DAFTAR TABEL
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
v
1. Data Jumlah Kasus Kanker Anak Per Bulan di Rumah Sakit Kanker Dharmais……….12
2. Analisis Penapisan Isu Menggunakan Metode USG…………………………………………….17
3. Identifikasi Masalah dan Solusi Alternatif Untuk Pemecahan Masalah…………………..20
4. Matriks Rancangan Kegiatan Aktualisasi……………………………………………………………22
5. Jadwal Kegiatan Aktualisasi……………………………………………………………………………..38
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Rumah Sakit Kanker Dharmais…………………………………………………………………….4
Gambar 2. Nilai-nilai dan Budaya Organisasi Rumah Sakit Kanker Dharmais …………6
Gambar 3. Struktur Organisasi Rumah Sakit Kanker Dharmais……………………. …………….8
Gambar 4. Protokol Kemoterapi Leukemia Limfoblastik Akut Risiko Tinggi………………………14
Gambar 5. Protokol Kemoterapi Leukemia Limfoblastik Akut Risiko Biasa…………………………15
Gambar 6. Diagram Fishbone Penentuan Penyebab Isu Prioritas…………………………………….19
vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Aparatur sipil negara yang selanjutnya disingkat menjadi ASN terdiri dari pegawai negeri sipil (PNS) dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) yang bekerja pada instansi pemerintah baik tingkat pusat maupun daerah Keduanya diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan. Baik PNS maupun PPPK berhak memperoleh gaji, tunjangan, cuti, perlindungan dan pengembangan kompetensi. Namun, fasilitas, jaminan pensiun dan jaminan hari tua hanya ditujukan untuk PNS.
Pegawai ASN berfungsi dan bertugas sebagai pelaksana kebijakan publik yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas, dan mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Seorang ASN harus memiliki karakteristik berintegritas, professional, netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme agar terwujud pelaksanaan cita-cita bangsa dan tujuan negara sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Pelaksanaan manajemen ASN menggunakan sistem Merit yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi kecatatan. Hal ini dimulai dengan adanya tahapan pengadaan ASN di suatu instansi. Pengadaan ASN merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengisi formasi yang kosong disebabkan oleh karena adanya pegawai ASN yang berhenti, pensiun, meninggal dunia atau perluasan organisasi.
Jabatan ASN terdiri atas jabatan administrasi, pimpinan tinggi dan fungsional. Jabatan fungsional adalah sekolompok jabatan yang berisi fungsi dan tugas berkaitan dengan pelayanan fungsional yang berdasarkan pada keahlian dan keterampilan tertentu. Jabatan fungsional dalam ASN dapat dibagi menjadi jabatan fungsional keahlian dan jabatan fungsional keterampilan. Jabatan fungsional keahlian terdiri dari ahli utama, ahli madya, ahli muda, dan ahli pertama.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 pasal 64 ayat 2 menyebutkan bahwa instansi pemerintah wajib memberikan pendidikan dan pelatihan kepada CPNS selama satu tahun masa percobaan. Tujuan kegiatan tersebut menurut Peraturan Lembaga Administrasi Negara (LAN) nomor 1 Tahun 2021 tentang pelatihan dasar CPNS adalah mengembangkan kompetensi CPNS
1
yang dilakukan secara terintegrasi. Pelatihan ini secara spesifik bertujuan untuk menanamkan nilai moral, membangun integritas moral, kejujuran, dan menguatkan nasionalisme kebangsaan, serta meningkatkan profesionalisme PNS dalam melayani masyarakat.
Pelatihan dasar CPNS tahun 2022 diselenggarakan dengan metode blendedlearning yaitu memadukan proses pembelajaran tatap muka di dalam kelas dengan proses pembelajaran secara daring. Metode tersebut dilaksanakan melalui 4 bagian pembelajaran yang terdiri dari pembelajaran mandiri secara daring dengan memanfaatkan sistem pembelajaran Massive OpenOnlineCourse(MOOC), pembelajaran kolaboratif antara peserta latihan dasar CPNS dan tenaga pelatihan secara e-learning dan aktualisasi di tempat kerja masing-masing, pembelajaran klasikal di tempat penyelenggaraan pelatihan, dan penguatan kompetensi teknis bidang tugas.
Struktur kurikulum pelatihan dasar CPNS telah diatur dalam peraturan LAN nomor 1 tahun 2021 terbagi dalam 2 bagian yaitu kurikulum pembentukan karakter PNS dan kurikulum penguatan kompetensi teknis bidang tugas. Materi pelatihan dasar CPNS tahun 2022 meliputi wawasan kebangsaan dan nilai-nilai bela negara, analisis isu kontemporer, kesiapsiagaan bela negara, nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK (Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif), Smart ASN, Manajemen ASN, kedudukan dan peran PNS untuk mendukung terwujudnya Smart Governance dan habituasi penerapan nilai-nilai yang telah dipelajari diinternalisasi serta diwujudkan dalam bentuk aktualisasi.
Penulis bekerja di Rumah Sakit Kanker Dharmais sebagai dokter spesialis anak dengan jabatan fungsional dokter ahli pertama. Beberapa isu aktual telah berhasil diidentifikasi dan berpotensi untuk menurunkan kualitas pelayanan kanker anak di Rumah Sakit Kanker Dharmais. Oleh karena itu, penulis merancang dan segera melaksanakan kegiatan aktualisasi untuk mengatasi isu aktual sesuai dengan tugas pokok dan fungsi individu penulis.
Penyusunan laporan rancangan aktualisasi ini merupakan perwujudan penulis dalam mempraktikan nilai-nilai dasar, kode etik dan perilaku ASN di lingkungan kerja, serta mengaplikasikan teknik analisis pemecahan masalah dalam bentuk perancangan serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi salah satu isu aktual di instansi tempat penulis bekerja. Rencana pelaksanaan aktualisasi ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis, instansi tempat bekerja, dan utamanya bagi masyarakat selaku penerima layanan publik.
2
1.2 Tujuan Laporan Rancangan Aktualisasi
1.2.1
Tujuan Umum
Laporan rancangan kegiatan aktualisasi ini disusun sebagai bentuk implementasi nilai-nilai dasar ASN yang dilakukan oleh penulis dengan menerapkan karakteristik Smart ASN sebagai upaya menyelenggarakan pelayanan publik yang professional, berkualitas, menjalankan peran sebagai perekat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Repubilk Indonesia.
1.2.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari laporan rancangan kegiatan aktualisasi ini adalah sebagai berikut:
b. Sebagai pemahaman penulis terhadap wawasan kebangsaan dan nilai-nilai bela negara, dan implementasi kesiapsiagaan bela negara serta kemampuan pemecahan isu pada satuan kerja penulis.
c. Sebagai bentuk implementasi peran dan fungsi ASN, serta memahami kedudukan sebagai ASN dalam melaksanakan tugas pelayanan publik.
d. Sebagai bentuk implementasi nilai-nilai dasar ASN yang terdiri dari Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif dalam melaksanakan tugas pelayanan publik.
e. Sebagai bentuk implementasi profil Smart ASN yang terdiri dari integritas, nasionalisme, profesionalisme, berwawasan global, menguasai IT dan bahasa asing, berjiwa hospitality, berjiwa entrepreneurship, dan memiliki jaringan luas dalam melaksanakan tugas pelayanan publik.
1.3 Ruang Lingkup Rencana Kegiatan Aktualisasi
Ruang lingkup aktualisasi peserta diklat meliputi tugas pokok maupun tugas tambahan sesuai uraian tugas yang telah ditetapkan oleh unit kerja peserta. Peserta juga melakukan tugas inovasi atau kreativitas yang berkaitan dengan tugas dan jabatan. Tempat aktualisasi adalah Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta di Staf Medis Fungsional (SMF) anak.
3
BAB II GAMBARAN UMUM/ PROFIL
2.1 Profil Rumah Sakit Kanker Dharmais
2.1.1 Sejarah
Kehadiran Rumah Sakit Kanker Dharmais bermula dari adanya cita-cita mendirikan layanan kanker terpadu di Indonesia oleh para pakar penyakit kanker. Kesempatan tersebut
terbuka pada tahun 1988 ketika Bapak H. M. Soeharto sebagai ketua yayasan Dharmais meminta Prof. Dr .dr. Arry. Harryanto Reksodiputro, Sp.PD.KHOM untuk memikirkan model rumah sakit kanker yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia.
Para pakar dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan Departemen Kesehatan membentuk tim pembuatan usulan pendirian rumah sakit pada bulan Oktober 1988. Usulan tersebut diselesaikan pada Desember 1988 kemudian diserahkan kepada ketua Yayasan
Dharmais pada 9 Januari 1989. Pembangunan rumah sakit dimulai pada bulan Mei 1991, selesai pada tanggal 5 Juli 1993 kemudian diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia H.M. Soeharto pada tanggal 30 Oktober 1993.
Rumah Sakit Kanker Dharmais ditunjuk sebagai Pusat Kanker Nasional (PKN) dibawah
Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI dengan status BLU.
Status PKN Rumah Sakit Kanker Dharmais berubah menjadi Rumah Sakit Khusus Kanker Tipe
A Pada tahun 2012 melalui penetapan SK Menkes nomor 037/MENKES/SK/II/2012. RSKD terus
melakukan berbagai inovasi, salah satunya melalui pembangunan sarana dan prasarana fisik
rumah sakit yang dituangkan dalam masterplan untuk mengembangkan diri menjadi PKN
4
Gambar 1. Rumah Sakit Kanker Dharmais
Tanggal 1 November 2017, Rumah Sakit Kanker Dharmais kemudian ditetapkan sebagai PKN
oleh Menteri Kesehatan RI, Prof. DR. Dr. Nila Djuwita F. Moeloek, Sp.M(K) Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/531/2017.
Rumah Sakit Kanker Dharmais sebagai PKN merupakan comprehensive cancer center juga telah mendapatkan akreditasi KARS Internasional pada tahun 2019.
2.1.2 Visi Misi
Rumah Sakit Kanker Dharmais sebagai Rumah Sakit Unit Pelaksan Teknis Vertikal di bawah Ditjen Pelayanan Kesehatan yang khusus menangani kanker, harus mampu berperan optimal sebagai:
1. Fungsi pelayanan kesehatan kanker komprehensif
2. Pusat pendidikan dan informasi kanker nasional
3. Pusat data dan riset kanker nasional
Visi Rumah Sakit Kanker Dharmais adalah menjadi caring & smart national cancer center. Adapun rumusan misi Rumah Sakit Kanker Dharmais dibuat untuk mewujudkan visi tersebut antara lain:
1. Memberikan pelayanan kanker komprehensif sesuai dengan perkembangan kekinian berbasis bukti, serta GoodClinicalGovernance, PatientSafety, dan PatientCareCenter.
2. Menyelenggarakan pendidikan rujukan nasional di bidang kanker
3. Menyelenggarakan penelitian di bidang kanker berbasis bukti dan nilai yang dapat diterapkan dalam pelayanan.
4. Menyelenggarakan registrasi kanker berbasis rumah sakit dan berbasis populasi sebagai Pusat Data Beban Kanker Nasional.
2.1.3 Nilai-nilai dan Budaya Organisasi
Visi dan misi Rumah Sakit Kanker Dharmais didukung oleh nilai-nilai budaya organisasi.
Budaya kerja yang telah ditetapkan untuk dilakukan dalam pelaksanaan tugas oleh seluruh pegawai, mulai dari staf sampai ke tingkat pimpinan adalah “Pro Care CS” yang terdiri dari:
§ Pro – Profesional; melaksanakan dan menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu secara tuntas, memuaskan dan tepat waktu.
§ Care – peduli; berkomunikasi dengan santun kepada semua pihak.
§ C – Continous improvement atau perbaikan berkelanjutan; menghargai umpan balik coaching dan mentoring.
§ S – Synergy; saling berkomunikasi dengan jelas dan terbuka.
Keempat nilai-nilai budaya organisasi tersebut dikemas dalam sebuah logo berikut:
5
Gambar 2. Nilai-nilai dan Budaya Organisasi Rumah Sakit Kanker Dharmais
2.1.4 Tugas dan Fungsi
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta menyatakan bahwa tugas dan fungsi RS PKN Dharmais adalah sebagai berikut:
2.1.4.1 Tugas
Rumah Sakit Kanker Dharmais mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna dengan kekhususan pelayanan kesehatan di bidang penyakit kanker.
2.1.4.2 Fungsi
1. Penyusunan rencana program dan anggaran.
2. Pengelolaan pelayanan medis dengan kekhususan pelayanan kesehatan di bidang penyakit kanker.
3. Pengelolaan pelayanan penunjang medis.
4. Pengelolaan pelayanan penunjang nonmedis.
5. Pengelolaan pelayanan keperawatan.
6. Pengelolaan pendidikan dan pelatihan dengan kekhususan di bidang penyakit kanker.
7. Pengelolaan penelitian, pengembangan, dan penapisan teknologi dengan kekhususan di bidang penyakit kanker.
8. Pengelolaan keuangan dan barang milik negara.
9. Pengelolaan sumber daya manusia.
10. Pelaksanaan urusan hukum, organisasi dan hubungan masyarakat.
11. Pelaksanaan kerja sama.
6
12. Pengelolaan sistem informasi.
13. Pelaksanaan urusan umum; dan
14. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan.
2.1.5 Struktur Organisasi
Sebagaimana tertera pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 69
Tahun 2019, Rumah Sakit Kanker Dharmais dipimpin oleh seorang Direktur Utama. Direktur
Utama membawahi Direktur Pelayanan Medik Keperawatan dan Penunjang, Direktur Sumber
Daya Manusia Pendidikan dan Penelitian, Direktur Keuangan dan Barang Milik Negara. Direktur
Perencanaan Organisasi dan Umum serta Unit-unit Non Struktural yang terdiri dari Dewan
Pengawas, Komite Medik, Komite Etik dan Hukum, Satuan Pemeriksa Intern, Staf Medik Fungsional, dan Instalasi.
Komite adalah wadah non struktural yang terdiri dari tenaga ahli atau profesi yang
dibentuk untuk memberikan pertimbangan strategis kepada Direktur Utama dalam rangka peningkatan dan pengembangan pelayanan rumah sakit. Komite di Rumah Sakit Kanker Dharmais terdiri dari:
• Komite Medik
Komite medik merupakan wadah non struktural kelompok profesional medis yang keanggotaannya terdiri dari Kepala Staf Medik Fungsional Kesehatan atau yang mewakili.
• Komite Etik dan Hukum
Komite Etik dan Hukum merupakan wadah non struktural yang keanggotaannya dipilih dari dan diangkat oleh Direktur Utama.
7
Gambar 3. Struktur Organisasi Rumah Sakit Kanker Dharmais
2.1.6 Staf Medis Fungsional Anak
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta Pasal 59 dan 60, kelompok staf medis merupakan wadah nonstruktural yang terdiri atas sejumlah pejabat fungsional dokter, dokter gigi, dokter spesialis, dan dokter gigi spesialis. Kelompok staf medis berada di bawah dan bertanggung jawab kepada direktur pelayanan medik, keperawatan, dan penunjang serta mempunyai tugas melakukan kegiatan pelayanan medis dan fasilitasi pendidikan, pelatiham, penelitian, pengembangan dan penapisan teknologi di bidang kedokteran.
Staf Medis Fungsional Anak merupakan salah satu SMF di Rumah Sakit Kanker Dharmais yang memberikan layanan kanker anak berupa poliklinik rawat jalan, rawat inap untuk kemoterapi dan perbaikan klinis, tindakan diagnostik, kemoterapi rawat singkat, perbaikan klinis rawat singkat seperti tranfusi darah. Pada struktur organisasi Rumah Sakit Kanker Dharmais, SMF Anak berada dalam pengawasan komite medik serta koordinasi dengan Direktur Pelayanan Medik, Keperawatan, dan Penunjang. Adapun SMF Anak beranggotakan dokter spesialis anak konsultan hematologi onkologi, dokter spesialis anak konsultan emergensi dan rawat intensif anak, dan juga dokter spesialis anak.
8
2.2 Profil Peserta Pelatihan Dasar
Penulis merupakan peserta latihan dasar CPNS Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia golongan IIIb, dengan jabatan fungsional dokter ahli pertama di unit kerja Rumah
Sakit Kanker Dharmais. Penulis tergabung sebagai anggota SMF anak dalam pelaksanaan tugas dan fungsi pribadi sejak Tahun 2019. Adapun tugas pokok penulis sesuai sasaran kinerja pegawai sebagai dokter spesialis anak di Rumah Sakit Kanker Dharmais adalah sebagai berikut:
• Melaksanakan pelayanan customerexperience
• Melakukan pelayanan spesialis konsultan dibawah supervisi
• Melakukan tindakan spesialistik komplek tingkat 1 dibawah supervisi
• Melakukan tindakan darurat medik/ P3K tingkat sederhana
• Melakukan kunjungan visite pasien rawat inap
• Membuat catatan medik pasien rawat inap
• Membuat catatan medik pasien rawat jalan
• Melakukan tugas jaga panggilan/ on call
• Mengajar/ melatih yang berkaitan dengan bidang kesehatan
• Mengikuti seminar/ lokakarya di bidang kesehatan sebagai peserta
9
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI
3.1 Identifikasi Isu
Pelayanan medis merupakan serangkaian kegiatan yang diberikan kepada pasien sesuai standar pelayanan medis yang telah ditentukan. Pelayanan medis merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan langsung oleh fasilitas kesehatan salah satunya yaitu rumah sakit kepada pasien. Pelayanan medis meliputi pelayanan promotif, preventif, kuratif dan paliatif. Tujuan dari pelayanan medis sendiri tidak lain adalah mengupayakan kesembuhan penyakit yang ada pada diri pasien. Tindakan pelayanan yang dilaksanakan juga harus sesuai dengan prosedur yang berlaku dan tentu saja sifatnya harus dapat dipertanggungjawabkan.
Segala bentuk pelayanan yang dilakukan oleh dokter diatur dalam sebuah regulasi yang tercantum dalam Undang-undang No. 29 tahun 2004 mengenai praktik kedokteran. Begitu juga Undang-undang No.44 tahun 2009 yang menyatakan bahwa setiap rumah sakit harus menyelenggarakan tata kelola rumah sakit dan tata kelola klinis yang baik. Regulasi tersebut diharapkan dapat menjaga kualitas mutu pelayanan yang diberikan rumah sakit serta memberikan kepastian hukum bagi pasien dan dokter. Rumah Sakit Kanker Dharmais sebagai Pusat Kanker Nasional terus mengembangkan diri untuk memberikan pelayanan medis secara komprehensif dan berkualitas kepada masyarakat khususnya terkait kanker, salah satunya kanker anak. Jenis kanker pada anak sangat beragam. Kanker darah atau leukemia merupakan jenis kanker yang paling sering dijumpai pada anak menurut data WorldHealthOrganization (WHO) hingga saat ini.
Menurut WHO Global Initiative, angka kesintasan (kelangsungan hidup) 5 tahun kanker anak di negara berkembang hanya sebesar ±15-30% bila dibandingkan dengan negara maju yang mencapai 80%. Data kesintasan kanker anak termasuk leukemia di Indonesia hingga saat ini masih dalam tahap registrasi data termasuk di Rumah Sakit Kanker Dharmais. Hal ini disebabkan oleh tidak terdiagnosisnya suatu kanker anak dengan tepat, terdiagnosis namun tidak segera menjalani pengobatan, sudah menjalani pengobatan namun tidak adekuat oleh karena minimnya support system. Sebagai pusat rujukan tersier khusus kanker, Rumah Sakit Kanker Dharmais sering kali dikunjungi pasien kanker anak datang berobat dalam kondisi stadium lanjut. Hal ini turut menyumbang rendahnya angka kesintasan kanker anak tersebut di negara berkembang bila dibandingkan dengan negara maju. Target angka kesintasan kanker anak di negara berkembang pada tahun 2030 telah ditetapkan oleh WHO sejak
September 2018 menjadi 60%. Peran Rumah Sakit Kanker Dharmais sebagai Pusat Kanker Nasional dalam hal mendukung tercapainya target angka kesintasan tersebut sangatlah
10
diharapkan, salah satunya dengan mengoptimalisasikan peran satuan kerja yaitu SMF Anak, salah satunya melalui peran dokter spesialis anak yaitu penulis.
Berdasarkan hasil environmentalscanning meliputi observasi dan pengambilan data kasar selama dua tahun bekerja di SMF Anak Rumah Sakit Kanker Dharmais, beberapa isu aktual yang telah teridentifikasi antara lain:
§ Isu ke – 1 : Kurangnya ruang perawatan kanker anak termasuk ruangan isolasi tekanan positif untuk pasien dengan demam neutropenia di Rumah Sakit Kanker Dharmais.
Dasar isu : Tata laksana kanker pada anak secara garis besar dapat berupa terapi kuratif dan paliatif. Pengobatan kanker pada anak secara kuratif saat ini yang dapat dilakukan diantaranya kemoterapi (mayoritas), pembedahan dan radioterapi. Ketepatan waktu pengobatan kemoterapi merupakan salah satu kunci keberhasilan pengobatan kanker pada anak terutama leukemia akut. Salah satu faktor ketepatan waktu kemoterapi adalah tersedianya fasilitas ruang perawatan untuk kemoterapi rawat inap di rumah sakit. Rumah Sakit Kanker Dharmais hingga saat ini mempunyai ruang perawatan untuk kanker anak sebanyak 30 tempat tidur, mayoritas diperuntukkan kemoterapi sisanya perbaikan klinis pasien. Ruang perawatan tersebut terdiri dari 2 kelas VIP, 4 kelas I, 12 kelas 2, 12 kelas 3, dan belum adanya ruang isolasi tekanan positif khusus perawatan pasien kanker anak dengan demam neutropenia. Jumlah permintaan rawat inap pasien anak untuk kemoterapi berdasarkan data admisi adalah 1-5 pasien per hari, sedangkan jumlah pasien pulang pasca perawatan kemoterapi sebanyak 0-3 pasien per hari. Dari data tersebut, terdapat kesenjangan sekitar 1-2 pasien anak tidak dapat masuk rawat untuk menjalani kemoterapi tepat waktu.
§ Isu ke – 2 : belum optimalnya kesesuaian penjadwalan kemoterapi leukemia
limfoblastik akut pada anak oleh orangtua pasien di Rumah Sakit Kanker Dharmais.
Dasar isu :
Kanker anak adalah kanker yang menyerang anak berusia di bawah 18 tahun. Menurut Sistem Registrasi Kanker di Indonesia (SriKanDI), perkiraan angka kejadian kanker anak sebesar 9 per 100.000 anak, usia 0-5 tahun angka kejadiannya lebih tinggi yaitu 18 per 100.000 anak, sedangkan usia 5-14 tahun 10 per 100.000 anak. Terdapat 6 jenis kanker yang sering menyerang anak-anak diantaranya leukemia, retinoblastoma, osteosarkoma, neuroblastoma, limfoma maligna, dan karsinoma nasofaring. Leukemia merupakan kanker tertinggi pada anak (2,8 per 100.000 anak), dilanjutkan oleh retinoblastoma (2,4 per 100.000 anak), osteosarkoma (0,97 per
11
100.000 anak), limfoma maligna (0,75 per 100.000 anak), karsinoma nasofaring (0,43 per 100.000 anak), dan neuroblastoma (10,5 per 1.000.000 anak).
Sekitar 60-70% kasus leukemia ditemukan di berbagai rumah sakit yang mempunyai pelayanan kanker anak begitupun Rumah Sakir Kanker Dharmais seperti yang tercantum pada Tabel 1 sekitar 48%. Prevalensi leukemia limfoblastik akut pada anak cukup tinggi dibandingkan dengan prevalensi jenis mieloblastik dan kanker anak
lainnya, oleh karena itu modalitas kemoterapi sebagai pengobatan masih menjadi primadona yang dapat dilakukan di Indonesia hingga saat ini. Stratifikasi leukemia akut pada anak yang saat ini digunakan adalah risiko biasa dan risiko tinggi. Penggunaan protokol kemoterapi leukemia akut baik risiko biasa maupun risiko tinggi telah
12
Diagnosis Jumlah Subyek Leukemia limfoblastik akut 40 Rabdomiosarkoma 7 Osteosarkoma 5 Karsinomanasofaring 5 Limfoma Burkit 4 Neuroblastoma 4 Leukemia mieloblastik akut 2 Hepatoblastoma 2 Retinoblastoma 2 Limfoma Non Hodgkin 1 Meduloblastoma 1 Disgerminoma 1 Yolk sac tumor 1 Glioma 1 Anaplasticlargecelllymphoma 1 Hemangioma 1 Juvenilemyelomonocyticleukemia 1 Leukemia mieloblastik kronik 1 Sindrom mielodisplasia refrakter anemia 1 Karsinoma ginjal 1 Total 82
Tabel 1. Data Jumlah Kasus Kanker Anak Per Bulan di Rumah Sakit Kanker Dharmais
digunakan dan disepakati secara nasional oleh Unit Kerja Koordinasi HematologiOnkologi Anak. Protokol kemoterapi leukemia limfoblastik akut risiko tinggi terdiri dari 4 fase (induksi, konsolidasi, intensifikasi, dan pemeliharaan), sedangkan pada risiko rendah tidak ada intensifikasi. Regimen kemoterapi hampir sama namun terdapat beberapa perbedaan jenis obat dan dosis seperti yang tertera pada Gambar 4 dan 5. Pengobatan kemoterapi sesuai protokol memakan waktu selama 107-110 minggu (± 2 tahun) dan diharapkan tepat waktu. Namun, banyak faktor yang berperan dalam ketepatan waktu mendapatkan kemoterapi sesuai jadwal protokol. Faktor internal antara lain perjalanan penyakit/ biologi tumor, kondisi pasien termasuk pemeriksaan laboratorium, dan toleransi tubuh akibat efek obat kemoterapi sebelumnya. Sedangkan faktor eksternal antara lain adanya peraturan sistem jaminan kesehatan, kebijakan skrining COVID-19, dan peran serta orangtua. Semua faktor tersebut mempunyai peranan penting dalam keberhasilan pengobatan leukemia limfoblastik akut. Faktor yang saat ini paling mungkin dilakukan intervensi adalah peran serta orangtua. Kerjasama orangtua dalam membaca dan memahami protokol kemoterapi sangat dibutuhkan agar ketepatan waktu mendapatkan kemoterapi sesuai protokol tersebut terwujud
Isu ini berasal dari hasil pengamatan langsung penulis selama bekerja di Rumah Sakit Kanker Dharmais. Selama pengamatan, kerap kali banyak orang tua pasien masih belum mengerti dan memahami cara membaca protokol kemoterapi dengan baik dan benar sehingga terjadi ketidaktepatan waktu pemberian kemoterapi sesuai protokol.
13
14
Gambar 4. Protokol Kemoterapi Leukemia Limfoblastik Akut Risiko Tinggi
15
Gambar 5. Protokol Kemoterapi Leukemia Limfoblastik Akut Risiko Biasa
§ Isu ke – 3 : Kurangnya sumber daya dokter anak subspesialistik non hematologionkologi di Rumah Sakit Kanker Dharmais
Dasar isu :
Penanganan kanker pada anak membutuhkan tim multidisiplin, baik tenaga medis maupun nonmedis. Tenaga medis meliputi dokter, perawat, dietisien, dan ahli farmasi, sedangkan nonmedis meliputi dukungan keluarga, pemerintah, pembiayaan dan lainnya. Dokter yang menangani kanker anak adalah dokter spesialis anak konsultan hematologi-onkologi anak beserta tim dokter lainnya berasal dari beragam profesi dan keilmuan terkait kanker anak. Rumah Sakit Kanker Dharmais hingga saat ini mempunyai 2 dokter spesialis anak konsultan hematologi-onkologi anak, 1 dokter spesialis anak konsultan emergensi dan rawat intensif anak, dan 2 dokter spesialis anak, serta dokter spesialis lain non-Ilmu Kesehatan Anak. Rumah Sakit Kanker Dharmais sebagai Pusat Kanker Nasional kedepannya diharapkan mampu melakukan program transplantasi sel punca sebagai terapi definitif leukemia pada anak. Transplantasi sel punca adalah penggantian sistem hematopietik dengan sel punca yang baru dan sehat baik berasal dari donor maupun tubuh pasien sendiri. Program tersebut salah satunya perlu ditunjang oleh kelengkapan sumber daya manusia seperti ketersediaan dokter spesialis anak subspesialistik non-hematologi-onkologi anak yang hingga saat ini belum tersedia.
3.2 Penetapan Isu Prioritas
Berdasarkan isu aktual yang telah teridentifikasi, penentuan isu prioritas atau core issue perlu dilakukan agar memahami isu secara utuh dan didapatkan alternatif jalan keluar pemecahan isu tersebut. Metode analisis yang digunakan dalam proses penapisan isu adalah metode analisis USG (Urgency/ Kepentingan, Seriousness/ Kegawatan, dan Growth/ Perkembangan). Berikut penjelasan metode tersebut:
1. Urgency
Seberapa penting atau mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan waktu yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk memecahkan masalah yang menyebabkan isu tersebut.
2. Seriousness
Seberapa gawat/ serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat yang akan timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut atau akibat yang menimbulkan masalah-masalah lain jika masalah penyebab isu tidak dipecahkan.
16
3. Growth
Seberapa besar potensi berkembangnya isu tersebut menjadi semakin memburuk jika tidak ditangani segera.
Cara menggunakan metode USG adalah dengan menentukan derajat tingkat urgensi, keseriusan dan potensi berkembangnya masing-masing isu dalam skala Likert. Berikut tabel metode USG yang menjelaskan proses penapisan isu aktual:
Tabel 2. Analisis Penapisan Isu Menggunakan Metode USG
1 Kurangnya ruang perawatan kanker anak termasuk
positif untuk pasien dengan
2
3
sumber daya dokter anak subspesialistik
Keterangan Skor/Skala Likert
5 = sangat besar
4 = besar
3 = sedang
2 = kecil
1 = sangat kecil
Berdasarkan analisis penapisan isu menggunakan metode USG dan diskusi dengan mentor, didapatkan bahwa isu aktual nomor 2 yaitu “belum optimalnya kesesuaian penjadwalan kemoterapi leukemia limfoblastik akut pada anak oleh orangtua pasien di Rumah Sakit Kanker Dharmais”, menjadi peringkat tertinggi dengan skor USG sebesar 15, dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Berdasarkan urgensi memiliki skor 5 – isu tersebut menjadi pembahasan prioritas dengan mentor dan perlu ditangani segera oleh karena mengatasi kanker pada anak baik leukemia maupun kanker jenis lain berbanding lurus dengan waktu. Semakin sesuai penjadwalan kemoterapi yang dipahami oleh orang tua, semakin dapat
17
No Identifikasi Isu Skor USG Total U S G
ruangan isolasi tekanan
demam neutropenia di
Dharmais 4 5 4 13
Rumah Sakit Kanker
Belum
kemoterapi leukemia limfoblastik akut
anak oleh orangtua pasien di Rumah Sakit Kanker Dharmais 5 5 5 15
optimalnya kesesuaian penjadwalan
pada
non-hematologi-onkologi
Kanker Dharmais 3 3 4 10
Kurangnya
di Rumah Sakit
menjalankan kemoterapi tepat waktu dan semakin baik hasil pengobatan kanker pada anak.
2. Berdasarkan keseriusan memiliki skor 5 – isu tersebut menjadi sangat serius oleh karena latar belakang pendidikan dan status sosioekonomi orangtua pasien kanker anak sangat beragam. Pemahaman kesesuaian penjadwalan yang baik dengan persepsi yang sama antara dokter dan orantua menjadi harapan agar kemoterapi tetap tepat waktu sesuai dengan protokol.
3. Berdasarkan potensi berkembangnya memiliki skor 5 – isu tersebut dikhawatirkan berpotensi mengakibatkan kerugian bagi pasien oleh karena jika kanker pada anak tertangani telat waktu, perjalanan penyakit/ biologi tumor tersebut dapat dengan mudah berkembang.
3.3 Keterkaitan Isu dengan Dampak
Dampak jika isu prioritas tidak segera diselesaikan adalah sebagai berikut:
1. Jadwal kemoterapi anak dengan leukemia limfoblastik akut tertunda.
2. Pengobatan pasien anak dengan leukemia limfoblastik akut menjadi lebih lama dari waktu yang seharusnya.
3. Prognosis (perkiraan) perjalanan penyakit anak dengan leukemia limfoblastik akut menjadi lebih buruk.
4. Angka kesintasan leukemia limfoblastik akut pada anak di Rumah Sakit Kanker Dharmais memburuk.
5. Angka kesintasan leukemia limfoblastik akut pada anak di Indonesia memburuk.
6. Target angka kesintasan kanker anak 5 tahun di negara berkembang pada tahun 2030 tidak mencapai 60%.
3.4 Penentuan Penyebab Isu Prioritas
Akar penyebab masalah dari isu prioritas terpilih kemudian dianalisis menggunakan diagram fishbone. Identifikasi kategori akar masalah dari isu tersebut dilakukan menggunakan cara 6M (Machine, Method,Material, Man/MindPower,Measurement,MotherNature) sebagai berikut:
18
Belum adanya
materi edukasi yang
terstandardisasi
media digital untuk edukasi
Material
PENYEBAB AKIBAT
Machine Method
Belum adanya pemanfaatan media digital untuk edukasi
Kurangnya reedukasi
secara rutin
Belum adanya
evaluasi berkala
pemberian edukasi
Perilaku budaya
berobat orangtua
pasien sangat beragam
Terbatasnya waktu
tenaga kesehatan
untuk edukasi
Belum optimalnya kesesuaian
penjadwalan kemoterapi leukemia limfoblastik akut pada anak
oleh orangtua pasien di Rumah Sakit Kanker Dharmais
Latar belakang
sosioekonomi orangtua
pasien sangat beragam
Latar belakang
pendidikan orangtua
pasien sangat beragam
Measurement
Mother Nature
Man/ Mind Power
19
Gambar 6. Diagram Fishbone Penentuan Penyebab Isu Prioritas
3.5 Deskripsi Gagasan dan Pemecahan Masalah
Dari penyebab-penyebab yang sudah teridentifikasi, selanjutnya penulis memperkirakan solusi dari penyebab-penyebab tersebut dan merangkumnya dalam tabel berikut:
Tabel 3. Identifikasi Masalah dan Solusi Alternatif Untuk Pemecahan Masalah
No Penyebab Masalah Solusi Kegiatan
1 Belum adanya materi edukasi yang terstandardisasi
Penyusunan materi edukasi yang terstandardisasi
Melakukan FocusGroup
Discussion bersama tim SMF Anak untuk menyusun draft materi edukasi yang terstandardisasi
2 Kurangnya pemanfaatan media digital untuk edukasi
3 Kurangnya reedukasi secara rutin
4 Belum adanya evaluasi berkala terkait pemberian edukasi
Pemanfaatan teknologi digital dalam memberikan edukasi
Membuat video edukatif dari materi yang telah terstandardisasi
Melakukan reedukasi berkala Sosialisasi dan pemberian materi edukasi secara berkala
Melakukan reevaluasi berkala Sosialisasi dan pemberian kegiatan reevaluasi secara berkala
5 Terbatasnya waktu tenaga kesehatan untuk
melakukan edukasi
6 Latar belakang pendidikan
orangtua pasien sangat beragam
Melakukan reedukasi berkala Pemberian materi edukasi berbasis
teknologi berupa video edukatif
Penyusunan materi edukasi yang dapat dimengerti semua kalangan
Melakukan FocusGroup
Discussion bersama orangtua pasien dan skrining latar belakang pendidikan orangtua pasien, kemudian menyusun materi
20
7 Latar belakang
sosioekonomi orangtua
pasien sangat beragam
8 Perilaku berobat orangtua
Penyusunan materi edukasi
yang mudah diakses
edukasi yang seragam
dan mudah dimengerti
Melakukan FocusGroup
Discussion dan skrining latar belakang
sosioekonomi orangtua
pasien, kemudian
membuat materi edukasi
yang mudah diakses
pasien sangat beragam Melakukan reedukasi berkala Melakukan FocusGroup
Discussion dan skrining perilaku berobat, dan sosialisasi materi
edukasi secara berkala
Berdasarkan uraian di atas, penulis menciptakan gagasan untuk menyelesaikan masalah yaitu “penyusunan video edukatif untuk orangtua pasien dalam mengoptimalkan kesesuaian penjadwalan kemoterapi leukemia limfoblastik akut pada anak di Rumah Sakit Kanker Dharmais”, terdiri dari beberapa gagasan kegiatan yang menjawab penyebab permasalahan, yaitu:
1. Melakukan FocusGroupDiscussionyang terdiri dari SMF Anak dengan orangtua pasien.
2. Melakukan FocusGroup Discussion yang terdiri dari SMF Anak, staf keperawatan, dan farmasi Rumah Sakit Kanker Dharmais.
3. Mengumpulkan referensi materi edukasi dan informasi terkait pembuatan video edukatif.
4. Pembuatan video edukatif.
5. Melakukan sosialisasi video edukatif.
6. Melakukan evaluasi kegiatan sosialisasi. Gagasan tersebut akan dilaksanakan selama 5 minggu mulai tanggal 30 Juni s.d 5 Agustus 2022 di unit kerja penulis, Rumah Sakit Kanker Dharmais dengan rincian akan dituliskan pada matriks rancangan aktualisasi.
21
3.6 Matriks Rancangan Kegiatan Aktualisasi
Unit kerja : Dokter Ahli Pertama Satuan Medis Fungsional Anak, Rumah Sakit Kanker Dharmais
Isu yang diangkat : Belum optimalnya kesesuaian penjadwalan kemoterapi leukemia limfoblastik akut pada anak oleh orangtua pasien
di Rumah Sakit Kanker Dharmais
Gagasan : Penyusunan video edukatif untuk orangtua pasien dalam mengoptimalkan kesesuaian penjadwalan kemoterapi
leukemia limfoblastik akut pada anak di Rumah Sakit Kanker Dharmais
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Kontribusi
Terhadap Tujuan
Organisasi
Penguatan Nilai
Organisasi
1 Melakukan
FocusGroup
Discussion yang
terdiri dari SMF
Anak dengan
orangtua pasien
a. Koordinasi antara
SMF Anak dengan
orangtua pasien
terkait rencana
pelaksanaan Focus
GroupDiscussion
dalam rangka penyusunan video
edukatif
§ Screenshot
whatsapp
§ Foto kegiatan
pendekatan
mengajak
koordinasi
Sesuai dengan nilai ASN:
§ Berorientasi Pelayanan – kegiatan
koordinasi bertujuan memenuhi
kebutuhan pasien dengan cara
mengajak dengan ramah orangtua
pasien untuk mengikuti kegiatan Focus
GroupDiscussion.
§ Akuntabel – melakukan permintaan izin
wewenang ketua SMF Anak untuk
mengadakan kegiatan FocusGroup
Discussion antara SMF Anak dan orangtua pasien.
§ Kompeten – meningkatkan kompetensi
diri dalam hal persuasi anggota SMF
Anak dan orangtua untuk tertarik
Sesuai visi
organisasi:
menjadi caring& smart national cancer center.
Sesuai misi
organisasi:
memberikan
pelayanan
kanker
komprehensif
sesuai dengan
Good Clinical Governance, PatientSafety,
Penguatan nilai budaya organisasi
§ Care: berkomunikasi dengan santun terhadap anggota SMF anak dan orangtua pasien.
§ Synergy: berkomunikasi
dengan jelas dan terbuka terhadap
anggota SMF anak dan orangtua pasien.
22
Tabel 4. Matriks Rancangan Kegiatan Aktualisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
b. Mengundang anggota SMF Anak dan orangtua pasien
mengikuti kegiatan FocusGroup Discussion.
§ Harmonis – melakukan kegiatan koordinasi tanpa membeda-bedakan
latar belakang orangtua pasien.
§ Loyal – kegiatan koordinasi ini memegang teguh Undang-Undang
Dasar 1945 Pasal 28 H ayat 1 dalam
memenuhi hak dan kewajiban warga negara untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan.
§ Adaptif – melakukan pendekatan
terhadap orangtua pasien, salah satunya
dengan menggunakan teknologi whatsapp untuk mengajak berpartisipasi
mengikuti FocusGroupDiscussion.
§ Kolaboratif – melakukan pendekatan terhadap orangtua pasien untuk berkontribusi dalam kegiatan Focus GroupDiscussion.
dan Patient Care Center
§ Surat undangan
§ Agenda diskusi
Sesuai dengan nilai ASN:
§ Berorientasi Pelayanan – kegiatan
mengundang anggota SMF anak dan
orangtua pasien sebagai bentuk
memenuhi kebutuhan pasien dengan
cekatan dan solutif.
§ Akuntabel – menggunakan izin
wewenang dari ketua SMF Anak untuk
meminta sekretaris SMF Anak membuat
surat undangan yang dibubuhi tanda
tangan ketua SMF Anak.
Sesuai visi organisasi: menjadi caring& smart national cancer center.
Sesuai misi organisasi: memberikan pelayanan kanker
Penguatan nilai budaya organisasi
§ Profesional: Membuat dan menyebarkan undangan secara profesional
23
c. Mengadakan
FocusGroup
Discussion secara luring dan daring untuk mengetahui
latar belakang orangtua pasien
serta audiensi
tentang video edukatif
§ Kompeten – membantu sekretaris SMF
Anak dalam membuat surat undangan.
§ Harmonis – menghargai semua partisipan yang diundang dengan
menuliskan nama lengkap beserta gelar (jika ada dan diketahui) di surat/ text undangan whatsapp.
§ Loyal – mencantumkan nama instansi demi menjaga nama baik pada surat/ text undangan whatsapp.
§ Adaptif – menggunakan teknologi whatsapp dalam mengirim undangan.
§ Kolaboratif – kegiatan membuat dan menyebarkan undangan melibatkan peran sekretaris anak yang merangkap
sebagai sekretaris yayasan pemerhati
kanker anak agar target undangan tercapai.
§ Screenshoot foto
dokumentasi
diskusi daring
§ Foto
dokumentasi
luring
§ Screenshoot
dokumentasi
daftar hadir
daring
§ Daftar hadir partisipan luring
Sesuai dengan nilai ASN:
§ Berorientasi Pelayanan – melakukan
kegiatan diskusi baik secara daring
maupun luring dengan ramah antara
SMF Anak dengan orangtua pasien agar
membuahkan hasil yang solutif demi kebutuhan pasien.
§ Akuntabel – melakukan diskusi dengan
bertanggung jawab, disiplin waktu, dan berintegritas tinggi.
§ Kompeten – melaksanakan diskusi untuk
dengan memberikan kualitas yang terbaik.
komprehensif
sesuai dengan
Patient Care Center
Sesuai visi
organisasi: menjadi caring& smart national cancer center.
Sesuai misi
organisasi: memberikan pelayanan
kanker
komprehensif
sesuai dengan
Penguatan nilai budaya organisasi
§ Profesional: Melakukan Focus Group Discussion dengan tuntas, memuaskan dan tepat waktu.
§ Care: berkomunikasi
dengan santun
terhadap
anggota SMF
24
d. Mencatat masukan dan saran saat diskusi
§ Harmonis – memulai dan mengakhiri diskusi dengan berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing, menghargai pendapat/ masukan tiap partisipan saat berdikusi tanpa membedakan latar belakang.
§ Loyal – menyanyikan lagu Indonesia Raya sebelum diskusi dimulai kemudian tetap menjaga nama baik relasi dan instansi selama berdiskusi.
§ Adaptif – melakukan diskusi salah satunya dengan metode daring menggunakan applikasi zoom.
§ Kolaboratif – memberikan kesempatan kepada semua partisipan baik SMF Anak dan orangtua pasien untuk berkontribusi menyampaikan pendapat atau pertanyaan.
§ Notulensi hasil diskusi Sesuai dengan nilai ASN:
§ Berorientasi Pelayanan – menjadi pribadi yang dapat diandalkan dalam membuat notulensi diskusi secara cekatan dan solutif.
§ Akuntabel – membuat notulensi secara jujur dan bertanggung jawab.
§ Kompeten – mengerjakan notulensi dengan kualitas terbaik.
§ Harmonis – menghargai hasil diskusi
tanpa memihak partisipan tertentu karena latar belakangnya.
Good Clinical Governance, PatientSafety, dan Patient Care Center
anak dan orangtua pasien selama diskusi.
§ Synergy: berkomunikasi dengan jelas dan terbuka terhadap anggota SMF anak dan orangtua pasien selama diskusi.
Sesuai visi organisasi: menjadi caring& smart national cancer center.
Sesuai misi organisasi: memberikan pelayanan
kanker
komprehensif sesuai dengan
Penguatan nilai budaya organisasi
§ Profesional: Membuat notulensi diskusi dengan tuntas, memuaskan dan tepat waktu.
§ Care: berkomunikasi dengan santun dengan sekretaris SMF
25
2 Melakukan
FocusGroup
Discussion yang
terdiri dari SMF
Anak, staf
keperawatan, dan farmasi
Rumah Sakit
Kanker
Dharmais
a. Koordinasi internal
antara SMF Anak
dengan staf
keperawatan dan
farmasi dalam
rangka
penyusunan draft materi dan video
edukatif yang
terstandaridisasi
§ Screenshot
whatsapp
§ Foto kegiatan
pendekatan
mengajak koordinasi
§ Loyal – menghargai hasil diskusi dengan
tetap menjaga nama baik relasi dan instansi.
§ Adaptif – mengetik notulensi pada Microsoft Word.
§ Kolaboratif – melakukan kerjasama
dengan sekretaris SMF Anak dalam
membuat notulensi diskusi.
Sesuai dengan nilai ASN:
§ Berorientasi Pelayanan – kegiatan
koordinasi diawali dengan cara
mengajak dengan ramah anggota SMF
Anak, staf keperawatan dan farmasi
untuk mengikuti kegiatan FocusGroup
Discussion.
§ Akuntabel – melakukan permintaan izin
wewenang dari ketua SMF Anak untuk
mengadakan kegiatan FocusGroup
Discussion antara SMF Anak dengan staf keperawatan dan farmasi.
§ Kompeten – meningkatkan kompetensi
diri dalam hal persuasi anggota SMF
Anak, staf keperawatan, dan farmasi
untuk tertarik mengikuti kegiatan Focus
GroupDiscussion.
§ Harmonis – melakukan kegiatan
koordinasi tanpa membeda-bedakan
latar belakang profesi.
Good Clinical Governance Anak saat
Sesuai visi
organisasi: menjadi caring&
smart national cancer center.
Sesuai misi
organisasi: memberikan pelayanan kanker komprehensif
sesuai dengan
Good Clinical Governance
membuat
notulensi diskusi
§ Synergy: berkomunikasi
dengan jelas dan terbuka dengan
sekretaris SMF
anak saat
membuat
notulensi diskusi
Penguatan nilai budaya organisasi
§ Care: berkomunikasi
dengan santun terhadap
anggota SMF anak, staf keperawatan dan farmasi.
§ Synergy: berkomunikasi
dengan jelas dan terbuka terhadap
anggota SMF
anak,staf keperawatan dan farmasi.
26
b. Mengundang unit kerja terkait yaitu
SMF Anak, staf
keperawatan, dan farmasi
§ Loyal – kegiatan koordinasi ini
memegang teguh Undang-Undang
Dasar 1945 Pasal 28 H ayat 1 dalam
memenuhi hak dan kewajiban warga
negara untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan.
§ Adaptif – melakukan pendekatan
terhadap anggota SMF Anak, staf
keperawatan dan farmasi, salah satunya
dengan menggunakan teknologi
whatsapp untuk mengajak berpartisipasi mengikuti FocusGroupDiscussion.
§ Kolaboratif – melakukan pendekatan
terhadap anggota SMF Anak, staf
keperawatan dan farmasi untuk
berkontribusi dalam kegiatan Focus GroupDiscussion.
§ Surat undangan
§ Agenda diskusi
Sesuai dengan nilai ASN:
§ Berorientasi Pelayanan – kegiatan
mengundang anggota SMF anak, staf
keperawatan dan farmasi sebagai
bentuk profesi yang dapat diandalkan
dalam memenuhi kebutuhan pasien
§ Akuntabel – menggunakan izin
wewenang ketua SMF Anak untuk
meminta sekretaris SMF Anak membuat
surat undangan yang dibubuhi tanda
tangan ketua SMF Anak
§ Kompeten – membantu sekretaris SMF
Anak dalam membuat surat undangan.
Sesuai visi
organisasi: menjadi caring& smart national cancer center.
Sesuai misi
organisasi: memberikan
pelayanan
kanker
komprehensif
sesuai dengan
Penguatan nilai budaya organisasi
§ Profesional: Membuat dan menyebarkan undangan secara profesional
27
c. Mengadakan
FocusGroup
Discussion secara
luring dan daring
dalam penyusunan
draft materi untuk
video edukatif
yang
terstandardisasi
§ Screenshoot
foto
dokumentasi
diskusi daring
§ Foto
dokumentasi
luring
§ Screenshoot
dokumentasi
daftar hadir daring
§ Daftar hadir
partisipan luring
§ Harmonis – menghargai semua
partisipan yang diundang dengan
menuliskan nama lengkap beserta gelar (jika ada dan diketahui) di surat/ text undangan whatsapp.
§ Loyal – mencantumkan nama instansi demi menjaga nama baik pada surat/ text undangan whatsapp.
§ Adaptif – menggunakan teknologi whatsapp dalam mengirim undangan.
§ Kolaboratif – kegiatan membuat dan menyebarkan undangan melibatkan kontribusi peran sekretaris anak
Sesuai dengan nilai ASN:
§ Berorientasi Pelayanan – melakukan
kegiatan diskusi baik secara daring maupun luring dengan ramah antara
SMF Anak, staf keperawatan dan farmasi agar membuahkan hasil yang solutif demi kebutuhan pasien.
§ Akuntabel – melakukan diskusi dengan bertanggung jawab, disiplin waktu, dan berintegritas tinggi.
§ Kompeten – melaksanakan diskusi untuk dengan memberikan kualitas yang terbaik.
§ Harmonis – memulai dan mengakhiri diskusi dengan berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing, menghargai pendapat/ masukan tiap
Good Clinical Governance
Sesuai visi
organisasi: menjadi caring&
smart national cancer center. Sesuai misi
organisasi: memberikan pelayanan kanker
komprehensif
sesuai dengan
perkembangan
kekinian berbasis
bukti dan Good Clinical Governance
Penguatan nilai budaya organisasi
§ Profesional: Melakukan Focus Group Discussion dengan tuntas, memuaskan dan tepat waktu.
§ Care: berkomunikasi
dengan santun terhadap anggota SMF anak, staf keperawatan dan farmasi selama diskusi.
§ Synergy:
28
d. Mencatat masukan dan saran saat diskusi
§ Notulensi hasil diskusi
partisipan saat berdikusi tanpa
membedakan latar belakang/ profesi.
§ Loyal – menyanyikan lagu Indonesia
Raya sebelum diskusi dimulai kemudian
tetap menjaga nama baik profesi dan instansi selama berdiskusi.
§ Adaptif – melakukan diskusi salah
satunya dengan metode daring menggunakan applikasi zoom.
§ Kolaboratif – memberikan kesempatan
kepada semua partisipan baik SMF
Anak, staf keperawatan dan farmasi untuk berkontribusi menyampaikan pendapat atau pertanyaan.
Sesuai dengan nilai ASN:
§ Berorientasi Pelayanan – menjadi pribadi yang dapat diandalkan dalam membuat
notulensi diskusi secara cekatan dan solutif.
§ Akuntabel – membuat notulensi secara
jujur dan bertanggung jawab.
§ Kompeten – mengerjakan notulensi dengan kualitas terbaik.
§ Harmonis – menghargai hasil diskusi tanpa memihak partisipan tertentu karena latar belakang/ profesi tertentu.
§ Loyal – menghargai hasil diskusi dengan tetap menjaga nama baik profesi dan instansi.
§ Adaptif – mengetik notulensi pada Microsoft Word.
berkomunikasi
dengan jelas dan terbuka terhadap
anggota SMF anak, staf keperawatan dan farmasi selama diskusi.
Sesuai visi
organisasi: menjadi caring&
smart national cancer center.
Sesuai misi
organisasi: memberikan pelayanan kanker
komprehensif
sesuai dengan
perkembangan
kekinian berbasis
bukti dan Good
Penguatan nilai
budaya organisasi
§ Profesional: Membuat notulensi diskusi dengan tuntas, memuaskan dan tepat waktu.
§ Care: berkomunikasi dengan santun
dengan
sekretaris SMF
Anak saat
membuat
notulensi diskusi
§ Synergy:
29
§ Kolaboratif – melakukan kerjasama
dengan sekretaris SMF Anak dalam
membuat notulensi diskusi.
Clinical Governance berkomunikasi
dengan jelas dan
terbuka dengan
sekretaris SMF anak saat membuat notulensi diskusi
3 Mengumpulkan
referensi materi
edukasi dan
informasi
terkait
pembuatan
video edukatif
a. Mengumpulkan
referensi sebagai
bahan acuan
penyusunan
materi edukasi
§ Data referensi Sesuai dengan nilai ASN:
§ Berorientasi Pelayanan – menjadi pribadi yang dapat diandalkan dalam
mengumpulkan referensi materi edukasi
yang sahih.
§ Akuntabel – mencari referensi materi
edukasi secara jujur, bertanggung
jawab, efektif dan efisien.
§ Kompeten – mengerjakan kegiatan
pencarian referensi dengan kualitas
terbaik serta meningkatkan kompetensi
diri dalam pencarian referensi materi
edukasi yang sahih.
§ Harmonis – menghargai masukan dari
sejawat apapun latar belakangnya jika
diberikan saran dalam mencari referensi.
§ Loyal – mencari referensi yang sahih
dengan tetap memegang teguh ideologi
Pancasila.
§ Adaptif – pencarian referensi materi
edukasi merupakan bentuk bertindak
proaktif dan menggunakan inovasi
Sesuai visi
organisasi:
menjadi caring& smart national cancer center.
Sesuai misi
organisasi: memberikan
pelayanan kanker komprehensif
sesuai dengan
perkembangan
kekinian berbasis bukti
Penguatan nilai
budaya organisasi
§ Profesional: Mencari referensi materi edukasi secara tuntas dan tepat waktu.
§ Continous
improvement: perbaikan berkelanjutan.
30
b. Mengumpulkan informasi terkait tata cara
pembuatan video
edukatif
§ Link youtube tutorial
pembuatan video edukatif
yang baik
teknologi internet dengan jurnal yang sahih.
§ Kolaboratif – mencari informasi lisan dari
mereka yang berpengalaman dalam
pencarian referensi materi edukasi
merupakan bentuk memberi
kesempatan kepada berbagai pihak
untuk berkontribusi
Sesuai dengan nilai ASN:
§ Berorientasi Pelayanan – menjadi pribadi yang dapat diandalkan dalam
mengumpulkan informasi terkait tata
cara pembuatan video.
§ Akuntabel – mencari informasi terkait
tata cara pembuatan video secara jujur, bertanggung jawab, efektif dan efisien.
§ Kompeten – mengerjakan pencarian
informasi terkait tata cara pembuatan
video edukatif dengan kualitas terbaik
serta meningkatkan kompetensi diri
dalam pencarian informasi terkait tata
cara pembuatan video edukatif.
§ Harmonis - menghargai masukan dari
pihak manapun apapun latar
belakangnya jika diberikan saran dalam
mencari informasi terkait tata cara
pembuatan video edukatif.
§ Loyal – mencari informasi terkait tata
cara pembuatan video edukatif tetap
memegang teguh ideologi Pancasila.
Sesuai visi
organisasi:
menjadi caring& smart national cancer center.
Sesuai misi
organisasi: memberikan
pelayanan kanker
komprehensif
sesuai dengan
perkembangan
kekinian berbasis
bukti
Penguatan nilai
budaya organisasi
§ Profesional: Mencari link youtube tutorial pembuatan video
edukatif secara tuntas dan tepat waktu.
§ Continous improvement: perbaikan berkelanjutan.
31
4 Pembuatan video edukatif Membuat video edukatif
§ Video edukatif dengan materi edukasi yang
telah
terstandardisasi
§ Adaptif – pencarian informasi terkait
tata cara pembuatan video merupakan
bentuk bertindak proaktif. dan menggunakan inovasi teknologi internet via youtube.
§ Kolaboratif – mencari informasi lisan dari
mereka yang berpengalaman dalam
pencarian informasi terkait tata cara
pembuatan video merupakan bentuk
memberi kesempatan kepada berbagai
pihak untuk berkontribusi.
Sesuai dengan nilai ASN:
§ Berorientasi Pelayanan – menjadi pribadi yang dapat diandalkan dalam
pembuatan video edukatif demi
melakukan perbaikan tiada henti.
§ Akuntabel – membuat video edukatif
secara jujur dan bertanggung jawab.
§ Kompeten – meningkatkan kompetensi
diri dalam pembuatan video edukatif
yang menarik dan berkualitas terbaik.
§ Harmonis – menghargai masukan dari
pihak manapun apapun latar
belakangnya jika diberikan saran dalam
pembuatan video edukatif.
§ Loyal – membuat video edukatif tetap
menjunjung tinggi ideologi Pancasila dan menjaga nama baik instansi dalam
membuat video edukatif.
Sesuai visi
organisasi: menjadi caring& smart national cancer center.
Sesuai misi
organisasi: memberikan
pelayanan kanker
komprehensif
sesuai dengan
perkembangan
kekinian berbasis
bukti, Good Clinical Governance, PatientSafety,
Penguatan nilai budaya organisasi
§ Profesional: pembuatan video
edukatif secara tuntas dan tepat waktu.
§ Continous
improvement: perbaikan berkelanjutan.
32
5 Melakukan sosialisasi video edukatif
a. Mengundang unit kerja terkait yaitu SMF Anak, staf keperawatan, farmasi dan orangtua pasien
§ Surat undangan
§ Agenda diskusi
§ Adaptif – membuat video edukatif
merupakan bentuk berinovasi dan mengembangkan kreatifitas.
§ Kolaboratif – memberi kesempatan
kepada berbagai pihak untuk
berkontribusi selama pembuatan video edukatif.
Sesuai dengan nilai ASN:
§ Berorientasi Pelayanan – kegiatan
mengundang anggota SMF anak, staf
keperawatan, farmasi dan orangtua
pasien untuk mengikuti kegiatan
sosialisasi video edukatif merupakan
sebagai bentuk kegiatan yang dapat
diandalkan dalam memenuhi kebutuhan
pasien.
§ Akuntabel – menggunakan izin
wewenang ketua SMF Anak untuk
meminta sekretaris SMF Anak membuat surat undangan yang dibubuhi tanda
tangan ketua SMF Anak.
§ Kompeten – membantu sekretaris SMF
Anak dalam membuat surat undangan.
§ Harmonis – menghargai semua
partisipan yang diundang dengan
menuliskan nama lengkap beserta gelar
(jika ada dan diketahui) di surat/ text undangan whatsapp.
§ Loyal – mencantumkan nama instansi
demi menjaga nama baik pada surat/ text undangan whatsapp.
dan Patient Care Center
Sesuai visi
organisasi: menjadi caring& smart national cancer center.
Sesuai misi
organisasi: memberikan pelayanan kanker komprehensif
sesuai dengan
Good Clinical Governance
Penguatan nilai
budaya organisasi
§ Profesional: Membuat dan menyebarkan undangan secara profesional
33
b. Mengadakan kegiatan sosialisasi video edukatif kepada pihak terkait yaitu SMF Anak, staf keperawatan, farmasi dan orangtua pasien
§ Video edukatif dengan materi edukasi yang telah terstandardisasi
§ Adaptif – menggunakan teknologi whatsapp dalam mengirim undangan.
§ Kolaboratif – kegiatan membuat dan menyebarkan undangan melibatkan kontribusi peran sekretaris anak serta memberikan kesempatan anggota SMF Anak, staf keperawatan, farmasi dan orangtua pasien untuk kontribusi mengikuti kegiatan sosialisasi video edukatif.
Sesuai dengan nilai ASN:
§ Berorientasi Pelayanan – kegiatan sosialisasi video edukatif ditujukan untuk memenuhi kepentingan pasien agar penjadwalan kemoterapi sesuai.
§ Akuntabel – melakukan kegiatan sosialisasi video edukatif secara bertanggung jawab dan berintegritas tinggi.
§ Kompeten – membantu orangtua pasien
belajar memahami isi video edukatif saat sosialisasi.
§ Harmonis – membangun kegiatan
sosialisasi yang kondusif, menghargai
tiap pertanyaan saat kegiatan sosialisasi
apapun latar belakang orangtua pasien.
§ Loyal – kegiatan sosialisasi video edukatif ini memegang teguh ideologi
Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945 Pasal 28 H ayat 1 dalam
memenuhi hak dan kewajiban warga
Sesuai visi
organisasi:
menjadi caring& smart national cancer center.
Sesuai misi
organisasi: memberikan pelayanan
kanker komprehensif
sesuai dengan
perkembangan
kekinian berbasis
bukti, Good Clinical Governance, PatientSafety, dan Patient Care Center
Penguatan nilai
budaya organisasi
§ Profesional: Menyelesaikan
kegiatan
penyusunan video edukatif
hingga selesai dan dapat ditampilkan tepat waktu.
§ Care: berkomunikasi
dengan santun kepada semua
partisipan
selama kegiatan sosialisasi.
§ Synergy: berkomunikasi
dengan jelas dan
34
c. Mendistribusikan
video edukatif
kepada pihak
terkait terutama
orangtua pasien
§ Video edukatif
dengan materi
edukasi yang
telah
terstandardisasi
§ Link youtube
video edukatif
§ Daftar nama
orangtua
pasien yang
telah
mendapatkan
file video edukatif.
negara untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
§ Adaptif – kegiatan sosialisasi video edukatif ini merupakan bentuk inovasi
dan mengembangkan kreatifitas dalam pelayanan.
§ Kolaboratif – memberi kesempatan
semua parstisipan untuk berkontribusi aktif selama kegiatan sosialisasi.
Sesuai dengan nilai ASN:
§ Berorientasi Pelayanan – kegiatan
mendistribusikan video edukatif
ditujukan untuk memastikan orangtua
pasien mendapat file video edukatif agar
dapat dilihat kapanpun untuk memenuhi
kepentingan pasien sehingga
penjadwalan kemoterapi sesuai.
§ Akuntabel – melakukan kegiatan
distribusi video edukatif secara jujur, bertanggung jawab dan berintegritas
tinggi.
§ Kompeten – membantu orangtua pasien
belajar memahami isi video edukatif saat kegiatan distribusi.
§ Harmonis – membangun kegiatan
distribusi yang kondusif, menghargai
tiap pertanyaan yang mungkin timbul
sewaktu-waktu saat kegiatan distribusi
tanpa melihat latar belakang orangtua pasien.
§ Loyal – kegiatan distribusi video ini
sesuai dengan Undang-Undang Dasar
terbuka terhadap
semua partisipan
selama kegiatan sosialisasi.
§ Continous improvement (coaching/ mentoring)
Sesuai visi
organisasi:
menjadi caring&
smart national cancer center.
