6 minute read

3.3 Latar Belakang Pemilihan Isu

No Tabel 3.4. Prioritas Isu dengan USG Isu U S G Total Rangking

1. Belum optimalnya edukasi penerapan protokol kesehatan pencegahan penularan Covid-19 pada keluarga Pasien di Ruang Kenanga Lantai 1 5 5 5 14 1

Advertisement

2. Belum optimalnya pelaksanaan perineal hygienepada pasien yang terpasang dower catheterdi Ruang Kenanga Lantai 1 4 4 4 12 2

3. Belum optimalnya edukasi oral hygiene pada pasien yang immobilisasi di Ruang Kenanga Lantai 1 3 3 3 9 3

Berdasarkan hasil tersebut diatas, isu yang layak diangkat untuk prioritas penyelesaian masalah selama proses habituasi adalah belum optimalnya penerapan protokol kesehatan pencegahan penularan Covid-19 pada keluarga Pasien di Ruang Kenanga Lantai 1.

3.3 Latar Belakang Pemilihan Isu

Dunia dikejutkan dengan mewabahnya virus baru yaitu Corona virus jenis baru (SARS-CoV-2) yang penyakitnya disebut Corona virus Disease (Covid-19), pada awal tahun 2020. CoronaVirusDisease2019(Covid-19) dinyatakan oleh WHO sebagai pandemi dan Pemerintah Indonesia berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) telah menyatakan Covid-19 sebagai kedaruratan kesehatan masyarakat yang wajib dilakukan upaya penanggulangannya. Virus Corona atau Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARSCoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut Covid-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan, pneumonia akut, sampai kematian (Kemenkes, 2020). Severe acute respiratory syndrome coronavirus2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari corona virus yang menular ke manusia (Kemenkes, 2020). Tanda-tanda umum infeksi

- 26 -

virus ini termasuk gejala pernapasan, demam, batuk, sesak napas dan kesulitan bernafas. Pada kasus yang lebih parah, infeksi dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian ((Baloch et al., 2020). Sebanyak 5.280 orang terkonfirmasi positif virus Corona atau Covid-19 pada Minggu (23/5/2021). Dengan demikian, jumlah kasus positif virus Corona di Tanah Air menjadi 1.775.220 orang. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang disampaikan Satgas Penanganan Covid-19, Jawa Barat menjadi provinsi dengan penambahan kasus positif terbanyak di Indonesia. Pada 23 Mei 2021 Provinsi Jawa Barat melaporkan 970 kasus positif Covid-19. Sehingga total kasus terkonfirmasi Covid-19 di provinsi ini berjumlah 305.387 orang. Tentu saja hal ini merupakan angka yang tidak bisa dipandang sebelah mata oleh kita dan harus disikapi serius oleh kita semua. Berdasarkan data WHO, angka kematian dari infeksi Covid-19 lebih rendah dibandingkan dengan MERS, SARS, dan ebola. Namun, penyebaran pasien positif lebih cepat dibandingkan dengan MERS dan SARS, sehingga terjadi lonjakan jumlah penderita dalam waktu singkat. Covid-19 menyebar melalui percikan droplet/butiran pada saat berbicara, batuk, dan bersin dari orang yang terinfeksi virus Corona. Covid-19 juga dapat ditularkan melalui kontak fisik (sentuhan atau jabat tangan) dengan penderita serta menyentuh wajah, mulut, dan hidung oleh tangan yang terpapar virus Corona (Singhal, 2020). Gejala klinis yang muncul akibat terinfeksi virus ini seperti gejala flu biasa (demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, nyeri otot, nyeri kepala) hingga komplikasi berat (diare dan pneumonia) hingga menyebabkan kematian (Huang dkk, 2020). Untuk mengatasi penyebaran Covid-19 Kementerian Kesehatan RI mengeluarkan kebijakan melalui Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/382/2020 tentang Protokol Kesehatan bagi Masyarakat di Tempat dan Fasilitas Umum dalam Rangka Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Protokol kesehatan bertujuan agar

masyarakat tetap dapat beraktivitas secara aman dan tidak membahayakan keamanan atau kesehatan orang lain. Jika masyarakat dapat mengikuti segala aturan yang tertera di dalam protokol kesehatan, maka penularan Covid-19 dapat diminimalisir. Dalam protokol kesehatan dijelaskan aturan-aturan yang perlu dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat yang melakukan aktivitas di tempat atau fasilitas umum, salah satunya rumah sakit (Mardiyah, 2020). Rekomendasi standar untuk mencegah penyebaran infeksi termasuk mencuci tangan secara teratur, memakai masker, dan menjaga jarak (Baloch et al., 2020). Pengetahuan dari keluarga pasien tentang Covid-19 dan protokol kesehatan sangat penting karena keluarga pasien termasuk kelompok yang rentan tertular dan menularkan Covid-19 apabila mereka tidak mengetahui dan melaksanakan protokol kesehatan (FAO, 2020). Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK 01.07/MENKES/328/2020 tentang Panduan Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 adapun beberapa protokol kesehatan yang dapat dilaksanakan oleh pasien dan penunggu pasien di ruang rawat inap anakRSUP Hasan Sadikin Bandung, diantaranya: a. Menjaga kebersihan tangan. b. Menggunakan masker. c. Menjaga jarak. Protokol kesehatan penting dilakukan oleh pasien dan penunggu pasien di ruang rawat inap anak Kenanga Lantai 1 RSUP Hasan Sadikin Bandung agar tidak terjadi penularan Covid-19. Penularan Covid-19 sangat rentan terjadi di ruang rawat inap anak Kenanga Lantai 1 RSUP Hasan Sadikin Bandung karena banyak pasien mengalami penurunan fungsi imun tubuh. sehingga kemampuan dalam mempertahankan diri terhadap infeksi menurun. Berdasarkan hasil environmental scanningpada 1-24 April 2021 terdapat 3 pasien anak yang sudah dirawat di Ruang Kenanga 1 yang mengalami gejala Covid-19 lalu dilakukan test swab dan hasil test pasien tersebut positif terinfeksi Covid-19. Namun, masih banyak pasien dan penunggu pasien di ruang rawat inap anak RSUP Hasan Sadikin Bandung

