1/22
m a jal ah
Frater CMM
| AKADEMI ZIN | RUMAH PERAWATAN DASAR DI OYUGIS | FRATER VINCENZO, SENIMAN SERBABISA | MEMILIKI KERENDAHAN HATI | SEMINAR KAUM MUDA DI MOSOCHO | FORMASI | SUARA MASA LALU | DIPANGGIL UNTUK MELAYANI SESAMA |
Lihat situs website www.cmmbrothers.org
DAFTAR ISI MISI KITA
KOLOM PEMIMPIN UMUM
4
AKADEMI ZIN
5
TERBITAN
Kita dipanggil untuk menjadi frater yang berbelas kasih dan melaksanakan apa yang telah dilakukan oleh Yesus: mengabdi dan membawa terang, mengucapkan kata yang menyelamatkan dan mengulurkan tangan untuk menolong.
Frater CMM adalah majalah kuartal Kongregasi Frater Santa Perawan Maria, Bunda Yang Berbelas Kasih. Langganan gratis. Kontribusi sukarela sangat dihargai, dapat ditransfer melalui: BCA KCU Yogyakarta no. rek. 0375600990. ISSN 1877-9719
Banyak karya kita dalam bidang pendidikan, Pendampingan orang muda dan pelayanan gereja, terutama bagi orang miskin dan yang membutuhkan. Melalui kualitas pendidikan dan pembinaan religius, kita ingin memberdayakan orang muda dan memberi kontribusi untuk perkembangan masyarakat. Kita memperhatikan yang sakit dan yang rapuh, menempatkan keramah-tamahan, dan membantu mereka untuk menemukan makna dan kebahagiaan dalam hidup. Bersama dengan orang lain kita mengabdikan diri untuk membangun dunia yang lebih manusiawi, adil dan damai.
Staf redaksi: Nathalie Bastiaansen (pemimpin dan editor pelaksana), Frater Edward Gresnigt, Frater Ad de Kok, Frater Benyamin T. Robiwala.
Kita adalah Frater Religius dan tinggal di dalam komunitas, penuh sukacita dan kehendak, terbuka terhadap dunia sekitar. Percaya kepada Allah, sederhana, persaudaraan dan belas kasih menjadi ciri khas hidup dan cara kerja kita. Kita menghormati Maria sebagai Bunda yang Berbelas Kasih, mencintai dan mengenang pendiri kita Joannes Zwijsen, mengikuti teladan Santo Vinsensius de Paul: melayani Tuhan dalam diri orang miskin dan yang membutuhkan. Kita mengingat kata-kata Yesus: “Segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.” 2
Kontributor: Frater Lawrence Obiko, Gerie ten Cate, Nathalie Bastiaansen, Mary Mboya, Ester Akech, Anton van der Lee, Frater Bonface Ogari, Frater Geoffrey Sinange, René Munnik, Mascha van Kleef, Frater Gabriel Fatima Soares, Frater Euricio Fatima Amaral, Frater Ad de Kok. Penerjemah: Frater Damasus Dobat. Desain: Heldergroen, Belanda Layout: DekoVerdivas, Belanda Percetakan: PT Kanisius Yogyakarta, Indonesia Kontak Indonesia: E-mail: E-mail: website:
Frater CMM, Jalan Ampel 6/10, Papringan, Yogyakarta 55281. fratercmmprovindo@yahoo.co.id magazine@cmmbrothers.nl www.cmmbrothers.org
Foto sampul depan: Dewan Pimpinan Provinsi CMM Indonesia 2022-2027. Foto sampul belakang: Patung oleh Jaume Plensma (bagian dari rangkaian patung di kota Elfstedentocht [Tur Seluncur Sebelas Kota]), Leeuwarden, Belanda. Foto: Frater Ad de Kok.
RUMAH PERAWATAN DASAR DI OYUGIS
6
CERITA
8
MASA LAMPAU
REFLEKSI
11
DARI STAF REDAKSI Setelah interupsi singkat karena satu dan lain hal, edisi Majalah Frater CMM kembali kami hadirkan 'Percakapan dengan Pemimpin Umum'. Frater Lawrence Obiko terpilih kembali sebagai Pemimpin Umum untuk kedua kalinya pada November 2021 dan kami senang bahwa kami dapat melanjutkan percakapan ini. Pada halaman 5, Anda bisa membaca bahwa pandemi tidak hanya berdampak negatif. Gerie ten Cate, direktur Kloosterhotel ZIN berbicara tentang ide-ide baru yang muncul ketika dunia berhenti sejenak karena Virus Corona. Pada halaman 6 dan 7, kami hadirkan suara dari dua wanita inspirasional Kenya. Mereka bercerita tentang proyek “Home Based Care” dalam Proyek Terpadu Oyugis. Di bagian 'Dalam Sorotan' menyajikan untuk Anda anekaseni, seleksi dari karyaseni Frater Vincenzo, dan kita juga membaca tentang perjalanan yang mengesankan dari salah satu lukisannya. Pada halaman 11, Anda akan menemukan refleksi tentang “Kerendahan Hati”, yang ditulis oleh seorang novis tahun kedua dari Kenya dan pada halaman 16, Frater Gabriel Fatima Soares men-sharingkan kita pengalamannya pada masa pembinaan sebagai farter CMM. Para editor senang dengan kontribusi dari para frater muda. Mereka adalah tunas-tunas muda yang Kongregasi harapkan dimasa kini dan mendatang. Pada bagian “Gambaran kegiatan kerasulan”, kita melihat foto-foto seminar kaum muda di Mosocho, Kenya, yang dipimpin oleh Frater Geoffrey Sinanga. Dalam kategori 'Cerita Masa Lampau', René Munnik mengajak kita mencari suara-suara masa lalu. Akankah kita mendengarkan mereka? Dalam ‘Berita Singkat’, kami hadirkan Dewan Provinsi Belanda dan Indonesia yang baru dan juga Dewan Regio baru dari Regio Brasil.
GAMBARAN KEGITAN KERASULAN
12
CERITA MASA LAMPAU
14
REFLEKSI
16
IN MEMORIAM
18
BERITA SINGKAT
LIHATLAH SESAMAKU
17
19 3
KOLOM PEMIMPIN UMUM
Motto Kapitel Umum 2021, “Dipanggil menjadi frater berbelas kasih, penuh sukacita dan kehendak dalam dunia dewasa ini”, ini juga menjadi motto untuk periode kepemimpinan tahun 2021-2027. Bolehkah Anda menjelaskan sesuatu tentang motto ini?
Mari mulai dengan bagian pertama, kita dipanggil untuk menjadi Saudara yang Berbelaskasih. Hal ini mengacu pada panggilan kita: Tuhanlah yang mengundang kita untuk menjadi Saudara yang Berbelaskasih, inilah awal mula panggilan kita dan itu penting bukan hanya ketika kita masuk di Kongregasi. Menjadi Saudara Berbelaskasih harus tetap menjadi prinsip dan panduan dalam hidup dan pekerjaan kita sehari-hari sebagai Frater. Dalam hidup dan pekerjaan sehari-hari, kita juga harus berani. Ada banyak aspek kehidupan religius yang membutuhkan keberanian sebagaimana terungkap di atas bahwa panggilan itu membutuhkan keberanian. Pergi bertemu orang miskin atau masyarakat di pinggiran, membutuhkan keberanian. Menerima tanggung jawab kepemimpinan juga membutuhkan keberanian. Keberanian memberi Anda sayap untuk memasuki ke hal-hal yang tidak diketahui, menghadapi perubahan dan berbagai tantangan. Keberanian bukan sesuatu yang Anda butuhkan hanya dalam menghadapi kesulitan-kesulitan tapi juga dalam peristiwa bahagia, seperti memulai misi baru. Singkatnya keberanian itu perlu ada dalam berbagai aspek kehidupan kita. Selain keberanian, kata 'sukacita' memiliki tempat yang menonjol dalam motto Anda, dan juga dalam pernyataan misi baru 'Sukacita' disanding dengan 'Berani'. Mengapa kata sukacita begitu penting bagi para frater? Pertama, “Sukacita” adalah inti dari Injil itu sendiri. ‘Injil artinya Kabar Gembira.. Tiap Frater perlu membawa Kabar Sukacita itu dan salah satu misi utama kami adalah membagikan Kabar Gembira ini 4
kepada yang lainnya. Sukacita juga merupakan kunci untuk membuka pintu kehancuran dan kesulitan. Sederhana saja: jika Anda bertemu seseorang yang menderita dan Anda membawa senyum, itu berarti Anda memutuskan rantai kesedihan. Jika Anda hanya menyesal dan sedih, Anda hanya menambahkan lebih banyak kesedihan. Dan bagaimana dengan “dunia sekarang ini”? Apakah masa lalu dan masa depan kurang penting? Masa kini mencakup masa lalu dan masa depan. Apa yang terjadi di masa lalu telah membentuk dunia saat ini. Dalam menjaga warisan dan sejarah kita, kita dapat mengambil hal-hal baik dari masa lalu dan memutuskan untuk meninggalkan hal-hal yang tidak berkontribusi. Kami telah mewarisi masa lalu, dan kami memiliki impian untuk masa depan. Jika kita ingin masa depan ini menjadi tempat yang lebih baik bagi semua orang, hari ini kita harus mulai membuat perbedaan, dalam realitas dunia saat ini. Ini berlaku untuk kita semua. Kita adalah kita karena apa yang telah terjadi, dan masa depan kita akan terjadi dari apa yang diciptakan hari ini. Jadi, dari mana Anda berasal, dan ingin menjadi siapa di masa depan? Bagaimana Anda bisa membuat perbedaan hari ini? Frater Lawrence Obiko dalam wawancara dengan Nathalie Bastiaansen
BELANDA
KRISIS MEMBUKA PELUANG BARU DI KLOOSTERHOTEL ZIN Kloosterhotel ZIN dimulai karena Frater CMM dari Tilburg ingin memberikan arti baru bagi komunitas frater di Vught, Belanda, sesuai dengan tradisi spiritualitas Kongregasi. Keberadaan Kloosterhotel ZIN telah lebih dari 20 tahun. Gerie ten Cate menjadi direkturnya pada Agustus 2019. Segera setelah pengangkatannya, Kloosterhotel ZIN mengalami kesulitan karena krisis korona. Namun, dari sisi lain, krisis ini juga membawa hal-hal positif. “Krisis ini membantu kami menemukan ketenangan yang damai dan mendorong kami untuk kembali ke inti. Kami perlu diarahkan kembali dan mengikuti panduan yang diimpikan oleh para pendiri,” kata Gerie ten Cate sebagai direktur. “Investasi perlu dilakukan untuk memperbarui gedung dan perubahan organisasi harus dilakukan untuk menjawab tantangan di masa depan. Namun ketika semuanya terhenti karena virus corona, kami juga memiliki lebih banyak waktu untuk berpikir secara jujur dan mendalam tentang apa konten yang seharusnya,” ungkap Gerie. “Mengapa kita ada di sini dan apa yang bisa kita tawarkan? Ini adalah pertanyaan-pertanyaan penting.”
Akademi ZIN Brainstorming ini sekarang sedang diterjemahkan ke dalam sebuah program dengan nama ZIN ACADEMY. Dalam program ini, kami mengembangkan, terkadang bersama dengan mitra kurikulum di mana Belaskasih dan maknanya menjadi inti. Di antaranya, ada program berjudul 'Peduli Penuh Kasih'. Pada program ini menyajikan pelatihan yang dirancang khusus untuk para profesional di bidang perawatan kesehatan dan kesejahteraan. Program lainnya yakni, 'Pemulihan', yang menawarkan pelatihan dua hari untuk orang tua dan pendidik yang merawat orang-orang yang memiliki gangguan mental atau berbagai gangguan lainnya. ZIN bekerja dengan sejumlah professional yang ingin menemukan aplikasi terbaru dari tradisi Spiritualitas para Frater. Pencapaian dari pelatihan ini akan beragam. Mereka dapat ditawarkan di bidang perawatan kesehatan, pendidikan, kepemimpinan atau pertumbuhan kepibradian.
Gerie ten Cate, direktur Kloosterhotel ZIN. kelayakan program dan itu memiliki sisi finansial. Kami tidak melihat program ini untuk mencari keuntungan sebagai tujuan utama kami: tujuan kami adalah membuat warisan para Frater berkelanjutan, memberikan struktur pada organisasi sehingga dapat memberikan jawaban atas pertanyaan yang muncul untuk mencari makna dari warisan tersebut.
Warisan para Frater, kontemporer dan layak untuk masa depan
Apa yang menginspirasi saya dalam pekerjaan ini? Bagaimana cara menjaga idealisme saya? Seberapa berartikah pekerjaan yang saya lakukan? Apakah kita benar-benar melakukan hal-hal baik sebagai suatu tim? Di ZIN ACADEMY kami mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu. Tema Belaskasih selalu terus menjadi panduan utama kami. Orang-orang membutuhkan kebersamaan, inspirasi, dorongan, terutama di dunia sekuler di mana individualisme berkuasa. Kloosterhotel sebagai pusat konferensi mendukung hal ini; lokasi dan keramahan yang dialami di sana, membentuk dan memperdalam misinya.
Gerie ten Cate melihatnya sebagai misinya untuk mempersembahkan warisan spiritualitas para frater kepada dunia saat ini dan masa depan. “Isi program didahulukan tentunya. Namun, kita harus melihat
Gerie ten Cate dalam sebuah wawancara dengan Nathalie Bastiaansen 5
KENYA
Perawat Mary Mboya bersama relawan HBC.
RUMAH PERAWATAN DASAR DI OYUGIS, KENYA Proyek Terpadu Oyugis (OIP) adalah proyek Frater CMM di Kenya. Ini dimulai pada tahun 1982 dan pada pertengahan tahun 80an, mereka menemukan bahwa penyakit yang tidak dapat disembuhkan yang dikenal sebagai HIV/AIDS telah muncul di Kenya. Proyek ini mengembangkan pusat kesehatan yang dikenal sebagai Shirikisho untuk memberikan perhatian medis kepada penderita HIV/AIDS. Selama bertahun-tahun, proyek ini mengembangkan beberapa kegiatan untuk mengatasi penyebaran HIV/AIDS di daerah Oyugis. Salah satu kegiatan tersebut adalah Home Based Care (HBC). Home Based Care (HBC), program yang menangani klien OIP yang terbaring di tempat tidur karena HIV/ AID, telah tertunda beberapa waktu tahun lalu, karena kekurangan dana. Untungnya setelah beberapa dana tersedia, proyek tesebut bisa dilanjutkan di bulan Juni 2021.
kami. Hal ini dilakukan untuk menghindari penyebaran virus dari staf ke masyarakat yang mengujungi rumah perawatan tersebut.
Untuk kelangsungan kegiatan, kami mengadakan pertemuan dengan semua ketua (anggota komite) pada Juni 2021 untuk merencanakan dan menyusun jadwal yang menunjukkan tanggal kunjungan, yakni pada hari Senin, Rabu dan Kamis.
Kami dapat melanjutkan segera setelah gangguan virus berhenti. Umumnya, petugas kesehatan masyarakat senang dengan program ini terbuka kembali karena mereka memiliki tantangan dalam membantu orang yang terbaring di tempat tidur selama proyek kami tertutup. Mereka juga bersedia merekrut relawan kesehatan masyarakat (CHV) baru untuk ditempatkan pada sektor yang dibutuhkan.
Pada tanggal 14 Juni 2021, kami memulai aktif kembali dengan program kami. Sayangnya, kami terpaksa menundanya lagi pada akhir bulan yang sama, ketika virus covid-19 menyerang beberapa anggota staf
Sekarang akan lebih mudah untuk membantu akses klien kami untuk perawatan lanjutan di rumah mereka setelah kunjungan dan penilaian kami dan bahkan untuk membantu mereka yang tidak memiliki
6
fasilitas kesehatan dan mengakses perawatan dengan menggunakan kendaraan (fasilitas) kami. Kami juga dapat membantu beberapa klien dengan perumahan yang lebih baik, beberapa dari mereka tinggal dalam kondisi yang sangat buruk dan di rumahnya kebocoran saat hujan. Ini membahayakan hidup mereka dan membuat mereka terkena infeksi lagi yang bisa dengan mudah menurunkan stamina kesehatan mereka. Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan karena berkat rahmat-Nya kami dapat melayani masyarakat kurang mampu di wilayah jangkauan kami. Perawat Mary Mboya, HBC Oyugis, Kenya Diterbitkan sebelumnya di OIP Newsletter, edisi 286, Agustus 2021.
Perawat Mary Mboya di tempat kerja.
Pengalaman saya sebagai relawan Saya telah bekerja di lapangan sebagai relawan kesehatan masyarakat (CHV) selama sepuluh tahun sekarang; Saya berjalan dari pintu ke pintu mencari mereka yang HIV positif dan memeriksa tekanan darah mereka. Sebagian besar orang yang saya temui, kekurangan kebutuhan dasar. Ketika saya ingin memeriksa tekanan darah mereka, mereka bertanya apakah saya akan menghadiahkan mereka dengan uang, makanan atau obat-obatan. Saya harus berbicara manis dengan mereka untuk mengetahui status mereka dan saya berjanji kepada mereka bahwa mereka akan mendapatkan pengobatan yang terjangkau di pusat kesehatan Shirikisho.
Ester Akech, relawan kesehatan masyarakat di HBC.
Saya terinspirasi oleh klien saya; misalnya ada seorang wanita yang tinggal sendiri dan memiliki tekanan darah tinggi. Setiap kali saya mengunjunginya, dia meminta saya untuk berdoa bersamanya. Kadang-kadang kami berbicara sedikit dan ketika saya punya waktu, saya mencuci piring yang dipakainya. Setiap kali saya meninggalkannya, dia selalu mengatakan bahwa kehendak Tuhan yang mengirim saya kepadanya. Tekanan darahnya sekarang normal. Tuhan ingin kita dengan murah hati menawarkan keterampilan dan kekuatan kita; kita harus berkorban, bukan untuk keuntungan kita sendiri, tetapi untuk mereka yang membutuhkan bantuan kita. Ester Akech, relawan HBC, Kenya Diterbitkan sebelumnya di OIP Newsletter, edisi 287, Desember 2021.
7
DALAM SOROTAN
FRATER VINCENZO, SENIMAN SERBA BISA Di masa lalu dan sekarang ini, ada beberapa Frater memiliki keterampilan kreasif. Mereka membuat lukisan, gambar, patung, atau kerajinan seni lainnya. Ini memberikan wawasan yang berbeda, terkadang tidak diketahui siapa pembuatnya. Pada bagian spotlight kali ini, fitur inilah kami tempatkan. Pada bagian 13 dari seri ini, kita kembali ke karya serba bisa dari Frater Vincenzo de Kok dan ikutilah perjalanan yang luar biasa dari salah satu lukisannya.
Tablo dengan pegunungan dan hutan, tanpa tanggal. Cat minyak di atas kanvas.
Frater Vincenzo (Jac) de Kok (1911-1997) adalah seniman serba bisa, berbakat musik, menggambar, dan melukis. Karya seninya disebarluaskan ke seluruh pelosok negeri dan luar negeri Belanda. Dia menguasai banyak teknik dalam melukis dan lukisannya juga beragam. Vincenzo adalah seorang pecinta alam. Dia senang berada di alam terbuka dan sering berpergian membawa serta bahan-bahan gambar dan kuda-kuda untuk membantunya melukis. Dia sungguh senang memotret keindahan alam dalam karyanya, tetapi dia juga menciptakan lukisan pemandangan kota, memotret benda-benda mati, dan karya abstrak.
8
Kota diwaktu malam, 1967. Teknik ets.
Pemandangan musim dingin dengan perahu, 1985. Cat minyak pada panel.
Veermankade di Hoorn, 1983. Cat air.
Onesimus, 1996. Cat minyak pada panel.
Beets, 1983. Cat Air.
Werststeeg Berlicum, 1981. Cat Air.
Taman, 1985. Cat Air.
Potret, 1993. Cat minyak pada panel.
9
DALAM SOROTAN
Empel, 1950
Jalan gambar Anton van der Lee adalah seorang yang merasa bahagia karena memiliki salah satu dari banyak lukisan, dikerjakarya oleh Frater Vincenzo. Dia menceritakan bagaimana perjalanan gambar yang luar biasa itu. Awal mulanya: pada tahun 2006, Anton membantu teman baiknya Nico untuk mengembangkan kartu peringatan untuk tetangga Nico yang kesepian.
itu dengan maksud bahwa apakah ada yang tahu lebih banyak tentangnya. Ada empat tanggapan. Ternyata gambar itu adalah rumah seorang pria bernama Marinus van der Dussen, dijuluki Marinus de Kuut, yang terletak di atas gundukan dekat jalan penghubung antara kota Den Bosch dan beberapa desa. Rumah itu dihancurkan karena pembangunan jembatan.
Sebagai ucapan terima kasih, Niko mengizinkan saya untuk mengambil gambar dari tumpukan 'karya Vincenzo de Kok’ yang ada sama Niko. Saya memilih gambar pensil berwarna, dibuat di Empel, April 1950.
Kemudian saya ditelepon dari seorang kerabat Vincenzo yang frustrasi, dia bertanya kepada saya, bagaimana mungkin orang ini bisa membuat banyak pekerjaan seperti itu namun ketika kematian pamannya, dia tidak mampu membeli sesuatu sebagai sebuah kenang-kenangan. Aku tidak bisa memberinya jawaban.
Tentu saja, hal pertama yang ingin saya ketahui adalah bagaimana teman saya bisa memiliki semua gambar itu. Dia mengatakan saya dengan suatu cerita yang tak masuk akal. Dia telah membelinya di pasar buku bekas terbuka di Tilburg, di mana pada larut malam, seorang pria muda, benar-benar dirajam, menjualnya masingmasing seharga 50 sen! Selanjutnya saya bertanya, apa sebenarnya yang dipresentasikan pada gambar itu? Apakah gambar tersebut menyangkut rumah pertanian kecil yang tampaknya ditembak mati dalam Perang Dunia II dan untuk sementara diperbaiki? Di surat kabar lokal gratis 'De Bossche Omroep', saya coba menempatkan gambar 10
Gambar Empel sekarang menjadi milik saya yang berharga, disimpan dalam folder besar, diikat dengan busur kecil, bersama dengan karya seni dan peta lama lainnya. Tuhan tahu kemana dia akan pergi setelah aku pergi. Adakah keponakan Frater Vincenzo masih hidup? Jika demikian, dia akan menjadi orang pertama yang dipertimbangkan untuk itu.
Anton van der Lee, Belanda
REFLEKSI
MEMILIKI KERENDAHAN HATI Setelah membaca buku ‘Berbelas Kasih’ ditulis oleh Frater Wim Verschuren, saya merenungkan bahwa apa yang dia katakan tentang ‘Belas kasih’ menjadi lebih dari sekedar aktivitas. ‘Belas kasih’ adalah suatu sikap, jalan. Saya jujur mengatakan bahwa sebelum saya bergabung dengan Kongregasi, saya tahu bahwa belas kasih, tentu saja, lebih dari suatu tindakan. Sekarang sebagai anggota Kongregasi, saya menyadari bahwa masih banyak yang harus dipelajari tentang jalan belas kasih itu.
Untuk memulainya, kerendahan hati adalah salah satu kebajikan terbesar yang harus saya miliki. Bagaimana itu mungkin terjadi di dunia saat ini? Yaitu dengan mengosongkan diri. Dan bagaimana cara mengosongkan diri? Satu-satunya cara adalah keinginan untuk memiliki kerendahan hati. Mencoba menimbang jawabannya, misalnya, 'apakah saya serius dengan apa yang saya katakan?' Karena hal itu, tampaknya salah satu hal yang mustahil dalam hidup saya. Namun ketika saya menyadari bahwa Yesus Kristus datang ke dunia karena ‘belaskasih’, dengan Belaskasih-Nya juga Ia mengasihi kita. Dia datang untuk menunjukkan kepada kita jalan menuju Bapa, yaitu memiliki hidup yang kekal dan Yesus adalah satusatunya jalan. Dari teladan Yesus Kristus, kita dapat menemukan jalan untuk memiliki kerendahan hati. Yesus, sebagai Tuhan, merendahkan diri-Nya dan mengambil rupa seorang budak (bdk Fil. 2:6). Sebagai seorang Kristen, saya mencoba untuk mengikuti jalan belaskasih seperti yang dilakukan oleh Yesus sendiri. “Apa pun yang kamu lakukan untuk salah satu dari saudaraku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku” (Matius 25:40). Dengan melakukan hal-hal kecil kepada orang-orang yang paling hina, mengosongkan diri dan membiarkan Tuhan menguasai diri saya, dari situlah kerendahan hati diperoleh. Bonface Ogari Monyancha, tahun kedua novis (Kenya)
11
GAMBARAN KEGIATAN KERASULAN
PEWARTAAN MELALUI BAKAT YANG DIBERIKAN TUHAN Di seluruh dunia, Kongregasi kita sedang dihadapkan dengan segala macam kebutuhan baik material dan maupun spiritual. Para Frater, bersama-sama dengan orang-orang sekitar, berusaha untuk meringankan kebutuhan-kebutuhan tersebut. Dalam edisi kedua puluh fitur ini, kita melihat beberapa kegiatan pastoral para Frater di sebuah paroki di Kenya di mana Frater Geoffrey Sinanga aktif dalam pastoral kaum muda.
Staf mengunjungi kaum muda di paroki Mosocho, dengan kiri bawah (berbaju putih) Frater Geoffrey. Kaum muda Paroki Mosocho adalah kelompok yang terorganisir dan berfokus untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan gereja sebagai suatu cara mengikuti ajaran Kristus. Paroki ini terdiri dari 12 stasi, di mana para pemuda ini berasal. Melalui partisipasi mereka dalam berbagai program kegiatan kaum muda, setiap tahun ada banyak orang muda tertarik ke gereja. Kegiatannya tidak hanya program pastoral, tetapi juga seminar, festival teater dan musik, serta program kesejahteraan sosial.
kontemporer yang mempengaruhi masyarakat, serta pengalaman mereka di berbagai tempat. Tentu saja ada juga hiburan-hiburan.
Belajar dari satu sama lain
Pertunjukan bakat
Tujuan utama dari program-program ini adalah untuk menjadikan mereka orang-orang Kristen yang tangguh, bertanggung jawab dalam Gereja Katolik dan mengikuti jejak Yesus Kristus. Mereka samasama berinteraksi dan belajar dari satu sama lain tentang berbagai segi kehidupan sekolah dan isu-isu
Op 31 december 2021 kwamen zo’n 400 jongeren bijeen op de St. Vincent de Paul School in Mosocho. Pada tanggal 31 Desember 2021 sekitar 400 anak muda berkumpul di Sekolah Dasar St. Vincent de Paul di Mosocho. Tema acara tersebut adalah Evangelisasi melalui talenta yang diberikan Tuhan, dengan agenda
12
Bulan Desember merupakan bulan yang paling kondusif untuk melakukan kegiatan tersebut karena banyak anak muda yang berada di rumah pada hari libur. Setiap tahun, programnya berbeda dan di bawah bimbingan para frater, persiapan matang dilakukan oleh para pemimpin pemuda.
Peserta seminar pemuda.
Menghibur salah satu anak muda yang kehilangan orang tua.
sejumlah pertunjukan seni. Para ahli di berbagai bidang diundang untuk berbicara tentang sejumlah masalah yang mempengaruhi kehidupan mereka sebagai anak muda. Bagi mereka yang terlibat, hal ini merupakan momen penemuan diri, dan mereka membuktikan perubahan pribadi yang positif.
Pergi ke jalan-jalan
Ada juga saat dalam acara tersebut untuk merenungkan berbagai hal rohani dengan membaca dan men-sharing-kan Firman Tuhan. Selain itu, mereka menampilkan tarian tradisional, lagu, dan musik/tarian modern. Yang paling menonjol dalam penampilan diberikan token kecil sebagai motivasi. Sejak berdirinya kelompok ini, telah terjadi peningkatan besar dalam hal membina harga diri dan hubungan interpersonal mereka.
Bagian lain dari program ini, yakni bahwa kaum muda mengunjungi rekan-rekan muda yang telah murtad dari iman Kristen, atau mereka yang ragu-ragu karena harus menghadapi penyakit atau kematian orang terdekat. Dalam sejumlah kasus, misalnya, telah mengurangi penyalahgunaan narkoba dan perilaku tidak bertanggung jawab lainnya. Pada Sabtu terakhir setiap bulan, pertemuan diadakan di bawah pengawasan para Frater dan Suster. Frater Geoffrey Sinange CMM, Kenya
Talent show di seminar pemuda.
13
CERITA APOSTOLAAT IN BEELD MASA LAMPAU
SUARA HILANG BERGEMA KEMBALI Pada musim semi 2019, saya mendapat hak istimewa untuk menghabiskan waktu berminggu-minggu di loteng Generalat. Loteng itu menampung koleksi beraneka ragam barang-barang dari sejarah Kongregasi termasuk ratusan lukisan, cat air, dan lukisan karya para frater. Saya memilih dan memotret ini sebagai persiapan untuk pameran 'Kunstbroeders' (Frater-frater dalam Seni). Ketika saya melakukan itu, sebuah fonograf Edison tua menarik perhatian saya, bersama dengan dua puluh delapan semacam gulungan lilin.
Fonograf itu pasti pernah ada di rumah para Frater dan pernah digunakan. Hal itu membuatku penasaran. Apakah itu masih berfungsi? Mungkinkah saya dapat mendengar suara dari gulungan lilin itu lagi? Akankah ada sesuatu yang menarik untuk didengar? Jadi, saya meminta izin kepada Dewan Umum untuk memeriksa perangkat itu lebih dekat. Fonograf Edison adalah pendahulu gramofon. Antara tahun 1893 dan sekitar 1915, hampir satu juta dibuat. Setelah itu, rekor 78 rpm mulai populer. Tapi itu juga berbeda dari gramofon. Pertama, itu tidak bekerja dengan catatan datar tetapi dengan silinder lilin. Kedua, tidak seperti gramofon, Anda juga dapat menggunakannya untuk membuat rekaman Anda sendiri; gramofon hanya dapat memutar piringan hitam, tetapi fonograf juga memiliki kepala perekam yang dengannya Anda dapat merekam suara Anda sendiri pada gulungan lilin. Sejauh ini, sebagian besar roll of wax berisi rekaman seperti itu. Begitu pula dengan para Frater. Dilihat dari data paten dan nomor seri di atasnya, fonograf ini pasti dibuat sekitar tahun 1898. Ini mungkin berakhir di toko milik Carl J. Golichowski, seorang pedagang piano di Den Bosch. Para Frater dari Ruwenberg mungkin membeli perangkat segera setelah itu. Hal ini dibuktikan dengan catatan yang ditemukan pada kotak gulungan lilin yang berisi tanggal: rekaman tertua adalah dari tahun 1899 dan gulungan dari tahun 1901 menyatakan: 'Para Frater dan siswa dari Tilburg memuji Ruwenbergers pada sambutan yang hangat'. Gulungan lilin baru tidak lagi tersedia setelah tahun 1915, dan saya menduga bahwa kepala perekam dan pemutaran sudah usang sekitar dua puluh tahun 14
René Munnik di loteng Generalat. Foto: Mascha van Kleef. setelah pembelian. Mereka mengandung banyak karet alam yang cepat rusak. Itu berarti perangkat tersebut hampir tidak berfungsi setelahnya, katakanlah, tahun 1920. Itu seabad yang lalu. Pasti rasa ingin tahu yang tidak berguna di St.-Michielsgestel dan kemudian disimpan di loteng Generalat selama ini. Abad telah meninggalkan jejaknya. Gemuk yang pernah digunakan untuk melumasi mesin pegas secara melimpah telah mengeras selama lebih dari seratus tahun menjadi semacam tar hitam pekat: semua roda gigi macet. Tidak ada yang tersisa untuk dilakukan selain membongkar seluruh instrumen hingga sekrup terakhir dan membersihkannya. Itu berhasil. Sekarang
Fonograf Edison. berjalan lancar lagi: lima belas putaran engkol dan drum berputar secara merata selama dua menit ... waktu bermain Gulungan lilin. Karena sebagian besar gulungan lilin tersebut nampak tidak rusak dan alurnya masih terlihat bersih dan mungkin hal inilah yang membuatnya itu bekerja. Bahkan jika mungkin untuk mengembalikan kepala pemutaran asli, saya tidak akan memainkan gulungan itu. Sudah di zaman Edison, gulungan lilin benar-benar aus setelah dua puluh putaran dan gulungan telah berusia lebih dari seratus tahun ini sangat rentan. Suara padanya akan terhapus selamanya setelah beberapa kali. Karena itu, saya mencari cara yang lebih aman untuk memainkan gulungan lilin ini. Lebih disukai yang optikal yang tidak menimbulkan tekanan mekanis. Itu akan memakan waktu, tetapi itu akan berhasil. Saya harap.
dapat mendengarkan mereka lagi dan kemudian Anda mendengar (tetapi saya mengada-ada) bahwa Frater Andreas van den Boer - yang bisa saja hadir di sana sekali lagi berterima kasih atas keramahannya... tapi tidak salah lagi terdengar suara kemudian menjawab: 'Sama-sama' atau sesuatu yang religius seperti 'Deo gratias'. Itu akan luar biasa, bukan!... Relik akustik dari dua kata dengan timbre mereka sendiri. Kita akan melihat. Anda akan mendengarnya. Bersambung…. René Munnik, Belanda
Sementara itu, telah seabad kita menunggu gulungan lilin untuk bersuara kembali. Selama tiga perempat jam, tanda-tanda kehidupan dapat terdengar dari Ruwenberg yakni sekitar seratus dua puluh tahun yang lalu. Jika Anda percaya label pada kotak, kita akan segera dapat mendengarkan Serenada oleh Franz Schubert, Panis Angelicus dan lagu-lagu seperti Topi Amal... dibawakan oleh frater-frater yang sebagian besar anonim (Frater Am, Frater Jan, Frater Eunachus?) pada waktu itu, bahkan frater tertua yang masih hidup saat ini bahkan belum lahir. Namun saya ingin tahu sama sekali tentang fraterfrater dan siswa-siswa dari Sekolah Tinggi Keguruan di Tilburg yang pada tahun 1901 memberikan pujian kepada keluarga Ruwenberger. Bayangkan Anda 15
REFLEKSI
FORMASI Masa pembinaan sering diwarnai oleh berbagai macam hal. Tantangan dan kesulitan adalah bagian darinya. Kadang saya putus asa, sedih, dan ingin menyerah saja namun ketika melihat lagi ke belakang, saya senang dengan semua pengalaman ini. Mengapa saya mengatakan itu? Karena semua itu mengajarkan saya untuk semakin dewasa dalam menjawab panggilan Tuhan.
Hari-hari berlalu, seperti air mengalir dan sekarang ini sebagai frater yunior dalam Kongregasi Frater CMM. Kendati pada awalnya, saya tidak tahu persis siapa diri saya (Who was myself?), namun selama periode pembentukan, saya semakin mengenal diri saya lebih dalam (who is myself?). Hal itu penting karena setiap manusia adalah anugerah dari Tuhan, termasuk kelebihan dan kekurangannya. Suasana kasih dan persaudaraan sering kali mewarnai hidup kami di komunitas pembinaan. Di sana, saya juga belajar mengenal diri orang lain dan belajar untuk menerima kelebihan dan kekurangan mereka juga. Saya mengingat kembali masa awal saat masuk Kongregasi. Saya seorang pemalu dan kurang berani, namun setelah beberapa bulan dalam masa pembinaan, saya menjadi orang yang mulai terbuka dan berani. Periode pembentukan demikian menjadi panduan dalam ziarah spiritual saya dengan Tuhan. Dua hal yang sangat penting yang saya jalani yaitu doa dan kerja. Tanpa doa saya tidak tahu apa arti hidup saya. Dengan berdoa saya mencoba mendengarkan kehendak Tuhan dalam diri saya. Doa juga merupakan jawaban /tanggapan ('Tuhan, inilah aku'). Tentang pekerjaan, Konstitusi kita mengatakan: “Barangsiapa tidak mencintai pekerjaan, tidak memiliki semangat Kongregasi.” (Konst. I, 135). Kendatipun pekerjaan tersebut sangat sederhana (menyapu lantai, mengupas kentang, menyiram bunga dsb). Namun itu bermakna, baik untuk diri saya sendiri maupun untuk komunitas saya. Dalam perjalanan panggilan ini, tentu saja akan ada lebih banyak tantangan dan godaan untuk dihadapi, tetapi saya punya keyakinan bahwa Tuhan selalu hadir dan setia menemani saya pada jalan ini. Hidup bersama dengan saudara-saudara sepanggilan pada masa pembinaan membuat saya juga teguh, berani dan gembira karena kami saling membantu dan menghormati satu sama lain. Suatu hal yang sulit 16
terhindari yakni meninggalkan komunitas pembinaan karena tiap frater yang selesai masa pembinaan selama tiga tahun akan diutus ke komunitas lain namun rasa solidaritas di antara kami tetap berlanjut. Saya menggambarkan kebersamaan itu dalam sebuah puisi Tuhan menciptakan segala sesuatu berpasang-pasangan, ada siang, ada malam, ada gelap dan ada terang. Begitu juga dengan perjumpaan dan kebersamaan akan selalu ada perpisahan, karena di dunia ini tidak ada yang abadi. Saya masih bersyukur kepada Tuhan atas semua pengalaman yang saya miliki. Semua pengalaman ini sangat membantu saya untuk membawa saya ke tempat saya hari ini dan mempersiapkan saya untuk apa yang akan datang. Frater Gabriel Fatima Soares CMM, Timor Leste
BERITA SINGKAT
KEPEMIMPINAN BARU DI PROVINSI DAN REGIO Setelah pemilihan Dewan Umum baru dalam Kapitel Umum pada bulan November 2021, masa jabatan Pengurus Provinsi dan Pengurus Regio juga berakhir. Provinsi Belanda dan Indonesia serta Regio Brasil telah memiliki dewan baru. Di Provinsi Kenya, Regio Namibia dan Regio Timor Leste, kepemimpinan baru akan segera diangkat.
Dewan Provinsi Baru Belanda
Dewan Regio Baru Brasil
Sesuai dengan Konstitusi Bagian II artikel 201, Pemimpin Umum Frater Lawrence Obiko, dengan persetujuan para anggota Dewan Umum dan setelah mendengarkan Kapitel Provinsi dari Provinsi Belanda, telah mengangkat Dewan Provinsi baru dengan komposisi:
Sesuai dengan Pasal 233 Bagian II Konstitusi kita, Pemimpin Umum Frater Lawrence Obiko, dengan persetujuan para anggota Dewan Umum dan setelah mendengar pendapat di Regio Brasil, telah mengangkat Dewan Regional baru untuk Regio Brasil:
• Frater Broer Huitema: Pemimpin Provinsi • Frater Niek Hanckmann: Anggota Dewan Pertama dan Wakil • Frater Ad de Kok: Anggota Dewan Kedua
• Frater Henrique Matos: Pemimpin Regio • Frater Lukas Betekeneng: Anggota Dewan Pertama dan Wakil • Frater Rosario de Jesus Martins: Anggota Dewan Kedua
Pengangkatan ini untuk masa jabatan 6 tahun dan berlaku sejak 10 Desember 2021.
Pengangkatan tersebut akan mulai berlaku pada 30 Januari 2022 dan akan berlangsung selama tiga tahun.
Dewan Provinsi Belanda: Frater Niek Hanckmann, Frater Broer Huitema, Frater Ad de Kok.
Dewan Regional Brasil: Frater Lukas Betekeneng, Frater Henrique Matos, Frater Rosario de Jesus Martins.
Dewan Provinsi Baru Indonesia Sesuai dengan Pasal 201 Bagian II Konstitusi, Pemimpin Umum Frater Lawrence Obiko, dengan persetujuan para anggota Dewan Umum dan setelah mendengar Kapitel Provinsi dari Provinsi Indonesia, mengangkat Dewan Provinsi baru sebagai berikut: • Frater Philipus Weredity: Pemimpin Provinsi • Frater Paskalis Wangga: Anggota Dewan Pertama dan Wakil • Frater Fransiscus Linus: Anggota Dewan ke-2 • Frater Agustinus Farneubun: Anggota Dewan ke-3 • Frater Antonius Sipahutar: Anggota Dewan ke-4
Dewan Provinsi Indonesia: Frater Antonius Sipahutar, Pilipus Weridity, Fransiscus Linus, Paskalis Wangga, Agustinus Farneubun. Pengangkatan ini untuk masa jabatan 6 tahun dan mulai berlaku pada tanggal 11 Maret 2022. 17
IN MEMORIAM
PENGEMBANGAN DI SPARRENHOF Lokasi Sparrenhof di Tilburg akan menjadi tempat pertemuan pendidikan untuk para remaja dan kaum pemuda dari Tilburg dan daerah sekitarnya. Kongregasi Frater CMM, pemilik Lokasi, akan bekerja sama dengan enam organisasi lainnya untuk tujuan ini: Foundation Estate Sparrenhof, Municipality of Tilburg, T-PrimaiR, Portvolio, ContourdeTwern dan Fontys University of Applied Sciences. Tujuan bersama adalah untuk menciptakan lingkungan yang menjanjikan dan inklusif di Sparrenhof, di mana dapat bekerja sama dalam pengembangan bakat yang luas.
FRATER
Sejak tahun 1921, Frater CMM telah menjadi pemilik lokasi dan bangunan. Sampai awal tahun 1980-an, para frater menggunakannya sebagai lahan pertanian untuk komunitas. Setelah itu, kompleks tersebut disediakan untuk anak-anak dan orang muda dari keluarga yang yang pas-pasan untuk berekreasi dan untuk liburan selama musim panas.
Frans lahir di Eindhoven, Belanda, pada tanggal 8 Maret 1940, dan bergabung dengan Kongregasi Frater CMM di Tilburg pada tanggal 29 Agustus 1957. Beliau meninggal pada tanggal 12 Februari 2022, di rumah perawatan Joannes Zwijsen di Tilburg. Pada tanggal 17 Februari, para frater, anggota keluarga dan teman-temannya memberikan penghormatan terakhir kepadanya dalam Perayaan Ekaristi. Setelah itu, ia dimakamkan di penguburan Steenwijk di Vught.
Para Frater senang dengan perkembangan baru ini Melihat masa depan, para frater kekurangan tenaga kerja dan sumber daya keuangan untuk melanjutkan pengelolaan dan organisasi kegiatan di kompleks tersebut. Ini adalah salah satu kegiatan kerasulan terakhir yang tersisa di Provinsi Belanda dan dengan cara ini, para frater ingin tetap terlibat dalam masyarakat. Kerjasama dengan organisasi lain memungkinkan hal ini.
Duta Besar Persaudaraan Sedunia di Sparrenhof, 2016.
18
Frans (F.M.A.E.) van de Meulengraaf
Frater Frans menerima sertifikasi gurunya pada tahun 1960 dan memulai karirnya itu sebagai pendidik di Oss. Pada tahun 1963, ia dikirim ke Cork (Irlandia) untuk melanjutkan studinya. Selanjutnya ia berangkat ke Namibia di mana ia bekerja sampai tahun 1996. Dari tahun 1984 sampai tahun 1990, ia adalah anggota Dewan Regio Namibia. Dia mengajar di Döbra dan tinggal selama beberapa tahun di Katutura sebagai jawaban atas panggilan untuk hadir di antara orang miskin. Sekembalinya ke Belanda, ia tinggal di komunitas Elim. Dia bertanggung jawab atas keuangan rumah dan mengurus transformasi digital perpustakaan komunitas dan perpustakaan di Generalat. Selama bertahun-tahun ia menjabat sebagai sekretaris dan arsip Dewan Provinsi Belanda. Dia senang dengan suasana damai dan keheningan tetapi dia juga selalu tersedia waktu untuk orang-orang kapan pun diperlukan. Saat berada di komunitas Elim, dia suka membuat manisan buah beri dan memetik buah beri itu sendiri. Saat itu banyak orang yang menerima sebotol manisan darinya. Pada 2011, ia pindah ke rumah perawatan residensial Joannes Zwijsen. Tahun-tahun terakhir hidupnya ditandai dengan ketergantungannya pada Allah yang semakin meningkat dan kebutuhan untuk penyerahan yang semakin besar. Semoga Tuhan Yang Maha Penyayang menyambut Frater Frans dalam kemuliaan Tuhan yang Bangkit.
‘LIHATLAH SESAMAKU'
DIPANGGIL UNTUK MELAYANI SESAMA Siapa saudara-saudara kita? Apa yang memotivasi mereka? Apa impian dan cita-cita mereka? Bagaimana mereka terbentuk dalam ‘belaskasih' dan 'persaudaraan' - dua kata kunci dalam karisma Frater CMM? Pada kolom 'Lihatlah manusia', kita hadirkan salah satu Saudara kita berbicara. Kali ini adalah Frater Eurico De Fatima Amaral. Dia bekerja di Timor Leste di sekolah dan asrama St. Vincent de Paul di Gleno. Asrama ini menyatu dengan sekolah Frater, yakni suatu sekolah menengah kejuruan. Sadar atau tidak, setiap panggilan hidup mempunyai arti dan makna tertentu bagi individu yang terpanggil, termasuk pribadi saya sendiri. Pada awal perjalanan dalam Kongregasi, saya tidak mengerti banyak arti dan makna panggilan tersebut. Kadang saya bertanya pada diriku, kenapa saya dipanggil? Apa tujuan panggilan hidup ini? Dan mengapa harus saya, yang memiliki begitu banyak kekurangan? Setelah menerima cukup banyak pembinaan pada masa pendidikan awal, saya pun semakin mengerti arti dan makna panggilan hidup ini. Segera setelah selesai menjalani pendidikan awal selama tiga tahun, saya mendapat kepercayaan untuk bekerja di sekolah, menangani asrama St Vincent de Paul, diperuntukan anak-anak laki-laki remaja dan juga pastoral umat. Tak dapat disangkal bahwa antara saya dan kaum remaja memiliki banyak perbedaan dalam banyak aspek misalnya pengalaman, karakter, usia, budaya dan lainnya, yang terkadang perbedaan ini menimbulkan pertengkaran, namun saya tetap belajar untuk tetap teguh dan penuh kesabaran menghadapi mereka. Saya mencoba menempatkan diri saya dalam situasi mereka yang umumnya masih labil sehingga saya dapat membantu mereka. Dengan mereka, saya dan para frater lainnya di komunitas mencoba untuk men-sharing-kan Spiritualitas Belaskasih dan Persaudraan Kongregasi. Saya juga membibing mereka tentang pentingnya hidup doa, saling menghargai satu sama lain,
krendahan hati, disiplin dan lain sebagainya. Pengalaman-pengalaman dalam pendapingan kaum remaja dan pastoral umat turut membantu membentuk pribadi saya untuk lebih memahami arti dan makna dari panggilan saya. Sekarang saya menyadari dan lebih memahami bahwa panggilan saya adalah untuk melayani orang lain dalam berbagai bentuk, terutama mereka yang sangat membutuhkannya, seperti anakanak remaja di asrama, umat di paroki dan masyarakat lainnya. Seperti tertulis dalam Konstitusi CMM I:209: “Berdasarkan perutusan ini di dalam Gereja dan mengingat sejarah kongregasi, maka kita mengutamakan karya untuk perkembangan dunia disekitar kita melalui karya pendidikan; pembinaan kaum muda dalam berbagai bentuk, khususnya mereka yang miskin dan yang membutuhkan bantuan”. Dalam melayani mereka, saya dipanggil untuk menjadi saudara yang berbelaskasih. Betapa indahnya membimbing kaum muda ini. Disini saya diuji oleh Tuhan, apakah saya benar-benar melayani Tuhan dengan hati yang murni. Dengan tugas ini, saya mendapatkan kekuatan, semangat, motivasi dan kebahagiaan untuk menjalani panggilan hidup saya sebagai frater CMM. Frater Eurico De Fatima Amaral CMM, Timor Leste 19
KITA BERHARAP BAHWA CARA HIDUP KITA SEPERTI INI, AKAN MENGUNDANG ORANG LAIN UNTUK BERGABUNG DENGAN KITA DEMI MISI KITA DI GEREJA DAN DUNIA. (dari Konstitusi Frater CMM)
Majalah Kongregasi Frater Santa Perawan Maria, Bunda Yang Berbelas Kasih