Digitalisasi Pelaporan Hospital Malnutrisi Berbasis Online Menggunakan Goggle Spreadsheet

Page 1

LAPORAN SEMINAR RANCANAGAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN 1

DIGITALISASI PELAPORAN HOSPITAL MALNUTRISI

BERBASIS ONLINE MENGGUNAKAN GOGGLE SPREADSHEET

DI RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG TAHUN 2022

Disusun Oleh :

Nama : Septiani Suryaningrum, S.ST

NIP : 198909302022032001

Jabatan : Nutrisionis Ahli Pertama

Instansi Asal : RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung

BAPELKES CIKARANG

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

2022

LEMBAR PERSETUJUAN

Rancangan aktualisasi ini dianjukan oleh : Nama : Septiani Suryaningrum, S.ST

NIP : 198909302022032001

Jabatan : Nutrisionis Ahli Pertama

Asal Instansi : Instalasi Gizi RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung

Judul : Digitalisasi Pelaporan Hospital Malnutrition Berbasis

Online Menggunakan Google Spreadsheet Di Instalasi Gizi RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung Tahun

2022

Rancangan Aktualisasi ini telah disetujui untuk diujikan dalam seminar rancangan

aktualisasi Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III Kementrian Kesehatan RI.

Coach : dr.Atiq Amanah Retna Palupi, MKKK

Dewan Penguji, ( …………………… )

NIP.197803272009122002

Mentor : Dyah Widyastuti, SKM, MKM

NIP.196707191990032003

Penguji : Mirtahur Rohim,ST,M.Kes

NIP.196903121992031014

i
( …………………… ) ( …………………… )

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI

DIGITALISASI LAPORAN HOSPITAL MALNUTRISI

BERBASIS ONLINE MENGGUNAKAN GOOGLE SPREADSHEET DI RSUP DR HASAN SADIKIN BANDUNG

Telah diseminarkan pada 23 Juni 2022 di Balai Pelatihan Kesehatan

Cikarang Kementrian Kesehatan Disetujui,

Coach, Mentor,

dr.Atiq Amanah Retna Palupi, MKKK NIP.197803272009122002

Dyah Widyastuti, SKM, MKM NIP.196707191990032003

Penguji,

Mirtahur Rohim,ST,M.Kes

NIP. 196903121992031014

ii

Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga laporan aktualisasi ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Laporan aktualisasi ini disusun sebagai laporan tanggung jawab atas rencana penerapan nilai-nilai dasar BerAKHLAK yang akan diimplementasikan di unit kerja penulis di RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung. Selain itu juga, laporan aktualisasi ini disusun sebagai salah satu persyaratan yang diperlukan untuk memenuhi syarat kelulusan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III.

Tidak lupa penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga terselesainya laporan aktualisasi ini terutama mentor dan coach, dan para rekan kerja di Instalasi Gizi RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan aktualisasi ini masih jauh dari sempurna, untuk itulah penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi sempurnanya Laporan Aktualisasi ini. Dan diharapkan semoga Laporan Aktualisasi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Cikarang, 23 Juni 2022

Penulis

iii
KATA PENGANTAR
iv DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................i LEMBAR PENGESAHAN…….……………………………………………………………………………ii KATA PENGANTAR.........................................................................................i DAFTAR ISI................................................................................................. iv DAFTAR GAMBAR......................................................................................... vi DAFTAR TABEL...........................................................................................viii BAB I PENDAHULUAN.....................................Error! Bookmark not defined. A. Latar Belakang......................................Error! Bookmark not defined. B. Rumusan Masalah...............................................................................3 C. Tujuan...............................................................................................3 1. Tujuan Umum..................................................................................3 2. Tujuan Khusus.................................................................................3 D. Manfaat..............................................................................................3 E. Ruang Lingkup....................................................................................4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................5 A. Profil dan Sejarah Rumah Sakit.............................................................5 1. Sejarah dan Profil Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati......................5 2. Visi dan Misi RSUP Fatmawati............................................................6 3. Struktur RSUP Fatmawati 8 B. Gambaran Unit Kerja...........................................................................9 C. Tinjauan Teori...................................................................................11 1. Nilai – Nilai Dasar PNS (BerAKHLAK)................................................11 2. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI ...........................................13 D. Pelaporan Hospital Malnutrisi 15 E. Profil Peserta....................................................................................17 BAB III ANALISA ISU-ISU DAN GAGASAN PEMECAHAN ISU............................18
v A. Identifikasi Isu-Isu dan Analisa Penyebab............................................18 B. Isu Terpilih.......................................................................................22 C. Gagasan Pemecahan Isu 23 BAB IV RANCANGAN AKTUALISASI...............................................................25 A. Uraian Kegiatan ................................................................................25 B. Kendala dan Rencana Antisipasi..........................................................32 C. Jadwal Rancangan Aktualisasi ............................................................32 PENUTUP 33 DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................34 LAMPIRAN………………………………………………………………………………………………...36

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Organisasi RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung.......................8

Gambar 2. Struktur Organisasi Instalasi Gizi....................................................9

Gambar 3. Mekanisme Pelayanan Gizi RS......................................................10

Gambar 4. Fishbone DIagram Isu Terpilih.....................................................23

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. SKP, kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan.............................18

Tabel 2. AKPL.............................................................................................20

Tabel 3. USG..............................................................................................21

Tabel 4. Gagasan Pemecahan Isu.................................................................21

Tabel 5. Rancangan Aktualisasi....................................................................26

vii

BAB I PENDAHULUAN

Aparatur sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Fungsi pegawai ASN adalah melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas dan mempererat persatuan dan kesatuan NKRI

Peraturan tentang ASN tertuang dalam UU No. 5 Tahun 2014 sudah secara implisit menghendaki bahwa ASN yang umum di sebut sebagai birokrat bukan sekadar merujuk kepada jenis pekerjaan tetapi merujuk kepada sebuah profesi dimana ASN memiliki tugas sebagai pelaksana kebijakan publik, memberikan pelayanan kepada masyarakat dan memastikan bahwa masyarakat mendapat pelayanan yang berkualitas, serta ASN sebagai perekat persatuan Bangsa.

Untuk mendapatkan sosok ASN yang professional dalam menjalankan tugas dan fungsinya, maka perlu dilaksanakan pembinaan melalui Latihan Dasar (Latsar) CPNS. Latsar CPNS bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan kompetensi ASN agar dapat bersaing dengan Negara-negara lainya di era revolusi industri 5.0. Pemerintah telah merancang road map program SMART ASN yang ditargetkan dapat diwujudkan pada tahun 2024. Adapun kriteria ASN yang perlu dibangun adalah ASN berintegritas, memiliki rasa nasionalisme tinggi, profesional, berwawasan global, memahami IT dan bahasa asing, hospitality, networking, serta jiwa entrepreneurship.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2020 pasal 34 A menetapkan bahwa perlu dilaksanakannya pendidikan dan pelatihan terintegrasi bagi calon PNS dalam periode waktu tertentu untuk kemudian dapat diangkat menjadi

PNS. Penyelenggaran Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III oleh

Bapelkes Cikarang ini bertujuan untuk menerapkan pelatihan yang inovatif dan terintegrasi. Pembelajaran dibagi menjadi klasikal dan non-klasikal di tempat Pelatihan dan Unit Pelaksana Teknis peserta masing-masing. Latsar ini dilaksanakan dalam rangka membentuk nilai-nilai dasar profesi dan kompetensi PNS

Adapaun Kompetensi yang dibangun dalam Pelatihan Dasar CPNS Golongan III pola baru adalah kompetensi PNS sebagai pelayan masyarakat yang profesional, yang

diindikasikan dengan kemampuan mengaktualisasikan tujuh nilai dasar BerAKHLAK dalam kehidupan sehari- hari yaitu:

1. Kami berkomitmen memberikan pelayanan yang prima demi kepuasan masyarakat;

1

2. Kami bertanggung jawab atas kepercayaan yang diberikan;

3. Kami terus belajar dan mengembangkan kapabilitas

4. Kami saling peduli dan menghargai perbedaan;

5. Kami berdedikasi dan mengutamakan kepentingan Bangsa dan Negara

6. Kami terus berinovasi dan antusias dalam menggerakan atau menghadapi perubahan;dan

7. Kami membangun kerja sama yang sinergis.

ASN dilingkungan kemeterian kesehatan mempunyai tugas utama yaitu harus mengubah pola pikir masyarakat untuk tidak sakit. Hal tersebut yang harus dijaga karena sesuai dengan visi dan misi Kemenkes melakukan promotif, preventif dan penguatan layanan kesehatan. Sejalan dengan visi dan misi kemenkes Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung (RSHS) terus mengevaluasi dan memperbaiki layanan kepada masyarakat, selain itu RSHS mulai memperbaiki alur pelayanan dengan menggunakan IT serta meningkatkan sarana prasarana yang ada.

Calon PNS di lingkungan Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung khususnya di Instalasi Gizi RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung perlu membuat rancangan aktualisasi untuk meningkatkan pelayanan gizi di rumah sakit. Di era globalisasi masyarakat semakin kritis terhadap segala aspek, termasuk terhadap mutu pelayanan gizi yang berkualitas. Sejalan dengan peningkatan pengetahuan dan tekhnologi, kebutuhan dan tuntutan masyarakat terhadap mutu pelayanan gizi semakin meningkat. Baik pelayanan yang bersifat preventif, promotif, kuratif, maupun rehabilitatif.

Hal ini menunjukan bahwa pandangan masyarakat terhadap layanan rumah sakit telah semakin meningkat terutama pada pelayanan gizi rumah sakit. Dalam menjaga pelayanan gizi yang optimal selama pasien di rawat di rumah sakit perlu diberikan asupan nutrisi yang adekuat sehingga tidak terjadi hospital malnutrisi di rumah sakit. Pasien yang termasuk ke dalam resiko terjadinya hospital malnutrisi adalah pasien dengan lama perawatan >7 hari dan terjadi penurunan nafsu makan <75% dalam 7 hari berturut-turut (Dwiyanti,2004), sedangkan untuk anak ada penurunan berat badan ≥3% dalam 3 hari terakhir (Budiputri,2020) dan untuk pasien bayi ada penurunan berat badan ≥10% dalam 7 hari terakhir (Mogensen,2019). Pasien dengan udem, asites, tumor/kanker dengan pembesaran massa di luar tubuh, organomegali tidak dapat dimasukkan kedalam laporan hospital malnutrisi ini karena akan mempengaruhi berat badan. Dengan pembuatan laporan hospital malnutrisi secara digitalisasi akan memudahkan ahli gizi untuk melakukan input data, datanya tidak tercecer dan ada rekapan dari masing – masing ruangan, selain itu data hospital malnutrisi ini membantu

2

ahli gizi untuk menganalisa data kejadiannya di rumah sakit dan menentukan intervensi

apa yang tepat bagi pasien tersebut sehingga pasien dapat diberikan nutrisi yang

adekuat selama di rawat yang akan berdampak pada penurunan lamanya rawat inap sehingga biaya rumah sakit dapat dikurangi.

A. Rumusan Masalah

Berdasarkan pengamatan dan pelaksanaan masa tugas selama tiga bulan mengarah ke permasalahan yang mengantarkan sampai ke isu yang dipilih yaitu perlunya

Digitalisasi Pelaporan Hospital Malnutrition Berbasis Online menggunakan aplikasi google spreadsheet di Instalasi Gizi RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung tahun 2022.

1. Tujuan Umum

Peserta Pelatihan Dasar Golongan III mampu mengimplementasikan nilai-nilai

dasar PNS meliputi Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif (BerAKHLAK) serta manajemen ASN dan smart ASN yang didapatkan dari pelatihan dasar menjadi suatu kebiasaan di kegiatan sehari-hari khususnya di Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini peserta diharapkan mampu :

a. Mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi ASN.

b. Melaksanakan tugas dan perannya secara professional.

c. Membawa dampak positif di lingkungan kerja.

d. Menciptakan inovasi dalam mewujudkan visi dan misi melalui identifikasi isu yang ada di unit kerja dan analisis terhadap dampak

Penulis dapat mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN dan kedudukan serta peran ASN dalam NKRI yang akan menciptakan ASN yang berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif sehingga terciptanya peningkatan mutu pelayanan dan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan publik.

3
B. Tujuan 2. Tujuan Khusus C. Manfaat 1. Bagi penulis

2. Bagi Unit Kerja

Membentuk unit kerja yang kondusif dalam melayani masyarakat serta meningkatkan lingkungan kerja yang akuntabel yang memungkinkan satuan kerja dapat mencapai visi, meningkatkan mutu dan mewujudkan citra lembaga yang baik.

3. Bagi Instansi

Memberikan sumbangsih dalam pengembangan rumah sakit untuk mewujudkan visi misi. Menjadikan instansi Rumah Sakit yang unggul dalam memberikan pelayanan prima.

D. Ruang Lingkup

1. Waktu Pelatihan dasar Calon Pegawai Negeri Sipil tahun 2022 melaksanakan kegiatan aktualisasi pada 22 Juni – 27 Juli 2022

2. Tempat Kegiatan aktualisasi di Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Profil dan Sejarah Rumah Sakit

1. Sejarah dan Profil Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung

Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung (RSHS) merupakan

rumah sakit kelas A yang menjadi rujukan tertinggi (Top referal Hospital) di Provinsi

Jawa Barat, juga menjadi Rumah Sakit Rujukan Nasional dan RS Pendidikan. Rumah

sakit ini berlokasi di Jalan Pasteur Nomor 38 Kota Bandung. Dahulu, RSHS dibangun

pada tahun 1920 dan diresmikan pada tanggal 15 Oktober 1923 dengan nama “Het Algemeene Bandoengsche Ziekenhuijs“. Pada tanggal 30 April 1927 namanya diubah

menjadi “Het Gemeente Ziekenhuijs Juliana” dengan kapasitas 300 tempat tidur.

Selama penjajahan Jepang, rumah sakit ini dijadikan Rumah Sakit Militer. Setelah

Indonesia merdeka, dikelola oleh pemerintah daerah, yang dikenal oleh masyarakat

Jawa Barat dengan nama Rumah Sakit Ranca Badak.

Pada tahun 1954 Rumah Sakit Ranca Badak ditetapkan menjadi rumah sakit provinsi dan berada di bawah pengawasan Departemen Kesehatan. Selanjutnya pada

tahun 1956 dijadikan rumah sakit umum dengan kapasitas 600 tempat tidur, bersamaan dengan didirikannya Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. Sejak itu pula, Rumah Sakit Ranca Badak digunakan sebagai tempat pendidikan oleh

Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran dan merupakan awal kerja sama antara

Rumah Sakit Ranca Badak dengan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran.

Pada tanggal 8 Oktober 1967 nama Rumah Sakit Ranca Badak diubah

menjadi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin (RSHS) yang berfungsi sebagai

Unit Pelaksana Teknis (UPT) Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Jenderal Pelayanan Medik. Pada tahun

1992-1997 RSHS ditetapkan menjadi unit swadana. Keluarnya Undang-undang

nomor 20 tahun 1997 tentang PNBP yang ditindaklanjuti dengan Surat Keputusan

Menteri Keuangan nomor 124 tahun 1997 menyebabkan status RSHS berubah

menjadi Rumah Sakit Pengguna Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang harus

menyetorkan seluruh pendapatan ke kas negara.

Seiring berjalannya waktu, status RSHS secara yuridis berubah menjadi

perusahaan jawatan (Perjan) dengan keluarnya Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia nomor 119 tanggal 12 Desember 2000. Kebijakan tersebut merupakan

salah satu langkah strategis pemerintah dalam memberikan kewenangan otonomi

5

yang lebih luas kepada unit-unit pelayanan tertentu untuk menyelenggarakan

manajemennya secara mandiri, sehingga diharapkan mampu merespon kebutuhan

masyarakat secara tepat, cepat dan fleksibel. Tahun 2002 yang merupakan awal

efektif sebagai Perjan, RSHS telah mencapai kinerja yang baik dibandingkan dengan

tahun 2001 dan tahun 2004 diprognosakan akan mencapai kinerja yang lebih baik

dibandingkan tahun sebelumnya.

Di tengah-tengah perkembangannya, RSHS ditetapkan sebagai Rumah Sakit

Rujukan Nasional berdasarkan Surat Keputusan Menteri No

HK.02.02/MENKES/390/2014 tentang Pedoman Penetapan RS Rujukan Nasional, menampung tujuh RS Regional di Jawa barat dan beberapa RS di luar provinsi Jawa

Barat.

2. Visi dan Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

a. Visi

Menjadi Institusi Kesehatan yang unggul dan transformatif dalam meningkatkan status kesehatan masyarakat Transformativeleaderinhealthcare.

b. Misi

1) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna dan prima, yang terintegrasi dengan pendidikan dan penelitian

2) Menyelenggarakan sistem rujukan pelayanan kesehatan berjenjang yang bermutu

3) Melakukan transformasi dalam mewujudkan status kesehatan masyarakat yang lebih baik

c. Janji Pelayanan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

PAMINGPIN PITUIN

Kepemimpinan : Nilai yang menggambarkan kepeloporan dan menyiapkan talenta-talenta terbaik di bidangnya.

Profesional : Nilai yang berorientasi pada pencapaian kinerja melalui perjalanan kemitraan

Inovatif : Nilai yang menggambarkan keinginan untuk menghasilkan suatu yang baru dan senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambungan.

Tulus : Keinginan untuk memberi tanpa pamrih, proaktif dan responsive.

Unggul : Keinginan untuk menjadi yang terbaik dan menghasilkan kualitas prima.

6

Integritas : Nilai yang menggambarkan kejujuran, amanah, menjunjung etika yang tinggi dalam menjalankan tugas

Selain itu, terdapat janji pelayanan kesehatan di RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung, yaitu SIGAP

Senyum-Sapa-Salam-Sopan-Santun (5S)

Inovatif dalam berkarya

Gelorakan Semangat Pelayanan Prima

Amanah Menjaga Keselamatan Pasien

Peduli, Perhatian dan Perasaan

Terdapat juga nilai – nilai yang dianut dalam pelayanan, yaitu PRIMA

P = Profesional

Memiliki kemampuan untuk memberikan pelayanan dengan kualitas yang terbaik (prima) disertai kompetensi dalam disiplin ilmu yang mendasarinya

R = Respek

Pelayanan yang prima akan dapat diberikan apabila dilandasi oleh rasa saling hormat menghormati diantara anggota tim pemberi pelayanan kesehatan.

I = Integrasi

Bertindak terintegrasi sesuai dengan nilai – nilai dan kebijakan organisasi serta kode etik farmasi.

M = Manusiawi

Menganggap setiap individu atau manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang mulia. Oleh karena itu harkat dan martabat mereka harus dijunjung tinggi.

A = Amanah

Melaksanakan dengan sungguh – sungguh segala hal yang dipercayakan oleh negara dan masyarakat, khususnya dalam memberikan pelayanan, pendidikan, dan penelitian kesehatan.

Adapun moto yang digunakan di RSUP Dr. Hasan Sadikin, yaitu

”Kesehatan Anda Menjadi Prioritas Kami”

7

3. Struktur RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Struktur organisasi merupakan suatu susunan unit – unit kerja dalam organisasi dan menunjukkan adanya pembagian kerja serta

menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan yang berbeda tersebut diintegrasikan atau terkoordinasi. Berikut ini adalah struktur organisasi di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

8
Gambar 1. Struktur Organisasi RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung

B. Gambaran Unit Kerja

Instalasi gizi adalah wadah yang mengelola pelayanan gizi secara efektif, efisien dan kualitas yang optimal, meliputi penyediaan, pengelolaan dan penyaluran makanan, terapi gizi dan konsultasi gizi, pendidikan dan latihan, penggerakan serta pengendalian sarana dan tenaga dalam rangka peningkatan kualitas layanan (DepKes,1986)

Pengorganisasian Pelayanan Gizi Rumah Sakit mengacu pada Keputusan Menteri

Kesehatan Nomor 983 Tahun 1998 tentang Organisasi Rumah Sakit dan Peraturan

Menkes Nomor 1045/Menkes/Per/XI/2006 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit di lingkungan Departemen Kesehatan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No 1673/MENKES/PER/XII/2005

mengenai Organisasi dan Tata Kerja RSUP dr Hasan Sadikin Bandung, Instalasi Gizi adalah unit non struktural dalam direktorat operasional dan umum yang menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan kegiatan pelayanan gizi yang meliputi penyediaan makanan, terapi gizi dan konsultasi gizi.

Gambar 2. Struktur Organisasi Instalasi Gizi

Pelayanan gizi di rumah sakit merupakan bagian dari sistem kesehatan yang

prima dan mandiri berorientasi kepada kepuasan pelanggan melalui penyediaan

makanan serta asuhan gizi klinik yang bermutu dan terjangkau oleh semua lapisan

masyarakat. Instalasi gizi RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung bertanggung jawab atas

pelayanan makanan, asuhan gizi rawat jalan dan rawat inap, edukasi gizi dan penelitian gizi terapan di rumah sakit.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi Instalasi gizi, Kepala Instalasi Gizi

dibantu oleh 5 orang Kepala Sub Instalasi, 8 orang Kepala Unit, 22 orang

9

Penanggung Jawab, tenaga administrasi, tenaga teknis pelayanan makanan dan tenaga fungsional gizi. Kelima sub instalasi tersebut yaitu Sub Instalasi Perencanaa, evaluasi dan litbang gizi, Sub Instalasi Administrasi, Perbekalan, Sumber daya manusia dan Pendidikan dan pelatihan, Sub Instalasi Pengolahan dan Penyaluran Makanan, Sub Instalasi Mutu dan pelayanan makanan, dan Sub Instalasi Asuhan Gizi.

Mekanisme pelayanan gizi rumah sakit berdasarkan jenis pasien rumah sakit dibedakan menjadi dua yaitu pasien rawat inap dan pasien rawat jalan. Berikut adalah gambaran mekanisme pelayanan asuhan gizi di rumah sakit :

Gambar 3. Mekanisme Pelayanan Asuhan Gizi RS

Tata laksana pelayanan gizi meliputi tata laksana penyelenggaraan makanan, asuhan gizi, edukasi dan Pendidikan gizi, serta penelitian dan pengembangan gizi terapan.

10

C. Tinjauan Teori

1. Nilai – Nilai Dasar PNS (BerAKHLAK)

a. Berorientasi pelayanan

Nilai dasar “berorientasi pelayanan” diletakkan pada poin pertama karena ASN yang dulu dikenal sebagai abdi negara, saat ini bertransformasi menjadi pelayan publik. Seorang ASN dituntut untuk dapat memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Selalu bersikap ramah kepada siapa saja, terutama kepada masyarakat. Dapat diandalkan serta cekatan dan dapat memberikan solusi atas masalah-masalah yang ada di masyarakat. Dalam memberikan pelayanan publik, seorang aparatur sipil negara harus selalu melakukan perbaikan tiada henti, baik dari peningkatan kompetensi maupun cara pelayanan.

b. Akuntabel

Akuntabilitas merupakan pertanggungjawaban atau keadaan yang dapat dimintai pertanggung jawaban. Akuntabel dapat dipahami sebagai sikap jujur dan bertanggungjawab, memiliki disiplin dan berintegritas yang tinggi dalam setiap pelaksanaan tugas. Dalam pelaksanaan tugas-tugas kedinasan, seorang ASN

dituntut untuk menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggungjawab, efektif dan efisien. Lebih penting dari itu, seorang ASN tidak boleh menyalahgunakan kewenangan jabatan

c. Kompeten

Seiring perkembangan waktu, dalam melaksanakan pelayanan publik, setiap ASN harus selalu dapat meningkatkan potensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah. Peningkatan kompetensi ini sangat penting, bahkan telah diamanatkan dalam ketentuan Peraturan Pemerintah tentang Manajemen PNS, bahwa setiap aparatur diberikan hak 20 jam pelatihan setiap tahunnya. Hal ini semata-mata agar setiap ASN dapat melaksankan tugas dengan kualitas terbaik.

d. Harmonis

Berakar dari Semboyan Negara Indonesia yakni Bhinneka Tunggal Ika, yang berarti “Berbeda-beda Namun Tetap Satu Jua”, seorang pelayan publik harus dapat menghargai setiap orang apapun latar belakangnya. Penting bagi setiap ASN untuk dapat menciptakan dan membangun lingkungan kerja yang kondusif. Karena dengan kenyamanan lingkungan kerja, ASN diyakini dapat lebih produktif.

11

e. Loyal

Loyalitas dan kesetiaan ASN terletak pada ideologi dan dasar negara Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, NKRI serta pemerintahan yang sah. Dan tidak pada satu sosok atau pihak tertentu. ASN harus dapat menjaga nama baik sesama ASN, nama baik pimpinan, nama baik instansi dan tentu saja harus selalu dapat menjaga nama baik negara. Konsekuensi logis dari adanya loyalitas dan kesetiaan adalah setiap ASN harus selalu menjaga rahasia jabatan dan negara.

f. Adaptif

Situasi dan zaman yang senantiasa berkembang, membuat seorang aparatur harus dapat dengan cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan yang ada. Harus selalu diingat, istilah yang sering kita dengar yaitu “Yang Abadi adalah Perubahan itu sendiri”, membuat siapapun yang tidak dapat beradaptasi akan semakin tertinggal. Adaptasi dapat dilakukan dengan terus berinovasi dengan mengembangkan kreativitas. Setiap pegawai juga harus selalu bertindak proaktif dan tidak hanya berpangku tangan.

g. Kompeten

Dalam pelaksanaan tugas, kolaborasi di antara setiap aparatur mutlak harus dilaksanakan. Bersinergi dan memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi dalam pembangunan, akan dapat mempercepat pencapaian suatu visi dan cita-cita. Keterbukaan dalam bekerja sama, dan mencari solusi bersama akan dapat menghasilkan nilai tambah, dan mempercepat mencapai tujuan bersama.

2. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI

Dengan munculnya Undang-Undang No. 5 tahun 2014 dalam rangka pelaksanaan cita-cita bangsa dan mewujudkan tujuan negara sebagaimana tercantum dalam

pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, perlu dibangun aparatur sipil negara yang memiliki integritas, profesional, netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta

mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa

berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Untuk mewujudkan aparatur sipil negara sebagai bagian dari reformasi birokrasi, perlu ditetapkan aparatur sipil negara sebagai profesi yang memiliki

12

kewajiban mengelola dan mengembangkan dirinya dan wajib mempertanggungjawabkan kinerjanya dan menerapkan prinsip merit dalam pelaksanaan manajemen aparatur sipil Negara.

PNS memiliki kedudukan dan peran di dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia antara lain:

1) Pelayanan Publik

Pelayanan public adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Berdasarkan penjelasan tersebut, terdapat tiga unsur pelayanan publik yang meliputi:

a) Penyelenggara pelayanan publik

b) Penerima layanan, yakni warga negara atau penduduk

c) Bentuk pelayanan, berupa barang, jasa dan/atau pelayanan administratif.

Dalam menjalankan pelayanan publik, seorang ASN harus memiliki prinsip-prinsip untuk mewujudkan pelayanan prima. Adapun prinsip pelayanan prima antara lain:

a) Partisipatif

b) Transparan

c) Responsif

d) Tidak diskriminatif

e) Mudah dan Murah

f) Efektif dan Efisien

g) Aksesibel

h) Akuntabel

i) Berkeadilan

2) Manajemen ASN

Manajemen ASN merupakan pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga selalu tersedianya sumber daya aparatur sipil negara yang unggul dan selaras dengan perkembangan zaman.

13

ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk itu ASN harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas dalam menjalankan fungsi dan tugasnya tersebut.

ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas. Pelayanan publik merupakan kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhanpelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa dan/atau pelayanan administratif yang diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan publik dengan tujuan kepuasan pelanggan.

ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesaatuan Republik Indonesia. ASN senantiasa dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, Negara dan Pemerintah. ASN senantiasa menjunjung tinggi martabat ASN serta senantiasa mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri, seseorang dan golongan.

3) Smart ASN

Smart ASN merupakan aparatur yang memiliki profil nasionalisme, integritas, wawasan global, hospitality, networking, penguasaan teknologi informasi,bahasa asing dan entrepreneurship. Mereka berperan sebagai digital talent dan digital leader yang mendukung transformasi birokrasi di Indonesia. Smart ASN akan medorong birokrasi sejalan dengan semangat revolusi industri 5.0. Semua jenis pelayanan publik diselenggarakan berbasis digital dan terintegrasi sedemikian rupa sehingga pelayanan publik menjadi lebih optimal. ASN milenial harus selalu haus akan ilmu pengetahuan untuk meningkatkan wawasan dan ketrampilan di manapun, kapanpun dan situasi apapun. Ada lima kompetensi yang harus dimiliki oleh SMART ASN 2024, yaitu:

a) ASN Menguasai IT (InformationTechnology)

ASN dituntut tidak Gaptek (Gagap Teknologi) dan informasi yakni dapat mengoperasikan dan memanfaatkan aplikasi-aplikasi produk IT termasuk dapat dengan bijak memanfaatkan internet yang digunakan dalamn meningkatkan efektifitas dan efisiensi untuk meningkatlkan kinerja dalam rangka meningkatkan kualitas tugas dan fungsinya dalam pelayanan dan pengabdian kepada masyarakat.

14

b) ASN Menguasai Bahasa Asing

Seorang ASN selain menguasai Bahasa Indonesia dengan baik dan benar juga memiliki kemampuan menguasai bahasa asing seperti bahasa Inggris, bahasa Mandarin dan lain sebagainya.

c) ASN Memiliki Sifat dan Sikap Hospitality (Keramahan)

Hospitality / keramahan adalah memiliki sifat baik hati dan menarik budi bahasanya, manis tutur kata dan sikapnya dalam setiap menjalankan aktivitas pelaksanaan tugas dan pekerjaan khususnya dalam menampilkan pelayanan prima kepada masyarakat.

d) ASN Memiliki Kemampuan Networking

Networking adalah membangun menjalin hubungan dengan orang lain atau organisasi yang berpengaruh positif pada kesuksesan professional maupun personal.

e) ASN Memiliki Jiwa Entepreneurship

ASN dituntut memiliki kemampuan entrepreneurship yakni berjiwa kewirausahaan yang ditandai dengan dimilikinya keberanian, kreatifitas, inovatif, pantang menyerah dan cerdas dalam menangkap dan menciptakan peluang serta bertanggung jawab. Enterpreneurship juga dapat diartikan berpikir tentang masa depan orang banyak, kehidupan orang banyak, kesejahteraan masyarakat dan bagaimana cara membantu mereka yang membutuhkan. Dan dengan dimilikinya kemampuan Enterpreneurship ini maka seorang ASN akan mampu meningkatkan kinerja dalam setiap waktunya.

D. Laporan Hospital Malnutrition

Malnutrisi didapat di rumah sakit menunjukkan ketidakadekuatan nutrisi selama menjalani perawatan di rumah sakit. Malnutrisi dapat timbul sejak sebelum dirawat di rumah sakit yang disebabkan karena penyakitnya atau masukan zat gizi yang tidak cukup, namun tidak jarang pula malnutrisi ini timbul selama dirawat inap.

Penelitian yang dilakukan oleh Dwiyanti, dkk tahun 2004 di RS Dr.M.Jamil

Padang, RS Dr.Sardjito Yogyakarta dan RS Sanglah Denpasar menyebutkan bahawa

malnutrisi yang terjadi di rumah sakit 80% dapat disebabkan karena penyakit non infeksi dan 43% karena terapi medis yang diberikan kepada pasien. Selain itu faktor lain yang dapat memperngaruhi malnutrisi di rumah sakit adalah asupan energy yang

kurang, dimana pasien yang asupan energinya kurang beresiko 3,2 kali lebih besar

15

mengalami malnutrisi di rumah sakit dibandingkan dengan yang asupan energinya cukup. Masalah kekurangan gizi atau penurunan status gizi pada pasien berdampak pada meningkatkan angka kematian pada pasien dan memperpanjang lamanya rawat inap di rumah sakit. Menurut Daldiyono dan Thaha AR (1998), masa rawat pasien dengan hospital malnutrition 90% lebih lama dibandingkan dengan pasien dengan gizi baik. Secara ekonomis, masalah tersebut akan menambah beban biaya yang akan dikeluarkan pasien dan keluarganya, bahkan oleh institusi rumah sakit.

Timbulnya masalah gizi kurang secara langsung disebakan oleh faktor utama yaitu, asupan zat gizi dari makanan dan keadaan kesehatan atau penyakit. Asupan zat gizi seseorang, disamping disebakan oleh keadaan penyakitnya, juga sangat ditentukan oleh berbagai faktor yang saling terkait satu sama lain. Salah satunya adalah ketersediaan makanan, baik secara kuantitas maupun kualitasnya.

Di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung telah dilakukan pengambilan data pasien untuk mengetahui kejadian hospital malnutrisi dimana kategori yang digunakan untuk menilai hospital malnutrisi pada pasien dewasa adalah pasien yang telah dirawat lebih dari 7 hari dengan asupan makan <75% dalam 7 hari berturut- turut (Dwiyanti,2004), pada pasien anak data diperolah dengan kriteria pasien dirawat

lebih dari 3 hari dengan melihat penurunan BB ≥3% dalam 3 hari terakhir (Budiputri,2020), sedangkan pada pasien bayi kriteria pasien dirawat >7 hari dengan

penurunan BB >10% dalam 7 hari terakhir (Mogensen,2019) Pasien yang beresiko

hospital malnutrisi ini tidak boleh ada yang udem, asites, hidrosefalus, adanya massa/tumor yang jelas, obesitas, dan organomegali karena akan mempengaruhi pengukuran berat badan. Data yang diperoleh selama tahun 2021 didapatkan

kejadian malnutrisi pada dewasa, anak dan bayi di RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung

tiap bulan sekitar 0,1% dari 2000 pasien yang dirawat inap. Hospital malnutrisi sudah dijadikan indikator mutu pada pelayanan asuhan gizi namun pelaksanaannya

kurang maksimal karena pelaporannya yang masih manual sehingga tidak

memudahkan dalam penginputan data yang dapat mempengaruhi pengolahan data

prosentase hospital malnutrisi tidak akurat, sedangkan itu kertas laporan yang masih

menggunakan kertas beresiko data hilang. Pelaporan hospital malnutrisi ini paling

lambat diserahkan ke bagian pengolah data maksimal sebelum tanggal 5 tiap bulannya.

16

E. Profil Peserta

Nama : Septiani Suryaningrum, S.ST

NIP : 198909302022032001

Jabatan/Golongan : Nutrisionis Ahli Pertama / IIIa

Unit Kerja : Instalasi Gizi RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung

Instansi : Kementerian Kesehatan

Tempat Tugas : Nutrisionis Ruang Bedah Kemuning 3 dan RIKK

Dalam pelaksanaan aktualisasi, peserta latsar mengacu kegiatan dalam Sasaran

Kinerja Pegawai (SKP), yaitu :

1. Menganalisis data gizi, makanan, dietetic dan penunjangnya secara deskriptif.

2. Menyusun rancangan standar gizi, makanan dan dietetic..

3. Menganalisis data pengamatan keadaan gizi, makanan dan dietetic secara deskriptif.

4. Melakukan inventarisasi fisik bahan, materi, pangan, peralatan, dan sarana pelayanan gizi.

5. Melakukan penilaian hasil pengumpulan data pelayanan gizi.

6. Melakukan konseling gizi dan dietetic.

7. Melakukan penyuluhan gizi/diet kelompok.

8. Memantau pelayanan penyelenggaraan diet di fasilitas pelayanan kesehatan atau institusi lain.

9. Melaksanakan rujukan terhadap kasus gizi.

10. Menyusun laporan pelaksanaan tugas sebgai pertanggung jawaban kepada pimpinan.

11. Melakukan tugas kedinasan lain yang diperintahkan pimpinan.

17

BAB III

ANALISA ISU-ISU DAN GAGASAN PEMECAHAN ISU

A. Identifikasi Isu-Isu dan Analisa Penyebab

Salah satu cara dalam mengidentifikasi persoalan isu-isu yang berkembang di lokasi tempat aktualisasi adalah dengan memepertimbangkan SKP yang kemudian akan

dijabarkan permasalahan pada tiap-tiap butir SKP tersebut. Berikut adalah SKP individu beserta penjabaran kondisi saat ini dengan kondisi yang diharapkan sesuai dengan

tugas pokok jabatan masing-masing

Tabel 1. SKP, kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan No

1. Menganalisis data gizi, makanan, dietetik dan penunjangnya secara

deskriptif

2. Menyusun rancangan standar gizi, makanan dan dietetik.

3. Menganalisis data pengamatan keadaan gizi, makanan dan dietetik secara deskriptif

4. Melakukan inventaris fisik bahan, materi, pangan, peralatan dan sarana pelayanan gizi

Belum optimalnya pengisian skiring

awal yang dilakukan oleh perawat

dan sering terjadi kesalahan dalam

pengisian skrining awal

Belum adanya standar diet untuk pasien khusus ketogenik, DM tipe 1

Pengisian skrining awal yang dilakukan oleh perawat lebih optimal dan mudah dalam melakukan verifikasi bila terjadi kesalahan pengisian

Terstandarnya diet khusus pada pasien ketogenik, DM tipe 1

Belum optimalnya ketepatan pemorsian makan pasien oleh penyaji

Ketepatan permorsian makan pasien oleh penyaji lebih optimal.

Belum optimalnya pengadaan barang cetakan di Instalasi gizi karena proses pengadaan rumah sakit yang terlalu lama.

Belum optimalnya pengkajian data fisik klinis terkait kehilangan lemak subkutan karena tidak adanya alat skinfold caliper dan hand grift untuk mengukur kekuatan massa otot

Proses pengadaan barang cetakan di rumah sakit lebih optimal.

Tersedianya alat skinfold caliper dan hand grift untuk pengukuran fisik klinis hilang lemak subkutan dan atropi otot lebih optimal.

18
KONDISI
KONDISI
DIHARAPKAN
SKP
SAAT INI
YANG

5. Melakukan penilaian hasil pengumpulan data pelayanan gizi

Indikator mutu mengenai sisa makan pasien belum tercapai (21,06%)

Belum optimalnya pencatatan

asuhan gizi dan monitoring pasien pada elektronik medical record

Indikator mutu sisa makan pasien tercapai (< 20%).

Asuhan gizi dan monitoring pasien tercatat semua di elektronik medical record

6. Melakukan konseling gizi dan dietetic

Belum pahamnya pasien mengenai leaflet diet cair yang diberikan

Leaflet diet cair dilengkapi dengan penjelasan bagaimana pembuatan dan waktu pemberian disertai video untuk memudahkan pasien memahami selama di rumah.

7. Melakukan penyuluhan gizi/diet kelompok

Belum optimalnya video penyuluhan yang dibuat oleh Poli Gizi karena tidak bisa diakses oleh masyarakat

luas

8. Memantau pelayanan penyelenggaraan diet di fasilitas pelayanan

kesehatan atau institusi lain

9. Melaksanakan rujukan terhadap kasus gizi

10 Menyusun laporan

pelaksanaan tugas sebagai

pertanggung jawaban

kepada pimpinan

Tidak dilakukan

Video penyuluhan yang dibuat oleh Poli Gizi di upload di Youtube sehingga memudahkan masyarakat luas untuk mengaksesnya

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Laporan asuhan gizi sudah diperbaharui menggunakan IT

Laporan asuhan gizi sudah diperbaharui menggunakan

Belum optimalnya pelaporan hospital malnutrisi

Laporan hospital malnutrisi menggunakan sistem digital sehingga memudahkan penginputan data

19
IT

11 Melakukan tugas kedinasan

lain yang diperintahkan

Pimpinan

Sudah sesuai dengan SOP Pemberian tugas kedinasan

lain oleh pimpinan sudah

sesuai SOP.

Dari hasil penjabaran tersebut diatas, dapat dilakukan pengidentifkasian isu dengan menggunakan metode AKPL (aktual, kekhalayakan, problematik dan kelayakan).

