Bestari edisi 349 septembar 2017

Page 1

7 1 0 2 a Pesmab Tanamkan Semangat

ISSN:0215-206X

STT:SK Menpen No.1147/SK/Ditjen PPG/STT/1987 Tgl.27 Oktober 1987

No. 349/TH.XXX/September/2017

Wujudkan Peningkatan Kualitas Ners Melalui Peminatan Hal. 3

Hargai Proses

Bukan Sekadar Hasil Hal. 9


2

No. 349/TH.XXX/September/2017

Jendela

BESTARI

SALAM REDAKSI Semangat Baru Generasi Kampus Putih Alhamdulillah, rasa syukur kami ucapkan atas segala limpahan rahmat Allah SWT. Seakan tidak mau kalah dengan semangat para mahasiswa baru UMM, Kru Bestari bekerja keras menerbitkan Koran Kampus Bestari Edisi 349 Bulan September. Suguhan informasi yang tertuang dalam koran ini layak untuk dikonsumsi dan Insya Allah dapat memberi tambahan pengetahuan bagi pembaca setia Bestari. Pelaksanaan Pengenalan Studi Mahasiswa Baru (Pesmaba) mengawali masa perkuliahan di tahun ajaran 2017/2018. Sebanyak 7.609 mahasiswa baru telah menjalani masa orientasi dan telah resmi menjadi bagian dari Kampus Putih. Generasi muda tersebutlah yang nantinya diharapkan menjadi generasi emas yang maju dan unggul serta berkarakter. Ulasan seputar kegiatan Pesmaba dapat pembaca temukan di Rubrik Suara Kampus halaman 6-8. Beranjak ke halaman 9, pembaca akan menemukan dua sosok sivitas akademika yang bisa menjadi inspirasi. Mereka adalah Azhar Muttaqin dan Ivana Kusuma Wardani Artana. Azhar yang merupakan dosen di Fakultas Agama Islam UMM ternyata pernah membintangi salah satu film religi yang diadaptasi dari novel Habiburrahman El Shirazy berjudul Ketika Cinta Bertasbih. Berangkat dari kecintaannya terhadap dunia perfilman itulah, ia kemudian menjadikan film sebagai media untuk berdakwah. Sementara itu, Ivana ialah seorang atlet menembak yang memiliki segudang prestasi. Sebagai delegasi Provinsi Jawa Timur, ia mampu mempersembahkan medali perunggu dalam ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX 2016 di Jawa Barat. Bestari pun menyajikan informasi seputar fenomena di Malang Raya. Musim kemarau yang diperkirakan berakhir di Bulan November mendatang, menyebabkan beberapa daerah di Kota Malang mengalami krisis air bersih. Beberapa sumur resapan dan tempat penampungan air mengalami penyusutan volume sumber air bersih. Lalu, bagaimana strategi pemerintah dan masyarakat dalam menanggulangi permasalahan tersebut? Temukan hasil reportase Tim Rubrik Laporan Utama di halaman 12-13. Selain beberapa cuplikan rubrik-rubrik di atas, masih banyak lagi informasi menarik lainnya yang tentunya sangat sayang untuk dilewatkan. Tidak ada hal lain yang kami harapkan selain kepuasan pembaca akan kemanfaatan berita yang kami sajikan. Semoga informasi tersebut bisa menjadi khazanah pengetahuan kita semua. Tidak lupa segenap Kru Bestari mengucapkan selamat Redaktur Pelaksana

ranitha/Bestari diego/Bestari

Tasyakuran: Salah satu kru Bestari telah menyelesaikan masa studinya di UMM.

Rapi: Formasi lambang negara Indonesia menjadi salah satu ikon yang dibentuk dalam flashmob Pesmaba UMM 2017.

Cover Design : Yanuar Dwi Wahyu A. Foto Cover : dok. Humas UMM

Kelangkaan Air dan Permasalahan Lingkungan di Daerah Hulu DAS Brantas Air secara merupakan kebutuhan manusia yang sangat vital. Sebagian besar bumi terdiri dari 72% air. Sayangnya dari jumlah yang sangat besar tersebut, 97,5% merupakan air asin yang tidak dapat dikonsumsi secara langsung oleh manusia. Jadi pada dasarnya ketersediaan air di bumi kita tersedia secara melimpah. Setiap musim kemarau di Indonesia terjadi tragedi nasional kekeringan dan banjir pada musim hujan. Sepintas, keberadaan air tawar di bumi memang melimpah, namun hanya 0,4% air tawar yang terdapat di permukaan tanah yang dapat dimanfaatkan manusia. Seiring pertambahan penduduk, berkurangnya daerah resapan air dikarenakan alih fungsi lahan pertanian, kerusakan lingkungan mengakibatkan permasalahan air. Indonesia secara horizontal dan vertikal mengalami eskalasi dari tahun ke tahun. Kon­disi itu diperparah dengan keragaman keter­sediaan pasokan air antar geo­grafis yang berbeda dan an­ tar waktu pada musim kemarau. Ke­ ter­sediaan sumber daya air tidak se­ lalu dimiliki oleh daerah tertentu. Ke­ter­sediaan air di permukaaan bumi tida­k mengalami perubahan, tetapi pe­ ngumpulan jum­lah air antar geografis meng­alami per­bedaan. Kondisi itulah me­nyebabkan kekurangan air pada dae­ rah tertentu dan kelebihan pasokan air di daerah lain pada bumi yang sama. Kompleksitas masalah air diper­ parah aktivitas manusia yang tidak meng­hiraukan resiliensi alam. Kini ter­ jadi perubahan peruntukan mata air milik umum menjadi milik korporasi tan­pa pengembalian fungsi ekosistem ala­mi. Hal itu menyebabkan self healing eko­sistem menjadi rusak dan tidak

mampu lagi mendukung aktivitas kehidupan secara normal. Lebih dari satu dekade yang silam, di Den Haag pada World Water Forum Indonesia telah diramalkan akan meng­ alami kesulitan air. Penyebab uta­manya adanya kelemahan penge­lolaan air yang holistik. Salah satunya adalah adanya pemakaian air yang tidak efisien. Laju ekstraksi air dalam tanah dan potensi ketersediaannya tidak berimbang se­ hingga menekan alam dalam menyuplai air. Malang Raya memiliki fungsi hi­ drologis sebagai daerah tangkapan air. Keberadaan Malang di hulu Dae­rah Aliran Sungai (DAS) Brantas, meru­ pa­kan daerah yang sangat pen­ting dalam menjalankan fungsi ini. Dae­­rah tangkapan air secara ekologis ada­lah dae­rah yang diharapkan dapat mem­ be­rikan kesempatan air turun ke per­ mukaan tanah dapat meresap dalam tanah dan mengisi kekosongan akuifer Semakin baik fungsi daerah tang­kapan air maka fungsi hidrologis air semakin baik. Ironisnya kini DAS telah mengalami ke­rusakan karena alih fungsi lahan dae­ rah penyangga, semakin luasnya la­han kritis serta rusaknya ekosistem pada daerah hulu. Fungsi hidrologis ber­ kaitan erat dengan fungsi ekosistem lain seperti fungsi klimatologi sebagai ro­sot karbon, fungsi sosial dan ekonomi ma­syarakat dan fungsi ekologi sebagai ha­bitat biodiversitas daerah tersebut. Fungsi-fungsi ekosistem itu saling berkaitan. Bila satu fungsi mengalami gangguan, maka secara berantai akan memengaruhi fungsi lain. Kelangkaan air pada daerah hulu sungai adalah perkara yang ironis. Cara mengatasi kelangkaan air, marilah kita

lihat fungsi ekosistem lain. Sebagai habitat biodiversitas, keanekaragaman tumbuhan kunci penting yang harus diperhatikan. Semakin beragam tum­ buhan besar pada ekosistem, maka fungsi hidrologis akan berjalan lancar dengan fungsi penyimpanan air yang normal. Menanam pohon tahunan pa­­da daerah resapan air, maka kita te­lah membuat loncatan besar bagi penyediaan air yang diperlukan manusia. Kegiatan perekonomian tanpa mem­ perhatikan keberlanjutan ling­ku­ngan akan menekan ketersediaan air di alam. Namun, manusia juga dapat men­jaga dan memelihara ketersediaan air se­ karang dan masa yang akan datang. Per­lu ­ ditanamkan pola fikir masyarakat da­lam memelihara keberlanjutan air. Apabila masyarakat bahu membahu memelihara ketersediaan air, sustainibilitas air akan terjaga. Contoh kegiatan ini sudah banyak dilakukan dalam skala lokal dan perlu didengungkan pada skala nasional seperti adanya gerakan memanen air hujan. Air hujan sebagai salah satu si­klus air terpenting sampai saat se­ karang masih sering kita abaikan ke­ beradaannya. Pemanfaatan air hujan sebagai air minum dan kegiatan ke­ hidupan memerlukan gerakan ber­ sama menanggulangi bahaya banjir dan kekurangan air pada musim kemarau. Mengatasi kelangkaan air bu­kan dari besarnya sebuah kegiatan yang dilakukan. Namun kegiatan yang dilakukan bersama secara terus menerus dengan istiqomah.

Abdulkadir Rahardjanto Dosen Pendidikan Biologi

Penanggungjawab: Fauzan. Pengarah: Syamsul Arifin, Nazaruddin Malik. Pemimpin Redaksi: Sidik Sunaryo. Wakil Pemimpin Redaksi: Nurudin. Pemimpin Usaha: Agus Santoso. Sidang Redaksi: Santi Prastiyowati, Cekli Setya Pratiwi, Moch. Wakid, Warsono, Hany Handajani, Azhar Muttaqin, M. Salis Yuniardi, Nur Alif M, Djoni Djunaedi, Indah Dwi Pratiwi. Redaktur Pelaksana: Dani Dwi Anggraeni, Oktavia Suryani, Maulyadi Salasanto, Putri Wahyu Alfianti. Staf Redaksi/Reporter: Avit Vidya Ningsih, Euis Dhenok Saputri, Miftha Yuliana, Nata Hendriati, Unun Fifin Safitry, Walda Okvi Juliana N., Yolanda Dini Noersandy S. Setting Lay-Out/Desain Grafis & Karikatur: Yanuar Dwi Wahyu A., Faris Ghozi Ghaisani, Hassanalwildan Ahmad Zain, Medina Nurainsy. Tata Usaha/Sirkulasi: Siswanto.

BESTARI

Redaksi menerima tulisan para akademisi mahasiswa dan praktisi melalui karya tulis secara bebas dan kreatif. Tulisan tidak selalu mencerminkan pendapat redaksi. Tulisan yang dimuat akan mendapatkan imbalan. Redaksi berhak menyunting tulisan yang akan dimuat tanpa mengubah isi. Pengiriman tulisan paling lambat tanggal 10 tiap bulan. Iklan baris Rp.5000/brs, maksimal 5 baris. Iklan Kolom: minimal 1/16 halaman Rp. 155.000 (bw). Ukuran lain, silahkan datang ke Kantor Redaksi Bestari. Isi di luar tanggung jawab percetakan. Biaya ganti cetak Rp. 1.750/eks.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

ISSN:0215-206X

STT:SK Menpen No.1147/SK/Ditjen PPG/STT/1987 Tgl.27 Oktober 1987

Gedung Student Center Lt. 1 Kampus III UMM, Jl. Raya Tlogomas 246 Malang Telp. (0341) 464318 Psw. 199 Fax. (0341) 464320 e-mail: redaktur_bestari@yahoo.com


BESTARI

No. 349/TH.XXX/September/2017

Serambi kampus

3

Wujudkan Peningkatan Kualitas Ners Melalui Peminatan Berawal dari pentingnya program profesi yang harus ditempuh oleh sarjana keperawatan, Program Studi (Prodi) Profesi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) UMM dengan Surat Keputusan Pendidikan Tinggi (SK Dikti) Nomor 272/E/O/2011 hadir dalam rangka membekali para fresh graduate sebelum resmi menjadi pelayan kesehatan. Ners UMM terus meningkatkan kualitasnya dengan berbagai macam upaya, salah satunya adalah mempersiapkan mahasiswanya agar mampu lulus pada ujian kompetensi yang diselenggarakan oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (Kemenristekdikti RI). Upaya dalam Peningkatan Kualitas Prodi Profesi Ners Kepala Program Studi (Kaprodi) Profesi Ners UMM Sunardi menyampaikan, seorang perawat wajib mengambil jenjang pendidikan profesi karena pekerjaan­nya yang ber­hubungan langsung dengan manusia sebagai objek. Menurutnya, Prodi Profesi Ners hadir dalam rangka peng­ implimentasian ilmu karena lulusan S1 Keperawatan belum me­miliki pengalaman klinis dalam me­­nangani pasien secara langsung. Syarat dan ketentuan untuk me­lanjutkan pendidikan Profesi Ners sangatlah mudah, sebelumnya mahasiswa alumni S1 Keperawatan harus dinyatakan lulus S1 Prodi Keperawatan dan kemudian wajib mengikuti matrikulasi. Selanjutnya, sebagai bentuk peningkatan kualitas, Prodi Profesi Ners UMM akan membatasi kuota mahasiswa menjadi sekitar 100 orang perangkatan dan tidak menerima lulusan S1 Keperawatan dari luar kampus dengan akreditasi di bawah B. Sunardi menjelaskan tujuan matrikulasi yang diselenggarakan selama satu bulan adalah orientasi terhadap kemampuan yang akan dihadapi selama nantinya di rumah sakit. Materi-materi yang diberikan kebanyakan materi skill yang di­sesuaikan dengan kondisi nyata di dunia medis. Lanjutnya, jangka waktu yang harus dijalani yaitu selama dua semester tiga bulan, dimana mahasiswa diberikan full skill di

rumah sakit selama dua semester dan dilakukan peminatan pada tiga bulan setelahnya. Ada beberapa konsentrasi yang bisa diambil oleh mahasiswa Ners UMM pada fase peminatan antara lain; Intensive Care Unit (ICU), kegawatdaruratan, homecare, hemodialisis dan perioperatif atau Operatie Kamer. “Peminatan yang dilakukan selama tiga bulan itu akan mengarahkan mahasiswa kepada kemampuan yang mereka inginkan,” ujarnya.

Keunggulan Program Alih Jenjang Profesi Nurul Aini selaku Kepala Prodi (Kaprodi) Keperawatan UMM menjelaskan, Prodi S1 Keperawatan merupakan tuntutan dari Kemenristekdikti dimana tingkat pendidikan yang awalnya vokasi ditingkatkan menjadi profesi atau setingkat dengan pendidikan dokter, apoteker, dan lain sebagainya. “Lulusan Prodi S1 Keperawatan tidak bisa langsung bekerja sebelum menempuh pendidikan profesi terlebih dahulu,” tegasnya. Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa kebutuhan S1 Keperawatan apalagi dengan jenjang Ners di rumah sakit peluangnya jauh lebih besar dibandingkan dengan lulusan diplomatika. Wanita yang sudah menjadi Kaprodi Fikes UMM sejak 2011 itu mengatakan, dengan antusias masyarakat yang tinggi, Fikes UMM diharapkan dapat me­ miliki mahasiswa yang lebih ber­ kualitas dan dapat menghasilkan perawat-perawat yang lebih kompeten. “Semoga lulusan Fikes UMM bisa banyak yang bekerja pada

KSKLUSIF

Pentingnya program studi (Prodi) profesi di lingkup pendidikan keperawatan mampu memberikan bekal awal bagi para alumni S1 Keperawatan untuk memulai merealisasikan ilmu yang didapatkannya. Prodi Profesi Ners hadir sebagai salah satu bentuk keseriusan Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) UMM dalam membekali sarjana sebelum menempuh dunia kerja. Lantas, bagaimana upaya UMM dalam meningkatkan dan mengembangkan kualitas Prodi Profesi Ners? Berikut hasil wawancara reporter Bestari Fahmi Faishal Malik dengan Dekan Fikes UMM Yoyok Bekti Prasetyo. Apa latar belakang diadakannya Prodi Profesi Ners UMM? P r o d i Profesi Ners lahir se­bagai upaya mem­ bekali para lul­usan S1 Keperawatan u n ­­t u k

Yoyok Bekti Prasetyo

mendapatkan sertifikasi atas kemampuan medis yang di­ kuasainnya. Ta­hun akademik yang di­tempuh selama jen­jang sarjana belum mem­buat lulusan S1 Keperawatan dikatakan kom­peten dalam me­rawat pa­sien. Pasalnya, belum men­­da­patkan pen­­­didikan pro­­fesi yang di dalamnya ter­da­­pat pembelajaran ter­ ha­dap kasus-kasus yang dibentuk semirip m u n g ­k i n dengan s i ­t u a s i di du­nia medis. A t a s dok.pribadi urgensi ini­

Bimbingan: Salah satu agenda rutin Pendidikan Profesi Ners, peserta bukan hanya diarahkanw namun juga akan berpraktek. dok. TU Fikes

institusi bergengsi sesuai dengan asas dan nilai yang berlandaskan pada Islam,” ungkapnya. Sementara itu, salah satu Dosen Profesi Ners UMM Aini Alifatin mengatakan, sejatinya sebuah institusi yang memiliki Prodi Keperawatan haruslah didampingi dengan Prodi Profesi Ners. Hal itu karena profesi Ners berguna untuk melakukan uji kompetensi bagi mahasiswa keperawatan sebelum dipastikan sudah benarbenar mampu bekerja sesuai dengan profesinya. Kemudian, akan ada Surat Tanda Registrasi (STR) yang menandakan bahwa para alumni sudah terdaftar sebagai seorang perawat yang diakui dan berhak menjalankan praktikum. “Harapannya, Prodi Keperawatan maupun Profesi Ners dapat semakin maju, sukses, berjaya, dan akreditasinya bisa naik menjadi A,” ujarnya.

Perluas Jaringan, Jalin Kerja Sama dengan Pihak Luar Saat ini Fikes UMM juga be­ kerjasama dengan berbagai institusi di rumah sakit sebagai tempat magang ataupun pelatihan ter­­utama rumah sakit bertipe A dan B. Tipe A seperti Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Saiful Anwar yang memiliki variasi kasus yang sangat banyak dan sesuai dengan dunia pendidikan, sedangkan tipe B digunakan untuk memperbanyak ke­terampilan seperti RS Wlingi di Blitar, RS Muhammadiyah di Lamongan, dan puskesmas-puskesmas di Jawa Timur. Selain itu, untuk menambah nilai jual mahasiswa, Fikes UMM juga be­kerjasama dengan pihak luar negeri seperti Universitas Khon Kaen di Thailand melalui student exchange atau program pertukaran mahasiswa. Diah Ayu Wulandari selaku salah

satu mahasiswa yang mem­program Prodi Profesi Ners UMM me­ ngungkap­kan, sebenarnya lulusan S1 sangat perlu untuk melanjutkan pendidikan­nya ke program profesi, tetapi kebanyakan individu berpikir untuk langsung ke S2 atau bekerja. Senada dengan Diah, Miftakhul Anisa, salah satu mahasiswa Prodi S1 Keperawatan UMM me­ ngaku, dengan adanya profesi Ners, mahasiswa akan dapat me­ nambah bekal dengan skill yang diperoleh selama mengikuti proses pendidikan profesi. Hal itu di­ karenakan sebelum mengikuti profesi Ners mahasiswa sudah mem­­­pelajari teori dan manajemen kesehatan melalui S1 Keperawatan. “Dengan usaha yang keras saya yakin mahasiswa dapat menempuh profesi Ners dengan baik terutama naiknya akreditasi dapat membantu lulusan dalam mencari pekerjaan nantinya,” tutupnya. m_lik/p_ail

lah Prodi Profesi Ners UMM lahir dan disahkan. Bagaimana upaya meningkatkan Prodi Profesi Ners? Peningkatan kualitas Prodi Profesi Ners tentunya seiring dengan tantangan yang harus dihadapi. Ada beberapa hal yang dilakukan untuk me­ningkatan kualitas Prodi Profesi Ners. Pertama, memaksimalkan per­siapan dalam menghadapi Ujian Kompetensi Ners Indonesia(UKNI)untukparamahasiswa sehingga persentase kelulusan mampu meningkat dan semakin banyak mahasiswa mendapatkan Surat Tanda Registrasi (STR) sebagai perawat. Kedua, meningkatkan kualitas tenaga pendidikan. Lanjutnya, saat ini Prodi Profesi Ners sedang mendorong para dosen dan alumni untuk melanjutkan pen­didikannya ke jenjang yang lebih tinggi di institusi pendidikan luar negeri. Selain itu, dibukanya program International Exposure di­harapkan mampu meningkatkan minat Prodi Profesi Ners UMM. Apa saja permasalahan dalam pe­laksanaannya? Konsistensi Prodi Profesi Ners UMM untuk mempertahankan atau meningkatkannya tingkat ke­lulusan UKNI merupakan

tantangan tersendiri. Pasalnya, untuk mempertahankan tingkat ke­lulusan UKNI dibutuhkan keterampilan para dosen dalam menunjang persiapan menuju ujian. Salah satunya dengan memberikan skill kepada para mahasiswa dengan kasus-kasus yang mendekati dunia medis yang sesungguhnya. Permasalahan yang lain adalah pe­ menuh­an fasilitas Tempat Uji Kompetensi (TUK) yang biasanya dipakai oleh beberapa prodi di Fikes UMM, termasuk Prodi Profesi Ners. Sejatinya, UMM telah dipercaya oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) sebagai salah satu pusat ujian kompetensi nasional dan biasanya bertempat di TUK. Padatnya aktivitas pe­makaian TUK dan masih belum memadainya kuantitas di dalamnya menjadi tantangan ke depan untuk bisa diatasi demi tercapainya tujuan bersama. Bagaimana solusi mengatasi permasalahan itu? Solusi yang perlu dilakukan yaitu dengan memperbarui ke­ mampuan dosen. Di setiap akhir pem­belajar­an akan selalu dilakukan evaluasi atas kinerja dosen. Terdapat dua hal yang menjadi bentuk pelatihan untuk dosen. Pertama, item development yakni

sebuah pengembangan dengan men­dorong dosen agar membuat soal yang sama atau mendekati dengan kondisi nyata di dunia medis. Kedua, item review yaitu pe­latihan yang dilakukan dimana masing-masing dosen saling me­ ngulas dan menganalisis soal yang dibuat untuk diuji kembali jika terdapat kesalahan dalam implementasinya. Dengan hal ini, peningkatan skill dosen merupakan solusi tepat untuk mengatasi per­ masalahan-permasalahan yang ada. Apa harapan untuk Prodi Profesi Ners UMM ke depan? Harapannya, Prodi Profesi Ners UMM dapat semakin baik dalam tata ke­lolanya yang ditunjukkan dengan pe­­ningkatan angka kelulusan UKNI. Selain itu, tentu saja akreditasi yang telah dicapai sekarang di­ harapkan meningkat menjadi A karena memang tidak terlepas oleh peningkatan-peningkatan kualitas yang dilakukan. Kemudian, program-program internasional akan bisa segera terlaksana melihat beberapa tahun ke depan Prodi Profesi Ners dipastikan memiliki beberapa doktor sebagai tenaga pendidiknya.

Kualitas Tenaga Pendidik Terus Ditingkatkan


4

Teguhkan Rasa Nasionalisme untuk Indonesia Emas

alissaBestari

Orasi: Sekretaris Kabinet Indonesia, Pramono Anung saat memberikan Orasi Ilmiah di hadapan para wisudawan ke-85 Periode III UMM.

Berlokasi di Hall Dome, UMM menggelar Wisuda Ke85 Periode III Tahun 2017 (26/8). Sekretaris Kabinet Republik Indonesia Pramono Anung Wibowo hadir menyam­paikan orasi ilmiah di hadapan sejumlah 1.744 wisudawan dari program diploma, sarjana, dan pasca sarjana. Pramono Anung Wibowo memaparkan, Indonesia di mata internasional me­ngalami pening­katan layak investasi dari tiga lembaga peme­ringkatan internasional yang kredibel. Indonesia dapat tumbuh dengan baik dengan persoalanper­­soalan yang begitu banyak dan kompleks. Beberapa titik fokus per­kem­bangan Indonesia di antaranya peningkatan

ekonomi, kenaikan indeks pem­­­­ bangunan manusia, pe­nurunan pengen­dalian inflasi, serta pembe­rantas­an ke­miskinan. Seperti yang diharapkan oleh Presiden Joko Widodo, sambung Pramono, Indonesia harus mampu men­jadi negara yang fleksibel dan optimal. Membuang jauh tindak deskriminasi dan me­­numbuhkan keadilan. Pengem­bangan Indonesia tidak lagi hanya di Pulau Jawa tetapi di seluruh wilayah yang berada di Indonesia. Beberapa proyek bangunan yang telah di­rancang di seluruh wilayah Indonesia, seperti proyek pem­bangunan 15 bandara baru dan 65 proyek bendungan. Di Papua direncanakan di­buka pem­

bentukan jalan seluas 4.300 km yang telah terealisasikan 3.800 km dan pada akhir tahun 2018 harapannya selesai. “Harapannya masyarakat tidak merasa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) jauh karena banyak­nya ketidakadilan pada suatu wilayah,” sampainya. Rektor UMM Fauzan me­ ng­ungkapkan modal spi­ri­tual dan kepercayaan masya­rakat turut berkontribusi be­sar bagi wisudawan dalam men­ ja­­lankan kompetisi kualitatif di bidangnya masing-masing. Du­kungan peningkatan konso­ lidasi di berbagai bidang dengan tujuan layanan pen­ di­dikan dapat menjawab persoalan bangsa di masa mendatang. m_hai /p_eza

Idul Adha Meningkatkan Rasa Kebersamaan Umat Islam

Khusyuk: Masyarakat lingkup UMM melaksanakan Salat Idul Adha berjamaah di area Helipad.

dengan niat yang ikhlas tidak untuk niat duniawi. Kurban wajib dilakukan di ­dalam amalan sunnah, barang siapa yang memiki rezeki dan mampu untuk berkurban maka laksanakan. Sangat buruk seseorang jika telah mampu berkurban tetapi tidak mau untuk melakukannya. Suyatno selaku ketua pelaksana menyebutkan ter­ dapat sembilan ekor sapi dan 35 ekor kambing yang dapat di­­kumpulkan oleh UMM. Proses penyem­belihan di­lakukan di tiga tempat yaitu Sengkaling, Kampus II, dan Kampus III UMM. Semua hewan itu didapat dari dosen, karyawan, dan masyarakat. Sivitas akademika UMM dapat menyumbangkan enam sapi dan 17 kambing dari hasil menabung selama satu tahun. “Dosen dan karyawan me­lakukan tabungan selama

BESTARI

DT Camp Ubah Pola Pikir UMM bekerja sama de­­ngan Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Ristekdikti) untuk meng­ ge­lar acara Design Thinking (DT) Camp. Bertempat di Ruang Sidang Senat (27/85/9), acara diikuti oleh 20 mahasiswa UMM dan 20 mahasiswa luar negeri, yaitu Myanmar, Tiongkok, Turki, dan Thailand. Soeparto selaku Asisten Rektor Bidang Kerja Sama Luar Negeri menjelaskan, tujuan dari acara itu untuk me­latih cara berpikir pe­ ser­ta agar selalu kreatif mene­­mukan solusi suatu per­ma­salahan. Ada ber­ bagai macam solusi dalam me­na­ngani masalah secara

kreatif. "Harapannya, dari program itu adalah seseorang dapat ber­pikir­an luas dan tidak hanya ter­ paku pada satu bidang saja," ujar dosen Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa Inggris itu. Nimas Ratna Sari selaku koordinator acara meng­ ungkap­­­kan tema yang diangkat pada acara itu adalah “Design Thinking for Organic Farming”. DT merupakan sebuah metode yang dikeluarkan oleh Massachusetts Institute of Technology (MIT) untuk ber­pikir menemukan solusi yang tepat guna. Design thinking itu nantinya dapat diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari. “Hal-hal sederhana dalam ber­pikir seperti mengetahui apa yang diinginkan bukan berarti yang dibutuhkan,” jelasnya. Sementara itu Irma Nur Aulia selaku peserta acara me­ng­ungkapkan perasaan senang dan mengasyikkan pada acara itu. Selain untuk belajar design thinking, ia juga mendapatkan banyak teman dan pengalaman. Ia juga menambahkan bahwa waktu liburan kuliahnya bisa bermanfaat dengan baik karena acara itu. “Saya ingin menambah soft skill untuk modal saya belajar,” ungkap mahasiswa Fakultas Kedokteran itu. p_eza

Tingkatkan Kurikulum Melalui Temu Alumni

diego/Bestari

Nostalgia: Irsyad Yusuf Bupati Pasuruan bercerita tentang masa kuliahnya dahulu di UMM.

mirza/Bestari

“Allahuakbar Allahuakbar Allahuakbar, laa illa haillahuwaallahuakbar Allahu akbar walillahil hamd”. Lantunan takbir ber­ kumandang pada malam 10 Zulhijah. Kampus III UMM me­ nyeleng­garakan sholat Idul Adha tepat tanggal 10 Zulhijah 1438 H (1/9). Bertempat di Helipad salat Nurcahyo Setiawan bertindak sebagai imam. Rektor UMM Fauzan selaku khatib menyampaikan, haji dan kurban diilhami dari kisah Nabi Ibrahim dan istrinya Siti Hajar yang diuji oleh Allah SWT untuk menyembelih putranya. Namun, dengan hati lapang Ibrahim menjalankan perintah itu. Kisah itu mengajarkan untuk selalu ikhlas dalam men­jalankan perintah Allah SWT. Ibadah haji seharusnya di­laksanakan

No. 349/TH.XXX/September/2017

suara kampus

satu tahun dengan pemotongan gaji untuk dapat berkurban,” terangnya. Di samping itu, Suyatno juga menjelaskan hewan kurban yang telah terkumpul akan dibagikan kepada pihak yang meminta dan masyarakat di lingkungan UMM baik dalam bentuk hewan hidup maupun yang daging. Pelak­ sanaan kurban berjalan lancar tanpa halangan karena acara juga telah dilakukan setiap tahunnya. Harapannya Idul Adha dapat menambah rasa kebersamaan sesama umat muslim. Panitia kegiatan itu tidak hanya diikuti oleh dosen dan karyawan tetapi juga mahasiswa sebagai wadah belajar dan menambah pengetahuan dan pengalaman dalam bermasyarakat. m_ hai

Himpunan Mahasiswa Program Studi (Prodi) Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan (IESP) me­nyeleng­garakan aca­ ra temu alumni IESP dari semua angkatan (2/9). Acara yang di­lak­sanakan di Sengkaling Kuliner itu meng­­usung tema “Sahabat Lamamu di sini Menunggu untuk Bernostalgia”. Acara itu menghadirkan Bupati Pasuruan Irsyad Yusuf. Irsyad Yusuf meng­ungkap­ kan ikatan alumni Prodi IESP dibentuk pada tahun 2013. Pengurus ikatan alumni nanti­ nya juga akan diganti sehingga terdapat perubahan yang lebih baik lagi. Para alumni me­­nyatakan bersedia untuk men­­­dukung kemajuan prodi. “Ke depannya

dapat bertemu kembali dengan membawa perubahan yang labih baik lagi,” harapnya. Sidik Sunaryo selaku Wakil Rektor (WR) III me­nyampaikan, acara itu tidak hanya untuk bertemu dengan teman lama tetapi juga memiliki arti yang cukup luas. Terdapat tiga ha­rapan almamater yang harus dilakukan para alumni. Pertama, hubungan baik dengan kampus. Kedua, berkontribusi untuk me­ngikuti job fair sehingga dapat membuka peluang bagi wisudawan Prodi IESP untuk mendapatkan pe­ker­ jaan. Keti­ga, mem­berikan pan­ dangan kepada mahasiswa untuk dapat mem­persiapkan diri me­ masuki dunia kerja. Kepala Prodi IESP, Zainal

Arifin mengatakan alumni lebih hati-hati ketika telah terjun kemasyarakat agar tetap menjaga nama baik almamater UMM. Alumni IESP diharapkan dapat mejadi pemimpin yang berkiprah dalam masyarakat. Memberikan infomasi yang terjadi di luar untuk di­sam­ paikan kepada kampus sebagai pandangan untuk mahasiswa. Idah Zuhroh mengatakan acara itu ditujukan untuk mem­ ba­ngun kerja sama kampus de­ngan alumni sehing­ga da­pat berkontribusi dalam mem­ perbaiki kurikulum ke de­pan­ nya. “Semoga dengan adanya pembenahan kurikulum akre­ ditasi Prodi IESP meningkat menjadi A,” ungkapnya. m_hai

PKMA Bekali Soft Skill Fresh Graduate

Pengembangan Karir Mahasiswa dan Alumni (PKMA) UMM menyelenggarakan Pe­ la­tihan Memasuki Dunia Kerja (PMDK) di Aula BAU (28-31/8). Acara yang bertujuan memfasilitasi keingintahuan alumni terkait dunia kerja itu menghadirkan Abdus Salam dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM), Rudi Krisna Putra seorang pengusaha Biro Perjalanan Umroh, dan dosen Program Studi Teknik Mesin Izudin. Abdus Salam mengatakan, dibutuh­ kannya pengembangan diri bagi seseorang. Banyak cara untuk mengembangkan diri di antara­nya dengan imajinasi, potensi, dan peluang. Hal pertama yang harus di­per­ hatikan seseorang untuk melamar kerja yaitu pembuatan Curiculum Vitae (CV). CV sama halnya dengan proposal berjalan di mana diri seseorang dipasarkan sehingga di­terima oleh suatu perusahan. “Buatlah CV semenarik mungkin, cantumkan hal penting yang dapat memberi peluang bagi kita untuk diterima,” ungkapnya.

Rudi Krisna Putra berpesan untuk menjadi seseorang yang melayani, bukan yang dilayani. Besarnya gengsi yang dimiliki para lulusan menjadikannya sulit untuk mem­peroleh pekerjaan. Setiap seseorang me­miliki modal yang sama yaitu kekuatan, kelemahan, dan waktu yang menjadikan per­bedaan kedepannya yakni ilmu pengetahuan yang dimiliki, nilai iman, dan ketakwaan. “Mulailah dari hal yang kecil untuk menjadi besar,” tuturnya. Sementara itu, Fina Zulfikar salah satu panitia menjelaskan acara yang diseleng­gara­ kan PKMA itu terdiri dari empat kegiatan. Psycho job test, PMDK, job fair dan campus hiring, serta pameran wirausaha merupakan pameran dari beberapa produk dari peru­ sahaan. Persiapan memasuki dunia kerja saat penting bagi para alumni untuk melamar sebuah pekerjaan. Harapannya lebih banyak lagi alumni yang berkontribusi untuk mengikuti PMDK. “Diadakannya PMDK ini dapat mem­ bantu para alumni untuk memperoleh peker­ jaan,” tutupnya. m_hai


BESTARI

No. 349/TH.XXX/September/2017

suara kampus

Rakernas FPPTMA Perkuat Jaringan Kerja

ilham/Bestari

Rapat: Guna menambah kualitas dari pustakawan dari berbagai Perguruan Tinggi Muhammadiyah mengadakan Rapat Kerja Nasional (Rakernas).

"Semua Jurusan Dapat Menjadi Wartawan" Laboratorium Ilmu Komunikasi (Lab. Ikom) me­ ng­adakan Kuliah Perdana Praktikum Jurnalistik, Audio Visual, dan Public Relations (9/9). Acara di Aula BAU itu diperuntukkan bagi mahasiswa Prodi Ikom yang mengampu praktikum I dan III. Irham Thoriq dalam ma­ teri­nya menyampaikan ter­ dapat dasar-dasar sistem kerja dalam jurnalistik di­ antaranya wartawan, re­ dak­­tur, copy editor, desainer grafis, dan layouter. Seorang wartawan tidak serta merta lulusan Prodi Ikom tetapi semua jurusan dapat men­ jadi wartawan berbeda de­ ngan seorang copy editor biasa­nya Prodi Sastra dan Bahasa Indonesia. Terdapat

bebe­rapa fungsi seorang wartawan yakni melakukan kontrol bagi para pengusaha, mem­buat sebuah perubahan, men­cerdaskan masyarakat, me­lakukan verifikasi fakta, serta menyuarakan yang tidak bersuara. Seorang war­ tawan tidak hanya me­wa­ wan­carai para pejabat tetapi juga masyarakat yang masih terkait dengan fenomena yang diangkat. “Wartawan harus pintar dalam melobi seorang narasumber untuk bisa diwawancarai,” ungkapnya. Jamroji selaku kepala Lab. Ikom menyampaikan laboratorium telah menyu­ sun sebuah kegiatan yang mirip dengan dunia kerja yang akan mahasiswa masuki satu atau dua

tahun lagi. Diadakan kuliah perdana praktikum tersebut guna memberikan gambaran kepada mahasiswa sebelum memasuki praktikum se­ hing­ga harapannya maha­ siswa dapat mengikuti de­ ngan baik. Laboratorium telah menetapkan ketika ada ma­hasiswa yang tidak masuk tiga kali pada kelas tutorial atau kelas materi maka harus mengulang di tahun depan. Praktikum dilakukan se­ ca­ra berkelompok dengan nilai individu se­hingga seluruh anggota ke­lompok harus bekerja demi mensukseskan tugas prak­tikum. “Mahasiswa akan di­bawa ke dalam suasana real dunia kerja sehingga tidak kaget ke depannya,” ujarnya. m_hai

AIESEC Lakukan Seleksi untuk Anggota Baru

alissa/Bestari

Presentasi: Salah satu kelompok yang menyampaikan hasil diskusinya tentang kasus yang diberikan.

AIESEC membuka pen­ daf­taran anggota baru me­­­la­lui seleksi terbuka pa­­ da minggu pertama per­ ku­­liahan semester ganjil dimulai (17/9). Pada tahap Leadership Group Discussion yang ber­tempat di Aula Lantai I Masjid A.R. Fachruddin, seleksi diikuti oleh 108 orang baik dari mahasiswa baru, angkatan 2014-2016. AIESEC membawa tema “Leadership Starts Here” untuk program setahun ke­depan. Trivena Mamarodia, men­­ jelaskan AIESEC adalah wa­ dah bagi anak-anak muda se­bagai agen perubahan me­la­lui program-program so­­sial­nya. Selain itu juga me­re­ka akan diajarkan ten­­

tang ke­pemimpinan, yang dimak­sudkan untuk me­ ngem­bang­kan ke­pri­ba­dian dan me­ne­mukan karakter dalam diri masing-masing. Program so­sial yang dibuat juga tidak me­lulu berada di dalam negeri, seringkali AIESEC UMM bekerja sama dengan AIESEC luar negeri. Di samping misi itu, anggota dapat mem­per­ banyak relasi dengan banyak orang dari berbagai latar belakang dan memupuk jiwa kepemimpinan. “Sebagai anak muda harus mem­ pu­nyai empati lebih untuk menjelajah sesuatu karena anak muda selalu mempunyai banyak power,” tambah Local Committee President AIESEC. Ida Yasin selaku Ketua

Panitia mengatakan seleksi yang dilakukan untuk masuk sebagai anggota AIESEC ada bebe­rapa tahap. Pertama, ialah tahap pendaftaran yang di­laksanakan pada minggu per­tama saat perkuliahan se­ mester ganjil dimulai. Kedua, program Leadership Group Discussion (LGD). Pro­gram itu berisikan bagai­mana sebuah kelompok da­pat menyelesaikan perma­sa­lahan yang di­berikan de­ngan baik. Program itu bertujuan untuk melatih tanggung jawab dan meningkatkan daya berpikir seseorang dalam pemecahan masalah. Ketiga, yaitu program Local Committee Conference yang dilaksanakan pada 29 September hingga 1 Agustus. p_eza

Unit Pelayanan Terpadu (UPT) Perpustakaan UMM menyelenggarakanRapatKerja Nasional (Rakernas) Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (FPPTMA) dengan tema “Pemantapan Kerja Organisasi Ke­pusta­kawan­ an Per­guruan Tinggi Muhammadiyah-Aisyiyah” (13/9). Rakernas di­ha­ diri oleh Pengurus Pusat FPPTMA, beberapa per­­ wakil­­an Perguruan Tinggi Muhammadiyah-Aisyiyah (PTM-PTA), serta Koordinator wilayah bebe­rapa daerah di Indonesia. Lasa Hs Ketua FPPTMA sekaligus Kepala Perpustakaan UMY menyam­pai­­­kan, FPPTMA telah me­­lak­­­sanakan beberapa program kerja. Pertama, men­ jalin kerja sama dengan Per­­

pustakaan Nasional Re­publik Indonesia. Kedua, bim­bingan akreditasi. Ketiga, pembuatan website FPPTMA. Program kerja yang telah terlaksana itu diharapkan dapat mem­­­bu­ka jaringan keilmuan se­­hingga dalam jangka pan­jang dapat memberikan man­­­­faat bagi masyarakat. Per­­­­pus­­taka­an merupakan sum­­ber keilmuan, maka dari itu perpustakaan harus bisa mem­­­­beri­kan manfaat bagi ma­syarakat. “Sebaik-baik ma­nusia adalah mereka yang bisa memberikan manfaat ba­gi orang lain,” ujarnya. Syamsul Arifin Wakil Rektor (WR) I UMM me­ ngatak­an, perpustakaan me­­ rupakan aspek terpenting da­lam mendukung eksistensi suatu perguruan tinggi. Dengan kata lain per­pus­taka­

5

an adalah jantung perguruan tinggi yang perannya amat penting dalam membumikan ke­­ilmu­an. Perpustakaan ha­­ rus memiliki daya tarik ke­pada mahasiswa agar visi dan misi perguruan ting­gi bisa tercapai secara mak­si­mal. Daya tarik per­pus­­taka­an harus segera di­­ ting­­­kat­­­kan dari segi pe­la­yanan dan fasilitas. Dyah Roeswitawati Kepala UPT Perpustakaan UMM me­­nyampaikan, tujuan da­ri dise­lenggarakannya Rakernas ada­­lah untuk memperkuat sila­­ tu­rah­mi dan jaringan kerja kepustakawanan an­tar per­gu­ ruan tinggi Muham­ma­diyah dan Aisyiyah. Rakernas FPPTMA meru­pa­kan suatu ajang un­ tuk bertukar strategi dalam pe­ngelolaan perpustakaan yang profesional dan terpadu. p_iko

Pendidikan Karakter Bangsa Berbasis Kebudayaan

mirza/Bestari

Materi: Restu Gunawan, Direktur Kesenian tengah menyampaikan materi kepada seluruh peserta seminar nasional.

Lembaga Kebudayaan (LK) UMM bekerja sama dengan Program Studi (Prodi) Magister Pendidikan Bahasa Indonesia menye­­ leng­gara­kan Seminar Nasional (20/9). Acara itu bertempat di Teater Dome UMM yang di­ikuti oleh mahasiswa Magister Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia dan bebe­rapa guru dari beberapa sekolah yang ada di Kota Malang. Mem­bangun Karakter Bangsa Berbasis Budaya, seminar itu di­hadiri oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan Republik Indonesia Restu Gunawan. Restu Gunawan me­ ngatakan bahwa ke­bu­dayaan dalam undang-undang

adalah sebuah inves­tasi bukan untuk me­ning­katkan pendapatan. Menu­rut pen­ didikan karakter Ki Hajar Dewantara pada pendidikan karakter bangsa ada kata olah hati, olah pikir, olah rasa dan olahraga. Olah pikir adalah religiusitas, olah pikir adalah kemampuan mem­­ baca yang berkaitan dengan intelektualitasnya. Olah rasa adalah jiwa seni dan olahraga adalah orang yang sehat. Sehingga, orang yang hebat pada masanya nanti adalah orang yang bisa mengharmonisasikan antara literasi, religiusitas, ber­kesenian dan olah raga. “Pendidikan dan kebu­ dayaan tidak bisa di­pi­ sahkan, begitu juga seba­

liknya,” jelas Restu. Rektor UMM, Fauzan me­ n­gatakan bahwa pendidikan di kelas adalah parsial, bukan universal. Peran keluarga, sekolah, dan lingkungan menjadi hal yang sangat penting untuk me­ num­buhkan karakter pada pelajar. Pada zaman kolonial pendidikan dibangun untuk konsumsi kepentingan Belanda yang menjadi abdi negara. Namun kemudian paradigma itu diubah oleh Ki Hajar Dewantara bahwa pendidikan itu untuk memer­ dekakan manusia. “Merdeka, tetapi tetap memiliki karakter atau ciri khas,” tegas Fauzan dalam sambutan yang disampaikannya. m_nda

Gerakan Pramuka UMM selenggara­kan Kemah Bakti Rencana Muhammadiyah Nasional (Kembaramunas) (18/9). Acara itu di­buka secara simbolik oleh Fauzan selaku Rektor UMM dan diikuti oleh 52 peserta dari delapan Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) di Indonesia, yaitu PTM Purwokerto, Surakarta, Yogyakarta, Magetan, Ahmad Dahlan, Prof. Dr Hamka, Tanggerang dan Malang sendiri sebagai tuan rumah. Selain itu, terdapat 160 peserta dari pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA). Fauzan menjelaskan, pra­ muka adalah salah satu orga­ nisasi yang strategis untuk

mengajarkan ke­se­der­hanaan dan kesahajaan namun tetap memiliki ke­pedulian yang tinggi. Menurut­nya, saudarasaudara yang bergabung di pramuka mampu membaca situasi, kondisi, dan keadaan agar mampu menempat­kan diri. Selain itu, mereka juga memiliki tingkat solidaritas dan kerja sama yang tinggi, serta mampu menyingkirkan ego masing-masing. “Saya yakin kalian semua akan mam­pu me­mimpin negara da­lam waktu 10- 20 tahun ke­ depan,” jelasnya. Suyanto selaku Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Gerakan Pramuka Tingkat Nasional (Pusdiklatnas) ber­ pen­dapat, kegiatan pengabdian

akan menjadi sesuatu yang hebat apabila dilakukan de­ ngan ikhlas karena mengabdi bukanlah membantu orang lain, melainkan membantu diri sendiri melalui orang lain. “Banyak orang mengira pe­ngab­ dian itu sia-sia karena manfaat yang diberikan tidak terlihat. Padahal manfaat yang tidak terlihat adalah manfaat yang paling besar,” jelas Guru Besar Universitas Negeri Surabaya (Unesa) itu. Dewi selaku peserta me­ ngaku, mengikuti kegiatan pra­­ muka merupakan pe­nga­la­man luar biasa karena men­da­pat ilmu baru. Siswa SMA Bina Mandiri itu berharap ke­gi­atan seperti ini banyak di­se­lenggarakan setiap tahunnya. p_sih

Kembaramunas Wujud Pramuka untuk Bangsa


suara kampus

6

No. 349/TH.XXX/September/2017

BESTARI

PraPEsmaba 2017

Safari Kampus Kenalkan Lingkungan Akademik UMM

diego/Bestari

Safari Kampus: Peserta Prapesmaba FKIP menyimak pemaparan panitia mengenai lingkungan kampus.

Membentuk Mahasiswa Baru yang Paham Akan Peran dan Fungsinya Badan Eksekutif Maha­ siswa (BEM) Fakultas Hukum (FH) prapesmaba (3/9). Pra­ pesmaba itu ber­tujuan me­ ngenalkan ke­adaan kampus dan juga meng­gali potensi mahasiswa baru dalam menempuh per­­kuliahan dan dunia kemaha­siswaan. Ketua pelaksana Ferdian Zakiy meng­ungkapkan, te­ma prapesmaba yaitu “Me­na­namkan Jiwa Kom­ pe­titif dan Ketauladan­an dalam Pesmaba FH UMM yang Kondusif dan Ber­­ kemajuan”. Tujuannya un­ tuk memberikan pe­ma­ ham­an kepada maha­siswa baru terkait tugas dan fung­sinya sebagai maha­ siswa. Harapan­nya, maha­ siswa lebih termotivasi untuk men­jadi mahasiswa yang ber­prestasi di segala bidang, baik di bidang aka­­demik maupun non akademik. “Prapesmaba di­ la­kukan untuk memetakan po­tensi para mahasiswa baru, melalui tiga tahapan

yaitu pengenalan, penggalian potensi, dan penanaman,” jelasnya. Pertama, tahap pengenal­ an berupa mem­bangun emo­si­onal antar mahasiswa baru dengan para panitia dan juga pengenalan kondisi lingkungan kampus maupun perkuliahan. Harapannya, ter­jalin komunikasi yang baik antar panitia dan maha­ siswa baru, sehingga proses pesmaba mampu berjalan dengan baik. Kedua, tahap peng­­galian potensi serta pe­­na­na­m­an gambaran dunia per­kuliahan dan juga kemaha­siswaan. Ketiga, me­ nanam­kan jiwa kritis dan peduli terhadap keadaan sekitar. Selanjutnya, Tania Putri selaku mahasiswa baru FH me­ngungkapkan, mengikuti pra­pesmaba mempunyai kesan tersen­diri bagi mahasiswa baru. Peserta pesmaba akan mendapat teman baru serta berbagi pengalaman. p­_sih

Fakultas Psikologi (Fapsi) kembali adakan agenda tahunan, yaitu prapesmaba. Agenda kali itu mengusung tema “Kolabrator Karya yang Aktif dan Kontributif”. Bertempat di Lapangan Basket UMM, agenda diikuti oleh 310 mahasiswa baru (23/9). Bintang Sasmita Wicaksana selaku Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) memaparkan, tema yang diangkat pada PraPesmaba mempunyai arti pada sebuah kerja sama. Kata “Kolaborator” mengacu pada para mahasiswa baru agar bisa berkolaborasi satu sama lain dalam berbagai hal. Mereka juga dituntut untuk selalu aktif sebagai mahasiswa. Seperti aktif pada perkuliahan, organisasi, atau kegiatan-kegiatan lain yang bersifat positif. Pada akhirnya, dengan adanya kerja sama satu sama lain dan keaktifan pada sebuah kegiatan dapat membawa me­reka mempunyai andil

dalam kontribusi pada se­ kitar, terutama masyarakat. Devi Nur Aini selaku Ketua Pelaksana mengatakan tujuan acara tersebut selain untuk memperkenalkan ke­ hidupan kampus, juga untuk menambah kreativitas melalui karya. Pada acara tersebut, mahasiswa baru ditugaskan untuk membuat suatu karya dari bahan-bahan yang telah ditentukan oleh pihak panitia. Mereka diajak untuk kreatif untuk membuat suatu karya apa­pun sesuai dengan ide-ide yang dimiliki setiap maha­siswa baru. Nantinya karya-karya tersebut akan mereka bagikan kepada masya­rakat sekitar. Kegiatan tersebut bertujuan untuk me­­­numbuhkan empati pada sesama terutama masya­ rakat. “Kegiatan tersebut juga sebagai bentuk peduli terhadap lingkungan karena dalam proses pembuatan karya tersebut memakai barang-barang di lingkungan sekitar,” jelas mahasiswa semester V itu. p_eza

Ajarkan Mahasiswa Baru Berbagi dengan Karya

Agenda safari kampus prapesmaba Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan (FKIP) bertujuan untuk me­nge­nalkan lingkungan kampus (28-29/8). Kegiatan dibuka oleh Fitrah Kharisma Muhaya selaku Ketua Pelaksana Pesmaba. Fitrah memaparkan kegiatan prapesmaba tidak jauh berbeda dari tahun sebelumnya. Kegiatan itu merupakan salah satu acara besar sebelum pelaksanaan Pesmaba. Tujuan penting dari prapesmaba adalah sebagai re­volusi mental mahasiswa baru yang merupakan lang­ kah awal untuk mengenal dunia kampus. “Revolusi mental sedikit ditekankan kepada mahasiswa, sebab

mereka di­tuntut hidup mandiri jauh dari keluarga,” ungkap mahasiswa asal Bima itu. Desi Yana Sugiati me­ nguraikan, di hari per­tama pelak­sanaan, mahasiswa ba­­ ru berkumpul dengan ke­ lom­­poknya dan menyiapkan kebutuhan untuk pesmaba. Hari kedua di­lakukan safari kampus untuk mengenal fa­ silitas apa saja yang dise­dia­ kan oleh kampus sebagai sa­rana pendidikan. Safari kam­ pus dilakukan di enam pos yakni Gedung Student Center (SC), lantai 3,5 gedung Kuliah Bersama (GKB) I, Gedung Information, Communication, and Technology (ICT), Helipad, Lapangan Basket, Masjid A.R. Fachruddin, dan berakhir di

Dome. Safari kampus sangat membantu mahasiswa baru untuk me­ngetahui lingkungan kampus yang cukup luas. Dyan Angrahini salah satu mahasiswa baru meng­ ungkapkan prapesmaba me­ ngajarkan untuk bersikap disiplin. Atribut yang dipakai maba diperiksa satu persatu untuk melihat kesesuian de­ ngan tata tertib yang diten­ tukan. Memulai acara pra­ pesmaba dilakukan dengan waktu yang telah ditentukan sehingga semua mahasiswa datang bersamaan tidak ada yang terlambat. “Kegi­ atan prapesmaba bisa mem­ ba­ngun rasa kedi­si­plinan dari mahasiswa baru,” ungkap maha­ siswa baru Prodi Pendidikan Biologi itu. m_hai

Gelar Orasi Budaya, FISIP Hadirkan Budayawan Malang

dok. BEM FISIP

Berbagi Pengalaman: Lima budayawan Malang yang menghadiri kegiatan Orasi Bhakti Bhineka Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UMM.

Panitia Pesmaba Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UMM telah meng­ge­ lar acara Orasi Bakti Bhineka (OBB) (28/8). OBB meru­pakan salah rang­­kaian kegiatan Pra-Pesmaba FISIP yang diikuti oleh 1315 mahasiswa baru. Acara itu mengangkat tema “Menumbuhkan Ka­ rak­ter Mahasiswa yang Inovatif, Cerdas, dan

Tanggap Perubahan dengan Menjunjung Tinggi Nilai-Nilai Kebhinekaan”. Fauzan selaku Rektor UMM mengungkapkan, bhakti adalah membhaktikan diri agar mampu meng­ aktualisasikan diri. Oleh karena itu, dengan diadakannya kegiatan OBB mampu meningkatkan nilainilai religius dalam diri gu­na

mengawali niat baik mem­ bhaktikan diri. Hal itu me­ ngingat religiusitas me­ru­ pa­kan hal pentingnya yang wajib menjadi dasar utama setiap aktifitas. M. Khisomuddin Ulil Albab selakuKetuaPelaksana Pesmaba FISIP mengungkapkan, kegi­ atan OBB merupakan konsep baru yang disuguhkan oleh panitia Pesmaba FISIP. Panitia

berhasil menghadirkan lima budayawan dari Malang sekaligus dalam kegiatan OBB, di antaranya adalah Jati Kusumo, Ki Demang selaku Penggagas Kampung Budaya Polowijen, Aji Prasetyo selaku Budayawan dan Komika Malang, Yongki Irawan selaku Pengamat Budaya, dan Redi selaku penggagas Kampoeng Cempluk. Selanjutnya, Redi me­ lan­­jutkan kegiatan de­ngan melakukan orasi mu­si­ kalisasi puisi. Salah satu yang terpenting dalam merajut kebhinekaan guna Indonesia berkebudayaan adalah gotong royong. Hal itu mengingat bahwa gotong toyong merupakan cara ampuh menyatukan masyarakat karena mampu mencakup semua kebutuhan masyarakat Indonesia seperti perikemanusaiaan, rasa saling toleransi, dan rasa saling memiliki. Pemahaman bhineka itu gampang bisa diterapkan di kehidupan sehari-hari. 1dri

Revitalisasi Kepribadian Religius dan Nasionalis P r a p e s m a b a Fakultas Kedokteran (FK) diselenggarakan di Kampus II UMM (30-31/8 dan 2-3/9). Bertema “Revitalisasi Kepribadian Religius dan Nasionalis Melalui Kreatifitas dan Inovasi sebagai Calon Dokter Profesional yang Berjiwa Pancasila”, acara diikuti oleh 200 mahasiswa baru. Naufal Riyandi selaku Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FK men­jelaskan tema yang diangkat pada PraPesmahasiswa baru bertujuan untuk me­numbuhkan kembali jiwa nasionalisme dan karakter religius dari mahasiswa baru. Itu di­karenakan calon dokter harus mempunyai kepribadian kuat agar nan­ti­­nya mereka dapat me­nonjolkan sisi lain dari profesi dokter itu sen­diri. Apalagi dengan latar belakang instansi Muhammadiyah se­ tidaknya ketika lulus dapat memegang teguh prinsip dan keilmuan tentang keagamaan. “Agar kelak para mahasiswa baru dapat menjadi calon

alissa/Bestari

Interaktif: Suasana Forum Group Discussion mahasiswa baru yang menjadi salah satu rangkaian acara prapesmaba Fakultas Kedokteran.

dokter yang sukses dan menjadi penerus harapan bangsa yang dapat dibanggakan,” lanjutnya, mahasiswa angka­tan 2015 tersebut. Nurmalia selaku Ketua Pelaksana mengatakan agen­­da Pra-Pesmahasiswa baru diawali dengan technical meeting untuk me­lakukan persiapan apa saja yang diperlukan pada saat Pra-Pesmahasiswa baru. Pra-Pesmahasiswa baru yang

dilaksanakan se­lama empat hari tersebut diisi dengan perkenalan kampus, pemahaman cara ber­s­ikap dan berperilaku di kampus, pemberian materi, dan melakukan aksi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS). Aksi itu, lanjutnya, dilakukan pada Minggu pagi bertempat di Car Free Day (CFD) Ijen Malang dengan melakukan kampanye kesehatan pada

masyarakat sekitar seperti jalan sehat, senam, dan sosialisasi kesehatan. Topik pada sosiali­ sasi kesehatan meng­angkat tiga tema, yaitu: aktifitas fisik, makan buah dan sayur, dan periksa kesehatan enam bulan sekali. “GERMAS dilakukan di CFD karena akhir-akhir ini CFD bukan sebagai ajang melakukan gerakan sehat, tetapi sebagai ajang kuliner,” tuturnya. 1p_eza


BESTARI

No. 349/TH.XXX/September/2017

suara kampus

7

PEsmaba 2017

Sharing Kepenulisan PKM pada Maba

diego/Bestari

Berbagi Ilmu: Umiarso, Dosen FAI memberikan materi terkait kepenulisan PKM di Pesmaba FAI 2017.

Salah satu rangkaian Pesmaba Fakultas Agama Islam (FAI) diisi dengan sharing kepenulisan dan Program Kreativitas Maha­ siswa. Berlangsung di Aula Taman Re­kreasi Seng­kaling (6/9), Umiarso se­laku dosen FAI hadir sebagai pembicara. Program Kreativitas Maha­­siswa (PKM) meru­ pa­kan salah satu program yang di­­­­­selenggara­kan oleh Kemenristek Dikti se­bagai wadah mahasiswa da­lam berkarya. Dalam proses penyusunannya, mahasiswa bisa turut belajar, mengkaji, dan me­ngembang­kan ilmu dan teknologi yang telah di­pelajari untuk dijadi­ kan karya. PKM juga me­ miliki beberapa bidang, di­

antaranya PKM Penelitian (PKM-P), PKM Penerapan Teknologi (PKM-T), PKM Kewirausahaan (PKM-K), PKM Pengabdian Masyarakat (PKM-M), dan PKM Penulisan Artikel Ilmiah (PKM-I). Ia menjelaskan, beberapa manfaat yang didapat ketika menulis, seperti popularitas dan pendapatan. Karya tu­ lis­an dalam bentuk buku, novel, dan artikel banyak di­ cari oleh orang-orang yang ingin mempelajari ilmu-ilmu, mengetahui informasi, atau­ pun orang-orang yang se­ kedar ingin membaca cerita. Menulis juga membuat se­ seorang me­minimalisir stres dan me­ningkatkan kreati­ vitas seseorang karena ke­ resahan dalam diri dapat di­­­tuangkan pada tulisan-

tulisan yang akan dibuat. “Orang-orang yang suka me­ nulis mempunyai mental yang relatif stabil,” tuturnya. Sementara itu, Aji Digdaya selaku Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) me­ngungkapkan tujuan di­ adakannya acara sharing PKM adalah meluruskan kem­ bali niat mahasiswa baru dalam menuntut ilmu. Sebab ilmu haruslah diamalkan bu­kan hanya didengarkan dan diterima. Metode pe­ nu­lisan PKM dirasa sangat cocok untuk diterapkan oleh mahasiswa agar juga untuk menum­buhkan jiwa-jiwa lite­ rasi mahasiswa baru. “Semoga mahasiswa baru bisa lebih giat dalam hal menggali informasi lewat budaya literasi," harapnya. p_eza

Timur dalam materi yang disampaikan tentang Progres Pembangunan Ekonomi Jawa Timur dan Optimalisasi Peran Pemuda mengatakan bahwa Jawa Timur merupakan daerah pemasok beras dan sayuran yang besar bagi kebutuhan pangan Nasional. 30% kebutuhan beras nasional berasal dari Jawa Timur, sedangkan kedelai, jagung dan sayur-mayur lain juga sebagian besar dari Jawa Timur. Memang tidak mengimpor ke luar negeri namun menyuplai kebutuhan untuk negeri sendiri. Artinya, menurut Imam Jawa Timur adalah daerah yang memiliki sumber daya alam (SDA) yang kaya yang bisa dijadikan sebagai sumber pendapatan masyarakat dan pemerintah. Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FEB dalam sambutannya mengatakan bahwa Pesmaba adalah ajang untuk memperkenalkan kepada mahasiswa baru tentang sivitas kampus dan menjadi tempat pendewasaan diri dari masa putih abu-abu ke dunia kampus. m_dya

Berlokasi di Lapangan Sepak Bola UMM (5/9), Fakultas PertanianPeternakan (FPP) UMM membuka secara resmi kegiatan Pengenalan Studi Mahasiswa (Pesmaba). Rang­­­kaian kegiatan yang ber­­­temakan “Pem­ bentukan Jiwa Nasionalis untuk Mewujudkan Karak­ ter Ke­bangsaan dan Ber­ kepri­badian Kepemimpin­ an dalam Daya Juang Mahasiswa” itu diikuti oleh 901 mahasiswa baru. ‘FPP Satu Jiwa’ tetap menjadi slogan yang digunakan sebagai penanda per­satu­ an di lingkup FPP, sehingga nantinya maha­siswa baru memiliki jiwa per­saudaraan dan ke­keluargaan. Dekan FPP UMM, Damat me­nyampaikan kepada se­luruh mahasiswa baru dalam acara pembukaan Pesmaba FPP untuk tidak menjadikan rangkaian kegiatan orien­tasi itu sebagai beban yang harus di­keluh­kan. Me­nurut­nya, Pes­­­maba me­rupa­kan ke­ sem­patan yang tepat untuk

men­cetak individu maha­ siswa yang siap menghadapi bangku perkuliahan. Se­ hingga, perlu­nya menjadi­kan kegiatan Pesmaba sebagai kegiatan yang mengesankan dan menyenangkan, serta tetap mem­bawa kesan positif. “Jangan di­anggap be­ban, tapi jadi­kan­lah Pes­ maba se­bagai se­buah proses me­nuju kesuksesan,” ung­ kapnya. Sementara itu, Azhar Muttaqin se­laku pemateri me­nerangkan, sikap ke­ bang­sa­an dalam kaitannya dengan keberagaman dalam perspektif Islam. Baginya, menjadikan sebuah pribadi yang memiliki karakter kebangsaan, tentunya se­ se­orang itu dituntut men­ cintai tanah airnya ter­ lebih dahulu. “Sejatinya agama Islam mengajarkan kepada umatnya untuk menumbuhkan cinta kepada tanah air. Sehingga nantinya kita mampu memiliki ka­ rakter kebangsaan,” tegas dosen Fakultas Agama Islam (FAI) itu. m­_lik

Fakultas Teknik (FT) UMM membuka kegiatan Pengenalan Studi Mahasiswa Baru (Pesmaba) tingkat fakultas (4/9). Kegiatan di­ buka secara langsung oleh Sudarman selaku Dekan FT. Kali itu mengusung tema “Membentuk Mahasiswa yang Kritis, Kreatif, Inovatif serta Peduli Terhadap Kon­ disi Sosial”. Sudarman dalam sam­ butan­­nya menyampai­kan, kreatif dan inovatif me­ rupakan dua kata yang tidak dapat dipisahkan dalam peng­aplikasiannya. Sebagai mahasiswa FT harus mampu menjadi pribadi yang kreatif dan inovatif dalam meng­ hadapi tantangan zaman yang sangat cepat ber­ ubah. Selain kreatif dan inovatif manusia sebagai makhluk sosial juga harus me­miliki rasa sosial yang tinggi terhadap sesama. Ia me­nekankan, seluruh maha­siswa baru tidak di­

perbolehkan untuk balas dendam kepada seniornya. Pesmaba adalah sebuah proses pendewasaan bagi mahasiswa baru. “Selamat datang mahasiswa baru FT 2017/2018, selamat ber­ gabung dengan generasi jas merah kampus putih UMM”, ujarnya. Gubernur  Mahasiswa FT Diyan Riska Pratiwi me­ nyampaikan, mahasiswa baru FT harus secara aktif me­ng­ikuti ke­giatan pes­ maba dengan baik. Tidak­lah mudah meng­ubah kepri­ba­ di­an mahasiswa baru dalam waktu singkat. Pengenalan disiplin ilmu bagi mahasiswa baru sa­ngat penting, karena iklim di perkuliahan ber­ be­da dengan iklim di SMA. Perbedaan iklimlah yang menuntut seluruh pani­tia Pesmaba FT untuk mem­ be­rikan pengertian serta arah­an terkait dengan du­ nia perkuliahan. p_iko

Menangkan Persaingan dengan Melihat Peluang

diego/Bestari

Pengenalan Studi: Sebanyak 1.343 mahasiswa FEB mengikuti Pesmaba di Hall Dome UMM.

Bertempat di Hall Dome UMM, Pesmaba Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) digelar (4/9). Acara mengangkat tema “Menakar Kekuatan Ekonomi Muda sebagai Pelopor Pembangunan Nasional” dan diikuti oleh 1.343 mahasiswa. Pembukaan Pesmaba ditan­ dai dengan pemu­kulan gong oleh Idah Zuhroh selaku Dekan FEB. Idah Zuhroh selaku Dekan FEB dalam sambutannya mengatakan bahwa maha­

siswa baru FEB UMM patut untuk berbangga diri, karena mereka adalah orang-orang terpilih. FEB adalah fakultas favorit, pendaftar terbesar di UMM adalah di FEB dengan 1.343 peserta yang dinyatakan lolos. Selain itu, ia mengungkapkan bahwa saat ini masalah terberat yang dihadapi adalah persaingan yang begitu ketat karena kita sudah berada pada masa Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Oleh karena itu, ia menjelaskan bahwa FEB akan berusaha untuk

mencetak lulusan FEB yang mampu memenangkan eko­ nomi di masa yang akan datang, “FEB akan berusaha untuk menjembatani agar kalian memiliki masa depan yang cerah dan mampu untuk menjadi pemecah permasalahan ekonomi di Indonesia,” ujar wanita kelahiran Pasuruan itu. Imam Hidayat merupakan Ketua Bagian Analisis Makro Ekonomi, Sarana Perekonomian, Perindustrian dan Perdagangan Peme­ rintah Provinsi Jawa

Talkshow Perangi Proxy War

Pelaksanaan Pesmaba Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) berlangsung di Hall Bougenvill Seng­kaling (6/9). Dalam agenda itu diadakan talkshow ber­ tema­kan “Mewaspadai Pe­rang Proksi yang Meng­­ ancam Persatuan dan Ke­ satuan Bangsa”. Talkshow tersebut dihadiri oleh anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan Dosen Fakultas Agama Islam (FAI). Nurul Yakin selaku ang­­gota TNI men­jelaskan proxy war di­ibaratkan se­ perti ‘nabok nyilih tangan’, yang dimaksud dari pen­ jelasan tersebut adalah pe­ rang dimana satu pihak meng­gunakan pihak ketiga me­lalui berbagai aspek ke­ hidupan berbangsa dan ber­ negara meliputi ideologi po­litik, sosial, budaya, dan per­tahanan. Proxy War dapat di­manfaatkan oleh siapa saja yang ingin mengadu domba

diego/Bestari

Lawan Proxy War: Pesmaba Fakultas Ilmu Kesehatan mengadakan acara Talkshow tentang mewaspadai bahaya Proxy War.

sebuah negara terutama Indonesia. Strategi proxy war telah banyak digunakan ke­ tika zaman penjajahan da­ hulu. Terutama dalam hal politik, banyak sekali pihakpihak yang ingin berkuasa untuk kepentingannya sen­ diri dengan menggunakan strategi proxy war. “Selalu berhati-hati dan jangan

sampai kita diadu domba menggunakan proxy war,” harapnya. Pradana Boy selaku Dosen FAI menjelaskan proxy war dapat bekerja tersistematis seperti melalui berita-berita hoax yang merajalela. Pelaku proxy war mencoba me­ manfaatkan orang-orang yang baru mengenal internet

untuk dijadikan adu domba. Oleh sebab itulah, seorang akademisi harus bijak ketika membaca sebuah berita dan se­tidaknya ilmu-ilmu yang di­dapatkan ketika perkuliah andapat mem­berikan dampak positif pada mahasiswa dalam meng­gunakan media sosial. p_eza

FPP Ajarkan Cinta Tanah Air

Bentuk Maba Kritis, Kreatif, Inovatif, dan Peduli


suara kampus

8

No. 349/TH.XXX/September/2017

BESTARI

UMM Siap Bentuk Karakter Pemimpin Masa Depan

Harmonis: Rektor UMM Fauzan (kiri) dan Komandan Korem 083/Baladhika Jaya Kolonel Inf Bangun Nawoko (kanan) saat Upacara Pembukaan Pesmaba UMM 2017. Sebarkan Semangat: Yudi Latief Kepala Pelaksana Unit Kerja Pemantapan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) Republik Indonesia memberikan materi dalam Pesmaba 2017.

diego/Bestari

UMM menyelenggarakan Pengenalan Studi Mahasiswa Baru (Pesmaba). Pembukaan acara yang berlangsung di Helipad itu diikuti oleh 7.609 mahasiswa baru dan 78 di antaranya mahasiswa asing dari 16 negara, yaitu Vietnam, Afganistan, Tiongkok, India, Thailand, Sudan, Jepang, Jerman, Kamboja, Korea Selatan, Sierra Leone, Rusia, Laos, Polandia, Malaysia, dan Libya. Acara itu dihadiri oleh Komandan Korem 083/Baladhika Jaya Kolonel Inf. Bangun Nawoko sebagai inspektur upacara serta Sutrimo selaku Direktur Jendral Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan. Bangun Nawoko selaku inspektur upacara menyampaikan mahasiswa harus dapat me­mahami potensi apa yang dimiliki serta memiliki semangat untuk mem­ bawa perubahan bangsa. Kekuatan ter­besar bangsa dimiliki oleh mahasiswa dengan darah juang dan ideologi Pancasila, sehingga ter­­bentuk karakter pemimpin yang unggul. Setiap pemuda di Indonesia memiliki latar belakang yang berbeda tetapi dengan tujuan yang sama memperbaiki Negara Kesatuan Republik Indonesia

(NKRI) menjadi lebih baik lagi. Mahasiswa harapannya dapat memajukan keadilan dan meng­ hadapi permasalahan bangsa dengan integritas dan mutu juang yang tinggi. Sutrimo dalam materinya me­ nyam­paikan dengan memasuki dunia perkuliahan pemuda akan di­ bentuk dan dididik untuk menjadi seorang bela negara yang akan mem­ bangun dan mewujudkan cita-cita bangsanya. Semakin hari Indonesia telah menampakkan pe­rubah­an­nya seperti pembangun­an insfrastruktur di berbagai bidang. Pada tahun

liputan khusus

2015 telah dibangun jalan di daerah Papua dengan panjang 7.000 km, dibangunnya empat bandara baru, jalur kereta api se­pan­jang 190,9 km. Pertumbuhan yang sudah cukup baik tidak hanya di Pulau Jawa tetapi dapat dirasakan di seluruh daerah. “Dahulu harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Papua mencapai 100.000 rupiah per liter tapi kini mereka dapat mem­beli solar dengan harga 6.650 rupiah per liter,” jelasnya. Lanjutnya, mahasiswa ke depan­ nya menjadi pemerintah yang dapat menyejahterahkan masyarakat­ nya harus memiliki mental yang kuat, kokoh, tegar, tidak pantang menyerah, dan memi­liki kekuatan integritas ber­kepri­badian Pancasila. Generasi ke­depan­nya merupakan generasi emas yang maju dan unggul serta ber­karakter dengan menguasai ilmu pengetahuan. Indonesia sangat mem­butuhkan pemimpin yang dapat menjawab tantangan dengan rasa

nasionalisme yang tinggi sehingga masyarakat tidak merasa terjajah kembali. Islam mengangkat derajat dan martabat dalam konsep ke­­ bangsaan dengan ciri-ciri yang yang tergambarkan dalam Alquran dan sunah. Rektor UMM Fauzan mengatakan Pesmaba merupakan fasilitas untuk mahasiswa baru mempersiapan diri sebelum memasuki perkuliahan. Pesmaba diikuti oleh pemuda yang berasal dari seluruh provinsi Indonesia dan negara asing untuk bersaing menjadi yang terbaik. Masa sekarang mahasiswa tengah merancang untuk masa depan yang sukses dan berhasil. Berpikir optimis dalam melakukan sesuatu dan harus mampu menyeimbang­kan antara prestasi akademik dan non akademik. “Semoga mahasiswa dapat mejadi pemuda yang berguna bagi agama, nusa, dan bangsa,” ungkapnya. Erfan Sugiantoro selaku Senat

Mahasiswa Universitas (SEMU) me­ngatakan menjadi mahasiswa bukan­lah hal yang mudah. Ia men­ jelas­kan terdapat beban berat yang merupakan amanah orang tua dan bangsa. Akademis dan sosial kemasyarakatan harus di­seimbangi dan dipahami. Memiliki pemikiran yang jelas turut mengabdi kepada bangsa. Ia teringat kutipan kalimat dari Presiden Mahasiswa UMM, terdapat empat jenis karakter mahasiswa yaitu mahasiswa akademis yang selalu mementingkan nilai akademiknya, mahasiswa romantis yang selalu berpenampilan menarik, mahasiswa yang suka menunjukkan kemewahan, serta organisatoris mahasiswa yang suka bersosial maupun berorganisasi. “Terus berkarya, teguhkan karakter untuk menjadi mahasiswa yang bermartabat,” ungkap mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar itu. m_hai

Pengembangan Pancasila Sempitkan Kesenjangan Sosial

Generasi muda merupakan generasi penerus yang eksistensinya sangat menentukan kemajuan suatu bangsa dan negara. Di era globalisasi, peranan pemuda dalam mengimplementasikan Pancasila semakin surut. Lantas, bagaimana idealisme anak muda untuk mampu menjadi obor penggerak bangsa? Berikut hasil wawancara Bestari Suhaidah dengan Yudi Latief selaku Kepala Pelaksana Unit Kerja Pemantapan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) Republik Indonesia. Yudi menjelaskan bahwa anak muda tidak dapat meng­amalkan Pancasila tanpa adanya suatu tujuan. Tujuan yang dimaksud di antaranya untuk meraih kemajuan, prestasi, serta ke­bahagian bagi negara maupun diri sendiri. Pengembangan Pancasila kepada pemuda harus di­ lakukan dengan cara atraktif dan me­ motivasi sehingga menimbulkan rasa kesukarelaan dari pemuda itu sendiri untuk mengem­bangkan Pancasila. “Suatu nilai tidak dapat di­paksakan dari luar, panggilan nurani dari dalam diri sendiri itu yang penting,” pungkasnya. Selanjutnya, Pancasila di­kem­ bang­kan menggunakan pen­dekatan yang cerdas, seperti musikal, olah­

alissa/Bestari

raga, perjumpaan, dan komedian. Pengembangan nilai Pancasila di­ lakukan dengan titik ilmu dan bakat yang dimiliki oleh setiap pemuda. Pancasila tidak hanya dipelajari oleh Fakultas Hukum, Politik, dan Ekonomi tapi di­akumulasikan de­ ngan berbagai disiplin ilmu yang juga dapat menjelaskan Pancasila. Harapan ke depan­nya dapat di­kem­ bang­kan dengan trans disiplin ilmu tidak hanya menghafal rumusan butir Pancasila. Menyosialisasikan Pancasila menggunakan pendekatan yang menarik sehingga penerima dapat yakin terhadap Pancasila. ”Asosiasi Pancasila tidak di­­tentukan oleh berapa lamanya tetapi seberapa tepat dan

atraktif pengajara­nnya,” ungkapnya. Terkait dengan tingkat minat pamuda terhadap Pancasila, lanjut­ nya, dibutuhkan pem­belajaran yang aktif sehingga bisa merancang setiap peserta didik untuk dapat mengamati serta mengembangkan setiap nilai Pancasila baik dari pengalaman positif maupun negatif. Kemudian akan dievaluasi dan diberitahukan dengan pengalaman di lokalitas. Jumlah masyarakat kole­ran Indonesia lebih banyak dari­pada yang inkoleran. Akan tatapi hal itu tidak menjadi hal utama untuk publikasi. Perlu ada­ nya pen­gem­bangan wacana positif dalam ruang publik, jurnalisme yang positif, teladan yang terbaik harus di­berikan apresiasi dalam publik sebagai penyemangat pemuda yang lain, dan mempersempit kesenjangan sosial. Pengembangan Pancasila harus menyasar aspek-aspek keadilan sosial. Kesenjangan sosial tidak hanya menjadi kepedulian orang miskin tetapi menjadi kepedulian orang paling kaya. Jika kesenjangan

sosial terlalu lebar, maka insting kebinatangan manusia akan muncul seperti kebencian dan penyerangan kepada orang lain. Akibatnya, bisnis yang dilakukan tidak sehat sehingga nyawa akan terancam. Kurang dari 1% masya­ r a k a t Indonesia me­nguasai kekayaan sekitar 7 0 % , sehingga tidak

perlu takut akan ke­miskinan. Maka perlu dibatasi dalam mengusaan kekayaan sehing­ga Pancasila dengan segala warna dapat bersatu dan segala rejeki dapat berbagi. Dalam sila ke-2 terkait ke­ manusian di mana dimensinya internasional, sehingga sensitivitas seseorang tidak dibatasi oleh kearifan lokal bangsa saja. Pengembangan rasa kemanusiaan harus dilakukan menggunakan cara yang tidak memperparah permasalahan.

Yudi Latief nolarita/Bestari


BESTARI

No. 349/TH.XXX/September/2017

Jadikan

Pria asal Kalimantan itu menganggap media dakwah pa­­ ling diminati oleh orang Indonesia saat ini adalah film. Film juga menjadi media paling lengkap karena memuat mu­sik, puisi, aksi dan lainnya. Itu­lah yang mendorongnya me­­­ngembang­ kan dakwah me­la­­lui media film. “Sentuhan dak­wah yang tidak sampai, akan me­lahirkan generasi bu­ruk se­perti pa­ra koruptor, pe­ rampok, dan penjahat,” ung­­kap pria yang per­nah berakting dalam film Ketika Cinta Bertasbih hingga terlibat da­lam film aksi Angling Dharma dan Genta Buana itu. Terus Usaha Meski Tanpa Latar Belakang Videografi Tidak memiliki latar be­la­­kang perfilman tidak mem­­buat Azhar menyerah. Hanya ber­mo­­dalkan niat dan usa­ha keras men­­­dalami du­nia video­­grafi. Azhar me­nga­ takan, se­­­bu­­ah kar­­­ya film harus me­ngan­dung pe­san yang kuat, baik me­nggunakan ba­­­hasa aga­ ma atau bahasa mo­ral. “Ja­­ngan membuat karya tan­pa isi,” te­gas pria pernah men­jadi Pembina UKM KINE Klub UMM itu. Pria yang pernah menjadi Ketua Persatuan Pelajar

sketsa sketsa

FilM Mahasiswa Indonesia (PPMI) di Riyadh itu menceritakan, proses­ nya men­­­­­da­lami dunia per­filman. Per­ta­­­ma Azhar memulai dengan be­lajar il­mu fotografi. Secara per­lahan ia merambat di dasar videografi da­ri belajar komposisi, pers­pek­tif, cara menata kamera, dan ca­­ra mengambil gambar. Ke­ mu­dian ia mengembangkan de­ ngan be­lajar pencahayaan, dan ter­akhir belajar mengedit. “Da­ lam mem­buat film saya belum me­ra­sa berhasil, tetapi saya su­ dah me­mulai dan jalannya sudah se­ma­kin mantab,” ucap pria yang me­­nyelesaikan studi magister di King Saud University itu. Berbagai Kendala Tak Ubah Tujuan Berbagai proses dalam ke­hi­­ dupan pasti tidak lepas dari ken­­ dala. Begitupun Azhar da­lam mem­produksi filmnya. Pria yang dulu menjabat Ketua Lembaga Seni Budaya dan Olahraga (LSBO) Pimpinan Daerah Muhammadiyah

Bukan Sekadar

alissa/Bestari

SEBAGAI MEDIA Dakwah

difilmkan secara mo­ dern. Tidak hanya kendala dari anggota tim, namun kesibukan mengatur waktu sebagai kaprodi dan waktu untuk keluarga. Sinopsis untuk pembuatan film juga sempat tertunda lantaran adanya perkuliahan awal dan beberapa program yang harus dikerjakan. Namun, kendala tersebut bisa teratasi dengan mengatur jadwal dengan baik. Hari Senin, Selasa dan Kamis untuk mengurus semua keperluan pro­di. “Hari Rabu se­­ba­gai perencaan, Jum’at, Sabtu dan Minggu un­tuk mem­buat film dan wak­tu bagi keluarga,” je­las pendiri Malang Street Photography itu. Salah satu dosen Prodi Ekonomi Syariah, Muhammad Novi Rifa’i mengakui keuletan Azhar dalam menggeluti dunia vi­deografi sehingga meraih jua­­ra kategori film di Jogjakarta. Azhar dapat me­nga­ tur waktunya antara me­ngu­rus prodi dan kesibukan lain se­hingga pekerjaan tidak ter­bengkalai. ”Azhar aktif dalam berbagai kegiatan diikuti dan bersedia mendampingi ma­hasiswanya dan komunikatif da­ lam berdialog bersama dosen dan mahasiswa,” ujarnya.1m_zal/p_ him

Azhar Muttaqin, dosen Fakultas Agama Islam (FAI) UMM telah menghasilkan enam film garapannya. Menganggap film sebagai media dakwah paling baik membuatnya menggeluti bidang tersebut. Meski tidak memiliki latar belakang dalam videografi tak mengurungkan niatnya berdakwah melalui film. Malang itu mengalami banyak ken­­­dala sa­at produksi film. Me­ng­­ ambil tim dari mahasiswa Ekonomi Syariah membuatnya lebih su­lit karena tidak memiliki ke­­te­rampilan di bidang film. Ti­dak bisa akting,

" Belajar

untuk Raih

Kesuksesan "

tidak benar me­me­gang kamera, tidak bisa me­nga­tur pencahayaan, tidak bisa me­megang sound de­ ngan benar dan masih banyak lagi menjadi ken­dalanya. Kendati de­ mikian, Azhar tidak bosan me­ng­ ajarkan pa­da tim untuk melakukan tu­gasnya dengan benar. A satu film religi yang mengambil pe­san dari Riyadhus Shalihin yaitu pem­­ bunuh 100 orang yang ber­taubat. Sebuah film dari kisah hadits dan

Hargai P roses

Ivana Kusuma

9

Perbaiki Diri, Bangkit, dan Raih Prestasi Setiap perjalanan tidak le­pas dari rintangan yang meng­hampiri. Seperti halnya Ivana itu sempat ber­henti kuliah dan menggeluti olahraga menembak tahun 2014. Tahun itu Ivana me­nga­mbil cuti

alissa/Bestari

“Hidup penuh pilihan, pilihan hari ini akan menentukan masa depan,” ungkapan itu menggambarkan perjalanan Ivana Kusuma Wardani Artana mahasiswa Fakultas Psikologi. Dara kelahiran Jayapura itu memiliki hobi menembak sejak SMA. Berawal dari hobi, Ivana berhasil menyabet peringkat tiga dalam ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX 2016 di Jawa Barat silam.

HASIL

Geluti Hobi, Buka Jalan Jadi Atlet Nasional Menjadi seorang atlet na­­sional menjadi ke­bang­gaan dan impian bagi se­tiap atlet. Bagi Ivana menembak me­­ru­pakan salah satu olahraga unik, sebab tidak se­mua orang mam­­­pu menguasai olah­ raga tersebut. Ber­awal dari hobi dan keikut­ sertaannya da­lam pe­­ latihan me­­­­nem­bak ser­­ta ber­­modal latar be­­lakang orang tua se­­bagai seorang TNI, Ivana terus meng­geluti o­lah­raga me­nembak. Ba­nyaknya me­dali te­lah ia kum­pulkan dari ber­ bagai kompetisi men­jadi buk­­ti keseriusannya menekuni olahraga menembak.

