Perancangn Dashboard Elektronik Data Keuangan U. Mengorganisasikan Dokumen Sumber Penyusunan Laporan

Page 1

LAPORAN AKTUALISASI PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN 3

PERANCANGAN DASHBOARD ELEKTRONIK DATA KEUANGAN UNTUK MENGORGANISASIKAN DOKUMEN SUMBER PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA BAGIAN KEUANGAN BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT BANDUNG

DISUSUN OLEH : MIRANTI NARESWARI NIP. 199408312020122004

BAPELKES CIKARANG KEMENTERIAN KESEHATAN RI 2021

i


LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN AKTUALISASI

Perancangan Dashboard Elektronik Data Keuangan untuk Mengorganisasikan Dokumen Sumber Penyusunan Laporan Keuangan pada Bagian Keuangan Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Bandung

Telah dilakukan Seminar Rancangan (secara daring) Tanggal 03 September 2021 Telah dilakukan Seminar Akhir (secara daring) Tanggal 22 Oktober 2021 Penguji

Mentor

Ir. Miftahur Rohim, M.Kes

Anton Kholiluddin, SE

NIP. 196903121992031014

NIP. 197812162006041004

Coach

Alfred Ariyanto, S.Si.Apt, M.Si NIP. 197712162006041001

ii


KATA PENGANTAR Segala puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga saya mampu menyelesaikan laporan aktualisasi dengan judul “Perancangan Dashboard Elektronik Data Keuangan untuk Mengorganisasikan Dokumen Sumber Penyusunan Laporan Keuangan pada Bagian Keuangan Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Bandung”. Saya mengucapkan terimakasih untuk setiap pihak yang mendukung dalam menyusun Laporan Aktualisasi baik secara materi maupun non materi. Ucapan terimakasih saya sampaikan kepada: 1. Dr. drg. Maya Marinda Montain, M.Kes selaku Plt. Kepala Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Bandung; 2. Endang Sri Mursinah, S.KM., M.Kes. selaku Koordinator Bagian Tata Usaha Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Bandung; 3. Anton Kholiluddin, SE selaku Sub Koordinator Keuangan dan BMN Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Bandung, serta sebagai mentor yang telah memotivasi dan membimbing penulis dalam pelaksanakan Pelatihan Dasar CPNS; 4. Alfred Ariyanto, S.Si., Apt., M.si selaku Widyaiswara (Coach) yang telah membimbing dan memberikan masukan dalam pelaksanakan Pelatihan Dasar CPNS; 5. Ir. Miftahur Rohim, M.Kes selaku penguji yang telah memberikan dukungan dan arahan dalam pelaksanakan Pelatihan Dasar CPNS; 6. Seluruh widyaiswara, fasilitator dan panitia penyelenggara di Bapelkes Cikarang yang telah memberikan pelayanan terbaiknya selama proses Pelatihan Dasar CPNS; 7. Orang tua dan keluarga yang senantiasa memberikan dukungan dan doa kepada penulis selama mengikuti Pelatihan Dasar CPNS; 8. Para senior dan rekan-rekan pada bagian Tata Usaha Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Bandung; 9. Para senior dan rekan-rekan bagian keuangan dan BMN Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Bandung;

iii


10. Para senior dan rekan-rekan pada bagian IT Besar Kesehatan Paru Masyarakat Bandung; 11. Rekan-rekan peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan 3 terkhusus kepada seluruh anggota kelompok C yang telah berbagi ilmu, pengalaman, semangat dan kekompakannya selama menjalani pelatihan dasar CPNS. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa peyusunan laporan aktualisasi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari pembaca dan pemerhati sangat

diharapkan untuk penyempurnaan

kegiatan

aktualisasi. Semoga Laporan Aktualisasi ini dapat bermanfaat, khususnya bagi bagian keuangan Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Bandung dan umumnya bagi seluruh pegawai di instansi. Bandung, 22 Oktober 2021

Miranti Nareswari, S.A. NIP. 199408312020122004

iv


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................................ i LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................................... ii KATA PENGANTAR ............................................................................................................iii DAFTAR ISI ......................................................................................................................... v BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................... 1 1.1

Latar Belakang............................................................................................................ 1

1.2

Tujuan ........................................................................................................................ 2

1.3

Manfaat ...................................................................................................................... 2

1.4

Ruang Lingkup............................................................................................................ 3

BAB II GAMBARAN UMUM ................................................................................................ 4 2.1

Profil BBKPM Bandung ............................................................................................... 4

2.2

Profil Bagian Tata Usaha dan Subbagian Keuangan ................................................ 14

2.3

Profil Peserta ............................................................................................................ 16

BAB III LANDASAN TEORI .............................................................................................. 17 3.1

Sikap Perilaku Bela Negara ...................................................................................... 17

3.2

Nilai-Nilai Dasar ASN ................................................................................................ 20

3.3

Peran dan Kedudukan ASN dalam NKRI .................................................................. 22

BAB IV RANCANGAN AKTUALISASI .............................................................................. 24 4.1

Identifikasi Isu ........................................................................................................... 24

4.2

Penetapan Core Isu .................................................................................................. 27

4.3

Penyebab Isu ............................................................................................................ 30

4.4

Gagasan Pemecahan Isu ......................................................................................... 32

4.5

Matriks Rancangan Aktualisasi ................................................................................. 34

4.6

Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi ...................................................................... 40

v


BAB V PELAKSANAAN KEGIATAN AKTUALISASI ....................................................... 41 5.1

Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi ............................................................................ 41

5.2

Rencana Tindak Lanjut ............................................................................................. 64

BAB VI PENUTUP............................................................................................................. 66 6.1

Kesimpulan ............................................................................................................... 66

6.2

Saran ........................................................................................................................ 66

LEMBAR KOMITMEN ....................................................................................................... 67 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 69

vi


BAB I PENDAHULUAN 1.1

Latar Belakang Berdasarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara yang (selanjutnya disingkat ASN) terdiri dari profesi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan. Dalam rangka pelaksanaan cita-cita bangsa dan mewujudkan tujuan negara, perlu dibangun Aparatur Sipil Negara yang mampu menjalankan tugas, fungsi dan perannya secara profesional. Dimana fungsi dan tugas utama dari ASN (Aparatur Sipil Negara) ada 3 yaitu melaksanakan kebijakan publik, pelayanan publik, serta menjadi unsur perekat dan pemersatu bangsa. Dalam

perannya

sebagai

perencana,

pelaksana,

dan

pengawas

penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik, perlu dibangun ASN yang memiliki integritas, profesionalisme, netralitas, dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme), dan mampu menjalankan fungsi dan tugasnya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Maka untuk dapat memaksimalkan fungsi, tugas, dan perannya Calon Pegawai Negeri Sipil perlu diberikan pembekalan untuk meningkatkan potensi yang dimiliki. Pada peraturan Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil, dijelaskan bahwa untuk memenuhi kebutuhan pelaksanaan pelatihan dasar

CPNS harus

disesuaikan dengan dinamika pengembangan kompetensi, dan penyesuaian mekanisme penyelenggaraan pelatihan dasar CPNS. Pelatihan dasar CPNS merupakan persyaratan yang harus dipenuhi CPNS untuk menjadi ASN. Pelatihan dasar CPNS dilaksanakan untuk memberikan pengetahuan dalam pembentukan wawasan kebangsaan, kepribadian dan etika PNS, pengetahuan dasar tentang sistem penyelenggaraan pemerintahan negara, bidang tugas dan budaya organisasinya supaya mampu melaksanakan tugas dan perannya sebagai pelayan masyarakat.

1


Pelatihan dasar CPNS dilaksanakan bertujuan untuk mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitemen Mutu, dan Anti Korupsi. Dalam kaitannya mewujudkan nilai dasar yang telah diberikan, penulis menyusun rancangan kegiatan aktualisasi dari nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitemen Mutu, dan Anti Korupsi) yang disesuaikan dengan isu-isu yang ada pada tempat kerja. Hal ini dilakukan agar isu tersebut dapat diselesaikan dan dapat meningkatkan kualitas manajemen ASN, pelayanan publik, dan Whole of Government dari instansi tempat kerja. 1.2

Tujuan Penyusunan laporan aktualisasi ini bertujuan untuk : a. Penulis mampu menjelaskan identifikasi isu dan penetapan core isu di unit kerja; b. Penulis mampu menjelaskan gagasan pemecahan isu prioritas dengan menyusun rencana, tahapan kegiatan, dan output kegiatan; c. Penulis mampu menjelaskan penerapan materi dalam pelatihan dasar CPNS, yaitu nilai-nilai dasar ASN serta kedudukan dan peran PNS dalam NKRI dalam melaksanakan tahapan kegiatan; d. Penulis mampu menjelaskan rencana kegiatan dalam kaitannya dengan pencapaian visi dan misi organisasi serta penguatan terhadap nilai-nilai organisasi; e. Penulis mampu menciptakan inovasi dalam mewujudkan visi dan misi melalui analisis dampak dan identifikasi isu di lingkungan kerja.

1.3

Manfaat Rancangan Aktualisasi Manfaat rancangan aktualisasi adalah 1. Bagi penulis Dengan pemahaman

kegiatan dan

aktualisasi

kemampuan

ini

penulis

menganalisis

dapat

dan

meningkatkan

mengaktualisasikan

kegiatan pemecahan masalah yang didasari dengan nilai-nilai dasar ASN serta kedudukan dan peran ASN dalam NKRI sehingga akan terbentuk ASN yang profesional dalam menjalankan fungsi dan tugasnya.

2


2. Bagi Unit Kerja Dengan adanya rancangan aktualisasi ini diharapkan dapat menjadi solusi terhadap isu-isu yang krusial pada unit kerja, sehingga kualitas kinerja dari unit kerja akan meningkat. 1.4

Ruang Lingkup Pendidikan dan pelatihan dasar CPNS Golongan III Angkatan 3 diselenggarakan mulai tanggal 21 Juni 2021 sampai dengan 25 Oktober 2021. Kegiatan pelatihan dasar CPNS ini diselenggarakan secara daring oleh Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang, yang terdiri atas beberapa tahap yaitu : 1. Tanggal 26 Juli 2021 s.d 29 Juli 2021 merupakan pelaksanaan Massive Open Online Course (MOOC); 2. Tanggal 6 Agustus 2021 s.d 3 September 2021 merupakan pelaksanaan Distance Learning; 3. Tanggal 4 September 2021 s.d 8 Oktober 2021 merupakan pelaksanaan Aktualisasi; 4. Tanggal 11 Oktober 2021 s.d 25 Oktober 2021 merupakan pelaksanaan Klasikal. Ruang lingkup aktualisasi oleh Penulis mencakup tugas pokok sesuai Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), penugasan pimpinan, dan kegiatan inovasi untuk memecahkan isu yang ada pada unit kerja. Pada setiap kegiatan akan dipaparkan tahapan kegiatan dan hasil yang diharapkan. Kegiatan ini akan dilaksanakan di Subbagian Keuangan Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Bandung. Kegiatan dilakukan dengan menerapkan nilai-nilai dasar PNS ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi) serta memperhatikan kedudukan dan peran ASN dalam NKRI dalam melaksanakan setiap tahapan dalam rancangan aktualisasi yang diajukan.

3


BAB II GAMBARAN UMUM 2.1

Profil BBKPM Bandung

Gambar 2.1 Foto Gedung BBKPM Bandung Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Bandung merupakan Unit Pelaksana Teknis Kementerian Kesehatan. BBKPM Bandung didirikan pada Bulan November Tahun 1952, dengan nama BP5 (Balai Penyelidikan dan Pemberantasan

Penyakit

Paru-Paru)

dengan

tujuan

sebagai

pusat

pemberantasan penyakit tuberculosis (TB). Pada tahun 1974, BP5 berubah menjadi BP4 (Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru) dan mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan RI No.144/Menkes/SK/IV/1978 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru yang di dalamnya mengatur tugas, fungsi, klasifikasi dan Susunan Organisasi BP4, maka tugas pokok dan fungsi BP4 tidak hanya mengobati tuberkulosis tetapi juga penyakit paru lainnya. Merujuk pada Kep.Men.PAN No.62/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Organisasi Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Departemen dan Lembaga Pemerintah Non Departemen, yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri

4


Kesehatan RI Nomor: 1352/MENKES/PER/IX/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Bidang Kesehatan Paru Masyarakat, menetapkan BP4 Bandung sebagai Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM) eselon 3b. Pada tahun 2007 melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 532/MENKES/PER/IV/2007 BKPM Bandung selanjutnya ditetapkan menjadi Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) eselon 2b, dengan Tugas Pokok dan Fungsi melaksanakan pelayanan kesehatan rujukan paru

spesialistik

masyarakat;

dan

atau

pemberdayaan

subspesialistik yang masyarakat

dalam

berorientasi

bidang

kesehatan

kesehatan

paru;

kemitraan dan pengembangan sumber daya di bidang kesehatan paru masyarakat; pendidikan dan pelatihan teknis di bidang kesehatan paru; serta penelitian dan pengembangan kesehatan paru. Di dalam surat keputusan tersebut juga dinyatakan bahwa wilayah kerja BBKPM Bandung meliputi 13 Provinsi yaitu seluruh Provinsi di Pulau Sumatera, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Banten dan Provinsi DKI Jakarta. Kemudian pada tanggal 22 November 2011 melalui Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 2354/Menkes/Per/XI/2011 tentang

Perubahan

Permenkes

Nomor

532/Menkes/Per/IV/2007

tentang

Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM), kedudukan BBKPM Bandung berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan. BBKPM

Bandung

resmi

menjadi

Instansi

Pemerintah

di

bawah

Kementerian Kesehatan yang menjalankan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PK-BLU) melalui surat Kementerian Keuangan Nomor 58/MK.05/2011 tentang Penetapan Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Bandung Pada Kementerian Kesehatan RI sebagai Instansi Pemerintah yang menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum pada tanggal 28 Februari 2011. Seiring dengan perubahan struktur organisasi di lingkungan Kementerian Kesehatan, terbit Peraturan Presiden

Nomor 35 Tahun 2015 tentang

Kementerian Kesehatan dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, dalam peraturan tersebut Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan berubah nama menjadi Direktorat Pelayanan Kesehatan, dengan perubahan tersebut maka

5


BBKPM Bandung saat ini berada di bawah koordinasi dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan. Kemudian pada tanggal 23 Oktober 2020 sejalan dengan penyederhanaan birokrasi, Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 2354/Menkes/Per/XI/2011 tentang

Perubahan

Permenkes

Nomor

532/Menkes/Per/IV/2007

tentang

Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) kembali diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 36 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat. Lokasi BBKPM Bandung di Jalan Cibadak No 214 Bandung menempati bangunan seluas 6.731 m2 yang berdiri diatas tanah seluas 3.330 m2, BKPM Garut Jl. Rumah Sakit Umum Dokter Slamet No. 13 Garut menempati bangunan seluas 220 m2 yang berdiri diatas tanah seluas 1.704 m2, dan BKPM Cianjur Jalan Jl. Siliwangi No. 15 Cianjur adalah bangunan seluas 662 m2 yang berdiri diatas tanah seluas 2.450 m2. Bangunan Utama BBKPM Bandung memiliki sarana: (1) Gedung A yang terdiri dari : 

Lantai 1: Instalasi Gawat Darurat (IGD) 24 Jam dan Instalasi Radiologi;

Lantai 2: Instalasi Laboratorium;

Lantai 3: Instalasi Rawat Inap;

Lantai 4: Instalasi Pemeliharaan Sarana dan Kesehatan Lingkungan.

(2) Gedung B terdiri dari : 

Lantai

Basement:

Instalasi

Gizi/Pantry,

Laundry,

Gudang,

Parkir,

Pemulasaraan Jenazah, Workshop, IPSKL, IPAL, Ruang Satpam; 

Lantai 1: Instalasi Rawat Jalan (Poliklinik), Instalasi Rekam Medis (Pendaftaran), Humas dan Kasir;

Lantai 2: Instalasi Farmasi, Instalasi Rawat Jalan (Poliklinik & Konseling), Ruang Dokter, Instalasi Rehabilitasi Medik, Kantin/Koperasi;

Lantai 3: Instalasi Rawat Inap, Instalasi Bedah Paru, Ruang Diklat, Ruang Rapat, Ruang ULP, SPI/UPG, Ruang Akreditasi, Ruang YAI serta Ruang Medical Check Up (MCU);

Lantai 4: Ruang Pimpinan dan Tata Usaha serta Auditorium.

6


Gedung utama BBKPM Bandung berlokasi di Jalan Cibadak No 214 Kota Bandung. Selain berlokasi di Kota Bandung, BBKPM Bandung memiliki dua buah Unit Pelayanan Fungsional (UPF) yang berada di Cianjur dan Garut, yang melayani kesehatan paru masyarakat di kedua wilayah tersebut, namun tetap berada dalam satu satuan kerja BBKPM Bandung. BBKPM Bandung UPF Garut

Gambar 2.2 Foto Gedung BBKPM Bandung UPF Garut Alamat: Jalan RSUD Dr. Slamet No. 13, Garut – Jawa Barat BBKPM Bandung UPF Cianjur

Gambar 2.3 Foto Gedung BBKPM Bandung UPF Cianjur Alamat: Jalan Siliwangi No. 19, Cianjur – Jawa Barat Dalam menjalankan tugas pokok BBKPM Bandung

jelas memiliki

karakteristik berbeda dengan rumah sakit ataupun layanan kesehatan lain, selain secara spesialistik menangani penyakit paru sebagai layanan dan rujukan juga memiliki program pemberdayaan kesehatan paru masyarakat, dengan layanan unggulan : 1. Pusat pelayanan dan rujukan kesehatan paru masyarakat; 2. Pusat pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan paru masyarakat;

7


3. Pusat jejaring kerjasama/ kemitraan kesehatan paru masyarakat; 4. Pusat pendidikan dan pelatihan kesehatan paru masyarakat; 5. Pusat penelitian dan pengembangan kesehatan paru masyarakat. Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Bandung telah ditetapkan sebagai satuan

kerja

BLU

berdasarkan

Keputusan

Menteri

Keuangan

Nomor

58/MK.05/2011 tanggal 28 Februari 2011. Berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan target kinerja yang dilandasi pergeseran paradigma yaitu dengan lebih memperhatikan nilai-nilai kebutuhan dan kepuasan pelanggan sesuai dengan visi, misi dan tata nilai BBKPM Bandung sebagai berikut : A. Visi Visi Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Bandung yaitu melakukan pelayanan kesehatan rujukan paru spesialistik dan atau subspesialistik yang berorientasi kesehatan masyarakat; pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan paru; kemitraan dan pengembangan sumber daya di bidang kesehatan paru masyarakat; pendidikan dan pelatihan teknis di bidang kesehatan paru; serta penelitian dan pengembangan kesehatan paru, maka untuk menunjang Tupoksi tersebut dalam mencapai tujuan program dan kegiatan, ditetapkan visi BBKPM Bandung yaitu : “Menjadi rujukan kesehatan paru masyarakat yang terkemuka di tingkat Nasional”. B. Misi Untuk mewujudkan visi BBKPM Bandung tersebut dirumuskan misi yang merupakan langkah –langkah dalam pencapaian visi, yaitu : 1. Kami

adalah

Balai

Besar

Kesehatan

Masyarakat

yang

menyelenggarakan pelayanan rujukan kesehatan paru yang berorientasi kepada masyarakat; 2. Kami mensinergikan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) secara paripurna; 3. Kami mempercepat terwujudnya masyarakat sehat paru yang mandiri dan berdaya; 4. Kami berjuang meningkatkan derajat kesehatan paru masyarakat.

8


C. Tujuan Tujuan yang hendak dicapai oleh BBKPM Bandung adalah : 1. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan paru masyarakat; 2. Mewujudkan pelayanan kesehatan paru yang terjangkau, dan merata; 3. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan paru di lingkungannya; 4. Meningkatkan jejaring kerja untuk mempercepat penanggulangan masalah kesehatan paru; 5. Memenuhi kebutuhan sumber daya manusia baik kualitas dan kuantitas dalam pelayanan kesehatan paru masyarakat; 6. Memenuhi sarana dan prasarana pelayanan kesehatan paru yang sesuai standar pelayanan; 7. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan. D. Nilai-nilai Organisasi Nilai-nilai organisasi yang ada di BBKPM Bandung adalah 1. Integritas Keselarasan antara pikiran, perkataan dan perbuatan. Indikatornya adalah konsisten, jujur, menghindari benturan keinginan, berpikiran positif, arif, bijaksana, dan mematuhi peraturan perundang-undangan. 2. Keteladanan Memberikan sikap yang patut menjadi contoh baik bagi orang lain. 3. Profesionalisme Mampu melaksanakan kinerja sesuai dengan tupoksi. 4. Komunikasi 5. Menciptakan hubungan dua arah antara institusi/lembaga dengan masyarakat sehingga tercipta saling keterhubungan antara satu dengan yang lainnya. 6. Sinergi Membangun dan memastikan hubungan kerjasama internal yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku kepentingan untuk menghasilkan karya yang bermanfaat dan berkualitas.

9


E. Budaya Kerja Budaya

kerja

yang

menjadi

acuan

BBKPM

Bandung

dalam

melaksanakan tugas pokok, fungsi, program dan kegiatan ialah : 1. Terbaik, Melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan paru

yang

bermutu, sesuai standar yang ditetapkan. 2. Mandiri, Proses pelayanan dan proses manajemen dilakukan secara mandiri, dengan meminimalisasi ketergantungan. 3. Berpikir kritis, Di era globalisasi pelayanan yang diberikan harus dapat menyesuaikan dengan perkembangan pelayanan kesehatan terkini. 4. Pemrakarsa, Harus dapat menciptakan model-model pelayanan dan pemberdayaan masyarakat untuk mencapai kemandirian hidup sehat. 5. Pembaharu, Membawa perubahan dalam pola pikir dan

perilaku

masyarakat terhadap kesehatan paru. 6. Kesinambungan, Setiap kegiatan dilakukan secara berkesinambungan sesuai dengan rencana kerja yang telah disusun. 7. Transparan dan Akuntabel, Semua kegiatan harus dilaksanakan secara transparan

dan

akuntabel,

dapat

dipertanggungjawabkan

dan

dipertanggunggugatkan kepada masyarakat. 8. Kerjasama Tim, Dalam mengemban tugas memberikan pelayanan kesehatan paru kepada masyarakat harus dibina kerjasama tim yang utuh dan kompak dengan menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan sinergisme. F. Tugas Pokok dan Fungsi Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Bandung Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 532/Menkes/Per/IV/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Bandung sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan

Menteri

Kesehatan

Republik

Indonesia

Nomor

2354/Menkes/Per/XI/2011, yang kemudian pada tanggal 23 Oktober 2020 diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 36 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat. Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Bandung mempunyai tugas pokok, fungsi dan struktur organisasi sebagai berikut :

10


1. Tugas Pokok BBKPM Bandung Tugas Pokok BBKPM Bandung adalah melaksanakan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kesehatan, penunjang kesehatan, promosi kesehatan, dan kemitraan serta pengembangan sumber daya di bidang kesehatan paru masyarakat. 2. Fungsi BBKPM Bandung Adapun fungsi BBKPM Bandung adalah sebagai berikut : a. Penyusunan rencana, program, dan anggaran; b. Pelaksanaan pelayanan kesehatan rujukan paru spesialistik dan atau subspesialistik yang berorientasi kesehatan masyarakat; c. Pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan paru masyarakat; d. Pelaksanaan kemitraan dan pengembangan sumberdaya di bidang kesehatan paru masyarakat; e. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan teknis di bidang kesehatan paru masyarakat; f.

Pelaksanaan

penelitian

dan

pengembangan

kesehatanparu

masyarakat; g. Pengelolaan data dan sistem informasi; h. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan; dan i.

Pelaksanaan urusan administrasi BBKPM.

G. Sruktur Organisasi BBKPM Bandung Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat, maka struktur organisasi BBKPM disederhanakan, dimana susunannya hanya terdiri dari Kepala BBKPM, Subbagian administrasi umum dan Kelompok jabatan fungsional. 

Subbagian Administrasi Umum Subbagian

administrasi

umum

mempunyai

tugas

melakukan

koordinasi penyusunan rencana, program, dan anggaran, pengelolaan keuangan dan barang milik negara, urusan kepegawaian, organisasi dan tata

laksana,

pemantauan,

evaluasi,

persuratan, dan kerumahtanggaan BBKPM.

11

dan

pelaporan,

kearsipan,


Kelompok Jabatan Fungsional Di lingkungan BBKPM ditetapkan jabatan fungsional sesuai dengan kebutuhan yang pelaksanaannya dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Kelompok

jabatan

fungsional

mempunyai tugas memberikan pelayanan fungsional dalam pelaksanaan tugas dan fungsi kepala BBKPM sesuai dengan bidang keahlian dan keterampilan. Dalam pelaksanaan tugasnya, ditetapkan koordinator dan sub-koordinator pelaksana fungsi pelayanan fungsional sesuai dengan ruang lingkup bidang tugas dan fungsi kepala BBKPM masing-masing. 

Instalasi Instalasi merupakan unit pelayanan non struktural yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala BBKPM. Adapun Instalasi yang ada saat ini di BBKPM Bandung adalah sebagai berikut : a. Instalasi Rawat Jalan; b. Instalasi Rawat Inap; c. Instalasi Gawat Darurat; d. Instalasi Bedah Paru; e. Instalasi Radiologi; f.

Instalasi Laboratorium;

g. Instalasi Farmasi; h. Instalasi Rehabilitasi Medik; i.

Instalasi Rekam Medik;

j.

Instalasi Gizi;

k. Instalasi

Pemeliharaan

Sarana

Prasarana

dan

Kesehatan

Lingkungan; dan l. 

Unit Layanan Pengadaan.

Dewan Pengawas Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat, untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas

dan

fungsi

BBKPM

dapat

dibentuk

dewan

pengawas.

Pembentukan, tugas, fungsi, tata kerja, dan keanggotaan dewan pengawas ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.

12


Satuan Pemeriksa Internal Satuan Pemeriksa Internal (SPI) merupakan wadah nonstruktural yang terdiri atas kelompok jabatan fungsional auditor. Berada di bawah dan

bertanggung

jawab

kepada

kepala

BBKPM.

SPI

bertugas

melaksanakan pemeriksaan audit kinerja internal BBKPM. BBKPM Bandung juga memiliki 2 unit pelaksana fungsional yaitu Unit Pelayanan Fungsional BBKPM Bandung di Cianjur dan Unit Pelayanan Fungsional BBKPM Bandung di Garut. Selain melakukan bimbingan teknis dan supervisi secara rutin, BBKPM Bandung juga melakukan fasilitasi serta koordinasi dalam perencanaan program dan kegiatan, pengadaan pegawai, penyusunan kegiatan dan anggaran serta pengadaan barang dan jasa yang pembiayaannya dibebankan pada DIPA BBKPM Bandung. Sebagaimana pasal 31 BAB XII Ketentuan Peralihan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2020 yang berbunyi “Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, seluruh pejabat di lingkungan BBKPM

berdasarkan

Peraturan

Menteri

Kesehatan

Nomor

532/Menkes/Per/IV/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2354/Menkes/Per/XI/2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 532/Menkes/Per/IV/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 883), tetap melaksanakan tugas dan fungsinya sampai dengan ditetapkannya pejabat, koordinator, dan sub-koordinator

pelaksana

fungsi

pelayanan

fungsional

berdasarkan

Peraturan Menteri ini. Sehingga pada masa peralihan ini, struktur tugas organisasi

masih

berjalan

seperti

koordinator dan subkoordinator.

13

sebelumnya

sampai

ditetapkannya


Gambar 2.4 Struktur Organisasi BBKPM Bandung 2.2

Profil Bagian Keuangan Kegiatan Bagian Keuangan diantaranya : a. Perbendahaharaan Kegiatan perbendaharaan diantaranya : 

Bendahara Penerimaan kegiatannya meliputi : (1) Mengadministrasikan penerimaan yang berasal dari pelayanan kesehatan di BBKPM Bandung dan menerima anggaran dari sumber PNBP lainnya; (2) Membukukan

PNBP

sesuai

dengan

ketentuan

yang

berlaku

berdasarkan bukti-bukti pungutan dan bukti-bukti penyetoran; (3) Menyetorkan seluruh uang PNBP ke Bank persepsi/ Giro Pos yang ditunjuk oleh Menkeu; (4) Membuat Laporan realisasi PNBP setiap bulan; (5) Membuat Laporan Pertanggungjawaban Bendahara setiap bulan.

14


Bendahara Pengeluaran Kegiatannya meliputi : (1) Mengadministrasikan

kuitansi

tagihan

yang

diterima

(meneliti

kelengkapan tagihan, menguji kebenaran perhitungan tagihan, menguji ketersediaan dana, serta membayar tagihan); (2) Memungut pajak dari pihak ketiga, dan menyetorkan ke kas negara; (3) Membuat usulan permintaan UP/TUP/GUP; (4) Menerima dan membukukan SP2D-UP (uang persediaan), SP2DTUP

(tambahan

uang

persediaan),

SP2D-GUP

(Ganti

uang

persediaan), SP2D-GU nihil (Ganti uang nihil), SP2D-LS (langsung), SP2D Gaji, SP2D lembur dari KPPN; (5) Menerima dan membukukan SP2B BLU dari KPPN; (6) Membuat laporan pertanggungjawaban bendahara secara bulanan; (7) Menyetorkan sisa dana UP pada akhir tahun anggaran. 

Pejabat Pengelolaan Administrasi Belanja Pegawai (PPABP) 1. Membuat perhitungan Gaji Induk Bulanan; 2. Membuat Rapel Perhitungan Kekurangan Gaji; 3. Membuat Perhitungan Uang Lembur; 4. Membuat perhitungan Uang Makan PNS; 5. Membuat Rapel perhitungan Uang Makan PNS; 6. Membuat rincian gaji pegawai (sesuai permintaan pegawai); 7. Melaporkan pajak bulanan gaji pegawai beserta lampirannya; 8. Membuat SPT Pajak Tahunan setiap pegawai; 9. Membuat Surat Keterangan Penghentian Pembayaran (SKPP) jika ada pegawai pindah/pensiun.

b. Verifikasi dan Akuntansi 

Memverifikasi entry data SAIBA;

Melakukan rekonsiliasi data SAIBA dengan KPPN;

Mengirim laporan bulanan SAIBA ke Koordinator Wilayah Jabar dan Eselon 1 DitjenPelayanan Kesehatan melalui email;

Memverifikasi data Persediaan dan SIMAK BMN untuk keperluan penyusunan laporan keuangan semesteran/tahunan;

Membuat laporan keuangan semesteran;

Membuat laporan keuangan tahunan.

15


2.3

Profil Peserta Profil penulis rancangan aktualisasi adalah sebagai berikut : Nama

: Miranti Nareswari, S.A.

NIP

: 199408312020122004

Golongan

: III A

Jabatan

: Analis Keuangan/ Penata Laporan Keuangan

Unit Kerja

: Subbagian Keuangan

Instansi

: BBKPM Bandung

Pendidikan Terakhir

: S1 - Akuntansi Universitas Airlangga

Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 tahun 2013 tentang Jabatan Fungsional Umum di lingkungan Kementerian Kesehatan untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi, selain jabatan struktural dan jabatan fungsional tertentu diperlukan jabatan fungsional umum sebagai dasar dalam perencanaan dan penempatan pegawai. Berikut tugas dan fungsi jabatan berdasarkan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) yang diberikan oleh atasan: 1. Menyiapkan bahan penyelesaian tindak lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) di satuan kerja; 2. Menyusun laporan keuangan Kementerian Kesehatan/ unit utama/ satuan kerja; 3. Menyiapkan bahan rekonsiliasi keuangan satuan kerja; 4. Menganalisis laporan keuangan satuan kerja; 5. Menyiapkan bahan pemeriksaan atas laporan keuangan oleh pemeriksa internal dan eksternal; 6. Menyusun telaahan keuangan sesuai dengan disposisi pimpinan; 7. Menyusun laporan pelaksanaan tugas sebagai pertanggungjawaban kepada pimpinan; dan 8. Melakukan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan dalam rangka kelancaran kegiatan.

16


BAB III LANDASAN TEORI 3.1

Sikap Perilaku Bela Negara Sikap perilaku bela negara membahas mengenai wawasan kebangsaan dan nilai-nilai bela negara, isu kontemporer, dan kesiapsiagaan bela negara. A. Wawasan kebangsaan dan nilai-nilai bela negara Wawasan kebangsaan diartikan sebagai konsepsi cara pandang yang dilandasi akan kesadaran diri sebagai warga diri suatu negara akan diri dan lingkungannya didalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 4 konsensus dasar bangsa Indonesia yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Pancasila, UUD 1945, dan Bhineka Tunggal Ika. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 mengatur mengenai Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan. Pada pembukaan UUD 1945 dijelaskan mengenai cita-cita untuk menjadi negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Dalam mewujudkan cita-cita bangsa, maka tugas yang harus dilaksankan yaitu melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia. Bela negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan Negara dari berbagai Ancaman. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara Pasal 7 dijelaskan bahwa Keikutsertaan Warga Negara dalam usaha Bela Negara salah satunya dilaksanakan melalui pendidikan kewarganegaraan dengan Pembinaan Kesadaran Bela Negara dengan menanamkan nilai dasar Bela Negara, yang meliputi : 1. cinta tanah air; 2. sadar berbangsa dan bernegara; 3. setia pada Pancasila sebagai ideologi negara;

17


4. rela berkorban untuk bangsa dan negara; dan 5. kemampuan awal Bela Negara. B. Isu kontemporer Isu merupakan suatu fenomena/ kejadian yang diartikan sebagai masalah, sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia isu adalah masalah yang dikedepankan untuk ditanggapi; kabar yang tidak jelas asal usulnya dan tidak terjamin kebenarannya; kabar angin; desas desus. Isu yang tidak muncul di ruang publik dan tidak ada dalam kesadaran kolektif publik tidak dapat dikategorikan sebagai isu strategis (kritikal). Isu kritikal secara umum terbagi ke dalam tiga kelompok di antaranya : 1. Current Issue, merupakan kelompok isu yang mendapatkan perhatian dan sorotan publik secara luas dan memerlukan penanganan sesegera mungkin dari pengambil keputusan; 2. Emerging Issue, merupakan isu yang perlahan-lahan masuk dan menyebar di ruang publik, dan publik mulai menyadari adanya isu tersebut; 3. Isu Potensial, Kelompok isu yang belum nampak di ruang publik, namun dapat terindikasi dari beberapa instrumen (sosial, penelitian ilmiah, analisis intelijen, dsb) yang mengidentifikasi adanya kemungkinan merebak isu dimaksud di masa depan. Berikut merupakan hal-hal yang harus diperhatikan dalam menetapkan isu : 1. Media scanning, Penelusuran sumber-sumber informasi isu dari media seperti surat kabar, majalah, publikasi, jurnal profesional dan media lainnya yang dapat diakses publik secara luas; 2. Existing data, Menelusuri survei, polling atau dokumen resmi dari lembaga resmi terkait dengan isu yang sedang dianalisis 3. Knowledgeable others, Profesional, pejabat pemerintah, trendsetter, pemimpin opini dan sebagainya; 4. Public and private organizations, Komisi independen, masjid atau gereja, institusi bisnis dan sebagainya yang terkait dengan isu-isu tertentu; 5. Public at large, Masyarakat luas yang menyadari akan satu isu dan secara langsung atau tidak langsung terdampak dengan keberadaan isu tersebut.

18


Teknik penapisan isu ada 2 yaitu 1. AKPL (Aktual, Kekhalayakan, Problematik, dan Kelayakan), Aktual artinya isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat. Kekhalayakan artinya Isu tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak. Problematik artinya Isu tersebut memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu dicarikan segera solusinya secara komperehensif, dan Kelayakan artinya Isu tersebut masuk akal, realistis,

relevan,

dan

dapat

dimunculkan

inisiatif

pemecahan

masalahnya; 2. Alat bantu tapisan lainnya misalnya menggunakan kriteria USG dari mulai sangat USG atau tidak sangat USG. Urgency: seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti. Seriousness: Seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan. Growth: Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani segera. C. Kesiapsiagaan bela negara Kesiapsiagaan Bela Negara adalah suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh seseorang baik secara fisik, mental, maupun sosial dalam menghadapi situasi kerja yang beragam yang dilakukan berdasarkan kebulatan sikap dan tekad secara ikhlas dan sadar disertai kerelaan berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan UUD Tahun 1945 untuk menjaga, merawat, dan menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Kemampuan awal bela negara dilihat dari hal-hal berikut : o

Memiliki etika /etiket dan moral

o

Kesiapsiagaan mental

o

Kesiapsiagaan jasmani

o

Menjunjung kearifan lokal Aksi nasional bela negara merupakan sinergi setiap warga negara guna

mengatasi segala macam ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan dengan berlandaskan pada nilai-nilai luhur bangsa untuk mewujudkan negara yang berdaulat, adil, dan makmur.

19


3.2

Nilai-Nilai Dasar ASN Nilai-nilai dasar ASN terdiri dari 5 nilai, yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi atau yang disingkat dengan ANEKA. A. Akuntabilitas Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Dimana amanah yang dimaksud adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Nilainilai publik tersebut antara lain : 1. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor, kelompok, dan pribadi; 2. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis; 3. Memperlakukan

warga

negara

secara

sama

dan

adil

dalam

penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik; 4. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan sebagai penyelenggara pemerintahan. Terdapat 5 tingkatan akuntabilitas yaitu akuntabilitas personal, akuntabilitas individu, akuntabilitas kelompok, akuntabilitas organisasi, dan akuntabilitas stakeholder. Ketika menjalankan peran dan fungsinya, PNS diharapkan dapat menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel yaitu dengan menerapkan nilai-nilai berikut yaitu kejujuran, transparansi, integritas, tanggung jawab, keadilan, kepercayaan, keseimbangan, kejelasan, dan konsistensi. B. Nasionalisme Nasionalisme adalah suatu sikap politik dari masyarakat suatu bangsa yang mempunyai kesamaan budaya, dan wilayah serta kesamaan cita-cita dan tujuan dengan demikian merasakan adanya kesetiaan yang mendalam terhadap bangsa. Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa: menempatkan persatuan kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau kepentingan golongan; menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara; bangga sebagai bangsa

20


Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri; mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia dan sesama bangsa; menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia; mengembangkan sikap tenggang rasa. Nilai-nilai dasar yang terkandung dalam nasionalisme adalah cinta tanah air, rela berkorban, tidak diskriminatif, kerjasama, menghormati orang lain, tenggang rasa, teloransi dan kepentingan umum. C. Etika Publik Etika publik adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk,

benar/salah

perilaku,

tindakan

dan

keputusan

untuk

mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Sedangkan kode etik adalah peraturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditunjukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan tertulis. Nilai-nilai dasar yang terkandung dalam etika publik adalah ramah, sopan santun, rapi, tanggung jawab, patuh, menghormati orang lain, peduli dan menghargai orang lain. Nilai-nilai dasar Etika Publik yang tercantum dalam Undang-Undang ASN pasal 4 : 1. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila; 2. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945; 3. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak; 4. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian; 5. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif; 6. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur; 7. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik; 8. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah; 9. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun; 10. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi; 11. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama; 12. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai; 13. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan;dan

21


14. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat sistem karir. D. Komitmen Mutu Komitmen mutu merupakan janji atau kesepakatan untuk mencapai kualitas yang diharapkan. Terdapat lima nilai-nilai komitmen mutu yaitu efektivitas, efisiensi, inovasi, mutu, dan kepuasan pelanggan. Prinsip efektivitas, efisiensi, dan inovasi dilakukan dalam setiap tugas PNS untuk mencapai mutu, sehingga pelanggan merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan PNS. Beberapa metode perbaikan mutu yang dapat dilakukan ASN antara lain metode Plan Do Check Act (PDCA), dan diagram sebab dan akibat. Dalam membangun komitmen mutu, seorang ASN diharapkan mampu berfikir kreatif dan inovatif dalam menyelesaikan masalah di instansi. Sehingga mutu dari sebuah instansi dapat meningkat dan diperhatikan yang pada akhirnya akan mampu meningkatkan kepercayaan publik terhadap ASN dan instansi. Nilai-nilai dasar yang terkandung dalam komitmen mutu adalah efektif, efisien, kreatif, inovatif, berorientasi mutu. E. Anti Korupsi Menurut

kamus

hukum,

korupsi

adalah

penyelewengan

atau

penggelapan uang negara atau perusahaan sebagai tempat seseorang bekerja untuk keuntungan pribadi atau orang lain. Korupsi dapat terjadi karena adanya niat dan kesempatan sehingga berada pada keadaan terpaksa, memaksa atau dipaksa untuk melakukan korupsi baik dalam jumlah yang banyak maupun sedikit. Nilai-nilai anti korupsi yang harus dimiliki oleh ASN adalah jujur, peduli, mandiri, disiplin, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani, adil. 3.3

Peran dan Kedudukan ASN dalam NKRI A. Manajemen ASN Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil negara yang unggul selaras

22


dengan perkembangan zaman. Peran

ASN

adalah

perencana,

pelaksana,

dan

pengawas

penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik. Tugas ASN ada 3 yaitu melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas, mempererat persatuan dan kesatuan NKRI. B. Pelayanan Publik Pelayanan publik merupakan segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilakukan oleh Instansi Pemerintahan di Pusat dan Daerah, dan di lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan /atau jasa, baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat (LAN, 2015). Adapun prinsip-prinsip pelayanan publik adalah partisipatif, transparan, responsif, tidak diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien, aksesibel, akuntabel, dan berkeadilan. C. Whole of Government (WoG) Whole

of

Government

(WoG)

merupakan

sebuah

pendekatan

penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari seluruh sektor dalam ruang lingkup komunikasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program, dan pelayanan publik. WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang relevan. Selain itu, WoG juga dipandang sebagai bentuk kerjasama antar seluruh aktor, pemerintah dan sebaliknya.

23


BAB IV RANCANGAN AKTUALISASI 4.1

Identifikasi Isu Identifikasi isu dilakukan dengan pengamatan pada unit kerja instansi dengan cara melihat Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), penugasan atasan, dan budaya lingkungan kerja serta membandingkan kondisi aktual yang terjadi saat melakukan tugas dengan kondisi yang diharapkan atau biasa disebut Enviromental Screening. Bukan hanya itu identifikasi isu juga harus mereflekskan kondisi yang ada di instansi dengan materi agenda 3 yaitu Manajemen ASN, Pelayanan Publik dan Konsep Whole of Government (WoG). Dalam hal ini Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) yang dimaksud memiliki jabatan sebagai Analis Keuangan dan mempunyai tugas dan fungsi utama sebagai penata laporan keuangan. Berikut ini identifikasi isu yang dikaitkan dengan butir SKP serta penugasan dari atasan : Tabel 3.1 Isu dan Sumber Isu

No 1.

Poin SKP dan Penugasan Atasan

Kondisi saat ini

Kondisi yang diharapkan

Menyiapkan bahan

Pengorganisasian

Tersediaanya dashboard

penyelesaian tindak lanjut

dokumen untuk bahan

yang terpusat untuk

Laporan Hasil Pemeriksaan

penyelesaian tindak

pengorganisasian

(LHP) di satuan kerja

lanjut LHP belum

dokumen bahan

terpusat dan SOP tindak

penyelesaian tindak

lanjut LHP belum ada

lanjut LHP dan

Sumber Isu : SKP

tersedianya SOP tindak Keterkaitan : Manajemen ASN

lanjut LHP

dan Whole of Government (WoG) 2.

Menyusun laporan keuangan

Pengorganisasian

Tersedianya dashboard

Kementerian Kesehatan/ unit

dokumen sumber untuk

yang terpusat untuk

utama/ satuan kerja

menyusun laporan

pengorganisasian

keuangan belum

dokumen sumber

terpusat

penyusun laporan

Sumber Isu : SKP

keuangan

24


Keterkaitan : Manajemen ASN dan Whole of Government (WoG) 3.

Menyiapkan bahan rekonsiliasi

Pengorganisasian bahan

Tersedianya dashboard

keuangan satuan kerja

rekonsiliasi keuangan

yang terpusat untuk

belum terpusat

pengorganisasian bahan

Sumber Isu : SKP

rekonsiliasi keuangan

Keterkaitan : Manajemen ASN dan Whole of Government (WoG) 4.

Menyiapkan bahan

Pengumpulan dokumen

Tersedianya dashboard

pemeriksaan atas laporan

untuk bahan

yang terpusat untuk

keuangan oleh pemeriksa

pemeriksaan laporan

pengorganisasian bahan

internal dan eksternal

keuangan masih

pemeriksaan laporan

dilakukan secara

keuangan

Sumber Isu : SKP

konvensional dan belum terpusat

Keterkaitan : Manajemen ASN dan Whole of Government (WoG)

Berikut merupakan identifikasi isu yang dapat dijelaskan sebagai berikut : A. Pengorganisasian dokumen untuk bahan penyelesaian tindak lanjut LHP belum terpusat dan SOP tindak lanjut LHP belum ada Pemeriksaan atas pengelolaan dan tangungjawab Keuangan Negara merupakan

serangkain

proses

kinerja

yang

menjadi

tanggungjawab

subbagian keuangan yang tidak dapat dipisahkan. Hasil dari pemeriksaan oleh BPK adalah Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP). BPK menyerahkan hasil pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara kepada

pimpinan

lembaga.

Pimpinan

lembaga

atau

instansi

wajib

menindaklanjuti LHP, dalam hal ini pimpinan mendelegasikan tugasnya kepada subbagian keuangan. Tindak lanjut atas rekomendasi berupa jawaban atau penjelasan atas pelaksanaan tindak lanjut yang dilampiri dengan dokumen pendukung.

25


Kondisi yang terjadi pada satker BBKPM Bandung tindak lanjut atas LHP sudah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang ada, namun dokumen-dokumen untuk bahan penyelesaian tindak lanjut LHP belum terpusat pengorganisasiannya. Sehingga membutuhkan waktu lebih dalam proses pengumpulannya. Selain itu walaupun sudah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan, namun SOP tindak lanjut LHP belum ada. B. Pengorganisasian dokumen sumber untuk menyusun laporan keuangan belum terpusat Proses penyusunan dan penyampaian laporan keuangan diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 222 /PMK.05/2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan

Menteri Keuangan

Nomor 177

/PMK.05/2015 Tentang Pedoman Penyusunan Dan Penyampaian.Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga. Pada kondisi yang terjadi pada BBKPM Bandung saat ini sudah menyusun dan menyampaikan laporan keuangan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 177 /PMK.05/2015. Namun terdapat 2 kendala dalam proses penyusunan laporan keuangan diantaranya yaitu : a. Perilisan aplikasi SAIBA oleh Kementerian Keuangan, biasanya dilakukan mendekati pelaporan semester 1, sehingga tenggat waktu penyusunan Laporan Keuangan sangat singkat; b. Pengumpulan dokumen sumber untuk menyusun laporan keuangan masih belum terorganisir dengan baik. Dokumen sumber tersebut masih berada pada masing-masing pengelola (Bendahara, Pengelola BMN, Persediaan, Pengadaan, Utang, dan Piutang); c. Dokumen sumber untuk menyusun laporan keuangan banyak dan kompleks, sehingga ketika tenggat waktu pelaporan singkat akan membutuhkan kinerja yang lebih dari petugas penata laporan keuangan. C. Pengorganisasian bahan rekonsiliasi keuangan belum terpusat Rekonsiliasi adalah proses pencocokan data transaksi keuangan yang diproses dengan beberapa sistem/subsistem yang berbeda berdasarkan dokumen sumber yang sama. Rekonsiliasi keuangan ada 2 (ada) jenis yaitu rekonsiliasi internal dan rekonsiliasi eksternal. Rekonsiliasi internal yaitu pencocokan data transaksi keuangan antara Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA) dan Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang (UAKPB) 26


internal satuan kerja/ intansi, dalam hal ini dilakukan oleh petugas penata laporan keuangan SAIBA dan petugas SIMAK-BMN. Sedangkan rekonsiliasi eksternal adalah proses pencocokan data transaksi keuangan antara satuan kerja/ instansi pengguna Anggaran dengan Bendahara Umum Negara (BUN) dalam hal ini adalah KPPN (Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara). Proses rekonsiliasi yang terjadi di BBKPM Bandung sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku, namun pengorganisasian dokumen untuk bahan rekonsiliasi keuangan belum terpusat, sehingga membutuhkan waktu dan kerja yang lebih bagi petugas penata laporan keuangan. D. Pengumpulan dokumen untuk bahan pemeriksaan laporan keuangan masih dilakukan secara konvensional dan belum terpusat Untuk mewujudkan pengelolaan keuangan negara sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara perlu dilakukan pemeriksaan oleh satu badan pemeriksa keuangan yang bebas dan mandiri. Pemeriksaan atas laporan keuangan dilakukan dalam rangka memberikan pernyataan opini tentang tingkat kewajaran informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Kondisi yang terjadi pada satker BBKPM Bandung, penatausahaan dokumen untuk bahan pemeriksaan masih belum terorganisir dengan baik. Petugas penata laporan keuangan harus mengumpulkan dan meminta secara langsung kepada pihak-pihak terkait dokumen yang diperlukan untuk pemeriksaan. 4.2

Penetapan Core Isu Berdasarkan isu-isu yang teridentifikasi, maka selanjutnya dilakukan penetapan core isu. Analisis penetapan core isu dilakukan degan cara melakukan penapisan isu dengan menggunakan alat bantu penapisan yaitu metode AKPL (Aktual, Khalayak, Problematik, Layak). Aktual artinya isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan. Kekhalayakan artinya isu tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak. Problematika yaitu isu tersebut memiliki dimensi dimana masalah yang kompleks, sehingga perlu dicarikan segera solusi secara komprehesi. Kelayakan artinya isu tersebut masuk akal, realistis, relevan dan dapat dimunculkan inisiatif pemecahan masalah. Berikut ini merupakan hasil penapisan isu dengan menggunakan metode AKPL, yaitu:

27


Tabel 3.2 Analisis Isu Menggunakan Metode AKPL No Pengorganisasian 1.

Kriteria Isu

Isu dokumen

untuk

bahan

Keterangan

A

K

P

L

+

+

+

+

Terpilih

+

+

+

+

Terpilih

+

+

+

+

Terpilih

+

+

+

+

Terpilih

penyelesaian tindak lanjut LHP belum terpusat dan SOP tindak lanjut LHP belum ada

2.

3.

Pengorganisasian

sumber

untuk

menyusun laporan keuangan belum terpusat Pengorganisasian bahan rekonsiliasi keuangan belum terpusat Pengumpulan

4.

dokumen

dokumen

untuk

bahan

pemeriksaan laporan keuangan masih dilakukan secara konvensional dan belum terpusat Keterangan: A : Aktual K : Kekhalayakan P : Problematika L : Layak Setelah dilakukan pemilihan isu berdasarkan metode AKPL didapatkan 4 isu terpilih, kemudian isu tersebut harus dipilih 1 core isu. Penetapan isu yang akan

dijadikan

bahasan

dalam rancangan

aktualisasi dilakukan

dengan

menggunakan alat bantu penetapan core isu yaitu metode USG (Urgency, Seriousness, Growth). USG adalah salah satu metode yang digunakan untuk menyusun urutan prioritas isu yang harus diselesaikan. Metode ini menitik beratkan pada 3 faktor yaitu : a.

Urgency yaitu seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan ditindaklanjut;

b.

Seriousness yaitu seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan;

c.

Growth yaitu seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani segera.

28


Berikut merupakan hasil analisis isu menggunakan metode USG : Tabel 3.3 Analisis Isu Menggunakan Metode USG No 1.

Isu Pengorganisasian

dokumen

untuk

U

S

G

Total

Peringkat

2

3

3

8

3

5

5

5

15

1

3

2

2

7

4

3

5

5

13

2

bahan penyelesaian tindak lanjut LHP belum terpusat dan SOP tindak lanjut LHP belum ada 2.

Pengorganisasian dokumen sumber untuk menyusun laporan keuangan belum terpusat

3.

Pengorganisasian bahan rekonsiliasi keuangan belum terpusat

4.

Pengumpulan dokumen untuk bahan pemeriksaan

laporan

keuangan

masih dilakukan secara konvensional dan belum terpusat

Keterangan: U = Urgency; S = Seriousness; G = Growth Perhitungan menggunakan skala likert, yaitu: 1 = sangat kecil/ rendah pengaruhnya 2 = kecil pengaruhnya 3 = sedang/cukup pengaruhnya 4 = besar/tinggi pengaruhnya 5 = sangat besar/tinggi pengaruhnya Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan metode USG, maka diperoleh peringkat dari isu-isu yang telaah ditemukan. Isu yang menjadi peringkat pertama atau core issue adalah isu “Pengorganisasian dokumen sumber untuk menyusun laporan keuangan belum terpusat”.

29


4.3

Penyebab Isu Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Bandung merupakan salah satu entitas akuntansi dibawah Kementerian Kesehatan yang berkewajiban menyelenggarakan

akuntansi

dan

laporan

pertanggungjawaban

atas

pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Laporan Keuangan dibuat untuk dapat memberikan informasi yang berguna kepada para penggunanya sebagai sarana meningkatkan akuntabilitas dan transparasi pengelolaan keuangan negara. Laporan Keuangan harus disusun dan disajikan berdasarkan informasi keuangan yang transparan, akurat, dan akuntabel sehingga dapat terhindar dari pembuatan keputusan yang salah dan praktik-praktik manipulatif yang dapat merugikan negara. Akuntansi merupakan proses mengidentifikasi, mengukur dan menyampaikan

informasi ekonomi sebagai bahan

informasi dalam hal

mempertimbangkan berbagai alternatif dalam mengambil sebuah kesimpulan oleh para pemakainya. Tugas dan wewenang penata laporan keuangan yaitu pengumpulan, pengolahan, verifikasi, rekonsiliasi, pelaporan serta menyimpan dan menjaga dokumen yang terkait dengan keuangan. Berdasarkan penapisan isu yang telah dilakukan pada pembahasan sebelumnya Isu yang menjadi peringkat pertama atau core issue adalah isu Pengorganisasian dokumen sumber untuk menyusun laporan keuangan belum terpusat. Penetapan isu dilakukan melalui pengamatan langsung di unit kerja dan dikonsultasikan kepada atasan agar permasalahan yang diangkat tidak bersifat subjektif. Setelah

melakukan

identifikasi

terhadap

prioritas

isu

yang

akan

diselesaikan, maka digunakan diagram fishbone atau diagram tulang ikan. Fishbone diagram (diagram tulang ikan — karena bentuknya seperti tulang ikan) sering juga disebut Cause and Effect Diagram atau Ishikawa Diagram diperkenalkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa, seorang ahli pengendalian kualitas dari Jepang.

30


Metode

Lingkungan

Pengorganisasian dokumen belum terpusat Waktu pelaporan Laporan Keuangan yang singkat

Proses pengumpulan dokumen secara konvensional

Arsip dokumen sumber tidak terorganisir

Pengorganisasian dokumen sumber untuk menyusun Laporan Keuangan belum terpusat

Keterbatasan Jumlah SDM

Dokumen sumber banyak dan kompleks

Material

Man

Gambar 3.1 Diagram Fishbone Berdasarkan diagram diatas penyebab isu dijabarkan sebagai berikut: 1.

Tenggat waktu penyampaian laporan keuangan yang singkat;

2.

Pengorganisasian dokumen belum terpusat;

3.

Proses pengumpulan dokumen secara konvensional langsung kepada tiap-tiap pengelola;

4.

Arsip dokumen sumber penyusun laporan keuangan belum terorganisir dengan baik;

5.

Dokumen sumber penyusun laporan keuangan banyak jenis nya dan kompleks;

6.

Keterbatasan jumlah SDM, sehingga SDM harus merangkap beberapa tugas. Dampak dari Isu belum optimalnya pengorganisasian dokumen keuangan

yang mendukung proses penyusunan dan pelaporan keuangan adalah a.

Proses pengumpulan dan pengolahan dokumen sumber penyusun laporan keuangan akan membutuhkan waktu yang lebih lama;

b.

Tugas dan fungsi untuk menyimpan dan menjaga dokumen keuangan tidak maksimal karena arsip dokumen sumber penyusun laporan keuangan belum terorganisir dengan baik.

31


4.4

Gagasan Pemecahan Isu Gagasan pemecahan isu dilakukan dengan mengaplikasikan nilai-nilai dasar ASN yaitu ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi) serta memperhatikan prinsi-prinsip Manajemen ASN, Pelayanan Publik, dan Whole of Government yang diintegrasikan dengan visi, misi dan nilai-nilai penguatan BBKPM Bandung . Berikut merupakan gagasan pemecahan isu untuk menjawab permasalahan yang diprioritaskan berdasarkan analisis akar penyebab ada : Tabel 3.4 Gagasan Pemecahan Isu No. 1.

Keterkaitan dengan

Gagasan Kegiatan

agenda 3

Pengkajian dan penyusunan rancangan dashboard

untuk

Manajemen ASN dan Whole

mengorganisasikan of Government (WoG)

dokumen sumber penyusunan laporan keuangan dengan melakukan koordinasi dengan semua bagian yang terkait dengan proses penyusunan laporan keuangan.

Sumber Kegiatan: SKP 2.

Pembuatan “E-DAKEU” dashboard untuk Manajemen ASN dan Whole mengorganisasikan

dokumen

sumber of Government (WoG)

penyusun Laporan Keuangan berdasarkan hasil pengkajian dan rancangan aplikasi yang telah dilakukan.

Sumber Kegiatan: SKP dan Inovasi 3.

Penyusunan pedoman penggunaan “E- Manajemen ASN DAKEU”

dashboard

mengorganisasikan

untuk

dokumen

sumber

penyusun Laporan Keuangan Sumber Kegiatan: SKP dan Inovasi 4.

Sosialisasi “E-DAKEU” dashboard untuk Pelayanan Publik dan Whole mengorganisasikan

dokumen

sumber of Government (WoG)

penyusun

Keuangan

kepada

Laporan

32


seluruh petugas yang mengelola dokumen sumber

Sumber Kegiatan: SKP 5.

Melakukan terhadap

penilaian

dan

evaluasi Manajemen ASN dan Whole

“E-DAKEU” dashboard untuk of Government (WoG)

mengorganisasikan

dokumen

sumber

penyusun Laporan Keuangan yang telah dibuat

Sumber Kegiatan: SKP

33


4.5

Matriks Rancangan Aktualisasi Tabel 3.5 Matriks Rancangan Aktualisasi

No 1.

Kegiatan Pengkajian

Tahapan Kegiatan a. Menyampaikan

Output/ Hasil Hasil

dokumen sumber

rencana aktualisasi berupa

penyusunan

kepada mentor

laporan keuangan

b. Melakukan dan

telaah

pengkajian

penyusunan laporan keuangan c. Membuat

daftar

dokumen

sumber

yang

dibutuhkan

dokumen

keterkaitan Substansi dengan

Kontribusi terhadap

Penguatan Nilai

Mata Pelatihan

Visi dan Misi

Organisasi

telaah Melakukan telaah dan pengkajian Melakukan telaah dan

Melakukan telaah dan

daftar dokumen

pengkajian

sumber

penyusun pengkajian

sumber laporan keuangan berdasarkan penyusunan

penyusunan

pada pedoman dan peraturan keuangan

laporan keuangan

tentang

penyusunan

keuangan

Mutu).

BBKPM

Melakukan koordinasi dan diskusi dalam

aktualisasi paripurna Sila

ke

4

Pancasila).

dalam penyusunan

Dalam menyampaikan koordinasi

laporan keuangan

dilakukan dengan memperhatikan sopan dan santun (Etika Publik). Membuat daftar dokumen sumber berdasarkan (Akuntabilitas).

34

hasil

sesuai keuangan

laporan sebagai

Bandung BBKPM Bandung yaitu memberikan

dengan mentor untuk kelancaran pelayanan (Nasionalisme,

penyusunan

laporan dengan visi dan misi upaya penguatan nilai

(Komitmen

kegiatan

laporan

telaah

yang

integritas, keteladanan, dan profesionalisme


2.

Pembuatan

a. Menyampaikan

rancangan desain

hasil

Dashboard

pengkajian kepada elektronik

Elektronik

Data

Keuangan

telaah

Rancangan desain Melakukan koordinasi dan diskusi Membuat rancangan dan dashboard keuangan

mentor

DAKEU”

b. Membuat

dengan mentor hasil telaah dan desain

dashboard

data rencana pembuatan rancangan untuk

dokumen

Dalam menyampaikan koordinasi penyusunan

rancangan desain

dilakukan dengan memperhatikan keuangan

dashboard

sopan dan santun (Etika Publik). Membuat hasil

desain

pengkajian

sebagai

dashboard

mengorganisasikan

sumber dokumen

sumber

laporan

laporan

penyusunan

sesuai keuangan

sebagai

Bandung BBKPM Bandung yaitu

telaah dalam

memberikan integritas,

bentuk pelayanan

pertanggungjawaban

desain

dengan visi dan misi upaya penguatan nilai

berdasarkan BBKPM dan

rancangan

untuk

“E- dashboard (Nasionalisme, Sila mengorganisasikan ke 4 Pancasila).

Membuat

yang

dan

profesionalisme

paripurna

(Akuntabilitas dan Komitmen Mutu). 3.

Pembuatan

a. Membuat

dashboard Elektronik Keuangan

Data

surat Dashboard

permohonan

Elektronik

pembuatan

Keuangan

dashboard Elektronik

Membuat

surat

permohonan Pembuatan

Data sebagai

bentuk dashboard Elektronik Elektronik

pertanggungjawaban

dan Data Keuangan guna

permohonan ijin kepada bagian IT Data

Keuangan b. Menyampaikan

Pembuatan dashboard

menunjang

Keuangan

yang

melibatkan

koordinasi

(Akuntabilitas dan Etika Publik). pengorganisasian

dari

Melakukan

sebagai

koordinasi

untuk dokumen

menyampaikan rancangan dan sesuai menerima masukan dari bagian dan

35

keuangan

dengan misi

Data

berbagai

visi penguatan

pihak upaya nilai

BBKPM BBKPM Bandung yaitu


surat

IT (Nasionalisme, Sila ke 4 Bandung

permohonan dan

Pancasila).

rancangan

Selalu mengutamakan koordinasi pelayanan

desain

dan berpedoman pada peraturan paripurna

dashboard

yang berlaku dalam pembuatan

kepada bagian IT

dashboard

dalam komunikasi, sinergi dan

memberikan

Elektronik

profesionalisme. yang

Data

Keuangan (Komitmen Mutu).

c. Pembuatan dashboard Elektronik

Data

Keuangan 4.

Penyusunan buku a. Mencari referensi Petunjuk

Mencari

petunjuk/

untuk menyusun penggunaan

penyusunan

pedoman

pedoman

penggunaan aplikasi agar dapat penggunaan

penggunaan

petunjuk

Elektronik

dashboard

penggunaan

Keuangan

Elektronik Keuangan

Data

atau dashboard

aplikasi/ sistem b. Melakukan

Data dipahami

dalam Penyusunan petunjuk petunjuk/

oleh

dengan bagian IT fitur-

buku

Penyusunan

pedoman petunjuk/

(Komitmen Mutu).

Data Keuangan guna

Data

Dalam penyusunan buku petunjuk menunjang

sebagai

penggunaan

penguatan

yang

baik

dashboard pengorganisasian

(Nasionalisme, Pancasila)

36

dan Sila

benar sesuai ke

3 dan

keuangan

dengan misi

Bandung

buku pedoman

penggunaan

penggunanya dashboard Elektronik dashboard

menggunakan bahasa indonesia dokumen

koordinasi

mengenai

referensi

Elektronik Keuangan

dalam

nilai

BBKPM Bandung yaitu

visi profesionalisme.

BBKPM

upaya


fitur yang akan

Penyusunan

buku

dijelaskan dalam

diharapkan dapat menjadi arahan pelayanan

petunjuk

bagi

penggunaan

(Akuntabilitas).

pengguna

petunjuk memberikan yang

dashboard paripurna

c. Menyusun petunjuk penggunaan dashboard Elektronik

Data

Keuangan 5.

Sosialisasi dashboard Elektronik Data Keuangan

a. Menyusun jadwal pertemuan b. Membuat materi sosialisasi c. Menyampaikan

Materi sosialisasi

Menyusun

jadwal

Dokumentasi

disesuaikan

kegiatan

semua

pengelola

sumber

penyusunan

yang Sosialisasi dashboard

kesanggupan

keuangan

dari Elektronik

dokumen Keuangan

ijin sosialisasi

Korupsi).

kepada semua

Membuat

pengelola

disampaikan

dokumen sumber

dapat berjalan dengan

sesuai materi agar

guna

Keuangan

yang

melibatkan

koordinasi

yang

akan dan

dari

keuangan

dengan misi

sosialisasi Bandung

berbagai

sebagai

visi penguatan

pihak upaya nilai

BBKPM BBKPM Bandung yaitu dalam komunikasi, sinergi dan

lancar memberikan

(Akuntabilitas dan Komitmen pelayanan

37

Data

tidak pengorganisasian

mengganggu waktu kerja (Anti dokumen

dashboard

Data Elektronik

laporan menunjang

agar

Sosialisasi

profesionalisme. yang


Mutu)

d. Sosialisasi

paripurna

dashboard

Memohon ijin kepada pengelola

Elektronik Data

dokumen sumber sebagai bentuk

Keuangan

kesopanan ( Etika Publik) Dalam

penyampaian

materi

sosialisasi menggunakan bahasa Indonesia yang baik sehingga dapat

dipahami

oleh

peserta

semua

sosialisasi

(Nasionalisme,

Sila

ke

3

Pancasila) 6.

Ujicoba

a. Penyampaian

Pengisian

Melakukan uji coba penggunaan Ujicoba penggunaan

penggunaan

dashboard,

dashboard

dashboard

dashboard

username

dan Elektronik

password

Keuangan

tanggung jawab (Akuntabilitas).

masing-masing

Dokumentasi

Melakukan uji coba penggunaan pengorganisasian

penguatan

pengelola

kegiatan

dashboard

BBKPM Bandung yaitu

Elektronik Keuangan

Data

dokumen sumber b. Pelaksanaan ujicoba dashboard

Data Keuangan

Elektronik sebagai

Data dashboard Elektronik dashboard bentuk Data Keuangan guna

Elektronik

menunjang

Data dokumen

Keuangan dilakukan secara jujur, sesuai transparan

guna

perbaikan dan

Korupsi dan Komitmen Mutu).

38

laporan

keuangan

dengan misi

Elektronik Keuangan upaya nilai

visi komunikasi, sinergi dan

BBKPM profesionalisme. dalam

memberikan

hasil pelayanan

Data

penggunaan

sebagai

aplikasi yang telah dibuat (Anti Bandung

Menyampaikan

Ujicoba

yang


Elektronik Keuangan

Data

evaluasi kepada atasan sebagai paripurna bentuk

tanggung

jawab

dan

komitmen mutu (Akuntabilitas dan Komitmen Mutu).

39


4.6

Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi Kegiatan aktualisasi dimulai sejak berakhirnya tahap distance learning, yaitu selama periode 6 September 2021 s.d 8 Oktober 2021, dengan rincian jadwal sebagai berikut : Tabel 3.6 Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi Kegiatan

No 1.

September 6

7

8

9

10

13

14

15

16

Pengkajian dokumen sumber penyusunan laporan keuangan

2.

Pembuatan rancangan desain Dashboard Elektronik Data Keuangan

3.

Pembuatan dashboard Elektronik Data Keuangan

4.

Penyusunan buku petunjuk/ pedoman penggunaan dashboard Elektronik Data Keuangan

5.

Sosialisasi dashboard Elektronik Data Keuangan

6.

Ujicoba penggunaan dashboard Elektronik Data Keuangan

40

17

20

Oktober 21

22

23

24

27

28

29

30

1

4

5

6

7

8


BAB V PELAKSANAAN KEGIATAN AKTUALISASI 5.1

Pelaksanaan Aktualisasi Dalam

perancangan

dashboard

elektronik

data

keuangan

untuk

mengorganisasikan dokumen sumber penyusunan laporan keuangan diperlukan kegiatan-kegiatan yang dapat merealisasikan gagasan rancangan aktualisasi yang diajukan. Kegiatan aktualisasi dilakukan sebagai bentuk penyelesaian masalah yang ada pada unit kerja, serta diharapkan menjadi media untuk menerapkan nilai-nilai dasar ASN. Pelaksanaan aktualisasi dilakukan pada tanggal 6 September 2021 sampai dengan 18 Oktober 2021 di ruang Tata Usaha Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Bandung. Kegiatan aktualisasi dilaksanakan berdasarkan timeline yang ada pada Bab IV serta ada beberapa kegiatan dan tahapan kegiatan yang disesuaikan. Kegiatan yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut: Tabel 5.1 Pelaksanaan Aktualisasi No 1.

2.

Kegiatan Pengkajian

dokumen

sumber

Pelaksanaan

Keterangan

6 September s.d 10

Terlaksana

penyusunan Laporan Keuangan

September 2021

Pembuatan rancangan desain

13 September s.d 17

Dashboard

Elektronik

Data

Terlaksana

September 2021

Keuangan 3.

Pembuatan

Dashboard

20 September s.d 24

Elektronik Data Keuangan 4.

Penyusunan

buku

pedoman Dashboard

September 2021

petunjuk/

27 September s.d 30

penggunaan Elektronik

Terlaksana

Terlaksana

September 2021

Data

Keuangan 5.

Sosialisasi Dashboard Elektronik

1 Oktober s.d 18

Data Keuangan

Oktober 2021

41

Terlaksana


6.

Ujicoba penggunaan Dashboard

1 Oktober s.d 18

Elektronik Data Keuangan

Berikut

merupakan

Terlaksana

Oktober 2021

deskripsi

pelaksanaan

masing-masing

kegiatan

rancangan aktualisasi. Dalam setiap kegiatan aktualisasi dilaksanakan dengan memperhatikan nilai-nilai PNS. Selain itu, dilakukan juga analisis terhadap kendala-kendala dan dampak yang didapatkan selama pelaksanaan tiap-tiap tahapan kegiatan. Tabel 5.2 Deskripsi Pelaksanaan Aktualisasi Kegiatan 1 Kegiatan 1 : Pengkajian dokumen sumber penyusunan laporan keuangan Tanggal Kegiatan

6 September 2021 s.d 10 September 2021

Tahapan Kegiatan

a. Menyampaikan rencana aktualisasi kepada mentor Tahapan kegiatan yang pertama kali dilakukan oleh penulis adalah menyampaikan rencana pelaksanaan aktualisasi kepada mentor (Akuntabilitas) dengan tujuan untuk mendapatkan arahan dan masukan dari mentor sehingga pelaksanaan

aktualisasi

(Komitmen

Mutu).

dapat

Dalam

berjalan

dengan

menyampaikan

baik

rencana

pelaksanaan aktualisasi menggunakan bahasa yang sopan dan

menjaga

tata

krama

(Etika

Publik)

serta

mendiskusikan ide-ide rancangan (Nasionalisme, Sila Ke 4 Pancasila).

42


b. Melakukan telaah dan pengkajian penyusunan laporan keuangan Penulis mencari referensi mengenai peraturan-peraturan dalam penyusunan laporan keuangan sebagai dasar untuk melakukan

telaah

penyusunan

dan

laporan

pengkajian keuangan

dokumen

sumber

(Komitmen

Mutu).

Mencatat dan memberikan tanda pada hal-hal yang bersifat penting sehingga tidak terlewat (Akuntabilitas).

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 225/PMK.05/2019 Tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Pusat, dan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 222/PMK.05/2016 Tentang Pedoman Penyusunan dan

43


Penyampaian Laporan Keuangan Kementerian Negara/ Lembaga. c. Membuat daftar dokumen sumber yang dibutuhkan dalam penyusunan laporan keuangan Dari hasil telaah dan kajian peraturan dan referensi terkait penyusunan laporan keuangan dilakukan mapping daftar dokumen sumber yang dibutuhkan dalam penyusunan laporan keuangan berdasarkan pengelola dokumen sumber tersebut (Akuntabilitas dan Komitmen Mutu).

Hasil Kegiatan

Hasil telaah berupa daftar dokumen sumber penyusunan laporan keuangan.

44


Kedala Kegiatan

Tidak terdapat kendala yang cukup krusial pada pelaksanaan kegiatan pengkajian dan telaah dokumen sumber penyusunan laporan keuangan.

Keterkaitan dengan

Semua tahapan kegiatan yang telah dilaksanankan dilakukan

Agenda 3

secara profesional, memiliki nilai dasar, dan memperhatikan etika profesi (Manajemen ASN), dan dengan mengutamakan kesopanan dalam berkomunikasi dan bersikap (Pelayanan Publik).

Kontribusi terhadap

Melakukan

telaah

dan

pengkajian

penyusunan

laporan

visi dan misi serta

keuangan berkontribusi dalam pencapaian visi dan misi BBKPM

keterkaitan nilai

Bandung dalam memberikan pelayanan yang paripurna. Serta

organisasi

upaya memenuhi penguatan nilai BBKPM Bandung yaitu integritas, keteladanan, dan profesionalisme.

Manfaat/ Hasil

Dengan adanya telaah dan pengkajian peraturan dan pedoman

Capaian

mengenai penyusunan laporan keuangan dan dokumen sumber akan memudahkan dalam perancangan desain dashboard elektronik data keuangan.

Analisis Dampak

Dampak jika nilai ANEKA tidak diterapkan dalam melakukan telaah dan pengkajian penyusunan laporan keuangan : 1. Akuntabilitas : pengkajian dan telaah tidak dilaksankan secara bersungguh-sungguh dan tanpa kontrol. Yang mana hal ini menunjukkan sikap tidak bertanggung jawab. 2. Nasionalisme : tidak adanya sikap saling menghormati sehingga sulitnya melakukan koordinasi. 3. Etika Publik : tidak tumbuhnya sopan santun dalam sikap maupun komunikasi. 4. Komitmen Mutu : tidak adanya upaya berkelanjutan untuk mewujudkan aplikasi yang bermutu.

45


5. Anti Korupsi : tidak mengedepankan sikap jujur dalam mengumpulkan

informasi

sehingga

berdampak

pada

kendala pembuatan sistem nantinya.

Tabel 5.3 Deskripsi Pelaksanaan Aktualisasi Kegiatan 2 Kegiatan 2 : Pembuatan rancangan desain Dashboard Elektronik Data Keuangan Tanggal Kegiatan

13 September 2021 s.d 17 September 2021

Tahapan Kegiatan

a. Menyampaikan hasil telaah dan pengkajian kepada mentor Menyampaikan hasil telaah dan pengkajian berupa daftar dokumen

sumber

penyusunan

laporan

keuangan

(Akuntabilitas) dengan tujuan untuk mendapatkan arahan dan masukan dari mentor sehingga pembuatan desain rancangan dapat berjalan dengan baik (Komitmen Mutu). Dalam

menyampaikan

hasil

telaah

dan

pengkajian

menggunakan bahasa yang sopan dan menjaga tata krama (Etika Publik) serta mendiskusikan hal-hal yang perlu ditambahkan

dan

dirubah

dalam

(Nasionalisme, Sila Ke 4 Pancasila).

46

desain

rancangan


b. Membuat rancangan desain dashboard Desain dashboard dibuat menggunakan bantuan aplkasi berbasis online canva dan berfikir keatif agar desain menjadi menarik (Komitmen Mutu) dengan selalu memperhatikan hasil telaah dan masukan dari mentor (Akuntabilitas). Dalam membuat desain tetap selalu berkonsltasi dengan mentor, agar terdapat kontrol dan tidak keluar dari rencana yang telah disusun diawal (Anti Korupsi). Proses pembuatan desain dashboard menggunakan aplikasi berbasis online Canva

Desain Tampilan Halaman Depan dashboard E-DAKEU

47


Desain Tampilan Dashboard E-DAKEU

Contoh Desain Tampilan Dokumen Sumber Penyusunan Laporan Keuangan

Desain Tampilan untuk Upload Dokumen

48


Desain Rancangan Dashboard E-DAKEU

Rancangan desain dashboard elektronik data keuangan “E-

Hasil Kegiatan

DAKEU” Kendala Kegiatan

Tidak terdapat kendala yang cukup krusial pada pelaksanaan kegiatan pembuatan rancangan desain dashboard elektronik data keuangan

Keterkaitan

dengan

Agenda 3

Semua tahapan kegiatan yang telah dilaksanankan dilakukan secara profesional, memiliki nilai dasar, dan memperhatikan etika profesi (Manajemen ASN), dan dengan mengutamakan kesopanan dalam berkomunikasi dan bersikap (Pelayanan Publik).

Kontribusi

terhadap

Membuat

rancangan

desain

dashboard

untuk

visi dan misi serta mengorganisasikan dokumen sumber penyusunan laporan keterkaitan organisasi

nilai keuangan sesuai dengan visi dan misi BBKPM Bandung dalam memberikan pelayanan yang paripurna. Serta upaya memenuhi penguatan

nilai

BBKPM

Bandung

yaitu

integritas

dan

profesionalisme. Manfaat/ Capaian

Hasil Dengan adanya desain rancangan dashboard elektronik data keuangan

untuk

mengorganisasikan

dokumen

sumber

penyusunan laporan keuangan, dijadikan acuan mengenai gambaran umum dan penjelasan mengenai fitur-fitur yang ada pada dashboard yang direncanakan dibuat.

49


Analisis Dampak

Dampak jika nilai ANEKA tidak diterapkan dalam melakukan telaah dan pengkajian penyusunan laporan keuangan : 1. Akuntabilitas : tidak terbuka dalam pembuatan desain rancangan. Yang mana hal ini menunjukkan sikap tidak bertanggung jawab. 2. Nasionalisme : tidak adanya sikap saling menghormati sehingga sulitnya melakukan koordinasi. 3. Etika Publik : tidak tumbuhnya sopan santun dalam sikap maupun komunikasi. 4. Komitmen Mutu : tidak adanya upaya berkelanjutan untuk mewujudkan aplikasi yang bermutu. 5. Anti Korupsi : tidak mengedepankan sikap jujur dalam mengumpulkan

informasi

sehingga

berdampak

pada

kendala pembuatan sistem nantinya.

Tabel 5.4 Deskripsi Pelaksanaan Aktualisasi Kegiatan 3 Kegiatan 3 : Pembuatan dashboard Elektronik Data Keuangan Tanggal Kegiatan

20 September 2021 s.d 24 September 2021

Tahapan Kegiatan

a. Membuat surat permohonan pembuatan dashboard Elektronik Data Keuangan Pembuatan surat permohonan pembuatan dashbard EDAKEU

ditujukan

untuk

memohon

ijin

jadwal

untuk

berdiskusi agar tidak mengganggu waktu dan pekerjaan dari bagian IT (Anti Korupsi). Surat permohonan permohonan pembuatan dashboard EDAKEU ditujukan kepada Ketua Tim Pengembangan IT yang dibuat oleh penulis dengan mengetahui mentor yang sekaligus

bertindak

sebagai

Keuangan (Akuntabilitas).

50

Sub

Koordinator

Bagian


b. Menyampaikan

surat

permohonan

dan

rancangan

desain dashboard kepada bagian IT Menyampaikan surat permohonan dan rancangan desain dashboard

kepada

Bagian

IT

melalui

Ketua

Tim

Pengembangan IT (Akuntabilitas). Memaparkan

rancangan

desain

dashboard

dengan

menggunakan bahasa dan perilaku yang sopan (Etika Publik),

serta

menghormati,dan

mendengarkan mencatat

dengan

ketika

seksama, ketua

Tim

Pengembangan IT menyampaikan masukan dan arahan (Nasioalisme) Ketua

Tim Pengembangan

IT

menyampaikan

bahwa

permohonan pembuatan dashboard belum dapat terlaksana sesuai waktu yang diminta, dikarenakan ada banyak pekerjaan yang harus diselesaikan bagian IT terkait pengembangan SIM RS Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Bandung. Maka dari itu penulis berusaha untuk mencari solusi alternatif dengan tetap berkonsultasi dengan

51


coach dan mentor (Komitmen Mutu).

c. Pembuatan

dashboard

Elektronik

Data

Keuangan

dengan alternatif solusi menggunakan google drive Mencari alternatif solusi atas tertundanya pembuatan dashboard

yaitu

dengan

menggunakan

google

drive

(Akuntabilitas dan Komitmen Mutu), serta melakukan komunikasi kepada coach dan mentor mengenai kendala pembuatan dashboard dan alternatif solusi yang akan dilakukan (Nasioalisme) dengan menggunakan bahasa dan perilaku yang sopan (Etika Publik). Membuat google drive dengan menggunakan email baru, serta

tetap

menggunakan

acuan

rancangan

dalam

menambahkan fitur yang ada pada google drive (Komitmen Mutu). Pembuatan email untuk google drive dashboard EDAKEU

52


Pembuatan google drive dashboard E-DAKEU

Tampilan Halaman awal google drive dashboard EDAKEU

53


Kendala Kegiatan

Permohonan pembuatan dashboard belum dapat terlaksana sesuai waktu yang diminta, dikarenakan ada banyak pekerjaan yang harus diselesaikan bagian IT terkait pengembangan SIM RS Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Bandung.

Hasil Kegiatan Keterkaitan

Google Drive Dashboard Elektronik Data Keuangan dengan

Agenda 3

Semua tahapan kegiatan yang telah dilaksanankan dilakukan secara profesional, memiliki nilai dasar, dan memperhatikan etika profesi (Manajemen ASN), dan dengan mengutamakan kesopanan dalam berkomunikasi dan bersikap (Pelayanan Publik).

Serta

koordinasi

dengan

bagian

IT

untuk

merealisasikan dashboard Elektronik Data Keuangan

guna

menunjang pengorganisasian dokumen keuangan (Whole of Government). Kontribusi

terhadap

Pembuatan dashboard Elektronik Data Keuangan

visi dan misi serta menunjang keterkaitan organisasi

pengorganisasian

dokumen

keuangan

guna sesuai

nilai dengan visi dan misi BBKPM Bandung dalam memberikan pelayanan yang paripurna serta meningkatkan upaya penguatan nilai BBKPM Bandung yaitu integritas, keteladanan, dan profesionalisme.

Manfaat/

Hasil Dashboard Elektronik Data Keuangan ini dapat meningkatkan

Capaian

fungsi pengorganisasian dokumen sumber penyusunan laporan keuangan.

54


Analisis Dampak

Dampak jika nilai ANEKA tidak diterapkan dalam melakukan telaah dan pengkajian penyusunan laporan keuangan : 1. Akuntabilitas : tidak terbuka dalam pembuatan desain rancangan. Yang mana hal ini menunjukkan sikap tidak bertanggung jawab. 2. Nasionalisme : tidak adanya sikap saling menghormati sehingga sulitnya melakukan koordinasi. 3. Etika Publik : tidak tumbuhnya sopan santun dalam sikap maupun komunikasi. 4. Komitmen Mutu : tidak adanya upaya berkelanjutan untuk mewujudkan aplikasi yang bermutu. 5. Anti Korupsi : tidak mengedepankan sikap jujur dalam mengumpulkan

informasi

sehingga

berdampak

pada

kendala pembuatan sistem nantinya.

Tabel 5.5 Deskripsi Pelaksanaan Aktualisasi Kegiatan 4 Kegiatan 4 : Penyusunan buku petunjuk/ pedoman penggunaan dashboard Elektronik Data Keuangan Tanggal Kegiatan

27 September 2021 s.d 30 September 2021

Tahapan Kegiatan

a. Mencari referensi untuk menyusun pedoman atau petunjuk penggunaan aplikasi/ sistem Penulis mencari referensi mengenai contoh buku pedoman penggunaan aplikasi (Komitmen Mutu). Mencatat dan memberikan tanda pada hal-hal yang bersifat penting sehingga tidak terlewat (Akuntabilitas).

55


b. Menyusun petunjuk penggunaan dashboard Elektronik Data Keuangan Dari hasil telaah dan kajian referensi mengenai contoh buku pedoman petunjuk

penggunaan penggunaan

aplikasi

dilakukan

dahsboard

penyusunan

(Akuntabilitas

dan

Komitmen Mutu).

Hasil Kegiatan

Petunjuk penggunaan dashboard Elektronik Data Keuangan.

Kendala Kegiatan

Tidak terdapat kendala yang cukup krusial pada pelaksanaan kegiatan penyusunan buku petunjuk/ pedoman penggunaan dashboard elektronik data keuangan

Keterkaitan dengan

Semua tahapan kegiatan yang telah dilaksanankan dilakukan

Agenda 3

secara profesional, memiliki nilai dasar, dan memperhatikan etika profesi (Manajemen ASN), dan dengan mengutamakan kesopanan dalam berkomunikasi dan bersikap (Pelayanan Publik).

Kontribusi terhadap

Penyusunan buku petunjuk/ pedoman penggunaan dashboard

visi dan misi serta

Elektronik Data Keuangan guna menunjang pengorganisasian

56


keterkaitan nilai

dokumen keuangan sesuai dengan visi dan misi BBKPM

organisasi

Bandung dalam memberikan pelayanan yang paripurna serta meningkatkan upaya penguatan nilai BBKPM Bandung yaitu integritas, keteladanan, dan profesionalisme.

Manfaat/ Hasil

Petunjuk penggunaan dashboard Elektronik Data Keuangan ini

Capaian

bermanfaat bagi pengguna dashboard Elektronik Data Keuangan (pengelola dokumen sumber) jika terjadi belum memahami sepenuhnya dashboard Elektronik Data Keuangan.

Analisis Dampak

Dampak jika nilai ANEKA tidak diterapkan dalam melakukan telaah dan pengkajian penyusunan laporan keuangan : 1. Akuntabilitas : tidak terbuka dalam pembuatan desain rancangan. Yang mana hal ini menunjukkan sikap tidak bertanggung jawab. 2. Nasionalisme : tidak adanya sikap saling menghormati sehingga sulitnya melakukan koordinasi. 3. Etika Publik : tidak tumbuhnya sopan santun dalam sikap maupun komunikasi. 4. Komitmen Mutu : tidak adanya upaya berkelanjutan untuk mewujudkan aplikasi yang bermutu. 5. Anti Korupsi : tidak mengedepankan sikap jujur dalam mengumpulkan

informasi

sehingga

berdampak

pada

kendala pembuatan sistem nantinya.

Tabel 5.6 Deskripsi Pelaksanaan Aktualisasi Kegiatan 5 Kegiatan 5 : Sosialisasi dashboard Elektronik Data Keuangan Tanggal Kegiatan

1 Oktober 2021 s.d 18 Oktober 2021

Tahapan Kegiatan

a. Menyusun jadwal pertemuan Penentuan jadwal sosialisasi disesuaikan dengan jadwal

57


dari

masing-masing

pengelola

dokumen

sumber

penyusunan laporan keuangan sehingga tidak mengganggu pekerjaan yang dilakukan (Anti Korupsi). b. Membuat materi sosialisasi Menyusun materi sosialisasi berdasarkan fitur-fitur google drive dashboard elektronik data keuangan (Komitmen Mutu), serta memasukan materi dan penjelasan mengenai rancangan dashboard yang telah dibuat (Akuntabilitas).

c. Menyampaikan ijin sosialisasi kepada semua pengelola dokumen sumber Melakukan

ijin

sosialisasi

kepada

semua

pengelola

dokumen sumber penyusunan laporan keuangan melalui Whatsapp

untuk

menghadiri

kegiatan

sosialisasi

(Akuntabilitas). Penyampaian ijin dengan menggunakan bahasa yang sopan (Etika Publik).

58


d. Sosialisasi dashboard Elektronik Data Keuangan Penyampaian materi sosialisasi dengan menggunakan bahasa yang sopan dan perilaku yang baik (Etika Publik dan Akuntabilitas). Membuka

sesi

pertanyaan,

kritik,

dan

saran

guna

meningkatkan kualitas dashboard kedepannya (Komitmen Mutu).

59


Hasil Kegiatan

Materi sosialisasi Dokumentasi kegiatan

Kendala Kegiatan

Jadwal sosialisasi tidak sesuai dengan rencana dikarenakan bersamaan dengan penyampaian Laporan Keuangan Triwulan III TA 2021.

Keterkaitan dengan

Semua tahapan kegiatan yang telah dilaksanankan dilakukan

Agenda 3

secara profesional, memiliki nilai dasar, dan memperhatikan etika profesi (Manajemen ASN), dan dengan mengutamakan kesopanan dalam berkomunikasi dan bersikap (Pelayanan Publik).

Serta

koordinasi

dengan

bagian

IT

merealisasikan dashboard Elektronik Data Keuangan

untuk guna

menunjang pengorganisasian dokumen keuangan (Whole of Government).

Kontribusi terhadap

Sosialisasi dashboard Elektronik Data Keuangan

visi dan misi serta menunjang keterkaitan organisasi

pengorganisasian

dokumen

keuangan

guna sesuai

nilai dengan visi dan misi BBKPM Bandung dalam memberikan pelayanan yang paripurna serta sebagai upaya penguatan nilai BBKPM

Bandung

yaitu

integritas,

keteladanan,

dan

profesionalisme.

Manfaat/

Hasil Sosialisasi dashboard Elektronik Data Keuangan bermanfaat

Capaian

untuk pengenalan awal mengenai dashboard Elektronik Data Keuangan kepada pengelola dokumen sumber penyusunan laporan keuangan.

60


Analisis Dampak

Dampak jika nilai ANEKA tidak diterapkan dalam melakukan telaah dan pengkajian penyusunan laporan keuangan : 1. Akuntabilitas : tidak terbuka dalam pembuatan desain rancangan. Yang mana hal ini menunjukkan sikap tidak bertanggung jawab. 2. Nasionalisme : tidak adanya sikap saling menghormati sehingga sulitnya melakukan koordinasi. 3. Etika Publik : tidak tumbuhnya sopan santun dalam sikap maupun komunikasi. 4. Komitmen Mutu : tidak adanya upaya berkelanjutan untuk mewujudkan aplikasi yang bermutu. 5. Anti Korupsi : tidak mengedepankan sikap jujur dalam mengumpulkan

informasi

sehingga

berdampak

pada

kendala pembuatan sistem nantinya.

Tabel 5.7 Deskripsi Pelaksanaan Aktualisasi Kegiatan 6 Kegiatan 6 : Ujicoba penggunaan dashboard Elektronik Data Keuangan Tanggal Kegiatan

1 Oktober 2021 s.d 18 Oktober 2021

Tahapan Kegiatan

a. Penyampaian Link

Google

Form untuk upload

dokumen sumber penyusunan laporan keuangan Penyampaian Link Google Form untuk upload dokumen sumber

penyusunan

laporan

keuangan

dengan

menggunakan bahasa yang sopan dan perilaku yang baik (Etika Publik dan Akuntabilitas).

61


b. Pelaksanaan ujicoba

dashboard Elektronik Data

Keuangan Melakukan pemantau dokumen sumber yang di upload oleh pengelola dokumen sumber di google drive dashboard eletronik data keuangan (Komitmen Mutu dan Akuntabilitas)

62


Hasil Kegiatan

Pengisian dashboard Elektronik Data Keuangan Dokumentasi kegiatan.

Kendala Kegiatan

Tidak terjadi kendala yang berarti dalam pelaksanaan kegiatan ujicoba penggunaan dashboard elektronik data keuangan.

Keterkaitan dengan

Semua

tahapan

kegiatan

yang

telah

dilaksanankan

Agenda 3

dilakukan secara profesional, memiliki nilai dasar, dan memperhatikan etika profesi (Manajemen ASN), dan dengan mengutamakan kesopanan dalam berkomunikasi dan bersikap (Pelayanan Publik). Serta koordinasi dengan bagian IT untuk merealisasikan dashboard Elektronik Data Keuangan

guna menunjang pengorganisasian dokumen

keuangan (Whole of Government). Kontribusi terhadap visi

Ujicoba penggunaan dashboard Elektronik Data Keuangan

dan misi serta

guna menunjang pengorganisasian dokumen keuangan

keterkaitan nilai

sesuai dengan visi dan misi BBKPM Bandung dalam

organisasi

memberikan pelayanan yang paripurna serta sebagai upaya penguatan

nilai

BBKPM

Bandung

keteladanan, dan profesionalisme.

63

yaitu

integritas,


Manfaat/ Hasil Capaian

Dengan adanya Ujicoba penggunaan dashboard Elektronik Data Keuangan berguna untuk mengetahui performa dari dashboard dan untuk masukan serta saran peningkatan fiturfitur yang ada pada dashboard Elektronik Data Keuangan.

Analisis Dampak

Dampak jika nilai ANEKA tidak diterapkan dalam melakukan telaah dan pengkajian penyusunan laporan keuangan : 1. Akuntabilitas : tidak terbuka dalam pembuatan desain rancangan. Yang mana hal ini menunjukkan sikap tidak bertanggung jawab. 2. Nasionalisme : tidak adanya sikap saling menghormati sehingga sulitnya melakukan koordinasi. 3. Etika Publik : tidak tumbuhnya sopan santun dalam sikap maupun komunikasi. 4. Komitmen Mutu : tidak adanya upaya berkelanjutan untuk mewujudkan aplikasi yang bermutu. 5. Anti Korupsi : tidak mengedepankan sikap jujur dalam mengumpulkan informasi sehingga berdampak pada kendala pembuatan sistem nantinya.

5.2

Rencana Tindak Lanjut Berdasarkan kegiatan aktualisasi yang telah dilaksanakan, tentunya belum sempurna dan

masih

terdapat

kekurangan yang perlu diperbaiki dan

ditingkatkan. Oleh karena itu perlu adanya tindak lanjut yang akan diupayakan untuk

mewujudkan

dashboard

elektronik

data

keuangan

untuk

mengorganisasikan dokumen sumber penyusunan laporan keuangan yang mempunya daya guna lebih baik kedepannya.

64


Adapun rencana tindak lanjut yang akan dilakukan yaitu : Tabel 5.7 Rencana Aksi/ Kegiatan yang akan ditindaklanjuti Keterkaitan dengan No

Rencana Aksi/ Kegiatan yang

Nilai Dasar ANEKA dan

akan dilanjuti

Mata Pelatihan Agenda III

1.

Pembuatan Dashboard

Akuntabilitas

Elektronik Data Keuangan

Nasionalisme

Rencana Waktu Pelaksanaan Tahun 2022

Etika Publik Komitmen Mutu Anti Korupsi Pelayanan Publik Whole of Government 2.

Pelaksanaan rutin

Akuntabilitas

Tahun 2022 –

penguploadan dokumen sumber

Nasionalisme

dilakukan setiap

penyusunan laporan keuangan

Etika Publik

bulan

Komitmen Mutu Anti Korupsi Pelayanan Publik Whole of Government 3.

Evaluasi Dashboard Elektronik

Akuntabilitas

Data Keuangan setiap 6 Bulan

Nasionalisme

sekali.

Etika Publik Komitmen Mutu Anti Korupsi Manajemen ASN Whole of Government

65

Tahun 2022


BAB VI PENUTUP 6.1

Kesimpulan Kegiatan aktualisasi yang dilaksanakan pada tanggal 6 September 2021 sampai dengan 18 Oktober 2021 di Bagian Keuangan Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Bandung, berdasarkan hasil kegiatan aktualisasi yang dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Perumusan

kegiatan

aktualisasi

telah

teridentifikasi

isu

terpilih

berdasarkan data dan fakta yang aktual disandingkan dengan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP). Berdasarkan dari data dan fakta yang ada di peroleh beberapa prioritas masalah yang mendasarinya yaitu belum terpusatnya pengorganisasian dokumen sumber penyusunan laporan keuangan. 2. Kegiatan aktualisasi telah dilaksanakan dengan cukup baik walaupun Dashboard Elektronik Data Keuangan belum dapat terwujud karena adanya keterbatasan SDM. 3. Kegiatan aktualisasi yang telah dilaksanakan di bagian Keuangan BBKPM Bandung merupakan bentuk kegiatan yang bersifat inovatif yaitu dengan adanya pembuatan dashboard untuk mengorganisasikan dokumen sumber penyusunan laporan keuangan. Dengan adanya kegiatan ini dokumen sumber penyusunan laporan keuangan dapat terpusat dalam satu wadah elektronik sehingga proses pengumpulan, penggunaan, penyimpanan, dan arsip dokumen sumber dapat dengan mudah dilaksanakan. 6.2

Saran Monitoring dan evaluasi sangat dibutuhkan untuk meningkatkan fitur-fitur dari dashboard elektronik data keuangan. Kontribusi dari organisasi dan para pegawai baik untuk ide dan masukan lainnya juga diharapkan dapat terus dilakukan untuk keberlangsungan dan pemanfaatan dashboard elektronik data keuangan untuk mengorganisasikan dokumen sumber penyusunan laporan keuangan ini.

66


LEMBAR KOMITMEN TINDAK LANJUT AKTUALISASI DAN HABITUASI Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama

: Miranti Nareswari, S.A.

NIP

: 199408312020122004

Jabatan

: Analis Keuangan

Unit Kerja

: Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Bandung

Merupakan peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III/a, berkomitmen untuk menindak lanjuti aktualisasi dan habituasi nilai-nilai dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) sesuai kedudukan dan peran PNS dalam NKRI. Adapun rencana tindak lanjut tertuang dalam Tabel Rencana Aksi berikut ini : Keterkaitan dengan No

Rencana Aksi/ Kegiatan yang

Nilai Dasar ANEKA dan

akan dilanjuti

Mata Pelatihan Agenda III

1.

Pembuatan Dashboard

Akuntabilitas

Elektronik Data Keuangan

Nasionalisme

Rencana Waktu Pelaksanaan Tahun 2022

Etika Publik Komitmen Mutu Anti Korupsi Pelayanan Publik Whole of Government 2.

Pelaksanaan rutin

Akuntabilitas

Tahun 2022 –

penguploadan dokumen sumber

Nasionalisme

dilakukan setiap

penyusunan laporan keuangan

Etika Publik

bulan

Komitmen Mutu Anti Korupsi Pelayanan Publik Whole of Government

67


3.

Evaluasi Dashboard Elektronik

Akuntabilitas

Data Keuangan setiap 6 Bulan

Nasionalisme

sekali.

Etika Publik

Tahun 2022

Komitmen Mutu Anti Korupsi Manajemen ASN Whole of Government

Demikian untuk menjadi periksa.

Mengetahui, Mentor

Bandung, 22 Oktober 2021 Peserta

Anton Kholiluddin, SE NIP. 197812162006041004

Miranti Nareswari, S.A. NIP. 199408312020122004

68


DAFTAR PUSTAKA Republik Indonesia. (2019). Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 225/PMK.05/2019 Tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Pusat. Jakarta: Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Republik Indonesia. (2016). Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 222/PMK.05/2016 Tentang Pedoman Penyusunan dan Penyampaian Laporan Keuangan Kementerian Negara/ Lembaga. Jakarta: Kementerian Keuangan Republik Indonesia. LAN. (2021). Modul Pelatihan Dasar CPNS : Wawasan Kebangsaan dan Nilai Bela Negara. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara. LAN. (2021). Modul Pelatihan Dasar CPNS : Isu Kontemporer. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara. LAN. (2021). Modul Pelatihan Dasar CPNS : Kesiapsiagaan Bela Negara. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara. LAN. (2021). Modul Pelatihan Dasar CPNS : Akuntabilitas. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara. LAN. (2021). Modul Pelatihan Dasar CPNS :.Nasionalisme. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara. LAN.

(2021).

Modul

Pelatihan

Dasar

CPNS

:

Etika

Publik.

Jakarta

:

LembagaAdministrasi Negara. LAN. (2021). Modul Pelatihan Dasar CPNS : Komitmen Mutu. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara. LAN. (2021). Modul Pelatihan Dasar CPNS : Anti Korupsi. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara. LAN. (2021). Modul Pelatihan Dasar CPNS : Manajemen ASN. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara. LAN. (2021). Modul Pelatihan Dasar CPNS : Pelayanan Publik. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.

69


LAN. (2021). Modul Pelatihan Dasar CPNS : Whole of Government. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.

70


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.