Kata Pengantar Daftar Isi
1.................................................... Kata Pengantar
2................................................... Latar Belakang
3................................................... Analisis Konteks
9................................................... Skenario Perancangan
10.................................................. Prinsip Perancangan
11................................................... Program Aktivitas
12.................................................. Panduan & Konsep Perancangan
Pada album sebelumnya "Urban Study of Kemayoran" telah dipaparkan sejarah, asal usul dan perkembangan Kemayoran, serta analisis berbagai macam permasalahan elemen kota di dalamnya.
Album kedua ini akan melanjutkan analisis elemen kota di kawasan Kemayoran dengan usulan-usulan perbaikan berupa visi, tema, program kegiatan, prinsip dan konsep perancangan, serta Panduan & Konsep Perancangan (design guidline).
Album ini diharapkan bisa memberikan aspirasi kepada pemerintah atau pengelola Kemayoran dalam memperbaiki elemen-elemen perancangan kota di kawasan Kemayoran, serta dapat menginspirasi daerah lainnya dalam mengembangkan kawasannya.
Penyelesaian album ini tidak terlepas dari bimbingan dosen dan tidak lupa tuntunan Tuhan Yang Maha Kuasa. Oleh karena itu, pembuat album berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu proses pembuatan album dari awal hingga dapat dipublikasikan.
Mohon maaf jika ada kesalahan atau kata yang kurang berkenan dalam album ini.
Latar BelakangLatar Belakang
Kawasan Kemayoran
Kondisi Awal Kawasan
Awalnya Kemayoran adalah permukiman syarakat Betawi. Beberapa diantaranya juga rupakan orang terkenal seperti Murtado dan nyamin Suaeb
Jalan Industri Raya
Latar Belakang Jalan
Koridor Jalan Industri Raya merupakan salah satu jalan di Kemayoran yang pembangunannya terpengaruh oleh Bandara Kemayoran dulu sehingga sangat lebar dan relatif rulus tidak berkelok-kelok.
Kemayoran (sebelum tahun 1900)
Sebagian besar tanah di Kemayoran dimiliki oleh tuan tanah yaitu Mayor Isaac dari Prancis yang merupakan asal mula dari nama Kemayoran.
Kondisi Setelah Berubah Fungsi
Pada era kolonial, Kawasan Kemayoran dengan luas 454 hektar yang terdiri dari sawah-sawah
Kondisi Jalan
Kemayoran (1945 - 1985)
Kampung Betawi digusur Belanda untuk dialih
dungsikan menjadi bandara Kompeni yang pada akhirnya dijadikan Bandara Internasional Kemayoran dari tahun 1945 hingga 1985.
Kondisi Saat Ini
Kemayoran (1992 - Sekarang)
Saat ini kawasan Kemayoran terus dikembangkan sebagai zona campuran dengan beragam fungsi mulai dari residensial, komersial, perkantoran, kesehatan, pendidikan, hingga hiburan
Meski sangat lebar, jalan ini kurang ramah pejalan kaki, sebaliknya sangat berorientasi pada kendaraan pribadi. Kurangnya perawatan dan akses yang terputus juga membuat pejalan kaki tidak nyaman untuk melewati trotoar yang ada.
Kebutuhan Desain
Setelah melakukan survei pada album sebelumnya, didapati lebih banyak masalah yang perlu dibenahi pada koridor jalan ini Oleh karena itu, dibutuhkan perbaikan berupa Panduan & Konsep Perancangan (Urban Design Guide Line) yang tidak melenceng dari visi, misi asal Kawasan
Kemayoran
Latar Belakang
Jalan Industri RayaAnalisis Konteks
Analisis Konteks
Secara makro Jalan Industri Raya merupakan salah satu jalan penting yang menghubungkan wilayah Jakarta Pusat dan Jakarta Timur.
Selain itu, jalan ini juga menjadi pintu masuk untuk mengakses Pekan Raya Jakarta sehingga tidak bisa didesain sembarangan dengan mengubah tujuan dan fungsi dari jalan.
Kawasan Kemayoran didominasi oleh banyak tipologi bangunan mulai dari hunian, komersial, perkantoran, campuran, peribadatan, hingga hiburan sehingga mobilitas di kawasan ini cukup tinggi.
Pada beberapa periode tertentu saat ada event di Jiexpo akan terjadi pemadatan di ruas Jalan Industri Raya, bahkan sering kali menimbulkan kemacetan.
Makro Mikro
Secara mikro Jalan Industri Raya masih sangat berorientasi pada kendaraan bermotor. Hal ini bisa dibuktikan dari perbandingan lebar jalan untuk kendaraan dibandingkan jalan untuk pejalan kaki.
Selain itu kurangnya perawatan dan desain jalur pejalan kaki membuat masyarakat yang tinggal di sekitar Jalan Industri malas untuk berjalan kaki dan memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi.
Di luar dari pada itu masih terdapat banyak masalahmasalah lainnya yang perlu untuk diperbaiki, diantaranya
Analisis KonteksAnalisis Konteks
Analisis KonteksAnalisis Konteks
PKL1.
Terdapat kelonggaran peraturan di koridor Jalan
Merpati sehingga dapat mudah ditemukan PKL yang berjualan di trotoar depan Masjid Alhidayah, belum ditata ataupun disediakan ruang khusus.
Tantangan 1
2. Ruang Terbuka Hijau
Secara keseluruhan ruang terbuka hijau di koridor Jalan
Industri Raya cukup banyak, akan tetapi hanya berfungsi
3. Jalan yang Lebar
Ruas jalan di bagian 2 sangat lebar sehingga fungsinya bisa diatur lebih fleksibel menyesuaikan kebutuhan kawasan.
Analisis KonteksAnalisis Konteks
Isu Lainnya
Keamanan
Keamanan di koridor Jalan Industri masih sangat kurang. Angka kriminalitas di jalan ini cukup tinggi, cukup sering terjadi pencopetan, palak, dan begal. Hal ini disebabkan oleh jalur pejalan kaki yang sepi dan berdekatan dengan permukiman kumuh di percabangan Jalan Industri, sebagian masyarakat masih kekurangan di bidang ekonomi sehingga harus melakukan kriminalitas.
Banjir
Meskipun tidak terlalu sering terjadi banjir, ketika hujan badai dan melebihi curah hujan normal, ada banyak area rawan banjir yang merendam badan jalan. Hal ini disebabkan oleh saluran drainase yang kurnag baik dan limpasan air hujan berlebih di ruas jalan yang lebar tidak segera diresap oleh tanah.
Kemacetan
Permukiman Kumuh
Daerah Rawan Banjir
Pekan Raya Jakarta
Ketika ada event di Jakarta International Expo, volume kendaraan yang melewati koridor Jalan Industri Raya melebihi kapasitasnya sehingga terjadi kemacetan panjang. Hal ini disebabkan penyempitan ruas jalan setelah melewati parit kota.
(Indrawan, 2020)
Kemacetan Akibat PRJ Analisis KonteksAnalisis KonteksAnalisis Konteks
Regulasi Kawasan
PPK Kemayoran dan pemerintah DKI Jakarta merencanakan kawasan Kemayoran dari kondisi eksisting, yaitu bandara dan permukiman Kampung Betawi menjadi beberapa zona yang meliputi beragam fungsi mulai dari residensial, komersial, perkantoran, ruang hijau, pemerintahan, hingga fasilitas kesehatan dan pendidikan.
Rencana Penataan Kemayoran
Sebagian besar permukiman kumuh yang ada di kawasan Kemayoran mulai ditata ke dalam rusun Sementara itu, kawasan bandara yang diailhfungsikan dirancang dengan pendekatan urban Smart City dengan membagi kawasan menjadi 4 blok, yaitu blok A (Hunian), Blok B (Perkantoran, Blok C (Niaga), dan Blok D (Ruang Hijau)
Ketinggian bangunan pencakar langit di kawasan ini juga sudah diatur agar skyline kota kedepannya tidak berantakan. Ketinggian bangunan kantor dan residensial dibatasi sekitar 150 meter, sementara terdapat pengecualian untuk ikon kawasan yaitu Menara Jakarta dengan ketinggian sekitar 300 meter.
Analisis KonteksAnalisis Konteks
Pada koridor Jalan Industri raya memiliki tiga karakteristik berdasarkan ruas jalannya:
Pada ruas pertama memiliki jalur 4 mobil saja dan dikelilingi ruko-ruko sepanjang jalannya.
Pada ruas kedua jalan mulai melebar dengan sabuk hijau pada median jalannya.
Pada ruas ketiga jalan utama industri memiliki lajur 10 mobil dengan sabuk hijau di tepi jalnnya
Smart, Sustainable & Resilient City Smart, Sustainable & Resilient City
Visi
Menjadikan koridor Jalan Industri Raya area active green space yang ramah
pejalan kaki, pesepeda, serta memiliki ketahanan terhadap masalah urban yang terjadi di Kemayoran.
Prinsip PerancanganPrinsip Perancangan
Jalan Industri Raya masih berorientasi pada mobil, bisa dilihat dari perbandingan lebar jalur kendaraan dan pejalan kaki.
Di sisi lain, ruang hijau pada koridor jalan sudah cukup banyak, akan tetapi belum bisa aktif digunakan masyarakat hanya sebagai ruang pasif
Walkability
Sustainability
Perancangan berlandaskan prinsip keberlanjutan. Selain itu, bukan hanya menyediakan ruang terbuka hijau, tapi juga menjaikannya aktif untuk digunakan masyarakat
Flexibility
Perancangan memiliki fleksibilitas sehingga bisa memiliki ketahanan terhadap
berbagai masalah yang muncul pada kawasan Kemayoran.
Program AktivitasProgram Aktivitas
Pada Jalur Pedestrian
dan ruang terbuka hijau
ditambahkan fungsi
yang mendukung adanya
interaksi publik, yaitu
playground, streetfood
Pada area lajur lambat dijadikan
jalur sepeda fleksibel sesuai dengan
kebutuhan kawasan, misalnya ketika
hari minggu jalur fleksibel bisa
digunakan untuk Car Free Day dengan
meletakkan bazar, di sisi lain ketika ada
festival di Pekan Raya Jakarta jalur ini
bisa digunakan kendaraan untuk
mengurangi kemacetan.
Dengan beralih fungsinya jalur lambat menjadi jalur fleksibel, maka
jalur kendaraan berkurang menjadi dua
kali tiga lajur saja. diharapkan hal ini bisa mendorong masyarakat untuk berjalan kaki.
Panduan dan Konsep Perancangan Panduan dan Konsep Perancangan
Pada Jalur pedestrian
menggunakan material
andesit dan vegetasi
sebagai bollard alami.
Ruang terbuka hijau juga
diaktifkan sebagai area
publik yang
menghidupkan koridor
Jalan Industri Raya
Kurang efektifnya lajur lambat
dialihdungsikan sebagai jalur sepeda
fleksibel diharapkan bisa menjawab
masalah kota dan menjadikan
Kemayoran kawasan yang lebih
resilient. Masyarakat juga secara
langsun diajak untuk menggunakan sepeda sebagai alat transportasinya.
Jalur mobil tidak diharapkan
menjadi orientasi utama dari koridor
Jalan Industri Raya dengan
perbandingan yang seimbang terhadap
jalur lainnya. Namun di sisi lain tetap
tidak menimbulkan masalah lainnya seperti kemacetan.
Panduan & Konsep Perancangan Panduan & Konsep Perancangan
Zebra Cross yang Terputus
Pada area kedua terlihat adanya prasarana
penyeberangan yaitu zebra cross, akan tetapi
terputus hanya separuh jalan saja dan dihalangi
oleh vegetasi. Dengan Panduan & Konsep
Perancangan yang walkable maka sebaiknya
zebracross dirancang dengan benar dan tepat
serta diberi lampu merah khusus untuk
penyeberangan sehingga penyebrang jalan tidak perlu kesulitan menyeberang jalan.
Penghijauan pada Median Jalan
Pada median jalan memang dilakukan
penghijauan akan tetapi tidak merata, sebagian
hanya ditanami rumput saja. Dengan Panduan & Konsep Perancangan berkelanjutan maka
sebaiknya ditambahkan vegetasi dan juga bisa
difungsikan sebagai bioretention swale.
Panduan & Konsep Perancangan Panduan & Konsep Perancangan
Aksesibilitas dan Sabuk Hijau
Kini pedestrian way di ruas 2 Jalan Industri raya sudah terhubung, dan sabuk hijau pada median jalan bisa berfungsi secara optimal
Panduan & Konsep Perancangan Panduan & Konsep Perancangan
Batasan Jalan dan Aktivitas
Pada ruas 3 Jalan Industri Raya belum memiliki
batas jalur sepeda yang jelas. Sabuk hijau juga
masih sedikit vegetasi, serta kondisi jalur pedestrian kurang terawat
Panduan & Konsep Perancangan Panduan & Konsep Perancangan
Batasan Jalan dan Aktivitas
Dengan penggunaan material andesit dan cat hijau akan dengan mudah membedakan jalur
kendaraan dan jalur sepeda. Penambahan vegetasi
pada tepi jalan juga befungsi untuk menjadi buffer polusi kendaraan ke pejalan kaki sehingga tidak
terlalu terganggu ketika berjalan di trotoar. Jalur
Pedestrian juga menggunakan material andesit sehingga bisa membantu resapan air hujan