- 28 -

tidak melaksanakan protokol kesehatan pencegahan penularan Covid-19 dengan tidak memakai masker masih sering berkumpul dan mengobrol dengan jarak dekat. Karakteristik ruang rawat inap anak RSUP Hasan Sadikin Bandung adalah ruang Kelas 1 dengan kapasitas 4 tempat tidur, ruang kelas 2 dengan kapasitas 6 tempat tidur, ruang isolasi penyakit infeksius 4 tempat tidur, dan kelas 3 dengan kapasitas 35 tempat tidur. Selain itu, karakteristik pasien dengan usia kurang dari 18 tahun yang masih membutuhkan pendampingan keluarga menyebabkan menumpuknya jumlah pengunjung di dalam ruang rawat inap anak RSUP Hasan Sadikin Bandung. Karakteristik-karakteristik tersebut menyebabkan penerapan protokol kesehatan khususnya menjaga jarak dan memakai masker sulit untuk dilakukan. Sehingga diperlukan adanya sosialisasi, edukasi, dan regulasi mengenai protokol kesehatan pencegahan penularan Covid-19 yang sesuai dengan karakteristik pasien, keluarga pasien, dan karakteristik ruang rawat inap anak Kenanga Lantai 1 RSUP Hasan Sadikin Bandung. Edukasi, informasi, dan publikasi seputar pencegahan dan penyebaran virus Covid-19 sudah dilakukan dengan beragam cara dan dengan media cetak dan elektronik. Oleh sebab itu, perlu adanya upaya berupa strategi komunikasi yang disesuaikan dengan kebutuhan dan karakter masyarakat yang dituju. Penyebarluasan informasi seputar wabah Covid-19 ini dibutuhkan oleh semua kalangan, baik dari semua golongan usia, status ekonomi, jenis kelamin, demografi dan aspek lainnya. Diperlukan media yang sesuai dengan kondisi, serta dibutuhkan alternatif agar informasi yang disampaikan dapat diterima serta menarik seperti leaflet dan rekaman audio. Media edukasi leaflet dan rekaman audio menjadi media alternatif sosialisasi kepada seluruh keluarga pasien terutama keluarga pasien ruang rawat inap anak Kenanga Lantai 1 karena yang sesuai dengan karakteristik pasien, keluarga pasien, dan karakteristik ruang rawat inap anak Kenanga Lantai 1 RSUP Hasan Sadikin Bandung. Media edukasi yang sering digunakan di rumah sakit adalah booklet, leaflet, flyer dan poster. Leaflet merupakan media penyampaian pesan berbentuk lembaran yang dilipat isi pesannya tulisan, gambar maupun keduanya (Mahfoedz & Suryani, 2013). Menurut Arief S. Sadiman, dkk.

(2010: 31) ada beberapa kelebihan media gambar salah satunya leaflet antara lain: 1) Leaflet lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibanding dengan media verbal semata. 2) Leaflet dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalahpahaman. 5) Leafletmurah harganya, mudah didapat, mudah digunakan, tanpa memerlukan peralatan yang khusus. Selain kelebihan, leaflet juga mempunyai beberapa kelemahan di antaranya: 1) Leaflet hanya menekankan presepsi indra mata. 2) Leaflet yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran. 3) Ukuran Leaflet sangat terbatas dibaca untuk kelompok besar. Media alternatif sosialisasi edukasi protokol pencegahan penularan Covid-19 lainnya yaitu media audio. Pengertian media audio untuk edukasi yaitu media edukasi yang mengandung pesan dalam bentuk auditif yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan audiens, sehingga terjadi proses belajar-mengajar. Rita Indayati (2011) melakukan penelitian penggunaan media audio rekaman untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi pada peserta didik kelas V Sekolah Dasar Negeri Bareng 4 Malang. Hasil yang diperoleh dari pelaksanaan siklus I dan siklus II, menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar peserta didik. Dilihat dari pesan yang diterimanya media audio ini menerima pesan verbal dan non-verbal. Pesan verbal audio yakni bahasa lisan atau kata-kata, dan kesan non-verbal audio adalah seperti bunyi-bunyian dan vokalisasi, seperti gerutuan, gumam, musik, dan lain-lain. Terdapat beberapa keuntungan dan keterbatasan penggunaan media audio dalam edukasi (Sharon E. Smaldino, Deborah L. Lowther, Jamess D. Russel, 2011: 376). Keuntungan penggunaan audio dalam edukasi diantaranya: 1) Pemutar audio tersedia di mana-mana dan mudah digunakan di

- 30 -

This article is from: