5 minute read

Gangguan pemusatan perhatian dan hiperak

KONSULTASI

Lebih Jauh Mengenal Hand, Foot, and Mouth Disease

Advertisement

Meskipun terdengar asing, hand, foot, and mouth disease tak dapat disepelekan. Lantas, bagaimana tata laksana penyakit ini?

Pertanyaan: “Akhir-akhir ini, hand-foot-and mouth disease (HFMD) atau flu Singapura sering ditemukan pada pasien anak. Kapankah pasien HFMD perlu dirujuk?” - dr. A, Jakarta

Hand-foot-mouth disease (HFMD) atau penyakit tangan, kaki, dan mulut merupakan suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus. Sebagian besar masyarakat mengenal penyakit ini dengan sebutan flu Singapura. Sejumlah enterovirus diketahui menjadi penyebab HFMD. Di Indonesia sendiri, virus Coxsackie A dipercaya sebagai penyebab HFMD tersering. Virus lain yang dapat menyebabkan HFMD adalah human enterovirus 71 (HE71). Virus HE71 mampu memicu HFMD yang lebih berat, sedangkan virus Coxsackie A umumnya menimbulkan gejala yang relatif ringan.

HFMD merupakan penyakit infeksi yang umum ditemukan pada anak berusia di bawah 10 tahun. HFMD tersebar ke seluruh belahan dunia tanpa kecenderungan pada daerah dengan iklim tertentu. Penularan HFMD diperantarai oleh droplet saluran pernapasan. Anak sering kali tertular HFMD dari teman sebayanya di sekolah ataupun tempat penitipan anak. Sebenarnya, orang dewasa dengan kekebalan tubuh lebih kuat juga dapat terinfeksi virus penyebab HFMD, tetapi gejala yang muncul biasanya lebih ringan atau bahkan tidak memicu gejala apapun.

HFMD pada anak ditandai dengan gejala demam, tidak enak badan, dan penurunan nafsu makan yang diikuti dengan blister pada langitTIPS DAN TRIK

langit rongga mulut. Blister atau bintik-bintik merah juga akan muncul pada daerah telapak kaki, telapak tangan, dan bokong.

Selain gejala ringan yang disebutkan di atas, HFMD juga dapat menimbulkan komplikasi berat, seperti meningitis dan pneumonia. Meningitis dapat terjadi dengan manifestasi klinis berupa kejang dan penurunan kesadaran. Meningitis dan pneumonia akibat HFMD dapat berakibat fatal hingga berujung pada kematian. Untungnya, kedua komplikasi tersebut sangat jarang terjadi.

Terapi yang diberikan pada pasien HFMD merupakan terapi simtomatik karena HFMD merupakan self-limiting disease atau dapat sembuh sendiri tanpa VDNLQDK0$ meninggalkan bekas dengan mengandalkan imunitas pasien. Dokter umum dapat memberikan edukasi kepada orang tua pasien terkait hal tersebut. Pasien disarankan untuk makan dan minum yang cukup dan bergizi. Pasien boleh mandi menggunakan air mengalir dan sabun mandi apabila tidak demam.

Pasien HFMD perlu dirujuk ke rumah sakit apabila mengalami gejala berupa hiperpireksia (demam tinggi), tidak mau makan dan minum yang dikhawatirkan akan menyebabkan dehidrasi, penurunan kesadaran serta kejang. Penanganan segera perlu diberikan untuk mencegah komplikasi yang lebih parah.

Karena penyakit ini sangat menular, pasien disarankan untuk mengisolasi diri selama tujuh hari. Hal ini dilakukan untuk mencegah komplikasi akibat infeksi penyakit lain dan mencegah penularan ke orang lain. Sejauh ini, belum ada vaksin yang dapat mencegah HFMD mengingat penyakit ini dapat disebabkan oleh berbagai macam virus. Anak yang pernah terjangkit penyakit HFMD pun dapat kembali terinfeksi oleh virus lain penyebab HFMD. Satu-satunya cara terbaik untuk mencegah HFMD adalah dengan membiasakan gaya hidup bersih dan sehat pada anak, antara lain mencuci tangan secara rutin terutama sebelum makan dan saat tangan kotor, menerapkan etika batuk dan bersin dengan benar, dan mengurangi kebiasaan menyentuh area wajah. Pada tempattempat yang rentan terhadap penularan, seperti tempat penitipan anak ataupun sekolah, pembersihan objek-objek yang sering disentuh secara rutin dapat mencegah penularan HFMD.

HFMD merupakan penyakit infeksi virus ringan yang umum terjadi pada anak. Penyakit ini merupakan self-limiting disease, tetapi apabila terjadi komplikasi berat, pasien perlu

Narasumber Prof. Dr. dr. Hindra Irawan Satari, Sp.A(K),MTropPaed Guru Besar Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUIRSCM No. telp : 0816988186 Email : hsatari@ikafkui.net

dirujuk ke rumah sakit. Langkah terbaik dalam pencegahan HFMD ialah menerapkan gaya hidup bersih dan sehat. Terakhir, pastikan pasien HFMD mengisolasi diri selama tujuh hari agar tidak menularkan penyakit ke orang yang berada di sekitarnya mengingat HFMD sangat infeksius.

Kirimkan pertanyaan Anda seputar medis ke redaksima@yahoo.co.id Pertanyaan Anda akan dijawab oleh narasumber spesialis terpercaya.

amanda

Tepat dan Cermat Deteksi Efusi Sendi Lutut

Lutut bengkak bisa menjadi tanda efusi. Mari simak metode deteksinya!

Efusi sendi lutut adalah penumpukan cairan di dalam atau sekitar ruang sendi lutut. Trauma, peradangan, infeksi, dan ekstensi. Selanjutnya, tangan kiri pemeriksa diletakkan di atas sendi lutut pasien dan dilakukan penekanan pada suprapatellar pouch adalah meletakkan ibu jari dan telunjuk tangan kanan di kedua sisi patella. Setelah itu, tangan kanan pemeriksa menekan suprapatellar pouch gangguan degeneratif, baik yang bersifat akut atau gerakan seperti mendorong (milking) ke arah femur. Apabila terdapat efusi sendi, maupun kronis dapat menyebabkan cairan ke akan terjadi ejeksi cairan atau ‘ballooning’ ke efusi sendi lutut. Deteksi efusi area sebelah patella di bawah ibu jari dan sendi lutut secara tepat dan telunjuk tangan kanan. Efusi mayor akan cermat perlu dilakukan agar semakin jelas apabila cairan yang teraba tata laksana yang diberikan tersebut dapat didorong kembali ke arah sesuai dengan kondisi pasien. suprapatellar pouch.

Pemeriksaan efusi Pemeriksaan lain yang bisa sendi lutut dimulai dengan dilakukan untuk mendeteksi adanya anamnesis yang lengkap efusi sendi mayor adalah balloting the mengenai keluhan utama dan patella. Metode ini dikerjakan dengan riwayat kondisi pasien yang menekan suprapatellar pouch dan berisiko menyebabkan efusi. melakukan ‘ballotte’ atau mendorong Setelah itu, pemeriksaan patella dengan tajam ke arah femur. Apabila fisik dapat dimulai teraba aliran cairan balik ke suprapatellar dengan menginspeksi area pouch, artinya terdapat efusi sendi mayor. sekitar sendi lutut. Apabila Anamnesis dan pemeriksaan fisik dari inspeksi dijumpai dinilai sudah cukup untuk mendeteksi efusi pembengkakan lutut, pasien dapat aqilla/MA sendi lutut. Deteksi efusi minor dilakukan dicurigai mengalami efusi sendi lutut. Langkah dengan bulge sign, sementara efusi mayor selanjutnya adalah melakukan palpasi pada arah bawah. Setelah itu, jari-jari pemeriksa dideteksi dengan balloon sign dan balloting the sendi lutut. Terdapat tiga jenis pemeriksaan melakukan dorongan dari arah medial sendi patella. Jika terdapat kecurigaan efusi sendi yang bisa digunakan untuk mendeteksi adanya lutut sehingga cairan bergerak ke arah lateral. minor, tetapi masih ragu setelah melakukan penumpukan cairan di sendi lutut, yaitu bulge Langkah terakhir yaitu mengetuk sendi lutut dari pemeriksaan fisik, modalitas lain seperti USG sign, balloon sign, dan balloting the patella. arah tepi lateral patella dan mendeteksi adanya dapat digunakan sebagai uji konfirmasi.

Pemeriksaan bulge sign dilakukan aliran cairan atau tonjolan di arah medial antara safety untuk mendeteksi adanya efusi sendi minor. patella dan tulang femur. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara Pemeriksaan balloon sign dilakukan untuk memosisikan sendi lutut pasien dalam keadaan mendeteksi efusi sendi mayor. Langkah pertama

JASA TERJEMAHAN DAN PEMBUATAN BUKU

Kabar Gembira! Media Aesculapius menyediakan jasa terjemahan Indonesia-Inggris dan Inggris-Indonesia dengan waktu pengerjaan singkat (3 x 24 jam) serta hasil terjamin.

Kami juga menyediakan jasa ODMXTRTM@MATJTX@MFR@MF@SkDJRHADK baik dalam hal desain cover dan isi, ukuran dan tebal buku, maupun gaya penulisan termasuk menyunting tulisan anda. Tak terbatas hingga penyusunan saja, kami siap melayani distribusi buku anda.

Adapun buku yang pernah kami buat: ATJTAHNFQ@jSNJNG ATJTODLDQHJR@@M jRHJADQA@F@HCDO@QSDLDM ATJTITQM@K  dan Kapita Selekta Kedokteran.

This article is from: