Architecture Undergraduate Final Project: Ekoturisme Pasca Tambang Batu Bara Di Desa Sikalang

Page 1

SIKALANG WALK:

EKOTURISME PASCA TAMBANG BATU BARA DI DESA SIKALANG, SAWAHLUNTO

Laporan Perancangan Arsitektur AR-4099 Studio Tugas Akhir Carmelina Gabriella Handry (15218015) Pembimbing: Ir. Achmad Deni Tardiyana, MUDD.

PROGRAM STUDI SARJANA ARSITEKTUR SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2022




PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat serta berkat yang diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan rangkaian mata kuliah AR4099 Studio Tugas Akhir. Tugas Akhir yang berjudul “Sikalang Walk: Ekoturisme Pasca Tambang Batu Bara di Desa Sikalang, Sawahlunto” ini telah disusun serta dirancang selama kurang lebih dua semester, dari bulan Agustus 2021 sampai Mei 2022, sebagai syarat utama menyelesaikan jenjang sarjana di Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Bandung. Tugas Akhir ini menjadi media pembelajaran bagi penulis terkait pemecahan isu yang dipilih penulis sesuai dengan kekhawatiran yang sejalan dengan minat penulis saat Tugas Akhir ini ditulis. Dengan disusunnya Tugas Akhir ini, penulis berharap agar karya ini mampu menjadi media pembelajaran kembali bagi siapapun yang membutuhkannya. Penulis juga terbuka terhadap kritik dan saran pembaca terhadap laporan apabila terdapat kekurangan. Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penulis telah banyak dibantu dan dibimbing oleh berbagai pihak. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada: 1. Bapak Ir. Achmad Deni Tardiyana, MUDD. sebagai dosen pembimbing Tugas Akhir yang telah membimbing penulis dengan penuh kesabaran serta memberikan berbagai ilmu yang sangat berarti serta telah meningkatkan kembali semangat dan kecintaan penulis terhadap arsitektur. Penulis sangat bersyukur atas bimbingan dan arahan yang tidak henti-hentinya Bapak berikan setiap minggunya. 2. Ibu Dr. Ir. Lily Tambunan, M.T. sebagai dosen pembimbing Persiapan Tugas Akhir yang telah membantu penulis menyusun serta mengembangkan alur-alur pemecahan isu yang penulis ambil serta sebagai dosen penguji yang memberikan masukan serta kritik yang membangun terhadap Tugas Akhir penulis. 3. Kedua orang tua serta keluarga yang selalu mendoakan dan menyemangati penulis selama penyusunan Tugas Akhir ini sehingga penulis dapat bertahan dalam rangkaian kegiatan Tugas Akhir. 4. Ibu Annisa Safira Riska, S.Ars., M.Ars. sebagai dosen penguji yang dengan sabar memberikan masukan dan kritik yang membangun dan menambah wawasan penulis. 5. Teman-teman penulis yang selalu menemani dan membantu penulis selama penyusunan Tugas Akhir: Hendi,Felix, dan Hasna yang sering menemani penulis secara virtual di saat mengerjakan tugas bersama, Lisa dan Alma yang menjadi rekan sekelompok Tugas Akhir, Shannina, Analisia, Caca, dan Jennifer yang telah mendengar keluh kesah serta menjadi mood booster bagi penulis, dan masih banyak lagi nama yang belum dapat penulis sebutkan. Penulis berharap melalui pengalaman penyusunan Tugas Akhir ini, Tugas Akhir ini dapat menjadi pembelajaran yang tidak terlupakan dan berguna bagi penulis serta siapa saja yang membaca laporan ini.


DAFTAR ISI PENDAHULUAN

Latar Belakang Proyek................................................................................8 Tujuan Proyek...............................................................................................8 Deskripsi Umum Proyek...............................................................................9

KAJIAN FUNGSIONAL, ANALISIS TAPAK, STUDI PRESEDEN Kajian Pengguna dan Kegiatan..............................................................11 Analisis Makro Tapak.................................................................................13 Analisis Mikro Tapak..................................................................................14 Studi Preseden...........................................................................................17

PEMROGRAMAN PROYEK Visi Proyek..................................................................................................21 Tujuan Perancangan................................................................................21 Rumusan Isu-Isu Utama Perancangan...................................................21 Program Ruang.........................................................................................22

KONSEP DAN STRATEGI PERANCANGAN Konsep Perancangan..............................................................................24 Strategi Zonasi dan Pengorganisasian Bangunan................................26 Strategi Pembentukan Massa Bangunan..............................................27 Zonasi Bangunan.......................................................................................28 Strategi Sirkulasi Bangunan......................................................................29 Strategi Gubahan Spasial........................................................................30 Strategi Lanskap........................................................................................34 Strategi Integrasi Struktur..........................................................................35 Strategi Utilitas Bangunan.........................................................................38

PRA-RANCANGAN Gambar-Gambar Proyeksi Ortogonal dan Perspektif Interior Eksterior......................................................................................................45

DAFTAR ISI

i



01

“Lahan pasca pertambangan sering dipandang sebagai sebuah lahan telah rusak permanen yang tidak dapat digunakan kembali (irreversible) dikarenakan sulitnya lahan tersebut dikembalikan sepenuhnya ke kondisi semula ataupun mencapai ideal.”

