LAPORAN AKTUALISASI PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II ANGKATAN 2
OPTIMALISASI PENILAIAN ULANG RISIKO JATUH DAN TATALAKSANA PENCEGAHAN JATUH DI RAWAT INAP LANTAI 5 KENCANA RSUPN dr CIPTO MANGUNKUSUMO JAKARTA
DISUSUN OLEH : MAR’ATUS SOLICHAH,A.Md.Kep NIP. 199406092020122002
BAPELKES CIKARANG KEMENTERIAN KESEHATAN RI 2021 LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI OPTIMALISASI PENILAIAN ULANG RISIKO JATUH DAN TATALAKSANA PENCEGAHAN JATUH DI RAWAT INAP LANTAI 5 KENCANA RSUPN dr CIPTO MANGUNKUSUMO JAKARTA
Telah di seminarkan Tanggal 05 Juli 2021, di Bapelkes Cikarang
Coach
Mentor
Ahmad Wajedi,S.Pd,M.Kes
Ns. Nurdiana,S.Kep,M.Kep
NIP 196911121989031002
NIP 197309241992032001
Penguji
Ella Andalusia, S.Kp, Ners, MSM NIP 198108312006042003
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr .wb. Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, karunia, dan petunjuk-Nya sehingga penulisan Laporan Aktualisasi yang berjudul “Optimalisasi Penilaian Ulang Risiko Jatuh dan Tatalaksana Pencegahan Jatuh di Rawat Inap Lantai 5 Kencana RSUPN dr Cipto Mangunkusumo Jakarta” dapat terselesaikan. Penulisan Laporan Aktualisasi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Drs. Suherman, M.Kes selaku Kepala Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang 2. Ibu Ns.Nurdiana,S.Kep,M.Kep selaku mentor yang telah memberikan arahan, dukungan, serta bimbingan dalam penulisan Laporan Aktualisasi ini. 3. Bapak Ahmad Wajedi,S.Pd,M.Kes selaku coach dari Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang yang telah memberi arahan dan pendampingan selama penyusunan laporan aktualisasi ini. 4. Ibu Ella Andalusia, S.Kp, Ners, MSM selaku penguji rancangan aktualisasi dan seminar akhir aktualisasi yang telah memberi masukan dan perbaikan dalam penyusunan laporan ini. 5. Ibu Ns. Anih, S.Kep selaku Kepala Ruangan Rawat Inap lantai 5 Kencana yang telah membantu dalam penyusunan Laporan Aktualisasi ini 6. Seluruh Widyaiswara dan staff Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang yang telah membekali dan menyalurkan ilmu kepada penulis 7. Teman-teman Pelatihan Dasar CPNS Golongan II Angkatan 2 yang telah bersamasama berjuang dan bekerja sama selama mengikuti Pelatihan Dasar CPNS Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Aktualisasi ini masih terdapat banyak sekali kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis berharap saran dan masukan yang membangun demi menyempurnakan Laporan
iii
Aktualisasi ini. Akhirnya besar harapan penulis semoga Laporan Aktualisasi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak serta dapat memberikan contoh tentang Implementasi Nilai – Nilai Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA) dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan kerja maupun di masyarakat. Wassalamu’alaikum wr.wb. Jakarta, 4 Juli 2021
Mar’atus Solichah NIP 199406092020122002
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................................... ii KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... iii DAFTAR ISI .................................................................................................................................... v BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................. 1 A.
Latar belakang....................................................................................................................... 1
B.
Tujuan Aktualisasi ................................................................................................................. 2
C.
Manfaat Aktualisasi ............................................................................................................... 2
D.
Ruang lingkup ....................................................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................................... 4 A.
Profil Organisasi .................................................................................................................... 4
B.
Materi Penilaian Risiko Jatuh dan Tatalaksana Pencegahan Jatuh ................................... 7
C.
Nilai - Nilai Dasar ASN ....................................................................................................... 13
D.
Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI ........................................................................... 18
E.
Profil Peserta ....................................................................................................................... 21
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI ..................................................................................... 24 A.
Deskripsi Isu ........................................................................................................................ 24
B.
Penetapan Prioritas Isu ...................................................................................................... 26
C.
Analisis Penyebab Isu ......................................................................................................... 29
D.
Gagasan Pemecahan Isu .................................................................................................... 30
E.
Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar ............................................................................ 31
F.
Jadwal Rancangan Kegiatan Aktualisasi .......................................................................... 42
BAB IV KEGIATAN AKTUALISASI ........................................................................................... 43 A.
Rangkuman Jenis dan Jumlah Kegiatan Aktualisasi ......................................................... 44
B.
Uraian Pelaksanaan Aktualisasi .......................................................................................... 45
BAB V PENUTUP .......................................................................................................................... 56 A.
KESIMPULAN ....................................................................................................................... 56
v
B.
SARAN .................................................................................................................................. 56
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 57 LAMPIRAN .................................................................................................................................... 58
vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Mempersiapkan SDM unggul sejak dini merupakan sebuah hal yang fundamental bagi Indonesia untuk dapat bersaing dengan negara-negara lain. Untuk menjadi negara maju, Indonesia tidak boleh hanya bergantung pada kekayaan sumber daya alam yang dimiliki. Namun harus didukung oleh pembangunan manusia yang ditandai dengan penilaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM), hal tersebut merupakan tolak ukur apakah sebuah negara adalah negara maju, negara berkembang atau negara terbelakang. Untuk mendukung hal tersebut dibutuhkan kompetensi sumber daya manusia dalam hal ini pemerintah menerapkan hal tersebut dalam seleksi penerimaan CPNS yang dimulai dengan rekrutment yang transparan. Seleksi CPNS merupakan saringan yang digunakan negara dalam menjaring putra-putri terbaik negeri ini untuk mengabdi sebagai Aparatur Sipil Negara atau yang disingkat dengan ASN. Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II Angkatan 2 Kementerian Kesehatan diselenggarakan oleh Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang mulai tanggal 16 Maret 2021 sampai dengan 6 Juli 2021. Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil ini diselenggarakan untuk membentuk PNS profesional yang berkarakter yaitu PNS yang dibentuk oleh sikap perilaku bela negara, nilai-nilai dasar PNS, pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS dalam NKRI dan mengusai bidang tugasnya sehingga mampu melaksanakan tugas dan perannya secara profesional sebagai pelayan masyarakat. Untuk menjadi seorang pelayan publik yang professional diperlukan pembekalan kepada PNS dengan nilai-nilai dasar profesi ASN yang dikenal dengan ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi).
B. Tujuan Aktualisasi Pelatihan dasar CPNS bertujuan untuk mengembangkan kompetensi CPNS yang dilakukan secara terintegrasi. Terintegrasi merupakan penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS yang memadukan antara jalur pelatihan klasikal dan non klasikal serta kompetensi sosial kultural dengan kompetensi bidang. Dinyatakan dalam Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 1 tahun 2021 Tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (Latsar CPNS) bahwa kompetensi yang dikembangkan dalam pelatihan dasar CPNS merupakan kompetensi pembetukan karakter PNS yang professional sesuai bidang tugas. C. Manfaat Aktualisasi 1. Bagi ASN Aktualisasi dan Habituasi ini dimaksudkan untuk membentuk ASN yang akuntabel yaitu ASN yang karakternya dibentuk berdasarkan nilai-nilai dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi serta memahami Pelayanan Publik, Manajemen ASN dan Whole of Government sehingga mampu melaksanakan tugas, fungsi dan perannya secara profesional sebagai pelaksana kebijakan, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa yang terlihat pada karakter PNS yang : a. Memiliki sikap dan perilaku Bela Negara yang Berwawasan Kebangsaan. b. Mencerminkan nilai-nilai dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi dalam sikap dan perilakunya. c. Memiliki pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS dalam NKRI. d. Menguasai bidang tugasnya sehingga mampu melaksanakan tugas dan perannya secara professional sebagai pelayan masyarakat. 2. Bagi Instansi Terbentuknya sistem kerja yang lebih baik dan kondusif sehingga mampu melaksanakan visi dan misi instansi dan mewujudkan citra instansi yang lebih baik 3. Bagi Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang Membantu menambah kepustakaan Bapelkes Cikarang guna meningkatkan mutu pada kegiatan latsar CPNS selanjutnya
2
D. Ruang lingkup Ruang lingkup pada pelaksanaan Rancangan Aktualisasi dan Habituasi NilaiNilai Dasar Profesi Aparatur Sipil Negara mencakup penerapan nilai-nilai dasar yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi yang biasa disingkat dengan ANEKA. Nilai-nilai ini diperkaya dengan Pelayanan Publik, Manajemen ASN dan Whole of Government. Penerapan aktualisasi dilakukan selama 30 hari kerja di instansi RSCM Kencana.
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Profil Organisasi 1. RSUPN dr Cipto Mangunkusumo RSUPN dr Cipto Mangunkusumo atau yang biasa dikenal dengan RSCM merupakan Rumah Sakit pemerintah yang terletak di Jakarta Pusat, Indonesia. Selain menjadi RS pemerintah, RSCM juga berfungsi sebagai RS Pendidikan, salah satunya adalah Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Nama Rumah Sakit ini diambil dari nama dr Tjipto Mangoenkoesoemo, seorang tokoh perjuangan Indonesia pada masa colonial. Berdasarkan PP nomor 116 tahun 2000, tanggal 12 Desember 2000, RSUPN dr Cipto Mangunkusumo ditetapkan sebagai Perusahaan Jawatan (Perjan) RS Dr Cipto Mangunkusumo Jakarta. Dalam perkembangan selanjutnya, Perjan RSCM berubah menjadi Balai Layanan Umum berdasarkan PP Nomor 23 tahun 2005. SK Menkes No YM.01.10/III/2212/2019 Pemberian Status Akreditasi Penuh Tingkat Lengkap, kemudian SK Menkes No YM.01.06 / III / 7352 / 2010 Penetapan RSUPN dr Cipto Mangunkusumo Jakarta sebagai Rumah Sakit Pendidikan Utama Fakultas Kedokteran universitas Indonesia Jakarta. Kemudian berdasarkan Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor 40 tahun 2020
tentang organisasi dan tata kerja RSUPN dr Ciptp
Mangunkusumo Jakarta adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang melaksanakan tugas di bidang pelayanan kesehatan perorangan. a. Visi RSCM Menjadi Rumah Sakit Umum Pusat Rujukan Nasional Terdepan dalam Layanan, Pendidikan, dan Penelitian yang berstandar Internasional
4
b. Misi RSCM 1) Memberikan pelayanan kesehatan paripurna dan professional berstandar internasional 2)
Menyelenggarakan layanan kesehatan semesta berbasis institusi maupun komunitas melalui AHS (Academic Health System)
3) Menyelenggarakan Pendidikan yang menghasilkan tenaga kedokteran dan kesehatan unggul 4) Menyelenggarakan rumah sakit berbasis Smart Hospital 5) Menyelenggarakan sistem manajemen RS dengan tata Kelola yang andal dan akuntabel. c. Nilai budaya RSCM
Tabel 2.1 Nilai budaya RSCM No
Nilai
Makna Nilai
1.
Integritas
Keselarasan
Perilaku Utama antara
perkataan
dan
perbuatan
sesuai
etika,
moral
Beriman dan Bertakwa Jujur dan Konsisten Memegang teguh etika
dan
kemanusiaan 2.
Profesionalisme
Kompeten
dan
Kompeten dan Belajar
bertanggungjawab
Berkelanjutan
dalam
Bertanggungjawab
menjalankan
tugas
dan Berdedikasi
Disiplin dan Taat pada Aturan
3.
Kepedulian
Melayani empati,tulus
dengan dan
peduli 4.
Kolaborasi
Peduli dan Empati Cepat Tanggap Saling Menghargai
Bekerja sama secara Proaktif Bekerjasama terpadu
dalam Saling
kesetaraan
untuk
5
menolong
Bersinergi
dan
mencapai
tujuan Integrasi
Bersama 5.
Keunggulan
Menghasilkan
Kesetaraan yang Berorientasi
terbaik secara kreatif, inovatif, berkelanjutan
dalam pada
Standar Tertinggi
dan Inovatif,
Kreatif
dan
Mutakhir Terbuka Perubahan
terhadap dan
Berwawasan ke Depan d. Bagan struktur organisasi
Gambar 2.1 Struktur Organisasi
6
2. RSCM Kencana RSCM Kencana mulai beroperasi pada tanggal 7 Mei 2010 diresmikan oleh Menteri Kesehatan RI dr.Endang Rahayu Sedyaningsih MPH, Ph.D yang berfungsi mengantisipasi tantangan mutu pelayana kesehatan kelas dunia Harapan dari pemerintahan terhadap RSCM Kencana adalah untuk meningkatkan daya saing pelayanan kesehatan Indonesia di kawasan Asia. RSCM Kencana merupakan Rumah Sakit di bawah Kementerian Kesehatan yang menawarkan konsep pelayanan kesehatan terintegrasi bertaraf internasional. RSCM Kencana memiliki beberapa kamar tidur yang terdiri dari kamar VIP,VVIP, suite room dan President suite yang terletak di Jl Diponegoro No 71, Jakarta Pusat. a) Visi dan Misi RSCM Kencana 1) Visi RSCM Kencana Memberi layanan kesehatan berkelas internasional melalui pengalaman luar biasa (melebihi harapan ) untuk pelanggan 2) Misi RSCM Kencana a) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang melebihi harapan pelanggan oleh tim medis dengan reputasi internasional b) Menyediakan lahan untuk kegiatan Pendidikan sp2 dan penelitian yang terintegrasi c) Mengimplementasikan sistem organisasi dan manajemen terbaik untuk mewujudkan tempat kerja yang terbaik B. Materi Penilaian Risiko Jatuh dan Tatalaksana Pencegahan Jatuh Risiko jatuh pasien adalah peningkatan kerentanan terhadap jatuh yang dapat menyebabkan bahaya fisik (Wilkinson, 2011). Pasien jatuh di rumah sakit merupakan masalah yang serius karena dapat menyebabkan cedera ringan sampai dengan kematian, serta juga dapat memperpanjang lama hari rawat (Length of Stay/LOS) di rumah sakit dan akan menambah biaya perawatan di rumah sakit (Joint Commission
Internasional, 2015). Berikut tools yang digunakan di RSCM untuk melakukan penilaian risiko jatuh :
7
1. Fall Morse Scale Dilakukan pada pasien dewasa (>18 s.d <60 tahun) a.
Tingkat Risiko :
1) Tidak berisiko bila skor 0-24 : lakukan perawatan yang baik 2) Risiko rendah bila skor 25-50 : lakukan intervensi jatuh standar 3) Risiko tinggi bila skor ≥ 50 : lakukan intervensi risiko jatuh tinggi
2.2 Tabel penilaian risiko jatuh pasien dewasa Fall Morse Scale No Risiko
Skala
1.
Riwayat jatuh yang baru atau dalam 3
Tidak 0
bulan terakhir
Ya 25
Diagnosis medis sekunder > 1
Tidak 0
2.
Ya 15 3.
4.
Menggunakan alat bantu jalan :
Bed rest/dibantu perawat
0
Penopang/tongkat/walker
15
Furniture
30
Menggunakan infus
Tidak 0 Ya 25
5.
6.
Cara berjalan/berpindah
normal/bed rest/imobilisasi
0
lemah
15
terganggu
30
Status mental:
orientasi sesuai kemampuan 0 diri
15
lupa keterbatasan diri
JUMLAH SKOR :
8
skor
b. Intervensi jatuh standar untuk risiko rendah : 1) tingkatkan observasi bantuan yang sesuai saat ambulasi; 2) keselamatan lingkungan : hindari lingkungan yang kacau balau, dekatkan bel dan telepon, gunakan penerangan yang cukup pada malam hari, posisi tempat tidur rendah, terpasang penghalang tempat tidur, roda tempat tidur harus selalu terkunci. 3) Montor kebutuhan pasien. Keluarga menemani pasien yang berisiko jatuh 4) Edukasi perilaku untuk mencegah jatuh, tempatkan standing akrilik edukasi jatuh di meja pasien 5) Gunakan alat bantu jalan (walker, handrail) 6) Anjurkan psien menggunakan kaos kaki atau sepatu yang tidak licin 7) Lakukan penilaian risiko jatuh bila ada perubahan kondisi atau pengobatan c. Intervensi risiko jatuh tinggi 1) Pakaikan klip risiko jatuh berwarna kuning 2) Pasang tanda peringatan risiko jatuh kuning pada bed pasien 3) Lakukan intervensi jatuh tinggi 4) Strategi mencegah jatuh dengan penilaian jatuh yang lebih detil seperti analisa cara berjalan 5) Dekatkan pasien pada nurse station 6) Handrail kokoh dan mudah dijangkau oleh pasien 7) Siapkan komod atau alat bantu jalan 8) Gunakan karpet anti slip/tidak licin di lantai kamar mandi 9) Damping pasien bila dikamar mandi, jangan tinggalkan sendirian di toilet, informasikan cara menggunakan bel di toilet untuk memanggil perawat, pintu kamar mandi jangan dikunci 10) Lakukan penilaian ulang risiko jatuh tiap shift 2. Risiko Jatuh pada Lanjut Usia Dilakukan pada pasien lanjut usia (>60 tahun) a. Tingkat risiko 1) Risiko rendah skor1-3 2) Risiko tinggi skor ≥ 4
9
2.3 Tabel Penilaian Risiko Jatuh Pasien Lanjut Usia No
Risiko
skala
1
Gangguan pada gaya berjalan (diseret, menghentak,berayun)
4
2
Pusing/ pingsan pada posisi tegak
3
3
Kebingungan setiap saat
3
4
Nocturia / inkotinen
3
5
Kebingungan intermittent
2
6
Kelemahan umum
2
7
Obat-obat berisiko tinggi (diuretic, narkotik, sedatif,anti
2
skor
psikotik, laksatif, vasodilator, antiaritmia,anti hipertensi, obat hipoglikemik, antidepresan, neuroleptic, NSAID) 8
Riwayat jatuh dalam waktu 12 bulan sebelumnya
2
9
Osteoporosis
1
10
Gangguan pendengaran dan atau penglihatan
1
11
Usia 70 tahun keatas
1
JUMLAH SKOR
b. Intervensi standar risiko rendah (skor 1-3) : 1) Menilai kembali risiko jatuh setiap pergantian shift 2) Memberikan pasien / keluarga edukasi pencegahan disertai brosur c. Intervensi standar risiko tinggi (skor ≥4) : 1) Pakaikan klip risiko jatuh berwarna kuning dan pasang tanda berwarna kuning pada bed pasien 2) Mengkomunikasikan risiko jatuh pasien pada DPJP 3) Mengkomunikasikan risiko jatuh pasien pada pasien /keluarga dan memberikan brosur edukasi jatuh 4) Dorong partisipasi keluarga dalam pencegahan pasien jatuh 5) Tempatkan pasien dekat nurse station 6) Monitor kebutuhan pasien secara berkala (minimalnya tiap 2 jam ) : jadwalkan ke belakang (kamar kecil) secara teratur.
10
7) Handrail mudah dijangkau oleh pasien dan kokoh 8) Siapkan di dekat tempat tidur pasien : alat bantu jalan / akomodasi kebutuhan pasien 9) Lantai kamar mandi dengan karpet anti slip / tidak licin, serta tempat duduk di kamar madi saat pasien mandi 10) Keselamatan lingkungan : hindari ruangan yang kacau balau, dekatkan bel dan telepon, gunakan lampu malam hari, pagar tempat tidur selalu terpasang. 11) Jangan tinggalkan pasien sendiridi kamar, samping tempat tidur atau toilet. 12) Gunakan kaus kaki atau sepatu yang tidak licin. 13) Konsul ke : -
Farmasi klinik unit kerja untuk kemungkinan interaksi obat
-
Rehabilitasi medik untuk masalah mobilitas atau aktivitas harian / ADL yang baru
14) Gunakan aktivitas pengalihan untuk mencegah pasien keluyuran 15) Gunakan walker untuk membantu stabilitas berjalan 16) Edukasi perilaku yang lebih aman saat jatuh atau transfer 3. Humpty Dumpty Scale Dilakukan pada pasien anak rawat inap usia 12 – 18 tahun a. Tingkat Risiko : 1) Total skor 7-11 : risiko rendah untuk jatuh 2) Total skor ≥ 12 : risiko tinggi untuk jatuh 3) Skor minimal
:7
4) Skor maksimal : 23
2.4 Tabel Penilaian Risiko Jatuh Anak (12-18 tahun) Humpty Dumpty scale Parameter
Kriteria
Skor
Umur
Dibawah 3 tahun
4
3-7 tahun
3
7-13 tahun
2
11
Jenis Kelamin Diagnosa
>13 tahun
1
Laki-laki
2
Perempuan
1
Kelainan neurologi
4
Perubahan dalam oksigenasi (masalah saluran nafas,
3
dehidrasi,anemia,anoreksia,sinkop/sakit kepala,dll) Kelainan psikis/perilaku
2
Diagnosis lain
1
Gangguan
Tidak sadar terhadap keterbatasan (gangguan kesadaran,
3
Kognitif
retardasi mental) Lupa keterbatasan (anak-anak yang hiperaktif )
2
Mengetahui kemampuan diri
1
Faktor
Riwayat jatuh dari tempat tidur saat bayi-anak
4
Lingkungan
Pasien menggunakan alat bantu atau box / mebel
3
Pasien berada di tempat tidur
2
Di luar area pasien
1
Respon
Dalam 24 jam
3
Terhadap
Dalam 48 jam
2
Operasi/obat
>48 jam
1
penenang/efek anestesi Penggunaan
Bermacam-macam obat yang digunakan : obat sedatif 3
Obat
(kecuali pasien ICU yang menggunakan sedasi dan paralisis), Hipnotik, barbiturate, fenotiazin, antidepresan, laksans/Diuretika, narkotik Salah satu dari pengobatan diatas
2
Pengobatan lain
1
Total :
12
b. Intervensi risiko rendah (7-11) 1) Orientasikan ruangan pada pasien dan keluarga 2) Buat posisi tempat tidur dan ada remnya 3) Ada pengaman samping tempat tidur dengan 2 atau 4 sisi pengaman 4) Menyarankan agar menggunakan alas kaki yang tidak licin untuk pasien yang dapat berjalan 5) Menilai kemampuan untuk ke kamar mandi dan memberi bantuan bila dibutuhkan (Barthel indeks) 6) Menempatkan pasien dekat nurse station 7) Lingkungan harus bebas dari kondisi yang mengandung risiko 8) Memberikan penjelasan pada pasien dan keluarga 9) Form edukasi pasien harus berada pada tempatnya 10) Lakukan penilaian ulang bila ada perubahan kondisi dan pengobatan c. Intervensi Risiko Tinggi (≥12) 1) Pakaikan klip risiko jatuh berwarna kuning 2) Memasang tanda peringatan risiko jatuh, berupa tanda warna kuning yang dipasang pada bed dekat kaki pasien 3) Lakukan penilaian ulang setiap shift 4) Saat mobilisasi, pasien ditemani oleh perawat atau keluarga 5) Tempat tidur pasien disesuaikan dengan perkembangan tubuh pasien 6) Pasien yang memerlukan perhatian diletakkan dekat nurse station 7) Libatkan keluarga pasien dalam membantu aktivitas pasien sehari – hari 8) Tempatkan pasien pada posisi tempat tidur yang rendah dan saling selalu terpasang. C.
Nilai - Nilai Dasar ASN Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 yang dimaksud Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Fungsi ASN yaitu melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; memberikan
13
pelayanan publik yang profesional dan berkualitas; dan mempererat persatuan dan kesatuan Bangsa. Untuk menjadi seorang pelayan publik yang
professional diperlukan
pembekalan kepada PNS dengan nilai-nilai dasar profesi ASN yang dikenal dengan ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi). 1. Akuntabilitas Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok, atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Indikator nilai dasar akuntabilitas, yaitu: a. Kepemimpinan, Memberi contoh kepada orang lain, memiliki komitmen yang tinggi dalam melakukan pekerjaan. b. Transparansi, tujuannya mendorong komunikasi dan kerjasama, meningkatkan akuntabilitas dalam keputusan-keputusan dan meningkatkan kepercayaan dan keyakinan kepada pimpinan. c. Integritas, kesesuaian antara perkataan dan tindakan. d. Tanggungjawab, kewajiban dari individu atau lembaga terhadap setiap tindakan yang telah dilakukan. e. Keadilan, merupakan landasan utama dari akuntabilitas. f.
Kepercayaan, lingkungan akuntabel ada dari hal-hal yang dapat dipercaya.
g. Keseimbangan, kinerja yang baik harus disertai keseimbangan kapasitas sumber daya dan keahlian yang dimiliki. h. Kejelasan, mengetahui kewenangan, peran dan tanggung jawab, misi organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi. i.
Konsistensi, menjamin stabilitas untuk mencapai lingkungan yang akuntabel.
2. Nasionalisme Nasionalisme adalah pemahaman mengenai nilai-nilai kebangsaan. Nasionalisme memiliki pokok kekuatan dalam menilai kecintaan individu terhadap bangsanya. Salah satu cara untuk menumbuhkan semangat nasionalisme adalah dengan menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila pengamalan nilai-nilai
14
luhur yang terkandung didalamnya, setiap penyelenggara negara, baik di pusat maupun di daerah (LAN RI, 2015). a.
Sila 1 (Ketuhanan Yang Maha Esa Nilai ini mengandung arti adanya pengakuan dan keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai pencipta alam semesta. Nilai ini menyatakan bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa religious, bukan bangsa atheis.
e. Sila ke 2 (Kemanusiaan yang adil dan beradab ) Nilai ini mengandung arti adanya kesadaran sikap dan perilaku sesuai dengan nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan hati nurani dengan memperlakukan segala sesuatu sebagaimana mestinya. f.
Sila ke 3 (Persatuan Indonesia) Sila ini mengandung nilai bahwa makna usaha kearah bersatu dalam kebulatan rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Persatuan Indonesia sekaligus mengakui dan menghargai sepenuhnya terhadap keanekaragaman yang dimiliki bangsa Indonesia.
g. Sila ke 4 ( Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan) Sila ini mengandung makna bahwa suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui lembaga perwakilan. h. Sila ke 5 ( Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia) Sila ini mengandung makna sebagai dasar tujuan yaitu tercapainya masyarakat Indonesia yang adil dan makmur lahiriah dan batiniah. 3.
Etika Publik Etika publik adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan, dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Nilainilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam undang-undang ASN, yakni:
15
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila. b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar NKRI a. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak. b. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian. c. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif. d. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur. e. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik. f.
Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah.
g. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun. h. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi. i.
Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
j.
Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
k. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan. l.
Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat sistem karir.
4. Komitmen Mutu Standar penjaminan mutu pada setiap organisasi tentulah tidak sama mengingat visi dan arah yang akan dituju berbeda tetapi ada beberapa nilai yang harus ada pada komitmen mutu seperti : a. Efektif (tepat sasaran) yaitu tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja. b. Efisien (tepat guna) yaitu tingkat ketepatan realisasi penggunaan sumber daya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga tidak terjadi pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur, dan mekanisme yang keluar alur c. Inovatif yaitu perubahan yang diciptakan untuk mencapai keadaan yang lebih baik di masa yang akan datang. d. Berorientasi mutu yaitu setiap kegiatan atau program yang dilakukan diarahkan untuk pencapaian standar mutu.
16
5. Anti Korupsi Menurut Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999, korupsi adalah tindakan melawan hukum dengan melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara. Anti korupsi dapat diidentifikasi ke dalam 9 (sembilan) nilai yang terdiri dari Nilai-nilai anti korupsi antara lain: a. Kejujuran Kejujuran berasal dari kata jujur yang dapat di definisikan sebagai sebuah tindakan maupun ucapan yang lurus, tidak berbohong dan tidak curang. b. Kepedulian Peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan menghiraukan. Rasa kepedulian dapat dilakukan terhadap lingkungan sekitar. c. Kemandirian Mandiri berarti dapat berdiri di atas kaki sendiri, artinya tidak banyak bergantung kepada orang lain dalam berbagai hal. d. Kedisiplinan Disiplin adalah ketaatan/kepatuhan kepada peraturan. e. Tanggung Jawab Tanggung Jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatu f.
Kerja Keras Kerja keras didasari dengan adanya kemauan di dalam kemauan terkandung ketekadan, ketekunan, daya tahan, daya kerja, pendirian keberanian.
g. Kesederhanaan Gaya hidup yang sederhana yaitu dibiasakan untuk tidak hidup boros. h. Keberanian Dapat diwujudkan dalam bentuk berani mengatakan dan membela kebenaran. i.
Keadilan Adil adalah sama berat, tidak berat sebelah dan tidak memihak. Menempatkan segala sesuatu pada tempatnya.
17
D. Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara menyatakan bahwa : Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai ASN berperan sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Peran dan kedudukan ASN dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI )
bisa dilihat dari kemampuan para ASN dalam memahami tentang bagaimana
penerapan manajemen ASN, Pelayanan Publik serta inovasi-inovasi yang berkaitan dengan pelaksanaan whole of government (WOG). 1.
Manajemen ASN Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN
yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya ASN yang unggul selaras dengan perkembangan zaman. a. Kedudukan ASN Kedudukan atau status jabatan PNS dalam sistem birokrasi selama ini dianggap belum sempurna untuk menciptakan birokrasi yang profesional. Untuk dapat membangun profesionalitas birokrasi, maka konsep yang dibangun dalam UU ASN tersebut harus jelas. Berikut beberapa konsep yang ada dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN. Berdasarkan jenisnya, pegawai ASN terdiri atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara nasional. Sedangkan PPPK adalah warga negara Indonesia yang memnuhi
18
syarat tertentu, yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan instansi pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan. Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik. Pegawai ASN dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik. Selain itu untuk menjauhkan birokrasi dari pengaruh partai politik, hai ini dimaksudkan untuk menjamin keutuhan, kekompakan dan persatuan ASN, serta dapat memusatkan segala perhatian, pikiran dan tenaga pada tugas yang dibebankan kepadanya. Oleh karena itu dalam pembinaan karir pegawai ASN, khususnya di daerah dilakukan oleh pejabat berwenang yaitu pejabat karir tertinggi. Kedudukan ASN berada di pusat, daerah dan luar negeri. Namun demikian pegawai ASN merupakan kesatuan. Kesatuan bagi pegawai ASN sangat penting, mengingat dengan adanya desentralisasi dan otonomi daerah, sering terjadinya isu putra daerah yang hampir terjadi dimana-mana sehingga perkembangan birokrasi menjadi stagnan di daerah-daerah. Kondisi tersebut merupakan ancaman bagi kesatuan bangsa. b. Peran ASN Untuk menjalankan kedudukan pegawai ASN, maka pegawai ASN berfungsi dan bertugas sebagai berikut 1) Pelaksana kebijakan publik ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan kebijakan yang dibuat
oleh
pejabat
pembina
kepegawaian
ketentuan peraturan perundang-undangan. mengutamakan
kepentingan
publik
Untuk
sesuai
dengan
itu
ASN
harus
dan masyarakat
luas
dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya, serta harus mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik. 2) Pelayan publik ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas. Pelayanan publik merupakan
19
kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa
dan/atau
pelayanan
administratif
yang diselenggarakan
oleh
penyelenggara pelayanan publik dengan tujuan kepuasan pelanggan. 3) Perekat dan pemersatu bangsa ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat persatuan da n kesatuan NKRI. ASN senantiasa setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, negara dan pemerintah. ASN senantiasa menjunjung tinggi martabat ASN serta senantiasa mengutamakan kepentingan negara dari pada kepentingan diri sendiri, seseorang dan golongan. Dalam UU ASN disebutkan bahwa dalam penyelengaraan dan kebijakan manajemen ASN, salah satu diantaranya asas persatuan dan kesatuan. 2.
Whole Of Government Whole of Government merupakan sebuah pendekatan yang mengintegrasikan upaya kolaboratif dari instansi pemerintah untuk menjadi kesatuan menuju tujuan bersama, juga dikenal sebagai kolaborasi, kerjasama antar instansi, aktor pelayanan dalam menyelesaikan suatu masalah pelayanan. Whole of Government pada dasarnya adalah sebuah pendekatan fungsi dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan bersama dalam: pembangunan kebijakan, manajemen program, dan pelayanan publik. Terdapat beberapa cara pendekatan WoG yang dapat dilakukan, baik dari sisi penataan institusi formal maupun informal. Cara-cara ini pernah dipraktekkan oleh beberapa negara, termasuk Indonesia dalam level-level tertentu. a. Penguatan koordinasi antar Lembaga. b. Membentuk lembaga koordinasi khusus. c. Membentuk gugus tugas. d. Koalisi sosial.
3.
Pelayanan Publik Departemen Dalam Negeri menyebutkan bahwa: Pelayanan publik adalah suatu proses bantuan kepada orang lain dengan cara-cara tertentu yang memerlukan kepekaan dan hubungan interpersonal tercipta kepuasan dan keberhasilan. Setiap
20
pelayanan menghasilkan produk, baik berupa barang dan jasa (Pengembangan Kelembagaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, 2004). Sedangkan definisi yang saat ini menjadi rujukan utama dalam penyelenggaraan pelayanan publik sebagaimana termuat dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik, dijelaskan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai 9 Pelayanan Publik dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Berbagai literatur administrasi publik menyebut bahwa prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima adalah: a. Partisipatif. b. Transparan. c. Responsif. d. Tidak diskriminatif. e. Mudah dan Murah. f.
Efektif dan Efisien.
g. Aksesibel. h. Akuntabel. i. E.
Berkeadilan.
Profil Peserta 1. Data Pribadi a. Nama
: Mar’atus Solichah
b. NIP
:199406092020122002
c. Pangkat/gol
: Pengatur/II-C
d. Tempat Tanggal Lahir
: Jakarta, 9 Juni 1994
e. Jenis Kelamin
: Perempuan
f.
: Cakung, Jakarta Timur
Alamat
g. Telepon
: 087781357480
h. Email
: solichah06@gmail.com
2. Sasaran Kinerja Pegawai
21
a. Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada individu b. Mengajarkan perilaku hidup bersih dan sehat pada individu dalam rangka melakukan upaya promotif c. Memfasilitasi penggunaan alat-alat pengaman atau pelindung fisik pada pasien untuk mencegah risiko cedera pada individu dalam rangka upaya preventif. d. Memantau perkembangan pasien sesuai dengan kondisinya (melakukan pemeriksaan fisik, mengamati keadaan pasien) pada individu dalam rangka upaya preventif e. Memfasilitasi penggunaan pelindung diri pada kelompok dalam rangka melakukan upaya preventif f.
Memberikan oksigenasi sederhana
g. Memberikan bantuan hidup dasar h. Melakukan pengukuran antropometri i.
Melakukan fasilitasi pasien dalam memenuhi kebutuhan eliminasi
j.
Memantau keseimbangan cairan dan elektrolit pasien
k. Melakukan mobilisasi posisi pasien l.
Mempertahankan posisi anatomis pasien
m. Melakukan fiksasi fisik n. Memfasilitasi lingkungan yang mendukung istirahat o. Mmemfasilitasi kebiasaan tidur pasien p. Memfasilitasi penggunaan pakaian yang mendukung kenyamanan pasien q. Melakukan perawatan diri pasien r. Melakukan kegiatan kompres hangat/dingin s. Mempertahankan suhu tubuh saat tindakan (memasang warming blanket) t.
Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan
u. Melakukan pendampingan pada pasien menjelang ajal v. Memberikan perawatan pada pasien menjelang ajal sampai meninggal w. .memberikan dukungan dalam proseskehilangan, berdukadan kematian x. Memfasilitasi suasana lingkungan yg tenang dan aman y. Melakukan dokumentasi pelaksanaan Tindakan keperawatan
22
z. Menyusun laporan pelaksanaan tugas aa. Menjadi anggota aktif dalam organisasi profesi
23
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI
A. Deskripsi Isu Dalam rancangan aktualisasi ini, ada beberapa isu yang muncul di Rawat Inap lantai 5 Kencana yang diambil berdasarkan fakta yang terjadi di lapangan dan sesuai dengan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), antara lain : 1. Belum optimalnya penilaian ulang risiko jatuh dan tatalaksana pencegahan jatuh di Rawat Inap lantai 5 Kencana Penilaian risiko jatuh di ruang rawat inap menggunakan Humpty Dumpty Scale untuk pasien anak usia 12 s.d 18 tahun,Fall Morse Scale untuk pasien dewasa usia > 18 s.d < 60 tahun, dan risiko jatuh lansia untuk pasien lanjut usia > 60 tahun, kemudian dilakukan intervensi dan penilaian ulang sesuai tingkat risiko. Sistem pendokumentasian di RSCM Kencana sedang dalam masa peralihan dari paper ke paperpaperless. Pemberlakuan sistem paperpaperless yaitu Hospital
Information System (HIS) dimulai sejak Juli 2019 namun untuk pendokumentasian asuhan keperawatan di HIS aktif mulai Agustus 2020 sehingga perawat masih melakukan penilaian ulang risiko jatuh di form tertulis. Berdasarkan jumlah pasien rawat inap di lantai 5 Kencana sejak Februari sampai dengan April 20121 didapatkan hasil jumlah pasien keseluruhan total sebanyak 266 orang dan pada saat pengkajian awal masuk, pasien yang berisiko tinggi jatuh sebanyak 120 orang, kemudian 104 pasien atau 87 % dilakukan penilaian
ulang
risiko
jatuh
di
form
tertulis
saja.
Sedangkan
untuk
pendokumentasian penilaian ulang risiko jatuh di HIS hanya dilakukan pada 6 pasien atau 5% dari jumlah pasien yang berisiko tinggi dalam periode Februari sampai
dengan
April
2021.
Setelah melakukan wawancara dengan kepala ruangan, didapatkan data bahwa memang belum ada sosialisasi terkait penilaian ulang risiko jatuh di sistem HIS
24
meskipun sudah tersedia, sehingga perawat masih mengisi penilaian ulang risiko jatuh di form tertulis. Berdasarkan wawancara dengan perawat di ruangan, memang mereka belum tahu bahwa pendokumentasian tersebut sudah tersedia di HIS. Sebanyak 8 dari 10 perawat mengatakan kadang terlewat melakukan penilaian ulang risiko jatuh saat pasien sedang ramai. Isu
ini
perkembangan
diambil
berdasarkan
pasien
sesuai
SKP
nomor
dengan
4
yaitu
kondisinya
“Memantau (melakukan
pemeriksaan fisik, mengamati keadaan pasien) pada individu dalam rangka upaya preventif”. 2. Belum optimalnya penggunaan Electronic Health Record (EHR) dalam pendokumentasian
pelaksanaan
tindakan
keperawatan
sebagai
penilaian kinerja perawat Penggunaan sistem pendokumentasian elektronik selain untuk dokumentasi pasien, juga digunakan untuk penilaian kinerja perawat.. Penilaian dengan sistem elektronik sudah dimulai sejak bulan April, namun pada praktiknya data inputan kinerja di bulan April masih kurang sehingga berpengaruh pada nilai kinerja yang rendah. Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan, di bulan April masih banyak perawat yang belum melakukan input tindakan keperawatan di EHR, dan ada beberapa yang terlewat dalam satu hari tidak menginput tindakan keperawatan sama sekali. Berdasarkan wawancara dengan perawat pelaksana di ruangan, perawat kadang tidak sempat menginput tindakan keperawatan di EHR karena di RSCM Kencana menggunakan HIS untuk sistem pendokumentasian pasien, maka terkadang perawat lupa membuka sistem EHR untuk melakukan input tindakan keperawatan. Isu ini diambil berdasarkan SKP
no 25 yaitu “Melakukan dokumentasi
pelaksanaan Tindakan keperawatan”.
25
3. Belum optimalnya penerapan Tulis Baca Konfirmasi (TBaK) di masa peralihan antara dokumentasi tertulis ke dokumentasi elektronik Komunikasi efektif merupakan salah satu poin dari International Patien
Safety Goals (IPSG) yang menjadi acuan dalam melaksanakan tindakan keperawatan. Salah satu penerapan komunikasi efektif adalah Teknik TBaK yaitu menerima instruksi per telepon/lisan/hasil kritis lalu menuliskan pesan lengkap yang disampaikan pengirim di Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT) meliputi : tanggal dan jam pesan diterima, isi pesan secara lengkap, nama pemberi instruksi dalam kotak stemple KONFIRMASI, kemudian membacakan kembali instruksi lengkap tersebut kepada pemberi pesan, pemberi pesan mengkonfirmasi isi pesan dengan jawaban “ya, benar”, kemudian pemberi instruksi menandatangani dan menulis tanggal serta jam penandatanganan dalam kotak stempel KONFIRMASI dalam catatan perkembangan terintegrasi, dalam waktu 1 x 24 jam. Namun, pada praktiknya teknik TBaK saat ini tidak optimal diterapkan karena di RSCM Kencana sedang masa peralihan dari pendokumentasian paper ke
paperpaperless namun di HIS belum ada sosialisasi untuk penerapan TBaK , sehingga perawat hanya menuliskan instruksi di HIS tanpa ada tanda tangan dan jam konfirmasi dari pemberi instruksi. Setelah dilakukan wawancara dengan kepala ruangan, didapatkan data bahwa memang sampai saat ini belum ada kebijakan terkait penerapan TBaK di sistem
pendokumentasian
elektronik
(HIS),
sehingga
masih
dilakukan
pendokumentasian tertulis, namun berdasarkan wawancara dengan perawat pelaksana, beberapa instruksi yang seharusnya dilakukan teknik TBaK tidak didokumentasikan di form tertulis karena ketidaktahuan perawat apakah harus didokumentasikan tertulis atau menggunakan pendokumentasin elektronik. Isu ini diambil berdasarkan SKP no 25 yaitu “ Melakukan dokumentasi pelaksanaan tindakan keperawatan”. B. Penetapan Prioritas Isu Berdasarkan identifikasi yang telah ditemukan, maka akan dilakukan analisis isu berdasarkan kriteria isu. Kriteria isu dapat diukur menggunakan metode
26
APKL. Unsur-unsur yang dinilai menggunakan metode APKL ini adalah Aktual, Problematik, Kekhalayakan, dan Layak/ Kelayakan. Aktual artinya benar-benar terjadi dan sedang dibicarakan. Problematik artinya sebuah isu memiliki permasalahan
yang
kompleks
sehingga
harus
segera
dicarikan
solusi
permasalahannya. Kekhalayakan artinya isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Kelayakan artinya isu yang diangkat masuk akal dan realistis untuk dipecahkan masalahnya. Dengan menggunakan metode APKL tersebut, diperoleh hasil analisis isu sebagai berikut : 3.1 Tabel Metode APKL No
1
Isu
Kriteria Isu
Belum optimalnya penilaian ulang risiko jatuh dan
A
P
K
L
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
tatalaksana pencegahan jatuh di Rawat Inap lantai 5 Kencana. 2
Belum
optimalnya
penggunaan
EHR
dalam
pendokumentasian Tindakan keperawatan sebagai penilaian kinerja perawat 3
Belum
optimalnya
peralihan
antara
penerapan
TBAK
dokumentasi
di
tertulis
masa ke
dokumentasi elektronik Keterangan: A : Aktual P : Problematik K : Kekhalayakan L : Layak/ Kelayakan Berdasarkan alat bantu penetapan isu diatas dapat disimpulkan bahwa isu nomor ketiga isu tersebut memenuhi semua kriteria aktual, problematik, kekhalayakan dan layak/ kelayakan. Dari ketiga isu tersebut, juga dilakukan analisa penetapan prioritas isu menggunakan metode USG (Urgency, Seriousness dan Growth). Urgency artinya seberapa mendesaknya suatu isu untuk segera dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti.
Seriousness artinya seberapa serius suatu isu harus segera dibahas dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan. Dan Growth adalah seberapa besar kemungkinan
27
memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani segera. Adapun analisis isu berdasarkan kriteria USG adalah sebagai berikut:
3.2 Tabel metode USG No 1
Isu
U
S
G
Total
Prioritas
Belum optimalnya penilaian ulang
5
5
5
15
1
5
4
4
13
2
4
4
4
12
3
risiko
jatuh
dan
tatalaksana
pencegahan jatuh di Rawat Inap lantai 5 Kencana 2
Belum
optimalnya
penggunaan
Electronic Health Record (EHR) dalam pendokumentasian
Tindakan
keperawatan sebagai penilaian kinerja perawat 3
Belum optimalnya penerapan Tulis Baca Konfirmasi (TBaK) di masa peralihan antara dokumentasi tertulis ke dokumentasi elektronik.
Keterangan : U : Urgency S : Seriousness G : Growth Berdasarkan metode USG diatas, yang menjadi core isu untuk segera diselesaikan adalah nomor 1 yaitu belum optimalnya penilaian ulang risiko jatuh dan tatalaksana pencegahan jatuh di Rawat Inap lantai 5 RSCM Kencana. Isu tersebut terkait dengan Mata Pelatihan Agenda 3 yaitu Pelayanan Publik yang jika tidak segera diatasi akan berdampak pada tidak optimalnya pelayanan pada pasien dalam hal ini yaitu tatalaksana pencegahan jatuh sehingga dapat mengakibatkan kemungkinan terjadinya jatuh dan ketidakpuasan pasien terhadap pelayanan yang dberikan Rumah Sakit.
28
C. Analisis Penyebab Isu
3.1 Gambar analisis penyebab isu (fishbone)
man Belum terbiasa dalam pengisian penilaian ulang risiko jatuh di pendokumentasian elektronik
Belum ada sosialisasi penilaian ulang risiko jatuh di HIS
Beban kerja pada saat pasien penuh
Belum optimalnya penilaian ulang risiko jatuh dan tatalaksana pencegahan jatuh di rawat inap lantai 5 Kencana
Peralihan dokumentasi paper ke paperpaperless
Belum disebut dengan jelas pada saat handover
Environtment
Kurangnya metode pengingat
method
Berdasarkan hasil analisis dengan metode fishbone, penyebab isu tersebut terjadi adalah : 1. Sistem pendokumentasian di RSCM sedang dalam masa peralihan dari paper ke
paperless (pemberlakuan sistem paperless (HIS) dimulai sejak Juli 2019 namun untuk pendokumentasian asuhan keperawatan di HIS aktif mulai Agustus 2020 ) sehingga perawat masih harus menggunakan 2 jenis pendokumentasian. 2. Perawat belum terbiasa melakukan penilaian ulang risiko jatuh di sistem elektronik (HIS). 3. Waktu kapan penilaian ulang risiko jatuh harus dilakukan belum dicantumkan atau disebutkan saat handover antar shift.
29
4. Kurangnya reminder bagi perawat untuk melakukan penilaian ulang risiko jatuh 5. Tingginya beban kerja perawat pada saat ruangan penuh. 6. Belum ada sosialisasi mengenai penilaian ulang risiko jatuh di HIS D. Gagasan Pemecahan Isu Berdasarkan isu diatas, maka gagasan yang diambil dalam rangka penyelesaian isu tersebut adalah “Optimalisasi penilaian risiko jatuh dan tatalaksana pencegahan jatuh
di Rawat Inap lantai 5 Kencana RSUPN dr Cipto
Mangunkusumo Jakarta”. Tahapan kegiatan yang dilakukan untuk menyelesaikan isu tersebut adalah : 1. Pengkajian pengetahuan perawat mengenai penilaian risiko jatuh dan tatalaksana pencegahan jatuh 2. Pembuatan media edukasi cara pendokumentasian risiko
jatuh di HIS dan
sosialisasi kepada teman sejawat 3. Pembuatan media sebagai sistem pengingat 4. Pelaksanaan penilaian ulang risiko jatuh dan tatalaksana pencegahan 5. Evaluasi penilaian ulang risiko jatuh di HIS
30
E. Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar MATRIKS RANCANGAN AKTUALISASI PELATIHAN DASAR KEMENTERIAN KESEHATAN GOLONGAN II ANGKATAN II TAHUN 2021
Oleh : Mar’atus Solichah NIP 199406092020122002(Perawat Pelaksana) Unit Kerja
: RSUPN dr Cipto Mangunkusumo (IPT Kencana)
Isu yang Diangkat
: Belum Optimalnya Penilaian Ulang Risiko Jatuh dan Tatalaksana Pencegahan Jatuh di Rawat Inap Lantai 5 Kencana
Gagasan Pemecahan Isu
: Optimalisasi Penilaian Ulang Risiko Jatuh dan Tatalaksana Pencegahan Jatuh di Rawat Inap Lantai 5 Kencana RSUPN dr Cipto Mangunkusumo Jakarta
3.3 Tabel matriks rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar No
Kegiatan
Tahapan kegiatan
Output / hasil
Keterkaitan
Kontribusi
Penguatan
kegiatan
substansi mata
terhadap visi
nilai-nilai
pelatihan
misi
organisasi
organisasi 1.
Pengkajian
1. Berkonsultasi dan
1. Masukan dan
1. Membuat soal pre
Kegiatan ini
Kegiatan ini
pengetahuan
meminta izin kepala
izin dari kepala
test dengan google
sesuai dengan
dilakukan untuk
perawat
ruangan untuk
ruangan
form
misi RSCM
mengkaji
mengenai
melakukan seluruh
2. Terkumpulnya
menggambarkan
“menyelengga
kemampuan
penilaian risiko
kegiatan aktualisasi
materi dari
point efektif dan
rakan Rumah
tenaga
31
jatuh dan
2. Mengumpulkan
berbagai
efisien yang
Sakit berbasis
kesehatan
sumber
berdasarkan pada
Smart
dalam rangka
nilai komitmen
Hospital”
penguatan nilai
tatalaksana
materi dari berbagai
pencegahan
sumber sebagai
jatuh
bahan penyusunan
soal dalam
soal
bentuk gform
3. Membuat soal
3. Tersusunnya
mutu. 2. Meminta
4. Persetujuan dari
RSCM yaitu profesionalis
persetujuan dan
me yang
tentang penilaian
mentor terkait
berkonsultasi
digambarkan
risiko jatuh dan
daftar soal yang
dengan mentor dan
dengan perilaku
tatalaksana
dibuat
kepala ruangan
utama RSCM
menerapkan asas
Kompeten dan
pengkajian
musyawarah (sila
Belajar
pengetahuan
ke 4) yang
Berkelanjutan
dengan mentor
perawat
merupakan sikap
terkait soal yang
6. Didapatkan
pencegahan jatuh dengan google form 4. Berkonsultasi
5. Terlaksananya
nasionalisme
dibuat
jawaban dan
3. Berkonsultasi
5. Melakukan
skor dari soal
dengan sopan,
pengkajian pada
yang telah
santun dan
perawat dengan
dikerjakan
ramah merupakan
membagikan soal
perawat
penerapan dari nilai
via google form
etika public
6. Memeriksa dan
4. Berkomunikasi
memberikan skor
dengan teman
32
jawaban perawat
sejawat dengan
dari soal yang telah
sikap saling
diberikan
menghormati adalah pengamalan sila kemanusiaan yang merupakan indikator dari niai dasar nasionalisme 5. Memeriksa hasil jawaban teman sejawat dengan jujur adalah indikator nilai dasar etika public 6. Memeriksa hasil jawaban teman sejawat dengan adil termasuk pengamalan sila kelima yaitu keadilan yang
33
merupakan indikator nilai nasionalisme dan juga akuntabilitas 2
Pembuatan
1. Membuat media
1. Tersusunnya
1. Membuat media
Pembuatan
edukasi merupakan
sesuai dengan
media dilakukan
cerminan dari sikap
misi RSCM
dalam upaya
media edukasi
edukasi langkah-
cara
langkah penilaian
pendokumenta
ulang risiko jatuh di
mentor tentang
kreatif dan
“Menyelengga
perbaikan
sian
HIS
media yang
inovatif yang
rakan sistem
pelayanan dan
dibuat
merupakan nilai
manajemen
penerapan dari
komitmen mutu
RS dengan
nilai RSCM yaitu
tata Kelola
keunggulan
dengan penuh
yang andal
dengan
kerja keras
dan akuntabel
gambaran
risiko
jatuh di HIS
2. Berkonsultasi
media edukasi
Kegiatan ini
2. Persetujuan dari
dan sosialisasi
dengan mentor
kepada teman
terkait media yang
UMSI dan
sejawat di
dibuat
marketing
ruangan
3. Perizinan dari
2. Membuat media
3. Meminta izin kepada 4. Seluruh perawat pihak UMSI dan
tersosialisasi
merupakan
perilaku utama
marketing untuk
tentang
penerapan dari nilai
RSCM yaitu
menyebarluaskan
penilaian risiko
nasionalisme
Inovatif,
media yang telah
jatuh dan
dibuat
tatalaksana
dengan mentor dan
pencegahan
sosialisasi pada
jatuh
teman sejawat
4. Melaksanakan sosialisasi kepada
3. Berkonsultasi
teman sejawat.
dengan
34
kreatif dan Mutakhir
menerapkan sopan santun dan saling menghormati merupakan nilai dasar etika public 4. Tidak menambah biaya pribadi dalam penyusunan leaflet merupakan penerapan dari nilai anti korupsi 3
Pembuatan
1. Membuat sistem
1. Tersusunnya
1. Membuat media
Kegiatan ini
Pembuatan
media sebagai
pengingat berupa
sistem pengingat
sistem pengingat
sesuai dengan
media sistem
sistem
stiker WhatsApp
berupa stiker
adalah salah satu
misi RSCM
pengingat
tindakan inovatif
“Menyelengga
ditujukan agar
pengingat
2. Berkonsultasi dengan mentor
2. Persetujuan dari
yang mencerminkan rakan sistem
mengoptimalisas
terkait stiker
mentor terkait
nilai komitmen
manajemen
i pemberian
Whatsapp yang
stiker WhatsApp
mutu
RS dengan
pelayanan
telah dibuat
yang dibuat.
2. Meminta
tata Kelola
sebagai
persetujuan dan
yang andal
penerapan nilai
3. Menyebarkan stiker
3. Perawat ingat
whatsapp ke grup
untuk melakukan
berkonsultasi
dan
RSCM
setiap shift
penilaian ulang
dengan mentor
akuntabel”
keunggulan
35
risiko jatuh
menerapkan asas
dengan
pasien
musyawarah (sila
gambaran
ke 4) yang
perilaku utama
merupakan nilai
RSCM yaitu
nasionalisme
berorientasi
3. Berkonsultasi
pada standar
dengan sopan,
tertinggi
santun dan menerapkan etika public 4. Membuat media dengan penuh tanggung jawab merupakan penerapan dari nilai dasar akuntabilitas 4
Pelaksanaan
1. Menyebutkan
1. Perawat
1. Melakukan
Kegiatan ini
Kegiatan ini
penilaian ulang
tingkat risiko jatuh
mengetahui
handover antar
mencerminkan
dilakukan demi
risiko
pasien pada saat
tingkat risiko
shift dengan jelas
misi rscm
memberikan
dan
handover antar
jatuh pasien
dan lengkap
“Memberikan
pelayanan yang
tatalaksana
shift
kelolaannya
merupakan
pelayanan
terbaik pada
jatuh
36
pencegahan jatuh
2. Mencatat tingkat
masing -
penerapan dari
kesehatan
pasien dan
risiko jatuh pasien
masing dan
integritas yang
paripurna dan
sesuai dengan
di catatan operan
kapan harus
merupakan poin
professional
nilai RSCM
masing-masing
dilakukan
dari akuntabilitas
berstandar
profesionalis
internasional”
me yaitu
3. Melakukan penilaian ulang risiko jatuh
penilaian ulang 2. Tercatatnya
2. Mencantumkan nilai risiko
jatuh
pada
handover
perilaku utama
pada pasien dan
tingkat risiko
saat
mendokumentasika
jatuh pasien di
merupakan bentuk
Bertanggungj
n di HIS
catatan operan
kerja
antar
awab dan
4. Melakukan
masing-masing.
perawat
yang
Berdedikasi
mencerminkan nilai
dan Disiplin
nasionalisme
dan Taat pada
tatalaksana
3. Terlaksananya
sama
pencegahan jatuh
pengisian
sesuai penilaian
penilaian ulang
yang sudah
risiko jatuh di
pertanggungjawaba
dilakukan
HIS
n terhadap
4. Perawat
3. Melakukan
pelaksanaan
melakukan
kegiatan yang telah
tatalaksana
direncanakan
pencegahan
merupakan
jatuh sesuai
penerapan nilai
tingkat risiko
akuntabilitas.
pasien
37
RSCM
Aturan
4. Melaksanakan penilaian ulang risiko jatuh dan tatalaksana pencegahan jatuh adalah sikap taat aturan yang merupakan penerapan nilai etika publik 5. melaksanakan rencana kegiatan yang telah disusun dengan menerapkan nilai akuntabilitas yaitu komitmen 6. Melakukan tatalaksana pencegahan
jatuh
ke pasien dengan sopan,
38
santun
dan
ramah
merupakan penerapan
nilai
etika publik
5
evaluasi
1. Membuat laporan
1. Pendokumentasia
1. Membuat laporan
Kegiatan ini
Kegiatan ini
penilaian ulang
kepatuhan
n penilaian ulang
kepatuhan penilaian
sesuai dengan
dilakukan dalam
risiko jatuh di
pengisian penilaian
termonitor
ulang risiko jatuh
misi RSCM
rangka
HIS
ulang risiko jatuh di
dengan baik
dengan penuh
“menyelengga
pertanggungjaw
tanggung jawab
rakan Rumah
aban atas
HIS
2. Tersusunnya
2. Membuat laporan
laporan evaluasi
yang
Sakit berbasis
Tindakan yang
hasil kegiatan
dan persentase
menggambarkan
Smart
telah dikerjakan
aktualisasi
penilaian ulang
nilai akuntabilitas
Hospital”
yang merupakan
3. Konsultasi dengan mentor terkait dan laporan evaluasi
risiko jatuh di HIS meningkat 3. Mendapat
2. Membuat laporan
penguatan dari
dengan jujur
perilaku utama
sesuai yang telah
RSCM
keseluruhan
masukan dari
dikerjakan
bertanggungj
pelaksanaan
mentor terkait
merupakan
awab dan
kegiatan
laporan evaluasi
indikator nilai dasar
Berdedikasi
yang dibuat
etika public
yang merupakan nilai utama
39
3. Berkonsultasi dengan mentor
profesionalis
terkait keseluruhan
me
pelaksanaan kegiatan dan laporan kegiatan dengan sikap sopan santun merupakan penerapan etika public 4. Evaluasi dilakukan dalam rangka perbaikan mutu pelayanan merupakan penerapan nilai komitmen mutu 5. Melakukan kegiatan-kegiatan terkait tatalaksan pencegahan jatuh secara konsisten
40
RSCM yaitu
yang merupakan penerapan dari nilai akuntabilitas
41
F. Jadwal Rancangan Kegiatan Aktualisasi
3.4 tabel jadwal rancangan kegiatan aktualisasi NO
KEGIATAN
MEI III
1
Pengkajian pengetahuan perawat mengenai penilaian risiko
jatuh
dan tatalaksana pencegahan jatuh 2
Pembuatan media edukasi cara pendokumentasian risiko jatuh di HIS dan sosialisasi kepada teman sejawat
3
Pembuatan media sebagai sistem pengingat
4
Pelaksanaan penilaian ulang risiko jatuh dan tatalaksana pencegahan
5.
evaluasi
penilaian
ulang
risiko
jatuh di HIS
42
JUNI IV
I
II
III
BAB IV KEGIATAN AKTUALISASI
Kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN dilaksanakan sebagai implementasi dari seluruh pembelajaran dan materi yang telah diterima pada saat sesi pembelajan MOOC (Massive Open
Online Course) dan juga sesi pembelajaran Distance Learning serta rancangan yang telah dibuat dan diseminarkan pada tanggal 11 Mei 2021. Kegiatan aktualisasi dilaksanakan pada tanggal 15 Mei 2021 sampai dengan 21 Juni 2021 di Ruang Rawat Inap Lantai 5 RSCM Kencana. dengan total 5 kegiatan dan dengan didampingi bimbingan dari mentor, coach serta kepala ruangan tempat kegiatan aktualisasi ini berlangsung. Dalam laporan ini dilampirkan bukti pendukung dan beberapa dokumentasi untuk menunjukkan bahwa aktualisasi telah dilaksanakan.
4.1 tabel pelaksanaan kegiatan aktualisasi No
Kegiatan
Tanggal Pelaksanaan
1
Pengkajian pengetahuan perawat mengenai penilaian risiko 15 Mei-22 Mei 2021 jatuh dan tatalaksana pencegahan jatuh
2
Pembuatan media edukasi cara pendokumentasian risiko 23 Mei- 29 Mei 2021 jatuh di HIS dan sosialisasi kepada teman sejawat
3
Pembuatan media sebagai sistem pengingat
4
Pelaksanaan penilaian ulang risiko jatuh
30 Mei -2 Juni 2021 dan tatalaksana 3 Juni- 21Juni 2021
pencegahan 5
evaluasi penilaian ulang risiko jatuh di HIS
19 Juni-21Juni 2021
4.2 Tabel Realisasi Jadwal Kegiatan Aktualisasi NO
KEGIATAN
MEI III
1
Pengkajian pengetahuan perawat mengenai penilaian risiko
jatuh
dan tatlaksana pencegahan jatuh
43
JUNI IV
I
II
III
2
Pembuatan media edukasi cara pendokumentasian risiko jatuh di HIS dan sosialisasi kepada teman sejawat
3
Pembuatan media sebagai sistem pengingat
4
Pelaksanaan penilaian ulang risiko jatuh dan tatalaksana pencegahan
5.
evaluasi
penilaian
ulang
risiko
jatuh di HIS
A. Rangkuman Jenis dan Jumlah Kegiatan Aktualisasi Kegiatan aktualisasi dilaksanakan di unit kerja Rawat Inap Lantai 5 RSCM Kencana. Terdapat 5 kegiatan yang diuraikan menjadi 22 tahapan kegiatan yang telah disusun dalam bentuk rancangan aktualisasi dan semuanya dapat terlaksana. Berikut adalah rangkuman jenis kegiatan dan jumlah kegiatan yang dicapai selama aktualisasi di unit kerja.
4.2 Tabel jumlah kegiatan aktualisasi No
Nama Kegiatan
Jumlah
Pelaksanaan
Tahapan 1
Pengkajian
pengetahuan
perawat
mengenai
6
Terlaksana
4
Terlaksana
3
Terlaksana
4
Terlaksana
3
Terlaksana
penilaian risiko jatuh dan tatalaksana pencegahan jatuh 2
Pembuatan media edukasi cara pendokumentasian risiko
jatuh di HIS dan sosialisasi kepada teman
sejawat 3
Pembuatan media sebagai sistem pengingat
4
Pelaksanaan penilaian ulang risiko jatuh
dan
tatalaksana pencegahan 5
evaluasi pendokumentasian risiko jatuh di HIS
44
B.
Uraian Pelaksanaan Aktualisasi Dalam mengaktualisasi nilai-nilai dasar ASN yang telah didapatkan pada saat
pembelajaran Masive Open Online Course (MOOC) dan Distance Learning dan pelaksanaan aktualisasi di unit kerja diperlukan adanya perencanaan yang baik. Berikut adalah uraian pelaksanaan aktualisasi yang penulis laksanakan di unit kerja :
4..4 Tabel Kegiatan 1 Kegiatan 1
Pengkajian pengetahuan perawat mengenai penilaian risiko jatuh dan tatalaksana pencegahan jatuh
Tanggal
15 Mei-22 Mei 2021
Tahapan Kegiatan
a.
Berkonsultasi dan meminta izin kepala ruangan untuk melakukan seluruh kegiatan aktualisasi
b.
Mengumpulkan materi dari berbagai sumber sebagai bahan penyusunan soal
c.
Menyusun soal tentang penilaian risiko jatuh dan tatalaksana pencegahan jatuh dengan google form
d.
Berkonsultasi dengan mentor terkait soal yang dibuat
e.
Melakukan pengkajian pada perawat dengan membagikan soal via google form
f.
Memeriksa dan memberikan skor jawaban perawat dari soal yang telah diberikan
Output Kegiatan
Lampiran Terkait
a.
Izin dari kepala ruangan
b.
Daftar soal yang dibuat dari berbagai sumber
c.
Link soal dalam bentuk Google Form
d.
Persetujan dan masukan dari mentor
e.
Skor hasil dari soal yang telah dikerjakan
a. Surat izi dari Kepala Ruangan b. Daftar soal c. Link soal Google form d. Lembar pengendalian mentor e. Daftar skor hasil dari soal yang telah dikerjakan
45
Uraian Kegiatan : Kegiatan 1 yaitu mengkaji pengetahuan perawat mengenai penilaian risiko jatuh dan tatalaksana pencegahan jatuh. Kegiatan ini dilakukan dengan 6 tahapan kegiatan. Tahapan yang pertama yaitu berkonsultasi dan meminta izin kepala ruangan untuk melakukan keseluruhan kegiatan aktualisasi. Dari kegiatan ini didapatkan hasil berupa surat izin dan beberapa masukan dari Kepala Ruangan, antara lain : -
Kegiatan dilakukan sesuai jadwal rencana yang sudah dibuat
-
Kegiatan dilakukan sesuai dengan jam shift dinas
-
Setiap tahap kegiatan dan hambatan yang dihadapi saat pelaksanaan kegiatan dilaporkan dan didiskusikan dengan mentor dan kepala ruangan
-
Kegiatan sosialisasi kepada teman diruangan, gunakan waktu saat selesai hand over sehingga dilakukan secara bertahap tanpa menimbulkan kerumunan atau perkumpulan
Selanjutnya tahapan kegiatan yang kedua adalah mengumpulkan materi dari berbagai sumber sebagai bahan penyusunan soal, materi didapatkan dari buku saku keperawatan yang ada di RSCM dan juga beberapa dari artikel di internet. Tahapan ketiga yaitu menyusun soal dalam bentuk google form, soal dibuat dalam bentuk gform agar perawat dapat mengisi dan mengerjakan soal tersebut dimanapun tanpa harus berkumpul bersama. Selanjutnya tahapan keempat yaitu meminta persetujuan dan masukan dari mentor terkait soal yang sudah disusun, dan didapatkan masukan antara lain : -
Soal sudah oke, namun tambahkan soal tentang populasi yang langsung berisiko tinggi jatuh tanpa harus melalui penilaian
-
Revisi opsi pada soal no 15, karena ada dua jawaban yang bisa dipilih.
Selanjutnya tahapan kelima pada kegiatan 1 yaitu melakukan pengkajian pada perawat dengan membagikan soal via google form. Setelah soal diberikan, penulis memberikan waktu 2 hari untuk pengisian karena keterbatasan waktu yang dimiliki teman-teman perawat di ruangan. Kemudian tahapan yang terakhir dari kegiatan 1 adalah memeriksa dan memberikan skor jawaban perawat dari soal yang telah diberikan. Dalam tahap ini didapatkan hasil daftar skor dari soal yang telah dikerjakan. Dari hasil skoring yang dilakukan rata-rata nilai perawat adalah 91,1 yang artinya pengetahuan perawat terkait risiko jatuh sudah baik.
46
Keterkaitan dengan nilai ANEKA : 1. Penulis
membuat soal
dengan
google form yang mencerminkan point
efektif,efisien dan cermat yang berdasarkan pada nilai komitmen mutu. 2. Penulis meminta persetujuan dan berkonsultasi dengan mentor serta kepala ruangan dengan menerapkan asas musyawarah (sila ke 4) yang merupakan sikap nasionalisme 3. Penulis bersikap sopan, santun, dan ramah pada saat berkonsultasi dan meminta izin ke mentor dan kepala ruangan yang merupakan penerapan dari nilai etika publik 4. Penulis berkomunikasi dengan teman sejawat dengan sikap saling menghormati yang merupakan pengamalan sila kemanusiaan dan sebagai indikator dari niai dasar nasionalisme. 5. Penulis memeriksa hasil jawaban teman sejawat dengan jujur yang merupakan indikator nilai dasar etika publik 6. Penulis juga memeriksa dengan adil yang termasuk pengamalan sila kelima yang juga merupakan indikator nilai nasionalisme dan juga akuntabilitas. Keterkaitan dengan kedudukan dan peran PNS : Melakukan konsultasi dengan mentor dalam penyusunan soal serta meminta masukan mentor sesuai dengan kedudukan dan peran PNS dalam manajemen ASN. Kegiatan ini sesuai dengan misi RSCM : “menyelenggarakan Rumah Sakit berbasis Smart Hospital” . Pada kegiatan ketiga ini penulis memilih untuk membuat soal dalam bentu google form karena RSCM merupakan rumah sakit yang berbasis smart hospital, hal ini sejalan dengan proses peralihan system pendokumentasian dari paper ke paperless.
4.5 Tabel Kegiatan 2 Kegiatan 2
Pembuatan media edukasi cara pendokumentasian risiko jatuh di HIS dan sosialisasi kepada teman sejawat di ruangan
Tanggal
23 Mei- 29 Mei 2021
47
Tahapan Kegiatan
a. Membuat media edukasi langkah-langkah penilaian ulang risiko jatuh di HIS b. Berkonsultasi dengan mentor terkait media yang dibuat c. Meminta izin kepada pihak UMSI dan marketing untuk menyebarluaskan media yang telah dibuat d. Melaksanakan sosialisasi kepada teman sejawat.
Output Kegiatan
a. Media edukasi berupa leaflet b. Masukan dan persetujuan dari mentor c. Izin dari pihak UMSI dan marketing d. Sosialisasi terlaksanan secara bertahap pada saat hand over
Lampiran Terkait
a. Leaflet b. Lembar pengendalian mentor c. Screen capture izin dari pihak UMSI dan marketing d. Daftar hadir perawat
Uraian Kegiatan : Kegiatan 2 ini terdiri dari 4 tahapan kegiatan. Tahapan kegiatan yang pertama yaitu membuat media edukasi langkah-langkah penilaian ulang risiko jatuh di HIS, tahapan ini dilakukan dengan membuat media berupa leaflet. Tahapan kegiatan kedua yaitu berkonsultasi dengan mentor terkait media yang dibuat dan didapatkan hasil masukan dari mentor berupa : 1. Minta izin ke pihak terkait yaitu UMSI untuk menggabungkan dengan panduan langkah-langkah yang lain agar menjadi satu kesatuan 2. Buat media yang belum tersedia di RSCM Tahapan selanjutnya yaitu meminta izin kepada pihak UMSI dan marketing untuk menyebarluaskan media yang telah dibuat. Pada tahapan ini penulis berkomunikasi dengan pihak terkait melalui pesan WhatsApp dikarenakan pihak terkait sedang berhalangan melaksanakan tugas di tempat kerja. Dari pihak marketing didapatkan masukan berupa : 2.
Setuju media untuk digunakan, namun lebih baik jika bisa dibuat panduanpanduan yang lain juga karena memang belum tersedia saat ini.
48
3. Akan dibantu untuk pengurusan ke pihak marketing pusat. Untuk saat ini sudah boleh disebarluaskan dan akan dicetak sementara untuk di IPT RSCM Kencana. Tahapan kegiatan terakhir yaitu melaksanakan sosialisasi kepada teman sejawat. Sosialisasi ini dilakukan bertahap setelah selesai hand over antar shift, agar tidak bekerumun dan mengganggu waktu pelayanan.
Keterkaitan dengan nilai ANEKA : 1. Penulis membuat media edukasi sebagai cerminan dari sikap inovatif yang merupakan nilai komitmen mutu 2. Pembuatan media dilakukan dengan kerja keras yang merupakan nilai dasar Nasionalisme 3. Penulis berkonsultasi dengan mentor, meminta izin UMSI dan marketing serta sosialisasi pada teman sejawat dilakukan dengan menerapkan sopan santun dan saling menghormati merupakan nilai dasar etika publik 4. Penulis tidak menambahkan biaya pribadi dalam pencetakan leaflet merupakan penerapan sikap jujur yang merupakan indikator dari nilai anti korupsi.
Keterkaitan dengan Kedudukan dan peran PNS : 1. Membuat media edukasi dalam rangka peningkatan pengetahuan perawat terhadap penilaian risiko jatuh terkait dengan Pelayanan Publik 2. Berkoordinasi dan meminta izin kepada pihak/unit lain yaitu marketing dan UMSI merupakan gambaran kedudukan dan peran PNS dalam Whole of Government
Kegiatan ini sesuai dengan misi RSCM “Menyelenggarakan sistem manajemen RS dengan tata Kelola yang andal dan akuntabel”. Kegiatan sosialisasi pada perawat dimaksudkan untuk menmbentuk tenaga perawat yang memiliki pengetahuan yang baik dalam penilaian ulang risiko jatuh serta tatalaksana pencegahan jatuh.
4.6 Tabel Kegiatan 3 Kegiatan 3
Pembuatan media sebagai sistem pengingat
Tanggal
30 Mei -2 Juni 2021
Tahapan Kegiatan
a. Membuat sistem pengingat berupa stiker WhatsApp
49
b. Berkonsultasi dengan mentor terkait stiker Whatsapp yang telah dibuat c. Menyebarkan stiker whatsapp ke grup setiap shift Output Kegiatan
a. Stiker WhatsApp b. Persetujuan dari metor c. Stiker disebar setiap shift
Lampiran Terkait
a. Stiker WhatsApp b. Lembar Pengendalian Mentor c. Screen capture saat menyebar stiker WhatsApp
Uraian Kegiatan : Kegiatan 3 terdiri dari 3 tahapan, dimulai dari membuat sistem pengingat berupa stiker WhatsApp. Stiker whatsapp ini dibuat dengan menggunakan aplikasi di AppStore. Kemudian tahapan kedua adalah berkonsultasi dengan mentor, sehingga didapatkan persetujuan dari mentor terkait stiker yang dibuat. Selanjutnya tahapan yang terakhir adalah menyebarkan stiker whatsapp ke grup.
Keterkaitan dengan nilai ANEKA : a. Penulis membuat sistem pengingat berupa stiker WhatsApp mencerminkan tindakan inovatif yang merupakan salah satu indikator nilai komitmen mutu b. Penulis meminta persetujuan dan berkonsultasi dengan mentor dengan menerapkan asas musyawarah (sila ke 4) yang merupakan nilai nasionalisme c. Penulis juga berkonsultasi dengan sikap sopan, santun dan ramah yang merupakan indikator nilai etika publik d. Media dibuat dengan bertanggung jawab merupakan penerapan dari nilai dasar akuntabilitas
Keterkaitan dengan kedudukan dan peran PNS : Membuat media sistem pengingat berupa stiker WhatsApp dalam rangka peningkatan pelayanan perawat terkait penilaian risiko jatuh sesuai dengan peran dan kedudukan PNS dalam Pelayanan Publik
Kegiatan ini sesuai dengan misi RSCM :
“Memberikan pelayanan kesehatan paripurna dan professional berstandar internasional”
50
Kegiatan membuat dan menyebarkan system pengingat berupa stiker whatsApp bertujuan untuk membantu perawat dalam mengingat pengisian penilaian ulang risiko jatuh.
4.6 Tabel Kegiatan 4 Kegiatan 4
Pelaksanaan penilaian ulang risiko jatuh dan tatalaksana pencegahan jatuh
Tanggal
3 Juni 2021-21 Juni 2021
Tahapan Kegiatan
a.
Menyebutkan tingkat risiko jatuh pasien pada saat
handover antar shift b.
Mencatat tingkat risiko jatuh pasien di catatan operan masing-masing
c.
Melakukan penilaian ulang risiko jatuh pada pasien dan mendokumentasikan di HIS
d.
Melakukan tatalaksana pencegahan jatuh sesuai penilaian yang sudah dilakukan
Output Kegiatan
a. Tingkat risiko jatuh disebutkan pada saat handover antar shift b. Tingkat risiko jatuh tercatat dalam catatan operan c. Penilaian ulang risiko jatuh tercatat dalam HIS d. Tatalaksana pencegahan jatuh terlaksana
Lampiran Terkait
a. Foto dokumentasi pada saat handover b. Catatan operan yang mencantumkan tingkat risiko jatuh pasien c. Foto dokumentasi saat pengisian penilaian ulang risiko jatuh di HIS d. Foto dokumentasi pelaksanaan pencegahan jatuh
Uraian Kegiatan :
51
Kegiatan 4 terdiri dari 4 tahapan kegiatan yaitu diawali dengan menyebutkan tingkat risiko jatuh pasien pada saat hand over. Kegiatan ini dilakukan oleh PP atau PJ ruangan atau yang mengoverkan pasien ada saat jam hand over. Output yang dihasilkan dari tahapan kegiatan ini adalah perawat mengetahui tingkat risiko jatuh pasien kelolaannya sehingga dapat melakukan tatalaksana pencegahan jatuh yang sesuai. Kemudian tahapan kegiatan yang selanjutnya adalah mencatat tingkat risiko jatuh pasien di catatan operan masing-masing, Pada tahapan ini, masing-masing perawat mencatat tingkat risiko jatuh pasiennya di catatan operan masing-masing yang dijadikan panduan selama satu shift, sehingga perawat tahu kapan penilaian ulang risiko jatuh pasieny harus dilakukan dan bagaimana tatalaksanan yang sesuai. Selanjutnya tahapan ketiga yaitu melakukan penilaian ulang risiko jatuh pasien dan mendokumentasikan di HIS. Pada tahapan ini, setelah perawat tahu kapan penilaian ulang harus dilakukan, pendokumentasian penilaian ulang ini dilakukan dengan lengkap di HIS, sesuai dengan langkah-langkah yang telah disebutkan dalam media leaflet. Kemudian tahapan kegiatan terakhir adalah melakukan tatalaksana pencegahan jatuh sesuai penilaian yang sudah dilakukan. Dalam tahapan kegiatan ini, perawat melakukan pencegahan jatuh sesuai dengan penilaian yang telah dilakukan dan didokumentasikan di HIS sebelumnya Keterkaitan dengan nilai ANEKA : a. Melakukan handover antar shift dengan jelas dan lengkap dengan mencantumkan nilai risiko jatuh merupakan penerapan dari integritas yang merupakan poin dari akuntabilitas b. Mencantumkan nilai risiko jatuh pada saat handover merupakan bentuk kerja sama antar perawat yang mencerminkan nilai nasionalisme c. Kegiatan
pendokumentasian
di
HIS
yang
dilakukan
merupakan
bentuk
pertanggungjawaban terhadap pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan sebagai penerapan nilai akuntabilitas. d. Penulis dan teman-teman perawat di ruangan melakukan tatalaksana pencegahan jatuh mencerminkan sikap taat aturan yang merupakan nilai operasional dari etika publik
52
e. Penulis dan teman-teman perawat di ruangan melakukan tatalaksana pencegahan jatuh sesuai tingkat risiko yang dinilai dengan penuh komitmen merupakan penerapan dari nilai akuntabilitas f.
Melakukan tatalaksana pencegahan jatuh ke pasien dengan sopan, santun dan ramah merupakan penerapan nilai etika public.
Keterkaitan dengan kedudukan dan peran PNS : a. Handover dilakukan bersama antara head nurse, PP,PJ, dan PA serta dilanjutkan dengan bekerja sesuai tugas dan perannya masing-masing sesuai dengan kedudukan dan peran PNS dalam Manajemen ASN b. Melakukan tatalaksana pencegahan jatuh ke pasien sesuai dengan penilaian yang telah dilakukan sesuai dengan peran dan kedudukan PNS dalam pelayanan publik Kegiatan ini mencerminkan misi rscm “Memberikan pelayanan kesehatan paripurna dan professional berstandar internasional” karena melakukan penilaian ulang risiko jatuh dan melakukan tatalaksana pencegahan jatuh merupakan salah satu upaya perawat dalam memberikan pelayanan yang optimal.
4.7 Tabel Kegiatan 5 Kegiatan 5
Evaluasi Kegiatan
Tanggal
19 Juni 2021-21 Juni 2021
Tahapan Kegiatan
a. membuat laporan kepatuhan penilaian ulang risiko jatuh di HIS b. Menyusun laporan hasil kegiatan aktualisasi c. Konsultasi
dengan
mentor
terkait
dan
laporan
keseluruhan pelaksanaan kegiatan. Output Kegiatan
a. Laporan kepatuhan penilaian ulang risiko jatuh di HIS b. Laporan hasil kegiatan aktualisasi c. Masukan dari mentor terkait penyusunan laporan
Lampiran Terkait
a. Laporan kepatuhan penilaian ulang b. Lembar Pengendalian mentor
53
Uraian Kegiatan : Kegiatan 5 terdiri dari 3 tahapan kegiatan, diawali dengan tahapan kegiatan yang pertama yaitu membuat laporan kepatuhan penilaian ulang risiko jatuh di HIS. Penulis mengecek satu persatu pasien berisiko tinggi jatuh yang ada di rawat inap lantai 5 apakah dilakukan penilaian ulang sesuai tingkat jadwal seharusnya. Tahapan kegiatan yang selanjutnya adalah mengumpulkan dan mengolah data penilaian ulang risiko jatuh selama masa aktualisasi. Dalam tahapan ini penulis membuat evaluasi dan perbandingan penilaian ulang risiko jatuh sebelum dan sesudah kegiatan aktualisasi dilaksanakan . Tahapan terakhir adalah berkonsultasi dengan mentor terkait laporan evaluasi dan keseluruhan kegiatan yang telah dilaksanakan. Kegiatan ini dilaksanakan dengan cara megirimkan laporan via email dan mendapatkan feedback dari mentor berupa persetujuan dari laporan yang dikirim serta masukan tentang format laporan kepatuhan penilaian ulang risiko jatuh. Keterkaitan dengan nilai ANEKA : a. Penulis membuat laporan kepatuhan penilaian ulang risiko jatuh dengan penuh tanggung jawab yang menggambarkan nilai akuntabilitas b. Penulis membuat laporan dengan jujur sesuai yang telah dikerjakan merupakan indikator nilai dasar etika public dan anti korupsi. c. Berkonsultasi dengan mentor terkait keseluruhan pelaksanaan kegiatan dan laporan kegiatan dengan sikap sopan santun merupakan penerapan etika public d. Evaluasi dilakukan dalam rangka perbaikan mutu pelayanan merupakan penerapan nilai komitmen mutu e. Penulis dan seluruh perawat diruangan telah melakukan kegiatan-kegiatan terkait tatalaksan pencegahan jatuh secara konsisten yang merupakan penerapan dari nilai akuntabilitas
Keterkaitan dengan kedudukan dan peran PNS :
Setelah laporan evaluasi dibuat terlihat berapa besar persentase kenaikan kepatuhan perawat dalam penilaian ulang risiko jatuh sehingga dapat memperbaiki tatalaksana pencegahan jatuh. Hal ini terkait dengan peran dan kedudukan PNS yaitu Pelayanan Publik
Kegiatan ini sesuai dengan misi RSCM
54
“menyelenggarakan
Rumah
Sakit
berbasis
Smart
Hospital”.
Seluruh
pendokumentasian di RSCM secara bertahap beralih dari paper ke paperless sehingga melakukan penilaian ulang risiko jatuh di HIS ini merupakan salah satu upaya mendukung system paperless di RSCM.
55
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN Proses pembelajaran pada Pelatihan Dasar (latsar) CPNS diberikan kepada CPNS sebagai bekal dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari yaitu penerapan nilai akuntabilitas, nasionalisme, etika public, komitmen mutu dan anti korupsi. Para peserta dituntut untuk mengaktualisasikan nilai-nilai tersebut di unit kerja masing-masing. Isu yang diangkat penulis adalah “Optimalisasi Penilaian Ulang Risiko Jatuh dan Tata Laksana Pencegahan Jatuh di Rawat Inap Lantai 5 RSCM Kencana”. Dalam hal ini penulis berhasil melaksanakan seluruh kegiatan yang telah direncanakan pada saat pembuatan rancangan aktualisasi. Penulis juga berhasil menerapkan kelima nilai dasar PNS tersebut dengan dibawah bimbingan mentor, coach dan pihak-pihak lain yang turut membantu sehingga seluruh kegiatan dapat dilakukan dengan optimal ditandai dengan kenaikan persentase kepatuhan perawat dalam penilaian ulang risiko jatuh dan tatalaksana pencegahan jatuh. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan dan data-data yang penulis kumpulkan, terjadi kenaikan kepatuhan dalam penilaian ulang risiko jatuh di rawat Inap Lantai 5 RSCM Kencana. Secara keseluruhan tahapan kegiatan dapat dilakukan dengan baik dan medapatkan output positif.
B. SARAN Saran dari penulis terkait pelaksanaan aktualisasi dan pelatihan dasar CPNS tahun 2021 yaitu agar seluruh ASN di instansi dapat mengaktualisasikan nilai-nilai ANEKA, peran, fungsi dan kedudukan ASN di instansi masing-masing, serta menjadikannya habituasi atau kebiasaan shingga tertanam dalam diri masing-masing ASN. Sehubungan dengan isu yang penulis angkat, penulis berharap penilaian ulang risiko jatuh dan tatalaksana pencegahan jatuh dapat dilaksanakan seterusnya dengan baik dan disiplin .
56
DAFTAR PUSTAKA
Agus, Erwan.dkk. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS “Pelayanan Publik”.Jakarta : Lembaga Administrasi Negara RI Ahern, R, Nancy dan Wilkinson.2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Nanda Edisi 9. Jakarta : EGC RSCM. “Sejarah RSCM”. rscm.co.id (diakses pada April 29,2021) Suryani,Cori Tri dkk. 2014. Buku Saku Perawat. Jakarta : Bidang Keperawatan RSCM Suwarno,Yogi dan Tri Atmojo. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS “Whole of Government”. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara Undang-undang Nomor 5 tahun 2014. Undang-undang tentang ASN. 15 September 2014 Widodo, Tri.dkk.2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS”Aktualisasi”. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara RI
57
LAMPIRAN A. Form Pengendalian mentor LEMBAR PENGENDALIAN MENTOR Nama
: Mar’atus Solichah
NIP
: 199406092020122002
Unit Kerja
: RSUPN dr Cipto Mangunkusumo
Jabatan
: Perawat Terampil
Isu
: Belum Optimalnya Penilaian Ulang Risiko Jatuh dan Tatalaksana Pencegahan Jatuh di Rawat Inap Lantai 5 Rscm Kencana
KEGIATAN 1 : Pengkajian pengetahuan perawat mengenai penilaian risiko jatuh dan tatalaksana pencegahan jatuh PENYELESAIAN KEGIATAN
CATATAN MENTOR
PARAF MENTOR
Tahapan Kegiatan a.
Soal oke, namun mohon tambahkan
Berkonsultasi dan meminta izin kepala
populasi yang langsung
ruangan untuk melakukan pengkajian
termasuk
pengetahuan perawat dan mengadakan
jatuh
sosialisasi b. c.
pertanyaan
Mengumpulkan materi dari berbagai sumber
risiko
(tanpa
tinggi
skrining)
siapa saja
sebagai bahan penyusunan soal
Revisi opsi soal nomor 15
Membuat soal tentang penilaian risiko jatuh
karena
dan tatalaksana pencegahan jatuh dengan
kemungkinan jawaban
google form
58
ada
2
d.
Berkonsultasi dengan mentor terkait soal yang dibuat
e.
Melakukan pengkajian pada perawat dengan membagikan soal via google form
f.
Memeriksa dan memberikan skor jawaban perawat dari soal yang telah diberikan
Output kegiatan terhadap pemecahan isu a.
Izin dari kepala Ruangan
b.
Materi sebagai bahan pembuatan soal
c.
Soal dalam bentuk Google Form
d.
Persetujan dan masukan dari mentor
e.
Skor hasil dari soal yang telah dikerjakan
Keterkaitan Substansi Mata pelatihan a. Soal pre test dibuat dengan google form menggambarkan point efektif dan efisien yang berdasarkan pada nilai komitmen mutu. b. Dalam meminta persetujuan dan berkonsultasi dengan
mentor
penulis
menerapkan
asas
musyawarah (sila ke 4) yang merupakan sikap nasionalisme c. Saat berkonsultasi penulis bertemu mentor dengan sopan, santun dan ramah yang merupakan indikator nilai etika public d. Pada saat berkomunikasi dengan teman sejawat diterapkan sikap saling menghormati yang merupakan pengamalan sila kemanusiaan dan sebagai indikator dari niai dasar nasionalisme
59
e. Memeriksa
hasil
jawaban
teman
sejawat
dilakukan dengan jujur merupakan indikator nilai dasar etika publik f.
Memeriksa hasil jawaban juga dilakukan dengan adil yang termasuk pengamalan sila kelima yang
juga
merupakan
indikator
nilai
nasionalisme dan juga akuntabilitas Kontribusi Terhadap Visi-Misi Organisasi “Menyelenggarakan sistem manajemen RS dengan tata Kelola yang andal dan akuntabel Penguatan Nilai Organisasi; Kegiatan ini dilakukan untuk mengkaji kemampuan tenaga kesehatan dalam rangka penguatan nilai RSCM yaitu profesionalisme yang digambarkan dengan perilaku utama RSCM Kompeten dan Belajar Berkelanjutan
KEGIATAN 2 : Pembuatan media edukasi cara pendokumentasian risiko jatuh di HIS dan sosialisasi kepada teman sejawat PENYELESAIAN KEGIATAN
CATATAN MENTOR
PARAF MENTOR
Tahapan Kegiatan
ganti menjadi logo
a. Membuat media edukasi langkah-langkah penilaian ulang risiko jatuh di HIS b. Berkonsultasi dengan mentor terkait media yang dibuat
Logo RSCM Kencana RSCM saja
Judul media tambahkan kata “Rawat Inap”
60
c. Meminta izin kepada pihak UMSI dan marketing untuk menyebarluaskan media yang telah dibuat d. Melaksanakan sosialisasi kepada teman sejawat. Output kegiatan terhadap pemecahan isu a.
Media edukasi berupa leaflet
b.
Masukan dan persetujuan dari mentor
c.
Izin dari pihak UMSI dan marketing
d.
Sosialisasi kepada teman sejawat terlaksana
Keterkaitan Substansi Mata pelatihan a. Membuat media edukasi dilakukan sebagai cerminan dari sikap inovatif yang merupakan nilai komitmen mutu b. Membuat media dilakukan dengan kerja keras yang
merupakan
indikator
nilai
dasar
Nasionalisme. c. Berkonsultasi
dengan mentor, meminta izin
UMSI dan marketing serta sosialisasi pada teman sejawat dilakukan dengan menerapkan sopan santun dan saling menghormati merupakan nilai dasar etika public d. Penulis tidak menambahkan biaya pribadi dalam pencetakan leaflet merupakan penerapan sikap jujur yang merupakan indikator dari nilai anti korupsi. Kontribusi Terhadap Visi-Misi Organisasi
61
Kegiatan ini sesuai dengan misi RSCM “Menyelenggarakan sistem manajemen RS dengan tata Kelola yang andal dan akuntabel Penguatan Nilai Organisasi; Pembuatan media dilakukan dalam upaya perbaikan pelayanan dan penerapan dari nilai RSCM yaitu keunggulan dengan gambaran perilaku utama RSCM yaitu Inovatif, kreatif dan Mutakhir
KEGIATAN 3 : Pembuatan media sebagai sistem pengingat PENYELESAIAN KEGIATAN
CATATAN MENTOR
PARAF MENTOR
Tahapan Kegiatan a.
Kegiatan sudah oke, lanjutkan ke kegiatan
Membuat sistem pengingat berupa stiker
berikutnya
WhatsApp b.
Berkonsultasi dengan mentor terkait stiker Whatsapp yang telah dibuat
c.
Menyebarkan stiker whatsapp ke grup setiap shift
Output kegiatan terhadap pemecahan isu a. Stiker WhatsApp b. Persetujuan dari mentor c. Stiker disebar setiap shift Keterkaitan Substansi Mata pelatihan :
62
a. Sistem pengingat berupa stiker WhatsApp yang dibuat merupakan salah satu tindakan inovatif yang mencerminkan nilai komitmen mutu b. Pada saat meminta persetujuan dan berkonsultasi dengan mentor diterapkan asas musyawarah (sila ke 4) yang merupakan nilai nasionalisme. c. Pada saat berkonsultasi juga diterapkan sikap sopan, santun dan ramah yang merupakan penerapan nilai etika publik. d. Media yang dibuat dengan penuh tanggung jawab merupakan penerapan dari nilai dasar akuntabilitas Kontribusi Terhadap Visi-Misi Organisasi Kegiatan ini sesuai dengan misi RSCM “Menyelenggarakan sistem manajemen RS dengan tata Kelola yang andal dan akuntabel” Penguatan Nilai Organisasi; Pembuatan media sistem pengingat ditujukan agar mengoptimalisasi pemberian pelayanan sebagai penerapan nilai RSCM keunggulan dengan gambaran perilaku utama RSCM yaitu berorientasi pada standar tertinggi
63
KEGIATAN 4 : Pelaksanaan penilaian ulang risiko jatuh dan tatalaksana pencegahan jatuh PENYELESAIAN KEGIATAN
CATATAN MENTOR
PARAF MENTOR
Tahapan Kegiatan
Kegiatan sudah oke,
a. Menyebutkan tingkat risiko jatuh pasien pada saat handover antar shift b. Mencatat tingkat risiko jatuh pasien di catatan operan masing-masing c. Melakukan penilaian ulang risiko jatuh pada pasien dan mendokumentasikan di HIS d. Melakukan tatalaksana pencegahan jatuh sesuai penilaian yang sudah dilakukan Output kegiatan terhadap pemecahan isu : e. Tingkat risiko jatuh disebutkan pada saat
handover f.
Tingkat risiko jatuh tercatat dalam catatan operan
g. Prenilaian ulang risiko jatuh tercatat dalam HIS h. Tatalaksana pencegahan jatuh terlaksana Keterkaitan dengan substansi mata pelatihan: a. Melakukan handover antar shift dengan jelas dan lengkap merupakan penerapan dari
64
lanjutkan ke kegiatan berikutnya
integritas yang merupakan poin dari akuntabilitas b. Mencantumkan nilai risiko jatuh pada saat
handover merupakan bentuk kerja sama antar perawat
yang
mencerminkan
nilai
nasionalisme c. Kegiatan pendokumentasian merupakan bentuk pertanggungjawaban
terhadap
pelaksanaan
kegiatan yang telah direncanakan sebagai penerapan nilai akuntabilitas d. Melaksanakan penilaian ulang risiko jatuh dan tatalaksana pencegahan jatuh adalah salah satu bentuk sikap taat aturan sebagai penerapan nilai etika publik e. melaksanakan disusun
dan
rencana kegiatan yang telah melaksanakan
tatalaksana
pencegahan jatuh sesuai tingkat risiko yang dinilai dilaksanakan dengan penuh komitmen yang merupakan poin dari nilai akuntabilitas f. Melakukan tatalaksana pencegahan jatuh ke pasien dengan sopan, santun dan ramah merupakan penerapan nilai etika publik Kontribusi Terhadap Visi-Misi Organisasi Kegiatan
ini
mencerminkan
misi
rscm
“Memberikan
pelayanan
kesehatan
paripurna
professional
berstandar
dan
internasional” Penguatan Nilai Organisasi; Kegiatan ini dilakukan demi memberikan pelayanan yang terbaik pada pasien dan sesuai
65
dengan nilai RSCM profesionalisme yaitu perilaku utama RSCM Bertanggungjawab dan Berdedikasi dan Disiplin dan Taat pada Aturan
KEGIATAN 5 : evaluasi penilaian ulang risiko jatuh di HIS PENYELESAIAN KEGIATAN
CATATAN MENTOR
PARAF MENTOR
Tahapan Kegiatan :
Buat laporan kepatuhan pelaksanaan pengisian
a. membuat laporan kepatuhan penilaian
ulang risiko jatuh,
ulang risiko jatuh b. membuat laporan hasil kegiatan aktualisasi c. Konsultasi dengan mentor terkait dan laporan evaluasi keseluruhan pelaksanaan kegiatan
pasien kemudian lakukan evaluasi sudah dilakukan penilaian ulang atau belum.
Output kegiatan terhadap pemecahan isu : d. laporan kepatuhan penilaian ulang risiko jatuh e. Laporan evaluasi kegiatan aktualisasi f.
cantumkan inisial nama
Persetujuan mentor
Keterkaitan dengan substansi mata pelatihan: a. Membuat laporan evaluasi dan form kepatuhan perawat dilakukan dengan
66
penuh tanggung jawab sehingga menggambarkan nilai akuntabilitas b. Membuat laporan juga dilakukan dengan transparan, jujur, sesuai yang telah dikerjakan merupakan indikator nilai dasar etika public dan anti korupsi c. Berkonsultasi dengan mentor terkait keseluruhan pelaksanaan kegiatan dan laporan kegiatan dengan sikap sopan santun merupakan penerapan etika public d. Evaluasi dilakukan dalam rangka perbaikan mutu pelayanan merupakan penerapan nilai komitmen mutu e. melakukan kegiatan-kegiatan terkait tatalaksan pencegahan jatuh secara konsisten yang merupakan penerapan dari nilai akuntabilitas Kontribusi Terhadap Visi-Misi Organisasi: Kegiatan ini sesuai dengan misi RSCM “menyelenggarakan Rumah Sakit berbasis
Smart Hospital” Penguatan Nilai Organisasi; Kegiatan ini dilakukan dalam rangka pertanggungjawaban atas Tindakan yang telah dikerjakan yang merupakan penguatan dari perilaku utama RSCM bertanggungjawab dan Berdedikasi yang merupakan nilai utama RSCM yaitu profesionalisme
67
B.
Lembar Pengendalian Coach LEMBAR PENGENDALIAN COACH 2) NAMA
: MAR’ATUS SOLICHAH
3) NIP
: 199406092020122002
4) PANGKAT/GOL
: PENGATUR/II C
5) JABATAN
: PELAKSANA/TERAMPIL/PERAWAT
6) INSTANSI
: RSUPN dr CIPTO MANGUNKUSUMO
7) COACH
: AHMAD WAJEDI, S.Pd, M.Kes
8) ISU
: OPTIMALISASI PENILAIAN ULANG RISIKO JATUH DAN TATALAKSANA
PENCEGAHAN JATUH DI RAWAT INAP LANTAI 5 KENCANA RSUPN dr CIPTO MANGUNKUSUMO JAKARTA NO
TANGGAL KEGIATAN
CATATAN COACH
MEDIA
1
27 April
Penyampaian dan
Lengkapi data untuk
Zoom
2021
pembahasan isu
memperkuat isu, sesuaikan
Meeting
dengan SKP 2
3 Mei
Pembahasan
Perkuat gagasan agar
Zoom
2021
Gagasan
dapat menyelesaikan isu .
Meeting
Penyelesaian Isu dan kelengkapan data yang telah didapat 3
4
7 Mei
Pembahasan
Susun kegiatan dan
Zoom
2021
Gagasan
tahapan kegiatan dengan
Meeting
Penyelesaian Isu dan
baik dan sistematis.
Tahapan Kegiatan
Perkuat nilai-nilai ANEKA
9 Mei
Pembahasan seluruh
Persiapkan PPT dengan
2021
rancangan kegiatan
baik dan sistematis.
Meet
terakhir sebelum
Persiapkan kesehatan,
seminar
laptop dan jaringan internet yang baik
68
PARAF
5
16 Juni
Pembahasan Laporan
Pastikan semua RS yang
2021
kegiatan aktualisasi
sudah direalisasikan dibuat
laporan lengkap berikut bukti-bukti fisiknya, bukti mentoring. 6
7
25 Juni
Penyampaian dan
Sesuaikan bahasa
Zoom
2021
Pembahasan laporan
penulisan yang baik dan
Meeting
kegiatan aktualisasi
sistematis. Tambahkan
berikut bukti dan
narasi pada uraian
lampiran
kegiatan.
28 Juni
Penyampaian dan
Sesuaikan bahasa
Zoom
2021
Pembahasan laporan
penulisan yang baik dan
Meeting
kegiatan aktualisasi
sistematis.
berikut bukti dan
Persiapkan PPT yang
lampiran
sistematis dan tidak terlalu banyak narasi.
8.
4 Juli
Penyampaian laporan
Besok tampil dengan prima
2021
kegiatan terakhir
dan diawali doa.Buat
sebelum seminar
laporan dan PPT yang terbaik
69
C. Surat izin dari kepala ruangan
70
D. Daftar soal untuk google form 1. Tools yang digunakan untuk menilai risiko jatuh pada pasien di rawat inap adalah a. Fall morse scale b. Risiko jatuh pada lanjut usia c. humpty dumpty scale d. semua benar 2. Penilaian risiko jatuh anak usia 12-18 tahun menggunakan
a. humpty dumpty scale b. get up and go test c. fall morse scale d. tidak dikaji karena berisiko tinggi 3. Penilaian risiko jatuh pasien usia >18 s.d <60 tahun menggunakan a.
humpty dumpty scale
b.
get up and go test
c.
fall morse scale
d.
risiko jatuh pada lansia
4. Bila pada penilaian fall morse scale didapatkan data skor 27 maka pasien tersebut a.
berisiko rendah jatuh
b.
berisiko tinggi jatuh
c.
tidak berisiko jatuh
d.
berisiko jatuh
5. Salah satu poin yang dinilai dalam fall morse scale adalah berikut ini, kecuali a.
riwayat jatuh dalam 3 bulan terakhir
b.
riwayat jatuh dalam 12 bulan terakhir
c.
menggunakan infus
d.
diagnosis medis sekunder > 1
6. Jika pasien dewasa memiliki diagnosis medis sekunder > 1 berapa skala yang didapat a. 15 b. 20 c. 25 d. 30
71
7. Kapan penilaian ulang risiko jatuh tinggi pada pasien dewasa harus dilakukan a.
setiap shift
b.
setiap hari
c.
Jika ada perubahan kondisi dan pengobatan
d.
Jika pasien selesai mendapat tindakan invasif
8. Berikut ini salah satu intervensi pada pasien dewasa berisiko rendah jatuh. kecuali a.
Pasang klip risiko jatuh
b.
Edukasi pencegahan jatuh pada pasien dan keluarga
c.
Pasang penghalang tempat tidur
d.
Gunakan alat bantu jalan seperti walker dll
9. Kapan penilaian ulang risiko jatuh rendah pada pasien dewasa harus dilakukan a.
Setiap hari
b.
Setiap Shift
c.
Setiap 2 jam
d.
Jika ada perubahan kondisi
10. Pasien dewasa berisiko tinggi jatuh bila hasil skor fall morse scale a.
35
b.
25-50
c.
≥ 50
d.
≥55
11. Pasien lansia berisiko tinggi jatuh jika nilai skor a.
≥4
b.
≥5
c.
1-3
d.
3-5
12. Berikut adalah obat-obatan berisiko tinggi pada lansia yang mempengaruhi penilaian risiko tinggi jatuh, kecuali a.
anti hipertensi
b.
anti emetik
c.
anti aritmia
d.
NSAID
72
13. Tingkat risiko jatuh tinggi pada humpty dumpty adalah skor a.
3-5
b.
7-11
c.
≥ 12
d.
8-11
14. Berikut perubahan kondisi/pengobatan yang dapat mempengaruhi penilaian jatuh, kecuali a.
Pasien pasca operasi
b.
Pasien pasca sedasi
c.
Penambahan obat sedatif pada pasien ICU yang menggunakan sedasi dan paralisis
d.
Pasien pasca jatuh
15. Kategori pasien yang berisiko jatuh tanpa harus melalui skrining adalah a. Ibu hamil b. Anak usia dibawah 12 tahun c. Anak usia dibawah 15 tahun d. Pasien post partum E. Link soal https://forms.gle/RoDA9qiehW7JgMDM9
73
F. Media Sistem Pengingat (stiker whatsApp)
74
G. Izin dari pihak UMSI
75
H. Media edukasi leaflet
76
I. Hasil pengerjaan soal pengetahuan tentang risiko jatuh NO
NAMA
SKOR
1
Anih
89
2
Erna
100
3
Lita
100
4
Satria
80
5
Intan
89
6
Dwi norma
79
7
Hesti
67
8
Adeline
97
9
Ida
87
10
Ika
87
11
Nungki
80
12
Komang
89
13
Fajarina
90
14
Sutarni
89
15
Tanty
87
16
Bella
89
17
Siti nurjanah
87
18
Ginanjar
80
19
Tia
97
20
Pipiet
97
21
Indri
87
22
Siti solikhah
89
23
Siska amalia
89
24
Dedy
100
25
Wardahnia
80
Nilai rata-rata : 85,12
77
J. Daftar hadir perawat
78
K. Foto dokumentasi Foto saat handover antar shift
79
Foto saat handover antar shift
Pengisian penilaian ulang risiko jatuh di HIS
80
81
Konsultasi dengan mentor
82
Pelaksanaan tatalaksana pencegahan jatuh ke pasien
83
84
L. Laporan Kepatuhan Penilaian Ulang Risiko Jatuh LAPORAN KEPATUHAN PENILAIAN ULANG RISIKO JATUH PASIEN RAWAT INAP DI LANTAI 5 RSCM KENCANA PERIODE 3 JUNI 2021-19 JUNI 2021
NO
NAMA PASIEN
BERISIKO JATUH
DILAKUKAN PENILAIAN ULANG
1
Ny. L
√
√
2
Ny. K
√
√
3
An. B
√
√
4
An. M
√
√
5
Ny. R
6
Tn I
√
√
7
Ny. I
√
√
8
Ny. E
9
Ny. L
10
Ny. R
11
Ny. M
12
An. Z
√
√
13
By.Ny E
√
14
Ny. E
15
An. Y
√
√
16
An. A
√
-
17
Ny. H
18
Ny. L
√
√
19
Ny. N
√
√
20
Tn. K
21
By. S
√
√
22
An. S
√
85
23
Ny. N
24
Ny. P
25
Tn. M
26
Ny. D
27
Ny. L
28
Tn. A
29
Tn. A
√
√
30
Ny. N
√
√
31
Tn. A
√
√
32
An. K
√
33
Tn. H
√
√
34
Tn. F
√
√
35
Ny S
36
Ny. E
√
√
37
Ny. A
√
√
38
Ny.D
√
√
39
Nn. Y
40
Ny.R
√
√
41
Tn. M
42
Tn. H
43
Tn. H
44
Nn. D
√
√
45
Ny. N
46
Nn. Y
47
An. H
√
√
48
Ny. R
√
49
An. T
√
√
50
Ny. J
51
An. L
√
√
52
An.S
√
86
53
An. S
√
√
54
Ny. H
55
Ny. T
√
√
56
Tn. M
√
√
57
An. B
√
58
Tn. M
59
An. A
√
60
Ny. A
√
62
An. T
√
62
Tn. Z
63
Tn. I
64
Ny. D
√
65
Ny. R
√
66
By. J
√
67
Ny. D
JUMLAH TOTAL PASIEN
√
= 67 ORANG
JUMLAH PASIEN BERISIKO TINGGI JATUH
= 38 ORANG
JUMLAH PASIEN YANG DILAKUKAN PENILAIAN ULANG RISIKO JATUH DI HIS = 28 ORANG ( 73.6 %)
87
M. Laporan Evaluasi Kegiatan
88