Bisnis Sulawesi Edisi 2

Page 1


Edisi 2 I 30 Jul- 5 Aug 2012

2

Opini

Ikan dan Pendapatan Hasil penelusuran Bisnis Sulawesi (BS) terhadap adanya penimbunan wilayah dermaga Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Rajawali, Makassar, Sulawesi Selatan sangat berdampak terhadap aktivitas nelayan di sana. BS yang mengumpulkan data dampak ekonomi terhadap penimbunan itu, dimulai dari keprihatinan terhadap pendangkalan dan penyempitan jalur keluar masuk nelayan ke wilayah dermaga TPI Rajawali. Ternyata, itu mengakibatkan pertambahan biaya bongkar muat nelayan yang memiliki kapal besar, karena tidak bisa masuk ke dermaga. BS melihat, tidak dari kacamata hukum tentang sengketa tanah yang mungkin sedang terjadi di sekitar dermaga itu. Apalagi ingin menelusuri siapa “juragan” yang memerintahkan laut di depan dermaga TPI itu di timbun. Karena sangat jelas, adanya peningkatan biaya bongkar muat hasil tangkapan ikan, juga berpengaruh langsung terhadap harga ikan yang akan dibeli masyarakat. Bayangkan, sebuah kapal penangkap ikan ukuran besar harus menyewa tiga kapal kecil, untuk mengangkut ikan dari luar area penimbunan. Ikan bukan saja dibutuhkan oleh rumah tangga, tetapi peningkatan kegiatan perhotelan dan restoran di Makassar, bisa dibayangkan permintaan ikan yang terjadi di TPI Rajawali tersebut. Ikan menjadi komoditi utama masyarakat Makassar yang memang terkenal ‘’doyan’’ makan ikan, dikarenakan jumlah produksinya banyak, dan sangat bervariasi jenisnya. Belum lagi berbagai olahan bahan makanan jadi yang berbahan dasar ikan sangat banyak di Sulawesi Selatan. Selain itu, Makassar terkenal dengan masakan ikan bakarnya, karena pantainya yang sangat dekat dengan penjual, menghasilkan ribuan ton ikan per harinya. Berbicara pendapatan sebenarnya sangat berdampak pada nelayan, karena harus menambah biaya operasional bongkar muat ikan, sementara harga belum terlalu berubah untuk mengganti penambahan ongkos itu. Praktis pendapatan berkurang dari biasanya, karena jalur sempit akibat ditimbun. Pendapatan yang sebenarnya terjadi, adalah di titik jalur laut yang sedang ditimbun itu. Bisa dibayangkan, lahan kosong di pusat Kota Makassar sudah tidak ada, bisa diakali dengan menimbun laut. Jelas akan ada lahan baru untuk kegiatan perekonomian baru dan keuntungan yang besar pula. Dengan penimbunan itu, bisa membuka sebuah lahan untuk properti, mall, bahkan pusat hiburan yang lebih besar, dari yang sudah ada di Makassar. BS membayangkan, lahan tersebut akan jadi mahal dan akan membuat kaya bagi “juragannya”. Namun dengan kondisi ironis yang terlihat selama peliputan dampak ekonomi akibat penimbunan itu, rupanya akan berbanding terbalik. Bahkan ada beberapa penjual yang ada di TPI Rajawali itu memprediksi, sebenarnya penimbunan itu adalah cara yang pelan, untuk memindahkan aktivitas nelayan yang sudah lama menempati TPI Rajawali.

Redaksi

Tren Penurunan Rupiah Terhadap US Dollar Periode 23 - 27 Juli 2012 Hari

Terakhir

Indeks

Posisi (+/-)

Senin Selasa Rabu Kamis Jumat

9.440 9.445 9.450 9.460 stagnan

9.445 9.450 9.460 9.470 9.485

-5 -5 - 10 - 10

Oleh

Agussalim Ketua Program Studi Magister Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Peneliti pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebijakan dan Manajemen (P3KM) Universitas Hasanuddin Focal Point Jaringan Peneliti Kawasan Timur Indonesia (JiKTI) Provinsi Sulawesi Selatan

Memaknai Angka Kemiskinan Setelah sempat dikejutkan dengan pembengkakan angka kemiskinan periode Maret 2011-September 2011, pemerintah daerah Provinsi Sulawesi Selatan bisa bernapas sedikit lega di tahun 2012. Pasalnya, jumlah dan persentase penduduk miskin di Provinsi Sulawesi Selatan kembali mengalami penurunan. Menurut hasil kalkulasi BPS, jumlah penduduk miskin menurun dari 835.510 orang pada September 2011 menjadi 825.790 orang pada Maret 2012 atau menurun sebesar 1,16 persen. Dengan penurunan sebesar itu, persentase penduduk miskin saat ini menjadi 10,11 persen, dari sebelumnya 10,27 persen. Namun ada fakta menarik dibalik penurunan angka kemiskinan tersebut, terutama jika dilihat dari perspektif wilayah. Penurunan angka kemiskinan ternyata hanya berlangsung di wilayah perkotaan, tetapi tidak di wilayah perdesaan. Hasil perhitungan BPS menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin di wilayah perdesaan malah bertambah sebesar 0,7 ribu orang pada periode Maret 2011-Maret 2012, sedangkan di wilayah perkotaan menurun sebesar 7,8 ribu orang. Tentu saja, fonomena ini patut direspon secara serius, sedikitnya karena tiga alasan. Pertama, adagium yang terkenal luas di kalangan para ekonomi bahwa ‘’pasang naik air laut akan mengangkat semua perahu’’ tampaknya tidak berlaku di Sulawesi Selatan. Pertumbuhan ekonomi yang cukup impresif pada tahun 2011 ternyata tidak mampu mengangkat taraf hidup semua kelompok penduduk. Taraf hidup kelompok penduduk miskin di wilayah perdesaan justru semakin memburuk yang diindikasikan oleh bertambahnya jumlah penduduk miskin. Kedua, jika pertumbuhan ekonomi tidak memberi dampak terhadap penduduk miskin di wilayah perdesaan, maka dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi hanya dinikmati oleh kelompok penduduk

menengah-atas yang bermukim di wilayah perkotaan. Jika pertumbuhan ekonomi lebih bias ke kelompok penduduk klas menengah-atas ketimbang kelompok penduduk klas bawah, maka dapat dipastikan bahwa distribusi pendapatan akan cenderung semakin melebar dan timpang. Angka koefisien ini yang membesar, dari 0,36 pada tahun 2008 menjadi 0,40 pada tahun 2011, sesungguhnya hanya sekadar mengkonfirmasi fakta ini. Di kalangan penduduk miskin, situasi ini berpotensi menimbulkan efek psikologis, dimana mereka menganggap dirinya semakin miskin meskipun sesungguhnya secara absolut kehidupan mereka semakin membaik dibandingkan dengan sebelumnya. Ketiga, secara implisit, pembengkakan jumlah penduduk miskin juga menegaskan bahwa kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan yang diimplementasikan secara massif dalam beberapa tahun terakhir tampaknya tidak cukup efektif untuk memperbaiki taraf hidup penduduk miskin, khususnya di wilayah perdesaan. Dalam konteks ini, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) dan berbagai program pengentasan kemiskinan dapat dinilai tidak berhasil di Sulawesi Selatan. Dalam perspektif perencanaan, PNPM boleh jadi berhasil pada tataran output (memperbaiki saluran irigasi, jalan desa, lingkungan pemukiman, dsb), tetapi tentu saja tidak berhasil pada tataran impact (mengurangi jumlah penduduk miskin). Pertumbuhan Konvensional Vs Pertumbuhan Berkualitas Keseluruhan fakta di atas menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi konvensional (dengan cara pandang ekonomi positif) tampaknya tidak bisa lagi sepenuhnya diandalkan. Hubungan korelasional antara pertumbuhan ekonomi konvensional di satu sisi dan pengentasan kemiskinan, perbaikan distri-

busi pendapatan, dan perbaikan taraf hidup masyarakat di sisi lain, seperti yang dipahami dalam paradigma efek menetes ke bawah (trickle down effect), ternyata juga tidak terbukti. Pertumbuhan ekonomi konvensional semakin diragukan efektifitasnya seiring dengan terjadinya divergensi antara pertumbuhan ekonomi dengan perbaikan taraf hidup masyarakat klas bawah. Pada titik ini, kesangsian atas pertumbuhan ekonomi konvensional, termasuk angka statistik yang menyertainya, menjadi tak terelakkan. Pertumbuhan ekonomi konvensional yang bertumpu pada variabel makro-ekonomi, terutama arus penanaman modal dan peningkatan ekspor, memang seringkali tidak memiliki kaitan yang kuat dengan pengentasan penduduk miskin. Kaitan tersebut menjadi semakin lemah, ketika arus penanaman modal tersebut lebih banyak bergerak pada usaha padat modal (misalnya, industri telekomunikasi) dan sektor-sektor yang memiliki elastisitas penyerapan tenaga kerja yang rendah (misalnya, sektor lembaga keuangan; hotel dan restoran; listrik, air bersih dan gas). Oleh karena itu, pertumbuhan inklusif (inclusive growth) ataupun pertumbuhan berkualitas (the quality of growth) ataupun pertumbuhan yang berpihak kepada kaum miskin (pro-poor growth), sebagai sebuah terminologi baru dalam wacana pembangunan dewasa ini, perlu didorong dan diintensifkan di Sulawesi Selatan, baik pada tingkatan rencana maupun pada tingka-

tan implementasi. Konsep ini lebih mementingkan ‘’dampak’’ ketimbang sekadar angka statistik. Pertumbu-

han ekonomi dikatakan inklusif, berkualitas atau berpihak kepada kaum miskin jika mampu mengurangi angka kemiskinan, menurunkan angka pengangguran, memperbaiki distribusi pendapatan, mengangkat taraf hidup masyarakat klas bawah, dan seterusnya.

Diolah dari berbagai sumber

Pemimpin Umum /Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab : Bali Putra Ariawan Pemimpin Perusahaan : Ni Luh Puspa Redaktur : Andry Mardian Anggota Redaksi : Andry Mardian, Zulfa Syam Sulawesi Tengah : Ayu Mirayanti, Agus Sudastra Sulawesi Utara : Yusak Imanuel, Gorontalo : Monalisa Sumitra Desain Grafis/ Fotografer : Sapriady Putra Alamat Redaksi / Iklan : Kompleks Gedung RRI Makassar (Gdng. Belakang Kantor RRI) Jalan Riburane No. 3 Makassar, Sulawesi Selatan, Telp. (0411) 5318686 redaksi@bisnissulawesi.com Marketing Iklan / Administrasi : Ni LUh Puspa, Dahlia (Layanan Iklan 09.30 – 16.30 Wita Setiap Hari Kerja) marketing@bisnissulawesi.com Tarif Iklan: Iklan baris Rp. 15.000/Baris (Minimum 2 Baris, Maksimun 10 Baris, Per Baris Maksimun 30 Karakter) Iklan Display BW Rp. 15,000,-/Mmk Iklan Display Full Colour Rp. 20,000,-/Mmk Advertorial BW Rp. 17,000,-/Mmk Advertorial Colour Rp.25,000,-/Mmk Iklan Keluarga/Sosial Rp. 10,000,-/Mmk iklan@bisnissulawesi.com Sirkulasi : Risma, Amna, Juna Alamat Bagian Langganan : Kompleks Gedung RRI Makassar Harga Langganan : Rp. 10,000,-/Bln, Pembayaran Dimuka Harga Eceran Rp. 2,500,- sirkulasi@bisnissulawesi.com Terbit Mingguan Penerbit PT Bali Post


Ekbis / Perbankan Hati-hati Bisnis Online Konsultasi Bisnis

Edisi 2 I 30 Jul- 5 Aug 2012

Iklan bisnis online kian marak di dunia maya, rupanya tidak semuanya benar. Malah lebih banyak hanya intruksi mencari pembeli baru dengan imbalan Rp 10 ribu. Untuk membuktikannya, Bisnis Sulawesi langsung ikut menjadi keanggotaan iklan ‘’Menjadi Cepat Kaya’’. Dengan mengetik kalimat ‘’cara cepat menjadi kaya’’ pada mesin pencari data di internet, langsung tersaji berbagai iklan menggiurkan rahasia cepat jadi kaya, dengan biaya yang sangat murah. Bisnis Sulawesi, memulainya dengan menelusuri sebuah iklan dari website ‘’jalanjutawan.com’’ yang modalnya hanya Rp 20 ribu. Tagline besar tertulis dalam website itu memang menggiurkan bagi siapa saja yang melihat, ‘’sebuah bisnis modal kecil bisa mengubah anda menjadi jutawan’’, kalimat yang ditawarkan untuk calon ivestor. Cukup menginvestasi uang Rp 20 ribu, langsung menjadi member aktif serta mendapatkan blog referal atas nama yang berinvestasi. Link referal ini disebarkan sebanyak-banyaknya melalui jejaring sosial seperti facebook, twitter dan yahoo. Cara menjalankannya mirip sistem Multi Level Marketing (MLM), dengan mengajak teman secara online dan offline turut bergabung. Setiap ada teman yang gabung lewat link atau website, pemberi penawaran mendapat komisi Rp10 ribu, yang langsung ditransfer ke nomor rekening yang di gunakan pada saat pertama kali mendaftar. Diawal, website ini mengatakan menjual sebuah sistem yang akan membuat pembelinya tidak usah bekerja atau bersusah payah, karena uang atau investasi yang diberikan akan bekerja sendiri sehingga menghasilkan uang. Ternyata, sistem yang dimaksud adalah rangkaian instruksi mencari member baru, dan penjelasan mengenai sistem multilevel marketing. Yang artinya bagi anda yang membeli, akan tetap bekerja mencari orang lain yang mau membeli, tidak sinkron dengan tagline yang ada di iklan.

Menurut Psikolog Universitas Indonesia Timur Trisnawaty Andi Azis, M.Psi, penawaran investasi seperti ini muncul, karena paradigma masyarakat yang hedonis dan melihat materi sebagai tujuan kebahagiaan. Ini sangat mempengaruhi psikologi masyarakat, sehingga bahasa marketing yang dipasang terlihat mudah, gampang dan menggiurkan, membuat mereka mudah terpengaruh. Ada juga bisnis online yang masih bisa dipercaya. Bisnis Sulawesi juga melakukan penelusuran terhadap bisnis jual beli produk, yang biasanya beriklan pada situs jejaring sosial seperti facebook. Seperti yang dilakukan Erni, pemilik toko online ‘’Erni dan Suhaq’’. Bisnis online yang dijalankan sejak april 2012, bukan lagi sekadar usaha, namun sudah seperti kebiasaan yang sulit dihilangkan. Cara kerjanya cukup meng-upload foto-foto barang yang dijual, Erni mampu mendapatkan pembeli diberbagai daerah yang ada jaringan internet. Sistem penjualannya, Erni bertindak sebagai reseller yang menghubungan pembeli dengan toko. ‘’Pembeli yang tertarik dengan barang yang diapload bisa langsung klik, secara otomatis akan ada keterangan atau petunjuk yang bisa diikuti,’’ paparnya. Masalah keuntungan. Erni mengatakan, setelah pembelian user mencapai Rp 1,5 juta, pemilik toko online bisa langsung melakukan pengklaiman penjualan dan keuntungan segera diperoleh.

Erni menyarankan, saat akan menggunakan jasa online untuk berbelanja, sebaiknya menggunakan jasa ‘’rekber’’ atau perantara transaksi, atau membeli barang dalam jumlah sedikit. Tentunya harus memperhatikan toko onlinenya harus punya website sendiri. Hal ini juga ditanggapi Psikolog Trisnawaty Andi Azis. Kecenderungan belanja menggunakan jasa online, kata dia begitu

berkembang. Disebabkan pola pikir masyarakat yang praktis. Adanya kemudahan dalam menggunakan jasa online, membuat calon pem-

beli tidak perlu repot ke pasar, hanya melihat barang melalui laptop atau smartphone, kemudian terjadi kesepakatan jual beli, dan uang ditransfer serta barang diterima di tempat. ’’Hal ini membuat pembeli seolah-olah seperti raja’’ ungkapnya. Meski cukup mudah melalui internet, tetapi tidak semua orang mampu menggunakan jasa online, hanya kelompok tertentu saja yang sudah terbiasa menggunakan internet. Sehingga secara psikologi tidak mempengaruhi masyarakat secara

B U A N Ramadhan, harg a e m a s berfluktuatif. Dalam sehari bisa berubah sampai lima kali. Itu disampaikan Ridwan Sucipto, pemiliki Toko Emas Remaja di Jalan Sombaopu kepada Bisnis Sulawesi pekan lalu. Laki-laki berkaca mata yang akrab disapa Koko mengatakan harga emas selalu dinamis tergantung poin di bursa efek nasional. Emas mentah 24 karat mencapai Rp 485 Ribu/gram, sementara emas 23 karat Rp 470 ribu sampai Rp 490 ribu/ gram. Sedangkan emas 22 karat Rp 380 ribu sampai Rp 400 ribu. ‘’Itu harga dasarnya. Kalau persoalan harga pasar tergantung pedagangnya,’’ jelas Koko. Jumlah pembeli emas di awal ramadhan belum terlalu ramai. Sebagaimana pengalaman, pembeli meningkat pada 10 hari seL

sangat merugikan. Kemunculan hal seperti ini juga karena ketidak mampuan pemerintah dalam menyediakan lapangan pekerjaan, pengangguran meningkat dan kecenderungan berfikir praktis untuk mendapatkan uang banyak dengan cara cepat. (amn)

Ilustrasi belanja online

belum lebaran. Tentu saja peningkatan pembeli berdampak pada kenaikan harga emas. Setelah Idul Fitri, trend pembelian emas kembali menurun. Sebaliknya, justeru masyarakat yang menjual emas ke toko-toko emas yang ada. Seperti deretan toko emas di Jalan Sombaopu, sepekan setelah lebaran akan banyak mendapatkan penawaran emas masyarakat juga dikarenakan menjelang pendaftaran calon jemaah haji. Kecenderungan meningkatnya penjualan emas menjelang lebaran disebabkan dua faktor, faktor ekonomi dan faktor sosial budaya. Pakar ekonomi Fakultas Ekonomi Unhas Profesor Indrianti Sudirman menyebutkan, faktor sosial budaya adalah kebiasaan masyarakat saat ramadhan berkumpul dan bersilaturahmi, dan menjadi ajang aktualisasi diri, apalagi yang mudik ke kampung halaman. ‘’Dengan mengenakan perhiasan emas yang banyak, bisa dijadi-

Oleh

Ketut Arnawa

Mengambil Hati Pelanggan (bagian 2)

Dunia Service dan Marketing adalah disiplin ilmu yang searah dan saling melengkapi dan marketer berusaha searif, sekreatif mungkin, mengambil hati customernya Topic pembahasan dari diskusi yang perlu diangkat tentang New Wave Marketing, dimana muncul kekuatan baru. Posisi The Senior ‘disodok’ oleh The Youth. Kaum Pria (The Man) semakin ‘tersudut’ dan di ‘sodok’ kaum wanita (The Women), peranan The Citizen tergeser The Netizen. Inilah yang saya sebut The Anatomy of New Wave Culture.

umum. Kemunculan fenomena ini bisa dikatakan sebuah kreatifitas, namun harus tetap berhati-hati memilih jasa online ini, karena banyak juga yang sudah terkena tipu, yang

Bisnis Sulawesi/ady

Harga Emas Akan Naik Jelang Lebaran

3

kan penanda kemakmuran. Faktor sosial budaya masyarakat inilah peluang pedagang emas, dengan langsung menyediakan apa yang dibutuhkan konsumen,’’ paparnya. Sementara faktor ekonomi, membeli emas karena ingin investasi dan menjual kembali saat harga emas naik. Dosen program Doktor Ilmu Ekonomi Unhas ini juga mengatakan kenaikan harga pasar emas menjelang idul fitri bukan hanya disebabkan meningkatnya daya beli masyarakat. Tetapi lebih disebabkan naiknya harga emas dunia yang berefek pada pasar yang lebih luas. Selain menanggapi, Indrianti juga memberikan tips, sebelum membeli emas sebaiknya melihat kembali apa yang menjadi tujuan keuangan, pada saat kewajiban keuangan seperti hutang, pajak, dan tagihan sudah terlunasi, sisanya bisa untuk dibelanjakan untuk investasi seperti emas. (amn)

The Man vs The Woman Perbedaan pria dan wanita sudah sering di bahas dimana-mana. Justru karena perbedaan itulah, kemudahan pendapat publik memang banyak memihak pada The Man dalam memimpin dunia. Dengan dalih rasionalitas The Man, maka dunia sudah selayaknya dipimpin pria. Wanita yang dianggap ‘’emosional’’ jadi kurang beruntung di berbagai posisi korporat, pemerintah maupun masyarakat. Kaum pria juga diuntungkan karena dianggap lebih visioner sedangkan kaum wanita lebih ‘’short term oriented.’’ Karena itulah banyak pria lantas dapat jabatan lebih tinggi dari wanita. Secara tradisional, kaum pria selalu menjadi acuan bagi ‘’leadership’’ sedang kaum wanita acuan untuk ‘’management.’’ Artinya kaum pria yang lebih bisa melihat ke depan sedang kaum wanita acuan untuk ‘’management’’. Artinya kaum pria yang lebih bisa melihat ke depan sedang kaum wanita lebih berfokus pada situasi yang sekarang saja. Tapi jangan lupa akan kelemahan pria dan kekuatan wanita. Pria tidak detil, sedangkan wanita jauh lebih detil dan bisa punya perhatian secara 360 derajat atau utuh. Pria melihat sesuatu secara parsial sedang wanita secara utuh atau komprehensif. Nah, di dalam alam New Wave yang sangat horisontal ini posisi kaum wanita jadi lebih diuntungkan. Karena teknologi web 2.0 memungkinkan terjadinya interaksi secara mudah, sehingga ko-

munikasi bisa bergerak secara dinamis dan multi arah. Wanita yang punya sifat lebih berinteraksi dan berkomunitas jauh lebih diuntungkan. Sedang pria lebih suka berkomunikasi satu arah dan lebih bersifat solitaire. Karena itu, pria suka jadi ‘’lonely at the top.’’ Mereka jadi kesepian ketika tidak berkomunikasi dengan orang, sedangkan wanita memang lebih suka berkomunikasi sehingga sering kebablasan. Tapi justru disitulah kelemahan pria yang sekaligus juga kekuatan wanita. Wanita memiliki kekuatan untuk menyebarkan suatu isu ketimbang kaum pria yang lebih suka menyimpannya. Wanita juga akan berusa-

ha untuk memperjuangkan pendapatnya pada orang lain, sedang kaum pria hanya melakukannya bila perlu.

Karena itu kaum pria jadi sering mengalah pada kaum wanita, ketika harus mengurus keluarga. Dan karena sifatnya yang multi-tasking, kaum wanita akan tetap menjadi ‘’Family Care Taker’’ walaupun kaum pria sering mengaku jadi Kepala Rumah Tangga. Kaum wanita selalu ingat ‘’family and friends’’ ketika berbelanja, sedang pria hanya ingat pada diri sendiri. Karena itu, saya menamakan kaum wanita sebagai orang yang ‘’managing the market’’. Artinya, kaum wanitalah yang sebenarnya mengelola (memanage) pembelian produk dan jasa di pasar. Tidak tergantung apakah itu uang sendiri atau uang kaum prianya.

bersambung...”The Citizen vs The Netizen” di edisi 3


Indepth

4

Edisi 2 I 30 Jul- 5 Aug 2012

Dermaga Terhalang, Harga Ikan Naik

SUASANA lengang terlihat di tempat pelelangan ikan (TPI) Rajawali Makassar. Terutama pada sejumlah ‘’pamejang’’ (Istilah Makassar untuk meja-meja penjual ikan, red) karena dominan kosong. Pedagang banyak yang memilih tidak beraktifitas. Hal itu terjadi akibat minimanya pasokan ikan, terutama ikan yang biasanya mereka jual mulai ikan berukuran kecil hingga besar seperti lamuru, kakap, sunu, teri, tawassang, udang, kepiting, telur ikan terbang dan lainnya. Kondisi itu, tentu saja berimbas pada konsumen. Harga ikan di TPI Rajawali menjadi lebih mahal dari biasanya. Peningkatan harga mencapai lebih dari 10 persen. ‘’Harga ikan biasanya Rp 20 ribu, kini Rp 25 ribu per paket,’’ ujar seorang pembeli Musriani. Musriani yang juga emilik usaha catering itu mengaku selama ini membeli ikan di TPI Ra-

jawali karena selama ini harga ikan lebih murah dan lebih segar dibanding di TPI lain, seperti TPI Paotere. ‘’Disamping karena jarak rumah saya lebih dekat ke TPI Rajawali,’’ ujar Musriani seraya mengaku sudah lebih dari dua puluh tahun belanja ikan disana. Hal sama dirasakan Eni, pengusaha warung sari laut yang telah lama membeli ikan TPI Rajawali. Pengusaha berusia 28 tahun itu merasakan harga ikan di awal Ramadhan ini meningkat. Untuk ikan jenis tawassang biasa dibeli Rp 7 ribu kini Rp12.500 per ekor. ‘’Itu pun termasuk harga khusus yang diberikan langganan saya,’’ akunya. Kenaikan harga ikan, umumnya sangat tergantung besarnya pasokan ikan (hasil tangkapan nelayan) yang dipengaruhi faktor musim dan cuaca. Namun, mahalnya harga ikan di TPI Rajawali dominan dipengaruhi faktor manusia yakni adanya aktifitas penimbunan di bagian belakang TPI. Aktifitas penimbunan menyebabkan kapal

besar yang biasa berlabuh dan memasok puluhan ton ikan, saat ini susah masuk. Aktifitas penimbunan telah menyebabkan terjadinya sedimentasi yang berdampak dangkalnya kolam pelabuhan di sekitar dermaga. Sedimen yang biasa terbawa arus laut, terus mengendap dan diperparah kurangnya debit air akibat musim kemarau. Ketua Nelayan di TPI Rajawali, Basri Dg Gassing (38) menyebutkan, semua kapal besar, termasuk kapal besar nelayan rekanannya, terpaksa melakukan aktifitas bongkar muat di pulau sekitar Makassar seperti pulau Barang. Dari sana, ikan dipindahkan ke kapal-kapal kecil untuk membawa ikan ke TPI Rajawali. ‘’Apalagi nelayan yang tidak punya kapal kecil, harus mengeluarkan biaya lebih karena harus menyewa kpal kecil supaya bisa masuk ke TPI. Ditambah lagi biaya buruh angkut,’’ sebutnya. Basri telah puluhan tahun menjadi punggawa (istilah untuk ketua nelayan yang memo-

dali para kapal nelayan ketika hendak melaut, red) di TPI Rajawali. Kini bapak tiga anak itu membawahi lebih dari sepuluh kelompok nelayan, mulai kapal besar hingga kapal kecil dan penangkap ikan harian. Untuk kapal besar modal yang harus dikeluarkan hingga Rp 40 juta, meliputi biaya 2 ton bahan bakar solar, 600 balok es dan persiapan makanan anak buah kapal untuk waktu 10-20 hari. Sementara nelayan harian dimodali Rp1 juta. Proses bongkar muat ganda ini menyebabkan membengkaknya biaya bagi yang dikeluarkan nelayan untuk bisa masuk ke TPI Rajawali. Juga menghambat pasokan ikan, baik dari segi

jumlah maupun waktu. Terhambatnya pasokan, juga berimbas pada para pedagang yang ingin mendapatkan ikan/udang dari nelayan tersebut untuk kemudian dijual kembali kepada masyarakat. Seperti dirasakan Mau-

lana (32), seorang penjual udang. Untuk mendapatkan udang yang akan dijual, dia terpaksa harus ke TPI Paotere. Pasalnya, harga udang

di TPI Rajawali lebih mahal dibanding di Paotere. ‘’Harga udang di TPI Rajawali bisa lebih mahal Rp 5.000 per kilogram dibanding TPI Paotere,’’ ujar Maulana. (ufa)

Bisnis Sulawesi/ufa

Mahal - Efek penimbunan di kawasa dermaga membuat harga ikan mahal

Pemasukan TPI Menurun

Ilustrasi Setelah Penimbunan

Pondasi yang menutup jalur masuk ke TPI Rajawali setelah dibongkar nelayan, 2011

googlemaps 2010

Ilustrasi Sebelum Penimbunan

Pasok Ikan Segar Sejak 1969 TEMPAT Pelelangan Ikan (TPI) Rajawali menjadi pemasok kebutuhan ikan segar untuk masyarakat Makassar sejak tahun 1969. TPI ini bersisian dengan rumah nelayan yang menghadap ke laut lepas dimana para nelayan itu menggantungkan hidup. Sejak itu pula pantai ini dikenal sebagai kampung nelayan di Kecamatan Mariso Makassar. Namun semenjak kawasan Metro Tanjung Bunga dikembangkan, keberadaan TPI Rajawali yang lebih akrab disebut ‘’Lelong’’ semakin terpinggirkan. Letaknya yang berdampingan dengan Kecamatan Ujungpandang yang di dalamnya terbentang Pantai Losari, proyek Central Point of Indonesia (CPI), dan infrastruktur yang lebih dari memadai, beserta gedung-gedung penunjang yang mentereng, menjadikan kecamatan ini primadona di Kota Makassar. Titik sentral utama pengembangan kecamatan lain yang sangat menjanjikan. Kini, proyek penimbunan yang sempat terhenti beberapa bulan itu dimulai kembali. Padahal telah terbit Surat perintah Gubernur Sulsel bernomor 503/4027/Tarkim tanggal 11 Juli 2011 perihal pemberhentian penimbunan laut dan pembongkaran rumah panggung pada sempadan pantai yang ditujukan kepada Najemiah Muin, Pemilik Proyek Penimbunan Belakang TPI Rajawali.(ufa/Sumber)

TERHAMBATNYA pasokan ikan ke TPI Rajawali yang diakibatkan aktifitas penimbunan, semakin parah sejak memasuki bulan Ramadhan. Kepala UPTD TPI Rajawali, Firman mengungkapkan momen hari raya seperti ramadhan memang membuat harga ikan meningkat. Karena banyak nelayan tidak melaut di awal Ramadhan. Pasokan ikan pun berkurang yang tentunya berpengaruh terhadap harga. ‘’Setelah beberapa hari biasanya nelayan kembali beraktifitas secara normal,’’ katanya. Namun demikian, Firman tak menampik, terhambatnya pasokan ikan yang mengakibatkan mahalnya harga ikan sebagai dampak adanya aktifitas penimbunan belakang TPI Rajawali. ‘’Sebenarnya di sini (TPI Rajawali) lebih ramai dibanding Paotere. Tetapi selama pendangkalan di belakang, semua lebih memilih ke Paotere,’’ tambahnya. Pascapenimbunan menurut Firman, kapal-kapal besar dari TPI Rajawali lebih memilih melakukan bongkar

muat di TPI Paotere karena di TPI Paotere kapal besar bisa langsung berlabuh di dermaga. Yang masih setia atau bertahan menuju TPI saat ini hanyalah kapal-kapal besar milik para Punggawa. Itupun dengan resiko mesti melalui proses yang lebih lama dan biaya lebih besar. Berkurangnya aktivitas

di TPI Rajawali bisa terlihat dari menurunnya pemasukan. Data Per 31 Desember

2010, pemasukan bisa mencapai 97,52 persen atau sekitar Rp 299.257.000 dari target yang ditentukan sebesar Rp 300 juta. Sementara data per 31 Desember 2011 total pemasukan Rp 278.563.000 atau 91,51 persen dari target yang sama di tahun sebelumnya (Rp 300 juta, red). Pemasukan ini meliputi retribusi jasa pelelangan, sewa listrik, sewa tanah bangunan, biaya masuk, sewa tambat labuh dan penjualan es balok. ‘’Tidak tercapainya target dua tahun ini karena adanya pendangkalan di belakang TPI,’’ kata Firman. (ufa)

Grafik pemasukan TPI Rajawali


Sulawesi Selatan

Edisi 2 I 30 Jul- 5 Aug 2012

Pembuat Tempe Batasi Produksi Makassar (Bisnis Sulawesi) – Pembuat tempe yang umumnya merupakan kelompok industri rumah tangga di Kota Makassar, rata-rata membatasi produksi akibat kenaikan harga bahan baku. Harga bahan baku kedelai yang sebagian besar diimpor kini mencapai Rp 8.500 per kilogram (kg) dari sebelumnya Rp 6.000 per kg. ‘’Biasanya kami memproduksi tempe dengan 50 kg bahan baku kedelai, saat ini 30 kg saja per hari,’’ kata seorang pembuat tempe di Jalan Abubakar Lambogo, Makassar, Sutrisno. Akibat kenaikan harga bahan baku, membuatnya terkendala modal. Sehingga meskipun tetap berproduksi namun volume produksi diturunkan. Sementara itu, Harga jual tempe eceran tidak dinaikkan. Hanya ukurannya diperkecil. Sebagai gambaran, jika harga tempe Rp 4.000 per potong seukuran buku tulis, kini ukurannya diperkecil hingga tiga per empat buku tulis. Hal senada dikemukakan pembuat tempe lain di kawasan Maccini Sawah, Junaid. Kebijakan tidak menaikkan harga tempe diambil karena khawatir pembeli semakin berkurang. Apalagi di Makassar, tempe bukan menjadi kebutuhan utama menu keluarga seperti di Pulau Jawa. ‘’Di sini (Makassar, red) tempe hanya makanan alternatif. Sebagian besar masyarakat lebih senang menu ikan,’’ katanya. Hal itu diakui salah seorang pembeli di Pasar Maccini, Makas-

sar Daeng Jumariah. Tempe memang diakui hanya sebagai menu alternatif dan umumnya ibu rumah tangga membeli tempe jika harga ikan melonjak. Sementara itu, Kementerian Perdagangan sebagaimana dikatakan Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi di Jakarta, Rabu (25/7), mengeluarkan tiga upaya untuk menstabilkan harga kedelai di pasaran Indonesia. Pertama, membebaskan bea masuk impor kedelai yang saat ini sebesar 5 persen dan akan di nol persenkan yang akan diberlakukan Agustus hingga Desember 2012 untuk melindungi petani kedelai lokal. Kedua, pemerintah memfasilitasi koperasi perajin tempe dan tahu agar bisa melakukan impor bahan baku kedelai secara mandiri untuk mengurangi biaya distribusi dan margin. Selama ini izin impor sifatnya terbuka dan dipegang swasta. Perajin nantinya dipersilakan bekerja sama dengan Bulog sehingga perajin berkemampuan mendapatkan kedelai yang paling murah. Kemudian upaya ketiga, mendorong produksi kedelai dalam negeri agar dapat mencukupi kebutuhan perajin tempe dan tahu serta produk turunan kedelai lokal. Menurut Bayu, harga ratarata kedelai dunia yang meningkat, pada Juni 2012 sekitar 520 dolar AS per ton, sedangkan pada Januari 2012 sekitar 435 dolar AS per ton, disebabkan anomali cuaca di sejumlah negara pengimpor kedelai.(ant)

5

Nilai Los Rp 300 Juta Takut Diperjualbelikan

Makassar (Bisnis Sulawesi) Kebakaran pasar tradisional Toddopuli, Makassar yang terjadi Jumat 20 Juli 2012, menghanguskan sekitar 82 los pedagang. Hal itu membuat para pedagang harus berjualan di bawah tenda darurat untuk sementara waktu. Rencana perbaikan pascakebakaran sudah mendapat persetujuan pedagang, namun khawatir akan diperjualbelikan. Haji Beta mengungkapkan kekhawatirannya kepada Bisnis Sulawesi, ketika melihat kondisi terakhir Pasar Toddopuli, Rabu 25 Juli 2012. Dia mengungkapkan hal ini bukan tanpa alasan, karena sudah ada pemberitahuan dari pengelola pasar bahwa los yang terbakar akan dibangun lagi dan pedagang yang dibolehkan kembali hanya yang memiliki surat kepemilikan. Sementara Haji Beta mengaku belum memiliki surat-surat atas 2 los miliknya yang ikut terbakar pada kejadian pekan lalu itu. Karena selama ini, pedagang berusia 62 tahun itu hanya men-

gandalkan pertemanannya dengan kepala pasar. Berbeda dengan Haji Beta, pedagang lainnya, Bahri (47), mengaku tidak khawatir adanya isu los yang dibangun baru akan dijual kembali ke pedagang sebelumnya. Karena pedagang pasar Toddopuli yang losnya terbakar adalah sebagai pemilik yang membayar retribusi, bukan sebagai penyewa. Bahri selama ini memanfaatkan 3 los berdekatan untuk berjualan dan sudah memiliki sepenuhnya los tersebut. ’’Kini nilai jual los minimal Rp 300 juta, dan bisa naik lagi jika sudah ada los yang baru,’’ ungkapnya. Ini diakui oleh Haji Beta, nilai los yang menggiurkan itulah yang membuat dirinya juga pedagang lain ketakutan. Karena akan ada kemungkinan bagi dirinya dan sejumlah pedagang yang belum memiliki bukti surat kepemilikan, tidak bisa menempati kembali dan harus membeli los. Karena sudah ada pemberitahuan sebelumnya dari pengelola pasar bahwa pedagang harus

memiliki surat kepemilikan untuk bisa menempati losnya lagi. Pedagang yang losnya juga ikut terbakar, Ibu Maemunah (48) menyebutkan, Gubernur Sulsel dan Walikota Makassar sudah meninjau lokasi kebakaran dan berjanji akan melakukan perbaikan dalam waktu sepekan setelah ditinjau. Menurut Maemunah itu artinya pedagang menunggu perbaikan yang dim-

ulai pada 28 Juli 2012. Jumlah Los yang terbakar pada peristiwa pekan lalu berjumlah 82 Los. Kebanyakan 1 pedagang memiliki 2 sampai 3 unit. Kerugian akibat kebakaran ditaksir mencapai Rp 700 juta. Ada yang menye-

butkan kebakaran terjadi akibat tabung gas meledak dari salah satu pedagang. Namun, untuk mengetahui penyebab pastinya, hingga kini kepolisian masih melakukan penyelidikan dan diperkirakan hasil penyelidikan baru bisa di publikasikan 2 bulan mendatang. (and)

Pasokan Daging Sapi Terbatas

MAKASSAR -Harga daging sapi di sejumlah pasar tradisional melambung dari harga Rp 50.800 menjadi Rp 70.000 per kilogram. Akibat pasokan dari rumah potong hewan (RPH) Tamangapa, Antang, Makassar terbatas, sementara permintaan meningkat. Sapi yang dipotong di RPH Tamangapa yang ditargetkan rata-rata 60 ekor per hari sepanjang Ramadhan, ternyata hanya mampu sekitar 50 ekor per hari. Seorang penjual daging sapi H Junaidi di Pasar Terong, Makassar, Jumat (27/7) mengatakan, melonjaknya harga daging sapi dari distributor itu sudah mulai terjadi memasuki pekan kedua Ramadhan, sehingga pedagang eceran terpaksa menyesuaikan harga. Hal senada dikatakan pedagang daging sapi di Pasar Pa’baeng-baeng, Makassar, Sirajuddin. Tingginya harga daging sapi menyebabkan dia harus menambah modal untuk pengadaan yang sama dengan kondisi stabil. Sebagai gambaran, dalam kondisi stabil dia butuh modal Rp 5 juta untuk membeli 100 kg daging sapi per hari, kini harus menyiapkan dana sekitar Rp 6 juta per hari. (ant)

MESKI telah berusia 65 tahun, koperasi sebagai soko guru ekonomi belum beranjak membaik. Koperasi masih dipandang sebagai pelaku usaha kelas tiga (anak bawang) dalam perekonomian nasional. Hingga kini pun, koperasi masih menghadapi kendala permodalan. Kendala modal, membuat pergerakan koperasi tertatih, walaupun harus diakui ada beberapa koperasi yang terus maju dan berkembang menjadi koperasi skala besar. Kendala permodalan itu juga diakui ketua Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) Sulawesi Selatan (Sulsel), Hamid Basma saat hubungi Bisnis Sulawesi per telepon, pekan lalu. Selain modal, ada aspek lain yang juga menjadi kendala utama koperasi berkembang yakni managemen dan produk. Padahal menurut Hamid, selama ini pendidikan dan pelatihan pengurus dan pemandu Koperasi terus digalakkan/diprogramkan Dekopin. ‘’Hanya saja, akses ke perbankan

Bisnis Sulawesi/ady

BULAN RAMADHAN - Selama bulan ramadhan, manajemen IT Trade Centre (ITTC) Makassar membuka sejumlah stan penjualan untuk menjajakan aneka menu berbuka puasa. General Manager ITTC Faizal Rizal menyebutkan, dibukannya stan-stan tersebut untuk memberi kesempatan kepada pedagang kecil menjalankan usahanya di bulan penuh rahmat ini. Sekaligus mempermudah masyarakat untuk mendapatkan aneka jajanan berbuka. Tak hanya itu, juga dibuka stan-stan untuk menjual pakaian

Kendala Modal, Koperasi Tertatih

masih dirasakan sulit karena banyaknya syarat yang mesti dipenuhi koperasi. Sehingga, kendala utama koperasi ya modal,’’ jelasnya. Hamid tak menampik di Sulawesi Selatan ada koperasi yang tidak sehat. Namun, dia tak bisa menyebutkan angkanya secara pasti. Karena hal itu menjadi tanggungjawab pemerintah untuk melakukan inventarisasi yang kemudian mencarikan jalan keluar untuk pembenahan koperasi yang sakit. Terkait sulitnya mendapat pinjaman dari pihak ketia (bank) dialami Koperasi Serba Usaha (KSU) Prizma Mandiri Sejahtera. Menurut Wakil Ketua Koperasi, Alexander Bunga, seiring peningkatan jumlah anggota koperasi ternyata berdampak meningkatnya permintaan kredit dari anggotanya. Dana Rp 3 miliar yang dihimpun dari seluruh anggota di tahun awal pendirian koperasi (tahun 2008), tidak lagi mencukupi. ‘’Keinginan meminjam anggota besar. Sehingga dana

kami kurang. Makanya kami berencana mengajukan pinjaman di bank. Tetapi prosedurnya banyak,’’ tutur Alexander. Karenanya, dia berencana mengajukan dana ke Dinas Koperasi dan UKM Kota Makassar. Besarnya permintaan pinjaman dari anggota koperasi juga diakui Ketua Koperasi Pega-

wai Republik Indonesia (KPRI) Universitas Negeri Makassar (UNM), Dr.H.Muchlis Mannakku, SE, M.Si. Bedanya, KPRIUNM yang anggotanya ribuan pegawai dan dosen itu, tak lagi terkendala pinjaman modal ke bank. Dari miliaran dana yang dikelola, 65 persen bersumber dari bank. Bank memberi plafon

pinjaman yang nilainya meningkat dari tahun ke tahun. Tahun ini, KPRI-UNM diberikan plafon Rp 15 miliar dan Rp 20 miliar dari dua bank berbeda. ‘’Yang penting bagaimana menjaga kepercayaan. Karena bank juga melakukan analisis tingkat kepercayaan,’’ ungkapnya.(ufa)

Penting, Analisis Kelayakan Koperasi WAKIL Pemimpin Bank Kesejahteraan Cabang Makassar, Heru Dwi Hadianto menyatakan ada sistem tersendiri yang diberlakukan untuk menganalisa koperasi mana yang layak diberi pinjaman dan mana tidak. Termasuk penentuan batas pinjaman. Bank Kesejahteraan kata dia, telah menyalurkan Rp 200 miliar kepada koperasi se-Sulsel. ‘’Namun, menganalisa kelayakan sebuah koperasi, itu penting dilakukan dari beberapa aspek. Selain keuangan dan anggota, kemampuan pengurus/manajemen serta

integritas koperasi juga menjadi instrumen penting dalam penilaian,’’ katanya. Bank Kesejahteraan sendiri dibangun dari koperasi. Pengalaman itu juga menjadi kunci menilai sebuah koperasi. Apalagi, bank ini mengalami satu kasus pinjaman koperasi yang macet senilai Rp 1 miliar lebih. ‘’ Pengalaman buruk itu menjadi perbaikan sistem analisa kami ke depan,’’ jelasnya. Sebenarnya tambah dia, selain dari bank, koperasi juga bisa mendapatkan pemasukan dari anggota. Itu diungkapkan humas Dinas Koperasi dan Us-

aha Kecil Menengah (UKM) Sulawesi Selatan, Haeruddin, SE. Meskipun diakui solusi ini juga terkendala karena banyak anggota koperasi yang tak memiliki penghasilan lebih untuk ditabung. Diperparah adanya trauma masyarakat atas oknum pengurus koperasi nakal (menggelapkan dana anggota, red). Haeruddin mengimbau untuk meningkatkan peran serta pemerintah daerah dan kabupaten, bukan hanya dengan pelatihan dan monitoring tapi juga dengan memberikan dana bergulir yang bersumber dari APBD.(ufa)


Sulawesi Barat

6

Edisi 2 I 30 Jul- 5 Aug 2012

Pacu Ekonomi Genjot Infrastruktur Sulbar (Bisnis Sulawesi) – Sejumlah ruas jalan nasional, provinsi dan kabupaten yang ada di Sulawesi Barat (Sulbar) atau jalur lintas antarprovinsi dari dan ke Sulbar, kondisinya rusak. Baik rusak ringan, sedang hingga parah. Kondisi demikian, secara langsung berdampak pada terhambatnya upaya perbaikan ekonomi masyarakat dan daerah. Oleh karenanya, banyak pihak mendesak agar segera dilakukan perbaikan atas kerusakan infrastruktur tersebut. Termasuk juga desakan dari Gubernur Sulbar, Anwar Adnan Saleh. Beberapa ruas jalan yang mendesak untuk diperbaiki atau dirampungkan pengerjaannya diantaranya pembangunan jalan nasional Kabupaten Polman - Malabo, Kabupaten Mamasa, pembangun jalan di Kota Mamuju sebagai ibukota Provinsi Sulbar dan Jalan Mamuju-Luwu. Untuk pembangunan jalan nasional Polman-Malabo, gubernur mendesak agar terse-

lesaikan tahun 2013. Jalan strategis nasional sepanjang 45 kilometer itu sudah rusak parah. Masyarakat di daerah mulai resah karena tak sedikit kendaraan roda empat terguling ke jurang akibat kondisi jalan yang rusak. Masyarakat juga kerap bereaksi dengan menanam pohon pisang di jalan. Sedangkan, jika jalan di kota Mamuju tidak diselesaikan tepat waktu, akan mengganggu pengguna jalan yang mulai padat di Mamuju. Masyarakat akan dirugikan karena jalan yang rusak menghambat aktivitas ekonomi mereka.

Sementara itu, untuk jalan yang dibangun menghubungkan Kota Mamuju, Sulbar - Kabupaten Tanatoraja dan Luwu Utara, Sulawesi Selatan (Sulsel), juga dipercaya dapat memacu pertumbuhan ekonomi Sulbar. Dimana, pertumbuhan ekonomi Sulbar tahun 2011 yang mencapai 11,9 persen, dapat terus meningkat tahun 2012. ‘’Dibangunnya jalan Mamuju ke Luwu, daerah yang terisolasi di pegunungan Kabupaten Mamuju semakin terbuka. Itu artinya distribusi hasil pertanian lancar dan memacu pertumbuhan ekonomi Sulbar yang mengandalkan sektor pertanian,’’ ujar gubernur begitu juga dengan perbaikan atau pembangunan jalan lain di Kota Mamuju dan jalur lintas kabupaten di Sulbar. Juga dipercaya mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah dan masyarakat. Untuk perbaikan dan pembangunan infrastruktur tersebut, pemprov Sulbar harus berkoordinasi dengan pemerintah pusat terkait status jalan.

Seperti jalan di Kecamatan Bonehau dan Kecamatan Kalumpang yang menghubungkan Kabupaten Luwu harus diubah statusnya dari jalan Kabupaten menjadi jalan nasional. ‘’Ketika jalan itu dibangun, masyarakat akan dapat menggerakkan roda perekonomiannya karena tidak lagi kesulitan dalam melakukan aktivitas ekonomi seperti me-

masarkan hasil pertanian dan perkebunan,’’ sebutnya. Untuk perbaikan/pembangunan jalan-jalan di Kota Mamuju, tahun 2012 Pemprov Sulbar mendapatkan alokasi anggaran dari pemerintah pusat Rp 21 miliar. Panjang jalan yang akan dibangun dengan anggaran itu mencapai 4.8 kilometer, yakni jalan trans sulawesi yang melin-

Malaria, TBC dan Gizi Buruk Ancaman Kesehatan Masyarakat Sulbar (Bisnis Sulawesi) – Masyarakat Sulawesi Barat (Sulbar) hingga saat ini belum bisa terhindar dari tiga penyakit yang paling membahayakan

kesehatan. Malaria, TBC dan gizi buruk. Dinas Kesehatan Provinsi Sulbar mencatat sekitar 3 persen dari 1,2 juta

penduduk daerah itu penderita penyakit malaria. Jumlah penderita Tuberkulosis (TBC) 117 orang per 100.000 penduduk dan

penderita gizi buruk malah tergolong tinggi mencapai 7,6 persen hingga tahun 2011. Kendati demikian, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulbar, Ahmad Azis menyebutkan, jumlah penderita penyakit

malaria di Sulbar pada tahun 2011 menurun dibandingkan tahun 2007 (6 persen dari total penduduk). TBC juga menurun 343 orang untuk se-

tiap 100.000 orang masyarakat

Bisnis Sulawesi/grafis

Grafik Penurunan Penderita Penyakit

Ilustrasi

Jalan rusak

Sulbar tahun 2007 dan penderita gizi buruk menurun 10,1 persen tahun 2007. Penderita malaria paling tinggi terdapat di Kabupaten Mamuju yang telah dikategorikan sebagai daerah zona merah penderita malaria.Tertinggi kedua Kabupaten Mamasa yang dikategorikan zona kuning penderita malaria. Sedangkan Kabupaten Polman dan Majene lebih rendah serta dianggap masih wajar dan dikategorikan zona hijau. Upaya mengantisipasi penyakit malaria terus digalakkan diantaranya dengan program perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Juga Program kesehatan berbasis komunitas dan pembangunan kesehatan berbasis masyarakat. Terkait TBC, Azis menegaskan, mesti telah mengalami penurunan namun angka penderita TBC di Sulbar mesti terus diwaspadai peningkatannya karena penularannya sangat cepat. Dimana, satu penderita TBC dapat menulari hingga 15 orang masyarakat yang dalam kondisi sehat. Sedangkan terkait pender-

ita gizi buruk, Pemprov Sulbar turun menjadi 3,6 persen pada tahun 2015.Untuk mengantisipasi angka penderita

gizi buruk di Sulbar yang banyak terdapat di wilayah pedalaman pada wilayah pegunungan Sulbar, tahun 2012 ini pemerintah di tingkat pusat mengalokasikan anggaran melalui dana dekonsentrasi APBN untuk program perbaikan gizi kesehatan ibu dan anak Rp7,9 miliar ke Sulbar. (ant)

tas di Kota Mamuju yang selama ini kondisinya mulai rusak, seperti jalan Jendral Sudirman, Jalan Urip Sumoharjo, Jalan, Ahmad Yani dan Jalan Sultan Hasanuddin. Secara keseluruhan anggaran APBN yang dialokasikan untuk membangun jalan nasional di Sulbar mencapai satu triliun miliar pada tahun 2012. (ant)

Lowongan

Mari bergabung menjadi wartawan Wilayah Sulbar di mingguan Bisnis Sulawesi jika anda memenuhi syarat sbb; 1.Pendidikan D3, S1 semua jurusan 2.Umur maksimal 25 tahun 3.Belum menikah 4.Pekerja keras dan menyukai tugas di lapangan 5.Memiliki Sim C Kirimkan segera lamaran lengkap ke info@bisnissulawesi.com Atau hrd@bisnissulawesi.com (isi kode wartawan)

Pariwisata Butuh Perhatian Serius

Sulbar (Bisnis Sulawesi) – Kondisi kepariwisataan di Sulawesi Barat (Sulbar), khususnya di Kabupaten Mamasa, harus mendapatkan perhatian serius dari pemerintah. Baik pemerintah provinsi maupun kabupaten. Pasalnya, hingga saat ini sektor pariwisata di kabupaten yang berbatasan dengan Kabupaten Tana Toraja (Sulsel) ini belum tersentuh secara optimal. Hal itu dikatakan Ketua DPRD Sulbar, H.Hamzah Hapati Hasan di Mamuju di Sulbar belum lama ini. Selama ini Kabupaten Mamasa sudah ditetapkan sebagai

destinasi pariwisata di Sulbar berdasarkan kesepakatan bersama pada saat Sulbar akan dibentuk tahun 2004 lalu. Bahkan hal

itu diperkuat Surat Keputusan (SK) Gubernur. Sehingga menurut Hamzah, perlu dukungan anggaran untuk memperbaiki sarana

infrastruktur seperti jalan menuju lokasi yang menjadi objek wisata. Karena tidak mungkin sektor

wisata di Mamasa bisa meningkat apabila dukungan infrastruktur belum memadai. Oleh karena itu kata dia, DPRD siap mengawal untuk memberikan kebijakan anggaran untuk perbaikan sarana infrastruktur di daerah itu. (ant)


Sulawesi Utara

Edisi 2 I 30 Jul- 5 Aug 2012

7

Rp 9,110 Miliar untuk Korban Kecelakaan Konsumsi Meningkat 100 Persen Dominan Usia Produktif Manado (Bisnis Sulawesi) – Angka kecelakaan lalu lintas di Sulawesi Utara bisa dibilang tinggi. Didominasi usia produktif antara 15-34 tahun yang secara ekonomi seharusnya mereka bisa menjadi penopang pertumbuhan. Angka itu terlihat dari klaim besarnya santunan yang disalurkan PT Jasa Raharja selama periode Januari - Juni (Semester I) tahun 2012 yang mencapai Rp 9,110 miliar. ‘’Sepanjang tahun 2012 ini, Jasa Raharja telah membayar santunan Rp 9,110 miliar kepada 743 korban yang berhak,’’ kata Kepala PT Jasa Raharja cabang Sulut, Ketut Suadnya di Manado belum lama ini. Dari total klaim yang dibayarkan selama Januari-Juni 2012, santunan terbesar diberikan kepada korban meninggal dunia Rp 6,235 miliar yang diserahkan kepada 228 ahli waris yang sah. Kemudian santunan korban luka

berat Rp 2,097 miliar kepada 412 korban kecelakaan, korban cacat tetap Rp 638,312 juta ke-

Harga Daging Ayam Naik

pada 97 orang dan santunan untuk luka ringan serta penguburan, masing-masing Rp

Manado (Bisnis Sulawesi) – Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Manado, Ricky Poli, menyebutkan, konsumsi daging ayam di Manado naik 100 persen saat bulan Ramadhan. Jika hari biasa, hanya sekitar 6.000 kilogram (kg) setiap harinya, saat bulan puasa ini menjadi 12.000 kg. Menurut Poli, peningkatan konsumsi daging ayam hingga 100 persen dikarenakan saat puasa, sebagian besar warga yang menjalankan ibadah (Umat Islam) memilih daging ayam (broiler maupun kampung) untuk sahur dan berbuka.

pentingnya kenyamanan dan keselamatan dalam berkenda-

Daging ayam berasal dari 17 rumah potong ayam di Manado. Ayam-ayam itu sendiri dipasok dari peternakan di sekitar kota dan wilayah Minahasa. ‘’Konsumsi daging ayam dipastikan terus meningkat hingga puncak hari raya Idul Fitri 1433 Hijriyah,’’ katanya. Kendati permintaan tinggi akibat meningkatnya konsumsi, Poli menjamin persedian daging ayam tetap mencukupi untuk memenuhi semua kebutuhan masyarakat. Beberapa warga muslim yang ditemui di pasar tradisional maupun modern, mengaku rata-rata menggunakan daging ayam untuk menu berbuka. Apalagi saat lebaran nanti. Kendati mencari dalam jumlah besar, mereka mengaku mendapatkan daging ayam dengan mudah.

129,365 juta dan Rp10 juta. Kelompok umur produktif (15-34 tahun) kata Suadnya merupakan jumlah terbanyak dari total korban pada periode ini yaitu 357 orang. Didominasi kaum pelajar dengan tingkatan korban mencapai 127 orang. Dikatakan Suadnya, pihaknya terus berupaya menekan jumlah korban kecelakaan lalu lintas dengan terus menyosialisasikan kepada masyarakat tentang

ra. Sehingga terhindar dari kecelakaan. Diantaranya dialog publik, pembagian helm gratis, dan pemasangan rambu peringatan. (cat)

Lintas Manado Perlu Pengawasan Intensif Produk

‘’Saya biasa menghidangkan daging ayam untuk menu sahur dan berbuka untuk keluarga,’’ aku warga Tuminting, Marlena. Harga daging ayam mengalami kenaikan antara Rp 3.000 hingga 7.000/kg. Seorang pedagang daging di Pasar Bersehati Manado, Lelly Mona menjelaskan, harga sembako rata-rata mengalami naik namun tidak signifikan. ‘’Yang paling signifikan (kenaikanya, red), daging ayam. Biasanya Rp 27 ribu/kg, saat ini dibandrol Rp 30 ribu hingga Rp 34 ribu,’’ ujar Lelly seraya meyakini kondisi ini kemungkinan berlangsung hingga beberapa pekan ke depan. Sejak awal puasa kata dia, permintaan daging ayam semakin banyak dan hingga kini pun terus meningkat. Hal itu tentu

mempengaruhi omset penjualan. ‘’Omset penjualan saya naik antara 70-80 persen setiap harinya,’’ katanya. Hanya saja, dia tidak menyebut berapa angka kenaikan omset akibat tingginya pembelian daging ayam tersebut. ‘’Ini merupakan rejeki,’’ sebutnya. Koordinator pasar, Hangky menyebutkan, hingga saat ini stok sembako dan daging ayam di pasar bersehati relatif aman. Bahkan menurutnya, persediaan sembako yang ada bisa tahan sampai dua atau tiga bulan ke depan. ‘’Kami telah melakukan pemantauan persediaan sembako. Walau tidak ada tambahan pasokan, stok sembako masih tetap aman sampai dua atau tiga bulan kedepan,’’ ujarnya. (cat)

MANADO –Masuk atau beredarnya produk pangan maupun non-pangan ke Sulawesi Utara (Sulut), perlu diawasi lebih intensif untuk menghindari beredarnya produk tidak sesuai standar nasional Indonesia (SNI). Jika tidak, hal itu dapat merugikan masyarakat sebagai konsumen. Itu dikatakan Pengurus DPP KNPI Departemen Perdagangan, Vari Suak. Dia meminta Pemprov Sulut melalui instansi terkait lebih intensif mengawasi peredaran produk di daerah ini tanpa harus menunggu sidak dari pusat terlebih dahulu. Hal sama dikatakan Ketua Bakorda Gerakan Mahasiswa Pemuda Indonesia (GMPI) Sulut, Susanto Amisan. Pemerintah sudah seharusnya proaktif mengawasi peredaran produk secara berkelanjutan. Tidak temporer guna mengantisipasi kerugian lebih besar yang dialami masyarakat selaku konsumen akibat membeli barang ilegal. (cat)

Ekspor 39,3 Ton Pala

MANADO –Sulawesi Utara (Sulut) mengekspor 39,3 ton komoditi pala baik biji maupun bunga dengan nilai ekspor mencapai 689.250 dolar Amerika Serikat ke Belanda dalam sepekan ini. Negeri kincir angin itu memang merupakan salah satu Negara tujuan ekspor Sulut. Selain pala, ada juga kelapa dan lainnya. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulut, Sanny Parengkuan belum lama ini menyebutkan, pala Sulut diekspor melalui pelabuhan Rotterdam Belanda untuk memenuhi permintaan masyarakat di negara tersebut. Disamping dipasarkan kembali ke negara lain. Sementara itu, Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri, Disperindag Sulut, Hanny Wajong menyebutkan, pengiriman produk pala di awal bulan suci Ramadhan merupakan jawaban bahwa ekspor Sulut tetap normal selama puasa. Produk pala kata dia, merupakan salah satu komoditas andalan Sulut yang mulai memperlihatkan peningkatan pasar di berbagai negara di dunia, terutama Eropa dan Asia. (cat)

Bisnis Sulawesi/cat

UNTUNG –Pedangang daging ayam di sebuah pasar tradisional di Manado yang ikut menikmati untung akibat meningkatnya permintaan

Pertahankan Harga Cengkeh Harus Berdasar Mekanisme Pasar CENGKEH merupakan salah satu komuditi hasil perkebunan potensial di Sulawesi Utara (Sulut). Untuk mempertahankan atau bahkan menguatkan harga cengkeh, sejumlah komponen masyarakat minta agar mekanisme pasar yang menjadi dasar penetapan harga cengkeh selama ini, tetap dijalankan dengan baik. Harapan itu, salah satunya disampaikan Ketua Forum Solidaritas Petani Cengkeh (FSPC) Sulut, Franklin Singal di Manado belum lama ini.

Bisnis Sulawesi/cat

PETANI – Cengkeh, salah satu komuditi unggulan Sulut harus terus didorong agar mampu menyejahterakan petani

Jika tetap menggunakan patokan harga berdasarkan mekanisme pasar, maka tren harga cengkeh terus menguat. Hingga pekan ini, harga cengkeh bahkan mencapai Rp 90 ribu per kg. ‘’Penetapan berdasarkan mekanisme pasar, berarti harga cengkeh ditentukan hukum permintaan dan penawaran. Disaat permintaan lebih tinggi dibanding penawaran, maka harga pasti naik,’’ kata Franklin. Posisi secara nasional saat ini, menunjukkan kebutuhan cengkeh jauh lebih tinggi dibanding produksi petani. Salah satunya kebutuhan pabrik rokok, sebagai konsumen terbesar cengkeh. Membuat harga cengkeh bertahan tinggi. Maka dari itu kata Franklin, petani sangat menginginkan perdagangan cengkeh dilakukan dengan perdagangan sempurna. Dimana, harganya benar-benar

harus berdasarkan hukum permintaan dan penawaran. Jangan sampai ada campur tangan dalam penentuan harga

cengkeh seperti dulu yang efeknya sangat merugikan pet-

ani cengkeh Sulut yang menjadi salah satu produsen terbesar di Indonesia. ‘’Ke-sengsaraan petani cengkeh sempat timbul

pada zaman adanya Badan

Penyangga Pemasaran Cengkih (BPPC) beberapa tahun silam. Saat itu, harga cengkeh seenaknya dinaik-turunkan sesuai keinginan mereka,’’ kata Franklin seraya berharap hal itu tidak pernah terjadi lagi. Karena saat ini petani cengkeh bisa sedikit bernafas lega dengan harga cengkeh yang terbilang menjanjikan. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulut, Sanny Parengkuan menyatakan sependapat. Untuk

mempertahankan/meningkatkan harga cengkeh, memang harus dengan mekanisme pasar. Sanny pun menegaskan, salah satu komuditi unggulan Sulut ini harus terus didorong untuk mampu menyejahterakan petani. ‘’Sekarang harga cengkeh sudah Rp 90 per kg. Itu diharapkan terus bertahan, bahkan meningkat,’’ ujar Sanny seraya menyebutkan, cengkeh Sulut

sudah dipasarkan ke Jawa bahkan ke luar negeri seperti Singapura, India, Malaysia, Australia dan Negara lain. Cengkeh dimanfaatkan untuk berbagai macam produk, salah satunya rokok. Di Sulut

sendiri, cengkeh rata-rata dihasilkan di hampir semua daerah. Di Sulut, cengkeh diantaranya diproduksi di Minahasa, Sangihe Talaud dan Bolaang Mongondow. (cat)


techno

8

Dulang Emas dari HP Bekas

Direktori

TELEPON genggam yang sudah tidak terpakai merupakan logam berharga, seperti halnya emas atau perak. Telepon genggam adalah produk teknologi tinggi dimana papan PCB serta kabel-kabelnya mengandung logam seperti emas, perak, platina dan iridium. Tentu saja jumlahnya sangat kecil. Tapi kan ada pepatah ‘’sedikit demi sedikit menjadi bukit’’. Beberapa ratus gram emas, perak dan logam lainnya dapat diperoleh dari 1 ton telepon genggam tak terpakai. Ini menjadikannya seperti tambang emas, dengan kandungan emas dan perak yang lebih besar dari tambang biasa.

Jl. Hertasning Timur No. 9 - Makassar telp : 081392834934 email : duriansbar@yahoo.com facebook: duriansbar twitter : @duriansbar

Agen resmi Produk busana muslim merk Razha

Sekretariat : Kafe Kathamay Lt. 2 ( Jl. Pengayoman) Makassar Mobile : +6281342337447 / +6285255666068 Twitter : @TDAmakassar FB : TDAmakassar

(0411) 869572 PIC : Khaidir (081242999302) Aris (085398050515

Telp. (0411) 2582323

Jl. Maccini Raya No. 142B Telp : 085255308114

Jasa Antar Jemput Barang

Edisi 2 I 30 Jul- 5 Aug 2012

Jl. Kerukunan Selatan I No. 169, BTP. Makassar Mobile : +6281342337447/ +628152500455 www.makassarrentalmobil.com

Griya Manager, Lily Virlanti Alamat Hotel dan Cafe: Jln. Dr Soetomo No. 4, Wenang - Manado 95123 Telp : 0431 - 855 196 Fax : 0431 - 855 101 Hp : 085256468890 Email

Jumlah ponsel di beberapa negara sudah melampaui jumlah penduduk. Dunia saat ini dihuni sekitar 7 miliar penduduk. Dan sebentar lagi jumlah telepon seluler (ponsel) di seluruh dunia akan melampaui jumlah penggunanya. Model ponsel baru juga secara terus menerus muncul di pasaran. Di Indonesia, (berdasarkan survey Nielsen), jumlah pengguna ponsel per Mei mencapai 125 juta orang dari 238 juta penduduk. Melonjaknya penggunaan telepon seluler ini membawa kabar buruk. Hanya 3 persen dari ponsel yang sudah tidak terpakai di dunia, yang didaur ulang (laporan ecogreen4us Desember 2011). Sebanyak 4 persen dari ponsel lama tersebut dibuang di tempat pembuangan sampah, sementara mayoritas sisanya (44 persen) disimpan di laci atau lemari di rumah. Ponsel sebagaimana produk pabrikan lain, bisa mengandung lebih dari 1000 komponen, sehingga untuk membuat satu buah ponsel diperlukan bahan baku yang sangat banyak. Tahukah Anda, Anda bisa mengumpulkan 300 gr emas dari sekitar 1 ton ponsel yang didaur ulang? Dan jika kita bisa mendaur ulang 1 juta ponsel, kita akan bisa mengumpulkan 34 kilogram emas dan menyelamatkan 110 ton bijih emas yang akan digunakan untuk memroduksi logam mulia itu. Mulai saat ini, marilah kita lebih bijaksana dalam memilih ponsel. Jangan buang pon-

sel lama sembarangan. Di Jepang, untuk mengantisipasi hal itu, 6 perusahaan komunikasi besar telah menerapkan sistim pengumpulan untuk mendapatkan telpon-telpon genggam yang tidak terpakai. Tahun lalu saja salah satu dari perusahaan ini dapat mengumpulkan 10 juta telpon gengam yang tidak dipakai, yang tentu saja merupakan suatu tambang emas Untuk mendulang emas dari telepon gengam Jepang menggunakan teknologi pemurnian bijih yang selama ini dikembangkan di sebuah pertambangan Jepang. Seperti kita ketahui tambang bijih di suatu tempat biasanya tidak murni dan mengandung bermacam jenis logam. Karena Jepang memiliki banyak gunung berapi, panasnya magma sering dipergunakan untuk melumerkan logam, yang kemudian mencampurkan serta membentuk deposit bijih. Karena itulah, teknologi ini dikembangkan sejak lama untuk memurnikan bijih yang kotor menjadi logam. Telepon genggam seperti halnya material dimana logamlogam yang ada masih saling bercampur. Teknologi peleburan yang dikembangkan saat ini dapat digunakan untuk memperoleh logam berharga dari telepon gengam bekas ini. Sejumlah besar telepon genggam yang dikumpulkan pertamatama dihancurkan dan kemudian dimasukkan kedalam wadah peleburan bersama dengan bijih tembaga. Benda-benda seperti plastik, timah hitam dan timah dipisahkan dan dikeluarkan dari campuran tersebut untuk menghasilkan sebuah material yang dikenal dengan tembaga mentah, yang merupakan campuran dari tembaga, emas, platina dan logam-logam lainnya. Tembaga mentah itu kemudian dimasukkan dalam larutan asam

sulfur. Saat katoda yang dialirkan listrik dimasukkan kedalam larutan itu, tembaga murni berkumpul di katoda tersebut. Logam-logam berharga lainnya kemudian mengeras dan terpisah. Logam yang mengeras dan terpisah ini kemudian dimasukkan ke dalam larutan asam nitrat dan proses tadi diulang kembali. Kali ini perak murni yang berkumpul di katoda. Material sisanya kemudian di masukkan kedalam larutan asam hidroklorik dimana listrik kembali dialirkan untuk mendapatkan emas murni. Pabrik peleburan di Kosaka mengolah 50 ton telepon genggam setiap tahunnya, dan kemudian memperoleh 15 kilogram emas. Karena pabrik di Kosaka mengambil timah hitam, kadmium dan zat-zat berbahaya lainnya sebelum mereka memulai proses tadi. Material-material ini juga dimurnikan untuk penggunaan industri. Ledakan penggunaan telepon genggam telah menghasilkan produk sampingan yang luar biasa. Jika telepon-telepon genggam yang dibuang itu langsung di hancurkan dan dikubur di tanah, maka logam-logam berat yang berbahaya dapat terlepas dan menimbulkan pengaruh yang berbahaya bagi lingkungan. Tapi dengan mengolah telepon-telepon genggam yang sudah tidak dipakai ini tanpa menimbulkan sampah, dapat diperoleh emas dan perak. Teknologi ini seperti kata pepatah, ‘’sekali mendayung, 2-3 pulau terlampaui’’ Semoga ada produsen atau lembaga pemerintah yang mau bertanggung jawab mendirikan pusat daur ulang limbah konsumen berbahaya, termasuk di antaranya limbah ponsel. Pusat daur ulang limbah seperti ini masih jarang ditemui di Indonesia.(net)

Jumlah ponsel di beberapa negara sudah melampaui jumlah penduduk. Hanya 3 persen dari ponsel yang tidak terpakai didaur ulang Telepon genggam yang dikumpulkan pertama-tama dihancurkan, kemudian dimasukkan ke dalam wadah peleburan bersama dengan bijih tembaga. Berharap segera didirikan pusat daur ulang limbah konsumen berbahaya, termasuk limbah ponsel. Pusat daur ulang limbah seperti ini masih jarang ditemui di Indonesia.

lily.Virlanti@sintesapeninsulahotel.com

Minimal berlangganan 3 bulan, direktori bisnis anda muncul di microsite kami

dfc070022


Hobi & Lifestyle

Edisi 2 I 30 Jul- 5 Aug 2012

9

Terpaksa Batal Puasa karena Pekerjaan? PUASA hukumnya wajib bagi umat Islam. Selama berpuasa banyak diantara kita yang menderita lemas dan penyakit lain. Lantas bagaimana dengan mereka yang memiliki pekerjaan yang mengharuskan mereka untuk selalu beraktivitas di luar ruangan? Adakah cara agar puasa kita selalu sehat dan badan selalu fit?. Tanpa makan dan minum selama hampir setengah hari lebih, namun tetap harus menjalani rutinitas harian secara normal, tentunya menguras habis energi kita. Namun bukan berarti puasa merupakan alasan yang menghalalkan kita untuk bisa mangkir dari pekerjaan harian. Untuk bisa tetap beraktivitas seperti biasa, tentu kita harus pandai menyiasati gaya hidup kita selama bulan puasa karena pekerjaan dan aktivitas harian tidak akan menunggu hingga bulan puasa berakhir. Alexandra Asmasoebrata dan Yayuk Basuki, atlet dari dua generasi berbeda, berbagi cerita tentang pengalaman mereka berlatih selama Ramadhan. Beraktivitas di luar ruangan merupakan kegiatan yang banyak dihindari orang selama puasa. Selain karena panas matahari yang menyengat, lama beraktivitas di luar ruangan juga akan membuat kita kekurangan cairan lebih cepat, dan bukan tidak mungkin kita akan mengalami dehidrasi. Sekalipun terdengar sepele, tapi jika sudah mengalami dehidrasi maka sebagian fungsi tubuh pun biasanya akan mengalami gangguan. Pingsan bukanlah hal yang mustahil jika kamu sudah mengalami dehidrasi parah. Bagi pemilik nama lengkap Alexandra Asmasoebrata, sebisa mungkin, ia tetap menjalani puasa sekalipun harus menjalani latihan balap. Mobil balapnya yang disimpan di Cina, membuat Andra harus berpisah dengan ke-

luarga setiap saat harus berlatih ketika puasa. ‘’Lemas saat puasa sih pasti, tapi ya mau bagaimana lagi, kegiatan harus tetap berjalan. Sebisa mungkin, saya tetap berpuasa ketika latihan. Tapi, kalau saya memang harus berlatih menjelang satu pertandingan tertentu, biasanya saya mengganti puasa di hari lain. Karena saat menjelang pertandingan biasanya latihan lebih berat dari latihan biasa,’’ ujar Andra. Tidak berbeda dari Andra, mantan Atlet Tennis Nasional Yayuk Basuki pun mengalami hal yang sama. Yayuk terpaksa mengganti puasa Ramadhan di hari lain saat harus latihan dan bertanding. ‘’Ketika masih remaja, saya pernah mencoba tetap berpuasa saat harus menjalani latihan normal. Latihan 5 jam setiap hari ternyata hanya membuat saya bisa bertahan puasa selama 12 hari. Selebihnya, saya hanya berpuasa saat off latihan, yakni ketika akhir pekan. Dan ketika sudah masuk ke tahap profesional, selama 15 tahun saya tidak pernah merasakan Lebaran di Indonesia karena bersamaan dengan pertandingan yang berlangsung di luar negeri,’’ ujar Yayuk Basuki (FIMELA. com). Menjaga stamina saat berpuasa, tentu harus bisa memilih asupan makanan saat berbuka, juga sahur. Untuk makanan biasanya tidak berbeda jauh dengan makanan sehari-hari. ‘’Hanya saja, saat puasa saya biasanya mengonsumsi vitamin tambahan dan tentunya lebih banyak buah

Perbanyak Serat Menurut Dokter Gigi, Drg. Aersy (Centroone.com), makanan dan minuman yang dikonsumsi pada saat sahur dan berbuka mempengaruhi keseharian puasa dan kondisi tubuh kita. Konsumsi makanan dan minuman yang baik akan menghindarkan kita dari keluhan pada saat puasa seperti badan lemas, kekurangan cairan, kekurangan darah, bahkan kekurangan vitamin. Drg. Aersy menyarankan, saat sahur sebaiknya perbanyak makan makanan yang banyak mengandung serat seperti sayursayuran, maka badan kita akan fit seharian, karena kita banyak mengkonsumsi vitamin kaya serat. Perbanyak juga makan buahbuahan, seperti apel dan pear, karena selain menambah vitamin dan membuat tubuh fit pada saat berpuasa, mulutpun

Buah - buahan Keluarga buah berry merupakan sumber serat yang paling tinggi di antara jenis buah yang lain. Jika bosan dengan buah berry, masih ada apel, pear, jeruk, dan pisang untuk asupan serat harian.

tidak berbau, karena apel dan pear mengandung kandungan yang secara alami membersihkan gigi kita dari karang gigi dan menghindari dari bau mulut. Setelah banyak makan sayur dan buah pada saat sahur, Drg. Aersy menyarankan, pada saat buka puasa baik mengkonsumsi permen karet yang mengandung xylitol dan sorbitol karena bisa membersihkan gigi. ‘’Tetapi harus kadar gulanya rendah, agar tidak merusak gigi,’’ sarannya. Mengkonsumsi permen karet yang mengandung xylitol dan sorbitol - selain membersihkan gigi, juga mencegah gigi berlubang yang menyebabkan bau mulut. Jika semua tips tersebut dijalankan, menurut Drg. Aersy, keluhan pada saat puasa seperti badan lemas, kekurangan cairan, kekurangan darah, dan kekurangan vitamin akan teratasi, bahkan menyehatkan gigi dan mulut.

Sayur - sayuran Jangan malas makan bayam, lobak, kentang, bunga kol, kubis ungu, dan labu yang mengandung serat tinggi. Memakan sayuran tersebut jelas akan membuat kondisi usus besar Anda semakin menyehatkan.

dan juga sayuran,” tambah Andra. Jika para Atlet Nasional kita terpaksa harus mengganti puasa Ramadhan di hari lain karena rutinitas hariann y a

yang menguras tenaga, bagaimana dengan kamu? Pernahkan kamu terpaksa mengganti puasa Ramadhan di hari lain karena load pekerjaan yang tidak mungkin kamu handle lagi dalam keadaan puasa?

Yayuk dan Alexandra

net

“Palu Skateboarding”

Manfaatkan Masa Muda Secara Positif DALAM beberapa tahun terakhir, sering kita jumpai tentang maraknya aksi tawuran antarpelajar, antarpemuda/kelompok atau lainnya di beberapa daerah di Indonesia. Padahal, aksi tersebut jelas-jelas tidak bermanfaat dan justeru berdampak negatif, baik bagi pelaku maupun masyarakat umum di sekitarnya. Ironis, banyak aksi tawuran terjadi hanya garagara persoalan sepele. Lantas, bagaimana dengan kamu? Bisakah mengatakan ‘’tidak!!!’’ pada tawuran? Untuk menjawab pertanyaan itu, Bisnis Sulawesi mencoba menemui sejumlah pemuda, khususnya di Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng). Berbekal keyakinan bahwa tidak semua pemuda menghendaki tawuran. Hingga akhirnya menemui sekelompok pemuda yang beberapa diantaranya menenteng skateboard dan ada juga yang sedang asik beraksi diatas skateboard, baik dengan satu kaki di atas maupun kedua kaki. Mereka adalah penggemar skateboard. Bahkan sejak tahun 2006 lalu, sudah membentuk sebuah komunitas yang diberi nama ‘’Palu Skateboard-

ing’’. Hanya saja, empat tahun pertama, aktifitas mereka tidak langsung mendapat tanggapan positif dari pemuda lain di Palu dan sekitarnya. Baru tahun 2010 hingga saat ini, aktifitas mereka mulai dikenal dan kini sudah beranggotakan lebih dari 90 pemuda. Baik mereka yang masih berstatus pelajar, mahasiswa maupun pekerja kantoran. posi Kegiatan-kegiatan

tif seperti ini sudah terlihat mulai marak di beberapa daerah di Indonesia. Itu artinya, kendati sering terlihat aksi tawuran yang dilakukan pemuda, masih jauh lebih banyak yang memilih kegiatan positif. Komunitas ‘’Palu Skatebording’’ misalnya, mereka bermain skateboard ratarata lima jam setiap sore mulai pukul 16.30 wita, hingga pukul 22.00 wita. Bahkan, kalau cuaca mendukung, mereka mengakhiri aktifitas skateboarding hingga pukul 23.00 wita, saat malam minggu (sabtu malam, red). Putra, seorang anggota komunitas ‘’Palu Skateboarding’’ menyebutkan, dia bersama temantemannya biasanya bermain di beberapa tempat secara bergantian seperti anjungan Talise, taman GOR dan taman Watulemo,

Wali Kota. Pengusaha jam yang biasa dipanggil Uncup itu juga menyebutkan, ‘’Palu Skateboarding’’ sudah mengikuti beberapa event-event di Kota Palu dan sekitarnya hingga Manado dan Makassar. Selain kumpul-kumpul di tempat bermain, komunitas ‘’Palu Skatebording’’ juga memiliki sekretariat di Jalan Tanjung Satu yakni di Skate Shop, toko aksesoris untuk penggila skate board. ‘’Kami biasanya mengadakan pertemuan anggota satu atau dua kali sebulan,’’ jelas Uncup. Untuk aktifitasnya, komunitas ini memungut iuran pada anggota setiap bulannya. Iuran yang dipungut tentu tidak sampai membebani anggota yakni Rp 50 ribu per bulan. Iuran itu dimanfaatkan untuk uang kas organisasi yang murni digunakan untuk kegiatan komunitas. Salah satunya mengikuti event. Dengan kesibukan di komunitas, otomatis, mereka tak terpikirkan oleh mereka untuk tawuran. Kalaupun ada komunitas atau

kelompok lain, sepenuhnya dianggap sebagai kawan, kendati dengan hobi yang berbeda. (gus)


10

Emas Masih Stabil Palu (Bisnis Sulawesi) – Jauh berbeda dengan kebutuhan pokok masyarakat yang terus melambung sejak sebelum hingga memasuki bulan Ramadhan, hingga pekan kedua bulan puasa ini, harga emas di Kota Palu dan sekitarnya masih tergolong stabil. Diperkirakan, harga emas naik menjelang Idul Fitri karena permintaan terhadap barang ini dipastikan naik. Namun demikian, naik atau tidaknya harga emas di pasaran, bergantung pada harga dolar. Beberapa pedagang emas di Jalan Tanjung Manimbaya Kompleks Pasar Masomba menyebutkan, harga emas memang sangat dipengaruhi harga dolar dunia. Sehingga tinggi rendahnya harga emas tergantung dari naik atau turunnya nilai dolar. Namun demikian, naiktidaknya harga emas juga biasa menjadi dampak ikutan atas tinggi-rendahnya permintaan. Seperti menjelang hari raya, permintaan emas dengan berbagai jenis aksesorisnya, cenderung meningkat. ‘’Namun, untuk kali ini belum ada kenaikan (harga emas) signifikan. Bahkan sudah tiga bulan belakangan,’’ ujar H. Usman seorang pedagang emas. Kendati kata dia, dalam sepekan terakhir sudah terjadi peningkatan jumlah pembeli yang mencapai 40 persen dibanding hari-hari biasanya. Dia juga memastikan, menjelang hari raya

Idul Fitri masih ada kemungkinan peningkatan yang jauh lebih besar. ‘’Kalau jumlah pembeli, itu fluktuatif. Tetapi, dalam sepekan permintaan naik hingga 40 persen,’’ ujarnya. Jenis perhiasan yang banyak dicari adalah aksesoris berupa cincin dan kalung berbagai corak dan motif. Di jual dengan harga Rp 550 ribu per gram untuk emas murni 23 karat dan Rp 470 ribu/gram untuk emas 22 karat. ‘’Ada kemungkinan naik atau malah turun. Tergantung nilai dolar,’’ tambah H. Usman. Demikian pula penjualan emas di kompleks pertokoan jalan Hi DG Pawindu, Palu Barat. Diakui belum ada kenaikan harga emas hingga saat ini. ‘’Kemungkinan dekat Idul Fitri baru ada peningkatan, baik pembelian maupun harga,’’ sebut Agung pemilik toko Asia. Agung menjual emas murni 23 karat Rp 600 ribu/gram dan Rp 500 ribu/gram emas 22 karat. ‘’Sejauh ini, yang datang ke toko masih di dominasi pembeli. Belum banyak yang menjual. Mungkin karena berdekatan dengan hari raya,’’ katanya. Sementara itu, para pembeli mengakui harga emas cukup tinggi. Namun, masih dianggap wajar karena dalam beberapa bulan terakhir harga emas stabil. Dengan catatan, mereka berharap tidak ada lagi kenaikan harga, baik menjelang atau sesudah hari raya. (gus)

Sulawesi Tengah

Edisi 2 I 30 Jul- 5 Aug 2012

Banjir Pesanan

Palu (Bisnis Sulawesi) – Musim liburan telah usai. Saat ini sudah di mulai dengan tahun ajaran baru. Biasanya, tahunan ajaran baru selalu menjadi momen menyenangkan bagi siswa (terutama siswa baru) dan momen menguntungkan bagi penyedia jasa konveksi (seragam sekolah dan alat tulis). Pasalnya, semua serba baru. Seragam, tas, sepatu, alat tulis dan kelengkapan lainnya. Otomatis, keperluan seragam dan alat tulis meningkat yang membuat konveksi banjir pesanan. Seperti pantauan di beberapa pengusaha konveksi, toko seragam sekolah dan alat tulis yang ada di Kota Palu dan sekitarnya.

Momen tahun ajaran baru memang peluang bagi mereka meraup keuntungan. Kare-

na dibanjiri pesanan/pembeli. Terutama konveksi dan toko-toko yang menawarkan barang dengan harga terjangkau namun tetap mempertahakna kualitas. Konveksi/toko Tiga Jaya, pesanan seragam terus meningkat saat tahun ajaran baru. Utamanya seragam SD-SMA. Perusahaan yang berdiri tahun 1997 itu sudah mendapat kepercayaan masyarakat. ‘’Setiap tahun ajaran baru, memang ada lonjakan pembeli yang didominasi kalangan pelajar dan sekolahsekolah,’’ ujar Nirwana, pemilik usaha. Selain dari kota Palu, pembeli atau pemesan juga datang dari berbagai daerah di Sulawesi Tengah (Sulteng) seperti kabupaten Donggala, Parigi Moutong, Poso dan lainnya. ‘’Pemesanan barang dari daerah-daerah biasanya dalam bentuk partai,’’ sebutnya. Nirwana meyakini,

Bisnis Sulawesi/gus

lonjakan pembeli/pesanan akan terus berlangsung hingga akhir bulan puasa. Meningkatnya permintaan, tak serta merta diikuti dengan menaikkan harga. Harga relatif sama dengan hari biasa. Untuk seragam SD, biasa seharga Rp 73 ribu – Rp 80 ribu, seragam SMP Rp 90 ribu dan seragam SMA Rp 100 ribu. Bahkan, untuk pembelian dalam bentuk partai, bisa mendapat harga lebih murah.

Tingginya permintaan dan pesanan juga terjadi di toko Rias Utama yang menjual perlengkapan seragam olahraga, khususnya seragam olahraga untuk pelajar. Pemilik toko ini bahkan mengaku kewalahan melayani pembeli/pesanan disaat-saat seperti ini. ‘’Kami tidak menyiapkan karyawan tambahan secara khusus untuk menghadapi tahun ajaran baru,’’ ujar pemilik Rias Utama, Mamat. (gus)

Pedagang Dadakan

Untung Rp 300 Ribu/Hari Tak jauh beda dengan tahuntahun sebelumnya, ramadhan kali ini pun diwarnai munculnya pedagang dadakan yang menjajakan berbagai jenis menu berbuka puasa. Mereka memanfaatkan pinggiran beberapa ruas jalan, salah satunya di kawasan Jalan Thmrin, Palu. Pedagang dadakan rata-rata menjajakan es buah, pisang ijo, berbagai macam kue seperti kue perahu, kue lupis, dadar, dan makanan jadi lainnya. Mereka mulai berjualan pukul 15.00 wita hingga waktu berbuka puasa. Mereka yang rata-rata ibu

rumah tangga mengaku tidak harus mempersiapkan modal besar untuk aktifitas tahunannya tersebut. Maksimal Rp 500 ribu. Namun keuntungan yang diraup tergolong besar, hingga Rp 300 ribu/hari. ‘’Saya berjualan kue. Bahan yang saya butuhkan tepung, gula, minyak, dan lainnya. Dengan modal maksimal Rp 500 ribu, sudah cukup,’’ ujar Rahma penjual dadakan di Jalan Moh. Thamrin. Selain kue dan es, Rahma juga menjual makanan jadi seperti ikan saus, perkedel jagung, sayur daun singkong dan sayur

kelor yang menjadi makanan khas warga Palu. Mengantisipasi kebosanan pembeli, Rahma mengganti menu yang dijualnya setiap hari. Selain pedagang dadakan dari masyarakat, pemerintah Kota Palu melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan juga rutin menggelar pasar ramadhan untuk memudahkan masyarakat mendapatkan keperluan berbuka puasa. Juga ajang silaturahmi antara pedagang dan pembeli sekaligus menghimpun pedagang dari penggerak PKK mikro.

Bisnis Sulawesi/gus

DADAKAN –Pedagang dadakan yang menjajakan menu berbuka puasa Yang dijual juga berbagai macam makanan jadi seperti sayur masak, ikan, dan lauk pauk, kue sebagai pelengkap hidangan saat berbuka puasa. Ketua Panitia Gladys Levyna mengatakan, pasar ramadhan kali ini meru-

pakan tahun ke-13. Disiapkan tenda untuk 200 pedagang dengan prioritaskan makanan siap saji. Gladys mengaku bekerja sama dengan Badan POM untuk mengecek kesehatan makanan. (gus)

Hujan, Petani Merugi Hingga Jutaan Rupiah

HARGA - HARGA di pasaran, terutama harga kebutuhan pokok masyarakat, sejak Juni lalu terus melambung tinggi. Berbanding terbalik dengan kondisi petani pada musim panen kali ini. Kendati harga pasaran naik, tak banyak berdampak terhadap penghasilan petani sebagai penghasil beberapa kebutuhan pokok masyarakat seperti sayur mayur, bawang dan palawija lain. Kondisi demikian, diakibatkan

curah hujan cukup tinggi yang mengguyur dalam beberapa pekan terakhir. Hujan, tak hanya menghambat aktifitas sebagian besar warga masyarakat, juga mengakibatkan hasil panen petani menurun drastis. Seperti terlihat di Kelurahan Jonooge, Biromaru, Palu, Sulteng. Sebagian besar petani di daerah ini hanya bisa pasrah karena hasil panen mereka tak sesuai yang diharapkan. Bahkan, bisa dibilang tidak cukup

Bisnis Sulawesi/gus

untuk menutupi biaya produksi. Puput, seorang petani yang merasakan hal itu. ‘’Karena sering hujan, tanaman tomat saya rusak. Buah dan daunnya cepat membusuk,’’ ujar Puput yang mengaku sudah tahunan bercocok tanam palawija di daerah itu. Selain tomat, bapak dua anak itu juga menanam palawija jenis lain seperti kacang panjang gambas, mentimun dan daun seledri. Tanaman ini juga bernasib sama. Rata-rata daunnya layu dan berwarna kekuningkuningan sehingga hasilnya tak maksimal. Tingginya curah hujan belakangan tersebut, membuat dirinya mengalami kerugian hingga Rp 10 juta. Karena dengan lahan yang digarap seluas seperempat hektar (dengan jenis tanaman beragam tadi, red), dia biasa mendapat hasil hingga Rp 20 juta dengan masa garapan tiga hingga empat bulan. ‘’Untuk sekali musim panen, saya biasa mendapat hasil 170-

200 kg tomat, 10-20 karung gambas dengan isi per karung antara 75-100 kg,’’ katanya. Namun, hasilnya yang diperoleh pada musim panen kali ini tidak mencapai setengahnya. ‘’Beginilah resiko sebagai petani. Saya juga harus membongkar dan kembali mengolah lahan dari awal,’’ sebutnya. Kerugian hingga jutaan rupiah, tak hanya dialami Puput. Petani lain juga bernasib sama. Seperti Suryono, petani bawang merah. Intensitas hujan yang terlampau sering, membuat ulat pengganggu tanaman berkembang biak dengan cepat. Ulat menyerang batang pohon tanaman bawang merah hingga cepat busuk. ‘’Pohonnya membusuk karena diserang ulat, otomatis pertumbuhan bawang tidak bagus. Hasilnya pun tak maksimal,’’ ujar Suryono yang mengaku mengalami kerugian hingga Rp 8 juta rupiah untuk musim panen kali ini.

Dikatakan Suryono, untuk mendapatkan hasil maksimal, tanaman bawang merah membutuhkan suhu yang pas, perawatan yang maksimal dan pemupukan yang rutin. Curah hujan tinggi yang menyebabkan hasil pertanian/palawija menurun, memang tak serta merta berdampak terjadinya kelangkaan kebutuhan pokok masyarakat Kota Palu, terutama sayur-mayur. Mengingat kebutuhan pokok tersebut juga didatangkan dari beberapa dae-

rah lain seperti Napu. ‘’Sampai saat ini belum ada kelangkaan bahan pokok. Memang, kalau bicara harganya, sudah melambung tinggi sejak Juni lalu dan

terus naik saat bulan puasa ini,’’ ujar seorang pedagang di pasar

tradisional di kota Palu, Sakinah. Seperti bawang merah, harganya sudah lebih dari 25 ribu per kg. Begitu juga harga tomat, kacang panjang, juga mengalami kenaikan. (gus)


Gorontalo

Edisi 2 I 30 Jul- 5 Aug 2012

Produksi Bakso dan Kue Pia Terhenti Gorontalo (Bisnis Sulawesi) Sejak April 2012, Produksi bakso dan Kue Pia dari Program Kawasan Industri Agro Terpadu (KIAT) terhenti. Ini disebabkan oleh perizinan yang belum dikeluarkan oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Sekretaris Daerah Provinsi Gorontalo Winarni Monoarfa mengatakan, pihaknya saat ini sudah mengupayakan untuk memfasilitasi memperoleh perizinan dari BPOM, untuk membuka kembali aktivitas KIAT. Pasalnya, KIAT adalah salah satu pilar pembangunan eko-

nomi Gorontalo untuk peningkatan ekonomi kerakyatan yang berkeadilan. Mengenai penghentian ini disampaikan oleh Projectfield Manager Canada-Indonesia Private Sector Enterprise Development (CIPSED) Tim Reynold, saat berkunjung Rabu, 18 Juli 2012.

Dari keterangan CIPSED, Sejak April 2012, program KIAT terkendala perisinan dari BPOM, yang mengakibatkan produksi bakso dan kue pia, dihentikan termasuk aktivitas karyawannya. “Kami berharap ada intervensi pemerintah dalam hal pengurusan izin dan pengembangan infrastruktur” ungkapnya beberapa waktu lalu. Penghentian operasionalisasi ini sangat disayangkan, mengingat peran KIAT dirasakan sangat membantu bagi para

pengusaha kecil. Program yang sudah lama berjalan ini dirintis sejak awal oleh mantan Gubernur Fadel Muhammad dengan CIPSED, awal Tahun 2009, dimana sudah banyak produk yang dikenal secara nasional seperti emping jagung, kacang disco dan stik singkong. Winarni menambahkan, omset dari produksi bakso dan kue pia ini bisa mencapai Rp 240 Juta per Tahun, dan apa bila pemerintah menambah pengembangan infrastrukturnya, bisa

11

jadi omset itu makin naik. Selain itu, Pemerintah Gorontalo akan mengupayakan terjalinnnya integrasi KIAT dengan sektor pertanian, perikanan dan kelautan, perkebunan dan peternakan untuk memajukan agrobisnis. “Contohnya terkait pakan ternak, tidak perlu lagi didatangkan dari Jakarta, jika bisa di produksi oleh KIAT, kemudian didistribusikan, itu menjadi bagian pendapatan yang baru” ungkapnya.

Peningkatan Ekonomi Gorontalo Utara Positif Gorontalo (Bisnis Sulawesi) Hasil pengkajian data Badan Pusat Statistik kabupaten Gorontalo Utara, tahun 2012 Provinsi Gorontalo sudah menunjukkan angka positif yakni 7, 74 persen. Hasil ini merupakan penghitungan dari 11 indikator ekonomi. Prediksi selanjutnya yang di rilis BPS adalah, hingga akhir tahun 2012, ekonomi Gorontalo akan makin baik, khususnya di sektor jasa, pertanian, perikanan dan infratsruktur publik lainnya. Kepala BPS Gorontalo Duhengo Husain mengatakan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Gorontalo kini berada di posisi 7, 74 persen. dari sektor

indikator ekonomi Gorontalo, pelaksanaannya yang berkelanjutan sangat berpengaruh pada kesejahteraan rakyat dan dapat menjadi penekan angka kemiskinan. “Tahun 2011 lalu di periode Juli, tingkat ekonominya di angka 7, 67 persen” jelasnya.

Duhengo menambahkan, pemerintah daerah dengan giat merealisasikan seluruh program pembangunan, seperti infrastruktur, pemberdayaan masyarakat dan layanan langsung kepada masyarakat. Bupati Gorontalo Utara Indra Yasin menanggapi positif data yang dirilis oleh BPS. Meski demikian, Indra men-

gungkapkan masih adanya beberapa kelemahan yang ada dalam pelaksanaan program pemerintah, dan hal itu akan dibenahi, khususnya di tingkat

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Untuk merealisasikan anggarannya, Indra memastikan dalam penyusunan Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2012 hingga 2013, akan lebih diarahkan ke belanja publik. “Hal ini diharapkan mampu mendorong pergerakan ekono-

mi makro dan mikro di Gorontalo Utara” ungkapnya.(net)

Gorontalo, Jadi Pemasok Gula ke Sulut PROVINSI Gorontalo menjadi salah satu pemasok gula untuk memenuhi kebuthan masyarakat di Provinsi Sulawesi

Utara (Sulotra). Apalagi, belakangan ini, kebutuhan gula di provinsi yang pernah menjadi induknya (Sulut) diperkirakan akan terus meningkat dalam beberapa pekan terakhir. Hal ini dikarena banyak warga masyarakat di Sulut menggunakan gula, termasuk warga muslim selama bulan

puasa ini. Disamping Gorontalo, dua daerah yang juga rutin sebagai pemasok gula ke Sulut yakni

Jawa dan Lampung. Mengingat selama ini tidak ada pabrik gula di Sulut. Hal itu diakui Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulut, Sanny Parengkuan beberapa waktu lalu. Dia menyebutkan, kebutuhan gula paling besar memang utamanya selama bulan

puasa ini berlangsung. Karena banyak digunakan untuk membuat berbagai jenis kue dan kolak, atau sejenisnya untuk menu buka puasa.

Sanny menambahkan, kebutuhan gula selama bulan ini diperkirakan akan mengalami peningkatan hingga 50 persen. Kebutuhan gula menjelang leba-

ran diperkirakan naik hingga 6 ribu ton. ‘’Ini mengalami kenaikan sekitar 50 persen dibandingkan bulan lalu hanya

sekitar 4 ribu ton,’’ ujarnya. Nah, untuk mengantisipasi hal itulah, Disperindag Provinsi Sulut memasok gula langsung dari luar daerah Sulut seperti Gorontalo, Jawa, dan Lampung. Mengingat di Sulut tidak terdapat pabrik gula. Sementara gula yang paling banyak dicari pasar yakni jenis rafinasi, karena gula ini mudah larut dalam pembuatan kue. (cat)

Desa Nelayan Harapan Entaskan Kemiskinan PEMERINTAH Provinsi Gorontalo harus berupaya keras, dana APBD yang digunakan untuk membentuk Desa Nelayan, dapat diwujudkan. Pasalnya, wilayah pesisir Gorontalo masih banyak yang penduduknya dibawah garis kemiskinan. Mengiringi bantuan dana sebesar Rp. 520 Juta untuk pembentukan Desa Nelayan di Desa Olele, Kecamatan Kabila, Bone, Bone Bolango, Gubernur Gorontalo Drs. Rusli habibie meminta penerima dana tersebut, untuk

memanfaatkan secara maksimal dalam rangka peningkatan ekonomi rakyat. “Pemerintah sangat serius untuk mewujudkan desa nelayan ini, menyusul program unggulan pemerintah lainnya” paparnya. Menurutnya, selain Bone Bolango, pemerintah juga sedang mengkaji penambahan wilayah untuk pembentukan desa nelayan di daerah lain, utamanya daerah pesisir yang dikategorikan miskin dan kurang mampu. Kegiatan pemberian dana ini akan dilakukan

menurut urutan prioritas yang sudah disusun oleh pemerintah. Program Desa Nelayan adalah salah satu program unggulan yang menjadi instrumen peningkatan ekonomi kerakyatan. Saat ini, sudah ada 5 desa lainnya yang sudah terbentuk yakni, Desa Katialada (Gorontalo Utara), Desa Lemito (Pohuwatu), Desa Biluhu Timur (Kabupaten Gorontalo), Desa Bangga dan Desa Bajo (Boalemo), dengan jumlah dana tiap daerah sebesar Rp. 430 Juta.

Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Gorontalo Sutrisno, AP mengatakan, pembentukan desa nelayan juga ditujukan untuk menaikkan volume produksi ikan segar, sehingga dapat menjadi bahan impor ke wilayah lain di pulau Sulawesi. “Total Anggaran untuk program pengembangan desa nelayan ini sebesar Rp. 2, 6 Milyar, diserahkan ke masyarakat sudah berbentuk barang, seperti alat-alat tangkap serta fasilitas penunjang nelayan”. pungkasnya.

Lowongan Mari bergabung menjadi wartawan Wilayah Sulut dan Gorontalo di mingguan Bisnis Sulawesi jika anda memenuhi syarat sbb; 1.Pendidikan D3, S1 semua jurusan 2.Umur maksimal 25 tahun 3.Belum menikah 4.Pekerja keras dan menyukai tugas di lapangan 5.Memiliki Sim C Kirimkan segera lamaran lengkap ke info@bisnissulawesi.com Atau hrd@bisnissulawesi.com (isi kode wartawan)


Sulawesi Tenggara

12

Edisi 2 I 30 Jul- 5 Aug 2012

Sultra Optimis Ekonomi Tumbuh 9,1 Persen Kendari (Bisnis Sulawesi) Kondisi ekonomi Sulawesi Tenggara (Sultra) 2011, mencapai 8, 5 persen, ini diukur kinerja makro ekonomi Sultra, yang di dukung oleh Pemerintah Provinsi melalui perbaikan infrastruktur. Tahun 2012, di prediksi ekonomi Sultra bergerak meningkat menjadi 9, 1 persen. Guru Besar Ekonomi Universitas Haluoleo Sultra Prof. Yusuf Abadi mengatakan, kenaikan tingkat ekonomi Sultra itu bukan hanya harapan belaka, tapi bisa dimungkinkan terjadi. Selain perbaikan infrastruktur, adanya peningkatan terhadap kredit investasi terus menunjukkan an-

gka yang menggairahkan. “Saya berani katakan, bahwa perekonomian Sultra pada tahun 2012 tumbuh melebihi angka nasional itu karena 2011, sudah diatas 8, 5 persen” ungkapnya. Menurutnya, secara ilmiah ini bisa dipertanggungjawabkan berdasarkan analisis dan kebijakan Bank

Indonesia dan juga hasil yang dilakukan oleh Badan Statistik (BPS) Sultra. Ditambahkan Yusuf, peningkatan capaian ekonomi ini berbanding lurus

dengan peningkatan kinerja pemerintahan Sulawesi Tenggara selama 2011, mencapai angka 6, 7 persen.

Prospek pertumbuhan Sulawesi Tenggara, diakui oleh

Bank Indonesia tergolong cukup cepat dibanding dengan beberapa daerah di kawasan Timur Indonesia, seperti Papua dan Sulawesi Barat. Pimpinan Cabang Bank Indonesia Kendari Lawang M. Siagian mengatakan, selama

ini Bank Indonesia merasakan langsung dampak kenaikan sig-

nifikan, karena turut memediasi memberi kebijakan terkait

pertumbuhan ekonomi nasional di daerah. Dari sisi pertumbuhan kredit investasi di Sultra, Tahun 2011 mencapai 52 persen, masuk dalam kategori positif. Sementara untuk

pengelolaan dana pihak ketiga, selama tiga tahun terakhir terus meningkat, hingga 2011 mencapai Rp. 12 triliun.(net)

Pemerintah Didesak Segera Keluarkan SNI Kakao Kendari (Bisnis Sulawesi) – Pemerintah Sulawesi Tenggara (Sultra) minta Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pertanian segera mengeluarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) biji kakao, sehingga tidak ada lagi petani yang memproduksi biji kako secara asal-asalan. ‘’Dengan SNI kakao, maka biji kakao yang bisa diekspor keluar negeri adalah biji kako yang sudah memenuhi SNI,’’ kata Kepala Dinas Perkebunan dan Holtikultura Provinsi Sultra, Abdul Chaidir Nurdin di Kendari Jumat (27/7) lalu. Dikatakan Abdul Chaidir, biji kako yang memenuhi standar SNI itu melalui pengolahan biji secara fermentasi, bukan asal-asalan (non fermentasi). Sementara saat ini, sebagai besar petani mengolah biji kako tidak melalui proses fermentasi. Karena harga biji kako melalui fermentasi tidak jauh berbeda dengan harga biji kakao yang tidak melalui proses fermentasi. Menurut dia, selisih harga biji kakao fermentasi dengan non fermentasi di tingkat petani hanya Rp 2.000 per kilogram (kg). Hal itulah yang menyebabkan petani malas mengolah biji kakao secara fermentasi. Disamping eksportir yang menampung biji kako petani juga masih bisa mengekspor biji kakao asalan itu

ke luar negeri. Hal itu tentu tidak bisa lagi ketika pemerintah sudah mengeluarkan SNI kakao. Karena biji kakao yang bisa diekspor tentu yang harus memenuhi kriteria SNI. Disamping juga untuk mengurangi tindakan pengepul yang selalu memainkan harga di tingkat petani. Baru Capai 200 Ton Sementara itu, produksi biji kakao petani Sultra yang diproses

melalui fermentasi, saat ini baru sekitar 150- 200 ton per tahun. Hal itu diakui Abdul Chaidir masih ren-

dah dan ini juga diakibatkan tipisnya perbedaan antara harga biji kakao hasil fermentasi dan non fermentasi. Memang, untuk fermentasi, dibutuhkan biaya pengolahan, tenaga dan waktu yang lebih banyak. Sehingga petani baru tertarik memroses biji

kakao melalui fermentasi jika perbedaan harga berkisar Rp 4.000. Sebab dengan selisih harga Rp 4.000,

petani sudah bisa mendapatkan keuntungan dari nilai tambah harga biji kakao fermentasi. Menurut Abdul Chaidir(Vibizmedia.com), produksi biji kakao para petani Sulawesi Tenggara saat ini sudah mencapai rata-rata 134.000 ton per tahun, yang meru-

pakan hasil panen dari areal perkebunan kakao seluas 245.000 hektare.(ant)

(net)

TIPIS - Selisih harga yang tipis antara biji kakao fermentasi dan non fermentasi, membuat petani di Sulawesi Tenggara malas memroses biji kakao melalui fermentasi

BPD Diminta Cari Pemodal Besar Kelompok Budidaya Ikan GUBERNUR Sulawesi Tenggara Nur Alam menegaskan pentingnya kemitraan yang harus dilakukan oleh Bank pembangunan Daerah (BPD) Sultra. Karena itu, dengan proposal saling menguntungkan, BPD harus menggaet para pemodal besar untuk mengembangkan usaha. Sebagai pemilik saham terbesar di BPD Sultra, Pemerintah Provinsi Sultra memang sudah seharusnya terus mendesak para direksi untuk lebih kreatif soal pengembangan kemitraan. Dengan begitu, BPD bisa membantu pemerintah untuk meningkatkan besaran Pendapatan Asli Daerah (PAD). Salah satu cara yang bisa di tempuh oleh BPD, yakni membuka pintu kemitraan yang saling menguntungkan, dengan memberi pelayanan khusus kepada pemodal besar. Ini bisa menjadi tawaran yang menarik, dengan tujuan bisa

meraih laba yang besar. Selain membuka luas kemitraan, perlunya BPD melakukan evaluasi terhadap program yang sudah ada, untuk meningkatkan daya tawar dan daya saing BPD, terhadap lembaga bank lainnya, yang kini sudah menjadi pemain utama di pasar modal. “Bank BPD hendaknya meningkatkan professionalitasnya, sama levelnya dengan bank konvensional” ungkapnya.

Nur Alam menambahkan, proses peningkatan professionalitas ini

harus dilakukan secepatnya, karena untuk mengurangi intervensi oleh pemegang saham.

Karena sebenarnya intervensi itu hanya satu tujuan, yakni bagaiman meningkatkan deviden.

Professionalitas bisa juga dilakukan dengan dilakukan penyegaran direksi, seperti pelantikan Direktur Umum yang baru, bisa memberikan tenaga baru dalam mengembangkan kreatifitas direksi BPD.(net)

Di Suntik Modal Rp 65 Juta

DANA Bantuan Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP) dari Kementerian kelautan dan Perikanan telah disuntikkan kepada 36 kelompok Budidaya Ikan di Sulawesi Tenggara. Dana itu bertujuan mendorong volume produksi ikan dan membuka varian usaha baru. Pemberian bantuan dana tersebut, langsung dikirim ke rekening 36 kelompok budidaya ikan, supaya langsung bisa digunakan oleh para anggota. Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Sulawesi Tenggara Askabul Kijo mengatakan kelompok budidaya yang mendapat suntikan dana tersebut adalah hasil dari seleksi yang dilakukan sebelumnya, yang dinilai layak mendapatkan bantuan. “Bantuan senilai Rp. 65 Juta tersebut langsung ditransfer oleh kementerian ke rekening bank kelompok

budidaya ikan” ungkapnya. Hasil seleksi kelompok budidaya yang dinilai layak tersebut, dikirimkan ke kementerian untuk selanjutnya ditetapkan dengan pesyaratan uata,, kelompok budidaya harus beranggotakan 30 orang, wilayah kelompok budidaya harus berada berpotensi sumber daya perikanan yang memadai. Menurut Askabul, suntikan dana ini tidak saja diharapkan bisa meningkatkan volume produksi ikan, tetapi bisa meningkatkan ekonomi keluarga para pembudidaya. Caranya yakni melakukan kerjasama antar anggota yang selalu terbuka, dan pembagian hasil yang proporsional. “Dana itu hendaknya dirapatkan oleh anggota, yang membicarakan tentang penambahan sarana produksi budidaya ikan, seperti pakan ikan, atau

pengembangan varian usaha baru seperti tambak udang” pungkasnya.(net)

Lowongan Mari bergabung menjadi wartawan Wilayah Sultra di mingguan Bisnis Sulawesi jika anda memenuhi syarat sbb; 1.Pendidikan D3, S1 semua jurusan 2.Umur maksimal 25 tahun 3.Belum menikah 4.Pekerja keras dan menyukai tugas di lapangan 5.Memiliki Sim C Kirimkan segera lamaran lengkap ke info@bisnissulawesi.com Atau hrd@bisnissulawesi.com (isi kode wartawan)


Usaha Kita

Edisi 2 I 30 Jul- 5 Aug 2012

13

Jadi Pengusaha tanpa Modal Uang SECARA sederhana arti wirausahawan (Entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas, sekalipun dalam kondisi yang tidak pasti (Kasmir, 2007 : 18). Saat ini jumlah penduduk di Indonesia sudah mencapai 237 juta jiwa, dan jumlah ini akan terus bertambah seiring proses perkembangan zaman. Tetapi, tahukah Anda? baru 592 ribu wirausahawan yang tercetak (tepatnya baru 0,24 persen), data tersebut diambil dari berbagai sumber yang pasti referensi terpercaya, padahal Indonesia membutuhkan wirausahawan minimal 4,7 juta jiwa atau minimal 2 persen dari jumlah penduduk. Ini hal yang paling memiriskan. Mengutip hasil dari lembaga survei Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, tahun 2010 lalu rata-rata lulusan SMA atau perguruan tinggi berharap menjadi karyawan/pegawai negeri sipil (PNS). Namun tak demikian dengan Arrangga, SE., MH., CHt., CI., CBC. Di usianya yang masih tergolong muda (saat ini 25 tahun), capaiannya terbilang tinggi (di luar yang umum dipilih tamatan SMA atau perguruan tinggi yakni karyawan atau PNS). Lakilaki kelahiran Jakarta namun

besar di Batam itu menjadi Business Coach/Professional Business Marketer yang tahun ini terpilih sebagai ‘’Adjunct Lecturer & Business Coach’’, salah satu anak muda Indonesia berprestasi dari Lincolnshire University Int’l., LLC – USA (Prof. DR. Mohd. Shaff Suhaimi). Sering membaca berbagai artikel yang menyatakan Indonesia membutuhkan banyak wirausaha, memantapkan tekad Angga (Sapaan akrab Arrangga) menjadi pengusaha. Tentu saja, sebagaimana lazimnya, awal memutuskan menjadi pengusaha tentu sempat bingung dan down. Yang muncul dibenaknya, hanyalah pertanyaan-pertanyaan seperti ‘’mau mulai dari mana nih?’’, ‘’modal tidak ada plus tabungan yang juga super minus?’’ sedangkan orangtua juga bukan pedagang atau pengusaha?. ‘’Waktu kerja sebagai karyawan dulu pun gaji hanya buat sekadar cukup, cukup buat tutup lobang maksudnya hehee,’’ kelakarnya. Parahnya lagi aku dia, ketika ide jadi pengusaha diutarakan ke orangtuanya, responnya pasif. ‘’Saya masih ingat benar jawaban mereka (orang tua, red). Sambil terbahak-bahak, mereka bilang Angga, Angga, punya mimpi itu ya jangan kelewatan. Kamu mau makan saja kadang-kadang susah, eh malah mau jadi pengusaha. Darimana modalnya?,’’ ujar Angga menirukan kata-kata orang tuanya dulu. Kendati sudah menjelaskan secara panjang lebar tentang rencana strategi yang dijalankan, toh tanggapan orang tuanya tetap sama.

Itu sempat membuatnya buntu dan putus Asa. Namun, tidak lantas menyerah begitu saja. ‘’Dalam hati saya berkata, tunggu Pa, Ma, akan saya buktikan. Tanpa bermaksud melawan atau durhaka sama orang tua. Saya hanya ingin kembali pada niat dan mimpi awal,’’ tegasnya. Bangsa kita Indonesia pernah dijajah selama 350 tahun lamanya, hal tersebut telah mengikis semangat serta kecakapan dalam berwirausaha. Sistem pendidikan kita juga hanya memiliki orientasi membentuk SDM pencari kerja bukannya pencipta lapangan kerja. Dalam sebuah seminar entrepreneur yang pernah dibawakan di suatu sekolah, Angga berkalikali melontarkan pertanyaan yang sama. ‘’Siapa yang ingin jadi pengusaha setelah tamat sekolah ini bahkan tanpa modal uang?’’. Rata-rata hanya 5 orang dari 200-an siswa/i hadir yang mengangkat tangannya. Itu sempat membuatnya tersentak dan kaget. Selebihnya menjawab bermacam-macam. ‘’Terampuh, paling top markotop atau juaranya adalah ingin jadi PNS / Polisi /TNI dengan alasan terjamin seumur hidup. oww..oww.. sesuatu banget yah,’’ katanya. Padahal menjadi pengusaha menurut Angga, butuh 4 syarat utama, keinginan, keyakinan, semangat tinggi dan percaya diri. Hanya saja, banyak mitos salah yang berkembang selama

ini, yang membuat sebagian orang takut memulai usaha, seperti bisnis itu susah, tidak punya modal, tidak punya pengalaman dan pengetahuan, bahkan ada juga yang mengait-ngaitkan dengan faktor garis keturunan dan lain sebagainya. Dia justeru berpandangan lain, jadi pengusaha tidak sesusah yang dibayangkan, tidak perlu sekolah tinggi-tinggi bahkan yang tidak sekolahpun bisa jadi pengusaha sukses. Tetapi tentu saja peran sekolah masih sangat diperlukan bagi semua orang guna menambah ilmu, pengetahuan dan relasi pastinya.

Bisnis Sulawesi/dok pribadi

Berubah 180 Derajat… Niat dan mimpi Angga, akhirnya terwujud. Dipertengahan tahun 2009 (Tepatnya 1 Agustus). Pembaca pasti agak heran, kok bisa tidak punya modal uang, dan awalnya tidak mendapat restu orangtua, bisa memiliki usaha, resmi lagi (terdaftar di notaris). ‘’Jawaban saya memang bisa. Salah satu kunci jitunya, memanfaatkan peluang yang tersebar dimana-mana,’’ katanya. Kini, hidupnya berubah 180 derajat. Angga sudah menjadi CEO CV. Gemilang Cahaya Pratama (GCP) Grup. Awal membangun

usaha, dia menjadi supliyer industri (General trading). Tanpa modal (uang), dia mengawali usaha dengan memanfaatkan peluang ada disekitarnya. Salah satunya menjual produk atau barang milik orang lain. ‘’Isitilahnya, saya jadi makelar. Tetapi, makelar yang berbadan usaha,’’ sebutnya. Dari situ, saat ini Angga memiliki belasan partner (tak mau menyebut karwayan) untuk membangun dan melanjutkan usahanya yang ada di Batam. Sedangkan dia, fokus menjadi

pembicara atau konsultan yang terbilang laris. Minimal, dalam sebulan dia keliling ke beberapa tempat untuk menjadi motivator. ‘’Minimal lima kali sebulan. Menjadi motivator atas undangan coorporate atau publik,’’ ujarnya. Sedangkan mengenai penghasilannya saat ini, pengusaha yang memiliki konsep usaha ‘’Palugada-Yatiha’’ (Apa lu mau gue ada – yang penting halal) itu enggan menyebutkan. ‘’Itukan relatif,’’ sebutnya. (bs)

Nama : Arrangga, SE., MH., CHt., CI., CBC Panggilan : Arrangga /Rangga Perusahaan : CEO of GCP Groups Profesi : Business Coach /Professional Business Marketer TTL : Jakarta, 04 February 1987 Status : Single Prestasi :Terpilih sebagai “Adjunct Lecturer & Business Coach”, salah satu orang Indonesia Anak Muda Berprestasi dari Lincolnshire University Int’l., LLC – USA (Prof. DR. Mohd. Shaff Suhaimi), tahun 2012.

Quotes “ The man who will use his skill and constructive imagination to see how much he can give for a dollar, instead of how little he can give for a dollar, is bound to succeed. ” - Henry Ford -

Bisnis Sulawesi/dok pribadi

MOTIVASI - Arangga saat berkesempatan menjadi motivator pada sebuah seminar.


Edisi 2 I 30 Jul- 5 Aug 2012

14

Perumahan di Sulawesi Bertumbuh 30 Persen

PENGUSAHA jasa kontruksi atau pengusaha properti dan general trading atau yang biasa disebut pengembang, menjadi usaha yang paling menggiurkan di Pulau Sulawesi saat ini. Pasalnya, pertumbuhan pembangunan perumahan terus menunjukkan geliatnya di Sulawesi dan diperkirakan akan terus berlangsung hingga 5-10 tahun mendatang.

Pertumbuhan ekonomi Sulawesi beberapa tahun terakhir juga rata-rata mengalami perkembangan menggembirakan, bahkan berada diatas rata-rata pertumbuhan ekonomi secara nasional. Bisa jadi telah berdampak terhadap meningkatnya kemampuan ekonomi daerah dan daya beli masyarakat. Begitu juga kebutuhan akan perumahan. Di Sulawesi Barat (Sulbar) yang merupakan daerah pemekaran (sebelumnya bergabung dengan Sulawesi Selatan, red), kebutuhan perumahan meningkat. Utamanya dibutuhkan oleh mereka yang bekerja sebagai pegawai/birokrasi, TNI, Polri. ‘’Ya, daerah pemekaran seperti Sulbar biasa membutuhkan lebih banyak pegawai atau aparatur. Mereka yang mendaftar sebagai pegawai negeri sipil (PNS) bukan hanya masyarakat Sulbar. Juga masyarakat dari provinsi lain di Sulawesi. Sehingga banyak urban atau pendatang ke Sulbar. Mereka itulah yang membutuhkan perumahan baru,’’ ungkap Direktur PT Agritama Industri yang bergerak di bidang Properti dan General Trading, Gede Sudarpa. Sudarpa mengaku tak bisa memastikan secara angka, namun, dia memperkirakan pembangunan perumahan di Sulawesi tumbuh antara 30-35 persen dari tahun ke tahun. Per-

Bisnis Sulawesi/dok

TUMBUH - Pembangunan perumahan di sulawesi tumbuh 30 persen tumbuhan itu menyebar merata di seluruh provinsi di Sulawesi. ‘’Tetapi, yang paling dominan memang Makassar sebagai daerah transit untuk kawasan Indonesia Timur,’’ sebutnya. Meningkatnya kebutuhan perumahan, kata Sudarpa, diakui sangat berdampak terhadap usaha yang dijalankan. Pesanan untuk pembangunan perumahan terus berdatangan. Dimana, setiap lokasi perumahan yang dibangun, selalui terjual habis. Bahkan kurang. ‘’Perumahan

yang dominan dibutuhkan belakangan, rata-rata tipe-tipe menengah keatas seperti tipe 45, 70,’’ tambahnya. Itu semua kata dia, dampak dari pertumbuhan ekonomi daerah dan meningkatnya kemampuan ekonomi masyarakat. Terbukti, kendati harga yang ditawarkan cukup tinggi, rumah tipe 45 Rp 360-an juta dan Rp 750 juta untuk tipe 70, semuanya selalu habis terjual. Bertumbuhnya pembangunan perumahan, mau tak mau

harus membawa dampak ikutan. Salah satunya alih fungsi lahan. Karena pembangunan perumahan baru, rata-rata dilakukan di lokasi baru dan cenderung produktif. Untuk satu lokasi rumah, rata-rata dengan luas lahan yang diambil satu hektar dengan jumlah rumah antara 5060 unit. Karena selain rumah, di kawasan perumahan juga harus dibangun fasilitas umum yang menghabiskan 40 persen dari luas lahan. ‘’Pembebasan lahan memang menjadi salah satu

kendala kami selama ini. Pembangunan perumahan tumbuh, otomatis harga lahan meningkat. Rata-rata Rp 1 juta per meter persegi atau bahkan lebih, tergantung letak lahan,’’ katanya. Disamping pembebasan

lahan, distrubusi material juga kerap terhambat. Akibat ketersediaan infrastruktur di Pulau Sulawesi yang belum memadai. ‘’Jalan-jalan dominan panjang, sempit, dan ban-

yak rusak,’’ sebutnya. (bs)

2012, Mulai Dibangun 3.100 Rumah se-KTI PERUM Perumnas Regional VII tahun ini akan melakukan kerja sama dengan membangun 3.100 unit rumah di berbagai daerah di Kawasan Indonesia Timur (KTI). Itu dikatakan Manager Pemasaran Perum Perumnas Regional VII, Muchlis Abbas saat ditemui Bisnis Sulawesi di kantornya (Jumat, 20/7). Menurutnya, dari 24 Pemerintah Daerah (Pemda) yang diajak kerja sama, baru 8

Pemda yang memastikan diri akan membangun 1.500 unit rumah dan dimulai tahun ini.’’Untuk provinsi Sulsel ada dua daerah yakni Majene dan Bulukumba. Keduanya sudah menandatangani MoU di depan Menteri Perumahan Rakyat Dan Menteri Dalam Negeri,’’ jelasnya. Kerja sama ini melengkapi program reguler Perumnas yang semester I tahun ini sudah terlaksana 764 unit dari target

1.660 unit rumah se-KTI dengan nilai Rp 63M. Sementara itu delapan daerah tersebut meliputi Ternate, Sofifi, Buha Manado, Gorontalo Utara, Buton Utara, Majene, Bulukumba dan Maluku Utara. Dari delapan

wilayah tersebut, wilayah Maluku Utara sendiri telah dilakukan peletakan batu pertama oleh menteri perumahan rakyat. Sementara di Gorontalo Utara Perumnas baru melakukan pengukuran wilayah dan daerah lainnya masih menunggu perkembangan kinerja pemda terkait

dalam menyiapkan lahan. Program rumah tipe 36 dan 45 seharga Rp 70 juta ini menyasar Pegawai Negeri Sipil (PNS) di masing-masing daerah yang belum memiliki rumah. Namun, sayang sekali tidak ada target deadline kapan tiap pemda mesti memulai pembangunan program ini. (ufa)

PNS - Lahan potensial untuk membangun perumahan bagi PNS

Bisnis Sulawesi/dok


Edisi 2 I 30 Jul- 5 Aug 2012

15

Ayam Penyet RIA Khas Ibu Ruth PILIHAN menu terbaik yang bisa Anda cari untuk pekan ini berbahan dasar daging ayam, bebek dan lele. Ini disajikan dalam bentuk berbagai variasi yang menggugah selera. Selain Anda dapatkan di restoran kesayangan Anda, Anda dapat membuatnya juga di rumah. Tetapi kali ini, Bisnis Sulawesi menawarkan varian menu khas franchise dari Ayam Penyet Ria Ibu Ruth dijalan Pengayoman Makassar. Silahkan mencoba‌

Ayam Penyet , ayam digunakan harus fresh 100% yang dipo-

tong pada hari yang sama. kami tidak bisa menggunakan ayam yang bermalam di frezeer karena akan mempengaruhi citarasa bumbunya. Ayam yang kami gunakan, harus memenuhi standarisasi ayam penyet RIA, tidak boleh berlemak dan tidak boleh ayam tua. Jadi dijamin ayamnya 100% fresh, gurih dan hasil bumbunya lebih meresap. Satu lagi, begitu digigit ayam terasa krispi dan lembut di lidah yang tidak didapat di ayam penyet lainnya. Citarasa bumbu khas Ibu Ruth ini tentu sangat menggoda, nyam..nyam..nyam.

Bebek Penyet, juga harus fresh 100%. Cuma untuk bebek ada spesifikasi khususnya yakni yang ukurannya 0,7 kg per ekornya. Tujuannya supaya tidak keras dan tidak berlemak. Sehingga kalau dimakan lembut dan sedap. Apalagi dipadukan dengan tempe dan tahu yang sudah direndam dengan bumbu khas kami juga ditambah lagi sambel khas Bu Ruth yang luar biasa.. wow.. Es Cendol, nah ini dia juga andalan kami dengan cendol buatan sendiri, sangat beda dengan cendol di pasaran. Bahan cendolnya adalah dari bahan kelas 1, kalau diaduk dengan santannya yang gurih menghasilkan paduan yang luar biasa enaknya. Untuk Es campur, Ini dia minuman andalan ayam penyet ria karena benar-benar lengkap dengan kacang ijo, cendol, dan campuran lainnya diracik dengan bartender yang berpengalaman, menghasilkan maha karya yang luarbiasa , dan pastinya tidak akan terlupakan.

Lele, juga ada ukuran standarnya. Tidak boleh terlalu besar,

karena kurang gurih jadinya. Dengan bumbu racikan khusus Ibu ruth yang dipadukan dengan rendaman kunyit..makin menambah selera.

dfc070032


16

Pilihan Tepat Baju Koko Pria Muslim BAJU koko untuk pria muslim, saat ini masih menjadi trend, apalagi di Bulan Ramadhan ini. Perbedaan yang mencolok terlihat dari banyaknya pilihan bahan baju muslim, yang tentunya menarik dan terjangkau untuk dimiliki. Trend yang paling menarik untuk digunakan dalam kegiatan buka puasa atau ada kantor yang mewajibkan menggunakan busana muslim pria, kebanyakan menawarkan berbagai macam motif dan corak yang bernuansa tradisional. Seperti Motif gambar dari ukiran khas Pulau Kalimantan dan corak batik khas Jawa. Meski demikian, tidak juga semua motif bisa anda beli, namun perlu juga mempertimbangkan, apakah kelihatan modis dan elegan. Sementara itu, corak yang tersedia ada dua, yakni dengan bordir dan cetakan corak.

.

..

Warna Ada dua hal yang harus Anda pertimbangkan, untuk melihat warna. Yang pertama adalah warna dari motifnya. Untuk motif, ada beberapa warna yang kelihatan elegan, seperti hitam,

putih, coklat, grey, biru dan hijau. Anda bisa memilih warna coraknya sesuai dengan padanan songkok atau celana yang akan anda padukan. Yang kedua, warna baju, perlu anda pertimbangkan, apakah warna coraknya pas dengan warna bajunya. Sekedar refer-

ensi, untuk baju dengan warna corak hitam, bisa dengan bahan berwarna putih atau sebaliknya. Sementara corak warna coklat, biasanya padanannya dengan bahan dengan warna yang lebih tua atau lebih muda, dan coklat bisa juga padan dengan warna bahan putih. Untuk corak hijau, pilihan warna bahannya terbatas tapi tidak kehilangan elegannya. Biasanya dipadu dengan bahan warna hitam atau putih. Sementara corak berwarna biru, bisa dengan tiga warna bahan, yakni putih, biru lebih muda atau lebih tua, dan hitam. namun yang perlu diingat untuk membeli baju muslim pria, disarankan tidak terlalu banyak warna atau lebih dari tiga warna.

Harga bervariasi Lengan Pendek Rp 55 ribu - Rp 110 ribu Lengan Panjang Rp 75 ribu - Rp 125 ribu

Biasa dijual di : 1. Lapangan Mesjid Al Markaz Makassar 2. Pasar Butung Makassar 3. Pasar Sentral Makassar

KOKO - Banyak pilihan murah dan menarik

Bisnis Sulawesi/dok

dfc070072


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.