Bestari edisi 350 oktober 2017

Page 1

No. 350/TH.XXX/Oktober/2017

DuniaPernak-Pernik

Handmade

ISSN:0215-206X

STT:SK Menpen No.1147/SK/Ditjen PPG/STT/1987 Tgl.27 Oktober 1987

Jelajahi

UMM Sabet Empat Medali hal. 10

Hidup Bermanfaat

Cara Raih Kesuksesan hal. 9


2

No. 350/TH.XXX/Oktober/2017

Jendela

BESTARI

SALAM REDAKSI UMM Konsisten Unjuk Gigi Rasa syukur tidak henti diucapkan atas terbitnya koran Bestari Bulan Oktober edisi 350. Selain itu, rasa syukur juga dipanjatkan atas terus terjaga konsistensinya Bestari dalam menerbitkan ko­ran setiap bulannya. Telah 30 tahun Bestari tidak pernah bo­san untuk terus menyapa pembaca setianya. Seperti pada edisi-edisi sebelumnya Bestari memuat berbagai fenomena yang ada di Malang Raya. Tidak hanya itu, kabar terbaru dari kampus kita ter­cinta juga kami suguhkan. Bagi pembaca yang melewatkan perkembangan kampus da­­lam waktu satu bulan terakhir dapat membuka halaman 4-8 pada rubrik Suara Kampus. UMM membuktikan kembali ka­pa­si­ tas­nya sebagai kampus unggul. Kali ini, melalui ma­hasiswanya mem­­buat jembatan kaca satu-satunya di Indonesia. Berita se­­­lengkapnya bisa dibaca di halaman 7. Infor­masi tentang pelantikan Dekan dan Wakil Dekan juga dapat dibaca pada halaman 8. Menjadi mahasiswa dan dosen bukan menjadi halangan untuk prestasi. Salah dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UMM telah mendapatkan gelar akademis tertinggi. Tidak mu­dah mendapatkan gelar tersebut butuh kiat-kiat tertentu. Se­ lain dosen, mahasiswa UMM juga dapat menjadikan hobi menjadi pres­tasi. Berbagai kejuaraan telah mahasiswa Fakultas Hukum ini ikuti. Pembaca dapat menikmati informasi lebih lengkap di hala­ man 9 pada rubrik Sketsa. UMM tidak hentinya meraih prestasi, tidak hanya ma­ha­ siswanya kali ini prestasi diraih oleh dosen. Berjuang dalam ajang Invention, Innovation, & Design Exposition (IIDEX) 2017 di Malaysia. Perwakilan tersebut UMM mendapatkan penghargaan yang membanggakan UMM. Lebih lengkapnya pembaca dapat mem­buka halaman 10 pada rubrik Trofi. Berawal kesamaan hobi membuat handmade akhirnya terbentuklah komunitas. Berkat komunitas itu terciptalah produk handmade yang bervariasi Ada berbagai macam jenis handmade yang akan diulik oleh Tim Bestari. Bagaimana cara membuat karya-karya tersebut? Ser­ta bagaimana peluang usaha menghasilkan pundi-pundi ru­piah? Langsung saja buka halaman 16-17 pada rubrik Pernik Malang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) se­ makin maju. Namun banyak yang tidak bisa memanfaatkan per­ kem­­bangan iptek tersebut sehingga terjerumus pada tindakan yang kurang baik seperti ujaran kebencian di media sosial. Nah, ba­gaimana pendapat mahasiswa di beberapa kampus di Malang Raya tentang hal tersebut? Pembaca dapat menikmatinya pada ru­­brik Polling pada halaman 14-15. Tidak ada gading yang tak retak oleh karenanya kami butuh kritik dan saran untuk membangun Bestari lebih baik dan sesuai minat pembaca. Akhir kata, kami selaku redaksi pelaksana berharap para pembaca dapat menikmati koran yang telah kami proses dengan sepenuh hati ini. Selamat membaca. Redaktur Pelaksana

diego/Bestari

Menyunting: Redaktur Pelaksana Koran Kampus Bestari UMM mengecek konten edisi 350.

Merajut: Kegiatan asik dan menyenangkan untuk mengisi waktu senggang. Selain menjadi hobi, kegiatan ini bisa menjadi usaha sampingan yang menjanjikan.

Cover Design : Yanuar Dwi Wahyu Ambara Foto Cover : Muhammad Mirza Irfan B.

Penyalahgunaan Obat Akhir-akhir ini, banyak media massa menampilkan berita tentang kasus penyalah­ gunaan obat. Sebut saja kasus penyalahgunaan PCC yang mencuat pada Bulan September 2017. Sebelum itu, kasus penyalahgunaan tra­ madol, dextrometorphane, dan trihexylphenidil menjadi topik utama di me­dia massa. Bahkan, penyalahgunaan obat-obat di luar resep seperti kokain dan heroin ju­ga marak terjadi. Penyalahgunaan obat (drug abuse) ada­ lah penggunaan obat secara berlebihan de­ ngan tujuan bukan untuk pengobatan. Dosis yang digunakan di luar aturan dosis terapi yang benar. Penyalahgunaan obat yang terus me­­­nerus akan menimbulkan ketagihan dan ketergantungan obat (drug addiction). Obat sejatinya adalah senyawa kimia yang digunakan dalam menentukan diagnosis, men­­­cegah, mengurangi, menghilangkan, me­ nyem­buhkan penyakit, kelainan badaniah atau rohaniah. Obat dapat masuk ke dalam tu­ buh melalui rute oral, injeksi, ataupun inhalasi. Sebagian besar alasan penyalahgunaan obat adalah untuk mendapatkan efek me­ ningkatkan mood (euforia) sehingga mem­ berikan efek menyenangkan bagi peng­ gunanya. Beberapa orang yang mengalami stres dan depresi akan merasa membaik. Lebih dari itu, penyalahgunaan obat juga seringkali ditemukan pada seseorang untuk meningkatkan performance sehingga akan terus menggunakan obat tersebut. Jika pengunaan obat tersebut mem­ buat penggunanya lebih baik, lalu apa permasalahannya? Ketika pertama kali menggunakan obat, seseorang akan me­ ra­sakan efek positif, dan mereka akan merasa bisa mengontrol penggunaan obat tersebut. Namun, kemudian akan merasa butuh untuk mengonsumsi obat tersebut dan membutuhkan dosis yang lebih dan penggunaan yang sering. Pada kondisi seperti ini, mereka sadar melakukan hal yang tidak benar, namun mereka tidak kuasa untuk menghentikannya. Obat-obat yang sering disalahgunakan

adalah Dekstrometorphan, Trihexilphenidil, PCC. Dekstrometorphan (DMP) adalah senyawa sintetik sebagai antitusive atau yang digunakan untuk menekan batuk. DMP biasanya berupa bentuk kombinasi dalam satu tablet dengan obat lain seperti parasetamol (antinyeri dan antiinflamasi), CTM (antihistamin), pseudoefedrin/ fenilpropanolamin (dekongestan), gliseril guaiakolat. Dosis lazim dextro adalah 15 mg30 mg tiga kali sehari. Pada dosis ini, dextro relatif aman dan jarang muncul efek samping. Pada dosis 5-10 kali lebih besar dari dosis normal, dextro dapat menimbulkan efek seperti kebingungan, keadaan seperti mimpi, rasa kehilangan identitas pribadi, disorientasi, kea­daan mengantuk. Dextro seringkali di­ salahgunakan dan dikonsumsi untuk men­da­ patkan efek euforia. Trihexilphenidil (THP) adalah obat untuk mengatasi gejala parkinson. Parkinson adalah penyakit degeneratif saraf. Ditandai dengan gejala gangguan pergerakan seperti tremor/ gemetar, kaku, dan gerakan melambat. Selain untuk kasus parkinson, THP juga untuk mengatasi efek samping penggunaan obat pada pasien schizophrenia/ gangguan jiwa. Dosis lazim THP adalah 1-2 mg dua sampai tiga kali sehari dengan dosis maksimum 15 mg per hari. Obat ini sering disalahgunakan karena dapat meningkatkan mood dan menyebabkan efek euforia. PCC merupakan kombinasi dari obat parasetamol, carisoprodol, dan cafein. Parasetamol merupakan obat antinyeri dan antiinflamasi. Carisoprodol adalah obat untuk melemaskan ketegangan otot. Sedangkan cafein bekerja dengan memberi stimulasi pada sistem saraf pusat. Dalam dosis wajar, obat ini digunakan untuk mengatasi rasa nyeri, membuat seseorang lebih rileks, dan sebagai penenang. Jika dikonsumsi dalam dosis yang tidak sesuai, obat ini akan menimbulkan efek halusinasi, terjadi perubahan mood yang signifikan. PCC juga dapat menimbulkan toksisitas seperti kejang dan gangguan jiwa,

bahkan sampai pada efek mematikan. Kasus penyalahgunaan obat terjadi di semua usia. Namun, yang paling sering terjadi adalah pada generasi muda. Ada ungkapan popular yang sering kita dengar di tengah masyarakat: “Sedia payung sebelum hujan”. Ungkapan ini serasa menyiratkan makna yang begitu mendalam, terutama menyangkut pencegahan terhadap penya­ lahgunaan obat bagi generasi bangsa ini. Pencegahan dapat dilakukan dengan per­ta­ ma, melalui lingkungan teman ser­ta sekolah. Lingkungan sekolah adalah lingkungan yang unik. Di sanalah tempat berlabuhnya berbagai macam latar belakang, baik sosial, ekonomi, budaya, agama. Keunikan ini sangat memberikan dampak positif dan tidak jarang pula membawa dampak negatif. Maka di sinilah peran aktif pihak sekolah dituntut untuk dapat menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif, berkarakter, dan tangguh dalam membendung virus penyalahgunaan obat. Kedua, pencegahan melalui lingkungan rumah dan keluarga. Keluarga memiliki peran yang sangat fundamental dalam proses pencegahan mewabahnya penyalahgunaan obat. Kedua orang tua harus berperan aktif dalam mengawasi, mengarahkan, dan membimbing anak-anaknya agar tidak jatuh dalam penyalahgunaan obat. Ketiga, berkonsultasi dengan tenaga kesehatan. Dalam hal kesehatan, sebaiknya kita selalu berkonsultasi dengan tenaga me­ dis. Jangan ragu untuk bertanya seputar ke­ sehatan dan pengobatan kepada Dokter. Se­ belum menggunakan obat, harus dipastikan ca­ra penggunaan yang benar dengan ber­ kon­sultasi kepada Apoteker. Tidak hanya itu, pengetahuan yang benar tentang DaGuSiBu (Dapatkan, Gunakan, Simpan, Buang) obat juga penting untuk diketahui untuk memutus siklus penyalahgunaan obat.

Nailis Syifa’ Dosen Program Studi Farmasi

Penanggungjawab: Fauzan. Pengarah: Syamsul Arifin, Nazaruddin Malik. Pemimpin Redaksi: Sidik Sunaryo. Wakil Pemimpin Redaksi: Nurudin. Pemimpin Usaha: Agus Santoso. Sidang Redaksi: Santi Prastiyowati, Cekli Setya Pratiwi, Moch. Wakid, Warsono, Hany Handajani, Azhar Muttaqin, M. Salis Yuniardi, Nur Alif M, Djoni Djunaedi, Indah Dwi Pratiwi. Redaktur Pelaksana: Dani Dwi Anggraeni, Oktavia Suryani, Maulyadi Salasanto, Putri Wahyu Alfianti. Staf Redaksi/Reporter: Avit Vidya Ningsih, Euis Dhenok Saputri, Miftha Yuliana, Nata Hendriati, Walda Okvi Juliana N., Yolanda Dini Noersandy S. Setting Lay-Out/Desain Grafis & Karikatur: Yanuar Dwi Wahyu A., Faris Ghozi Ghaisani, Hassanalwildan Ahmad Zain, Medina Nurainsy. Tata Usaha/ Sirkulasi: Siswanto.

BESTARI

Redaksi menerima tulisan para akademisi mahasiswa dan praktisi melalui karya tulis secara bebas dan kreatif. Tulisan tidak selalu mencerminkan pendapat redaksi. Tulisan yang dimuat akan mendapatkan imbalan. Redaksi berhak menyunting tulisan yang akan dimuat tanpa mengubah isi. Pengiriman tulisan paling lambat tanggal 10 tiap bulan. Iklan baris Rp.5000/brs, maksimal 5 baris. Iklan Kolom: minimal 1/16 halaman Rp. 155.000 (bw). Ukuran lain, silahkan datang ke Kantor Redaksi Bestari. Isi di luar tanggung jawab percetakan. Biaya ganti cetak Rp. 1.750/eks.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

ISSN:0215-206X

STT:SK Menpen No.1147/SK/Ditjen PPG/STT/1987 Tgl.27 Oktober 1987

Gedung Student Center Lt. 1 Kampus III UMM, Jl. Raya Tlogomas 246 Malang Telp. (0341) 464318 Psw. 199 Fax. (0341) 464320 e-mail: redaktur_bestari@yahoo.com


BESTARI

Serambi kampus

No. 350/TH.XXX/Oktober/2017

3

Upaya UMM Tingkatkan Kualitas dan Daya Tarik Sebagai salah satu universitas terkemuka di Indonesia, UMM selalu berupaya untuk melakukan serangkaian pembaruan dan peningkatan kualitas. Peningkatan tersebut dilakukan guna menfasilitasi sivitas akademika dan menciptakan suasana yang nyaman, menyenangkan, indah, dan asri. Pembuatan gedung baru, perbaikan taman di lingkungan kampus, dan penambahan fasilitas penunjang diadakan selain untuk fungsi keindahan dan menunjang dalam proses pembelajaran juga sekaligus untuk menciptakan keistimewaan bagi seluruh penghuni kampus. Semakin Banyak Mahasiswa, UMM Lengkapi Fasilitas Yunan Rusdianto selaku Kepala Badan Penyelenggaraan dan Pembangunan Kampus (BP2K) UMM menyampaikan, se­sungguhnya fasilitas pendukung uta­ma bagi sebuah universitas adalah ruang kuliah, ge­ dung, tem­pat olahraga, tempat par­kir dan unit-unit kemahasiswaan. Me­­ nurut­nya, seiring dengan ber­tam­ bahnya jumlah mahasiswa UMM maka semakin banyak pula upaya yang perlu dilakukan kampus untuk menunjang ke­perluan mahasiswa. Salah satunya yaitu dengan dibangunnya GKB IV. Lebih lanjut, GKB IV di­peruntukkan sebagai gedung per­kuliahan sekaligus untuk me­ningkatkan kualitas pembelajaran. Di samping itu, gedung yang sudah mulai dipergunakan pada per­tengahan tahun 2017 tersebut di­ bangun guna memenuhi kekurangan ruang belajar dan me­ng­akomodasi perkuliahan mahasiswa pascasarjana. “Untuk pembagiannya, yaitu lantai satu sampai tiga untuk mahasiswa pascasarjana, lantai empat sampai delapan untuk mahasiswa S1, dan lantai sembilan digunakan sebagai aula yang bisa me­nampung sekitar seribu orang,” ungkapnya. Sementara itu, Kepala Biro Ke­mahasiswaan (Kabiromawa) Abdullah Masmuh menjelaskan, se­ lain fasilitas untuk sivitas akademis ter­dapat pula fasilitas non akademis. Ia mengatakan bahwa kampus selalu berupaya melakukan pe­­ningkatanpeningkatan untuk m­e­nunjang pembelajaran dari segi fasilitas akademik maupun non akademik yang berhubungan dengan minat bakat termasuk

organisasi intra. “Pemenuhan fa­ silitas non akademik disesuaikan dengan kebutuhan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) masing-masing contohnya seperti UKM di bidang olahraga memerlukan lapangan sebagai tempat latihan dan lain se­ bagainya,” tuturnya. Dosen Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi UMM itu juga me­­nerangkan, setiap tahunnya fasilitas yang terdapat di UMM selalu mengalami penyesuaian. Gedung Student Center (SC) adalah salah satu fasilitas kampus yang menjadi pusat dari kegiatan mahasiswa, baik menyangkut pe­ nalaran, minat bakat, organisasi fungsionaris, maupun organisasi ke­mahasiswaan intra. Lanjutnya, tujuan dibangunnya gedung SC adalah untuk memenuhi kebutuhan secara administratif dan secara ke­ organisasian mahasiswa. “UMM selalu mengupayakan evaluasi serta me­lakukan perbaikan-perbaikan atau renovasi guna memberikan pe­layanan yang terbaik agar ter­ ciptanya kantor yang nyaman dan bisa menjadi rumah kedua bagi mahasiswa dalam beraktivitas atau mem­buat program kerja,” ujarnya.

Tambah Kenyamanan dengan Percantik Lingkungan Kampus Hartono selaku Kepala Bagian Manajemen dan Pemelihara Gedung men­jelaskan, alasan penataan kampus menjadi lebih baik, bersih, dan indah adalah untuk mem­berikan kenyamanan bagi mahasiswa. Menurutnya, terdapat tim khusus yang terdiri dari delapan orang untuk me­nanam, merawat dan melakukan pembibitan tanaman.

KSKLUSIF

mirza/Bestari

“Taman sekarang lebih dirawat karena awalnya banyak bunga tetapi tumbuh secara liar, sehingga dilakukan pe­ ngaturan kembali menjadi lebih baik dan dapat menjadi daya tarik untuk berfoto bagi mahasiswa maupun pe­ ngunjung UMM,” ungkapnya. Kendala awal dalam pembuatan taman yaitu menyesuaikan desain dan bunganya. Sehingga, di­perlukan waktu, biaya, dan tenaga untuk me­nyesuaikan bunga dan mem­ belikan bibit bunganya. Lanjutnya, pe­namba­han lampu-lampu di beberapa lokasi di taman UMM juga menjadikan kampus lebih indah pada malam hari. “Penentuan lokasi pembuatan taman dilihat dari adanya lahan yang kosong yang tidak terpakai dan kurang terawat,” tukasnya. Kepala Lembaga Informasi dan Komunikasi (Infokom) UMM Tri Suyatno mengungkapkan, UMM me­rupakan kampus urban yang me­miliki keistimewaan topografi naik turun dan kualitas gedung yang sudah bagus. Ke depannya akan ditambah untuk pejalan

kaki sebagai usaha mem­­percantik kampus. “Sekarang sudah ada arsitektur yang akan men­desain taman-taman yang belum ada termasuk taman untuk pejalan kaki dengan konsep taman yang lebih me­manfaatkan lahan terbuka,” ujarnya. Dosen Fakultas Pertanian dan Peternakan (FPP) itu menegaskan, saat ini UMM sudah mulai mem­buat pembibitan sendiri untuk penanaman. Sehingga, UMM tidak perlu lagi membeli bibit di­karenakan sudah adanya stok bibit yang diproduksi. “Semua yang dulu awalnya beli sekarang sudah mulai di­upayakan sendiri oleh kampus,” ungkapnya.

Alternatif Wisata Kampus dengan Upayakan Fasilitas Penunjang Bandhung Harda Wicaksana selaku salah satu perwakilan UKM Divisi Mahasiswa Pecinta Alam (Dimpa) mengatakan, bebek kayuh sebelumnya dikelola oleh Dimpa dan merupakan gagasan dari program yang dicetuskan oleh Rektor UMM. Hingga sekarang, ter­

dapat tiga bebek kayuh yang masih bisa beroperasi. Menurutnya, tujuan awal bebek kayuh diadakan yaitu sebagai penunjang fasilitas kolam sekaligus ajang rekreasi bagi mahasiswa, dosen, maupun pengunjung kampus. “Akan tetapi, saat ini penggunaan bebek kayuh lebih difungsikan lagi kepada acaraacara tertentu seperti untuk perlombaan yang diadakan oleh kampus,” ungkap mahasiswa asal Jepara tersebut. Di lain pihak, Gio Cariera, salah satu mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggris mengungkapkan, usaha UMM untuk meningkatkan kualitas dan daya tarik kampus sangatlah baik. Mahasiswa asal Pasuruan itu mengatakan dengan adanya fasilitas pendukung seperti bebek kayuh, gazebo baru, atau taman-taman yang cantik bisa menambah nilai kampus untuk dikunjungi oleh mahasiswa lain. “Selain bisa betah untuk berada di kampus, sekarang saya bisa menunjukkan kepada teman saya yang berkuliah di kampus lain untuk datang ke UMM demi mencari spotspot foto yang bagus dan menarik,” tutupnya. lia/p_ail

UMM Semakin Upayakan Meningkatkan Kualitas dan Keindahan Lingkungan

UMM merupakan salah satu kampus swasta terkemuka di Indonesia. Tentu saja, hal tersebut haruslah diimbangi dengan pemenuhan sarana dan prasarana yang ada. Maka dari itu, kini UMM tengah berusaha menggalakkan beberapa program yang sekiranya bisa meningkatkan kampus dalam menjaga keindahan melalui pembangunan dan perbaikan beberapa fasilitas penunjang yang ada. Lantas, bagaimana upaya UMM dalam meningkatkan dan mengembangkan kualitas serta daya tarik tersebut? Berikut hasil wawancara reporter Bestari Miftha Yuliana dengan Kepala Bagian Pengelolaan dan Pemeliharaan Gedung UMM H. Hartono. Apa latar belakang UMM me­ningkatkan kualitas dan daya tarik kampus? Seiring dengan bergulirnya waktu, UMM sebagai salah satu kampus unggulan di Indonesia selalu berupaya untuk me­ningkatkan kualitasnya. Salah satu upaya yang sedang gencar di­lakukan adalah mempercantik kam­pus dengan pembuatan taman-taman di beberapa spot-spot tertentu. Ide tersebut lahir se­bagai salah satu pengaplikasian pro­gram dari Rektor UMM dengan tu­juan untuk meningkatkan minat mahasiswa, dosen, serta seluruh kar­yawan supaya betah berada di dalam kampus.

Indah: Salah satu taman UMM yang terletak di kawasan PLTMH.

Lebih lanjut, banyaknya kun­ jungan tamu baik dari dalam mau­ pun luar negeri juga merupakan alasan UMM untuk terus menjaga ke­indahan­nya. Harapannya, tamutamu tersebut bisa menikmati dan me­lihat keindahan serta merasa nya­ man dengan kelengkapan fasilitas yang disediakan oleh UMM. Sehingga, UMM bisa semakin men­dunia.

Adakah tahapan-tahapan pe­laksanan yang dilakukan oleh kampus dalam melaksanakan program tersebut? Ter­dapat beberapa tahapan yang dilakukan oleh kampus dalam me­ laksanakan beberapa program yang dijalankan. Menurutnya, saat ini UMM

sedang pada pelaksanaan tahapan pertama. Rencananya, kampus akan terus melakukan pem­bangunan dan pembuatan taman lagi. Salah duanya pem­buatan taman bambu di sebelah barat Dome dan penaman kembali bunga di sekitaran depan hellyped. Hingga saat ini, terdapat lima tim khusus dan akan ditambah menjadi delapan hingga sepuluh orang tim lagi untuk menanam, merawat dan me­ lakukan pembibitan tanaman. Selain pembuatan taman dengan penanaman tanaman hias, ter­­ dapat beberapa fasilitas yang telah dicanangkan oleh UMM dalam rangka menciptakan daya tarik kampus di antarannya pe­nambahan gazebo dan kursi-kursi di taman, per­­baikan pada akses internet, pemberian lampulampu sebagai pe­nerang pada malam hari, dan pem­buatan tempat di be­ berapa daerah tertentu se­bagai area selfie atau ber­­foto. Apa saja kendala dalam muncul dalam pe­laksanaannya? Ken­dala awal dalam pem­­buatan ta­man yaitu me­nyesuaikan antara desain dan bunga. Oleh sebab itu, diperlukan waktu, biaya, dan tenaga untuk me­nyesuaikan bunga dan membelikan bibit bunganya. Selain

itu, kendala yang cukup sering terjadi beberapa be­lakangan ini adalah rusak serta hilangnya beberapa tanaman hias terutama pada acara-acara besar seperti kun­jungan ataupun wisuda.

Lan­tas, bagaimana solusi untuk mengatasi permasalahan itu? Solusiyangbisadilakukanolehkampus adalah dengan memberikan pengarahan akan pentingnya menjaga serta merawat segala fasilitas termasuk taman yang ada. Di samping itu, sebenarnya kampus juga telah menugaskan beberapa orang untuk mengawasi dan menjaga daerah-daerah yang sekiranya rawan mengalami kerusakan. Akan tetapi, masih perlu pengawasan serta peningkatan kembali terkait hal tersebut.

Harapannya, UMM dapat semakin baik dalam meningkatkan kualitas serta kinerja di dalam kampus. Selain itu, seluruh pihak baik mahasiswa, dosen, karyawan, maupun staf bisa terlibat langsung dalam menjaga dan merawat keindahan yang sudah diciptakan. Kemudian, seluruh pengunjung yang datang ke kampus bisa menikmati segala sarana dan prasarana yang disediakan oleh kampus dengan baik.

Apa harapan untuk UMM ke depan?

Hartono mirza/Bestari


suara kampus

4

Asah Pengetahuan Anatomi Melalui Amygdala

ilham/Bestari

Babak Final : Finalis olimpiade menjawab pertanyaan dari dewan juri untuk merebutkan poin tertinggi.

Berkolaborasi dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Kedokteran (FK), Laboratorium Anatomi UMM me­ng­adakan olimpiade dan seminar yang diikuti oleh mahasiswa kedokteran se-Malang Raya (16-17/9). Pada Anatomy Big Olympiade (Amygdala) diharapkan para peserta dapat mengenal dan memahami dasar menjadi seorang dokter. Acara itu diselenggara­kan di Aula Kampus II UMM. Wakil Dekan III FK UMM Iwan Sis Indrawanto berharap Amygdala akan te­rus berkembang tahun ke ta­hun. Kegiatan yang telah dilaksanakan kedua kalinya i­tu menurutnya sangat bagus untuk terus diagendakan setiap tahunnya. “Jika tahun ini peserta

yang ikut se-Malang Raya, maka tahun mendatang bisa di tingkat provinsi atau bahkan nasional,” harapnya ketika membuka acara. Nurul Jadid sebagai ketua pelaksana dalam kegiatan itu menerangkan latar belakang diadakannya Amygdala. Ana­ tomi merupakan konsep pa­ ling dasar dan penting untuk dipahami mahasiswa FK sebe­ lum menjadi seorang dokter. “Anatomi me­rupakan bagian struktur manusia, sehingga sangat pen­ting sekali bagi para dokter untuk memahaminya. Karena anatomi me­ru­pakan konsep dasar dalam men­jadi seorang dokter,” jelas maha­ siswa semester V itu. Rangkaian acara dari Amygdala adalah olimpiade dan seminar. Olimpiade itu

merupakan babak penyisih­an yang diikuti oleh 54 tim dari Fakultas Kedokteran se-Malang Raya yang akan diseleksi menjadi lima tim untuk maju ke grand final. Empat tim terpilih itu merupakan tim dari FK UMM dan satu tim lainnya dari FK Universitas Brawijaya. Peserta yang berhasil lolos dalam babak penyisihan, me­ ngi­kuti kompetisi lagi. Pertama, peserta wajib memilih kotak yang telah disediakan oleh panitia, dan wajib menjawab soal-soalnya. Kedua, peserta di­minta untuk melelangkan poin yang telah mereka dapat sebelum menjawab per­tanyaan yang diberikan oleh dewan juri. Ketiga, peserta berebut men­ jawab pertanyaan yang tersedia. m_nda

Siapkan Generasi Milineal

nolarita/Bestari

Menyampaikan: Indra Juwono dan Heni Anisah ketika memberikan materi pada kuliah tamu.

Himpunan Mahasiswa Program Studi (Prodi) Manajemen me­nye­leng­ga­ ra­kan Orientasi Program Studi Manajemen (OPM) di Teater Dome UMM (18/9). Acara itu diikuti oleh seluruh mahasiswa baru FEB. Tujuan dari OPM itu yakni me­ngenal­ kan Prodi Manajemen kepada mahasiswa baru FEB 2017. Merujuk pada tema Be A Great Millennial, Be A Creative Preneur, acara itu men­datang­ kan Indra Juwono dan Heni Annisa sebagai pemateri. Indra Juwono merupakan salah seorang pengusaha dan auditor di Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kota Malang. Sementara Heni Annisa meru­ pakan pemilik beberapa usaha di Kota Malang sekaligus konsultan pendirian resto dan kafe, serta pemasok resto dan kafe.

Indra Juwono menyam­ paikan kepada mahasiswa baru FEB bahwa pada dasarnya semua yang kita lakukan perlu dimanajemen. Begitu halnya dengan berwi­ rausaha agar dapat me­ng­atur dan mengembang­kan usaha yang kita kerjakan. Sehingga kita perlu belajar teori seperti yang kita pelajari di kampus. “Dalam me­ngembangkan usaha yang saat ini saya kerja­ kan, saya tidak terlepas dari teori-teori yang saya pelajari di kelas,” jelas alumni FEB tahun 1992 itu. Ketua Prodi Manajemen Marsudi mengatakan, Prodi Manajemen merupakan pro­­­­­­­­­­­­ di terfavorit di Asia Tenggara. Pengesahannya akan dilak­ sanakan pada Bulan Desember 2017. Marsudi me­negas­k­an kepada maha­siswa baru FEB 2017 bahwa dalam meraih

ke­sukses­an ada tiga hal yang harus diperhatikan. Pertama, yaitu heart merupakan apa passion yang kita miliki. Kedua, head yakni bayangan atau mimpi yang ingin kita gapai. Ketiga, hand yaitu aksi yang perlu kita lakukan. Balya Husain selaku ketua pelaksana dalam kegiatan itu me­­ngaku bahwa OPM Prodi Manajemen 2017 merujuk pada realita yang ada pada generasi kita. Menurutnya, generasi milineal adalah generasi yang penuh inisiatif dan kreatif untuk menjadi pelaku wirausaha di era teknologi yang penuh dengan persaingan. “Harapan kami mahasiswa dapat menjadi a great millineal dan menjadi pengusaha yang kreatif dalam meng­hadapi persaingan pasar di era teknologi,” jelas Balya. m_nda

No. 350/TH.XXX/Oktober/2017

BESTARI

Ajak Mahasiswa Peduli Rohingya Lewat Pengajian Bertempat di Masjid A. R. Fachruddin (22/9), Senat Maha­siswa Universitas (SEMU), Badan Eksekutif Maha­siswa Universitas (BEMU), dan Lembaga Dakwah Kampus (LDK) menye­lenggarakan kajian dan doa bersama untuk Rohingya. Acara dihadiri oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Malang Mujahidin Ahmad. Mujahidin memaparkan, konflik Rohingya bukan hanya mengenai kemanusiaan, tetapi juga me­nyangkut harga diri suatu agama. Banyak dari penduduk Rohingya yang ter­ ancam kehilangan tempat tinggal, harta, bahkan keluarga. Segala keterbatasan harus dirasakan oleh penduduk

Rohingya mulai dari kelapar­ an, minimnya tempat untuk berteduh, atau juga per­ tolongan medis. Sehingga hal itu bisa dikaitkan oleh ujian dari Allah untuk orang-orang yang beriman dan ber­takwa. Jenis tingkat ujian seseorang sesuai dengan kadar keimanannya. “Bisa jadi, orang-orang sema­ cam itu adalah orang-orang yang dikaruniai Allah untuk masuk surga,” tegasnya Sementara itu, Ahmad Rizki Mubarak selaku Presiden Mahasiswa UMM mengatakan tujuan dia­da­kannya pengajian dan doa bersama itu adalah rang­kaian agenda peduli Rohingya. Sebe­lum­nya juga dia­dakan peng­­galang­an dana bagi Rohingya sebagai bentuk ke­pri­­­­hatinan mahasiswa terha­

dap permasalahan sosial yang ditimpa orang-orang Rohingya. “Sebagai mahasiswa sebaiknya peduli ter­hadap isu kemanusiaan yang patut untuk disikapi,” tandasnya. Menciptakan kesadaran mahasiswa atas isu Rohingya, sambungnya, sangat­ penting. Hal itu dapat dilakukan dengan adanya bentuk propaganda edukasi terhadap masalah yang diderita saudara kita di Myanmar. Oleh karena itu, bersamaan dengan peng­ga­ langan dana serta memberikan edukasi kepada masyarakat terkait keadaan masyarakat Rohingya. Hal itu mengingat mahasiswa adalah peran pen­ ting untuk menyalurkan ilmu dan intelektual kepedulian. p_eza/ndy

Wujudkan Staf BEMU Kreatif, Edukatif, dan Religius

mirza/Bestari

Spirit: Muhammad Haris dari Dinas Kementerian Kepemudaan dan Olahraga menularkan virus etos kerja kepada seluruh calon staf Kementerian BEMU.

Badan Eksekutif Maha­ siswa Universitas (BEMU) mengadakan Pela­tihan Staf Kementerian (29/9). Mengusung tema Mem­bangun Karakter Fungsionaris yang Kreatif, Edukatif, dan Religius, acara di­ikuti sebanyak 65 staf muda BEMU. Acara yang ber­ tempat di Aula GKB III itu meng­ hadirkan Sekretaris Dinas Kepemudaan dan Olahraga Kota Malang Muhammad Haris sebagai pemateri. Abdullah Masmuh selaku Kepala Bagian Biro Kemahasiswaan mengatakan, BEMU merupakan bagian dari organi­sasi kemahasiswaan yang men­jadi wadah maha­siswa untuk berproses menjadi caloncalon pemimpin masa depan.

Menuru­t­nya orang cerdas atau pintar tidak menjamin mam­ punya seseorang untuk menjadi pemimpin. “Jiwa kepemimpinan harus segera ditanamkan sejak dini,” tutur dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) itu. Ahmad Rizki Mubarak selaku Presiden Mahasiswa (Presma) UMM tahun 20172018 menjadikan tagline UMM KER yang berarti Kreatif, Edukatif, dan Religius dalam setiap kegiatan yang ada. Hal itu me­ngingat mahasiswa mem­butuhkan suatu program kerja yang positif dan mampu membawa mereka untuk aktif berkontribusi dalam kemajuan bersama. Eldy Kurniawan selaku

ketua pelaksana dalam kegiatan itu mengaku sangat selektif dalam memilih staf muda BEMU. Eldy berharap dengan adanya pelatihan seperti itu, staf muda kementerian dapat meningkatkan kinerja staf BEMU tahun 2017-2018. Sehingga, mampu membawa perubahan yang signifikan ke arah yang lebih baik dan menjadi teladan bagi penerus dimasa mendatang. “Kampus kita tidak fatamorgana, maha­­ siswanya tidak memi­kir­kan Indeks Prestasi Kumulatif semata. Namun, kam­pus kita adalah kampus yang nyata, sehinga diharapkan mahasiswanya mam­pu mem­ bawa suara,” ungkapnya. m_ nda

Program Studi (Prodi) Ilmu Hubungan Internasional (HI) menye­langgarakan Kuliah Umum di Aula BAU (6/10). Agenda itu mengusung tema “Pendekatan Inter­ mestik dalam Hubungan Internasional”. Acara di­ha­diri oleh seluruh maha­siswa HI yang mengambil Mata Kuliah Konsentrasi Intermestik. Dyah Estu Kurniawati selaku dosen Prodi HI men­ jelaskan, intermestik ialah sebuah pendekatan yang bertujuan untuk membu­mi­ kan ilmu hubungan inter­­­ nasional. Fokus yang dila­ku­ kan adalah ­hubungan antara dinamika politik, ekonomi, sosial, dan budaya di ranah domestik dengan pengaruh internasional. Seperti halnya

intermestik dalam negara mulai dari pemerintahan, kebijakan, dan unit analisis sebuah perusahaan. “Inter­ mestik digambarkan adanya peru­bahan dari sebuah aliran dari satu bejana ke bejana lainnya,” tuturnya. Dosen Prodi HI Demeiati Nur Kusumaningrum selaku pemateri kedua dalam kuliah umum itu menjelaskan, pendekatan intermestik me­ mudahkan mela­kukan riset hubungan inter­nasional. In­­­­­­­­ ter­mestik meru­­pakan pen­ dekatan yang nyaman untuk mela­ku­kan sebuah riset da­lam kehidupan karena memudahkan pene­liti dalam merangkai permasalahan di masyarakat dan menen­ tukan permasalahan utama

yang perlu segera dicarikan solusinya. Ifana Falaha, mahasiswa Prodi HI mengungkapkan bahwa ia mampu memiliki gambaran ke depan terkait intermestik selepas meng­ ikuti per­ku­liahan mengikuti kuliah umum. Selain itu, gambaran terkait persiapan yang harus dilakukan untuk mengikuti mata kuliah intermestik dan bagaimana harus sukses dalam mela­ kukan penelitian melalui pendekatan inter­mestik. “Ha­rapannya semua maha­ siswa yang mengikuti per­­ kuliahan intermestik i­ni mampu menerapkan il­ mu­nya di masyarakat de­ ngan baik dan tepat,” ha­ rapnya.p_rah

Pengembangan Intermestik dalam Hubungan Internasional


BESTARI

No. 350/TH.XXX/Oktober/2017

suara kampus

Ujian Terbuka Promosi Doktor Bupati Bojonegoro

/Bestari nolarita/Bestari

Menjawab: Suyoto Bupati Bojonegoro sedang mempertahankan disertasi di depan penguji.

Kenalkan Film Melalui Paradiso Kampus Unit Kegiatan Maha­ siswa (UKM) Kine Klub menyelenggarakan Paradiso Kampus di Gazebo Perpustakaan (26/9). Kegiatan itu bertujuan untuk mengenalkan dan mengedukasi mahasiswa dengan film pendek melalui kegiatan diskusi. Sally Febriani selaku Koordinator Divisi Distribution, Exhibition, Festival, dan Appreciation (DEFA) mengatakan, agenda itu bekerja sama dengan Psychology Film Festival Universitas Airlangga untuk memutar empat film pendek. Film itu diantaranya film Omah karya Riyandi Wicaksono, Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) karya Eka Wahyu Primadani, Bang Kiri Bang karya Stanislaus Daryi, dan Izinkan Saya Menikahinya karya Reza Raenaldy. “Harapannya, program ini akan terus berkembang dan

mendapat respons positif dari masyarakat kampus,” jelas Sally. Dwi Puji Laksono selaku koordinator dari Program Paradiso Kampus itu memaparkan film AKDP dan Izinkan Saya Menikahinya mengisahkan per­soalan asmara anak muda, sehing­­ga sesuai target penon­ton yang merupakan maha­siswa. Sedangkan film Omah yang merupakan film Produksi Bersama Kine Klub UMM itu bertujuan mengenalkan bahwa Kine Klub UMM memiliki program Produksi Bersama setiap tahunnya. Berbeda dengan ketiga film di atas, Bang Kiri Bang dipilih karena maraknya isu-isu mengenai Partai Komunis Indonesia (PKI). “Pemutaran film kami sesuaikan dengan segmentasi penonton yang akan melihat,” jelas Dwi Puji saat ditemui di pengunjung pemutaran film. m_nda

Berlokasi di Ruang Sidang Senat UMM, Fakultas Psikologi (Fapsi) UMM menyelenggarakan Public Lecture dengan tema “Emotional and Applied Psychology” (26/9). Tujuan dari terselenggaranya acara itu adalah untuk membuka wawasan mahasiswa terha­ dap kondisi sosial dan budaya negara lain. Ania Tomezak Jurnalis dari Polandia menyam­paikan, melakukan travelling keliling dunia bagi seseorang dapat mem­berikan pengetahuan dan pengalaman yang ber­beda. Setiap negara memi­liki perbedaan yang khas, khususnya antara Polandia dengan Indonesia. Memahami dan mempelajari kebudayaan suatu bangsa itu penting, karena dapat memudahkan kita untuk menjalin komunikasi dengan orang lain. Agnieszka Szygula pem­ bicara dari The Jagiellonian University mengatakan, perbedaan budaya yang

men­dorongnya untuk bela­ jar serta mengetahui banyak hal tentang kebudayaan bangsa lain yang belum kami ketahui sebelumnya. “Menurut saya, mempelajari apa yang belum kita ketahui akan memperluas wawasan kita tentang banyak hal,” ujarnya. Anna Wolska dari University of Gdansk Polandia menyampaikan, melalui travelling kita akan semakin menemukan jati diri. Selain itu, memberikan persepsi baru tentang masyarakat baru yang kita temui. Dengan travelling pikiran akan menjadi lebih terbuka sehingga seseorang akan semakin bijak dan tidak mudah untuk menghakimi orang lain. Travelling merupakan guru terbaik dalam segala hal, bahasa, budaya, sosial, bahkan politik. “Maka berkelanalah, pasti akan banyak hal yang akan kalian dapatkan,” pesannya. p_ iko

Buka Wawasan melalui Travelling

Ujian Promosi Doktor oleh Program Pascasarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UMM berlangsung di Aula BAU (23/11). Ujian dilakukan secara terbuka dan meng­ha­dirkan sembilan penguji. Maha­siswa yang telah menyusun disertasi (promovendus), mem­per­ tang­­gung jawabkan hasil dari disertasi, serta tanya jawab dengan para penguji. Suyoto, yaitu mahasiswa yang mendapat Promosi Doktor menjelaskan, pe­ne­li­ ti­an­nya berjudul Konstruksi Pe­maknaan Ritual Kematian Sebagai Perwujudan Nilainilai Kebajikan Sosial dalam Perspektif Bergerian. Pe­ nelitiannya dilakukan di Desa Pajeng Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur. Ia men­jelaskan tidak semua

desa mampu tumbuh dengan sendirinya, banyak desa yang melakukan segala kegiatannya melalui peng­ ajuan proposal kepada pemerintah. Namun berbeda dengan Desa Pajeng yang mampu menciptakan lum­ bung kehidupan, mem­ bangun jalan, serta jembatan sendiri. Suyoto yang menjabat sebagai Bupati Bojonegoro pun me­nga­ta­kan, kerukunan tidak dapat diciptakan oleh semua desa. Kerukunan dapat terjadi karena adanya ruang publik yang tersedia seperti bersih desa. Selanjutnya, proses pembentukan rukun kematian dimulai dari pe­ mak­naan apa itu kematian, dan bagaimana membentuk lembaga kematian, me­mun­ cul­kan inisiatif-inisiatif lokal.

5

“Di­banding desa-desa lain, ke­matian di sana menjadi tangung jawab secara kolektif, dimana lembaga ke­ ma­tian yang paling sukses di­ antara desa sekitar,” lanjutnya. Hotman Siahaan selaku promotor mengungkapkan, pen­jelasan promovendus sangat bagus dengan pen­ de­katan sosial budaya dan pendekatan kualitatif se­hing­ ga mampu mencapai hasil optimal. Masyarakat Jawa mempunyai tradisi mulai dari acara ke­lahiran sampai acara ke­matian. Oleh karena itu, untuk membangun soli­ daritas sosial antar kelom­ pok, kematian bukan sebuah akhir dari segalanya namun kematian juga mampu menghasilkan sesu­atu yang baru. p_sih

Upaya BPSDM Tingkatkan Mutu dan Layanan

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) UMM kembali menggelar Pelatihan Motivasi Kinerja dan Kerjasama Bagi Karyawan (6/10). Penyelenggaraan acara di Ruang Sidang Senat itu ditujukan untuk meningkatkan kapasitas dan kinerja karyawan dalam menjaga mutu dan layanan. Sebanyak 59 kar­ yawan hadir dalam acara yang diisi oleh Zakarija Achmad, Nur Hayat, dan Suharsono. Jabal Tarik Ibrahim yang menjabat sebagai Kepala BPSDM menyampaikan, ki­ner­ja karyawan meru­ pa­kan kesatuan yang ter­ lepas dari kemajuan suatu kampus. Kuantitas karyawan yang bekerja di UMM harus diimbangi oleh kualitas pribadi di masing-masing bidangnya. Sehingga, tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan ki­ner­ja melalui kerjasama, inte­gritas, pelayanan, serta mo­tivasi pribadi dalam tim maupun

diego/Bestari

Bagikan Semangat: Zakarija Dosen Fapsi memberikan pelatihan pengembangan kinerja dan kerjasama karyawan UMM.

kehidupan sosial para pegawai UMM. Acara dibuka oleh Kepala Biro Hukum dan Kepegawaian Baiduri. Dalam sambutannya, Baiduri me­nye­butkan ada beberapa pem­baruan di ling­ kungan UMM. Salah satunya yakni ada­nya pembaruan aturan sis­tem kepegawaian melalui berbagai kegiatan yang dapat

meningkatkan kemampuan individu. “Oleh sebab itu, pelatihan itu dinilai penting dalam peningkatan mutu layanan kepada stakeholder,” ucapnya. Zakarija dalam materi­nya memaparkan, lingkungan kerja yang baik dapat men­ dukung terwujudnya kondisi kerja yang kondusif dan

nyaman. Dorongan motivasi kinerja serta adanya kerja sama antar anggota tim itu dapat meningkatkan produktivitas bekerja. Dalam bekerja tim diperlukan suatu kolaborasi antara ke­ inginan dan kepentingan dari berbagai pihak supaya kon­ fl­ik dan permasalahan yang timbul dapat teratasi. put

Manajemen Risiko, Solusi Permasalahan Perusahaan

Program Studi (Prodi) Akuntansi UMM menyeleng­ garakan kuliah tamu di Teater Dome UMM diikuti 420 mahasiswa Prodi Akuntansi semester III yang meng­ambil mata kuliah Manajemen Risiko. Adapun pemateri diisi oleh Dosen FEB UMM Ahmad Waluya Jati dan Manajer Pegadaian Pusat Eri Mardianto (4/10). Siti Zubaidah selaku Ketua Prodi (Kaprodi) Akuntansi menyampaikan, salah satu kegiatan yang harus dilakukan seorang manajer adalah me­ng­atur bagaimana keuangan yang ada dalam perusahaan tidak sampai ber­dampak pada ke­ rugian. Selain itu mana­jemen risiko diperlukan untuk menangani dan me­ng­atasi permasalahan perusahaan. Ahmad Waluyo menyam­ paikan, wira­usaha me­rupakan ilmu yang bisa dipelajari baik itu dalam akademik mau­pun dari peng­alaman. Seorang wirau­sahawan meru­pakan sese­orang yang mem­­punyai ke­mam­puan meli­hat dan

nolarita/Bestari /Bestari nolarita/Bestari

Hadir: Eri Mardianto (kanan) dan Elvi Rofiqotul Hidayah (tengah) ketika menjadi pemateri.

me­ni­lai peluang. Meng­a­ tur sumber daya yang dibu­ tuhkan serta mengambil tin­­dakan yang tepat, guna me­ mastikan kesuksesan secara berkelanjutan. Beberapa hal yang dapat menumbuhkan jiwa wirausaha adalah ko­ mit­men pribadi, lingkungan dan per­gaulan yang kon­dusif, pendidikan dan pela­tihan, serta proses yang berkelanjutan,” jelas

Waluyo yang mengawali karir bisnis­nya dengan menerima jasa ketik. Eri Mardianto menjelaskan bagaimana cara mengatur risiko yang ada pada pegadaian. Dalam menangani sebuah risiko, pihaknya tidak hanya memikirkan dampak jangka pendek, melain­kan juga dampak yang akan didapat perusahaan dalam jangka panjang. Oleh

karena itu munculah terobosan baru yaitu tabungan emas. Ia menjelaskan bahwa emas bisa menjadi investasi yang paling menguntungkan. “Dengan menabung dua puluh ribu rupiah, maka nasabah sudah memiliki tabungan emas 0.1 gram,” jelas Eri Mardianto saat memaparkan materi yang disampaikan. m_nda


6

No. 350/TH.XXX/Oktober/2017

suara kampus

UMM Targetkan 7.000 PKM

mirza/Bestari

Dorongan: Joko Widodo, Staf Ahli Kemahasiswaan (tengah) menceritakan awal mula UMM terlibat dalam PKM.

Workshop Program Kreativitas Maha­siswa (PKM) UMM digelar di Teater Dome diadakan (7/10). Acara itu dihadiri oleh 94 dosen dari ber­bagai program studi. Aca­ra itu juga meng­­­ha­dirkan pe­materi staf ahli Kemahasiswaan Joko Widodo dan Wakil Dekan III Fakultas Per­tanian dan Peternakan (FPP) Henik Sukorini. Joko dalam materinya me­­nyam­paikan, UMM perlu me­m­­buat terobosan kilat dalam bidang PKM. Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) menjadi baro­ meter kampus unggul. Pi­ hak­nya berharap semua li­ni di­­gerakkan, mulai dari fa­­kultas dan program studi agar bisa bergerak bersama un­tuk mencapai target yang diinginkan.

ITP Ciptakan Mahasiswa Kreatif dalam Berwirausaha Program Studi (Prodi) Ilmu dan Teknologi Pangan (ITP) menyelenggarakan kuliah tamu bagi maha­ siswa baru di Aula BAU. Acara itu mengangkat tema “Strategi Sukses Maha­ siswa Ilmu dan Tekno­logi Pangan dalam meng­hadapi Persaingan Dunia Kerja” (7/10) dengan pemateri Warkoyo dan Abdur Rohman Rohidi. Mochammad Wachid se­­ laku Kepala Prodi ITP men­­ jelaskan, tu­juan dari di­­­ada­ kan­­nya kuliah tamu ada­­lah untuk me­nambah wa­wa­ san maha­siswa serta men­­ cetak sarjana yang ahli di bidangnya. Mahasiswa di­ harapkan mampu untuk meng­­­hadapi pasar bebas serta dapat men­cipta­kan lapangan pekerjaan. Sasaran tembak dari Prodi ITP adalah dapat bekerja di industri, pemerintah, dan menjadi wiraswasta. Semua jabatan yang ada dapat dimiliki oleh semua pekerja khususnya lulusan ITP. Warkoyo memaparkan,

mirza/Bestari

Hal Baik: Abdur Rohman Rohidi, alumni Prodi ITP UMM saat memberikan materi di hadapan peserta kuliah tamu.

di­bukanya pasar bebas men­ jadi­kan per­saingan dalam me­masarkan produk sema­kin me­ningkat. Prodi ITP mem­­ berikan ruang ke­pada maha­ siswa dengan pem­be­la­­­jaran yang intensif. Maha­­­­­siswa ITP dibekali dengan pe­ngetahuan, sistem manajemen, serta teknologi pengelolahan. Ba­ han yang dapat di­kelola me­ mi­liki karakter yang ber­beda yang berasal dari nabati dan he­wani. Bahan itu ke­mudian

Kenalkan Dunia Kerja Akuntansi Syariah

Labolatorium Program Studi (Prodi) Akuntansi me­ nyelenggara­kan Pelatihan Short Course “Akuntansi Syariah 2017”. Acara di Aula BAU itu di­ikuti oleh mahasiswa semes­­ter VII, sebagai salah satu refe­rensi untuk skripsi (28-29/9). Acara itu menghadir­kan Warsono, Abdus Salam, dan Dwi poedji Widodo selaku Kepala Bank Muamalat. Abdus Salam selaku kepala Cabang Pegadaian Syariah me­nga­takan tujuan dari di­dirikan­nya pega­ daian syariah yaitu per­ tama, untuk men­­­cegah ijon, rentenir, dan pin­ jaman dengan bunga tidak wajar. Kedua, untuk mem­ berikan so­lusi keuangan kepada ma­­syarakat kecil. Ketiga, untuk mendukung program pe­merintah di bidang ekonomi dan pem­bangunan nasional. Pegadaian dapat mem­beri­ kan pem­biayaan ke­pada masyarakat dengan cepat,

aman, dan pelayanan yang nyaman. “Syarat me­lakukan transaksi di pe­gadaian cukup dengan mem­bawa Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan barang yang menjadi jaminan,” ungkapnya. Dwi Poedji Widodo selaku pemateri Bank Muamalat me­­­nyampaikan ter­­dapat tiga konsep dasar pem­ biayaan yaitu, penjualan atau pendapatan, aktivitas yang dibiayai dan sumber pen­ danaannya. Terdapat analisis yang dilakukan sebelum mem­­­­­beri­kan pem­­biaya­­an ke­­­pada debitur di­­ antara­nya meng­­­analisis ke­mampuan debitur untuk mem­bayar kem­­bali pembiayaan di masa men­datang. Mengidentifkasi kemungkinan terjadinya re­­siko yang timbul dari usaha debitur. Melihat per­ kembangan usaha seseorang dapat diketahui dari strategi, struktural, sistem, staf, dan skill yang digunakan pada usaha yang dijalankan. m_ hai

diolah men­jadi se­buah produk yang me­miliki nilai jual. “Mahasiswa ITP diharapkan mampu me­ngolah produk yang biasa saja menjadi luar biasa,” ujarnya. Abdur Rohman Rohidi me­ngatakan mahasiswa ITP harus memiliki pola pikir, integritas, dan intelektual yang tinggi. Peluang me­ rupakan hal yang penting sebelum membuka usaha. Me­lihat kebutuhan yang di­

perlukan oleh pihak konsu­ men sehingga produk yang akan dijual akan terbeli. Se­telah me­lakukan survei ter­hadap target produk lang­­kah selanjutnya mem­ buat sebuah produk yang ber­kualitas dengan bahan baku dan proses yang baik. “Jika mahasiswa ingin men­ dapatkan yang terbaik maka harus diawali dengan hal yang baik pula,” ungkap alumni ITP UMM itu. m_hai

BESTARI

Henik menyampaikan, agenda Student Day setiap Hari Sabtu diisi dengan bim­ bingan proposal PKM untuk mahasiswa baru. Agar lebih efektif setiap satu kelas mini­ mal harus ada satu dosen pem­bimbing dan kakak ting­ kat yang telah ber­gabung dengan tim pembinaan PKM untuk meng­ayomi mahasiswa baru me­nulis PKM. Ke­depan­­ nya, akan ada seleksi internal pada PKM 2017 karena jum­lah pe­nyetoran pro­posal dibatasi. UMM bersama Lembaga Infor­masi dan Ko­munikasi (Infokom) telah mem­­buatkan for­mat yang sesuai dengan for­mat PKM 2017, sehingga maha­siswa cukup mencari judul sekreatif mungkin. Tu­ ju­annya adalah agar proposal yang diajukan benar-benar me­narik. “Bagi judul-judul yang tidak lolos seleksi

internal akan di­evaluasi kembali dan akan diajukan pada tahun depan,” ujarnya. Ary Bahtiar peserta pe­ latih­an mengatakan, ada be­­­berapa perbedaan teknis dari PKM tahun 2017 dengan PKM tahun 2018. Sehingga perlu adanya sosialisasi ke­­­ pada mahasiswa baru me­ lalui acara Student Day setiap Hari Sabtu. Melalui instruksi Wakil Rektor III, UMM me­ nargetkan kurang lebih 7.000 PKM yang nanti dihasilkan oleh mahasiswa baru. Dosen muda Program Studi (Prodi) Agroteknologi itu berharap UMM bisa mencapai tar­get itu. “Selanjutnya sete­lah ter­capai akan di­se­leksi internal terlebih dahulu se­belum diajukan ke Ke­men­teri­an Riset, Tek­no­ logi, dan Perguruan Tinggi (Kemenristek Dikti)” terangnya. p­_him

Himpunan Mahasiswa Program Studi (Prodi) Kehutanan, kembali meng­ gelar acara dialog kehutanan dengan tema “Bersinergi dalam Membangun Ke­hu­ tan­an yang Berkemajuan”. Bertempat di Ruang Sidang Student Center (SC), acara itu diikuti oleh mahasiswa lintas angkatan maupun alumni mulai dari angkatan 2010-2016 serta di­hadiri Ketua Program Studi (Kaprodi) Kehutanan Tatag Muttaqin (7/10). Tatag Muttaqin dalam sam­butannya mengungkap­ kan bahwa dari hasil dis­ kusi, pe­ng­ama­tan, bah­kan hasil survei me­nunjukkan ketika mahasiswa diberi ke­sem­patan duduk di bangku kuliah tetapi tidak memaksimalkan dan tidak memanfaatkan se­­baikbaiknya, maka di­ kemu­ dian hari akan terkejut ketika dihadapkan pada ke­ nyataan sosial. Melihat tan­ tangan ke depan semakin lama tidak semakin mudah

dan persaingan kerja di Indonesia juga semakin banyak, karena itu perlunya per­siapan sejak sekarang. Tugas dan tanggung jawab yang utama dari mahasiswa adalah belajar. Sedangkan beraktivi­tas, bersosialisasi, dan berteman merupakan bonus dari proses belajar. Suci Nurul Iman se­laku Ketua Pe­lak­sana menjelas­ kan, tujuan acara itu untuk me­nyatu­kan dan men­jalin silaturahmi mahasiswa Prodi Kehutanan. Baik menyatukan pan­­dang­an mau­­pun cara berfikir maha­ siswa kehutanan, sehingga jika ada masalah dapat di­ dis­kusikan dan dapat di­ carikan solusi untuk men­ jadikan kehutanan yang lebih baik dan berkemajuan. “Harapannya semoga dengan adanya kegiatan itu apa yang belum kita capai bisa tercapai, contohnya seperti akreditasi yang kita inginkan agar lebih baik lagi,” ujar mahasiswa angkatan 2016 itu. p_ail

Dialog Kehutanan Antarkan Prodi Kehutanan Lebih Baik

Berita Hoax Melalui Media Sosial Lebih Akurat dan Dipercaya di Indonesia

ilham/Bestari

Penampilan: Acara mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi sebagai ajang menunjukkan bakat tentang dunia komunikasi.

Progam Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi kembali menyelenggarakan acara Embrace The Nation Ko­­muni­­­ kasi Ber­aksi (Kommaksi) di Aula BAU UMM (10/4). Acara itu meng­usung tema Pe­­ngaruh Sosial Media Ter­ hadap Per­­­kem­ba­ngan Sosial di Indonesia. Tujuan dari acara itu yakni ber­bagi ilmu tentang bagai­mana media sosial ber­pengaruh penting dan bagaimana mem­­filter

banyaknya berita hoax yang banyak terdapat di media sosial. Akhyari Hananto selaku pem­bicara me­­­ngata­­kan, tidak semua berita di media sosial adalah berita yang ber­asal dari nara­­­­sumber yang fakta dan aktual. Permasalahan yang terjadi di Indonesia adalah masyarakat cenderung per­ caya pada berita hoax, karena rendahnya ilmu pengetahuan terkait pemi­lihan berita yang

terpercaya. “Indonesia tidak akan menjadi negara yang maju apabila banyak generasi millenial yang maksimal mem­­baca namun rendah pe­­ ngetahuan terkait kontain yang dibaca,” jelasnya. Selanjutnya, Fikri selaku pe­materi men­jelaskan bahwa Indonesia me­rupakan peng­ guna media sosial terbesar se-Asean. Oleh sebab itu, per­ lu­nya pe­ng­ara­han peng­­guna­an media untuk hal-hal yang lebih

positif, seperti penggunakan media sosial untuk me­ ningkatkan per­eko­no­m­ian. Hal itu dapat dilakukan dengan me­maksimal­kan promosi pro­­­duk di media sosial se­ hingga mampu dikenal se­ luruh kalangan masyarakat luas, baik nasional maupun internasional. “Indonesia dipre­dik­sikan menduduki peringkat pertama dalam bi­dang in­dustri pariwisata pada tahun 2020 karena adanya peran media,” jelasnya. Raditya Widiatmojo, Dosen Prodi Ilmu Komunikasi me­nambah­kan peran visual pada berita di media sosial tidak mengalami fil­tera­si yang positif. Perban­dingan antara berita di koran dan media sosial cukup sig­ni­fikan. Berita di media so­sial cenderung sangat mudah dilakukan dengan meng­ha­dirkan teks atau foto yang tidak bertuan. “Sedangkan, berita di koran adalah proses reportase yang panjang,” tuturnya. p_ndy


BESTARI

No. 350/TH.XXX/Oktober/2017

suara kampus

7

Pendidikan Sebagai The Greatest Icon di MEA 2017 Muhammadiyah Education (ME) Award 2017 kem­­­bali di­­­seleng­ga­ ra­­­kan oleh Pim­­pi­nan Wi­la­ yah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur (23/9) ber­ tempat di UMM. Acara yang dibuka di Hall Dome UMM itu mengusung tema “The Rise of Muhammadiyah Millenial Generation Future Leader” dan di­ikuti oleh siswa sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah atas (SMA) se Jawa-Bali. Arbaiyah Yusuf selaku Ketua Majelis Pen­­di­dikan Dasar dan Me­­nengah (Dikdasmen) PWM Jawa Timur me­ngata­kan bahwa ME Award merupakan agenda tahunan yang diadakan oleh Dikdasmen dalam rangka me­ngembangkan potensi dan prestasi para siswa-siswi

Muhammadiyah. Harapannya, de­ngan diadakannya acara itu, para siswa akan lebih se­ mangat dalam meraih dan me­ ngem­bang­kan ilmu se­bagai­ mana yang telah didapatkan dari guru. “Reaching and illuminating al-ilmu,” tegas Arbaiyah dalam sambutan yang diberikannya. Ketua PWM Jawa Timur, Saad Ibrahim juga me­mapar­ kan bahwa acara itu me­ rupakan upaya penting untuk memproyeksikan umat dan bangsa kearah yang lebih baik se­bagai­mana yang telah di­ajar­kan oleh Agama Islam. Saad me­nambah­kan bahwa hal ter­penting bagi umat tidak lain adalah ilmu, itulah kenapa ayat pertama kali yang diturunkan oleh Allah SWT adalah surat Al-

Alaq. Iqra’ artinya bacalah. Muhammadiyah selama ini telah menjadikan pendidikan sebagai the greatest icon. “Jika kita belum menjadi the best maka ber­usaha­lah menjadi kreatif, inovatif untuk hal yang bersifat baik,” ucap Saad saat menyampaikan pidato sekaligus membuka acara itu. Selanjutnya, pada acara ME Award, se­lain memberikan penghargaan, juga terdapat pula olimpiade mata pelajaran, lomba robotika, dan lomba inovasi guru. Salah satu pe­ menang lomba Al-Islam dan Kemuhammadiyahan in english, Prisma Cahya dari Sekolah Pesantren Entrepeneur Muhammadiyah Pasuruan mengaku bahwa ME Award adalah salah satu hal yang dinantikan. m_nda

ilham/Bestari

Penghargaan: Acara Muhammadiyah Education (ME) Award diakhiri dengan foto bersama juara umum.

Rampak Budaya Peringatan Sumpah Pemuda dan Bulan Bahasa

diego/Bestari

Multikulturalisme: Mahasiswa asing dari India dan Vietnam ikut serta dalam perayaan hari sumpah pemuda dan bulan bahasa.

Peringatan Sumpah Pemuda dan Bulan Bahasa yang diselengarakan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Bahasa Indonsia Bagi Penutur Asing (BIPA) dan Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, bertempat di depan Laboratorium Biologi (27/10). Acara yang bertemakan Rampak Budaya itu diikuti oleh beberapa mahasiswa asing dari berbagai negara seperti Jerman, India,

Jepang, Korea Selatan, Vietnam, Polandia, dan Thailand serta dibuka untuk umum. Acara dibuka dengan pem­bacaan teks Sumpah Pe­muda yang dilantangkan oleh empat dari Jer­man, Polandia, Vietnam dan Indonesia. Dilanjutkan dengan penampilan tari Cendrawasih asal Bali, acara ter­sebut juga dimeriahkan dengan penampilan lagu nasional yang diiringi dengan per­mainan angklung oleh be­ berapa mahasiswa asing, mu­

sikalisasi puisi, serta teater. Syamsul Arifin selaku Wakil Rektor I meng­ungkap­ kan, sajian budaya berupa ta­rian serta pembacaan teks sumpah pemuda, menjadikan kita sadar kembali mengenai ke­bhinekaan. Indonesia ber­ untung karena memiliki ke­ se­pakatan bersama salah satu­nya dalam aspek ideologi yaitu Pancasila, dengan Pancasila kita mengabaikan berbagai macam perbedaan baik bahasa, agama, dan etnis yang dipersatukan oleh Pancasila. “Tari yang sudah

di­tampilkan membuat kita segera menyadari kembai men­genai kebhinekaan, serta keragaman yang di­ miliki Indonesia baik secara geografis, demografis mau­ pun kultural yang di­satukan dengan Pancasila,” tam­ bahnya. Kepala UPT BIPA, Arif Budi Wurianto menjelaskan bah­ wa rampak budaya ada­lah sebuah apresiasi kepada Bangsa Indonesia yang mem­punyai sebuah pusaka yaitu Bahasa Indonesia, tanah Indonesia dan Bangsa Indonesia. “Rampak budaya adalah sumbangsih BIPA UMM dalam mengapresiasi bahasa, bangsa, dan negara Indonesia yang sudah lebih 80 tahun sejak sumpah pemuda 1928,” ungkapnya. Anka mahasiswa BIPA asal Polandia menerangkan, dengan adanya acara rampak budaya, apa yang mereka pelajari selama di BIPA bisa dipresentasikan di depan umum. “Budaya, musik dan tari tradisional, membantu kami untuk mengingat bahwa negara Indonesia banyak budaya tapi tetap bersatu dan membantu mengingat Sumpah Pemuda juga,” ujarnya. p_sih

Silaturahmi Kebangsaan Bersama Bangun Kesinergian

UMM Bekerja sama dengan Universitas Ma Chung dan Per­himpunan Indonesia Tionghoa (Inti) Malang Raya menyeleng­ gara­kan Silat­urahmi Ke­ bang­saan (11/10). Acara bertempat di Aula BAU UMM dan bertujuan untuk men­ ciptakan kedamaian dan kehar­mo­ni­san bangsa me­ nuju Indonesia sejahtera. Acara dihadiri oleh Rektor Universitas Ma Chung dan beberapa pengusaha Tionghoa yang tergabung di Inti Malang Raya. Rektor UMM Fauzan me­ nyampaikan, kampus adalah tempat kaum intelek­tual yang identik dengan buku dan literasi. Sesuai dengan Moto UMM, “Dari Muhammadiyah Untuk Bangsa” sebagai Perguruan Tinggi Swasta (PTS) unggul kami bekerja pro­fesional dalam me­ respons tantang zaman demi ke­maju­an bangsa. Gagasan ke­bangsaan merupakan salah satu bentuk apresiasi UMM

ilham/Bestari

Pemateri: Agus Endra menjelaskan pada tamu undangan tentang pentingnya silaturahmi kebangsaan.

dalam me­ngembang­kan ke­ ilmuan mahasiswa untuk diaplikasikan dalam dunia usaha. “Acara ini me­ngajak kita semua untuk me­mupuk rasa per­saudaraan dan ke­ keluar­ga­an sesama bangsa,” ujarnya. Rektor Universitas Ma Chung, Chatief Kunjaya me­ng­ ungkapkan, antara UMM dan Universitas Ma Chung me­miliki

misi dan cita-cita yang sama yaitu ingin memajukan bangsa. Persatuan dan per­damai­an yang terjadi me­rupakan suatu aset yang sangat berharga dalam meng­hadapi pe­rubahan zaman yang sangat cepat. Pertemuan mem­bangun si­ nergi dan kerja sama antara dunia akademisi dan dunia usaha yang diharapkan dapat men­­ciptakan inovasi baru

yang dapat bersaing di dunia modern. Ketua Perhimpunan Inti Malang Raya, Agus Endra memaparkan, kita perlu menjalin kerja sama dan mem­bangun kesinergian untuk terus maju dan ber­ kem­bang. Oleh karena itu, sangat diperlukan kesi­ nergian antara pelaku usaha dan akademisi. p_iko

Green House UMM Menerima Kunjungan dari SMAN 4 Malang Siswa Sekolah Menengah Akhir Negeri (SMAN) 4 Malang bersama guru pem­­bimbing ber­kun­jung ke Green House, Labora­ to­rium Fakultas Per­tani­ an dan Peternakan (FPP) UMM (7/10). Kun­jungan itu merupakan bentuk studi banding SMAN 4 Malang dalam mengelola green house yang mereka miliki. Kunjungan disambut hangat oleh Fatimah Nursandi se­ laku pengelola Green House UMM. Fa t i m a h N u r s a n d i mengaku, green house me­ ru­pakan pe­ngembangan yang didanai oleh Program Kemenriset Dikti. Selanjut­ nya, Ia menjelaskan bahwa program yang di­ajukannya adalah Program Pengem­ bangan Usaha Intelektual Kampus. Di mana setelah dosen melakukan penelitian, lalu hasil penelitian­nya akan di­komersial­kan yakni usaha jasa rental tanaman. Fatimah menekan­kan ke­pada siswa SMA yang berkunjung bahwa jika ingin menjadi wirausaha harus dimulai dari sekarang.

“Green house yang dikelola selain sebagai tempat me­ nerima kunjungan dan usaha jasa rental tanaman juga berfungsi sebagai tempat prak­ tikum mahasiswa,” tegas salah satu dosen FPP itu. India Husdarini salah satu guru yang mendampingi kunjungan itu men­jelaskan bahwa maksud dan tujuan SMAN 4 Malang berkunjung di green house UMM adalah untuk belajar merawat green house. Ia men­ jelaskan, melalui program Sekolah Rujukan dari pemerintah, pihak SMAN 4 akan kembali mengelola green house dan juga akan me­ngajari para siswa untuk menjadi seorang wirausaha. Harapan­­ nya, para siswa dapat belajar dan lebih paham tentang ta­naman, sehingga green house di sekolah bisa kem­ bali terawat. “Silakan ber­tanya kepada Bu Fatimah me­ngenai green house ini. Nanti bisa kita adopsi dalam rangka merawat green house SMA kita,” ucap India kepada para siswanya saat memberikan sambutan. m_nda

Himpunan Mahasiswa Program Studi (Prodi) Civic Hukum me­nyeleng­garakan diskusi kewarganegaraan dan pe­mutaran film G30S/PKI di ruang 406 GKB IV (30/10). Acara yang mengangkat tema “Meneropong Peristiwa Sejarah G30S/PKI Untuk Me­ natap Masa Depan Bang­sa Yang Lebih Cerah” meng­ hadirkan pembicara Poli­ teknik Angkatan Darat Ten­tara Nasional IndonesiaAngkatan Darat (Poltekad TNI-AD) Khabib Cahyono. Khabib dalam materi­ nya me­nyampai­kan, Partai Komunis Indonesia (PKI) mulai meng­adakan per­ gerakan tahun 1948 di Madiun, sejak itulah ada be­be­rapa tindakan yang me­nyudutkan pemerintah Indonesia pada saat itu. Puncak dari kegiatan PKI yaitu pada tahun 1965. Tepatnya pada 30 September dengan terjadinya peristiwa penculikan tujuh jendral dan dibunuh lalu dibuang di sebuah lubang di daerah

Lubang Buaya. PKI juga berhasil menguasai berbagai tempat salah satunya yaitu stasiun Radio Republik Indonesia (RRI). “Pada saat itu hanya stasiun radio tempat paling efektif dalam me­lancarkan propaganda,” tuturnya. Nurbani dalam materi­ nya menjelaskan, mahasiswa harus memahami dulu ideo­ logi marxis yang dianut oleh PKI. PKI dilarang bukan karena men­culik dan mem­­ bunuh jenderal te­tapi yang paling penting adalah karena ideologi PKI ber­tentangan dengan sila pertama Pancasila. Dosen Civic Hukum itu me­nambahkan, gerakan marxis menggunakan sistem sel; satu jadi dua, dua jadi empat, empat jadi delapan. Itu kemudian mengapa PKI disebut laten, PKI boleh bubar tetapi ideologi marxis akan tetap berjalan. Pada tahun 1955, PKI menempati urutan keempat saat pemilu. p­_him

Diskusi Kewarganegaraan dan Nonton Bareng


suara kampus

8

No. 350/TH.XXX/Oktober/2017

BESTARI

Dekanat Baru Diharapkan Membawa Inovasi Baru

Sumpah Jabatan: Fauzan Rektor UMM melantik sepuluh dekan baru fakultas di Aula BAU. diego/Bestari

.

Di tahun 2017 ini, UMM melantik sepuluh dekan periode 2017-2021 (2/10) di Aula BAU. Selanjutnya di tempat yang sama, digelar pula pelantikan wakil dekan dari tiap fakultas (17/10). Pelantikan itu dilakukan oleh Fauzan selaku Rektor UMM. Acara itu dihadiri oleh jajaran rektorat, Badan Pembina Harian (BPH) UMM Malik Fadjar, Saad Ibrahim Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Saad Ibrahim, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM), dan Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Malang Raya. Fauzan menyampaikan, pim­pinan baru harus men­ ciptakan inovasi, tidak hanya bi­cara administrasi namun ha­rus memberikan motivasi dan penguatan terhadap Tri Dharma Perguruan Tinggi sehingga peran dekan sangat strategis. Terima kasih kepada dekan periode sebelumnya yang telah bekerja keras dan mengembangkan fakultasnya, tidak hanya secara fisik tetapi juga komitmen. “Selamat kepada dekan baru. Semangat berkontribusi demi kemajuan

UMM,” ungkap rektor. Sambungnya, pemimpin fakultas yang baru dilantik harus bisa mengambil dua titik dalam setiap langkah, yaitu titik strategis dan prestise. Tidak ada istilah penyesuaian, tetapi harus langsung tancap gas. Tidak perlu lagi banyak bicara, tapi yang diharapkan adalah banyak bekerja. Tugas dekan dan wakil dekan yang baru adalah menjual dan mengeksplorasi potensi fakultas baik secara institusional maupun personal. “Potensi-potensi tersebut

diego/Bestari

Bangga: Rektor UMM (kiri) berjabat tangan dengan dekan terpilih dalam acara pelantikan dekan masa bakti 2017-2021.

nantinya akan diwujudkan dalam bentuk karya-karya nyata,” ungkapnya. Dalam pelantikan itu, Malik Fadjar selaku Ketua BPH UMM menjelaskan bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar. Oleh karena itu, bangsa yang besar harus memiliki harapan besar untuk terus melangkah ke depan. Bangsa yang besar harus berani belajar dari masa lalu untuk perbaikan di masa kemudian. “Harus berani memberi makna yang baru dan bersinergi secara positif,” pesannya. Lanjutnya, untuk menjadi pelopor bukan mengikuti orang lain, tetapi berani me­ mulai. Barang siapa yang bisa me­naklukkan perubahan dan menangkap tanda-tanda za­ man maka itulah yang akan me­menangkan kompetisi dan akan menempati garis terdepan dalam perjalanan menuju harapan-harapan baru. Oleh karena itu, untuk menghadapi periode emas Indonesia pada tahun 2045, harus didukung dengan sumber daya manusia yang kuat dan manajemen yang bagus. “Kalau ditanya kapan harus memulai, mulai saja. Memulai merupakan sebuah modal,” tuturnya. Saad Ibrahim selaku Ketua PWM Jawa Timur menuturkan, UMM merupakan sebuah tanda yang terbentuk di masyarakat. Seorang pemimpin juga ha­rus membuat tanda, orang lain boleh tidak melihat se­orang pemimpin itu, namun tinggalkanlah tanda sebagai bagian dari esistensi

ilham/Bestari Sambutan : Fauzan menyampaikan harapannya kepada wakil dekan yang baru dilantik.

diego/Bestari

Resmi: Idah Zuhroh, Dekan FEB menandatangani surat pengangkatan dekan di hadapan jajaran rektorat.

kehadirannya. Oleh karena itu, perlunya seorang dekan yang merupakan pemimpin di fakultas masing-masing untuk membuat suatu tanda berupa inovasi baru untuk dikembangkan. Saat menilai, relasi antara dekan dan wakil dekan sangat penting. Dekan harus mempercayai sepenuhnya pada wakil dekan dan wakil dekan

wajib menerima amanah itu dengan tulus. Adanya hubungan yang erat antara dekan dan wakilnya dapat mendorong berkembangnya fakultas baik dari luar maupun dari dalam. Pihaknya berpesan kepada wakil dekan yang baru dilantik untuk melaksanakan amanah yang diberikan de­ ngan sebaik-baiknya. p_ him/sih


BESTARI

No. 350/TH.XXX/Oktober/2017

Hidup Bermanfaat Kesederhanaan dalam memandang hidup melalui istikamah dan tuma’ninah menghantarkannya dalam mencapai tujuannya. Yus Mochamad Cholily telah menjadi guru besar pertama di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UMM. Gelar tersebut tidak diraih dengan mudah. Perlu kiat-kiat untuk mendapatkan gelar tersebut. Namun tidak memadamkan semangatnya untuk terus mengamalkan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Yus Mochammad Cholily alissa/Bestari

segudang pres­tasi yang diraih, kini orang tua per­caya bila hobi yang di­te­kuni tidak sekadar main-main se­mata,” ungkap mahasiswa angkatan 2014. Berusaha dengan Gigih Ketua Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Mushabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) itu men­ ceritakan bahwa dunia dangdut merupakan per­kembangan dari hobinya. Wahid men­gaku bahwa awalnya hanya mendalami lagu bergenre pop, rock dan jazz. Lambat laun Wahid ingin mencoba genre musik baru dan akhirnya se­ karang fokus di du­nia dangdut. Me­­nurutnya, olah vokal dangdut sa­ ngat sulit karena ha­rus memiliki dasar su­ara dangdut sejak dini. Dangdut mur­­ni tidak bisa di­ pelajari secara ins­­tan. Dengan bekal cengkok yang peroleh dari selawat dan qari’ Alquran me­­mudahkan­ nya dalam me­ng­uasai dunia dangdut. “Selain itu, yang harus di­per­hatikan seorang penyanyi dangdut adalah me­miliki ba­ nyak referensi dari penyanyi dangdut lain,” ujar mahasiswa Fakultas hukum itu.

J a n ga n Berharap bila tidak berusaha

Cara Raih Kesuksesan

sebab segalanya harus di­ukur dan Konsisten Meraih direncanakan guna mencapai ke­ Kesuk­s esan Mencapai kesuksesan tidak inginan serta di­perjuang­kan. cu­kup hanya dengan belajar. Hal itu te­lah dibuktikan oleh pria yang Halangan dan Rintangan kerap di­sapaYus itu. Kunci menjadi adalah Tantangan ah­li di bidang il­mu pengetahuan Dalam perjalanan hidupnya yang harus di­ta­nam­kan adalah pria yang berasal dari Jombang sifat tuma’ninah dan istikamah. itu, me­ng­anggap kesulitan, ha­ Ter­bukti de­ngan ke­­te­kunan dan lang­­an dan rintangan sebagai kon­sistensi telah se­buah tan­ ­­ meng­­­ha­n­tar­­kan­nya t a n ­g a n . meraih ge­l­ar aka­demik Menurut alum­ ter­­­­­­­­­­tinggi. Se­­­ba­gai se­ nus Institut o­rang gu­ru be­sar ilmu Teknologi pekerjaan matematika, ia me­­­­ Bandung (ITB) lakukan pene­li­ti­an itu rintangan bu­­ Menambah da­lam ilmu kom­­bi­­ kan masalah yang na­torik matematika harus di­hin­­dari. yak­­ni teori graf. Rin­tangan ha­­­­­­­­­ Me­la­lui teori graf rus di­ha­dapi ser­­­­­­ be­liau me­lakukan ber­­bagai ma­­­­­ tadiatasitan­­­pame­nyia-nyiakan waktu. cam pe­ne­­litian gu­na men­cari solusi Prin­­sip yang te­lah dita­nam­kan se­ untuk me­nang­gulangi ber­bagai jak da­hu­lu men­­jadikannya se­bagai macam per­­masalahan yang ada. sosok yang ti­dak pernah me­nun­da Se­bab teori graf ternyata ma­sih pe­kerjaan. Me­nu­rut Yus me­­­nunda ba­­nyak permasalahan yang harus pekerjaan ada­lah me­­na­­nam de­ diselesaikan secara tuntas. rita. Moto hi­dup se­der­­ha­na tapi Meski telah bergelar profesor, bermakna dan ber­­­pe­­­nga­ruh be­ tidak menyurutkan semangat Yus sar bagi hidupnya itu se­lalu ia untuk terus berbagi ilmu. Hi­­dup ta­namkan kepada se­mua ma­ha­ bermanfaat bagi sesama ada­­­ sis­wanya. Menunda pe­ker­­­ja­an lah kunci sukses yang di­ta­nam­­­ sa­ma halnya membuang wak­tu kannya guna mencapai ke­suk­­se­ di du­nia yang sementara. san. Memotivasi, mem­­­­bimbing, ser­ta selalu berbagi ins­­­pirasi Tingkatkan Aksi, Ukir Prestasi ada­lah hal yang selalu di­la­­kukan Memberantas buta aksara Yus guna menjadikan ma­ha­­­sis­ di daerah Probolinggo menjadi wanya lebih baik dari dirinya ki­­ni pilihan Yus untuk mengabdi

Usaha Maksimal Dilarang Orang Tua Wahid mulai meng­geluti dunia dangdut kala duduk di bangku per­ kuliahan. Saat itu, kampus meng­ adakan acara Rektor Cup lomba dangdut, dan ia menjadi Juara I Tarik Suara bidang dangdut 2014 Bakat menyayi dangdut diper­olehnya dari nada-nada Alquran dan selawat. Teman-teman Wahid mengajaknya mengikuti lomba-lomba selawat dan baca Al­quran, alhasil ia semakin cinta dengan dunia musik. Perjalanan karir dangdut Wahid bisa dibilang banyak sekali me­ ngalami hambatan. Salah satu ken­ dala mun­cul dari orang ter­dekatnya, ya­itu orang tua­nya sen­­diri. Hi­­dup da­­ lam ling­ku­ngan ke­­­­luarga yang aga­­mawi, se­­­ akan-akan me­n­ yanyi su­dah ke­­ luar da­ri kodrat yang di­ajarkan orang tuanya. Bah­­kan, Wahid per­ nah diusir dari ru­mah lan­taran latihan dangdut yang me­­nyebabkan pulang sampai larut ma­lam. Hal ter­sebut tak membuatnya pa­tah semangat dan di­buktikan dengan men­juarai berbagai lom­ba da­ri tingkat provinsi, ting­ kat nasional hingga dikontrak salah satu brand musik. “Berkat

9

sketsa

Menunda = derita

pada masyarakat. Bersama tim dosen UMM, Yus me­­­nerbitkan buku budidaya lele. “Buku tersebut mam­pu menjadi media belajar para peternak lele di kawasan itu,” harap pria yang te­lah menghasilkan 29 jurnal serta kar­ ya tulis dipublikasi nasional dan internasional itu. Memperbanyak penga­la­ man yang bermanfaat adalah salah satu ke­inginan Yus. Itu dilakukan agar hidupnya dapat selalu dikenang melalui berbagai kar­ya yang pernah ditulis dan di­la­ kukan olehnya. “Hidup hanya ada dua yakni mengubah atau di­ubah oleh dunia,” pesan dosen yang ke­ rap menjadi pembicara dalam se­ minar, kuliah umum serta reviewer dalam tingkat nasional mau­pun internasional itu. Dyah Woro Wirasti selaku rekan kerja Yus mengatakan Yus meru­pakan sosok inspiratif. Yus juga bersifat lu­gas, tidak suka berbasa-basi, pe­mikirannya berorientasi ke de­pan, dan seluruh kegiatannya ber­basis database serta teknologi. “Beliau merupakan sosok yang memiliki pondasi kuat, dan be­ liau ingin mahasiswa yang di­ajar olehnya lebih baik dari di­rinya di kemudian hari,” jelas Se­kretaris Program Studi (Prodi) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) yang pernah menjadi mahasiswa Yus itu. m_git/p_nin

untuk Hasil Maksimal Tidak mendapat restu dari orang tua, tak membuatnya patah semangat dalam menekuni hobinya. Ia terus mencoba untuk membuktikan bahwa keterampilan dalam bidang olah vokalnya tidak hanya main-main semata. “Jadikan orang yang berkata tidak itu berkata iya,” pesan Mochammad Abdul Wahid salah satu pria yang langganan meraih juara dangdut itu. Tunjukkan Kemampuan Terbaik Mahasiswa semester VII itu menambahakan, percaya diri me­ ru­pakan hal penting saat tam­ pil. Bila ada yang meminta un­ tuk ber­nyanyi, Wahid tidak per­nah me­nutup diri. Dibayar atau tidak dibayar, Wahid tetap me­ngeluarkan potensi dan ke­ mam­puan yang dimiliki. Ia mem­ punyai prinsip tidak memikirkan gaji dari sebuah pekerjaan, tetapi me­­nunjukkan dulu kemampuan yang ter­baik dan berusaha mem­ buat orang lain cinta dengan kemampuan yang di­miliki. “Kalau su­dah menunjukkan yang terbaik maka orang akan ma­lu kalau tidak mengapresiasi kemampuan kita,” jelasnya. Lanjutnya, dari profesi dang­ dut, ia bisa berbagi pengalaman de­ngan orang lain dan yang paling pen­ting adalah bermanfaat bagi orang lain. Gagal satu atau dua ka­li merupakan proses, kalau sudah me­nikmati hasilnya maka proses itu tidak akan melelahkan. Harus fo­kus pada hasil dan tidak boleh tum­bang terlebih dahulu.

“Banyak orang bilang nikmati prosesnya, memang harus dinikmati, tapi juga harus fokus pada hasilnya,” pesan mahasiswa asli Sidoarjo itu. Ketua Program Studi (Kaprodi) Hukum Nu’man Aunuh me­ngatakan, Wahid merupakan mahasiswa yang luar biasa. Ti­ dak hanya bagus di bidang aka­­ demik tetapi sering kali men­ juarai lomba menyanyi dan qari’. Pihaknya mengaku hal yang luar biasa dari Wahid adalah mampu menggabungkan bakat antara qari’ dan menyanyi, yang jarang mahasiswa memiliki bakat ke­duanya. Pria yang berusia 34 tahun itu menambahkan, dari Fakultas Hukum sendiri sering kali menghadirkan Wahid untuk qari’ di acara yudisium, seminar dan tidak jarang diakhir acara diminta melantunkan lagu dangdut maupun pop. “Saya berharap ia lulus tepat waktu dan tetap membanggakan fakultas dan universitas di ajang nasional maupun internasional baik dari bakat menyanyi ataupun qari’nya,” ungkapnya.m_zal/p­_him

Mochammad Abdul Wahid

alissa/Bestari


10

trofi

No. 350/TH.XXX/Oktober/2017

BESTARI

Kolaborasi UMM

Sabet EMPAT PENGHARGAAN

Internasional

B

ermula dari rasa ingin tahu yang tinggi terhadap pameran yang fokus pada komersial produk. Delegasi dari Sentra Hak Kekayaan Intelektual (HKI) UMM berhasil membawa pulang empat penghargaan yaitu medali emas, medali perak, dan perunggu pada kategori inventor. Kemudian satu medali perak pada kategori elevator dalam ajang Invention, Innovation, & Design Exposition (IIDEX) 2017 di Malaysia (25-29/9). dok. Tim InaMuh

Peluang Mengomersialisasikan Penemuan

Ahmad Fauzan selaku Ketua Divisi dan Pelayanan Perlindungan HKI mengatakan bahwa, IIDEX merupakan sebuah acara pameran dan seminar yang mempertemukan berbagai kalangan seperti inventor dengan inventor dan juga inventor dengan pihak industri. Selain itu, IIDEX juga bisa menjembatani para pihak supaya tercipta komersialisasi hasil penemuan. Menurut pengakuannya, peng­ hargaan bukan target utama karena pada awal mula mengikuti pameran tersebut untuk belajar bagaimana mengomersialisasikan suatu pene­ muan mengingat acara tersebut bisa mempertemukan dengan pihak industri. Setelah terlibat dalam pa­ meran baru mengetahui bahwa da­ lam acara itu juga terdapat lomba, lalu didaftarkan beberapa hasil pe­ nemuan dosen UMM dan tanpa di­ duga mendapatkan penghargaan. “Jadi sebenarnya penghargaan bu­kanlah target utama kami,” ungkapnya. Dosen Fakultas Teknik itu mengungkapkan, sebetulnya ada sekitar 80 hak cipta dan sepuluh hak paten tetapi karena pertimbangan biaya serta persiapan maka dipilihlah produk-produk yang paling me­mung­­kinkan untuk diikutkan dalam pa­meran. Ia berharap prospek ke depan setelah lomba itu bisa melangkah ke tahap komersialisasi sehingga bukan hanya berupa penemuan saja tetapi sudah bisa ke tahap produksi dengan cara melakukan kerja sama dengan pihak-pihak terkait. “Tentunya kami mempunyai visi supaya penemuan itu bisa ke tahap produksi,” harapnya.

Tahapan Mengikuti Lomba

Menurut salah satu perwakilan tim HKI pada kompetisi IIDEX Ni'matuzahro mengungkapkan kar­ ya yang diikutsertakan dalam pa­ meran harus didaftarkan terlebih dulu secara online, dan setelah itu dilakukan pembayaran untuk stan yang digunakan sebagai tempat memamerkan karya. Pada waktu kompetisi setiap produk akan dipamerkan pada stanstan yang telah disediakan, lalu para juri akan datang ke setiap stan dan memberikan pertanyaan terkait pro­duk yang dipamerkan. Ada se­

kitar 700 karya yang dipamerkan pada kompetisi itu. Terdapat empat kategori dalam kompetisi ter­sebut yaitu Junior Inventor, Invention, Innovation dan Design. Tiga karya yang dibawa oleh tim HKI diikutsertakan dalam kategori Innovation. Ketiga karya tersebut dipilih berdasarkan inovasi dan manfaat yang mampu diberikan kepada masyarakat luas. Wakil Dekan (WD) I Fakultas Psikologi tersebut menjelaskan, awalnya yang akan berangkat untuk mewakili tim HKI adalah Lailatul Husniah dan Ihyaul Ulum selaku inventor dari karya yang dipilih. Namun beberapa hari sebelum keberangkatan, Ihyaul tidak bisa berangkat. Maka dari itu, selaku anggota ia pergi untuk menggantikannya. Lebih lanjut, ia mengatakan karena hal tersebut terjadi secara tiba-tiba sehingga tidak bisa mem­ persiapkan materi dengan matang sebelum pameran dilakukan.

Sabet Juara di Negeri Jiran

Lailatul Husniah salah satu delegasi dari HKI UMM menjelaskan bahwa tidak ada target untuk mendapatkan penghargaan tersebut. Mereka dikirim ke Malaysia untuk mempelajari kesuksesan University Teknologi Mara (UiTM) dalam menyelenggarakan per­ helatan besar secara tahunan. “Tidak ada persiapan khusus dari kami bahkan di luar prediksi karya Pak Galih Wasis Wicaksono mendapatkan medali emas,” ujarnya. Dosen Program Studi (Prodi) Teknik Informatika tersebut awalnya ter­tarik bergabung dengan sentra HKI UMM karena melihat Tugas Akhir dari mahasiswanya. Husniah me­nilai potensi mahasiswa yang ting­gi dalam membuat suatu karya layak untuk dilindungi. Setidaknya setelah para mahasiswa lulus, me­ reka mempunyai sertifikat hak cipta sebagai bahan pertimbangan memasuki dunia kerja. Fungsi Sentra HKI tidak hanya lembaga yang menaungi perlindungan hak intelektual ciptaaan seperti hak cipta dan paten setiap karya, melainkan lembaga yang juga melayani tentang jasa pendaftaraan kekayaan intelektual dan konsultasi. Pelayanan yang diberikan di lembaga tersebut terbuka untuk umum. “Kami pernah membantu mendirikan HKI di

Gresik,” jelasnya. Husniah s a a t menghadiri dok. Sentra HKI p a m e r a n komersial produk di negeri Jiran tersebut mendapatkan dua penghargaan sekaligus. Pertama, medali perunggu yang didapatkan dari keuletannya membuat game untuk identifikasi modelitas belajar atau learning style. Di mana dibagian akhir game tersebut akan muncul grafik skor sehingga tampak jelas gaya belajar dari setiap anak tergolong modelitas visual, audiovisual, atau kinestetik. Kedua, medali perak yang didapat berkat kemahirannya dalam mepresentasikan hasil ciptaannya. Selain itu, karya dosen Akuntansi Ihyaul juga memperoleh medali perak yang mengangkat judul tentang "Intellectual Capital". Galih Wasis Wicaksono pemilik karya yang berjudul “Program Komputer Sistem Monitoring Elpiji 3 Kilogram Berbasis Website dan Data Transaksi Melalui Mobile Apps” berhasil meraih penghargaan emas. Peredaran elpiji 3 kg bersubsidi yang dalam peredarannya sudah tidak lagi sesuai dengan kebijakan dalam pemerintahan menjadi landasan ide kreatifnya muncul. Berdasarkan permasalahan yang kerap ditemui tersebut, Galih membuat sebuah aplikasi dalam memudahkan peredaran elpiji 3 kg agar sesuai standar pemerintah. Aplikasi tersebut berbasis website untuk memantau distribusi elpiji 3 kg dalam memantau kinerja peredaran dari Pertamina ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SPBE), kemudian SPBE ke agen, dan agen ke pangkalan. Sedangkan, Mobile Apps untuk memantau peredaran pangkalan ke pengecer dan konsumen rumah tangga. Aplikasi tersebut dilengkapi dengan zona batasan terhadap konsumen yang pantas mendapatkan elpiji 3 kg bersubsidi sesuai kebijakan pemerintah. “Hanya menggunakan handphone android kecurangan bisa teratasi dengan mudah dan murah,” tuturnya. Dosen Teknik Informatika tersebut menuturkan persyaratan untuk mengikuti lomba tersebut

dok. Sentra HKI

sangat ketat. Karya yang dikirim telah terdaftar hak ciptanya di HKI dan dipublikasikan secara umum. Karya tersebut telah diaplikasikan pada dua pangkalan dan satu agen dengan menggunakan sistem tersebut. Meskipun belum berjalan se­penuhnya karena ter­gantung kebijakan dari pe­merintah setempat. Se­lain itu, karya yang pernah menjuarai lomba men­dapatkan nilai tambahan dari juri.m_gia/ law/p_lif/pus


BESTARI

No. 350/TH.XXX/Oktober/2017

11

iptek

Penambahan Mutu Kualitas Dodol dengan Rumput Laut dan Ekstrak Herbal Nama

: Amin Setia Nastiti

: Ilmu dan Teknologi Pangan

Jurusan

: Pengaruh Penggunaan Jenis Bahan Pengental (Rumput Laut, Tepung Ketan) dan Bahan Tambahan Ekstrak Herbal

Judul Skripsi Dosen Pembimbing Negara Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam yang sangat melimpah baik di darat maupun di lautan yang dapat dimanfaatkan. Di antaranya yaitu rumput laut yang merupakan anggota alga berklorofil. Sumber daya alam lain yang memiliki manfaat dan cita rasa tersendiri yaitu rempah-rempah. Rempahrempah sendiri juga banyak dimanfaatkan dalam bidang makanan, minuman maupun obat-obatan. Selain memiliki cita rasa yang khas rempah-rempah juga kaya akan kadar antioksidan. Skripsi ini tentang kombinasi rumput laut dengan tepung ketan dan ekstrak herbal dari rempahrempah untuk kualitas dodol. Rumput laut memiliki manfaat yang baik bagi tubuh karena kandungan seratnya yang tinggi yang bisa menurunkan dan ikut mencegah penyakit kolesterol. Rumput laut mengandung se­ nyawa hidrokoloid yaitu bernama ka­ra­genan sebagai pembentuk gel. Oleh karenanya laut diuji se­ bagai bahan pengental dalam pembuatan dodol sehingga di­ ha­rapkan ada nilai lebih da­lam kandungan dodol. Dodol me­ miliki karakteristik kaya lemak da­ri santan yang merupakan ba­han pembuat dodol. Lemak pa­da dodol rentan mengalami ke­rusakan karena oksidasi. Oleh ka­rena itu untuk mengatasi ke­ rusakan lemak yang terjadi, di­butuhkan penambahan anti­ oksidan yang ada di dalam eks­ trak rempah-rempah. Ekstrak her­bal yang akan ditambahkan dari jahe, kencur, dan kayu ma­nis. Bahan herbal yang di­tam­bahkan tersebut bertujuan untuk mem­ berikan aroma, rasa, dan warna yang khas serta menambah kan­ dungan gizi pada dodol. Guna men­getahui pengaruh bahan pe­ ngental antara rumput laut de­ ngan tepung ketan yang ditam­ bahkan ekstrak herbal di dalam dodol adalah dengan cara dilihat da­ri pengukuran kadar air, kadar

Fakultas

(Jahe, Kunyit, Kencur, Kayu Manis) Terhadap Kualitas Dodol : 1. Prof. Dr. Ir. Noor Harini, M.S. 2. Ir. Sukardi, M.P. abu, kadar protein, lemak, total gu­la, antioksidan, serat kasar dan teks­tur dan uji organoleptik. Adapun cara pembuatan dodol yang pertama, santan dire­bus santan kental hingga agak ber­ minyak. Kedua, sebagian san­tan encer di­re­bus sampai agak men­didih dan ma­sukkan gula me­rah hingga la­rut kemudian saring. Dicampur se­ba­gian sisa santan encer dengan te­pung beras ketan. Ketiga, rebusan gula didihkan dan masukkan ado­ nan tepung beras ketan, aduk hing­­ga mengental. Keempat, san­­ tan yang agak berminyak di­ma­ sukkan sambil diaduk terus sam­ pai kental dan tidak melekat lagi di wajan selama 2-3 jam. Ter­ akhir, dodol didinginkan di lo­ yang yang sudah dialasi plastik pu­tih dan tahap akhir yaitu pe­ ngemasan di mana dodol yang te­lah masak dibungkus dengan ker­tas minyak atau plastik dengan ca­ra dodol yang telah matang di­ ambil sebanyak satu sendok dan di­ letakkan diatas kertas minyak atau plastik dan dibungkus. Berasal hasil pengukuran ka­­ dar air dapat dodol dengan ba­ han pengental tepung ketan me­ mi­liki kadar air lebih rendah, di­bandingkan dodol dengan meng­ gunakan bahan pengental bubur rum­put laut. Hal itu karena kadar air pada bubur rumput laut lebih ting­­gi dibandingkan kadar air te­p ung ketan. Dodol dengan ba­ han pengental bubur rumput la­u t memiliki rata-rata kadar abu yang lebih tinggi, karena kan­­dungan mineral pada bubur rumput laut lebih banyak di­ bandingkan kadar mineral pada te­p ung ketan. Perlakuan jenis ba­h an pengental bubur rum­p ut laut dengan penambahan ekstrak her­bal memiliki kadar abu yang lebih tinggi dibandingkan de­­ngan perlakuan jenis bahan pe­ngental tepung ketan. Adanya penambahan ekstrak herbal mampu meningkatkan kan­ dungan protein pada dodol dengan bahan pengental bubur rumput

laut. Kadar protein pada bubur rumput laut hanya 2,6% (BPPT, 2011) sedangkan pada tepung ketan memiliki kadar protein lebih tinggi yaitu 6%. Pada jahe terdapat protein sebesar 12,3%. Dodol penambahan jahe, kadar proteinnya lebih tinggi daripada dodol yang tidak dilakukan penambahan ekstrak jahe. Untuk kadar lemak sendiri dodol dengan bahan pengetal bubur rumput laut lebih rendah dibandingkan dengan bahan pengental tepung ketan. Meski kadar lemaknya rendah, susunan asam lemak rumput laut sangat penting bagi kesehatan. Lemak rumput laut kaya akan omega-3 dan omega-6. Penambahan ekstrak kunyit pada dodol memiliki kadar lemak yang lebih tinggi dibandingkan ekstrak herbal yang lain. Kandungan lemak pada rimpang kunyit sebesar 9,9% (Farrel, 1990) sedangkan herbal seperti jahe 1%, kayu manis 2,20% (Thomas and Dhueti, 2001). Kadar antioksidan pada dodol yang menggunakan bahan pengental rumput laut lebih tinggi. Hal itu karena selain dari ekstrak herbal, di dalam rumput laut sendiri juga terdapat kadar antioksidan yang tinggi yaitu 550 kali lebih kuat dari pada vitamin C. Penambahan rumput laut juga memengaruhi tekstur, dilihat dari kekenyalannya lebih tinggi dibandingkan dengan yang menggunakan tepung ke­ tan. Hal itu disebabkan oleh pem­b entukan gel dari rumput yang kuat dan elastis sehingga semakin sulit pecah. Kadar serat kasar dodol dari bubur rumput laut lebih tinggi dibanding dodol bahan pengental tepung ketan. Hal itu karena rumput laut mengandung total serat yang tinggi dibandingkan dengan bahan pengental tepung ketan.

Data diolah Oleh: Alief Hasnan Yuliani

Tabel 1. Rerata Kadar Protein Dodol Akibat Peambahan Bubur Rumput Laut, Tepung Ketan dan Bahan Tambahan Ekstrak Herbal

Perlakuan

Kadar Protein (%)

A1B1 (Bubur Rumput Laut : Ekstrak jahe) A1B2 (Bubur Rumput Laut : Ekstrak kencur) A1B3 (Bubur Rumput Laut : Ekstrak kunyit) A1B4 (Bubur Rumput Laut:Ekstrak kayu manis) A2B1 (Tepung ketan : Ekstrak jahe) A2B2 (Tepung ketan : Ekstrak kencur) A2B3 (Tepung ketan : Ekstrak kunyit) A2B4 (Tepung ketan : Ekstrak kayu manis)

5,057 b 5,057 b 5,014 a 5,057 b 5,131 c 5,034 ab 5,045 b 5,132 c

Keterangan : nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut uji Duncan α 5% Tabel 2. Rerata Kadar Antioksidan Dodol Bubur Rumput Laut dan Tepung Ketan dengan Bahan Tambahan Ekstrak Herbal

Perlakuan

Kadar Antioksidan (%)

A1B1 (Bubur Rumput Laut : Ekstrak Jahe) A1B2 (Bubur Rumput Laut : Ekstrak Kencur) A1B3 (Bubur Rumput Laut :Ekstrak Kunyit) A1B4 (Bubur Rumput Laut : Ekstrak Kayu Manis) A2B1 (Tepung Ketan : Ekstrak Jahe) A2B2 (Tepung Ketan : Ekstrak Kencur) A2B3 (Tepung Ketan : Ekstrak Kunyit) A2B4 (Tepung Ketan : Ekstrak Kayu Manis)

21,865 f 18,462 a 19,660 d 20,605 e 19,849 de 18,523 ab 18,841 abc 19,489 cd

Keterangan : nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut uji Duncan’s α 5% Tabel 3. Rerata Kadar Tekstur Dodol Bubur Rumput Laut dan Tepung Ketan dengan Bahan Tambahan Herbal Perlakuan

Kadar Tekstur(%) (mm/50g/ 5 detik)

A1B1 (Bubur Rumput Laut : Ekstrak Jahe) 4,87 f A1B2 (Bubur Rumput Laut : Ekstrak Kencur) 5,17 g A1B3 (Bubur Rumput Laut : Ekstrak Kunyit) 4,27 d A1B4 (Bubur Rumput Laut : Ekstrak Kayu Manis) 4,57 e A2B1 (Tepung Ketan : Ekstrak Jahe) 2,03 bc A2B2 (Tepung Ketan : Ekstrak Kencur) 2,23 c A2B3 (Tepung Ketan : Ekstrak Kunyit) 1,83 ab A2B4 (Tepung Ketan : Ekstrak Kayu Manis) 1,80 a

Keterangan : nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut uji Duncan α 5%

JAJARAN DEKANAT 2017-2021

Dekan

Wakil Dekan I

Wakil Dekan II

Wakil Dekan III

FEB

Dr. Idah Zuhroh, M.M.

Dr. Widayat, Drs., M.M.

Dr. Dra. Eny Suprapti, M.M.

Zainal Arifin, SE., M.Si.

FKIP

Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes.

Dr. Sudiran, M.Hum.

Drs. Marhan Taufik, M.Si.

Drs. Rohmad Widodo. M.Si.

FAI

FISIP FH FT

FPP

FAPSI

FIKES

FK

Prof. Dr. Tobroni, M.Si.

Dr. Rinikso Kartono, M.Si. Dr. Tongat, S.H., M.Hum.

Dr. Ahmad Mubin, S.T., M.T.

Dr. Ir. David Hermawan, M.P., IPM.

Muhammad Salis Yuniardi, M.Psi., PhD. Faqih Ruhyanudin, M.Kep., Sp.Kep.MB.

Dr. dr. Meddy Setiawan, Sp.PD.

Drs. Agus Purwadi, M.Si. Dyah Estu Kurniawati, S.Sos., M.Si.

Catur Wido Haruni, S.H., M.Si., M.Hum. Dr. Ir. Samin, M.T.

Dr. Ir. Aris Winaya, M.M., M.Si. Ni’matuzahroh, S.Psi., M.Si.

Siti Rofida, S.Si., Apt., M.Farm.

dr. Mochammad Ma'roef, Sp.OG,

Drs. Muhammad Sarif, M.Ag. Dr. Tutik Sulistyowati, M.Si. Dr. Haris, S.H., M.Hum.

Dr. Lailis Syafa’ah, M.T. Dr. Ir. Warkoyo, M.P.

Dr. Rr Siti Suminarti Fasikhah, M.Si.

Ahmad Shobrun Jamil, S.Si., M.P.

dr. Sri Adila Nurainiwati, Sp.KK.

Drs. M. Nurul Humaidi, M.Ag. Zen Amirudin, S.Sos., M.Med.Kom Said Noor Prasetyo, S.H. M.H. Dr. Nur Subeki, ST., MT.

Ir. Henik Sukorini, M.P., Ph.D. Zainul Anwar, S.Psi., M.Psi.

Sunardi, S.Kep.Ns., M.Kep.

dr. Indra Setiawan, Sp.THT.


laporan utama

12

No. 350/TH.XXX/Oktober/2017

BESTARI

Kota Malang Waspada Penyalahgunaan Obat

Transaksi: Jual beli obat di salah satu apotek di Kota Malang.

ilham/Bestari

Obat adalah zat atau benda yang digunakan untuk mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit. Fungsi tersebut dapat berguna bila pengunaan obat sesuai dengan aturan. Dosis dan prosedur pemakaian obat tentu harus diperhatikan masyarakat sebelum mengonsumsi obat guna meminimalisir efek samping dari obat tersebut. Lantas, bagaimana dengan obat terlarang? Bagaimana penyebaran dan penyalahgunaan obat terlarang di Kota Malang? Berikut ulasan Tim Laporan Utama Bestari.

Penyalahgunaan Obat Terlarang Ancam Generasi Muda

Hardaningsih selaku Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Jawa Timur menyampaikan, kini kondisi penyalahgunaan obat terlarang memprihatinkan. Permasalahan itu kian meluas dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat dari kalangan anak-anak, remaja, hingga dewasa. Salah satu contoh obat berbahaya ialah Paracetamol, Cafein, dan Carisoprodal (PCC) yang pada tahun 2013 izin peredarannya telah dicabut oleh BPOM karena menyebabkan efek samping yang berbahaya bagi tubuh. Lanjutnya, dalam upaya memberantas beredarnya obatobatan terlarang, BPOM be­ kerjasama dengan Kepolisian dan Badan Narkotika Nasional (BNN) untuk menerapkan dua cara. Pertama, dengan jalur pe­ ne­gakan hukum bagi pelaku pengedarnya. Kedua, dengan cara melakukan pemberdayaan kepada masyarakat secara umum melalui kegiatan workshop, seminar dan lain sebagainya. Dua cara tersebut diharapkan dapat menekan dan mengurangi beredarnya obatobatan yang dapat merusak masyarakat. Hardaningsih juga mengung­ kapkan, untuk menangani penya­lahgunaan obat terlarang BPOM tidak bisa sendiri, harus ada pe­ran serta masyarakat dan lem­baga hukum untuk saling bahu-mem­bahu. Tidak dapat dipungkiri, sa­lah satu penyebab marak ber­edarnya obat-obatan terlarang ada­lah tingginya konsumen yang memiliki latar belakang gangguan emosional yang kurang terkontrol seperti, stres, putus asa, tertekan dan lain-lain. “Generasi muda ha­ rus sadar, akan menjadi ca­lon ­ pemimpin masa depan harus

terbebas dari ancaman pe­nya­ lahgunaan obat-obatan ter­ larang,” tutupnya.

Penyebaran dan Regulasi Pemerintah

Chusnul Arifianti selaku Kepala Seksi (Kasi) Kefarmasian Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang menjelaskan, penyebaran obat-obatan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan kesehatan. Penyebaran obat dalam ranah legal yaitu di apotek, toko obat, Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), kli­nik, atau rumah sakit (RS). Peng­awasan rutin dilakukan ke apotek-apotek dan sosialisasi ke masyarakat wilayah Kota Malang. Hal itu bertujuan mengantisipasi penyebaran dan penyalahgunaan obat-obat ilegal. Tindakan tegas dari Dinkes Kota Malang juga diberlakukan bagi apotek yang terbukti menjual obat ilegal, seperti PCC. Chusnul juga mengatakan PCC merupakan obat keras dengan kandungan carisoprodol yang memiliki efek samping dapat memengaruhi syaraf dan reaksi tubuh. PCC termasuk dalam kategori obat yang dilarang untuk diproduksi. Sejauh ini tidak ditemukan apotek maupun toko obat di Kota Malang yang menjual pil tersebut. Adanya regulasi pemerintah yang mengatur peredaran obat diharapkan dapat meminimalisir dan bahkan menghindarkan ma­syarakat dari ancaman bahaya pe­nyalahgunaan obat terlarang. Ti­dak hanya itu, regulasi ordonansi obat keras dan obat wajib apotek ju­ga telah diatur oleh pemerintah dan kefarmasian.

Banyak Faktor Penyebab Penyalahgunaan Obat

Muhammad Salis Yuniardi, se­laku Dosen Mata Kuliah Kesehatan Mental Fakultas

Psikologi UMM menuturkan, kesalahan da­lam penyalahgunaan obat-obatan bukan terletak pa­da obatnya, melainkan pada penyalahgunaannya, seperti hal­nya dengan morfin. Morfin dalam dunia kesehatan digunakan sebagai obat penghilang rasa sakit dan itu legal dalam dunia kesehatan, tetapi banyak disalahgunakan oleh oknum-oknum tertentu. Lanjutnya, banyak faktor yang menyebabkan seseorang melakukan penyalah­gunaan obat-obatan. Pertama, keinginan diri sendiri. Bisa karena individu tersebut tidak paham efek samping dari obat-obatan. Selain itu juga karena individu mudah terpengaruh oleh hal negatif. Kedua, keluarga. Jika hubungan dalam keluarga tidak baik, maka anak akan merasa tidak nyaman dan akan lebih memilih kegiatan yang negatif. Ketiga, faktor lingkungan dan pergaulan yang tidak sehat. Salis juga menyampaikan, langkah yang harus dilakukan jika ada orang terdekat yang melakukan penyalahgunaan obatobatan adalah harus diterima, kemudian diberi dukungan, dan dicarikan bantuan. Tetapi kenyataannya banyak keluarga yang menyalahkan sehingga individu tersebut akan mencari pelarian lagi dan semakin tidak bisa

lepas dari obat-obatan. Keluarga harus mampu menerima, diberi dukungan moral dan keyakinan bahwa individu ter­sebut pasti dapat terlepas dari ketergantungan obat-obatan. Salis berharap agar seluruh pihak terutama akademisi harus mempunyai tanggung jawab terhadap perubahan masyarakat yang lebih baik. “Akademisi sebagai agen perubahan ja­ngan saling menunggu untuk per­ubahan yang lebih baik,” ucap pria yang kini menjabat sebagai Dekan Fakultas Psikologi.

Tanggung Jawab Moral Kepada Masyarakat

Apotek sebagai penyedia obat yang mudah dijangkau masyarakat memiliki peran yang penting dalam penyebaran obat. Ahmad Fadholi Qudsy, pemilik apotek menuturkan, terdapat beberapa jenis obat golongan narkotika di apoteknya, seperti Analsik dan Kodein. Ahmad awalnya tidak memasukkan obat-obatan golongan narkotika tersebut pada apoteknya. Namun karena banyak resep untuk obat tersebut akhirnya Ahmad mendatangkannya. Kendati demikian, Ahmad tetap selektif dalam melayani resep yang diberikan. Sebelum memberikan obat akan diperiksa keaslian dari resep yang meminta obat-obatan golongan narkotika tersebut. Lanjutnya, tidak hanya

obat golongan narkotika dan psikotropika saja yang tidak dijual bebas tapi juga obat golongan umum tidak dijual bebas. Hal ini dikarenakan ia kerap kali menjumpai mahasiswa yang menyalahgunakan obat-obatan golongan umum tersebut. Pembelian obat golongan umum pun seseorang dibatasi pembeliannya dalam sehari Ahmad menambahkan, apotek miliknya mengharuskan untuk menebus obat dengan tanda lingkaran merah dan terdapat huruf K di dalamnya harus menggunakan resep dokter. Ahmad mengatakan, sebagai seorang apoteker dirinya mempunyai tanggung jawab moral kepada masyarakat, khusus­ nya para mahasiswa yang memang 75% dari total pelanggan di apotek miliknya adalah mahasiswa. Ahmad berharap agar setiap individu sadar akan bahaya penyelahgunaan obat-obatan, sehingga da­pat memutuskan tindakan kri­minal terkait obat terlarang. “Penyalahgunaan obat-obatan ini adalah lingkaran setan yang menjangkit para remaja, cara memutusnya di­ mulai dari diri sendiri, individu harus sadar akan dampak negatif dari perilaku tersebut,” ujar lulusan Program Studi (Prodi) Farmasi Universitas Jember tersebut.m_ire/p_iko/zuh

Kronologi Salah Satu Kasus Penyalahgunaan Obat Sabtu siang sepulang sekolah, Erik mendapatkan pil dari anak yang tidak dikenal. Pil tersebut langsung dikonsumsi oleh Erik. Setelah mengonsumsi pil, Erik merasa mual, pusing dan muntah

Erik tidak sadarkan diri kemudian dibawa ke klinik 71 Mulyorejo. Erik sempat tidak sadarkan diri selama kurang lebih 2 jam

Lalu kedua orang tuanya melapor ke kantor polisi terdekat.Kepolisian melakukan uji laboratorium kepolisian

grafis: wildan


BESTARI

No. 350/TH.XXX/Oktober/2017

laporan utama

Butuh Sikap Pro Aktif dan Sosialisasi

13

Mental Diri Adalah Faktor Pencegah Penyalahgunaan Obat-obatan Penyalahgunaan obat-obatan terlarang sudah memasuki taraf yang berbahaya, tidak hanya di perkotaan, di pelosok desa sudah terjadi kasus penyalahgunaan obat. Tidak hanya berdampak pada individu, tetapi lingkungan, pendidikan, dan juga keluarga. Padahal dengan memiliki sikap mental yang kuat, seseorang sudah bisa mencegah hal tersebut. Lantas, bagaimana fenomena penyalahgunaan obat terlarang di Kota Malang? Berikut wawancara eksklusif Reporter Bestari Istiqamah Pramono dengan salah satu Dosen Fakultas Kedokteran UMM, Thontowi Djauhari.

Ilustrasi: ilham/Bestari Ilegal: Peredaran obat yang disalahgunakan semakin meluas.

Penyebaran obat telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia. Aturan pemakaian obat yang biasanya tertera di belakang atau dalam kemasan obat perlu diperhatikan masyarakat sebelum mengonsumsi obat. Hal tersebut merupakan salah satu langkah mengantisipasi penyalahgunaan dan efek samping yang berlebihan obat. Di sisi lain, orang tua dan guru juga memiliki peran penting dalam pencegahan dan penyalahgunaan obat terlarang. Ancaman Obat Ter­­­­­larang

Anang Tri Hananta selaku Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Sukun Kepolisian Resort Malang Kota me­nyam­ paikan, terdapat beberapa pe­ nye­bab maraknya peredaran obat terl­arang. Di antaranya adalah ku­rang­­nya pengawasan orang tua ter­ha­dap anaknya dan anak salah da­lam memilih teman bergaul. Jenis obat yang berbahaya untuk kala­ngan anakanak adalah pil koplo dan mi­­nu­ man keras. Ancaman per­edaran obat-obatan terlarang te­lah men­ capai kategori sangat berbahaya. Terkait dengan penyalahgunaan obat, dalam satu tahun terakhir Polsek Sukun telah me­­na­ngani lima kasus yang memiliki latar belakang dan usia korban yang ber­beda. Lang­kah kepolisian dalam me­­na­ngani ber­edarnya obat-obatan ter­­larang di antaranya yaitu pihak ke­­ polisian melakukan ope­rasi dan sosia­ li­sasi ­pada seluruh masyarakat khu­­ sus­nya pelajar. Anang juga menjelaskan bahwa peredaran obat-obatan terlarang yang begitu masif di kalangan pelajar. Contohnya seperti siswa sekolah dasar (SD) yang akhirakhir ini ramai diperbincangkan, Erik Dikna Setiawan siswa kelas dua Sekolah Dasar Negeri (SDN) Bakalan Kerajan 1 Kota Malang. Anak berusia delapan tahun ter­ sebut menjadi korban obat yang tidak la­yak konsumsi. Korban sempat ping­san setelah memakan permen ber­gambar boneka dan langsung dila­rikan ke Klinik 71 Mulyorejo un­tuk menjalani perawatan. Berdasar ha­sil laboratorium terdapat zat de­ngan dosisnya berlebih sehingga ber­ bahaya bagi anak.

Obat Terlarang Menyebar, Masyarakat Harus Waspada

Lilik Supriyowati selaku Kepala SDN Bakalankrajan I menceritakan bahwa pemberian permen oleh orang tidak dikenal kepada salah satu siswa SDN Bakalankrajan I yang ber­nama Erik benar

adanya namun ter­jadi di luar jam sekolah pada hari Sabtu. Setelah mengonsumsi per­men, korban tidak sadarkan diri ku­rang lebih selama dua jam. Kendati ter­­jadi di luar jam sekolah, pihak se­­ko­lah tetap bertanggung jawab atas ke­ se­lamatan siswa terlebih karena masih memakai seragam sekolah. Selain itu, wanita yang telah men­ jadi kepala sekolah selama lima ta­hun itu mengungkapkan bahwa se­­ko­lah telah memberi himbauan ke­­pada siswa. Himbauan itu untuk se­lalu berhati-hati dan tidak sem­ba­rang­an menerima pemberian orang yang tidak dikenal. Sosialisasi kepada siswa terkait hal tersebut rutin dila­ku­kan ketika upacara bendera hari dan ketika guru menutup pelajaran setiap harinya.

Perlunya Penyuluhan Bagi Masyarakat

Misyati, seorang wali murid me­ng­aku resah atas maraknya ke­ jadian penyebaran obat terlarang mulai terjadi di Kota Malang. Me­ nu­rutnya perlu menjalin komu­ ni­kasi yang baik antara orang tua mu­­rid, pihak sekolah, masyarakat, ser­ta kepolisian. Masyarakat ha­ rus pro aktif menyikapi pen­­ce­ gahan penyebaran obat ter­la­rang. Lanjutnya, perlu diadakan penyu­ luhan kepada masyarakat terkait jenis-jenis obat ter­­larang, serta dam­­­pak yang di­tim­bulkan. Hal itu agar masyarakat bi­sa lebih jeli ketika me­­nemui orang de­ngan gejala-ge­jala yang tidak wajar aki­ bat dari dam­pak penyalahgunaan obat. Per­ha­­­tian eks­tra dari orang tua juga di­per­lukan khu­­­susnya bagi yang mem­punyai anak usia SD. Lebih lanjut Misyati me­nyam­ paikan, kondisi lingkungan di sekitar tem­pat tinggal juga menjadi faktor yang dapat menyebabkan anakanak mengonsumsi obat-obatan ter­larang. Sebagai contoh, jika tinggal di lingkungan yang tidak ter­jaga maka anak-anak akan bebas ber­gaul dengan siapa saja. Berbeda jika anak-anak dibatasi pergaulannya. “Faktor agama juga ber­peran penting untuk mencegah peng­gunaan obat-

obatan terlarang,” ucapnya. Etik Sri Wahyuni, salah satu orang tua siswa mengungkapkan adanya kabar penyebaran obat terlarang berupa permen yang mengarah pada siswa SD membuat dirinya kian meningkatkan kewaspadaan terhadap anak. Menasehati anak ketika di rumah, memilih sekolah yang memiliki pengawasan ketat, mengantar dan menjemput anak ketika sekolah rutin ia lakukan sebagai upaya menjaga keselamatan anak dari bahaya orang lain yang tidak dikenal. Pasalnya, beberapa bulan belakangan ini ramai berita kriminal terhadap anak mulai dari penculikan hingga yang terbaru mengenai kasus penyebaran obat terlarang. Lanjutnya, untuk antisipasi pe­nye­baran obat terlarang Etik rutin mem­berikan pemahaman kepada anak terkait obat, makanan, maupun minu­man yang aman dikonsumsi anak. Kendati demikian, wanita asli Malang itu selalu memperhatikan teman bermain anak-anaknya se­la­ma di lingkungan rumah dan se­kolah. Sejak kejadian itu, anak-anak men­jadi lebih berhati-hati da­ lam mem­beli jajan dan permen. "Ber­temu dan berkenalan dengan orang asing merasa takut,” paparnya. Sementara itu, Erik Dikna Setiawan selaku korban permen bergambar bo­neka itu meng­ungkapkan ia diberi permen tersebut oleh anak seusianya yang tidak dikenal. Tidak ha­nya permen, Erik mengaku ju­ ga diberi air mineral. Se­telah me­ ngon­sumsi permen ter­sebut, Erik menceritakan ia tidak sadarkan diri dan tidak ingat apa-apa. Pemberian per­men itu ter­jadi pada jam pulang sekolah di sekitar ru­mahnya. Setelah mengonsumsi per­men tersebut, Erik mengeluhkan bah­ wa kepalanya terasa pusing dan perutnya terasa mual. “Rasanya pusing, kepala rasanya berputar dan perut juga terasa mual tapi tidak sampai muntah,” ujarnya. 1nok/m_ ire/p_zuh

Apa saja jenis dan ben­­tuk dari obat-obat terlarang? Tidak ada pe­nyebutan obat ter­ larang, tetapi penyebutan adalah obat-obatan yang disalahgunakan. Ka­­rena se­­benarnya manfaat dari obat a­dalah untuk kebutuhan. Obat yang sering disalahgunakan antara la­in seperti obat Halusinogen dan Antidepresan. Selain itu, ada jugaobat yang dikonsumsi un­tuk menumbuhkan semangat, yang dikenal dengan obat sti­mu­lan, misalnya ekstasi. Ada ju­­­ ga obat yang akhir-akhir ini ma­­rak diperbincangkan, ya­itu Paracetamol, Caffeine, Carisoprodol (PCC). PCC dilarang peredarannya, karena dapat menyebabkan se­seorang menjadi hilang kendali. Bagaimana proses ke­can­­ duan yang dialami se­se­orang dan bagaimana dam­pak­nya? Kecanduan akan obat ter­ larang memerlukan proses yang panjang. Pertama kali mencoba obat terlarang bisa disebut dengan proses intoksikasi, berlanjut ke tahap toleransi, dan lama-lama akhirnya menjadi adaptasi. Dari adaptasi tersebut timbullah kecanduan. Jika sudah kecanduan dengan obat tersebut, maka individu akan melakukan apa saja untuk mendapatkannya. Tentu hal itu akan sangat berdampak bagi kesehatan individu. Akan terkena gangguang liver, ginjal, paru-paru, bahkan gangguan pada otak. Tidak hanya bagi individu, hal itu juga akan membawa dampak negatif bagi lingkungan sekitar. Masyarakat pasti tidak nyaman dengan kehadiran individu tersebut, karena bisa menimbulkan tindakan kriminal. Bagaimana cara mencegah diri agar tidak terjerumus dalam obat terlarang? Cara pencegahan sebenarnya timbul dari diri sendiri. Mental individu dan kondisi psikis seseorang menjadi alat untuk men­ cegah diri agar tidak terkena pe­ ngaruh yang negatif. Kemudian kondisi lingkungan sekitar juga sangat berpengaruh. Kita harus memilih pergaulan yang sehat jika ingin selamat. Selain itu, kita juga harus memperkuat ilmu agama, agar mempunyai pedoman

yang kuat dalam diri masingmasing. Dalam hal ini, peran keluarga sangat penting. Karena keluarga merupakan orang-orang terdekat dan bisa mengawasi apa saja hal-hal yang dilakukan. Apa yang dilakukan pe­me­­ rintah dalam me­na­­ngani in­ dividu yang ter­ke­na obat ter­ larang? Pemerintah melakukan be­ berapa kegiatan terapi untuk me­ ngatasi korban obat terlarang, yaitu terapi metode kerja, terapi pesantren, dan terapi psikater. Terapi metode kerja yaitu individu akan dibentuk dalam sebuah kelompok yang harus bekerja dan nantinya akan menghasilkan sebuah produk yang memiliki nilai jual. Selanjutnya terapi pesantren, di mana individu harus berdoa dan melakukan segala proses ibadah. Sebenarnya, program pemerintah yang berjalan sudah cukup baik. Selain memberikan keterampilan, kagiatan tersebut juga akan menjauhkan diri dari obat-obat terlarang. Apa harapan Anda ke depan untuk generasi muda? Harapannya agar bagaimana generasi muda dapat mengerti dan menjalani gaya hidup dengan normal saja, banyak kebahagiaan yang bisa didapatkan tanpa terjerumus dalam obat terlarang. Generasi muda jangan gampang lari dari kenyataan, karena hidup itu dituntut untuk siap menghadapi segala macam masalah. Jika menghindari masalah, maka akan muncul masalah baru. Proses pendidikan juga sangat diperlukan untuk menjelaskan secara lebih detail, karena jika hanya mengandalkan promosi saja masyarakat hanya sekali paham tentang masalah penyalahgunaan obat tersebut.

Thontowi Djauhari ilham/Bestari


14

No. 350/TH.XXX/Oktober/2017

polling

BESTARI

Area Sampel: UMM, Unitri, IKIP Budi Utomo, Unisma, UIN, Polinema, UB, STT Malang, STIE Malang Kuçeçwara UM, ITN, Unmer, Unikama

0 100

Media Sosial, Lapak Berkomentar

Era Globalisasi ini sangat mudah untuk mencari dan mendapatkan informasi dengan bantuan internet. Tinggal klik dan semua yang ka­ mu butuhkan dapat dicari dan ditemukan. Namun tidak hanya itu saja, dengan internet kita dapat bertemu dan berkenalan dengan siapa saja di dunia maya dengan media sosial yang dimiliki. Lalu bag­aimana dengan kegunaan media sosial dalam menyuarakan pendapat yang kru Bestari temui di lapangan?

Dari hasil survei yang dilakukan Tim Polling Bestari, didapati 96,33% mahasiswa di Kota Malang merupakan pengguna aktif di me­dia sosial. Lalu bagaimana de­ ngan jumlah media sosial yang dimiliki para pecinta media dunia maya? 26,33% data yang didapati di lapangan menunjukkan bahwa media sosial yang dimiliki para pengguna aktif media sosial lebih dari tiga jenis. Ira Diana, mahasiswa Universitas Islam Negeri Malang Prodi Fisika berpendapat bahwa

UU Harus Sejalan dengan Implementasi

setiap media sosial yang dimiliki memiliki mafaat kegunaan yang berbeda. “Seperti Path untuk share lokasi keseharian kita atau sedang berjalan kemana dan bersama siapa, Twitter untuk mengetahui opini orang yang kita ikuti dan Facebook atau Instagram untuk sebagai tempat membagikan momen atau sebagai tempat diskusi atau berbelanja,” tuturnya. Media sosial juga dapat sebagai tempat menyuarakan pen­­dapat terhadap isu–isu atau informasi terkini. Dari hasil

yang diperoleh di lapangan didapati bah­wa 33,33% suara responden ­sepakat bahwa media sosial dapat digunakan sebagai wadah untuk menyampaikan kritik, komentar, dan aspirasi. Sedangkan dampak negatif dalam memberikan pendapat tersebut adalah hilangnya etika dalam mengomentari unggahan orang lain yang berujung hate speech. 31,33% suara responden setuju bahwa salah satu hal yang menyebabkan hate speech adalah adanya ke­ bebasan dalam berpendapat yang

Bagaimana Anda melihat perkembangan dalam memerikan komentar di media sosial saat ini?

33,33%

31,33%

Sebagai wadah kritik

Sebagai tempat hate speech

22,44%

Tongat

Ajang popularitas

11,33%

diego/Bestari

“Paham etika adalah hal pokok yang harus dimiliki dalam bermedia sosial” hal itulah yang diungkapkan Tongat yang sekarang menjabat sebagai Dekan Fakultas Hukum (FH) UMM. Dewasa ini, sangat terlihat perkembangan media sosial salah satunya tentang berkomentar. Setiap individu memiliki hak untuk menyampaikan berbagai komentar, saran, kritik, atau aspirasi di media sosial. Seolah-olah tidak ada lagi batasan yang mengekang hak tersebut. Sehingga komentar yang sering ditemukan tidak jarang menggunakan tata bahasa yang tidak semestinya atau kurang memperhatikan etika yang kemudian dapat berujung pada hate speech. Tongat mengungkapkan bagaimana perkembangan teknologi yang membawa dampak pada maraknya media sosial. Hampir semua orang memiliki media sosial yang kemudian digunakan sesuai kebutuhan, baik sebagai wadah berkomunikasi maupun sekadar menjaga eksistensinya. Namun, jika dilihat dari segi memberikan komentar tentu saja sekarang jauh lebih mudah dan diberikan keleluasaan. Memang, setelah reformasi lahirlah sebuah euforia untuk menumbuhkan semangat kebebasan setiap individu untuk meyampaikan pendapatnya. Namun, kebebasan yang ada sekarang malah menjadi masalah baru yakni hate speech. Tidak ada upaya filterisasi ketika memberikan komentar kepada orang lain di media sosial. Semua orang menjadikan hak kebebasan berpendapat sebagai tameng dalam berkomentar. “Bebas yang dimaksud adalah kebebasan yang bertanggung jawab dan tidak mengganggu kebebasan atau kenyamanan orang lain,” ungkap dosen yang juga pernah menjabat sebagai Wakil Dekan I FH itu. Lanjutnya, aturan atau etika dalam berkomentar sebenarnya sudah termaktub dalam Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), misalnya komentar tentang pencemaran nama baik, komentar yang tidak menggangu pengguna media sosial lain, dan sebagainya. Hanya saja aturan sudah ada, tapi implementasinya masih sangat kurang. Aturan-aturan tersebut tidak tersosialiasasikan dengan baik di kalangan masyarakat dan kurangnya penegakan hukum menjadi penyebab lemahnya undang-undang tersebut. Sehingga masyarakat menjadi “liar” dalam bermedia sosial. Konsumennya tidak dibatasi umur, bahkan anak di bawah umur pun sudah aktif di media sosial. Oleh karenanya, pemerintah juga harus lebih menaruh perhatiannya pada bidang teknologi informasi dan komunikasi. Pengawasan dari pemerintah sangat diperlukan. “Selain pemerintah, tentu saja individu masing-masing harus memiliki etika ketika berselancar di media sosial,” pungkasnya. ald

semakin dijunjung tinggi. Ayu Lestari, mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi UMM yang mewakili berpendapat bahwa sangat mudah untuk menyinggung perasaan orang lain di media sosial. “Tidak mengenal orang tersebut dengan baik namun sangat mudah untuk berkomentar yang menyinggung perasaan orang lain yang membacanya karena terbawa emosi semata,’’ pungkasnya. p­_ kim

Foto : Nolarita Bastian Model : Kharimah Lubis Grafis : Hassanalwildan

Kebebasan berpendapat di medsos

1,5%

Lain-lain

Provokasi Jadi Penyebab Hate Speech

Hate speech atau yang lebih dikenal dengan ucapan penghinaan merupakan tindakan komunikasi yang dilakukan oleh suatu individu atau kelompok dalam bentuk provokasi, hasutan, ataupun hinaan kepada individu atau kelompok yang lainnya dalam berbagai aspek. Hate speech yang ada di media sosial berupa komentar negatif ataupun berupa status yang menyindir suatu individu atau kelompok. Berdasarkan hasil survei Tim Polling Bestari didapatkan 24,29% responden menyatakan bahwa etika berkomenar di media sosial saat ini menjurus pada kalimat provokasi. Kalimat provokasi yang dimaksud di sini adalah seperti menjelekjelekkan seseorang dengan cara memberi tahukan keburukan orang tersebut kepada khalayak umum, sehingga yang lain mengikuti untuk menjelekkan orang tersebut juga. Rahma Zuli, mahasiswa Universitas Negeri Malang berpendapat media sosial adalah sebuah sarana di mana banyak orang bebas mengeluarkan pendapatnya. Jika dilihat sekarang ini, untuk etika berkomentar sudah sangat luntur. Tidak ada batasan untuk mengomentari unggahan tertentulah yang menjadi akibat meluasnya komentar-komentar yang tidak baik, sehingga orang yang mengomentari

senantiasa berkomentar hanya dari sudut pandangnya sendiri. Wahyu Kurniawan, mahasiswa Institut Teknologi Nasional Malang berpendapat bahwa komentar asal-asalan tanpa mengetahui hal sebenarnya adalah sesuatu yang berbahaya dalam penggunaan media sosial. Lelaki asal Pasuruan ini menambahkan munculnya kalimat berunsur provokasi kebanyakan dilatarbelakangi oleh kurang sukanya komentator terhadap orang yang dikomentari. Hate speech merupakan salah satu dampak negatif dari etika

berinternet. 28,74% responden menyatakan bahwa hal negatif yang berbahaya adalah timbulnya rasa benci dari kedua belah pihak. Berawal dari rasa benci kedua pihak inilah yang bisa memunculkan perpecahan dan pertikaian yang bisa saja saling merugikan pihak yang satu dengan pihak lainnya. Harapannya belajar dari adanya hal negatif hate speech maka setiap pengguna media sosial dapat lebih berhati-hati dalam menggunakan media sosial pada umunya dan berkomentar khususnya. p_lat

Menurut Anda apa dampak negatif dari hate speech?

16,52%

18,07% Menunjukkan karakter buruk

Dampak psikologis

18,41% Mencoreng nama baik

grafis: wildan

28,74% Timbulnya rasa benci

Pertikaian hukum

17,90%


BESTARI

No. 350/TH.XXX/Oktober/2017

15

polling

Warganet Dituntut Bijaksana dalam Menggunakan Media Sosial Media sosial menjadi salah satu bagian yang tidak dapat terpisahkan dari perkembangan teknologi internet. Dengan media sosial, semua orang dapat berbagi cerita dan informasi baik melalui gambar maupun tulisan. Selain itu, setiap orang juga dapat mengutarakan pendapatnya mela­ lui media sosial, baik berupa pendapat negatif maupun positif. Mengatasnamakan kebebasan berpendapat, setiap orang bebas berkomentar sesuka hatinya, bahkan batas-batas Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan (SARA) terkadang tidak dipertimbangkan yang berujung pada hate speech (ujaran kebencian) di media sosial. Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan oleh tim polling Bestari 32,38% berpendapat bahwa menggunakan media sosial dengan bijak merupakan salah satu cara meminimalisir terjadinya hate speech. Hanif Muhammad, mahasiswa Program Studi (Prodi) Hukum Universitas Brawijaya

Bu Tari, punya medsos banyak banget buat apa, sih?

beralasan dengan menggunakan media sosial dengan bijak kita tidak mudah terpengaruh dengan berita atau informasi yang belum memiliki kepastian dan kebenarannya, karena saat ini berita hoax banyak beredar di kalangan masyarakat khususnya bagi pengguna media sosial. Etika dalam berkomentar harus dimiliki oleh pengguna media sosial. Malinda Arlia Arti, mahasiswa Sekolah Tinggi Teknik Malang mewakili 32,58% responden berpendapat bahwa memperhatikan setiap kata yang digunakan dalam berkomentar dengan menghindari kata-kata yang sensitif dapat menjadi salah satu cara berkomentar yang baik. “Pengguna media sosial terkadang hanya memandang sesuatu hal hanya satu arah, tanpa mempertimbangkan akibat dari komentar yang ia berikan. Hal itulah yang membuat banyak perdebatan di media sosial yang berujung pada hate speech. Oleh karena itu pikirkan

kata yang pantas dahulu sebelum berkomentar,” ujar mahasiswa Prodi Manajemen Perkantoran itu. Lingkungan merupakan pembentuk kepribadian seseorang. Selain itu, tempat dimana kita bergaul juga akan mempengaruhi kepribadian kita. Hasri Nasir, mahasiswa Prodi Pendidikan

Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Budi Utomo Malang mewakili sepakat bahwa memberikan nasihat kepada teman yang suka berkomentar tidak baik dan saling mengingatkan dapat membantu dalam berkomentar yang baik. “Jika ada teman yang

Komentar yang membangun

32,58%

Menurut Anda ba­g aimana cara berkomentar yang baik?

mungkin berperilaku kurang baik di media sosial kita harus saling mengingatkan, namun bukan di media sosial tetapi secara langsung dan dengan menggunakan perkataan yang baik atau candaan sehingga tidak menyingung perasaannya,” ujar mahasiswa asal Maluku tersebut. m_ana

Memerhatikan komentar

23,82% 22,60%

Jangan lihat sisi buruk

grafis: wildan

Personal chat jika chat buruk

20,36%

Genggamlah media sosial di tanganmu, bukan di hatimu. Jangan jadikan media sosial nomor satu dalam hidup seorang mahasiswa. Media sosial hanya alat komunikasi antara satu individu dengan individu lainnya. Bukan sarana menjatuhkan orang lain. Hati-hati dalam berkata di media sosial, karena apa yang kamu katakan saat ini akan menjadi tanggung jawabmu nanti" Dieni Syafitri, Pendidikan Bahasa Inggris - UMM dok.Pribadi

Apa yang kamu ucapkan, mencerminkan karakter dirimu sendiri. Maka dari itu, berhati-hatilah dalam mengomentari orang lain. Gunakanlah bahasa yang baik dan tidak menyinggung ketika mengomentari orang lain. Jangan biasakan melihat sisi buruk dari orang lain karena belum tentu kamu lebih baik dari dia”. Ayu Puspita, Perekam Medis dan Informasi Kesehatan - STIA Malang

Media sosial sering dijadikan sebagai wadah sebuah perdebatan, apalagi di era kecanggihan teknologi saat ini. Bahkan, terkadang kita langsung saja berkomentar tidak baik mengenai seseorang yang bahkan kita sendiri tidak mengenal seseorang tersebut secara mendalam”. Fransiskus Xalerius Doren, Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi IKIP Budi Utomo Malang.

Yang pasti, bukan menyebar kebencian dong Pak Bes.

Gunakan media sosial seperlunya, kalau sekadar menggunakan media sosial untuk mencari sebuah popularitas tidak akan berguna di dunia nyata. Mendapatkan popularitas dari prestasi yang kita dilakukan akan lebih berguna daripada popularitas di media sosial”. Malinda Arlia Arti, Prodi Manajemen Perkantoran - STT Malang.

simpul Perkembangan zaman se­ma­ kin maju dan semakin men­jadi mo­dern, bahkan un­tuk ber­ke­ na­lan dengan orangpun tidak per­lu bertemu cu­kup de­ngan me­manfaatkan me­dia so­sial. Na­mun media so­sial se­karang men­jadi ajang ma­sya­ra­kat un­ tuk berkomentar miring tan­pa me­ngetahui kebenarannya dulu atau bisa dibilang hate speech. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Tim Polling Bestari mengenai hate speech, sebanyak 96,33% mahasiswa mengaku menggunakan akun media sosial. Menurut Uun Zulfiana Dosen Fakultas Psikologi UMM menyatakan bahwa, perkembangan media sosial saat ini sangat pesat dan hampir semua orang memiliki akun media sosial. Hal ini terlihat di mana Indonesia menempati peringkat lima besar dalam penggunaan media sosial di dunia, berbagai orang menggunakan me­

Bersama Bersinergi Meminimalisir Hate Speech dia sosial untuk tujuannya yang ber­aneka ragam. Berbagai macam orang melihat perkembangan berkomentar di media sosial dan hasilnya sebanyak 33,33% orang berpendapat bah­ wa media sosial adalah tempat berkomentar untuk menyampaikan kritik, dan saran. Lain sisi, sebanyak 31,33% menyatakan bahwa per­ kembangan komentar di media sosial saat ini lebih menghilangkan etika dalam berkomentar pada postingan orang lain yang akhirnya berujung menjadi hate speech. Pada sudut pandang Uun Zulfiana hate speech sendiri merupakan ujaran kebencian atau ungkapan yang ditunjukan kepada seseorang mengenai ketidaksukaan terhadap sesuatu tanpa memikirkan dampak psikologis pihak yang diserang dan biasanya hate speech tertuju pada isu sensitif, seperti Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA) dan disabilitas.

Menurut Uun faktor yang mempengaruhi terjadinya hate speech yaitu pertama, implusif atau di mana seseorang tidak berfikir panjang dan memiliki kontrol emosi yang kurang baik atau bisa dikatakan kurang matang dalam hal emosional. Kedua, bahkan dari beberapa penelitian menunjukan bahwa peran keluarga juga ada seperti seseorang tidak mudah mengungkapkan perasaan sa­ yang sehingga merasa tidak di­ sayang atau diabaikan begitu saja ke­mudian dampaknya mudah membenci, dendam, dan dengki. Ketiga, adalah tidak biasa diajarkan untuk mengungkapkan perasaan sehingga ketika ada kesempatan dia akan mengungkapkan salah satunya di media sosial. Keempat yaitu ingin diakui oleh lingkungan sekitar atau menunjukan eksistensi. Kemudian peran ling­ kungan seperti pemerintah, teman, keluarga, dan lain-lain

dalam membantu berkomentar baik dan hasilnya sebanyak 22,32% res­ponden memilih memberikan nasihat kepada teman yang suka berkomentar kurang baik atau bisa dikatakan saling mengingatkan satu sama lain. “Masyarakat harus sadar dampak hate speech pada diri mereka sendiri, baik dari sisi psikologi maupun hukum serta pandangan masyarakat pada umumnya. Peran pendidikan dan keluarga tidak bisa dipisahkan untuk menanggulangi permasalahan hate speech ini semua saling bersinergi untuk mendidik generasi muda menjadi

lebih bijak dalam menyikapi suatu peristiwa,” tutupnya. p_omo

Uun Zulfiana nolarita/Bestari


16

pernik

No. 350/TH.XXX/Oktober/2017

BESTARI

Handmade Malang Diminati di Luar Negeri Warna-warni: Aneka hasil kerajinan rajut sering diburu oleh pencinta handmade

Siapa sangka sepotong kain atau pun seikal benang dapat disulap menjadi berbagai produk handmade unik oleh tangantangan kreatif. Produk handmade seperti rajut, tas, dan dompet juga bisa dijadikan aktivitas mengisi waktu luang. Kali ini Tim Pernik menyuguhkan ulasan berbagai macam produk handmade hasil dari warga Malang.

alissa/Bestari

mirza/Bestari

Tiruan: Bunga hasil daur ulang dari barang bekas ini dapat mempercantik ruangan.

Butuh Ketelatenan dan Ketelitian Sebuah benang dapat disulap menjadi kreasi yang sangat unik oleh tangan-tangan terampil salah satunya, Arnik Mardiana. Perempuan yang telah memanfaatkan benang wol itu berhasil menciptakan tas, bandana, bros, dan sepatu. Pemanfaatan secara kreatif tentunya membuat Arnik bertahan bergelut dengan bisnis handmade selama dua tahun. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan handmade rajut yaitu pertama, menentukan model sepatu yang akan dibuat. Kedua, menentukan pemilihan warna dengan perpaduan yang tepat. Perpaduan warna yang tepat dapat memikat para pembeli. Ketiga, gunakan bahan yang lentur khususnya untuk sepatu, karena bahan yang lentur dapat menciptakan kenyamanan bersepatu. Perempuan yang dibantu dengan empat orang karyawannya itu juga menjelaskan cara pembuatan handmade dengan teknik rajutan itu dilakukan dengan cara manual yang disertai tingkat ketelitian yang tinggi. Ia menambahkan bahwa untuk pemula, pada awal pembuatan akan sedikit kesulitan karena butuh kelenturan tangan, namun, lambat laun akan terbiasa. Usaha handmade miliknya dalam sebulan bisa menghasilkan 30 sampai 40 pasang sepatu dan beberapa tas, bandana, serta bros dengan omzet kisaran empat juta rupiah. Pemasarannya pun telah menjangkau Pulau Jawa dan Kalimantan. “Pemasaran dilakukan selain dengan memanfaatkan media sosial juga dilakukan dengan mengikuti berbagai macam pameran, ikut bergabung dengan komunitas, terutama komunitas reseller,” terangnya. Orientasi pada Kualitas yang Bagus Tim pernik melanjutkan menjelajahi pembuatan handmade berbahan dasar kain salah satunya milik Miftahul Jannah yang berada di Jalan Mulyodadi, Dau, M alang. Perempuan yang kerap disapa Mifta itu

menuturkan bahwa telah banyak menciptakan produk seperti, tas dan dompet. Asal mula produk yang dihasilkan oleh ibu dua anak tersebut berawal dari sebuah hobinya dalam menjahit. Kemudian melalui media internet, Mifta mulai mengembangkan hobinya untuk mencari berbagai inspirasi. Kain yang digunakan dalam membuat handmade tas dan dompet diimpor dari Jepang, Korea, Inggris, dan beberapa negara lainnya. Pemasarannya pun telah menyebar ke seluruh dunia. Bahkan, produknya pun diminati oleh penduduk luar negeri seperti di Singapura. Hal tersebut karena larangan negara tersebut dalam penggunaan barang yang tidak original sehingga produk handmade milik Mifta banyak diserbu. Proses pembuatan produknya pun terbilang rumit yang membutuhkan keahlian khusus. Selain itu, hal yang perlu diperhatikan yaitu pada proses pelapisan kain, pemotongan, hingga proses penjahitannya. “Kualitas yang bagus tentunya disesuaikan dengan harganya, sehingga harga dipatok mulai 300.000 rupiah sampai 700.000 rupiah untuk tas dan 200.000 rupiah ke bawah untuk dompet serta aksesoris lainnya,” ungkapnya. Mifta mempunyai cara khusus untuk memasarkan produknya agar menarik perhatian konsumen. Setiap awal bulan ia membuka pre-order, kemudian dua bulan berikutnya melakukan proses produksi sesuai pemesanan. Selama proses produksi ia tidak melayani pesanan baru, terkecuali jika konsumen bersikeras memesan produk maka akan diproses pada dua bulan berikutnya.

m o t i f n y a mirza/Bestari menggunakan kain perca. Melalui inovasinya tersebut, konsumen merasa senang sehingga dirinya mengembangkan membuat produksi tas, dompet, dan tempat tisu dengan motif dari kain perca. Dibutuhkan keahlian khusus dalam membuat handmade tersebut. Awalnya daster disiapkan, kemudian kain perca dipotong sesuai dengan ukuran yang diingikan. Setelah itu kain perca dipilahpilah sesuai dengan model, kemudian ditempel pada daster dan dijahit. Tahap terakhir setelah ditempel dan dijahit kain disetrika. “Biasanya satu orang karyawan dapat menghasilkan 15 daster per harinya, didukung dengan 15 karyawan lainnya,” jelasnya. m_dya/lik/ori/suf

Pemanfaatan Kain Perca untuk Hiasan Cantik Masih seputar handmade, yang tidak kalah menarik yaitu handmade milik Eva Sophia Hayati yang berada di Jalan Borobudur Agung. Eva memanfaatkan kain perca untuk menghias daster, dompet, dan tas. Awalnya sebelum menggeluti produksinya sekarang, Eva pernah membuat produk busana muslim, karena keterbatasan modal sehingga produk tersebut tidak bertahan lama. Kemudian, Eva beralih dengan membuat produksi daster karena tidak seperti busana muslim yang cepat sekali berganti tren, daster justru lebih memiliki model yang standar. Timbul keinginan Eva untuk mengubah daster yang lebih kekinian yaitu dengan menghias mirza/Bestari

Kekinian: Card case ini dapat menjadi pilihan dalam melengkapi koleksi handmade. mirza/Bestari

Beda dan Unik: Susunan sepatu yang terbuat dari benang rajut beraneka warna.


BESTARI

No. 350/TH.XXX/Oktober/2017

17

pernik

Pemberdayaan melalui Komunitas Handmade Pemberdayaan kaum perempuan melalui komunitas handmade dapat membantu penghasilan keluarga. Terlebih lagi melalui komunitas bisa mendorong berbagi ilmu kreatif, yang nantinya dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru. Selain itu, produk handmade yang dibuat juga mempunyai nilai ekonomis, tidak heran jika produk-produk handmade tidak kalah saing dengan

Dari Permasalahan Kaum Hawa, Ciptakan Komunitas Salah satu komunitas handmade yang dikenal sebagai Komunitas Pelangi Nusantara merupakan komunitas yang dididirikan oleh Endahing Noor Suryanti pada 2012. Awal mula didirikannya komunitas tersebut berangkat dari permasalahan yang dialami oleh kaum hawa. Banyaknya perempuan yang menikah muda dan pendidikan yang masih rendah, dirinya terdorong untuk berbagi ilmu. Bermodal dari keterampilan, Yanti mulai melatih berbagai kreativitas kepada para ibu-ibu dan remaja yang membutuhkan. “Selain dapat mengisi waktu luang bagi ibu-ibu juga dapat memberikan penghasilan untuk keluarga mereka,” ungkapnya. Berkat usaha yang dilakoni Yanti, dirinya berhasil memenangkan kompetisi kewirausahaan sosial berbasis komunitas yang diadakan oleh British Council. Selain itu, prestasi yang pernah diraih oleh Yanti seperti UKM Award dari Gubernur Jawa Timur, Paramakarya Award 2015 dari Presiden, serta penghargaan sebagai delegasi Indonesia ke Global Interpreneur Summit 2016 di California. Peminat menjadi anggota komunitasnya pun terus meningkat yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, termasuk di Malang sendiri tercatat sudah ada 400 anggota yang aktif. Komunitasnya bergerak dalam bidang pembuatan produk home decoration seperti, bantal dan tempat tisu. Selain itu juga bergerak dalam bidang fashion accessories seperti, tas dan dompet. Bahan yang digunakan untuk memproduksi merupakan kain perca. Perempuan yang pernah menjadi bintang tamu acara Talk Show Kick Andy tersebut memilih kain perca karena bahannya mudah didapat dan murah, bahkan dapat diperoleh cuma-cuma. “Semakin banyak hadirnya perusahaan konveksi baru, semakin menguntungkan untuk mendapatkan kain perca,” ungkapnya. Proses pembuatan produk tidak hanya sekadar membuat tetapi juga mengikuti aturan, mulai dari memotong kain, menjahitnya, memasang ritsletingnya, sampai handmade tersebut jadi. Tujuannya agar hasil produknya selaras dan tidak

ada pengulangan kerja. “Orang lain kalau melihat dompet atau kerajinan kami yang lain pasti mengira itu produk hasil pabrikan karena bentuknya yang sama persis. Padahal itu handmade yang dibuat banyak orang,’’ ujar Ketua PaguyupanKoperasi Wanita se-Kecamatan Singosari. Komunitas sebagai Wadah Bagi Pengrajin Masih banyak komunitas handmade lainnya yang menciptakan keunikan produk masing-masing, seperti salah satunya Komunitas Dondoman. Komunitas yang terbentuk pada tahun 2017 tersebut didirikan oleh Miftahul Jannah seorang pengrajin tas dan aksesoris. Komunitas tersebut didirikan untuk mewadahi pengrajin yang ada di Malang, baik yang hanya sekadar hobi, sedang belajar cara pembuatan, maupun yang sudah memproduksi produknya sendiri. Komunitas yang dibagi menjadi dua keanggotaan itu dibedakan melalui sebuah kartu anggota. “Jadi, ada member gold dan member silver. Member gold dikenakan biaya sebesar 400.000 rupiah setiap tahun. Namun, untuk kegiatan workshop, sudah tidak dikenai tarif. Berbeda dengan member silver, tidak dikenai biaya saat menjadi anggota tetapi dikenai biaya saat mengikuti workshop,” jelasnya. Komunitas Dondoman yang berjumlah 99 anggota itu juga sering mengikuti pameran yang diadakan di beberapa kota di Indonesia, dengan membawa produk masing-masing anggota. Produk yang memiliki keunikan dari bahan dasar pembuatannya seperti bambu, rotan, kain dan lain sebagainya sering mendapatkan best seller dalam pameran. “Tentu itu membawa nama baik komunitas sehingga lebih dikenal masyarakat,” ungkapnya.  noe/p_ori

Seni: Belajar membuat produk handmade sama dengan belajar kesenian. mirza/Bestari

Praktik: Salah satu cara terbaik belajar membuat produk handmade dengan mempraktikannya. mirza/Bestari

Produk: Beberapa hasil kreasi handmade dari kain percah yang dapat menemani dalam berbagai aktivitas. mirza/Bestari

mirza/Bestari

Ulet: Modal utama dalam menjalani hobi merajut adalah kemauan dan ketekunan.

mirza/Bestari

Konsentrasi: Salah satu peserta pembinaan kemampuan dan keterampilan kerja sedang fokus berpraktek.


18 18

polemik POLEMIK polemik

No. 350/TH.XXX/Oktober/2017

BESTARI

Memaksimalkan Fungsi Arboretum UMM

Arboretum UMM merupakan salah satu fasilitas penting yang disediakan kampus dalam rangka menunjang pembelajaran mahasiswa. Guna mewujudkan kondisi pembelajaran yang kondusif, perawatan arboretum perlu dilakukan secara intensif dan berkelanjutan. Lantas, upaya apa sajakah yang telah dilakukan UMM dalam mengembangkan Arboretum? Berikut ulasan Reporter Bestari. Optimalisasi Perawatan Arboretum Arboretum UMM digagas untuk dijadikan sebagai sebuah konservasi plasma nutfah berbagai tumbuhan langka. Sebanyak 84 plasma nutfah terdapat di sana. Selain difungsikan sebagai tempat penelitian mahasiswa, arboretum pun merupakan kawasan wisata berbasis lingkungan. Masyarakat luas maupun mahasiswa bebas untuk mengunjungi arboretum UMM. Menurut penuturan Wahyu Prihanta yang pernah menjabat sebagai Kepala Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) dengan dijadikannya arboretum sebagai ekowisata, seharusnya ada perhatian khusus serta pendanaan untuk menunjang operasional arboretum. Diharapkan arboretum a­kan terawat dengan baik supa­ya tumbuhan lokal maupun tum­­ buhan endemik tidak ter­ancam keberadaannya. Wahyu ber­harap, seharusnya arboretum dikem­ bangkan kembali tidak hanya dari segi perawatannya namun juga penambahan koleksi tanaman. “Ha­ rusnya ditambahkan tumbuhan se­ perti anggrek yang dapat ditanam di pohon-pohon, serta tumbuhantumbuhan yang disilangkan melalui rekayasa genetika agar arboretum terlihat lebih indah sebagai tempat wisata,” sarannya. Selain itu, Zulharman selaku Dosen Program Studi (Prodi) Kehutanan sekaligus Pembina Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Divisi Mahasiswa Pencinta Alam (Dimpa) menyampaikan bahwa arboretum UMM tersebut sudah dibuat sedemikian rupa agar menyerupai kondisi asli habitat tumbuhan yang ada. Perawatan secara bertahap dan berkelanjutan ditujukan

agar menghindari terjangkitnya penyakit pada tumbuhan. Salah satu sebabnya mungkin seringnya dimanfaatan oleh sivitas UMM. Oleh karena itu, diperlukan penguatan dan kelembagaan untuk mengelola arboretum. Lanjutnya, mahasiswa serta seluruh sivitas yang selesai menggunakan arboretum UMM harus bertanggung jawab terhadap kebersihannya. Oleh karena itu, perawatan pada tumbuhan yang harus lebih ditingkatkan. Sebab, tumbuhan yang terdapat di arboretum memiliki metode penanganan dan perawatan yang berbeda-beda dan spesifik berdasarkan spesiesnya. Berdasarkan informasi yang diperoleh mengenai pemasangan kode QR di setiap tumbuhan yang ada di arboretum akan direalisasikan secepatnya. Kode QR sendiri memiliki fungsi edukasi untuk mahasiswa ataupun pengunjung agar mengetahui lebih jelas dan lengkap serta cara perawatan tumbuhan tersebut. “Tim PSLK dan seluruh sivitas harus mengupayakan pengembangan ar­bo­retum agar bertambah baik setip tahunnya dan memaksimalkan fungsi dari arboretum itu sendiri,” terang pria 30 tahun itu. Bukan Sebagai Taman, Melainkan Laboratorium Sementara itu, Abdul Kadir Rahardjanto selaku Dosen Prodi Pendidikan Biologi mengatakan bahwa arboretum adalah kebun percobaan dan dibuat sebagai miniatur kehutanan. Di sana kita bisa belajar bagaimana sebuah ekosistem hutan bisa berjalan seperti di habitat aslinya. Arboretum UMM berbeda dengan arboretum yang lain yaitu adanya

KSKLUSIF

Hutan Kampus: Lokasi di mana mahasiswa UMM dapat melakukan penelitian terkait satwa maupun tumbuhan langka. diego/Bestari

tumbuhan langka, seperti kayu besi. Lanjutnya, perawatan arbo­ retum terbilang sudah cukup bagus. Dedaunan yang berguguran sengaja dibiarkan dan tidak dibersihkan dengan maksud dijadikan sebagai pupuk organik. Menurutnya, dedaunan itu dapat menjadi sumber nutrisi, karena mampu menangkap gas karbondioksida yang akan digunakan tumbuhan untuk berfotosintesis. Untuk menjaga tanaman tetap utuh dan tumbuh dengan baik pada fase awal, penyiraman pun harus dilakukan secara rutin. “Masalah kebersihan memang seharusnya arboretum tidak dibersihkan agar terlihat seperti habitat aslinya,” terangnya. Pria asal Kebumen itu melanjutkan, fungsi arboretum sebenarnya yaitu bukan sebagai taman, tetapi sebagai laboratorium. Sesuai rencana dari universitas, arboretum akan diperluas dan ditambah tumbuhannya agar menunjang kegiatan pembelajaran dan penelitian mahasiswa serta seluruh sivitas kampus, khususnya

Apa fungsi arboretum UMM sebenarnya? Fungsi utama arboretum adalah sebagai tempat konservasi tumbuhan dan hewan langka, paru-paru kampus dan program mitigasi pemanasan global. Arboretum di­prinsipkan

Kebersihan Tanggung Jawab Bersama Wildan Ubet Nasrullah ber­ pendapat, ditinjau dari segi luas lahan serta koleksi tanaman dan hewan, arboretum masih kurang memadai untuk dijadikan sebagai tempat wisata. Terbukti dengan tanaman-tanaman yang kurang terawat, adanya rumput liar, gulma, serta air kolam yang keruh dan kotor. Gubernur Mahasiswa Fakultas Pertanian dan Peternakan (FPP) itu bersedia untuk membantu menjaga dan membersihkan arbo­ retum secara rutin tiap minggu bersama mahasiswa FPP. Keberadaan arboretum seba­ gai sarana pembelajaran dinilai me­miliki pengaruh besar dalam meningkatkan pengetahuan maha­ siswa saat turun lapang. Seperti yang disampaikan oleh Nurul Hidayatul Arofah bahwa proses

pembelajaran yang sifatnya nya­ta dan berbasis praktik lebih mem­ ban­tu mahasiswa memahami ma­ te­ri yang diberikan dosen. Nurul mengaku kerap berkunjung ke arboretum. Menurutnya, kondisi arboretum sudah cukup terawat, namun perlu pemeliharaan yang rutin agar terlihat lebih baik. Beberapa hewan rusa yang ada memang kurang terawat, sehingga banyak yang menganggap arboretum hanyalah tempat penelitian bukan sebagai ekowisata. Perempuan asal Bali tersebut menambahkan, walaupun sudah ada petugas kebersihan di arboretum, namun ketersediaan tempat sampah tetap dibutuhkan. Sosialisasi mengenai peremajaan arboretum juga perlu diadakan untuk meningkatkan kesadaran sivitas terhadap pentingnya sarana pembelajaran yang ada di kampus. “Sebaiknya tidak hanya Prodi Pendidikan Biologi dan Kehutanan saja yang merawat arboretum, tetapi semua sivitas akademika," tutupnya. vit/p_iah/rah

ber­langsung. Ter­kait perawatan rusa, PSLK melakukan laporan rutin kepada pihak BKSDA mengenai kondisi rusa di arboretum. Di musim kemarau, petugas rutin memberikan air dan rumput. Hal itu dilakukan karena musim di mana rumput dan air sulit di­dapatkan. Untuk mengantisipasi, di arboretum UMM terdapat lahan yang dikhususkan u n t u k menanam rumput gajah.

Bagaimana prosedur untuk memasuki arboretum? Prosedur untuk masuk ke arboretum tidaklah sulit, mahasiswa yang bersangkutan bisa langsung menghubungi PSLK dan bisa langsung masuk. Kondisi arboretum memang sengaja dikunci, hal itu bertujuan untuk mengantisipasi hilangnya koleksi-koleksi langka arboretum dan kejadian-kejadian yang tidak diinginkan yang dilakukan mahasiswa di dalam arboretum.

Pengelola dengan Konsep Suksesi

Sebagai kampus dengan konsep Green and Clean, keberadaan hutan kampus sangatlah diperlukan di UMM. Fungsinya tidak lain adalah sebagai laboratorium alam dan paru-paru kampus. Arboretum UMM memiliki peranan penting dalam hal ini untuk penelitian dan pusat studi. Namun, bagaimana sejarah dan fungsi Arboretum UMM sebenarnya? Berikut hasil wawancara Reporter Bestari Moh. Yusroni dengan Husamah selaku kepala Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) UMM. Sebenarnya bagaimana sejarah arboretum didirikan? Awal digagasnya arboretum tidak lepas dari adanya lahan kosong di UMM yang merupakan pe­nempatan sisa-sisa galian dan batu. Maka dari itu, lahan kosong tersebut dijadikan arboretum oleh UMM bekerja sama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Purwodadi serta ditanami berbagai macam tumbuhan kategori endemik dan langka. Dahulu, arboretum me­miliki sumber air dan dijadikan sebagai objek wisata lingkungan. Namun, sejak 2014 PSLK me­nga­lih­kan fungsi arboretum sebagai pusat riset dan bahan kepenulisan untuk pub­likasi ilmiah.

Prodi Kehutanan. “Semoga arboretum bisa berkembang dan lebih baik dari tahun ke tahun,” harapnya.

sebagai hutan yang me­lakukan fase suksesinya sendiri secara alami dan tidak memerlukan perawatan. Walaupun demikian, PSLK tetap melakukan penambahan tanaman untuk konsumsi maupun langka dan endemik sebagai laboratorium pembelajaran oleh be­ berapa program studi (prodi) seperti Pendidikan Biologi, Kehutanan, bahkan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Tidak hanya tumbuh-tumbuhan saja, terdapat sembilan ekor rusa di arboretum. Penempatan rusa di arboretum harus mendapatkan izin dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) untuk merawat rusarusa yang merupakan sumbangan dari Jusuf Kalla. Tahun 2018 izin pemeliharaan rusa-rusa di arboretum akan berakhir. Rusa-rusa itu nantinya akan dipindah ke Taman Rekreasi Sengkaling atas saran dari BKSDA. Kondisi arboretum dibiarkan secara alami layaknya di hutan agar rusa dapat leluasa bergerak. Tidak hanya rusa, tum­buhan pun dibiarkan meranggas

layaknya di hutan.

Bagaimana prosedur perawatan arboretum? Walaupun memiliki konsep hutan, arboretum tetap memiliki petugas pen­jaga. Rumput yang panjang dan tinggi­nya berlebihan dan menghalangi jalan serta pohon-pohon tumbang juga menjadi perhatian petugas untuk me­ motong dan membersihkan. Selain itu, penjagaan juga dilakukan untuk me­ ngantisipasi tangan-tangan jahil yang me­ngambil tanaman. Penggantian tanamaan kerap dilakukan untuk meng­ganti tanamantanaman yang sudah mati. Perubahan atau per­ kembangan tetap dijaga agar ekosistem di arboretum tetap

Husamah diego/Bestari

Apa yang akan dilakukan ke depannya? Berkaitan dengan musim hujan yang akan datang, PSLK akan melakukan pengecekkan koleksikoleksi yang sudah ditanam sebelumnya dari bibit yang disediakan sendiri oleh PSLK. Tidak hanya itu, evaluasi juga akan digalahkan untuk memantau koleksi-koleksi yang mungkin mati dari proses penanaman sebelumnya. Terkait pembenahan, pagarpagar yang ada akan diperkuat serta mengkaji kondisi suplai air di arboretum.


BESTARI

No. 350/TH.XXX/Oktober/2017

kata mereka

Menjadi Pahlawan Masa Kini dengan Prestasi

Nofani Nur Husen Prodi Kehutanan - 2013 Setiap tahunnya pada tanggal 10 November, di Indonesia diperingati sebagai Hari Pahlawan. Peringatan hari pahlawan dilakukan untuk mengenang pertempuran di Surabaya dan perjuangan Arek-arek Suroboyo dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia pada tahun 1945. Sebagai generasi muda, kita patut menghargai dan meneruskan cita-cita para pahlawan yang telah gugur mendahului kita, sebagaimana mengutip pidato Bung

Karno yakni “Jas Merah” yang berarti jangan sekali-kali meninggalkan sejarah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), definisi pahlawan adalah orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran. Pahlawan di masa dulu dan di masa sekarang tentu sangat berbeda. Kalau pahlawan di masa dulu identik dengan pertempuran dan menggunakan senjata sebagai alat perangnya. Sementara itu, pahlawan di masa sekarang tidak melakukan pertempuran serta tidak mengangkat senjata, melainkan bisa meraih keberhasilan atau suatu prestasi yang membanggakan. Banyak dari generasi muda yang sudah mengharumkan nama bangsa baik di kancah regional maupun internasional. Prestasi yang telah diraih oleh pemuda-pemudi Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Prestasi-prestasi tersebut antara lain

yakni prestasi yang diraih oleh atlet olahraga, prestasi pelajar dan mahasiswa dalam kompetisi tingkat internasional, inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi, hingga Warga Negara Indonesia (WNI) yang berkarya di berbagai negara di belahan dunia. Hal tersebut membuktikan bahwa bangsa kita juga bisa bersaing dengan bangsa lain dan tidak kalah dengan negara yang sudah maju. Mengutip perkataan dari salah satu mantan presiden Amerika Serikat, John F. Kennedy, “Jangan tanyakan apa yang negara berikan kepadamu, tapi tanyakan apa yang kamu berikan kepada negaramu” sepertinya cocok untuk generasi muda saat ini. Kontribusi kita untuk negara dan bangsa sangat dibutuhkan dengan wujud berupa kerja keras dan terus berkarya demi Indonesia yang lebih baik.

Ayah dan Ibu Pahlawan Kita Pada akhirnya semua orang, termasuk aku dan kamu, me­ merlukan Ayah dan Ibu yang mampu memastikan bahwa dirimu sangat berharga melebihi yang kamu pikirkan. Mampu menghargai setiap usaha yang kamu lakukan. Tak hanya membuat kamu menuntut kebaikan-kebaikan darinya, tetapi juga membuat dirimu selalu memberikan yang terbaik untuknya. Pada akhirnya semua orang, termasuk aku dan kamu, me­ merlukan Ayah dan Ibu. Untuk mengisi fragmen-fragmen hi­ dup yang tak bisa secara egois kamu jalani sendiri. Entah itu merencanakan yang hendak di­ lakukan atau membicarakan yang sudah dikerjakan. Karena kamu berhak diapresiasi dan berhak memperoleh evaluasi atas salahsalah yang tak sengaja kau torehkan. Pada akhirnya semua orang, termasuk aku dan kamu, memerlukan Ayah dan ibu yang

bisa menemukan tawa pada setiap kata. Mampu membuka cerita dari segala frasa. Dengannya, kamu bisa terlibat dalam pembicaraan panjang dan kosong tanpa arah, untuk sekadar memperpendek malam yang seharusnya bisa begitu lama ketika tanpa kisahnya. Pada akhirnya semua orang, termasuk aku dan kamu, memerlukan Ayah dan Ibu yang bisa membuat kamu merasa tak sendiri. Tak pernah membiarkan sepi sedikitpun punya kesempatan untuk menghampiri. Selalu bisa menguatkan kamu menjalani kerasnya hidup. Bisa menghadirkan senyum dalam getir dan bisa menemukan duka dalam tawa sandiwaramu. Pada akhirnya semua orang, termasuk aku dan kamu, memerlukan Ayah dan Ibu yang peka dan hampir selalu bisa menerka kecamuk badai yang merudung hatimu. Mungkin, ia tak bisa melakukan apa-apa terhadapnya. Melainkan hanya duduk,

Yanuar Dwi Wahyu Ambara Prodi Pendidikan Matematika 2014

Pahlawan adalah orang yang menonjol karena keberaniannya dan pengorbanannya dalam mem­ bela kebenaran, atau pejuang yang gagah berani (Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia). Kata pahlawan berasal dari Bahasa Sansekerta phala-wan. Arti dari istilah Sansekerta tersebut adalah orang yang dirinya menghasilkan buah (phala) yang berkualitas bagi bangsa, Negara dan agama Lalu bagaimana dengan “Pahlawan bagi diri sendiri” Sekilas kalimat tersebut mungkin

Info BESTARI Tema Grafis dan Kata Mereka edisi 351, Bulan November 2017:

“Cari Kerja atau Wirausaha” Pengiriman naskah/grafis paling lambat tanggal 16 November 2017. Ukuran grafis 25cm X 12cm. Naskah/grafis diterima di Kantor Redaksi Bestari atau melalui email: redaktur_bestari@yahoo.com.

Naskah/grafis yang dimuat akan mendapat imbalan. Bestari menerima tulisan pembaca untuk : 1. Tulisan Nurani dengan 4.000 character with space 2. Tulisan Resensi Buku atau Film dengan 3.500 character with space 3. Tiga karya puisi dengan tema bebas 4. Karya cerpen dengan tema bebas sebanyak 6.800 character with space 5. Opini (untuk dosen dan mahasiswa) dengan tema bebas sebanyak 5000 character with space. Harap menyertakan foto

Naskah yang dikirim belum pernah dimuat/dikirim ke media lain

Moh. Aulia Sudrajat D3 Teknik Elektronika 2015 meluangkan barang satu atau dua jamnya untuk kamu. Mendengarkan segala ocehan, keluhan, dan terkadang sesenggukanmu. Untuk sekedar menanti badai menjadi gerimis-gerimis kecil atau bahkan berubah cerah. Ia sangat paham, bahwa terkadang kamu tak butuh dinasehati sekatapun, malainkan hanya butuh didengarkan.

Menjadi Pahlawan Bagi Diri Sendiri terkesan egois. Seorang dapat dikata­kan pahlawan apabila ia “berani dan berkorban dalam mem­bela kebenaran” atau mem­ berikan suatu jasa tertentu bagi orang lain dan lingkungannya. Akan tetapi perlu diingat bahwa sebelum kita mampu untuk “beranian dan berkorban dalam membela ke­ be­naran” orang lain, kita juga harus mampu untuk “berani dan berkorban dalam membela ke­ benaran” pada diri kita sendiri. Ada sebuah kalimat yang menga­takan: sebelum mengubah dunia, ubahlah dirimu sendiri. Kalimat tersebut memang bukan sekadar rangkaian kata yang utopis, karena semua hal berawal dari kita sendiri. Jika kita melakukan hal yang baik, maka hal-hal di sekitar kita pun akan menjadi baik. Begitupun sebaliknya. Termasuk menjadi seorang pahlawan. Banyak orang yang ingin menjadi pahlawan yang dikenang banyak orang. Ketika muda ia ingin

19

merubah dunia, lalu ia menyadari bahwa terlalu sulit mengubah dunia. kemuadian ia memutuskan untuk mengubah negara, ketika ia sadari tidak bisa merubah negaranya. Kemudian ia berusaha untuk merubah ko­tanya, lalu ia sadari usianya sudah tidak muda lagi dan memutuskan untuk mengubah keluarga. Tetapi ia menyadari sudah semakin renta sehingga tidak mampu untuk mengubah keluarganya dan satusatunya yang bisa dirubah adalah diri sendiri. Tidak sedikit orang yang mempunyai keinginan seperti itu. Namun seringkali mereka lupa, bahwa sebelum membela banyak orang, seorang pahlawan harus bisa membela dirinya sendiri. Membela di sini bukannya berkilah. Tetapi, membela diri dari hal-hal yang negatif. Nah, sudah siapkah Anda menjadi pahlawan bagi diri Anda sendiri?

SEGENAP SIVITAS AKADEMIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

mengucapkan Selamat dan Sukses Kepada Jajaran Dekanat Terpilih Periode 2017-2021


20

grafis

No. 350/TH.XXX/Oktober/2017

BESTARI

Tema Grafis : Pahlawan Masa Kini

Faidah Nur R. Prodi Pendidikan Matematika 2015

Sultoni Ma’arif Prodi Ekonomi syariah 2015

Ilma Laili Prodi PGSD/2015


BESTARI

No. 350/TH.XXX/Oktober/2017

Bagaimana Kalau Terlalu Cinta, Susah Move On?

Assalamu’alaikum Wr. Wb. Perkenalkan nama saya UR sedang menempuh perkuliahan di semester V sebuah perguruan tinggi di Kota Malang. Saya ingin ber­konsultasi tentang per­ma­ salahan yang sedang saya alami. Status saya yang jomblo se­karang bukan menjadi masalah, me­lain­ kan saya masih mencintai mantan pacar saya, HJ dan tidak bisa me­ lu­pakannya. Saya berharap bisa kem­bali dengannya. Awalnya kami berpacaran saat masih kelas IX SMP. Hubungan tersebut berlanjut hingga SMA karena kebetulan kami bersekolah di tempat yang sama. Setiap hari kami selalu ber­temu, bercanda, saling ber­cerita, memberi dukungan, dan sering belajar bersama. Hingga ak­hirnya setelah kami lulus SMA saya dan keluarga pindah ke Jawa, se­dang­kan HJ dan keluarganya tetap ber­ada di luar Jawa. Kami masih saling ber­ko­mu­ ni­kasi dan menjalani long distance relationship (LDR) saat saya mulai ku­liah di Malang sedangkan HJ memilih melanjutkan studi di London. Sejak saat itulah dia me­ mutuskan hubungan dengan saya. Alasannya dia tidak bisa men­jalani hubungan jarak jauh, saya ber­usaha mem­per­ta­hankannya na­mun dia tetap ber­sikukuh untuk mengakhiri. Sejak saat itu dia tidak pernah meng­hu­bungi saya. Belakangan saya tahu dari medsosnya ternyata dia me­mi­liki pacar baru di London. Jujur saja saya merasa sangat ke­cewa, sedih, dan sakit hati dengan hal tersebut. Hingga saat ini saya masih mengenang kebersamaan kami dahulu, saya sudah berusaha move on namun sulit melupakannya. Semakin saya berusaha me­lu­pa­kan­ nya, perasaan cinta saya semakin besar. Sebenarnya ada beberapa teman perempuan di kampus yang mencoba mendekati saya, saya pun berusaha untuk segera move on dengan sering jalan-jalan bersama mereka. Namun saya justru merasa tidak nyaman dengan hal tersebut karena saya masih mencintai HJ.

Assalamu’alaikum Wr. Wb Orang tua saya saat ini sedang bingung karena kami memiliki pinjaman ke bank yang sudah beberapa bulan ini tidak mampu memenuhi kewajiban membayar cicilan sesuai dengan nominal yang ditentukan oleh pihak bank setiap bulannya. Bahkan saat ini orang tua saya sudah mendapat somasi dari pihak bank bahwa rumah orang tua saya akan diajukan ke proses lelang. Orang tua saya sangat tidak menginginkan jika itu terjadi, mohon penjelasannya mengenai langkah apa yang harus kami lakukan agar semua itu tidak terjadi dikarenakan orang tua saya pertama kali mempunyai pinjaman cukup besar ke bank. Waalaikumsalam Wr. Wb. Saudara yang kami hormati, sebelumnya kami ucapkan terima kasih atas pertanyaannya. Pada dasarnya, kreditur (dalam hal ini bank) sebagai pemegang jaminan kebendaan mempunyai hak mengeksekusi barang jaminan untuk dijual secara lelang guna

Saya sadar se­makin lama perasaan tersebut akan semakin menyiksa diri saya se­hingga saya ingin berubah.

Wa’alaikumussalam Wr. Wb. Terima kasih pada saudara UR yang telah memberi kepercayaan Tim BK. Masalah asmara yang Sau­ dara hadapi pada dasarnya normal ter­jadi di usia remaja. Ketertarikan ter­hadap lawan jenis merupakan salah satu perkembangan psikis yang perlu mendapat perhatian lebih terutama dari diri kita sen­ diri. Akan tetapi Saudara harus menya­dari bahwa HJ pasti memiliki alasan ter­tentu memutuskan hubungan dengan Saudara. Kalau HJ memang me­miliki kekasih baru di tempat lain dan dia tidak mampu menjalani LDR seperti yang diharapkan, maka ar­tinya HJ sudah tidak memiliki ko­ mitmen untuk mempertahankan hu­bungan. Sehingga lebih baik apa­­bila Saudara merelakannya. Ka­­­laupun memaksakan diri mem­ per­tahankan hubungan yang sudah tidak sehat, akan membuat pe­ra­saan Saudara semakin terluka. Mengenai perasaan Saudara yang tidak bisa move on dari HJ, hal tersebut terjadi karena Sau­dara memiliki ke­nangan dan ha­rapan

21

konsultasi

yang besar ber­sama HJ di waktu yang telah lalu, sedangkan rea­lita saat ini HJ sudah nyaman ber­sama orang lain. Saudara harus segera menyadari bahwa di di­mensi waktu sekarang, bukan di masa lalu. Sehingga apapun yang ter­jadi di masa lalu, tentu sudah ber­beda dengan keadaan saat ini. Jadi janganlah menjadikan hal itu se­bagai penghalang untuk meraih masa depan yang lebih baik, ingat­lah pepatah “Life must go on”. Untuk dapat move on dari cinta pertama memang memerlukan waktu, namun bukan berarti mustahil jika Sau­dara berkomitmen untuk dapat meng­ikhlaskan HJ. Cobalah mengisi waktu dengan men­gikuti kegiatan-ke­gia­tan po­sitif seperti olahraga, travelling, atau­­pun berorganisasi. Ting­katkan sosialisasi Saudara ter­hadap orang-orang mau­ pun ling­kungan sekitar agar energi Sau­dara teralihkan. Mu­lailah dengan mensyukuri hal-hal kecil yang terjadi dalam kehidupan Sau­­dara dan me­ maaf­kan kesalahan orang lain yang mung­kin pernah menya­kiti Sau­ dara. Meratapi masa lalu tentu saja hanya akan membuang-buang waktu bukan? Untuk itu bangkitlah untuk menyongsong masa depan yang Tim UPT BK Masjid AR Fachruddin Lt. I Kampus III UMM Penanggung jawab : Muhammad Shohib, M.Si. konseling_bk@yahoo.com Telp : 0341-464318 ext 180

Penyebab dan Pencegahan Penyakit ISPA Penyakit Infeksi Saluran Per­ napasan Akut atau yang disebut sebagai ISPA bisa sangat mudah menular melalui udara. Menurut definisi dari World Health Organization (WHO), ISPA me­ rupakan penyakit saluran per­ napasan yang disebabkan oleh virus atau bakteri biasanya di­ tularkan melalui kontak manusia ke manusia. Timbulnya gejala penyakit ini terbilang cepat dalam hitungan jam maupun hitungan hari. ISPA adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas (jumlah kematian) penyakit me­ nular di dunia. Hampir empat juta orang meninggal akibat ISPA setiap tahun, 98%-nya disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan bawah. Tingkat mortalitas sangat tinggi biasanya dialami oleh bayi, anak-anak, dan orang lanjut usia terutama di negara-negara dengan pendapatan per kapita rendah dan menengah. Gejala yang terjadi bila se­ seorang terinfeksi penyakit ISPA an­tara lain yaitu meliputi demam, batuk, dan sering juga nyeri tenggo­rokan, coryza (pilek), sesak napas, mengi, atau kesulitan ber­ napas. Patogen penyebab ISPA ada beberapa macam jenisnya di antaranya yaitu rhinovirus, respiratory syncytial virus, paraininfluenzaeza virus, severe acute respiratory syndromeassociated coronavirus (SARSCoV), dan virus Influenza. ISPA yang menimbulkan kekhawatiran yaitu jika virus tersebut jenis virus SARS-CoV dan virus Influenza. Infeksi virus akut yang me­ nular seperti influenza umumnya ter­jadi musiman, yang ditandai oleh radang saluran pernapasan dan biasanya terjadi gejala-ge­ jala seperti demam men­dadak, menggigil, nyeri otot, keletihan yang luar biasa, nyeri tenggorokan dan batuk. Pe­nularan infeksi virus ini terjadi dalam jarak dekat melalui partikel air kecil ketika seseorang batuk atau bersin yang disebut dengan droplet. Selain itu

juga virus tersebut dapat menjadi wabah bila ditularkan melalui udara dalam skala besar. Cara pencegahan yang umum­ nya dapat dilakukan yaitu dengan men­jaga kebersihan lingkungan ter­utama kebersihan diri sendiri, sering mencuci tangan terutama dengan menggunakan antiseptik, usa­hakan untuk tidak sering me­ megang hidup, mulut, dan mata agar terhindar dari penyebaran virus dan bakteri, perbanyak mengon­sumsi vitamin C karena vitamin C merupakan kebutuhan nutrisi untuk membantu mening­ katkan kekebalan tubuh, hindari orang-orang yang merokok karena asap rokok mengandung zat yang ber­bahaya bagi paru-paru. Selain itu, hal lain yang bisa di­cegah agar virus ISPA tidak me­ nular kepada orang lain yaitu dengan menutup mulut dan hidung dengan tisu atau tangan apabila bersin atau batuk, alangkah lebih baik­nya jika menggunakan masker agar lebih aman, sedangkan untuk men­cegah virus tersebut tertular kepada balita salah satu cara yang bisa dilakukan yaitu melakukan imu­nisasi, dan mencegah kontak atau menjaga jarak dengan penderita ISPA. Pencegahan yang lainnya yang bisa dilakukan yaitu dengan memastikan kondisi lingkungan dalam keadaan bersih terutama kondisi tempat tinggal atau rumah. Ventilasi pada rumah juga mempunyai peran yang penting dalam sirkulasi udara. Kondisi tempat huni yang baik yaitu jika tempat hunian tersebut mempunyai sirkulasi udara yang baik karena dapat mengurangi polusi udara di dalam rumah. Kepadatan tempat penghunian dapat menyebabkan penularan virus ISPA dengan mudah kepada anggota penghuni yang lain. Kebersihan tempat hunian juga perlu diperhatikan, seperti tempat pembuangan sampah maupun ke­ bersihan kamar mandi dan toilet.

Bagaimana solusi untuk keluar dari permasalahan tersebut, ada beberapa hal yang dapat ditempuh bagi nasabah yang ada iktikad baik untuk menyelesaikan utang-utangnya di Bank. Melunasi seluruh kewajiban tunggakan tersebut sampai lunas. Tentu hal ini terasa berat, tetapi ini adalah solusi yang tepat yaitu mengenai kredit bermasalah dapat dilakukan penyelesaian secara administrasi perkreditan, dan terhadap kredit pada tahap kualitas macet maka penanganannya lebih ditekankan melalui beberapa upaya yang lebih bersifat pemakaian kelembagaan hukum (penyelesaian melalui jalur hukum). Adapun penyelesaian secara administrasi perkreditan antara lain yaitu, (1) penjadwalan kembali, yaitu perubahan syarat kredit yang menyangkut jadwal pembayaran dan atau jangka waktu termasuk masa tenggang, baik meliputi perubahan besarnya angsuran maupun tidak. (2) Persyaratan kembali, yaitu perubahan sebagian atau seluruh

syarat-syarat kredit yang tidak terbatas pada perubahan jadwal pembayaran, jangka waktu, dan atau persyaratan lainnya sepanjang tidak menyangkut perubahan maksimum saldo kredit dan konversi seluruh atau sebagian dari pinjaman menjadi penyertaan bank. (3) Penataan kembali, yaitu perubahan syaratsyarat kredit berupa penambahan dana bank; dan/atau konversi seluruh atau sebagian tunggakan bunga menjadi pokok kredit baru, dan/atau konversi seluruh atau sebagian dari kredit menjadi penyertaan dalam perusahaan. Mengenai cara kedua ini, apabila nasabah mempunyai iktikad baik menyelesaikan utangnya, saran kami adalah berbicara langsung dengan pihak bank dan kemukakan iktikad baik.

Data diolah dari berbagai sumber Oleh: Oktavia Suryani

Cara Agar Jaminan Tangguan Tidak Dieksekusi Bank pembayaran utang debitur, jika debitur lalai melaksanakan kewajibannya berdasarkan perjanjian kredit atau disebut dengan wanprestasi. Dalam pasal 4 ayat (1) Surat Keputusan Direksi BI tentang Kualitas Aktiva Produktif Direksi BI Nomor 31/147/KEP/ DIR, disebutkan kualitas kredit digolongkan menjadi lancar, dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan dan macet me­ nurut kriteria yang di­tetapkan se­bagaimana tercantum dalam Lampiran Surat Keputusan ini. Dalam hal jaminan akan diproses se­cara lelang, biasanya kualitas kredit sudah sampai ke tahap macet yaitu kredit yang memenuhi kriteria di antaranya terdapat tunggakan pembayaran pokok dan atau bunga yang telah melampaui 270 hari, dokumentasi kredit dan atau pengikatan anggunan tidak ada. Pemberian hak kepada kreditur untuk mengeksekusi jaminan ke­bendaan yang diberikan oleh debitur dapat kita lihat

dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPer) serta beberapa peraturan perundangundangan berikut ini: Pasal 1155 KUHPer, kreditur sebagai penerima benda gadai berhak untuk menjual barang gadai, setelah lewatnya jangka waktu yang ditentukan, atau setelah dilakukannya peringatan untuk pemenuhan perjanjian dalam hal tidak ada ketentuan jangka waktu yang pasti. Pasal 15 ayat (3) jo. Pasal 29 Undang-undang No. 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia (“UU Jaminan Fidusia”) yang memberikan hak kepada kreditur untuk mengeksekusi benda jaminan fidusia jika debitur cidera janji (wanprestasi). Pasal 6 jo. Pasal 20 Undang-undang No. 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-Benda Yang Berkaitan Dengan Tanah yang memberikan hak kepada kreditur untuk mengeksekusi benda jaminan fidusia jika debitur cidera janji (wanprestasi). Apabila ada nasabah yang mengalami hal demikian, yaitu barang jaminan akan dieksekusi.

Tim UPT BKBH Jika pembaca menghadapi kasus hukum, bisa berkonsultasi dengan datang ke Kantor BKBH. Masjid AR Fachruddin Lt. I Kampus III UMM bkbh_unmuh@yahoo.com Telp : 0341-464318 ext 193


22

opini

No. 350/TH.XXX/Oktober/2017

BESTARI

Rapuhnya Budaya “Pensilisasi” di Kalangan Mahasiswa Produk Lokal Wajib Berdaya Saing

Tahun 2017 menunjukkan jumlah penduduk Indonesia telah mencapai angka 257,9 juta jiwa. Angka tersebut akan terus meningkat dari tahun ke tahun. Total keseluruhan penduduk Indonesia tersebut merupakan 3,44% total penduduk dunia. Di sisi lain banyaknya penduduk tersebut membutuhkan pasokan untuk memenuhi ke­ butuhan hidupnya. Kedua hal tersebut tidak akan menimbulkan permasalahan bila dalam negeri dapat memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Jum­ lah penduduk dan keinginan untuk memenuhi ke­ butuhan menjadikan Indonesia pasar yang sangat besar. Apalagi hal tersebut didukung oleh sikap konsumtif dari mayoritas masyarakat Indonesia. Potensi pasar Indonesia yang ada akan sangat menguntung bila pengusaha pandai membaca peluang yang terpampang nyata di depan mata. Namun sampai saat ini, pasar yang sangat potensial di Indonesia tersebut belum dimanfaatkan dengan maksimal oleh para pengusaha. Keadaan tersebut dapat disebabkan kurangnya modal yang dimiliki, persaingan yang sangat ketat, hingga kurangnya minat konsumen untuk menggunakan produk dari pengusaha-pengusaha lokal. Produk dalam negeri kalah bersaing dengan pro­­duk impor. Ada beberapa hal yang me­la­tar­ belakangi hal itu. Bila dibandingkan de­­ngan har­ga yang sama, produk impor lebih ber­­kualitas da­ri­ pa­da produk dalam negeri. Hal ter­sebut karena biaya operasional dapat ditekan dengan semakin ba­nyaknya produk yang dihasilkan. Selain itu, ren­­dahnya harga produk impor di­sebabkan oleh mo­dal dari pengusaha yang be­sar sehingga ke­ untungan yang diambil lebih se­di­kit bila dibanding de­ngan pengusaha yang mo­dal­­nya kecil. Kalah bersaingnya produk lokal juga di­sebabkan pola pikir masyarakat. Masyarakat juga memiliki kecintaan yang lebih pada produk impor. Butuh peran dari berbagai pihak untuk mem­ buat masyarakat lebih mencintai produk dalam ne­ geri. Pemerintah sebagai memegang peran untuk mem­buat regulasi memiliki peran yang penting. Pemerintah dapat melindungi produk buatan da­ lam negeri dengan membatasi produk impor. Pe­ merintah juga dapat memperketat aturan untuk im­por bagi produk-produk yang mampu diproduksi da­lam negeri. Selain pemerintah, pengusaha serta Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) juga memegang peran yang juga penting. Pengusaha dan UMKM sebagai produsen dituntut untuk memproduksi produk yang sesuai dengan keinginan masyarakat. Sesuai dengan keinginan yang dimaksud adalah se­ suai dengan kebutuhan, selera, serta kemampuan ma­syarakat untuk membeli produk tersebut. Me­ mang menyesuaian keinginan masyarakat dinilai cu­kup sulit untuk dilakukan. Hal tersebut ka­rena se­bagian besar menginginkan produk de­ngan harga ter­jangkau namun berkualitas. Kriteria tersebut sulit untuk dipenuhi bagi pengusaha atau UMKM dengan modal minim, tapi bukan hal yang mustahil bagi pengusaha dengan modal yang besar. Lagi-lagi, peran pemerintah dibutuhkan. Pemerintah dapat mempermudah pin­jaman dengan bunga yang rendah. Hal itu untuk membantu pengusaha kecil mendapatkan modal. Selain dua pihak yang telah disebut di atas, masyarakat sebagai konsumen memegang peran yang sangat penting. Peran kedua pihak di atas akan menjadi percuma bila masyarakat tidak mengubah pola pikirnya. Masyarakat harus mulai mengubah pola pikir untuk mengutamakan menggunakan produk dalam negeri dibanding produk luar negeri. Sudah saatnya produk lokal merajai pasar lokal Indonesia!!!

Dani Dwi Anggraeni Redaktur Pelaksana

Mahasiswa merupakan jenjang tertinggi dari kalangan p e s e r t a didik selama mengenyam pendidikan. Di beberapa kalangan masyarakat, Siti Khoiruli Ummah*) mahasiswa dikenal sebagai pribadi yang kritis dan berwawasan luas. Bahkan tidak jarang diberitakan sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam organisasi menyuarakan aspirasinya di jalan raya atau di halaman sekitar instansi khusus. Sayangnya, aspirasi mahasiswa seringkali disuarakan daripada dituliskan dalam bentuk tulisan. Sebagai pendidik, saya seringkali menemukan aktivis yang terbiasa menyuarakan aspirasinya tidak dalam bentuk tulisan belum dapat menulis makalah, karya tulis, esai, atau opini dengan baik dan kontinyu. Beberapa aktivis berpendapat bahwa dengan menyuarakan aspirasi bukan dalam bentuk tulisan dapat didengar secara langsung oleh pihak terkait. Alasannya, budaya membaca di kalangan masyarakat juga semakin rapuh. Hal inilah yang membuat budaya “pensilisasi” atau kebiasaan menulis mulai rapuh di kalangan mahasiswa. Mengapa mahasiswa harus kreatif? Kreativitas, ide, opini, dan artikel ilmiah menurut saya mempunyai peranan penting dalam membangun budaya “pensilisasi” bagi masyarakat, khususnya mahasiswa. Aslan (2007) dan Sternberg (2009) menyatakan bahwa berpikir kreatif dapat dikorelasikan dengan berpikir kritis dan penyelesaian masalah. Sebenarnya mahasiswa yang menyuarakan kreativitasnya melalui orasi yang tidak ilmiah bukan hal yang keliru, namun akan lebih baik cara mahasiswa yang digunakan untuk menuangkan kreativitasnya melalui kajian ilmiah. Salah satu program Kemristekdikti yang dapat mewadahi aspirasi, ide, gagasan

kreatif mahasiswa dalam menyelesaikan permasalahan atau fenomena yang terjadi yaitu PKM. Program ini saya rasa sangat menarik dan bergengsi untuk dapat diikuti mahasiswa se-Indonesia. Sayangnya, tidak semua instansi pendidikan tinggi dapat berpartisipasi atau belum beruntung untuk sampai ke Pimnas. Hal ini mungkin saja disebabkan oleh kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang belum siap berkompetisi di bidang karya ilmiah secara nasional atau kurangnya pengalaman pribadi dosen sebagai pendidik dalam berkompetisi melalui PKM. UMM setiap tahunnya mengalami peningkatan dalam hal pengasahan kreativitas melalui PKM. Adanya inovasi yang dikembangkan beberapa tahun terakhir mendapat respon positif dari pihak universitas dan biro kemahasiswaan. UMM membuat inovasi terkait sistem pembinaan PKM yaitu pembentukan tim penalaran universitas sampai tingkat program studi. Berbagai workshop pembinaan PKM kepada dosen sebagai tim penalaran dilaksanakan secara berkala setiap semester. Inovasi terbaru dari UMM yaitu adanya website resmi student-rires@ umm.ac.id untuk mengupload proposal dan mereview secara internal. Hal ini dilaksanakan agar PKM dari UMM mengutamakan kualitas daripada kuantitas dengan cara menyeleksi terlebih dahulu poposal PKM secara internal karena untuk pendanaan PKM 2018 berlaku ketentuan klastering didasarkan pada ranking kemahasiswaan dan rekam jejak PKM. Selain

itu, UMM mewajibkan setiap mahasiswa baru membentuk kelompok beranggotakan dua orang untuk menyusun proposal PKM. Gebrakan penyusunan PKM di UMM merupakan langkah inovatif untuk mewadahi kreativitas mahasiswa dalam penulisan ilmiah dan ide kreatif untuk menyelesaikan masalah yang terkini. Namun, belum semua program studi dapat antusias menjaring mahasiswa yang memang mempunyai bakat menulis. Salah satu solusi agar minat siswa dalam bidang penulisan diketahui, yaitu mengintegrasikan ide kreatif sebagai produk akhir perkuliahan mata kuliah yang sesuai. Perkuliahan pada mata kuliah yang menghasilkan proposal PKM dapat memotivasi mahasiswa untuk memunculkan ide kreatif dalam bentuk tulisan. Selain itu, mahasiswa dapat memahami aplikasi dan kebermanfaatan mata kuliah dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian, setiap kelompok mahasiswa bertukar proposal untuk dikoreksi bersama-sama di kelas. Apabila proposal PKM yang telah ditulis mahasiswa belum lolos pendanaan PKM, maka proposal tersebut diberikan dua pilihan yaitu merevisi untuk dilakukan re-upload pada tahun berikutnya atau melanjutkan penelitian untuk dihasilkan karya tulis ilmiah atau esai sehingga dapat dikompetisikan dengan kampus lainnya. PKM selain dapat menjaring kreativitas mahasiswa juga dapat menjalin silaturahmi mahasiswa dengan angkatan lainnya. Setiap kelompok PKM harus beranggotakan mahasiswa yang berbeda angkatan. Akan lebih efektif jika setiap program studi mempunyai kelompok penulis yang didampingi dosen sehingga dapat mendongkrak bakat menulis siswa atau gerakan “pensilisasi” melalui integrasi perkuliahan. Hal ini dapat dijadikan motivasi mahasiswa untuk mengejar poin SKPI juga dapat meningkatkan nilai akreditasi proram studi. *) Dosen Pendidikan Matematika

Akademisi Miskin Menulis

B a n g s a Indonesia lebih me­­lekat dengan bu­­daya lisannya di­­banding budaya me­­nulis Hal se­ per­ti ini yang meng­­hambat ke­ ma­­juan bangsa. Rosidi Hadi Siswanto*) Ter­­ungkap fakta yang sangat mem­ prihatinkan dari peringkat literasi in­ ternasional, Most Literate Nations in the World, yang diterbitkan Central Connecticut State University, 2016. Bah­ wa, tingkat kemampuan membaca dan me­nulis masyarakat Indonesia sangat ke­­tinggalan. Indonesia berada di urutan ke-60 dari total 61 negara. Menulis su­ dah seyogianya dijadikan budaya pa­ra aka­demisi. Hal itu karena kaum sum­ ber­ilmu dan pengetahuan. Melalui akti­ vitas menulis di kalangan akademisi ba­ik berupa artikel, jurnal, dan bahkan sam­pai buku berguna mengantisipasi tuntutan dan kebutuhan peningkatan daya saing bangsa. Mencermati budaya menulis di ka­ langan akademisi sekarang ini, begitu mi­­nimnya para akademisi kita yang eng­­gan untuk menuangkan ide-ide yang bernilai dan bermanfaat berupa ar­­­tikel, jurnal maupun buku. Pepatah me­­ngatakan, “Akademisi yang tidak me­ nulis, ibarat burung bersayap satu. Bu­ rung itu hanya mampu meloncat dari sa­ tu ranting ke ranting yang lain, dari sa­tu dahan ke dahan yang lain.” Artinya aka­ demisi yang tidak menulis hanya mampu mengembangkan ilmu dan pemikirannya dari satu ruang kelas ke ruang kelas yang lain. Lain halnya dengan burung yang bersayap dua. Burung tersebut mam­ pu terbang kemana-mana, mencari ma­ kanan ke pelbagai tempat dan mampu

men­jelajahi seluruh penjuru dunia. Artinya aka­demisi yang mampu menulis akan da­pat mengembangkan pemikiran dan ilmu me­ reka lebih luas tanpa dibatasi oleh sekatsekat ruangan. Pikiran-pikiran mereka bisa menembus belahan bumi lain meskipun penulisnya belum pernah ke negara itu. Beberapa faktor penyebab minimnya mi­nat menulis di kalangan akademisi. Per­ tama, merasa bahwa dirinya tidak pandai un­­tuk menulis. Ketika seseorang sudah men­justifikasi diri tidak mampu untuk me­ nulis. Dapat dipastikan selamanya tidak akan mampu untuk menulis. Pernyataan se­ perti ini harus segera dihilangkan, karena menulis tidak sesulit yang dibayangkan. Kedua, takut tulisannya dikritik dan tidak di­sukai orang. Jangan takut pada sebuah kri­­tikan. Anggaplah kritikan tersebut se­ ba­gai batu bata. Kemudian tumpuklah ba­tu ba­ta tersebut hingga menjadi pon­ dasi yang ku­at dalam menyalurkan ga­ gasan ke dalam sebuah tulisan. Jadikan kri­tikan sebagai batu lonjakan untuk te­ rus berkarya dan menciptakan tulisan yang mendorong pem­bacanya untuk ber­ gerak. Ketiga yaitu si­buk dengan dunia aka­demisinya. Begitu si­buknya seseorang da­lam menjalani ke­sehariannya sebagai aka­demisi menjadikannya insan yang ku­ rang produktif dalam hal menulis. Alibi

seperti itu dijadikan seorang akademisi se­hingga tidak mau mencurahkan ga­ gasannya melalui tulisan. Akibat ditimbulkan dari jarangnya aka­demisi yang mau melakukan kegiatan me­nulis yaitu menurunnya kualitas sum­ ber ­daya manusia di Indonesia. Mayoritas akademisi bangga dengan setumpuk dan se­deretan gelar. Sangat disayangkan ka­ dang kala titel yang di sandangnya ha­ nya sebagai formalitas belaka tanpa me­ mi­liki potensi dan kreativitas menulis. Aka­­demisi lebih cenderung duniawi da­ lam kegiatan menulis. Mereka menulis se­­kadar untuk mencari angka kredit se­­­ bagai syarat kenaikan pangkat dan ja­­­batan tertentu bahkan hanya sekedar men­­­cari tambahan penghasilan saja. Pa­ra akademisi kurang menyadari tang­gung jawab sebagai seorang akademisi ya­i­tu mengembangkan ilmu, nilai, dan pengetahuan secara luas dan ber­ke­sinambungan. Jikalau terus seperti ini, un­tuk mewujudkan Indonesia menjadi ne­ gara maju akan semakin lama ter­wujud. Sudah saatnya akademisi baik dosen mau­pun mahasiswa mengembangkan bu­daya menulis dan sadar akan pen­ tingnya menulis. Dengan menulis, ma­ ha­siswa bisa menyampaikan aspirasinya atau mengkritisi pelbagai permasalahan di negera. Mahasiswa sebagai agen per­ ubahan harus menanamkan rasa gemar un­tuk menulis. Revolusi besar berawal da­ri pengaruh ide dan pemikiran yang di­tuangkan dalam bentuk tulisan. Dosen ju­ga sebagai seorang akademisi, harus mem­beri contoh kepada mahasiswanya untuk menanamkan betapa pentingnya untuk menulis. Dosen jangan hanya bisa menyuruh mahasiswanya menulis, tetapi ia harus memberikan teladan dengan menulis yang jauh lebih baik.

*) Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia


BESTARI

No. 350/TH.XXX/Oktober/2017

23

humaniora Oleh: Amaliyatul Mushoffa Prodi Ilmu Komunikasi 2014

Tuhan dan Sejarah

Untuk apa Tuhan membuat sejarah? Mungkin untuk puisi, lalu dibenarkan sendiri Tapi bisa juga untuk mencari rejeki pada tubuh orang mati Sejarah dibuat untuk bla bla bla Diskusi harga mati, gengsi tinggi Sejarah di bla bla bla tanpa dipelajari Kemudian hilang, hitam tak kembali Lalu bangkit, putih, dan direka ulang Dan akhirnya abu-abu tak bertuan Tuhan membuat sejarah untuk penguasa Tuhan membuat sejarah agar diubah-ubah Tuhan dan sejarah, sejarah Tuhan

Bapak 3 Zaman

Main Simbol Aku lahir weton Sabtu Pahing Diramalkan bersifat seperti api Mudah marah Lalu ibu menyuruhku menjadi preman

Terima kasih kepada Emak yang melahirkan Bapak Hari kemarin, Bapak telah menyudahi dirinya, Mak Tugasmu dan tugasnya berakhir sudah

Negeriku lahir di hari yang sama Hanya ramalannya berbeda Ia seperti api, mudah diadu domba Lalu esoknya, runtuh

Bapak mengigau tentangmu dan buku-bukunya Sekujur tubuhnya dingin Tungku di sampingnya tak mampu menghangatkan Sebelum mati, Bapak hampir gila, Mak Aku ditanami kegilaannya juga Dia bilang buku akan dibumihanguskan Generasiku tolol dan tak mau membaca Aku maklum atas kegilaan Bapak, Mak Ibu bilang, Bapak menanggung hidup dalam 3 zaman Ibu bilang 3 zaman itu bawa sial Berakhirlah zaman Bapak tepat ketika semua bukunya tertimbun Berakhirlah

Resensi Lima Nilai Karakter Meneladani Musa dan Khidir Judul Buku Penulis Penerbit TahunTerbit Jumlah Halaman Peresensi

: Nilai-nilai Pendidikan Karakter Meneladani Kisah Musa dan Khidir : Izna Nur Rahmah : Samudra Biru : Pertama, September 2017 : XII + 90 Halaman : Oktavia Suryani

Buku dengan judul Nilai-Nilai Pen­didi­kan Karakter Menelandani Kisah Musa dan Khidir merupakan buku karya pertama Izna Nur Rahmah. Buku tersebut menceritakan tentang nilai-nilai pendidikan karakter yang penting diadobsi bagi institusi pen­didikan, karena dapat membentuk per­adaban bangsa yang bermartabat. Selain itu, dalam buku tersebut juga menyu­guhkan cerita-cerita pada jaman dahulu seperti cerita Nabi Musa dan Khidir yang dapat diteladani. Selain melalui perspektif ilmu agama Islam, nilai-nilai pendidikan karak­ ter menelandani Nabi Musa dan Khidir yang diangkat juga masih relevan untuk semua kalangan pada zaman se­karang. Suatu ketika dikisahkan Musa sedang mem­berikan pidato kepada kaumnya (Bani Israil), datanglah seorang laki-laki ber­tanya, “Siapakah di antara manusia yang paling berilmu?”, kemudian Musa men­jawab “aku”. Mengingat jawaban Musa mengandung unsur sombong, Allah me­negurnya melalui wahyu bahwa ada yang lebih pandai dari dirinya yaitu Khidir. Men­dengar wahyu tersebut tergeraklah hati Musa untuk berguru kepada Khidir. Setelah melakukan perjalanan yang panjang, ak­hir­nya Musa bertemu dengan Khidir. Se­lan­ jutnya Musa ber­tanya, “Bolehkah aku meng­ ikutimu supaya kamu mengajarkanku ilmu?” (Al-Kahfi 67). Kemudian Khidir menjawab, “Se­­sungguh­nya kamu sekali-kali tidak akan sanggup ber­samaku” (Al-Kahfi 67). “Sebab jika engkau bersamaku pasti akan menemukan halhal ajaib dan ganjil, nanti kau akan me­ne­mukan hal yang nampak buruk padahal se­benarnya baik”. Dikisahkan kemudian Musa berguru ke­­pada Khidir, namun ada beberapa pe­ris­ tiwa yang membuat Musa heran. Per­tama, ketika keduanya berlayar, Khidir me­me­

cahkan beberapa papan dinding pe­rahu se­ hingga perahu tersebut terlihat buruk. Kedua, sesampainya di sebuah kam­pung Khidir membunuh seorang anak. Ke­tiga, ketika mereka berjalan menemukan dinding rumah yang hampir roboh, ke­mudian Khidir mem­per­ bai­kinya. Melihat hal-hal yang dilakukan Khidir, Musa merasa di luar akal sehatnya. Kemudian Khidir berkata,” Bukankah aku telah berkata ke­­padamu bahwa engkau tidak akan sabar me­­nahan diri dari melihat perbuatanku dalam per­jalanan bersamaku?”. Maka Musa pun ber­ kata, “Maafkan aku, telah lupa akan jan­jiku sen­ diri, janganlah aku disalahkan dan dimarahi ka­ rena kelalaianku”. Khidir kemudian menjelaskan maksud dari perbuatanya, yang pertama dia me­lu­ bangi perahu agar perahu tersebut tidak di­rampas oleh Raja, sementara pe­rahu itu adalah milik fakir miskin yang sangat mem­ butuhkan perahu. Kedua, Khidir membunuh seorang anak laki-laki, karena kelak setelah dewasa anak itu akan mem­bangkang kepada orang tuanya. Ketiga, pe­­ristiwa memperbaiki dinding rumah adalah untuk menyelamatkan harta karun yang diwarikan kepada anak yatim dari ayahnya yang saleh. Pada pembahasan terakhir buku ini meng­­ ulas tentang relevansi kisah tersebut dengan nilai-nilai karakter disesuaikan dengan Pusat Kurikulum Balitbang Kemendikbud 2011. Penulis buku tesebut men­­jabarkan lima macam nilai karakter yang dapat diteladani dari kisah Musa dan Khidir yaitu rasa ingin tahu, disiplin, kerja keras, peduli sosial, dan religius. Terdapat pula nilai karakter lain yang dapat di­te­ladani pada kisah tersebut, namun tidak tercantum dalam Pusat Kurikulum Balitbang Kemendikbud 2011, seperti sabar, pemaaf, tidak suudzan, dan saling menghargai.

Membantu Tanpa Pamrih Allah memerintahkan setiap hamba-Nya agar selalu mengingat-Nya, dan Dia menga­ nugerahkan rezeki untuk bersyukur. Namun, manusia justru banyak yang menyem­bah dan bersyukur kepada selain Dia. Tabiat mengingkari, membangkang, dan me­re­ mehkan kenikmatan adalah penyakit yang umum menimpa jiwa manusia. Karena itu, tak perlu resah bila mendapatkan seseorang men­campakkan budi baik yang telah Anda tun­jukkan. Bahkan, tak usah resah bila ada se­ seorang memusuhi Anda dengan sangat keji. Hal tersebut dilakukan justru karena Anda telah berbuat baik. “Dan, mereka tidak mencela (Allah dan Rasul-Nya) kecuali karena Allah dan RasulNya telah melimpahkan karunia-Nya kepada mereka (QS. At-Taubah: 74)”. Ada sebuah kisah seorang ayah mengasuh anaknya dengan baik. Ia memberinya makan, pa­kaian dan minum, mendidiknya hingga men­jadi orang yang pandai, rela tidak tidur demi anaknya, rela untuk tidak makan asalkan anak­nya kenyang, dan bahkan, mau bersusah payah agar anaknya bahagia. Namun apa yang ter­jadi, ketika sudah menua, anak itu bagaikan anjing galak yang selalu menggonggong kepada orang tuanya. Ia tak hanya berani menghina, tetapi juga melecehkan, congkak, dan durhaka terhadap orang tuanya. Karena itu, siapa saja yang kebaikannya diabaikan dan dilecehkan oleh orang-orang yang menyalahi fitrahnya, sudah seyogianya kita menghadapi semua itu dengan kepala dingin. Ketenangan seperti itu akan men­datangkan balasan pahala dari Dzat yang per­bendaharaanNya tidak pernah habis dan sirna. Ajakan ini bukan untuk menyuruh meninggalkan kebaikan yang telah di­lakukan selama ini, atau agar sama sekali tidak berbuat baik kepada orang lain. Ajakan ini hanya ingin agar Anda tidak goyah dan ter­ pengaruh sedikitpun oleh kekejian dan peng­ ingkaran mereka atas semua kebaikan yang telah diperbuat.

Berbuatlah kebaikan hanya demi Allah semata, maka tak akan pernah terusik oleh kebencian, dan tidak pernah merasa ter­ancam oleh perlakuan keji. Sepatutnya bersyukur kepada Allah karena dapat ber­ buat baik ketika orang-orang di sekitar ber­ buat jahat. Dan, ketahuilah bahwa tangan diatas lebih baik dari tangan di bawah. “Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridaan Allah. Kami tidak mengharapkan balasan dari kamu dan tidak pula ucapan terima kasih (QS. Al-Insan: 9)”. Masih banyak orang berakal yang sering hilang kendali dan menjadi kacau pi­kirannya saat menghadapi kritikan atau cercaan pedas dari orang-orang di sekitarnya. Terkesan, mereka seolah-olah belum pernah mendengar wahyu Ilahi yang menjelaskan dengan gamblang tentang perilaku golongan manusia yang selalu mengingkari Allah. Dalam wahyu itu dikatakan: “Tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah me­nim­ panya. Begitulah orang-orang yang me­lam­ paui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan (QS. Yunus: 12)”. Anda tidak perlu terkejut manakala meng­hadiahkan sebatang pena kepada orang bebal, lalu ia memakai pena itu untuk me­nulis cemoohan Anda. Tidak usah kaget, bila orang yang Anda beri tongkat untuk mengg­iring domba gembalaannya justru me­mukulkan tongkat itu ke kepala Anda. Itu semua adalah watak dasar manusia yang selalu mengingkari dan tak pernah ber­syukur kepada Penciptanya sendiri Yang Maha Agung dan Mulia. Begitulah, kepada Tuhannya saja mereka berani mem­ bangkang dan mengingkari, maka apalagi kepada sesama manusia. Diko Ahmad Riza Primadi Pendidikan Matematika Angkatan 2015


Student Day

UMM

2017

diego/Bestari

diego/Bestari

Semangat! ajang pengGalian Prestasi

Mengusung tema "Optimalisasi Peran dan Kreativitas Mahasiswa dalam Membangun Bangsa", Student Day 2017 dibuka di Helipad UMM (7/10), diikuti oleh 7.609 mahasiswa baru dari seluruh fakultas. UKM Fair menambah kemeriahan acara itu.

Pelaksanaan pembukaan agenda Student Day diawali dengan jalan sehat bersama Rektor UMM. Rektor UMM Fauzan dalam sambutannya menjelaskan bahwa kegiatan Student Day dilaksanakan dalam rangka mengidentifikasi potensi-potensi mahasiswa baru. Hal itu diharapkan mahasiswa mampu untuk berekspresi, beraktualisasi, dan berprestasi sebagaimana mestinya. Oleh karena itu, seluruh mahasiswa baru bisa berkontribusi besar dengan diadakannya Student Day. “Sudah waktunya mahasiswa menunjukkan kemampuan yang dimiliki,” pungkasnya. Hudania selaku Ketua Pelaksana mengatakan, semboyan aganda Student Day kali itu adalah We Want to Be A Winner. Sedangkan latar belakang diusungnya tema Student Day kali itu adalah pentingnya peran mahasiswa dalam pembangunan bangsa. Peran mahasiswa sebagai agent of change seharusnya bisa mengubah dinamika kehidupan bernegara yang semakin berliku-liku. Diharapkan mahasiswa dapat memanfaatkan sisi intelektual dan kreativitasnya dengan cara membuat sebuah karya berharga yang dapat dibanggakan dan dapat membantu bangsa untuk terus berkembang tanpa meninggalkan martabatnya sebagai bangsa yang berbudi luhur. Dosen Fakultas Psikologi itu menjelaskan, perlu diketahui bahwa Student Day terfokus pada tiga aspek. Pertama, kegiatan universitas yang berupa pembinaan penyusunan proposal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dan kewirausahaan. Kedua, kegiatan tingkat fakultas yang merupakan usaha pengembangan bakat minat mahasiswa di berbagai bidang penalaran, olahraga, dan seni. Ketiga, kegiatan UKM Fair sebagai wadah bagi mahasiswa untuk mengasah potensi-potensi para mahasiswa di luar kemampuan akademik. p_eza

diego/Bestari

nolarita/Bestari

UKM Fair

Meriahkan Acara Student Day Sebagai salah satu rangaian Student Day, UMM melakukan acara Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Fair. Sebanyak 33 stan UKM berjajar mempromosikan berbagai jenis kegiatannya. Fauzan menjelaskan, UKM Fair diadakan dengan tujuan untuk mengenalkan wadah pengembangan minat dan bakat mahasiswa UMM. UKM Fair merupakan kegiatan tahunan yang diadakan UMM untuk mempromosikan segala jenis kegiatan yang dilakukan oleh UKM demi menunjang prestasi non akademik mahasiswa. “Acara UKM Fair juga sebagai ajang perlombaan bagi setiap UKM untuk meraih juara yang akan diumumkan pada penutupan Student Day Bulan Desember mendatang,” jelasnya. Warsono selaku koordinator penilaian menjelaskan, penilaian dilakukan sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan oleh universitas, meliputi tampilan stan, layout peralatan pendukung kegiatan UKM, aksesoris yang digunakan, kesesuaian tampilan stan dengan visi-misi, kenyamanan, kebersihan, keunikan, daya tarik, jumlah dan antusiasme pengunjung, penampilan dan keramahan penjaga stan, serta daya tarik pertunjukan yang ditampilkan. Penilaian dilakukan secara obyektif dengan menjumlahkan seluruh nilai, kemudian dua penilaian digabung dan dirata-rata. Setelah itu akan diurutkan berdasarkan hasil kumulatif penilaian. Endang Pratiwi yang merupakan anggota UKM Sansekarta mengatakan, persiapan yang dilakukan untuk menampilkan tarian hanya dilakukan dalam semalam, begitu juga untuk menata serta mendekorasi stan UKM Sansekarta. Konsep stan yang diusung yaitu bernuansa Jawa, sehingga berhiaskan wayang-wayang. p_sih

nolarita/Bestari

nolarita/Bestari

desain: Faris Ghozi Ghaisani


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.