Azhar Muttaqin

kuliah guna mem­­per­siapkan diri mengikuti tes pe­­nerimaan taruni TNI AD. Tak ingin bakatnya, berhenti ia bertekad menempuh segala pro­­ses guna menjadi seorang ta­runi. Namun, segala proses telah Ivana lakukan harus ber­henti di ta­­hap ter­akhir sebab impiannya gu­­na men­jadi seorang taruni ha­rus pupus. Sempat malu

Skala Prioritas "Bantu Capai Tujuan "

kembali me­­­ngikuti kuliah dan berlatih me­­nembak, Ivana bang­kit dari keterpurukan. Perempuan yang meraih pe­ ringkat tiga dalam kategori tim sebagai wakil Jawa Timur da­ lam Kejuaraan Nasional Awang Faroek Cup IV Balikpapan 2015 itu, membalas segala ke­ga­ga­lan dengan terus ber­usaha me­­ngu­kir pres­tasi serta me­lan­­jutkan ku­liah. Ivana

mengaku ma­sih susah mem­­­bagi waktu an­ta­ra kuliah dan menembak. Na­mun, sampai ta­­­hap akhir masa stu­dinya peraih dua medali emas ser­ ta satu medali pe­­runggu tahun 2013 itu tetap mem­­prioritaskan akademik di bang­ku perkuliahan. “Segala se­­ suatunya harus dilihat menurut ska­la prioritas, mana yang harus di­­dahulukan. Selama mengikuti per­­lombaan kampus selalu men­­du­­ kung,” jelas mahasiswa yang mulai me­­ne­kuni olahraga menembak sejak 2012. Seiring berjalannya waktu, Ivana terus belajar untuk meng­ hargai segala proses yang ada. Ba­nyak perubahan yang telah di­ rasakan Ivana, mulai dari sifat ter­ tutup menghilang hingga ber­bagai macam prestasi yang telah ia raih. Segala sesuatu yang telah Ivana capai tidak terlepas dari du­kungan orang tua, kerabat, sa­habat, bahkan UMM sebagai al­mamater kebanggaannya. Ba­nyak harapan yang ingin Ivana wujudkan di tahun 2017 mu­lai dari mengikuti ajang me­nembak Internasional hingga me­nyandang gelar sar­ jana. “Pantang menyerah merupakan hal yang harus dimiliki

setiap orang hingga dia sukses me­raih mimpi, sebab proses mem­pengaruhi hasil,” ungkap gadis yang mengikuti tiga perlombaan dan menghasilkan dua peringkat satu serta satu peringkat dua tahun 2012 itu. Intan Waskita Putri selaku sahabat Ivana mengenal ivana sebagai sosok sahabat yang baik, suka menolong dan peduli terhadap temannya. Tidak hanya itu, mempunyai segudang prestasi tidak membuat Ivana menunjukan kemampuan yang dimilikinya kepada orang lain. Ivana tetap menjadi seorang mahasiswa yang sederhana. Kesibukan yang dilakoni tidak menjadi alasan bagi Ivana untuk tidak mempunyai teman. Meski memiliki bakat di luar kemampuan orang lain, Ivana tetap rendah hati dan tidak sombong. “Semoga Ivana tidak berhenti untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki sekarang sampai menjadi atlet dunia yang membanggakan dan mengharumkan nama bangsa” harapnya. m_git/p_ndy


10

No. 349/TH.XXX/September/2017

Trofi

BESTARI

Kompetisi Debat, Solidaritas Tim Diperlukan

Jangan Takut Gagal,

Takutlah karena Tidak Mencoba

Prestasi gemilang berhasil diraih oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) yang tergabung dalam Lembaga Semi Otonom (LSO) Scientific Medico pada ajang Temu Ilmiah Mahasiswa Ke­dok­teran Indonesia yang di­ ada­kan oleh Badan Analisis dan Pengembangan Ilmiah Nasional Ikatan Senat Maha­siswa Kedokteran Indonesia (BAPINISMKI). Acara tersebut ber­tempat di Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) (9-12/8). Tim yang ber­anggotakan Muhammad Mufti Al Anshori, Alif Basor Aminudin, dan Arlinda Silva Premeswari berhasil meraih Juara III dalam kategori Poster Ilmiah. Muhammad Mufti Al Anshori selaku ketua tim menjelaskan, ter­dapat berbagai kegiatan dalam acara tersebut seperti per­te­ muan antar ketua lembaga ilmiah, workshop serta berbagai bidang lomba yaitu karya tulis ilmiah, poster publik, serta poster ilmiah. Keikutsertaan dalam temu ilmiah mahasiswa kedokteran itu me­ ru­pakan salah satu agenda rutin ber­tujuan untuk memberikan motivasi kepada anggota agar selalu melakukan penelitian yang dapat memberikan kontribusi ter­hadap bidang kedokteran di Indonesia. Lanjutnya, ada beberapa tahapan lomba. Pertama, pen­ daftaran sebagai peserta lomba. Kedua, pengumpulan karya poster ilmiah. Ketiga, seleksi 10 besar dari seluruh peserta. Keempat, presentasi bagi yang lolos 10 besar kemudian akan di­ambil tiga terbaik. Mahasiswa yang aktif sebagai pengurus hari­an nasional BAPIN-ISMKI itu ber­­­pesan supaya berani untuk meng­ikuti

dok.Pribadi

dok.Pribadi

perlombaan di tengah per­kuliahan yang padat. “Jangan takut gagal mengikuti kompetisi, tetapi takutlah karena tidak men­coba,”ujarnya. Salah satu anggota tim Alif Basor Aminudin disinggung me­ ngenai kendala yang dihadapi, ia me­­ngatakan bahwa sebenarnya waktu pengumpulan telah ber­­ akhir tetapi kesepakatan ke­lompok memutuskan tetap me­nyetorkan karya tersebut, ber­un­tung panitia memperpanjang waktu selama dua hari. Mahasiswa yang juga aktif se­ bagai relawan Inovator Nusantara itu menjelaskan, banyak manfaat yang didapatkan setelah mengikuti lomba tersebut seperti me­nambah wawasan mengenai ke­dokteran, ber­tambah teman dari ber­bagai wilayah di Indonesia, serta lebih termotivasi untuk tetap berkarya. Arlinda Silva Prameswari men­­jelaskan, poster ilmiah karya kelompok­nya mengangkat tema mengenai terapi kanker melalui virus. Karya ilmiah ter­sebut mem­ berikan terobosan baru bahwa dengan rekayasa genetika virus

bisa dimodifikasi men­jadi sebuah terapi peng­obatan kanker. Menurutnya, hal tersebut juga yang men­jadi daya tarik bagi dewan juri sebab dianggap sesuatu yang baru. Lanjutnya, poster ilmiah berbeda dengan poster publik. Poster publik informasinya ber­sifat umum sementara poster ilmiah targetnya ditujukan kepada se­sama praktisi serta dibuat melalui ber­bagai kajian literatur. Diah Hermayanti selaku pem­ bina LSO Scientific Medico me­ nyampaikan bahwa selalu ada kegiatan rutin pelatihan pe­ nulisan karya tulis ilmiah hal tersebut dilakukan agar mem­ bantu memberi ke­mu­dahan ke­pada mahasiswa dalam me­­la­kukan penelitian. Maha­ siswa yang melakukan pe­­­ nelitian mendapatkan ber­bagai keuntungan seperti ke­mu­dahan dalam menulis tugas akhir. Lanjutnya, ia ber­harap agar mahasiswa terus semangat untuk beri­novasi. m_law

Perjuangan

Tak Lepas

dari Pengorbanan

Tim mahasiswa yang terdiri dari Adhim Setya Anam Program Studi (Prodi) Ilmu dan Teknologi Pangan (ITP), Guntur Arya Yulianto Prodi ITP, dan Luqman Maskat Prodi Ekonomi Syariah berhasil meraih Juara I Tingkat Nasional dalam ajang Business Creation Competition bertemakan “Gali Potensi Diri dalam Membuat Inovasi”. Kompetisi yang digelar di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) PGRI Dewantara Jombang tersebut diikuti oleh mahasiswa, pelajar SMA, dan masyarakat umum yang menciptakan gagasan perencanaan bisnis kreatif, dengan kategori kuliner, kerajinan, fashion, dan teknologi. Adhim Setya Anam, mahasiswa angkatan 2013 meng­ ungkapkan awal mula mengikuti lomba tersebut dengan mencari informasi, kemudian melakukan pendaftaran dan menyerahkan per­syaratan kepada panitia lomba. Lomba yang terdiri dari tiga tahapan tersebut ber­hasil ditaklukan. Tahapan lomba tersebut yaitu pertama pe­ ngumpulan dan seleksi berkas. Kemudian pengumuman lolos babak final dan tahap puncaknya yaitu bazar dan presentasi bahan yang telah diajukan. Persiapan lomba hanya di­la­ ku­kan selama dua minggu untuk mem­buat proposal dengan meng­ambil berbagai literature yang tersedia di internet sebagai pen­dukung karya. Mengenai proposal yang diajukan untuk lomba tersebut, timnya memilih judul tentang wafle buah naga. Selain persiapan proposal, hal lain yang paling penting yaitu

Kurangnya persiapan yang di­miliki tidak menyurutkan semangat tim debat yang ber­ anggotakan Muhammad Rizkon Fawa’id, Holly Muridi ZhamZham, dan Asri Rezki Saputra untuk mengikuti Kompetisi Debat Nasional Festival Retorika 2017 yang diselenggarakan oleh Universitas Negeri Malang. Hal tersebut dibuktikan dengan ke­ ber­hasilan mereka meraih Juara II dalam kompetisi yang diikuti oleh 28 PTN dan Perguruan PTS se-Indonesia itu. Rizkon men­­jelaskan, kompetisi tersebut di­­laksanakan selama dua hari. Hari pertama dilakukan penyisihan untuk memperoleh delapan tim terbaik. Pada hari kedua delapan tim yang lolos saling di­­ha­ dapkan untuk memperoleh empat tim terbaik yang menentukan juara dari kompetisi. Selain mempersiapkan bahan, tim debatnya juga melatih fisik dan per­napasan agar tidak ke­lelahan saat pelaksanaan kompetisi. “Soli­ daritas antar anggota juga kami jaga agar tidak ter­jadi perpecahan,” ungkapnya. Asri, salah satu anggota tim me­ ngungkapkan awal­nya mereka tidak me­miliki pengetahuan yang cukup di­­­ka­re­na­kan bertolak belakang dengan disiplin ilmu yang mereka tekuni. Hal tersebut membuat ia

juga. Mereka sendiri memiliki kendala di antaranya perihal biaya. Dikarenakan waktu persiapan menuju final hanya sekitar satu minggu, mereka tidak bisa mengajukan dana untuk pem­ biayaan karena terkendala oleh waktu yang mendesak. Sehingga sementara waktu mereka meminjam uang kepada temanteman untuk biaya administrasi, akomodasi, konsumsi, dan uji coba. Di balik perjuangan dan kendala dalam perlombaan ter­

dok.Pribadi

motivasi. Demi mengharumkan nama universitas di kancah nasional dan untuk mencari pengalaman di luar kampus, akhirnya perjuangan tim­nya membuahkan hasil dengan

di­raihnya Juara I tingkat nasional. Setiap perjuangan tidak ada yang lepas dari pengorbanan. Karena tekad yang kuat akan ber­ muara dengan hasil yang selaras.

sebut. Luqman, Mahasiswa asal Madiun itu berharap bahwa timnya bisa lebih baik lagi. Sehingga dapat mem­berikan contoh bagi maha­siswa yang lain agar terus

dan tim­nya meluangkan waktu senggang untuk membaca ber­ bagai referensi agar menambah pen­getahuan sebagai bekal utama dalam meng­ikuti kompetisi. Sementara itu, Holly me­ nambahkan bahwa untuk mem­ peroleh hasil yang baik setiap anggota tim harus pintar-pintar mem­bagi waktu. Waktu harus di­ atur sebaik mungkin antara ke­ giatan kuliah dengan persiapan kompetisi agar tidak benturan. Nilai tidak boleh ter­pengaruh meskipun terkadang waktu persiapan me­ ngurangi waktu kuliah. Ratu Julhijah salah satu official team dalam lomba debat me­ ngatakan, sempat mengalami ken­ dala pada awalnya me­ngirimkan dua tim tetapi kuota sudah penuh hingga hanya menjadi satu tim. Lanjut­nya, diadakan seleksi dalam pem­bentukan tim dengan cara simulasi debat. Dari sana akan be­lajar membuat argumen, me­ nyampaikan pendapat yang me­ yakinkan, serta menyamakan pandangan. Ratu mengungkapkan, keikut­ sertaan mereka dalam perlombaan bukan pertama kali. Sebelumnya sudah sering megikuti perlombaan. “Semoga prestasi mereka lebih meningkat dan tidak cepat ber­ puas diri, serta dapat memberikan inspirasi,” harapnya. m_law/p_lif

berusaha mengejar prestasi demi nama baik kampus, serta yang paling penting me­nambah kemampuan individu di dalam kompetensi karena pengalamanpengalaman lomba yang pernah diikuti meskipun tidak semuanya menang tetapi dari situlah dapat mengasah kemampuan diri. Anisah, Kepala Bagian Kesejahteraan menyatakan bahwa UMM memiliki tiga semboyan yaitu “tiada hari tanpa prestasi, tiada prestasi yang tidak dihargai, dan tiada pelanggaran yang tidak men­ dapat sanksi” pendeklarasian semboyan tersebut dilakukan untuk menarik mahasiswa agar lebih proaktif dalam mengukir setiap prestasi. Mahasiswa yang tekun menorehkan prestasi dan mem­bawa nama baik universitas diberikan penghargaan berupa uang pembinaan. “Tahun ini dari universitas disediakan sekitar satu miliar untuk mahasiswa ber­ prestasi,” ujarnya. Wanita yang juga alumni Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia itu berharap mahasiswa mampu menorehkan prestasi ketingkat yang lebih tinggi. Pihak universitas siap me­nurunkan pembinaan untuk melatih dan mengantarkan mahasiswa yang dinyatakan lolos di­tingkat kopertis menjadi juara. “Kami mencarikan pembina yang mempunyai keahlian sesuai dengan bidang perlombaan,” ujarnya.  m_gia/p_pus


BESTARI

No. 349/TH.XXX/September/2017

Kulit Pisang Ambon Efektif Sebagai Preventif Baru Antiaterosklerosis Nama

: Arlinda Silva Prameswari Kartika Puji Rahayu Eria Nahrani Pranadita Dyah Puspa Ardani Wafiyah Hasanah : Pendidikan Kedokteran : Efektivitas Kulit Pisang Ambon Sebagai Antiaterosklerosis

Prodi Judul PKM Dosen Pembimbing Semua tanaman di Indonesia hampir memiliki berbagai manfaat. Indonesia memiliki tanah yang subur dan beriklim tropis membuat segala macam tanaman tumbuh dengan mudah. Seperti halnya tanaman pisang yang dapat dimanfaatkan dari ujung daun sampai ujung akar oleh manusia. Selama ini manusia hanya memanfaatkan daging buahnya saja dan kulitnya dibuang. PKM ini akan mengangkat bagaimana kulit pisang ambon yang ekstraknya bisa untuk antiaterosklerosis. Kulit pisang ambon yang akan dimanfaatkan ekstraknya membuktikan bahwa tidak hanya buah pisangnya saja yang memiliki manfaat. Kandungan yang terdapat di kulit pisang ambon di antaranya: XJP-1 dan flavonoid yang mampu menurunkan aktivitas Reactive Oxygen Species (ROS), menghambat aktivitas translokasi NF-kB, dan memutus reaksi berantai radikal bebas. Aktivitas antioksidan yang dimiliki flavonoid mendonasikan atom hidrogen, memutus reaksi berantai radikal bebas, dan menghambat peroksida lipid, menurunkan kemungkinan adanya stres oksidatif, senyawa XJP-1 pada kulit pisang ambon juga mampu memperbaiki fungsi endotel. Aterosklerosis merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia menurut World Health Organization (WHO). Di Indonesia kematian yang disebabkan aterosklerosis sebanyak 50%. Penyakit aterosklerosis

: dr. Dian Yuliartha Lestari, Sp.PA menyerang dinding arteri, sehingga menyebabkan proses peradangan berupa penyempitan dan pengerasan pada pembuluh darah akibat pengendapan kolesterol dan zat-zat lemak lainnya. Dalam hal ini arteri yang terkena aterosklerosis akan kehilangan kelenturannya disebabkan ateroma atau benjolanbenjolan yang terus tumbuh di dalam arteri. Percobaan pada penelitian ini menggunakan tikus putih galur wistar (Rattus norvegicus strain wistar) sebanyak 30 ekor (jantan, usia 2-3 bulan, berat badan 150200 gram, serta sehat). Tikus ini dirawat dan dilakukan adaptasi terlebih dahulu selama seminggu dengan pemberian pakan BR1. Keberhasilan dari proses adaptasi tersebut dibuktikan oleh penambahan berat badan tikus yang sesuai kriteria inflamasi. Selanjutnya dengan pemberian diet aterogenik dengan diberi inisiasi injeksi adrenalin bitratas I.V (intravena) sebesar 0.006mg/200grBB, dilanjutkan dengan pemberian diet kuning telur intermitten 3-4% BB melalui sonde (alat bantu medis untuk pemberian nutrisi) lambung selama 14 hari. Penelitian dengan tikus tersebut dibagi dalam lima kelompok. Kelompok pertama, Kontrol negatif (K-) yang diberi diet normal. Kelompok kedua, kontrol positif (K+) yang diberi diet aterogenik, dan tiga kelompok lainnya perlakuan dengan diet aterogenik + ektrak dosis 200 mg/ kgBB/hari (K1), diet aterogenik + ektrak dosis 400 mg/kgBB/hari

Liputan Khusus

(K2), dan diet aterogenik + ektrak dosis 800 mg/kgBB/hari (K3). Pemberian ekstrak kulit pisang dilakukan selama 14 hari melalui sonde. Pada hari ke-15 hewan coba dimasukkan ke dalam stoples yang berisi kapas yang dicampur dengan kloroform sampai tikus pingsan. Pembedahan dilakukan di abdomen menggunakan gunting bedah setinggi leher. Jaringan aorta abdominalis tikus diambil dan difiksasi menggunakan larutan formalin 10%. Hasil penelitian pada pengukuran aktivasi NF-κB didapatkan pemberian ekstrak kulit pisang ambon (Musa sapientum) efektif menghambat aktivasi NF-κB secara bermakna. Jumlah aktivasi NF-κB pada kelompok kontrol positif (dengan pemberian diet aterogenik) lebih tinggi signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif, kelompok kontrol positif (74,8 ± 2,68) meningkatkan jumlah ekspresi NF-κB tujuh kali lipat dibanding kelompok normal (16,2 ± 1,64). Hal ini menunjukkan bahwa pemberian diet aterogenik menyebabkan meningkatnya ROS yang mengakibatkan teraktivasinya NF-κB. Apabila dibandingkan dengan kelompok perlakuan yang diberi ekstrak kulit pisang ambon (Musa sapientum), jumlah aktivasi NF-κB kelompok kontrol positif lebih tinggi secara signifikan. Sedangkan penelitian berdasarkan hasil pengukuran ekspresi eNOS menunjukkan bahwa pemberian diet aterogenik pada kelompok kontrol positif (26,2 ± 4,09) menurunkan jumlah ekspresi

alissa/Bestari

eNOS dua kali lipat dibanding kelompok normal (55,2 ± 3,83). Ekspresi paling tinggi ditunjukkan kelompok yang diberikan ekstrak kulit pisang ambon dengan dosis terbesar yaitu 800 mg/kgBB/hari dan ekspresi terendah ditunjukkan oleh kelompok kontrol positif (perlakuan dengan diet aterogenik). Hal ini berarti semakin tinggi dosis pemberian ekstrak, ekspresi eNOS semakin meningkat. Hal tersebut sejalan dengan penelitian ini yang menunjukkan bahwa pemberian ekstrak kulit pisang ambon (Musa sapientum) dengan dosis 200 mg/ kgBB/hari, 400 mg/kgBB/hari, dan 800 mg/kgBB/hari efektif meningkatkan ekspresi eNOS sehingga menghambat proses aterosklerosis.

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk menambah wawasan bahwa kulit pisang ambon bukan hanya sekedar kulit buah yang tidak bisa dimakan akan tetapi di dalamnya terdapat kandungan yang dapat berfungsi sebagai antiaterosklerosis. Juga agar bisa diteliti lebih lanjut untuk pengembangannya sehingga dapat berguna di dunia medis khususnya untuk mengatasi mahalnya biaya obat untuk penyakit sterosklerosis sehingga dapat menurunkan angka kematian penyebab penyakit tersebut di Indonesia.

Data diolah Oleh: Alief Hasnan Yuliani

GambaR Histopatologi Jaringan Aorta dengan Pengecatan Imunohistokimia untuk Melihat Ekspresi eNOS dengan Pembesaran 1000 X

Perbaiki Sumber Daya Manusia, Indonesia Lakukan Revolusi Mental

Periode kerja Pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla atau Jokowi-JK sudah berjalan lebih kurang tiga tahun lamanya dan Gerakan Revolusi Mental masih terus dimaksimalkan. Hal ini mengingat revolusi mental merupakan salah satu cara untuk memperbaiki Sumber Daya Manusia (SDM) guna menyiapkan generasi tangguh di masa depan. Lalu, bagaimana perkembangan dari Gerakan Revolusi Mental saat ini? Berikut liputan khusus yang dilakukan oleh reporter Bestari, Nata Hendriati bersama Pramono Anung Wibowo selaku Menteri Sekretaris Kabinet Republik Indonesia.

Pramono Anung

11

iptek

Pramono Anung, ditemui pasca menghadiri acara Wisuda Ke85 UMM Periode III tahun 2017 mengungkapkan, Presiden Joko Widodo sudah memerintahkan banyak elemen agar Gerakan Revolusi Mental bukan hanya bersifat simbolis di kalangan mahasiswa. Ia menginformasikan bahwa Jokowi telah membuka acara Jambore Nasional Revolusi Mental di Solo, Jawa Tengah. Acara tersebut merupakan acara baru pertama kali digelar dan dilaksanakan pada 25-27 Agustus 2017. Harapannya adalah seluruh masyarakat dapat bersinergi dengan apa yang telah menjadi tujuan pemerintah, yaitu membangun karakter kebangsaan sebagai salah satu

solusi permasalahan yang begitu kompleks. Hal ini mengingat bahwa Negara Indonesia merupakan bangsa yang besar dan majemuk. Di samping itu, program revolusi mental ini diyakini mampu menjadi jawaban atas permasalahanpermasalahan Sumber Daya Manusia (SDM) yang selama ini masih belum diketahui solusinya. “Maka permasalahan revolusi mental itu harus menjadi topik utama untuk anak didik kita yang tidak hanya sekadar diucapkan,” jelasnya. Selanjutnya, terdapat delapan prinsip dasar revolusi mental yang perlu diperhatikan. Pertama, revolusi mental adalah gerakan sosial untuk bersama-sama menuju Negara Indonesia yang lebih baik. Kedua, harus didukung oleh tekad politik pemerintah. Ketiga, harus bersifat lintas sektoral. Keempat, kolaborasi masyarakat, sektor privat, akademisi dan pemerintah. Kelima, dilakukan dengan program “gempuran nilai” untuk senantiasa mengingatkan masyarakat terhadap nilai-nilai strategis dalam setiap ruang publik. Keenam, desain program harus mudah

dilaksanakan, menyenangkan bagi seluruh segmen masyarakat. Ketujuh, nilai-nilai yang dikembangkan terutama ditujukan untuk mengatur moralitas publik bukan moralitas privat. Kedelapan, dapat diukur dampaknya dan dirasakan manfaatnya oleh warga masyarakat. Pramono menjelaskan, jika ingin melihat Indonesia, lihatlah UMM. Hal ini mengingat revolusi mental telah dilakukan oleh UMM, yang dibuktikan dengan adanya tim paduan suara yang berhijab tetapi tetap menggunakan baju adat Suku Dayak dan memimpin lagu Indonesia Raya dengan penuh hikmat. Hal ini menunjukan Negara Indonesia yang dibanggakan. Indonesia yang sedang mengalami proses pendewasaan di bidang demokrasi, karakter bangsa, dan pendidikan. Ia menegaskan kepada mahasiswa untuk melakukan yang terbaik untuk bangsa, jangan selalu menunggu dan bertanya apa yang akan pemerintah berikan, tetapi manfaatkan berbagai peluang sebagai upaya dalam membangun bangsa dan negeri.


laporan utama

12

No. 349/TH.XXX/September/2017

BESTARI

Kota Malang

Perlu Siaga Krisis

K

ota Malang, terletak pada ketinggian antara 440-667 meter di atas permukaan laut (dpl), sehingga termasuk dalam daerah dataran tinggi di Indonesia. Kendati demikian, kondisi tersebut tidak menutup kemungkinan krisis air bersih terjadi di kota yang mendapat julukan Kota Pelajar tersebut. Musim kemarau yang diprakirakan terjadi hingga November mendatang menuntut pemerintah dan masyarakat mengantisipasi krisis air bersih. Lantas, apakah yang memicu krisis air bersih? Berikut ulasan Tim Laporan Utama Bestari. Musim Kemarau Pengaruhi Ketersediaan Air Aminudin Al Ronir selaku Kepala Bidang Observasi dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) stasiun Klimatologi Malang mengungkapkan kemarau tahun 2017 datang sejak bulan Mei dan diperkirakan akan berakhir pada awal bulan November. Kemarau tahun ini merupakan kemarau terpanjang, namun masih tergolong normal. “Musim kemarau yang cukup panjang lebih menguntungkan petani. Karena jika turun hujan saat musim kemarau, hal itu akan merugikan para petani,” ujarnya. Selain itu Aminudin juga menjelaskan musim kemarau sangat berpengaruh terhadap ketersediaan air bersih. Pasalnya, jika dipikir secara logika, air hujan yang diserap ke dalam permukaan tanah merupakan bagian dari air bersih yang didapatkan dari sumur. Apabila musim kemarau tiba tanpa ada hujan sama sekali, maka ketersediaan air bersih juga menurun karena air hujan telah habis dan tidak ada cadangan air lagi. Aminudin memaparkan krisis air yang terjadi tahun ini tidak separah beberapa tahun lalu, karena pemerintah langsung bergerak mengatasi masalah tersebut. Pria berusia 48 tahun itu berharap agar mahasiswa, khususnya dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) agar dapat membantu permasalahan sekitar. Karena jika hanya diserahkan kepada pemerintahan saja, akan membutuhkan waktu yang sangat lama, sebab permasalahan yang dihadapi pemerintah bukan masalah krisis air saja. Ketersediaan Air Bersih Kota Malang Yuni Lestari selaku Kepala Bidang

Air Bersih

Kota Malang

Perlu Siaga Krisis Air Bersih Taman Cuaca: Berisi alat-alat yang digunakan untuk mengetahui kondisi cuaca di Malang.

ilham/Bestari

daerah resapan tersebut dapat berfungsi menyerap air sehingga dapat menjadi air tanah yang dapat di­ gunakan saat Kondisi Cuaca: Salah satu Staff BMKG Karangploso musim kemarau Kab. Malang memantau perkiraan cuaca di sekitar datang. Cara Malang. mencegah krisis air, suatu daerah harus diego/Bestari Dampit, mempunyai RTH ideal. Kepanjen, “RTH ideal yang harus dimiliki Gondanglegi, setiap daerah itu sebesar 30%, yang memang kerap kali mengalami sedangkan kini di Kota Malang kelangkaan air akibat dampak hanya ada empat persen RTH, dan dari musim kemarau. Tetapi yang itu jauh dari kata ideal,” ujarnya. harus diingat, banyak konflik yang Rere mengungkapkan Walhi terjadi pada musim kemarau yang sebagai organisasi lingkungan menyangkut masalah ketersediaan hidup akan terus berkomitmen air. untuk mengontrol kebijakan Lanjutnya, sejauh ini pe­ pemerintah yang berkaitan manfaatan air di Kota Malang sudah dengan lingkungan hidup yang sesuai sebagai mana mestinya. acapkali menimbulkan masalah Menurut Undang-undang No. 7 yang berdampak buruk bagi Tahun 2004 tentang sumber daya air keseimbangan lingkungan. Pria dan perairan, pertama kali air harus asal Surabaya itu juga memberi digunakan untuk air minum, baru saran harus ada keseriusan dari kemudian urusan yang lain. Kota Pemerintah Kota (Pemkot) Malang Malang ini mempunyai ketersediaan dalam menghadapi masalah air minum cukup bagus, pasalnya, lingkungan hidup khususnya PDAM Kota Malang berada dalam krisis air bersih. Memperluas RTH peringkat lima besar PDAM terbaik dan bersikap tegas terhadap se-Indonesia. Namun terkait pembangunan gedung yang masalah PDAM Kota Malang yang tidak sesuai dengan sistem kelola mendapatkan air dari Kabupaten tata kota merupakan langkah Malang yaitu sumber mata air Wendit, yang harus segera dilakukan menurutnya hal itu adalah resiko pemerintah, karena jika tidak, geografis saja dan tidak menjadi kondisi sumber mata air yang masalah. Belakangan beredar konflik ada di wilayah Malang Raya akan antara Pemkot Malang dan Pemkab terancam kelestariannya. Malang terkait permasalahan PDAM Kota Malang yang membeli air dari Krisis Air Pemkab Malang dengan harga yang Picu Konflik Sosial murah kemudian dijual kembali ke Rachmad Kristiono Dwi Susilo masyarakat dengan harga yang selaku Dosen Program Studi (Prodi) tinggi, sehingga timbul kecurigaan Sosiologi mengungkapkan, kemarau Pemkot Malang diuntungkan adalah problem ketidakmerataan. sementara Pemkab Malang Ketika musim kemarau, suplai dirugikan. air menjadi berkurang dibanding Rachmad menjelaskan pada biasanya. Beberapa sumber bahkan musim kemarau biasanya rawan mati alias menjadi kering akibat dari terjadi konflik, karena kebutuhan musim kemarau. Untuk daerahmasyarakat akan air tinggi, daerah tertentu yang memiliki dan populasi terus bertambah sumber air dengan volume yang sementara suplai air semakin besar, kemarau tidak menjadi berkurang. Artinya, sumber daya persoalan. Contohnya seperti Kota alam yang mengalami kelangkaan Malang yang kebutuhan airnya itu menjadi pemicu terjadinya disuplai dari mata air Wendit, konflik sosial. Untuk mengatasi hal walaupun musim kemarau sekalipun tersebut, pemerintah harus proaktif tidak menjadi masalah. Berbeda menentukan titik-titik mana yang halnya dengan daerah-daerah seperti rentan kekurangan air. Pemerintah informasi perkiraan awal musim hujan juga harus lebih meningkatkan komunikasi dengan masyarakat wilayah malang 2017/2018 yang berada di level bawah, seperti aparatur desa. “Permasalahan air OKT II - NOV II /+1/AN itu ada dua, yaitu kelangkaan dan ketidakmerataan. Oleh karena iu OKT II - NOV II /1/N pemerintah jangan menunggu OKT II - NOV II /+1/AN terjadi konflik baru bergerak,” ujar Kepala Divisi Kendali Mutu Sumber OKT II - NOV II /+2/AN Daya Manusia Prodi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UMM tersebut. m_ire/ grafis:rizalul iqo/p_iko/zuh Sumber :BMKG.or.id

(Kabid) Air Minum dan Air Limbah Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Malang mengatakan, salah satu bentuk pengelolaan air bersih yang berguna bagi kelangsungan hidup sehari-hari yaitu sebagai air minum. Oleh karena itu, penanganan yang tepat perlu dilakukan agar persediaan air bersih di Kota Malang tetap melimpah. Yuni mengungkapkan, pembangunan sarana air bersih berupa pengeboran dan tandon air ditujukan untuk masyarakat berpenghasilan rendah yang dilihat dari daya listrik tidak lebih dari 900 kiloWatt. “Salah satu daerah yang telah dilakukan pembangunan tandon air adalah Kelurahan Wonokoyo dan Bumiayu Kecamatan Kedungkandang,” jelasnya. Lebih lanjut, wanita kelahiran Ponorogo itu mengungkapkan pembangunan sarana air bersih terus dilakukan sebagai antisipasi karena beberapa bulan tidak terjadi hujan yang signifikan di Kota Malang. Pengelolaan sarana dengan baik juga menjadi hal penting agar ketersediaan air bersih di Kota Malang merata ke seluruh lapisan masyarakat. Lanjutnya, administrasi berupa pendaftaran dan tagihan sarana air bersih yang telah disediakan DPUPR tersebut dikelola oleh Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum (Hippam) Kota Malang. Hippam juga berperan untuk memberikan informasi dan motivasi terkait penggunaan air yang tepat sehingga dapat digunakan untuk sarana pemenuhan kebutuhan keluarga maupun sebagai sarana irigasi. Selain itu, Yuni juga mengatakan letak Kota Malang yang tidak berada di daerah sumber air dan pepohonan yang berkurang di kawasan perumahan membuat Kota Malang belum memiliki sumber air permukaan tanah. Selain pengelolaan air bersih oleh Hippam, masyarakat Kota Malang juga dapat memperoleh persediaan air bersih

d a r i Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Malang sesuai ketentuan yang berlaku. Harapannya ke depan, pemanfaatan air bersih di Kota Malang kian berkembang sehingga dapat menghasilkan produk yang berguna bagi seluruh masyarakat. “Jika pengembangannya sukses dan ada sumber airnya dapat dikelola sebagai air minum kemasan dan menanami tumbuhan penangkap air di sekitar lokasi persediaan atau sumber air,” ungkapnya. Di pihak lain, Rere Cristanto selaku Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) sektor Jawa Timur menyampaikan, 97% wilayah bumi terdiri dari air. Sebagian besar penyuplai persediaan air bersih berasal dari hujan. Hujan yang turun dapat menjadi sumber kebutuhan air yang besar bagi masyarakat untuk menghadapi musim kemarau, karena air hujan dapat menjadi cadangan air tanah serta dapat juga ditampung di tempat penampungan air hujan seperti waduk, sumur dan lain-lain. Rere juga menegaskan kemarau yang berkepanjangan di suatu daerah tentu sangat berpengaruh terhadap persediaan air bersih, khususnya di daerah yang sumber airnya dari sumur. Pengguna air sumur sangat rentan mengalami krisis air karena air sumur pada musim kemarau akan sangat minim bahkan kering. Lanjutnya, menurut data dari media, hampir setiap tahun Kota Malang mengalami krisis air saat musim kemarau. Hal ini terjadi karena kurangnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Malang, serta maraknya pembangunan bangunan yang tidak sesuai dengan sistem kelola tata kota seperti mall, pemukiman, pabrik-pabrik, dan lain-lain. Dalam menanggulangi terjadinya krisis air di suatu daerah yaitu harus ada RTH yang berfungsi untuk daerah resapan air hujan. Saat hujan U datang


BESTARI

No. 349/TH.XXX/September/2017

laporan utama

Butuh Kesepahaman Tiga Wilayah di Malang Raya

Surut: kondisi sungai saat air mulai menipis di musim kemarau atau transisi

ilham/Bestari

KSKLUSIF

Solusi Krisis:

Bijak Manfaatkan Air Air merupakan kebutuhan primer yang keberadaannya sa­ngat dibutuhkan oleh se­tiap makhluk hidup. Namun se­ring­kali manusia kurang bijak dalam memanfaatkannya se­hing­ga menyebabkan krisis air saat musim kemarau. Ber­bagai pencegahan ju­ga harus dilakukan agar ti­dak terjadi krisis air saat mu­sim kemarau tiba. Lan­tas bagaimana dampak mu­sim kemarau terhadap per­sediaan air? Berikut hasil wa­wancara reporter Bestari Diko Ahmad Riza Primadi ber­sama Husamah, Kepala Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) UMM.

Bagaimana kondisi per­ se­diaan air pada musim kemarau saat ini? Di Indonesia, kemarau menjadi permasalahan yang sangat serius. Hal itu karena berdasarkan data yang dihimpun oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) ser­ta laporan pemerintah ter­ dapat ribuan desa yang me­ ngalami kekeringan dan kri­sis air bersih. Di beberapa dae­rah, tidak hanya krisis air ber­sih bahkan air sudah tidak ada. Inilah fakta dan kondisi yang terus berulang hampir se­tiap tahun. Kemarau juga me­ nyebabkan beberapa daerah di Kota Malang dan Kabupaten Malang mengalami kekeringan dan krisis air bersih. Bagaimana cara men­ cegah terjadinya krisis air saat musim kemarau? Permasalahan krisis air ter­ jadi karena tidak bijak da­lam mengelola air. Hutan-hu­tan yang seharusnya dapat men­ jadi penampungan dan pe­ nyimpan cadangan air pada musim hujan ditebang dan beralih menjadi lahan per­tanian dan pemukiman. Hal itu­ lah yang disesalkan. Masyarakat kita kurang menghargai fungsi dari hutan.

13

Menjaga ke­lestarian hutan, mem­ bangun wa­duk, mem­buat sumur re­sapan dapat dilakukan untuk menambah cadangan air. Selain itu, untuk mencegah krisis air saat musim kemarau masyarakat juga dapat membuat tandon tadah hujan di rumah masing-masing. Bagaimana perilaku ma­ syarakat terkait dengan pe­ manfaatan air? Perilaku konsumtif sangat lekat dengan masyarakat Indonesia. Air yang seharusnya da­pat dimanfaatkan beberapa kali lang­ sung habis dalam sekali pakai, ti­­ dak bijak dalam pemanfaatannya dan cenderung boros. Banyaknya ke­jadian krisis air ternyata tidak mem­buat masyarakat sadar bagai­ mana mengonsumsi air. Ciri ma­ syarakat konsumtif adalah tidak ber­pikir untuk kebutuhan jangka pan­jang, apa yang ada saat itu dimanfaatkan semaksimal mung­ kin tanpa memperdulikan dam­ pak negatif yang akan terjadi. Ma­ syarakat belum sejalan dengan po­la konservasi air, pengelolaan air se­cara bijak, secara berkelanjutan yang mendukung peran dan fungsi l i n g ­k u n g a n dalam hal ini air. Oleh ka­renanya, masyarakat harus mulai meng­ optimalisasi ketersediaan air yang ada secara bijak dan tidak b e r ­l e b i h a n

memanfaatkan air. Bagaimana langkah yang se­harusnya dilakukan peme­ rintah untuk mengatasi krisis air? Pemerintah perlu mengadakan lang­kah preventif. Apa­­bila terjadi ke­ marau panjang dan terjadi krisis air per­lu diidentifikasi pe­ nyebabnya. Jika ka­rena pola konsumtif ma­syarakat, maka lang­kah ke depan pe­merintah harus meng­konservasi air. Pemerintah dapat membuat infrastruktur danau, waduk, dan lain-lain. Selain itu pemerintah juga dapat melibatkan ma­ syarakat untuk melakukan ge­ rakan komunal. Gerakan ko­ munal yaitu menampung air hujan dengan membuat su­ mur resapan sehingga dapat di­jadikan cadangan air saat musim kemarau. Apa harapan Anda ke depan dalam penang­ gulangan krisis air? Masalah kekeringan dan ke­langkaan air bukan masalah ba­ru. Akan tetapi hingga kini be­lum ada kebijakan yang serius un­tuk menangani permasalahan ter­sebut. Kita harus menjadikan air sebagai masalah bersama pe­ merintah dan masyarakat. Ma­ri kita menghilangkan peri­ laku konsumtif dari diri pribadi ter­lebih dahulu kemudian perlahan kita jadikan gerakan bersama. Harapannya pemerintah mem­ buat kebijakan tegas dalam pemanfaatan air dan dibuktikan dengan aksi nyata.

Husamah ilham/Bestari

Pemerintah Kota (Pemkot) Malang telah menjalin kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab Malang) dan Pemkot Batu dalam ketersediaan air bersih untuk Kota Malang. Selain Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Malang yang mengelola air bersih, ada juga Himpunan Penduduk Pengguna Air Minum (Hippam) yang mengelola air bersih asal sumur bor. Musim Kemarau Debit Air Berkurang Arif Adi Rendra selaku Ketua Hippam Kota Malang menjelaskan kini di Kota Malang terdapat 39 Hippam. Jumlah ter­sebut melayani 7% atau se­kitar 30.000 penduduk di Kota Malang untuk menggunakan air bersih. Seluruh Hippam di Kota Ma­lang telah membantu sebanyak 400-500 lebih kepala keluarga tiap RT/RW untuk mendapatkan air ber­­­sih. Jangkauan Hippam khusus da­­erah-daerah yang tidak dapat di­ jangkau oleh PDAM. Rendra juga me­­ngungkapkan, terkait musim ke­­ ma­­rau tahun ini, jumlah debit air di be­berapa Hippam mungkin ber­ku­ rang, tetapi tidak signifikan hi­ngga ter­jadi krisis air. Rendra juga menerangkan, perlu waktu lima bulan untuk membentuk Hip­pam hingga membuat sumur bor yang siap untuk mengaliri ru­mah warga. Pertama, masyarakat ha­rus mem­ bentuk Hippam dengan stru­k­tur yang diperlukan. Kemudian se­te­lah Hippam terbentuk, masyarakat me­­ netapkan satu titik sumber un­tuk dilakukan penggalian. Setelah peng­ ga­lian, sumur di­pe­riksa kan­dungan airnya. Jika ti­­dak memenuhi sya­rat untuk air mi­­num, maka sumur ter­ sebut hanya bo­leh digunakan un­tuk mandi. “Setelah pemeriksaan kan­ dungan air selesai, akan dipasang pipa-pipa da­ri sumur rumah warga,” ujar pria yang juga menjabat sebagai Ketua Hip­pam Sukun itu. Lanjutnya, melihat kondisi Kota Ma­lang yang belum mempunyai sum­ ber utama air bersih untuk PDAM, dan sempat menuai konflik, Ren­dra mengusulkan beberapa so­lusi untuk mengatasi hal tersebut. Pertama, harus ada kesepahaman antar tiga kota yaitu Pemkot Ma­lang, Pemkab Malang, dan Pem­kot Batu, yang difasilitasi oleh pe­merintah pusat. Pasalnya, ke­tersediaan sumber air tidak dapat di klaim secara wilayah teritorial. Ke­dua, PDAM Kota Malang harus be­nar-benar memanfaatkan sum­ber-sumber yang tersebar di Kota Malang. Ke­tiga, pola hidup masyarakat yang ha­­rus sadar akan air. Tidak berlaku kon­­sumtif dan harus tahu tentang pe­­manfaatan air sebenar-benarnya. Ren­dra juga berpendapat bahwa kon­­flik yang berlarut akan memicu ter­­­jadinya krisis air di Kota Malang, khu­­susnya masyarakat pengguna PDAM. Sementara itu, Saifudin Zuhri selaku Ketua Hippam Tirta Mulya De­sa Gasek, Karangbesuki Kota Ma­lang mengungkapkan Hippam Tirta Mulya sudah berdiri sejak ta­ hun 2004. Kini melayani sebanyak 560 kepala keluarga. Hippam Tirta Mul­ya sudah mempunyai tiga tan­don, tandon pertama sebesar de­lapan kubik, yang merupakan tan­­don bantuan dari pemerintah.

Tan­don kedua sebesar 24 kubik, dan terakhir sebesar 12 kubik. Hip­pam Tirta Mulya terus mem­ bangun tandon karena ke­bu­tuh­ an masyarakat akan air ber­sih se­­ makin banyak. Penyuplaian air ke masyarakat dilakukan dengan me­­­­­ma­ sang pipa-pipa air yang ter­hu­­bung hingga wilayah terjauh, se­hing­ga setiap rumah yang memakai Hippam menerima debit air sama rata. Lanjutnya, ada beberapa ken­ dala yang timbul dalam pembagian air bersih ke masyarakat. Pertama, ji­ka terjadi pompa rusak atau pi­pa bocor, maka perbaikan akan me­ makan waktu yang cukup lama, se­hingga akan muncul konflik dari ma­syarakat. Kedua, masih banyak masyarakat yang tidak tertib mem­ bayar. Padahal, tarif Hippam hanya 1000 rupiah per kubik. Cenderung mu­­rah jika dibandingkan tarif PDAM. Untuk masyarakat yang ti­ dak disiplin membayar selama tiga bu­lan, saluran air akan diputus se­ cara otomatis. Krisis Air Ganggu Aktivitas Sehari-hari Di sisi lain, Siti Rohmah, salah satu masyarakat yang pernah ter­ dampak krisis air di Kecamatan Kedungkandang mengungkapkan bah­wa krisis air tersebut terjadi karena ke­marau. Siti tidak menggu­ nakan ja­sa Hippam atau PDAM, karena Hip­pam waktu itu belum didirikan dan PDAM tidak dapat men­jangkau da­erah tersebut. Krisis air yang ter­jadi saat itu sangat mengganggu ak­tivitas sehari-hari. Pasalnya, sumur yang biasanya digunakan untuk me­menuhi kebu­ tuhan, malah kering tidak ada air. Lanjutnya, krisis air saat itu dapat segera diatasi karena ada mobil tangki air dari PDAM yang memberikan bantuan air ke rumahrumah warga. Siti menambahkan, saat ini warga tidak khawatir jika mu­sim kemarau datang, karena di Kecamatan Kedungkandang su­ dah terdapat beberapa Hippam un­tuk menyuplai kebutuhan air ma­ syarakat. Namun, untuk langkah antisipasi, Siti membuat tandon air sendiri. “Sekarang kebutuhan air bersih tetap bisa terpenuhi mes­kipun musim kemarau, untuk mengantisipasinya membuat tan­ don," paparnya. Berbeda dengan Siti, Juwari, sa­ lah satu masyarakat yang tinggal di daerah Kelurahan Sukun Kota Ma­­lang mengungkapkan bahwa ke­marau tidak berdampak pada ke­tersediaan air bersih. Juwari me­nggunakan jasa PDAM untuk kebutuhan air bersihnya dan tidak pernah ada masalah. Namun pada jam-jam tertentu, debit air yang menyala dari kran air cenderung kecil aliran airnya. Hal itu sudah dianggap biasa dan tidak mengganggu aktivitas sehari-hari. nok


14

No. 349/TH.XXX/September/2017

polling

BESTARI

Area Sampel:

0

100

UMM, Unitri, Stikes Widyagama, Unisma, UIN, Polinema, UB, Akbid WHN, UM, ITN, Unmer, Unikama

Bagaimana Perkembangan Lagu Anak Era Kini

Era modern membawa perkembangan dalam berbagai bidang, salah satunya bidang industri musik. Banyaknya musisi muda yang meramaikan dunia musik, bahkan anak-anak. Sayangnya para musisi era sekarang banyak menciptakan lagu yang terkadang tidak cocok untuk anakanak. Berbeda dengan era 90-an banyak lagu yang diciptakan untuk anak-anak, bahkan hampir di semua stasiun TV menyajikan lagu anakanak.

Berdasarkan hasil survei tim polling Bestari kepada 300 responden mahasiswa kota Malang tentang eksistensi lagu anak nasional menunjukkan sebesar 41,67% responden mengetahui perkembangan lagu anak, 28,67% responden tidak mengetahui perkembangan lagu anak, 26,67% responden ragu-ragu dalam memilih dan 3% responden menjawab abstain. Dari hasil survei tersebut kebanyakan responden mengikuti perkembangan lagu anak

di masa kini. Tragisnya lagu anak di masa kini sangat membuat miris berbagai pihak, seperti di utarakan sebelumnya, lagu anak saat ini sangatlah memprihatinkan. Banyak hal yang menyebabkan hal itu terjadi, dimana berdasarkan survei 76,33% responden menjawab bahwa perkembangan lagu anak saat ini sangat tidak baik. Hal itu dapat dilihat dari banyaknya anak saat ini yang lebih konsumtif dengan lagu dewasa dari pada lagu khusus unuk usia mereka sendiri. Muhammad Dian Cardova

Mahasiswa Politeknik Negeri Malang, menyatakan bahwa perkembangan lagu anak saat ini sangat membuat miris semua pihak. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan banyaknya anak-anak zaman sekarang yang lebih menghafal lagu dewasa seperti lagu-lagu percintaan. Olla Mawardani Mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi UMM berpendapat bahwa b a n y a k anak-anak z a m a n sekarang

menyukai lagu dewasa karena lebih "sering" didengar dari pada lagu anak. Kurang adanya pemberharuan lagu anak menyebabkan anak-anak mencari hiburan yang lain dan salah satunya adalah mendengarkan lagu dewasa. ini berharap semoga ke depannya terjadi pembaruan lagu anak sesuai dengan perkembangan zaman dan didapat menarik kesan suka anak-anak sehingga mau kembali mengkomsumsi lagu sesuai dengan umur mereka. p_lat

Dunia Belajar dan Bermain Bagaimana anda melihat lagu anak anak zaman sekarang?

32,67%

Acara musik atau kompetisi yang marak

Pencipta lagu yang langka

Ari Firmanto

nolarita/Bestari

7,33%

14,89%

45,11%

Kualitas lagu

Masa kanak-kanak merupakan periode yang penting dalam perkembangan anak. Kemampuan memahami arti yang diucapkan orang lain berkembang dengan cepat pada masa kanak-kanak. Salah satu aktivitas yang dapat memberikan perhatian khusus dalam membantu perkembangan anak adalah aktivitas bermusik, seperti mendengarkan lagu dan bernyanyi. Seni musik dapat dikatakan sebagai bahasa universal, karena musik dapat mudah dimengerti dan dinikmati oleh semua orang tidak terkecuali anak-anak. Musik dianggap mampu memengaruhi perkembangan kepribadian seorang anak, baik menyangkut aspek perkembangan motorik, perkembangan bahasa dan perkembangan sosial. Ari Firmanto, Sekretaris Program Studi Psikologi menyampaikan beberapa kekhawatiran mengenai perkembangan lagu anak saat ini. Menurutnya, sejak tahun 2000-an, lagu anak di Indonesia tidak memiliki perkembangan yang cukup berarti, tidak banyak lagu anak yang diproduksi dan lebih banyak mengulangulang lagu anak yang telah ada. Akibat fenomena tersebut, saat ini anak-anak banyak yang menyanyikan lagu yang memiliki lirik tidak sesuai untuk usia anak-anak atau lirik dewasa. Hal itu tidak sesuai dengan apa yang semestinya dikonsumsi oleh anak. Dimana masa kanak-kanak merupakan masa untuk bermain dan belajar, namun hal tersebut menjadi tidak sesuai dengan kebutuhan anak yang seharusnya dapat mengonsumsi lagu sesuai usianya. Lanjutnya, krisisnya lagu anak dapat memberikan dampak yang luar biasa bagi pertumbuhan dan pola pikir anak. Misalnya, saat ini banyak anak-anak yang sudah menyanyikan lagu bergenre pop, dangdut bahkan rock yang memiliki nada dan lirik yang tidak sesuai usianya. Sehingga anak-anak akan merasa kebingungan terhadap lirik dari lagu tersebut. Mereka akan mulai berangan-angan dan mencari-cari tentang lirik yang dinyanyikan. Hal itu dapat berakibat positif jika lirik tersebut berisi konten yang sesuai dengan usianya, namun apabila lirik tersebut merupakan hal yang belum pantas bagi usia anak-anak maka akan berakibat cukup fatal. Seperti halnya lirik mengenai cerita cinta yang banyak muncul di dalam lirik lagu saat ini dan anak-anak sudah mengonsumsi sebelum waktunya. Ari menambahkan, dalam kajian psikologi lagu anak dapat dikategorikan sebagai bermain yang merupakan dunia anak. Maksudnya, menyanyikan lagu bagi anak merupakan salah satu permainan dan dapat dijadikan sebagai media bermain bagi anak. Namun, jika menelisik lebih lanjut mengenai konten atau isi lagu, saat itulah sebuah lagu dapat menjadi media pembelajaran bagi anak. Lirik yang terdapat di dalam lagu anak biasanya tentang berbagai tema dalam dunia anak. Seperti dunia binatang, tumbuhan, profesi, dan keluarga. “Dunia anak merupakan dunia bermain dan sambil bermain mereka bisa belajar,” tegasnya. m_ ana

Anak-anak akrab dengan lagu yg bukan untuk mereka

Model : Qinara Naora Fotografer : Nolarita Bastian Grafis : Hassanalwildan

Lagu Anak Era 90-an Berbeda dengan Sekarang Lagu anak-anak adalah lagu yang kebanyakan liriknya berisi tentang hal-hal ceria yang dapat membangkitkan semangat anakanak yang mendengarnya dan lagu anak nasional jugalah yang mampu menginspirasi anak-anak melangkah ke depannya, tapi sekarang lagu-lagu anak tersebut mulai menghilang entah kemana dan banyak anak yang mendengarkan lagu dewasa. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Tim Polling Bestari di berbagai kampus di Kota Malang, sebanyak 39,64% responden berkata bahwa perbedaan lagu anak era 90an dan lagu anak saat ini terletak pada ketidaksesuaian lirik dan makna lagu yang dinyanyikan atau didengar oleh anak-anak. Mahasiswa dari Universitas Brawijaya (UB) Prodi Bahasa Indonesia Muhammad Ichsan menuturkan jika anak-anak lebih menyukai lagu-lagu dewasa dibandingkan dengan lagu yang pantas untuk usianya sebab lagu dewasa saat ini semakin meluas tanpa terbendung, Sementara itu sebanyak 35,4% responden setuju dengan mental ikut-ikutan terhadap tren yang kurang mendidik adalah salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya krisis lagu anak nasional. Hal itu juga diakui oleh mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) jurusan Teknik

Elektro Nursaadatus Sa’diyah mengatakan bahwa dengan mental ikut-ikutan tren akan membuat anak semakin jauh untuk menyukai lagu yang pantas untuk usianya sebab teman-temannya juga tidak. “Oleh karena itu, mari kita yang sudah besar ini mengajarkan adikadik kita untuk mendengar dan menyukai lagu yang pantas untuk usianya yang masih kecil supaya inspirasi dari kepalanya bisa keluar kelak mau menjadi seperti apa,” jelas. Sebanyak 41,77% responden memilih menurunnya moral dan karakter anak-anak sebagai dampak

dari krisisnya lagu lagu anak nasional. Mahasiswa Universirtas Negeri Malang (UM) Prodi Teknik Elektro Mohammad Rizal Prasetyo menilai efek yang besar dari krisisnya lagu anak nasional adalah menurunnya moral juga karakter anak-anak dan perkembangan anak yang terganggu akibat mendengar lirik-lirik lagu yang kurang sesuai dan hal tersebut tentu sangat mungkin terjadi sebab anak-anak pasti akan terus mencari tahu tentang yang didengarnya. p_omo

Apa yang membedakan antara lagu anak era 90-an dan saat ini? Grafis: wildan

23,23%

Unsur edukasi lagu

39,64%

11,86%

Konten Semakin Luas

Ketidak sesuaian makna lagu

25,25%

Lebih suka lagu dewasa


BESTARI

No. 349/TH.XXX/September/2017

15

polling

Lakukan Pendekatan Edukatif pada Anak Sebagai generasi penerus bangsa, anak Indonesia harus cerdas dan memiliki sifat budi pekerti yang baik. Hal itu tidak terlepas dari peran serta seluruh lapisan elemen, khususnya orang tua sebagai tempat sarana pembelajaran dan contoh pertama bagi anak. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan tim polling Bestari kepada 300 responden mahasiswa di Kota Malang, sebanyak 45,30% responden sepakat bahwa lagu anak yang beredar sekarang ini haruslah menyajikan lagu yang sarat akan pesan-pesan moral, sederhana, dan ceria. Modesta Elvira, Mahasiswa Universitas Gajayana (Uniga) Prodi Teknik Mesin beralasan menyajikan lagu anak yang memiliki pesan-pesan moral dan ceria merupakan cara efektif yang dapat dilakukan untuk memikat daya tarik anak terhadap lagu untuk anak yang seharusnya diperdengarkan. Upaya untuk mengembalikan

eksistensi lagu anak yang sesungguhnya tidak terlepas dari peran orang tua anak tersebut. Hal ini bisa menjadi latar belakang dalam pemecahan masalah dan solusi dengan mengacu dari pendapat responden sebanyak 21,13% yang berpendapat bahwa kurangnya pengawasan orang tua terhadap media hiburan dan informasi melalui lagu merupakan faktor yang menjadi penyebab krisis lagu anak di Indonesia. Iis Sartini mahasiswi Universitas Tribhuwana Tungga Dewi (Unitri) mewakili sebanyak 40,30% suara responden mengungkapkan bahwa orang tua dapat harus mengenalkan lagu anak-anak kembali ke dunia mereka. "Orang tua berperan penting terhadap pertumbuhan anak dari media hiburan dan informasi yang mereka lihat dan dengar. Selain itu, orang tua juga harus selalu mengawasi tontonan dan musik yang mengandung konten dewasa yang tidak baik bila diketahui oleh anak pada usia

yang belum sewajarnya," ungkap mahasiswi prodi Teknologi Industri Pertanian tersebut Selanjutnya, mengembalikan eksistensi lagu anak orang tua juga harus melakukan pendekatan edukatif kepada anak. Septia Lestari mahasiswa Akademi Kebidanan Wira Husada Nusantara (Akbid

WHN) mewakili suara responden Sebanyak 29,51% sepakat bahwa bernyanyi bersama dengan anak dengan membuat peragaan dapat menjadi pilihan terbaik untuk meminimalisir krisis lagu anak. "Peran yang dapat orang tua lakukan adalah harus melakukan pendekatan kepada anak untuk

meningkatkan daya imajinasi anak dan menjadi sarana kasih dan sayang melalui pendekatan yang menyenangkan kepada anak," ungkap mahasiswa 22 tahun tersebut. p_kim

Apa yang membedakan antara lagu anak era 90-an dan saat ini?

Ciptakan lagu sarat moral

Tambah media edukatif

20,15%

Filterisasi lagu anak

17,36%

Pengawasan orang tua

16,56%

Grafis: wildan

45,30%

Lagu anak adalah salah satu media edukatif yang bagus digunakan untuk memperkenalkan banyak hal kepada anak-anak. Satu hal yang menjadi poin penting lagu anak adalah lirik-lirik yang terkandung di dalam lagu anak haruslah berfokus pada hal-hal yang baik dan bermanfaat, jangan hanya menciptakan lagu yang arassemen baik, tetapi lirik yang terkandung di dalamnya tidak bermanfaat sama sekali .

Shalihuddin Wahid, Mahasiswa Teknik Sipil Unisma

Bu Tari, bisa menyanyikan lagu diobok-obok nggak?

dok.Pribadi

Buruknya perilaku anak zaman sekarang dapat dilihat dari berbagai faktor pemicu yang ada. Salah satu faktor pemicunya adalah komsumtifnya lagu dewasa di kalangan anak-anak. Hal ini harus segera diatasi karena jika anak-anak terus mengomsumsi lagu yang tidak sesuai umurnya, itu akan memengaruhi kepribadian anak tersebut dan kebanyakan mengarah ke arah negatif. Masalah anak adalah masalah semua pihak, karena anak adalah masa depan negara ini. Yayuk Muzaiyatin, Mahasiswa Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)

Lagu anak-anak itu penting, apalagi pada masa-masa emas kisaran balita. Apapun yang terdengar akan terekam pada anak tersebut dan jika yang terdengar adalah kata-kata yang kurang pantas maka akan berdampak pada masa depan anak tersebut. Oleh karena itu lagu anak-anak perlu untuk diselamatkan atau bisa dikatakan perlu dipopulerkan kembali. Moh. Rizal Prasetiyo, Mahasiswa Teknik Elektro Universitas Negeri Malang (UM)

Bisa donk pak Bes!!

Lagu anak adalah lagu khusus yang memang ada untuk anak-anak. Tapi akhir-akhir ini lagu anak sudah jarang diproduksi dan anak-anak lebih suka menyanyikan lagu-lagu dewasa. Maka dari itu lagu anak-anak seharusnya dibangkitkan kembali supaya anak-anak bisa mendengar lagu yang sesuai dengan usianya. Nursaadatus Sa’diyah, Mahasiswa Teknik Elektro Universitas Negeri Malang (UM)

simpul Perkembangan zaman telah menyumbangkan banyak dampak pada setiap bidang, tidak terkecuali dunia anak-anak. Salah satu hal yang menarik perhatian dewasa ini adalah terkait lagu anak nasional yang sudah sangat jarang kita dengar atau bahkan diciptakan oleh mereka yang bergerak di industri musik. Anak-anak seperti tidak memiliki batasan untuk mendengar lagu dewasa dengan berbagai tema yang ada. Melihat dari hasil survei yang dilakukan oleh Tim Polling Bestari, sebanyak 41,67% menyatakan bahwa sejauh ini mereka tahu dan mengikuti perkembangan lagu anak nasional. Kemudian sebanyak 45,11% menyatakan bahwa perkembangan lagu anak saat ini dapat dikatakan tidak baik, bahkan memprihatinkan. Menurut Siti Maemunah, lagu anak yang ada sekarang justru lagu-lagu anak yang legendaris pada masanya yakni era

Lagu Anak Dukung Proses Belajar Menyenangkan 80-90an, misalnya Ambilkan Bulan, Diobok-obok, Libur Telah Tiba, dan lainnya. Hal tersebut didorong oleh berbagai faktor, salah satunya mengikuti tren pasar industri musik dimana lagu yang populer dan laku di pasaran sekarang adalah lagu pop dewasa bahkan rock. Sehingga mau tidak mau lagu anak mulai tenggelam dan dilupakan. Kemudian, sebanyak 25,25% sepakat bahwa lingkungan seolah-olah memaksa anak-anak mengonsumsi lagu-lagu yang tidak sesuai umur mereka dan bisa dikatakan anak-anak “dewasa� sebelum waktunya. Wanita yang dikenal sebagai salah satu dosen Fakultas Psikologi ini menjelaskan bahwa lingkungan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tumbuh kembang anak-anak. Mereka akan meniru apapun yang mereka lihat dan dengar tanpa adanya upaya filterisasi dari dalam diri mereka. Sebab, mereka belajar

dengan cara seperti itu. Lagulagu dewasa lebih sering mereka dengar dibandingkan dengan lagu anak-anak, misalnya ketika ada acara karnaval dan lain sebagainya. Bahkan anak-anak sampai menghafal dan suka menyanyikan lagu dewasa tersebut. Sebanyak 45,30% responden yang mewakili suara yang menyatakan bahwa lagu anak semestinya sarat akan pesan-pesan moral. Bagi dosen yang kerap dipanggil Atis itu mengatakan bahwa lagu anak-anak sangat mudah diciptakan. Mengingat inspirasi tema lagu tidaklah sulit didapatkan. Lagu anak-anak pun tidak harus dengan lirik banyak cukup 1 bait dan diulang-ulang. Misalnya tentang alam, budaya, dan lain sebagainya. Lalu, sebanyak 40,30% sepakat bahwa selain lingkungan, orang tualah yang memegang peran pertama dan utama

terhadap proses belajar anak-anak. juga harus mengontrol setiap Keluarga adalah sekolah pertama konten atau tayangan televisi yang bagi anak-anak. Semua proses dikonsumsi anak-anak. pembelajaran dimulai Hal tersebut untuk dari lingkup keluarga. menghindari halMenurut Atis, berkaitan hal yang tidak dengan lagu anakdiinginkan. anak, orang tua dapat ald memperkenalkan atau menyanyikan lagu anak-anak zaman dahulu bersama anakanaknya. Hal tersebut juga mendukung proses belajar menyenangkan sekaligus bermain b e r s a m a anak-anak. Orang tua

Siti Maemunah

nolarita/Bestari


16

BESTARI

No. 349/TH.XXX/September/2017

pernik

Pantai Sipelot,

surganya Keindahan Alam Damai: Angin sepoi-sepoi menambah sensasi indahnya pesisir Sipelot. Nampak di pelupuk mata deretan kapal-kapal nelayan yang tengah menunggu senja.

mirza/Bestari

alissa/Bestari

Malang menyimpan banyak destinasi wisata pantai yang eksotis, salah satunya Pantai Sipelot yang terletak di Desa Pujiharjo, Kecamatan Tirtoyudo. Pantai yang diapit oleh dua bukit itu menyuguhkan paket lengkap keindahan alamnya, seperti air terjun, area berkemah, snorkeling, hasil laut, dan masih banyak lagi. Apa saja keunikan di Pantai Sipelot? Simak cerita perjalanan Tim Pernik ke Pantai Sipelot Berikut ini.

J

arum jam menunjukkan pukul 13.00 ketika Tim Pernik meninggalkan kawasan kampus menuju Pantai Sipelot. Kami mengendarai motor menuju Malang Selatan, tepatnya menuju Desa Sukodono, Dampit. Jika ingin berkunjung ke pantai ini yang paling mudah dengan mengendarai motor dari Kota Malang menuju ke arah Turen lalu menuju ke Dampit. Setelah sampai di Dampit jangan lupa untuk terus melanjutkan perjalanan ke arah Tirtoyudo. Kemudian, di pertengahan jalan Tirtoyudo terdapat petunjuk jalan belok ke kanan yang mengarahkan ke Pantai Sipelot. Guna mencapai Pantai Sipelot, kami harus melewati perkebunan pisang dan kopi dengan jalan yang hanya cukup dilalui satu truk. Tidak jarang kami berhenti saat berpapasan dengan truk milik masyarakat sekitar yang sedang mengangkut hasil perkebunan, sehingga pengunjung harus ekstra hati-hati. Tak seperti perjalanan ke pantai pada umumnya yang berhawa panas, udara yang berhembus selama perjalanan ke Pantai Sipelot cenderung dingin.

Kilas Sejarah Nama Sipelot

Ada dua versi berbeda tentang sejarah Pantai Sipelot. Angga Yoga Prata selaku Ketua Karang Taruna menyampaikan dahulu, ada sekelompok Veteran yang berlaut dari Pantai Tambak Asri, kemudian mengikuti arus laut dan tiba-tiba mereka memasuki sebuah daratan yang belum mereka ketahui. Tak lama kemudian, mereka menemukan buah Sipe yang dalam Bahasa Indonesia berarti singkong. Rasa alot (keras, Jw.) terasa saat mereka mengunyah buah tersebut. Mengingat pantai ini belum diketahui oleh mereka, para veteran pun sepakat memberi nama pantai ini dengan nama Sipelot berasal dari kata sipe dan alot. Versi kedua yang dipercaya masyarakat bermula dari seseorang yang dikenal Mbah Briel seorang warga Desa Peniwen waktu itu sedang babat alas (membuka hutan). Ketika Mbah Briel sedang membuka hutan, ia menemukan wilayah yang belum pernah dilihatnya, karena wilayah itu berseberangan dengan pantai, akhirnya Mbah Briel kembali ke desa dan mengatakan kepada seluruh warga bila ia menemukan sebuah daratan indah yang berbatasan dengan pantai. Akhirnya, warga berbondong bondong memasuki wilayah itu dan warga sepakat menamainya dengan Sipelot.

Berbagai Pesona Pantai Sipelot

Sebelum memasuki pantai, pengunjung harus membayar tiket masuk sebesar 5.000 rupiah. Namun, penarikan tarif hanya dilakukan ketika ada perayaan hari besar. Deretan perumahan nelayan khas warga pesisir seolah-olah menyambut kedatangan pengunjung di Pantai Sipelot. Perahu nelayan mendarat saling bergantian di sebelah Barat, sedangkan di sebelah Timur pantai menjadi tempat yang digunakan untuk berkemah, berenang, dan memancing. Namun, pengunjung harus melewati muara kecil yang dialiri air payau terlebih dahulu sebelum sampai ke area perkemahan tersebut. Ketika sedang berkemah tidak disarankan untuk menyeberangi muara lebih dari jam 21.00. Menurut salah satu anggota karang taruna Desa Pujiharjo,

Titik Kumpul: Salah satu area pesisir yang dapat digunakan untuk camping bersama teman ataupun keluarga.

Nofianto Wardakusuma ada beberapa alasan Pantai Sipelot menjadi destinasi wisata yang menarik. Pertama, adanya aliran air terjun yang mengarah langsung menuju laut. Pemandangan seperti ini tentunya tak ditemukan di setiap pantai. Kedua, ada wisata Hutan Tenger yang dihuni banteng liar. Selain itu ekosistem laut di area Tenger masih terjaga dengan baik sehingga pengunjung diberikan akses untuk melakukan snorkeling. Area snorkeling meliputi pesisir pantai berpasir putih. Sementara itu, untuk mencapai kedua tempat tersebut bisa melalui dua jalur, yaitu jalur laut menggunakan perahu yang disewakan dan jalur darat dengan kendaraan roda dua atau berjalan kaki. Namun, pengunjung disarankan menyewa perahu untuk menuju lokasi snorkeling. “Hanya perlu merogoh kocek sebesar 150.000 rupiah per perahu menuju Air Terjun Wedi Putih dan 350.000 rupiah per perahu ke Hutan Tenger,” ujarnya. Ketiga, Pantai Sipelot merupakan salah satu pantai yang sangat bersih dibandingkan dengan pantai di Malang Selatan lainnya. Kebersihan Pantai Sipelot tidak serta merta hasil kepedulian pengunjung, tetapi juga agenda rutin kerja bakti yang diadakan warga sekitar pesisir pantai setiap hari sabtu. Selain itu, diadakan pula agenda penanaman pohon bakau untuk menjaga kelestarian pantai dan mencegah bencana. Keempat, para nelayan selalu membawa banyak kotak hasil tangkapan ikan, namun mereka seringkali menyisakan satu kotak ikan yang diberikan kepada siapa saja yang membantu menaikkan perahu pada saat menepi, entah itu warga sekitar ataupun pengunjung. Menurut Nofi, tradisi itu memang sudah biasa dilakukan di Pantai Sipelot karena hasil lautnya yang melimpah.

Berkemah di Pantai Sipelot

mah

Tips Berke

1.

2. Siapkan jas hujan atau terpal karena cuaca sering berubah.

Carilah referensi tentang Pantai Sipelot terutama mengenai jalur tempuh.

3.

Datanglah ke pantai pada sore hari (berangkat dari Malang mulai siang hari), karena air laut pasang pada malam. Tidak disarankan untuk kemah di pagi/ siang hari karena cuaca cukup panas.

4.

Pilih tempat kemah yang agak jauh dari bibir pantai untuk menghidari terjangan angin.

ingin membuat 5.apiJika unggun, kumpulkan

sebanyak mungkin sebelum Menurut salah satu pengunjung gelap. Sampah kayu dapat Pantai Sipelot Nurudin Ode menjelaskan ditemukan banyak di pinggir Pantai Sipelot yang masih terbilang pantai. Buatlah api unggun perawan membuat siapa saja yang TIDAK segaris lurus dengan berkemah merasakan benar-benar tenda dan pantai karena asap mengikuti arah angin berbaur dengan alam. Namun juga perlu laut. di perhatikan larangan seperti tidak boleh menyeberang muara lebih dari jam 21.00, karena air laut sedang pasang. Selain itu juga tidak boleh mendirikan tenda di bawah 6. Dilarang tebing karena terdapat cerita mistis yang menyebrang muara di dipercaya penduduk. “Persiapkan segala atas jam 21.00 karena kemungkinan seperti mendirikan tenda air laut pasang dengan kokoh karena pada dan berarus deras. waktu malam hari angin di 7. sana cukup besar,” terang Siapkan bekal pria asal Papua tersebut. makan dan minum okt/m_dya/p_ori/suf

sebelum air pasang.

mirza/Bestari

8.

Jangan meninggalkan sampah dan mengotori pantai.

grafis:medina


BESTARI

No. 349/TH.XXX/September/2017

17

pernik

Potret Kerukunan Beragama Warga Selain hasil ikan di Pantai Sipelot yang melimpah, di daerah tersebut kita juga dapat menyaksikan toleransi antar dua umat ber­agama yang ber­beda. Meskipun mayoritas pen­duduk setempat ber­­agama Kristen, namun aktivitas warga yang minoritas Islam tidak merasa ter­­­­ganggu mengenai hal tersebut. Baik warga pemeluk agama Kristen atau pun Islam, mereka saling hidup ber­ dam­pingan serta saling tolong me­­­­­nolong.

Toleransi Umat Beragama Penduduk Pantai Sipelot Islam merupakan agama minoritas di sekitar daerah Pantai Sipelot. Hanya ada 30% umat Islam yang menetap di sana. Juhari Winarto selaku tokoh agama Islam di Pantai Sipelot mengungkapkan ada dua cara agar kerukunan antar umat beragama tetap terjalin dengan baik yaitu dengan saling pengertian dan saling menghargai. Dua hal tersebut merupakan pedoman yang sangat penting untuk menjalankan kehidupan bermasyarakat dengan segala perbedaan. Contohnya, ketika umat Kristen mengadakan kegiatan ibadah, umat Islam menjaga keamanan keberlangsungan ibadah mereka, dan begitu pula sebaliknya. Laki-laki yang berusia 25 tahun tersebut menyampaikan bahwa belum pernah terjadi konflik agama di Desa Pujiharjo. Penguat agar tidak terjadinya perpecahan salah satunya adalah adanya kepemimpinan yang bijaksana. Kepala desa yang bijaksana tentu dapat terus menjaga keharmonisan warganya. “Meskipun kepala desa pemeluk agama Kristen dalam acara Bersih Desa ia tidak hanya mengadakan kerohanian bagi pemeluk agama Kristen saja, melainkan juga mengadakan pengajian untuk warga pemeluk agama Islam,” ungkapnya. Keberadaan warga pemuluk agama Islam yang menjadi minoritas di sana, tidak menghalangi mereka untuk menyekolahkan anakanak mereka di sekolah Kristen. Sekolah Kristen merupakan satu-satunya tempat menempuh pendidikan di Desa Pujiharjo. Oleh sebab itu Juhari mengupayakan untuk membangun SMP Islam di Desa Pujiharjo. Pembangunan sekolah tersebut dalam tahap pengembangan fasilitas sekolah. Sutorahadi salah satu Pengurus Rayon Gereja Desa Pujiharjo mengakui sikap gotong royong antar sesama warga tanpa memandang latar belakang agamanya. Ia menyebutkan sejak dahulu belum ada masalah yang menimbulkan konflik serius karena dapat diselesaikan secara musyawarah dan rasa saling mengalah. “Dalam kegiatankegiatan tertentu warga di sini saling bahu-membahu. Warga juga membuat komunitas lintas agama untuk membahas permasalahan baik permasalahan yang menyangkut sosial ataupun agama,” ujarnya. Selanjutnya ia berharap Desa Pujiharjo bisa menjadi desa percontohan toleransi umat

beragama. Salah satu bentuk toleransi yang seringkali dilakukan oleh kedua komunitas agama di Desa Pujiharjo yaitu gotong royong dalam aktivitas-aktivitas sosial. “Kita biasa menjaga silaturahmi, meskipun kita berbeda keyakinan tetapi tetap berada pada payung Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” ujar pria asli Malang itu. Potensi Ikan yang Berlimpah di Laut Sipelot Keberadaan Laut Sipelot memberikan manfaat tersendiri bagi warga sekitar, yakni sebagai sumber mata pencaharian. Purwanto, salah satu warga yang berprofesi sebagai nelayan mengungkapkan bahwa Laut Sipelot memiliki ikan yang berlimpah dalam berbagai jenis dan ukuran, namun yang paling banyak adalah jenis ikan tongkol dan layur. Waktu terbaik untuk menangkap ikan yaitu pada Bulan September, Oktober, dan November karena pada waktu-waktu itu ikan sudah menepi. Setelah dikumpulkan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) ikan-ikan tersebut kemudian tidak hanya dipasarkan di sekitar Pantai Sipelot tetapi juga keluar Kota Malang seperti ke Ponorogo. Pria yang memulai profesi nelayan sejak 1975 itu mengungkapkan bahwa dari tahun ke tahun jumlah rata-rata ikan yang diperoleh tidak mengalami penurunan. Hal itu terjadi karena kondisi di dasar Laut Sipelot masih terjaga sehingga ekosistem ikan tidak terganggu. Selain mencari ikan di laut, para nelayan Pantai Sipelot setiap satu bulan sekali juga melakukan kerja bakti dengan membersihkan sekitaran pantai, memperbaiki jaring atau perahu nelayan yang rusak. Lebih lanjut, ia juga me­nerang­ kan bahwa tidak hanya warga sekitar yang bisa menangkap ikan di Laut Sipelot, tetapi pengunjung pantai juga bisa melakukannya. Namun, harus tetap menaati per­ aturan yang telah dibuat oleh pemerintah, seperti tidak boleh menggu­nakan racun, pukat harimau, dan bahan peledak. “Siapapun boleh menangkap ikan di sini, tetapi tidak boleh menggu­ nakan bom dan alat-alat lain yang dilarang oleh pemerintah,” ungkap pria asal Jember itu. Perlu Pengembangan dan Pembenahan Salah satu pengunjung, Anton Brawijaya mengungkapkan, dirinya mengetahui keberadaan Pantai Sipelot dari teman komunitasnya. Pantai Sipelot sangat bisa dijadikan pilihan untuk dikunjungi selain Pantai Balaikambang. Walaupun

tidak mudah rute yang ditempuh menuju ke pantai itu, namun panorama alam yang disuguhkan cukup mengobati rasa lelah di perjalanan. Terkait kebersihan, pria asal Aceh itu berharap agar kebersihan pantai yang masih perawan tetap terjaga. Sementara itu, menurut anggota karang taruna Nofianto W a r d a k u s u m a mengungkapkan Pantai Sipelot memiliki fasilitas yang cukup leng­kap yang ber­asal dari hasil penjualan tiket masuk dan iuran warga sekitar. Dengan kondisi seperti itu, Nofianto hanya bisa berharap pe­merintah daerah Malang lebih peka akan potensi wisata Pantai Sipelot dengan mem­ beri ban­tuan pengem­b angan wisata Malang Selatan. noe/m_dya/lik/p_ ori/suf

Bermasyarakat: Kontingen non muslim juga mengangkat tema dan pesan yang sama, toleransilah yang menjadi senjata ampuh menegasikan perbedaan dalam bermasyarakat.

dok. Desa Pujiharjo

alissa/Bestari

Bersatu: Salah satu kontingen Islam pawai encek-encek tengah mengusung arak-arakan, mereka mengisyaratkan bahwa kehidupan heterogen harus tetap bersatu.

Tradisi: Siapapun yang menolong nelayan menaikkan kapal ke daratan, akan mendapatkan imbalan beberapa ikan tangkapan.

Gotong Royong: Wisatawan dan Warga Pantai Sipelot membantu menaikkan perahu nelayan yang baru saja tiba dari melaut.

dok. Desa Pujiharjo

mirza/Bestari

mirza/Bestari


18 18

polemik POLEMIK polemik

No. 349/TH.XXX/September/2017

BESTARI

Berpakaian Rapi dan Sopan, Kewajiban Mahasiswa UMM Sebagai salah satu institusi pendidikan berbasis agama, UMM tentu memiliki aturan tersendiri dalam mengatur cara berpakaian mahasiswa saat berada di lingkungan kampus yang didasarkan pada Surat Edaran Nomor E.5.a/1003/UMM/X/2007 tentang Penertiban Penampilan Mahasiswa. Cara berpakaian yang sesuai dengan kaidahkaidah agama Islam menjadi tolok ukur penting untuk kedisiplinan seluruh sivitas akademik di kampus. Lantas, bagaimana penerapan aturan berpenampilan ini? Apa saja sanksi yang diterapkan? Simak hasil penelusuran berikut. Kedisiplinan Mahasiswa Tanggung Jawab Bersama Abdullah Masmuh selaku Kepala Biro Kemahasiswaan UMM me­negaskan, tidak hanya Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan saja, seluruh sivitas akademika UMM juga mempunyai peranan penting dalam mengawal peraturan tata cara berpakaian mahasiswa. Jika dosen mendapati mahasiswanya tidak memakai pakaian yang tidak pantas, maka dosen wajib menegur dan memberikan sanksi jika tidak ada efek jera untuk tidak dibolehkan me­ngikuti kegiatan akademik. Begitu juga mahasiswa, jika melihat rekan­ nya memakai pakaian yang tidak pantas, wajib mengingatkan dan me­negur. Karyawan pun ikut andil dalam meningkatkan kedisiplinan maha­siswa dalam hal berpakaian, jika mahasiswa melanggar maka tidak akan dilayani untuk melakukan kegiatan administrasi dalam bentuk apapun. “Intinya, semua sivitas akademika harus saling me­ngi­ ngatkan demi terwujudnya ke­ disip­linan di kalangan mahasiswa,” tegasnya. Latar belakang dikeluarkannya aturan berpenampilan adalah adanya aturan tata cara ber­pakaian dalam Islam. Baik pria ataupun wanita mempunyai atur­an tersendiri dalam hal ber­pakaian dan menutup aurat. Pria dilarang menyerupai wanita dengan memanjangkan rambut dan me­makai anting. Selain berkaitan dengan kaidah keislaman, UMM merupakan instansi pendidikan yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan kedisiplinan maha­siswa. Dalam situasi formal di dunia pendidikan, mahasiswa harus mampu berpakaian formal dalam arti rapi dan pantas. “Ketika mahasiswa berada di dalam kampus, maka ikuti aturan yang ada,” tegasnya.

Menanggapi isu mahasiswa yang tidak diizinkan mengikuti kegiatan akademik karena melanggar aturan ber­pakaian, lanjut Masmuh, secara sosiologis manusia mem­punyai ikatan dengan sebuah norma, baik tertulis ataupun tidak tertulis. Ketika sesorang berada dalam sebuah institusi, maka harus mengikuti atur­an yang berlaku di dalam institusi itu. “Jangan sebuah lembaga formal seperti UMM yang lingkupnya luas, se­buah keluarga pun mempunyai norma-norma yang harus dipatuhi oleh setiap anggota keluarga,” tutup dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik itu.

Sesuaikan Cara Berpakaian dengan Aturan Kampus Baroya Mila Shanty, selaku dosen Program Studi (Prodi) Manajemen mengatakan, surat eda­r­an berpenampilan yang di­ buat oleh rektor perlu adanya lem­­baga yang memantau apakah sudah diterapkan sesuai atau tidak. Menurutnya, selama ini aturan tentang cara berpakaian mahasiswa yang terdapat di kampus tidak di­ evaluasi dan tidak di kendalikan. Per­aturan tersebut hanya dibuat saja tanpa adanya lembaga khusus yang menangani apabila peraturan ter­sebut dilanggar, dikhawatirkan ber­­pengaruh pada mahasiswa yang me­­nyepelekan aturan dan semakin banyak melanggar aturan tata cara ber­­pakaian di lingkungan kampus. Hal ini akan berdampak pada seluruh sivitas yang ada di Universitas. Lanjutnya, sebagai kampus yang Islami meskipun tidak di­wajib­kan untuk memakai jilbab, se­tidaknya mahasiswa memakai pakaian yang rapi dan sopan agar me­ncerminkan mahasiswa yang ber­pendidikan. Baroya mengatakan, harus­nya ada pene­gasan aturan yang berlaku de­ ngan di­bentuknya lembaga khusus

Patuhi Aturan: Berbusana di lingkungan kampus harus sesuai aturan yang dberikan oleh pihak UMM. diego/Bestari

yang menangani dan perlu adanya sosialisasi kepada seluruh sivitas kampus dan hukuman apabila ada mahasiswa yang melanggar atur­ an berpakaian. “Mahasiswa harus mengikuti peraturan yang ada karena cara berpakaian se­seorang yang digunakan akan mem­pengaruhi kehidupan ke depan dan men­ cerminkan dirinya sendiri,” tuturnya. Sementara itu, Zainul Khatim selaku Dosen AI-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) me­nga­ takan, kesadaran mahasiswa akan tata cara berpakaian sesuai dengan aturan yang ada terbilang sudah cukup bagus. Meningkatnya maha­ siswa yang menggunakan hijab yang sesuai dengan kaidah agama Islam. Zainul menjelaskan, saat kegiatan belajar mengajar dimulai, materimateri tentang batasan aurat laki-laki dan perempuan sering dijelaskan. Tujuannya, agar kesadaran diri maha­ siswa semakin meningkat. Terkait dengan aturan berpakaian sesuai dengan edaran yang dikeluarkan kampus, Zainul tidak memiliki aturan khusus dalam hal berpakaian ketika me­ngajar di dalam kelas. Namun,

maha­siswa sudah banyak yang mampu menyesuaikan diri dalam hal ber­pakaian saat berada di lingkungan kampus.

Peraturan tentang tata cara berpakaian mahasiswa sejatinya sudah diatur dalam surat edaran pada tahun 2007. Namun, nampaknya masih banyak mahasiswa yang mengabaikan. Beberapa mahasiswa mengenakan pakaian yang tidak sesuai dengan aturan yang berlaku. Lantas, apa sebenarnya penyebab hal itu terjadi dan bagaimanan UMM menanggapinya? Berikut hasil wawancara reporter Bestari Moh. Yusroni dengan Wakil Rektor (WR) III UMM Sidik Sunaryo.

meng­ikuti kegiatan akademik. Semua dosen berhak melakukan tindakan jika menemui maha­siswa yang melanggar. Tindakan itu bisa berupa teguran lisan dan tertulis. Jika mahasiswa terus me­lakukan kesalahan yang sama, maka maha­ siswa tersebut tidak di­­

KSKLUSIF

Bagaimana pendapat Anda mengenai cara berpenampilan mahasiswa UMM? Disiplin dan menaati tata tertib yang berlaku itu penting bagi maha­­ siswa UMM. Pakaian menjadi cermin dalam kedisiplinan taat pada aturan yang ada. Selain fungsi utama pakaian untuk me­nutup aurat, berpakaian juga me­nun­jukkan sisi diri mahasiswa dalam sopan santun. Mahasiswa yang hebat adalah mahasiswa yang sopan dan santun, bukan maha­siswa yang slengean. Percaya atau tidak, ber­ pakaian menentukan ke­pribadian mahasiswa. Hal itu ada kaitannya dengan salah satu istilah dalam Bahasa Jawa yaitu aji ning raga, ana ing busana yang ber­arti kepribadian seseorang bisa ditentukan dari caranya ber­ pakaian. Jadi, penilaian orang terhadap diri kita sangat ber­gantung pada cara kita berpakaian. Mahasiswa UMM tentunya tidak hanya cara berpakaiannya saja yang menjadi perhatian, namun harus seimbang dengan cara ber­

Cara Berpakaian

bicara. Artinya, seimbang antara lahir yang berupa cara berpakaian dan batin yang berupa cara berbicara. Nilai-nilai itulah yang selama ini di­ terapkan di UMM. Setiap kampus me­ miliki aturan yang berbeda, UMM pun memiliki tata tertib tersendiri dalam mengatur mahasiswa dalam ber­ pakaian. Jadi, mahasiswa UMM harus me­nyesuaikan dengan aturan yang sudah ditentukan.

Apa penyebab mahasiswa tidak peduli dengan cara berpakaian yang ada? Salah satu penyebab hal itu ter­ jadi adalah ketidakpahaman tata cara ber­pakaian yang baik dan benar serta hasrat ingin tampil beda. Mahasiswa lebih memilih untuk memperbaiki kekurangannya dengan memakai pakaian yang tidak pantas. Selain itu, hasrat untuk mencari perhatian orang juga menjadi penyebabnya. Namun ironisnya cara mencari perhatian di­lakukan dengan menunjukkan ke­ kurangan­­nya, yaitu berpakaian yang

Cara berpakaian yang Ideal Cerminkan Mahasiswa Berkualitas Ahmad Rizki Mubarok, salah satu mahasiswa FEB mengatakan, maha­ siswa yang telah mengetahui surat edar­an tentang aturan berpakaian tersebut masih banyak pihak pro dan kontra karena memiliki perbedaan ke­benaran berpakaian yang dianut. Rizki berpendapat, masih banyak ia jumpai mahasiswa yang kurang sesuai cara berpakaiannya dan me­ nurut­nya tidak semua mahasiswa mengetahui perihal surat edar­an yang telah dikeluarkan oleh pi­hak kampus sendiri. Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas (BEMU) itu berupaya untuk men­­jadi teladan berpakaian yang baik tidak hanya saat di kampus tetapi juga saat di luar kampus dengan cara mengumpulkan teman-teman pengurus lembaga untuk menunjukkan aturan disiplin mahasiswa. Lanjunya, sebisa mungkin pihak

di­visi dari BEMU berupaya untuk meng­ubah pandangan mahasiswa me­ nge­nai cara berpakaian yang sesuai dan bila perlu akan mengadakan so­ sia­lisasi di kampus agar ke depannya tidak terjadi perdebatan atau ke­salah­ paham­an antar pihak satu dengan lainnya. “Sebab, bukan hanya dosen yang mengingatkan tetapi perlu upaya dari semua sivitas akademik yang ada di kampus,” ujarnya. Sementara itu, Farizal Aditya salah satu mahasiswa Fakultas Teknik (FT) mengatakan bahwa tidak semua penampilan mahasiswa melanggar aturan. Farizal kerap mendapati mahasiswa yang berpakaian rapi dan sopan sesuai dengan buku panduan dan surat edaran yang ada. Namun, ada juga yang masih melanggar atur­an, termasuk aturan dalam hal kerapian rambut dan pakaian. “Buku panduan dulu sudah diberikan saat awal masuk diterima sebagai mahasiswa UMM termasuk di dalamnya ada aturan berpakaian yang rapi dan sopan,” ungkapnya. vit/m_yus/p_iah/rah

Cerminkan Kepribadian

tidak sopan dan pantas. Orang yang sering berbuat menyimpang tidak ada istimewanya sama sekali. Dalam perkembangannya, mo­ del pakaian sangat beragam. Di UMM yang merupakan lingkungan pen­di­ dikan, tidak membatasi model pa­ kai­an yang di­pakai mahasiswanya. Namun, yang harus menjadi perhatian ada­lah apakah pakaian yang dipakai menutup aurat dan sesuai dengan aturan yang ada atau tidak. UMM adalah institusi pendidikan di bawah naungan Muhammadiyah, jadi sangat menjunjung tinggi nilai-nilai agama, termasuk di dalamnya aturan ber­pakaian.

Sanksi apa yang dikenakan bagi mahasiswa yang melanggar aturan? Sanksi yang di­be­rikan bagi maha­­siswa yang me­langgar yaitu ti­dak diizinkan

Sidik Zakarija Sunaryo

bolehkan mengikuti kegiatan akademik. Adanya sanksi bertujuan untuk meningkatkan ke­disip­linan maha­siswa. Rapi dalam berpakaian adalah kewajiban bagi mahasiswa UMM.

Apa harapan Anda ke depan? Ke depan, harapannya maha­ siswa mampu memahami nilai-nilai dasar cara berpakaian yang erat kaitannya dengan moralitas. Hal ini sangat penting karena berpakaian juga menyangkut soal agama. Proses pendidikan di UMM tidak hanya fokus pada urusan akademik saja, namun juga nilai-nilai moral. Pemahaman mahasiswa terkait tuju­an utama berpa­ kaian yang tidak lain adalah menyangkut penampilan, s e h i n g g a n a n t i n y a mahasiswa tidak hanya memiliki kecerdasan akal, tetapi juga kecerdasan akhlak. Achmat diego/Bestari


BESTARI

No. 349/TH.XXX/September/2017

kata mereka

Korupsi yang Tidak Ada Matinya

Aisyah Wahyu Ningsih Prodi Agroteknologi-2016

Bangsa ini sedang gencargencarnya memberantas pe­ri­­­ laku ko­rupsi. Korup­si di­la­ku­kan tanpa pandang bulu, baik oleh para petinggi di pemerintahan, hingga kelompok swasta bahkan pene­gak hukum. Padahal korupsi adalah sesuatu yang menyimpang dari tugas res­ mi jabatan yang disandangnya, untuk kepentingan pribadi namun dapat merugikan bangsa. Berbagai cara telah dilakukan

untuk memerangi korupsi. Berbagai upaya dilakukan, mulai dari pendidikan kedisiplinan yang erat kaitannya dengan korupsi waktu, sampai pemberantasan yang dilakukan oleh pihak inde­ penden pemerintahan. Namun geliat praktik-praktik korupsi masih ada. Hukum pidana mau­pun administrasi yang diterapkan dira­ sa masih kurang seimbang de­ngan kerugian yang diakibatkan , kemu­ ng­kinan hal itulah yang menye­ babkan tindakan tersebut masih dipraktikkan di Indonesia. Bersusah payah mencari buktibukti menegenai korupsi, tapi apalah daya koruptor lebih ahli dalam melakukan permainan ini. Mereka punya orang lain yang ber­tindak sebagai kaki tangan untuk menyembunyikan praktik korupsinya, bahkan menghapus jejak korupsi sampai tidak meninggalkan bukti sama sekali. Korupsi harus tetap dilawan

tidak hanya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dan penegak hukum, masyarakat harus ikut mengawal dan membersihkan koruptor-koruptor yang masih duduk santai di negeri ini. Mengingatkan akan kutipan najwa sihab “Namun mimpi bebas korupsi tak boleh pudar, dan cita-cita harus terus berpijar. Yel-yel harus tetap dikumandangkan, keberanian mesti terus diacungkan. Barisan anti korupsi jangan sampai bungkam, per­la­ wanan tak boleh teredam. Kita mungkin bukan kumpulan bergenderang-berpalu, tapi barisan ini akan terus melaju”. percayalah akan kebenaran, sesuatu hal baik yang dilakukan tidak akan sia-sia.

potensi dalam dalam hal tersebut. Kebiasaan anak usia dini yang dapat dijadikan contoh yaitu teknologi saat ini seperti smarpthone, game sehingga akses anak menjadi sangat mudah menda­ patkan informasi dimanapun dan memberikan kebiasaan yang tidak baik Sadarkah kita bahwa bermain game dapat berdampak pada anak menuju jiwa-jiwa korupsi, korupsi waktu, korupsi uang saku, dan lain sebagainya. Waktu menjadi hal yang mudah untuk dihabiskan layaknya uang. Anak akan lebih sering mengha­ biskan waktunya untuk bermain game, menghalalkan segala hal untuk mendapatkan apa yang dia inginkan baik dengan jalan buruk ataupun baik mungkin sebagian ora­ng tua dapat mengawasi anak mere­ka dengan baik namun bagai­ mana dengan orang tua yang sibuk bekerja tidakkah jiwa-jiwa seperti itu akan terus berkembang hingga mereka dewasa.

Hassanalwildan Ahmad Z. Prodi Syariah-2014

Korupsi menjadi “penyakit” yang cukup ramai diper­bin­cang­kan beberapa tahun ini. Banyak kasus tindak pidana korupsi men­cuat di berbagai media yang dila­kukan oleh para pejabat negara. Baik yang ada di tingkat bawah maupun yang sudah berada di pusat. Berbagai macam hal men­jadi pemicu maraknya tindak pi­da­na korupsi di Indonesia. Bebe­rapa di antaranya adalah su­pre­masi hukum yang kurang mem­berikan tekanan dan juga men­tal para aparat yang dinilai sangat bobrok. Sebagian besar para koruptor adalah mereka yang relatif kaya

Tema Grafis dan Kata Mereka edisi 350 Bulan Oktober 2017:

“Pahlawan Masa Kini” Naskah/grafis yang dimuat akan mendapat imbalan. Bestari menerima tulisan pembaca untuk : 1. Tulisan Nurani dengan 4.000 character with space 2. Tulisan Resensi Buku atau Film dengan 3.500 character with space 3. Tiga karya puisi dengan tema bebas 4. Karya cerpen dengan tema bebas sebanyak 6.800 character with space 5. Opini (untuk dosen dan mahasiswa) dengan tema bebas sebanyak 5000 character with space. Naskah yang dikirim belum pernah dimuat/dikirim ke media lain

Elok Dwi Septria Devi Prodi PGSD-2016

Maka dalam hal ini peran berbagai pihak sangatlah penting. Keluarga khususnya orang tua adalah subjek utama yang mem­ pe­lopori pribadi seorang anak selanjutnya diimbangi dengan lingkungan anak yaitu seorang guru di sekolah, keluarga, dan masya­rakat yang mendukung dalam upaya pencegahan jiwa korupsi sejak Menanamkan kebia­ saan-kebiasaan kecil yang posi­tif adalah jalan terbaik bagi perkem­ bangan pribadi dan moral anak.

Sembuhkan “Penyakit” Korupsi dan berpendidikan. Namun karena kebobrokan mental dan ketamakan akan harta, pada akhirnya mereka terjerumus ke dalam lingkaran kejahatan korupsi. Lalu, bagaimana solusi untuk memberantas tipikor di Indonesia?. Satu dari sekian banyak cara yang bisa kita lakukan untuk me­ ngu­rangi jumlah kasus tipikor ada­ lah memberikan pendidikan ka­ rak­ter kepada anak usia dini. Cara ini memang membutuhkan waktu yang cukup lama. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa dengan membangun karakter masyarakat sejak kecil bisa memberikan nilai signifikan dalam penurunan jum­ lah tipikor di masa depan. Sudah seharusnya sifat disiplin, jujur, ber­ tanggung jawab mendarah daging dalam setiap individu ma­sya­rakat Indonesia. Pembekalan nilai nilai religi yang intensif juga bisa memberikan dampak terhadap jumlah tipikor. Tidak ada satupun agama yang me­ nga­jarkan penganutnya untuk ber­ buat perbuatan yang merugikan

Info BESTARI

Harap menyertakan foto

Menghilangkan Jiwa Koruptor Pada Anak Tindak korupsi bagi sebagian orang adalah sebuah kesempatan, kesempatan untuk mencapai apa yang belum tercapai dengan cara cepat. Kenapa dianggap kesem­ patan? karena mungkin tidak akan datang lagi saat mereka membutuhkan. Cepat ataupun lamban tetaplah waktu dan waktu adalah uang itulah pemikiran yang tertanam sejak usia dini. Usia dini adalah usia produktif manusia mengingat hal-hal kecil dan meniru apapun di sekitarnya. Meniru adalah hal mudah bagi anak usia dini, kebiasaan baik atau­pun kebiasaan buruk yang nam­­pak disekitar anak akan terus terta­nam hingga kelak anak-anak dewasa. Maka kebiasaan kebia­ saan baik perlu ditanamkan pada diri anak usia dini sebaliknya kebiasaan buruk dihindarkan. Berhubungan dengan kasus korupsi dan penyuapan yang ma­rak terjadi saat ini, beberapa anak nampaknya sudah memiliki

19

orang lain. Peran orang tua dan ling­kungan sangat berpengaruh untuk menumbuhkan kesadaran religi anak agar nantinya ketika dewasa memiliki moral yang baik. Pendidikan karakter dan penanaman nilai religi bisa diibaratkan sebagai pondasi dari rumah yang akan dibangun. Semakin kuat pondasi maka semakin kokoh rumah yang akan dibangun nantinya. Ketika moral dan mental seseorang sudah kuat dan baik, tidak akan pernah terbesit sedikitpun untuk melakukan korupsi meski godaan dan kesempatan terbuka lebar. Satu hal lain yang menye­ babkan menjamurnya tindakan ko­ rupsi adalah kurangnya su­pre­masi hukum. Hukuman yang diberikan kepada pelaku ti­pi­kor kurang memberikan efek jera terhadap pelaku maupun ma­sya­rakat luas. Padahal se­ha­rusnya fungsi dari hukum adalah memberikan efek jera yang diharapkan menjadi ancaman bagi siapapun yang mencoba melakukannya.

Bestari menerima tulisan Klinik Foto yang mengulas tentang "Urban Landscape" ulasan yang dikirim harap disertai minimal 3 foto. Pengiriman karya paling lambat tanggal 12 Oktober2017. Naskah/grafis diterima di Kantor Redaksi Bestari atau melalui email: redaktur_bestari@yahoo.com.


20

No. 349/TH.XXX/September/2017

grafis

BESTARI

TEma Grafis

Rudi Wijaya Mhs. Ma’ahad Abudrahman BBin Auf UMM

Ada b a b p e a k r t a n y a

Kepada

A n a k n y a

Nidia Karunia Aisyah Psikologi

Mengenal Lensa Fisheye Dalam dunia fotografi, tentu anda akan mengenal berbagai macam jenis lensa. Terdapat beberapa jenis lensa diantaranya adalah Tele, Zoom, Prime, Wide Angle, Makro, Fisheye dan lainlain. Nah, mungkin anda akan bertanya-tanya apa itu lensa Fisheye? Dan apa perbedaannya dengan lensa biasa? Saya akan sedikit membahas tentang lensa Fisheye. Memang banyak orang yang mengartikan secara mentah bahwa lensa Fisheye adalah lensa mata ikan, karena memang lensa jenis ini berbentuk cembung seperti layaknya mata ikan. Selain itu, juga banyak orang yang menyamakan lensa Fisheye dengan lensa Wide Angle. Hal itu dikarenakan kedua lensa ini memiliki jangkauan yang sangat luas atau dengan panjang fokal pendek. Namun pada kenyataannya len­sa fisheye dan wide angle biasa memiliki perbedaan, yaitu

efek dis­torsi cembung yang dihasilkan serta sudut pandang hemisphercial (setengah bundar) yang sangat lebar. Jika dibandingkan, jang­kauan lensa Fisheye lebih lebar atau dengan cakupan yang cukup luas. Lensa fisheye sendiri mampu menangkap gambar secara cembung dengan sudut mencapai 180 derajat. Kebanyakan lensa Fisheye digunakan untuk objek foto seperti bangunan kota, landscape dan lain lain. Lensa Fisheye sendiri ju­ ga memiliki dua jenis, yakni Circular Fisheye dan Full-Frame Fisheye. Perbedaannya adalah untuk jenis Full-Frame Fisheye sendiri dapat menghasilkan foto dengan gambar yang sa­ ma dengan lensa biasa yakni persegi panjang. Sudut yang di­hasilkan Full-Frame Fisheye mencapai 180 derajat pada arah horizontal, namun pada ukuran vertikalnya tidak mencapai

Klinik Foto: Afif Dzikra A. Ilmu Komuinikasi 2014

180 derajat. Itulah yang menjadi kekurangan FullFrame Fisheye. Sedangkan untuk Circular Fisheye dapat menangkap gambar secara melingkar dan sudut yang dihasilkan semua mencapai 180 derajat baik vertikal maupun horizontal. Panjang fokal lensa Fisheye biasanya berkisar antara 8mm, 10mm, dan 17mm. Panjang fokal kebanyakan dibuat fix (prime) yang tetap. Beberapa produk lensa Fisheye yang terkenal adalah Nikon 10.5mm f/2.8 Fisheye (AF dan AF-S), Sigma 8mm EX DG Fisheye, Canon EF 8-15 f/4L Fisheye dan Samyang 8mm f/3.5 Fisheye. Untuk harganya sendiri, lensa Fisheye dibanderol dengan harga cukup mahal yaitu di angka 5 juta hingga 15 juta. Berminat untuk memiliki lensa fisheye ini?


BESTARI

No. 349/TH.XXX/September/2017

Aku Merasa Asing dengan Lingkungan Perkotaan Assalamualaikum, Wr. Wb Perkenalkan nama saya AR, sa­ya ingin berkonsultasi tentang per­masalahan yang sedang saya alami. Saya seorang Maba be­rasal dari sebuah desa terpencil yang jauh di luar Pulau Jawa dan ja­uh dari gaya hidup perkotaan. Saya di­ besarkan di lingkungan adat yang sa­ngat kental dengan kehidupan alam. Ragam hidup pedesaan se­ perti bertani ataupun berburu di hutan merupakan hal yang biasa saya lakukan. Pada awalnya saya merasa sa­ ngat bahagia karena lolos beasiswa dari pemerintah daerah untuk me­ lanjutkan pendidikan di Kota Ma­ lang. Padahal saat itu ada ribuan or­ang yang mendaftar untuk men­ dapatkan beasiswa tersebut. Orang tua saya sangat bangga dengan keberhasilan tersebut bahkan mem­buat acara perayaan di desa men­jelang keberangkatan saya. Akan tetapi sesampainya di Malang saya merasa asing dengan budaya dan bahasa lokal yang belum saya pahami. Saya berusaha menyesuaikan di­ri namun hal itu sia-sia. Hal ter­ sebut justru semakin parah saat pro­ses pembelajaran dimulai. Saya merasa kesulitan dalam me­ mahami materi perkuliahan. Tidak dapat dipungkiri bahwa saya me­ rasa sendirian dan kesepian tanpa ada teman dari daerah asal. Saya semakin rindu keluarga saya, na­ mun untuk berkomunikasi dengan me­reka sulit dilakukan, mengingat ke­luarga saya tidak mengenal hand­ phone dan tidak terdapat jaringan te­lekomunikasi yang memadai di daerah asal saya. Hal tersebut mem­buat saya sering merasa sedih, ge­lisah, dan ingin marah. Begitulah per­masalahan yang saya hadapi, atas bantuannya saya sampaikan terima kasih. Waalaikumsalam, Wr. Wb Terima kasih pada saudara AR yang telah memberi kepercayaan ke­­pada kami. Permasalahan yang sau­dara alami saat ini disebut

21

konsultasi

dengan culture shock, yaitu suatu kon­disi dimana timbul rasa gelisah yang disebabkan oleh keterasingan ter­hadap lokasi, orang, lingkungan, si­tuasi maupun budaya yang ber­ beda di tempat lain. Keadaan se­ macam ini umum terjadi pada ma­ hasiswa baru karena kurangnya adap­tasi di tempat baru. Hal pertama yang harus di­ sadari bahwa saudara lolos be­ asiswa yang diselenggarakan pe­merintah daerah merupakan se­buah kesuksesan yang patut di­ syukuri. Keluarga dan orang-orang di lingkungan saudara sangat me­ ngapresiasi hal tersebut yang ar­ tinya mereka men­dukung pen­ didikan saudara. Mu­ngkin saudara merasa masa-ma­sa awal tidak mudah, namun hal tersebut adalah salah satu tan­tangan yang harus saudara lalui agar dapat melangkah lebih jauh lagi. Terkait dengan kesulitan sa­ udara untuk beradaptasi di ling­ kungan yang baru, ada be­be­rapa hal yang dapat saudara la­kukan antara lain memperbanyak so­­ sialisasi dengan orang-orang ba­ ru baik di lingkuangan kampus ata­upun warga di sekitar. Jangan mengurung di­ri karena semakin mem­buat sau­dara merasa kesepian.

Cobalah un­tuk mencari teman baru yang be­rasal dari daerah lain agar me­miliki teman yang senasib dan seperjuangan. Demikian juga men­­ cari teman yang berasal da­ri Kota Malang tentu akan sa­ngat mem­ bantu saudara dalam be­radaptasi terhadap lingkungan. Luangkan waktu saudara un­ tuk sekadar jalan-jalan dengan te­man baru, mengobrol, ber­ bagi informasi dan pengalaman agar saudara memiliki wawasan yang beragam bahkan dapat pula saling berbagi cerita atau masalah pribadi. Selain itu gunakan waktu di­ luar jam kuliah untuk ikut ber­ organisasi. Pastikan saudara me­ mahami tentang kegiatan dalam or­ganisasi tersebut dan sesuaikan de­ngan minat atau bakat yang sau­ dara miliki. Hal tersebut akan me­ nambah relasi dan pengalaman yang menyenangkan bagi saudara. Perbanyaklah berdoa kepada Tuhan agar Saudara diberikan kemudahan dalam studi ini, ingatlah bahwa harapan dan doa orang tua saudara sangat besar terhadap kesuksesan saudara Tim UPT BK Masjid AR Fachruddin Lt. I Kampus III UMM Penanggung jawab : Muhammad Shohib, M.Si. konseling_bk@yahoo.com Telp : 0341-464318 ext 180

Bahaya Mengonsumsi Daging Berlebih Assalamualaikum Wr. Wb Perkenalkan saya IN be­ rusia 33 tahun, melalui artikel kesehatan ini saya ingin ber­ konsultasi berkaitan dengan konsumsi daging kambing dan daging sapi. Daging sapi maupun kambing biasanya diolah menjadi hi­dangan utama seperti rendang, sop, gulai, dan sate yang menjadi favorit banyak orang. Dan jujur, saya pun pasti tidak dapat menahan di­ri untuk menyantap semua hi­ dangan tersebut. Untuk itu saya ju­ga mengkhawatirkan dampak mengonsumsi bahan makanan ter­sebut secara berlebihan se­ perti penyakit kolesterol dan da­ rah tinggi. Bagaimana cara me­ ngatasi hal tersebut sehingga saya dapat mengonsumsi tanpa harus khawatir mengidap masalah ke­ sehatan yang nantinya akan tim­ bul? Terima kasih atas balasan jawabannya.

Waalaikumsalam Wr. Wb Terima kasih atas pertanyaan yang dikirimkan pada redaksi ka­mi. Kita perlu menga­tur pola makan. Hal tersebut karena kan­dungan lemak jenuh pada sumber le­­mak hewani seperti sapi dan kambing sangat tinggi. Apabila sumber lemak hewani ber­lebihan dikonsumsi dapat me­ nyebabkan masalah kesehatan seperti dislipidemia, hipertensi bahkan hingga penyakit jantung koroner. Selain itu daging juga bisa mengandung senyawa karsinogenik seperti ami­na heterosiklik (HCA) dan hid­ rokarbon aromatik polisiklik (PAH). Ke­dua senyawa yang ber­ bahaya tersebut terbentuk ke­ tika proses pemasakan daging. Se­nyawa tersebut dapat me­­ ningkatkan resiko kanker. Kandungan lemak daging dapat me­­ningkatkan produksi hormon sehingga berisiko kan­ker se­perti kanker pa­yudara dan kanker pro­ stat. Selanjut­nya, selain per­ masalah di atas re­siko lain yang perlu diwaspadai ketika ber­

l e b i h a n mengonsumsi da­ging yaitu masalah bau napas. Tu­buh yang banyak memakan d a ­g i n g beresiko juga dr. Dyah Ayu Shinta . *) kelebihan kan­dungan protein. Tubuh yang ter­lalu banyak membakar lemak akan menghasilkan bahan kimia ya­itu keton. Keton ini lah yang akan membuat napas Anda jadi ti­dak enak meskipun Anda sudah me­ nyikat gigi ataupun berkumur. Bau mulut akan susah hilang ketika An­ da masih sering mengonsumsi da­ ging dalam porsi yang banyak. Kita bisa mengatur makanan yang kita makan dalam porsi yang kecil atau secukupnya untuk meng­ hindari keluhan perut yang begah. Imbangi juga makan daging dengan makan makanan yang berserat, ka­ rena serat akan melancarkan sa­ luran pencernaan Anda dan men­ cegah sembelit. Makanan berserat con­tohnya seperti gandum, buah ser­ta sayur mayur. Meminum air putih dengan ba­nyak juga dapat mendorong sisa ma­kanan di dalam usus. Konsumsi air yang cukup da­pat mengatasi sembelit maupun men­ cegahnya. Sebaiknya olah ba­han daging dengan cara dibakar atau dipanggang daripada digoreng ka­ rena lemak pada daging akan ber­ kurang saat pembakaran terjadi. Hindari malas un­tuk bergerak, karena bergerak akan membantu pencernaan Anda be­kerja optimal. Bergerak dapat An­da lakukan dengan berjalan ka­ki untuk bersilaturahmi ke ru­mah kerabat atau teman atau ber­olahraga rutin yang biasa di­lakukan. Dengan semua tips yang telah diuraikan di atas, kita ha­rapkan konsumsi daging selama Idul Adha tidak berdampak buruk pada kesehatan nantinya. Demikian semoga informasi ini semoga memberikan manfaat. Dokter Rumah Sakit JIH Jogjakarta Alumni FK UMM 2007

Kasus Pinjam Nama, Pemilik Nama Tersangkut Pidana Asslammu’alaikum Wr. Wb Pak saya ingin bertanya, baru-baru ini saya mendapat panggilan dari polisi sebagai saksi terkait adanya pelaporan dari Finance Mo­tor dengan Undang-undang Fi­dusia. Begini kasus yang saya ha­dapai, pada tahun 2017 ini na­ma saya dipakai oleh seorang te­man saya untuk mengambil mo­tor, katanya nama saya dipakai se­ bagai persyaratan administrasi saja karena nanti yang membayar ci­cilan motor teman saya sendiri dan perihal pinjam nama waktu itu, pihak Finance Motor tahu dan tidak mempermasalahkannya. Ter­­nyata teman saya sekarang meng­hilang bersama motornya se­hingga ada laporan dari pihak fi­nance kepada pihak kepolisian. Nah sekarang ini tiba-tiba saya me­ nerima surat panggilan dari polisi sebagai saksi terekait dengan tin­ dak pidana. Saya ingin bertanya me­ngenai bagaimana posisi saya da­lam kasus ini? Karena saya me­ mang tidak mengerti apa-apa

dan merasa menjadi korban pe­ nipuan dan karena factor sung­kan saya tidak menyangka bisa sam­pai begini. Semoga Tim BK­BH dapat memberikan saran me­ngenai permasalah saya, mohon ban­ tuannya, terima kasih.

Waalaikumsalam Wr. Wb Saudara penanya yang kami hor­mati, terima kasih sudah ber­ konsultasi kepada Tim BKBH. Mem­ baca dari pertanyaan yang saudara ta­nyakan tentang pemanggilan sa­udara sebagai saksi, maka yang se­harusnya dilakukan saudara

adalah memenuhi panggilan tersebut dan memberikan keterangan yang se­­benarnya sesuai dengan apa yang dilihat, dirasa dan diketahui se­ba­gaimana faktanya kepada pihak Ke­polisian. Memberikan keterangan se­bagai saksi dengan mem­ berikan ke­terangan yang sebenarnya ti­dak dipidana. Selama dalam ke­benaran, tidak perlu takut dan gentar dipanggil untuk menjadi sak­si, justru akan berbuah ke­baikan karena telah membantu me­ngungkap kebenaran. Dalam Pa­sal 1 angka (26) Kitab UndangUn­dang Hukum Acara Pidana (KUHAP), Saksi adalah orang yang da­pat memberikan keterangan gu­na kepentingan penyidikan, pe­ nuntutan dan peradilan tentang su­ atu perkara pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri dan ia alami sendiri. Dalam Pasal 1 angka (27) KU­ HAP, keterangan saksi adalah salah sa­tu alat bukti dalam perkara pi­ dana yang berupa keterangan dari

saksi mengenai suatu peristiwa pi­dana yang ia dengar sendiri, ia li­hat sendiri, dan ia alami sendiri de­ngan menyebut alasan dari pe­ ngetahuannya itu. Saksi yang da­ pat dipidana adalah saksi yang me­lakukan sumpah palsu dan mem­berikan keterangan palsu se­ bagaimana diatur dalam Pasal 242 Kitab Undang-Undang Hukum Pi­ dana (KUHP); (1) barang siapa da­ lam keadaan di mana undang-un­ dang menentukan supaya memberi ke­terangan di atas sumpah atau me­ngadakan akibat hukum kepada ke­terangan yang demikian, dengan se­ngaja memberi keterangan palsu di atas sumpah, baik dengan lisan atau tu­lisan, secara pribadi maupun oleh kuasanya yang khusus ditunjuk un­tuk itu, diancam dengan pidana pen­jara paling lama tujuh tahun. (2) Jika keterangan palsu di atas sum­ pah diberikan dalam perkara pi­ dana dan merugikan terdakwa atau tersangka, yang bersalah di­ancam dengan pidana penjara pa­ling lama sembilan tahun. (3) Disamakan dengan sumpah ada­lah janji atau penguatan yang di­ha­ruskan

menurut aturan-aturan u­mum atau yang menjadi pengganti sum­ pah. (4) Pidana pencabutan hak berdasarkan Pasal 35 No. 1 sam­ pai 4 dapat dijatuhkan. Termasuk juga yang menolak di­panggil sebagai saksi, maka di­ ancam dengan ketentuan Pasal 224 KUHP, yaitu: barang siapa dipanggil sebagai saksi, ahli atau juru bahasa me­nurut undang-undang dengan se­ngaja tidak memenuhi kewajiban ber­dasarkan undang-undang yang ha­rus dipenuhinya, diancam; (1) da­­lam perkara pidana, dengan pi­ da­na penjara paling lama sembilan bu­lan, (2) dalam perkara lain, de­ ngan pidana penjara paling lama enam bulan. Demikian jawaban dari kami. Atas kesalahan dan kekurangannya, kami mohon maaf, semoga bermanfaat. Tim UPT BKBH Jika pembaca menghadapi kasus hukum, bisa berkonsultasi dengan datang ke Kantor BKBH. Masjid AR Fachruddin Lt. I Kampus III UMM bkbh_unmuh@yahoo.com Telp : 0341-464318 ext 193


22

opini

Menyoal Penggunaan E-Money

Sultoni

Teknologi sekarang ini telah banyak menunjukkan kemajuan yang luar biasa. Banyak hal dari sektor kehidupan yang telah menggunakan keberadaan dari teknologi. Perkembangan teknologi hingga adanya teknologi baru yang hadir yaitu untuk menjawab keresahan masyarakat. Begitu pula di sektor pemerintahan atau swasta yang kini memanfaatkan kemajuan teknologi berbasis elektronik. Salah satu BUMN yaitu Bank Indonesia (BI) telah mengeluarkan program yang memanfaatkan kecanggihan teknologi saat ini seperti uang elektronik atau yang dikenal dengan electronic money (e-money). E-money dapat digunakan untuk berbagai macam jenis pembayaran. Penggunaan kartu e-money ini sejalan dengan program BI yang ingin mengurangi pemakaian uang tunai di masyarakat (less cash society). Definisi uang elektronik menurut Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 11/12/PBI/2009 adalah nilai uang yang disimpan secara elektronik pada suatu media yang dapat dipindahkan untuk kepentingan transaksi pembayaran dan/atau transfer dana. Masyarakat yang mulai menggunakan kartu ini pun mengalami peningkatan. Berdasarkan data yang dirilis BI pada akhir 2016, jumlah e-money yang beredar mencapai 51,2 juta kartu atau meningkat bila dibandingkan pada akhir tahun sebelumnya yang tercatat 34,3 juta kartu. Kemudian sejak awal tahun 2017 sampai dengan juli 2017, mengalami peningkatan menjadi 69,4 juta kartu dan diperkirakan akan terus meningkat. Sementara jika ditinjau dari total transaksi e-money pun mengalami keadaan positif. Per Juli 2017 nilai transaksi e-money mencapai Rp 1,44 triliun atau terus meningkat bila dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya. Dimana pada Januari 2017 nilai transaksi e-money hanya sebesar Rp 665,7 miliar. Selain memiliki akses transaksi yang terbilang cepat, penggunaan e-money dinilai lebih efektif untuk mengurangi peredaran uang palsu di masyarakat, dan untuk mencegah tindak pidana yang dikarenakan seseorang membawa uang tunai dalam jumlah besar. Efisiensi dalam penggunaan e-money terjadi saat transaksi elektronik, konsumen tidak perlu repot menghitung uang kembalian, apalagi jika nominal angkanya unik, konsumen mengetahui dengan pasti berapa jumlah uang yang digunakan, konsumen dapat menghemat waktu antrian misalnya antrian di jalan tol, dan menghemat penggunaan kertas yang dapat mengancam kerusakan lingkungan. Penggunaan e-money juga akan mendatangkan keuntungan berupa potongan harga atau diskon dari produk-produk tertentu. Namun e-money pun juga memiliki kekurangan seperti, saldo e-money bank A hanya dapat diisi ulang di mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) di Bank A tersebut. Ketersediaan merchant atau mesin-mesin elektronik penyedia jasa e-money masih sedikit. Terlebih jika sedang berada di luar kota yang masih kurang akses terhadap layanan perbankan. Tingkat keamanan e-money pun tergolong rendah, sebab tidak adanya sandi keamanan. Jika kartu e-money tersebut hilang, maka saldo yang ada di dalamnya pun akan hilang. Berbeda halnya dengan kartu debit maupun kartu kredit yang jika hilang, uang tersebut tidak akan hilang. Pengguna dapat membuat kartu yang baru dengan dilampiri surat keterangan hilang dari Polisi.

Putri Wahyu Alfianti Redaktur Pelaksana

No. 349/TH.XXX/September/2017

BESTARI

Membangun Paradigma Keilmuan Integratif di Perguruan Tinggi Diskursus mengenai integrasi ilmu (Islamisasi sains) pada saat ini terus mengalami penguatan respons dari umat Islam. Semenjak didengungkan oleh beberapa kalangan intelektual, Islamisasi sains terus menancapkan pengaruhnya. Se­cara faktual respons tersebut, tidak le­pas dari kesadaran umat Islam untuk meng­aplikasikan nilai normatif keIslaman di te­ngah arus pergumulan perkembangan ip­tek yang dinilai telah tercerabut dari lokus sa­kralitas-transendentalistiknya. Padahal, Fazlur Rahman (dalam Sutrisno, Fazlur Rahman: Kajian Terhadap Metode, Epistemologi dan Sistem Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006) menya­takan Alquran––baca Islam–– meng­ajarkan doktrin kesatuan kehidupan dan kesatuan ilmu pengetahuan. Lazim apabila ada kalangan yang memiliki pandangan progesif sebagaimana Agus Purwadi dalam Kosmologi Qur’ani; Ikhtiar Mencara Titik Temu Nalar Sains dan Nalar Agama, (Malang: UMM Press, 2016), yang memberikan pernyataan konklutif Alquran menawarkan suatu pandangan kosmologis yang positif-optimis tentang alam. Alam merupakan wujud yang teratur, harmonis, dan berhikmah (teleologis). Pada tataran faktual, Islamisasi sains muncul sebagai kerangka dasar pa­da ide alternatif-konstruktif. Ide itu dari ajaran Islam sebagai koreksi pada sistem ilmu pengetahuan Barat yang dinilai terlalu materialistik-sekuleristik dan memiliki banyak kelemahan dan problematika mendasar. Hal itu ka­rena, menurut Armahedi Mahzar da­lam “Revolusi Integralisme Islam: Merumuskan Paradigma Sains dan Teknologi Islami, (Bandung: Mizan, 2004)”, sains cenderung mengabaikan aspek nonmaterial dalam studinya. Lazim apabila berbagai problematika bermunculan seperti ter­alinasinya manusia dari hakikat ke­manusiaannya sendiri atau bahkan ter­ puruknya eksistensi hakikat manusia di

atas pusaran materialisme sains. Integrasi ilmu melalui upaya Islamisasi sains bagi umat Islam memiliki urgensi yang luar biasa. Haidar Bagir, di kata pengantar dalam Mulyadhi Kartanegara, Integrasi Ilmu: Sebuah Rekonstruksi Holistik, (Bandung: Arasy Mizan, 2005)”, menyakini integrasi ilmu mampu mengangkat umat Islam dari kubangan kemundurannya di bidang ilmu pengetahuan. Adanya integrasi ilmu, umat Islam akan maju dan dapat menyusul Barat melalui pola-pola transformasi integralistik ilmu pengetahuan dalam memahami wahyu, atau bahkan sebaliknya, memahami wahyu untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Agus Purwanto dalam “Nalar Ayat-Ayat Semesta: Menjadikan al Qur’an Sebagai Basis Konstruksi Ilmu Pengetahuan, (Bandung: Mizan, 2015)”, dikatakan konstruksi ilmu pengetahuan yang menjadikan wahyu sebagai basis epistemologinya. Dengan pola integralistik akan memunculkan arus artikulasi kependidikan dalam bentuk kebijakan kelembagaan pendidikan yang bersifat non-dikotomik. Upaya integrasi ilmu dalam lembaga pendidikan tinggi Islam kini mulai didegungkan melalui upaya konkrit sebut saja di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta mengintrodusir dengan memuculkan Jaring Laba-Laba

Ilmu, UIN Maulana Malik Ibrahim yang berparadigma integratif universal ulul albab mengusung Pohon Ilmu, atau UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berparadigma integrasi keilmuan dialogis universal dengan tagline: knowledge, piety, dan integrity, dan juga bisa dilihat UIN Sunan Gunung Djati Bandung dengan konsep “Wahyu Memandu Ilmu” dengan metafora roda. Semua lembaga pendidikan tinggi Islam mencoba melakukan pengintegrasian ilmu dengan tujuan untuk mendorong dunia Islam keluar dari zona keterbelakangan dan ketertinggalan dari dunia Barat. Lebih detail Azyumardi Azra, dalam Mulyono, Model Integrasi Sains dan Agama Dalam Pengembangan Akademik Keilmuan UIN, Jurnal Penelitian Keislaman Vol. 7, No, 2 Juni 2011, mendeskripsikan problematika yang mendasar riset dan pengembangan ilmiah sangat lemah. Kebanyakan negara-negara Islam terkait dengan realitas lain yang memprihatinkan, yakni sains merupakan institusi yang belum berfungsi mendorong sikap ilmiah dalam kebanyakan dunia Islam. Di Barat dan negara-negara lain, institusi sains terus tumbuh untuk mengantisipasi era globalisasi. Sedangkan di hampir negara Islam pertumbuhannya sangat lambat. Di kebanyakan negara Islam, dibandingkan dengan negara-negara lain, jumlah institusi-institusi riset sains masih sangat rendah; anggaran yang dialokasikan untuk program-program ilmiah hampir tidak memadai; jumlah komunitas ilmiah dan produktivitas ilmuwan juga masih dianggap rendah. Dengan demikian jelas, integrasi ilmu sangat dibutuhkan di dalam mengembangkan dan meningkatkan taraf kehidupan umat Islam terlebih untuk mengembalikan kejayaan peradaban Islam. *) Dosen Fakultas Agama Islam (FAI)

Medsos dan Masa Depan Generasi Milenials

Teknologi dan informasi adalah suatu keniscayaan, kemudahannya memberikan dampak dalam ber­­bagai macam as­pek, pendidikan, ekonomi, politik, Baiturrahman *) dan lain lainnya. media sosial me­ ru­pakan bentuk implikasi dari adanya ke­ majuan ilmu pengetahuan dan teknologi, ke­gu­naan media sosial adalah bentuk ke­canggihan dan kemudahan dalam ber­ interaksi, di manapun kita berada, kita tidak perlu lagi sulit untuk dapat ber­komunikasi dengan yang lainnya, hanya tinggal memberikan status atau kondisi kita, orang lain akan mengetahui dengan cepat. Dalam kaitannya dengan media sosial (medsos) yang ada di tengah kehidupan kita ini, tentu memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positifnya tentu mempermudah manusia dalam melakukan suatu hal, mempermudah berkomunikasi dalam jarak jauh, dan mengetahui dengan cepat informasi informasi yang tersebar. Adapun dampak negatifnya adalah apatis terhadap masyarakat yang ada di sekeliling kita, kebobrokan moral pelajar yang semakin miris akibat salah menggunakan medsos, serta mudah mempercayai berita-berita yang tidak jelas sumbernya. Dampak positif dan negatif adalah suatu yang pasti ada dalam setiap kemajuan teknologi, namun yang terpenting adalah bagaimana seharusnya kita menggunakan medsos dengan baik. Belakang ini, media sosial menjadi alat komunikasi yang setiap lapisan masyarakat pasti memilikinya. Bagaimana tidak dari anak anak SD sampai orang dewasa memiliki akun untuk dapat berkomunikasi dengan teman-teman sebaya, tentu gadget

adalah alat yang pasti dimiliki. Keberadaan medsos dalam kehidupan kita jelas hari ini sangat mempengaruhi setiap lapisan masyarakat, berhubungan manusia dalam jarak manapun tidak menjadi masalah, tidak terkecuali generasi muda kita saat ini. Generasi muda atau bisa disebut generasi milenial merupakan suatu kunci ke­majuan bangsa, baru-baru ini menjadi perbincangan yang sangat fenomenal. Dalam seminar yang dihadiri Gatot Nurmantyo 2014 dihadiri oleh mahasiswa baru saat itu, menjelaskan prosentase keberhasilan negara Indonesia ditentukan oleh potensi yang dimiliki anak anak mudanya. Masyarakat Indonesia didominasi oleh masyarakat yang berumur 15–34 tahun dengan prosentase 34,45 % lebih besar. Survei oleh ARC (Alvara Research Center) menjelaskan tahun 2014 bahwa umur 15–24 tahun lebih menyukai film, musik, olahraga, dan teknologi. Sedangkan untuk umur 25–34 tahun lebih cenderung menyukai sosial, politik, ekonomi dan keagamaan. Dari hasil survei tersebut penggunaan teknologi dan informatika dipergunakan oleh anak anak muda. Hal ini selaras apa yang dibicarakan oleh Buya Syafii ketika menerima tamu seorang peneliti dari luar negeri yang isi pembicaraannya meyakini potensi

kemajuan Bangsa Indonesia antara 10 sampai 20 tahun ke depan. Bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang disegani oleh bangsa lain. Jika potensi Sumber Daya Manusia (SDM) dan Sumber Daya Alam (SDA) yang dimiliki dimanfaatkan dengan sungguh-sungguh. Keterlibatan generasi muda dalam mengemban dan mengembangkan kemajuan bangsa sangat dibutuhkan. Cita-cita bangsa tidak akan tercapai kecuali generasi muda mau dan ikut serta dalam menyumbangkan tenaga dan pikiran untuk menyongsong Indonesia yang lebih baik. Mari kita renungkan sejenak filosofi sumpah pemuda yang menjadai sejarah fenomenal bangsa ini. Adanya sumpah pemuda merupakan bukti kerjasama untuk meraih kemerdekaan bangsa ini yang tidak hanya dilakukan oleh founding father kita akan tetapi juga para pemudanya. Jika kita renungi kata perkata dari sumpah pemuda, kata-katanya mengandung banyak makna substansial bermuatan lokal. Keterlibatan masyarakat adalah hal yang harus dan perlu dalam membina bangsa ini menjadi bangsa yang berperadaban. Tentu kunci dari semua itu ada pada kita generasi milenials. Jika hari ini para pemuda terlena dengan kecanggihan teknologi dan menyampingkan dampak positifnya, maka kita tidak lagi disebut dengan generasi milenial akan tetapi kita lebih cocok disebut dengan generasi penikmat. Secara sistem kita masih dijajah. Penjajahan ini akan tetap berlangsung hanya kecuali jika kita bergerak melangkah ke depan dan melakukan perubahan. Perubahan secara personal maupun komunal.

*) Mahasiswa Program Studi Tarbiyah Fakultas Agama Islam


BESTARI

No. 349/TH.XXX/September/2017

23

humaniora

Pengalaman Belajar di Luar Negeri (2):

Butuh Kedigdayaan Kapital dan Tradisi Akademik Oleh: Hasnan Bachtiar The Centre for Arab and Islamic Studies (CAIS) College of Arts and Social Sciences (CASS), The Australian National University (ANU)

(Lanjutan...) Hampir setiap hari di UMM, tem­pat favorit yang paling sering di­singgahi untuk menghabiskan waktu adalah Perpustakaan Pusat. Tepat di lantai dua, rak paling ujung (dekat dengan kasir pengem­balian buku) adalah tempat bernaung buku-buku studi Islam atau di Perpustakaan Masjid AR Fachruddin. Hampir semua buku tentang agama di kedua perpustakaan itu sudah ter­baca, kecuali koleksi terbaru. Sayang­nya tidak semua buku ru­jukan perkuliahan, tersedia di per­pustakaan ini. Di samping itu, buku-buku kuno dan bukubuku terbaru (terutama yang diperdebatkan di dunia global) juga tidak terpampang di rak-rak yang tersedia. Entah menga­pa, jurnal-jurnal ilmiah ter­mutakhir yang ada, yang bisa di­te­lu­suri melalui mesin pencari seperti Proquest, Super Search dan Google Scholar, juga belum bisa diakses. Di ANU, masing-masing college me­miliki per­pus­ta­kaan. Lalu ter­ dapat enam perpus­takaan besar se­suai dengan bidang keilmuan yang ada, yakni Art & Music Library

(seni dan musik), Chiefly Library (ilmu sosial dan humaniora), Hancock Library (sains, ilmu-ilmu alam, ilmu terapan dan teknik), Menzies Library (semua buku-buku primer yang diproduksi di Asia Timur, Asia Pasifik, Asia Selatan, Asia Tenggara, Asia Tengah, Timur Tengah dan manuskrip-manuskrip kuno), Law Library (ilmu hukum) dan ANU Print Repository (semua buku yang dihasilkan ANU). Setiap per­pus­takaan memiliki koleksi jutaan buku, bahkan seperti Menzies Library, mengoleksi buku-buku, jurnal-jurnal, koran-koran dan ma­ jalah terbaru yang diterbitkan dari Indonesia. Sementara itu, hampir se­mua jurnal internasional yang ada di dunia ini, bisa diakses di ANU, termasuk tesis dan disertasi dari seluruh dunia. Buku-buku ter­ baru yang secara fisik belum tiba di universitas, melalui layanan Proquest, bisa diakses secara digital dan dibaca melalui laptop. Semua per­pustakaan buka dari jam 9 pagi sam­pai jam 7 malam, kecuali Chiefly Library yang buka 24 jam setiap hari, bahkan saat liburan. Untuk mendapatkan nilai yang baik di UMM, setiap maha­siswa harus mengikuti semua perkuliahan

Resensi

(setidaknya ter­absen), aktif ber­dis­ kusi di kelas, mengumpulkan tugas, mampu memahami materi yang ada dan lulus dengan nilai yang baik. Lulus dengan nilai cum laude (4.0 atau hampir), bukanlah hal yang mus­tahil. Mirip dengan UMM, di ANU harus mengumpulkan paper il­ miah (berbobot 50% dari semua nilai), membentangkan presentasi (10%) dan mengikuti tiga jam ujian tulis di kelas (40%). Ketika menilai, para profesor tidak menekankan “benar atau salah”, namun seberapa kokoh tesis yang diajukan dan apa­kah ditopang oleh argumentasi yang kuat dan didukung bukti-bukti yang tak terbantahkan. Semuanya ber­jalan secara profesional. Nilai yang sangat baik, akan diganjar dengan high distinction (80-100%), yang baik, mendapat distinction (7079%), cukup baik, mendapat credit (60-69%), cukup, mendapat pass (5059%), sementara di bawah 50% adalah fail. Mendapatkan nilai high distinction bagi para mahasiswa, sangat jarang sekali dan ba­rangkali hampir mustahil. Ini berlaku bagi se­mua mahasiswa, baik yang ber­ asal dari Amerika, Eropa, Australia dan berbagai belahan dunia lain­ nya. Tetapi untuk mendapatkan

Berbagi, Sebuah Wujud Kepedulian Judul Film Sutradara Produksi Genre Film Tanggal Rilis Peresensi

: Hindi Medium : Saket Chaudhary : Maddock Films : Drama, Keluarga : 19 Mei 2017 (India) : Nicky Rista, Fakultas Psikologi

Raj Batra (Irrfan Khan) menjalankan bisnis bridal wears yang sukses di pusat kota Delhi. Dia memiliki istri bernama Mita Batra (Saba Qamar), serta seorang anak bernama Pia (Dishita Shegal). Meskipun kaya, namun Raj dan Mita tidak memiliki latar belakang pendidikan tinggi dan ke­mam­puan Bahasa Inggris yang buruk. Oleh sebab itu, mereka bertekad untuk mem­berikan pendidikan terbaik kepada Pia. Mita yang terobsesi dengan pendidikan Pia, berusaha agar Pia dapat diterima di salah satu dari lima sekolah terbaik yang ada di Delhi. Mereka lalu mengunjungi ke­lima sekolah tersebut dan menjalani pro­sedur penerimaaan. Salah satunya sekolah Delhi Grammar School, namun salah satu syarat untuk masuk adalah siswa yang tinggal dalam radius 3 km. Sehingga me­reka beralih ke Vasant Vihar. Namun mereka harus kecewa, karena Pia tidak diterima di empat dari lima se­ kolah tersebut. Hanya tinggal Delhi Grammar School yang menjadi harapan me­reka. Upaya selanjutannya mereka mu­lai dari meminta bantuan politisi hingga hen­dak menyuap, namun segala usaha ter­se­but gagal. Suatu hari seorang pegawai Raj datang mem­bagikan manisan karena putrinya telah diterima di Prakriti School. Raj dan Mita benarbenar merasa ter­kejut karena penghasilan mereka lebih banyak dari karyawannya dan juga kurang terdidik. Kemudian karyawan itu men­jelaskan bahwa putrinya mendapat kuota diberikan pemerintah bagi siswa yang berada dikalangan masyarakat bawah. Raj lalu mecoba mendaftarkan putrinya ke Delhi Grammar School dengan me­man­faat­kan kuota tersebut. Karena bukan ber­asal dari keluarga miskin, Raj pun menggu­nakan jasa

calo untuk mengatur semua do­ku­men palsu agar dapat terpilih. Naasnya bagi mereka, skandal ke­cu­ rangan itupun terekpos oleh media. Mereka ber­dua panik dan mencari jalan keluar dengan cara berpura-pura menjalani ke­ hidupan sebagai keluarga miskin. Awalnya merasa kesulitan menyesuaikan diri di tem­ pat tinggal yang baru. Mereka harus ber­ juang dengan fasilitas seadanya. Untungnya mereka mempunyai tetangga yang baik hati. Shyam Prasad (Deepak Dobriyal) dan istrinya Tulsi (Swati Das) serta putranya Mohan (Angshuman Nandi) yang ramah membantu mereka. Pada suatu hari mereka menerima kabar bahwa untuk masuk ke Delhi Grammar School, mereka diharuskan membayar sejumlah uang. Tentu nominal ini kecil untuk Raj, secara diam-diam Raj menarik uang dari ATM. Shyam me­lihat­nya, dia berpikir bahwa Raj sedang tertekan. Akhirnya Shyam membantu Raj dengan menabrakkan diri ke mobil. Raj mulai menya­dari jika Shyam sengaja me­nabrak­kan diri untuk dapat mengambil uang dari sopir demi biaya sekolah Pia. Akhirnya waktu yang ditunggutunggu tiba, Pia terpilih bersekolah di Delhi Grammar School sedangkan Mohan tidak. Pada film tersebut menceritakan bahwa perlunya rasa peduli tanpa memandang kelas sosial. Meskipun hidup miskin bukan berarti mencari pekerjaan yang tidak halal. Selain itu, pendidikan merupakan suatu hal yang penting karena seberapapun kayanya seseorang, jika tidak memiliki pendidikan yang tinggi akan diremehkan oleh orangorang yang ada di lingkungan sekitar. Selanjutnya, sesama manusia seharusnya mempunyai sifat saling tolong-menolong.

distinction, bisa diperjuangkan, walau dengan jerih payah yang luar biasa. Akan tetapi jika mendapatkan ratarata high distinction pada semua perkuliahan, mahasiswa pro­gram Master memiliki kesempatan untuk mendapatkan gelar PhD, dengan menulis disertasi se­panjang se­ratus ribu kata, yang ditempuh se­lama dua tahun. Prosedur ini sangat jarang sekali, kecuali dilalui oleh para jenius peraih nobel. Perkuliahan sehari-hari yang ada, diikuti oleh mahasiswa S1, S2 atau S3. Hanya saja, bobot tugas yang diberikan, bagi jenjang pasca­sarjana tentu lebih berat. Namun ke­tika di kelas, tidak ada yang paling pan­dai, termasuk para profesor itu sen­diri. Di hadapan ilmu, semuanya men­ jadi murid. Tidak jarang di dalam kelas, satu mata kuliah di­ha­diri oleh dua profesor. Biasanya di sam­ping profesor pengampu mata ku­liah, ada pula profesor riset yang sedang membentangkan temuan ri­setnya. Kalau diperhatikan, para profesor riset itu betul-betul men­de­dikasikan dirinya untuk ilmu penge­tahuan. Betapa pandai me­reka, namun masih merasa belum menge­tahui apa-apa. Semakin lama duduk di kampus ini, semakin insyaf pula bahwa diri ini

begitu kecil. Memang di sini tidak diajar menge­nai banyak hal, tetapi satu hal yang lebih spesifik, namun lebih men­dalam. Secara objektif ada banyak faktor yang menjadikan antara UMM dan ANU berbeda. Terutama peran kedigdayaan kapital dan tra­disi akademik yang sudah di­ bangun. Adalah hal yang sangat ke­liru jika ada yang berniat mem­ ban­dingkannya, hanya sekadar untuk menilai mana yang lebih baik. Ter­lebih menggunakan standar ranking dunia, baik itu menurut QS World University Ranking maupun Times Higher Education. Tetapi akan menjadi hal yang berfaedah, se­kiranya kita mampu mengambil pe­lajaran, khususnya bagi para ma­hasiswa UMM, bahwa jangan per­nah menghabiskan waktu yang pendek ini hanya untuk bersenangsenang. Mari kita bersungguhsungguh menjadi mahasiswa yang lebih mencintai ilmu pengetahuan, gemar membaca buku dan menulis, ber­sikap lebih bijaksana dan me­ ninggal­kan segala hal yang kurang ber­manfaat. We are UMM and we love UMM. Entah bagaimana caranya, mari, kita mahasiswa, mem­buat perubahan yang berarti.

Membuka Kunci Kebahagiaan Kehidupan di dunia tidak pernah lepas dengan panggung sandiwara. Bagaimana bisa kita tidak mengikuti alur ceritanya bila kita sendiri adalah tokoh atau pemeran dari panggung sandiwara tersebut. Seperti yang pernah kita ketahui di dalam sebuah film atau sinetron di layar kaca televisi. Ada pemeran yang baik, ada pemeran yang jahat, ada pemeran penengah, ada pemeran pedukung, dan lain sebagainya. Dunia bila hanya sebagai tempat mencari kebahagiaan yang hakiki, akan menjadikan tempat yang salah bagi tujuan itu. Karena setelah dunia kita akan merasakan sebagaimana hidup sebenarbenarnya hidup. Namun, di samping itu apakah kita tidak bisa meraihnya? Apakah kita tidak berhak untuk bahagia di dunia? Apakah kita tidak boleh mewarnai kebahagiaan di dunia? Tentu, pertanyaan tersebut terjawab dengan jelas, BOLEH. Tetapi, tidak semua orang dapat merasakan kebahagiaan yang se­ sungguh­nya dalam kehidupan ini. Lantas, bagaimana agar kita dapat hidup bahagia dengan mudah? Caranya seperti nasihat lama yang sering kita dengar yakni “menerima keadaan dan berikhtiyar”. Banyak dari kita yang terganggu kesehatan mental dan jiwa karena jalan keinginan dan kenyataan tidak selaras. Penerimaan yang baik adalah awal dari kebahagiaan yang sesungguhnya. Di samping itu, kita tak boleh hanya langsung berserah diri kepada Allah dengan tidak berikhtiyar terlebih dahulu. Sebagaimana firman-Nya dalam Q.S: Ibrahim ayat 7 yang berbunyi “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan me­nambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu meng­ ingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. Betapa Allah telah menjelaskan dari sejak 14 abad lebih lamanya, terhitung ketika sang utusan diberi wahyu. Bahwasanya Allah akan menambah nikmat (kebahagiaan) bagi siapa saja hamba yang ingin bersyukur atau

menerima nikmat yang telah Allah be­ rikan. Dan sebaliknya atas apa yang telah di­berikan sedang kita tak pandai menerima maka azab akan menimpa seseorang ter­ sebut. Bersyukur, adalah kunci bahagia. Bagai­mana bisa? Mereka yang bersyukur tidak hanya memikirkan soal keinginanke­inginan, tidak hanya mengkhayal dan mengkhayal, tidak hanya ingin terlihat wah di mata dunia. Tetapi, mereka yang ber­syukur akan mendapat nikmat bahagia yang tak terkira dengan apa yang dimiliki. Hi­dupnya telah terabdikan kepada Sang Kuasa, ia menjalani kehidupan dengan sebaik-baik hamba. Karena fungsi dari kunci itu sendiri adalah alat pembuka. Ketika kita tidak menemukan kuncinya maka ruang ter­sebut yang bernama bahagia tidak akan bisa kita jumpai. Bersyukur, adalah kunci bahagia. Ter­ dapat kisah menarik yang tak terkira men­ jadi sebuah keajaiban atas bersyukur. Contoh saja, beberapa bulan terakhir ini banyak yang memberitakan seorang tu­ kang becak yang berangkat menunaikan ibadah haji setelah sekitar 21 tahun me­ nabung menyisihkan sedikit demi sedikit peng­hasilannya. Hal demikian yang mahal dalam diri kita yaitu bersyukur, me­ nerima, kemudian bahagia. Entah dari­ mana Allah menjawab doa kita, pasti Ia akan mengabulkannya. Tidaklah kita pantas mengeluh dengan yang kita punya, segala kebutuhan hidup sangat tercukupi. Bah­kan, kebutuhan untuk masa depan pun telah tercukupi sekarang. Hanya saja kita, tidak pandai dalam memahami itu semua. Be­ lajarlah untuk bisa membuka kunci bahagia dengan bersyukur. Kemudian jika berhasil, ma­suklah dan nikmati ruang bahagia yang ada di dalamnya dan selalu mengharap ridho-Nya. Puspa Seqip Ilmu Teknologi Pangan, 2016


POTRET A B A M PES

UMM 2017

. . . R E K

alissa/Bestari nolarita/Bestari

dok. Mawa

dok. Mawa

nolarita/Bestari

alissa/Bestari

desain: Faris Ghozi Ghaisani alissa/Bestari


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.