2 minute read

Analisis Mikro Tapak

Topografi Tapak

Dikarenakan tapak merupakan lahan bekas tambang, terdapat banyak kontur-kontur miring dengan kemiringan 9%-25%.

Advertisement

Kondisi tanah pada tapak berupa tanah berpasir yang telah hilang topsoil-nya. Pada tapak, terdapat sisa-sisa bebatuan bekas galian dengan ukuran yang bervariasi. Tanah eksisting telah bercampur dengan bebatuan dan tanah teratas saat ini tidak mengandung humus. Kondisi tanah yang tidak subur ini mengakibatkan tanah eksisting sulit untuk ditanami tanaman.

Respon terhadap Topografi:

Massa pada area miring dirancang berstruktur panggung (tidak terlalu mengintervensi kontur). Menggunakan ramp dan jembatan dalam perancangan sirkulasi yang melalui area miring. Memanfaatkan area miring yang tidak tertutupi oleh massa bangunan sebagai

bagian dari perancangan lanskap.

Respon terhadap Kondisi Tanah: Penanaman tanaman Cover Crop

sebagai pemulih utama tapak serta tatapan sisipan dan fast growing dalam menghijaukan tapak.

Pemanfaatan bebatuan sisa tambang

(rock waste) sebagai bagian dari perancangan lanskap tapak.

Kebisingan Tapak Bencana Alam

Kebisingan pada tapak berasal dari tambang yang masih aktif (dan resmi) beraktivitas di sisi Barat Laut dari Tapak. Provisi Sumatra Barat terdapat di dekat lempeng gempa. Pada siang hari, suhu yang dirasakan sangat panas dan kondisi lingkungan sangat gersang dikarenakan kondisi eksisting tapak pasca tambang yang tidak memiliki pepohonan hijau.

Titik terendah tapak telah tertutupi oleh air hujan yang tertampung dengan kedalaman kurang lebih 10 meter yang saat ini menjadi danau penampungan air.

Respon terhadap Kebisingan:

Memaksimalkan penggunaan tanaman sebagai barrier pada sisi Barat Laut.

Respon terhadap Bencana:

Struktur bangunan yang kuat, terutama pada bagian base

bangunan. Klimatologi Tapak

Range Suhu :19-34°C

1.

2. Respon terhadap Iklim:

Memaksimalkan penggunaan tanaman peneduh pada area yang akan banyak digunakan oleh pengguna. Menggunakan atap peneduh pada sirkulasi di area luar.

Estimasi curah hujan:

Kecepatan angin: 2.200-2400 mm.

1-5 km/jam.

1.

2.

3. Respon terhadap Iklim:

Menanam tanaman pada tebing/ kemiringan tanah untuk menahan air hujan. Merancang shading device pada bukaan yang mengarah pada tebing Barat. Memanfaatkan danau sebagai media penampungan air hujan.

Potensi View Terbaik:

Tebing Tambang Luar Tapak (A2) (B1) Tebing Tambang Dekat Tambang (A1) (A4) Danau Bekas Tambang (perlu pengolahan)

(B3) (A2) (B2)

Kondisi tapak yang masih sangat gersang membuat tapak terlihat tidak menarik.

Respon terhadap Sensori:

Menentukan titik-titik perhentian dan titik bangunan di spot-spot yang dianggap menarik. Pengolahan lanskap melalui penghadiran ruang hijau pada area tapak.

A2 B1

B2 A3

B4 B3

A1 A3

Konteks Lingkungan Sekitar: Kondisi Sosial-Budaya dan Ekonomi

Desa Sikalang sering menampilkan kegiatan budaya, terutama pada tamu yang datang. Aktivitas budaya dilakukan oleh komunitas anak muda di Desa Sikalang. Aktivitas budaya tersebut berupa kuda kepang dan randai.

Dari 1757 jiwa penduduk Desa Sikalang yang terdata pada situs resmi Desa Sikalang, terdapat tiga kategori pekerjaan teratas: 25,61% pelajar atau mahasiswa, 22,77% mengurus rumah tangga, dan 17,30% penduduk yang belum/tidak bekerja. Dari hasil wawancara, dike pekerjaan masyarakat Desa Sikalang saat ini hanya berupa jualan kecil-kecilan di warung ataupun rumah makan kecil.

Respon terhadap Konteks: Budaya

Budaya sekitar dapat menjadi karakteristik yang membentuk aktivitas baru di dalam wisata.

Sosial

Persentase masyarakat yang masih belum bekerja dapat dimanfaatkan sebagai peluang untuk memberikan lapangan kerja bagi masyarakat setempat.

Analisis Potensi dan Constraint Tapak

This article is from: