LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN RANCANGAN AKTUALIASASI
BELUM OPTIMALNYA ALUR PELAYANAN POLI PSIKOLOGI
DI INSTALASI MHCU RS JIWA DR. SOEHARTO HEERDJAN TAHUN 2022
Telah di seminarkan
Tanggal 23 Juni 2022, di Bapelkes Cikarang
Coach
dr. Atiq Amanah RP, MKKK
NIP. 197803272009122002
Mentor
Hernita Wijayaratna, M.Psi., Psikolog NIP. 198102172009122001
Penguji
Miftahur Rohim, ST, M.Kes
NIP. 196903121992031014
ii
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan ridhonya penulis dapat menyusun laporan rancangan aktualisasi dalam rangka pendidikan dan pelatihan dasar CPNS Golongan III Angaktan 1 tahun 2022. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang selama ini telah berperan dan membantu penulis hingga terselesaikannya kegiatan aktualisasi ini. Ucapan terima kasih saya berikan kepada:
1. Allah SWT ata berkat-Nya yang selalu memberikan kemudhan dan kelancaran kepada penulis dalam menyelesaikan laporan rancangan aktualisasi ini.
2. Drs. Suherman, M.Kes selaku kepala bapelkes Cikarang yang telah memberikan kesempatan untuk mengikuti Pelatihan Dasar CPNS Golongan II Tahun 2022.
3. Ibu Verawaty selaku ketua penyelenggara Bapelkes Cikarang yang telah membantu terlaksananya Pelatihan Dasar CPNS Golongan II Tahun 2022 dengan lancar dan sukses.
4. Ibu dr. Atiq Amanah RP, MKKK selaku Coach yang memberikan bimbingan, arahan, inspirasi dan motivasi hingga terselesaikannya laporan ini.
5. Ibu Hernita Wijayaratna, M.Psi., Psikolog selaku mentor yang memberikan bimbingan dan arahan.
6. Peserta Pelatihan Dasar CPNS golongan III angkatan 1, teruatama kelompok D yang sudah membersamai penulis menjalani Pelatihan Dasar CPNS tahun 2022. Penulis sadar rancangan aktualisasi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikannya. Semoga laporan ini dapat diterima dan memberiakn manfaat kepada sesama. Amin.
Jakarta, 23 Juni 2022
Silviani, M.Psi., Psikolog
NIP. 199406192022032001
iii
KATA PENGANTAR
iv DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................................ii KATA PENGANTAR iii DAFTAR ISI ....................................................................................................... iv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang .............................................................................................. 1 1.2 Tujuan aktualisasi ........................................................................................... 2 1.3 Manfaat kegiatan 2 1.4 Ruang Lingkup Aktualisasi ............................................................................... 3 Bab II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum RSJS ……………………………………………………………………………… 4 2.2 Sejarah Singkat RSJSH ……………………………………………………………………………… 4 2.3 Visi, Misi dan Tujuan RSJSH ………………… 5 2.4 Tata Nilai dan Motto Pelayanan RSJSH ……………………………………………………….. 5 2.5 Struktur Organisasi RSJSH ………………………………………………………………………… 6 2.6 Instalasi Medical Health Check Up ……………………………………………………………… 8 2.7 Nilai-Nilai Dasar ASN ………………………………… 8 2.8 Profil Peserta …………………………………………………………………………………………… 11 BAB III RANCANGAN AKTUALISASI 3.1 Identifikasi Isu …………………………………………………………………………………………. 12 3.2 Penetapan Isu ……………………………………………………………………………………………13 3.3 Gagasan Pemecahan Isu .……………………………………………………………………………15 3.4 Rancangan Kegiatan Aktualisasi …………………………………………………………………..18 3.5 Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi …………………………………………………………………...27 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………………………..28
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) menurut Undang Undang Nomor 5 Tahun 2014 merupakan profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Aparatur Sipil Negara memiliki peran dalam pelaksanaan kebijakan, penyelenggaraan pelayanan publik serta perekat dan pemersatu bangsa yang berlandaskan pada Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, seorang Aparatur Sipil Negara wajib memiliki nilainilai dasar BerAKHLAK yaitu, Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif. Nilai-nilai dasar BerAKHLAK ini harus diinternalisasi dan diterapkan oleh para Aparatur Sipil Negara dalam menjalankan tugas dan kewajibannya di lingkungan kerja agar terwujudnya smart governance. Untuk itu, pemerintah mewajibkan setiap ASN menjalani program pelatihan Dasar (Latsar) untuk membentuk karakter ASN yang smart, tercermin dari kemampuannya dalam menerapkan sikap perilaku bela negara, menanamkan nilai-nilai dasar ASN, dan memahami kedudukan dan peran ASN. Hal ini sesuai dengan Undang Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara, yang menjelaskan bahwa Instansi Pemerintah wajib memberikan pendidikan dan pelatihan terintegrasi bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS).
Salah satu capaian dari kegiatan pelatihan dasar CPNS adalah mengaktualisasikan nilai dasar ASN dan nilai budaya organisasi dalam beberapa kegiatan terkait isu yang terjadi di unit kerja. Saat ini, penulis bekerja di Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta khususnya di Poli Psikologi Instalasi Medical Health Check-Up (MHCU). Selama bekerja, penulis telah melakukan environmentalscanning dimana terdapat beberapa isu yang cukup mengganggu pelayanan. Saat ini psikolog yang berada di poli psikologi berjumlah 5 (lima) orang. Jumlah ini dirasa sudah cukup optimal untuk membantu pelayanan poli seperti pemeriksaan kecerdasan atau Intellectual Quotient (IQ), MinatBakat, Kepribadian hingga Psikoterapi. Meskipun demikian, masih terdapat beberapa permasalahan yang terjadi di poli psikologi instalasi MHCU, yakni terkait alur pelayanan yang belum optimal, rujukan pasien rehabilitasi psikososial ke psikolog yang juga belum optimal serta belum terjangkaunya pelayanan psikoterapi untuk masyarakat.
1
Berdasarkan beberapa isu hasil dari environmental scanning, penulis mengidentifikasi adanya penyebab dan dampak yang ditimbulkan dari isu tersebut. Identifikasi isu ini kemudian dijadikan sebagai dasar bagi penulis untuk dicarikan solusi. Dari latar belakang yang penulis kemukakan di atas, penulis mengangkat isu “Belum optimalnya alur pelayanan Poli Psikologi di Instalasi MHCU RS Jiwa dr. Soeharto Heerdjan tahun 2022” yang secara jelas akan dijabarkan pada laporan rancangan aktualisasi ini. Melalui kegiatan aktualisasi diharapkan dapat mengatasi isu yang ada dan mampu meningkatkan pelayanan sesuai dengan nilai-nilai dasar ASN.
1.2 Tujuan aktualisasi
Adapun tujuan dari aktualisasi nilai-nilai dasar ASN adalah sebagai berikut:
1.2.1 Tujuan umum
Calon Pegawai Negeri Sipil mampu menjadi smart asn yang mampu mengimplementasikan nilai-nilai dasar ASN “BerAKHLAK” dalam kegiatan yang telah ditetapkan sebagai Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) untuk mewujudkan smart governance.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Mengetahui dampak implementasi nilai-nilai dasar ASN dalam kegiatan yang telah ditetapkan sebagai Sasaran Kinerja Pegawai.
b. Memahami peran dan kedudukan ASN di NKRI
c. Mampu mengidentifikasi isu di unit kerja
d. Menciptakan gagasan inovasi untuk membantu mewujudkan visi dan misi unit kerja.
1.3 Manfaat kegiatan
Rancangan Aktualisasi ini diharapkan dapat memberikan manfaat:
1.3.1
Bagi ASN
Diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan kemampuan dalam menganalisis dan mengaktualisasikan kegiatan pemecahan masalah yang didasari nilai-nilai dasar ASN untuk mewujudkan smart governance.
1.3.2 Bagi Unit Kerja
Tercipta lingkungan kerja yang memiliki produktivitas tinggi dengan kualitas yang baik melalui penerapan nilai-nilai dasar profesi ASN di unit kerja sehingga diharapkan visi dan misi unit kerja bisa tercapai.
2
1.4 Ruang Lingkup Aktualisasi
Ruang lingkup kegiatan yang menjadi cakupan aktualisasi yaitu:
a. Kegiatan aktualisasi dilaksanakan di poli psikologi instalasi MHCU
b. Mencakup isu atau masalah yang terdapat pada lingkungan kerja poli psikologi instalasi MHCU
c. Pelaksanaan kegiatan aktualisasi melibatkan pegawai di lingkungan unit kerja poli psikologi
d. Kegiatan aktualisasi ini merupakan kegiatan nyata yang akan dilaksanakan selama 30 hari kerja terhitung tanggal 24 Juni 2022 sampai dengan tanggal 23
Juli 2022 berdasarkan kalender pelatihan dasar CPNS Badan Pelatihan
Kementerian Kesehatan
e. Kegiatan aktualisasi mencakup pembuatan standar pelayanan poli psikologi, pembuatan materi sosialisasi, pelaksanaan sosialisasi alur pelayanan ke petugas terkait serta evaluasi
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gambaran Umum RS Jiwa Dr. Soeharto Herdjan
Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan merupakan salah satu rumah sakit khusus yang melayani perawatan gangguan kejiwaan di Jakarta. Berada di Jl. Prof. Dr. Latumenten No.1, Jelambar, Kecamatan Grogol Petamburan, Kota Jakarta Barat, DKI
Jakarta, rumah sakit jiwa ini didirikan sejak tahun 1867. Sebelumnya, RSJ ini bernama
RS Jiwa Grogol, RS Jiwa Jakarta, dan RS Jiwa Pusat Jakarta. Namun, pada tahun 2002, namanya diubah menjadi Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan berdasarkan keputusan Gubernur Jenderal di masa itu.
2.2 Sejarah Singkat RS Jiwa Dr. Soeharto Herdjan
Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan berdiri sejak jaman Belanda. Berdasarkan keputusan kerajaan dan Gubernur Belanda pada saat itu dimana pembangunannya dimulai pada tahun 1876. Perlahan lahan masyarakat sudah lebih
dahulu mengenal dengan Rumah Sakit Jiwa Grogol, maka untuk menghilangkan citra atau stigma masyarakat pada tahun 1973 berganti nama menjadi Rumah Sakit Jiwa
Jakarta, lalu pada tahun 1993 sempat diubah kembali dengan nama Rumah Sakit Jiwa
Pusat Jakarta dan barulah kemudian pada tahun 2002 disahkan menjadi Rumah Sakit
Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan hingga saat ini.
4
Gambar 2.1 Sejarah Singkat RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan
2.3 Visi, Misi dan Tujuan RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan
RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta mempunyai tugas menyelenggarakan upaya penyembuhan dan pemulihan secara paripurna, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan dibidang kesehatan jiwa secara serasi, terpadu dan berkesinambungan dengan upaya peningkatan kesehatan lainnya serta melaksanakan upaya rujukan. Untuk mengarahkan pengembangan organisasi, maka RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan memiliki visi dan misi sebagai berikut:
Visi
• Menjadi pusat rujukan nasional Layanan Neuropsikiatri
Misi
• Menyelenggarakan kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang komprehensif profesional dan bermutu berbasis layanan neuropsikiatri.
• Menyelenggarakan penelitian dan pelatihan yang berbasis layanan neuropsikiatri.
• Meningkatkan sarana prasarana untuk mendukung terwujudnya layananlayanan unggulan dan pusat rujukan layanan neuropsikiatri.
• Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang kompeten, profesional dan berintegritas.
2.4 Tata Nilai dan Motto Pelayanan RSJSH
Tata Nilai
Tata nilai yang dianut dalam bekerja di Rumah Sakit Jiwa dr. Soeharto Heerdjan yakni, RSJSH yang merupakan akronim dari Rseponsibility, Sincerely, Justice, Social, dan Humanity. Penjelasan terkait nilai-nilai tersebut yakni,
• Responsibility (Bertanggung Jawab), Artinya pegawai diharapkan untuk dapat menjalankan peran dan tugas Anda untuk berkontribusi pada keberhasilan Rumah Sakit.
• Sincerely (Ketulusan), Artinya pegawai harus bersedia untuk bekerja sungguhsungguh.
• Justice (Berkeadilan), Artinya pegawai harus mampu bekerja sesuai hukum, standar praktik dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan
5
• Social (Sosial), Artinya pegawai diharapkan mampu untuk berinteraksi dan menjalin hubungan baik antara satu dengan yang lain.
• Humanity (Manusiawi), Artinya pegawai diharapkan untuk menghormati setiap individu, pasien maupun rekan kerja.
Motto
Selain tata nilai, RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan juga memiliki Moto yang diwujudkan dalam nilai JIWA, yang merupakan akronim dari Jujur, Ikhlas, Waspada dan Arif.
2.5 Struktur Organisasi RSJSH
Saat ini, Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan dipimpin oleh dr. Desmiarti, Sp. KJ., MARS sebagai direktur utama yang membawahi 3 direktorat. Yakni Direktorat
SDM, Pendidikan dan Umum yang dipimpin dr. Galianti Prihandayani, Sp.KJ. Direktorat
Medik, Keperawatan dan penunjang yang dipimpin dr. Parulian Sandy Noveria, M.K.K.
serta Direktorat keuangan yang dipimpin Harris Fadillah, S.E., M.M.
Penulis sendiri berada di bawah direktorat Medik, keperawatan dan penunjang, yakni Instalasi Medical Health Check-Up (MHCU) yang dikepalai oleh dr. Dharmawan, Sp.KJ. Untuk memperjelas, berikut bagan organisasi RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan.
6
7
Gambar 2.2 Struktur Organisasi RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan
2.6 Instalasi Medical Health Check Up (MHCU)
MentalHealthCheck-Upadalah sebuah instalasi yang menyelenggarakan pemeriksaan
kesehatan mental secara menyeluruh, yang bertujuan untuk memastikan kondisi kesehatan mental, memetakan profil mental dan potensi yang dimiliki seseorang, untuk kepastian dan kepentingan hukum, mengantisipasi gangguan kesehatan mental yang dapat berkembang
menjadi suatu gangguan yang serius, dan deteksi dini dari suatu keadaan yang membutuhkan
penanganan segera sehingga dapat meminimalisir kerugian yang lebih jauh.
Penyelenggaraan layanan kesehatan jiwa secara profesional telah diatur dalam
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa. Dalam upaya menjamin pelaksanaan pelayanan MHCU yang optimal di rumah sakit diperlukan
adanya standar kebutuhan tenaga secara rinci yang memuat jenis dan jumlah tenaga yang
dibutuhkan MHCU. Tenaga kesehatan MHCU dalam melakukan pekerjaannya dan praktiknya harus memiliki STR (surat tanda registrasi) dan SIP (surat izinpraktik). Dalam melaksanakan
pelayanan MHCU di rumah sakit, selain tenaga profesi dibutuhkan juga tenaga pendukung
meliputi tenaga administrasi, pranata komputer, dan tenaga lainnya. Sehingga diperlukan
sebuah pedoman sebagai acuan untuk melaksanakan kegiatan pelayanan MHCU yang bermutu dan berkualitas di Rumah Sakit.
2.7 Nilai-Nilai Dasar ASN
Nilai-nilai ASN “Berakhlak” merupakan fondasi baru bagi Aparatur Sipil Negara demi terwujudnya satu kesamaan persepsi yang lebih mudah dipahami dan diterapkan oleh seluruh ASN. BerAKHLAK merupakan akronim dari berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif. CoreValuesASN ini menjadi titik tonggak penguatan budaya kerja, yang tidak hanya dilakukan pada ASN tingkat pusat namun juga pada tingkat daerah. Adapun detil dari nilai-nilai tersebut adalah:
1) Berorientasi Pelayanan
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah wajib mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya. Tidak hanya terkait dengan bentuk dan jenis pelayanan publik yang mereka butuhkan akan tetapi juga terkait dengan
mekanisme penyelenggaraan layanan, jam pelayanan, prosedur, dan biaya penyelenggaraan pelayanan. Citra positif ASN sebagai pelayan publik terlihat dengan perilaku melayani dengan senyum, menyapa dan memberi salam, serta berpenampilan rapih; melayani dengan cepat dan tepat waktu; melayani dengan memberikan kemudahan memilih layanan yang tersedia; serta melayani dengan dengan kemampuan, keinginan dan tekad memberikan pelayanan yang prima.
8
Panduan perilaku untuk Berorientasi Pelayanan yakni:
• Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat
• Ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan
• Melakukan perbaikan tiada henti
2) Akuntabel
Akuntabilitas dan Integritas banyak dinyatakan oleh banyak ahli administrasi negara sebagai dua aspek yang sangat mendasar harus dimiliki dari seorang pelayan publik.
Namun, integritas memiliki keutamaan sebagai dasar seorang pelayan publik untuk dapat berpikir secara akuntabel. Hal-hal yang penting diperhatikan dalam membangun lingkungan kerja yang akuntabel adalah: 1) kepemimpinan, 2) transparansi, 3) integritas, 4) tanggung jawab (responsibilitas), 5) keadilan, 6) kepercayaan, 7) keseimbangan, 8) kejelasan, dan 9) konsistensi.
Panduan perilaku untuk akuntabel yakni:
• Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin, dan berintegritas tinggi
• Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggungjawab, efektif dan efisien
• Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan
3) Kompeten
Implikasi VUCA menuntut diantaranya penyesuaian proses bisnis, karakter dan
tuntutan keahlian baru untuk dapat menuju pemerintahan berkelas dunia (World Classs Government). Maka dari itu, pegawai ASN perlu menerapkan nilai kompeten
sebagai wujud mencapainya.
Panduan perilaku untuk kompeten yakni:
• Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah
• Membantu orang lain belajar
• Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
4) Harmonis
Indonesia merupakan negara yang beragam, tercermin dari semboyannya “Bhinneka
Tunggul Ika” yang memiliki arti berbeda-beda namun tetap satu. Hal ini bermakna
bahwa sebenarnya keberagaman sosial-budaya di Indonesia yang membentuk satu
kesatuan/negara. Dalam menjalankan tugas pelayanan kepada masyarakat ASN
dituntut dapat mengatasi permasalahan keberagaman, bahkan menjadi unsur perekat
bangsa dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Itulah
sebabnya mengapa peran dan upaya selalu mewujudkan situasi dan kondisi yang
9
harmonis dalam lingkungan bekerja ASN dan kehidupan bermasyarakat sangat diperlukan.
Panduan perilaku untuk nilai Harmonis yakni:
• Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya.
• Suka menolong orang lain
• Membangun lingkungan kerja yang kondusif.
5) Loyal
Nilai loyal termasuk penting sebagai core values yang harus dimiliki dan diimplementasikan dengan baik oleh setiap ASN sebagai strategi transformasi pengelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas dunia (World Class Government). Secara etimologis, istilah “loyal” diadaptasi dari Bahasa Prancis yaitu “Loial” yang artinya mutu dari sikap setia. Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil, kata loyal dapat dimaknai sebagai kesetiaan, paling tidak terhadap cita-cita organisasi, dan lebih-lebih kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Panduan perilaku untuk nilai Loyal yakni:
• Memegang teguh ideologi Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah
• Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan, instansi dan negara
• Menjaga rahasia jabatan dan negara.
6) Adaptif
Perilaku adaptif merupakan tuntutan yang harus dipenuhi dalam mencapai tujuan, baik individu maupun organisasi, dalam situasi apa pun. Kemampuan beradaptasi juga memerlukan adanya inovasi dan kreativitas yang ditumbuhkembangkan dalam diri individu maupun organisasi. Di dalamnya dibedakan mengenai bagaimana individu dalam organisasi dapat berpikir kritis versus berpikir kreatif. Penerapan budaya adaptif dalam organisasi memerlukan beberapa hal, seperti di antaranya tujuan organisasi, tingkat kepercayaan, perilaku tanggung jawab, unsur kepemimpinan dan lainnya.
Panduan perilaku untuk nilai Adaptif yakni:
• Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan.
• Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas.
• Bertindak proaktif.
7) Kolaboratif
Kolaboratif adalah proses bekerja sama untuk menciptakan gagasan atau ide dan menyelesaikan masalah secara bersama-sama menuju visi bersama. Di dalam sebuah
10
organisasi, kolaborasi sangat penting untuk memunculkan kunci pemikiran kreatif dan mencapai hasil terbaik saat menyelesaikan masalah.
Panduan perilaku untuk nilai Kolaboratif yakni:
• Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi
• Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah
• Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama.
2.8 Profil Peserta
Nama : Silviani, M.Psi., Psikolog
NIP : 199406192022032001
Jabatan/Golongan : Pengatur Muda Tk. I/ IIIb
Unit Kerja : Poli Psikologi Instalasi MHCU
Instansi : RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan
Dalam pelaksanaan aktualisasi, peserta diklat mengacu kegiatan dalam Sasaran Kinerja
Pegawai (SKP), yaitu :
1. Melaksanakan Konsultasi Psikologi
2. Melaksanakan Tes Kecerdasan
3. Melaksanakan Tes Kematangan/ Tes Kualitas Kerja
4. Melaksanakan Tes Kepribadian/ Tes Minat/ Tes Bakat
5. Melaksanakan Psikoterapi
6. Melaksanakan Visite Ruangan
7. Melakukan Pendampingan Pasien Rehabilitasi Psikososial
8. Menjadi Tim Pemeriksaan Kesehatan Jiwa Bergerak/ Mobile
11
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
3.1 Identifikasi Isu
Berdasarkan environmental scanning di Instalasi MHCU RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan, teridentifikasi ada 3 isu yang sedang menjadi pembahasan yakni:
a. Belum Optimalnya Alur Pelayanan di Poli Psikologi RS Jiwa dr. Soeharto
Heerdjan tahun 2022
Meskipun saat ini psikolog yang tersedia di RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan sebanyak
5 (lima) orang, ternyata belum cukup untuk membantu memberikan pelayanan.
Tindakan yang dilakukan yakni pemeriksaan IQ, kepribadian, konsultasi dan psikoterapi Lamanya waktu tindakan pemeriksaan membuat psikolog hanya mampu memberikan layanan maksimal 4 pasien/ hari. Agar pasien tidak menunggu lama ataupun tidak mendapatkan pelayanan, maka dibuatlah sistem pendaftaran pasien untuk poli psikologi. Pasien diharapkan mendaftar ke nomor instalasi MHCU yang dipegang oleh Adminkes untuk nantinya dijadwalkan ke psikolog. Namun minimnya informasi mengenai cara mendaftar tersebut, membuat masih banyaknya pasien yang datang dan terpaksa harus kembali pulang karena jumlah pasien yang sudah maksimal. Namun ternyata, sistem pendaftaran yang demikian membuat pasien bingung karena terkadang tidak mendapatkan konfirmasi langsung mengenai jadwal. Adminkes biasanya baru akan mengkonfirmasi ke pasien H-1 sehingga terkesan mendadak. Alur pelayanan ini ternyata masih belum sesuai dengan standar pelayanan
MHCU secara umum, sehingga petugas pendaftaran dan pegawai lainnya masih membuka pendaftaran tanpa memahami kuota pasien perharinya.
b. Belum optimalnya rujukan pasien rehabilitas psikososial ke Psikolog di RS
Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan tahun 2022
Pekerjaan psikolog bukan hanya berada di Instalasi rawat jalan MHCU atau poli psikologi, namun juga memiliki tanggung jawab untuk visite pasien rawat inap dan membantu pendampingan pasien rehabilitasi sosial. Dengan adanya pergantian sistem ke RME, psikolog kesulitan untuk menuliskan tindakan dan catatan perkembangan pasien terintegrasi untuk pasien Rehabilitasi Psikososial. Hal ini karena kurang adanya proses rujukan resmi dari instalasi rehabilitasi ke Psikolog melalui RME. Dampaknya membuat kurang terintegrasinya laporan perkembangan pasien di rehabilitasi psikososial dengan profesi lainnya.
12
Belum optimalnya jangkauan layanan psikoterapi di poli psikologi RS Jiwa
Dr. Soeharto Heerdjan tahun 2022
Di beberapa situasi, pasien tujuan pemeriksaan IQ sangat banyak sehingga membuat adanya penumpukan pasien. Hal ini membuat beberapa tindakan di poli psikologi tidak dapat dilayani dengan optimal salah satunya tindakan konsultasi dan psikoterapi. Pasien yang datang untuk konsultasi pun terpaksa harus dijadwalkan ulang karena psikolog sedang melakukan tindakan pemeriksaan IQ. Di sisi lain, pasien yang sedang mengalami masalah kejiwaan memiliki karakter yang unik, apalagi dengan adanya stigma di masyarakat. Hal ini membuat pasien cenderung membutuhkan effort atau dorongan yang besar untuk berani datang dan mendaftarkan diri. Dengan sistem antrian ini, dikhawatirkan akan membuat pasien semakin unggan untuk meminta bantuan dan semakin memperburuk kondisinya. Kemungkinan lainnya, pasien yang sudah dijadwalkan tidak hadir di waktu yang disepakati karena merasa sudah terselesaikan atau enggan untuk hadir.
3.2 Penetapan Isu
Pada isu-isu yang akan diangkat ini, dilakukan tapisan isu dengan metode USG (Urgency,Seriousness,Growth). Metode USG merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menetapkan urutan prioritas masalah yang akan dicarikan solusinya dalam kegiatan aktualisasi. Metode USG ini menggunakan metode teknik scoringskala Likert 1 sampai dengan
5, dengan keterangan 5 adalah sanngat besar, 4 besar, 3 sedang, 2 kecil, 1 sangat kecil. Hal ini dipertimbangkan dari tiga komponens USG yakni:
1. Urgency
Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan waktu yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk memecahkan masalah yang menyebabkan isu tadi.
2. Seriousness
Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat yang timbul
dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut atau akibat yang menimbulkan masalah-masalah lain kalau masalah penyebab isu tidak dipecahkan. Perlu dimengerti bahwa dalam keadaan yang sama, suatu masalah yang dapat menimbulkan masalah lain adalah lebih serius bila dibandingkan dengan suatu masalah lain yang berdiri sendiri.
13
3. Growth
Seberapa kemungkinan-kemungkinannya isu tersebut menjadi berkembang dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan semakin memburuk kalau dibiarkan
Dengan menggunakan metode USG, tiga isu yang sudah teridentifikasi kemudian dianalisis dan diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel. 3.1 Analisis USG
Berdasarkan penjelasan analisis metode USG diatas dapat disimpulkan bahwa prioritas isu atau masalah yang perlu segera diselesaikan dan dicarikan solusinya adalah isu mengenai “
Belum optimalnya alur pelayanan Poli Psikologi di Instalasi MHCU RS Jiwa dr. Soeharto Heerdjan tahun 2022” . Berkaitan dengan peran dan kedudukan ASN terhadap
NKRI isu tersebut memenuhi tiga unsur yaitu:
1) Pelaksana kebijakan publik artinya pada sektor kesehatan harus mengutamakan kepentingan publik. Belum optimalnya alur pelayanan akan mempengaruhi kenyamanan pasien untuk mendapatkan pelayanan.
2) Pelayanan publik harus mengutamakan kepuasan pelanggan dan tidak membuat pelanggan menunggu lama mendapatkan tindakan pemeriksaan.
3) Perekat dan pemersatu bangsa, bersikap adil.
14
ISU U S G JUMLAH PRIORITAS Belum optimalnya Alur Pelayanan Poli Psikologi di Instalasi MHCU RS Jiwa dr. Soeharto Heerdjan tahun 2022. 5 5 5 15 1 Belum optimalnya rujukan pasien rehabilitas psikososial ke Psikolog di RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan tahun 2022 3 3 4 10 3 Belum optimalnya jangkauan layanan psikoterapi di poli psikologi RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan tahun 2022 4 5 5 14 2
3.3 Gagasan Pemecahan Isu
Setelah menganalisis isu dengan teknik tapisan USG, selanjutnya dilakukan analisis secara mendalam terhadap isu yang telaj memenuhi kriteria tersebut. Tujuan dilakukan analisis secara mendalam adalah untuk mendapatkan gambaran akar permasalahan, aktor dan peran aktor serta alternatif gagasan pemecahan isu yang akan diusulkan.
Pada isu terpilih digunakan analisis fishbonediagram. Analisis ini digunakan ketika kita ingin mengidentifikasi kemungkinan penyebab masalah. Berikut ini adalah hasil uraian penyebab isu dengan fishbonediagram :
15
16
Gambar 3.1 Diagram Fishbone
Berdasarkan fishbone diagram diatas, maka dapat diidentifikasi kemungkinankemungkinan penyebab isu, yaitu:
Man : Keterbatasan jumlah pasien yang dapat ditangani psikolog dalam sehari sehingga alur pelayanan perlu untuk dibedakan dari pelayanan umum lainnya. Masih banyaknya pegawai rsj yang belum memahami layanan psikologi sehingga informasi yang didapatkan kurang sesuai untuk menjelaskan layanan ke pasien atau masyarakat.
Material : Informasi yang masih minim serta tidak adanya media komunikasi yang resmi karena hanya menggunakan catatan kecil.
Method : Jalur pendaftaran yang belum terpusat di adminkes MHCU serta konfirmasi penjadwalan yang mepet.
Surroundings : Komunikasi antar divisi yang masih minim serta hambatan teknologi yang membuat informasi pendaftaran atau penjadwalan menjadi sulit.
Berdasarkan penyebab isu tersbut, maka ditentukan gagasan utama yakni
“Penyusunan Alur Pelayanan Poli Psikologi di instalasi MHCU RS Jiwa Dr. Soeharto
Heerdjan tahun 2022”. Untuk mewujudkan gagasan tersebut, dibuatlah beberapa gagasan
pemecahan isu, yaitu:
Tabel. 3.2 Gagasan Pemecahan Isu
No Kegiatan Sumber
1 Persiapan kegiatan untuk mengoptimalkan standar pelayanan Inovasi
2 Pembuatan Standar pelayanan poli psikologi Inovasi
3 Pembuatan flayer informasi standar pelayanan poli psikologi Inovasi
4 Pelaksanaan sosialisasi standar pelayanan poli psikologi Inovasi
5 Pelaksanaan Evaluasi kegiatan Inovasi
17
Unit Kerja : Instalasi MHCU
Isu yang Diangkat : Belum Optimalnya
kegiatan
aktualisasi
Melaporkan rancangan
kegiatan kepada
mentor, kepala instalasi
MHCU dan koordinator
pelayanan medik dan
keperawatan
Menjadwalkan diskusi
dengan mentor, kepala
instalasi MHCU dan
koordinator pelayanan
medik dan keperawatan
Melaksanakan diskusi
pengkajian kesesuaian
standar pelayanan
Rancangan
disetujui mentor
dan koordinator
pelayanan medik
dan keperawatan
Melaporan mengenai isu
yang muncul di poli psikologi
terkait alur pelayanan
sebagai bentuk perbaikan
dan peningkatan kepuasan
(Berorientasi pleyanan).
Sesuai dengan
Misi RSJSH yakni
mendukung
terwujudnya
layanan-layanan
unggulan maka
Kegiatan ini
sesuai dengan
tata nilai
RSJSH yakni
Didapatkannya
Waktu diskusi
membahas
standar
pelayanan MHCU
Terlaksananya
evaluasi Standar
pelayanan MHCU
Perubahan yang cepat juga
membuat pelayanan di situasi
saat in perlu disesuaikan
kembalii (Adaptif).
Melaporkan kegiatan sebagai
wujud menjaga nama baik
atasan (Loyal). Laporan
terkait isu didasarkan pada
dilakukan
pengkajian ulang
alur pelayanan
agar
memudahkan
pasien
menjangkau
Responsibility (mengerjakan sesuai peran dan tugas untuk
berkontribusi pada
keberhasilan Rumah Sakit).
Sincerely
18
3.4 Rancangan Kegiatan Aktualisasi
Alur Pelayanan Poli Psikologi di Instalasi MHCU RS Jiwa dr. Soeharto Heerdjan tahun 2022.
Kegiatan Tahapan
Output/ Hasil kegiatan Keterkaitan nilai dasar ASN Konstribusi terhadap visimisi organisasi Penguatan nilai-nilai organisasi
Tabel 3.3 Matriks Rancangan Kegiatan Penyusunan Alur Pelayanan Poli Psikologi
No
kegiatan
1. Persiapan
MHCU terhadap
pelayanan poli psikologi
bersama mentor, kepala instalasi MHCU
dan koordinator
pelayanan medik dan
keperawatan
data dan kasus nyata yang
terjadi (Akuntabel).
Penyelesaian isu perlu
didukung oleh banyak pihak
khususnya mentor, kepala
instalasi MHCU dan
koordinator pelayanan medik
untuk memunculkan ide dan
nilai tambah terkait standar
pelayanan (Kolaboratif).
Menghargai saran dan
masukan yang diberikan dari
mentor ataupun koordinator
saat diskusi (Harmonis).
Diskusi dilakukan sebagai
sarana peningkatan
kompetensi dan belajar hal
baru (Kompeten).
layanan dengan
lebih optimal. (melaksanakan dengan sungguhsungguh).
Humanity (menghormati
pasien dan rekan kerja
dengan
memberikan
penjelasan
alur yang
sesuai dan mudah dipahami).
Justice (sesuai dengan aturan dan data yang mendukung).
Social (melibatkan interaksi
19
2 Penyususnan alur Standar pelayanan poli psikologi
Mencari informasi dari
literatur ataupun
panduan internasional
lain yang dapat
diterapkan di poli
psikologi RSJSH
Menyusun draft alur
standar pelayanan poli
psikologi
Meminta persetujuan
draft standar pelayanan
poli psikologi
Terdapat data
yang membantu
pembuatan
standar
pelayanan yang
optimal
Draft alur standar
pelayanan
Mencari informasi secara
cermat dan sesuai kebutuhan
(Akuntabel). Bersikap
proaktif dengan mencari
informasi ke berbagai poli
psikologi (Adaptif).
Menyusun draft disesuaikan
dengan informasi yang sudah
didapatkan (Kompeten).
Sesuai dengan
Misi RSJSH yakni
mendukung
terwujudnya
layanan-layanan
unggulan maka
dilakukan
pengkajian ulang
alur pelayanan
dengan pihak lain).
Kegiatan ini
sesuai dengan
tata nilai
RSJSH yakni
Responsibility (mengerjakan
sesuai peran
dan tugas
untuk
Standar
pelayanan poli
psikologi disetujui
dan ditanda
tangani
Berdiskusi dengan mentor
dan psikolog ditempat lain
untuk menemukan informasi
alur yang terbaik
(Kolaboratif). Menghargai
setiap pendapat
(Harmonis). Meminta
persetujuan artinya berusaha
untuk menjaga nama baik
pimpinan dan mengutamakan
kepentingan bersama bukan
agar
memudahkan
pasien menjangkau
layanan dengan lebih optimal.
berkontribusi
pada
keberhasilan Rumah Sakit).
Sincerely (melaksanakan dengan sungguhsungguh).
Humanity (menghormati
20
3.
Membuat flayer yang
hanya atas kepentingan
pribadi (Loyal). Meminta
persetujuan dengan cara
yang sopan (Berorientasi
pelayanan).
pasien dan rekan kerja dengan memberikan penjelasan alur yang
sesuai dan
mudah dipahami).
Justice (sesuai dengan aturan dan data yang mendukung).
Social (melibatkan interaksi dengan pihak lain).
informasi standar
pelayanan poli psikologi
jelas dan menarik
untuk dipahami pasien
dan masyarakat
Draft Flayer tersedia
Menyiapkan flayer yang jelas
untuk membantu pasien
memahami informasi
pelayanan dengan baik
Sesuai dengan
Misi RSJSH yakni mendukung terwujudnya
Kegiatan ini
sesuai dengan
tata nilai
RSJSH yakni
21
Pembuatan flayer
Meminta persetujuan
mentor, kepala instalasi
dan kordinator
pelayanan medik dan
keperawatan
Mencetak Flayer untuk
diletakkan di meja
informasi adminkes
Draft flayer
disetujui (Berorientasi pelayanan).
Meningkatkan kompetensi
dalam membuat flayer (Kompeten). Mencetak
layanan-layanan
unggulan maka
dilakukan
pengkajian ulang
Flayaer tersedia
flayer sesuai kebutuhan (Akuntabel). Tidak hanya
mencetak namun juga
menyebarkan flayer melalui
media sosial (Adaptif).
Meminta persetujuan untuk
menjaga nama baik pimpinan
(Loyal). Membuat draft
flayer bersama mentor
(Kolaboratif). Bersikap
sopan dan selalu menghargai
pendapat mento, kepala
instalasi ataupun kordinator
pelayanan medik (Harmonis).
alur pelayanan
agar
memudahkan
pasien
menjangkau
layanan dengan
lebih optimal.
Flayer ini juga
akan berfungsi
sebagai pelaksana
kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang
komprehensif
profesional dan bermutu.
Responsibility (mengerjakan sesuai peran dan tugas untuk
berkontribusi pada
keberhasilan
Rumah Sakit).
Sincerely (melaksanakan dengan sungguhsungguh).
Humanity (menghormati pasien dan rekan kerja
dengan memberikan penjelasan alur yang
22
4. Pelaksanaan
sosialisasi standar
pelayanan poli
psikologi
Membuat janji dengan
mentor, adminkes dan petugas pendaftaran
Jadwal Sosialisasi Membuat janji dengan
mentor, adminkes dan petugas pendaftaran
sesuai dan mudah dipahami).
Justice (sesuai dengan aturan dan data yang mendukung).
Social (melibatkan interaksi dengan pihak lain).
Melakukan sosialisasi Terlaksananya
sosialisasi
(Kolaboratif). Bersikap
proaktif dan menyesuaikan
Sesuai dengan
Misi RSJSH yakni
mendukung
terwujudnya
layanan-layanan
Kegiatan ini
sesuai dengan
tata nilai
RSJSH yakni
Mendokumentasikan
kegiatan sosialisasi
Tersedianya foto
pelaksanaan
sosialisasi
diri dengan jadwal adminkes dan petugas pendaftaran
(Adaptif). Berkomunikasi
dengan bahasa yang sopan,
menghormati dan mau
unggulan maka
dilakukan
pengkajian ulang
alur pelayanan
agar memudah-
Responsibility (mengerjakan sesuai peran
dan tugas
untuk
berkontribusi
23
menerima saran yang
diberikan (Harmonis).
Melakukan sosialisasi kepada
seluruh pihak terkait dengan
menggunakan komunikasi
yang baik, sopan, dan
santun, menghormati
(Berorientadi pelayanan).
Mempertahankan mutu serta
bertanggung jawab terhadap
materi yang disampaikan
(Akuntabel). Membantu
petugas pendaftaran dan
adminkes untuk memahami
infromasi terkait pelayanan
poli psikologi (Kompeten).
Hal ini juga membantu untuk
meningkatkan kesediaan
untuk bekerjasama dan
mencapai tujuan organisasi
bersama (Loyal).
kan pasien menjangkau
layanan dengan
lebih optimal serta
meningkatkan
kualitas Sumber
Daya Manusia
yang kompeten, profesional dan berintegritas.
pada keberhasilan
Rumah Sakit).
Sincerely (melaksanakan dengan sungguhsungguh).
Humanity (menghormati
pasien dan rekan kerja dengan memberikan penjelasan alur yang sesuai dan mudah dipahami).
Justice (sesuai dengan aturan dan data yang
24
Evaluasi kegiatan
Melakukan evaluasi
pemahaman standar
pelayanan
Evaluasi
dilakukan dengan
kuesioner dan
observasi checklist
Menyajikan data hasil observasi dengan penuh
tanggung jawab, kejujuran, tidak ada data yang dikurangi
atau ditambahkan
Sesuai dengan
Misi RSJSH yakni
mendukung
terwujudnya
layanan-layanan
mendukung).
Social (melibatkan interaksi dengan pihak lain).
Kegiatan ini
sesuai dengan
tata nilai
RSJSH yakni
Mengumpulkan hasil
evaluasi pemahaman
petugas
Mendata hasil
kuesioner dan observasi
(Akuntabel). Mengulas data
dengan bahasa yang
sederhana dan mudah
unggulan maka
dilakukan
pengkajian ulang
Responsibility (mengerjakan
sesuai peran
Membuat simpulan dari
hasil evaluasi Kesimpulan dari
evaluasi yang
dilakukan
dimengerti (Berorientasi
pelayanan). Membuat
kesimpulan secara benar dan
objektif (Kompeten) agar
data yang dihasilkan dapat
dipertanggungjawabkan
kepada publik. Memberi
waktu untuk petugas
alur pelayanan
agar
memudahkan pasien menjangkau
layanan dengan
lebih optimal serta
meningkatkan
dan tugas untuk
berkontribusi pada keberhasilan Rumah Sakit).
Sincerely (melaksanakan dengan
25
5. Pelaksanaan
bertanya dan memberikan saran (Harmonis).
Menyampaikan simpulan evaluasi ke pimpinan (Loyal). Mengkomunikasikan evaluasi ke adminkes (Kolaboratif).
Mengembangkan
kemampuan berdasarkan
evaluasi. (Adaptif).
kualitas Sumber Daya Manusia yang kompeten, profesional dan berintegritas.
sungguhsungguh).
Humanity (menghormati pasien dan rekan kerja dengan
memberikan
penjelasan alur yang sesuai dan mudah dipahami).
Justice (sesuai dengan aturan dan data yang mendukung).
Social (melibatkan interaksi dengan pihak lain).
26
3.5 Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi
No Kegiatan Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4
1 Persiapan kegiatan untuk
mengoptimalkan standar pelayanan
2 Pembuatan Standar pelayanan poli psikologi
3 Pembuatan flayer informasi standar
pelayanan poli psikologi
4 Pelaksanaan sosialisasi standar
pelayanan poli psikologi
5 Pelaksanaan Evaluasi kegiatan
27
Tabel 3.4. Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi