[Kompas Klasika Jabar] Lego Ergo Scio: Berbagi dari Berbagai Sisi

Page 1

Liputan Event

CHANDRY TASOFA

KLASIKA JABAR

Lego Ergo Scio Unpad dan

Maranatha

Berbagi dari Berbagai Sisi

Disponsori oleh:

Didukung oleh:

Mahasiswa melakukan berbagai persiapan untuk masa depannya. Selain yang dipelajari pada perkuliahan, mereka melengkapi diri dengan kreativitas dan kemampuan lainnya. Terkait hal itu, pada 24-25 Februari lalu, Kompas dan Kota Baru Parahyangan bekerja sama dengan Universitas Padjadjaran dan Universitas Kristen Maranatha menyelenggarakan Lego Ergo Scio untuk berbagi pengalaman dengan mahasiswa. Tajuk acara ini berasal dari bahasa Latin yang berarti “Saya Membaca, Maka Saya Tahu”.

Membaca menjadi bagian penting dari perkembangan kreativitas, Lego Ergo Scio diselenggarakan dengan tujuan meningkatkan minat baca agar nantinya mahasiswa dapat menghasilkan karya berkualitas di bidang apa pun mereka berkarya. Acara ini diselenggarakan di delapan kampus di Bandung dan sekitarnya, dimulai dari Universitas Padjadjaran Jatinangor. Pada Senin (24/2), di Bale Santika Universitas Padjadjaran Jatinangor hadir Wakil Kepala Desk Politik dan Hukum Kompas Wisnu Nugroho, Penulis buku Naked Traveler Trinity, dan Penulis buku Mereka Bilang Saya Monyet Djenar Maesa Ayu. Wisnu Nugroho sebagai pembicara pertama berbagi kisah sebagai jurnalis, bagaimana seorang jurnalis seharusnya bersikap, dan dasar-dasar penting jurnalisme. Trinity, perempuan yang hobi jalan-jalan dan sudah menuliskan pengalamannya dalam empat seri buku Naked Traveler menjadi pembicara kedua siang itu. Berbagai pertanyaan soal traveling dari mahasiswa dijawab oleh Trinity dengan ramah dan penuh canda tawa. Ia sudah bepergian ke 22 tempat di dalam dan luar negeri, “Jalan-jalan bagi saya seperti sekolah, menambah wawasan, soft skill, dan decision making yang membentuk karakter kita lebih kuat,” aku Trinity. Traveling yang dilakukan Trinity juga untuk mengetahui budaya, tempat bersejarah, dan kehidupan masyarakat setempat. “Seni dari solo traveling adalah kita bisa bebas bergaul dengan siapa pun dan enggak ngobrol sama teman-teman saja. Kita juga bisa observasi lebih dalam soal budaya, sosial, dan alam di sana,” katanya. Ia juga berbagi trik menabung dan menuliskan perjalanan. Penulis eksentrik dengan bahasa yang lugas, Djenar Maesa Ayu, menjadi pembicara terakhir sore itu. Buku Mereka Bilang Saya Monyet berawal dari giatnya Djenar mengirim cerita pendek untuk harian Kompas hingga suatu saat dimuat. Inspirasi Djenar tumbuh dari kejadian sehari-hari. “Bukan pengalaman pribadi, melainkan pengalaman psikologis yang sering kita temui,” akunya. Sebagai perempuan yang memiliki anak dan cucu perempuan, Djenar merasa dunia ini tidak aman dan menuliskan pengalamannya dalam bentuk novel dan kumpulan cerita

pendek. Acara hari pertama ditutup dengan pengumuman pemenang doorprize, mulai dari powerbank, handphone, hingga sepeda diundi bagi mahasiswa yang hadir hari itu. Selain talkshow dan doorprize ada juga penampilan musik akustik, lomba foto, penandatanganan buku oleh Trinity dan Djenar Maesa Ayu, juga Indonesia Satu, yaitu simulasi pemilihan umum untuk menambah wawasan mahasiswa 9 April 2014 nanti. Rangkaian acara di hari kedua Lego Ergo Scio ini diadakan di Ruang Theater Gedung Administrasi Pusat Universitas Kristen Maranatha, Bandung. Sejak pukul 10.15 WIB, peserta mulai memasuki ruangan, Selasa ini total peserta di kampus Maranatha mencapai 325 orang, sebagian besar mahasiswa Universitas Maranatha. Lego Ergo Scio di Universitas Kristen Maranatha ini dihadiri oleh tiga pembicara yang berasal dari berbagai bidang, yaitu dari media, desainer, dan penulis. Wakil Redaktur Pelaksana Harian Kompas Rusdi Amral menceritakan suka dukanya menjadi wartawan dan bagaimana jurnalis dapat menjadi agen perubahan tanpa memprovokasi sebuah topik. Kisah Rusdi di media massa mengubah pandangan profesi wartawan yang kini dapat menjadi sumber mata pencaharian yang menjanjikan. Animator, penulis, dan CEO dari HelloMotion, HelloFest, dan Kementerian Desain Republik Indonesia (KDRI) Wahyu Aditya menjadi pembicara kedua di Lego Ergo Scio Universitas Maranatha. Wahyu mengisahkan, proses kreatif dan awal mula karyanya dimulai sejak kecil. Pria yang mengungkapkan pikiran dan ekspresinya dalam gambar ini berbagi kisah dan bertanya-jawab dengan peserta talkshow. Visual yang kaku dan kurang diperhatikan diubahnya menjadi menarik, seperti KDRI karyanya yang mengubah visual khas Indonesia lebih muda dan menarik. Djenar Maesa Ayu kembali hadir dalam Lego Ergo Scio hari kedua ini, ia menceritakan pengalaman dan proses menulisnya, cara ia mendapatkan inspirasi, juga bagaimana ia suka membaca. Acara dilengkapi oleh hiburan musik akustik, bazar buku, dan Indonesia Satu. Tanya-jawab antara peserta dan pembicara secara interaktif membuat Lego Ergo Scio dapat menjadi media berbagi dari berbagai sisi. [TSF]


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.