LAPORAN AKTUALISASI PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL GOLONGAN III ANGKATAN III
EDUKASI PEMASANGAN DAN PERAWATAN PIN TRACK FIKSASI EKSTERNAL SEBAGAI UPAYA MENGURANGI KEJADIAN INFEKSI DI KSM ORTOPEDI DAN TRAUMATOLOGI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HASAN SADIKIN BANDUNG
Disusun Oleh :
GIBRAN TRISTAN ALPHARIAN NIP. 198111212020121001
BALAI PELATIHAN KESEHATAN CIKARANG KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 2021
i
LAPORAN AKTUALISASI EDUKASI PEMASANGAN DAN PERAWATAN PIN TRACK FIKSASI EKSTERNAL SEBAGAI UPAYA MENGURANGI KEJADIAN INFEKSI DI KSM ORTOPEDI DAN TRAUMATOLOGI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HASAN SADIKIN BANDUNG
Telah diseminarkan Tanggal 22 Oktober 2021, di Bapelkes Cikarang
Coach
Mentor
Alfred Ariyanto, SSi, Apt., MSi NIP 197712162006041001
Dr. Ahmad Ramdan, dr., SpOT(K), MKM NIP 197211052000121001
Penguji
Ir. Miftahur Rohim, MKes NIP 196903121992031014
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur saya ucapkan kepada Allah swt yang telah memberikan rahmat, hidayah dan karunia-Nya hingga saya mampu menyelesaikan rancangan aktualisasi dengan judul “Edukasi perawatan pin track fiksasi eksternal sebagai upaya mengurangi kejadian infeksi pin track di KSM Ortopedi dan Traumatologi RSUP Hasan Sadikin. Saya mengucapkan terimakasih untuk setiap pihak yang mendukung baik materi maupun non materi dalam menyusun Rancangan Aktualisasi. Ucapan terimakasih saya sampaikan kepada: 1. dr. Irayanti, SpM, M.A.R.S selaku PLT Direktur Utama Rumah Sakit dr. Hasan Sadikin Bandung. 2. dr. I Gusti Lanang Suartana Putra, m.M., M.A.R.S selaku Direktur SDM, Pendidikan dan Penelitian Rumah Sakit dr. Hasan Sadikin Bandung. 3. Dr. dr. Ahmad Ramdan, SpOT(K), MKM selaku Kepala Bagian Pendidikan dan Penelitian RSHS, serta sebagai mentor. 4. Dr. Agus Hadian Rahim, dr., SpOT(K), MEpid, selaku Kepala Bagian KSM Orthopedi dan Traumatologi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung 5. Alfred Ariyanto,S.Si,Apt.,M.si selaku coach. 6. Seluruh widyaiswara, fasilitator dan panitia penyelenggara di Bapelkes Cikarang yang telah memberikan pelayanan terbaiknya selama proses pelatihan. 7. Orang tua dan keluarga yang senantiasa memberikan dukungan. 8. Teman-teman latsar angkatan III yang telah memberikan semangat dan inspirasi Semoga rancangan aktualisasi ini dapat bermanfaat, khususnya bagi KSM Orthopedi dan Traumatologi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dan umumnya bagi seluruh pegawai di instansi.
Bandung, Oktober 2021 Penyusun
Gibran Tristan Alpharian
iii
BAB I PROFIL ORGANISASI DAN PROFIL PESERTA
1.1. Profil Organisasi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin (RSHS) merupakan Rumah Sakit Rujukan Tipe A Jawa Barat yang memiliki cakupan populasi lebih dari 40 juta penduduk. Dalam upayanya untuk meningkatkan kualitas layanan, RSHS sudah mulai mengadopsi digitalisasi dalam berbagai aspek layanannya. Dimulai dari pendaftaran online, penggunaan e-rekam medis, sampai pencatatan kunjungan/visite yang dilakukan oleh dokter spesialis. Hal ini dilakukan untuk memberikan pelayanan publik yang efektif dan efisien serta memberikan kemudahan untuk memberikan sistem MERIT kepada para pegawainya. Namun ini merupakan tantangan besar untuk memulai, melakukan pemeliharaan dan untuk berinovasi atau mengembangkan. Sehingga hal ini akan menimbulkan potensi-potensi terjadinya isu/masalah dalam pelaksanaannya. KSM Ortopedi dan Traumatologi adalah salah satu KSM di RSHS yang melakukan fungsi pelayanan pasien, sekaligus memiliki fungsi sebagai salah satu Departemen di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran yang melakukan fungsi Pendidikan. Adapun layanan yang diberikan oleh KSM Ortopedi dan Traumatologi RSUP DR Hasan Sadikin Bandung adalah sebagai berikur: 1. Pelayanan di Instalasi Gawat Darurat dalam bidang Ortopedi dan Traumatologi 2. Pelayanan di Instalasi Rawat Jalan 3. Pelayanan Pembedahan di Kamar Operasi dalam bidang Ortopedi dan Traumatologi 4. Pelayanan Instalasi Rawat Inap Proses pelayanan yang dilakukan oleh dokter spesialis Ortopedi dan Traumatologi ini harus tercatat/terdokumentasi agar dapat dievaluasi baik untuk capaian target kinerja atau penentuan target kinerja sesuai dengan sasaran kinerja pegawai (SKP) yang telah ditentukan pemerintah.
1.2. Tujuan Mendukung serta mengembangkan fungsi pelayanan kesehatan masyarakat dengan penuh rasa tanggung jawab dan melaksanakan nilai-nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas,
1
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi.Gambaran Umum RSHS Bandung Pada tanggal 8 Oktober 1967 nama Rumah Sakit Ranca Badak diubah menjadi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin (RSHS) yang berfungsi sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Jenderal Pelayanan Medik. Pada tahun 1992-1997 RSHS ditetapkan menjadi unit swadana. Keluarnya Undang-undang nomor 20 tahun 1997 tentang PNBP yang ditindaklanjuti dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan nomor 124 tahun 1997 menyebabkan status RSHS berubah menjadi Rumah Sakit Pengguna Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang harus menyetorkan seluruh pendapatan ke kas negara. Dengan keluarnya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 119 tanggal 12 Desember 2000, status RSHS secara yuridis berubah menjadi perusahaan jawatan (Perjan). Kebijakan tersebut merupakan salah satu langkah strategis pemerintah dalam memberikan kewenangan otonomi yang lebih luas kepada unit-unit pelayanan tertentu untuk menyelenggarakan manajemennya secara mandiri, sehingga diharapkan mampu merespon kebutuhan masyarakat secara tepat, cepat dan fleksibel. Tahun 2002 yang merupakan awal efektif sebagai Perjan, RSHS telah mencapai kinerja yang baik dibandingkan dengan tahun 2001 dan tahun 2004 diprognosakan akan mencapai kinerja yang lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Tahun-tahun berikutnya adalah tahun dimana RSHS semakin berkembang. Ditengah-tengah pertumbuhannya ini RSHS ditetapkan sebagai Rumah Sakit Rujukan Nasional berdasarkan Surat Keputusan Menteri No HK.02.02/MENKES/390/2014 tentang Pedoman Penetapan RS Rujukan Nasional, mengampu tujuh RS Regional di Jawa barat dan beberapa RS di luar provinsi Jawa Barat.
RSHS memiliki Visi dan Misi sebagai berikut: 1.2.1. Visi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Menjadi Institusi Kesehatan yang unggul dan transformatif dalam meningkatkan status kesehatan masyarakat (Transformative leader in health care) Sesuai dengan visi pemerintah kabinet Indonesia Maju 2: Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong 1.2.2. Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung •
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna dan prima, yang
2
terintegrasi dengan pendidikan dan penelitian •
Menyelenggarakan sistem rujukan pelayanan kesehatan berjenjang yang bermutu
•
Melakukan transformasi dalam mewujudkan status kesehatan masyarakat yang lebih baik
•
Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia
1.3.
Profil Peserta
Profil penulis rancangan aktualisasi ini adalah sebagai berikut : Nama
: dr. Gibran Tristan Alpharian, SpOT(K)
NIP
:198111212020121001
Jabatan/Golongan : Dokter Pendidik Klinis Pertama/IIIB Pendidikan Terakhir : Sp-1 Ortopedi dan Traumatologi Unit Kerja
: KSM Ortopedi dan Traumatologi RSHS
Instansi
: Kementerian Kesehatan RI
1.5.1 Tugas Pokok dan Tugas Fungsi Berdasarkan PERMENPAN-RB Nomor PER/17/M.PAN/9/2008, PERATURAN BERSAMA Nomor 1201/MENKES/PB/XII/2009 dan Nomor 20 Tahun 2009, Dokter Pendidik Klinis adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab dan wewenang untuk melakukan kegiatan pelayanan kesehatan/medik, pengabdian masyarakat, pendidikan dokter dan dokter spesialis di Rumah Sakit Pendidikan serta melakukan penelitian guna pengembangan ilmu kedokteran yang diduduki oleh PNS dengan hak dan kewajiban yang diberikan secara penuh oleh pejabat yang berwenang. Tugas Pokok dan Fungsi Dokter Pendidik Klinis adalah sebagai berikut: 1.
Melaksanakan Pelayanan Spesialistik
2.
Memberikan Tindakan Medik Spesialistik
3.
Pengabdian masyarakat berupa pelaksanaan kegiatan bantuan/partisipasi kesehatan.
4.
Melaksanakan Pendidikan Dokter dan Dokter Spesialis
5.
Melakukan penelitian guna pengembangan ilmu kedokteran di Rumah Sakit Pendidikan
3
Sedangkan tugas pokok dan fungsi yang diberikan oleh atasan langsung, sesuai dengan jabatan organisasi KSM Orthopedi dan Traumatologi sesuai SKP adalah sebagai berikut: 1.
Melaksanakan Pelayanan Medik Spesialistik dan Subspesialistik
2.
Melakukan Tugas Jaga
3.
Menyusun Laporan Pelaksanaan Tugas
4.
Melaksanakan Tugas Kedinasan Lain
5.
Melaksanakan Pelayanan Kegawatdaruratan Medis
6.
Melaksanakan Kegiatan Pendidikan pada P3D/PPDS
7.
Melaksanakan pelayanan medis rawat jalan
8.
Melaksanakan kegiatan penelitian ilmiah di bidang kedokteran khususnya Ortopedi dan Traumatologi
4
BAB II LANDASAN TEORI 2.1
Nilai-nilai Dasar ANEKA
Penyelenggaraan pelatihan dasar (latsar) mempunyai tujuan untuk menguatkan nilai-nilai dasar profesi PNS yang merupakan nilai-nilai yang harus ditanamkan kepada seluruh PNS, meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA).
A. Akuntabilitas Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai- nilai publik. Nilai-nilai publik tersebut antara lain adalah: 1.
Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor, kelompok, dan pribadi; 2.
Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah
keterlibatan PNS dalam politik praktis; 3.
Memperlakukan
warga
negara
secara
sama
dan
adil
dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik; 4.
Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan
sebagai penyelenggara pemerintahan. Selain itu, akuntabilitas juga memiliki aspek-aspek yang mencakup beberapa hal antara lain : 1.
Akuntabilitas adalah sebuah hubungan
2.
Akuntabilitas berorientasi pada hasil
3.
Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan
4.
Akuntabilitas memerlukan konsekuensi
5.
Akuntabilitas memperbaiki kinerja
5
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama yaitu: 1. Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokratis); 2. Untuk mencegah
korupsi
dan
penyalahgunaan
kekuasaan
(peran
konstitusional) 3. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).
Menurut LAN RI (2015:11) akuntabilitas memiliki tingkatan hierarkis. Tingkatan akuntabilitas terdiri dari 5 tingkatan sebagai berikut: 1.
Akuntabilitas personal
2.
Akuntabilitas individu
3.
Akuntabilitas kelompok
4.
Akuntabilitas organisasi
5.
Akuntabilitas stakeholder
Akuntabilitas memiliki empat dimensi agar memenuhi terwujudnya sektor publik yang akuntabel, diantaranya sebagai berikut: 1.
Akuntabilitas kejujuran dan hukum (accountability for probity and legality);
2.
Akuntabilitas proses (process accountability);
3.
Akuntabilitas program (program accountability);
4.
Akuntabilitas kebijakan (policy accountability).
Indikator nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan yaitu: 1.
Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan lingkungannya. 2.
Transparansi
Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi. 3.
Integritas
Konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilainilai luhur dan keyakinan.
6
4.
Tanggung Jawab
Kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban. 5.
Keadilan
Kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang. 6.
Kepercayaan
Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas. 7.
Keseimbangan
Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas. 8.
Kejelasan
Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan. 9.
Konsistensi
Sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.
B. Nasionalisme Nasionalisme dapat dirumuskan sebagai satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara (nation) dengan mewujudkan satu identitas sebagai ikatan bersama dalam satu kelompok. Nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan Warga Negara Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Dengan adanya nilai-nilai Pancasila diharapkan setiap ASN memiliki rasa nasionalisme yang kuat dan lebih memikirkan kepentingan publik. bangsa dan negara dibanding kepentingan pribadi dalam menjalankan tugasnya.
Nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus diperhatikan, antara lain:
7
1.
Religius
2.
Amanah
3.
Disiplin
4.
Non diskriminasi
5.
Saling menghormati
6.
Persamaan derajat
7.
Mencintai sesama manusia
8.
Rela berkorban
9.
Menjaga ketertiban
10.
Kerja sama
11.
Cinta tanah air
12.
Musyawarah
13.
Kekeluargaan
14.
Kepentingan bersama
15.
Hidup sederhana
16.
Tidak menggunakan hak yang bukan miliknya
17.
Kerja Keras
18.
Menghargai karya orang lain
19.
Menghormati keputusan bersama
20.
Tenggang Rasa
C. Etika Publik Etika publik adalah refleksi tentang baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Nilai-nilai dasar etika publik antara lain: 1.
Memegang teguh nilai-nilai ideologi Pancasila
2.
Setia dan mempertahankan UUD NKRI 1945
3.
Profesional
4.
Tidak berpihak
5.
Mernbuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian
6.
Non diskriminatif
8
7.
Beretika luhur
8.
Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik
9.
Memberikan pelayanan dengan jujur, tanggap, cepat, tepat dan akurat
10.
Berdaya guna dan berhasil guna
11.
Santun dalam berkomunikasi, berkonsultasi dan bekerja sama
12.
Transparan
13.
Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai
14.
Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
15.
Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat sistem karir.
D. Komitmen Mutu Penilaian mutu sesuatu berdasarkan pada subyektifitas seseorang, maka dari itu untuk mengukur penilaian tersebut perlu adanya standar pelayanan sehingga sebuah mutu pelayanan dapat terkontrol dengan baik.
Ada empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang harus diperhatikan, yaitu: A
Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan target. Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja. Efektivitas organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk mencapai target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi sumber daya, melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan pelanggan. B
Efisien
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai hasil tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkan efisiensi merupakan tingkat ketepatan realisasi penggunaan sumberdaya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga dapat diketahui ada tidaknya pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur dan mekanisme yang ke luar alur.
9
C
Inovasi
Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter sebagai aparatur yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme pelayanan publik yang berbeda dari sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas rutin. D
Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi harapan konsumen. Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, bahkan melampaui harapannya. Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu menjadi salah satu alat vital untuk mempertahankan keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas institusi.
Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan pelanggan dalam mengevaluasi kualitas pelayan (Berry dan Pasuraman dalam Zulian Zamit, 2010:11), yaitu: 1.
Tangibles (bukti langsung), yaitu : meliputi fasilitas fisik, perlengkapan,
pegawai, dan sarana 2.
Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan pelayanan
dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan yang telah dijanjikan; 3.
Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk memberikan
pelayanan dengan tanggap; 4.
Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan, dan sifat
dapat dipercaya; 5.
Empati, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang
baik, dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan pelanggan.
E. Anti Korupsi Korupsi adalah tindakan melanggar hukum dengan tujuan untuk memperkaya diri sendiri maupun golongan. Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya kerusakan, kebobrokan dan kebusukan.
10
Korupsi sering dikatakan sebagai kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang luar biasa, menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tidak hanya terjadi dalam kurun waktu yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang. Ada 9 (sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang harus diperhatikan, yaitu : 1.
Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi penegakan integritas diri seseorang. Tanpa adanya kejujuran mustahil seseorang bisa menjadi pribadi yang berintegritas. Seseorang dituntut untuk bisa berkata jujur dan transparan serta tidak berdusta baik terhadap diri sendiri maupun orang lain, sehingga dapat membentengi diri terhadap godaan untuk berbuat curang. 2.
Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki sifat kasih sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi akan memperhatikan lingkungan sekelilingnya di mana masih terdapat banyak orang yang tidak mampu, menderita, dan membutuhkan uluran tangan. Pribadi dengan jiwa sosial tidak akan tergoda untuk memperkaya diri sendiri dengan cara yang tidak benar tetapi ia malah berupaya untuk menyisihkan sebagian penghasilannya untuk membantu sesama. 3.
Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas kemandirian yang dimiliki seseorang mengoptimalkan daya pikirnya guna bekerja secara efektif. Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab demi mencapai keuntungan sesaat. 4.
Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan konsistensi untuk terus mengembangkan potensi diri membuat seseorang akan selalu mampu memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya. Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan kebenaran menjadi pegangan utama dalam bekerja. Seseorang yang mempunyai pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak
11
akan terjerumus dalam kemalasan yang mendambakan kekayaan dengan cara yang mudah. 5.
Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan perbuatan baik demi kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak tanduk dan kegiatan yang dilakukannya akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa,masyarakat, negara, dan bangsanya. Dengan kesadaran seperti ini maka seseorang tidak akan tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.
6.
Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang sebesar- besarnya. Ia mencurahkan daya pikir dan kemampuannya untuk melaksanakan tugas dan berkarya dengan sebaik-baiknya. Ia tidak akan mau memperoleh sesuatu tanpa mengeluarkan keringat. 7.
Sederhana
Pribadi
yang
berintegritas
tinggi
adalah
seseorang
yang
menyadari
kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan semestinya tanpa berlebih-lebihan. Ia tidak tergoda untuk hidup dalam gelimang kemewahan. Kekayaan utama yang menjadi modal kehidupannya adalah ilmu pengetahuan.Ia sadar bahwa mengejar harta tidak akan pernah ada habisnya karena hawa nafsu keserakahan akan selalu memacu untuk mencari harta sebanyak- banyaknya. 8.
Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk menyatakan kebenaran dan menolak kebatilan. Ia tidak akan mentolerir adanya penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan secara tegas. Ia juga berani berdiri sendirian dalam kebenaran walaupun semua kolega dan temanteman sejawatnya melakukan perbuatan yang menyimpang dari hal yang
12
semestinya. Ia tidak takut dimusuhi dan tidak memiliki teman kalau ternyata mereka mengajak kepada hal-hal yang menyimpang. 9.
Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut untuk mendapatkan lebih dari apa yang ia sudah upayakan. Bila ia seorang pimpinan maka ia akan memberi kompensasi yang adil kepada bawahannya sesuai dengan kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan keadilan dan kemakmuran bagi masyarakat dan bangsanya.
2.2
Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI Peran dan kedudukan ASN dalam NKRI bisa dilihat dari kemampuan mereka
memahami manajemen ASN, Whole Of Government (WOG), serta Pelayanan Publik.
A. Manajemen ASN Untuk menjalankan kedudukan pegawai ASN, maka pegawai ASN berfungsi dan bertugas sebagai berikut: a.
Pelaksana kebijakan publik
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk itu ASN harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, serta harus mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik. b.
Pelayan publik
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai peraturan perundangundangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa dan/atau pelayanan administratif yang diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan publik dengan tujuan kepuasan pelanggan. c.
Perekat dan pemersatu bangsa
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat persatuan dan kesatuan NKRI. ASN senantiasa setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, negara dan pemerintah. ASN senantiasa menjunjung tinggi martabat ASN
serta
senantiasa
mengutamakan
kepentingan
negara
daripada
13
kepentingan diri sendiri, seseorang dan golongan. Dalam UU ASN disebutkan bahwa dalam penyelenggaraan dan kebijakan manajemen ASN, salah satu diantaranya asas persatuan dan kesatuan.
B. Whole of Government (WoG) WoG didefinisikan sebagai “suatu model pendekatan integratif fungsional satu atap” yang digunakan untuk mengatasi wicked problems yang sulit dipecahkan dan diatasi karena berbagai karakteristik atau keadaan yang melekat antara lain: tidak jelas sebabnya, multi dimensi, menyangkut perubahan perilaku. Praktek WOG dalam pelayanan publik dilakukan dengan menyatukan seluruh sektor yang terkait dengan pelayanan publik berdasarkan nilai-nilai dasar berikut ini. 1. Koordinasi Kompleksitas lembaga membutuhkan koordinasi yang efektif dan efisien antar lembaga dalam menjalankan kegiatan kelembagaan. 2. Kolaborasi Kolaborasi merupakan bentuk kerjasama, interaksi, kompromi beberapa elemen terkait baik individu, lembaga atau pihak-pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung. 3. Integrasi Integrasi dilakukan dengan pembauran sebuah sistem antar lembaga sehingga menjadi kesatuan yang utuh. 4. Sinkronisasi Sinkronisasi merupakan penyelarasan semua kegiatan/data yang berasal dari berbagai sumber, dengan menyinkronkan seluruh sumber tersebut. 5. Simplifikasi Simplikasi merupakan penyederhanaan segala sesuatu baik terkait data/proses di suatu lembaga untuk mengefisienkan waktu, tenaga dan biaya.
14
C. Pelayanan Publik Pelayanan Publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundangundangan. Nilai-nilai Dasar Pelayanan Publik adalah sebagai berikut: 1. Partisipatif Keterlibatan/
keikutsertaan
masyarakat
dalam
merencanakan,
melaksanakan dan mengevaluasi jalannya pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintah. 2. Transparansi Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang diambil oleh pemerintah dalam melaksanakan pelayanan publik. 3. Responsif Adanya tanggapan yang diberikan oleh pemerintah selaku pelayan publik untuk
mendengarkan
dan
memenuhi
tuntutan
kebutuhan
para
masyarakat. 4. Tidak Diskriminatif Pelayanan yang adil terhadap setiap individu, tanpa membeda-bedakan antara individu satu dengan lainya. 5.
Mudah dan Murah
Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informatika. 6.
Efektif dan Efisien
Penyelenggara pelayanan publik mampu mewujudkan tujuan-tujuan yang hendak dicapainya dan cara mewujudkan tujuan tersebut dilakukan dengan prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang sedikit, dan biaya yang murah. 7.
Accessible
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus dapat dijangkau
15
oleh seluruh elemen masyarakat yang membutuhkan, baik dalam arti fisik maupun non fisik. 8.
Akuntabel
Semua
bentuk
penyelenggaraan
pelayanan
publik
harus
dapat
dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat. 9.
Berkeadilan
Sikap yang tidak memihak yang dilakukan oleh para penyelenggara pelayanan publik kepada masyarakat.
16
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI
Secara umum isu diartikan sebagai suatu fenomena/ kejadian yang diartikan sebagai masalah, sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia isu adalah masalah yang dikedepankan untuk ditanggapi; kabar yang tidak jelas asal usulnya dan tidak terjamin kebenarannya; kabar angin; desas desus. Isu yang tidak muncul di ruang publik dan tidak ada dalam kesadaran kolektif publik tidak dapat dikategorikan sebagai isu strategis (kritikal). Dalam pengertian ini, isu strategis (kritikal) dipandang sebagai topik yang berhubungan dengan masalah-masalah yang memerlukan sumber daya pemecahan masalah serta kesadaran publik akan isu yang muncul. Isu muncul sebagai akibat dari fenomena yang sedang terjadi saat ini dan merupakan bahan yang layak untuk di diskusikan. Isu kritikal dibedakan menjadi 3 (tiga), yaitu : a. Isu saat ini (current issue) b. Isu berkembang (emerging issue), dan c. Isu potensial. Isu saat ini (current issue) merupakan kelompok isu yang mendapat perhatian serta sorotan publik secara luas serta memerlukan penanganan sesegara mungkin dalam pengambilan keputusan yang komprehensif. Isu berkembang
(emerging issue)
merupakan isu yang perlahan-lahan masuk dan menyebar di ruang publik, dan publik mulai menyadari adanya isu tersebut. Sedangkan isu potensial adalah kelompok isu yang belum nampak di ruang publik, namun dapat terindikasi dari beberapa instrumen (sosial, penelitian ilmiah, analisis intelijen, dsb.) yang mengidentifikasi adanya kemungkinan merebak isu dimaksud di masa depan. Isu-isu yang menjadi dasar rancangan aktualisasi ini bersumber dari aspek : 1. Manajemen ASN 2. Pelayanan publik, dan 3. Whole of government (WoG) Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.
17
Pelayanan Publik menurut Lembaga Administrasi Negara adalah segala bentuk pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi Pemerintah di pusat dan daerah dan dilingkungan BUMN/ BUMD dalam bentuk barang atau jasa baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. Sedangkan Whole of government (WoG) adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik.
3.1. Identifikasi Isu di Unit Kerja Departemen/KSM Orthopaedi dan Traumatologi RSHS merupakan instansi yang memiliki fungsi pelayanan publik dalam bidang ilmu kedokteran Orthopaedi dan Traumatologi, dan sekaligus memiliki fungsi Pendidikan sebagai bagian dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran yang memberikan pengajaran kepada tingkat strata 1, profesi dokter umum, dan profesi dokter spesialis. Dalam kesehariannya, instansi memberikan pelayanan kepada publik melalui poliklinik rawat jalan, Instalasi Gawat Darurat, bangsal rawat inap, dan kamar operasi. Adapun dalam pelaksanaan fungsi yang dimaksud, ada beberapa isu yang terjadi dan memerlukan penanggulangan Dalam menetapkan isu digunakan metode environmental scanning dimana isu diidentifikasi melalui proses observasi serta analisis sasaran kerja pegawai (SKP), tugas dan fungsi pokok pegawai di unit kerja. Identifikasi isu yang diamati pada bagian bedah yaitu:
Tabel 3.1. Isu-isu yang ditemukan di KSM Orthopaedi dan Traumatologi No. 1.
2.
3.
Isu Tingginya Angka kejadian Infeksi Pin
Manajemen ASN, Pelayanan
Track pada Fiksasi Eksternal
Publik, Whole of Governance
Tingginya Infeksi yang diakibatkan
Manajemen ASN, Pelayanan
oleh Bakteri Multi-Resisten
Publik Whole of Governance
Belum efisiannya penggunaan Alat
Manajemen ASN, Pelayanan
medis habis pakai
Publik, Whole of Governance
Belum 4.
Aspek
terpenuhinya
standar
kompetensi peserta didik di bidang trauma Ortopedi
Manajemen ASN, Whole of Governance
18
5.
Lamanya waktu tunggu operasi elektif
Pelayanan Publik, Whole of Governance
Tabel 3.2. Data Dukung Isu No.
Isu
Data Dukung Pada periode Januari – Desember 2020 ditemukan insidensi pin track infection pada pasien yang dirawat oleh KSM Ortopedi dan
1.
Tingginya Angka kejadian Infeksi Pin
Traumatologi mencapai 32.5%.
Track pada Fiksasi Eksternal
Sedangkan pada periode Januari – Juli 2021 insidensi mencapai 30.3%. Temuan ini jauh di atas insidensi yang dapat ditemukan pada literatur internasional, yaitu 11-17%. Pada survei internal di KSM periode Januari – Juli 2021 mengenai pemberian antibiotik, ditemukan adanya 20% penggunaan antibiotik
Belum 2.
rasionalnya
penggunaan
antibiotik oleh DPJP dan Petugas Pemberi Asuhan KSM Orthopedi dan Traumatologi
profilaksis yang pada kasus-kasus yang tidak memerlukan profilaksis, ditemukan adanya sebanyak 40% kasus pemberian antibiotic lebih lama dari yang dianjurkan di literatur, dan hampir 80% pasien yang mendapatkan antibiotik oral saat pulang rawat sebenarnya tidak memerlukan antibiotik.
3.
Belum efisiannya penggunaan Alat
Penggunaan AMHP KSM Ortopedi dan Traumatologi per tahun rata-rata
medis habis pakai
adalah Rp. Ditemukan bahwa sebanyak 37 dari
Belum 4.
terpenuhinya
standar
kompetensi peserta didik di bidang trauma Ortopedi
49 residen (Peserta Pendidikan Dokter Spesialis) aktif di Departemen/KSM Ortopedi masih memiliki sekurangnya 1 kompetensi psikomotor yang seharusnya sudah
19
tercapai pada level/semester yang bersangkutan Rerata waktu tunggu pasien operasi elektf tahun 2020 sejak diagnosis
5.
Lamanya waktu tunggu operasi elektif
tegak sampai dapat dioperasi adalah 32 hari, sedangkan target waktu tunggu operasi elektif adalah 2 hari atau kurang.
Isu-isu tersebut dianalisis kelayakannya melalui metode AKPL (Aktual, Khalayak, Problematik, Layak) yang dijelaskan sebagai berikut : a. Aktual : isu yang sedang atau dalam proses kejadian, sedang hangat dibicarakan dikalangan masyarakat, atau isu yang diperkirakan bakal terjadi dalam waktu dekat. Jadi bukan isu yang lepas dari perhatian masyarakat atau isu yang sudah basi. b. Khalayak : isu yang secara langsung menyangkut hajat hidup orang banyak, masyarakat pelanggan pada umumnya, dan bukan hanya untuk kepentingan seseorang atau sekelompok kecil orang tertentu saja. c. Problematika : isu yang menyimpang dari harapan, standar, ketentuan yang menimbulkan kegelisahan yang perlu segera dicari penyebab dan pemecahannya. d. Layak : isu yang masuk akal (logis), pantas, realistis, dan dapat dibahas sesuai dengan tugas, hak, wewenang, dan tanggung jawab. Isu yang layak diangkat dan dicarikan solusinya harus memenuhi keempat kriteria dalam metode AKPL. Apabila ada nilai negatif (isu tidak memenuhi salah satu kriteria) maka isu tersebut dianggap tidak layak untuk ditindaklanjuti .
Tabel 3.3. Analisis Kelayakan menggunakan AKPL No.
Isu
A
K
P
L
Hasil
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Tingginya Angka kejadian 1.
Infeksi Pin Track pada Fiksasi Eksternal Belum rasionalnya penggunaan
2.
antibiotik oleh DPJP dan Petugas Pemberi Asuhan KSM Orthopedi dan Traumatologi
20
Belum efisiennya penggunaan
3
Alat medis habis pakai
-
-
+
-
-
+
+
+
+
+
+
+
+
-
-
Belum terpenuhinya standar 4
kompetensi peserta didik di bidang trauma Ortopedi Lamanya waktu tunggu operasi
5
elektif
Isu yang telah memenuhi kelayakan melalui metode penapisan AKPL kemudian ditapis lagi dengan metode USG (Urgency, Seriousness, Growth) yang dijelaskan sebagai berikut :
a.
Urgency : seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan
waktu yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk memecahkan masalah yang menyebabkan sebuah isu.
b.
Seriousness : seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat
yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut atau akibat yang menimbulkan masalah- masalah lain kalau penyebab isu tersebut tidak dipecahkan.
c.
Growth : seberapa besar kemungkinan isu tersebut menjadi berkembang
dikaitkan dengan kemungkinan masalah penyebab isu akan memburuk apabila dibiarkan. Setiap isu kemudian ditapis dengan diberikan skala Likert dengan nilai antara 1 sampai dengan 5, dimana nilai 1 bermakna sangat kecil, nilai 2 bermakna kecil, nilai 3 bermakna sedang, nilai 4 bermakna besar dan nilai 5 bermakna sangat besar. Isu yang memiliki nilai tertinggi akan diangkat sebagai isu yang terpilih untuk dibuat gagasan penyelesaian isu.
Tabel 3.4. Metode penapisan USG No
Jenis Isu
Teknik Tapisan Isu Urgency
Serious
Total Growth
ness 1
Tingginya Angka kejadian
5
5
5
15
Infeksi Pin Track pada Fiksasi Eksternal
21
Belum rasionalnya
2
4
5
5
14
3
4
5
12
penggunaan antibiotik oleh DPJP dan Petugas Pemberi Asuhan KSM Orthopedi dan Traumatologi
3.
Belum terpenuhinya standar kompetensi peserta didik di bidang trauma Ortopedi
Berdasarkan analisis di atas, maka isu yang diangkat adalah Tingginya Angka kejadian Infeksi Pin Track pada Fiksasi Eksternal
3.2. Identifikasi Penyebab Isu Aktual Terpilih Berdasarkan data pasien KSM yang menjalani prosedur fiksasi eksternal pada kurun waktu bulan Januari-Julii 2021, ditemukan angka kejadian infeksi pin track mencapai 30,3%. Angka kejadian ini lebih tinggi dibandingkan angka yang dapat ditemukan di beberapa literatur ilmiah yang telah dipublikasi, yaitu di kisaran 11-17%. Selain itu, pemeriksaan kultur dari pin track yang terinfeksi ditemukan keberadaan bakteri multidrug resisten dan spesies bakteri atipikal. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat kecurigaan kontaminasi dari lingkungan rawat, dan adanya potensi untuk morbiditas yang lebih tinggi dikarenakan sulitnya untuk melakukan eradikasi terhadap bakteribakteri tersebut.
22
Adapun kemungkinan penyebab Isu terpilih bersifat multifactorial. Penyebab terjadinya pin track infection dapat dipengaruhi oleh: teknik pemasangan fiksasi eksternal (intraoperative) yang tidak optimal, dan teknik perawatan pin track yang tidak optimal (perioperative). Pada kedua faktor ini terdapat unsur kapabilitas SDM untuk melakukan pemasangan dan perawatan yang optimal, unsur bahan alat habis pakai (material dari fiksasi eksternal), dan unsur bahan medis habis pakai (untuk perawatan luka pasca operasi). Dari segi manajemen ASN, isu infeksi pin track ini berkaitan dengan kapabilitas Petugas Pemberi Asuhan di RSHS untuk melakukan pemasangan dan perawatan fiksasi eksternal, teknik pemasangan yang optimal dan teknik perawatan yang optimal dapat mengurangi risiko terjadinya infeksi pin track. Hal ini menandakan kemungkinan masih ada defisiensi dalam menjalankan secara optimal (isu kinerja) atau ada defisiensi dalam pengetahuan/kemampuan (isu pengembangan). Dari segi pelayanan publik, insidensi infeksi pin track yang lebih tinggi dari standar atau literatur yang berlaku, menggambarkan adanya defisiensi dalam kualitas layanan yang diberikan dan tentunya berpengaruh terhadap kepuasan penerima layanan. Aspek whole of government dapat dikaitkan dengan infeksi pin track dalam hal perawatan jangka Panjang. Pasien dengan pin track infection memerlukan tatalaksana yang holistic yang bersifat multidisiplin. Diperlukan Kerjasama dengan bagian-bagian terkait lain seperti bidang keperawatan, bagian mikrobiologi klinik/patologi klinik, bagian farmakologi klinik, dan bagian ilmu kedokteran fisik dan rehabilitasi.
3.3. Analisis Dampak Isu Terpilih Isu
Dampak bila tidak diselesaikan
Infeksi pada pin track fiksasi
1. Menambah lama perawatan
eksternal
2. Meningkatkan morbiditas pasien dan potensi sepsis 3. Beresiko
menimbulkan
komplikasi
pada
prosedur-prosedur selanjutnya 4. Meningkatkan resiko penggunaan antibiotik jangka Panjang 5. Meningkatkan biaya yang terpakai 6. Menyebabkan
pasien
kehilangan
produktivitas untuk jangka waktu yang lebih lama
23
3.4. Rekomendasi Penyelesaian Isu Isu kejadian Infeksi Pin Track Fiksasi Eksternal menjadi isu utama berdasarkan penapisan menggunakan teknik USG. Sebagai rekomendasi untuk mengatasi isu terpilih adalah:
1. Mengevaluasi teknik saat tindakan pemasangan fiksasi eksternal yang dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi dan mengevaluasi teknik perawatan fiksasi eksternal di ruang rawat 2. Melakukan edukasi kepada operator yang melakukan tindakan pemasangan fiksasi eksternal mengenai teknik yang optimal sesuai dengan literatur yang terbaru 3. Melakukan edukasi kepada petugas yang melakukan tindakan perawatan fiksasi eksternal di ruang rawat mengenai teknik perawatan pin track yang optimal 4. Melakukan evaluasi terhadap penerimaan edukasi dan apakah terjadi penerapan di lapangan
24
No
1
Kegiatan
Telaah terhadap isu, dan perancangan materi edukasi
Tahapan Kegiatan
Hasil Kegiatan
1. Melaporkan dan Hasil telaah dan konsultasi rancangan materi kepada kepala edukasi KSM mengenai rencana kegiatan 2. Melakukan survey kepada residen mengenai teknik yang digunakan untuk memasang fiksasi eksternal dan merawat pintrack dan pengetahuan awal (pretest) 3. Melakukan telaah terhadap literatur 4. Menyusun draft edukasi 5. Berkonsultasi kepada Kepala KSM dan staf lain mengenai draft edukasi
Nilai-nilai Dasar
Saya meberikan keterangan dan informasi yang akurat saat berkonsultasi dengan kepala KSM (Akuntabilitas), dan mematuhi arahan dari pimpinan. Dalam berkomunikasi dengan pimpinan dan rekan sejawat dengan hormat dan sopan santun (Etika Publik), mengumpulkan informasi dari literarur yang mutakhir dan memiliki kualitas evidence base yang baik (Komitmen Mutu). Dalam membuat rancangan dana sesuai dengan pengeluaran riil (Anti Korupsi)
Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Organisasi Perancangan bahan edukasi kepada residen dan pasien memberikan kontribusi pada visi dan misi : - Menyelenggarakan pelayanan bedah paripurna dan prima, yang terintegrasi dengan pendidikan dan penelitian, serta pengabdian masyarakat - Melakukan transformasi dalam mewujudkan status kesehatan masyarakat yang lebih baik - Melakukan kegiatan-kegiatan pembinaan sumber daya manusia demi kesejahteraan dan terselenggaranya program pelayanan bedah, pendidikan, dan
Penguatan Nilai-nilai Organisasi Menguatkan nilai-nilai RSUP Dr. Hasan Sadikin yaitu PAMINGPIN PITUIN (Kepemimpinan, Profesional, Inovatif, Tulus, Unggul, Integritas).
25
penelitian yang unggul 2
Penyusunan materi edukasi
1. Pembuatan rancangan materi edukasi berupa PPT dan video 2. Pembuatan video berdasarkan rekaman live surgery 3. Konsultasi dengan Kepala KSM dan staf lain
1. Materi edukasi yang akan dipresentasikan (PPT) 2. Video untuk mendukung proses edukasi/sosialisasi
Dalam pembuatan edukasi saya berusaha memberikan informasi yang tepat dan akurat (Akuntabilitas), dan memastikan kualitas materi edukasi baik PPT maupun video berkualitas tinggi (Komitmen Mutu),
3
Pelaksanaan edukasi
1. Pelaksanaan edukasi kepada residen 2. Pelaksanaan sosialisasi kepada pasien dan penunggu pasien
1. Dokumentasi pelaksanaan edukasi pada residen 2. Dokumentasi pelaksanaan edukasi pada pasien dan penunggu pasien
Saya melakukan komunikasi dengan baik kepada residen dan pasien dengan dasar (Etika Publik) Edukasi disampaikan dengan cara yang efisien dan berkualitas agar mudah dipahami (Komitmen Mutu), dan menghindari penggunaan merek tertentu yang dapat berpotensi konflik kepentingan (Anti Korupsi)
Pelaksanaan dan evaluasi edukasi kepada residen dan pasien memberikan kontribusi pada visi dan misi : - Menyelenggarakan pelayanan bedah paripurna dan prima, yang terintegrasi dengan pendidikan dan penelitian, serta pengabdian masyarakat - Melakukan transformasi dalam mewujudkan status kesehatan masyarakat yang lebih baik
Menguatkan nilai-nilai RSUP Dr. Hasan Sadikin yaitu PAMINGPIN PITUIN (Kepemimpinan, Profesional, Inovatif, Tulus, Unggul, Integritas).
26
-
4
Evaluasi pelaksanaan kegiatan
1. Pelaksanaan post-test bagi residen 2. Diskusi dengan pasien dan penunggu pasien 3. Evaluasi pelaksanaan pemasangan fiksasi eksternal dan perawatan pin track
1. Dokumentasi pretest dan post-test 2. Dokumentasi edukasi dengan pasien dan penunggu pasien 3. Dokumentasi questioner pre dan post edukasi pasien 4.
Melakukan kegiatan-kegiatan pembinaan sumber daya manusia demi kesejahteraan dan terselenggaranya program pelayanan bedah, pendidikan, dan penelitian yang unggul
Membuat laporan hasil evaluasi sesuai dengan apa yang ditemukan, termasuk kegagalan atau hambatan yang ditemukan sebagai bentuk tanggung jawaban atas pekerjaan yang telah dilakukan (Akuntabilitas) Berkomunikasi dengan baik kepada residen dan pasien dalam melakukan evaluasi dan diskusi (Etika Publik) Memastikan edukasi yang diberikan dapat diterima dan dipahami dengan baik oleh penerima edukasi(Komitmen Mutu) 27
28
Tabel 3.4. Time Table Kegiatan No. 1. 2. 3. 4.
Kegiatan
Juni I
II
III
IV
Perancangan edukasi dan protokol Penyusunan edukasi Pelaksanaan edukasi dan perubahan protokol Evaluasi hasil pelaksanaan gagasan
29
BAB IV CAPAIAN AKTUALISASI
4.1.
Capaian
Setelah peserta diklat mengikuti rangkaian kegiatan Pelatihan Dasar di Bapelkes Cikarang secara online dan menerima materi, peserta diklat kemudian melakukan kegiatan aktualisasi di unit kerja peserta yaitu KSM Ortopedi dan Traumatologi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Kegiatan yang dilakukan adalah sesuai dengan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), perintah atasan, dan inovasi. Tujuan pelaksanaan program aktualisasi Pelatihan Dasar (Latsar) CPNS di unit kerja adalah untuk menginternalisasi dan habituasi nilai-nilai ANEKA pada diri CPNS. Program ini dilaksanakan selama 30 hari terhitung mulai tanggal 4 September – 8 Oktober 2021.
No
Kegiatan
2.
Telaah terhadap isu, dan perancangan materi edukasi Penyusunan Materi Edukasi
3.
Pelaksanaan edukasi
4.
Evaluasi pelaksanaan kegiatan
1.
Sumber Kegiatan
Ketercapaian
Inovasi
Tercapai
Inovasi Tugas Pokok dan Fungsi Tugas Pokok dan Fungsi
Tercapai Tercapai Tercapai
Kegiatan 1 Telaah Terhadap Isu dan Perancangan Materi Edukasi Tanggal Pelaksanaan
4-11 September 2021
Deskripsi Kegiatan dan Melaporkan dan konsultasi kepada kepala KSM Penerapan Dasar ASN
Nilai-nilai mengenai rencana kegiatan. Melakukan survey kepada residen mengenai teknik yang digunakan untuk memasang fiksasi eksternal dan merawat pintrack dan pengetahuan awal (pretest). Melakukan telaah terhadap literatur, dan Menyusun draft edukasi. Dalam perlaksanaannya selalu
30
Berkonsultasi kepada Kepala KSM dan staf lain mengenai draft edukasi. Saya memberikan keterangan dan informasi yang akurat saat berkonsultasi dengan kepala KSM (Akuntabilitas), dan mematuhi arahan dari pimpinan. Dalam berkomunikasi dengan pimpinan dan rekan sejawat dengan hormat dan sopan santun (Etika Publik), mengumpulkan informasi dari literarur yang mutakhir dan memiliki kualitas evidence base yang baik (Komitmen Mutu). Dalam membuat rancangan dana sesuai dengan pengeluaran riil (Anti Korupsi) Kendala
Belum adanya SOP mengenai pemasangan dan perawatan pin track pada fiksasi eksternal. Dalam kajian literatur masih ada beberapa kontroversi, dan adanya keterbatasan literatur dengan level Evidence Base A.
Nilai-Nilai Dasar yang Berdasarkan teknik dan capaian aktualisasi pada Relevan
kegiatan tersebut di atas terwujud nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu dan Antikorupsi).
Kontribusi
Terhadap Dengan dilakukannya penelaahan terhadap salah
Visi dan Misi Organisasi satu aspek pelayanan klinis, maka mendukung pencapaian misi ke RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung untuk Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna dan prima, yang terintegrasi dengan pendidikan dan penelitian. Penguatan
Nilai-Nilai Profesional : Nilai berorientasi pada pencapaian
Organisas
kinerja melalui organisasi kemitraan. Integritas : Nilai yang menggambarkan kejujuran, amanah, menjunjung tinggi etika yang tinggi dalam menjalankan tugas
Luaran
Hasil telaah dan rancangan materi edukasi
31
Manfaat
Draft Materi edukasi dapat digunakan sebagai bahan ajar untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dan juga staf untuk meberikan pelayanan paripurna yang terstandarisasi khususnya dalam hal perawatan dan
pemasangan
fiksasi
eksternal.
Dalam
pengembangannya, materi edukasi ini bisa dijadikan SOP setelah melalui proses evaluasi. Analisis Dampak
Dengan kegiatan ini ada penelaahan terhadap metode klinis dalam pelayanan public yang mungkin selama ini dilaksanakan berdasarkan ilmu yang sudah lampau dan faktir “kebiasaan”. Setelah dilakukannya literature review ditemukan adanya pembaharuan beberapa aspek dari metode ini, sehingga dapat berujung pada perbaikan pelayanan.
Kegiatan
Tahapan
Melaporkan dan konsultasi kepada Telaah kepala KSM terhadap isu, mengenai dan rencana perancangan kegiatan materi edukasi
Melakukan survey kepada residen
Dokumentasi Menyampaikan rancangan aktualisasi dan menjelaskan rencana kegiatan, manfaat kegiatan, dan Langkah-langkah yang akan dilakukan. Sekaligus meminta izin dan dukungan, dan bimbingan dari kepala KSM dan Koordinator Pelayanan Medis KSM
Melakukan survey kepada peserta didik/residen yang melakukan tindakan pemasangan fiksasi eksternal dan perawatan pin track menggunakan media “Google Form”
32
mengenai teknik yang digunakan untuk memasang fiksasi eksternal dan merawat pintrack dan pengetahuan awal (pretest) Menlakukan telaah literatur dan referensi terbaru mengenai teknik pemasangan fiksasi eksternal dan perawatan pin track dan mengkompilasi dalam bentuk makalah yang akan menjadi dasar teori pemberian edukasi.
Melakukan telaah terhadap literatur
Berdasarkan makalah yang telah tersusun dan survey yang telah dilakukan, maka disusun draft materi edukasi. Menyusun draft edukasi
33
Melakukan diskusi mengenai hasil survey, hasil telaah literatur dan draft edukasi kepada atasan. Tahapan ini dilakukan untuk mendapatkan arahan dan masukan untuk meningkatkan kualitas edukasi yang akan diberikan. Berkonsultasi kepada Kepala KSM dan staf lain mengenai draft edukasi
Kegiatan 2 Penyusunan materi edukasi Tanggal Pelaksanaan
13-18 September 2021
Deskripsi Kegiatan dan Pembuatan rancangan materi edukasi berupa PPT Penerapan
Nilai-nilai dan video. Pembuatan video berdasarkan rekaman
Dasar ASN
live surgery. Konsultasi dengan Kepala KSM dan staf lain. Dalam
pembuatan
memberikan
informasi
edukasi
saya
berusaha
yang tepat dan
akurat
(Akuntabilitas), dan memastikan kualitas materi edukasi baik PPT maupun video berkualitas tinggi (Komitmen Mutu) Kendala
Tidak ditemukan kendala yang berarti
Nilai-Nilai Dasar yang Berdasarkan teknik dan capaian aktualisasi pada Relevan
kegiatan tersebut di atas terwujud beberapa nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas dan Komitmen mutu).
Kontribusi
Terhadap Dengan dilakukannya penelaahan terhadap salah
Visi dan Misi Organisasi satu aspek pelayanan klinis, maka mendukung pencapaian misi ke Bandung
untuk
RSUP Dr Hasan Sadikin
Menyelenggarakan
pelayanan
kesehatan paripurna dan prima, yang terintegrasi dengan pendidikan dan penelitian.
34
Penguatan
Nilai-Nilai Profesional : Nilai berorientasi pada pencapaian
Organisasi
kinerja melalui organisasi kemitraan. Integritas : Nilai yang
menggambarkan
menjunjung
tinggi
kejujuran,
etika
yang
amanah,
tinggi
dalam
bahan
untuk
menjalankan tugas Luaran
Materi Edukasi
Manfaat
Dapat
dipergunakan
sebagai
menyampaikan metode pemasangan dan perawatan pn track fiksasi eksternal. Analisis Dampak
Dengan
adanya
materi
edukasi
yang
dapat
menyampaikan perihal dasar teori dan pembaharuan ilmu mengenai pemasangan dan perawatan pin track fiksasi eksternal maka penerima edukasi dapat mewujudkannya dalam bentuk pelayanan yang lebih baik.
35
Kegiatan
Tahapan
Dokumentasi Point-point materi edukasi yang telah disepakati hasil dari kegiatan minggu pertama dan draft materi edukasi diwujudkan menjadi materi edukasi berupa powerpoint dan video
Penyusunan Materi Edukasi
Pembuatan materi Edukasi berupa PPT dan Video
36
Melakukan rekaman pada saat melakukan teknik pemasangan fiksasi eksternal dan juga perawatan pin track, untuk menjadi bahan edukasi
Pembuatan rekaman video live surgery
Konsulta si dengan kepala KSM dan staf lain mengen ai hasil akhir materi edukasi
Materi edukasi dikonsultasikan kepada kepala KSM dan staf lain untuk mendapatkan kritisi yang konstruktif. (Konsultasi dilakukan melalui media daring)
Kegiatan 3 Pelaksanaan Edukasi Tanggal Pelaksanaan
21-25 September 2021
Deskripsi Kegiatan dan Pada fase ini disampaikan materi edukasi kepada Penerapan
Nilai-nilai peserta didik yang menjadi petugas pemberi asuhan
Dasar ASN
di rumah sakit, dalam hal ini adalah residen. Selain itu diberikan juga materi edukasi kepada pasien yang mendapatkan pemasangan fiksasi eksternal. Dalam
37
pelaksanaannya
Saya
melakukan
komunikasi
dengan baik kepada residen dan pasien dengan dasar (Etika Publik) Edukasi disampaikan dengan cara yang efisien dan berkualitas agar mudah dipahami (Komitmen
Mutu), dan menghindari
penggunaan merek tertentu yang dapat berpotensi konflik kepentingan (Anti Korupsi) Kendala
Pada pemberian edukasi tidak semua peserta didik dapat mengikuti langsung dikarenakan ada tugas lain yang tidak dapat ditinggalkan. Pemberian materi edukasi kepada pasien juga terkendala oleh tingkat Pendidikan pasien yang bervariasi.
Nilai-Nilai Dasar yang Berdasarkan teknik dan capaian aktualisasi pada Relevan
kegiatan tersebut di atas terwujud beberapa nilai-nilai ANEKA
(Etika
publik,
Komitmen
mutu
dan
Antikorupsi). Kontribusi
Terhadap Dengan dilakukannya penelaahan terhadap salah
Visi dan Misi Organisasi satu aspek pelayanan klinis, maka mendukung pencapaian misi ke Bandung
untuk
RSUP Dr Hasan Sadikin
Menyelenggarakan
pelayanan
kesehatan paripurna dan prima, yang terintegrasi dengan pendidikan dan penelitian. Penguatan
Nilai-Nilai Profesional : Nilai berorientasi pada pencapaian
Organisas
kinerja melalui organisasi kemitraan. Integritas : Nilai yang
menggambarkan
menjunjung
tinggi
etika
kejujuran, yang
amanah,
tinggi
dalam
menjalankan tugas Luaran
Peserta didik dan juga pasien mengetahui mengenai teknik yang optimal mengenai perawatan pin track.
Manfaat
Meningkatkan kualitas pelayanan pada pasien yang terpasang fiksasi eksternal.
Analisis Dampak
Petugas pemberi asuhan yang dibekali dengan pengetahuan perawatan
yang pin
adekuat
track
yang
mengenai
teknik
optimal
dapat
meningkatkan kualitas pelayanan terhadap pasien.
38
Kegiatan
Tahapan
Dokumentasi Memberikan edukasi kepada residen mengenai teknik pemasangan fiksasi eksternal yang baik dan juga mengenai tatacara perawatan pin track di ruangan
Pelaksanaan edukasi Pelaksanaan kepada Edukasi residen
39
Edukasi dilakukan menggunakan media power point, kemudian pemutaran video, dan juga demonstrasi menggunakan model tulang dan implant.
Memberikan edukasi kepada pasien, penunggu pasien, beserta residen yang bertanggung jawab pada pasien mengenai tatacara perawatan pin track di ruangan dan di rumah
Pelaksanaan edukasi kepada pasien dan penunggu pasien
Kegiatan 4 Evaluasi Pelaksaan Kegiatan Tanggal Pelaksanaan
28 September – 1 Oktober 2021
Deskripsi Kegiatan dan Evaluasi terhadap pengetahuan penerima edukasi Penerapan Dasar ASN
Nilai-nilai berdasarkan post test, dan juga melakukan evaluasi mengenai pelaksanaan perawatan pin track pada pasien apakah sesuai. Dalam membuat laporan hasil evaluasi sesuai dengan apa yang ditemukan, termasuk kegagalan atau hambatan yang ditemukan sebagai bentuk tanggung jawaban atas pekerjaan
40
yang telah dilakukan (Akuntabilitas) Berkomunikasi dengan baik kepada residen dan pasien dalam melakukan evaluasi dan diskusi (Etika Publik) Memastikan edukasi yang diberikan dapat diterima dan dipahami dengan baik oleh penerima edukasi (Komitmen Mutu) Kendala
Ditemukannya kendala pelaksanaan di lapangan berupa tidak selalu tersedianya Bahan Medis Habis Pakai yang sesuai dengan apa yang disarankan dalam literatur untuk melakukan perawatan pin track.
Nilai-Nilai Dasar yang Berdasarkan teknik dan capaian aktualisasi pada Relevan
kegiatan tersebut di atas terwujud nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu dan Antikorupsi).
Kontribusi
Terhadap Dengan dilakukannya penelaahan terhadap salah
Visi dan Misi Organisasi satu aspek pelayanan klinis, maka mendukung pencapaian misi ke Bandung
untuk
RSUP Dr Hasan Sadikin
Menyelenggarakan
pelayanan
kesehatan paripurna dan prima, yang terintegrasi dengan pendidikan dan penelitian. Penguatan
Nilai-Nilai Profesional : Nilai berorientasi pada pencapaian
Organisas
kinerja melalui organisasi kemitraan. Integritas : Nilai yang
menggambarkan
menjunjung
tinggi
etika
kejujuran, yang
tinggi
amanah, dalam
menjalankan tugas Luaran
Meningkatnya tingkat pengetahuan Peserta Didik sebagai Petugas Pemberi Asuhan berdasarkan penilai obyektif berupa pre dan post test.
Manfaat
Meningkatkan kualitas pelayanan pada pasien yang terpasang fiksasi eksternal.
Analisis Dampak
Peningkatan pengetahuan peserta didik diharapkan bukan hanya meningkatkan kualitas pelayanan di RS Hasan Sadikin namun juga akan berdampak pada peningkatan kualitas pelayanan di rumah sakit tempat
41
para peserta didik ini akan bekerja nanti saat sudah lulus.
Kegiatan
Tahapan
Dokumentasi Dilakukan post test setelah edukasi pada residen mengenai pengetahuan dasar pemasangan dan perawatan pin track pada fiksasi eksternal
Pelaksanaan Evaluasi post-test pelaksanaan bagi residen kegiatan
Pada rekapitulasi ditemukan adanya peningkatan rata2 nilai pada post test dibandingkan dengan pre test
42
4.2.
Rencana Tindak Lanjut
Berdasarkan kegiatan aktualisasi yang telah dilakukan, tentunya belum sempurna dan masih terdapat kekurangan yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu perlu adanya tindak lanjut yang akan diupayakan untuk mewujudkan aplikasi yang berdaya guna lebih baik nantinya. Adapun rencana tindak lanjutnya yaitu :
No. 1
2
3.
6.
Keterkaitan Nilai Rencana Waktu Dasar ANEKA dan Mata Pelaksanaan Pelatihan Agenda III Akuntabilitas Tiap 1 bulan Nasionalisme Etika Publik Komitmen Mutu Anti Korupsi Manajemen ASN Melakukan evaluasi Akuntabilitas 1 November 2021 – 31 jangka panjang Nasionalisme Oktober 2022 setelah 12 bulan Etika Publik untuk melihat Komitmen Mutu signifikansi hasil Anti Korupsi edukasi terhadap Manajemen ASN angka kejadian infeksi pin track Membuat artikel Akuntabilitas 1 November 2021 – 31 penelitian Nasionalisme Oktober 2022 mengenai telaah Etika Publik literatur dan laporan Komitmen Mutu kasus mengenai pin Anti Korupsi track infection Manajemen ASN Mengajukan Akuntabilitas 1 November 2022 – 31 pembuatan SOP Nasionalisme Januari 2022 perawatan pin track Etika Publik Komitmen Mutu Anti Korupsi Manajemen ASN Rencana Aksi/ Kegiatan yang akan Dilanjutkan Melanjutkan evaluasi terhadap pelaksanaan hasil edukasi
43
BAB V PENUTUP
Capaian kegiatan aktualisasi dan habituasi yang dilaksanakan sebesar 100% karena semua kegiatan telah terlaksana dan diperoleh hasil/output sesuai harapan. Hasil dari setiap kegiatan adalah: 1. Kajian literatur dan Draft Materi edukasi mengenai Pemasangan dan Perawatan Pin Track Fiksasi Eksternal 2. Materi Edukasi mengenai Teknik Pemasangan dan Perawatan Pin Track Fiksasi Eksternal yang Optimal 3. Terlaksananya Edukasi kepada pihak yang terlibat dengan pemasangan dan perawatan pin track fiksasi Eksternal 4. Peningkatan tingkat pengetahuan peserta didik sebagai petugas pemberi asuhan di Rumah Sakit mengenai teknik pemasangan dan perawatan pin track. Proses aktualisasi dan habituasi yang dilakukan oleh Calon Pegawai Negeri Sipil di lingkungan tempat kerja merupakan salah satu cara untuk mengaplikasikan nilai-nilai dasar ASN dalam melakukan pekerjaan sehari-hari. Penyelesaian isu yang ada di tempat kerja dengan menerapkan nilai-nilai ASN diharapkan mampu memberikan solusi jangka panjang yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dengan mengutamakan kepentingan umum. Pada akhirnya, kegiatan aktualisasi dan pelaksanaan kegiatan pemecahan isu diharapkan mampu meningkatkan mutu pelayanan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
44
LEMBAR KOMITMEN TINDAK LANJUT AKTUALISASI DAN HABITUASI
Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama NIP Jabatan Unit Kerja
: dr. Gibran Tristan Alpharian, SpOT(K) : 198111212020121001 : Dokter Ahli Pendidik Klinis Pertama : RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Merupakan peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III/b, berkomitmen untuk menindak lanjuti aktualisasi dan habituasi nilai-nilai dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) sesuai kedudukan dan peran PNS dalam NKRI. Adapun tindak lanjut tersebut tertuang dalam Tabel Rencana Aksi berikut ini.
TABEL RENCANA AKSI
No. 1
2
3.
Rencana Aksi/ Kegiatan yang akan Dilanjutkan Melanjutkan evaluasi terhadap pelaksanaan hasil edukasi
Keterkaitan Nilai Rencana Waktu Dasar ANEKA dan Mata Pelaksanaan Pelatihan Agenda III Akuntabilitas Tiap 1 bulan Nasionalisme Etika Publik Komitmen Mutu Anti Korupsi Manajemen ASN Melakukan evaluasi Akuntabilitas 1 November 2021 – 31 jangka panjang Nasionalisme Oktober 2022 setelah 12 bulan Etika Publik untuk melihat Komitmen Mutu signifikansi hasil Anti Korupsi edukasi terhadap Manajemen ASN angka kejadian infeksi pin track Membuat artikel Akuntabilitas 1 November 2021 – 31 penelitian Nasionalisme Oktober 2022 mengenai telaah Etika Publik literatur dan laporan Komitmen Mutu kasus mengenai pin Anti Korupsi track infection Manajemen ASN
45
6.
Mengajukan Akuntabilitas pembuatan SOP Nasionalisme perawatan pin track Etika Publik Komitmen Mutu Anti Korupsi Manajemen ASN
1 November 2022 – 31 Januari 2022
Mengetahui, Mentor
Peserta
Dr. dr. Ahmad Ramdan, SpOT(K), MKM
dr. Gibran Tristan Alpharian, SpOT(K)
NIP. 197211052000121001
NIP. 198111212020121001
46
DAFTAR PUSTAKA
1. Undang-Undang No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) 2. Peraturan Lembaga Administrasi Negara nomor 12 tahun 2018 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III 3. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Akuntabilitas: Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara. 4. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Nasionalisme: Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara. 5. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Etika Publik: Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara. 6. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Komitmen Mutu: Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara. 7. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Anti Korupsi: Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara. 8. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Manajemen ASN: Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara. 9. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Whole Government: Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara. 10. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Pelayanan Publik: Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.
47