![](https://static.isu.pub/fe/default-story-images/news.jpg?width=720&quality=85%2C50)
9 minute read
3.4.Penentuan Kegiatan
Tabel 3.8. Matriks Rencana Kegiatan Aktualisasi
No Kegiatan Tahapan kegiatan Output/hasil Keterkaitan substansi mata pelatihan Kontribusi terhadap visi dan misi organisasi Penguatan nilai organisasi
Advertisement
1 Perencanaan infrastruktur bronkoskopi dan penetapan alur pelayanan 1. Diskusi dengan Mentor 2. Mengumpulkan data dasar pendukung seperti spesifikasi desain ruangan, jumlah peralatan medis, jumlah sarana prasarana dan jumlah SDM 3. Rapat dengan unit terkait dalam penetapan infrastruktur dan alur pelayanan. Unit terkait yaitu: Unit griya puspa (lokasi ruangan),
Instalasi pemeliharaan sarana RS (IPSRS), dan
Bidang pelayanan medik (Yanmed) 4. Melakukan survey lokasi bersama dalam pengambilan keputusan penetapan alur pelayanan 1. Nolutensi rapat 2. Dokumentasi 3. Alur pelayanan bronkoskopi • Diskusi dengan Mentor untuk memutuskan satu gaagasan kreatif yang setuju dilakukan secara mufakat (Kerakyatan-
NASIONALISME) • Pengumpulan data pendukung dilakukan dengan kerja keras secara mandiri dan tidak menginstruksikan staf junior untuk bekerja karena bukan merupakan tugasnya (Kerja keras
dan Mandiri-ANTI
KORUPSI) • Penjadwalan rapat dilakukan dengan berkoordinasi dengan instalasi terkait lainnya (Whole of Government) • Rapat dimulai dan ditutup dengan berdoa (Ketuhanan• Rapat perencanaan penambahan unit bronkoskopi merupakan tahap awal yang sangat penting dalam mendukung jalannya unit bronkoskopi baru, sehingga pelayanan pulmonologi intervensi, yang merupakan
layanan unggulan RS
menjadi lebih optimal.
Hal tersebut sesuai dengan visi RS menjadi pusat respirasi terkemuka di asia pasifik • Selain itu juga mendukung misi KSM
Paru dan Rumah
Sakit dalam melakukan pelayanan kesehatan respirasi yang bermutu dan berpihak pada • Rapat perencanaan penambahan unit bronkoskopi merupakan wujud dari pengamalan nilai
Profesionalisme
RS dan KSM Paru dengan melakukan pekerjaan sesuai dengan kompetensi dengan memperhatikan mutu dan keselamatan pasien. • Selain itu juga sesuai pengamalan nilai
RS yaitu
Kolabotasi
31
5. Melakukan evaluasi rutin mingguan NASIONALISME) dan dipimpin (Kepemimpinan-
AKUNTABILITAS) dengan mendengarkan masukan dari semua pihak sehingga tercapai kesepakatan secara mufakat (Kerakyatan-
NASIONALISME) • Penguatan ruangan bronkoskopi baru merupakan wujud dalam pelaksanan kebijakan publik yang diputuskan oleh Direksi (Manajemen
ASN) dengan tujuan utama untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan (Pelayanan Publik) menjadi lebih efektif (Efektif-Komitmen
Mutu) dan sesuai dengan penetapan Bronkoskopi sebagai Layanan Unggulan masyarakat karena dapat mengurangi waktu tunggu antrian tindakan sehingga diagnosis dan terapi dapat dilakukan secepatnya. karena membangun kerjasama antar instalasi dan nilai
Orientasi pada pelanggan
karena proaktif berusama memberi pelayanan yang cepat • Rapat perencanaan yang matang juga sesuai dengan nilai
Manageable
KSM Paru
32
RS (Menjaga reputasi-
Etika Publik) • Penguatan dan penambahan ruangan bronkoskopi merupakan suatu hal yang baru dan belum ada Instansi serupa di wilayah Indonesia lyang melakukan hal serupa (Inovatif-KOMITMEN
MUTU) • Melakukan survey lokasi bersama dengan instansi terkait (Whole of
Government) sehinga dapat langsung melakukan analisis secara komprehensif dan waktu perencaan menjadi efektif (Efektif-KOMITMEN
MUTU), tanpa mengganggu pelayanan medis yang sedang berjalan (Tanggung jawab-ETIKA PUBLIK) • Evaluasi rutin mingguan dilakukan dengan
33
2 Pengaturan penjadwalan jenis tindakan bronkoskopi sesuai jenis ruangannya 1. Rapat divisi penetapan kebijakan dan finalisasi lembar permintaan penjadwalan tindakan 2. Pengajuan hasil rapat ke kepala KSM Paru 3. Sosialisasi lembar permintaan dan alur permintaan ke poli rawat jalan dan ruang rawat inap dan menerima masukan dari pihak lain 1. Notulensi rapat 2. Lembar permintaan penjadwalan tindakan 3. Buku penjadwalan tindakan • Rapat divisi dimulai dan ditutup dengan berdoa (Ketuhanan-
NASIONALISME) dan dipimpin oleh kepala divisi dengan mendengarkan masukan dari semua staf sehingga tercapai kesepakatan secara mufakat (Kerakyatan-
NASIONALISME) • Penyusunan lembar permintaan penjadwalan dan buku penjadwalan tindakan dengan detail dan cermat dalam membantu lancarnya pelayanan bronkoskopi (Cermat-
ETIKA PUBLIK) • Lembar tersebut merupakan cara kreatif dalam penapisan jenis tindakan sesuai • Pengaturan penjadwalan jenis tindakan bronkoskopi sesuai dengan jenis ruangan sejalan dengan misi Rumah
Sakit dalam pengembangan pelayanan yang terintegrasi dan meningkatkan kualitas tata kelola RS dan tata kelola klinis. • Pengaturan penjadwalan jenis tindakan bronkoskopi sesuai dengan jenis ruangan wujud dari penerapan nilainilai RS seperti
Profesionalisme
dengan melakukan pelayanan sesuai dengan kompetensi untuk perbaikan mutu, nilai Kolaborasi dengan melakukan kerjasama dan meminta bantuan instalasi lainnya, nilai
Kesempurnaan
komitmen dan disiplin (Disiplin-ANTI KORUPSI)
34
ruangannya (Kreatif-
KOMITMENT MUTU) • Pengajuan hasil rapat ke
Kepala KSM merupakan wujud kepercayaan menjalankan dan melaporkan hasil rapat untuk disetujui (Manajemen ASN,
Kepercayaan-
AKUNTABILITAS) sebagai kebijakan dalam meningkatkan mutu pelayanan publik (Pelayanan publik) • Sosialisasi lembar permintaan jadwal dan penjadwalan dilakukan secara mandiri (Mandiri-
ANTI KORUPSI) ke poli rawat jalan dan ruang rawat inap dengan sebelumnya menghubungi kepala instalasi (Whole of
Government). • Pasca dilakukan sosialisasi dilakukan pendataan karena selalu berusaha melakukan kinerja terbaik dan memikirkan ide kreatif inovatif serta nilai
Orientasi pada pelanggan
dengan memberikan penjadwalan yang cepat dan tepat • Selain itu juga merupakan perwujudan nilai
KSM yaitu
Updated dengan berinovasi melakukan cara kreatif dalam menunjang pelayanan medis respirasi
35
3 Pengaturan jadwal operator tindakan 1. Rapat divisi penentuan sistem penjadwalan operator 2. Pengajuan hasil rapat ke koordinator pelayanan dan kepala
KSM paru 3. Sosialisasi lembar penjadwalan operator tindakan ke poli rawat jalan dan ruang raawat inap 1. Notulensi rapat 2. Lembar penjadwalan operator evaluasi dengan menerima masukan dan/atau kritik serta melaporkannya secara transparan kepada kepala divisi dan KSM (Berani, Jujur-ANTI
KORUPSI,
Transparansi-
AKUNTABILITAS,
Berorientasi mutu-
KOMITMEN MUTU) • Rapat divisi dimulai dan ditutup dengan berdoa (Ketuhanan-
NASIONALISME) dan dipimpin oleh kepala divisi dengan mendengarkan masukan dari semua staf sehingga tercapai kesepakatan secara mufakat (Kerakyatan-
NASIONALISME) • Penyusunan lembar penjadwalan operator dilakukan dengan detail dan cermat (Cermat-
ETIKA PUBLIK) dan • Pengaturan penjadwalan operator tindakan sejalan dengan misi Rumah
Sakit dalam pelayanan kesehatan yang berorientasi pada mutu dan melaksanakan pelatihan kedokteran perkelanjutan. • Selain itu juga sejalan dengan misi KSM dalam menghasilkan dokter spesialis yang beretika dan melaksanakan • Pengaturan penjadwalan operator tindakan sesuai dengan jenis ruangan wujud dari penerapan nilainilai RS seperti
Profesionalisme
dengan melakukan pekerjaan sesuai kompetensi dan memperhatikan mutu, nilai
Kolaborasi
36
menyesuaikan dengan jadwal operator di tempat lainnya sehingga tidak bentrok dalam memberikan pelayanan (Pelayanan Publik).
