Mine Insight 1.0

Page 1

FULL EDITION ARTICLE

FLIPBOOK HITAM UIN 2023

MINE INSIGHT 1.0 KNOWLEDGE OF COAL MINING

DIVISI KEILMUAN HIMPUNAN TAMBANG UIN JAKARTA PERIODE 2023/2024


SOURCE: CLARKE ENERGY


FLIPBOOK HITAM UIN 2023

INTRODUCE OF MINE INSIGHT Mine Insight merupakan suatu artikel pengetahuan tambang yang rutin dipublikasi di sosial media Instagram. Mine Insight adalah program publikasi tahunan yang pada tahun lalu dinamakan “Seputar Tambang”. Mine Insight pada periode ini membahas seputar pengetahuan tentang Batubara. Batubara merupakan salah satu sumber daya energi yang masih menjadi peran penting dalam kebutuhan energi dunia. Penggunaan batubara tumbuh secara signifikan dikarenakan tingkat permintaan energi yang terus meningkat dari konsumen. Selain itu, terdapat cadangan batubara yang melimpah, biaya yang lebih rendah, stabilitas apsokan batubara, ketersediaan yang luas dan ditambah dengan alasan cadangan minyak yang mulai menipis menjadikan penggunaan batubara terus meningkat Mine Insight sudah menerbitkan artikel sebanyak 8 (delapan) edisi di media sosial Instagram. Edisi-edisi tersebut diantaranya membahas sumberdaya & cadangan batubara, Penambangan Terbuka, Penambangan Bawah Tanah, Grade Batubara, Penyaliran Batubara, DMO Batubara, Pengolahan Batubara, dan Reklamasi Tambang. Seluruh edisi tersebut dipadu dalam satu majalah FlipBook yang dipublikasi di media Issuu. Semoga majalah publikasi ini dapat bermanfaat untuk khalayak umum khususnya masyarakat teknik pertambangan.

ii


SOURCE: THIESS MINING PROJECT


FLIPBOOK HITAM UIN 2023

FLIPBOOK CREATION TEAM PENANGGUNG JAWAB

PRAMUDIA AJI RUSTIYANTO KETUA HITAM UIN

RIVALDO YUNIOR WAKIL KETUA HITAM UIN

NAVILA YASMIN KEPALA DEPARTEMEN PSDM

iv


MINE INSIGHT 1.0

EDITOR DAN ILUSTRATOR

TALITHA HASNA FAUZI KETUA DIVISI KEILMUAN

KONTEN KREATOR

ARYA DAFHA SURYANTO ANGGOTA DIVISI KEILMUAN

M. AMMAR NAWWAR ALI ANGGOTA DIVISI KEILMUAN

CREATE CONTENT “SUMBERDAYA DAN CADANGAN”

CREATE CONTENT “PENAMBANGAN BATUBARA I”

v


FLIPBOOK HITAM UIN 2023

KEISYA ARZETTI BEIBINA ANGGOTA DIVISI KEILMUAN

M. RAVI SAIFULLAH ANGGOTA DIVISI KEILMUAN

CREATE CONTENT “PENAMBANGAN BATUBARA II”

CREATE CONTENT “GRADE BATUBARA”

TALITHA HASNA FAUZI KETUA DIVISI KEILMUAN CREATE CONTENT “DMO BATUBARA”

LUQMAN BAIHAQI ANGGOTA DIVISI KEILMUAN CREATE CONTENT “PENGOLAHAN BATUBARA”

SHAHNAZ ZINTA SHAFIRA ANGGOTA DIVISI KEILMUAN CREATE CONTENT “PENYALIRAN TAMBANG”

M. ANUGERAH AULIANA PASYA ANGGOTA DIVISI KEILMUAN CREATE CONTENT “REKLAMASI TAMBANG”

vi


MINE INSIGHT 1.0

FULL EDITION ARTICLE

vii


FLIPBOOK HITAM UIN 2023

REDACTION LETTER Halo Sobat Miners! Semoga kabarnya baik-baik aja yaa disana! Terbitan FlipBook Mine Insight 1.0 ini merupakan publikasi yang memberi warna baru. Kali ini akan dibahas tentang batubara. Suatu material yang amat vital untuk kehidupan kita sehari-hari. Salah satu faktanya Indonesia, Di tahun 2022, Indonesia menempati peringkat ketiga negara penghasil batubara terbesar di dunia setelah India dan China. Indonesia juga menjadi salah satu negara eksportir batubara terbesar di dunia dengan total ekspor sebesar 360.28 juta ton, naik 4.29% dibanding tahun sebelumnya. Makanya di negeri ini sangat bergantung pada material tersebut. Di FlipBook ini akan dibahas dari sumberdaya sampai reklamasi tambang. Sangat menarik bukan? Sekian dari kami tim redaksi. Semoga menikmati. Terakhir, Selamat Membaca, Kawan!

viii


MINE INSIGHT 1.0

OVERVIEW ALBUM

Event Mine Talks yang diselenggarakan Divisi Keilmuan dengan Tema “ The Value of Behavioral Skill from Collage to Workplace" dengan Narasumber Hana Tyas Ratnanggana, S.T dan Aulia Rahmawati, S.T pada Sabtu, 13 Mei 2023.

ix


FLIPBOOK HITAM UIN 2023

DAFTAR ISI Edisi I Sumberdaya & Cadangan Batubara

1

Definisi Hub. Sumberdaya & Cadangan

2 4

Edisi II Penambangan Batubara Bagian I

5

Metode Open Pit Impresi

6 7

Edisi III Penambangan Batubara Bagian II

9

Introduksi Room & Pillar - Longwall Mining

10 12

Section 1

Edisi IV Grade Batubara Klasifikasi menurut ASTM Ikhtisar

13 15 16

x


MINE INSIGHT 1.0

Edisi V DMO Batubara Pemanfaatan Secara Domestik Regulasi

17 19 21

Edisi VI Pengolahan Batubara Intisari Hal-hal Pertimbangan

23 24 25

Edisi VII Sistem Penyaliran Batubara

27

Preparasi Konsentrasi dan Dewatering

29 31

Edisi VIII Reklamasi Tambang Green Mining Regulasi

32 34 35

Daftar Pustaka

36

xi


SOURCE: CSIRO

E ±č± I: SĢÒ} ą aŅa aÔ Ca aÔ¥aÔ BaĚĢ}aąa


Source: KESDM

DEFINISI Sumberdaya mineral (mineral resource) adalah suatu konsentrasi atau keterjadian dari material yang memiliki nilai ekonomi pada atau di atas kerak bumi, dengan bentuk, kualitas dan kuantitas tertentu yang memiliki keprospekan yang beralasan untuk pada akhirnya dapat diekstraksi secara ekonomis. (Badan Standardisasi Nasional, 2011)

Masih dalam sumber yang sama cadangan mineral (mineral reserve) adalah cebakan bahan galian yang telah diketahui ukuran, bentuk, sebaran, kualitas dan kuantitasnya dan secara ekonomi, teknik, hukum, lingkungan dan sosial dapat ditambang pada saat perhitungan dilakukan. (Badan Standardisasi Nasional, 2011).

2


FLIPBOOK HITAM UIN 2023

Klasifikasi Sumberdaya dan Cadangan Batubara Ada beberapa definisi terkait sumberdaya Batubara menurut Badan Standardisasi Nasional yaitu: 1.Sumberdaya batubara tereka (inferred coal resource) adalah bagian dari total estimasi sumberdaya batubara yang kualitas dan kuantitasnya hanya dapat diperkirakan dengan tingkat kepercayaan yang rendah. Titik Informasi yang mungkin didukung oleh data pendukung tidak cukup untuk membuktikan kemenerusan lapisan batubara dan/atau kualitasnya. Estimasi dari kategori kepercayaan ini dapat berubah secara berarti dengan eksplorasi lanjut. 2.Sumberdaya batubara tertunjuk (indicated coal resource) adalah bagian dari total sumberdaya batubara yang kualitas dan kuantitasnya dapat diperkirakan dengan tingkat kepercayaan yang masuk akal, didasarkan pada informasi yang didapatkan dari titik-titik pengamatan yang mungkin didukung oleh data pendukung. Titik Informasi yang ada cukup untuk menginterpretasikan kemenerusan lapisan batubara, tetapi tidak cukup untuk membuktikan kemenerusan lapisan batubara dan/atau kualitasnya. 3.Sumberdaya batubara terukur (measured coal resoured) adalah bagian dari total sumberdaya batubara yang kualitas dan kuantitasnya dapat diperkirakan dengan tingkat kepercayaan tinggi, didasarkan pada informasi yang didapat dari titiktitik pengamatan yang diperkuat dengan datadata pendukung. Titik-titik pengamatan jaraknya cukup berdekatan untuk membuktikan kemenerusan lapisan batubara dan/atau kualitasnya. Source: Geograpik

3


MINE INSIGHT 1.0

1.Cadangan batubara terkira (probable coal reserve) adalah bagian dari sumberdaya batubara tertunjuk yang dapat ditambang secara ekonomis setelah faktor–faktor penyesuai terkait diterapkan, dapat juga sebagai bagian dari sumberdaya batubara terukur yang dapat ditambang secara ekonomis, tetapi ada ketidakpastian pada salah satu atau semua faktor penyesuai yang terkait diterapkan. 2.Cadangan batubara terbukti (proved coal reserve) adalah bagian yang dapat ditambang secara ekonomis dari sumberdaya batubara terukur setelah faktor-faktor penyesuai yang terkait diterapkan.

Source: SNl 5015:2011

4


SOURCE: ERICH SAIDE

E ±č± II: P ÔaÒ}aÔ¥aÔ BaĚĢ}aąa Ba¥±aÔ I


TAMBANG TERBUKA Penambangan dengan metode tambang terbuka adalah suatu kegiatan penggalian bahan galian seperti batubara, ore (bijih), batu dan sebagainya di mana para pekerja berhubungan langsung dengan udara luar.dan iklim. Tambang terbuka (open pit mining) juga disebut dengan open cut mining; adalah metoda penambangan yang dipakai untuk menggali mineral deposit yang ada pada suatu batuan. Metode ini cocok dipakai untuk ore bodies yang berbentuk horizontal yang memungkinkan produksi tinggi dengan ongkos rendah. (Hartman,1987)

METODE OPEN PIT Dalam penambangan terbuka dari lapisan batubara, beberapa bench dibuat baik di lapisan tanah penutup maupun di lapisan batubara. Metode tambang terbuka umumnya dilakukan di mana lapisan batubara yang tebal ditindih oleh lapisan penutup yang tebal atau tipis; itu juga digunakan untuk menambang lapisan batubara yang curam. Pada tahap awal penambangan, sejumlah besar material overburden harus diakumulasikan di area pembuangan besar di luar tambang.

Source: Open Pit Method pada lapisan tebal ( Hartman, 1987 )

METODE AUGER MINING Auger Mining adalah metode penambangan batubara semi surface dan semi underground yang digunakan untuk memaksimalkan sumberdaya batubara yang berada pada dinding lereng tambang yang sudah memasuki masa akhir tambang (final pit) setelah faktor pengubah baik dari teknis maupun ekonomis telah terpenuhi. Umumnya batubara yang sudah ada di area highwall sudah tidak bernilai ekonomis akibat stripping ratio yang sudah tinggi.

6


IMPRESI

FLIPBOOK HITAM UIN 2023

Source: Auger Mining pada lapisan batubara dengan kemiringan lapisan rendah ( Salem Tool Inc.,1996 ) Dampak Lingkungan yang Kerap Terjadi Akibat dari Pertambangan Penambangan batubara secara langsung menyebabkan pencemaran air, yaitu dari limbah pencucian batubara tersebut dalam hal memisahkan batubara dengan sulfur. Limbah pencucian tersebut mencemari air sungai sehingga warna air sungai menjadi keruh, asam, dan menyebabkan pendangkalan sungai akibat endapan pencucian batubara. (Katoppo A,2000) Tidak hanya air yang tercemar, tanah juga mengalami pencemaran akibat pertambangan batubara ini, yaitu terdapatnya lubang-lubang besar yang tidak mungkin ditutup kembali yang menyebabkan terjadinya kubangan air dengan kandungan asam yang sangat tinggi.dan tingkat kesuburan tanah akan semakin tercemar akibat pencemaran tanah tersebut maka tumbuhan yang ada diatasnya akan mati.

7


MINE INSIGHT 1.0

Gambar Polusi Udara Kalimantan Tengah (Source: Antara Foto) Penambangan batubara dapat menghancurkan sumber-sumber kehidupan rakyat karena lahan pertanian yaitu hutan dan lahan - lahan sudah dibebaskan oleh perusahaan. Hal ini disebabkan adanya perluasan tambang sehingga mempersempit lahan usaha masyarakat, akibat perluasan ini juga bisa menyebabkan terjadinya banjir dan longsor karena hutan di wilayah hulu yang semestinya menjadi daerah resapan aitr telah dibabat habis

Penambangan batubara menyebabkan polusi udara, hal ini diakibatkan dari pembakaran batubara. Menghasilkan gas nitrogen oksida yang terlihat cokelat dan juga sebagai polusi yang membentuk hujan asam dan tipe lain dari polusi yang dapat membuat kotor udara. Selain itu debu-debu hasil pengangkatan batubara juga sangat berbahaya bagi kesehatan, yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit infeksi saluran pernafasan , dan dalam jangka panjang jika udara tersebut terus dihirup akan menyebabkan kanker, dan kemungkinan bayi lahir cacat

Gambar Kebakaran Hutan Kalimantan (Source: DetikNews)

Pencemaran air laut akibat penambangan batubara terjadi pada saat aktivitas bongkar muat dan tongkang angkut batubara. Selain itu, pencemaran juga dapat mengganggu kehidupan hutan mangrove dan biota yang ada di sekitar laut tersebut

8


SOURCE: MINING TECHNOLOGY

E ±č± III: P ÔaÒ}aÔ¥aÔ BaĚĢ}aąa Ba¥±aÔ II


MINE INSIGHT 1.0

PENAMBANGAN BAWAH TANAH INTRODUKSI Sistem penambangan ada dua yaitu sistem tambang terbuka dan sistem tambang bawah tanah. Sistem tambang terbuka diterapkan apabila bahan galian letaknya relatif dekat dari permukaan bumi. Sistem tambang batubara terbuka diterapkan jika striping ratio (SR) antara batubara yang dapat ditambang dengan banyaknya overburden yang harus dibongkar masih kecil dan dapat ditambang secara menguntungkan. Jika striping ratio besar maka dapat diterapkan dengan sistem tambang bawah tanah. Sistem tambang bawah tanah adalah suatu tambang yang kegiatan kerjanya di bawah tanah atau tidak berhubungan langsung dengan udara luar. (Muh. Fathin Firaz dkk,2017) Tambang bawah tanah merupakan kegiatan yang kompleks terutama terkait dengan kekuatan batuan yang dibongkar untuk pembuatan terowongan.

Source: BIS Safety Software Sangat diperlukan adanya analisis geoteknik yang baik untuk dapat memberikan perlakuan yang tepat terhadap batuan yang dibongkar. Kegiatan tambang bawah tanah sangat beresiko tinggi sehingga sangat diperlukan penanganan yang sangat hati-hati dalam pengerjaannya. Pembongkaran batuan akan berpengaruh langsung terhadap kekuatan dan bentuk batuan yang dibongkar.

10


FLIPBOOK HITAM UIN 2023

Source: Gosowong Gold Mine Pada prinsipnya, penambangan batubara dengan menggunakan sistem tambang bawah tanah memerlukan 3 persyaratan teknis yang mutlak harus dipenuhi, yaitu alam (data geologi), teknologi, dan manusia. Data geologi mengenai kondisi batubara seperti kedalaman lapisan, jumlah lapisan, tebal lapisan, kemiringan lapisan (dip) dan arahnya (strike), jumlah cadangan, dan data pendukung lainnya seperti formasi batuan, kemudian ada tidaknya patahan (fault) atau lipatan (fold), akan sangat membantu untuk menentukan metode pembukaan tambang, metode pengambilan batubara (extraction), penggalian maju (excavation/development), transportasi baik material maupun batubara, penyanggaan (support), ventilasi, drainase, dan lain – lain. (Ketut Gunawan, 2012)

Secara umum penambangan batubara terdiri dari pemotongan, pemuatan, pemasangan, penyangga, penambangan GOB, transportasi serta penanganan gas, penyangga serta debu untuk itu metode penambangan batubara harus dipilih dengan hati-hati: Penentuan struktur pit dengan kondisi alam misalnya : patahan Penentuan sistem penambangan batubara Tindakan terhadap transportasi ventilasi penimbunan kembali dan keselamatan Persiapan (penyangga alat-alat) Penggunaan mesin penambangan batubara yang sesuai Praktek penambangan batubara Penetapan produksi batubara dan rencana ketenagakerjaan.

Underground Mining Transportation and Haulage. (Source: 911 Metallurgist)

11


MINE INSIGHT 1.0 Metode Room and Pillar Batubara diekstraksi dengan meninggalkan pilar yang difungsikan sebagai penyangga ruang kosong (room) pada lapisan batubara sebagai akibat terambilnya batubara pada lapisan yang bersangkutan. Ukuran pilar ditentukan dengan menghitung kekuatan batuan atap, lantai serta karakteristik lapisan batubara, yang dalam hal ini adalah tingkat kekuatan/kekerasannya. Area yang akan ditambang dibagi terlebih dulu ke dalam bagian – bagian yang disebut panel, dimana pengambilan batubara dilakukan di dalamnya. Barrier pillar berfungsi untuk memisahkan panel – panel penambangan, sedangkan panel pillar berfungsi untuk menahan ruang kosong pada panel saja.. Keberadaan barrier pillar akan memberikan jaminan keamanan melalui penyanggaan area tambang secara keseluruhan.

Metode Longwall Mining

Room and Pillar Method

Pada metode ini, penambangan dilakukan setelah terlebih dulu membuat 2 buah lorong penggalian pada suatu blok lapisan batubara. Lorong yang satu terhubung dengan lorong peranginan utama (main shaft in-take), berfungsi untuk menyalurkan udara segar serta untuk pengangkutan batubara. Lorong ini sebut dengan main gate. Sedangkan lorong satunya lagi yang disebut dengan tail gate terhubung dengan lorong pembuangan utama (main shaft out-take/exhaust). Agar penambangan menjadi lebih efektif, aman, dan ekonomis, maka pada LW diterapkan metode mundur atau retreating. Longwall Mining Method

12


SOURCE: MUTUENERGY.COM

E ±č± IV: Gąa BaĚĢ}aąa


MINE INSIGHT 1.0

GRADE BATUBARA Batubara adalah batuan sedimen organik yang terbentuk dari sisa-sisa macam tumbuhan dan telah mengalami dekomposisi atau penguraian oleh adanya proses biokimia dan geokimia dalam lingkungan bebas oksigen yang dipengaruh oleh panas dan tekanan yang berlangsung lama sehingga berubah baik sifat fisik maupun sifat kimia. Proses pembentukan batubara dapat melalui proses sedimentasi dan skala waktu geologi. Pada proses sedimentasi, batubara terbentuk dari material tumbuhtumbuhan, yang terendapkan di dalam suatu cekungan pada kondisi tertentu (Hadi dkk., 2012); (Jauhari, 2010).

