Tabloid Washilah Edisi 119

Page 1

@washilah_uinam Washilah Washilah www.washilah.com DI BALIK KAMPUS ASRI Tabloid Edisi 119 Insinerator, Solusi Kampus Menuju Energi Terbarukan? Hal. 13 Hal. 4 Kocar Kacir Tata Kelola Sampah

Pagi-pagi sekali, sebelum makanan duluan menyentuh lambung saya. Saya lebih dulu menyambangi kampus yang dijuluki kampus peradaban, lebih dulu mencium aroma residu sampah yang menyengat. Beberapa kali harus menutup hidung karena tak tahan. Tak hanya bau busuk yang menyapa saya, saya terkesiap bertemu dua bocah. Salah satunya berumur 9 tahun, Fajri, namanya. Saat itu tengah sibuk memilah sampah plastik yang ia masukkan ke karung putih, ukurannya sepinggang dewasa. ”Biasa empat karung besar kubawa pulang kak,” katanya.

Untuk produk jurnalistik yang lebih baik lagi, kami menyediakan ruang untuk suara pembaca. Kirim kritik dan saranmu dengan scan barcode ini.

Foto bersama pengurus Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Lembaga Informasi Mahasiswa Alauddin (LIMA) pada kegiatan In House Training Jurnalistik XXI, yang bertempat di Aula Bawaslu, Provinsi Sulawesi Selatan, Minggu (12/06/2022). I Foto: Washilah - Charissa Azha Rasyid.

Ilustrasi dan Layout: Fikri Mauluddin, Muhammad Arfah

Tajuk

Di tengah hiruk pikuk tekanan, bertahan adalah cara paling indah untuk menuntaskan apa yang telah kita mulai. Selayaknya lingkungan yang harus kita jaga, begitupun dengan semangat berlembaga. Hal itu kerap kita pupuk dan rawat, demi menyuguhkan tabloid yang menyenangkan dan nikmat untuk dibaca.Kesulitan menembus narasumber, deadline yang mengejar, hingga jam tidur yang seringkali terbengkalai. Itu semua memberikan warna dalam penggarapan tabloid ini. Warna yang akan selalu kami nikmati agar pengerjaan tabloid bukan hanya sekadar menggugurkan kewajiban, namun juga sebagai perekat sesama reporter.

Suara Pembaca!

Tiada harapan yang lebih tinggi, dari semoga tabloid yang ada di tangan pembaca memberi manfaat bagi pembaca. Tabloid ini hadir setelah melewati proses panjang yang menguras energi. Terhitung dari kajian isu, rapat proyeksi, peliputan, editing naskah, layout, cetak putih, cetak, hingga publikasi. Nyaris menguras emosi berkali lipat. Ucapan terima kasih tak lupa kami sampaikan kepada pihak-pihak yang telah berkontribusi dalam pengerjaan tabloid ini. Kepada dewan senior, pengurus, bahkan anggota biasa UKM LIMA Washilah. Terima kasih atas segala hal yang menyenangkan bercampur dengan segalaKamipelik.sepenuhnya sadar jika tabloid ini masih jauh dari kata sempurna, bagaimanapun kami telah berusaha dengan maksimal dan berusaha bekerja secara profesional. Maka dari itu, kami tiada henti meminta kritik dan saran yang membangun dari pembaca.Dengan semangat yang lahir dari segala elemen

Menerbitkan tabloid Washilah edisi 119 dengan estimasi kurang dari satu bulan adalah pencapaian kecil bagi kami. Ucapan syukur barangkali lebih dulu kami kirimkan kepada Allah SWT. Semoga rahmat kesehatan senantiasa tercurah kepada pembaca, pun bagi kami.

kader Washilah, tabloid ini hadir dalam bentuk cetak dan E-Paper. Sebuah upaya untuk selalu mengabarkan berita aktual dan faktual di kampus tercinta ini.

Selamat membaca! Dan apa yang membuatmu lebih bahagia, ketika membiarkan dirimu berdaya setelah membaca tabloid edisi 119 ini.

Di kampus peradaban ini, kampus yang terselip kata asri sebagai harapan pemangku kebijakan kampus. Harapan yang barangkali hanya disematkan di podium besar, atau depan awak kamera untuk memoles pencitraan.Dilapangan, beda sekali. Sampah mungkin tak nampak, rumput selalu terjaga untuk dirapikan. Tapi di balik itu kawan, beberapa hal nampak boroknya dan bobroknya. Cobalah, Sejenak berdiam diri, menatap sekeliling!Merujuk penelitian di Amerika, setiap mahasiswa rata-rata menghasilkan 640 pound atau 290,56 kg sampah padat tiap tahun, termasuk 500 botol minuman bekas, 320 pound atau 145,28 kg sampah kertas. Bagaimana dengan Mahasiswa UIN Alauddin Makassar? Kampus UIN AlauddinPerubahanMakassar?iklimtelah nampak depan mata. Beberapa telah kita rasakan, kekeringan, kebanjiran, apalagi?Permasalahan

sampah adalah polemik yang kompleks. Hari ini kita tidak perlu lagi untuk menghabiskan energi mencecar siapa yang salah dan harus bertanggung jawab atas kerusakan alam, ulah tangan jail manusia.

Sudah saatnya pemangku kebijakan untuk membuka mata. Menuntaskan masalah lingkungan , bukan lagi persoalan menempatkan sampah pada tempatnya. Tapi perlu dipertegas dengan hadirnya regulasi hukum untuk dampak yang lebih besar oleh pemerintah. Kampus sebagai tempat orang-orang terdidik dituntut untuk berkontribusi aktif dalam upaya mencegah perubahan iklim, bukan malah turut andil dalam memperluas dampak kerusakan lingkungan.

SALING MERAWAT

DAPUR REDAKSI2 Edisi 119| Muharram 1444 H | Agustus 2022 Masehi Diterbitkan sesuai SK Rektor UIN Alauddin Makassar No. 409 tahun 2021 | Pelindung dan Penasehat : Rektor UIN Alauddin Makassar | Penanggung Jawab: Wakil Rektor III UIN Alauddin Makassar | Dewan Pembina : Hj. Yuspiani, Baharuddin, Firdaus Muhammad, Laode Arumahi, Waspada Santing, Muhammah Yusuf AR, Muh Sabri AR, Arum Spink, Sopian Asy’ari, Muh Arif Saleh, Muh Hasbi Assidieqy, Muddin Wael, Rokian M Lehu, Irfan Wahab, M Ruslan, Syaiful Safar, Edy Arsyad, Hamjal El Barkah, Hasbi Zainuddin, Agus, Islamuddin Dini, M Srahlin Rifaid, Luqman Zainuddin, Asrullah, Andi Al Qadri, Faisal Musafa, Muhammad Fahrul Iras, Muhammad Aswan Syahrin Dewan Pakar : Arya Nur Prianugraha, Reza Nur Syarika, Ardiansyah Safnas, Hendra J, Ardiansyah. Pimpinan Umum : M. Shoalihin | Sekretaris Umum : Hikma Aulia Ramadhani | Bendahara Umum : Pelita Nur| Direktur Pemberitaan : Nur Afni Aripin | Direktur Litbang : Muh Wahyu | Direktur Operasional : Awaluddin | Direktur Artistik : Fikri Mauluddin | Direktur Usaha : Sugiya Selpi R | Direktur Penyiaran: Dhea Anggreny | Direktur Media Sosial : Ai Shintya Maulidia | Redaktur Daring : Jushuatul Amriadi | Redaktur Tabloid : Nadia Hamrawati Hamzah | Redaktur Fotografi : A Fahrul Aziz | Redaktur Audio Visual : Yopi Yolandasari | Redaktur Pengembangan SDM : Tritia Kurniati | Redaktur Desain dan Layout : Muhammad Arfah |Redaktur Sirkulasi dan Periklanan : A Resky Satrio | Reporter : Heni Handayani, Nurlia, Kahlil Jaymar, Meiningsih, Amelia Mahfira, Moch Zulhilmi Islamy Z, Muhammad Fiqrawal Rahman, Irham Sari, Ismail HM, Hamdan, Asrianto, Sahrir, Kardiman Aksah, Nurul Annisatul aina, Harianti Lukmana, Firda, Astiti Nuryanti, Khusnul Fatimah, Charissa Azha Rasyid, Nur Annisa.

SENGKARUT ASRI

Hal yang menarik dari tabloid Washilah Edisi 119 ini, kami membahas isu tematik mengenai lingkungan. Pada laporan utama kami mengulik persoalan kerja keras Cleaning Service di balik kampus asri sebagai pancacita rektor non-akademik. Pada rubrik sorot kami menyajikan bagaimana UIN Alauddin boros dalam penggunaan listrik. Hal itu berdampak pada kontribusi kampus dalam menyumbang emisi. Sementara rubrik lipsus kami mengulik lebih jauh persoalan pengolahan sampah kampus yang tidak diolah dengan baik.

Washilah - Pagi itu, awal Agustus 2022. Jalan masih basah akibat hu jan di malam sebelumnya. Kampus UIN Alauddin Makassar pun masih sepi. Seorang Cleaning Service (CS) mengayunkan sapunya mengumpul kan dedaunan yang berhamburan di jalanan.Nama CS itu, Siti. Ember merah setinggi pinggang yang digunakan nya untuk menampung sampah sebelum dimasukkan ke dalam karung selalu tak jauh darinya. Jika sudah menyapu agak jauh-sekitar 10 meter-ia akan kembali dan menyeret embernya.Sampah yang dikumpulkan Siti sudah membentuk miniatur gunung. Bermodalkan sekop sampah plastik dan sapu lidi yang sudah melengkung karena terlalu sering digesek ke jalan, ia mengangkat sampah dengan hati-hati lantas me masukkannya ke dalam ember.

Kontainerucapnya.sampah yang hanya satu itu belum dapat menampung sampah harian yang dihasilkan kampus berjuluk asri tersebut. “Kita hitung rata-rata per harinya itu menghampiri tujuh mobil, bak lagi ndak muatki. Seharusnya, satu hari itu dua kali bak datang karena sampah banyak sekali sebenarnya,” keluh Daeng Ronrong.

ya masih TK. Sekarang sudah kelas tiga SMA. Saat itu, gajinya hanya sebesar 500 ribu rupiah. Sekarang, gajinya 1,8 juta rupiah.

Terakhir, zona D mencakup area Perpustakaan Syekh Yusuf UIN Alauddin dan kantin di depannya,

Zona B Fakultas Ushuluddin Filsafat dan Politik (FUFP) termasuk lapangan kecil di sampingnya, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, gedung Character Building Train ing, area jalan keluar masuk Pintu II, hingga Fakultas Kedokteran dan IlmuLapanganKesehatan.bola, lapangan basket, lapangan voli, gedung Lembaga Penjaminan Mutu, Fakultas Syariah dan Hukum (FSH), Fakultas Dak wah dan Komunikasi, Fakultas Adab dan Humaniora, dan gedung dosen masuk di zona C.

Bentangan paving block dari ger bang masuk kampus hingga depan pos satpam di samping rektorat, harus dibersihkan Siti setiap hari sebelum membersihkan di dalam gedung dosen berlantai empat. Di samping rektorat seorang temannya yang juga bertugas di sana mem bersihkan lantai satu dan tiga.

Saya menemui Daeng Ronrong pukul sembilan pagi. Ia dan rekann ya tengah memindahkan satu mobil full sampah ke dalam kontainer yang telah disiapkan. “Angkutan pertama ini,”

Setelah rektor mengeluarkan pernyataan pada Selasa (4/2/2020), akhirnya, CS lakukan pembersihan sampah yang dihamburkan saat aksi protes di hari sebelumnya.

Gedung B dan gedung C ini gedung terpadu. Jadi, beberapa fakultas yang kekurangan ruang belajar biasa memanfaatkan ge dungDianatersebut.yang ditugaskan di ge dung C sudah bekerja sejak anakn

Kan ini sampah yang waktu hari sabtu. untuk hari ini belumpi terkumpul."Tepattengah hari, CS punya waktu sejam untuk istirahat. Tiba pukul 13.00 Wita, CS di setiap zona akan berkumpul kembali untuk kerja bakti. Tempat kerja bakti tergantung pengawas, entah itu lapangan atau di daerah yang dianggap harus dibersihkan. CS harus siap sedia membersihkan di manapun. Daeng Ronrong pun akan kembali berkeliling mengang kut sampah yang sudah dikumpul kan jika kontainer belum penuh.

Jika instansi memberi di bawah dari upah yang telah ditetapkan maka akan diberikan sanski pidana, Hal itu diatur dalam Undang-Un dang (UU) Nomor 13 Tahun 2003 mengenai Ketenagakerjaan.

Selain kekurangan personel, gaji juga menjadi keluhan CS. Ting katan gaji CS sebenarnya terbagi tiga. Petugas kebersihan di dalam gedung 1,8 juta rupiah. Penyapu halaman 1,9 juta rupiah. Kalau pengangkut sampah seperti Dg Ronrong digaji 2 juta rupiah.

Gaji yang diterima CS selisihnya cukup jauh kalau dibandingkan dengan besaran Upah Minimum (UM) Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi-selatan tahun 2022 yang kisarannya di atas 3,5 juta rupiah.

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK), gedung A (Pasca Sarjana), gedung B, gedung C, dan rusunawa. Ada dua gedung yang tidak masuk sebagai area pembersihan. Masjid dan kantin. Tetapi sekali-kali tetap dibersihkan. Untuk pembersihan area tertentu, biasanya dibentuk tim gesek. Tim gesek ini adalah tim khusus yang bertugas melakukan dusting (pengelapan) pada area ter tentu yang dianggap perlu dilakukan pembersihan.Pagiitu,saya menemui tiga CS yang tengah mengelap pagar besi dan mengambil sarang laba-laba yang melekat di tiang-tiang cafe taria. Memang tidak ada jadwal untuk pembersihan kantin. Tetapi, beberapa hari mendatang, akan ada pemeriksaan makanya dibersih kan. Lokasi ini masuk dalam area periodik yang pembersihannya tidak dilakukan setiap hari.

TOPIK UTAMA 3Edisi 119| Muharram 1444 H | Agustus 2022 Masehi

“SetengahWita.enam datangma, jadi langsung membersihkan dulu toh teras. Baru selesai teras membersih kanma di luar karena masing-masing ada plotingan,” tuturnya.

Setiap hari kerja, sebelum ma tahari terbit, Diana sudah ke kampus dan mulai bersih-bersih halaman, meskipun pembersihan di zona mas ing-masing dijadwalkan baru mulai pukul 07.00

"

Keluhan yang sama juga dis ampaikan oleh Daeng Ronrong, “Duaja memang di sini (pengang kut). Seharusnya ini tiga.”

Sekitar 30 meter dari Siti, CS lain yang sekelompok dengannya di zona A juga membersihkan sisi jalan lain. Berseberangan dengan jalan yang sebelumnya dibersihkan Siti.

kepada setiap CS untuk dibersihkan setiap hari kerja. Setelah memasti kan bagian dalam gedung C telah dibersihkan dengan baik, dia lekas menenteng sapunya dan pindah ke lokasi lain membantu rekannya di zonaSetelahD. sampah terkumpul, kini tugas Syamsul Daeng Ronrong bersama rekannya. Daeng Ronrong akan mengangkut sampah yang sudah dimasukkan ke dalam karung menggunakan mobil bak terbuka. Sampah-sampah akan dibawa ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS) di belakang FUFP. Di sana, ada kontainer sampah dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gowa yang panjangnya tiga meter lebih, lebarnya sekitar dua meter dengan tinggi kira-kira satu meter.

Tetapi, ada tiga gedung yang pembersihannya masing-masing ditanggung hanya satu orang. rusunawa, gedung B, dan gedung C. Khusus rektorat, setiap lantainya ditugaskan satu orang.

Tetapi, gajinya di bulan Juli han ya diterima 1,9 juta rupiah. “Ndak taumi itu apa maunya itu. Jadi kita ikut mamiki kerja.” Tidak bekerja berarti tidak digaji.

Diana mengaku cukup kewala han membersihkan gedung kuliah berlantai empat tersebut. Ia meng harapkan penambahan personel.

Bussiness Development Manager PT Arco, Ismail saat dihubungi pada Selasa, (09/08/2022) menu turkan pembagian zona dilakukan sebagai upaya mempermudah pengawasan. sementara pemba gian proporsi penempatan kerja disesuaikan dari tracking aktivitas di “Dilihatgedung. dari kuantitas di area (gedung). Kalau memang biasanya hanya satu orang, yang lain bantu di luar pekerjaan. Itu teknis kami (perusahaan).”Persoalangaji, lanjut Ismail, ia tidak ingin membeberkan lebih jauh dengan dalih rahasia perusa haan. Diketahui, PT Arco meraup lima milyar saat memenangi tender di UIN Alauddin. Hal itu sesuai dengan Anggaran Perhitungan Sendiri.Padahal

“Kalau saya masuk jam 6,” jawab Daeng Ronrong saat ditanya soal jam“Setibakerja. di kampus, saya langsung ambil mobil berangkat keliling kare na yang kita takutkan nanti jangan sampai pak rektor lihat sampah menumpuk di karung. Tidak enak jugaDaridilihat.”semua tempat di UIN alaud din Makassar, rektorat, pusat kerja

Kalau kontainer sampah penuh, sampah biasanya menumpuk hingga tiga“Tidakmobil.keluarki mengangkut. Tunggu lagi Penggantianbak.”kontainer pun biasanya dua hari sekali. Sementara, tujuh kali pengangkutan sampah dalam sehari diperkirakan Daeng Ronrong bobotnya tidak kurang dari satuTidakton. seperti CS lainnya, Daeng Ronrong tidak diwajibkan ikut briefing

"Kalau yang di belakang Tarbi yah juga banyak sampahnya itu. Tapi campurki di sana, daun kering sama sampah gedungnya toh,” kata DaengSetelahRonrong.angkutan pertama, Daeng Ronrong akan kembali mengitari kampus. Mengangkut sampah yang dikumpulkan CS sejak pagi.

Beberapa Petugas Kebersihan UIN Alauddin Makassar sedang mengumpulkan sampah daun kering di lapa ngan depan rektorat. Aktivitas itu dilakukan di sore hari, sekitar pukul 16.23 Wita, Sabtu, (02/03/2022). | Foto : Washilah – Andi Fahrul Azis.

Plotingan yang dimaksud Diana adalah area yang telah dibagikan

Sampah yang sudah dipindahkan ke kontainer akan dibawa oleh petugas kebersihan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cadika Limbung.

Hari itu, CS menghambur-ham burkan sampah di beberapa tempat sebagai bentuk penolakan mereka.

CS yang bertahan hanya berjumlah 120 orang. Setiap gedung kebanyakan diisi dua hing ga empat orang CS.

dalam UU Nomor 11 Tahun 2020 mengenai Cipta Kerja, yang diturunkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2021 mengenai pengupahan, bahwa pekerja tidak boleh dibayar di bawah UM. Dalam pelaksanaannya UM tingkat provinsi ditetapkan gubernur tiap tahunnya, dengan mengacu pada pertumbuhan tiga tahun terakhir lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan ekonomi.

Tak terasa, sudah satu dekade Daeng Ronrong bekerja sebagai CS di UIN Alauddin Makassar. Pertama kali masuk, gajinya masih 600 ribu perbulan. Selama sepuluh tahun, empat kali terjadi pening katan gaji. Awalnya naik 800 ribu, lalu naik 1,2 juta, bertambah lagi 1,5 juta, kemudian naik lagi 1,9 juta. Terakhir, ia diberitahu ada ke naikan 100 ribu jadi 2 juta rupiah.

Di Balik Kampus Asri

*Penulis : Jushuatul Amriadi Editor : Nur Afni Aripin

Ada empat pembagian zona pembersihan. Zona A mulai dari area pintu masuk gerbang I sampai Fakultas Sains dan Teknologi. Zona ini juga meliputi gedung rektorat dan gedung auditorium.

Itu sampah plastik. Kalau sampah daun kering kebanyakan di FSH. Saat perjalanan keluar kam pus, saya berpapasan dengan salah satu CS yang membersihkan di area FSH tengah mengangkut dua karung sampah menggunakan sepe da motornya mengarah ke TPS. Dua karung dedaunan itu baru dari area parkir FSH.

Besoknya, Senin (3/2/2020), sambil membentang spanduk bertu liskan penolakan PHK, rombongan CS kembali melakukan demon strasi di halaman Rektorat UIN Alauddin Makassar.

pimpinan kampus dan karyawan ternyata menjadi penghasil sampah terbanyak."Memang paling banyak itu sampah basahnya. Dari dalam gedung itu yang keluar. Sampah basah, plastik, bekas nasi kotak," cerita Daeng Ronrong sembari mengumpulkan karung bekas tempat sampah yang berserakan di sekitar kontainer. "Apalagi kalau ada acara itu di rektorat."

Harapan CS Awal Tahun 2020, tepatnya Ming gu (2/2/2020), puluhan CS men datangi gedung rektorat berunjuk rasa menentang Pemutusan Hubun gan Kerja (PHK) secara sepihak yang dilakukan PT Arco sebagai pihak kedua yang mengurusi CS.

Sebelum mulai membersihkan, ada briefing. Pukul 06.45 Wita, semua CS akan berkumpul di zona masing-masing membahas pera latan dan area khusus yang harus dibersihkan sewaktu-waktu akan ada kegiatan.Hariitu, sampah dedaunan lebih banyak dari biasanya. Dua hari sebelumnya, CS tidak bertugas. Sabtu, bertepatan dengan satu Mu harram, tahun baru Islam. Mereka libur. Minggunya, memang jadwal istirahat. Kalau ada hari-hari besar dan tanggal kebetulan merah, berarti bonus. Mereka juga diliburkan.

CS yang terlibat dalam pem bersihan sampah dijanjikan akan dipekerjakan kembali jika telah membersihkan sampah yang berserakan.Hinggakini

Persoalan masalah gaji, Penga was CS, Anjas Daeng Ngerang, mengungkapkan Pemberian gaji disesuaikan dengan tingkat kesuli tan beban kerja. “Terkait pemoton gan gaji karena uangnya dialihkan ke biaya kesehatan mereka. Kan itu baru ada ketika datang PT Arco.”

Di zona D, sudut lain kampus. Jalanan yang mengarah ke Perpus takaan Syekh Yusuf, menjurus ke gedung B melewati sisi kiri FTK hingga ke depan gedung C ma sih dihiasi dedaunan pada setiap ruasnya. Tepat di depan gedung C, Diana menumpuk daun ketapang di samping pohonnya.

SOROT4 Edisi 119| Muharram 1444 H | Agustus 2022 Masehi

“Insinerator itu alat pembakaran dengan meng gunakan suhu tinggi. Jadi, sampah semua bisa tereduksi dengan baik, sekitar 70-80% bisa direduksi. Bahkan, abu hasil pembakaran juga dapat dimanfaatkan kembali. Untuk pembangkit listriknya, cero bong pembakaran insinerator itu yang akan menjadi penyam bungnya,” ujar dosen pengam pu mata kuliah teori medan magnetik tersebut.

ya proyek ini kampus akan mandiri secara energi,” ucapnya.

tas-fakultas agar penggunaan daya itu dikurangi, maksudnya kalau tidak ada perkuliahan di ruangan agar dimatikan saja,” jelasnya Kamis, (21/07/2022). Selain melakukan penghematan, beralih ke sumber energi terbarukan juga dapat menjadi solusi mengurangi penggunaan listrik dan membangun kemandirian energi di kampus Menanggapiperadaban.tingginya penggunaan energi listrik di kampus, Kepala Biro Administrasi Umum Pembangunan dan Keuangan, Bustan Ramli, saat ditanya di ruang kerjanya Senin (25/07/2022) mengungkapkan, sejauh ini masih belum ada rencana terkait penggunaan sumber energi terba rukan untuk memenuhi kebutuhan energi di kampus.

Washilah - Pemanasan global menjadi ancaman terbe sar keberlangsungan hidup manusia. Salah satu penyum bang naiknya rata-rata suhu global emisi yang dihasilkan di sektor energi. UIN Alauddin Makassar perguruan tinggi yang mengusung kampus asri sebagai tujuan, dapatkah mengurangi penggunaan listrik hingga membuat sumber energi terbarukan di lingkup kampus?

*Penulis: Muhammad WahyuIrham/ Editor: Nadia HamrawatiHamzah

“Itu bukan solusi yang bagus

Insinerator, Solusi Kampus Menuju Energi Terbarukan?

“Insineratorinsinerator.iniukurannya tidak terlalu besar, jadi tidak butuh lahan yang luas bahkan bisa dipindahkan dan dioperasikan di mana saja, yang jelas untuk bahannya membutuhkan sampah dan oli bekas untuk melaku kan pembakaran,” pungkas maha siswa asal Kabupaten Bulukumba tersebut.Disamping solusi alternatif sebagai energi terbarukan, penggu naan insinerator dapat mengurangi konsumsi listrik yang digunakan oleh universitas. Data yang dihimpun oleh Litbang Washilah, menemukan UIN Alauddin Makassar di bulan Juni 2022 setidaknya menggunakan 268,432 Kwh untuk kinerja opera sional kampus yang jumlahnya setara dengan penggunaan listrik untuk 246 ribu penduduk Indonesia selama seta hun yang rata-rata menggunakan 1,09 Kwh (sumber Badan Pusat Statistik: 2020).

karena akhirnya menghasilkan gas yang merugikan,” pungkas Kepala Departemen Advokasi dan Kajian WALHIKekhawatiranSulsel. ini juga senada dengan apa yang disampaikan David Sutasurya dari Yayasan Pengemban gan Biosains dan Bioteknologi di liputan Mongabay.co.id 10 Oktober 2018. Menurutnya, pembakaran tak sempurna pada sampah dapat menghasilkan senyawa kimia berbahaya, bersifat karsinogenik yang berdampak pada peningkatan risiko kanker dan efek lain terhadap binatang dan manusia. Terlebih, gas buang dioksin yang dihasilkan sama berbahaya dengan Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun), yang dalam kadar tertentu akan menimbulkan resiko gangguan sistem saraf, dan kanker. Untuk menanggulangi hal tersebut, dibutuhkan pengawasan insinerator secara ketat dan pemba karan di atas 1000⁰C.

Di tengah penggunaan en ergi yang berasal dari sumber energi tidak ramah lingkungan, menimbulkan emisi dan se makin memeperburuk kondisi lingkungan. UIN Alauddin Makassar dengan jargon kam pus asri dapat mewujudkan solusi alternatif penggunaan energi dengan memanfaatkan insinerator yang kini tengah dikembangkan.Berawaldari kerjasama salah seorang Dosen Program

Salah seorang mahasiswa Prodi Fisika Fakultas Sains dan Teknologi, Khaerul Ikh san, yang juga terlibat dalam pengerjaan proyek insinerator tersebut darimasihtahukan(insinerator)bagisatunantinyatenagainsineratormengungkapkan,pembangkitlistriksampahyangiagagasakanmenjadisalahkaryayangakanbergunauniversitas.“Kalautekonologiiniditerapkan,kitasalamainidikampusmenggunakanlistrikpemerintah,denganadan

Slamet Riyadi dari Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Su lawesi-selatan memberikan pandan gan yang berbeda terkait insinerator, menurutnya insinerator sebagai alter natif sumber energi bukanlah solusi terbaik, persoalan gas buang yang dihasilkan menjadi faktor utama.

Ilustrasi: Washilah-Kardiman Aksah

Lebih lanjut, Ikhzan menyebutkan, untuk mewujudkan insinerator dapat bekerja di lingkungan universitas, pihak pimpinan harus menyediakan tempat khusus seperti lahan dan sampah yang terkumpul sebagai bahan bakar

Studi Fisika Fakultas Sains dan Teknologi, Fitriyanti, bersama dengan dua mahasiswa dari jurusan yang sama. Fitri den gan Clean Up, sebuah start up yang berfokus pada pelayanan dan pengelolaan sampah berkolaborasi mengembangkan insinerator.Insinerator merupakan teknologi pengolahan sampah dengan membakar sampah dengan temperatur yang sangat panas. Insinerator nantinya akan menjadi sumber pemban gkit listrik alternatif yang dapat mengaliri kampus sekaligus mengolah sampah yang di hasilkan setiap harinya.

Sepanjang tahun 2021 PLN Unit Layanan Pelanggan Sunggumi nasa mencatat penggunaan listrik UIN Alauddin Makassar mencapai 1.805.536 Kwh. Dengan angka demikian, emisi yang dihasilkan oleh penggunaan listrik di kampus perad aban mencapai 1,8 juta KgCO2eq. Jumlah emisi demikian membuat UIN Alauddin Makassar setidaknya bertanggung jawab untuk menanam 82.890 batang pohon setiap tahunnya, untuk menyerap emisi yang dihasil kan. Besaran emisi tersebut hanya mencakup penggunaan listrik, belum termasuk sumber-sumber penye bab bertambahnya emisi di lingkup kampus seperti kendaraan hingga penggunaan kertas.

Muhlis, Teknisi Mesin UIN Alauddin Makassar menyebutkan, sejauh ini langkah yang ditempuh oleh pihak universitas untuk mengurangi peng gunaan energi yakni dengan memberi imbauan kepada pihak fakultas untuk mematikan fasilitas yang sudah tidak lagi“Jadidigunakan.kamimengimbau ke fakul

Sejauh ini, langkah yang diam bil oleh pihak universitas untuk mengurangi penggunaan listrik masih terbatas dengan mematikan fasilitas yang tidak terpakai di tiap fakultas.

“Itu belum bisa jawab, kita hanya berupaya mengurangi. Untuk satu tahun ini saya belum ke sana, kami berusaha bagaimana yang terbaik.”

Setelah dikonfirmasi kepada kader Mapalasta terkait pembekuan sebagai UKM yang bernaung pada

Patri Abdullah tersebut Sardiman mulai bercerita tentang aksi nyata mereka selama 29 tahun, hadir sebagai salah satu dari banyaknya organisasi kemahasiswaan internal maupun eksternal di UIN alauddin Makassar.“Aktifberpartisipasi dalam proses penanaman mangrove, bersih-bersih wilayah perkotaan, bersih-bersih wilayah pegunungan dan bersih wilayah pantai,” Sardi man bercerita.

Di bagian yang lain, ia men gungkapkan bahwa Mapalasata juga sering terlibat dalam aksi kemanusiaan, seperti aksi tanggap bencana, ikut serta menjadi tim investigasi saat bencana alam mau pun kecelakaan-kecelakaan yang tak

dari UIN online, portal informasi milik kampus, UKM Mapalasta resmi dibekukan atas dalih terjadinya penyerangan oleh oknum mahasiswa yang disinyalir salah satu anggota Mapalasta, pada saat pembukaan kuliah yang juga pembukaan Orientasi pengenalan mahasiswa baru (Opak) UIN di Gedung Auditorium Kampus II Samata,“UKMGowa.Mapala merupakan lembaga yang dapat menurunkan dan merusak citra instansi karena kerap melakukan tindakan yang anarkis,” kata Prof Bahaking Rama pada Rabu (01/09/2010) kepada UIN online.

“Di hutan lindung Bantimurung Bulusaraung, di situ kan ada aktivitas tambang semen, dan yang ditambang itu kars. Teman-teman lakukan dialog dengan pemerintah, aksi kampanye di jalan, dan masuk di kawasan tambang untuk menggar

Selain itu, Demisioner Ketua HMJ Kesmas periode 2017 tersebut mengatakan ada prinsip yang dita namkan dalam diri kader- kadernya untuk menjaga lingkungan.

“Dibentuk dengan harapan bagaimana Mapalasta bisa terlibat dalam menjaga lingkungan hidup agar menjadi lebih baik lagi. Ka laupun tidak bisa menjadi baik, yah setidaknya tidak semakin buruk saja, baik di lingkungan kampus ataupun di luar kampus,” urainya.

Perihal perannya dalam menjaga lingkungan hidup, Mapalasta memi liki beberapa program kerja, salah satunya sekolah Adiwiyata.

is batas hutan lindung itu sendiri,” Sardiman menceritakan singkat tentang kampanye save kars yang mereka lakukan di Kabupaten Maros tersebut.“Kenapa di situ dulu diangkat karna teman-teman lihat pihak tam bang ini menggerogoti Gunung itu, aktivitas pertambangan kalau tidak dihentikan itu akan berdampak pada lingkungan,” tambah Mahasiswa Angkatan 2014 tersebut.

Selain itu, Mapalasta memiliki desa binaan yang mengedukasi masyarakat dalam pengolahan lahan produktif, “kami punya desa binaan, lokasinya itu di Sambo Eja Kabupat en Maros,” ujar pria asal kabupaten Sinjai tersebut. Dalam program desa binaan tersebut Mapalasta memberi kan edukasi kepada masyarakat ten tang pengolahan sumber daya alam agar lebih produktif dan meningkat kan hasil produksinya.

“Jadi di sana itu (Maros) mere ka punya sawah tanah hujan, jadi otomatis produksi cuman satu kali setahun. Intinya teman-teman mau usahakan bagaimana caranya melakukan pengairan ke sawah agar bisa diproduktifkan tiga kali seta hun,” sambung Sardiman.

Foto: Washilah-Chaerunnisa

kampus UIN Alauddin Makassar, ternyata benar adanya pembekuan itu sudah dilakukan oleh pihak birokrasi pada tahun 2010 lalu “Iya betul,” tutur ketua umum Mapalasta saat

*Penulis: Sahrir Editor: M. Soalihin

Foto bersama Mahasiswa Pecinta Alam Sultan Alauddin (Mapalasta) bersama Pengurus Lemba ga UIN Alauddin Makassar dalam peringatan World Clean up Day 2019, Jumat (20/09/2019). |

Tidak lupa, Sardiman mengung kapkan semasa Mapalasta berdiri terdapat beberapa prestasi kegiatan yang telah dicapai, seperti ekspedisi Gunung Semeru, ekspedisi Gunung Latimojong, ekspedisi Gunung Rinjani, tim investigasi kecelakaan pesawat Aviastar 2015, MPC And Rope Challenge tingkat Nasional 2017, siaga merah putih Gunung Bawakaraeng dan Gunung Lompo battang.

Washilah - Agustus Tahun 1993, 29 tahun lalu sebuah organisasi yang menghimpun mahasiswa pecinta alam di UIN Alauddin berdiri. Dengan nama Mahasiswa Pecinta Alam Sultan Alauddin, dikenal oleh banyak orang dengan sebutan Mapalasta. Hingga hari ini Mapalasta masih tetap eksis men jaga lingkungan hidup, menjadi pelopor kemanusiaan, pemerhati sosial budaya dan aktif pada petua langan alam Organisasibebas.tersebut didirikan oleh 20 orang Mahasiswa IAIN Alauddin Makassar pada Jumat 09 Agustus 1993 silam. Sejak awal berdirinya memiliki nama Maha siswa Pecinta Alam Institut Agama (IA), kemudian berganti nama menjadi Mahasiswa Pecinta Alam Sultan Alauddin pada tahun 2004 setelah IAIN Alauddin Makassar resmi bertranformasi menjadi UIN AlauddinBerdirinyaMakassar.Mapalasta di lingkungan kampus, kemudian menjadi salah satu bagian dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang berorientasi pada dunia pecinta alam. Dibentuk dengan tujuan dapat turut terlibat dalam menjaga lingkungan hidup terkhususnya lingkungan kampus UIN Alauddin Makassar.Gerakan-gerakan penanaman pohon atau penghijauan, eduka si lingkungan hidup, sosialisasi kebersihan lingkungan, aksi bersih dengan mengajak semua unsur sivitas akademika yang ingin turut serta dalam kegiatan, serta sekolah adiwiyata, adalah beberapa contoh kegiatan aktif organisasi pecinta alamMapalastaitu. sendiri memiliki sekretariat yang sering mereka sebut dengan basecamp, terletak di kelurahan Samata Romang Po long, Somba Opu, Gowa. Di sana Washilah bertemu dengan Ketua Umum Mapalasta periode 2022, Sardiman, seorang alumni Jurusan Kesehatan Masyarakat (Kesmas) UIN Alauddin Makassar. Sardiman lah yang pada akhirnya menjadi juru kunci Washilah untuk men genal lebih dekat organisasi yang telah banyak andil pada aktivitas lingkungan hidup dan kemanusiaan tersebut.Dibasecamp yang berada di ujung lorong dua Perumahan Griya

LIPSUS 5Edisi 119| Muharram 1444 H | Agustus 2022 Masehi

Sepak MapalastaTerjangKonsistenMenjagaLingkungan

“Setelahini. dibekukan, kami massif bekerja sama dengan pihak di luar kampus saat ada peringatan hari-hari besar, hari bumi misalnya, kami mengusulkan program yang diang gap penting, seperti penanaman Mangrove sebanyak 10.000 bibit pohon di Kabupaten Takalar, tepat nya di Sandrobone,” jelas pria yang memiliki nama lapangan Baracuda tersebut.Meskipun telah resmi dibekukan, Mapalasta masih tetap ada dan eksis di kalangan mahasiswa. Mereka aktif bergerak di luar lingkungan kampus, bersama masyarakat, in stansi pemerintahan, swasta maupun elemenSelamalainnya.berdirinya, Mapalasta telah memiliki lima divisi, antaranya Divisi Search And Rescue (SAR), Caving (Susur Gua), Mountaineer ing, Rock Climbing dan juga Divisi Lingkungan Hidup.

Sekolah Adiwiyata merupakan sekolah yang peduli lingkungan sehat, bersih, dan indah. Mapalasta bekerja sama dengan dua sekolah dalam pembinaan sekolah Adiwiya ta. Antaranya Sekolah Dasar (SD) Unggulan BTN Pemda Makassar dan juga SD Bakung Gowa.

“Seringterduga.juga terlibat aksi tanggap bencana, salah satunya itu ikut serta menjadi tim investigasi kecelakaan pesawat Aviastar pada tahun 2015, gempa di Palu, banjir bandang di Masamba, dan juga gempa di Maje’ne dan masih ban yak lagi deh,” ucap Imam, sapaan akrabNamunSardiman.diantara banyaknya sumbangsih terhadap lingkungan dan kemanusiaan yang mereka lakukan. Tepatnya pada 1 Septem ber 2010, di umur yang ke 17 tahun Mapalasta dibekukan oleh pihak kampus yang saat itu dipimpin oleh Prof Azhar Arsyad. Mereka dituding oleh pihak kampus kerap kali merusak citra kampus yang menyandang status kampus berba sisDilansirIslam.

maran air tanah dan penurunan kualitas air. “Jika musim kemarau bisa memicu kebakaran, karena sampah mengandung gas metana,” ungkapnya.Padahalkampus seharusnya, kata Memet, harus mengolah sampahnya sendiri. Dengan cara mendaur ulang, setidak-tidaknya memisahkan antara sampah organ ik dan non-organik. “Dimulai dari pemberian edukasi ke mahasiswa,”

Di balik perputaran roda ekonomi yang terjadi di caftar siang itu, mereka telah menjadi produsen penghasil sampah plastik di Kampus II UIN Alauddin Makassar

ujarnya.Regulasi

Salah Urus

Sampah yang dikumpulkan, akan berakhir di TPS, sekitar 300 meter dari belakang Fakultas Ushulud din Filsafat dan Politik. Di sana disediakan kontainer dari rangka besi berwarna hijau pudar dengan kapasitas 8 M3. Bagian depannya diganjal tumpukan kayu dan batu agar tetap berdiri kokoh. Peman dangan sampah yang membum bung acapkali ditemui di siang dan sore hari. Terkadang melebihi daya tampungnya. “Kadang pengang kut sampah pemerintah terlambat ambil sampah, dua hari biasanya,” tuturSalahSamsul.satupemulung, Fajri (9), kadang membawa pulang empat karung sampah plastik perhari. “Itu kalau ramai kak, kalau sedikit biasa dua karung,” katanya.

*Penulis: Nur Afni Arifin / Nadia Hamrawati Hamzah

Editor: Jusuatul Amriadi

Siang itu, seperti biasanya caftar dipadati mahasiswa. Beberapa meja tak lekang dari minuman dingin yang diwadahi plastik sekali pakai. Air gelas mineral juga menjadi pemandangan yang tak asing. Beberapa pemilik kantin memang tak menyediakan air minum. Maka mahasiswa dituntut untuk mengge lontorkan uang lebih membeli air minum.Sekitar lima meter dari posisi saya, salah satu mahasiswa tengah mengambil makanan yang ia pesan untuk dibungkus. “Pak, bungkus nasi gorengnya dih,” katanya.

Cleaning Service (CS) akan menyimpan karung yang telah diisi sampah pada titik yang ditentukan, besarnya hingga pinggang orang dewasa. Jarak antar karung tak cukup sepuluh meter. Isinya daun kering, plastik botol minuman, dan kotak makanan yang dicampur da lam satu tempat. Kadang dibiarkan membumbung.Samsulakan berkeliling hingga pukul 12.00 siang. “Biasa satu kali bertugas enam kali berkeliling,” katanya lagi.

Balada Sampah

Taman Darmawanita, sisi kiri jalur dua menuju pintu keluar.

Caftar terakhir, tempat Dg. Siriwa berjualan. Bangunan satu lantai itu berjejer 15 stand jualan. Ia sudah berjualan sejak tahun 2010. Tak hanya menjual makanan berat berupa nasi, aneka minuman panas dan dingin juga dijajakan. Gorengan juga ada.

Pukul 13.15 Wita, ia akan kem bali berkeliling untuk mengang kut sampah hingga pukul 15.00 Wita. Di hari sabtu, kata Samsul, biasanya sampah lebih banyak karena ada kerja bakti.

laki-laki Dg. Siriwa itu bergerak lincah membawa nampan besi ke arah pembe li. Di atasnya berisi tiga minuman dengan berbagai rasa. Kakinya dengan cekatan melangkah menuju barisan akhir di salah satu cafetaria (caftar) yang terletak di samping kiri Gedung Perpustakaan Syekh Yusuf UIN Alauddin Makassar. Dengan hati-hati ia letakkan es teh dan dua minuman jenis pop ice berwarna coklat dan biru muda di meja panjang. Tak lupa, ketiga minuman disisipi sedotan panjang sekali pakai.

Caftar, begitu nama yang selalu disematkan untuk tempat ini. Maha siswa sering menghabiskan waktu di jam-jam makan. Mengisi perut kelaparan, melepas dahaga, pun sekadar mendiskusikan banyak hal tentang apa pun.

Ilustrasi: Washilah-Ismail HM

Tangan

Fani Citra, mengaku jarang menaruh perhatian soal sampah yang ia hasilkan. Ia bahkan kerap membeli siomay dan membungkusnya dalam plastik. Meski jarang membungkus makanan di caftar menggunakan plastik, ia mengaku harus membeli air gelas mineral karena tidak mem bawaPadatumbler.salahsatu liputan Mongabay memaparkan, penelitian di Amerika, bahwa kampus menjadi salah satu penyumbang sampah plastik. Setiap mahasiswa rata-rata menghasilkan 290,56 kg sampah padat tiap tahun, termasuk 500 botol minuman bekas. Meski belum diperoleh data besaran sampah, terutama plastik yang dihasilkan kampus di Indonesia. Selain tak memiliki regulasi penggunaan plastik, sampah di kam pus yang mencanangkan program kampus asri ini tidak mengolah sampahnya dengan baik, khusus nya sampah organik berupa sisa makanan.“Sampah tidak dipisah, semuanya digabung,” tutur Samsul, Minggu, (24/7/2022).Samsul(31) bertugas sebagai pen gangkut sampah. Pagi-pagi sekali. Sekitar pukul 07.00 Wita, ia akan berkeliling kampus menggunakan mobil pengangkut berwarna silver merk Daihatsu, produksi dari Negeri Sakura.Dengan laju kendaraan rata-rata 20 Km/jam, ia menyusuri kampus. Samsul dan rekannya juga bertugas mengangkat sampah yang diletak kan di beberapa titik ke atas mobil. Depan Fakultas Syariah, pinggir

Salah satu penjual di caftar samp ing FSH, Andini (20), mengungkap kan sampah yang ia hasilkan berupa sisa makanan dan plastik akan digabungkan dalam satu kantong. Dibuang di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) yang disediakan pihak kampus. “Tiap hari bisa menghasilkan sampah sekitar empat kantong plastik merah besar, sedotan bisa habis empat bungkus dalam satu hari,” Mahasiswaungkapnya.Adabdan Humaniora,

“JadiAlauddin.nantisampah makanan dan plastik akan diolah secara sendi ri-sendiri,”Sebelumnya,tuturnya.pada Agustus 2019, Prof Hamdan Juhannis melak sanakan launching Bank Sampah Eco Healthy. Kata Samsul, proyek ini efektif untuk memilah sampah plastik. “Jadi, biasa CS jual sampah putih (plastik dan kertas) di bank sampah. Mereka punya buku tabungan itu,” katanya. Sayangnya, proyek tersebut diberhentikan semenjak datangnya PT Arco. Bustan Ramli berjanji akan meneruskan program tersebut setelah bekerja sama dengan UPT, “Rencana akan dijalankan secepat nya,”Senin,1tuturnya.Agustus 2022 Reporter Washilah kembali menyambangi Ketua Tim Pengembangan Kampus Berkelanjutan dan Berwawasan Lingkungan, Peradaban Islam, Dr Supardin M Ag, untuk meminta keterangan terkait langkah konkret dalam pengolah sampah dari dalam kampus. Namun, Supardin menu turkan pihaknya baru pada tahap pemberian pelatihan di tataran pimpinan.

Tak lama, ia menenteng styrofoam putih dibaluti kantong plastik ben ing. Tangan kanannya memegang minuman botol merek Le Mineral isi 600 mililiter. Lantas melenggang bebas keluar dari keramaian.

Kocar Kacir Tata Kelola Sampah

Samsul sempat mengeluh, beban kerja tidak sebanding dengan upah yang diberikan. Apalagi ketika PT Abadi Raya Commerce (Arco) berhasil memenangi tender bekerja sama dengan UIN Alauddin. Be berapa CS mengalami PHK. “Seka rang karyawan 120 orang termasuk pengawas,” ungkap pengawas kebersihan, Anjas Dg Ngerang.

LIPSUS6 Edisi 119| Muharram 1444 H | Agustus 2022 Masehi

kampus dalam me nekan penggunaan sampah plastik menjadi penopang mengurangi dampak dari meledaknya penggu naan sampah plastik, “Kampus bisa saja siapkan galon, jadi mahasiswa sisa bawa tumbler,” lanjutnya. Menristekdikti sudah pernah mengeluarkan edaran terkait larangan penggunaan air minum berbahan plastik sekali pakai atau kantong plastik di lingkungan Kemenristik dan Dikti Nomor 1/M/ INS/2019. Instruksi tersebut juga berlaku untuk lingkungan perguru anKepalatinggi. Biro AUPK, Bustan Ramli, saat ditemui di ruangannya mengungkapkan belum mengetahui terkait regulasi mengenai larangan sampah plastik. Kendati demikian, ia menekankan pihaknya akan bekerja sama dengan UPT Paccer akkang untuk pengelolaan sampah di UIN

Pengamat lingkungan WAL HI, Memet, mengungkapkan sampah organik berupa makanan dan non-organik memang seha rusnya dipisah. Pasalnya ketika hujan, sampah yang tercampur akan menghasilkan air lindi yang berbahaya. Air yang mengandung senyawa logam seperti seng dan juga raksa berpengaruh bagi pence

Di UIN Alauddin Makassar sendiri, memiliki empat caftar. Ada yang terletak di depan bangunan Perpustakaan Syekh Yusuf, ban gunan berlantai tiga itu diisi tujuh stand. Berbeda dengan yang terletak di sisi kiri Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) yang hanya diisi tiga stand yang aktif berjualan. Hal itu jumlahnya sama dengan caftar yang jaraknya lima meter dari rektorat.

Sebelum pukul 06.00 pagi, sampah yang telah dikumpulkan di TPS akan diangkut oleh truk sampah dari Pemda Gowa menuju TPA Cadika Limbung, Pabenten gan. Sekitar 20 Km dari Kampus UIN Alauddin. Diketahui, pada 18 September 2019, TPA Cadika Lim bung pernah mengalami kebakaran akibat gas metana yang dihasilkan dari tumpukan sampah.

Ada banyak sekali spektrum atau perspektif yang menyoroti hubun gan antara perempuan dan lingkun gan. Kalau dari konsepnya sendiri ekofeminisme melihat bagaimana masalah perempuan dan juga lingkungan itu dua-duanya masalah akarnya sama yaitu patriarki.

Bagaimana peran perempuan dalam menjaga lingkungan?

Sayangnya, budaya patriarki mer eduksi peran perempuan untuk men jaga lingkungan. Akses pendidikan serta masyarakat yang menjadikan perempuan sebagai posisi kelas kedua seolah menjadi gambaran utuh bagaimana perempuan sema kin rentan dalam lingkungan dan kehidupan sosial.

Bagaimana awal mula anda men jadi aktivis lingkungan?

Biodata

Sehingga ketika kita bisa mendorong mindset itu menjadi menyeluruh dan dipahami oleh orang-orang. Tentunya itu adalah menjadi salah satu titik di mana kesetaraan gender itu tercapai. Jadi memang dibutuhkan perubahan mindset itu sangat penting.

Apakah Anda setuju jika kese taraan gender memiliki korelasi untuk menjaga lingkungan?

Ketika kita bisa mendorong bahwa perlindungan lingkungan itu adalah kerjasama semua orang, dan tidak berbatas pada gender. Tentun ya itu bisa menjadi salah satu titik balik dari ketidakadilan gender yang kita

Apakah akses pendidikan, ber pengaruh terhadap peran perem puan dalam menjaga lingkungan?

Sebenarnya ketika kita bisa mendorong terciptanya lingkungan yang ramah dengan pengelolaan dan perlindungan lingkungan yang efektif.Tentunya, itu akan menghilang kan beban dari perempuan terutama perempuan yang banyak berfokus dalam rumah tangga dan itu yang akan menghapus batas-batas dari gender itu sendiri.

/

Ketika lingkungan rusak maka itu akan berimplikasi secara sosial dan secara ekonomi. Kalau misalnya perempuannya harus meminjam uang agar rumah tangganya bisa tetapSelainberjalan.itu,mata pencaharian yang selalu terganggu itu akan menye babkan adanya rantai kemiskinan yang akan terus berlanjut. Sehing ga jika kita merusak lingkungan, bebannya itu akan sangat berat ke perempuan.Apalagiperempuan tidak hanya memikirkan dirinya sendiri. Mereka memikirkan suaminya, memikirkan anaknya, memikirkan orang tuanya, dan memikirkan saudaranya.

Washilah - Di tengah krisis lingkungan hidup dan meningkatnya konflik sumber daya alam di negeri ini. Peran perempuan menjadi yang penting.“Initak lain karena perempuan adalah yang paling terdampak da lam konflik lingkungan hidup,” kata Reporter Mongabay, Agus Mawan.

lingkungan seharusnya diperha tikan dan dampaknya parah bila diabaikan. Dari sinilah saya mulai ingin bergerak untuk lingkungan.

Jadi tidak terlepas dari peran tra disional perempuan yang merawat, peran caring itu ada dalam per empuan. Ada naluri keibuan yang cuma perempuan punya. Sehingga memang masalah perempuan itu kompleks. Kalau bukan perempuan yang menyampaikan ini kepada pemangku kebijakan ya siapa lagi?

Alamat: Jalan Sultan Hasanuddin No. 171 • Makassar, Indonesia Habaib.edu@gmail.com• • +62895800525287

Padahal perempuan yang paham betul soal apa yang mereka rasakan. Hanya perempuanlah yang mam pu mengomunikasikan mengenai apa yang mereka rasakan ketika lingkungan rusak dan dampaknya kepada mereka seperti apa.

Biasanya kita melihat sistem keluarga nuklir. Sistem keluarga nuklir itu melihat bagaimana laki-la ki itu ditempatkan sebagai "Bread ". Sebagai kepala keluarga dengan artian dia memegang kuasa atas segala hal dan itu sebenarnya hal yang harus didobrak.

Universitas Hasanud din, Makassar Indonesia

Apalagi sudah ada 12 tahun wajib belajar. Setidaknya perempuan itu harus didorong menyelesaikan pendidikan setidaknya sampai 12 tahun wajib pendidikan itu. Pilihan melanjutkan ke perguruan tinggi adalah pilihan perempuan bukan pilihanPerempuansiapa-siapa.itujangan bertindak atas kendali orang lain, bukan ken dali dirinya. Karena kadang-kadang biasanya disetir oleh orang lain seperti orang tua. Kalau kita mau berkuasa penuh atas diri sendiri, seharusnya kita yang menentukan sendiri.Iniberhubungan dengan partisi pasi perempuan dalam perumusan kebijakan, karena untuk mendorong masalah perempuan dan masalah lingkungan. Kita harus melihat ada hubungan antara keduanya, kalau misalnya ada lingkungan yang rusak pasti perempuan yang juga mera sakan dampaknya. Kemudian yang memahami korelasi perempuan dan lingkungan itu sendiri adalah perempuan karena mereka yang mengalami sehingga penting agar suara mereka didengar sampai ke pemangku kebijakan.

Apakah semua orang itu memiliki akses pendidikan yang sama? Dan memang itu sudah haknnya untuk mengakses pendidikan.

Apa dampak kerusakan lingkun gan terhadap perempuan?

Universitas Of Glasgow, Kerajaan Inggris Bersatu Penerima Beasiswa IISMA 2021, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Kebijakan Publik, September-Desem ber 2021

Pengalaman Profesional: THINK-20 (T-20) Jakarta, Indonesia Peneliti 2022-Sekarang(Magang)

Menilik Peran Perempuan dalam Menjaga Lingkungan

Oleh karena itu, dibutuhkan partisipasi perempuan lebih banyak dalam hal perumusan kebijakan

Pendidikan: SMA Negeri 2 Makassar, Makassar, Indonesia, 2016Ilmu2019 Pengetahuan Sosial, Meraih89.00 peringkat 1 tingkat jurusan selama 3 tahun Pendiriberturut-turutSMADA Model United Nations Club

Untuk lebih mendalami peran dan pentingnya perempuan sebagai subjek dalam pelestarian lingkun gan. Reporter Washilah berbin cang-bincang dengan Nurul Habaib Al Mukarramah, aktivis yang aktif dalam mengkampanyekan pentingn ya menjaga Perempuanlingkungan.yangkerap kali disapa Lulu ini, sering mengkampanyekan masalah lingkungan melalui tulisan dan memiliki segudang prestasi.

Kontribusi apa saja yang telah anda lakukan selama menjadi aktivis lingkungan?

Bagaimana anggota keluarga itu bertindak sesuai dengan porsinya tanpa melihat adanya batasanbatasan gender terutama dalam segi pengelolaan lingkungan dan penge lolaan sampah sampah itu sendiri.

WANSUS 7Edisi 119| Muharram 1444 H | Agustus 2022 Masehi

Nama: Nurul Al-MukarramahHabaibHIrfan

Sarjana Hukum (S.H); Se mester 6, 2019-Sekarang Program Studi Ilmu Hu kum, IPK: Mahasiswa3.87Berprestasi II Fakultas Hukum Universi tas Hasanuddin 2022

Bagaimana kaitan kesetaraan gender dalam upaya menjaga

Saya mengikuti berbagai kon ferensi-konferensi akademik dan juga menulis. Saya berpikir tentang sumbangan pemikiran apa yang bisa diberikan untuk lingkungan yang lebihSayabaik.juga bergabung di sekolah lingkungan hidup yang diadakan oleh Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Sul-sel tahun 2021. Setelah lulus, saya masuk sebagai bagian dari green student movement yang berfokus mendorong anak muda untuk po.yangdampaknyasalahsepertimaupunganmasalah-masalahmengkampanyekaniklimdanlingkunyangadadiwilayahregionallokaldiSulawesi-selatan,masalahdiSpermonde,mapenambanganpasirlautsertabagimasyarakatpesisirberadadipulauSarappolom

Ya, itu salah satu faktornya, kare na ini berhubungan dengan studi saya kemarin di Glasgow, studi yang berfokus terhadap keluarga.

*Penulis : Ai Shintya Maulidia Meiningsih Diah Editor : Nadia HamrawatiHamzah

Bagaimana menurut anda tentang ekofeminisme?

Kalau dilihat segi realita, masalah rumah tangga itu sering dibebank an kepada perempuan. Misalnya kegiatan mencuci dan sabun cuci kemasannya menggunakan plastik. Tentunya, itu menjadikan

Karenaalami.kalau kita berbicara dalam premis bahwa ramah lingkungan, itu bukan cuma tugas perempuan tapi tugas semua gender, kita bisa melihat adanya indikasi gender itu sudah tidak menjadi urusan utama. Persoalan gender mana yang lebih superior, gender mana yang lebih in ferior itu tidak menjadi pikiran lagi ketika kita berbicara soal pelestarian dan perlindungan lingkungan.

Dampak kerusakan lingkungan terhadap perempuan, tentunya ini sudah banyak terjadi dan bisa kita lihatSemisalbersama.pada pengalaman saya ke green student movement bersama WALHI. Pada saat itu saya lagi ad vokasi soal dampak pertambangan pasir laut di Kodingareng, Sper monde dan penambangan pasir itu merusak lingkungan.

Kepedulian tentang lingkungan itu muncul mulai semester tiga, waktu itu saya diberikan tugas un tuk meneliti terkait sampah plastik dan juga dampaknya. Saat itu masih belum ada pikiran sama sekali soal lingkungan. Na

IKLAN8 Edisi 119| Muharram 1444 H | Agustus 2022 Masehi

bupati memanggil, Mbak diminta ke sana sebentar katanya.”LaluPrayudia menoleh ke arah di mana bapak bupati tengah duduk berbincang dengan seseo rang yang Prayudia ketahui adalah ajudannya.Tanpapatahan kata lagi, ia segera berlalu menghampiri bapak bupati dengan wanita tadi yang mengikut di belakangnya.

Oleh: M. Yunus

Ilustrasi: Rahmat Saputra

“Permisi, Pak. Katanya bapak memanggil saya?” Ucap Prayudia, ketika ia sudah berdiri dengan sedikit berjarak di belakang bapak bupati.PakBupati menoleh. Sebuah senyum kecil memahat sempurna keriput-keriput di sekitar ujung matanya. “Nak Prayudia, sini duduk,PrayudiaNak.”menurut, ia lalu duduk mengikut ajudan bapak bupati yang langsung pamit pergi seolah memberi ruang obrolan privasi.

Prayudia menoleh pada bapak bu pati. “Timbal balik yang saya maksud bukan amplop, lho, ya, Pak.”

“Andai saja pemikiran semua anak muda sekarang seperti pemikiran kamu, pastinya akan jauh lebih mudah mengatasi masalah lingkungan ini.”

Mendengar guyonan Prayudia, bapak bupati lantas terkekeh dengan Prayudia yang juga ikut menimpal.

jarak selangkah di sampingnya. Dengan raut bingung Prayudia bertanya. “Iya, Mbak? Ada apa ya?”“Bapak

demikian Prayudia dan bapak bupati memutus obrolan.

Waktu

Lima puluh siswa-siswi yang didampingi oleh sejumlah guru juga telah berkumpul di sana. Se bagian dari mereka nampak berse mangat, dan sebagian lainnya terlihat tidak begitu tertarik. Tak apa, inilah tugas Prayudia untuk memberi mereka kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan.

Seorang wanita yang ia perkira kan seusia dirinya berdiri dengan

“Nak Prayudia, tidakkah kamu melihat bagaimana indahnya hutan ini? Bagaimana karunia Tuhan atas udara sejuk yang ia titipkan melalui hutan lindung ini. Tidakkah kamu juga merasakan nya, Nak Prayudia?” Suara Pak Bupati terdengar lagi. Ia berbicara seraya melihat hamparan pepo honan di sekitarnya.

telah menunjuk pukul delapan pagi, ketika Prayudia bersa ma bapak bupati setempat beserta rombongannya tiba di salah-satu hutan lindung yang ada di daerah kabupaten Purwokerto.

Sebagai salah satu duta lingkun gan hidup, Prayudia berpendapat bahwa tak etis rasanya jika ia hanya sekadar mengingatkan masyarakat dengan cara sosialisa si tanpa Untukaksi.itu, ketika mendapat ajakan dari Kementrian Lingkun gan Hidup dan Kehutanan untuk ikut dalam aksi gerakan menanam pohon, bekerja sama dengan sekolah-sekolah yang ada di daer ah tersebut, Prayudia langsung mengiyakan tanpa berkomentar lebih.Prayudia melihat sekililing, lantas ia memejamkan mata, menghirup udara dalam-dalam.

*Penulis Merupakan Ma hasiswa Jurnalistik Fakul tas Dakwah dan Komunika si UIN Alauddin Makassar.

Inilah salah-satu alasan yang membuat Prayudia begitu berse mangat mengikuti kegiatan ini, udara segar dan sejuk yang tak mungkin lagi ia temui di perkota an di mana dirinya tinggal.

Hembusan angin bertiup, tetes embun dari dedaunan berjatuhan kemudian. Terik sang raja siang masih bersahabat di atas sana. Kicau burung endemik Jawa Ten gah terdengar bersahut-sahutan di balik pepohonan. Lantas percaka pan Prayudia dan bapak bupati berbaur dengan suara alam.

Sebagaimana biasanya, Prayudia menyimak dengan atensi penuh. “Sebetulnya saya begitu khawatir terhadap generasi sekarang, Nak Prayudia. Hanya segelintir dari mer eka yang betul-betul perduli dengan lingkungan, termasuk kamu. Sering saya menemukan pemuda sekarang yang lebih gemar merusak daripada merawat. Saya khawatir dengan masa depan lingkugan kita ini. Hutan ini. Tidakkah kamu berpikir demikian, NakPrayudiaPrayudia?”tidak langsung menjawab. Ia terdiam sejenak sembari mengali hkan pandangan ke arah lain. Dalam hati, ia membetulkan perkataan bapak bupati, sebab faktanya memang demikian.“Jikaditanya takut, ya, saya juga takut, Pak. Saya sendiri juga sering menyalahkan diri sendiri atas ketidak mampuan saya dalam mengajak anak muda yang seusia saya untuk lebih sadar terhadap masalah lingkungan. Dan saya banyak memikirkan hal

itu sebelumnya. Tapi sekarang saya memutuskan untuk berhenti. Saya beranggapan bahwa ada baiknya agar ketakutan itu dijadikan acuan untuk kita bekerja lebih keras lagi. Mungkin saat ini mereka semua belum sadar, tetapi saya percaya, setidaknya den gan saya konsisten menjaga lingkun gan seperti sekarang, akan ada timbal balik yang saya terima kelak.”

Cerpen

Prayudia hanya tersenyum hambar, tak juga ia menyahut. Sampai akh irnya salah seorang staf bapak bupati menghampiri mereka dan member itahukan perihal acara menanam pohon akan segera berlangsung. Maka

Prayudia

Prayudia tahu betul bahwa hingga kini permasalahan mengenai lingkungan belum juga usai dan masih menjadi pembahasan.Seolahtak menuai titik terang. Pencemaran dan ker usakan menjadi point utama dalam perkara ini. Mengenai sebab dan akibat, dampak, serta solusi yang acap kali membuat Prayudia meringis dalam miris. Anggapan Prayudia atas penyebab rusak nya lingkungan merujuk pada satu sebab, dan Prayudia turut pula menyematkan namanya di Semenjaksana. terpilih sebagai duta lingkungan hidup, Prayudia telah banyak mem berikan kontribusi dalam memajukan lingkungan yang nyaman dan aman, ia mengi kuti berbagai kegiatan-ke giatan atau kampanye sesuai dengan berpendapat.bumi.menghancurkansiapumpamatabur-tuai.itu.memberiberkata,maluhadapnya,bumigerogotiyangserakah,terlambatgubahhalPrayudiaPencegahandanyanggalamiitu,Melaluigelarnya.kegiatan-kegiatanPrayudiabanyakmenkejadian-kejadianmemberinyapelajaranpengalamanhidup.danpemulihan.jelastahubahwaduasederhanaitubisamenkeadaantanpaadakatadidalamnya.Manusiaadalahmakhluktamak,danperusakandal.Merekamengisibumi,laluketikamengirimbencanatermerekatanparasaakanberdalihdenganbahwaTuhansedangujianatasbencanaMerekalupapadahukumPerbuatanmerekaribuanbomyangmeledakkapansajadanseluruhisiDemikianPrayudia

Ketika Prayudia tengah tenggelam dalam pesona hutan lindung, suara seorang wanita menginstrupsi dan membuat atensinya beralih. Prayudia lantas membuka matanya dan menoleh.

SASTRA 9Edisi 119| Muharram 1444 H | Agustus 2022 Masehi

“Mbak, Prayudia.”

Manusia, Alam, dan Kapitalisme

tanah, dan kemungkinan bahwa sumber daya bumi suatu hari nanti akan habis.”

program lorong yang akan meningkatkan kesehatan lingkungan, tetapi pemerintah Kota Makassar masih memiliki banyak catatan. Berikut catatan kritis yang sebaiknya dilaku kan oleh Pemerintah Kota Makassar, sehingga mereka layak menyandang penghargaan yang diberikan oleh Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) serta menjadi kota yang sejahtera;

“Kunci Kehidupan Sejahtera” Mengintip Kesehatan Lingkungan di Kota Makassar

Kabupaten Lumajang.

Pihak Kodam memaksa untuk melakukan pengosongan lahan tanpa melalui proses pen gadilan. Hal ini menjadi pertanyaan bagi kita, mengapa kita tak dapat hidup dengan tenang di negeri Nampaknyasendiri?betul kata Betrand Russell, salah seorang filsuf yang mengatakan bahwa manusia memang makhluk yang menjijikkan dan mengerikan. Ia seperti monster yang sangat berbahaya bagi dunia.

yang ada di bawah air. Mereka melahirkan. Saling membunuh untuk menjadi penguasa. Mereka menghalalkan segala cara untuk mendapat apa yang mereka inginkan.

Catatan Kritis WALHI Sulawesi Selatan Makassar belum dikategorikan sebagai kota yang sejahtera karena masih ditemukan kasus penyakit diare dan demam berdarah dengan jumlah yang tinggi. Walaupun telah mendapa tkan penghargaan sebagai kota dengan inovasi

Yah, dampak perubahan iklim menjadi kenyataan sehari-hari bagi orang biasa, dalam bentuk peristiwa cuaca ekstrem yang seo lah-olah tidak ada habisnya. Mulai dari banjir, pemanasan global, longsor, angin topan, dan lain-lain.Mengapa begitu sulit manusia (pemerintah) dan perwakilan mereka untuk menangani masalah

3. Mengadakan transportasi pengangkut sampah yang telah membedakan jenis sampahnya (organik dan an organik).

Hal ini sejalan dengan kata Karl Marx, bah wa manusia berinisiatif untuk membedakan diri mereka dari hewan, segera setelah mereka mulai memproduksi makanan. Dia percaya, bahwa, alasan mendasar di balik perubahan sosial adalah pengembangan kekuatan produk tif. Dalam proses perubahan alam, manusia mengubah dirinya sesuai dengan itu.

*Penulis merupakan Anggota SulawesiWALHISelatan

Menurut laporan Badan Statistik Kota Makassar tahun 2022, tercatat jumlah kese hatan pada penduduk Kota Makassar yang umumnya penyakit tersebut ada hubungannya dengan kondisi lingkungan. Ditemukan dua kasus penyakit terbanyak, yakni diare dengan 8.213 kasus dan demam berdarah 1.346 kasus.

banyak media mengabarkan telah disahkannya Undang-Undang omnibu slaw Cipta Kerja oleh Dewan Perwakilan Rakyat yang merugikan rakyat Indonesia. Salah satunya mengorbankan petani dan aktivis lingkungan hidup di Indonesia, yang mempertahankan tanahnya untuk kehidupan mereka. Dirampas oleh pemerintah atas nama pembangunan.Kitadapatmenyaksikan fenomena yang ter jadi di masa lampau, Salim Kancil misalnya. Adalah salah seorang aktivis lingkungan yang dibunuh secara keji karena menolak tambang pasir di Desa Awar-Awar, Kecamatan Pasirian,

Di sisi lain Kota Makassar belum mengim plementasikan ruang terbuka hijau sesuai Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Amanat dalam Undang-Un dang tersebut setiap kota wajib menyediakan 20% ruang terbuka hijau publik dan 10% pri vat sedang Makassar hanya mencapai 9,077%. Padahal ruang terbuka hijau memberikan fungsi langsung terhadap ekologis sebagai penyeimbang iklim. Artinya dengan memaksi malkan ruang terbuka hijau, ia akan menyerap karbondioksida (CO2) dan PM10 yang kerap ditemukan pada debu dan asap. Sehingga akan menyeimbangkan iklim yang juga menjadi penyebab pertumbuhan penyakit diare dan demam berdarah.

Bandingkan dengan hewan lain yang dapat menyesuaikan diri di lingkungan alam tanpa perlawanan. Manusia aktif terhadap lingkun gan mereka. Mereka menghasilkan alat den gan mereka mengubah lingkungan alam. Lalu, siapa yang lebih manusia daripada hewan? Siapa yang lebih hewan daripada manusia?

Kesejahteraan

Demam berdarah juga dikarenakan iklim yang tidak stabil. Iklim yang tidak stabil dikarenakan buruknya pelestarian lingkungan. Curah hujan mampu meningkatkan populasi vector, juga menyebabkan banjir yang tentu kerap menjadi peningkatan populasi nyamuk penyebab demam berdarah. Menurut Catatan Akhir Tahun kami pada tahun 2019, Kota Makassar kerap mengalami banjir baik dimu sim penghujan maupun musim kemarau. Pem bangunan yang meningkat di Kota Makassar juga menjadi penyebab banjir dengan ruang resapan air yang telah dikonversi.

Hal ini merupakan salah satu contoh tanda rendahnya jaminan kemanan bagi para pembela kemanusiaan di negeri ini. Hingga sampai sekarang, kita masih saja menyaksikan kekejian dan kekerasan yang dilakukan oleh penguasa untuk membayar para preman bersenjata untuk melawan masyarakat di desa Wadas.Atau kita tak perlu jauh-jauh melihat fenomena itu, di Makassar ada daerah yang disebut Bara-barayya. Kasus sengketa lahan warga Bara-barayya vs Nurdin Dg. Nom bong (Kodam XIV Hasanuddin). Mereka mengklaim tanah warga sebagai tanah okupasi asrama Tentara Negara Indonesia- Angkatan Darat yangtelah bergulir sejak tahun 2016

*Penulis merupakan Mahasiswa jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN

MIMBAR10 Edisi 119| Muharram 1444 H | Agustus 2022 Masehi

Penyebab terjadinya penyakit diare dikare nakan faktor makanan serta kondisi lingkun gan yang tidak sehat. Diare dapat memuncak karena faktor iklim, diare juga akan mening kat pada musim penghujan. Sejak tahun 2011, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah mencatat upaya pengendalian diare dapat dilakukan dengan mengelolah sampah dengan baik. Selain itu, vektor juga merupakan penyebab penyebaran penyakit diare seperti lalat, nyamuk, tikus dan kecoak yang kerap ditemukan pada tumpukan sampah.

4. Melakukan penelitian penyebab tingginya kasus diare dan demam berdrah. Kemudian melakukan upaya pengurangan kedua penya

Faktor yang mempengaruhi kesehatan lingkungan dalam wilayah perkotaan adalah pengelolaan ruang terbuka hijau, pengelolaan sampah, penanganan sanitasi dan penyediaan air bersih pada setiap penduduknya. Berikut pandangan singkat WALHI Sulawesi Selatan terkait kesehatan lingkungan di Kota Makas sar.

Sebelum

Manusia berambisi pada kekuasaan, karena dengan berkuasa ia dapat memegang gagang kebenaran. Selalu ada harga yang dibayar un tuk menapaki jalan itu. Mereka seperti hewan

1. Menyediakan ruang terbuka hijau sesuai amanat Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataang Ruang.

Semua atas nama pembangunan demi kemajuan. Hal ini senada yang dikatakan Goe nawan Mohammad, bahwa kemajuan selain memberikan kemudahan juga memberikan masalah yang baru.

Selama perjuangan untuk penghidupan, orang-orang menciptakan institusi yang berpusat pada produksi. Sampai era sekarang, eksploitasi besar-besaran. Alam hanya dikenal sebagai sumber daya yang dapat di eksploi tasi.Dia telah gagal mengenali validitas pesi misme Malthus, “dia buta terhadap tekanan yang ditimbulkan oleh kemajuan material di planet ini dan polusi serta penipisan sumber daya yang Berbedadiakibatkannya.”denganEngels,"sangat tidak men yadari kerapuhan sebagian besar alam, seperti

Hubungan Kondisi Lingkungan dan Kese hatan Penduduk Kota Makassar Pemerintah Kota Makassar telah menyabet penghargaan dari Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) sebagai Kota dengan program inovasi lorong sehat, lorong garden, dan menjadi lorong wisata. Program tersebut dikatakan sebagai inovasi dalam perbaikan kesehatan lingkungan dari lorong. Selain itu, Dinas Lingkungan Kota Makassar menyatakan bahwa terdapat berbagai program prioritas yang akan dilaksanakan. Program tersebut terkait tata kelola total persampahan, koridor hijau, pengelolaan sampah listrik dan penumbuhanMemandangtanaman.keduaupaya Kota Makassar dalam mengindahkan kondisi lingkungannya patut untuk diapresiasi bersama. Tetapi, perlu ditekankan kembali bahwa program tersebut harus berjalan dengan baik agar tercapai

Jawabannyaini? sederhana. Adalah sementara kelas penguasa membayangkan berakhirnya dunia. Mereka maupun banyak ahli ekolo gi tidak dapat membayangkan berakhirnya kapitalisme. Untuk alasan ini, semua solusi mereka harus berada dalam batas-batas sistem pasar. Berada dalam antagonisme langsung dan inheren terhadap pelestarian alam. Akibat nya, tidak ada solusi untuk masalah perubahan iklim tanpa mengakhiri kapitalisme.

Seperti diare, demam berdarah merupakan penyakit yang juga disebabkan melalui vektor. Virus demam berdarah yang tertular ke tubuh manusia dikarenakan perantara nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Peningkatan jumlah nyamuk diatas dapat dipengaruhi karena iklim. Wilayah yang kerap mengalami kelembaban udara, curah hujan dan kecepatan angin yang tidak stabil akan menjadi faktor peningkatan populasi kedua jenis nyamuk tersebut.Penjelasan di atas akan penyebab kasus diare dan demam berdarah menemukan dua faktor yang sama, di antaranya kondisi iklim yang menyebabkan ketidakseimbangan curah hujan dan pengelolaan sampah yang buruk. Penduduk yang rentan terdampak penyakit di are dan demam berdarah adalah mereka yang bermukin disekitar kawasan Tempat Pem buangan Akhir (TPA) dan Tempat Pembuan

MakassarAlauddin

gan Sampah dengan pengelolaan sampah yang buruk. Melihat hasil penelitian yang dilakukan WALHI Sulawesi Selatan akan pengelolaan sampah di Kawasan Mamminasata, TPA Kota Makassar yakni TPA Tamangngapa, Antang masih menggunakan metode open dumping sehingga sulit untuk mengurangi dua kasus penyakit di atas.

2. Melakukan pengelolaan sampah dengan menggunakan metode sanitary landfill.

M. Miftahul Hidayat

pula kesejahteraan penduduknya dalam isu kesehatan. Seperti uraian pada paragraf per tama bahwasanya lingkungan dan kesehatan merupakan dua kunci untuk mengkategorikan suatu wilayah yang sejahtera.

Oleh: Mira Janna

suatu wilayah dapat dinilai dari tingkat kesehatan tiap individu dan kualitas lingkungannya. Kedua hal ini merupakan kunci yang saling bergantung satu sama lain. Artinya, terdapat dinamika hubungan interaktif dari perubahan komponen lingkungan hidup yang ujungnya akan memengaruhi kesehatan sekelompok manusia atau masyarakat. Kesehatan manusia dapat terjamin jika lingkungannya terkategori higiene terhadap sanitasi dan menerapkan pengelolaan limbah yang sesuai standar. Kese hatan lingkungan juga didukung oleh ekologi, ekosistem, pencemaran lingkungan, amdal dan dasar-dasar pengelolaan lingkungan.

Mereka ialah Tjokoda Raka Ker thyasa (Bali), Agustinus Pius Inam (Kalimantan Barat), Romo Marselus Hasan (Nusa Tenggara Timur), Almina Kacili (Papua Barat), Muhammad Yusuf (Aceh), Iskandar Waworuntu (Yogyakarta) dan Soraya Cassandra (Jakarta).

*Penulis merupakan Redaktur Desain dan Layout UKMWashilahLIMA

Dalam film tersebut menjelas kan, Sasi sendiri merupakan adat di

Tidak Hanya Menyorot Tentang Kerusakan Alam

“Tanah adalah ibu dan air adalah darah.”“Baik manusia, baik alam. Buruk manusia, buruk alam…”

Dengan cepatnya laju deforestasi, dalam film tersebut menyatakan masyarakat adat merupakan harapan terbesar kita terhadap perlindungan hutan.Lalu, berturut ke desa Bea Mur ing, Nusa Tenggar Timur. Mereka mempunyai cara tersendiri dalam mengembangkan pengetahuan tekonologi dengan menciptakan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohi dro (PLTM). Seperti yang dilakukan Pastor Romo Marselus Hasan, yang menjadikan PLTM sebagai solusi penyedia listrik di pedalaman Nusa Tenggara Timur. Memanfaatkan potensi air yang melimpah dan men gurangi polusi yang disebabkan oleh generator yang berbahan bakar solar.

Resensi Film Semesta: Tentang Orang-orang Hebat Yang Merawat Alam Indonesia

Film dengan genre dokumenter berjudul Semesta yang dipro duksi oleh Tanakhir Films, merupakan film yang mengang kat tema lingkungan. Film karya sutradara Chairun Nissa tersebut sukses mendapatkan nominasi pada Festival Film Indonesia (FFI) 2019 dalam kategori film dokumenter panjang terbaik.

Tjokorda dalam Film Semesta.

Karena di dalam film ini menye but, gajah Sumatera spesies kunci yang berperan penting dalam me melihara keseimbangan ekosistem hutan Sumatera. Untuk menyelamat kan gajah Sumatera dan mengham bat perubahan iklim, hutan-hutan harusSebelumdilindungi.kisah berakhir, masih ada cerita dari Yogyakarta tentang Iskan dar Waworuntu, yang meniti praktik permakultur. Sementara Thayyib, untuk terus berfokus pada hubungan timbal balik antara manusia dengan alam.Pada akhir Film, Semesta ditutup dengan kisah perempuan dari ibu kota, Soraya Cassandra yang mengu bah bekas timbunan sampah menjadi kebun yang hijau bernama ‘Kebun Kumara’.Inijuga sekaligus menyinggung sebuah kebun urban di tengah kota agar tidak terputus dengan alam dan menghargai setiap senti lahan di perkotaan. Menjadi sumber ke hidupan yang hijau dan segar. Dalam film tersebut juga menjelaskan, dengan membangun hunbungan antara masyarakat urban dengan alam. Kebun kumara yakin dapat menginspirasi perubahan untuk mengurangi emisi karbon.

RESENSI 11Edisi 119| Muharram 1444 H | Agustus 2022 Masehi

Dalam film tercatat, bagi 1,6 juta keluarga di Indonesia yang belum memiliki akses listrik, mikro hidro merupakan solusi yang lebih berpi hak kepada alam.

Film dibuka dengan suasana Bali yang dituntun Tjoko Raka Kerthya sa. Tentunya, tidak hanya menyorot suasana pantai Ubud di Bali yang in dah di mata para turis asing maupun lokal. Namun, Tjokoda menuntun penonton untuk melihat ritual Nyepi sebagai waktu beristirahat bagi alam Bali untuk bisa bergenarasi.

Dalam film tersebut Hari Raya Nyepi sendiri tercatat bisa menghe mat 30.000 ton karbon bagi atmosfer bumi dan dapat mengurangi emisi varian di Bali hingga sepertiga,

“Saat Nyepi-lah alam mengadakan pembenahan diri sementara, walau pun hanya satu hari di dalam setahun itu memberi dampak,” Ungkap

Kisah selanjutnya, masih berada di wilayah timur Indonesia yaitu tentang Mama Almina Kacili. Ketua dari kelompok perempuan gereja lokal yang bertempat di Kapatcol, Papua Barat. Mama Almina sendiri mengajak kaum perempuan untuk menerapkan tradisi Sasi untuk membuat hasil laut tidak surut secara cepat oleh keserakahan manusia.

Film Semesta yang mengang kat tema perubahan iklim tersebut mempunyai sesuatu yang berbeda, pasalnya film Semesta mengajak penonton untuk berjelajah tujuh wilayah di Indonesia. Dilengkapi pula dengan agama, kebudayaan, adat, hingga tradisi yang dipakai oleh para tokoh di film ini, dalam merawat alam melalui keyakinan dan iman yang dianut oleh mas ing-masing tokoh.

film ini juga patut mendapat apresiasi karena cukup berha sil menampilkan cerita tentang dampak dari perubahan iklim. Di tengah masyarakat Indonesia yang masih minim kesadarannya tentang penting menjaga lingkungan hidup demi keberlanjutan hidup di masa depan.Selain itu, sentuhan emosional dari para tokoh secara gamblang dapat juga kita rasakan dari visualisasi terhadap para tokoh, musik, dan nyanyian-nyanyian oleh para tokoh yang hadir di film ini. Serta scene yang menampilkan ke hidupan sederhana oleh para tokoh yang berjuang dalam menjaga alam Indonesia.

Dari Ubud, penonton diajak menelusuri aliran Sungai Utik, Kali mantan Barat. Pada daerah tersebut didiami masyarakat adat Suku Dayak Iban yang menjaga alamnya. Melalui petuah nenek moyang mer eka. Mereka menyebutkan siapa pun masyarakat yang tinggal di dalam hutan, maka isi dari hutan tersebut milik masyarakat yang bermukim di sana. Dari hal tersebut mereka harus merawat dan mempertahankan

Ilustrasi: Tanakhir Films

kesederhanaan, kebersamaan, serta kerendahan hati manusia. Mere ka ikhlas dan tidak serakah pada alam. Karena menekan laju krisis lingkungan itu tergantung bagaima na manusia bisa memaknai alam. Sehingga, pada hakikatnya ke budayaan, kepercayaan, serta alam merupakan campur tangan yang sempurna dalam mengenal serta memahami alam semesta. Karena prosesnya membutuhkan sebuah keikhlasan, kepekaan, hingga kesabaran.Yangterpenting ialah, Semesta telah memberikan makna bahwa usaha dalam memulai hidup yang berkelanjutan, merupakan aksi yang sederhana yang dapat diterap kan dalam kehidupan sehari-hari.

Visualisasi dan Sentuhan Emo sional Dari Para Tokoh

“Kita perempuan, jangan kita ketinggalan. Kita juga bisa lakukan sesuatu,” ungkpanya dalam film.

Film hasil kerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI dan Uni Eropa, mengangkat kisah tujuh sosok yang inspiratif dengan latar belakang yang berbeda-beda. Keragaman agama, budaya, dan alamnya. Mereka yang memiliki caranya sendiri dalam menyikapi perubahan iklim.

isinya.Bukan hanya petuah nenek moy ang mereka, kalimat yang mereka genggam juga ialah,

Memaknai Alam Melalui Budaya dan Keyakinan Cara sederhana dalam ketu juh cerita di film Semesta tetap berfokus pada penggambaran

Oleh: Muhammad Arfah

kepulauan bagian timur di Indonesia yang melarang masyarakat men gambil hasil laut di daerah tertentu, dalam jangka waktu yang disepakati. Karena dengan menjaganya, kita memberi biota laut kesempatan untukDanbergenerasi.kisahterus berlanjut ke wilayah barat Indonesia, memper lihatkan kisah masyarakat Pameu, Aceh, yang kebun dan ladangnya rusak karena gajah liar yang keluar dariNamun,hutan. dari kasus tersebut, sosok Muhammad Yusuf melarang warga untuk menyakiti gajah-gajah itu dan mengusirnya dengan cara tidak menyakitinya.

Visualisasi yang ada dalam film Semesta, tidak hanya menampil kan bentang daratan belaka, tetapi juga menampilkan cakrawala dan menembus kedalaman laut. Selain sinematografi yang cukup bagus,

Tentang bagaimana pengelolaan lingkungan, tata kelola kota, hing ga ketidak bijakan yang dikelu arkan pemangku kebijakan yang berorientasi hanya pada kepentin gan manusia —itu pun segelintir saja—.Seekor kucing mengajari burung camar untuk terbang. Bila ditelisik lebih jauh, kita akan berpikir mana mungkin kucing akan mengajari camar untuk terbang? Apalagi secara biologis kucing tidak memi liki sayap, sudah tentu tidak bisa terbang.Meskipun novel ini terbagi menjadi dua bagian yang berbeda. Ide menggugat antroposentrisme menjadi sorotan utama di kedua bagian novel.

Penulis kelahiran 1948 ini berusaha memahamkan kepada pembaca melalui novelnya, bahwa pusat dari alam semesta ini bukan hanya manusia. Namun manusia memiliki hubungan yang cukup erat dengan makhluk hidup yang lainnya di alam semesta. Kita menyebutnya dengan biosentris.

terbang, ini juga melalui kerja keras kawanan kucing yang belajar melalui ensiklopedia.

Luis Supelveda, yang juga terke nal dengan puisi dan novelnya. Menciptakan setiap karakter yang kuat dalam penokohan yang unik dengan ciri khas masing-masing dalam buku ini.

merawat bayi camar, hingga men gajirnya untuk terbang.

Pada akhirnya, mereka sepakat untuk meminta bantuan kepada manusia dan camar bisa terbang. Pada bagian kedua ini jelas, bahwa manusia bukan segalanya di alam semesta. Namun alam semesta ini menjadi pusat untuk semua makh luk hidup yang ada di dalamnya untuk saling bekerjasama dan me lindungi. Manusia yang dianugrahi akal berpikir untuk seharusnya menjaga lingkungan, malah men jadi perusak Tumpahanlingkungan.minyakbumi yang disalurkan mobil tangker dan masuk ke dalam lautan lepas mengakibatkan lingkungan rusak mengakibatkan burung camar yang mati.Itu hanya sebagian kecilnya, belum lagi ikan, terumbu karang dan seluruh biota laut akan rusak akibat minyak bumi tersebut. Perlunya kesadaran bahwa yang hidup di alam semesta ini bukan hanya manusia, tetapi ada makhluk hidup yang lain untuk dihargai.

Ditambah lagi terjemahan apik dari Ronny Agustinus, berhasil menyajikan cerita yang ditulis Luis dengan pemilihan kata yang lugas dan mudah dimengerti. Tidak ada bagian yang mesti dibaca berulang karena sulit dipahami.

Novel ini menjahit sub bab satu dan lainnya sedemikian rupa sehingga membuat pembaca penasaran. Semakin dibaca, maka semakin menarik untuk dilan jutkan. Pembaca akan penasaran dengan pembahasan selanjutnya.

Keseluruhan buku mulai dari isi dan sampul cukup menarik. Na mun tidak adanya gambar dalam isi pembahasan, menjadi kekuran gan dalam buku ini. Jika setiap sub bab melampirkan gambar terkait sebagian besar dari bab yang diba has, sudah tentu akan menambah semangat pembaca.

RESENSI12 Edisi 119| Muharram 1444 H | Agustus 2022 Masehi

*Penulis merupakan Sekretar is Umum Himpunan Mahasiswa Jurusan Sosiologi Agama Fakul tas Ushuluddin Filsafat dan Politik UIN AlauddinPeriodeMakassar2022

Ilustrasi: Tinta Creative Production

Oleh: Astiti Nuryanti

Novel ini menceritakan kuatn ya solidaritas di antara kawanan kucing yang merawat camar dari bayi hingga mengajarinya untuk terbang.Selain solidaritas yang tinggi, buku karangan penulis seka ligus wartawan asal Chili ini mengisyaratkan kesetiaan untuk menepati janji, persahabatan, dan renungan tentang perbuatan

Alur ceritanya terbagi menja di dua bagian. Bagian pertama menceritakan sekolompok camar melewati mulut sungai Elbe yang tersambung ke Laut Utara. Hing ga pada akhirnya, ada satu camar yang tertinggal dari kelompokn ya, kemudian jatuh ke dalam laut yang penuh dengan tumpahan minyak.Padabagian kedua novel ini, diceritakan kawanan kucing yang berusaha menepati janjinya kepada induk camar. Mulai dari

manusia terhadap lingkungan.

Luis melalui novel ini mengajar kan kita —setidaknya saya sendi ri—, untuk tidak egois terhadap makhluk hidup yang lain. Bahwa segala yang ada di alam semesta ini menjadi pusat dari segalanya yang harus saling menjaga dan melindungi.

“Bahwa segala yang ada di alam semesta ini menjadi pusat dari segalanya yang harus saling menjaga dan melindungi.”

Menggugat Keegoisan Manusia dalam Antroposentrisme

Menggugat Antroposentrisme Antroposentrisme bermaktub kan, bahwa pusat alam semesta ini adalah manusia. Namun buku yang bersampul biru ini menggu gat hal itu.

Ide cerita dalam buku ini meng gugah kesadaran kita, bagaimana dalam peradaban yang dikenda likan manusia ini tidak memikir kan makhluk lain selain dirinya.

Pada bagian pertama, tumpahan minyak yang mencemari lautan karena ulah manusia, mencelakai mahklup hidup lainnya. Dalam hal ini burung camar. Manusia yang dijadikan pusat dari alam semes ta dari kajian antroposentrisme, malahan manusia yang merusak alam dan tidak memperhatikan keselamatan makhluk hidup yang lain.Pada bagian kedua, teori an troposentrisme lagi-lagi dipatah kan. Hal ini dikarenakan, untuk merawat camar hingga tumbuh menjadi camar yang ramping dan berbulu lembut sewarna perak, itu dilakukan oleh sekawanan kucing. Kemudian untuk mengajari camar

Contoh kecil dari akibat tump ahan minyak bumi itu, membuat induk camar mati. Perlu dipikirkan bahwa bagaimana nasib bayi ca mar jika tidak ada kawanan kucing yang berbaik hati ingin menjaga dan merawatnya? Berharap pada manusia rasa-rasanya sulit sekali. Tidak banyak yang memiliki kepekaan sosial terhadap situasi seperti

“Manusia,itu. sayangnya, tidak bisa ditebak. Kerapkali dengan niat terbaik mereka malah menyebab kan kerusakan terberat,” Kolonel memvonis. Pernyataan Kolonel terhadap manusia memang benar, contohnya dari cerita camar malang ini. Ia mati sebab manusia gandrung meracuni laut dengan sampah mereka, tanpa memikirkan mahklup hidup yang lain.

AKADEMIKA 13Edisi 119| Muharram 1444 H | Agustus 2022 Masehi

Hal tersebut dibenarkan oleh Hildawati Alamah S Ag, Kepala UPT Perpustakaan saat ditemui diruang kerjanya pada 25/07/2022.“Ituyang digitalkan sebelum nya kan memang masih kertas. Apalagi yang zaman dulu yang UIN ketika masih jadi Institut Agama Islam Negeri,” beber nya.Dosen Jurusan Ilmu Perpus takaan tersebut menjelaskan, perpustakaan hingga kini tetap melaksanakan pendigitalisa sian. Program repositori salah satunya. Namun, dalam proses pengumpulannya masih meng gunakan dua metode, fisik dan compact disc

*Penulis: Tritia Kurniati / Heni Handayani Editor: Nur Afni Arifin

“Kertas yang dicoret-coret oleh dosen pada akhirnya akan menjadi sampah. Padahal biayanya cukup banyak bagi saya yang tidak memili ki print,” Mahasiswapaparnya.rata-rata menghabiskan tiga rim dalam pengerjaan skripsi. Di tahun 2021 lalu kampus melu luskan 4.331 wisudawan. Mirisnya untuk menghasilkan 16 rim kertas perlu bahan baku satu pohon. Jika dikalikan, maka sebanyak 12.993 rim kertas yang telah digunakan. Jumlah ini bahkan lebih kecil jika dikalikan

dengan jumlah Mahasiswa UIN Alauddin secara keseluruhan, kampus bertanggung jawab dalam hilangnya 4.062 pohon yang menghasilkan 64.993 rim kertas tiap tahunnya, untuk digunakan mahasiswa dalam pengerjaan laporan dan bimbingan skripsi.Mahasiswa tentunya bukan satu-satunya pemasok sampah kertas. Dari skala fakultas, kertas juga dibu tuhkan sebagai pengurusan admin istrasi, seperti; Pengurusan berkas mahasiswa, dosen, serta kebutuhan surat-menyurat. Tidak heran jika salah satu fakultas, yakni Fakultas Ushuluddin Filsafat dan Politik menggunakan 150 rim tiap tahunnya. Itu baru satu fakultas, bagaimana dengan tujuh fakultas lainnya.

“Kemarin pas urus pemberkasan Kuliah Kerja Nyata diurus offline semua,”katanya.Berbedadengan penggunaan kertas ketika melakukan bimbingan skripsi, Salah satu dosen pembimbing, Nur Utaminingsih, ia mengatakan menggunakan metode pengumpulan dalam bentuk salinan kertas dan file untuk berkas bimbingannya. Hal itu dilakukan tergantung dari kebutuhan mahasiswa.Kendatidemikian, Tami lebih men

Selama bimbingan skripsi, ia mengh abiskan kertas hingga tiga rim.

Berbeda dengan Nisa, Mahasiswa Jurusan Biologi itu mengaku terbe bani dari segi biaya dalam memenuhi penyelesaian tugas akhirnya. Ia mengaku pengeluarannya mencapai kurang lebih Rp. 1 juta untuk biaya print kertas saat bimbingan.

Washilah - Pengerjaan skripsi, laporan, dan tugas mahasiswa masih tidak lepas dari penggu naan kertas. Hal itu menjadikan kampus sebagai salah satu pemasok utama sampah kertas. Parahnya lagi, sampah masih belum terkelola dengan baik dan menjadi limbah yang merusak lingkungan. Lantas, apakah digitalisasi merupakan solusi meminimalisir penggunaan kertas di kampus yang berjuluk peradabanDigitalisasiini?memang bukan barang yang baru lagi bagi UIN Alauddin Makassar. Pada tahun 2016 Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perpustakaan Syekh Yusuf pernah melaksanakan program digitalisasi skripsi yang dicanangkan oleh Qurais Mat thar. Program tersebut pertama kali diterapkan dalam rangka meminimalisir fisik Karya Tulis Ilmiah yang menumpuk dan habis dimakan rayap.

“Kita kan, tidak tahu karena yang namanya aplikasi, bisa saja eror,”Kampustuturnya.yang kini diisi kurang lebih 26.000 mahasiswa ini, memang belum sepenuhnya beralih ke digitalisasi. Salah satu Mahasiswa Fisika, Masyita, mengungkapkan dalam perkuli ahannya menghabiskan dua rim kertas setiap tahunnya..

Kepala Bagian Akademik UIN Alauddin Makassar, H Anto S sos mengungkapkan sejak lama kampus

Sementara untuk pengerjaan skripsi, salah satu mahasiswa, Tabah, menggunakan kertas lebih banyak daripada Masyitah.

yarankan bagi mahasiswanya untuk bimbingan menggunakan salinan kertas, “terkadang mahasiswa kesusa han mengerti ketika menerima revisi bimbingan melalui file,” katanya. Namun, perempuan yang aktif sebagai aktivis lingkungan ini tetap menegaskan, solusi dari penggunaan kertas yakni tidak lain adalah digi talisasi. Meskipun demikian, perlu adanya kelengkapan fasilitas dan pemanfaatan Sumber Daya Manusia yang mumpuni. “Akademisi pun juga demikian, semua harus melek teknologi, ” pungkasnya.

sudah melakukan digitalisasi bukan hanya skripsi, “bahkan pernah kalau mau urus surat keterangan cuti melalui surat online, pun kalau setor surat untuk tanda tangan rektor kirim WhatsappBerbeda,.”dengan Mahasiswa Juru san Matematika, Muh Ibrahim, men gungkapkan tidak pernah mengurus berkas administrasi secara online

Foto ilustrasi: Fikri yang merupakan mahasiswa akhir Jurusan Sosialogi Agama Fakultas Ushuludin Filsafat dan Politik UIN Alauddin Makassar sedang melakukan revisi draft proposal. Beberapa kertas menumpuk di meja, Minggu (7/8/22). | Foto : Washilah – Andi Fahrul Azis.

Digitalisasi, Langkah Solutif Kurangi Penggunaan Kertas

“Kalau angkatan di atas ku lebih parah lagi, karena empat laporan yang harus selesai dalam setiap semester. Belum lagi harus beberapa kali revisi,” tutur Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi itu.

Anisa Lusiana

M Abu Bakar Said

Kata Mereka tentang Kampus Asri

Washilah – Selama menjabat sebagai Rektor UIN Alauddin Makassar, Hamdan Juhannis, memiliki obsesi untuk mewujudkan green campus. Salah satu upaya untuk mengimplementasikan Pancac ita Rektor non-akademik pertama, yakni kampus asri. Lantas, apakah menjelang akhir masa jabatan, penulis buku melawan takdir ini telah sukses mewujudkan pancacita tersebut? Berikut hasil wawancara Reporter Washilah bersama sivitas kampus UIN Alauddin Makassar.

Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Perlunya peningkatan perhatian oleh pihak kampus, agar permas alahan yang sebelumnya terjadi. Seperti kasus pencurian motor dan lain-lain, tidak lagi terjadi. Karena menurut saya, bisa dikatakan kam pus asri apabila telah memberikan ruang aman dan nyaman kepada seluruh masyarakat kampus.

Dr. Amiruddin K M E I

Perkembangan tiga tahun terakhir memang kami pandang sangat signifikan dan sangat drastis. Kemajuan di bidang lingkungan hidup di dalam kampus. Mulai masuk kampus sudah tampak penataan lingkungan hidup, terutama tanaman-tanaman yang ada di sekitaran kampus kita. Saya juga lihat adanya, CS sangat membantu, bahkan di awal-awal kepemimpinan rektor ada bank sampah. Apalagi limbah kita banyak kertas. Jadi, harus dikelola dengan baik, apalagi digitalisasi bagus itu.

Pengawas Cleaning Service Sahrianti

Wakil Ketua Umum UKM RITMA

Kampus asri menurutku bukan hanya sekadar pembuatan taman dan menjaga kebersihan. Karena percuma bersih dan banyak bun ga-bunga kalau di dalam kelas panas. Apalagi kita di jurusan HI sudah kepanasan. Asri itu kalau semua mahasiswa nyaman dalam belajar. Nyaman dalam menjalankan fungsinya sebagai mahasiswa.

Ketua Jurusan Pendidikan Fisika

Rafiqah S Si MPd

Kepala Biro AUPK

Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi Jurusan Jurnalistik

Melihat energi terbarukan di ruang lingkup kampus, belum terlihat secara maksimal dalam memproses hal tersebut. Kenapa seperti itu? Dilihat dari energi sinyal yang tidak terbagi secara merata. Sehingga beberapa jaringan internet sulit dijangkau oleh para mahasiswa secara umum, hanya beberapa titik saja dari ruang lingkup kampus yang memiliki sinyal yang baik bagi peng guna elektronik digital. Maka hal ini perlu diperhatikan kembali, agar kenyamanan dapat dirasakan oleh mahasiswa UIN Alauddin Makassar, dalam hal ini persoalan jejaring sosial. Dengan ini kampus belum sepenuhnya masuk dalam kategori asri, karena beberapa indikator yang dimasukkan oleh asri itu belum semua terpenuhi. Mulai dari energi terbarukan, limbah, dan pember dayaan pekerja yang ada di ruang lingkup kampus yang belum maksimal ditangani dengan baik.

*Penulis: Yopi Yolanda Sari Editor: Andi Fahrul Aziz

PERSEPSI14 Edisi 119| Muharram 1444 H | Agustus 2022 Masehi

Kampus UIN Alauddin Makassar memang berhak menyandang predikat sebagai kampus yang asri. Di mana kampus ini sangat ramah lingkungan, banyak vegetasi yang tumbuh subur dan selalu diperhatikan. Setiap hari ada Cleaning Service (CS) yang selalu siap untuk membersihkan kawasan kampus. Bentuk bangunan gedung kampusnya sedap dipandang, intinya kampus sangat layak untuk diberikan predikat sebagai kampus yang asri. Satuji pesanku untuk mahasiwa dan seluruh masyarakat, “Tetap jaga bumi ta’ agar tetap hijau.”

Bagus sekalimi, sejak PT. Arco masuk di kampus, UIN Alauddin semakin asri sekali, sesuai dengan kemauan rektor. CS yang ber peran penting, kalau mahasiswa kurang kesadaran. Mereka masih membuang sampah di sembarangan tempat.

Lisana Sidqin Aliyan

Ketua Umum Senat Mahasiswa Universitas

Menurut saya, UIN Alauddin Makassar sudah masuk kampus asri. Jika kita melihat penghijauannya, kita masih perlu menambah dan menjalankan indikator lain. Saat ini masih ruang terbuka. Penghijauan dan kebersihan jadi sisa pengelolaannya. Jadi, jika kita sudah kerja sama dengan Unit Pelayanan Terpadu ini maka akan ada pengelolaan.

Muhammad Takbir Kusrin

Menurut saya, kampus UIN Alauddin Makassar sudah masuk kategori kampus asri. Alasan saya mengatakan hal tersebut, dari awal saya masuk pada tahun 2018 sampai sekarang jelas sekali perubahan iklimnya. Awalnya panas sekali karena minim pohon, sekarang sudah lebih sejuk. Kemudian ruang terbuka hijau, seperti taman perlu ditambah. Sekarang kebersihan kampus sudah sangat terjaga, terbukti dari jarangnya limbah atau sampah yang ditemui di lingkungan kampus. Jadi, bisa dikatakan kampus sudah masuk kategori kampus asri, meskipun masih perlu ditingkatkan lagi dari segi infrastrukturnya.

Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional

Bustam Ramli

Foto ilustrasi: Mahasiswi Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar, Heni Handayani, sedang meminum air menggunakan tumbler di sekitar Bukit Samata, Jalan HM Yasin Limpo, Romangpolong, Kec. Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sabtu (30/08/2022).

Litbang washilah mencatat UIN Alauddin Makassar menyumbang satu kontainer sampah perhari seberat satu ton.

Isi dari kontainer, selain daun kering juga diisi botol maupun gelas air kemasan plastik.

Air Kemasan Hingga Manfaat Tumbler

Semula tidak ada yang salah dari mengonsumsi air kemasan. Di kampus berjuluk peradaban ini hampir tiap kantin menyuguhkan air kemasan plastik. Maka tidak heran jika mahasiswa bisa dengan bebas membeli air.

Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI), Fikri Haykal, setuju bahwa air kemasan plastik lebih praktis daripada membawa tumbler ke mana-mana. Meski mengaku tidak

Mikroplastik merupakan poton gan plastik dengan ukuran kurang dari lima milimeter dan dapat mencemari linkungan.

“Tumbler bisa di isi ulang, tidak sekali pakai. Dengan gunakan tum bler kita bisa hemat,” urainya.

Mahasiswa yang dijuluki Bintang laut tersebut mengaku memakai tumbler sejak mulai masuk di dunia kampus. Ia merasa lebih praktis menggunakan tumbler daripada mengomsumsi air minum kemasan plastik.“Tumbler bisa dibawa ke ma na-mana, tidak sekali pakai dan mengurangi sampah plastik,” tutur Bintang.Bintang bercerita, di organi sasi Mapalasta ia mendapatkan edukasi kesadaran lingkungan. Salah satunya tentang kesadaran mengurangi sampah plastik. Selain kader, Mapalasta juga mengingat kan warga sekitar sekretariat bahwa produk plastik bukan pilihan utama untuk digunakan.

“Saya biasanya bawa dua tumbler terpisah. Satu untuk air mineral dan satu untuk tempat kopi dan lainn ya,” ungkap Menurutnya,Alif.mahasiswa akan menjadi pribadi yang teratur jika terbiasa membawa botol minum pribadi. “Bisa juga jadi style.”

Salahpungkasnya.satuMahasiswa Jurusan

UIN Alauddin memang tidak menyediakan air galon untuk maha siswa mengisi tumblernya. Kendati demikian, ternyata di Fakultas Sains dan Teknologi telah tersedia galon dispenser. Namun, galon tersebut bukan program fakultas melainkan inisiatif Sekretaris Jurusan Kimia,

Tidak bisa dipungkiri, air jadi kebutuhan utama mahasiswa. Say angnya, kampus tidak memfasilitasi air keran siap minum. Seperti yang disiapkan oleh Institut Pertanian Bogor untuk mahasiswanya.

Galon tersebut diletakkan di atas meja pojok sedekah bersama dengan beberapa kue dan jenis makanan lainnya. Galon air minum 12 liter itu memang dikhususkan untuk mahasiswa yang membawa tumbler. Rismawaty sengaja meny impan air galon dispenser sebagai usaha meminimalisisr penggunaan air minum kemasan plastik sekali pakai.Penyediaan

“Kampus kita kan kampus asri. Bagi saya, perlu untuk menjadikan tumbler sebagai solusi alternatif mengurangi sampah plastik,” saran Bintang.Samahalnya dengan Bintang, Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Alif Soenarko P, dari ceritanya, diketahui ia membawa dua tumbler kemana-mana bahkan mengoleksi tumbler.

Ketika mikroplastik mencemari air, makhluk air seperti ikan akan mengonsumsinya. Jika manusia tak sengaja memakan ikan yang telah terkontaminasi dengan mikroplastik akan berpengaruh dengan keseha tan.“Jadi, bisa dikatakan bahwa hampir populasi manusia memiliki zat mikroplastik dalam tubuhnya,” katanya.Mahasiswa Universitas Negeri Makassar ini mengatakan, sampah plastik dapat menghasilkan efek rumah kaca. Hal itu terjadi ketika sampah plastik berada di ruang yang lembab dan terpapar sinar matahari secara langsung.

Washilah - Penggunaan produk air kemasan plastik begitu praktis. Tapi bukan pilihan utama yang baik untuk menjaga bumi. Alih-alih jadi solusi, produk air kemasan plastik yang dijual bebas di UIN Alauddin Makassar malah menambah deretan panjang polemik lingkungan.

Alif menyarankan bagi kampus untuk membuat program ramah lingkungan, sehingga mampu memotivasi dan mendorong masyarakat kampus untuk beralih menggunakan tumbler.

Hal itu tentu menuntut maha siswa untuk membawa air sendiri dari indekosnya. Pun memilih alter natif lain dengan membeli minuman kemasan yang dijual bebas di dalam kampus.Selain itu, plastik memberi dampak buruk terhadap lingkungan dan kesehatan. Salah satu Anggota Green Youth Movement, Padli Sep tian, mengungkapkan plastik butuh

LIFESTYLE 15Edisi 119| Muharram 1444 H | Agustus 2022 Masehi

Untuk mengurangi penggunaan sampah plastik terkhusus pro duk minuman, Mahasiswa asal Bulukumba tersebut, menyarankan Mahasiswa UIN Alauddin Makassar agar beralih menggunakan tumbler.

terlalu membutuhkan air minum, ia harus mengeluarkan sejumlah Rp. 150.000 per bulan hanya untuk membeli air minum kemasan plastik.“Ribet

“Namun, perlu memilah mana tumbler yang ramah lingkungan dan mana yang tidak ramah lingkun gan,”

Terkait penggunaan tumbler di kampus yang berjuluk peradaban ini, ketua tim pengembangan kam pus berkelanjutan dan berwawasan lingkungan, Supardin M H I, me ngungkapkan penggunaan tumbler memang ingin dimasifkan di tataran pimpinan dan mahasiswa.

| Foto : Washilah – Andi Fahrul Azis.

“Jadi nanti kami mau minta rektor, untuk anggaran uang kuliah tunggal bisa dianggarkan untuk pembelian tumbler, kemudian dikasi secara gratis ke mahasiswa,” katanya.

*Penulis : Sugiya Selpy R Editor: Nur Afni Aripin

dengan Fikri, Maha siswa Pecinta Alam Sultan Alaud din (Mapalasta), Khaeril Bintang, mengatakan daripada menambah pengeluaran membeli air minum kemasan plastik, ia lebih memilih menggunakan tumbler.

Menurutnya, salah satu gerakan baik untuk mengurangi penggunaan air minum plastik sekali pakai ada lah dengan beralih ke tumbler.

waktu lama untuk terurai. “Sebelum benar-benar terurai plastik utuh be rubah jadi mikroplastik,” katanya.

fasilitas seperti itulah yang diharapkan di kampus asri. Tumbler memang bukan solusi utama dalam penanganan sampah plastik. Namun dimulai dari hal sederhana dan konsisten dalam gerakan ramah lingkungan, maka sampah plastik bisa berkurang.

Dr Rismawaty Sikanna.

kalau bawa tumbler, apalagi saya hanya gunakan tas kecil. Sehari itu, paling minum 2-3 kali.”Berbeda

Kemacetan tidak hanya sering terjadi di depan kampus II UIN Alauddin, namun itu terjadi di sepanjang jalan menuju bunda ran samata. Hal tersebut diakibatkan oleh jalanan yang tidak mampu menampung volume kendaraan, Sabtu (30/7/2022).

Selain karena jalur jalan yang sempit, hal ini juga diperpar ah oleh aktivitas pedagang yang terletak kurang lebih satu meter dari jalan raya, terlebih pembeli yang memarkir kend araannya di sembarang tempat, Sabtu (30/7/2022).

LENSA16 Edisi 119| Muharram 1444 H | Agustus 2022 Masehi

Relawan lalu lintas, Imam, selalu ditemui mengatur lalu lintas di pertigaan samata. Imam sudah 18 tahun menggeluti pekerjaan tersebut dihitung sejak tahun 2004, Sabtu (30/7/2022).

Beberapa kendaraan roda dua di sepanjang jalan H M Yasin Limpo, tepatnya di pertigaan menuju kuburan China berdesakan dan saling menyerobot, Senin (1/8/2022).

Washilah – Sepanjang jalan H.M Yasin Limpo, kelurahanan Samata, kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa akh ir-akhir ini sering mengalami kemacetan. Salah satu Satpam UIN Alauddin, Rustam, menga takan bahwa kemacetan mulai terjadi sejak 2010 silam, saat UIN Alauddin memusatkan aktivitas di kampus dua. Hal tersebut dipicu oleh mening katnya volume kendaraan di sore hari pada jam pulang kantor dan sempitnya ruas jalan. Selain itu, kurangnya petugas yang mengatur lalu lintas menyebabkan sulitn ya pengaturan lalu lintas di sepanjang jalan yang berada di dekat kampus UIN II Alauddin

*Foto dan Teks: Andi FahrulAziss

BerikutMakassar.beberapa potret yang berhasil ditangkap oleh fo tografer Washilah di beberapa titik jalan H M Yasin Limpo Gowa.

Kendaraan roda empat terhambat akibat kemacetan parah menuju bundaran Samata, Senin (1/8/2022).

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.