2 minute read

B. Latar Belakang Pemilihan Isu

Next Article
F. Profil Peserta

F. Profil Peserta

No. Tabel 3.3 Penapisan Isu dengan Teknik USG

Isu U S G Total Ranking

Advertisement

1. Belum optimalnya pemantauan pemberian cairan elektrolit pekat 3 3 4 10 II

2. Belum optimalnya perhitungan keseimbangan cairan 3 3 3 9 III

3. Belum optimalnya perawatan luka 4 4 4 12 I Berdasarkan hasil penentuan prioritas isu di atas, terpilih satu isu utama yaitu optimalisasi perawatan luka di ruang Fresia 1 RSUP dr.Hasan Sadikin Bandung.

B. Latar Belakang Isu

Healthcare Associated Infections (HAIs) atau disebut juga sebagai infeksi nosokomial atau infeksi rumah sakit merupakan infeksi yang terjadi pada pasien selama menjalani perawatan di rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya terhitung setelah pasien masuk dalam kurun waktu 48-72 jam. Pasien dikategorikan mengalami infeksi nosokomial apabila sejak saat pasien mulai dirawat tidak didapatkan infeksi maupun tanda-tanda klinis infeksi, serta tidak sedang dalam masa inkubasi dari infeksi. Insiden Infeksi Daerah Operasi (IDO) merupakan salah satu HAIs yang paling sering terjadi dengan angka kejadian 20-25% dari semua jenis infeksi nosokomial secara general. IDO merupakan infeksi yang terjadi dalam kurun waktu 30 hari pada tindakan pembedahan dan paling sering terjadi pada pasca operasi hari ke-5 hingga ke-10. Berdasarkan The Lancet Commission on Global Surgery pada tahun 20142015, 10.475 pasien dari 58 negara menunjukan insidensi IDO meningkat dari 7.4% menjadi 14.4 % pada negara berkembang. Tingkat kematian yang berhubungan langsung akibat IDO berkisar antara 3% sampai 75% di rumah sakit seluruh dunia.

Prevalensi infeksi luka operasi di Indonesia mencapai 2,3-18,3%. Pada tahun 2021 insiden IDO di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung sendiri mencapai 0.96%. Gejala yang timbul pada infeksi luka post operasi ditandai dengan adanya purulen, peningkaan drainase, nyeri, kemerahan, bengkak pada sekeliling luka, peningkatan suhu, kemerahan pada sekeliling luka, dan peningkatan jumlah sel darah putih. Hal ini dipengaruhi beberapa faktor diantaranya faktor risiko preoperasi meliputi usia, infeksi kulit, dan kondisi klinis pasien. Faktor peri-operasi dan

intra-operasi meliputi prosedur, fasilitas, persiapan operasi, serta faktor intraoperasi. Faktor risiko pasca operasi meliputi pemberian darah pasca operasi dan perawatan luka. Perawatan luka pasca-operasi ditentukan oleh teknik penutupan daerah luka operasi (sayatan) atau primary wound yang sudah ditutup harus dijaga kebersihannya dengan dressing steril selama satu hingga dua hari setelah pembedahan. Insiden Infeksi Daerah Operasi (ketidaksesuaian/keterlambatan dalam penyembuhan luka) akan memunculkan dampak negatif secara fisik maupun ekonomi, re-hospitalisasi pada pasien, meningkatkan kesakitan bahkan infeksi yang berat sampai dengan menyebabkan kematian

Sebagai upaya pemenuhan kebutuhan tempat tidur selama pandemi Covid-19, rumah sakit memberlakukan kebijakan peralihan ruangan salah satunya adalah peralihan ruangan Fresia 1 dari ruang rawat inap penyakit dalam menjadi ruang rawat inap bedah dan penyakit dalam. Hal ini menjadi salah satu latar belakang beragamnya ilmu pengetahuan dan teknik perawatan luka di Fresia 1. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada perawat, mengatakan belum mengetahui teknik perawatan luka terbaru sesuai dengan SPO.

Melihat dampak yang ditimbulkan maka dari itu diperlukan suatu tindakan pencegahan. Salah satu tindakan pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi faktor penyebabab infeksi adalah perawatan luka yang tepat pada tahap awal post-operasi atau luka akut post-operasi. Dari penjelasan tersebut maka dianggap perlu untuk melakukan revisi SPO perawatan luka untuk memperbarui keilmuan dan membentuk keseragaman dalam melakukan perawatan luka.

This article is from: