“MetodePembelajaranBerbasis Iduka Pd AsuhanKebidanan Kehamilan Prodi Sarjan Terapan Kebidanan"

Page 1

LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN 9

PENYUSUNAN STANDARDOPERATINGPROCEDURE(SOP) CODEBLUEDAN

SOSIALISASI SOP CODEBLUEDALAM UPAYA PENERAPAN SISTEM CODEBLUE

UNTUK KEGAWATDARURATAN MEDIS DI BANDAR UDARA SULTAN MUHAMMAD

SALAHUDDIN BIMA

DISUSUN OLEH: dr. M. FIKHAN ZULKARNAIN NIP. 199107102022031001

BAPELKESMAS PROVINSI BALI

KEMENTERIAN KESEHATAN RI 2022

i

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL

GOLONGAN III ANGKATAN IX

“OPTIMALISASI METODE PEMBELAJARAN BERBASIS IDUKA PADA ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN

DI POLTEKKES KEMENKES MATARAM”

Telah diseminarkan

Tanggal Juli 2022 di Bapelkesmas Bali Mataram, 2022

Peserta Pelatihan Dasar CPNS,

Menyetujui:

Coach Mentor

I Ngurah Telabah Partha Serathi dr. Feri Wardhana, SpKP

NIP. 196903051992031007

NIP. 198002162008011013

Penguji

Dr. Ni Made Parwati, SKM., M.Kes NIP. 197205181992032005

ii

Syukur Alhamdulillah saya panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga peserta dapat menyelesaikan Rancangan Aktualisasi Pelatihan Dasar

Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan judul “Penyusunan StandardOperatingProcedure(SOP) CodeBluedan Sosialisasi SOP Code Blue Dalam Upaya Penerapan Sistem Code Blue Untuk Kegawatdaruratan Medis Yang

Dijalankan di Bandar Udara Sultan Muhammad Salahuddin Bima” tepat pada waktunya.

Penyusunan rancangan aktualisasi ini merupakan suatu rangkaian dari proses pemenuhan kompetensi peserta Pelatihan Dasar (Latsar) CPNS yang diselenggarakan oleh Balai Pelatihan

Kesehatan Masyarakat Provinsi Bali. Pada kesempatan ini, peserta ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah terlibat dan membantu peserta dalam penyusunan rancangan aktualisasi ini, antara lain:

1. Bapak dr. Aulianto selaku Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram yang telah memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengikuti Latsar CPNS Golongan III Angkatan 9 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2022.

2. Bapak dr. Feri Wardhana, Sp.KP selaku mentor yang telah memberikan dukungan serta membimbing dan mengarahkan dalam pengerjaan laporan rancangan aktualisasi ini.

3. Bapak I Ngurah Telabah Parth Serathi, MKM selaku coachyang telah memberikan saran, masukan dan bimbingan yang diberikan untuk perbaikan rancangan aktualisasi.

4. Serta keluarga besar yang senantiasa memberikan doa dan semangat kepada peserta dalam penulisan laporan aktualisasi.

Peserta menyadari bahwa rancangan aktualisasi ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, peserta mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna menyempurnakan segala kekurangan dalam penyusunan rancangan. Mataram, Juli 2022

dr. M. Fikhan Zulkarnain

NIP. 199107102022031001

iii
KATA PENGANTAR
iv DAFTAR ISI Hal HALAMAN JUDUL…………………..……………………………………………………. i LEMBAR PENGESAHAN………………………………………........................... ii KATA PENGANTAR …………………..…………………………………………….….. iii DAFTAR ISI …………………………..…………………................................... iv DAFTAR LAMPIRAN………………..…………………................................... v DAFTAR TABEL………………..…………………......................................... vi DAFTAR GAMBAR………………..…………………...................................... vii BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………….. A. Latar Belakang…………………………………………………….. 1 B. Tujuan………………………………………..……………………… 3 C. Manfaat…………………………………….....…….................. 3 BAB II PROFIL INSTANSI…………………………………………………… A. Visi dan Misi …………….............................................. 5 B. Nilai-nilai Organisasi……………………........................... C. Tugas Organisasi……………………………………............... D. Uraian/Rincian Tugas Jabatan Peserta………………...... 5 5 6 BAB III ANALISIS ISU DALAM PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI A. Identifikasi dan Analisis Isu Aktual ..………………………. 8 B. Keterkaitan Penyebab Isu dengan Kedudukan dan Peran PNS untuk Mendukung Terwujudnya Smart Governance…………………………………………………………. 14 C. Alternatif Pemecahan Masalah sebagai Gagasan Kreatif……………………… ……………………..................... 15 BAB IV RANCNGAN AKTUALISASI….………………………………….. 18 27 31 A. Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar PNS…............ B. Penjadwalan…………..…………………………………………… C. Para Pihak yang Terlibat dan Perannya dalam Aktualisasi DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 32

DAFTAR LAMPIRAN

v
vi DAFTAR TABEL Tabel 3.1…………………………………………………………………………………………………… 11 Tabel 3.2…………………………………………………………………………………………………… 13 Tabel 3.3…………………………………………………………………………………………………… 15 Tabel 3.4…………………………………………………………………………………………………… 16 Tabel 4.1…………………………………………………………………………………………………… 18 Tabel 4.2…………………………………………………………………………………………………… 27 Tabel 4.3…………………………………………………………………………………………………… 31
vii DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1…………………………………………………………………………………………… 8 Gambar 3.1…………………………………………………………………………………………… 13

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan salah satu intrumen yang sangat penting dimiliki oleh Republik Indonesia untuk mewujudkan tujuan tersebut. Aparatur

Sipil Negara (ASN) hadir sebagai langkah dalam mewujudkan cita-cita Bangsa

Indonesia yang tercantum dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil

Negara (ASN) menyatakan bahwa ASN merupakan profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintahan dengan perjanjian yang bekerja pada instansi pemerintah. Dalam rangka pelaksanaan cita-cita bangsa dan mewujudkan tujuan negara sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 perlu dibangun Aparatur Sipil Negara sebagai: (1) Pelaksana Kebijakan Publik; (2) Pelayan Publik; (3) Perekat dan Pemersatu Bangsa. Peran sebagai pelayan masyarakat yang profesional, diindikasikan dengan kemampuan: (1) Menunjukkan sikap perilaku bela negara; (2) Mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS dalam pelaksanaan tugas dan jabatannya; (3) Mengaktualisasikan kedudukan dan peran PNS dalam kerangka NKRI; (4) Menunjukkan penguasaan kompetensi teknis yang dibutuhkan sesuai bidang tugas.

Peran dan fungsi Aparatur Sipil Negara di negara Republik Indonesia sangat besar dan sangat strategis dalam menjalankan Pemerintahan Negara IndonesiaPeran yang sangat besar ASN dalam menjalankan pemerintahan Republik Indonesia untuk mewujudkan cita-cita tersebut sehingga dalam UU ASN disebutkan harus adanya Manajemen ASN, yaitu pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme.

ASN memiliki fungsi, tugas dan peran untuk melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh pejabat Pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan perundangundangan, oleh karena itu ASN harus memprioritaskan kepentingan publik dan masyarakat luas, memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas, taat kepada peraturan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya tersebut di atas kepentingan pribadinya. Untuk mencapai fungsi dan kompetensi ASN, merujuk Pasal 63 ayat (3) dan ayat (4) Undang-Undang No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil

1

Negara, Calon Pegawai Negeri Sipil wajib menjalani masa percobaan yang dilaksanakan melalui proses Diklat terintegrasi untuk membangun moral, kejujuran, semangat nasionalisme dan kebangsaan, karakter pribadi yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Hal ini ditegaskan dalam

Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 12 Tahun 2018 Tentang

Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Tujuan Latsar CPNS adalah untuk membentuk PNS yang profesional dan berkarakter.

CPNS harus mengikuti pelatihan dasar yang dilaksanakan dalam rangka membentuk nilai-nilai dasar profesi ASN kompetensi inilah yang kemudian berperan dalam membentuk karakter PNS yang kuat, yaitu ASN mampu bersikap dan bertindak professional dalam melayani masyarakat secara berkesinambungan dan menerapkan

nilai-nilai BerAKHLAK (Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif serta Kolaboratif) maka dilaksanakan Pelatihan Dasar (LATSAR) berdasarkan

Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) No. 1 Tahun 2021.

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram sesuai dengan Peraturan

Menteri Kesehatan RI Nomor 33 Tahun 2021 yang merupakan Perubahan dari

Peraturan Menteri Kesehatan No. 2348/MENKES/PER/2011, tentang Organisasi dan

Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), merupakan Unit Pelaksana Teknis

dalam Lingkungan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang berada dan bertanggung Jawab kepada Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Ditjen P2P) dan dalam menjalankan tugas Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram senantiasa mengacu kepada Uraian Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) sebagaimana yang telah ditetapkan.

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram mempunyai tugas melaksanakan pencegahan masuk dan keluarnya penyakit, penyakit potensial wabah, kekarantinaan, surveilans epidemiologi, pengendalian dampak lingkungan, pelayanan, pengawasan obat, Makanan, Kosmetika, Alat Kesehatan, dan Bahan Adiktif (OMKABA) serta pengamanan terhadap penyakit baru dan penyakit yang muncul, bioterorisme, biologi, kimia dan pengamanan radiasi di wilayah kerja bandara, dan lintas batas darat negara.

Peningkatan pelaku perjalanan yang disebabkan oleh diperlonggarnya aturan perjalanan juga diikuti dengan peningkatan jumlah penerbitan surat keterangan laik terbang. Pada 3 tahun terakhir, Bandara Sultan Salahuddin sudah menerbitkan sekitar 1380 surat keterangan laik terbang kepada penumpang. Dari keseluruhan penumpang yang membutuhkan surat keterangan laik terbang tersebut, sekitar 500 orang

2

merupakan usia di atas 50 tahun yang merupakan salah satu factor resiko terjadinya penyakit jantung. Bila melihat data Riskesda 2018, prevalensi memang masih paling banyak di usia lebih 65 tahun. Akan tetapi, fakta yang ada di dunia menunjukkan, terjadi peningkatan prevalensi pada usia yang lebih muda. Bila ditanyakan definisi usia muda, terdapat beberapa definisi. Ada yang menyebut usia di bawah 45 tahun, beberapa secara bervariasi menggunakan rentang usia batas atas dari 35 tahun sampai 55 tahun.

Menurut AmericanHeartAssociation(AHA) 2017kematian karena henti jantung di Amerika Serikat sebesar 25% dengan angka kejadian henti jantung tertinggi berada diluar rumah sakit sekitar 357.000 peristiwa, dimana sekitar 70% terjadi dirumah dan 30% ditempat umum. Diharapkan peran masyarakat awam dapat memberikan pertolongan dengan segera pada korban henti jantung karena dapat mempengaruhi kualitas hidup, salah satu penanganan yang harus segera diberikan adalah BHD dengan pemberian RJP dan defibrilasi, karena dengan pemberian defibrilasi setelah korban tidak sadarkan diri dapat meningkatkan kelangsungan hidup sekitar 50 – 70%.

Berdasarkan uraian diatas, peserta Latsar Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Tahun 2022 ditugaskan untuk merancang aktualisasi nilai-nilai dasar ASN yaitu Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif (BerAKHLAK), yang dilaksanakan di tempat kerja dan membuat laporan aktualisasi yang akan diseminarkan.

B. Tujuan

a. Tujuan Umum

Tujuan umum dari kegiatan pelatihan dasar CPNS ini adalah untuk menjadikan peserta menjadi PNS yang profesional dan berkarakter dengan menerapkan nilai-nilai dasar PNS BerAKHLAK dalam Penyusunan StandardOperatingProcedure(SOP) Code BlueDalam Upaya Penerapan Sistem CodeBlueUntuk Kegawatdaruratan Medis Di Bandar Udara Sultan Muhammad Salahuddin Bima.

b. Tujuan Khusus

1. Peserta mampu menyelesaikan penyusunan SOP Code Blue dengan pihak terkait

2. Peserta mampu melaksanakan sosialisasi SOP Code Blue kepada karyawan

Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima

3. Peserta mampu mengadakan simulasi CodeBluedi Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima

3

4. Peserta mampu melaksanakan evaluasi hasil kegiatan sosialisasi SOP CodeBlue dan simulasi CodeBlue.

C. Manfaat

a. Bagi Peserta

1. Mampu meningkatkan pemahaman dan kemampuan dalam mengaktualisasikan serta menghabituasikan nilai-nilai BerAKHLAK

2. Menumbuhkan kemampuan untuk menjadi ASN yang profesional dengan menjalankan 3 fungsi ASN yaitu sebagai pelaksana kebijakan 4ublic, pelayan 4ublic, dan perekat pemersatu bangsa.

b. Bagi KKP Kelas II Mataram

1. Laporan ini dapat menjadi sarana peningkatan efektivitas, efisiensi, dan pengembangan mutu pelayanan di KKP Kelas II Mataram.

2. Terwujudnya misi organisasi KKP Kelas II Mataram yaitu Prima Dalam pengawasan dan Pelayanan di Pintu Masuk Negara.

c. Bagi Masyarakat

Terwujudnya ASN BerAKHLAK sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan di Bandara maupun Pelabuhan sebagai pintu masuk negara untuk memberikan pelayanan prima di pintu masuk negara.

4

BAB II

PROFIL INSTANSI

A. Visi dan Misi

Visi dari organisasi KKP adalah Prima dalam pengawasan dan pelayanan di pintu masuk negara.

Misi dari organisasi KKP adalah:

1. Melaksanakan surveilans Epidemiologi terhadap keadaan yang dapat menimbulkan keresahan kesehatan masyarakat dipelabuhan dan bandara

2. Melaksanakan tindakan karantina terhadap penyakit potensial wabah di pelabuhan dan bandara

3. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian faktor risiko lingkungan berkelanjutan untuk menciptakan bandara dan pelabuhan yang sehat

4. Memberikan pelayanan Kesehatan dalam rangka deteksi dini penyakit di pelabuhan dan bandara

5. Memberikan pelayanan imunisasi dalam upaya pencegahan penularan penyakit

6. Mewujudkan pegawai yang professional, disiplin, memiliki etos kerja yang tinggi

B. Nilai-nilai Organisasi

Guna mewujudkan visi dan misi rencana strategis pembangunan kesehatan, Kementerian Kesehatan menganut dan menjunjung tinggi nilai-nilai yaitu :

a. Pro Rakyat Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, Kementerian Kesehatan selalu mendahulukan kepentingan rakyat dan haruslah menghasilkan yang terbaik untuk rakyat. Diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi setiap orang adalah salah satu hak asasi manusia tanpa membedakan suku, golongan, agama, dan status sosial ekonomi.

b. Inklusif Semua program pembangunan kesehatan harus melibatkan semua pihak, karena pembangunan kesehatan tidak mungkin hanya dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan saja. Dengan demikian, seluruh komponen masyarakat harus berpartisipasi aktif, yang meliputi lintas sector, organisasi profesi, organisasi masyarakat pengusaha, masyarakat madani dan masyarakat akar rumput.

c. Responsif Program kesehatan haruslah sesuai dengan kebutuhan dan keinginan rakyat, serta tanggap dalam mengatasi permasalahan di daerah, situasi kondisi setempat, sosial budaya dan kondisi geografis. Faktor - faktor ini menjadi dasar

5

dalam mengatasi permasalahan kesehatan yang berbeda-beda, sehingga diperlukan penanganan yang berbeda pula.

d. Efektif

Program kesehatan harus mencapai hasil yang signifikan sesuai target yang telah ditetapkan, dan bersifat efisien.

e. Bersih

Penyelenggaraan pembangunan kesehatan harus bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), transparan dan akuntabel

C. Tugas organisasi

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram sesuai dengan Peraturan

Menteri Kesehatan RI Nomor 33 Tahun 2021 yang merupakan Perubahan dari

Peraturan Menteri Kesehatan No. 2348/MENKES/PER/2011, tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), merupakan Unit Pelaksana

Teknis dalam Lingkungan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang

berada dan bertanggung Jawab kepada Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Ditjen P2P) dan dalam menjalankan tugas Kantor

Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram senantiasa mengacu kepada Uraian

Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) sebagaimana yang telah ditetapkan.

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram mempunyai tugas melaksanakan pencegahan masuk dan keluarnya penyakit, penyakit potensial wabah, kekarantinaan, surveilans epidemiologi, pengendalian dampak lingkungan, pelayanan, pengawasan obat, Makanan, Kosmetika, Alat Kesehatan, dan Bahan Adiktif (OMKABA) serta pengamanan terhadap penyakit baru dan penyakit yang muncul, bioterorisme, biologi, kimia dan pengamanan radiasi di wilayah kerja bandara, dan lintas batas darat negara.

Dalam melaksanakan tugas, KKP Kelas II Mataram mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai berikut:

a. Penyusunan rencana, kegiatan dan anggaran

b. Pelaksanaan pengawasan terhadap penyakit dan faktor risiko kesehatan pada alat angkut, orang, barang, dan/atau lingkungan

c. Pelaksanaan pencegahan terhadap penyakit dan faktor risiko kesehatan pada alat angkut, orang, barang, dan/atau lingkungan

d. Pelaksanaan respon terhadap penyakit dan faktor risiko kesehatan pada alat angkut, orang, barang, dan/atau lingkungan

e. Pelaksanaan pelayanan kesehatan pada kegawatdaruratan dan situasi khusus

6

f. Pelaksanaan penindakan pelanggaran di bidang kekarantinaan kesehatan

g. Pengelolaan data dan informasi di bidang kekarantinaan kesehatan

h. Pelaksanaan jejaring, koordinasi, dan kerja sama di bidang kekarantinaan kesehatan

i. Pelaksanaan bimbingan teknis di bidang kekarantinaan kesehatan

j. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang kekarantinaan kesehatan; dan

k. Pelaksanaan urusan administrasi KKP

a. Uraian Tugas Peserta

Berdasarkan Keputusan Menteri PANRB No: 139/Kep/M.Pan/11/2003

tentang jabatan fungsional dokter dan angka kreditnya, tugas pokok dokter adalah memberikan pelayanan kesehatan pada sarana pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, serta membina peran serta masyarakat adlam rangka kemandirian di bidang kesehatan kepada masyarakat.

Apabila dikaitkan dengan tugas pokok dari organisasi KKP, maka tugas dokter di KKP adalah memberika pelayanan promotive, preventif, serta kuratif di pelabuhan atau bandara dalam rangka pencegahan dan keluarnya penyakit karantina dan penyakit menular potensi wabah melalui pesawat di lingkungan bandar udara maupun kapal di lingkungan kapal.

7
8
Gambar 2.1 Struktur Organisasi KKP Kelas II Mataram

BAB III

ANALISIS ISU DALAM PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI

A. Identifikasi dan Analisis Isu Aktual

Identifikasi isu dapat dipengaruhi oleh tiga kemampuan, yaitu kemampuan enviromentalscanning,problemsolving, dan berpikir analisis. Pendekatan lain yang dapat dilakukan adalah melalui issuescanyaitu untuk mengenali isu melalui proses scanning

Pelaksanaan aktualisasi ini dimulai dengan mengidentifikasi isu yang muncul pada unit kerja instansi kerja peserta yaitu KKP Kelas II Mataram. Isu muncul dari berbagai sumber, yaitu : a) Hasil observasi dan pengalaman peserta selama masa orientasi (CPNS), b) Tugas pokok dan fungsi peserta sebagai dokterahlipertama dan c) Hasil koordinasi dengan Mentor, dan rekan kerja.

Beberapa isu yang muncul dari sumber-sumber diatas kemudian di inventarisir dengan mengkategorikannya kedalam dua prinsip ASN yaitu ; a) Manajemen ASN, b) Smart ASN yaitu Integritas, Profesionalisme, Berwawasan Global, Menguasai IT dan Bahasa Asing, Berjiwa Hospitality (Keramahtamahan), Berjiwa Enterpreuner (Berjiwa Wirausaha), Memiliki Networking(Memiliki Jaringan). Langkah selanjutnya adalah peserta mengkonsultasikan isu yang telah teridentifikasi kepada rekan sejawat, Mentor dan Coach untuk kemudian dapat di analisis secara mendalam sehingga terpilihlah sebuah core issue. Berdasarkan alur tersebut, terpilihlah 4 isu yaitu:

1. Belum adanya sistem code blue di Bandar Udara Sultan Salahuddin Bima. Kondisi pandemik yang sedikit menurun dan sedikit dilonggarkannya persyaratan pelaku perjalanan baik dalam negeri maupun luar negeri menjadikan terjadi peningkatan pelaku perjalanan menggunakan moda transportasi udara. Dari data jumlah penumpang di bandara Sultan Salahuddin Bima, pada 3 bulan terakhir, jumlah PPDN yang datang, yaitu pada bulan April, Mei dan Juni terjadi rata-rata peningkatan penumpang datang maupun berangkat di bandara Sultan Salahuddin Bima.

Peningkatan pelaku perjalanan juga diikuti dengan peningkatan jumlah penerbitan surat keterangan laik terbang. Pada 3 tahun terakhir, Bandara Sultan Hsanuddin sudah menerbitkan sekitar 1380 surat keterangan laik terbang kepada penumpang. Dari keseluruhan penumpang yang membutuhkan surat keterangan laik terbang tersebut, sekitar 500 orang merupakan usia di atas 50 tahun yang merupakan salah satu factor resiko terjadinya penyakit jantung. Bila melihat data Riskesda 2018,

9

prevalensi memang masih paling banyak di usia lebih 65 tahun. Akan tetapi, fakta yang ada di dunia menunjukkan, terjadi peningkatan prevalensi pada usia yang lebih muda. Bila ditanyakan definisi usia muda, terdapat beberapa definisi. Ada yang menyebut usia di bawah 45 tahun, beberapa secara bervariasi menggunakan rentang usia batas atas dari 35 tahun sampai 55 tahun.

Menurut AmericanHeartAssociation(AHA) 2017kematian karena henti jantung di Amerika Serikat sebesar 25% dengan angka kejadian henti jantung tertinggi berada diluar rumah sakit sekitar 357.000 peristiwa, dimana sekitar 70% terjadi dirumah dan 30% ditempat umum. Diharapkan peran masyarakat awam dapat memberikan pertolongan dengan segera pada korban henti jantung karena dapat mempengaruhi kualitas hidup, salah satu penanganan yang harus segera diberikan adalah kan dengan pemberian RJP dan defibrilasi, karena dengan pemberian defibrilasi setelah korban tidak sadarkan diri dapat meningkatkan kelangsungan hidup sekitar 50 – 70%.

2. Belum maksimalnya pemanfaatan social media dalam promosi Kesehatan di KKP Kelas II Mataram.

Promosi kesehatan menjadi hal yang sangat digalakkan bahkan setelah terjadinya pandemi yang bertujuan untuk memberikan informasi kesehatan kepada masyarakat terkait bagaimana pencegahan yang bisa dilakukan. Pemanfaatan sosial media menjadi sarana utama yang sangat diperhitungkan untuk melakukan promosi kesehatan saat ini.

Penggunaan sosial media saat ini di instansi KKP Kelas II Mataram masih belum maksimal dilakukan, hal ini dapat dilihat dari sosial media yang dimiliki oleh satuan kerja (Instagram) masih minim memberikan promosi kesehatan melalui aplikasi tersebut. Sosial media Instagram KKP Kelas II Mataram hanya memilik 465 pengikut, dengan 96 unggahan. Sedangkan lama Facebook KKP Kelas II Mataram hanya memiliki 105 pengikut dengan unggahan yang hamper sama dengan yang ada di laman beranda akun Instagram. Penggunaan social media hanya terbatas pada pemberian informasi terkait syarat pelaku perjalanan terbaru yang dikeluarkan oleh satgas covid-19 dan pemberian berita kegiatan yang dilakukan di kantor KKP Kelas II Mataram. Tak hanya di social media, laman website dari instansi juga jarang dilakukan pemutakhiran, hal ini terlihat dari data terakhir yag di unggah yaitu pada 2 tahun yang lalu, dengan unggahan terbanyak merupakan data jumlah penderita COVID-19. Sehingga masyarakat yang ingin mengakses atau mencari informasi tidak mendapatkan

10

informasi terbaru dan kesulitan mencari sumber informasi apabila ada hal yang ingin ditanyakan (costumer service).

3. Belum adanya SOP dalam validsi hasil tes swab antigen/PCR pelaku perjalanan.

Dalam situasi pandemic, satgas COVID19 kerap mengeluarkan surat edaran terkait syarat melakukan perjalanan baik untuk pelaku perjalanan dalam maupun luar negeri. Salah satu syarat yang diperlukan bagi pelaku perjalanan adalah melakukan pemeriksaan swab antigen ataupun PCR bagi yang belum melakukan vaksinasi COVID19. Hasil dari pemeriksaan tersebut harus mendapat validasi dari KKP sebelum pelaku perjalanan melakukan check in di gerai maskapai penerbangan. Validasi hasil tes tersebut merupakan hal penting terkait tugas utama dari KKP dalam rangka cegah tangkal penyakit di pintu masuk negara baik di pelabuhan udara atau laut. Hingga saat ini, masih belum ada standar operasional yang baku dalam melakukan validasi hasil tes, sehingga kadang terjadi kecurangan dalam proses validasi hasil tes. Selain itu belum adanya sistem yang terintegrasi di satuan kerja KKP satu dan lainnya sehingga pelaku perjalanan terkadang mendapatkan pelayanan yang berbeda saat akan melakukan perjalanan.

4. Masih Rendahnya Kesadaran Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) oleh petugas saat melakukan pemeriksaan kapal di Wilayah Kerja Pelabuhan Bima. Alat pelindung diri bagi tenaga kerja sangat dibutuhkan dalam upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kecelakaan kerja. Kurangnya kesadaran petugas dalam menggunakan APD saat melakukan pemeriksaan kapal bisa menjadi resiko terjadinya kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja. Terlebih lagi adanya pandemi Covid-19 yang mengharuskan penggunaan APD tambahan saat melakukan pemeriksaan kapal. Jumlah APD yang tersedia seperti pelampung di Pos wilayah kerja Bima sekitar 7 dengan jumlah pegawai yaitu 10 orang. Untuk itu diperlukan sebuah sistem atau program yang mengingatkan petugas karantina untuk tetap menggunakan APD saat menjalankan tugas.

Dari isu yang ada, pesertasa melakukan teknik penapisan analisis isu APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan, Kelayakan) dikombinasikan dengan menggunakan tehnik USG, dan terakhir menggunakan teknik Fishbone Diagram.

11

Tabel 3.1 Analisis isu dengan tehnik APKL

1 Belum adanya sistem Code Blue untuk Kegawatdaruratan Medis di Bandar Udara Sultan Salahuddin Bima.

2 Belum maksimalnya pemanfaatan social media dalam promosi Kesehatan.

3 Belum adanya SOP dalam validsi hasil tes swab antigen/PCR pelaku perjalanan

+ + ++++ Memenuhi kriteria

+ + + ++++ Memenuhi kriteria

+++ Tidak memenuhi kriteria

4 Masih Rendahnya Kesadaran Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) oleh petugas KKP saat melakukan pemeriksaan kapal.

Dari tehnik APKL dapat disimpulkan bahwa isu yang dapat diprioritaskan adalah:

1. Belum adanya sistem code blue di Bandar Udara Sultan Muhammad Salahuddin Bima.

2. Belum maksimalnya pemanfaatan social media dalam promosi Kesehatan.

3. Masih Rendahnya Kesadaran Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) oleh petugas KKP saat melakukan pemeriksaan kapal.

Dari kriteria isu yang memenuhi kriteria tersebut kemudian dilakukan analisis lanjutan yaitu analisis kualitas isu dengan alat analisis USG , yang meliputi kriteria (Urgency, Seriousness, Growth).

1. Urgency adalah seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dan dihubungkan dengan waktu yang tersedia, serta seberapa keras tekanan waktu untuk memecahkan masalah yang menyebabkan isu tersebut.

2. Seriousness adalah seberapa serius isu perlu dibahas dan dihubungkan dengan akibat yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut atau akibat yang menimbulkan masalah lain kalau masalah penyebab isu tidak dipecahkan.

12
No . Kegiatan A P K L Total Keterangan
+
+
+
- +
+ +
+ + + + ++++
Memenuhi kriteria

3. Growth adalah seberapa besar kemungkinan isu tersebut menjadi berkembang dikaitkan dengan kemungkinan penyebab masalah isu akan memburuk kalau dibiarkan.

Tabel 3.2 Analisis isu dengan tehnik USG

1 Belum adanya sistem Code Blue untuk Kegawatdaruratan Medis di Bandar Udara Sultan Salahuddin Bima.

2 Belum maksimalnya pemanfaatan social media dalam promosi Kesehatan di KKP Kelas II Mataram.

3 Masih Rendahnya Kesadaran Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) oleh petugas KKP saat melakukan pemeriksaan kapal.

Keterangan berdasarkan skala Likert 1 – 5, yaitu :

5 = Sangat Besar

4 = Besar

3 = Sedang

2 = Kecil

1 = Sangat Kecil

4 5 4 13 I

4 3 3 10 III

4 4 4 12 II

Gambar 3.1 Analisi isu dengan tehnik FishBone

Dalam analisis penyebab masalah, tehnik yang digunakan yaitu tehnik Fishbone

13
No Masalah U S G Total Urutan

(sebab akibat). Berikut ini penyebab masalah yang sudah diidentifikasi. Berdasarkan pengamatan peserta, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan isu tersebut muncul antara lain:

1. Dari segi sistem, belum adanya SOP yang mengatur secara spesifik alur jika terjadi kegawatdaruratan yang mengancam nyawa saat pelayanan dilakukan.

2. Dari segi sumber daya manusia (SDM) tidak semua karyawan bisa melakukan Bantuan Hidup Dasar, hanya beberapa karyawan yang telah mengikuti pelatihan bantuan hidup dasar terutama Dokter yang mengikuti Advance Cardiac Life Support (ACLS) dan Perawat yang mengikuti Basic Trauma Cardiac Life Support (BTCLS).

3. Dari segi sarana & prasarana, belum lengkapnya obat-obatan emergensi, dan peralatan emergensi. Sebagai contoh AED (Automatic External Defibrilator) alat yang bisa digunakan saat henti jantung di Bandara BMU belum dikalibrasi.

4. Dari segi anggaran, belum adanya pos anggaran khusus untuk pengadaan alat, obat-obatan, dan pelatihan.

Dari beberapa fakta yang ditemukan di unit kerja, peserta menggunakan alat bantu analisis isu denganfishbonediagramuntuk menyusun beberapa faktor yang menyebabkan “Belum Adanya Sistem CodeBlueuntuk Kegawatdaruratan Medis di Bandar Udara Sultan Salahuddin Bima”.

14

B. Keterkaitan Penyebab Isu dengan Kedudukan dan Peran PNS untuk Mendukung

Terwujudnya Smart Governance

Keterkaitan antara penyebab isu dengan kedudukan dan peran PNS dalam mendukung terwujudnya Smart Governance dijabarkan dalam tabel berikut:

Tabel 3.3 Keterkaitan Isu dengan Kedudukan dan Peran PNS untuk Mendukung

Terwujudnya Smart Governance

Penyebab Isu Perspektif

Belum adanya SOP yang mengatur

secara spesifik alur jika terjadi

kegawatdaruratan yang mengancam

nyawa saat pelayanan dilakukan.

Manajemen ASN terkait dengan penerapan nilai dasar PNS dalam hal memberikan pelayanan terbaik dan berkompetensi dalam menjalan tugas.

Smart ASN terkait dengan networking dalam kerjasama dengan rekan kerja

untuk menerapkan Code Blue di tempat kerja.

Dari segi sumber daya manusia (SDM)

tidak semua karyawan bisa melakukan

Bantuan Hidup Dasar, hanya beberapa

karyawan yang telah mengikuti

pelatihan bantuan hidup dasar

terutama Dokter yang mengikuti

Advance Cardiac Life Support (ACLS)

dan Perawat yang mengikuti Basic

Trauma Cardiac Life Support (BTCLS).

Dari segi sarana & prasarana, belum

lengkapnya obat-obatan emergensi, dan peralatan emergensi. Sebagai

contoh AED (Automatic External Defibrilator) alat yang bisa digunakan

saat henti jantung di Bandara BMU

belum dikalibrasi.

Manajemen ASN terkait dengan

berorientasi pelayanan dengan

melakukan perbaikan tiada henti dan kompeten terkait untuk meningkatkan kompetensi diri.

Smart ASNterkait dengan nilai profesionalisme dengan tugas yang dilakukan serta melakukan kolaborasi dengan rekan kerja.

Manajemen ASN terkit dengan

profesionalitas dalam menjalankan tugas dalam memberikan pelayanan jika terjadi kegawatdaruratan di tempat kerja.

Smart ASN terkait berwawasan global khususnya tentang penanganan

15

Dari segi anggaran, belum adanya pos anggaran khusus untuk pengadaan alat, obat-obatan, dan pelatihan.

kegawatdaruratan yang memerlukan penanganan menggunakan AED.

Smart ASN terkait dengan integritas dan kolaborasi dalam menentukan sumber anggaran dalam penerapan CodeBluedi tempat kerja

Manajemen ASN terkait dengan bebas dari praktek KKN dalam penentuan anggaran penerapan sistem CodeBlue di tempat kerja.

a. Alternatif Pemecahan Masalah sebagai Gagasan Kreatif

Dalam menyelesaikan isu Belum Adanya Sistem Code Blue untuk

Kegawatdaruratan Medis di Bandar Udara Sultan Salahuddin Bima, gagasan pemecahan isu yang dibuat untuk membuat sebuah sistem CodeBlueagar bisa diaplikasikan dengan optimal. Berikut langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan.

Tabel 3.4 Alternatif Pemecahan Masalah sebagai Gagasan Kreatif

No. Jenis Kegiatan

1 Pembuatan SOP CodeBluedengan pihak terkait.

2 Sosialisasi SOP Code Blue kepada karyawan

Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima

3 Mengadakan simulasi Code Blue di Bandara

Sultan Muhammad Salahuddin Bima

4 Evaluasi hasil kegiatan sosialisasi SOP CodeBlue dan simulasi CodeBlue

16
17

1 Pembuatan SOP Code Bluedengan pihak terkait.

1.1 Meminta kesediaan waktu Mentor untuk melakukan konsultasi.

Lembar konsul/Foto

BAB IV

1.2

Lembar konsul/Foto

Peserta menghubungi pimpinan dan mentor dengan sopan sebagai wujud aktualisasi nilai Harmonis.

Peserta menghubungi pimpinan dan mentor menggunakan Bahasa Indonesia yang baik sebagai wujud aktualisasi nilai

Loyal.

Peserta menghubungi pimpinan dan mentor melalui media sosial Whatsapp sebagai wujud aktualisasi nilai Adaptif terhadap perkembangan teknologi.

Peserta membuat janji untuk melakukan konsultasi dengan pimpinan dan mentor untuk menyelesaikan kegiatan dengan penuh tanggung jawab sebagai wujud aktualisasi nilai

Akuntabel.

Peserta bekerja sama dengan teman sejawat untuk menghubungi pimpinan dan mentor sebagai wujud aktualisasi nilai Kolaboratif.

Peserta datang tepat waktu sesuai jadwal yang telah disepakati sebagai wujud aktualisasi nilai Akuntabel.

Peserta menemui pimpinan dan mentor dengan pakaian sopan dan rapi sebagai wujud aktualisasi nilai Harmonis.

Peserta belajar dari mentor agar terwujudnya tugas dengan kualitas terbaik sebagai wujud aktualisasi nilai Kompeten.

Melakukan konsultasi dengan mentor, koordinasi dengan staff terkait pembuatan rancangan aktualisasi SOP CodeBlue di Bandara Sultan Salahuddin Bima dan melakukan review

terhadap bahan-bahan pembuatan SOP secara sopan, jujur, disiplin, dan bertanggungjawab sejalan dengan visi organisasi, yaitu Prima Dalam pengawasan dan PelayanandiPintuMasuk Negara

Misi organisasi yaitu -Mewujudkan pegawai yangprofessional,disiplin,

18
RANCANGAN AKTUALISASI A. Rancangan Aktualisasi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Agenda II Kontribusi Terhadap Visi, Misi dan Kinerja Utama Organisasi 1
6
Tabel 4.1 Rancangan Aktualisasi
2 3 4 5
Meminta arahan dan bimbingan dengan mentor dan kepala kantor

1.3 Meminta persetujun dan izin melakukan kegiatan aktualisasi kepada kepala kantor, mentor.

Lembar

Konsul/Lembar

Persetujuan

Peserta berbicara dengan Bahasa Indonesia yang baik dan benar sebagai wujud aktualisasi nilai Loyal.

Peserta proaktif untuk berdiskusi dengan pimpinan dan mentor sebagai wujud aktualisasi nilai Adaptif. Peserta bekerja sama dengan teman sejawat untuk menemui

pimpinan dan mentor dalam memohon arahan dan bimbingan terkait rancangan kegiatan aktualisasi sebagai wujud nilai Kolaboratif.

Peserta meminta izin kepada pimpinan dan mentor sebagai pertanggungjawaban kepada pimpinan dan mentor terkait kegiatan aktualisasi yang akan dilakukan sebagai wujud aktualisasi nilai Akuntabel.

Peserta menghargai pendapat pimpinan dan mentor terkait rancangan aktualisasi yang akan dilakukan sebagai wujud aktualisasi nilai Harmonis.

Peserta memohon izin kepada pimpinan dan mentor sebagai rasa penghormatan dan untuk menjaga nama baik Pimpinan dan Instansi sebagai wujud aktualisasi nilai Loyal.

Peserta bekerja sama dengan pimpinan dan mentor untuk mecapai kesepakatan sebagai wujud aktualisasi nilai Kolaboratif.

Peserta memohon izin kepada pimpinan untuk melaksanakan kegiatan aktualisasi pembentukan sistem CodeBluesebagai wujud aktualisasi nilai Berorientasi pelayanan.

Peserta berhasil mendapat persetujuan dari pimpinan dan mentor sebagai wujud aktualisasi nilai Kompeten.

memiliki etos kerja yang tinggi

- Memberikan pelayanan imunisasi dalam upaya pencegahan penularan penyakit.

1.4 Mencari referensi terkait sistem CodeBlue

Terkumpulnya referensi yang relevan mengenai sistem Code Blue (Dokumen/Fot o)

Peserta mencari referensi untuk mempelajari Sistem Code Blueagar tercapai pelayanan yang responsive sebagai wujud

aktualisasi nilai Berorientasi Pelayanan.

Peserta mencari referensi yang benar agar bisa melakukan kegiatan dengan penuh tanggung jawab sebagai wujud aktualisasi nilai Akuntabel.

Peserta mencari referensi untuk terus belajar sebagai wujud aktualisasi nilai Kompeten.

19

1.5 Melakukan pembuatan konsep SOP CodeBlue

Peserta mencari referensi e-book di internet sebagai wujud

aktualisasi nilai Adaptif terhadap perkembangan teknologi

Peserta mencari referensi yang benar sebagai wujud

aktualisasi nilai Loyal kepada instansi.

Peserta mencari referensi yang relevan sebagai kepedulian

peserta untuk meningkatkan pelayanan sebagai wujud

aktualisasi nilai Harmonis.

1.6 Melakukan konsultasi dan perbaikan draft SOP CodeBlue dengan atasan & mentor

Dokumen draft SOP Peserta akan Menyusun rekomendasi poin-poin Draft SOP

yang mudah dipahami dan aplikatif untuk pembuatan SOP

CodeBluesesuai dengan referensi sebagai bentuk penerapan nilai berorientasi pelayanan.

Peserta mencari SOP Code Blue pembanding di internet sebagai wujud aktualisasi nilai Adaptif.

Peserta melakukan penyusunan Draft SOP CodeBluedengan teliti, cermat dan bertanggung jawab sebagai wujud

aktualisasi nilai Akuntabel.

Peserta bekerja sama dengan senior/rekan kerja dalam membuat Draft SOP CodeBluesebagai wujud aktualisasi nilai

Kolaboratif.

Peserta melakukan telaah kembali Draft SOP yang dibuat untuk melaksanakan tugas dengan baik sebagai wujud aktualisasi nilai Kompeten.

Peserta rela berkorban tenaga, waktu, dan pikiran sebagai wujud aktualisasi nilai Loyal.

Lembar Konsul Peserta meminta izin menyampaikan kepada pimpinan dan mentor sebagai rasa penghormatan dan untuk menjaga nama baik pimpinan dan instansi sebagai wujud aktualisasi nilai Loyal.

Peserta menghargai pendapat pimpinan dan mentor terkait draft SOP sebagai wujud aktualisasi nilai Harmonis.

Mendokumentasikan arahan dan hasil koreksi dengan jelas dan konsisten (Akuntabel)

Peserta proaktif untuk berdiskusi dengan pimpinan dan mentor sebagai wujud aktualisasi nilai Adaptif.

20

2 Sosialisasi

SOP Code

Bluekepada

seluruh

karyawan

Bandara

BMU

1.7 Melaporkan hasil

pembuatan

SOP CodeBlue kepada pimpinan dan mentor.

Tersedianya

laporan hasil

pembuatan

SOP CodeBlue

Peserta membuat laporan hasil pembuatan SOP dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik sebagai wujud

aktualisasi nilai Loyal.

Peserta akan menerima kritik dan saran yang diberikan untuk terus melakukan perbaikan tiada henti sebagai proses belajar sehingga nilai kompeten terwujud.

Peserta membuat hasil pembuatan SOP dengan penuh tanggung jawab sebagai wujud aktualisasi nilai Akuntabel.

Peserta membuat hasil pembuatan SOP untuk melakukan perbaikan terhadap pelayanan sebagai wujud aktualisasi nilai Berorientasi pelayanan.

2.1 Persiapan

Sosialisasi SOP Pembuatan

Jadwal atas

Persetujuan atasan/mentor

, dan Persiapan

Tempat

Sosialisasi

2.2

Menyiapkan bahan sosialisasi

SOP serta menyiapkan soal pretest dan post test tentang Code Blue kepada peserta yang hadir.

Dokumentasi Foto & Dokumen

Jadwal

Peserta meminta persetujuan jadwal sosialisasi SOP kepada atasan sebagai wujud Loyal.

Peserta meminta persetujuan dan perizinan dari pihak bandara untuk melakukan sosialisasi sebagai wujud

Kolaboratif.

Peserta mempersiapkan ruangan sosialisasi dengan rapi dan bersih agar terwujudnya lingkungan kerja

yang kondusif, wujud aktualisasi nilai Harmonis

Tersedianya bahan materi untuk kegiatan sosialisasi (PPT)

Peserta mencari referensi untuk mempelajari CodeBlueagar tercapai pelayanan yang responsif sebagai wujud aktualisasi nilai Berorientasi Pelayanan.

Peserta mencari referensi yang benar, teliti, cermat dan bertanggung jawab agar tersedianya materi untuk kegiatan sosialisasi sebagai wujud aktualisasi nilai Akuntabel.

Peserta mencari referensi untuk terus belajar sebagai wujud aktualisasi nilai Kompeten.

Peserta mencari referensi CodeBlueterbaru sebagai wujud aktualisasi nilai Adaptif terhadap perkembangan ilmu yang ada.

Peserta rela berkorban tenaga, waktu, dan pikiran untuk membuat bahan sosialisasi sebagai wujud aktualisasi nilai Loyal.

21

2.3 Membuat undangan untuk sosialisasi

Tersedianya undangan untuk

sosialisasi

Peserta membuat undangan dengan Bahasa Indonesia yang baik dan benar sebagai wujud aktualisasi nilai

Loyal.

Peserta membuat undangan dengan cermat dan bertanggung jawab sebagai wujud aktualisasi nilai

Akuntabel.

Peserta bekerja sama dengan teman sejawat untuk mebuat undangan sebagai wujud aktualisasi nilai Kolaboratif.

Peserta berhasil membuat undangan dengan baik sebagai wujud aktualisasi nilai Kompeten.

Perserta membuat undangan sebagai rasa menghargai sejawat sebagai wujud aktualisasi nilai Harmonis.

Peserta membuat waktu yang tepat di undangan agar tidak mengganggu pelayanan sebagai wujud aktualisasi nilai Berorientasi Pelayanan.

2.4 Sosialisasi penerapan SOP Code Blue dan memberikan pretest sebelum memulai sosialisasi dan posttest setelah

dilakukan sosialisasi

Terlaksananya

kegiatan

sosialisasi SOP

CodeBlue, Dokumentasi

Foto/Video

Melaksanakan kegiatan sosialisasi dengan tepat waktu sebagai wujud aktualisasi nilai Akuntabel.

Melaksanakan kegiatan sosialisasi agar terwujudnya

pelayanan prima di Bandara BMU sebagai wujud aktualisasi nilai Berorientasi Pelayanan.

Melaksanakan sosialisasi terkait SOP CodeBlue yang baru sebagai wujud aktualisasi nilai Adaptif terhadap perkembangan ilmu yang ada.

Saling belajar saat kegiatan sosialisasi sebagai wujud aktualisasi nilai Kompeten.

Melaksanakan kegiatan sosialisasi untuk mewujudkan kerja

sama yang baik antara perawat, dokter dan petugas bandara sebagai wujud aktualisasi nilai Kolaboratif.

Menyampaikan sosialisasi dengan berpakaian rapi dan sopan sebagai wujud aktualisasi nilai Harmonis.

Peserta rela berkorban tenaga, waktu, dan pikiran untuk melakukan resosialisasi sebagai wujud aktualisasi nilai Loyal.

22

Mengadaka n simulasi

CodeBlue

2.5 Membuat absen dan notulensi dari kegiatan sosialisasi SOP

Tersedianya absen dan notulensi dari kegiatan sosialisasi

Membuat absen dengan jujur sebagai wujud aktualisasi nilai Akuntabel.

Melakukan kerja sama dengan peserta yang menghadiri kegiatan sosialisasi dalam mengisi absen sebagai wujud aktualisasi nilai Kolaboratif.

Meminta tolong kepada peserta untuk mengisi absen dengan sopan sebagai wujud aktualisai nilai Harmonis.

Membuat notulensi sebagai rasa pertanggungjawaban terhadap kegiatan yang telah dilakukan sebagai wujud aktualisasi nilai Akuntabel.

Bekerja sama denga teman sejawat dalam membuatkan notulensi sebagai wujud aktualisasi nilai Kolaboratif.

Menyiapkan materi (scenario)

simulasi SOP CodeBlue kepada peserta yang hadir.

Dokumen file pelatihan/PPT

Membuat materi sesuai dengan update keilmuan

merupakan bentuk Adaptif dengan perkembangan ilmu

yang ada. Terus melakukan update ilmu sebagai wujud

aktualisasi nilai Kompeten.

Membuat materi pelatihan dengan cermat dan teliti sebagai

wujud aktualisasi nilai Akuntabel.

Rela berkorban tenaga, waktu, dan pikiran untuk membuat

desain yang baik sebagai wujud aktualisasi nilai Loyal.

Peserta berdiskusi dengan senior untuk membuat materi

pelatihan wujud aktualisasi nilai Kolaboratif.

Membuat undangan untuk mengikuti

simulasi Code Blue

Dokumen undangan dalam bentuk pdf

Meminta persetujuan kepada pimpinan dengan sopan

sebagai wujud aktualisasi nilai Harmonis. Meminta

persetujuan kepada pimpinan untuk menjaga nama baik

instansi sebagai wujud Loyal. Peserta meminta persetujuan

sebagai pertanggungjawaban kepada pimpinan sebagai

wujud aktualisasi nilai Akuntabel.

Peserta meminta persetujuan kepada pimpinan untuk

23 0
3

Memberikan Materi (scenario)

simulasi Code Blue

membuat undangan simulasi CodeBluedengan tujuan

melakukan perbaikan terhadap pelayanan sebagai wujud

aktualisasi nilai Berorientasi Pelayanan. Peserta berhasil

mendapat persetujuan dari pimpinan sebagai wujud

aktualisasi nilai Kompeten.

Foto Kegiatan Peserta memberikan materi simulasi CodeBluesebagai

wujud aktualisasi nilai Berorientasi Pelayanan. Peserta

menyampaikan materi dengan bertanggung jawab sebagai

wujud aktualisasi nilai Akuntabel. Peserta menyampaikan

materi dan memberi jawaban pertanyaan sesuai dengan

ilmu terbaru sebagai wujud aktualisasi nilai Kompeten.

Peserta melakukan kegiatan pretest dan post test

menggunakan google form sebagai wujud aktualisasi nilai

Adaptif. Peserta rela berkorban waktu dan tenaga wujud

aktualisasi nilai Loyal.

Melakukan simulasi

pengaktifan

code blue di bandara

Foto Dokumentasi

Peserta bekerja sama dengan pegawai yang lain dalam

melakukan simulasi sebagai wujud aktualisasi nilai

Kolaboratif. Peserta melakukan simulasi dengan maksimal

untuk meningkatkan pelayanan sebagai wujud aktualisasi

nilai Berorientasi Pelayanan.

Peserta melakukan komunikasi yang baik dan benar untuk

menciptakan kondisi tim code blue yang kompak dan

sebagai wujud aktualisasi nilai Harmonis.

24

Evaluasi

hasil

kegiatan

simulasi

CodeBlue

Menyiapkan data pendukung kegiatan

aktualisasi dan habituasi

Tersedianya

dokumen data

pendukung

kegiatan

aktualisasi dan

habituasi

Peserta meyiapkan data untuk membuat laporan dengan

teliti, cermat, dan bertanggung jawab sebagai wujud

aktualisasi nilai Akuntabel. Peserta terus belajar

menyiapkan data dalam membuat laporan dengan baik

sebagai wujud aktualisasi nilai Kompeten.

Peserta bekerja sama dengan teman sejawat dalam

membantu pendokumentasian sebagai wujud aktualisasi

nilai Kolaboratif. Peserta membuat laporan dengan Bahasa

Indonesia yang baik dan benar sebagai wujud aktualisasi

nilai Loyal.

Memohon

arahan dan

bimbingan dari

mentor terkait

laporan

kegiatan

aktualisasi dan

membuat draft

laporan

Lembar Konsul Peserta memohon arahan kepada mentor dengan sopan

sebagai wujud aktualisasi nilai Harmonis. Peserta belajar

dari mentor dalam membuat laporan hasil aktualisasi

sebagai wujud aktualisasi nilai Kompeten.

Peserta bekerja sana dengan teman kelompok untuk

memohon bimbingan kepada mentor sebagai wujud

aktualisasi nilai Kolaboratif. Peserta proaktif untuk

berdiskusi dengan mentor sebagai wujud aktualisasi nilai

Adaptif.

Melaporkan, mencetak, dan

mengarsipkan

laporan hasil

kegiatan

aktualisasi dan

Terselesaikann

ya kegiatan

aktualisasi dan

habituasi di

Bandara BMU

dan

Peserta melaporkan hasil kegiatan aktualisasi dengan sopan

sebagai wujud aktualisasi nilai Harmonis. Peserta

melaporkan hasil kegiatan aktualisasi sebagai rasa

pertanggungjawaban kepada pimpinan dan mentor sebagai

wujud aktualisasi nilai Akuntabel. Peserta bekerja sama

dengan teman kelompok untuk melaporkan hasil aktualisasi

25 4

habituasi terwujudnya

persetujuan

laporan hasil

aktualisasi dan habituasi oleh

mentor

sebagai wujud aktualisasi nilai Kolaboratif.

Menyediakan hasil laporan untuk kemajuan kantor wujud

dari nilai Berorientasi Pelayanan.

26

Tabel

mengenai sistem Code Blue (Dokumen/Foto)

Juli Agustus

IV

25-27 Juli 2022

27
B. Penjadwalan 4.2 Jadwal kegiatan peserta selama aktualisasi No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Rencana Aktualisasi Ket/Tanggal Kegiatan I II III IV 1 Pembuatan SOP Code Bluedengan pihak terkait.
Lembar
23
1.1 Meminta kesediaan waktu Mentor untuk melakukan konsultasi. konsul/Foto
- 24 Juli 2022
Lembar
25
1.2 Meminta arahan dan bimbingan dengan mentor dan kepala kantor konsul/Foto
Juli 2022
Lembar Konsul/Lembar Persetujuan 25 Juli
1.3 Meminta persetujun dan izin melakukan kegiatan aktualisasi kepada kepala kantor, mentor.
2022
1.4 Mencari referensi terkait sistem CodeBlue Terkumpulnya referensi yang relevan

1.5

1.6

1.7

28
Melakukan pembuatan konsep SOP CodeBlue Dokumen draft SOP 27 Juli – 2 Agustus 2022
Melakukan
perbaikan draft SOP CodeBluedengan atasan & mentor Lembar Konsul 3-4 Agustus 2022
konsultasi dan
Melaporkan
pembuatan SOP Code Blue kepada pimpinan dan mentor. Tersedianya laporan hasil pembuatan SOP CodeBlue 5 Agustus 2022 2 Sosialisasi SOP Code Bluekepada karyawan Bandara BMU Persiapan Sosialisasi SOP Pembuatan Jadwal atas Persetujuan atasan/mentor, dan Persiapan Tempat Sosialisasi Dokumentasi Foto & Dokumen Jadwal 6-7 Agustus 2022 Menyiapkan bahan sosialisasi SOP Tersedianya bahan materi untuk kegiatan sosialisasi (PPT) 6-8 Agustus 2022 Membuat undangan untuk sosialisasi CodeBlue Tersedianya undangan untuk sosialisasi 9 Agustus 2022 Sosialisasi penerapan SOP Code Blue dan memberikan pretest sebelum memulai sosialisasi dan posttest setelah dilakukan sosialisasi Terlaksananya kegiatan sosialisasi SOP CodeBlue, Dokumentasi Foto/Video 10-12 Agustus 2022 Membuat absen dan notulensi dari kegiatan sosialisasi SOP Tersedianya absen dan notulensi dari 10-12 Agustus 2022
hasil
29 kegiatan sosialisasi
n simulasi CodeBlue Menyiapkan
(scenario) simulasi SOP CodeBlue kepada peserta yang hadir. Dokumen file pelatihan/PPT 9-11 Agustus 2022 Membuat undangan untuk mengikuti simulasi Code Blue Dokumen undangan dalam bentuk pdf 9 Agustus 2022 Memberikan materi (scenario) simulasi Code Blue Foto Kegiatan 16-19 Agustus 2022 Melakukan simulasi pengaktifan code blue Foto Dokumentasi 22-23 Agustus 2022
kegiatan simulasi CodeBlue Menyiapkan
pendukung kegiatan aktualisasi dan habituasi Tersedianya dokumen data pendukung kegiatan aktualisasi dan habituasi 25-30 Agustus 2022
3 Mengadaka
materi
4 Evaluasi hasil
data

Memohon arahan dan

bimbingan dari mentor

terkait laporan kegiatan

aktualisasi dan membuat

draft laporan

Melaporkan, mencetak, dan

mengarsipkan laporan hasil

kegiatan aktualisasi dan

habituasi

Lembar Konsul

25-30 Agustus 2022

Terselesaikanny

a kegiatan

aktualisasi dan

habituasi di Bandara BMU

dan

terwujudnya

persetujuan

laporan hasil

aktualisasi dan

habituasi oleh

mentor

25-30 Agustus 2022

30

C. Para Pihak yang Terlibat dan Perannya dalam Aktualisasi

Tabel 4.3 Para Pihak yang Terlibat dan Perannya dalam Aktualisasi

No Para Pihak Peran dalam Aktualisasi Keterangan

1 dr. Aulianto

Pembimbing dan Pembina

dalam penyusunan SOP dan pelaksanaan aktualisasi

2 dr. Feri Wardhana, SpKP Pembimbing dalam

penyusunan SOP Code

Blueserta dalam

pelaksanaan aktualisasi

Kepala Kantor KKP

Kelas II Mataram

Mentor, Koordinator

SUbstansi UKLW

KKP Kelas II

Mataram

3 I Ngurah Telabah Partha

Serathi

Sebagai Coachyang

membimbing dan memberi

arahan bagi peserta

selama pelaksanaan

kegiatan Pelatihan dasar

CPNS Th. 2022.

4 Substansi UKLW KKP Kelas II Mataram Rekan diskusi dalam penyusunan SOP Code

5 KKP Kelas II Mataram

Wilayah Kerja Pelabuhan

Bima

6 Pegawai dan staff Bandara

Sultan Muhammad

Salahuddin Bima

Blue

Rekan kerja dan diskusi

selama pelaksanaan

aktulilsasi dilakukan di Bandara Sultan Muhamaad

Salahuddin Bima

Rekan kerja dan diskusi

selama pelaksanaan

aktulilsasi dilakukan di Bandara Sultan Muhamaad

Salahuddin Bima

Coach

Rekan kerja

Rekan kerja

Rekan kerja

31

DAFTAR PUSTAKA

AHA. (2017). Highboodpressureclinicalpracticeguidelineforthe prevention,detection,evalution.AreportoftheAmerikacollegeofcardiologt. America : J Am Coll Cardiol.

Fatimah, Elly, Muhammad Idris. 2017. “MANAJEMEN ASN” Modul Pelatihan Dasar Calon

PNS.Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

Ferryjana, Sammy, Bambang Suhartono dan Sandra Erawati. 2019. KESIAPSIAGAAN BELA

NEGARA Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II dan Golongan

III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

Ferryjana, Sammy, Bambang Suhartono dan Sandra Erawati. 2019. KESIAPSIAGAAN BELA

NEGARA Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II dan Golongan

III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

Garg R, Ahmed SM, Kapoor MC, Rao SC, Mishra BB, Kalandoor MV, et al, (2017). Comprehensivecardiopulmonarylifesupport(CCLS)forcardiopulmonaryresuscitationby trainedparamedicsandmedicsinsidethehospital.Indian J Anaesth ;61:883-94

Georgaka D, Mparparousi M, Vitos M. (2012). EarlyWarningSystems. Hospital Chonicles 1: 37–43.

Mathukia, C., Fan, W., Vadyak, K., Biege, C. and Krishnamurthy, M. (2015). ModifiedEarly WarningSystemimprovespatientsafetyandclinicaloutcomesinanacademic communityhospital. Journal of Community Hospital Internal Medicine Perspectives, 5(2), p.26716.

Handoko, Ramah. 2021. AKUNTABEL Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

Idris, Irfan. 2019. ANALISIS ISU KONTEMPORER Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II dan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

Pintaningrum, Yusra, Basuki Rahmat dan Romi Ermawan. 2019. Buku Ajar Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah. Mataram: Cakra Media Utama. Sidemen, I Gusti Putu Sukrana. 2019. CodeBlue.

http://erepo.unud.ac.id/id/eprint/28662/1/ade36d7e2754743cc7e729b54204b260.pdf [Di akses 11 Juli 2022]

Taufiq, Muhammad, Erna Irawati. 2021. ADAPTIF Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

Taufiq, Muhammad, Erna Irawati. 2021. BERORIENTASI PELAYANAN Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

Taufiq, Muhammad, Erna Irawati. 2021. HARMONIS Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai

Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

Taufiq, Muhammad, Erna Irawati. 2021. KOLABORATIF Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai

Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

Taufiq, Muhammad, Erna Irawati. 2021. KOMPETEN Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai

Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

Taufiq, Muhammad, Erna Irawati. 2021. LOYAL Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri

Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

Taufiq, Muhammad, Erna Irawati. 2021. SMART ASN Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai

Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

Tim Riskesdas. 2018. Laporan Nasional Riskesdas 2018. Jakarta: Lembaga Penerbit Badan

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

32

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.