LAPORAN SEMINAR RANCANGAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN 2
OPTIMALISASI ADMINISTRATOR DIGITALPAYMENT(DIGIPAY)
MARKETPLACEDI BBTKLPP BANJARBARU SEBAGAI INISIATIF

PEMBAYARAN TRANSAKSI NON-TUNAI
DISUSUN OLEH:
LIA ANGGRAENI, SE NIP. 199111272022032001
BAPELKES CIKARANG
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2022
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI
OPTIMALISASI ADMINISTRATOR DIGITALPAYMENT(DIGIPAY)
MARKETPLACEDI BBTKLPP BANJARBARU SEBAGAI INISIATIF
PEMBAYARAN TRANSAKSI NON-TUNAI
Telah di seminarkan
Tanggal, 23 Juni 2022. Di Bapelkes Cikarang
Coach
Ir Miftahur Rohim, M.Kes NIP. 196903121992031014
MENTOR
Anggiat Martua, S.Si NIP. 1972101920001121002
Penguji,
Verawati Lenny, SKM,MKM NIP. 197706112005012001
Puji syukur senantiasa Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan Laporan Rancangan Aktualisasi dengan judul “Optimalisasi Administrator Digital Payment (Digipay)
Marketplacedi BBTKLPP Banjarbaru sebagai Inisiatif Pembayaran Transaksi
Non-Tunai” . Sholawat dan salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan pengikutnya.
Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan Laporan Aktualisasi ini tidak terlepas dari bimbingan, pengarahan serta bantuan dari berbagai pihak, baik berupa pikiran, motivasi, materi, maupun tenaga. Oleh karena itu, dengan ketulusan hati perkenankan Penulis mengucapkan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesarnya kepada:
1. Bapak Priagung Adhi Bawono, SKM,M.Med,Sc(PH), selaku Kepala Balai Besar
Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Banjarbaru yang telah memberikan kesempatan penulis untuk menyelesaikan Pelatihan Dasar CPNS.
2. Bapak Anggiat martua,S.Si, selaku Kepala Sub Bagian Administrasi Umum Balai
Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Banjarbaru sekaligus Mentor atas arahan, motivasi, masukan dan bimbingan selama proses Laporan Aktualisasi.
3. Bapak Ir Miftahur Rohim, M.Kes, selaku Coach atas semua inspirasi, dorongan, semangat dan bimbingannya dengan penuh kebijakan dan kesabaran sehingga terselesainya penulisan Laporan Aktualisasi ini.
4. Bapak Supriyadi, S.Si, M.Kes, selaku Koordinator Substansi Tata Usaha Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Banjarbaru atas bimbingan, inspirasi, dan koreksi sehingga penyusunan Laporan Aktualisasi semakin sempurna.
5. Seluruh Widyaiswara Bapelkes Cikarang yang telah membimbing dalam perkuliahan dan memberikan pengarahan terkait materi selama Pelatihan Dasar CPNS.
6. Rekan kerja BBTKLPP Banjarbaru yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu atas masukan, kritik dan saran dalam penyusunan SOP Pemanfaatan Aplikasi DIGIPay
7. Rekan-rekan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan II untuk kebersamaan, kebahagiaan, dan kekompakannya selama Pelatihan Dasar CPNS.
8. Ibu dan bapak yang selalu memberikan restu dan motivasi selama mengikuti
Pelatihan Dasar CPNS.
Akhir kata, semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang membantu Penulis untuk menyelesaikan Laporan Aktualisasi ini. Penulis menyadari
bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan Laporan Aktualisasi ini, namun besar harapan Penulis bahwa Laporan Aktualisasi dapat merefleksikan nilai-nilai dasar profesi
Aparatur Sipil Negara yaitu Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif. Penulis juga berharap kritik dan saran yang berkesinambungan untuk kesempurnaan penulisan sehingga dapat bermanfaat bagi semua.
Banjarbaru, Juni 2022
Lia Anggraeni, SE
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan UU No 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN), ASN adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah
Dengan Perjanjian Kerja (PPK) yang bekerja pada instansi pemerintah. Yang memiliki tugas dan fungsi sebagai pelaksana kebijakan publik yang dibuat oleh
Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan; memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas serta sebagai perekat dan pemersatu Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Untuk mewujudkan pengelolaan ASN yang menghasilkan Pegawai ASN professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme pemerintah mengaturnya
dengan Manajemen ASN. Dalam perwujudan manajemen ASN pemerintah
menerapkan system merit yang memiliki arti yaitu kebijakan pada kualifikasi, kompetensi dan kinerja secara adil dan wajar, tanpa diskriminasi. Manajemen
ASN yang diatur dalam UU No 5 Tahun 2014 yaitu manajemen PNS yang meliputi
1) penyusunan dan penetapan kebutuhan; 2) Pengadaan; 3) Pangkat dan Jabatan; 4) Pengembangan karier; 5) Pola karier, promosi dan mutase; 6) Penilaian kinerja; 7) Penggajian dan tunjangan; 8) Penghargaan; 9) Disiplin; 10) Pemberhentian; 11) Jaminan pensiun dan jaminan hari tua; 12) Perlindungan.
Pada poin pengembangan karier seorang CPNS yang lolos seleksi
pengadaan PNS diberikan kesempatan untuk mengikuti Pelatihan Dasar CPNS yang berorientasi pada core value ASN yaitu BerAKHLAK yang merupakan akronim dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif. CoreValuesASN merupakan sari dari nilai-nilai dasar
ASN dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
sehingga memiliki persamaan yang lebih mudah dipahami dan diterapkan oleh
seluruh ASN baik pada ASN tingkat pusat maupun di tingkat daerah dan menjadi titik tonggak penguatan budaya kerja.
Pada tahun 2020 Kementerian Kesehatan merubah struktur program dan kegiatan Renstra Kementerian Kesehatan, yang tertuang dalam ketentuan
Permenkes Nomor 13 Tahun 2022 tentang perubahan atas Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 21 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian
Kesehatan Tahun 2020-2024. Dalam Permenkes tersebut dijabarkan Tujuan
Strategis Kemenkes salah satu diantara 6 tujuan startegis tersebut adalah peningkatan tata Kelola pemerintah yang baik. Diwujudkan dalam sasaran strategis antara lain meningkatkan tata Kelola pemerintahan yang baik dan bersih dengan upaya strategis berupa a) mendorong penerapan revolusi mental dan reformasi birokrasi untuk peningkatan nilai reformasi birokrasi; b) meningkatkan pendekatan manajemen berbasis kinerja; c) meningkatkan jumlah unit yang masuk dalam kategori WBK dan WBBM; d) mendorong efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran pemerintah.
Dalam hal mendukung upaya strategis mendorong efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran pemerintah, idealnya dalam melaksanakan pengelolaan anggaran dapat memanfaatkan sistem yang telah disediakan oleh Kementerian Keuangan. Hal ini sejalan dengan nilai kompetensi dasar SMART
ASN yakni ASN menguasai IT. Namun dalam pelaksanaannya BBTKLPP Banjarbaru belum sepenuhnya memanfaatkan sistem pengelolaan keuangan, salah satu diantaranya adalah perubahan cara belanja barang/jasa dari transaksi konvensional menjadi transaksi online yang dalam pembayarannya melalui mekanisme uang persediaan. Sistem ini dikenal sebagai Digital Payment
(DIGIPay) Marketplace yang merupakan rancangan dari Direktorat Jenderal Perbendaharaan dan diatur dalam PER-20/PB/2019 tentang uji coba penggunaan uang persediaan melalui sistem Marketplacedan DigitalPaymentpada satuan kerja.
Maka dari itu penulis mengangkat isu utama pengelolaan keuangan dengan gagasan kreatif dalam penyelesaiannya adalah “Optimalisasi
Administrator Digital Payment (Digipay) Marketplace Di BBTKLPP
BanjarbaruSebagaiInisiatifPembayaranTransaksiNon-Tunai”
1.2 Tujuan
1.2.1
Tujuan Umum
Tujuan umum yang ingin dicapai dalam Pelatihan Dasar CPNS
tahun 2022 yaitu peserta menjadi PNS yang professional dan berkarakter dengan menerapkan nilai-nilai dasar PNS BerAKHLAK.
1.2.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus yang ingin dalam gagasan penyusunan aktualisasi
antara lain:
a. Mampu melaksanakan identifikasi isu yang terjadi di BBTKLPP
Banjarbaru
b. Mampu mentapkan core isu
c. Mampu menentukan penyebab core isu
d. Mampu membuat gagasan kreatif pemecahan core isu
e. Mampu membuat matrik rancangan aktualisasi
f. Mengaktulisasikan nilai nilai dasar ASN yaitu BerAKHLAK yang merupakan akronim dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif.
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat bagi Calon Pegawai Negeri Sipil
Manfaat yang didapatkan bagi CPNS antara lain:
1) Memahami dan mampu mengimplementasikan nilai nilai BerAKHLAK
2) Memahami peran dan kedudukan PNS dalam NKRI
3) Meningkatkan kreatifitas dan inovasi dalam pemecahan isu yang
terjadi pada bidang keuangan BBTKLPP Banjarbaru
1.3.2 Manfaat bagi Unit Kerja
Manfaat yang didapatkan bagi unit kerja yaitu
mengoptimalisasikan administrator Digital Payment (DIGIPay)
Marketplace di BBTKLPP Banjarbaru sebagai Inisiatif Pembayaran
Transaksi Non-Tunai dengan pembuatan SOP pembelian barang/jasa
dalam rangka penggunaan Uang Persediaan melalui sistem DIGIPay Marketplace.
1.3.3 Manfaat bagi Stakeholder
Manfaat yang didapatkan bagi stakeholderdalam pemanfaatan DIGIPay
Marketplace oleh satker antara lain:
1) Bagi Auditor/APH/DJP dapat mewujudkan e-audit dimana data digipay bersifat elektronik, memastikan kepatuhan wajib pajak, mengurangi fraud karena transaksi dijalankan melalui sistem.
2) Bagi Ditjen perbendaharaan dapat mewujudkan perencanaan kas yang lebih efektif, kemudahan dalam menganalisis data, serta saldo kas termonitor
3) Bagi vendor/UMKM menjadi sebuah peluang rekanan di banyak satker, kepastian pembayaran oleh satker
4) Bagi perbankan menjadi brand mitra pemerintah, dan mendapatkan pasar baru kredit pada vendor/UMKM.
BAB II PROFIL INSTANSI
2.1 Gambaran umum BBTKLPP Banjarbaru
Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL) Banjarmasin diresmikan oleh
Gubernur Provinsi Kalimantan Selatan Drs. H. Gusti Hasan Aman pada tahun 1998
meresmikan Gedung Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL) Banjarmasin
dengan wilayah kerja regional Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
392/MENKES/SK/IV/1998. BTKL Banjarmasin inilah yang menjadi cikal bakal
BBTKLPP Banjarbaru yang ada sekarang.
Lahirnya BTKL Banjarmasin merupakan jawaban konkrit atas munculnya
permasalahan lingkungan dan penyakit berbasis lingkungan yang ada di regional Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Pada Tahun 2004, Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL) Banjarmasin berubah menjadi Balai
Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular (BTKL PPM)
Kelas 1 Banjarbaru. Hal ini berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
267/MENKES/SK/III/2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis
di Bidang Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular.
Pada Tahun 2008, Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan
Penyakit Menular (BBTKL PPM) Kelas 1 Banjarbaru berubah menjadi Balai Besar
Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular (BBTKL PPM)
Banjarbaru. Hal ini berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
891/MENKES/PER/IX/2008. Pada Tahun 2011 Balai Besar Teknik Kesehatan
Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular (BBTKL PPM) Banjarbaru
berubah menjadi Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian
Penyakit (BBTKLPP) Banjarbaru hingga saat ini.
Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2012, Provinsi Kalimantan Utara resmi
terbentuk. Wilayah Provinsi Kalimantan Utara sebelumnya merupakan bagian dari
Provinsi Kalimantan Timur; sehingga wilayah layanan BBTKLPP Banjarbaru
sekarang berubah menjadi 4 provinsi, dengan penambahan Provinsi Kalimantan
Utara. Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit
(BBTKLPP) Banjarbaru awal mulanya 5ernama Balai Teknik Kesehatan Lingkungan
(BTKL) Banjarmasin berlokasi di Jalan Mistar Cokrokusumo No. 2A Banjarbaru
Kalimantan Selatan merupakan lokasi yang stategis untuk menjangkau wilayah
layanan
2.2 Struktur Organisasi
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 78 tahun 2020 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Bidang Teknik Kesehatan
Lingkungan dan Pengendalian Penyakit, dapat diuraikan struktur organisasi
BBTKLPP Banjarbaru sebagai berikut:
Struktur Organisasi
BBTKLPP Bnajarbaru

2.3 Visi dan Misi
Dalam rangka mencapai terwujudnya Visi Presiden yakni: “Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian,BerlandaskanGotongRoyong”
Untuk mewujudkan visi tersebut, maka ditetapkanlah 9 (sembilan) Misi Presiden tahun 2020-2024, yakni:
1. Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia,
2. Penguatan Struktur Ekonomi yang Produktif,
3. Mandiri dan Berdaya Saing,
4. Pembangunan yang Merata dan Berkeadilan,
5. Mencapai Lingkungan Hidup yang Berkelanjutan,
6. Kemajuan Budaya yang Mencerminkan Kepribadian Bangsa,
7. Penegakan Sistem Hukum yang Bebas Korupsi, Bermartabat, dan Terpercaya,
8. Perlindungan bagi Segenap Bangsa dan Memberikan Rasa Aman pada Seluruh Warga,
9. Pengelolaan Pemerintahan yang Bersih, Efektif, dan Terpercaya dan Sinergi Pemerintah Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan.
Guna mendukung peningkatan kualitas manusia Indonesia, termasuk penguatan struktur ekonomi yang produktif, mandiri dan berdaya saing, Kementerian Kesehatan telah menjabarkan Misi Presiden Tahun 2020-2024, melalui Menurunkan angka kematian ibu dan bayi, Menurunkan angka stunting pada balita, Memperbaiki pengelolaan Jaminan Kesehatan Nasional dan Meningkatkan kemandirian dan penggunaan produk farmasi dan alat kesehatan dalam negeri.
BBTKLPP Banjarbaru sebagai unit pelaksana teknis dibawah Direktorat
Jenderal Pencegahan dan Pengendalian penyakit mendukung pelaksanaan penjabaran visi misi presiden yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan.
2.4 Nilai-nilai Organisasi
BBTKLPP Banjarbaru sebagai unit pelaksana teknis dibawah Direktorat
Jenderal Pencegahan dan Pengendalian penyakit mendukung pelaksanaan
penjabaran nilai-nilai Kementerian Kesehatan yang diantaranya:
1. Pro Rakyat
• Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, Kemenkes selalu mendahulukan kepentingan rakyat dan harus menghasilkan yang terbaik untuk rakyat.
• Diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi setiap orang adalah salah satu hak asasi manusia tanpa membedakan suku, golongan, agama dan status sosial ekonomi.
2. Inklusif
• Semua program pembangunan kesehatan harus melibatkan semua pihak, karena pembangunan kesehatan tidak mungkin hanya dilaksanakan oleh Kemenkes saja.
• Seluruh komponen masyarakat harus berpartisipasi aktif, yang meliputi lintas sektor, organisasi profesi, organisasi masyarakat, pengusaha, masyarakat madani dan masyarakat akar rumput.
3. Responsif
• Program kesehatan harus sesuai dengan kebutuhan dan keinginan rakyat, serta tanggap dalam mengatasi permasalahan di daerah, situasi kondisi setempat, sosial budaya dan kondisi geografis.
• Faktor-faktor tersebut menjadi dasar dalam mengatasi permasalahan kesehatan yang berbeda-beda, sehingga diperlukan penanganan yang berbeda pula.
4. Efektif
• Program kesehatan harus mencapai hasil yang signifikan sesuai target yang telah ditetapkan dan bersifat efisien.
5. Bersih
• Penyelenggaraan pembangunan kesehatan harus bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), transparan dan akuntabel.
2.5 Tugas Organisasi
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 78 tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Bidang Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit, dapat diuraikan tugas dan fungsinya sebagai berikut:
2.5.1 Tugas BBTKLPP Banjarbaru
BBTKLPP Banjarbaru mempunyai tugas melaksanakan surveilans epidemiologi, kajian dan penapisan teknologi, laboratorium rujukan, kendali mutu, kalibrasi, pendidikan dan pelatihan, pengembangan model dan teknologi tepat guna, kewaspadaan dini, dan penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) di bidang pengendalian penyakit dan kesehatan lingkungan serta kesehatan matra.
2.5.2 Fungsi BBTKLPP Banjarbaru
Dalam melaksanakan tugasnya BBTKLPP Banjarbaru menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan surveilans epidemiologi;
b. pelaksanaan Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL);
c. pelaksanaan laboratorium rujukan;
d. pelaksanaan pengembangan model dan teknologi tepat guna;
e. pelaksanaan uji kendali mutu dan kalibrasi;
f. pelaksanaan penilaian dan respon cepat, kewaspadaan dini dan penanggulangan KLB/wabah dan bencana;
g. pelaksanaan surveilans faktor risiko penyakit tidak menular;
h. pelaksanaan pendidikan dan pelatihan;
i. pelaksanaan kajian dan pengembangan teknologi pengendalian penyakit, kesehatan lingkungan, dan kesehatan matra;
j. pengelolaan data dan sistem informasi;
k. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan; dan
l. pelaksanaan urusan administrasi UPT Bidang Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit.
Berdasarkan Permenpan RB Nomor 53 tahun 2018 tentang Jabatan
Fungsional Analis Pengelolaan Keuangan APBN, Tugas Jabatan Fungsional Analis
Pengelolaan Keuangan APBN yaitu melaksanakan kegiatan analisis pengelolaan
keuangan APBN yang meliputi: a) perikatan dan penyelesaian tagihan; b) pelaksanaan perintah pembayaran; dan c) analisis laporan keuangan instansi
Terdapat 3 (tiga) jenjang jabatan yaitu 1) Analis Pengelolaan Keuangan APBN Ahli
Pertama; 2) Analis Pengelolaan Keuangan APBN Ahli Muda; dan 3) Analis
Pengelolaan Keuangan APBN Ahli Madya. Pada saat ini penulis masuk kedalam
jenjang jabatan Analis Pengelolaan Keuanagn APBN Ahli Pertama, sehingga dapat
diuraikan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) yang diambil dari Permenpan RB No 53
Tahun 2018 yang dijabarkan sebagai berikut:
1. Terselesaikannya rekonsiliasi laporan keuangan
2. Terselesaikannya Pengolahan data/dokumen pendukung laporan keuangan
3. Terselesaikannya laporan keuangan
4. Terlaksannya monitoring dan evaluasi pengelolaan laporan keuangan
5. Terlaksananya penyusunan analisis permasalahan hasil pemeriksaan meliputi: menyusun ringkasan temuan dan rencana tindak lanjut atas temuan pada laporan keuagan
6. Terlaksananya penatausahaan dokumen transaksi keuangan meliputi: melaksanakan penatusahaan dokumen tingkat lanjutan
BAB III ANALISIS ISU
3.1 Identifikasi Isu
3.1.1 Rumusan Isu I
Terjadinya perubahan target Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang berpengaruh terhadap pencapaian penilaian Indikator Kinerja Pelaksana Anggaran (IKPA) di BBTKLPP Banjarbaru pada tahun 2021.
Deskripsi
IKPA digunakan sebagai alat monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan anggaran yang dijadikan ukuran dan mencerminkan kinerja satuan
kerja atas kualitas perencanaan anggaran, kualitas pelaksanaan anggaran, serta kualitas hasil pelaksanaan anggaran. Penilaian IKPA pada tahun 2021 salah satunya adalah seberapa banyak Satuan Kerja (satker) melakukan perubahan/revisi DIPA, semakin sering satker melakukan revisi maka semakin buruk penilaian IKPA tahunan. Salah satu unsur dalam DIPA satker yaitu target PNBP dalam satu tahun. Selama pandemi Covid-19 berlangsung PNBP BBTKLPP
Banjarbaru mengalami penurunan, ini disebabkan pelayanan difokuskan pada penanganan pandemi Covid-19 dan kurangnya permintaan pelayanan oleh pelanggan yang berhubungan dengan PNBP.
Pada bulan Januari sampai dengan dengan bulan November terjadi penurunan target PNBP 2021 yang awalnya sejumlah Rp1.000.000.000,00 menjadi Rp.750.000.000,00. Maka dapat disimpulkan bahwa pendapatan PNBP pada tahun 2021 mengalami penurunan dari target yang telah ditentukan sehingga satker melakukan perubahan terhadap isian DIPA yang berdampak pada penilaian IKPA tahun 2021.
3.1.2 Rumusan Isu II
Belum optimalnya administrator DigitalPayment(DIGIPay) Marketplace
di BBTKLPP Banjarbaru sebagai inisiatif pembayaran transaksi non-tunai dari tahun 2020 sampai dengan tahun 2022.
Deskripsi
Di era revolusi industri 4.0 perkembangan teknologi banyak membantu dan memberikan kemudahan bagi manusia, hal tersebut membawa perubahan dalam bertransaksi, dari transaksi secara konvensional menjadi transaksi secara online. Dalam hal ini Kementerian Keuangan Cq. Direktorat Jenderal Perbendaharaan berusaha memanfaatkan perkembangan marketplace dan digital payment untuk meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan Negara dengan menerbitkan peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan nomor PER20/PB/2019 tentang uji coba penggunaan uang persediaan melalui sistem marketplace dan digital payment pada satuan kerja. Sistem marketplace pemerintah merupakan sistem yang menyediakan layanan daftar penyedia barang/jasa, pemesanan barang/jasa, pembayaran dan pelaporan secara elektronik, dalam rangka penggunaan uang persediaan yang disediakan oleh bank tempat menyimpan uang persediaan. Sedangkan Digital payment (DIGIPay) adalah pembayaran dengan mekanisme pemindahbukuan dari rekening pengeluaran secara elektronik dengan kartu debit/cashmanagement system (CMS) atau pendebetan kartu kredit pemerintah (KKP) ke rekening penyedia barang/jasa, dalam rangka penggunaan uang persediaan.
Namun sampai dengan saat ini BBTKLPP Banjarbaru belum sepenuhnya
memanfaatkan sistem tersebut, padahal dengan memanfaatkan sistem tersebut satker dapat mendukung prinsipgoodgovernanceterutama prinsip akuntabilitas, transparansi, efektivitas dan efisiensi dengan cara mengoptimalkan pemesanan barang/jasa, pembayaran dan pelaporannya secara elektronik dalam rangka penggunaan uang persediaan.
3.1.3 Rumusan Isu III
Akibat pelaksanaan operasional kegiatan BBTKLPP Banjarbaru tidak sesuai dengan jadwal dan Rencana Penarikan Dana (RPD) sehingga berpangaruh pada penumpukan serapan anggaran di akhir tahun.
Deskripsi
Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak
dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial dan menyatakan berapa biaya atas rencana-rencana yang dibuat
(pengeluaran/belanja) serta berapa banyak dan bagaimana caranya memperoleh uang untuk mendanai rencana tersebut. Dalam hal ini satker bertanggung jawab atas anggaran yang dimiliki serta kemampuan satker dalam mengelola serapan anggaran, namun sampai saat ini penyerapan anggaran masih memiliki pola yang tidak ideal yaitu cenderung menumpuk di akhir tahun anggaran, di mana realisasi anggaran rendah sampai dengan triwulan ketiga, dan meningkat tajam pada triwulan keempat.
Idealnya penyerapan anggaran dilakukan dengan baik sesuai dengan RPD yang diajukan sehingga pelaksanaan kegiatan seharusnya sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Tetapi dalam perjalanannya pelaksanaan kegiatan seringkali tidak sesuai dengan jadwal. Ini menjadi salah satu kendala dalam penyelesaian laporan keuangan di akhir tahun dan meningkatkan buruknya penilaian terhadap serapan anggaran baik serapan bulanan, triwulan, dan semester. Berikut tabel prosentase serapan anggaran tahun 2021 sampai dengan bulan Mei 2022
Tabel3.11
Prosentaseserapananggarantahun2021-2022
Dari tabel prosentase tersebut dapat dilihat bahwa pada tahun 2021 serapan anggaran di BBTKLPP Banjarbaru terjadi peningkatan serapan anggaran di bulan November sampai dengan akhir tahun. Sedangkan pada tahun 2022
23,94% yang
seharusnya serapan anggaran di semester I sudah mencapai 50% dari total pagu anggaran tahun 2022.
3.2 Penetapan Core Isu
Untuk menatapkan Core Isu, maka digunakan penapisan menggunakan
teknik USG (sebagai analisis pemilihan isu yang didasarkan pada Urgency (seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti.
Seriousness (Seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan. Growth (Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani segera), berikut adalah tabel matriks penilaian kualitas isu:
Tabel3.2.1
MatrikspenilaiankualitasisudenganmetodeUSG
1 Terjadinya perubahan target Penerimaan
Negara Bukan Pajak (PNBP) yang berpengaruh terhadap pencapaian penilaian
Indikator Kinerja Pelaksana Anggaran
(IKPA)di BBTKLPP Banjarbaru pada tahun 2021.
2 Belum optimalnya administrator Digital Payment (DIGIPay) Marketplace di BBTKLPP Banjarbaru sebagai inisiatif pembayaran transaksi non-tunai.
3 Akibat pelaksanaan operasional kegiatan
BBTKLPP Banjarbaru tidak sesuai dengan jadwal dan Rencana Penarikan Dana (RPD)
sehingga berpangaruh pada penumpukan serapan anggaran di akhir tahun
Keterangan:
4 5 4 13 III
5 5 5 15 I
4 5 5 14 II
berdasarkan skala likert 1-5 (5=sangat besar, 4=besar, 3=sedang, 2=kecil, 1=sangat kecil)
Berikut adalah penjelasan atas setiap aspek penapisan:
Tabel3.2.2
AlasanPembobotanpoinUSG
NO ISU Urgency Seriousness Growth
1. Terjadinya perubahan target
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang berpengaruh terhadap
pencapaian penilaian Indikator Kinerja
Pelaksana Anggaran (IKPA) di BBTKLPP
Banjarbaru pada tahun 2021.
2. Belum optimalnya administrator Digital Payment(DIGIPay) Marketplacedi
BBTKLPP Banjarbaru sebagai inisiatif
pembayaran transaksi non-tunai
Menurunnya capaian PNBP
mengakibatkan terjadinya revisi target pada DIPA.
Jumlah revisi DIPA dapat
berpengaruh terhadap penilaian
IKPA tahunan satuan kerja.
Satuan kerja dianggap tidak dapat mempertahankan kualitas perencanaan anggaran
sampai dengan saat ini dalam transaksi
pembelian barang/jasa masih secara
konvensional dan pembayarannya secara
tunai, padahal sesuai dengan Perdirjen
Pb No. Per/20/PB/2019 satker dapat
mengoptimalkan pemanfaatan DIGIPay
Marketplace dalam mendukung transaksi
yang efektif, efisien dan transparansi
Jika pembelian barang/jasa masih
secara konvensional maka akan
berpengaruh terhadap
menurunnya efektifitas, efisiensi
dan transparansi serta
menurunnya penilaian satker oleh
KPPN dalam pemanfaatan
DIGIPay
Tidak terwujudnya prinsip good
governanceterutama prinsip
akuntabilitas, transparansi, efektivitas dan efisiensi dalam
pembelian barang/jasa serta
ketertinggalan satker dalam
pemanfaatan DIGIPay dilingkup
KPPN.
NO ISU Urgency Seriousness Growth
3. Akibat pelaksanaan operasional
kegiatan BBTKLPP Banjarbaru tidak
sesuai dengan jadwal dan Rencana
Penarikan Dana (RPD) sehingga
berpangaruh pada penumpukan
serapan anggaran di akhir tahun
Ketidak sesuaian pelaksanaan kegiatan
dengan jadwal dan RPD yang sudah
direncanakan diawal tahun.
Menumpuknya serapan anggaran di akhir tahun yang berisiko
kegiatan yang sudah dilaksanakan
tidak dapat terbayarkan
Buruknya serapan anggaran triwulan, semester dan tahunan.
Berdasarkan tabel matrik penilaian kualitas isu di atas maka dapat ditentukan isu yang dapat di bahas yaitu isu tentang
“Belum optimalnya administrator DigitalPayment (DIGIPay) Marketplace di BBTKLPP Banjarbaru sebagai inisiatif pembayaran
transaksi non-tunai”
3.3 Penyebab Isu
Untuk mengidentifikasi penyebab terjadinya core isu, penulis menggunakan metode analisis SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, dan Threats). Analisis SWOT bertujuan untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan suatu strategi. Sebagai sebuah konsep dalam manajemen strategik, teknik ini menekankan mengenai perlunya penilaian lingkungan eksternal dan internal, serta kecenderungan perkembangan/perubahan di masa depan sebelum menetapkan sebuah strategi.
Penilaian data eksternal diperoleh dari lingkungan di luar organisasi, yaitu berupa peluang (Opportunities) dan ancaman (Threats) terhadap eksistensi organisasi. Sedangkan data internal diperoleh dari dalam organisasi, yang terangkum dalam profil kekuatan (Strengths) dan kelemahan (Weaknesses) organisasi.
Berikut Analisa SWOT terhadap coreisu “Belum optimalnya pemanfaatan
DigitalPayment(DIGIPay) Marketplacesebagai inisiatif pembayaran transaksi
non-tunai di BBTKLPP Banjarbaru dari tahun 2020 sampai dengan tahun 2022”
Tabel3.3.1
AnalisisSWOTterhadapcore Isu
Strengths (Kekuatan)
• Penyelesaian pembayaran
transaksi pembelian atau
pengadaan barang/jasa dengan
menggunakan Uang Persediaan
dapat dilakukan secara
elektronik.
• BBTKLPP Banjarbaru sudah
memiliki user untuk mengakses
sistem tersebut
• Tersedianya petunjuk teknis
dalam penggunaan aplikasi
DIGIPay Marketplcae
Weakness (Kelemahan)
• Belum optimalnya administrator
dalam pemanfaatan DIGIPay
pada satuan kerja untuk
mendukung transparansi
transaksi pembayaran non-tunai
• Belum adanya dukungan SOP
dalam pelaksanaan pemanfaatan
DIGIPay Marketplace
• Transaksi pemesanan
barang/jasa, pembayaran dan pelaporannya masih secara
konvensional dalam rangka
penggunaan uang persediaan
Opportunities (Peluang)
• Sudah tersedianya sistem Digital PaymentMarketplacedari Dirjen
Perbendaharaan.
• Kemudahan dalam pengelolaan akun pengguna dalam sistem
DIGIPay Marketplace
• Pada sistem DIGIPay
Marketplacedalam hal pengadaan, pembayaran, perpajakan dan pelaporannya ter-integrasi secara elektronik serta mewujudkan e-audit
3.4 Gagasan Pemecahan Isu
Threats (Ancaman)
• Erorsystem pada sistem DIGIPay
Marketplace
• Selisih harga tinggi yang timbul
akibat penambahan biaya kirim dikarenakan penyedia barang/jasa yang terdaftar pada marketplace DIGIPay berada diluar wilayah kerja satker
• Keterbatasan stok barang pada penyedia barang yang terdaftar pada marketplaceDIGIPay.
Dilihat dari kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities) pada analisis SWOT diatas dapat disimpulkan bahwa:
1. Selama ini BBTKLPP Banjarbaru dalam melakukan transaksi pemesanan barang/jasa, pembayaran dan pelaporannya secara konvensional dalam rangka penggunaan uang persediaan padahal Dirjen Perbendaharaan sudah menyediakan sistem DigitalPayment(DIGIPay) Marketplacedimana sistem tersebut menyediakan layanan daftar penyedia barang/jasa, pemesanan barang/jasa, pembayaran dan pelaporannya secara elektronik dalam rangka penggunaan uang persediaan.
2. BBTKLPP Banjarbaru sudah memiliki user untuk mengakses sistem tersebut namun administrator belum sepenuhnya memanfaatkan sistem DIGIPay Marketplace secara optimal padahal sistem tersebut dapat diakses dan dipergunakan secara mudah, efektif dan efisien serta sistem tersebut menyajikan pengadaan, pembayaran, perpajakan dan pelaporannya terintegrasi secara elektronik. Dari analisis tersebut dapat penulis mengangkat gagasan pemecehan isu yaitu Pembuatan StandardOperatingProcedure(SOP) pembelian barang/jasa dalam rangka penggunaan Uang Persediaan melalui sistem DIGIPayMarketplace.
3.5 Keterkaitan Penyebab Isu dengan Kedudukan dan Peran PNS untuk
Mendukung Terwujudnya Smart ASN
Menurut pasal 12 UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara disebutkan bahwa Pegawai ASN berperan sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Untuk mendukung perannya sebagai pelaksana kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, satuan kerja dapat berkontribusi dalam pengelolaan keuangan secara efektif, efisien dan transparan dengan cara mengoptimalkan penggunaan sistem keuangan yang ada. Seperti halnya penggunaan sistem pembelian barang/jasa dalam rangka penggunaan Uang Persediaan melalui sistem DIGIPay Marketplace. Selain itu pemanfaatan sistem tersebut sejalan dengan implementasi SMART ASN yaitu pada poin ASN menguasai Informasi Teknologi
3.6 Kegiatan
Untuk mendukung gagasan pemecehan isu, disusunlah tahapan kegiatan yang akan dilakukan selama habituasi diantaranya:
1. Persiapan
2. Penilaian Kebutuhan SOP
3. Melakukan FocusGroupDiscussion(FGD) dengan para pihak
4. Penulisan SOP
5. Evaluasi dan Review dokumen
6. Surat permohonan pendaftaran vendor