3 minute read

Resensi Buku Rindu: Tentang Masa Lalu yang Memilukan, Kehilangan, Kemunafikan dan Cinta Sejati

Rindu: Tentang Masa Lalu yang Memilukan, Kehilangan, Kemunafikan, dan Cinta Sejati

Oleh: Andi Muthi’ah Thifal Ilustrasi: Fauzia

Advertisement

Rindu, novel karya Tere Liye yang menceritakan sebuah kisah perjalanan sebuah kapal uap yang mengangkut jamaah haji pada tahun 1938. Menceritakan tentang masa lalu yang memilukan, tentang kebencian kepada seseorang yang harusnya disayangi, tentang kehilangan, tentang cinta sejati, dan tentang kemunafikan.

Holland, pengalaman para penumpang kapal beserta masa lalu yang menghantuinya. Perjalanan dengan tujuan mulia memuat masa lalu daribeberapa tokoh dalam novel ini kembali terungkap dan memunculkan kembali pertanyaan masa lalu dari beberapa tokoh dalam novel ini kembali Diceritakan bahwa selama perjalanan akan ada Pembaca beranggapan bahwa kisah yang akan “Setiap perjalanan selalu lima pertanyaan besar dari para tokoh penulis ceritakan dalam novel ini bergenre romantic disertai oleh yang akan dijawab. Setiap ada masa lalu karena novel ini berjudul “Rindu” yang dimana pertanyaan-pertanyaan.” yang terungkap akan ada pertanyaan yang kata rindu sering orang artikan sebagai (hlm 22) dilontarkan serta jawaban atas semua sebuah perasaan yang mendalam beban dari masa lalu, hingga separuh terhadap seseorang, namun dilihat dari sampulnya tidak memberikan nuansa romantic sama sekali. kisah dalam novel ini hanya berisi mengenai masa lalu, pertanyaan besar serta jawaban.

Isi novelnya pun sama, tidak sedikit pun dari cerita yang digambarkan penulis tertuang dalam sampulnya, sehingga pembaca tidak dapat menebak bagaimana alur yang akan dibawakan oleh penulis.

Novel ini lebih menceritakan mengenai kehidupan sementara para penumpang kapal Blitar Namun, bebarapa adegan dimunculkan oleh penulis yang benar-benar diluar prediksi pembaca. Alur yang digambarkan penulis membuat pembaca selalu dilingkupi dengan rasa penasaran yang tinggi sehingga tidak ada kata berhenti ketika telah memasuki kisah masa lalu para tokoh. Penggambaran karakter dan suasana yang seolah

hidup membuat pembaca seperti dapat melihat langsung setiap kejadian yang digambarkan. Pada awal cerita memang sedikit membosankan, karena penggambaran ceritanya sedikit bertele-tele, namun semakin dibaca akan membuat kita semakin penasaran akan kelanjutan kisahnya. Penggambaran setiap adegan dideskripsikan oleh penulis dengan sangat baik dan jelas. Meski kisah ini berlatar waktu zaman penjajahan, tepatnya pada tahun 1938. Namun, gaya bahasa yang digunkan sangat kekinian dan tidak ketinggalan zaman, sehingga para pembaca dengan mudah menangkap tiap adegan dan dialog yang dituliskan dalam novel Rindu ini.

Dalam novel ini, penulis sangat baik dalam memainkan kata perkata yang ditulisnya sehingga tak jarang pembaca ikut terhanyut dalam ceritanya, juga dalam novel ini penulis menggunakan bahasa kekinian dan mudah untuk dimengerti. Meski terkadang penulis menggunakan bahasa yang sulit dimengerti, namun karena disampaikan dengan baik sehingga pesan yang disampaikan dapat dimengerti oleh pembaca.

Pada dasarnya novel ini menceritakan sebuah perjalanan yang terjadi pada masa penjajahan Belanda, sehingga pembaca dapat memaklumi kemunculan tokoh-tokoh orang Belanda dalam novel ini. Namun, terdapat beberapa kosa kata percakapan yang menggunakan bahasa Belanda dan tidak memiliki penjelasan arti. Hal itu membuat pembaca harus menerjemahkannya terlebih dahulu agar dapat menangkap apa yang diceritakan penulis.

Novel ini kaya akan muatan sejarah, penulis sangat pandai mendeskripsikan situasi dan keadaan yang terjadi di pelabuhan pada zamannya. Novel ini juga memunculkan beberapa kejadian yang tidak bisa diprediksi pembaca baik kejadian saat penyerangan maupun kejadian masa lalu setiap tokoh, sehingga membuat pembacanya akan dilanda rasa penasaran dan mebuat kita untuk terus membacanya agar rasa penasaran akan ceritanya terpenuhi. Pendeskripsian setiap kejadian yang dimunculkan penulis terlihat sangat nyata, jadi orang yang membacanya itu seakan-akan terseret kedalam ceritanya dan melihat langsung setiap adegan yang dimunculkan penulis.

Jadi bagi kalian yang belum membacanya, menyisihkan uang kalian untuk membeli dan membaca novel ini. Saya sangat merekomendasikannovel ini, karena pelajaran tentang kehidupan yang disampaikan penulis disajikan dalam bentuk kisah yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari. Apalah arti memiliki, Ketika diri kami sendiri bukanlah milik “

kami? Apalah arti kehilangannya, Ketika kami sebenarnya menemukan banyak hal saat kehilangan, dan sebaliknya, kehilangan banyak pula saat menemukan? Apalah arti cinta, Ketika kami menangis terluka atas perasaan yang seharusnya indah? Bagaimana mungkin, kami terduduk patah hati atas sesuatu yang harusnya suci dan tidak menuntut apapun? Wahai, bukankah banyak kerinduan saat kami hendak melupakan? Dan tidak terbilang keinginan melupakan saat kami dalam rindu? Hingga rindu dan melupakan jaraknya setipis benang saja.

Judul

: Rindu Penulis : Tere Liye Penerbit : Republika Penerbit Tebal : ii + 544 halaman Ukuran : 13,5 x 20,5 Tahun terbit : 2014

This article is from: