Bestari edisi 352 desember 2017

Page 1

No. 352/TH.XXX/Desember/2017

Liputan

ISSN:0215-206X

STT:SK Menpen No.1147/SK/Ditjen PPG/STT/1987 Tgl.27 Oktober 1987

YOGYAKARTA

Eksplor Budaya dan Sejarah Yogyakarta

Rekam Jejak Perjuangan Kemerdekaan Indonesia Hal. 12-13

Sikap Wisatawan di Tempat Wisata Hal. 14-15


2

No. 352/TH.XXX/Desember/2017

Jendela

BESTARI

SALAM REDAKSI Serba Yogyakarta Alhamdulillah, tidak lupa kata syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Berkat kekuasaan-Nya kami dapat mengolah dan menyajikan berita-berita terbaik untuk pembaca sekalian di edisi 352 Bulan Desember 2017. Edisi ini pula, kami menyajikan beberapa liputan khusus di Yogyakarta yang kami laksanakan dalam Hunting Besar Bestari 2017 Bulan November silam. Sebagai sarana informasi kampus, pada tahun 2015 ter­bentuklah Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Putra Putri Kampus (PPK). UKM yang telah mempersembahkan banyak prestasi tersebut menjadi sarana bagi mahasiswa untuk tampil tidak hanya menunjukkan kecantikan tetapi juga menanamkan nilai-nilai tingkah laku yang mencerminkan keislaman. Cerita apa lagi di PPK UMM? Baca segera di rubrik Serambi Kampus halaman 3. Mengawali liputan kami di Yogyakarta, sepak terjang sejarah memperjuangkan kemerdekaan NKRI menjadi topik utama yang kami angkat. Lewat peninggalan sejarah yang masih tersimpan di museum-museum, diorama peran Yogyakarta kami ungkap. Tidak lupa pula ikut mengangkat bagaimana peninggalan sejarah itu tetap terus terjaga dan diketahui masyarakat Yogyakarta. Ulasannya dapat kawan-kawan baca pada rubrik Laporan Utama di halaman 12-13. Liburan ke Yogyakarta, tidak lengkap rasanya jika tidak pulang dengan oleh-oleh. Tidak hanya dikenal dengan bakpianya Yogyakarta juga punya batik khas. Walaupun zaman semakin berkembang, Batik Yogyakarta tidak tenggelam dimakan zaman. Inovasi-inovasi terus dikembangkan agar sesui dengan permintaan pasar. Lantas apa lagi yang menjadi daya tarik batik Yogyakarta? Segara buka rubrik Pernik di halaman 16-17. Banyaknya tempat wisata, tidak heran jika Yogyakarta menjadi salah satu destinasi wisata terbesar di Indonesia. Tidak hanya wisatawan lokal, Yogyakarta juga menjadi destinasi wisatawan mancanegara. Namun, selain memberi banyak manfaat, keberadaan wisatawan juga ikut menyumbang beberapa masalah. Bagaimana wisatawan menanggapi masalah yang mereka sebabkan sendiri? Atau ada faktor lain dari malasah masalah yang ada? Kami menjawabnya dalam rubrik Polling di halaman 14. Tidak lupa pula, redaksi mengingatkan untuk mengikuti akun instagram @bestariumm untuk update kabar UMM terkini. Redaktur Pelaksana

diego/Bestari

Kebersamaan: Syukuran kru Bestari yang telah menyelesaikan studi di UMM.

Melukis: Salah satu pengunjung saat belajar membuat batik lukis di Batik Seno.

Cover Design : Faris Ghozi Ghaisani Foto Cover : Alissa Nailun Kamila

grafis: faidah

Sejarah Yogya dan Semangat Berkemajuan Yogyakarta daerah istimewa dengan kekayaan atribut. Yogyakarta dikenal sebagai kota pendidikan, kota budaya, berkembang menjadi kota tu­juan wisawatan, kuliner, dan tempat un­tuk mengendurkan urat saraf di te­ngah kepenatan hidup. Intinya, Yogya tem­ pat menghibur diri dan mem­bangunkan semangat. Namun ada yang melekat kuat dan selama ini ham­­pir dilupakan masyarakat. Yogya dikenal sebagai kota perjuangan. Tidak saja peran Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dalam usaha merintis dan mempertahankan kemerdekaan, tetapi juga kepercayaan pemerintah pada kota itu. Ibu Kota Jakarta pernah dipin­ dah sementara ke Yogyakarta. Ba­ nyak bangunan bersejarah yang mem­ buktikan diri sebagai pemeran dalam per­juangan kemerdekaan Indonesia ba­nyak berdiri di kota gudeg tersebut. Bah­kan, bekas bangunan di kota itu bisa se­bagai saksi perjuangan kemerdekaan se­kaligus tempat wisata pendidikan. Tak heran sebutan kota pendidikan tetap melekat kuat di kota ini. Pendirian mo­numen perjuangan membuktikan peran Yogya tidak kecil untuk republik ini. Maka, sebutan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bagi daerah di selatan lereng Gunung Merapi itu, karena punya kekhasannya sendiri. Pengakuan pemerintah pada peran Yogya sebagai kota perjuangan tertuang pula dalam film perjuangan. Sebut saja Serangan Oemoem 1 Maret, 6 Jam di Yogya dan Janur Kuning. Film itu sangat populer dan sering diputar di televisi waktu itu. Ketiga film itu menjadi bukti kuat peran masyarakat Yogyakarta dan keraton dalam usaha mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Sebagai daerah penting dalam mempertahankan kemerdekaan, Belanda juga pernah melancarkan

Agresi Militer 1 (1947) dan ke-2 (1948). Agresi Militer ke-2 terjadi saat ibukota Indonesia berada di Yogyakarta. Bebe­ra­ pa data sejarah membuktikan, saat mela­ kukan Agresi Militer, Belanda berhasil me­nawan beberapa pemimpin Indonesia anta­ra lain: Presiden Soekarno, Wakil Presiden Moh. Hatta, Sutan Syahrir (penasihat presiden) termasuk Menteri Luar Negeri H. Agus Salim. Belanda juga meng­asingkan dua proklamator itu ke Bangka. Dengan hal itu, seolah Belanda berhasil menguasai RI dan berbicara pada dunia luar bahwa ia masih punya hak atas tanah air. Maka, Belanda bermaksud membentuk pemerintah federal. Sebelum pemerintahan federal di­ bentuk Belanda, Presiden Soekarno meminta Syarifudin Prawiranegara mem­ ben­tuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI). Lalu, dibentuklah PDRI di Bukittinggi, Sumatera Barat. Tentu Belanda semakin gusar. Kenyataannya, Belanda hanya menguasai daerah perko­ta­ an saja, sementara wilayah Indonesia begitu luas. Maka perlawanan terus dilakukan. Pemimpin ditangkap tidak masalah, masih ada kekuatan lain yakni rakyat. Dipimpin oleh Panglima Besar Jenderal Soedirman perang gerilya dilakukan. Bah­kan sesekali mengadakan serangan. Tentu saja, serangan dilakukan dengan me­mutus fa­silitas umum seperti kabel telepon, merusak jalan, dan jembatan untuk akses Belanda. Kegigihan Soedirman bisa dijadikan teladan. Dalam keadaan sakit, ia masih memimpin perlawanan dengan perang gerilya. Pasukan sempat menempuh per­jalanan dari Yoyakarta, Surakarta, Madiun, dan Kediri. Saksi perjuangan itu bisa disaksikan di Monumen Yogya Kembali (Monjali), Yogyakarta. Perjuangan para pemimpin Indonesia memang tidak diragukan lagi, tetapi peran pimpinan keraton Yogyakarta tidak bisa dianggap remeh. Bahkan bisa

dikatakan, perlawanan Indonesia pada Belanda tidak terjadi manakala Sri Sultan Hamengkubuwono IX tak merestuinya. Bahkan Sultan beberapa ka­li terlibat dalam proses negosiasi de­ngan Belanda. Tak terkecuali me­nam­pung tentara saat Yogyakarta dikepung Belanda. Sultan sebenarnya juga yang punya inisiatif Serangan Oemoem (SO) 1 Maret untuk menunjukkan RI masih ada. Maka ia menghubungi Panglima TNI Jenderal Soedirman lewat kurir. Bahkan Sultan juga berkoordinasi dengan pa­su­ kan gerilya di Yogya. Saat itu, Soeharto menjabat sebagai Komandan Wehkreise III (membawahi Yogyakarta dan se­ki­ tarnya). Meski tidak ikut terlibat dalam perang fisik, Sultan mempunyai jasa bagi perjuangan kemerdekaan. Sultan Yogya juga aktif memberikan bantuan ke pasukan gerilya. Sampai Belanda mendatangi Sultan agar bantuan itu dihentikan, tapi ditolak oleh Sultan. Sampai akhirnya, Belanda menyerahkan kedaulatan Indonesia ke Sultan pada tanggal 26 Juni 1949. Sultan memimpin sendiri upacara penyerahan kedaulatan dari Belanda dan pasukan negara kincir angin itu menarik diri dari Yogyakarta. Sultan juga menyambut Soekarno dan Hatta setelah Indonesia dikembalikan ke Yogyakarta. Jasa Sultan sangat besar, meski selama Orde Baru jasanya seolah ditenggelamkan dalam hiruk pikuk kepentingan politik. Tapi jasanya tetap akan dikenang sepanjang hayat. Melihat sejarah Kota Yogyakarta ada­lah mengenang peran konkret ma­ syarakatnya dalam mempertahankan ke­­mer­dekaan. Kembali ke Yogyakarta ada­lah untuk menumbuhkan se­mangat mem­bangun negeri ini. Yogyakarta adalah semangat untuk berkemajuan. Nurudin Wakil Pemimpin Redaksi Bestari

.Penanggungjawab: Fauzan. Pengarah: Syamsul Arifin, Nazaruddin Malik. Pemimpin Redaksi: Sidik Sunaryo. Wakil Pemimpin Redaksi: Nurudin. Pemimpin Usaha: Agus Santoso. Sidang Redaksi: Santi Prastiyowati, Cekli Setya Pratiwi, Moch. Wakid, Warsono, Hany Handajani, Azhar Muttaqin, M. Salis Yuniardi, Nur Alif M, Djoni Djunaedi, Indah Dwi Pratiwi. Redaktur Pelaksana: Dani Dwi Anggraeni, Oktavia Suryani, Maulyadi Salasanto, Putri Wahyu Alfianti. Staf Redaksi/Reporter: Avit Vidya Ningsih, Euis Dhenok Saputri, Miftha Yuliana, Nata Hendriati, Walda Okvi Juliana N., Yolanda Dini Noersandy S. Setting Lay-Out/Desain Grafis & Karikatur: Yanuar Dwi Wahyu A., Faris Ghozi Ghaisani, Hassanalwildan Ahmad Zain, Medina Nurainsy. Tata Usaha/ Sirkulasi: Siswanto.

BESTARI

Redaksi menerima tulisan para akademisi mahasiswa dan praktisi melalui karya tulis secara bebas dan kreatif. Tulisan tidak selalu mencerminkan pendapat redaksi. Tulisan yang dimuat akan mendapatkan imbalan. Redaksi berhak menyunting tulisan yang akan dimuat tanpa mengubah isi. Pengiriman tulisan paling lambat tanggal 10 tiap bulan. Iklan baris Rp.5000/brs, maksimal 5 baris. Iklan Kolom: minimal 1/16 halaman Rp. 155.000 (bw). Ukuran lain, silahkan datang ke Kantor Redaksi Bestari. Isi di luar tanggung jawab percetakan. Biaya ganti cetak Rp. 1.750/eks.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

ISSN:0215-206X

STT:SK Menpen No.1147/SK/Ditjen PPG/STT/1987 Tgl.27 Oktober 1987

Gedung Student Center Lt. 1 Kampus III UMM, Jl. Raya Tlogomas 246 Malang Telp. (0341) 464318 Psw. 199 Fax. (0341) 464320 e-mail: redaktur_bestari@yahoo.com


BESTARI

No. 352/TH.XXX/Desember/2017

Serambi kampus

3

UKM PPK, Wujud Nyata Mahasiswa UMM UMM sebagai kampus berbasis Islam, oleh karenanya mahasiswa diwajibkan mampu memberikan gambaran mahasiswa yang memiliki karakter dan pribadi keislaman. Salah satu wujud nyata untuk membentuk dan menyaring mahasiswa dengan karakter serta pribadi keislaman adalah dengan dibentuknya Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Putra Putri Kampus (PPK). Apa saja aktivitas UKM PPK?

UKM PPK Dibentuk dengan Perbedaan Shinta Ayu Purnamawati selaku pembina UKM PPK menyampaikan bahwa terbentuknya UKM PPK adalah atas dasar motivasi untuk menunjukkan cerminan ma­ha­ siswa UMM pada masyarakat luas. Anggota UKM PPK pada dasarnya memiliki banyak bakat dan minat dalam berbagai bidang seperti keagamaan, olahraga, seni, maupun penalaran. Oleh karena itu perlunya penyaringan dan pelatihan mahasiswa yang memiliki bakat dan minat untuk dapat menumbuhkan jiwa Islam. Anggota UKM PPK dilatih untuk menjadi mahasiswa yang mampu mencerminkan karakter dan pribadi keislaman. Lanjutnya, Shinta menjelaskan mahasiswa yang bergabung dalam kegiatan UKM PPK tidak hanya diajari terkait pendidikan kepribadian, namun juga mengasah bakat dan minat yang sebelumnya telah dimiliki. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan keterampilan mahasiswa yang nantinya akan menjadi nilai lebih bagi mahasiswa selain pribadi dan penampilan yang menarik. Anggota UKM PPK tidak hanya dituntut untuk memiliki brain, beauty, dan behavior saja, namun juga memiliki nilai-nilai Islam kemuhammadiyahan.

Shinta menambahkan bahwa UKM PPK berdiri berdasarkan mandat dari Wakil Rektor (WR) III yang membidangi Bagian Kemahasiswaan untuk mewadahi para duta-duta kampus. UKM PPK merupakan UKM yang berbeda dari UKM yang lain. UKM PPK adalah satu-satunya UKM di UMM yang berkecimpung dalam dunia mode. Dunia mode tidak hanya terbatas pada fashion dan kecantikan. Namun juga melihat dan menilai seluruh potensi yang ada pada diri setiap individu. Kembangkan Bakat Sebagai Penunjang Daya Tarik Presiden UKM PPK Pandu Arung Suryo Wibowo menjelaskan, kegiatan rutin yang dilakukan adalah pelatihan public speaking, make up, dan catwalk yang terselenggara setiap seminggu sekali secara bergantian. Prestasi yang diperoleh pun sangat bervariasi, mulai dari tingkat universitas sampai tingkat nasional. Prestasi yang sangat membanggakan pada tahun 2017, yaitu dua orang perwakilan dari UKM PPK menjadi Finalis Putri Kampus Jawa. Lanjutnya, UKM PPK menerapkan standar penilaian yang cukup ketat dalam hal rekrutmen, baik untuk anggota baru maupun pengurus UKM PPK. Syarat dan ketentuan untuk anggota baru, seperti tinggi badan harus memenuhi standar serta memiliki penampilan yang

KSKLUSIF

ilham/Bestari

dok. Pribadi

menarik serta prestasi akademik yang ditunjukan dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimal 3,00. Adapun ketentuan bagi pengurus baru cukup dengan memiliki kesungguhan dan loyalitas yang tinggi terhadap UKM PPK. UKM PPK memiliki empat divisi, yaitu talent and education, public relations, human resource development, dan communication. Beri Nuansa Positif Bagi Kampus Nata Rinaldi salah satu anggota UKM PPK menjelaskan ia bergabung karena memiliki ketertarikan dalam kegiatankegiatan serupa. Ia merasa bakat yang dimilikinya dalam public speaking sejalan dengan kebutuhan UKM tersebut. Maka dari itu ia memilih untuk menjadi anggota agar dapat mengembangkan bakat sembari memanfaatkan bakatnya untuk menyumbangkan prestasi bagi

kampus. Selain itu ia bergabung juga karena ingin menambah jaringan serta pengalaman berorganisasinya. Mahasiswa Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi tersebut menyampaikan, ada banyak kegiatan yang dilaksanakan oleh UKM PPK. Namun hampir seluruh kegiatan dilakukan terpusat hanya untuk pengurus dan anggota. Kegiatan yang dilaksanakan merupakan forum diskusi antar anggota. Setiap minggu forum diskusi diadakan untuk memberi ruang kepada anggota yang memiliki pengetahuan dan kemampuan lebih untuk berbagi kepada anggota lainnya. Selain itu di setiap pelaksanaan forum diskusi seluruh anggota UKM diajarkan bagaimana cara berorganisasi yang baik dan benar. Mahasiswa angkatan 2015 tersebut menambahkan, ada banyak manfaat yang didapatkan saat menjadi anggota UKM

PPK. Anggota dilatih untuk bisa menjaga sikap mereka kapan saja dan di mana saja. Setiap anggota akan diajarkan untuk bisa menjaga sopan santun dan perkataan mereka. Hal tersebut karena sebagai anggota secara tidak langsung mereka telah menjadi ikon dari kampus. Zaki Ilham mengungkapkan bahwa UKM PPK cukup memberikan citra positif pada kampus. Hal ini mengingat anggota UKM PPK tidak hanya menarik secara penampilan, namun juga memiliki prestasi dan kepribadian islami yang baik. “Semoga ke depannya, UKM PPK mampu memberikan nuansa positif pada seluruh masyarakat kampus secara keseluruhan,” tutupnya. dri/m_hai/p_iko/lif/ rah

Potensi seperti apa yang dimiliki PPK maupun mahasiswa UMM? Beribu-ribu mahasiswa yang berada di UMM yang ber­ asal dari berbagai macam daerah menjadi suatu potensi yang harus ditunjukkan dengan menggam­ barkan Bhineka Tunggal Ika. Ber­ bagai kesenian budaya masingmasing yang dapat ditampilkan dalam suatu kompetisi. Selain dari segi kesenian seperti tarik suara, tari, dan memainkan alat musik, ter­dapat bidang public speaking seperti pembawa acara, speech, dan lainnya. Menjadi seorang ma­ ha­siswa tidak hanya cerdas dalam aka­demik dan non akademik tapi juga dalam berperilaku. Hal ter­ sebut tidak hanya dimiliki oleh PPK saja tetapi seluruh mahasiswa wajib me­milikinya.

di­lakukan dengan memberikan sa­rana kegiatan seperti Program Pem­bentukan Keperibadian dan Kepemimpinan (P2KK), Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK), Kuliah Ahad Pagi (KAP), dan Kuliah Ahad Subuh (KAS). Kegiatan keagamaan tersebut telah terkonsep untuk memberikan pengetahuan luas terkait keagamaan.

PPK, Bangun Mahasiswa Berkarakter dan Bermoral

Sebagai sarana informasi kampus, pada tahun 2015 terbentuklah Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Putra Putri Kampus (PPK). UKM yang telah mempersembahkan banyak prestasi tersebut menjadi sarana bagi mahasiswa untuk tampil tidak hanya menunjukkan kecantikan tetapi juga menanamkan nilai-nilai tingkah laku yang mencerminkan keislaman. Lantas bagaimana peran UKM PPK dalam me­ ning­k atkan citra UMM sebagai kampus I s l a m ? Berikut hasil wawancara r e ­­­p o r t e r Bestari Suhaidah dengan K e ­­­p a l a Biro Kemahasiswaan Y u d i Suharsono.

Yudi Suharsono

Grand final: UKM PPK mengadakan acara pemilihan putra putri kampus di Dome UMM.

Bagaimana latar bela­kang berdirinya UKM PPK? Identitas maupun profil suatu per­ guruan tinggi perlu dike­ tahui oleh m a ­ syarakat lu­as, UKM PPK hadir sebagai sarana mahasiswa dalam memperkenalkan UMM. PPK tidak

hanya menjadi ajang kecantikkan tetapi juga dapat menjadi brand suatu perguruan tinggi. PPK UMM memiliki perbedaan dengan perguruan tinggi lainnya yakni dengan berkomitmen dari segi pakaian yang digunakan dan perilaku yang menggambarkan nilai-nilai dasar yang ada di kampus. Berbagai macam soft skill yang harus dimiliki oleh PPK sebagai salah satu public figure kampus. Pelatihan-pelatihan diberikan dalam menunjang kegiatan serta penanaman nilai moral dalam beragama. Perilaku dan karakter yang baik bukan karena seseorang menjadi anggota PPK tetapi nilai tersebut telah terinternalisasi dalam diri. Mengerti dan dapat menempatkan diri sebaik mungkin sesuai dengan tempatnya. Sebagai kampus yang berbasis keislaman maka harus menunjukkan perilaku yang men­ cerminkan hal tersebut. UMM dalam menerapkan nilai moral telah memberikan empat larangan, yakni berkelahi, narkotika, kriminal, dan asusila. Pasalnya perbuatan seperti tersebut tidak mencerminkan ma­hasiswa yang memiliki nilai keislaman.

Fasilitas apa yang diberikan sebagai penunjang kegiatan? Mewadahi potensi yang di­ miliki mahasiswa, pihak kampus mem­berikan sarana dan prasarana pe­nunjang dalam kegiatan seperti ke­sekretariatan dan perlengkapan lain­nya. Selain itu, pembentukan nilai karakter dalam diri mahasiswa

Apa harapan terhadap UKM PPK ke depan? Harapannya untuk UKM PPK adalah dapat membentuk ka­rakter yang islami, handal dalam bernegosiasi dan ber­ orga­nisasi. Mengayomi seluruh masya­rakat kampus sehingga dapat termotivasi untuk dapat ber­karya dan berprestasi. Me­ miliki jiwa kepemimpinan yang kuat yang nantinya dapat dipergunakan setelah lulus dari UMM. Pembentukkan soft skill yang telah diterima diharapkan mampu memberikan kemudahan dalam mendapatkan pekerjaan dan mengabdi pada masyarakat. Perguruan tinggi yang berbasis Islam tidak hanya sebagai tulisan lu­lusan UMM tetapi juga dapat di­ wujudkan dengan tindakan nyata.


No. 352/TH.XXX/Desember/2017

suara kampus

4

Gelar Acara Wisuda yang Ke-86, UMM Hadirkan Menteri Perindustrian

alissa/Bestari

Door Stop: Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto saat menjawab pertanyaan dari wartawan pada Wisuda ke-IV UMM.

Wisuda periode ke-IV pada tahun 2017 di­lak­sa­nakan di Hall Dome UMM. Acara yang diikuti oleh 1.406 wisudawan dari Program Doktor, Magister dan Sarjana. Wisuda itu meng­hadirkan Menteri Perindustrian (25/11). Fauzan selaku Rektor UMM mem­berikan selamat kepada se­lu­ruh wisudawan. Serta ucapan terima kasih kepada orang tua wisudawan, telah me­milih UMM sebagai tempat studinya. Dalam sam­ butannya ditutup dengan pe­ nyam­pai­­­kan pantun khusus yang disampaikan ke­pada para wisudawan. “Ke Bangkalan membeli teri, tinggal ikan wader cukup dipepes. Selamat jalan wi­sudawan wisudawati, jangan lupa almamater kalau

sudah sukses,” ungkapnya. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyam­ paikan, Indonesia sudah masuk dalam era industri. Kontribusi industri Indonesia sudah mencapai 20%, yang merupakan kontribusi ter­ tinggi dari seluruh sektor yang lain. Berdasarkan pe­ ringkat United Nation Industrial Development Organi­zation (UNIDO), Indonesia pada urutan ke-9 sejajar dengan Brasil dan Inggis. Airlangga pun mengata­ kan, hal yang terkait dengan kendaraan, industri makanan dan minuman. Sebenarnya banyak produk Indonesia yang mendunia, seperti mi instan dan mainan mobil-mobilan dari timah alumunium.

Airlangga berpesan, ilmu yang bermanfaat dan pelajaran yang didapat bisa menjadi bekal untuk bekerja di dunia perekonomian Indonesia dan juga masya­ra­ kat. Lulusan mampu menjaga almamater. “Sejak hari ini saya sudah resmi menjadi warga UMM. Saya ikut bangga bisa hadir di sini,” akunya. Cita Ayu Claudia salah satu wisudawan bercerita, datang jauh-jauh ke kampus putih dengan satu niat tulus menuntut ilmu, mengasah budi, mempertajam mata hati untuk menapaki masa depan yang berarti. "Sudah saatnya berkontribusi untuk masa depan bangsa yang lebih cerah," ujarnya. p_sih

Hadirkan Semangat Mahasiswa Hadapi Perdagangan Bebas

nolarita/Bestari Diego/Bestari

Bagikan: Enggartiasto Lukita Menteri Perdagangan berbagi peluang usaha di Hall Dome. UMM menggelar ku­ liah tamu dengan tema “Pe­luang Usaha Bagi Ma­hasiswa dalam Era Per­da­gangan Bebas”. Agenda yang digelar di Hall Dome (24/11) itu diikuti oleh seluruh mahasiswa se­mester I. Turut meng­­undang Menteri Perdagangan Republik Indonesia Enggartiasto Lukita sebagai pembicara. Dalam ma­te­rinya, Enggartiasto berpesan supaya seluruh mahasiswa senantiasa me­­manfaatkan dan me­mak­­simalkan jenjang per­ku­­liahan dengan sebaikbaik­­nya. “Jangan menambah peng­­angguran terbuka buat ne­geri ini,” tegasnya. Merujuk pada topik pembahasan, lanjutnya, Indonesia mem­punyai peran yang sangat vital dalam

perdagangan bebas di Asia Tenggara. Namun, bukan berarti Indonesia hanya menjadi pasar bagi produk dari negara-negara lain saja, melainkan juga sebagai produsen. Pemerintah sedang gencar meningkatkan ke­ mam­puan produksi dalam negeri, baik dari segi kualitas, harga, serta konsistensi produsen dalam mempro­ duksi produknya secara ber­ kelanjutan. Sambung pria yang menyelesaikan masa studinya di Universitas Pendidikan Indonesia itu, perlu ada­ nya pengembangan pasar tradisional supaya dapat bersaing. Poin pentingnya yaitu meningkatkan daya saing pasar tradisional agar tidak kalah saing dari toko-toko modern. Strategi yang dilakukan pemerintah

yaitu melakukan renovasi bangunan pasar tradisional, memberikan kemudahan dalam akses memperoleh barang, dan pemberian modal yang mencukupi. Rektor UMM Fauzan menga­takan kehadiran Men­teri Perdagangan di­ harapkan mam­pu me­ nguatkan program kampus. UMM memiliki dua pro­ gram besar yang saat ini sedang gencar-gencarnya dilakukan. Dua program itu adalah mengantarkan mahasiswa untuk lulus dalam empat tahun dan pasti bekerja. Oleh karena itu, diharapkan mahasiswa mampu untuk selalu semangat dalam belajar dan berwirausaha. “Semoga semuanya bisa sukses untuk masa depannya,” tambahnya. p_eza

BESTARI

Community Welfare Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat Fakultas Psikologi (Fapsi) UMM menyelenggarakan agenda kuliah tamu. Kali itu, kuliah tamu mengusung tema "Community Welfare". Acara yang dilaksanakan di Aula GKB III, menghadirkan Noor Rachman Hadjam se­ laku Guru Besar Universitas Gadjah Mada (UGM). Acara dihadiri oleh seluruh ma­ha­ siswa Fapsi semester V dan VII (30/11). Noor Rachman Hadjam se­laku Guru Besar UGM men­­jelaskan, aplikasi ilmu psikologi tidak lagi berfokus pada tingkatan individu, na­ mun telah berkembang pada fokus kelompok dan ko­mu­ nitas. Hal itu mengingat per­

ma­salahan psikologi yang ada di masyarakat bukan hanya bersifat pribadi atau hanya dialami oleh beberapa orang saja. Oleh karena itu, lu­lusan Fapsi harus men­jadi ujung tombak untuk me­ ning­katkan keamanan dan kesejahteraan di masyarakat. Hal itu dapat dilakukan dengan meningkatkan ke­ se­hatan mental masyarakat. Ma­sya­rakat yang memiliki ke­­sehatan mental akan lebih mam­pu untuk me­ning­kat­kan potensi yang ada dan ten­ tunya menambah ke­se­jah­ teraan masyarakat se­kitar. Salis Yuniardi selaku Dekan Fapsi mengungkapkan, agenda kuliah tamu di­se­

lengga­rakan dengan tujuan untuk menambah wawasan para peserta didik. Selain itu, untuk menambah penga­­ laman belajar peserta didik dengan para ahli di bi­ dang­nya. Kegiatan kuliah tamu ke depannya akan mengundang para akademisi, pakar, ataupun para praktisi sehingga dapat be­lajar lebih mendalam dengan tema yang di­ten­tukan. Harapannya, ma­ hasiswa dapat memanfaatkan ke­sempatan untuk mem­ perdalam ilmu. “Kunci pen­ ting dalam menggali ilmu pengetahuan adalah ber­ tanya. Jadi, jangan malu untuk bertanya,” jelasnya. dri

Bersama KSA, UMM Gelar Festival Anak Islam

diego/Bestari

Dakwah: Salah satu peserta berdakwah di hadapan peserta Apresiasi Anak Islam.

Bekerja sama dengan Kedutaan Besar (Kedubes) Kingdom of Saudi Arabia (KSA), Robithoh Alamiyyah Li Ta’lim Wa Da’wah (Ratwah) dan Program Balaghtu Sabi’ah Wa Bada’tu Ushalli UMM menggelar Festival Apre­ siasi Anak Islam dengan peserta sebanyak 5.000 siswa dari 31 Sekolah Dasar (SD) di Jawa Timur. Bertujuan untuk me­mo­ ti­vasi anak-anak yang mulai melakukan salat, fes­tival itu bertajuk tema “Aku Bangga Sudah Solat di­selenggarakan di Hall Dome (7/12). Syeikh Osama Muhammad

bin Abdullah Al-shuaibi selaku Duta Besar (Dubes) KSA menyampaikan dalam sambutan singkatnya, salat merupakan perkara yang sangat penting dalam agama Islam. Syariat yang per­tama kali diturunkan di Masjidil Aqsa itu merupakan ibadah yang wajib untuk sia­pa­­pun tanpa mengenal ba­tasan usia. Muhammad Ahmad Assayid selaku Kepala Pro­­gram Balghtu Sabi’ah Wa Bada’tu Ushalli menyam­paikan bahwa anak-anak tidak akan pernah me­­lu­pakan momen apre­sia­si se­perti itu karena ke­me­ria­han acara memberikan kesan per­ tama untuk men­di­rikan salat. Kegiatan itu harus dija­dikan

oleh orang tua sebagai hari isti­mewa karena telah mam­ pu mem­bimbing salat anakanak atas dasar keikhlasan ke­pada Allah. “Salah satu ke­ banggaan menjadi orang tua adalah konsisten men­didik anak untuk terus men­dirikan salat sampai me­ninggal dunia,” tegasnya. Ahmad Fauzi selaku Ketua Ratwah menyampaikan apresiasi kepada sejumlah peserta yang hadir pada festival tersebut. Harapannya, kepada setiap orang tua yang hadir untuk senantiasa mendorong anaknya agar terus mendirikan shalat karena merupakan ibadah yang sangat penting. m_lik

Bertempat di Gazebo Per­ pustakaan UMM (21-23/12), alumni Program Beasiswa Erasmus UMM menggelar pa­meran foto yang bertajuk “Erasmus Jaman Now from Europe to UMM”. Dihadiri oleh Kepala Badan Kerjasama Luar Negeri (BKLN) Abdul Haris, acara itu mem­pro­mosikan program Erasmus yang menye­ diakan program beasiswa ke­ pada mahasiswa UMM untuk melakukan kegiatan pe­nelitian, kuliah ataupun magang di Eropa. Soeparto selaku Asisten Rektor Bidang Kerjasama Luar Negeri mengatakan bah­wa sejak tahun 2009 UMM telah bekerja sama dengan Erasmus dalam membantu ke­lancaran studi mahasiswa di Eropa. Lanjutnya, UMM me­rupakan

satu-satunya uni­versitas swasta yang men­jadi anggota termuda dalam Konsorsium Erasmus. Selain itu, mahasiswa UMM juga merupakan peraih Program Beasiswa Erasmus ter­banyak nomor tiga setelah Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universias Indonesia (UI). Abdul Haris menjelaskan, ke­ sempatan bagi mahasiswa UMM dalam melanjutkan studi ke Eropa dengan Program Erasmus melalui dua Program Beasiswa, yaitu: Erasmus Mundus dan Erasmus+. Abdul me­nam­bah­ kan bahwa tahun 2017 Pro­ gram Beasiswa Erasmus tidak hanya diberikan kepada dosen dan mahasiswa saja, te­tapi juga disediakan untuk karya­ wan. Hal itu merupakan ben­ tuk lain dari international touch

yang dilakukan UMM dalam upaya mewujudkan World Class University. Koordinator acara Arofiatus Sa’diah menye­but­kan bahwa rangkaian acara pameran foto yang di­la­kukan bertujuan untuk mem­promosikan Program Erasmus kepada sivitas aka­ demika UMM. 160 foto yang ditampilkan dalam pa­meran itu diambil oleh alumni program beasiswa Erasmus di Eropa, baik pada saat aktivitas perkuliahan mau­pun kegiatan travelling ke­ liling Eropa. “Program beasiswa Erasmus memberikan peluang kepada kami untuk studi, penelitian ataupun magang dan juga kesempatan untuk bisa berkeliling ke negera-negara di Eropa,” ujarnya. m_lik

Erasmus Wujudkan Internasionalisasi


BESTARI

No. 352/TH.XXX/Desember/2017

suara kampus

55

BIPA UMM Siapkan Calon Diplomat Asing

alissa/Bestari

Memberi penjelasan: Salah satu mahasiswa asing mempresentasikan makanan dari Jawa Timur.

Job Fair Atasi Masalah Pengangguran Bekerja sama dengan 25 per­usahaan lokal maupun nasional, UMM menggelar acara bertajuk Job Fair and Entrepreneur Expo untuk memfasilitasi fresh graduate dan alumni dalam mencari pekerjaan. Acara yang diselenggarakan di Hall Dome UMM (14/12), selain bertujuan sebagai media informasi bagi alumni juga ditujukan untuk mem­ bantu pemerintah dalam mengatasi masalah peng­ angguran. Kegiatan yang tidak hanya diikuti oleh alumni UMM itu, juga di­ harapkan memberi ke­un­ tungan bagi perusahaan be­ rupa Sumber Daya Manusia (SDM) terbaik yang mampu menjalankan operasional perusahaan. Joko Widodo selaku Staf Ahli Bidang Kemahasiswaan UMM me­nya­m­paikan, ke­ giatan yang di­se­lengga­ra­ kan meru­pa­­kan cara untuk me­me­­cahkan masalah ke­

sen­jangan informasi terkait pe­ne­ri­maan lowongan pe­ kerjaan. Di sisi lain, agenda itu merupakan mo­mentum kebersamaan antara peru­sa­ haan dan uni­versitas untuk terus mem­pe­rerat kerja sama. Fien Zulfikarijah selaku Kepala Bagian (Kabag) Pengembangan Karier Ma­­ha­siswa dan Alumni (PKMA) UMM memaparkan bahwa agenda Job Fair dan Entrepreneur Expo yang digelar setiap empat kali dalam setahun itu mempunyai dua tujuan. Pertama, memfasilitasi peru­ sahaan dan alumni untuk membuat kesepakatan mengenai pekerjaan. Kedua, mem­bantu pemerintah mengatasi pengang­guran di tengah masyarakat. “UMM tidak hanya menerima ma­ hasiswa saja, tetapi mem­fa­ silitasi mereka untuk sampai menemukan pekerjaan,” ujarnya. m_lik

Himpunan Mahasiswa Pro­gram Studi Pen­didikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Civic Hukum, kembali menye­­lenggarakan Diskusi Kewarganegaraan II (22/12). Acara itu di­se­lengga­rakan di Ruang 518 GKB I dengan tema “Pelak­sanaan Hukum Mati bagi Terpidana Kejahatan Serius dalam Prospektif HAM”. Acara itu diikuti oleh 16 ma­ hasiswa dengan pem­bicara Nafi’ Muthohirin, Peneliti Locus Perdamaian. Nafi’ Muthohirin men­jelas­ kan bahwa diskusi Hak Asasi Manusia (HAM) me­rupakan sebuah pem­bahasan yang sensitif. Indonesia me­rupakan negara yang rentan akan penerimaan isu HAM. Tam­ bah­nya mengenai kejahatan yang sangat serius dan akan berdampak besar pada generasi penerus bangsa tetap tidak layak untuk dihukum mati. Hal itu di­ka­renakan bahwasanya hidup dan mati adalah hak dari Tuhan. ”Ada alternatif selain menghukum mati adalah memenjarakan

pe­laku dengan kurun waktu se­umur hidup tanpa batasan waktu tertentu,” tuturnya. Aidatul Fitriah, se­laku Ketua Pelaksana menyam­ paikan peng­ang­katan tema diselaraskan dengan per­ ingatan hari HAM yang jatuh pada 10 Desember. Tujuan dari ter­selenggaranya acara itu adalah mahasiswa mampu mempererat per­sa­­habatan antar prodi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), mem­berikan informasi dan penge­tahuan tentang isuisu HAM yang sedang marak di Indonesia. Sehingga tidak lagi menjadi mahasiswa yang apatis. Nurul Sidrah, sebagai salah satu peserta menyam­ paikan wawasan mengenai hukum HAM di Indonesia yang dapat menunjang studi yang sedang dijalani saat ini. Harapannya, diskusi kewarganegaraan dapat ber­ jalan dengan konsisten dan berkelanjutan. p_pus

Tingkatkan Pengetahuan Mahasiswa dengan Diskusi

Unit Pelaksana Teknis (UPT) Program Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) UMM kembali menyelenggarakan Praktik Diplomasi Budaya dan Pariwisata Indonesia (20/12). Acara yang di­lak­sa­­ nakan di depan Kantor BIPA itu dihadiri oleh Ahli Budaya dan Seni Tari UMM Arina Restian dan diikuti oleh 25 mahasiswa asing dari ber­ bagai negara. Acara itu ber­ tujuan untuk mengetahui ke­ mam­puan mahasiswa asing dalam praktik berbahasa Indonesia. Arif Budi Wurianto se­ laku Kepala UPT BIPA UMM menjelaskan, ujian praktik diplomasi budaya dan pariwisata Indonesia me­­rupakan latihan bagi ma­­hasiswa asing yang di­ persiapkan menjadi di­plomat

budaya Indonesia di negara setelah mereka pulang. Selain itu, praktik di­plomasi yang mengusung tema budaya dan pariwisata nu­santara itu juga dipadukan dengan kemampuan ma­­ha­siswa asing dalam ber­ bahasa Indonesia. “BIPA UMM me­mi­liki konsentrasi yang tinggi ter­hadap pembelajaran Bahasa Indonesia untuk orang asing yang sekaligus se­bagai upaya pengenalan bu­daya Indonesia,” ujarnya. Arina Restian mengatakan, ter­se­lenggaranya diplomasi budaya dan pariwisata Indonesia akan membuat ma­hasiswa asing tidak lupa dengan ama­nah se­bagai diplomat budaya Indonesia meskipun sudah kembali ke negara asal. Selain memberikan penge­tahuan tentang Bahasa Indonesia, visi misi Pe­me­rin­

tah Indonesia untuk menge­ nalkan pa­ri­wisata Indonesia di kancah internasional. Melalui praktik yang mengharuskan 25 ma­hasiswa asing dapat mem­pre­sentasikan budaya dan pariwisata Indonesia, di­ harapkan dapat mengasah ke­ mampuan mahasiswa dalam berbicara, beretika, me­nulis, dan berbudaya Indonesia. Mahasiswa asal Vietnam Le Thi Nha Phuong itu men­ ce­ritakan, kuliner khas Jawa Timur menjadi tema yang harus dipresentasikan ketika praktik diplomasi budaya dan pariwisata bersama empat temannya. Persiapan materi hanya dilakukan satu minggu karena terkendala waktu kuliah yang berbeda. Internet dan teman Indonesia merupakan modal utama untuk persiapan materi. m_ire

Tanamkan Karakter Sejak Bayi

Mengusung tema “Mem­ bangun Karakter Anak Bangsa Melalui Kompetensi Ke­pribadian Pendidik” Fakultas Psikologi (Fapsi) meng­adakan seminar di Aula BAU (9/12). Pe­ materi seminar tersebut meng­hadirkan Analisa Widyadiningrum selaku pemilik Analisa Personality Development Center dan Siti Suminarti, Dosen Fapsi. Analisa Widyadiningrum, dalam materinya meng­ung­ kapkan pada dasarnya anakanak belajar dari apa yang mereka lihat dan dengar. Untuk itu, para orang tua yang memiliki anak berusia di bawah lima tahun dapat memberikan contoh ber­pe­rilaku yang baik di depan anaknya. Lanjutnya, pen­didikan agama juga sangat penting sebagai bekal pengem­bangan karakter anak. Hal itu, dapat dimulai dari kebiasaan membaca doa se­ belum melakukan aktivitas dan mengajaknya untuk ikut beribadah walaupun ter­kadang orang tua harus be­kerja ekstra dalam meng­awa­sinya. “Pada

Seminar: Menghadirkan Analisa Widyaningrum, pendiri dari Analisa Personality Development sebagai pemateri yang berkompeten di bidangnya.

ilham/Bestari

usia dini, anak akan menyerap apa yang di­li­hatnya dengan sangat cepat se­hingga momen tersebut harus dimanfaatkan dengan baik,” ujarnya. Lanjutnya, perempuan asal Yogyakarta mengatakan ter­ dapat beberapa tingkatan di­ mana anak mengalami suatu perkembangan. Tingkat pertama, pada usia 0-12 bulan, anak akan be­lajar tentang percaya dan ke­ tidakpercayaaan. Tingkat ke­dua, pada usia 1-3 tahun. Konflik yang terjadi adalah autonomy dan

malu atau keraguan. Pada usia tersebut, anak akan aktif bertanya saat mereka melihat orang-oang dewasa melakukan aktivitas mereka. Tingkat ketiga, pada usia 3-5 tahun. Konflik yang di­hadapi adalah inisiatif dan kesalahan. Pada masa ini, orang tua mempunyai peran kepada anak untuk menga­jak­nya menjelajah tempat-tem­pat yang bernuansa alam. Tingkat keempat, pada usia 6-11 tahun. Pada masa ini, anak akan belajar tentang sosial dan akademis.

Sementara itu, Siti Suminarti menyampaikan kom­­petensi emosi menjadi sangat penting dalam per­­ kembangan seorang anak. Oleh sebabnya, se­ti­­daknya orang tua selalu mem­per­ hatikan setiap apa yang di­la­ ku­kan seorang anak, karena hal tersebut memiliki arti psikologis yang berbedabeda. “Harus belajar dan terus belajar untuk menjadi seorang pendidik,” cetusnya. p_eza

Pewujudan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia

Himpunan Mahasiswa Program Studi Budidaya Perairan be­­kerja sama de­ngan Himpunan Mahasiswa Per­ikanan Indonesia (Himapikan) me­ nye­­lenggarakan Diskusi Nasional Peringatan Hari Nusantara (13/12). Meng­ usung tema “Warisan Ir. Juanda, Solusi Pembangunan Kejayaan Nusantara”, acara itu menghadirkan Menteri Kelautan Per­ikanan Periode 2001-2004 Rokhmin Dahuri. Acara yang ber­tempat di Aula BAU itu turut di­hadiri oleh Ketua Umum Aliansi Nelayan Indonesia (ANNI), Duta Maritim Indonesia, tokoh nelayan dari Pati dan Rembang. Rokhmin men­jelaskan, salah satu upaya untuk me­ wujudkan Indonesia sebagai poros ma­ritim dunia yaitu me­ lalui per­tumbuhan ekonomi yang rata, berkeadilan, dan ber­­ke­lanjutan. Menurutnya, per­­­tumbuhan ekonomi ma­ sya­­­­­rakat Indonesia kian mem­­­baik namun tidak dapat dipungkiri bahwa peng­

mirza/Bestari

Peluang: Laksamana TNI (Purn) Tedjo Edhy menjelaskan besarnya potensi laut Indonesia dalam kaitannya dengan perekonomian Indonesia.

angguran masih menjadi hal yang ditakuti masyarakat. Se­lain itu, kebutuhan pasar akan perikanan yang besar tidak diimbangi dengan ke­­tersediaan teknologi. Indonesia masih banyak meng­impor teknologi pe­nang­ kap ikan dari luar negeri. Sekretaris Dewan Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Ari Purbayanto me­­ maparkan terkait pengem­­

bangan Sumber Daya Manusia (SDM) dari tenaga pendidik untuk ma­sya­rakat. Pendidikan harus diperoleh oleh seluruh lapisan masyarakat sesuai Undang-undang Dasar (UUD) 1945 sehingga kuantitas ma­ syarakat Indonesia akan se­ banding dengan kualitas yang dimiliki. Globalisasi menghasilkan teknologi yang dapat memudahkan aktivitas manusia. Sementara itu,

Diaz Tri Rahmawan selaku ketua pe­­­­­laksana mengatakan bah­wa latar acara yaitu untuk menge­tahui secara langsung per­masalahan terkini yang ter­jadi pada perikanan Indonesia. Hasil dari diskusi itu menghasilkan prosiding yang dapat direkomendasikan kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. m_ire


No. 352/TH.XXX/Desember/2017

suara kampus

6

BESTARI

Semangat Relawan, Semangat Kebersamaan

mirza/Bestari

Simulasi Bencana: Aksi penyelamatan Tim Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) terhadap bencana kebakaran.

Jambore nasional wan Muhammadiyah bali digelar untuk kedua kalinya di

re­la­ kem­ yang UMM

(30/11-3/12). Bertempat di Hall Dome, acara itu meng­ usung tema “Merekat Ke­ ber­samaan Meningkatkan

Pembekalan Persiapan KKN Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DPPM) mengadakan Pem­ bekalan Kuliah Kerja Nyata (KKN) semester genap 2017/2018. Acara yang ber­ tu­juan untuk mem­berikan wawasan kepada mahasiswa itu bertempat di Lantai II Masjid A.R. Fachrudin (9/12). Pembekalan di­berikan kepada 924 ma­ha­siswa peserta calon KKN se­tiap hari sabtu selama lima minggu. Amir Syarifudin selaku Kepala Divisi KKN meng­ ungkapkan bahwa pem­ bekalan KKN di­lak­sa­na­ kan sekitar satu bulan di kampus. Manfaat dari adanya pembekalan adalah agar mahasiswa tidak ke­ bingungan saat sampai di lokasi KKN. “Jika mahasiswa tidak diberikan pembekalan, di­khawatirkan tidak ada kegiatan yang berjalan,” ung­ kap­nya. Musafak selaku pem­bim­ bing KKN mengatakan, ma­ hasiswa harus mencari sponsor sebanyak-banyaknya untuk

mendukung kegiatan di lokasi KKN. Tidak harus men­cari sponsor yang ber­bentuk uang, akan tetapi bisa juga tenaga ahli yang mem­bantu menyukseskan acara­nya. Selain itu bisa juga bekerja sama dengan dinas yang bisa mendukung ke­gia­ tannya, seperti bekerja sama dengan dinas kesehatan untuk penyuluhan kesehatan di masyarakat. Pembimbing KKN yang lain, Bustanul Arifin meng­ungkapkan, tu­ juan diadakannya pem­be­­ kalan adalah untuk mem­­ barikan wawasan kepada calon mahasiswa KKN. Agar Mahasiswa saat turun langsung di la­pangan telah mempunyai gam­­baran tentang apa yang akan dilakukan. Hal itu di­ka­renakan pada saat pem­ bekalan setiap kelompok wajib merancang program yang akan dilaksanakan. Mahasiswa harus bisa membedakan antara kebiasaan penduduk desa dengan penduduk kota agar mereka bisa diterima di masyarakat. p­_him

Ketangguhan”. Pembukaan acara dibuka pada hari kedua, menghadirkan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Muhadjir Effendi dan Ketua Umum Muhammadiyah Haedar Nashir. Muhadjir Effendi meng­ ung­kapkan perlu adanya re­ vi­talisasi penanggulangan ben­­cana di samping lima ke­­­­­­­kuatan Muhammadiyah, yaitu pendidikan, ke­se­ hatan, kesejahteraan sosial, ekonomi, dan pe­nang­gu­ langan bencana. Indonesia men­jadi negara yang sangat sering dilanda bencana baik ben­cana alam atau bencana yang lainnya. Perlu adanya pe­nambahan fasilitas agar semakin tanggap atas apa yang terjadi nantinya. Oleh sebab itu, kehadiran relawan dengan kekuatan-kekuatan so­sialnya diharapkan mampu untuk sigap merespon ben­ cana yang akan terjadi.

diego/Bestari

Studi Wisata: Siswa SMA IT Ummul Quro Bogor dan SMA Al-Kautsar Bandar Lampung Berkunjung ke UMM.

Hubungan Masyarakat (HUMAS) UMM menyambut ke­datangan dua SMA se­ kaligus yaitu SMA Islam Terpadu (IT) Ummul Quro Bogor dan SMA AlKautsar Bandar Lampung. Rombongan di­terima di Aula BAU yang terdiri dari Kepala Sekolah, guru pen­ damping dan 479 siswa (5/12). Kunjungan itu me­ rupakan bentuk penge­

nalan UMM kepada siswa kelas XII. Eko Anzair selaku Kepala Se­kolah SMA Al-Kautsar Bandar Lampung menga­ takan bahwa kunjungan itu merupakan kunjungan per­­­tama kalinya dari pulau Sumatera ke daerah Malang tepatnya di UMM. SMA Al-Kautsar Bandar Lampung membawa 21 guru pendamping dan 299 siswa

mirza/Bestari

Perspektif Media: Kurniawan Muhammad, Direktur Radar Malang menyampaikan bentuk pengawalan media massa menyambut Pemilukada serentak 2018.

kap­kan bahwa media sangat berperan penting dalam mengawal jalannya de­mo­ krasi. Pilkada sebagai kon­ tes­tasi yang gaduh maka media tidak membuat ke­adaan semakin gaduh dengan pemberitaan yang mem­provokasi. Kurniawan me­nambahkan, media harus jadi klarifikator dari beritaberita hoax, karena media

Pe­nanggulangan Bencana (BNPB) menjelaskan bahwa Indonesia telah memiliki banyak pengalaman terhadap ben­cana. Pemerintah telah mengu­sahakan sebaik mung­ kin untuk berperan dalam pe­nanggulangan bencana. Tetapi, peran relawan men­ jadi sangat dominan karena ke­tangguhan dan ke­ber­sa­ maan­nya. Ke­tanggu­han itu dapat dicirikan melalui empat ka­tegori, yaitu kemampuan untuk mengantisipasi se­tiap ancaman atau bahaya yang terjadi, melawan atau meng­ hindari ancaman ben­cana yang akan terjadi, menga­ daptasi bencana dan dampak yang ditimbulkan, serta memulihkan kembali secara cepat setelah terjadi bencana. p_eza

479 Siswa SMA Kunjungi UMM

FISIP Gelar Diskusi Kawal Pemilukada

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) mengadakan acara Diskusi Panel yang bertempat di Aula BAU (20/12). Acara itu mengangkat tema “Mengawal Demokrasi Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) Serentak 2018”. Diskusi itu menghadirkan pemateri Purwo Santoso dan Kurniawan Muhammad. Purwo Santoso, Guru Besar Departemen Politik dan Pemerintahan Universitas Gadjah Mada (UGM) mengatakan bahwa penga­walan demokrasi harus dimulai dari diri sendiri. Hal itu disebabkan Pemilukada sebagai praktik demokrasi sering terjadi penerapan politik praktis, kegiatan de­ mikian yang harus dikawal agar demokrasi tetap murni. Selain itu, pengawalan de­mo­ krasi harus dikawal secara kon­tekstual. Kurniawan Muhammad selaku direktur Jawa Pos Radar Malang meng­ung­

Haedar Nashir dalam sam­butannya mengatakan sangat mengapresiasi kinerja para relawan. Diharapkan dari acara itu dapat mem­per­ teguh peran dan semangat ke­ re­lawanan untuk merekatkan kebersamaan. Merujuk pada peran kerelawan, Muhammadiyah memiliki tiga pilar utama. Pertama, peran menanggulangi ben­ cana sejak tahun 1919. Kedua, peran pelayanan sosial yakni adanya panti asuhan. Ketiga, peran pe­la­ yanan kesehatan yang di­ wu­judkan dalam bentuk rumah sakit atau poliklinik Muhammadiyah. “Kita ber­ bagi untuk mereka yang me­ mer­lukan,” ungkapnya. Rudi Phadmanto selaku Deputi Bidang Logistik dan Per­alatan Badan Nasional

rentan dimanfaatkan oleh ke­pentingan politik. “Media harus netral, tidak boleh me­mihak kepada pihak partai politik manapun,” tuturnya. Rinikso Kartono selaku Dekan FISIP menyampaikan bahwa masyarakat sekarang ini akan memilih jika diberi uang. Kepentingan material seperti itu yang nantinya

berujung pada korup Kepala Daerah yang terpilih, terbukti banyak Kepala Daerah yang tertangkap karena kasus korupsi. Rinikso menambahkan, pengawalan terhadap demokrasi dalam menghadapi Pilkada 2018 harus dilakukan, agar tidak terjadi kesenjangan sosial dan konflik horizontal. p­_him

kelas XII. Pi­hak­nya meng­ ungkapkan ke­da­tangan­nya ke UMM dengan tu­juan ber­ sila­turrahim dan me­nambah wawasan tentang kampus putih. “Selain itu, UMM me­ ru­pakan kampus islami yang mana cocok engan back­ground SMA Al-Kautsar,” tu­tur­nya. Kepala Sekolah SMAIT Ummul Quro, Ari Ariansyah menyam­­paikan, tujuan ke­ da­­tanganya bersama siswa-

sis­­wanya adalah untuk menge­­tahui secara langsung dan mendapatkan info yang banyak tentang dunia kam­ pus dan pembagian fakultas dan program studi (Prodi) yang ada di lingkungan UMM. Pi­­haknya berharap para sis­ wanya bisa menyerap dan me­­nampung informasi yang akurat dari UMM. Dikesempatan yang sama, Rina Wahyu Setyaningrum me­nyam­but dengan bangga kun­­jungan guru dan siswasiswa dari dua sekolah itu ke UMM. Dalam pertemuan lang­­sung itu, Ketua Humas itu memperkenalkan kampus UMM dalam presentasi dan video profil serta me­ma­ parkan program bea­siswa bagi mahasiswa UMM. Kepada siswa yang ingin masuk di UMM, Rina menyampaikan bisa mengikuti beberapa ge­­lombang yang telah di­ sediakan oleh UMM, salah sa­tunya yaitu jalur prestasi yang akan diselengarakan awal tahun 2018 nanti.

p­_him

Tanamkan Akhlakul Karimah, Matriks Gelar Kajian Akbar

Himpunan Mahasiswa Program Studi (Prodi) Pen­didikan Matematika meng­gelar Kajian Akbar (8/12) bertema “Mem­ bangun Generasi Muda yang Berakhlakul Karimah Melalui Wujud Cinta Terhadap Sunnah Rasulullah”. Pradana Boy ZTF hadir sebagai pem­ bi­cara. Acara yang bertempat di Aula BAU itu diikuti oleh ma­hasiswa Program Studi Pen­didikan Matematika ang­ katan 2015-2017. Pradana Boy ZTF me­ nu­turkan bahwa terdapat tiga hal yang kini menjadi tantangan mahasiswa seiring per­kembangan zaman yang se­makin modern. Pertama, ke­­canggihan teknologi yang ditunjukkan dengan semakin banyak bermunculan aplikasi media sosial. Kedua, tempat ber­kumpul mahasiswa mulai dari kafe hingga rumah makan. Ketiga, pusat perbelanjaan yang berada di sekitar lokasi perguruan tinggi. “Perbedaan selalu di­temui dalam kehidupan

ber­masyarakat, pandanglah per­bedaan itu dengan tidak saling menyalahkan. Akhlak yang baik juga bisa di­tunjukkan dengan tidak mem­biasakan mencaci orang lain,” ujarnya. Dewi Nailin Ni’mah selaku Ketua Pelaksana men­ jelaskan bahwa latar be­ lakang pengambilan tema yaitu untuk mengajak ma­ hasiswa supaya memiliki dan mem­biasakan bersikap baik dalam kuliah dan berinteraksi dengan masyarakat. Salah satu peserta Aprilia Kholivatul Anissa menga­takan, Kajian merupakan kegiatan yang edukatif karena selain sebagai bentuk peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW, ilmu pengetahuan baru juga diperoleh dengan mengikuti kegiatan tersebut. Menurutnya, akhlak yang baik perlu dimiliki terutama mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) yang didik sebagai guru untuk mencerdaskan anak bangsa. m_ire


BESTARI

No. 352/TH.XXX/Desember/2017

suara kampus

Student Day 2017

Tanamkan Semangat Berkompetisi

maulyadi/Bestari

Juara: Wakil Rektor III menyerahkan hadiah kepada beberapa kategori pemenang di akhir acara Penutupan Student UMM 2017

7

Dihadiri oleh Badan Pengurus Harian (BPH) UMM Malik Fadjar, rang­ ka­ian kegiatan Student Day UMM resmi ditutup. Ber­langsung di Hall Dome (23/12), acara dihadiri oleh Rektor UMM Fauzan. Ketua Badan Pengurus Harian (BPH) UMM Malik Fadjar menyampaikan bahwa kegia­t­an Student Day sudah sejak tahun 1990 di­ selenggarakan di UMM. Tri Dharma Perguruan Tinggi salah satunya bisa dicapai me­lalui per­lombaan sportif dalam agenda Student Day. Atmosfer persaingan yang sportif, meng­­­arahkan mahasiswa untuk menjadi pribadi yang lebih baik. “Sekarang titelnya ma­ha­­ siswa, di masa depan anda menjadi pribadi yang ber­ pengaruh. Student today

LKMM Siapkan Mahasiswa Menjadi Seorang Pemimpin Latihan Kepemimpinan dan Manajemen Mahasiswa (LKMM) oleh Biro Kemahasiswaan digelar di Aula BAU UMM (2527/11). Kegiatan itu diikuti oleh seluruh delegasi dari lembaga intra kampus. Badan Pembina Harian (BPH) UMM Malik Fadjar hadir membuka kegiatan LKMM. Malik menuturkan bahwa tidak memungkiri maha­siswa UMM adalah ge­ ne­rasi pemimpin bangsa ke­ lak. Menurutnya, pemimpin harus memiliki dan mampu men­ciptakan ruang gerak. Selain menjalin relasi yang bagus, juga harus memiliki wawasan luas. “Dengan me­ miliki wawasan yang luas, maka dengan begitu pe­mim­ pin bisa melakukan sesuatu dan memiliki skill,” jelas pe­ na­sihat presiden Republik Indonesia itu. LKMM merupakan salah satu agenda tahunan. Nurrul Humaidi selaku ketua pelaksana berharap, kegiatan seperti itu bisa

diego/Bestari

Asah Kekompakan: Peserta LKMM sedang mengikuti kegiatan Outbond.

menjadi bekal untuk menyiapkan delegasi dari setiap unit dalam menjadi seorang pemimpin. Setiap delegasi dikarantina selama kegiatan berlangsung. Selain mendapatkan ber­ba­gai materi tentang ke­pe­mim­ pinan, para delegasi juga akan mengikuti kegiatan outbound. Kegiatan itu

merupakan media bagi para aktivis kampus menjadi seorang pemimpin di masingmasing lembaga. Isnatul Wilis salah satu delegasi dari Himpunan Mahasiswa Peternakan (Himapet) pun mengakui bahwa kegiatan LKMM merupakan kegiatan untuk mengasah diri menjadi

seorang pemimpin. Melalui kegiatan outbound, peserta belajar mengenai kerja tim yang baik. “Banyak pelajaran yang bisa kami ambil saat outbound misalnya, banyak hal yang membuat kita berpikir bahwa dalam suatu tim harus saling bekerja sama,” ungkap Bendahara Himapet itu. m­_nda

Buku Menjadi Autokritik Kesejahteraan Negara

Acara bedah buku Negara Kesejahteraan dan Pelayanan Sosial di­ ada­kan oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi (Prodi) Ilmu Kesejahteraan Sosial (IKS). Acara berlangsung di Aula Lantai II Masjid A.R. Fachruddin (24/11), meng­h a­d irkan salah satu penulis bu­kunya serta pembedah yang berasal dari penerbit buku itu. Dalam acara itu mengusung tema “Debat Negara Kejahteraan dan Keadilan Sosial”. Oman Sukmana se­la­ku Ketua Prodi IKS yang mem­­ buka acara bedah buku menjelaskan, pada ke­sem­ pa­t­an itu buku dinilai oleh perwakilan pihak penerbit Intrans Budaya, lahirnya buku itu berawal dari sebuah diskusi. Oman juga merupakan salah satu dari pe­nulis buku itu. Pria yang memperoleh gelar doktor di Universitas Gadjah Mada (UGM) itu berpesan, sebagai mahasiswa harus rajin

ilham/Bestari

Membuka Wawasan: Prodi Ilmu Kesejahteraan Sosial UMM mengadakan bedah buku yang berjudul Negara Kesejahteraan dan Pelayanan Sosial.

membaca buku serta me­­ manfaatkan buku yang telah disediakan. Abdurrahman Sofyan menilai, buku itu berisi bagai­ mana negara mem­berikan pelayanan kese­­­jahteraan sosial bagi masyarakat. Negara kese­jah­teraan dide­ fi­nisikan seba­gai suatu negara yang peme­rintahnya dianggap dalam menjamin standar kesejahteraan

mini­­­mum setiap warga negaranya. Kesejahteraan itu meliputi pendidikan dasar, pelayanan kesehatan dasar, serta pemenuhan kebutuhan hidup minimum. “Dalam buku itu me­rupakan suatu hal yang fenomenal, yang merupakan autokritik bagi negara,” ungkapnya. Abdussalam yang me­ ru­pakan salah satu pe­nu­lis buku itu men­je­laskan, buku

itu merupakan curahan ke­ gelisahan pe­nu­lis mengenai keadaan negara. Cita-cita bernegara tidak sesuai dengan fakta jaminan sosial yang diberikan negara kepada masyarakat. Contohnya orang yang mempunyai kartu Badan Penyelengara Jaminan Sosial (BPJS) pun terkadang sulit mendapatkan pelayanan kesehatan. 1p_sih

leader tommorow,” tegasnya Selanjutnya Malik berha­ rap hakikat Student Day dapat di­implementasikan pada aktivitas ke­se­ harian di bangku kuliah. Menurutnya, secara harfiah ataupun istilah, makna Student Day harus bisa tercerminkan dalam pribadi mahasiswa UMM be­rupa kemauan untuk ber­saing secara sehat. Terlebih da­ lam aktivitas kuliah yang kerap ­ka­li mengharuskan adanya per­saingan. Adanya Student Day diharapkan mun­cul generasi cerdas dan kompetitif. Rektor UMM Fauzan menyampaikan bah­wa dalam sebuah kom­pe­tisi, tidak ada prestasi yang tidak dihargai dan tidak ada pelanggaran yang tidak di­sanksi. Kompetisi yang

di­mak­sud bukan hanya pada saat kegiatan Student Day saja, melainkan segala bentuk persaingan dalam kehidupan. Lanjutnya, adanya insan yang memiliki mental pejuang merupakan harapan dari setiap perlombaan di agenda Student Day itu. Setelah kegiatan Student Day, sambungnya, akan ada agenda Rektor Cup yang juga menjadi ajang kompetisi bagi para mahasiswa. Fauzan menuturkan bahwa dalam rangka menanamkan kebiasaan hidup ber­kom­ petisi kepada mahasiswa ke depannya, UMM senan­tiasa memberikan wadah untuk mencapainya. “Peluang untuk berkompetisi tidak berakhir sampai di sini saja, selanjutnya akan ada Rektor Cup,” sebutnya. m_lik

FISIP Dance Comunity (FDC) kembali menggelar graduation untuk yang keenam. Acara itu bertema “It’s Time To Be Shine” ber­langsung di Aula BAU (14/12) diikuti oleh 50 anggota muda FDC. Alicia Anzani selaku Manajer FDC dalam sam­ bu­tannya me­­nyam­paikan bahwa tujuan diadakannya pendidikan dan pelatihan (diklat) sebelum graduation supaya anggota baru bisa berperilaku seba­gai pe­­ nari modern. “Semoga anggota muda FDC dapat meng­­­amalkan ilmu di luar sana setelah mengikuti diklat selama dua bulan,” tutupnya. Ketua pelaksana Hartoni men­je­laskan bahwa dengan tema yang diangkat pada graduation ke-6 itu, para anggota muda dapat men­jadi seorang penari modern yang profesional dan beretika dengan ilmu yang didapat di tengah era modern saat ini. Selain itu, dengan tanda resmi menjadi se­orang anggota muda

FDC, para anggota muda sudah dapat berkontribusi dengan FDC. Salah satunya yakni dapat dibuatkan project. “Para anggota muda dapat menjadi penari yang profesional dan beretika,” harapnya. Menurut ke­te­rang­an dari anggota muda Kevin Elvis, maha­siswa Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi menjelaskan bahwa ia mendapat man­fa­at yang banyak dengan ber­gabung di FDC. Di antaranya ke­ keluargaan, toleransi, etika penari modern, berorganisasi, dan lain sebagainya. Dua bulan per­si­apan untuk graduation mem­­bawa banyak pelajaran bagi dirinya. Laki-laki yang meng­­ambil konsentrasi tari modern cover berharap agar dapat bertahan di FDC, ilmu yang didapat lebih banyak lagi dan dapat diajarkan kepada generasi penerus. Kevin berharap agar FDC semakin erat kekeluargaannya dan dapat bersaing di luar sana. 1p_pus

Forum Komunikasi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) UMM menggelar sarasehan dengan Kepala Biro (Kabiro) Kemahasiswaan Yudi Suharsono (21/12). Ber­ tempat di Gedung Student Center (SC) Lantai 1. Acara itu bekerja sama dengan Senat Mahasiswa UMM, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UMM. Yudi me­ma­par­­kan, tugas Biro Ke­mahasiswaan adalah me­la­­kukan pembinaan maha­­siswa. Tujuannya untuk meningkatkan kua­ li­tas mahasiswa sehingga ke­­mam­pu­an Sumber Daya Manusia (SDM) dapat berkembang. Ke­sa­ ma­an pandangan me­ru­ pakan konsep pembinaan yang harus diperhatikan. Lanjutnya, keberadaan per­ gu­­ruan tinggi tidak terlepas dari pemikiran masyarakat ter­­masuk kepercayaan masyarakat terhadap kua­ li­tas prestasi mahasiswa. Apresiasi kampus kepada

maha­­siswa yang berprestasi akademik dan non akademik di­­ha­rapkan mampu men­ do­­rong mahasiswa untuk ber­­partisipasi aktif dalam ber­­bagai kegiatan dan per­ lom­­baan baik di tingkat regional, nasional, dan inter­­ nasional. Ketua Forum Komunikasi UKM UMM Muhammad Fadeli Azhari me­ngatakan, forum itu me­rupakan media yang menjembatani UKM di UMM untuk selalu bersinergi dalam me­wu­­judkan UKM yang lebih baik. Di samping sebagai ajang silaturahmi antara Kabiro Kemahasiswaan dan pengurus UKM, pun sebagai wadah beraspirasi. Hasil yang dicapai yakni adanya solusi dari permasalahan yang dialami pengurus UKM. “Sinergi posistif antara Biro Ke­mahasiswaan dan UKM sangat diharapkan dan dapat menjalin kerja sama yang baik,” tutur mahasiswa Program Studi Teknik Sipil itu. m_ire

FDC Kembali Lahirkan Penari Modern

Forum UKM Gelar Sarasehan, Harapkan yang Terbaik


No. 352/TH.XXX/Desember/2017

suara kampus

8

BESTARI

Peringati Hari Anti Korupsi:

UMM Gelar Konferensi Nasional

Fokus: Bambang Widjojanto (Wakil Ketua KPK Periode 2011-2015) menyampaikan perihal korupsi yang terjadi di zaman kepemimpinannya. ilham/Bestari

Bertepatan dengan Hari Anti Korupsi Internasional (9/12), Program Pasca Sarjana (PPS) UMM Prodi Studi (Prodi) Magister Ilmu Hukum gelar konferensi nasional bertajuk 2nd National Conference Post Graduate Students of Law 2017. “Refleksi Tiga Tahun Penegakan Hukum Era Pemerintahan Jokowi-JK” menjadi tema yang diusung dalam konferensi yang digelar di Ruang Sidang Senat UMM itu. Narasumber yang hadir dalam konferensi itu di antaranya Mantan Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bambang Widjojanto, Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) Tata Wijayanta dan Pakar Hukum Pidana UMM Muhammad Najih. Bambang Widjojanto meng­ ung­kapkan momentum reformasi harus­lah dijadikan sebagai antitesis dari Orde Baru terutama dalam hal penegakan hukum pada beberapa kasus tindak pidana korupsi (tipikor). Terdapat tiga hal yang mengkhawatirkan dalam penegakan hukum yang ber­hu­bung­an dengan tipikor di tiga tahun era kepresidenan Jokowi. Pertama, state capture

corruption, di mana ter­dapat bagian dari kekuasaan yang justru melakukan tipikor secara terbuka. Kedua, oligarki, merupakan sebuah kekuatan politik dari segelintir kelompok elite yang me­ megang kekuasaan sepenuhnya dan membuat kebijakan ber­da­ sar­kan kepentingan individu dan kelompoknya. Ketiga, politik kartel dan politik dinasti, yang diartikan sebagai kecenderungan perilaku

elite politik untuk melanggengkan ke­kuasaanya dengan cara ter­ selubung Selanjutnya, Bambang me­nang­ gapi bahwa distribusi ke­kuasaan yang dilakukan oleh kaum elite yang dilandaskan pada ke­pen­ting­an kelompok dijadikan sebagai dasar proses konsolidasi kepada otoritas dan akhirnya bermuara pada politik kartel. Alhasil, otoritas dijadikan sebagai komoditas dan berorientasi kepada kepentingan sehingga proses legislasi mengeluarkan ke­ bi­jakan yang tidak pro rakyat. “Selain itu, ruang-ruang publik dan media massa sudah mulai di­ba­ jak oleh beberapa elite politik se­ hingga melahirkan informasi yang terdistorsi dan menyebabkan mu­ dah­nya political access,” tegasnya. Sementara itu, Muhammad Najih menyinggung perihal ketidak­

Alumni Harus Tetap Memiliki Cita-cita

We Love UMM: Fauzan Rektor UMM (paling kanan) dan Malik Fadjar Ketua BPH UMM berfoto bersama Tim Pokja.

B

ertempat di Ruang Teater Dome (23/12), UMM menggelar Reuni Akbar yang bertajuk “Welcome Back to Campus”. Acara yang dihadiri oleh Menteri Pendidikan Republik Indonesia (RI) Muhadjir Effendy, Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Republik Indonesia Malik Fadjar serta ratusan alumni mulai angkatan 1983 itu dilanjutkan dengan nostalgia di tingkat fakultas masing-masing. Harapan yang diinginkan dari agenda akbar itu adalah para alumni harus senantiasa menjaga semangat dan merajut kembali cita-cita yang belum tersampaikan semasa berkuliah di UMM. Malik Fadjar selaku Ketua Badan Pembina Harian (BPH) UMM menyampaikan bahwa seorang insan harus senantiasa tetap memiliki tujuan dan citacita yang besar. Cita-cita yang dimaksud bukanlah hanya sebatas memperoleh uang dan jabatan, karena hal itu dinilai seringkali memunculkan konflik.

Ia mengemukakan bahwa cita-cita terbaik adalah menjadi orang-orang yang mampu mengangkat harkat dan martabat orang lain untuk merealisasikan kehidupan yang lebih bermakna. “Belajar untuk menjadi alumni yang tetap memiliki cita-cita, jangan sampai hilang, rajut kembali,” ujar Dewan Pertimbangan Presiden itu.

suk­sesan Presiden Jokowi dalam me­wujudkan Nawacita yaitu terkait dengan aktualisasi keadilan. Namun faktanya, langkah pemerintah dalam proses legislasi mengenai investasi infrastruktur dinilai begitu mudah dibandingkan dengan upaya legislasi terkait penegakan hukum dalam pemberantasan tipikor. “Bahkan, terdapat beberapa unsur yang seolah dengan sengaja me­la­ ku­kan upaya pelemahan terhadap KPK secara sangat terorganisir,” ujar Kepala PPS UMM Prodi Magister Ilmu Hukum itu. Tata Wijaya menanggapi perihal Nawacita Presiden Jokowi tentang penegakan hukum yang di­ang­ gap belum dapat diwujudkan. Pertama, pungutan liar yang di­la­ ku­kan oleh oknum persidangan baik pada tahapan pendahuluan, pe­meriksaan, sampai pengambilan

putusan. Kedua, hakim yang system oriented tanpa melihat sisi keadilan dan kemanfaatan yang malah ber­ im­bas pada ketidakadilan, karena memang penegakkan hukum perdata hanya dilandaskan pada keabsahan dokumen. Sementara itu, Latipun selaku Direktur PPS UMM menyampaikan bahwa PPS UMM senantiasa melakukan agenda nasional sebagai bentuk tradisi akademik yang mem­bahas isuisu terkini. Tipikor merupakan isu yang penting untuk dibahas. Simpulnya, komunitas masyarakat yang introver cenderung memilki potensi lebih besar untuk menaikkan angka korupsi di Indonesia. “Penegakkan hukum sangat perlu keterbukaan dan kerjasama antar pihak,” ujarnya. m_lik

agus/Bestari

Sementara itu, Menteri Pendidikan RI Muhadjir Effendy mengapresiasi alumni yang telah menjadi tokoh di masyarakat bahkan di dunia perpolitikan. Lanjutnya, banyak alumni UMM yang mengambil langkah untuk kemaslahatan umat seperti menjadi anggota DPR ataupun Bupati. “Alumni UMM telah tersebar dan berkarya di berbagai bidang, termasuk di dunia politik,” ujar Mantan Rektor UMM. Fauzan Rektor UMM me­ ngatakan adanya reuni akbar yang diselenggarakan oleh Ikatan Alumni (IKA) UMM itu merupakan kegiatan strategis di akhir tahun. Menurutnya, kerja sama dan komunikasi merupakan kunci sukses bagi sebuah instansi untuk

melanjutkan eksistensinya. Ia me­nam­bah­ kan­ bahwa alum­ni yang se­­ngaja me­ nyempatkan agus/Bestari di­ri hadir da­ lam acara itu ber­asal dari Kenang Masa Kuliah: Julio Tomas Pinto Menteri Petahanan Timor tempat yang Leste periode 2012-2015 hadir dalam reuni akbar di Teater Dome. jauh, karena satu alasan yakni satu hati. Di sela-sela acara itu, juga dari rapat menghasilkan agar dilangsungkan penandatangan segera dibentuknya IKA UMM. Tim Kelompok Kerja (Pokja) IKA “Secepatnya kita akan bentuk IKA UMM yang ber­tu­gas nantinya untuk UMM,” ujarnya. upaya penyiapan pembentukan Kegiatan ini juga dihadiri oleh IKA. Pembentukan kepengurusan alumni UMM dari Negara Timor dilakukan sehari sebelum Leste Julio Tomas Pinto. Reuni Akbar dilakukan, hasil m_lik


BESTARI

No. 352/TH.XXX/Desember/2017

99

sketsa

Perpadukan Pendidikan dan Militer

sebagai Sarana Pengembangan Diri

Ahmad Shobrun Jamil, Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) mempunyai cara sendiri dalam menjalani kegiatan sehari-hari. Di samping pekerjaannya sebagai dosen, ia juga mempunyai beberapa kegiatan lain di luar kampus yang tentunya memiliki banyak manfaat. Salah satunya ialah menjadi Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (Kokam). Kegiatan tersebut memang jauh dari latar belakangnya sebagai dosen ilmu kesehatan, namun banyak maksud dan tujuan terhadap pilihannya tersebut. Cari Pengalaman Sebanyakbanyaknya Selagi Masih Muda Pria berusia 32 tahun ter­ sebut menceritakan alasan­ nya bergabung dengan Kokam karena ia merasa perlu untuk terjun di bidang sosial ke­ma­sya­ rakatan. Peran pemuda menjadi sangat penting karena pemuda adalah peng­gerak peradaban. Oleh karena itu, jika ada se­ seorang yang menginginkan ada­nya pe­rubah­an seperti ling­ kungan yang baik. Seseorang harus mem­punyai peran di da­ lamnya. Memi­liki tekad yang kuat juga menjadi modal penting dalam menggapai usaha-usaha tersebut. “Setidaknya mem­ punyai kemanfaatan lain di samping menjadi dosen,” tutur­ nya. Sebelum bergabung dengan Kokam, pria yang me­miliki empat anak tersebut memang senang bergabung dengan organisasi. Salah satunya adalah

Pemuda Muhammadiyah. Dalam kariernya sekarang, ia men­ jabat sebagai Ketua Pemuda Muhammadiyah yang secara otomatis membuat dirinya juga men­jabat sebagai Kokam. Jabatannya sebagai Komandan

Selalu menjadi pribadi yang berkembang dan selalu berbenah

dan memiliki 100 pasukan yang loyal tidak lantas mem­buat dirinya merasa puas dengan segalanya. Justru memiliki jabatan ter­sebut menjadi tanggung jawab tersendiri dan sebagai pe­ngalam­an berharga dalam hidup­nya. Baris berbaris,

Gunakan Peluang “Kopi memiliki perjalanan yang panjang mulai dari ditanam, dipetik, diseduh, hingga akhirnya bisa dinikmati walaupun rasanya berbeda-beda”. Filosofi itulah nampaknya dipegang kuat oleh Sophia Mega Sabila mahasiswa Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi angkatan 2015 dalam menulis sebuah buku. Kini, Mega sudah menerbitkan sebuah buku berjudul Kapan Kamu Nikah yang merupakan buah kerjasama dengan dua temannya. Kenali Diri melalui Hobi Mega bercerita, kecintaannya pada buku saat duduk di kelas empat sekolah dasar. Selain mem­baca, hobinya menulis men­ dorong alumni MAN III MALANG itu memutuskan membuat youtube channel dengan konten review buku. Menurutnya, mem­ buat konten di youtube mem­ berikan semangat baru agar lebih rajin membaca buku. Perempuan yang mulai me­ nulis blog sejak 2010 itu mem­ beberkan, peran buku bagi dirinya. Pertama, buku bisa men­jadi teman ketika sedang sen­diri, menonton film, ngopi, bahkan saat bingung. Kedua, buku memberikan banyak pengetahuan. Ketiga, setelah mem­baca buku novel, biografi dan buku lainnya, ia lebih bisa mengenal diri sendiri. “Semakin mengenal diri sendiri, maka semakin nyaman dalam

menjalani hidup,” ujar pemenang lomba foto kopi terbaik Nusantara Coffee Festival 2016 di Batu itu. Inspirasi dari Banyak Orang Pemenang Blog Kompetisi Festival Hikmah 2014 Jawa Timur itu juga hobi ngopi. Menurutnya, buku dan kopi adalah dua hal yang serasi. Kopi memiliki per­ jalanan yang panjang mulai dari di­tanam, dipetik, diseduh hingga akhir­nya dinikmati walaupun rasanya berbeda-beda. Sering­ nya ia ngopi di berbagai tempat mem­buatnya bertemu banyak orang. Setiap orang yang di­ temui, Mega jadikan sumber inspirasi karena setiap ngobrol selalu ada topik-topik baru untuk ditulis. Meskipun timbal balik­ nya tidak selalu baik, tetapi ia percaya itu bisa menjadi alasan untuk tetap semangat dan terus berkarya.

latihan fisik, dan pelatihan kedisiplinan men­jadi sedikit cerita mengenai pe­ngalamannya di Kokam. Menghubungkan Pendidikan dengan Militer Liburan memang asyik bila di­habiskan bersama keluarga. Namun tidak dengan Jamil, ia lebih memilih melakukan kegiatan yang lebih bermanfaat. Kepulangan­nya selepas menjadi dosen tidak berhenti di rumah saja. Ia juga menjadi Ketua Ta’mir di salah satu masjid dekat rumah­ nya. Kegiatan-kegiatan tersebut di­lakukan karena memiliki keber­ manfaatan bagi dirinya sendiri dan orang lain. Profesinya di bidang pendidikan, memang kontras bila melihat riwayatnya mengikuti organisasi semi militer. Namun ilmu yang akan didapatkan lebih banyak bila selalu mempunyai ke­ inginan untuk mencoba hal baru. Manfaat yang didapatkan juga banyak baik untuk diri sendiri ataupun orang lain. Manfaat bagi diri sendiri adalah selain menjaring koneksi dengan ber­ bagai kalangan. Kegiatan ter­ sebut bermanfaat untuk orang lain sehingga dapat mem­bantu masyarakat untuk ikut serta dalam hal pertolongan. Menyinergikan

dari Hobi

antar kalangan juga menjadi manfaat penting dalam lingkup masyarakat. Penting untuk Membagi Waktu Memiliki banyak kegiatan juga harus dapat mengatur waktu. Pria yang kerap meng­­ isi pengajian di masjid-masjid ter­sebut men­­jelaskan, waktu men­jadi penting untuk diper­ hi­tungkan. Waktu-waktu yang di­gu­nakan tidak akan sia-sia bila di­manfaatkan dengan baik. Oleh sebab itu, perlunya konsistensi agar setiap kegiatan yang di­lakukan dapat berjalan dengan lancar. “Ada hari yang di mana saya juga harus belajar, seperti meng­­ikuti pengajian dan tafsir untuk menambah bekal ilmu,” ujarnya. Faqih Ruhyanudin selaku Dekan Fikes mengatakan me­ru­ pakan sosok pekerja keras men­­jadi pribadi yang selalu di­tam­pilkan oleh Jamil. Selain itu juga, ide-ide kreatifnya menjadi landasan utama dalam kinerja apik­­nya selama ini. Sifatnya yang komunikatif sangat di­sukai oleh orang- orang yang ter­­libat komunikasi dengannya. p_eza

d hma

n

ru hob

S

l

i Jam

A

diego/Bestari

dan Orang Sekitar

Mega mempunyai beberapa role model dalam menulis seperti Hanifa Ambadar CEO femaledaily. com, Pandji Pragiwaksono dan Raditya Dika. Menurutnya, mereka adalah penulis yang bisa mengembangkan ide yang ditulis. Perempuan yang juga menjadi pendiri dan direktur buku Kapan Kamu Nikah itu, menceritakan tentang ber­ bagai tantangan dalam pem­buatan buku. Pertama, men­­cari sumber yang bisa di­per­ tanggungjawabkan yang mem­ butuhkan waktu lama. Kedua, topik pernikahan berbanding ter­balik dengan status timnya yang memang belum menikah. “Butuh keberanian untuk percaya diri dalam menulis,” jelasnya

Beranikan diri untuk menulis

Mega juga menekuni dunia fotografi. Namun mahasiswa yang pernah menjadi freelance photographer itu memilih anak se­bagai objek bidikannya. Menurut­nya banyak momen yang ditemukan saat memotret

anak. Hal itu menjadi alasannya mem­buat kapankamunikah.com, hingga akhirnya terbit menjadi sebuah buku. “Buku Kapan Kamu Nikah juga dilatarbelakangi oleh ironi, melihat anak-anak kecil yang tidak mendapat pendidikan dan pola asuh yang baik,” beber gadis berkacamata itu. Proyek selanjutnya dari maha­siswa yang pernah menjadi salah satu finalis Public Relation (PR) Vaganza “The New Moon of social Media” 2016 di Depok itu adalah membuat photo story. Menurutnya, menulis tidak hanya bisa di satu channel saja seperti buku tetapi masih ada yang lainnya seperti media online. “Bisa terus berkarya dan mengembangkan serta konsisten,” harapnya. Arum Martikasari selaku dosen wali menilai sosok Mega sebagai mahasiswa yang mem­ punyai segudang kegiatan. Tidak heran jika Mega kini bisa me­ ner­bitkan sebuah buku. Mega mem­punyai ide-ide kreatif, terbukti dari proyek-proyek dan tugas kuliah yang sering kali di luar dugaan dan berbeda dari teman-teman­nya. Menulis merupakan ke­ahlian yang tidak semua orang miliki walaupun semua orang bisa menulis. “Mega bisa terus menulis dan lebih

jauh lagi dalam mencari bahan untuk d i t u l i s ,” pesan Arum. m_ yus/p_ail

ila

ab aS g e M

hia

Sop

nola/Bestari


10

Trofi

­Kemenangan Sejalan dengan Usaha dan Doa

dok.Pribadi

Ari Deviantro dan Een Hutama Putra, mahasiswa Fakultas Teknik (FT) Program Studi (Prodi) Teknik Elektro berhasil meraih Juara II Kompetisi Nasional Siemens Programmable Logic Controller (PLC) Advance Competition. Acara itu diadakan oleh Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya bekerjasama dengan Siemens Indonesia (911/10). Ari Deviantro selaku salah satu bagian dari Tim Dome menjelaskan, kategori lomba yang diikuti oleh Tim Dome adalah kategori PLC HMI-Programming Advance. PLC Human Machine Interface (HMI) Programming Advance adalah kategori yang berkaitan dengan peng­gunaan aplikasi Siemens Totally Integrated Automation (TIA) Portal pada dunia industri. Kom­petisi itu dibagi menjadi tiga babak yakni babak pe­nyisihan, semifinal, dan final. Pada kompetisi tersebut Ari me­ngatakan berbagai persiapan

telah dilakukan oleh Tim Dome. Banyak pengalaman serta kendala yang dialami saat, salah satunya adalah peng­gunaan PLC Siemens pada kompetisi tersebut, mengingat di UMM serta beberapa universitas lainnya hanya menggunakan PLC ber­jenis Omron. Menyiasati hal itu Ari dan Putra mempersiapkan diri dengan belajar melalui youtube ter­kait PLC jenis Siemens. “Belajar dari youtube merupakan salah satu langkah guna me­ningkatkan kemampuan dan menyamakan konfigurasi dalam kompetisi PLC kategori Siemens,” ungkap mahasiswa asal Bandar Lampung itu. Lebih lanjut, Een Hutama Putra yang kerap disapa Putra men­jelas­ kan bahwa kompetisi itu diikuti oleh 18 Perguruan Tinggi (PT) di se­luruh Indonesia. Salah satu tim ter­berat yaitu ber­asal dari Sekolah Tinggi Energi dan Mineral (STEM) Akamigas Cepu Semarang. Kegiatan yang pertama kali diikuti olehnya itu semakin me­macu semangatnya untuk bisa mem­berikan yang terbaik. Kerja sama tim pun sangat di­

butuh­kan sebab banyak kasus berbasis logika yang harus dipecahkan oleh kedua­nya. Kerja sama tim yang solid pun sangat dibutuhkan, Ari lebih fokus kepada perhitungan dan desain sedang­ kan Putra lebih fokus dalam logika PLC. Kombinasi dari keahlian keduanya itulah yang melengkapi satu sama lain. Banyak keuntungan yang di­ dapat oleh Ari dan Putra salah satu­nya adalah pengalaman untuk terjun lang­sung dalam mengaplikasikan PLC Siemens. Usaha, doa, serta dukung­an itu tidak sia-sia. Ke­telitian serta kerja sama tim yang solid keduanya dapat men­ capai posisi yang sungguh mem­ banggakan. Banyak harapan yang di­semat­kan keduanya terutama untuk Prodi Teknik Elektro yakni dapat meningkatkan fasilitas agar lebih baik lagi. Ilham Pakaya selaku dosen pem­bimbing dari Tim Dome meng­ungkapkan bahwa hasil yang di­capai oleh kedua mahasiswanya me­rupakan kerja keras dari para maha­siswa itu sendiri. Persiapan matang yang dilakukan tidak hanya meliputi teori serta praktik namun ditunjang dengan usaha, doa, dan keyakinan guna meningkatkan segala aspek yang dibutuh­kan. Adanya grub diskusi serta pelatihan diharapkan dapat meningkatkan kesiapan Tim Dome dalam menghadapi kompetisi itu. ”Nuansa akademis harus terus dibangun, berorientasi pada laboratorium dan peralatanperalatan yang akan terus diper­ baruhi, sehingga secara langsung akan meningkatkan semangat maha­siswa dalam berkarya,” ujar pria yang juga alumni UMM itu. m_git/p_sih

Ukir Prestasi, Harumkan Almamater

Lembaga Semi Otonom (LSO) Surya UMM kembali mengukir prestasi di Tingkat Nasional. Kompetisi Jembatan Indonesia (KJI) XIII dan Kompetisi Bangunan Gedung Indonesia (KBGI) IX tahun 2017 yang diselenggarakan oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (Kemenristekdikti) di Politeknik Negeri Malang (Polinema) (9-12/11). Tim Pendawa Andepati yang di­ gawangi oleh Trihartadi Panggah Santoso, Fendi Widagdo, Riski Anita Hawari, dan Mahendra Aziz berhasil meraih Juara III pada Kategori Jembatan Canai Dingin. Tak mau kalah pada KBGI yakni Tim Arghani Squad yang diwakili Ashari Eria Filateli, Moh. Irfan Al-Anshori, dan Pramesta Armanisag Pangestuti pun berhasil meraih Juara III. Ketua Tim Argani Squad yakni Ashari Eria Filateli atau yang biasa disapa Ashari men­ je­laskan bahwa pada tahun 2017 KBGI mengusung tema “Rumah Tinggal Bertingkat Berstruktur Baja Canai Dingin, Berkinerja Seismik, Berbudaya Nusantara, dan Ramah Ling­ kung­an”. Terdapat bebe­rapa rangkai­an acara dalam kom­ petisi tersebut antara lain tahap pe­ngirim­an proposal serta penyeleksian proposal ter­ baik, tahap presentasi, hingga tahap perancangan di lokasi perlombaan. Pada tahap pengiriman proposal, UMM sendiri mengirim tiga proposal dari tiga tim yang ber­beda, namun hanya satu dari yang terbaik, yang kemudian bisa lolos hingga tahap perancangan di lokasi perlombaan. Persiapan yang dilakukan oleh tim yang ber­hasil lolos membutuhkan waktu sekitar dua bulan, mulai dari latihan perancangan agar sesuai dengan proposal hingga latihan presen­tasi agar yang terdapat dalam proposal tersampaikan dengan baik. “Walaupun terdapat bebe­ rapa kendala, dengan tim yang kompak semua bisa ter­selesai­

No. 352/TH.XXX/Desember/2017

Latihan Maksimal Kunci Jawara

dok.Pribadi

Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Indonesia Karate-Do (Inkado) kembali berjaya. Pada Kejuaraan Piala Bupati Tuban ke II yang diadakan tanggal 18 November 2017. Inkado UMM berhasil menyabet sembilan juara dalam beberapa kumite ka­tegori perorangan. Kesembilan maha­ siswa tersebut yaitu Trisna Angga dan Krisna Ayu Wandari me­raih Juara I, sedangkan Fadjri Fernandez, Tri Wahyu Lestari dan Ramli Abdul Rajak meraih Juara II. Kemudian, Dalillah Nawasarif, Melawa Hasan, Meta Nur Fitriyanti, dan Zulfichair Asy’ari meraih Juara III. Krisnanti Ayu Wandari me­ rupakan mahasiswa Program Studi (Prodi) Teknik Sipil UMM yang ber­hasil meraih Juara I Kumite Per­orangan Putri U-21 Kelas-55 men­jelaskan bahwa manfaat yang didapat dalam mengikuti kejuara­ an karate sangatlah banyak, salah satunya yaitu mendapatkan banyak teman. Dalam mencapai kemenang­ an diperlukan latihan setiap hari yang serius serta menyiapkaan mental. Kendala seperti bingung

bertanggung jawab dalam pe­ nyusun­an proposal. Tidak hanya itu saja, Irfan juga mengatakan bahwa kinerja tim sangat totalitas dari awal persiapan hingga hari per­lombaan. Harapan kedepannya agar terus ada regenerasi dari tim, semakin banyak bibit-bibit baru dari tim surya yang mencetak sejuta prestasi, yang bisa melebih senior-

dok.Pribadi

kan, karena tim itu telah di­ben­tuk sejak awal dan sempat meng­i­kuti beberapa kompetisi juga,” jelasnya. Moh. Irfan Al-Anshori selaku rekan satu tim bersama Ashari me­ ngatakan, kendala tetap saja ada baik sebelum maupun saat per­ lombaan, namun kinerja tim yang solid dan totalitas bisa memini­

malisir berbagai kendala tersebut. Pem­bagian kerja dalam tim juga sesuai dengan porsi, Ashari ber­ tanggung jawab dalam bagian analisis yaitu bagaimana bangunan ter­sebut dirancang sebaik mungkin, Irfan bertanggung jawab dalam hal design agar sesuai dengan tema kompetisi yang berlaku, dan Arma

BESTARI

senior­nya. Lain halnya dengan KBGI, Trihartadi Panggah Santoso selaku ketua tim dari Pendawa Andepati menuturkan bahwa pada tahun 2017 KJI mengangkat tema “Jembatan Ringan, Kokoh, Berestetika dan Berwawasan Nusantara”. Berangkat dari tema

membagi waktu antara latihan dan kegiatan lainnya pun sering dirasakan olehnya. Pintar-pintar dalam membagi waktu merupakan solusi yang tepat untuk menangani kendala yang ia rasakan. “Seribu kali latihan, sama dengan satu kali menang dalam pertandingan,” jelasnya. Dallillah Nawasarif peraih Juara III Kumite Perorangan Putra U-21 Kelas-67 yang merupakan maha­ siswa Prodi Akutansi itu menutur­ kan, dalam mencapai ke­menangan bukan hanya sekadar angan-angan. Latihan yang maksimal dan serius sangat di­perlukan untuk mencapai apa yang diinginkan. Selama mengikuti per­lombaan banyak persiapan yang di­lakukan salah satunya latihan secara masksimal. Latihan tidak hanya dapat dilakukan di tempat latihan UKM Inkado saja, namun latihan bisa dilakukan di rumah maupun di kos. “Sehebat apapun kita di rumah, ketika keluar menghadapi lawan yang lebih kuat tanpa mental yang kuat akan kalah lebih dulu,” tambahnya. p_sih besar pada KJI 2017, Tim Pendawa Andepati merancang sebuah jembatan yang memenuhi aspek ke­kuatan serta memiliki karakter yang menggambarkan budaya Indonesia. Budaya Indonesia yang digambarkan pada desain jembatan tersebut ialah desain Batik Parang Kusumo khas Jawa Tengah yang diberi nama Parang Kusumo Bridge. Mahendra Azis Prasetyo sebagai salah satu tim mengatakan bahwa KJI dan KBGI merupakan ajang yang sangat dinantikan oleh mahasiswa Program Studi (Prodi) Teknik Sipil di seluruh Indonesia. Men­jadi salah satu bagian dari kom­petisi bergengsi membuat Mahendra sangat antusias dan meng­usahakan yang terbaik untuk tim dan almamater tercintanya terlebih itu merupakan ke­ sempatan kali pertamanya untuk unjuk diri dalam kompetisi. "Banyak hal berkesan serta pengalaman yang tak terlupakan dari kegiatan ini terlebih dapat meng­harumkan nama almamater ter­cinta,” ujar mahasiswa semester V itu. Sunarto selaku dosen pem­ bimbing Tim Pendawa Andepati men­jelaskan bahwa dalam lomba ter­sebut penilaian utama dari jembatan canai dingin adalah kekokohan dan keringanan jembatan. Kekokohan itu diukur dari seberapa lengkungan jembatan tersebut saat diberi beban. “Sebagai seorang dosen saya hanya membimbing dan mengarahkan saja, untuk kreativitas mahasiswa telah mempunyai gayanya tersendiri,” tutupnya. m_iqo/p_nan


BESTARI

No. 352/TH.XXX/Desember/2017

Penanganan Gejala Kecemasan, Stres, dan Depresi dengan Aplikasi Android Nama Jurusan Judul Skripsi Dosen Pembimbing

: Alfin Rhomansyah Karino, Khuriyatul Laili Ahadiyah, Agung Kariono, Agung Dwi Rahmawan : Psikologi : “Psycodetector” Apliklasi Android Untuk Penanganan Gejala Kecemasan, Stres, dan Depresi dengan Instrumen : Dass-42 Dan Sensor Emotion Recognition Api Sofa Amalia, S.Psi., M.Si semakin parah. Pemanfaatan android sebagai basis alat pendeteksi gangguan stres, depresi, dan kecemasan didasari oleh fleksibilitas android sebagai media yang memungkinkan untuk dikembangkan dalam berbagai bentuk aplikasi. Android memiliki platform ter­­buka bagi para pengembang un­tuk menciptakan aplikasi me­ reka sendiri yang digunakan oleh ber­­macam peranti bergerak. Plat­ form dengan pengembangan ter­ buka menawarkan kemampuan untuk membangun aplikasi yang kaya dan inovatif. Teknologi Prog­ ram Pengenalan Emosi Wajah Pem­rograman aplikasi pengenalan emosi (Emotion Recognition/ The Emotion API) versi beta me­ rupakan teknologi pengenalan emosi dari sebuah foto yang sedang di­kembangkan oleh Departemen Cognitive Services perusahaan Microsoft. Cara kerjanya dengan me­ngam­bil gambar sebagai masukan, dan menampil­kan kem­ bali satu set emosi untuk setiap wajah dalam gambar, serta kotak pembatas untuk wajah (face detection). Langkah awal dalam pembuatan aplikasi Psychodetector adalah pe­ nyusunan diagram alir a aplikasi mulai dari proses input, opsi menu, hingga output dari aplikasi. Blueprint tampilan aplikasi cetak biru Psychodetector dibuat sebagai acuan awal dalam penyusunan aplikasi. Meliputi se­rangkaian tam­pilan, fitur, dan fungsi dari aplikasi secara keseluruhan. Pe­ ne­rapan instrumen pengukuran dalam aplikasi sebagai alat ukur untuk mengungkap gejala depresi, kecemasan, dan stres.

sensor pendeteksi emosi wajah pa­ da foto sebagai data pem­banding. Sistem pendeteksi emosi yang di­ implementasikan da­lam aplikasi ini adalah Emotion Recognition/The Emotion API yang dikembangkan oleh Departemen Cognitive Services Perusahaan Microsoft. Sistem pengelolaan hasil aplikasi Psychodetector mengalami pergantian, karena beberapa per­ timbangan validitas dan reliabilitas pengukuran dengan adanya sensor pendeteksi emosi pada foto. Perubahan ini meliputi pemisahan hasil instrumen DASS-42 dan de­teksi emosi, penggabungan

Kasus Suap yang dilakukan Mantan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Malang mencerminkan bentuk penyalahgunaan kekuasaan. Setelah ditetapkan sebagai tersangka dalam dua kasus yaitu suap terkait pembahasan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) dan suap penganggaran kembali proyek pembangunan Jembatan Kedung Kandang dalam APBD Kota Malang Tahun Anggaran 2016.

Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) belakangan ini semakin banyak terkuak oleh keberanian KPK dalam menindak lanjuti be­ berapa kasus yang diduga di­ lakukan oleh para elite politik. Upaya kuratif terkait kasus Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) di ber­bagai lembaga pemerintahan di­lakukan KPK dengan menyidik langsung dalam bingkai Operasi Tangkap Tangan (OTT). Meskipun seringkali menimbulkan pro-kontra di berbagai kalangan, baik praktisi maupun akademisi, KPK terus menunjukkan niat baiknya untuk memberantas korupsi se­­dini mungkin. Selanjutnya, bagai­­mana langkah yang perlu dila­ kukan untuk mencegah tindakan indisipliner pejabat-pejabat pe­me­­­ rintah ke depannya? Bambang Widjojanto menyampaikan bahwa kasus suap yang terjadi di lembaga legislatif daerah sangat mengkritisi semua kalangan. Pasalnya, tipikor yang dilakukan oleh pejabat daerah bukan pertama kali terjadi di Kota Malang saja, sebelumnya banyak terjadi Tipikor yang serupa. Menurutnya, perlu ada semacam eva­luasi ulang untuk mengatasi

Beberapa tahun ke depan Indonesia akan dihadapkan pada masalah bonus demografi. Di mana jumlah usia produktif akan bertambah banyak. Tahun 2008 tercatat sekitar 10% penduduk Indonesia mengalami gangguan mental yang disebut stres. Hal ini dikarenakan tingkat persaingan yang dialami oleh penduduk usia produktif lebih tinggi dari usia lainnya. Gangguan mental jika di­ biarkan akan menimbulkan ber­ bagai masalah. Oleh karena itu pe­ nanganan gejala kecemasan, stres, dan depresi sangat penting sebagai upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Stres, kecemasan dan depresi merupakan suatu kejadian atau stimulus yang menyebabkan indi­ vidu merasa tegang, perasaan tidak berdaya kehilangan harapan dan perasaan di mana seseorang merasa ketakutan atau kehilangan kepercayaan diri yang tidak jelas. Stres juga mengacu pada peristiwa yang dirasakan membahayakan kesejahteraan fisik dan psikologis. Reaksi psikologis terhadap stres dapat melemahkan ingatan, tim­­bul­nya rasa takut, fobia, kecemasan, depresi, sedih, dan amarah. Suatu reaksi kecemasan menimbulkan Ketakutan me­ luas dan sering berpengaruh ter­ hadap kemampuan berpikir, me­ mecahkan masalah, dan mengatasi tuntutan lingkungan. PKM kali ini membahas tentang manfaat yang dapat diberikan dari Aplikasi Psychodetector yang dapat diunduh secara gratis. Kita dapat lebih memahami kondisi psikologi diri sendiri dan dapat melalukan penanganan awal terhadap gejala gangguan psikologis agar tidak

LIPUTAN KHUSUS

Bambang Widjojanto ilham/Bestari

11

iptek perhitungan dengan menganalisis item-item skala emosi dan meng­ kalkulasikannya, perubahan sis­ tem pengelolaan hasil yang ter­pisah antara hasil instrumen DASS-42 dengan tambahan da­ta pendukung berupa tingkat emo­­si yang terdeteksi dari foto, spe­sifiknya pada emosi marah yang merujuk pada stres, emosi takut yang merujuk pada kecemasan, dan emosi sedih yang merujuk pada depresi. Tips penanganan awal ganggu­ an psikologis yang terdeteksi selain diagnosis dan menampilkan hasil pemeriksaan, disusunlah data­ base berupa tips penanganan untuk gejala yang terdeteksi. Tips ini bertujuan untuk menurunkan tingkat gangguan psikologis. Data­ base tips penanganan ini disusun dari berbagai referensi baik buku, artikel psikologi terkait dengan intervensi pada gangguan depresi, stres, dan kecemasan, yang telah di­konsultasikan kepada ahli psikologi, dan diklasifikasikan ber­ dasarkan tingkat kondisi meliputi sedang, parah, dan sangat parah. Aplikasi Psychodetector te­ lah didaftarkan dan telah men­ da­patkan sertifikat hak cipta dari

Blueprint Tampilan Aplikasi

Sentra Hak Kekayaan Intelektual (Sentra HKI) yang berarti aplikasi ini telah legal dan berlisensi resmi agar masyarakat percaya dan yakin terhadap manfaat yang akan didapatkan. Selain itu, aplikasi Psychodetector juga tersedia gratis di Playstore, dengan harapan se­luruh masyarakat Indonesia dapat menggunakan aplikasi ini dengan maksimal. Sejak di upload pada Playstore hingga sekarang ini, aplikasi Psychodetector telah diunduh lebih dari 1.700 peng­ guna, serta mendapat rating 4,5 (dari skala 5) oleh 127 orang. Hal ini membuktikan bahwa aplikasi ini telah membawa dampak yang positif. Pengembangan aplikasi Pychodetector sudah didukung dengan adanya berbagai upaya publikasi yang telah dilakukan. Pengembangan yang lebih mutakhir masih sangat diperlukan agar hasil yang didapatkan oleh klien semakin akurat. Aplikasi psychodetector diharapkan mam­pu menarik antusiasme para ilmuwan dan praktisi psikologi kesehatan dalam pengembangan penggunaan teknologi dalam upaya kesehatan mental Indonesia.

*Disunting oleh Nindy Ajeng

Cetak biru Psychodetector dibuat sebagai acuan awal dalam penyusunan aplikasi. Meliputi serangkaian tampilan, fitur, dan fungsi dari aplikasi secara keseluruhan.

Tanamkan Kepekaan Hadapi Tahun Politik

Kasus gratifikasi di lingkup lembaga legislatif Kota Malang memberikan informasi bahwa elite korporasi seringkali ‘bermain mata’ bersama kalangan birokrasi untuk kelancaran proyek yang men­jadi kepentingannya dalam proses legislasi. Faktanya, ter­ dapat dua tersangka lain yang ditetapkan KPK dalam kasus suap Mantan Ketua DPRD Kota Malang itu, yakni Kepala Dinas (Kadis) Pe­­kerjaan Umum Pe­­rumahan dan Pengawasan Bangunan (DPUPPB) Kota Malang bersama Komisaris PT. ENK dalam kasus yang berbeda. Dalam kedua kasus itu, KPK me­netapkan ketiganya sebagai ter­sangka karena tergolong pihak pe­nerima dan pemberi suap saat pembahasan APBD Kota Malang. Perlahan tapi pasti kasus

ber­bagai kasus Tipikor di lembaga legislatif daerah khususnya. Karena adanya kasus itu seakan-akan men­ jadi trend yang dilakukan oleh setiap pejabat pemerintahan daerah bahkan pemerintahan pusat. Selanjutnya, ia menyampaikan bahwa kasus serupa seringkai di­ jumpai seolah membuktikan ada­ nya kekeliruan di dalam sistem yang berlaku. Sistem yang keliru itu didukung dengan adanya orangorang yang tidak bisa menjaga integritasnya sebagai wakil yang dipilih langsung oleh rakyat. Al­ hasil, pejabat pemerintahan sangat mudah untuk diajak negosiasi dalam menentukan kebijakan yang dinilai menguntungkan ke­pen­­ tingan kedua belah pihak, tanpa meghiraukan kepentingan rakyat. “Semua itu semacam upaya ko­mo­ ditifikasi kekuasaan,” ujar salah satu pendiri Indonesian Corruption Watch (ICW) itu. Bambang mengemukakan bahwa evaluasi ulang untuk mem­ be­rantas Tipikor yang ber­sifat pre­ventif adalah dengan mem­ bangun sistem dan me­ningkatkan pemahaman voters pada saat pe­ milihan pejabat eksekutif dan

legislatif. Lanjutnya, orang-orang ber­integritas tinggi harus menjadi wakil yang dipilih oleh rakyat supaya mampu membangun sistem pemerintahan yang anti terhadap Tipikor. Adanya momen pemilihan serentak adalah awal untuk semua kalangan dalam menentukan masa depan bangsa karena dari sana rakyat akan menentukan kepada siapa amanatnya diberikan. Kemudian ia menjelaskan bahwa tahun 2018-2019 me­ rupakan tahun politik dimana akan ada proses pemilihan pejabat-pe­ bajat eksekutif dan legislatif secara se­rentak. Tahun politik me­rupakan momentum paling tepat untuk mulai meningkatkan ke­pekaan terhadap masa depan bangsa Indonesia. “Dengan me­milih pemimpin dan anggota dewan yang benar-benar memiliki integritas, merupakan langkah awal untuk memberantas kasus-kasus korupsi yang saat ini semakin marak dilakukan secara terang-terangan,” ujar peraih penghargaan Kennedy Human Right Awards itu. m_lik


laporan utama

12

BESTARI

No. 352/TH.XXX/Desember/2017

Saksi Bisu

Kemerdekaan Indonesia

Replika: Patung yang menggambarkan tentang Tentara Indonesia selama proses kemerdekaan di Monjali.

Istana Negara: 2 Januari 1946 Kota Yogyakarta Pernah menjadi Ibu Kota Negara.

diego/Bestari

diego/Bestari

Adanya semangat rela berkorban dan pantang menyerah demi keluhuran bangsa yang berada dalam jiwa rakyat Yogyakarta, tidak dapat dipisahkan dari setiap peristiwa-peristiwa sejarah yang terjadi sebelumnya. Makna kemerdekaan harus dapat dirasakan oleh generasi bangsa saat ini melalui peristiwa-peristiwa perjuangan. Kisah heroik para pahlawan nusantara dan atmosfer kemerdekaan dapat dirasakan melalui benteng dan monumen peninggalan kemerdekaan yang masih berdiri kokoh di Kota Yogyakarta hingga saat ini. Tim Laporan Utama Bestari menelisik lebih dalam terkait sejarah benteng dan monumen tersebut. Berikut reportasenya.

Cikal Bakal Museum Benteng Vredeburg

Haris Budianto selaku Kepala Sub Bagian Tata Usaha Museun Benteng Vredeburg Yogyakarta menceritakan histori di balik kokohnya Benteng Vredeburg. Belanda pada tahun 1760 mem­ bangun Benteng Rustenberg yang mulanya bertujuan sebagai pusat perlindungan dan pertahanan dari perlawanan musuh. Namun karena gejolak politik di tengah Kerajaan Belanda (Koninklijk Holland) me­ nye­babkan Gubernur Jendral Daendels memegang kekuasaan Benteng Vredeburg di Yogyakarta. Daendels juga yang mengubah nama benteng Rustenberg menjadi Vredeburg pada tahun 1867. Benteng Vredeburg berpindah ta­ngan kepada pasukan Inggris pada tahun 1811 disebabkan oleh gejolak politik yang terjadi pada masa Perang Napoleon. “Seterusnya memang siapa saja yang berkuasa pasti mereka mengubah fungsi benteng tergantung keinginannya,” ujar Alumni S2 Hukum Dagang Universitas Gadjah Mada (UGM) itu. Keterkaitan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan eksis­tensi Benteng Vredeburg, menggambarkan peris­ tiwa per­lawanan gerilya 1 Mei 1949 oleh rakyat Indonesia pada pasukan Belanda yang sebelumnya me­ nguasai Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melalui agresi militernya. Menurutnya, perang gerilya yang dipelopori oleh Jenderal Soedirman membakar semangat juang prajurit-prajurit Indonesia. Hal itu untuk membuktikan bahwa Bangsa Indonesia setelah memproklamasikan diri sebagai bangsa yang merdeka, berhak dihargai sebagai suatu Negara yang berdaulat. Alhasil, penaklukan pasukan militer Belanda atas perlawanan gerilya rakyat

Indonesia di Yogyakarta sampai kini dikenal dengan peristiwa Yogya Kembali. Haris menyampaikan, kini status Benteng Vredeburg dijadikan sebagai museum yang dinaungi oleh Kementerian Pendidikan dan Ke­­budayaan (Kemendikbud) yang berdasarkan visi dan misi ber­ keinginan untuk dijadikan sebagai salah satu simbol kemerdekaan Indonesia. “Adanya Museum Benteng Vredeburg merupa­kan se­­buah sarana edukasi sejarah per­­juangan para pahlawan dalam me­numpaskan penjajahan, yang dengan­nya diharapkan akan tum­ buh nilai-nilai luhur cinta tanah air dan rela berkorban demi bangsa dan negara,” ujar pria kelahiran Blora itu.

Cikal Bakal Berdirinya Monumen Yogya Kembali

Nanang Dwinarto selaku Kepala Bagian Operasional Monumen Yogya Kembali (Monjali) mengungkapkan Monjali dibangun pada 29 Juni 1985. Pem­ bangunan itu diiringi upa­cara tradisional penanaman ke­­pala kerbau dan peletakan batu per­tama oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Sri Paduka Paku Alam II. Ide pembangunan mo­numen ber­­skala nasional itu di­lon­ tarkan oleh Kolonel Sugiarto se­ laku Walikotamadya Yogyakarta pada peringatan Yogya Kembali. Pem­bangunan diselenggarakan Pemerintah Daerah Tingkat II Yogyakarta pada 29 Juni 1983 atas saran Dr. Ruslan Abdul Gani dan Marsudi. Monjali didirikan di atas lahan seluas 49.920 m2, terletak di Jalan Lingkar Utara Dusun Jongkang Desa Sariharjo Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman Yogyakarta. Ia menambahkan bahwa lokasi itu dipilih oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dengan alasan di­

antaranya terletak di garis poros antara Gunung Merapi, Monjali, Tugu Pal Putih, Kraton, Panggung Krapyak dan Laut Selatan yang membentuk suatu Sumbu Imajiner. Hingga kini, hal itu masih dihormati oleh masyarakat Yogyakarta. “Kecerdasan Sri Sultan Hamengku Buwono IX dalam tata kota seperti menentukan lokasi Monjali dan tempat lainnya sehingga mem­ bentuk garis imajiner telah diakui hingga mancanegara,” tuturnya. Lebih lanjut, Nanang menjelas­ kan pemilihan nama sesuai dengan peristiwa yang terjadi pada masa itu. Saat itu berfungsi kembali pemerintah Republik Indonesia dan ditarik mundurnya tentara Belanda dari Ibukota Yogyakarta pada 29 Juni 1949. Hal itu juga menjadi momen kembalinya Presiden Soekarno, wakil presiden, pimpinan negara yang lain pada 6 Juli 1949 ke Yogyakarta. Peristiwa itu dipandang sebagai titik awal Bangsa Indonesia secara nyata bebas dari cengkeraman penjajah khususnya kolonial Belanda. Pria yang telah 28 tahun me­ ng­abdikan diri di Monjali itu me­nerangkan monumen itu di­ resmikan pada 6 Juli 1989 oleh Presiden Soeharto dengan pe­ nanda­tanganan prasasti. Tujuan pem­bangunan Monjali adalah per­ tama, mengabadikan peristiwa kem­balinya Ibukota Yogyakarta ke tangan bangsa Indonesia. Per­juangan itu tidak melalui jalan yang mudah, tetapi dengan berbagai cara seperti perang bersenjata dan urat saraf, diplomasi dan se­bagainya. Kedua, memperingati kem­bali­ nya ibukota Republik Indonesia (RI) Yogyakarta ke tangan bangsa Indonesia sekaligus ber­akhirnya penjajahan Belanda di Indonesia. Ketiga, sebagai ung­kapan penghargaan dan rasa terima kasih kepada para pahlawan yang telah mengorbankan jiwa dan raganya dalam merebut kembali Yogyakarta sebagai ibukota RI. Keempat, mewariskan dan me­ lestarikan jiwa, semangat nilainilai luhur perjuangan bangsa Indonesia kepada generasi penerus, sebagai wahana pendidikan mempertebal identitas dan watak bangsa Indonesia yang patriotik, luhur, harga diri, ulet dan tahan menderita dalam memperjuangkan cita-citanya.

Nanang Dwinarto mem­beri­ tahukan bahwa sebelum di­lakukan pembangunan Monjali, untuk penentuan arsitektur maka di­ lakukan sayembara se-Indonesia yang diikuti oleh 140 peserta. Bentuk Monjali seperti kerucut de­ngan tinggi 31,08 meter itu di­ ibaratkan sebagai gunung kecil yang diletakkan di lereng Gunung Merapi. Gunung Merapi itu penting bagi masyarakat Yogyakarta baik secara faktual maupun simbolik. Lanjutnya, pria kelahiran Yogyakarta itu mengatakan bahwa bagian yang ber­­warna abu-abu itu sebagai mun­ tahan lava Gunung Merapi yang mem­berikan kesuburan bagi daerah Yogyakarta dan sekitarnya. Selain itu, dari Gunung Merapi mengalir Sungai Winongo yang mengalir di sepanjang Kota Yogyakarta. Sementara itu, Nanang me­ ne­rangkan bahwa secara sim­ bolik yakni Laut Selatan yang ber­ fungsi sebagai Yoni dan Gunung Merapi sebagai Lingga merupakan suatu kepercayaan yang sangat tua dan berlaku hingga saat ini. Ia menambahkan bahwa bahkan se­ bagian orang menyebut Monjali sebagai tumpeng raksasa. “Tumpeng dalam tradisi Jawa disimbolkan sebagai gunung yang dapat di­hubung­kan dengan gunungan dal­am wayang kulit yang berarti kebahagiaan,” ungkap pria kelahiran Yogyakarta itu.

Makna Pembangunan Museum bagi Kemerdekaan RI

Duta Museum Benteng Vredeburg, Dewi Nur Indahsari Esti Rahayu menyampaikan bahwa peng­gagas berdirinya Benteng Vredeburg adalah Negara Belanda. Manfaat dari pembangunan mu­ seum untuk mengenalkan kepada

ma­­syarakat tentang sejarah dan per­­juangan pahlawan zaman da­ hulu. Pihak museum selalu ber­ usaha yang terbaik untuk dapat me­mikat daya tarik masyarakat me­ngunjungi Museum Benteng Vredeburg. Ada tiga program kerja yang diguna­kan untuk memikat pa­ ra pengun­jung. Per­tama, program sekolah rakyat. Kedua, program public speaking. Ketiga, program tahunan yaitu pameran. “Pihak museum me­nerima secara senang hati ke­datangan para pelajar maupun umum untuk belajar sejarah secara nyata,” jelasnya. Sementara itu, Yuli Ernawati selaku Duta Museum Monjali me­ nyampaikan bahwa keberadaan museum tidak hanya terkait pe­­ nyimpanan suatu barang bersejarah atau sebuah koleksi na­mun ke­ beradaan museum harus dapat me­numbuhkan jiwa nasionalisme para pelajar dan masyarakat umum. Ada beberapa ta­ha­­pan saat pengunjung me­lakukan safari museum. Pertama, pengunjung akan memasuki rua­ng­an layaknya bioskop yang mana akan ada film pendek sejarah perjuangan para pahlawan. Kedua, pengunjung akan diperkenalkan ke­pada barang-barang yang ber­sejarah seperti telepon, senjata, seragam, dan barang lainnya. Ketiga, pengunjung akan di­perlihat­kan taman makan pahlawan yang gugur saat berada di ­medan perang. Keempat, pe­ngunjung akan memasuki ruang dio­rama. Kelima, pengunjung memasuki tempat yang digunakan untuk mendoakan para pahlawan. “Dari semua tahapan tersebut diharapkan pengunjung dapat memetik hikmah setelah berkunjung ke Monjali,” ungkapnya. ara/m_lik/dya

Simbol Perjuangan: Monumen Seragan Umum 1 Maret Yogyakara menjadi ikon perjuangan pasca kemerdekaan.

diego/Bestari


BESTARI

No. 352/TH.XXX/Desember/2017

laporan utama

Eksistensi Wisata Sejarah di Kota Yogyakarta

13 KSKLUSIF

Telisik Situs Peninggalan

Perjuangan Kemerdekaan Sejarah merupakan kejadian atau peristiwa yang benarbenar terjadi pada masa lampau. Berbagai macam situs peninggalan sejarah menjadi saksi dari perjalanan sejarah yang ada. Yogyakarta merupakan kota perjuangan, pada masa revolusi kemerdekaan. Lantas, bagaimana napak tilas situs peninggalan sejarah yang ada di Yogyakarta? Berikut hasil wawancara eksklusif reporter Bestari Ni Putu Gita Arilaksmi bersama Julianto Ibrahim, Dosen serta Ahli Sejarah Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Bagaimana perkembangan situs sejarah di Yogyakarta?

diego/Bestari

Yogyakarta, salah satu kota yang menyimpan sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Beberapa museum dibangun sebagai pengingat momen perjuangan rakyat Indonesia. Berbagai diorama hingga barang bersejarah perjuangan kemerdekaan ada di dalamnya. Tidak hanya wisatawan domestik, wisatawan mancanegara juga datang untuk menikmatinya. diego/Bestari

Eksistensi Museum Benteng Vredeburg M. Rosyid Ridhlo selaku Kepala Bagian Edukasi Museum Vredeburg mengungkapkan untuk mempertahankan eksistensi museum perlu dilakukan perawatan secara berkala. Perawatan yang dilakukan yaitu melalui perawatan preventif, kuratif dan restoratif yakni merawat benda museum dilihat dari semua hal mulai dari kelembapan, suhu ruangan, hingga perawatan dengan bahan khusus agar benda bersejarah tidak cepat rapuh. “Fasilitas-fasilitas yang ada di museum sudah cukup lengkap seperti ruang pameran temporer, ruang auditorium, ruang audio-visual, guest house, ruang pengenalan, kafe museum, toilet, mushola, perpustakaan, dan masih banyak lagi,” jelasnya. Pria asal Magelang itu menam­ bahkan, melalui koleksi museum yang disajikan tersebut, Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta berusaha menginformasikan se­ja­rah perjuangan Bangsa Indonesia dalam merintis, mem­ per­juangkan, dan mencapai ke­ mer­dekaan Indonesia. Melalui mu­seum mengajak masyarakat un­ tuk berkomunikasi dengan masa si­lam, belajar dari masa lampau. Selanjutnya bisa mengambil hikmah sebagai bahan pelajaran.

Perawatan adalah Prioritas Utama

Abdul Ro’uf selaku Kepala Urusan Humas dan Pemandu Museum Monumen Yogya Kembali (Monjali) menuturkan, perawatan Monjali mulai dilakukan dari area luar dan dalam monumen. Perawatan koleksi museum yang terbuat dari kain dan kayu yang ber­ada cenderung lebih sulit dari­ pada perawatan relief dan diorama perjuangan serta ruang hening yang dinamai Garbha Graha di lantai tiga Monjali. Perawatan museum rutin dilakukan dua kali dalam seminggu. Peninggalan bersejarah berupa kain seperti pada tandu Jenderal Soedirman dirawat dengan menggunakan bahan kimia yaitu teknik fumigasi supaya kain tidak sobek. Lanjutnya, Selain bertujuan untuk menjaga eksistensi benda

bersejarah, perawatan juga meru­ pakan salah satu bentuk fasilitas untuk wisatawan sehingga merasa nyaman dan semakin tertarik untuk belajar sejarah di Monjali. Abdul mengatakan, seba­gai sumber belajar sejarah kemer­ dekaan Indonesia, Monjali me­ nye­diakan fasilitas dan berusaha me­nyiapkan pelayanan yang baik sehingga menjadi tempat belajar sekaligus berlibur yang

Bukti sejarah: Pakaian yang pernah digunakan Jenderal Soedirman dalam peperangan.

diego/Bestari

menyenangkan. Berbagai kegiatan mulai dari pameran, bekerja sama dengan acara instansi pemerintah, travel dialog, hingga foto kontes bertemakan sejarah dan Monjali juga rutin diselenggarakan setiap tahunnya. “Selain untuk mengenalkan keberadaan museum, juga untuk membangkitkan kembali semangat nasionalisme masyarakat Indonesia,” pungkasnya. Selaras dengan Abdul, Jumadi selaku Sekretaris Persatuan Purnawirawan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Pepabri) mengatakan dalam menjaga sejarah yang ada di Kota Yogyakarta, pemerintah bekerja sama dengan Dinas Pendidikan membuat kebijakan baru. Sekolah-sekolah yang ada di sekitar Kota Yogyakarta diwajibkan melakukan kunjungan sejarah. Kunjungan dilakukan di tempat-tempat bersejarah di sekitar Yogyakarta. Ia menambahkan, eksistensi Yogyakarta sebagai kota sejarah harus tetap dijaga. Fasilitas, perawatan, dan pelayanan Museum Benteng Vredeburg

ataupun Monjali dan museummuseum lainnya yang ada di Yogyakarta harus diprioritaskan agar tetap mempertahankan keunikan dan tata letak yang ada. “Terlebih lagi jika pihak pengelola mampu mengajarkan anak-anak membiasakan hidup sehat dengan menjaga kebersihan tempat tersebut bersama-sama,” jelas pensiunan TNI Angkatan Udara (AU) itu.

Belajar Sejarah Sembari Bersantai

Fathul Laili, salah satu pengunjung mengaku bahwa sudah kali ketiga ia berkunjung ke Museum Benteng Vredeburg. Kali ini bertepatan dengan festival pelajar yang diselenggarakan oleh Forum Komunikasi Pengurus Osis (FKPO) Kota Yogyakarta. Meskipun di sekolah sudah ada pelajaran sejarah namun dengan berkunjung ke museum akan semakin menambah pengetahuan karena bisa melihat secara langsung koleksi dan bangunan bersejarah. Ada ruangan yang dulunya penjara namun sekarang sudah berubah fungsi menjadi tempat salat. “Bentuk bangunannya masih terjaga sehingga menarik untuk dipelajari dan diabadikan,” tutur siswa kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 5 Yogyakarta itu. Pengunjung asal Semarang Widyastuti menuturkan, letak Monjali yang strategis membuat wisatawan tertarik untuk berkunjung. Selain itu, kondisi gedung yang tetap dijaga kebersihannya juga menjadikan wisatawan betah berlama-lama di area monumen. Ia berharap, penyelenggaraan kegiatan bernuansa sejarah rutin dilakukan sehingga semakin banyak wisatawan yang tertarik melihat bukti sejarah di Monjali. Terdapat ruang diorama satu hingga empat dan saling berkaitan. “Pengunjung harus memperhatikan penunjuk arah yang ada supaya tidak kebingungan,” pungkas mahasiswa Universitas Negeri Semarang itu.  vit/m_ gia /ire

Posisi Yogyakarta merupa­kan kota perjuangan sekaligus menjadi daerah dari Kerajaan Mataram. Hal itu menyebabkan Yogyakarta memiliki banyak sekali situs peninggalan sejarah. Situs pe­ninggalan sejarah yang ada di Yogyakarta ada yang terdiri dari peninggalan-peninggalan sejarah kerajaan bahkan ada situs yang muncul diakibatkan proses revolusi yakni proses perjuangan kemerdekaan Indonesia. Setiap situs memiliki cerita serta sejarah masing-masing. Yogyakarta sebagai kota perjuangan dan sejarah memiliki berbagai macam situs sejarah yang tidak bisa ditinggalkan. Berbagai upaya terus dilakukan untuk mengembangkan situs sejarah yang ada di Yogyakarta salah satunya dengan mengemas situs sejarah menjadi tempat wisata sejarah. Hal itu dilakukan agar masyarakat lebih tertarik dengan wisata sejarah yang ada di Yogyakarta. Mengemas dan me­ rawat berbagai macam situs sejarah di Yogyakarta membuat masyarakat bisa belajar dari masa lalu dengan tidak melupakan sejarah.

Bagaimana napak tilas Monumen Yogja Kembali (Monjali) serta Museum Benteng Vredeburg?

Monjali dibangun untuk meng­ abadikan kejadian sejarah yang per­ nah terjadi. Dibangunnya Monjali didasari atas terjadinya peristiwa sejarah di Yogyakarta yakni di­ tariknya tentara pendudukan Belanda dari Ibu Kota Yogyakarta pada 29 Juni 1949. Hal tersebut me­rupakan tanda awal bebasnya Bangsa Indonesia secara nyata dari kekuasaan Pemerintahan Belanda. Lokasi dibangunnya Monjali dipilih berdasarkan garis imajiner di Yogyakarta yang berhubungan dengan Gunung Merapi, Keraton Yogyakarta, Tugu Yogyakarta, Panggung Krapyak, serta Pantai Parangkusumo. Lain halnya dengan Monjali, Museum Benteng Vredeburg awalnya me­rupakan sebuah benteng penjaga keraton. Pada Agresi Militer Belanda II Benteng Vredeburg me­ngalami ahli

fungsi. Pada saat itu Benteng Vredeburg dijadikan markas oleh pasukan Belanda guna menyerang

diego/Bestari

keraton. Setelah Agresi Militer Belanda II berakhir, Benteng Vredeburg dijadikan museum guna mengabadikan se­gala proses sejarah yang terjadi pada masa itu. Hal itu merupakan napak tilas terbentuknya Monjali dan Museum Vredeburg di Yogyakarta yang hingga kini tetap eksis dan banyak dikunjungi. Bukan hanya oleh masyarakat lokal tapi nasional maupun mancanegara guna memahami proses revolusi Indonesia.

Apa harapan Anda untuk perkembangan situs sejarah di Yogyakarta?

Fungsi dari situs sejarah sebagai pengingat bukti sejarah yang telah terjadi agar masyarakat dapat selalu mengingat dan tidak mengulangi masa lalu. Harapan ke depannya untuk situs sejarah yang ada di Yogyakarta dapat selalu dijaga, di­ lestarikan, dan diberdayakan sebab seluruh situs sejarah yang ada memiliki ceritanya masing-masing untuk dijadikan sumber pem­ belajaran. Kemudian untuk tempat sejarah yang dijadi­kan tempat wisata. Harapannya masya­rakat serta pengelola tetap mem­pertahankan estetika yang ada tanpa mengurangi bahkan me­lebihkan sejarah yang ada. Sebab sejarah merupakan perjalanan penting yang tidak mungkin bisa dilupakan dan hilang.

Julianto Ibrahim diego/Bestari gita/Bestari


14

No. 352/TH.XXX/Desember/2017

polling

BESTARI

Area Sampel:

0 100

Monjali, Pantai Parangtritis, Candi Prambanan, Museum Benteng Vredeburg, Malioboro

Yogyakarta Selalu Hadirkan Beragam Wisata Menarik Yogyakarta merupakan salah satu destinasi yang menarik untuk di­kunjungi. Adanya berbagai macam jenis wisata seperti wisata budaya, sejarah, alam, kuliner, dan lain sebagainya membuat banyak wisatawan baik lokal mau­pun internasional datang tiap tahunnya. Meskipun demikian, para pengunjung tetap memiliki per­timbangan masingmasing me­ngenai alasan pemilihan tujuan wisata tersebut. Berdasarkan hasil survei, Tim Polling Bestari memperoleh data

sebanyak 14,33% responden me­ nya­takan bahwa jenis wisatawan yang paling menarik adalah wisata sejarahnya. Hal tersebut diakui oleh Dany Nur, salah satu pengunjung di Museum Vredeburg. Jelasnya, jenis wisata yang paling menarik di Yogyakarta adalah wisata sejarah karena dengan mengunjungi wisata sejarah kita dapat menambah pe­ ngetahuan tentang apa yang sudah terjadi di wilayah Yogyakarta. Di samping itu, perempuan lulusan Universitas Islam Indonesia

Upaya Menciptakan Keamanan di Kawasan Pantai Bagi Wisatawan

(UII) itu menerangkan bahwa hal yang membuatnya tertarik untuk mengunjungi beragam wisata yang ada adalah karena Yogyakarta me­ nyuguhkan wisata alam yang be­ ragam. Mulai dari destinasi yang murah hingga yang mahal sekalipun. Jumlah tempat wisata yang sudah dia kunjungi hingga saat ini mencapai lebih dari sepuluh tempat. “Sebagai salah satu warga Yogyakarta, tidak afdal rasanya jika tidak menjelajahi beragam wisata yang ada disini,” jelasnya. Berbeda dengan Dany, Sumiyati,

wisatawan asal Depok mewakili sebesar 19,17% mengungkapkan bahwa lebih menyukai wisata budaya sebagai tujuan kunjungannya. Hal itu dikarenakan budaya merupakan warisan leluhur yang harus dijaga dan di­lestarikan. Dengan berkunjung ke tempat wisata budaya dia berharap dapat lebih mencintai budaya yang sudah dijaga dan dilestarikan oleh nenek moyang terdahulu. “Bagi saya Yogyakarta merupakan destinasi yang tepat untuk melepas penat dari rutinitas sehari-hari,” tukasnya. Berbicara mengenai alasan

Apa jenis wisata Yogyakarta yang paling Anda sukai?

pengunjung tertarik dengan wisata di Yogyakarta, Bonitasius Tigana, pengunjung asal Palembang mengatakan, alasan ia tertarik datang me­ngunjugi Yogyakarta hingga lebih dari sepuluh tempat wisata adalah karena banyaknya tempat wisata yang menyuguhkan pemandangan yang indah. Terlebih lagi, beberapa tempat wisata di Yogyakarta masih kental akan unsur budaya yang terjaga secara baik. “Saya tidak pernah merasa bosan untuk datang ke Yogyakarta setiap tahunnya,” ungkapnya. lia/wil

19.17% Wisata Budaya 14.33% Wisata Sejarah

43%

Wisata Alam

14.33% Wisata Kuliner diego/Bestari

Pantai merupakan destinasi wisata yang banyak dikunjungi oleh wisatawan. Yogyakarta sebagai salah satu kota pariwisata di Indonesia memiliki salah satu pantai terkenal bernama Pantai Parangtritis yang terletak kurang lebih 27 km di sebelah selatan Kota Yogyakarta. Setiap tahunnya, jumlah wisatawan yang datang untuk berkunjung ke Pantai Parangtritis selalu bertambah. Akan tetapi, masih sering terjadinya koban pengunjung yang terseret ombak di kawasan pantai juga perlu untuk diperhatikan. Oleh sebab itu, pentingnya upaya dari berbagai pihak untuk menyadari perlunya menjaga keselamatan dan keamanan sehingga semua orang dapat menikmati keindahan pantai dengan damai, aman, dan nyaman. Heri, salah satu anggota tim Search and Rescue (SAR) di Pantai Parangtritis Yogyakarta mengatakan bahwa menjaga keamanan serta keselamatan sejatinya merupakan tanggungjawab bersama. Namun demikian, masih banyak wisatawan yang kurang peka terhadap pentingnya hal tersebut. “Kami selalu memberikan pengawasan dan berupaya mengingatkan kepada para wisatawan terkait keselamatan mereka, tetapi masih banyak dari pengunjung yang cenderung menyepelekan terutama pengunjung yang masih berusia remaja atau anak-anak sekolah,” tukasnya. Lanjutnya, saat ini tim SAR memiliki jumlah anggota 62 orang yang dibagi ke dalam dua titik di antaranya Pantai Depok dan Pantai Parangtritis. Pembagian jumlah tim pada masing-masing tempat didasarkan pada tingkat keramaian pengunjung yang ada. “Jumlah pengunjung di Pantai Depok memang lebih sedikit dari Pantai Parangtritis sehingga jumlah anggota tim SAR yang ditempatkan di Pantai Depok yaitu sekitar 20 orang saja,” jelasnya. Meskipun begitu, setiap anggota tim SAR selalu berusaha mengoptimalkan tugasnya dalam menjaga keselamatan dan keamanan pengunjung di sekitaran pantai. Ia mengatakan bahwa dalam mengupayakan pertolongan bagi pengunjung, pihak tim SAR telah menyiapkan beberapa fasilititas yang dapat digunakan di antaranya adalah pelampung dan papan selancar. Menurutnya, dua hal tersebut merupakan penyelamat yang terpenting apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan di kawasan pantai. “Hingga saat ini masih sering terjadi korban pengunjung yang terseret ombak terutama jika sedang ramai-ramainya seperti pada Hari Minggu atau hari libur besar,” tukas pria berusia 34 tahun tersebut. Kemudian ketika disinggung terkait kondisi pantai, Heri mengatakan sebenarnya saat ini kondisi ombak pantai cenderung normal. Akan tetapi, akibat cuaca yang tidak menentu dan sering terjadinya hujan akhir-akhir ini mempengaruhi naiknya kuat arus gelombang ombak. “Harapannya, ke depannya para pengunjung dapat semakin waspada dan peduli terhadap keselamatan mereka masing-masing, serta lebih patuh terhadap himbauan yang sudah diberikan oleh pihak tim SAR,” tutupnya. lia

6.37%

Lain lain..

Foto : Maulyadi Salasanto Grafis : Medina Nurainsy

Perlunya Kepedulian Wisatawan Terhadap Kebersihan

Kebersihan tempat wisata merupakan mewakili responden lain menjelaskan namun juga peduli dengan pe­ngunjung permasalahan klasik yang sering kali bahwa perlunya me­nyediakan banyak lain. “Saling memberikan senyum pada mendapatkan banyak keluhan dari tempat sampah di setiap titik sehingga pengunjung lain dapat me­ningkatkan para pengunjung, namun sangat kurang mampu memberikan kenyamanan pada kenyamanan dalam berwisata,” ungkapnya. menjadi perhatian bersama. Kebersihan pengunjung untuk membuang sampah. Selain itu, di balik banyaknya keluhan lingkungan bukan hanya menjadi “Tempat sampah saling ber­jauhan terhadap kebersihan lokasi wisata dan tanggung jawab pe­ngelola wisata, namun sehingga kepedulian untuk mem­buang kurangnya kepedulian wisatawan, hanya juga menjadi tanggung jawab pengunjung sampah sangat kurang,” jelas wisatawan terdapat 15.26% pengunjung yang terutamadalammembiasakanmembuang yang berasal dari Pemalang tersebut. mengeluhkan kurangnya petunjuk atau sampah. Oleh karena itu, perlunya sikap Hal itu ditambah dengan per­nya­taan himbauan di tempat wisata. Hal itu di­ peduli kebersihan bagi para pengunjung Candra Dwi mewakili 28.67% res­ponden ungkapkan oleh Lania Dwitya Febriani untuk bersama-sama menjaga ke­amanan yang menyatakan bahwa perlu­nya sikap selaku wisatawan asal Semarang. dan kenyamanan berwisata. ramah terhadap pengunjung lain. Ia men­ “Beberapa titik lokasi memang cukup ada Berdasarkan survei yang dilakukan jelaskan bahwa untuk menjadi pengunjung keterangan yang jelas terkait petunjuk kepada 300 responden yang terdiri dari yang baik, wisatawan tidak hanya perlu berwisata, namun secara keseluruhan wisatawan di Yogyakarta, di­ketahui peduli dengan kebersihan lingkungan, masih kurang,” jelasnya. dri/ozi sebanyak 32.31% responden me­nge­ Apa keluhan Anda terkait wisata di Yogyakarta? luhkan perlunya memperhatikan ke­ber­ sihan lokasi wisata. Hal itu dijelaskan oleh Eka Yuniarti, wisatawan asal Garut 23.35% 32.31% bahwa fasilitas kebersihan di tempat harga makanan sekitar kebersihan masih kurang wisata masih sangat kurang. Selanjutnya, yang relatif mahal hal yang perlu diperhatikan adalah mahal­nya harga makanan. Menurut 14.15% Gary Linian, salah satu wisatawan asal 15.26% tata letaknya yang Mojokerto mewakili 23.35% me­ngung­ belum memadai kap­kan bila harga makanan sekitar harga tiket relatif mahal. “Pengalaman saya waktu yang relatif makan di tempat wisata, rata-rata harga mahal 16.28% makanan jauh lebih mahal di­banding­kan sukitnya dengan di tempat lain,” jelasnya. Selanjutnya, untuk menjadi wisatawan transportasi yang baik sebanyak 39% responden menuju tempat wisata me­n­yatakan perlunya me­nanam­ kan sikap peduli terhadap kebersihan tempat wisata. Dwiki Prio Wicaksono Grafis: Medina Nurainsy


BESTARI

No. 352/TH.XXX/Desember/2017

15

polling

Perketat Sanksi Agar Wisatawan Lebih Nyaman

Tak dapat dipungkiri tempat wisata di Indonesia telah menjadi daya tarik tersendiri untuk para pe­ lancong dari masyarakat Indonesia maupun luar negeri. Yogyakarta salah satu kota yang menjadi tujuan para pelancong lantaran wisata budaya, alam, sejarah, kuliner yang tidak diragukan lagi kearifannya. Banyaknya pengunjung di tempat wisata memberikan konstribusi besar pada perekonomian masyarakat sekitar. Nahasnya, hal itu tak diimbangi dengan pengelolaan tempat wisata dan sikap wisatawan yang baik. Kurangnya sosialisasi dan perhatian masyarakat sekitar serta pengunjung tempat wisata men­ jadi pemicu timbulnya berbagai masalah. Bersumber pada hasil survei yang telah dilakukan Tim Polling Bestari sebesar 38,50% mengatakan bahwa memperbanyak jumlah tempat sampah menjadi salah satu solusi untuk terciptanya ling­ kungan wisata yang bersih dan asri. Menurut Anniyah Widiawati,

mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), dengan adanya tempat sampah mempermudah para wisatawan untuk membuang sampah pada tempatnya. “Coba kalau tempat sampah jarang atau sulit ditemui, para wisatawan akan kesulitan dan alhasil membuang sampah seenaknya sendiri,” tukasnya. Selain itu, sebesar 32,21% ber­pendapat bahwa memberikan sosialisasi atau himbauan sebelum mengunjungi tempat wisata men­ jadikan sarana edukasi bagi para wisatawan untuk ikut andil dalam men­jaga tempat wisata. Rizca Ayuning Pratiwi, pengunjung asal Pasuruan beranggapan bahwa ada­nya himbauan dari pengelola tempat wisata dapat meminimalisir pelanggaran yang akan dilakukan para wisatawan. Beberapa fasilitas juga harus disediakan oleh pihak pengelola guna menjaga keamanan tempat wisata. Syabana Maharani, pe­ ngunjung asal Pemalang mewakili 34.37% responden yang setuju

Apa sih yang bu Tari suka dari Yogyakarta?

medina/Bestari

mengenai menambahkan kembali pe­ngawas di setiap tempat wisata. “Adanya pengawas setidaknya mampu mengontrol dan menegur langsung jika ada wisatawan yang kurang memiliki kesadaran seperti merusak properti tempat wisata atau membuang sampah

Bagaimana saran Anda terkait apa yang harus disediakan oleh tempat wisata?

S

memperbanyak jumlah tempat sampah

Triwulandari, salah satu responden me­nuturkan hukuman tersebut di­ harapkan mampu menjadi efek jera bagi pelanggar. “Alangkah baiknya hukuman itu bersifat mendidik agar si pelanggar juga bisa mengevaluasi kesalahan dirinya sendiri,” ungkapnya. med/m_zal

34.37% 2.84%

24.29%

38.50%

memperbanyak papan peringatan di tempat wisata

menambahkan kembali pengawas di setiap tempat wisata

lain lain

Grafis : Medina Nurainsy

Sebagai pengunjung atau pendatang sudah selayaknya mempunyai kewajiban menjaga dan mengikuti tradisi yang ada. Hal itu meliputi budaya, adat, sopan santun maupun kebersihan tempat wisata. Intinya harus saling menghargai satu sama lain, toh kita juga datang untuk menikmati indahnya Kota Yogyakarta Arik Puji Lestari, Mahasiswi, Wisatawan asal Mojokerto

dok.Pribadi

Keramah-tamahan warga Indonesia membuat saya betah mengunjungi negara ini lebih dari dua kali. Terutama kota Yogyakarta yang memiliki ragam tempat wisata dan kuliner kental akan budayanya namun juga terbuka pada budaya luar. Namun, minimnya informasi mengenai publik transportasi di kota ini menjadi salah satu kendala tersendiri bagi para pelancong sehingga petunjuk untuk pergi ke tempat wisata hanya bermodalkan informasi dari masyarakat sekitar dan internet.” Maudi Huijberts, Pelukis, Wisatawan asal Australia

Sangat menyenangkan bisa mengunjungi salah satu daerah wisata semacam Yogyakarta. Terlebih lagi saya sangat menyukai hal hal yang berbau budaya dan sejarah. Jadi saya cukup menikmati berlibur disini. Namun satu hal yang saya sayangkan adalah kurangnya informasi mengenai wisata yang ada dan apa saja yang disediakan di lokasi wisata.

wildan/Bestari

sembarang,” ujarnya. Sementara itu, ditinjau dari segi sanksi atau hukuman berbagai pen­dapat diungkapkan oleh res­ ponden. Sebanyak 27,30% sepakat bahwa memberikan hukuman tegas kepada wisatawan merupakan salah satu cara yang efektif. Ika

Banyak dong. Apalagi wisatawisatanya yang bikin kangen.

Matias Rodrigo Leal Amarante, Wisatawan asal Uruguay

simpul Yogyakarta merupakan salah satu kota bersejarah nan kaya akan budaya di Indonesia. Yogyakarta tercatat pernah menjadi ibukota negara. Selain itu, nilai keluhurannya pun masih sangat kental di kota yang terkenal dengan gudegnya itu. Terkait masyarakatnya, mereka mampu mempertahankan adat dan istiadat yang memang sudah ada sejak dulu. Kepala Lembaga Kebudayaan (LK) UMM Daroe Iswatiningsih mengungkapkan, wisatawan man­ ca­­negara datang ke Yogyakarta untuk mencari sesuatu yang tidak ada di negara asal mereka seperti hal-hal mistis dan ritual. Hal itu mampu menarik hati wisatawan untuk datang ke Yogyakarta. Masyarakat Yogyakarta juga mampu menarik perhatian dari segi kesatuan dan tingkat interaksi mereka. Tempat-tempat bersejarah sangat banyak dan gampang

Nikmati Wisata dengan Taati Peraturan yang Ada dijumpai mulai dari candi, pantai, museum, pasar, alun-alun, kebun binatang, kampung batik, bahkan istana negara mampu menyerap wisatawan untuk datang lagi dan lagi. Pengemasan tujuan wisata yang dijadikan satu paket juga mem­ pengaruhi minat wissatawan untuk melancong ke sana. “Wisatawan akan diuntungkan dengan konsep sekali jalan yang membawa mereka ke beberapa tempat wisata sekali ber­kunjung ke Yogyakarta,” ujar wanita berkacamata itu. Dosen yang juga mengajar di Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa Indonesia itu menambahkan, siapapun bisa datang ke Yogyakarta, namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh wisatawan selama berkunjung ke Yogyakarta. Meurutnya, menikmati berarti tidak melakukan hal-hal negatif selama berkunjung. “Pengunjung harus mengapresiasi dalam arti menaati peraturan dari apa yang dinikmati,

seperti memakai pakaian tertutup jika memasuki tempat wisata religi dan tidak mengotori dan merusak arca-arca jika berkunjung ke situs candi,” ujar dosen yang hobi menulis tersebut. Selanjutnya, Daroe mengatakan, terkait pengunjung yang cenderung merusak bisa dikenakan sanksi kriminal. Hal itu diterapkan karena banyak tempat wisata di Yogyakarta sarat akan nilai sejarah dan kebudayaan. Ia menuturkan bahwa sanksi diterapkan untuk meng­­hindari pencurian benda ber­nilai sejarah tinggi. “Tekait aspek kebudayaan, mereka sudah mem­punyai konsep yang matang dalam pelestariannya dengan adanya festival, pertunjukkan, dan pameran,” ungkapnya. Tambahnya, infrastruktur yang ada sudah memadai. Banyak public space dibangun untuk menarik hati wisatawan ataupun tempat berkumpul masyarakat

lokal bahkan komunitas tertentu. Sebagai destinasi wisata popular, masyarakat Yogyakarta harus ber­ komitmen mempertahankan dan melestarikan apa yang Yogyakarta punya. Hal itu bisa dilakukan dengan adanya campur tangan dan dukungan pemerintah. “Harapan saya, bangunan yang ada di Yogyakarta tetap dalam k e a d a a n aslinya tanpa ada banyak perubahan d a n renovasi. B a i k

pengunjung, warga dan pemerintah harus bersama-sama menjaga tempat bersejarah yang banyak tersebar di Yogyakarta,” jelas Daroe. m_yus

Daroe Iswatiningsih nolarita/Bestari


16

No. 352/TH.XXX/Desember/2017

pernik

Yogyakarta Menuju Pusat Batik Dunia

Sejak tahun 2009, United Nations EducAQational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) telah mengakui Batik sebagai warisan budaya Indonesia. Batik bahkan menjadi primadona utama dalam pencarian oleh-oleh para pe­lancong di setiap daerah. Begitu pula dengan Yogyakarta. Selain di­ kenal sebagai kota angkringan, daerah istimewa ini juga me­nyediakan berbagai produksi batik yang siap memanjakan pencari buah tangan. Bagaimana eksistensi dan keunikan batik Yogyakarta? Berikut penelusuran Tim Pernik saat Hunting Besar Bestari.

Awal Mula Berdiri Batik Seno

Perjalanan Hunting Besar Bestari diawali dengan berkunjung ke salah satu pusat kerajinan batik lukis yaitu Batik Seno. Perjalanan di­tempuh dengan menggunakan jalur darat dan membutuhkan waktu sekitar 30 menit dari alun-alun utara yogyakarta. Pemandangan ba­ngunan bersejarah dan ke­ anekaragaman model dan motif batik seakan menyapa dan menarik per­­hatian Tim Pernik untuk lebih me­ ngenal produk batik asli Kota Gudeg tersebut. Terletak di Daerah Mantrijeron, Kota Yogyakarta, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), gallery Batik Seno memamerkan ribuan batik lukis dan batik tulis yang be­raneka ragam motifnya. Tak cukup memamerkan dan menjual hasil karya para senimannya saja, Batik Seno juga menyediakan kelas kursus untuk belajar membuat batik dari proses awal hingga akhir. Melinda Tutas Indini selaku pe­ngelola dan pemilik Batik Seno meng­kisahkan, Batik Seno didirikan pada tahun 1975 oleh Taslim Bujang Sanmustari yang tidak lain adalah ayah kandung Melinda. Taslim yang awalnya hanya bekerja sebagai penjaga toko di pabrik batik Cindelaras, diam-diam telah memperhatikan bagaimana proses pembuatan batik lukis dan batik tulis hingga akhirnya ia bisa men­dirikan gallery sendiri. Pada tahun 1980, Taslim memutuskan untuk mem­buka toko batik di rumah kon­trakan­nya. Awalnya, ia hanya menjual karya orang lain, tapi seiring berjalannya waktu, Taslim mem­produksi sendiri batik lukis, khususnya motif abstrak dan topeng. Berkat teknologi yang semakin canggih, Batik Seno saat ini sudah me­layani penjualan ekspor. Amerika, Italia, Singapura, Malaysia dan negara-negara lain menjadi tujuan ekspor Batik Seno. Melinda me­­ nambahkan bahwa terdapat karya seniman-seniman lokal lain yang juga di jual di gallery Batik Seno. Menurutnya dapat mem­­­­bantu seniman tersebut, khususnya bagi seniman yang belum memiliki gallery sendiri. Wanita lulusan Univeritas Sanatha Dharma itu juga mengungkapkan bahwa kesenian batik sempat me­ ngalami penurunan. B a r u setelah Malaysia mengklaim

BESTARI

Seni: Pengrajin batik lukis yang sedang memberikan warna pada motif batik yang sudah digambar. alissa/Bestari

bahwa batik merupakan warisan budayanya, masyarakat Indonesia mulai me­miliki kesadaran untuk men­cintai batik. “Batik merupakan warisan budaya asli Indonesia yang harus di­lestarikan,” ujarnya. Selain dapat melihat ribuan lukisan batik, wisatawan juga bisa melihat proses membatik. Salah satu pengerajinnya adalah Tukiman Harjo Sukanto. Tukiman men­jelaskan bahwa ada beberapa warna dalam proses membatik. Pertama, warna indigisol untuk batik modern. Untuk menimbulkan warna tersebut, dibutuhkan bantuan sinar matahari agar warnanya maksimal. Kedua, warna nattol yang digunakan untuk mewarnai batik klasik. Sistem pe­warnaanya langsung celup dan tidak membutuhkan bantuan sinar matahari. “Warna nattol biasanya dominan dengan warna kuning, dan menggunakan sistem celup. Sedangkan warna indigisol sistem pe­warnaannya tahap demi tahap,” jelasnya.

Kampung Batik, Ngasem Selain Batik Seno, ada salah satu daerah di Yogyakarta yang tak kalah menarik, yaitu Ngasem. Ngasem disebut juga sebagai kampung batik, karena sebagian besar masyarakatnya banyak yang bekerja sebagai pembatik. Lukmanul Hakim, salah seorang masyarakat sekaligus pengerajin di kampung Ngasem mengatakan, batik buatannya memiliki beragam motif, misalnya motif kupu-kupu, motif parang rusak, motif gurdo, dan motif bunga. Adapun batik kain dengan motif parang rusak dan gurdo melambangkan kehidupan kerajaan dan biasanya digunakan saat penetapan raja dan hari-hari penting lainnya. Sedangkan motif bunga menjadi pilihan paling laris untuk membuat seragam, misalnya seragam sekolah, seragam kantor, dan lain-lain. Laki-laki asli Yo g y a k a r t a i t u m e n g u n g ka p ka n bahwa hasil

Kemasan: Kain batik yang dibungkus dengan cantik menambah kesan apik. alissa/Bestari kreativitas membatik didukung oleh berbagai alat dan bahan. Karena jika satu saja alatnya tidak ada, batik tidak akan terbentuk sempurna. Adapun alat tersebut yaitu malam, kompor, api, lilin, stempel, meja, canting dengan berbagai ukuran, pewarna, alat pada proses pelorotan, dan lain sebagainya. Jangka proses pembuatan batik pun ter­gantung motif dan ukuran, ada batik yang hanya memakan waktu satu hari sampai memakan waktu berbulan-bulan. Sementara itu, Halimah salah satu pengunjung kampung batik Ngasem mengungkapkan bahwa Batik Ngasem memiliki kain yang tebal dan halus. Beragam jenis batik di­perlihatkan kepada pengunjung dengan bentuk yang beragam pula. Bagi pengunjung dan konsumen batik, harga yang dibanderol me­nurutnya telah sesuai dengan produk yang dibeli. Halimah menambahkan, eksistensi batik telah berkembang. Hal itu di­buktikan dengan banyaknya para pemuda yang melestarikan batik dalam kompetisi internasional. ald/noe/nok/m_hai/nda

Pengecapan: Proses pembuatan batik cap dengan motif kupu - kupu dan bunga.

Melipat Batik: Seorang karyawan sedang merapikan kain batik.

alissa/Bestari

alissa/Bestari

Melukis: Salah seorang pengrajin yang sedang membuat pola batik lukis. Alissa/Bestari alissa/Bestari

Proses: Salah satu tahapan pembuatan batik cap yaitu alissa/Bestari penjemuran pasca diberi warna.


BESTARI

No. 352/TH.XXX/Desember/2017

17

pernik

Bisnis Batik Menjanjikan di Tengah Modernisasi

Ter­kenal sebagai kota wisata dan pendidikan, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) me­miliki segudang peluang untuk di­kembangkan. Salah satunya adalah pe­luang untuk berbisnis batik. Batik telah menjadi salah satu pesona sekaligus branding untuk Indonesia. Tidak hanya pedagang lokal saja, pedagang luar kota pun juga ikut memanfaatkan peluang bisnis ini. Berkat kecantikan dan keindahan motif, batik selalu berhasil meng­hipnotis konsumennya dan kerap dijadikan souvenir ketika me­ngunjungi Yogyakarta. Kecantikan Batik Selalu Menghipnotis Tanah kelahiran kerajinan batik adalah Yogyakarta. Tak heran apabila sepanjang jalan wisata Yogyakarta tak lepas mata me­mandang oleh keanekaragam hasil olahan produk yang berbahan dasar batik, seperti baju, tas, dan sandal. Dewi Ratnasari selaku manager di Toko Batik Adhikarya Jalan Malioboro menjelaskan bahwa, minat masyarakat terhadap batik setiap tahun semakin meningkat. Hal itu bisa dilihat dimana batik saat ini sudah digunakan untuk pakain seharihari bukanlagi untuk acara ter­­tentu. Batik bukan hanya sebatas fashion, tetapi batik merupakan budaya. Wanita kelahiran Bekasi itu men­­­jelaskan, selain menjual batik tulis, toko batik Adhikarya juga me­nyediakan batik print, dan juga batik sablon sebagai upaya memberikan ber­­bagai pilihan terhadap kon­sumen. Ada berbagai motif yang di­ sediakan, seperti motif kawung, motif parang dan sebagainya. Di sisi lain, toko tersebut juga menciptakan motif inovasi yaitu motif jahe slawe. Nama tersebut diambil karena jahe me­ milki makna bisa diminum oleh siapa pun dan juga slawe berarti 25 yang berarti usia produktif. “Pe­makai batik tersebut diharapkan me­­miliki jiwa yang rendah hati dan juga memiliki semangat seperti anak muda,” jelasnya. Sementara itu, Ahmad Effendy selaku pemilik usaha batik me­nyampaikan bahwa pengusaha batik Yogyakarta tidak akan me­ngalami gulung tikar. Bagaimana tidak, Yogyakarta tidak akan pernah sepi dengan keberadaan wisatawan lokal maupun wisatawan asing. Ter­lebih para wisatawan men­ jadikan patokan bawahsannya batik merupakan buah tangan yang wajib untuk dibeli. Melihat potensi yang ada dalam meraup pundi-pundi rupiah, Pria asal Magelang tersebut konsisten sejak sepuluh terakhir untuk tetap ber­bisnis batik di Yogyakarta. Hal ter­sebut disebabkan tidak ada per­saingan buruk dalam berdagang batik di Yogyakarta. Bahkan, ia me­ nyempatkan untuk berkumpul ber­sama para pembisnis lain. Hal tersebut guna menjaga silahturahmi dan memberikan patokan harga yang sama rata kepada konsumen. Kerajinan batik untuk pakaian yang terbilang sangat pesat dalam pen­ jualannya, motif yang selalu diburu adalah motif parang.

Pose: Kru Bestari saat foto bersama dengan duta museum di depan Monumen Yogya Kembali.

diego/Bestari

Mengamati: Salah seorang pengunjung yang sedang melihat - lihat batik lukis yang terpajang di dinding.

Alissa/Bestari

berburu batik untuk keluarga, misalnya baju, celana, tas, souvenir, dan pernak-per­nik lainnya. Perempuan asal Makasar itu menambahkan jika batik Yogyakarta memiliki motif yang unik dan sangat beragam di­­bandingkan dengan batik di daerahnya. Hal itu tentu menjadi magnet bagi dia untuk membeli batik Yogyakarta sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang. “Ditambah lagi harga yang murah dan pas di kan­tong”, ujar perempuan yang ber­profesi sebagai dosen di salah satu Perguruan Tinggi di Makasar tersebut. Ber­beda dengan Yulia, Bagja yang merupakan pengujung lain mengatakan

Pemberian Layanan dan Produk yang Baik Bagi Pengunjung Apriliani salah satu pedagang di Malioboro mengatakan pengunjung yang datang tidak hanya berasal dari dalam kota saja tetapi juga ada yang dari luar kota seperti, Jakarta, Bandung, daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Batik yang pem­buatannya dengan printing dan cap merupakan batik yang cukup banyak diminati pengunjung. Pe­layanan merupakan hal ter­penting yang perlu diperhatikan dalam ber­dagang yang dapat membuat pe­ngunjung betah untuk berlama-lama. Terdapat 3S yang diterapkan yakni salam, sapa, dan senyum. Mem­perhatikan pengunjung berkata dengan ramah dan halus jangan menyakiti hati dengan perkataan yang kasar. Lanjutnya, pemasokkan batik tidak hanya berasal dari yogyakarta saja tetapi juga datang dari solo, pekalongan dan daerah lainnya. Batik yang berasal dari pekalongan me­ miliki tiga warna dalam satu kain batiknya. Model yang tercipta dari kain batik juga dibuat dengan me­ngikuti perkembangan zaman sehingga diminati pengunjung. Model baju, rok, celana yang dijual beragam dari pakaian untuk Etalase: Deretan baju berbagai model yang terbuat dari anak-anak sampai orang dewasa, kain batik dengan motif yang beragam. tetapi lebih banyak diperuntukkan untuk kaum remaja. Harga yang Alissa/Bestari diberikan untuk satu kain batik bahwa cukup ter­jangkau mulai puluhan memiliki batik dengan motif khas ribu sampai jutaan. “Harapannya daerah tertentu menjadi suatu kebahagiaan ter­sendiri. Oleh semua masyarakat dapat memiliki karenanya, selain membeli barang yang berupa pakaian, dia batik sebagai salah satu produk budaya Indonesia,” ungkap juga membeli souvenir yang bermotif batik. Laki-laki asal wanita berusia 22 tahun itu. Cirebon itu menambahkan bahwa dia sengaja mengambil Pemilik toko Batik Citra itu me­­ waktu seng­gang untuk berjalan-jalan dan membeli olehngatakan jika pengunjung akan me­ningkat oleh di tengah-tengah mengurus kerjaannya yang ada di ketika saat liburan atapun hari-hari besar. Yogya. Bagja juga ber­harap agar batik semakin dicintai oleh Batik menjadi salah satu oleh-oleh yang masyarakat Indonesia juga peng­rajin batik tidak bosan dan sering dibawa ketika pulang ke daerah harus terus berkarya untuk menciptakan batik yang indah asalnya. Batik Citra sendiri buka mulai dan cantik. noe/ald/m_law/m_hai jam 09.00 pagi hingga 21.30 malam. Untuk satu harinya pengunjung sekitar 70 sampai 80 orang yang ber­ datangan. Sedangkan dihari libur dapat mencapai 200 sampai 300 pengunjung. “Ketika hari libur toko buka lebih lama biasanya tutup sekitar jam sebelasan,” jelasnya. Sementara itu, Yulia Alissa/Bestari Fitrianingsih, salah seorang pe­ngunjung mengatakan bahwa dia Pajangan: Beberapa karya batik lukis di galeri Batik Seno. sengaja mengunjungi Malioboro untuk


18 18

polemik polemik

No. 352/TH.XXX/Desember/2017

BESTARI

Sosialisasi Sistematika KKN Perlu Digalakkan Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan satu dari sekian mata kuliah yang ada di UMM. Pengelola KKN di UMM adalah Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DPPM). Berdasarkan kalender akademik, KKN dilaksanakan pada saat semester VII. Untuk lokasi KKN sendiri di­ dapatkan oleh DPPM berdasarkan beberapa hal, di antaranya ialah lo­ kasi hasil rekomendasi atau ajakan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM), Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM), dan Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM). Kurangnya Sosialisasi Pengenalan Program KKN Amir Syarifuddin, Kepala Divisi KKN dan Perluasan Wilayah, dalam wawancara menyatakan bah­wa ter­ dapat sembilan jenis KKN yang di­ sedikan oleh DPPM UMM. Beberapa jenis KKN yang ter­­sedia adalah KKN Khusus, Reguler, Kebangsaan, Universitas Muhammadiyah (Unmuh) untuk negeri, Kementerian Sosial (Kemensos), Keaksaraan Fungsi­onal, Pemberdayaan Pembelajaran, dan KKN Bencana Alam. Setiap jenis KKN yang ada mempunyai tujuan, syarat dan hasil yang berbeda-beda. Mes­­ kipun berbeda-beda tapi tetap mem­­­­ punyai satu inti yang sama yaitu me­ ngabdi untuk membangun desa atau tempat yang tertinggal. Lelaki yang sudah bekerja di UMM sejak 1990 menambahkan bah­wa secara rata-rata mahasiswa yang bisa mengikuti KKN harus sudah me­nyelesaikan 100-120 SKS di­mana di antaranya semester 5 sam­pai semester ke atasnya. Selain itu ada beberapa per­syaratan khu­ sus yang harus dipenuhi di antaranya adalah telah menempuh mata kuliah Metodologi Penelitian atau mata kuliah yang sejenisnya. Di­­ lihat dari pernyataan beliau, pada ke­­nyataannya mahasiswa yang me­­­ ngikuti KKN Khusus ada pula yang be­rasal dari semester V yang di­mana mereka baru mengikuti mata kuliah Metodologi Penelitian. Dalam menjawab pertanyaan ter­sebut, Dosen Program Studi (Prodi) Kehutanan ini me­ngungkapkan bahwa hal tersebutlah yang menjadi keistimewaan KKN khusus dibandingkan KKN lainnya. “KKN Khusus merupakan KKN yang di­ adakan pada waktu yang ter­­tentu

sesuai dengan kebutuhan, KKN ini dibuat berdasarkan adanya program yang diberikan dari Ke­mensos sehingga membutuhkan maha­siswa dalam menjalankan pro­gram tersebut,” tuturnya. KKN jenis ini hanya mem­ butuhkan sedikit pe­serta dengan kriteria yang telah di­tentukan sehingga di­namakan KKN khusus. Pusat perhatian permasalahan disini ialah, sosialisasi tentang ke­ beradaan KKN khusus sangat jarang di­ketahui oleh para mahasiswa UMM. Dosen yang tergabung di DPPM sejak 1987 ini menyatakan bahwa bentuk sosialisasi yang di­tempel di papan pe­ngumuman depan Kantor DPPM Kampus III UMM dan pengumuman melalui website resmi DPPM. Bukan hanya KKN khusus, beberapa jenis KKN lainnya juga terlihat jarang diketahui oleh mahasiswa lingkungan Kampus III pada umumnya dan terlebih lagi ja­rang diketahui oleh mahasiswa Kampus II. Amir berharap mahasiswa lebih aktif dalam mencari informasi me­ ngenai kegiatan KKN yang ada di UMM. Selain itu juga serius dalam me­ngabdi kepada masyarakat, sehingga bisa menciptakan program-program yang bermanfaat untuk memajukan desa.

Aplikasikan Program Kerja yang Solutif Sri Winarsih selaku Dosen Prodi Ilmu Teknologi dan Pangan (ITP) mengungkapkan, fungsi Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) yaitu untuk memberikan pem­­bekalan sebelum diterjunkan ke­lapangan dengan memberikan ber­bagai materi seperti survei la­pangan dan materi lainnya yang ber­­kaitan dengan pengembangan masyarakat. Agar tidak terjadi salah pa­ham dengan masyarakat ataupun pe­

KSKLUSIF

Lintas Negara: Para peserta KKN Internasional foto bersama seusai menghadiri acara penyambutan tamu oleh masyarakat Taiwan.

rangkat pemerintah setempat, maka harus mengetahui kondisi desa yang sebenarnya. “Jangan sampai program kerja bertentangan dengan kebutuhan masyarakat,” ungkapnya. Selaras dengan Sri, Bambang Yudi Ariadi yang juga merupakan DPL menjelaskan bahwa sebelum KKN ada pertemuan sekaligus pem­ bekalan kepada mahasiswa terkait dengan proker yang akan dijalankan. Proker-proker tersebut akan di­ pertimbangkan secara matang untuk meminimalisir kendala saat peng­aplikasian. Proker-proker juga telah disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat, baik secara ekonomi, lingkungan, maupun sosial. “Jika sekalipun ada kendala nantinya, secara otomatis kelompok KKN tersebut harus berkoordinasi dengan DPLnya masing-masing,” jelasnya. Masih ada Persoalan KKN di Lapangan Moh. Khifdzur Rahman, maha­ siswa Prodi Teknik Sipil angkatan 2014 yang pernah mengemban tugas menjadi reporter menyatakan ada

Masduki mirza/Bestari

Intan Maharani adalah salah seorang mahasiswa Prodi Teknik Mesin mengungkapkan informasi ten­tang KKN seperti sistematika dan waktu pendaftarannya masih kurang jelas. “Sepengetahuan saya informasi tentang KKN kurang optimal. Mungkin kurang optimal ter­sebut bisa dibenahi lagi, supaya maha­siswa yang ingin melakukan progam KKN bisa lebih mudah untuk mengetahui informasi lebih lan­jut lagi,” ungkap mahasiswa perempuan asal Kabupaten Jombang itu. Intan menganggap informasi dari website kurang efektif dan perlu media informasi secara lisan seperti dengan adanya sosialisasi. “Harapan saya sendiri setelah men­ jalankan KKN nanti kampus tetap mem­­­perhatikan, mulai dari tempat tinggal sampai dengan fasilitas, dan juga penyampaian pada masyarakat bahwa mahasiswa disana sebagai utusan dari kampus untuk memberi solusi pada permasalahan yang ada,” terangnya.  ald/m_law/p_ lat/omo

Optimalkan “Dari Muhammadiyah untuk Bangsa” Melalui KKN

Selama ini kita mengenal slogan “Dari Muhammadiyah untuk Bangsa” menjadi identitas yang di­ miliki UMM. Sebagai universitas yang memiliki misi untuk menyelenggarakan pengabdian kepada masya­rakat guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat, UMM terus berupaya untuk melaksanakan misi tersebut. Salah satunya yaitu melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) bagi mahasiswa semester enam. Lantas, apakah dengan adanya program KKN mampu mewujudkan slogan UMM tersebut? Berikut has­il wawancara Reporter Bestari Novita Yuliana dengan Wakil Direktur (Wadir) II Bidang Pengabdian Masya­rakat Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DPPM) Masduki. Apa makna dari “Dari Muhammadiyah untuk Bangsa”? Seperti yang kita ketahui, gerakan Muhammadiyah me­miliki visi sebagai gerakan yang be­rupaya untuk mewujudkan Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin yang berarti agama yang

beberapa kendala pada KKN, tetapi kendala-kendala tersebut ke­banyakan ada pada saat pra-KKN atau persiapan KKN. Selain itu, pem­bimbing dari KKN yang berasal dari Muhammadiyah di kecamatan daerah sana yang semestimya untuk menjembatani kelompoknya ke Kepala Desa daerah itu sendiri, “Dari pengalaman saya pembimbingnya kurang mem­ perhatikan kelompok KKN kita, seperti ketika kelompok KKN saya di­ tolak tetapi pembimbingnya kurang merespon pada saat itu,” ungkapnya. Mahasiswa yang berasal dari Kota Pasuruan itu menilai, harus ada pembenahan sistem dalam program KKN. “Jika saya me­ lihat sistemnya salah satu kampus lain saya rasa ada yang kurang pada sistem dari UMM sendiri, di kampus lain sebelum KKN kepala desa dari daerah yang akan dijadikan tempat KKN diundang ke kampus dan di­ pertemukan dengan pembimbing KKN dan mahasiswa yang akan KKN,” terangnya. Sosialisasi Kepada Mahasiswa Belum Merata

dok.DPPM

membawa rahmat dan kesejahteraan bagi se­luruh alam semesta. Oleh karena itu, sebagai universitas yang ber­­naung dibawah gerakan Muhammadiyah, UMM ber­keyakinan untuk menjadi lembaga pendidikan yang mampu untuk membangun bangsa melalui program pe­ngabdian yang dilakukan oleh pen­didik melalui penelitian yang dilakukannya maupun pe­ngabdian lain yang dilakukan oleh mahasiswa kepada seluruh lapisan masyarakat, tidak hanya bagi orang islam atau orang Muhammadiyah saja.

Lantas, apakah program KKN mampu untuk mewujudkan slogan itu? Tentu saja, DPPM terus berusaha untuk mengoperasionalkan program KKN tersebut untuk bangsa. Misalnya, dalam me­laksanakan kegiatan KKN DPPM tidak memandang mengenai latar be­lakang lokasi penempatan

KKN seperti apakah ia orang Islam, non Islam ataukah ia orang Muhammadiyah. Tetapi yang utama yaitu bagaimana cara meningkatkan dan memberdayakan masyarakat dari yang kurang sejahtera menjadi masyarakat sejahtera melalui pe­ngabdian masyarakat yang di­lakukan. Selain itu, mahasiswa juga turut berperan aktif dalam upaya tersebut dengan membuat program-program kerja yang dapat membantu pemberdayaan masyarakat.

Bagaimana upaya UMM untuk membangun bangsa melalui program KKN? Pada hakekatnya, program KKN merupakan program untuk pe­­ngabdian dan pemberdayaan masyarakat atau dalam istilah lain yaitu Transfer of Power. Kita yang mem­­punyai kekuatan entah dari universitas atau dari kemampuan ma­hasiswa dapat di transfer kan kepada masyarakat yang memang mem­­­

butuhkan untuk sebagai fasilitator ataupun mediator. Misalnya, mahasiswa menjadi me­diator bagi masyarakat dan sponsor untuk mendapatkan dana bagi ke­pentingan masyarakat itu sendiri misalnya untuk membuat sebuah des­ tinasi tempat wisata di lokasi KKN.

Ada berapa jenis program KKN di UMM? Di UMM terdapat lima jenis KKN yang diperuntukkan bagi ma­hasiswa. Di antaranya yaitu KKN reguler yang biasanya dilaksanakan setiap semester yang berlokasi di wilayah Jawa Timur dan ber­langsung selama satu bulan. Selain KKN regular, terdapat KKN khusus bagi mahasiswa yang memiliki ken­­­dala seperti memiliki penyakit, sedang mengandung dan kendala lainnya, biasanya KKN khusus ber­­­­langsung selama dua bulan dan bertempat di amal usaha Muhammadiyah. Terdapat juga KKN Muhammadiyah (KKNMu), dimana per­­wakilan mahasiswa dari seluruh Per­guruan Tinggi Muhammadiyah di Indonesia melakukan KKN da­ lam satu kota/kabupaten ter­­tentu yang berlangsung selama satu bulan setengah dan biasanya ber­lokasi di luar jawa. Sedang­kan, untuk KKN Tematik me­rupakan KKN yang dilaksanakan

ber­­dasarkan kerjasama antara UMM dengan berbagai instansi pemerintah dan Kementerian Sosial yang berlangsung selama satu bulan. Sementara itu, KKN Internasional merupakan KKN yang dilaksanakan selama dua minggu di luar negeri dan baru di­­laksanakan pertama kali pada tahun ini di Taiwan.

Bagaimana harapan Anda mengenai program KKN di UMM? Harapan terbesar saya yaitu mahasiswa dapat berperan aktif dan tidak setengah-setengah dalam pelaksanaan KKN. Sehingga, dalam pelaksanaanya kegiatan yang dilakukan tidak monoton dan mahasiswa dapat menuangkan seluruh ide-ide yang dimiliki untuk memajukan desa yang ditempati sebagai KKN. DPPM terus berusaha untuk membuat program KKN semakin menarik. Dengan cara mengadakan kompetisi video dan akan memberikan reward bagi kelompok yang memiliki video terbaik dan menjadi kelompok KKN terbaik. Sehingga akan memunculkan jiwa kompetisi dan mahasiswa dapat berlomba-lomba untuk menjadi kelompok KKN terbaik.


BESTARI

No. 352/TH.XXX/Desember/2017

kata mereka

Pengakuan Donald Trump atas Yerusalem Tuai Banyak Kecaman

Duwi Rahayu Akuntansi, 2015 Seperti yang kita ketahui Keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan pengakuan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel memicu kecaman dan penentangan dari berbagai pihak. Seperti yang kita lihat saat ini dari berbagai negara banyak yang menentang, salah satunya adalah Indonesia dimana Presiden Joko Widodo. Tidak hanya berhenti disitu masyarakat Indonesia juga

dengan tekad kuat mendukung atas pernyataan yang di lontarkan Presiden Joko Widodo. Presiden Joko Widodo menye­ butkan “Pengakuan sepihak itu me­ langgar revolusi dewan keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dan dapat mengguncang stabilitas keamanan dunia. Ia juga menyuarakan bahwa PBB dan Organisasi Konferensi Islam (OKI) akan membuat dan menentukan sikap perihal keputusan yang di lakukan oleh Donald Trump. Tidak hanya Presiden Joko Widodo saja yang menentang atas keputusan terssebut, tetapi banyak para pemimpin dunia muslim dan masyarakat Internasional juga melontarkan kemarahan me­reka dan sebagai peringatan bahwa langka itu dapat menimbulkan potensi kekerasan dan pertumpahan darah. Pernyataan dari Donald Trump itu juga akan membahayakan prospek perdamaiaan bagi Israel

dan Palestina. Maka dari itu harus di temukan cara untuk menyelesaikan status Yerusalem sebagai ibu kota masa depan kedua negara, sehingga aspirasi kedua belah pihak dapat terpenuhi. Jadi dengan adanya keputusan yang di buat oleh presiden AS itu membuat berbagai kalangan, agama, dan negara bersatu untuk menolak atas keputusan yang dibuat oleh Donald Trump. Karena keputusan itu akan membuat semakin tegang perseteruan antara Israel dan Palestina serta dapat memicu kemarahan dari berbagai negara yang tidak setuju atas keputusan itu, dikarenakan Yerusalaem adalah salah satu kota yang dianggap suci oleh berbagai agama di dunia. Hal itu juga akan menimbulkan kegagalan dari proses perdamaian yang dilakukan oleh Israel dan Palestina selama ini.

Kaleidoskop: Referensi Pemecahan Masalah Masa Depan Bangsa 2017 sudah hampir selesai, sama halnya dengan 2016 sebelumnya. Kaleidoskop 2016 sudah menceritakan hanyak hal tentang bangsa indonesia ini, sama halnya dengan Kaleidoskop 2015 dan sebelum-sebelumnya. Aneka peristiwa yang terjadi sebelumnya harus bisa menjadi referensi dalam pemecahan masalah kedepannya. Korupsi, masalah pilkada, penistaan agama, kemiskinan, hutang negara dan masih banyak lagi. Terkadang sebagai peme­ rintah, rakyat ataupun lembaga yang ada di negara ini harus sejenak berpikir, kenapa per­ masalahan-permasalahan ter­ sebut masih bisa terjadi di tahun selanjutnya dan kemungkinan besar terjadi lagi di tahun-tahun yang akan datang. Di sinilah peran Kaleidoskop dapat kita ambil dengan cara membaca, merenung dan memikirkan hikmah yang

dapat dipetik dari Kaleidoskop tahun sebelumnya. kita sebagai makhluk yang mengharapkan perubahan harus juga bisa merubah dan bukan hanya berbicara perubahan tanpa tindakan. 2018 sebentar lagi akan menyambut kita, lengkapilah catatan-catatan Kaleidoskop 2017 bangsa ini mulai dari dirimu agar menjadi referensi pemecahan masalah masa depan bangsa nantinya. Catatalah sesuatu yang ringkas, padat, jelas dan sederhana setiap peristiwa yang kamu anggap bermakna dan penting untuk bangsa ini. Jangan takut atau minder jika itu dirasakan hal yang tidak penting, yakinlah terkadang sesuatu yang penting berasal dari sesuatu yang tidak penting. Indonesia memerlukan catatan-catatan Kaleidoskop-mu untuk membangun bangsa ini kearah yang lebih baik, karena pengalaman bangsa yang berharga

Ibrahim Kehutanan, 2016 Korupsi masih menjadi penyakit ganas yang seakan mustahil untuk diobati. Korupsi di Indonesia masih menjadi konsumsi publik, mulai dari rakyat kecil, kepala desa, pejabat negara, bahkan tingkatan yang lebih tinggi. Mengapa tidak, korupsi menjadi santapan hangat setiap hari yang tidak kunjung selesai permasalahannya. Korupsi hari ini telah menjadi candu bagi sebagian

Info BESTARI Tema Grafis dan Kata Mereka edisi 353, Bulan Januari 2018:

“Indonesia Siaga Bencana” Pengiriman naskah/grafis paling lambat tanggal 16 Januari 2018. Ukuran grafis 25cm X 12cm. Naskah/grafis diterima di Kantor Redaksi Bestari atau melalui email: redaktur_bestari@yahoo.com.

Naskah/grafis yang dimuat akan mendapat imbalan. Bestari menerima tulisan pembaca untuk : 1. Tulisan Nurani dengan 4.000 character with space 2. Tulisan Resensi Buku atau Film dengan 3.500 character with space 3. Tiga karya puisi dengan tema bebas 4. Karya cerpen dengan tema bebas sebanyak 6.800 character with space 5. Opini (untuk dosen dan mahasiswa) dengan tema bebas sebanyak 5000 character with space. Harap menyertakan foto

Naskah yang dikirim belum pernah dimuat/dikirim ke media lain

Latifah Hanum, Pendidikan Matematika, 2015 adalah kumpulan catatan masa lalu. Ke depannya diharapkan kum­p ulan Kaleidoskop 2017 dari berbagai sumber bisa menjadi kunci dalam me­m a­ jukan dan me­nyelesaikan per­ masalahan yang ada di bangsa kita tercinta ini, se­h ingga bangsa ini bisa menjadi bangsa yang aman, adil dan sejahtera untuk seluruh umat.

Kasus Korupsi, Hilang Satu Tumbuh Seribu besar wakil rakyat. Banyak pejabat tinggi negara yang tersangkut kasus korupsi jutaan, ratusan juta, bahkan milyaran rupiah. Itu bukanlah kasus yang kecil yang bisa dilupakan oleh masyarakat Indonesia. Mengingat uang yang mereka korupkan merupakan uang rakyat yang seharusnya menjadi amanah yang dijaga. KPK mencatat, selama tahun 2017, pelaku korupsi terbanyak berasal dari pejabat birokrasi pemerintah pusat dan daerah. Berdasarkan data yang dihimpun KPK, ada 43 kasus yang melibatkan pejabat Eseleon I hingga IV, 27 perkara melibatkan swasta, 20 perkara melibatkan anggota DPR/ DPRD, dan 12 perkara lainnya melibatkan bupati/wali kota dan wakilnya. Berdasarkan data tersebut, korupsi di kalangan pejabat negara dari hobi menjadi budaya.

19

Para wakil rakyat yang terbukti terjerat kasus korupsi akan diganti dengan pejabat lainnya. Masyarakat seakan dipaksa percaya dengan pejabat baru dan menaruh harapan yang lebih baik dengan datangnya wakilnya yang baru itu. Namun kenyataannya sampai saat ini belum ada yang bisa memutus daur korupsi walau beberapa upaya telah dilakukan, satu kasus teratasi muncul kasus korupsi yang baru. Itu bukanlah masalah sepele, karena korupsi akan merugikan negara, rakyat, dan bangsa ini. patut direnungi bersama, kasus korupsi 2017 sebelum melakukan resolusi 2018, dengan harapan kasus korupsi ini bisa ditangani dan diselesaikan.

Seminar Kebudayaan Jawa

Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia akan menggelar Seminar Kebudayaan Jawa pada 16 Januari 2018 mendatang di Teater Dome UMM. Acara bertema “Budaya Jawa dalam Tantangan Globalisasi dan Pengembangan Budaya Nasional” menghadirkan Yusro Edy Nugroho, pengarang buku Serat Wedhatama.

Dialog Dekanat

Dialog Dekanat untuk mahasiswa Fakultas Psikologi akan dilaksanakan oleh Senat Mahasiswa Fakultas Psikologi. Acara dilaksanakan pada Sabtu, 6 Januari 2018 di Aula BAU. Peserta dialog dikhususkan untuk mahasiswa Fakultas Psikologi yang merupakan perwakilan tiap kelas. Dialog Dekanat tersebut juga akan menghadirkan jajaran dekanat, dosen, dan lembaga kemahasiswaan.


20

No. 352/TH.XXX/Desember/2017

grafis

BESTARI

Elok Dwi Septria Devi Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Melly Amanda Prodi Ilmu Teknologi dan Pangan

Upgrading Bestari 2017

faris/Bestari

faris/Bestari

Mengusung tema Menjujung Tinggi Solidaritas, Loyalitas, dan Kreativitas Bestari selenggarakan Upgrading. Berikut potret serangkaian kegiatan Upgrading 2017.

maulyadi/Bestari

maulyadi/Bestari

faris/Bestari


BESTARI

No. 352/TH.XXX/Desember/2017

21

konsultasi

Waspadai DBD di Musim Hujan

Merasa Salah Jurusan, Aku Harus Bagaimana? Assalamualaikum Wr. Wb Perkenalkan nama saya AR saat ini sedang menempuh jenjang akhir di sebuah perguruan tinggi di kota Malang. Saya ingin berkonsultasi tentang permasalahan yang sedang saya alami, semoga Tim BK dapat membantu saya. Saat ini saya duduk di semester XIII, hal itu membuat saya galau karena tuntutan untuk segera lulus kerap saya terima, baik dari orang tua maupun lingkungan sosial saya, banyak teman satu angkatan saya yang telah lulus sehingga saya merasa tertinggal. Hal itu membuat saya malu dan tertekan, tapi di sisi lain saya takut untuk menemui dosen pembimbing saya karena sudah lama tidak menemuinya. Lagipula saya merasa kehilangan semangat tanpa ada teman yang saya kenal. Selain itu saya merasa dosen pembimbing saya terlalu memojokkan saya dan menyalahkan setiap hal yang saya ajukan sebagai materi penelitian saya, akibatnya menjadi malas untuk bimbingan. Saya memiliki hobi dan kertertarikan di bidang seni tari dan koreografi, sedangkan saat ini saya sedang menempuh kuliah di bidang ilmu eksak. Menurut teman-teman, saya memiliki bakat yang menonjol di bidang tari dan koreografi hingga pernah saya mendengar bahwa seharusnya saya lebih sesuai jika masuk jurusan seni. Bahkan saat ini saya sedang mempersiapkan sebuah pagelaran tari dan berkolaborasi dengan koreografer terkenal. Selain itu orang tua selalu menanyakan kapan saya lulus dan juga selalu membandingkan kemampuan saya dengan saudara-saudara saya. Menurut mereka seharusnya saya mampu menyelesaikan kuliah tepat waktu seperti saudara-saudara saya yang lain, karena bidang yang saya pelajari saat ini memiliki prospek pekerjaan yang bagus. Namun hal itu membuat saya jadi merasa

tertekan karena bertentangan dengan minat saya, sehingga saya selalu menghindari percakapanpercakapan dengan topik akademik dengan orang tua. Orang tua saya tidak pernah tahu beban yang saya alami selama perkuliahan. Mereka selalu mengungkit-ungkit tentang segala materi yang telah mereka keluarkan untuk membiayai saya kuliah. Mereka menginginkan saya agar segera lulus dan mendapatkan pekerjaan yang mapan sehingga dapat menjaga kehormatan nama keluarga. Hal itu yang saat ini sedang mengganggu pikiran saya hingga tidak fokus menyelesaikan skripsi.

Waalaikumsalam Wr. Wb Terima kasih pada saudara AR yang telah memberi kepercayaan kepada Tim BK. Permasalahan skripsi memang umum terjadi di kalangan mahasiswa akhir. Konflik dengan dosen pembimbing pun kadangkala kerap terjadi akibat ketidaksesuaian persepsi antara mahasiswa dan dosen pembimbingnya. Akan tetapi perlu diingat bahwa pendidik manapun di dunia ini termasuk dosen menginginkan hal yang terbaik bagi mahasiswanya. Tugas mereka adalah mendidik dan membimbing Saudara untuk dapat berhasil dalam bidang akademik.

Suasana Pembukaan Student Day 2017

Kalau pun Saudara AR merasa selalu disalahkan, bukan berarti dosen tersebut tidak menghargai usaha Saudara, melainkan beliau memberi kepercayaan kepada Saudara untuk dapat menghasilkan karya yang lebih berkualitas. Anggaplah masukan dari dosen bukan sebagai suatu cemoohan akan tetapi sebagai bentuk kepercayaan bagi Saudara untuk dapat berbuat lebih baik ke depannya. Terkait dengan ketertarikan Saudara pada bidang seni atau koreografi, hal itu tidak ada salahnya selama tidak mengganggu perkuliahan. Saudara tetap dapat mengembangkan bakat yang menjadi hobby Saudara. Namun ada hal yang Saudara harus ketahui bahwa saat ini Saudara sudah berada di semester akhir yang tugas utamanya segera menyelesaikan skripsi, jangan sampai hobi yang Saudara miliki menjadi penghambat. Jadikan ketertarikan pada bidang seni sebagai semangat untuk segera menyelesaikan skripsi. Kepada orang tua berikanlah pengertian yang baik mengenai apa saja kesulitan yang Saudara. Komunikasikan kembali mengenai bakat Saudara dalam bidang seni yang mungkin di masa depan pekerjaan saudara bisa saja bergelut di bidang seni, bukan pekerjaan di bidang eksak. Semua bidang pekerjaan baik eksak maupun kesenian sama-sama memiliki peluang karir yang baik dan terhormat. Bertahanlah dengan perjuangan Saudara yang tinggal selangkah lagi. Tetap semangat, semoga selalu diberi kelancaran dalam setiap langkah, terima kasih. Tim UPT BK Masjid AR Fachruddin Lt. I Kampus III UMM Penanggung jawab : Muhammad Shohib, M.Si. konseling_bk@yahoo.com Telp : 0341-464318 ext 180

Musim hujan yang sedang berlangsung seperti sekarang ini, perlu diwaspadai terutama me­ ngenai kebersihan lingkungan. Pada musim penghujan wabah demam berdarah lebih mudah ber­kem­bang dan menular. Ter­ lebih lagi ketika musim hujan ba­ nyak genangan air yang memper­ mudah berkembang biaknya lar­va jentik-jentik nyamuk Aedes Aegypti. Sehingga dibutuhkan lang­kah untuk mencegah penyakit tersebut. Menurut Kementerian Kesehatan RI, demam berdarah dengue (DBD) merupakan pe­ nyakit yang disebabkan oleh virus Dengue. Virus tersebut ditularkan da­ri orang ke orang melalui gi­ gitan nyamuk Aedes. Nyamuk pe­ nular dengue banyak dijumpai di dae­rah tropis seperti Indonesia, ke­cuali daerah yang berada le­ bih dari seribu meter di atas permukaan laut. Beberapa faktor yang mempengaruhi munculnya DBD di antaranya karena ren­ dahnya status kekebalan kelom­ pok masyarakat dan banyaknya tem­pat perindukan nyamuk yang bia­sanya terjadi pada musim hujan. Gejala yang muncul akibat te­rin­feksi virus dengue ditandai de­ngan demam mendadak ting­ gi, sakit kepala parah, nye­ri di belakang mata yang me­mburuk dengan gerakan mata, nyeri sekujur tubuh dan nyeri sen­di, mual atau muntah, ruam keme­ rahan pada kulit. Pada umumnya penderita DBD akan mengalami fase demam se­la­ma dua sampai tujuh hari, fa­se pertama satu sampai tiga hari pende­rita yang terjangkit akan merasakan demam yang cukup ting­gi sampai 40 derajat celcius. Selan­jutnya, pada fase kedua penderita me­nga­lami fase kritis pada hari ke empat sampai kelima di mana de­mam akan turun sampai 37 de­rajat celcius. Penderita pada fase ter­ sebut merasa dapat beraktivitas (merasa sembuh kembali), namun hal tersebut berbahaya dan dapat me­nga­kibatkan keadaan fatal karena terjadi

penurunan trombosit secara dras­tis akibat pencahnya pembuluh da­rah. Kemudian pada fase ketiga ya­itu pada hari keenam sampai ke­tujuh, penderita akan merasakan de­ mam kembali, fase ini disebut fase pemulihan. Biasanya penderita akan sem­ buh pada hari ke tujuh. Namun perlu diwaspadai jika gejala ber­ lanjut tanpa ada penanganan khusus dari dokter, pembuluh da­ rah akan mengalami kebocoran. Hal tersebut dapat menyebabkan pen­darahan dari hidung dan mu­ lut, muntah terus-menerus, pen­ darahan di bawah kulit, hingga me­ nye­babkan masalah paru-paru, hati, serta jantung. Mencegah penyakit DBD paling efektif dan efisien yaitu de­ ngan memberantas sarang nya­ muk dengan cara 3M Plus, yaitu (1) menguras, (2) menutup, (3) memanfaatkan kembali atau men­daur ulang barang bekas yang bisanya dibuat sarang nyamuk. Tidak hanya itu, yang dimaksud dengan Plus yaitu bentuk pencegahan lain seperti menaburkan bubuk lavarsida pada tempat penampungan air, me­nggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk, menggunakan ke­ lam­bu saat tidur, memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk, mena­nam taman pengusir nyamuk se­per­ti serai wangi, lemon balm, laven­der, catnip, dan bawang putih. Kemu­ dian perlu diperhatikan juga penga­ turan cahaya dan ventilasi dalam rumah, menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam ru­mah yang bisa mengundang nyamuk. Hal lain yang bisa dilakukan untuk menghindari gigitan nyamuk di antaranya memakai pakaian yang melindungi kulit seperti memakai baju panjang dan celana panjang, hindari keluar ruangan pada saat subuh, sore, dan senja karena nyamuk lebih banyak keluar, serta gunakan AC, dan jaring pada jendela maupun pintu masuk. Data diolah dari berbagai sumber oleh: Oktavia Suryani

Rona student day 2017

diego/Bestari

Pembimbingan intensif PKM. agus/Bestari

Kuliah umum kewirausahaan Student Day. agus/Bestari

Simbolis kerja sama UMM dengan Apindo. agus/Bestari

Penampilan mahasiswa baru UMM.

maulyadi/Bestari

Deretan pemenang beberapa kategori selama pelaksanaan Student Day.

maulyadi/Bestari


22

No. 352/TH.XXX/Desember/2017

opini

BESTARI

Pemerataan Ekonomi dalam Perspektif Islam SARA, Hoax, dan Pilkada

Tahun 2017 silam, isu Suku, Agama, Ras, dan Antar-golongan (SARA) seolah menjadi salah satu pelengkap dalam dunia politik. Salah satunya yang sangat jelas menjadi sorotan publik adalah pada Pemilihan Gubernur DKI Jakarta. Kegiatan itu pun tampak sukses “membelah” masyarakat Ibu Kota, bahkan masyarakat Nusantara. Tahun 2018 dan 2019 mendatang masyarakat Indonesia akan kembali menemui dua pesta demokrasi yakni Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018 dan Pemilihan Umum (Pemilu) 2019. Melihat “keberhasilan” isu SARA itu, sangat besar kemungkinan masyarakat Indonesia akan “terbelah” kembali dan akan semakin memburuk pada Pemilu 2019. Masalahnya, isu SARA itu memiliki dampak yang cukup panjang. Dampak itu terasa pada masyarakat Indonesia yang semakin kurang toleran pada perbedaan. Pada Undang-undang Pilkada Nomor 10 Tahun 2016 Pasal 69 menyebutkan, dalam melaksakan kampanye Pilkada, para bakal calon dan semua pihak, dilarang melakukan penghinaan kepada seseorang, agama, suku, ras dan golongan terhadap calon kepala daerah. Dalam pasal yang sama, kampanye yang bersifat menghasut, memfitnah, mengadu domba partai politik, perseorangan dan atau kelompok masyarakat, juga sangat dilarang. Namun, lihat kembali, penghinaan itu berdasarkan perspektif siapa? Pihak mana yang punya rumusan bagaimana suatu tindakan dikatakan menghina? Keadaan kampanye politik seperti itu ikut diperparah di era digital saat ini. Kebebasan berekspresi di internet membuktikan bahwa siapa saja dapat membuat isu sendiri tanpa ada batasan. Hasilnya opini yang belum jelas kebenarannya sampai berita hoax sangat mudah ditemui. Kebiasaan warganet yang kurang memperhatikan apa yang dilihat dan dibaca ikut memperparah keadaan, belum lagi ditambah warganet yang sering membagikan apa yang dibaca tanpa mengecek kebenaran kata dan data. Walaupun di Indonesia sudah memiliki UU ITE, namun masih belum sepenuhnya mampu “menyiduk” pelaku pelakunya. Jika pelaku politik mau dan mampu berkampanye secara sportif, mungkin dapat mengurangi terbelahnya masyarakat menjelang Pilkada 2018 dan Pemilu 2019. Besar harapan nantinya lebih banyak masyarakat Indonesia menilai calon kepala daerah dan calon presiden berdasarkan bagaimana program mereka ke depan, karena intinya memilih pemimpin untuk Indonesia lebih baik. Jika tetap terjadi “perang” isu pada pesta demokrasi mendatang, maka Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) harus kerja ekstra menyelidi dan menindak oknum oknum yang memanfaatkan isu isu itu. Tidak ketinggalan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) harus lebih kuat lagi menjaring penyebar berita hoax. Namun, semua permasalahan akan kembali lagi pada masyarakat yang memilih. Mau lebih cerdas, atau termakan permainan pelaku pelaku politik yang curang.

Maulyadi Salasanto Redaktur Pelaksana

Prinsip keadilan dalam bidang ekonomi bagi masyarakat Indonesia sudah sangat jelas diatur dalam sila kelima Pancasila dan Pasal 33 UUD 1945. Implementasi prinsip keadilan ekonomi dapat dilihat dari aspek pemerataannya. Pemerataan ekonomi atau tingkat kesenjangan dalam distribusi pendapatan dalam konteks ilmu ekonomi diukur dengan indikator rasio gini. Nilai rasio gini antara 0 (pemerataan sempurna) sampai dengan 1 (ketidakmerataan yang sempurna). Rasio gini Indonesia pada 2010 sebesar 0,38. 2011-2015 terjadi kenaikan ketimpangan yang cukup signifikan, yaitu dengan rasio gini rata-rata meningkat menjadi 0,41. Rasio gini pada 2016 menurun menjadi 0,40 dan 2017 menjadi sebesar 0,39. Berarti selama dua tahun terakhir ada sedikit perbaikan pemerataan walaupun masih sangat tipis. Besaran rasio gini dari periode 2010-2017, menunjukkan kemajuan atau pertumbuhan ekonomi tersebar tidak merata dan terdistribusi pada golongangolongan tertentu. Fenomena ketimpangan pendapatan masyarakat diperkuat dengan data dari Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), Indonesia masuk peringkat ke-4 negara paling timpang di dunia. Indikasinya dapat dilihat bahwa 1% orang terkaya menguasai 49,3% aset nasional. Walaupun tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup tinggi, yaitu berada pada ranking ke-3 dunia setelah Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dan India. Namun hasil pertumbuhan ekonomi lebih banyak dinikmati golongan yang berpendapatan relatif tinggi. Islam mengatur setiap orang memiliki hak atas kepemilikan harta dan kekayaan, dan pendapatan, tetapi ada batasan tertentu yang harus dipenuhi. Pembatasan atas kepemilikan kekayaan sesuai dengan firman Allah dalam QS Al-Hasyr (59): 7 “…

Warsono *)

Supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu …” Sekalipun harta diperoleh dari kerja sendiri, Islam mengatur ada bagian dari harta atau pendapatan yang menjadi hak orang miskin, sebagaimana dapat dilihat pada QS. AdzDzariyat (51): 19. Pembatasan terhadap kekayaan bagi muslim ditujukan agar manusia tidak melampaui batas, sehingga tidak ada hasrat untuk menguasai atau memonopoli suatu sumber ekonomi. Hal itu sebagaimana dapat dilihat pada QS. AsySyuura (42): 27. Dalam upaya meningkatkan pemerataan ekonomi, sebagai umat Islam dapat mem­ berikan kontribusi. Pertama, men­ja­lan­kan kewajiban rukun Islam, terutama dalam membayar zakat. Zakat menjadi salah satu sa­rana pengentasan kemiskinan dan pe­ me­rataan ekonomi yang efektif bagi umat Islam jika dikelola dengan baik. Potensi eko­ nomi yang bersumber dari zakat cukup be­ sar mengingat jumlah penduduk kelas me­ ne­­ngah yang meningkat dalam lima tahun terakhir. Kedua, memperkuat mentalitas berbagi kepada sesama. Dalam personal finance, kemampuan dan kemauan berbagi menjadi salah satu indikator kebahagiaan seseorang. Islam mengajarkan bahwa tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Jika umat Islam memiliki kesadaran yang tinggi dalam berbagi maka akan menjadi salah

satu cara menekan terjadinya kesenjangan dalam hal pendapatan dan kekayaan. Ketiga, membantu orang lain terutama yang kurang beruntung untuk hidup mandiri. Konsep pemberdayaan sudah saatnya digalakkan untuk mengarahkan orang yang kurang beruntung dapat hidup mandiri. Orang bijak mengatakan: “Berikan pancing daripada ikannya”. “Ikan” hanya diberikan pada saat kondisi darurat. Hal itu untuk menekan kebiasaan bergantung pada orang lain. Keempat, menghindari praktik riba. Praktik riba bersumber dari transaksi jual-beli dan pinjam meminjam. Dalam transaksi jual-beli, riba terjadi berkaitan dengan masalah timbangan dan adanya unsur spekulasi, sedang dalam transaksi pinjam-meminjam karena adanya unsur bunga. Dengan dua macam transaksi antara dua pihak yang melakukan transaksi sebenarnya ada salah satu pihak yang dirugikan. Akibatnya, pihak yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin. Larangan praktik riba dapat dilihat pada QS. Ar-Rum (39), “Riba tidak akan menambah kekayaan individu maupun Negara, namun sebaliknya justru akan mengurangi kekayaan”. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa implementasi sistem ekonomi Indonesia kini dalam beberapa hal belum selaras dengan nilai-nilai Pancasila, terutama sila ke-5 dan Pasal 33 UUD 1945. Tingkat kesenjangan antara si kaya dengan si miskin masih lebar. Kemajuan dan pertumbuhan ekonomi belum diikuti dengan peningkatan pemerataannya. Perlu solusi yang tepat untuk mengarahkan pada pencapaian tujuan bangsa Indonesia, yaitu masyarakat adil dan makmur. Ini tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga kita sebagai umat Islam dan sekaligus warga negara. *) Staf pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Kurangnya Peran Pemerintah dalam Sosialisasi Hukum

Banyak istilah hukum yang terkadang kurang tepat untuk digunakan atau di­ implementasikan dalam realitas prak­ tiknya, terutama dari teori keadilan. Ke­ adilan merupakan unsur yang hendak ingin dituju oleh hukum, sehingga ketika ber­bicara tentang orientasi hukum maka salah satunya adalah keadilan. Asas fiksi hukum mengatakan setiap orang dianggap tahu akan undang-undang atau hukum. Hal itu karena manusia mem­ punyai kepentingan sejak lahir hingga mati. Setiap kepentingan manusia selalu di­ancam oleh bahaya di sekelilingnya. Oleh ka­renanya, manusia membutuhkan alat untuk melindungi kebutuhannya yakni dengan norma atau kaidah hukum. Agar hu­kum dapat memberikan perlindungan terhadap kepentingan, maka manusia harus taat dan tunduk pada hukum, sehingga timbullah kesadaran hukum masyarakat. Melalui asas tersebut, secara general tidak ada manusia yang dianggap tidak tahu akan suatu aturan, melainkan semua dianggap tahu dan memilik kewajiban untuk menaati. Timbul pertanyaan tentang bagaimana peran asas tersebut dalam membentuk kesadaran hukum masyarakat? Bagaimana bila masyarakat desa tidak tahu adanya aturan dan melanggarnya lalu perangkat kekuasaan datang menangkap dengan dalih telah melanggar aturan hukum, serta memberikan sanksi padanya? Pemakaian fiksi hukum dalam pembentukan dan penegakan hukum dan dalam ajaran hukum menyebabkan kerugian yang besar bagi masyarakat. Pemakaian fiksi hukum mengakibatkan kebiasaan bagi para ahli hukum dan penegak hukum untuk memakai fiksi hukum dengan tidak semestinya. Terutama dalam pengadilan teori ini memegang peran yang sangat berbahaya. Bagi seorang

Darmansyah *)

hakim, asas ini dapat menjadi suatu alat atau pisau yang berbahaya bagi masyarakat. Karena fiksi adalah alat untuk mengikat karena memberikan hakim kemampuan untuk mencapai suatu yang diinginkannya. Sehingga fiksi dapat menghitamkan yang putih dan memutihkan yang hitam. Kebenaran penggunaan fiksi hukum patut diragukan kebenarannya jika ditinjau dengan kenyataan sosial yang ada. Dan secara logis tidak dapat dibenarkan secara ilmiah, karena kenyataan sosial justru sebaliknya walaupun peraturan hukum tersebut dimaksud telah dituangkan dalam lembaran negara. Banyak aparat penegak hukum yang juga tidak mengerti mengenai peraturan-peraturan hukum tertentu, karena jumlah yang sangat banyak. Apalagi masyakat pelosok, terpencil, pedalaman yang tinggal di desa. Jika ditinjau dengan teori keadilan, maka penggunaan teori fiksi hukum berpeluang menimbulkan ketidakadilan. Karena orang yang benar-benar tidak mengetahui peraturan dikenai hukuman yang sama dengan orang yang tahu. Seseorang yang mengambil satu singkong dihukum sama dengan seseorang yang mencuri uang negara yang banyak merugikan rakyat. Banyak kasus

yang mencederai hak dan kepentingan masyarakat dengan berlakunya asas itu. Seperti kasus-kasus nenek Minah, nenek Asinih, dan kasus salah tangkap, dan diputus bebas dari tuntutan hukum oleh hakim. Selain menimbulkan ketidakadilan, teori ini juga dalam implementasinya dapat mereduksi peran atau tanggung jawab pemerintah dalam menyosialisasikan peraturan hukum dari tingkat pusat, daerah, hingga tingkat desa. Sebab suatu hukum, setelah disahkan atau ditetapkan oleh pemerintah bersama dengan DPR tidak langsung berlaku dan mengikat masyarakat. Melainkan harus melalui mekanisme perundangan dalam Lembaran Negara, Lembaran Daerah hingga di tingkat desa. Sosialisasi kepada masyarakat tidak hanya melalui media sosial, tetapi juga secara langsung kepada masyarakat. Negara memiliki peran dan tanggung jawab untuk menumbuhkan kesadaran hukum masyarakat. Kesadaran ini akan muncul ketika masyarakat mengerti aturan tertentu, sehingga menimbulkan sikap dan tindak kepatuhan dan kehati-hatian dalam bermasyarakat. Namun hal tersebut sering kali terabaikan oleh negara. Perlu ada perhatian pemerintah, dan akademisi untuk meluruskan istilah dan pemaknaan fiksi hukum dalam praktiknya dengan memberikan sosialisasi kepada masyarakat secara langsung. Diharapkan para praktisi tidak turut melestarikan pemakaian istilah yang salah kaprah. Hanya karena dunia praktis sudah telanjur terus menerus menggunakan hal yang seperti itu. Hukum bukanlah segalagalanya, hukum memiliki keterbatasan yang perlu disadari bersama agar efek negatifnya bisa diminimalkan. *) Mahasiswa Fakultas Hukum


BESTARI

No. 352/TH.XXX/Desember/2017

Aku Kebelet Nikah

Cerpen “Mas mas, dipanggil bapak kos, ada titipan surat katanya,” seruan Mukhlas mengagetkanku yang kebetulan sedang serius me­ nye­lesaikan makalah penelitian. Tiga hari ini pikiranku tidak bisa tenang. Ada hal yang memang mem­­buatku cemas. Beberapa hari yang lalu aku mengirim pesan sing­kat lewat media sosial kepada ibu. “Ibu, Ahmad ingin segera me­ nikah. Jadi saya meminta izin ter­ le­bih dahulu ke ibu dan ayah.” Kurang lebih begitulah isi chat yang aku kirimkan. Singkat, padat dan jelas. Setengah jam kemudian ibu membalas “Nanti ibu balas lewat surat saja," balasnya. Akhirnya hari ini surat itu telah da­tang. Aku segera pergi ke rumah bapak kos meninggalkan tumpukan buku dan makalah di kamar. “Mas, ini ada surat yang cukup tebal. Dari ibu, ya?” tanya bapak kosku. “Oh inggih, Pak, ini surat khusus hehe.” Kuterima surat yang terasa sedikit tebal digenggaman. Jika aku boleh menerka mungkin ada sekitar lima sampai delapan lembar surat dalam amplop yang aku bawa. Aku duduk di samping meja be­lajar yang biasa aku pakai, kuselonjorkan kakiku dan ber­ san­dar di tembok yang kini cat

biru­nya sudah mulai lapuk. Kubuka amplop coklat itu dengan jantung yang sedikit berdebar. Apakah ibu me­nolak? Apakah ibu menyetujui? Kubuka lembar pertama yang tentunya ditulis oleh ibu. "Ahmad serius ingin menikah? Sejujurnya ibu kaget mendengarnya. Anak kecil yang dulu suka merengek dan me­ nangis kini sudah besar. Atau bahkan se­karang pun Ahmad masih suka me­ nangis ya? Tidakkah Ahmad terburuburu? Toh kamu laki laki jadi tak per­lu tergesa-gesa menikah. Belum lagi dua kakakmu Anggi dan Mas Hassan belum menikah. Tidak baik melangkahi saudara saudara tuamu. Ibu tidak setuju kalau Ahmad menikah se­karang, masih banyak waktu." Jawaban ibu sama seperti yang kubayangkan. Bukannya aku mem­ ban­tah tapi tidakkah ibu melihat banyak anak anak muda sholeh yang me­nyegerakan menikah. Alvin dan Muzammil misalnya. Mereka ber­ dua menikah di usia yang cukup muda dan sampai sekarang mereka baik baik saja. Bukankah salah satu dari tiga hal yang dianjurkan Rasulullah untuk di­percepat selain menyegerakan meng­kubur mayit dan mempercepat ber­buka adalah menikah? Memang tidak baik melangkahai saudara tua untuk menikah, namun

Resensi

me­nurutku Kak Anggi dan Mas Hassan saja yang terlalu selektif dalam memilih. Pernah suatu ketika aku mengobrol dengan Kak Anggi “Kak, kenapa sih mereka ditolak? Kan mereka baik. Mau sampai kapan menunggu seseorang yang sempurna?” Celetukanku tentunya mem­buat Kak Anggi marah. Namun apa yang kukatakan ada benarnya, bukan? Selama yang meminang baik dan selalu di jalan Allah, kenapa tidak? Aku lanjutkan ke lembar berikutnya. Lembar yang ditulis dengan tulisan khas guru yang jelas dan indah. Iya, dialah ayahku. Me­ nu­lis surat dengan gaya khas Jawa yang kental di setiap kalimatnya. "Loh mau menikah kamu, nak? Ojo ndagel. Mau dikasih makan apa istri karo anak anakmu kelak? Selesaikan dulu sarjanamu. Ojo sampe keinginan untuk menikah mengganggu kuliahmu. Sampean ndak mau melanjutkan S2, ta?" Sekali lagi mohon maaf ayah. Namun dalam hati Ahmad bertanyatanya bukankah ketika kita menikah pintu rezeki akan semakin ter­bu­ka lebar? Bukankah Allah sudah ber­ jan­ji akan menyukupkan hamba­Nya yang melengkapi separuh agama? Alhamdulilah selama dua tahun terakhir aku sudah tidak lagi me­

Negara Sejuta Bencana

Judul Penulis Penerbit Tahun Terbit Tebal Peresensi

23

humaniora

: Negara Sejuta Bencana: Identifikasi, Analisis, dan Solusi Mengatasi Bencana dengan Manajemen Kebencanaan : Prof. Dr. dr. Anies, M.Kes, PKK : Ar-Ruzz Media : Cetakan pertama, 2017 : 196 halaman : Ahmad Bagus Arjuna (Ilmu Kesejahteraan Sosial angkatan 2016)

Bencana silih berganti melanda Indonesia. Ada yang datang secara tibatiba, tanpa gejala sebelumnya. ada juga yang ‘seharusnya bisa diantisipasi’ justru terjadi lantaran ke­ce­ro­bohan manusia. Di antara bencana alam yang sering terjadi adalah gempa bumi, tsunami, tanah longsor, letusan gunung berapi, banjir bandang, kekeringan, ke­ba­karan hutan, dan sebagainya. Belum lagi bencana akibat ulah manusia, misalnya kesalahan konstruksi, dan sebagainya selalu mengancam manusia sewaktu-waktu. Buku Negara Sejuta Bencana ini mem­ bekali kita untuk mengenal dan memahami lebih jauh tentang seluk-beluk bencana, terutama manajemen ke­bencana­an. Pengetahuan kita tentang ke­bencanaan ini menjadi sebuah ke­ha­rus­an. Sebab dengan pengetahuan yang baik, kita tidak hanya dapat memilih tindakan yang tepat jika terjadi bencana, tetapi juga dapat memperkecil akibat yang di­tim­bulkannya. Lebih utama lagi jika kita membiasakan memperlakukan alam secara baik, sebagai usaha kita menolak da­tangnya bencana. Indonesia bukan sering lagi terjadi ben­ cana, namun hampir diseluruh daerah di Indonesia mengalami bencana musiman. Di­tambah lagi letak geografis Indonesia yang dikelilingi oleh lempeng, jika bergeser dapat menyebabkan bencana alam. Kemudian pula pola kebiasaan masyarakat Indonesia yang belum sadar akan arti dan pen­­tingnya menjaga keseimbangan dan kelestarian lingkungan. Menurut perkiraan BNPB selama tahun 2015 terjadi 1.732 bencana, tahun 2016 telah terjadi 2.342 bencana. Di sepanjang

tahun 2017 jumlah bencana mencapai 2.271. Indonesia masih dikepung oleh ke­­mungkinan bencana alam, terutama yang dipicu oleh faktor hidrometeorologi, seperti banjir dan tanah longsor. Penulis buku ini mencoba untuk me­ ma­parkan ide-ide untuk megatasi per­ ma­salahan itu, serta secara tidak sengaja me­ng­ajak pembaca khususnya bagi masyarakat Indonesia agar memahami betul mengenai aspek-aspek dalam bencana. Sesuai dengan judul dari buku ini, penulis buku ini mengharapkan pem­ ba­ca memahami bahwa negara kita sering me­ng­alami bencana. Dengan buku ini pe­ nulis mencoba memperlihatkan dan me­ ma­­parkan mengenai identifikasi, analisis, dan solusi mengatasi bencana dengan manajemen kebencanaan. Dari sekian banyak buku pola identifikasi, analisis, dan atau solusi me­ ngenai bencana dengan manajemen kebencanaan, menurut pendapat peresensi, sajian yang dipaparkan dalam buku ini sangat­lah menarik, bahasa singkat dan padat, di mana terdapat rahasia mengapa alam mampu marah dengan wujud ‘bencana’ kepada manusia. Buku ini dapat men­jadikan mawas diri sesuai pemaparan buku ini sebagai solusi mengatasi bencana. Pada akhirnya buku ini dapat menjadi awal yang baik dalam mempelajari secara rinci mengenai seluk-beluk bencana. Dengan membaca buku ini dan menyerap pengetahuan di dalamnya, kita lebih mudah dimasa selanjutnya mengelola bencana dan mencegahnya berdasar manajemen kebencanaan. Oleh karena itu, peresensi menyarankan agar tidak perlu tergesa-

min­ta uang saku pada orang tua. Aku mendapatkan uang dari pe­ker­ ja­an sampingan selain kuliah. Pagi hari seperti biasa aku masuk kuliah dilanjutkan mengajar mengaji setiap sore. Lalu pada malam hari meng­ajar les privat. Belum lagi jika ada orderan desain wisuda. Alhamdulillah cukup untuk kebutuhanku sehari hari selama ini. Jika sudah menikah kelak insyaallah aku bisa menafkahi istri dan anak anakku meskipun dengan sederhana. Ya sederhana seperti rumah tangga Ali dan Fatimah. Lembar ketiga hingga kelima datang dari saudara-saudaraku. Pertama dari Kak Anggi yang memang terdengar gemas dengan niatku mendahuluinya untuk menikah. "Dek, ojo gopoh. Biarkan mbakmu ini menikah ter­lebih dahulu. Sabar, ya." tersenyum aku mem­ba­ca­ nya. Kak Anggi yang selalu menjadi bahan ejekan untuk segera menikah memintaku untuk ber­sabar dan menunda niatku untuk menikah. Tidak ketinggalan Mas Hassan yang juga masih belum menikah di usianya yang hampir kepala tiga. “Kalau Mas Hassan, sih, tidak apa apa kamu me­ ni­kah. Nanti biar biaya resepsimu Mas Hassan yang tanggung. Harus yang mewah, ya. Ngomong-ngomong calonmu cantik, tidak?” Hal pertama yang aku lakukan

setelah membaca surat Mas Hassan adalah tertawa terbahak-bahak. Jika saja Mas Hassan disini tentunya aku akan langsung menolak tawarannya untuk menanggung biaya pernikahanku. Aku tidak ingin mewah karena sebenarnya me­nikah adalah hal yang mudah. Yang mempersulit adalah gengsi. Banyak orang yang menikah mewah namun berhutang ke sana ke mari. Aku tidak menginginkan hal seperti itu. Bagiku menikah dengan cara sederhana sudah lebih dari cukup. Calonku cantik? Alhamdulillah kalau menurutku cantik fisik dan hati. Bukankah kita diperintahkan untuk mencari pendamping hidup yang bagus agamanya, indah rupanya, terjaga nasabnya, dan cukup hartanya. Namun jika tidak bisa mendapatkan keempatnya cukuplah kebagusan agamanya yang akan mengantarkan kita ke surga. Kututup lembaran surat dari keluargaku. Kumasukkan kembali ke dalam amplop coklat yang sudah kusobek ujungnya. Aku meng­ hirup nafas panjang dan meng­ hembuskannya kembali. Mencoba menenangkan hati dan pikiran. Banyak batu sandungan yang akan aku hadapi. Namun aku percaya aku Hassanalwildan Ahmad Zain Ahwal Syakhsiyyah 2014

Hikmah Di Balik Mimpi Pagi yang cerah, sinar hangat mentari dan kicauan suara merdu burung menambah suasana asri khas pedesaan. Orang desa biasa me­manggil namaku Siti. Nama yang terkesan ndeso sempat membuatku protes kepada orang tuaku. Kemudian beliau menjelaskan “Nduk, bapak dan ibu memberi nama kamu Siti bukan semena-mena. Bapak dan ibu ber­ha­rap agar kelak kau menjadi sosok yang ber­man­faat untuk kehidupan manusia, layaknya tanah”. Mulai itu aku senang dengan nama pem­berian kedua orang tuaku. Hari ini aku akan diajak oleh bapak untuk berkunjung ke Yogyakarta. Mengunjungi saudara di sana yang sudah lama tak jumpa. Aku berangkat ke stasiun kereta api lebih awal dari nenek. Jadwal ke­ berangkatan pukul 8.40. Sedang pukul 8.35 para penumpang sudah menempati tempat duduknya masing – masing dan nenek belum juga tiba di stasiun. Keterbatasan lima menit itu aku mencoba untuk me-loby kepada petugas stasiun untuk diundur beberapa menit waktu keberangkatan. Akan tetapi pihak stasiun tidak mengabulkan permohonanku dan selang lima menit kemudian, tepat 8.40 kereta melaju meninggalkan stasiun. Dalam kereta aku langsung menghubungi pihak keluarga untuk mengabarkan keberangkatan kereta api. “Bapak, keretanya sudah berangkat, gimana nanti nenek berangkatnya?” bapak pun menjawab “Tidak apa-apa nduk, hati-hati di jalan. Nenek sudah sama keluarga yang mau ke Yogyakarta naik mobil. Tadi bapak belum sempat memberi kabar kamu”. Dengan senang hati mendapat jawaban itu dari bapak. Sepanjang perjalanan, kunikmati hamparan luas persawahan yang mulai menguning. Pertanda musim panen telah tiba. Ada juga candaan anak kecil yang sedang asyik bermain gejlik (dalam bahasa jawa) bersama teman-temannya. Betapa bahagia

masa kecil itu bila dikenang. Tak terasa pukul 15.23 tepat, kereta ku berhenti di sebuah stasiun yang aku tuju di Yogyakarta. Ternyata nenek telah tiba duluan di sana bersama ayah untuk menjemputku. Akan tetapi saat itu, aku meminta izin kepada keduanya untuk mampir disebuah pameran. Pameran itu memajang berbagai macam koleksi fotografi dari berbagai daerah di Indonesia. Ada macam koleksi foto dari jenis budaya, ke­senian, alam, humaniora, dan lain sebagainya. Aku tidak kenal waktu jika melihat berbagai macam koleksi foto-foto itu. Tak terasa sudah satu jam lebih aku memandangi berbagai macam foto. Bapak telah meneleponku sejak setengah jam yang lalu, akan tetapi aku lupa bahwa handphone masih dalam keadaan diam. Kemudian aku langsung seketika terburuburu dengan jarak satu kilometer dari tempat terakhir aku me­lihat pameran ke stasiun untuk kembali ke ruang tunggu tadi. Ternyata bapak dan nenek telah meninggalkan ruang tunggu 300 meter tepat di depan saat aku ingin meng­ hampirinya. Seketika itu aku langsung ber­ henti dan menyesal telah melanggar janji. Di tepi jalan itu aku menangis sambil me­ renung betapa kurangnya baktiku pada kedua orang tua. Tak terasa bantalku pun telah banjir linangan air mata, dan aku ter­bangun bahwa semua itu hanya mimpi. Dalam hati batinku berkata “Alhamdulillah Allah masih menegurku lewat mimpi.” Allah berfirman yang artinya “Dan Rabb-mu telah memerintahkan kepada manusia janganlah ia beribadah melainkan hanya kepada-Nya dan hendaklah berbuat baik kepada kedua orang tua dengan sebaik-baiknya. Dan jika salah satu dari keduanya atau kedua-duanya telah berusia lanjut di sisimu maka janganlah katakan Puspa Seqip Ilmu dan Teknologi Pangan, 2016


KALEIDOSKOP 2017

Kunjungan PRESIDEN DAN Menteri Presiden Joko Widodo beserta 7 Menteri Kabinet Kerja hadiri kegiatan di kampus putih Universitas Muhammadiyah Malang

agus/Bestari

diego/Bestari

dok.humas

alissa/Bestari

nolarita/Bestari

doc. Bestari doc. Bestari doc. Bestari

Grafis: wildan


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.