DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur Organisasi RSKO
Gambar 2. Gambaran keadaan RSKO di Instalasi Rawat Jalan
Gambar 3. Tampilan Laman EMR di RSKO
Gambar 4. Buku operan jaga
Gambar 5. Diagram Fishbone
iv
BAB I
GAMBARAN ORGANISASI DAN PROFIL PESERTA
A. Gambaran Organisasi
1. Sejarah RS Ketergantungan Obat
Rumah sakit ini digagas pendiriannya oleh Bapak H. Ali Sadikin
(alm) mantan Gubernur DKI Jakarta, dr. Herman Susilo (mantan Ka.
Dinkes DKI Jakarta), Prof. dr. Kusumanto Setyonegoro (mantan Ka.
Ditkeswa Depkes) dan bagian Psikiatri Universitas Indonesia. Secara resmi mulai beroperasi pada tanggal 12 April 1972, awalnya sebagai
satu unit di RSUP Fatmawati Jakarta. RSKO merupakan rumah sakit
pemerintah satu–satunya yang khusus bergerak dalam bidang gangguan yang berhubungan dengan zat (GBZ). Pertama didirikan
dengan nama Lembaga Ketergantungan Obat (LKO), kemudian tahun
1978 status LKO ditingkatkan menjadi Rumah Sakit Kelas C dengan
nama Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) Jakarta milik
Departemen Kesehatan RI sebagai unit pelaksana fungsional dari
Ditjen Pelayanan Medik sesuai dengan SK Menkes Nomor:
138/SK/Menkes/IV/1978 sebagaiDirektur pertama adalah dr. Erwin
Widjono,Sp.KJ Drug Depence Unit (DDU).
Dalam perjalanan waktu terjadi peningkatan jumlah pasien
dengan ketergantungan opiate, sedangkan lahan di Fatmawati tidak
memadai untukdikembangkan, maka pada tahun 1999 RSKO Jakarta
mendapat persetujuan prinsip dari Gubernur DKI Jakarta untuk
memanfaatkan tanah seluas 1,5 Hektar untuk pembangunan RS
Ketergantungan Obat Jakarta lokasi terletak di Kelurahan Cibubur
Kotamadya Jakarta Timur sesuai Surat Gubernur DKI Jakarta Nomor
: 3397/-1.711.5 tanggal 11 Nopember 1999. Pada tahun 2000 RSKO
Jakarta telah terakreditasi tahappertama sesuai SK Ditjen Pelayanan
Medik No: YM.00.03.2.2.1951 tanggal 23 Mei 2000. Perubahan
kelembagaan yang semula Rumah Sakit Tipe C sesuai SK Menkes
Nomor 732/MENKES/SK/VI/2002 tanggal 14 Juni 2002. Pada bulan
Oktober 2002 dilakukan Soft Opening pemanfaatan gedung yang
1
berlokasi di Cibubur dengan kapasitas 60 tempat tidur (20 TT di Cibubur dan 40 TT di Fatmawati). Seiring dengan meningkatnya
penderita gangguan yang berhubungan dengan zat dan penyakit
terkait,maka kapasitas tempat tidur pada tahun 2004 ditingkatkan
menjadi 100 TT. Sejak tahun 2004, pelayanan di Fatmawati mulai dipindahkan ke Cibubur.
Sesuai dengan Surat Dirjen Bina Pelayanan Medik Depkes RI No.
PL. 01.03.1.4/5402 tanggal 3 Nopember 2006 tentang Pemanfaatan
tanah dan bangunan RSKO di Cibubur. Lokasi RSKO yang terletak di RS Fatmawati akan digunakan RSUP Fatmawati maka seluruh aktifitas
RSKO Fatmawati dipindahkan ke Cibubur. Secara keseluruhan
aktifitas pelayanan hanya ada di Cibubur sejak awal Juli 2007. Jadi
tahun2008 semua pelayanan RSKO Jakarta sudah pada satu tempat
yaitu di Cibubur.
Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor :
281/KMK.05/2007 tanggal 21 Juni 2007 dan Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 756/Menkes/SK/VI/2007 tanggal 26 Juni 2007
tentang Penetapan 15 (lima belas) Rumah Sakit Unit Pelaksana Teknis
(UPT) Departemen Kesehatan dengan menerapkan Pola Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum secara Bertahap, termasuk Rumah
Sakit Ketergantungan Obat Jakarta yang menerapkan Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, makadipandang perlu
penyesuaian Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Ketergantungan
Obat Jakarta melalui Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
245/MENKES/PER/III/2008 tanggal 11 Maret 2008.
Untuk mengisi struktur organisasi dan tata kelola yang telah
ditetapkan, maka pada tanggal 3 Februari 2009 telah dilakukan
Pelantikan terhadap Pejabat-pejabat Struktural di lingkungan
Departemen Kesehatan termasuk Rumah Sakit Ketergantungan Obat
Jakarta.
Selanjutnya melalui proses administrasi dan evaluasi oleh
Departemen Keuangandan didampingi Departemen Kesehatan, maka
ditetapkanlah Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta menjadi
2
rumah sakit yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum secara Penuh berdasarkan Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 349/KMK.05/2009 tanggal 3 September 2009
tentang Penetapan Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta pada
Departemen Kesehatan sebagai Instansi Pemerintah yang
menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum secara
Penuh, dan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1002/MENKES/SK/XI/2009 tanggal 10 November 2009 tentang
Perubahan atas Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
756/MENKES/VI/2007 tentang Penetapan 15 (lima belas) Rumah
Sakit Unit Pelaksana Teknis (UPT) Departemen Kesehatan dengan
menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.
Untuk meningkatkan standar pelayanan rumah sakit maka
Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta melaksanakan uji
akreditasi rumah sakit dan telah dinyatakan lulus Akreditasi 12
Pelayanan (Adminstrasi dan Manajemen, Pelayanan Medis, Pelayanan
Gawat Darurat, Pelayanan Keperawatan, Rekam Medis, Pelayanan
Farmasi, K3, Pelayanan Radiologi, Pelayanan Laboratorium, Pelayanan
Pengendalian Infeksi Rumah Sakit) dengan sertifikat nomor :
KARSSERT/373/I/2012 tanggal 26 Januari 2012 berlaku 3 (tiga)
tahun. RSKO Jakarta telah memperoleh sertifikat Akreditasi Rumah
Sakit dengan tingkat kelulusan “Paripurna” dengan sertifikat nomor:
KARS-SERT/681/IV/2017 tanggal 10 Apri 2017 dan pada tanggal 7
November 2018 akan dilakukan survey verifikasi akreditasi.
Dalam penetapan kelas Rumah sakit Ketergantungan Obat
adalah Rumah Sakit Khusus Ketergantungan Obat sebagai Rumah
Sakit Khusus Kelas B Non Pendidikan berdasarkan Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia NomorHK.02.03/I/0945/2014 tentang
Penetapan Kelas RSKO Jakarta.
2. Visi, Misi dan Motto RS Ketergantungan Obat
a. Visi
Visi Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta (RSKO Jakarta)
adalah : “Menjadi Pusat Rujukan Nasional Dalam Bidang
3
Ketergantungan Obat dan Adiksi Lainnya Tahun 2024
Dalam Rangka Mendukung Pembangunan Sumber Daya
Manusia” Berdasarkan visi maka RSKO Jakarta ke depannya
diharapkan menjadi pusat rujukan pelayanan dan informasi
NAPZA dimana ketika masyarakat berbicara narkoba dan zat adiktif mereka mengenal Rumah Sakit Ketergantungan Obat
Jakarta dan kemudian berinteraksi dalam kegiatan mendapatkan informasi, pelayanan penyembuhan dan rehabilitasi bidang gangguan yang berhubungan dengan zat (GBZ).
b. Misi
Untuk mewujudkan Visi Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta maka diperlukan Misi sebagai berikut :
1. Menyelenggarakan upaya Preventif, Promotif, Kuratif dan Rehabilitatif dalam Bidang ketergantungan obat dan adiksi lainnya serta penyakit terkait secara komprehensif berbasis mutu dan keselamatan pasien.
2. Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan dan sertifikasi dalam bidang ketergantungan obat dan adiksi lainnya.
3. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan dalam bidang ketergantungan obat dan adiksi lainnya.
c. Motto
Motto Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta yang menjadi landasan dalambekerja yaitu :
1. Ramah, selalu memberikan senyum, salam dan sapa setiap memberkanpelayanan maupun sesama karyawan.
2. Sigap, selalu berusaha cepat, tepat dan cekatan dalam melakukan pekerjaanmaupun pelayanan sesuai dengan sistem dan prosedur yang berlaku.
3. Kasih, selalu memberikan kepedulian dan tanggap serta saling menghargai danmenghormati pendapat orang lain.
4. Optimis, senantiasa memberikan harapan kepada pasien dan keluarganya agar pasien mencapai proses pemulihan yang optimal dari masalah penyalahgunaanNAPZA.
4
3. Falsafah RS Ketergantungan Obat
Adapun Falsafah RS Ketergantungan Obat yaitu
“ Profesionalisme Modal Utama Layanan Kami” .
4. Struktur Organisasi RS Ketergantungan Obat
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 74 tahun
2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit
Ketergantungan Obat Jakarta, RS Ketergantungan Obat Jakarta dipimpin oleh direktur utama. Susunan organisasi RS Ketergantungan
ObatJakartaterdiri atas:a. direktoratpelayananmedik, keperawatan, dan penunjang; b. direktorat sumber daya manusia, keuangan, dan umum.
a. Direktorat pelayanan medik, keperawatan, dan penunjang Direktorat pelayanan medik, keperawatan, dan penunjang mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan pelayanan medis dan penunjang medis dengan kekhususan di bidang penyakit akibat ketergantungan obat, keperawatan, dan pelayanan nonmedis. Direktorat Pelayanan Medik, Keperawatan, dan Penunjang dipimpin oleh direktur. Susunan organisasi direktorat pelayanan medik, keperawatan, dan penunjang terdiri atas kelompok jabatan fungsional.
Dalam melaksanakan tugas, direktorat pelayanan medik, keperawatan, dan penunjang menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
a) Pengelolaan pelayanan medis dan penunjang medis rawat jalan, rawat inap, dan gawat darurat dengan kekhususan di bidang penyakit akibat ketergantungan obat;
b) Pengelolaan pelayanan keperawatan rawat jalan, rawat inap, dan gawat darurat;
c) Pengelolaan pelayanan nonmedis; dan
d) Pelaksanaan kendali mutu, kendali biaya, dan keselamatan pasien.
b. Direktorat sumber daya manusia, keuangan, dan umum Direktorat sumber daya manusia, keuangan, dan umum
5
mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana, program, dan anggaran, pengelolaan sumber daya manusia dan pendidikan, pelatihan, penelitian, pengembangan, danpenapisan teknologi dengan kekhususan di bidang penyakit akibat ketergantungan obat, pengelolaan keuangan, barang milik negara, sistem informasi, dan layanan pengadaan barang/jasa, pelaksanaan urusan hukum, organisasi, hubunganmasyarakat, kerja sama, dan umum, dan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan.Direktorat sumber daya manusia, keuangan, dan umum juga dipimpin oleh direktur.
Direktorat sumber daya manusia, keuangan, dan umum menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
a) Penyusunan rencana, program, dan anggaran;
b) Pengelolaan urusan administrasi, perencanaan, pengembangan, pembinaan, dan kesejahteraan sumber daya manusia;
c) Pengelolaan pendidikan dan pelatihan dengan kekhususan pelayanan kesehatan di bidang penyakit akibat ketergantungan obat;
d) Pengelolaan penelitian, pengembangan, dan penapisan teknologi dengan kekhususan pelayanan kesehatan di bidang penyakit akibat ketergantungan obat;
e) Pelaksanaan urusan perbendaharaan;
f) Pelaksanaan anggaran;
g) Pelaksanaan urusan akuntansi;
h) Pengelolaan layanan pengadaan barang/jasa;
i) Pengelolaan barang milik negara;
j) Pelaksanaan urusan hukum, organisasi, dan tata laksana;
k) Pelaksanaan urusan hubungan masyarakat, kerja sama, dan kemitraan;
l) Pengelolaan sistem informasi;
m) Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan; dan
n) pelaksanaan urusan administrasi rumah sakit.
6
STRUKTURORGANISASIRUMAHSAKITKETERGANTUNGANOBATJAKARTA
DirektoratPelayananMedik,Keperawatan
01. KepalaInstalasiRawatJalan
02. KepalaInstalasiRawatInap Komplikasi 03. KepalaInstalasiGawatDarurat 04. KepalaInstalasiLaboratorium 05. KepalaInstalasiRadiologi
06. KepalaInstalasiFarmasi
07. KepalaInstalasiRehabilitasiNapza
08. KepalaInstalasiGizi
09. KepalaInstalasiPendidikandan Penelitian
10. KetuaKelompokStafMedikPsikiatri
11. KetuaKelompokStafMedikSpesialis Lainnya
12. KetuaKelompokStafMedikPenyakit Dalam
13. KetuaKelompokStafMedikGigi
14. KetuaKelompokStafMedikUmum
15. KepalaInstalasiRekamMedik
16. KepalaInstalasiMCUdan PemeriksaanKhusus
DirektoratSDM,Keuangandan AdministrasiUmum:
01. InstalasiPemeliharaan Sarana dan PrasaranaRumahSakit
02. InstalasiSIMRS
03. InstalasiAdministrasiPasien
04. InstalasiPusatSterilisasidanBinatu RumahSakit
Gambar 1. Struktur Organisasi RSKO
5. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Rl Nomor :
245/MENKES/PER/III/2008 tanggal 11 Maret 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Ketergantungan obat, Rumah Sakit Ketergantungan obat mempunyai tugas pokok melaksanakan pelayanan usaha kesehatan jiwa, pencegahan dan pemulihan untuk penderita ketergantungan obat dan penyalahgunaan obat, sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Rumah Sakit Ketergantungan
Obat mempunyai fungsi :
1. Pelaksanaan upaya peningkatan kesehatan di bidang penanggulangan masalahketergantungan obat;
2. Pelaksanaan upaya deteksi dini dan pencegahan penyalahgunaan narkotika,psikotropika, dan zal adiktif lainnya (NAPZA);
3. Pelaksanaan pelayanan penyembuhan dan penatalaksanaan penderita
7
DIREKTURUTAMA UNIT AYANA PENG ADAAN KOMITE MEDIK KOMITE ETIKDAN HUKUM KOMITE KOMITE PPI KEPERA WATAN KOMITE MUTU DAN KESELA MATAN PASIEN MEDIK,KEPERAWATANDAN KEUANGANDANUMUM DirekturUtama: 01. KomiteMedik 02.
03.
04.
05.
06. SPI 07. ULP
danPenunjang:
KomiteEtikdanHukum
KomiteKeperawatan
KomitePPI
KomiteMutudanKeselamatanPasien
ketergantungan obat
4. Pelaksanaan upaya rehabilitasi penderita ketergantungan obat;
5. Pelaksanaan asuhan dan pelayanan keperawatan;
6. Pelaksanaan pelayanan rujukan;
7. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan di bidang penangulangan penyalahgunaan NAPZA;
8. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang
penanggulanganpenyalahgunaan NAPZA;
9. Pelaksanaan pengelolaan dan pengembangan jaringan informasi di bidangpenaggulangan penyalahgunaan NAPZA;
10. Pelaksanaan administrasi umum dan keuangan.
6. Jenis Pelayanan RS Ketergantungan Obat
Pelayanan NAPZA di RSKO diberikan secara komprehensif yaitu penerimaan awal (initial intake), detoksifikasi, rehabilitasi pelayanan untuk komplikasi medik, dual diagnosis dan terapi rumatan metadon dan buprenorfin yang merupakan ciri khas terapi cafeteria guna menjawab kebutuhan penerima layanan. Hal ini dimaksudkan untuk menyelaraskan kebutuhan pasien, keluarga, dan masyarakat. RSKO Jakarta juga memiliki layanan unggulan yaitu sebagai laboratorium skrining dan konfirmasi NAPZA. Disamping itu, RSKO sebagai pengampu layanan program rumatan metadon/suboxon. Peningkatan SDM menjadi prioritas utama yang dilakukan RSKO Jakarta untuk menghasilkan pelayanan yang bermutu dan berkualitas. Hal ini dapat dilihat dari upaya profesionalisme para pimpinan, dokter, perawat seluruh staf dan karyawan lainnya. Program-program peningkatan berupa training dalam dan luar negeri, pendidikan formal, langsung melakukan studi banding ke lembaga-lembaga kesehatan yang kredibel, dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan.
Rumah Sakit Ketergantungan Obat mempunyai fasilitas
pelayanan yang didapatkan bagi masyarakat umum maupun NAPZA
yaitu :
8
a. Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Gawat Darurat RS Ketergantungan Obat Jakarta (RSKO) mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan asuhan medis dan asuhan keperawatan, bagi pasien yang datang dengan gawat darurat medis. Pelayanan pasien gawat darurat adalah pelayanan yang memerlukan pelayanan segera, yaitu cepat, tepat dan cermat untuk mencegah kematian dan kecacatan. Instalasi Gawat Darurat memberikan pelayanan untuk gawat darurat NAPZA, gawat darurat psikiatri, dangawat darurat umum.
b. Instalasi Rawat Jalan
Rumah SakitKetergantungan Obat Jakarta saat ini melaksanakan kegiatan bisnisyang berhubungan dengan pelayanan medis dan penunjang medis baik yang berhubungan dengan penyalahgunaan NAPZA maupun pelayanan kesehatan umum dan spesialis. Pelayanan Rawat Jalan terdiri :
1) Klinik NAPZA:
a. Non Rumatan adalah Pelayanan tehadap pasien NAPZA yang datang sewaktu-waktu atau terjadwal untuk melakukan konsultasi dan pengobatan.
b. Rumatan adalah Pelayanan terhadap pasien NAPZA yang tiap hari ke RSKO untuk minum obat substitusi/pengganti.
2) Klinik Spesialis:
a. Klinik Psikiatri;
b. Klinik Penyakit Saraf;
c. Klinik Penyakit Dalam;
d. Klinik Psikologi;
e. Klinik Penyakit Paru;
f. Klinik Rehabilitasi Medik/Fisioterapi
g. Klinik Geriatri
h. Klinik Anak.
3) Klinik Umum
9
4) Klinik Gigi
5) Medical Check Up (MCU)
c. Instalasi Rawat Inap
Pelayanan yang diberikan Instalasi rawat inap terdiri dari beberapa ruangan antara lain:
1. Ruang Detoksifikasi NAPZA
2. Ruang Rehabilitasi gangguan penggunaan NAPZA, Penanganan gangguan jiwa murni, Penanganan dual diagnosis, Penanganan komorbiditas fisik;
3. Ruang komplikasi medik danHighCareUnit(HCU) yang sementara di masa pandemic saat ini menjadi ruang perawatan bagi pasien terinfeksi Covid-19 dengan gejala ringan sampai sedang.
d. Instalasi Penunjang Medik
Penunjang yang tersedia dirumah sakit ini, adalah farmasi, laboratorium, radiologi, rehabilitasi medik, psikososial, gizi, pendidikan dan pelatihan, rekam medis, CSSD, dan pemulasaraan jenazah.
7. Pelayanan Unggulan RS Ketergantungan Obat
Berikut dibawah ini merupakan beberapa Pelayanan Unggulan RS
Ketergantungan Obat Jakarta, yaitu :
a. Pelayanan NAPZA komprehensif : Penerimaan awal (initial intake), detoksifikasi, rehabilitasi pelayanan untuk komplikasi medik, dual diagnosis dan terapi rumatan metadon dan bufrenorfin yang merupakan ciri khas terapi cafeteria guna menjawab kebutuhan penerima layanan. Hal diatas dimaksud untuk menyelaraskan kebutuhan pasien, keluarga, dan masyarakat.
b. Sebagai pengampu layanan program rumatan metadon/suboxone.
c. Pemberi pelatihan dan pendidikan dari berbagai profesi di bidang pelayanan ketergantungan NAPZA (pelayanan akibat gangguan yang berhubungan dengan zat).
d. Menjadi bagian dari jejaring dunia melalui kolaborasi badan dunia
10
(WHO, UNODS, UNAIDS) menyusun pedoman terapi dan pelatihan serta modulnya untuk kepentingan internasional, regional dan nasional.
e. Menjadi narasumber bagi pelatihan, pelayanan, dan penyusunan perencanaan terapi ketergantungan NAPZA dan HIV/AIDS.
Menjadi bagian jejaring pelayanan kesehatan HIV/AIDS dalam promosi, prevensi, terapi, dan penelitian. Pesatnya kemajuan teknologi informasi turut memacu tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang lebih baik secara terus menerus. Tidak bisa tidak, dunia kesehatan khususnya di bidang perumahsakitan perlu untuk terus menerus melakukan upaya dalam memperbaiki mutu pelayanan kesehatan mereka, baik di bidang sumber daya manusia, fasilitas dan peralatan kedokteran, teknologi informasi dan sebagainya.
B. PROFIL PESERTA
1. Profil
Nama : Fedhi Khairi Asadi
NIP : 199205102022031004
Pangkat/Gol : Penata Muda Tk.1-III/b
Jabatan : Dokter Umum
Unit Kerja : Instalasi Gawat Darurat
Instansi : Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta
2. Uraian Tugas Pokok Jabatan
a. Melaksanakan pelayanan medik rawat jalan
b. Melaksanakan pelayanan medik rawat inap
c. Melaksanakan Tindakan khusus
d. Melaksanakan pelayanan kegawatdaruratan medik
e. Melakukan pemulihan fisik
f. Melakukan pemulihan mental
g. Menyusun catatan medik pasien
h. Melaksanakan tugas jaga
i. Melaksanakan tugas bantuan/partisipasi Kesehatan
j. Menyusun laporan pelaksanaan tugas
k. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan.
11
BAB II DESKRIPSI ISU
Isu adalah sebuah masalah yang belum terpecahkan yang siap diambil keputusannya. Isu merepresentasikan suatu kesenjangan antara praktik organisasi dengan harapan-harapan para stakeholder. Berkaitan dengan tugas analisis ini, sumber isu yang diangkat berasal dari hasil observasi selama masa orientasi dan pengalaman kerja yang telah dilakukan selama 3 bulan di satuan kerja RSKO Jakarta. Berikut ini beberapa identifikasi isu yang telah dirumuskan :
1. Masih kurangnya promosi rumah sakit di RSKO Jakarta tahun 2022
2. Belum optimalnya pengisian rekam medis digital (E-MR) di IGD RSKO Jakarta
tahun 2022
3. Belum optimalnya pencatatan buku operan jaga dokter IGD RSKO Jakarta
tahun 2022
Dari 3 isu diatas selanjutnya akan di identifikasi berdasarkan data dan fakta yang ada di unit tersebut. Berikut dibawah ini merupakan hasil pengkajian identifikasi isu di RS Ketergantungan Obat Jakarta,
A. ISU KE-1 : MASIH KURANGNYA PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT DI RSKO JAKARTA TAHUN 2022
Deskripsi
Promosi Kesehatan Rumah Sakit yang disingkat PKRS adalah proses memberdayakan Pasien, keluarga Pasien, sumber daya manusia Rumah Sakit, pengunjung Rumah Sakit, dan masyarakat sekitar Rumah Sakit untuk berperan serta aktif dalam proses asuhan untuk mendukung perubahan perilaku dan lingkungan serta menjaga dan meningkatkan kesehatan menuju pencapaian derajat kesehatan yang optimal.
Data/Fakta
1) RS sepi, Pelayanan rawat jalan dalam sehari kurang dari 100 pasien (maret –mei 2022)
12
2) Pelayanan pada Instalasi Gawat Darurat dalam sehari kurang dari 10 pasien (maret – mei 2022)
3) Banyak masyarakat yang belum paham mengenai pusat rehabilitasi NAPZA di RSKO
4) Stigma masyarakat bahwa RSKO hanya untuk pecandu saja
5) Banyak masyarakat yang berfikir RSKO hanya melayani pasien dengan NAPZA saja, padahal sebenarnya RSKO punya pelayanan kesehatan lainnya.
Dampak dan Pihak Yang Terkena Dampak
1) Pendapatan RS jadi sedikit, karena sistem RSKO menggunakan sistem BLU, dimana pendapatan dan pengeluaran dikelola sendiri.
2) Karyawan kurang sejahtera karena pendapatannya sedikit
3) Nilai IKU (Indeks Kinerja Unit) juga tidak bisa dinilai optimal karena kekurangan
kasus
Kondisi Yang Diinginkan
Promosi tentang pelayanan rehabilitasi NAPZA dan pelayanan lainnya yang ada di RSKO berjalan lancar, banyak masyarakat mempercayakan kesehatannya dengan
berobat di RSKO sehingga RS banyak pengunjung, RS jadi ramai dan pendapatan
karyawan bisa naik, Nilai IKU bisa dinilai secara optimal.
13
Gambar 2. Gambaran keadaan RSKO di Instalasi Rawat Jalan
Keterkaitan Dengan Agenda 3
1) SMART ASN Masih kurangnya promosi RS di RSKO salah satunya yaitu karena kurangnya pengetahuan akan literasi digital, salah satunya dalam aspek digital skill, yaitu kemampuan dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK serta sistem operasi digital dalam kehidupan seharihari. Contohnya tentang pembuatan iklan di media massa yang menarik
B. ISU KE-2: BELUM OPTIMALNYA PENGISIAN REKAM MEDIS DIGITAL (EMR) DI IGD RSKO TAHUN 2022
Deskripsi
EMR (Electronic Medical Record) merupakan sistem informasi kesehatan terkomputerisasi yang berisi data sosial dan data medis pasien, serta dapat dilengkapi dengan sistem pendukung keputusan. EMR dapat membantu manajemen pelayanan kesehatan pasien dengan lebih baik, efektif dan efisien.
Data/Fakta
1) Dokter yang lebih memilih pengisian di rekam medis manual
2) Dalam penginputan data EMR di IGD RSKO masih belum terisi semua.
3) Banyak laman pada jendela EMR yang harus di isi satu persatu.
4) Data EMR belum berkesinambungan antara data yang satu dengan data yang lainnya
14
Gambar 3. Tampilan Laman EMR di RSKO
Dampak dan Pihak Yang Terkena Dampak
1) Kelengkapan catatan medis pasien tidak terintegrasi dengan baik
2) Dokter kesulitan untuk melakukan penegakan diagnosis maupun terapi karena tidak efektifnya sistem EMR
Kondisi Yang Diinginkan
Termodelnya EMR (rekam medis elektronik) yang lebih efektif, efisien dan data terintegrasi dengan baik.
Keterkaitan Dengan Agenda 3
1) Manajemen ASN
Kurang optimalnya penginputan data di EMR menunjukkan peran dari ASN yaitu pelayanan yang professional belum terpenuhi.
2) SMART ASN
Belum optimalnya penginputan data di EMR salah satunya karena dokter yang belum paham tentang literasi digital, yaitu digital culture, perubahan dari rekam medik manual menjadi rekam medik digital. Selain itu digital skills pemanfaatan EMR belum sepenuhnya dikuasai oleh dokter lainnya.
C. ISU KE-3: BELUM OPTIMALNYA PENCATATAN BUKU OPERAN JAGA DOKTER di IGD RSKO JAKARTA TAHUN 2022
Operan jaga merupakan komunikasi yang dilakukan antar dokter dalam menyampaikan kondisi pasien secara jelas dan lengkap dalam pergantian shift saat penyerahan tanggung jawab dari dokter shift sebelumnya ke dokter shift selanjutnya. Operan jaga memberikan informasi berupa kondisi dari pasien, pengobatan yang diberikan, tindakan yang sudah dilakukan, dan perubahan yang mungkin terjadi selama perawatan. Semua informasi itu selain dijelaskan secara lisan, juga dituliskan dalam bentuk sebuah buku, berupa buku operan jaga.
Data/Fakta
1) Buku operan jaga sudah ada, tetapi belum digunakan secara efektif.
2) Belum ada standar penulisan yang baku untuk buku operan jaga pasien (NAPZA dan Psikiatrik).
15
Gambar 4. Buku operan jaga
Dampak dan Pihak Yang Terkena Dampak
1) Menghambat proses diagnose, tindakan dan terapi pasien
2) Salah persepsi/ penafsiran tentang isi buku operan jaga.
Kondisi Yang Diinginkan
Pembuatan buku operan jaga yang terstandar dengan baik, sehingga pada saat operan jaga bisa berjalan secara efektif dan efisien.
Keterkaitan Dengan Agenda 3
1) Manajemen ASN
Belum optimalnya pencatatan buku operan jaga dokter dikarenakan belum maksimalnya perwujudan manajemen ASN yang professional. Yaitu melakukan pelayanan sesuai kompetensinya, salah satunya melengkapi data pasien pada buku operan jaga.
2) SMART ASN
Belum optimalnya pencatatan buku operan jaga dokter dikarenakan belum maksimalnya perwujudan smart ASN yang Integritas, dimana seharusnya seorang dokter memiliki integritas untuk menyelesaikan secara utuh catatan medis pasien di buku operan jaga.
16
dan Sumber Kegiatan
1. Melakukan koordinasi terkait pembuatan format baru buku operan jaga.
Tahapannya:
• Melakukan konsultasi dengan mentor mengenai kegiatan penyelesaian masalah pada buku operan jaga IGD
• Melakukan konsultasi dengan kepala instalasi IGD RSKO mengenai kegiatan penyelesaian masalah pada buku operan jaga IGD.
• Meminta persetujuan kepada semua pihak yang terlibat dan merumuskan poin-poin yang akan disesuaikan pada buku operan jaga.
2. Menyusun rancangan untuk format baru buku operan jaga.
Tahapannya:
• Mencari literatur dan informasi yang berkaitan dengan format penulisan buku operan jaga.
• Menyusun format buku operan jaga yang baru berdasarkan literatur yang dipakai.
• Melakukan konsultasi dengan mentor terkait format yang sudah disusun
• Melakukan perbaikan format setelah mendapatkan masukkan dari mentor.
3. Melakukan sosialisasi tentang format baru buku operan jaga
Tahapannya:
• Membuat susunan acara terkait sosialisasi
• Membuat daftar hadir para rekan sejawat dokter yang ikut
sosialisasi
• Membuat undangan sosialisasi berbasis elektronik
• Mempersiapkan bahan tentang format buku operan jaga
yang baru
• Mempersiapkan tempat untuk dilakukannya sosialisasi
Inovasi
21
Tabel 3. Kegiatan
No Nama Kegiatan Sumber Kegiatan
SKP
SKP
• Melakukan presentasi tentang format baru pada buku operan jaga.
4. Melakukan Uji coba format baru buku operan jaga
Tahapannya:
• Melakukan persiapan alat dan peserta untuk melakukan uji coba format baru buku operan jaga.
• Melakukan testing pendokumentasian catatan medis pasien dengan format buku operan jaga yang baru
• Melakukan Observasi saat testing di lakukan
• Membuat laporan hasil observasi
5. Melakukan Evaluasi pada format baru buku operan jaga.
Tahapannya:
• Membuat kuisioner dalam bentuk GForm tentang
kepuasan terhadap format buku operan jaga yang baru
• Menyebarkan kuisioner tentang kepuasan terhadap
format buku operan jaga yang baru
• Mengolah kuisioner tentang kepuasan terhadap
format buku operan jaga yang baru
• Melakukan perbaikan pada format buku operan jaga setelah mendapat masukan
• Melakukan konsultasi dengan mentor
• Monitoring dan evaluasi dari tampilan format buku operan jaga yang sudah diperbaiki.
22
Inovasi
SKP
BAB IV
MATRIKS RANCANGAN AKTUALISASI
Unit Kerja : Dokter Umum, Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta, Ruang Instalasi Gawat Darurat
Identifikasi Isu :
1. Masih Kurangnya Promosi Kesehatan Rumah Sakit di RSKO Jakarta Tahun 2022
2. Belum Optimalnya Pengisian Rekam Medis Digital (E-MR) di IGD RSKO Pada Tahun 2022
3. Belum Optimalnya Pencatatan Buku Operan Jaga Dokter di IGD RSKO Pada Tahun 2022
Isu yang Diangkat : Belum Optimalnya Pencatatan Buku Operan Jaga Dokter di IGD RSKO Pada Tahun 2022.
Gagasan Pemecahan Isu : Penyempurnaan Buku Operan Jaga IGD RSKO Jakarta Pada Tahun 2022
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Kontribusi Terhadap Tujuan Organisasi (Visi Misi RSKO)
1 Melakukan koordinasi terkait pembuatan format baru buku operan jaga
1) Melakukan konsultasi dengan mentor mengenai kegiatan penyelesaian masalah pada buku operan jaga IGD.
Foto dan catatan berupa note mengenai informasi hasil dari penyampaiaan ide gagasan format baru buku operan jaga.
2) Melakukan konsultasi dengan Foto dan catatan berupa note
Menghubungi mentor dan kepala instalasi untuk melakukan konsultasi ini sebagai bentuk membangun lingkungan kerja yang kondusif antar sesama pegawai (Harmonis) dan berkerjasama untuk meminta saran dalam rancangan aktualisasi ini (Kolaboratif).
Berkaitan erat dengan Misi RSKO yaitu, Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan dan sertifikasi dalam
bidang ketergantungan obat dan adiksi lainnya
Penguatan Nilai Budaya RSKO
Mencerminkan Nilai
Budaya RSKO yaitu, RAMAH selalu memberikan senyum, salam, dan sapa serta saling
menghormati
kepada sesama
karyawan.
23
Tabel 4. Matriks Rancangan Aktualisasi
2 Menyusun
rancangan untuk format
baru buku
Kepala Instalasi
IGD RSKO
mengenai kegiatan
penyelesaian masalah pada
buku operan jaga
IGD.
3) Meminta persetujuan
kepada semua pihak yang
terlibat dan
merumuskan poin-poin yang akan disesuaikan
pada buku operan jaga
mengenai informasi hasil
dari
penyampaiaan
ide gagasan
format baru buku
operan jaga.
Foto dan catatan berupa note
mengenai
informasi hasil
diskusi tentang
poin yang akan
dirumuskan
dalam format
buku jaga baru dan lembar persetujuan..
Terbuka dalam
bekerjasama serta
bertangung jawab untuk
menghasilkan format buku
operan jaga yang baru (Akuntabel & Adaptif).
Meminta persetujuan
terlebih dahulu kepada
beberapa pihak sebagai
bentuk menghargai setiap
orang/ rekan kerja
(Harmonis) Juga sopan
dalam bertindak terlebih
dahulu (Loyal)
Merumuskan poin-poin
masalah yang ada pada
buku operan jaga bersama
rekan sejawat dokter lain
sebagai bentuk melakukan
perbaikan tiada henti untuk
pendokumentasian data
pasien (Berorientasi
Pelayanan & Kompeten)
1. Mencari literatur
dan informasi yang
berkaitan dengan
format penulisan
buku operan jaga.
Dokumen berupa
literatur dari
berbagai sumber
Merancang dan
menjalankan format
penulisan buku operan
jaga.yang baru sebagai
bentuk terus berinovasi dan mengembangkan
kreativitas (Adaptif)
Berkaitan erat dengan
Misi RSKO yaitu, Menyelenggarakan
penelitian dan
pengembangan dalam
bidang ketergantungan
Mencerminkan Nilai
Budaya RSKO
yaitu, SIGAP
selalu berusaha
cepat, tepat dan
cekatan dalam
melakukan
24
operan jaga.
2. Menyusun format penulisan buku operan jaga.yang baru berdasarkan literatur yang dipakai.
Foto format penulisan buku operan jaga yang baru.
sesuai peraturan yang berlaku (Loyal) serta
berintegritas tinggi
terhadap tugas (Akuntabel).
Menyusun format penulisan buku operan jaga yang baru sebagai wujud
melaksanakan tugas
dengan kualitas terbaik (Kompeten) dan ikut berinovasi
mengembangkan kreativitas (Adaptif).
obat dan adiksi lainnya. pekerjaan maupun pelayanan sesuai dengan sistem dan proedur yang berlaku.
3. Melakukan konsultasi dengan mentor terkait format penulisan buku operan jaga yang sudah disusun
Foto dan catatan berupa note mengenai informasi hasil diskusi tentang pembuatan format penulisan buku operan jaga yang baru.
Melakukan diskusi lebih dalam terkait format
penulisan buku operan
jaga baru sebagai bentuk
membangun lingkungan kerja yang kondusif antar
sesama pegawai (Harmonis) dan berkerjasama untuk
meminta saran dalam
pembuatan format
penulisan buku operan
jaga baru(Kolaboratif).
25
3 Melakukan sosialisasi tentang format penulisan buku operan jaga yang baru
4. Melakukan perbaikan format penulisan buku operan jaga setelah mendapatkan masukkan dari mentor
Foto format penulisan buku
operan jaga baru
atas masukkan dari mentor
Melakukan perbaikan pada format penulisan buku
operan jaga baru setelah
mendapatkan masukan dari mentor merupakan
core value ASN yang ingin
terus melakukan perbaikan tiada henti (Berorientasi
Pelayanan) dan terus
berinovasi dan mengembangkan
kreativitas (Adaptif).
1. Membuat susunan acara terkait sosialisasi
2. Membuat daftar hadir para dokter jaga IGD yang ikut sosialisasi
3. Membuat undangan sosialisasi berbasis elektronik
4. Mempersiapkan bahan ajar tentangan format penulisan buku
Susunan Acara Sosialisasi
Melakukan sosialisasi
terlebih dahulu dalam
format penulisan buku
operan jaga yang baru
Berkaitan erat dengan Misi RSKO yaitu, Menyelenggarakan
Mencerminkan Nilai
Budaya RSKO yaitu, RAMAH
Daftar Hadir dokter
sesuai dengan aturan dan tata tertib yang berlaku
(Loyal) sebagai wujud
memahami dan memenuhi
kebutuhan dokter tentang
pendidikan, pelatihan dan sertifikasi juga
penelitian dan pengembangan dalam bidang ketergantungan obat dan adiksi lainnya
selalu memberikan senyum, salam, dan sapa setiap memberikan pelayanan maupun sesama karyawan.
Undangan sosialisasi via WhatsApp Group
format penulisan buku
operan jaga yang baru
(Akuntabel & Berorientasi Pelayanan)
PPT tentang format penulisan buku operan jaga yang baru dan
Melakukan sosialisasi
terlebih dahulu dalam
penginputan format
penulisan buku operan
26
4 Melakukan Uji coba format buku operan jaga yang baru
operan jaga yang baru
cara penginputan datanya
jaga yang baru sebagai wujud juga membantu
orang lain untuk belajar
5. Mempersiapkan tempat kegiatan sosialisasi
Foto Tersedianya Tempat Sosialisasi
mengenal format penulisan
buku operan jaga yang
baru (Kompeten & Adaptif).
6. Melakukan presentasi tentang format penulisan buku operan jaga yang baru.
PPT tentang format penulisan buku operan jaga yang baru dan cara penginputan datanya
Melakukan sosialisasi
terlebih dahulu dalam penginputan format penulisan buku operan
jaga sebagai wujud memberi kesempatan
kepada seluruh dokter jaga
IGD untuk berkontribusi (Harmonis & Kolaboratif).
1) Melakukan persiapan alat dan peserta untuk melakukan uji coba format baru buku operan jaga
2) Melakukan testing pendokumentasian catatan medis pasien dengan format buku
Foto dokumentasi alat dan peserta uji coba.
Melakukan uji coba format buku operan jaga yang baru (Adaptif) sebagi wujud ASN yang
Berkaitan erat dengan
Misi RSKO yaitu, Menyelenggarakan
Inovasi format buku operan jaga yang baru dapat digunakan sesuai rancangan.
memahami dan memenuhi kebutuhan dokter (Berorientasi Pelayanan), berintegritas tinggi, cermat (Kompeten) dan bersifat proaktif terhadap tugas (Akuntabel).
pendidikan, pelatihan dan sertifikasi juga
penelitian dan
pengembangan dalam bidang ketergantungan obat dan adiksi lainnya
Mencerminkan Nilai Budaya RSKO yaitu, SIGAP selalu berusaha cepat, tepat dan cekatan dalam
melakukan pekerjaan maupun
pelayanan sesuai dengan sistem dan proedur yang berlaku.
27
5 Melakukan Evaluasi pada format baru buku operan jaga.
operan jaga yang baru
3) Melakukan Observasi saat testing di lakukan
Foto observasi saat format buku operan jaga yang baru diaplikasikan.
4) Membuat laporan hasil observasi Catatan hasil observasi
1) Membuat kuisioner dalam bentuk GForm tentang kepuasan terhadap format buku operan jaga yang baru
Link Gform tentang kuisioner kepuasan terhadap format buku operan jaga yang baru .
Melakukan uji coba kepada teman sejawat dokter jaga
IGD (Kolaboratif & Harmonis) sesuai dengan aturan yang berlaku (Loyal)
Membuat, menyebarkan dan mengolah hasil data yang di dapat dari pengisian link Gform tentang kepuasan terhadap format buku operan jaga yang baru (Adaptif)
sesuai dengan aturan yang berlaku (Loyal), sebagai bentuk ingin memahami
Berkaitan erat dengan
Misi RSKO yaitu, Menyelenggarakan
penelitian dan pengembangan dalam bidang ketergantungan
obat dan adiksi lainnya.
Mencerminkan Nilai Budaya RSKO yaitu, RAMAH, SIGAP dan KASIH artinya selalu ramah memberikan pelayanan kepada sesama karyawan, selalu sigap
28
2) Menyebarkan kuisioner tentang kepuasan terhadap format buku operan jaga yang baru
Link Gform tentang kuisioner kepuasan pada format buku operan jaga yang baru yang sudah terisi
dan memenuhi kebutuhan sejawat (Kolaboratif & Berorientasi Pelayanan) serta berintegritas tinggi terhadap tugas (Akuntabel).
berusaha cepat, tepat dan cekatan dalam melakukan pekerjaan (perbaikan) serta memiliki kasih saling menghargai dan menghormati pendapat orang lain.
3) Mengolah kuisioner tentang kepuasan terhadap format buku operan jaga yang baru
Laporan data hasil masukan, kritik dan saran atas format buku operan jaga yang baru
29
4) Melakukan perbaikan pada format buku operan jaga yang baru setelah mendapat masukan
Inovasi tampilan format buku operan jaga yang baru atas masukan dari pengguna buku operan jaga. (dokter)
Melakukan perbaikan, mengkonsulkannya kembali
ke mentor dan terakhir
melakukan monitoring dan evaluasi dari format buku
operan jaga yang baru
sebagai bentuk melakukan
perbaikan tiada henti
dalam tugas (Kolaboratif, Harmonis & Berorientasi
Pelayanan), berintegritas
tinggi terhadap tugas
(Akuntabel ) dan juga
melaksanakan tugas
5) Melakukan konsultasi dengan mentor
Foto dan Note hasil diskusi dengan mentor terkait revisi format buku operan jaga yang baru.
dengan kualitas terbaik (Kompeten).
6) Monitoring dan evaluasi dari tampilan format buku operan jaga yang sudah diperbaiki.
Foto dan Note hasil monitoring dari format buku operan jaga baru yang sudah diperbaiki.
Rekapitulasi Rencana Habituasi Mata Pelatihan (MP) Agenda II
30
31
NO Mata Pelatihan Kegiatan Jumlah Aktualisasi Per-MP Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5 1 Berorientasi Pelayanan 1 1 1 1 2 6 2 Akuntabel 1 1 1 1 2 6 3 Harmonis 3 1 1 1 1 7 4 Kompeten 1 1 1 1 1 5 5 Loyal 1 1 1 1 1 5 6 Adaptif 1 3 1 1 1 7 7 Kolaboratif 3 1 1 1 2 8 Jumlah Aktualisasi PerKegiatan 11 9 7 7 10
Tabel 6. Matriks Rekapitulasi Rencana Habituasi Agenda IIMa trik
1. Melakukan koordinasi terkait pembuatan format baru buku operan jaga