Pemberian Edukasi Pd PasienTumor PituitaryPost Operasi Etss Dgn Pembuatan VideoEdukasi RuangRwt NHCU

Page 1

LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI

OPTIMALISASI PEMBERIAN EDUKASI PADA PASIEN TUMOR PITUITARY

POST OPERASI ETSS DENGAN PEMBUATAN VIDEO EDUKASI

RUANG RAWAT NHCU

RS PUSAT OTAK NASIONAL PROF. Dr. dr. MAHAR MARDJONO JAKARTA

TAHUN 2022

Disusun Oleh :

Yeni Safitri

NIP 199701252022032002

DIREKTORAT JENDERAL TENAGA KESEHATAN KEMENKES RI

BALAI PELATIHAN KESEHATAN CIKARANG

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL GOL III ANGK 8

TAHUN 2022

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI

OPTIMALISASI PEMBERIAN EDUKASI PADA PASIEN TUMOR PITUITARY POST OPERASI ETSS DENGAN PEMBUATAN VIDEO EDUKASI

RUANG RAWAT NHCU

RS PUSAT OTAK NASIONAL PROF. Dr. dr. MAHAR MARDJONO JAKARTA

TAHUN 2022

Disusun Oleh : Yeni Safitri NIP 199701252022032002

Telah Disahkan Laporan Aktualisasi

Pada Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil

Golongan III Angkatan 8 Tahun 2022

COACH

dr. Maryono, M. Kes

NIP. 196704201999031006

MENTOR

Mirnawaty, S. Kp., MARS NIP. 196501151989022003

PENGUJI drg. Yana Yojana, MA NIP. 197409132005012001

i

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat

hidayah, kesehatan, lahir dan batin, kasih sayang, ilmu serta kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan aktualisasi dengan judul “Optimalisasi Pemberian Edukasi Pada

Pasien Tumor Pituitary Post Operasi Endoscopic Transsphenoidal Surgery (ETSS)

Dengan Pembuatan VideoEdukasi di RuangRawatNHCURS PusatOtak NasionalProf.

Dr. dr. MaharMardjono Jakarta”. Penulis menyadaribahwapenyusunanlaporanrancangan aktualisasi ini tidak dapat dikerjakan sendiri oleh penulis, melainkan dengan bantuan, bimbingan, kritik dan saran dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Mirnawaty, S. Kp., MARS selaku Kepala Instalasi Promosi Kesehatan dan Pemasaran RS Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta sekaligus mentor yang senantiasa membimbing.

2. dr.Maryono,M.KesselakuCoachyangsenantiasamemberikanilmu,sarandankritik, dan bimbingannya selama proses penyusunan rancangan aktualisasi ini.

3. drg.YanaYojana,MAselakuPengujiyangsenantiasamemberikankritikdanmasukan yang membangun.

4. Ibu Anita Rachmawati, S. Kep., Ners selaku Kepala Ruangan NHCU.

5. Drs. Suherman, M. Kes selaku Kepala Bapelkes Cikarang

6. Kedua orang tua dan teman-teman yang selalu mendukung dan mendo’akan.

7. Seluruh teman-teman pelatihan dasar CPNS golongan III Angkatan 8 Kementerian Kesehatan RI.

Semoga laporan rancangan aktualisasi ini dapat memberikan manfaat, menambah wawasan, serta menjadi amal kebaikan untuk kita semua. Semoga Allah membalas kebaikan dan ketulusan semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan aktualisasi ini, akhir kata saya ucapkan terima kasih.

Jakarta, 27 Juli 2022

Penulis

ii KATA PENGANTAR
iii DAFTAR ISI Lembar Pengesahan.…………………………………………………………….. i Kata Pengantar…………………………………………………………………... ii Daftar Isi………………………………………………………………………..... iii BAB I Pendahuluan……………………………………………………………… 1 1.1 Latar Belakang…………………………………………………………….. 2 1.2 Tujuan Rancangan Aktualisasi…………………………………………….. 3 1.3 Manfaat Rancangan Aktualisasi 4 BAB II Profil Instansi……………………….…………………………………..... 4 2.1 Sejarah RS Pusat Otak Nasional Jakarta 4 2.2 Visi Misi Rumah Sakit…………………………………………………….. 4 2.3 Nilai-nilai Organisasi………………... 5 2.4 Tugas Organisasi…………………………………………………………… 5 2.5 Struktur Organisasi RS Pusat Otak Nasional………………………………. 6 2.6 Rincian Tugas Jabatan Peserta…………………… 7 BAB III Analisis Isue Dalam Pelaksanaan Tugas dan Fungsi……………….. 10 3.1 Identifikasi dan Analisis Isue Aktual 10 3.2 Keterkaitan Penyebab Isue dengan Kedudukan dan Peran ASN Untuk Mendukung Terwujudnya SMART Governance………………………………. 19 3.3 Alternatif Pemecahan Masalah Sebagai Gagasan Kreatif………………….. 21 DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….. 34
iv
Tabel 3.1 Tugas dan Fungsi Jabatan Perawat Ahli Pertama………………………… 10 Tabel 3.2 Daftar Isue………………………………………………………………… 12 Tabel 3.3 Penapisan Isue dengan USG………………………………………………. 16 Tabel 3.4 Keterkaitan Isue dengan Penerapan Prinsip SMART ASN………………. 19 Tabel 3.5 Kegiatan Pemecahan Isue…………………………………………………. 20
DAFTAR TABEL
v
2.1 Struktur Organisasi RS Pusat Otak Naasional Jakarta Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono…………………………………………………………………….… 6 2.2 Struktur Organisasi Ruang NHCU RS Pusat Otak Nasional…………………… 18 3.1 Diagram Fishbone……………………………………………………………… 18
DAFTAR BAGAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintahdenganperjanjiankerjayangbekerjapadainstansipemerintah, tertuangdalamUU No. 5 Tahun 2014. Berdasarkan ketentuan perundang-undangan, sesuai peran dan fungsinya, pegawaiASNmelaksanakankebijakanpublikyangdibuatolehpejabatPembinaKepegawaian, memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas, dan mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Sebelum disahkan menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN), seseorang harus menempuh suatu kegiatan yang bernama latihan dasar atau biasa disebut latsar. Kegiatan latsar ini merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk menginternalisasikan dan mengimplementasikan core values ASN yaitu BerAKHLAK merupakan singkatan dari

Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif dalam rangka mendukung employer branding ASN “Bangga Melayani Bangsa”. Pelaksanaan

latsar ini diharapkan dapat memberikan pemahaman, membentuk kompetensi berupa pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang nantinya akan berguna dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari di instansi masing-masing.

Setiap peserta latihan juga dituntut untuk mampu mengaktualisasikan substansi dari materi pembelajaran yang terlah dipelajari melalui proses pembiasaan diri (habituasi) yang termasuk di dalamnya merupakan kegiatan aktualisasi. Melalui kegiatan aktualisasi ini diharapkan dapat membentuk kemampuan peserta pelatihan dasar dalam menerjemaahkan teori menjadi praktik yang dapat diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan yang telah dirancang oleh setiap peserta latsar di satuan kerja masing-masing.

Selama dua tahun sejak bulan Maret tahun 2020 kemunculan covid-19 di Indonesia, pemerintah khususnya Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah berupaya keras dalam menghadapi pandemi tersebut sampai hari ini dimana angka covid-19 di Indonesia mulai terkendali. Akibat dari pandemi yang terjadi, banyak dampak yang ditimbulkan yaitu dalam bidang ekonomi, sosial politik, pendidikan dan kesehatan. Suatu bentuk adaptasi yang diberlangsungkan dalam dunia pendidikan yaitu diadakannya bentuk kegiatan latsar ini secara online, ketika sebelumnya kegiatan ini selalu dilangsungkan secara offline. Bentuk kegiatan latsar tahun ini yang sebagian besar kegiatannya dilakukan secara online atau daring, merupakan suatu tantangan bagi pemerintah dalam membentuk karakter ASN yang sesuai

1

dengan core values BerAKHLAK dan dalam mengimbangi perkembangan zaman yang turut

dipengaruhi oleh efek dari pandemi ini, pemerinah berusaha mewujudkan SMART

Governance yang salah satunya dilakukan peningkatan literalisasi digital ASN dalam kegiatan latsar ini.

Meskipun masih banyak penyesuaian dan perbaikan, diharapkan para calon Pegawai

Pemerintah ini dapat menerapkan core values dan mewujudkan smart governance sesuai dengan tujuan dan harapan yang telah ditetapkan.

Dalam kaitannya dengan isue yang terjadi di ruang rawat NHCU RS Pusat Otak

Nasional di Jakarta, pandemi covid-19 ini turut memengaruhi kegiatan yang berlangsung di rumah sakit seperti pemberlakuan jam besuk yang ditiadakan karena efek pandemi ini.

Keluarga pasien yang tidak dapat mendampingi pasien selama 24 jam pun akan dapat

terkendala dalam pemberian informasi seperti edukasi terkait penyakit pasien, meskipun pemberianedukasitetapdilakukandalamwaktuyangterbatas.Beberapapasiendiruangrawat NHCUyangdalamkondisisadar,khususnyapasientumorpituitarydenganpostoperasiETSS, banyak dari mereka yang kurang paham mengenai tatalaksana lanjutan dari penyakitnya dan tidak didampingi keluarga sehingga pemberian informasi kepada pasien dan keluarga kurang

optimal. Pembuatan video edukasi berupa tatalaksana pasien dengan post operasi ETSS ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi pasien dan keluarga ketika dalam masa perawatan ataupun post perawatan di rumah sakit.

Berdasarkan beberapa alasan yang dikemukakan, maka penulis memberikan gagasan kreatif berupa pembuatan Video Edukasi Tatalaksana Pasien Post Operasi ETSS sebagai

bentuk dari penyelesaian isue. Penulis mengusulkan judul “Optimalisasi Pemberian Edukasi

Pada Pasien Tumor Pituitary Post Operasi ETSS dengan Pembuatan Video Edukasi”.

1.2 Rancangan Aktualisasi

1.2.1

Tujuan Umum

Penyelenggaraan aktualisasi pelatihan dasar CPNS ini bertujuan untuk membuat peserta menjadi ASN yang professional dan berkarakter dengan mampu memahami dan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN yaitu BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif).

1.2.1

Tujuan Khusus

Rancangan aktualisasi yang berjudul “Optimalisasi Pemberian Edukasi Pada Pasien

Tumor Pituitary Post Operasi ETSS dengan Pembuatan Video Edukasi” merupakan bentuk

penerapan nilai-nilai dasar ASN dalam mewujudkan smart governance dengan tujuan

2

meningkatkan pengetahuan khusus pasien dengan tumor pituitary post operasi ETSS sehingga

diharapkan pasien dan keluarga memiliki pengetahuan mengenai tatalaksana yaitu kegiatan yang dapat dilakukan dan tidak dapat dilakukan selama perawatan ataupun setelah post perawatan rumah sakit.

1.3 Manfaat Rancangan Aktualisasi

1.3.1 Manfaat Internal

Manfaat internal merupakan manfaat yang bisa dirasakan oleh komponen dalam organisasi atau perusahaan. Dengan adanya rancangan aktualisasi ini diharapkan dapat meningkatkanpemberian pelayanankepada pasien sesuaidengan nilaidasar ASNberorientasi pelayanan, memberikan citra baik bagi nama rumah sakit karena terciptanya komunikasi yang baik dalam pemberian informasi sesuai dengan nilai dasar loyal dan kompeten dalam memberikan atau mengajarkan pengetahuan baru kepada pasien dan keluarga.

1.3.2 Manfaat Eksternal

1.3.2.1 Bagi Penulis

Penulis dapat mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN, sesuai dengan kedudukan dan peran ASN dalam NKRI yang nantinya akan menciptakan ASN yang professional, memiliki etika, memiliki jiwa nasionalisme dalam melayani masyarakat.

1.3.2.2 Bagi Rumah Sakit

Membentuk unit kerja yang kondusif dalam melayani masyarakat serta meningkatkan lingkungan kerja yang akuntabel yang memungkinkan satuan kerja dapat mencapai visi dan mewujudkan citra lembaga yang baik.

1.3.2.3 Bagi Instansi

Dengan tersusunnya rancangan aktualisasi ini diharapkan dapat menambah kepustakaan Bapelkes Cikarang

3

BAB II PROFIL INSTANSI

2.1 Sejarah Rumah SakitPusatOtak Nasional Prof.Dr.dr.MaharMardjono Jakarta

Berdasarkan riset Kesehatan Dasar yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan, prevalensi penderita stroke mencapai 15,4% hal tersebut merupakan penyebab kematian dan kecacatan utama hampir seluruh rumah sakit di Indonesia. Bahkan menurut Mecklenburg

Medical, setiap detik satu orang meninggal akibat stroke. Tren penyakit neuro-degeneratif dan metabolik seperti halnya demensia, gangguan fungsi eksekutif, koordinasi, keseimbangan dan rasa tidak nyaman fungsi sensorik pada ekstrimitas semakin meningkat. Hal ini menjadi masalah kesehatan yang berdampak nasional dan perlu segera ditanggulangi.

Prediksi kedepan penderita stroke akan meningkat menjadi 25-30%, untuk mengatasinya Kementerian Kesehatan telah membangun Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Prof.Dr. dr.Mahar MardjonoJakarta (National Brain Centre Hospital)yangmerupakansalah satu rumah sakit vertikal milik Kementerian Kesehatan, mulai dibuka tahun 2012 dan dilakukan grand opening bulan Februari tahun 2014

Permasalahan di bidang kesehatan otak dan saraf (neurologi) di Indonesia semakin kompleks dengan jumlah kasus yang semakin meningkat pula. Angka kejadian stroke meningkatdaritahunketahun,bahkanpadarisetkesehatandasar(Riskesdas)tahun2007yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan RI, stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan utama di hampir seluruh rumah sakit di Indonesia. Oleh karena itu Pemerintah mendirikan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta yang diharapkan dapat menjadi tempat pelayanan kesehatan otak dan saraf yang komprehensif, sehingga bisa menjadi model/percontohan dalam penanganan kasus-kasus neurologi di Indonesia.

2.2 Visi dan Misi Rumah Sakit

2.2.1 Visi

Visi dari RumahSakit Pusat Otak Nasional Prof.Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta Prof.

Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta yaitu:

“Terwujudnya Masyarakat Sehat, Produktif, Mandiri, Yang Berkeadilan”.

2.2.2 Misi

1. Memperkuat upaya kesehatan yang bermutu dan menjangkau seluruh penduduk Indonesia.

4

2. Memberdayakan masyarakat dan mengarusutamakan pembangunan kesehatan.

3. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan dan mutu sumber daya kesehatan.

4. Memantapkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan inovatif.

2.3 Nilai-nilai Organisasi

TatanilaiyangdianutuntukmengawalpenerapanvisidanmisiRSPusatOtakNasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta ada “BRAIN” yang diperinci sebagai berikut :

B : Benevolent : Senantiasa Melayani Pasien Dengan Tulus

R : Responsive : Selalu Siap Tanggap

A : Attentive : Memberi Perhatian Penuh Terhadap Pasien

I : Innovative : Mengikuti Perkembangan Ilmu

N : Noble : Sesuai Dengan Motto Rumah Sakit Yaitu "Melayani Dengan Mulia"

2.4 Tugas Organisasi

BerdasarkanPeraturanMenteriKesehatanRINomor045tahun2012tentangorganisasi dan tata kerja Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta, tugas

dari Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta sendiri yaitu

menyelenggarakan upaya pencegahan, penyembuhan dan pemulihan di bidang otak dan saraf yang dilaksanakan secara serasi, terpadu, dan berkesinambungan dengan upaya peningkatan

kesehatan lainnya serta melaksanakan upaya rujukan.

Dalam melaksanakan tugas tersebut Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr.

Mahar Mardjono Jakarta menyelenggarakan fungsi:

1. Pelaksanaan pelayanan kesehatan otak dan saraf secara paripurna dari pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif

2. Pelaksanaan deteksi dini dan pencegahan penyakit otak dan saraf

3. Pelaskanaan asuhan dan pelayanan keperawatan

4. Pelaksanaan pelayanan rujukan

5. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan di bidang otak dan saraf serta kesehatan lainnya

6. Pelaskanaan penelitian dan pengembangan di bidang otak dan saraf serta

kesehatan lainnya

7. Pengelolaan sumber daya manusia dan

8. Pelaksanaan keuangan dan administrasi umum

5

Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta memiliki tujuan

yaitumemberikanpelayanankesehatanotakdansistempersarafanunggukuntuksemualapisan

masyarakatdenganberbagaitingkatkesulitan,baikbagipasiendaridalammaupunluarnegeri.

2.5 Struktur Organisasi Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono

Jakarta

Bagan 2.1

Jakarta

Struktur Organisasi RS Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono

Bagan 2.2 Struktur Organisasi Ruang Rawat NHCU RS Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta

Kepala Intensive Care

Kepala Ruangan

Perawat Primer Perawat Primer

6
Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana

2.6 Rincian Tugas Jabatan Peserta

Berdasarkan Permenpan RB Nomor 35 Tahun 2019, Jabatan Fungsional Perawat merupakan jabatan yang memiliki ruang lingkup tugas, tanggung jawab dan wewenang dalam melaksanakan kegiatan pelayanan keperawatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Berikut terdapat beberapa rincian tugas jabatan fungsional perawat ahli pertama :

1. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu

2. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan.

3. Melaksanakan manajemen surveilans hais sebagai upaya pengawasan risiko infeksi dalam upaya preventif dalam pelayanan keperawatan

4. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan pada tahap pre/intra/post operasi

5. Memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi kehilangan/berduka/ menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan

6. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi.

7. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan eliminasi.

8. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan mobilisasi

9. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur.

10. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri

11. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan pengaturan suhu tubuh.

12. Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu.

13. Melakukan pendidikan kesehatan pada individu pasien

14. Melakukan pemenuhan kebutuhan oksigenisasi kompleks.

15. Melakukan perawatan luka

16. Melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan.

17. Melakukan preseptorship dan mentorship.

Berdasarkan struktur organisasi Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar

MardjonoJakarta,sebagaiperawatahlipertamayangmemberikanpelayanankeperawatandan setidaknya memiliki kompetensi dalam memberikan perawatan terhadap kasus otak dan

persarafan, dibawahi oleh Bidang Keperawatan yang bertanggungjawab langsung kepada

Direktorat Pelayanan. Berikut merupakan bagan struktur organisasi Rumah Sakit Pusat Otak

Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono

7

2.6.1 Profil Peserta

Nama : Yeni Safitri, S. Kep., Ners

NIP : 199701252022032002

Jabatan/Golongan : Perawat Ahli Pertama/ III b

Unit Kerja : Ruang Rawat NHCU Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr.

Mahar Mardjono Jakarta

Instansi : Kementrian Kesehatan RI

Saat ini, peserta terdaftar sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di lingkungan

KementrianKesehatanRepublik IndonesiadibawahDirektoratJenderalPelayanan Kesehatan dengan instansi Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta

sebagai Perawat Ahli Pertama dan saat ini bekerja di ruang rawat NHCU. Dalam pelaksanaan aktualisasi, peserta mengacu Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) meliputi :

1. Terselenggaranya kegiatan ilmiah terkait pelayanan keperawatan dalam rangka kepatuhan clinical pathway.

2. Terlaksananya pemenuhan dan peningkatan pendidikan dan kompetensi tenaga keperawatan dalam rangka kepatuhan clinical pathway.

3. Terlaksananya supervise berjenjang pelayanan asuhan keperawatan dalam rangka penurunan angka kejadian infeksi nosokomial.

4. Terpenuhinya jumlah kunjungan layanan unggulan.

5. Terlaksananya monitoring dan evaluasi mutu pelayanan keperawatan terkait identifikasi pasien dengan benar dalam upaya tercapainya jumlah kunjungan layanan unggulan.

6. Terlaksananya monitoring dan evaluasi mutu pelayanan keperawatan terkait tatalaksana jatuh dalam upaya tercapainya jumlah kunjungan layanan unggulan.

8

7. Terlaksananya monitoring dan evaluasi angka kejadian infeksi nosokomial dalam rangka penurunan angka kejadian infeksi nosokomial.

9

BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI

3.1 Rancangan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar ASN

3.1.1 Identifikasi Isue

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2019 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan disebutkanbahwapelayanankeperawatanmerupakansuatubentupelayananprofessionalyang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok atau masyarakat baik sehat atau sakit.

Disebutkan pula bahwa tugas perawat adalah sebagai pemberi asuhan keperawatan, penyuluhdankonselorbagipasien,pengelolapelayanankeperawatan,peneliti,pelaksanatugas berdasarkan pelimpahan wewenang dan atau pelaksana tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu.Identifikasi isuedilakukandenganmelihathal-halyangtidaksesuaidengantugasdan fungsi jabatan perawat. Hal yang tidak sesuai tersebut akan berpotensi menjadi suatu masalah. Berikut penjelasan setiap butir sesuai dengan tugas dan fungsi jabatan perawat ahli pertama.

Tabel 3.1 Tugas dan Fungsi Jabatan Perawat Ahli Pertama

No Poin Tugas dan Fungsi Kondisi Sekarang Kondisi Seharusnya

1 Melakukan pengkajian keperawatan

lanjutan pada individu

2 Melakukan komunikasi terapeutik

dalam pemberian asuhan keperawatan

3 Melaksanakan manajemen surveilans

hais sebagai upaya pengawasan risiko

infeksi dalam upaya preventif dalam

pelayanan keperawatan

4 Melakukan tindakan keperawatan pada

pasien dengan intervensi pembedahan

pada tahap pre/intra/post operasi

5 Memberikan dukungan/fasilitasi

kebutuhan spiritual pada kondisi

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SOP

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SOP

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SOP

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SOP

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SOP

10

kehilangan/berduka/ menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan

6 Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi

7 Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan eliminasi

8 Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan mobilisasi

9 Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur

10 Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri

11 Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhanrasanyamandanpengaturan suhu tubuh

12 Melakukansupportkepatuhanterhadap

intervensi kesehatan pada individu

13 Melakukan pendidikan kesehatan pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SOP

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SOP

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SOP

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SOP

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SOP

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SOP

Sudah dilaksanakan Tidak ada SOP

Belum dilakukan

dengan optimal,

terutama terkait

edukasi tatalaksana

pasien dengan post

operasi ETSS

Pemberian edukasi

kurang optimal dan merata antara pasien dan keluarga

14 Melakukan pemenuhan kebutuhan oksigenisasi kompleks

Sudah dilaksanakan

namun hambatan

terjadi ketika

modifikasi tali

masker oksigen

sungkup tidak

dilaksanakan

sehingga resiko

terjadi luka ulkus di

Belum terlaksananya

secara menyeluruh

pemasangan modifikasi

tali masker oksigen

sungkup, sehingga

ditemukkan beberapa kasuslukaulkusbelakang

telinga

11

belakang telinga

lebih besar

15 Melakukan perawatan luka Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SOP

16 Melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan

Sudah dilaksanakan Dilaksanakan sesuai SOP

17 Melakukan preseptorship dan mentorship Sudah dilakukan namun belum

optimal. Seperti dalam hal preseptorship karena

belum adanya beberapa panduan yang lebih mudah dilakukan.

Banyak perawat yang kurang paham dalam

pelaksanaan kalibrasi alat defibrillator

Isue diidentifikasi berdasarkan pengamatan selama bekerja di RS Pusat Otak Nasional Prof.Dr.dr.MaharMardjonoJakartaselamamasakerjamulaiJuni2021hinggasaatini.Mulai bekerja di Ruang Rawat NHCU sejak bulan September 2021 hingga saat ini sebagai perawat pelaksana. Berikut isue yang telah didapatkan.

Tabel 3.2 Daftar Isue

Isue Dampak Apabika Isue Tidak Ditangani

Belum optimalnya pemberian edukasi pada pasien tumor pituitary dan keluarga terhadap

tatalaksanapostoperasiETSSdiruangrawat

NHCU RS Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr.

Mahar Mardjono Jakarta tahun 2022

Kurangnya edukasi secara menyeluruh terhadap pasien dan keluarga dapat menimbulkan kurang paham dan kurang meratanya informasi yang didapatkan oleh pasien dan keluarga dalam tatalaksana perawatan pasien tumor pituitary post operasi ETSS.

Belum optimalnya tingkat pengetahuan

perawat terhadap pelaksanaan kalibrasi alat

defibrillator di ruang rawat NHCU RS Pusat

Otak Nasional tahun 2022

Tidak meratanya tingkat pengetahuan perawat dalam melakukan kalibrasi alat

defibrillator dapat menyebabkan

pelaksanaan kalibrasi tidak optimal sehingga

12

Belum optimalnya pemasangan modifikasi

tali tambahan pada masker oksigen sungkup

terhadap pencegahan luka ulkus belakang

telinga pasien di ruang rawat NHCU RS

Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar

Mardjono Jakarta tahun 2022

berdampak pada perawatan alat yang kurang

dan berpotensi terjadinya kerusakan alat

Resiko terjadinya luka ulkus di belakang

telinga akan meningkat, sehingga upaya

pencegahan terjadinya luka decubitus akan

tidak maksimal karena pencegahan

terjadinya luka decubitus tidak hanya pada

area-area yang biasa terjadi luka melainkan

juga karena efek penggunaan tali masker

oksigen sungkup yang belum dimodifikasi

Berdasarkan hasil dari environmental scanning yang telah dilakukan selama dinas bulan

September 2021 sampai dengan Juli 2022 terdapat beberapa isue yang muncul, yaitu :

1. Belum optimalnya pemberian edukasi pada pasien tumor pituitary dan keluarga

terhadap tatalaksana post operasi ETSS di ruang rawat NHCU RS Pusat Otak Nasional

Jakarta tahun 2022

Tumor Pituitary merupakan jenis tumor jinak yang tumbuh dan berkembang

dari sel pituitary anterior yang mencakup 15-20% dari seluruh jenis tumor otak . Leng etal(2016);Alvarezetal(2015);Pekeretal(2019).Dapatditemukandisemuarentang usiaterutamausia30-60tahun.Sebagai “Master of Gland”adanyatumorpadaKelenjar

Pituitary dapat mempengaruhi sistem hormonal di seluruh tubuh. Tindakan bedah

Endoscopic Transsphenoidal Surgery (ETSS) merupakan prosedur bedah untuk mengangkat tumor. Pasien pasca ETSS membutuhkan pendekatan multidisiplin oleh

Neurologist, Neurosurgeon, Endocrinologist & Nurse. Perawat memiliki peranan vital dalam deteksi dini dan memberikan managemen keperawatan yang tepat pada pasien dengan disfungsi pituitary serta komplikasi neurologis (Yuan, 2015). Peran perawat lainnya adalah sebagai edukator dan konselor pasien (Melikoglu, 2018)

Berdasarkan observasi yang dilakukan sejak bulan April sampai dengan Juli

2022 didapatkan total jumlah pasien tumor pituitary post ETSS di ruang rawat NHCU

RS Pusat Otak Nasional sebanyak 12 pasien, ditemukan hampir seluruh pasien kurang paham terhadap tatalaksana perawatan post operasi ETSS meski sudah diedukasi.

Pemberianedukasimengenaitatalaksanayangkurangmenyeluruhterhadappasiendan keluarga dapat menimbulkan kurang baiknya informasi yang diterima. Jika edukasi

13

tidak dilakukan sejelas-jelasnya, maka pasien dan keluarga tidak dapat mengetahui

tatalaksanapostoperasiETSSsepertihalapasajayangdapatdilakukandantidakdapat dilakukan sesuai kondisinya ketika perawatan dan pasca perawatan dari rumah sakit.

2. Belum optimalnya tingkat pengetahuan perawat terhadap pelaksanaan kalibrasi alat defibrillator di ruang rawat NHCU RS Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar

Mardjono Jakarta tahun 2022

Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap beberapa perawat NHCU

ditemukan masih banyak perawat yang belum paham dan belum mengetahi pelaksanaan kalibrasi alat defibrillator. Jumlah perawat di ruang rawat NHCU adalah 20 orang (sudah termasuk 1 kepala ruangan dan 2 perawat primer). Dari banyaknya

perawat, ditemukan sekitar 6 orang dapat melakukan kalibrasi sehingga hampir 70% perawat di ruangan NHCU kurang pengetahuannya dalam melakukan kalibrasi alat defibrillator.

Alat defibrillator merupakan salah satu alat elektromedik yang harus selalu dilakukan maintenance atau perawatan sehinga terjaga standar mutu dan keakuratan

jika sewaktu-waktu alat tersebut digunakan. Fungsi defibrillator sendiri adalah untuk mengirimkan energi dalam jumlah tertentu dari alat menuju ke jantung pasien melalui sepasang elektroda, secara jelasnya yaitu besar energi yang dikeluarkan defibrillator tidak boleh melebihi batasan atau kurang dari yang dibutuhkan. Salah satu kalibrasi defibrillator adalah dilakukan pada energi yang dikeluarkan. Sehingga maintenance alat tersebut melalui kalibrasi perlu dilakukan.

Jika alat defibrillator tidak dilakukan kalibrasi setiap harinya, tidak dilakukan maintenance maka akan membuat standar mutu dan tingkat keakuratan dari penggunaan alat tersebut berkurang atau bahkan rusak. Selain itu jika sewaktu-waktu alat tersebut digunakan, karena tidak adanya panduan atau pengingat maka perawat tidak dapat mengetahui indikasi kapan dan bagaimana alat defibrillator tersebut digunakan kepada pasien.

3. Belumoptimalnyapemasanganmodifikasitalitambahanpadamaskeroksigensungkup terhadap pencegahan luka ulkus belakang telinga pasien di ruang rawat NHCU RS

Pusat Otak Nasional tahun 2022

Luka tekan karena penggunaan alat medis seperti masker oksigen sungkup menjadi salah satu masalah yang cukup serius untuk pasien. Berdasarkan jurnal case

14

report (2018) yang berjudul “Medical device-related pressure ulcer: a case of ear ulcer because of an oxygen mask strap” ditemukan kasus seorang lansia 83 tahun post

kecelakaan lalu lintas, membutuhkan oksigen konsentrasi tinggi dalam kurun waktu yang cukup lama. Ketika pasien sedang dibersihkan area wajah, ditemukan luka ulkus

di belakang telinga karena penggunaan tali pada masker oksigen dalam kurun waktu yang cukup lama.

Berdasarkan hasil pengamatan, ditemukan pula beberapa kasus tersebut di ruangrawatNHCURSPusatOtakNasionalProf.Dr.dr.MaharMardjonoJakartayaitu

pada pasien dengan kondisi tidak sadar, tirah baring lama maupun pasien gelisah/tidak

kooperatif dengan penggunaan terapi oksigen konsentrasi tinggi secara intermitten

dalam kurun waktu yang lama karena belum dilakukannya pemasangan tali tambahan

pada masker oksigen yaitu berupa pemasangan tali tambahan dengan material lebih halus, sehingga dapat mengurangi luka tekan dan resiko ulkus pada belakang telinga

pasien,

Sejak bulan September 2021 hingga Juni 2022 ditemukan kasus luka ulkus

belakang telinga akibat penggunaan masker sungkup secara terus menerus sebanyak 4

pasien.Haltersebutdapatterjadikarenatidakdilakukannyapemasangantalimodifikasi

tambahan pada masker oksigen sungkup sehingga ketika digunakan secara terus menerus membuat luka tekan pada belakang telinga pasien yang dapat menyebabkan

luka ulkus di belakang telinga.

Dalam pencegahan hal tersebut, perawat melakukan modifikasi dengan

menambahkan tali tambahan yang berbahan lembut sehingga mencegah luka ulkus belakang telinga. Tetapi faktanya di lapangan, karena kurangnya pengawasan dan pelaksanaan penggunaan masker modifikasi tersebut, ada beberapa masker sungkup dengantalimodifikasi yangtidak dipasangkanolehperawatsehingga resikoterjadinya luka ulkus menjadi lebih besar. Jika hal tersebut terjadi secara terus menerus, maka akan berdampak terhadap tingginya kejadian luka ulkus di belakang telinga karena penggunaan masker oksigen sungkup yang belum dimodifikasi.

3.1.2 Penapisan Isue

Dari ketiga isue tersebut, dilakukan penapisan menggunakan metode USG (urgency, seriousness, growth). Urgency adalah seberapa mendesak isue harus dibahas, dianalisa dan ditindaklanjuti. Seriousness adalah seberapa serius suatu isue harus dikaitkan dengan akibat

15

yang akan ditimbulkan. Growth adalah seberapa besar kemungkinan memburuknya isue

tersebut jika tidak segera ditangani.

Adapun nilai yang diberikan memiliki skala 1 s.d. 5 (1 = Tidak sangat penting, 2 = kurang penting, 3 = cukup penting, 4 = penting, 5 = sangat penting).

Tabel 3.3

Penapisan Isue dengan USG

No Isue U S G Jumlah Prioritas

1 Belum optimalnya pemberian edukasi

pada pasien tumor pituitary dan keluarga

terhadap tatalaksana post operasi ETSS

di ruang rawat NHCU Rumah Sakit

Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar

Mardjono tahun 2022

2 Belum optimalnya tingkat pengetahuan

perawat terhadap pelaksanaan kalibrasi

alat defibrillator di ruang rawat NHCU

Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono tahun 2022

3 Belum optimalnya pemasangan

modifikasi tali tambahan pada masker

oksigen sungkup terhadap pencegahan

luka ulkus belakang telinga pasien di ruang rawat NHCU Rumah Sakit Pusat

Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar

Mardjono tahun 2022

4 5 4 18 I

5 4 4 17 II

4 4 4 16 III

Dari hasil tapisan menggunakan Teknik USG, dari ketiga isue yang ditapis didapatkan

kesimpulanyangmenjadiprioritasutamaadalah “BelumOptimalnyaPemberianEdukasiPada

Pasien Tumor Pituitary dan Keluarga Terhadap Tatalaksana Post Operasi ETSS di Ruang

Rawat NHCU Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta Tahun 2022”.

16

3.1.3 Latar Belakang Pemilihan Isue

Tumor Pituitary merupakan salah satu jenis tumir jinak yang tumbuh dan berkembang dari sel pituitary anterior yang mencakup 15-20% dari selutuh jenis tumor otak (Long et al, 2016;Alvarezetal,2015;Pekeretal,2019).Tumorjenisinidapatditemukandisemuarentang usia terutama usia 30-60 tahun. Sebagai “Master of Gland” adanya tumor pada kelenjar pituitary dapat memengaruhi sistem hormonal di seluruh tubuh. tindakan beda Endoscopic Transsphenoidal Surgery (ETSS) merupakan prosedur bedah yang dilakukan untuk mengangkat tumor.

Pasien pasca ETSS membutuhkan pendekatan multidispilin dari Neurologist, Neurosurgeon, Endocrinologist dan Nurse. Perawat memiliki peranan vital dalam deteksi dini dan memberikan manajemen keperawatan yang tepat pada pasien disfungsi pituitary serta komplikasi neurologis (Yuan, 2015). Peran lain yang perlu dilakukan perawat diantaranya sebagai edukator dan konselor pasien (Melikoglu, 2018).

Pasien pasca operasi ETSS biasanya akan dipindahkan ke ruang rawat intensif untuk dilakukan pemantauan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu perawat perlu melakukan pengkajianneurologissamasepertipengkajianpascacraniotomypadaumumnya.Beberapahal seperti komplikasi yang dapat terjadi diantaranya adalah terjadinya diabetes insipidus yaitu komplikasi awal yang dapat terjadi dalam 24-72 jam pasca bedah di mana produksi urin dapat mencapai 2,5 liter dalam 24 jam atau bahkan 4-14 liter dalam 24 jam. Hal ini dapat terjadi akibat penurunan produksi ADH akibat manipulasi pada kelenjar pituitary sehingga perawat perlu memonitor ketat intake dan output cairan. Dalam banyak kasus, dokter biasanya akan menginstruksikan pembatasan cairan. Beberapa pasien yang patuh akan mengikuti arahan tersebut, tetapi banyak dari mereka yang tidak mengetahui informasi secara menyeluruh mengenaialasandaridilakukannyapembatasancairanataubahkanditemukanbeberapapasien yang kurang patuh akan arahan pembatasan cairan meski sudah diberikan edukasi, tetapi pemberian edukasi secara menyeluruh mungkin dapat meningkatkan pemahaman pasien sehingga memotivasi pasien untuk lebih patuh.

Selain itu, keluarga kurang terinformasi mengenai perawatan yang dapat dilakukan

karena keluarga tidak bisa menunggu atau menjenguk pasien di masa pandemi sehingga memungkinkan pemahaman dan pemberian informasi yang diberikan tidak sama dengan yang

diterima pasien dan keluarga. Informasi terkait tatalaksana perawatan pasca perawatan rumah

sakit pun terkadang kurang diinformasikan secara lengkap kepada pasien dan keluarga sehingga pembuatan video edukasi mengenai tatalaksana pasien tumor pituitary post operasi

ETSS diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan serta memberikan informasi yang lebih

17

mudahdanmenyeluruhbagipasiendankeluarga.Pemberianedukasimelaluivideoedukasiini

diharapkan dapat mendukung indakator mutu yaitu meningkatkan komunikasi efektif antara perawat dan pasien dengan pemanfaatan media elektronik berupa video edukasi serta meningkatkantingkatkepuasanpasiendankeluargaterhadappelayananyangdiberikanrumah sakit.

3.1.4 Analisis Isue

Setelah melakukan identifikasi terhadap prioritas isue yang akan diselesaikan maka digunakan diagram fishbone atau diagram tulang ikan. Diagram fishbone ini digunakan untuk mengidentifikasi kemungkinan penyebab masalah karena menekankan pada hubungan sebab akibat. Berikut dibawah ini merupakan analisis prioritas masalah dengan diagram fishbone, yaitu :

Bagan 3.1 Diagram Fishbone : Belum optimalnya pemberian edukasi pada pasien tumor

pituitary dan keluarga terhadap tatalaksana post operasi ETSS di ruang rawat NHCU Rumah

Sakit Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta tahun 2022

Sebab Akibat

Man Machine

Pemberian edukasi antara satu perawat dan perawat lain berbeda

Perbedaan pengetahuan pemberi edukasi membuat pemberian informasi kepada pasien tidak merata

Belum adanya tool atau media dalam pemberian edukasi berupa video kepada pasien post ETSS dan keluarga

Edukasi yang diberikan belum dilakukan secara komperhensif dengan pemanfaatan media yang ada

Belum adanya SOP terkait materi edukasi pasien tumor pituitary post ETSS

Materi atau bahan yang diberikan untuk pemberian edukasi belum tersedia secara terstruktur

Material

Pemberian edukasi yang dilakukan terbatas antara pasien dan keluarga

Pemberian edukasi selama ini hanya melalui lisan dan materi edukasi yang diberikan terbatas

Method

Belum optimalnya pemberian edukasi pada pasien tumor pituitary dan keluarga terhadap tatalaksana post operasi ETSS di ruang rawat NHCU RS Pusat Otak Nasional Jakarta tahun 2022

18

3.2 Keterkaitan Penyebab Isue dengan Kedudukan dan Peran ASN Untuk

Mendukung Terwujudnya Smart Governance

Gagasan pemecahan isue yang dilakukan bersumber dari tugas dan fungsi perawat, perintahatasandaninovasidenganmengaplikasikannilai-nilaidasaraparatursipilnegarayaitu

BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kompeten)

serta prinsip SMART ASN. Berikut keterkaitan isue dengan penerapan prinsip SMART ASN.

Tabel 3.4 Keterkaitan Isue dengan Penerapan prinsip SMART ASN

Wawasan Global

Dengan wawasan global, peserta diharapkan

dapat membangun pola pikir adaptif dengan

mendukung fleksibilitas dan inovasi berupa

pemberian edukasi melalui video

Penguasaan Teknologi Informasi

Pada masa kini, penguasaan teknologi informasi

perlu dilakukan terutama dalam pemanfaatan

pembuatan media informasi yaitu video edukasi

dengan kemampuan menggunakan program

dalam pembuatan video

Networking (Jaringan)

Dalam pembuatan media edukasi ini diperlukan

kolaborasi dengan berbagai pihak sehingga akan

terjalin hubungan dengan orang lain dalam

memberikan pelayanan yang lebih baik ke

depannya

Bahasa Asing

Entrepreneurship

Beberapaistilahyangdigunakan,sumber-sumber

materi yang digunakan memerlukan kemampuan

Bahasa asing dalam memahaminya, khususnya

Bahasa inggris.

Jiwa kewirausahaan yang dimiliki oleh ASN

yang diterapkan dalam meaplikasikan rancangan

aktualisasi ini adalah diperlukannya kreativitas

dan inovasi dalam pembuatan video edukasi

sehingga informasi yang disampaikan menarik

dan dapat mudah dipahami penonton video

19

Unit Kerja :RuangRawatNHCUlantai3RumahSakitPusatOtakNasional

Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta

Isue yang Diangkat : Belum Optimalnya Pemberian Edukasi Pada Pasien Tumor PituitarydanKeluargaTerhadapTatalaksanaPostOperasiETSS

di Ruang Rawat NHCU Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof.

Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta Tahun 2022

Gagasan Pemecahan Isue : Pembuatan Media Video Edukasi Mengenai Tatalaksana

Perawatan Pasien Tumor Pituitary Post Operasi ETSS di Ruang

Rawat NHCU Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta

Tabel 3.5 Kegiatan Pemecahan Isue

No. Kegiatan Pemecahan Isue Sumber

1 Melakukan koordinasi dengan kepala ruangan mengenai pentingnya pemberian edukasi tatalaksana perawatan pasien tumor pituitary post operasi ETSS dan keluarganya SKP

2 Penyusunan materi edukasi tentang pasien tumor pituitary post operasi ETSS SKP

3 Pembuatan video edukasi tatalaksana pasien tumor pituitary post operasi ETSS Inovasi

4 Sosialisasi penggunaan video edukasi tatalaksana perawatan pasien tumor pituitary post operasi ETSS kepada perawat NHCU Inovasi

5 Melakukan edukasi kepada pasien tumor pituitary post operasi

ETSS dan keluarga dengan menggunakan video edukasi SKP

6 Melakukan Evaluasi pengetahuan dan pelaksanaan pemberian video edukasi tatalaksana pada pasien tumor pituitary dengan post ETSS dan keluarga SKP

20

No Kegiatan

Tahapan Kegiatan Output

Keterkaitan Substansi Mata

Pelatihan

Kontribusi

terhadap visi-misi

rumah sakit

Penguatan nilai organisasi

1 Melakukan koordinasi

dengan kepala ruangan

mengenai pentingnya

pemberian edukasi

tatalaksana perawatan

pasien tumor pituitary

post operasi ETSS dan

keluarganya

1. Membuat kontrak waktu dengan kepala ruangan dan mentor

1. Kesepakatan jadwal pertemuan, didokumentasi

kan dalam bentuk capture foto pesan

elektronik

- Melakukan sikap proaktif, berinisiatif dalam menghubungi

kepala ruangan dan mentor

sebagai bentuk aktualisasi (Adaptif).

- Melakukan pertemuan sesuai

jadwal yang sudah disepakati

kepada karu dan mentor

dilakukan dengan penuh

tanggung jawab sebagai

aktualisasi (Akuntabilitas).

Bersikap sopan

santun

mengedepankan

musyawarah dengan

diskusi, mengedepankan

musyawarah dalam

mengambil keputusan sesuai

dengan misi rumah

sakit yaitu

Berkomunikasi, berinisiatif dalam merencanakan diskusi terkait

rencana rancangan aktualisasi

merupakan

penguatan nilai

organisasi

Responsive yaitu

selalu siap tanggap

edukasi

tatalaksana

disetujui

oleh Kepala Ruangan

- Meminta izin kepada kepala

ruangan sebagai bentuk hormat

kepada pimpinan bentuk

aktualisasi (Loyal)

- dengan cara sopan santun (Harmonis).

memantapkan tata

Kelola pemerintahan

yang baik, bersih dan inovatif.

21
3.3 Alternatif Pemecahan Masalah Sebagai Gagasan Kreatif 2. Mendiskusik an dengan kepala ruangan mengenai pentingnya pemberian 2. Adanya masukan dan dukungan yang

edukasi

tumor

perawatan pasien tumor

pituitary post operasi

ETSS

- Dalam berdiskusi bersikap

terbuka menerima masukan dan

bekerja sama dengan kepala

ruangan dan mentor sebagai

aktualisasi (Kolaboratif).

- Tujuan diskusi yaitu

menghasilkan gagasan yang

lebih baik dan menjadi solusi

tepat bagi pasien dan keluarga

sebagai aktualisasi

(Berorientasi Pelayanan).

- Mencatat masukan pada lembar

konsultasi sebagai bentuk

menerima masukan yang

diharapkan dapat memberikan

kinerja dengan kualitas yang

lebih baik (Kompeten).

- Saya akan mengawali kegiatan

ini dengan mengumpulkan

literatur materi dan jurnal terkait

pasientumorpituitarypostETSS

Sesuai dengan visi

RS PON yaitu

terwujudnya

masyarakat sehat,

Penguatan nilai

organisasi yaitu

pencarian materi dan

bahan edukasi yang

22
3. Mendokume ntasikan masukan dan hasil mentoring 3. Adanya notulensi lembar konsultasi 2 Penyusunan materi tentang pasien pituitary post operasi ETSS 1. Menyusun materi dengan mengkonsult 1. Tersedianya materi edukasi tatalaksana perawatan

asikan kepada kepala ruangan

pasien dengan tumor pituitary post operasi ETSS

dengan memerhatikan aspek

terus belajar dalam

mengembangkan kapasitas

sebagai aktulisasi (Kompeten).

- Dalam pengumpulan literatur

bahan dan jurnal tentunya dapat

dipertanggungjawabkan sebagai

aktualisasi (Akuntabel)

- Bahan materi tentunya akan

disesuaikan dengan sumber

keilmuan yang terbaru sebagai

bentuk aktualisasi (Adaptif).

- Dalam proses pencarian materi

video dilakukan dengan budaya

kerja yang diharapkan dapat

memberikan pelayanan terbaik

kepada pasien dan keluarga

sebagai bentuk aktualisasi

(Berorientasi Pelayanan).

- Dalam pencarian materi video

saya akan berusaha mencari

produktif, mandiri

yang berkeadilan

diharapkan dengan

upgrade ilmu kepada

pasien dan keluarga

dapat memandirikan

pasien pasca

perawatan rumah

sakit. Sesuai misi RS

yaitu meningkatkan

sumber daya

kesehatan merupakan

sebagai upaya kuratif

perawat sehingga

menjadi sarana bagi

pegawai lainnya

untuk meningkatkan

kompetensi yang ada.

sesuai dengan

kebutuhan pasien

dan keluarga

diharapkan tepat dan efektif guna

mengoptimalkan

pemberianintervensi

keperawatan sesuai

standar merupakan

penguatan nilai

rumah sakit yaitu

Innovative, selalu

mengikuti

perkembangan ilmu

23
2. Konsultasi dengan dokter bedah saraf terkait materi edukasi 2. Bahan materi sesuai dengan alur tatalaksana pasien post operasi ETSS

edukasi tatalaksana

tatalaksana

materi dan bahan yang lebih

mudah untuk dipahami oleh

pasien dan keluarga sehingga

mengutamakan pasien dan

keluarga sebagai bentuk aspek (Loyal).

- Pencarian materi dan bahan

diharapkan dapat membantu

perawat untuk update ilmu-ilmu

baru sebagai bentuk aktualisasi (Harmonis).

- Dalam pengerjaan pencarian

materi dan bahan ada kerjasama

multidisiplin dengan dokter

bedah saraf untuk konsultasi

terkait bahan dan materi yang

ada sebagai aktualisasi

(Kolaboratif).

Dengan pembuatan

Pembuatan video

dilakukan

video edukasi pasien

post operasi ETSS

edukasi untuk pasien

post operasi ETSS

24
3 Pembuatan video 1. Membuat konsep video 1. Skenario video perawatan - Pembuatan konsep video dengan tanggung

pasien tumor pituitary

post operasi ETSS

tumor pituitary dengan post operasi ETSS

jawab dan kerja keras sebagai

bentuk aktualisasi (Akuntabel).

- Video edukasi yang akan dibuat

dilaksanakan dengan tujuan

memberikan pelayanan yang

terbaik dari perawat kepada

pasien dan keluarga sebagai

bentuk aktualisasi (berorientasi

pelayanan).

- Proses editing dilakukan dengan

mengembangkan inovasi yang

ada sebagai bentuk aktualisasi (Adaptif).

- Pengajuan video yang sudah ada

kepada kepala ruangan dan

maka dapat dijadikan

panduandanlandasan

dalam tatalaksana

perawatan pasien

tumor pituitary post

operasi ETSS yaitu

tidak hanya selama

masa perawatan di

rumah sakit tetapi juga pasca perawatan.

Pembuatan video

edukasi bertujuan

untuk meningkatkan

bertujuan untuk

meningkatkan

pelayanan dalam

pemberian asuhan

keperawatan dan merupakan salah

satu inovasi yang

dapat diakses oleh

pasien dan keluarga

sehingga dalam

pelaksanaan

kegiatan diharapkan

dapatmempermudah

semua aspek yang

NHCU dan dokter bedah saraf

dokter bedah saraf merupakan

bentuk koreksi yang dilakukan

merupakan bentuk aktulisasi (Harmonis).

- Pembuatan video adalah sebagai

upaya perawat dalam

mutu layanan dengan mendukung

pencapaian visi yaitu

terwujudnya

masyarakat sehat, produktif, mandiri

yang berkeadilan.

ada. Hal ini sesuai

dengan nilai-nilai

yang dianut yaitu

Innovative mengikuti

perkembangan

zaman dan Attentive

25
2. Konsultasi video kepada kepala ruangan dan mentor 2. Nota persetujuan acc dan arahan terkait video dari kepala ruangan dan mentor 3. Editing video 3. Finalisasi video 4. Pengajuan video kepada kepala ruangan sebagai korektor 4. Video edukasi sesuai dengan konsep yang sudah ditentukan

mengembangkan kapasitas

sebagai aktualisasi (Kompeten).

- Produk dari video ini diharapkan

menjadi salah satu bentuk

dukungan kepada rumah sakit

dalam pemberian pelayanan

sehingga rumah sakit memiliki

citra yang baik di mata

masyarakat sebagai aktualisasi (Loyal).

- Bentukkolaborasidengankepala

ruangan dan dokter bedah saraf

merupakan bentuk aktualisasi (Kolaboratif).

26
memberi perhatian penuh kepada pasien.

4 Sosialisasi penggunaan video edukasi

tatalaksana perawatan pasien tumor pituitary

post operasi ETSS

kepada perawat NHCU

edukasi

- Pemberian sosialisasi terhadap materi edukasi sesuai kerangka

acuan kepada perawat

merupakan salah satu pemberian

pengetahuan dan informasi baru

sebagai bentuk aktualisasi (Kompeten).

- Dalam pemberian video edukasi

jugadiharapkandapatmembantu

kinerja perawat sebagai

aktualisasi (Harmonis).

- Saya menyiapkan sarana dan

prasarana dengan penuh

tanggung jawab sehingga siap

digunakan untuk sosialisasi

sebagai bentuk aktualisasi (Akuntabel).

- Pemberian sosialiasi video

edukasi dilakukan dengan

Dengan melakukan

sosialisasi kepada

perawat lainnya

terkait materi edukasi

maka dapat

meningkatkan

pengetahuan perawat

terkait materi video

dan juga pelaksanaan

pemberian video

edukasi yang akan

mendukung misi

rumah sakit yaitu

meningkatkan mutu

sumber daya

kesehatan.

Pemberian sosialisasi kepada

perawat lainnya

merupakan salah

satu pemenuhan

kebutuhan yang

harus dilakukan

terkait materi video,

kemajuan ilmu dan

teknologi yang dapat

menguatkan tata

nilai RS PON yaitu

Responsive, selalu siap tanggap.

NHCU

bahasa yang sopan dan santun

kepadarekansejawatmerupakan

27
1. Menyusun kerangka acuan 1. Tersedianya kerangka acuan sosialisasi video 2. Menyiapkan materi sarana danprasarana sosialisasi 2. Materi, sarana, prasarana siap digunakan 3. Melakukan sosialisasi penggunaan videoedukasi kepada perawat 3. Perawat tersosialisasi tentang penggunaan video edukasi sesuai kerangka acuan,

dibuktikan dengan adanya undangan, materi, absensi, notulensi

bentuk aktualisasi (Berorientasi Pelayanan).

- Pemberian sosialisasi video edukasiinimerupakansalahsatu

bentuk proaktif yang dilakukan

dalam memenuhi kebutuhan

perawat dalam melakukan

edukasi dengan lebih mudah

sebagai bentuk aktualisasi (Adaptif).

- Saya melakukan pemberian

sosialisasi kepada sesama rekan

sejawat secara terarah sebagai

bentuk menjaga nama baik

instansi merupakan bentuk

aktualisasi (Loyal).

- Dalam pemberian sosialisasi

edukasi dilaksanakan dengan

bantuanrekankerjalainnyayang

merupakan bentuk aktualisasi (Kolaboratif).

28

5 Melakukan edukasi

kepada pasien tumor

pituitary post operasi

ETSS dan keluarga

dengan menggunakan video edukasi

1. Melakukan kontrak waktu dengan pasien dan keluarga

1. Kesediaan dan kesepakatan waktu

- Pemberian informasi terhadap materi edukasi kepada pasien

merupakan salah satu pemberian

pengetahuan dan membantu

pasien dan keluarganya untuk

belajar (Kompeten).

- Dalam pemberian video edukasi jugadiharapkandapatmembantu

kinjerja perawat sebagai

aktualisasi (Harmonis).

Dengan melakukan

sosialisasi kepada

perawat lainnya

terkait materi edukasi

maka dapat

meningkatkan

pengetahuan perawat

terkait materi video

dan juga pelaksanaan

pemberian video

Pemberian edukasi

kepada pasien dan keluarga merupakan

salah satu tugas

perawat dalam

dalam memberikan

asuhan keperawatan

dan memberikan

pelayanan yang

terbaik kepada

edukasi kepada pasien tumor pituitary post operasi ETSS dan keluarganya

dengan menggunaka n media

videoedukasi

pemberian edukasi

kepada pasien dan keluarga

melalui media

video edukasi

- Pemberian video edukasi saya

lakukan dengan penuh tanggung

jawab sebagai bentuk aktualisasi (Akuntabel).

- Saya melakukan kontrak waktu

dengan pasien dan keluarga

dengan menggunakan bahasa

yang sopan dan santun sebagai

bentuk aktualisasi (Berorientasi Pelayanan).

edukasi akan

mendukung misi

rumah sakit yaitu

meningkatkan mutu

sumber daya

kesehatan.

pasien dan keluarga

sesuai dengan

penguatan nilai

rumah sakit yaitu

benevolent, senantiasa melayani

pasien dengan tulus.

29
2. Memberikan 2. Terlaksananya

6 Melakukan Evaluasi

pengetahuan dan pelaksanaan pemberian

video edukasi

tatalaksana pada pasien

1. Mengkonsult asikan format evaluasi berupa kuesioner

- Pemberian video edukasi ini

merupakan salah satu bentuk

proaktif yaitu memanfaatkan

penggunaan teknologi sebagai

bentuk aktualisasi (Adaptif).

- Saya akan menjaga rahasia dari

identitas pasien dan keluarga

sebagai bentuk aktualisasi

(Loyal).

- Dalampemberianmateriedukasi

dilaksanakan dengan bantuan

rekan kerja lainnya yang

merupakan bentuk aktualisasi (Kolaboratif).

1. Tersedianya format evaluasi kuesioner pre dan post edukasi

- Tahapakhirdalamkegiatanyaitu

evaluasi pengetahuan

pelaksanaan pemberian video

edukasi. Proses evaluasi

dilakukan dengan pengisian

kuesioner kembali,

Kegiatan evaluasi

merupakantolakukur

untuk mengetahui

sejauh mana tingkat

keberhasilan dari

kegiatan yang sudah

Evaluasi

pengetahuan pemberian edukasi

bertujuan untuk mengetahui perubahan

30

tumor pituitary dengan post ETSS dan keluarga

yang baik dan benar sehingga

mudah dipahami oleh semua

pihak sesuai sebagai bentuk

aktualisasi (Harmonis).

- Evaluasi dilaksanakan dalam

bentuk google form dilakukan

agar efektif dan efisien (Adaptif).

- Pengolahan hasil kuesioner

dapat dipertanggunjawabkan

sebagai bentuk aktualisasi

(Akuntabel).

- Tujuannya dilakukan evaluasi

adalah agar mengetahui apakah

gagasan yang sudah

dilaksanakansesuaidenganyang

ingin dicapai atau tidak sehingga

diharapkandapatmemahamidan

memenuhi kebutuhan pasien dan

dilaksanakan, dalam

rangka melakukan

perbaikan sehingga

upaya pemberian

edukasimenjadilebih

baik kedepannya. Hal

inisesuaidenganmisi

dengan memperkuat

upayakesehatanyang

bermutu.

peningkatan

pengetahuan yang

terjadi terintegritas untuk pasien dan keluarga. Hal ini dapat menguatkan

tata nilai RS PON

yaitu sesuai dengan

motto rumah sakit

yaitu “Melayani

Dengan Mulia”

31
2. Melakukan evaluasi berupa kuesioner 2. Kuesioner terisi secara valid menggunakan bahasa Indonesia 3. Menyusun laporan evaluasi hasil kegiatan 3. Tersusunnya laporan hasil kegiatan 4. Membuat Rencana Tindak Lanjut (RTL) 4. Tersusunnya Rencana Tindak Lanjut (RTL)

keluarganya (Berorientasi Pelayanan).

- Evaluasi dilakukan agar pemberian video edukasi dapat

terus dikembangkan, dilakukan upgrade kembali sesuai

perkembangan ilmu (Adaptif).

- Evaluasidilakukandalamrangka

menilai sejauh apa keberhasilan

dari kegiatan yang kita capai, dalam rangla memberikan hasil

terbaik sebagai nilai aktualisasi (Kompeten).

- Pengisian data milik pasien dan keluarga dari hasil evaluasi akan dijaga kerahasiaannya (Loyal).

32

No Kegiatan

1 Melakukan koordinasi dengan kepala ruangan mengenai pentingnya

pemberian edukasi tatalaksana perawatan pasien tumor pituitary post operasiETSSdankeluarganya

2 Penyusunan materi edukasi tentang pasien tumor pituitary post operasi

ETSS

3 Pembuatan video edukasi tatalaksana pasien tumor pituitary post operasi

ETSS

4 Sosialisasi penggunaan video edukasi tatalaksana perawatan pasien tumor pituitary post operasi ETSS kepada perawatNHCU

5 Melakukan edukasi kepada pasien tumor pituitary post operasi ETSS dan keluarga dengan menggunakan video edukasi

6 Melakukan Evaluasi pengetahuan dan pelaksanaan pemberian video edukasi tatalaksana pada pasien tumor pituitary denganpostETSSdankeluarga

33
Jadwal Kegiatan Juli Agustus Minggu ke-5 Minggu ke-1 Minggu ke-2 Minggu ke-3 Minggu ke-4

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2020. Uraian Tugas Perawat Berdasarkan Permenpan RB Nomor 35 Tahun 2019. Infoasn.id

Anonim. 2022. Tentang Kami. rspon.co.id

Cote,DavidJ.et.al.(2020). Optimizing pre-, intra-, and postoperative management of patients with sellar pathology undergoing transsphenoidal surgery.NeurosurgFocusVolume48 (6): E2

Kementrian Perindustrian. 2021. Jalan Menuju Berakhlak. Jakarta : Inspektorat Jenderal Kementerian Perindustrian

Lembaga Negara Republik Indonesia.2014. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara. Kemhan.go.id

Melikoğlu, Seçil Erdenet.al.(2018). Nursing Care of an Individual with Pituitary Tumor. The Journal of Neurological and Neurosurgical Nursing 2018 ; 7(2):86–92

Rafiei,HosseinandPouriaSoleimani.(2018). Medical device-related pressureulcer: a case of ear ulcer because of an oxygen mask strap. Wounds Middle East Vol 5 Issue

Yuan, Wen. (2013). Managing the Patient With Transsphenoidal Pituitary Tumor Resection. Volume 45 : Number 2

34

LATSAR CPNS ANGKATAN 8 GOLONGAN III

Yeni Safitri
Perawat Ahli Pertama RS Pusat Otak Nasional Jakarta
199701252022032002

Visi Misi

Visi : "Terwujudnya Masyarakat

Sehat, Produktif, Mandiri, Yang

Berkeadilan

Nilai dan Budaya RS

PON

B : Benevolent

R : Responsive

A : Attentive

I : Innovative

N : Noble

Tugas dan Fungsi

Perawat Ahli Pertama :

Berdasarkan Permenpan RB

Nomor 35 Tahun 2019

• Nama : Yeni Safitri

• NIP : 199701252022032002

• Pangkat/Gol : Penata Muda Tk I-

III/B

• Jabatan : Perawat Ahli Pertama

• Unit Kerja : Seksi Pelayanan

Keperawatan ruang NHCU

Tugas dan Fungsi Perawat

Melakukan pengkajian dan asuhan keperawatan yang komperhensif

Belum optimalnya

pemberian edukasi pada

pasien tumor pituitary dan

keluarga terhadap

tatalaksana post operasi

ETSS di ruang rawat NHCU

RS Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono

Jakarta tahun 2022

Bulan Jumlah Pasien Post Op ETSS

Belum optimalnya tingkat

pengetahuan perawat

terhadap pelaksanaan

kalibrasi alat defibrillator di ruang rawat NHCU RS

Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono

Jakarta

Dari total 20 perawat, Sekitar 6 perawat NHCU dapat melakukan

kalibrasi alat defibrillator, 70%

kurang pengetahuannya dalam

melakukan kalibrasi defibrilator

Belum optimalnya

pemasangan modifikasi tali

tambahan pada masker

oksigen sungkup terhadap

pencegahan luka ulkus

belakang telinga pasien di ruang rawat NHCU RS Pusat

Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta

September 2021 hingga Juni 2022

ditemukan kasus luka ulkus belakang

telinga akibat penggunaan masker

sungkup secara terus menerus tanpa

dipasang tali modifikasi sebanyak 4 pasien

April 4 Mei 5 Juni 2 Juli 1

Teknik penapisan isu yang digunakan yaitu USG (Urgency,

Seriousness, Growth)

Keterkaitan Isu dengan Penerapan Prinsip SMART ASN

Prinsip 1 : Wawasan

Global

Membangun pola pikir

adaptif dengan mendukung

fleksibilitas dan inovasi

berupa pemberian edukasi

melalui video

Prinsip 3 : Networking

Pembuatan media edukasi

ini diperlukan kolaborasi

dengan berbagai pihak

sehingga akan terjalin

hubungan dengan orang

lain dalam memberikan

Prinsip 2 : Penguasaan

Teknologi Informasi (IT)

Penguasaan teknologi

informasi perlu dilakukan

dalam pembuatan media

informasi yaitu video

edukasi dengan

kemampuan menggunakan

program dalam pembuatan video

pelayanan yang lebih baik

ke depannya

Prinsip 4 : Bahasa Asing

Sumber-sumber materi

yang digunakan

memerlukan

kemampuan Bahasa

asing dalam

memahaminya,

khususnya Bahasa

inggris.

Prinsip 5 :

Entrepreunership

Diperlukannya kreativitas

dan inovasi dalam

pembuatan video edukasi

sehingga informasi yang

disampaikan menarik dan

dapat mudah dipahami

penonton video

Gagasan Kreatif Pemecahan Masalah

“Pembuatan Media Video Edukasi Mengenai Tatalaksana Perawatan Pasien

Tumor Pituitary Post Operasi ETSS di Ruang Rawat NHCU RS Pusat Otak

Nasional Prof. Dr. dr Mahar Mardjono Jakarta dengan tujuan meningkatkan

komunikasi efektif antara perawat dan pasien dengan pemanfaatan media

elektronik berupa video edukasi serta meningkatkan tingkat kepuasan

pasien dan keluarga terhadap pelayanan yang diberikan rumah sakit”.

Matriks Rancangan Aktualisasi

Matriks Rancangan Aktualisasi

Matriks Rancangan Aktualisasi

Matriks Rancangan Aktualisasi

Matriks Rancangan Aktualisasi

Matriks Rancangan Aktualisasi

terima kasih

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.