ii
SNAPPER CONSORTIUM
Ringkasan Eksekutif
Ini adalah laporan ‘Status Perikanan’ tahunan yang ketiga (2021) dari Konsorsium Kakap yang mencakup tahun 2019-2021, didukung oleh David and Lucile Packard Foundation (Packard Foundation) dan Walton Family Foundation (WFF).1,2 Perikanan kakap3 merupakan salah satu dari tiga pola dasar perikanan Indonesia yang mendapatkan dukungan pendanaan dari Packard Foundation dan WFF melalui Konsorsium Kakap yang terdiri dari The Nature Conservancy-Yayasan Konservasi Alam Nusantara (TNC-YKAN); Wildlife Conservation Society (WCS); Sustainable Fisheries Partnership (SFP); dan Ocean Conservancy dan Tropical Landscapes Finance Facility (TLFF) yang bergabung pada tahun 2021. Konsorsium bekerja di tingkat nasional dan di lokasi yang ditetapkan di tiga Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) di bagian selatan dan barat daya Indonesia (713, 718, dan 573). Kemajuan diukur dengan menggunakan 18 indikator berdasarkan Teori Perubahan (TOC) dan rencana kerja bersama yang disepakati oleh para anggota Konsorsium. Indikator-indikator tersebut terbagi dalam empat kategori: Kondisi Kesehatan Perikanan
Prakarsa Industri
Lembaga, Tata Kelola, Pengelolaan, dan Kebijakan
Komunikasi
Kondisi Kesehatan Perikanan – Indikator A, B, C, D Hasil dari masing-masing empat indikator yang mengukur status kesehatan perikanan kakap pada tahun 2021 dijelaskan di bawah ini: Indikator A: Rasio potensi pemihajan (SPR) menggambarkan status kesehatan tiga spesies kakap dan satu spesies kerapu di tiga WPP yang dipilih oleh Konsorsium untuk mewakili perikanan ini. Dengan menggunakan SPR yang dipakai oleh TNC-YKAN sebagai salah satu dari 4 indikator proksi untuk memperkirakan kesehatan stok, SPR 2021 (dinyatakan sebagai % SPR) untuk WPP 713, 718, dan 573, adalah sebagai berikut: Pristipomoides multidens – 11%, 17%, dan 7%; Lutjanus Malabaricus – 8%, 14%, dan 5%; Aphaerus rutilans – 7%, tidak ada tangkapan yang dilaporkan, dan 2%; dan Ephinephelus areolatus – 10%, 18%, dan 14%. Perlu diperhatikan bahwa angka-angka ini merupakan perkiraan dan tidak termasuk bilah kesalahan (error bars). SPR yang stabil adalah minimal 30% dan 40%, yang menunjukkan status kesehatan stok yang cukup baik. Namun idealnya diperlukan target SPR yang lebih tinggi untuk spesies kakap yang berumur lebih panjang. Dengan sebagian besar stok berada di bawah titik rekrutmen yang terganggu, menunjukkan bahwa perikanan ini ditangkap secara berlebihan. Masih belum ada pengelolaan atau pembatasan yang efektif terhadap perikanan ini sehingga tren penurunan terus berlanjut.
Indikator B: Catch per unit effort (CPUE) atau tangkapan per unit usaha diperkirakan untuk subset alat tangkap prioritas di daerah penangkapan tertentu, yang menunjukkan variabilitas yang cukup besar di seluruh perikanan. Saat ini data yang tersedia tidak dapat menyimpulkan tren apa pun sampai metode tersebut dapat distandarisasi dan setidaknya tersedia data 4 hingga 5 tahun. Indikator C: Sesuai rencana, kapasitas penangkapan ikan kakap merupakan indikator dua tahunan, dan tidak ada data yang dikumpulkan pada tahun 2020, sehingga untuk indikator ini, digunakan data tahun 2019 dan 2021. Pada tahun 2021, perikanan masih didominasi oleh kapalkapal kecil di bawah 5 GT (kategori nano) sebanyak 8.167 unit. Selain itu, ada 2.075 kapal 5–10 GT (kecil), 1.007 kapal > 10–30 GT (sedang), dan 287 kapal > 30 GT (besar). Ada variabilitas yang cukup besar di seluruh WPP, di mana WPP 713 terutama didominasi oleh kapal berkategori ‘nano’, sementara WPP 718 dan 573 didominasi oleh kapal yang lebih besar. Data juga menunjukkan pengurangan yang nyata dalam kapasitas penangkapan ikan, di mana banyak kapal besar tidak lagi menangkap kakap (kapal besar dengan pancing vertikal). Secara keseluruhan jumlahnya berkurang sebesar 19%, dan pada kapal musiman, terjadi pengurangan sebesar 14%. Sebagai perbandingan, kapal kecil dan menengah telah bergeser ke WPP 573 dan 713, yang menunjukkan peningkatan kapasitas penangkapan masing-masing sebesar 145% dan 63%.
kg 24 hr
GT
1 Untuk perincian lebih lanjut tentang sejarah publikasi ini dan untuk meninjau data 2019, lihat 2019 Baseline State of the Fishery:Snapper Fishery Fisheries Management Areas (WPP) 713, 718 & 573. 2 Untuk Status Perikanan Kakap 2020, lihat 2020 State of the Fishery: Snapper Fishery National Level Including a Focus on Fisheries Management Areas (WPP) 713, 718 & 573 3 Seperti yang digunakan dalam laporan ini, istilah ‘perikanan kakap’ berlaku luas untuk mencakup Lutjanidae (kakap), Epinephelidae (kerapu), Sciaenidae (croaker atau gulama), Lethrinidae (emperor atau lencam), Carangidae (jack dan trevallies atau kuwe), dan Hemulidae (grunts atau gerot-gerot).