Media Informasi, Komunikasi, dan Suara Umat Paroki St. Thomas Morus
Edisi VI / April 2013
Salam Vocatis Media Informasi, Komunikasi, dan Suara Umat Paroki St. Thomas Morus
PANGGILAN HIDUP
Edisi III / 06 – 19 Januari 2013
Pelindung
:
Rm. Laurensius Noi, Pr
Penanggung Jawab
:
Rm. Efraim Dida, Pr
Pembimbing
:
Rm. Hendrik Nong, Pr
Pemimpin Redaksi
:
Gerry da Gama
Staf Redaksi
:
Siska Solmaris Sisilia Daeng Erna Maria
Desain/Layout
:
Ening Baleng
Alamat Redaksi
:
Sekretariat Vocatis Jln. Kesehatan No. 12 Maumere Telp. 082145146397
: vocatis_pasthorus@rocketmail.com
Facebook : Vocatis Pasthorus
Daftar Isi... Mengenal Orang Kudus : St. Markus, Sang Penginjil Opini : Panggilan Hidup
1 2
Tajuk : Persembahan Hidup Berita : Patung/Arca Jenasah Yesus dan Persiapan Pentahtaan-Nya Arca Jenasah Yesus dimandikan Kelompok Santa Anna Arca Jenasah Yesus diberkati Arca Jenasah Yesus diarak pada Jumad Agung
3
Renungan : Dipanggil untuk wartakan Tuhan
8
Kesaksian : Suster Eustachia “ Setiap orang yang saya jumpai, mereka menunjukkan wajah Allah” Profil : Kongregasi Suster-Suster Salesian Dari Hati Kudus Yesus dan Maria “ Jadikanlah Yang Tuli Mendengar dan Yang Bisu Berbicara ” Ekspresi : Puisi Serba –serbi : Humoria dan Karikatur
Tuhan menyinari engkau dengan wajahNya dan memberi engkau kasih karunia Tuhan menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera’’ ( Bil 6 : 24 – 26)
Charlos Saka
“ Tuhan memberkati engkau dan melindungi engkau
4 5 6 7
9 12 13 14
Paus Fransiskus Pesan BAPA SUCI Pada Hari Doa Sedunia Untuk Panggilan Ke 50 Hari Minggu Paskah IV 21 April 2013 Tema: Panggilan Sebagai Suatu Tanda Harapan Berdasarkan Iman Doa Panggilan
15
Cium Salib Jumad Agung Apa Maknanya?
20
16 19
Salam damai sejahtera bagi pembaca Vocatis yang terkasih,.. Kata – kata berkat diatas sangat menyejukan dan mendamaikan hati kita, sehingga sudah sepantasnya diucapkan antara satu dengan yang lainya, tepat pada hari Paskah yang baru kita rayakan bersama. Dalam semangat kebangkitan, marilah kita membuka hati untuk terus berjuang menjadi saksi Kristus sesuai tugas dan panggilan hidup kita masing -masing. Sudah selayaknya kita mensyukuri atas berkat dan anugerah-Nya, baik kegagalan maupun keberhasilan. Ada prestasi dan banyak pula harapan-harapan yang telah dicapai tetapi tidak dipungkiri banyak pula keprihatinan-keprihatinan di sekitar kita yang masih menjadi pekerjaan rumah. Sejumlah media telah menyiarkan bencana letusan Gunung Rokatenda, anak-anak jalanan yang berkeliaran dan masih banyak “kemiskinan’’ lainnya. Mereka adalah kelompok orang yang berharap dan pasrah kepada Tuhan, Tuhan yang hadir melalui sesama yang rela dan ikhlas mengulurkan tangan, namun harus disadari bahwa usaha nyata dari setiap umat paroki kita belum tampak nyata, dan cenderung cinta diri. Syukur bahwa ditengah-tengah krisis cinta kasih yang melanda sebagian besar dari sisi dunia, khususnya di paroki kita, kita tidak terpuruk dan tetap melangkah maju, begitu pula dengan “VOCATIS” yang terus berkomitmen untuk selalu hadir ke ruang pembaca menjadi media pewarta dan pelaku firman meskipun banyak kekurangan dan kendala yang dihadapi. Redaksi mengucapkan banyak terima kasih kepada semua kontributor Vocatis yang telah dengan rela meluangkan waktu untuk ikut mewartakan damai lewat media ini. Mari kita bahu–membahu, bekerja keras menciptakan kehidupan yang lebih baik dalam damai dan cinta Tuhan. Selamat membaca.
MENGENAL ORANG KUDUS
Santo Markus, Sang Penginjil arkus sang Penginjil (bahasa Latin: Mārcus; bahasa Yunani: Μᾶρκος; bahasa Koptik: Μαρκοϲ; bahasa Ibrani: )מרקוסseorang Kristen yang hidup di abad ke-1 dan diyakini sebagai penulis Injil Markus (bagian Perjanjian Baru di Alkitab Kristen). Di sejumlah bagian Alkitab namanya ditulis "Yohanes yang disebut (juga) Markus". Markus hidup pada zaman Yesus. Ia bukan salah seorang dari kedua belas rasul Kristus, melainkan saudara sepupu St. Barnabas, rasul. Markus menjadi terkenal karena ia menulis satu dari keempat Injil. Sebab itu ia disebut pengarang Injil. Injil Markus cukup singkat, tetapi memberi banyak keterangan terperinci yang tidak terdapat dalam Injil lainnya. Ketika masih muda, Markus pergi bersama dua rasul besar, Paulus dan Barnabas, dalam suatu perjalanan kerasulan untuk mewartakan ajaran Yesus pada bangsa-bangsa lain. Tetapi, sebelum perjalanan berakhir, tampaknya Markus berselisih dengan St. Paulus. Markus mendadak kembali ke Yerusalem. Paulus dan Markus akhirnya dapat mengatasi perselisihan mereka. Malahan, dari penjara di Roma, Paulus menulis agar Markus datang untuk menghibur serta membantunya. Ketika raja Herodes Agripa I pada tahun pertama pemerintahannya (~41 M) menyuruh menahan Petrus di penjara, seorang malaikat Tuhan membawa Petrus ke luar dari penjara dengan ajaib. Petrus pertama-tama mengunjungi rumah Maria, ibu Yohanes yang disebut juga Markus. Bersama Paulus dan Barnabas Beberapa tahun kemudian, Barnabas dan Saulus (yang kemudian bernama Paulus) berangkat dari Yerusalem kembali ke Antiokhia, setelah menyelesaikan tugas pelayanan mereka, mereka membawa juga Markus. Oleh karena disuruh Roh Kudus, Barnabas dan Saulus berangkat ke Seleukia, dan dari situ mereka berlayar ke Siprus. Setiba di Salamis mereka memberitakan firman Allah di dalam rumah-rumah ibadat orang Yahudi. Markus menyertai mereka sebagai pembantu mereka. Mereka mengelilingi seluruh pulau itu sampai ke Pafos. Di sana Paulus membutakan mata Elimas dan membuat Sergius Paulus, Gubernur Pulau Siprus, percaya akan Injil Kristus. Lalu Paulus dan kawankawannya meninggalkan Pafos dan berlayar ke Perga di Pamfilia, tetapi Markus meninggalkan mereka dan kembali ke Yerusalem. Setelah menyelesaikan perjalanan pertama, melaporkan hasilnya kepada para pemimpin jemaat di Yerusalem, dan kembali di Antiokhia, beberapa waktu kemudian berkatalah Paulus kepada Barnabas: "Baiklah kita kembali kepada saudara-saudara kita di setiap kota, dimana kita telah memberitakan firman Tuhan, untuk melihat, bagaimana keadaan mereka." Barnabas ingin membawa juga Markus; tetapi Paulus dengan tegas berkata, bahwa tidak baik membawa serta orang yang telah meninggalkan mereka di Pamfilia dan tidak mau turut bekerja bersama-sama
VOCATIS EDISI VI / APRIL 2013
dengan mereka. Hal itu menimbulkan perselisihan yang tajam, sehingga mereka berpisah dan Barnabas membawa Markus juga sertanya berlayar ke Siprus. Tetapi Paulus memilih Silas, dan sesudah diserahkan oleh saudara-saudara itu kepada kasih karunia Tuhan berangkatlah ia mengelilingi Siria dan Kilikia sambil meneguhkan jemaat-jemaat di situ. Bersama Petrus Menurut Eusebius dari Kaisarea (Eccl. Hist. 2.9.1-4), Setelah lepas dari tahanan raja Herodes Agrippa, Petrus pergi ke Antiokhia dan sempat bertemu dengan Paulus di sana seperti dituliskan dalam Surat Galatia 2:1114, dan kemudian melakukan perjalanan ke Asia Kecil (sekarang Turki), mengunjungi gereja-gereja di Pontus, Galatia, Kapadokia, Provinsi (Romawi) Asia, and Bitinia, seperti yang disebutkan dalam Surat 1 Petrus 1:1. Eusebius mencatat bahwa Petrus sampai di Roma pada tahun ke-2 Kaisar Claudius (yaitu tahun 42 M). Saat itu Markus mendampingi Petrus dalam perjalanan sebagai penterjemah. Pekerjaan Petrus sangat berhasil di sana sehingga penduduk menghormatinya dengan membuat patungnya. Atas permintaan jemaat, Markus menuliskan khotbah-khotbah Petrus yang menjadi Injil menurut Markus. Markus juga menjadi murid kesayangan St. Petrus, paus pertama. St. Petrus menyebut St. Markus sebagai “anakku”. Karena itu, sebagian orang beranggapan bahwa Petrus hendak mengatakan bahwa dialah yang membaptis Markus. Markus ditahbiskan sebagai uskup dan diutus ke Alexandria, Mesir. Di sana ia mempertobatkan banyak orang. Ia bekerja keras untuk mewartakan kasih bagi Yesus dan Gereja-Nya. Menurut tradisi ia harus mengalami penderitaan yang panjang serta menyakitkan sebelum ia wafat. Pada tahun ke-3 pemerintahan Claudius (43 M), Markus berangkat ke Aleksandria dan mendirikan gereja Aleksandria, yang sekarang menjadi gereja Koptik Ortodoks. Bagian-bagian liturgi Koptik dapat ditelusuri kembali ke Santo Markus sendiri. Dia menjadi uskup pertama di Aleksandria dan dihormati sebagai pendiri kekristenan di Afrika. Hari Santo Markus diperingati tanggal 25 April dan simbolnya sebagai santo adalah singa. Reliqui St. Markus dibawa ke Venesia, Italia. Ia diangkat sebagai santo pelindung kota Venesia. Peziarah pergi ke Basilika St. Markus yang indah untuk menghormatinya serta mohon bantuan doanya. Dari berbagai sumber. “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.” (Markus 16:15) .
1
OPINI VOCATIS
PANGGILAN HIDUP Oleh : John Latuan uatu kenyataan tak terhindarkan adalah kita selalu mempunyai pilihan dalam melakukan sesuatu. Apapun kedudukan, jabatan, profesi atau pekerjaan atau cara hidup anda sekarang, entah hidup berkeluarga entah hidup sebagi imam, biarawan/biarawati, dosen, guru, sopir, pegawai negeri, petani, tukang ojek, buruh dan lain-lain adalah sebuah pilihan yang dilakukan sendiri, karena hanya kita sendirilah yang memiliki daya untuk memilih bagi diri kita sendiri. Mungkin anda mengatakan bahwa pilihan yang anda lakukukan karena “terpaksa”. Terpaksa memilih pekerjaan tersebut dalam konsep “yang penting ada kerja”; terpaksa memilih menjadi guru/sopir/ojek, karena tidak pekerjaan yang menjanjikan masa depan yang cerah, yang penting ada penghasilan; atau terpaksa menikah yang penting saya berkeluarga : terpaksa memilih menjadi imam, yang penting saya hidup sebagai seorang pastor; terpaksa memilih menjadi biarawan/ biarawati yang penting saya hidup membiara, dan seterusnya- dan seterusnya, tanpa mempertimbangkan resiko-resiko yang bakal timbul dari pekerjaan atau pilihan yang anda lakukan. Bila pilihan yang kita lakukan berdasarkan konsep-konsep yang demikian, maka sesungguhnya kita belum melihat pekerjaan atau profesi atau cara hidup sebagai sebuah panggilan hidup. Bagi kita orang beriman, pekerjaan atau profesi atau cara hidup apapun adalah panggilan hidup, yang mesti dilihat sebagai anugerah besar dari Tuhan yang harus diraih dan digeluti dengan sungguh serius dan bertanggung jawab. Kita harus yakin, bahwa eksistensi manusia beriman adalah melakukan kehendak dia yang menciptakan kita. Kita diciptakan untuk melakukan apa yang telah ditetapkan Tuhan sebelum kita dijadikan. Setiap manusia diciptakan dengan tujuan yang sangat istimewa, selaras rancangan Allah sendiri. Menurut Santo Ignatius dari Loyola bahwa tujuan manusia diciptakan adalah untuk menghormati, mengabdi dan memuji Tuhan Allah kita, dan dengan itu manusia mendapatkan kebahagiaan atau keselamatan. Tujuan yang istimewa itulah merupakan panggilan hidup kita masing-masing, dan kita harus berjuang untuk menemukannya. Perlu disadari bahwa panggilan hidup adalah sebuah proses panjang yang mau tidak mau, suka tidak suka harus dilewati. Dalam proses panjang itulah kita mungkin akan mengalami keadaan ketidakberdayaan; kegersangan bathin yang tak terkirakan; kekeringan rohani yang mencekam; terasa ma-
2
cet, sedih resah, murung, dingin, bosan, ditantang, dihajar, dilukai, dan sebagainya yang oleh santo Ignatius dari Loyola menamakannya sebagai sebuah pengalaman desolasi yang dapat kita sebut juga sebagai pengalaman penderitaan yang mencekam. “dan Allah Sumber Segala Kasih Karunia, yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal, akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu sesudah kamu menderita seketika lamanya (1 Petrus 5:10). Penderitaan semacam inilah yang akan mengikis habis kehebatan manusiawi kita agar ada akses bagi Tuhan untuk mengambil alih kehidupan kita, menggerakkan serta menuntun kita untuk mengalami proses konsolasi yang membahagiakan; dekat Allah; damai; tenang; penuh harapan; diteguhkan; diperkuat; dicintai; dihibur; diteguhkan; diterangi; disembuhkan; hangat; dibutuhkan; dan tentunya harus dalam doa yang berkanjang untuk mengalami Tuhan; “ “Namun aku hidup, tetapi bukan aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidup yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku” (Galatia 2:20). Pengalaman konsolasi yang akan menuntun kita kepada penemuan panggilan hidup yang sesungguhnya. Oleh sebab itu, kita harus berjuang melihat keindahan dalam setiap kesulitan hidup yang kita alami dan mensyukuri setiap peristiwa hidup yang menimpa. Bukan saja mensyukuri setiap peristiwa hidup yang menggembirakan, yang membuat kita merasa puas dan bahagia, tetapi juga mensyukuri peristiwa-peristiwa hidup yang membuat kita merasa cemas, khawatir, takut dan gelisah; kecewa dan sakit hati; kesal, jengkel dan marah; sedih dan malu. Dengan selalu mensyukuri setiap peristiwa hidup itu, maka hidup kita akan menjadi lebih indah, karena kita telah mampu melihat keindahan dalam kesulitan hidup dan sebaliknya melihat kesulitan hidup dalam keindahan hidup. Akhirnya pada suatu ketika kita akan menyadari kalau ternyata apa yang kita jalani selama ini adalah panggilan hidup kita.
VOCATIS EDISI VI / APRIL 2013
TAJUK VOCATIS
PILIHAN HIDUP SEBAGAI PANGGILAN Oleh : Gerry Da Gama etiap manusia dilahirkan dengan tujuan penciptaan
manusia yang akan mati di salib dan bangkit pada hari
masing-masing oleh Allah sang pencipta. Maksud
yang ke tiga. Yesus bisa saja menuruti keinginan-Nya
dan tujuan penciptaan manusia yang utama adalah
sendiri dengan menghindari derita yang akan Dia hadapi.
agar terus mewarisi kehidupan di bumi yang dapat kita
Tapi Yesus menyerahkan semua kehidupan-Nya hanya
lihat dalam Kej 1:28 “beranak cuculah dan bertambah
kepada Bapa-Nya — Bapa penyelenggara. “ya Bapa, biar-
banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkua-
lah cawan ini lalu daripada-Ku, tetapi bukan kehendak-Ku
salah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara
melainkan kehendak-Mulah yang terjadi”. Bisa kita ba-
dan atas segala binatang yang merayap di bumi”.
yangkan kalau Yesus tidak memilih tujuan perutusan-Nya
Dalam dunia sekarang, banyak pilihan yang
ke dunia oleh Allah. Andaikan Yesus mengabaikan kehen-
ditawarkan kepada setiap manusia dalam rangka men-
dak Allah maka tidak akan ada kebangkitan dan hukum
gikuti panggilan hidupnya. Panggilan hidup di sini ber-
taurat belum terpenuhi.
arti panggilan hidup yang benar yang sesuai dengan
Kembali pada judul tajuk di atas, setiap manusia
kehendak Allah. Manusia dapat memilih menjalani
memiliki panggilan hidupnya masing-masing. Menikah
panggilan hidupnya seperti yang sudah digariskan oleh
atau tidak menikah ataupun hidup membujang, memilih
Allah sesuai dengan tujuan penciptaannya atau men-
untuk menjadi dokter, imam, biarawan/biarawati ataupun
jalani
kemauannya
pilihan lain yang ditawarkan oleh dunia dewasa ini, setiap
sendiri. Yang harus disadari manusia adalah setiap
kita diharapkan selalu menyertakan Tuhan Allah Sang Pen-
panggilan/ pilihan hidup yang sesuai dengan tujuan
cipta, Sang Penyelenggara kehidupan untuk campur tangan
penciptaannya oleh Allah adalah yang terbaik.
dalam penentuan pilihan sehingga kita semua dapat men-
kehidupannya
sesuai
dengan
Jika kita mengikuti kisah perutusan Yesus di dunia, maka kita akan tahu bahwa Yesus lahir ke dunia
jalani kehidupan sesuai panggilan kita masing-masing, sesuai tujuan penciptaan kita.
untuk menggenapi hukum taurat. Ia lahir sebagai anak
Kritik. Saran dan Tulisan dari Pembaca VOCATIS dapat disampaikan melalui E-mail : vocatis_pasthorus@rocketmail.com atau di Sekretariat Vocatis d.a : Jl. Kesehatan No. 12 Maumere. Untuk informasi dan berlangganan hubungi : 082145146397 Mulai bulan Maret, Vocatis mengalami perubahan penerbitan dari edisi 2 mingguan menjadi edisi bulanan.
VOCATIS EDISI VI / APRIL 2013
3
BERITA VOCATIS
Patung/Arca Jenasah YESUS dan Persiapan Pentakhtaan-NYA RUMAH PAROKI—Kira-kira pukul 18.00 wita atau jam enam petang (Selasa,26 /03/2103) terlihat sejumlah orang berkumpul di pendopo rumah paroki St. Thomas Morus. Mereka serius membicarakan soal Arca Jenasah Yesus yang akan ditakhtakan di Rumah doa di Lingkungan III. Menurut Rm. Hendrik Nong, pastor kapelan St Thomas Morus yang saat itu ada, mengatakan bahwa “Arca Jenasah Yesus yang sudah beberapa waktu diletakkan di rumah Paroki selama ini menunggu persiapan trihari Suci untuk ditakhtakan dan diberkati dan sebagai arca suci untuk diarak tiap tahun menjelang trihari suci umat Kristiani. Dan umat Katolik dalam paroki diharapkan dengan iman mengikuti Ibadat Ratapan atau Lamentasi menyembah Yesus dalam simbol arca pada saat pentakhtaan dan perarakan nanti”. Beberapa orang pengurus dari lingkungan III juga hadir untuk memantapkan pentakhtaan arca. Sekretaris Lk.III, Bapak Oni mengatakan “Umat dari Lk.III dan secara khusus para pengurus lingkungan siap menyambut Arca Patung Jenasah Yesus untuk ditakhtakan di rumah doa yang terletak di Jl. Kutilang, Kesokuit. Untuk persiapan pengaturan tempat dan dekorasinya mulai malam ini sesegera mungkin akan dirampungkan. Dan yang terpenting adalah kesiapan umat secara rohani datang untuk berdoa dan menyembah Arca Patung Jenasah Yesus ini dengan penuh iman”. Atas kesepakatan bersama maka Arca Jenasah Yesus akan diantar ke tempat pentakhtaan keesokan harinya (Kamis, 27/03/2013).
arca dan meletakkan di atas mobil pengangkut. Tidak terlihat ada acara resmi pengangkatan dan penghantaran kedua arca itu. Pick up melaju perlahan meninggalkan pelataran parkir paroki, kedua arca hanya dibaluti dengan kain berwarna hitam tanda perkabungan. Di atas mobil hanya terlihat 2 orang (Yos dan Apong) menjaga agar arca-arca tersebut tidak terjatuh. Panas semakin menyengat ketika tiba di rumah doa tempat pentakhtaan. Tidak ada tandatanda penyambutan, hanya beberapa ibu dari kelompok kategorial Legio Maria dan anggota KUB Salib Suci terlihat sedang merangkai bunga dan membersihkan tempat doa. Ada juga sekelompok laki-laki sedang membangun tenda tambahan untuk umat yang akan datang berdoa dan mengikuti ibadat lamentasi. Terlihat bapak Abdon Dasilva selaku ketua lingkungan III datang menyambut kedatangan arca Yesus dan Maria. “Beginilah keadaan kita. Kami hanya beberapa orang saja membenahi tempat untuk pentakhtaan hari ini, banyak umat kami masih mengurusi beberapa hal lain menyangkut hidup mereka”, komentar bapak Abdon. Komentar lain datang dari tokoh umat yaitu Bapak Stef Mane, ”Kami saat ini sepertinya kekurangan orang muda untuk meneruskan semangat kegiatan rohani seperti ini. Kita harus banyak berdoa untuk mereka agar kembali ke gereja dan tradisitradisinya, jangan biarkan orang muda kita terlena dengan hal-hal duniawi.” Setelah Arca diturunkan, umat melanjutkan mempersiapkan segala sesuatunya untuk misa pemberkatan Arca Jenasah Yesus pukul enam sore.
Pastor Paroki Rm. Laurensius Noi, Pr, Rm. Efraim Dida,Pr, melihat Arca Jenasah Yesus sebelum dihantar ketempat pentakhtaan di rumah doa Lk.III.
RUMAH DOA—Tepat pukul 12 siang (Kamis, 27/03/2013) mobil pick up penghantar Arca Jenasah Yesus dan Arca Maria Berduka Cita parkir di halaman paroki. Terlihat Pastor paroki, Rm. Laurensius Noi, Pr; Rm.Efraim Dida, Pr; Rm Hendrik Nong, Pr; dan beberapa umat Allah telah siap untuk mengantar kedua arca tersebut. Hari itu terasa panas, matahari begitu menyengat serasa membakar kulit. Dengan dibantu beberapa umat, ketiga Romo mengangkat
4
Arca Jenasah Yesus diangkat oleh beberapa petugas gereja dinaikkan ke atas Pick up untuk dihantar pada tempat pentakhtaan.
VOCATIS EDISI VI/ APRIL 2013
BERITA VOCATIS
ARCA JENASAH YESUS DIMANDIKAN OLEH KELOMPOK SANTA ANNA Suasana di tempat pentakhtaan Arca Jenasah Yesus semakin sepi. Hanya terlihat beberapa ibu yang usianya di atas 60-an tahun duduk agak jauh dari arca. Suasana hening, cuaca kurang bersahabat, semakin panas hari itu. Waktu sudah menunjukkan pukul 13.30 siang. Terlihat seorang ibu duduk sendiri sambil sesekali menoleh ke arah jalan. “Selamat siang mama”’, vocatis menyapanya. “Siang juga anak”, balasnya. “Kelihatannya mama lagi menunggu seseorang ya?”, vocatis menyelidiki. “Bukan 1 orang saja tapi kelompok kami yang mendapat tugas memandikan arca jenasah Yesus siang ini, sebelum memulai ratapan atau lamentasi” jawab beliau. Mereka adalah kelompok kategorial Santa Anna yang bertugas memandikan Arca Jenasah Yesus. Tepat pukul 14.00 wita kelompok St. Anna yang semuanya adalah mama-mama yang berumur di atas 50-an mulai berdatangan. Mereka mengenakan setelan hitam-hitam, paduan sarung adat dan baju bebas hitam. Masingmasing membawa tempayan air dan kain lap untuk memandikan arca. Berawal dari arakan singkat berbaris dua-dua dari pelataran rumah doa masuk dan berdiri berjejer memanjang di samping Arca Jenasah Yesus. Sebelum memulai ritual memandikan Arca Jenasah Yesus, pemimpin kelompok memulai doa, mengucap syukur dan berterima kasih atas anugerah kasih Ilahi yang memberikan kesempatan dan tugas penting dan mulia untuk boleh memandikan Arca Jenasah Yesus. Dan yang terpenting dalam doa adalah memohon ampun atas dosa-dosa dan Tuhan melayakkan mereka untuk memandikan Arca jenasah Yesus. Setelah berdoa bersama, ritual mulai dijalankan. Kesempatan pertama diberikan pada Mama Agus
Ero untuk memandikan, perlahan-lahan mama maju sambil menundukkan badan di hadapan Arca Jenasah Jesus, meletakkan lap pada kaki, membersihkan bilur-bilur Yesus. Memandikan hanya secara simbol saja dengan mengusap bagian-bagian tertentu dari Arca Yesus, seperti kaki, tangan, pinggang dan wajah Yesus. Hampir semua mama St. Anna menangis mencucurkan airmata tanda sedih, duka cita dan merasa berdosa terhadap Tuhan dan memohon pengampunan dari padanya. Sementara ritual berlangsung, suasana berubah mencekam ketika salah satu dari anggota St. Anna meratap sedih pada Arca Jenasah Yesus. Nyanyian-nyanyian ratapan mulai terdengar silih berganti. Satu per satu maju memandikan Arca Jenasah Yesus dengan ujud pribadi masing-masing.
Seorang anggota St. Ana sebelum memandikan AJY, berdiri terpaku sambil menangis memandang sedih AJY.
Sentuhan lembut jari-jari tua nan keriput pada Arca Jenasah Yesus menandakan betapa cintanya mereka pada Sang Penebus Dosa Manusia. Suasana kembali hening pada saat semua anggota St. Anna selesai mendapat giliran memandikan arca. Setelah doa penutup, satu persatu tunduk di depan arca dan keluar menuju pelataran rumah doa. Salah satu dari mereka yang tidak mau disebutkan namanya berkomentar “Saya pertama-tama merasa malu atas dosa-dosa yang sudah saya buat. Tuhan Yesus tentu tahu semuanya. Awalnya saya ragu untuk memandikan Arca Jenasah Yesus ini, tapi setelah saya berdoa dan menangis, akhirnya saya beranikan diri untuk mau melakukannya.” Ini adalah bukti cinta dan keberanian yang sudah ditunjukkan kepada kita agar kita, di manapun berada dan dalam situasi apapun harus tetap meminta bantuan pada Tuhan Yesus walaupun kita masih penuh dengan dosa-dosa. Sebab hanya pada Dialah satu-satunya jalan kebenaran dan kehidupan.
Mama Agus Ero sebagai orang pertama yang memandikan Arca Jenasah Yesus. Mama Agus pernah menjadi ketua St. Anna dan yang paling tua umurnya dalam kelompok ini.
VOCATIS EDISI VI / APRIL 2013
5
BERITA VOCATIS
ARCA JENASAH YESUS DIBERKATI Pukul 17.00 wita (Rabu, 27/03/2013) umat kita telah siap memasuki trihari suci. Kemudian, diparoki St. Thomas Morus mulai berdatangan lanjutkan dengan Novena tujuh Duka Cita Maria, memenuhi pelataran rumah pentakhtaan arca yang bertujuan agar kita umat jenasah
Yesus
Kelompok-kelompok
menyampaikan
kategorial doa-doa permohonan kepada Allah.
seperti St. Anna, GIM, Legio Maria, Pasukris,
Seusai ibadat bersama, umat diberi
KBHTM, ikut ambil bagian di dalamnya dan menda- sempatan untuk mencium kaki arca jenasah patkan pembagian tugas menyangkut ran pentakhtaan dan persiapan
Ye-
kelanca- sus sambil menyampaikn doa permohonan pribadi pemberka- pada Bapa di surga melalui Yesus. Arca Jenasah
tan arca jenasah Yesus. Setelah
ke-
Yesus didampingi dan dijaga oleh empat orang dari
semua persiapan pemberkatan masing-masing kelompok kategorial yang diberi tu-
rampung dan umat telah memadati pelataran gas. Keempat orang yang menjaga arca jenasah tempat pentakhtaan, tepat pukul 6 petang, ibadat Yesus harus berpakaian hitam-hitam. Arca jenasah pemberkatan dimulai. Yang memimpin ibadat Yesus harus terus didampingi tanpa boleh ada yang pemberkatan adalah Rm. Efraim Dida,Pr. Dalam meninggalkan sendirian dan juga terjadi ibadat sambutan pembuka, Rm. Efraim mengatakan “Hari ratapan atau lamentasi sampai hari perarakan menuju gereja St. Thomas Morus pada hari Jumad Agung. ****
Dengan penuh iman, Rm. Efraim Dida memberkati dan mereciki Arca Jenasah Yesus dengan air berkat.
ini
kita membuka trihari suci atau disebut juga
Rabu Trewa. Rabu Trewa mengingatkan kita pada tiga hari suci yang akan membawakan
Tampak banyak umat dan anggota-anggota kelompok kategorial yang hadir pada ibadat pemberkatan Arca Jenasah Yesus.
ke-
selamatan umat manusia. Tuhan mati di kayu salib untuk manusia. Rabu Trewa sebenarnya mau membersihkan kita untuk masuk trihari suci dan kita mau berduka cita bersama gereja.� Untuk membuka semuanya itu diawali dengan pemberkatan Arca Jenasah Yesus. Arca jenasah Yesus direciki dengan air berkat dan didupai. Setelah arca jenasah Yesus diberkati semua umat yang hadir juga direciki dengan air berkat tanda
6
Umat diberi kesempatan untuk mencium AJY dan menyampaikan ujudujud pribadi mereka.
VOCATIS EDISI VI / APRIL 2013
BERITA VOCATIS
ARCA JENASAH YESUS DIARAK PADA JUMAD AGUNG Pagi-pagi benar kira-kira pukul 05.30 waktu setempat, (29/03/2013) hari itu adalah Jumad Agung. Rm. Efraim dan umat sudah berkumpul di rumah doa tempat pentakhtaan Arca Jenasah Yesus. Semua adalah orang-orang tua, tidak terlihat orang-orang muda ikut berkumpul bersama. Hari itu adalah hari terakhir ibadat lamentasi/ratapan kepada Arca Jenasah Yesus, sebab pukul 07.00 pagi ini Arca Jenasah Yesus akan diarak menuju Gereja St.Thomas Morus. Perarakan Arca Jenasah Yesus dan Jalan Salib Jumad Agung. Setelah selesai ibadat lamentasi, mulailah dipersiapkan prosesi perarakan Arca Jenasah Yesus. Urutan perarakan diatur secara baik; paling depan pembawa salib Yesus dan didampingi ajuda pembawa lilin serta diikuti para suster. Di belakang biarawati adalah Arca Jenasah Yesus yang diusung oleh kaum pria yang mengenakan pakaian serba hitam serta ibu-ibu yerusalem yang menggunakan lobung, tanda perkabungan dan duka cita. Menyusul kelompok St Anna, terdiri dari oma-oma yang walaupun sudah susah untuk berjalan jauh tapi karena kecintaan mereka kepada Yesus, mereka memaksakan kaki untuk melangkah berarak bersama umat lainnya. Arakan di belakangnya adalah Arca Maria Berduka Cita yang diusung oleh kelompok Gerakan Imam Maria (GIM) dan barisan dari kelompok KBHTM dan Legio Maria. Rute yang dilalui adalah Rumah Doa tempat Pentakhtaan Arca Jenasah Yesus menyusuri jalan menuju perempatan Sina Meluk, berjalan terus menuju utara lapangan Kota Baru sampai pada perempatan Jln. Don Thomas belok kiri arah selatan menuju Gereja St. Thomas Morus. Umat yang tidak ikut berarak menghantar Arca Jenasah Yesus, berdiri pada sisi kiri dan kanan jalan, meletakkan patung Yesus, arca Bunda dan lilin bernyala di atas meja sebagai tanda ikut berduka cita atas pengorbanan Yesus di
kayu salib untuk menebus dosa-dosa manusia. Dalam perarakan masing-masing kelompok mendaraskan doa-doa dan nyanyian-nyanyian. Perarakan berlangsung tertib tanpa ada gangguan. Petugas keamanan mengatur keseimbangan perarakan. Kendaraan selalu berhenti memberi jalan bagi prosesi perarakan. Mobil voreiders dari pihak kepolisian berjalan paling depan membuka jalan bagi para umat Allah yang berprosesi mengarak Arca jenasah Yesus. Prosesi penghormatan Arca Jenasah Yesus tiba di pelataran gereja St Thomas Morus pukul 08.15 wita. Arca Jenasah Yesus langsung diangkat oleh para pengusung tinggi-tinggi di depan pintu masuk gereja dan seluruh umat yang hendak masuk ke dalam gereja harus melewatinya dari bawah (logu). Setelah semua umat masuk ke dalam gereja, Arca Jenasah Yesus dibawa menuju depan altar dan ditakhtakan di sana. Semua umat berlutut menyembah dan bersama-sama mendaraskan doa Koronka. Akhir dari rangkaian perjalanan prosesi adalah Jalan Salib bersama sebelum Cium Salib Jumad Agung pukul 15.00 sore.
Arca jenasah Yesus yang diusung oleh kaum pria yang mengenakan pakaian serba hitam serta ibu-ibu Yerusalem yang mengenakan lobung, tanda perkabungan dan duka cita.
Arca Maria Berduka Cita yang diusung oleh kelompok Gerakan Imam Maria (GIM) dan barisan dari kelompok KBHTM dan Legio Maria.