Sesuai misi
organisasi:
memberikan
pelayanan
kanker
komprehensif
sesuai dengan
perkembangan
kekinian berbasis
bukti, Good Clinical Governance, PatientSafety, dan Patient Care Center
Penguatan nilai
budaya organisasi
§ Profesional:
Menyelesaikan
kegiatan
penyusunan
video edukatif
hingga selesai
dan dapat
disebarkan
kepana orangtua pasien.
§ Care: berkomunikasi
dengan santun
kepada orangtua pasien selama
kegiatan
distribusi.
§ Synergy: berkomunikasi
dengan jelas dan terbuka terhadap
35
6 Melakukan evaluasi kegiatan sosialisasi
a. Melakukan evaluasi terhadap orangtua pasien
setelah diberikan sosialisasi video edukatif
§ Kuesioner dalam bentuk googleform
1945 Pasal 28 H ayat 1 dalam
memenuhi hak dan kewajiban warga negara untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
§ Adaptif – melakukan distribusi video edukatif menggunakan whatsapp/ email/ atau link youtube.
§ Kolaboratif – memberi kesempatan oragtua pasien untuk berkontribusi aktif selama kegiatan distribusi video edukatif.
Sesuai dengan nilai ASN:
§ Berorientasi Pelayanan – memberikan link kuesioner evaluasi agar menjadi
bahan masukan dalam melakukan perbaikan kedepannya.
§ Akuntabel – menerima hasil evaluasi
dengan jujur dan bertanggung jawab.
§ Kompeten – membantu orangtua pasien belajar mengisi kuesioner.
§ Harmonis – menghargai tiap pertanyaan yang masuk saat kegiatan evaluasi tanpa memandang latar belakang orangtua pasien.
§ Loyal – menjaga nama baik orangtua pasien dan merahasiakan identitas pasien.
§ Adaptif – kuesioner dalam bentuk google form merupakan bentuk inovasi dan kreatifitas dalam pelayanan.
orangtua selama kegiatan distribusi.
§ Continous improvement (coaching/ mentoring)
Sesuai visi
organisasi: menjadi caring&
smart national cancer center.
Sesuai misi
organisasi: memberikan pelayanan kanker komprehensif
sesuai dengan
PatientSafety
dan Patient Care Center
Penguatan nilai
budaya organisasi
§ Care: berkomunikasi
dengan santun kepada orangtua
pasien selama kegiatan evaluasi.
§ Synergy: berkomunikasi dengan jelas dan terbuka terhadap orangtua selama kegiatan evaluasi.
§ Continous improvement: Mendapatkan umpan balik
36
b. Melakukan pemantauan kepatuhan penjadwalan kemoterapi
§ Daftar list pasien yang datang kemoterapi sesuai jadwal
§ Kolaboratif – memberi kesempatan
orangtua pasien untuk berkontribusi aktif saat kegiatan evaluasi.
Sesuai dengan nilai ASN:
§ Berorientasi Pelayanan – memenuhi
kebutuhan orangtua pasien dalam
pemantauan penjadwalan kemoterapi.
§ Akuntabel – kegiatan pemantauan pelaporan orangtua pasien dalam
penjadwalan kemoterapi dilakukan dengan cermat dan disiplin.
§ Kompeten – membantu orangtua pasien belajar melaporkan penjadwalan kemoterapi.
§ Harmonis – menghargai tiap pertanyaan yang masuk saat kegiatan pemantauan tanpa memandang latar belakang orangtua pasien.
§ Loyal – menjaga nama baik orangtua pasien dan merahasiakan identitas pasien.
§ Adaptif – pemantauan dilakukan menggunakan diskusi whatsapp
merupakan bentuk inovasi dan kreatifitas dalam pelayanan.
§ Kolaboratif – memberi kesempatan
orangtua pasien untuk berkontribusi aktif selama pemantauan.
Sesuai visi
organisasi: menjadi caring&
smart national cancer center.
Sesuai misi
organisasi: memberikan pelayanan kanker
komprehensif
sesuai dengan
PatientSafety
dan Patient Care Center
dalam bentuk
pengisian kuesioner
Penguatan nilai
budaya organisasi
§ Care: berkomunikasi
dengan santun
kepada orangtua
pasien selama kegiatan pemantauan.
§ Synergy: berkomunikasi
dengan jelas dan
terbuka terhadap orangtua selama
kegiatan pemantauan.
§ Continous
improvement: Mendapatkan umpan balik
dalam bentuk penjadwalan kemoterapi
37
3.7
FocusGroupDiscussion
dengan orangtua pasien
Melakukan FocusGroupDiscussion
yang terdiri dari SMF Anak, staf
keperawatan, dan farmasi Rumah
Sakit Kanker Dharmais
3 Mengumpulkan referensi materi
edukasi dan informasi terkait
pembuatan video edukatif
4 Pembuatan video edukatif
5 Melakukan sosialisasi video edukatif
6 Melakukan evaluasi kegiatan sosialisasi
38
Jadwal Kegiatan Aktualisasi
No Kegiatan J u n i Juli Agustus 3 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 1 1 1 2 1 3 1 4 1 5 1 6 1 7 1 8 1 9 2 0 2 1 2 2 2 3 2 4 2 5 2 6 2 7 2 8 2 9 3 0 3 1 1 2 3 4 5 1 Melakukan
Tabel 5. Jadwal Kegiatan Aktualisasi
2
DAFTAR PUSTAKA
1. Presiden Republik Indonesia. 2014. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
2. Lembaga Administrasi Negara. 2021. Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 1 Tahun 2021 tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil.
3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2019. Peraturan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta.
4. Rumah Sakit Kanker Dharmais. 2019. Profil RS. Dapat diunduh di www.dharmais.co.id
5. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Kenali Gejala Dini Kanker pada Anak. Dapat diunduh di http://p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-p2ptm/pusat-/kenaligejala-dini-kanker-pada-anak
6. Presiden Republik Indonesia. 2004. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.
7. Presiden Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
8. Ruble K. Journal of Multidisciplinary Healthcare. Multidisciplinary care in pediatric oncology. 2011
9. World Health Organization. Childhood cancer. Dapat diunduh di https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/cancer-in-children
10. Childhood cancer worldwide: the facts. Dapat diunduh di https://worldchildcancer.org
11. Mahdi HIS. Kanker pada anak. Dapat diunduh di https://www.dharmais.co.id/news/887/Kanker-Pada-Anak
12. Permono B, Ugrasena I. BukuAjarHematologi-OnkologiAnak. Jakarta: IDAI; 2005.
13. Renner LA. Ghana Med J. Exploring factors influencing health-seeking decisions and retention in childhood cancer treatment programmes: perspectives of parents in Ghana. 2016
14. Lembaga Administrasi Negara. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil Habituasi. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
15. Lembaga Administrasi Negara. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil Manajemen ASN. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
39
16. Lembaga Administrasi Negara. 2019. Analisis Isu Kontemporer. Modul Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II dan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
17. Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil : Berorientasi Pelayanan. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
18. Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil : Akuntabel. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
19. Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil : Kompeten. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
20. Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil : Harmonis. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
21. Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil : Loyal. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
22. Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil : Adaptif. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
23. Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil : Kompeten. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
24. Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil : SMART ASN. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
40
Lampiran 1. Kuesioner Evaluasi Kegiatan Sosialisasi
Nama Orang tua :
Jenis Kelamin :
Usia :
Pendidikan terakhir :
Pekerjaan saat ini :
Alamat Domisili :
Status dengan pasien : ayah kandung/ ibu kandung/ ayah angkat/ ibu angkat/ pengasuh lain
Nama Pasien :
Jenis Kelamin :
Usia :
Diagnosis kanker :
1
Apakah bahasa yang digunakan dalam video edukatif dapat anda mengerti?
2
3
4
5
Apakah suara pada video edukatif dapat terdengar jelas?
Apakah kualitas gambar pada video edukatif terlihat jelas?
Apakah tulisan pada video edukatif terlihat jelas?
Apakah secara keseluruhan video edukatif menarik?
6
Apakah penjelasan video edukatif dapat diikuti dengan mudah?
41
LAMPIRAN
No Pertanyaan Skor 1 2 3 4 5 Sangat kurang kurang cukup baik Sangat baik
Apakah setelah melihat video edukatif, pembacaan protokol kemoterapi menjadi lebih mudah?
Apakah setelah mengikuti kegiatan sosialisasi, pembacaan protokol kemoterapi menjadi semakin lebih
Apakah setelah mengikuti kegiatan sosialisasi, penjadwalan kemoterapi mudah dipahami?
Apakah bersedia dilakukan
pemantauan berkala terkait
penjadwalan kemoterapi sebagai
bentuk evaluasi kegiatan ini?
Bersedia tidak (*lingkari salah satu)
42
7
8
mudah? 9
10
Lampiran 2. Daftar Hadir Kegiatan Focus Group Discussion / Kegiatan Sosialisasi / Kegiatan
Pemantauan Evaluasi / List Nama yang telah terdistribusi Video Edukatif
Nama Kegiatan : Tanggal Kegiatan :
43
No Nama Orang Tua Nama Pasien No Telp Diagnosis Kanker Tanda Tangan Pemantauan
Pemantauan Minggu ke
sesuai
tanda checklist) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 dst
Minggu ke 1
2 Tanggal Kemoterapi apakah sudah
(mohon beri