3 minute read

Life Style Berkebun Menjadi Tren Baru dalam Masa Pandemi

Al memeriksa tanamannya yang mulai berbuah.

Berkebun Menjadi Tren Baru dalam Masa Pandemi

Advertisement

Oleh: Rezky Dina Indasari Foto: Muh. Faishal Irvansyah

Semenjak merebaknya pandemi Covid-19, orang-orang diharuskan untuk tetap berada di dalam rumah dan mengurangi kegiatan di luar rumah sampai waktu yang belum ditentukan. Akibatnya banyak waktu luang yang menimbulkan kebosanan dan meningkatkan stress. Banyak sekali hal yang bisa dilakukan agar tetap produktif walaupun harus tetap berada di dalam rumah, salah satunya adalah berkebun.

Berkebun mungkin terbilang susah bagi orang yang baru ingin memulainya.Masih sebatas pikiran saja sudah membuat malas. Tapi tahukah kalian kalau berkebun memiliki banyak manfaat dalam masa pandemi seperti ini?

Selain meningkatkan kesehatan mental, berkebun juga bisa menghasilkan keuntugan ketika panen, yaitu dikonsumsi menjadi bahan dapur atau dijual.

Dilansir dari Mongaba, Sylvia Sjam, Guru Besar Hama dan Penyakit Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, melihat tren berkebun di halaman rumah tangga sebagai hal yang positif di masa pandemi Covid-19 ini.

“Saya melihat ada tren seperti ini di media sosial. Ini bagus sekali berkebun di pekarangan rumah, apalagi di masa pandemi kita ada keterbatasan ke mana-mana, padahal banyak kebutuhan konsumsi rumah tangga yang harus dipenuhi. Kalau punya lahan kecil di pekarangan rumah bisa dimanfaatkan untuk menanam, tanpa harus ditanam langsung di tanah, bisa keranjang-keranjang plastik yang diberi media tanam,” ungkapnya.

Berbagai tanaman yang bisa ditanam antara lain cabai, kangkung, bayam, sawi dan tanaman jangka pendek lainnya, yang hanya butuh waktu sebulan untuk panen

Rafly Al Ghifahri (19 tahun) adalah seorang mahasiswa yang mulai mencoba untuk berkebun sejak wabah pandemi Covid-19 dan anjuran

“stay at home” diberlakukan, yaitu tepatnya sekitar bulan Juli kemarin. Alasan utama Al berkebun adalah karena pada saat itu sedang libur semester dan bertepatan dengan pandemi yang membatasi ruang gerak dan sosialnya dalam berkegiatan. Dihubungi melalui obrolan di WhatsApp, Al mengaku bahwa kakak dan kakak iparnya lah yang menginspirasi ia untuk ikut berkebun juga. Setelah dua atau tiga bulan melihat kedua kakaknya berkebun dan bisa membuahkan hasil, Al tertarik untuk ikut serta guna mengisi waktu kosong seperti alasan utama yang ia sebutkan sebelumnya.

Untuk lahan berkebun, Al memiliki tanah kosong di samping rumahnya yang sudah berisikan macam-macam jenis tanaman, tetapi tidak terurus. Ia memanfaatkan lahan tersebut dengan mengatur ulang letak tanaman yang sudah ada dan menambah beberapa tanaman baru agar lebih rapih dan teratur.

Saat akhir pekan, Al biasa menghabiskan sekitar satu jam di pagi hari dan satu jam di sore hari dan bisa seharian penuh di akhir pekan. Sampai saat ini, ada berbagai macam tanaman yang ia tanam dan beberapa telah sampai pada tahap panen serta membuahkan hasil, mulai dari sayursayuran hingga tanaman hias. “Untuk berkebun ini saya fokuskan ke sayur-sayuran sepert bayam, sawi, timun, tomat, terong, pakcoy, cabai, dan bawang. Beberapa sudah berkali-kali saya panen seperti sawi dan bayam, yang lainnya masih dalam proses tumbuh. Selain itu, ada juga tanaman hias dan bunga yang saya jual secara online.” ungkap Al.

Al juga menambahkan bahwa banyak sekali manfaat yang ia dapatkan dari hobi barunya ini, “Dampak atau manfaat yang saya rasakan setelah memulai berkebun ini tentunya banyak sekali, tapi yang paling utama itu menyegarkan diri dari sumpeknya kota Makassar, berkebun juga membentuk saya untuk selalu bergerak tiap hari jadi lemak-lemak dalam perut ini bisa terbakar. Dengan melihat kebunku yang ditumbuhi berbagai macam tumbuhan, ada kesenangan tersendiri yang saya dapat. Mulai dari proses menanam hingga memanen (dari benih terus bisa tumbuh besar dan dirasakan manfaatnya). Terakhir, mungkin bisa mendatangkan Al memanen sawi dari hasil kebunnya.

keuntungan secara materi karena saya juga menjual dari hasil kebunku (tanaman hias dan bunga).”

Al memberikan tips dan trik bagi orang-orang yang ingin memulai tapi masih ragu. Berkebun bisa dimulai dari level terkecil, khususnya bagi orang yang masih terbilang baru dalam dunia bercocok-tanam, misalnya dengan banyak membaca dan mempelajari cara menanam, tidak perlu langsung di lahan besar, dengan memanfaatkan barang-barang bekas sebagai wadah tanaman juga bisa dilakukan. Hal terpenting dalam berkebun adalah menyediakanwaktu luang dan harus konsisten. Selain itu, harus terus belajar dan tidak boleh cepat puas, jangan sampai ilmunya stuck di situ saja sebagai pemula yang baru saja memulai.

Ketika memilih untuk memulai berarti sudah ada satu nyawa yang harus dirawat, yaitu tanaman yang kita tanam.

ungkap Al

Dan bagi kalian yang tertarik untuk merawat tanaman hias atau bunga bisa mengunjungi online store milik Al melalui instagram @pondokbungamami. Selamat berkebun!

This article is from: