LAPORAN SEMINAR RANCANAGAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN 1
OPTIMALISASI PENARAPAN SOP DALAM PELAYANAN PENERBITAN INTERNATIONALCERTIFICATEOFVACCINATION(ICV) DI KANTOR
KESEHATAN PELABUHAN KELAS III SAMPIT
DISUSUN OLEH :
dr.Mohammad Hosnan Soleh
NIP. 199102142002031002
BAPELKES CIKARANG
KEMENTERIAN KESEHATAN RI 2022
i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI
OPTIMALISASI PENARAPAN SOP DALAM PELAYANAN PENERBITAN INTERNATIONAL CERTIFICATEOFVACCINATION(ICV) DI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS III
SAMPIT
Telah di seminarkan
Tanggal 23 Juni 2022, di Bapelkes Cikarang
Coach
Dr. drg. Siti Nur Anisah, MPH
NIP. 196509141992032004
Penguji
Mentor
dr. Muhammad Johan Rat
NIP. 196910182009121001
Aulia Fitriani, ST, MKM
NIP.197508142006042001
ii
Puji syukur penulis panjatkankan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan Rancangan Aktualisasi ini dengan baik dan tepat waktu. Rancangan Aktualisasi ini disusun sebagai panduan dalam melaksanakan program aktualisasi
Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan I CPNS Kementerian Kesehatan untuk menerapkan nilai-nilai dasar PNS dan kedudukan serta peran dalam negara kesatuan Republik Indonesia.
Rancangan Aktualisasi ini dapat selesai atas bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Agus Syah F H, SKM, MKM., Selaku Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Sampit, yang telah memberikan dukungan kepada penulis dalam rancangan aktualisasi;
2. dr. Muhammad Johan Rat, selaku Kepala Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan dan Kesehatan Lintas Wilayah Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Sampit yang telah bersedia memberikan bimbingan dan arahan selama bekerja dan bimbingan dalam rancangan aktualisasi;
3. Dr.drg.Siti Nur Anisah, MPH selaku coachyang selalu memberikan masukkan dan motivasi dalam penyelesaian rancangan aktualisasi ini;
4. Aulia Fitriani, S.T., M.K.M. sebagai penguji yang telah memberikan masukan
5. Seluruh Widyaiswara Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang yang telah memberikan arahan nilai-nilai dasar PNS dan kedudukan serta peran dalam negara kesatuan Republik Indonesia;
6. Rekan-rekan seperjuangan Latsar Golongan III Angkatan I Kementerian Kesehatan yang telah berbagi ilmu dan pengalamannya. Penulis menyadari bahwa penulisan rancangan aktualisasi ini belum sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Penulis berharap semoga laporan aktualisasi ini dapat bermanfaat.
iii
KATA PENGANTAR
Sampit , Juni 2022
Penulis
iv Daftar Isi Halaman Judul i Lembaran Pegensahan..................................................................................................... ii Kata Pengantar iii Daftar Isi........................................................................................................................ iv Daftar Tabel v Daftar Gambar ................................................................................................................ vi BAB I Pendahuluan 1 1.1 Latar Belakang..................................................................................... 1 1.2 Tujuan Aktualisasi................................................................................ 2 1.3 Ruang Lingkup Aktualisasi .................................................................... 2 1.4 Manfaat .............................................................................................. 2 BAB II Profil Institusi, Profil Peserta dan Gambaran Umum Nilai-Nilai ASN 3 2.1 Profil Institusi...................................................................................... 3 2.2 Gambaran Umum Nilai-Nilai ASN 9 2.3 Nilai-nilai Peran Kedudukan ASN ............................................................ 11 2.4 Nilai-Nilai Organisasi 12 2.5 Profil Peserta........................................................................................ 14 2.6 Uraian Tugas Jabatan Peserta................................................................ 15 BAB III Rancangan Aktualisasi.......................................................................................... 16 3.1 Identifikasi Isu...................................................................................... 16 3.2 Pemilihan Isu ....................................................................................... 16 3.3 Analisis Isu........................................................................................... 19 3.4 Gagasan Pemcahan Isu......................................................................... 21 BAB IV Rancangan Aktualisasi .......................................................................................... 23 4.1 Rencana Kegiatan................................................................................. 23 4.2 Jadwal Kegiatan ................................................................................... 33 4.3 Pihak yang Terlibat............................................................................... 34 Daftar Pustaka……….. ...................................................................................................... 35
v Daftar Tabel Tabel 3.1 Penapisan Berdasarkan Kriteria AKPL.................................................................. 17 Tabel 3.2 Identifikasi isu menggunakan USG...................................................................... 18 Tabel 4.1 Rencana Kegiatan Aktualisasi............................................................................. 23 Tabel 4.2 Tabel Jadwal Pelaksanaan ................................................................................. 33 Tabel 4.3 Pihak-pihak yang terlibat ................................................................................... 34
vi Daftar Gambar Gambar 2.1 Struktur Organisasi Kantor kesehatan Kelas III Sampit ..................................... 8
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Menurut UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara disebutkan bahwa Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang bekerja pada instansi pemerintah.
Selanjutnya yang dimaksud dengan Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan. Sebagai Aparatur Sipil Negara, PNS mempunyai fungsi dan tugas sebagai pegawai ASN yakni melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan, memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas dan mempererat persatuan dan kesatuan bangsa.
Selain itu, pemerintah melalui UU Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara telah bertekad untuk membangun ASN yang memiliki integritas, profesional dan netral serta bebas dari intervensi politik, juga bebas KKN, serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik yang berkualitas bagi mayarakat. Setelah menerima pengetahuan mengenai nilai-nilai dasar diharapkan ASN dapat membuat rancangan aktualisasi yang dapat diaktualisasikan dalam organisasi pelayanan publik masing–masing. Selain dapat diaktualisasikan, nilai-nilai dasar tersebut juga diharapkan menjadi sebuah kebiasaan dalam setiap kegiatan yang dilakukan ASN sebagai pelayan publik.
Merujuk Pasal 63 ayat (3) dan ayat (4) Undang-undang No.5 Tahun 2014 tentang Apartaur Sipil Negara, PNS wajib menjalani masa percobaan yang dilaksanakan melalui proses pendidikan dan pelatihan untuk membangun integrasi moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter pribadi yang unggul dan bertanggung jawab dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.
Dengan ditetapkannya corevalueBerAKHLAK justru akan menguatkan budaya kerja ASN yang professional dalam melayani masyarakat. Orientasi pelayanan yang berkualitas dan profesional harus dimaknai dengan baik oleh setiap ASN. Tidak hanya sekadar menjadi jargon melainkan harus diamalkan dan ditujukan untuk kemajuan bangsa. ASN harus bisa mendobrak stigma negatif masyarakat terkait adanya praktik pungli untuk mempercepat proses layanan yang
1
diberikan oleh instansi pemerintahan. Ketika ASN terbiasa memberikan pelayanan yang baik dan sesuai prosedur, praktik korupsi akan terhindarkan.
Hadirnya core values BerAKHLAK menjadi budaya kerja yang baru untuk setiap ASN di Indonesia. Melayani masyarakat dengan professional, bertanggung jawab dalam menggunakan sumber daya yang diamanahkan oleh publik, memiliki kompetensi dalam menangani isu dan masalah bangsa, menjadi simbol kesatuan dan persatuan bangsa, loyal terhadap negara Indonesia, mampu beradaptasi dengan segala perubahan dan siap berkolaborasi dengan seluruh elemen bangsa untuk memberikan yang terbaik bagi bangsa Indonesia.
Atas dasar hal tersebutlah penulis Menyusun rancangan aktualisasi di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Sampit di tempat penulis ditugaskan sebagai seorang CPNS. Penulis berharap dengan adanya rancangan aktualisasi ini dan bisa diterapkan di satuan kerja, penulis mengharapkan bisa membantu meningkatkan kualitas pelayanan Kesehatan yang ada di Kantor Kesehatan Kelas III Sampit dengan menerapkan nilai-nilai dasar ASN Berahklak.
1.2 Tujuan Aktualisasi
Tujuan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN :
Peserta diklat Pelatihan dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Golongan III mampu mengimplementasikan nilai-nilai dasar profesi Aparatus Sipil Negara (ASN) yaitu BERAKHLAK dalam kegiatan yang telah ditetapkan sebagai Sasaran Kinerja Pegawai (SKP).
Menciptakan lingkungan kerja yang kondusif berdasarkan nilai-nilai dasar profesi ASN guna mewujudkan visi dan misi organisasi
1.3 Ruang Lingkup Aktualiasi
Ruang lingkup aktualisasi peserta diklat meliputi tugas pokok maupun tugastambahan sesuai uraian tugas yang telah ditetapkan oleh unit kerja peserta. Peserta juga melakukan tugas inovasi atau kreativitas yang berkaitan dengan tugas dan jabatan. Tempataktualisasi adalah Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Sampit.
1.4 Manfaat
1. Manfaat aktualiasi untuk penulis sendiri dan teman-teman pelaksana tugas agar dapat meningkatkan kualitas dan mutu pelayanan sesuai nilai dasar ASN yaitu BERAKHLAK.
2. Manfaat aktualiasi untuk instasi ,membantu instasi untuk mencapai visi dan misinya
2
DAN GAMBARAN UMUM NILAI-NILAI ASN
2.1 Profil Institusi
2.1.1 Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Sampit
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 77Tahun 2020 tanggal 27 Oktober 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan, KKP memiliki tugas melaksanakan pencegahan masuk dan keluarnya penyakit, penyakit potensial wabah, surveilans epidemiologi, kekarantinaan, pengendalian dampak kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan, pengawasan OMKABA serta pengamanan terhadap penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali, bioterorisme, unsur biologi, kimia dan pengamanan radiasi di wilayah kerja bandara, pelabuhan danlintas batas darat.
Di lingkungan KKP dapat ditetapkan jabatan fungsional sesuai dengan kebutuhan yang pelaksanaannya dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas memberikan pelayanan fungsional dalam pelaksanaan tugas dan fungsi kepala KKP sesuai dengan bidang keahlian dan keterampilan. tugas ditetapkan koordinator dan/atau sub-koordinator pelaksana fungsi pelayanan fungsional sesuai dengan ruang lingkup bidang tugas dan fungsi kepala KKP masing-masing.
Dalam melaksanakan tugas tersebut diatas Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Sampit menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :
a. Pelaksanaan kekarantinaan;
b. Pelayanan kesehatan;
c. Pelaksanaan pengendalian risiko lingkungan di bandara, pelabuhan, danlintas batas darat negara;
d. Pelaksanaan pengamatan penyakit, penyakit potensial wabah, penyakit baru, dan penyakit yang muncul kembali;
e. Pelaksanaan pengamatan radiasi pengion dan non pengion, biologi dan kimia;
f. Pelaksanaan sentra/simpul jejaring surveilans epidemiologi sesuai penyakit yang berkaitan dengan lalu lintas nasional, regional, dan internasional;
g. Pelaksanaan fasilitasi dan advokasi kesiapsiagaan dan penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan bencana bidang kesehatan, serta kesehatan matra termasuk penyelenggaraan kesehatan haji dan perpindahan penduduk ;
h. Pelaksanaan fasilitasi dan advokasi kesehatan kerja di lingkungan bandara,
3
pelabuhan dan lintas batas darat negara;
i. Pelaksanaan pemberian sertifikat kesehatan obat, makanan, kosmetika, dan alat kesehatan serta bahan adiktif (OMKABA) ekspor dan mengawasi persyaratan dokumen kesehatan OMKABA import;
j. Pelaksanaan pengawasan kesehatan alat angkut dan muatannya;
k. Pelaksanaan pemberian pelayanan kesehatan di wilayah kerja bandara, pelabuhan dan lintas batas darat negara;
l. Pelaksanaan jejaring informasi dan teknologi bidang kesehatan bandara, pelabuhan dan lintas batas darat negara;
m. Pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan bidang kesehatan bandara, pelabuhan dan lintas batas darat negara;
n. Pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko lingkungan, dan surveilans kesehatan pelabuhan;
o. Pelaksanaan pelatihan teknis bidang kesehatan bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara;
p. Pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan KKP
Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2014 Tentang Klasifikasi Kantor Kesehatan Pelabuhan. Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:
1. Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien
2. Dokter dan dokter gigi adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi, dan dokter gigi spesialis lulusan pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui olehPemerintah Republik
Indonesiasesuai dergan peraturan perundang-undangan.
3. Sarana pelayanan kesehatan adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan yang dapat digunakar untuk praktik kedokteran dan kedokterangigi.
4. Tenaga kesehatan tertentu adalah tenaga kesehatan yang ikut memberikan pelayanan kesehatan secara langsung kepada pasuen selain dokter dan dokter gigi.
5. Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan
4
6. baik secara langsung maupun tidak langsung kepada dokter atau dokter gigi.
7. Catatan adalah tulisan yang dibuat oleh dokter atau dokter gigi tentang segala tindakan yang dilakukan kepada pasien dalam rangka pemberian pelayanan kesehatan.
8. Dokumen adalah catatan dokter, dokter gigi, dan/atau tenaga kesehatan tertentu, laporan hasil pemeriksaan penunjang catatan observasi dan pengobatan harian dan semua rekaman, baik berupa foto radiologi, gambar pencitraan (imaging), dan rekaman elektro diagnostik.
9. Organisasi Profesi adalah Ikatan Doker Indonesia untuk dokter dan Persatuan Dokter Gigi Indonesia untuk dokter gigi.
Unsur utama pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf d terdiri atas sub unsur :
1. Pelayanan kesehatan dasar, yaitu pemeriksaan kesehatan dan pengobatan, pelayanan gawat darurat medik, pelayanan penunjang medik, serta tindakan rujukan terhadap pelaku perjalanan dan masyarakat pelabuhan, bandar udara, dan lintas batas darat negara; dan
2. Vaksinasi dan/atau profilaksis, yaitu tindakan pemberian vaksinasi dan/atau pengobatan pencegahan terhadap pelaku perjalanan dan masyarakat Pelabuhan , bandar udara dan lintas batas darat negara.
2.1.2 Visi dan Misi Kantor Kesehatan Pelabuhan kelas III Sampit
Visi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Sampit adalah terwujudnya indonesia maju yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong.
Misi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Sampit :
1. Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia
2. Penguatan Struktur Ekonomi yang Produktif, Mandiri dan Berdaya Saing.
3. Pembangunan yang Merata dan Berkeadilan.
4. Mencapai Lingkungan hidup yang berkelanjutan.
5. Kemajuan Budaya yang mencerminkan Kepribadian Bangsa.
6. Penegakan Sistem Hukum yang Bebas Korupsi, Bermartabat dan Terpercaya.
7. Perlindungan bagi Segenap Bangsa dan Memberikan Rasa Aman pada Seluruh Warga.
8. Pengelolaan Pemerintah yang Bersih, Efektif dan Terpercaya.
5
9. Sinergi Pemerintah Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan.
2.1.3 Data Umum Wilayah
Data Umum Wilayah
Wilayah kerja yang menjadi wewenang KKP adalah lingkungan kerja bandara, pelabuhan dan lintas batas darat negara menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Wilayah kerja KKP yang dimaksud diatas yang berada di daratan untuk pengendalian vektor dan binatang penular penyakit diperluassampai 2 (dua) kilometer sekelilingnya Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas III Sampit berdasarkan Permenkes Republik Indonesia Nomor
2348/Menkes/Per/IX/2011 tanggal 22 Nopember 2011 mempunyai wilayah kerja sebagai berikut :
• Pelabuhan LautSampit
Pelabuhan Sampit terletak di tepi Sungai Mentaya Sebagai WilayahKerja Induk Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas III Sampit, yangmempunyai luas sekitar 464.000 m2.
• Bandara H.AsanSampit
Wilayah Kerja Bandara H. Asan Sampit berada di Kecamatan Baamang. Jarak dari Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas III Sampit ke Wilayah Kerja Bandara H. Asan Sampit + 6 km. Luas Wilayah ± 740.000 m2
• Pelabuhan Laut KualaPembuang
Wilayah kerja Pelabuhan Kuala Pembuang berada ditepi sungai Seruyan Kecamatan
Seruyan Hilir di Kabupaten Seruyan, jarak dari muarasungai ke pelabuhan ± 2 km. Jarak
dari Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Sampit kearah Selatan menuju Pelabuhan
Kuala Pembuangsekitar 170 km.
• Pelabuhan LautSamuda
Pelabuhan Samuda berada ditepi Sungai Mentaya Kecamatan Mentaya Hilir Selatan
Kabupaten Kotawaringin Timur. Jarak dari Muara Sungai ke Pelabuhan Laut
Samuda ± 40 km. Jarak dari Kantor KesehatanPelabuhan Kelas III Sampit ke
Pelabuhan Samuda ± 40 km. Luas Wilayah ± 370.800 m2.. Pelabuhan Laut
Samuda tidak ada aktifitas kapal sehinggatidak ada petugas yang betugas di pelabuhan tersebut.
• Bandara Iskandar PangkalanBun
6
Bandara Iskandar Pangkalan Bun berada di Kabupaten Kotawaringin Barat di Pangkalan Bun. Jarak dari Kantor Induk ke BandaraIskandar Pangkalan Bun
sekitar 220 km. Luas Wilayah ±1.728.862 m2.
• Pelabuhan Laut PangkalanBun
Pelabuhan Pangkalan Bun berada di Kabupaten Kotawaringin Barat di Pangkalan Bun. Jarak dari Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IIISampit ke
Pelabuhan Pangkalan Bun sekitar 210 km.
• Pelabuhan LautKumai
Pelabuhan Kumai Kecamatan Kumai berada di KabupatenKotawaringin Barat
Pangkalan Bun. Jarak dari Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Sampit ke
Pelabuhan Kumai sekitar 237 km denganLuas Wilayah ± 450.000 m2.
• Pelabuhan LautSukamara
Pelabuhan Laut Sukamara berada di Kabupaten Sukamara. Jarak dari Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas III Sampit ke Pelabuhan Sukamara ± 300 km. Luas
Wilayah ± 62.190 m2.
7
2.1.4 Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
2348/Menkes/Per/XI/2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 356/Menkes/Per/IV/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor
Kesehatan Pelabuhan, struktur organisasi KKP Kelas III Sampit sebagai berikut :
Gambar 2.1
STRUKTUR ORGANISASI KANTOR KESEHATANPELABUHAN KELAS III
Sampit
Kepala Kantor
Kasi Pengendalian Karantina dan SurveilansEpidemiologi
Kasi Pengendalian RisikoLingkungan dan Kesehatan Lintas
Syahuri, SKM NIP196512121989011006
Jabatan Fungsional
Kepala Instalasi
Koordinator Wilayah Kerja
8
dr. Muhammad Johan Rat NIP 196910182009121001
dr. I Gusti Ayu Agung Darmawati NIP 197209112009122001
Kasubbag Tata Usaha
Agus Syah F H, SKM, MKM. NIP 197207081998121003
2.2 Gambaran Umum Nilai-Nilai ASN
2.2.1 Berorientasi Pelayanan
Berorientasi Pelayanan merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam CoreValues
ASN BerAKHLAK yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berkomitmen memberikan
pelayanan prima demi kepuasan masyarakat. Materi modul ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagaimana panduan perilaku Berorientasi Pelayanan yang semestinya dipahami dan dimplementasikan oleh setiap ASN di instansi tempatnya
bertugas, yang terdiri dari:
1. memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat;
2. ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan; dan
3. melakukan perbaikan tiada henti.
2.2.2 Akuntabel
Akuntabilitas adalah kata yang seringkali kita dengar, tetapi tidak mudah untuk dipahami. Ketika seseorang mendengar kata akuntabilitas, yang terlintas adalah sesuatu yang sangat penting, tetapi tidak mengetahui bagaimana cara mencapainya. Dalam banyak hal, kata akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep tersebut memiliki arti yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab yang berangkat dari moral individu, sedangkan
akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab kepada seseorang/organisasi yang memberikan amanat.
Amanah seorang ASN menurut SE Meneteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 adalah menjamin terwujudnya perilaku yang sesuai dengan
Core Values ASN BerAKHLAK. Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah:
• Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggungjawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi
• Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien
• Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya dengan berintegritas tinggi
9
2.2.3 Kompeten
Seiring perkembangan waktu, dalam melaksanakan pelayanan publik, setiap ASN harus selalu dapat meningkatkan potensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah. Peningkatan kompetensi ini sangat penting, bahkan telah diamanatkan dalam ketentuan Peraturan Pemerintah tentang Manajemen PNS, bahwa setiap aparatur diberikan hak 20 jam pelatihan setiap tahunnya. Hal ini semata-mata agar setiap ASN dapat melaksankan tugas dengan kualitas terbaik.
2.2.4 Harmonis
Berakar dari Semboyan Negara Indonesia yakni Bhinneka Tunggal Ika, yang berarti
“Berbeda-beda Namun Tetap Satu Jua”, seorang pelayan publik harus dapat menghargai setiap orang apapun latar belakangnya. Penting bagi setiap ASN untuk dapat menciptakan dan membangun lingkungan kerja yang kondusif. Karena dengan kenyamanan lingkungan kerja, ASN diyakini dapat lebih produktif.
2.2.5 Loyal
Loyalitas dan kesetiaan ASN terletak pada ideologi dan dasar negara Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, NKRI serta pemerintahan yang sah. Dan tidak pada satu sosok atau pihak tertentu. ASN harus dapat menjaga nama baik sesama ASN, nama baik pimpinan, nama baik instansi dan tentu saja harus selalu dapat menjaga nama baik negara. Konsekuensi logis dari adanya loyalitas dan kesetiaan adalah setiap ASN harus selalu menjaga rahasia jabatan dan negara.
2.2.6 Adaptif
Situasi dan zaman yang senantiasa berkembang, membuat seorang aparatur harus dapat dengan cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan yang ada. Harus selalu diingat, istilah yang sering kita dengar yaitu “Yang Abadi adalah Perubahan itu sendiri”, membuat siapapun yang tidak dapat beradaptasi akan semakin tertinggal. Adaptasi dapat dilakukan dengan terus berinovasi dengan mengembangkan kreativitas. Setiap pegawai juga harus selalu bertindak proaktif dan tidak hanya berpangku tangan
10
2.2.7 Kolaboratif
Dalam pelaksanaan tugas, kolaborasi di antara setiap aparatur mutlak harus dilaksanakan. Bersinergi dan memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi dalam pembangunan, akan dapat mempercepat pencapaian suatu visi dan cita-cita. Keterbukaan dalam bekerja sama, dan mencari solusi bersama akan dapat menghasilkan nilai tambah, dan mempercepat mencapai tujuan bersama.
2.3 Nilai-Nilai Peran Kedudukan ASN
2.3.1 Manajemen ASN
Dalam pelaksanaan tugas, kolaborasi di antara setiap ASN mutlak harus dilaksanakan. Bersinergi dan memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi dalam pembangunan, akan dapat mempercepat pencapaian suatu visi dan cita-cita. Keterbukaan dalam bekerja sama, dan mencari solusi bersama akan dapat menghasilkan nilai tambah, dan mempercepat mencapai tujuan bersama.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara menyampaikan jika penyelenggaraan kebijakan dan manajemen ASN dilaksanakan berdasarkan asas profesionalisme, proporsional, akuntabel, serta efektif dan efisien. Manajemen ASN perlu dilakukan mengingat jumlah ASN yang mencapai angka 4.121.176 orang dan sebanyak 38% menduduki jabatan administratif sehingga diperlukannya perubahan agar jabatan fungsional dan berkeahlian profesional dapat mendominasi.
Sejalan dengan profil Smart ASN 2024, penguasaan teknologi akan menjadi daya dukung bagi masyarakat di era globalisai ini namun tidak akan berjalan dengan maksimal apabila tidak dilakukan oleh sumber daya manusia yang berkompeten dan berkualitas
2.3.2 WholeofGovernment
Whole of Government (WoG) menjelaskan bagaimana instansi pelayanan publik bekerja lintas batas atau lintas sektor guna mencapai tujuan bersama dan sebagai respon terpadu pemerintah terhadap isu-isu tertentu. WoG merupakan pendekatan yang menekankan aspek kebersamaan dan menghilangkan sekat-sekat sektor yang selama ini terbangun.
11
Sebagai institusi formal negara, pemerintah wajib mendorong tumbuhnya nilai-nilai
perekat kebangsaan yang menjamin bersatunya berbagai elemen kebangsaan dalam satu frame. Whole of Government merupakan salah satu frame yang dapat diterapkan dalam pemerintahan dalam rangka meminimalisir disintegrasi bangsa dan menghilangkan
fragmentasi sektor. Seluruh elemen Pemerintah, khususnya Aparatur Sipil Negara (ASN)
memiliki peran yang sangat besar terhadap terwujudnya whole of government.
2.3.3 Pelayan Publik
Aparatur Sipil Negara atau yang disingkat ASN adalah pelayan publik. Hal inilah yang harus selalu diingat, dipahami, dicermati, ditanamkan, dan dilaksanakan oleh setiap individu yang mengaku dirinya seorang ASN. Dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara, maka Aparatur Sipil Negara yang adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dalam perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah.
Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan UU tersebut, ASN berprofesi dengan berlandaskan prinsip komitmen, integritas moral, dan mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya sebagai pelayan publik. Nilai dasarnya adalah pengabdian kepada negara dan rakyat Indonesia. Sebagai
pelayan publik, ASN bertugas memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
2.4. Nilai-nilai Organisasi
Guna mewujudkan visi dan misi rencana strategis pembangunan kesehatan, Kementerian
Kesehatan menganut dan menjunjung tinggi nilai-nilai yaitu :
2.4.1ProRakyat
Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, Kementerian Kesehatan selalu
mendahulukan kepentingan rakyat dan haruslah menghasilkan yang terbaik untuk
rakyat.Diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi setiap orang adalah salah satu hak asasi manusia tanpa membedakan suku, golongan, agama, dan status sosial ekonomi.
12
2.4.2Inklusif
Semua program pembangunan kesehatan harus melibatkan semua pihak, karena pembangunan kesehatan tidak mungkin hanya dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan saja.Dengan demikian, seluruh komponen masyarakat harus berpartisipasi aktif, yang meliputi lintas sector, organisasi profesi, organisasi masyarakat pengusaha, masyarakat madani dan masyarakat akar rumput.
2.4.3Responsif
Program kesehatan haruslah sesuai dengan kebutuhan dan keinginan rakyat, serta tanggap dalam mengatasi permasalahan di daerah, situasi kondisi setempat, sosial budaya dan kondisi geografis.Faktor-faktor ini menjadi dasar dalam mengatasi permasalahan kesehatan yang berbeda-beda, sehingga diperlukan penanganan yang berbeda pula.
2.4.4Efektif
Program kesehatan harus mencapai hasil yang signifikan sesuai target yang telah ditetapkan, dan bersifat efisien.
2.4.5Bersih
Penyelenggaraan pembangunan kesehatan harus bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), transparan dan akuntabel
13
2.5 Profil Peserta
Berikut adalah data diri Penulis:
Nama : dr. Mohammad Hosnan Soleh
NIP : 199102142002031002
Tempat, tanggal lahir : Sampit, 14 Februari 1991
Pendidikan : S-1 Profesi Dokter
Jabatan : Dokter Ahli Pertama
Unit kerja : Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan dan Kesehatan Lintas Wilayah
Satuan kerja : Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Sampit
Latsar : Golongan III Angkatan 1
Tempat latsar : Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang
14
2.6 Uraian Tugas Jabatan Peserta
DASAR
1. KEPMENPAN : Nomor 139/KEP/M.PAN/11/2003, Tanggal 7 Nopember 2003
2. KEPUTUSAN BERSAMA : Nomor 1738/MENKES/SKB/XII/2003 dan Nomor 52 Tahun 2003 Tgl. 30 Des 2003
“
Dokter adalah PNS yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat pada sarana pelayanan Kesehatan”
TUGAS POKOK :
Memberikan pelayanan kesehatan pada sarana pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, serta membina peran serta masyarakat dalam rangka kemandirian di bidang kesehatan kepada masyarakat.
KEGIATAN TUGAS POKOK JABATAN
1. Melaksanakan pelayanan medik rawat jalan
2. Melaksanakan tindakan khusus
3. Melaksanakan pelayanan kegawatdaruratan medik
4. Menyusun catatan medis pasien
5. Melaksanakan tugas jaga
6. Melaksanakan tugas bantuan/partisipasi kesehatan
7. Menyusun laporan pelaksanaan tugas
8. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan
9. Melaksanakan peningkatan kapasitas/ mengikuti seminar/ simposium
15
3.1 Identifikasi Isu
Penulis Menentukan identifikasi isu dengan cara observasi selama 2 bulan di Unit Kerja
KKP Kelas III Sampit, berikut ini beberapa isu yang telah dirumuskan :
1. Kurangnya sosialisasi dari agen perjalanan Umroh mengenai syarat vaksin meningitis kepada Jemaah Umroh yang akan divaksin Meningitis di KKP Kelas III Sampit.
2. Belum optimalnya pengisian E-HAC oleh penumpang dilingkungan Pelabuhan Sampit.
3. Kurang optimalnya penerapan SOP dalam Pelayanan Penerbitan ICV (International CertificateofVaccination) di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Sampit.
4. Kurangnya kepatuhan penumpang kapal dalam penerapan protokol 5M di Pelabuhan Sampit
3.2 Pemilihan Isu
Berdasarkan isu aktual yang telah teridentifikasi, selanjutnya dilakukan proses pemilihan isu dengan analisis kriteria aktual, problematik, Kekhalayakan dan Kelayakan (APKL). Tehnik APKL yang dibuat adalah tehnik yang digunakan untuk menentukan kelayakan suatu masalah dengan memperhatikan empat faktor, yaitu :
a. Aktual (A), yaitu isu tersebut masih dibicarakan atau belum terselesaikan hingga masa sekarang;
b. Problematik (P), yaitu isu yang menyimpang dari harapan standar, ketentuan yang menimbulkan kegelisahan yang perlu segera dicari penyebab dan pemecahannya;
c. Kekhalayakan (K), yaitu isu yang diangkat secara langsung meyangkut hajat hidup orang banyak dan bukan hanya kepetingan seseorang atau kelompok kecil
d. Layak (L), yaitu isu yang masuk akal (logis), pantas, realistis dan dapat dibahas sesuai dengan tugas, hak, wewenang dan tanggung jawab hingga akhirnya diangkat menjadi isu yang prioritas.
16
BAB 3 RANCANGAN AKTUALISASI
Isu-isu yang berhasil diidentifikasi kemudian akan divalidasi terlebih dahulu menggunakan perangkat APKL. Perangkat evaluasi APKL memvalidasi isu berdasarkan empat item, yaitu :
1. Aktual, artinya isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat;
2. Problematik, artinya memiliki dimensi masalah yang kompleks;
3. Kekhalayakan, artinya menyangkut hajat hidup orang banyak
4. Layak, artinya masuk akal dan realistis, serta relevan untuk dicarikan solusinya.
Berikut dibawah merupakan hasil penapisan isu dengan metode AKPL
Tabel 3.1 Penapisan Berdasarkan Kriteria AKPL
17
No Identifikasi Isu Aktual A Problematik P Kekhalayakan K Layak L Total 1 Kurangnya sosialisasi dari agen perjalanan Umroh mengenai syarat vaksin meningitis kepada Jemaah Umroh yang akan divaksin Meningitis di KKP Kelas III Sampit. 3 4 4 4 15
Kurang optimalnya penerapan SOP dalam Pelayanan Penerbitan ICV (International Certificateof Vaccination) di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Sampit. 5 5 5 4 19 3 Belum Optimalnya Pengisian E-HAC oleh 3 4 3 4 14
2
Keseimpulan dari table tehnik analisis isu APKL diatas didapatkan tiga isu yang diambil, kemudian di identifikasi kembali menggunakan USG untuk menentukan prioritas isu.
sosialisasi dari agen perjalanan
Dari Identifikasi isu kemudian menetapkan isu yang diangkat menggunakan metode analisis Urgency,Seriousness,Growth: Keterangan : Skala Likert 1-5 ( 5=sangat besar,4=besar,3=sedang,2=kecil,1=sangat kecil)
18 penumpang dilingkungan Pelabuhan
4 Kurangnya kepatuhan penumpang kapal dalam penerapan protokol
Pelabuhan Sampit 5 5 4 4 18
Sampit.
5M di
Tabel 3.2 Identifikasi isu menggunakan USG
No Identifikasi Isu yang Diangkat U S G Total Peringkat 1 Kurang
Pelayanan
CertificateofVaccination)
Kantor Kesehatan
4 4 4 12 1 2 Kurangnya kepatuhan
penerapan protokol 5M di Pelabuhan Sampit 3 4 3 10 2 3
Umroh mengenai syarat
kepada Jemaah Umroh yang akan divaksin Meningitis di KKP Kelas III Sampit. 3 3 3 9 3
optimalnya penerapan SOP dalam
Penerbitan ICV (International
di
Pelabuhan Kelas III Sampit.
penumpang kapal dalam
Kurangnya
vaksin meningitis
Urgencyadalah seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis atau
ditindaklanjuti. Seriousnessadalah seberapa serius suatu isu harus dibahas diakitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan. Growthadalah seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani segera.Dari USG, isu prioritas yang ditetapkan adalah Kurang optimalnya penerapan SOP dalam Pelayanan Penerbitan ICV (InternationalCertificateofVaccination) di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Sampit, karena memiliki Urgency,Seriousnessdan Growthyang tinggi.
Dari Ketiga isu diatas ditarik kesimpulan bahwa isu “Kurang optimalnya penerapan SOP dalam Pelayanan Penerbitan ICV (InternationalCertificate ofVaccination) di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Sampit” menjadi isu prioritas.
3.3 Analisis Isu
1. Kondisi saat ini
Masih diberlakukannya status pandemi di negara kita menyebabkan pemerintah untuk memperketat protokol Kesehatan berupa 5 M ( Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga jarak, Menjauhi Kerumunan dan Membatasi mobilitas). Kita sebagai ASN harus menyesuaikan diri untuk memberikan pelayanan terbaik di era pandemi ini dengan tetap memberikan kenyamanan dan keamanan pada penguna layanan di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Sampit. Atas dasar masalah tersebutlah penting bagi kita untuk memberikan pelayanan sesuai dengan SOP yang berlaku dalam memberikan pelayanan. Untuk membiasakan diri di era new normalini kita harus mengkaji kembali dan mengevaluasi SOP pelayanan yang kita berikan apakah sudah sesuai dengan protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah untuk menekan angka kasus Covid-19
Tidak akan tercapainya kualitas dan mutu pelayanan yang diinginkan, sehingga tidak terlaksananya nilai, peran dan keduduakan ASN dengan baik. SOP juga menjadi suatu tolak ukur keamanan untuk petugas dan penggunaan layanan, apabila tidak dilaksanakan akan bertentangan dengan corevalueBERAKHLAK yaitu akuntabel dan kompeten.
19
2. Dampak masalah jika tidak diselesaikan
3. Kondisi yang diharapkan
Tercapainya pelayanan yang optimal dalam pelayanan ICV yang ada di Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas III berlandaskan BERAKHLAK, sehingga bisa memberikan pelayanan yang berkualitas dan bermutu untuk pengguna layanan.
20
3.4 Gagasan Pemecah Isu
FISHBONE, dapat dilihat dibawah :
Gambar 3.1
MAN
Tidak diterapkanya SOP
dengan baik oleh
petugas
Tidak memahami SOP
pelayanan dengan baik
sehingga tidak terjalin
kerjasama yang baik
dalam memberikan
pelayanan oleh sesama
petugas
Belum Lengkapnya SOP pelayanan
yang ada di Kantor Kesehatan
Kelas III Sampit
Alur pelayanan yang masih tidak
tertata dengan baik
Tidak dilakukannya
Monitoring dan Evaluasi
berkala mengenai
kelengkapan SOP
Pelayanan yang ada di KKP
Sampit
Mengupdate SOP
Method
Tidak adanya laporan
mengenai pelaksanaan SOP di
pelayanan Kesehatan KKP
Kelas III Sampit
sesuai kebutahan , situasi dan kondisi yang ada
Material Machine
Terkait dengan bilik
pelayanan yang kecil , sehingga kurang
leluasa dalam
menjalankan kegiatan
sesuai sop dan alur
pelayanan
Kurang optimalnya
penerapan SOP
dalam Pelayanan
Penerbitan ICV
(International Certificateof Vaccination) di Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas III
Sampit.
Kurang memanfaatkan
teknologi dalam
sosialiasi penerapan SOP
21
Dari Isu yang diangkat dalam rancangan aktualisasi diangkat beberapa gagasan
pemecahan isu yang diantaranya :
- Melakukan perbaikan alur pelayanan agar SOP bisa diterapkan dengan baik.
- Mengadakan pengecekan ulang terkait kelengkapan SOP yang ada didalam
pelayanan ICV.
- Melengkapi SOP yang masih belum lengkap yang ada di pelayanan ICV.
- Mengevaluasi dan memperbarui SOP yang sudah kadaluarsa .
- Memonitoring berkala mengenai kelengkapan SOP Pelayanan yang ada di KKP
Kelas III Sampit
22
BAB IV RANCANGAN AKTUALISASI
4.1 Rencana Kegiatan
Untuk memecahkan isu yang dipilih, akan dilakukan kegiatan berikut : Tabel 4.1 Rencana Kegiatan Aktualisasi
Jenis Kegiatan Sumber Kegiatan
1. Meminta izin kepada atasan dan mentor terkait kegiatan yang
akan dilakukan
2. Penyampaian rancangan kerja :
Mengecek kelengkapan SOP
pelayanan yang ada di Kantor Kesehatan Kelas III Sampit
3. Melakukan koordinasi dengan
tenaga kesehatan lainnya terkait
dengan pembuatan SOP
4. Melakukan Evaluasi terhadap
SOP Pelayanan Kesehatan yang
ada di Kantor Kesehatan Kelas III
Sampit
5. Melakukan Konsultasi hasil
Evaluasi SOP Pelayanan
Kesehatan yang ada di Kantor
Kesehatan Kelas III Sampit
6. Memperbarui SOP dan membuat
SOP baru yang disesuaikan
dengan kebutuhan, situasi dan kondisi di Kantor Kesehatan Kelas III Sampit
SKP
SKP
SKP
SKP
SKP
SKP
23
7. Sosialisasi hasil rancangan SOP kepada pimpinan dan petugas terkait
8. Melakukan evaluasi dan laporan kegiatan SKP
Unit kerja : Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Sampit
Identifikasi Isu : Kurang optimalnya penerapan SOP dalam Pelayanan Penerbitan ICV (International Certificate of Vaccination) di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Sampit
Isu yang diangkat : Optimalisasi Penerapan SOP Dalam Pelayanan Kesehatan di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Sampit
Gagasan pemecahan isu : Mengevaluasi kembali SOP yang berlaku, Membuat SOP yang belum ada di Unit Pelayanan Kesehatan, Melakukan Sosialisasi SOP yang baru dan Memonitoring pelaksanaannya.
Latar Belakang
• PandemiCovid-19yang masih belum berakhir menyebabkan perlunya perubahan SOP di masa pandemi ini untuk memberikan keselamatan bagi pengguna layanan dan pelaksana layanan
• Untuk meningkatkan kualitas pelayanan harus dilakukan inovasi dan penyesuaian situasi dan kondisi.
• Penerapan nilai -nilai ASN BERAHKLAK dalam pelayanan yang diberikan
24
SKP
25
No Kegiatan Tahapan kegiatan Output/Hasil Kegiatan
Keterkaitan
Substansi Mata
Pelatihan
1 Meminta izin
kepada atasan dan mentor
terkait kegiatan
yang akan
dilakukan
1.1 Membuat janji
bertemu dengan atasan
Kesepakatan Tanggal, waktu, dan tempat pertemuan
Berkomunikasi
dengan ramah, sopan, santun
perwujudan dari
berorientasi
pada pelayanan
1.2 Menjelaskan
mengenai kegiatan
kepada atasan
Pemahaman atasan mengenai kegiatan
Menjelaskan
kepada atasan
tentang kegiatan
yang akan
menjadi
rancangan
aktualisasi
merupakan wujud
dari sikap
akuntabel.
Kontribusi Terhadap
Visi Misi Organisasi Penguatan Nilai-Nilai
Organisasi
Sesuai dengan visi
KKP Kelas III Sampit
Kemajuan Budaya
yang mencerminkan
Kepribadian Bangsa.
Meminta izin
kepada atasan
dengan sikap
hormat, santun
dan sopan
dapat
meningkatkan
nilai-nilai yang
ditetapkan di
KKP Sampit
yaitu
transparan , akuntabel dan
kerja sama
26
No Kegiatan Tahapan kegiatan Output/Hasil Kegiatan
1.3 Meminta izin
kegiatan kepada
atasan
Keterkaitan
Substansi Mata
Pelatihan
Izin dari atasan Melakukan
kegiatan atas
sepengetahuan
dan perintah
atasan
merupakan nilai
dasar yang
mewujudkan
sikap loyal
2 Penyampaian
rancangan kerja : Mengecek
kelengkapan SOP
pelayanan yang
ada di Kantor
Kesehatan Kelas
III Sampit
2.1 Penyampaian
rancangan kerja : Mengecek
kelengkapan SOP
Pembuatan SOP
baru
Kerja sama
dengan pihak
terkait
merupakan wujud
dari bagian sikap
kolaboratif
2.2 Mengumpulkan
materi pembuatan
SOP baru
Referensi pembuatan panduan
Melakukan
pengumpulan
bahan dengan
cermat, tepat dan
Kontribusi Terhadap
Visi Misi Organisasi Penguatan Nilai-Nilai Organisasi
Terwujudnya Indonesia
Maju yang Berdaulat,
Mandiri dan
Berkepribadian
Berlandaskan Gotong
Royong
Menilai panduan SOP
secara cepat, tepat dan akurat
merupakan
nilai-nilai akurat
, akuntabel dan integritas
27
No Kegiatan Tahapan kegiatan Output/Hasil Kegiatan
Keterkaitan
Substansi Mata
Pelatihan
teliti sebagai
bentuk
perwujudan
kompeten.
Menggunakan
sumber yang
tepat untuk
membuat
keputusan
berdasarkan
prinsip
akuntabel.
Undagan Menggunakan
koordinasi
dengan tenaga
kesehatan lainnya
terkait dengan
pembuatan SOP
mengenai kegiatan
kepada pihak yang
terlibat dalam
penyusunan SOP
bahasa yang baik
dan sopan dalam
undangan
merupakan
cerminan sikap
harmonis
Kontribusi Terhadap
Visi Misi Organisasi Penguatan Nilai-Nilai
Organisasi
Terwujudnya
Indonesia Maju yang
Berdaulat, Mandiri dan
Berkepribadian
Berlandaskan Gotong
Royong.
Berkordinasi
dalam memecahkan
masalah merupakan
cerminan sikap
nilai Kerjasama
28
3 Melakukan
3.1 Menjelaskan
No Kegiatan Tahapan kegiatan Output/Hasil
Kegiatan
Keterkaitan
Substansi Mata
Pelatihan
3.2 Meminta
pendapat evaluasi
SOP dengan pihak
terkait
Bukti Rapat Berkordinasi dan
berkerjasama
dalam meminta
pendapat
merupakan
perwujudan nilai
kolaboratif
4 Melakukan
Evaluasi terhadap
SOP Pelayanan
Kesehatan yang
ada di Kantor
Kesehatan Kelas
III Sampit
5 Melakukan
Konsultasi hasil
Evaluasi SOP
Pelayanan
Kesehatan yang
Mengumpulkan
informasi dan
referensi dari
berbagai sumber
untuk dijadikan
pedoman sebagai
bahan evaluasi
Memberikan hasil
evaluasi kepada
atasan
Terkumpulnya
referansi berupa
peraturan
kementerian
Kesehatan
Melalukan
penilaian
berdasarkan
pedoman yang
terkumpul
merupakan sifat
kompeten
Menerima hasil
konsultasi berupa
masukan dari
atasan
Tetap selalu
berkordinasi
dengan atasan
mengenai
kegiatan yang
Kontribusi Terhadap
Visi Misi Organisasi Penguatan Nilai-Nilai
Organisasi
Perlindungan bagi
Segenap Bangsa dan
Memberikan Rasa
Aman pada Seluruh
Warga.
Melakukan
evaluasi untuk
perubahan
yang lebih baik
merupakan nilai
-nilai integritas
pelayanan sesuai
dengan visi rumah sakit
yaitu Terwujudnya
Indonesia Maju yang
Berdaulat, Mandiri dan
Tetap selalu
berkordinasi
dengan atasan
dalam
melaksanakan
29
No Kegiatan Tahapan kegiatan Output/Hasil
Kegiatan
Keterkaitan
Substansi Mata
Pelatihan
ada di Kantor
Kesehatan Kelas
III Sampit
instalasi rawat
6 Memperbarui SOP
dan membuat
SOP baru yang
disesuaikan dengan
kebutuhan,
situasi dan
kondisi di Kantor
Kesehatan Kelas
III Sampit
Melakukan revisi
sesuai hasil evaluasi
dengan atasan
Membuat SOP baru
dilakukan
merupakan
cerminan sikap
loyal, kolaboratif dan
akuntabel
Melakukan perubahan untuk
menyesuaikan
dengan keadaan
merupakan
cerminan dari
sikap adaptif
Kontribusi Terhadap
Visi Misi Organisasi Penguatan Nilai-Nilai
Organisasi
Berkepribadian
Berlandaskan Gotong
Royong.
Dengan adanya lembar
pemantauan
tugas merupakan
sesuai dengan
nilai kerjasama
Pengelolaan
Pemerintah yang
Bersih, Efektif dan Terpercaya.
Melakukan perubahan
dengan proses
menuju
kebaikan
merupakan nilai
integritas
30
No Kegiatan Tahapan kegiatan Output/Hasil Kegiatan
Keterkaitan
Substansi Mata
Pelatihan
7 Sosialisasi hasil
rancangan SOP
kepada pimpinan
dan petugas
terkait
8 Melakukan
evaluasi dan laporan kegiatan
Membuat undangan
Sosialisasi Undangan Menggunakan
Bahasa yang baik
dan tidak
membedakan
petugas yang ada
merupakan
cerminan dari
sikap harmonis
Menyampaikan
setiap sop dalam
pelayanan akan
dilakukan monitoring
Mengisi lembar Monitoring
berkala
Membiasakan
kebiasan baru
yang baik
merupakan
perwujudan sikap
adatif
Kontribusi Terhadap
Visi Misi Organisasi Penguatan
Nilai-Nilai
Organisasi
Pengelolaan
Pemerintah yang
Bersih, Efektif dan Terpercaya.
Sesuai dengan
nilai-nilai
transparansi ,
aman dan
akuntabel
Peningkatan Kualitas
Manusia Indonesia
Sesuai dengan
nilai-nilai
integritas
31
32
4.2 Jadwal Pelaksanaan
Tabel 4.2 Tabel Jadwal Pelaksanaan
Jenis kegiatan Juni Juli Agustus
Meminta izin kepada atasan dan mentor
terkait kegiatan yang akan dilakukan
Penyampaian rancangan kerja :
Mengecek kelengkapan SOP pelayanan
yang ada di Kantor Kesehatan Kelas III
Sampit
Melakukan koordinasi dengan tenaga
kesehatan lainnya terkait dengan
pembuatan SOP
Melakukan Evaluasi terhadap SOP
Pelayanan Kesehatan yang ada di Kantor
Kesehatan Kelas III Sampit
Melakukan Konsultasi hasil Evaluasi SOP
Pelayanan Kesehatan yang ada di Kantor
Kesehatan Kelas III Sampit
Memperbarui SOP dan membuat SOP baru
yang disesuaikan dengan kebutuhan,
situasi dan kondisi di Kantor Kesehatan
Kelas III Sampit
Sosialisasi hasil rancangan SOP kepada
pimpinan dan petugas terkait
Melakukan evaluasi dan laporan kegiatan
33
4.3 Pihak yang Terlibat
Dalam melaksanakan aktualisasi ini, ada pihak-pihak yang terlibat didalamnya:
Tabel 4.3 Pihak-pihak yang terlibat
Nama PERAN
Peserta Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
1. dr.Mohammad Hosnan Soleh
Sipil Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia tahun 2022
Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III
2. Agus Syah F H, SKM, MKM.
Sampit – Mendukung Penulis dalam pelaksanaan aktualisasi.
Kepala Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan dan Kesehatan Lintas Wilayah Kantor
3. dr. Muhammad Johan Rat
Kesehatan Pelabuhan Kelas III Sampit –Membimbing dan mendukung Penulis sebagai mentor dalam rancangan dan pelaksanaan aktualisasi.
4. Dr. drg. Siti Nur Anisah, M.P.H.
5 Aulia Fitriani, S.T., M.K.M.
6. Tim dari Bapelkes Cikarang
Coach– Memberikan saran kepada Penulis dalam rancangan aktualisasi.
Penguji – Memberikan masukan kepada Penulis dalam rancangan aktualisasi.
34