Volume XVI Edisi I Bulan Mei Tahun 2010
Fakultas Teknik UNTAG Semarang
SARGA Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Semarang
Pengembangan Pembelajaran Program Studi Arsitektur ~ Ir. Anwar, MT. Menggunakan E-learning Freebies Dalam Pembelajaran ~ Ir. Eko Nursanty, MT
Penerbit : Lembaga Penerbitan Fakultas Teknik UNTAG SEMARANG
Kota dan Penyediaan Ruang Publik (Pengantar)~ Ir. Loekman Mohammadi MSc.
Peran Ruang Terbuka Hijau Kota Pada Ruang Publik Perkotaan ~ Ir. Soemarwanto, M.T.
Klenteng Modal Utama Wisata Pecinan di Semarang ~ ISSN : 0853-4748
Ir. Djoko Dharmawan, MT
Material Lunak (tanaman) Dalam Tata Ruang Dalam ~ Ir. Budi Adi Slamet.
MODEL TERMODINAMIK KESETIMBANGAN FASA UAP-CAIR ~ Ir. Retno Ambarwati SL, MT., Ir. Rudi Firyanto, MT., Ir. Fahmi Arifan, MT.
Perencanaan Kembali Gunung Kidul Menjadi Bangunan Lumbung Air ~ Ir. F.M. Roemiyanto, MS.
Foto by, Tim KKL SINGAMATA. Lokasi : Nanyang Technologycal University (NTU) - Singapore i
MAJALAH ILMIAH TEKNIK – VOLUME XVI - EDISI 1 - BULAN MEI 2010
SARGA merupakan Jurnal Teknik yang diterbitkan oleh Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Semarang, sebagai media publikasi ilmiah. Sajian tulisan dalam Jurnal Teknik ini dimaksudkan agar komunikasi antar pakar ataupun insane akademik selalu terjadi dan terakomodasi, sehingga akan terwujud perkembangan IPTEK sesuai dengan tuntutan pembangunan. Ketentuan penulisan naskah; 1. Tulisan merupakan naskah asli dan belum pernah dimuat atau diterbitkan pada media lain, 2. Naskah ditulis dengan tata bahasa ilmiah menggunakan bahasa Indonesia ataupun bahasa Inggris, 3. Naskah diketik rapi 1,5 spasi dengan model huruf “Times New Roman 12” atau “Arial 11”, 4. Jumlah halaman naskah minimal 15 halaman termasuk INTISARI atau ABSTRAK sekitar 200 kata, 5. Naskah dilengkapi dengan biodata penulis, yang memuat nama, tempat dan tanggal lahir, pendidikan tertinggi (S1, S2, dan S3) serta pengalaman pekerjaan, 6. Redaksi berhak untuk menolak atau tidak menebitkan naskah yang kurang memenuhi persyaratan sebagai tulisan ilmiah, 7. Redaksi dapat menyesuaikan, mengedit penggunaan istilah atau bahasa sepanjang tidak mengubah isi maupun pengertiannya tanpa memberitahu penulis. Redaksi akan menghubungi penulis jika dipandang perlu mengubah isi naskah.
Redaksi: Pelindung: Dekan Fakultas Teknik UNTAG Semarang; Pembina: Prof.DR. Sarsintorini, SH. Mhum: Penanggungjawab: Pembantu Dekan I FT UNTAG Semarang; Pemimpin Umum: Ir. St. Muryanto, MEng.Sc.Ph.D. Dewan Redaksi: Ir. FM.Roemiyanto.MS; Ir. Darwati, MSi; Ir. Loekman Mohamadi. MSc, Eko Nursanty. ST. MT. Distributor: Novi Hendriyanto, Supardi,SH A l a m a t : Fakultas teknik Universitas 17 Agustus 1945 Semarang Jl. Pawiyatan Luhur, Bendan Duwur, Telp: 024-8320920 Fax: 024-8310939 Semarang.
Dari Redaksi Pembangunan
IPTEK
diarahkan
agar
pemanfaatan,
pengembangan
dan
penguasaannya dapat mempercepat peningkatan kecerdasan dan kemampuan bangsa, mempercepat proses pembaharuan, meningkatkan kualitas, harkat dan martabat bangsa serta meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pengembangan dan penerapan IPTEK harus didukung oleh sumberdaya manusia yang berkualitas melalui pendidikan dan pelatihan, penataan sistim kelembagaan serta penyediaan sarana dan prasarana yang memadai. Majalah Ilmiah “SARGA” merupakan salah satu sarana yang disediakan bagi para sivitas akademika Fakultas Teknik UNTAG Semarang dalam upaya mengembangkan IPTEK, sehingga Kampus sebagai wahana kehidupan masyarakat ilmiah akan selalu tercipta. Majalah Ilmiah ‘SARGA” terbit dengan menanmpilkan karya-karya ilmiah yang diangkat dari berbagai fenomena, sehingga materi yang disajikan pada terbitan kali ini cukup bermanfaat untuk dibaca dan dijadikan referensi. Ir. Anwar.MT; “Pengembangan Pembelajaran Program Studi Arsitektur” Ir. Eko Nursanty. .MT.; “Menggunakan E-Learning Freebies Dalam Pembelajaran”. Ir. Loekman Mohamadi. MSc; ”Kota Dan Penyediaan Ruang Publik (Pengantar)” Ir. Sumarwanto. MT. “Peran Ruang Terbuka Hijau Kota Pada Ruang Publik Di Perkotaan” 5. Ir Djoko Darmawan, MT; “Kelenteng Modal Utama Wisata Pecinan Di Semarang.” 6. Ir. Budiadi Slamet, ”Material Lunak ( Tanaman ) Dalam Tata Ruang Dalam”. 1. 2. 3. 4.
7. Ir. Retno Ambarwati SL, MT., Ir. Rudi Firyanto, MT., Ir. Fahmi Arifan, MT, Model Termodinamik Kesetimbangan Fasa Uap-Cair Dan Perpindahan Massa Pada Distilasi Ekstraktif Pathcouli Alkohol Minyak Nilam. 8. Ir. F.M. Roemiyanto, MS., Perencanaan Kembali Gunung Kidul Menjadi Bangunan Lumbung Air”.
i
Daftar Isi Dari Redaksi ............................................................................................................................................................... i PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI ARSITEKTUR............................................. 1 MENGGUNAKAN E-LEARNING FREEBIES DALAM PEMBELAJARAN ............................................ 13 KOTA dan PENYEDIAAN RUANG PUBLIK (pengantar) ....................................................................... 22 PERAN RUANG TERBUKA HIJAU KOTA PADA RUANG PUBLIK DI PERKOTAAN ...................... 41 KELENTENG MODAL UTAMA WISATA PECINAN DI SEMARANG .................................................... 48 MATERIAL LUNAK ( tanaman ) DALAM TATA RUANG DALAM ......................................................... 54 MODEL TERMODINAMIK KESETIMBANGAN FASA UAP-CAIR DAN PERPINDAHAN MASSA PADA DISTILASI EKSTRAKTIF PATHCOULI ALKOHOL MINYAK NILAM ....................................... 58 PERENCANAAN KEMBALI TELAGA GUNUNG KIDULMENJADI BANGUNAN LUMBUNG AIR 72
ii
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI ARSITEKTUR Oleh : Ir. Anwar.MT
ABSTRAKSI Arah pendidikan didasarkan kepada empat pilar pendidikan yang dicanangkan oleh UNESCO (Education for the 21st century), yaitu “learning to know”, “learning to do”, “learning to live together” dan “learning to be”. Segala wujud gagasan atau ide yang diolah melalui proses analisis menjadi konsep atau teori dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah harus dilanjutkan dalam proses rancang bangun (perancangan arsitektur) atau desain dan rekayasa (engineering). Pada hakekatnya proses desain adalah menata (“order”) melalui landasan teori/konsep dan proses yang prosedural atau metodologis. “learning to know”, “learning to do”, “learning to live together” dan “learning to be”. Pengertian prinsip dari masingmasing pilar dijabarkan sebagai berikut;
A. Orientasi Pendidikan
Terdapat pergeseran orientasi pendidikan yang menuju kepada sistem pembentukan “kemampuan belajar sepanjang hidup”. Oleh karena itu teknologi pembelajaran perlu dirubah sehingga memungkinkan adanya pembekalan diri ke “mampu berpikir” serta “mampu mempelajari dan mampu belajar hidup bersama”, yang tujuannya adalah pengenalan tentang keaneka ragaman kebudayaan dan sikap
1)
Learning to know Tujuannya adalah untuk belajar seumur hidup sebagai upaya membangun kemampuan untuk melihat, memahami, dan mencerap informasi dan pengetahuan agar wawasan terhadap “dunia sekitar” semakin membuka kesadaran untuk
bertoleransi. Dalam hal ini dibutuhkan “lingkungan pembelajaran” yang kondusif sehingga tercipta suasana dan cara-cara pembelajaran yang kolaboratif, fleksible, dan kontekstual dalam memecahkan permasalahan bersama.
mengembangkan kemampuan kerjasama dan komunikasi dengan orang lain. Sasarannya agar tercipta tata kehidupan yang lebih bermartabat. Dalam hal ini sumber-sumber informasi
Dalam hal ini arah pendidikan didasarkan kepada empat pilar pendidikan yang dicanangkan oleh UNESCO st (Education for the 21 century), yaitu
baru
sesuai
dengan
perkembangan
IPTEKS perlu selalu direspons melalui keberagaman
multimedia
pembelajaran dalam
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
1
dan
masyarakat
modus yang
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
berdasar
pada
“jejaring”
(network
society). Dengan demikian aspek penting yang perlu dikembangkan adalah “metoda mengajar” dengan unsur-unsur bahasa, komunikasi, dan meningkatkan kemampuan berpikir pada diri mahasiswa.
2)
-
ketrampilan diri
-
ketrampilan bersertifikat
-
kerja fisik, kerja jasa
apresiasi ekonomi
terhadap
aspek
kesiapan berkomunikasi dalam membangun jaringan 3)
Learning to live together Sasaran pembelajarannya ditujukan untuk mengantisipasi meningkatnya perpecahan antar etnis. Untuk itu yang penting
Learning to do Adalah belajar bagaimana kita bekerja dan bekerjasama dengan orang lain. Dalam hal ini proses pendidikan ditujukan untuk memberi bekal kepada mahasiswa untuk melakukan jenis-jenis
diperhatikan adalah bagaimanakah kita dapat bekerja dan bekerjasama dengan orang lain, serta mampu meredakan konflik dan kekerasan yang ada.
pekerjaan yang diperlukan dimasa depan.
Dalam kaitan ini materi pembelajaran perlu diarahkan pada pengembangan kemampuan bekerjasama dan menghargai orang lain. Artinya adalah membangun ambang kohesi masyarakat dengan mengembangkan sistem nilai inti untuk pembentukan identitas kewarganegaraan sebagai wahana pembentukan budaya perdamaian. Hal ini dipandang penting dalam upaya mengantisipasi arus informasi global terutama yang mempunyai dampak negatif (kekerasan, konflik etnis dsb).
Kemampuan yang diperlukan adalah “kompetensi pribadi” yang diperoleh melalui gabungan antara ketrampilan (skill) dan pengetahuan (knowledge) dalam proses pembelajaran yang berprinsip pada “learning by doing” dan “doing by learning” dengan memperhatikan perilaku sosial, inisiatif pribadi dan keberanian mengambil resiko. Dengan demikian arah pembelajaran bukan hanya belajar pada ketrampilan teknis, tetapi juga pengembangan diri dengan menekankan materi untuk mengembangkan;
Melalui pendalaman materi pembelajaran mahasiswa diajak untuk memahami keanekaragaman manusia, kebutuhan dan
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
2
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
perilakunya, saling ketergantungan antar manusia, semangat empati dan solidaritas, serta pengakuan atas hak-hak orang lain.
pribadi, anggota keluarga, anggota masyarakat, serta sebagai warga negara.
Bidang Ilmu (Domain of Knowledge)
4)
1.
Learning to be Arahnya adalah bagaimanakah mengembangkan diri, eksistensi
Pemahaman Pengertian Arsitektur
Memahami arsitektur dapat dilakukan dengan cara melihatnya sebagai suatu “produk” dan sebagai suatu “proses”. Arsitektur adalah lingkungan buatan yang dibuat oleh arsitek guna mengatasi permasalahan pembangunan pada jamannya. Rumusan tunggal mengenai arsitektur adalah hal yang “ahistory”, karena dari jaman-ke jaman peran dan pengertian arsitek dan arsitektur selalu dirumuskan ulang. Beberapa pengertian arsitektur disampaikan oleh para pakar di bidang arsitektur, seperti;
dan karisma diri dalam kehidupan kelompok. Untuk itu proses pembelajaran diarahkan agar dalam diri mahasiswa terbentuk idealisme yang sarat dengan muatan aspek spiritualitas, imajinasi dan kreativitas yang berguna dalam menempatkan dirinya pada lingkungan masyarakat. Dalam hal ini, pendidikan sebagai alat pelatihan kepribadian harus merupakan proses yang bersifat pribadi sekaligus pada saat yang sama merupakan pengalaman interaksi sosial.