Untuk lebih jelasnya AKPL dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Aktual

Masalah atau pokok persoalan yang benar terjadi atau akan terjadi dan sedang menjadi perbincangan orang banyak.

2. Kekhalayakan

Isu yang secara langsung menyangkut hajat hidup orang banyak.

3. Problematik

Isu yang menyimpang dari harapan, standar ketentuan yang menimbulkan kegelisahan yang perlu dicari penyebab dan pemecahannya.

4. Kelayakan

Isu yang masuk akal (logis), pantas realistis dan dapat dbahas sesuai dengan tugas dan tanggung jawab.

Berikut hasil penapisan menggunakan metode AKPL dari SKP yang telah dijabarkan:

Tabel 2. Penapisan isu dengan metode AKPL

1. Belum efektifnya leaflet edukasi diet cair bagi pasien rencana pulang di RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung 2022

2. Belum optimalnya publikasi video mengenai edukasi gizi di RSUP

Dr.Hasan Sadikin Bandung 2022

3. Belum adanya digitalisasi pelaporan hospital malnutrisi di RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung 2022

20
NO ISU A K P L MEMENUHI KRITERIA
+ + + + +
+
+ + + +
+
+ + + +

Setelah didapatkan isu yang sesuai dengan metode AKPL, maka langkah selanjutnya adalah menggunakan USG. Metode USG merupakan kependekan dari

Urgency,Seriousness,Growthadalah salah satu alat untuk menyusun urutan prioritas isu yang harus diselesaikan. Caranya dengan menentukan tingkat urgensi, keseriusan, dan perkembangan isu dengan menentukan skala nilai 1 – 5. Isu yang memiliki total skor tertinggi merupakan isu prioritas. Untuk lebih jelasnya, pengertian urgency, seriousness, dan growth dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Urgency

Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan waktu yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk memecahkan masalah yang menyebabkan isu tadi.

2. Seriousness

Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut atau akibat yang menimbulkan masalah-masalah lain kalau masalah penyebab isu tidak dipecahkan. Perlu dimengerti bahwa dalam keadaan yang sama, suatu masalah yang dapat menimbulkan masalah lain adalah lebih serius bila dibandingkan dengan suatu masalah lain yang berdiri sendiri.

3. Growth

Seberapa kemungkinan-kemungkinannya isu tersebut menjadi berkembang dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan makin memburuk kalau dibiarkan. Berdasarkan pengamatan, penulis mengidentifikasi beberapa isu yang terjadi dan menetapkan prioritas isu dalam tabel dibawah ini :

Tabel 3. USG

1 Belum efektifnya leaflet edukasi diet cair bagi pasien

2. Belum optimalnya publikasi video mengenai edukasi gizi di RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung 2022

3. Belum adanya digitalisasi pelaporan hospital malnutrisi di RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung 2022

21
NO IDENTIFIKASI PERMASALAHAN U S G TOTAL RANKING
rencana pulang di RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung 2022 4 4 5 13 3
4 5 5 14 2
5 5 5 15 1

Berdasarkan penilaian prioritas isu tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa isu yang paling menjadi prioritas utama di unit kerja Instalasi Gizi RSUP Dr Hasan Sadikin

Bandung pada saat sekarang ini adalah “Belum adanya digitalisasi pelaporan hospital

malnutrisi di rsup dr hasan sadikin bandung tahun 2022”.

Dilihat dari tingkat Urgency-nya, isu terpilih bersifat mendesak, karena laporan hospital malnutrisi saat ini masih menggunakan laporan manual dikertas yang akan menyebabkan data tidak terbaca jelas, tidak lengkap maupun hilang. Laporan hospital

malnutrisi sudah masuk ke dalam indikator mutu pelayanan asuhan gizi tiap bulannya.

Kemudian untuk tingkat Seriousness, diberikan penilaian 5 karena pelaporan hospital

malnutrisi bila tidak dilakukan secara digitalisasi akan mempengaruhi keakuratan prosentase penurunan berat badan yang akan mempengaruhi hasil akhir hospital

malnutrisi di rumah sakit. Pada tingkat Growth, diberikan nilai 5 karena isu tersebut jika dibiarkan akan semakin banyak data pasien yang seharusnya hospital malnutrisi tidak terlaporkan dan kita tidak tahu intervensi gizi yang kita berikan sudah optimal atau tidak.

B. Isu Terpilih

Diagram tulang ikan atau fishbone adalah salah satu metode / tool di dalam

meningkatkan kualitas. Diagram ini sering juga disebut dengan diagram Sebab-Akibat atau cause effect diagram. Penemunya adalah seorang ilmuwan jepang pada tahun 60an. Bernama Dr. Kaoru Ishikawa, ilmuwan kelahiran 1915 di Tokyo Jepang yang juga alumni teknik kimia Universitas Tokyo sehingga sering juga disebut dengan diagram ishikawa. Metode tersebut awalnya lebih banyak digunakan untuk manajemen kualitas. Yang menggunakan data verbal (non-numerical) atau data kualitatif. Dr. Ishikawa juga

ditengarai sebagai orang pertama yang memperkenalkan 7 alat atau metode pengendalian kualitas (7 tools). Yakni fishbone diagram, control chart, run chart, histogram, scatter diagram, pareto chart, dan flowchart.

Diagram Fishbone (Tulang Ikan) akan menunjukkan sebuah dampak atau akibat dari sebuah permasalahan, dengan berbagai penyebabnya. Efek atau akibat dituliskan sebagai moncong kepala. Sedangkan tulang ikan diisi oleh sebab-sebab sesuai dengan pendekatan permasalahannya. Dikatakan diagram Cause and Effect

(Sebab dan Akibat) karena diagram tersebut menunjukkan hubungan antara sebab dan akibat. Berkaitan dengan pengendalian proses statistikal, diagram sebab-akibat

dipergunakan untuk untuk menunjukkan faktor-faktor penyebab (sebab) dan karakteristik kualitas (akibat) yang disebabkan oleh faktor-faktor penyebab itu.

22

Money Tidak tersedianya dana untuk pembuatan kertas laporan kertas

Material

Tidak tersedianya timbangan badan yang dapat dibawa-bawa di ruangan

Kurangnya koordinasi dengan TU

terkait informasi pasien rencana pulang

Beban kerja yang terlalu tinggi

Jumlah pasien yang terlalu banyak

Environment

Belum adanya fasilitas komputer di ruangan

Belum ada pemanfaatan teknologi informasi

Machine

Man

Kurang mahir menggunakan teknologi

Belum dipahaminya definisi operasional kategori pasien yang beresiko hospital malnutrisi

Kurangnya jumlah pegawai

Belum adanya digitalisasi pelaporan hospital malnutrisi di RSUP

Formulir laporan hospital malnutrisi yang masih menggunakan kertas

Data laporan kertas manual yang tidak lengkap pengisiannya dan rawan hilang

Method

Dr Hasan Sadikin Bandung2022

C. Gagasan Pemecahan Isu

Berdasarkan fishbone diagram diatas, maka dapat diidentifikasi kemungkinankemungkinan penyebab isu, yaitu:

1. Man : kurang mahirnya beberapa nutrisionis dalam penggunaan teknologi yang mengakibatkan ketidak akuratan data, kurang nya pegawai, dan belum dipahaminya definisi operasional pasien yang masuk kategori hospital malnutrisi

2. Material : Belum optimalnya pengadaan timbangan berat badan yang dapat dibawa kemana – mana sehingga pasien yang perlu ditimbang tidak perlu jalan jauh ke lokasi timbangan injak, serta kurang nya informasi pasien yang akan rencana pulang dimana bila ahli gizi tidak tahu bahwa pasien yang masuk kriteria hospital malnutrisi mau pulang maka data berat badan saat pulang tidak terdata.

3. Money: Tidak adanya dana khusus di instalasi gizi untuk pengadaan kertas laporan hospital malnutrisi

4. Environment: Jumlah pasien yang dirawat di ruang rawat inap melebihi kemampuan ahli gizi dimana setiap ahli gizi kadang ada yang memegang 2 ruangan dan harus menangani lebih dari 60 pasien rawat inap setiap hari, selain itu beban kerja yang terlalu tinggi membuat ahli gizi kewalahan dalam membuat laporan.

23
Gambar 4. Fishbone Diagram Isu Terpilih

5. Machine: Belum adanya pemanfaatan teknologi digital untuk pembuatan laporan hospital malnutrisi, serta belum adanya fasilitas komputer di ruangan.

6. Method : Formulir hospital malnutrisi yang masih menggunakan kertas serta karena laporan hospital malnutrisi yang masih menggunakan kertas dapat mengakibatkan data pengisian tidak lengkap dan mudah hilang.

Berdasarkan analisa isu dengan diagram fish bone diatas dapat diambil gagasan pemecahan isu dengan judul Digitalisasi pelaporan hospital malnutrisi berbasis online dengan aplikasi

Google Speardsheet di RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung 2022. Adapun kegiatannya dapat dilihanpadatabledibawahini:

Tabel 4. Gagasan Pemecahan Isu

1. Pelaksanaan Asuhan Gizi rawat inap dimana didalamnya diambil data asupan makan dan antropometri pasien yang beresiko hospital malnutrisi

2 Penyusunan definisi operasional yang jelas mengenai pasien yang beresiko hospital malnutrisi sehingga mudah dipahami oleh nutrisionis

2. Peningkatan pelaporan hospital malnutrition dengan melengkapi formulir yang ada

3. Peningkatan pelaporan hospital malnutrition dengan memanfaatkan teknologi informasi (googlespreadsheet)

4. Pelaksanaan sosialisasi kepada ahli gizi mengenai penggunaan aplikasi digitalisasi penginputan laporan pasien hospital malnutrisi yang terbaru

24
NO. KEGIATAN SUMBER
SKP
Inovasi
Inovasi
Inovasi
Kolaborasi

BAB IV

RANCANGAN AKTUALISASI

A. Uraian Kegiatan

Nama Peserta : Septiani Suryaningrum, S.ST

NIP : 198909302022032001

Unit Kerja : RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Identifikasi Isu : Belum adanya digitalisasi pelaporan hospital malnutrisi di RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung 2022

Isu yang Diangkat : Pembaharuan formulir dan pemanfaatan teknologi.

Gagasan Pemecahan Isu : digitalisasi pelaporan hospital malnutrisi dengan Menggunakan aplikasi Google Spreadsheet di RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung 2022

Kegiatan :

1. Penyusunan draf formulir laporan hospital malnutrisi

2. Pembuatan formulir laporan hospital malnutrition berbasis online dengan goggle spreadsheet,uji coba aplikasi dan melakukan sosialisasi

3. Implementasi penggunaan goggle spreadsheet untuk pelaporan hospital malnutrition di Intalasi Gizi

4. Pelaksanaan evaluasi hasil pengisian formulir laporan hospital malnutrition.

25

Tabel 4. Rancangan Aktualisasi

Unit Kerja : Instalasi Gizi RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung

Identifikasi Isu : Belum adanya digitalisasi pelaporan hospital malnutrisi di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung 2022

Isu yang

diangkat : Pembaharuan formulir dan pemanfaatan teknologi

Gagasan

Pemecahan Isu : Dilakukan digitalisasi pelaporan hospital malnutrisi berbasis online dengan menggunakan goggle spreadsheet di Instalasi Gizi RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung tahun 2022

draf formulir laporan hospital malnutrisi

1.1 Pembuatan draft formulir laporan hospital malnutrisi yang baru

Draft formulir laporan

 Mengkaji laporan hospital malnutrisi yang

sudah ada dan dilakukan perubahan laporan baru(Berorientasi pelayanan)

 Menyiapkan bahan dan literatur untuk pembuatan formulir pelaporan hospital

malnutrisi yang baru dengan teiti, jelas dan dapat dipertanggungjawabkan (Akuntabel)

Mendukung visi RSHS

Menjadi Institusi

Kesehatan yang unggul

dan transformatif dalam

meningkatkan status

kesehatan masyarakat

Transformativeleaderin

healthcare.

Melalui penerapan

nilai-nilai dasar

ASN BerAKHLAK yang terkandung

dalam kegiatan ini diharapkan

26
NO
TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/ HASIL KEGIATAN KETERKAITAN
PELATIHAN KONTRIBUSI TERHADAP VISIMISI ORGANISASI PENGUATAN NILAI-NILAI ORGANISASI 1 2 3 4 5 6 7
KEGIATAN
SUBSTANSI MATA
1. Penyusunan

1.2. Konsultasi draf formulir laporan hospital malnutrisi dan meminta

persetujuan mentor

 Dalam pembuatan draft baru saya berusaha

untuk melaksanakan tugas saya dengan kualitas

terbaik (Kompeten)

 Draft baru didiskusikan dengan teman

sejawat dan saran yang ada digunakan untuk

memperbaiki laporan (Harmonis)

 Draft baru disusun menggunakan bahasa

Indonesia dengan baik dan benar agar mudah

dipahami (Loyal)

 Draft baru yang sudah dibuat sudah

disesuaikan sehingga memudahkan

pengerjaannya nanti (Adaptif)

 Konsultasi dengan petugas yang paham IT

aplikasi apa yang memudahkan dalam

pembutan laporan (Kolaboratif)

Mendukung misi

RSHS “Menyelenggarakan

sistem rujukan

pelayanan kesehatan

berjenjang yang

bermutu dan

Melakukan

transformasi dalam

mewujudkan status

kesehatan

masyarakat yang

lebih baik.”

akan mampu meningkatkan

nilai PAMINGPIN

PITUIN (Kepimpinan, Profesional, Inovatif, Tulus, Unggul, Integritas)

Lembar hasil

konsultasi dan

persetujuan

 Sebelum melakukan konsultasi dengan

mentor (loyal) saya meminta ijin kepada

mentor kapan bisa konsultasi,memberikan

salam dan sopan dalam berbicara dengan

mentor (Berorientasi pelayanan)

 Saat meminta persetujuan dengan mentor,

27

saya aken menyampaikan konsep dengan jujur (Akuntabel), efektif (Kompeten),

menggunakan bahasa Indonesia dengan baik

dan benar (Loyal), dan terus berinovasi

terhadap perubahan yang ada (Adaptif)

 Saat melakukan konsultasi mentor peduli

dengan isu yang dibuat (Harmonis) dan memberikan persetujuan isu untuk diangkat

karena berpengaruh positif dengan kemudahan

pengerjaan laporan dan hasilnya dapat

digunakan tidak hanya asuhan gizi tapi juga

oleh pemberi pelayanan pasien yang lain (Kolaboratif)

2. Pembuatan formulir laporan hospital malnutrition

berbasis online dengan goggle

2.1. Membuat format penyusunan data berbasis online dengan google spreadsheet

Screenshoot pembuatan format penyusunan data aplikasi google sheet yang sudah

dibuat

 Penyusunan data dengan aplikasi google spreadsheet dimulai dengan pembuatan email formulir pelaporan hospital malnutrisi, saya

tidak akan menunda pekerjaan (Berorientasi

Pelayanan)dan melaksanakan nya dengan

cermat, dan penuh tanggung jawab (Akuntabel) serta mencari inovasi yang kreatif

dan mudah dipahami (Adaptif)

Mendukung visi RSHS

Menjadi Institusi

Kesehatan yang unggul

dan transformatif dalam

meningkatkan status

kesehatan masyarakat

Transformativeleaderin

healthcare.

Mendukung misi

Melalui penerapan

nilai-nilai dasar

ASN BerAKHLAK yang terkandung dalam kegiatan ini diharapkan akan mampu

28

spreadsheet dan

melakukan

sosialisasi

2.2. Meminta ijin

terkait uji coba

rancangan dan

menyebarkan

rancangan laporan

kepada beberapa

ahli gizi laporan

Surat perijinan

uji coba

rancangan laporan, dokumentasi

foto maupun

email

penyebaran

rancangan

 Saat melakukan perijinan dan meyebarkan

rancangan laporan saya melakukan dengan

sopan dan ramah (Berorientasi

Pelayanan). Menggunakan Bahasa

Indonesia dengan baik dan benar (Loyal).

Mengajukan perijinan sesuai dengan alur

organisasi (Kompeten).

 Menyebarkan rancangan laporan kepada

beberapa ahli gizi (Kolaboratif) dan

menerima masukan bila ada yang perlu

ditambahkan (Harmonis)

RSHS

“Menyelenggarakan

sistem rujukan

pelayanan kesehatan

berjenjang yang

bermutu dan

Melakukan

transformasi dalam

mewujudkan status

kesehatan

masyarakat yang

lebih baik.”

meningkatkan

nilai PAMINGPIN

PITUIN (Kepimpinan, Profesional, Inovatif, Tulus, Unggul, Integritas)

2.3. Berkonsultasi dengan mentor dan kasub asuhan

gizi terkait jadwal untuk

melaksanakan sosialisasi

pengisian formulir laporan hospital

Jadwal sosialisasi

 Dalam berkonsultasi dengan mentor(Loyal)

dan kasub asuhan gizi terkait jadwal untuk

melaksanakan sosialisasi pengisian formulir laporan hospital malnutrisi (Kolaboratif) , saya akan ramah, hormat dan sopan. (Berorientasi Pelayanan) dan penuh

semangat serta mengikuti arahan pimpinan. (Kompeten)

29

malnutrisi

 Sosialisasi dilakukan bersamaan dengan breefing

asuhan gizi yang dilakukan tiap 1 bulan 1x

(Harmonis), Sosialisasi dilakukan sesuai jadwal

dan dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab

(Akuntabel) dan proaktif bila ada perubahan

jadwal (Adaptif)

2.4.

Membuat undangan

sosialisasi dan

Pelaksanaan

sosialisaisi

pengisian formulir

laporan hospital

malnutrisi

Dokumentasi

foto dan daftar

hadir sosialisasi

 Dalam membuat undangan saya mengirim

pesan undangan dengan aplikasi whatsapp

dengan kata-kata yang sopan . (Berorientasi Pelayanan)

 Dalam penyampaian cara pengisian formulir

laporan hospital malnutrisi kepada ahli gizi

(Kolaboratif), saya akan berbicara dengan

bahasa Indonesia yang baik dan benar

(Loyal), jelas dan dapat dipertanggung

jawabkan sosialisasi yang dibuat

(Akuntabel), kreatif (Adaptif) dan penuh

semangat dimana pelaksanaan sesuai

dengan jadwal(Kompeten)

 Bila ada ahli gizi yang masih kesusahan

diberikan bantuan bagaimana menginput

data (Harmonis)

30

3. Implementasi

penggunaan google spreadsheet

untuk laporan hospital malnutrisi

3.1.

Koordinasi dengan

ahli gizi ruangan

Bukti koordinasi  Saat koordinasi dengan ahli gizi ruangan saya

melakukan dengan sopan dan ramah (Berorientasi Pelayanan), menggunakan

Bahasa Indonesia yang baik dan benar. (Loyal).

Mendukung visi RSHS

Menjadi Institusi

Kesehatan yang unggul

dan transformatif dalam

meningkatkan status

kesehatan masyarakat

Transformativeleaderin

3.2.

Penyebaran link

google spreedsheet ke

semua ahli gizi

ruangan

Link google spreadsheet  Saat penyebaran link google spreadsheet (Adaptif) kepada semua ahli gizi ruangan

(Kolaboratif) saya kerjakan dengan penuh

tanggung jawab dan jujur (Akuntabel)

Melalui nilainilai dasar ASN

3.3. Monitoring penggunaan

google spreadsheet selama 1 bulan

Data hasil monitoring tiap minggu

 Saya akan bertanggung jawab dalam

melakukan monitoring penggunaan google

spreadsheet (Akuntabel) dan memastikan

semua ahli gizi dapat menggunakannya (Kompeten), serta membantu bila masih

ada kesusahan di awal implementasi (Harmonis)

healthcare.

Mendukung misi

RSHS

“Menyelenggarakan

sistem rujukan

pelayanan kesehatan

berjenjang yang

bermutu dan

Melakukan

transformasi dalam

mewujudkan status

kesehatan

masyarakat yang

lebih baik.”

BerAKHLAK yang terkandung dalam kegiatan ini diharapkan akan mampu

meningkatkan

nilai PAMINGPIN

PITUIN (Kepimpinan, Profesional, Inovatif, Tulus, Unggul, Integritas)

31

4. Mengevaluasi hasil pengisian formulir laporan hospital

malnutrisi

4.1. Mengumpulkan data dan menyusun hasil evaluasi pengisian formulir pelaporan hospital malnutrisi

Data hasil pelaporan ahli gizi di google spreadsheet

 Dalam mengumpulkan data dan menyusun

hasil evaluasi pengisian formulir laporan

asuhan gizi (Berorientasi pelayanan), saya akan melakukan dengan cermat, bertanggung jawab (Akuntabel) dan teliti

dalam melaksanakan tugas (Kompeten), serta menjaga data yang terkumpul tidak

digunakan oleh pihak yang tidak

berkepentingan (Loyal)

Mendukung visi RSHS

Menjadi Institusi

Kesehatan yang unggul

dan transformatif dalam

meningkatkan status

kesehatan masyarakat

Transformativeleaderin

healthcare.

Mendukung misi

RSHS

Melalui penerapan nilai-nilai dasar

ASN BerAKHLAK yang

terkandung

dalam kegiatan

ini diharapkan

akan mampu

meningkatkan

4.2.

Menganalisis dan konsultasi data

hasil evaluasi

pengisian formulir

laporan hospital malnutrisi kepada pimpinan

4.3.

Membuat laporan hasil evaluasi pengisian formulir

Lembar konsultasi

 Dalam menganalisis dan mengevaluasi data, saya akan melakukan dengan cermat (Akuntabel), teliti jujur dan objektif. (Kompeten)

“Menyelenggarakan

sistem rujukan

pelayanan kesehatan

berjenjang yang

bermutu dan

Melakukan

transformasi dalam

mewujudkan status

kesehatan

 Dalam membuat laporan hasil evaluasi

nilai PAMINGPIN

PITUIN (Kepimpinan, Profesional, Inovatif, Tulus, Unggul, Integritas)

Laporan hasil evaluasi pengisian

pengisian formulir laporan hospital

malnutrisi, saya akan melakukan dengan

cermat, tanggung jawab (Akuntabel) teliti

masyarakat yang

lebih baik.”

32

laporan hospital

malnutrisi . formulir (Kompeten), inovatif (Adaptif), transparan dan menggunakan bahasa

Indonesia yang baik dan benar. (Loyal)

4.4.

Evaluasi tindak

lanjut Dokumentasi atau lembar

hasil konsultasi

evaluasi tindak

lanjut

 Saat berkonsultasi dengan mentor (Kolaboratif), saya akan menuliskan

dengan jujur (Loyal) dan penuh tanggung

jawab (Akuntabel). Hasil masukan dan

saran dari mentor (Harmonis), serta

melakukan perbaikan pada rencana kegiatan (Kompeten).

33

Berikut adalah kendala yang mungkin akan timbul dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi, diantaranya:

1. Masih terdapat beberapa ahli gizi yang kurang mahir dalam menggunakan teknologi sehingga membutuhkan waktu lama untuk beradaptasi.

2. Membutuhkan waktu yang tidak sedikit untuk membiasakan diri dengan penggunaan inovasi baru.

Berikut adalah jadwal rancangan aktualisasi dari kegiatan “Digitalisasi

Pelaporan Hospital Malnutrisi dengan menggunakan aplikasi Google

Spreadsheet di Instalasi Gizi RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022” yang rencananya akan dilaksanakan pada tanggal 22 Juni 2022 sampai

dengan tanggal 27 Juli 2022:

Penyusunan draf formulir laporan hospital malnutrisi

Pembuatan formulir laporan hospital malnutrition berbasis online dengan gogglespreadsheet, uji coba aplikasi dan melakukan sosialisasi

Implementasi penggunaan goggle spreadsheetuntuk pelaporan hospital malnutrition di Intalasi Gizi

hasil pengisian formulir laporan hospital malnutrition.

gizi, ahli gizi

gizi ruangan

32
B. Kendala dan Rencana Antisipasi C. Jadwal Rancangan Aktualisasi
N O KEGIATAN Juni Juli KET Mg ke 4 Mg Ke 1 Mg Ke 2 Mg Ke 3 Mg Ke 4 1
Mentor, Kasub asuhan
2
Mentor,
asuhan
Mentor,
asuhan
gizi
Kasub
ruangan 3
ahli
4 Mengevaluasi
Kasub
gizi

PENUTUP

Pelaksanaan agenda ke IV pada Pelatihan Dasar (latsar) Kementerian Kesehatan merupakan salah satu cara untuk menilai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dalam mengimplementasikan nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK dan Peran dan Kedudukan PNS dalam NKRI di unit kerja masing-masing. Nilai-nilai dasar PNS yang sudah diajarkan pada pembelajaran di Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang (Bapelkes Cikarang) diharapkan dapat diimplementasikan dan menjadi suatu kebiasaan di tempat kerja. Hasil akhir dari latsar ini adalah agar didapatkan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten,harmonis, loyal, adaptif dan kolaboratif.

Rencana aktualisasi dengan mengangkat gagasan pemecahan isu “digitalisasi pelaporan hospital malnutrisi dengan menggunakan goggle spreadsheet di Instalasi Gizi RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung tahun 2022” diharapkan dapat menjadi kontribusi dari Calon Pegawai Negeri Sipil kepada unit kerja masing-masing sehingga dapat menjadi nilai tambah unit kerja tersebut serta dapat meningkatkan profesionalisme dan pelayanan kepada masyarakat.

Penulis berharap Rancangan Aktualisasi yang telah di paparkan dapat terlaksana dengan baik, sehingga target pelaksanaan latsar yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang lebih professional sesuai dengan Manajemen ASN dan Smart ASN dapat terwujud.

33

Daftar Pustaka:

1. Dwiyanti, Defriani dkk.2004. “Pengaruh Asupan Makan Terhadap Kejadian Malnutrisi Di Rumah Sakit”: JurnalGiziKlinikIndonesiaVolume1(hal 1)

2. Data Hospital Malnutrisi Gizi di RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung tahun 2021

3. Budiputri, Grace, dkk.2020.”Analisis Faktor – Gaktor yang mempengaruhi kejadian Malnutrisi Rumah Sakit (MRS) pada pasien anak di Bangsal Kaswari,RSUD Wangaya Bali, Indonesia”: IntisariSainsMedisVolume11nomor 2 (hal 681)

4. Mogensen, Kris M, dkk. 2019.”Academy of Nutrition and Dietetics/ American Society for Parenteral and Enteral Nutrition Consensus Malnutrition

Characteristics: Usability and Association With Outcomes”: NutritioninClinical PracticeVol34No5(hal 34)

5. Julianty, Aidah. 2013. “Malnutrisi Rumah Sakit Pada Bangsal Anak Rumah Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar” : SariPediatriVol15No2(Hal 65-66)

6. Hafsah, Tisnasari,dkk. 2019. “Malnutrisi rumah sakit dan asuhan nutrisi pediatrik di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung” : JurnalGiziKlinikIndonesia Vol16No2(Hal 48-49)

7. Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. 2019.”Tugas Kita Sejahterakan dan Sehatkan Masyarakat Indonesia”, https://www.kemkes.go.id/article/view/19020700001/menkes-tugas-kitasejahterakan-dan-sehatkan-masyarakat-indonesia.html, Diakses pada 7 Juni 2022 Pukul 12:15.

8. Nugroho, Alih Aji. 2021. “ Smart ASN dan Digital Bureaucracy: Sebuah Transformasi Pelayanan Publik”, https://birokratmenulis.org/smart-asn-dandigital-bureaucracy-sebuah-transformasipelayananpublik/#:~:text=Smart%20ASN%20merupakan%20aparatur%20yan g,mendukung%20transformasi%20birokrasi%20di%20Indonesia, Diakses Pada 7 Juni Pukul 13:00.

9. Bagian Hukormas, Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. 2020.”Menuju Smart ASN”, humas_bppsdmk@yahoo.com. http://bppsdmk.kemkes.go.id/web/berita/2595-2462/menujusmart-asn, Diakses Pada 11 Juni 2022 Pukul 10:20.

34

10.Indonesia. Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2020 tentang Manajemen

Pegawai Negeri Sipil. Lembaran Negara RI Tahun 2020 Nomor 68, Tambahan

Lembaran RI Nomor 6477. Sekretariat Negara. Jakarta

35
i
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Rancangan Aktualisasi Digitalisasi Laporan Hospital Malnutrisi berbasis online menggunakan Google Spreedsheet di RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung Tahun 2022 Septiani Suryaningrum NIP 198909302022032001

PENDAHULUAN

• Untuk mendapatkan sosok ASN yang professional dalam

menjalankan tugas dan fungsinya, maka perlu dilaksanakan

pembinaan melalui Latihan Dasar (Latsar) CPNS. Latsar CPNS

Golongan III di Bapelkes Cikarang ini bertujuan untuk menerapkan

pelatihan yang inovatif dan terintegrasi dalam rangka membentuk

ASN BerAKHLAK

Calon PNS di lingkungan Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung

khususnya di Instalasi Gizi RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung perlu

membuat rancangan aktualisasi untuk meningkatkan pelayanan gizi di rumah sakit.

• Dalam menjaga pelayanan gizi yang optimal selama pasien di rawat

di rumah sakit perlu diberikan asupan nutrisi yang adekuat sehingga

tidak terjadi hospital malnutrisi di rumah sakit.

PENDAHULUAN

• Pasien yang beresiko malnutrisi dirumah sakit adalah pasien dengan lama perawatan >7 hari dan terjadi penurunan nafsu makan <75% dalam 7 hari berturut-turut(Dwiyanti,2004), sedangkan untuk anak ada penurunan berat badan ≥3% dalam 3 hari terakhir (Budiputri,2020)dan untuk pasien bayi ada penurunan berat badan ≥10% dalam 7 hari terakhir(Mogensen,2019).

• Pasien dengan udem, asites, tumor/kanker dengan pembesaran massa di luar tubuh, organomegali tidak dapat dimasukkan kedalam laporan hospital malnutrisi ini karena akan mempengaruhi berat badan.

• Dengan pembuatan laporan hospital malnutrisi secara

digitalisasimemudahkan input data, tidak tercecer, mudah untuk

menganalisa intervensi apa yang tepat, mengurangi LOS, mengurangi

biaya rumah sakit

RUMUSAN MASALAH

• Berdasarkan pengamatan penulis selama tiga bulan mengarah ke permasalahan yang mengantarkan sampai ke isu yang dipilih, maka penulis memandang perlu adanya Digitalisasi Pelaporan Hospital

Malnutrition Berbasis Online menggunakan aplikasi google spredsheet di Instalasi Gizi RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung.

TUJUAN UMUM

Peserta Pelatihan Dasar Golongan III mampu mengimplementasikan nilai-nilai dasar PNS meliputi Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif (BerAKHLAK)

serta manajemen ASN dan smart ASN yang didapatkan dari pelatihan

dasar menjadi suatu kebiasaan di kegiatan sehari-hari khususnya di

Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

TUJUAN KHUSUS

Mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi ASN.

Melaksanakan tugas dan perannya secara professional.

Membawa dampak positif di lingkungan kerja.

Menciptakan inovasi dalam mewujudkan visi dan misi melalui identifikasi isu yang ada di unit kerja dan analisis terhadap dampak

MANFAAT :

Bagi Penulis

Bagi Unit Kerja • Bagi Instansi

Ruang Lingkup

• Waktukegiatan aktualisasi dilaksanakan pada 22 Juni – 27 Juli 2022 • Tempat Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

1.

Belum efektifnya leaflet edukasi diet cair bagi

pasien rencana pulang di RSUP dr.hasan

sadikin 2022

2.

Belum optimalnya publikasi video mengenai

edukasi gizi di rsup dr hasan sadikin bandung

tahun 2022

3.

Belum adanya digitalisasi pelaporan hospital

malnutrisi di rsup dr hasan sadikin bandung

tahun 2022

5 5 5 15 1

NO IDENTIFIKASI PERMASALAHAN U S G TOTAL RANKI NG
IDENTIFIKASI ISU
4 4 5 13 3
4 5 5 14 2

Money

Tidak tersedianya

dana untuk

pembuatan kertas

laporan kertas

Tidak tersedianya timbangan

badan yang dapat dibawabawa di ruangan

Kurang mahir

menggunakan teknologi

Belum dipahaminya definisi

operasional kategori pasien yang

beresiko hospital malnutrisi

Kurangnya koordinasi dengan

TU terkait informasi pasien

rencana pulang

Kurangnya jumlah pegawai

Belum adanya

digitalisasi

pelaporan hospital

malnutrisi di RSUP

Beban kerja yang

terlalu tinggi

Jumlah pasien yang

terlalu banyak

Belum adanya

fasilitas komputer di ruangan

Belum ada pemanfaatan

teknologi informasi

Environment

Formulir laporan

hospital malnutrisi yang

masih menggunakan

kertas

Method Machine

Dr Hasan Sadikin

Bandung 2022

Data laporan kertas manual

yang tidak lengkap

pengisiannya dan rawan hilang

Material
Man

RANCANGAN AKTUALISASI

Uraian Kegiatan

Nama Peserta : Septiani Suryaningrum, S.ST

NIP : 199309302022032001

Unit Kerja : RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Identifikasi Isu : Belum adanya digitalisasi pelaporan hospital

malnutrisi di RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung

Tahun 2022

Isu yang Diangkat: Belum adanya digitalisasi pelaporan hospital

malnutrisi di RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung 2022

Gagasan Pemecahan Isu : digitalisasi pelaporan hospital malnutrisi

berbasis online menggunakan aplikasi Google Spreedsheet di RSUP Dr

Hasan Sadikin Bandung 2022

Kegiatan :

1. Penyusunan draf formulir laporan hospital malnutrisi

2. Pembuatan formulir laporan hospital malnutrition berbasis online dengan goggle spreadsheet, uji coba aplikasi dan melakukan sosialisasi

3. Implementasi penggunaan goggle spreedsheet untuk pelaporan hospital malnutrition di Intalasi

Gizi

4. Pelaksanaan evaluasi hasil pengisian formulir laporan hospital malnutrition.

RANCANGAN AKTUALISASI

HOSMAL MANUAL

BUKU PETUNJUK APLIKASI

Kendala dan Rencana Antisipasi

Berikut adalah kendala yang mungkin akan timbul dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi, diantaranya:

Masih terdapat beberapa ahli gizi yang

kurang mahir dalam menggunakan teknologi sehingga membutuhkan waktu lama untuk beradaptasi.

Membutuhkan waktu yang tidak sedikit untuk membiasakan diri dengan

penggunaan inovasi baru.

JADWAL RANCANGAN AKTUALISASI

Penyusunan draf formulir laporan hospital

malnutrisi

Pembuatan formulir laporan hospital

malnutrition berbasis online dengan goggle

spreadsheet, uji coba aplikasi dan melakukan

sosialisasi

Implementasi penggunaan goggle spreedsheet

untuk pelaporan hospital malnutrition di Intalasi

Mengevaluasi hasil pengisian formulir laporan

hospital malnutrition.

Kasub asuhan gizi, ahli gizi ruangan

ahli gizi

Mentor,

NO KEGIATAN Juni Juli KET Min ke 4 Min Ke 1 Min Ke 2 Min Ke 3 Min Ke 4 1
Mentor, Kasub asuhan gizi 2
Mentor,
3
Gizi ruangan 4
Kasub asuhan gizi

Peserta Latsar Bapelkes Cikarang diharapkan dapat

mengimplementasikan nilai-nilai dasar ASN

BerAKHLAK (berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten,harmonis, loyal, adaptif dan kolaboratif) dalam kehidupan sehari-hari.

● Rencana aktualisasi dengan mengangkat gagasan

pemecahan isu “digitalisasi pelaporan hospital

malnutrisi dengan menggunakan goggle spreedsheet

di Instalasi Gizi RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung tahun 2022” diharapkan dapat menjadi kontribusi dari Calon

Pegawai Negeri Sipil kepada unit kerja dan dapat

meningkatkan profesionalisme dan pelayanan kepada masyarakat.

PENUTUP
Petunjuk Pengunaan Aplikasi Google Spreadsheet untuk Laporan Hospital Malnutrition SeptianiSuryaningrum NIP:198909302022032001 Latsar CPNS 2022 Gol III Angktn 1

HOSMAL DEWASA

DefinisiOperasional:

• Pasien tidak ada udem, asites, hidrosefalus, massa atau tumor yang jelas, obesitas dan organomegali karenakanmempengaruhiberatbadan

• Pasiendirawatminimal7hariperawatan

• Dikatakan Hospital Malnutrisi bila asupan makan <75%dalam7hariberturut – turut

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI

• AplikasiHospitalMalnutrisimenggunakanGoogleSpreedsheet yangtersimpansecaraotomatisdanberbasisonline

• Pada tampilan paling atas ada nama ahli gizi dan ruangan yangdapatdipilihsesuaimasing2ahligizi.

• Untukjumlahpasienbarudiketikmanual.

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI

• Pengisiannamapasien,diagnosadantanggaldiketikmanual

• Untukskorskreening MSTdipilihapakahskornya >2atau<2

• Untukasupanawaldanasupanakhirdipiliholeh ahligizi

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI

• Untukpengisian KeteranganAsupandipilihapakahnaik,turunatautetap

• Kesimpulandipilihapakahhosmalatautidakhosmal

• Untuk Keterangan dapat diisi manual alasan pasien masuk hospital

malnutrisi, bisa jadi klinis atau yang lain, bisa juga diisi hal lain yang

menyebabkan datatidaklengkap.

HOSMAL ANAK

DefinisiOperasional:

• Pasien tidak ada udem, asites, hidrosefalus, massa atau tumor yang jelas, obesitas dan organomegali karenakanmempengaruhiberatbadan

• Pasiendirawatminimal3hariperawatan

• Dikatakan Hospital Malnutrisi bila ada penurunan beratbada>3%dalam3hariterakhir

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI

• Pada tampilan paling atas ada nama ahli gizi dan ruangan yang dapat dipilihsesuaimasing2ahligizi.

• Untukjumlahpasien barudiketikmanual.

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI

• Pengisian nama pasien, diagnosa, tanggal dan berat badan diketik

manual

• Untukskorskreening PYMSdipilihapakahskornya >2atau<2

• Untuk pengisian Keterangan berat badan dipilih apakah naik, turun atau

tetap

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI

• Prosentase terisi otomatis bila (-) berarti turun dan bila (+/tidak ada tanda)

berartinaikberatbadannya.

• Kesimpulandipilihapakahhosmalatautidakhosmal

• Untuk Keterangan dapat diisi manual alasan pasien masuk hospital

malnutrisi, bisa jadi klinis atau yang lain, bisa juga diisi hal lain yang

menyebabkan datatidaklengkap.

HOSMAL BAYI

DefinisiOperasional:

• Pasien tidak ada udem, asites, hidrosefalus, massa atau tumor yang jelas, obesitas dan organomegali karenakanmempengaruhiberatbadan

• Pasiendirawatminimal7hariperawatan

• Dikatakan Hospital Malnutrisi bila ada penurunan beratbadan>10%dalam7hariterakhir.

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI

• Pada tampilan paling atas ada nama ahli gizi dan ruangan yang dapat dipilihsesuaimasing2ahligizi.

• Untukjumlahpasien barudiketikmanual.

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI

• Pengisian nama pasien, diagnosa, tanggal dan berat badan diketik manual

• Untuk pengisian Keterangan berat badan dipilih apakah naik, turun atau tetap

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI

• Prosentase terisi otomatis bila (-) berarti turun dan bila (+/tidak ada tanda)

berartinaikberatbadannya.

• Kesimpulandipilihapakahhosmalatautidakhosmal

• Untuk Keterangan dapat diisi manual alasan pasien masuk hospital

malnutrisi, bisa jadi klinis atau yang lain, bisa juga diisi hal lain yang

menyebabkan datatidaklengkap.

CONTOH PENGOLAHAN DATA HOSMAL DEWASA

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.