8 minute read

Gangguan kepribadian dengan ciri merasa

ADVERTORIAL

Propeller Health Sensor: Teknologi Digital dalam Sebuah Inhaler

Advertisement

Tahukah Anda bahwa saat ini tengah dikembangkan teknologi yang bisa mengatur dosis obat dan mencatat pemakaian inhaler secara otomatis?

Asma termasuk salah satu penyakit yang sulit disembuhkan, tetapi sangat mungkin dikontrol. Penderita asma biasanya akan mendapatkan obat melalui inhaler untuk mengontrol serangan asma. Inhaler bisa dikatakan cukup praktis dan sangat membantu penderita asma. Sayangnya, sering kali kepatuhan pasien terhadap penggunaan inhaler masih belum optimal. Selain itu, pengaturan dosis inhalasi secara tepat dan pelaporan terkait penggunaan inhaler masih sulit dikonfirmasi karena bergantung pada subjektivitas pasien. Alih-alih meredakan gejala asma, penggunaan inhaler tanpa kontrol yang baik justru memperburuk kondisi pasien.

Berangkat dari masalah tersebut, para ilmuwan membuat terobosan baru yang disebut propeller health sensor system. Konsep ini mengaplikasikan digital monitoring dengan tujuan memudahkan pengguna inhaler seharihari. Inhaler yang telah dimodifikasi dinilai lebih unggul dibandingkan inhaler konvensional. Hal tersebut dijelaskan dalam publikasi review klinis oleh Chan, dkk. di tahun 2015.

Teknologi ini mampu menampilkan data real-time terkait waktu dan lokasi penggunaan inhaler. Data yang ada dapat dikirimkan secara langsung melalui aplikasi khusus. Dengan demikian, tenaga kesehatan yang menangani pasien mampu memantau frekuensi penggunaan alat. Pemantauan tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu bentuk follow-up pasien.

Teknologi ini juga menyediakan fitur pengingat bagi penggunanya. Dokter yang menangani pasien dapat mengatur notifikasi pada kondisi tertentu, misalnya ketika kondisi pasien memburuk. Dengan begitu, pasien bisa mendapatkan arahan yang lebih jelas terkait langkah yang harus diambil. Yang tidak kalah canggihnya, teknologi ini juga dilengkapi fitur penggambaran kondisi sekitar. Propeller health sensor system mampu menampilkan kondisi geografis dan lingkungan di sekitar pasien. Data tersebut meliputi suhu lingkungan maupun kelembapan relatif suatu wilayah.

Inhaler berteknologi canggih ini telah mendapatkan persetujuan dari organisasi Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat. Sayangnya, teknologi ini masih belum sempurna mengingat kemungkinan terjadinya kesalahan penghitungan jumlah pemakaian masih ada. Kesalahan tersebut dapat bersifat over-recording maupun under-recording yang umumnya disebabkan oleh sensitivitas sensor yang kurang optimal. Aplikasi inhaler yang dilengkapi teknologi propeller health sensor system pernah dilakukan oleh gita/MA Merchant, dkk. di tahun 2018. Mereka mengumpulkan sebanyak 207 orang pengguna inhaler berusia 12 tahun keatas. Semua pengguna diminta menggunakan inhaler elektronik dengan fitur tersebut dalam kurun waktu 12 bulan pengobatan. Di akhir penelitian, pengguna diminta menilai kepuasan mereka terhadap fitur inhaler tersebut.

Hasilnya, 70 dari 89 orang responden merasa sangat puas terhadap teknologi baru

Mendatar

5. Gangguan isi pikir berupa impuls terus-menerus terhadap suatu hal 7. Kepercayaan palsu yang menetap, tidak sesuai dengan fakta dan “aneh” 10. Gangguan stres pasca trauma 11. Kejang berulang 12. Ketakutan irasional yang jelas, menetap, dan berlebihan terhadap sesuatu 13. Berdebar-debar, pusing mendadak, sulit bernapas, kesemutan, dan sakit dada mendadak tanpa faktor pencetus

Menurun

1. Gangguan kepribadian dengan ciri berpakaian berlebihan untuk menarik perhatian 2. Gangguan mood dengan gejala gangguan tidur, nafsu makan menurun, hilang energi dan konsentrasi serta keinginan untuk mengakhiri hidup 3. Ganguan perilaku berupa tindakan berulang-ulang yang terlihat bermakna 4. Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas 6. Gangguan kepribadian dengan ciri merasa dirinya sangat penting 8. Gangguan mood dengan episode manik dan depresi yang berulang 9. Gangguan fungsi kognitif yang progresif dan tidak reversibel

tersebut. Bahkan, mayoritas pasien merasa teknologi tersebut tidak membutuhkan adanya perbaikan. Sekitar 4% responden hanya menyarankan penambahan daya tahan baterai yang digunakan pada alat tersebut agar dapat lebih praktis digunakan. Secara umum, responden mengaku sangat terbantu karena mereka bisa meningkatkan kewaspadaan dalam pemakaian inhaler, memperluas wawasan melalui informasi edukatif yang dimunculkan pada aplikasi serta mampu melihat seberapa baik kontrol penyakit yang mereka derita.

Alat yang terbilang canggih ini masih belum dikembangkan di Indonesia. Dapat dipahami bahwa pengembangan teknologi baru tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Akan tetapi, alat tersebut bisa menjadi inspirasi terutama bagi para ilmuwan dan tenaga kesehatan Indonesia untuk mengembangkan teknologi kesehatan berbasis monitoring terhadap pasien. Monitoring yang baik diharapkan mampu membantu dokter dalam

SEGAR

Serba-Serbi Gangguan Psikis

menentukan prognosis pasien. leo

JASA PEMBUATAN SYMPOSIUM HIGHLIGHT

Media Aesculapius menyediakan jasa pembuatan Symposium Highlight. Symposium highlight adalah peliputan sebuah seminar atau simposium, yang kemudian hasilnya akan dicetak dalam sebuah buletin, untuk dibagikan pada peserta seminar. Simposium yang telah kami kerjakan antara lain PIT POGI 2010, ASMIHA 2011, ASMIHA 2016, ASMIHA 2017, JiFESS 2016, JiFESS 2017, ASMIHA 2018, AFCC-ASMIHA 2019 dan lain-lain.

Hubungi Hotline MA: 0896-70-2255-62 (SMS/Whatsapp)

SUARA MAHASISWA

Covid-19: Menatap Kehidupan dari Sudut Pandang Baru

Pandemi Covid-19 terus bergulir dan kian mengkhawatirkan. Jumlah pasien positif Covid-19 terus bertambah setiap harinya, begitu pun jumlah pasien yang meninggal. Dari segi sosial ekonomi, dampak yang ditimbulkan tak kalah mengerikan. Tak ayal jika keadaan ini menimbulkan kepanikan publik. Mulai dari tenaga kesehatan yang rela meregang nyawa sebagai garda terdepan penanganan, pemerintah yang tampak kebingungan menentukan jalan keluar, para akademisi yang terus mengkaji serta mendesak keseriusan pemerintah, hingga masyarakat yang sepertinya sudah kehilangan kepercayaan pada pemangku kebijakan. Di tengah carut-marutnya situasi tersebut, sejumlah pelajaran berharga yang sarat untuk diketahui dapat dipetik.

Budaya gotong-royong kian lama kian memudar di era globalisasi ini. Berkaca dari kehidupan sebelum pandemi Covid-19 melanda, waktu yang diluangkan untuk berkumpul bersama keluarga semakin berkurang akibat kesibukan masingmasing individu yang tak dapat ditinggalkan. Saat berkumpul sekalipun, sering kali setiap orang sibuk dengan gawainya. Namun, saat kebijakan “physical distancing”diterapkan, semua orang begitu risau dan gelisah seperti kehilangan sesuatu yang sangat berharga. Pengalihan seluruh kegiatan berkumpul dan tatap muka menjadi kegiatan komunikasi jarak jauh menegaskan kesimpulan bahwa meskipun individualisme semakin menonjol, manusia tetaplah makhluk sosial yang sangat butuh untuk bersosialisasi.

Dua tahun menjalin hubungan spesial bersama seseorang mengajarkanku berbagai hal. Awalnya, aku tidak begitu memedulikan kehadirannya namun entah bagaimana dia berhasil membuatku sangat peduli. Dia sukses besar membawaku ke dalam dekapan eratnya berulang kali sampai aku percaya bahwa pelukannya adalah salah satu tempatku berpulang.

Dia mendekatiku dengan buaian katakata manis yang dibalut rasa percaya diri yang besar. Lalu, ia mengajakku bepergian berdua untuk memberitahuku tentang dunianya lebih lanjut, lebih dalam, dan lebih akrab. Ia terusmenerus memperkenalkanku tentang dirinya— keluarganya, cita-citanya, dan kisah hidupnya.

Tanpa sadar, mataku mulai risau mencari kehadirannya. Senyumku mulai merekah setiap kali ia hadir dalam pikiranku. Jantungku berdetak sedikit lebih kencang di kala berdua bersamanya. Ah, sungguh memalukan! Padahal ia bukan cinta pertamaku. Namun, aku merasakan seluruh perasaan yang tumbuh ini sama seperti kali pertama dimabuk cinta. Aku pun menyambutnya dengan diriku yang apa adanya—menunjukkan diriku sesungguhnya tanpa ada yang disembunyikan. Kemudian, aku mendemonstrasikan kebiasaan burukku satu per satu sembari menantang dirinya. “Apakah ia tetap mau denganku?”pikirku. Ternyata, ia memang penuh kejutan! Ia tetap bertahan di

Bisakah kita menjawab tantangannya?

Beragam reaksi masyarakat kemudian bermunculan, seperti tindakan saling menyalahkan atau justru pasrah menyikapi keadaan. Sejumlah warganet menyudutkan Tiongkok karena dituduh sebagai “biang kerok”

WDQLD0$

penyebaran virus corona. Tak sedikit pula yang menyalahkan pemerintah karena dianggap terlalu santai dalam menangani pandemi. Sementara itu, ojek online, pedagang kaki lima, dan pelaku bisnis usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) harus pasrah menelan kerugian besar. Meskipun demikian, di tengah riuhnya aksi saling lempar tanggung jawab, tak sedikit masyarakat yang sampingku. Kebahagiaanku kian tak terbendung karena ia mau menerimaku dengan seluruh kekuranganku.

Akhirnya, kuberanikan diri untuk menggenggam tangannya erat. Kubulatkan tekad untuk mengenal dan menyayangi dirinya lebih hebat lagi. Tak lama, aku disuguhkan dengan lebih banyak hal menakjubkan di luar ekspektasiku. Apakah kalian ingin tahu? Aku hafal betul aroma tubuhnya, kehangatannya, dan dekapan eratnya. Aku tahu persis rasanya disayang, dicintai, diperhatikan, dan diperlakukan begitu berharganya.

Sejak saat itu, aku merasa seperti perempuan paling bahagia di dunia. Bagaimana tidak? Aku memiliki tambatan hati berwajah rupawan, akal cemerlang, dan senantiasa memperlakukanku dengan baik. Oh, indahnya duniaku!

Waktu terus bergulir. Semakin lama, sisi lain darinya kian tampak dan membuatku tidak percaya diri untuk mencintainya. Apakah kalian bisa menebaknya? Hawa nafsu seksual yang begitu liar. Sisi yang baru ia tunjukkan tersebut membuatku tercengang sampai hatiku gundah berhari-hari dibuatnya.

Tentu saja bukan karena aku polos dan tak mengerti apa-apa. Sejatinya, kenyataan ini bertentangan dengan prinsip yang kupegang erat selama ini. Aku sempat berpikir, “Apa aku sudahi saja?” Akan tetapi, hatiku terus mengelak justru menunjukkan reaksi positif dengan memberikan harapan bahwa semua masalah pasti akan berlalu. Pandemi memang berhasil memisahkan masyarakat satu sama lain secara fisik tetapi tidak secara spiritual. Hal tersebut dapat disaksikan di Cina, setiap orang saling meneriakkan semangat satu sama lain melalui atap dan jendela rumah mereka. Isolasi mandiri tidak menjadi penghalang untuk tetap menyatukan harapan agar pandemi segera usai dan semua orang bisa kembali beraktivitas seperti sediakala. Tidak hanya tentang persamaan visi, pandemi ini juga mengajarkan tentang aksi kebaikan yang menunjukkan bahwa rasa kepedulian itu masih ada. Kepedulian terhadap kesehatan diri dan lingkugan sekitar dapat diwujudkan dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Kepedulian juga dapat tergambar dari begitu banyaknya kegiatan penggalangan dana, bahan makanan, dan alat pelindung diri (APD) untuk membantu tenaga kesehatan sebagai garda terdepan. Semuanya itu dilakukan tanpa mengharapkan imbalan melainkan didasari kesatuan tujuan agar masa kelam ini segera berlalu.

Akan tetapi, tanpa disadari pandemi Covid-19 turut mempertontonkan segala keburukan yang harus dihadapi Indonesia. Adapun kekurangan tersebut, meliputi kurangnya kualitas sistem pelayanan kesehatan, rentannya UMKM, rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah, dan kondisi akibat rasa cintaku masih sangat besar untuknya. Lalu, sosok dalam diriku bergejolak, turut bergabung dalam diskusi ini. Betul! Sang hawa nafsu dalam tubuhkulah yang mengguncang prinsipku—sampai semuanya rontok—sembari membisikkan, “Toh, kamu juga menikmatinya.” Bisikan tersebut membuatku tidak berpikir panjang. Kemudian, warna baru tergores dalam kanvas hubunganku dengan dirinya—gejolak dan gairah baru.

Seiring hadirnya gairah baru dalam hubungan ini, aku mulai menyadari satu hal. Aku semakin kehilangan diriku. Apakah cinta membuatku menjadi pribadi yang berbeda? Apakah cinta tentang kompromi dan menggugurkan prinsip?

Aku rasa jawabannya adalah tidak. Aku pun memberanikan diri untuk menolaknya. Syukurlah, ia menerima penolakan tersebut lalu mengecup bibirku dengan lembut. Tidak ada amarah tergambar dari raut wajahnya. Ia kembali terkadang rindu menyambar kami berdua.

Christopher Christian FKUI 2018 Kepala Departemen Kajian dan Strategi BEM FKUI 2020

masyarakat yang cenderung terlalu fokus pada urusan masing-masing hingga tidak memedulikan orang lain. Covid-19 memberikan evaluasi sekaligus tantangan bagi umat manusia untuk bersatu dalam menyelesaikan masalah. Saya berharap semoga seluruh kalangan dapat menjawab tantangan tersebut demi menuntaskan penanggulangan pandemi Covid-19, baik di Indonesia maupun dunia. Semoga semangat persatuan yang berhasil dipupuk selama masa pandemi ini dapat terus terpatri dan melekat dalam keseharian masyarakat Indonesia bahkan

KOLUM

Tentang Cinta: Mencinta, Dicinta, dan Bercinta

Sungguh berjuta rasanya

seperti dirinya di awal hubungan ini, meskipun jessica/MA hingga pandemi ini usai. kareen

Aku sangat bersyukur dapat dipertemukan dengannya. Ia membuatku merasakan kasih sayang dan cinta yang tulus. Aku sering menyelami berbagai bentuk kebahagiaan karenanya. Namun, hal yang perlu digarisbawahi adalah ia menyadarkanku bahwa cinta tidak seharusnya membuatku kehilangan diriku—dan tidak semua orang mengetahui hal itu. gaby

This article is from: