuan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat
(Berorientasi Layanan)
- dokumentasikegiatan
- lembarpersetujuan
DampakbilatidakmenerapkannilaiASNBerAKHLAK:apabilakegiataninitidakdilakukandenganmenerapkannilaiBerAKHLAKmakainformasi,kajian,literature dan datayangdidapatkannantinyabersifattidakvaliddantidakdipercaya.Tentuhaliniakanmerugikanpasiendanintansi.
videodanlembar
baliktentangedukasi
manajemen
kecemasan
Mengkonsultasikan
konsepvideodan
lembarbalikkepada
karudanmentor
Terbentuknya video dan lembar balik tentang
edukasi manajemen
kecemasan
Konsep video dan lembar balik tersampaikan dan mendapatpersetujuan
Evidence:
- lembarkonsultasi
- lembarpersetujuan
- dokumentasikegiatan
Mencarimodel/design
dankonsepvideodan
lembarbalik
Mendapat model dan design
Evidence:
- konsepvideo
- konseplembarbalik
Sayaakanbersikapproaktifdan
terbuka setiap mendapat
masukan mengenai konsep
video atau lembar balik (Adaptif)
Menciptakan inovasi
barudalammemajukan
pelayanankeperawatan
hal ini sesuai dengan
Misi “Peningkatan
Kualitas Manusia
Indonesia yang Tinggi, MajudanSejahtera”.
NilaiPamingpinPituin: Inovatif
Keinginanuntuk
menghasilkansesuatu
yangbarudengan
membuatperubahan
yanglebihbaik
Tulus
Keinginanuntuk
memberitanpapamrih, proaktif,danresponsif
Membuatmediavideo
danlembarbalik
Video dan lembar balik
selesiadibuat
Evidence
- Video
- Lembarbalik
Sayaakanmelakukanpencarian
model/design yang mudah
dipahami oleh pasien (Berorientasi pelayanan)
Saya akan memanfaatkan aplikasi design terbaru (Adaptif)
Saya akan menggunakan
kemampuan digital saya dalam membuat media dan mencantumkan sumber yang digunakan (Kompeten)
Sayaakanmencaumkansumber
materipadamedia (Loyal)
Saya akan menampilkan data
Unggul
Keinginan untuk menjadi yang terbaik dan menghasilkan kualitas prima.
3. Pembuatanmedia
Mengkonsultasikandan
memintapersetujuan
hasilvideodanlembar
balikkepadapromkes, karudanmentor
Mendapatkanpersetujuan
untuk menggunakan
media video dan lembar balik
Evidence
- Dokumentasi
kegiatan
- Lembarkonsultasi
- Lembarpersetujuan
danmaterisecarabertanggung
jawab, cermat dan teliti (Akuntabel)
Sayaakanberkoordinasidengan semuapihakterkaitmediayang
saya buat sehigga layak untuk
dipublish dan diakses oleh banyakorang (Kolaboratif)
Saya akan menghargai
pendapat dan masukan terkait hasil media yang dibuat (Harmonis)
DampakbilatidakmenerapkannilaiASNBerAKHLAK:pembuatanmediadenganmemanfaatkanteknologimerupakaninovasiterbaru.Apabilakegiataninitidak didasaridengannilaiBerAKHLAKmakahasilkegiatanyangdidapatkanakanbersifatkuno,tidakberkembangatausebaliknyajustrutidakdapatdigunakankarena tidaksesuaidengankemampuanpasien.
4. Sosialisasipengunaan
mediaedukasi
manajemen
kecemasan
Melakukankoordinasi
dengankepalaruangan
terkaitjadwal,susunan
acaradankonsep
kegiatansosialisasi
Terlaksananya kegiatan
sosialisasi
Jadwal, konsep dan susunan acara sosialiasai
disepakati
Evidence:
- Dokumentasi
- Lembarpersetujuan
- Draft susunan acara sosialisasi
- Draft materi dan
bahantayang
Saya akan melakukan kegiatan sosialisasidenganberkoordinasi
dengan kepala ruangan, perawat ruangan dengan mempertimbangkan
arahan/masukan dari semua
pihak (Kolaboratif)
Sosialisasi yang
dilakukan kepada
semua perawat
diruangan bertujuan
agar semua perawat
dapat melakukan
kegiatan tersebut
secara bersama-sama
dan digunakan
seterusnya agar tujuan
dapat tercapai, hal
tersebut sesuai dengan
Visi “Terwujudnya
Indonesia Maju yang
NilaiPamingpinPituin:
Integritas
Menggambarkan
kejujuran, amanah dan menjungjungetikadalam
menjalankantugas
Unggul
Keinginan untuk menjadi yang terbaik dan menghasilkan kualitas prima.
