LAPORAN SEMINAR RANCANAGAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN 1
OPTIMALISASIEDUKASI TENTANG PERAWATANBAYI
PADAIBUPOST PARTUMDIRUANG ALAMANDA
RSUPDR.HASANSADIKINBANDUNG
DI SUSUN OLEH
Nama : Ns. Yoheva Surandari, S.Kep.
NIP : 199203212022032005
BAPELKES CIKARANG
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2022
LEMBARPENGESAHAN
LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI
OPTIMALISASI EDUKASI TENTANG PERAWATAN BAYI
PADA IBU POST PARTUM DI RUANG ALAMANDA
RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG Telah di seminarkan
Tanggal 23 Juni 2022, di Bapelkes Cikarang
COACH
Agus Dwinanto, SAP, MM.
NIP : 197708282003121003
1977
MENTOR
Raden Meitha R M, S.Kp.Mkep
NIP : 197705122003122002
PENGUJI
Drs. Suherman, M.Kes.
NIP : 196508121986031004
1977
i
;
;
KATAPENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya, penulis dapat menyelesaikan Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara yang berjudul “OptimalisasiEdukasiTentangPerawatanBayi Pada Ibu Post Partum Di RuangAlamanda RsupDr. Hasan Sadikin Bandung” guna memenuhi salahsatu persyaratandalammenyelesaikan Pelatihan Dasar CalonPegawai NegeriSipil Golongan III Angkatan 1 Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang. Rancangan ini dapat diselesaikan dengan baik atas bimbingan, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis berterima kasih kepada:
1. Raden Meitha R M, S.Kp.Mkep selaku mentor yang memberikan dukungan dan masukan sehingga laporan rancangan aktualisasi ini dapat diselesaikan,
2. Agus Dwinanto, SAP, MM selaku coachyang memberikan bimbingan, dan dukungan sehingga laporan rancangan aktualisasi ini dapat diselesaikan,
3. Drs. Suherman, M.Kes selaku penguji yang memberikan masukan demi kesempurnaan laporan,
4. Seluruh Widyaiswara selaku fasilitator dan seluruh Panitia Penyelenggara Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III Angkatan 1
5. Seluruh Peserta Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III Angkatan
1 atas semangat dan kerjasama nya
6. Orangtua dan keluarga yang senantiasa mendukung
7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang membantu penyelesaian laporan aktualisasi.
Penulismenyadaribahwadalamprosespengerjaanlaporan rancangan aktualisasiini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis berharap mendapat kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaa laporan rancangan aktualisasi ini. Semoga laporan rancangan aktualisasi ini dapat memberikan manfaat, dapat diterapkan dengan sebaik-baiknya di lingkungan kerja dan dapat dikembangkan lagi.
Bandung, 23 Juni 2022
Ns. Yoheva Surandari, S.Kep
ii
iii DAFTARISI LEMBAR PERSETUJUAN...........................................................................................i KATA PENGANTAR ii DAFTAR ISI..........................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN............................................................................................ 1 A. Gambaran Organisasi 1 B. Struktur Organisasi........................................................................................ 4 PROFIL PESERTA.................................................................................................. 6 BAB II RANCANGAN AKTUALISASI 9 A. Latar Belakang.............................................................................................. 9 B. Teknik Penapisan Isu....................................................................................13 C. Analisa Isu 15 D. Matriks Rancangan Aktualisasi Latsar CPNS Tahun 2022..................................17 E. Rancangan Kegiatan.....................................................................................29 DAFTAR PUSTAKA 30
BAB I PENDAHULUAN
A. GambaranOrganisasi
I. Profil RSUP. Dr. Hasan Sadikin
Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin (RSHS) Bandung yang berlokasi di Jalan
Pasteur Nomor 38 Kota Bandung merupakan rumah sakit kelas A yang menjadi
rujukan tertinggi (topreferralhospital) di Provinsi Jawa Barat dan nasional berperan juga sebagai Rumah sakit Pendidikan.
RSHS ditetapkan sebagai Rumah Sakit Rujukan Nasional berdasarkan Surat
Keputusan Menteri No HK.02.02/MENKES/390/2014 tentang Pedoman
Penetapan RS Rujukan Nasional, menampung tujuh RS Regional di Jawa Barat dan beberapa RS di luar provinsi Jawa Barat. Data terakhir menunjukkan, kini
RSHS memiliki 21 pelayanan medis spesialistik dan 133 pelayanan medis subspesialistik, 944 tempat tidur, 3000 karyawan dengan 395 dokter spesialis dan subspesialis dan enam layanan unggulan terdiri atas Pelayanan Jantung
Terpadu, Pelayanan Onkologi, Pelayanan Infeksi, Bedah Minimal Invasif, Kedokteran Nuklir dan Transplantasi Ginjal.
II. Visi misi RSUP. Dr. Hasan Sadikin
Visi
Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong
Misi Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia yang Tiggi, Maju dan Sejahtera.
1
Nilai-nilai dan Janji Pelayanan RSUP. Dr. Hasan Sadikin
Tata nilai-nilai filosofis RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yaitu :
PAMINGPIN PITUIN
Kepemimpinan : Nilai yang menggambarkan kepeloporan dan menyiapkan talenta-talenta terbaik dibidangnya
Profesional : Nilai yang berorientasi pada pencapaian kinerja melalui perjalan kemitraan
Inovatif : Nilai yang menggambarkan keinginan untuk menghasilkan suatu yang baru dan senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambungan
Tulus : Keinginan untuk memberi tanpa pamrih, proaktif dan responsive
Unggul : Keinginan untuk menjadi yang terbaik dan menghasilkan kualitas prima
Integritas : Nilai yang menggambarkan kejujuran, amanah, dan menjunjung etika yang tinggi dalam menjalankan tugas.
Janji pelayanan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, yaitu SIGAP yang diartikan
sebagai :
1. (S)enyum-Sapa-Salam-Sopan-Santun(5S)
2. (I)novatif dalam berkarya
3. (G)elorakan semangat pelayanan prima
4. (A)manah menjaga keselamatan pasien
5. (P)eduli, perhatian, dan perasaan
Nilai -nilai yang dianut RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, yaitu PRIMA yang diartikan sebagai :
1. (P)rofesional : Memiliki kemampuan unntuk memberikan pelayanan dengan kualitas terbaik (prima) disertai kompetennsi dalam disiplin ilmu yang mendasarinya
2. (R)espek:Pelayananyangprimaakandapatdiberikanapabiladilandasioleh rasa saling hormat menghormati diantara anggota tim pemberi pelayanan kesehatan. Pelayanan yang prima tidak hanya ditentukan oleh satu profesi, tetapi oleh semua profesi yang terlibat dalam pelayanan Kesehatan
2
3. (I)ntegrasi: Bertindak terintegritas sesuai dengan nilai-nilai dan kebijkan organisasi serta kode etik
4. (M)anusiawi : Menganggap setiap individu sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang mulia. Oleh karena itu, harkat dan martabat mereka harus dijunjung tinggi
5. (A)manah : Melaksanakan dengan sungguh-sungguh segala hal yang dipercayakan oleh negara dan masyarakat, khususnya dalam memberikan pelayanan, pendidikan, dan penelitian kesehatan
3
B. StrukturOrganisasi
4
Gambar 1 Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung
I. Profil Ruang Alamanda
Ruang Alamanda merupakan salah satu ruangan yang difungsikan sebagairuangperawatankebidananobstetriginekolog(Obgyn)dandipimpin oleh Kepala Ruangan. Memiliki total jumlah tenaga sebanyak 46 orang, terbagi atas 35 orang bidan dan sebanyak 11 orang perawat. Sebagai ruang kebidanan, Ruang Alamanda tidak hanya menerima kasus pasien ibu melahirkan normal atau operasi, tetapi juga menerima kasus bedah kebidanan.
Ruang Alamanda juga menyediakan fasilitas rawat gabung bagi ibu pascamelahirkan(postpartum)denganbayisehat.Perawatanrawatgabung ibudanbayibertujuanuntukmenguatkanbondingantaraibudanbayi,selain itu juga dapat memberi manfaat pada ibu untuk dapat memberi ASI sedini mungkin. Dengan Adanya kontak terus menerus antara ibu dan bayi, sangat memungkinkan ibu dapat belajar mengenali tanda-tanda bayinya ingin minum (IDAI, 2013).
Rawatgabungjugadapatmelatihibupostpartumuntukdapatmerawat bayi nya secara mandiri. Sehingga saat akan pulangkerumah, ibu akan lebih terampil dan terbiasa untuk merawat bayi. Oleh sebab itu, pendidikan kesehatan perawatan bayi dirumah menjadi bekal penting untuk diketahui oleh ibu post partum.
II.
Gambar 2 Struktur Organisasi Ruang Alamanda
Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung
5
Struktur Organisasi Ruang Alamanda
PROFILPESERTA
Nama : Ns. Yoheva Surandari, S. Kep.
NIP : 199203212022032005
Jabatan/golongan : Perawat Ahli pertama / IIIb
Unit kerja : Ruang Alamanda RSHS
Instansi : Kementerian Kesehatan
Saat ini peserta terdaftar sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil(CPNS) dengan jabatan
Perawat Ahli Pertama di lingkungan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia di bawah Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. Peserta bertugas di Rumah Sakit
Umum Pusat Dr Hasan Sadikin Kota Bandung terhitung mulai tanggal 1 Maret 2022 di bawah Bidang Keperawatan.
Sebagai bagian dari tenaga kesehatan, perawat memiliki peran dan fungsi. Dalam jurnal ilmu hukum Wirentanus (2019), terdapat 7 peran perawat menurut Konsorsium
Ilmu Keperawatan (1989), yaitu :
1. Sebagai pemberi asuhan keperawatan
2. Sebagai advokat pasien
3. Sebagai edukator
4. Sebagai koordinator
5. Sebagai kolaborator
6. Sebagai konsultan
7. Sebagai pembaharu
Menurut Kozier dalam Wirentanus (2019), perawat juga memiliki 3 fungsi yaitu :
1. Fungsi keperawatan mandiri
2. Fungsi keperawatan ketergantungan
3. Fungsi keperawatan kolaboratif
6
Dalam pelaksanaan aktualisasi, peserta mengacu kepada Sasaran Kinerja Pegawai
(SKP) meliputi :
1. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan pada tahap pre/intra/post operasi
2. Melakukan pendokumentasien tindakan keperawatan
3. Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan sebagai ketua tim/perawat
4. Melakukan pemberian penugasan perawat dalam rangka melakukan fungsi ketenagaan perawat
5. Melaksanakan case finding/deteksi dini/penemuan kasus baru pada individu
6. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu
7. Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjutan
8. Merumuskan diagnosis keperawatan pada individu
9. Membuat prioritas diagnosa keperawatan dan masalah keperawatan
10.Menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu (merumuskan, menetapkan) tindakan
11.Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan
12.Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada area medikal bedah
13.Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu
14.Melakukan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/bencana/kritikal
15.Memberikan dukungan/fasilitaskebutuhan spiritual pada kondisi kehilangan, berduka atau menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan
16.Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi
17.Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan eliminasi
18.Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan mobilisasi
19.Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur
20.Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri
21.Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan pengaturan suhu
22.Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigenasi komplek
23.Melakukan komunikasi dengan klien dengan hambatan komunikasi
24.Melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien selama dilakukan tindakan keprawatan spesifik sesuai kasus dan kondisi pasien
7
25.Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu
26.Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala
27.Melakukan perawatan luka
28.Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu
29.Melaksanakan manajemen surveilans Hais sebagai upaya pengawasan resiko infeksi dalam upaya preventif pada pelayanan keperawatan
30.Melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan antar shift/unit/fasilitas
kesehatan
31.Melakukan konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengan dokter
32.Melakukan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar pada pasien/petugas/pengunjung sebagai upaya pencegahan infeksi
33.Melakukan pendidikan kesehatan pada individu
8
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI
A. LatarBelakang
MenurutUUNo.44tahun2009tentangRumahSakit,rumahsakitadalahinstitusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Di jelaskan juga dalam UU No. 44, bahwa dalam pelayanannya rumah sakit memberi pelayanan kesehatan paripurna yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative.
Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung merupakan rumah sakit kelas A yang menjadi rujukan tertinggi di propinsi Jawa Barat. Sebagai rumah sakit pusat rujukan tertinggi, rumah sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung banyak menerima kasus penyakit yang membutuhkan penanganan lebih lanjut. Rumah sakit ini merupakanRumahSakitPendidikandanRujukanNasionaldalamBidangKedokteran Nuklir.
Ibu pasca melahirkan pasti akan melewati masa nifas. Masa nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama masa nifas 6 - 8 minggu (Mochtar, 2010 dalam Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui, 2018). Selain melewati masa nifas, ibu post partum juga harus beradaptasi kembali. Adaptasi dilakukan baik untuk dirinya sendiri, maupun adaptasi dengan kehadiran bayi sebagai anggota baru dalam keluaga.
Berdasarkan hasil observasi, ditemukan beberapa proses yang belum optimal yang menjadi isu dalam melakukan pelayanan diantaranya adalah :
1. Kurangnya kesadaran pasien post partum untuk mobilisasi di Ruang
Alamanda pada Bulan Mei 2022
Mobilisasi dini merupakan serangkaian aktifitas ringan yang dilakukan setelah operasi, dimulai di atas tempat tidur sampai dengan bisa turun dari tempat tidur, mobilisasi ke kamar mandi dan berjalan keluar kamar mandi (Ananda, 2021 dalam Resta, 2021). Pada pasien post partum baik pada ibu yang melahirkan secara normal atau secara pembedahan (sectiocaesarea), mobilisasi menjadi sangat penting. Selain dapat mempercepat hari rawat, mobilisasi juga dapat mengurangi resiko-resiko karena tirah baring lama
9
seperti terjadinya dekubitus, kekakuan atau penegangan otot-otot di seluruh tubuh. Mobilisasi sangat disarankan bagi ibu post partum dengan kondisi yangstabildantidakadakondisiyangdapatmembahayakan(kontraindikasi).
Tetapi pada kenyataannya, sering kali keluhan nyeri menjadi penyebab pasien menjadi kurang mobillisasi. Alasan yang paling sering terucap adalah takut jahitan lepas. Dalam pengamatan yangdilakukan kepada 5 pasien post partum,4pasiendiantaranyasudahmelakukanmobilisasituruntempattidur dan berjalan ke kamar mandi di hari 1 post partum, sedangkan 1 pasien pasien belum belajar mobilisasi karena masih merasa nyeri di area pembedahan,danbelumberaniuntukmobilisasi.Haliniterjadikarenapasien kurangmenyadaribahwamobilisasimemilikiperanpentingagartubuhdapat beradaptasidengannyeripembedahan. Dalamproseskeperawatan,perawat dan bidan sudah mengedukasi tentang tahapan mobilisasi yang bisa dilakukan.
Menurut Sari (2015) dalam Resta (2021), mobilisasi dini sendiri memiliki peran yang cukup vital dalam mengurangi nyeri melalui penjauhan konsentrasi pasien dari titik nyeri dan/atau daerah operasi, mengurangi kegiatan mediator bersifat kimia pada proses peradangan yang memberi peningkatanpadaresponnyeridanmemperkeciltransmisisarafnyerikearah saraf pusat. Melalui mekanisme tersebut mobilisasi efektif menurunkan tingkat nyeri paska operasi.
2. Kurang optimalnya pengetahuan pasien post partum tentangperawatan bayi di Ruang Alamanda
Perawatan bayi merupakan perawatan yang berkelanjutan karena bukan hanya dilakukan di rumah sakit, tetapi perawatan bayi juga di lanjutkan di rumah oleh ibu post partum dan di bantu keluarga terdekat. Di Ruang Alamanda sendiri, sudah tersedia SPO memandikan anak atau bayi. Tapi hal ini dirasa kurang karena perawat bayi meliputi banyak aspek.
Neonatusadalahbayibarulahirsampaiusia4minggu(0-28hari),periode neonatal adalah periode yangpalingrentan terhadapinfeksi karena imunitas bayi yang masih immatur dan bayi sedang menyempurnakan penyesuaian fisiologis yang dibutuhkan pada kehidupan extrauterin. Pada kehidupan intrauterin bayi sepenuhnya mendapat perlindungan dari ibu, bayi memperoleh antibodi melalui plasenta yang menghubungkan tubuh bayi
10
dengan tubuh ibu, antibodi ini sangat penting untuk menjaga janin dalam
kandungan agar tidak terkena infeksi dan berbagai komplikasi yang membahayakan kesehatannya (Irsal, Paramita, & Sugianto, 2017 dalam Harahap. 2019).
MenurutPrawirohardjodalamEster(2019),penelitiantelahmenunjukkan bahwa lebih dari 50% kematian bayi terjadi dalam periode neonatal (bayi baru lahir) yaitu dalam bulan pertama kehidupan.Kurangbaiknya perawatan bayi baru lahir dapat menimbulkan masalah kesehatan lain, yang bisa berakibat fatal pada kematian. Seperti kita tahu, bahwa merawat bayi baru lahir membutuhkan ilmu dan pengetahuan yang harus selalu dikembangkan.
Dalam hasil wawancara yang dilakukan pada 5 pasien post partum, didapatkanhasilsebagaiberikut, 4pasienpostpartummengatakan mengerti tentang perawatan bayi di rumah seperti cara memandikan, menyusui dan menjemur bayi, tapi kurang memahami tanda bahaya pada bayi; 1 pasien post partum mengatakan belum tahu cara merawat bayi dirumah karena ini merupakan anak pertama.
Menurut artikel yang ditulis oleh Dwi (2014) dalam halaman web Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), terdapat beberapa poin yang masuk kedalam perawatan bayi seperti : inisiasi menyusui dini, pola tidur, pendengaran bayi, nyeriperutpadabayi,merawattalipusat,memandikanbayi,memilihpakaian bayi, pola buang air besar (BAB) dan buang air kecil bayi (BAK), membersihkan popok dan kemaluan bayi, membersihkan mata, telinga dan hidung bayi, penglihatan bayi, bayi kuning, gumoh dan tanda bahaya pada bayi.Daribeberapapointentangperawatanbayidiatas,5pasienpostpartum yang diwawancara di awal hampir belum mengetahui ada hal lain yang lebih pentingterkaitperawatanbayi.Misalnyasajatandabahayapada bayiseperti diare, muntah atau kuning. Hal ini menjadi sangat penting di informasikan pada ibu post partum mengingat perawatan bayi akan dilanjutkan dirumah.
11
3. Kurangnya kesadaran pasien post partum untuk melakukan perawatan vulva hygienedi Ruang Alamanda
Menjaga kebersihan diri merupakan hal yangsangat penting. Begitu juga bagi ibu post partum selama masa nifas. Hal ini dikarenakan, selama masa nifas sangat rentan terkena infeksi. Anjuran menjaga kebersihan bagi ibu nifas salah satunya yaitu dengan membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air setiap kali selesai BAK/BAB. Cara membersihkan alat kelamin di mulai dari daerah sekitar vulva dari depan ke belakang baru kemudian membersihkan daerah sekitar anus (Saleha, 2009 dalam Wahyuni, 2019).
Hasil wawancara yang dilakukan pada 5 pasien post partum, didapatkan hasil sebagai berikut : 2 pasien post partum mengetahui cara melakukan perawatan vulvahygienedengan benar, sedangkan 3 pasien post partum yang lain mengatakan melakukan perawatan vulva hygiene sesuai dengan rasa nyaman pasien. Ketika dikonfirmasi apakah perawat atau bidan sudah menginfokan cara nya, semua pasien post partum mengatakan sudah mendapatkan informasi terkait cara melakukan perawatan vulvahygiene dengan benar. Ketika pasien post partum kurang menyadari pentingnya cara perawatanvulvahygienedengan benar, hal ini dapat memperlambat proses penyembuhan luka di bagian perinium.
Dalam penelitian Wahyuni (2019), dijelaskan bila perawatan vulva hygieneyangkurangtepatdapatmenyebabkanperineumterkenalokheadan lembab.Halini akansangatmenunjangperkembangbiakanbakteri sehingga dapat menyebabkan timbulnya infeksi pada perineum.
12
B. Teknik PenapisanIsu
Dalamprosesmenentukanisuyangakandibahas,penulismemilihmenggunakan metode USG. Metode ini digunakan dengan menentukan tingkat urgensi, keseriusan dan perkembangan isu dengan menentukan angka skala (1-5). Isu yang memiliki skor tertinggi merupakan isu utama atau isu pokok yang harus segera diselesaikan.
1. Urgency
Memandang seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas yang dikaitkan dengan waktu yang tersedia serta waktu untuk memecahkan masalah yang menyebabkan isu
2. Seriousness
Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dan dikaitkan dengan akibat yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah.
3. Growth
Seberapa besar kemungkinan isu tersebut menjadi berkembang dan akan memburuk bila dibiarkan.
Tabel 1 Penapisan Isu Berdasarkan USG
1. Kurangnya kesadaran pasien post partum untuk mobilisasi di Ruang Alamanda pada Bulan Mei 2022
2. Kurang optimalnya pengetahuan pasien post partum tentang perawatan bayi di Ruang Alamanda
3. Kurangnya kesadaran pasien post partum untuk melakukan perawatan vulva hygiene di Ruang
Keterangan :
Angka 5 : Sangat gawat/mendesak/cepat
Angka 4 : Gawat/mendesak/cepat
Angka 3 : Cukup gawat/mendesak/cepat
Angka 2 : Kurang gawat/mendesak/cepat
Angka 1 : Tidak gawat/mendesak/cepat
13
No Isu Indikator Total Score Prioritas U S G
4 3 3 10 III
5 4 4 13 I
4 3 4 11 II
Alamanda
Berdasarkan hasil pendekatan analisis tekhnik USG di atas, maka didapatkan isu yang aktual adalah belum optimalnya pengetahuan pasien post partum di ruang Alamanda tentang perawatan bayi. Isu tersebut merupakan hal yang mendesak, karena Ruang Alamanda merupakan ruang perawatan yang merawat ibu post partum, sehingga perawatan bayi menjadi perawatan yang berkelanjutan apabila bayi dan ibu pulang dari rumah sakit.
Bukan hanya bisa diterapkan selama perawatan dirumah sakit, tetapi pemberian pengetahuan terkait perawatan bayi juga bisa diterapkan di rumah. Bila perawatan bayi dapat berjalan dengan baik, diharapkan kondisi bayi juga akan mengarah ke pertumbuhan yang lebih baik, misalnya bayi mengalami kenaikan berta badan, bayi tidak mengalami ruam popok atau bayi mampu menyusui dengan baik. Hal ini juga akan memberikan bonding yang kuat antara ibu dan bayi.
Sebagai seorang perawat dan ASN yang bertugas di fasilitas kesehatan, menjalankantanggungjawabsecarabersamaanmerupakansuatukewajiban.Dalam pembahasan isu aktual diatas, seorang perawat dituntut untuk dapat melakukan fungsi sebagai pelayan publik, dimana perawat memberikan pelayanan kepada pasien secara profesional dan berkualitas tanpa membedakan suku, agama, ras dan budaya sehingga pemecahan isu dapat di impelementasikan. Selain itu, menjalani peran sebagai seorang ASN, perawat dapat menciptakan sebuah inovasi sebagai solusi pemecahan isu, dapat bekerja sama dengan pihak lain dalam menjalankan gagasan kreatif pemecahan isu dan tetap bersikapramah kepada semua pihak yang ikut terlibat dalam gagasan kreatif pemecahan isu diatas.
14
C. Analisa Isu
Measurement
Belum adanya form evaluasi penilaian ketercapaian edukasi
Pasien post partum belum mengetahui pentingnya perawatan bayi
Method
Belum adanya SOP perawatan bayi
Belum adanya media edukasi perawatan bayi
Material Environment
Kurang optimalnya pengetahuan pasien post partum tentang perawatan bayi di Ruang Alamanda
Dari anlisa isu menggunakan tekhnik fish bone diatas, dapat disimpulkan bahwa hal yang dapat dilakukan sebagai pemecahan anlisa isu yaitu optimalisasi pengetahuan terakait edukasi perawatan bayi pada pasien post partum dengan kegiatan sosialisasi dan menggunakan media edukasi, serta berkoordinasi untuk membuat form evaluasi penilaaian ketercapaian edukasi bagi keluarga pasien. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan, dalam pelaksanaan pemecahan analisa isu pembuatan SOP membutuhkan jangka waktu yang panjang, terutama dalam tahap penyusunan materi.
Gagasan kreatif pemecahan isu dengan optimalisasi pengetahuan terkait edukasi perawatan bayi diharapkan dapat dimengerti dan diterapkan oleh keluarga dan pasien post partum. Tidak lupa, para perawat dan bidan juga diharapkan mampu mengetahui isi dari media edukasi, sehingga dapat diimplementasikan di ruang perawatan Alamanda.
Adapun rekap kegiatan optimalisasi pengetahuan terkait edukasi perawatan bayi adalahsebagaiberikut:kegaiatandiawalidenganpertemuandenganmentordankepala ruangan bertujuan untuk menyampaikana rencana kegiatan sosialisasi yang akan di lakukan sebagai pemecahan isu. Setelah itu, dilanjutkan dengan pencarian literatur dan sumber data sebagai refrensi terkait pembuatan media edukasi. Tidak lupa media yang sudah di buat, dikonsulkan kembali sehingga nantinya media yang digunakan berisi informasi yang valid.
15
Gambar 3 Analisa Isu Fish Bone
Sebagai upaya pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga, peserta melibatkan pihak promosi kesehatan rumah sakit. Hal ini bertujuan sebagai bentuk kolaborasi, sehingga nantinya media edukasi dapat disebar dan diinformasikan ke seluruh ruang perawatan terutama ruang perawatan yang melayani pasien post partum dan bayi. Setelah media edukasi dibuat, barulah kegiatan sosialisasi dilakukan sesuai dengan waktu dan jadwal yang ada. Terakhir setelah kegiatan sudah berlangsung, tidak lupa peserta menyampaikan evaluasi kegiatan yang sudah di laksanakan.
16
D. Matriks RancanganAktualisasi LatsarCPNSTahun2022
Unit Kerja : Ruang Rawat Inap Alamanda
Identifikasi Isu :
1. Kurangnya kesadaran pasien post partum untuk mobilisasi di Ruang Alamanda pada Bulan Mei 2022
2. Kurang optimalnya pengetahuan pasien post partum tentang perawatan bayi di Ruang Alamanda
3. Kurangnyakesadaranpasien postpartumuntukmelakukan perawatanvulvahygienediRuangAlamanda
Isu yang Diangkat : Kurang optimalnya pengetahuan pasien post partum tentang perawatan bayi di Ruang Alamanda
Gagasan Pemecahan Isu : Optimalisasi pengetahuan terakait edukasi perawatan bayi pada pasien post partum
17
Tabel 2 Matriks Rancangan Aktualisasi
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
1. Penyampaian terkaitkegiatan
rancangan aktualisasi
kepada kepala
ruangan dan mentor.
1. Membuat kontrak waktudenganKaru
dan mentor
2. Berdiskusi dengan
Karu dan mentor
3. Konsultasi tentang
pembuatan prosedur dan
media edukasi
4. Mendokumentasi
masukan dan hasil mentoring
1. Kesepakatan jadwal pertemuan
2. Masukan dari mentor terkait rencana kegiatan
3. Persetujuan rencana kegiatan
4. Draft rencana kegiatan
5. Lembar Konsultasi
Keterkaitan Substansi Mata
Pelatihan
Saya akan mengawali
kegiatan dengan melakukan
kontrak waktu dengan
mentor. Datang tepat waktu,
berpenampilan rapih dan bersikapramah selama proses
penyampaian kegiatan
rancangan aktualisasi.
Penyampaian kegiatan
rancangan aktualisasi dilihat
berdasarkan apa yang
menjadi keresahan bagi
keluarga pasien. (MP
Berorientasi Pelayanan)
Kontribusi Terhadap
Visi/Misi Organisasi Penguatan Nilai Organisasi
Dengan
terlaksananya
kegiatan sosialisasi
serta terlampirnya
media edukasi dan
tools penilaian
ketercapaian
edukasi, diharapkan
pasien post partum
diruanganAlamanda
dapat memberi
kontribusi dan
dukungan terhadap
tercapainya visi dan
misi rumah sakit.
Yaitu dengan
Dengan kegiatan
sosialisasi serta
terlampirnya
media edukasi
dan tools
penilaian
ketercapaian
edukasi,
diharapkan dapat
menciptkan
perawat yang
profesional dalam
bekerja, memiliki
integritas dan
mampu
menciptakan
18
Selama pertemuan
penyampaian rancangan
kegiatan, saya akan berusaha
menciptakan lingkungan yang
kondusif dan menyampaikan
rancangan kegiatan dengan
penuh rasa tanggung jawab
sebagai seorang perawat dan
ASN. (MP Harmonis, Akuntabel)
Dalam proses pertemuan
dengan mentor, saya
berupaya untuk melakukan
yang terbaik (MP
Kompeten) dan akan tetap
menjaga nama baik institusi
selama proses penyampaian
gagasan (MPLoyal).
Selain itu saya akan bersikap
proaktif untuk menyampaikan
rencana kegiatan, dan saya
terwujudnya
Indonesia maju dan
ikut meningkatkan
kualitas manusia
Indonesia terutama
dalam bidang
kesehatan.
inovasi. Serta
memiliki jiwa
kepemimpinan
dalam
menentukan
sebuah
keputusan, tetap
tulus dalam
bekerja dan unggul untuk
tetap menjadi
yang terbaik. Hal
ini akan memberi
kontribusi sesuai
dengan nilai
19
“PAMINGPIN PITUIN”
2. Pembuatan draft media edukasi terkait materi perawatan bayi dan penilaian ketercapaian edukasi
1. Mencari literatur terkait peniliaan ketercapaian edukasi
2. Mencari refrensi materi edukasi tentang perawatan bayi
3. Menyusun draft media edukasi
4. Mengkonsultasikan draft media edukasi dan susunan kegiatan sosialisasi
5. Melakukan perbaikan setelah konsultasi
berkeinginan untuk
melibatkan bagian promosi
kesehatan rumah sakit. (MP Kolaboratif,Adaptif)
1. Literatur yang didapat sesuai denganmateri edukasi perawatan bayi dan materi penilaian ketercapaian edukasi
2. Media edukasi berupa leaflet
3. Lembar penilaian ketercapaian edukasi sebagai media
Dalam proses pencarian
literatur, saya berusaha
mencari literatur yang
informasinya bersifat umum, tanpaharusmembedakanras, selainitulieteraturdiharapkan
mampu memberi sebuah
perubahan untuk isu yang
dibahas (MP Berorientasi
Pelayanan,Loyal)
Pendapat mentor atau Kepala
Ruangan dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan
dalam proses pencarian
literatur terkait. Apabila dalam
proses konsultasi ditemukan
hal yang harus diperbaikai,
20
6. Mencetak media
edukasi yang sudah di acc
penilaian kepada keluarga pasien
saya berusaha menghargai
pendapat mentor atau coach.
Tidak lupa juga saya
melibatkan mentor untuk
meminta saran pembuatan
media edukasi (MP
Kolaboratif,Harmonis)
Selain itu, mencari literatur
diharapkan dapat
mengembangakn sebuah
inovasiyangbisaditerapkandi
lingkungan keluarga pasien
(MPAdaptif)
Literatur harus digunakan
secara jujur tanpa mengubah
isi, dan bertanggung jawab
dengan menampilkan nama
pengarang. (MPAkuntabel)
Tidak hanya sebagai refrensi,
tetapi literatur juga sebagai
bentuk pengembangan
21
3. Pengajuan
media edukasi
ke bagian promosi
kesehatan
rumah sakit
1. Membuat kontrak
waktu dengan
bagian promosi
kesehatan rumah
sakit
2. Berdiskusi dengan
bagian promosi
kesehatan terkait
media edukasi
yang sudah di acc
3. Mendaftarkan
media edukasi
yang sudah di acc
untuk di publikasikan di
rumah sakit
1. Media edukasi terdaftar di bagian promosi
kesehatan
2. Media edukasi siap untuk di publikasikan
kompetensi diri untuk
mengikuti perubahan ilmu
yang berkembang (MP Kompeten).
Setelah media mendapat
persetujuan untuk digunakan
sebagai kegiatan sosialisasi
dan pemberian edukasi,
selanjutnya saya
mendaftarkan media kebagian
promosi kesehatan rumah
sakit. Berkolaborasi dengan
bagian promosi kesehatan
untukmenyiapkanmediayang
siap di publikasikan. (MP
Kolaboratif)
Saya akan menjelaskan
bentuk dan gambaran media
edukasi kebagian promosi
kesehatan. Saya akan
berusaha untuk bertanggung
22
4. Mendokumentasi
kegiatan dengan
bagian promosi
kesehatan
jawab terhadap tugas yang
saya kerjakan, dan juga
berusaha untuk tetap
membuat media edukasi yang
terbaik sebagai bentuk
tanggungjawabsayamenjaga
nama baik institusi (MP Loyal,Akuntabel).
Selama proses mendaftarkan
media, saya akan bersikap
ramah dan terbuka terhadap
masukan yang akan diberikan
terkait media edukasi dan menghargai pendapat dari
bagian promosi kesehatan.
(MP Harmonis, Berorientasi Pelayanan)
23
4. Pelaksanaan kegiatan sosialisasi
1. Menyebarkan undangan kegiatan sebelum Hari H
2. Menyiapkan audience dan tempat pelaksanaan kegiatan
3. Melakukan kegiatan sosialisasi media edukasi ke perawat dan bidan yang bertugas sesuai
Saya akan terus memperbaiki
diri selama proses
mendaftarakan media edukasi
bila dirasa ada perbaikan, dan
akan beradaptasi dengan
cepat untuk menghasilkan
media edukasi yang lebih baik (MPKompeten, Adaptif)
1. Audience hadir tepat waktu di tempat yang sudah di sediakan
2. Audiance mengerti tentang edukasi yang di berikan
3. Adanya lampiran
Setelah penyusunan draft
media edukasi di acc oleh
mentor dan coach, langkah
berikutnya yaitu menyiapkan
kegiatan sosialisasi.
Selama proses kegiatan
sosialisasi, saya meminta ijin
terlebih dahulu kepada Kepala
Ruangan Alamanda terkait
kegiatan yangakan dilakukan.
Hal ini bertujuan agar
teciptanya lingkungan yang
kondusif selama kegiatan
24
jadwal yang sudah
di ajukan
4. Melakukan kegiatan sosialisasi dengan
media edukasi
kepada keluarga
pasien
5. Memberi waktu
untuk sesi tanya
jawab pada
keluarga pasien
terkait materi
perawatan bayi
6. Melakukan evaluasi
penilaian ketercapaian edukasi pada
keluarga pasien
lembar post
edukasi
4. Adanya
lampiran undangan dan media yang
digunakan selama kegiatan sosialisasi
5. Dokumentasi
selama kegiatan
berlangsung. Selain itu, audiance yang hadir
merupakan semua keluarga
pasien tanpa membedakan
agama, suku atau golongan
pendidikan nya (MP
Harmonis) tidak lupa saya
juga menyampaikan informasi
terkait kegiatan sosialisasi
kepada bagian promosi
kesehatan rumah sakit (MP Kolaboratif)
Kegiatan dimulai tepat waktu
sesuai rencana. Selama
kegiatan berlangsung saya
akan bersikap ramah dan
terbuka terhadap audiance
sebagai bentuk peran saya
menjaga nama baik instansi (MP Berorientasi
Pelayanan,Loyal)
25
Dalam kegiatan sosialisasi, saya akan menyampaikan
informasi secara jujur dan bertanggung jawab. (MP
Akuntabel)
Penyampaian materi edukasi
dilakukan sebagai
pelaksanaan peran perawat
sebagai edukator, dan menggunakan bahasa yang
sederhana sehingga para audiance mampu memahami
dan mengerti (MP
Kompeten)
Sesi tanya jawab akan
dilakukan oleh keluarga
pasien kepada pemateri.
Dalam hal ini, saya berusaha
proaktif untuk menanyakan
apakah ada yang kurang jelas
26
5. Penyampaian
laporan hasil
kegiatan
kepada mentor
1. Melakukan kontrak waktu
untuk menyampaikan
laporan hasil
kegiatan
2. Melaporkan hasil kegiatan dan apa
saja kendala
selama kegiatan
sosialisasi
3. Meminta saran
dari mentor
4. Melakukan perbaikan untuk
penyusunan
laporan kegiatan
1. Laporan hasil kegiatan
2. Lembar konsul
dalam penyampaian materi (MPAdaptif)
Setelah selesai kegiatan
sosialisasi, saya akan
melakukan kontrak waktu
dengan mentor untul
menyampaikan laporan
kegiatan. Tujuan nya agar
dalam penyampaian laporan
dalam kondisi waktu dan
lingkungan yangnyaman (MP Harmonis)
Dalam hal ini evaluasi
kegiatan dilaksanakan dengan
tujuan melakukan perbaikan, saya akan berusaha untuk
meningkatkan kemampuan
dan berusaha beradaptasi
dengan kebutuhan yang di
butuhkan dalam gagasan
kreatif dan tetap bersikap
27
terbuka dalam menerima
saran. (MP. Berorientasi
Pelayanan, Kompeten, Adaptif)
Melakukan perbaikan dengan
penuh rasa tanggung jawab,
dan tetap meminta masukan
daribagianpromosikesehatan
untuk saran perbaikan
terhadap media edukasi (MP
Akuntabel,Kolaboratif)
Selama proses perbaikan,
saya akan menjaga nama baik
instansi untuk tetap
menampilkan pekerjaan yang
terbaik (MPLoyal)
28
E. RancanganKegiatan
Tabel 3 Timeline Kegiatan
1. Penyampaian Terkait Kegiatan Rancangan Aktualisasi Kepada Kepala
Ruangan Dan Mentor
2. Pembuatan Draft Media Edukasi Terkait Materi Perawatan Bayi Dan
Penilaian Ketercapaian Edukasi
3. Pengajuan Media Edukasi Ke Bagian Promosi Kesehatan Rumah Sakit
4. Pelaksanaan Kegiatan Sosialisasi
5. Penyampaian Laporan Hasil Kegiatan
6. Penyusunan Laporan Kegiatan Aktualisasi
7. Penyerahan Laporan Kegiatan Aktualisasi
8. Seminar Laporan Kegiatan Aktualisasi
29
Kegiatan Juni 2022 Juli 2022 1 2 3 4 1 2 3 4
No.
Dwi, N. (2014). Perawatan Bayi Baru Lahir.
https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/perawatan-bayi-baru-lahir Diperoleh 15 Juni 2022.
Ester, J. (2019). GambaranPerilakuIbuNifasDalamPerawatanBayiBaruLahirDi WilayahKerjaKlinikBersalinPratamaCitraMarindalKabupatenDeliSerdangTahun 2019.
http://repo.poltekkesmedan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/2096/1/JURNAL%20JELI%20ESTER%20D EBORA%20SARAGIH.pdf.Diperoleh 15 Juni 2022.
Harahap, D. (2019).HubunganPemberianMakananPrelaktealTerhadapKejadianSakit padaNeonatus. Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Keperawatan universitas Riau Vol 6 No. 1.
Resta, A. (2021).PenerapanMobilisasiDiniPadaPasienPascaOperasidiRumahSakit TentaraReksodiwiryoPadang. Jurnal Abdimas Saintika Vol 3, No 2.
Susanti, S. (2013). Indonesia Menyusui. IDAI.
https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/rawat-gabung Diperoleh 15 Juni 2022.
Undang-UndangRepublikIndonesiaNomor44Tahun2009TentangRumahSakit.
https://jdihn.go.id/files/4/2009uu044.pdf Diperoleh 8 Juni 2022.
Wahyuni.(2019).KajianPengetahuanVulvaHygieneTerhadapPerawatanPerineumDi KlinikSukoAsihSukoharjo.Jurnal Kebidanan Indonesia. Vol 10 No 2.
Wahyuni, D. (2018). BukuAjarAsuhanKebidananNifasdanMenyusui. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan. http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2018/09/AsuhanKebidanan-Nifas-dan-Menyusui_SC.pdf Diperoleh 15 Juni 2022.
30
DAFTARPUSTAKA
Wirentanus, L. (2019). PeranDanWewenangPerawatDalamMenjalankanTugasnya
BerdasarkanUndangUndangNomor38Tahun2014TentangKeperawatan. Media
Keadilan Jurnal Ilmu Hukum.
31
RANCANGAN AKTUALISASI
OPTIMALISASIEDUKASITENTANGPERAWATANBAYIPADAIBUPOSTPARTUMDI
RUANGALAMANDARSUPDR.HASANSADIKINBANDUNG
Di Susun Oleh : Ns. Yoheva Surandari, S.Kep
Mentor : Raden Meitha R M, S.Kp.Mkep
Coach : Agus Dwinanto, SAP, MM
Visi dan Misi Rumah Sakit Umum Pusat Dr.Hasan Sadikin Bandung
Visi
Terwujudnya Indonesia Maju
yang Berdaulat, Mandiri dan
Rumah sakit kelas A
Rujukan tertinggi
Berkepribadian Berlandaskan
Gotong Royong
Misi
Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia.
Nilai - nilai yang dianut RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, yaitu PRIMA
(P)rofesional (R)espek (I)ntegrasi (M)anusiawi (A)manah
Dalam pelaksanaan
Sasaran Kinerja Pegawai (SKP)
Tugasdan Fungsi
1. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahanpadatahappre/intra/postoperasi
2. Melakukanpendokumentasientindakankeperawatan
3. Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan sebagai ketua tim/perawat
4. Melakukan pemberian penugasan perawat dalam rangka melakukan fungsi ketenagaanperawat
5. Melaksanakan case finding/deteksi dini/penemuan kasus baru pada individu
6. Melakukanpengkajiankeperawatanlanjutanpadaindividu
7. Memberikankonsultasidatapengkajiankeperawatandasar/lanjutan
8. Merumuskandiagnosis keperawatanpadaindividu
9. Membuatprioritasdiagnosa keperawatandanmasalahkeperawatan
10. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu (merumuskan, menetapkan)tindakan
11. Melakukankomunikasi terapeutikdalampemberianasuhankeperawatan
12. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada area medikalbedah
13. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada area medikalbedah
14. Melakukan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/bencana/kritikal
15. Memberikan dukungan/fasilitaskebutuhan spiritual pada kondisi kehilangan,berdukaataumenjelangajaldalampelayanankeperawatan
peserta mengacu kepada
16. Melakukantindakankeperawatanpemenuhan kebutuhan nutrisi
17. Melakukantindakankeperawatanpemenuhan kebutuhan eliminasi
18. Melakukantindakankeperawatanpemenuhan kebutuhan mobilisasi
19. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur
20. Melakukantindakankeperawatanpemenuhan kebutuhan kebersihan diri
21. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan pengaturansuhu
22. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigenasi komplek
23. Melakukankomunikasi dengan klien dengan hambatankomunikasi
24. Melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien selama dilakukan tindakankeprawatanspesifik sesuai kasus dan kondisi pasien
25. Melakukanevaluasi tindakankeperawatanpada individu
26. Melakukanpenatalaksanaanmanajemen gejala
27. Melakukanperawatanluka
28. Melakukansupport kepatuhanterhadapintervensi kesehatan pada individu
29. Melaksanakan manajemen surveilans Hais sebagai upaya pengawasan resiko infeksi dalamupaya preventif pada pelayanankeperawatan
30. Melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan antar shift/unit/fasilitaskesehatan
31. Melakukankonsultasi keperawatandan kolaborasidengan dokter
32. Melakukan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar pada pasien/petugas/pengunjungsebagai upaya pencegahaninfeksi
33. Melakukan pendidikan kesehatan pada individu
aktualisasi,
Nilai dasar
ASN
Kurangnya kesadaran pasien post partum untuk mobilisasi di Ruang Alamanda
Mobilisasi untuk melatih otot, dapat mengurangi nyeri (Sari, 2015 dalam Resta 2021)
Pengamatan yang dilakukan
kepada 5 pasien post partum : 4 pasien diantara nya sudah
melakukan mobilisasi turun tempat tidur dan berjalan ke
kamar mandi
1 pasien pasien belum mobilisasi
karena masih merasa nyeri di area pembedahan, dan belum berani untuk mobilisasi.
Kurang optimalnya pengetahuan pasien post partum tentang perawatan bayi di Ruang Alamanda
Bayi baru lahir sampai usia 4 minggu (028 hari)
Menurut Prawirohardjo dalam Ester
(2019) lebih dari 50% kematian bayi
terjadi dalam bulan pertama kehidupan
Wawancara dengan 5 pasien postpartum, didapatkan hasil : 4 pasien post partum
mengatakan mengerti tentang perawatan
bayi di rumah seperti cara memandikan,
menyusui dan menjemur bayi, tapi kurang memahami tanda bahaya pada bayi; 1
pasien post partum mengatakan belum tahu cara merawat bayi dirumah karena ini merupakan anak pertama.
Kurangnya kesadaran pasien post partum untuk melakukan perawatan vulva hygiene di Ruang Alamanda
Anjuran menjaga kebersihan bagi ibu nifas salah satunya yaitu dengan membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air setiap kali selesai BAK/BAB (Saleha, 2009 dalam Wahyuni, 2019)
perawatan yang kurang tepat dapat menyebabkan infeksi
Wawancara dengan 5 pasien post partum, didapatkan hasil : 2 pasien post partum
mengetahui cara melakukan perawatan
vulva hygiene dengan benar, 3 pasien post partum yang lain mengatakan melakukan
perawatan vulva hygiene sesuai dengan rasa nyaman pasien
ISU
Teknik Penapisan Isu
Metode USG digunakan dengan menentukan tingkat urgensi, keseriusan dan perkembangan isu dengan
menentukan angka skala (1-5). Isu yang memiliki skor tertinggi merupakan isu pokok yang harus segera diselesaikan.
Angka 5 : Sangat gawat/mendesak/cepat
Angka 4 : Gawat/mendesak/cepat
Angka 3 :Cukup gawat/mendesak/cepat
Angka 2 : Kurang gawat/mendesak/cepat
Angka 1 :Tidak gawat/mendesak/cepat
Perawatan bayi menjadi perawatan yang berkelanjutan dan bisa
diterapkandi rumah
Sebagai seorang perawat dan ASN yang bertugas di fasilitas
Kesehatan, melaksanakan fungsi sebagai pelayan public memberikan pelayanan kepada pasien secara profesional dan
berkualitastanpamemandang suku,agama,ras dan budaya
Selain itu, menjalani peran sebagai seorang ASN, perawat dapat
menciptakansebuahinovasibagi institusiatau ruang perawatan
No Isu Indikator Total Score Prioritas U S G
mobilisasi diRuangAlamandapadaBulanMei 2022 4 3 3 10 III 2. Kurang optimalnya
tentang perawatan bayi di Ruang Alamanda 5 4 4 13 I 3. Kurangnya kesadaran pasien
untuk melakukanperawatanvulva hygiene diRuangAlamanda 4 3 4 11 II
1. Kurangnya kesadaran pasien post partum untuk
pengetahuan pasien post partum
post partum
Pemecahan anlisa isu yang dapat dilakukan
yaitu optimalisasi pengetahuan terakait edukasi perawatan bayi pada pasien post
partum dengan kegiatan sosialisasi dan menggunakan media edukasi, serta
berkoordinasi untuk membuat form evaluasi
penilaian ketercapaian edukasi bagi keluarga
pasien
Kegiatan Pemecahan Isu
1. Penyampaian kegiatan
rancangan aktualisasi
kepada kepala ruangan dan mentor
2. Pembuatan draft media edukasi
3. Pengajuan media edukasi ke bagian promosi kesehatan rumah sakit
4. Pelaksanaan kegiatan sosialisasi
5. Penyampaian laporan hasil kegiatan
Analisa Isu
TahapanKegiatan
Membuat kontrak waktu
dengan Karu dan mentor
Berorientasi Pelayanan
1. Penyampaian kegiatan rancangan aktualisasi kepada kepala ruangan dan mentor.
Berdiskusi dengan Karu dan mentor
Konsultasi tentang pembuatan
prosedur dan media edukasi
Mendokumentasi masukan dan hasil mentoring
Harmonis, Akuntabel
Kompeten, Loyal
Kolaboratif, Adaptif
2. Pembuatan draft media edukasi
Mencari literatur terkait
peniliaan ketercapaian edukasi
Mencari refrensi materi
edukasi tentang perawatan bayi
Menyusun draft media
edukasi
Berorientasi Pelayanan, Loyal
Akuntabel
Mengkonsultasikan draft media edukasi dan susunan
kegiatan sosialisasi
Melakukan perbaikan setelah konsultasi
Kolaboratif, Harmonis
Mencetak media edukasi yang
sudah di acc
Adaptif
Kompeten
3. Pengajuan media
edukasi ke bagian promosi kesehatan rumah sakit
Membuat kontrak waktu
dengan bagian promosi
kesehatan rumah sakit
Berdiskusi dengan bagian promosi kesehatan terkait media
edukasi yang sudah di acc
Mendaftarkan media edukasi yang sudah di acc untuk di publikasikan di rumah sakit
Mendokumentasi kegiatan
dengan bagian promosi kesehatan
Berorientasi Pelayanan, Harmonis
Kolaboratif
Loyal, Kompeten
Akuntabel, Adaptif
Menyebarkan undangan
kegiatan sebelum Hari H
Menyiapkan audience dan tempat pelaksanaan kegiatan
Melakukan kegiatan sosialisasi
media edukasi ke perawat dan bidan yang bertugas sesuai
jadwal yang sudah di ajukan
Melakukan kegiatan sosialisasi
dengan media edukasi kepada keluarga pasien
Memberi waktu untuk sesi
tanya jawab pada keluarga
pasien terkait materi perawatan bayi
Melakukan evaluasi penilaian ketercapaian edukasi pada
keluarga pasien
Harmonis
Kolaboratif
Berorientasi Pelayanan
Loyal, Kompeten
Adaptif
Akuntabel
4. Pelaksanaan kegiatan sosialisasi
Melakukan kontrak waktu untuk
menyampaikan laporan hasil kegiatan
Melaporkan hasil kegiatan dan apasaja
kendala selama kegiatan sosialisasi
Harmonis
Berorientasi Pelayanan, Kompeten, Adaptif
Meminta saran dari mentor
Melakukan perbaikan untuk penyusunan
laporan kegiatan
Loyal,Akuntabel, Kolaboratif
5. Penyampaian laporan hasil kegiatan
1. Penyampaian Terkait Kegiatan Rancangan Aktualisasi Kepada Kepala Ruangan Dan Mentor
2. Pembuatan Draft Media Edukasi Terkait Materi Perawatan Bayi Dan Penilaian Ketercapaian Edukasi
Pengajuan Media Edukasi Ke Bagian Promosi Kesehatan Rumah Sakit
Pelaksanaan Kegiatan Sosialisasi
5. Penyampaian Laporan Hasil Kegiatan
Penyusunan Laporan Kegiatan Aktualisasi
7. Penyerahan Laporan Kegiatan Aktualisasi
8. Seminar Laporan Kegiatan Aktualisasi
No. Kegiatan Juni 2022 Juli 2022 1 2 3 4 1 2 3 4
3.
4.
6.