DAFTAR LAMPIRAN
v
vi DAFTAR TABEL Tabel 3.1…………………………………………………………………………………………………… 11 Tabel 3.2…………………………………………………………………………………………………… 13 Tabel 3.3…………………………………………………………………………………………………… 15 Tabel 3.4…………………………………………………………………………………………………… 16 Tabel 4.1…………………………………………………………………………………………………… 18 Tabel 4.2…………………………………………………………………………………………………… 27 Tabel 4.3…………………………………………………………………………………………………… 31
vii DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1…………………………………………………………………………………………… 8 Gambar 3.1…………………………………………………………………………………………… 13
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan salah satu intrumen yang sangat penting dimiliki oleh Republik Indonesia untuk mewujudkan tujuan tersebut. Aparatur
Sipil Negara (ASN) hadir sebagai langkah dalam mewujudkan cita-cita Bangsa
Indonesia yang tercantum dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara (ASN) menyatakan bahwa ASN merupakan profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintahan dengan perjanjian yang bekerja pada instansi pemerintah. Dalam rangka pelaksanaan cita-cita bangsa dan mewujudkan tujuan negara sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 perlu dibangun Aparatur Sipil Negara sebagai: (1) Pelaksana Kebijakan Publik; (2) Pelayan Publik; (3) Perekat dan Pemersatu Bangsa. Peran sebagai pelayan masyarakat yang profesional, diindikasikan dengan kemampuan: (1) Menunjukkan sikap perilaku bela negara; (2) Mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS dalam pelaksanaan tugas dan jabatannya; (3) Mengaktualisasikan kedudukan dan peran PNS dalam kerangka NKRI; (4) Menunjukkan penguasaan kompetensi teknis yang dibutuhkan sesuai bidang tugas.
Peran dan fungsi Aparatur Sipil Negara di negara Republik Indonesia sangat besar dan sangat strategis dalam menjalankan Pemerintahan Negara IndonesiaPeran yang sangat besar ASN dalam menjalankan pemerintahan Republik Indonesia untuk mewujudkan cita-cita tersebut sehingga dalam UU ASN disebutkan harus adanya Manajemen ASN, yaitu pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme.
ASN memiliki fungsi, tugas dan peran untuk melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh pejabat Pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan perundangundangan, oleh karena itu ASN harus memprioritaskan kepentingan publik dan masyarakat luas, memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas, taat kepada peraturan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya tersebut di atas kepentingan pribadinya. Untuk mencapai fungsi dan kompetensi ASN, merujuk Pasal 63 ayat (3) dan ayat (4) Undang-Undang No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
1
Negara, Calon Pegawai Negeri Sipil wajib menjalani masa percobaan yang dilaksanakan melalui proses Diklat terintegrasi untuk membangun moral, kejujuran, semangat nasionalisme dan kebangsaan, karakter pribadi yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Hal ini ditegaskan dalam
Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 12 Tahun 2018 Tentang
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Tujuan Latsar CPNS adalah untuk membentuk PNS yang profesional dan berkarakter.
CPNS harus mengikuti pelatihan dasar yang dilaksanakan dalam rangka membentuk nilai-nilai dasar profesi ASN kompetensi inilah yang kemudian berperan dalam membentuk karakter PNS yang kuat, yaitu ASN mampu bersikap dan bertindak professional dalam melayani masyarakat secara berkesinambungan dan menerapkan
nilai-nilai BerAKHLAK (Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif serta Kolaboratif) maka dilaksanakan Pelatihan Dasar (LATSAR) berdasarkan
Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) No. 1 Tahun 2021.
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram sesuai dengan Peraturan
Menteri Kesehatan RI Nomor 33 Tahun 2021 yang merupakan Perubahan dari
Peraturan Menteri Kesehatan No. 2348/MENKES/PER/2011, tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), merupakan Unit Pelaksana Teknis
dalam Lingkungan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang berada dan bertanggung Jawab kepada Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Ditjen P2P) dan dalam menjalankan tugas Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram senantiasa mengacu kepada Uraian Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) sebagaimana yang telah ditetapkan.
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram mempunyai tugas melaksanakan pencegahan masuk dan keluarnya penyakit, penyakit potensial wabah, kekarantinaan, surveilans epidemiologi, pengendalian dampak lingkungan, pelayanan, pengawasan obat, Makanan, Kosmetika, Alat Kesehatan, dan Bahan Adiktif (OMKABA) serta pengamanan terhadap penyakit baru dan penyakit yang muncul, bioterorisme, biologi, kimia dan pengamanan radiasi di wilayah kerja bandara, dan lintas batas darat negara.
Peningkatan pelaku perjalanan yang disebabkan oleh diperlonggarnya aturan perjalanan juga diikuti dengan peningkatan jumlah penerbitan surat keterangan laik terbang. Pada 3 tahun terakhir, Bandara Sultan Salahuddin sudah menerbitkan sekitar 1380 surat keterangan laik terbang kepada penumpang. Dari keseluruhan penumpang yang membutuhkan surat keterangan laik terbang tersebut, sekitar 500 orang
2
merupakan usia di atas 50 tahun yang merupakan salah satu factor resiko terjadinya penyakit jantung. Bila melihat data Riskesda 2018, prevalensi memang masih paling banyak di usia lebih 65 tahun. Akan tetapi, fakta yang ada di dunia menunjukkan, terjadi peningkatan prevalensi pada usia yang lebih muda. Bila ditanyakan definisi usia muda, terdapat beberapa definisi. Ada yang menyebut usia di bawah 45 tahun, beberapa secara bervariasi menggunakan rentang usia batas atas dari 35 tahun sampai 55 tahun.
Menurut AmericanHeartAssociation(AHA) 2017kematian karena henti jantung di Amerika Serikat sebesar 25% dengan angka kejadian henti jantung tertinggi berada diluar rumah sakit sekitar 357.000 peristiwa, dimana sekitar 70% terjadi dirumah dan 30% ditempat umum. Diharapkan peran masyarakat awam dapat memberikan pertolongan dengan segera pada korban henti jantung karena dapat mempengaruhi kualitas hidup, salah satu penanganan yang harus segera diberikan adalah BHD dengan pemberian RJP dan defibrilasi, karena dengan pemberian defibrilasi setelah korban tidak sadarkan diri dapat meningkatkan kelangsungan hidup sekitar 50 – 70%.
Berdasarkan uraian diatas, peserta Latsar Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Tahun 2022 ditugaskan untuk merancang aktualisasi nilai-nilai dasar ASN yaitu Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif (BerAKHLAK), yang dilaksanakan di tempat kerja dan membuat laporan aktualisasi yang akan diseminarkan.
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Tujuan umum dari kegiatan pelatihan dasar CPNS ini adalah untuk menjadikan peserta menjadi PNS yang profesional dan berkarakter dengan menerapkan nilai-nilai dasar PNS BerAKHLAK dalam Penyusunan StandardOperatingProcedure(SOP) Code BlueDalam Upaya Penerapan Sistem CodeBlueUntuk Kegawatdaruratan Medis Di Bandar Udara Sultan Muhammad Salahuddin Bima.
b. Tujuan Khusus
1. Peserta mampu menyelesaikan penyusunan SOP Code Blue dengan pihak terkait
2. Peserta mampu melaksanakan sosialisasi SOP Code Blue kepada karyawan
Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima
3. Peserta mampu mengadakan simulasi CodeBluedi Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima
3
4. Peserta mampu melaksanakan evaluasi hasil kegiatan sosialisasi SOP CodeBlue dan simulasi CodeBlue.
C. Manfaat
a. Bagi Peserta
1. Mampu meningkatkan pemahaman dan kemampuan dalam mengaktualisasikan serta menghabituasikan nilai-nilai BerAKHLAK
2. Menumbuhkan kemampuan untuk menjadi ASN yang profesional dengan menjalankan 3 fungsi ASN yaitu sebagai pelaksana kebijakan 4ublic, pelayan 4ublic, dan perekat pemersatu bangsa.
b. Bagi KKP Kelas II Mataram
1. Laporan ini dapat menjadi sarana peningkatan efektivitas, efisiensi, dan pengembangan mutu pelayanan di KKP Kelas II Mataram.
2. Terwujudnya misi organisasi KKP Kelas II Mataram yaitu Prima Dalam pengawasan dan Pelayanan di Pintu Masuk Negara.
c. Bagi Masyarakat
Terwujudnya ASN BerAKHLAK sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan di Bandara maupun Pelabuhan sebagai pintu masuk negara untuk memberikan pelayanan prima di pintu masuk negara.
4
BAB II
PROFIL INSTANSI
A. Visi dan Misi
Visi dari organisasi KKP adalah Prima dalam pengawasan dan pelayanan di pintu masuk negara.
Misi dari organisasi KKP adalah:
1. Melaksanakan surveilans Epidemiologi terhadap keadaan yang dapat menimbulkan keresahan kesehatan masyarakat dipelabuhan dan bandara
2. Melaksanakan tindakan karantina terhadap penyakit potensial wabah di pelabuhan dan bandara
3. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian faktor risiko lingkungan berkelanjutan untuk menciptakan bandara dan pelabuhan yang sehat
4. Memberikan pelayanan Kesehatan dalam rangka deteksi dini penyakit di pelabuhan dan bandara
5. Memberikan pelayanan imunisasi dalam upaya pencegahan penularan penyakit
6. Mewujudkan pegawai yang professional, disiplin, memiliki etos kerja yang tinggi
B. Nilai-nilai Organisasi
Guna mewujudkan visi dan misi rencana strategis pembangunan kesehatan, Kementerian Kesehatan menganut dan menjunjung tinggi nilai-nilai yaitu :
a. Pro Rakyat Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, Kementerian Kesehatan selalu mendahulukan kepentingan rakyat dan haruslah menghasilkan yang terbaik untuk rakyat. Diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi setiap orang adalah salah satu hak asasi manusia tanpa membedakan suku, golongan, agama, dan status sosial ekonomi.
b. Inklusif Semua program pembangunan kesehatan harus melibatkan semua pihak, karena pembangunan kesehatan tidak mungkin hanya dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan saja. Dengan demikian, seluruh komponen masyarakat harus berpartisipasi aktif, yang meliputi lintas sector, organisasi profesi, organisasi masyarakat pengusaha, masyarakat madani dan masyarakat akar rumput.
c. Responsif Program kesehatan haruslah sesuai dengan kebutuhan dan keinginan rakyat, serta tanggap dalam mengatasi permasalahan di daerah, situasi kondisi setempat, sosial budaya dan kondisi geografis. Faktor - faktor ini menjadi dasar
5
dalam mengatasi permasalahan kesehatan yang berbeda-beda, sehingga diperlukan penanganan yang berbeda pula.
d. Efektif
Program kesehatan harus mencapai hasil yang signifikan sesuai target yang telah ditetapkan, dan bersifat efisien.
e. Bersih
Penyelenggaraan pembangunan kesehatan harus bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), transparan dan akuntabel
C. Tugas organisasi
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram sesuai dengan Peraturan
Menteri Kesehatan RI Nomor 33 Tahun 2021 yang merupakan Perubahan dari
Peraturan Menteri Kesehatan No. 2348/MENKES/PER/2011, tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), merupakan Unit Pelaksana
Teknis dalam Lingkungan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang
berada dan bertanggung Jawab kepada Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Ditjen P2P) dan dalam menjalankan tugas Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram senantiasa mengacu kepada Uraian
Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) sebagaimana yang telah ditetapkan.
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram mempunyai tugas melaksanakan pencegahan masuk dan keluarnya penyakit, penyakit potensial wabah, kekarantinaan, surveilans epidemiologi, pengendalian dampak lingkungan, pelayanan, pengawasan obat, Makanan, Kosmetika, Alat Kesehatan, dan Bahan Adiktif (OMKABA) serta pengamanan terhadap penyakit baru dan penyakit yang muncul, bioterorisme, biologi, kimia dan pengamanan radiasi di wilayah kerja bandara, dan lintas batas darat negara.
Dalam melaksanakan tugas, KKP Kelas II Mataram mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai berikut:
a. Penyusunan rencana, kegiatan dan anggaran
b. Pelaksanaan pengawasan terhadap penyakit dan faktor risiko kesehatan pada alat angkut, orang, barang, dan/atau lingkungan
c. Pelaksanaan pencegahan terhadap penyakit dan faktor risiko kesehatan pada alat angkut, orang, barang, dan/atau lingkungan
d. Pelaksanaan respon terhadap penyakit dan faktor risiko kesehatan pada alat angkut, orang, barang, dan/atau lingkungan
e. Pelaksanaan pelayanan kesehatan pada kegawatdaruratan dan situasi khusus
6
f. Pelaksanaan penindakan pelanggaran di bidang kekarantinaan kesehatan
g. Pengelolaan data dan informasi di bidang kekarantinaan kesehatan
h. Pelaksanaan jejaring, koordinasi, dan kerja sama di bidang kekarantinaan kesehatan
i. Pelaksanaan bimbingan teknis di bidang kekarantinaan kesehatan
j. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang kekarantinaan kesehatan; dan
k. Pelaksanaan urusan administrasi KKP
a. Uraian Tugas Peserta
Berdasarkan Keputusan Menteri PANRB No: 139/Kep/M.Pan/11/2003
tentang jabatan fungsional dokter dan angka kreditnya, tugas pokok dokter adalah memberikan pelayanan kesehatan pada sarana pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, serta membina peran serta masyarakat adlam rangka kemandirian di bidang kesehatan kepada masyarakat.
Apabila dikaitkan dengan tugas pokok dari organisasi KKP, maka tugas dokter di KKP adalah memberika pelayanan promotive, preventif, serta kuratif di pelabuhan atau bandara dalam rangka pencegahan dan keluarnya penyakit karantina dan penyakit menular potensi wabah melalui pesawat di lingkungan bandar udara maupun kapal di lingkungan kapal.
7
8
Gambar 2.1 Struktur Organisasi KKP Kelas II Mataram
BAB III
Tabel 3.1 Analisis isu dengan tehnik APKL
1 Belum adanya sistem Code Blue untuk Kegawatdaruratan Medis di Bandar Udara Sultan Salahuddin Bima.
2 Belum maksimalnya pemanfaatan social media dalam promosi Kesehatan.
3 Belum adanya SOP dalam validsi hasil tes swab antigen/PCR pelaku perjalanan
+ + ++++ Memenuhi kriteria
+ + + ++++ Memenuhi kriteria
+++ Tidak memenuhi kriteria
4 Masih Rendahnya Kesadaran Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) oleh petugas KKP saat melakukan pemeriksaan kapal.
Dari tehnik APKL dapat disimpulkan bahwa isu yang dapat diprioritaskan adalah:
1. Belum adanya sistem code blue di Bandar Udara Sultan Muhammad Salahuddin Bima.
2. Belum maksimalnya pemanfaatan social media dalam promosi Kesehatan.
3. Masih Rendahnya Kesadaran Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) oleh petugas KKP saat melakukan pemeriksaan kapal.
Dari kriteria isu yang memenuhi kriteria tersebut kemudian dilakukan analisis lanjutan yaitu analisis kualitas isu dengan alat analisis USG , yang meliputi kriteria (Urgency, Seriousness, Growth).
1. Urgency adalah seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dan dihubungkan dengan waktu yang tersedia, serta seberapa keras tekanan waktu untuk memecahkan masalah yang menyebabkan isu tersebut.
2. Seriousness adalah seberapa serius isu perlu dibahas dan dihubungkan dengan akibat yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut atau akibat yang menimbulkan masalah lain kalau masalah penyebab isu tidak dipecahkan.
12
No . Kegiatan A P K L Total Keterangan
+
+
+
- +
+ +
+ + + + ++++
Memenuhi kriteria
3. Growth adalah seberapa besar kemungkinan isu tersebut menjadi berkembang dikaitkan dengan kemungkinan penyebab masalah isu akan memburuk kalau dibiarkan.
Tabel 3.2 Analisis isu dengan tehnik USG
1 Belum adanya sistem Code Blue untuk Kegawatdaruratan Medis di Bandar Udara Sultan Salahuddin Bima.
2 Belum maksimalnya pemanfaatan social media dalam promosi Kesehatan di KKP Kelas II Mataram.
3 Masih Rendahnya Kesadaran Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) oleh petugas KKP saat melakukan pemeriksaan kapal.
Keterangan berdasarkan skala Likert 1 – 5, yaitu :
5 = Sangat Besar
4 = Besar
3 = Sedang
2 = Kecil
1 = Sangat Kecil
4 5 4 13 I
4 3 3 10 III
4 4 4 12 II
Gambar 3.1 Analisi isu dengan tehnik FishBone
Dalam analisis penyebab masalah, tehnik yang digunakan yaitu tehnik Fishbone
13
No Masalah U S G Total Urutan
(sebab akibat). Berikut ini penyebab masalah yang sudah diidentifikasi. Berdasarkan pengamatan peserta, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan isu tersebut muncul antara lain:
1. Dari segi sistem, belum adanya SOP yang mengatur secara spesifik alur jika terjadi kegawatdaruratan yang mengancam nyawa saat pelayanan dilakukan.
2. Dari segi sumber daya manusia (SDM) tidak semua karyawan bisa melakukan Bantuan Hidup Dasar, hanya beberapa karyawan yang telah mengikuti pelatihan bantuan hidup dasar terutama Dokter yang mengikuti Advance Cardiac Life Support (ACLS) dan Perawat yang mengikuti Basic Trauma Cardiac Life Support (BTCLS).
3. Dari segi sarana & prasarana, belum lengkapnya obat-obatan emergensi, dan peralatan emergensi. Sebagai contoh AED (Automatic External Defibrilator) alat yang bisa digunakan saat henti jantung di Bandara BMU belum dikalibrasi.
4. Dari segi anggaran, belum adanya pos anggaran khusus untuk pengadaan alat, obat-obatan, dan pelatihan.
Dari beberapa fakta yang ditemukan di unit kerja, peserta menggunakan alat bantu analisis isu denganfishbonediagramuntuk menyusun beberapa faktor yang menyebabkan “Belum Adanya Sistem CodeBlueuntuk Kegawatdaruratan Medis di Bandar Udara Sultan Salahuddin Bima”.
14
B. Keterkaitan Penyebab Isu dengan Kedudukan dan Peran PNS untuk Mendukung
Terwujudnya Smart Governance
Keterkaitan antara penyebab isu dengan kedudukan dan peran PNS dalam mendukung terwujudnya Smart Governance dijabarkan dalam tabel berikut:
Tabel 3.3 Keterkaitan Isu dengan Kedudukan dan Peran PNS untuk Mendukung
Terwujudnya Smart Governance
Penyebab Isu Perspektif
Belum adanya SOP yang mengatur
secara spesifik alur jika terjadi
kegawatdaruratan yang mengancam
nyawa saat pelayanan dilakukan.
Manajemen ASN terkait dengan penerapan nilai dasar PNS dalam hal memberikan pelayanan terbaik dan berkompetensi dalam menjalan tugas.
Smart ASN terkait dengan networking dalam kerjasama dengan rekan kerja
untuk menerapkan Code Blue di tempat kerja.
Dari segi sumber daya manusia (SDM)
tidak semua karyawan bisa melakukan
Bantuan Hidup Dasar, hanya beberapa
karyawan yang telah mengikuti
pelatihan bantuan hidup dasar
terutama Dokter yang mengikuti
Advance Cardiac Life Support (ACLS)
dan Perawat yang mengikuti Basic
Trauma Cardiac Life Support (BTCLS).
Dari segi sarana & prasarana, belum
lengkapnya obat-obatan emergensi, dan peralatan emergensi. Sebagai
contoh AED (Automatic External Defibrilator) alat yang bisa digunakan
saat henti jantung di Bandara BMU
belum dikalibrasi.
Manajemen ASN terkait dengan
berorientasi pelayanan dengan
melakukan perbaikan tiada henti dan kompeten terkait untuk meningkatkan kompetensi diri.
Smart ASNterkait dengan nilai profesionalisme dengan tugas yang dilakukan serta melakukan kolaborasi dengan rekan kerja.
Manajemen ASN terkit dengan
profesionalitas dalam menjalankan tugas dalam memberikan pelayanan jika terjadi kegawatdaruratan di tempat kerja.
Smart ASN terkait berwawasan global khususnya tentang penanganan
15
Dari segi anggaran, belum adanya pos anggaran khusus untuk pengadaan alat, obat-obatan, dan pelatihan.
kegawatdaruratan yang memerlukan penanganan menggunakan AED.
Smart ASN terkait dengan integritas dan kolaborasi dalam menentukan sumber anggaran dalam penerapan CodeBluedi tempat kerja
Manajemen ASN terkait dengan bebas dari praktek KKN dalam penentuan anggaran penerapan sistem CodeBlue di tempat kerja.
a. Alternatif Pemecahan Masalah sebagai Gagasan Kreatif
Dalam menyelesaikan isu Belum Adanya Sistem Code Blue untuk
Kegawatdaruratan Medis di Bandar Udara Sultan Salahuddin Bima, gagasan pemecahan isu yang dibuat untuk membuat sebuah sistem CodeBlueagar bisa diaplikasikan dengan optimal. Berikut langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan.
Tabel 3.4 Alternatif Pemecahan Masalah sebagai Gagasan Kreatif
No. Jenis Kegiatan
1 Pembuatan SOP CodeBluedengan pihak terkait.
2 Sosialisasi SOP Code Blue kepada karyawan
Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima
3 Mengadakan simulasi Code Blue di Bandara
Sultan Muhammad Salahuddin Bima
4 Evaluasi hasil kegiatan sosialisasi SOP CodeBlue dan simulasi CodeBlue
16
17
1 Pembuatan SOP Code Bluedengan pihak terkait.
1.1 Meminta kesediaan waktu Mentor untuk melakukan konsultasi.
Lembar konsul/Foto
BAB IV
1.2
Lembar konsul/Foto
Peserta menghubungi pimpinan dan mentor dengan sopan sebagai wujud aktualisasi nilai Harmonis.
Peserta menghubungi pimpinan dan mentor menggunakan Bahasa Indonesia yang baik sebagai wujud aktualisasi nilai
Loyal.
Peserta menghubungi pimpinan dan mentor melalui media sosial Whatsapp sebagai wujud aktualisasi nilai Adaptif terhadap perkembangan teknologi.
Peserta membuat janji untuk melakukan konsultasi dengan pimpinan dan mentor untuk menyelesaikan kegiatan dengan penuh tanggung jawab sebagai wujud aktualisasi nilai
Akuntabel.
Peserta bekerja sama dengan teman sejawat untuk menghubungi pimpinan dan mentor sebagai wujud aktualisasi nilai Kolaboratif.
Peserta datang tepat waktu sesuai jadwal yang telah disepakati sebagai wujud aktualisasi nilai Akuntabel.
Peserta menemui pimpinan dan mentor dengan pakaian sopan dan rapi sebagai wujud aktualisasi nilai Harmonis.
Peserta belajar dari mentor agar terwujudnya tugas dengan kualitas terbaik sebagai wujud aktualisasi nilai Kompeten.
Melakukan konsultasi dengan mentor, koordinasi dengan staff terkait pembuatan rancangan aktualisasi SOP CodeBlue di Bandara Sultan Salahuddin Bima dan melakukan review
terhadap bahan-bahan pembuatan SOP secara sopan, jujur, disiplin, dan bertanggungjawab sejalan dengan visi organisasi, yaitu Prima Dalam pengawasan dan PelayanandiPintuMasuk Negara
Misi organisasi yaitu -Mewujudkan pegawai yangprofessional,disiplin,
18
RANCANGAN AKTUALISASI A. Rancangan Aktualisasi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Agenda II Kontribusi Terhadap Visi, Misi dan Kinerja Utama Organisasi 1
6
Tabel 4.1 Rancangan Aktualisasi
2 3 4 5
Meminta arahan dan bimbingan dengan mentor dan kepala kantor
1.3 Meminta persetujun dan izin melakukan kegiatan aktualisasi kepada kepala kantor, mentor.
Lembar
Konsul/Lembar
Persetujuan
Peserta berbicara dengan Bahasa Indonesia yang baik dan benar sebagai wujud aktualisasi nilai Loyal.
Peserta proaktif untuk berdiskusi dengan pimpinan dan mentor sebagai wujud aktualisasi nilai Adaptif. Peserta bekerja sama dengan teman sejawat untuk menemui
pimpinan dan mentor dalam memohon arahan dan bimbingan terkait rancangan kegiatan aktualisasi sebagai wujud nilai Kolaboratif.
Peserta meminta izin kepada pimpinan dan mentor sebagai pertanggungjawaban kepada pimpinan dan mentor terkait kegiatan aktualisasi yang akan dilakukan sebagai wujud aktualisasi nilai Akuntabel.
Peserta menghargai pendapat pimpinan dan mentor terkait rancangan aktualisasi yang akan dilakukan sebagai wujud aktualisasi nilai Harmonis.
Peserta memohon izin kepada pimpinan dan mentor sebagai rasa penghormatan dan untuk menjaga nama baik Pimpinan dan Instansi sebagai wujud aktualisasi nilai Loyal.
Peserta bekerja sama dengan pimpinan dan mentor untuk mecapai kesepakatan sebagai wujud aktualisasi nilai Kolaboratif.
Peserta memohon izin kepada pimpinan untuk melaksanakan kegiatan aktualisasi pembentukan sistem CodeBluesebagai wujud aktualisasi nilai Berorientasi pelayanan.
Peserta berhasil mendapat persetujuan dari pimpinan dan mentor sebagai wujud aktualisasi nilai Kompeten.
memiliki etos kerja yang tinggi
- Memberikan pelayanan imunisasi dalam upaya pencegahan penularan penyakit.
1.4 Mencari referensi terkait sistem CodeBlue
Terkumpulnya referensi yang relevan mengenai sistem Code Blue (Dokumen/Fot o)
Peserta mencari referensi untuk mempelajari Sistem Code Blueagar tercapai pelayanan yang responsive sebagai wujud
aktualisasi nilai Berorientasi Pelayanan.
Peserta mencari referensi yang benar agar bisa melakukan kegiatan dengan penuh tanggung jawab sebagai wujud aktualisasi nilai Akuntabel.
Peserta mencari referensi untuk terus belajar sebagai wujud aktualisasi nilai Kompeten.
19
1.5 Melakukan pembuatan konsep SOP CodeBlue
Peserta mencari referensi e-book di internet sebagai wujud
aktualisasi nilai Adaptif terhadap perkembangan teknologi
Peserta mencari referensi yang benar sebagai wujud
aktualisasi nilai Loyal kepada instansi.
Peserta mencari referensi yang relevan sebagai kepedulian
peserta untuk meningkatkan pelayanan sebagai wujud
aktualisasi nilai Harmonis.
1.6 Melakukan konsultasi dan perbaikan draft SOP CodeBlue dengan atasan & mentor
Dokumen draft SOP Peserta akan Menyusun rekomendasi poin-poin Draft SOP
yang mudah dipahami dan aplikatif untuk pembuatan SOP
CodeBluesesuai dengan referensi sebagai bentuk penerapan nilai berorientasi pelayanan.
Peserta mencari SOP Code Blue pembanding di internet sebagai wujud aktualisasi nilai Adaptif.
Peserta melakukan penyusunan Draft SOP CodeBluedengan teliti, cermat dan bertanggung jawab sebagai wujud
aktualisasi nilai Akuntabel.
Peserta bekerja sama dengan senior/rekan kerja dalam membuat Draft SOP CodeBluesebagai wujud aktualisasi nilai
Kolaboratif.
Peserta melakukan telaah kembali Draft SOP yang dibuat untuk melaksanakan tugas dengan baik sebagai wujud aktualisasi nilai Kompeten.
Peserta rela berkorban tenaga, waktu, dan pikiran sebagai wujud aktualisasi nilai Loyal.
Lembar Konsul Peserta meminta izin menyampaikan kepada pimpinan dan mentor sebagai rasa penghormatan dan untuk menjaga nama baik pimpinan dan instansi sebagai wujud aktualisasi nilai Loyal.
Peserta menghargai pendapat pimpinan dan mentor terkait draft SOP sebagai wujud aktualisasi nilai Harmonis.
Mendokumentasikan arahan dan hasil koreksi dengan jelas dan konsisten (Akuntabel)
Peserta proaktif untuk berdiskusi dengan pimpinan dan mentor sebagai wujud aktualisasi nilai Adaptif.
20
2 Sosialisasi
SOP Code
Bluekepada
seluruh
karyawan
Bandara
BMU
1.7 Melaporkan hasil
pembuatan
SOP CodeBlue kepada pimpinan dan mentor.
Tersedianya
laporan hasil
pembuatan
SOP CodeBlue
Peserta membuat laporan hasil pembuatan SOP dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik sebagai wujud
aktualisasi nilai Loyal.
Peserta akan menerima kritik dan saran yang diberikan untuk terus melakukan perbaikan tiada henti sebagai proses belajar sehingga nilai kompeten terwujud.
Peserta membuat hasil pembuatan SOP dengan penuh tanggung jawab sebagai wujud aktualisasi nilai Akuntabel.
Peserta membuat hasil pembuatan SOP untuk melakukan perbaikan terhadap pelayanan sebagai wujud aktualisasi nilai Berorientasi pelayanan.
2.1 Persiapan
Sosialisasi SOP Pembuatan
Jadwal atas
Persetujuan atasan/mentor
, dan Persiapan
Tempat
Sosialisasi
2.2
Menyiapkan bahan sosialisasi
SOP serta menyiapkan soal pretest dan post test tentang Code Blue kepada peserta yang hadir.
Dokumentasi Foto & Dokumen
Jadwal
Peserta meminta persetujuan jadwal sosialisasi SOP kepada atasan sebagai wujud Loyal.
Peserta meminta persetujuan dan perizinan dari pihak bandara untuk melakukan sosialisasi sebagai wujud
Kolaboratif.
Peserta mempersiapkan ruangan sosialisasi dengan rapi dan bersih agar terwujudnya lingkungan kerja
yang kondusif, wujud aktualisasi nilai Harmonis
Tersedianya bahan materi untuk kegiatan sosialisasi (PPT)
Peserta mencari referensi untuk mempelajari CodeBlueagar tercapai pelayanan yang responsif sebagai wujud aktualisasi nilai Berorientasi Pelayanan.
Peserta mencari referensi yang benar, teliti, cermat dan bertanggung jawab agar tersedianya materi untuk kegiatan sosialisasi sebagai wujud aktualisasi nilai Akuntabel.
Peserta mencari referensi untuk terus belajar sebagai wujud aktualisasi nilai Kompeten.
Peserta mencari referensi CodeBlueterbaru sebagai wujud aktualisasi nilai Adaptif terhadap perkembangan ilmu yang ada.
Peserta rela berkorban tenaga, waktu, dan pikiran untuk membuat bahan sosialisasi sebagai wujud aktualisasi nilai Loyal.
21
2.3 Membuat undangan untuk sosialisasi
Tersedianya undangan untuk
sosialisasi
Peserta membuat undangan dengan Bahasa Indonesia yang baik dan benar sebagai wujud aktualisasi nilai
Loyal.
Peserta membuat undangan dengan cermat dan bertanggung jawab sebagai wujud aktualisasi nilai
Akuntabel.
Peserta bekerja sama dengan teman sejawat untuk mebuat undangan sebagai wujud aktualisasi nilai Kolaboratif.
Peserta berhasil membuat undangan dengan baik sebagai wujud aktualisasi nilai Kompeten.
Perserta membuat undangan sebagai rasa menghargai sejawat sebagai wujud aktualisasi nilai Harmonis.
Peserta membuat waktu yang tepat di undangan agar tidak mengganggu pelayanan sebagai wujud aktualisasi nilai Berorientasi Pelayanan.
2.4 Sosialisasi penerapan SOP Code Blue dan memberikan pretest sebelum memulai sosialisasi dan posttest setelah
dilakukan sosialisasi
Terlaksananya
kegiatan
sosialisasi SOP
CodeBlue, Dokumentasi
Foto/Video
Melaksanakan kegiatan sosialisasi dengan tepat waktu sebagai wujud aktualisasi nilai Akuntabel.
Melaksanakan kegiatan sosialisasi agar terwujudnya
pelayanan prima di Bandara BMU sebagai wujud aktualisasi nilai Berorientasi Pelayanan.
Melaksanakan sosialisasi terkait SOP CodeBlue yang baru sebagai wujud aktualisasi nilai Adaptif terhadap perkembangan ilmu yang ada.
Saling belajar saat kegiatan sosialisasi sebagai wujud aktualisasi nilai Kompeten.
Melaksanakan kegiatan sosialisasi untuk mewujudkan kerja
sama yang baik antara perawat, dokter dan petugas bandara sebagai wujud aktualisasi nilai Kolaboratif.
Menyampaikan sosialisasi dengan berpakaian rapi dan sopan sebagai wujud aktualisasi nilai Harmonis.
Peserta rela berkorban tenaga, waktu, dan pikiran untuk melakukan resosialisasi sebagai wujud aktualisasi nilai Loyal.
22
Mengadaka n simulasi
CodeBlue
2.5 Membuat absen dan notulensi dari kegiatan sosialisasi SOP
Tersedianya absen dan notulensi dari kegiatan sosialisasi
Membuat absen dengan jujur sebagai wujud aktualisasi nilai Akuntabel.
Melakukan kerja sama dengan peserta yang menghadiri kegiatan sosialisasi dalam mengisi absen sebagai wujud aktualisasi nilai Kolaboratif.
Meminta tolong kepada peserta untuk mengisi absen dengan sopan sebagai wujud aktualisai nilai Harmonis.
Membuat notulensi sebagai rasa pertanggungjawaban terhadap kegiatan yang telah dilakukan sebagai wujud aktualisasi nilai Akuntabel.
Bekerja sama denga teman sejawat dalam membuatkan notulensi sebagai wujud aktualisasi nilai Kolaboratif.
Menyiapkan materi (scenario)
simulasi SOP CodeBlue kepada peserta yang hadir.
Dokumen file pelatihan/PPT
Membuat materi sesuai dengan update keilmuan
merupakan bentuk Adaptif dengan perkembangan ilmu
yang ada. Terus melakukan update ilmu sebagai wujud
aktualisasi nilai Kompeten.
Membuat materi pelatihan dengan cermat dan teliti sebagai
wujud aktualisasi nilai Akuntabel.
Rela berkorban tenaga, waktu, dan pikiran untuk membuat
desain yang baik sebagai wujud aktualisasi nilai Loyal.
Peserta berdiskusi dengan senior untuk membuat materi
pelatihan wujud aktualisasi nilai Kolaboratif.
Membuat undangan untuk mengikuti
simulasi Code Blue
Dokumen undangan dalam bentuk pdf
Meminta persetujuan kepada pimpinan dengan sopan
sebagai wujud aktualisasi nilai Harmonis. Meminta
persetujuan kepada pimpinan untuk menjaga nama baik
instansi sebagai wujud Loyal. Peserta meminta persetujuan
sebagai pertanggungjawaban kepada pimpinan sebagai
wujud aktualisasi nilai Akuntabel.
Peserta meminta persetujuan kepada pimpinan untuk
23 0
3
Memberikan Materi (scenario)
simulasi Code Blue
membuat undangan simulasi CodeBluedengan tujuan
melakukan perbaikan terhadap pelayanan sebagai wujud
aktualisasi nilai Berorientasi Pelayanan. Peserta berhasil
mendapat persetujuan dari pimpinan sebagai wujud
aktualisasi nilai Kompeten.
Foto Kegiatan Peserta memberikan materi simulasi CodeBluesebagai
wujud aktualisasi nilai Berorientasi Pelayanan. Peserta
menyampaikan materi dengan bertanggung jawab sebagai
wujud aktualisasi nilai Akuntabel. Peserta menyampaikan
materi dan memberi jawaban pertanyaan sesuai dengan
ilmu terbaru sebagai wujud aktualisasi nilai Kompeten.
Peserta melakukan kegiatan pretest dan post test
menggunakan google form sebagai wujud aktualisasi nilai
Adaptif. Peserta rela berkorban waktu dan tenaga wujud
aktualisasi nilai Loyal.
Melakukan simulasi
pengaktifan
code blue di bandara
Foto Dokumentasi
Peserta bekerja sama dengan pegawai yang lain dalam
melakukan simulasi sebagai wujud aktualisasi nilai
Kolaboratif. Peserta melakukan simulasi dengan maksimal
untuk meningkatkan pelayanan sebagai wujud aktualisasi
nilai Berorientasi Pelayanan.
Peserta melakukan komunikasi yang baik dan benar untuk
menciptakan kondisi tim code blue yang kompak dan
sebagai wujud aktualisasi nilai Harmonis.
24
Evaluasi
hasil
kegiatan
simulasi
CodeBlue
Menyiapkan data pendukung kegiatan
aktualisasi dan habituasi
Tersedianya
dokumen data
pendukung
kegiatan
aktualisasi dan
habituasi
Peserta meyiapkan data untuk membuat laporan dengan
teliti, cermat, dan bertanggung jawab sebagai wujud
aktualisasi nilai Akuntabel. Peserta terus belajar
menyiapkan data dalam membuat laporan dengan baik
sebagai wujud aktualisasi nilai Kompeten.
Peserta bekerja sama dengan teman sejawat dalam
membantu pendokumentasian sebagai wujud aktualisasi
nilai Kolaboratif. Peserta membuat laporan dengan Bahasa
Indonesia yang baik dan benar sebagai wujud aktualisasi
nilai Loyal.
Memohon
arahan dan
bimbingan dari
mentor terkait
laporan
kegiatan
aktualisasi dan
membuat draft
laporan
Lembar Konsul Peserta memohon arahan kepada mentor dengan sopan
sebagai wujud aktualisasi nilai Harmonis. Peserta belajar
dari mentor dalam membuat laporan hasil aktualisasi
sebagai wujud aktualisasi nilai Kompeten.
Peserta bekerja sana dengan teman kelompok untuk
memohon bimbingan kepada mentor sebagai wujud
aktualisasi nilai Kolaboratif. Peserta proaktif untuk
berdiskusi dengan mentor sebagai wujud aktualisasi nilai
Adaptif.
Melaporkan, mencetak, dan
mengarsipkan
laporan hasil
kegiatan
aktualisasi dan
Terselesaikann
ya kegiatan
aktualisasi dan
habituasi di
Bandara BMU
dan
Peserta melaporkan hasil kegiatan aktualisasi dengan sopan
sebagai wujud aktualisasi nilai Harmonis. Peserta
melaporkan hasil kegiatan aktualisasi sebagai rasa
pertanggungjawaban kepada pimpinan dan mentor sebagai
wujud aktualisasi nilai Akuntabel. Peserta bekerja sama
dengan teman kelompok untuk melaporkan hasil aktualisasi
25 4
habituasi terwujudnya
persetujuan
laporan hasil
aktualisasi dan habituasi oleh
mentor
sebagai wujud aktualisasi nilai Kolaboratif.
Menyediakan hasil laporan untuk kemajuan kantor wujud
dari nilai Berorientasi Pelayanan.
26
Tabel
mengenai sistem Code Blue (Dokumen/Foto)
Juli Agustus
IV
25-27 Juli 2022
27
B. Penjadwalan
4.2 Jadwal kegiatan peserta selama aktualisasi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Rencana Aktualisasi Ket/Tanggal Kegiatan
I II III IV
1 Pembuatan SOP Code Bluedengan pihak terkait.
Lembar
23
1.1 Meminta kesediaan waktu Mentor untuk melakukan konsultasi.
konsul/Foto
- 24 Juli 2022
Lembar
25
1.2 Meminta arahan dan bimbingan dengan mentor dan kepala kantor
konsul/Foto
Juli 2022
Lembar Konsul/Lembar Persetujuan 25 Juli
1.3 Meminta persetujun dan izin melakukan kegiatan aktualisasi kepada kepala kantor, mentor.
2022
1.4 Mencari referensi terkait sistem CodeBlue Terkumpulnya referensi yang relevan
1.5
1.6
1.7
28
Melakukan pembuatan konsep SOP CodeBlue Dokumen draft SOP 27 Juli – 2 Agustus 2022
Melakukan
perbaikan draft SOP CodeBluedengan atasan & mentor Lembar Konsul 3-4 Agustus 2022
konsultasi dan
Melaporkan
pembuatan SOP Code Blue kepada pimpinan dan mentor. Tersedianya laporan hasil pembuatan SOP CodeBlue 5 Agustus 2022 2 Sosialisasi SOP Code Bluekepada karyawan Bandara BMU Persiapan Sosialisasi SOP Pembuatan Jadwal atas Persetujuan atasan/mentor, dan Persiapan Tempat Sosialisasi Dokumentasi Foto & Dokumen Jadwal 6-7 Agustus 2022 Menyiapkan bahan sosialisasi SOP Tersedianya bahan materi untuk kegiatan sosialisasi (PPT) 6-8 Agustus 2022 Membuat undangan untuk sosialisasi CodeBlue Tersedianya undangan untuk sosialisasi 9 Agustus 2022 Sosialisasi penerapan SOP Code Blue dan memberikan pretest sebelum memulai sosialisasi dan posttest setelah dilakukan sosialisasi Terlaksananya kegiatan sosialisasi SOP CodeBlue, Dokumentasi Foto/Video 10-12 Agustus 2022 Membuat absen dan notulensi dari kegiatan sosialisasi SOP Tersedianya absen dan notulensi dari 10-12 Agustus 2022
hasil
29 kegiatan sosialisasi
n simulasi CodeBlue Menyiapkan
(scenario) simulasi SOP CodeBlue kepada peserta yang hadir. Dokumen file pelatihan/PPT 9-11 Agustus 2022 Membuat undangan untuk mengikuti simulasi Code Blue Dokumen undangan dalam bentuk pdf 9 Agustus 2022 Memberikan materi (scenario) simulasi Code Blue Foto Kegiatan 16-19 Agustus 2022 Melakukan simulasi pengaktifan code blue Foto Dokumentasi 22-23 Agustus 2022
kegiatan simulasi CodeBlue Menyiapkan
pendukung kegiatan aktualisasi dan habituasi Tersedianya dokumen data pendukung kegiatan aktualisasi dan habituasi 25-30 Agustus 2022
3 Mengadaka
materi
4 Evaluasi hasil
data
Memohon arahan dan
bimbingan dari mentor
terkait laporan kegiatan
aktualisasi dan membuat
draft laporan
Melaporkan, mencetak, dan
mengarsipkan laporan hasil
kegiatan aktualisasi dan
habituasi
Lembar Konsul
25-30 Agustus 2022
Terselesaikanny
a kegiatan
aktualisasi dan
habituasi di Bandara BMU
dan
terwujudnya
persetujuan
laporan hasil
aktualisasi dan
habituasi oleh
mentor
25-30 Agustus 2022
30
C. Para Pihak yang Terlibat dan Perannya dalam Aktualisasi
Tabel 4.3 Para Pihak yang Terlibat dan Perannya dalam Aktualisasi
No Para Pihak Peran dalam Aktualisasi Keterangan
1 dr. Aulianto
Pembimbing dan Pembina
dalam penyusunan SOP dan pelaksanaan aktualisasi
2 dr. Feri Wardhana, SpKP Pembimbing dalam
penyusunan SOP Code
Blueserta dalam
pelaksanaan aktualisasi
Kepala Kantor KKP
Kelas II Mataram
Mentor, Koordinator
SUbstansi UKLW
KKP Kelas II
Mataram
3 I Ngurah Telabah Partha
Serathi
Sebagai Coachyang
membimbing dan memberi
arahan bagi peserta
selama pelaksanaan
kegiatan Pelatihan dasar
CPNS Th. 2022.
4 Substansi UKLW KKP Kelas II Mataram Rekan diskusi dalam penyusunan SOP Code
5 KKP Kelas II Mataram
Wilayah Kerja Pelabuhan
Bima
6 Pegawai dan staff Bandara
Sultan Muhammad
Salahuddin Bima
Blue
Rekan kerja dan diskusi
selama pelaksanaan
aktulilsasi dilakukan di Bandara Sultan Muhamaad
Salahuddin Bima
Rekan kerja dan diskusi
selama pelaksanaan
aktulilsasi dilakukan di Bandara Sultan Muhamaad
Salahuddin Bima
Coach
Rekan kerja
Rekan kerja
Rekan kerja
31
DAFTAR PUSTAKA
AHA. (2017). Highboodpressureclinicalpracticeguidelineforthe prevention,detection,evalution.AreportoftheAmerikacollegeofcardiologt. America : J Am Coll Cardiol.
Fatimah, Elly, Muhammad Idris. 2017. “MANAJEMEN ASN” Modul Pelatihan Dasar Calon
PNS.Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Ferryjana, Sammy, Bambang Suhartono dan Sandra Erawati. 2019. KESIAPSIAGAAN BELA
NEGARA Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II dan Golongan
III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Ferryjana, Sammy, Bambang Suhartono dan Sandra Erawati. 2019. KESIAPSIAGAAN BELA
NEGARA Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II dan Golongan
III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Garg R, Ahmed SM, Kapoor MC, Rao SC, Mishra BB, Kalandoor MV, et al, (2017). Comprehensivecardiopulmonarylifesupport(CCLS)forcardiopulmonaryresuscitationby trainedparamedicsandmedicsinsidethehospital.Indian J Anaesth ;61:883-94
Georgaka D, Mparparousi M, Vitos M. (2012). EarlyWarningSystems. Hospital Chonicles 1: 37–43.
Mathukia, C., Fan, W., Vadyak, K., Biege, C. and Krishnamurthy, M. (2015). ModifiedEarly WarningSystemimprovespatientsafetyandclinicaloutcomesinanacademic communityhospital. Journal of Community Hospital Internal Medicine Perspectives, 5(2), p.26716.
Handoko, Ramah. 2021. AKUNTABEL Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Idris, Irfan. 2019. ANALISIS ISU KONTEMPORER Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II dan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Pintaningrum, Yusra, Basuki Rahmat dan Romi Ermawan. 2019. Buku Ajar Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah. Mataram: Cakra Media Utama. Sidemen, I Gusti Putu Sukrana. 2019. CodeBlue.
http://erepo.unud.ac.id/id/eprint/28662/1/ade36d7e2754743cc7e729b54204b260.pdf [Di akses 11 Juli 2022]
Taufiq, Muhammad, Erna Irawati. 2021. ADAPTIF Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Taufiq, Muhammad, Erna Irawati. 2021. BERORIENTASI PELAYANAN Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Taufiq, Muhammad, Erna Irawati. 2021. HARMONIS Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Taufiq, Muhammad, Erna Irawati. 2021. KOLABORATIF Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Taufiq, Muhammad, Erna Irawati. 2021. KOMPETEN Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Taufiq, Muhammad, Erna Irawati. 2021. LOYAL Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Taufiq, Muhammad, Erna Irawati. 2021. SMART ASN Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Tim Riskesdas. 2018. Laporan Nasional Riskesdas 2018. Jakarta: Lembaga Penerbit Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
32