PENDAHULUAN


LATAR BELAKANG PROYEK Pertambangan batu bara

merupakan suatu kegiatan yang bersifat non-permanen, yang berarti ketika hasil tambang suatu lahan telah dikeruk habis, lahan tersebut menjadi tidak produktif bagi penambang karena tidak menghasilkan batu bara lagi. Pertambangan batu bara merupakan aktivitas yang cenderung merusak lingkungan. Lahan tambang cenderung ditinggalkan begitu saja tanpa tindak lanjut, yang pada akhirnya akan memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan manusia yang berada sekitarnya. Kota Sawahlunto dikenal sebagai “Kota Tambang Batu Bara” dikarenakan Sawahlunto merupakan situs tambang batu bara tertua di Asia Tenggara. Identitas Kota “Batu Bara” Sawahlunto tergambar dalam visinya pada tahun 2020, yaitu “Sawahlunto Tahun 2020 Menjadi Kota Wisata Tambang yang Berbudaya”. Akan tetapi, identitas ini terancam ternodai dikarenakan aktivitas tambang ilegal. Sebanyak 10 dari 13 tambang batu bara di Sawahlunto diragukan legalitas keberjalanan pertambangannya, salah satunya adalah tambang batu bara yang berada di Desa Sikalang, Kota Sawahlunto. Aktivitas tambang ilegal ini semakin memperburuk kondisi lingkungan di Desa Sikalang. Oleh karena itu, restorasi lahan diperlukan sebagai bentuk penyelesaian masalah pertambangan untuk mengubah lahan yang sebelumnya telah terganggu dan rusak menjadi lahan yang cocok untuk digunakan kembali atau dialihkan ke fungsi baru dan lebih baik.

TUJUAN PROYEK

Tujuan dari perancangan ini adalah untuk menghidupkan kembali lahan yang sudah terbengkalai oleh pasca tambang dengan memberikan fasilitas wisata tambang yang eksploratif dan informatif sebagai media pembelajaran bagi masyarakat hingga pengunjung wisata.

8 EKOTURISME PASCA TAMBANG BATU BARA DI DESA SIKALANG, SAWAHLUNTO


DESKRIPSI UMUM PROYEK Proyek fiktif ini diasumsikan diprakarsai oleh perusahaan swasta yang sebelumnya melakukan kegiatan pertambangan di lokasi tapak. Secara legalitas, tanah masih dimiliki oleh perusahaan swasta yang sebelumnya melakukan kegiatan tambang di tapak ini. Proyek ini merupakan menjadi salah satu bentuk pemenuhan kewajiban perusahaan terkait untuk melakukan reklamasi lahan bekas tambang sesuai dengan kebijakan Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara mewajibkan perusahaan pertambangan untuk melakukan reklamasi dan kegiatan pascatambang atas areal tambang yang diusahakannya.

Tiga fungsi utama yang akan diwadahi pada proyek ini antara lain: fungsi rekreatif, fungsi

edukatif, dan fungsi produktif. Ekoturisme merupakan suatu bentuk destinasi wisata yang bukan hanya bertujuan sebagai wisata alam biasa, melainkan sebuah wisata yang bertanggung jawab terhadap kelestarian area yang masih alami, memberi manfaat secara pendidikan maupun ekonomi, serta mempertahankan keutuhan budaya bagi masyarakat setempat. Oleh karena itu, bentuk wisata ini dipilih sebagai tema perancangan yang tepat dalam melestarikan serta mengimprovisasi kondisi lingkungan tambang.

PENDAHULUAN

9


02

KAJIAN FUNGSIONAL, ANALISIS TAPAK, STUDI PRESEDEN


ANALISIS PENGGUNA DAN FUNGSI WISATAWAN/TURIS Kegiatan Edukatif

Kegiatan Rekreatif

Highlight Kegiatan: 1. Mempelajari kondisi tebing bekas tambang, 2. Berekreasi pada area sekitar tambang, 3. Mempelajari budaya setempat melalui penampilan kebudayaan, 4. Berekreasi dan melakukan cocok tanam pada perkebunan

Kegiatan Produktif

KAJIAN FUNGSIONAL, ANALISIS TAPAK, STUDI PRESEDEN

11


ANALISIS PENGGUNA DAN FUNGSI MASYARAKAT SETEMPAT

Kegiatan Kultivasi

Highlight Kegiatan: 1. Melakukan kegiatan bercocok tanam, 2. Mengarahkan dan berinteraksi dengan wisatawan, 3. Menyimpan dan mengurus hasil cocok tanam.

Kegiatan Kultural

Highlight Kegiatan: 1. Melakukan perform budaya seperti kuda kepang dan randai, 2. Melakukan persiapan kegiatan.

Kegiatan Servis

Highlight Kegiatan: 1. Melayani kebutuhan wisatawan, 2. Mengawasi keberjalanan fasilitas serta kegiatan di dalamnya, 3. Menjaga kebersihan serta keamanan fasilitas. 12 EKOTURISME PASCA TAMBANG BATU BARA DI DESA SIKALANG, SAWAHLUNTO


ANALISIS MAKRO TAPAK Tapak perancangan terletak pada Desa Sikalang, Kecamatan Talawi, di Kota Sawahlunto, Sumatra Barat. Total luas tapak, baik area yang akan aktif dirancang maupun area pasif berupa danau bekas galian tambang, adalah sebesar kurang lebih 66.000 m2.

Legalitas Lahan

Koefisien Dasar Bangunan (KDB) GSB Bangunan Koefisien Daerah Hijau (KDH) KLB maksimal

Delineasi Tapak Batas sisi utara Batas sisi timur Batas sisi selatan Batas sisi barat

: 40% :: 30% : 1,2

: Tebing Bekas Tambang dan Tambang Aktif : Hutan dan Tebing Bekas Tambang : Jalur Sirkulasi ke/dari Tapak : Hutan dan Permukiman Desa Sikalang

Konteks Sekitar Tapak

Jalan Utama

Lebar Jalan Utama: 13 meter Jalan beraspal yang terdiri atas satu ruas jalan. Jalan utama mengarah ke area perumahan warga di sisi Barat.

Lalu Lintas Jalan

Jalur merupakan jalan 2 arah, terdapat di area desa sehingga jalan tidak selalu ramai oleh kendaraan Tempat Wisata yang terdapat di sekitar tapak: - Kebun Buah Resort Kandi (1300 meter) - Tempat Pacuan Kuda (2000-3000 meter) - Wisata Danau Kandi (2000-3000 meter) - Lapangan Kamping (2000-3000 meter) - Wisata Kota Tua Sawahlunto (5800 meter)

Waktu Tempuh ke dalam tapak dari jalan utama: 1-2 menit.

Jalan Akses Tapak

Lebar Jalan Akses Masuk: 10 meter Jalur masih belum berbahan aspal, jalan sedikit menanjak pada entrance jalan.

Jalur sebelumnya merupakan jalur keluarmasuk truk batu bara.

Waktu Tempuh ke dalam tapak dari jalan utama: 2-3 menit.

Kondisi sekitar tapak mendukung dibangunnya sebuah unsur wisata. KAJIAN FUNGSIONAL, ANALISIS TAPAK, STUDI PRESEDEN

13


ANALISIS MIKRO TAPAK Topografi Tapak

Klimatologi Tapak

Dikarenakan tapak merupakan lahan bekas tambang, terdapat banyak kontur-kontur miring dengan kemiringan 9%-25%.

Range Suhu

Pada siang hari, suhu yang dirasakan sangat panas dan kondisi lingkungan sangat gersang dikarenakan kondisi eksisting tapak pasca tambang yang tidak memiliki pepohonan hijau.

Respon terhadap Topografi:

Massa pada area miring dirancang berstruktur panggung (tidak terlalu mengintervensi kontur). 2. Menggunakan ramp dan jembatan dalam perancangan sirkulasi yang melalui area miring. 3. Memanfaatkan area miring yang tidak tertutupi oleh massa bangunan sebagai bagian dari perancangan lanskap. 1.

Respon terhadap Iklim:

1. Memaksimalkan penggunaan tanaman peneduh pada area yang akan banyak digunakan oleh pengguna. 2. Menggunakan atap peneduh pada sirkulasi di area luar.

Kondisi tanah pada tapak berupa tanah berpasir yang telah hilang topsoil-nya. Pada tapak, terdapat sisa-sisa bebatuan bekas galian dengan ukuran yang bervariasi. Tanah eksisting telah bercampur dengan bebatuan dan tanah teratas saat ini tidak mengandung humus. Kondisi tanah yang tidak subur ini mengakibatkan tanah eksisting sulit untuk ditanami tanaman.

Respon terhadap Kondisi Tanah:

1. Penanaman tanaman Cover Crop

sebagai pemulih utama tapak serta tatapan sisipan dan fast growing dalam menghijaukan tapak. 2. Pemanfaatan bebatuan sisa tambang (rock waste) sebagai bagian dari perancangan lanskap tapak.

:19-34°C

Estimasi curah hujan: 2.200-2400 mm. Kecepatan angin: 1-5 km/jam. Titik terendah tapak telah tertutupi oleh air hujan yang tertampung dengan kedalaman kurang lebih 10 meter yang saat ini menjadi danau penampungan air.

Kebisingan Tapak

Bencana Alam

Respon terhadap Iklim:

Kebisingan pada tapak berasal Provisi Sumatra Barat terdapat di Menanam tanaman pada tebing/ dari tambang yang masih aktif dekat lempeng gempa. 1. kemiringan tanah untuk menahan air (dan resmi) beraktivitas di sisi Barat hujan. Laut dari Tapak. 2. Merancang shading device pada Respon terhadap Kebisingan: Respon terhadap Bencana: bukaan yang mengarah pada tebing Memaksimalkan penggunaan Struktur bangunan yang kuat, Barat. tanaman sebagai barrier pada terutama pada bagian base 3. Memanfaatkan danau sebagai media sisi Barat Laut. bangunan. penampungan air hujan.

14 EKOTURISME PASCA TAMBANG BATU BARA DI DESA SIKALANG, SAWAHLUNTO


Sensori (Visual) Potensi View Terbaik:

Tebing Tambang Luar Tapak (A2) (B1) Tebing Tambang Dekat Tambang (A1) (A4) Danau Bekas Tambang (perlu pengolahan) (B3) (A2) (B2) Kondisi tapak yang masih sangat gersang membuat tapak terlihat tidak menarik.

Respon terhadap Sensori:

1. Menentukan titik-titik perhentian dan titik bangunan di spot-spot yang dianggap menarik. 2. Pengolahan lanskap melalui penghadiran ruang hijau pada area tapak. A2

B1

A3 B2

A3 B3

A1

B4

KAJIAN FUNGSIONAL, ANALISIS TAPAK, STUDI PRESEDEN

15


ANALISIS MIKRO TAPAK

Konteks Lingkungan Sekitar: Kondisi Sosial-Budaya dan Ekonomi

Desa Sikalang sering menampilkan kegiatan budaya, terutama pada tamu yang datang. Aktivitas budaya dilakukan oleh komunitas anak muda di Desa Sikalang. Aktivitas budaya tersebut berupa kuda kepang dan randai.

Analisis Potensi dan Constraint Tapak

Dari 1757 jiwa penduduk Desa Sikalang yang terdata pada situs resmi Desa Sikalang, terdapat tiga kategori pekerjaan teratas: 25,61% pelajar atau mahasiswa, 22,77% mengurus rumah tangga, dan 17,30% penduduk yang belum/tidak bekerja. Dari hasil wawancara, dike pekerjaan masyarakat Desa Sikalang saat ini hanya berupa jualan kecil-kecilan di warung ataupun rumah makan kecil.

Respon terhadap Konteks: Budaya Budaya sekitar dapat menjadi karakteristik yang membentuk aktivitas baru di dalam wisata. Sosial Persentase masyarakat yang masih belum bekerja dapat dimanfaatkan sebagai peluang untuk memberikan lapangan kerja bagi masyarakat setempat. 16 EKOTURISME PASCA TAMBANG BATU BARA DI DESA SIKALANG, SAWAHLUNTO


STUDI PRESEDEN The Eden Project Anglesea (Unconstructed)

Arsitek Luas Lokasi Tahun Tipologi

: Eden Project dan Alcoa of Australia : 40.000 meter persegi : Anglesea, Victoria, Australia : direncanakan dibangun tahun 2026 : Tourism Area

The Eden Project, merupakan sebuah bangunan dari badan amal dan sosial pendidikan dan lingkungan yang berbasis di Inggris yang dibangun pada site bekas tambang di Anglesea, Victoria. Tujuan dari proyek ini adalah untuk membangun eko-tourisme berkelas dunia dari bekas tambang di Anglesea tersebut. Proyek ini juga diharapkannya dapat memberikan perkuatan pada daya tarik wisata lokal yang telah ada sebelumnya di Anglesea, Great Ocean Road dan Great Otway National Park. Konsep dari proyek ini memanfaatkan sisa-sisa tambang yang telah di lokasi dan menghubungkannya dengan elemen-elemen bumi. Konsep ini menginginkan pengunjung memiliki pengalaman ruang akan lingkungan ekstrim dari bumi.

Hal yang dapat dipelajari: 1.

Cara perancangan memanfaatkan lahan bekas tambang sebagai area rekreasi,

2.

Pemetaan fungsi-fungsi bangunan pada tapak,

3.

Penggambaran bahwa wisata yang satu dapat juga memperkuat tempat wisata lain,

4.

Pemanfaatan elemen-elemen tapak yang ada sebagai bagian dari perancangan.

KAJIAN FUNGSIONAL, ANALISIS TAPAK, STUDI PRESEDEN

17


STUDI PRESEDEN Ring Walk

Arsitek   Lokasi   Tahun   Tipologi

: Durbach Block : Sydney, Australia : 2005 : Aerial Walkway and Outdoor Exhibition

Lubang batu bata (danau besar) merupakan peninggalan nyata dari salah satu industri batu bata di Homebush Bay. Ring Walk dirancang sebagai fasilitas yang bertujuan memberi akses dan interpretasi ke lubang batu bata, sambil sepenuhnya mengenali habitatnya bekas industri yang sangat rapuh. Motto dari perancangan ini adalah “It is a portrait of land disturbance through use.” Dalam penggunaannya, jarak yang ditempuh oleh pengguna kurang lebih 550 meter dan dapat dilalui dengan waktu kurang lebih 10 menit.

Hal yang dapat dipelajari: 1.

Desain alur yang eksploratif dan dinamis bagi pengguna pada lahan yang luas dan sulit dicapai.

2.

Bentuk perancangan yang minim interverensi terhadap kondisi tapak eksisting.

3.

Sekuens ruang yang menunjang eksplorasi dan pembelajaran (titik jalan → stopping point → titik jalan → dst.)

18 EKOTURISME PASCA TAMBANG BATU BARA DI DESA SIKALANG, SAWAHLUNTO


STUDI PRESEDEN Quarry Gardens in Nanning Garden Expo Park

Arsitek  : ATELIER DYJG + School of Landscape Architecture, Beijing Forestry University Lokasi   : Nanning, Cina Tahun   : 2018 Tipologi : Wisata

Proyek ini dilatarbelakangi oleh sebuah event pameran bernama “2018 China International Garden Expo” yang memiliki tujuan mengubah lahan bekas tambang menjadi sebuah taman pameran. Tapak dipenuhi dengan bukitbukit yang gersang, tebing yang menjulang tinggi, permukaan tanah yang sepi, kolam tanpa dasar, tumpukan tanah dan kerikil yang ditinggalkan, peralatan penggalian berkarat, dan sebagainya. Secara keseluruhan, perancangan bangunan berbentuk pavilion-pavilion serta walkway ke titik-titik pertambangan. Hal yang dapat dipelajari: 1.

Bentuk perancangan bangunan pada tebing-tebing yang memiliki bentuk dan tinggi yang tidak beraturan.

2.

Berbagai cara penyediaan fasilitas rekreatif yang dapat diberikan dalam menonjolkan area bekas tambang.

3.

Menggunakan struktur kantilever agar tidak melakukan intervensi yang berlebihan terhadap tapak serta mempertahankan topografi.

4.

Penggunaan material yang menyatu dengan konteks tapak sehingga desain “menyatu”.

5.

Penyediaan fasilitas yang mendorong pengunjung untuk “bergerak” serta “bereksplorasi” melalui massanya yang panjang.

KAJIAN FUNGSIONAL, ANALISIS TAPAK, STUDI PRESEDEN

19


03

PEMROGRAMAN PROYEK


VISI PROYEK Lahan pasca pertambangan umumnya dipandang sebagai sebuah lahan telah rusak secara permanen sehingga tidak dapat digunakan kembali (irreversible damage). Lahan pasca tambang yang telah tereksploitasi akan sulit dikembalikan sepenuhnya ke kondisi semula ataupun ideal. Melalui proyek ini, lahan yang telah rusak ini diharapkan dapat direstorasi serta ditransformasi menjadi suatu lahan yang kembali memiliki kegunaan serta memiliki daya tarik baru.

RUMUSAN ISU PERANCANGAN TUJUAN PERANCANGAN

1.

Merancang fasilitas wisata tambang yang eksploratif dan informatif sebagai media pembelajaran,

2.

Merancang fasilitas wisata berbasis pertanian dan kehutanan untuk memanfaatkan kembali lahan-lahan yang telah rusak menjadi lahan pertanian serta area wisata,

3.

Menyediakan fasilitas bagi masyarakat setempat sebagai wadah masyarakat untuk beraktivitas, baik aktivitas terkait kebudayaan, keterampilan/ keprofesian, maupun sosial-ekonomi Desa Sikalang.

PERMASALAHAN Respon aktif terhadap lahan eksisting yang telah rusak

Penyediaan fasilitas untuk perkembangan ekonomi masyarakat

Pemanfaatan lahan brownfield / lahan bekas pertambangan yang dipertahankan

RESPON ISU Desain Berkelanjutan Lingkungan (Sustainable Design) melalui Reklamasi Lahan

Rancangan Ekoturisme Berbasis Masyarakat (Community-Based Tourism)

Pemanfaatan Spasial Lahan Pertambangan

PEMROGRAMAN PROYEK

21


PROGRAM RUANG ZONA AWAL (INFORMASI)

ZONA FOOD COURT

AREA PARKIRAN DAN PENUNJANG

ZONA CULTURE & SOUVENIR TOTAL LUAS

ZONA OBSERVASI

ZONA FOREST WALK

22 EKOTURISME PASCA TAMBANG BATU BARA DI DESA SIKALANG, SAWAHLUNTO


04

KONSEP PERANCANGAN


KONSEP DAN STRATEGI PERANCANGAN

(Sustainable Design) melalui Reklamasi Lahan

Pemanfaatan Kembali Material Bekas Tambang

Building Adapts to Nature

Ruang yang Mendukung Aktivitas Masyarakat Turis (Community-Based Tourism)

Ecotourism: Sequence of Nature and Local Wellfare Ruang Interaksi Ekonomi

Ruang Interaksi Budaya

Pemanfaatan Spasial Lahan Pertambangan Pemanfaatan Danau Bekas Tambang

24 EKOTURISME PASCA TAMBANG BATU BARA DI DESA SIKALANG, SAWAHLUNTO

Perbaikan dan Pelestarian Tebing Bekas Tambang


KONSEP DASAR PERANCANGAN

Educative about Nature

Recreative around Nature

Healing (and Productive) For Nature

“The Reality”

“What was left and what to do?”

“Witness the Nature Healing”

Memanfaatkan kembali serta menjadikan peninggalan-peninggalan tambang sebagai sarana yang rekreatif.

Memperbaiki kembali lahan bekas tambang melalui pemanfaatannya.

Memberikan Edukasi terhadap realita bekas tambang yang telah terjadi.

“an AFTERMATH JOURNEY of a Coal Mining” sebuah perjalanan sekuense di dalam area bekas tambang

KONSEP PERANCANGAN

25


STRATEGI ZONASI DAN PENGORGANISASIAN BANGUNAN

Zona Edukatif Zona Rekreatif Zona Produktif

HIRARKI ZONA DALAM TAPAK Membuat zonasi tapak berdasarkan fungsi utama dari zona tersebut.

MENENTUKAN TITIK UTAMA MASSA

Massa-massa di mana aktivitas utama akan dilakukan ditempatkan di masing-masing zona.

CONNECTING THE DOTS Menyambungkan massa-massa utama dalam sebuah jalur.

REACH OUT THE CORNER

SKEMA SIRKULASI

Memperlebar titik capaian utama agar dapat menggapai sisi-sisi tapak lainnya.

Membuat skema sirkulasi yang memungkinkan terjadinya bentuk looping.

26 EKOTURISME PASCA TAMBANG BATU BARA DI DESA SIKALANG, SAWAHLUNTO


STRATEGI PEMBENTUKAN MASSA BANGUNAN

Massa dibuat melingkar dengan tujuan menciptakan ruang yang mendorong pergerakan serta menciptakan sirkulasi di dalam bangunan.

Untuk menciptakan pencahayaan yang merata di dalam bangunan, diberikan void di tengah bangunan sehingga pencahayaan “memusat” dan tersebar merata ke dalam bangunan.

Untuk merespon iklim tropis, atap bangunan dimiringkan agar air hujan dapat mengalir di atap.

Untuk merespon tapak yang miring dan berterasering, atap dimiringkan untuk memberi irama yang serupa dengan konteks lingkungan sekitar (lokal).

KONSEP PERANCANGAN

27


ZONASI BANGUNAN

28 EKOTURISME PASCA TAMBANG BATU BARA DI DESA SIKALANG, SAWAHLUNTO


STRATEGI SIRKULASI BANGUNAN

REKOMENDASI ARAH SIRKULASI AWAL WISATA

REKOMENDASI ARAH SIRKULASI AKHIR WISATA

Sesuai dengan konsep zonasi dan pengorganisasian bangunan, sirkulasi yang disarankan (diutamakan) disusuaikan dengan zonasi bangunan. KONSEP PERANCANGAN

29


STRATEGI GUBAHAN SPASIAL

Area Parkir

Visitor Center (dan Resting Area)

Area terdepan dari perancangan. Area parkir dirancang langsung berhubungan dengan area penerima.

Bangunan Visitor Center menjadi bangunan terdekat dari titik pintu masuk sebagai penyambut utama bagi pengunjung. Terdapat area resting area tepat di sisi Visitor Center sebagai tempat singgahan sementara.

AREA PENERIMA / PINTU MASUK 30 EKOTURISME PASCA TAMBANG BATU BARA DI DESA SIKALANG, SAWAHLUNTO

Area Covered Walkway Looping Area sirkulasi utama dari wisata. Sirkulasi ini menghubungkan semua titik bangunan yang ada pada tapak.

WALKWAY UTAMA


STRATEGI GUBAHAN SPASIAL

Area Observasi Utama

Pavilion Singgahan Tersebar pada titik-titik tertentu di Covered Walkway, berfungsi sebagai tempat peristirahatan sejenak. Pavilion Singgahan juga mengarah pada yang menarik untuk diobservasi.

PAVILION SINGGAHAN

Museum Mini

Area Observasi menghadap ke tebing terjal berbentuk lubang tambang. Lantai yang terbuat dari kaca dapat digunakan untuk melihat dasar dari tebing bekas tambang.

Museum digunakan untuk menyimpan benda-beda yang ditinggalkan pada tambang (alat, bebatuan bekas tambang, dsb.)

BANGUNAN OBSERVASI (OBSERVATORY) KONSEP PERANCANGAN

31


STRATEGI GUBAHAN SPASIAL

Food Court Area

Culture Area

Area makan disediakan setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang (setelah menjelajahi area tambang).

Pada tengah bangunan terdapat panggung tempat perform budaya lokal. Pengunjung yang singgah, baik dari lantai satu maupun dari lantai 2 dapat menikmati

Lake Tourism Area

Cultivation Area

Tempat khusus komunitas masyarakat Desa Sikalang dan wisatawan untuk berinteraksi serta menjadi salah satu resource untuk Food Court dan Restoran.

Danau pada bagian atas dapat digunakan sebagai area bermain (naik perahu). Area ini dapat digunakan juga untuk mengamati sekeliling danau.

FOOD COURT & CULTIVATION 32 EKOTURISME PASCA TAMBANG BATU BARA DI DESA SIKALANG, SAWAHLUNTO

Souvenir Area

Tempat yang tepat terletak di atas Culture Area, sebagai tempat menjual produk hadicraft lokal.

WISATA DANAU

CULTURE & SOUVENIR


STRATEGI DALAM MERESPON ISU-TAPAK Respon terhadap Kondisi Tapak Kondisi tapak eksisting yang telah rusak direspon dengan: - Penanaman Tanaman Hijau (Revegetasi) pada zona tertentu yang tidak direncanakan dijadikan artifak dari pertambangan.

- Perancangan Bangunan Minim Interverensi terhadap Tapak dengan merancang bangunan yang melayang dan minim menempel terhadap tanah.

Respon terhadap Kebisingan

Respon terhadap Kondisi Eksisting

Kebisingan yang berasal dari tambang aktif di sisi Barat Laut tampak perancangan direspon dengan memberikan barrier tanaman yang cukup padat di bagian terdekat dari sumber kebisingan.

Untuk menekankan karakter bekas tambang, titik utama yang disorot adalah tebing yang terdapat di pojok site, sehingga bangunan utama dirancang sebagai highlight yang melayang di tebing tersebut.

Respon terhadap Konteks Perancangan

Titik-titik perhentian dan titik bangunan, terutama observasi, dirancang langsung mengarah dan mampu mengamati titik-titik yang dinilai penting.

Respon terhadap Iklim Setempat Untuk merespon iklim di Kota Sawahlunto yang cukup panas, seluruh jalan diberi atap (covered walkway) untuk mengurangi tingkat ekspos terhadap cahaya matahari.

KONSEP PERANCANGAN

33


STRATEGI LANSKAP - CASCADE PENGOLAHAN AIR DANAU TAMBANG

Tanaman Penyaring Macrophyte ditanam di masing-masing terasering untuk menyaring air yang mengalir.

Kolam Penampungan Atas

TANAMAN PENYARING MACROPHYTE Emergent Plant Thypha latifolia

Imperata cylindrica

Aerobik Wetland

Level air pada bagian ini di bawah 30 cm, elemen tanah dirancang untuk menumbuhkan tanaman.

34 EKOTURISME PASCA TAMBANG BATU BARA DI DESA SIKALANG, SAWAHLUNTO

Nymphaea mexicana

Anaerobik Wetland

Level air pada bagian ini di atas 30 cm, elemen tanah dirancang untuk meningkatkan pH air dan mengendapkan kandungan logam dalam air.

Kolam Penampungan Bawah


STRATEGI SISTEM STRUKTUR BANGUNAN

ATAP SIRAP

UNDERLAYMENT 2 CM

LANTAI KAYU PARQUET GORDING 10/12 + KASO 5/9

BALOK UTAMA + BALOK ANAK BAJA IWF

SISTEM STRUKTUR LANTAI

SISTEM STRUKTUR BANGUNAN (DETAIL RANGKA)

KONSEP PERANCANGAN

35


STRATEGI SISTEM STRUKTUR BANGUNAN

BALOK PENGIKAT BRACING KAYU 10/10 BRACING KAYU 10/10

BALOK PENGIKAT KOLOM KAYU 30 x 30 CM (3 LAPIS KAYU 30 x 10 CM)

BRACING BAJA IWF 110 x 15 RING BALOK BAJA IWF 30 x 45 KOLOM BAJA DIAMETER 60 CM

SISTEM STRUKTUR BANGUNAN (DETAIL RANGKA) 36 EKOTURISME PASCA TAMBANG BATU BARA DI DESA SIKALANG, SAWAHLUNTO


STRATEGI SISTEM STRUKTUR BANGUNAN

PENUTUP ATAP ALUMINIUM PORTAL KAYU LEMBARAN KAYU DECK

BAJA HOLLOW 10 x 10 CM BALOK BAJA 15 CM x 20 CM x 5 CM BAJA T-BEAM 10 x 5 CM TUBE BAJA DIAMETER 15 CM KOLOM SILINDER BAJA DIAMETER 30 CM

KONSEP PERANCANGAN

37


STRATEGI SISTEM KEBAKARAN

38 EKOTURISME PASCA TAMBANG BATU BARA DI DESA SIKALANG, SAWAHLUNTO


STRATEGI SISTEM AIR TAMBANG

Proses Penyaringan dan Pengolahan Air Tambang: Air yang berasal dari tambang aktif dialirkan ke danau atas.

1. 2.

Air yang ditampung di danau atas dialirkan ke danau bawah melewati tangga-tangga air dan aquatic plant (cascade) dan mengalami penyaringan zat-zat berbahaya yang terkandung di dalam air.

3.

Air yang telah bersih (discharged water) ditampung di danau bawah.

4.

Air dipompa dan didistribusikan ke masing-masing Ground Water Tank yang ada di dekat massa-massa bangunan.

5.

Air bersih dari Ground Water Tank dipompa ke dalam bangunan dan dapat digunakan.

Penyaringan air tambang di tapak melibatkan tambang di sekitarnya dalam rangka membantu penyediaan air bersih serta meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya pengolahan bekas-bekas tambang.

KONSEP PERANCANGAN

39


STRATEGI SISTEM TALANG AIR

Proses Pengaliran Air Pada Atap Bangunan: Air Hujan di Atap Dalam (pada atap besar bagian dalam dan atap kecil) mengalir menuju ke arah tengah, diterima oleh talang yang terdapat di sekeliling atap kecil. Pipa talang kemudian melanjutkan aliran air ke talang yang menempel di sisi-sisi kolom dalam bangunan dan diteruskan hingga air jatuh ke danau di bawahnya.

40 EKOTURISME PASCA TAMBANG BATU BARA DI DESA SIKALANG, SAWAHLUNTO

Air Hujan di Atap Luar (pada atap besar bagian luar) mengalir menuju ke arah luar, diterima oleh talang yang terdapat di sekeliling atap besar. Pipa talang kemudian melanjutkan aliran air ke talang ke bawah yang diteruskan hingga air jatuh ke danau di bawahnya.


SISTEM SIRKULASI UDARA DAN PENCAHAYAAN BANGUNAN Atap Kaca Pada Puncak Bangunan

Atap Kaca tersebar secara menyeluruh di puncak atap besar bangunan dengan tujuan membantu memasukkan cahaya. Atap kaca juga terangkat untuk memberikan sirkulasi udara dari dalam bangunan ke luar bangunan.

Bangunan memiliki bukaan di seluruh sisinya, sehingga udara dapat dengan mudah masuk ke dalam bangunan (dari segala arah). Masing-masing atap bangunan memiliki bukaan berupa void dan ventilasi, sehingga terjadi sirkulasi silang (cross ventilation) di dalam bangunan.

KONSEP PERANCANGAN

41


STRATEGI SISTEM AIR KOTOR

Proses Pengolahan Air Kotor Bangunan: Air Kotor dialirkan dari setiap shaft melalui pipa menuju IPAL

1. 2.

IPAL memisahan air kotor black water dengan grey water

3.

Black water dialirkan menuju Riool Kota

4.

Grey Water dialirkan kembali (setelah mendapatkan treatment) menuju bangunan untuk digunakan sebagai air flushing water.

42 EKOTURISME PASCA TAMBANG BATU BARA DI DESA SIKALANG, SAWAHLUNTO


SISTEM SIRKULASI UDARA DAN PENCAHAYAAN BANGUNAN

Sistem Distribusi Listrik: Masing-masing bangunan memiliki sistem perkabelan yang dihubungkan dengan genset utama di bagian depan tapak. Listrik dari PLN dan genset kemudian didistribusikan dari Panel Distribusi Utama (MDP) pada ruang panel. Listrik kemudian dialirkan ke sekring yang terdapat pada masing-masing lantai dan mengalir ke saklar lampu dan stop kontak pada ruangan. KONSEP PERANCANGAN

43


44 EKOTURISME PASCA TAMBANG BATU BARA DI DESA SIKALANG, SAWAHLUNTO


05

PRA-RANCANGAN


46 EKOTURISME PASCA TAMBANG BATU BARA DI DESA SIKALANG, SAWAHLUNTO


PRA-PERANCANGAN

47


AREA PENERIMA

48 EKOTURISME PASCA TAMBANG BATU BARA DI DESA SIKALANG, SAWAHLUNTO

Area parkir yang terdapat di depan area perancangan dapat menampung sepeda motor, mobil, hingga bus wisata. Area parkir langsung dihubungkan dengan area penerima dengan menggunakan covered walkway, yang sekaligus membentuk garis pemisah antara area depan dengan area dalam untuk mengarahkan pengunjung ke bangunan utama.


VISITOR CENTER Visitor Center merupakan area pertama yang dikunjungi wisatawan sebelum memasuki area wisata. Terdapat area resting area tepat di sisi barat Visitor Center sebagai tempat singgahan sementara. Fasilitas yang dimiliki bangunan ini antara lain :

• • • • • •

Loket Tiket, Information Center sebagai tempat informasi, Klinik untuk keadaan darurat pengguna, Ruang Penitipan Barang, Musholla, Toilet. PRA-PERANCANGAN

49


50 EKOTURISME PASCA TAMBANG BATU BARA DI DESA SIKALANG, SAWAHLUNTO


POTONGAN VISITOR CENTER (POTONGAN A-A’)

PRA-PERANCANGAN

51


52 EKOTURISME PASCA TAMBANG BATU BARA DI DESA SIKALANG, SAWAHLUNTO


WALKWAY UTAMA

Fokus dari tema perancangan yang mendorong pengguna untuk mengeksplorasi wisata tambang. Jembatan melayang di atas danau dan menghubungkan seluruh bangunan utama. Jembatan membentuk sirkulasi looping dan di tengah looping terdapat titik sebidang yang memberikan variasi arah sirkulasi yang ingin dilalui pengunjung.

PRA-PERANCANGAN

53


OBSERVATORY Area Observasi merupakan bangunan pengamatan yang menghadap ke tebing terjal yang membentuk lubang tambang. Pada bagian terujung, lantai are observasi terbuat dari kaca dapat digunakan untuk melihat dasar dari tebing bekas tambang. Beberapa fasilitas di bangunan ini antara lain:

54 EKOTURISME PASCA TAMBANG BATU BARA DI DESA SIKALANG, SAWAHLUNTO

• • • • •

Museum Mini, Ruang Seminar, Kafe Mini, Ruang Penitipan Barang, Toilet.


OBSERVATORY - MUSEUM MINI Museum digunakan untuk menyimpan benda-beda yang ditinggalkan pada tambang seperti alat-alat tambang, bebatuan bekas tambang, dokumentasi pertambangan, dan sebagainya. Museum dapat diamati baik dari lantai bawah maupun dari lantai atas.

PRA-PERANCANGAN

55


56 EKOTURISME PASCA TAMBANG BATU BARA DI DESA SIKALANG, SAWAHLUNTO


PRA-PERANCANGAN

57


58 EKOTURISME PASCA TAMBANG BATU BARA DI DESA SIKALANG, SAWAHLUNTO


PRA-PERANCANGAN

59


FOOD COURT Area Food Court merupakan area makan yang disediakan setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang setelah menjelajahi area tambang. Bangunan ini memiliki area food court pada lantai atas dan restoran pada lantai bawah. Pada sisi samping bangunan, terdapat akses jalan ke bangunan Cultivation. 60 EKOTURISME PASCA TAMBANG BATU BARA DI DESA SIKALANG, SAWAHLUNTO


CULTIVATION AREA Area Cultivation merupakan area cocok tanam yang disediakan sebagai empat khusus komunitas masyarakat Desa Sikalang dan wisatawan untuk berinteraksi. Interaksi ini dapat berupa aktivitas cocok tanam, menikmati hasil panen tanaman, serta berdialog antar wisatawan-masyarakat maupun antar masyarakatnya sendiri. Cultivation Area juga menjadi salah satu resource untuk Food Court dan Restoran. Fasilitas bangunan antara lain:

• • • • •

Area Cocok Tanam Indoor, Area Cocok Tanam Outdoor, Ruang Komunitas, Area Pencicipan, Storage. PRA-PERANCANGAN

61


62 EKOTURISME PASCA TAMBANG BATU BARA DI DESA SIKALANG, SAWAHLUNTO


PRA-PERANCANGAN

63


64 EKOTURISME PASCA TAMBANG BATU BARA DI DESA SIKALANG, SAWAHLUNTO


PRA-PERANCANGAN

65


ENTRANCE WISATA DANAU Danau pada bagian atas dapat digunakan sebagai area bermain (naik perahu). Selain perahu, covered walkway di sisi-sisi danau dapat dimanfaatkan untuk mengamati sekeliling danau.

66 EKOTURISME PASCA TAMBANG BATU BARA DI DESA SIKALANG, SAWAHLUNTO


WISATA DANAU Area danau terhubung oleh sebuah ramp spiral yang menghubungkan walkway utama dengan daratan di bawahnya. Bagian ini menjadi bagian dari wisata observasi tambang terakhir sebelum menuju area Culture dan Souvenir.

PRA-PERANCANGAN

67


CULTURE AREA Area Kultur (Culture Area) merupakan area tempat aktivitas budaya dilakukan. Pada tengah bangunan terdapat panggung tempat penampilan budaya lokal. Sama seperti bangunan Observatory sebelumnya, pengunjung yang singgah, baik dari lantai satu maupun dari lantai 2 dapat menikmati penampilan budaya yang ditampilkan di tengah-tengah bangunan. 68 EKOTURISME PASCA TAMBANG BATU BARA DI DESA SIKALANG, SAWAHLUNTO


SOUVENIR AREA Area Souvenir merupakan area tempat aktivitas jual beli karya-karya dan produk tangan masyarakat setempat. Area ini berperan sebagai titik akhir dari perjalanan panjang mengeksplorasi wisata tambang. Area souvenir juga dapat menjadi pemantik interaksi antara wisatawan dengan masyarakat setempat yang berjualan. PRA-PERANCANGAN

69


LT.1

70 EKOTURISME PASCA TAMBANG BATU BARA DI DESA SIKALANG, SAWAHLUNTO


LT.2

PRA-PERANCANGAN

71


72 EKOTURISME PASCA TAMBANG BATU BARA DI DESA SIKALANG, SAWAHLUNTO


PRA-PERANCANGAN

73


74 EKOTURISME PASCA TAMBANG BATU BARA DI DESA SIKALANG, SAWAHLUNTO


PRA-PERANCANGAN

75


76 EKOTURISME PASCA TAMBANG BATU BARA DI DESA SIKALANG, SAWAHLUNTO


PAVILION SINGGAHAN Pada titik-titik tertentu di Covered Walkway, akan terdapat Pavilion Singgahan yang berfungsi sebagai tempat peristirahatan sejenak. Pavilion Singgahan juga mengarah pada titik-titik tebing atau danau yang menarik untuk dilakukan observasi.

PRA-PERANCANGAN

77


78 EKOTURISME PASCA TAMBANG BATU BARA DI DESA SIKALANG, SAWAHLUNTO


PERSPEKTIF MATA BURUNG TAPAK PRA-PERANCANGAN

79


S IK A L A N G W A L K : E K O T U R IS M E PA S C A T A M B A N G B A T U B A R A D I D E S A S IK A L A N G , S A W A H LU N T O


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.