Profesional
Melakukankoordinasi
bagianTUuntuk
membuatundangan sosialisasi,dan
koordinasimengenai
tempatkegiatan
Membuatmateridan
bahantayangsosialisasi
Undangan dan tempat sosialisasitersedia
Evidence:
- Undangan
- Perizinankegiatan
- Surat peminjaman ruangan/fasilitas
Materi dan bahan tayang sosialisasitersedia
Evidence:
- Materisosialisasi
- Bahan tayang sosialisasi
- Daftarhadir
Melakukan kegiatan sosialisasi edukasi
manajemen kecemasan dengan menggunakan
videodanlembarbalik
Kegiatan sosialisasi terlaksana
Evidence:
- Dokumentasi
- Daftarhadir
Saya akan menghubungi pihak
TU dengan sopan dan ramah dalam permintaan pembuatan undangan dan peminjaman alat/tempat sosialisasi
(Berorientasi Layanan)
Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian
Berlandaskan Gotong
Royong”
Nilai yang berorientasi pada pencapaian kinerja melalui penjalinan kemitraan.
Saya akan membuat materi sosialisasi erdasarkan data dan materisecaracermatdandapat dipertanggung jawabkan
(Akutabel) Saya akan menyampaikan sosialisasi secara detail dan maksimal agar semua petugas dapat menggunakan media yangdibuat (Kompeten)
Saya akan melakukan kegiatan sosialisasisesuaidenganjadwal yangtelahdisepakati (Loyal)
Evaluasipelaksanaan
kegiatansosialisasi
Kegiatan edukasi
manajemen kecemasan
mendapat dukungan dan dapat dilaksanakan di ruangan
Evidence:
- Jumlahpeserta>80%
- Lembar
evaluasi/kuesioner
- Lembarpersetujuan
- Notulensi
Saya akan proaktif dalam membuatnotulensidanevaluasi
kegiatansosialisasi (Adaptif)
Saya akan mengharagai
pendapat dari rekan sejawat
dalam upaya memaksimalkan
kegiatan implementasi (Harmonis)
DampakbilatidakmenerapkannilaiASNBerAKHLAK:kegiatansosiliasasimerupakanpenyampaiandanpersamaanpersepsiantaraperawatruangan,apabila
kegiataninitidakmenerapkannilaiBerAKHLAKmaka pelaksanaankegiatanpenyampaianselanjutnyadariperawatkepasienjugaakanterhambatdantidak dapatmendukungtercapainyatujuanbersama.
5. Implementasi
kegiatanedukasi
manajemen
kecemasan
Menyampaikanmedia
lembarbalikdan
barcodevideo
Terlaksananyakegiaatan
edukasi manajemen
kecemasan
Lembarbalikdanbarcode
videoterdapatdiruangan
Evidence:
- bvideo edukasi
manajemenkecemasan
-lembarbalik
Saya menyampaikan media
berupa hardcopy di ruangan
dengan tujuan memenuhi
kebutuhan pasien dan perawat (Berorientasi Pelayanan)
Kegiatan pelaksanaan
edukasi manajemen
kecemasan dengan
memanfaatkan media
digital dilakukan untuk
meningkatka status
Kesehatan pasien pre
operasi. Hal ini sejalan
dengan Misi
“Peningkatan Kualitas
NilaiPamingpinPituin: Integritas
Menggambarkan
kejujuran, amanah dan menjungjungetikadalam menjalankantugas
Tulus
Keinginan untuk memberi tanpa pamrih, proaktif,danresponsif
Menyampaikansoftfile
melaluiwagrup
Soft file video dan link terdapatdikomputerdan handphoneruangan
Evidence:
- Linkvideo
- Softfilelembarbalik
-
Melakukan pendampingankegiatan
edukasimanajemen
kecemasan
Kegiatan edukasi managemen kecemasan dapat dilaksanakan oleh perawatruangan
Evidence
- Dokumentasikegiatan
- Form edukasi pasien terisi
- Instrumen pengkajian skalakecemasan
Saya akan menyampaikan bentuk softcopy berupa video dan link melalui whatsapp sebagai penyimpanan data cadangan (Adaptif)
ManusiaIndonesiayang
Tinggi, Maju dan Sejahtera”.
Unggul
Keinginan untuk menjadi yang terbaik dan menghasilkan kualitas primadalampelayanan
Saya akan meminta kerjasama
semua perawat dan petugas dalam upaya pelaksanaan kegiatan (Kolaboratif)
Saya akan mengembangkan kapabilitas bersama teman sejawat, bekerjasama dalam
melakukan kegiatan (Kompeten)
Saya akan terus melakukan pendampingandanpengarahan
pada perawat diruangan dengan senantiasa membantu
agar kegiatan dapat berjalan (Loyal)
Melakukanevaluasi Pasien dapat memahami
manajemen kecemasan
preoperasi
Evidence:
- Form/linkevaluasi
- instrumen pengkajian skalakecemasan
Sayaakanmengharagimasukan pasien (Harmonis)
Saya akan jujur dan bertanggungjawab terhadap data evaluasi yang diberikan
olehpasien (Akuntabel)
DampakbilatidakmenerapkannilaiASNBerAKHLAK:apabilakegiataninitidakdidasarinilaiBerAKHLAKmakapenyampaianmateriedukasipadapasientidak
terlaksanasehinggatidakdapatmembantupasiendalammenurunkankecemasanpreoperasi,salahsatunnyadapatmenyebabkanketidakstabilanhemodinamik pasien.
6. Evaluasipelaksanaan Terlaksananya evaluasi
kegiatan
Melakukanrekaphasil
kegiatanedukasi
selama7hari
Mendapat hasil rekap datapasien
- Viewervideo
- Formedukasi
- Lembarevaluasi
- Instrumen skala
kecemasan
Saya akan melakukan evaluasi
dengancermatdantelitidengan
melihat lembar edukasi pasien
di rekam medis dan menilai
jumlah view pada video (Kompeten)
melakukan evaluasi
dengan menghargai
setiap kritik dan saran
serta melakukan
perbaikan tiada henti
merupakan wujud dari
pelaksanaan pelayanan
prima sesuai Misi
“Peningkatan Kualitas
ManusiaIndonesiayang
Tinggi, Maju dan
NilaiPamingpinPituin:
Integritas
Menggambarkan
kejujuran,amanahdan
menjungjungetika
dalammenjalankan
tugas
Unggul
Keinginanuntukmenjadi
yangterbaikdan
menghasilkankualitas
Melakukananalisishasil
implementasikegiatan
Mendapatkan hasil analisisdariimplementasi
Evidence:
- data jumlah pasien yangdiberiedukasi
- form pengisian lembaredukasi
- data tingkat
kecemasan
- dataevaluasipasien
-
Melakukan
penyampaiandan
diskusi hasil
implementasikepada
Hasil implementasi dapat
disampaikan evidance
- dokumentasikegiatan
- lembarkonsultasi
Saya akan melakukan analisis
hasil kegiatan menggunakan
softwareanalisadata (Adaptif)
Saya akan melakukan analisis datasecaramenyeluruhdengan
menganalisis mana hal yang
perlu diperbaiki dan dipertahankan agar perawat
dapat memberikan asuhan
keperawatanpreoperative lebih maksimal (Harmonsi)
Saya akan jujur dan
bertanggung jawab
memaparkan hasil evaluasi
kegiatan (Akuntabel)
Saya akan menerima kritik dan saran, dan membuat rencana
Sejahtera”.
primadalampelayanan
Tulus
Keinginanuntuk
memberitanpapamrih, proaktif,danresponsif
kepalaruangan
tindak lanjut dengan
melakukan perbaikan secara
terus-menerus (Berorientasi
Pelayanan)
Sayaakanmenyampaikanhasil
kegiatan aktualisasi kepada
semua pihak terkait (Kolaboratif)
Membuatlaporan pelaksanaankegiatan
Laporan kegiatan
aktualisasidapatdibuat
Evidence:
Draftlaporanaktualisasi
Saya akan membuat laporan
kegiatan aktualisasi sesuai
dengan timeline yang
ditentukan dan merahasiakan
identitasresponden (Loyal)
DampakbilatidakmenerapkannilaiASNBerAKHLAK:kegiatanevaluasimerupakankegiatanakhiryangperlumenjungjungtingginilaiBerAKHLAK.Bilanilaiini tidakditerapkan,makahasilevaluasibersifattidakdapatdipertanggungjawabkanakibatnyarencanatindaklanjutakanterhambatdanperbaikanjugatidak dapatdilakukansecaramaksimal.
3.7Jadwal Rencana Kegiatan
Judul Aktualisasi :Optimalisasi Edukasi Manajemen Kecemasan Menggunakan Video dan Lembar Balik pada Pasie Pre Operasi menggunakan Media Digital di Ruang Rawat Inap Kemuning Lantai 5 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Waktu Pelaksanaan: 15 Juli – 22 Agustus 2022
Tempat Pelaksanaan: Ruang Kemuning Lantai 5 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
1. Kordinasi dan konsultasi terkait gagasan kreatifyangakandiaktualisasikan
2. Analisis kebutuhan, pengumpulan informasi, data serta referensi terkait edukasimanajemenkecemasanpasienpre operasi
3. Pembuatan media video dan lembar balik tentangedukasimanajemenkecemasan
4. Sosialisasi pengunaan media edukasi manajemenkecemasanpadaperawat
5. Implementasikegiatanedukasimanajemen kecemasan
6. Evaluasi pelaksanaan edukasi manajemen kecemasan
No. Kegiatan Juli Agustus 1 2 3 4 1 2 3 4
Tabel 3.6 TimelineKegiatan Aktualisasi
47
3.8 Peran Pihak Terkait
Berikut tabel berisi mengenai pihak terkait dan peranya dalam penyusunan rancangan aktualisasi ini
Tabel 3.7 Peran Pihak Terkait
No Pihak terkaiit Peran
1. Mentor Memberikan dukungan serta masukan terkait isu yang didapatkan, serta memberi referensi terkait data-data yang ada di rumah sakit.
2. Kepala dan wakil ruangan Kemuning
Lantai 5
Memberi data, informasi yang dibutuhkan peserta untuk mendukung masalah/isu yang ditemukan serta senantiasa memberi dukungan, dan penguatan terkait kegiatan yang akan dilakukan
3. Coach Memberi bimbingan dan masukan terkait susunan kegiatan dan penulisan rancangan aktualisasi. Serta memotivasi penulis dalam melakukan kegiatan sesuai dengan arahan.
4. Tim Promkes Memberi arahan, masukan dan kesempatan bagi penulis untuk melakukan publikasi bahan edukasi yang dibuat sehingga dapat bermanfaat oleh banyak orang
5. Perawat ruangan Memberi kesempatan dan dukungan pada penulis untuk melakukan kegiatan bersama-sama demi kepentingan pasien.
48
Beck, A. T., Epstein, N., Brown, G., & Steer, R. A. (1988). An inventory for measuring clinical anxiety: Psychometric properties. Journal of Consulting and Clinical Psychology, 56(6), 893–897. https://doi.org/10.1037/0022-
http://sibangjangkri.kemkes.go.id/m/b/peraturan-menteri-pan-rb-no-35-tahun-201953d3b
http://www.depkes.go.id/ Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian RI tahun 2018.
Kozier,B.,Glenora Erb, Audrey Berman dan Shirlee J.Snyder. (2010). Buku Ajar
Fundamental Keperawatan ( Alih bahasa : Esty Wahyu ningsih, Devi yulianti, yuyun yuningsih. Dan Ana lusyana ). Jakarta :EGC
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017 ModulPelatihanDasarCalonPNS–ManajemenASN. Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. ModulPelatihanDasarCalonPNS–
SMARTASN Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. ModulPelatihanDasarCalonPNS–Habituasi. Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. ModulPelatihanDasarCalonPNS–BeorientasiPelayanan. Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. ModulPelatihanDasarCalonPNS–Akuntabel. Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. ModulPelatihanDasarCalonPNS–Kompeten. Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. ModulPelatihanDasarCalonPNS–Harmonis. Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. ModulPelatihanDasarCalonPNS–Loyal. Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. ModulPelatihanDasarCalonPNS–Adaptif. Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. ModulPelatihanDasarCalonPNS–Kolaboratif. Jakarta.
Hartono & Dayat. (2020). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kecemasan Pasien Pre
Operasi di RSUD Banyumas. Adi Husada Nursing Journal: Vol 6 No 2 hal 79.
https://doi.org/10.37036/ahnj/v6i2.168
DAFTAR PUSTAKA
49
Isaacs, A. (2005). Keperawatan Kesehatan Jiwa Psikiatri. Edisi 3. Jakarta : EGC
Muttaqin, Arif. (2017). Pengkajian Keperawatan: Aplikasi pada Praktik Klinik. Jakarta: Salemba Medika.
Nazari, Roghieh, Roghieh Ahmadzadeh, Saeid Mohammadi, and Jafar Rafiei Kiasari. 2012. “Effects of Hand Massage on Anxiety in Patients Undergoing Ophthalmology Surgery Using Local Anesthesia.” Journal of Caring Sciences1 (3): 129–34. https://doi.org/10.5681/jcs.2012.019.
Pebrianti dkk. 2016. Intervensi Nonfarmakologik untuk Mkecemasan pada Pasien Pre Operasi: Literature Review. Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes Vol. 9 No 2
Potter, Perry. (2010). Fundamental Of Nursing: Consep, Proses and Practice. Edisi 7. Vol. 3.
Jakarta : EGC
Roasdalh, C. B., & Kawalski, M. T. (2015). Buku Ajar Keperawatan Dasar (Edisi 10 Volume 3). Jakarta: EGC.
Rokawie, A., Sulastri & Anita. (2017). Relaksasi Nafas Dalam menurunkan Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi Bedah Abdomen. Jurnal Kesehatan Volume VIII No 2.
Sjamsuhidajat. 2016. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi IV. Jakarta : EGC
50
LAMPIRAN
51
Lampiran 1. Form edukasi pasien baru
52
Lampiran 2. Edukasi kecemasan