SARGA edisi Mei 2010

Page 1

Volume XVI Edisi I Bulan Mei Tahun 2010

Fakultas Teknik UNTAG Semarang

SARGA Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Semarang

Pengembangan Pembelajaran Program Studi Arsitektur ~ Ir. Anwar, MT. Menggunakan E-learning Freebies Dalam Pembelajaran ~ Ir. Eko Nursanty, MT

Penerbit : Lembaga Penerbitan Fakultas Teknik UNTAG SEMARANG

Kota dan Penyediaan Ruang Publik (Pengantar)~ Ir. Loekman Mohammadi MSc.

Peran Ruang Terbuka Hijau Kota Pada Ruang Publik Perkotaan ~ Ir. Soemarwanto, M.T.

Klenteng Modal Utama Wisata Pecinan di Semarang ~ ISSN : 0853-4748

Ir. Djoko Dharmawan, MT

Material Lunak (tanaman) Dalam Tata Ruang Dalam ~ Ir. Budi Adi Slamet.

MODEL TERMODINAMIK KESETIMBANGAN FASA UAP-CAIR ~ Ir. Retno Ambarwati SL, MT., Ir. Rudi Firyanto, MT., Ir. Fahmi Arifan, MT.

Perencanaan Kembali Gunung Kidul Menjadi Bangunan Lumbung Air ~ Ir. F.M. Roemiyanto, MS.

Foto by, Tim KKL SINGAMATA. Lokasi : Nanyang Technologycal University (NTU) - Singapore i


MAJALAH ILMIAH TEKNIK – VOLUME XVI - EDISI 1 - BULAN MEI 2010

SARGA merupakan Jurnal Teknik yang diterbitkan oleh Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Semarang, sebagai media publikasi ilmiah. Sajian tulisan dalam Jurnal Teknik ini dimaksudkan agar komunikasi antar pakar ataupun insane akademik selalu terjadi dan terakomodasi, sehingga akan terwujud perkembangan IPTEK sesuai dengan tuntutan pembangunan. Ketentuan penulisan naskah; 1. Tulisan merupakan naskah asli dan belum pernah dimuat atau diterbitkan pada media lain, 2. Naskah ditulis dengan tata bahasa ilmiah menggunakan bahasa Indonesia ataupun bahasa Inggris, 3. Naskah diketik rapi 1,5 spasi dengan model huruf “Times New Roman 12” atau “Arial 11”, 4. Jumlah halaman naskah minimal 15 halaman termasuk INTISARI atau ABSTRAK sekitar 200 kata, 5. Naskah dilengkapi dengan biodata penulis, yang memuat nama, tempat dan tanggal lahir, pendidikan tertinggi (S1, S2, dan S3) serta pengalaman pekerjaan, 6. Redaksi berhak untuk menolak atau tidak menebitkan naskah yang kurang memenuhi persyaratan sebagai tulisan ilmiah, 7. Redaksi dapat menyesuaikan, mengedit penggunaan istilah atau bahasa sepanjang tidak mengubah isi maupun pengertiannya tanpa memberitahu penulis. Redaksi akan menghubungi penulis jika dipandang perlu mengubah isi naskah.

Redaksi: Pelindung: Dekan Fakultas Teknik UNTAG Semarang; Pembina: Prof.DR. Sarsintorini, SH. Mhum: Penanggungjawab: Pembantu Dekan I FT UNTAG Semarang; Pemimpin Umum: Ir. St. Muryanto, MEng.Sc.Ph.D. Dewan Redaksi: Ir. FM.Roemiyanto.MS; Ir. Darwati, MSi; Ir. Loekman Mohamadi. MSc, Eko Nursanty. ST. MT. Distributor: Novi Hendriyanto, Supardi,SH A l a m a t : Fakultas teknik Universitas 17 Agustus 1945 Semarang Jl. Pawiyatan Luhur, Bendan Duwur, Telp: 024-8320920 Fax: 024-8310939 Semarang.


Dari Redaksi Pembangunan

IPTEK

diarahkan

agar

pemanfaatan,

pengembangan

dan

penguasaannya dapat mempercepat peningkatan kecerdasan dan kemampuan bangsa, mempercepat proses pembaharuan, meningkatkan kualitas, harkat dan martabat bangsa serta meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pengembangan dan penerapan IPTEK harus didukung oleh sumberdaya manusia yang berkualitas melalui pendidikan dan pelatihan, penataan sistim kelembagaan serta penyediaan sarana dan prasarana yang memadai. Majalah Ilmiah “SARGA” merupakan salah satu sarana yang disediakan bagi para sivitas akademika Fakultas Teknik UNTAG Semarang dalam upaya mengembangkan IPTEK, sehingga Kampus sebagai wahana kehidupan masyarakat ilmiah akan selalu tercipta. Majalah Ilmiah ‘SARGA” terbit dengan menanmpilkan karya-karya ilmiah yang diangkat dari berbagai fenomena, sehingga materi yang disajikan pada terbitan kali ini cukup bermanfaat untuk dibaca dan dijadikan referensi. Ir. Anwar.MT; “Pengembangan Pembelajaran Program Studi Arsitektur” Ir. Eko Nursanty. .MT.; “Menggunakan E-Learning Freebies Dalam Pembelajaran”. Ir. Loekman Mohamadi. MSc; ”Kota Dan Penyediaan Ruang Publik (Pengantar)” Ir. Sumarwanto. MT. “Peran Ruang Terbuka Hijau Kota Pada Ruang Publik Di Perkotaan” 5. Ir Djoko Darmawan, MT; “Kelenteng Modal Utama Wisata Pecinan Di Semarang.” 6. Ir. Budiadi Slamet, ”Material Lunak ( Tanaman ) Dalam Tata Ruang Dalam”. 1. 2. 3. 4.

7. Ir. Retno Ambarwati SL, MT., Ir. Rudi Firyanto, MT., Ir. Fahmi Arifan, MT, Model Termodinamik Kesetimbangan Fasa Uap-Cair Dan Perpindahan Massa Pada Distilasi Ekstraktif Pathcouli Alkohol Minyak Nilam. 8. Ir. F.M. Roemiyanto, MS., Perencanaan Kembali Gunung Kidul Menjadi Bangunan Lumbung Air”.

i


Daftar Isi Dari Redaksi ............................................................................................................................................................... i PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI ARSITEKTUR............................................. 1 MENGGUNAKAN E-LEARNING FREEBIES DALAM PEMBELAJARAN ............................................ 13 KOTA dan PENYEDIAAN RUANG PUBLIK (pengantar) ....................................................................... 22 PERAN RUANG TERBUKA HIJAU KOTA PADA RUANG PUBLIK DI PERKOTAAN ...................... 41 KELENTENG MODAL UTAMA WISATA PECINAN DI SEMARANG .................................................... 48 MATERIAL LUNAK ( tanaman ) DALAM TATA RUANG DALAM ......................................................... 54 MODEL TERMODINAMIK KESETIMBANGAN FASA UAP-CAIR DAN PERPINDAHAN MASSA PADA DISTILASI EKSTRAKTIF PATHCOULI ALKOHOL MINYAK NILAM ....................................... 58 PERENCANAAN KEMBALI TELAGA GUNUNG KIDULMENJADI BANGUNAN LUMBUNG AIR 72

ii


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI ARSITEKTUR Oleh : Ir. Anwar.MT

ABSTRAKSI Arah pendidikan didasarkan kepada empat pilar pendidikan yang dicanangkan oleh UNESCO (Education for the 21st century), yaitu “learning to know”, “learning to do”, “learning to live together” dan “learning to be”. Segala wujud gagasan atau ide yang diolah melalui proses analisis menjadi konsep atau teori dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah harus dilanjutkan dalam proses rancang bangun (perancangan arsitektur) atau desain dan rekayasa (engineering). Pada hakekatnya proses desain adalah menata (“order”) melalui landasan teori/konsep dan proses yang prosedural atau metodologis. “learning to know”, “learning to do”, “learning to live together” dan “learning to be”. Pengertian prinsip dari masingmasing pilar dijabarkan sebagai berikut;

A. Orientasi Pendidikan

Terdapat pergeseran orientasi pendidikan yang menuju kepada sistem pembentukan “kemampuan belajar sepanjang hidup”. Oleh karena itu teknologi pembelajaran perlu dirubah sehingga memungkinkan adanya pembekalan diri ke “mampu berpikir” serta “mampu mempelajari dan mampu belajar hidup bersama”, yang tujuannya adalah pengenalan tentang keaneka ragaman kebudayaan dan sikap

1)

Learning to know Tujuannya adalah untuk belajar seumur hidup sebagai upaya membangun kemampuan untuk melihat, memahami, dan mencerap informasi dan pengetahuan agar wawasan terhadap “dunia sekitar” semakin membuka kesadaran untuk

bertoleransi. Dalam hal ini dibutuhkan “lingkungan pembelajaran” yang kondusif sehingga tercipta suasana dan cara-cara pembelajaran yang kolaboratif, fleksible, dan kontekstual dalam memecahkan permasalahan bersama.

mengembangkan kemampuan kerjasama dan komunikasi dengan orang lain. Sasarannya agar tercipta tata kehidupan yang lebih bermartabat. Dalam hal ini sumber-sumber informasi

Dalam hal ini arah pendidikan didasarkan kepada empat pilar pendidikan yang dicanangkan oleh UNESCO st (Education for the 21 century), yaitu

baru

sesuai

dengan

perkembangan

IPTEKS perlu selalu direspons melalui keberagaman

multimedia

pembelajaran dalam

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

1

dan

masyarakat

modus yang


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

berdasar

pada

“jejaring”

(network

society). Dengan demikian aspek penting yang perlu dikembangkan adalah “metoda mengajar” dengan unsur-unsur bahasa, komunikasi, dan meningkatkan kemampuan berpikir pada diri mahasiswa.

2)

-

ketrampilan diri

-

ketrampilan bersertifikat

-

kerja fisik, kerja jasa

apresiasi ekonomi

terhadap

aspek

kesiapan berkomunikasi dalam membangun jaringan 3)

Learning to live together Sasaran pembelajarannya ditujukan untuk mengantisipasi meningkatnya perpecahan antar etnis. Untuk itu yang penting

Learning to do Adalah belajar bagaimana kita bekerja dan bekerjasama dengan orang lain. Dalam hal ini proses pendidikan ditujukan untuk memberi bekal kepada mahasiswa untuk melakukan jenis-jenis

diperhatikan adalah bagaimanakah kita dapat bekerja dan bekerjasama dengan orang lain, serta mampu meredakan konflik dan kekerasan yang ada.

pekerjaan yang diperlukan dimasa depan.

Dalam kaitan ini materi pembelajaran perlu diarahkan pada pengembangan kemampuan bekerjasama dan menghargai orang lain. Artinya adalah membangun ambang kohesi masyarakat dengan mengembangkan sistem nilai inti untuk pembentukan identitas kewarganegaraan sebagai wahana pembentukan budaya perdamaian. Hal ini dipandang penting dalam upaya mengantisipasi arus informasi global terutama yang mempunyai dampak negatif (kekerasan, konflik etnis dsb).

Kemampuan yang diperlukan adalah “kompetensi pribadi” yang diperoleh melalui gabungan antara ketrampilan (skill) dan pengetahuan (knowledge) dalam proses pembelajaran yang berprinsip pada “learning by doing” dan “doing by learning” dengan memperhatikan perilaku sosial, inisiatif pribadi dan keberanian mengambil resiko. Dengan demikian arah pembelajaran bukan hanya belajar pada ketrampilan teknis, tetapi juga pengembangan diri dengan menekankan materi untuk mengembangkan;

Melalui pendalaman materi pembelajaran mahasiswa diajak untuk memahami keanekaragaman manusia, kebutuhan dan

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

2


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

perilakunya, saling ketergantungan antar manusia, semangat empati dan solidaritas, serta pengakuan atas hak-hak orang lain.

pribadi, anggota keluarga, anggota masyarakat, serta sebagai warga negara.

Bidang Ilmu (Domain of Knowledge)

4)

1.

Learning to be Arahnya adalah bagaimanakah mengembangkan diri, eksistensi

Pemahaman Pengertian Arsitektur

Memahami arsitektur dapat dilakukan dengan cara melihatnya sebagai suatu “produk” dan sebagai suatu “proses”. Arsitektur adalah lingkungan buatan yang dibuat oleh arsitek guna mengatasi permasalahan pembangunan pada jamannya. Rumusan tunggal mengenai arsitektur adalah hal yang “ahistory”, karena dari jaman-ke jaman peran dan pengertian arsitek dan arsitektur selalu dirumuskan ulang. Beberapa pengertian arsitektur disampaikan oleh para pakar di bidang arsitektur, seperti;

dan karisma diri dalam kehidupan kelompok. Untuk itu proses pembelajaran diarahkan agar dalam diri mahasiswa terbentuk idealisme yang sarat dengan muatan aspek spiritualitas, imajinasi dan kreativitas yang berguna dalam menempatkan dirinya pada lingkungan masyarakat. Dalam hal ini, pendidikan sebagai alat pelatihan kepribadian harus merupakan proses yang bersifat pribadi sekaligus pada saat yang sama merupakan pengalaman interaksi sosial.

1)

Auguste Perret (dalam Jurgen, Joedick, 1963) Architecture is the art of organizing space.

Metoda pembelajaran perlu dikembangkan untuk membantu mahasiswa mengembangkan cara

2)

Eugene Ruskin Joedick, 1963)

(dalam

Jurgen

Architecture mirrors the various aspects of our lifes, social economic, spiritual. Architecture is a statement

berpikir dan mengambil keputusan yang bebas dan kritis sehingga mereka dapat menentukan sendiri aktifitas terbaiknya dalam berbagai kondisi yang berbeda selama hidupnya. Tujuannya adalah pemenuhan kebutuhan manusia secara menyeluruh meliputi kekayaan kepribadiannya, kompleksitas bentuk ekspresinya, dan berbagai komitmennya sebagai

of society’s pattern.

3)

Le Corbusier 1994)

(Louis

Hellman,

Architecture is the masterly, correct and magnificent play of masses brought together in light.

4)

Mies Van der Hellman, 1994)

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

3

Rohe

(Louis


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

Architecture is the epoch translate into space.

5)

datang, serta mengarah kepada keselarasan nafas alam. Hal itu ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada para pemakainya (owner and user), serta dalam upaya mewujudkan tercapainya perancangan yang berkelanjutan (sustainable design).

Mario G. Salvadori (Curt Siegel, 1964) Architecture is an art, science, human beings, material, politic and money.

Dari beberapa pengertian tersebut di atas menunjukkan bahwa dalam mewujudkan arsitektur dilakukan proses

Kegiatan perancangan dengan metoda/cara berfikir telah banyak dikembangkan, yang salah satunya dilakukan oleh Nigel Cross (Designerly Ways of Knowing, 1982) yang mengubah “budaya ganda” (two cultures, oleh CP.Snow, 1959) menjadi “budaya tiga”

aktif berupa perancangan yang di dalamnya memuat aspek-aspek; seni dan estetika, teknologi, serta fungsi. Senada dengan pendapat tersebut, pakar lain menyatakan seperti yang tersaji dalam tabel berikut; Vitruvius

Alexander

Walter

Christian

Polio (100 AD)

Wotton (1642)

Gropius (Bauhaus,

Norberg Schultz

1920)

(1970)

Function

Building Task

Utilitas

Commodity

Venustas

Delight

Expression

Form

Firmistas

Firmness

Technics

Technics

(three cultures). Adapun konsep tersebut tersaji dalam tabel berikut; Aspek

Pokok Bahasan

Cara/ Metoda

Pusat Perhatian

Alam

Analisis

Truth (kebenaran)

Pengalam an

Relation al

Justice (keadilan)

Benda buatan

Sintesis

- Fitness (kuat)

Ways of Knowing Scientificall y (pengetahua n) Scholarly

Dalam hal ini unsur-unsur fungsi,

(kepujangga an)

ekspresi bentuk dan estetika, serta teknik dan teknologi yang menciptakan kekuatan dalam sosok arsitektur merupakan unsurunsur pokok yang perlu diperhatikan dalam proses perancangan.

Designerly (perancanga n)

Adaptation (adaptasi) - Appropriatten ess

Kegiatan perancangan dalam pengembangannya merupakan kegiatan kreativitas yang mendasarkan pada metoda-metoda perancangan guna menghasilkan karya arsitektur yang memenuhi kebutuhan, memiliki nilai

(kecocokan)

Dalam kaitannya dengan konsep tersebut, dituntut terwujudnya sosok arsitek sebagai pemikir dan penggagas ide yang memiliki kemampuan dalam

manfaat, dan memperhatikan kemungkinan perkembangan pada masa yang akan

mengantisipasi

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

4

permasalahan


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

pembangunan secara cerdik dan arif. Arsitek harus arif, sehingga karya yang dihasilkannya mempunyai muatan sosialkemanusiaan (ingat istilah Romo Mangun; Vasthu-Vidya). Dalam pengertiannya sebagai vasthu-vidya tersirat tentang unsur kebenaran yang lengkap sebagai dasar dalam merealisasi “dharma”-nya. Ilmu yang dimilikinya dimanfaatkan sebagai alat untuk menyantuni alam dan lingkungan.

2.

Walaupun tidak hanya analisis yang menjadi tujuan suatu teori, akan tetapi sebagai dasar kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan “analisis” adalah paling dominan. Melalui proses timbal-balik dan berdaur ulang dalam kegiatan studio, pelatihan adalah diutamakan untuk memperoleh ketrampilan merancang atau desain yang sifatnya lebih berupa “sintesis”. Tujuan kegiatan perkuliahan dan studio adalah agar terjadi sinergi IPTEKS khususnya dalam bidang Arsitektur guna menyelaraskan aspek kinerja

Arsitektur sebagai IPTEKS

Penerapan IPTEKS “Arsitektur” ditujukan agar memiliki sifat “produktif” dan “untuk melayani masyarakat”. Itulah sebabnya IPTEKS Arsitektrur dikelompokkan ke dalam “Ilmu positif atau praktis” yang terdiri atas dua faktor penting, yaitu; a.

Normatif, dengan tujuan untuk menentukan kriteria yang ideal,

b.

Profesional, dengan tujuan untuk menerapkan ilmu dalam pemenuhan kebutuhan hidup nyata.

fungsional/teknis/ teknologis dan aspek perwujudan spasial dan rupa fisikal. Pada kenyataannya proses penerapan IPTEKS adalah berdaur, karena penerapan unsur-unsur yang normatif dan teoritis untuk diberlakukan sebagai standar masih harus dikaji secara arif dan bijaksana melalui proses pikir yang filsafati. Secara logika pengkajian ditujukan apakah hal tersebut masuk akal atau tidak. Bahkan dalam proses perwujudan arsitektur, pengkajian didasarkan pula pada aspek ekologi, sosial budaya, dan ekonomi.

Proses belajar-mengajar diselenggarakan melalui dua proses yang berjalan secara paralel. Melalui Perkuliahan dipelajarai pengenalan, pemahaman, dan ungkapan atau pernyataan formal yang disebut “teori”. Sedangkan dengan proses “studio” dilakukan pelatihan ketrampilan menerapkan IPTEKS ke dalam karya

Dalam proses pemaknaan (interpretasi) sebagai akumulasi dari sumber teori maupun informasi kondisi lapangan dan lain-lain sangat menentukan hasil karena terdapat unsur-unsur obyektif dan subyektif. Banyak proses yang berlainan sehingga melahirkan desain yang banyak alternatifnya. Namun demikian

arsitektural.

masalah pokok bagi arsitek adalah kemampuan dalam membuat pernyataan PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

5


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

dalam program bangunan serta perancangan arsitektur dan urban.

dalam interpretasinya melalui hasil perancangan yang dapat dipertanggungjawabkan berdasarkan responsibilitas profesional.

moral,

3)

akontabilitas

Riset

(Research

Kemampuan untuk melakukan metoda dasar pengumpulan data dan analisis untuk menerangkan semua aspek pemrograman dan proses perancangan.

A. Pengetahuan Dasar Pendidikan Arsitektur

Dalam upaya mengantisipasi kondisi global dalam semua aspek kehidupan, maka dunia pendidikan arsitektur perlu segera mereformasi pola dan proses pembelajaran serta teknologi pembelajaran agar dapat memenuhi kriteria dan standar IPTEKS yang diberlakukan secara internasional. Tujuannya adalah lulusan yang dihasilkan dapat segera terserap dalam pasar kerja baik dalam lingkup lokal, nasional, maupun global.

4)

Grafis

Berpikir

Kritis

Kemampuan untuk membuat analisis dan evaluasi menyeluruh dari sebuah bangunan, kompleks bangunan atau ruang urban.

5)

Ketrampilan Dasar Merancang (Fundamental Design Skills) Kemampuan untuk menerapkan prinsip-prinsip dasar pengorganisasian ruang, struktur dan konstruksi ke dalam konsepsi dan pengembangan ruang interior dan eksterior, unsurunsur serta komponen bangunan.

6)

Ketrampilan Bekerjasama (Collaborative Skills) Kemampuan untuk mengidentifikasi dan mengambil peran yang memaksimalkan bakat individual, dan kemampuan untuk bekerjasama dengan mahasiswa lain ketika bekerja dalam suatu tim perancangan.

Kemampuan untuk berbicara dan menulis secara efektif mengenai materi dalam kurikulum profesional.

Ketrampilan Skills)

Ketrampilan

(Critical Thinking Skills)

Kriteria yang diberlakukan sebagai dasar pengembangan IPTEKS Arsitektur adalah standar dari ”Union Internationale des Architectes” (UIA), berupa 37 materi pengetahuan dasar pendidikan arsitektur sebagai berikut; 1) Ketrampilan Verbal (Verbal Skills)

2)

Ketrampilan Skills)

7)

(Graphic

Perilaku Behavior)

Manusia

(Human

Kepekaan terhadap teori dan metoda perancangan yang bertujuan memperjelas hubungan antara perilaku manusia dan lingkungan fisik.

Kemampuan untuk menggunakan media presentasi yang tepat, termasuk teknologi komputer, untuk menyampaikan pada setiap tahapan perancangan, unsur-unsur penting

8)

Keragaman

Manusia

Diversity) PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

6

(Human


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

Kepedulian akan keragaman kebutuhan, nilai, etika, norma perilaku, serta pola sosial dan spasial yang membedakan berbagai kebudayaan, dan implikasi dari keragaman tersebut untuk menunjang peran sosial dan tanggungjawab arsitek.

9)

lingkungan dalam arsitektur dan urban.

14)

Sejarah dan Preseden (History and Presedent)

15)

16)

Tradisi Nasional dan Lokal (National and Local Traditions)

17)

Tradisi Timur (Eastern Traditions)

(Formal

Sistem Systems)

Struktur

(Structural

Pemahaman mengenai perilaku struktur dalam menahan gravitasi dan gaya-gaya lateral serta evolusi rentang dan penerapan yang tepat dari sistem struktur kontemporer.

18)

Tradisi Barat (Western Traditions)

Sistem

Penyelamatan

Pada

Bangunan (Building Life Safety Systems)

Kepekaan terhadap keseragaman sekaligus keragaman aturan dan tradisi perancangan arsitektur dan urban di dunia Barat.

13)

Sistem Tata Bentuk Ordering Systems)

Pemahaman tentang dasar-dasar persepsi visual dan prinsip-prinsip sistem tatanan pada rancangan dua dan tiga dimensi, komposisi arsitektur dan perancangan urban.

Pemahaman tentang peraturan dan tradisi Timur dalam perancangan arsitektur, lansekap, dan urban, serta faktor cuaca, teknologi, sosio-ekonomi dan faktor-faktor lainnya yang telah membentuk dan mempertahankannya.

12)

Kondisi Tapak (Site Conditions) Kemampuan untuk menjawab karakter alam dan lingkungan buatan pada tapak dalam pengembangan program dan perancangan proyek.

Pemahaman tentang tradisi nasional dan warisan lokal regional dalam rancangan arsitektur, lansekap dan urban, termasuk tradisi vernakular.

11)

Aksesibilitas (Accessibility) Kemampuan untuk merancang tapak dan bangunan untuk mengakomodasikan kebutuhan individu dengan kemampuan fisik yang bermacam-macam.

Kemampuan membuat rasionalisasi preseden bentuk dan program serta mampu menerapkannya pada konsep dan pengembangan proyek-proyek arsitektur dan urban.

10)

perancangan

Pemahaman mengenai prinsip-prinsip dasar rancangan dan pemilihan sistem dan subsistem penyelamatan pada bangunan.

Pelestarian Lingkungan (Environmental Conservation)

19)

Pemahaman tentang prinsip-prinsip dasar ekologi dan tanggungjawab arsitek dalam hubungannya dengan pelestarian sumber daya dan

Sistem Sampul Bangunan (Building Envelope Systems) Pemahaman tentang prinsip-prinsip rancangan sistem penutup luar bangunan.

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

7


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

20)

Pemahaman tentang persyaratan dan peraturan bangunan, standar yang dapat diterapkan pada tapak tertentu, termasuk klasifikasi penggunaan, tinggi dan luasan bangunan yang diijinkan, tipe konstruksi yang diijinkan, persyaratan pemisahan, persyaratan penggunaan, alat evakuasi, perlindungan kebakaran dan struktur.

Sistem Lingkungan Ruang Bangunan (Building Environmental Systems) Pemahaman tentang prinsip-prinsip dasar rancangan sistem struktur bangunan, sistem lingkungan, termasuk pencahayaan, akustik dan pengkondisian ruang serta pemakaian enerji.

21)

Sistem

Pelayanan

Bangunan 25)

(Building Service Systems) Pemahaman tentang prinsip-prinsip dasar rancangan sistem pelayanan bangunan, termasuk pemipaan, transportasi vertikal, komunikasi, keamanan dan perlindungan kebakaran.

22)

Pemahaman tentang prinsip-prinsip konvensi, standar-standar, aplikasi dan batasan pembuatan, penggunaan dan pemasangan bahan-bahan bangunan.

26)

Integrasi Sistem-sistem Bangunan (Building Systems Integration)

Tanggungjawab Hukum Responsibilities)

Kepekaan terhadap dasar-dasar pembiayaan bangunan, ekonomi bangunan dan pengendalian biaya konstruksi dalam kerangka proyek perancangan.

(Legal

Pemahaman tentang tanggungjawab hukum bagi arsitek dalam kaitannya dengan kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan masyarakat; hak properti, aturan dalam zoning dan subdivisi; peraturan bangunan, aksesibilitas dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi rancangan bangunan, konstruksi dan praktek arsitektur.

24)

Kepatuhan

Terhadap

Bangunan Compliance)

(Building

Ekonomi Bangunan dan Pengendalian Biaya (Building Economics and Cost Control)

Kemampuan untuk menilai, memilih dan menyatukan sistem struktur, sistem penutup bangunan, sistem lingkungan, pelayanan dan penyelamatan, ke dalam suatu rancangan bangunan.

23)

Bahan Bangunan dan Pemasangannya (Building Materials and Assemblies)

27)

Pengembangan Detail Rancangan (Detailed Design Development) Kemampuan untuk menilai, memilih, menyusun dan merinci sebagai suatu bagian utuh perancangan, serta menyusun dengan tepat bahan dan komponen bangunan untuk memenuhi persyaratan program bangunan.

28)

Peraturan

Dokumentasi Grafis Documentation)

(Graphic

Kemampuan untuk membuat deskripsi teknis yang akurat dan dokumentasi

Code

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

8


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

32)

suatu proposal perancangan untuk tujuan penilaian dan konstruksi.

29)

Perancangan Menyeluruh (Comprehensive Design) Kemampuan

untuk

Kepekaan terhadap prinsip-prinsip dasar organisasi kantor; kepemimpinan, rencana usaha, pemasaran, negosiasi dan manajemen keuangan, sebagaimana dapat ditetapkan pada praktek arsitektur.

menghasilkan

sebuah proyek arsitektur diawali dengan program yang menyeluruh sejak rancangan skematik hingga pengembangan detail termasuk program ruang, sistem struktur dan lingkungan, perlengkapan penyelamatan, dinding-dinding dan elemen bangunan, serta untuk menilai hasil akhir proyek itu sesuai dengan kriteria perancangan.

30)

Penyiapan Program Preparation)

33)

Dokumentasi

dan

Kontrak

(Contracts and Documentation) Kepekaan terhadap berbagai metoda penyelesaian proyek, format kontrak jasa yang sesuai, dan tipe dokumentasi yang diperlukan untuk memberikan jasa profesional yang kompeten dan bertanggungjawab.

(Program

Kemampuan untuk menyusun program komprehensif untuk proyek perancangan arsitektur, termasuk menilai kebutuhan pemberi tugas, telaah kritis mengenai presentasi bentuk, inventarisasi ruang dan persyaratan peralatan, definisi kriteria pemilihan tapak, analisis kondisi tapak, telaah hukum dan standarstandar yang berlaku, penilaian

34)

Pemagangan Internship)

(Professional

Pemahaman mengenai peran pemagangan dalam pengembangan profesional, serta hak-hak dan tanggungjawab silang antara pemagang dan pembimbing.

35)

Penghayatan Peran Arsitek (Breadth of the Architect’s Role) Kepekaan terhadap pentingnya peran arsitek dalam insepsi proyek perancangan dan pengembangan rancangan, administrasi kontrak, termasuk pemilihan dan koordinasi disiplin ilmu lain, evaluasi setelah penggunaan dan manajemen fasilitas.

implikasi unsur-unsur tersebut terhadap proyek, serta definisi kriteria penilaian perancangan.

31)

Organisasi dan Manajemen Praktek (Practice Organization and Management)

Konteks Hukum Praktek Arsitektur (The Legal Context of Architecture Practice) Kepekaan terhadap berkembangnya konteks hukum tempat arsitek berpraktek, dan hukum-hukum yang berkaitan dengan registrasi profesional, kontrak jasa profesional serta pembentukan usaha jasa perancangan.

36)

Kondisi Masa Lalu dan Akan Datang (Past and Present Conditions for Architecture) Pemahaman tentang perubahanperubahan yang terjadi karena pengaruh sosial, politik, teknologi, dan

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

9


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

ekonomi -masa lalu dan masa kiniatas peran arsitek terhadap lingkungan binaan.

37)

kerja arsitek (profesional), sedangkan kegiatannya menjadi tulangan pokok (dalam istilah “fish bone”) yang didukung oleh teori-teori dari kegiatan perkuliahan.

Etika dan Penilaian Profesional (Ethics and Professional Judgement)

Terdapat tiga masalah pokok yang menjadi faktor perancangan arsitektural atau obyek studi, yaitu bentuk, teknik, dan fungsi (lihat pengertian arsitektur), namun secara bertahap perhatian harus difokuskan kepada aspek “bentuk” sebagai bahan latihan awal, berikutnya bentuk dipadukan dengan aspek teknik, dan selanjutnya dapat secara bersamaan diwujudkan karya arsitektur sebagai

Kepekaan terhadap masalah etika dalam pengambilan keputusan yang profesional dalam praktek dan perancangan arsitektur.

B. STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR

Segala wujud gagasan atau ide yang diolah melalui proses analisis menjadi konsep atau teori dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah harus dilanjutkan dalam proses rancang bangun (perancangan arsitektur) atau desain dan rekayasa (engineering). Pada hakekatnya proses desain adalah menata (“order”) melalui landasan teori/konsep dan proses yang prosedural atau metodologis.

sinergi dari aspek-aspek bentuk, teknik, dan fungsi. Studio arsitektur merupakan tempat mahasiswa menekuni dan berpikir dengan berbagai variasi dan kombinasi IPTEKS – filsafat – seni. Di dalam kegiatan studio arsitektur tersebut mahasiswa dilatih dan dibimbing oleh dosen-dosen yang bertindak selaku fasilitator sekaligus nara sumber guna mengasah pengetahuan, ketrampilan dan nilai-nilai dari aspek arsitektural secara terencana yang dikembangkan dalam diri mahasiswa melalui latihan, interaksi dengan sesama mahasiswa maupun dengan dosen.

Sebelum hasil rancangan dinyatakan “final” atau selesai masih perlu dikaji terhadap validitas peraturanperaturan dan hukum perundangan yang terkait dengan keberadaan arsitektur tersebut, termasuk dalam hal ini adalah analisis terhadap dampak lingkungan, peraturan pembangunan dsb.

Latihan-latihan dan diskusi-diskusi yang dilakukan dalam studio secara bertahap akan mengembangkan/membentuk suatu konsep arsitektural dalam pikiran mahasiswa. Latihan dalam studio juga ditujukan untuk menyeimbangkan ketrampilan tangan/grafis (aspek psikomotoris)

Diskusi dan praktek studio merupakan proses berdaur ulang guna memperoleh kristalisasi atau optimalisasi pemikiran dalam penciptaan karya arsitektural. Studio perancangan diprogramkan sebagai simulasi tempat

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

10


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

dengan pikiran (aspek kognitif) serta pengembangan pengetahuan terhadap pengertian akan arsitektur (aspek afektif).

berdasarkan sistem proses secara metodologis dan tematis. 5.

Teknologi pembelajaran diarahkan agar dalam diri mahasiswa terbentuk sikap dan kesadarannya sebagai salah aktor pembangunan yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral, etika profesi, dan kepatuhan pada peraturan dan hukum yang berlaku, serta kesadaran untuk dapat saling bekerjasama.

6.

Teknologi pembelajaran juga ditujukan agar mahasiswa memiliki kemampuan-kemampuan

A. TANTANGAN

1.

Bidang ilmu arsitektur berpokok pada aspek perancangan atau desain menyangkut pada dua hal, yaitu pendalaman teori dan praktek studio,

2.

Pendalaman teori ditujukan sebagai wahana pembekalan agar mahasiswa dapat mengerti, memahami, dan menghayati berbagai pengetahuan dan wawasan sebagai alat untuk memecahkan masalah perancangan, sebagai alat untuk menguji hasil perancangan, serta sebagai wahana pengembangan kemampuan berpikir spasial dan arsitektural.

3.

4.

berkomunikasi secara verbal dan tertulis, komunikasi representasi grafis, model, maupun dengan komputer. 7.

Praktek studio merupakan wahana pelatihan ketrampilan perancangan arsitektur, dengan penguasaan berbagai jenis metoda pemecahan permasalahan perancangan, kemampuan menghasilkan konsep pemecahan, dan kemampuan mengambil keputusan dalam proses perancangan arsitektural.

Peran dosen sebagai fasilitator perlu membekali dirinya dengan kecakapan yang memadai, sebagai nara sumber yang memiliki kelatifan (cerdas), sebagai motivator yang memiliki jiwa kepemimpinan, sebagai evaluator yang memiliki sifat bijaksana dan ketegasan, sebagai inovator yang selalu mengikuti perkembangan IPTEKS dan memiliki program serta persiapan cukup dalam menyampaikan materi perkuliahannya, serta menumbuhkan suasana belajar yang kondusif.

Di dalam studio itulah mahasiswa dilatih berfikir, menekuni dan mengenali masalah, menganalisis masalah dan mensintesakan konsep-konsep perancangan

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

11


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

B. Bahan Bacaan

Budihardjo, Eko, 1997. PERKEMBANGAN ARSITEKTUR DAN PENDIDIKAN ARSITEK DI INDONESIA. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Saliya, Yuswadi, 1998. KELEMBAGAAN DAN PRANATA DALAM ARSITEKTUR, Makalah Penataran, Cisarua Bogor.

Harold, Alexander,H, 1976. DESIGN, CRITERIA FOR DECISIONS, Mac Millan, New York.

Snyder, JC dan Catanese AJ, 1994. PENGANTAR ARSITEKTUR,

Hellman, Louis, 1984. ARCHITECTURE FOR BEGINNERS, Writes and Readers Publishing Incorpored.

-----------, 2000. Makalah Lokakarya Terbatas dan Seminar Nasional 50 tahun Pendidikan Arsitektur di Indonesia, Bandung.

Erlangga Jakarta.

Joedick Jurgen, 1963. HISTORY OF ARCHITECTURE, Praeger Publisher.

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

12


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

MENGGUNAKAN E-LEARNING FREEBIES DALAM PEMBELAJARAN Oleh : Ir. Eko Nursanty, MT

Abstraksi E-learning adalah semua bentuk elektronik yang mendukung proses pengajaran dan pembelajaran. Secara umum E-learning mencakup beberapa kegiatan pendidikan (belajar mandiri, ceramah online, diskusi dan kerja kelompok online ) dilakukan digunakan dengan menggunakan berbagai teknologi dan peralatan (pelatihan di Internet, intranet perusahaan, CD, perangkat portable dll). Dalam eLearning, teknologi modern dipakai pada setiap tahap proses mengajar, dari perencanaan dan pengembangan pelatihan, melalui implementasi dan distribusi, untuk pengadministrasian dan evaluasi hasil.

Pengertian E-learning.

E-learning adalah semua bentuk elektronik yang mendukung proses pengajaran dan pembelajaran, seperti yang dikatakan oleh (Tavangarian D., Leypold M., Nölting K., Röser M.,2004) : E-learning comprises all forms of electronically supported learning and teaching. The Information and communication systems, whether networked or not, serve as specific media to implement the learning process. Pernyataan diatas mengacu pada pada sebuah kelas baik didalam maupun diluar

computer-based learning, virtual classroom opportunities and digital collaboration. E-learning meliputi aplikasi dan proses pembelajaran berbasis web, pembelajaran berbasis komputer, peluang kelas virtual dan kolaborasi digital. Hal ini dapat dilakukan secara mandiri atau dengan bantuan instruktur melalui media dalam bentuk teks, gambar, animasi, streaming video dan audio.

kelas yang menjadi pengalaman proses pendidikan dengan menggunakan teknologi, bahkan secara lebih lanjut mengacu pada perlengkapan dan kurikulum yang menggunakan teknologi. E-learning secara esensi berupa perangkat komputer beserta jaringan yang mampu melakukan proses transfer ketrampilan dan pengetahuan. E-learning applications and processes include Web-based learning, MENGGUNAKAN E-LEARNING FREEBIES DALAM PEMBELAJARAN

13


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

E-Learning adalah pembelajaran jarak jauh

(distance

memanfaatkan

Learning) teknologi

yang

komputer,

jaringan komputer dan/atau Internet. ELearning

memungkinkan

pembelajar

untuk belajar melalui komputer di tempat mereka masing-masing tanpa harus secara fisik pergi mengikuti pelajaran/perkuliahan di kelas. E-Learning sering pula dipahami sebagai

suatu

bentuk

pembelajaran

berbasis web yang bisa diakses dari Gambar 1: Ilustrasi e-learning

intranet di jaringan lokal atau internet. Sebenarnya materi e-Learning tidak harus

Secara umum E-learning mencakup beberapa kegiatan pendidikan ( belajar mandiri, ceramah online, diskusi dan kerja kelompok online ) dilakukan digunakan

didistribusikan secara on-line baik melalui jaringan lokal maupun internet, distribusi secara

dengan menggunakan berbagai teknologi dan peralatan (pelatihan di Internet, intranet perusahaan, CD, perangkat portable dll). Dalam eLearning, teknologi modern dipakai pada setiap tahap proses mengajar, dari perencanaan dan pengembangan pelatihan, melalui implementasi dan distribusi, untuk pengadministrasian dan evaluasi hasil.

off-line

menggunakan

media

CD/DVD pun termasuk pola e-Learning. Dalam hal ini aplikasi dan materi belajar dikembangkan

sesuai

kebutuhan

dan

didistribusikan melalui media CD/DVD, selanjutnya memanfatkan

pembelajar CD/DVD

tersebut

dapat dan

belajar di tempat di mana dia berada. Ada beberapa pengertian berkaitan dengan e-Learning sebagai berikut : Pembelajaran jarak jauh. E-Learning memungkinkan pembelajar untuk menimba ilmu tanpa harus secara fisik menghadiri kelas. Pembelajar bisa berada di Semarang, sementara “instruktur� dan pelajaran yang diikuti berada di tempat lain, di kota lain bahkan di negara lain. Interaksi bisa dijalankan

Gambar 2: Diagram Kegiatan didalam E-learning

MENGGUNAKAN E-LEARNING FREEBIES DALAM PEMBELAJARAN

14


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

secara on-line dan real-time ataupun secara off-line atau archieved. Pembelajar belajar dari komputer di kantor ataupun di rumah dengan memanfaatkan koneksi jaringan lokal ataupun jaringan Internet ataupun menggunakan media CD/DVD yang telah disiapkan. Materi belajar dikelola oleh sebuah pusat penyedia materi di kampus/universitas, atau perusahaan penyedia content tertentu. Pembelajar bisa mengatur sendiri waktu belajar, dan tempat dari mana ia mengakses pelajaran.

dan disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak terkait (pengelola e-Learning dan pembelajar sendiri). Pembelajaran seperti ini biasanya tingkat interaksinya tinggi dan diwajibkan oleh perusahaan pada karyawannya, atau pembelajaran jarak jauh yang dikelola oleh universitas dan perusahaan-perusahaan (biasanya perusahan konsultan) yang memang bergerak di bidang penyediaan jasa e-Learning untuk umum. E-Learning bisa juga dilakukan secara informal dengan interaksi yang lebih sederhana, misalnya melalui sarana mailing list, enewsletter atau website pribadi, organisasi dan perusahaan yang ingin mensosialisasikan jasa, program, pengetahuan atau keterampilan tertentu

Pembelajaran dengan perangkat komputer E-Learning disampaikan dengan memanfaatkan perangkat komputer. Pada

pada masyarakat luas (biasanya tanpa memungut biaya).

umumnya perangkat dilengkapi perangkat multimedia, dengan cd drive dan koneksi Internet ataupun Intranet lokal. Dengan memiliki komputer yang terkoneksi dengan intranet ataupun Internet, pembelajar dapat berpartisipasi dalam eLearning. Jumlah pembelajar yang bisa ikut berpartisipasi tidak dibatasi dengan kapasitas kelas. Materi pelajaran dapat

Pembelajaran yang ditunjang oleh para ahli di bidang masing-masing. Walaupun sepertinya e-Learning diberikan hanya melalui perangkat komputer, eLearning ternyata disiapkan, ditunjang, dikelola oleh tim yang terdiri dari para ahli di bidang masing-masing, yaitu: 1. Subject Matter Expert (SME) atau nara sumber dari pelatihan yang disampaikan 2. Instructional Designer (ID), bertugas untuk secara sistematis mendesain materi dari SME menjadi materi e-Learning dengan memasukkan unsur metode

diketengahkan dengan kualitas yang lebih standar dibandingkan kelas konvensional yang tergantung pada kondisi dari pengajar. Pembelajaran formal vs. informal E-Learning bisa mencakup pembelajaran secara formal maupun informal. ELearning secara formal, misalnya adalah pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes yang telah diatur

pengajaran agar materi menjadi

MENGGUNAKAN E-LEARNING FREEBIES DALAM PEMBELAJARAN

15


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

lebih interaktif, lebih mudah dan lebih menarik untuk dipelajari 3. Graphic Designer (GD), mengubah materi text menjadi bentuk grafis dengan gambar, warna, dan layout yang enak dipandang, efektif dan menarik untuk dipelajari 4. Ahli bidang Learning Management System (LMS). Mengelola sistem di website yang mengatur lalu lintas interaksi antara instruktur dengan siswa, antarsiswa dengan siswa lainnya. Di sini, pembelajar bisa melihat modul-

Sistem dan Aplikasi e-Learning: Sistem perangkat lunak yang memvirtualisasi proses belajar mengajar konvensional. Bagaimana manajemen kelas, pembuatan materi atau konten, forum diskusi, sistem penilaian (rapor), sistem ujian online dan segala fitur yang berhubungan dengan manajemen proses belajar mengajar. Sistem perangkat lunak tersebut sering disebut dengan Learning Management System (LMS). LMS banyak yang opensource sehingga bisa kita manfaatkan dengan mudah dan murah untuk dibangun.

modul yang ditawarkan, bisa mengambil tugas-tugas dan test-test yang harus dikerjakan, serta melihat jadwal diskusi secara maya dengan instruktur, nara

Konten e-Learning: Konten dan bahan ajar yang ada pada e-Learning system (Learning

sumber lain, dan pembelajar lain. Melalui LMS ini, siswa juga bisa melihat nilai tugas dan test serta peringkatnya berdasarkan nilai (tugas ataupun test) yang diperoleh.

Management System). Konten dan bahan ajar ini bisa dalam bentuk Multimedia-based Content (konten berbentuk multimedia interaktif) atau Text-based Content (konten berbentuk teks seperti pada buku pelajaran biasa). Biasa disimpan dalam Learning Management System (LMS) sehingga dapat dijalankan oleh mahasiswa kapanpun dan dimanapun. Ini langkah menarik untuk mempersiapkan perkembangan e-Learning dari sisi konten.

Infrastruktur e-Learning: Infrastruktur e-Learning dapat berupa personal computer (PC), jaringan komputer, internet dan perlengkapan multimedia. Termasuk didalamnya peralatan teleconference apabila kita memberikan layanan synchronous learning melalui teleconference.

MENGGUNAKAN E-LEARNING FREEBIES DALAM PEMBELAJARAN

16


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

Gambar 3: Komponen E-learning

Sedangkan Aktor yang ada dalam pelaksanakan e-Learning boleh dikatakan sama dengan proses belajar mengajar konvensional, yaitu perlu adanya pengajar (dosen) yang membimbing, siswa (mahasiswa) yang menerima bahan ajar dan administrator yang mengelola administrasi dan proses belajar mengajar.

Pembelajar diberi kebebasan untuk menentukan kapan pembelajaran dimulai, selesai, dan bagian mana dalam modul yang ingin dipelajari terlebih dahulu. Biaya. E-learning sudah jelas dapat menghemat jumlah biaya yang dibutuhkan dari pada dengan pembelajaran secara langsung di kelas. Berbagai factor misalnya; biaya transportasi dan akomodasi selama belajar (kos misalnya), biaya administrasi pengelolaan, penyediaan sarana fasilitas fisik untuk belajar. E-learning bisa memberikan manfaat yang optimal jika beberapa kondisi berikut terpenuhi. Tujuan : Sebelum memutuskan untuk mengikuti e-learning, Anda perlu menentukan tujuan belajar Anda, sehingga Anda bisa memilih topik, modul, lama

Manfaat e-learning. Ada tiga hal yang dapat dimanfaatkan dari e-learning ini : Fleksibilitas. Dapat diakses dari mana saja yang memiliki akses internet. Berbagai tempat juga sudah menyediakan sambungan internet gratis (café, bandara), dengan demikian dalam perjalanan pun, kita bisa memanfaatkan waktu untuk mengakses e-learning. “Independent Learning.”

MENGGUNAKAN E-LEARNING FREEBIES DALAM PEMBELAJARAN

17


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

belajar, biaya dan sarana belajar secara elektronik yang sesuai.

untuk memdapatkan manfaat optimal dari e-learning, Anda juga harus senang belajar secara independen. Dukungan : E-learning akan lebih mudah jika mendapat dukungan dari orang-orang terkait. mereka. Hal ini sesuai dengan kepentingan mereka untuk menciptakan sebuah komunitas konsumen yang bertindak untuk

Pembelajaran : Cara belajar dengan elearning memberikan peluang untuk menjadi pembelajar independen. Jadi,

Konsep Freebie Marketing Freebie Marketing seringkali disebut razor and blades business model (Martin, Richard 2001)., karena konsep bisnis ini diperkenalkan oleh King C. Gillete, penemu safety razor. Hal ini adalah sebuah model bisnis yang memberikan harga sangat murah pada sebagian produk bahkan terkadang gratis dalam rangka meningkatkan penjualan dari produk utama mereka, seperti proses penjualan printer dan cartidge, dimana harga catridge hampir sama dengan membeli perangkat printer baru lengkap dengan gratis catridge. Setiap bisnis online memiliki internet sendiri strategis rencana pemasaran untuk meningkatkan dan pemasaran pengaruh popularitas produk, merek atau jasa

membeli merek atau jasa mereka. Memberikan gratis merupakan salah satu teknik termudah untuk mempromosikan merek. Menggunakan fasilitas gratis sebagai bagian dari rencana internet marketing strategis yang dapat meningkatkan pengaruh internet marketing yang menyenangkan bagi siapapun. Orang sangat menyukai untuk menerima item yang diberikan kepada mereka tanpa biaya sama sekali. Ketika mereka menggunakan freebie, mereka juga, dengan cara, secara sukarela mendukung merek tersebut. Hal ini terutama sekali, jika mereka merasa sangat bermanfaat atau terbantu dalam beberapa hal.

Multiply

Multiply adalah layanan jaringan sosial dengan penekanan yang memungkinkan pengguna untuk berbagi media - seperti foto, video dan entri blog - dengan "dunia nyata" jaringan mereka. Situs ini diluncurkan pada bulan Maret 2004 dengan dukungan oleh VantagePoint

Gambar 4: Contoh E Learning yang dimiliki oleh multiply

MENGGUNAKAN E-LEARNING FREEBIES DALAM PEMBELAJARAN

18


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

Venture Partners , Point Judith Capital , Transcosmos, dan investor swasta. Multiply memiliki lebih dari 11 juta pengguna terdaftar. Perusahaan ini berpusat di Boca Raton, Florida . Quantcast memperkirakan Multiply memiliki 3,5 juta unik pengunjung unik setiap bulannya. Di Multiply, jaringan seorang pengguna terbentuk dari kontak langsung mereka, serta yang lain yang berhubungan erat kepada mereka melalui Cara menggunakan Multiply sebagai fasilitas freebies e-learning, adalah sebagai berikut :

hubungan mereka tingkat pertama. Selain itu, pengguna didorong untuk menentukan sifat hubungan mereka dengan satu sama lain, sehingga memungkinkan untuk berbagi konten dengan seluruh jaringan mereka terkait masing-masing orang, atau himpunan bagian daripadanya termasuk teman, keluarga, kontak profesional, dan sebagainya.

 Menjadikan multiply sebagai penyimpanan berkas pekerjaan siswa, seperti buku tugas pada proses pembelajaran online. Setiap

saling berbagi data dan informasi sesama group ini secara tersendiri.  Dosen dapat langsung memberi komentar pada data yang diupload,

mahasiswa memiliki personal blog multiply, dan didalamnya digunakan untuk menyimpan berkas-berkas tugas berupa data foto, analisis, link-link sumber pustaka, dsb.

dan menggunakan ini sebagai media sistensi / bimbingan tugas mahasiswa.

 Menciptakan komunitas sejenis yang berisi para peserta online class pada subject yang sama,

Scribd

Scribd adalah dokumen-sharing berbasis Web 2.0. Website yang memungkinkan pengguna untuk mengirim dokumen dari berbagai format, dan menanamkan mereka ke dalam halaman web menggunakan format iPaper nya. Scribd didirikan oleh Trip Adler tahun 2006. Cara menggunakan Scribd sebagai fasilitas freebies e-learning, adalah sebagai berikut :  Dosen dapat mengupload dokumen-dokumen pembelajaran dan materi perkuliahannya secara

Gambar 5: Contoh Scribd sebagai media penyimpanan sekaligus publikasi dokumen seorang dosen.

MENGGUNAKAN E-LEARNING FREEBIES DALAM PEMBELAJARAN

19


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

online dan mahasiswa dapat langsung membaca tanpa perlu mendownload terlebih dahulu.  Dengan cara ini, seorang dosen dapat melakukan proses publikasi pada karya-karyanya.  Dosen dapat dengan mudah membagi informasi ebook yang

telah dibacanya melalui rangkaian aktivitas yang dilakukan oleh sang dosen.  Mahasiswa dapat menemukan literatur lain sehubungan dengan materi yang dibutuhkan milik para ilmuwan lain yang juga diupload di Scribd.

MENGGUNAKAN E-LEARNING FREEBIES DALAM PEMBELAJARAN

20


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

Youtube

orang tua di sebuah bus di Hong Kong, dan telah dibahas secara luas di media mainstream. Cara menggunakan Youtube sebagai fasilitas freebies e-learning, adalah sebagai berikut :  Sebagai media penyimpanan dan publikasi video-video tutorial dari proses pembelajaran yang

Gambar 7: Contoh tampilan youtube untuk penyimpanan video tutorial Gambar 6 : Youtube sebagai media e-learning berupa

video-video turorial.

YouTube adalah video-sharing website di mana

pengguna

dapat

meng-upload,

berbagi, dan tampilan video. Didirikan

memerlukan langkah-langkah detail dalam setiap sesi pembelajaran.  Sebagai media informasi tentang obyek yang tidak dapat dikunjungi secara detail menyangkut suasana yang terekam dalam gerak dan suara.

pada Febuari 2005 (Hopkins, Jim, October 11, 2006). Sebelum peluncuran YouTube pada tahun 2005, ada beberapa metode yang mudah tersedia bagi pengguna

Daftar Pustaka :

komputer biasa yang ingin memposting

Hopkins, Jim (October 11, 2006). http://www.usatoday.com/tech/news/ 2006-10-11-youtube-karim_x.htm. Retrieved November 29, 2008. Martin, Richard (2001-08-06). "The Razor's Edge". The Industry Standard. Red Herring, "VCs Count on Multiply.com". http://www.redherring.com/Home/22 757 "Publishers, Authors Weigh Merits of Scribd". http://www.publishersweekly.com/article/ CA6640708.html?q=scribd/.

video secara online. Dengan antarmuka sederhana, YouTube memungkinkan bagi siapa saja dengan koneksi Internet untuk mengirim video yang pemirsa di seluruh dunia bisa menonton dalam beberapa menit. Berbagai macam topik yang dibahas oleh YouTube telah berubah berbagi video ke salah satu bagian yang paling penting dari budaya internet . Contoh awal dampak sosial dari YouTube adalah keberhasilan “Paman Bus” video pada tahun 2006. Ini menunjukkan percakapan panas antara pemuda dan

MENGGUNAKAN E-LEARNING FREEBIES DALAM PEMBELAJARAN

21


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

KOTA dan PENYEDIAAN RUANG PUBLIK (pengantar) Oleh: Ir. Loekman Mohamadi. MSc. Abstraksi

Peranan Ruang Publik dapat memberikan kharakter kotanya dan pada umumnya memiliki fungsi interaksi sosial bagi masyarakat, kegiatan ekonomi rakyat dan tempat apresiasi budaya. Secara langsung nilai komersial yang ditawarkan tidak begitu menjanjikan bagi investor yang berminat berkiprah menanamkan modalnya, karena pangsa pasar yang sebagain besar terdiri dari masyarakat ber-penghasilan rendah, sehingga tidak dapat diandalkan untuk pengembalian modalnya.

1. Latar Belakang Pembangunan perkotaan hampir selalu disertai dengan alih fungsi lahan. Hal ini telah menimbulkan gejala menurunnya daya dukung lingkungan terutama lahan yang menopang kehidupan masyarakat di kawasan perkotaan. Pembangunan daerah perkotaan mempunyai kecenderungan untuk meminimalkan ruang terbuka hijau. Lahan-lahan hijau yang ditanami tumbuhan banyak dialih-fungsikan menjadi pertokoan, pemukiman, tempat rekreasi, industri dan lain-lain.

menunjukkan reaksinya berupa : meningkatnya suhu udara di perkotaan, penurunan air tanah, banjir/genangan, penurunan permukaan muka tanah, pencemaran air, pencemaran udara seperti meningkatnya kadar CO, karbondioksida, oksida nitrogen dan belerang, debu, suasana yang gersang, bising dan kotor. Hijaunya kota tidak hanya menjadikan kota itu indah dan sejuk namun aspek kelestarian, keserasian, keselarasan, dan keseimbangan sumberdaya alam,

Ternyata pembangunan perkotaan selama ini hanya maju secara ekonomi namun mundur secara ekologi. Padahal kestabilan kota secara ekologi sangat penting, sama pentingnya dengan nilai kestabilannya secara ekonomi. Oleh karena terganggunya kestabilan ekosistem perkotaan, maka alam

yang pada gilirannya akan membawa dampak berupa kenyamanan, kesegaran, terbebasnya kota dari polusi dan kebisingan serta sehat dan cerdasnya warga kota. Peranan Ruang Publik dapat memberikan kharakter kotanya dan pada umumnya memiliki fungsi interaksi sosial bagi masyarakat, kegiatan ekonomi rakyat dan tempat apresiasi budaya. Secara langsung

KOTA dan PENYEDIAAN RUANG PUBLIK (pengantar)

22


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

nilai komersial yang ditawarkan tidak begitu menjanjikan bagi investor yang berminat berkiprah menanamkan modalnya, karena pangsa pasar yang sebagain besar terdiri dari masyarakat ber-penghasilan rendah, sehingga tidak dapat diandalkan untuk pengembalian modalnya. Padahal fungsi Ruang publik dapat diuraikan sebagai berikut : a. Sebagai pusat interaksi, komunikasi masyarakat baik formal, seperti upacara upacara bendera, sholat Ied pada Hari Idul Fitri, dan

c. Sebagai tempat kegiatan Pedagang Kaki Lima yang menjajakan makanan dan minuman, pakaian, souvenir, dan jasa entertaimen seperti tukang sulap, tarian kera dan ular, dan sebagainya terutama dimalam hari. Sebagai paru paru kota yang semakin padat, sehingga masyarakat banyak yang memanfaatkan sebagai tempat olah raga, bermain dan santai bersama keluarga. Seiring dengan perkembangan perekonomian kota yang semakin meningkat banyak investor yang

peringatan peringatan yang lain; informal, seperti pertemuan pertemuan individual, kelompok masyarakat dalam acara santai dan rekreatif atau

mengincar ruang ruang publik kota sebagai tempat bisnis. Karena secara langsung dinilai beberapa pihak bahwa pemanfaatan ruang ruang

tempat bermain/ olahraga anak2 dan dewasa. b. Sebagai ruang terbuka yang menampung koridor koridor jalan yang menuju kearah ruang publik tersebut dan sebagai ruang pengikat dilihat dari struktur kota, sekaligus sebagai pembagi ruang ruang fungsi bangunan disekitamya serta ruang untuk transit bagi masyarakat yang akan pindah kearah tujuan lain.

publik kota tersebut tidak banyak memberikan kontribusi yang berarti, sehingga banyak yang bersikeras untuk merubah ke fungsi ekonomi yang lebih menguntungkan. Dimasa mendatang pada setup program yang akan merubah fungsi ruang publik dengan fungsi lain harus melalui proses yang melibatkan pendapat atau aspirasi masyarakat kota. Sehingga tidak menimbulkan kerawanan sosial yaqg berdampak pada suasana kota.

KOTA dan PENYEDIAAN RUANG PUBLIK (pengantar)

23


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

komunikasi masyarakat baik formal, seperti upacara upacara bendera, sholat Ied pada Hari Idul Fitri, dan peringatan peringatan yang lain; informal, seperti pertemuan pertemuan individual, kelompok masyarakat dalam acara santai dan rekreatif atau tempat bermain/ olahraga anak2 dan dewasa. b. Sebagai ruang terbuka yang menampung koridor koridor jalan yang menuju kearah ruang publik tersebut dan sebagai ruang pengikat dilihat dari struktur kota, sekaligus sebagai pembagi ruang ruang fungsi bangunan disekitamya serta ruang untuk transit bagi masyarakat yang akan pindah kearah tujuan lain. c. Sebagai tempat kegiatan Pedagang

Hijaunya kota tidak hanya menjadikan kota itu indah dan sejuk namun aspek kelestarian, keserasian, keselarasan, dan keseimbangan sumberdaya alam, yang pada gilirannya akan membawa dampak berupa kenyamanan, kesegaran, terbebasnya kota dari polusi dan kebisingan serta sehat dan cerdasnya warga kota. Peranan Ruang Publik dapat memberikan kharakter kotanya dan pada umumnya memiliki fungsi interaksi sosial bagi masyarakat, kegiatan ekonomi rakyat dan tempat apresiasi budaya. Secara langsung nilai komersial yang ditawarkan tidak

begitu

menjanjikan

bagi

Kaki

Lima

yang

menjajakan

investor yang berminat berkiprah

makanan dan minuman, pakaian,

menanamkan

souvenir,

modalnya,

karena

dan

jasa

entertaimen

pangsa pasar yang sebagain besar

seperti tukang sulap, tarian kera

terdiri

dan ular, dan sebagainya terutama

dari

masyarakat

ber-

penghasilan rendah, sehingga tidak

dimalam hari.

dapat

Sebagai paru paru kota yang semakin padat, sehingga masyarakat banyak yang memanfaatkan sebagai tempat olah raga, bermain dan santai bersama keluarga.

diandalkan

untuk

pengembalian modalnya. Padahal fungsi Ruang publik dapat diuraikan sebagai berikut : a. Sebagai

pusat

interaksi,

KOTA dan PENYEDIAAN RUANG PUBLIK (pengantar)

24


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

Seiring

dengan

perekonomian meningkat

perkembangan

kota

banyak

yang

mengincar

semakin

investor

ruang

ruang

publik

kota

sebagai tempat bisnis. Karena secara

yang

langsung dinilai beberapa pihak bahwa pemanfaatan ruang ruang publik kota tersebut tidak banyak memberikan kontribusi yang berarti, sehingga banyak yang bersikeras untuk merubah ke fungsi ekonomi yang lebih menguntungkan. Dimasa mendatang pada setup program

yang melibatkan pendapat atau aspirasi masyarakat kota. Sehingga tidak menimbulkan kerawanan sosial yang berdampak pada suasana kota.

yang akan merubah fungsi ruang publik dengan fungsi lain harus melalui proses

memanfaatkan sebagai tempat olah raga,

Dengan

berkembangnya

perkotaan mengalihfungsikan

yang

Sebagai paru paru kota yang semakin padat, sehingga masyarakat banyak yang

bermain dan santai bersama keluarga.

kawasan cenderung

lahan

dan

kurang

mempertimbangkan ruang terbuka hijau, maka dampak yang dirasakan adalah menurunnya kualitas lingkungan hidup.

KOTA dan PENYEDIAAN RUANG PUBLIK (pengantar)

25


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

Beberapa kota besar telah membangun

kota dicerminkan dengan menjamurnya

dan mengembangkan hutan kota untuk

mall-mall, super mall, dan hyper

mengantisipasi masalah tersebut di atas,

market yang nota bene adalah kegiatan

namun ada juga pembangunan hutan

usaha padat modal. Di negara negara

kotanya

sosialis/ komunis pusat pusat kotanya

masih

dalam

tarap

perencanaan.

selalu diisi dengan bangunan pemimpin partai. Jelas bahwa kota kota itu bukan hanya sekedar kumpulan dari bangunan

1. Pengertian Kota. HARRIS dan ULLMAN

bangunan (1945)

gedung, tetapi dibalik itu

semua melambangkan kemajuan aneka

melihat kota sebagai pusat untuk

ragam budaya, ilmu pengetahuan, dan

permukiman dan pemanfaatan bumi

teknologi,

oleh manusia. Manusia disitu unggul

serta

kekuatan

perekonomian.

untuk mengekspolitasi bumi, hal ini Sedang

dibuktikan dengan adanya pertumbuhan

terus

menerus.

Sensus

Penduduk

Indonesia tahun 1990, Biro Pusat

kota yang sangat pesat dan mekar secara

dalam

Statistik (BPS) mendefinisikan daerah

Tetapi

perkotaan secara fungsional. Daerah

senyampang mekar dan tumbuh, terjadi

daerah

pula pemiskinan dan masalah bagi

yang

jumlah

penduduknya

66.000 jiwa lebih dikatagorikan sebagai

manusianya, sehingga muncul berbagai

daerah

permasalahan sosial didalamnya.

perkotaan,

asal

memenuhi

beberapa persyaratan sebagai berikut : Adapun

dizaman

modern

seperti

5.000 jiwa per kilometer persegi,

sekarang ini, pusat pusat kota dinegara negara

kapitalis

berupa

Central

kemampuan

teknologi

bekerja

disektor

pertanian,

langit sebagai status simbol peradaban kekuatan

Kurang dari 25 persen rumah tangganya

Business District, sedang pencakar

melambangkan

Mempunyai kepadatan lebih dari

dan

Memiliki delapan

manusia.

sekurang fasilitas

kurangnya

modern

yang

meliputi listrik, air leideng, rumah

Sementara di indonesia perkembangan

sakit,

Sekolah

KOTA dan PENYEDIAAN RUANG PUBLIK (pengantar)

26

Lanjutan

Atas


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

(SMA), pasar, bank, kantor pos, dan

semua

terkandung

sebagainya.

berbagai

kesan

banyak

lainnya,

sekali

kenangan,

Kesan orang orang terhadap bangunan,

pengalaman,

harapan,

utamanya lingkungan, atau kota secara

kekacauan,

kemacetan,

keseluruhan lebih dari sekedar dari

perjuangan

kesan visual semata. Tetapi dibalik itu

kenangan lainnya yang masing masing

ini akan memberi pengaruh khusus

dalam suatu buku berjudul �The Image

pada masing masing orang

of City�, dan ia menemukan

yang

hidup

bau/

aroma,

kenangan

dan

mati,

dan

suatu

mengalami/ melihatnya. Dari suasana

temuan adanya kesamaan persepsi/

ini

akan

kesan/ image dari warga kota terhadap

bagi

bagian kota mereka yaitu berupa bentuk

bagian

memberikan

bagian kesan

kota tersendiri

warga kota dan kadang satu dan lainnya

bentuk

tidak

sebagai

sama

pengaruhnya

atau

kota

dan

bagian

karya

dari

arsitektur

bentuk

kota

sebaliknya. Hal paling penting dalam

tersebut. Dari penemuannya tersebut

memberikan

pada

didapatkan adanya 5 (lima ) elemen

warganya adalah adanya kesamaan

dasar dalam pembentukan image kota

kesan bagi masing masing orang,

pada

misalnya

tertentu

pendatang pada suatu kota. Kelima

bagian

elemen dasar yang membentuk image

didalam

image/

pada kota

kesan

bangunan atau

bagian

lainnya.

warganya

atau

orang

lain/

kota tersebut ialah :

Beberapa tahun yang lalu Prof. Kevin Lynch (1960) mengadakan suatu studi

saling bertemu dimasing masing batas

yang meneliti kesan orang orang warga

wilayahnya,

suatu kota terhadap kota mereka. Hasil

bentuk

maka akan terjadi suatu

penelitiannya ini kemudian diterbitkan

KOTA dan PENYEDIAAN RUANG PUBLIK (pengantar)

27

pertemuan.


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

dari bagian yang lain. Misalnya, kawasan Simpang lima merupakan daerah persimpangan yang paling terkenal di kota Semarang, atau kawasan Malioboro untuk kota Yogyakarta, atau kawasan kauman hampir semua kota kota di Jawa mempunyai dan pasti berada di belakang Masjid besar kota bersangkutan.

1) Districts, Suatu kota terbentuk dari beberapa komponen permukiman atau distrik, wilayah pusatnya, pinggiran, wilayah permukiman, wilayah industri, daerah kampus/ pendidikan, terminal, dan sebagainya. Kadang ada bagian dari wilayah/ daerah ini lebih dikenal

Gb.1). Districts,

batas wilayahnya, maka akan terjadi suatu bentuk pertemuan. Bentuk pertemuan ini kadang sangat kabur dan tidak jelas, apalagi untuk kota kota di Indonesia yang pembagian wilayah distrik biasanya hanya dibatasi oleh adanya jaringan jalan.

2) E d g e s, Akhir dari suatu distrik adalah edge/ batas. Beberapa distrik tidak mempunyai edge sama sekali, tetapi secara samar batas ini menyatu dengan daerah distrik lainnya yang bersebelahan. Ketika dua distrik saling bertemu dimasing masing

Gb.2). E d g e s.

Sosok visual yang paling menonjol dari satu kota disebut dengan landmarks.

3) Landmarks,

KOTA dan PENYEDIAAN RUANG PUBLIK (pengantar)

28


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

Beberapa landmarks biasanya sangat besar/ luas dan tetap dapat terlihat dari kejauhan, misalnya patung Liberty di New York, Tugu Monumen Nasional di Jakarta, dan sebagainya. Tetapi ada beberapa landmarks yang tidak begitu besar dan hanya terlihat pada jarak yang relatif dekat, seperti misalnya sebuah taman, jam kota, atau

sebuah patung kecil disuatu taman kota. Landmarks merupakan elemen yang penting, karena ia bisa memberikan arahan orientasi dan pengenalan wilayah sekitarnya pada warga kota atau pendatang. Landmark yang bagus adalah bila ia bisa menyatu secara harmonis dengan lingkungan sekitar kota bersangkutan.

Gb.3). Landmarks.

aktifnya. Dimana landmarks lebih dikenal karena bentuk phisiknya sebagai suatu obyek, nodes dikenal karena adanya peran aktif untuk menjalankan aktifitasnya.

4) N o d e s, Node adalah sebuah pusat suatu kegiatan. Secara aktual ini bisa berupa salah satu landmarks, tetapi ia dikenali lebih karena peran

Gb.4). N o d e s .

Pada skala kota, perancangan kota sangat berkaitan dengan kelima elemen visual

utama ini (Lynch, 1960). Konsep yang dikemukan para teoritisi dan praktisi

KOTA dan PENYEDIAAN RUANG PUBLIK (pengantar)

29


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

terkemuka tersebut telah diterapkan dibeberapa banyak rencana tataguna lahan kota. Apapun konsep khusus yang digunakan, ada kesepakatan umum bahwa perancangan kota haruslah mengenali dan menunjang elemen visual tersebut dengan meningkatkan kualitas esetetika, derajad kepentingan sebagai acuan titik pemandangan kota, dan kontribusinya kepada kesadaran dan gengsi warga kota.

ditanami tetumbuhan. Dari berbagai referensi dan pengertian tentang eksistensi nyata sehari-hari, maka RTH dapat dijabarkan dalam pengertian, sebagai: Pengertian RTH, (1) adalah suatu lapang yang ditumbuhi berbagai tetumbuhan, pada berbagai strata, mulai dari penutup tanah, semak, perdu dan pohon (tanaman tinggi berkayu); (2) “Sebentang lahan terbuka tanpa bangunan yang mempunyai ukuran, bentuk dan batas geografis tertentu dengan status penguasaan apapun, yang di dalamnya terdapat tetumbuhan hijau berkayu dan tahunan (perennial woody plants), dengan pepohonan sebagai tumbuhan penciri utama dan tumbuhan lainnya (perdu, semak, rerumputan, dan tumbuhan penutup tanah lainnya), sebagai tumbuhan pelengkap, serta benda-benda lain yang juga sebagai pelengkap dan penunjang fungsi RTH yang bersangkutan” (Purnomohadi, 1995). Sedang Ruang Terbuka (RT), tak harus ditanami tetumbuhan, atau hanya sedikit terdapat tetumbuhan, namun mampu berfungsi sebagai unsur ventilasi kota, seperti plaza dan alun-alun. Tanpa RT, apalagi RTH, maka lingkungan kota akan menjadi „Hutan Beton‟ yang gersang, kota menjadi sebuah pulau panas (heat island) yang tidak sehat, tidak nyaman, tidak manusiawi, sebab tak layak huni. Secara hukum (hak atas tanah), RTH bisa berstatus sebagai hak milik pribadi (halaman rumah), atau badan usaha

Ia (Lynch) menyimpulkan bahwa orang sangat memperhatikan lingkungan fisik kota, mereka sering membicarakan, menggambarkan dan membuat peta lingkungannya dalam subyek-subyek yang berbeda serta menerapkan beberapa peraturan untuk mendukung keberadaannya. Hal ini juga sangat jelas bahwa orang orang mempunyai kesan yang berbeda pada masing masing kota, kesan yang mereka dapat setiap datang kesuatu kota akan terakumulasi dan menjadi kesan yang sangat pribadi pada kota tersebut. 2. Ruang Publik (Ruang Terbuka Hijau/ RTH) a) Pengertian/Definisi: Sebagai salah satu unsur kota yang penting khususnya dilihat dari fungsi ekologis, maka betapa sempit atau kecilnya ukuran RTH Kota (Urban Green Open Space) yang ada, termasuk halaman rumah/bangunan pribadi, seyogyanya dapat dimanfaatkan sebagai ruang hijau yang

KOTA dan PENYEDIAAN RUANG PUBLIK (pengantar)

30


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

(lingkungan skala permukiman/neighborhood), seperti: sekolah, rumah sakit, perkantoran, bangunan peribadatan, tempat rekreasi, lahan pertanian kota, dan sebagainya), maupun milik umum, seperti: Tamantaman Kota, Kebun Raja, Kebun Botani, Kebun Binatang, Taman Hutan Kota/Urban Forest Park, Lapangan Olahraga (umum), Jalur-jalur Hijau (green belts dan/atau koridor hijau): lalu-lintas, kereta api, tepian laut/pesisir pantai/sungai, jaringan tenaga listrik: saluran utama tegangan ekstra tinggi/SUTET, Taman Pemakaman Umum (TPU), dan daerah cadangan perkembangan kota (bila ada). b) Karakter

dan

Kriteria

ruang publik tersebut dan sebagai pengikat fungsi kota lain disekitarnya sekaligus sebagi area transit bagi masyarakat yang akan berpindah kearah lain, c. Sebagai paru paru kota yang semakin padat, sehingga masyarakat banyak yang dapat memanfaatkan sebagai tempat bermain dan santai bersama handai taulan. 2). Sedang kriteria sebagai ruang

publik secara esensial ada tiga yakni: a. Dapat memberi makna atau arti bagi masyarakat (meaningful), b. Tanggap terhadap semua keinginan pengguna dan dapat mengakomodasi kegiatan yang ada (responsive), c. Dapat menerima kehadiran berbagai lapisan masyarakat dengan bebas tanpa ada diskriminasi (democratic).

ruang

publik Ruang publik harus dapat menciptakan karakter kota dan pada umumnya memiliki fungsi tempat berinteraksi sosial bagi masyarakat. 1). Sebagai ruang publik, fungsi

Ruang Terbuka Hijau (open Space) dapat diuraikan sebagai berikut: a. Sebagai pusat interaksi dan komunikasi masyarakat, baik formal maupun informal, b. Sebagai ruang terbuka yang menampung koridor koridor jalan yang menuju kearah

3). Selanjutnya

menurut Kevin Lynch (1981), sebuah ruang publik harus mempunyai lima dimensi tampilan (Five performance dimension), yaitu:

KOTA dan PENYEDIAAN RUANG PUBLIK (pengantar)

31


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

a. Vitalitas (vitality), Menitik beratkan pada suatu sistim keamanan, kecocokan ukuran atau kelayakan antara tuntutan manusia dalam hal temperatur, anatomi tubuh, dan fungsi tubuh, b. Kepekaan (sense), Dimensi kepekaan yang dimaksud disini meliputi bentuk, kualitas, dan identitas lingkungan, c. Kelayakan (fit), Menitik beratkan pada kelayakan antara ruang dan karakter bentuk yang ada, d. Pencapaian (access), Memperhatikan kemampuan orang menuju ketempat satu ke yang lain melalui ruang publik ini, e. Pemeriksaan (control), Diarahkan pada ruang ruang kegiatan, tempat rekreasi. c) Bentuk

lapangan olah raga, pemakaman. 3). Berdasarkan sifat dan karakter ekologisnya (a). RTH kawasan (areal, non linear) (b). RTH jalur (koridor, linear) 4). Berdasarkan penggunaan lahan atau kawasan fungsionalnya: (a). RTH kawasan perdagangan, (b). RTH kawasan perindustrian, (c). RTH kawasan permukiman, (d). RTH kawasan pertanian, dan (e). RTH kawasan-kawasan khusus, seperti pemakaman, hankam, olah raga, alamiah. 5). Berdasarkan Status kepemilikannya: (a). RTH publik, yaitu yang berlokasi pada lahanlahan publik atau lahan yang dimiliki oleh pemerintah (pusat, daerah), (b). RTH privat atau non publik, yaitu yang berlokasi pada lahanlahan milik privat.

Ruang Terbuka Hijau

(RTH): Berdasarkan bobot kealamiahannya: 1). RTH Alami antara lain; habitat liar/alami, kawasan lindung 2). RTH Non Alami atau RTH Binaan antara lain; pertanian kota, pertamanan kota,

KOTA dan PENYEDIAAN RUANG PUBLIK (pengantar)

32


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

Fisik

Fungsi

Struktur

Kepemilikan

Pola Ekologis

RTH Publik

Ekologis R T H

RTH Alami

Sosial/ Budaya

RTH Nonalami

Arsitektural

Pola Planologis

RTH Privat

Ekonomi

d) Fungsi dan Manfaat: e) Pola dan Struktur Fungsional

Fungsi RTH terdiri dari fungsi utama (intrinsik) yaitu fungsi ekologis, dan fungsi tambahan (ekstrinsik) yaitu fungsi arsitektural, sosial, dan fungsi ekonomi. Dalam suatu wilayah perkotaan empat fungsi utama ini dapat dikombinasikan sesuai dengan kebutuhan, kepentingan, dan keberlanjutan kota. Manfaat RTH dibagi atas manfaat langsung (dalam pengertian cepat dan bersifat tangible) seperti mendapatkan bahan-bahan untuk dijual (kayu, daun, bunga), kenyamanan fisik (teduh, segar), keinginan dan manfaat tidak

Pola RTH terdiri dari: 1). RTH struktural, merupakan pola RTH yang dibangun oleh hubungan fungsional antar komponen pembentuknya yang mempunyai pola hierarki planologis yang bersifat antroposentris. RTH tipe ini didominasi oleh fungsi-fungsi non ekologis dengan struktur RTH binaan yang berhierarkhi. 2). RTH non struktural. RTH non struktural merupakan pola RTH yang dibangun oleh hubungan

langsung (berjangka panjang dan bersifat intangible) seperti perlindungan tata air dan konservasi hayati atau keanekaragaman hayati.

fungsional antar komponen pembentuknya yang umumnya tidak mengikuti pola hierarki planologis karena bersifat ekosentris. RTH tipe ini memiliki fungsi

KOTA dan PENYEDIAAN RUANG PUBLIK (pengantar)

33


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

ekologis yang sangat dominan dengan struktur RTH alami yang tidak berhierarki.

Skala pelayanan taman ini adalah tingkat nasional, lokasinya berada dipusat kota seperti Jakarta yang berpengaruh terhadap kegiatan nasional. Bentuknya berupa zona ruang terbuka yang memiliki peran sangat penting dengan luasan melebihi taman taman kota yang lain. Contohnya adalah Taman Monumen Nasional ( Monas ) Jakarta. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan disini berskala nasional. Disamping sebagai landmark kota Jakarta juga dapat sebagai landmark nasional, terutama tugu monumen yang didukung dengan elemen asesori kota yang lain seperti air mancur, jalan pedestrian yang diatur dengan pola pola yang menarik, disamping taman dan penghijauan disekitar kawasan tersebut.

f) Tipologi Ruang Terbuka Hijau

Dari perkembangan sejarah ruang publik kota memberi pandangan yang lebih luas tentang bentuk variasi dan karakternya. Ruang publik ini berkembang sejalan dengan kebutuhan manusia dalam melakukan kegiatan bersama, apakah berkaitan dengan sosial, ekonomi, dan budaya. Sikap dan perilaku manusia yang dipengaruhi oleh perkembangan teknologi juga berpengaruh terhadap tipologi ruang publik kota yang direncanakan. Asesori ruang publik yang harus disediakan semakin berkembang, baik dari segi kualitas desain, bahan dan perawatannya. Tipologi ruang publik ini banyak variasi yang kadang kadang memiliki perbedaan yang tipis sehingga seolah olah memberi pengertian yang tumpang tindih (overlapping) . Menurut Stephen Carr (1992) tipologi ruang publik dibagi menjadi beberapa tipe dan karakter sebagai berikut : 1).

Taman Park)

Nasional

2).

(National

Taman Pusat kota (Downtown parks ) Taman ini berada dikawasan pusat kota, berbentuk lapangan hijau yang dikelilingi pohon

KOTA dan PENYEDIAAN RUANG PUBLIK (pengantar)

34


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

pohon peneduh atau berupa hutan kota dengan pola tradisional atau dapat pula dengan desain pengembangan baru. ( Contoh : Alun-alun kota /Simpang 5 ) Areal hijau kota yang digunakan untuk kegiatan kegiatan santai dan berlokasi dikawasan perkantoran, perdagangan atau perumahan kota.(Contoh : Lapangan Hijau di lingkungan perumahan atau perdagangan/perkantoran ). 3).

Taman Lingkungan ( Neighborhood park ) Ruang terbuka yang Dikembangkan dilingkungan perumahan untuk kegiatan umum seperti bennain anak anak, olah raga dan bersantai bagi masyarakat disekitarnya. (Contoh : Taman kompleks perumahan ).

4).

Taman kecil ( Mini park ) Taman kecil yang dikelilingi oleh Bangunan bangunan, kemungkinan termasuk air mancur yang digunakan untuk mendukung suasana taman

tersebut. (Contoh : taman taman dipojok-pojok lingkungan/setback bangunan ). 3. Ruang Publik dalam konteks Tata Ruang Kota Pada prinsipnya tujuan tata ruang berdasarkan Undang undang RI No. 26 Tahun 2007 adalah Penyelenggaraan penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional dengan: a). terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan; b). terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia; dan c). terwujudnya pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang. Sedang dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia, penataan ruang diselenggarakan berdasarkan asas: a). keterpaduan; b). keserasian, keselarasan, dan keseimbangan;

KOTA dan PENYEDIAAN RUANG PUBLIK (pengantar)

35


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

c). keberlanjutan;

lebih murah, aman, sehat, dan menyamankan. 2). Tata ruang kota penting dalam usaha untuk efisiensi sumberdaya kota dan juga efektifitas penggunaannya, baik sumberdaya alam maupun sumberdaya lainnya. Ruang-ruang kota yang ditata terkait dan saling berkesinambungan ini mempunyai berbagai pendekatan dalam perencanaan dan pembangunannya. Tata guna lahan, sistem transportasi, dan sistem jaringan utilitas merupakan tiga faktor utama dalam menata ruang kota. Dalam perkembangan selanjutnya, konsep ruang kota selain dikaitkan dengan permasalahan utama perkotaan yang akan dicari solusinya juga dikaitkan dengan pencapaian tujuan akhir dari suatu penataan ruang yaitu untuk kesejahteraan, kenyamanan, serta kesehatan warga dan kotanya. 3). Berbagai fungsi RTH (fungsi ekologis, sosial, ekonomi, dan arsitektural) dan nilai estetika yang dimilikinya (obyek dan lingkungan) dapat meningkatkan kualitas lingkungan juga dapat menjadi nilai kebanggaan dan identitas kota.

d). keberdayagunaan dan e). f). g). h). i).

keberhasilgunaan; keterbukaan; keterbukaan; kebersamaan dan kemitraan; pelindungan kepentingan umum; kepastian hukum dan keadilan; dan akuntabilitas.

Ruang Terbuka Hijau (RTH) Wilayah Perkotaan 1). Kota

mempunyai luas yang tertentu dan terbatas Permintaan akan pemanfaatan lahan kota untuk pembangunan berbagai fasilitas perkotaan banyak menyita lahan-lahan ruang terbuka. Keberadaan RTH sering dianggap sebagai lahan cadangan dan tidak ekonomis. Di lain pihak, kemajuan alat dan pertambahan jalur transportasi dan sistem utilitas, telah menambah jumlah bahan pencemar dan telah menimbulkan berbagai ketidak nyamanan di lingkungan perkotaan. Untuk mengatasi kondisi lingkungan kota seperti ini sangat diperlukan RTH sebagai suatu teknik bioengineering dan bentukan biofilter yang relative

KOTA dan PENYEDIAAN RUANG PUBLIK (pengantar)

36


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

4).

Keberadaan RTH penting dalam mengendalikan dan memelihara integritas dan kualitas lingkungan. Pengendalian pembangunan wilayah perkotaan harus dilakukan secara proporsional dan berada dalam keseimbangan antara

5).

pembangunan dan fungsi-fungsi lingkungan. Kelestarian RTH suatu wilayah perkotaan harus disertai dengan ketersediaan dan seleksi tanaman yang sesuai dengan arah rencana dan rancangannya.

6).

KOTA dan PENYEDIAAN RUANG PUBLIK (pengantar)

37


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

RENCANA TATA RUANG Ps. 17 ayat (1)

Rencana Struktur Ruang

Rencana Pola Ruang Ps. 17 ayat (2)

Rencana Sistem Pusat Permukiman

Rencana Sistem Jaringan Prasarana

Ps. 17 ayat (3)

Peruntukan Kawasan Budidaya

Peruntukan Kawasan Lindung

Ps. 17 ayat (4)

Sistem Wilayah Sistem internal Perkotaan

Sistem Jaringan Transportasi

Kegiatan Pelestarian Lingkungan Hidup

Sistem Jaringan Energi

Kegiatan Sosial

Sistem Jaringan Telekomunikasi

Kegiatan Budaya Kegiatan Ekonomi

Sistem Persampahan & Sanitasi

Kegiatan Pertahanan & Keamanan

Sistem Jaringan SDA, dll. dalam RTRW ditetapkan kawasan hutan paling sedikit 30 %dari luas DAS

UU No: 26/ 2007 Ps. 17 ayat (5)

Penguatan Aspek Pelestarian Lingkungan Hidup Dalam Rencana Tata Ruang Pasal 17 ayat (5) UUPR memuat: dalam rangka pelestarian lingkungan dalam rencana tata ruang wilayah ditetapkan kawasan hutan paling sedikit 30 (tiga puluh) persen dari luas daerah aliran sungai.

CONTOH DAERAH ALIRAN SUNGAI YANG LUAS KAWASAN HUTANNYA KURANG DARI 30 %

UU No: 26/ 2007

KAWASAN HUTAN DI DAS CILIWUNG KURANG LEBIH 15 %

KOTA dan PENYEDIAAN RUANG PUBLIK (pengantar)

38


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

PENGATURAN PROPORSI RUANG TERBUKA HIJAU PADA WILAYAH KOTA RUANG TERBUKA

RUANG TERBUKA NON HIJAU RUANG TERBUKA NON HIJAU PRIVAT RUANG TERBUKA NON HIJAU PUBLIK

RUANG TERBUKA HIJAU (MIN 30% LUAS KOTA) Ps. 29 ayat (2)

RTH PUBLIK (20% LUAS KOTA)

Ps. 29 ayat (1)

RTH PRIVAT

Ps. 29 ayat (3)

UU No: 26/ 2007

KOTA dan PENYEDIAAN RUANG PUBLIK (pengantar)

39


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) WILAYAH PERKOTAAN

Man-faat tak Langsung

Man-faat Langsung

FUNGSI EKONOMI

Man-faat tak Langsung

FUNGSI SOSIAL

Man-faat Langsung

Man-faat tak Langsung

FUNGSI ARSITEKTURAL

Man-faat Langsung

Man-faat tak Langsung

Man-faat Langsung

FUNGSI EKOLOGIS

BENTUK EKOLOGIS

BENTUK ARSITEKTURAL

BENTUK SOSIAL

BENTUK EKONOMI

Hutan kota, koridor sungai, sempadan badan air pantai, bird sanctuary, green belt

Taman kota, taman rekreasi, parkway, kawasan fungsional & khusus

Taman lingkungan & perumahan, lapangan OR, kebun raya, green belt

Pertanian kota, perkebunan, wisata agro, kebun pem-bibitan, green belt

DAYA DUKUNG EKOLOGIS

KESELARASAN, KESESUAIAN, KEINDAHAN

DAYA DUKUNG SOSIAL

MANFAAT EKONOMI

KOTA dan PENYEDIAAN RUANG PUBLIK (pengantar)

40


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

PERAN RUANG TERBUKA HIJAU KOTA PADA RUANG PUBLIK DI PERKOTAAN Ir. Sumarwanto, MT

ABSTRAK Mengacu pada Undang-Undang Penataan Ruang serta dikeluarkannya Instruksi Menteri Dalam Negeri nomor 14 tahun 1988 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kota yang bertujuan (1) Meningkatkan mutu lingkungan hidup perkotaan yang nyaman, segar, bersih, dan sebagai sarana pengamanan lingkungan dan (2) mencitakan keserasian lingkungan alam dan binaan yang berguna untuk kepentingan masyarakat. Dalam konteks pemanfaatan, pengertian ruang terbuka hijau kota mempunyai lingkup lebih luas dari sekedar pengisian hijau tumbuh-tumbuhan, sehingga mencakup pula pengertian dalam bentuk pemanfaatan ruang terbuka bagi kegiatan masyarakat. Menurut Dinas Tata Kota, ruang terbuka hijau kota meliputi : (a) Ruang Terbuka Hijau Makro, seperti kawasan pertanian, perikanan, hutan lindung, hutan kota, dan landasan pengaman bandar udara, (b) Ruang Terbuka Medium, sepertia kawasan area pertamanan (city park), sarana olahraga, sarana pemakaman umum, (c) Ruang Terbuka Hijau Makro, lahan terbuka yang ada di setiap kawasan permukiman yang disediakan dalam bentuk fasilitas umum seperti taman bermain (play ground), taman lingkungan (community park), dan lapangan olahraga. Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan kota kondisi ruang publik yang ada seperti lapangan (open space) dan taman kota justru mengalami degradasi karena adanya alih fungsi tata guna lahan.

1.

Ruang Terbuka Umum Dan Khusus Sedangkan pengertian dari Ruang Terbuka

Pengertian tentang Ruang Terbuka

Khusus, dapat diuraikan sebagai berikut :

Umum dapat diuraikan sebagai berikut :

Bentuk dasar ruang terbuka selalu terletak

1) Bentuk dasar dari ruang terbuka selalu

di luar massa bangunan.

terletak di luar massa bangunan.

Dimanfaatkan untuk kegiatan terbatas dan dipergunakan untuk keperluan khusus/spesifik.

2) Dapat dimanfaatkan dan dipergunakan oleh setiap orang (warga) 3) Memberi

kesempatan

bermacam-macam

kegiatan

untuk Contoh ruang terbuka khusus adalah taman

(multi

rumah tinggal, taman lapangan upacara,

fungsi) Contoh adalah

ruang

jalan,

terbuka

pedestrian

daerah lapangan terbang dan daerah untuk

umum

latihan kemiliteran.

taman

lingkungan, plaza, lapangan olahraga, taman kota, dan taman rekreasi. PERAN RUANG TERBUKA HIJAU KOTA PADA RUANG PUBLIK DI PERKOTAAN

41


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

Menurut Rob Rimer (Urban Space) 2.

Ruang

Terbuka

Ditinjau

bentuk ruang terbuka secara garis besar dapat

Dari

dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu ruang

Kegiatannya Menurut kegiatannya, ruang terbuka terbagi atas

terbuka berbentuk memanjang (koridor) dan

2 (dua) jenis ruang terbuka, yaitu ruang terbuka

ruang terbuka berbentuk membulat.

aktif dan ruang terbuka pasif.

1) Ruang terbuka bentuk memanjang (koridor)

1) Ruang terbuka aktif, adalah ruang terbuka

pada umumnya hanya mempunyai batas

yang mempunyai unsur-unsur kegiatan

pada sisi-sisinya, misalkan bentuk ruang

didalamnya misalkan bermain, olahraga,

terbuka jalan, dan bentuk ruang terbuka

jalan-jalan. Ruang terbuka ini dapat berupa

sungai.

plaza, lapangan olahraga, tempat bermain

2) Ruang terbuka bentuk membulat pada

anak dan remaja, penghijauan tepi sungai

umumnya

sebagai tempat rekreasi.

disekelilingnya, misalkan, bentuk ruang

2) Ruang terbuka pasif, adalah ruang terbuka

lapangan

yang didalamnya tidak mengandung unsur-

mempunyai

upacara,

batas

bentuk

ruang

area

rekreasi, dan bentuk ruang area lapangan

unsur

olahraga.

kegiatan manusia misalkan, penghijauan tepian

penghijauan

tepian

rel

penghijauan

tepian

bantaran

Ruang Terbuka Ditinjau Dari Sifatnya

jalur

Berdasarkan sifatnya ada 2 (dua) jenis ruang

jalan,

terbuka, yakni ruang terbuka lingkungan dan

api,

sungai,

ruang terbuka antar bangunan. 1) Ruang terbuka lingkungan adalah ruang

ataupun penghijauan daerah yang bersifat

terbuka

alamiah. Ruang terbuka ini lebih berfungsi

lingkungan dan sifatnya umum.

sebagai

3.

kereta

4.

keindahan

visual

dan

fungsi

2) Ruang

yang

terbuka

terdapat

pada

antarbangunan

suatu

adalah

ekologis belaka.

ruang terbuka yang terbentuk oleh massa

Ruang Terbuka Ditinjau Dari Segi

bangunan. Ruang terbuka ini dapat bersifat

Bentuk

umum ataupun pribadi sesuai dengan fungsi bangunannya. PERAN RUANG TERBUKA HIJAU KOTA PADA RUANG PUBLIK DI PERKOTAAN

42


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

Secara sistem, ruang terbuka hijau kota 5.

pada dasarnya adalah bagian dari kota yang

Fungsi Ruang Terbuka

1) Fungsi sosial

tidak terbangun, yang berfungsi menunjang

Fungsi sosial dari ruang terbuka antara

kenyamanan,

kesejahteraan,

peningkatan

lain :

kualitas lingkungan dan pelestarian alam, dan

a) Tempat bermain dan olahraga;

umumnya terdiri dari ruang pergerakan linear

b) Tempat bermain dan sarana olahraga;

atau koridor dan ruang pulau atau oasis

c) Tempat komunikasi sosial;

(Spreigen, 1965). Pendapat tersebut juga

d) Tempat peralihan dan menunggu;

ditunjang oleh Krier (1975) yang menyatakan

e) Tempat untuk mendapatkan udara segar;

bahwa ruang terbuka terdiri dari path and

f) Sarana penghubung antara satu tempat

room, sebagai jalur pergerakan dan yang

dengan tempat lainnya;

lainnya sebagai tempat istirahat, kegiatan, atau

g) Pembatas di antara massa bangunan;

tujuan. Hal senada dinyatakan Gosling (1989)

h) Sarana penelitian dan pendidikan serta

bahwa ruang terbuka di dalam kota dapat

penyuluhan

bagi

masyarakat

utnuk

membentuk kesadaran lingkungan; i) Sarana

untuk

kesehatan,

menciptakan

keserasian,

dan

akibat teknologi seperti koridor jalan dan

kebersihan,

pejalan kaki, bangunan tunggal dan majemuk,

keindahan

hutan kota, aliran sungai, dan daerah alamiah

lingkungan.

yang telah ada sebelumnya. Pada dasarnya

2) Fungsi ekologis

ruang

Fungsi ekologis dari ruang terbuka antara lain : a) Penyegaran

berbentuk man made and natural yang terjadi

terbuka

kota

merupakan

totalitas

kesatuan yang memiliki keterkaitan dan dapat digunakan sebagai suatu sistem orientasi.

udara,

mempengaruhi

dan

memperbaiki iklim mikro;

Mengingat

cakupan fungsinya

yang

cukup luas, maka ruang terbuka memiliki arti

b) Menyerap air hujan;

penting kesehatan, kesejahteraan, keamanan,

c) Pengendali banjir dan pengatur tata air;

dan mampu mendatangkan spirit, kebanggan

d) Memelihara

ekosistem

tertentu

dan

melalui penampilannya sedangkan menurut

perlindungan plasma nuftah;

klasifikasinya dapat dibagi atas : utility open

e) Pelembut arsitektur bangunan.\

space, green open space, corridor open space, multiuse classification (De Chiara, 1982)

6.

Sistem Ruang Terbuka Hijau Kota PERAN RUANG TERBUKA HIJAU KOTA PADA RUANG PUBLIK DI PERKOTAAN

43


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

Ruang terbuka kota banyak menentukan

jaringan pipa, bantaran sungai, dan jaringan

pola bentuk dan tatanan ruang kota untuk tujuan kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan peningkatan

kualitas

lingkungan

transportasi kereta api. 7.

serta

Peranan RTHK Terhadap Kehidupan Kota

pelestarian alam.

Kota tidak

Secara rinci sistem ruang terbuka kota

hanya

dapat diuraikan sebagai berikut :

merupakan

1. Ruang terbuka untuk kaitan produksi, terdiri

dari

lahan

untuk

kumpulan

kehutanan,

gedung-

pertanian, produksi mineral, sumber air,

gedung dan

komersial, dan rekreasi.

sarana fisik lainnya. Akan tetapi, sebuah kota

2. Ruang terbuka untuk preservasi sumber

adalah kesatuan antara lingkungan fisik kota

daya alam dan manusia terdiri dari rawa

dan warga kota. Dua komponen ekosistem ini

untuk

akan

habitat

tertentu,

hutan

sebagai

selalu

berinteraksi

proses

kehidupan satwa, bentukan geologi, batu

berkembangnya

karang,

yang bersifat positif akan memberi manfaat bagi

tempat-tempat

bersejarah

dan

pendidikan. 3. Ruang

kota.

selama

Perubahan-perubahan

kehidupan warga kota. Kebanyakan kota di

terbuka

untuk

dan

negara berkembang seperti Indonesia dibangun

kesejahteraan umum terdiri dari lahan untuk

berdarkan latar belakang agraris, demikian juga

melindungi

perkembangan kota Jakarta.

kualitas

air,

kesehatan

ruang

untuk

penimbunan sampah buangan, ruang untuk

Lahan-lahan pertanian di perkotaan yang

memperbaiki kualitas udara, area rekreasi,

merupakan ruang terbuka hijau sudah banyak

area untuk menyajikan efek visual yang

berubah fungsi menjadi kawasan permukiman

menarik

akan

(bukit,

pegunungan,

lembah,

danau, dan pantai).

memberikan

pengaruh

terhadap

kehidupan warga kota. Lahan-lahan pertanian

4. Ruang terbuka untuk keamanan umum

yang berasa di dalam kota merupakan ruang

terdiri dari waduk pencegahan banjir kanal

terbuka hijau produktif yang memberikan

dan lapangan terbang.

penghidupan dan sebagian kebutuhan hasil

5. Ruang terbuka sebagai koridor terdiri dari koridor kabel tegangan tinggi, koridor

pertanian bagi warga kota. 8.

Peranan

RTHK

Terhadap

Lingkungan Kota PERAN RUANG TERBUKA HIJAU KOTA PADA RUANG PUBLIK DI PERKOTAAN

44

Kualitas


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

Penataan ruang terbuka hijau secara

yang berhubungan dengan kenyamanan dan

tepat akan mampu berperan meningkatkan

kualitas lingkungan pada tingkat kewajaran

kualitas armosfer kota, penyegaran udara,

sesuai dengan standar hidup sehat bagi warga

menurunkan kadar polusi udara, dan meredam

kota.

kebisingan.

Penelitian

Embleton

(1963)

9.

menyatakan bahwa 1 (satu) hektar ruang

Peranan RTHK Terhadap Kelestarian Lingkungan

terbuka hijau dapat meredam suara pada db per 30 meter jarak dari sumber suara pada frekuensi

kurang

dari

1.000

CPS

atau

penelitian Carpenter (1975) dapat meredam kebisingan 25-80%. Pada umumnya ruang terbuka hijau didominasi oleh tanaman dan tumbuhan, di

a. Menunjang Tata Guna dan Pelestarian

mana unsure ini banyak berpengaruh terhadap

Air. Kondisi tata air tanah pada cekungan

kualitas

dapat

artesis Jakarta yang sudah semakin buruk

adanya

telah tanpak gejalanya, yaitu merembes-

penurunan suhu sekitar, kelembapan yang

nya air laut jauh ke daratan (salt

cukup dan kadar O2 yang bertambah. Hal ini

intrusion), semakin keringnya sumber-

dikarenakan adanya proses asimilasi dan

sumber air bawah tanah, menurunnya kua-

evapotranspirasi dari tanaman. Di samping itu,

litas air. Keadaan ini dapat diperbaiki

tanaman juga dapat menyerap/mengurangi

dengan

CO2 di udara yang dihasilkan oleh berbagai

terbuka hijau yang terencana seperti

kegiatan industri, kendaran bermotor, dan

program recharging basin, recharging

sebagainya. Menurut hasil penelitian Gerakls,

sink hole, mengeliminir banjir, perbaikan

1(satu) hektar ruang terbuka hijau dapat

daerah aliran sungai, dan perluasan area

menghasilkan 0.6 ton Oksigen untuk konsumsi

daerah peresapan air hujan.

udar

menciptakan

kota.

iklim

Tanaman

mikro,

yaitu

pengembangan

system

ruang

b. Menunjang Tata Guna dan Pelestarian

1.500 orang perhari. Beberapa penelitian juga mengukapkan

Tanah. Suatu penetapan peruntukan yang

bahwa tanaman dengan criteria tertentu dapat

kurang bijaksana dapat menyebabkan

meredam/ mengurangi kebisingan. Kota yang

ekosistem terganggu. Oleh karenanya pola

baik seyogianya dapat menyajikan kebutuhan

ruang terbuka hijau dalam system tata

PERAN RUANG TERBUKA HIJAU KOTA PADA RUANG PUBLIK DI PERKOTAAN

45


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

ruang kota dapat dipergunakan sebagai

Bagi pengembangan kota, ruang terbuka

alat pengendali tata guna tanah secara luas

hijau mempunyai peran :

dan

itu,

1) Sebagai alat pengukur iklim amplitude

hijau

(klimatologis). Penghijauan memperkecil

utnuk

amplitude variasi yang lebih besar dari

memperbaiki kondisi tanah itu sendiri

kondisi udara panas ke kondisi udara

secar alamiah. Sehingga perlu adanya

sejuk.

program-program perbaikan tanah kritis,

2) Penyaring

dinamis.

Di

samping

pengembangan

ruang

terbuka

mempunyai

kemampuan

udara

kotor

(protektif).

pencegahan erosi, peningkatan kualitas

Penghijauan dapat mencegah terjadinya

lingkungan (permukiman, industry, jalur

pencemaran udara yang berlebihan oleh

transportasi, dan sebagainya).

adanya asap kendaraan, asap buangan

c. Menunjang Pelestaraian Plasma Nuftah.

industri, dan gas beracun mengambang ke

Dengan adanya pengembangan ruang

udara. Melalui proses kimiawi zat hijau

terbuka hijau maka diharapkan dapat

daun dapat mengubah CO2 menjadi O2

diterapkan program penghijauan pada

juga gas-gas lainnya seperti zat lemas (N)

ruang-ruang

dan sulfur (S).

terbuka

memungkinkan berbagai

jenis

kota.

adanya tanaman

Hal

ini

penerapan yang

dapat

memberikan keanekaragaman hayati. Di

3) Sebagai tempat hidup satwa. Pohon peneduh tepi jalan sebagai tempat hidup satwa burung/unggas.

samping itu, dengan adanya berbagai jenis

4) Sebagai penunjang keindahan (estetika).

vegetasi yang terdapat pada ruang terbuka

Tanaman memiliki bentuk tekstur dan

hijau, dapat menjadi habitat kehidupan

warnanya yang menarik. Kelebihan ini

satwa liar, terutama berbagai jenis burung.

menjadikan tanaman sebagai salah satu

Satwa-satwa tersebut sudah langka/jarang

elemen yang dapat menunjang keindahan

ditemui di lingkungan perkotaan. Dengan

lingkungan.

demikian, ruang terbuka hijau dapat berfungsi

sebagai

tempat

5) Mempertinggi kualitas ruang kehidupan

pelestarian

lingkungan. Ditinjau dari sudut planologi,

keanekaragaman jenis flora maupun fauna

penghijauan berfungsi sebagai pengikat

dalam upaya pelestarian plasma nutfah.

dan pemersati elemen-elemen (bangunan) yang

ada

di

sekelilingnya.

PERAN RUANG TERBUKA HIJAU KOTA PADA RUANG PUBLIK DI PERKOTAAN

46

Dengan


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

6) demikian, dapat tercipta lingkungan yang

kompak dan serasi. Adapun manfaat raung terbuka hijau di wilayah perkotaan antara lain sebagai berikut.

1) Memberikan kesegaran, kenyamanan, dan keindahan lingkungan sebagai paru-paru kota.

4) Sebagai tempat hidup satwa dan plasma nuftah. 5) Sebagai

2) Memberikan lingkungan yang bersih dan sehat bagi penduduk kota.

resapan

keseimbangan mengurangi

air

tata

guna

air

aliran

menjaga

dalam

air

tanah,

permukaan.

3) Memberikan hasil produksi berupa kayu, daun, bunga, dan buah. 6) menangkap dan menyimpan air, menjaga keseimbangan tanah agar kesuburan tanah

8) Sebagai tempat sarana dan prasarana kegiatan rekreasi.

tetap terjamin. 7) Sirkulasi udara dalam kota. DAFTAR PUSTAKA  Danisworo,

Makalah

 Rustan Hakim, 1996. Tahapan dan

Pengelolaan Kualitas Lingkungan dan

Proses Perancangan dalam Arsitektur

Lansekap Perkotaan di Indonesia dalam

Lansekap.

Menghadapi Dinamika Abad XXI.

Aksara.

M,

1998.

 Garret Eckbo, 1988. Urban Landscape

Jakarta

:

Penerbit

Bina

 Rustan Hakim, Hardi Utomo, 2003.

Design, Element and to Tehe Concept,

Komponen

Perancangan

Arsitektur

Graphic. Sha Publishing Co Ltd.

Lansekap. Jakarta : Penerbit Bumi Aksara.

Biodata Penulis

Design. Bekerja sebagi dosen di Program

Ir. Sumarwanto, MT, lahir di Semarang

Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas

tanggal 20 Februari 1952. Pendidikan yang

17 Agustus 1945 Semarang, dengan jabatan

diselesaikannya adalah S.1 di Universitas

akademik Lektor, mengajar pada mata kuliah

Diponegoro Semarang, dan S.2 di Universitas

Perancangan Arsitektur, Tata Ruang Luar dan

Diponegoro Semarang bidang Studi Urban

Kota

dan

PERAN RUANG TERBUKA HIJAU KOTA PADA RUANG PUBLIK DI PERKOTAAN

47

Permukiman.


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

KELENTENG MODAL UTAMA WISATA PECINAN DI SEMARANG Oleh : Ir Djoko Darmawan, MT Abstrak Kelenteng adalah bangunan untuk peribadatan dan pemujaan dewa-dewi dalam kepercayaan atau agama Tri Dharma (Tao-Konfusius-Budha). Pecinan adalah sebutan untuk kawasan pemukiman masyarakat Cina dengan ciri khas budaya dan tradisi dari negara asal mereka. Jadi secara umum dapat dikatakan bahwa, pada masa awal pembentukan kawasan Pecinan sampai saat ini, identitas/citra kawasan Pecinan adalah kelenteng-kelenteng yang terdapat di kawasan tersebut. Demikian pula sebaliknya, lokasi tempat kelenteng berdiri berada di sekitar pemukiman masyarakat Cina (Pecinan). Oleh karena itu Kelenteng dan Pecinan adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan masyarakat Cina di Indonesia.

1.

Pecinan ini ditunjukkan dalam berbagai aktivitas masyarakatnya, baik aktivitas

Pendahuluan

budaya, agama, sosial dan ekonomi. Kekhasan kawasan Pecinan yang lain adalah arsitektur bangunan rumah-toko (ruko) yang padat serta arsitektur bangunan kelenteng yang meriah dengan berbagai warna dan ragam hias simbolik.

Seperti halnya kota-kota besar lainnya di Indonesia, Semarang merupakan kota niaga yang memiliki kawasan Pecinan yang dinamis. Kepadatan kegiatan pada kawasan

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Klenteng Sio Hok Bio, Klenteng Tak Hay Bio, Klenteng Tak Kay Sie, Klenteng Tong Pek Bio, Klenteng Hoo Hok Bio, Klenteng Wie Wie Kiong, Klenteng Tik Sio, Klenteng Liong Hok Bio, Klenteng Sie Hoo Kiong

Gambar 8: Peta Permukiman Tiong Hoa di Semarang.

KELENTENG MODAL UTAMA WISATA PECINAN DI SEMARANG

48


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

dengan kapten Kwee An Say. Kapten Kwee An Say dan masyarakat Tionghoa pelarian mengadakan perlawanan terhadap VOC, tetapi dikalahkan dan kapten Kwee An Say sendiri ditangkap. Selain ke Semarang orang-orang Tionghoa dari Batavia juga melarikan diri ke Kudus dan Lasem dan menetap di desa-desa sekitarnya.

2.

Kronologis Berdirinya Kelenteng Di Semarang Berdirinya sebuah klenteng tidak lepas dari sejarah perkembangan kawasan pecinan. Kira-kira th 1628 komunitas Tionghoa di Simongan yang dipimpin Souw Pan Djiang ikut serta dalam pemberontakan melawan Mataram yang berpihak kepada VOC. Tetapi para pemberontak Tionghoa ini kalah dan akibatnya mereka dipindahkan ke daerah di bawah pengawasan VOC .

Pada Th 1743 Kwee Gang seorang letnan Tionghoa dari Batavia telah ditunjuk VOC untuk menjadi kapten di pecinan Semarang . Berbeda dengan Kwee An Say, kapten Kwee Gang mengadakan kerjasama yang baik dengan VOC. Tiga tahun kemudian yaitu pada Th 1746 dibangun kelenteng Kwan Im Ting, kelenteng ini adalah kelenteng pertama di Semarang.

Pada Th 1672 diterapkan desentralisasi di kampung tionghoa oleh VOC. Untuk mengatur permukiman tersebut VOC menunjuk salah seorang pedagang Tionghoa yang bernama Kwee Kiauw Loo sebagai kapten. Pada Th 1684 kapten Kwee Kiauw Loo kembali ke Batavia, kedudukannya kemudian digantikan oleh Kwee An Say . Pada masa itu masyarakat Tionghoa mendominasi kegiatan perekonomian yaitu ekspor dan impor. Oleh karena itu terjadi dua inti kota yaitu pusat kekuasaan dipegang Belanda/VOC

Sepuluh tahun kemudian yaitu pada Th 1753 kapten Kwee Gang digantikan oleh Oei Tje , pada masa itu kawasan pecinan makin tertata dan pertumbuhan ekonomi makin membaik. Sebagai ungkapan syukur keberhasilan dalam kehidupan di permukiman tersebut, maka warga

sedangkan pusat perekonomian dikuasai masyarakat Tionghoa.

Pecinan Lor dan Pecinan Wetan bersepakat membiayai pembangunan kelenteng Sioe Hok Bio. Kelenteng ini mempunyai dewa utama Hok Tek Tjeng Sien (dewa dagang), hal ini diduga karena kebanyakan masyarakat tionghoa saat itu berprofesi sebagai pedagang.

Pada Th 1740 terjadi kerusuhan di Batavia, kerusuhan ini disebabkan adanya pembunuhan kurang lebih 10000 masyarakat Tionghoa oleh VOC/Belanda . Akibat kekejaman VOC, banyak masyarakat Tionghoa yang melarikan diri dari Batavia menuju Semarang dan kemudian bergabung

KELENTENG MODAL UTAMA WISATA PECINAN DI SEMARANG

49


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

kelenteng ini adalah Feng Shui, diharapkan dengan pindahnya lokasi kelenteng keadaan masyarakatnya dapat lebih baik lagi.

Kelenteng Sioe Hok Bio 1753 Sumber : Data lapangan Tiga tahun berselang yaitu pada Th 1756 di kawasan permukiman tionghoa ini kembali membangun sebuah kelenteng. Marga Kwee sebagai inisiator pembangunan kelenteng Tek Hay Bio, kelenteng ini dibangun untuk menghormati tuan Kwee Lak Wa.

Kelenteng Tay Kak Sie 1771 Sumber : Data lapangan Di permukiman tionghoa Semarang pada Th 1782 letnan Khouw Ping membangun kelenteng Tong Pek Bio yang dapat diartikan kelenteng batas timur. Dewa utama dari kelenteng ini adalah Hok Tek Tjeng Sien (dewa dagang).

Kelenteng Tek Hay Bio 1756 Sumber : Data lapangan Dua puluh lima tahun sejak berdirinya kelenteng Kwan Im Ting yaitu Th 1771, kelenteng ini dirubuhkan dan dipindahkan. Kelenteng ini kemudian dibangun kembali dilokasi lain dengan nama yang berbeda yaitu Tay Kak Sie. Dewa utama pada kelenteng ini adalah Tri Ratna Budha. Alasan pemindahan

Kelenteng Tong Pek Bio 1782 Sumber : Data lapangan Sepuluh tahun kemudian yaitu pada Th 1792 warga Pecinan Lor Semarang memprakarsai mendirikan kelenteng

KELENTENG MODAL UTAMA WISATA PECINAN DI SEMARANG

50


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

Hoo Hok Bio. Seperti halnya kelenteng Sioe Hok Bio, kelenteng Hoo Hok Bio dewa utamanya adalah Hok Tek Tjeng Sien dan juga merupakan kelenteng kecil.

Th 1866 Liem Giok Sing seorang wijkmeester di permukiman tionghoa Semarang memprakarsai pembangunan kelenteng Liong Hok Bio. Dewa utama pada kelenteng ini adalah Hok Tek Tjeng Sien, kelenteng ini termasuk kelenteng kecil.

Kelenteng Hoo Hok Bio 1792 Sumber : Data lapangan Th 1799 adalah tahun kejatuhan VOC Kelenteng Liong Hok Bio 1866

karena bangkrut, kemudian kekuasaan diambil alih pemerintah Belanda. Th 1811 P Jawa dikuasai Inggris. Tiga tahun sejak Inggris menguasai P Jawa yaitu pada Th 1814, di kawasan permukiman Tionghoa Semarang Marga Tan membangun kelenteng Wie Wie Kiong. Kelenteng ini mempunyai dewa utama Gay Tjiang Seng Ong dan merupakan

Sumber : Data lapangan Th 1881 Marga Liem membangun kelenteng See Hoo Kiong atau Ma Tjouw Kiong yang diprakarsai Liem Siong Djian dan Liem Kiem Ling. Dewa utama kelenteng ini adalah Thian Sian Sing Boo.

kelenteng terbesar dengan lapisan terbanyak di kawasan permukiman tionghoa Semarang ini.

Kelenteng Wie Wie Kiong 1814

Kelenteng See Hoo Kiong 1881

Sumber : Data lapangan

Sumber : Data lapangan

KELENTENG MODAL UTAMA WISATA PECINAN DI SEMARANG

51


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

Kelenteng ini diduga ada hubungan marga dengan kelenteng Cu An Kiong Lasem maupun kelenteng Thian Sian Sing Boo Rembang.

\

wedang ronde, wedang tahu, bakpao. Sementara itu wisata budaya antara lain wayang potehi, barongsai, upacara arakarakan kongco (dewa kelenteng) dan mungkin masih banyak lagi jika digali. Hingga saat ini pemda setempat bekerja sama dengan perguruan tinggi dan komunitas Tiong Hoa telah mengadakan berbagai kegiatan kepariwisataan. Pasar Semawis merupakan salah satu upaya menghidupkan kawasan Pecinan Semarang pada malam hari. Walaupun kegiatan ini tidak setiap hari diadakan (hanya Jumat, Sabtu dan Minggu), langkah ini bisa diacungi jempol karena mampu menghidupkan kawasan ini saat sang surya tenggelam. Berbagai kuliner khas Tiong Hoa dan pernak-pernik element Feng Shui , ramalan dan jasa lukisan khas Tiong Hoa turut memeriahkan pasar malam ini. Lomba sketsa kawasan ini pun telah dilakukan oleh kalangan perguruan tinggi dalam upaya mengenalkan kawasan ini pada masyarakat umum. Di kawasan permukiman Tiong Hoa di Semarang atau yang lebih dikenal dengan Pecinan Semarang terdapat 8 buah kelenteng tua. Masing-masing kelenteng mempunyai keistimewaan sendiri baik dari sisi arsitektur maupun dewa utamanya. Eksotika dari kedelapan kelenteng di kawasan permukiman Tiong Hoa ini memang tidak terbantahkan. Yang menjadi pertanyaan, apakah

Kelenteng Cu An Kiong Lasem dan Kelenteng Thian Sian Sing Boo di Rembang Sumber : Data lapangan Permasalahan Menurut data penelitian, Semarang adalah salah satu kota yang memiliki potensi wisata pecinan selain Lasem, Rembang, Welahan, Tegal, Pekalongan, Cirebon dan Tuban. Potensi wisata pecinan yang layak disuguhkan antara lain wisata arsitektur, wisata kuliner dan wisata budaya. Wisata arsitektur yang dimaksud adalah bangunan tradisional Cina yaitu kelenteng maupun rumah tinggal. Sedangkan wisata kuliner berupa makanan khas Tiong Hoa seperti lumpia,

keberadaan kelenteng pada kawasan

KELENTENG MODAL UTAMA WISATA PECINAN DI SEMARANG

52


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

permukiman masyarakat Tiong Hoa ini sudah diberdayakan secara optimal sebagai asset Wisata Pecinan?

elemen masyarakat Semarang dalam meningkatkan, mengenalkan wisata pecinan ini dapat diikuti daerah-daerah lain yang mempunyai aset wisata pecinan di Jawa Tengah.

3.

Konsep Wisata Pecinan Yang Berimbang Untuk lebih memberdayakan kelenteng sebagai modal utama potensi wisata pecinan di Semarang sebaiknya dibuat konsep perencanaan wisata pecinan yang terpadu dan berimbang. Artinya antara wisata kuliner, wisata arsitektur dan wisata budaya menjadi satu kesatuan dan mempunyai bobot yang sama dalam mengekspose. Dibutuhkan kerja sama masingmasing instansi yang menangani kepariwisataan baik swasta maupun

Daftar Pustaka Amen Budiman 1978, Semarang Riwayatmu Dulu, Semarang, Tunjungsari. Eko Budihardjo,1997, Arsitektur Sebagai Warisan Budaya, Penerbit Djambatan, Jakarta. James C Snyder, Anthony J Catanese, 1985, Pengantar Arsitektur, Penerbit Erlangga

negeri, dimana wisatawan yang datang pada kelenteng di kawasan pecinan Semarang diupayakan juga mengunjungi kelenteng Sampokong dan demikian pula sebaliknya. Kerja sama ini juga dapat diperluas antar pelaku wisata pecinan dikabupaten/kota untuk membangun jejaring wisata pecinan antar kabupaten/kota. Semoga upaya yang telah dilakukan oleh Pemda dan seluruh

Liem Thian joe, 1933, Riwayat Semarang, Boekhandel Ho Kim yoe. Sartono Kartodirdjo, Sejarah Nasional Indonesia UURI No 4 Th 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman. Wiranto, 2000, Tipologi Bentuk dan Makna Arsitektur suatu respon perkembangan arsitektur abad 21, Makalah Seminar Undip Semarang.

KELENTENG MODAL UTAMA WISATA PECINAN DI SEMARANG

53


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

MATERIAL LUNAK ( tanaman ) DALAM TATA RUANG DALAM Oleh: Ir. Budi Adi Slamet

Abstraksi Peran tanaman dalam penataan ruang dalam disamping sebagai “ Pelunak “ ruangan juga unsur dekoratif / penghias yang tak kalah pentingnya dengan elemen interior lainnya yang boleh dikatakan relatif keras. Macam tanaman untuk tujuan pengisi ruang dalam atau penunjang interior ternyata cukup banyak ragamnya, serta mempunyai persyaratan persyaratan tertentu agar tanaman dapat hidup, antara lain adalah syarat akan kebutuhan air, udara, dan sinar matahari. Selain itu juga tanaman harus mampu bertahan hidup selama beberapa waktu di dalam ruangan,

sehari-hari misalnya : meja, kursi, lemari, partisi, lukisan dan lainlainnya. Tata Ruang Dalam muncul karena adanya kesadaran dari pemakai ruang untuk menata tempat tinggal maupun tempat kerja guna meningkatkan efisiensi dan kenyamanan kerja.

PENDAHULUAN Kebutuhan hidup manusia tentang rumah dari masa ke masa menuntut sempurna dari segi penampilan dan persyaratan yang cocok dengan tingkat daya cipta dan apresiasi manusia dengan tidak meninggalkan keserasian dan keselarasan dengan lingkungan sekitarnya. Juga dalam lingkup penataan ruang dalam teras

bertambah kompleks permasalahannya. Tata Ruang Dalam (interior) merupakan salah satu profesi yang menempatkan elemen-elemen pembentuk ruang, lantai, dinding, dan plafond terutama kaitannya dengan ruang ( space ) atau dimensi ruang yang dibutuhkan, serta elemen-elemen penunjang yang paling dekat pemakainnya dalam

SENYAWA TATA HIJAU (Landscape) DAN TATA RUANG DALAM ( interior ). Persenyawaan antara interior dan landscape dalam lingkup yang detail dan nyata dapat menimbulkan kesan akrab, harmonis dan asri serta tak lepaas dari tujuan melestarikan keindahan lingkungan. Peran tanaman dalam penataan ruang dalam disamping sebagai “ Pelunak “ ruangan juga unsur dekoratif / penghias yang tak kalah pentingnya

MATERIAL LUNAK ( tanaman ) DALAM TATA RUANG DALAM

54


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

dengan elemen interior lainnya yang boleh dikatakan relatif keras. Macam tanaman untuk tujuan pengisi ruang dalam atau penunjang interior ternyata cukup banyak ragamnya, serta mempunyai persyaratan persyaratan tertentu agar tanaman dapat hidup, antara lain adalah syarat akan kebutuhan air, udara, dan sinar matahari. Selain itu juga tanaman harus mampu bertahan hidup selama beberapa waktu di dalam ruangan, juga tentunya tidak akan tumbuh menjadi besar.

Menata ruangan dengan memasukkan kehadiran tanaman sangatlah baik dan dianjurkan guna mendapatkan rasa keasrian di dalam ruangan. Ada beberapa jenis tanaman bila dilihat dari syarat tumbuhnya. a. Jenis tanaman yang membutuhkan sinar matahari. Pada jenis tanaman ini secara fisual akan cepat diketahui perubahan atau ketidak beresan pertumbuhannya (kondisi tanaman) misalnya tanaman kelihatan segar, daunnya lebat, daun warna sangat hijau atau kondisinya malah sebaliknya. Jenis tanaman ini misalnya kaktus, palem, dan tanaman yang tumbuh merambat dengan perawatan yang mudah dan umurnya cukup panjang. Dengan melihat kondisi tanaman dan batasan-batasan seperti tersebut diatas maka tanaman bisa diletakkan dibawah jendela yang mana sinar matahari dapat menembus masuk, atau pada bukaan dinding lainnya.

Gb..1 Tanaman hidup sebagai aksesori yang dihadirkan dalam ruang. Penempatan nya yang tepat hingga tak mengganggu sirkulasi maupun mudah dalam perawatannya. Besar dan bentuk tanaman sangat serasi dengan besaran ruang. 

JENIS TANAMAN RUANGAN

b. Jenis tanaman yang membutuhkan sinar matahari tidak langung ( semi cahaya ). Jenis tanaman ini masih mampu betahan hidup walau dalam sehari hanya mendapatkan sinar matahari beberapa jam saja. Sedangkan penempatannya dapat diletakkan diantara ruang / space

UNTUK

furniture atau agak jauh dari MATERIAL LUNAK ( tanaman ) DALAM TATA RUANG DALAM

55


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

bukaan jendela / pintu yang terkena sinar matahari langsung.

dapat mudah dipindahkan atau digeser tanpa merusak tanaman. Secara vertikal tempat tanaman maksimal dibentuk dengan pola / bentuk yang diatur dengan ketinggian lebih dari 90 cm atau sama dengan jarak terdekat tirai terhadap lantai, dimana apabila tanaman tersebut sudah mencapai tirai dapat dengan mudah digantikan ( apabila perlu ) atau ditukar dengan tanaman yang lebih rendah atau kecil, agar bukaan yang dimaksud tidak terhalang oleh rimbunan tanaman / dedaunan yang dimiliki tanaman tersebut. Tak terlepas dari kesemuanya itu yang patut menjadikan perhatian pula adalah masalah untuk dipindah-

c. Jenis tanaman yang tidak membutuhkan sinar matahari. Tanaman ini sangat tumbuh subur pada daerah / ruang yang tidak mendapatkan sinar matahari, sehingga perannanya dalam ruangan sangat flexibel dan mudah untuk dipindahkan ( sifat movable ).

pindahkan serta faktor kelonggaran wadah / pot haruslah luwes terhadap perkembangan akar serta seyogyanya pot tersebut kedap air. Gb. 2. Salah satu sudut ruang yang menunjukan perpaduan antara fungsi duduk/ kursi, benda seni/ lukisan, aksesori tanaman dalam pot, aksesori lain/ pernik yang diletakkan diatas meja dengan desain yang artistik menciptakan suatu sequence dalam ruang yang sangat artistik.





PEMELIHARAAN Jika dilihat dari tempat / wadah dari tanaman jenis tersebut diatas, diantaranya bisa dalam pot atau vas-vas bunga dengan tujuan

KESIMPULAN Tanaman bisa dipakai guna mengidentifikasikan status memisahkan jarak dalam pengaturan interior dan juga bisa sebagai pengarah / pembatas dari lorong / koridor, serta tanaman prinsipnya dapat membuat semua menjadi terasa estetis, alami, harmonis dan lembut. Bagaimanapun juga faktor ketelitian serta hambatan-hambatan yang menjadikan semuanya dikatakan sulit dalam memadukan dan menyelaraskan interior dari perangkat

MATERIAL LUNAK ( tanaman ) DALAM TATA RUANG DALAM

56


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

keras dan perangkat lunak sehingga tanaman dapat tumbuh dan berkembang sesuai yang kita kehendaki, bukanlah menjadikan DAFTAR PUSTAKA

faktor penghalang untuk mencobanya.

Ir. Rustan Hakim. 1991. Unsur Perancangan dalam Arsitektur Landsekap.

Ir. Meiril Isa Arc. 1972. PokokPokok Merencana Interior.

Ir. Sri Purwati. 1981. Tata Ruang Rumah Tinggal.

Dinas Pertanaman DKI. Jakarta. 1979. Dekorasi Taman.

Membuat Rencana Taman Rumah

Drs. wDjaja AB

MATERIAL LUNAK ( tanaman ) DALAM TATA RUANG DALAM

57


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

MODEL TERMODINAMIK KESETIMBANGAN FASA UAP-CAIR DAN PERPINDAHAN MASSA PADA DISTILASI EKSTRAKTIF PATHCOULI ALKOHOL MINYAK NILAM Oleh: Retno Ambarwati SL*, Rudi Firyanto*, dan Fahmi Arifan** * Dosen Teknik Kimia UNTAG Semarang ** Dosen Teknik Kimia Polines UNDIP Semarang Abstrak Minyak nilam merupakan minyak atsiri yang diperoleh dari daun nilam dengan cara penyulingan. Minyak tersebut merupakan komoditas ekspor non migas paling besar diantara ekspor minyak atsiri di Indonesia. Minyak nilam selain digunakan sebagai bahan pewangi, juga dapat digunakan sebagai penahan aroma wangi-wangian bahan pewangi lain sehingga bau wangi tidak cepat hilang dan lebih tahan lama (fiksatif) dalam pembuatan parfum, kosmetik dan sabun. Salah satu komponen minyak nilam yang berpotensi dan memiliki nilai jual yang sangat tinggi yaitu patchouli alkohol. Hampir seluruh komponen dari patchouli alkohol dapat menghasilkan flavor, dan beberapa peneliti telah berupaya untuk memisahkannya. Oleh karenanya, dalam penelitian ini diupayakan memisahkan patchouli alkohol dari minyak nilam dengan menggabungkan proses ekstraksi dan distilasi dalam satu kolom menggunakan pelarut minyak jarak. Proses ini dikenal dengan distilasi ekstraktif. Kegiatan yang dilakukan adalah studi penyusunan model empirik tentang kesetimbangan fasa sistem uap-cair. Studi kesetimbangan fasa dibagi dalam dua tahapan kerja. Tahap pertama adalah mengukur data kesetimbangan fasa langsung di laboratorium dengan menggunakan ebuliometer pada berbagai variabel umpan yang merupakan larutan model. Sedangkan tahap kedua adalah memodelkan data kesetimbangan fasa uap-cair lewat perhitungan dengan menggunakan Matlab sebagai bahasa program. Pengaruh berbagai komponen terlarut seperti pathcouli camphor, candinene benzaldehyde, patchoulene dan senyawa-senyawa lain dalam jumlah kecil yang biasa ditemui pada pathcouli alcohol minyak nilam terhadap kesetimbangan fasa uap-cair dipelajari dengan melakukan pengukuran langsung di laboratorium dan prediksi dengan menggunakan persamaan UNIFAC. Pengukuran kesetimbangan fasa secara langsung dilaksanakan dengan ebuliometer Fowler-Norris. Data hasil percobaan untuk sistem biner minyak nilam-minyak jarak konsisten secara termodinamika, ditinjau dari uji dengan metoda luas area, sehingga peralatan pengukur data kesetimbangan layak digunakan untuk mengukur kesetimbangan fasa uap-cair. Model empiris kesetimbangan fasa uap-cair sistem minyak nilam-minyak jarak-pathcouli alcohol direkomendasikan dengan menggunakan persamaan UNIFAC. Pelarut minyak jarak mampu menggeser kesetimbangan fasa uap cair pada kondisi vakum. Kata kunci: kesetimbangan fasa; minyak nilam; minyak jarak; unifac

nilam sebesar 1.295 ton, sedangkan

Pendahuluan Minyak nilam merupakan minyak

ekspor minyak atsiri keseluruhan adalah

atsiri yang diperoleh dari daun nilam

2.633 ton (BPS, 2006). Sehingga hampir

(Pogostemon cablin Benth) dengan cara

50% ekspor minyak atsiri, didominasi

penyulingan. Minyak tersebut merupakan

oleh minyak nilam. Negara pengimpor

komoditas ekspor non migas paling besar

minyak nilam Indonesia yaitu Amerika

diantara

di

Serikat, Jepang, Malaysia, Singapura,

Indonesia. Tahun 2004 ekspor minyak

Austrlia, Hongkong dan India. Namun

ekspor

minyak

atsiri

MODEL TERMODINAMIK KESETIMBANGAN FASA UAP-CAIR

58


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

demikian, sejak tahun 2000 hingga

alkohol. Hampir seluruh komponen dari

sekarang volume ekspor minyak nilam

patchouli alkohol dapat menghasilkan

Indonesia mengalami penurunan yang

flavor dan produk kesehatan serta obat-

sangat drastis, yaitu dari 1.356 ton

obatan, dan beberapa peneliti telah

menjadi 1.189 ton (BPS, 2005).

berupaya untuk memisahkannya. Bakti

Minyak nilam selain digunakan

Jos, dkk (2004) telah mengestrak minyak

sebagai bahan pewangi, juga dapat

nilam dengan menggunakan n-Heksan.

digunakan

Namun

sebagai

wangi-wangian

penahan

bahan

aroma

pewangi

lain

demikian,

konvensional

ini

teknologi

hanya

mampu

sehingga bau wangi tidak cepat hilang

meningkatkan kadar patchouli alkohol

dan lebih tahan lama (fiksatif) dalam

dari 30% menjadi 36%. Kelemahan

pembuatan parfum, kosmetik dan sabun.

utama proses ini adalah biaya peralatan

Bahkan saat ini, minyak nilam banyak

lebih mahal, karena dibutuhkan alat

dikembangkan ke arah produk obat-

distilasi untuk merekoveri n-Heksan.

obatan. Hal ini dikarenakan minyak

Metode konvensional yang lain juga

nilam mengandung lebih dari 24 jenis

telah dilakukan oleh

sesquiterpene, yang berpotensi sebagai

(2005). Peneliti ini mencoba memisahkan

senyawa anti kanker, anti mikroba, anti

dengan menggunakan distilasi vakum,

inflamatory, antibiotik dan anti mikroba

meskipun

dan anti tumor (Deqverry, dkk., 2006.,

alkohol hanya meningkat 11%.

Rafi, 2001).

demikian

Silviana dkk,

kadar

patchouli

Upaya untuk meningkatakan kadar

Meskipun Indonesia sudah mampu

patchouli alkohol yang telah dilakukan

mengekspor minyak nilam keluar negeri,

oleh para peneliti relatif masih rendah.

namun sampai saat ini masih mengimpor

Hal ini terjadi karena adanya impuritas

derivat-derivat

yang

yang

baku

disamping itu komposisi masing-masing

pembuatan obatan-obatan dan flavor. Hal

minyak nilam memiliki titik didih yang

ini sangat disayangkan, sehingga perlu

berdekatan dan dimungkinkan terbentuk

diupayakan untuk mengolah minyak

azeotrop.

digunakan

minyak sebagai

nilam bahan

nilam lebih lanjut sebelum diekspor.

terikat

Untuk

pada

itu,

minyak

perlu

nilam,

memisahkan

Salah satu komponen minyak nilam

patchouli alkohol dari minyak nilam

yang berpotensi dan memiliki nilai jual

dengan menggabungkan proses ekstraksi

yang

dan

sangat

tinggi

yaitu

patchouli

distilasi

dalam

MODEL TERMODINAMIK KESETIMBANGAN FASA UAP-CAIR

59

satu

kolom


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

menggunakan

pelarut

jarak.

bagaimana, sehingga akan dihasilkan

Proses ini dikenal dengan distilasi

kadar pathcouli alkohol secara optimum.

ekstraktif. Minyak jarak merupakan

Oleh

pelarut yang dapat mengikat impuritas

kesetimbangan fasa sistem uap-cair yang

dan

berguna

mengubah

volatilitas

komponen-komponen kondisinya. adalah:

minyak

semula

Keunggulan

relatif

karenanya,

dalam

perlu

menelaah

menentukan

kondisi

pada

operasi. Disisi lain sangat diperlukan

proses ini

data-data teknis yang berguna dalam

biaya peralatan lebih murah,

perancangan,

scale-up,

pengoperasian

hemat energi, dapat mengubah relatif

proses secara optimal dan evaluasi

volatility,

menggeser

kinerja distilasi ekstraktif vakum. Untuk

kesetimbangan fasa, warna produk lebih

itu, perlu pengembangan proses distilasi

jernih dan kadar patchouli alkohol yang

ekstraktif guna mendapatkan data-data

dicapai lebih tinggi. Studi pendahuluan

teknis laboratorium.

dapat

telah dilakukan dalam skala laboratorium Metode Penelitian

dengan kajian penentuan kondisi proses

Penelitian

distilasi ekstraktif minyak nilam dalam

dan

proses

ini

distilasi ekstraktif menggunakan pelarut

sangat

minyak jarak akan diinvestigasi baik

menjajikan untuk dikomersialkan, karena

secara eksperimen maupun pemodelan.

menghasilkan pathcouli alkohol sekitar 63%

(Arifan,

dkk.,

2007).

Rangkaian penelitian akan dilaksanakan

Oleh

secara bertahap meliputi:

karenanya, perlu pengembangan proses

-

distilasi ekstraktif minyak nilam pada

-

derifat-derifatnya.

-

minyak nilam dengan menggunakan

-

keunggulan. Akan tetapi, keberhasilan bergantung

Pengukuran data perpindahan massa uap-cair

distilasi ekstraktif ini banyak memiliki

akan

Pemodelan data kesetimbangan fasa uap-cair dengan UNIFAC

Proses pemisahan patchouli alkohol

ini

Pengukuran data kesetimbangan fasa uap-cair

keaadaan vakum untuk memisahkan

proses

Meringkas data perpindahan massa dalam bentuk model matematis

pada

kemampuan minyak jarak sebagai pelarut

Bahan dan Alat Penelitian

dalam melepaskan impuritas yang terikat. Selain

itu,

kondisi

proses

pemisahan

pathcouli alkohol minyak nilam dengan

keadaan vakum. Studi awal ini sangat prospektif

tentang

yang

MODEL TERMODINAMIK KESETIMBANGAN FASA UAP-CAIR

60


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

Bahan-bahan

yang

digunakan

pada

7. Gelas ukur, dengan volume 10

penelitian ditahun pertama maupun tahun

ml, skala 0,01 dan volume 25,

kedua cenderung sama. Diantaranya

skala 0,1

minyak nilam, minyak jarak dan bahan-

8. Saringan

bahan untuk keperluan analisa. Minyak

9. Oven dan waterbath

nilam diperoleh dari UKM Sami Galuh Variabel-variabel Percobaan

Yogyakarta dan Ungaran. Minyak jarak

Variabel-variabel

yang digunakan dalam penelitian dibeli

percobaan

dari PT Bratachem (Yogyakarta). Bahan-

pengukuran kesetimbangan fasa adalah

bahan kimia untuk keperluan analisa

umpan yang merupakan suatu larutan

diperoleh

model

dari

PT

Bratachem

dalam pengukuran data kesetimbangan berupa

ebuliometer.

minyak jarak- pathcouli camphor (0,315 % pathcouli camphor)

massa menggunakan distilasi ekstraktif

digunakan

dengan

1. Larutan model A : minyak nilam-

Sedangkan pengukuran data perpindahan

vakum.

mirip

model tersebut adalah:

Peralatan utama yang digunakan

uap-air

dibuat

komposisi minyak nilam. Larutan-larutan

(Yogyakarta).

fasa

yang

Beberapa

alat

sebagai

lain

pendukung

2. Larutan model B : minyak nilam -

yang

minyak

dan

jarak

benzaldehyde

keperluan analisa adalah:

(1,26

-

candinene %

candinene

benzaldehyde)

1. Gas Chromatografi

3. Larutan model C : minyak nilam -

2. Buret, dengan volume 10 ml dan

minyak jarak - patchoulene (1 %

skala 0,02

patchoulene)

3. Piknometer, dengan volume 5 ml

4. Larutan model D : minyak nilam -

4. Erlenmeyer, dengan volume 250

minyak jarak - patchoulene (0, 5 %

ml

patchoulene)

5. Pipet tetes dan Pipet volum, dengan volume 10 ml

5. Larutan model E : minyak nilam -

6. Beaker glass , dengan volume 500

minyak jarak - nortetrapatchoulol (1%

ml dan 100 ml

nortetrapatchoulol).

MODEL TERMODINAMIK KESETIMBANGAN FASA UAP-CAIR

61


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

P C Keterangan : B = kolom pendidih V = penampung fasa uap L = penampung fasa cair C = kondenser P = pompa Cottrell E = ruang kesetimbangan T = pengukur temperatur W = air pendingin

T

W

E P

L

V

B

Gambar 1. Alat pengukur kesetimbangan ebuliometer Fowler-Norris termodifikasi Langkah-langkah Percobaan: Percobaan kesetimbangan fasa dilakukan

terkondensasi

mengikuti

yang

dalam penampung sampel fasa uap (V)

dijelaskan oleh Gillespie, 1946. Larutan

sedangkan cairan yang tidak menguap

model

alat

jatuh ketempat penampung fasa cair (L).

kemudian

Setelah kesetimbangan tercapai, sampel

dipanaskan sampai campuran uap-cair

fasa uap dan fasa cair diambil untuk

naik melalui pompa kottrel (P) menuju

dianalisa

ruang kesetimbangan (E). Fasa uap

kromatografi gas cair.

metode

dimasukkan

pemasukan

menuju

percobaan

umpan

kondensor

ke (B)

(C).

dalam

Uap

selanjutnya

komposisinya

yang

MODEL TERMODINAMIK KESETIMBANGAN FASA UAP-CAIR

62

ditampung

dengan


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

Hasil dan pembahasan

jatuh ketempat penampung fasa cair (L).

Perancangan dan Pabrikasi Alat Ukur

Setelah kesetimbangan tercapai, sampel

Kesetimbangan

fasa uap dan fasa cair diambil untuk

Rangkaian alat ini terdiri dari gelas

dianalisa

silindrik beserta kran dan pipa, pemanas berupa

waterbath

untuk

mengendali Studi Pendahuluan

digunakan dalam kegiatan penelitian ini

Studi

dibeli dari PT. Bratachem Semarang.

percobaan

dimasukkan

pemasukan

umpan

ke (B)

dalam

proses

alat

kemudian

terkondensasi

selanjutnya

Uap

alkohol

dengan temperatur konstan. Pengukuran

data

percobaan

di

laboratorium dilakukan pada berbagai

ruang kesetimbangan (E). Fasa uap (C).

pathcouli

pada variabel 2, 3, 4 dan 5 mmHg

naik melalui pompa kottrel (P) menuju

kondensor

pemurnian

minyak nilam. Tekanan ini divariasikan

dipanaskan sampai campuran uap-cair

menuju

dilakukan

yang relatif baik untuk digunakan dalam

yang

dijelaskan oleh Gillespie, 1946. Larutan model

pendahuluan

dengan tujuan untuk menentukan tekanan

Percobaan kesetimbangan fasa dilakukan metode

dengan

kromatografi gas cair.

temperatur. Bahan-bahan kimia yang

mengikuti

komposisinya

tempuhan dengan variasi temperatur

yang

pada tekanan konstan. Selama tempuhan

ditampung

percobaan, data yang diperoleh tersaji

dalam penampung sampel fasa uap (V)

pada Tabel 1.

sedangkan cairan yang tidak menguap Tabel 1. Data pengukuran pada temperatur 140 oC tekanan 2 mmHg NO.

Volume Nilam (ml)

Volume minyak jarak (ml)

Pathcouli Alcohol (%)

1

350

150

66

2

375

125

72

3

400

100

81

4

425

75

71

5

450

50

62

MODEL TERMODINAMIK KESETIMBANGAN FASA UAP-CAIR

63


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

berbagai

Pengukuran Data Percobaan dengan Alat ebuliometer Fowler-Norris Pengukuran

data

benzaldehyde, patchoulene dan senyawasenyawa lain dalam jumlah kecil. Untuk

larutan model sistem biner dan terner merupakan

komposisi

mengetahui pengaruh

minyak

dari senyawa-

senyawa tersebut, dibuat larutan model

nilam dengan pelarut minyak jarak. Dari

yang

hasil analisa, diketahui bahwa minyak nilam

terlarut,

seperti pathcouli camphor, candinene

kesetimbangan

fasa uap-cair, dilaksanakan terhadap

yang

senyawa-senyawa

mirip

minyak

nilam

dengan

komposisi yang disesuaikan dengan hasil

yang diperoleh terdiri dari

analisa.

Gambar 2. Pengukuran data percobaan Untuk mengetahui seberapa besar Uji Konsistensi Termodinamika Uji keabsahan alat pengukur

kenaikan perolehan pathcouli alcohol pada operasi distilasi ekstraktif akibat

kesetimbangan fasa uap-cair ebuliometer

kehadiran impuritas terlarut, dicoba juga

Fowler-Norris termodifikasi adalah tes

mempelajari sifat kelarutan pathcouli

konsistensi termodinamika berdasarkan

camphor, candinene benzaldehyde dan

metoda luas area [Herington, 1951 and

patchoulene pada berbagai konsentrasi minyak

jarak.

dilaksanakan

Metoda

menurut

Wisniak,

percobaan

metoda

menyajikan

yang

1994]. hasil

Gambar tes

3

–

6

konsistensi

termodinamika berdasarkan pengukuran

dijelaskan oleh Ni dan Hu (1996).

data percobaan dengan menggunakan

MODEL TERMODINAMIK KESETIMBANGAN FASA UAP-CAIR

64


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

alat

ebuliometer

Fowler-Norris

termodifikasi.

GRAFIK HUBUNGAN ANTARA ln(gama) VS x1 2 lngama1-perc 1.5

lngama1 atau lngama2

lngama2-hit lngama1-hit 1 lngama2-perc 0.5

0

-0.5

0

0.1

0.2

0.3

0.4 0.5 Fraksi Mol, x1

0.6

0.7

0.8

0.9

Gambar 3. Grafik Hubungan antara ln  terhadap x1

Uji konsistensi data biner minyak nilam-minyak

jarak

didasarkan

A dan B yang disebabkan oleh pengaruh

atas

panas pencampuran. Herington (1951)

perhitungan luas bidang hasil pengaluran [ln

1/2]

perhitungan

terhadap luas

x1.

area

Dari A

dan

mengasumsikan

bahwa

panas

hasil

pencampuran merupakan fungsi dari nilai

B,

x1 dan tergantung dari nilai rentang temperatur sistem.

selanjutnya dapat dihitung pula nilai I yang menjelaskan perbedaan antara luas

MODEL TERMODINAMIK KESETIMBANGAN FASA UAP-CAIR

65


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

KURVA AREA TEST 2

ln(gama1/gama2) Percobaan

1.5

1 AREA I 0.5

0 AREA II -0.5

-1

-1.5

0

0.1

0.2

0.3

0.4 0.5 Fraksi Mol, x1

0.6

0.7

0.8

0.9

Gambar 4. Kurva Area Test (Hubungan antara ln (1/2) terhadap x1) KURVA AREA TEST 2.5

ln(gama1/gama2) Percobaan

2 1.5 1 AREA I 0.5 0 AREA II -0.5 -1 -1.5

0

0.1

0.2

0.3

0.4 0.5 0.6 Fraksi Mol, x1

0.7

0.8

0.9

1

Gambar 5. Kurva Area Test (Hubungan antara ln (1/2) terhadap x1)

(Harga ordinat pada x1=0 dan x1=1 diperoleh melalui ekstrapolasi data)

data

secara termodinamika. Ha menjelaskan

percobaan kesetimbangan fasa uap-cair

nilai panas pencampuran rata-rata pada

ternyata konsisten secara termodinamika,

rentang konsentrasi total dan T10  T20

karena

yang menjelaskan titik didih komponen

Hasil

tela‟ah

terhadap

diperoleh nilai D J. Hasil

murni

perhitungan sesuai persamaan 24 juga

pada

menunjukkan data percobaan konsisten MODEL TERMODINAMIK KESETIMBANGAN FASA UAP-CAIR

66

tekanan

operasi.


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

H a T10  T20 34  Ti GmE

100 I

(24) Dimana  menjelaskan jumlah total luas bidang (A+B) dan

GmE adalah kelebihan energi pencampuran.

termodinamika, ditinjau dari uji dengan

Kesetimbangan uap-cair sistem minyak nilam-minyak jarak-

metoda luas area, sehingga peralatan

pathcouli alcohol

pengukur

Pengaruh terlarut candinene

berbagai

seperti

pathcouli

benzaldehyde,

komponen

data

digunakan

camphor,

kesetimbangan untuk

layak

mengukur

kesetimbangan fasa uap-cair. Hasil

patchoulene

tela‟ah

model

dengan

dan senyawa-senyawa lain dalam jumlah

menggunakan

kecil yang biasa ditemui pada pathcouli

(terlampir) diperoleh harga koefisien

alcohol

terhadap

aktivitas untuk berbagai kompisisi cair

kesetimbangan fasa uap-cair dipelajari

minyak nilam. Hasil kajian menunjukkan

dengan melakukan pengukuran langsung

bahwa

di laboratorium dan prediksi dengan

percobaan dengan perhitungan cenderung

menggunakan

berimpit. Oleh karenanya, model empiris

minyak

nilam

persamaan

UNIFAC.

koefisien

Pengukuran kesetimbangan fasa secara

kesetimbangan

langsung

dengan

minyak

ebuliometer Fowler-Norris. Data hasil

alcohol

percobaan untuk sistem biner minyak

menggunakan

dilaksanakan

persamaan

nilam-minyak

uap-cair

antara

sistem

jarak-pathcouli

direkomendasikan persamaan

MODEL TERMODINAMIK KESETIMBANGAN FASA UAP-CAIR

67

aktivitas

fasa

nilam-minyak jarak konsisten secara

UNIFAC

dengan UNIFAC.


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

T(K)

334.5

333.9

0.2284

0.5

xA, y A Gambar 6. Kurva Area Test (Hubungan antara ln (1/2) terhadap x1)

Meskipun

demikian,

kehadiran

benzaldehyde, patchoulene dan senyawa-

komponen terlarut diduga menyebabkan

senyawa lain dalam jumlah kecil yang

peristiwa

azeotrop pada pemisahan

biasa ditemui pada pathcouli alcohol

pathcouli alcohol minyak nilam. Untuk

minyak nilam terhadap kesetimbangan

itu, perlu menela‟ah Energi Gibbs Excess

fasa

untuk suatu sistem biner minyak nilam-

melakukan

minyak jarak yang tersaji pada Gambar

laboratorium

12. Hasil kajian menunjukkan bahwa,

menggunakan

dengan penambahan minyak jarak pada

Pengukuran kesetimbangan fasa secara

berbagai variabel proses, menyebabkan

langsung

bergesernya kesetimbangan fasa uap-

ebuliometer Fowler-Norris. Data hasil

cair. Hal ini disebabkan bahwa senyawa

percobaan untuk sistem biner minyak

seperti pathcouli camphor, candinene

nilam-minyak jarak konsisten secara

benzaldehyde, patchoulene dan senyawa-

termodinamika, ditinjau dari uji dengan

senyawa lain dalam jumlah kecil larut

metoda luas area, sehingga peralatan

sempurna dalam minyak jarak pada

pengukur

kondisi vakum.

digunakan

uap-cair

dipelajari

pengukuran dan

dengan

langsung

prediksi

persamaan

dengan UNIFAC.

dilaksanakan

data

dengan

kesetimbangan untuk

di

layak

mengukur

kesetimbangan fasa uap-cair. Model Kesimpulan Pengaruh berbagai komponen terlarut

empiris kesetimbangan fasa uap-cair sistem

seperti pathcouli camphor, candinene

minyak

pathcouli

nilam-minyak

alcohol

MODEL TERMODINAMIK KESETIMBANGAN FASA UAP-CAIR

68

jarak-

direkomendasikan


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

dengan

menggunakan

persamaan

Res, Aromat Plants, 6 (1), hal 38-

UNIFAC. Pelarut minyak jarak mampu

54 Arifan,

menggeser kesetimbangan fasa uap cair pada kondisi vakum.

F.,

2007,”Aplikasi

Distilasi

Ekstraktif Pemisahan Pathcouli Alkohol Minyak Nilam Dengan

Saran Teknik separasi dengan menggunakan

Menggunakan Jarak”,

distilasi ekstraktif untuk memisahkan

prospektif

minyak

dan

jarak

C., 1983, Handbook of Solvent

Oleh

Extraction, John Wiley and Sons.

karenanya, perlu kajian lain mengenai peristiwa

perpindahan

massa

Sementara

Baird, Malcolm, H.I., Lo, T.C., Hanson,

sangat

menjanjikan.

Laporan

Minyak

Penelitian PKM.

patcouli alcohol minyak nilam dengan menggunakan

Pelarut

Brodkey, R. S., & Hershey, H. C. 1988.

untuk

Transport phenomena: A unified

melengkapi data teknis dalam merancang

approach.

alat proses secara komersial.

McGraw-Hill

International Editions. New York. Buchi, G. And N Wakabayashi, 1961,”

Ucapan Terima Kasih Pada

kesempatan

mengucapkan Direktur

terima

DP2M

ini

kasih

DIKTI

Constitution of Patchouli Alcohol

kami

and Absolute Configurartion of

kepada

terimakasih

sampaikan

kepada

juga

Ketua

Buchi, G. And Nobel Wakabayashi,

kami

1961, “The Structure of Two

LEMLIT

Alkaloids from Patchouli Oil”,

UNTAG Semarang, Dekan Fakultas

Jouernal

Teknik, Ketua Prodi Teknik Kimia

memfasilitasi

Chemical

Buckingham, J. , 1982 ,”Dictionary of

Teknik Kimia Polines UNDIP Semarang telah

American

Society, hal 88:13,3109

UNTAG Semarang, serta Ketua Prodi

yang

American

Chemical Society, hal 83,927.

membiayai penelitian ini hingga selesai. Ucapan

Journal

Cedrene”,

yang telah

Organic

kegiatan

Compounds”

,

5th

edition, Chapman and Hall, New

penelitian ini.

York. Crank, J. 1975. The mathematics of

Daftar Pustaka

diffusion. Clarendon Press. Oxford. Akhila and Tewari, 1984 “ Chemistry of Patchouli : A Review, “ Current MODEL TERMODINAMIK KESETIMBANGAN FASA UAP-CAIR

69


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

Deperindag, 2000 “ Data Ekspor Minyak Nilam

Indonesia

tahun

Hanson, C., 1971, Recent Advances in

1995-2000”

Liquid-Liquid

Jakarta.

Extraction,

Pergamon Press.

Fredenslund, A et al., 1986, “Vapor

http://www.indiamart.com/muezhest/

Liquid Equilibrium Using

http://www.freepatentsonlinePatent67

UNIFAC”, Elsevier Scientific

06502.htm

Publishing Company.

ICBS,

PT.,

1997,

“Studi

Tentang

dan

Prospek

Fredenslund, A., Jones, R.L., Prautnitz,

Analisis

J.M., 1975, “Group–Contribution

Investasi

Estimation

(Oleochemical) Indonesia”.

of

Activity

Coefficients in Nonideal Ideal Liquid

Mixtures”,

Jos,

Journal

C.

J.

1983.

Industri

2004.

Ekstraksi

Oleokimia

Pathcouli

Alkohol Minyak Nilam Dengan

AIChE,, November, p.1086-1099. Geankoplis,

B.,

Pasar

Perlarut

Transport

n-Heksan.

Laporan

Penelitian UNDIP. Semarang.

processes: Momentum, heat, and

Karmelita L. 1991, Mempelajari cara

mass. Allyn and Bacon, Inc.

pemucatan minyak daun cengkeh

London.

(Sysyngium

aromaticum

L)

Guenther, E. 1948, The Essential Oil.

dengan asam tartarat Skripsi.

Vol. I. D. Van Nostrand Company

Bogor : Institut Pertanian Bogor,

Inc., New York.

Fakultas Teknologi Pertanian. Ketaren, S. 1985, Pengantar Teknologi

Guenther E. 1948, The Essential Oils. Volume 2. New York : D van

Minyak

Atsiri.

Nostrand Company Inc.Hassler

Pustaka, Jakarta.

PN.

Balai

JW. 1945. The Nature of Active

Laddha, G.S., 1976, Degaleesan, T.E.,

Carbon. New York:Mc Graw

Transport Phenomena in Liquid

Hill.

Extraction, Tata Mc Graw Hill Publishing, Tokyo.

Hanna, O. T., dan Sandal, O.C. 1995. in

Magnussen, T., Rasmussen, P., 1981,

chemical engineering. Prentice

“UNIFAC Parameter Table for

Hall. New Jersey.

Prediction

Computational

methods

Equilibria”,

of

Liquid-Liquid Industrial

Engineering Chemistry Process MODEL TERMODINAMIK KESETIMBANGAN FASA UAP-CAIR

70


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

Design Development, Vol 20, p.

Rusli S. 2000, Penanganan bahan baku,

331-339.

penyulingan

McCabe, W. L., Smith, C. S., & Harriott, P.

1993.

Unit

operation

minyak

of

dan

atsiri.

pemurnian

Makalah

pada

Pendidikan dan Pelatihan Minyak

chemical engineering. Mc. Graw-

Atsiri; di Garut 7-16 September. Shah, B.H., Ramkrishna, D., 1973, “A

Hill. Int. Book Co. Mukhopadhyay, M., Dongaunkar, K.R.,

Population Balance Model For

1983, Prediction of Liquid-Liquid

Mass Transfer in Lean Liquid-

Equilibria

Multicomponent

Liquid Dispersions”, Chemical

Aromatics Extraction Systems by

Engineering Science, Vol 28, p.

Use of the UNIFAC Group

389-399.

in

Contribution Model”, Industrial

Silviana, Widayat, dan Bakti Jos, 2004,

Design

”Aplikasi Teknologi Pengolahan

Development, Vol. 22, p.521-532.

Minyak Atsiri Dalam Industri

Reid, R.C., 1987, Prausnitz, J.M., Poling,

Kecil Menengah: Pengambilan

B.E., The Properties of Gases and

Dan Peningkatan Mutu Minyak

Liquids, 4thedition, McGraw Hill

Nilam”,

Book Company.

Jurusan Teknik Kimia, Universita

Engineering

Process

Setia

Seminar

Budi

MODEL TERMODINAMIK KESETIMBANGAN FASA UAP-CAIR

71

Nasional,

Surakarta


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

PERENCANAAN KEMBALI TELAGA GUNUNG KIDULMENJADI BANGUNAN LUMBUNG AIR Oleh : Ir. F.M. Roemiyanto, MS *)

Abstraksi Sumberdaya air perlu dimanfaatkan, dikelola dan dilestarikan untuk menunjang keberlangsungan pembangunan dan penyediaan kebutuhan air di suatu daerah. Pemanfaatan air ini perlu dilakukan dengan cermat agar dapat mengurangi dampak negatif dari eksploitasi sumberdaya air yang berlebihan. Kondisi telaga yang ada di Kabupaten Gunung Kidul perlu dikembangkan dengan berbagai rekayasa teknik yang mengacu pada upaya konservasi telaga dan daerah tangkapan hujannya, dengan merubah sistem pengelolaannya sebagai sebuah lumbung air yang dilaksanakan oleh dan untuk masyarakat, dengan disertai usaha pemberdayaan masyarakat sekitar telaga. Telaga merupakan sumber air permukaan yang potensial untuk dipergunakan sebagai lumbung air yang menjadi salah satu sumber air cadangan untuk musim kemarau, terutama air untuk kebutuhan ternak Untuk mengurangi jumlah sedimen yang masuk kolam telaga selain dilakukan dengan pembuatan bak penangkap sedimen di sekitar telaga, sebaiknya secara bertahap dilakukan perbaikan pengelolaan lahan (bukit-bukit) di sekitar telaga dengan pembuatan teras bangku, sedangkan pada tahapan selanjutnya perlu diupayakan penggantian jenis tanaman yang ditanam pada area tersebut Kata kunci : telaga, Gunung Kidul, lumbung air,pengelolaan lahan *) Dosen Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Untag Semarang.

Kebutuhan air akan meningkat sebanding dengan peningkatan jumlah

I. PENDAHULUAN

penduduk, peningkatan taraf hidup dan perkembangan sosial budaya manusia.

1.1 Latar Belakang

Hujan merupakan salah satu sumber air perlu

utama yang dipergunakan oleh manusia

dimanfaatkan, dikelola dan dilestarikan

dalam upaya pemenuhan kebutuhan air.

untuk

keberlangsungan

Keberadaan hujan tidak bisa diatur

penyediaan

kedatangan dan volumenya, maka dapat

Sumberdaya

air

menunjang

pembangunan

dan

kebutuhan

di

air

suatu

dikatakan

daerah.

bahwa

air

merupakan

Pemanfaatan air ini perlu dilakukan

sumberdaya alam yang kelangkaannya

dengan cermat agar dapat mengurangi

semakin meningkat.

dampak

negatif

dari

eksploitasi

Kabupaten

sumberdaya air yang berlebihan.

Gunung

Kidul,

Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, sampai saat ini masih kekurangan air

PERENCANAAN KEMBALI TELAGA GUNUNG KIDULMENJADI BANGUNAN LUMBUNG AIR

72


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

baku, terutama pada saat kemarau.

lama masa tampung bervariasi antara 4

Daerah tersebut di antaranya meliputi

bulan sampai dengan lestari. Kondisi

Kecamatan

Kecamatan

telaga perlu dikembangkan dengan

Tanjungsari, Kecamatan Saptosari dan

berbagai rekayasa teknik yang mengacu

Kecamatan

ini

pada upaya konservasi telaga dan

disebabkan karena kondisi tanah di

daerah tangkapan hujannya, dengan

daerah tersebut berupa batuan kapur,

merubah sistem pengelolaannya sebagai

sehingga tidak dapat menyimpan air.

sebuah lumbung air yang dilaksanakan

Hujan yang jatuh akan terbuang melalui

oleh dan untuk masyarakat, dengan

lubang atau terowongan di bawah

disertai

tanah. Sarana peyimpanan air untuk

masyarakat sekitar telaga.

Rongkop,

Panggang.

Hal

usaha

pemberdayaan

musim kemarau yang ada saat ini berupa bak penampungan air. Bangunan

1.2 Maksud dan Tujuan

bak penampungan air yang dimiliki oleh sebagian kecil masyarakat pada umumnya

berkapasitas

kecil

Maksud

dari

pekerjaan

dan

perencanaan kembali 4 unit Telaga di

dipergunakan hanya untuk keperluan

Kabupaten Gunung Kidul adalah untuk

memasak, sehingga tidak cukup untuk

memperbaiki

memenuhi kebutuhan air selama musim

merencanakan agar dapat berfungsi

kemarau.

kembali sebagai sebuah lumbung air

Telaga merupakan sumber air permukaan

yang

potensial

kondisi

telaga

serta

secara optimal, baik kapasitas maupun

untuk

kualitas

bangunannya,

dengan

dipergunakan sebagai salah satu sumber

mengambil sampel pada salah satu di

air bersih. Jumlah telaga di Kabupaten

antara

Gunung Kidul tercatat sekitar 289

Melengan dan Saproal, yaitu pada

telaga, tersebar di sembilan Kecamatan

telaga Ngroyo di desa Karangwuni

meliputi Panggang, Paliyan, Tepus,

Kecamatan Rongkop.

Rongkop,

Tanjungsari,

Semanu,

genangan

telaga

Ngroyo,

Sedangkan

Ponjong, Wonosari dan Saptosari. Luas

Telaga

Mencukan,

tujuan

dari

perencanaan kembali Telaga Rongkop cukup

di

desa

Karangwuni,

Kecamatan

beragam, berkisar antara 0,7 ha sampai

Rongkop, Kabupaten Gunung kidul ini

dengan 3 ha, kedalaman rata-rata antara

adalah untuk menyediakan cadangan air

1,2 meter sampai dengan 4 meter dan

selama

musim

kemarau

PERENCANAAN KEMBALI TELAGA GUNUNG KIDULMENJADI BANGUNAN LUMBUNG AIR

73

bagi


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

d) Melakukan penyelidikan tanah

masyarakat di sekitar telaga untuk dimanfaatkan

sebagai

air

minum,

untuk

mandi, cuci,

mandi/minum

hewan,

tanah di lokasi rencana bangunan

recharge air tanah maupun irigasi (jika

dan permeabilitas lapisan didasar

kapasitas memenuhi)

telaga.

mengetahui

parameter

e) Mencari lokasi borrow area dan melakukan 1.3 Jenis dan Lingkup Pekerjaan

uji

batas-batas

kosistensi

maupun

permeabilitasnya (test pit). Jenis dan lingkup pekerjaan yang

f) Melakukan pengukuran situasi

harus dilakukan merubah telaga

tampungan waduk dan daerah

menjadisebuah lumbung air, adalah

tangkapan hujan.

terdiri dari kegiatan sebagai berikut : a) Menyelidiki

g) Melakukan

kajian

upaya-upaya

potensi-potensi

terhadap

yang

perlu

rembesan yang berlebihan yang

dilakukan guna menanggulangi

dapat

erosi yang berlebihan.

mengakibatkan

kolam

tampungan cepat kering. b) Mempelajari

rata-rata

1.4 Lokasi Pekerjaan

volume

pemanfaatan air telaga (jumlah

Lokasi telaga Ngroyo yang

pemakai, jenis pemakaian selama

merupakan lokasi studi berada di desa

ini, kondisi sosial masyarakat

Karangwuni Kecamatan Rongkop,

pemakai, dll).

Kabupaten Gunung Kidul. Situasi desa

c) Melakukan kajian hidrologi, yang

Karangwuni dapat dilihat pada peta

meliputi inflow, out flow, losses

desa Gambar-1 di bawah ini.

dan debit banjir.

PERENCANAAN KEMBALI TELAGA GUNUNG KIDULMENJADI BANGUNAN LUMBUNG AIR

74


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

Gambar 1 Peta Desa Karangwuni Kecamatan Rongkop

Pada umumnya keadaan telaga

II.

LANDASAN TEORI

yang ada mengalami kerusakan karena terjadinya kebocoran pada dasar dan

Umum

dinding telaga, sehingga berakibat lama

Dalam

konteks

pemanfaatan

masa tampungan berkurang, kualitas air

sumber air, secara umum permasalahan

tidak baik dan tidak cukup untuk

yang dihadapi adalah laju peningkatan

memenuhi kebutuhan air di musim

ketersediaan

kemarau. Juga tidak terdapat fasilitas

dibanding peningkatan kebutuhan air.

khusus yang disediakan untuk mandi

Kebutuhan air untuk berbagai keperluan

dan cuci untuk masyarakat maupun

terus meningkat sejalan dengan laju

mandi/minum

Akibatnya

pembangunan di berbagai bidang. Di

banyak orang maupun hewan yang

sisi lain penyediaan prasarana dan

mandi atau mencuci dengan cara masuk

jumlah penyediaan air baku saat ini

ke telaga, sehingga mencemari air dan

sangat terbatas, sehingga belum mampu

merusak dinding telaga.

memenuhi kebutuhan tersebut. Telaga

ternak.

air

masih

kurang

merupakan sumber air permukaan yang potensial untuk dipergunakan sebagai PERENCANAAN KEMBALI TELAGA GUNUNG KIDULMENJADI BANGUNAN LUMBUNG AIR

75


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

lumbung air yang menjadi salah satu

embung

yang

lebih

sumber air cadangan untuk musim

batasan embung kecil.

kemarau, terutama air untuk kebutuhan

Langkah perhitungan model Nreca

ternak.

ini

mencakup

18

perhitungannya 2.2

besar

tahap,

dapat

dilakukan

Tahap-1

Hitungan nilai debit aliran yang masuk ke telaga dilakukan dengan dua

Nama bulan, yaitu bulan Januari

cara yaitu metode NRECA dan metode

sampai Desember

(Puslitbang

yang

kolom per kolom sebagai berikut ini.

Analisis Debit Ketersediaan Air

Rasional

dari

Pengairan,1994).

Tahap-2

Metode Rasional merupakan metode yang Nilai hujan rata-rata bulanan (Rb)

sederhana dan sesuai digunakan untuk analisis

hitungan

perkiraan

yang dihitung dengan rumus di

besarnya

depan.

inflow di telaga yang relatif kecil, yaitu telaga

dengan

batasan

Tahap-3

kapasitas

tampungannya kurang dari 100.000 m3

Nilai evapotranspirasi potensial

dan batasan luas daerah tangkapan hujan

(PET).

kurang dari 100 ha. a.

Tahap-4

Perhitungan Debit Bulanan

Nilai tampungan kelengasan awal

dengan Cara Nreca Sederhana

(Wo), di mana besarnya ilai ini harus

Cara perhitungan ini paling sesuai

dicoba-coba

untuk daerah cekungan yang setelah

pertama diambil 600 mm/bulan di

hujan berhenti, masih ada aliran air

blan Januari.

di sungai selama beberapa hari.

dengan

percobaan

Tahap-5

Kondisi semacam ini bisa terjadi Tampungan kelengasan awal (soil moisture storage- Wi) yang dihitung dengan rumus :

apabila tangkapan hujan cukup luas, sehingga embung

sangat besar,

cocok yaitu

untuk dimensi Wo

Wi = -------------Nominal PERENCANAAN KEMBALI TELAGA GUNUNG KIDULMENJADI BANGUNAN LUMBUNG AIR

76


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

Dengan :

Tahap-11

Nominal = 100 + 0,2 Ra Ra

Kelebihan kelengasan

= hujan tahunan (mm)

= rasio kelebihan kelengasan x neraca air = kolom (10) x kolom (9)

Tahap-6 Rasio Rb/PET = kolom (2) : kolom

Tahap-12

(3)

Perubahan tampungan

Tahap-7

= neraca air – kelebihan

Rasio AET/PET

tampungan = kolom (9) – kolom (11)

AET = evapotranspirasi aktual, yang tergantung dari Tahap 6 dan 5

Tahap-13

Tahap-8

Tampungan air tanah = P1 x AET

AET =

kelebihan kelengasan

--------- x PET x koefisien reduksi PET

= P1 x

Tahap-9

kolom (11)

Neraca air = Rb – AET = kolom

P1 = parameter yang

(2) – kolom (8)

menggambarkan karasteristik

Tahap-10

tanah permukaan yaitu kedalaman 0 sampai dengan

Rasio kelebihan kelengasan (excess

2 meter, nilainya 0,1–0,5

moisture) yang dapat diperoleh :

tergantung pada sifat lulus air

Bila neraca air (kolom (9)) positif, dapat

maka

rasio

diperoleh

lahan,

tersebut P1 = 0,1 bila bersifat kedap air, dan

dengan

P1 = 0,5 bila bersifat lulus air

memasukkan nilai tampungan kelengasan tanah Wi di kolom

Tahap-14

(5),

Tampungan air tanah awal yan harus

Bila neraca air negatif, rasio =

dicoba-coba dengan nilai awal = 2

0

PERENCANAAN KEMBALI TELAGA GUNUNG KIDULMENJADI BANGUNAN LUMBUNG AIR

77


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

Tahap-15

dapat dihitung dengan menggunakan

Tampungan air tanah ahir

rumus sebagai berikut : a) tampungan kelengasan

= tampungan air tanah + tampungan ar tanah awal

= tampungan kelengasan bulan

= kolom (13) + kolom (14)

sebelumnya + perubahan tampungan

Tahap-16 = kolom (4) + kolom (12), Aliran air tanah = P2 x tampungan

semuanya dari kolom

air tanah akhir

sebelumnya = P2 x

b) tampungan air tanah

kolom (15) = tampungan air tanah bulan Tahap-17

sebelumnya – aliran air tanah

Larian langsung (direct run off)

= kolom (15) - kolom (16),

= kelebihan kelengasan –

semuanya dari bulan

ampungan ar tanah

sebelumnya.

= kolom (11) – kolom (13)

Sebagai

perhitungan,

Tahap-18 Aliran total

patokan, nilai

di

akhir

tampungan

kelengasan awal (Januari) harus

= larian langsung +

mendekati

aliran air tanah

besarnya

tampungan

kelengasan bulan Desember. Jika = kolom (17) +

perbedaan antara keduanya ckup

kolom (16), dalam mm/bulan

jauh, yaitu > 200 mm, perhitungan

Bila aliran total akan dinyatakan

harus diulang lagi mulai bulan Januari dengan mengambil nilai

dalam m3/bulan, maka :

tampungan

Aliran total = kolom (18) x 10 x

kelengasan

(Januari) = tampungan kelengasan

luas areal tadah hujan

bulan Desember. Untuk perhitungan bulan berikutnya, diperlukan

nilai

awal

Perhitungan biasanya dapat

tampungan

diselesaikan dalam 2 kali jalan.

kelengasan (kolom (4)) untuk bulan berikutnya dan tampungan air tanah (kolom (14)) bulan berikutnya yang

PERENCANAAN KEMBALI TELAGA GUNUNG KIDULMENJADI BANGUNAN LUMBUNG AIR

78


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

b.

I

Perhitungan Debit Rencana dengan

=

intensitas

curah hujan untuk

Metode Rasional Methode ini dapat menggambarkan

lama

hubungan

(mm/jam)

dengan

antara debit limpasan besarnya

luasan

A =

DAS,

hujan

luas

t

daerah

aliran (km2)

khususnya untuk luasan DAS < 100 C

km2 Dengan menganggap bahwa

=

koefisien run

off

proses transformasi hujan menjadi limpasan langsung mengikuti proses

Intensitas hujan adalah jumlah hujan

linier dan tidak berubah oleh waktu,

per satuan waktu.

maka

limpasan

Lama waktu hujan adalah lama

langsung yang dinyatakan dengan

waktu berlangsung hujan, dalam hal

intensitas curah hujan netto jam-

ini dapat mewakili total curah hujan

jaman (In) dapat dinyatakan secara

atau periode hujan yang singkat dari

empiris dengan Rumus Rasional.

curah hujan yang relatif seragam.

Metode

besarnya

ini

dikembangkan

debit

paling

banyak

Waktu konsentrasi (tc) yang diperoleh

sehingga

didapat

dari

hasil

perhitungan

hidrologi

beberapa rumus di antaranya adalah

dipakai untuk menentukan intensitas

sebagai berikut :

hujan pada kurva intensitas hujan,

Qr

=

sesuai dengan periode ulangnya.

CI A = 0,278. C.I.A 3.6

Di mana :

Qr =

Intensitas curah hujan dan waktu lama hujan dapat dihitung dengan rumus

debit

maksimum

Mononobe

rencana (m3/det)

(Triatmojo)

sebagai

2

 24  3 :Ι = R24   24  t c 

PERENCANAAN KEMBALI TELAGA GUNUNG KIDULMENJADI BANGUNAN LUMBUNG AIR

79

berikut


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

Di mana :

I

=

intensitas curah

tc

hujan untuk lama hujan t

=

lamanya curah

hujan (menit).

(mm/jam). R24

=

Koefisien run off dipengaruhi oleh curah hujan

jenis lapis permukaan tanah, dan

rerata selama periode ulang T tahun

setelah melalui berbagai penelitian,

(mm).

didapatkan besaran seperti berikut :

. Tabel 2.1 Angka Tetapan Pengaliran Daerah Aliran Sungai

Penutup Lahan

Angka Pengaliran

Daerah Pertanian

0,20 – 0,60

Daerah Perairan

0,45 – 0,75

Daerah Konservasi

0,05 – 0,25

Daerah Industri

0,50 – 0.90

Daerah Usaha

0,50 – 0,70

Daerah Pemukiman

0,25 – 0,40

Lain-lain

0,10 – 0,30

Sumber : US Forest Service (1990)

Rumus

Rasional

di

atas

hanya

kalau luas DAS tidak begitu luas,

berlaku, manakala seluruh daerah

jenis penutup lahan dianggap sama

aliran sungai seluas A, ditutupi

berdasarkan

dengan penutup lahan yang sama

dominan.

luas

yang

paling

sehingga angka kekasaran lahannya pun juga sama. Pada kenyataannya,

2.3 Analisis Tampungan Lumbung Air

pada sebuah daerah aliran sungai, Lumbung

tidak mungkin hanya ditutupi dengan

dikembangkan

penutup lahan yang sama. Namun

air

yang

diharapkan

akan dapat

menampung penuh air di musim hujan dan

untuk penyederhanaan perhitungan,

PERENCANAAN KEMBALI TELAGA GUNUNG KIDULMENJADI BANGUNAN LUMBUNG AIR

80


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

kemudian dioperasikan selama musim

Vu = volume hidup untuk melayani

kemarau

berbagai kebutuhan (m3),

untuk

melayani

berbagai

kebutuhan. Dengan demikian kapasitas

Ve = jumlah penguapan dari kolam

tampung yang dibutuhkan harus dapat

selama musim kemarau (m3),

memenuhi

kebutuhan

kemarau.

Selain

pada

itu

musim

juga

Vi = jumlah resapan melalui dasar,

harus

dan dinding lumbung air selama

mempertimbangkan kehilangan air oleh

musim kemarau (m3),

penguapan di kolam dan resapan di dasar dan dinding kolam, serta menyediakan

Vs = ruangan yang disediakan untuk

ruangan untuk sedimen. a.

sedimen (m3).

Kapasitas Tampung Yang

b.

Ketersediaan Air (Vh)

Dibutuhkan (Vn) Air yang masuk kedalam telaga Lumbung air yang berada pada daerah

semi

kering,

menampung air sampai penuh musim

hujan.

terdiri dari dua kelompok, yaitu :

akan

Kemudian

a) air permukaan dari seluruh

di

daerah tangkapan hujan,

pada

b) air hujan effektif yang jatuh

musim kemarau masyarakat akan menggunakan kebutuhan

untuk

penduduk

langsung di atas permukaan

berbagai

seperti

kolam.

air

baku, air minum, irigasi, dan ternak.

Jika kehilangan air akibat penguapan

Dengan anggapan bahwa pada akhir

diperhitungkan, ketersediaan air

musim hujan lumbung air pada

dapat dinyatakan :

kapasitas maksimum (penuh), maka kapasitas

tampung

dapat

Vh  V j  10. Akt .  R j  10. Akt .  E j

diperhitungkan :

Vn  Vu  Ve  Vi  Vs dengan : Vh = volume air yang dapat mengisi kolam telaga

dengan :

(m3),

Vn = kapasitas tampungan total

Vj = aliran bulanan pada

yang diperlukan. (m3),

bulan j (m3/bulan),

PERENCANAAN KEMBALI TELAGA GUNUNG KIDULMENJADI BANGUNAN LUMBUNG AIR

81


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

Vj = jumlah aliran total

dapat mengisi kolam telaga

selama musim hujan (m3),

maka air akan melimpah melewati

Rj = curah hujan bulanan

mercu embung, hal ini juga akan

pada bulan j (mm/bulan),

mengakibatkan

kerusakan

Rj = curah hujan total

bangunan

utama

(Vh),

pada dan

kelengkapannya.

selama musim hujan (mm), Akt = luas permukaan kolam telaga (ha),

c.

Kebutuhan Air dan Tampungan

Ej = jumlah penguapan

Hidup (Vu)

(evaporasi) pada bulan j

Kebutuhan air yang harus dilayani

(mm),

embung diperhitungkan dari macam

10 = konversi satuan.

penggunaan

air

penduduk.

Dalam menentukan kapasitas total

Secara

dari telaga, volume air maksimum

pernyataan kebutuhan air total untuk

yang dapat mengisi telaga (Vh), harus

tampungan

dibandingkan

dituliskan sebagai berikut :

dengan

kapasitas

tampung yang diperlukan (Vn). Jika

Vu

praktis

oleh

rumusan

hidup

(Vu)

umum

dapat

= Jh x JKK x Qu

kapasitas tampung yang diperlukan (Vn) lebih besar dari volume air yang

dengan :

dapat mengisi kolam embung (Vh), maka akan terjadi kekurangan air

JKK = jumlah KK per desa,

pada saat embung digunakan dan

Jh

disamping menjadi

itu

biaya

mahal.

kemarau (hari),

konstruksi

Sebaliknya

= jumlah hari selama musim

Qu

jika

= kebutuhan air total untuk

kapasitas tampung yang diperlukan

penduduk, ternak dan kebun

(Vn) lebih kecil dari volume air yang

l/hari/KK)

.

PERENCANAAN KEMBALI TELAGA GUNUNG KIDULMENJADI BANGUNAN LUMBUNG AIR

82


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

Tabel 2.2 Kebutuhan air dan Tampungan Hidup

Kebutuhan air

Volume tampungan hidup (Vu)

Lt/KK/hari

Kebutuhan air penduduk

65

Kebutuhan air ternak besar

15

Kebutuhan air ternak kecil

1,5

kebutuhan air unggas

0,5

Kebutuhan air kebun

10

Total kebutuhan air

92

Sumber : Dinas Cipta Karya dan Tata Ruag

d.

musim

Sedimen (Vs)

kering

tidak

ada.

Cara

Berdasarkan pengamatan, terjadinya

sederhana menghitung penguapan di

pendangkalan telaga disebabkan oleh

permukaan

terbawanya sedimen oleh aliran yang

sebagai berikut :

kolam

telaga

adalah

masuk ke telaga. Dalam perhitungan kapasitas tampung telaga ditentukan

Ve  10 . Akt  Ekj

secara praktis ruang setinggi 1,00 m diatas

dasar

kolam

yang

di mana :

akan

dipakai sebagai ruang tampungan

Ve = jumlah penguapan dari telaga

sedimen (Vs). Ruang ini masih dapat

selama musim kemarau (m3).

dimanfaatkan selama belum terisi

Akt = luas permukaan kolam telaga

sedimen.

pada setengah tinggi (ha), Ekj = penguapan bulanan musim kemarau pada bulan ke-j

e. Jumlah Penguapan (Ve )

(mm/bulan). 10 = konversi satuan.

Pada daerah semi kering penguapan dari kolam telaga akan relatif besar. f.

Apalagi aliran air yang masuk pada

Jumlah Resapan (Vi)

PERENCANAAN KEMBALI TELAGA GUNUNG KIDULMENJADI BANGUNAN LUMBUNG AIR

83


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

(K = 10-3 - 10-4 cm/detik). Air di dalam kolam telaga akan meresap masuk kedalam pori atau

g.

rongga di dasar dan dinding kolam.

Menentukan Kapasitas Tampung

Desain (Vd)

Besarnya resapan ini tergantung pada jenis butiran tanah atau struktur batu pembentuk dasar dan dinding

Untuk menentukan dan memilih

kolam. Secara teoritik perhitungan

kapasitas tampung desain embung

resapan air ini cukup rumit dan sulit

(Vd), harus diperbandingkan :

dilakukan.

(1) volume tampungan yang

beberapa

Tetapi analisis

berdasarkan teoritis

oleh

diperlukan (Vn) untuk

Puslitbang Pengairan (1994) dapat

menyediakan :

digunakan

(a)

cara

praktis

untuk

kebutuhan penduduk,

menentukan besarnya resapan air

hewan dan sawah di suatu

kolam telaga.

desa (Vu), (b)

Vi

volume cadangan untuk kehilangan air karena

 K . Vu

penguapan (Ve) dan resapan (Vi),

dengan : (c)

Vi = jumlah resapan tahunan (m3),

ruangan untuk menampung sedimen (Vs).

Vu = jumlah air tampungan hidup

(2) volume air yang tersedia

3

(m ),

(potensial) selama musim hujan K = faktor yang nilainya

(Vh), yang merupakan jumlah

tergantung dari sifat lulus air

air maksimum yang dapat

material telaga,

mengisi kolam, (3) daya tampung (potensi) topografi

K = 10%, bila dasar dan dinding

untuk menampung air (Vp),

kolam telaga praktis rapat air,

yaitu volume maksimum kolam

(K < 10-5 cm/detik),

embung yang terbentuk K = 25%, bila dasar dan dinding Dari ketiga besaran tersebut dipilih

kolam telaga bersifat semi lulus air,

yang terkecil sebagai volume / PERENCANAAN KEMBALI TELAGA GUNUNG KIDULMENJADI BANGUNAN LUMBUNG AIR

84


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

kapasitas tampung desain lumbung

mampu menampung air sejumlah

air (Vd). Bilamana Vh atau Vp yang

35.515 m3 Jika ditinjau dari potensi

menentukan,

kemampuan

air hujan yang dapat mengisi Telaga

embung ntuk melayani penduduk

Ngroyo diketahui sebesar 97.466 m3,

akan berkurang, yaitu tidak sebesar

sehingga mampu mengisi telaga

yang diperlukan (Vn). Dalam hal

dalam satu musim saja.

seperti ini perlu ditantukan berapa

Permasalahan

jumlah KK yang dapat dilayani oleh

Telaga Ngroyo adalah terjadinya

lumbung air yang hendak dibangun.

penguapan yang relatif besar akibat

maka

luas

yang terjadi

genangan.

Hal

ini

pada

akan

menyebabkan terjadinya kehilangan

III. Rancangan Desain Telaga Ngroyo

air akibat penguapan kolam yang akan berakibat pada berkurangnya

3.1 Desain telaga Ngoyo Dari hasil perhitungan kapasitas

lama

tampungan

di

Ngroyo

Sedangkan jika ditinjau dari segi

diketahui

bahwa

kebutuhan

pembiayaan perbaikan / pembuatan

Telaga

masa

tampungan

telaga.

sebesar

dinding telaga yang mengelilingi

34.073 m3, sedangkan kapasitas

luasan telaga tersebut juga akan

tampungan Telaga Ngroyo yang ada

memerlukan biaya yang relatif besar.

tampungan

(Vn)

adalah

PERENCANAAN KEMBALI TELAGA GUNUNG KIDULMENJADI BANGUNAN LUMBUNG AIR

85


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

PETA DAERAH TANGKAPAN HUJAN TELAGA NGROYO LUAS DAERAH TANGKAPAN HUJAN 15,80 HA

Ngejring Sriten

Ngerong

Tirisan TELAGA NGROYO

Gandu Lor

Gambar 3.1 Peta Daerah Tangkapan Hujan Telaga Ngroyo

Hasil penyelidikan tanah di Telaga

baik untuk menahan aliran air ke

Ngroyo yang menjelaskan ketebalan

lapisan bawah.

sedimentasi

telaga

Tanah dasar telaga sampai dengan

berkisar 2 – 6 meter dan setiap tahun

kedalaman 5 meter dapat digunakan

diperkirakan

sebagai bahan timbunan, dengan

sekitar

5

pada

dasar

terjadi –

10

cm.

sedimentasi Besarnya

syarat

tanah

harus

dipadatkan

koefisien rembesan di dasar telaga

terlebih dahulu. Rekomendasi hasil

berkisar 1 x 10-5 - 10-6 cm/det, ini

penyelidikan tanah ini menguatkan

berarti relatif kedap air. Tanah pada

pilihan

bagian

sedimen

bawah

berpermeabilitas

cukup kecil dan relatif kedap air dan

alternatif

peninggian

di

dasar

pengerukan telaga

dinding

PERENCANAAN KEMBALI TELAGA GUNUNG KIDULMENJADI BANGUNAN LUMBUNG AIR

86

dan telaga


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

merupakan alternatif yang relatif

b) Analisis biaya dari alternatif

tepat, aman dan murah.

pembangunan

yang

Dari analisa beberapa pertimbangan

beserta

alternatif diatas maka kemudian

pembangunannya.

dipilih program

ditentukan penentuan rencana desain

c) Perhitungan

nilai

manfaat

untuk Telaga Ngroyo, yaitu dengan

pekerjaan

dilakukan

tinggi ruang 2,50 meter, luas area

kondisi sebelum pekerjaan dan

0,85 Ha. dan volume tampungan

setelah ada pekerjaan

untuk

d) Perhitungan manfaat dilakukan

21.250 m3.

dengan berbagai anggapan untuk memprediksi kejadian di masa 3.2 Nilai Manfaat Telaga

mendatang.

Pengembangan sumberdaya air perlu mempertimbangkan

beberapa

e) Biaya pekerjaan diperhitungkan

hal

mulai

dari

gagasan,

yang disesuaikan dengan kondisi

kelayakan,

yang ada di lapangan. Dalam rangka

pembangunan, hingga

mengoptimalkan

dan pemeliharaan.

kelayakan

hasil

studi

perancangan, operasi

pekerjaan, perlu dilakukan kajian

Berdasarkan hal-hal yang diuraikan

dari aspek teknis, ekonomi dan

di atas maka terlihat jelas, bahwa

lingkungan.

penetapan

nilai

Aspek ekonomi merupakan salah

pekerjaan

merupakan

satu faktor penting dalam evaluasi

kompleks

dan

kelayakan suatu pekerjaan. Tujuan

variabel-variabel

dari

proyek

berkaitan, baik variabel di bidang

sumberdaya air antara lain adalah

ekonomi, bidang sosial, kebijakan

menentukan pilihan antara berbagai

pemerintah

alternatif perencanaan yang ada.

variabel

Legono (2002) menyatakan dalam

mempengaruhi dalam pengambilan

analisis ekonomi sumberdaya air

keputusan

diperlukan:

sumberdaya air.

a) Analisis pemanfaatan air untuk

Perhitungan nilai manfaat dalam

analisa

ekonomi

berbagai kebutuhan.

manfaat

suatu

hal

yang

dipengaruhi

dan lainnya

yang

oleh saling

masih

banyak

yang

saling

pengembangan

pekerjaan penyediaan air baku pada telaga

Ngroyo

di

Kabupaten

PERENCANAAN KEMBALI TELAGA GUNUNG KIDULMENJADI BANGUNAN LUMBUNG AIR

87


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

Gunungkidul tahun 2004 dilakukan berdasarkan

perbandingan

b) Total biaya pengeluaran untuk

nilai

penyediaan

kebutuhan

air

manfaat sebelum ada pembangunan

diperhitungkan selama 15 tahun

telaga dengan setelah ada telaga.

kedepan, hal ini disesuaikan

Nilai nominal (biaya) dipergunakan

dengan usia teknis telaga.

sebagai salah satu ukuran dari

c) Biaya bunga dan depresiasi nilai

kelayakan pengambilan keputusan

uang dari investasi pembuatan

untuk dibangunnya telaga.

telaga tidak diperhitungkan.

Asumsi-asumsi yang dipergunakan

d) Nilai

manfaat

telaga

selain

dalam perhitungan nilai manfaat

sebagai sumber air baku untuk

dalam pekerjaaan ini antara lain

mandi,

adalah Biaya investasi pembuatan

ternak tidak diperhitungkan.

Bak Penampung Air Hujan (PAH)

e) Tidak

mencuci

dan

dilakukan

mandi

perhitungan

yang dipergunakan setiap kepala

Benefit Cost Ratio dan Break

keluarga dihitung berdasar jumlah

Event Point.

kepala keluarga yang memanfaatkan

Hasil

perhitungan

telaga,

pekerjaan penyediaan air baku pada

a) Volume Bak Penampung Air

telaga

Ngroyo

nilai

di

manfaat

Kabupaten

Hujan (PAH) pada perhitungan

Gunungkidul tahun 2004 disajikan

sebelum ada pekerjaan telaga

dalam Tabel 2.1 dan Tabel 3.2

lebih besar dari volume Bak

berikut

Penampung Air Hujan (PAH) sesudah ada telaga

PERENCANAAN KEMBALI TELAGA GUNUNG KIDULMENJADI BANGUNAN LUMBUNG AIR

88

ini.


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

Tabel 3.1 Biaya Pengeluaran Kebutuhan Air Sebelum Pembangunan Telaga Ngroyo No

Komponen Biaya

Jumlah

Biaya Satuan

Biaya Total

(Rp)

(Rp)

1

Pembuatan PAH

266

6.000.000

1.596.000.000

2

Rehabilitasi PAH

266

2.500.000

665.000.000

3

Pembuatan talang air

266

1.200.000

319.200.000

4

Rehabilitasi talang air

266

350.000

93.100.000

5

Pembelian Air

31.920

100.000

3.192.000.000

6

Pemeliharaan PAH

3.990

45.000

179.550.000

7

Pemeliharaan talang air

3.990

45.000

179.550.000

Total Biaya

6.224.400.000

Sumber : Hasil hitungan Tabel 3.2 Biaya Pengeluaran Kebutuhan Air Sesudah Pembangunan Telaga Ngroyo No

Komponen Biaya

Jumlah

Biaya Satuan

Biaya Total

(Rp)

(Rp)

1

Pembuatan PAH

266

3.000.000

798.000.000

2

Rehabilitasi PAH

266

1.000.000

266.000.000

3

Pembuatan talang air

266

400.000

106.400.000

4

Rehabilitasi talang air

266

125.000

33.250.000

5

Pembelian Air

9.975

100.000

997.500.000

6

Pemeliharaan PAH

10.530

45.000

473.850.000

7

Pemeliharaan talang air

3.990

45.000

179.550.000

8

Desain telaga

1

25.000.000

25.000.000

9

Konstruksi Telaga

1

1.815.357.000

1.815.357.000

10

Operasional

180

500.000

90.000.000

11

Pemeliharaan Telaga

15

1.500.000

22.500.000

Total Biaya

4.879.583.000

PERENCANAAN KEMBALI TELAGA GUNUNG KIDULMENJADI BANGUNAN LUMBUNG AIR

89


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

Gambar 3.1 Gambar Rencana Telaga Ngroyo IV. PENUTUP kehilangan air akibat penguapan 4.1

(Ve) rerata per bulan sebesar

Kesimpulan

1.583 m3, volume kehilangan air Berdasarkan hasil analisa dan hasil

akibat peresapan (Vi) rata-rata per

dapat diambil beberapa kesimpulan seperti

Kehilangan volume tampungan

berikut ini.

akibat sedimentasi (Vs) rata-rata

a) Volume rerata aliran bulanan pada

Ngroyo

bulan

sebesar

sebesar

329

313

m 3,

adalah

volume kebutuhan tampungan

sebesar 13.380 m3, volume rerata

hidup (Vu) yang diperlukan bagi

bulanan air masuk telaga (Vh)

sejumlah Kepala Keluarga yang

sebesar

Telaga

per

bulan

m 3,

perhitungan yang sudah dilakukan, maka

16.245

m3,

volume

diprediksikan tahun 2020 adalah

PERENCANAAN KEMBALI TELAGA GUNUNG KIDULMENJADI BANGUNAN LUMBUNG AIR

90


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

sebesar

m3,

12.744

volume

pada

tampungan total kebutuhan (Vn) sebesar

m3,

34.073 m3 ,

maka

tangkapan

hujan

Telaga Ngroyo, yang rata-rata

volume

sebesar 607 ton/ha/tahun maka

tampungan potensi (Vp) sebesar 35.515

lahan

tingkat

erosi

yang

terjadi

ditetapkan

digolongkan dalam kelas bahaya

volume tampungan desain adalah

erosi V atau klasifikasi sangat

sebesar 40.000 m3. Peningkatan

berat.

kapasitas tampungan desain ini dilakukan

dengan

penggalian

d) Besarnya sedimen yang masuk

melakukan

sedimen

pada telaga Ngroyo, ditentukan

yang

berdasarkan

Nilai

Sediment

mengendap pada dasar telaga

Delevary Ratio (SDR) untuk

sedalam 1,5 meter, mempertinggi

Telaga Saproal sebesar 0,253,

dinding telaga sebesar 1,0 meter,

Telaga Melengan sebesar 0,161,

mempersempit

genangan

Telaga Mencukan sebesar 0,189,

telaga menjadi 0.998 Ha. Hal ini

dan untuk Telaga Ngroyo sebesar

dilakukan

0,284

luas

untuk

mengurangi

besarnya kehilangan air akibat penguapan pada kolam telaga. b) Ketebalan

sedimentasi

4.2

Saran-saran

pada

dasar telaga berkisar 2 – 6 meter

a) Pada

pelaksanaan

penggalian

dan setiap tahun diperkirakan

sedimen pada dasar telaga pada

terjadi sedimentasi sekitar 5 – 10

kedalaman yang ditentukan, jika

cm. Besarnya koefisien rembesan

diketemukan batuan kapur keras

di dasar telaga berkisar 1 x 10-5 -

pada

10-6 cm/det, ini berarti relatif

sebaiknya

bagian

kedap air. Material tanah yang

dihindari.

Kemudian

berada di telaga dapat dipakai

pasangan batu pada bagian dalam

sebagai bahan timbunan untuk

kolam

tanggul yang kedap air bila

bersinggungan langsung dengan

pelaksanaanya

air).

sesuai

dengan

persyaratan teknis.

bagian

sisi

(tebing) tersebut dibuat

(bagian

Atau

jika

yang

dipandang

memungkinkan batuan tersebut

c) Berdasarkan hasil perhitungan

dapat

besarnya erosi yang yang terjadi

dipotong

permukaan

potongan

PERENCANAAN KEMBALI TELAGA GUNUNG KIDULMENJADI BANGUNAN LUMBUNG AIR

91

kemudian yang


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

tertinggal dibalut dengan mortar

pembuatan

beton yang dicampur dengan

sedimen

sekam

sebaiknya

padi

atau

serbuk

gergajian. b) Setelah

di

penangkap

sekitar secara

telaga, bertahap

dilakukan perbaikan pengelolaan dilakukan

sedimen

bak

pada

penggalian telaga,

telaga dengan pembuatan teras

sebaiknya dilakukan pemadatan

bangku, sedangkan pada tahapan

tanah

selanjutnya

dasar

dasar

lahan (bukit-bukit) di sekitar

telaga.

dimaksudkan

agar

Hal

ini

kepadatan

ditanam pada area tersebut.

dipertahankan.

f) Untuk

tempat-tempat

diidentifikasi

sebagai

diupayakan

penggantian jenis tanaman yang

tanah dasar dapat diperbaiki

c) Pada

perlu

yang

lebih

ketersediaan

luweng,

menjamin aliran

(memperpanjang

air waktu

sebaiknya dilakukan penggalian

limpasan) maka pada alur-alur

sampai pada permukaan batuan

air yang masuk telaga dapat

keras (letak luweng) selanjutnya

dibuat kantong-kantong pemanen

ditutup dengan mortar beton

air hujan. Hal ini disamping

dengan campuran sekam padi /

dapat

serbuk gergajian.

limpasan air hujan dapat juga

d) Untuk mengurangi kehilangan

difungsikan

air akibat penguapan pada kolam telaga,

sebaiknya

memperpanjang

sebagai

waktu

kantong

perangkap sedimen.

penanaman

g) Pembuangan

tanah

hasil

tanaman pelindung pada area

penggalian sedimen pada dasar

sabuk hijau segera dilakukan.

telaga sebaiknya dipergunakan

Teknis

dan

untuk menimbun ruang yang

pemeliharaan tanaman serta jenis

akan dipergunakan sebagai area

tanaman yang ditanam pada area

sabuk hijau, dan jika terdapat

sabuk

sisa

penanaman

hijau

sebaiknya

galian

sebaiknya

melibatkan masyarakat sekitar

dimanfaatkan untuk perbaikan

telaga.

lahan tegalan di sekeliling telaga,

e) Untuk

mengurangi

jumlah

dengan

yang

kolam

kemungkinan kembalinya tanah

telaga selain dilakukan dengan

timbunan ke dalam kolam telaga.

sedimen

masuk

memperhitungkan

PERENCANAAN KEMBALI TELAGA GUNUNG KIDULMENJADI BANGUNAN LUMBUNG AIR

92


SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010

Perencanaan Perencanaan

Pekerjaan

Pengairan

Umum,

Perencanaan Perencanaan

P.T.

Galang

Departemen

Ibnu Kasiro dkk, 1977, Pedoman

Standar

Kriteria Desain Embung Kecil untuk

Kriteria

Daerah Semi Kering di Indonesia,

1986,

Irigasi, KP-01,

KP-04,

Kriteria

Persada, Bandung

Daftar Pustaka Dirjen

Irigasi,

P.T.

Galang

Departeman Pekerjaan Umum, Jakarta

Persada, Bandung Dirjen Pekerjaan

Pengairan

Umum,

Perencanaan

Departemen

1986,

Irigasi,

Perencanaan, KP-02,

Sosrodarsono

Pekerjaan

Bendungan Tipe Urugan, P.T Pradnya

Kriteria

Paramita, Jakarta

P.T. Galang

Sosrodarsono

Suyono,

1985,

Perbaikan dan Pengaturan Sungai, P.T

Pengairan

Umum,

1976,

Standar

Persada, Bandung Dirjen

Suyono,

1986,

Departemen

Pradnya Paramita, Jakarta

Standar

PERENCANAAN KEMBALI TELAGA GUNUNG KIDULMENJADI BANGUNAN LUMBUNG AIR

93


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.