2 minute read

Tabel 6. Dampak Isu sesuai SKP

1. Riwayat Jatuh

Ini diberi skor 25 jika pasien jatuh selama masuk rumah sakit atau jika ada riwayat fisiologis terjatuh. Contohnya termasuk jatuh dari kejang atau gangguan gaya berjalan sebelum penerimaan. Jika pasien tidak jatuh, riwayat jatuh diberi skor 0.

Advertisement

Catatan: Jika pasien jatuh untuk pertama kalinya, maka skornya langsung meningkat 25.

2. Diagnosis Sekunder

Ini diberi skor 15 jika lebih dari satu diagnosis medis, jika tidak skornya adalah 0. Obat-obatan (obat yang dianggap berkontribusi terhadap jatuh dan menerima lebih dari 4 jenis obat/polifarmasi) termasuk dalam komorbiditas/ skor diagnosis sekunder. Kemudian perhatikan cara berjalan dan status mentalnya. Selain itu skor 15 jika terdapat kelainan hematologic dan malnutrisi.

3. Alat Bantu Jalan

Ini diberi skor 0 jika pasien berjalan tanpa alat bantu jalan (bahkan jika dibantu oleh perawat), menggunakan kursi roda, atau tirah baring dan tidak bangun dari tempat tidur sama sekali. Jika pasien menggunakan kruk, tongkat, atau alat bantu jalan, item ini mendapat skor 15; jika pasien ambulasi mencengkeram furnitur, skor item ini 30.

4. Terapi Intravena

Ini diberi skor 20 jika pasien memiliki peralatan intravena; jika tidak, skor 0. Skor 20 juga diberikan saat pasien terpasang alat medis seperti foley cateter, CTT.

5. Cara berjalan

Karakteristik gaya berjalan terlihat jelas terlepas dari jenis cacat fisik atau penyebab yang mendasarinya. Gaya berjalan normal adalah ditandai dengan pasien berjalan dengan kepala tegak, lengan mengayun dengan bebas di samping, dan melangkah tanpa ragu. Gaya berjalan ini mendapat nilai 0.

Imobilisasi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami keterbatasan fisik misalnya mengalami trauma tulang belakang, cedera otak berat atau fraktur pada ekstremitas. Imobilisasi dapat berbentuk tirah baring yang bertuuan mengurangi aktivitas fisik dan kebutuhan oksigen tubuh, mengurangi nyeri, dan untuk mengembalikan kekuatan.

Gaya berjalan lemah (diberi skor 10), pasien membungkuk tapi mampu mengangkat kepalanya saat berjalan tanpa kehilangan keseimbangan. Gaya berjalan yang terganggu (diberi skor 20) pasien mungkin mengalami kesultan bangkit dari kursi, mencoba bangun dengan mendorong lengan kursi yaitu dengan menggunakan beberapa upaya untuk bangkit. Kepala pasien tertunduk dan fokus ke lantai. Karena keseimbangan pasien buruk, pasien berpegangan pada perabot, penopang, atau alat bantu jalan, dan tidak dapat berjalan tanpa alat ini. Jika dibantu oleh perawat, pasien benar-benar berpegangan pada tangan perawat. saat memegang rel atau furnitur, pasien memegang dengan erat sehingga buku-buku jarinya memutih dan pasien mengambil langkah-langkah pendek.

Jika pasien menggunakan kursi roda, pasien dinilai berdasarkan: gaya berjalan yang dia gunakan saat berpindah dari kursi roda ke tempat tidur. langkah-langkahnya pendek dan mungkin pasien terseok-seok.

Catatan:

Apakah MFS bisa digunakan pada populasi neuro yang mengalami impulsif dan gangguan keseimbangan? Jawaban : Impulsivitas menjadi skor dalam penilaian status mental dan gangguan keseimbangan menjadi skor dalam gaya berjalan.

6. Status Mental

Status mental diukur dengan memeriksa penilaian diri pasien sendiri tentang kemampuannya untuk ambulasi. Bertanya pada pasien, "Apakah Anda dapat pergi ke kamar mandi sendiri atau butuh bantuan?" jika jawaban pasien dalam menilai kemampuannya sendiri konsisten dengan perintah perawat, pasien dinilai sebagai "normal" dan diberi skor 0. Jika respon pasien tidak sesuasi dengan instruksi keperawatan atau jika penilaian pasien tidak realistis, maka pasien dianggap melebihlebihkan kemampunnya dan melupakan keterbatasan. Skor ini adalah 15.

D. Pengkajian Ulang Risiko Jatuh Pasien Kemoterapi

Kemoterapi merupakan terapi dengan menggunakan bahan kimia yang bertujuan menekan pertumbuhan dan proliferasi sel kanker atau mematikannya. Kemoterapi diberikan kepadapasien yang terdiagnosis penyakit tumor ganas dan eberapa tumor jinak tertentu. Sebelum memulai kemoterapi, tujuan pengobatan harus dipertimbangkan dengan tepat. Secara umum tujuan terapi dapat terdiri dari kuratif (penyembuhan),

This article is from: