SKMA Edisi November-Desember 2016

Page 1

Media edia aesculapius PERANGKO BERLANGGANAN KP JAKARTA PUSAT 10000 NO. 3/PRKB/JKP/DIVRE IV/2014

Surat Surat Kabar Kabar

Kedokteran Kedokteran dan dan Kesehatan Kesehatan Nasional Nasional Terbit Sejak 1970

Harga Harga Rp3.000,00 Rp3.000,00

No. 05 06 l XLVIII XLVI l Juli-Agustus l November-Desember 2014 2016

ISSN ISSNNo. No.0216-4966 0216-4966

info obat

ma info

advertorial

Penanganan Kanker Serviks Sesuai Kebutuhan Pasien

Aplrazolam, Obat Penenang dengan Resiko Adiksi yang Tinggi

halaman 2

halaman 4

Magnetic Resonance Imanging 3.0 Tesla: Generasi Pencitraan Terbaru di Era Milenium

KontaK Kami @MedAesculapius @mediaaesculapius beranisehat.com

halaman 5

Buaian Dibalik Mudahnya Menebus Obat Godaan hidup serba praktis terus datang, termasuk dalam aspek pengobatan. Namun, apakah instan selalu terbaik?

B

aru-baru ini, kebutuhan masyarakat dalam mendapatkan obat dipermudah dengan kemunculan apotek online. Kemajuan teknologi yang diandalkan apotek online seakan menjawab segala keterbatasan yang dimiliki oleh apotek konvensional. Dengan kecanggihan teknologi tersebut, masyarakat dapat memperoleh obat yang dibutuhkannya di mana pun dan kapan pun semudah menggerakan jemari tangan. Prof. Dr. dr. Erni Hernawati Purwaningsih, M.S., Guru Besar Ilmu Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia mengatakan, “Dengan kemajuan teknologi tersebut, terdapat keuntungan dan kerugian. Masyarakat diuntungkan karena dipermudah dan tidak perlu menunggu lama di apotek sekaligus dirugikan karena tidak adanya edukasi dalam penggunaan obat tersebut.” Terkait sistem yang diterapkan pada apotek online, Erni belum dapat menyatakan tepat atau tidaknya sistem tersebut sebab masih dibutuhkan adanya regulasi yang mengatur hubungan apoteker online dan pasien. Sejatinya dalam hal pemberian obat kepada pasien, diperlukan kerja sama dan tanggung jawab antara tiga pihak, yakni dokter terhadap apoteker dan pasien dalam hal pemberian resep yang tepat, apoteker kepada dokter dalam penyediaan obat sesuai permintaan dan kepada pasien dalam pemberian penjelasan penggunaan obat, dan pasien bertanggung jawab dengan mematuhi penjelasan penggunaan obat. Pentingnya penjelasan dalam proses pengobatan dilatarbelakangi oleh perbedaan respon setiap orang dalam pengobatan sehingga suatu obat tidak dapat dianggap memiliki efek yang sama untuk setiap orang. Dengan membeli obat melalui apotek online, tidak ada pemberian penjelasan langsung oleh

apoteker mengenai penggunaan, efek diunggah, keaslian dari resep itu tidak bisa samping, serta pengawasan penggunaan dipastikan. Ketiga, obat OTC, menurut kami obat, terutama obat keras dan antibiotik. (IAI) masih bisa diperkenankan, walaupun Erni menambahkan, “Sebaiknya kita obat OTC tetap merupakan obat yang kalau tidak boleh ingin mudah saja, tetapi harus dipakai berlebihan bisa berbahaya. Oleh memperhatikan konsekuensi yang akan karena itu, kami setuju asalkan obat OTC dan dihadapi, seperti ketidakpahaman akan barang non kesehatan saja yang dijual. Di efek samping obat, kesalahan penggunaan luar itu, kami tidak setuju.” obat, dan resistensi antibiotik. Diperlukan regulasi dan Apotek terstandarisasi dalam peraturan pengawasan yang jelas jika negara apotek online ingin tetap terlaksana. Hal yang dalam Undang Undang Kesehatan paling penting dalam No. 36 Tahun 2009 berbunyi, suatu proses pengobatan “Praktik kefarmasian adalah tetaplah komunikasi.” pembuatan obat termasuk Drs. Nurul Falah pengendalian produk farmasi, dari Eddy Pariang, Apt selaku mulai pengadaan, pengamanan, Ketua pendistribusian pelayanan Umum obat berdasarkan resep Ikatan dokter, pelayanan Apoteker informasi obat dan Indonesia pengembangan obat (IAI) tradisional harus menyatakan bahwa dilakukan oleh tenaga apotek online masih kefarmasian.”Apabila butuh perhatian tidak ada tenaga khusus, kefarmasian, dapat terutama digantikan oleh dalam tenaga kesehatan penjualan lainnya, seperti obat, baik dokter atau obat over-thedokter gigi dalam arlinda/MA counter (OTC) keadaan darurat arlinda/MA ataupun non-OTC. untuk menolong “Jadi, obat dapat digolongkan jadi pasien. tiga kelompok. Pertama adalah obat nonSementara itu, OTC yang dapat dikategorikan menjadi dalam Peraturan Menteri narkotika, psikotropika, dan prekursor yang Kesehatan No. 35 Tahun 2014 tentang sangat diawasi penggunaannya. Kedua Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, ialah obat keras yang harus dibeli dengan standar pelayanan kesehatan terdiri dari resep dokter. Meskipun resep dokter bisa perencanaan, pengadaan, penerimaan,

Pasien Makin Sehat dan Melek Teknologi

M

engimbangi kemajuan teknologi, tergagaslah ide untuk mengintegrasikan

populer di masyarakat. Sama halnya apotek online yang sedang hangat diperbincangkan, konsep pelayanan kesehatan serba online, sebut saja konsultasi, rekam medis, dan registrasi pasien online, telah dipublikasikan beberapa bulan belakangan. Aplikasi konsultasi dokter pasien online yang tengah marak memastikan komunikasi antara dokter dan pasien tanpa harus menempuh jarak jauh. Prinsip kerja aplikasi ini adalah memungkinkan terjadinya

perbincangan dan tatap muka, baik melalui chat, bahkan video call. Seakan tak ingin kalah bersaing, sudah banyak rumah sakit di Indonesia yang mulai meningkatkan pelayanan dengan merombak sistem menjadi serba online. Sebut saja penerapan sistem pencatatan dan penyimpanan rekam medis online sehingga proses lebih mudah dan cepat. Peresepan obat secara online yang langsung dapat diakses bagian farmasi rumah sakit juga mulai banyak diterapkan. Beberapa rumah sakit di Surabaya, Denpasar, dan Bukittinggi memanfaatkan kemudahan ini dengan membuka registrasi pasien secara online. Keuntungannya, pasien tidak perlu mengantre lama

untuk berobat, seperti para pasien di Surabaya yang harus hadir sejak pagi hanya demi mendapat nomor ‘kecil’. RSUP Sanglah, Denpasar mengadaptasi sistem ini guna mengatasi masalah keterlambatan kedatangan rekam medis yang seharusnya menyertai proses pemeriksaan. Pada hakikatnya, terdapat potensi yang amat besar dari pemanfaatan teknologi untuk menjamin tersedianya kemudahan. Namun, segala kebaruan tetap perlu diperhatikan agar hak-hak pasien tak terabaikan. veronika, clara, camilla

penyimpanan, pemusnahan obat dan pengendalian, pencatatan, dan pelaporan. Dalam bidang farmasi klinik, pelayanan meliputi pengkajian resep, penyerahan obat, pelayanan informasi obat, konseling, layanan antar, serta pemantauan terapi dan efek samping obat. Dalam hal pengkajian resep, masih terdapat kemungkinan celah dari praktik apotek online. “Dari pengkajian resep obat saja ada pengkajian administratif (nama pasien, umur, jenis kelamin, nama dokter, SIP, alamat, tanggal penulisan resep, dan dosis). Pengkajian ini penting karena masingmasing obat dapat memiliki dosis berbeda. Misalnya pada amoksisilin, terdapat dosis 500 mg dan 1500 mg,“ ujar Nurul. Ditambahkan dalam Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian di mana dinyatakan “Pelayanan kefarmasian adalah pelayanan langsung kepada pasien yang bertanggung jawab dalam rangka mencapai hasil yang optimal terhadap obat-obatan yang diserahkan kepada pasien.” Apabila dijalankan lewat aplikasi, hakikat dari pelayanan kefarmasian akan hilang. Hal ini tentunya akan menimbulkan persoalan baru bagi masyarakat sebab orang awam sering kali tidak memahami detail obat yang mereka konsumsi, seperti indikasi, kontraindikasi, dosis, dan interaksi obat. Solusi yang ditawarkan oleh Nurul adalah pemberian atau pengantaran obat sebaiknya dilakukan oleh apoteker disertai resep dokter. Dengan demikian, sekaligus dapat dilakukan pemantauan status medis pasien, dosis obat, dan durasi penggunaan obat karena obatobatan tertentu sangat ditentukan oleh status pasien. bersambung ke halaman 7

Pojok MA Prof. Dr. dr. Erni Hernawati Purwaningsih, MS: “Diperlukan regulasi dan pengawasan yang jelas jika apotek online ingin tetap terlaksana.” Jalan dulu, pengawasan kapan-kapan.

bagus/MA


22

NOVEMBER-DESEMBER 2016

DARI KAMI Salam sejahtera bagi kita semua, Seiring perkembangan teknologi di era globalisasi ini, masyarakat cenderung menerapkan gaya hidup serba instan. Mulai dari makanan, transportasi, bahkan dalam bidang kesehatan, seperti pembelian obat di apotek. Tempat yang jauh, antrian yang panjang, serta diperlukan mendesak, menjadi alasan kuat pembelian obat secara instan. Akan tetapi, maraknya pembelian obat tanpa resep dokter dikhawatirkan mengakibatkan hal yang fatal, misalnya resistensi antibiotik. Tanggapan dari Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) dan Prof. Dr. dr. Erni Hernawati Purwaningsih, M.S., selaku guru besar Ilmu Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia mengenai permasalahan tersebut disajikan dalam topik utama edisi kali ini. Indonesia saat ini menjadi negara yang menghadapi double burden disease, yaitu infeksi dan degeneratif. Prevalensi penyakit degeneratif telah mengalami peningkatan tajam termasuk dalam bidang rheumatologi, yaitu osteoartritis. Penyakit yang umum ditemui di layanan primer ini terkadang masih menimbulkan kebingungan dalam hal penatalalaksanaannya. Simak penjelasan dari dr. Rudy Hidayat, SpPD-KR dalam rubrik Konsultasi. Akhir-akhir ini, penegakan hukum di Indonesia sedang mengalami berbagai polemik yang silih berganti, termasuk dalam bidang kesehatan. Banyak pro dan kontra yang dipaparkan ke masyarakat sehingga membuat zona abu-abu. Sebagai mahasiswa yang kritis terhadap berbagai masalah tentu harus menyatakan sikap demi menjunjung idealisme. Simak dalam Rubrik Suara Mahasiswa. Malaria, penyakit yang masih endemis di beberapa wilayah di Indonesia, seperti Nusa Tenggara Timur (NTT), ternyata memiliki sudut pandang lain dari berbagai permasalahan yang sedang dihadapi. Banyaknya stigma yang melekat di masyarakat yang telah menjadikan malaria sebagai hal yang umum sehingga malaria tidak kunjung usai di wilayah tersebut. Penasaran seperti apa dan bagaimana? Rubrik Kesmas akan mengulasnya. Akupuntur, masih dianggap sebagai ilmu tradisional dari ilmu Tiongkok. Namun, tahukah Anda jika saat ini akupuntur telah menjadi salah satu ilmu spesialistik dalam bidang kedokteran? Temukan pembahasannya dalam Info Spesialistik. Akhir kata, kami mengucapkan selamat membaca edisi November-Desember 2016 ini dan semoga bermanfaat! Ferry Liwang Pemimpin Redaksi

MA FOKUS

S

Manusia Instan di Era Modern

eiring perkembangan zaman, masyarakat cenderung menuju gaya hidup yang serba cepat dan praktis. Sikap tidak sabar seakan telah membudaya dalam diri manusia era ini. Akan tetapi, apakah benar semua yang serba instan tersebut lebih baik dibandingkan yang konvensional? Gaya hidup praktis yang saat ini telah berlangsung memiliki kesehatan. Mulai dari makanan cepat saji yang kini telah “menjamur� di setiap sudut jalan, harga bersaing, dan rasa yang menggoyakkan lidah, bahkan rasa gurih tersebut menimbulkan rasa ingin porsi yang lebih. Kini lebih menjadi prioritas untuk semua kalangan, tidak terkecuali tenaga kesehatan. Namun, pernahkah masyarakat berpikir mengenai kandungan gizi dan dampak jangka panjang mengonsumsi makanan cepat saji setiap hari? Mungkin hanya segelintir saja masyarakat dengan background kesehatan atau aktivis/pemerhati kesehatan saja. Ironisnya, kelompok penyakit metabolik masih bertahan dalam posisi puncak, baik dalam prevalensi, mortalitas, hingga biaya yang diperlukan. Selain makanan, gaya hidup modern ini juga dirasakan pada aspek pembelian obat. Sulitnya akses menuju apotek, panjangnya antrian, bahkan kesibukan sehari-hari menjadi alasan kuat mengapa masyarakat lebih memilih gaya hidup praktis. Namun, masalahnya bukan terletak pada hal tersebut. Maraknya pembelian obat secara bebas, tidak terkecuali antibiotik misalnya, menjadi ancaman dalam dunia kesehatan. Bayangkan apabila setiap batuk pilek akut yang umumnya disebabkan oleh virus; notabenenya adalah self-limiting disease, diobati dengan antibiotik. Lebih lagi, antibiotik umumnya dipilih yang paling poten atau generasi akhir. Sulit dibayangkan betapa tinggi angka resistensi antibiotik di masa mendatang. Tidak perlu menyalahkan atau menghakimi pihak tertentu, karena hal tersebut adalah masalah yng kompleks dan bersifat sistemik. Perlu pembenahan sistem yang lebih baik dalam mengatasi dampak gaya hidup modern ini.

MEDIA

AESCULAPIUS

MA INFO

Tetap Sasaran Tangani Kanker Serviks Efektivitas dan ketepatan perawatan merupakan hal yang penting bagi pasien. Begitu pula bagi pasien kanker serviks dengan berbagai tingkatan stadium yang ada.

K

anker serviks merupakan salah satu fokus utama dunia kesehatan di Indonesia. Penyakit ini menduduki peringkat kedua untuk kanker terbanyak di Indonesia dengan insidensi 90-100 kasus baru per 100.000 penduduk dan 40 ribu kasus pertahun. Menariknya, kanker serviks merupakan satu-satunya kanker yang dapat dicegah karena penyebaran virus penyebabnya, Human Papilloma Virus (HPV), dipengaruhi oleh gaya hidup pasiennya sendiri, seperti aktivitas seksual pada usia muda, berganti-ganti pasangan, kebiasaan merokok, penurunan daya tahan tubuh, pemakaian pil kontrasepsi, multiparitas, sosioekonomi rendah, serta riwayat infeksi menular seksual lainnya. Dengan deteksi sedini mungkin dan penanganan yang tepat, kesempatan hidup pasien akan meningkat

atau histeroktomi simpel perlu dilakukan. Histeroktomi total merupakan opsi penanganan jika pasien tidak ingin memiliki anak. Jika LSVI ditemukan, maka perlu dilakukan limfadenektomi. Untuk pasien dengan stadium IA2, IB1 dan IIA1 terdapat opsi operatif, yaitu limfadenektomi pelvis, dan nonoperatif, yaitu radioterapi. Kedua prosedur memiliki efektivitas yang sama, tetapi ditemukan morbiditas yang lebih tinggi pada opsi operatif serta terdapat perbedaan tipe komplikasi. Bagi pasien muda yang masih ingin memiliki anak, trakeostomi radikal atau konisasi dengan atau tanpa kemoterapi dapat ditawarkan. Bagi pasien dengan stadium IB2 dan IIA2, prosedur yang perlu dilakukan adalah histerektomi radikal dan limfadenektomi pelvis serta Penanganan kanker neoajuvan kemoterapi untuk serviks bergantung pada mengecilkan massa tumor primer dan mengurangi risiko komplikasi stadium kanker serviks. operasi. Untuk stadium IIB, kemoradiasi, radiasi, kemoterapi pada besar tumor, keterlibatan tiga seri yang dilanjutkan vagina atau parametrial, dan dengan radikal histerektomi metastasis. Pada stadium I, dan pelvik limfadenektomi karsinoma serviks terbatas dianjurkan. pada uterus. Stadum I Pada stadium IIIA dan dibagi menjadi stadium IA IIIB, radiasi dan kemoradiasi (lesi mikroskopis) dan IB (lesi direkomendasikan. makroskopis). Stadium IA dibagi Regimen kemoterapi herlien/MA menjadi IA1 dan IA2 dengan lesi IA1 yang optimal masih memiliki kedalaman < 3 mm dan lebar < 7 mm. Stadium dalam penelitian, tetapi IB juga terbagi menjadi IB1 dan IB2 dengan lesi IB1 umumnya, pasien berdiameter < 4 mm, sedangkan IB2 memiliki diameter diberikan 40 mg/m2/minggu agen tunggal cisplatin. Jika terdapat penyakit > 4 mm. ginjal kronis (PJK), maka nefrostomi atau hemodialisis Pada stadium II dan III, invasi tumor keluar ke dilakukan bila diperlukan. Kemoradiasi diganti dengan uterus secara berurutan mencapai 1/3 bawah vagina regimen selain cisplatin, seperti karboplatin atau dan 2/3 atas vagina. Stadium II dibagi menjadi stadium kemoradiasi nonplatinum. IIA dan IIB berdasarkan invasinya ke parametrium. Pada stadium IVA tanpa penyakit ginjal kronis, Pada stadium IIA tidak ada invasi ke parametrium, kemoradiasi dan radiasi paliatif perlu dilaksanakan. Jika sedangkan IIB ditemukan. Stadium III juga dibagi menjadi stadium IIIA dan IIIB berdasarkan invasinya melakukan kolostomi terlebih dahulu. Untuk stadium ke dinding panggul yang ditemukan hanya pada IVA dengan ginjal kronis dan IVB, terapi yang diberikan stadium IIIB. Pada stadium IVA, tumor menginvasi adalah terapi paliatif, serta kemoterapi atau radiasi mukosa kandung kemih, rektum atau panggung kecil, paliatif jika tidak ada kontraindikasi. sedangkan stadium IVB melibatkan metastasis. Dapat disimpulkan bahwa berbagai tingkatan Pada stadium IA1 dengan lymph-vascular space stadium kanker serviks memiliki opsi penanganan invasion (LVSI) negatif, kanker serviks dapat dirawat yang berbeda. Maka dari itu, pekerja kesehatan harus secara konservatif untuk menjaga fertilitas dengan mampu mendiagnosis kanker serviks dengan tepat serta konisasi (cold knife conization) tanpa limfadenektomi. memberikan perawatan yang sesuai untuk meningkatkan Prosedur tersebut sudah adekuat jika margin bebas. kualitas hidup pasien. salmakyn Namun, jika margin tidak bebas, maka rekonisasi

MEDIA AESCULAPIUS

Pelindung: Prof. Dr. Ir. Muhammad Anis M. Met. (Rektor UI), Dr. dr. Ratna Sitompul, SpM(K) (Dekan FKUI) Penasihat: FKUI) Staf Ahli

Pembantu Khusus

Pemimpin Umum: Pemimpin Produksi: Staf Produksi: Pemimpin Redaksi: Ilmiah Populer:

PSDM Wakil Pemimpin Produksi:

Wakil Pemimpin Redaksi: Redaktur Desk Opini & Humaniora:

Tata Letak dan Cetak:

Redaktur Desk Headline: Rifka Fadhilah. Redaktur Desk Klinik: Irma Annisa. Redaktur Desk Redaktur Desk Liputan: Reporter Senior: Reporter Junior:

Pemimpin Direksi:

Finansial, Sirkulasi, dan Promosi Buku:

Alamat

E-mail: website

Alamat Redaksi/Sirkulasi :

, Harga Langganan:

(untuk seluruh

dikirim ke alamat sirkulasi. MA menerima kiriman naskah dari pembaca untuk rubrik MA Klinik (khusus untuk dokter dan staf pengajar), Asuhan Keperawatan (khusus untuk perawat dan mahasiswa keperawatan) Sepuki, Suma, Suduk, Kolum, Arbeb, Kesmas, Seremonia, dan Konsultasi (berupa pertanyaan). Kirimkan email permohonan

Kirimkan kritik dan saran Anda:

redaksima@yahoo.co.id

Website Media Aesculapius

beranisehat.com

Dapatkan info terbaru kami: @SKMAesculapius


MEDIA

JULI

AESCULAPIUS

NOVEMBER-DESEMBER 2016

3

KONSULTASI

Kenali Tata laksana yang Baik pada Pasien Osteoartritis

S

alam sejahtera juga. Terima kasih atas pertanyaan yang sudah diberikan. Osteoartritis (OA) merupakan penyakit degeneratif akibat kegagalan sendi yang bersifat kronis dan menyerang persendian, terutama kartilago sendi. OA merupakan hasil akhir dari proses lain, di antaranya dapat disebabkan oleh trauma, obesitas, dan genetik. Dalam melakukan tata laksana yang baik pada pasien OA, penting sekali untuk menegakkan diagnosis dengan benar. Tidak semua pasien dengan nyeri sendi dianggap mengalami OA, termasuk pada pasien yang mengalami nyeri sendi lutut, pergelangan kaki, dan sendi penyangga berat badan lainnya. Penegakan diagnosis OA salah satunya dapat mengacu pada kriteria dari American College of Reumatology (ACR). Tata laksana pada pasien OA terdiri dari nonmedikamentosa, medikamentosa, dan pembedahan. Tata laksana Nonmedikamentosa Tata laksana nonmedikamentosa merupakan tata laksana yang paling diutamakan pada pasien OA karena hingga Tata laksana nonmedikamentosa terdiri dari edukasi pasien dengan baik dan benar,

program penurunan berat badan (BB), exercise. Edukasi sangat penting pada pasien OA. Poin utama yang perlu diedukasi yaitu mengenai faktor risiko dan proses terjadinya OA sesuai dengan bahasa yang mudah dipahami oleh pasien. Selain itu, juga penting untuk diedukasi kepada pasien bahwa nyeri yang timbul pada pasien OA tidak akan hilang. Nyeri hanya bisa dikontrol. Edukasi yang baik tersebut juga dapat menghindari terjadinya kesalahan komunikasi antar dokter dan pasien sehingga tidak terjadi shopping doctor. Menurunkan berat badan dianjurkan pada pasien yang overweight dan obesitas. Obesitas merupakan salah satu faktor risiko timbulnya OA. Pada pasien dengan obesitas sentral, adipokin yang dihasilkan oleh sel adiposa dapat memicu kerusakan pada sendi sehingga kerusakan pada sendi juga terjadi secara kimiawi, tentunya selain secara mekanik akibat tumpuan BB. Oleh karena itu, penting untuk menurunkan BB untuk mencegah terjadinya kerusakan sendi secara mekanik dan kimiawi secara berkelanjutan. herlien/MA

Salam sejahtera. Saya sering menemui pasien dengan osteoartritis selama praktik sehari-hari. Sehubugan dengan itu, bagaimanakah tata laksana yang baik pada pasien dengan osteoartritis ? Terima kasih atas jawabannya. dr. TAK di Kepulauan Riau.

Narasumber: dr. Rudy Hidayat, SpPD-KR Dokter Spesialis Penyakit Dalam di Divisi Reumatologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM

dilakukan terutama pada kegiatan yang dapat memicu atau memperparah OA. Misalnya, penggunaan toilet jongkok atau kamar tidur pasien yang terletak di lantai atas sebaiknya dihindari sehingga pasien OA tidak harus menaiki tangga. Kemudian, exercise dianjurkan pada kegiatan yang memperkuat otot-otot di sekitar sendi sehingga membantu kerja dari sendi dalam menumpu BB, terutama untuk memperkuat otot paha. Penting diketahui bahwa exercise yang dilakukan tidak boleh yang memberatkan sendi weight-bearing. Exercise yang dianjurkan di antaranya aquatic exercise dan sepeda statis. Pada sepeda statis, BB ditumpu oleh sadel sepeda. Selain itu, akupuntur juga dapat dilakukan sebagai tata laksana nonmedikamentosa pada pasien OA. Tata laksana Medikamentosa dan Bedah Tata laksana medikamentosa pada pasien OA tujuannya untuk mengurangi keluhan, terutama keluhan nyeri, dan menghambat kerusakan kartilagonya. Pemberian dapat berupa obat lokal, peroral, ataupun injeksi.

Obat lokal dapat berupa OAINS lokal, diaserein, atau kapsaisin untuk OA. Obat yang diberikan peroral dapat berupa asetaminofen, OAINS, tramadol, atau opiad lemah, sedangkan untuk injeksi dapat berupa steroid intraartikular. Saat ini, sedang dalam proses pengembangan obat yang dapat menghambat kerusakan sendi pada pasien OA atau dikenal dengan DMOAD (disease-modifying OA drug), contohnya glucosamine dan chondroitin. Namun, sejauh ini, efek yang diharapkan masih tidak lebih baik dari plasebo. Selain itu, juga terdapat penggunaan injeksi hialuronat yang masih kontroversi. Injeksi hialuronat sebaiknya hanya digunakan jika terapi medikamentosa yang lain tidak berhasil. Kemudian, penggunaan sel punca untuk terapi OA hasilnya tidak terlalu baik kecuali pada pasien muda atau pada atlet. Terakhir, tata laksana pembedahan dilakukan jika terapi medikamentosa tidak berhasil. Akhir kata, dalam melakukan tata laksana pada pasien OA, utamakan terlebih dahulu tata laksana nonmedikamentosa. Selain itu, sebelum ditata laksana, perlu diketahui atau dilakukan skrining mengenai penyakit komorbid pada pasien OA, terutama seperti gagal ginjal, dispepsia, hipertensi, atau penyakit jantung koroner. abdi Kirimkan pertanyaan Anda seputar medis ke redaksima@yahoo.co.id. Pertanyaan Anda akan dijawab oleh narasumber spesialis terpercaya.

ASUHAN KEPERAWATAN

Pemasangan Tepat IUD Pelepas Tembaga: Cegah Kehamilan dan Komplikasi i antara berbagai pilihan alat kontrasepsi, intrauterine device (IUD) memiliki berbagai keuntungan bagi pasien, terutama bagi wanita yang menolak untuk mengonsumsi pil kontrasepsi hormonal. IUD pelepas tembaga merupakan satu dari dua jenis IUD yang tersedia. IUD pelepas tembaga memiliki ion tembaga yang dapat mengganggu mobilitas sperma dan menciptakan kondisi spermisidal selama 10 tahun sejak pemasangan. Akan tetapi, tingkat penggunaan IUD pelepas tembaga masih lebih rendah dibandingkan dengan alat kontrasepsi lainnya, seperti implan, kondom, dan pil kontrasepsi. Hal tersebut disebabkan oleh persepsi negatif terhadap komplikasi dari IUD pelepas tembaga, misalnya nyeri, penyakit radang panggul (PRP), hingga infertilitas. Untuk mencegah komplikasi tersebut, perlu diperhatikan indikasi dan kontraindikasi pemasangan IUD pelepas tembaga. Perempuan yang stabil, memiliki hubungan monogami, dan tanpa riwayat PRP merupakan kriteria untuk pemasangan IUD pelepas tembaga, sedangkan, wanita nulipara memiliki tingkat kegagalan tinggi. Risiko PRP meningkat pada wanita dengan penyakit menular seksual. Kontraindikasi pemasangan IUD pelepas tembaga, antara lain penyakit liver akut atau karsinoma liver, karsinoma payudara, kehamilan,

riwayat kehamilan ektopik, penyakit kuning (jaundice), abnormalitas uterus, terapi immunosupresif, aktinomikosis genital, postpartum endometritis, pasangan seksual yang berganti-ganti, keganasan pada pelvis, dan alergi tembaga. Sebelum memasukkan IUD pelepas tembaga, tenaga kesehatan perlu menjelaskan resiko dan keuntungan pemasangan IUD pelepas tembaga dan opsi kontrasepsi lainnya. Satu jam sebelum pemasangan, pasien diberikan NSAID, misalnya 600-800 mg ibuprofen. Pasien juga perlu diedukasi untuk menentukan lokasi benang IUD pelepas tembaga setelah setiap menstruasi. Pemasangan IUD pelepas tembaga dimulai dengan persiapan alat dan bahan. Kemudian, dengan menggunakan sarung tangan nonsteril, pemeriksaan bimanual dilakukan untuk menentukan posisi uterus. Lengan IUD dilipat ke dalam tabung insersi. Prosedur yang dilaksanakan setelah itu memerlukan kondisi yang steril untuk meminimalisasi kontaminasi dan infeksi sehingga sarung tangan perlu diganti dengan yang steril, serta serviks dan forniks gabriella/MA

D

IUD pelepas tembaga memiliki berbagai efek samping yang tidak diinginkan, namun dengan pemasangan yang tepat, komplikasi tersebut dapat dicegah. vagina dibersihkan dengan cairan antiseptik. Tenaga kesehatan menstabilisasi serviks dengan tenakulum. Untuk mengurangi rasa tidak nyaman, gel 5% lidokain dioleskan di lorong serviks atau blok paraservikal. Kemudian, ditentukan kedalaman uterin (normal 6-9 cm). Setelah itu, IUD dikeluarkan dari bungkusnya secara steril. Flens biru harus ditempatkan paralel dengan lengan IUD, sedangkan silindris insersi putih diposisikan di dalam tuba insersi. Kemudian, IUD dimasukkan berada dekat os servikal. Tuba insersi yang jernih ditarik ke belakang ke arah silindris insersi sebanyak kira-kira 2 cm agar lengan IUD dapat membentuk huruf T. Pemasukan IUD dilakukan perlahan sampai posisi IUD sudah tepat, lalu tenakulum dan tuba insersi dilepas. Terakhir, benang yang muncul dari os servikal harus dipotong hingga 3 cm. Panjang benang di vagina dicatat di rekam medis. Jika pemasangan IUD pelepas tembaga dilaksanakan dengan tepat sesuai dengan prosedur diatas, maka tak hanya ia mampu mencegah kehamilan, tetapi komplikasinya pun dapat dicegah. salmakyn

PENAWARAN JASA Media Aesculapius selalu setia membantu Anda dalam hal jurnalistik dan sastra. Kami menyediakan jasa: 1.

Terjemahan Kami menyediakan jasa terjemahan Indonesia-Inggris/Inggris-Indonesia untuk jurnal dan textbook. Harga disesuaikan dengan materi dan waktu pengerjaan. Info lebih lanjut, hubungi: Koe Stella (081282411321)

2.

Media partner Ingin acara Anda terpublikasi secara luas? Kami menyediakan jasa media partner untuk acara Anda. Info lebih lanjut, hubungi: Aisyah Aminy M. (08111813801)

3.

Ingin punya KSK IVmu sendiri? Dapatkan KSK IV di toko buku kesayangan Anda! Harga KSK IV (2 jilid): Rp 240.000,00* *harga tergantung masing-masing toko buku

Info lebih lanjut, hubungi: TIroy Junita (081283671059)


42

NOVEMBER-DESEMBER 2016

MEDIA

AESCULAPIUS

KESMAS

Potret Malaria di Daerah Endemis Kompleksnya masalah malaria di wilayah endemis sesuai dengan trias epidemiologi; kondisi lingkungan yang mendukung berkembang biaknya agen penyakit dan host yang rentan karena kesadaran yang rendah�

M

alaria merupakan penyakit infeksi tropis yang masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia, khususnya di Nusa Tenggara Timur (NTT). Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan NTT adalah provinsi dengan dengan prevalensi malaria tertinggi kedua di Indonesia (23,3%) setelah Papua (28,6%). Angka prevalensi tersebut cukup jauh dari angka prevalensi nasional sebesar 6,0%. Hampir 100% desa di NTT termasuk desa endemis malaria. Sebagai gambaran, salah satu kabupaten dengan insidensi malaria tinggi di NTT adalah Timor Tengah Selatan (TTS). Berkaca pada kondisi alam, tak dapat disangkal bahwa desa-desa di TTS merupakan desa terpencil, rumah-rumah penduduk berbatasan langsung dengan hutan atau perkebunan yang merupakan tempat perkembangbiakan nyamuk Anopheles, vektor malaria. Banyaknya jalan yang rusak berpotensi menjadi tempat genangan air pada musim hujan sehingga kasus malaria yang terdata oleh puskesmas sangat tinggi pada musim tersebut. Malaria telah menjadi hal yang umum, karena jarang menyebabkan komplikasi yang parah, apalagi kematian pada masyarakat yang tinggal di daerah endemis. Apabila

mengalami gejala malaria, kebanyakan masyarakat tidak berobat ke puskesmas dan membiarkan gejala tersebut hilang dengan sendirinya atau mengonsumsi ramuan tradisional. Selain itu, pada masyarakat berusia lanjut, terdapat kepercayaan bahwa gejala malaria disebabkan karena darah mereka dihisap oleh burung pada malam hari (Kolo Susu). Halhal inilah yang menyebabkan kurangnya kesadaran masyarakat melakukan usaha preventif, seperti tidak memakai pakaian panjang atau sarung ketika beraktivitas di luar rumah pada malam hari, tidak menggunakan obat nyamuk, serta tidur di luar kelambu, ditambah dengan tingkat pengetahuan dan ekonomi masyarakat yang rendah.

Diagnosis malaria menjadi tantangan tersendiri di daerah endemis. Diagnosis yang diterapkan yakni menggunakan metode Passive Case Detection (PCD) yaitu memeriksa setiap suspek malaria yang datang ke puskesmas. Akan tetapi, untuk setiap kecamatan di TTS hanya satu puskesmas yang tersedia, bahkan untuk desa yang terletak di pedalaman jarak ke puskesmas dapat mencapai belasan kilometer. Sementara itu, fasilitas pemeriksaan apusan darah di puskesmas keliling tidak selalu tersedia. TTS terdiri atas desa-desa yang tersebar pada ketiggian tinggi hingga rendah. Secara teori, transmisi malaria akan lebih intens di daerah rendah dibandingkan di daerah tinggi. Akan tetapi, sulitnya akses fasilitas kesehatan menyebabkan kasus malaria jarang

mitzy/MA

terdeteksi sehingga insidensnya justru lebih rendah. Secara umum pemerintah setempat telah menerapkan tiga program terkait malaria, yakni fogging, pemeriksaan darah massal, dan distribusi kelambu berinsektisida untuk setiap keluarga. Distribusi kelambu ini dalam pelaksanaannya memiliki keterbatasan, yakni kurang meratanya jumlah kelambu yang didapatkan karena pemasokan kelambu terbatas dari pemerintah pusat. Akibatnya, masyarakat harus tidur tanpa kelambu atau dengan kelambu tanpa insektisida yang dibeli di pasar. Di samping itu, masyarakat masih banyak yang belum memahami cara perawatan kelambu dengan benar, yakni mencuci kelambu minimal tiga bulan sekali, tanpa menggunakan detergen dan tidak disikat, serta tidak dikeringkan di bawah terik matahari. Jika perawatannya salah, kelambu dapat berlubang-lubang dan insektisidanya menjadi kurang optimal. Padahal, seharusnya kelambu dapat bertahan dalam kondisi baik hingga tiga tahun. NTT, khususnya kabupaten TTS, akan selamanya menjadi wilayah endemis malaria jika tidak dimulai perubahan akan pandangan dan perilaku masyarakat serta penambahan kuantitas dan kualitas fasilitas kesehatan. abdi

INFO OBAT

Alprazolam, Obat Penenang dengan Risiko Adiksi yang Tinggi

A

lprazolam, yang merupakan nama generik dari Xanax, adalah obat pertama yang disetujui untuk menangani serangan panik pada tahun 1981. Saat ini, alprazolam merupakan satu dari empat golongan obat benzodiazepine yang termasuk dalam 10 obat yang paling sering diresepkan di Amerika Serikat. Disamping berbagai keuntungan yang ditawarkan oleh alprazolam, obat ini juga memiliki potensi penggunaan secara adiktif yang membahayakan pengguna. Bahkan, alprazolam dapat menimbulkan sindrom penarikan yang paling parah dibandingkan dengan obat lainnya pada golongan benzodiazepine. Dengan demikian, penting bagi petugas medis untuk mengerti mekanisme kerja, farmakokinetik, dan penggunaan obat alprazolam secara menyeluruh. Sebagaimana obat golongan benzodiazepine lainnya, alprazolam bekerja dengan memodulasi neurotransmitter inhibitor utama, yaitu gamma-amino butyric acid (GABA). Obat golongan benzodiazepine

dewi/MA

akan berinteraksi dengan reseptor GABAa, yaitu sebuah kanal ion klorida yang diaktivasi oleh GABA. Pada keadaan normal, transportasi GABA didukung oleh vesikel SLC32A1 dan disimpan dalam neuron presinaptik. Vesikel akan melepaskan GABA ketika distimulasi oleh impuls saraf, sehingga GABA akan berikatan dengan GABAa. Dengan ikatan tersebut, kanal ion klorida akan terbuka sehingga ion klorida dapat masuk ke dalam sel. Masuknya ion klorida ke dalam sel menyebabkan muatan sel menjadi semakin negati dan terhiperpolarisasi, sehingga progresi impuls saraf pun terinhibisi. Obat golongan benzodiazepine dapat berikatan dengan GABAa pula, sehingga dapat meningkatkan efek inhibisi yang dimiliki oleh GABA. Berbagai jenis obat golongan benzodiazepine memiliki dan terdistribusi pada berbagai bagian otak, sehingga dapat menghasilkan efek farmakologis yang berbeda. Klinisi pun meresepkan obat golongan benzodiazepine sesuai dengan kebutuhan

benzodiazepine berdasarkan durasi kerjanya, yaitu kerja lama, kerja intermediet, dan kerja cepat. Alprazolam sendiri termasuk kedalam golongan kedua, bersama dengan Clonazepam, Lorazepam, Oxazepam dan Temazepam. Onset kerja dari alprazolam terbilang intermediet, yaitu antara 15 sampai 30 menit. Onset puncak ditemukan pada 0.7-1.6 jam setelah administrasi, serta paruh waktu didapatkan pada 6-20 jam setelah administrasi. Alprazolam pun didistribusikan terutama melalui ikatan dengan albumin serum. Sedangkan, metabolisme alprazolam terutama dibantu oleh sitokrom P4503A4, sehingga menghasilkan dua metabolit utama dalam plasma, yaitu 4-hydroxyalprazolam and -hydroxyalprazolam. Ekskresi utama pun ditemukan melalui urin. Alprazolam diindakasikan untuk mengatasi gangguan ansietas atau sebagai penenang jangka pendek. Gangguan ansietas ditandai dengan kekhawatiran berlebih tentang dua hal atau lebih, selama enam bulan atau lebih, dimana orang tersebut memiliki lebih banyak hari dimana ia merasa khawatir daripada tidak. Sebagai tambahan, alprazolam juga diindikasikan untuk mengatasi serangan panik, yang dikarakteristikkan dengan serangan panik berulang pada kondisi yang tidak diekspektasi, yang terjadi sebanyak empat kali dalam rentang waktu empat minggu, atau satu serangan panik atau lebih yang disertai rasa takut terus-menerus dalam jangka waktu sebulan. Kontraindikasi dari alprazolam termasuk bagi pasien dengan sensitivitas

yang telah diketahui sebelumnya terhadap obat ini atau obat lainnya dalam golongan benzodiazepine. Alprazolam pun dapat diberikan bagi pasien dengan glaukoma sudut terbuka yang menjalani pengobatan, namun tidak boleh diberikan untuk pasien dengan glaukoma sudut tertutup. Penggunaan dengan obat yang berinteraksi dengan sitokrom pun perlu dihindari, seperti ketoconazole dan itraconazole, yang mampu merusak metabolisme oksidatif oleh sitokrom P4503A4. Dosis alprazolam pun perlu dikurangi jika bersamaan dengan cimetidine. Penggunaan pun juga perlu berhati-hati jika pasien mengkonsumsi oral karena dapat mengurangi klirens dan meningkatkan waktu paruh alprazolam. Salah satu hal yang paling berbahaya dari konsumsi alprazolam adalah ketergantungan dan efek penarikan, dengan gejala utama kejang, yang dapat membahayakan hidup pasien. Bahkan dengan dosis rendah pun, resiko adiksi tetap ada. Studi pun menunjukkan bahwa Alprazolam memiliki sindrom penarikan yang paling parah dibandingkan dengan obat golongan benzodiazepine lainnya. Dengan demikian, penghentian penggunaan Alprazolam pun perlu dilakukan dengan pengurangan dosis secara perlahan atau dengan bantuan detoks Alprazolam dibawah supervisi klinisi. Pemberian resep Alprazolam pun perlu diberikan secara hati-hati, hanya bila pasien memenuhi indikasi dan tidak memiliki kontraindikasi, karena efek adiksinya yang berbahaya. salmakyn


MEDIA

JULI

AESCULAPIUS

NOVEMBER-DESEMBER 2016

5

ADVERTORIAL

Magnetic Resonance Imaging 3.0 Tesla: Generasi Pencitraan Terbaru di Era Milenium Pesatnya perkembangan teknologi kedokteran akhir-akhir ini memang tidak dapat dipungkiri, salah satunya dalam bidang pencitraan. Kini, teknologi pencitraan dengan hasil lebih akurat telah ditemukan.

B

eberapa penyakit membutuhkan teknik pencitraan untuk menegakkan diagnosisnya. Magnetic Resonance Imaging (MRI) merupakan salah satu alat pencitraan yang digunakan untuk melihat jaringan lunak tubuh manusia. MRI menggunakan prinsip medan magnet yang dapat meluruskan orientasi dari atom hidrogen pada energi rendah untuk memanipulasi perputaran atom hidrogen dengan arah yang berlainan (pada energi tinggi), MRI memancarkan radiofrekuensi pada daerah tubuh. MRI kemudian menangkap energi yang dikeluarkan oleh ikatan atom hidrogen yang berpindah dari energi tinggi ke energi rendah. Pertukaran energi ini disebut dengan resonansi, oleh sebab itu MRI disebut juga pencitraan resonansi. MRI telah menjadi salah satu alat pencitraan favorit karena tidak menghasilkan radiasi seperti teknologi pencitraan lainnya yakni sinar X dan CT scan. Pada gambaran MRI, perbedaan resonansi yang ada akan memberikan warna yang berbeda terhadap gambar yang dihasilkan pada MRI. Jaringan tubuh akan terlihat dalam beragam warna keabuan, sehingga MRI dapat mendeteksi jaringan lunak jauh lebih baik daripada CT scan. Kekuatan medan magnet

diukur dengan satuan Tesla, dan saat ini MRI paling mutakhir yang Indonesia miliki adalah MRI 3.0 Tesla (MRI 3T) dibandingkan generasi sebelumnya 1.5 Tesla. Apakah banyak perubahan yang ditawarkan oleh MRI terbaru ini? MRI 3T memiliki kualitas dua kali lebih baik daripada MRI generasi sebelumnya yakni MRI 1.5T. Selain itu medan magnet yang diproduksi oleh MRI 3T akan memberikan gambaran anatomis yang lebih detail dibandingkan MRI 1.5T, teristimewa memberikan gambaran dengan kualitas tinggi pada sistem kardiovaskuler dan pembuluh darah. Presisi dan kualitas gambar yang diciptakan membuat kondisi medis berbahaya dan tidak berbahaya menjadi lebih mudah dibedakan, sehingga dapat meningkatkan diagnosis dan tatalaksana sejak awal. MRI 3T juga dapat dimanfaatkan sebagai MRI

tindakan bedah. Tingginya medan magnet yang dihasilkan dan hasil gambar dengan kualitas tinggi membuat proses pengerjaan menjadi lebih singkat, yang semula 10-20 menit menjadi 7-10 menit. Kelebihan dan kegunaan dari alat ini tidak hanya untuk pembuluh

A

us/M

bag

darah, tetapi juga organ-organ vital seperti jantung, prostat, hati, bahkan otak; alat ini juga meningkatkan kenyamanan pasien. Dilengkapi dengan mood lighting untuk memberi kesan cahaya khusus, lubang gantri yang lebih besar, dan magnet yang lebih pendek sehingga pada saat pemeriksaan kepala berada di luar gantry, pasien akan merasa lebih nyaman dan

rileks. Hal-hal tersebut membuat pasien dengan klaustrofobia maupun obesitas tetap merasa nyaman. Pada awalnya alat ini digunakan untuk keperluan penelitian dikarenakan tingginya medan magnet yang dihasilkan dapat membuat pasien merasa tidak nyaman. Akan tetapi dengan berkembangnya metode tebaru, MRI 3T berhasil digunakan sebagai alat diagnostik dan tidak menimbulkan efek samping seperti ketidaknyamanan pada pasien. Sayangnya teknologi pencitraan ini hanya dimiliki pada beberapa rumah sakit besar. Teknologi ini masih tergolong baru dengan harga yang relatif mahal. Sama seperti MRI pada umumnya, kelemahannya terletak pada penggunaan alat-alat logam pada pasien. Pasien tidak diperbolehkan menggunakan alat-alat yang terbuat dari logam saat menjalani pemeriksaan MRI sehingga kontraindikasi absolut adalah pasien yang memiliki pacemaker jantung yang ditanam. Walaupun tidak digunakan sebagai pemeriksaan penunjang di tingkat primer, alangkah lebih baik apabila alat ini dapat tersedia di seluruh fasilitas tingkat sekunder di Indonesia sehingga memudahkan untuk mendiagnosis dan melakukan tatalaksana penyakit dengan lebih baik. phebeagultom

IPTEK

Nyeri Haid, Pilih Pengobatan Konvensional atau Tradisional? Jika nyeri haid, sebaiknya mengonsumsi ibuprofen atau jahe? Atau tidak perlu diobati sama sekali?

D

ismenorea atau nyeri haid adalah suatu gejala menstruasi yang disertai rasa sakit tanpa kelainan organik yang terdeteksi maupun kondisi medis lainnya. Dismenorea merupakan masalah kesehatan yang paling umum dikeluhkan oleh perempuan muda, dengan prevalensi 30-90%. Sekitar 16-91% perempuan usia reproduktif mengalami gejala nyeri saat menstruasi, yang meliputi nyeri perut atau pinggang sebelum atau saat haid, nyeri punggung, mual, muntah, dan perubahan kerja saluran cerna. Gejala dismenorea diduga disebabkan oleh peningkatan kadar prostaglandin di uterus. Pengobatan pada perempuan yang menderita nyeri haid adalah dengan (NSAID), kontrasepsi hormonal, obat antipiretik, dan juga obat analgesik. Meskipun demikian, obat-obatan tersebut ternyata seringkali menimbulkan dampak yang tidak diharapkan. Tidak hanya gagal dalam menangani dismenorea, tetapi juga menimbulkan berbagai efek samping seperti diare, sakit perut, dan mual. Oleh karena itu, timbullah berbagai pengobatan alternatif untuk dismenorea, salah satunya adalah dengan jahe ( ).

Jahe telah berperan lama dalam pengobatan tradisional, terutama di negara-

negara Asia Tenggara seperti Cina dan India. Konsumsi jahe telah digunakan untuk pengobatan penyakit degeneratif seperti osteoartritis dan artritis rematik; gejala-gejala gastrointestinal seperti mual, muntah, diare, dan indigesti; kelainan kardiovaskuler seperti aterosklerosis dan hipertensi; diabetes melitus, bahkan kanker.

analog scale) pada kelompok yang diberikan kapsul jahe lebih tinggi dibandingkan kelompok yang diberikan plasebo. Kapsul jahe diberikan sebanyak 500 mg selama 3 hari menstruasi, dan ternyata tidak menimbulkan efek samping. Namun pada penelitian tahun 2012, kapsul jahe yang

mencegah proses penuaan serta mengurangi rasa nyeri akibat dismenorea, gastritis, dan esofagitis. Gingerol, shogaol, dan beberapa substansi lain yang terkandung dalam jahe menghambat pembentukan prostaglandin dan leukotriene dengan mensupresi enzim yang penting dalam proses pembentukannya, yakni 5-lipooksigenase atau prostaglandin sintetase. Zat-zat tersebut juga dapat menginhibisi seperti IL-1, TNF-alfa, dan IL-8.

Penelitian di Iran di tahun 2013 menunjukkan perubahan rata-rata derajat nyeri yang diukur menggunakan VAS (visual

dewi/MA

dikeringkan terlebih dahulu dan diberikan sebanyak 50 mg menimbulkan efek samping berupa rasa terbakar pada lambung. Selain penurunan derajat nyeri, pemberian kapsul

jahe juga efektif menurunkan durasi nyeri per jam. Pada penelitian lain, kapsul jahe diberikan sebanyak 250 mg selama 4 hari untuk 2 siklus menstruasi. Pemberian kapsul jahe menurunkan derajat nyeri, tetapi menimbulkan efek samping berupa sakit kepala pada siklus pertama dan kedua serta nyeri lambung pada siklus kedua. Jika dibandingkan dengan obat NSAID, yaitu ibuprofen dan asam mefenamat, ternyata tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada perubahan derajat nyeri antara pemberian kapsul jahe, ibuprofen, dan asam mefenamik, dan ketiganya juga tidak memberikan efek samping. Suatu studi menyatakan bahwa sebagai pereda nyeri, jahe jauh lebih aman diberikan untuk dismenorea bila dibandingkan dengan obatobat NSAID, karena memiliki efek samping gastrointestinal dan risiko renal yang lebih kecil. Oleh karena itu, pemberian kapsul jahe disarankan bagi perempuan yang tidak dapat atau memilih untuk tidak mengonsumsi obatobatan konvensional. Meskipun demikian, diperlukan penelitian lebih lanjut yang membandingkan efek jahe dengan obat-obat konvensional seperti NSAID dan kontrasepsi hormonal terhadap dismenorea. Manajemen dismenorea yang baik tidak hanya dapat meningkatkan kualitas hidup perempuan, tetapi juga mengurangi risiko timbulnya rasa sakit di masa mendatang. levina


62

NOVEMBER-DESEMBER 2016

OPINI & HUMANIORA

MEDIA

AESCULAPIUS

SUARA MAHASISWA

Penegakan Hukum di Indonesia: Sebuah Polemik tiada Akhir Bebasnya mantan ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Antasari Azhar, masih menyisakan tanda tanya atas pembunuhan Nasrudin. Tidak hanya kasus tersebut, kasus pembunuhan aktivitas HAM, Munir, juga masih menyisakan tanda tanya besar. Lantas bagaimanakah penegakkan hukum di Indonesia?

S

etelah digemparkan dengan putusan pidana kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin dengan terdakwa Jessica Wongso, dunia hukum Indonesia kembali digemparkan dengan bebasnya mantan ketua KPK, Antasari Azhar. Mungkin masih segar di benak kita mengenai kasus pembunuhan berencana terhadap direktur Putra Rajawali Banjaran, Nasrudin Zulkarnaen, 2009 silam. Antasari didakwa hukuman pidana 18 tahun penjara dan mendapatkan grasi berupa pemotongan masa hukuman selama 53 bulan 20 hari. Sedangkan Jessica sendiri dijatuhkan hukuman kurungan selama 20 tahun penjara. Menurut saya, kedua kasus diatas tidak dituntaskan dengan baik. Faktanya, ada banyak hal janggal di antara kasus tersebut. Pada kasus pembunuhan Nasrudin misalnya, Antasari mengaku bahwa dirinya tidak bersalah atas kasus pembunuhan berencana tersebut. Ia menambahkan bahwa ada pihak tertentu yang merancang skenario pembunuhan sedemikian rupa sehingga ia harus mendekam dibalik jeruji besi. Sama halnya dengan kasus pembunuhan Mirna, hingga saat ini belum ditemukan adanya bukti kuat yang menandakan bahwa Jessica meracuni Mirna dengan sianida. Akan tetapi, Jessica tetap dijatuhi hukuman penjara 20 tahun.. Sebenarnya ada apa dengan sistem hukum di Indonesia? Belakangan diketahui pula bahwa ketiga hakim kasus Jessica dilaporkan kepada komisi Yudisial akibat performa hakim yang tidak independen

dan dinilai telah melecehkan kehormatan advokat. Penegakkan hukum di Indonesia masih jauh dari kata sempurna, penegakan hukum di Indonesia masih dikendalikan oleh segelintir pihak yang mencari keuntungan di dalamnya.

setiap warga negara berhak untuk mendapat keadilan sosial. Seharusnya sebagai aparat penegak hukum baik advokat, hukum, jaksa, kepolisian dapat bersikap seobjektif mungkin dalam mengungkapkan kebenaran. Setidaknya dapat dirumuskan

/MA

meutia

Penegakkan hukum di Indonesia memang masih dipertanyakan. Para penegak hukum yang (seharusnya) bersifat objektif dan menganalisis fakta yang ada nyatanya mulai menyudutkan satu pihak dan berusaha untuk membenarkan argumen yang ada tanpa melihat fakta di lapangan. Padahal berdasarkan Pancasila sila ke-5 berbunyi “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia� menunjukkan bahwa

delapan penyebab sulitnya penegakan hukum di Indonesia diantaranya seperti permasalahan ketika membuat undangundang, masyarakat yang ingin mencari kemenangan dan bukan keadilan, uang dibalik penegakan hukum, penegakkan hukum sebagai bagian dari komoditas politik, sumberdaya manusia yang lemah, perbedaan dua jenis advokat yaitu advokat melek hukum versus advokat dengan

banyak koneksi, anggaran yang terbatas, dan penegakkan hukum yang dipicu media massa. Akan tetapi, hal ini bukan berarti pemerintah tidak waspada terhadap penegakkan hukum yang semakin tidak adil hari demi hari. Usaha yang dilakukan pemerintah demi tercapainya penegakan hukum guna rakyat Indonesia mendapatkan kesejahteraan dan keamanan diantaranya mengeluarkan beberapa kebijakan melalui undang-undang seperti UU No. 16 tahun 2005 tentang Kejaksaan Republik Indonesia. Kejaksaan beperan terhadap proses peradilan, pengawasan penjatuhan hukuman pidana guna mencapai penegakan hukum di Indonesia. Tidak hanya peraturan mengenai kejaksaan, pemerintah juga mengeluarkan UU No. 2 tahun 2002 mengenai Kepolisian Negara Republik Indonesia yang bertugas memelihara keamanan negara. Jika fungsi dari sebuah negara adalah untuk melindungi rakyatnya, maka hukum yang adil adalah kewajiban. Tanpa hukum yang adil, segala lini instrumen di dalam negara tersebut akan babak belur, tak terkecuali kesehatan. Dengan memperlakukan semua keadaan dengan hukum yang jelas dan adil, bukan tidak mungkin bahwa tingkat kesehatan di Indonesia juga akan memiliki sistem yang tegas. Minimal, pelayan-pelayan kesehatan di Indonesia tidak perlu takut melakukan tindakan yang maksimal hanya gara-gara takut untuk dituntut. phebeagultom

KOLOM UMUM

Sendiri Dalam Senja Sebelum hari benar-benar habis, sadarilah, bahwa hidup ini bukan milik seorang diri

D

i pagi yang cerah ini, seharusnya ada kue dengan lilin yang menyala di hadapanku. Diiringi dengan tepuk tangan dan nyanyian bahagia. Lalu saat lagunya selesai, semua kerabat yang datang bersorak supaya segera kupotong kuenya. Seharusnya, juga ada kecupan hangat yang mampir ke wajahku, setidaknya satu dari masing-masing anak dan cucuku. Juga satu hal yang saat ini sungguh kuinginkan, yaitu doa, yang diucapkan hanya untuk namaku. Hari ini seharusnya hari yang bahagia untukku dan orang-orang di rumah ini. Seharusnya. Kenyataannya, hari ini aku duduk berayun sendirian di kursi goyang. Tanpa kue, lilin, orang-orang, nyanyian, tepuk tangan, dan yang terburuk, tanpa doa. Bahkan, kerabat yang kukatakan tadi, pernah ada di dalam hidupku. Mereka tidak pernah dilahirkan, lebih tepatnya. Kini usiaku 72 tahun dan sungguh, sepertinya hanya aku yang mengetahui ini. Aku memutuskan untuk tidak menikah seumur hidup saat usiaku 32 tahun. Pikirku, terlalu sayang jika waktu untuk berkarir dan menuai harta harus berkurang demi hal-hal remeh dalam rumah tangga. Khawatir juga rasanya, kalau-kalau jatah rupiah untuk hobi harus berkurang karena wanita yang kelak menjadi istriku lebih

bersikeras dalam hobinya. Belum lagi, berapa banyak bayi yang akan hadir di dalam rumah dan mengganggu tidur malamku. Ditambah dengan sekian persen penghasilan yang harus kualihkan ke rekening lain: pundi uang untuk anak-anakku. Ini semua, kehidupan yang rumit bersama banyak manusia, bukanlah seleraku. Maka kuputuskan untuk tidak membangun bahtera apa pun. Membutuhkan puluhan tahun untuk menyadari bahwa aku menyesalinya. Biasanya, di siang hari seperti ini ada satu telepon yang berdering hanya untuk memberiku ucapan selamat dan doa. Jika ada satu orang yang ingat hari lahirku, sudah pasti itu ibuku. Yang tentunya selalu kutanggapi dengan malas karena ini adalah jam sibuk. Deringan itu pun berhenti sejak dua puluh tahun lalu, sejak wafatnya Ibu, yang kini aku rindukan. Lagi-lagi, aku terlambat menyadari, bahwa seharusnya di antara keegoisanku dalam hidup, kusisakan kepedulian untuk satu orang, yaitu ibuku. Seharusnya, aku tidak menjadikannya alasan untuk pergi dari Tanah Andalas. Usia 22 tahun bagaikan gerbang masuk dunia fantasi bagiku. Menjadi lulusan terbaik dari PTN ternama di Padang menbuatku merasa pintar dan sangat percaya diri. Namun, posisiku sebagai anak tertua di rumah yang tidak lagi berayah

ini membuatku merasa terbebani, sebab aku harus membantu Ibu menafkahi adik-adik. Fantasiku berkata bahwa aku bisa hidup lebih bahagia dari ini. Maka kuputuskan untuk bertolak ke Tanah Jawa. Tak perlu waktu lama, aku langsung mendapatkan pekerjaan dengan gaji memukau. Sejak saat itu, setiap honorku sampai di rekening, ambisiku semakin berapi-api. Sudah kubilang, bahwa aku ini sangat pintar. Ada segudang strategi untuk mengakali rekanku, bahkan atasanku di kantor demi meningginya jabatan. Aku tidak peduli meski harus dibenci pada akhirnya lantaran terlalu sibuk menghitung nominal yang dibutuhkan untuk impianku yang baru: membangun perusahaan sendiri. Alhasil, belasan tahun kemudian aku berhasil mewujudkannya. Lengkap, dengan ratusan karyawan yang tunduk kepadaku. Mengenai masa-masa ini, aku mengaku salah. Seharusnya, yang kucari adalah relasi, kawan, atau bahkan sahabat, bukannya keuntungan semata. Hari ini buktinya, tidak ada satu pun telepon atau pesan di ponsel dari

sekian banyak orang yang kukenal dahulu. Senja hari ini mulai tiba. Sama seperti hidupku, yang mungkin akan segera berakhir. Di tengah rintihan sendi-sendi yang semakin nyeri ini, aku menutup hari dengan kesadaran akan banyak hal. Bahwa seharusnya, kehidupan ini tidak kujalani hanya demi menghidupi hasratku seorang. Seharusnya, hak-hak orang lain atas diriku tidak kupatahkan begitu saja. Seharusnya, membahagiakan orang lain bisa menjadi salah satu kebahagiaan juga bagiku. Seharusnya. vidiast

meutia/MA


MEDIA

JULI

AESCULAPIUS

NOVEMBER-DESEMBER 2016

7

SEPUTAR KITA

Akupuntur Medik: Analgesik untuk Proses Persalinan Tusuk sedikit, nyeri terbirit-birit

A

tas dasar kepedulian pada kesehatan wanita di Indonesia, pada 22-23 Oktober 2016 lalu, Perhimpunan Dokter Spesialis Akupuntur Medik Indonesia (PDAI) menyelenggarakan Kongres Nasional (KONAS) PDAI VI yang bertajuk, “Integrating Medical Acupuncture in The Management of Women’s Health”. Acara tersebut terdiri dari Simposium dan Workshop yang masing-masing bertempat di dan RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Rangkaian acara dalam KONAS PDAI IV disusun demi bertambahnya pengetahuan dokter umum maupun spesialis akupuntur tentang potensi akupuntur medik dalam menangani masalah kesehatan wanita di Indonesia. Pada sesi simposium ke-3, Dr. Hasan Mihardja, M.Kes, SpAk(K) membawakan presentasi yang berjudul, “Acupuncture in Pregnancy: Inducing Labour and Relieving Pain.” Sebelum mengulas peran akupuntur medik dalam penanganan nyeri pada proses persalinan, Hasan terlebih dahulu memberikan penjelasan singkat mengenai akupuntur medik. “Ilmu kedokteran ini diadaptasi dari akupuntur klasik,” ujarnya. Meskipun berasal dari ilmu terapi tradisional, tambah Hasan, akupuntur medik sudah

studi tahun 2006 yang berhasil membuktikan efektivitas penggunaan elektroakupuntur. Penelitian tersebut menyatakan bahwa stimulasi pada dua titik akupuntur, yaitu SP6 dan LI4 dapat menurunkan rasa nyeri

disinergikan dengan ilmu kedokteran dan mengikuti prinsip ilmu kedokteran berbasis bukti. Oleh karenanya, bidang akupuntur medik kini mulai berkembang pesat di banyak negara maju di Amerika dan Eropa. Prinsip dasar berbagai macam teknik akupuntur adalah stimulasi titik-titik akupuntur yang memiliki hubungan persarafan dengan organ target. Prinsip yang sama juga berlaku dalam penanganan nyeri selama proses persalinan yang dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu dilatasi serviks dan bagian bawah uterus serta

INFO SPESIALISTIK

Dokter Spesialis Patologi Klinik FKUI-RSCM: Spesialis dengan Berbagai Kesempatan Karier

D

epartemen Patologi Klinik bisa wawancara, tes bahasa Inggris, dan tes dibilang mirip dengan Penyakit MMPI. Selain itu, diperlukan juga tes TOEFL Dalam, tetapi tidak memberikan dengan skor minimal 500. Jumlah residen terapi pada pasien. Kita belajar pengobatan yang diterima pertahunnya sangat variatif. bukan untuk mengobati, tetapi lebih untuk “Kita menjaga agar dalam setahun jumlah keperluan diagnosis dan pemantauan terapi,” PPDS-nya tidak terlalu banyak karena ujar dr. Ninik Sukartini, DMM, SpPK(K) stafnya juga terbatas. Kisarannya biasanya selaku Kepala Departemen Patologi Klinik sekitar 3-6 orang,” ujar Ninik. Lama masa FKUI-RSCM. Tak heran jika lulusan dokter pendidikannya adalah 8 semester. spesialis patologi klinik dicari di mana-mana. Untuk dapat lulus dari departemen Pasien dari dokter spesialis patologi klinik patologi klinik FKUI-RSCM, residen harus menderita berbagai penyakit dari berbagai melewati beberapa ujian kelulusan seperti macam departemen. ujian kelulusan institusi pendidikan dan Kesempatan karier dokter spesialis tesis penelitian. Setelah itu, terdapat ujian patologi klinik beragam. Ada yang board nasional yang diikuti oleh seluruh mengepalai laboratorium dan ada juga yang residen patologi klinik dari berbagai institusi lebih tertarik mempelajari manajemen. Hal pendidikan di Indonesia. Selama ini Ninik itulah yang menyebabkan banyak dokter belum menemukan ada residen yang tidak spesialis patologi klinik yang pada akhirnya dapat lulus ujian tersebut berkali-kali. menjadi direktur rumah sakit. Ninik juga menuturkan beberapa Persyaratan yang dibutuhkan untuk kesulitan untuk menjadi dokter spesialis mendaftar menjadi peserta pendidikan patologi klinik. Salah spesialis patologi klinik di FKUI-RSCM satunya adalah bagi cukup mudah. Para calon pendaftar beberapa dokter harus merupakan umum yang lulusan dokter baru lulus dan umum dan telah memutuskan menyelesaikan untuk mengabdi internshipdi daerah yang jauh nya. Setelah dari pusat dalam waktu mendaftar, yang lama umumnya akan peserta akan tertinggal update ilmu patologi dipanggil untuk klinik. Kesulitan dokter tersebut mengikuti tes dapat teratasi jika ia kembali masuk yang mempelajari perkembangan ilmu arlin/MA terdiri atas patologi klinik. levina tes tertulis, tes

peregangan dinding pelvis dan perineum. Karena merupakan kontributor terbesar nyeri pada persalinan, uterus dijadikan target untuk mengurangi nyeri. Salah satu teknik akupuntur yang terbukti efektif dalam menangani nyeri selama proses persalinan adalah dengan menggunakan elektroakupuntur. “Pada teknik ini, titik akupuntur dialiri listrik dengan frekuensi 2-100 Hz dan menggunakan jenis gelombang tertentu sebagai stimulator,” tutur Hasan. Dalam presentasinya, Hasan memaparkan sebuah

Buaian Dibalik...

SP6 terletak di dorsal tangan, tepatnya di antara tulang metakarpal 1 dan 2, sementara LI4 terletak di sisi medial dari tulang tibia. Stimulasi yang dimulai sejak persalinan kala I aktif pada kedua titik ini dapat meningkatkan koordinasi otot polos uterus sehingga terjadi kontraksi yang efektif. Berdasarkan penelitian tersebut pula, Hasan menegaskan bahwa tidak ada titik akupuntur yang dikontraindikasikan bagi wanita hamil. Pasalnya, titik SP6 dan LI4 sempat dianggap terlarang bagi wanita hamil. “Adapun yang perlu ditekankan adalah kehati-hatian dalam memilih teknik terapinya,” tambah Hasan. Selanjutnya, Hasan menutup presentasi dengan menampilkan studi pada hewan coba yang membuktikan keamanan terapi akupuntur medik pada wanita hamil. Atas buktibukti ilmiah yang telah dipaparkan, Hasan berharap terapi akupuntur dapat lebih dipertimbangkan sebagai salah satu tata laksana, terutama dalam menangani nyeri selama proses persalinan. vidiast

sambungan dari halaman 1

Di negara lain, misalnya Inggris dan Jerman, pemerintah memiliki peranan besar dalam regulasi praktik apotek online. Perizinan dinyatakan beres bila mereka mendapat persetujuan pemasangan logo pihak berwenang. Di samping itu, apotek ini hanya boleh dikelola oleh apoteker dengan surat izin praktik resmi sehingga standar pelayanan tetap terjamin. Sebagai kilas balik, tak dapat dipungkiri bahwa kemajuan teknologi sangat memudahkan manusia: cukup duduk di rumah, obat sampai dengan sendirinya. Akan tetapi, regulasi yang jelas tetap dibutuhkan agar dalam praktiknya apotek online tidak merugikan masyarakat. veronika, clara, camilla Revisi Suka Duka Edisi September – Oktober 2016 Temmy masuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada tahun 1997 dan lulus tahun 2003. Temmy dapat turut berkontribusi mengembangkan panduan nasional HIV di tingkat Jakarta, bukan panduan TB dan HIV.

tugas di rumah sakit untuk memberikan layanan kesehatan dan melatih petugas lokal.

FORMULIR BERLANGGANAN Saya yang bertandatangan di bawah ini, Nama: Pekerjaan: Alamat Lengkap (untuk pengiriman): Telepon/HP: Email: memohon untuk dikirimi Surat Kabar Media Aesculapius selama kurun waktu (beri tanda silang): 1. Enam edisi (GRATIS 1 edisi): Rp18.000,00 2. Dua belas edisi (GRATIS 2 edisi): Rp36.000,00 Biaya kirim ke luar pulau Jawa Rp5.000,00 per enam edisi. Cara pembayaran: 1. Wesel pos ke Redaksi MA FKUI 2. Transfer ke rekening Media Aesculapius di BNI Capem UI Depok No. 0006691592 Mohon untuk menyertakan bukti pembayaran baik bukti transfer maupun fotokopi wesel pos dengan formulir berlangganan ke MA.

( ) Nama Lengkap


82

NOVEMBER-DESEMBER 2016

MEDIA

AESCULAPIUS

SEREMONIA

Dies Natalis FFUI: Berkarya Memajukan Farmasi di Indonesia

Mandiri Jakarta Marathon 2016: Ajang Olahraga dan Promosi Pariwisata

levina/MA

dokumentasi panitia

P

, selaku guru besar Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (FFUI), tampak sedang menyampaikan orasi ilmiah berjudul “Peran Perguruan Tinggi dalam Mendukung Riset Bahan Baku Penolong (Eksipien) untuk Membantu Industri Farmasi.” Orasi ilmiah tersebut berlangsung pada hari Selasa, 29 November 2016 di Auditorium gedung Rumpun Ilmu Kesehatan, Kampus UI, Depok, dalam acara Dies Natalis FFUI yang ke-5. vidiast

T

ahun ini, Jakarta Marathon kembali diadakan pada 23 Oktober 2016. Acara yang merupakan hasil kerja sama dengan Kementerian Pariwisata Republik Indonesia dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ini merupakan penyelenggaraan ke-4 dengan Bank Mandiri sebagai sponsor utama. Walaupun hari hujan, peserta tetap bersemangat berkumpul di Lapangan Silang Monas Jakarta dan acara dimulai tepat pada pukul 05.00 WIB. Rute lari marathon meliputi kawasan pariwisata Jakarta, seperti Kota Tua, Gereja Katedral, Masjid Istiqlal, dan kawasan Bundaran Hotel Indonesia. levina

SENGGANG

Superhero Beraksi Di antara kerumunan mahasiswa yang sedang menonton pertandingan basket di lapangan kampus, tiba-tiba ada orang berkostum Kamen Raider yang lewat dan mendadak menjadi pusat perhatian

P

emandangan demikian sudah sering terjadi di kampus Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Sosok dibalik kostum kamen raider tersebut rupanya adalah dr. Fahmi Radityamurti. Bagi Fahmi, pengalaman seperti itu bukanlah hal baru karena tampil dengan kostum demikian sudah menjadi bagian dari kesehariannya. Ia bahkan pernah mencoba iseng mengenakan kostum robot lalu naik Transjakarta. Tentu saja saat itu ia langsung menjadi pusat perhatian dan diajak berfoto oleh para penumpang. Namun bukannya malu, Fahmi justru ketagihan! Fahmi adalah penggemar karakterkarakter dengan genre tokusatsu. Maksud genre ini adalah karakter yang pembuatan dengan aliran genre tersering adalah awam lebih mengenal tokusatsu sebagai pahlawan super dari Jepang. Beberapa di antaranya tentunya sudah tidak asing di telinga, seperti Kamen Raider, Power Rangers, dan Ultraman. Berangkat dari kesukaan akan tokohtokoh pahlawan super Jepang di masa kecilnya, Fahmi kemudian diajak oleh temannya ke sebuah acara bernuansa Jepang pada tahun 2009. Pada saat itulah pria kelahiran Nganjuk, 19 November 1990 ini pertama kali berkenalan dengan dunia

cosplay (bermain kostum). Ia sangat terkesan dan menurutnya bisa melakukan cosplay adalah hal yang keren. Bagi Fahmi, hobi cosplay itu bagaikan impian masa kecil yang menjadi kenyataan karena dapat merasakan menjadi “pahlawan super” sesaat. Pada awal 2010, Fahmi akhirnya mencoba melakukan cosplay pertamanya. “Saat itu rasanya menyenangkan sekali. Saya banyak diajak berfoto, terutama oleh anakanak. Ada juga ibu-ibu dan gadis-gadis muda yang juga berfoto dengan saya,” kenang Fahmi bangga. Dibalik hobi uniknya tersebut, ternyata ada juga hal tidak menyenangkan yang dialaminya saat itu. Sebagai orang yang baru pertama kali cosplay, Fahmi lupa bahwa ia tidak bisa mengenakan kacamatanya saat sedang memakai kostum di kepalanya. “Kalau pakai kacamata, helmnya menjadi tidak muat. Jadi waktu itu buka kacamata dan gak bisa lihat deh mata saya yang minus delapan ini,” ujar Fahmi seraya tertawa miris. Ia pun terpaksa harus dituntun oleh temannya sepanjang acara. Pengalaman itu akhirnya mendorong Fahmi menggunakan lensa kontak terutama saat ingin melakukan cosplay. Fahmi rutin melakukan cosplay dalam berbagai kesempatan, mulai dari acaraacara pentas seni di SMA dan universitas di Jakarta hingga saat sedang mengikuti bakti sosial. Ia juga rutin ikut acara besar seperti

dokumentasi pribadi

Battle of The Toys Jakarta, Jakarta Toys Fair, HelloFest Anima Expo, dan sebagainya. Selama melakukan kegemarannya itu, Fahmi kerap menghadapi tantangan, terutama karena ada tuntutan studi dan penolakan orangtuanya karena cosplay terkesan aneh bagi mereka. Namun dengan kegigihan dalam meyakinkan orangtuanya, akhirnya ia mendapatkan izin karena melalui hobinya ini Fahmi juga bisa mendapatkan uang. Hingga saat ini, Fahmi sudah memiliki 26 kostum cosplay dengan tema yang berbeda-beda.

Hobi cosplay ini dilakukan murni untuk kesenangan pribadi sehingga Fahmi tidak ikut kompetisi. Biarpun demikian, pada akhir Oktober 2014 lalu, Fahmi sempat mengikuti audisi untuk menjadi karakter Ultraman. Karakter Ultraman, terutama Ultraman Tiga merupakan salah satu favoritnya. Fahmi berharap nantinya bisa tetap melakukan cosplay, bahkan setelah nanti sudah menjadi profesor. edwin


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.