VOCATIS EDISI VI/ APRIL 2013
7
RENUNGAN VOCATIS
DIPANGGIL UNTUK WARTAKAN TUHAN ! Oleh : Rm. Hendrik Nong, Pr ita telah mendengar warta tentang Kebangkitan. Dari kisah para rasul, kita mengetahui bahwa, Ia telah dibunuh orang, digantung di kayu salib. Tetapi Ia dibangkitkan Allah pada hari ke tiga sesudah wafat-Nya. Para rasul tidak mendiamkan kebenaran itu, meski pada awalnya, “Mereka belum memahami Kitab Suci yang mengatakan , bahwa Yesus harus bangkit dari alam maut”. Dan, kita telah percaya pada pewartaan itu. Kita percaya itu adalah warta kebenaran dan kebesaran Allah. Lalu, kita mengimani Dia yang menjadi pokok, inti dan isi dari pewartaan itu. Dia adalah Kristus, yang telah menderita dan wafat di salib, lalu dimakamkan. Dari dalam makam itulah Dia bangkit. Dia bangkit menanggalkan kematian. Dia bangkit meninggalkan kegelapan makam. Dia bangkit untuk hidup kekal. Yesus tidak hanya meninggalkan makam kosong sebagai bukti bahwa Ia telah bangkit, melainkan juga Ia menampakkan diri kepada saksi-saksiNya yang terpilih; Ia makan dan minum bersama para rasul-Nya setelah bangkit dari alam maut. Yesus menunjukkan kuasa Allah atas diri-Nya, seperti yang sudah dikatakan-Nya kepada para murid-Nya sewaktu masih ada bersama mereka, yakni bahwa Putera manusia harus menanggung banyak penderitaan dan wafat, tetapi pada hari ke tiga Ia akan bangkit. Tidak kepada semua orang Ia menampakkan diri, hanya kepada saksi-saksi yang terpilih, yaitu saksi-saksi yang setelah menyaksikan kenbangkitan-Nya berani mewartakan itu kepada semua orang. Saksi-saksi yang setelah menyaksikan kebangkitan itu tidak mendagangkan kebenaran itu untuk kepentingan diri sendiri. Dan, seperti itulah yang dilakukan oleh para rasul Kristus, saksi-saksi yang terpilih itu. Dengan berani dan lantang mereka mewartakan bahwa Kristus sudah bangkit, tanpa memperhitungkan keuntungan bagi diri sendiri. Malah, dalam mewartakan Kristus yang bangkit, mereka mengorbankan diri sendiri. Sebab, “Kami diberi-Nya perintah untuk mewartakan kepada semua orang serta memberi kesaksian, bahwa Dialah yang diangkat Allah menjadi hakim atas orang hidup dan orang mati.” Perintah itu adalah kebenaran. Kita telah menerima warta tentang kebangkitan Kristus sebagai kebenaran. Dan, kita percaya bahwa Kristus telah bangkit! Dengan demikian, kita mau menjadikan diri kita juga sebagai saksi-saksi kebangkitan. Kita mau menggabungkan diri ke dalam persekutuan para rasul, orang-orang terpilih. Memang, kita adalah orang-orang pilihan Allah, orang-orang kepercayaan Allah. Sebab, jika bukan Allah yang membuka diri kita untuk menerima dan percaya kepada pewartaan para rasul, tidak mungkin kita menerima dan mengimani
8
pewartaan itu sebagai kebenaran; tidak mungkin kita bisa mengimani Kristus yang bangkit. Jika kita sudah mau menjadi saksi-saksi kebangkitan Kristus, jika kita adalah saksi-saksi pilihan Allah, maka kita pun harus seperti para rasul, mewartakan Kristus bangkit. Kita harus wartakan Kristus bangkit, meski kita tahu, bahwa kita tidak mendapatkan upah. Malah, kepada kita lebih banyak dituntut kerelaan untuk berkorban. Modal yang mesti dimiliki ialah keberanian untuk menjadi saksi; keberanian untuk menghadapi penolakan. Tanyakan saja kepada para pengurus KUB-KUB, Lingkungan-Lingkungan, dan Stasi-stasi. Tanyakan juga kepada anggota-anggota kelompok/organisasi rohani. Mereka yang giat bersaksi tentang Tuhan, tidak memperhitungkan upah untuk diri mereka sendiri; mereka menjalankan perintah Kristus, “Kamu harus menjadi saksi -Ku” dengan banyak berkorban. Sekadar untuk membandingkan, kalau orang menjadi pewarta paket tertentu dalam Pilkada (masuk dalam tim suksesnya atau sekadar datang mendengarkan kampanyennya) dia masih punya imbalan. Dan, kalau orang itu berani menyebarkan keinginannya, suruhannya, dia pasti dijanjikan banyak keuntungan; jabatan tertentu atau diberikan kesempatan makan satu bungkus nasi. Memang, tidaklah demikian dengan para pewarta Tuhan. Pewarta Tuhan sering diejek: “Miu ma ngaji, toma apa?” atau “Miu lati kantar, toma hoang ko?” atau, mungkin bapa-bapa mengomel kalau ibu atau anaknya pergi sembahyang di KUB sehingga tidak putar kopi untuknya, “Miu putar kopi beli a’u epang to’I, daripada miu ma ngaji. Toma apa?” Memang, Tuhan tidak punya apa-apa untuk diberikan kepada saksi-saksi yang giat mewartakan Dia. Namun, tidak ada yang lebih mulia daripada menjadi saksi-Nya. Menjadi saksi itu sudah menjadi anugerah istimewa; sebab saksi Tuhan adalah tangan Tuhan, saksi Tuhan adalah kaki Tuhan, saksi Tuhan adalah mulut Tuhan. Saksi Tuhan adalah jantung hati Tuhan. Kalau demikian, kepada saksi Tuhan, Tuhan memberikan hidupNya sendiri. Tuhan sendiri akan mendengarkan seruannya dan memperhatikannya. Itu jauh lebih mulia dan lebih agung daripada semua yang dapat diberikan oleh manusia/makhluk manapun. Karena itu, marilah kita berusaha untuk menjadi saksi Tuhan untuk wartakan Dia. Wartakan Tuhan dalam tugas dan di tempat-tempat kerja kita, wartakan Tuhan di KUB-KUB, Lingkungan, Stasi dan paroki kita. Wartakan Tuhan dengan perkataan dan perilaku kita yang suci. Jangan lupa, wartakan kepada segala makhluk dan bangsa bahwa Tuhan bangkit! Itu tugas kita. Alleluya.
VOCATIS EDISI VI / APRIL 2013
KESAKSIAN VOCATIS Suster Eustachia : “ Setiap orang yang saya jumpai, mereka menunjukkan wajah Allah..” Melihat persamaan gender serta hak perempuan dan anak yang harus dihormati dan dihargai merupakan misinya. Pendekatan dari hati ke hati membuat ia menemukan suatu Rahmat bahwa banyak orang “berdosa” menjadi berubah bersamanya.. ahir di Nggela, Ende, tanggal 26 Desember 1943, Sr. Eustochia,SSpS adalah sosok pribadi yang sederhana dan murah hati namun berprinsip. Telah banyak ia melakukan gerakan revolusioner pada bidang Hak Asasi Manusia. Sr. Eustochia, SSpS, dengan sapaan akrabnya Mama Esto, saat ini dalam kesehariannya selalu sibuk mengurusi berbagai persoalan terutama menyangkut kepentingan perempuan dan anak. Ia sangat mencintai perempuan dan anak; perempuan baginya adalah pohon kehidupan yang harus dipelihara, dijaga, dipupuk supaya subur. “Seluruh hidup saya, saya berikan untuk para korban, terutama perempuan dan anak. Itu sudah menjadi priorotas. Saya tidak takut pada polisi, pengadilan, kejaksaan. Bagi saya, mereka (yang miskin dan susah-red) menjadi bagian dari kehidupan saya”, demikian tutur mama Esto. Dalam pengalamannya bekerja di bidang kemanusiaan, ia pernah diancam untuk dibunuh, diteror, dicaci maki. Mereka itu adalah seorang aparat penegak hukum, orang tua murid, pelaku kekerasan atas korban-korban perkosaan, pelaku perdagangan manusia, suami dari istri-istri yang menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga. Ketika ditanya tentang bagaimana suster menyikapi, beliau mengatakan “Saya selalu bicara baik-baik, bertemu dengan mereka, saya pegang tangan mereka. Dan, saya menemukan satu rahmat bahwa banyak orang yang memusuhi saya menjadi akrab, mereka berubah juga terutama calo-calo yang mencari perempuan dan anak tanpa dokumen”, kisah mama Esto. Memenangkan hati Dalam menjalani panggilan hidupnya sebagai seorang biarawati, mama Esto pun pernah mengalami pengalaman terberat dalam hidupnya. Ketika ditanya masa yang paling membuat beliau merasa terpuruk adalah ketika ia merasa bahwa ditolak/tidak dipercayai. Namun ia selalu melihat itu seba-
VOCATIS EDISI VI / APRIL 2013
gai rencana Tuhan baginya untuk merefleksikan diri, untuk lebih berhati-hati atau melihat segala kehendak Allah yang terjadi dalam dirinya. Panggilan untuk mempersatukan diri dengan Kristus, yaitu dengan secara nyata melaksanakan nasihat-nasihat Injil, yakni kaul kemurnian, kemiskinan dan ketaatan. Seperti Kristus menyediakan diri bagi kehendak Bapa, Mama Esto membaktikan diri seutuhnya kepada Allah dalam doa setiap waktu dan di segala kesempatan serta membaktikan dirinya pada saudarasaudara serta sesama manusia. “Saya adalah manusia berdosa sehingga doa menjadi suatu hal yang saya lakukan dalam segala situasi. Hidup adalah Doa. Sesama saya adalah Yesus. Yesus yang mengunjungi saya”, ungkap mama Esto . Dengan cara hidup itu ia memberi kesaksian dan ikut serta dalam penegakkan Kerajaan Allah. Menegakkan Kerajaan Allah dengan memperhatikan nasib malang para korban kekerasan yang tertindas merupakan keinginan mendalam dari mama Esto. Perdagangan manusia atau trafficking adalah satu bentuk pelanggaran terhadap hak asasi manusia dan lebih dari itu merupakan kejahatan kemanusiaan. Karena itu, sebagai Koordinator Divisi perempuan Tim Relawan Untuk Kemanuasian – Flores
9
KESAKSIAN VOCATIS (TRUK F) ia gigih memperjuangkan nasib para korban kekerasan terutama perempuan dan anak-anak. Dijiwai semangat itu, ia tidak takut ketika mengalami penolakan dari pihak pemerintah daerah . Beberapa kali ia mendatangi DPR untuk meminta persetujuan dari para anggota dewan agar menetapkan suatu Perda (Peraturan Daerah) baru bagi para korban kekerasan. Pendekatan demi pendekatan diabaikan, namun itu tidak membuat surut semangat wanita paruh baya ini. Pada akhirnya ia pun merasa lega dan gembira setelah ditetapkannya Perda Sikka Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Perlindungan Perempuan dan Anak. Semangat ini sering diringkaskan dalam kata “Semangat cinta kasih dan pengorbanan diri”. Karya-Karya Misioner Lulus SGB (Sekolah Guru Bawah) pada Tahun 1957, ia melanjutkan ke SGA (Sekolah Guru Atas) dan tamat pada tahun 1961. Tahun 1959, ia masuk biara sebagai calon biarawati dan selanjutnya membiara tetap pada tanggal 16 Juli 1964. Semula ia tidak merasa terpanggil untuk masuk biara namun ternyata rencana Tuhan yang pada akhirnya menentukan panggilan hidupnya sebagai seorang biarawati. “Saya tidak tahu masuk biara waktu itu, saya ikut temanteman (alm. Suster Lucia, dkk.) dan kemudian tumbuh dan berkembang di dalam biara. Itulah rencana Tuhan kita tidak pernah tahu”, tutur mantan mahasiswa lulusan IKIP Sanata Dharma Yogyakarta ini. Pada Januari tahun 1971, Suster Eustachia menerima kaul kekal. Dalam hal karya, Suster Eustachia lebih mengutamakan jiwa berkarya yaitu selalu melihat bagaimana Allah hadir dan berkarya di dalam setiap orang yang dijumpai setiap hari dan berusaha untuk selalu dekat dengan Tuhan. “Setiap orang yang bertemu dengan saya, mereka mewujudkan wajah Allah. Apapun kondisi mereka yang saya temukan, sesama saya adalah Yesus. Yesus yang mengunjungi saya,” ungkap mama Esto yang telah hidup membiara selama hampir 49 tahun ini. Ia pernah mengabdi sebagai guru dan mengajar di SMP Putri Ruteng Tahun 1967 s/d 1975. Kemudian ia melanjutkan
10
pendidikannya di sekolahnya di IKIP Sanata Dharma Yogyakarta dan lulus Tahun 1978. Setelah menerima Kaul Kekal pada Januari 1971, ia pun menjalani hidup membiaranya dan membaktikan dirinya dalam dunia pendidikan dengan menjabat Kepala Sekolah SPG Bhaktyarsa pada Tahun 1980 s/d 1988. Ketika menjalankan misinya sebagai seorang biarawati dalam dunia pendidikan, tak sedikit pula ia mendapat tantangan. Perjuangan yang lurus dan pendekatan multidisipliner bagi anak-anak didiknya pun membuat ia pernah mendapat caci maki dari orang tua murid. Namun, melayani dalam semangat kesiapsediaan menolong yang tertindas, pemulihan serta menjadi nabi cinta kasih dan perdamaian merupakan semangat kunci baginya. Tahun 1999, ia bergabung dalam sebuah Lembaga yang menangani masalahmasalah kemanusiaan dengan nama Tim Relawan untuk Kemanusiaan Flores ( TRUK F) bersama dengan Pater Leo Kleden, SVD sebagai Koordinator Umum. TRUK F ini terdiri dari; Divisi Perempuan; Divisi Advokasi dan Divisi Pendidikan dengan misinya adalah memperjuangkan hak-hak manusia untuk bebas dari belenggu penindasan, diskriminasi dan kekerasan. TRUK F - Divisi Perempuan ini dikoordinir oleh mama Esto. Bekerja bersama 5 orang karyawannya, Suster Eustachia sangat peka terhadap penderitaan yang dialami kaum perempuan dan anak-anak dan ia memahaminya secara mendalam. Tergerak oleh cinta kasih yang besar itu, ia berjuang untuk memperjuangkan nasib orang-orang yang tertindas dan menjadi korban kekerasan. ”Seluruh diri saya , saya berikan untuk para korban terutama perempuan dan anak, itu sudah menjadi prioritas”, tandas suster yang akan merayakan pesta emasnya pada 16 Juli tahun depan nanti. Selain itu beliau juga adalah Koordinator Komisi JPIC Provinsi SSpS Flores Bagian Timur. Komisi JPIC (Justice, Peace, Integritas,Created) ini pun bergerak dalam bidang yang sama dengan TRUK F yaitu memperjuangkan nasib korban kekerasan kalangan perempuan dan anak, orang muda, pengungsi, penderita HIV, serta memperjuangkan keadilan dan perdamaian. Banyak hidupnya telah ia berikan bagi orang miskin (panti jompo, panti asuhan), para pengungsi, dan penderita HIV. “Untuk saya, mereka yang
VOCATIS EDISI VI / APRIL 2013
KESAKSIAN VOCATIS miskin dan susah menjadi bagian dari kehidupan saya”, demikian ucap mama Esto. Ungkapan Harapan Maraknya kasus pelecehan dan pelanggaran HAM di Kabupaten Sikka khususnya dan di wilayah pulau Flores pada umumnya dan diskrimasi terhadap kaum perempuan dan anak membuat ia banyak membuka diri untuk mewujudkan kepedulian sosial dengan karyakarya sosial, ia memperhatikan hal-hal penting yang menjadi harapan untuk dapat mewujudkannya. Pertama, perempuan-perempuan akan menduduki jabatan-jabatan publik, dengan demikian hak-hak mereka diperhitungkan. “Dalam waktu dekat atau bulan Mei ini kami akan menyelenggarakan seminar tentang Pendidikan Politik dan Gender. Saya ingin sekali melihat perempuan-perempuan punya potensi untuk memangku jabatan-jabatan publik pada legislatif dan eksekutif”, tegas mama Esto.
laki-laki dan perempuan. Ketiga, Perjuangan perempuan untuk kepentingan perempuan dan perlindungan perempuan menjadi lebih diperhitungkan, “Sebab perempuan kalau bekerja lebih teliti dan berhati-hati karena mereka melahirkan, memelihara buah kandungan mereka sehingga mereka pun terbiasa dengan perhitungan kebutuhan Rumah Tangga, hatihati dalam menjaga anak-anak/suami, dan berusaha untuk dapat memenuhi semua kebutuhan keluarga mereka. Dengan demikian perempuan pada jabatan publik akan lebih hati-hati dalam mengambil keputusan dalam suatu hal penting yang menjadi prioritas karena sudah terbiasa” tuturnya. Bagaimanapu tindakan-tindakannya menunjukkan ketegasannya sebagai pembela kaum “miskin”. Meski mendapat tudingan dan aneka hujatan, Suster Eustachia, SSpS tetap teguh pada pendiriannya. *** ( Erna Maria)***
Kedua, adanya persamaan hak antara
Fokus Lensa...
Paus Fransiksus membasuh kaki seorang Napi di Penjara Remaja “Casal Del Marmo” di Roma (28/3/2013) dalam Rangkaian upacara Kamis Putih. Paus Fransiksus mencium kaki Narapidana.
Sambil menunduk hendak memeluk Arca Jenasah Yesus, Ibu ini menangis menyesali dosa-dosanya. Paus Fransiksus basuh dan mencium kaki Narapidana Muslim
VOCATIS EDISI VI / APRIL 2013
11
PROFIL VOCATIS Kongregasi Suster-Suster Salesian Dari Hati Kudus Yesus dan Maria
“ Jadikanlah Yang Tuli Mendengar dan Yang Bisu Berbicara � ungkin tidak banyak di antara kita yang pernah mendengar tentang keberadaan kongregasi Suster-suster Salesian Dari hati Kudus Yesus dan Maria. Kehadirannya di wilayah paroki kita ini pun baru akan genap setahun pada 25 April 2013 nanti. Berlokasi di Kelurahan Waioti, biara ini hanya dihuni oleh 2 (dua) orang suster yakni Sr. Francinete, S.S.C (Brasil) dan Sr. Cecile, S.S.C (Rwanda). Sebagai bentuk penghayatan akan kesadaran bahwa panggilan adalah anugerah kasih Allah, kedua suster ini, meskipun dengan keterbatasan dalam berkomunikasi karena belum fasih berbahasa Indonesia, namun tidak mneyurutkan semangat keduanya untuk berkarya di wilayah kita ini. Kehadiran kongregasi ini di Maumere adalah yang pertama di Indonesia. Adapun pendiri dari kongregasi ini adalah St. Filipus Smaldone yang dikenal sebagai Bapa dan Guru para tunarungu (tuli). Semangat dan kasih yang penuh mendorongnya untuk mengarahkan kehidupan kerasulannya untuk misi, namun Allah yang menuntun langkah setiap orang, menyatakan kepada Filipus, kehendakNya dengan suatu kejadian yang kebetulan yaitu perjumpaan di dalam gereja dengan seorang tunarungu yang tidak terhiburkan. Ini adalah sebuah permulaan pengajaran kasih yang membangun Kongregasi Suster-suster Salesian dari Hati Kudus Yesus dan Maria di Lecce, Italy, 25 Maret 1885. Karisma kongregasi ini adalah pendidikan, pengajaran dan pembentukan Kristen dan profesi tunarungu. Suster-suster Salesian dari Hati Kudus Yesus dan Maria juga berada di bawah perlindungan Santo Fransiskus dari Sales: menghormati secara khusus, menimba kebajikan-kebajikan yang istimewa dari kasih, kelembutan, kesabaran dan kerendahan hati. Spiritualitas ini datang dari Santo Fransiskus dari Sales karena dia juga adalah orang pertama yang mendidik seorang tunarungu. Kongregasi ini berkarya secara khusus mendidik anak-anak tunarungu dan tunawicara (bisu). Kongregasi ini memiliki sekolah untuk itu. Mengutip kalimat dari St. Filipus Smaldone,�Kita tidak dapat mendidik kalau kita tidak mengasihi�, menjadi motivasi bagi suster-suster dalam kongregasi ini. Deus caritas est ( Allah adalah kasih ) benar-benar menjadi spirit bagi tarekat ini. Selain itu, seperti kongregasi lain, kongregasi ini juga membantu karya pastoral di paroki pada umumnya. Suster-suster
12
Salesian dari Hati Kudus Yesus dan Maria, karena kesetiaan dan kasih yang mereka miliki untuk memberikan kesaksian akan Kristus dalam tugas yang ditinggalkan oleh Bapa pendiri, mempunyai dua (2) hati : untuk mengasihi Allah, kaum tunarungu dan sesama yang membutuhkan. Kongregasi ini telah berkembang subur di seluruh dunia seperti di Eropa (Italia dan Polandia), Amerika Latin (Brasilia dan Paraguay), Afrika (Rwanda, Benin dan Tanzania), dan di Asia (Filipina dan Indonesia). Di daerah-daerah tersebut, kongregasi ini mendirikan sekolah-sekolah untuk anak-anak bisu dan tuli. Ada sekolah khusus dan ada pula sekolah yang bergabung dengan sekolah normal. Pada sekolah khusus, para anak didik dengan kebutuhan khusus tersebut akan dilatih sampai mereka bisa mendengar dan berbicara secara baik, dan jika memungkinkan, mereka dapat pindah ke sekolah normal. Kongregasi ini memberikan kesempatan seluasluasnya kepada para pemudi yang berminat untuk berkarya bersama tarekat ini. Adapun persyaratannya antara lain: pemudi Katholik yang berusia 18-30 tahun, mau melayani Tuhan dengan menjadi seorang biarawati Salesian dari Hati Kudus Yesus dan Maria, sudah menamtkan Sekolah Menengah Atas. Surat-surat yang dibutuhkan sebagai kelengkapan persyaratan adalah surat baptis, akte kelahiran, surat ijin orang tua dan surat keterangan pastor paroki. Untuk keterngan lebih lanjit, dapat langsung menghubungi kongregasi ini di alamat: Jl. Teka Iku, Kelurahan Waioti, kecamatan Alok Timur, Maumere, Flores, NTT. Dapat juga menghubungi via email : salesiansscindonesia@libero.it. Ti aspettiamo! Kami menanti !. ( Sisca Solmaris )
VOCATIS EDISI VI / APRIL 2013
EKSPRESI VOCATIS
Puisi
Setelah Aku Hidup Sehari Lagi Oleh : Erlyn Lasar
HENING Oleh : Icha Sadipun
Hening dalam kata Hening dalam nada Hening dalam pikiran Hening dalam hati. Hening tak berarti kelam Hening tak berarti perih Hening tak berarti sakit Hening tak berarti duka. Keheningan membuatku terdiam Keheningan membuatku berpikir Keheningan membuatu mengerti Keheningan membuatku dapat menentukan pilihan Dalam hening ada senyum Dalam hening ada semangat Dalam hening ada harapan
Kemarin aku minta sehari lagi, Karena senja belum sempat kunikmati dan fajar belum sempat kusyukuri Lalu aku diberi. Tetapi rupanya burai-burai waktu berlari lebih cepat di belakangku. Dan aku baru sadar, satu hari lagi berarti duapuluh empat jam dikurangi dari usia hidupku. Satu hari lagi berarti delapan puluh enam ribu empat ratus detik diambil dari jatah nafasku. Sementara masa mudaku baru dimulai. Aku sudah keburu kekurangan waktu. ??? Aku menyambung yang kemarin, melanjutkan sehari ini dan mengimpikan untuk esok. Namun apa yang aku cari? Kemudian sesuatu nampak tersembunyi laiknya cahaya yang menengok hati-hati di balik mentari. Lalu apa yang telah aku beri? Setelah sehari kemarin dan sehari lagi kini? Aku masih ingin melihat kenangan yang tersimpan. Mungkin ada yang mesti kutambal, kuhapus atau kugantikan. Mungkin mesti ada yang kuperbarui dan siapa tahu masih ada yang mesti kutinggalkan atau justru kutemui lagi di masa depan. Tetapi apa yang sedang bersembunyi itu terus menerus menyembul di sana, tersenyum padaku, menuntut penuh tanya tentang apa yang sudah bisa kubawa. Yogya 19 Maret 2013
Dalam hening selalu ada cita-cita..
… PEDULI PALUE ... Terima kasih kepada seluruh umat Paroki St. Thomas Morus atas partisipasinya dalam kegiatan penggalangan dana untuk korban bencana letusan gunung berapi Rokatenda – Palu’e. Kesempatan masih terbuka bagi kita sekalian untuk memberikan sumbangan bagi saudara-saudara kita di Palu’e. Sumbangan bisa diserahkan di sekretariat Paroki St. Thomas Morus Maumere. Kiranya Tuhan memberikan berkat-Nya bagi kita semua.. Pastor Paroki St. Thomas Morus, Ttd Rm. Laurensius Noi, Pr VOCATIS EDISI VI / APRIL 2013
13
SERBA SERBI VOCATIS
Humoria ... SALAH AYAT Seorang pelaut yang tidak bisa menghadiri pernikahan anak perempuannya, mengirimkan telegram. Isinya agar calon pengantin perempuan itu membaca 1 Yohanes 4:18 (yang menyebutkan tentang kasih yang sempurna. “Di dalam kasih tidak ada ketakutan, sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih”" Masalahnya adalah pegawai di Telkom teledor, dia lupa menyertakan angka 1 di depan kata “Yohanes” (harusnya 1 Yohanes 4:18 —> tertulis Yohanes 4:18) Ketika telegram itu sampai, acara resepsi baru saja akan dimulai. Seorang anggota keluarga yang menerima telegram itu menyerahkannya kepada MC untuk dibacakan di depan hadirin. MC mengambil Alkitab dan membaca Yohanes 4:18. Bunyinya:” Sebab engkau sudah mempunya lima
14
suami dan yang ada padamu sekarang, bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar”. Pengantin perempuan itu langsung shock…. pingsan….. Haha GARAM DUNIA Budi adalah seorang murid Sekolah Minggu dari suatu gereja. Walaupun ibunya belum mengenal Tuhan Yesus, ia tidak pernah melarang Budi untuk pergi ke Sekolah Minggu. Pada suatu hari Minggu, sesampainya Budi di rumah, ibunya bertanya, "Pelajaran apa yang kamu dapatkan di Sekolah Minggu tadi pagi?" Budi dengan semangat menjawab, "Tadi pagi guru Sekolah Minggu saya, ibu Meliati bersama dengan asistennya Ibu Hartatik, mengajarkan saya untuk menjadi garam bagi dunia ini." Ibunya terkejut dan berkata, "Waduh Nak, kamu mau jadi garam? Jangan kecewakan Ibu, Nak! Ibu maunya kamu tuh jadi dokter atau insinyur!"
VOCATIS EDISI VI / APRIL 2013
SERBA SERBI VOCATIS
Paus Fransiskus Fransiskus (bahasa Latin: Papa Franciscus atau bahasa Italia: Papa Francesco; lahir dengan nama Jorge Mario Bergoglio di Buenos Aires, Argentina, 17 Desember 1936; umur 76 tahun) adalah Paus ke-266[1]. Dengan demikian, ia adalah pemimpin Gereja Katolik Roma dan sekaligus kepala negara dari Negara Kota Vatikan. Sejak 1998 hingga terpilih sebagai Paus pada Konklaf Kepausan 2013 hari kedua, 13 Maret 2013, ia adalah Uskup Agung Buenos Aires, Argentina; dan diangkat sebagai Kardinal pada tahun 2001 oleh Paus Yohanes Paulus II. Paus Fransiskus dapat berbicara dalam bahasa Spanyol, Italia, dan Jerman secara fasih. Paus Fransiskus adalah seorang imam Yesuit pertama dan orang Amerika Latin keturunan Italia pertama yang terpilih sebagai Paus. Ia juga menjadi Paus non-Eropa pertama sejak Paus Gregorius III dari Siria wafat pada tahun 741.
Kehidupan awal Bergoglio adalah anak pertama dari lima bersaudara. Dia adalah pemegang gelar master di bidang kimia dari Universitas Buenos Aires. Alih-alih meneruskan keahliannya itu, Bergoglio memilih bergabung ke seminari di Villa Devoto dan bergabung dengan Serikat Yesus pada 1958. Dengan gelar di bidang filsafat dari Colegio MĂĄximo San JosĂŠ di San Miguel, Bergoglio sempat mengajar studi literatur dan psikologi di Colegio de la Inmaculada di Santa Fe, Buenos Aires. Sesudah itu, ia belajar filsafat dan teologi di Faculty of San Miguel, seminari di San Miguel. Ia kemudian mengajar di seminari ini sampai mendapat gelar profesor. Pelayanan gereja Bergoglio dimulai pada 1973. Pada 1980, ia menjadi Rektor Seminari San Miguel hingga 1986. Gelar doktoralnya diraih di Jerman. Ketika menjabat sebagai seorang
VOCATIS EDISI VI/ APRIL 2013
Kardinal, Bergoglio dikenal sebagai sosok yang rendah hati, konservatif, dan memiliki komitmen kuat terhadap keadilan sosial. Gaya hidup sederhana menguatkan kerendahhatiannya. Ia memilih tinggal di apartemen kecil ketimbang menempati kediaman resmi Keuskupan. Bergoglio diketahui juga menolak menggunakan sopir dan limosin. Kepausan Bergoglio terpilih sebagai Paus Gereja Katolik Roma pada 13 Maret 2013 pada hari kedua Konklaf Kepausan 2013, dan mengambil nama Paus Fransiskus. Deputi juru bicara Vatikan, Thomas Rosica, menyatakan pada hari yang sama, bahwa Paus memilih nama tersebut untuk menghormati Santo Fransiskus dari Asisi, dan juga karena Paus yang baru ini mengasihi orang-orang miskin. Kardinal Timothy Michael Dolan, saksi mata pertama dan salah satu kardinal elektor dalam Konklaf tersebut, mengonfirmasikan bahwa, segera setelah pemilihan tersebut diumumkan, Paus yang baru menyatakan bahwa, "Saya memilih nama Fransiskus, untuk menghormati Santo Fransiskus dari Asisi." Namun demikian, khalayak yang tidak mengetahui pernyataan Paus tersebut pada mulanya salah mengira bahwa Kardinal Bergoglio, sebagai seorang Yesuit, memilih nama Fransiskus untuk menghormati Santo Fransiskus Xaverius, yang merupakan salah satu pendiri ordo Yesuit tersebut. Pada hari yang sama dengan terpilihnya Paus, Vatikan juga mengklarifikasikan bahwa nama regnal Paus adalah Fransiskus, bukan "Fransiskus I". Juru bicara Vatikan menyatakan bahwa nama tersebut baru akan menjadi Fransiskus I apabila ada Paus berikutnya yang menggunakan nama regnal Fransiskus II. Bergoglio adalah imam Yesuit pertama yang terpilih sebagai seorang Paus. Dia juga Paus pertama dari benua Amerika, dari Dunia Baru, dan dari belahan Selatan bumi. Dia adalah Paus non-Eropa pertama selama 1.272 tahun terakhir. Paus non-Eropa sebelumnya adalah Santo Gregorius III, kelahiran Suriah
15
SERBA SERBI VOCATIS yang menjabat sebagai Paus sejak tahun 731.Pada saat terpilih sebagai Paus, Fransiskus fasih berbicara dalam bahasa Spanyol (bahasa ibunya), Italia, dan Jerman. Menurut jurnalis CNN sekaligus pakar Vatikan, John Allen, nama Fransiskus ini merujuk kepada salah satu tokoh yang paling dihormati di Gereja Katolik, yaitu St Fransiskus dari Assisi, menjadi lambang untuk kemiskinan, kerendahhatian, kesederhanaan, dan pembangunan kembali Gereja Katolik.
Kardinal Jorge Mario Bergoglio selama ini dikenal sebagai sosok konservatif. Beberapa pandangannya mencakup penentangan atas praktik aborsi dan homoseksualitas. Meski menyatakan menghormati gay dan lesbian sebagai individu, ia menentang keras undang-undang yang dirilis pada 2010 di Argentina yang melegalkan pernikahan sesama jenis. Sebaliknya, Paus Fransiskus juga dikenal sebagai sosok yang sangat memiliki kepedulian sosial, termasuk mengkritisi masalah perbedaan kelas sosial kaya dan miskin. Sumber: wikipedia
PESAN BAPA SUCI PADA HARI DOA SEDUNIA UNTUK PANGGILAN KE 50 Hari Minggu Paskah IV - 21 April 2013 Tema: Panggilan Sebagai Suatu Tanda Harapan Berdasarkan Iman Saudara-saudari yang terkasih. Pada kesempatan Hari Doa Sedunia Untuk Panggilan Ke-50, yang dirayakan pada tanggal 21 April 2013, Hari Minggu IV Paskah, saya ingin mengajak Anda semua untuk merenungkan tema: “Panggilan Sebagai Suatu Tanda Harapan Berdasarkan Iman”, yang kebetulan terjadi pada Tahun Iman, yang menandai tahun ke-50 dimulainya Konsili Vatikan II. Ketika Konsili Vatikan II sedang berlangsung, Hamba Allah, Paus Paulus VI, menyatakan hari itu sebagai hari doa seluruh dunia kepada Allah Bapa, memohon kepadaNya agar selalu mengutus para pelayan bagi GerejaNya(bdk. Mat.9:38). “Hal memiliki jumlah imam yang cukup”, demikian pernyataan Paus pada waktu itu, “berdampak langsung pada seluruh umat beriman: bukan semata-mata karena mereka bergantung pada jumlah imam tersebut terkait dengan masalah rohani umat Kristen di masa depan, melainkan karena persoalan ini menjadi indikator yang tepat dan tak dapat dihindari tentang dinamika kehidupan iman dan kasih dari setiap jemaat paroki dan keuskupan, sekaligus menjadi bukti kesehatan moral dari keluargakeluarga Kristen. Di mana dapat ditemukan banyak panggilan imam dan hidup bakti, di sana terdapat banyak orang yang menghayati Injil dengan
16
tulus” (Paus Paulus VI, Pesan Radio, 11 April 1964). Selama beberapa dekade, berbagai jemaat Kristen di seluruh dunia berkumpul setiap tahunnya pada Hari Minggu IV Paskah, mereka bersatu dalam doa, memohon kepada Tuhan anugerah panggilan suci dan minta sekali lagi, sebagai bahan renungan bagi semua orang, betapa mendesak kebutuhan untuk menanggapi panggilan Illahi tersebut. Sungguh, peristiwa tahunan ini begitu penting dan meneguhkan suatu komitmen yang kuat untuk menempatkan betapa semakin pentingnya panggilan imam dan hidup bakti di tengah spiritualitas, doa dan karya pastoral umat beriman. Harapan adalah penantian terhadap sesuatu yang positif di masa yang akan datang, namun pada saat yang sama harus dapat menopang keberadaan kita saat ini, yang sering kali ditandai oleh aneka ketidak-puasan dan kegagalan. Lantas didasarkan pada apakah harapan tersebut? Kalau menengok sejarah umat Israel, sebagaimana dikisahkan dalam Perjanjian Lama, kita melihat suatu hal yang selalu muncul secara konstan, khususnya pada masa-masa sulit seperti pada Masa Pembuangan, khususnya VOCATIS EDISI VI / APRIL 2013
SERBA SERBI VOCATIS suatu hal yang ditemukan dalam tulisan-tulisan para Nabi, yaitu kenangan akan janji-janji Allah kepada para bapa bangsa: suatu kenangan yang mengajak kita untuk mengikuti teladan sikap Abraham, sebagaimana diperingatkan oleh Santo Paulus, “percaya, meskipun tidak ada dasar untuk berharap, bahwa dia akan menjadi ‘bapa banyak bangsa’, menurut apa yang telah dikatakan, ‘Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu’” (Rom.4:18). Suatu kebenaran yang menghibur dan menerangi, yang muncul dalam seluruh sejarah keselamatan, tidak lain adalah kesetiaan Allah terhadap perjanjian yang telah Dia buat, membaharuinya bila manusia melanggarnya melalui ketidak-setiaan dan dosa mereka, sejak jaman Air Bah (bdk. Kej. 8: 21-22)hingga jaman Keluaran dan perjalanan melalui padang gurun (bdk. Bil. 9:7). Kesetiaan yang sama tersebut telah membawa Allah kepada meterai perjanjian baru dan kekal dengan manusia, melalui darah Putera-Nya, yang telah wafat dan bangkit kembali demi keselamatan kita. Setiap saat, khususnya pada saat-saat yang paling sulit, kesetiaan Tuhan selalu menjadi kekuatan pengendali yang sejati sejarah keselamatan, yang membangkitkan hati pria dan wanita dan meneguhkan mereka dalam harapan bahwa pada suatu hari nanti akan mencapai “tanah terjanji”. Di sinilah kita menemukan dasar yang pasti dari setiap harapan: Allah tidak pernah meninggalkan kita dan Dia selalu benar terhadap Sabda-Nya. Karena alasan inilah, maka dalam setiap situasi, baik yang menguntungkan maupun yang tidak menguntungkan, kita dapat menghidupi suatu harapan yang teguh dan bersama dengan pemazmur berdoa: “Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang; sebab dari pada -Nyalah harapanku” (Mzm. 62:6). Oleh karena itu, memiliki harapan berarti sama dengan percaya kepada Tuhan yang adalah setia, yang selalu memelihara perjanjian-Nya. Dengan demikian, iman dan harapan berkaitan erat. “Harapan” adalah sebuah kata kunci dalam iman alkitabiah, sehingga dalam perikop-perikop tertentu, kata “iman” dan “harapan” nampak jelas digunakan secara bergantian. Dengan cara ini pula, maka Surat Ibrani menampilkan hubungan yang langsung antara “pengakuan akan harapan yang teguh” (10:23) dengan “kepenuhan iman” (10:22). Hal yang sama, ketika Surat Pertama Rasul Petrus mendesak orang-orang Kristen agar selalu siap untuk menyambut “logos” – arti dan alasan – VOCATIS EDISI VI / APRIL 2013
harapan mereka (bdk. 3:15), “harapan” adalah sama dengan “iman” (Spe Salvi, 2). Saudara-saudari yang terkasih, apa sebenarnya kesetiaan Tuhan itu dan kepada siapakah kita meletakkan harapan yang kokoh tak tergoyahkan itu? Tidak lain adalah Kasih-Nya. Dia, Bapa, mencurahkan Kasih-Nya ke dalam lubuk hati kita yang terdalam melalui Roh Kudus (bdk. Rom. 5:5).Dan Kasih Allah tersebut dinyatakan secara penuh dalam diri Yesus Kristus, yang terlibat dalam keberadaan kita dan menuntut suatu jawaban dalam arti apa yang dapat dilakukan oleh setiap individu dalam hidupnya sebagai pria maupun wanita dan apa yang dapat dia persembahkan untuk menghayati Kasih Allah tersebut secara penuh. Kasih Allah kadang-kadang hadir melalui cara-cara yang tidak pernah dibayangkan oleh seseorang sebelumnya, tetapi selalu dapat menjangkau orang-orang yang memang mau dijumpai oleh Kasih Allah tersebut. Harapan semacam itu dipelihara dengan kepastian ini, “Kita telah mengenal dan telah percaya akan Kasih Allah kepada kita” (1 Yoh. 4:16). Kasih Allah yang begitu dalam dan menuntut ini, Kasih Allah yang meresap secara sempurna di bawah permukaan, memberi kita keberanian. Kasih Allah ini memberi kita harapan dalam peziarahan hidup kita dan di masa yang akan datang. Kasih Allah yang membuat kita percaya dalam diri kita, dalam sejarah dan dalam diri orang-orang lain. Saya ingin berbicara secara khusus kepada kaum muda dan saya katakan sekali lagi kepadamu: “Akan menjadi apakah hidupmu kalau tanpa Kasih Allah? Allah memelihara pria dan wanita sejak penciptaan hingga akhir zaman, ketika Dia akan membawa rencana keselamatan sampai kepada kepenuhannya. Di dalam Tuhan yang bangkit, kita memiliki harapan yang pasti” (Sambutan kepada kaum muda Keuskupan San Marino, Montefeltro, 19 Juni 2011). Sebagaimana telah Dia lakukan selama hidup-Nya di dunia, demikian juga saat ini Yesus yang telah bangkit berjalan menyusuri lorong-lorong kehidupan kita dan melihat kita yang tenggelam dalam berbagai aktivitas dengan segala keinginan dan kebutuhan kita. Di tengah situasi lingkungan kehidupan kita, Dia terus berbicara kepada kita: Dia memanggil kita agar kita menghayati kehidupan bersama dengan Dia, karena hanya Dia-lah yang mampu memuaskan dahaga akan harapan tersebut. Dia tinggal di tengah komunitas para murid, yaitu Gereja, dan hingga hari ini Dia masih memanggil orang-orang untuk mengikuti Diri-Nya. Panggilan dapat muncul setiap saat.
17
SERBA SERBI VOCATIS Hari ini juga Yesus terus-menerus berkata: “Datanglah ke mari, ikutilah Aku” (Mrk. 10:21). Menerima undangan-Nya berarti tidak lagi memilih jalan kita sendiri. Mengikuti Dia berarti membenamkan kehendak kita ke dalam kehendak Yesus, sungguh-sungguh mengistiwekan Dia, membanggakan Dia dalam setiap bidang kehidupan: dalam keluarga, dalam pekerjaan, dalam kepentingan -kepentingan pribadi dan dalam diri kita sendiri. Ini berarti menyerahkan hidup kita kepada-Nya, hidup dalam kemesraan bersama dengan Dia dan melalui Dia, kita memasuki persekutuan dengan Bapa dalam Roh Kudus, dan dengan demikian juga – konsekuensinya – bersama dengan saudara dan saudari sekalian. Persekutuan hidup bersama Yesus adalah suatu “pengaturan” (setting) istimewa di mana dalam persekutuan tersebut, kita boleh mengalami harapan dan dalam harapan tersebut, hidup kita menjadi penuh dan bebas. Panggilan imamat dan hidup bakti lahir dari pengalaman personal perjumpaan dengan Kristus, berkat dialog dengan Dia secara rahasia dan tulus, yang berarti memasuki ke dalam kehendak-Nya. Oleh karena itu sangatlah perlu tumbuh dalam pengalaman iman, mengenal suatu relasi yang mendalam dengan Yesus, memberi perhatian secara rohani terhadap suara-Nya yang hanya bisa diperdengarkan dalam lubuk hati kita. Proses ini, yang memungkinkan kita dapat menaggapi panggilan Allah secara positif, sangat mungkin terjadi dalam jemaat-jemaat Kristen di mana iman dihayati secara intens, di mana kesaksian yang baik diberikan oleh mereka yang menyandarkan diri kepada Injil, di sanalah hadir makna perutusan yang kuat, yang menghantar orang untuk mempersembahkan diri secara total demi Kerajaan Allah, yang dihidupi dengan penerimaan sakramen-sakramen, khususnya Sakramen Ekaristi dan hidup doa yang kuat. Poin yang terakhir ini, “di satu sisi harus menjadi sesuatu yang sangat personal, suatu perjumpaan yang mesra antara diriku dengan Allah. Tetapi di sisi lain, harus secara terus-menerus dibimbing dan diterangi oleh doa-doa Gereja dan oleh doa-doa para kudus, dan oleh doa liturgis sebagaimana telah berulang kali Tuhan Yesus ajarkan bagaimana kita harus berdoa secara benar” (Spe Salvi, 34). Doa yang mendalam dan terus-menerus akan menghasilkan pertumbuhan iman jemaat Kristiani, menghasilkan suatu kepastian yang secara terusmenerus diperbaharui bahwa Allah tidak pernah
18
meninggalkan umat-Nya, sebaliknya Dia sanantiasa meneguhkan umat-Nya dengan membangkitkan aneka panggilan khusus – panggilan imamat dan hidup bakti – agar mereka menjadi tanda harapan bagi dunia. Sesungguhnya, para imam dan kaum religius dipanggil untuk menyerahkan dirinya secara total tanpa syarat bagi umat Allah, dalam pelayanan kasih demi Injil dan Gereja, suatu pelayanan yang dapat meneguhkan harapan yang berasal hanya dari keterbukaan diri kepada Yang Illahi. Oleh karena itu, dengan bantuan para saksi iman dan semangat kerasulan mereka, mereka dapat memeneruskan, khususnya kepada gererasi muda, suatu keinginan yang kuat untuk menanggapi Kristus yang memanggil mereka secara tulus dan tanpa halangan untuk mengikuti Dia secara lebih erat. Kapan saja seorang murid Yesus menerima panggilan Illahi untuk membaktikan dirinya bagi pelayanan imamat atau hidup bakti, itu berarti dia memberi suatu kesaksian tentang salah satu hasil buah yang paling masak dari jemaat Kristen, yang membantu kita untuk melihat dengan iman dan harapan secara istimewa masa depan Gereja dan komitmennya terhadap tugas pengijilan. Tugas ini memerlukan para pekerja yang baru untuk mewartakan Injil, untuk merayakan Ekaristi dan Sakramen Rekonsiliasi. Jadi, semoga ada banyak imam yang komit, yang mengerti bagaimana harus mendampingi anak-anak muda sebagai “sahabat dalam perjalanan”, membantu mereka dalam hidup yang penuh dengan penderitaan dan kesukaran, membantu mereka mengenal Kristus sebagai Jalan, Kebenaran dan Hidup (bdk. Yoh. 14:6), sembari mengatakan kepada mereka bahwa dengan kekuatan Injil, sungguh betapa indahnya melayani Allah, jemaat Kristiani, dan melayani saudara-saudari. Semoga ada imam-imam yang menghasilkan buah secara melimpah berkat komitmen mereka yang penuh antusias, yang berarti menujukkan kematangan hidup mereka, karena didasarkan pada iman akan Kristus yang lebih dahulu telah mengasihi kita (bdk. 1 Yoh. 4:19). Demikian juga, saya berharap bahwa anak-anak muda, yang telah dipenuhi oleh pelbagai pilihan remeh dan tidak penting, akan mampu menggali suatu keinginan terhadap apa yang sungguh-sungguh berharga, demi tujuan-tujuan yang mulia, pilihanpilihan yang radikal, pelayanan demi banyak orang dalam mengikuti Yesus. Yang terkasih anak-anak muda, janganlah takut mengikuti Dia dan berjalan menyusuri jalan-jalan kasih yang menuntut suatu VOCATIS EDISI VI / APRIL 2013
SERBA SERBI VOCATIS keberanian dan komitmen yang tulus. Dengan cara pengharapan yang ada padamu� (1 Pet. 3:15)! tersebut, kamu akan senang melayani, kamu akan menjadi saksi suatu suka-cita yang tidak bisa diberi- Dari Vatikan, 6 Oktober 2012 kan oleh dunia, kamu akan menjadi nyala yang Paus Benediktus XVI hidup dari kasih yang kekal-abadi dan tak terper- Sumber : http://katolisitas.org manai, kamu akan belajar “memberi suatu
Doa untuk panggilan
Tuhan dan Juru Selamat, berkatilah kami dengan imam-imam yang kudus. Semoga Yesus, Gembala Ilahi, Engkau telah memanggil para melalui pelayanan mereka, hadirat-Mu yang rasul dan menjadikan mereka penjala manusia. memberi Hidup dalam Sakramen dapat terus Panggilah juga di masa kini banyak orang muda untuk menerus hadir didalam Gereja-Mu. mengikuti-Mu dan mengabdi-Mu. Engkau hidup dengan selalu siap-sedia bagi kami. Pengorbanan-Mu selalu hadir di altar kami, agar semua orang dapat mengambil bagian dalam Penebusan. Buatlah agar semua yang telah Engkau panggil mengenal Kehendak-Mu dan menerimanya. Bukalah mata mereka terhadap seluruh dunia, terhadap ketenangan yang dimohon banyak orang yang mencari cahaya kebenaran dan kehangatan kasih. Buatlah agar dengan setia pada panggilan, mereka memberikan sumbangan bagi pembangunan Tubuh Mistik-Mu dan dengan demikian mereka melanjutkan perutusan-Mu. Jadikanlah mereka garam dan terang dunia.
Buatlah, Tuhan, agar semua perempuan baik yang muda maupun yang tidak muda lagi, menanggapi panggilan kasih-Mu dengan penuh keyakinan. Bangkitkanlah dalam hati mereka keinginan untuk hidup secara sempurna menurut Injil dan mempersembahkan diri bagi pelayanan Gereja secara bebas. Buatlah agar mereka bersiap menolong semua orang yang memerlukan bantuan dan belaskasih mereka.
Tuhan dan Pemberi Hidup, bangkitkanlah pemuda-pemuda yang ada diparoki kami yang dipenuhi dengan Kuasa-Mu dan semangat Misionaris-Mu yang besar supaya semua orang yang berada dalam kegelapan dapat hidup di dalam terang Kristus. Tuhan Yesus, Engkau telah memanggil para pria untuk bersama-sama dengan Engkau mewartakan kabar baik keselamatan,untuk menang terhadap kuasa kegelapan. Utuslah Roh Kudus-Mu keatas orang-orang dari Paroki kami yang, telah Kaupilih untuk pelayanan Imamat. Semoga mereka menjawab dan mengikuti panggilan-Mu dengan hati yang penuh sukacita. Bunda Maria, Ibu para imam, berdoalah bagi pemuda-pemuda di Paroki Kami yang terpanggil menjadi imam Puteramu dan bagi yang datang kepadamu. AMIN http://katolisitas-indonesia.blogspot.com
Doa Mohon Panggilan Imamat Tuhan Yesus, Engkau mengajak kami untuk berdoa kepada Tuhan yang empunya panenan supaya Ia mengirimkan para pekerja untuk menuai panenan. Tuhan dan Allah semua ciptaan, panggillah pemuda-pemuda yang ada di Paroki kami yang harinya membara dengan cinta Ilahi-Mu untuk menjadi imam, yang akan menjadi suara gembala yang bagi domba-dombamu di keuskupan kami.
VOCATIS EDISI VI / APRIL 2013
19
SERBA SERBI VOCATIS
Cium Salib Jumad Agung Apa Maknanya? elama masa Prapaskah, gereja mengajak memiliki tradisi yang sangat kuat. Tradisi ini seluruh umat untuk merenungkan peristiwa dimulai sekitar abad ke 4 di Yerusalem yang keiman yang menjadi dasar seluruh iman Kato- mudian berkembang ke seluruh dunia, sampai lik, yaitu Allah Bapa mengutus Anak-Nya yang tung- sekarang. gal datang ke dunia untuk menyelamatkan umat Jalan Salib manusia dari belenggu dosa. Dan, kasih Allah Lalu, bagaimana sejarah perkembangan devosi kepada umat manusia mencapai puncaknya pada jalan salib? Devosi jalan salib pun telah berakar Jumad Agung itu, hari Yesus mengorbankan lama dalam sejarah Gereja Gatolik, diawali dengan Diri-Nya di kayu salib tradisi para peziarah yang menuntuk keselamatan gunjungi Yerusalem. Sejak manusia. Dari abad keempat, para peziarah pengorbanan di salib telah mempunyai tradisi berdoa inilah, seluruh berkat merenungkan sengsara Yesus dari Allah mengalir dan melalui jalan yang sekarang Roh Kudus tercurah dikenal dengan via dolorosa kepada umat-Nya. atau jalan salib kesengsaraan, Semua yang dilakukan walaupun pada masa itu belum di dalam liturgi rupakan
me-
disebut demikian.
ekspresi yang ada didalam hati. Juga
penciuman salib, suatu ekspresi yang keluar dari dalam hati yaitu suatu ekspresi syukur dan kasih kepada Yesus yang telah lebih dahulu mengasihi kita. Kita diperkenankan untuk hanya maju dan
Namun secara lebih meluas, tradisi jalan salib mulai berkembang pesat setelah beberapa tempat di
Yerusalem
dipercayakan
kepada
Ordo
Fransiskan pada tahun 1342. Sejak itu dikenal beberapa versi jalan salib, seperti yang ditetapkan
men- oleh Alvarest Yang Terberkati (1420).
ghormati Yesus tanpa harus mencium salib, asalkan sejauh kita benar-benar mengasihi Kristus, menghormati dan mensyukuri pengorbanan-Nya. Namun perlu diingat bahwa tidak ada pengorbanan bagi Kristus Tuhan yang terlalu berlebihan. Semua penghormatan yang kita berikan selalu kurang dibandingkan dengan apa yang seharusnya diterima oleh
Seiring dengan perjalanan waktu, para paus menganjurkan doa jalan salib karena ini
meru-
pakan cara doa paling mudah untuk
menghayati
kisah sengsara Yesus dan
pengorbanan-
Nya di kayu salib. Sri Paus yang menganjurkan jalan salib ini adalah Paus Inocent XI (1686) dan beberapa paus lain. (katolisitas.org).
Yesus Sang Penebus. Penghormatan salib pada Liturgi Jumad Agung
20
VOCATIS EDISI VI / APRIL 2013
SERBA SERBI VOCATIS "KOMUNITAS SIKKA BERGERAK" UNTUK ROKATENDA MELAYANI : - INSTAL ULANG WINDOWS 7 - INSTAL ULANG WINSOWS XP2 - INSTAL APLIKASI-APLIKASI LAIN YANG DIBUTUHKAN. HARGA : RP. 50.000; SAJA. TEMPAT : AULA RADIO SONIA FM WAKTU : JAM 16.00 SORE-SELESAI (DARI TGL 18-20 APRIL 2013) CONTACT PERSON : - HILLER RATU : 082145002402; FRANC VIAN : 085338292680 (DANA TERSEBUT AKAN DISALURKAN UNTUK PENGUNGSI ROKATENDA)
InformasI pentIng... Sangat Berguna Buat Adik-adik yg Saat Ini duduk di Kelas 3 SLTA/SMA!! Info Perguruan Tinggi Kedinasan yang mungkin bermanfaat buat anak sendiri, keponakan, atau anak tetangga yang ingin kuliah tapi tidak ingin membebani biaya kuliah kepada orang tua. Selain itu, begitu tamat kuliah, langsung ditempatkan di Kementerian/Lembaga RI yg terkait : 1. STIS – di bawah Badan Pusat Statistik (dapat uang saku per bulannya Rp. 850.000), Pendaftaran Online (4 April s.d. 20 Mei 2013 di www.stis.ac.id). Lokasi kuliah Jakarta 2. AKAMIGAS-STEM – Akademi Minyak dan Gas Bumi di bawah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI. Lokasi kuliah Cepu, Jawa Tengah (Kawasan Rig dan Pengeboran Minyak) – Info bisa dilihat di www.akamigas-stem.esdm.go.id 3. MMTC – Sekolah Tinggi Multi Media Training Center di bawah Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kominfo), Pendaftaran Online (di www.mmtc.ac.id). Lokasi kuliah di Yogyakarta 4. STSN – Sekolah Tinggi Sandi Negara – di bawah Lembaga Sandi Negara, Pendaftaran Online di www.stsnnci.ac.id Lokasi kuliah di Bogor 5. STKS – Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial di bawah Kementerian Sosial RI. Pendaftaran offline di Kemenkes RI, Bandung, Yogyakarta, Padang, Banjarmasin, Makassar, Jayapura, Palu. Info diwww.stks.ac.I'd 6. STPN – Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional di bawah Badan Pertanahan Nasional RI. Pendaftaran Online di www.stpn.ac.id Lokasi kuliah Yogyakarta 7. IPDN – Institut Pemerintahan Dalam Negeri di bawah Kementerian Dalam Negeri RI. Pendaftaran di Bagian Kepegawaian Daerah Kabupaten/ Kota seluruh Indonesia. Lokasi kuliah Jakarta, Pekanbaru, Manado, Bukittinggi, Makassar, Mataram dan di Jatinangor. 8. AKIP – Akademi Ilmu Permasyarakatan di bawah Kementerian Hukum dan HAM. Pendaftaran Online di www.depkumham.go.id atau www.ecpns-kemenkumham.go.id Lokasi kuliah di Depok. 9. POLRI- utk pendaftaran bisa dibuka di www.penerimaanpolri.go.id Untuk AKPOL buka tgl 23 April-21 Mei 2013 10. Diklat2 kementrian perhubungan. Bisa disebarkan ke saudara2 kita yg ada anaknya sedang Duduk d KLS 3 SLTA/SMA
VOCATIS EDISI VI / APRIL 2013
21
Doa Regina Caeli (Ratu Surga) Ratu surga, bersukacitalah, alleluya. Sebab Ia yang sudi Kau kandung, alleluya. Telah bangkit seperti dikatakan-Nya, alleluya. Doakanlah kami pada Allah, alleluya. Bersukacitalah dan bergembiralah, Perawan Maria, alleluya. Sebab Tuhan sungguh telah bangkit, alleluya. Marilah berdoa Ya Allah, Engkau telah menggembirakan dunia dengan kebangkitan Putra-Mu, Tuhan kami Yesus Kristus. Kami mohon, perkenankanlah kami bersukacita dalam kehidupan kekal bersama Bunda-Nya, Perawan Maria. Demi Kristus, pengantara kami. Amin. --Deo Gratias— Doa Regina Caeli (Ratu Surga) merupakan doa yang diucapkan menggantikan doa Angelus di setiap jam 6 pagi, 12 siang dan 6 sore. Doa tersebut didoakan selama 50 hari dari Minggu Paskah sampai Minggu Pentekosta.