MEDIA
AESCULAPIUS
ILMIAH POPULER
MEI - JUNI 2020
5
ADVERTORIAL
Propeller Health Sensor: Teknologi Digital dalam Sebuah Inhaler Tahukah Anda bahwa saat ini tengah dikembangkan teknologi yang bisa mengatur dosis obat dan mencatat pemakaian inhaler secara otomatis?
A
sma termasuk salah satu penyakit yang sulit disembuhkan, tetapi sangat mungkin dikontrol. Penderita asma biasanya akan mendapatkan obat melalui inhaler untuk mengontrol serangan asma. Inhaler bisa dikatakan cukup praktis dan sangat membantu penderita asma. Sayangnya, sering kali kepatuhan pasien terhadap penggunaan inhaler masih belum optimal. Selain itu, pengaturan dosis inhalasi secara tepat dan pelaporan terkait penggunaan inhaler masih sulit dikonfirmasi karena bergantung pada subjektivitas pasien. Alih-alih meredakan gejala asma, penggunaan inhaler tanpa kontrol yang baik justru memperburuk kondisi pasien. Berangkat dari masalah tersebut, para ilmuwan membuat terobosan baru yang disebut propeller health sensor system. Konsep ini mengaplikasikan digital monitoring dengan tujuan memudahkan pengguna inhaler seharihari. Inhaler yang telah dimodifikasi dinilai lebih unggul dibandingkan inhaler konvensional. Hal tersebut dijelaskan dalam publikasi review klinis oleh Chan, dkk. di tahun 2015. Teknologi ini mampu menampilkan data real-time terkait waktu dan lokasi penggunaan inhaler. Data yang ada dapat dikirimkan secara langsung melalui aplikasi khusus. Dengan demikian, tenaga kesehatan yang menangani
pasien mampu memantau frekuensi penggunaan alat. Pemantauan tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu bentuk follow-up pasien. Teknologi ini juga menyediakan fitur pengingat bagi penggunanya. Dokter yang menangani pasien dapat mengatur notifikasi pada kondisi tertentu, misalnya ketika kondisi pasien memburuk. Dengan begitu, pasien bisa mendapatkan arahan yang lebih jelas terkait langkah yang harus diambil. Yang tidak kalah canggihnya, teknologi ini juga dilengkapi fitur penggambaran kondisi sekitar. Propeller health sensor system mampu menampilkan kondisi geografis dan lingkungan di sekitar pasien. Data tersebut meliputi suhu lingkungan maupun kelembapan relatif suatu wilayah. Inhaler berteknologi canggih ini telah mendapatkan persetujuan dari organisasi Food and Drug Administration (FDA) Amerika
Serikat. Sayangnya, teknologi ini masih belum sempurna mengingat kemungkinan terjadinya kesalahan penghitungan jumlah pemakaian masih ada. Kesalahan tersebut dapat bersifat over-recording maupun under-recording yang umumnya disebabkan oleh sensitivitas sensor yang kurang optimal. Aplikasi inhaler yang dilengkapi teknologi propeller health sensor system pernah dilakukan oleh Merchant, dkk. di tahun 2018. gita/MA Mereka mengumpulkan sebanyak 207 orang pengguna inhaler berusia 12 tahun keatas. Semua pengguna diminta menggunakan inhaler elektronik dengan fitur tersebut dalam kurun waktu 12 bulan pengobatan. Di akhir penelitian, pengguna diminta menilai kepuasan mereka terhadap fitur inhaler tersebut. Hasilnya, 70 dari 89 orang responden merasa sangat puas terhadap teknologi baru
tersebut. Bahkan, mayoritas pasien merasa teknologi tersebut tidak membutuhkan adanya perbaikan. Sekitar 4% responden hanya menyarankan penambahan daya tahan baterai yang digunakan pada alat tersebut agar dapat lebih praktis digunakan. Secara umum, responden mengaku sangat terbantu karena mereka bisa meningkatkan kewaspadaan dalam pemakaian inhaler, memperluas wawasan melalui informasi edukatif yang dimunculkan pada aplikasi serta mampu melihat seberapa baik kontrol penyakit yang mereka derita. Alat yang terbilang canggih ini masih belum dikembangkan di Indonesia. Dapat dipahami bahwa pengembangan teknologi baru tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Akan tetapi, alat tersebut bisa menjadi inspirasi terutama bagi para ilmuwan dan tenaga kesehatan Indonesia untuk mengembangkan teknologi kesehatan berbasis monitoring terhadap pasien. Monitoring yang baik diharapkan mampu membantu dokter dalam menentukan prognosis pasien. leo
SEGAR
Serba-Serbi Gangguan Psikis Mendatar 5. Gangguan isi pikir berupa impuls terus-menerus terhadap suatu hal 7. Kepercayaan palsu yang menetap, tidak sesuai dengan fakta dan “aneh� 10. Gangguan stres pasca trauma 11. Kejang berulang 12. Ketakutan irasional yang jelas, menetap, dan berlebihan terhadap sesuatu 13. Berdebar-debar, pusing mendadak, sulit bernapas, kesemutan, dan sakit dada mendadak tanpa faktor pencetus Menurun 1. Gangguan kepribadian dengan ciri berpakaian berlebihan untuk menarik perhatian 2. Gangguan mood dengan gejala gangguan tidur, nafsu makan menurun, hilang energi dan konsentrasi serta keinginan untuk mengakhiri hidup 3. Ganguan perilaku berupa tindakan berulang-ulang yang terlihat bermakna 4. Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas 6. Gangguan kepribadian dengan ciri merasa dirinya sangat penting 8. Gangguan mood dengan episode manik dan depresi yang berulang 9. Gangguan fungsi kognitif yang progresif dan tidak reversibel
JASA PEMBUATAN SYMPOSIUM HIGHLIGHT
Media Aesculapius menyediakan jasa pembuatan Symposium Highlight. Symposium highlight adalah peliputan sebuah seminar atau simposium, yang kemudian hasilnya akan dicetak dalam sebuah buletin, untuk dibagikan pada peserta seminar. Simposium yang telah kami kerjakan antara lain PIT POGI 2010, ASMIHA 2011, ASMIHA 2016, ASMIHA 2017, JiFESS 2016, JiFESS 2017, ASMIHA 2018, AFCC-ASMIHA 2019 dan lain-lain.
Hubungi Hotline MA: 0896-70-2255-62 (SMS/Whatsapp)