Tabloid Washilah Edisi 110 Spesial PBAK

Page 1

TOLERANSI DO DINI Hal. Profil UKM 5,7,12


2

DAPUR REDAKSI

www.

Edisi 110| Muharam 1440 Hijriyah | September 2019 Masehi

Berproses

TAJUK

IHTJ : Kunjungan media oleh peserta In House Training Jurnalistik (IHTJ) angkatan XVIII di Graha Pena Makassar, Sabtu (14/04/2019).

S

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

yukur alhamdulillah, Tabloid Washilah edisi 110 bisa sampai ditangan pembaca setia Washilah. Edisi ini hadir bukan sekadar memenuhi sahwat warga kampus peradaban yang haus akan informasi, tapi juga berperan dalam edukasi. Sebelum melangkah lebih jauh, pertama Kami keluarga kecil Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Lembaga Informasi Mahasiswa Alauddin (LIMA) UIN Alauddin Makassar mengucapkan selamat atas terbentuknya kabinet baru Hamdan Juhannis periode 2019/2023. Selain itu, kami juga ucapkan selamat datang Mahasiswa baru (Maba) tahun akademik 2019/2020. Teman-teman Maba menyandang gelar mahasiswa bukan hal sepele, kalian bukan lagi siswa ingat ada kata maha. Tentu tanggung jawabnya lebih besar dari siswa dalam menghadapi dinamika yang terjadi di bangsa ini.

Sejarah mencatat gerakan mahasiswa begitu besar kontribusinya terhadap perubahan bangsa kita, bahkan berdirinya Republik Indonesia itu tidak terlepas dari peranan mahasiswa. Tentu harapannya, karena Anda sudah menjadi mahasiswa maka pola pikir harus berbeda dari siswa. Teman-teman sekalian, bersyukurlah kalian yang dinyatakan lulus dan mengikuti Pengenalan Budaya Akademik Kemahasiswaan (PBAK) hari ini. Kalian harus sadari dan berbanggalah dari lima jalur yang disediakan UIN Alauddin Makassar, ada 76.965 orang yang minat masuk di eks IAIN Alaudddin. Dari jumlah peminat tersebut yang dinyatakan lulus hanya 6837 orang. Namun yang mengikuti PBAK hanya 5286, luar biasa. Hari ini adalah langkah awal menuju jenjang yang lebih tinggi.

Teman temanku sekalian, saya meminjam visi Pak Rektor yakni kereta keilmuan, dalam kereta tersebut ada banyak gerbong yang akan mebentuk kalian, entah itu itelektual organik ataupun mekanik, maka dari itu mari berproses. Cari jati diri kalian di kampus peradaban ini. Kau beli tiket dan cari salah satu gerbong yang digagas pak rektor. Kampus sudah menyediakan wadah, tinggal kalian mencari gerbong yang mana ingin dimasuki. Teman-teman sekalian, kami percaya bahwa lembaga kami itu masuk dalam gerbong kereta keilmuan yang dicanangkan Pak Rektor. UKM yang bergerak dalam bidang kejurnalitikan. Di sini kalian akan dibentuk harus memiliki skill, di Washilah menyediakan empat divisi yakni Kepenulisan, Vidiografi, Desain dan Layout serta Fotografi. Selain itu, Kami juga menerbitkan Tabloid serta Portal Berita Online yakni www.

washilah.com

Washilah.com. Teman-temanku sekalian Tabloid yang ada ditangan kalian ini merupakan karya keabadian dari kereta keilmuan tersebut. Halaman utama Tabloid Washilah edisi 110 ini menyajikan Ancaman Droup Out (DO) dini terus menghantui Mahasiswa Baru di Kabinet Musafir Pababbari, hal tersebut membuat Wakil Rektor (WR) Bidang Kemahasiswaan UIN Alauddin Makassar yang baru, Prof Darussalam mengkaji ulang regulasi tentang DO dini. Tabloid edisi spesial PBAK ini kami juga mengulas Profil 12 UKM, di rubrik akademika kami menyajikan informasi seputar KKN coba kita angkat ke permukaan setelah kami melihat penanggung jawab kurang sosialisasi, serta informasi terupdate dalam kampus yang kami ulas kedalam rubrik Civitas.

Drop Out (DO) dini adalah regulasi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin makassar terhadap mahasiswa baru yang Indeks Prestasi Komulatif (IPK) tidak mencapai 2,00 maka status kemahasiswaannya otomatis akan tercabut. Penyebab terjadinya DO dini karena kehadiran mahasiswa yang tidak memenuhi persyaratan sehingga IPK tidak mencapai 2,00 selain itu fungsi Penasihat Akademik (PA) yang tidak maksimal menjadikan mahasiswa tidak memiliki tempat aduan tentang masalah di ruang kelas. IPK yang tidak mencapai nilai standar karena kehadiran yang kurang, organisasi menjadi hal yang selalu disalahkan atas masalah tersebut, sehingga muncul regulasi tentang larangan berorganisasi bagi mahasiswa baru tapi nyatanya aturan tersebut bukanlah solusi terbukti dengan meningkatnya jumlah mahasiswa DO, tiga tahun sejak diberlakukannya sehingga ini menjadi tamparan keras tentang gagalnya universitas mencerdaskan anak bangsa. Aturan yang diberlakukan sejak tahun 2015 ini masih menjadi problematika yang menuntut untuk segera diselesaikan karena aturan ini dianggap menyalahi UndangUndang (UU) tentang mencerdaskan kehidupan bangsa serta melanggar hak untuk memperoleh pendidikan yang layak,belum lagi rupiah yang terbuang sejak awal pendaftaran hingga duduk dibangku kuliah dan harus terbuang sia-sia oleh sistem DO dini padahal dasarnya tidak tercapainya nilai minimun IPK bukan hanya murni karena ketidakhadiran mahasiswa melainkan karena dosen bersangkutan yang terlambat menyetor nilai. Sistem ini tidak terlepas dari kendali pemimpinan sebelumnya sehingga masalah berlanjut hingga kini dan menjadikan para civitas akademik menaruh harapan perubahan kepada rektor baru dan jajarannya Wakil Rektor (WR III) bidang kemahasiswaan menjadi tumpuan harapan tentang perubahan regulasi sistem DO dini.Maka dari itu perlu aturan yang bijak serta komunikasi yang baik antara dosen mata kuliah yang bersangkutan, Pembimbing akademik dan mahasiswa. Sehingga DO bisa teratasi dengan baik. Selain DO dini, status mahasiswa yang lebih dari 14 semester juga merupakan penyebab dihapusnya status kemahasiswaan di universitas.

*Ilustrasi: Asdar


www.

washilah .com

TOPIK UTAMA

Edisi 110| Muharam 1440 Hijriyah | September 2019 Masehi

TOLERANSI DO DINI

3 pendidikan mau maju,” harapnya.

Penguatan Penasehat Akademik Salah satu pemicu DO dini yakni, Penasehat Akademik (PA) tidak berfungsi secara baik. Mahasiswa hanya memfungsikan dosen PA saat hendak mengesahkan Kartu Rencana Studi (KRS) disetiap awal semester, tidak ada komunikasi yang lebih personal yang terbangun antara dosen PA dan mahasiswa bersangkutan, sehingga mahasiswa yang lebih personal yang terbangun antara dosen PA dan mahasiswa bersangkutan, sehingga mahasiswa yang memiliki hutang Satuan Kredit Semester (SKS) dan permasalahan akademik lainnya sukar ditangani dan angka DO tidak bisa terminimalisir. Menghindari hal itu, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Prof Darussalam akan meningkatkan kinerja PA. Pemberdayaan, melalui pembagian rasio mahasiswa dengan dosen secara merata. “Kalau penasehat akademik tidak beri kewenangan lalu kita memahami tugasnya pasti dia bisa kenapa tidak tinggal memberdayakan penasehat akademik itu. Untuk hubungannya kan jelas sudah masuk 300 sekian dosen baru kita berarti kita sekarang punya dosen 1.000an orang, jumlah mahasiswa kita cuma 24.000 ribu, 24 orang saja di tangani satu dosen masa tidak bisa kasih sarjana itu kan hitungannya begitu dan dosen-dosen kalau diberi kewenangan itu saya kira tinggal untuk dipahami,” jelasnya Dia juga mengambil contoh di PBAK - Gubernur Sulawesi Selatan, Prof Nurdin Abdullah memberikan sambutan di acara Sidang Senat Terbuka Luara Biasa dalam Rangka Pengenalan Universitas Hasanuddin (Unhas). Budaya Akademik Kemahasiswaan, di Audtorium UIN Alauddin, Senin (02/09/2019). Foto: Humas Pemprov Menurut dia, orang tua juga harus berperan membantu menyelesaikan studi anaknya. “Saya tertarik sekali itu bagaimana penasehat akademik Washilah – Ancaman Droup Out (DO) dini terus menghantui Mahasiswa Baru di Kabinet dhapuskan saja. Selain itu, kata dia seperti di Unhas, itu misalnya kalau langkah pimpinan tidak seharusnya Musafir Pababbari, hal tersebut membuat Wakil Rektor (WR) Bidang Kemahasiswaan UIN membuang mahasiswanya, tapi ada kegiatan anaknya tidak berhenti Alauddin Makassar yang baru, Prof Darussalam mengkaji ulang regulasi tentang DO dini. membina lebih baik lagi. dipantau itu dari menit ke menit sudah bagaimana perkembangan studi Menurut dia, program tersebut sudah positif, namun harus diupayakan tidak ada lagi yang “Untuk aturan baru ini, DO di mu, kan meminimalir DO itu begitu, semester empat saya rasa itu bagus namanya DO dini. karena memberikan kesempatan untuk Wacana DO dini bagi semester satu dan dua sekarang sudah dihapus mahasiswa memperbaiki apa yang erdasarkan data yang kesempatan sampai semester empat, Hanya saja, menurut dia tahun ketua dan tidak ada lagi DO dini di harus ia benahi, tapi alangkah lebih dihimpun Litbang UKM tapi itu lagi kita juga membutuhkan ajaran yang sedang berlangsung bagusnya ketika DO itu ditiadakan semester itu tapi berada disemester LIMA, jumlah DO dini tiga regulasi,” imbuhnya. membuatnya belum bisa saja kalau hanya persoalan nilai yang empat sesuai pedoman edukasi,” tahun pertama kabinet Musafir Metode ini pun menurut Prof mengeluarkan surat keputusan secara tidak mencukupi, ketika ini terjadi bebernya. Pababbari, mengalami peningkatan. Darussalam, sebagai langkah strategis resmi dalam waktu dekat. seharusnya langkah yang paling tepat Program ini selaras dengan Tahun 2015 misalnya, sebanyak dalam menekan angka DO dini. Menanggap hal itu, Ketua diambil oleh pimpinan melakukan Pancacita yang digagas Rektor UIN 536 mahasiswa dikeluarkan, 2016 Menurutnya, sudah membicarakan Dewan Eksekutif Mahasiswa pembina lebih baik lagi bukan malah Alauddin Makassar, Prof Hamdan sebanyak 506 dan 2017 sebanyak dengan WR I terkait regulasi Universitas (Dema-U), Junaedi di buang hanya persoalan IPK yang Juhannnis untuk membangun kampus 668 mahasiswa. Jumlah DO dini yang baru. Oleh karena itu, dia menerangkan, tidak dipungkiri tidak sampai standar. Yang perlu yang dulunya bernama IAIN ini go disebabkan pelanggaran administratif, sudah berani mengambil langkah periode kepemimpinan baru ini dipahami juga oleh tenaga pendidik Internasional. Gagasan tersebut, salah satunya nilai Indeks Prestasi mempublikasikan aturan tersebut. tidak terhindarkan dari banyaknya sebagian besar bahwa mereka masuk dalam Lima cita bidang Kumulatif (IPK) di bawah 2.0 pada “Tapi itu lagi-lagi membutuhkan masalah yang menuntut untuk segera hanyalah datang sebatas mengajar Akademik, yaitu program studi, awal semester. Selain itu, mahasiswa regulasi, menurut WR satu juga itu diatasi. Seperti, akreditasi prodi, tetapi ia lupa mendidik,” katanya moderenisasi agama yang mengakar, yang melewati semester 14 juga sudah disiapkan aturan akademik, kurikulum pembelajaran, penelitian kepada Reporter, Rabu (03/09/2019). menjadi sasaran DO. makanya saya sudah berani dan publikasi ilmiah yang minim, publikasi yang aktif, jejaring yang Dia berharap, DO dini itu Eks Dekan Fakultas Syariah mengatakan itu. Sebab, sekiranya peninjauan besaran UKT, DO dini, luas dan data yang terintegrasi. ditiadakan saja diganti dengan dan Hukum (FSH) akan memberi baru ancang-ancang saya sendiri dana kemahasiswaan yang cupul, Sementara lima konsep lainnya di non kelas pembinaan kepada mahasiswa dispensasi bagi mahasiswa yang belum berani, nanti mahasiswa bilang, bentrok horizontal, dikalangan akademik yakni kampus asri, bersih yang IPK nya tidak sampai. “Kelas terancam DO dini. Regulasi yang bapak itu pernah bilang, jadi saya mahasiswa, serta kerja sama yang tak dan nyaman, tradisi yang terjaga, pembinaan saya pikir lebih rasional ingin dicetuskan Guru Besar cari aturannya dulu kalau aturannya nampak wujudnya. bisnis produktif, kesejahteraan dan mendidik. Untuk lebih baik Pemikiran Politik Islam tersebut yakni sudah ok saya katakan, kasian kan Lanjut, mahasiswa asal Kabupaten yang meningkat dan alumni yang kedepannya. Karena pendidikan itu surat keputusan DO dini akan berlaku kalau baru semester dua langsung di Takalar ini menyambut baik dobrakan kompetitif, Asia hingga Internasional. lahir untuk mencerdaskan kehidupan pada semester empat. “Terkait DO DO kecuali kalau dia sendiri sudah pimpinan baru UIN Alauddin terkait bangsa. Lantas ada yang harusnya dini, saya akan meminimalisirnya tidak mau lagi makanya kita beri aturan main baru DO dini. Akan *Penulis: Muhammad Aswan dibina lebih dalam lagi malah di dimana tidak ada lagi DO dini di kesempatan sampai semester empat,” tetapi, dia berharap DO dini yang Syahrin jatuhkan sanksi DO. Bagaimana semester dua, kita akan memberikan terangnya. menjadi hantu bagi mahasiswa baru

B


4

AKADEMIKA

Edisi 110| Muharam 1440 Hijriyah | September 2019 Masehi

Pendaftaran KKN Tematik Minim Sosialisasi

Sumber Foto: Instagram KKN Tematik UIN Alauddin Makassar Foto bersama mahasiswa KKN Tematik UIN Alauddin makassar bersama Dosen Pembimbing Ibrahim di Rektorat, Selasa (06/08/2019)

Washilah – Kuliah Kerja Nyata (KKN) UIN Alauddin Makassar terdiri dari empat macam yakni, KKN Reguler, KKN Tematik, KKN Nusantara, dan KKN Profesi. Dari keempatnya, KKN Tematik sendiri menjadi sorotan sebab metode pendaftarannya yang kurang terpublikasi. Kepala Biro Akademik Administrasi Kemahasiswaan dan Kerja Sama (AAKK) Dr Yuspiani mengungkapkan KKN Tematik memang tidak terlalu dipublikasikan karena tema dan prodi harus disinkronisasikan. “Tema yang kemarin terkait dengan pemasaran online, jadi tidak semua fakultas. Kita lihat temanya ini cocok dengan prodi apa jadi informasinya tidak menyeluruh dan langsung disampaikan ke fakultas

w

www.

terkait,” katanya, Selasa (27/08/2019). “Juga, KKN Tematik ini sifatnya terbatas berbeda dengan KKN Reguler yang bisa diikuti siapa saja,” tambah Yuspiani. Menurut salah satu mahasiswa yang mengikuti KKN Tematik, Nurpa Zain mengaku bahwa pertama kali ia mengetahui KKN Tematik dari salah satu Staf Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M), Dr Muh Suhufi. Selain itu, kata Nurpa informasi ini juga disebarkan di setiap fakultas. “Sebenarnya KKN Tematik ini disebarkan di setiap fakultas, jadi setiap dekan bertugas untuk menginfokan ke mahasiswanya, dan nanti dekan sendiri yang akan merekomendasikan mahasiswanya,” ujarnya, Kamis (29/08/2019). Berbeda dari Nurpa, Mahasiswa

Jurusan Teknik Arsitektur, Musfika Sari mengaku pernah mendengar informasi terkait pemberangkatan untuk KKN Tematik dari teman ke teman. Maka ia memverifikasi langsung ke LP2M. Hanya saja ia merasa informasi tersebut sengaja disembunyikan darinya. “Sempat tanya ke pengurus LP2M katanya tahun ini tidak ada KKN Reguler yang ada hanya KKN Tematik, itupun pengurus bilang KKN Tematik nanti di Bulan Desember, eh ternyata minggu depannya sudah berangkat,” terangnya, Sabtu (31/08/2019). Saat Reporter Washilah mencoba untuk mengkonfirmasi kepada Staf LP2M Suhufi (23/8), ia tidak bersedia memberikan keterangan “Wawancara dengan Kepala Pusat KKN pak Gazali”, balas Pembina UKM Pramuka ini Via Whatsapp. Berbeda dengan Wakil Rektor (Warek) I Bidang Akademik, Prof Mardan menegaskan bahwa KKN Tematik justru dapat diikuti oleh seluruh mahasiswa yang berminat dan tidak boleh dipersulit. “Semuanya terpublikasi, ada di pedoman edukasi tapi tetap kembali ke situasi apa layak kita lakukan atau tidak. Untuk tahun ini, KKN Tematik tergantung mahasiswa, ada yang mendaftar atau tidak, kalau tidak ada yah tidak usah dilaksanakan karena memang yang diprioritaskan adalah KKN terpadu, KKN reguler dan jika dipersulit oleh pengelola KKN untuk mendaftar KKN Tematik mahasiswa bisa menghadap ke rektor,” tegasnya.

Sambutan-sambutan

Junaidi Dewan Mahasiswa Universitas Untuk mahasiswa baru kedepannya jangan hanya sekedar melakoni ruang perkuliahan saja tetapi harusnya mampu melibatkan diri dalam ruang ruang kegiatan kemahasiswaan untuk mendulang pegalaman yang lebih banyak. Dengan demikian kamu akan menjadi lebih produktif sebagai mahasiswa dan tidak hanya terlihat sibuk saja. Jangan sampai hanya menjadi (Kupu-kupu) yang kerjanya kuliah pulang saja. Karna bagi mahasiswa kita diharapkan menjadi seorang agen of change. Mahasiswa baru jangan takut berorganisasi, lewat organisasi gagasan untuk berkreativitas bisa kita tuangkan tanpa mengenyampingkan perkuliahan.

Ahmad Nur Ansari Ketua Sema Universitas Menjadi mahasiswa memang tidak semudah menjadi siswa karena disamping mempunyai tanggung jawab sosial mahasiswa juga memiliki beban moral dimana segala perkataan, perbuatan dan tingkah lakunya harus mencerminkan sikap intelektual dan kecendekiawanannya. Kalian adalah orang-orang pilihan yang diberi kesempatan untuk mewujudkan tanah air tanpa penindasan, bangsa yang gandrung akan keadilan dan bahasa tanpa kebohongan, maka dari itu jangan sia-siakan kesempatan tersebut. Nabiha khaeria Ketua Dema Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Struktur kabinet yang telah disusun oleh rektor baru cukup ideal dalam mensukseskan program-program yang telah beliau buat dalam Pancacitanya. Khususnya, target 75% prodi mendapat nilai akreditasi A. Semoga dengan komposisi baru yang telah disusun menjadi lokomotif yang saling mengaitkan untuk mencapai tujuan. Sulfikar Ketua Dema Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Berpetuanglah sejauh mungkin, nikmatilah dinamika-dinamika selama mengenyam status mahasiswa dengan tanggung jawab yang tidak ringan. Semoga dari kalian tercipta insan akademis yang akan membawa pengaruh positif bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. A. Muh Satriansyah Ketua Dema Fakultas Syariah dan Hukum Jangan dengan mudah berpikir bahwa masuk dalam dunia perkuliahan hanyalah mengurusi kuliah dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) semata. Lebih baik berhenti saja jadi mahasiswa dari sekarang apabila kawan-kawan berpikir seperti itu, karena hal tersebut bukanlah substansi dari mahasiswa melainkan membawa perubahan di tengah sosial, mengungkap kebenaran di tengah rimbunnya kepentingan busuk penguasa dan dapat memberi solusi ketika melihat hal yang timpang.

Rekomendasi Dekan dan Kajur Saat diwawancarai oleh Reporter Washilah (26/8), eks Kepala Pusat Pengabdian Masyarakat (P2M), Drs HM Gazali Suyuti mengungkapkan, KKN Tematik ini adalah sebuah kegiatan yang memang sudah ditentukan dan saat ini sementara berlangsung di Kabupaten Enrekang dan Bantaeng. 10 mahasiswa dikirim ke dua Kabupaten tersebut, lima mahasiswa di Kabupaten Enrekang dan lima di Kabupaten Bantaeng. “Kita sepakati nama kegiatannya dan memang kita ada kerja sama. Yang sementara berlangsung itu di Kabupaten Enrekang dan Banteng mengenai Pemberdayaan Ekonomi Perempuan Muslim, khusus untuk kegiatan ekonomi supaya meningkatkan ekonomi muslimah,” ujarnya. Gazali menambahkan mahasiswa yang mengikuti KKN Tematik merupakan mahasiswa yang telah ditentukan oleh dekan masingmasing. Mahasiswa yang terpilih adalah permintaan khusus, hanya diperuntukan bagi mereka yang menguasai bagaimana meningkatkan ekonomi Muslimah di daerah. Skill tersebut nantinya akan digunakan di lokasi KKN. “Mahasiswa yang kita pakai adalah mahasiswa yang telah diminta oleh dekan masing-masing, ada dari FEBI, FST, FDK dan FSH. Kita juga bekerja sama dengan UIN Syarif Hidayatullah,” ungkapnya. Salah seorang mahasiswa perwakilan FDK Gufran mengungkapkan, ia mendapatkan

washilah.com

informasi KKN Tematik dari Ketua Jurusan (Kajur) Jurnalistik Drs Alamsyah. Menurutnya, alur pendaftaran KKN Tematik melalui rekomendasi dari Dekan FDK dan Kajur. “Ada surat ke fakultas dari LP2M, fakultas ditujukan ke jurusan bersangkutan dan saya dihubungi sama pak Kajur,” beber Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Jurnalitik tersebut, Sabtu (31/08/2019). Senada dengan itu, Nurpa Zain menuturkan bahwa tidak ada tahapan seleksi, 10 orang dipilih langsung dari fakultas dan ketua jurusan masingmasing. Biaya yang dibebankan pada mahasiswa sama halnya dengan KKN Reguler. “Satu juta per orang untuk biaya living kost, transportasi dan biaya operasional dibiayai oleh Social Trust Fund dari UIN Syarif Hidayatullah,” jelasnya. Sementara itu, Yuspiani membeberkan, KKN Tematik sendiri sudah mulai diprogramkan dari tiga tahun lalu dan yang berhasil menjadi KKN Tematik pertama hanya di Enrekang dan Bantaeng. “KKN Tematik sudah didiskusikan dan masih banyak perdebatan, saat ini di Enrekang dan Bantaeng adalah yang pertama, itupun karena adanya bantuan dan kerjasama dari UIN Jakarta,” ungkapnya. *Penulis: Ramalia, Viviana Basri, Nurqalbina *Editor: Suhairah Amaliyah

Muh Nur Ardiansyah Ketua Dema Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) Selamat datang untuk adik-adik mahasiswa baru 2019 di FDK, di fakultas bermartabat. saya berharap kepada adik-adik mahasiswa baru, silahkan gali ilmu pengetahuan kalian. Dunia kampus tidak hanya terbatas dalam ruang kelas, untuk menggali sebuah ilmu pengetahuan tidak hanya dalam ruang-ruang formal tapi bergelutlah dalam sebuah organisasi. Muh Hanief Assegaff Ketua Dema Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Selamat, telah menyandang status sebagai mcahasiswa dan selamat datang di kampus yang katanya berperadaban. Melihat, mendengar, memahami, menganalisa dan bergeraklah! IMPIAN itu gratis tetapi perjalanannya tidak. Harapan saya buat adik-adik mahasiswa baru angkatan 2019, terbentur, terbentur dan terbentuk. Kalian semua punya potensi untuk menjadi apapun, tetapi ada harga yang harus dibayar, SAATNYA PERUBAHAN! Askar Ketua Dema Fakultas Ushuluddin Filsafat dan Politik (FUFP) Selamat datang kepada seluruh mahasiswa baru, kalian telah memasuki dunia kampus, dunia yang bisa membentuk manusia menjadi insan yang berguna, "Agen of change" di tengah-tengah masyarakat. Semoga dengan status mahasiswa yang melekat pada diri kalian hari ini menjadi awal untuk senantiasa berguna bagi bangsa dan negara. "Salam Mahasiswa". Safar Kamra Ketua Dema Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) Selamat datang mahasiswa baru di FTK. Bentuklah mental kalian dalam berorganisasi, jangan takut melawan arus, karena kalian adalah harapan masyarakat Indonesia. Sebab kuliah adalah prioritas dan organisasi adalah totalitas. Wawan Harun Sekretaris Umum Dema Fakultas Adab dan Humaniora (FAK) Selamat datang calon manusia di kampus peradaban. Kalian adalah ruhruh baru yang mengisi kekosongan, hidup adalah pilihan, di kampus peradaban ini banyak sekali pilihan. Mahasiswa baru harus pandai memilih, hanya ada dua pilihan, memilih menjadi yang gagal atau sukses. Seorang Mahasiswa tidak akan pernah berhenti berjuang dan berusaha. Orang yang berhenti berjuang dan berusaha tidak akan pernah mencicipi nikmatnya kesuksesan.


UKM

www.

washilah.com

Edisi 110| Muharam 1440 Hijriyah | September 2019 Masehi

5

UKM MENWA Perintah, Sama dengan Siap Sebagai salah satu organisasi yang paling tertua di UIN Alauddin Makassar, Resimen Mahasiswa (Menwa) didirikan pada tahun 1977 yang diprakarsai oleh Prof H Bahaking Rama. Pada tahun itu pula, Prof Qasim Mathar sebagai presiden mahasiswa menunjuk Prof H Bahaking Rama sebagai Komandan Menwa Batalyon tiga yang kemudian berakhir menjadi satuan 703 UIN Alauddin Makassar. Organisasi ini adalah salah satu

organisasi militer yang merupakan cadangan nasional. Visi misinya, mempertegas kembali eksistensi Menwa baik di dalam maupun di luar kampus, terkhusus di Komando Menwa Satuan 702 UIN Alauddin Makassar. Di dalam kampus dikhususkan untuk mempertegas “Brand” Menwa dalam seluruh stakeholders kampus. Segudang prestasi telah diikuti, lomba Lintas Medan Sewolter

Mongisidi Provinsi Sulawesi Selatan, Juara 1 lomba Volly Putra Se-wilayah Kota Makassar, dan untuk lomba tingkat nasional harapannya dapat terlibat dan mendapat dukungan penuh dari pihak rektorat. Terpenting, organisasi ini adalah organisasi yang memiliki sistem jalur komando yakni perintah langsung dari rektor, karena Menwa memiliki slogan “Perintah sama dengan SIAP.”

ketika di bangku SMA. Sampai sekarang pun UKM ini sukses berjalan dan mendapat banyak prestasi diantaranya mengikuti lomba saat di Solo mendapat juara 1 dan 2 kemudian di Surabaya, juara 1 saat PIONIR seni dan olahraga, meraih satu medali perak

dan satu perunggu dalam pertandingan tapak suci tingkat nasional di Bogor. Untuk pertama kalinya hari berdiri UKM Tapak Suci akan diperingati, pengurus periode tahun ini akan melaksanakan Milad yang telah dicanangkan dalam program kerja.

UKM Tapak Suci,

Tak Cukup dengan Silat, Iman dan Akhlak Sangat Krusial

UKM LDK Al-Jami’

Kader Penegak Kalimat Tauhid Tepat pada tanggal 16 April 2006 Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Al Jami' dibentuk dan didirikan oleh 10 orang, salah satunya adalah Arif. UKM ini dibentuk atas persetujuan Prof Dr Ashar Arsyad yang kala itu menjabat sebagai Rektor UIN Alauddin Makassar. Arti Al Jami' sendiri ialah menghimpun berbagai jenis karakter mahasiswa, baik yang memiliki kemampuan yang umum, pesantren maupun luar negeri. Visi utama LDK Al Jami' yaitu menegakkan kalimat tauhid dimuka bumi, kemudian misinya adalah berusaha

menciptakan kader-kader dakwah yang berintelektual. Adapun Kegiatan rutin LDK Al Jami' diantaranya, taskib khusus kader, taklim setiap kamis dilaksanakan di Masjid Besar UIN Alauddin Makassar, pematerinya dari dosen-dosen dan senior yang mumpuni di bidangnya. Pada pengurusan periode ini yang menjadi program utama LDK Al Jami yakni mengadakan seminar quran nasional yang akan dilaksanakan di auditorium, tanggal 21 September mendatang. Dalam kegiatan ini LDK Al Jami’ akan menghadirkan Ahmad Kamil hafiz quran dari Jakarta.

Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Tapak suci merupakan salah satu unit kegiatan mahasiswa yang bergelut dalam seni bela diri. Tapak sendiri artinya rendah hati dan keeratan, seperti padi yang semakin tinggi keilmuan maka semakin menunduk. UKM ini didirikan sejak tahun 1963 tepatnya 10 Rabiulawal 1383 H, dibangun oleh pemuda asal Yogyakarta. Tapak Suci hadir di UIN Alauddin Makassar dibawa oleh Drs Arham selaku pembina hingga saat ini, dengan slogan "Dengan Iman dan Akhlak Saya Menjadi Kuat, Tanpa Iman dan Akhlak Saya Menjadi Lemah". Visi utama tapak suci adalah mengembangkan atau mengaplikasikan bakat yang didapat

UKM Pramuka, Membentuk Karakter Pemuda Sesuai Perkembangan Zaman Pramuka atau yang biasa disebut Praja Muda Karana merupakan organisasi yang diprakarsai oleh Drs Gazali Suyuti. Sudah 29 tahun UKM ini berdiri dengan nomor Gugus Depan (Gudep) 10.073-10.074. Tiap tahunnya dipimpin oleh dua orang, putra dan putri mahasiswa UIN Alauddin Makassar. Arif Hudayatullah Amsah dan Nurpa Zaitun Zain ketua periode kali ini. UKM Pramuka UIN Alauddin Makassar fokus pada kegiatan sosial dan kerap terjun ke masyarakat dan melakukan pengabdian. Adapun tujuan utama Pramuka, yakni

membentuk karakter pemuda yang baik sesuai perkembangan zaman, dengan orientasi bahwa mahasiswa bisa lebih mengenal dekat kegiatan Pramuka. Banyak prestasi yang telah diraih. Khusus tahun ini, Pramuka akan mengadakan program besar yaitu, kemah pandega yang akan mengundang Pramuka se-Sulawesi Selatan. Juga mengikuti kemah nasional di Palembang nantinya. Sementara, perekrutan anggota untuk tahun ini telah berlangsung sejak tanggal 12 Agustus sampai dengan 14 September 2019.

UKM Olahraga,

Kembangkan Potensi dalam Berkompetisi UKM Olahraga didirikan tanggal 8 Mei 2013 dengan tujuan bukan hanya sekedar berlatih melainkan untuk mengembangkan potensi dalam berkompetisi baik dalam maupun luar kampus. UKM Olahraga memiliki beberapa cabang diantaranya, cabang olahraga Futsal, Sepak Takraw, Sepak Bola, Voli, Bulu Tangkis, Basket, Tennis Meja dan Catur. Sepanjang tahun 2019 UKM

Olahraga telah meraih beberapa prestasi, diantaranya Juara 1 (emas) untuk cabang olahraga Basket Putra dan Putri, Juara 2(perak) untuk cabang olahraga Volly Putri dan Juara 3 (perunggu) untuk cabang olahraga Bulutangkis Tunggal Putra, pada saat mengikuti Porseni Se-SulSelBar yang diadakan oleh IAIN Bone. UKM Olahraga juga mengikuti Pionir 2019 di UIN Maulana Malik Ibrahim

di Malang, meraih juara 2 pada pertandingan Futsal yang diadakan oleh Bata Ilyas Foundation 2019 STIE Amkop Makassar. Pada tahun ini UKM Olahraga akan mulai mengadakan pelatihan pada masing-masing cabang olahraga agar latihannya lebih teratur dan akan ada orang yang memantau langsung kemajuan dan perkembangan para atlit di lapangan.



UKM

www.

washilah.com

Edisi 110| Muharam 1440 Hijriyah | September 2019 Masehi

UKM RITMA,

Pusat intelektual dengan Mengedepankan Nilai-Nilai Islami Nama awal dari UKM Riset Keilmuan dan Kementerian Masyarakat (RITMA) adalah LP2M (Lembaga Penelitian dan Penalaran Mahasiswa) yang berdiri sejak tahun 2012. Jadi, lembaga ini berawal dari ide seorang dosen Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) , yakni Bapak Dr Rahman Syamsuddin SH MH Beliau mengusulkan kepada beberapa mahasiswa (Rahman, Tri

Suhendra Arbani, Suherman Bahran) tentang ide lembaga penelitian bagi mahasiswa di kampus UIN Alauddin Makassar. Ketiga mahasiswa ini kemudian melakukan komunikasi dengan teman-teman lainnya sebagai pendiri di antaranya, Anugrah Firmansyah, Akbar, Hardiyanto, Alfiah dll. Rencana untuk mendirikan wadah ini mendapat tanggapan positif dari beberapa fakultas yakni mahasiswa

dan dosen. Para mahasiswa yang menginginkan agar tersedia suatu wadah ilmiah ini berkumpul untuk merumuskan sistem dan metodologi organisasi yang akan dibentuk. Sehingga diadakannya Musyawarah Besar (Mubes) I yang merumuskan nama lembaga yakni LP2M (Lembaga Penelitian dan Penalaran Mahasiswa) UIN Alauddin Makassar dan menetapkan waktu pembentukan atau pendirian organisasi ini pada tanggal 11 April 2012. Periode atau pengurusan awal dipimpin oleh Rahman salah seorang mahasiswa Jurusan Ilmu Hukum FSH. Kepengurusan awal ini memiliki fokus dan tujuan yakni menjadikan LP2M menjadi UKM atau organisasi intra di UIN Alauddin Makassar. Usaha ini terus dilakukan oleh para pengurus namun terdapat kendala yakni anggota LP2M harus diwakili oleh perwakilan tiap fakultas sebagai syarat namun implikasi angggota LP2M saat itu hanya beberapa fakultas saja. Selain dari usaha lembaga ini pernah mengalami kefakuman selama beberapa bulan hingga salah satu lembaga yang sama fungsinya dengan Lembaga ini mengajukan penyatuan kepada pengurus awal ini.

Nama organisasi itu ialah ALKINDI (Alauddin Knowledge Science and Development Institute) yang dipelopori oleh mahasiswa yaitu M. Fadlan L Nasurun dari Fakultas Adab dan Humaniora, Jurusan Bahasa dan Sastra Arab. Usaha penyatuan kedua organisasi ini dilaksanakan dalam MUBES II LP2M yang selanjutnya dalam persoalan nama dan ketua dari penyatuan ini disepakati nama lembaga yaitu LPPM (Lembaga Penelitian dan Penalaran Mahasiswa) dan ketua terpilih ialah M. Fadlan L Nasurun. Hingga sampai kepengurusan ketiga nama LPPM terdapat tambahan nama yakni LPPM ALKINDI yang disepakati pada MUBES KE III tanggal 11 Oktober 2015 yang berlangsung di Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Setelah itu proses regenerasi terus berkembang setiap tahunnya dan pada tahun 2018 UKM RITMA Resmi dilantik menjadi UKM di UIN Alauddin Makassar Oleh Rektor Prof Dr. H Musafir Pababbari M. Si. Visinya sebagai pusat intelektual serta profesionalisme dalam bidang keilmuan, penelitian, penulisan ilmiah, dan kemitraan masyarakat

UKM KSR PMI, Penyedia Layanan Kepalangmerahan yang Efektif dan Efisien

UKM Black Panther, Landasan Fundamental untuk Mencapai Etos Integritas International Black Panther Karate lahir tanggal 7 Agustus 1950 di Jepang, yang mana bela diri ini diperuntukkan untuk pasukan berani Jepang, yang dilatih khusus untuk menghadapi tentara khusus. International Black Panther Karate masuk dan didirikan di Indonesia pada tanggal 7 Agustus 1960 dibawah komando Prof Dr Tengku Wahidin Syahrir. Tanggal 26 Agustus 1977 seni bela diri ini mulai masuk di Ujung Pandang (Makassar) dibawah asuhan (Almarhum) Ambo Djetta, sebagai perintis dan pelatih utama International Black Panther Karate Indonesia Koordinator wilayah Indonesia Timur cabang Ujung Pandang (Makassar). Setahun setelahnya, tepatnya tanggal 20 Maret tahun 1978 Black Panther Karate Indonesia masuk dan menjadi bagian dari UIN Alauddin Makassar. Pembentukan UKM Black

Panther Karate merupakan inisiatif dari berbagai pihak diantaranya mantan pembantu rektor bagian kemahasiswaan Drs H Gasali Zuyuti, M Hi. Visi dari Black Panther itu tidak terlepas dari “Tridarma UIN Alauddin Makassar� antara lain meletakkan landasan fundamental untuk mencapai etos integritas, intelektualitas dan profesionalisme pada lembaga UKM Black Panther Karate khususnya dan mahasiswa UIN Alauddin pada umumnya. UKM Black Panther Karate Unit UIN Alaudin Makassar pada dasarnya itu berfungsi sebagai wadah penyalur aspirasi bakat dan minat mahasiswa. Terbukti dari berbagai prestasi yang telah dicapai diantaranya Juara umum kejuaraan UIN Rektor Cup pada tahun 2016.

7 yang berwawasan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan mengedepankan nilai-nilai islami. Misinya untuk membina mahasiswa yang mampu berpikir ilmiah, kritis beretika, berjiwa kepemimpinan serta berkarakter. Untuk melaksanakan pengkajian, penelitian dan penulisan ilmiah dalam berbagai disiplin ilmu melalui pendekatan multidisipliner. Serta untuk mengedepankan Integritas, Intelektual dan Kontributif (I2K). Adapun prestasi yang berhasil dicapai yakni Finalist Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional PIONIR 2018 (Makassar, 05-10 November 2018), Juara 1 Debat Bahasa Inggris PIONIR 2018 (Makassar, 05-10 November 2018), Finalist The 3rd Borneo Undergraduated Academic Forum 2018 (Palangka Raya 16-19 Oktober 2018), Finalist Lomba Pekan Ilmiah Nasional FISIP UPN Veteran Yogyakarta (Yogyakarta 01-05 Oktober 2018), Finalist dalam ajang MILENIAL ISLAMI 2018(Jakarta 11-14 Oktober 2018), Asean Youth Assembly 2019,(Surabaya 26-29 April 2019) dan Delegasi Narasi Toleransi yang diselenggarakan oleh United Nation Development Program (Jakarta 26-30 Agustus 2019). UKM Korps Suka Rela Palang Merah Indonesia (KRS PMI) merupakan lembaga yang membentuk kadernya menjadi seorang relawan yang baik dan menjadi tenaga sukarela. Resmi didirikan tanggal 2 April 1997 dengan visi menjadi organisasi kemanusiaan yang mampu menyediakan pelayanan kepalangmerahan yang efektif dan efisien, terutama kepada mereka yang membutuhkan, dalam semangat kemandirian serta kenetralan dan dengan misi menyebarluaskan dan mengembangkan aplikasi prinsip dasar gerakan palang merah dan bulan sabit merah dalam masyarakat UIN Alauddin Makassar. Penerimaan anggota tahun ini juga tidak seperti bulan-bulan sebelumnya, pembukaan posko pendaftaran akan terbuka lebih lambat, juga akan memakai formulir online. Adapun hal baru akan diadakan di kepengurusan kali ini ialah dengan adanya materi baru yang diberikan kepada anggota UKM KSR PMI yakni, metode penanganan jenazah yang merupakan materi pertama kali diadakan.

UKM Taekwondo, Sarana Pembentukan Karakter UKM Taekwondo berdiri pada tahun 1986, pendirinya adalah Almarhum Sebeum Syahrir Utuh, Sebeum Irwanuddin dan Sebeum Ardis. Januari 1995 diresmikan menjadi UKM di UIN Alauddin. Visinya menjadikan UKM Taekwondo UIN Alauddin Makassar sebagai sarana pembentukan karakter dan pengembangan bakat dan minat anggota. Misinya membuat ruang kajian rutin untuk anggota, membuat ruang masyarakat untuk menyelesaikan setiap persoalan dan memberikan latihan secara kepada anggota untuk meningkatkan potensinya.

Adapun beberapa prestasinya yakni Kejuaraan Rektor UIN Cup I 2006/2007, Kejuaraan Rektor UIN Cup 2 2009, Kejuaraan Rektor UIN Cup 3 2013, Kejuaraan Rektor UIN

Alauddin Cup 4 2015, Kejuaraan Rektor UIN Cup 5 2017, Kejuaraan Rektor UIN Cup 6 2018, dan masih banyak lagi prestasi-prestasi lainnya.


8

LENSA

www.

Edisi 110| Muharam 1440 Hijriyah | September 2019 Masehi

Kantin UIN Kurang Higiene

Kantin pusat UIN Alauddin Makassar merupakan salah satu tempat penyedia makanan siap saji yang menjadi solusi bagi mahasiswa untuk mengisi perut atau hanya sekadar untuk nongkrong.

Salah satu kondisi kantin UIN Alauddin Makassar memprihatinkan, minimnya fasilitas tempat sampah berembes pada sampah - sampah berserakan di lantai.

Washilah - Kenyamanan yang dihadirkan pengelola rumah makan bisa dinilai dari kebersihan dan pelayanan yang disediakan. Pun, tolak ukur untuk menilai kebersihan dan pelayanan rumah makan telah diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1098/ Menkes/SK/VII/2003 Tentang Persyaratan Higiene dan Sanitasi Rumah Makan dan Restoran sebagai acuan standar kesehatan rumah makan. Sebagai kampus Islam, UIN Alauddin Makassar seyogyanya mengutamakan faktor kebersihan dalam pengelolaan kantin. Berikut jepretan Ardi fotografer Washilah mengabadikan kondisi kantin kampus peradaban.

washilah .com

Foto dan Teks: Ardi

Kebiasaan pengelola kantin membiarkan sisa makanan jika tidak ada pengunjung.

Kondisi toilet tidak bersih dan dijadikan tempat penyimpanan barang tak terpakai.

Kondisi makanan yang dibiarkan terbuka karena kurangnya kesadaran pengelola kantin terhadap higiene makanan.


washilah .com

Washilah - Belum cukup sebulan Wakil Rektor (Warek) yang baru ditetapkan dan dilantik. Sebelumnya memang pernah dibuka pendaftaran untuk calon Warek, Dekan, Ketua Lembaga dan Direktur Pascasarjana. Tim penyeleksi dibentuk dan ditunjuk langsung oleh rektor. Penunjukan dan penetapan ini merupakan hak prerogatif Rektor UIN Alauddin Makassar Prof Hamdan Juhannis. Berbeda dari kabinet sebelumnya, Warek ditunjuk dan ditetapkan berdasarkan usulan dari Senat Universitas Prof Qadir Gassing. Bukan hak prerogatif Prof Musafir yang saat itu menjabat sebagai rektor. Lantas, bagaimana sivitas akademika menilai hal tersebut? Berikut beberapa pendapat dari Lembaga Kemahasiswaan, Dosen dan Satpam UIN Alauddin Makassar bersama Reporter Washilah.

9

PERSEPSI

www.

Edisi 110| Muharam 1440 Hijriyah | September 2019 Masehi

Prerogatif

Hamdan Juhannis Gufran Ketua HMJ Jurnalistik Sulfikar Dema FEBI

Komandan Satpam Syarifuddin Belum bisa dinilai karena ini masih kepemimpinan baru, tapi programnya pak rektor ini bagus semoga kabinetnya bisa bekerja sama untuk membangun UIN yang lebih baik, apalagi kan baru dapat akreditasi A.

Khalifah Wini Mujaddidah Akbar Ketua SEMA FSH

Sirajuddin Dosen FEBI

Jika formasi kabinet rektor yang terpilih ini merupakan hak prerogatif rektor yah menurut saya sahsah saja. Tapi kalau kita berkaca pada Peraturan Menteri Agama (PMA) No 68 Tahun 2015 maka ada mekanisme yang tidak sesuai dengan penunjukan/ pengangkatan formasi kabinet rektor.

Struktur kabinet yang telah disusun oleh rektor baru cukup ideal dalam menyukseskan program-program yang telah beliau buat dalam Pancacitanya. Khususnya, target 75% prodi mendapat nilai akreditasi A. Semoga dengan komposisi baru yang telah disusun menjadi lokomotif yang saling mengaitkan untuk mencapai tujuan.

Junaedi Dewan Mahasiswa Universitas saya pikir ini adalah komposisi yang bagus dalam kabinet rektor baru semoga bisa bersinergi bersama membangun UIN Alauddin Makassar lebih baik lagi dan bisa lebih terbuka dan menerima kritik dan saran dari mahasiswa maupun dari unsur yang lain.

Belum bisa berbicara banyak tentang kompetensi pimpinan dalam bekerja dengan jabatan atau tanggung jawab yang diemban. Secara pribadi dari wacana pergantian rektor muncul, saya tidak mempersoalkan siapapun dengan jabatan apapun, sejatinya sinergitas pimpinan dan mahasiswa harus tetap terjaga. Meski begitu penting digaris bawahi bahwa kepentingan kita selaku mahasiswa dan birokrasi kampus tentu saja berbeda.

Saya mengapresiasi program UIN bebas sampah dalam 100 hari kerjanya, namun di sisi lain kampus bebas sampah belum cukup mewakili kata 'Peradaban' yang selama ini disematkan untuk kampus ini. Kepemimpinan yang baru, bukan berarti masalah lama diabaikan, justru harus segera menyelesaikan masalah-masalah yang belum sempat diselesaikan oleh rektor sebelumnya. Untuk itu, kabinet Prof Hamdan diharapkan lebih demokratis, harus melibatkan mahasiswa dalam penetapan atau keputusan apapun itu.


10

WANSUS

www.

Edisi 110| Muharam 1440 Hijriyah | September 2019 Masehi

washilah.com

Gajak Musafir Pababari Washilah - Terhitung sebulan lamanya Prof Musafir mengakhiri masa jabatannya sebagai Rektor UIN Alauddin Makassar. Sebelumnya, ia dilantik menjadi rektor pada tahun 2015 menggantikan Prof Dr H A Qadir Gasing HT MS.

M

enjabat selama empat tahun bukanlah hal mudah bagi Musafir, banyak suka duka yang ia lewati, terlebih pencapaiannya membawa UIN Alauddin Makassar meraih akreditasi A. Disisi lain, Guru Besar Sosiologi Agama ini juga meninggalkan beberapa pekerjaan rumah yang belum tuntas untuk rektor selanjutnya. Kini, ayah empat anak ini, selain tetap menjalankan kewajibannya sebagai profesor, ia mengaku memiliki waktu yang lebih dalam menjaga kesehatan tubuhnya. Reporter Washilah belum lama ini bertandang ke kediaman Rektor UIN Alauddin Makassar yang ke-10 Prof Dr Musafir Pababari MSi di Royal Spring, Rabu (28/08/2019). Apa kesibukan Anda setelah menjabat sebagai Rektor UIN Alauddin Makassar? Saya selalu menjaga kesehatan disetiap kesempatan. Tiap pagi saya aktif berolahraga. Kemudian yang kedua lebih banyak melakukan kewajiban sebagai professor, di samping tridarma juga menulis buku. Saya bilang alhamdulillah, ternyata saya juga bisa menulis kalau tidak sibuk. Ada beberapa buku yang sementara saya tulis. Kemarin, Majelis Ulama menyarankan untuk menginput tulisan tentang 99 Cendekiawan Muslim, menulis hal-hal tentang pembangunan di Sulawesi Selatan, dan tugas yang diminta, saya selesaikan dalam dua hari. Dulu, jika diminta menulis saya selalu merasa berat, ternyata sekarang menulis menjadi salah satu kesibukan saya. Jadi, kesibukan saya sekarang yang sifatnya rutin ialah membaca, olahraga, jaga kesehatan, menulis, dan belajar. Bagaimana perasaan Anda setelah menyelesaikan tugas sebagai Rektor UIN Alauddin Makassar? Terus terang saja saya merasa lega. Dulu, saya terkadang sedikit stress mengingat tanggung jawab di UIN Alauddin. Sekarang, sudah tidak lagi. Dulu, jika ada telefon dari Washilah biasanya saya lewatkan, nanti-nanti saja. Sekarang langsung respon kalau ada. Suka duka seperti apa yang dialami saat menjabat sebagai Rektor UIN Alauddin Makassar? Paling berkesan bagi saya kalau didemo sama mahasiswa, tapi itu saya nikmati saja. Demo paling besar yang saya hadapi waktu itu, ketika diminta untuk mencabut Surat Keputusan (SK) Rektor tentang parkir berbayar. Sebenarnya dalam hati, saya tidak setuju dengan hal tersebut, waktu itu dari unit bisnis, dia sudah hitung sekian keuntungan dari sektor untuk UIN, selanjutnya saya tanya, karena hitung-hitungan sudah bagus, maka coba survei dulu di lapangan apakah warga kampus setuju atau tidak. Secara diam-diam saya juga mengadakan survei sendiri dengan metode wawancara, ternyata dari semua yang saya tanya lebih banyak mengatakan tidak setuju, tapi pihak bisnis mengatakan 80% setuju. Dalam hati saya berkata bahwa ada yang tidak benar. Selanjutnya, kami rapat pimpinan, dia masih tetap mempertahankan argumentasinya bahwa tetap setuju. Maka saya iyakan dengan tutup palu, dan beberapa hari kemudian demo luar biasa itupun terjadi. Saya bilang memang kita salah mengambil keputusan, dulu saya tidak setuju, selalu saya mengatakan bahwa, setiap kebijakan yang diambil maka sarananya harus lebih dahulu dipersiapkan. Kemudian yang lainnya, saya anggap

wajar-wajar saja dan saya lihat mahasiswa dalam hal itu rasional sudah lumayan, kecuali demo tentang Drop Out (DO) dini, sebenarnya mahasiswa tersebut walaupun saya tidak DO sudah DO dengan sendirinya. Kemudian yang berkesan bagi saya di bidang lain, terutama kebersamaan semua unsur sivitas akademika sewaktu menghadapi akreditasi institusi, mereka tidak satupun elemen. Baik dari mahasiswa, pegawai yang tidak setuju dengan itu semua, mereka datang untuk memberikan dukungan. Semua itu merupakan suatu kepuasan juga bagi saya. Saya juga pernah sakit dan sempat opname di Rumah Sakit selama 10 hari karena kelelahan. Waktu itu ada banyak masalah muncul bersamaan. Mungkin fisik saya juga sudah tidak mampu menghadapi semua beban, akhirnya saya drop pada tahun ke dua saya menjabat. Dulu saya kadang terlambat makan karena saya selalu di bayang-bayangi tanggung jawab yang besar dan amanah. Tapi setelah itu saya sudah menyadari bagaimana menghadapi masalah secara rasional. Program kerja apa yang belum tuntas selama menjabat sebagai Rektor UIN Alauddin Makassar? Secara kuantitatif, banyak yang bisa kita lihat dari apa yang telah dicapai, namun belum tuntas secara keseluruhan, terutama dalam prasarana. Seperti pembangunan pascasarjana yang masih sementara dikerja, rumah sakit yang sudah beberapa kali dikunjungi oleh tim Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Kemudian, pembangunan infrastruktur yang memang memiliki anggaran, yang akan dilanjutkan oleh Rektor baru, walaupun anggarannya telah disetujui di masa jabatan saya. Di masa kepemimpinan Anda berhasil membawa UIN Alauddin Makassar meraih akreditasi A, bagaimana harapan Anda kedepannya? Akreditasi ini satu-satunya Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) di luar Jawa. PTKIN terakreditasi A itu hanya UIN Jakarta, UIN Yogyakarta, UIN Bandung, UIN Semarang, UIN Surabaya dan UIN Malang. Luar biasa, tapi jauh lebih berat untuk mempertahankan hal itu. Menurut saya, memang semua warga kampus yang menginginkan, baik dari mahasiswa, karyawan, dosen, serta pimpinan. Jadi memang euforianya begitu nampak. Sekarang ini bagaimana kita bisa mempertahankan, terlebih lagi untuk meningkatkan. Bagaimana tanggapan Anda terkait proses pemilihan kabinet kerja Rektor UIN Alauddin Makassar? Itu kan semuanya dari full power rektor, semua keputusan ada pada hak prerogatif Rektor. Suka atau tidak suka, kalau itu yang diputuskan oleh Rektor maka kita hanya mengawal saja supaya jangan terjadi bias. Bagaimana tanggapan Anda terhadap kebijakan baru Rektor UIN Alauddin Makassar? Rektor sekarang fokus terhadap kebersihan kampus, saya kira itu bagus. Kalau saya dulu tidak saya proklamirkan, itu sudah jadi kesadaran dari warga kampus. Hari Jumat mereka kerja bakti jadi tidak usah

di instruksikan lagi. Saya mendukung apa yang dilakukan oleh Rektor baru. Jika Rektor sekarang berhasil, maka saya juga akan rasakan keberhasilannya dan jika gagal bukan hanya saya yang merasakan akibat kegagalan itu, tapi semua warga kampus yang akan merasakan. Makanya, saya selaku Rektor periode yang lalu, tentu mendukung apapun kebijakan yang akan diambil. Karena saya dengan Rektor yang sekarang tidak ada masalah. Apa harapan Anda kepada Prof Hamdan selaku Rektor UIN Alauddin Makassar saat ini? Apa yang belum diselesaikan Rektor ketika di periode saya, agar dapat dilanjutkan, karena kalau tidak, maka akan merugikan. Seperti pembangunan rumah sakit, gedung pascasarjana. Gedung pascasarjana sementara dibangun sekarang, tapi anggarannya hanya sampai tahun ini. Tahun berikutnya harus diselesaikan arsiteknya, dan ini memerlukan perjuangan, termasuk kita harus lobi lagi ke Jakarta, menyampaikan kepada orang yang di sana, agar dapat diselesaikan, kalau ini tidak dilakukan maka akan mandek lagi. Kemudian yang paling penting, sekarang yang sering kali saya sampaikan Saudi Fund for Develoment (SFD). SFD sudah jalan, anggarannya sebesar 540 Milyar kalau saya tidak salah, itu sudah di depan mata, tapi bisa gagal jika tidak diseriusi, bisa dialihkan kepada UIN lain yang lebih siap. Jadi harapan saya agar bisa diselesaikan. Saya kira Prof Hamdan pasti bisa melakukan itu. Saya berharap hal tersebut agar bisa terimplementasi tahun 2020 dan memang memerlukan kerja keras. *Penulis: Tri Susanti, Asdar *Editor: Suhairah Amaliyah

Nama: Musafir Pababari. Lahir: Makassar, 17 Juli 1956. Ia memulai pendidikan dasarnya di Sekolah Rakyat di Sengkang, tanah nenek moyannya. Hanya berjalan 4 tahun, ia akhirnya ikut kedua orang tuanya yang merantau ke Makassar, dan lulus di SD Aisiyah Makassar. Diharapkan menjadi ulama di kemudian hari, orang tuanya, Pababari Pangeran dan A. Wettoeng Shaleh Paranrengi memasukkannya di Madrasah Muallimin hingga tingkat Ulya'. Belum puas dengan ilmu agama yang diperolehnya, ia kemudian melanjutkan studinya di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, jurusan Perbandingan Agama (1976-1982). Di bawah asuhan Mukti Ali, terbukalah cakrawala pemahaman keagamaannya yang Inklusif. Merasa harus meng-upgrade ilmunya setelah puluhan tahun sibuk dengan rutinitasnya sebagai dosen dan bendahara Kopertais, suami Siti Khadijah Rasyid ini pun memutuskan melanjutkan studi S2 dan S3-nya di jurusan Sosiologi Universitas Hasanuddin. Fokusnya risetnya pun adalah Sosiologi Agama, disiplin yang kelak mengantarnya menjadi guru besar dan bahkan kemudian menginspirasinya mendirikan jurusan ini di bawah payung Fakultas Ushuluddin dan Filsafat. Karir strukturalnya di UIN Alauddin Makassar pun terbilang paripurna. Sejumlah jabatan pernah didudukinya, mulai dari Sekretaris Jurusan, Wakil Dekan, Dekan, wakil Rektor hingga menjadi Rektor. Tidak mengherankan jika melalui sentuhan tangan dinginnya ia mampu mengantar kampus Islam terbesar di Indonesia Timur ini memperoleh status akreditasi A.



12

UKM

www.

Edisi 110| Muharam 1440 Hijriyah | September 2019 Masehi

washilah.com

UKM Koperasi Mahasiswa, Kembangkan Potensi Mahasiswa di Bidang Kewirausahaan

UKM LIMA, Tetap Eksis di Zaman 4.0 UKM LIMA Washilah didirikan sejak tanggal 25 Mei 1985 dari tiga mahasiswa penggagas utama yaitu Waspada Santing, Laode Arumahi dan Almarhum Hasanuddin. Lahir dengan jerih payah dan penuh semangat demi menyalurkan aspirasi mahasiswa yang berskala universitas. Washilah merupakan nama media dari UKM LIMA . Washilah sendiri berasal dari bahasa Arab yang artinya penyampai yang diberikan oleh guru besar ahli hadis IAIN Makassar Prof Dr Muhammad Syuhudi Ismail. Adapun tujuan dari UKM LIMA yakni terbinanya insan pers yang islami dan bertanggung jawab dalam mewujudkan masyarakat demokratis yang diridai Allah Swt. Di tahun 1999 di bawah

kepemimpinan Arum Spink, UKM Washilah mengalami penambahan nama Lembaga Informasi Mahasiswa Alauddin atau disingkat LIMA. Hingga saat ini nama tersebut terus dipakai menjadi UKM LIMA Washilah. Hal tersebut dilakukan agar dapat memberdayakan potensi yang ada pada setiap anggota. Dari tahun ke tahun, UKM LIMA Washilah terus berinovasi untuk menciptakan kader yang militan di era saat ini. Dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, Washilah mampu menyajikan informasi bukan hanya melalui media cetak tetapi juga melalui online. Tahap perekrutan UKM LIMA Washilah ialah melalui proses In House Training Jurnalistik (IHTJ) dimana

UKM eSA, Dari Masa ke Masa Terus Membenah Diri

UKM Koperasi Mahasiswa (Kopma) didirikan oleh salah satu pegawai UIN Alauddin Makassar Drs Ashabul Kahfi Jamal pada tahun 1984. Guna memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan bersama di antara mahasiswa terutama dalam kegiatan proses belajar mengajar, maka dibentuklah tim pendiri Kopma Sultan Alauddin yang terdiri dari Drs Muh Danial Alwi, Hairun Patty Bachaler, Muh Anshar Ilyas dan Lina Sandol yang kiranya dapat mengembangkan potensi mahasiswa di bidang kewirausahaan dan sebagai wadah pembelajaran terkait dengan hal perkoperasian. Setelah tahun lalu mengikuti kegiatan besar di luar kampus yakni kegiatan Indonesian Youth Coop Summit & General Assembly XXXVII di Jakarta. Tahun ini Kopma juga akan mengadakan sebuah kegiatan besar di Bulan Oktober mendatang. Sebuah kompetisi besar perkoperasian tingkat SMA/SLTA sederajat serta dirangkaikan dengan hari lahir

Kopma. Sebelum itu, Kopma juga telah mengadakan kegiatan Kopma berbagi pada Bulan Ramadan lalu. Hal-hal tersebut dilakukan guna memperjuangkan dan mewujudkan demokrasi ekonomi, sesuai dengan misi yang diterapkan, diantaranya :

tahun 1996 UKK SSA berpindah tempat ke Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM). kemudian tahun 2009, tepatnya tanggal 14 September 2009, sanggar berpindah tempat ke salah satu tempat di bagian barat kampus (Gudang) dan secretariat pengurus bertempat di bilik 13. UKK SSA awalnya memiliki 5 studio (kini disebut dengan istilah cabang seni) yakni teater, music dan vocal, lukis dan kaligrafi, sastra dan media, tilawah. Sementara bidang tari belum dijadikan salah satu cabang seni karena pihak pimpinan kampus belum menyepakati. Kelima cabang tersebut diaktifkan oleh anggota dalam berbagai kegiatan yang diutamakan berbasis religius. Pergantian nama UKK SSA dilakukan pada musyawarah anggota ke 2 (1999), yakni pada masa demisioner kepengurusan Bakri Aladin dan terpilihnya Ridawan Polos, UKK SSA diganti menjadi Unit

Kegiatan Mahasiswa Seni Budaya eSA (UKM SB eSA). Dari masa kemasa UKM SB Esa terus mengalami dinamika-dinamika yang tentunya membawa perubahan di internal, seperti jumlah cabang seni yang awalnya hanya ada lima cabang seni, sampai pada tahun 2017 jumlah cabang seni bertambah menjadi delapan cabang seni yakni teater, music, vocal, tilawah, rupa, sastra, tari dan sinematografi. Perjalanan dan dinamika yang dialami telah membawa UKM SB eSA lebih dewasa dan pada saat ini telah memasuki umur 25 tahun dibawah paying UIN Alauddin Makassar, tetap eksis merawat dan menjaga kelestarian budaya, guna melahirkan senimanseniman kampus.

1. Sebagai gerakan Kopma berskala nasional yang terdepan dalam prestasi dengan memenuhi kepentingan organisasi dan konsumen. 2. Sebagai gerakan Koperasi yang sanggup dijadikan mitra organisasi dan usaha yang andal dan terpercaya bagi anggota, masyarakat dan mitra usaha guna menunjang pembangunan nasional. 3. Sebagai tempat bagi setiap insan untuk berprestasi, berkreasi, dan mengembangkan jiwa kewirakoperasian bagi setiap anggota dan SDM yang profesional.

para kader-kader akan dibimbing menjadi seorang jurnalis kampus yang berkompeten. Industri 4.0 menjadikan UKM LIMA Washilah sebagai wadah pembelajaran mahasiswa yang bukan hanya tulis menulis tetapi juga menyediakan tempat bagi kader yang memiliki minat pada bidang fotografi, videografi, desain dan layout juga usaha. Di kepengurusan tahun ini, UKM LIMA Washilah akan menerbitkan sebuah buku sebagai program utama, yang berisi tulisan para alumni tentang suka duka serta prestasi yang diraih sejak mereka memegang tanggug jawab di Washilah.

29 Juli 1993, ide dan saran menyatu itu terwujud dengan terbentuknya Unit Kegiatan Kemahasiswaan Sanggar Seni Alauddin (UKK SSA) yang dipelopori oleh beberapa mahasiswa dengan pemikiran cemerlang dan sekaligus menjadi pendiri UKK SSA. Mereka antara lain adalah: Zulfahmi Alwi, Fak. Syariah dan Hukum, M. Yasir Karim, Fak. Adab dan Humaniora, Abd. Halim Rimamba, Fak. Dakwah dan Komunikasi, Zulfikar Yunus, Fak. Syariah dan Hukum, Khaeruddin, Fak. Syariah dan Hukum, Muhammad Ikhsan AR, Fak. Ushuluddin Filsafat dan Politik, Ilham Darma Putera, Fak. Adab dan Humaniora dan Hamdan, Fak. Ushuluddin Filsafat dan Politik. UKK SSA pertama kali bertempat atau sekretariannya berada di balkon Gedung 1 yang berfungsi sebagai gedung olahraga serbaguna, atau belakangan ini sering disebut sebagai Auditorium Sultan Alauddin. Pada

*Penulis: Dwinta, Airin, Rahma Indah, Sri Resky, Ulfa, Nur Isana *Editor: Suhairah Amaliyah


washilah.com

13

CIVITAS

www.

Edisi 110| Muharam 1440 Hijriyah | September 2019 Masehi

Gubernur Sulsel Sumbang Rp 5 Miliar untuk Masjid UIN Alauddin Makassar

5.389

Maba Ikuti PBAK

PBAK : 5.389 Mahasiswa Baru (Maba) UIN Alauddin Makassar mengikuti Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) di Gedung Auditorium UIN Alauddin Makassar. Senin (2/09/2019). Foto: Nur Apiah B

Penyambutan : Pemberian sambutan oleh Gubernur Sulawesi Selatan, Prof Nurdin Abdullah dalam Pengenalan Budaya Akademik Kemahasiswaan (PBAK) UIN Alauddin Makassar di auditorium, Senin (2/09/2019). Foto: Arya Nur Prianugraha

Washilah - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan melalui Gubernur Sulawesi Selatan, Prof H M Nurdin Abdullah akan memberikan bantuan sebesar Rp 5 miliar untuk kepentingan pembangunan Masjid UIN Alauddin Makassar. "Melalui kesempatan ini, walaupun pak Rektor sudah menyampaikan tidak jauh beda dengan yang saya sampaikan. Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan bantu Rp 5 miliar untuk pembangunan Masjid UIN Alauddin Makassar," ungkap Prof Nurdin Abdullah dalam sambutannya, di Auditorium UIN Alauddin Makassar, Senin (02/09/2019). Pemberian bantuan dari Pemprov Sulsel tersebut berdasarkan kebutuhan dari UIN Alauddin Makassar. Dimana UIN Alauddin Makassar membutuhkan tempat sebagai wadah untuk kegiatan keagamaan yakni masjid. Apalagi, lanjut Prof Nurdin,

kampus, dunia usaha dan pemerintah harus menyatu untuk mewujudkan cita-cita bersama membangun Sulawesi Selatan. Olehnya itu, Gubernur Sulsel kedua yang bergelar profesor ini mengajak seluruh mahasiswa UIN Alauddin Makassar agar tidak bekerja sendiri-sendiri, tapi harus kedepankan kerja tim untuk mewujudkan cita-cita bersama. "Kita harus melakukan kerja tim supaya kita bisa mencapai sesuatu, jangan bangga dengan kerja sendiri, tapi harus melakukan kerja tim," ungkap mantan Bupati Bantaeng dua periode itu. Sebelumnya, Rektor Universitas UIN Alauddin Makassar, Prof Hamdan Juhannis menyampaikan, bila saat ini ada beberapa kebutuhan UIN Alauddin Makassar untuk pembangunan baik masjid dan beberapa sarana untuk mahasiswa. "Saya sampaikan juga Pak Gubernur disamping gerbang

Infografis: Viviana Basri, Sumber: Bagian Akademik UIN Alauddin Makassar

masuk kampus tadi ada rencana pembangunan masjid, dan sudah tiga kali dilakukan peletakan batu pertama, jadi maksudnya sempat ada dana hibah dari Pemprov Sulsel untuk melanjutkan pembangunan masjid itu pak Gubernur," jelas Prof Hamdan dalam sambutannya. Selain itu, Rektor UIN Alauddin Makassar juga menyampaikan kepada Gubernur dan seluruh hadirin bahwa ada jalan di depan kampus dua UIN Alauddin Makassar yang setiap hari dilewati orang-orang hebat tapi masih digenangi comberan. "Mohon maaf pak Gubernur, ada jalan di depan kampus ini masih digenangi air comberan, dan itu hampir setiap saat mengenai baju mahasiswa yang lewati, dan comberan itu adalah najis yang besar pak," pungkasnya. *Penulis: Hikma Aulia Ramadhani (Magang) *Editor: Dwinta Novelia Basri

Washilah - Sebanyak 5.389 Mahasiswa Baru UIN Alauddin Makassar mengikuti Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) yang ditandai dengan Pembukaan Secara resmi Rapat Senat Terbuka Luar Biasa oleh Ketua Senat Prof Dr H A Qadir Gassing MS di Gedung Auditorium kampus II. Senin (02/09/2019). Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Prof Darussalam Syamsuddin mengatakan, pada proses penerimaan mahasiswa baru tahun ini membuka lima jalur pendaftaran masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN). "UIN Alauddin Makassar tahun ini membuka lima jalur pendaftaran

dengan peminat sebanyak 70.695 dan yang dinyatakan lulus sebanyak 6.837 dan yang mendaftar ulang dan berada di ruangan ini sebanyak 5.289," ucap Prof Darussalam. Senada dengan itu, Rektor UIN Alauddin Makassar, Prof Hamdan Juhannis Ph D meminta mahasiswa baru untuk menjaga kebersihan kampus. "Kalian jadilah pemutus mata rantai dari generasi yang suka membuang sampah dan muncullah sebagai generasi yang mengambil sampah bukan pembuang sampah," imbau penulis buku "Melawan Takdir" tersebut. *Penulis: Nur Apiah B (Magang) *Editor: Dwinta Novelia Basri

Dosen PWK UIN Alauddin Nilai Kalimantan Sudah Tepat Jadi Ibu Kota Negara Washilah – Pengamat Perkotaan yang juga Dosen Teknik Perencanaan Wilayah Kota (T-PWK) UIN Alauddin A. Idham AP menilai pemindahan Ibu Kota Negara ke Pulau Kalimantan sudah sesuai terobosan. Menurutnya, pemindahan ibu kota berdasarkan kondisi Ibu Kota saat ini Jakarta sudah over beban. “Sulit sekali mengharapkan Jakarta menjadi lebih nyaman jika terlalu banyak fungsi pemerintahan maupun pusat bisnis. Siap atau tidak, Kalimantan akan dipersiapkan”katanya kepada Reporter, Selasa (03/09/2019). Idham beranggapan Kalimantan Timur dipilih karena tidak rawan bencana dan ketersediaan lahan pemerintah, kemudian adanya kotakota pendukung. Namun, dalam pemindahannya harus ada adaptasi penyiapan bukan cuma infrastruktur tapi penyiapan sosial. Pemindahan ini juga membutuhkan waktu untuk ditinggali, studinya saja dua tahunan, penyiapan infrastruktur tiga tahun. Diwacanakan di tahun 2024 akan

pindah, untuk optimalisasinya membutuhkan tujuh sampai 10 tahun “Itu perkiraan saya yang secara total berfungsi,” ungkapnya. Adapun desas desus pemindahan ibu kota di Kabupaten Jeneponto provinsi Sulawesi Selatan lalu, memang ada namun bermasalah di ketersediaan lahan, berbeda di Kalimantan ketersedian lahannya sangat luas. Serta di Sulawesi juga lumayan padat penduduknya. Sedangkan di Kalimantan sendiri wilayahnya strategis dan baik dalam kondisi bencana. Untuk DKI Jakarta sendiri, menurt Idham akan tetap menjadi pusat bisnis dan jasa, karena faktor histori Jakarta yang sudah lama terbangun. “Saya yakin Jakarta akan tetap menjadi pusat,” pungkasnya. Pemindahan Ibu Kota negara ke Pulau Kalimantan resmi diumumkan Presiden Joko Widodo Selasa (27/8/2019) di Istana Negara, Jakarta. *Penulis: Normalasari *Editor: Muhammad Aswan Syahrin



OPINI

www.

washilah.com

Edisi 110| Muharam 1440 Hijriyah | September 2019 Masehi

15

Kiat Menghancurkan Imajinasi

Ma’ruf Nurhalis

S

etelah membaca tulisan “Lulus dengan Skripsi Pesanan” dari Washilah.com, sebuah portal online berita sang mahasiswa pada sebuah titik menatap bahwa fondasi universitas itu telah lama hilang. Melihat dari kejauhan saja, nampak jelas waktu menjadi mengerikan dalam kecepatan apapun membuat masa depan menerobos lewat penemuan-penemuan baru dan seharusnya itu menjadi kabar baik. Kita jadi lebih bisa mendikte hukum alam semesta. Tetapi di universitas yang penuh aroma narsistik tapi dana pas-pasan, membiarkan korupsi intelektual sering terjadi, maka terobosan dari masa depan hanya sebuah tanda-tanda bahwa bencana intelektual akan lebih cepat tiba di kampus. Tapi di luar itu, apakah masyarakat universitas harus disadarkan bahwa mereka adalah masyarakat rapuh? Sang mahasiswa masih menunggu, ia berusaha menikmati tanda-tanda yang mengerikan itu. Ia masih berusaha menghibur diri. Ia yakin terhadap “sesuatu yang tersembunyi” yang selalu merindu diketahui. Ia merasa bahwa universitas masih memiliki otoritas kebenaran untuk bergabung dalam pencarian akan yang tersembunyi itu. Namun ia sedang bersiap menyadarkan diri. Universitas kini tidak akan serupa Universitas Nalanda lagi. Sebuah universitas kuno dari abad ke-5 yang berlambang bunga teratai, disimbolkan sebagai pemberi pengetahuan, penerang yang tersembunyi, pemberi sahaja ke dalam sahaya, penggerak dalam diam. Universitas kini tak lebih sebuah kotak yang merubah imajinasi menjadi urusan-urusan administrasi. Ia melihat universitas memang tidak menyiapkan sang mahasiswa untuk memperoleh kearifan. Di lain sisi, sebuah sisi yang curam dan menyeramkan. Orangorang yang masuk universitas ingin mencari kemapanan untuk membuat universitas membuka “Jalur khusus” yang menguras dompet para pendaftarnya. Ia tahu betul ada jurusan dan fakultas tertentu yang membuat syarat ratusan juta kepada para pendaftarnya. Untuk menggoda

para pencari kemapanan dan juga para orang tua sang mahasiswa, universitas dengan segala pembisingnya harus menyebarkan bahwa term sarjana bisa menjadi komoditas yang unggul dan mampu bersaing dalam dunia kerja. Itu memang bisa. Pola relasi sosial bisa mendukungnya. Tetapi dari gelar kesarjanaan itu ia seolah bisa menganggap diri lebih baik dan lebih layak dari yang tidak bergelar sarjana. Seorang sarjana juga tidak ingin bergumul dalam pekerjaan yang dikerjakan banyak orang yang tidak bergelar sarjana. Gelar sarjana seolah bisa menjadi pemantasnya bahwa ia telah berakhir sebagai orang yang tak tahu apa-apa. Gelar sarjana seolah jalan keluar untuk lolos dari penjara universitas sehingga membayar seseorang untuk mengerjakan skripsi miliknya, bukanlah perilaku yang perlu ia khawatirkan. Ia mengeluarkan jutaan rupiah untuk menyewa jasa pembuat skripsi. Sesuai perjanjian, skripsinya rampung, ia menghadap ujian hasil. Pengujinya tak awas. Ia lolos dan lulus. Jadilah ia sarjana atau ia tak membayar sama sekali, ia mengerjakan skripsinya sendiri tetapi mengutip referensi sana-sini tanpa mencantumkannya. Ia melakukan plagiasi. Skripsinya selesai. Ia menghadap ujian hasil, pengujinya barangkali tahu tetapi ia sengaja dibiarkan lolos tanpa kalimat “Aku mendakwa mahasiwa plagiat!” Ia juga menjadi sarjana atau ia melakukannya dengan penuh kejujuran, teliti, awas dan mampu membahas masalah penelitiannya dengan lugas saat menghadap dalam ujian hasil. Pertanyaan-pertanyaan pengujinya dijawab sesuai metodologinya dan hasil analisisnya. Ia lulus dalam waktu yang sama dengan sarjana pembohong. Mengikuti acara penamatan dan sama terharunya saat namanya disebut dalam barisan para wisudawan. Kita bisa melihat bahwa skripsi dan sarjana hanya mitos akademik. Badut-badut intelektual! Sebab memang sistem kurikulum universitas tidak menyiapkan pengajaran metodologi yang runut kepada mahasiswanya. Universitas tidak memiliki laboratorium yang memanjakan para peneliti untuk bisa mengupas masalah-masalah realitas yang dihadapinya. Ia membiarkan dirinya masuk dalam pusaran autodidak, ia menjadi pencuriga dan menjejali pikirannya sendiri dengan berbagai kemungkinan-kemungkinan dari kebenaran. Tetapi ia sadar pusaran autodidak bisa menelan siapa saja ke dalam cermin Narcissus. Tokoh mitologi Yunani yang diperangkap Dewi Nemesis untuk asyik dan iseng dengan pantulan dirinya sendiri. Ia pernah menjadi mahasiswa

baru hanya dalam sehari sebelum ia terkejut. Ia pernah menyangka bahwa universitas adalah sebuah arsitektur pikiran berbentuk atap horizon. Tapi yang dilihatnya adalah sebuah labirin yang di gerbangnya bertuliskan “Jika kau mengikuti semua prosedur, mekanisme dan instrumen-instrumen yang ada, kau bakal menemukan jalan keluar.” Tetapi sesungguhnya tak pernah ada jalan keluar. Jika fondasi yang hilang itu tak ditemukan, runtuhlah kita bersama. Namun, universitas masih berharap padanya dalam resah. Bahwa darinya ia peroleh metodologi untuk mendekati pemahaman, atau yang disebut Hans-Georg Gadamer sebagai Bildung. Sebuah pengalaman hermeneutis yang menggiring setiap pembaca teks untuk tidak sekadar menjadi mesin penghafal kata-kata tetapi dari pengalaman membacanya ia mencari dalam petualangan yang tak berujung akan pecahan-pecahan dirinya. Untuk itu, ia selalu kekurangan pengetahuan, kekurangan yang mutlak. Ia merasa diri harus selalu dalam proses. Ia tidak ingin bila orang-orang memajukan agama untuk dilihat sebagai hanya satu-satunya tujuan, dan satu-satunya sumber informasi. Bahwa agama dengan narasi “selamat di akhirat” adalah akhir proses, menutup pikirannya untuk menyelamatkan mereka yang akan datang di dunia. Maka ia mencari universitas, bergumul di dalamnya untuk memperoleh pengetahuan. Pengetahuan yang memberi keakraban dan kemesraan terhadap kekurangan yang mutlak dalam diri manusia. Agar ia selalu memikirkan dirinya bukan sebagai siapa namun sebagai sebuah bangsa. Ia masih memiliki idealnya, memegangnya erat-erat bahwa universitas tidak boleh dogmatis. Universitas harus tumbuh sebagai pemungut tradisi, dengannya ia menerowong realitas kini, lalu mempersiapkan masa depan. Universitas harus beranjak dari pembicaraan mengenai batas produktif dan tidak produktif. Ia ingin universitas sadar bahwa tradisi bangsa yang melingkupinya adalah estetika. Sehingga jika universitas selalu dalam horizon, universitas juga menjadi ruang bagi agen-agen yang telah diberi pelainan atau yang telah dianggap the other oleh pola relasi sosial untuk menyuarakan keberlainannya. Tetapi apakah universitas dapat menerima idealnya? Ideal dari sang mahasiswa? Ideal dari masyarakat muda? Ia melontarkan pertanyaan itu, ketika ia meneriakkan suaranya atau menuliskan kritik terhadap para pendidik yang telah menjadi para penindas. Juga kepada profesor yang berkubang dalam gelarnya dan tak membawa hasil penelitiannya

untuk membela kaum tertindas. Mereka mengajukan gelarnya sebagai bukti bahwa sang mahasiswa yang mengkritiknya bukan siapa-siapa, garis kastanya rendah. Suara dan tulisan yang ditampakkan sang mahasiswa hanya dianggap sebagai produk pasca-kebenaran, produk post-truth atau paling kejam dianggap hoax. Sehingga kritiknya tak perlu dimasukkan ke dalam catatan reflektif pemawas diri sebab sudah dianggap bohong. Ia curiga, sangat mencurigai, barangkali hoax hanyalah bentuk lain dari upaya pembungkaman sang mahasiswa. Agar ia tidak berani berbicara bila tanpa data. Ia ingin mendeklarasikan bahwa “Bila wacana pasca-kebenaran satu-satunya jalan terakhir bagi pikirannya agar merdeka, agar bebas, maka itulah zamannya. Biarkanlah kualitas asal cuapnya diuji oleh laku aplikasi.” Ia resah atau barangkali muak, melihat tiap hari orang-orang bersertifikat itu memakai jubah pendidik tapi lagaknya polisi pikiran yang membuat siapapun yang diajarnya harus tunduk atas nama prosedur. Ia dipaksa menempatkan kepalanya di bawah telapak tangan pendidiknya. Ia harus salim dan cium tangan. Ia bahkan tak pernah bertanya kepada dirinya sendiri mengapa perlu melakukannya. Mengapa perlu menanamkan ketertindasan sejak masih dalam pikiran. Ia selalu berpesan-sambil memberi sambutan- kepada mahasiswa yang tiap tahun datang mendaftarkan dirinya menjadi anggota masyarakat universitas. Ia ingin mengucapkan “Selamat datang mahasiswa baru dalam universitas yang bisa menjadi kampung halaman, tempat berlindung atau penjara. Selamat datang dalam universitas yang adalah cermin raksasa terbalik. Menampilkan yang di sana tidak ada di sini. Atas adalah bawah. Kanan berarti kiri. Netral berarti tak berpegang. Akibat adalah sebab. Egaliter berarti menghilangkan perbedaan. Menghukum berarti melindungi. Cepat adalah melamban. Hasil adalah tujuan, persetan dengan proses. Dan korban menjadi pelaku. Selamat datang di universitas yang tidak melanjutkan berita baik dan berita buruk, tidak mengolah rumor menyesatkan, penyamaran fakta, pendapat yang dilebih-lebihkan dan kejahatan seksual. Selamat datang di universitas yang adalah para sponsor, para birokrat, para politisi, para akademisi, para tenaga honorer, para polisi, para ustad, para alumni, para pencuri, para pembohong, para plagiat dan para penindas. Selamat datang di universitas yang adalah gedung rektorat sebagai pusat produksi slogan. Yang adalah fakultas-fakultas tempat bergulirnya SK-SK, dokumendokumen, dan skripsi-skripsi ilegal.

Yang adalah perpustakaan, ruang dimana bahasa tak lagi dipahami, tak lagi dirasakan, tak lagi dapat dipakai untuk menganalisis atau melontarkan lelucon. Perpustakaan yang tak lebih hanya katalog dan gedung bisu. Adalah Gedung ruang dosen yang selalu memberi pesan, dosen sedang tidak ada di ruangan. Yang adalah Unit Kegiatan Mahasiswa yang didikte, yang tak berbunyi, yang tidak menghimpun suara dan yang tidak menggulirkan wacana. Selamat datang di universitas yang adalah organisasi dalam dan luar kampus, ruang yang menjadi tempat berlindung sementara atau penjara dalam penjara. Batas dalam batas. Penindasan dalam penindasan. Selamat datang mahasiswa baru jangan pernah mempertanyakan mengapa kau harus ditindas, ini demi kepentingan kaderisasi dan solidaritas. Jangan pernah mengatai seniormu goblok meskipun ia benar-benar goblok. Cukup dalam hati saja. Ini demi kepentingan karir politikmu. Jangan membawa masuk kata-kata yang berasal dari luar. Dan segala yang terjadi di dalam, jangan membawanya keluar. Jika kau tercerahkan bersiaplah sendiri. Jangan terlalu sering heran. Universitas memang begini.” Di kampusnya pemimpin baru telah terpilih. Sang pemimpin juga telah menguatkan struktur kekuasannya. Mereka memiliki optimisme menahan universitas yang telah kehilangan fondasi. Ia tidak tahan untuk menyampaikan kepada pemimpin baru kampusnya untuk melepaskan sinar bintangnya. Ia ingin menyebut hasrat kuasa sambil meludah. Tapi ia menahannya. ia tahu bahwa kekuasaan menempatkan seseorang di atas menara untuk berada dalam ketinggian lalu melihat tetapi tak dapat dilihat. Ia tahu betul bahwa kekuasaan bisa membuat seseorang terperangkap dalam kesendirian. Ia hanya ingin berpesan kepada siapa saja yang sedang berada dalam kekuasaan kampusnya untuk senantiasa melakukan percakapan dengan individu-individu yang berwarna maupun tak berwarna. Jika proses percakapan ini tidak dikedepankan maka kekuasaan akan membuat sang pemimpin berada terlalu tinggi hingga melihatpun tak mampu, apalagi jika hanya sekadar berusaha dilihat. "Beberapa baris kata pada tulisan di atas yang telah di-bold adalah sengaja dilakukan. Jika kata yang dibold itu disusun menjadi satu. Akan menghasilkan satu makna tersendiri. Terima kasih." *Penulis adalah Mahasiswa Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam semester 11



Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.