ST UDI O PROS E SPE RE NCANAAN
Pr op os alTe kni sKe camat anPri ngs urat
Urb anandRe gi onalPl anni ng E ngi ne e ri ngF acul tyofDi p one gor oUni ve rs i ty Gr oup2 B
LAPORAN PROPOSAL TEKNIS MATA KULIAH STUDIO PROSES PERENCANAAN Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Studio Proses Perencanaan (TKP 352P)
Disusun Oleh : Kelompok 2B Wahyu Prapto H Apri Zulmi Hardi I Dewa Gede Dwi PP Christine Margaretha Maulida Kurniadewi Wiwit Yulia Majasari Shafira Leliana Putri Divya Liantina Nisa Farida Amanatullah Hajar Annisa A Yustinus Rimas P Eri Rajasa Pratama Satrio Mukti Wibowo
21040111130090 21040112120010 21040112140020 21040112140036 21040112130044 21040112130048 21040112130058 21040112130082 21040112130090 21040112130092 21040112140128 21040112140130 21040112140136
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2014
Daftar Gambar
Gambar 1. 1 Peta Administrasi Kabupaten Temanggung
Gambar 1. 2 Peta Administrasi Kecamatan Pringsejagag Gambar 1. 3 Peta Administrasi Kecamatan Pringsurat
Gambar 2. 1 Peta Administrasi Kabupaten Temanggung Gambar 2. 2 Peta Konstelasi Kabupaten Temanggung Gambar 2. 3 Peta Topografi Kabupaten Temanggung
Gambar 2. 4 Peta Jenis Tanah Kabupaten Temanggung Gambar 2. 5 Peta Klimatologi Kabupaten Temanggung Gambar 2. 6 Peta Hidrologi Kabupaten Temanggung
Gambar 2. 7 Peta Hidrogeologi Kabupaten Temanggung
Gambar 2. 8 Peta Rawan Bencana Kabupaten Temanggung Gambar 2. 9 Peta Rawan Longsor Kabupaten Temanggung
Gambar 2. 10 Hasil Panen Padi Kabupaten Temanggung Tahun 2012
Gambar 2. 11 Grafik Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Temanggung tahun 2000-2012 Gambar 2. 12 Peta Kepadatan Penduduk Kabupaten Temanggung
Gambar 2. 13 Grafik Piramida Penduduk Kabupaten Temanggung tahun 2012 Gambar 2. 14 Peta Tata Guna Lahan Kabupaten Temanggung
Gambar 2. 15 PDRB Kabupaten Temanggung Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2007-2012 Gambar 2. 16 PDRB Kabupaten Temanggung Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2012
Gambar 2. 17 Proporsi Sumbangan PDRB ADHK di Kabupaten Temanggung Tahun 2011 Gambar 2. 18 Peta Sentra Industri Kabupaten Temanggung Gambar 2. 19 Peta Jaringan Jalan Kabupaten Temanggung
Gambar 2. 20 Peta Pengguna Listrik Kabupaten Temanggung Gambar 2. 21 Pelanggan PDAM Kabupaten Temanggung
Gambar 2. 22 Peta Persebaran BTS Kabupaten Temanggung
Gambar 2. 23 Sarana Pendidikan di Kabupaten Temanggung
Gambar 2. 24 Sarana Peribadatan di Kabupaten Temanggung Gambar 2. 25 Sarana Kesehatan di Kabupaten Temanggung Gambar 2. 26 Sarana Ekonomi di Kabupaten Temanggung
Gambar 2. 27 Grafik Organisasi Masyarakat di Kabupaten Temanggung Gambar 2. 28 Grafik Organisasi Sosial di Kabupaten Temanggung
Gambar 2. 29 Grafik Organisasi Profesi di Kabupaten Temanggung
Gambar 2. 30 Grafik Organisasai Perkumpulan Sosial/Budaya/Olahraga di Kabupaten Temanggung
Gambar 2. 31 Grafik Organisasai Lembaga Swadaya Masyarakat di Kabupaten Temanggung Gambar 2. 32 Grafik Organisasai Lembaga Keagamaan Kabupaten Temanggung
Gambar 2. 33 Grafik Organisasai Bantuan Kemanusiaan/Beasiswa Kabupaten Temanggung Gambar 2. 34 Peta Administrasi Kecamatan Pringsejagag Gambar 2. 35 Peta Jenis Tanah Kecamatan Pringsejagag
Gambar 2. 36 Peta Rawan Erosi Kecamatan Pringsejagag
Gambar 2. 37 Jumlah Produksi Pertanian di Kecamatan Pringsejagag Gambar 2. 38 Jumlah Ternak di Kecamatan Pringsejagag
Gambar 2. 39 Grafik Jumlah Ternak di Kecamatan Pringsejagag Gambar 2. 40 Peta Tata Guna Lahan Kecamatan Pringsejagag Gambar 2. 41 Komposisi Penduduk Kecamatan Jambu
Gambar 2. 42 Komposisi Penduduk Kecamatan Grabag
Gambar 2. 43 Peta Komposisi Penduduk Kecamatan Pringsejagag
Gambar 2. 44 Pelanggan PLN dan Non PLN di Kecamatan Pringsejagag Gambar 2. 45 Sarana Pendidikan di Kecamatan Pringsejagag Gambar 2. 46 Sarana Kesehatan di Jecamatan Pringsejagag
Gambar 2. 47 Sarana Peribadatan di Kecamatan Pringsejagag
Gambar 2. 48 Sarana Perekonomian di Kecamatan Pringsejagag
Gambar 2. 49 Organisasi dan Kelembagaan di Kecamatan Secang
Gambar 2. 50 Organisasi dan Kelembagaan di Kecamatan Grabag Gambar 2. 51 Organisasi dan Kelembagaan di Kecamatan Jambu Gambar 2. 52 Peta RTRW Kecamatan Pringsejagag
Gambar 2. 53 Peta Administratif Kecamatan Pringsurat Gambar 2. 54 Peta Administratif Kecamatan Pringsurat Gambar 2. 55 Peta Topografi Kecamatan Pringsurat Gambar 2. 56 Peta Litologi Kecamatan Pringsurat
Gambar 2. 57 Peta Klimatologi Kecamatan Pringsurat Gambar 2. 58 Peta Hidrologi Kecamatan Pringsurat
Gambar 2. 59 Peta Hidrogeologi Kecamatan Pringsurat
Gambar 2. 60 Peta Bahaya Geologi Kecamatan Pringsurat Gambar 2. 61 Jumlah Peternakan di Kecamata Pringsurat
Gambar 2. 62 Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Pringsurat tahun 2009-2012 Gambar 2. 63 Piramida Penduduk Kecamatan Pringsurat tahun 2012
Gambar 2. 64 Peta Kepadatan Penduduk Kecamatan Pringsurat
Gambar 2. 65 Prosentase Penggunaan Lahan Kecamatan Pringsurat Gambar 2. 66 Peta Tata Guna Lahan Kecamatan Pringsurat Gambar 2. 67 PDRB Kecamatan Pringsurat Tahun 2012 Gambar 2. 68 Peta Potensi Desa Kecamatan Pringsurat
Gambar 2. 69 Peta Sebaran Bank BPR di Kecamatan Pringsurat
Gambar 2. 70 Peta Sebaran Bank Umum Kecamatan Pringsurat
Gambar 2. 71 Peta Persebaran Pasar dan Pertokoan di Kecamatan Pingsurat
Gambar 2. 72 Grafik Jumlah Pelanggan PLN Tiap Desa di Kecamatan Pringsurat Gambar 2. 73 Jumlah Pelanggan Telepon Kabel Kecamatan Pringsurat Gambar 2. 74 Grafik Sumber Air Bersih Kecamatan Pringsurat
Gambar 2. 75 Grafik Sarana Pendidikan Kecamatan Pringsurat
Gambar 2. 76 Peta Persebaran SD Negeri dan SD Swasta di Kecamatan Pringsurat
Gambar 2. 77 Peta persebaran SMP Negeri dan SMP swasta di Kecamatan Pringsurat
Gambar 2. 78 Peta Persebaran SMA Negeri dan SMA Swasta di Kecamatan Pringsurat Gambar 2. 79 Peta Sarana Peribadatan Kecamatan Pringsurat
Gambar 2. 80 Peta Sarana Kesehatan di Kecamatan Pringsurat
Gambar 2. 81 Persebaran Sarana Perdagangan di Kecamatan Pringsurat
Gambar 2. 82 Grafik Sarana Angkutan Penumpang di Kecamatan Pringsurat
Gambar 2. 83 Peta Persebaran Sarana Angkutan Barang di Kecamatan Pringsurat Gambar 2. 84 Peta Sebaran Organisasi Kecamatan Pringsurat Gambar 2. 85 Tugu Sepuser di Desa Suropadan
DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................................................... 1 1 1. 1Latar Belakang............................................................................................................................................................ 1 1 1. 2Tujuan dan Sasaran.................................................................................................................................................. 2 2 1.2.1Tujuan ......................................................................................................................................................................... 2 2 1.2.2Sasaran........................................................................................................................................................................ 2 2 1. 3Ruang Lingkup............................................................................................................................................................ 2 2 1.3.1Ruang Lingkup Wilayah....................................................................................................................................... 2 2 1.3.2Ruang Lingkup Materi .......................................................................................................................................... 6 6 1. 4Kerangka Pikir............................................................................................................................................................ 7 7 1. 5Sistematika Penulisan ............................................................................................................................................. 8 8 BAB II GAMBARAN WILAYAH PERENCANAAN...................................................................................................... 9 2.1 Konteks Wilayah Studi Kabupaten Temanggung ......................................................................................... 9 2.1.1 Posisi Geografis Kabupaten Temanggung ......................................................................................... 9
2.1.2 Kontelasi Dalam Ruang yang Lebih Luas Wilayah Kabupaten Temanggung...................... 10
2.1.3 Karakteristik Fisik Wilayah Kabupaten Temanggung.................................................................. 11 2.1.4 Karakteristik Sumber Daya dan Lingkungan Kabupaten Temanggung ................................ 18
2.1.5 Karakteristik Populasi/Demografi Kabupaten Temanggung .................................................... 20 2.1.6 Karakteristik Penggunaan Lahan Kabupaten Temanggung....................................................... 23 2.1.7 Karakteristik Kegiatan Ekonomi Kabupaten Temanggung ........................................................ 25
2.1.8 Karakteristik Infrastruktur dan Fasilitas Kabupaten Temanggung........................................ 28 2.1.9 Organisasi dan Kelembagaan Masyarakat dan Pemerintah Kabupaten
Temanggung................................................................................................................................................................. 40 2.1.10 Kultur dan Kondisi Sosial Kabupaten Temanggung...................................................................... 44 2.1.11 Kebijakan Pemerintah Kabupaten Temanggung ............................................................................ 45
2.2 Konteks Wilayah Studi Kecamatan Pringsejagag ......................................................................................... 45 2.2.1 Posisi Geografis Kecamatan Pringsejagag ......................................................................................... 46
2.2.2 Konstelasi dalam Ruang yang Lebih Luas Kecamatan Pringsejagag ...................................... 47
2.2.3 Karakteristik Fisik Wilayah KecamatanPringsejagag................................................................... 47 2.2.4 Karakteristik Sumber Daya Alam dan Lingkungan Kecamatan Pringsejagag .................... 49 2.2.5 Karakteristik Penggunaan LahanKecamatan Pringsejagag........................................................ 53
2.2.6 Karakteristik Populasi/ Demografi Kecamatan Pringsejagag................................................... 55
2.2.7 Karakteristik Kegiatan EkonomiKecamatan Pringsejagag ......................................................... 58
2.2.8 Karakteristik Infrastruktur dan Fasilitas Kecamatan Pringsejagag ....................................... 59 2.2.9 Organisasi dan Kelembagaan Masyarakat dan Pemerintah Kecamatan
65
Pringsejagag................................................................................................................................................................. 2.2.10 Kultur dan Kondisi Sosial Kecamatan Pringsejagag...................................................................... 67
2.3 Konteks Wilayah Studi Kecamatan Pringsurat.............................................................................................. 70
2.3.1 Posisi Geografis Wilayah Kecamatan Pringsurat............................................................................ 70 2.3.2 Kontelasi Dalam Ruang yang Lebih Luas Wilayah Kecamatan Pringsurat .......................... 71
2.3.3 Karakteristik Fisik Wilayah Kecamatan Pringsurat ...................................................................... 73 2.3.4 Karakteristik Sumber Daya dan Lingkungan Wilayah Kecamatan Pringsurat................... 79
2.3.5 Karakteristik Demografi Kecamatan Pringsurat ............................................................................ 80
2.3.6 Karakteristik Penggunaan Lahan Wilayah Mikro........................................................................... 83 2.3.7 Karakteristik Kegiatan Ekonomi Wilayah Mikro............................................................................ 84 2.3.8 Karakteristik Infrastruktur dan Fasilitas Wilayah Mikro ........................................................... 88 2.3.9 Organisasi dan Kelembagaan Masyarakat dan Pemerintah Kecamatan
Pringsurat ..................................................................................................................................................................... 101 2.3.10 Kultur dan Kondisi Sosial Kecamatan Pringsurat .......................................................................... 102 2.3.11 Kebijakan Pemerintah Kecamatan Pringsurat................................................................................. 102 2.3.12 Potensi dan Permasalahan....................................................................................................................... 103 BAB 3 TEKNIK PENGUMPULAN DATA
3.1 Kebutuhan Data dan Tabel Kebutuhan Data ..................................................................................................... 106 106 3.2 Metode dan Teknik yang Digunakan .................................................................................................................... 106 106 3.2.1
Metode dan Teknik yang Digunakan dalam Pengumpulan Data .............................................. 106 106
3.2.3
Metode dan Teknik yang Digunakan dalam Analisis Data dan Pengenalan
3.2.2 3.3
Metode dan Teknik yang Digunakan dalam Pengolahan Data................................................... 106 108 Masalah ............................................................................................................................................................. 108 108
Preparat/ Alat Bantu Kegiatan Lapangan........................................................................................................... 109 109
BAB 4 RENCANA MOBILISASI DAN MANAJEMEN LAPANGAN
4.1 4.2 4.3
Jadwal Waktu Kegiata......................................................................................................................................................... 112
4.1.1 Timeline Kegiatan........................................................................................................................................... 112 112 4.1.2 Jadwal Kegiatan Lapangan.......................................................................................................................... 114 114 Alokasi/Mobilisasi Personil ..................................................................................................................................... 125 125 Organisasi Kerja .................................................................................................................................................................... 126
4.3.1 Organisasi Kerja Tugas Mingguan, Proposal Teknis, dan Laporan Akhir................................ 126 126 4.3.2 Manajemen Tim....................................................................................................................................................... 127
4.3.3 Kode Etik dan Standar Kerja ...................................................................................................................... 128 128
127
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga tim penulis dapat menyelesaikan laporan proposal teknis
Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Studio Proses Perencanaan (TKP 212P)
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, baik yang
secara langsung maupun tidak langsung telah membantu dalam pembuatan laporan Proposal Teknis ini sekaligus tidak lupa pula mengucapkan terima kasih kepada : 1.
Dosen pengampu Mata Kuliah Studio Proses Perencanaan yang telah memberikan
bimbingan dan arahan, sehingga tugas besar ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya
2.
Ir. Jawoto Sih Setyono, M.DP
Dr. Fadjar Hari Mardiansjah, ST., MT., M.DP Ir. Artiningsih, M.Si.
Novida Waskitaningsih, ST, MT, M.Sc. Mada Sophianingrum, ST, MT, M.Sc.
Asisten Dosen yang memberikan masukan ilmu dan pengalamannya dalam laporan proposal teknis ini.
Tiara Sartika Worowirasmi, ST., MT.
3. 4.
Zulfika Satria Kusharsanto, ST.
Orang tua kami yang selalu mendoakan dan memberi dukungan kepada kami.
Teman-teman Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota angkatan 2012 atas kebersamaan dan kerjasamanya selama ini.
Dalam penyusunan laporan ini, tim penulis sadar bahwa masih ada kekurangan dan
kesalahan. Oleh karena itu, kami harapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
Akhir kata, kami harapkan agar laporan proposal teknis Kecamatan Pringsurat dan
Kabupaten Temanggung yang telah disusun ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Diponegoro Semarang.
Semarang, 23 April 2014 Tim Penyusun Kelompok 2B
1 . 1 La t a rBe l a k a n g
Menur ut Gar t h N. J one per enc anaan adal ah pr os es pemi l i han dan pengembangan dar i t i ndakan y ang pal i ng bai k at au mengunt ungkan unt uk menc apai t uj uan. Menc apai t uj uan per enc anaan har us memi l i h l angkahl angkah dengan al t er nat i f pi l i han y ang di per l ukan unt uk menc apai t uj uan t er s ebut . Menet apkan l angkah dan s t r at egi per enc anaan har us memper hat i kan pembat as i nt er nal dan pengar uh eks t er nal s ebagai r uang l i ngkup pembahas an dal am per enc anaan.
Me r e nc a na ka n s ua t u wi l a y a h kot a pe r l u me mi l i ki pe ng e t a hua n da n pe ma ha ma n y a ng ba i k t e r ha da p s e g a l a a s pe k da n kompone n y a ng a da da l a m pe r e nc a na a n, ol e h ka r e na i t u pe r e nc a na a n da l a m pr os e s ny a me me r l uka n pe ma ha ma n y a ng t e pa t me ng e na i pot e ns i da n ma s a l a h da l a m s ua t u wi l a y a h da n kot a y a ng a ka n di r e nc a na ka n s e hi ng g a a ka n di t e muka n s ua t u me t ode y a ng t e pa t de m mi t e r c a pa i ny a s ua t u ke a da a n y a ng l e bi h ba i k di ma s a y a ng a ka n da t a ng . Pe r e nc a na a n me mi l i ki s e bua h oby e k pe r e nc a na a n y a i t u wi l a y a h/ l a ha n da n ma s y a r a ka t ny a . Oby ek per enc anaan dal am l apor an i ni adal ah Kabupat en Temanggung dan 20 Kec amat an y ang ada di Kabupat en Temanggung. Kabupat en Temanggung memi l i ki pot ens i y ang bes ar dal am bi dang per t ani an, s ehi ngga penggunaan l ahanny a di domi nas i ol eh t egal an dan per kebunan ( r uang t er buka hi j au) s ebes ar 87% dan s i s any a 13% adal ah l ahan t er bangun s eper t i per muki man, gedung pemer i nt ahan, dan l ai n s ebagai ny a. Kar akt er i s t i k penggunaan l ahan ber upa per t ani an akan ber dampak t er hadap pembangunan dan per enc anaan Kabupat en Temanggung y ang ber bas i s per t ani an s er t a meny es uai kan dengan pot ens i dan per mas al ahan di Kabupat en Temanggung.
1
S t u d i oPr o s e sPe r e n c a n a a n
Sal ah s at u dar i 20 kec amat an y ang y ang per l u di l akukan t i nj auan pada s t udi o pr os es per enc anaan adal ah Kec amat an Pr i ngs ur at . Kec amat an Pr i ngs ur at di l al ui j al an ar t er i pr i mer penghubung Pr ovi ns i J a wa Tengah dan Pr ovi ns i Daer ah I s t i mewa Y ogy akar t a. Hal i ni menj adi kan Kec amat an Pr i ngs ur at mer upakan daer ah per bat as an dan pi nt u mas uk s ebagai aks es ut ama dal am per kembangan per ekonomi an di Kec amat an Pr i ngs ur at i t u s endi r i dan kec amat ankec amat an l ai n di Kabupat en Temanggung.
Ada ny a j a l a n a r t e r i t e r s e but y a ng di dukung de ng a n s e kt or pe r t a ni a n s e ba g a i pot e ns i a ka n me mpe r muda h di s t r i bus i ke be r ba g a i ke c a ma t a n di Ka bupa t e n Te ma nggung da n j ug a ke c a ma t a n di l ua r Ka bupa t e n Te ma nggung s e pe r t i Ke c a ma t a n Gr a ba g da n Ke c a ma t a n Se c a ng y a ng t e r ma s uk wi l a y a h a dmi ni s t r a t i f Ka bupa t e n Ma ge l a ng da n Ke c a ma t a n J a mbu y a ng t e r ma s uk wi l a y a h a dmi ni s t r a t i f Ka bupa t e n Se ma r a ng. Ada ny a J a l a n a r t e r i t e r s e but me mbe r i ka n da mpa k pa da pe ni ng ka t a n e konomi di Ke c a ma t a n Pr i ngs ur a t , da n j ug a a da ny a pot e ns i di bi da ng pe r t a ni a n, di pe r l uka n pe r e nc a na a n y a ng be r ba s i s pe r t a ni a n s upa y a a s pe k a s pe k pe r e nc a na a n da pa t be r l a ngs ung de ng a n ba i k s e r t a me mbe r i ka n pe r ba i ka n t e r ha da p pe r ma s a l a ha n y a ng a da di Ke c a ma t a n Pr i ngs ur a t .
Ada ny a pe r e nc a na a n di Ke c a ma t a n Pr i ngs ur a t di ha r a pka n ma mpu me ng a t a s i pe r ma s a l a ha n da n me nge mba ng ka n pot e ns i Ke c a ma t a n Pr i ngs ur a t s e r t a me ma nf a a t ka n pos i s i s t r a t e gi s Ke c a ma t a n Pr i ngs ur a t s e ba g a i s a l a h s a t u pi nt u ma s uk Ka bupa t e n Te ma nggung de ng a n da e r a h pe r ba t a s a n di Ka but a e n Te ma nggung. Tuj ua n i ni me r upa ka n j a wa ba n da n t a nt a ng a n s e ba g a i pe r e nc a na a n be r upa Pl a n f or Pl a nni ng, unt uk pe r e nc a na a n y a ng l e bi h ba i k di ma s a y a ng a ka n da t a ng s e r t a be r ke l a nj ut a n.
1 . 2T u j u a nd a nS a s a r a n 1 . 2 . 1T u j u a n 1 . 2 . 2S a s a r a n Tuj uan dar i di l akukannya kegi at an i ni adal ah unt uk mer anc ang kegi at an per enc anaan unt uk per enc anaan ( pl an f or pl anni ng) di Kec amat an Pr i ngs ur at dengan mengi dent ii kas i kar akt er i s t i k wi l a yah Kec amat an Pr i ngs ur at unt uk mendapat kan s ebuah gambar an mengenai per mas al ahan yang ada di Kec amat an Pr i ngs ur at .
Dal am menc apai t uj uan, s as ar an yang har us di penuhi ant ar a l ai n: 1. Mer anc ang kegi at an s ur v ei s ebag ai panduan unt uk pengumpul an dat a y ang akan di ol ah ut uk mendapat kan g ambar an pr oi l Kec amat an Pr i ngs ur at 2. Mengkaj i t ekni k pengumpul an, pengol ahan, dan anal i s i s dat a yang akan di l akukan; 3. Me nyus us un t a be l ke but uha n da t a ; 4. Me l a kuka n ke gi a t a n pe ngumpul a n da t a ; 5. Menganal i s i s dat a yang t el ah di per ol eh s ehi ngga dapat di s us un dugaan per mas al ahan yang t er j adi di Kec amat an Pr i ngs ur at .
1 . 3R u a n gLi n g k u p
Rua ng l i ng kup y a ng a ka n di ba ha s da l a m pe nyus una n pr opos a l t e kni s i ni be r upa r ua ng l i ng kup wi l a y a h da n r ua ng l i ng kup ma t e r i .
S t u d i oPr o s e sPe r e n c a n a a n
2
A. Ruang Li ngkup Wi l ayah Makr o Ruang l i ngkup wi l a y ah makr o dal am penyus unan pr opos al t ekni s adal ah Kabupat en Temanggung. Kabupat en Temanggung mer upakan kabupat en y ang t er l et ak di t engaht engah Pr opi ns i J a wa Tengah. Kabupat en Temanggung t er bent ang dar i ut ar a ke s el at an s epanj ang 34, 37 km dan dar i t i mur ke bar at s ej auh 43, 44 km. Sec ar a admi ni s t r at i f , Kabupat en Temanggung t er bagi menj adi 20 kec amat an.
1 . 3 . 1Ru a n gLi n g k u pWi l a y a h 3
S t u d i oPr o s e sPe r e n c a n a a n
S umbe r : Ba ppe da Ka bupa t e n Te ma ng g ung , 2011 Ga mba r 1. 2 Pe t a Admi ni s t r a s i Ke c a ma t a n Pr i ng s e j a g a g
B. Ruang Li ngkup Wi l ayah Mes o Ruang l i ngkup wi l a yah mes o dal am penyus unan pr opos al t ekni s i ni adal ah kec amat ankec amat an yang ber bat as an l angs ung dan memi l i ki ket er kai t an per kot aan dengan Kec amat an Pr i ngs ur at . Kec amat ankec amat an yang t er mas uk wi l a yah s t udi mes o yai t u Kec amat an J ambu ( Kabupat en Semar ang) , Kec amat an Gr abag dan Kec amat an Sec ang ( Kabupat en Magel ang) , s er t a t er mas uk Kec amat an Pr i ngs ur at i t u s endi r i yang s el anj ut nya di s ebut Kec amat an Pr i ngs ej agag. Ber i kut adal ah r i nc i an j uml ah des a di s et i ap Kec amat an Pr i ngs ej agag:
S t u d i oPr o s e sPe r e n c a n a a n
4
1 . 4 Ke r a n g k aPi k i r
7
S t u d i oPr o s e sPe r e n c a n a a n
1 . 5 S i s t e ma t i k aPe n u l i s a n BAB I PENDAHULUAN Ba b i ni me nc a kup l a t a r be l a ka ng me nge na i wi l a y a h s t udi wi l a y a h Ke c a ma t a n Pr i ngs ur a t . Se l a i n i t u, ba b i ni be r i s i ka n t uj ua n da n s a s a r a n, r ua ng l i ng kup ma t e r i da n r ua ng l i ng kup wi l a y a h, s e r t a s i s t e ma t i ka pe nul i s a n.
BAB I I GAMBARAN WI LAYAH PERENCANAAN Ba b i ni be r i s i t e nt a ng pr oi l wi l a y a h y a ng me l i put i wi l a y a h ma kr o y a i t u Ka bupa t e n Te ma nggung, wi l a y a h me s o y a i t u Ke c a ma t a n Pr i ngs ur a t , Ke c a ma t a n Se c a ng, Ke c a ma t a n j a mbu, da n Ke c a ma t a n Gr a ba g. Da l a m kont e ks wi l a y a h s t udi a ka n di ba ha s pos i s i ge ogr ai s da n kons t e l a s i da l a m r ua ng y a ng l e bi h l ua s . Ka r a kt e r i s t i k wi l a y a h y a ng j ug a a ka n me mba ha s me nge na i ka r a kt e r i s t i k i s i k wi l a y a h, ka r a kt e r i s t i k pe ngguna a n l a ha n, ka r a kt e r i s t i k popul a s i a t a u de mogr ai , ka r a kt e r i s t i k ke gi a t a n e konomi da n ka r a kt e r i s t i k i nf r a s t r ukt ur da n f a s i l i t a s , s e da ng ka n di kondi s i a s pe k l a i n y a ng di ba ha s me l i put i ke l e mba g a a n ma s y a r a ka t , kul t ur , kondi s i s os i a l , pe me r i nt a h, da n l a i nl a i n y a ng me nj a di ka r a kt e r i s t i k da r i ma s i ngma s i ng wi l a y a h.
BAB I I I TEKNI K PENGUMPULAN DATA Bab i ni ber i s i t ent ang t abel kebut uhan dat a dan met ode t ekni k pengumpul an dat a yang di gunakan s ebagai bahan unt uk menganal i s i s s uat u kondi s i wi l a yah s t udi Kec amat an Pr i ngs ur at , j uga akan di bahas apaapa s aj a per l engkapan t ambahan at au pr epar at yang di gunakan s ebagai al at bant u met ode dan t ekni k pengumpul an dat a di dal am s t udi o per enc anaan i ni .
BAB I V RENCANA MOBI LI S ASI DAN MANAJ EMEN LAPANGAN. Pa da ba b i ni di ba ha s me ng e na i pe r s i a pa n me nuj u da n ke t i ka di l a pa ng a n. Ri nc i a n pe mba ha s a nny a y a i t u, j a dwa l wa kt u ke g i a t a n, a l oka s i / mobi l i s a s i pe r s oni l , s e r t a or g a ni s a s i ke r j a .
S t u d i oPr o s e sPe r e n c a n a a n
8
BAB II GAMBARAN WILAYAH PERENCANAAN 2.1
Konteks Wilayah Studi Kabupaten Temanggung
2.1.1 Posisi Geografis Kabupaten Temanggung Kabupaten Temanggung merupakan kabupaten yang terletak di tengah-tengah Provinsi Jawa Tengah dengan bentangan utara ke selatan 34,375 km dan Timur ke Barat 43,437 km. Kabupaten Temanggung jika dilihat secara astronomis terletak di antara 110o23'-110o46'30" Bujur Timur dan 7o14'-7o32'35" Lintang Selatan dengan luas wilayah 870,65 km² (87.065 Ha). Batas-batas administrasi Kabupaten Temanggung dapat dilihat pada peta berikut:
Sumber: Bappeda Kabupaten Temanggung, 2011
Gambar 2. 1 Peta Administrasi Kabupaten Temanggung
9
Wilayah Kabupaten Temanggung secara geo-ekonomis dilalui oleh 3 jalur pusat kegiatan ekonomi, yaitu Semarang (77 Km), Yogyakarta (64 Km), dan Purwokerto (134 Km). Perekonomian Kabupaten Temanggung juga sebagian berasal dari sektor pertanian dimana luas lahan pertanian mencapai 60,956 Ha dengan produksi pertanian meliputi padi, jagung, ketela, kacang-kacangan, sayur-sayuran dan buah-buahan. Selain di bidang pertanian, sektor peternakan juga turut ambil dalam memajukan perekonomian wilayah Kabupaten Temanggung dengan usaha penjualan penggemukan sapi potong kepada masyarakat penduduk di Kabupaten Temanggung tersebut. 2.1.2 Kontelasi Dalam Ruang yang Lebih Luas Wilayah Kabupaten Temanggung Wilayah Kabupaten Temanggung secara geo ekonomis dilalui oleh 3 jalur pusat kegiatan ekonomi, yaitu Semarang (77 Km), Yogyakarta (64 Km), dan Purwokerto (134 Km). Kabupaten Temanggung memiliki keterkaitan dalam bidang pertanian dan pedagangan barang antar kecamatan yang berada di dalam Kabupaten Temanggung, yaitu Kecamatan Pringsurat. Kabupaten Temanggung sendiri juga memiliki 2 arah pendistribusian perdagangan barang dan pertanian. Keterkaitan berupa pendistribusian perkebunan keluar Kabupaten Temanggung ke daerah sekitar Kabupaten Temanggung seperti Kabupaten Megelang, Kabupaten Semarang, bahkan hingga Kabupaten Demak berupa komoditas tembakau, kopi, cengkeh, vanili, pohon aren. Hasil aliran produksi pertanian berupa padi, jangung, ketela pohon, kacang- kacangan, sayur-sayuran dan buah-buahan, serta hasil aliran produk industri berupa industri Kayu Sengon, kerajinan bambu, gerabah tanah, dsb. Keterkaitan antara Kabupaten Temanggung juga diakibatkan oleh faktor penarik, yaitu potensi pariwisata seperti Gunung Sumbing Sindoro di Desa Katekan Kecamatan Ngadirejo, Candi Pringapus di Desa Pringsurat Kecamatan Ngadirejo, Curug Lawe, dan wisata lainnya yang menjadikan hubungan dan keterkaitan dengan daeah di dalam dan diluar Kabupaten Temanggung. Gambaran spasial konstelasi wilayah studi dapat dilihat pada peta dibawah ini:
10
Sumber: Bappeda Kabupaten Temanggung, 2011
Gambar 2. 2 Peta Konstelasi Kabupaten Temanggung
2.1.3 Karakteristik Fisik Wilayah Kabupaten Temanggung
Karakteristik fisik Kabupaten Temanggung yang dibahas meliputi topografi, litologi berupa jenis tanah dan jenis batuan, klimatologi, hidrologi, hidrogeologi dan bahaya geologi.
11
a. Topografi Kondisi topografi menggambarkan gambaran bentuk permukaan bumi, memiliki kategori datar, landai, curam, hingga sangat curam dengan nilai skala dari 0-45%. Kabupaten Temanggung merupakan kabupaten yang dikelilingi oleh gunung, sehingga topografi di Kabupaten Temanggung sangat beragam, mulai dari kelerengan yang datar hingga kelerengan yang curam. Secara keseluruhan, topografi di Kabupaten Temanggung berada di antara 0 sampai >40% namun secara khusus topografi >40% tersebar di pinggiran Kabupaten Temanggung. Semakin ke tengah wilayah kabupaten, topografi semakin landai yaitu berkisar 25-40%, 15-25%, 8-15% dan 0-8%. Dapat dilihat pada peta berikut:
Sumber: Bappeda Kabupaten Temanggung, 2011
b. Litologi
12
Gambar 2. 3 Peta Topografi Kabupaten Temanggung
Tanah merupakan lapisan teratas dalam komposisi bumi, yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran penopang dan tempat aktivitas makhluk hidup. Jenis tanah yang ada di Kabupaten Temanggung terdiri atas latosol coklat, latosol coklat kemerahan, latosol coklat kekuningan, regosol coklat kekelabuan dan regosol kuning. Namun yang dominan di Kabupaten Temanggung adalah litologi yang berjenis latosol coklat dan latosol merah kekuningan. Tamah latosol yaitu tanah yang banyak mengandung zat besi dan aluminium. Tanah ini cukup subur sehingga cocok untuk pertanian dan perkebunan. Tumbuhan yang clapat hidup di tanah latosol adalah padi, palawija, sayuran, buah-buahan, karet, sisal, cengkih, kakao, kopi, dan kelapa sawit.
Sumber: Bappeda Kabupaten Temanggung, 2011
Gambar 2. 4 Peta Jenis Tanah Kabupaten Temanggung
13
c. Klimatologi Berdasarkan Peta Klimatologi Kabupaten Temanggung, Kabupaten Temanggung secara mempunyai curah hujan yang bervariasi antara 13,6 - >34,8 mm/hari, namun yang dominan di Kabupaten Temanggung adalah curah hujan dengan intensitas 20,7 – 27,7 mm/th yang artinya intensitas hujan di Kabupaten Temanggung tergolong sedang.
Sumber: Bappeda Kabupaten Temanggung, 2011
Gambar 2. 5 Peta Klimatologi Kabupaten Temanggung
14
d. Hidrologi Hidrologi di Kabupaten Temanggung terdiri atas Sub Das Logung, Sub Das Lutut, Sub Das Putih, Sub Das Progo Hulu, Sub Das Elo dan Sub Das Tangsi yang semuanya tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Temanggung.
Sumber: Bappeda Kabupaten Temanggung, 2011
Gambar 2. 6 Peta Hidrologi Kabupaten Temanggung
15
e. Hidrogeologi Berdasarkan data peta hidrogeologi Kabupaten Temanggung, kondisi hidrogeologi di Kabupaten Temanggung terdiri atas akuifer kecil setempat, akuifer produktif dengan penyedotan, akuifer produktifitas sedang dan daerah air tanah langka. Hidrogeologi yang dominan di Kabupaten Temanggung adalah jenis hidrogeologi akuifer kecil setempat dan akuifer produktif dengan penyedotan.
Sumber: Bappeda Kabupaten Temanggung, 2011
Gambar 2. 7 Peta Hidrogeologi Kabupaten Temanggung
16
f. Bahaya Geologi Bahaya geologi yang terdapat di Kabupaten Temanggung adalah rawan bencana angin topan, rawan bencana gerakan tanah dan rawan longsor dengan kapasitas tinggi, sedang dan rendah. Dikarenakan di Kabupaten Temanggung terdapat gunung yang dahulunya aktif, maka beberapa daerah yang dekat dengan gunung mempunyai bahaya geologi berupa rawan bencana vulkanik.
Sumber: Bappeda Kabupaten Temanggung, 2011
Gambar 2. 8 Peta Rawan Bencana Kabupaten Temanggung
17
Sumber: Bappeda Kabupaten Temanggung, 2011
Gambar 2. 9 Peta Rawan Longsor Kabupaten Temanggung
18
2.1.4 Karakteristik Sumber Daya dan Lingkungan Kabupaten Temanggung a. Persawahan Produksi tanaman padi di Kabupaten Temanggung setiap tahunnya mengalami fluktuasi. Produksi padi Kabupaten Temanggung pada tahun 2012 sebanyak 159.689,10 ton, pada tahun 2011 hanya sebanyak 153.586,00 ton, sedangkan pada tahun 2010 lebih tinggi yaitu 176.389,00 ton. Lahan sawah terbesar terdapat di Kecamatan Bulu, dan lahan sawah terkecil terdapat di Kecamatan Tretep, namun luas panen terbesar pada tahun 2012 terdapat di Kecamatan Temanggung bukan di Kecamatan Bulu dan luas panen terkecil adalah di Kecamatan Kledung. Hal ini mengindikasi banyaknya lahan sawah yang tidak produktif di Kecamatan Bulu dan Kecamatan Kledung. Hasil panen padi per tahun ditunjukkan oleh grafik dibawah ini. 300000 Rupiah
200000 100000 0 2007
2008
2009
2010
2011
Sumber: Kabupaten Temanggung Dalam Angka, 2013 (Telah Diolah)
b. Perkebunan
Gambar 2. 10 Hasil Panen Padi Kabupaten Temanggung Tahun 2012
Komoditas perkebunan di Kabupaten Temanggung relatif mengalami perkembangan setiap tahunnya dan merupakan salah satu komoditas unggulan di Kabupaten Temanggung. Berbagai jenis tanaman tumbuh subur di Kabupaten Temanggung, namun jenis tanaman unggulan berbeda-beda di setiap Kecamatan. Masing-masing kecamatan di Kabupaten Temanggung memiliki komoditas unggulannya masing-masing antara lain adalah tanaman biji-bijian mencakup jagung yang menjadi unggulan Kecamatan Pringsurat, ketela pohon di Kecamatan Gemawang, ketela rambat di Kecamatan Kedu, kacang tanah di kecamatan Kaloran, dan kacang kedelai di Kecamatan Bansari; tanaman sayuran terdapat kacang panjang paling banyak dihasilkan di Kecamatan Kedu, bawang merah dan bawang putih di Kecamatan Kledung, kentang di Kecamatan Wonoboyo, kubis di Kecamatan Kedu, Lombok di Kecamatan Bulu, sawi di Kecamatan Kedu, dan kacang merah di Kecamatan Kledung; buah semangka hanya tumbuh di Kecamatan Pringsurat, dan tanaman buah-buahan lain yang menjadi komoditas utama Kecamatan Pringsurat antara lain adalah durian, rambutan, Kelengkeng, jambu biji di Kecamatan Tretep, papaya dan pisang di Kecamatan Temanggung; serta tanaman-tanaman lain seperti kopi arabika, kopi robusta, cengkeh, kelapa, kapok, aren, kakao, kayu manis, lada, jahe, kapulogo, kemukus, kunyit, tembakau, panili, tebu, nilam, melinjo. Sentra kopi bubuk terdapat di Kecamatan Candiroto, sentra produksi Tapioka terdapat di Kecamaran Kranggan.
19
c. Perikanan Perikanan merupakan komoditas unggulan Kecamatan Parakan dengan nilai mencapai lebih dari 1 Trilyun dalam setahun. Pendapatan Kabupaten Temanggung dari komoditas perikanan lebih dari 7,5T pada tahun 2012. Ikan yang dibudidayakan di Kabupaten Temanggung antara lain Ikan Lele, Ikan Nila, dan lain-lain. Produksi Ikan Lele dalam setahun dapat mencapai 12.255,04 kwintal yang menghasilkan lebih dari 19Trilyun. d. Peternakan Populasi ternak merupakan salah satu sumber daya yang dimiliki Kabupaten Temanggung. Di Kabupaten Temanggung terdapat populasi ternak besar seperti sapi perah, sapi potong, kerbau, dan kuda. Sedangkan populasi ternak kecil adalah kabing, domba, babi, kelinci, ayam buras, ayam ras petelur, itik, entok, burung puyuh, dan angsa. e.
Hutan Sebanyak 17.679 Ha lahan Kabupaten Temanggung merupakan Hutan Rakyat yang
menghasilkan kayu jati, kayu mahoni, kayu rimba, kayu bakar dan hasil hutan lainnya seperti getah pinus, carica, telur sutera alam dan kopi. 2.1.5 Karakteristik Populasi/Demografi Kabupaten Temanggung Jumlah penduduk Kabupaten Temanggung pada tahun 2012 sebanyak 733.418 jiwa. Jumlah penduduk dari tahun 2000-2012 secara keseluruhan mengalami peningkatan. Namun pada tahun 2010, jumlah penduduk mengalami penurunan dari jumlah penduduk 722.087 jiwa pada tahun 2009 menjadi 721.679 jiwa pada tahun 2010. Laju pertumbuhan penduduk selama tiga tahun terakhir tercatat besarannya dibawah 1 %. Secara umum jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk perempuan. Hal ini terlihat pada ratio perbandingan jenis kelamin pada tiga tahun terakhir lebih besar dari 100%. 740000 720000
Jiwa
700000 680000 660000 640000 620000 Tahun Sumber : Kabupaten Temanggung Dalam Angka, 2013 (Telah Diolah)
Gambar 2. 11 Grafik Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Temanggung tahun 2000-2012
20
Luas wilayah Kabupaten Temanggung sebesar 870,65 Km2 maka kepadatan penduduk rata-rata di Kabupaten Temanggung sebesar 842 jiwa pada tahun 2012. Kepadatan penduduk tertinggi berada di Kecamatan Temanggung dengan tingkat kepadatan penduduk mencapai 2.364 jiwa/Km2, sedangkan kepadatan penduduk terendah berada di Kecamatan Bejen dengan tingkat kepadatan hanya 283 jiwa/Km2. Berikut ini merupakan kepadatan penduduk di Kabupaten Temanggung secara keseluruhan:
Sumber : Kabupaten Temanggung Dalam Angka, 2013 (Telah Diolah)
Gambar 2. 12 Peta Kepadatan Penduduk Kabupaten Temanggung
Komposisi penduduk berdasarkan kelompok umur atau usia terbanyak di Kabupaten Temanggung adalah penduduk berusia 0-4 tahun. Sedangkan penduduk berdasarkan kelompok umur paling sedikit adalah penduduk berusia 60-64 tahun. Berikut ini adalah komposisi penduduk Kabupaten Temanggung pada tahun 2012 :
21
65+ 60-64 55-59 50-54 45-49 40-44 35-39 30-34 25-29 20-24 15-19 10-14 5-9 0-4
perempuan laki-laki
10.0
5.0
0.0
5.0
10.0
Sumber : Kabupaten Temanggung Dalam Angka, 2013 (Telah Diolah)
Gambar 2. 13 Grafik Piramida Penduduk Kabupaten Temanggung tahun 2012
Dari komposisi usia penduduk, dapat diketahui rasio ketergantungan sebesar 47%, artinya setiap 100 orang usia produktif (usia 15-64 tahun) harus menanggung 47 orang tidak produktif (usia dibawah 15 tahun dan diatas 65 tahun). Berdasarkan angka kelahiran pada tahun 2012 di Kabupaten Temanggung, jumlah kelahiran tertinggi berada di Kecamatan Temanggung sebesar 549 dan jumlah kelahiran terendah berada di Kecamatan Bejen dengan jumlah kelahiran 146, sedangkan berdasarkan angka kematian di Kabupaten Temanggung, Kecamatan yang memiliki tingkat kematian tertinggi berada di Kecamatan Kranggan dengan jumlah kematian sebesar 366 dan tingkat kematian terendah berada di Kecamatan Tlogomulyo dengan jumlah kematian sebesar 59. Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian di Kabupaten Temanggung yang paling banyak adalah petani yakni sebanyak 53% dari jumlah penduduk yang bekerja atau 208.281 orang. Hal ini dikarenakan Kabupaten Temanggung memiliki lahan pertanian yang cukup luas dan kondisi alam di Kabupaten Temanggung mendukung aktivitas pertanian. Sedangkan matapencaharian pada bidang bank dan lembaga keuangan merupakan matapencaharian yang paling sedikit. Sebagian besar wilayah di Kabupaten Temanggung merupakan kawasan rural, sehingga penduduk yang bekerja pada bidang bank dan lembaga keuangan masih sedikit. 2.1.6 Karakteristik Penggunaan Lahan Kabupaten Temanggung Kabupaten Temanggung memiliki luas wilayah total sebesar 82.616,0 Ha dengan rincian penggunaan lahan eksisting Kabupaten Temanggung tahun 2012 di dominasi oleh RTH dengan komposisi paling banyak adalah tegalan sebanyak 32%, kemudian yang kedua terbanyak terdapat di Kabupaten Temanggung adalah Lahan Sawah sebanyak 24%, selanjutnya hutan 19% dan 12% lahan perkebunan. Hanya 11% yang merupakan lahan terbangun. Menurut peta
22
yang bersumber dari BAPPEDA Kota Semarang tahun 2012, Wilayah Kabupaten Temanggung terbagi menjadi beberapa tata guna lahan antara lain lahan sawah irigasi, sawah tadah hujan, tanah berbatu, tegalan, semak belukar, lahan terbangun, hutan, dan kebun. Kabupaten Temanggung bagian utara didominasi oleh lahan perkebunan, sama halnya dengan penggunaan lahan di Kecamatan Pringsurat. Penggunaan lahan di Kabupaten Temanggung bagian timur yaitu Kecamatan Tretep dan sekitarnya didominasi oleh tegalan, sedangkan di bagian tengah dan selatan didominasi sawah irigasi yang cukup besar yaitu di Kecamatan Kedu dan sekitarnya. Kecamatan dengan luas wilayah terbesar adalah Kecamatan Kandangan dengan penggunaan lahan paling beragam dibanding Kecamatan lainnya di Kabupaten Temanggung. Pemukiman yang kebanyakan dalam skala kecil tersebar di selutuh Kabupaten Temanggung dan tidak begitu mendominasi kecuali di Kecamatan Temanggung. Penggunaan lahan Kabupaten Temanggung dijelaskan selengkapnya melalui peta dibawah ini.
23
Sumber : Bappeda Kabupaten Temanggung, 2011
Gambar 2. 14 Peta Tata Guna Lahan Kabupaten Temanggung
Dari peta diatas, diketahui bahwa sebagian besar lahan kecamatan-kecamatan di Kabupaten Temanggung adalah lahan tidak terbangun. Lahan tidak terbangun didominasi oleh Tegalan dan sawah, kemudian pertanian selain sawah, hutan. Wilayah terbangun di Kabupaten Temanggung paling banyak terdapat di Kecamatan Temanggung dan Kecamatan Pringsurat yaitu 25% dan 21% dari luas wilayah masing-masing, sedangkan Kecamatan lainnya memiliki
24
lahan terbangun kurang dari 20% dari luas wilayahnya. Kecamatan Kledung memiliki lahan terbangun paling sedikit yaitu hanya 4% dari luas wilayahnya dan sisanya adalah lahan sawah dan tegalan. Lahan Sawah masih banyak terdapat di Kecamatan Kedu, Kecamatan Temanggung dan Kecamatan Parakan dengan persentase 63%, 57% dan 55%. Sedangkan lahan sawah paling sedikit terdapat di kecamatan Tretep, yaitu hanya tersisa 2% lahan sawah. 2.1.7 Karakteristik Kegiatan Ekonomi Kabupaten Temanggung PDRB Kabupaten Temanggung mengalami fluktuasi setiap tahunnya sejak tahun 2008 hingga tahun 2012. 3,000,000
Rupiah
2,500,000 2,000,000 1,500,000 1,000,000 500,000 0 2007
2008
2009
2010
2011
2012
Tahun Sumber: PDRB Kabupaten Temanggung, 2007-2012 (Telah Diolah)
Gambar 2. 15 PDRB Kabupaten Temanggung Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2007-2012
Sektor penunjang perekonomian terbesar Kabupaten Temanggung pada tahun 2012 merupakan sektor pertanian sebesar Rp 2.019.365,08 juta dari PDRB total sebesar Rp 6.198.351,81. Kemudian selanjutnya terdapat sektor industri pengolahan, serta perdagangan, hotel, dan restoran.
Pertanian 16%
Pertambangan dan Penggalian
4%
32%
Industri Pengolahan
5%
Listrik, Gas, dan Air Bersih Bangunan
17% 6%
18%
1%
Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi
1% Sumber: PDRB Kabupaten Temanggung, 2012 (Telah Diolah)
Gambar 2. 16 PDRB Kabupaten Temanggung Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2012
25
3% 2%
2% 2%
3% 9%
3%
3%
5% 6%
6%
7% 13% 6% 5% 9%
3%
7% 2%
4%
Parakan
Kledung
Bansari
Bulu
Temanggung
Tlogomultyo
Tembarak
Selopampang
Kranggan
Pringsurat
Kaloran
Kandangan
Kedu
Ngadirejo
Jumo
Gemawang
Candiroto
Bejen
Tretep
Wonoboyo
Sumber: PDRB Temanggung, 2012 (Telah Diolah)
Gambar 2. 17 Proporsi Sumbangan PDRB ADHK di Kabupaten Temanggung Tahun 2011
Menurut diagram di atas, kecamatan yang memliki sumbangan PDRB ADHK terbesari di Kabupaten Temanggung, yaitu Kecamatan Temanggung selaku ibukota kabupaten dengan sumbangan sebesar 13%. Sedangkan kecamatan yang menyumbangkan PDRB paling kecil di Kabupaten Temanggung, yaitu Kecamatan Tretep, Bejen, Jumo, dan Kecamatan Selopampang masing-masing sebesar 2% dari total PDRB ADHK Kabupaten Temanggung tahun 2011. Kabupaten Temanggung memiliki berbagai macam industri pengolahan dengan sentra industri kecil yang tersebar di seluruh kecamatan di Keabupaten Temanggung. Sebagai contoh sentra industri anyaman lidi yang dapat ditemui di Kecamatan Bulu, berbagai industri pengolahan kayu seperti kerajinan kayu berada di Kecamatan Pringsurat dan industri furnitur kayu di Kecamatan Kandangan, Jumo, Kaloran, dan Kecamatan Temanggung, serta industri terompah kayu di Kecamatan Kedu. Industri makanan seperti emping tela di Kecamatan Bulu, ceriping tela di Kecamatan Kranggan dan Kaloran, tempe di Kecamatan Temanggung, Tembarak, dan Kecamatan Kandangan, serta industri makanan lainnya. Berikut merupakan peta persebaran sentra industri di Kabupaten Temanggung.
26
Sumber: Kabupaten Temanggung dalam Angka, 2012 (Telah Diolah)
Gambar 2. 18 Peta Sentra Industri Kabupaten Temanggung
2.1.8 Karakteristik Infrastruktur dan Fasilitas Kabupaten Temanggung Berikut merupakan karakteristik infrastrukur dan fasilitas Kabupaten Temanggung. a. Jaringan Jalan Jaringan Jalan merupakan aspek penting pada keruangan karena mendukung proses mobilisasi. Kabupaten Temanggung dilalui jalan arteri sekunder tepatnya di Kecamatan Pringsurat. Kecamatan Pringsurat merupakan satu-satunya kecamatan di Kabupaten Temanggung yang dilalui oleh jalan arteri sekunder. Jalan tersebut menghubungkan Kabupaten Semarang, Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Magelang. Jalan kolektor sekunder dapat ditemukan di sebagian besar kecamatan di Kabupaten Temanggung antara lain Kecamatan
27
Pringsurat, Kecamatan Kranggan, Kecamatan Temanggung, Kecamatan Kaloran, Kecamatan Bulu, Kecamatan Bansari, Kecamatan Ngadirejo, Kecamatan Candiroto dan Kecamatan Bejen. Ketersediaan jalan lokal di Kabupaten Temanggung termasuk kurang mencukupi, karena tidak semua kecamatan memiliki jalan lokal yang seharusnya dapat diakses oleh masyarakat. Seperti halnya Kecamatan Bansari yang hanya dilalui oleh jalan kolektor sekunder.
Sumber: Kabupaten Temanggung dalam Angka, 2012 (Telah Diolah)
Gambar 2. 19 Peta Jaringan Jalan Kabupaten Temanggung
b. Jaringan Listrik Pada Kabupaten Temanggung hanya terdapat satu gardu induk yang berada di Kecamatan Kedu dan terletak di tengah-tengan Kabupaten Temanggung tersebut. Jaringan listrik di Kabupaten Temanggung sudah mencakup hampir seluruh kecamatan. Yaitu Kecamatan Pringsurat, Kecamatan Kranggan, Kecamatan Temanggung, Kecamatan Kaloran, Kecamatan Kedu, Kecamatan Bulu, Kecamatan Bansari, Kecamatan Ngadirejo, Kecamatan Candiroto dan Kecamatan Bejen.
28
Sedangkan untuk jaringan saluran udara tegangan ekstra tinggi atau SUTET melalui 5 kecamatan di Kabupaten Temanggung, yaitu Kecamatan Pringsurat, Kecamatan Kranggan, Kecamatan temanggung, Kecamatan Bulu, dan Kecamatan Bansari. Pelanggan PLN pada setiap Kecamatan di Kabupaten Temanggung penjelasannya adalah sebagai berikut.
Sumber: Kabupaten Temanggung dalam Angka, 2012 (Telah Diolah)
Gambar 2. 20 Peta Pengguna Listrik Kabupaten Temanggung
Dari data diatas diketahui bahwa pada Kabupaten Temanggung, Kecamatan yang memiliki pelanggan PLN paling banyak yaitu Kecamatan Temanggung sebanyak 19.295 pelanggan, sedangkan Kecamatan yang memiliki pelanggan PLN paling sedikit yaitu Kecamatan Selopampang sebanyak 3.153 pelanggan. Pelanggan Non-PLN terbanyak pada Kecamatan Kaloran sebanyak 5188 pelanggan dan paling sedikit pada Kecamatan Tretep sebanyak 974
29
pelanggan. Hal ini berarti setiap Kecamatan di Kabupaten Temanggung telah teraliri listrik baik melalui PLN maupun Non PLN dan paling Pelanggan PLN banyak berada di Kecamatan Temanggung karena Kecamatan tersebut merupakan salah satu Kota di Kabupaten Temanggung sehingga dibutuhkan banyak ketersediaan jaringan listrik yang digunakan di Kecamatan tersebut. c. Jaringan Air Kabupaten Temanggung memiliki sumber mata air melalui sungai yang mengalir di 10 kecamatan, antara lain Kecamatan Kranggan, Kecamatan Kaloran, Kecamatan Kandangan, Kecamatan Kedu, Kecamatan Bulu, Kecamatan Parakan, Kecamatan Bejen, Kecamatan Candiroto, Kecamatan Wonoboyo, Kecamatan Tretep, sedangkan untuk pelanggan PDAM yang berada di Kabupaten Temanggung, rinciannya adalah sebagai berikut. 12000
10419
Rumah Tangga
10000 8000 6000
4570
4000
2517 1325
2000
2610 1931 1256
2481 659
Wonboyo
Tretep
Bejen
Candiroto
Gemawang
Jumo
Ngadirejo
Kedu
Kandangan
Kaloran
Pringsurat
Kranggan
Selopampang
Tembarak
Tlogomulyo
Temanggung
Bulu
Bansari
Kledung
Parakan
0
Sumber: Kabupaten Temanggung dalam Angka, 2012 (Telah Diolah)
Gambar 2. 21 Pelanggan PDAM Kabupaten Temanggung
Dari data diatas diketahui Pelanggan PDAM paling banyak di Kabupaten Temanggung yaitu pada Kecamatan Temanggung yaitu sebanyak 10.419 pelanggan, Kecamatan paling sedikit sebagai pelanggan PDAM yaitu Kecamatan Kaloran yaitu sebanyak 659 pelanggan, sedangakan Kecamatan yang tidak berlangganan PDAM yaitu sebanyak 11 buah yaitu Kecamatan Kledung, Bansari, Bulu, Tlogomulyo, Selopampang, Kandangan, Gemawang, Candiroto, Bejen, Tretep dan Wonboyo. Dari data diatas diketahui Kecamatan Temanggung memiliki pelanggan PDAM paling banyak, karena pada Kecamatan Temanggung tersebut merupakan slah satu Kota di Kabupaten Temanggung sehingga dibutuhkan jaringan air.
30
d. Jaringan Telekomunikasi Ketersediaan jaringan telekomunikasi di Kabupaten Temanggung sudah cukup baik, karena telah terdapat lebih dari 50 menara Base Transmission Station atau BTS yang tersebar diseluruh penjuru Kabupaten Temanggung, terdapat satu kecamatan yang tidak memiliki menara BTS yaitu Kecamatan Tembaran. Hal tersebut tidak menjadi masalah besar karena luas wilayah Kecamatan Tembarak relative kecil dan berbatasan langsung dengan Kecamatan Kranggan yang telah memiliki 6 menara BTS dan Kecamatan Tlogomulyo yang juga memiliki 6 menara BTS yang tersebar di wilayah tersebut, sedangkan untuk jumlah pelanggan telepon kabel yang ada di Kabupaten Temanggung rinciannya adalah sebagai berikut.
Sumber: Bappeda Kabupaten Temanggung, 2011
Gambar 2. 22 Peta Persebaran BTS Kabupaten Temanggung
31
Sedangkan untuk jumlah pelanggan telepon kabel yang ada di Kabupaten Temanggung rinciannya adalah sebagai berikut. Tabel II. 1 Pelanggan Telepon Kabel dan Ketersediaan Sinyal Telepon Tiap Desa Di Kecamatan Pringsurat Tahun 2011 Pelanggan Nama Sinyal Telepon Kecamatan Telepon Kabel Parakan 4387 Ada Kuat Kledung
0
Ada Kuat
Bansari
0
Ada Kuat
61
Ada Kuat
3586
Ada Kuat
Tlogomulyo
20
Ada Kuat
Tembarak
19
Ada Kuat
7
Ada Kuat
Kranggan
186
Ada Kuat
Pringsurat
60
Ada Kuat
0
Ada Kuat
39
Ada Kuat
Kedu
114
Ada Kuat
Ngadirejo
320
Ada Kuat
40
Ada Kuat
Bulu Temanggung
Selopampang
Kaloran Kandangan
Jumo Gemawang
0
Ada Lemah
Candiroto
10
Ada Kuat
Bejen
6
Ada Kuat
Tretep
0
Ada Kuat
Wonboyo
0
Ada Kuat
Sumber: Potensi Desa, 2011
Pelanggan telepon kabel yang ada di Kabupaten Temanggung, paling banyak di Kecamatan Parakan sebanyak 4.387 pelanggan, sedangkan terdapat 6 Kecamatan yang tidak mempunyai pelanggan telepon kabel yaitu Kecamatan Kledung, Bansari, Kalora, Gemawang, Tretep dan Wonboyo.
Kekuatan sinyal telepon seluler diketahui, setiap kecamatan di Kabupaten
Temanggung telah terdapat sinyal telepon seluler yang kuat, hanya satu kecamatan yang sinyal telepon selulernya lemah yaitu di Kecamatan Gemawang. Hal ini berarti pada setiap Kecamatan di Kabupaten Temanggung telah terlayani layanan telepon seluler. e. Sanitasi Sanitasi yang ada di Kabupaten Temanggung dapat dilihat dari ketersediaan jamban, menurut data potensi desa tahun 2011, Kecamatan Pringsurat ada yang menggunakan jamban sendiri ada yang menggunakan bukan jamban, rinciannya adalah sebagai berikut.
32
Tabel II. 2 Sanitasi Sebagian Besar Keluarga Setiap Desa Di Kecamatan Pringsurat
Parakan
Sanitasi sebagian besar keluarga Jamban Sendiri
Kledung
Jamban Sendiri
Bansari
Jamban Sendiri, Bukan Jamban
Nama Kecamatan
Bulu
Jamban Sendiri
Temanggung
Jamban Sendiri
Tlogomulyo
Jamban Sendiri
Tembarak
Jamban Sendiri
Selopampang
Jamban Sendiri
Kranggan
Jamban Sendiri
Pringsurat
Jamban Sendiri
Kaloran
Jamban Sendiri
Kandangan
Jamban Sendiri
Kedu
Jamban Sendiri
Ngadirejo
Jamban Sendiri
Jumo
Jamban Sendiri
Gemawang
Jamban Sendiri
Candiroto
Jamban Sendiri
Bejen
Jamban Sendiri
Tretep
Jamban Sendiri
Wonboyo
Jamban Sendiri
Sumber: Potensi Desa, 2011
Dari data diatas diketahui sebagian besar sanitasi di Kabupaten Temanggung per Kecamatannya menggunakan jamban sendiri dan ada satu kecamatan yang menggunkanan jamban sendiri dan jamban umum yaitu Kecamatan Bansari. f. Persampahan Sistem penglolaan sampah di Kabupaten Temanggung berbeda di setiap kecamatannya, berikut adalah tempat buang sampah sebagian besar keluarga dan ketersediaan tempat sampah di setiap kecamatan. Tabel II. 3
Tempat Pembuangan Sampah
Parakan
Sungai/saluran irigasi
Tempat Pembuangan Sampah Sementara Tidak Ada
Kledung
Sungai/saluraqn irigasi
Tidak Ada
Bansari
Sungai/saluran irigasi
Tidak Ada
Nama Kecamatan
Tempat buang sampah sebagian besar keluarga
33
Nama Kecamatan
Tempat buang sampah sebagian besar keluarga
Bulu Temanggung
Lainnya
Tempat Pembuangan Sampah Sementara Tidak Ada
Tempat sampah, kemudian diangkut Dalam lubang/dibakar
Tidak Ada
Lainnya
Tidak Ada
Dalam lubang/dibakar
Tidak Ada
Lainnya
Tidak Ada
Pringsurat
Dalam lubang/dibakar
Tidak Ada
Kaloran
Dalam lubang/dibakar
Tidak Ada
Kandangan
Dalam lubang/dibakar
Tidak Ada
Kedu
Dalam lubang/dibakar
Tidak Ada
Ngadirejo Jumo
Sungai/Aliran Sungai Dalam lubang/dibakar
Tidak Ada Tidak Ada
Gemawang
Lainnya
Tidak Ada
Candiroto
Lainnya
Tidak Ada
Bejen
Dalam lubang/dibakar
Tidak Ada
Tretep
Dalam lubang/dibakar
Tidak Ada
Wonboyo
Dalam lubang/dibakar
Tidak Ada
Tlogomulyo Tembarak Selopampang Kranggan
Tidak Ada
Sumber: Potensi Desa, 2011
Dari data diatas diketahui penanganan sampah di Kabupaten Temanggung lebih banyak dengan membuangnya dalam lubang/dibakar yaitu sebanyak 11 Kecamatan antara lain Kecamatan Tlogomulyo, Selopampang, Pringsurat, Kaloran, Kandangan, Kedu, Ngadirejo, Jumo, Beje, Tretep dan Wonboyo dan tidak terdapat Tempat Pembuangan Sampah Sementara di Kabupaten Temanggung. g. Sarana Pendidikan Sarana Penddidikan yang ada di Kabupaten Temanggung antara lain terdapat Taman Kanak – Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Perguruan Tinggi Islam, rinciannya adalah sebagai berikut.
34
50 45 40
Unit
35 30 25 20 15 10 5 0
TK
SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi
Sumber: Kabupaten Temanggung dalam Angka, 2012 (Telah Diolah)
Gambar 2. 23 Sarana Pendidikan di Kabupaten Temanggung
Dari data diatas diketahui TK berjumlah total 179 unit paling banyak berada di Kecamatan Kandangan sebanyak 18 unit dan paling sedikit berada di Kecamatan Bansari sebanyak 1 unit. SD berjumlah total 579 paling banyak berada di Kecamatan Pringsurat sebanyak 50 unit danpaling sedikit berada di Kecamatan Tlogomulyo dan Selopampang sebanyak 15 unt, SMP berjumlah total 104 unit, paling banyak berada di Kecamatan Temanggung sebanyak 12 unit, paling sedikit 1 buah berada di Kecamatan Bansari, SMA berjumlah total 49 unit, paling banyak berada di Kecamatan Temanggung sebanyak 16 unit dan tidak terdapat di Kecamatan Tlogomulyo, Gemawang, Tretep dan Wonboyo, hanya terdapat 1 Perguruan Tinggi yang berada di Kabupaten Temanggung yaitu terletak di Kecamatan Temanggung, hal ini berarti fasilitas pendidikan TK, SD dan SMP telah dimiliki setiap Kecamatan di Temanggung, sedangakan untuk fasilitas pendidikan SMA tidak dimiliki 4 Kecamatan.
35
h. Sarana Peribadatan Sarana Peribadatan di Kabupaten Temanggung, rinciannya adalah sebagai berikut 180 160 140
Unit
120 100 80 60 40 20
Langgar/Musholla
Masjid
Gereja Protestan
Gereja Katolik
Kapel
Vihara
Wonoboyo
Tretep
Bejen
Candiroto
Gemawang
Jumo
Ngadirejo
Kedu
Kandangan
Kaloran
Pringsurat
Kranggan
Selopampang
Tembarak
Tlogomulyo
Temanggung
Bulu
Bansari
Kledung
Parakan
0
Cetia
Sumber: Kabupaten Temanggung dalam Angka, 2012 (Telah Diolah)
Gambar 2. 24 Sarana Peribadatan di Kabupaten Temanggung
Dari data diatas diketahui setiap Kecamatan di Kabupaten Temanggung telah memiliki Langgar/Musholla serta Masjid, Langgar/Musholla paling banyak ditemukan di Kecamatan Temanggung yaitu sebanyak 166 buah, sedangkan paling sedikit terdapat di Kecamatan Bansari yaitu 26 buah. Masjid paling banyak ditemukan di Kecamatan Kranggan yaitu sebnayak 113 buah sedangkan paling sedikit berada di Kecamatan Kledung sebanyak 25 buah. Gereja Protestan yag terdapat di Kabupaten Temanggung berjumlah tital 77 buah, paling banyak ditemukan di Kabupaten Temanggung yaitu sebanyak 20 buah, sedangkan terdapat 9 buah Kecamatan yang tidak memiliki Gereja Protestan. Gereja Katolik terdapat 4 buah di Kabupaten Temanggung tersebar masing – masing 1 buah di Kecamatan Parakan, Temanggung, Pringsurat dan Kandangan. Kapel yanga ada di Kabupaten Temanggung terdapat total 15 bauh, paling banyak 9 buah terdapat di Kecamatan Jumo, sedangkan terdapat 9 buah yang tidak memiliki Kapel, Vihara di Kabupaten Temanggung terdapat total 73 buah, paling banyak berada di Kecamatan Kaloran sebanyak 42 buah, sedangkan terdapat 9 buah Kecamatan yang tidak memiliki Vihara. Cetia di Kebupaten Temanggung terdapat total 13 buah paling banyak berada di Kecamtan Kaloran sebanyak 5 buah, sedangakn terdapat 12 Kecamatan yang tidak memilii Cetia. Dari data diatas diketahui mayoritas penduduk di Kecamatan Temanggung memeluk agama Islam sehingga dibutuhkan lebih banyak Langgar/Musholla dan Masjid untuk mengakomodir kebutuhan ibadah para pemeluk agama Islam.
36
i. Sarana Kesehatan Sarana kesehatan yang terdapat di Kabupaten Temanggung, rinciannya adalah sebagai berikut. 12 10
Unit
8 6 4 2 0
RSU
Klinik Bersalin
Puskesmas
Balai Pengobatan
Puskesmas Pembantu
Puskesmas Keliling
Polindes
PKD
Sumber: Kabupaten Temanggung dalam Angka, 2012 (Telah Diolah)
Gambar 2. 25 Sarana Kesehatan di Kabupaten Temanggung
Pada Kabupaten Temanggung, Kecamatan yang paling banyak memiliki RSU adalah Kecamatan Temanggung yaitu sebanyak 2 buah, Klinik Bersalin terdapat 1 buah yaitu pada Kecamatan Temanggung. Puskesmas dimiliki diseluruh Kecamatan di Kabupaten Temanggung. Balai Pengobatan di Kabupaten Temanggung terdapat 16 buah dan paling banyak dimiliki Kabupaten Temanggung sebanyak 9 buah. Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling dimiliki oleh seluruh Kecamatan di Kabupaten Temanggung. Polindes terdapat 22 buah, terdapat 6 Kecamatan yang tidak memiliki Polindes. PKD dimiliki pada setiap Kecamatan di Kabupaten Temanggung paling banyak di Kecamatan Kandangan dan Ngadirejo sebanyak 12 buah. Dari data diatas diketahui pada setiap Kecamatan di Kabupaten Temanggung telah memiliki sarana kesehatan Puskesmas, Puskesmas Pembantu serta Puskesmas Keliling.
37
j. Sarana Ekonomi Sarana Ekonomi yang terdapat di Kabupaten Temanggumg, rinciannya adalah sebagai berikut. 4
Unit
3
2
1
0
Pasar Umum Daerah
Pasar Umum Desa
Pasar Hewan Daerah
Pasar Hewan Desa
Pasar Buah Daerah
Pasar Buah Desa
Pasar Ikan Daerah
Pasar Ikan Desa
Sumber: Kabupaten Temanggung dalam Angka, 2012 (Telah Diolah)
Gambar 2. 26 Sarana Ekonomi di Kabupaten Temanggung
Pasar umum terbagi menjadi Pasar Umum Daerah dan Desa, Pasar Umum terdapat 6 buah di Kabupaten Temanggung yaitu Pranggan, Temanggung, Kranggan, Pringsurat, Ngadirejo serta Candiroto. Pasar Umum Desa terdapat 22 buah paling banyak 4 buah masing – masing berada di Kecamatan Kaloran dan Kandangan. Pasar Hewan Daerah terdapat 3 buah pada Kecamatan Temanggung, Pringsurat serta Ngadirejo. Pasar Hewan Desa terdapat 8 buah. Pasar Buah Daerah tidak terdapat, pasar buah desa terdapat 2 buah di Kecamatan Temanggun dan Pringsurat. Pasar Ikan Desa terdapt 3 buah, 2 buah terdapat di Desa Parakan dan 1 buah di Desa Bulu. Hal ini berarti untuk mengakomodir ketersediaan kebutuhan sehari – hari para penduduk dapat berbelanja baik di Pasar Umum Hewan dan Desa yang hampir dimiliki setiap Kecamatan di Kabupaten Temanggung.. k.
Sarana Pemerintahan Sarana Pemerintahan di Kabupaten Temanggung, terdapat mulai dari Kantor Bupati, Kantor
Kecamatan dan Kantor Kelurahan serta terdapat kantor instansi pemerintahan lainyya seperti BPS, Bapedda, Dinas PU, KADIN, Dinas Keagamaan, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Dinas Perekonomian, Dinas Sosial, KESBANGPOL dan sebagaiannya.
38
l. Sarana Rekreasi Sarana rekreasi yang terdapat di Kabupaten Temanggung antara lain: 1. Taman Kartini Kowangan dengan pemandian, rumah makan, hotel dan Monumen Bambang Sugeng 2. Water Park Pikatan 3. Peninggalan Candi Gondosul Kecamatan Bulu 4. Pemandian dan hutan wisata (camping) Jumprit di Kecamatan Ngadirejo dimana sumber air kali Progo bermula 5. Pass Kledung yang berhawa dingin terletak antara Gunung Sumbing
79
54 46
19
33
23
22 13
11
21 18
17 18 9
Bejen
Candiroto
Gemawang
Jumo
Ngadirejo
Kedu
Kandangan
Kaloran
Pringsurat
Kranggan
Selopampang
Tembarak
Tlogomulyo
Temanggung
Bulu
Bansari
1
2
1 Wonoboyo
26
37
Tratep
28
Kledung
90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Parakan
Unit
2.1.9 Organisasi dan Kelembagaan Masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Temanggung
Sumber: Potensi Desa, 2011
Gambar 2. 27 Grafik Organisasi Masyarakat di Kabupaten Temanggung
Di Kabupaten Temanggung terdapat organisasai masyarakat yang sudah tersebar di seluruh kecamatan, persebaran organisasi masyarakat di kabupaten Temanggung hampIr merata di setiap kecamatannya dengan jumlah terbanyak terletak di kecamatan Gemawang, sedangkan yang paling sedikit terdapat pada kecamatan Bansari dan Wonoboyo. Organisasi masyarakat ini sangatlah penting untuk masyarakat di kabupaten Temanggung karena sebagai wadah atau sarana partisipasi masyarakat untuk pembangunan di kabupaten Temanggung, dan saling bergotong royong untuk membantu perekonomian masyarakat di kabupaten Temanggung.
39
10 7
0
0
0 Wonoboyo
Jumo
1
Tratep
0
Bejen
0
Candiroto
0
Gemawang
0
Ngadirejo
Kaloran
Pringsurat
0
Tembarak
Tlogomulyo
Bulu
2
Kedu
1
0 Temanggung
Bansari
Kledung
0 Parakan
4
3
Kandangan
3
2
Selopampang
2
Kranggan
Unit
12 10 8 6 4 2 0
Sumber: Potensi Desa, 2011
Gambar 2. 28 Grafik Organisasi Sosial di Kabupaten Temanggung
Ketersediaan organisasai sosial di Kabupaten Temanggung jumlahnya sudah cukup banyak , tetapi tidak semua di kecamatan ada organisasi sosial hal ini bisa dilihat dari grafik diatas di beberapa kecamatan belum terdapat organisasi sosial seperti di kecamatan Bansari, Tlogomulyo, Kranggan, Kandangan, Kedu, Ngadirejo, Jumo, Bejen, Tretep, dan di kecamatan Wonoboyo. Sedangkan jumlah organisasi sosial terbanyak terletak di kecamatan Kledung. Tujuan utama organisasi sosial sendiri untuk melayani kepentingan masyarakat, tanpa menghitung untung-rugi. organisasi semacam ini banyak muncul di tengah-tengah masyarakat, mereka yang mendirikan organisasi semacam ini biasanya mempunyai jiwa sosial yang tinggi, orang-orang yang mempunyai kepedulian terhadap kondisi masyarakatnya, sehingga di kabupaten Temanggung masih perlunya didirakan organisasi sosial untuk membantu dari
139 110 39
Wonoboyo
Tratep
Bejen
6 0 0 Candiroto
Gemawang
0
19 18 Jumo
2
Ngadirejo
Kandangan
Kaloran
Kranggan
Selopampang
Tembarak
Tlogomulyo
Pringsurat
11 17
Kedu
73 64
16 Temanggung
3
Bansari
0 0 0
Bulu
45
Kledung
160 140 120 100 80 60 40 20 0
Parakan
Unit
aspek sosial masyarakat di kabupaten Temanggung.
Sumber: Potensi Desa, 2011
Gambar 2. 29 Grafik Organisasi Profesi di Kabupaten Temanggung
Ketersediaan organisasai profesi di Kabupaten Temanggung sudah cukup banyak,tetapi belum tersebar di setiap kecamatan atau persebarannya belum rata, hal ini bisa dilihat dari grafik diatas di beberapa kecamatan belum terdapat organisasi Profesi seperti di kecamatan Parakan, Kledung, Bansari, Ngadirejo, Tretep dan di kecamatan Wonoboyo. Sedangkan jumlah organisasi Profesi terbanyak terletak di kecamatan Kandangan.
40
140 124
Unit
120 96
100
83
78
80
76
60 62
60 60 37
40 26
30
49
43 35 25
27
25
20
12 2
0
0
Sumber: Potensi Desa, 2011
Gambar 2. 30 Grafik Organisasai Perkumpulan Sosial/Budaya/Olahraga di Kabupaten Temanggung
Ketersediaan
organisasai
perkumpulan
sosial/budaya/olahraga
di
Kabupaten
Temanggung sudah banyak dan sudah cukup merata , hal ini bisa dilihat dari grafik diatas di hampir semua kecamatan di kabupaten Temanggung sudah tersedia atau sudah memiliki organisasi perkumpulan sosial/budaya/olahraga. Sedangkan jumlah organisasi perkumpulan sosial/budaya/olahraga terbanyak terletak di kecamatan Kledung, dan terdapat satu kecamatan yang tidak memiliki organisasi perkumpulan sosial/budaya/olahraga yaitu di kecamatan Wonoboyo. Tujuan utama organisasi sosial sendiri untuk sarana berkumpulnya masyarakat di kabupaten Temanggung dalam perkumpulan sosial, budaya ataupun olah raga. 120
97
100 60 40
1
0
0
0
Tratep
Wonoboyo
Ngadirejo
0
Bejen
0
Candiroto
2
Kedu
Tlogomulyo
0
2 Kaloran
Temanggung
0
Pringsurat
Bulu
0
2
Kranggan
4
Selopampang
1
Tembarak
0
1
Bansari
0 Kledung
19 1 Parakan
20
Gemawang
Unit
80
Jumo
Kandangan
0
Sumber: Potensi Desa, 2011
Gambar 2. 31 Grafik Organisasai Lembaga Swadaya Masyarakat di Kabupaten Temanggung
41
Ketersediaan Organisasai Lembaga Swadaya Masyarakat di Kabupaten Temanggung masih kurang tersedia , hal ini bisa dilihat dari grafik diatas hampir di semua kecamatan di kabupaten Temanggung belum tersedia Organisasai Lembaga Swadaya Masyarakat. Sedangkan untuk jumlah Organisasai Lembaga Swadaya Masyarakat terbanyak terletak di kecamatan Kandangan, dan rata rata di kecamatan lainnya di kabupaten Temanggung tidak memiliki Organisasai Lembaga Swadaya Masyarakat. Tujuan utama organisasi Lembaga Swadaya Masyarakat ini sendiri untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat umum tanpa bertujuan untuk memperoleh keuntungan dari kegiatannya. tetapi di kabupaten Temanggung sendiri masih sedikit tersediannya lembaga swadaya masyarakat sehingga perlunya di dirikan LSM unuk melayani masyarakat di kabupaten Temanggung. 20
16
14
Unit
15 10
8
10 5
2
0
3
1
0
3
4
2
2
1
3
2
0
0
0
0
0
Sumber: Potensi Desa, 2011
Gambar 2. 32 Grafik Organisasai Lembaga Keagamaan Kabupaten Temanggung
Organisasai Lembaga Keagamaan di Kabupaten Temanggung sudah cukup banyak, tetapi menurut grafik diatas organisasi masyarakat masih kurang tersedia di setiap kecamatannya. dari pengertiannya sendiri Lembaga Keagamaan adalah organisasi yang dibentuk oleh umat beragama dengan maksud untuk memajukan kepentingan keagamaan umat yang bersangkutan di dalam kehidupan bermasyarakat. Di Kabupaten Temanggung sendiri jumlah organisasai Lembaga Keagamaan terbanyak terletak di kecamatan Kandangan dan Kecamatan Jumo, Tujuan utama organisasi Keagamaan ini untuk untuk meningkatkan kualitas hidup keagamaan masingmasing umat beragama, sehingga dengan adanya lembaga keagamaan ini kualitas hidup keagamaan masyarakat di kabupaten Temanggung bisa meningkat.
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Candir…
Bejen
Tratep
Wono…
Tlogo…
2
Gema…
Teman…
2
Jumo
Bulu
0
Ngadir…
Bansari
0
0
Kedu
0
Kanda…
1
Kaloran
0
Prings…
0
Krang…
0
Selopa…
0
Kledung
5
Temba…
9
Parakan
Unit
10
Sumber: Potensi Desa, 2011
Gambar 2. 33 Grafik Organisasai Bantuan Kemanusiaan/Beasiswa Kabupaten Temanggung
42
Organisasai Organisasai Bantuan Kemanusiaan/ Beasiswa Kabupaten Temanggung menurut grafik diatas masih kurang tersedia di setiap kecamatannya. dari pengertiannya sendiri Organisasai Bantuan Kemanusiaan/ Beasiswa adalah organisasi yang dibentuk untuk membantu antar sesame dengan memberikan bantuan berupa uang dll. Di Kabupaten Temanggung sendiri jumlah organisasai Lembaga Organisasai Bantuan Kemanusiaan/ Beasiswa terbanyak terletak di kecamatan Tembarak Tujuan utama organisasi Keagamaan ini untuk untuk membantu warga yang kurang mampu dengan cara memberikan sumbangan. 2.1.10 Kultur dan Kondisi Sosial Kabupaten Temanggung Kondisi kultur dan sosial Kabupaten Temanggung dapat diketahui dengan di Desa Soropadan yang terletak di Kecamatan Pringsurat, terdapat sebuah tugu “sepuser” yang menandai tengah-tengahnya pulau Jawa. Memang bukan hanya mitos belaka, jika kita melihat peta pulau Jawa maka tengah-tengahnya akan jatuh pada daerah sekitar Desa Soropadan ini. Menurut penuturan para sesepuh Desa Soropadan, tugu “sepuser” ini telah dibangun sejak jaman penjajahan Belanda. Tugu Sepuser ini secara turun temurun masih dipelihara oleh masyarakat sekitar yang dipercayai sebagai tanda tengah-tengahnya pulau Jawa. Pada awalnya tugu ini terbuat dari batu bata berukuran besar yang diyakini dibuat pada masa kerajaan Majapahit. Selain itu juga terdapat banyak candi seperti, Monumen Bambang Sugeng, Monumen Meteorit, Candi Pringapus, Curug Lawe, Curug Trocoh, Prasasti Gondosuli, Goa Lawa, Umbul Jumprit dengan Pengambilan Air Suci Waisak, dan lain-lain. Selain itu Kabupaten Temanggung diapit oleh dua gunung yaitu gunung sumbing dan gunung sindoro, sehingga masyarakat sekitar kaki gunung banyak yang menyewakan rumahnya untuk dijadikan penginepan sementara untuk pendaki gunung. Selain itu Kabupaten Temanggung juga mengadakan festival budaya seperti diadakannya parade drumband dari tingkat SD, SMP, SMA, dan umum. Terlihat jelas bahwa Kabupaten Temanggung menjunjung tinggi nilai kebudayaan. 2.1.11 Kebijakan Pemerintah Kabupaten Temanggung Visi daerah yang ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten Temanggung Tahun 2013-2018 merupakan perwujudan dari Visi Bupati/Wakil Bupati, yaitu: “TERWUJUDNYA TEMANGGUNG SEBAGAI DAERAH AGRARIS BERWAWASAN LINGKUNGAN, BERMASYARAKAT AGAMIS, BERBUDAYA, DAN SEJAHTERA DENGAN PEMERINTAHAN YANG BERSIH” Untuk mewujudkan Visi Daerah Kabupaten Temanggung di atas, pemerintahan dan pembangunan dilakukan dalam 6 (enam) Misi Daerah, yaitu: 1.
Mewujudkan Peningkatan Pertanian Moderen yang Berwawasan Lingkungan;
2.
Mewujudkan Peningkatan Kehidupan Masyarakat Perdesaan dan Perkotaan yang Agamis, Berbudaya dan Sejahtera;
43
3.
Mewujudkan Peningkatan Infrastruktur Permukiman Perdesaan Perkotaan yang Layak dan Berwawasan Lingkungan;
4.
Mewujudkan Peningkatan Pendidikan yang Berkualitas tanpa Meninggalkan Kearifan Lokal;
2.2
5.
Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat;
6.
Mewujudkan Peningkatan Pelaksanaan Pemerintahan yang Bersih, Transparan, Tidak KKN, dan Berorientasi pada Pelayanan Publik.
Konteks Wilayah Studi Kecamatan Pringsejagag
Konteks
wilayah
menggambarkan
kondisi
permukaan
bumi
wilayah
daerah
studi.Kecamatan Pringjasegag ini terdiri dari Kecamatan Jambu dari Kabupaten Semarang, Kecamatan Jambu, dan Kecamatan Grabag dari Kabupaten Magelang, dan Kecamatan Pringsurat. 2.2.1 Posisi Geografis Kecamatan Pringsejagag Posisi geografi mempengaruhi kondisi fisik lingkungan daerah sekitar Kecamatan Pringsurat yang memberikan pengaruh terhadap perkembangan daerah/ wilayah tersebut, wilayah tersebut diantaranya Kecamatan Jambu di Kabupaten Semarang, Kecamatan Secang dan Kecamatan Grabag di Kabupaten Magelang. Kecamatan Jambu merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Semarang yang terletak di bagian Barat sehingga berbatasan langsung dengan Kabupaten Temanggung.Sedangkan Kecamatan Secang merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Magelang yang terletak di sebelah utara. Dan yang ketiga, Kecamatan Grabag merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Magelang yang juga terletak di sebelah utara. Berikut ini batas-batas administrasi Kecamatan Pringsejagag:
44
Sumber : Bappeda Kabupaten Temanggung tahun 2011
Gambar 2. 34 Peta Administrasi Kecamatan Pringsejagag
2.2.2 Konstelasi dalam Ruang yang Lebih Luas Kecamatan Pringsejagag Kecamatan Secang dan Kecamatan Grabag merupakan dua diantaranya kecamatan di Kabupaten Magelang dimana kedua kecamatan tersebut berbatasan langsung dengan Kabupaten Temanggung dan Kecamatan yang berada di Kabupaten Temanggung (Kecamatan Pringsurat).Kecamatan Secang dan Kecamatan Grabag sendiri jika dilihat berdasarkan peruntukkan lahannya sebagian terdiri dari lahan pertanian. Sehingga, bisa disimpulkan bahwa Kecamatan Secang dan Kecamatan Grabag kaya akan potensi pertaniannya. Selain diperuntukkan sebagai lahan pertanian, Lahan pada Kecamatan Secang dan Kecamatan Grabak juga diperuntukkan sebagai lahan perkebunan dimana hasil produksi perkebunan (contoh: komoditi kopi) dari kedua kecamatan tersebut didistribusikan ke Kabupaten yang berbatasan
45
langsung, seperti Kabupaten Temanggung dan kecamatan didalam Kabupaten Temanggung (Kecamatan Pringsurat). Dilihat berdasarkan keadaan kultur dan sosial dimana dapat dilihat dari kondisi tata gunanya juga, Kecamatan Grabag dan Kecamatan Secang dapat dikatakan sebagai rural/pedesaan dimana memiliki daerah terbangun yang hanya 10%, yang kemudian sisanya masih berupa tegalan, sawah, dan lain-lain. Begitu juga Kecamatan Jambu yang merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Semarang.Kecamatan Jambu
jika
dilihat
berdasarkan lahan
peruntukkannya
adalah
sebagiannya tegalan/ sawah, sehingga potensi dan sumber penghasil masyarakat Kecamatan Jambu berasal dari hasil pertanian yang diproduksikan di daerahnya.Kecamatan Jambu juga bisa disebut sebagai kecamatan yang masih bersifat rural/pedesaan, karena sebagian mata pencaharian masyarakat Kecamatan Jambu adalah seorang petani. 2.2.3 Karakteristik Fisik Wilayah KecamatanPringsejagag a. Litologi Jenis tanah yang terdapat di Kecamatan Pringsurat, Secang, Jambu dan Grabag adalah Aluvial, Latosol coklat kemerahan, regosol coklat dan latosol coklat. Jenis tanah yang dominan adalah latosol coklat kemerahan. Jenis tanah yang ada di Kecamatan Pringsurat, Secang, Jambu dan Grabag merupakan jenis tanah yang cocok untuk pertanian namun juga rawan terkena erosi.
46
Sumber : Bappeda Kabupaten Temanggung tahun 2011
Gambar 2. 35 Peta Jenis Tanah Kecamatan Pringsejagag
b. Bahaya Geologi Kecamatan Pringsurat, Secang, Jambu dan Grabag Berdasarkan peta rawan erosi Kecamatan Pringsurat, Secang, Jambu dan Grabag, keempat kecamatan tersebut mempunyai bahaya rawan erosi ringan dan bahaya erosi sangat tinggi. Hal ini diakibatkan karena jenis tanah yang berada di keempat kecamatan tersebut rawan erosi dan juga curah hujan yang tergolong sedang hingga tinggi terdapat di Kecamatan Pringsurat, Secang, Jambu dan Grabag
47
Sumber : Bappeda Kabupaten Temanggung tahun 2011
Gambar 2. 36 Peta Rawan Erosi Kecamatan Pringsejagag
2.2.4 Karakteristik Sumber Daya Alam dan Lingkungan Kecamatan Pringsejagag a. Pertanian Berikut ini merupakan grafik jumlah produksi pertanian di Kecamatan Pringsurat, Kecamatan Secang, Kecmatan Grabag, Kecamatan Jambu
48
35000
32039
30000
Ton
25000 20000 15000
14252
10000 5000
6925 2883 24
434212 159 0
2424 2085
581
183
0 kecamatan Pringsurat Padi Sawah
Jagung
kecamatan Jambu Ketela Pohon
kecamatan Secang Ketela Rambat
kecamatan Grabag Kacang Tanah
Sumber : BPS Kabupaten Temanggung , Magelang , Semarang tahun 2011 (telah diolah)
Gambar 2. 37 Jumlah Produksi Pertanian di Kecamatan Pringsejagag
Berdasarkan grafik dia atas dapat dilihat bahwa jumlah produksi pertanian yang paling mendominasi di kecamatan Pringsurat adalah ketela pohon dengan 14252 ton.sedangkan produksi padi di kecamatan Pringsurat 10661 ton , produksi jagung 2883 ton, dan produksi ketela pohon 14252 ton dan produksi kacang tanah hanya 24 ton. Berdasarkan data dalam angka pada Kecamatan Jambu jumlah produksi yang paling mendominasi adalah padi sawah dengan 5787 ton , sedangkan untuk jumlah produksi jagung 434 ton, dan produksi ketela pohon 212 ton , ketela rambat 159 ton. Berdasarkan data dalam angka pada Kecamatan secang jumlah produksi yang paling mendominasi adalah padi sawah dengan 32039 ton , sedangkan untuk jumlah produksi jagung 2085 ton, dan produksi ketela pohon 2424 ton.Berdasarkan data dalam angka pada Kecamatan Grabag jumlah produksi yang paling mendominasi adalah padi sawah dengan 27768 ton , sedangkan untuk jumlah produksi jagung 6925 ton, dan produksi ketela pohon 581 ton. Kecamatan Pringsurat memiliki komoditas terbesar pada pertanian ketela pohon di bandingkan kecamatan Secang, Jambu, Grabag, tetapi kecamatan Secang memiliki komoditas padi terbesar di bandingkan kecamatan lainnya, untuk kecamatan Grabag memiliki komoditas jagung terbesar dibandingkan dengan kecamatan lainnya, sedangkan kecamatan Jambu memiliki hasil komoditas terendah dari semua hasil komoditas di banding kecamatan kecamatan lainnya.
49
b. Perkebunan Berikut ini merupakan grafik jumlah produksi pertanian di Kecamatan Pringsurat, Kecamatan Secang, Kecmatan Grabag, Kecamatan Jambu 12000 10644 10000 8000 T O N
6000 4000 2824 2000
836.18 153.32 257.04
339.44320.15
3
606 642 71
364 15 71302
0 kecamatan Pringsurat
Kapuk
Tebu
kecamatan Jambu
Kopi
Tembakau
kecamatan Secang
Kelapa
kecamatan Grabag
Kapulogo
Sumber : BPS Kabupaten Temanggung , Magelang , Semarang tahun 2012 (telah diolah)
Gambar 2. 38 Jumlah Ternak di Kecamatan Pringsejagag
Berdasarkan grafik dia atas dapat dilihat bahwa jumlah produksi perkebunan yang paling mendominasi di kecamatan Pringsurat adalah Kopi dengan 836,18 ton. sedangkan produksi Tebu di kecamatan Pringsurat 153,32 ton , produksi kelapa dengan 257.04 ton, dari penjelasan tadi dapat diketahui bahwa jumlah produksi yang paling banyak atau berkembang adalah produksi kopi. Berdasarkan data dalam angka pada Kecamatan Jambu jumlah produksi yang paling mendominasi adalah kopi dengan 339,44 ton , sedangkan untuk jumlah produksi kelapa 320,15.dari penjelasan tadi dapat diketahui bahwa jumlah produksi yang paling banyak atau berkembang di kecamatan Jambu adalah produksi kopi. Berdasarkan data dalam angka pada Kecamatan secang jumlah produksi yang paling mendominasi adalah Kapulogo dengan jumlah produksi2824ton , sedangkan untuk jumlah produksi kapuk3 ton, produksi tebu364 ton, produksi kopi dengan jumlah produksi 15 ton, produksi tembakau 71 ton, dan jumlah produksi kelapa yaitu 302 ton. dari penjelasan tadi dapat diketahui bahwa jumlah produksi yang paling banyak atau berkembang di kecamatan Secang adalah produksi kapulogo.
50
Berdasarkan data dalam angka pada Kecamatan Grabag jumlah produksi yang paling mendominasi adalah produksi kapulogo dengan jumlah produksi10644 ton , sedangkan untuk jumlah produksi kopi606 ton, jumlah produksi tembakau 581 ton dan jumlah produksi kelapa yaitu 642 ton. dari penjelasan tadi dapat diketahui bahwa jumlah produksi yang paling banyak atau berkembang di kecamatan Grabag adalah produksi kapulogo. Kecamatan Pringsurat memiliki komoditas terbesar pada produksi kopi di bandingkan kecamatan Secang, Jambu, Grabag, tetapi kecamatan Secang memiliki komoditas tebu terbesar di bandingkan kecamatan lainnya, untuk kecamatan Grabag memiliki komoditas kapulogo terbesar dibandingkan dengan kecamatan lainnya, dan kecamatan Jambu memiliki hasil komoditas perkebunan terendah dari semua hasil komoditas di banding kecamatan kecamatan lainnya. c. Peternakan Berikut ini merupakan grafik jumlah ternak di Kecamatan Pringsurat, Kecamatan Secang, Kecmatan Grabag, Kecamatan Jambu 300000 250000
256700
200000 E K 150000 O R 100000
201000
Ayam Sapi Kerbau Kambing
92287 50000
2492 51054 131762
1506 7 3907
1122 668 656
2327 6498189
0 kecamatan Pringsuratkecamatan Jambu kecamatan Secangkecamatan Grabag Sumber : BPS Kabupaten Temanggung , Magelang , Semarang tahun 2012(telah diolah)
Gambar 2. 39 Grafik Jumlah Ternak di Kecamatan Pringsejagag
Berdasarkan grafik dia atas dapat dilihat bahwa jumlah ternak yang paling mendominasi di kecamatan Pringsurat adalah ayam dengan 51054 ekor. sedangkan ternak sapi di kecamatan Pringsurat 1317 ekor, ternak kerbau 62 ekor, dan ternak Kambing 2492 ekor. hal ini dapat disimpulkan bahwa di kecamatan Pringsurat jumlah ternak terbanayak yaitu ternak ayam. Berdasarkan data dalam angka pada Kecamatan Jambu bahwa jumlah ternak yang paling mendominasi di kecamatan Jambu adalah ayam dengan 92287 ekor. sedangkan ternak sapi di
51
kecamatan Jambu 1506 ekor, ternak kerbau 7 ekor, dan ternak Kambing 3907 ekor. hal ini dapat disimpulkan bahwa di kecamatan Jambu jumlah ternak terbanayak yaitu ternak ayam. Berdasarkan data dalam angka pada Kecamatan secang bahwa jumlah ternak yang paling mendominasi di kecamatan Secang adalah ayam dengan 256700ekor. sedangkan ternak sapi di kecamatan Secang 656 ekor, ternak kerbau 668 ekor, dan ternak Kambing 1122 ekor. hal ini dapat disimpulkan bahwa di kecamatan Secang jumlah ternak terbanayak yaitu ternak ayam Berdasarkan data dalam angka pada Kecamatan Grabag bahwa jumlah ternak yang paling mendominasi di kecamatan Grabag adalah ayam dengan 201000 ekor. sedangkan ternak sapi di kecamatan Grabag 6498 ekor, ternak kerbau 189 ekor, dan ternak Kambing 2327 ekor. hal ini dapat disimpulkan bahwa di kecamatan Grabag jumlah ternak terbanayak yaitu ternak ayam. Kecamatan Jambu memiliki jumlah ternak kambing terbanyak di bandingkan kecamatan Secang, Pringsurat, Grabag, tetapi kecamatan Secang memiliki jumlah ternak ayam dan kerbau terbanayak atau terbesar di bandingkan kecamatan lainnya, untuk kecamatan Grabag memiliki jumlah ternak sapi terbanyak atau terbesar dibandingkan dengan kecamatan lainnya, dan kecamatan Pringsurat memiliki hasil jumlah ternak terkecil atau terendah dari semua hasil ternak di banding kecamatan kecamatan lainnya. 2.2.5 Karakteristik Penggunaan LahanKecamatan Pringsejagag Berikut peta tata guna lahan wilayah studi messo yang terdiri dari Kecamaatan Pringsurat, Kecamatan Secang, Kecamatan Jambu dan Kecamatan Grabag.
52
Sumber: Bappeda Provinsi Jawa Tengah, 2011
Gambar 2. 40 Peta Tata Guna Lahan Kecamatan Pringsejagag
Kecamatan-kecamatan di sekitar Kecamatan Pringsurat yang memiliki hubungan tata guna lahan dan keterkaitan desakota dengan Kecamatan Pringsurat adalah Kecamatan Jambu di Kabupaten Semarang, Kecamatan Secang dan Kecamatan Grabang di Kabupaten Magelang disingkat menjadi Pringsejagag. Kecamatan Jambu berbatasan langsung dengan Kecamatan Pringsurat bagian utara dan memiliki tata guna lahan yang hampir serupa dengan Kecamaran Pringsurat. Kecamatan Jambu memiliki luas wilayah 5,686.20 Ha dengan penggunaan lahan didominasi oleh Tegalan mencapai lebih dari 80% dari luas wilayahnya, sisanya adalah sawah, dan hutan. Tata guna lahan Kecamatan Secang didominasi oleh lahan sawah seluas 4.738,6Ha atau mencapai 83% dan sisanya merupakan lahan non-pertanian semak belukar dan lahan terbangun seluas 947,6Ha. Sedangkan Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang Berbatasan langsung dengan Kecamatan Pringsurat. Tata guna lahan Kecamatan Grabag hampir sama
53
dengan kecamatan disekitarnya, didominasi oleh lahan sawah, dan tegalan, namun dengan intensitas lahan terbangun lebih besar dari kecamatan messo lainnya. Kecamatan Grabang merupakan daerah pemasaran hasil komotiditas pertanian Kecamatan Pringsurat sehingga memiliki hubungan desakota.Maka berdasarkan peta tata guna lahan diatas dapat disimpulkan bahwa di Kecamatan Grabag dan kecamatan secang penggunaan lahan terbesar adalah untuk lahan sawah, sedangkan di kecamatan jambu penggunaan lahan terbesar adalah untuk lahan tegalan. 2.2.6 Karakteristik Populasi/ Demografi Kecamatan Pringsejagag a. Kecamatan Jambu kabupaten Semarang Pada tahun 2012, penduduk di Kecamatan Jambu sejumlah 37.189 jiwa, dengan jumlah penduduk laki-laki sejumlah 18.412 jiwa dan penduduk perempuan sejumlah 18.777 jiwa. Berikut ini komposisi penduduk di Kecamatan Jambu pada tahun 2012 : 75+ 70-74 65-69 60-64 55-59 50-54 45-49 40-44 35-39 30-34 25-29 20-24 15-19 10-14 5-9 0-4
perempuan laki-laki
10.0
5.0
0.0
5.0
10.0
Sumber : Kecamatan Jambu Dalam Angka 2013
Gambar 2. 41 Komposisi Penduduk Kecamatan Jambu
Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa penduduk yang paling banyak berdasarkan kelompok umur yakni usia 15-19 tahun, sedangkan paling sedikit adalah penduduk usia 6569 tahun. Persebaran penduduk terbanyak berada di Desa Bedono yakni 8.709 jiwa atau 23% dari jumlah penduduk di Kecamatan Jambu. Sedangkan desa yang memiliki jumlah penduduk paling sedikit adalah Desa Rejosari yakni 1.071 jiwa atau 3% dari jumlah penduduk di Kecamatan Jambu.
54
Berdasarkan kepadatan penduduknya, desa yang memiiki kepadatan penduduk paling tinggi berada pada Desa Gondoriyo dan kepadatan penduduk paling rendah berada pada Desa Rejosari. b. Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang Pada tahun 2012, penduduk di Kecamatan Grabag sejumlah 83.862 jiwa, dengan jumlah penduduk laki-laki sejumlah 42.198 jiwa dan penduduk perempuan sejumlah 41.554 jiwa. Berikut ini komposisi penduduk di Kecamatan Grabag pada tahun 2012 : 75+ 70-74 65-69 60-64 55-59 50-54 45-49 40-44 35-39 30-34 25-29 20-24 15-19 10-14 5-9 0-4
perempuan laki-laki
15.0
10.0
5.0
0.0
5.0
10.0
15.0
Sumber : Kecamatan Grabag Dalam Angka 2013
Gambar 2. 42 Komposisi Penduduk Kecamatan Grabag
Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa penduduk yang paling banyak berdasarkan kelompok umur yakni usia25-29 tahun, sedangkan paling sedikit adalah penduduk usia 75 tahun keatas. Persebaran penduduk dan presentase penduduk setiap desa di Kecamatan Jambuterbanyak berada di Desa Grabag yakni 12.689 jiwa atau 15% dari jumlah penduduk di Kecamatan Grabag. Sedangkan desa yang memiliki jumlah penduduk paling sedikit adalah Desa Seworanyakni 852jiwa atau 1% dari jumlah penduduk di Kecamatan Grabag. Berdasarkan kepadatan penduduknya, desa yang memiiki kepadatan penduduk paling tinggi berada pada Desa Grabag dan kepadatan penduduk paling rendah berada pada Desa Seworan. c. Kecamatan Secang Kabupaten Magelang Pada tahun 2012, penduduk di Kecamatan Secang sejumlah 77.769 jiwa, dengan jumlah penduduk laki-laki sejumlah 38.872 jiwa dan penduduk perempuan sejumlah 38.897 jiwa.
55
Berikut ini persebaran penduduk dan presentase penduduk setiap desa di Kecamatan Secang: Tabel II. 4 Distribusi Penduduk Kecamatan Secang
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Desa Pancuranmas Jambewengi Candiretno Pirikan Girikulon Donomulyo Sidomulyo Pucang Candisari Madusari Payaman Kalijoso Ngadirejo Madyacondro Ngabean Secang Krincing Donorejo Karangkajen Purwosari Jumlah
Jumlah Penduduk 4273 6790 4590 3382 1518 1527 3266 2876 3397 4008 6997 2899 4538 5047 3254 6646 7209 2137 1586 1829 77769
Persentase 5% 9% 6% 4% 2% 2% 4% 4% 4% 5% 9% 4% 6% 6% 4% 9% 9% 3% 2% 2% 100%
Sumber : Kecamatan Secang dalam angka 2013
Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa penduduk terbanyak berada di Desa Krincing yakni 7.209 jiwa atau 9% dari jumlah penduduk di Kecamatan Secang. Sedangkan desa yang memiliki jumlah penduduk paling sedikit adalah Desa Girikulon yakni 1.518 jiwa atau 2% dari jumlah penduduk di Kecamatan Secang. Berdasarkan kepadatan penduduknya, desa yang memiiki kepadatan penduduk paling tinggi berada pada Desa Jambewangi dan kepadatan penduduk paling rendah berada pada Desa Purwosari.
