LAPORAN SEMINAR RANCANGAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN 2
PEMBUATANDRAFTSTANDARPROSEDUROPERASIONALDAN
ALURPELAYANANANESTESIDIRUANGRESUSITASI
DIRSUPDR.HASANSADIKINBANDUNG
DISUSUN OLEH : dr. Irwan Setiadi., SpAn
NIP 198703022022031001
BALAI PELATIHAN KESEHATAN CIKARANG
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
2022
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI
PEMBUATAN DRAFT STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL DAN
ALUR PELAYANAN ANESTESI DI RUANG RESUSITASI
DI RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG
Telah dilakukan seminar rancangan
Tangggal 22 Juni 2022, di Bapelkes Cikarang
Coach Mentor
NIP.196903121992031014
NIP.197211052000121001
Penguji
NIP.197706112005012001
Miftahurrohim, ST, M.Kes Dr. dr. Ahmad Ramdan, SpOT (K), MKM
Verawati Lenny, SKM., MKM
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa:
Nama : Irwan Setiadi, dr., SpAn
NIP : 198703022022031001
Pangkat/Golongan : Penata Muda Tingkat 1/IIIb
Jabatan : Dokter Pendidik Klinis Ahli Pertama
Unit Kerja : Rumah Sakit Umum Pusat DR. Hasan Sadikin Bandung
Kertas Kerja Laporan Aktualisasi saya adalah asli dan belum pernah diajukan pada Pelatihan
Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil dimanapun. Kertas Kerja Laporan Aktualisasi Pelatihan
dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Angkatan II Tahun 2022 ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, sesuai arahan coachdan mentor. Kertas Kerja Laporan
Aktualisasi ini tidak terdapat karya tau pendapat yang ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali mencantumkan sumber referensi secara jelas dengan menyebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Demikian Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi dengan aturan yang berlaku di Bapelkes Cikarang.
Bandung, ………………..…….2022
Yang Membuat Pernyataan
Irwan Setiadi, dr., SpAn
NIP. 198703022022031001
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur saya ucapkan kepada Allah swt yang telah memberikan rahmat, hidayah dan karunia-Nya hingga saya mampu menyelesaikan rancangan aktualisasi dengan judul “Pembuatan draft Standar Operasional Prosedur dan Alur Pelayanan Anestesi di Ruang Resusitasi RSHS Bandung.” Saya mengucapkan terimakasih untuk setiap pihak yang mendukung baik materi maupun non materi dalam menyusun Rancangan Aktualisasi. Ucapan terimakasih saya sampaikan kepada:
1. dr. Azhar Jaya, SKM, MARS selaku PLT Direktur Utama Rumah Sakit dr. Hasan Sadikin Bandung.
2. dr. I Gusti Lanang Suartana Putra, m.M., M.A.R.S selaku Direktur SDM, Pendidikan dan Penelitian Rumah Sakit dr. Hasan Sadikin Bandung.
3. Dr. dr. Ahmad Ramdan, SpOT(K), MKM selaku Kepala Bagian Pendidikan dan Penelitian RSHS, serta sebagai mentor.
4. Dr. Doddy Tavianto, SpAn, KAKV, selaku Kepala Bagian KSM Anestesiologi dan Terapi Intensif RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
5. Bapak Miftahurrohim, ST, M.Kes selaku coach atas bimbingannya dalam menyusun rancangan aktualisasi.
6. Seluruh widyaiswara, fasilitator dan panitia penyelenggara di Bapelkes Cikarang yang telah memberikan pelayanan terbaiknya selama proses pelatihan.
7. Keluarga yang senantiasa memberikan dukungan.
8. Teman-teman latsar angkatan III yang telah memberikan semangat dan inspirasi Semoga rancangan aktualisasi ini dapat bermanfaat, khususnya bagi KSM Anestesiologi dan Terapi Intensif RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dan umumnya bagi seluruh pegawai di instansi.
Bandung, Juni 2022
Irwan Setiadi, dr., SpAn
NIP. 198703022022031001
v DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................ii SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................................................ii KATA PENGANTAR .....................................................................................................iv DAFTAR ISI................................................................................................................v DAFTAR TABEL.........................................................................................................vii DAFTAR GAMBAR..................................................................................................... viii BAB I PENDAHULUAN................................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Tujuan Aktualisasi......................................................................................... 3 1.3 Manfaat Aktualisasi ....................................................................................... 3 BAB II PROFIL INSTANSI........................................................................................... 4 2.1. Gambaran Umum dan Sejarah Singkat RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung ............. 4 2.2 Gambaran Umum dan Sejarah Singkat SMF Anestesi dan Terapi Intensif RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung ...................................................................................... 6 2.3 Visi dan Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dan SMF Anestesi dan Terapi Intensif ............................................................................................................................. 7 2.4 Nilai-nilai Organisasi.......................................................................................... 8 2.5 Uraian dan Rincian Tugas Jabatan 9 BAB III ANALISIS ISU DALAM PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI ...............................11 3.1 Identifikasi Isu dan Analisis Isu Aktual...............................................................11 3.2 Keterkaitan Penyebab Isu dengan Kedudukan dan Peran PNS untuk mendukung Terwujudnya Smart Governance .............................................................................18 3.3 Alternatif Pemecahan Masalah sebagai Gagasan Kreatif.......................................20
vi 3.4 Gagasan Pemecahan Isu ..................................................................................21 BAB IV RANCANGAN AKTUALISASI.............................................................................23 4.1 Rancangan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar PNS........................................................23 4.2 Penjadwalan....................................................................................................37 4.3 Para Pihak yang terlibat dan perannya dalam aktualisasi .....................................38 DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………………… 39 LAMPIRAN ………………………………………………………………………………………………………….. 40
vii DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Nilai –Nilai Pamingpin Pituin ........................................................................ 8 Tabel 3.1 Identifikasi Isu ..........................................................................................12 Tabel 3.2 Penapisan Dengan Metode USG...................................................................16 Tabel 3.3 Matriks Penjelasan Penapisan Isu dengan metode USG..................................17 Tabel 3.2.1 Keterkaitan Penyebab isu dengan kedudukan dan peran PNS ......................19 Tabel 3.3.1 Matriks Alternatif Penyelesaian isu utama...................................................20 Tabel 4.1 Matriks Rancangan Aktualisasi.....................................................................24 Tabel 4.2 Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi 37 Tabel 4.3 Matriks Pihak yang Terlibat dan Perannya dalam Aktualisasi...........................38
viii DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1.1 Struktur Organisasirsup Dr. Hasan Sadikin Bandung................................. 5 Gambar 2.1.2 Struktur Organisasi KSM Anestesi dan Terapi Intensif FKUP/RSHS ............. 7 Gambar 2.1.2 Diagram Fish bone 18
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) berkedudukan sebagai abdi negara yang dalam hal ini bertugas menjalankan kebijakan pemerintah yang tertuang di dalam “nawacita” dimana salah satunya adalah meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Sebagai abdi Negara di bidang kesehatan, maka derajat kesehatan manusia Indonesia adalah tanggung jawab kita bersama. Menurut UU No.5 tahun 2014, seorang ASN mempunyai beberapa fungsi dan peran, yaitu; sebagai pelaksana kebijakan publik, sebagai pelayan publik, dan sebagai pemersatu bangsa. Peran-peran tersebut harus diwujudkan dan terinternalisasi dalam kehidupan sehari-hari ketika menjalankan tugas nya di dalam instansi masing- masing. Untuk mewujudkan peran tersebut maka diperlukan nilai-nilai yang harus selalu melekat
dimanapun kita bertugas dalam melayani masyarakat. Nilai-nilai tersebut adalah BerAKHLAK
(Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif), serta Manajemen Rumah sakit merupakan salah satu pilar pelayanan kesehatan dalam
menunjang misi pemerintah Indonesia untuk memastikan derajat kesehatan yang setinggitingginya.
Kita ketahui bersama bahwa dewasa ini seiring dengan perkembangan zaman, sebuah rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan yang lebih efektif dan efisien. Dengan kemajuan teknologi diharapkan dapat menunjang pelayanan ke arah yang lebih baik.
Pelayanan kepada pasien yang baik bukan hanya cepat dalam merespon kebutuhan pasien dalam penanganan berbagai masalah medis, namun juga harus memperhatikan efektifitas dan efisiensi sumber daya rumah sakit yang dimiliki. Selain itu juga keselamatan pasien yang dewasa ini semakin menjadi perhatian dan menjadi salah satu tujuan yang harus dipenuhi oleh setiap rumah sakit dalam program pelayanannya.
Sebagai salah satu unit pelayanan di dalam lingkungan Kemenkes, Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung merupakan rumah sakit tipe A yang menjadi rujukan utama di Jawa
Barat yang mempunyaI tugas memastikan bahwa keselamatan pasien adalah hal utama
1
yang harus diperhatikan, maka diperlukan tata kelola yang baik serta pengawasan yang berkelanjutan untuk memastikan kualitas pelayanan yang diberikan. KSM Anestesiologi dan Terapi Intensif sebagai salah satu pelaksana dalam pelayanan pasien, mengemban tugas yang cukup berat. Ruang lingkup pelayanan KSM anestesi tidak hanya kamar operasi, namun juga diluar kamar operasi dalam rangka menjalankan fungsi nya memberikan pelayanan di Instalasi Gawat Darurat khususnya di ruang resusitasi sebagai garda terdepan dalam penanganan pasien kategori kritis dan mengancam nyawa. Namun, apabila ruangan resusitasi terjadi overload dampaknya akan terjadi penumpukan pasien kritis yang tidak dapat ditangani di ruang resusitasi sehingga dokter spesialis anestesi yang bertugas jaga di ruang resusitasi perlu membuat skala prioritas dan menentukan alur indikasi masuk dan keluar di ruang resusitasi agar tercipta pelayanan yang sesuai dengan Standar Operasional
Prosedur dan alur pelayanan indikasi masuk dan keluar ruang resusitasi sebagai wujud peran dan kedudukan PNS dalam mewujudkan smartgovernance.
Sebagai seorang PNS yang bekerja di KSM Anestesiologi dan Terapi Intensif, nilai-nilai dasar BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif) harus selalu menjadi dasar dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat. Penerapan nilai-nilai ini akan tercermin dengan melakukan sebuah aktualisasi, dimana arah dan tujuannya harus selaras dengan tujuan pemerintah dan visi misi rumah sakit.
Maka dengan ini, penulis mengusulkan isu utama pelayanan di ruang Resusitasi dengan gagasan kreatif dalam penyelesaiannya adalah Pembuatan Draft Standar Operasional
Prosedur dan Alur Pelayanan di Ruang Resusitasi RSUP DR. Hasan Sadikin Bandung. Penulis akan melakukan pengamatan terhadap isu-isu yang berkembang menjadi masalah di unit kami. Sebuah analisa akan dilakukan untuk menentukan kegiatan-kegiatan yang tepat sasaran yang pada akhirnya dapat memberikan sebuah perubahan yang berarti bagi pelayanan kepada masyarakat.
2
1.2 Tujuan Aktualisasi
Tujuan dari kegiatan aktualisasi adalah sebagai berikut ini:
Tujuan Umum :
1. Melakukan identifikasi, analisa dan alternatif pemecahan masalah atau isu yang
ditemukan pada unit kerja
2. Mampu merancang rencana kegiatan atau alternatif pemecahan masalah yang
telah ditemukan selama kegiatan aktualisasi
3. Menjadi PNS yang professional dan berkarakter dengan menerapkan nilai-nilai
dasar PNS BerAKHLAK terhadap peningkatan kinerja di Rumah Sakit Dr. Hasan
Sadikin Bandung sesuai dengan SKP yang ditetapkan
Tujuan Khusus
Mengidentifikasi dan menganalisis isu pelayanan di ruang resusitasi IGD RSHS dan diwujudkannya gagasan penyelesaian isu pembuatan draftStandar Operasional Prosedur dan Alur pelayanan di ruang resusitasi IGD RSHS Bandung
1.3 Manfaat Aktualisasi
a. Bagi ASN
Penerapan nilai-nilai dasar ASN bagi seorang ASN adalah wujud dari cinta pada tanah air dan kesungguhan dalam membangun bangsa, sehingga memunculkan nilai-nilai
Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif dalam kegiatan sehari-hari sesuai tugas pokok dan fungsi nya.
b. Bagi Satuan Kerja
Perwujudan nilai-nilai dasar ASN ke dalam sebuah aktualisasi akan menunjang peningkatan kualitas mutu pelayanan bagi satuan kerja. Selain itu juga internalisasi nilainilai tersebut akan merangsang perubahan pola perilaku ASN yang terdahulu agar meningkatkan kinerjanya pula untuk mendukung visi dan misi satuan kerja.
c. Masyarakat
Perwujudan nilai-nilai dasar ASN ke dalam sebuah aktualisasi dengan meningkatkan pelayanan yang profesional dan kompeten terhadap masyarakat.
3
BAB II PROFIL INSTANSI
2.1. Gambaran Umum dan Sejarah Singkat RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia memiliki beberapa rumah sakit
vertikal. Salah satu rumah sakit vertikal milik Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
adalah Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin (RSHS). Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin adalah rumah sakit yang terletak di kota Bandung, tepatnya di jalan Pasteur nomor 38 Bandung
40161. Rumah sakit ini sebelumnya bernama RS Rancabadak. Pada tahun 2006 status
rumah sakit berubah menjadi Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPKBLU).
Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung dibangun pada tahun 1920 dan diresmikan pada tanggal 15 Oktober 1923 dengan nama “HetAlgemeeneBandoengsche Ziekenhuijs“. Pada tanggal 30 April 1927 namanya diubah menjadi “Het Gemeente
ZiekenhuijsJuliana” dengan kapasitas 300 tempat tidur. Selama penjajahan Jepang, rumah sakit ini dijadikan Rumah Sakit Militer. Setelah Indonesia merdeka, pengelolaannya berpindah ke pemerintah daerah yang dikenal oleh masyarakat Jawa
Barat dengan nama “Rumah Sakit Ranca Badak“. Pada tahun 1954 Rumah Sakit Ranca
Badak ditetapkan sebagai rumah sakit propinsi dan berada di bawah pengawasan Departemen Kesehatan. Selanjutnya pada tahun 1956 dijadikan rumah sakit umum
dengan kapasitas 600 tempat tidur, bersamaan dengan didirikannya Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. Sejak saat itu pula Rumah Sakit Ranca Badak digunakan sebagai tempat pendidikan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran.
Pada tanggal 8 Oktober 1967 nama Rumah Sakit Ranca Badak diubah menjadi
Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin (RSHS) yang berfungsi sebagai Unit
Pelaksana Teknis (UPT) dan bertanggungjawab langsung kepada Direktur Jenderal
Pelayanan Medik. Pada tahun 1992-1997 RSHS ditetapkan menjadi unit swadana.
Keluarnya Undang-undang nomor 20 tahun 1997 tentang PNBP yang ditindaklanjuti
dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan nomor 124 tahun 1997 menyebabkan status
RSHS berubah menjadi Rumah Sakit Pengguna Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang harus menyetorkan seluruh pendapatan ke kas Negara.
4
Bersamaan dengan keluarnya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor
119 tanggal 12 Desember 2000, status RSHS secara yuridis berubah menjadi perusahaan jawatan (Perjan). Pada tahun 2006 RSHS bersama 12 rumah sakit lainnya, berubah status menjadi unit yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK-BLU).
Status RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung adalah sebagai berikut:
1. Rumah Sakit Pemerintah.
2. Di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik, Departemen Kesehatan RI.
3. Termasuk rumah sakit tipe A.
4. Rumah Sakit Pendidikan.
5. Rujukan utama untuk Provinsi Jawa Barat.
6. Pusat Unggulan Nasional dalam Bidang Jantung, Onkologi, dan Kedokteran Nuklir.
Struktur organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung terdiri atas direktur utama, dewan pengawas, direktur yang membidangi masing-masing direktorat serta staf pendukung (Gambar 2.1)
Struktur Organisasi danTataKerjaRSUP Dr HasanSadikinBandung(Permenkes Nomor 62 Tahun2020) ( Unit Non Struktural sesuai surat persetujuan Dirjen Yankes Kementerian Kesehatan RI Nomor OT.01.01/I/0705/2021)
DIREKTURUTAMA
KomiteMedik KomiteEtikdan Hukum KomiteMutudanKeselamatan Pasien KomiteKeperawatan
DirektoratPelayanan MedikKeperawatandan Penunjang
KelompokStafMedis Instalasi
KSM AnestesiologidanTerapiIntensif
KSM Radioterapi
KSM IlmuBedah
KELOMPOKJABATAN FUNGSIONAL/Koordinatordan SubKoordinator
KomiteKoordinasi Pendidikan KomitePencegahan danPengendalian Infeksi
DewanPengawas
KomiteEtikPenelitian KomiteTenagaKesehatan Lainnya SatuanPemeriksaan Internal
DirektoratSumberDaya Manusia,Pendidikandan Penelitian
KELOMPOKJABATAN FUNGSIONAL/Koordinatordan SubKoordinator
DirektoratKeuangandanBarangMilik Negara
DirektoratPerencanaan, OrganisasidanUmum
KELOMPOKJABATAN FUNGSIONAL/Koordina tordanSubKoordinator Instalasi Instalasi ULP
InstalasiGawatDarurat InstalasiVerifikasidanPenjaminanPasien
InstalasiRawatInap
InstalasiRawatIntensif
KSM BedahSaraf InstalasiRawatJalan
KSM BedahMulutdanMaksilofasial
KSM IlmuPenyakitDalam
KSM OrthopedidanTraumatologi
KSM IlmuPenyakitSaraf
KSM IlmuKedokteranJiwa
KSM IlmuKesehatanKulitdanKelamin
KSM PatologiKlinik
KSM PatologiAnatomi
KSM Radiologi
KSM Urologi
KSM THT-KL
KSM IlmuKesehatanAnak
KSM FarmakologiKlinik
KSM KesehatanGigidanMulut
KSM IlmuKedokteranFisikdanRehabilitasi
KSM ObstetridanGinekologi
Molekuler
KSM KedokteranForensikdanMedikolegal
KSM Umum
InstalasiLaboratoriumKlinik
InstalasiBedahSentral
InstalasiPelayananJantung
InstalasiTeknologiReproduksiBerbantu
InstalasiSterilisasiSentral dan Binatu
InstalasiPemeliharaan SaranaRS
InstalasiSistemInformasiRS
InstalasiKesehatan Lingkungan
InstalasiPromosiKesehatan dan Pemasaran
InstalasiGizi
InstalasiKesehatan KerjaRumah Sakit(K3RS)
Gambar 2.1.1 Struktur Organisasi RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung
KELOMPOKJABATAN FUNGSIONAL/Koordinat ordanSubKoordinator
5
1 1 1 2 2 2 3 3 3 4 4 5 5 5 6 6 6 7 7 7 8 8 InstalasiRadioterapi 9 9 InstalasiRehabilitasiMedik 10 10 11 11 InstalasiRadiodiagnostik 12 12 InstalasiForensikdanPemulasaraanJenazah 13 13 InstalasiFarmasi 14 14 InstalasiHemodialisa 15 15 InstalasiRekamMedik 16 16 InstalasiKedokteranNuklir 17 danTeranostikMolekuler 18 19 20 21 KSM KedokteranNuklirdanTeranostik
22 23
2.2 Gambaran Umum dan Sejarah Singkat SMF Anestesi dan Terapi Intensif RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung
Departemen anestesi RSHS memisahkan diri dari departemen bedah pada tahun 1965, bagian Anestesiologi hanya memiliki satu orang dokter spesialis Anestesi, yaitu dr. Tb. Zuchradi (alm). Bagian Anestesiologi Fakultas Kedokteran Universitas
Padjadjaran/RSUP Dr. Hasan Sadikin pada tahun 1969 diakui sebagai Pusat Pendidikan Ilmu Anestesi di Indonesia. Perawatan intensif pertama kali diprakarsai tanggal 1
September 1971. Tahun 1998 Instalasi Anestesi didirikan dan pada tahun 2002 bagian Anestesiologi dan Perawatan Intensif berubah nama menjadi Departemen Anestesiologi dan Reanimasi atas dasar pemikiran bahwa lingkup pelayanan dan perawatan anestesiologi tidak hanya terbatas pada masalah pembiusan dan perawatan intensif saja, tetapi juga meliputi resusitasi, kedokteran gawat darurat, kedokteran bencana alam, pengelolaan nyeri dan detoksifikasi narkotik.
Pusat pendidikan Anestesiologi dan Reanimasi Fakulltas Kedokteran
UNPAD/RSUP Dr.
Hasan Sadikin Bandung berkembang dengan pesat dan mulai tahun 2004 dibuka pendidikan Spesialisasi 2(Sp2) untuk bidang kajian Neuroanestesi (KNA) dan untuk saat ini merupakan satu-satunya pusat pendidikan di Indonesia. Tahun 2005 diresmikan pendidikan Spesialisasi 2 (Sp2) bidang kaijan Intensive Care (KIC). Kolegium Anestesiologi dan Reanimasi Indonesia berubah menjadi Kolegium Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia tahun 2010 dan diikuti perubahan nama Kelompok Staff Medis (KSM) dan Program Studi menjadi KSM/Program Studi Anestesiologi dan Terapi Intensif.
Total jumlah staf pengajar di KSM Anestesiologi dan Terapi Intensif FK UNPAD/RSHS saat ini adalah 25 orang berstatus staf pendidik aktif dan 6 orang staf pendidik purnabakti. KSM Anestesiologi dan Terapi Intensif FK UNPAD/RSUP Dr. Hasan Sadikin
Bandung memiliki 8 divisi, yaitu: divisi anestesi kardiotorasik dan vaskular, divisi neuroanestesia, divisi anestesi pediatrik, divisi manajemen nyeri, divisi terapi intensif, divisi anestesi regional, divisi anestesi obstetri, dan divisi anestesi emergensi dan traumatologi.
Struktur organisasi KSM Anestesi dan Terapi Intensif RSHS terdiri dari kepala KSM dan komponen pendukung lainnya sesuai struktur organisasi berikut.
6
Gambar 2.1.2 Struktur Organisasi KSM Anestesi dan Terapi Intensif FKUP/RSHS
Sumber: Profil KSM
2.3 Visi dan Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dan SMF Anestesi dan Terapi Intensif
Visi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung seuai dengan visi Pemerintahan Kabinet
Indonesia Maju 2 yakni:
“Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”
Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung seuai dengan visi Pemerintahan Kabinet
Indonesia Maju 2 yakni:
“Mewujudkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera”
Visi Program Studi Anestesiologi dan Terapi Intensif yaitu
“Menjadi institusi pendidikan dokter spesialis Anestesiologi dan Terapi
Intensif yang unggul dalam bidang ilmu terapi intensif serta berdaya saing global”
7
Unggul: melebihi standar dalam kualitas pendidikan, penelitian, dan pelayanan masyarakat.
Berdaya saing global: Mampu bersaing dengan program studi Anestesiologi dan Terapi Intensif lain dalamskala Nasional dan Internasional. Misi Program studi Anestesiologi dan Terapi Intensif :
1. Menyelenggarakan pendidikan di bidang ilmu Anestesiologi dan Terapi Intensif sesuai Standar Nasional Pendidikan Dokter Spesialis Anestesi dan Terapi Intensif dengan program pendidikan unggulan terapi intensif.
2. Meningkatkan Kuantitas dan kualitas penelitian serta publikasi baik nasional maupun internasional yang mengikuti perkembangan keilmuan yang muktahir serta menunjang program pendidikan Anestesiologi dan Terapi Intensif
3. Meningkatkan kegiatan pengabdian masyarakat dalam bidang Anestesiologi dan Terapi Intensif yang berdampak pada masyarakat.
4. Membangun karakter lulusan yang berprofesional, berintegrasi dan mampu menjadi solusi permasalahan kesehatan masyarakat melalui proses pendidikan yang menunjang perkembangan kemampuan fisik, emosional dan spiritual
2.4 Nilai-nilai Organisasi
Tujuan RSHS adalah menciptakan pelayanan sebaik-baiknya kepada seluruh publik sesusai dengan ketentuan yang telah ditetapkan Kementerian Kesehatan RI. Moto pelayanan RSHS adalah “Kesehatan anda adalah prioritas kami”.Nilai-nilai filosofis RSHS dituangkan dalam janji layanan yang mencakup nilai nilai Pamingpin Pituin
Tabel 2.1 Nilai –Nilai Pamingpin Pituin Sumber : Website RSHS
Nilai-Nilai
Keterangan
Kepemimpinan Nilai yang menggambarkan kepeloporan dan menyiapkan talenta-talenta terbaik dibidangnya
Profesional Nilai berorientasi pada percapaian kinerja melalui jalan kemitraan
Inovatif Nilai yang menggambarkan keinginan untuk menghasilkan suatu yang baru dan senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambungan
Tulus Keinginan untuk memberi tanpa pamrih, proaktif dan responsif
Unggul Keinginan untuk menjadi yang terbaik dan menghasilkan kualitas prima
Integritas Nilai yang menggambarkan kejujuran, amanah, dan menjunjung etika yang tinggi dalam menjalankan tugas
8
2.5 Uraian dan Rincian Tugas Jabatan
Berdasarkan PERMENPAN-RB Nomor PER/17/M.PAN/9/2008, PERATURAN
BERSAMA Nomor 1201/MENKES/PB/XII/2009 dan Nomor 20 Tahun 2009, Dokter
Pendidik Klinis adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab dan wewenang untuk melakukan kegiatan pelayanan kesehatan/medik, pengabdian masyarakat, pendidikan dokter dan dokter spesialis di Rumah Sakit Pendidikan serta melakukan penelitian guna pengembangan ilmu kedokteran yang diduduki oleh PNS dengan hak dan kewajiban yang diberikan secara penuh oleh pejabat yang berwenang.
Tugas Pokok dan Fungsi Dokter Pendidik Klinis adalah sebagai berikut:
1. Melaksanakan Pelayanan Spesialistik
2. Memberikan Tindakan Medik Spesialistik
3. Pengabdian masyarakat berupa pelaksanaan kegiatan bantuan/partisipasi kesehatan.
4. Melaksanakan Pendidikan Dokter dan Dokter Spesialis
5. Melakukan penelitian guna pengembangan ilmu kedokteran di Rumah Sakit Pendidikan
Tugas pokok dan fungsi yang diberikan oleh atasan langsung, sesuai dengan jabatan organisasi KSM Anestesiologi dan Terapi Intensif sesuai SKP adalah sebagai berikut:
1. Melaksanakan Pelayanan Medik Spesialistik
2. Melakukan Tugas Jaga
3. Menyusun Laporan Pelaksanaan Tugas
4. Melaksanakan Tugas Kedinasan Lain
5. Melaksanakan Pelayanan Kegawatdaruratan Medis
6. Jumlah Rekam Medis Anestesi yang Ditulis Lengkap
7. Jumlah pembimbingan Co-ass/PPDS
8. Melaksanakan pelayanan medis rawat jalan
9. Mengikuti seminar/lokakarya/ webinar di bidang kesehatan sebagai peserta
9
2.5.1 Profil Peserta
Profil penulis rancangan aktualisasi ini adalah sebagai berikut:
Nama : Irwan Setiadi, dr., SpAn
NIP : 198703022022031001
Pangkat/Golongan : Penata Muda Tingkat 1/IIIb
Jabatan : Dokter Pendidik Klinis Ahli Pertama
Unit Kerja : Rumah Sakit Umum Pusat DR. Hasan Sadikin Bandung
Instansi : Kementrian Kesehatan RI
10
BAB III
ANALISIS ISU DALAM PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1 Identifikasi Isu dan Analisis Isu Aktual
Isu diidentifikasikan berdasarkan pengamatan dan pengalaman bekerja di instansi selama masa kerja, mulai tahun 2022 hingga saat ini. Unit kerja yaitu bidang/divisi Anestesiologi dan Terapi Intensif yang melakukan pelayanan kesehatan publik yang mempunyai ruang lingkup pelayanan anestesi di kamar operasi, luar kamar operasi, ruang resusitasi, ruang semi intensif dan ruang intensif. Pelayanan di kamar operasi berupa pembiusan umum, anestesi regional dan blok saraf perifer. Pelayanan di luar kamar operasi berupa MonitoringAnesthesiaCare.Pelayanan ruang resusitasi, ruang semi intensif dan ruang intensif berupa tindakan intubasi, pemasangan akses vena dalam, resusitasi dan monitoring.
Isu akan muncul dalam proses pelayanan karena yang kita harapkan dan prediksikan tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan. Isu tersebut muncul karena adanya perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi ataupun karena permasalahan khusus seperti pandemi pada saat ini. Hal-hal itu menuntut untuk terjadinya perubahan sistem kerja, fasilitas dan prosedur pelayanan anestesi sehingga dapat beradaptasi dengan keadaan tersebut, tetapi dibutuhkan waktu dan usaha lebih untuk dapat menyesuaikan dengan perubahan. Berikut ini identifikasi isu yang dirumuskan:
1. Belum optimalnya pelayanan Anestesi di ruang CT Scan
2. Belum optimalnya pendataan pasien yang dilakukan tindakan pendampingan di luar kamar operasi
3. Kesulitan tempat tindakan pemasangan Central venous Catheter / catheter doublelumendari ruangan perawatan
4. Belum optimalnya alur pelayanan indikasi masuk dan keluar di ruang Resusitasi
11
Tabel 3.1 Identifikasi Isu
No Isu Kondisi saat ini Harapan Dampak
1 Belum optimalnya
pelayanan Anestesi di ruang CT Scan di RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung
Saat ini
pelayanan baik
dari SDM dan peralatan belum
memadai untuk
pelayanan
pembiusan
terutama
pelayanan pasca
pembiusan ruang
pemulihan di ruang CT Scan
Optimalisasi
pelayanan
anestesi di ruang Ct scan dengan
melengkapi
peralatan dan ruang pasca
anestesi yang
memadai
-Penanganan
pasien
pendampingan CT
Scan tidak
maksimal
-Meningkatkan
risiko morbiditas
pada pasien
Foto Data Dukung Isu Optimalisasi pelayanan Anestesi di ruang CT Scan
Tidak terdapatnya ruang persiapan pasien, ruang pemulihan pasca bius untuk pasien dengan monitor tanda vital, dan tidak terdapat depo obat untuk persiapan obat anestesi
12
2 Belum optimalnya pendataan pasien yang
dilakukan
tindakan pendampingan di luar kamar operasi di RSUP Dr
Hasan Sadikin Bandung
Penulisan konsul pendampingan anestesi
dilakukan
pencatatan
dalam buku, sehingga banyak
yang tidak
tercatat, tidak
adanya daftar
online sehingga
pencatatan DPJP
tindakan tidak
tercantum
Mengoptimalkan pencatatan
dengan e-medrec dan e-konsul
Pencatatan tidak tersusun rapih
Pendataan DPJP
tidak jelas yang
berhubungan dengan remunerasi
Foto Data Dukung Isu Pencatatan data pasien yang dilakukan tindakan pendampingan di luar kamar operasi, pencatatan dilakukan manual dan tidak tercantum ke sistem online sehingga pencatatan DPJP tidak tercantum
13
Kondisi saat ini
No Isu
Harapan Dampak
No Isu Kondisi saat ini Harapan Dampak
3 Kesulitan tempat
tindakan
pemasangan
Centralvenous Catheter / catheter
double lumen
dari ruangan
perawatan di
Ruang Kamar
Operasi RSUP
Dr Hasan
Sadikin Bandung
Tempat tindakan
pemasangan CVC
dan CDL
dilakukan di
kamar operasi
dan bergantung
dengan antrian kamar operasi
Adanya ruangan
khusus untuk
pemasangan CVC
dan CDL
berdekatan
dengan ruang
rawat inap dan tidak
mengganggu
antrian kamar operasi
-Penanganan
tindakan menjadi
terhambat
- Tindakan
Hemodialisa
menjadi tertunda
dan mengganggu
antrian Hemodialisa
- Penanganan pasien
menjadi terhambat
dan meningkatkan
morbiditas pasien
Foto Data Dukung Isu tempat tindakan pemasangan Central venous Catheter / catheter
double lumen dari ruangan
Foto memuat daftar antrian kamar operasi yang menumpuk sehingga pemasangan tertunda
karena bersamaan dengan tindakan operasi
14
4 Belum optimalnya alur pelayanan indikasi masuk dan keluar di ruang Resusitasi IGD
RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung
Belum optimalnya
indikasi masuk dan keluar ruang resusitasi sehingga
menyebabkan
penuhnya ruang resusitasi, tidak adanya SOP dan Alur pelayanan di ruang resusitasi IGD
RSUP dr. Hasan Sadikin
Optimalisasi alur pelayanan indikasi masuk dan keluar di ruang
Resusitasi IGD
RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung
dengan adanya
SOP dan Alur
Pelayanan Ruang Resusitasi
- Ruang resusitasi
menjadi penuh
- Penanganan kasus
kegawatdaruratan
menjadi terhambat
- Penanganan pasien di luar ruang resusitasi
15
Isu Kondisi saat ini Harapan Dampak
No
Foto Data Dukung Isu Belum optimalnya alur masuk dan keluar di ruang Resusitasi IGD
Bandung
Terjadi penumpukan di ruang resusitasi dalam penanganan pasien gawat darurat
3.1.1 Penetapan Core Isu
Untuk menetapkan isu utama yang akan dilakukan pemecahan masalahnya perlu dilakukan proses penapisan dengan beberapa metode. Metode penapisan isu yang sering digunakan adalah dengan teknik penapisan Urgency Severity Growth (USG) dengan definisi dari setiap aspek sebagai berikut:
1. Urgency (U) : Analisis sejauh mana isu tersebut mendesak waktunya untuk segera diselesaikan atau tidak.
2. Seriousness (S) : Analisis sejauh mana tingkat keseriusan dari masalah atau isu tersebut berdampak terhadap tujuan
3. Growth (G) : Analisis sejauh mana masalah atau isu tersebut akan berkembang kemudian hari sehingga sulit dihadapi
Pada tiap-tiap bagan penilaian, kami menggunakan skala likert, dengan keterangan sebagai berikut:
1. Belum optimalnya pelayanan Anestesi di ruang CT Scan
2 Belum optimalnya pendataan pasien yang dilakukan tindakan pendampingan di luar kamar operasi di RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung
3. Kesulitan tempat tindakan pemasangan Centralvenous Catheter/catheterdouble lumendari ruangan perawatan
4. Belum optimalnya alur masuk dan keluar di ruang Resusitasi.
Keterangan : berdasarkan skala likert 1-5 (5=sangat besar, 4=besar, 3=sedang, 2=kecil, 1=sangat kecil)
16
Isu Urgency Seriousness Growth Total Priority
Tabel 3.2 Penapisan Dengan Metode USG No
Deskripsi
4 4 4 12 II
3 4 3 10 IV
4 4 3 11 III
5 4 5 14 I
Tabel 3.3 Matriks Penjelasan Penapisan Isu dengan metode USG
No. Isu Urgency Seriousness Growth
1. Belum optimalnya pelayanan Anestesi di ruang CT Scan
Pelayanan anestesi di ruang CT scan sifatnya cukup mendesak karena dapat berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas pasien yang akan dilakukan CT scan, namun pelayanan masih dapat dilaksanakan dengan peralatan dan tempat yang ada (4)
Peralatan dalam
pelayanan anestesi di ruang CT scan sudah ada, namun belum lengkap. Tingkat
keseriusan isu
tersebut cukup besar (4)
Pada pelayanan
Anestesi di ruang
CT Scan apabila
tidak dilakukan
optimalisasi akan
berdampak serius
kepada pasien, namun masih
dapat dilaksanakan
dengan peralatan
seadanya (4)
2. Belum optimalnya pendataan pasien yang dilakukan tindakan pendampingan di luar kamar operasi di RSUP
Dr Hasan Sadikin Bandung
pemasangan Centralvenous Catheter/catheter doublelumendari ruangan perawatan
4 Belum
pelayanan indikasi masuk dan keluar di ruang Resusitasi.
Pendataan pasien pendampingan anestesi hal yang cukup penting namun sifatnya tidak mendesak, masih bisa dapat diselesaikan dengan pencatatan secara manual (3)
Tempat pemasangan yang terbatas
membuat antrian cukup lama, sehingga cukup mendesak untuk pengadaan ruangan khusus (4)
Bersifat mendesak untuk segera
diselesaikan karena
terjadi peningkatan antrian kebutuhan ruang resusitasi untuk
penanganan pasien kritis (5)
Pendataan pasien pendampingan anestesi perlu dibuat suatu sistem online sehingga
memudahkan pihakpihak terkait (4)
Apabila isu
tersebut tidak
ditangani secara
cepat tidak
berdampak besar
karena pencatatan masih dilakukan secara manual (3)
Pemasangan CVC/CDL
tidak bersifat darurat
yang harus segera
dilakukan, namun bisa
berdampak serius
yakni terjadinya
keterlambatan
tindakan (4)
Dengan belum adanya
alur indikasi masuk
dan keluar sehingga
penanganan pasien belum optimal dan meningkatkan
kejadian mortalitas
pasien (4)
Pemasangan
CVC/CDL tetap bisa
dilakukan, namun terjadi
pemanjangan
waktu antrian
bergantung jadwal operasi darurat (3)
Apabila tidak
tertangani antrian kebutuhan ruang
resusitasi akan semakin banyak, dan lebih banyak
lagi pasien yang
tidak tertangani (5)
17
3. Kesulitan tempat tindakan
optimalnya alur
3.2 Keterkaitan Penyebab Isu dengan Kedudukan dan Peran PNS untuk
mendukung Terwujudnya Smart Governance
Berdasarkan penetapan isu yang telah dilakukan pada pembahasan sebelumnya yaitu isu tentang belum optimalnya alur indikasi masuk dan keluar ruang resusitasi, kami melakukan pengamatan di lapangan baik secara langsung maupun berdasarkan datadata pendukung yang didapatkan.
Proses pengumpulan data untuk menentukkan identifikasi tidak kami lakukan karena berkenaan dengan kendala waktu sewaktu kami mengerjakan rencana aktualisasi ini. Permasalahan yang didapat adalah hasil proses pengumpulan data dan fakta permasalahan dan pengamatan kami yang kemudian kami konsultasikan kepada atasan kami, agar permasalahan yang dipaparkan tidak bersifat subjektif. Kategori penyebab permasalahan yang digunakan meliputi manpower (Sumber daya manusia), Machine (Peralatan), Method (Metode), dan Millieu (lingkungan)
Berikut gambaran penyebab masalah dengan metoda fishbone
ANALISIS PENYEBAB ISU
Gambar 3.1 Diagram Fish Bone
Untuk menentukan isu utama yang akan kami angkat, kami menggunakan metoda fishbonedengan pemaparan dari setiap aspek sebagai berikut:
1. Belum adanya SPO pelayanan anestesi di ruang resusitasi.
2. Sistem evaluasi pelayanan di ruang resusitasi belum ada
3. Tenaga kesehatan melakukan pelayanan tanpa standar yang baku
4. Belum adanya alur pelayanan indikasi masuk dan keluar pasien di ruang resusitasi
5. Tidak adanya panduan standar penggunaan alat di ruang resusitasi
18
Man
Machine
Man
Method Millieu Belum
optimalnya alur masuk dan keluar di ruang Resusitasi
Tenaga kesehatan melakukan pelayanan tanpa standar yang baku
Tidak adanya panduan standar penggunaan alat di ruang resusitasi
Belum adanya sistem evaluasi yang menilai kinerja pelayanan di ruang resusitasi
Computer e-medical record tidak ada
Alur pelayanan indikasi masuk dan keluar pasien di ruang resusitasi belum ada SPO pelayanan anestesi di ruang resusitasi belum ada
6. Computer e-medical record tidak ada
Kami juga menganalisa dampak yang terjadi bila isu itu tidak dapat dicegah diantara lain sebagai berikut:
1. Ruang resusitasi menjadi penuh
2. Penanganan pasien gawat darurat menjadi terhambat
3. Antrian pasien akan bertambah banyak
4. Pencatatan rekam medis secara manual
5. Tidak ada perbaikan dari hasil penilaian evaluasi kinerja
Tabel
No Analisis Penyebab Isu Keterkaitan dengan kedudukan dan peran PNS
1 Man Tenaga Kesehatan Melakukan Pelayanan tanpa standar yang baku
- Manajemen PNS, dimana pengadaan penempatan tenaga kesehatan sesuai dengan kompetensinya
- Manajemen PNS, Diperlukan penilaian kinerja tenaga kesehatan
2 Machine Tidak adanya panduan standar penggunaan alat di ruang resusitasi
Computer e-medical Record tidak ada
- Smart ASN, Tenaga Kesehatan harus memiliki teknologi dalam penggunaan peralatan
- Smart ASN, Tenaga Kesehatan harus menguasai IT dalam pengisian e-medical record
- Manajemen PNS, Penyusunan dan penetapan kebutuhan tenaga IT dalam memenuhi kebutuhan e-medical record di ruang resusitasi
3 Method Alur pelayanan indikasi masuk dan keluar pasien di ruang resusitasi belum ada
SPO tindakan di ruang resusitasi belum ada
4 Environment Belum adanya sistem evaluasi yang menilai kinerja pelayanan di ruang resusitasi
- Manajemen ASN
- Smart ASN
Manajemen ASN Smart ASn
Manajemen ASN, dimana tenaga kesehatan diperlukan adanya
penilaian kinerja berkala, sebagai bahan evaluasi pengembangan dan perbaikan
19
3.2.1 Keterkaitan Penyebab isu dengan kedudukan dan peran PNS
3.3 Alternatif Pemecahan Masalah sebagai Gagasan Kreatif
Ruang Resusitasi termasuk didalam ruang instalasi Gawat Darurat yang berfungsi dalam melakukan tindakan segera pada penderita gawat darurat yang mengancam jiwa seperti gangguan jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi. Penanganan awal sangat berpengaruh dalam menurunkan mortalitas pasien, namun dibutuhkan alur pelayanan yang baik dalam indikasi masuk dan keluar ruang resusitasi dan dibutuhkan standar operasional prosedur dalam pelaksanaan tindakan di ruang resusitasi.
Maka dari itu mengangkat isu belum optimalnya alur masuk dan keluarnya ruang resusitasi dalam penyelesaiannya adalah pembuatan draft SPO dan alur pelayanan anestesi di ruang resusitasi di RSHS Bandung. Berikut adalah matriks alternatif penyelesaian isu utama:
No. Kegiatan Sumber Kegiatan Keterkaitan dengan Substansi Mata Pelatihan
1. Kegiatan survey terhadap peserta didik dan tenaga kesehatan terkait pelayanan anestesi di ruang resusitasi untuk mengetahui pemahaman dan persepsi masingmasing tenaga kesehatan terkait pelayanan anestesi di ruang resusitasi
2. Membuat draftalur pelayanan anestesi di ruang resusitasi
Inovasi Analisa permasalahan harus dilakukan dengan data dukung yang bersifat objektif salah satunya dengan teknik survey merupakan wujud Manajemen ASN yang baik
Dalam sebuah pelayanan publik, setiap komponen yang terlibat di dalamnya harus mempunyai pemahaman dan visi yang sama agar tercapai sebuah pelayanan yang bermutu yang merupakan bagian dari perwujudan Manajemen ASN
Sasaran Kinerja Pegawai
Alur pelayanan dibutuhkan untuk memudahkan kordinasi antar pihak yang terlibat dalam pelayanan sebagai wujud manajemen ASN yang baik
3. Membuat draftSPO pelayanan anestesi di ruang resusitasi
Sasaran Kinerja Pegawai
Standar operasional yang bermutu dan baik akan menghasilkan
pelayanan yang lebih baik dan tepat, selain itu evaluasi kinerja akan lebih
20
Tabel 3.3.1 Matriks Alternatif Penyelesaian isu utama
4. Sosialisasi draftSPO dan alur pelayanan anestesi di ruang resusitasi
mudah dilakukan merupakan sebuah bentuk manajemen ASN
Inovasi Melakukan sosialisasi dengan tujuan memperbaiki pemahaman peserta didik dan tenaga kesehatan agar
terciptanya kordinasi yang baik mengenai fungsi ruang resusitaasi merupakan salah satu bentuk nilainilai Manajemen ASN
5. Evaluasi pemahaman draftSPO dan alur pelayanan anestesi di ruang resusitasi
Sasaran Kinerja pegawai
Sebuah sistem manajemen yang baik, evaluasi adalah suatu tahapan yang harus dilakukan untuk
memastikan kegiatan sesuai
perencanaan dan tujuan yang telah ditetapkan agar terwujudnya
manajemen ASN yang baik
3.4 Gagasan Pemecahan Isu
Gagasan kegiatan yang dipilih untuk memecahkan isu yang diprioritaskan berdasarkan analisis akar penyebab, maka disusun gagasan pada rancangan aktualisasi melalui beberapa langkah kegiatan, sebagai berikut:
1. Kegiatan survey kepada tenaga kesehatan terkait pelayanan anestesi di Ruang Resusitasi untuk mengetahui persepsi masing-masing tenaga kesehatan tentang pemahaman pelayanan anestesi di ruang resusitasi
a) Membuat daftar pertanyaan seputar pemahaman prosedur pelayanan anestesi di Ruang Resusitasi
b) Membuat daftar tenaga kesehatan yang akan dilakukan survey
c) Mengundang tenaga kesehatan dan Melaksanakan kegiatan survey
d) Membuat rekapan hasil survey beserta analisa permasalahan yang didapat
2. Membuat alur pelayanan anestesi di Ruang Resusitasi
a) Melakukan pertemuan dengan kepala KSM anestesi dan IGD membahas perizinan pembuatan alur pelayanan anestesi di Ruang Resusitasi
b) Membuat alur pelayanan anestesi di Ruang Resusitasi
c) Konsultasi dan melaporkan hasil draftalur pelayanan anestesi kepada kepala KSM anestesi dan IGD
21
3. Membuat draftSPO pelayanan anestesi di Ruang Resusitasi
a) Melakukan pertemuan dengan kepala KSM anestesi membahas perizinan pembuatan draftSPO pelayanan anestesi di Ruang Resusitasi
b) Menyusun daftar permasalahan yang akan dimasukkan ke dalam draftSPO pelayanan
c) Membuat draftSPO pelayanan anestesi di Ruang Resusitasi
d) Konsultasi dan melaporkan hasil draftSPO pelayanan anestesi kepada kepala KSM Anestesi
4. Sosialisasi draftSPO dan alur pelayanan anestesi di luar kamar operasi
a) Membuat undangan rapat sosialisasi draftSPO dan alur pelayanan anestesi di ruang resusitasi
b) Membuat list sasaran sosialisasi draft SPO dan alur pelayanan pelayanan anestesi di Ruang Resusitasi
c) Membuat bahan sosialisasi draftSPO dan alur pelayanan pelayanan anestesi di Ruang Resusitasi
d) Melakukan sosialisasi terhadap sasaran yang telah ditentukan dalam bentuk presentasi draftSPO dan alur pelayanan anestesi di Ruang Resusitasi
5. Evaluasi pemahaman draftSPO dan alur pelayanan anestesi di Ruang Resusitasi
a) Mengundang dalam kegiatan survey kepada tenaga kesehatan terkait pemahaman pelayanan anestesi di Ruang Resusitasi setelah dilakukan sosialisasi draftSPO dan alur pelayanan anestesi di Ruang Resusitasi
b) Membuat rekapan hasil survey tentang pemahaman tenaga kesehatan terhadap SPO dan alur pelayanan anestesi di Ruang Resusitasi
c) Melakukan analisa hasil survey tentang pemahaman tenaga kesehatan terhadap SPO dan alur pelayanan anestesi di Ruang Resusitasi sebagai evaluasi sosialisasi SPO dan alur pelayanan anestesi di Ruang Resusitasi
22
BAB IV
RANCANGAN AKTUALISASI
4.1 Rancangan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar PNS
Unit Kerja : Dokter Pendidik Klinis Pertama – KSM Anestesiologi dan Terapi Intensif RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Kementerian Kesehatan
Identifikasi Isu
1. Belum optimalnya pelayanan Anestesi di ruang CT Scan
2. Belum optimalnya pendataan pasien yang dilakukan tindakan pendampingan di luar kamar operasi
3. Kesulitan tempat tindakan pemasangan CentralvenousCatheter/catheterdoublelumendari ruangan perawatan
4. Belum optimalnya alur masuk dan keluar di ruang Resusitasi
Isu yang diangkat : Belum optimalnya alur masuk dan keluar di ruang Resusitasi
Gagasan Pemecahan Isu : Pembuatan draft standar prosedur operasional dan alur pelayanan di ruang resusitasi IGD RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung
23
1. Kegiatan survey
kepada tenaga
kesehatan terkait
pelayanan anestesi di Ruang Resusitasi
untuk mengetahui
persepsi masingmasing tenaga
kesehatan tentang
pemahaman
pelayanan anestesi di ruang resusitasi
a) Membuat daftar pertanyaan seputar pemahaman prosedur
pelayanan anestesi di Ruang
Resusitasi
b). Membuat daftar tenaga
kesehatan yang
akan dilakukan survey
4.1 Matriks Rancangan Aktualisasi
Hasil rekapan
tertulis survey
Saya akan
melakukan
perencanaan
sebelum melakukan
sebuah kegiatan.
Perencanaan dibuat
dengan bertanggung
jawab dan cermat
(akuntabel)
Perencanaan
dengan kualitas
yang terbaik
(Kompeten)
Saya akan membuat
undangan dengan
menggunakan
bahasa yang resmi
dan sopan
(Berorientasi
pelayanan)
Dengan
melakukan
kegiatan ini
memiliki
kontribusi
terhadap misi
RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung, yakni
mewujudkan
kualitas Hidup
Manusia
Indonesia yang
tinggi, maju dan
sejahtera
Analisa permasalahan
harus dilakukan
dengan data dukung
yang bersifat objektif
salah satunya dengan
teknik survey yang
merupakan suatu
tindakan yang
profesional dan inovatif
24
Tabel
Kegiatan OUTPUT/HASIL KETERKAITAN DENGAN SUBSTANSI MATA PELATIHAN KONTRIBUSI TERHADAP TUSI/TUJUAN ORGANISASI PENGUATAN NILAI ORGANISASI
No Kegiatan Tahapan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
c) Mengundang
tenaga kesehatan
dan Melaksanakan
kegiatan survey
Menentukan sasaran
dengan objektif, transparan, terbuka, dan sesuai dengan
kompetensi masingmasing (kompeten)
Menjelaskan tujuan
undangan dengan
ramah kepada
tenaga kesehatan (Berorientasi
pelayanan)
Berkomunikasi
dengan sesama
tenaga kesehatan
agar terjadi
lingkungan kerja
yang kondusif (harmonis), dan
kerjasama yang baik
dan terbuka (kolaboratif)
d). Membuat
rekapan hasil survey beserta
Saya akan
melakukan analisis
data dengan objektif
25
2. Membuat
pelayanan anestesi di ruang resusitasi
analisa
permasalahan yang
didapat
dan berdasarkan
fakta yang benar
secara bertanggung
jawab (Akuntabel)
Tidak
menyalahgunakan
kewenangan
jabatan dalam
membuat rekapan
hasil (Akuntabel)
Menjaga
kerahasiaan rekapan
hasil (Loyal)
a). Melakukan pertemuan dengan
kepala KSM
anestesi dan IGD
membahas
perizinan
pembuatan alur
pelayanan anestesi di ruang resusitasi
Alur pelayanan anestesi di ruang resusitasi
Saya akan
melakukan
koordinasi dan
berkonsultasi
dengan atasan
sebagai abdi
negara, koordinasi
dilakukan dengan
ramah dan solutif (Berorientasi
pelayanan)
Mendengarkan dan
menghargai saran
Dengan
melakukan
kegiatan ini
memiliki
kontribusi
terhadap misi
RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung, yakni
mewujudkan
kualitas Hidup
Manusia
Indonesia yang
Alur pelayanan
dibutuhkan untuk
memudahkan
koordinasi antar pihak
yang terlibat dalam
pelayanan sebagai
wujud dari tindakan
yang profesional dan berintegritas
26
alur
b). Membuat alur pelayanan anestesi di ruang resusitasi
dari atasan (Harmonis)
Dapat
menyesuaikan diri
dari hasil pertemuan
(Adaptif)
Dan terbuka dalam
bekerja sama
dengan Kepala KSM
untuk tujuan
bersama
(Kolaboratif)
Saya akan
melakukan
pembuatan alur
pelayanan sesuai
dengan kebutuhan
mengutamakan
keselamatan pasien
(Berorientasi
pelayanan)
Alur dibuat dengan
cermat dan berintegritas tinggi
(Akuntabel)
dengan tujuan
mempermudah
tinggi, maju dan sejahtera
27
3. Membuat draftSPO
pelayanan anestesi
di Ruang Resusitasi
c). Konsultasi dan melaporkan hasil
draftalur
pelayanan anestesi
kepada kepala KSM
Anestesi
koordinasi dalam
pelayanan
(Kolaboratif)
Saya berkonsultasi
dengan perkataan
yang sopan dan
ramah
(berorientasi
pelayanan)
Pembuatan draft
alur dikerjakan
dengan penuh
tanggung jawab dan
cermat
(Akuntabel)
Hasil draft harus
dapat menyesuaikan
diri dengan kondisi
di lapangan dan
terbuka tanpa tidak
merugikan
kepentingan yang
lain (Adaptif, kolaboratif)
a). Melakukan
pertemuan dengan
kepala KSM
DraftSPO
pelayanan
Saya akan
melakukan
koordinasi dan
Dengan
melakukan
kegiatan ini
Sebuah SPO sangat
diperlukan dalam
setiap jenis pelayanan
28
Anestesi
membahas
perizinan
pembuatan draft
SPO pelayanan
anestesi di Ruang
Resusitasi
anestesi di Ruang
Resusitasi
berkonsultasi
dengan atasan
sebagai abdi
negara, koordinasi
dilakukan dengan
ramah dan solutif (Berorientasi
pelayanan)
Mendengarkan dan menghargai saran
dari atasan (Harmonis)
Dapat
menyesuaikan diri
dari hasil pertemuan
(Adaptif)
Dan terbuka dalam
bekerja sama
dengan Kepala KSM
untuk tujuan
bersama (Kolaboratif)
memiliki
kontribusi
terhadap misi
RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung, yakni mewujudkan
kualitas Hidup
Manusia
Indonesia yang
tinggi, maju dan sejahtera
dengan tujuan
mencegah terjadinya
morbiditas dan mortalitas sebagai
suatu tindakan yang
profesional dan berintegritas
b). Menyusun
daftar
permasalahan yang
akan dimasukkan
Saya akan
melaksanakan
Analisa
permasalahan
dengan jujur, tidak
29
ke dalam draftSPO
pelayanan
mengutamakan
kepentingan pribadi
atau golongan (Akuntabel), namun tetap
menjaga nama baik
sesama ASN dan
instansi (loyal)
harus sesuai dengan
pengamatan secara
objektif dan menciptakan
suasana lingkungan
kerja yang kondusif (Harmonis)
c). Membuat draft
SPO pelayanan anestesi di Ruang
Resusitasi
Saya akan membuat
draftSPO pelayanan anestesi di ruang
resusitasi dengan
bertanggung jawab
dan cermat
(Akuntabel) dan melaksanakan tugas
dengan kualitas
yang terbaik (kompeten)
tujuannya untuk
30
d. Konsultasi dan
melaporkan hasil
draftalur
pelayanan anestesi
kepada kepala KSM
Anestesi
meningkatkan
efektitas dan
efisiensi dalam
pelayanan dan
penanganan dapat
diberikan pasien
tanpa membedabedakan status
(loyal)
Saya berkonsultasi
dengan perkataan
yang sopan dan
ramah
(berorientasi
pelayanan)
Pembuatan draft
alur dikerjakan
dengan penuh
tanggung jawab dan cermat (Akuntabel)
Hasil draft harus
dapat menyesuaikan
diri dengan kondisi
di lapangan dan
terbuka tanpa tidak
merugikan
31
4. Rapat Sosialisasi
draftSPO dan alur
pelayanan anestesi di Ruang Resusitasi
a) Membuat
undangan rapat
sosialisasi draft
SPO dan alur
pelayanan anestesi
di ruang resusitasi
Surat undangan
kepada pihakpihak yang
terkait
Daftar Hadir dan
Dokumentasi
kegiatan
sosialisasi
kepentingan yang
lain (Adaptif, kolaboratif)
Memastikan
undangan yang
dibuat dengan
menggunakan
bahasa yang sopan
dan ramah (berorientasi
pelayanan)
Dengan
melakukan
kegiatan ini
memiliki
kontribusi
terhadap misi
RSUP Dr. Hasan
Melakukan sosialisasi
dengan tujuan
memperbaiki
pemahaman tenaga
Kesehatan mengenai
pelayanan Kesehatan
yang prima
b) Membuat list
sasaran sosialisasi
draftSPO dan alur
pelayanan
pelayanan anestesi
di Ruang Resusitasi
Saya akan
mengundang
kembali pihak
terkait yang tepat
sasaran guna
membantu
pemahaman tenaga
kesehatan terhadap
sosialisasi (Kompeten) untuk
menggerakan
pemanfaatan
sumber daya untuk
tujuan bersama (kolaboratif)
Sadikin Bandung, yakni
mewujudkan
kualitas Hidup
Manusia
Indonesia yang
tinggi, maju dan sejahtera
merupakan salah satu
bentuk perbaikan
yang bersifat
profesional dan inovatif
32
c) Membuat bahan
sosialisasi draft
SPO dan alur
pelayanan
pelayanan anestesi
di Ruang Resusitasi
Saya akan
menyusun dan
membuat sebuah
kegiatan sosialisasi
dengan penuh
tanggung jawab, dan cermat
(akuntabel)
melaksanakan tugas
dengan kualitas
terbaik
(kompeten)
dengan tujuan
memperbaiki
pelayanan yang
lebih baik untuk
memenuhi
kebutuhan
masyarakat
(Berorientasi
pelayanan)
c) Melakukan
sosialiasi terhadap
sasaran yang telah
ditentukan dalam
bentuk presentasi
draftSPO dan alur
Saya melaksanakan
sosialisasi dengan
ramah
(Berorientasi
pelayanan)
dengan penuh
33
Evaluasi
pemahaman draft
SPO dan alur
pelayanan anestesi di Ruang Resusitasi
pelayanan
pelayanan anestesi di Ruang Resusitasi
tanggung jawab, dan cermat (Akuntabel) guna mensosialisasikan
alur pelayanan, kegiatan agar
informasi dapat
diterima dan
dipahami oleh
semua pihak yang
terlibat dalam
pelayanan (harmonis dan kolaboratif)
a). Mengundang
dalam kegiatan
survey kepada
tenaga kesehatan
terkait pemahaman
pelayanan anestesi di Ruang Resusitasi
setelah dilakukan
sosialisasi draft
SPO dan alur
pelayanan anestesi di Ruang Resusitasi
Laporan evaluasi
alur pelayanan dan draftSPO
pelayanan
anestesi di Ruang
Resusitasi
Menjelaskan tujuan
undangan dengan
ramah kepada
tenaga kesehatan
(Berorientasi
pelayanan)
Berkomunikasi
dengan sesama
tenaga kesehatan
agar terjadi
lingkungan kerja
yang kondusif (harmonis), dan
Dengan
melakukan
kegiatan ini
memiliki
kontribusi
terhadap misi
RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung, yakni
mewujudkan
kualitas Hidup
Manusia
Indonesia yang
Evaluasi yang baik
akan memastikan
sebuah pelayanan
yang bermutu dan berkesinambungan
dalam sebuah sistem, hal ini merupakan
tindakan yang
profesional dan akuntabel
34
5.
b Membuat
rekapan hasil
survey
pemahaman
tenaga kesehatan
terhadap draftSPO
dan alur pelayanan
anestesi di Ruang
Resusitasi
kerjasama yang baik
dan terbuka
(kolaboratif)
Saya akan
melakukan analisis
data dengan objektif
dan berdasarkan
fakta yang benar
secara bertanggung
jawab (Akuntabel)
Tidak
menyalahgunakan
kewenangan
jabatan dalam
membuat rekapan
hasil (Akuntabel)
Menjaga
kerahasiaan rekapan
hasil (Loyal)
tinggi, maju dan sejahtera
c). Melakukan
analisa hasil survey
tentang
pemahaman
tenaga kesehatan
terhadap draftSPO
dan alur pelayanan
anestesi di Ruang
Saya akan
melakukan evaluasi
kegiatan
berdasarkan
perencanaan yang
telah dibuat dengan
penuh tanggung
jawab, sebagai
35
Resusitasi sebagai
evaluasi sosialisasi
SPO dan alur
pelayanan anestesi
di Ruang Resusitasi
bahan evaluasi dan memperbaiki dalam
sosialisasi
(Akuntabel) dan bersikap
menyesuaikan diri
dan berinovasi
dalam perilaku
peserta survey (Adaptif)
36
4.2 Penjadwalan
Berdasarkan agenda kegiatan Diklat Pelatihan Dasar CPNS (Latsar) Tahun 2022, kegiatan aktualisasi dilaksanakan selama
Habituasi, yaitu 30 hari. Jadwal pelaksanaan aktualisasi dimulai pada tanggal 24 Juni 2022 hingga 30 Juli 2022.
4.2 Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi
1.
Melakukan urvey kepada tenaga kesehatan terkait pelayanan di ruang resusitasi untuk mengetahui persepsi masing-masing tenaga kesehatan tentang pemahaman pelayanan anestesi di Ruang Resusitasi
2. Membuat draft alur pelayanan anestesi di ruang resusitasi
3. Membuat draft SPO pelayanan anestesi di ruang resusitasi
4. Sosialisasi draft SPO dan alur pelayanan anestesi di ruang resusitasi
5. Evaluasi pemahaman SPO dan alur pelayanan anestesi di ruang resusitasi
37
No Kegiatan Juni Juli IV I II III IV
Tabel
4.3 Para Pihak yang terlibat dan perannya dalam aktualisasi
Aktualisasi pada Pelatihan Dasar CPNS 2022 terdapat Pihak-pihak yang terlibat. Dalam isu utama pihak yang terkait dan perannya adalah sebagai berikut:
1 Dr. dr. Ahmad Ramdan, SpOT(K). MKM (Mentor)
Memberikan dukungan, bimbingan dan masukan kepada penulis serta membagi pengalaman kepada peserta untuk melaksanakan pembelajaran.
2 Bapak Miftahur Rohim, ST, M.Kes (Coach)
Memberikan bimbingan dan melakukan review terhadap penugasan penulis
3 Kepala KSM Anestesi dan Terapi Intensif Memberikan dukungan dan bimbingan kepada penulis
4 Kepala Instalasi Gawat Darurat Memberikan bimbingan serta melakukan diskusi terhadap isu yang diangkat penulis
5 Peserta Didik PPDS Anestesi dan Terapi Intensif
Ikut serta dalam pertemuan internal dan sosialisasi SPO untuk memberikan saran
dan masukan
6 Tenaga Kesehatan perawat ruang Resusitasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Ikut serta dalam pertemuan internal dan sosialisasi SPO untuk memberikan saran
dan masukan
38
Tabel 4.3 Matriks Pihak yang Terlibat dan Perannya dalam Aktualisasi No Pihak Yang terlibat Peran
DAFTAR PUSTAKA
1. Undang-Undang No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)
2. Peraturan LAN Nomor 1 Tahun 2021 Tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil (Latsar CPNS)
3. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2019. Modul Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negara Sipil Golongan II dan Golongan III: Analisis Isu
Kontemporer.
4. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2019. Modul Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negara Sipil Golongan II dan Golongan III: Kesiapsiagaan Bela
Negara
5. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Modul Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negara Sipil: Berorientasi Pelayanan
6. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Modul Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negara Sipil: Akuntabel
7. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Modul Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negara Sipil: Kompeten
8. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Modul Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negara Sipil: Harmonis
9. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Modul Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negara Sipil: Loyal
10. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Modul Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negara Sipil: Adaptif
11. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Modul Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negara Sipil: Kolaboratif
12. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Modul Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negara Sipil: Berorientasi Pelayanan
39
LAMPIRAN
SASARAN KINERJA PEGAWAI
40
PEMBUATAN DRAFT STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL DAN
ALUR PELAYANAN ANESTESI DI RUANG RESUSITASI
DI RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG
IrwanSetiadi
NIP 198703022022031001
LATARBELAKANG
AparaturSipilNegara
Menurut UU No 5 Tahun 2014, ASN mempunyai
beberapa fungsi dan peran, yaitu
- Pelaksana kebijakan Publik
-
Pelayan Publik
- Pemersatu Bangsa
Nilai - nilai "BERAKHLAK"
Berorientasi Pelayanan
Akuntabel
Kompeten
Harmonis
Loyal
Adaptif
Kolaboratif
Pendahuluan
Rumah Sakit tipe A
Rujukan utama di provinsi Jawa Barat
KSM Anestesiologi dan Terapi Intensif
Salah satu pelaksana dalam pelayanan pasien, ruang lingkup yang luas selain di kamar operasi
Salah satu tugas yaitu ruang resusitasi
Penanganan pasien kategori kritis, seperti gagal nafas dan
sirkulasi
Latar belakang isu
Permasalahan di ruang resusitasi
Alur pelayanan
belum ada
Alur indikasi masuk dan keluar ruang resusitasi belum ada, sehingga terjadi miskoordinasi antar tenaga kesehatan
Ruang Resusitasi
Penuh
Standar Operasional
prosedur belum ada
Tindakan tenaga kesehatan di ruang resusitasi belum terstandar, sehingga penanganan pasien
belum optimal dan menyebabkan
pemanjangan masa rawat di ruang resusitasi
Pasien Kritis tidak tertangani
Meningkatkan angka kejadian morbiditas dan mortalitas pasien kritis
Penanganan pasien terlambat
Penanganan dilakukan di luar ruang resusitasi dengan peralatan
seadanya
Perawatan di ruang resusitasi lebih lama
ISU UTAMA
Pelayanan di ruang resusitasi
Dengan Gagasan Kreatif penyelesaian
Pembuatan Draft Standar Operasional Prosedur dan Alur Pelayanan di Ruang Resusitasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Sebagai seorang PNS yang bekerja di KSM Anestesiologi dan Terapi Intensif, nilai-nilai dasar
BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan
Kolaboratif) harus selalu menjadi dasar dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat.
TUJUAN AKTUALISASI MANFAAT AKTUALISASI
1. Melakukan identifikasi, analisa dan alternatif
pemecahan masalah atau isu yang ditemukan pada unit kerja.
2. Mampu merancang rencana kegiatan atau alternatif
pemecahan masalah yang telah ditemukan selama kegiatan aktualisasi
3. Menjadi PNS yang professional dan berkarakter dengan
menerapkan nilai-nilai dasar PNS BerAKHLAK terhadap
peningkatan kinerja di Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung
sesuai dengan SKP yang ditetapkan
Mengidentifikasi dan menganalisis isu pelayanan
di ruang resusitasi IGD RSHS dan diwujudkannya
gagasan penyelesaian isu pembuatan draft
Standar Operasional Prosedur dan Alur pelayanan
di ruang resusitasi IGD RSHS Bandung
Penerapan nilai-nilai dasar ASN bagi seorang ASN adalah wujud
dari cinta pada tanah air dan kesungguhan dalam membangun
bangsa, sehingga memunculkan nilai-nilai Berorientasi
Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan
Kolaboratif dalam kegiatan sehari-hari sesuai tugas pokok dan
fungsi nya
Perwujudan nilai-nilai dasar ASN ke dalam sebuah aktualisasi
akan menunjang peningkatan kualitas mutu pelayanan bagi
satuan kerja. Selain itu juga internalisasi nilai-nilai tersebut akan
merangsang perubahan pola perilaku ASN yang terdahulu agar
meningkatkan kinerjanya pula untuk mendukung visi dan misi
satuan kerja
Perwujudan nilai-nilai dasar ASN ke dalam sebuah aktualisasi
dengan meningkatkan pelayanan yang profesional dan
kompeten terhadap masyarakat
Struktur Organisasi dan Tata Kerja RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung (Permenkes Nomor 62 Tahun 2020)
Unit Non Struktural sesuai surat persetujuan Dirjen Yankes Kementerian Kesehatan RI Nomor OT.01.01/I/0705/2021)
DIREKTUR UTAMA Dewan Pengawas
Komite Medik Komite Etik dan Hukum Komite Mutu dan Keselamatan Pasien Komite Keperawatan Komite Koordinasi Pendidikan
Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Komite Etik Penelitian Komite Tenaga Kesehatan Lainnya Satuan Pemeriksaan Internal
Kelompok Staf Medis Instalasi
Direktorat Pelayanan Medik Keperawatan dan Penunjang
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL/Koordinator dan Sub Koordinator
Direktorat Sumber Daya Manusia, Pendidikan dan Penelitian
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL/Koordinator dan Sub Koordinator
Direktorat Keuangan dan Barang Milik Negara Direktorat Perencanaan, Organisasi dan Umum
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL/Koordina tor dan Sub Koordinator Instalasi Instalasi ULP
KSM Anestesiologi dan Terapi Intensif Instalasi Gawat Darurat Instalasi Verifikasi dan Penjaminan Pasien Instalasi Sterilisasi Sentral dan Binatu
KSM Radioterapi Instalasi Rawat Inap Instalasi Pemeliharaan Sarana RS
KSM Ilmu Bedah Instalasi Rawat Intensif Instalasi Sistem Informasi RS
KSM Bedah Saraf Instalasi Rawat Jalan Instalasi Kesehatan Lingkungan
KSM Bedah Mulut dan Maksilofasial Instalasi Laboratorium Klinik Instalasi Promosi Kesehatan dan Pemasaran
KSM Ilmu Penyakit Dalam Instalasi Bedah Sentral Instalasi Gizi
KSM Orthopedi dan Traumatologi Instalasi Pelayanan Jantung Instalasi Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS)
KSM Ilmu Penyakit Saraf
KSM Ilmu Kedokteran Jiwa
KSM Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Instalasi Teknologi Reproduksi Berbantu
KSM Patologi Klinik
KSM Patologi Anatomi
KSM Radiologi
KSM Urologi
KSM THT-KL
KSM Ilmu Kesehatan Anak
KSM Farmakologi Klinik
KSM Kesehatan Gigi dan Mulut
KSM Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
KSM Obstetri dan Ginekologi
KSM Kedokteran Forensik dan Medikolegal
KSM Umum
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL/Koordinat or dan Sub Koordinator
1 1 1 2 2 2 3 3 3 4 4 5 5 5 6 6 6 7 7 7 8 8 Instalasi Radioterapi 9 9 Instalasi Rehabilitasi Medik 10 10 11 11 Instalasi Radiodiagnostik 12 12 Instalasi Forensik
Pemulasaraan
13 13 Instalasi Farmasi 14 14 Instalasi Hemodialisa 15
Instalasi Rekam Medik
18 19 20
Molekuler 22 23
dan
Jenazah
15
16 16 Instalasi Kedokteran Nuklir 17 dan Teranostik Molekuler
21 KSM Kedokteran Nuklir dan Teranostik
VISI DAN MISI RSUP DR.HASAN SADIKIN BANDUNG
• Visi
Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan
Gotong Royong.
• Misi
Mewujudkan Kualitas Hidup Manusia
Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera.
TUGAS DAN JABATAN
Dokter Pendidik Klinis
• Jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab dan wewenang untuk
melakukan kegiatan pelayanan kesehatan/medik, pengabdian masyarakat, pendidikan dokter dan dokter spesialis di Rumah
Sakit Pendidikan serta melakukan penelitian
guna pengembangan ilmu kedokteran yang
diduduki oleh PNS dengan hak dan kewajiban yang diberikan secara penuh oleh pejabat yang
berwenang. (PERMENPAN-RB Nomor
PER/17/M.PAN/9/2008)
Visi Program Studi Anestesiologi dan
Terapi Intensif
“
Menjadi institusi pendidikan dokter spesialis
Anestesiologi dan Terapi Intensif yang unggul dalam
bidang ilmu terapi intensif serta berdaya saing global”
Misi Program Studi Anestesiologi dan Terapi Intensif
1. Menyelenggarakan pendidikan di bidang ilmu Anestesiologi dan Terapi Intensif sesuai Standar Nasional Pendidikan Dokter
Spesialis Anestesi dan Terapi Intensif dengan program pendidikan unggulan terapi intensif.
2. Meningkatkan Kuantitas dan kualitas penelitian serta publikasi baik nasional maupun internasional yang mengikuti perkembangan keilmuan yang muktahir serta menunjang program pendidikan Anestesiologi dan Terapi Intensif
3. Meningkatkan kegiatan pengabdian masyarakat dalam bidang
Anestesiologi dan Terapi Intensif yang berdampak pada masyarakat.
4. Membangun karakter lulusan yang berprofesional, berintegrasi dan mampu menjadi solusi permasalahan kesehatan masyarakat
melalui proses pendidikan yang menunjang perkembangan
kemampuan fisik, emosional dan spiritual
Perwujudan nilai-nilai dasar ASN ke dalam sebuah aktualisasi dengan meningkatkan pelayanan yang profesional dan kompeten terhadap masyarakat
Belum optimalnya pelayanan Anestesi di ruang CT Scan
Penanganan pasien pendampingan CT Scan
tidak maksimal, dan meningkatkan risiko
morbiditas pada pasien
Kesulitan tempat tindakan pemasangan
Central venous Catheter / catheter double lumen dari ruangan perawatan
Penanganan tindakan terhambat, hemodialisa tertunda
Belum optimalnya pendataan pasien
yang dilakukan tindakan
pendampingan di luar kamar operasi
Belum optimalnya alur pelayanan indikasi masuk dan keluar di ruang Resusitasi
Pencatatan tidak tersusun rapih, pendataan
DPJP tidak jelas yang berhubungan dengan
remunerasi
Ruang Resusitasi penuh, penanganan
kegawatdaruratan menjadi terhambat dan
penanganan tidak optimal
Belum optimalnya pelayanan Anestesi di ruang CT Scan di RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung
Belum optimalnya pendataan pasien yang dilakukan tindakan pendampingan di luar kamar operasi di RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung
Kesulitan tempat
pemasangan CDL dan CVC
Belum optimalnya alur pelayanan indikasi masuk dan keluar ruang resusitasi
1. Belum optimalnya pelayanan Anestesi di ruang CT
2. Belum optimalnya pendataan pasien yang
dilakukan tindakan pendampingan di luar kamar operasi di RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung
3. Kesulitan tempat tindakan pemasangan Central venous Catheter / catheter double lumen dari
ruangan perawatan
4. Belum optimalnya alur pelayanan masuk dan keluar
di ruang Resusitasi.
PENAPISAN
No. Isu USG Total Skor Prioritas Urgency Seriousness Growth
ISU
Scan 4 4 4 12 II
3 4 3 10 IV
4 4 3 11 III
5 4 5 14 I
No. Isu Urgency
1. Belum optimalnya
pelayanan Anestesi di ruang CT Scan
USG
Pelayanan pendampingan anestesi di ruang CT scan sifatnya cukup mendesak
karena dapat berhubungan dengan
morbiditas dan mortalitas pasien yang
akan dilakukan CT scan, namun
pelayanan masih dapat dilaksanakan
dengan peralatan dan tempat yang ada
Seriousness Growth
Peralatan dalam pelayanan anestesi di ruang CT scan sudah ada, namun belum
lengkap. Tingkat keseriusan isu tersebut
cukup besar
Pada pelayanan Anestesi di ruang CT Scan apabila tidak
dilakukan optimalisasi akan berdampak serius kepada
pasien, namun masih dapat
dilaksanakan dengan
peralatan seadanya
2. Belum optimalnya
pendataan pasien yang
dilakukan tindakan
pendampingan di luar
kamar operasi di RSUP
Dr Hasan Sadikin
Bandung
3.
Pendataan pasien pendampingan anestesi
hal yang cukup penting namun sifatnya
tidak mendesak, masih bisa dapat
diselesaikan dengan pencatatan secara manual
Pendataan pasien pendampingan anestesi
perlu dibuat suatu sistem online sehingga
memudahkan pihak-pihak terkait
4
tindakan pemasangan
Centralvenous
Catheter/catheter
doublelumendari
ruangan perawatan
Belum optimalnya alur
masuk dan keluar di ruang Resusitasi.
Tempat pemasangan yang terbatas
membuat antrian cukup lama, sehingga
cukup mendesak untuk pengadaan
ruangan khusus
Pemasangan CVC/CDL tidak bersifat
darurat yang harus segera dilakukan, namun bisa berdampak serius yakni
terjadinya keterlambatan tindakan
Apabila isu tersebut tidak
ditangani secara cepat tidak
berdampak besar karena
pencatatan masih dilakukan
secara manual
Pemasangan CVC/CDL tetap
bisa dilakukan, namun terjadi
pemanjangan waktu antrian bergantung jadwal operasi
darurat
Bersifat mendesak untuk segera
diselesaikan karena terjadi peningkatan
antrian kebutuhan ruang resusitasi untuk
penanganan pasien kritis
Dengan belum adanya alur indikasi masuk
dan keluar sehingga penanganan pasien
belum optimal dan meningkatkan
kejadian mortalitas pasien
Apabila tidak tertangani
antrian kebutuhan ruang resusitasi akan semakin
banyak, dan lebih banyak lagi
pasien yang tidak tertangani
Matriks Penjelasan Penapisan Isu
Kesulitan tempat
KETERKAITAN PENYEBAB ISU DENGAN PERAN PNS
Analisis Penyebab Isu
1 Man Tenaga Kesehatan Melakukan Pelayanan tanpa standar
yang baku
2 Machine Tidak adanya panduan standar penggunaan alat di ruang resusitasi
Computer e-medical Record tidak ada
3 Method Alur pelayanan indikasi masuk dan keluar pasien di ruang resusitasi belum ada
Keterkaitan dengan kedudukan dan peran PNS
- Manajemen PNS, dimana pengadaan penempatan
tenaga kesehatan sesuai dengan kompetensinya
- Manajemen PNS, Diperlukan penilaian kinerja tenaga
kesehatan
- Smart ASN, Tenaga Kesehatan harus memiliki
teknologi dalam penggunaan peralatan
- Smart ASN, Tenaga Kesehatan harus menguasai IT
dalam pengisian e-medical record
- Manajemen PNS, Penyusunan dan penetapan
kebutuhan tenaga IT dalam memenuhi kebutuhan emedical record di ruang resusitasi
- Manajemen ASN
- Smart ASN
SPO tindakan di ruang resusitasi belum ada Manajemen ASN
Smart ASN
4 Environment Belum adanya sistem evaluasi yang menilai kinerja
pelayanan di ruang resusitasi
Manajemen ASN, dimana tenaga kesehatan diperlukan
adanya penilaian kinerja berkala, sebagai bahan evaluasi
pengembangan dan perbaikan
No
Matriks Alternatif Penyelesaian isu utama
1. Kegiatan survey terhadap peserta didik dan tenaga kesehatan
terkait pelayanan anestesi di ruang resusitasi untuk
mengetahui pemahaman dan persepsi masing-masing tenaga
kesehatan terkait pelayanan anestesi di ruang resusitasi
Inovasi Analisa permasalahan harus dilakukan dengan data dukung yang
bersifat objektif salah satunya dengan teknik survey merupakan wujud
Manajemen ASN yang baik
Dalam sebuah pelayanan publik, setiap komponen yang terlibat di dalamnya harus mempunyai pemahaman dan visi yang sama agar
tercapai sebuah pelayanan yang bermutu yang merupakan bagian dari perwujudan Manajemen ASN
2. Membuat draftalur pelayanan anestesi di ruang resusitasi
Sasaran Kinerja
Pegawai
3. Membuat draftSPO pelayanan anestesi di ruang resusitasi Sasaran Kinerja
Pegawai
Alur pelayanan dibutuhkan untuk memudahkan kordinasi antar pihak yang terlibat dalam pelayanan sebagai wujud manajemen ASN yang baik
Standar operasional yang bermutu dan baik akan menghasilkan
pelayanan yang lebih baik dan tepat, selain itu evaluasi kinerja akan lebih mudah dilakukan merupakan sebuah bentuk manajemen ASN
Sumber Kegiatan Keterkaitan dengan Substansi Mata Pelatihan
No. Kegiatan
Matriks Alternatif Penyelesaian isu utama
No. Kegiatan
4. Sosialisasi draft SPO dan alur pelayanan anestesi di ruang resusitasi
Sumber Kegiatan
Keterkaitan dengan Substansi Mata
Pelatihan
Inovasi Melakukan sosialisasi dengan tujuan memperbaiki pemahaman
peserta didik dan tenaga kesehatan agar terciptanya kordinasi yang baik mengenai fungsi ruang resusitaasi merupakan salah satu bentuk nilai-nilai Manajemen ASN
5. Evaluasi pemahaman draft SPO dan alur pelayanan anestesi di ruang resusitasi
Sasaran Kinerja pegawai Sebuah sistem manajemen yang baik, evaluasi adalah suatu tahapan yang harus dilakukan untuk memastikan kegiatan sesuai perencanaan dan tujuan yang telah ditetapkan agar terwujudnya manajemen ASN yang baik
1
GAGASAN PENYELESAIAN ISU
Kegiatan survey kepada tenaga
kesehatan terkait pelayanan anestesi
di Ruang Resusitasi untuk
mengetahui persepsi masing-masing
tenaga kesehatan tentang pemahaman pelayanan anestesi di ruang resusitasi
2 Membuat alur pelayanan anestesi di Ruang Resusitasi
3 Membuat draft SPO pelayanan anestesi di Ruang Resusitasi
4 Sosialisasi draft SPO dan alur
pelayanan anestesi di luar kamar operasi
5
Evaluasi pemahaman draft SPO dan
alur pelayanan anestesi di Ruang
Resusitasi
Rancangan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar PNS
UNIT KERJA
Identifikasi Isu
DOKTER PENDIDIK KLINIS PERTAMA – KSM ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF RSUP
DR. HASAN SADIKIN BANDUNG, KEMENTERIAN KESEHATAN
1. Belum optimalnya pelayanan Anestesi di ruang CT Scan
2. Belum optimalnya pendataan pasien yang dilakukan tindakan pendampingan di luar kamar operasi
3. Kesulitan tempat tindakan pemasangan Central venous Catheter / catheter double lumen dari ruangan perawatan
4. Belum optimalnya alur masuk dan keluar di ruang Resusitasi
Isu yang diangkat Belum optimalnya alur pelayanan indikasi masuk dan keluar di ruang Resusitasi
Gagasan Pemecahan Isu Pembuatan draft standar prosedur operasional dan alur pelayanan di ruang resusitasi IGD
RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung
1. Kegiatan survey kepada
tenaga kesehatan terkait
pelayanan anestesi di Ruang Resusitasi untuk
mengetahui persepsi masing-masing tenaga
kesehatan tentang
pemahaman pelayanan anestesi di ruang resusitasi
a) Membuat daftar pertanyaan
seputar pemahaman
prosedur pelayanan
anestesi di Ruang Resusitasi
b). Membuat daftar tenaga
kesehatan yang akan dilakukan survey
Hasil rekapan tertulis survey
Saya akan melakukan perencanaan sebelum melakukan
sebuah kegiatan. Perencanaan dibuat dengan bertanggung jawab dan cermat (akuntabel)
Perencanaan dengan kualitas yang terbaik (Kompeten)
Saya akan membuat undangan dengan menggunakan bahasa yang resmi dan sopan (Berorientasi pelayanan)
Menentukan sasaran dengan objektif, transparan, terbuka, dan sesuai dengan kompetensi masing-masing (kompeten)
Dengan melakukan kegiatan ini
memiliki kontribusi terhadap
misi RSUP Dr. Hasan Sadikin
Bandung, yakni mewujudkan
kualitas Hidup Manusia
Indonesia yang tinggi, maju
dan sejahtera
Analisa permasalahan
harus dilakukan dengan data dukung yang bersifat
objektif salah satunya
dengan teknik survey yang merupakan suatu tindakan yang
profesional dan inovatif
c) Mengundang tenaga kesehatan dan Melaksanakan
kegiatan survey
Menjelaskan tujuan undangan dengan ramah kepada tenaga kesehatan (Berorientasi pelayanan)
Berkomunikasi dengan sesama tenaga kesehatan agar terjadi lingkungan kerja yang kondusif (harmonis), dan kerjasama yang baik dan terbuka (kolaboratif)
d). Membuat rekapan hasil survey beserta analisa permasalahan yang didapat
Saya akan melakukan analisis data dengan objektif dan berdasarkan fakta yang benar secara bertanggung jawab (Akuntabel)
Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan dalam membuat rekapan hasil (Akuntabel)
Menjaga kerahasiaan rekapan hasil (Loyal)
No Kegiatan Tahapan Kegiatan OUTPUT/HASIL KETERKAITAN DENGAN SUBSTANSI MATA PELATIHAN KONTRIBUSI TERHADAP TUSI/TUJUAN ORGANISASI PENGUATAN NILAI ORGANISASI 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
2. Membuat alur pelayanan anestesi di ruang resusitasi
a). Melakukan pertemuan
dengan kepala KSM anestesi
dan IGD membahas perizinan
pembuatan alur pelayanan
anestesi di ruang resusitasi
Alur pelayanan anestesi di ruang
resusitasi
Saya akan melakukan koordinasi dan berkonsultasi dengan atasan sebagai abdi
negara, koordinasi dilakukan dengan ramah dan solutif (Berorientasi pelayanan)
Mendengarkan dan menghargai saran dari atasan
(Harmonis)
Dapat menyesuaikan diri dari hasil pertemuan
(Adaptif)
Dan terbuka dalam bekerja sama dengan Kepala
KSM untuk tujuan bersama (Kolaboratif)
Dengan melakukan
kegiatan ini memiliki
kontribusi terhadap misi
RSUP Dr. Hasan Sadikin
Bandung, yakni
mewujudkan kualitas
Hidup Manusia
Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera
Alur pelayanan
dibutuhkan untuk
memudahkan
koordinasi antar
pihak yang terlibat
dalam pelayanan
sebagai wujud dari
tindakan yang profesional dan berintegritas
b). Membuat alur pelayanan anestesi di ruang resusitasi
Saya akan melakukan pembuatan alur pelayanan
sesuai dengan kebutuhan mengutamakan
keselamatan pasien (Berorientasi pelayanan)
Alur dibuat dengan cermat dan berintegritas tinggi
(Akuntabel)
dengan tujuan mempermudah koordinasi dalam
pelayanan (Kolaboratif)
c). Konsultasi dan melaporkan hasil draftalur pelayanan
anestesi kepada kepala KSM
Anestesi
Saya berkonsultasi dengan perkataan yang sopan dan ramah (berorientasi pelayanan)
Pembuatan draft alur dikerjakan dengan penuh
tanggung jawab dan cermat (Akuntabel)
Hasil draft harus dapat menyesuaikan diri dengan
kondisi di lapangan dan terbuka tanpa tidak
merugikan kepentingan yang lain (Adaptif, kolaboratif)
3. Membuat draft SPO pelayanan anestesi di Ruang Resusitasi
a). Melakukan pertemuan dengan kepala KSM Anestesi membahas perizinan pembuatan draftSPO pelayanan anestesi di Ruang Resusitasi
DraftSPO pelayanan anestesi di Ruang Resusitasi
Saya akan melakukan koordinasi dan berkonsultasi dengan atasan sebagai abdi negara, koordinasi dilakukan dengan
ramah dan solutif (Berorientasi pelayanan) Mendengarkan dan menghargai saran dari atasan (Harmonis)
Dapat menyesuaikan diri dari hasil pertemuan (Adaptif)
Dan terbuka dalam bekerja sama dengan Kepala KSM untuk tujuan bersama (Kolaboratif)
Dengan melakukan kegiatan ini memiliki kontribusi
terhadap misi RSUP Dr.
Hasan Sadikin Bandung, yakni mewujudkan kualitas
Hidup Manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera
Sebuah SPO sangat diperlukan dalam setiap jenis pelayanan dengan tujuan mencegah terjadinya morbiditas dan mortalitas sebagai suatu tindakan yang profesional dan berintegritas
b). Menyusun daftar permasalahan yang akan dimasukkan ke dalam draftSPO pelayanan
Saya akan melaksanakan Analisa permasalahan dengan jujur, tidak mengutamakan kepentingan pribadi atau
golongan (Akuntabel), namun tetap menjaga nama baik
sesama ASN dan instansi (loyal) harus sesuai dengan pengamatan secara objektif dan menciptakan suasana lingkungan kerja yang kondusif (Harmonis)
c). Membuat draftSPO pelayanan anestesi di Ruang Resusitasi
Saya akan membuat draftSPO pelayanan anestesi di ruang resusitasi dengan bertanggung jawab dan cermat (Akuntabel) dan melaksanakan tugas dengan kualitas yang terbaik (kompeten) tujuannya untuk meningkatkan efektitas dan efisiensi dalam pelayanan dan penanganan dapat diberikan pasien tanpa membeda-bedakan status (loyal)
d. Konsultasi dan melaporkan hasil draftalur pelayanan anestesi kepada kepala KSM Anestesi
Saya berkonsultasi dengan perkataan yang sopan dan ramah (berorientasi pelayanan)
Pembuatan draft alur dikerjakan dengan penuh tanggung jawab dan cermat (Akuntabel)
Hasil draft harus dapat menyesuaikan diri dengan kondisi di lapangan dan terbuka tanpa tidak merugikan kepentingan yang lain (Adaptif, kolaboratif)
4. Rapat
Sosialisasi draft
SPO dan alur pelayanan anestesi di Ruang Resusitasi
a) Membuat undangan rapat sosialisasi
draftSPO dan alur pelayanan anestesi di ruang resusitasi
b) Membuat list sasaran sosialisasi draft SPO dan alur pelayanan pelayanan anestesi di Ruang Resusitasi
Surat undangan kepada pihak-pihak yang terkait
Daftar Hadir dan Dokumentasi kegiatan sosialisasi
Memastikan undangan yang dibuat dengan
menggunakan bahasa yang sopan dan ramah (berorientasi pelayanan)
Saya akan mengundang kembali pihak terkait yang tepat sasaran guna membantu
pemahaman tenaga kesehatan terhadap
sosialisasi (Kompeten) untuk menggerakan
pemanfaatan sumber daya untuk tujuan
bersama (kolaboratif)
Dengan melakukan kegiatan
ini memiliki kontribusi terhadap misi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, yakni mewujudkan kualitas
Hidup Manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera
Melakukan sosialisasi dengan
tujuan memperbaiki pemahaman tenaga Kesehatan mengenai pelayanan Kesehatan yang prima merupakan salah satu bentuk perbaikan yang bersifat profesional dan inovatif
c) Membuat bahan sosialisasi draftSPO
dan alur pelayanan pelayanan anestesi
di Ruang Resusitasi
Saya akan menyusun dan membuat sebuah
kegiatan sosialisasi dengan penuh tanggung jawab, dan cermat (akuntabel)
melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik (kompeten) dengan tujuan memperbaiki
pelayanan yang lebih baik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat (Berorientasi pelayanan)
c) Melakukan sosialiasi terhadap sasaran yang telah ditentukan dalam bentuk presentasi draftSPO dan alur pelayanan
pelayanan anestesi di Ruang Resusitasi
Saya melaksanakan sosialisasi dengan ramah (Berorientasi pelayanan) dengan penuh tanggung jawab, dan cermat (Akuntabel)
guna mensosialisasikan alur pelayanan, kegiatan agar informasi dapat diterima dan dipahami oleh semua pihak yang terlibat
dalam pelayanan (harmonis dan kolaboratif)
Evaluasi pemahaman
draftSPO dan alur
pelayanan anestesi di Ruang Resusitasi
a). Mengundang dalam kegiatan survey
kepada tenaga kesehatan terkait pemahaman
pelayanan anestesi di Ruang Resusitasi setelah
dilakukan sosialisasi draftSPO dan alur
pelayanan anestesi di Ruang Resusitasi
Laporan evaluasi alur pelayanan dan
draftSPO
pelayanan anestesi di Ruang Resusitasi
Menjelaskan tujuan undangan dengan ramah
kepada tenaga kesehatan (Berorientasi
pelayanan)
Berkomunikasi dengan sesama tenaga
kesehatan agar terjadi lingkungan kerja yang
kondusif (harmonis), dan kerjasama yang baik dan terbuka (kolaboratif)
Dengan melakukan
kegiatan ini memiliki
kontribusi terhadap
misi RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung, yakni mewujudkan
kualitas Hidup
Manusia Indonesia
Evaluasi yang baik akan memastikan
sebuah pelayanan yang bermutu dan berkesinambungan
dalam sebuah sistem, hal ini merupakan tindakan
b Membuat rekapan hasil survey pemahaman
tenaga kesehatan terhadap draftSPO dan alur
pelayanan anestesi di Ruang Resusitasi
Saya akan melakukan analisis data dengan
objektif dan berdasarkan fakta yang benar
secara bertanggung jawab (Akuntabel)
Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan
dalam membuat rekapan hasil (Akuntabel)
Menjaga kerahasiaan rekapan hasil (Loyal)
yang tinggi, maju dan sejahtera
yang profesional dan akuntabel
c). Melakukan analisa hasil survey tentang
pemahaman tenaga kesehatan terhadap draft
SPO dan alur pelayanan anestesi di Ruang
Resusitasi sebagai evaluasi sosialisasi SPO dan
alur pelayanan anestesi di Ruang Resusitasi
Saya akan melakukan evaluasi kegiatan
berdasarkan perencanaan yang telah dibuat
dengan penuh tanggung jawab, sebagai bahan
evaluasi dan memperbaiki dalam sosialisasi
(Akuntabel) dan bersikap menyesuaikan diri
dan berinovasi dalam perilaku peserta survey
(Adaptif)
5.
RENCANA JADWAL AKTUALISASI
1. Melakukan urvey kepada tenaga kesehatan terkait pelayanan di ruang
resusitasi untuk mengetahui persepsi masing-masing tenaga kesehatan
tentang pemahaman pelayanan anestesi di Ruang Resusitasi
2. Membuat draft alur pelayanan anestesi di ruang resusitasi
3. Membuat draft SPO pelayanan anestesi di ruang resusitasi
4. Sosialisasi draft SPO dan alur pelayanan anestesi di ruang resusitasi
5. Evaluasi pemahaman SPO dan alur pelayanan anestesi di ruang resusitasi
I II III IV
No Kegiatan Juni Juli
Tabel 4.2 Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi
IV
PARA PIHAK YANG TERLIBAT
No. Para Pihak Peran dalam aktualisasi
1. Dr. dr. Ahmad Ramdan, SpOT(K). MKM
Mentor
2. Bapak Miftahur Rohim, ST, M.Kes Coach
3. Kepala KSM
Memberikan dukungan, bimbingan dan masukan kepada penulis serta membagi pengalaman keberhasilan dan kegagalan
Memberikan bimbingan dan melakukan review
terhadap penugasan penulis
Memberikan dukungan dan bimbingan kepada penulis
4. Peserta didik PPDS anestesi dan terapi
Intensif Ikut serta dalam pertemuan internal dan sosialisasi SPO untuk memberikan saran dan masukan
5. Tenaga Kesehatan perawat ruang IGD
Triage dan Resusitasi RSUP Dr.Hasan
Sadikin Bandung
Ikut serta dalam pertemuan internal dan sosialisasi SPO untuk memberikan saran dan masukan
TERIMA KASIH