Penjadwalan juga disesuaikan dengan tingkat senioritas dan pengalaman operator sehingga semua tindakan dapat dilakukan secara holistic dan sesuai kompetensi (Manajemen
ASN, Berorientasi mutu-KOMITMEN
MUTU) • Pengajuan hasil rapat ke
Kepala KSM merupakan wujud kepercayaan menjalankan dan melaporkan hasil rapat (Kepercayaan-
AKUNTABILITAS) untuk disetujui sebagai kebijakan dalam meningkatkan mutu pelayanan publik (Pelayanan Publik) pelayanan kesehatan respirasi berdasarkan pengembangan ilmu dengan melakukan kerjasama secara terpadu dan sinergis, nilai
Kesempurnaan
dengan melakukan kinerja yang diiringi pembelajaran terus menerus • Selain itu juga merupakan perwujudan nilai
KSM yaitu
Managable
dengan melakukan
pengaturan dalam menjalankan kinerja
37
4 Pengajuan penambahan jumlah perawat terlatih 1. Rapat divisi penetapan pemilihan perawat untuk dilatih 2. Pelaporan hasil rapat ke kepala KSM Paru 3. Pengajuan pelatihan perawat (InHouse
Training) ke Kepala instalasi bedah sentral bekerjasama dengan
Bidang Pelayanan Medik 1. Notulensi rapat 2. Surat pengajuan pelatihan perawat bronkoskopi • Sosialisasi lembar penjadwalan operator tindakan dilakukan secara mandiri (Mandiri-ANTI
KORUPSI) ke poli rawat jalan dan ruang rawat inap dengan sebelumnya menghubungi kepala instalasi terkait (Whole of
Government). • Rapat divisi dimulai dan ditutup dengan berdoa (Ketuhanan-
NASIONALISME) dan dipimpin oleh kepala divisi dengan mendengarkan masukan dari semua staf sehingga tercapai kesepakatan secara mufakat (Kerakyatan-
NASIONALISME) • Pemilihan perawat dilakukan secara objektif sesuai dengan kualifikasi dan kompetensi (Manajemen ASN, Adil-
ANTI KORUPSI) dan • Pengajuan penambahan jumlah perawat terlatih sejalan dengan misi Rumah
Sakit dalam melaksanakan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada mutu dan keselamatan pasien, serta melaksanakan pendidikan dan pelatihan kedokteran untuk tenaga kesehatan dalam meningkatkan kompetensi. • Pengajuan penambahan jumlah perawat terlatih wujud dari penerapan nilai-nilai RS seperti
Profesionalisme
dengan melakukan pekerjaan sesuai kompetensi dan memperhatikan mutu nilai
Kolaborasi
dengan melakukan
38
tanpa membedakan suku, ras serta agama (Persatuan-
NASIONALISME) • Pengajuan hasil rapat ke
Kepala KSM merupakan wujud kepercayaan menjalankan dan melaporkan hasil rapat untuk disetujui sebagai kebijakan (Kepercayaan-
AKUNTABILITAS) • Pengajuan pelatihan perawat berkoordinasi dengan bagian terkait seperti bidang pelayanan medik dan instalasi bedah sentral untuk kegiatan magang (Whole of
Government). Magang dibutuhkan untuk peningkatan skill dalam pemenuhan kompetensi agar dapat bekerja sesuai dengan SOP (Integritas-
AKUNTABILITAS) dan ekselen dalam • Selain itu sejalan dengan misi KSM
Paru yaitu melaksanakan pelayanan kesehatan respirasi berdasarkan pengembangan ilmu dan teknologi yang dapat dipertanggungjawabkan kerjasama secara terpadu dan sinergis, nilai
Kesempurnaan
dengan melakukan kinerja yang diiringi pembelajaran terus menerus
39
5 Pembagian peralatan bronkoskopi sesuai jenis ruangannya 1. Pendataan peralatan bronkoskopi 2. Rapat divisi penetapan pembagian alat 3. Pengajuan pemindahan alat ke instalasi pemeliharaan sarana RS 1. Tabel pendataan alat 2. Notulensi rapat 3. Surat permintaan pengajuan pemindahan alat memberikan pelayanan sesuai dengan standar akreditasi (Pelayanan
publik, Berorientasi mutu-KOMITMEN
MUTU) dalam upaya menjaga nama besar RS sebagai pusat rujukan paru
(Menjaga reputasi-
ETIKA PUBLIK) • Pendataan dilakukan dengan cermat dan teliti (Cermat-ETIKA
PUBLIK) dan bekerja sama dengan perawat tim intervensi dengan melakukan pembagian tugas secara seimbang (Adil-ANTI KORUPSI) tanpa mengganggu tugas harian (Pelayanan
publik, Berorientasi
Mutu-KOMITMEN
MUTU) • Bertanggung jawab melaporkan hasil pendataan ke Kepala divisi • Pembagian peralatan bronkoskopi sesuai dengan jenis ruangannya sejalan dengan misi Rumah
Sakit dalam melaksanakan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada mutu dan keselamatan pasien, serta melaksanakan tata
Kelola RS dan tata kelola klinis yang terstandar. • Selain itu sejalan dengan misi KSM • Pembagian peralatan bronkoskopi sesuai dengan jenis ruangannya wujud dari nilai
RS seperti
Kolaborasi
dengan bekerjasama antar bagian dengan sinergis, serta nilai
Orientasi pada pelanggan
karena secara proaktif berperan
40
(Tanggung jawab-
AKUNTABILITAS) dan jujur menyatakan bila ada kerusakan (Jujur-ANTI
KORUPSI) • Rapat divisi dimulai dan ditutup dengan berdoa (Ketuhanan-
NASIONALISME) dan dipimpin oleh kepala divisi dengan mendengarkan masukan dari semua staf sehingga tercapai kesepakatan secara mufakat (Kerakyatan-
NASIONALISME) • Menjalankan hasil keputusan rapat divisi (Manajemen ASN,
Kepercayaan-
AKUNTABILITAS) dengan mengisi tabel pembagian alat di tabel pendataan awal sehingga lebih efisien (Efisien-
KOMITMEN MUTU) Paru yaitu melaksanakan pelayanan kesehatan respirasi berdasarkan pengembangan ilmu dan teknologi yang dapat dipertanggungjawabkan karena kita menempatkan peralatan medis sesuai dengan fungsi dan alokasi kasusnya sehingga semakin efektif dan efisien
dalam memberikan pelayanan yang cepat, tepat dan inovatif. • Selain itu juga merupakan perwujudan nilai
KSM yaitu
Managable
dengan melakukan
pengaturan dalam menjalankan dan meningkatkan kinerja
41
• Membuat surat pengajuan ke Instalasi IPSRS (Whole of Government) dengan menyatakan permintaan secara jelas dan menyantumkan lampiran pendataan alat tersebut (Kejelasan-
AKUNTABILITAS)
42
Tabel 3.9. TimetableRencana Kegiatan Aktualisasi
N o Kegiatan Hari
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 Perencanan infrastruktur bronkoskopi dan penetapan alur pelayanan 2 Pengaturan penjadwalan jenis tindakan bronkoskopi sesuai jenis ruangannya 3 Pengaturan jadwal tindakan operator 4 Pengajuan penambahan jumlah perawat terlatih 5 Pembagian peralatan bronkoskopi sesuai jenis ruangannya
43
BAB IV AKTUALISASI
Kegiatan aktualisasi dan internalisasi nila-nilai dasar profesi ASN yang didapat saat tahap MOOC dan Distance Lerning diimplementasikan di tempat kerja dalam proses kegiatan aktualisasi yaitu di KSM Paru, RSUP Persahabatan Jakarta. Kegiatan dilakukan mulai tanggal 1 Juli 2021 sampai dengan 30 Juni 2021. Kegiatan tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah
Tabel 4.1. Status realisasi kegiatan aktualisasi
No
Kegiatan 1 Perencanan infrastruktur bronkoskopi dan penetapan alur pelayanan
Status realisasi Sumber kegiatan Terlaksana Inovasi, SKP
2 Pengaturan penjadwalan jenis tindakan bronkoskopi sesuai jenis ruangannya Terlaksana
3 Pengaturan jadwal tindakan operator Terlaksana Inovasi, SKP
Inovasi, SKP
4 Pengajuan penambahan jumlah perawat terlatih Sebagian terlaksana Inovasi
5 Pembagian peralatan bronkoskopi sesuai jenis ruangannya Terlaksana Inovasi, SKP
Tabel 4.2. Waktu pelaksanaan kegiatan aktualisasi
No Kegiatan 1 Perencanan infrastruktur bronkoskopi dan penetapan alur pelayanan Tahapan kegiatan 1. Diskusi dengan Mentor 2. Mengumpulkan data dasar pendukung seperti spesifikasi desain ruangan, jumlah peralatan medis, jumlah sarana prasarana dan jumlah SDM 3. Rapat dengan unit terkait dalam penetapan infrastruktur dan alur pelayanan. Unit terkait yaitu:
Unit griya puspa (lokasi ruangan), Instalasi pemeliharaan sarana RS (IPSRS), dan Bidang pelayanan medik (Yanmed) Tanggal pelaksanaan 1 Juni 2021 s/d 30 Juni 2021