Media Informasi, Komunikasi, dan Suara Umat Paroki St. Thomas Morus Edisi III / 06 — 19 Januari 2013
PERKAWINAN DAN KELUARGA
KELUARGAKU, HARTAKU Natal bersama Sekami Pasthorus dan “Stella Maris”
“Amazing Grace” bagi Pasukris di Pesta Keluarga
‘Ketika Harus Memilih’ Ku Percaya Pasti Ada Jalan... ‘Sabda Bahagia Suami Istri’
Salam Vocatis Media Informasi, Komunikasi, dan Suara Umat Paroki St. Thomas Morus
Keluargaku,Hartaku Salam sejahtera bagi pembaca Vocatis yang setia. Tahun Baru, harapan baru. Kira-kira demikianlah
Edisi III / 06 – 19 Januari 2013
Pelindung
:
Rm. Laurensius Noi, Pr
yang ada di benak kita ketika tiba di penghujung Tahun
Penanggung Jawab
:
Rm. Efraim Dida, Pr
2012 kemarin. Meninggalkan tahun yang lama dan
Pembimbing
:
Rm. Hendrik Nong, Pr
melangkah pasti memasuki tahun baru menjadi momen
Pemimpin Redaksi
:
Gerry da Gama
indah yang mesti diabadikan dalam sanubari. Semua
Staf Redaksi
:
Siska Solmaris
kenangan yang terjadi pada tahun silam akan tetap men-
Charlos Saka
jadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita di tahun
Sisilia Daeng
baru. Jika demikian maka seyogyanya kita mesti tampil sebagai pribadi yang baru yang mampu menyaring dengan
Erna Maria
benar semua hal positif di masa lalu dan menjadikannya
Desain/Layout
:
Ening Baleng
Alamat Redaksi
:
Sekretariat Vocatis Jln. Kesehatan No. 12 Maumere Telp. 082145146397
: vocatis_pasthorus@rocketmail.com
Facebook : Vocatis Pasthorus
sebagai motivasi untuk hidup dengan habitus baru yang berlandaskan pada iman akan Yesus Kristus. Dalam kaitan dengan tahun baru dan resolusi baru, Vocatis pun tentu memiliki asa yang baru. Satu yang pasti bahwa Vocatis selalu ingin hadir ke ruang pembaca dengan tampilan yang seapik mungkin. Tak dapat dipungkiri, dengan segala keterbatasan yang dimiliki, tentu terbanyak kekurangan. Namun Vocatis tetap tampil dengan penuh
Daftar Isi... Mengenal Orang Kudus : Gaspar, Melkior dan Balthasar; Tiga Raja Opini : Keluarga : Ecclesia Domestica Tajuk : Keluarga Harapan Berita : Seratus Enam Puluh Satu Anak Terima Sakramen Pembaptisan OMK Pasthorus Galang Dana untuk Palu’e Natal Bersama Sekami Pasthorus dan “Stella Maris” OMK Paroki St. Thomas Morus Pilih Ketua Baru Renungan : Perkawinan dan Keluarga Kesaksian : Mariaeta Susvila “ Ku Perrcaya Pasti ada Jalan” Profil : Pasutri Steph-Kuni : “Ketika harus Memilih” Serba-Serbi :
kepercayaan diri karena yakin bahwa pembaca yang budiman akan selalu mendukung. Segala bentuk dukungan 1 2 3
yang diterima sejak awal kelahiran hingga kini sangat berarti bagi perkembangan buletin kita tercinta ini. Untuk itu, dengan penuh kerendahan hati, Vocatis mengucapkan
5 5
limpah terima kasih sambil tetap berharap bahwa kita akan selalu bersama membangun paroki kita ini melalui berba-
6 7 8 10 11
gai cara dan sarana, salah satunya dengan membangun komunikasi yang intens. Dengan mengusung tema: “Keluargaku, Hartaku” Vocatis edisi ini menampilkan kegiatan yang dilakukan untuk merayakan natal dan tahun baru serta momen
Puisi Humoria Karikatur Tips : Cara Mengatasi Anak yang Melawan dan Keras Kepala Menuju Perkawinan Yang Lebih Bahagia
13 13 13
Fokus Lensa Jurnal Paroki
16 16
perayaan hari keluarga kudus yang dirayakan seluruh umat Katholik di seluruh dunia setiap tanggal 30 Desember. Ada pula renungan yang dapat menyejukan iman dan
14 15
hati, humor, karikatur, puisi dan lainnya. Vocatis berharap semua menu yang dihadirkan bisa memenuhi kebutuhan informasi pembaca. Kritik dan saran pembaca sangat diharapkan demi kebaikan buletin kita ini. Selamat membaca, semoga bermanfaat.
MENGENAL ORANG KUDUS
Gaspar, Melkior dan Balthasar, Tiga Raja eristiwa kelahiran Yesus dilukiskan dengan berbagai cerita menarik. Salah satu cerita itu ialah kisah kunjungan orang-orang “Majus” dari Timur ke Betlehem dalam Injil Mateus 2 : 1-18. Mulanya istilah “majus” (dari kata “magus”) dikenakan pada sekelompok imam yang dikenal sebagai ahli-ahli ilmu perbintangan dan pada orang-orang bijak di kalangan suku bangsa Medes dan Persia. Pada zaman Yesus, istillah “majus” berarti ahli nujum dan ahli sihir yang terdapat di semua bangsa. Terdapat banyak cerita mengenai orang-orang itu, seperti cerita tentang Tiga Sarjana atau Raja dari Timur : Gaspar, Melkior dan Balthasar. Dalam tradisi Kristen, Gaspar, Melkior dan Balthasar dikenal sebagai sarjana-sarjana dari Timur yang datang ke Betlehem untuk menyembah Kanak-kanak Yesus. Nama ketiga orang ini tidak ada di dalam naskahnaskah Kitab Suci. Injil Mateus 2:1-18 yang dipakai sebagai sumber cerita dalam tradisi Kristen tidak membeberkan nama ketiga orang itu. Mateus hanya secara umum mengatakan : “Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem dan bertanya-tanya : “Dimanakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintanhNya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia” (Mat 2:1-2). Adanya nama tiga orang bijak dari Timur ini di dalam tradisi Kristen merupakan refleksi
lebih lanjut dari orang-orang Kristen atas kisah Injil Mateus tersebut. Dalam kaitan ini patut dicatat maksud utama Mateus dengan kisah itu. Mateus menulis Injilnya kepada orang-orang Yahudi yang telah berabad-abad mengharapkan datangnya ‘Mesias Terjanji’, figur raja yang akan memperbaharui Kerajaan Israel dan menyemarakkan kembali kebanggaan nasional Israel atas bangsa-bangsa lain. Maksud Mateus dengan kisah Orang-orang Majus itu ialah bahwa (a) seperti Orang-orang Majus, semua orang harus mencari dan menemukan Kristus yang datang ke dunia untuk menyelamatkan manusia dari segala bangsa dan zaman; (b) Kristus datang tidak hanya untuk orang Yahudi/Israel saja tetapi juga untuk semua orang dari segala bangsa yang merindukan keselamatan dari Allah. Biasanya tanggal 6 Januari, disetiap pintu-pintu rumah dituliskan huruf bersama dengan tahun yang sedang berlangsung (“20+C+M+B+13”) untuk mengenyahkan malapetaka dari rumah dan penghuninya. Sumber : Buku “Orang Kudus Sepanjang Tahun” oleh Mgr. Nicolas Martinus Schneiders, CICM).
Tiga Raja, Balthasar, Melkior dan Gaspar yang diperankan oleh Sekami paroki Thomas Morus juga mengunjungi rumah-rumah umat se-Paroki Thomas Morus pada tanggal 6-7 Januari 2013. Terlihat senyum bahagia mereka, meskipun cuaca saat itu kurang mendukungn namun semangat tiga raja melekat erat dalam diri masing-masing anak-anak sekami ini. Selain tiga raja, ada pula yang berperan sebagai Bintang sang Penujuk Jalan, dan Pembawa Kotak Persembahan [Kolekte].
VOCATIS EDISI III / 06 - 19 JANUARI 2013
1
OPINI VOCATIS
KELUARGA : ECCLESIA DOMESTICA (Sebuah Refleksi akan Peran Keluarga dalam Lima Tugas Gereja) Oleh : Yos Edangwala
ereja (Ecclesia) merupakan sebuah persekutuan umat Allah yang dimaterai oleh sakramen pembaptisan. Setiap orang yang sudah dibaptis diangkat menjadi anak Allah dan hidup dalam persekutuan dengan umat Allah serta mengambil bagian dalam tugas dan pewartaan gereja. Gereja, pertama-tama bukan dilihat sebagai sebuah gedung tempat orang berkumpul untuk merayakan ekaristi atau ibadat sabda melainkan sebuah persekutuan orang-orang beriman yang sehati dan sejiwa. Konsili Vatikan II mengartikan gereja sebagai Umat Allah dimana umat yang dipilih dan dipanggil oleh Allah sendiri. Sebagai umat pilihan Allah, setiap orang kristiani dipanggil untuk menjalankan misi pewartaan Yesus Kristus yaitu penyelamatan dunia. Dunia dewasa ini sedang dipengaruhi oleh pesatnya perkembangan ilmu pengetahun dan teknologi khususnya perkembangan komunikasi dan informatika. Dunia yang sebelumnya terasa sangat luas,
2
kini menjadi sangat sempit. Dari segi positif perkembangan ini memang membuat masyarakat semakin mudah mengakses informasi. Setiap orang dapat mengakses informasi yang mereka butuhkan dari seluruh dunia. Namum perkembangan informasi ini terkadang tidak terkendali. Hal ini sering menghasilkan efek samping negatif pada anak-anak dibawah umur yang dengan bebasnya menyaksikan dan mempelajari hal-hal yang belum layak untuk dikonsumsi oleh mereka. Perkembangan IPTEK ini berpengaruh pula pada perkembangan kepribadian dan iman seseorang. Tak dapat dipungkiri, orang kristiani sebagai warga dunia juga tidak terhindar dari pengaruh perkembangan IPTEK ini. Bahkan disinyalir, perkembangan ini juga dapat menggeser perubahan iman umat. Manusia meng”tuhan”kan ilmu pengetahuan dan teknologi. Lalu siapa yang salah? Tulisan ini tidak bermaksud mempersalahkan siapa -siapa tapi hanya merupakan sebuah refleksi untuk kita semua, khususnya orang tua untuk kembali memahami tugas dan perannya masing masing dalam membina dan mendidik anak-anak di era globalisasi ini. Anak-anak usia dini seharusnya mendapatkan perhatian
penuh dari orang tua. Peran keluarga mempunyai tempat yang utama dalam mendidik anak-anak agar mereka dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Setiap keluarga kristiani perlu menyadari fungsi serta martabat kita. Konsili Vatican II menamakan keluarga menurut sebuah ungkapan tua “Ecclesia Domestica” yang berarti Gereja Rumah-Tangga (LG 11). Ecclesia Domestica merujuk pada keluarga-keluarga kristiani sebagai pusat iman yang hidup, tempat pertama iman akan Kristus diwartakan dan sebagai sekolah pertama tentang doa, kebajikankebajikan dan cinta kasih. Keluargalah yang mewariskan nilainilai injili kepada anak-anak. Keluarga Kristiani adalah tempat pendidikan doa yang pertama. Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 1666 menjelaskan bahwa melalui Sakramen Perkawinan, keluarga adalah “Gereja Rumah-tangga” di mana anakanak Allah berdoa “sebagai gereja” dan bertekun dalam doa. Teristimewa untuk anak-anak kecil, doa sehari-hari dalam keluarga adalah kesaksian pertama untuk ingatan gereja yang hidup, yang dibangkitkan dengan penuh kesabaran oleh Roh Kudus. Dalam Ecclesia Domestica, suami istri serta anak-anak diberi peran untuk melaksanakan tiga martabat Kristus yakni sebagai imam, nabi, dan raja. Sebagai nabi, keluarga kristiani mempunyai tugas untuk mewartakan injil;
VOCATIS EDISI III / 06 - 19 JANUARI 2013
OPINI VOCATIS sebagai imam setiap anggota keluarga mempunyai tugas untuk menguduskan hidup melalui sakramen-sakramen dan doa-doa; dan melalui tugas rajawi setiap anggota keluarga diharapkan untuk menjadi pelayan sesama. Mengajarkan anak-anak berdoa dalam keluarga baik secara pribadi maumpun bersama-sama merupakan tugas orang tua. Melalui doa bersama, anak diwariskan untuk mengenal Tuhan dalam setiap kesempatan diantaranya dalam doa sebelum dan sesudah makan, doa sebelum tidur dan sesudah bangun tidur, doa Rosario dan doa -doa keluarga lainnya. Mulailah dari doa-doa yang praktis dan sederhana. Hendaknya doa mempunyai tempat yang istimewa dalam setiap rumah tangga kristiani. Dengan mengajar anak berdoa dalam rumah, orang tua mengambil bagian dalam Tri Tugas Yesus Kristus yakni menjadi imam dalam keluarga. Menjadi nabi berarti menjadi seorang pewarta sabda. Mewartakan sabda dalam keluarga tidak hanya melalui membaca dan merenungkan Kitab Suci tetapi lebih dari itu harus hidup dan bersikap sebagai seorang kristiani. Setiap keluarga kristiani harus menunjukkan jati diri sebagai seorang pengikut Kristus melalui perbuatan dan tingkah laku. Dengan demikian keluarga kristiani dapat menjadi nabi yang hidup ditengah masyarakat. Menjadi raja dalam konteks gereja katolik berarti menjadi pemimpin sekaligus menjadi pelayan. Yesus datang sebagai Raja Agung namun Dia juga sekaligus menjadi pelayan dalam arti sesungguhya (Bdk. Mrk. 10:45). Setiap keluarga kristiani diharapkan untuk menjadi pelayan bagi sesama di sekitarnya. Sejak dini
anak harus diajarkan untuk membuat kebajikan-kebajikan dengan menolong orang yang susah di sekitarnya. Dengan demikian anak mempunyai kepekaan terhadap situasi sosial yang ada di sekitarnya. Melalui sakramen Pembaptisan, setiap anggota keluarga kristiani ikut membangun gereja. Keluarga tidak semata sebuah komunitas manusiawi semata yang terdiri dari ayah, ibu , dan anak-anak melainkan juga sebagai komunitas gerejawi yang mengambil bagian dalam karya penyelamatan Allah. Keluarga kiristiani diharapkan mengambil peran dalam lima tugas gereja yakni gereja sebagai sebuah persekutuan (Koinonia), gereja yang menguduskan (Liturgia), gereja yang mewartakan (kerygma), gereja yang memberi kesaksian (martyria), dan gereja yang melayani (diakonia). Keluarga dapat dikatakan sebagai Ecclesia Domestica jika keluarga mengambil bagian dalam lima tugas gereja tersebut di atas. Sebagai sebuah persekutuan (Koinonia) keluarga membangun hidup bersama berdasarkan iman dan cinta kasih. Persekutuan dalam keluarga dapat diwujudkan melalui doa bersama, kesetiaan dalam suka duka, untung dan malang, di kala sehat atau sakit. Keluarga juga harus mempunyai waktu yang khusus untuk bertemu dengan Allah melalu doa-doa. Relasi antara Kristus dan gereja terwujud dalam sakramen perkawinan yang menjadi dasar perutusan suami istri. Oleh karena itu, suami – istri mempunyai tanggung jawab untuk menguduskan keluarga melaui doa-doa (liturgia). Tugas mewartakan injil dalam keluarga (Kerygma) tidak sekedar membaca dan merenungkan Kitab Suci tetapi juga harus menghayati dan mengamalkan dalam kehidupan
VOCATIS EDISI III / 06 - 19 JANUARI 2013
sehari-hari. Ecclesia Domestica juga dapat diwujudkan dalam karya pelayanan kepada sesama (diakonia). Keluarga menanamkan cinta kasih dalam diri anakanak untuk selalu peduli dengan sesama yang berkekurangan di sekitar mereka. Dijiwai oleh cinta kasih dan semangat pelayanan, keluarga katolik menyediakan diri untuk melayani setiap orang sebagai pribadi dan anak Allah. Tugas gereja yang terakhir adalah menjadi saksi iman (martyria). Menjadi martir tidak harus mengorbankan nyawa untuk membela iman tetapi berusaha untuk menyuarakan kebenaran dan keadilan di sekitarnya. Dunia sekarang penuh dengan ketidakadilan dan kekerasan. Setiap keluarga Kristen diharapkan untuk menjadi saksi tentang keadilan dan kebenaran di tengah masyarakat. Keluarga kristiani akan akan menjadi sebuah Ecclesia Domestic jika keluarga benar-benar mengambil bagian dalam lima tugas gereja tersebut. Dengan mengambil peran tersebut maka keluarga kristiani mengemban tugas dan misi Yesus Kristus dalam gereja yakni untuk keselamatan dunia. Dunia akan berubah jika perubahan itu datang dari �dunia� yang paling kecil yakni KELUARGA.
3
TAJUK VOCATIS
KELUARGA HARAPAN Oleh : Gerry da Gama
“Harta yang paling berharga adalah keluarga Istana yang paling indah adalah keluarga Puisi yang paling bermakna adalah keluarga Mutiara tiada tara adalah keluarga” “Syair dari Original Soundtrack serial Televisi Keluarga Cemara” Sungguh jika kata-kata ini dihayati dengan hati yang dalam akan menjadi suatu yang luar biasa. Keluarga menjadi harta tiada tara yang tiada bandingannya dengan semua hal di dunia bagi setiap anggotanya. Keluarga yang bahagia menjadi idaman bagi setiap anggotanya. Hidup yang penuh cinta, kedamaian, saling menghargai dan menghormati, kompak dan saling memahami pribadi setiap anggotanya merupakan ciri keluarga yang proporsional. Hal yang paling utama bagi setiap keluarga Katholik adalah penghayatan iman yang baik akan ajaran Kristus. Iman ini menjadi landasan yang kokoh dalam hidup berkeluarga. Namun tidak jarang ditemukan di dalam masyarakat kita yang kehidupan keluarganya tidak seideal yang diharapkan. Banyak terjadi kasus pelanggaran hak asasi yang dilakukan oleh suami kepada isteri dan sebaliknya, orang tua kepada anak dan/atau sebaliknya dan dari anak yang satu kepada anak yang lain. Singkatnya terjadi Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang membuat hilangnya suasana aman, tenteram dan kedamaian dalam keluarga. Lenyapnya sukacita dalam kehidupan keluarga.
Keluarga ideal yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak menjadi sebuah komunitas gereja kecil. Keluarga menjadi tempat utama pembentukan karakter bagi setiap anggotanya. Ayah dan ibu diharapkan menjadi suri teladan yang baik bagi anak-anaknya dan kakak menjadi teladan dan contoh bagi adiknya. Bagaimana dengan keluarga yang anggota keluarganya tidak lengkap atau bahkan anak-anak yang sebatang kara tanpa keluarga?? Anak-anak panti asuhan misalnya, menganggap rekan-rekan sesama penghuni panti dan pengasuh mereka sebagai keluarga. Keluarga yang terbentuk oleh dasar kemanusiaan. Namun di balik semua kekurangan yang mereka hadapi, mereka tetap bersyukur bahwa Tuhan masih memberikan mereka keluarga walau bukan berasal dari rahim ibu yang sama, bukan terbentuk oleh darah yang sama. Rasa syukur akan nikmat yang Tuhan berikan melalui keluarga kita masing-masing apapun kondisinya haruslah tetap ditanamkan dalam diri kita masing-masing. Setiap suka duka yang terjadi dalam keluarga hendaklah menjadi dinamika yang wajar yang natural bagi setiap anggotanya. Namun sebagai umat Allah, kita sekalian berkewajiban untuk merubah kondisi yang kurang baik yang terjadi di dalam keluarga. Karena kita semua diberi kuasa oleh “Yang di Atas” untuk mewujudkan kedamaian di muka bumi ini, yang tentunya kedamaian itu berasal dari lingkup terkecil, yaitu keluarga.
“Amazing Grace” bagi Pasukris di Pesta Keluarga Kudus Misa keluarga kudus diperingati oleh seluruh umat Katholik di seluruh dunia setiap tanggal 30 Desember. Seperti halnya yang dirayakan pada Gereja St. Thomas Morus Maumere, perayaan Keluarga Kudus tahun ini berbeda dan spesial dari tahun-tahun sebelumnya. Ada hal istimewa yang terjadi yaitu doa khusus bagi Pasangan Suami-isteri Kristen (Pasukris) yang merayakan Pesta Perak Pernikahan (25 thn) sebanyak 20 (duapuluh) pasukris dan Pancawindu Pernikahan (40 thn) sebanyak 12 (duabelas) Pasukris. Di tengah perayaan ekaristi para Pasukris diminta untuk saling berhadapan dan membaharui janji nikah dan saling mendoakan. Selain itu ada perwakilan dari sebuah keluarga yang terdiri dari bapak, ibu dan seorang anak. Keluarga tersebut membacakan doa. Hadiah diberikan oleh Rm. Laurensius Noi, Pr kepada semua Pasukris dengan menyanyikan Lagu Amazing Grace ditemani saudara Benyamin Regi dan disambut dengan tepuk tangan yang meriah dari seluruh umat.
4
VOCATIS EDISI III / 06 - 19 JANUARI 2013
BERITA VOCATIS
Seratus Enam Puluh Satu Anak Terima Sakramen Pembaptisan Maumere, 03/01/2013 Seratus enam puluh satu ( 161 ) orang anak di lingkup Paroki St. Thomas Morus menerima sakramen baptis pada tanggal 03 Januari 2013 bertempat di Gereja Stasi Beato Yohanes Paulus II Centrum. Perayaan ekaristi dipimpin oleh Rm. Laurensius Noi, Pr didampingi oleh para imam konselebran yaitu Rm. Efraim Dida, Pr dan Rm. Hendrik Nong, Pr. “Ini merupakan hadiah awal tahun bagi ke 161 anak ini” ujar Rm. Laurensius Noi, Pr. Sakramen permandian ini dikatakan sebagai hadiah karena anak-anak yang menerima sakramen permandian pada hari ini adalah anakanak yang berasal dari pasangan suami-isteri Katolik yang sudah hidup bersama tetapi belum menikah yang disebabkan oleh beberapa faktor, maupun anak hasil dari hubungan yang “bermasalah”. Romo Laurens ketika ditemui di paroki menyampaikan bahwa: “Dasar dari kebijakan mempermandikan anak-anak tersebut adalah sesuai dengan seruan yang disampaikan oleh Paus Benedictus XVI yang menyatakan bahwa tanggal 11 Oktober 2012 – 24 November 2013 (bertepatan dengan hari Raya Kristus Raja Semesta Alam) merupakan tahun iman”. “Ini juga merupakan kebijakan pastoral. Setelah satu setengah tahun berkarya di paroki ini, saya mendapat banyak pertanyaan dari pasangan suami-isteri Katolik yang belum menikah gereja mengenai anak-anak yang menjadi buah cinta mereka. Apakah bisa dipermandikan? Saya kemudian juga bepikir bagaimana kalau seandainya anak-anak ini meninggal, dan belum menerima sakramen baptis. Bagaimana nasib mereka? Secara pribadi anak -anak ini memiliki hak sakramental. Hak yang mereka punya terlepas dari kondisi orang tua mereka. Mereka harus “diselamatkan”” tambah Romo Laurens. Beliau juga menyampaikan
Penerimaan Sakramen Pembaptisan bagi 161 anak di Gereja St.asi St. Yohanes Paulus II Centrum pada Hari Kamis, 3 Januari 2013.
beberapa alasan yang menyebabkan belum menikahnya pasangan suami istri Katholik antara lain belum menikah karena urusan adat (belis,dll), karena tidak disetujui oleh salah satu dan /atau orang tua dari ke dua belah pihak dan Kesalahan” dari pasangan yang menyebabkan mereka tidak menikah. Sakramen permandian yang diterima menjadi pertanda bahwa anak itu telah resmi menjadi anggota gereja. Menjadi anak-anak Allah, menjadi “Tubuh Kristus”. Selain itu dengan sakramen pemandian, dosa asal (dosa dari nenek moyang yang diwariskan secara turun temurun) dihapuskan. Bapak Markus Rua umat lingkungan X menyatakan bahwa “ Ini kabar gembira bagi umat, karena selama ini anak-anak yang menerima sakramen pembaptisan adalah anak-anak dari pasutri yang telah menikah gereja ”. Lanjutnya “bahwa pasutri yang anaknya dipermandikan hari ini harus membuat pernyataan untuk segera menikah, anak-anak sudah disucikan maka orang tua juga harus segera disucikan” dan hal ini juga sudah merupakan program pastoral yang akan dilakukan pada tahun 2013 ini. (Gerry da Gama )
OMK Paroki St. Thomas Morus Galang Dana Untuk Palu’e Orang Muda Katholik (OMK) St. Thomas Morus mengadakan kegiatan penggalangan dana pada Hari Raya Maria Bunda Allah tanggal 01 januari 2013 untuk membantu korban bencana letusan Gunung berapi Rokatenda Palu’e. Dari kegiatan ini terkumpul uang sejumlah Rp. 1.441.500,- dan telah dibelanjakan air dalam kemasan sebanyak 100 dos. Sisa. Air dalam kemasan ini telah diserahkan kepada Caritas Keuskupan Maumere tanggal 02 Januari 2013.
VOCATIS EDISI III / 06 - 19 JANUARI 2013
5
BERITA VOCATIS
Natal bersama Sekami Pasthorus dan “Stella Maris� Kegembiraan makin terasa ketika tiba pada acara santap siang bersama. Semua berbaur dalam kebersamaan yang indah. Setiap anak membawa bekalnya masingmasing. Nampak ada beberapa yang berbagi
dengan
teman-temannya
penghuni
panti Stella Maris, yang sebagian besar terdiri dari orang-orang berkebutuhan khusus. Sungguh pemandangan yang indah dan menyentuh hati. Acara Sekami Pasthorus bernyanyi bersama anak-anak Panti Stella Maris Nangahure.
puncak
terjadi
pada
saat
kegiatan memasuki sesi kuis dengan hadiahhadiah menarik berupa kado natal. Dengan
Kegembiraan nampak jelas pada wajah anak-anak dipandu oleh animatris bernama Shanty, Sekami Paroki St. Thomas Morus yang pada tanggal 30 anak-anak Sekami nampak larut dalam keDesember 2012 kemarin merayakan Natal bersama para gembiraan yang tampak jelas di wajah-wajah penghuni Panti Stella Maris, Nangahure. Seluruh rangkaian kegiatan hari itu diawali dengan perayaan ekaristi yang dipimpin oleh Rm Efraim Dida, Pr. Seluruh liturgi dalam misa itu ditanggung oleh kelompok anak Sekami. Pada bagian ordinarium semua dinyanyikan dalam bahasa Latin. Perayaan Natal bersama tersebut dihadiri oleh anak -anak Sekami berjumlah + 50 orang dari 4 ( empat ) stasi di Paroki St. Thomas Morus yakni Stasi St. Gabriel Waioti, polos mereka. Pertanyaan demi pertanyaan Stasi St. Stefanus Jl. Brai, stasi St. Yohanes Paulus II berusaha dijawab dengan baik. Pola tingkah Centrum dan stasi pusat St. Thomas Morus.
mereka
yang
lucu
dan
khas
semakin
Acara hiburan berupa atraksi-atraksi dari anak menambah meriah acara. Sekami sungguh menarik perhatian dan decak kagum
Kegiatan yang berakhir pada pukul
para penonton. Kelompok stasi St. Thomas Morus misal- 15.00 Wita itu diakhiri dengan doa penutup nya, dengan gaya khas anak-anak, berusaha dengan oleh Romo Hendrik Nong, Pr. Dengan wajah sungguh-sungguh membawakan aktus Natal. Alhasil, -wajah yang lelah namun tetap ceria, kelommereka pun menuai tepuk tangan yang meriah. Tak ket- pok Sekami Pasthorus perlahan meninggalinggalan dari ketiga stasi lainnya tampil membawakan hi- kan panti. Menyisakan kenangan yang indah buran berupa tarian dan nyanyian.
6
bagi yang ditinggalkan.
VOCATIS EDISI III / 06 - 19 JANUARI 2013
BERITA VOCATIS
OMK Paroki St. Thomas Morus Pilih Ketua Baru Maumere, 06/01/2013 Hari Minggu, 06 Januari 2013 bertempat di ruang tamu Pasthoran St. Thomas Morus Maumere diadakan pertemuan yang dihadiri ± 31 orang untuk memilih Ketua Orang Muda Katholik (OMK) periode 2013-2015. Kegiatan pemilihan ini dilaksanakan karena masa jabatan pengurus Orang OMK periode 2010-2012 telah berakhir pada bulan Juni 2012 yang lalu. Pertemuan ini diawali dengan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) dari Ketua OMK periode 2010-2012 saudara Joseph Edison. Dalam LKPJ yang disampaikan, Edison menyampai-
kan program-progam kerja yang telah dilaksanakan sepanjang kepemimpinannya. Pada akhir penyampaiannya, dia (Edison) menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pengurus dan rekanrekan OMK yang telah bersama-sama bekerja selama kurang lebih 2,5 tahun. “ Terima kasih kepada teman-teman atas kerja sama kita semua ”. Lebih lanjut Edison menyampaikan permohonan maaf apabila dalam masa kepemimpinannya terdapat banyak program kerja yang belum sempat terealisasi. Rapat pemilihan dipimpin oleh Rm. Hendrik Nong, Pr, selaku moderator OMK. Rapat diawali dengan doa, kemudian dilanjutkan dengan penentuan calon ketua. Terpilih empat (4) orang sebagai calon Ketua OMK periode 2013-2015 yakni; Charlos Saka dari Lingkungan VI, Eka Rihi dari Lingkungan XV, Gerry da Gama dari Lingkungan IV dan Carles Roy dari Lingkungan XIV. Rm. Hendrik Nong,Pr, menawarkan dua konsep pemilihan yaitu alternatif pertama adalah memilih ketua dan selanjutnya ketua terpilih membentuk kepengurusan yang lengkap dan alternatif ke dua adalah pemilihan langsung kepengurusan secara lengkap
VOCATIS EDISI III / 06 - 19 JANUARI 2013
berdasarkan asas musyawarah mufakat. Kemudian setelah mendapat tanggapan dari forum maka disepakati bahwa pemilihan ini menggunakan konsep yang pertama. Proses pemilihan dilakukan setelah disepakati konsep pemilihan dan penyampaian syaratsyarat pemilih dan calon ketua. Hasil pemilihan ini menyatakan bahwa Carles Roy terpilih sebagai Ketua Charles Roy : Ketua OMK Pasthorus Periode 2013—2015 OMK periode 2013-2015 dengan perolehan suara sebanyak 14 suara dari 26 peserta yang berhak memilih. Sedangkan Gerry da Gama dan Eka Rihi menempati posisi ke dua dengan perolehan suara yang sama yaitu 5 suara dan Carlos Saka sebanyak 2 suara. “Saya gugup..,suasana pemilihan ketua yang lalu lebih ramai. Gugupnya bukan karena saya terpilih sekarang tetapi takut dengan bagaimana OMK yang kita bangun bersama ke depan. OMK yang lama telah berakhir dan penilaian yang kita berikan kembali ke pribadi kita masing-masing. Saya mengharapkan kita bisa bersama-sama lengkapi kepengurusan yang ada” demikian ungkap Carles Roy ketua terpilih saat menyampaikan sambutan pertamanya setelah terpilih. Setelah ketua terpilih menyampaikan sambutannya, Eka dengan penuh semangat dan mantap mengatakan “saya siap jadi wakil” setelah sebelumnya memberikan proficiat kepada Ketua terpilih. Selanjutnya kepengurusan yang lengkap OMK St. Thomas Morus Periode 2013 – 2015 akan dibentuk pada pertemuan mendatang antara ketua tepilih bersama moderator. Romo Moderator, mengharapkan agar kepengurusan yang baru bekerja dengan iman, menjujung tinggi kejujuran, rela berkorban, ketulusan dan kesabaran menghadapi banyak orang dengan pemikiran yang berbeda dan memiliki komitmen yang kuat dan disiplin waktu. Romo juga mengucapkan terimakasih pada pengurus yang lama dengan semua kelebihan dan kekurangan mereka. Pertemuan ini diakhiri dengan makan siang bersama dan ditutup dengan doa dari Romo Hendrik. Proficiat untuk Ketua terpilih!. Semoga Organisasi OMK periode 2013-2015 mendatang lebih baik sesuai harapan kita bersama. Sukses dan selamat berkarya. (Erna Maria).
7
RENUNGAN VOCATIS
PERKAWINAN DAN KELUARGA Oleh : Rm. Laurensius Noi, Pr erkawinan dan keluarga adalah sebuah anugerah; perkawinan dan keluarga berarti melayani; perkawinan dan keluarga adalah proses permurnian. Ada pernak-pernik / varia kisah yang sadar / tidak, telah dan sedang menghiasi keluarga. Dari antaranya saya mengangkat satu kisah dalam satu keluarga yang hidup di rumahnya. “Santi, seorang gadis remaja, menuliskan suratnya kepada Bapak dan Mamanya. Isinya demikian : Bapak dan Mama, setiap hari saya disuruh menjaga adik, Bapak dan Mama bayae Rp. 50.000; Saya disuruh sapu rumah dan halaman, Bapak dan Mama bayar Rp. 50.000; Saya disuruh cuci dan setrika pakaian, Bapak dan Mama bayar Rp. 50.000; Saya disuruh memasak, Bapak dan Mama, bayar Rp. 50.000; Jadi, Bapak dan Mama, bayar deh semua jeri-lelah Santi. Secepatnya ya..., karena Santi butuh uang! Surat itu diletakkan di meja makan. Sesudah Bapak dan Mama Santi membaca, orangtua ini akhirnya membalas surat Santi; isinya demikian : Nak Santi, terimakasih untuk suratmu. Semuanya sudah kami simak. Dan kami juga mau membalasnya. - Santi, engkau pernah di rahim Mama. Rahim ini rumahmu yang paling nyaman. Jadi jangan bayar Nak! - Santi, engkau kulahirkan dengan jeritan yang menyakitkan, sampai engkau menangis dan engkau hidup, Santi jangan bayar ya.. - Santi, engkau lepaskan kotoran yang busuk, bapak dan mama membersihkannya. Jadi jangan bayar. - Santi, engkau menjadi harum dan bersih dengan bedak dan baju-baju indah.. jangan bayar. Bapak dan Mama beli sepatu, bandul dan mainan, sesuka hatimua. Jangan bayar. Bapak dan Mama antar kamu ke rumah sakit saat sakit dan membiayai sekolahmu, jangan bayar nak. Jadi, Santi.. semua itu jangan bayar Nak. “Bapak dan Mama”. Surat itu diletakkan di kamar tidurnya. Ketika ia pulang, ia terkejut ada surat balasan dari orangtua. Santi membacanya.. perlahan air mata mulai membasahi pipinya.. Santi keluar kamar, berlari menuju Bapak dan Mama dan memeluknya sambil berkata, Santi minta maaf kepada Bapak dan Mama...dan Bapak dan Mama Santipun berbisik : Bapak dan Mama mencintai dan menyanyangi kamu Santi...Kamu anak Bapak-Mama..kamu anak Tuhan. Dalam 1 Samuel dikisahkan bagaimana pasutri Hana dan Elkana ingat akan nazarnya dan mempersembahkan Samuel kepada Tuhan. Supaya anak itu dikuduskan dan menyerahkan anak itu seturut rencana Allah. Ini sebuah tradisi religius yang bersifat wajib sampai pada masa Perjanjian Baru. Kita ingat, Maria dan Yusufpun mempersembahkan Yesus kepada Allah di Bait Suci. Dengan mempersembahkan anak kepada Tuhan, maka anak itu menjadi Anak Allah (bukan semata anak Bapak-Mama). Dalam 1 Yohanes 3:1-2 : Ia melukiskan bagaimana cinta Allah begitu besar kepada kita sehingga kita semua dijadikan anakanak Allah, jadi cinta bukan soal darah-daging/hubungan darah, tetapi cinta itu lebih luas.. dia menjalin dan mengikat satu dengan yang lain sebagai sesama. Karena itu kata Yohanes : kalau kita percaya kepada Yesus sebagai penjelmaan Allah menjadi manusia dan taat pada perintah-perintahNya yakni dengan saling menaruh cinta kasih, maka kita disebut anak-anak Allah. Yesus tahu bahwa Ia bukan hanya anak Yusuf dan Maria, Ia tahu bahwa Ia berasal dari Allah. Ia tahu bahwa Ia pernah dipersembahkan ke Bait Suci sebagai anak Allah. Maka, kini Ia mulai menunjukkan diriNya, bahwa Ia mulai berada di dalam Rumah BapaNya. Ia seakan tidak peduli dengan Maria dan Yusuf yang mencariNya.(jarak Yerusalem dan Nazareth itu jauh, Yerusalem di Yudea dan Nazareth itu di Galilea). Karena itu sangat manusiawi Maria dengan bahasa keibuannya berkata : “Nak, mengapa Engkau berbuat demikian terhadap kami? BapakMu dan Aku dengan cemas mencari Engkau?” ini adalah kewajiban orangtua (bagaimana dengan orang tua sekarang?). Dan jawaban Yesus memulai membuka kesadaran Maria dan Yusuf, bahwa Yesus yang mereka asuh adalah anak Allah. Konsekuensinya Ia mulai berada di Bait Suci untuk mewartakan Kerajaan Bapa. Karena itu Ia menjawab : “Tidakah kamu tahu bahwa Aku harus berada di dalam rumah BapaKu?. Mereka belum mengerti, tetapi Maria menyimpan semua perkara di dalam hatinya. Dia makin bertambah besar dan bertambah hikmatNya dan makin dikasihi Allah dan Manusia (indah hidup ini kalau kita makin besar - makin hikmat bahkan makin dikasihi Allah dan sesama). Disinilah keluarga-keluarga Katolik mau bercermin pada keluarga Kudus. Hana dan Elkana – Samuel dalam perjanjian lama; Yesus-Maria-Yusuf dalam Perjanjian Baru. Apapun situasi keluarga kita, namun tetap disadari bahwa keluarga itu anugerah dari Allah. Perkawinan berarti saling melayani dengan hati. Perkawinan itu adalah proses pemurnian. Empat waspada untuk pasutri : “Aku bosan”; “Dia tak memahami aku”; “Kami tidak berkomunikasi dengan baik”; “Aku tertarik pada orang lain”. Pasangan yang sukses adalah :(1). Tidak membiarkan perkawinannya berjalan sendiri; (2) Mencari
tahu apa yang dibutuhkan pasangannya; (3) Mencintai pasangan apa adanya bukan fantasinya; (4) Saling terbuka; (5) Menciptakan kebahagiaan dalam suka maupun duka; (6) Ada ruang untuk Tuhan di rumah.
8
VOCATIS EDISI III / 06 - 19 JANUARI 2013
Sabda Bahagia Suami Isteri Berbahagialah suami isteri yang saling memberikan penghiburan - yang menawarkan tempat pengungsian dan perlindungan dari dinginnya angin dunia; yang perkawinannya adalah perapian dari mana tercipta kedamaian, keharmonisan dan kehangatan jiwa dan roh. Berbahagialah suami isteri yang saling mendengarkan - yang mendengarkan tidak hanya kata, melainkan juga bahasa non-verbal, nada dan ekspresi; yang mendengarkan lebih untuk memahami daripada untuk menyanggah. Berbahagialah suami isteri yang saling menunjukkan kasih sayang - yang menghangatkan satu sama lain dengan sentuhan yang menyejukkan; yang senantiasa ingat bahwa sama seperti bayi dapat mati karena kurang kasih sayang, demikian pula perkawinan dapat porak-poranda karena kurangnya keintiman. Berbahagialah suami isteri yang saling menghormati - yang mengerti bahwa kualitas terpenting dalam perkawinan adalah saling menghormati satu sama lain. Berbahagialah suami isteri yang sekaligus sahabat dan rekan - yang mengerti bahwa persahabatan dapat menjadi suatu pelabuhan damai, dalam dunia yang penuh kekacauan dan perselisihan; yang dapat merefleksikan ketenteraman tahun-tahun mendatang yang dilewatkan bersama seorang sahabat sejati; yang tidak berperang dengan musuh seatap. Berbahagialah suami isteri yang saling menghargai keunikan pasangannya - yang tak saling berusaha memaksa untuk mengubah pasangannya, yang hanya akan mengakibatkan sakit dan ketegangan; yang menerima pasangan apa adanya seperti Tuhan menciptakan kita. Berbahagialah suami isteri yang saling terbuka satu sama lain - yang menghindari kerahasiaan yang pada akhirnya mengakibatkan kecurigaan dan keraguan; yang saling mempercayai dan mengungkapkan diri kepada yang lain bagai sekuntum mawar yang mekar demi menyingkapkan keindahan dan keharumannya. Berbahagialah suami isteri yang menikmati persatuan mereka - yang tak membiarkan seorang pun memisahkan kebersamaan mereka, entah itu orang lain, entah sahabat, ataupun harta benda duniawi. Berbahagialah suami isteri yang saling menyemangati - yang melihat pujian sebagai dorongan untuk menumbuhkan kepercayaan diri pasangan, sementara kritik yang pedas menghancurkan; yang tidak menuding-nuding kesalahan pasangan, sebab segera saja masing-masing akan melihat kesalahan mereka sendiri. Berbahagialah suami isteri yang saling mengasihi - kasih adalah sungai kehidupan - sumber abadi yang menyegarkan kembali diri dan pasangan. Di atas segalanya. “ KASIHILAH SEORANG AKAN YANG LAIN, SEPERTI KRISTUS TELAH MENGASIHI KITA. ”
Sumber : “Beatitudes of Married Couples”; Father Peffley's Web Site; www.transporter.com/fatherpeffley, “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Fr. Francis J. Peffley.”
VOCATIS EDISI III / 06 - 19 JANUARI 2013
9
KESAKSIAN VOCATIS
Marieta Susvila : “Ku Percaya Pasti Ada Jalan” ngkapan Keluarga adalah harta terbesar dalam hidup sepertinya tepat untuk menggambarkan pengorbanan Ibu Marieta Susvila. Singel parent dari empat orang anak ini selalu tegar menapaki perjalanan hidup. Sendirian bersama anak-anaknya tidak menyurutkan semangatnya untuk memberikan kelayakan kehidupan dan pendidikan bagi anak anaknya. “Setiap malam saya selalu berdoa dan percaya pasti ada jalan”, ujar tanta Ibu sapaan akrab tetangganya. Dalam membesarkan, mendidik dan memberi kelayakan hidup serta pendidikan bagi anak-anaknya, ibu paruh baya ini selalu mengandalkan
Tuhan.
Diakuinya
tidak
semua
keinginan anak-anaknya dapat dipenuhi olehnya, namun kebutuhan yang mendasar dan pokok selalu ia usahakan. Dua puluh ( 20 ) tahun yang lalu, kehidupan keluarga ini sama dengan kehidupan keluaraga lainnya dimana ada ayah sebagai kepala keluarga dan pencari nafkah utama keluarga, istri dan anak-anak. Ketika anak sulungnya duduk di bangku SMA, Tuhan berencana lain atas keluarga ini. Sang ayah pergi untuk selama-lamanya. Dalam kegusaran hatinya, ia masih percaya bahwa ada Tuhan yang melindungi keluarganya. Ibu yang hanya berprofesi sebagai pengikat sarung ini berhasil melewati masamasa sulitnya. Penghasilannya yang hanya berkisar antara Rp 200 – Rp 300 ribu perbulan di tambah dengan gaji pensiunan suaminya mampu menyekolahkan anak-anaknya hingga jenjang SMA dan per-
“Saya
bahagia
s e k a r a n g ” , demikian
ujarnya
dengan mata berbinar. Nenek dari tiga orang cucu ini selalu
berpesan
kepada
keempat
anak-anaknya “Doa jangan untuk diri sendiri
tapi
juga
untuk orang yang membenci kita”. Diakuinya ketika ia mengalami kesulitan, ia hanya mampu berdoa dan yakin pertolongan Tuhan akan segera datang. Seperti yang diungkapkannya “ Saya berdoa dan Tuhan kasih saya lewat orangorang disekitar saya dan lewat keluarga saya”. Iman, kesetiaan dan ketegaran hati ibu ini patut dicontohi oleh keluarga – keluarga lainnya. Hidup sendiri bukan berarti melemahkan kita tapi hidup sendiri sebaliknya harus menguatkan kita. Cobaan demi cobaan selalu datang menyapanya. Cobaan yang teramat berat untuk kedua kalinya menghampirinya. Anak sulung yang dicintainya menderita sakit. Ia hanya mampu berharap dan ia tetap percaya anaknya akan sembuh. Sekarang beliau tidak lagi selalu mengikat sarung, mengurus anak sulung dan menjaga cucu-cunya adalah prioritas utama hidupnya. Anak-anaknya sekarang dipercayainya dapat menjaganya melalui masa tua hidupnya seperti ia menjaga anak- anaknya dahulu. (Sisilia Daeng)
guruan tinggi dan sekarang tiga dari empat orang anaknya dapat hidup mandiri. Ada yang berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil, Perawat dan Guru.
10
VOCATIS EDISI III / 06 - 19 JANUARI 2013
PROFIL VOCATIS Pasutri Steph-Kuni
“ Ketika Harus Memilih... ” Dalam kehidupan manusia dihadapkan pada berbagai pilihan status hidup. Ada yang memilih hidup berkeluarga, yang lain menentukan pilihan sebagai biarawan atau biarawati. Atau bisa juga memilih sebagai bujangan seumur hidup. Setiap pilihan ada proses dan jalannya masing-masing, tutur pria asli kota Malang, Provinsi Jawa Timur. Pemilik nama lengkap Stepanus Sugiyono ini mengatakan bahwa “Ketika kita memilih hidup berkeluarga, salah satu proses yang harus kita lewati ialah menentukan teman hidup atau pasangan”. Untuk menentukan pasangan yang sesuai harapan seseorang, tidak ada “kunci” yang pas untuk semua. Setiap orang punya sejarah hidup yang unik dan berbeda satu dengan yang lain. Setiap orang juga punya gaya dan pendekatan yang khas. Di samping itu, masalah rasa tertarik adalah masalah “selera” yang perlu dipadukan dengan “rasio”. Dan jangan lupa kita bukan saja menikah dengan seseorang, melainkan kita hidup berkeluarga dengan keluarga besarnya, dengan adat-istiadatnya, dengan agamanya. Semua itu dapat dipertimbangkan ketika seseorang mengalami masa mengenal atau pacaran. Apakah pilihan kita itu tepat. Kalau kita menyaksikan para peserta kursus perkawinan paroki, sebagian besar peserta pada umumnya sudah hidup bersama, bahkan ada yang sudah punya anak. Banyak komentar tentang hal ini, misalnya hidup bersama sebelum nikah terjadi karena pengaruh pergaulan, karena adanya pengaruh televisi dan internet, masalah pengendalian diri dan berbagai sebab lainnya. Apapun penyebabnya, itulah kenyataan kehidupan umat kita. Mungkin pertanyaan sederhana yang dapat dilontarkan : bagaimana seharusnya
Foto kenangan “Perpisahan sementara” menuju hidup perkawinan : 10 Desember 1972.
berpacaran yang sehat dan bertanggungjawab, sehingga terhindar dari hidup bersama sebelum perkawinan? Ketika kami berdua sudah setuju untuk bersama hidup sebagai suami istri, kami sepakat untuk “berpisah sementara”. Steph tinggal di Malang dan Kuni kembali ke Maumere. Maksudnya, agar setiap kami merefleksi kembali apakah memang kami berdua menjadi pilihan yang tepat
VOCATIS EDISI III / 06 - 19 JANUARI 2013
untuk masing-masing. Siapa tahu bagi Steph ada gadis Jawa yang lebih cantik yang cocok baginya dan bagi Kuni ada pria yang ganteng yang lebih sesuai dengan pilihannya. Peristiwa ini terjadi di tahun tujuhpuluhan. Belum ada HP seperti saat ini, telepon sangat terbatas. Satusatunya alat komunikasi ialah surat-menyurat. Mungkin karena jauh, ternyata perpisahan antar pulau menimbulkan rasa rindu dan cinta semakin membara. “Cinta itu kreatif”. Karenanya setiap dua minggu sekali “surat kilat tercatat” datang dan meluncur dari dan ke Malang atau Maumere. “Perpisahan sementara” telah menyelamatkan kami dari hidup bersama sebelum perkawinan. Tentu kasih Tuhan yang melimpah telah membantu usaha kami berdua untuk menentukan pasangan hidup sesuai rencana- Nya. Sebagai pasangan suami istri Kristiani yang usia pernikahannya sudah mencapai 39 tahun, Steph panggilan akrabnya memiliki tips pacaran sehat dan bertanggungjawab : 1.Tidak ada kekerasan fisik dan non fisik dalam berpacaran. Biarpun salah satu pasangan (biasanya laki-laki) secara fisik lebih kuat, tidak berarti boleh seenaknya melakukan kekerasan kepada pacar. Jangan memukul, menampar, atau melakukan kekerasan lainnya. Jangan melakukan kekerasan nonfisik, seperti marahmarah dan mengumpat-umpat pacar. Kendalikanlah emosi dengan baik. 2. Ada rasa nyaman, saling pengertian dan keterbukaan. Mau berbagi pikiran dan perasaan secara jujur, mau berterus terang tentang perasan terhadap tingkah laku pacar, siap
11
PROFIL VOCATIS menerima kritik dan kompromi. 3. Menerima pacar apa adanya yang dilandasi oleh perasaan sayang. Tidak menuntut sesuatu yang berada di luar kemampuan sang pacar. 4. Tidak mengikat. Artinya, hubungan sosial dengan orang lain harus tetap dijaga. Kalau pagi, siang, dan malam selalu bersama-sama pacar saja malah bisa berbahaya. Selain bakalan tidak punya teman, kita akan merasa asing di lingkungan sendiri. 5. Saling menyesuaikan. Kalau dalam proses ini terlalu sering ribut, maka perlu mempertimbangkan kemungkinan berpisah. 6. Tidak melibatkan aktivitas seksual. Pacaran Foto kenangan “Pernikahan Steph-Kuni di Gereja Ili : 21 Januari 1973. dapat mempengaruhi kehidupan seksual seseorang. Kedekatan secara fisik bisa memicu keingi- han yang dimiliki diharapkan mampu menutupi kekurannan untuk melakukan kontak fisik. Kalau gan pasangan. diteruskan, bisa tidak terkontrol atau kebablasan. 8. Mutual respect, saling menghargai satu sama lain. Oleh sebab itu, harus saling menjaga dan tidak Berdasarkan pengalaman pribadi : “Sering bermelakukan haI-haI yang berisiko merugikan diri sendiri dan pacar. Lagipula melibatkan aktivitas tanya pada Tuhan, apa inikah orangnya yang Tuhan seksual dapat mengaburkan proses saling men- hadiahkan menjadi pasangan bagiku seumur hidupku?� genal dan memahami satu sama lain. tambah pasangan yang menikah 21 Januari 1973 di 7. Mutual dependency, masing-masing merasakan Gereja Ili. adanya saling ketergantungan satu sama lain. Oleh karena itu, diharapkan saling melengkapi. Kelebi-
BACAAN KITAB SUCI MINGGU INI 6 Hari Raya Penampakan Tuhan (hari Anak Missioner Sedunia) Yes.60:1-6; Ef.3:2-3a,5-6; Mat : 2:1-12
7 S. Raymundus dr Penyafort; B. Lindalva 1 Yoh. :22-4:6 Mat.4:12-17,23-25
8 S.Petrus Thomas 1 Yoh. 4:7-10; Mrk.6:34-44
9 S. Andreas Korsini 1 Yoh. 4:11-18; Mrk.6:45-52
10 S.Gregorius Nyssa; Gulielmus Bituricensis 1 Yoh.4:195:4 Luk:4:14-22a
11 S.Teodosius, S.Petrus Balsamus, S.Aleksander 1 Yoh.5:5-13 Luk. 5:12-16
12 S. Aelredus; S. Bernadus dr Corleone 1 Yoh.5:14-21; 1 Yoh. 3:22-30
13 Pesta Pembapisan Tuhan Yes.40:1-5; Tit 2:11-14;3:4-7 Luk 3:15-16,21-22
14 B.Petrus Donders B.Odorico da Pordenone Ibr.1:1-6; Mrk.1:14-20
15 S.Arnoldus Janssen; B.Aloysius Variara; S.Maurus dan Plasidus Ibr. 2:5-12; Mrk. 1:21b-28
16 S.Berardus,dkk (Matir Pertama Ordo Fransiskus) Ibr.2:5-12; Mrk. 1:21b-28
17 S. Antonius Ibr.3:7-14; Mat. 19:16-26
18 Pembukaan Pecan Doa Sedunia untuk Persekutuan Umat Nasrani S.Margareta dr Hongaria Ibr.4:1-5, 11; Mrk.2:1-12
19 B.Yakobus Sales; Wilhelmus Saultemouche Ibr.4:12-16; Mrk.2:1-17
Kritik dan Saran dari Pembaca VOCATIS dapat disampaikan melalui E-mail : vocatis_pasthorus@rocketmail.com atau di Sekretariat Vocatis d.a : Jl. Kesehatan No. 12 Maumere. Untuk informasi dan berlangganan hubungi : 082145146397 Harga terjangkau Rp. 10.000,- per exp.
12
VOCATIS EDISI III / 06 - 19 JANUARI 2013
SERBA SERBI VOCATIS
Humoria ...
Puisi… “Kerinduan” Oleh : Icha Sadipun
Di malam yang sunyi ini Kupandangi langit bertabur bintang Desir angin malam berhembus pelan Seakan menemaniku dalam kesendirian
Kutatap sekelilingku Sunyi…sepi…seakan tak berpenghuni Dalam hening malam ini kurasakan Ada rindu yang menggigit relung sukmaku
Seketika ku terhempas dalam memori masa lalu Terbayang kenangan indah menyusup kalbu Aku rindu kebersamaan itu Keceriaan bersama keluarga tercinta Sejuta kerinduan menusuk relung hatiku Hadirkan tanya apakah terobati Aku rindu mama dan papa Aku rindu sanak saudara
Rinduku terpendam terhalang cita Sisakan asa di dalam sanubari Apa daya tak bisa bersua Hanyalah doa menjadi pelipur lara
Dengan apakah kau datang?? Suatu hari seorang pendoa yang terkenal di daerahnya didatangi oleh seorang pasien. Pasien tersebut buta sejak lahir. Pasien tersebut berkata: Pasien : Pak Pendoa, sudilah kiranya anda menyembuhkan mata saya yang sudah buta sejak lahir. Pendoa : Baiklah, namun saya mau bertanya satu hal. Dengan apa bapak datang kemari ?? Pasien : Dengan Iman Pak!! Pendoa : Bagus, maka dengan imanmu pulalah kamu akan disembuhkan. Pasien : (Memanggil anaknya yang bernama Iman) Man, Iman, kenapa kamu tidak bilang dari dulu kalau kamu bisa menyebuhkan bapak?? Pendoa :???
Saya Ingin Belajar dari Anda Seperti biasanya, setiap hari Minggu pagi orang-orang datang ke gereja dan langsung memilih tempat duduk di bangku bagian belakang. Demikian juga dengan pagi ini, kecuali seorang pendatang baru yang langsung menuju ke bangku paling depan. Setelah misa selesai, Pastor memberi salam kepada pendatang baru ini sambil bertanya mengapa ia duduk di bangku paling depan. “Saya seorang sopir bus,” jawabnya, “dan saya datang untuk belajar dari anda bagaimana caranya membuat orang-orang berebut duduk di bangku yang paling belakang.” hahaha...
Karikatur...
VOCATIS EDISI III / 06 - 19 JANUARI 2013
13
SERBA SERBI VOCATIS
Tips... Cara Menghadapi Anak Yang Melawan Dan Keras Kepala
2)
3)
4)
5)
6)
14
1) Lihat diri kita Kadang kita tidak menyadari bila buah hati kita memiliki hati yang keras, salah satu sebabnya adalah diri kita sendiri. Bila kita memiliki hati yang keras, sukar dinasehati, tentu saja secara tidak langsung itu juga akan menular pada diri buah hati kita. Bila setiap hari buah hati kita melihat hal ini, tentu lama kelamaan buah hati kita akan menirunya. Bila kita saat ini terlalu sombong, marilah kita merendahkan hati kita. Bila kita kurang mau mendengarkan orang lain, maka marilah kita mulai saat ini belajar mendengarkan. Supaya kita pun juga akan semakin mengerti segala kebutuhan buah hati kita, dengan mau dan menyediakan waktu untuk buah hati kita. Hendaklah lebih fleksibel, lebih memberikan kasih sayang dan pengertian kepada anak. Kebutuhan seorang anak sebenarnya tidak banyak. Mereka menginginkan perhatian dan kasih sayang kita sebagai orang tua. Kasih sayang dan perhatian yang cukup akan meminimalisir kebutuhan anak-anak pada “materi”. Jadi kalau anak mulai minta ini itu, mudah merengek, dan cepat bosan terhadap apa yang dia beli, itu sebenarnya sebagai ungkapan atau pengaruh dari adanya bagian hati mereka yang kosong. Dan sebenarnya bagian hati yang kosong tersebut hanya bisa diisi dengan kasih sayang dan kehangatan yang ada di dalam sebuah keluarga. Salurkan Hobinya Setiap anak tentu memiliki bakat dan minat yang berbeda. Sebagai orang tua kita harus cermat mengerti hal ini. Misalnya bila buah hati kita suka mencoret-coret di atas kertas, mulailah mencoba memasukkan buah hati kita pada sanggar-sanggar melukis. Anak-anak yang normal, biasanya memiliki “kelebihan tenaga”. Itulah kenapa kita sering melihat anak-anak susah untuk diam. Dia akan selalu bergerak, dan mencari keasyikan yang bisa dia lakukan. Jadi arahkanlah “sisa tenaga” yang ada di dalam diri sang buah hati. Hal ini akan sangat bermanfaat supaya emosi mereka bisa diarahkan kepada hal-hal yang positif. Hal ini akan sangat mengurangi pengaruhpengaruh negatif dari luar yang bisa menyebabkan mereka gampang marah, bosan, sedih, dan sifat-sifat lainnya. Jadilah orang tua yang bijak Orang tua yang bijak mempunyai kepekaan terhadap buah hatinya, selalu berusaha melakukan yang terbaik dan memberikan pilihan terbaik kepada sang buah hati. Yang terbaik bagi anak, kadang bukanlah yang terbaik bagi orang tua. Disinilah terkadang kita temukan kesalahpahaman antara orang tua dan anak. Agar pilihan orang tua dan anak bisa selaras, perlu sekali adanya komunikasi yang intens. Disinilah waktu anda sangat dibutuhkan. Bukan banyaknya waktu yang anda berikan kepada anak, melainkan kualitas kebersamaan anda pada anak. Dari kedekatan inilah, anda akan semakin memahami buah hati anda. Sehingga pemikiran kita dengan sang buah hati kita pun bisa menyatu, dan meminimalisir kesalahpahaman yang biasanya terjadi karena adanya “batas” antara orang tua dan anak. Dan dari kedekatan inilah, anda bisa menasehati anak dengan bijak. Tidak Mempermalukan Anak di Depan Umum Saat menasehati anak, akan lebih baik bila kita menasehatinya di tempat yang rahasia dan dengan suara lembut. Jangan memberikan larangan, melainkan himbauan. Jangan berkata,”Kamu tidak boleh menggambar di tembok”, tetapi katakanlah ”Kalau kamu suka menggambar besok mama belikan buku gambar yang besar.” Mengharapkan anak berubah dengan mempermalukan mereka di tempat umum bukanlah cara menasehati yang baik. Karena pada saat itu juga, kita sudah mengajarkan kepada anak kalau mempermalukan orang lain di tempat umum adalah sesuatu yang wajar dan halal. Tidak Memaksa Kita harus belajar mengatakan sesuatu kepada buah hati kita dengan lembut tanpa ada unsur pemaksaan. Kita harus belajar mengajak daripada menyuruh. Kenapa? Karena menyuruh berarti meminta seseorang melakukan sesuatu dan itu harus dilakukan sedangkan kita sendiri tidak mau melakukan hal yang sama. Sedangkan mengajak, adalah meminta seseorang melakukan sesuatu dan mau menjadi satu dengan orang yang kita minta dengan prinsip kebersamaan.
VOCATIS EDISI III / 06 - 19 JANUARI 2013
SERBA SERBI VOCATIS
Cara Menghadapi Anak Yang Melawan Dan Keras Kepala 7) Saat Yang Tepat Saat menasehati Waktu yang tepat adalah sesuatu yang penting dan perlu kita perhatikan pada saat kita hendak menasehati buah hati kita. Pilihlah saat yang tepat dimana kita bisa mentransfer “ilmu moral” kita kepada buah hati kita, tanpa dia merasa terpaksa. Contohnya adalah dengan mengajak sang buah hati untuk jalan-jalan. Setelah dia merasa senang, dan merasa lapar, anda bisa mengajak makan bersama. Dan pada saat itulah anda bisa mengobrol dan mengatakan harapan-harapan anda pada sang buah hati. Misalnya dengan mengatakan,”Mama suka kalau kamu berdandan rapi. Kamu kelihatan cantik sekali.” Atau dengan memujinya,”Wah… Anak mama sudah besar dan tambah dewasa, sudah bisa makan sendiri.” Dengan pancingan-pancingan seperti itu, biasanya anak akan menjadi lebih tertarik untuk mau mendengarkan nasihat anda, sehingga untuk kedepannya mereka pun bisa berubah sedikit demi sedikit. 8) Bersikap seimbang dalam mendidik anak. Tidak terlalu memanjakan, tapi juga tidak terlalu keras. 9) Memberikan hadiah untuk sikapnya yang baik dan memberikan hukuman jika ia melakukan pelanggaran. 10) Senantiasa berusaha untuk membuat hati anak senang dan gembira, tapi tidak berlebihan. 11) Tidak bersikap plin plan, dalam artian tidak menyuruh anak atau membiarkan anak melakukan sesuatu, tapi kemudian melarang anak melakukan hal tersebut di lain waktu. Sumber : http://www.rumahbunda.com/
Menuju Perkawinan Kristiani yang Lebih Bahagia KOMITMEN Setiap panggilan menuntut dedikasi. Melalui upaya bijaksana dan penuh kasih, suami isteri dapat memperkokoh perkawinan. Sakramen Perkawinan mendatangkan rahmat yang dibutuhkan pasangan untuk tetap setia pada komitmen. KASIH SAYANG Menunjukkan bahwa kita mengasihi setulus hati melalui cinta dan tindakan-tindakan kasih sayang, penuh perhatian dan peduli terhadap pasangan dan keluarga. PUJIAN Pujian yang tulus dan dari lubuk hati membuat orang berkembang. Suatu perkataan bijaksana mendorong serta menyemangati upaya-upaya baik setiap anggota keluarga. BELAS KASIH Apabila kita sungguh mengasihi, kita tergerak untuk memberikan waktu dan ikut ambil bagian serta merasakan penderitaan anggota keluarga seperti yang Tuhan lakukan bagi kita. TENGGANG RASA Cinta kasih perkawinan dan keharmonisan dapat diperteguh, pula konflik dapat dihindarkan melalui sikap tenggang rasa - yaitu kesediaan untuk tidak egois dan menyesuaikan diri dengan yang lain. BERUBAH Berubah itu sulit. Pertama-tama kita terlebih dahulu berusaha berubah dan memperbaiki diri, serta bersabar dengan yang lain, sementara mereka berusaha untuk berubah. PENYESUAIAN DIRI Perkawinan diperkokoh dengan memberikan perhatian dan saling berbagai dalam aktivitas masing -masing pasangan dan mengembangkan minat bersama.
VOCATIS EDISI III / 06 - 19 JANUARI 2013
15
SERBA SERBI VOCATIS Menuju Perkawinan Kristiani yang Lebih Bahagia MASA BERPACARAN Perkawinan menjadi hidup dengan melanjutkan masa berpacaran. Hadiah, hari-hari istimewa, pergi keluar bersama, dsb menjadikan perkawinan segar dan membantunya bertumbuh-kembang. KOMUNIKASI Komunikasi paling baik dicapai apabila kita menaruh perhatian dan apabila kita bersedia mendengarkan - apabila kita mengadakan upaya untuk saling berbagi perasaan satu sama lain. Cermati dengan seksama komunikasi dan kebutuhan-kebutuhan “tak terucapkan”. ANAK-ANAK Anak-anak adalah berkat dan karunia dari Tuhan. Mereka adalah buah kasih; mereka akan tumbuh dan berkembang sesuai dengan makanan rohani yang diberikan oleh orangtua mereka. Sediakan waktu untuk ikut ambil bagian dalam kehidupan mereka. Kasih yang kita berikan sebagai orangtua hanya akan memperkaya kasih yang saling kita bagi dengan pasangan kita. SOPAN SANTUN Penuh pengertian, sopan santun dan bijaksana memperkokoh kasih dan menghindarkan kita dari menyepelekan pasangan dan keluarga. KEUANGAN Hendaknya belanja rumah tangga (tunai, kartu kredit, dsb) sesuai dengan penghasilan. Berusaha menghindari munculnya kekhawatiran dan kecemasan ekonomi dan keluarga sebagai akibat dari belanja berlebihan. SUKACITA Penuh sukacita dan berpikir positif; menghindarkan diri dari mengeluh, menyampaikan kritik pedas atau meremehkan. MENGUCAP SYUKUR Menghargai keluarga dan mengucap syukur kepada Tuhan atas anugerah ini dalam doa-doa kita. Perkawinan adalah batu karang di atas mana keluarga kita berdiri dan bertumbuh-kembang. Mari menghargainya dengan sungguh dalam segala pikiran dan tindakan. KERABAT Melalui perkawinan, keluarga kita berkembang mencakup juga keluarga pasangan. Hubungan baik dengan sanak saudara satu sama lain menyempurnakan kualitas perkawinan dan menghindarkan kekhawatiran yang tak perlu. KEBERANIAN Perkawinan, sama seperti panggilan manapun, membutuhkan kekuatan dan ketekunan rohani, teristimewa dalam masa-masa sulit dan masa-masa susah. Melalui doa dan dedikasi sejati pada janji sakramental kita, rahmat Tuhan dapat memberikan kepada kita kekuatan guna menghadapi segala kesulitan. GEREJA Gereja adalah keluarga rohani kita. Seperti dalam keluarga kita di rumah, kita adalah anggota keluarga aktif dalam Gereja, yang dipanggil untuk mengasihi dan melayani. KRISTUS Hanya melalui Kristus kita dapat menyempurnakan perkawinan. Ia mengikatkan suami kepada isteri, orangtua kepada anak-anak. Bagai dalam suatu segitiga, dengan Kristus di puncaknya, sementara suami dan isteri semakin dekat hubungannya dengan Kristus, demikian pula semakin dekat hubungan mereka satu sama lain. sumber : “Actions for a Better Christian Marriage”; Father Peffley's Web Site; www.transporter.com/ fatherpeffley.“diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Fr. Francis J. Peffley.”
16
VOCATIS EDISI III / 06 - 19 JANUARI 2013
SERBA SERBI VOCATIS Fokus Lensa...
Gambar : Patung Yesus tanpa tangah “You Are My Hands, Kamulah TanganKu” dan Gambar Anak-Anak Panti “Stella Maris” Nangahure . Kita adalah “tangan“ yang dipakai Tuhan untuk meneruskan Kasih bagi sesame yang membutuhkan.
JURNAL PAROKI 7-9 Januari 2013
: Rekoleksi para imam se-Keuskupan Maumere bertempat di Wisma NazarethNelle
14 Januari 2013
: Kursus Persiapan Perkawinan (KPP), Gelombang pertama di Tahun 2013.
Peringatan !!! Untuk mencegah kemungkinan terulangnya kejadian pencurian di halaman gereja, maka disampaikan kepada seluruh umat yang datang ke gereja menggunakan kendaraan roda dua untuk: 1. Memarkir kendaraannya di tempat yang aman 2. Jangan menyimpan barang-barang berharga di dalam jok motor Kasus pencurian di halaman Gereja St. Thomas Morus sudah terjadi sebanyak 3 kali dalam kurun waktu yang berdekatan pada akhir 2012 kemarin. Untuk itu semua umat diharapkan untuk selalu waspada dalam memarkir kendaraannya.
VOCATIS EDISI III / 06 - 19 JANUARI 2013
17
Pastor Paroki dan Pastor Kapelan Paroki St. Thomas Morus Mengucapkan :
Selamat Pesta Keluarga Kudus Bagi seluruh Keluarga di Paroki St. Thomas Morus Dan Selamat Pesta Perak dan Pancawindu Pernikahan Bagi para Pasukris di Paroki St. Thomas Morus Pastor Paroki St, Thomas Morus Ttd Rm. Laurensius Noi, Pr
Pastor Paroki dan Pastor Pembantu Paroki St. Thomas Morus Maumere mengucapkan:
Atas terpilihnya Sdr. Charles Roy sebagai Ketua OMK PASTHORUS Periode Januari 2013 – Januari 2015 Bekerjalah dengan hati yang beriman. Selamat bertugas.. Pastor Paroki St. Thomas Morus, Ttd Rm. Laurensius Noi, Pr
Pastor Paroki serta Staf Sekretariat Paroki St. Thomas Morus Maumere mengucapkan : Terima kasih kepada seluruh umat Paroki St. Thomas Morus atas partisipasinya dalam kegiatan penggalangan dana untuk korban bencana letusan gunung berapi Rokatenda – Palu’e. Kesempatan masih terbuka bagi kita sekalian untuk memberikan sumbangan bagi saudarasaudara kita di Palu’e. Sumbangan bisa diserahkan di sekretariat Paroki St. Thomas Morus Maumere. Kiranya Tuhan memberikan berkat-Nya bagi kita semua. Pastor Paroki St. Thomas Morus, Ttd Rm. Laurensius Noi, Pr