56
Sumber: Bappeda Provinsi Jawa Tengah, 2011
Gambar 2. 43 Peta Komposisi Penduduk Kecamatan Pringsejagag
2.2.7 Karakteristik Kegiatan EkonomiKecamatan Pringsejagag Berdasarkan besarnya PDRB atas dasar harga konstan, berikut merupakan sektor utama penyumbang PDRB terbesar di Kecamatan Pringsejagag. Tabel II. 5 Sektor Utama Kecamatan Pringsejagag Berdasarkan PDRB ADHK Tahun 2012 Kecamatan Sektor Utama Pringsurat Industri Pengolahan Secang 1. Jasa-jasa 2. Perdagangan, restoran, dan hotel 3. Pertanian Jambu 1. Jasa-jasa 2. Pertanian Grabag 1. Jasa-jasa 2. Pertanian Sumber: Kecamatan dalam Angka, 2012
57
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa ketiga kecamatan memiliki sektor utama yang sama, yaitu sektor jasa. Apabila dibandingkan dengan sektor utama Kecamatan Pringsurat yaitu sektor industri pengolahan, dapat ditarik kesimpulan awal bahwa warga Kecamatan Pringsurat untuk memenuhi kebutuhannya akan jasa, cenderung memanfaatkan penyediaan jasa di ketiga kecamatan tersebut. Terlebih karena keempat kecamatan tersebut dihubungan oleh jalur arteri Semarang – Yogyakarta, sehingga akan semakin memudahkan interaksi di antara keempat kecamatan tersebut. 2.2.8 Karakteristik Infrastruktur dan Fasilitas Kecamatan Pringsejagag a. Jalan Jaringan jalan merupakan penghubung antara Kecamatan Pringsurat, Kecamatan Jambu, Kecamatan Secang, dan Kecamatan Grabag.Dengan adanya jaringan jalan tersebut, aktivitas masyarakat di masing-masing kecamatan dapat saling berkaitan dan berinteraksi. Jaringan jalan yang melalui Kecamatan Pringsurat, Kecamatan Jambu, Kecamatan Secang, dan Kecamatan Grabag adalah fungsi jalan arteri sekunder yang mengubungkan Kota Semarang dan Yogyakarta. Selain itu terdapat pula jalan kolektor sekunder yang menghubungkan Kecamatan Pringsurat dengan Kecamatan Grabag dan Kecamatan Secang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini: b. Sumber Air Bersih Air bersih merupakan kebutuhan dasar dalam melalukan aktivitas sehari-hari. Kebutuhan akan air bersih di Kecamatan Pringsurat, Kecamatan Jambu, Kecamatan Secang, dan Kecamatan Grabag dipenuhi melalui sumber yang berbeda-beda. Menurut data potensi desa tahun 2011, masyarakat Kecamatan Pringsurat memanfaatkan PAM/PDAM, sumur, dan matar air untuk memenuhi kebutuhan airnya.Sama halnya dengan masyarakat Kecamatan Secang yang menggunakan PAM/PDAM, sumur, dan mata air untuk memenuhi kebutuhan air. Di Kecamatan Grabag, selain menggunakan PAM/PDAM, sumur dan mta air, masyarakat disana juga menggunakan pompa listrik atau tangan untuk sumber air bersihnya. Jauh berbeda dengan Kecamatan Jambu yang sebagian besar masyarakat tiap desanya mendapatkan air bersih hanya dari sumber mata air. c. Jaringan Persampahan Pengelolaan sampah di Kecamatan Pringsurat, Kecamatan Jambu, Kecamatan Secang, dan Kecamatan Grabag dapat dikatakan kurang baik.Hal itu dapat dilihat dari data potensi desa tahun 2011 bahwa sebagian besar masyarakat Kecamatan Pringsurat membakar atau mengubur dalam lubang sampah sisa rumah tangganya.Begitu pula kondisi di Kecamatan Jambu yaitu sebagian besar masyarakatnya membakar atau mengubur sampah rumah tangganya dalam lubang.Hal tersebut sangat mungkin terjadi kerana di Kecamatan Jambu tidak memiliki
58
tempat pembuangan sampah sementara (TPS). Tidak jauh berbeda di Kecamatan Secang dan Kecamatan Grabag, masyarakat disana juga mengatasi masalah sampahnya dengan cara dibakar atau dikubur dalam lubang. Namun demikian, sudah terdapat satu desa di Kecamatan Grabag (Desa Kalipucang) yang sudah memliki system persampahan yaitu dengan cara dibuang ditempat sampah yang kemudian diangkut ke TPS. d. Jaringan Telekomunikasi Jaringan telekomunikasi sangat diperlukan untuk menunjang aktivitas masyarakat. Di Kecamatan Pringsurat, Kecamatan Jambu, Kecamatan Secang, dan Kecamatan Grabag, jaringan prasarana telekomunikasi sudah dapat melayani seluruh masyarakat di setiap desa. Hal tersebut ditunjukkan dari data potensi desa tahun 2011 bahwa sebagian besar desa di Kecamatan Pringsurat, Kecamatan Jambu, Kecamatan Secang, dan Kecamatan Grabag telah terjangaku oleh sinyal telepon seluler/ handphone yang kuat meskipun masih ditemukan desadesa yang sinyal telepon seluler/ handphonenya lemah. e. Jaringan Listrik Jaringan listrik sudah tersedia di seluruh desa di Kecamatan Pringsurat, Kecamatan Jambu, Kecamatan Secang, dan Kecamatan Grabag.Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah pelanggan PLN tiap kecamatan yang berasal dari data potensi desa tahun 2011. Berikut merupakan jumlah pelanggan PLN di Kecamatan Pringsurat, Kecamatan Jambu, Kecamatan Secang, dan Kecamatan Grabag: 25000 P e 20000 l a 15000 n 10000 g g 5000 a 0 n
21641 19599
11794
9987
139
919
Jambu
Secang
Pelanggan PLN
4043
2620
Grabag
Pringsurat
Pelanggan Non PLN
Sumber : BPS Kabupaten Temanggung , Magelang , Semarang tahun 2012(telah diolah)
Gambar 2. 44 Pelanggan PLN dan Non PLN di Kecamatan Pringsejagag
Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa pelanngan PLN paling banyak terdapat di Kecamatan Grabag yaitu sebanyak 21641 rumah tangga sedangkan paling sedikit berada di Kecamatan Pringsurat yaitu 9987 rumah tangga. Untuk pelanggan non PLN paling banyak berada di Kecamatan Pringsurat yaitu sebanyak 4043 rumah tangga dan yang paling sedikit berada di Kecamatan Jambu yaitu sekitar 139 rumah tangga.
59
f. Sarana Pendidikan Sarana pendidikan di Kecamatan Secang berupa TK, SD, SMP, dan SMA baik negeri maupun swasta. 70
64
60
Unit
39
40 30
49
46
50
46
40 31
27
20
13 6 6
10
10 2 4
7
4
0 0 0 0
0 TK
SD Jambu
SMP Pringsurat
Secang
SMA
Perguruan Tinggi
Grabag
Sumber : BPS Kabupaten Temanggung , Magelang , Semarang tahun 2012(telah diolah)
Gambar 2. 45 Sarana Pendidikan di Kecamatan Pringsejagag
Dari data diatas diketahui, kecamatan yang memiliki sarana pendidikan TK terbanyak adalah Kecamatan Secang sebanyak 46 dan paling sedikit Jambu sebanyak 27. Sekolah Dasar paling banyak terdapat di Kecamatan Grabag sebanyak 64 dan paling sedikit di Kecamatan Jambu sebanyak 31, SMP paling banyak ditemukan di Kecamatatan Secang sebanyak 13 dan paling sedikit berada di Kecamatan Jambu dan Pringsurat sebanyak 6, SMA paling banyak ditemukan di Kecamatan Secang sebanyak 7 buah dan paling sedikit berada di Kecamatan Jambu. Tidak ditemukan Perguruan Tinggi di 4 Kecamatan tersebut.Dari data diketahui bahwa terdapat banyak sarana pendidikan di Kecamatan Secang dan Grabag karena jumlah penduduk di dua Kecamatan terebut, lebih banyak dibandingkan dengan Kecamatan Jambu dan Pringsurat. g. Sarana Kesehatan Kecamatan
Secang
memiliki
beberapa
sarana
kesehatan
untuk
melayani
masyarakatnya.Sarana kesehatan yang tersedia di Kecamatan Secang adalah poliklinik, puskesmas, puskesmas pembantu, praktek dokter, dan praktek bidan.
60
180 156
160
137
140 116
120 U N 100 I 80 T 60
81
40 20
0 1 1 1
1 1 2 2
3443
32
11
5
2823 15 10
75
1318
0030
2 1 63
0 Poliklinik Puskesmas Puskesmas Tempat Pembantu Praktek Dokter Jambu
Pringsurat
Tempat Poskesdes Polindes Posyandu Praktek Bidan Secang
Apotek
Grabag
Sumber : BPS Kabupaten Temanggung , Magelang , Semarang tahun 2012(telah diolah)
Gambar 2. 46 Sarana Kesehatan di Jecamatan Pringsejagag
Poliklinik terdapat di Kecamatan Pringsurat, Secang dan Grabag sebanyak 1 buah dan tidak terdapat di Kecamatan Jambu. Puskesmas terdapat 2 di Kecamatn Secang dan Grabag dan masing – masing 1 di Kecamat Peingsurat dan Jambu. Puskesmas Pembantu terdapat 4 di Kecamatan Pringsurat dan Secang dan 3 di kecamatan Jambu dan Grabag. Tempat Praktek Dokter paling banyak ditemukan di Kecamatan Secang sebanyak 11 dan paling sedikit 2 di Kecamatan Pringsurat. Tempat Praktek Bidan paling banyak 28 ditemukan di Kecamatan Secang dan paling sedikit di Kecamatan Jambu sebanyak 10. Poskesdes paling banyak ditemukan di Kecamatan Grabag sebanyak 18 dan paling sedikit di Kecamatan Pringsurat sebanyak 5. Polindes hanya ditemukan di Kecamatan Secang sebanyk 3 buah. Posyandu paling banyak ditemukan di Kecamatan Secang sebanyak 156 dan paling sedikit di Kecamatan Jambu sebanyak 81. Apotek paling banyak ditemukan di Kecamtan Secang sebanyak 6 dan paling sedikit 1 buah ditemukan di Kecamtan Pringsurat. Dari data diatas diketahui bahwa sarana kesehatan yang paling banyak ditemukan disetiap desa yaitu Posyandu, terdapat banyaknya sarana kesehatan di Kecamatan Secang dan Grabag karena jumlah penduduk di dua Kecamatan tersebut lebih banyak dibandingkan dengan penduduk di Kecamatan Jambu dan Pringsurat.
61
h. Sarana Peribadatan 350 295
300
Unit
250 200
229 173 159
150 100
98 85
189
117
50 2 5 2 3
4 0 1 2
0 0 0 0
0 0 0 0
3 3 0 1
0 0 0 0
0
Jambu
Pringsurat
Secang
Grabag
Sumber : BPS Kabupaten Temanggung , Magelang , Semarang tahun 2012(telah diolah)
Gambar 2. 47 Sarana Peribadatan di Kecamatan Pringsejagag
Dari data sarana peribadatan diatas, diketahui bahwa Masjid paling banyak ditemukan di Kecamatan Grabag sebanyak 173 dan paling sedikit berada di Kecamatan Jambu sebanyak 85, Surau Langgar ditemukan di Kecamatan Grabag sebanyak 295 dan paling sedikit berada di Kecamatan Jambu sebanyak 117. Gereja Kristen paling banyak ditemukan di Kecamatan Pringsurat dan paling sedikit pada Kecamatan Jambu dan Secang sebanyak 2 Gereja.Gereja Katolik paling banyak berada di Kecamatan Jambu sebanyak 4 Gereja dan tidak terdapat di Kecamatan Pringsurat.Kapela, Pura dan Klenteng tidak ditemukan di empat Kecamatan tersebut. Vihara ditemukan 3 di Kecamatan Jambu dan Pringsurat dan tidak ditemukan di Kecamatan Secang. Dari data diatas diketahui bahwa masyarakat di Kecamatan Jambu, Pringsurat, Secang dan Grabag mayoritas beragama islam, sehingga tempat peribadatan lebih banyak ditemukan yaitu Masjid dan Surau/Langgar dibandingkan dengan tempat peribadatan untuk agama lainnya.
62
i. Sarana Ekonomi Berikut merupakan sarana perekonomian di Kecamatan Pringsejagag: 1800 1600 1541
1400 1200 U 1000 N I 800 T 600
931 891
400 200 0122
2344
254
84 105 126 61 2167 1
0021
2121
0100
3392
2424
4130
0
Jambu
Pringsurat
Secang
Grabag
Sumber : BPS Kabupaten Temanggung , Magelang , Semarang tahun 2012(telah diolah)
Gambar 2. 48 Sarana Perekonomian di Kecamatan Pringsejagag
Pasar Tanpa bangunan terdapat 2 di Kecamatan Secang dan Grabag dan tidak terdapat di Kecamtan Jambu.Minimarket terdapat 4 di Kecamatan Secang dan Grabag dan terdapat 2 di Kecamtan Jambu.Warung klongtong paling banyak ditemukan di Kecamtan Grabag sebanyak 1.541 dan paling sedikit ditemukan di Kecamatan Jambu sebanyak 254. Warung Makan paling banyak ditemykan di Kecamatan Secang sebanyak 126 dan paling sedikit 61 buah di Kecamatan Grabag. Restoran paling banyak ditemukan di Kecamtan Pringsurat sebanyak 16 paling sedikit di Kecamtan Grabag sebanyak 1 buah.Penginapan paling banyak ditemukan di Kecamatan Secang sebanyak 2 dan tidak terdapat di Kecamatan Jambu dan Pringsurat.KUD terdapt di Kecamtan Jambu dan Secang dan 1 buah di Kecamatan Pringsurat dan Grabag. KOPINKRA hanya terdapat 1 buah di Kecamatan Pringsurat. KOSPIN paling banyak 9 buah terletak di Kecamatan Secang dan terdapat 2 buah di Kecamtan Grabag.Bank Umum terdapat 4 di Kecamtan Pringsurat dan Grabag dan 2 buah di Kecamatan Jambu dan Secang.BPR paling banyak ditemukan di
63
Kecamatan Jambu sebanyak 4 dan tidak terdapat di Kecamtan Grabag.Dari data diatas diketahui bahwa Sarana Perekonomian banyak ditemukan di Kecamatan Secang dan Grabag karena jumlah penduduk di dua Kecamatan tersebut lebih banyak dibandingkan dengan Kecamatan Jambu dan Pringsurat. 2.2.9 Organisasi dan Kelembagaan Masyarakat dan Pemerintah Kecamatan Pringsejagag a. Kecamatan Secang, Jambu, Grabag Organisasi dan kelembagaan di kecamatan Secang meliputiOrganisasi kemasyarakatan, Organisasi sosial, Organisasi profesi, Perkumpulan sosial/kebudayaan/olahraga/hobi, LSM. Dilihat dari Grafik jumlah organisasi dan kelembagaan di kecamatan Secang yang paling banyak adalah organisasi masyarakat. Dan di kecamatan secang tidak ada lembaga keagamaan dan organisasi bantuan kemanusiaan. Berikut Grafik organisasi dan kelembagaan di kecamatan secang :
14 12 12 10 U N I T
8 6
5
4 2 2
2
2
2
2 2 2 2 2 22 2 2 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0000 0000 0000 0000 0000 00000 0000 0000 000 0000 000 0000 00 0 000 0000 00 0 0 00 0 00 0 00 0
0
Organisasi Masyarakat
Organisasi Sosial
Organisasi Profesi
Perkumpulan sosial/budaya/olahraga
LSM Sumber : BPS Kabupaten Temanggung , Magelang , Semarang tahun 2012(telah diolah)
Gambar 2. 49 Organisasi dan Kelembagaan di Kecamatan Secang
64
Kelembagaan dalam skala kecamatan Secang sendiri terdiri dari Desa, RW, RT, dan LKMD. Dan jumlah desa di Kecamatan Secang terdiri dari 20 desa/ kelurahan, 135 dusun, 192 RW dan 523 RT. dengan jumlah Kades 20, perangkat desa 207. b. Kecamatan Grabag Organisasi dan kelembagaan di kecamatan Grabag meliputi Organisasi kemasyarakatan, dan terdapat juga Perkumpulan sosial/kebudayaan/olahraga/hobi,lembaga swadaya masyarakat, lembaga keagamaan Dilihat dari Grafik jumlah organisasi dan kelembagaan di kecamatan Grabag yang paling banyak adalah organisasi masyarakat. Dan di kecamatan Grabag tidak ada organisasi social,organisasi profesi, lembaga keagamaan dan organisasi bantuan kemanusiaan. Berikut Grafik organisasi dan kelembagaan di kecamatan Grabag : 16
15
14 12 10 10 U N I T
10 8 6 6 4 4
3 2 2
2
2
1 1 1 1 1
2 1 1 1 1
1 1 1 1
1 1
1 1
0 LEBAK PUCUNGSARI SUGIHMAS PESIDI GIRIWETAN COKRO SALAM KETAWANG BANARAN BALEAGUNG KLEGEN SUMURARUM KALIKUTO BANYUSARI KARTOHARJO GRABAG KLETERAN NGASINAN TIRTO TLOGOREJO SAMBUNGREJO CITROSONO SIDOGEDE KALIPUCANG SEWORAN BANJARSARI LOSARI NGRANCAH
0
Organisasi Masyarakat
Perkumpulan sosial/budaya/olahraga
LSM
Lembaga Keagamaan
Sumber : BPS Kabupaten Temanggung , Magelang , Semarang tahun 2012(telah diolah) Gambar 2. 50
Organisasi dan Kelembagaan di Kecamatan Grabag
Kelembagaan dalam skala kecamatan Grabag sendiri terdiri dari Desa, RW, RT, dan LKMD. Dan jumlah desa di Kecamatan Grabag terdiri dari 28 desa/ kelurahan, 178 dusun, 302 RW dan 846 RT.
65
c. Kecamatan Jambu Organisasi dan kelembagaan di kecamatan Jambu meliputi Organisasi kemasyarakatan dan terdapat juga Perkumpulan sosial/kebudayaan/olahraga/hobi, Lembaga keagamaan.Dilihat dari grafik jumlah organisasi dan kelembagaan di kecamatan Jambu yang paling banyak adalah organisasi masyarakat.Dan di kecamatan Jambu tidak ada organisasi social, organisasi profesi, LSM, dan lembaga organisasi bantuan kemanusiaan. Berikut Grafik organisasi dan kelembagaan di kecamatan Jambu : 10 9 9 8
8
8
8
8 7 6 U 6 N 5 I T 4
6
6 5
5
4
4 3
4
4
3
5
4
5
4 3
4
3
3
3
3 2
2
2 1
1
11
1 0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Organisasi Masyarakat
Perkumpulan sosial/budaya/olahraga
LSM
Lembaga Keagamaan
Sumber : BPS Kabupaten Temanggung , Magelang , Semarang tahun 2012 (telah diolah)
Gambar 2. 51 Organisasi dan Kelembagaan di Kecamatan Jambu
Kelembagaan dalam skala kecamatan Jambu sendiri terdiri dari Desa, RW, RT, dan LKMD. Dan jumlah desa di Kecamatan Jambu terdiri dari 10 desa, 80 dusun, 59 RW dan 261 RT. 2.2.10 Kultur dan Kondisi Sosial Kecamatan Pringsejagag Wilayah studi meso keadaan kultur dan sosialnya dapat dilihat dari kondisi tata gunanya. Untuk kecamatan grabag daerah terbangun hanya 10% sisanya masih berupa tegalan, sawah, dan lain-lain. Sehingga kecamatan Grabag dapat dikatakan kondisi kultur dan sosialnya masih pedesaan. Keadaan tersebut sama dengan kecamatan Secang dan Kecamatan Jambu yang tata guna lahannya masih didominasi oleh sektor pertanian. Sehingga wilayah meso kondisi kultur dan sosialnya dapat dikatakan pedesaan. Ditambah lagi dengan adanya Pasar Agrobisnis Soropadan di Kecamatan Pringsurat yang mayoritas berasal dari masyarakat Kabupaten
66
Temanggung sendiri menjadikan Masyarakat Kecamatan Pringsurat banyak memasarkan hasil pertaniannya ke Kecamatan lain di Kabupaten Semarang dan Kabupaten Magelang yang berada di sepanjang jalan arteri. Kondisi inilah yang membuat Kecamatan Pringsurat lebih terkait dengan Kecamatan-kecamatan lain di Kabupaten Semarang dan Kabupaten Magelang seperti Kecamatan Jambu, Kecamatan Secang, dan Kecamatan Grabag. 2.2.11 Kebijakan Pemerintah Kecamatan Pringsejagag Sebagai wilayah meso yaitu Kecamatan Grabag, Secang dan Kecamatan Jambu, masingmasing wilayah memiliki kebijakan pemerintah yang berbeda-beda dan akan dijelaskan satupersatu sebagai berikut; Kecamatan Grabag menurut peraturan daerah Kabupaten Magelang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Magelan Tahun 2010-2030 menyatakan: 1. Menurut Pasal 47 ayat 2 tentang Sistem Pusat Pelayanan Perkotaan, menyatakan bahwa Kecamatan Grabag termasuk dalam pengembangan PPK. 2. Menurut Pasal 48 ayat 2 tentang Sistem Perdesaan, menyatakan bahwa Kecamatan Grabag termasuk dalam pengembangan desa pusat pertumbuhan yang dilakukan dengan menumbuhkan pusat kegiatan dengan prioritas pengembangan sector pertanian, pariwisata dan industry kecil menengah sebagai pusat pertumbuhan. 3. Menurut Pasal 54 ayat 3 tentang Sistem Prasarana Lainnya, menyatakan bahwa Kecamatan Grabag termasuk wilayah pengembangan jaringan prasarana energy. 4. Menurut Pasal 61 tentang Pola Ruang Kawasan Lindung, Kecamatan Grabag termasuk kawasan hutan lindung yang memiliki luas kurang lebih 88 hektar. 5. Menurut Pasal 73 ayat 2 tentang Pola Ruang Kawasan Budidaya, Kecamatan Grabag memiliki hutan produksi terbatas seluas kurang lebih 641 hektar. 6. Menurut Pasal 73 ayat 3 tentang Pola Ruang Kawasan Budidaya, Kecamatan Grabag memiliki hutan produksi tetap seluas kurang lebih 108 hektar. 7. Menurut Pasal 76 ayat 3 tentang Pola Ruang Kawasan Budidaya, Kecamatan Grabag memiliki perkebunan kopi yang seluas kurang lebih 1.278 hektar. Kecamatan Secang menurut Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Magelang Tahun 2010-2030 menyatakan bahwa: 1. Menurut Pasal 51 ayat 5 tentang Sistem Jaringan Prasarana Wilayah, Kecamatan Secang termasuk dalam kawasan rencana pengembangan prasarana terminal penumpang umum dan angkutan barang.
67
2. Menurut Pasal 54 ayat 3 tentang Sistem Prasarana Lainnya, Kecamatan Secang memiliki pengembangan jaringan prasarana energy berupa transmisi tenaga listrik dan gardu induk distribusi tenaga listrik. Kecamatan Jambu menurut Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Semarang Tahun 2011-2031 menyatakan bahwa: 1. Menurut Pasal 16 ayat 4 tentang Sistem Prasarana Lainnya, menyatakan bahwa Kecamatan Jambu termasuk dalam rencana pengembangan transmisi tenaga listrik dan gardu induk distribusi tenaga listrik. 2. Menurut Pasal 18 ayat 2 tentang Sistem Prasarana Lainnya, Kecamatan Jambu termasuk kedalam rencana pengelolaan DAS dan Sub-DAS. 3. Menurut Pasal 33 ayat 4 tentang Pola Ruang Kawasan Budidaya, Kecamatan Jambu termasuk kedalam kawasan minapolitan yang diperuntukan untuk perikanan.
68
Sumber: Bappeda Kabupaten Temanggung, 2011
Gambar 2. 52 Peta RTRW Kecamatan Pringsejagag
2.3
Konteks Wilayah Studi Kecamatan Pringsurat
2.3.1 Posisi Geografis Wilayah Kecamatan Pringsurat Kecamatan Pringsurat merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Temanggung yang terletak di bagian timur Kabupaten Temanggung dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Semarang dan Kabupaten Magelang. Letaknya yang berada di timur Kabupaten Temanggung tidak membuat Kecamatan Pringsuat sulit dijangkau, karena jarak tempuh menuju Kecamatan Pringsurat dari Kabupaten Temanggung adalah 16 km. Jarak tersebut dapat ditempuh dalam waktu Âą 20 menit. Selain itu, Kecamatan Pringsurat juga dilalui oleh Jalan Provinsi yaitu Jalan Raya Semarang-Yogyakarta.
69
z
Sumber : BAPPEDA Temanggung 2011
Gambar 2. 53 Peta Administratif Kecamatan Pringsurat
Secara administratif, Kecamatan Pringsurat terdiri dari 14 desa yaitu Desa Kupen, Soropadan, Kebumen, Pringsurat, Karangwuni, Gowak, Rejosari, Ngipik, Pingit, Klepu, Pagergunung, Nglorog, Soborejo, Wonokerso. Dari 14 desa tersebut, dapat diketahui bahwa Kecamatan Pringsurat terdiri dari 144 dusun, 112 RW dan 365 RT. 2.3.2 Kontelasi Dalam Ruang yang Lebih Luas Wilayah Kecamatan Pringsurat Kecamatan Pringsurat merupakan wilayah yang langsung berbatasan dengan Kecamatan Grabag (Kabupaten Magelang), Kecamatan Secang (Kabupaten Magelang) dan Kecamatan Jambu (Kabupaten Semarang). Kecamatan Pringsurat juga memiliki keterkaitan antar kabupaten temanggung dan kecamatan yang berbatasan langsung dengan wilayah kecamatan Pringsurat (Grabag, Secang, dan Jambu).
70
Kecamatan Pringsurat memiliki 2 (dua) arah pendistribusian perdagangan barang dan pertanian (baik kedalam maupun keluar Kecamatan Pringsurat). Jenis pendistribusian (dalam hal perdagangan barang) yang masuk dan keluar ke Kecamatan Pringsurat, antara lain hasil produksi kayu yang berasal dari industri pengolahan kayu sengon, seperti lembaran vinir (kayu lapis), bare core (lapis dalam kayu lapis), laminating joint finger (kayu lamina), block board (papan blok) hingga kayu lapis, sedangkan jenis pendistribusian (dalam bidang pertanian) yang masuk dan keluar dari Kecamatan Pringsurat (Kecamatan Pringsejagag), antara lain hasil tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan yang memperoleh bahan baku dari petani gurem dan petani non gurem, seperti daging sapi potong, tembakau, padi gogo, ketela pohon yang dijadikan sebagai alternatif pengganti makanan pangan, ubi kayu, ubi jalar, komiditi kopi, dan masih banyak lainnya.
71
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 2B Pringsurat Studi Proses Perencanaan Gambar 2. 54 Peta Administratif Kecamatan Pringsurat
72
2.3.3 Karakteristik Fisik Wilayah Kecamatan Pringsurat a. Topografi Kecamatan Pringsurat merupakan kecamatan yang terletak di pinggir Kabupaten Temanggung dan bersebelahan dengan Kabupaten Magelang sehingga rata-rata mempunyai topografi sekitar 0-8% dan 8-15% namun ada juga beberapa kelurahan yang topografinya mencapai >40%.
Sumber : Bappeda Kabupaten Temanggung, 2011 Gambar 2. 55 Peta Topografi Kecamatan Pringsurat
73
b. Jenis Tanah Jenis litologi yang ada di Kecamatan Pringsurat terdiri atas batuan Gunung Api Gilipetung, batuan Gunung Api Merbabu, endapan kerucut gunung berapi dan formasi Kali Getas. Dari keempat litologi tersebut, formasi Kali Getas merupakan litologi yang paling dominan di Kecamatan Pringsurat.
Sumber : Bappeda Kabupaten Temanggung, 2011 Gambar 2. 56 Peta Litologi Kecamatan Pringsurat
74
c. Klimatologi Curah hujan di Kecamatan Pringsurat berdasarkan Peta Klimatologi Kecamatan Pringsurat secara keseluruhan mempunyai curah hujan yang sama yaitu berkisar antara 27,7-34,8 mm/hari. Dengan curah hujan 27,7-34,8mm/hari berarti termasuk sedang hingga tinggi, sehingga Kecamatan Pringsurat cocok digunakan untuk aktivitas pertanian.
Sumber : Bappeda Kabupaten Temanggung, 2011 Gambar 2. 57 Peta Klimatologi Kecamatan Pringsurat
75
d. Hidrologi Kecamatan Pringsurat hanya mempunyai satu macam aliran hidrologi yaitu Sub daerah aliran sungai Elo. Dengan adanya sub DAS Elo ini, maka sumber air untuk aktivitas pertanian dapat dipenuhi oleh air sungai Elo.
Sumber : BAPPEDA Temanggung 2011 Gambar 2. 58 Peta Hidrologi Kecamatan Pringsurat
76
e. Hidrogeologi Berdasarkan data peta hidrogeologi Kecamatan Pringsurat, kondisi hidrogeologi Kecamatan Pringsurat terbagi menjadi tiga yaitu akuifer produktifas sedang, akuifer produktif dan akuifer kecil setempat.
Kondisi air tanah yang ada di Kecamatan Pringsurat memudahkan
masyarakatnya untuk mendapatkan air bersih. Namun sebagian kecil di Kelurahan Wonokerso terdapat akuifer kecil, sehingga agak sulit untuk mendapatkan air dari dalam tanah.
Sumber : BAPPEDA Temanggung 2011
Gambar 2. 59 Peta Hidrogeologi Kecamatan Pringsurat
77
f. Bahaya Geologi Bahaya geologi yang terdapat di Kecamatan Pringsurat adalah bencana angin topan, rawan bencana gerakan tanah serta longsor yang berkapasitas tinggi, sedang dan rendah. Desa yang rawan bencana gerakan tanah adalah desa Gowak dan Desa Ngipik, desa yang rawan angin topan adalah Desa Rejosari. Sedangkan desa lain di Kecamatan Pringsurat tidak rawan bencana.
Sumber : BAPPEDA Temanggung 2011 Gambar 2. 60 Peta Bahaya Geologi Kecamatan Pringsurat
78
2.3.4 Karakteristik Sumber Daya dan Lingkungan Wilayah Kecamatan Pringsurat a. Pertanian Hasil produksi pertanian yang ada di Kecamatan Pringsurat adalah tanaman padi, jagung, ketela pohon, kacang tanah, kubis, cabai, sawi, semangka, durian, rambutan, jambu biji, pepaya, pisang, kopi robusta, cengkeh, kelapa, aren, kakao, kayumanis, kahe, kemukus, kunyit, panili, tebu, dan melinjo. Komoditas pertanian dengan produksi terbanyak di Kecamatan Pringsurat menurut statistik daerah Kecamatan Pringsurat adalah Ketela pohon sebanyak 14.252 ton pada tahun 2012. Sedangkan komoditas pertanian yang paling rendah produksinya adalah jambu biji, yakni sebanyak 145 kw pada tahun 2012. b. Hutan Di Kecamatan Pringsurat juga terdapat lahan hutan yang sebagian besar adalah milik perhutani, dan sisanya adalah milik swasta. Komoditas hutan yang terdapat di Kecamatan Pringsurat antara lain kayu jati dan kayu sengon. Keberadaan hutan-hutan kayu di Kecamatan Pringsurat cukup menguntungkan mengingat adanya industri pengolahan kayu di Kecamatan Pringsurat. Pengolahan kayu yang ada di Kecamatan Pringsurat merupakan industri pengolahan kayu dengan tujuan ekspor. Selain itu, dengan adanya hutan kayu di Kecamatan Pringsurat yang sebagian berada di pinggir jalan arteri Semarang-Yogyakarta dapat mereduksi polusi kendaraan bermotor. c. Peternakan Berdasarkan data Kabupaten Temanggung Dalam Angka tahun 2013, diketahui bahwa di Kecamatan Pringsurat terdapat komoditas peternakan yang didalamnya termasuk hewanhewan ternak seperti sapi perah, sapi potong, kambing, domba, kelinci, Ayam, Itik, entog, burung puyuh, dan angsa. Peternakan ayam adalah yang terbesar di komoditas peternakan kecamatan pringsurat. Dengan adanya peternakan ini, maka dapat membantu perekomomian masyarakat di Kecamatan Pringsurat. Data dari Kabupaten dalam angka tahun 2012 ditampilkan dalam grafik dibawah ini.
79
60000 51054 Ayam
Jumlah Hewan Ternak (ekor)
50000
Sapi Kerbau
40000
Kambing Domba
30000
Kelinci Itik
16506
20000
Entog Burung Puyuh
10000
4600 1044 644 607 1435 Komoditas Peternakan
1317 62 2492
Angsa
0 kecamatan Pringsurat Sumber: Kabupaten Temanggung dalam angka tahun 2013 (telah diolah) Gambar 2. 61 Jumlah Peternakan di Kecamata Pringsurat
2.3.5 Karakteristik Demografi Kecamatan Pringsurat Kecamatan Pringsurat memiliki jumlah penduduk 48.087 jiwa yang terdiri dari 24.181 laki-laki, 23.906 perempuan. Berikut ini grafik petumbuhan penduduk di Kecamatan Pringsurat: 48500 48087
48000 47500 47000
46783
46500 46113
46000 45500
Jumlah
45653
45000 44500 44000 2009
2010
2011
2012
Sumber: Pringsurat dalam angka 2010-2013 Gambar 2. 62 Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Pringsurat tahun 2009-2012
Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa setiap tahunnya jumlah penduduk di Kecamatan Pringsurat mengalami kenaikan. Kenaikan jumlah penduduk yang cukup signifikan terjadi pada tahun 2012, yakni dari 46.783 jiwa menjadi 48.087 jiwa. Sedangan dari Kecamatan Pringsurat dalam angka, diketahui bahwa Angka kelahiran kasar (CBR) sejumlah 7,09 per 1000 jiwa, Angka Kematian Kasar (CDR) sejumlah 3,84 per 1000 jiwa. Jumlah rumah tangga pada tahun 2012
80
sebanyak 12.595 rumah tangga dengan rata-rata penduduk per rumah tangga sebanyak 3-4 orang per rumah tangga. Jumlah penduduk berusia 5 tahun keatas yang menamatkan perguruan tinggi hanya 603 jiwa, tamat Akademi / sarjana muda sebesar 531 jiwa, tamat SLTA sederajat sebesar 5.367 jiwa, tamat SLTP sederajat 7.730 jiwa, tamat SD sederajat sebesar 18.720 jiwa, tidak tamat SD sebesar 1.905 jiwa, belum tamat SD sebesar 4.923 jiwa, belum/tidak sekolah sebesar 2.500 jiwa. Jika dilihat dari pnduduk berdasarkan kelompok umur, penduduk paling banyak adalah kelompok umur 40-44 tahun. Sedangkan kelompok umur paling sedikit adalah kelompok umur 60-64 tahun. Angka dependensi ratio di Kecamatan Pringsurat sebesar 48%, angka ini menunjukkan bahwa setiap 100 pekerja menanggung 48 orang. Angka ratio di Kecamatan Pringsurat lebih tinggi daripada angka rasio di Kabupaten Temanggung. Berikut ini merupakan piramida penduduk di Kecamatan Pringsurat; 65+ 60-64 55-59 50-54 45-49 40-44 35-39
perempuan
30-34
laki-laki
25-29 20-24 15-19 10-14 5-9 0-4 10.0
5.0
0.0
5.0
10.0
Sumber: Pringsurat dalam angka 2010-2013 Gambar 2. 63 Piramida Penduduk Kecamatan Pringsurat tahun 2012
Luas Kecamatan Pringsurat 57,27 km2 dengan jumlah penduduk 48.087 jiwa, jadi kepadatan penduduk sekitar 840 jiwa/km2. Distribusi penduduk Kecamatan Pringsurat mencapai 6,56% dari total penduduk di Kabupaten Temanggung. Berikut ini persebaran kepadatan penduduk di Kecamatan Pringsurat pada tahun 2012 :
81
Sumber : BAPPEDA Temanggung 2011 Gambar 2. 64 Peta Kepadatan Penduduk Kecamatan Pringsurat
Penduduk di Kecamatan Pringsurat paling banyak bermatapencaharian sebagai petani tanaman pangan, yakni sebanyak 12.715 orang sekitar 43 %. Hal ini dikarenakan di Kecamatan Pringsurat masih banyak lahan persawahan dan kondisi fisik alamiahnya mendukung untuk kegiatan pertanian. Sedangkan penduduk yang bekerja di bidang listrik, gas dan air minum merupakan bidang yang paling sedikit penduduknya, yakni sekitar 17 orang. Mayoritas penduduk di Kecamatan Pringsurat memiliki pendidikan terakhir tingkat SD yakni 44% dari total penduduk. Sedangkan lulusan akademi merupakan lulusan terendah di Kecamtan Pringsurat, yakni sekitar 1%.
82
2.3.6 Karakteristik Penggunaan Lahan Wilayah Mikro Kecamatan Pringsurat adalah salah satu dari 20 kecamatan di wilayah Kabupaten Temanggung, Jarak dari Kota Temanggung 16 Km dengan luas 5.728 Ha. Dengan rincian Lahan Sawah 639 Ha dan Bukan Lahan Sawah 5.089 Ha. Secara grafik, prosentase luas penggunaan lahan Kecamatan Pringsurat, dapat dilihat pada grafik dibawah ini,
Sumber : Kecamatan Pringsurat dalam Angka tahun 2013 (telah diolah)
Gambar 2. 65 Prosentase Penggunaan Lahan Kecamatan Pringsurat
Luas lahan bukan sawah tediri dari kawasan lahan bukan bangunan, kawasan tegal/ ladang kawasan hutan dan perkebunan, serta kawasan lainnya seperti rumput, tanah berbatu. Berdasarkan luas lahan, tegalan/ ladang merupakan jenis tata guna lahan yang dominan di Kecamatan Pringsurat dengan prosentase 35%, diikuti kawasan perkebunan sebesar 27%, dan untuk jenis lahan paling kecil adalah lainnya yang terdiri dari rumput, tanah berbatu. Hal ini memberikan gambaran bahwa, Kecamatan Pringsurat merupakan daerah tegalan dan perkebunan seperti tembakau, kopi, dsb. Daerah perkebunan ini, memberikan gambaran perencanaan kedepan yang berbasis daerah produksi pertanian dan perkebunan Berdasarkan Jenis Penggunaan lahan yang dirinci perdesa, Luas lahan yang paling besar adalah Desa Soborejo dengan luas 567 Ha yang diikuti luas lahan Karangwuni sebesar 549 Ha, sedangkan luas lahan yang paling kecil berada di Desa Ngipik sebesar 307 Ha. Berdasarkan luas lahan bukan persawahan, Desa Soborejo memiliki luas perkebunan paling dominan sebesar 162 Ha diikuti dengan tegalan sebesar 158 Ha, sedangkan luas lahan bukan persawahan paling kecil berada di Desa Soropadan, dengan dominasi pemukiman sebesar 85 Ha.
83
Sumber: Bappeda Kabupaten Temanggung, 2011 Gambar 2. 66 Peta Tata Guna Lahan Kecamatan Pringsurat
2.3.7 Karakteristik Kegiatan Ekonomi Wilayah Mikro Perekonomian Kelurahan Pringsurat berkembang seiring semakin banyaknya pabrik yang dibangun di kawasan Kecamatan Pringsurat. Dapat dilihat dari data PDRB Kecamatan Pringsurat tahun 2012, Sektor industri mendominasi PDRB Kecamatan Pringsurat sebesar 45%, disusul dengan sektor pertanian, sektor perdagangan dan sektor-sektor lainnya, seperti pada diagram di bawah ini. 3% 2%
8% 22%
14%
1%
4% 1%
45%
Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Perusahaan, dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa
Sumber: Kecamatan Pringsurat dalam angka tahun 2013 (telah diolah) Gambar 2. 67 PDRB Kecamatan Pringsurat Tahun 2012
84
Kecamatan Pringsurat memiliki kegiatan sentra industri pengolahan yang cukum beragam, seperti industri pengolahan batu bata yang terletak di Desa Soborejo, Pingit, Gowak, Karangwuni, Kebumen, dan Desa Kupen. Untuk industri pengolahan gula aren terdapat di Desa Wonokerso, Soborejo, Nglorog, dan Desa Karangwuni. Lalu sentra industri anyaman bambu terdapat di Desa Klepu dan Desa Pingit. Untuk industri lainnya seperti pembersihan kopi terdapat di Desa Soborejo, industri masker dan kain pel di Desa Pingit, serta industri kerajinan kayu di Desa Klepu.
Sumber: Data Potensi Desa tahun 2011 Gambar 2. 68 Peta Potensi Desa Kecamatan Pringsurat
Sarana perekonomian lainnya yaitu berupa area pertokoan di Kecamatan Pringsurat hanya dapat ditemukan di Desa Kebumen. Pasar permanen dapat ditemukan di Desa Kebumen dan Desa Pingit, sedangkan pasar tanpa bangunan hanya dapat ditemukan di Desa Pagergunung. KUD dan Kopinkra hanya dapat ditemukan di Desa Kebumen. Sedangkan Kosin dapat ditemukan di Desa Kebumen dan Desa Pingit. Sementara Koperasi lainnya dapat ditemukan di Desa Soropadan dan Desa Pingit. Untuk perbankan, bank umum hanya berada di Desa Kebumen, Pringsurat, dan Desa Pingit, sendangkan BPR hanya terdapat di Desa Pingit.
85
Sumber: Data Potensi Desa tahun 2011 Gambar 2. 69 Peta Sebaran Bank BPR di Kecamatan Pringsurat
86
Sumber: Data Potensi Desa tahun 2011 Gambar 2. 70 Peta Sebaran Bank Umum Kecamatan Pringsurat
87
Sumber: Data Potensi Desa tahun 2011 Gambar 2. 71 Peta Persebaran Pasar dan Pertokoan di Kecamatan Pingsurat
Berdasarkan kelengkapan sarana perekonomian, desa dengan sarana terlengkap di Kecamatan Pringsurat yaitu Desa Kebumen dan Desa Pingit. 2.3.8 Karakteristik Infrastruktur dan Fasilitas Wilayah Mikro a. Jaringan Jalan Jaringan jalan di Kecamatan Pringsurat terdiri dari jalan arteri sekunder, jalan kolektor sekunder, dan jalan local. Jalan arteri sekunder di Kecamatan Pringsurat berupa jalan yang menghubungkan Kota Semarang dan Yogyakarta. Jalan tersebut terdapat di bagian timur hingga bagian selatan wilayah Kecamatan Pringsurat tepatnya melalui Desa Pingit, Desa Ngipik, Desa Rejosari, Desa Pringsurat, Desa Kebumen, Desa Soropadan, dan Desa Kupen. Sedangkan jalan kolektor sekunder melalui Desa Pingit dan Desa Ngipik. Ketersediaan jalan local di Kecamatan Pringsurat sudah mencukupi karena di setiap desa telah dilalui oleh jalan local. Menurut data potensi desa tahun 2011, jalan utama di setiap desa dapat dilalui kendaraan bermotor roda 4 atau lebih dalam kurun waktu sepanjang tahun. Namun demikian, kondisi jaringan jalan di Kecamatan Pringsurat dapat dikatakan kurang baik karena terdapat kerusakan jalan hampir di seluruh desa. Hanya terdapat satu desa yang tidak ditemui kerusakan di jalan utamanya yaitu Desa Pringsurat. Di Desa Gowak, Desa Nglorong, dan Desa Soborejo terdapat kerusakan jalan di sebagian besar jalan. Sedangkan desa-desa lainnya terdapat kerusakan jalan di sebagian kecil jalan.
88
b. Jaringan Listrik Jaringan listrik sudah tersedia di seluruh desa di Kecamatan Pringsurat. Menurut data dari Badan Pusat Statistik Kecamatan Pringsurat tahun 2013, pelanggan PLN berjumlah 12.566 rumah tangga yang tersebar di seluruh desa. Berikut merupakan grafik pelanggan PLN tiap desa di Kecamatan Pringsurat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel jumlah pelanggan PLN berikut: 1400
1200
Rumah Tangga
1000
800
600
400
200
0
Sumber : Kecamatan Pringsurat Dalam Angka tahun 2013 (telah diolah) Gambar 2. 72 Grafik Jumlah Pelanggan PLN Tiap Desa di Kecamatan Pringsurat
Dari grafik diatas diketahui bahwa pelayanan PLN sudah mencakup seluruh desa di Kecamatan Pringsurat. Jumlah pelanggan PLN terbanyak terdapat di Desa Pingit yaitu sebanyak 1257 rumah tangga. Hal tersebut terjadi karena Desa Pingit merupakan desa dengan jumlah penduduk paling banyak di Kecamatan Pringsurat, sehingga kebutuhan akan listrik juga semakin bertambah. Sedangkan pelanggan PLN paling sedikit terdapat di Desa Nglorong yaitu sebanyak 641 rumah tangga. c. Jaringan Telekomunikasi Jaringan prasarana telekomunikasi di Kecamatan Pringsurat sudah dapat melayani seluruh masyarakat di tiap desa. Menurut data potensi desa tahun 2011, semua desa di Kecamatan
89
Pringsurat sudah terjangkau oleh sinyal telepon seluler/ handphone. Namun demikian, masih terdapat beberapa desa yang memiliki sinyal telepon seluler lemah, seperti Desa Karangwuni, Desa Gowak, Desa Pagergunung, Desa Soborejo, dan Desa Wonokerso. Selain menggunakan telepon seluler, masyarakat di Kecamatan Pringsurat juga memanfaatkan telepon kabel sebagai media untuk berkomunikasi. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Temanggung tahun 2013, banyaknya pelanggan telepon kabel di Kecamatan Pringsurat tidak mengalami perubahan dari tahun sebelumnya yaitu 60 pelanggan yang tersebar di Desa Soropadan, Desa Kebumen, Desa Ngipik, dan Desa Pingit. Berikut adalah grafik jumlah pelanggan telepon kabel di Kecamatan Pringsurat: 25
Rumah Tangga
20 15 10 5 0
Desa Sumber : Kecamatan Pringsurat Dalam Angka tahun 2013 (telah diolah)
Gambar 2. 73 Jumlah Pelanggan Telepon Kabel Kecamatan Pringsurat
d. Jaringan Air Bersih Air bersih merupakan kebutuhan dasar dalam melalukan aktivitas sehari-hari. Kebutuhan akan air bersih di Kecamatan Pringsurat dipenuhi melaui leding/PAM, sumur, mata air, dan air sungai. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Temanggung tahun 2013, diketahui pengguna sumber air minum leding/PAM berjumlah 4281 rumah tangga, sumur 4430 rumah tangga, mata air 3198 rumah tangga dan air sungai 467 rumah tangga. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik sumber air bersih berikut:
90
Sumber : Kecamatan Pringsurat dalam angka tahun 2013 (telah diolah)
Gambar 2. 74 Grafik Sumber Air Bersih Kecamatan Pringsurat
Menurut grafik diatas dapat diketahui bahwa pengguna leding/PAM terbanyak berada di Desa Pingit yaitu 1182 rumah tangga dan paling sedikit di Desa Klepu yaitu 229 rumah tangga. Sedangkan desa yang tidak belum menggunakan leding/PAM sebagai sumber air bersihnya adalah Desa Pagergunung, Desa Nglorong, Desa Soborejo, dan Desa Wonokerso. Pengguna sumur sebagai sumber air bersih paling banyak terdapat di Desa Ngipik yaitu 606 rumah tangga, paling sedikit berada di Desa Pingit yaitu 75 rumah tangga dan yang tidak menggunakan sumur sebagai sumber air bersihnya adalah Desa Kupen. Desa Kupen hanya memanfaatkan leding/PAM dan air sungai untuk memenuhi kebutuhan akan air bersih. Sedangkan yang paling banyak memanfaatkan mata air sebagai sumber air bersihnya berada di Desa Karangwuni yaitu 587 rumah tangga, paling sedikit berada di Desa Soropadan, dan yang tidak memiliki mata air adalah Desa Kupen, Desa Ngipik, dan desa Pingit. e. Jaringan Persampahan Di Kecamatan Pringsurat belum memiliki system untuk menangani masalah persampahan. Hal tersebut dapat dilihat dari data potensi desa tahun 2011 bahwa seluruh masyarakat di Kecamatan Pringsurat menangani masalah sampahnya dengan cara dipendam dalam lubang atau dibakar. f. Sarana Pendidikan Sarana pendidikan merupakan alat penggerak suatu pendidikan yang berguna untuk menunjang penyelenggaraan proses belajar dan mengajar. Selain itu, ketersediaan sarana pendidikan juga dapat digunakan sebagai tolok ukur mutu pendidikan di suatu wilayah. Sarana pendidikan yang terdapat di Kecamatan Pringsurat meliputi TK, SD, SMP dan SMA. Semua sarana pendidikan ini tersebar merata di seluruh wilayah, yang selanjutnya dapat dideskripsikan sebagai berikut:
91
Unit
3
SD Negeri
2
SD Swasta SMP Negeri
1
SMP Swasta SMA Negeri 0
SMA Swasta
Sumber : Kecamatan Pringsurat dalam angka tahun 2013 (telah diolah)
Gambar 2. 75 Grafik Sarana Pendidikan Kecamatan Pringsurat
Taman kanak-kanak merupakan suatu sarana pendidikan yang penting karena TK merupkan awal transisi perkembangan anak dari lingkungan keluarga ke lingkungan pendidikan. Menurut data dalam Kecamatan Pringsurat dalam angka tahun 2013, Kecamatan Pringsurat tidak memiliki TK negeri, akan tetapi memiliki 40 unit TK Swasta yang tersebar pada setiap desa. Dari grafik di atas diketahui di setiap desa yang berada di wilayah Kecamatan Pringsurat telah memiliki fasilitas pendidikan berupa Taman Kanak-Kanak. Desa yang memliki TK Swasta paling banyak adalah Desa Pingit yaitu 5 unit. Hal tersebut terjadi mengingat Desa Pingit merupakan desa dengan jumlah penduduk paling banyak di Kecamata Pringsurat sehingga kebutuhan akan sarana pendidikan juga semakin bertambah. Sekolah dasar merupakan jenjang paling dasar pada pendidikan formal di Indonesia. Untuk itu diperlukan sarana pendidikan yang mencukupi agar masayarajat dapat menempuh pendidikan yang layak. Setiap desa di Kecamatan Pringsurat telah dijangkau oleh sarana pendidikan berupa sekolah dasar, baik sekolah dasar negeri atau sekolah dasar swasta. Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa seluruh desa di Kecamatan Pringsurat telah memiliki sarana pendidikan berupa SD negeri. Untuk jumlah sekolah dasar paling banyak terdapat di Desa Pingit yaitu 6 unit SD, masing-masing 3 SD negeri dan 3 SD swasta. Sedangkan jumlah sekolah dasar paling sedikit berada di Desa Pringsurat, Desa Ngipik, dan desa Wonokerso yaitu 2 unit SD. Diantara desa-desa yang lainnya, Desa Ngipik yang memiliki jumlah SD Negeri paling sedikit yaitu 1 unit SD.
92
Sumber: Bappeda Kabupaten Temanggung, 2011
Gambar 2. 76 Peta Persebaran SD Negeri dan SD Swasta di Kecamatan Pringsurat
Pada Kecamatan Pringsurat, sarana pendidikan berupa sekolah menengah pertama (SMP) sudah tersedia. Jumlah penduduk minimal untuk mendirikan suatu unit SMP adalah 25.000 jiwa. Mengacu pada hal tersebut, sarana pendidikan SMP tidak dijumpai di setiap desa di Kecamatan Pringsurat. Desa yang memiliki SMP Negeri adalah Desa Kebumen dan Desa Nglorong yaitu masing-masing 1 unit SMP. Sedangkan untuk SMP Swasta terdapat di Desa Rejosari yaitu 1 unit, Desa Ngipik yaitu 1 unit, dan Desa Pingit yaitu 2 unit. Dengan demikian, desa yang memiliki fasilitas pendidikan berupa SMP paling banyak adalah Desa Pingit yaitu sebanyak 2 unit. Hal tersebut terjadi mengingat Desa Pingit merupakan desa dengan jumlah penduduk paling banyak di Kecamata Pringsurat. Sehingga kebutuhan masyarakat akan pendidikan juga semakin banyak.
93
Sumber: Bappeda Kabupaten Temanggung, 2011
Gambar 2. 77 Peta persebaran SMP Negeri dan SMP swasta di Kecamatan Pringsurat
Sarana pendidikan berupa sekolah menengah atas (SMA) tidak dijumpai di setiap desa di Kecamatan Pringsurat. Hal tersebut mengacu pada standar penyediaan sarana dan prasarana, bahwa untuk mendirikan suatu unit SMA diperlukan penduduk minimal 30.000 jiwa. Di Kecamatan Pringsurat sendiri, desa yang memiliki SMA negeri adalah Desa Kebumen dan Desa Pingit yaitu masing-masing 1 unit SMA. Sedangkan untuk SMA swasta terdapat di Desa Rejosari yaitu 1 unit dan Desa Pingit yaitu 1 unit juga. Dengan demikian, desa yang memiliki fasilitas pendidikan berupa SMA paling banyak adalah Desa Pingit yaitu sebanyak 2 unit SMA. Hal tersebut terjadi mengingat Desa Pingit merupakan desa dengan jumlah penduduk paling banyak di Kecamata Pringsurat. Sehingga kebutuhan masyarakat akan pendidikan juga semakin banyak.
94
Sumber: Bappeda Kabupaten Temanggung, 2011 Gambar 2. 78 Peta Persebaran SMA Negeri dan SMA Swasta di Kecamatan Pringsurat
g. Sarana Peribadatan Bersararkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Temanggung tahun 2013, sarana peribadatan yang terdapat di Kecamatan Pringsurat adalah masjid, surau, gereja katholik, gereja protestan, dan vihara. Seluruh sarana peribadatan tersebut tersebar cukup merata yaitu sebagai berikut:
95
Sumber: Bappeda Kabupaten Temanggung, 2011 Gambar 2. 79 Peta Sarana Peribadatan Kecamatan Pringsurat
Dari data di atas diketahui bahwa di Kecamatan Pringsurat, sarana peribadatan yang paling banyak adalah surau yaitu 189 unit kemudian disusul masjid yang berjumlah 102 unit. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa mayoritas masyarakat di Kecamatan Pringsurat adalah beragama Islam. Desa yang memiliki jumlah masjid paling banyak yaitu Desa Kebumen yang memiliki 10 unit masjid sedangkan desa yang memiliki jumlah masjid paling sedikit yaitu Desa Wonokerso yang memiliki 4 unit masjid. Untuk sarana peribadatan surau, desa yang memiliki jumlah surau paling banyak adalah Desa Nglorong yaitu 30 unit surau dan desa yang memiliki jumlah surau paling sedikit adalah Desa Wonokesro yaitu 7 unit surau. Terdapat 1 unit sarana peribadatan untuk umat Katholik yang berada pada Desa Ngipik. Berbeda dengan sarana peribadatan untuk umat Kristen Prostetan berjumlah 4 unit, yaitu masing-masing 1 unit berada pada Desa Pagergunung dan 3 unit berada pada Desa Wonokesro. Sarana peribadatan untuk umat Buddha berjumlah 3 unit vihara, yaitu 1 unit yang berada pada Desa Pagergunung dan 2 unit yang berada pada Desa Wonokesro. Pada Kecamatan
96
Pringsurat tidak memiliki sarana peribadatan untuk umat Hindu yaitu pura dan juga sarana peribadatan berupa klenteng untuk umat Konghucu. Jumlah total sarana peribadatan yang berada pada Kecamatan Pringsurat adalah 299 unit, paling banyak berada pada Desa Nglorong yang berjumlah 38 unit, dan paling sedikit berada pada Desa Pringsurat yang berjumlah 15 unit. h. Sarana Kesehatan Menurut data dari Badan Pusat Statistik Kecamatan Pringsurat Tahun 2013, terdapat berbagai jenis sarana kesehatan yang tersedia di Kecamatan Pringsurat berupa poliklinik, puskesmas, puskesmas pembantu, posyandu, dan polindes. Seluruh sarana kesehatan tersebut tersebar cukup merata yaitu sebagai berikut:
Sumber: Bappeda Kabupaten Temanggung, 2011
Gambar 2. 80 Peta Sarana Kesehatan di Kecamatan Pringsurat
Dari peta diatas dapat dilihat secara umum sarana kesehatan yang paling banyak adalah posyandu. Di Kecamatan Pringsurat terdapat 117 unit posyandu yang tersebar di setiap desa. Sarana kesehatan berupa poliklinik hanya terdapat 1 unit di Desa Kebumen dan puskesmas juga 1 unit di Desa Pingit. Sedangkan untuk puskesmas pembantu masing-masing terdapat 1 unit di
97
Desa Kebumen, Desa Gowak, Desa Nglorong, dan Desa Wonokerso. Sarana kesehatan berupa polindes juga masing-masing terdapat satu unit di desa Kupen, desa Soropadan, Desa Klepu, dan desa Pagergunung. Desa yang memiliki sarana kesehatan paling banyak adalah Desa Kebumen yaitu 1 unit poliklinik, 1 unit puskesmas pembantu, dan 10 unit posyandu. Sedangkan untuk desa ynag memiliki sarana kesehatan paling sedikit adalah desa Wonokerso berupa 1 unit puskesmas pembantu dan 5 unit posyandu. i. Sarana Perdagangan Sarana perdagangan di Kecamatan Pringsurat meliputi pasar umum, pasar hewan, warung/ toko/ kios serta restoran/ warung makan. Dalam pembangunan sarana perdagangan terdapat jumlah penduduk minimum yang harus dipenuhi, untuk itu sarana perdagangan disetiap desa pun akan berbeda jumlah dan jenisnya. Berikut merupakan grafik persebaran sarana perdagangan di Kecamatan Pringsurat:
Sumber: Bappeda Kabupaten Temanggung, 2011
Gambar 2. 81 Persebaran Sarana Perdagangan di Kecamatan Pringsurat
98
Dapat dilihat dari peta diatas bahwa sarana perdagangan paling banyak di Kecamatan Pringsurat adalah warung/ toko/ kios yaitu sejumlah 588 unit. Kemudian restoran/ RM/ warung makan berjumlah 54 unit. Sedangkan untuk sarana perdagangan dengan skala pelayanan yang lebih besar adalah pasar umum yang terletak di Desa Kebumen dan desa Pingit masing-masing 1 unit pasar. Selain pasar umum, terdpat pula 2 unit pasar hewan yang juga terletak di desa Kebumen dan Desa Pingit. j. Sarana Transportasi Kecamatan Pringsurat dilintasi jalan besar yaitu jalan antar propinsi, jalur Semarang – Yogyakarta. Adapun transportasi utama yang ada yang ada adalah kopades. Untuk jalur antar desa di Kecamatan Pringsurat menggunakan jasa ojek sepeda motor. Mengacu pada Satatistik Kecamatan Pringsurat tahun 2013, sarana transportasi di Kecamatan Pringsurat didominasi angkutan bermotor roda dua dengan jumlah 381 sepeda motor dan 146 angkutan bermotor roda empat. Jumlah kendaraan bermotor yang berada di Kecamatan Pringsurat hampir berimbang antara sepeda motor, pick up dan truk yaitu masing – masing sebesar 33,46 %, 31,65 % dan 31,84 %. Sedangkan untuk bus hanya sebesar 3,04 %. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Temanggung tahun 2013, jenis angkutan penumpang di Kecamatan Pringsurat berupa bus, mini bus, micro bus, stasiun, dan ojek. Berikut merupakan persebaran sarana angkutan penumpang di Kecamatan Pringsurat: 140 120 100
Bus
Unit
80
Mini Bus
60 40
Mikro Bus
20 0 Desa Sumber : Kecamatan Pringsurat dalam Angka tahun 2013 (telah diolah)
Gambar 2. 82 Grafik Sarana Angkutan Penumpang di Kecamatan Pringsurat
Dari grafik diatas dapat dketahui bahwa sebagian besar masyarakat Kecamatan Pringsurat menggunakan sepeda motor ojek untuk melakukan perpindahan. Banyaknya sarana angkutan sepeda motor ojek adalah 325 unit dan yang paling banyak berada di Desa Nglorong yaitu sebesar 125 unit. Sarana angkutan penumpang yang diminati selanjutnya adalah station yang berjumlah 286 unit. Kemudian mikro bus sejumlah 40 unit dan mini bus sejumlah 10 unit. Sarana angkutan penumpang yang paling sedikit adalah bus yaitu sejumlah 4 unit yang seluruhnya berada di desa Pringsurat.
99
Sarana angkutan barang di Kecamatan pringsurat terdiri dari tiga jenis angkutan yaitu truk, pick up dan gerobak dorong. Berikut merupakan persebaran sarana angkutan barang di Kecamatan Pringsurat:
Sumber : Bappeda Kabupaten Temanggung tahun 2011
Gambar 2. 83 Peta Persebaran Sarana Angkutan Barang di Kecamatan Pringsurat
Menurut grafik diatas dapat diketahui bahwa sarana angkutan barang yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Kecamatan Pringsurat adalah pick up yaitu sebanyak 235 unit. Desa Kupen merupakan desa yang paling banyak menggunakan sarana angkutan barang pick up sekitar 63 unit. Kemudian jumlah sarana angkutan truk adalah 130 unit yang juga paling banyak terdapat di Desa Kupen sebesar 31 unit. Sedangkan sarana angkutan barang yang paling sedikt digunakan adalah garobak dorong yang berjumlah 86 unit. Desa Soropadan adalah desa yang
100
paling banyak menggunakan gerobak dorong sebagai sarana angkutan barangnya yaitu sebanyak 52 unit. 2.3.9 Organisasi dan Kelembagaan Masyarakat dan Pemerintah Kecamatan Pringsurat
Sumber: Data Potensi Desa tahun 2011
Gambar 2. 84 Peta Sebaran Organisasi Kecamatan Pringsurat
Organisasi
dan
kelembagaan
di
kecamatan
Pringsurat
meliputi
Organisasi
kemasyarakatan , Organisasi sosial, Organisasi profesi, Perkumpulan sosial/ kebudayaan/ olahraga/ hobi, LSM, Lembaga Keagamaan, Organisasi bantuan kemanusiaan/beasiswa. Organisasi paling banyak yang terdapat di kecamatan Pringsurat yaitu organisasi Perkumpulan sosial/ kebudayaan/ olahraga/ hobi tujuan dari organisasi ini adalah untuk sarana berkumpulnya masyarakat di kecamatan Pringsurat dalam perkumpulan sosial, budaya ataupun olah raga. Jadi dengan adanya organisasi ini masyarakat di kecamatan Pringsurat bisa saling berkumpul. Untuk persebaran organisasi di Kecamatan Pringsurat sudah cukup tersebar atau
101
hampir merata, namun ada satu desa yaitu desa Gowak yang belum dijumpai adanya salah satu organisasi tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari peta sebaran organisasi kecamatan Pringsurat diatas. 2.3.10 Kultur dan Kondisi Sosial Kecamatan Pringsurat Kecamatan Pringsurat adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Temanggung. Di desa Soropadan yang terletak di Kecamatan Pringsurat, terdapat sebuah tugu “sepuser” yang menandai tengah-tengahnya pulau Jawa. Memang bukan hanya mitos belaka, jika kita melihat peta pulau Jawa maka tengah-tengahnya akan jatuh pada daerah sekitar Desa Soropadan ini. Menurut penuturan para sesepuh Desa Soropadan, tugu “sepuser” ini telah dibangun sejak jaman penjajahan Belanda. Tugu Sepuser ini secara turun temurun masih dipelihara oleh masyarakat sekitar yang dipercayai sebagai tanda tengah-tengahnya pulau Jawa. Pada awalnya tugu ini terbuat dari batu bata berukuran besar yang diyakini dibuat pada masa kerajaan Majapahit. Ditambah lagi dengan adanya Pasar Agrobisnis Soropadan di Kecamatan Pringsurat yang mayoritas berasal dari masyarakat Kabupaten Temanggung sendiri. Dari sini terlihat bahwa Kecamatan Pringsurat mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani.
Sumber : Temanggungkab.go.id, 2014
Gambar 2. 85 Tugu Sepuser di Desa Suropadan
2.3.11 Kebijakan Pemerintah Kecamatan Pringsurat Kecamatan Pringsurat memiliki beberapa kebijakan pemerintah Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Temanggung Tahun 2011-2031 tercantum bahwa; 1. Menurut Pasal 8 ayat 3 tentang Sistem Pusat Pelayanan, Kecamatan Pringsurat dijadikan sebagai rencana kawasan agropolitan yang berupa pengembangan kawasan sentra produksi 2. Menurut Pasal 18 ayat 1 tentang Sistem Jaringan Energi, Kecamatan Pringsurat termasuk rencana pengembangan transmisi tenaga listrik SUTET.
102
3. Menurut Pasal 32 ayat 2 tentang Sistem Jaringan Lingkungan, Kecamatan Pringsurat termasuk rencana pengembangan instalasi pengolahan limbah industry. 4. Menurut Pasal 34 ayat 2 tentang Sistem Jaringan Evakuasi Bencana, Kecamatan Pringsurat termasuk dalam rencana pengembangan jalur penyelamatan bencana angin topan dan tanah longsor berupa jalan-jalan desa yang menuju lokasi yang aman. 5. Menurut Pasal 38 ayat 2 tentang Kawasan yang memberikan Perlindungan terhadap Kawasan Bawahnya, Kecamatan Pringsurat termasuk kawasan resapan air dengan luas 9.732 hektar. 6. Menurut Pasal 50 tentang Kawasan Rawan Bencana Alam, Kecamatan Pringsurat dinyatakan sebagai kawasan rawan bencana angin topan, bencana tanah longsor, dan kawasan rawan bencana kekeringan. 7. Menurut Pasal 67 tentang Kawasan Peruntukan Pertambangan, Kecamatan Pringsurat dinyatakan sebagai kawasan peruntukan pertambangan panas bumi. 8. Menurut Pasal 68 ayat 1 tentang Kawasan Peruntukan Industri, Kecamatan Pringsurat dinyatakan sebagai rencana kawasan peruntukan industry. 2.3.12 Potensi dan Permasalahan a. Potensi Pertanian Curah hujan yang tinggi dan jenis tanah latosol merah yang subur di Kecamatan Pringsurat mendukung kegiatan pertaniannya. Dengan rincian Lahan Sawah 639 Ha dan Bukan Lahan Sawah 5.089 Ha, serta luas lahan bukan sawah yang paling besar adalah tegalan/ ladang, maka tanaman yang dapat dikembangkan serta menjadi potensi di Kecamatan Pringsurat antara lain : Padi, Jagung, Ketela Pohon, Kacang Tanah. Untuk Tanaman sayuran antara lain: Kacang Panjang, Buncis, Lombok. Untuk Buah-buahan antara lain : Rambutan, Jambu Biji, Klengkeng, Rambutan, Durian, Mangga, Pepaya, Pisang, Duku, Salak. Tanaman Perkebunan antara lain : Kopi Robusta, Tembakau, Cengkeh, Kelapa, Jahe, Kemukus, Kunyit, Panili, Tebu, Melinjo. Peternakan antara lain : Sapi Potong, Kerbau, Kambing, Domba, Ayam Buras, Ayam Ras, Itik. Perikanan antara lain : Tawes, Karper, Lele, Nila, Tawes, Gabus, Udang, Kodok. Potensi Kecamatan Pringsurat berupa pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan didukung oleh jenis tanah podzol/ andosol yang subur, serta curah hujan yang tinggi sebesar 27,7-34,8 mm/hari, sehingga hasil pertanian merupakan salah satu sumber pendapatan masyarakat dan desa di Kecamatan Pringsurat. Hasil pertanian, perkebunan, peternakan, serta perikanan didistribusikan ke dalam pasar kecamatan Pringsurat, dan Kecamatan di Kabupaten Temanggung, seperti Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang, Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang, serta kecamatan di Kabupaten Temanggung.
103
b. Potensi Pariwisata Desa Soropadan yang berbatasan dengan Desa Kupen, Kecamatan Kaloran, terdapat sebuah Tugu “Sepuser” yang menandai tengah-tengahnya pulau Jawa. Menurut penuturan para sesepuh Desa Soropadan, Tugu “Sepuser” ini telah dibangun sejak jaman penjajahan Belanda. Tugu Sepuser ini secara turun temurun masih dipelihara oleh masyarakat sekitar yang dipercayai sebagai tanda tengah-tengahnya pulau Jawa. Tugu ini merupakan perempatan antara Gunung Sumbing dan Gunung Merapi dengan laut utara dan laut selatan Jawa. Bangunan asli tugu Sepuser adalah batu bata berukuran besar yang dibuat pada masa jaman Majapahit. Diatas tugu terdapat sebuah batu yang berbentuk “wudel” atau pusar, yang artinya tengah-tengah. Dengan adanya Tugu Sepuser ini dapat menarik wisatawan sehingga dapat meningkatkan perekonomian lokal Desa Soropadan. c. Potensi Perindustrian Berdasarkan RTRW Kabupaten Temanggung Kecamatan Pringsurat merupakan area perindustrian. Lokasi yang strategis di jalan arteri Semarang-Yogyakarta mempermudah proses distribusi hasil produksi keluar wilayah, sehingga akan meningkatkan sektor perindutrian di Kecamatan Pringsurat. Industri pengolahan merupakan sektor yang paling dominan dalam memberikan sumbangan PDRB yakni sebesar 45%. Industri pengolahan yang terdapat di Kecamatan Pringsurat memiliki skala yang bermacammacam baik skala besar, menengah maupun industri rumahan. d. Potensi Perdaganga dan Jasa Di Desa Soropadan terdapat pasar lelang yang memiliki skala nasional. Barang dagangnya merupakan hasil-hasil pertanian seperti kopi, cengkeh, jahe, tembakau. Dengan adanya pasar lelang ini dapat meningkatkan perekonomian di Kecamatan Pringsurat. e. Permasalahan Dugaan permasalahan yang ada di Kecamatan Pringsurat yaitu masalah sosialekonomi, peningkatan populasi penduduk yang signifikan pada desa yang dilewati jalan arteri dan masalah bencana alam. Masalah sosial-ekonomi yang ada di Kecamatan Pringsurat adalah kemiskinan, berdasarkan website Kabupaten Temanggung angka kemiskinan masih cukup tinggi mencapai 31 persen yang tersebar di 20 Kecamatan. Pendapatan rata-rata Perkapita setiap warga lanjutnya, setiap bulan hanya Rp.430.000, padahal standart Kebutuhan Hidup Minimum ( KHM ) berdasarkan BPS adalah Rp.640.000 setiap orang perbulan, sehingga masih terpaut jauh. Terdapatnya jalan arteri menyebabkan populasi penduduk meningkat secara signifikan, hal ini berdampak pada pola penggunaan lahan terbangunnya. Peningkatan
104
populasi penduduk yang signifikan terjadi di desa Pingit, Ngipik, Soropadan, Kopen, Gowak yang berada di sepanjang jalan arteri. Permasalahan fisik lingkungan yang ada di Kecamatan Pringsurat adalah Tanah Longsor, yang berada di Desa Karangwuni, Desa Wonokerso. Berdasarkan data spasial, yaitu Peta Kelerangan Kecamatan Pringsurat, Desa Karangwuni dan Desa Wonokerso memiliki kelerengan 25-40% yang digolongkan sangat curam, serta adanya jenis tanah yang labil dan curah hujan yang tinggi menyebabkan potensi tanah longsor semakin besar.
105
BAB IV RENCANA MOBILISASI DAN MANAJEMEN LAPANGAN
4.1
Jadwal Waktu Kegiatan Agar pelaksanaan kegiatan lapangan sesuai dengan target dan berjalan dengan baik, maka
perlu adanya manajemen kegiatan lapangan yang baik. Oleh karena itu, perlu adanya jadwal kegiatan agar segala sesuatu yang telah direncanakan dapat terorganisir dengan baik. Adapun jadwal kegiatan lapangan terlampir. Secara keseluruhan kegiatan yang berada pada lingkup kegiatan lapangan masuk ke dalam susunan jadwal waktu kegiatan yang telah disampaikan di atas. Yang membedakan adalah pada kegiatan lapangan lebih terfokus kepada kegiatan-kegiatan yang bersifat outdoor. 4.1.1 Timeline Kegiatan Untuk memperlancar atau mengatur kegiatan studio proses perencanaan dibutuhkan jadwal kerja yang bertujuan untuk mengatur atau mengorganisir kegiatan dengan baik agar tidak terjadi keterlambatan dalam pengerjaannya. Semua jadwal kegiatan studio proses didasarkan pada tabel jadwal kerja tersebut yang memiliki tahapan tahapan yang pada akhirnya menyusun laporan akhir berikut tabel jadwal kerja studio proses perencanaan.
112
112
No 1 2
Kegiatan
Tabel IV. 1 Timeline Kegiatan Kelompok 2B Maret April Mei I
II
III
IV
I
II
III
IV
I
II
III
Juni IV
I
II
III
Juli IV
Kegiatan pertama yaitu pembentukan kelompok dan pembagian wilayah studi Mengumpulkan data mengenai gambaran umum wilayah kecamatan pringsurat
3
Penjustifikasian wilayah Kecamatan Pringsurat
4
Membuat tabel kebutuhan data
5
Penetapan teknik survey (wawncara,kuisioner,observasi, traffic counting)
6
Kegiatan perizinan
7
Persiapan teknik observasi lapangan
8
Pembuatan desain survey
9
Penyusunan proposal teknis
10
Pengumpulan proposal teknis
III
Output Kegiatan Terbentuk Kelompok dan sudah mempunyai wilayah studi Data didapat dan diketahuinya gambaran umum wilayah studi Mengetahui kondisi wilayah kecamatan pringsurat Tabel kebutuhan data dapat sudah terbentuk kerangkanya Tahapan survei Mendapatkan izin dari kecamatan Teknis observasi lapangan Desain survey Draft proposal teknis Mengumpulkan draft proposal teknis
113
No
Kegiatan
Maret I
II
III
April IV
I
II
III
Mei IV
I
II
III
Juni IV
I
II
III
Juli IV
III
Output Kegiatan
11
Presentasi proposal teknis
Proposal teknis dipresentasikan
12
Perbaikan proposal teknis
Revisi proposal teknis
13
Kegiatan lapangan di Pringsurat
14
Kompilasi data hasil kegiatan lapangan
15
Penstrukturan masalah
16
Prioritas masalah
17
Rekomendasi tindak lanjut
18
Penyusunan draft laporan akhir
19
Presentasi draft laporan akhir
Mendapatkan data-data primer Mendapatkan data gabungan dari data hasil kegiatan Menyelesaikan struktur masalah Menemukan isu di kecamatan Pringsurat Rekomendasi terhadap permasalahan di Kecamatan Pringsurat Draft laporan akhir Mempresentasikan draft laporan akhir
114
4.1.2 Jadwal Kegiatan Lapangan Secara keseluruhan kegiatan yang berada pada lingkup kegiatan lapangan masuk ke dalam susunan jadwal waktu kegiatan yang telah disampaikan di atas. Yang membedakan adalah pada kegiatan lapangan lebih terfokus kepada kegiatan-kegiatan yang bersifat outdoor.
115
Tabel IV.2 Jadwal Kegiatan Lapangan Kelompok 2B Hari/ Tanggal
Waktu
06.30-07.00
Lokasi
Maskam
Kegiatan
Target
Alat tulis
Persiapan keberangkatan
Perlengkapan selama di Temanggung dan kendaraan
Memastikan semua keperluan barang bawaan anggota kelompok lengkap
kendaraan
Sampai di Temanggung
Semua anggota kelompok
07.00 – 09.00
Maskam
Perjalanan ke Temanggung
09.00-10.30
Basecamp
Istirahat
10.30-11.00
Basecamp
Briefing Kelompok
11.30-12.30
Rumah Pak Lurah
Silaturahmi dengan Pak Lurah
Semua anggota kelompok
12.30 - 13.30
Masjid dan sekitarnya
ISHOMA
Semua tim lapangan
Wonokerso, Soborejo, Klepu
Observasi Perdesaan 1
Tim OP 1
Pagergunung, Gowak, Karangwuni, Pringsurat
Observasi Perdesaan 2
15.30-17.00
Basecamp
Isthirahat
17.00 - 18.00
Basecamp
Rekapitulasi hasil observasi lapangan
18.00 - 18.30
Basecamp
ISHOMA
13.30-15.30
Alat
Checklist perlengkapan bawaan
Berdoa bersama
Sabtu, 26 April 2014
Pelaksana
Istirahat
Tim OP 2 Semua anggota kelompok Semua anggota kelompok
Laptop, jadwal kegiatan lapangan
Persiapan kelompok untuk kegiatan selanjutnya
Alat Tulis
Silahturahmi dan perkenalan perwakilan anggota kelompok kepada Pak Lurah Istirahat
Kendaraan, peta, Alat Tulis, Form Observasi
Terkumpulnya data Observasi Lapangan Perdesaan
Isthirahat Laptop, alat tulis,
Menyusun hasil observasi lapangan Istirahat
116
Hari/ Tanggal
Waktu
Lokasi
Kegiatan
Pelaksana
Alat
Target
18.30 - 22.00
Basecamp
Evaluasi hasil lapangan
Semua anggota kelompok
Laptop, alat tulis
Mengevaluasi kekurangan dan hambatan yang timbul selama kegiatan lapangan
22.00
Basecamp
ISTIRAHAT
06.30 - 07.00
Basecamp
07.00 - 08.00
Basecamp Nglorog, Pingit, Ngipik
Checklist kegiatan dan perlengkapan lapangan untuk 1 hari Sarapan
Istirahat
Semua anggota kelompok
Observasi Perkotaan 1
Rejosari, Kebumen, Soropadan, Kupen
Observasi Perkotaan 2
10.00 - 12.00
Basecamp
Sharing data
12.00 - 13.00
Masjid dan sekitarnya
ISHOMA
Nglorog, Pingit, Ngipik
Kendaraan, peta, GPS, Alat Tulis, Form Observasi
Terkumpulnya data observasi lapangan dan titik koordinat sarana perkotaan
Alat Tulis dan Laptop
List Kekurangan data
Tim OK 1
Lanjutan Observasi Perkotaan 1
Tim OK 2
Semua anggota kelompok
Istirahat
Tim OK 1
13.00 - 15.00
15.00- 16.00
Memastikan semua rencana kegiatan yang akan dilakukan, data yang akan dihasilkan
Persiapan berangkat
08.00 - 10.00
Minggu, 27 April 2014
Laptop, jadwal kegiatan lapangan
Rejosari, Kebumen, Soropadan, Kupen
Lanjutan Observasi Perkotaan 2
Tim OK 2
Masjid dan Sekitarnya
ISHOMA dan Sharing data
Semua Anggota Kelompok
Kendaraan, peta, GPS, Alat Tulis, Form Observasi
Terkumpulnya data observasi lapangan dan titik koordinat sarana perkotaan
Alat Tulis, laptop
Istirahat
117
Hari/ Tanggal
Waktu
Lokasi
16.00 - 18.00
Basecamp
18.00 - 18.30
Basecamp
Rekapitulasi hasil observasi lapangan ISHOMA
18.30 - 22.00
Basecamp
Evaluasi hasil lapangan
22.00
Basecamp
06.30 - 07.00
07.00 - 08.00
Basecamp
Basecamp
Kegiatan
Pelaksana
Semua anggota kelompok
Senin, 28 April 2014
Target
Alat Tulis, laptop
Menyusun hasil observasi lapangan Perkotaan Istirahat
Alat Tulis, laptop
Mengevaluasi kekurangan dan hambatan yang timbul selama kegiatan lapangan
ISTIRAHAT Checklist kegiatan dan perlengkapan lapangan untuk 1 hari Sarapan
Istirahat Alat Tulis, laptop Semua anggota kelompok
Persiapan berangkat Perizinan survei lapangan Perdesaan
Wonkerso, Soborejo, Klepu
Alat
Wawancara pemerintah kelurahan Perdesaan
Tim OWP 1
Memastikan semua rencana kegiatan yang akan dilakukan, data yang akan dihasilkan
Alat Makan Kendaraan dan Kelengkapan surat lampiran perizinan dan Form wawanacara
Perkenalan seluruh anggota kelompok kepada perangkat kelurahan yang terlibat dan sharing dan Terkumpulnya data wawancara dan monografi
Meminta data monografi 08.00 - 10.00 Pagergunung, Gowak, Karangwuni, Pringsurat
Perizinan survei lapangan Perdesaan Wawancara pemerintah kelurahan Perdesaan
Tim OWP 2
surat lampiran perizinan dan Form wawanacara
Perkenalan seluruh anggota kelompok kepada perangkat kelurahan yang terlibat dan sharing dan Terkumpulnya data wawancara dan monografi
Meminta data monografi
10.00 - 12.00
Kota Temanggung
Perizinan survei lapangan Instansi Bappeda dan BPBD dan Meminta Data Perencanaan dan Data Permasalahan
TIM SI
Surat Perizinan, Form Kebutuhan data
Terkumpulnya data Perencanaan dan data Permasalahan bencana
118
Hari/ Tanggal
Waktu
Lokasi
Kegiatan
Pelaksana
Alat
Target
Bencana
12.00 - 13.00
Masjid dan sekitarnya
Wonkerso, Soborejo, Klepu
ISHOMA Perizinan survei lapangan Perdesaan Wawancara pemerintah kelurahan Perdesaan
Semua tim lapangan
TIM OWP 1
Istirahat
surat lampiran perizinan dan form wawanacara
Perkenalan seluruh anggota kelompok kepada perangkat kelurahan yang terlibat dan sharing dan Terkumpulnya data wawancara dan monografi
Meminta data Monografi 13.00 - 15.00 Pagergunung, Gowak, Karangwuni, Pringsurat
Selasa, 29 April 2014
Perizinan survei lapangan Perdesaan Wawancara pemerintah kelurahan Perdesaan
Perkenalan seluruh anggota kelompok kepada perangkat kelurahan yang terlibat dan sharing dan Terkumpulnya data wawancara dan monografi
Meminta data Monografi
15.00 – 16.00
Masjid dan sekitarnya
ISHOMA
16.00 - 18.00
Basecamp
Rekapitulasi hasil observasi lapangan
18.00 - 18.30
Basecamp
ISHOMA
18.30 - 22.00
Basecamp
Evaluasi hasil lapangan
22.00
Basecamp
ISTIRAHAT
Basecamp
Checklist kegiatan dan perlengkapan lapangan untuk 1 hari
06.30 - 07.00
TIM OWP2
surat lampiran perizinan dan form wawanacara
Semua anggota kelompok
Istirahat
Alat Tulis, laptop
Menyusun hasil observasi lapangan Perkotaan
Semua anggota kelompok
Istirahat Alat Tulis, laptop
Mengevaluasi kekurangan dan hambatan yang timbul selama kegiatan lapangan Istirahat
Semua anggota kelompok
Kamera dan alat tulis
Memastikan semua rencana kegiatan yang akan dilakukan, data yang akan dihasilkan
119
Hari/ Tanggal
Waktu
Lokasi
07.00 - 08.00
Basecamp
Nglorog, Pingit, Ngipik
Kegiatan
Pelaksana
Alat
Sarapan
Alat makan
Persiapan berangkat
Kendaraan dan kelengkapannya
Perizinan survei lapangan Perdesaan Wawancara pemerintah kelurahan Perdesaan
TIM OWK 1
surat lampiran perizinan dan form wawanacara
Target
Perkenalan seluruh anggota kelompok kepada perangkat kelurahan yang terlibat dan sharing dan Terkumpulnya data wawancara dan monografi
Meminta data Monografi
08.00 –10.00 Rejosari, Kebumen, Soropadan, Kupen
Perizinan survei lapangan Perdesaan Wawancara pemerintah kelurahan Perdesaan
TIM OWK 2
surat lampiran perizinan dan form wawanacara
Perkenalan seluruh anggota kelompok kepada perangkat kelurahan yang terlibat dan sharing dan Terkumpulnya data wawancara dan monografi
Meminta data Monografi
BAPPEDA
Perizinan survei lapangan Instansi Bappeda dan BPBD Mengambil data perencanaan BAPPEDA dan BPBD,instansi PU, PLN dan PDAM
TIM SI
Masjid dan sekitarnya
ISHOMA
Semua tim lapangan
Nglorog, Pingit, Ngipik
Perizinan survei lapangan Perdesaan Wawancara pemerintah kelurahan Perdesaan
10.00 - 12.00
12.00 - 13.00
TIM OWK 1
Surat Perizinan, Form Kebutuhan data
Terkumpulnya data Perencanaan dan data Permasalahan bencana Istirahat
surat lampiran perizinan dan form wawanacara
Perkenalan seluruh anggota kelompok kepada perangkat kelurahan yang terlibat dan sharing dan Terkumpulnya data wawancara dan monografi
Meminta data Monografi
13.00 - 15.00 Rejosari, Kebumen, Soropadan, Kupen
Perizinan survei lapangan Perdesaan Wawancara pemerintah kelurahan Perdesaan
TIM OWK 2
surat lampiran perizinan dan form wawanacara
Perkenalan seluruh anggota kelompok kepada perangkat kelurahan yang terlibat dan sharing dan Terkumpulnya data wawancara dan monografi
Meminta data Monografi
120
Hari/ Tanggal
Waktu
Lokasi
Kegiatan
15.00 – 16.00
Masjid dan sekitarnya
ISHOMA
16.00 - 18.00
Basecamp
Rekapitulasi hasil observasi lapangan
18.00 - 18.30
Basecamp
ISHOMA
18.30 - 22.00
Basecamp
Evaluasi hasil lapangan
22.00
Basecamp
ISTIRAHAT
06.30 - 07.00
Basecamp
07.00 - 08.00
Rabu, 30 April 2014
Basecamp
Checklist kegiatan dan perlengkapan lapangan untuk 1 hari Sarapan
Pelaksana Semua anggota kelompok Semua anggota kelompok
Alat
Target Istirahat
Alat Tulis, laptop
Menyusun hasil observasi lapangan Perkotaan Istirahat
Alat Tulis, laptop
Mengevaluasi kekurangan dan hambatan yang timbul selama kegiatan lapangan Istirahat
Kamera dan alat tulis Semua anggota kelompok
Persiapan berangkat
TIM OKP 1
Memastikan semua rencana kegiatan yang akan dilakukan, data yang akan dihasilkan
Alat makan Kendaraan dan kelengkapannya
Wonokerso, Soborejo, Klepu
Penyebaran Kuesioner 1
Alat tulis, Form Kuesioner
Terkumpulnya data kuesioner
Pagergunung, Gowak, Karangwuni, Pringsurat
Penyebaran Kuesioner 2
TIM OKP 2
Alat tulis, Form Kuesioner
Terkumpulnya data kuesioner
Masjid dan Sekitarnya
ISHOMA
Semua Anggota Kelompok
Penyebaran Kuesioner 1
Tim OKK 1
Alat tulis, Form Kuesioner
Terkumpulnya data kuesioner
Penyebaran Kuesioner 2
Tim OKK 2
Alat tulis, Form Kuesioner
Terkumpulnya data kuesioner
08.00 –12.00
12.00-13.00
Nglorog, Pingit, Ngipik 13.00-15.00
Rejosari, Kebumen, Soropadan, Kupen
Isthirahat
121
Hari/ Tanggal
Waktu
Lokasi
Kegiatan
Pelaksana
15.00-16.00
Masjid dan Sekitarnya
ISHOMA
Semua anggota Kelompok
16.00 - 18.00
Basecamp
Rekapitulasi hasil observasi lapangan
Semua anggota kelompok
18.00 - 18.30
Basecamp
ISHOMA
18.30 - 22.00
Basecamp
Evaluasi hasil lapangan
22.00
Basecamp
ISTIRAHAT
06.30 - 07.00
Basecamp
Checklist kegiatan dan perlengkapan lapangan untuk 1 hari Sarapan
07.00 - 08.00
Alat
Target
Isthirahat Alat Tulis, laptop
Menyusun hasil observasi lapangan Perkotaan Istirahat
Semua anggota kelompok
Alat Tulis, laptop
Mengevaluasi kekurangan dan hambatan yang timbul selama kegiatan lapangan Istirahat
Alat Tulis, laptop
Memastikan semua rencana kegiatan yang akan dilakukan, data yang akan dihasilkan
Tim OLM 1
Alat Tulis, Kendaraan
Terkumpulnya data Meso
Tim OLM 2
Alat Tulis, Kendaraan
Terkumpulnya data Meso
Tim OLM 3
Alat Tulis, Kendaraan
Terkumpulnya data Meso
Semua anggota kelompok
Basecamp Persiapan berangkat
Kamis, 1 Mei 2014
Kecamatan Jambu 08.00 - 12.00
Kecamatan Secang
Observasi Lapangan
Kecamatan Grabag 12.00 – 13.00
Masjid dan sekitarnya
ISHOMA
Istirahat
122
Hari/ Tanggal
Waktu
Lokasi
Kegiatan
13.00 – 18.00
Basecamp
Melengkapi faktor isu dan permasalahan wilayah studi
18.00 – 18.30
Basecamp
ISHOMA
18.30 – 22.00
Basecamp
Rekapitulasi hasil lapangan
Pelaksana
Jumat, 2 Mei 2014
Sabtu, 3 Mei 2014
Basecamp
06.30 – 07.00
Basecamp
07.00 – 08.00
Basecamp
Checklist kegiatan dan perlengkapan lapangan untuk 1 hari, serta kekurangan data Sarapan
08.00 – 12.00
Basecamp
Analisis laporan
12.00 – 13.00
Basecamp
ISHOMA
13.00 – 22.00
Basecamp
Finishing laporan
22.00
Basecamp
ISTIRAHAT
Basecamp
Checklist perlengkapan bawaan Persiapan pulang
07.00 – 08.00
-
Laptop
Faktor-faktor isu dan permasalahan Kecamatan Pringsurat teridentifikasi
Semua anggota kelompok
Laptop
Menyusun hasil lapangan
Laptop
Mengevaluasi kekurangan dan hambatan yang timbul selama kegiatan lapangan
ISTIRAHAT
Berdoa bersama 08.00 – 10.00
Target
Istirahat
Evaluasi hasil lapangan 22.00
Alat
Istirahat
Semua anggota kelompok
Laptop
Memastikan semua rencana kegiatan yang akan dilakukan, data yang akan dihasilkan
Laptop
Tersusun semua data hasil survei ke dalam laporan akhir Istirahat
Laptop
Laporan akhir lengkap Istirahat
Semua anggota kelompok
checklist perlengkapan
Memastikan semua keperluan barang bawaan anggota kelompok lengkap
Perjalanan ke Semarang
Sampai di Semarang dengan selamat
Sumber: Jadwal Kegiatan Kelompok 2B
123
Keterangan No. 1. 2.
Kode Tim Survei Observasi Perdesaan (OP) 1 Observasi Perdesaan (OP) 2
Lokasi Survei Wonokerso, Soborejo, Klepu Pagergunung, Gowak, Karangwuni, Pringsurat
Ketua Tim Satrio Eri
Anggota Wiwit, Hajar, Leli, Wahyu, Apri Yustinus, Dewa, Nisa, Dewi, Divya, Eta
3. 4.
Observasi Kota (OK) 1 Observasi Kota (OK) 2
Ngolorog, Pingit, Ngipik Rejosari, Kebumen, Soropadan, Kupen
Satrio Eri
Wiwit, Hajar, Leli, Wahyu, Apri Yustinus, Dewa, Nisa, Dewi, Divya, Eta
5. 6.
Observasi Wawancara Perdesaan (OWP) 1 Observasi Wawancara Perdesaan (OWP) 2
Wonokerso, Soborejo, Klepu Pagergunung, Gowak, Karangwuni, Pringsurat
Satrio Eri
Wiwit, Hajar, Leli, Wahyu, Apri Yustinus, Dewa, Nisa, Dewi, Divya, Eta
7. 8.
Observasi Wawancara Kota (OWP) 1 Observasi Wawancara Kota (OWP) 2
Ngolorog, Pingit, Ngipik Rejosari, Kebumen, Soropadan, Kupen
Satrio Eri
Wiwit, Hajar, Leli, Wahyu, Apri Yustinus, Dewa, Nisa, Dewi, Divya, Eta
9. 10.
Observasi Kuesioner Perdesaan (OKP) 1 Observasi Kuesioner Perdesaan (OKP) 2
Wonokerso, Soborejo, Klepu Pagergunung, Gowak, Karangwuni, Pringsurat
Satrio Eri
Wiwit, Hajar, Leli, Wahyu, Apri Yustinus, Dewa, Nisa, Dewi, Divya, Eta
11. 12.
Observasi Kuesioner Kota (OKP) 1 Observasi Kuesiner Kota (OKP) 2
Ngolorog, Pingit, Ngipik Rejosari, Kebumen, Soropadan, Kupen
Satrio Eri
Wiwit, Hajar, Leli, Wahyu, Apri Yustinus, Dewa, Nisa, Dewi, Divya, Eta
13. 14.
Observasi Lapangan Meso (OLM) 1 Observasi Lapangan Meso (OLM) 2
Jambu Secang
Satrio Eri
Wiwit, Wahyu, Divya, Eta Apri, Hajar, Leli,
15. 16.
Observasi Lapangan Meso (OLM) 3 Survei Instansi (SI)
Grabag Kota Temanggung
Yustinus Tim Makro Kelas
Dewa, Nisa, Dewi, Tim Makro Kelas
124
125
4.1
Alokasi/Mobilisasi Personil Pembagian kerja atau mobilisasi personil di Kelompok duaKecamatan Pringsurat
terdiri dari proposal teknis, pelaksanaan survey, poster,dan website kelompok berikut pembagian kerja atau mobilisasi personilnya: I. Proposal Teknis Koordinator
: Apri Zulmi Hardi
BAB I Pendahuluan PJ Formating
: Christine Margaretha
PJ Substansi
: Hajar Annisa
BAB II Gambaran Umum Wilayah Perencanaan PJ Formating
: Divya Liantina dan Dewi Maulida
PJ Substansi
: Apri Zulmi Hardi
BAB III Teknik Pengumpulan Data PJ Formating
: Shafira Leliana Putri
PJ Substansi
: Wiwit Yulia Majasari
BAB IV Rencana Mobilisasi dan Manajemen Lapangan PJ Formating
: Eri Rajasa Pratama
PJ Substansi
: Wiwit Yulia Majasari
Final Editor
: Nisa Farida Amanatullah
II. Pelaksanaan Survei Koordinator
: Yustinus Rimas P
A. Survei Lapangan Foto Objek
: Maulida Kurniadewi :Satrio Mukti Wibowo
Kuesioner
125
: I Dewa Gede Dwi P P : Eri Rajasa Pratama : Hajar Annisa A
Wawancara
: Nisa Farida A : Wiwit Yulia M : Divya Liantina
B. Survei Instansi BAPPEDA
: Christine Margaretha : Wahyu Prapto H
Kantor Kelurahan
: Apri Zulmi Hardi : Eri Rajasa Pratama
125
Kantor Kecamatan
: Maulida Kurniadewi : Satrio Mukti Wibowo
BPS
: Shafira Leliana P : Yustinus Rimas P
III.Poster Koordinator
: Satrio Mukti Wibowo
IV. Website Kelompok Koordinator 4.2
: I Dewa Gede Dwi P P
Organisasi Kerja Organisasi kerja diharapkan dapat menjadi wadah untuk dapat berkumpul dan
bekerjasama secara rasional, sistematis, terencana, terorganisir, terpimipin dan terkendali dalam memanfaatkan sumber daya, sarana-parasarana serta data yang dapat digunakan secara efisien, efektif dan maksimal untuk melaksanakan suatu pekerjaan dengan benar dan berhasil sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Adapun organisasi kerja dalam kelompok 2B diuraikan berdasarkan pembagian kerja masing – masing anggota kelompok, sesuai dengan apa yang telah direncanakan, organisasi kerja dari kelompok 2B adalah sebagai berikut.
PEMBAGIAN OUTLINE TUGAS APRI
PEMBAGIAN TUGAS WIWIT
DEWA
LELI
WAHYU
DIVYA
ERI
ETHA
SATRIO
PENYATUAN, EDITING DAN FINISHING TUGAS NISA
DEWI
HAJAR
Sumber: Kelompok 2B Studio Proses Perencanaan, 2014
4.2.1 Organisasi Kerja Tugas Mingguan, Proposal Teknis, dan Laporan Akhir Tabel IV.3 Organisasi Kerja Survey Lapangan Instrumen Survey Koordinator Kuisioner Wiwit Yulia Majasari I Dewa Gede Dwi P.P Wawancara Divya Liantina Satrio Mukti Wibowo Observasi Eri Rajasa Pratama Shafira Leliana P Pemetaan Hajar Annisa A Apri Zulmi Hardi
126
YUSTI
Perekaman Gambar Pengumpulan Data Dan Penyusunan Laporan
Yustinus Rimas P Christine Margaretha Wahyu Prapto H Nisa Farida A Maulida Kurniadewi
Tabel IV.4 Organisasi Kerja Survey Instansi Instansi Koordinator Kantor Kelurahan Apri Zulmi Hardi Kantor Kecamatan Yustinus Rimas P BPS Eri Rajasa Pratama BAPPEDA Wahyu Prapto H DPU I Dewa Gede Dwi P.P BPN Shafira Leliana P DLLAJR Divya Liantina Dinas Perindustrian dan Perdagangan Hajar Annisa A PLN Nisa Farida A PDAM Wiwit Yulia Majasari
4.2.2 Manajemen Tim Manajemen tim adalah upaya dalam kelompok atau tim untuk mengatur dan menstrukturan kelompok agar mempermudah dalam pelaksanaan kegiatan kelompok mulai dari tugas mingguan, kegiatan survey lapangan, serta penyusunan laporan akhir. Manajemen tim pada Kelompok 2B dibentuk berdasarkan musyawarah dari setiap anggota kelompok. Manajemen tim kelompok 2B adalah sebagai berikut: Tabel IV.5 Struktur Organisasi Harian Kelompok 2B JABATAN NAMA Ketua Kelompok Apri Zulmi Hardi Sekretaris Kelompok Wiwit Yulia Majasari Bendahara Kelompok Divya Liantina Koordinator Proposal Teknis dan Lapangan Nisa Farida A Koordinator Survey Lapangan Yustinus Rimas Koordinator Desain, Dokumentasi dan Poster Satrio Mukti Koordinator Email dan Blog Kelompok Maulida Kurniadewi I Dewa Gede Dwi P.P Hajar Annisa A Wahyu Prapto Anggota Kelompok Eri Rajasa Pratama Shafira Leliana P Christine Margaretha
127
Tabel IV.6 Struktur Organisasi Kegiatan Lapangan Kelompok Jabatan Nama Koordinator Survei Lapangan Yustinus Rimas Sekertaris Kelompok Wiwit Yulia Majasari Bendahara Kelompok Divya Liantina Koordinator Laporan Kegiatan Lapangan Nisa Farida A
127
Jabatan Sie Acara Sie Perizinan Sie Transportasi Sie Perkap Sie Hubungan Masyarakat Sie P3K Sie Dokumentasi Sie Konsumsi Sie Keamanan
Nama Shafira Leliana Apri Zulmi Hardi Eri Rajasa I Dewa Gede Dwi P.P Wahyu Prapto Maulida Kurniadewi Christine Margaretha Hajar Annisa Satrio Mukti Wibowo
4.2.3 Kode Etik dan Standar Kerja a. Kode Etik Kode etik adalah merupakan suatu bentuk aturan tertulis yang secara sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada dan pada saat yang dibutuhkan akan dapat difungsikan sebagai alat untuk menghakimi segala macam tindakan yang secara logika-rasional umum (common sense) dinilai menyimpang dari kode etik. Dengan demikian kode etik adalah refleksi dari apa yang disebut dengan “self control�, karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompok. Kode etik digunakan untuk mengikat dan mengatur setiap anggota kelompok dalam melaksanakan seluruh kegiatan studio proses perencanaan sehingga kegiatan tersebut dapat berlangsung dengan baik dan sesuai dengan tujuan. Adapun kode etik Kelompok 2B adalah sebagai berikut: 1. Setiap anggota kelompok wajib hadir tepat waktu pada setiap pertemuan kelompok, jika berhalangan hadir harus mempunyai izin dan alasan yang jelas dan meminta izin langsung kepada ketua kelompok dan akan disetujui dalam forum. 2. Toleransi keterlambatan kehadiran selama 15 menit, jika terlambat didenda Rp. 2000/menit sesuai kehadiran. 3. Setiap anggota kelompok wajib mengisi logbook saat diadakan pertemuan kelompok 4. Setiap
anggota
kelompok
wajib
membayar
iuran
kelompok
sebesar
Rp.5000/minggu 5. Setiapanggotakelompokwajibmengerjakansemuatugasbaikitutugasmingguan, proposal teknis, maupunlaporanakhir yang telahdibagidan mengumpulkannya pada waktu yang telahdisepakatibersama ke akun grup facebook kelompok 6. Setiapanggotakelompokwajibberkontribusidalamupayapemecahanpermasalahan yang dibahasdalamkelompokbaikituberupagagasan, tenaga, dll. 7. Toleransi keterlambatan mengirim jobdesc selama 15 menit, jika terlambat didenda Rp. 2000/menit sesuai pengiriman.
128
8. Setiapa nggota kelompok wajib menghargai setiap masukan dan usulan yang
diberikan oleh setiap anggotakelompok tanpa terkecuali. b. Standar Kerja Standar kerja diperlukan agar dalam pelaksanaan kegiatan anggota kelompok dapat lebih fokus dan terstruktur, sehingga nantinya tujuan dapat terealisasikan. Adapun standar kerja kelompok 2B adalah sebagai berikut 1. Pertemuan rutin diadakan minimal 3 kali seminggu dan boleh ditambahkan jikalau ada kebutuhan yang terdesak. 2. Pertemuan diadakan minimal 2 jam dan maksimal 8 jam. 3. Pada saat pertemuan rutin berlangsung minimal terdapat 5 unit perangkat komputer jinjing. 4. Instrumen dan preparat wajib dipersiapkan dan dibawa saat kegiatan survey lapangan 5.
Tabel/List kebutuhan data wajib diisi setelah survei primer dan sekunder.
129
129