[Kompas Klasika Jabar] Wanadri, 50 Tahun Menempuh Alam Bebas

Page 1

Wanadri

50 Tahun Menempuh Alam Bebas Rumah sederhana yang terletak di Jalan Aceh Nomor 155, Bandung, itu bukanlah rumah biasa, di sana terdapat kisah panjang sebuah perhimpunan yang berdiri sejak 1965, yaitu Wanadri. Wanadri kini sudah berdiri 50 tahun dengan 23 angkatan yang total anggotanya mencapai 1.000 orang dari seluruh Indonesia. puncak tertinggi di dunia.

wanadri.co.id

Nama Wanadri berasal dari bahasa Sansekerta berarti gunung di tengah hutan, yang akhirnya menjadi landasan penamaan Perhimpunan Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung Wanadri. Seluruh anggota Wanadri akan mendapatkan Pendidikan Dasar Wanadri yang berlandaskan penguasaan gunung dan hutan. Sebagai perhimpunan pencinta alam tertua di Indonesia, Wanadri sudah dikenal dengan berbagai ekspedisinya, salah satunya adalah ekspedisi pendakian tujuh puncak gunung tertinggi di dunia, yaitu Seven Summit.

Dok. Wanadri

nationalgeographic.co.id

Pendidikan Dasar Wanadri tidak hanya berisi materi bagaimana anggotanya nanti bertahan di hutan dan gunung, tetapi anggota Wanadri juga mendapatkan pelatihan manajemen. Mulai dari manajemen perjalanan, waktu, hingga manajemen emosi. Persyaratan menjadi anggota Wanadri adalah berusia 16 tahun ke atas, Pendidikan Dasar Wanadri terbuka untuk umum, warga negara asing juga bisa mendaftarkan diri. Warna-warni Wanadri terlihat dari daerah asal anggotanya yang beragam. Bios salah satunya adalah anggota Wanadri dari Manado. “Saya datang ke Bandung tanpa bawa apa-apa, tapi punya harapan untuk bisa menggapai mimpi saya ekspedisi,” akunya. Di sini, setiap anggota memiliki mimpi yang dapat diwujudkan menjadi kenyataan, tentunya dengan persiapan yang matang. Ide mendaki tujuh puncak tertinggi di dunia, Seven Summit, berasal dari beberapa orang dengan mimpi yang sama. Anggota Wanadri pelaksana ekspedisi Seven Summit berhasil mewakili Indonesia dan menjadi bagian dari 400 orang di dunia yang pernah mendaki tujuh

Pendidikan yang diberikan Wanadri selain pendidikan dasar juga sekolah pendaki gunung, Search and Rescue (SAR), sekolah pelatih, jurnalistik, olahraga arus deras, tebing, pengajaran dan pelatihan eksternal. Penjelajahan dan perjalanan Wandari tidak hanya di medan gunung dan hutan, tetapi juga tebing, olahraga arus deras, gunung es, dan pelayaran. Wanadri juga melakukan pendataan secara ilmiah mengenai lingkungan termasuk pendataan gunung, fauna, hingga sumber air. Pengajuan ekspedisi dilakukan setelah anggota Wanadri membentuk tim dan menyiapkan proposal. “Layaknya mahasiswa, kita di sini juga ada sidang proposal,” kata Bios sambil tersenyum ramah. “Proposal ini nantinya dilihat Dewan Pengurus Wanadri dan untuk persetujuannya akan dilihat dari kematangan persiapan tim ekspedisi,” lanjutnya. Bios seorang anggota muda Wanadri yang menjadi Komando Operasi Ekspedisi Olah Raga Arus Deras (ORAD) ini bercerita bagaimana persiapan mereka dalam mewujudkan ekspedisinya di Sungai Krueng Kluet, Aceh, yang diprediksi mulai dari April 2014. “Semua persiapan harus matang, bahkan kita juga menghitung perkiraan jumlah kalori yang masuk ketika kita makan dan kalori yang keluar selama perjalanan dan saat mengarungi sungai nanti,” akunya. Ekspedisi dilakukan untuk nantinya dapat memberikan informasi seluas-luasnya ke masyarakat tentang medan yang cukup sulit dan masih jarang ditempuh. Persiapan para anggota Wanadri yang mengajukan ekspedisi ini dirancang begitu matang agar ekspedisi berjalan lancar. “Kita harus tahu jalur mana yang akan kita lewati nanti, walaupun tim ekspedisi kita belum pernah ke Aceh. Informasi detail harus kita dapatkan, jadi kita merencanakan ekspedisi ini seolah kita pernah ke sana,” tutur Guntur, salah satu anggota muda Wanadri yang tergabung dalam tim ekspedisi ORAD. Pendidikan manajemen yang diberikan saat pelatihan dasar sangat berguna ketika membentuk perencanaan ekspedisi.

Setiap manusia memiliki latar belakang, sifat, dan pemikiran yang berbeda satu sama lainnya, di alam bebas manusia dilatih untuk mengerti satu sama lain. “Berbulan-bulan kita tinggal bersama di suatu tempat, cukup besar kemungkinan ada konflik. Saat itulah manajemen emosi kita dilatih dan akhirnya bisa mengerti satu sama lain,” aku Bios. Setiap anggota Wanadri memiliki keinginan dan tujuan yang berbeda ketika ingin bergabung dalam Wanadri. Bagi Bios, perhimpunan yang mengusung konsep kekeluargaan ini unik, karena Wanadri tidak mengikat, “setelah bergabung dalam Wanadri anggotanya dibebaskan untuk menjadi apa pun, dan setiap pendakian gunung pasti Wanadri punya tujuan,” ujarnya. Hakam yang juga angota muda Wanadri menjelaskan, ada pepatah di Wanadri, “Tidak ada orang yang hebat, tetapi hanya ada orang yang terus berlatih”. Hakam yang menempuh pendidikan kedokteran ini menjadi anggota Wanadri karena terinspirasi salah satu tokoh Wanadri. Bagi Guntur, kekompakan dan kekeluargaan Wanadri yang membuatnya menjadi anggota sekarang. Program pelatihan yang diberikan Wanadri bertahap, mulai dari semua persiapannya diatur sedemikian rupa oleh Dewan Pengurus, hingga akhirnya para anggota mengatur ekspedisinya sendiri. “Ibarat bayi, mulai dari kita disuapin, mulai pegang sendok sendiri, makan sendiri, hingga akhirnya bisa mencari makan sendiri,” tukas Bios. Selain berfokus pada pelatihan berbasis alam bebas, kemanusiaan bagi Wanadri adalah yang utama. Jika ada bencana alam atau permohonan bantuan lainnya, apa pun kegiatan anggota Wanadri saat itu dihentikan dan harus bergegas ikut menolong tim SAR. Beberapa contoh adalah bencana tsunami Aceh tahun 2006 dan bencana banjir tahunan. [TSF]


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.