3 minute read

4.4.Aktualisasi Kegiatan 4

• Notulensi rapat pemilihan perawat terlatih

• Pelaporan hasil rapat ke Kepala KSM Paru

Advertisement

• Surat pengajuan pelatihan perawat (inHouse Training)

• Surat balasan pengajuan pelatihan perawat (inHouse Trainig)

• Dikumentasi pelatihan perawat

• Hasil PCR perawat

NILAI-NILAI DASAR KEGIATAN 4 Akuntabilitas

Kegiatan pengajuan penambahan jumlah perawat terlatih dimulai dengan rapat divisi Pulmonologi Intervensi dan Gawat Darurat Napas (PIGDN) KSM Paru. Rapat dan diskusi dilaksanakan dengan mendengarkan masukan dari semua anggota divisi. Hasil notulensi rapat, setelah disetujui ketua divisi, diajukan ke Kepala KSM sebagai wujud kepercayaan dalam melaporkan dan menjalankan hasil rapat secara bertanggung jawab. Kegiatan pelatihan atau magang agar menjadi perawat terlatih juga berguna dalam peningkatan keahlian khusus dan pemenuhan kompetensi agar dapat bekerja sesuai dengan SOP secara berintegritas.

Nasionalisme

Rapat divisi dimulai dan ditutup dengan berdoa (ketuhanan) dan dipimpin oleh ketua divisi dengan mendengarkan masukan dari semua staf sehingga tercapat kesepakatan secara mufakat (kerakyatan). Dalam pemilihan perawat terlatih anggota divisi mencalonkan individu tanpa membedakan suku, ras serta agamanya (persatuan)

Etika Publik

Pemilihan nama perawat yang akan diajukan untuk mendapat pelatihan dilakukan secara detail dan cermat dengan melakukan analisis pendidikannya, kompetensinya, serta evaluasi timbal balik rekan kerja. Selain itu status kepegawaiannya juga turut dijadikan landasar pemilihan. Dengan melalukan pelatihan.magang harapannya dapat terus menjaga kualitas pelayanan dan menjaga reputasi rumah sakit sebagai pusar rujukan paru dan respirasi.

Komitmen Mutu

Kegiatan pelatihan perawat terlatih dibutuhkan untuk peningkatan keahlian dalam pemenuhan kompetensi agar dapat bekerja secara ekselen dalam memberikan pelayanan sesuai dengan standar akreditasi dan berorientasi pada mutu.

Anti Korupsi

Dalam pemilihan perawat yang akan dilatih dilakukan secara adil sesuai dengan kualifikasi dan kompetensi. Rapat divisi dilakukan dengan mendengarkan masukan dari seluruh anggota divisi. Semua anggota divisi menyampaikan penilaian subjektif dari semua calon secara berani.

Manajemen ASN, Whole of Goverment dan Pelayanan Publik

Dalam proses pengajuan penambahan jumlah perawat terlatih, sebagai ASN yang baik wajib menjalankan semua keputusan rapat dengan baik. Pemilihan perawat sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan dan kompetensinya agar dapat bekerja sesuai SKP (Manajemen ASN). Dengan melakukan pelatihan, perawat tersebut dalam menyesuaikan keahliannya dengan kebutuhan sumber daya manusia sehingga dapat memberikan pelayanan dengan baik dan berkualitas (Pelayanan publik). Saat perawat terlatih telah terpilih, pengajuan kegiatan pelatihan dilakukan dengan berkoordinasi dengan bagian terkait seperti bidang pelayanan medik dan instalasi bedah sentral untuk kegiatan pelatihan/magang (Whole of Government).

Analisis Dampak

Dengan menerapkan nilai-nilai ANEKA, maka kegiatan pengajuan penambahan jumlah perawat terlatih diharapkan dapat berjalan dengan lancar. Nilai-nilai ANEKA yang saya dapatkan saat periode aktualisasi bertambah. Kegiatan ini bila terselesaikan dengan baik sangat berdampak dalam pelayanan publik, khususnya dalam hal peningkatan kompetensi tenaga kesehatan sehingga dapat bekerja sesuai SOP dan mengutamakan keselamatan pasien (patient safety). Sehingga rumah sakit sebagai pusat rujukan paru dan respirasi memiliki sumber daya manusia terlatih yang semakin banyak. Dampak lainnya yaitu peningkatan kemampuan koordinasi dengan bagian dan unit lain yang kurang tercipta sebelumnya, sehingga dapat menerapkan prinsip WoG dengan baik.

Kendala

Pada awalnya tidak ada kendala yang dihadapi saat melaksanakan tahapan kegiatan. Namun pada masa pelatihan, perawat yang terpilih tersebut terkonfirmasi Covid-19 positif sehingga kegiatan pelatihan terhenti. Pasca melakukan isolasi mandiri dan dinyatakan fit to work, RSUP Persahabatan beralih kembali menjadi pusat rujukan covid, sehingga pelayanan bronkoskopi elektif terhenti dan perawat tersebut tidak dapat melanjutkan pelatihannya. Sehingga dari target minimal durasi 2 minggu pelatihan, hanya dapat menjalani 10 hari pelatihan.

Kontribusi terhadap Visi dan Misi Unit dan Rumah Sakit

Pengajuan penambahan jumlah perawat terlatih sejalan dengan misi Rumah Sakit dalam melaksanakan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada mutu dan keselamatan pasien, serta melaksanakan pendidikan dan pelatihan kedokteran untuk tenaga kesehatan dalam meningkatkan kompetensi.Selain itu sejalan dengan misi KSM Paru yaitu melaksanakan

pelayanan kesehatan respirasi berdasarkan pengembangan ilmu dan teknologi yang dapat dipertanggungjawabkan

Penguatan Nilai-Nilai Organisasi

Pengajuan penambahan jumlah perawat terlatih wujud dari penerapan nilai-nilai Rumah Sakit seperti Profesionalisme dengan melakukan pekerjaan sesuai kompetensi dan memperhatikan mutu nilai Kolaborasi dengan melakukan kerjasama secara terpadu dan sinergis, nilai Kesempurnaan dengan melakukan kinerja yang diiringi pembelajaran terus menerus

TABEL KEGIATAN 5

Nama kegiatan Pembagian peralatan bronkoskopi sesuai jenis ruangannya Sumber kegiatan Inovasi, SKP Tanggal 16 Juni 2021 s/d 26 Juni 2021 Tahapan kegiatan 1. Pendataan peralatan bronkoskopi 2. Rapat divisi penetapan pembagian alat 3. Pengajuan pemindahan alat ke instalasi pemeliharaan sarana RS

Pelaksanaan kegiatan dan Luaran • Pendataan peralatan bronkoskopi dan pembagian sesuai jenis ruangannya

• Rapat divisi penetapan pembagian alat

This article is from: