Tempat-tempat untuk Kamu dan Aku
Daripada wacana, lebih baik kita buat saja!! Mati segan, hidup pun enggan. Itulah Kerupuk Pasir Zine. Semua rencana-rencana dibuat tapi semuanya berakhir pada wacana. Sempat dikerjakan sih sebenernya, tapi kemudian tertunda lalu terbengkalai. Tapi ya daripada wacana, lebih baik kita buat saja!! Salah satunya dengan membuatnya kembali pada format awalnya. Nggak usah segitu ambis-nya untuk membuatnya secara manual. Dibuat pakai Microsoft Word saja, lebih mudah dan cepat. Dan inilah jadinya. Edisi kali ini akan kutuliskan soal “Tempattempat untuk Kamu dan Aku�. Kamu dan aku bisa benarbenar kamu dan aku. Bisa juga kamu itu dia. Aku itu kamu. Bisa saja, kamu itu tidak ada dan aku pun fana. Nggak perlu lama-lama, yaudah nih dibaca aja. Semoga berkenan. Salam, @kerisirek
Bangunan Memori Tak ada ingatan yang termanipulasi. Ia bergerak secara alami. Berkembang biak menjadi banyak. Terus bertumbuh meski berkali-kali luruh. Tak perlu disiram, akarnya terus bergerak ke dalam. Cabangnya menjalar menuju surya. Panjang-dalam. Lebartinggi. Memori tersebut menjadi bangunan yang utuh.
Tak perlu selalu dihuni. Meski berdebu hingga usang, ia tetap menjadi bangunan yang akan sering dikunjungi untuk sekedar mengenang. Pintunya ku tutup. Jendelanya sudah ku kunci. Sesekali ku kunjungi. Meski semua telah menjadi memori. @kerisirek
Sepasang kekasih yang pertama bercinta di luar angkasa
Menuju Mars dan tak akan pernah pulang...
Belok Kiri, Jalan Terus Di tengah jalan, kau bertemu persimpangan Jalan menjadi bercabang Ke kanan, ke kiri, lurus ke depan, atau mundur ke belakang Di tengah jalan, kau bertemu persimpangan Yang sering kali membuat hatimu bimbang Yang kiri seringkali disalahkan Yang kanan seringkali merasa selalu benar Ke depan akan membawamu pada ketidakpastian Mundur ke belakang tak membawamu lari ke mana Lalu kau dihadang lampu merah Ia merekah dalam hitungan detik yang terasa lama Akhirnya kamu memilih untuk belok kiri Karena belok kiri, jalan terus Terus sampai ke persimpangan berikutnya
@kerisirek
Tujuanmu Hanyalah Pulang Kau berkelana menuju banyak kota. Mencari makna dalam setiap pertemuan dan perpisahan yang kau lewati. Mencari keutuhan dalam perjalanan. Jauh kaki mu melangkah. Kau merasa tak punya rumah. Tak ada ikatan yang membuatmu bertahan. Namun kau hampa tak terdekap. Kau bertemu dengan banyak rupa. Kau merajut banyak cerita. Namun makna seringkali membuatmu terluka. Kamu mencari apa yang sebenarnya tak kau pahami. Hanya saja kau terus melangkah. Bertolak dari titik awal, mencari akhir yang tak kau pahami. Sejauh jalan yang kau lalui, sebanyak tempat yang kau datangi. Tujuanmu hanyalah pulang. Kau hanya perlu mencari makna dari kata pulang. Yang tak cuma kau pahami lewat lembaran kamus bahasa. Tujuanmu hanyalah pulang. Bukan menuju rumah. Namun menuju hatimu. Karena tujuanmu hanyalah pulang.
@kerisirek