KUALITAS DARI BATUBARA INDONESIA Perbedaan kualitas batubara dalam satu seam yang sama adalah mungkin terjadi, baik secara lateral maupun vertikal. Keadaan ini dapat disebabkan oleh perbedaan proses pengendapan, komposisi penyusun, serta akumulasi pengotor yang terikut saat proses pembatubaraan. Selain itu proses pengambilan serta penanganan batubara saat kegiatan penambangan berlangsung juga ikut berpotensi menyebabkan terjadinya perbedaan kualitas tersebut.

14


FLIPBOOK HITAM UIN 2023

Menurut standar ASTM, batubara memiliki beberapa grade yang diklasifikasikan menjadi empat kelas utama, bahkan apabila gabut atau peat sebagai batubara yang paling muda dimasukan, dapat diklasifikasikan menjadi lima kelas. Apabila analasis berdasarkan proximate, nilai kalori, kandungan sulfur dan densitas, maka yang paling tinggi nilainya yaitu Antasit.

5 KLASIFIKASI BATUBARA MENURUT ASTM 1.Peat atau Gambut Gambut ini endapannya masih memperlihatkan bahan dasar seperti tumbuh tumbuhan sehingga gambut ini masuk klasifikasi paling rendah pada batubara yang mana kadar airnya yang tinggi sekitar 75%. 2.Lignite atau batubara muda Batubara ini masih ternilai rendah karena kadar karbon yang minim, energi panas yang dikeluarkan masih tergolong rendah karena masih mengandung banyak air. Lignit sering disebut juga brown-coal, golongan ini sudah memperlihatkan proses selanjutnya berupa struktur kekar dan gejala pelapisan. Apabila dikeringkan, maka gas dan airnya akan keluar.

3.Sub Bituminus/Bitumen Menengah Batubara ini berwarna kehitam hitaman serta mengandung lilin, umumnya digunakan dalam pemanfaatan pembakaran yang tidak membutuhkantemperatur yang tidak terlalu tinggi misalnya pembangkit listrik tenaga uap. Endapan ini dapat digunakan untuk pemanfaatan pembakaran yang cukup dengan temperatur yang tidak terlalu tinggi. Subbituminous umum digunakan sebagai pembangkit listrik tenaga uap.

15


MINE INSIGHT 1.0 4. Bituminus Bituminus memiliki ciri ciri padat, hitam berbentuk bongkahan prismatik berlapis, rapuh (brittle) dengan membentuk bongkah-bongkah prismatik berlapis dan tidak mengeluarkan gas dan air bila dikeringkan sering digunakan untuk kepentingan transportasi dan industri serta untuk pembangkit listrik tenaga uap. Digunakan untuk kebutuhan industry misalnya transportasi dan pembangkit listrik tenaga uap karena kandungan karbonnya mencapai 86% 5.Antrasit Batubara ini merupakan jenis golongan batubara yang tingkatannya paling tinggi, unsur karbonnya mencapai 98%, berwarna hitam, mengkilap, serta keras. Dalam proses pembakarannya memperlihatkan warna biru dengan derajat pemanasan yang tinggi, sehingga cocok digunakan untuk industry yang membutuhkan temperature tinggi.

IKHTISAR SEPUTAR GRADE BATUBARA Semakin tinggi kualitas batubara, maka kadar karbon akan meningkat, sedangkan hidrogen dan oksigen akan berkurang. Batubara bermutu rendah, seperti lignite dan sub-bituminous, memiliki tingkat kelembaban (moisture) yang tinggi dan kadar karbon yang rendah, sehingga energinya juga rendah. Semakin tinggi mutu batubara, umumnya akan semakin keras dan kompak, serta warnanya akan semakin hitam mengkilat. Selain itu, kelembabannya pun akan berkurang sedangkan kadar karbonnya akan meningkat, sehingga kandungan energinya juga semakin besar.

16


SOURCE: RAINFOREST ACTION NETWORK

E ±č± V: DMO BaĚĢ}aąa


MINE INSIGHT 1.0

DMO BATUBARA Batubara sebagai salah satu komoditas kekayaan Indonesia, merupakan salah satu sumber daya tak terbarukan yang seyogyanya dimanfaatkan dan diterima hasilnya untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia. Sumbangsih batubara terhadap bauran energi nasional bahkan mencapai 65%. Hal ini dapat terlihat dari jumlah pembangkit listrik tenaga uap yang mencapai 78 PLTU tersebar di Indonesia.

Hingga tahun 2025, sektor listrik melalui PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) masih menjadi yang terbesar sebagai pengguna batubara dalam negeri, dengan masing-masing kebutuhan per tahunnya, tahun 2022 sebesar 119 juta ton, tahun 2023 sebesar 126 juta ton, tahun 2024 sebesar 140 juta ton, dan tahun 2025 mencapai 128 juta ton. Oleh karena itu, pengelolaan kegiatan pertambangan batubara dalam negeri penting untuk dikawal dalam sisi implementasinya. (Dirjen Minerba)

18


FLIPBOOK HITAM UIN 2023

Domestic Market Obligation (DMO) Sebaran penunjang GDP dari Bahan Komoditas Pertambangan Pada Tahun 2021 Pada tahun 2020, telah berhasil diterbitkan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Perubahan atas UU No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (berlaku efektif 10 Juni 2020). Undang-undang tersebut diharapkan dapat menjawab berbagai permasalahan kegiatan di sektor pertambangan mineral dan batubara dan sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman untuk mewujudkan keadilan dan kesejahteraan mayarakat sesuai dengan amanat Pasal 33 ayat 3 UUD 1945

Pemanfaatan Batubara Domestik Pada tahun 2020, realisasi pemanfaatan batubara domestik atau DMO mencapai 132 juta ton dari produksi sebesar 558 juta ton. Sedangkan DMO batubara pada tahun 2021 ditargetkan sebesar 137,5 juta ton dari target produksi 550 juta ton. Hilirisasi batubara terus didorong, salah satunya melalui pemanfaatan batubara menjadi Dimethyl Ether (DME) sebagai alternatif energi untuk substitusi LPG.

19


MINE INSIGHT 1.0 Pada tahun 2020, telah berhasil diterbitkan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Perubahan atas UU No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (berlaku efektif 10 Juni 2020). Undang-undang tersebut diharapkan dapat menjawab berbagai permasalahan kegiatan di sektor pertambangan mineral dan batubara dan sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman untuk mewujudkan keadilan dan kesejahteraan mayarakat sesuai dengan amanat Pasal 33 ayat 3 UUD 1945. Kebijakan DMO ini diharapakan mampu menjamin ketersediaan batubara agar lebih terkendali. Kebijakan DMO muncul pertama kali pada tahun 2009 melalui Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara dan Peraturan Menteri ESDM Nomor 34 Tahun 2009 tentang Pengutamaan Pemasokan Kebutuhan Mineral Dan Batubara Untuk Kepentingan Dalam Negeri. Kedua peraturan ini menjelaskan mekanisme pelaporan realisasi pemenuhan kebutuhan domestik setiap tiga bulan sekali yaitu pada akhir bulan Maret, Juni, September, dan Desember. Selain itu, peraturan yang ada juga mengatur adanya sanksi administratif bagi perusahaan yang tidak dapat memenuhi porsi kebutuhan domestik melalui skema DMO dengan alasan yang tidak dapat diterima.

Selanjutnya, untuk memperkuat kebijakan DMO, pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara, dimana pada BAB VII Pasal 84 sampai dengan Pasal 92 dilakukan pengaturan mengenai pengutamaan kepentingan dalam negeri, pengendalian produksi, dan pengendalian penjualan mineral dan batubara. Realisasi kebijakan DMO yang ditunjang oleh regulasi pada tahun 2009 dan 2014 nampaknya belum dapat menjawab permasalahan kurangnya pemenuhan kebutuhan batubara dalam negeri, pasalnya hingga tahun 2014 penggunaan batubara dalam negeri hanya sekitar 20% saja, sisanya diekspor ke berbagai negara di Asia maupun luar Asia.

20


FLIPBOOK HITAM UIN 2023

RE GU L A S I 1. Permen ESDM No.25 2018, Pasal 32 (2) ”Menteri menetapkan jumlah dan jenis kebutuhan batubara untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri“ 2. KEPMEN ESDM NO.25 K/30/MEM/2018 a.Persentase minimal DMO sebesar 25% dari rencana jumlah produksi tahun 2018 b. Perusahaan yang tidak memenuhi DMO dikenakan sanksi pemotongan produksi tahun 2019 3. Kepmen ESDM No. 1395 K/30/MEM/2018 a.Harga jual batubara untuk penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan umum sebesar USD 70 (HBA) b. HBA USD 70 berlaku untuk tahun 2018 dan tahun 2019 dengan jumlah volume penjualan batubara paling banyak 100 juta metrik ton per tahun 4. Surat Menteri ESDM Nomor 2841/30/MEM.B/2018 8 Juni 2018 a. Pelaksanaan pemenuhan DMO ditujukan kepada pembangkit listrik untuk kepentingan umum (PLN/IPP) serta pengguna akhir lainnya. b. Perusahaan yang tidak memenuhi kewajiban DMO, hanya akan diberikan persetujuan tingkat produksi tahun 2019 sebesar 4x dari realisasi pemenuhan DMO tahun 2018; c. Mekanisme dan proses transfer kuota dilakukan sesuai kesepakatan bisnis, namun harus melaporkan secara berkala untuk dicatat dan disahkan;

Dari peraturan ini juga dijelaskan mekanisme pelaporan realisasi pemenuhan kebutuhan domestik setiap 3 bulan sekali yaitu yaitu pada akhir bulan Maret, bulan Juni, bulan September, dan bulan Desember. Bagi perusahaan yang tidak dapat memenuhi pemenuhan porsi domestik dengan alasan yang tidak dapat diterima, pemerintah juga menyediakan sanksi administratif. Lalu untuk memperkuat kebijakan DMO, kebijakan pada tahun 2009 ditindak lanjuti dengan peraturan yang dibuat pada tahun 2014, yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010. Pada Pasal 184, yang berisi tentang pengutamaan untuk keperluan domestik, pengendalian produksi, penjualan minimal komoditas minerba. Harapannya dengan dua instrumen hukum ini bukan hanya terpenuhinya kebutuhan batubara dalam negeri, namun para perusahaan pertambangan dapat mengendalikan produksinya dengan optimal untuk dalam negeri maupun luar negeri. Realisasi kebijakan DMO yang ditunjang oleh peratauran pemerintah pada tahun 2009 dan 2014 nampaknya belum dapat menjawab permasalahan kurangnya pemenuhan kebutuhan batubara dalam negeri. Kebutuhan batubara domestik tidak hanya diperlukan untuk energi listrik namun digunakan untuk beberapa industri dasar dan turunannya, seperti industri semen, gula dan juga lainnya.

21


REALISASI

MINE INSIGHT 1.0

2022

Target dan Realisasi Serapan DMO Batubara (2018-2022) Berdasarkan data Kementerian ESDM, perbandingan realisasi produksi, ekspor dan DMO batubara nasional dengan rencana DMO batubara tahun 2018-2022 di Indonesia seperti tercantum pada Gambar diatas belum optimal. Rata-rata rasio penggunaan serapan DMO yang dipakai untuk kelistrikan per tiap tahunnya adalah 80% dari total serapan DMO secara keseluruhan yang telah direncanakan. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan kebijakan DMO yang sesuai akan memiliki pengaruh yang besar terhadap pemenuhan pasokan listrik nasional. Dari segi komitmen para stakeholder juga dapat dilihat bahwa pada tahun 2021 terdapat 105 perusahaan pertambangan terkena sanksi dari total 969 perusahaan yang melakukan kegiatan pertambangan dengan persetujuan RKAB tahun 2021, dengan total sanksi $ 2.000.000. Pada tanggal 31 Desember 2021, Direktur Utama PLN menjabarkan bahwa pasokan listrik pada akhir tahun 2021 sudah cukup siap dengan beban puncak untuk Jawa-Bali sebesar 23,5 GW, jika dibandingkan tahun lalu terdapat kelebihan 2 GW, artinya kebutuhan batubara telah terpenuhi. Namun nyatanya pada tanggal 1 Januari hingga 31 Januari 2022 pemerintah melarang seluruh perusahaan batubara untuk ekspor dan harus memberikan produksinya untuk memenuhi kebutuhan domestik yang belum terpenuhi.

22


SOURCE: THE WEIR GROUP

E ±č± VI: S±čĚ Ò P ÔŅaɱąaÔ BaĚĢ}aąa


MINE INSIGHT 1.0

Pada industri pertambangan, khususnya tambang terbuka, tingginya curah hujan dapat mempengaruhi bahkan menghambat kegiatan operasional penambangan, Metode tambang terbuka (open pit) akan menyebabkan terbentuknya cekungan yang luas sehingga sangat potensial untuk. menjadi daerah tampungan air, baik yang berasal dari air limpasan permukaan maupun air tanah. Pada saat kondisi cuaca ekstrim berupa adanya curah hujan yang tinggi maka air yang berasal dari limpasan permukaan dapat menggenangi lantai dasar dan menyebabkan berlumpurnya front penambangan sehingga membawa dampak kerugian bagi perusahaan. Disamping itu, material yang dibawa oleh air limpasan jika tidak ditangani dengan baik akan berdampak terhadap kerusakan ekosistem sekitar. Pengamatan di lapangan terlihat adanya daerah tangkapan hujan yang luas. Permasalahan tersebut akan menghambat aktifitas penambangan yang mengakibatkan tidak tercapainya target produksi.

Diperlukan suatu bentuk upaya yang optimal untuk penanganan air yang masuk ke pit melalui suatu bentuk kajian teknik sistem penyaliran tambang dengan menganalisis semua aspek yang berpengaruh terhadap penanganan air yang masuk ke pit. Melalui upaya penanganan air yang masuk ke pit, maka diharapkan permasalahan yang timbul akibat tidak terkontrolnya air yang masuk ke pit dapat dihindari dan diminimalisir, sehingga aktifitas penambangan tetap dapat dilakukan walaupun dalam cuaca yang ekstrim ( Khairuddin, dkk. 2015 )

24


FLIPBOOK HITAM UIN 2023

APRIL EDITION

PERANCANGAN SISTEM PENYALIRAN

Hal-Hal yang Harus Dipertimbangkan, Diantaranya: 1.Curah Hujan Curah hujan adalah jumlah atau volume air hujan yang jatuh pada satu satuan luas tertentu, dinyatakan dalam satuan mm. 1 mm berarti pada luasan 1 m2 jumlah air hujan yang jatuh sebanyak 1 Liter. Sumber utama air permukaan pada suatu tambang terbuka adalah air hujan (Putri Y.E., 2014) 2.Debit Limpasan Limpasan (runoff) adalah semua air yang mengalir akibat dari hujan yang bergerak dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah, tanpa memperhatikan asal atau jalan yang ditempuh oleh air tersebut (Putri Y.E., 2014). Limpasan permukaan adalah kelebihan air dari kecepatan infiltrasi dan tampungan permukaan. Volume air ini yaitu aliran langsung (direct runoff). Besarnya volume aliran ini tergantung pada intensitas hujan yang berlangsung, Semakin besar intensitas hujan maka akan semakin besar pula volume aliran pada suatu saluran (Agustianto, D.A., 2014).

25


MINE INSIGHT 1.0

Dewatering Pumps

3.Sump Sump berfungsi sebagai tempat penampungan air sementara sebelum air dipompa menuju settling pond. Untuk penentuan volume Sump digunakan persamaan (Iqbal, 2019): V = Air limpasan masuk ke tambang (m3) – v pemompaan (m3) 4.Saluran Terbuka (Drainase) Saluran

(drainase)

berfungsi

untuk

menampung dan mengalirkan air ke tempat pengumpulan

(kolam

penampungan)

tempat

Bentuk

penampang

lain.

atau

saluran

umumnya dipilih berdasarkan debit air, tipe material

serta

kemudahan

dalam

5.Kolam Pengendap Kolam pengendap merupakan suatu tempat yang digunakan untuk menampung atau menyimpan sementara air yang berasal dari saluran sebelum disalurkan kembali ke sungai atau digunakan untuk kebutuhan perusahaan, air yang ditampung harus didiamkan sampai nilai baku mutu dari air sudah mendekati netral sehingga tidak berbahaya bila digunakan oleh mahluk hidup. Ukuran dari kolam pengendap harus disesuaikan dengan jumlah air yang akan ditampung sehingga air yang berasal dari pit penambangan dapat teratasi (Isnaeni, dkk., 2016)

pembuatannya.

26


SOURCE: BRITANNICA

E ±č± VII: P Ô¥ÞÉa¬aÔ BaĚĢ}aąa


MINE INSIGHT 1.0

PENGOLAHAN BATUBARA

Crusher Plant (Source: AIMIX Group) Pengolahan bahan galian termasuk pengolahan batubara pada umumnya dilakukan dengan melalui beberapa tahap, yaitu: 1. Preparasi 2. Konsentrasi 3. Dewatering

28


FLIPBOOK HITAM UIN 2023

1. Preparasi Preparasi pada batubara merupakan operasi persiapan yang dilakukan untuk mereduksi ukuran butir dengan tujuan untuk memenuhi ukuran sesuai dengan penggunaannya.

Reduksi

ukuran

butir

biasanya dilakukan dengan alat peremuk yang antara lain alat crusher atau grinder. Sebelum batubara yang sudah ditambang dapat

digunakan,

batubara

tersebut

biasanya harus diolah terlebih dahulu untuk mengubahnya dari bongkahan kasar menjadi bentuk yang lebih sesuai. Hal ini terutama terdiri dari penghancuran dan penggilingan

(bersama-sama

disebut

sebagai kominusi), dan penyortiran partikel yang dihasilkan berdasarkan ukuran. Tujuan dari kominusi adalah: (1) untuk memecah batubara ke ukuran yang dapat diatur untuk dibersihkan di pabrik persiapan, dan (2) untuk menguranginya menjadi ukuran partikel halus untuk memenuhi persyaratan pemanfaatannya. Tidak

seperti

kebanyakan

operasi

penambangan ‘hardrock’, pabrik penyiapan batu bara umumnya tidak melakukan pengurangan ukuran batu bara lebih dari minimal.

Sebagian

besar

pemecahan

Tata Letak Pabrik PersiapanBatubara

Tergantung pada sifat batubara dan rencana pengolahannya,

selama

penambangan,

bongkahan terbesar dapat dipecah menjadi ukuran tertinggi sebesar 200 mm, atau sekecil 50 mm. Pabrik persiapan kemudian akan menerapkan penghancuran yang cukup untuk mengontrol

ukuran

tertinggi

tanaman

persiapan,

dari

diikuti

umpan dengan

penyaringan atau klasifikasi untuk memisahkan umpan batubara berdasarkan ukuran untuk pemrosesan selanjutnya.

batubara menjadi bongkahan dan halus terjadi selama proses penambangan.

29


MINE INSIGHT 1.0

Contoh Siklus Crushing Batubara Crushing merupakan sebuah tahapan dalam kominusi yang tujuan utamanya adalah membebaskan material berharga dari pengotornya dan pengecial ukuran, biasanya dilakukan dua sampai tiga tahapan. Awalnya ukuran bijih tambah bisa mencapai 1,5 m dan pada tahapan crusing bisa dikurangi menjadi 10 sampai 20 cm (Barry et al. 2006). Proses peremukan atau crushing biasanya dikerjakan dalam tiga tahapan, yakni: a. Primary crushing, suatu tahapan untuk meremuk umpan dengan ukuran 2 inch – 90 inch dan umpan ini biasanya berasal dari hasil tambang. Alat yang digunakan berupa jaw crusher dan gyratory crusher. Sebagian besar operasi, crsuhing primer biasanya dilakukan dengan waktu penambangan. Umumnya kegiatan ini merupakan tanggung jawab dari departemen pertambangan. Departemen pertambangan biasanya mengirimkan bijih ke crusher dal dilakukan pemrosesan dengan cara dihancurkan berturut-turut (Lewis et al.1976) b. Secondary crushing, umpan yang dimasukkan sebesar 1 inch sampai 3 inch yang biasanya berasal dari primary crushing. Alat yang digunakan ialah stamp mill, roller dan cone crusher.

c. Grinding atau fine crushing, umpan yang dimasukkan sebesar ¼ inch sampai 3/8 inch. Alat yang digunakan adalah ball mill, tube mill atau pebble mill, rod mill. Untuk mencegah adanya re-crushing dan over grinding, serta untuk menambah produktivitas, maka digunakanalat pembantu berupa ayakan (screen) atau bisa juga classifier. Partikel-partikel batubara dapat dipisahkan berdasarkan ukurannya dengan melewatkannya secara mekanis melalui lubang-lubang yang ukurannya diketahui (penyaringan), atau dengan menyortirnya berdasarkan kecepatan pengendapannya dalam air atau cairan lain (klasifikasi).

Layar miring gerak melingkar

30


FLIPBOOK HITAM UIN 2023

2. Konsentrasi Konsentrasi pada batubara adalah suatu operasi pemisahan antara batubara dengan pengotornya. Konsentrasi ini diantaranya bisa berdasarkan warna atau kilap dan juga berdasarkan specific gravity (SG). Pada specific gravity cara konsentrasinya disebut gravity concentration yang meliputi: a. Flowing film concentration, Proses konsentrasi mendasarkan atas SG pada aliran tipis. b. Jigging, Proses konsentrasi yang mendasarkan kecepatan mengendap antara pengotor dengan batubara. c. Sifat permukaan mineral, Proses konsentrasi yang mendasarkan pada senang atau tidaknya mineral terhadap gelembung udara. Cara konsentrasi ini disebut Flotasi.

Sirkuit Pembersihan Batubara Halus yang Khas

3. Dewatering Dewatering Merupakan operasi pemisahan antara cairan dengan padatan dan biasanya dilakukan setelah proses konsentrasi. Pengeringan batubara bersih halus dan mengurangi slurry merupakan salah satu aspek terpenting dalam skenario pembersihan batubara. Hal ini juga menambah biaya yang signifikan terhadap harga batubara bersih. Artikel ini merangkum teknologi dewatering terkini yang dipraktikkan di seluruh dunia dan membahas beberapa teknologi dewatering baru yang akan datang. Filter hiperbarik menghasilkan produk dengan kelembapan rendah untuk bubur batubara halus. Untuk bubur sampah batubara halus, Deep Cone Thickener menyediakan produk dewatering yang mengandung 50 persen padatan. Dewatering ini dikelompokkan dalam tiga tahapan, yaitu: a. Thickening: merupakan tahapan pertama pemisahan padatan dengan cairan yang mendasarkan atas kecepatan mengendap batubara dalam suatu pulp, sehingga solid faktornya = 1 (% solid = 50%). b. Filtrasi: merupakan operasi pemisahan padatan dengan cairan dengan cara menyaring, sehingga didapat solid factor = 4 (persen solid = 80%). c. Drying: adalah operasi penghilangan air dengan jalan pemanasan sehingga padatan ini bebas dari cairan (% solid = 100%).

31


SOURCE: TECK RESOURCES

E ±č± VIII: R ÆÉaÒač± TaÒ}aÔ¥


FLIPBOOK HITAM UIN 2023

Penambangan ramah lingkungan (green mining) merupakan sebuah janji baru yang dibuat dan dilaksanakan oleh perusahaan pertambangan karena sudah saatnya mereka memperhatikan kelestarian lingkungan dalam setiap kegiatan penambangannya. Hal ini semakin memperkuat keinginan perusahaan untuk menjadikan sebagai green mining company, yaitu perusahaan pertambangan ramah lingkungan yang justru turut mewujudkan dan bukan malah merusak kelestarian fungsi hutan Indonesia.

33


MINE INSIGHT 1.0

REKLAMASI TAMBANG Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan oleh perusahaanpertambangan agar ramah lingkungan. Berikut langkah-langkah untuk menjadi perusahaan pertambangan “green mining”: (1) Perusahaan pertambangan wajib mengelola sumber daya alam secara baik dan menjaga kemampuan penunjangnya agar dapat berkontribusi dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat secara lintas generasi. (2) Perusahaan pertambangan wajib meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam dan potensi lingkungan hidup melalui konservasi, restorasi, eksploitasi ekonomi, dan penggunaan teknologi ramah lingkungan. (3) Perusahaan pertambangan harus mengeksploitasi sumber daya alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran dunia. Melayani masyarakat dengan menghormati kelestarian, fungsi dan keseimbangan lingkungan hidup, pembangunan berkelanjutan, kepentingan ekonomi dan budaya masyarakat setempat, serta penataan ruang, dan penggunaannya diatur dengan undang-undang.

34


FLIPBOOK HITAM UIN 2023

Tekanan agar Penambangan dilakukan secara baik : 1.Kesadaran masyarakat bahwa kegiatan tambang menyebabkan lahan bekas tambang tidak dapat diberdaya gunakan secara berkelanjutan 2.Dorongan dari otoritas local untuk melakukan konservasi Lingkungan Hidup dan konservasi sdmineral 3.Tekanan dari lembaga keuangan nasional/internasional 4.Tekanan dari komunitas Internasional/Regional untuk hanya menerima produk/komoditi yang dihasilkan secara tdk melanggar prinsip konservasi lingkungan hidup, hak asasi manusia dan melanggar hukum. KASUS PERTAMBANGAN TIDAK DIREKLAMASI

YANG

Pada 2020 ada sebanyak 3.092 lubang tambang yang tidak direklamasi di Indonesia, termasuk 814 di antaranya terdapat di Kalimantan Selatan. (Menurut Anisatul Umah, CNBC Indonesia) Berdasarkan Undang-Undang No.3 tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara (UU Minerba), pemegang IUP/ IUPK wajib melaksanakan reklamasi dan pascatambang hingga tingkat keberhasilan 100%.

SEASON 23/24

DASAR HUKUM REKLAMASI TAMBANG

PERENCANAAN

1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah 4. Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2008 tentang Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan 5. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara 6. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2010 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara 7. Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2010 tentang Reklamasi dan Pascatambang 8. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah 9. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2015 tentang Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral 10. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 13 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral 11. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 26 Tahun 2018 tentang 12. Pelaksanaan Kaidah Pertambangan yang Baik dan 3 Pengawasan Pertambangan Mineral dan Batubara

35


MINE INSIGHT 1.0

DAFTAR PUSTAKA Almas, M.F., Setiawan, B.D., Sutrisno, 2018. Implementasi Metode Backpropagation untuk Prediksi Harga Batubara. Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi Dan Ilmu Komputer, 2(12), 6502–6511. Agustianto, D.A., 2014, Model Hubungan Hujan dan Runoff (Studi Lapangan), Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan Vol. 2, No. 2, Juni 2014 ISSN : 2355- 374X, Halaman 215-224 Arif, Irwandy. 2022, Era baru Batubara Indonesia. Gramedia : Pustaka Utama Arif, I., 2007. Perencanaan Tambang Total Sebagai Upaya Penyelesaian Persoalan Lingkungan Dunia Pertambangan, Universitas Sam Ratulangi, Manado. Astawa Rai, M. Mekanika Batuan. Bandung: ITB. 2010 Badan Geologi Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral. (2016). Executive Summary Pemutakhiran Data dan Neraca Sumber Daya Mineral Status 2016. Badan Standardisasi Nasional. (2011). Pedoman pelaporan, sumberdaya, dan cadangan batubara (SNI 5015:2011). Jakarta: Badan Standardisasi Nasional. Badan Standardisasi Nasional. (2011). Pedoman Pelaporan, Sumberdaya, dan Cadangan Mineral (SNI 4726:2011). Jakarta: Badan Standardisasi Nasional. Barry. A. W. 2013. Mineral Processing Technology : An Introduction to the {ractical Aspects of Ore Treatment and Mineral Recovery. Elsevier Science. 3RD Edition B. K. Parekh (2009). Dewatering of fine coal and refuse slurries-problems and possibilities. Center for Applied Energy Research, 2540 Research Park Drive, Lexington, KY 50511, USA Cook, A. C. 1982. The Origin and Petrology of Organic Matter in Coals, Oil Shales,and Petroleum Source-Rock. Australia: Geology Departement of Wollonggong University. Direktorat Jenderal Mineral Dan Batubara Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral. Edy N, Dkk (2015). Pengolahan Batubara dan Pemanfaatannya untuk Energi. Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia “Kejuangan” ISSN 1693-4393 Pengembangan Teknologi Kimia untuk Pengolahan Sumber Daya Alam Indonesia Yogyakarta, 18 Maret 2015 Fahmeyzan, D., Siti, S., & Desventri, E. (2018). Uji Normalitas Data Omzet Bulanan Pelaku Ekonomi Mikro Desa Senggigi Dengan Menggunakan Skewness Dan Kurtosis. Jurnal Varian, 2(1), 32 Hadi, A.I., Refrizon, R., Susanti, E., 2012. Analisis Kualitas Batubara Berdasarkan Nilai HGI dengan Standar ASTM. Jurnal Ilmu Fisika Indonesia, 1(1), 37–41. Imam Budiraharjo, 2019. Mengenai Tambang Batubara Bawah Tanah.

36


FLIPBOOK HITAM UIN 2023

Isnaeni, Untung, Gunawan, dan Sudaryanto, 2016, Kajian Teknis Dimensi Kolam Pengendapan di Settling Pond 71 C PT. Perkasa Inakakerta Kecamatan Bengalon Kabupaten Kutai Timur Provinsi Kalimantan Timur, Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept. 2015-Feb 2016. Jauhari, M. (2010). Kelebihan Batubara. Jurnal Alami, 10(1), 14–18. Khairuddin Yuasran, dkk. (2015). Sistem Penyaliran Tambang Pit Ab Eks Pada Pt. Andalan Mining Jobsite Kaltim Prima Coal Sangatta Kalimantan Timur. Jurnal Geomine, Vol 03, Desember 2015. Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor:139.K/HK.02/Mem.B/2021 tentang Pemenuhan Kebutuhan Batubara dalam Negeri Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor: 58.K/HK.02/MEM.B/2022 tentang Harga Jual Batubara Untuk Pemenuhan Kebutuhan Bahan Baku/Bahan Bakar Industri Di Dalam Negeri Ketut Gunawan, 2012. Desain Tambang Batubara Bawah Tanah dengan CAD. UPN Veteran Yogyakarta. ISSN: 1979-2328 Lewis, F.M., et al. 1976. “Communition: a guide to size-reduction system design”. Jurnal Mining eng. 28 (9): 29-34 Muh Fathin, Sarwo Edy Lewier, Yeremias K.L Killo, Yusias Andrie,2017. Analisis Kestabilan Lubang Bukaan Tambang Bawah Tanah Menggunakan Metode Eleman Hingga. Mahasiswa program Teknik Pertambangan UPN Purwanto Rahmat Dwi. 2015. Dampak Sosial Ekonomi dan Lingkungan Penambangan Batubara Ilegal di Desa Tanjung Lalang Kecamatan Tanjung Agung Kabupaten Muara Enim. Skripsi. Universitas Sriwijaya. Rudi Sayoga Gautama (1999),. Diktar Kuliah Ta-352 Sistem Penyaliran Tambang. Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung 1999. Sistem Penambangan Bawah Tanah (Edisi II). Balai Pendidiksn dan Pelatihan Tambang Bawah Tanah. ESDM. 2017 Sudjana. 2018. Hakikat Adil dan Makmur Sebagai Landasan Hidup dalam Mewujudkan Ketahanan Untuk Mencapai Masyarakat Sejahtera Melalui Pembangunan Nasional Berdasarkan Pancasila. Jurnal Ketahanan Nasional.No.2 Vol 24. Suprapto, S. J. 2011. Tinjauan Reklamasi Lahan Bekas Tambang Dan Aspek Konservasi Bahan Galian. Kelompok Program Penelitian Konservasi dan Pusat Sumber Daya Geologi. The Coal Handbook Towards Cleaner Production by Dave Osborne, 2013-Chapter 9 Undang-Undang No. 30 tahun 2007 tentang Energi; Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara;

37


MINE INSIGHT 1.0

DIVISI KEILMUAN HIMPUNAN TAMBANG UIN JAKARTA PERIODE 2023/2024


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.