1)
Auguste Perret (dalam Jurgen, Joedick, 1963) Architecture is the art of organizing space.
Metoda pembelajaran perlu dikembangkan untuk membantu mahasiswa mengembangkan cara
2)
Eugene Ruskin Joedick, 1963)
(dalam
Jurgen
Architecture mirrors the various aspects of our lifes, social economic, spiritual. Architecture is a statement
berpikir dan mengambil keputusan yang bebas dan kritis sehingga mereka dapat menentukan sendiri aktifitas terbaiknya dalam berbagai kondisi yang berbeda selama hidupnya. Tujuannya adalah pemenuhan kebutuhan manusia secara menyeluruh meliputi kekayaan kepribadiannya, kompleksitas bentuk ekspresinya, dan berbagai komitmennya sebagai
of society’s pattern.
3)
Le Corbusier 1994)
(Louis
Hellman,
Architecture is the masterly, correct and magnificent play of masses brought together in light.
4)
Mies Van der Hellman, 1994)
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
3
Rohe
(Louis
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
Architecture is the epoch translate into space.
5)
datang, serta mengarah kepada keselarasan nafas alam. Hal itu ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada para pemakainya (owner and user), serta dalam upaya mewujudkan tercapainya perancangan yang berkelanjutan (sustainable design).
Mario G. Salvadori (Curt Siegel, 1964) Architecture is an art, science, human beings, material, politic and money.
Dari beberapa pengertian tersebut di atas menunjukkan bahwa dalam mewujudkan arsitektur dilakukan proses
Kegiatan perancangan dengan metoda/cara berfikir telah banyak dikembangkan, yang salah satunya dilakukan oleh Nigel Cross (Designerly Ways of Knowing, 1982) yang mengubah “budaya ganda” (two cultures, oleh CP.Snow, 1959) menjadi “budaya tiga”
aktif berupa perancangan yang di dalamnya memuat aspek-aspek; seni dan estetika, teknologi, serta fungsi. Senada dengan pendapat tersebut, pakar lain menyatakan seperti yang tersaji dalam tabel berikut; Vitruvius
Alexander
Walter
Christian
Polio (100 AD)
Wotton (1642)
Gropius (Bauhaus,
Norberg Schultz
1920)
(1970)
Function
Building Task
Utilitas
Commodity
Venustas
Delight
Expression
Form
Firmistas
Firmness
Technics
Technics
(three cultures). Adapun konsep tersebut tersaji dalam tabel berikut; Aspek
Pokok Bahasan
Cara/ Metoda
Pusat Perhatian
Alam
Analisis
Truth (kebenaran)
Pengalam an
Relation al
Justice (keadilan)
Benda buatan
Sintesis
- Fitness (kuat)
Ways of Knowing Scientificall y (pengetahua n) Scholarly
Dalam hal ini unsur-unsur fungsi,
(kepujangga an)
ekspresi bentuk dan estetika, serta teknik dan teknologi yang menciptakan kekuatan dalam sosok arsitektur merupakan unsurunsur pokok yang perlu diperhatikan dalam proses perancangan.
Designerly (perancanga n)
Adaptation (adaptasi) - Appropriatten ess
Kegiatan perancangan dalam pengembangannya merupakan kegiatan kreativitas yang mendasarkan pada metoda-metoda perancangan guna menghasilkan karya arsitektur yang memenuhi kebutuhan, memiliki nilai
(kecocokan)
Dalam kaitannya dengan konsep tersebut, dituntut terwujudnya sosok arsitek sebagai pemikir dan penggagas ide yang memiliki kemampuan dalam
manfaat, dan memperhatikan kemungkinan perkembangan pada masa yang akan
mengantisipasi
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
4
permasalahan
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
pembangunan secara cerdik dan arif. Arsitek harus arif, sehingga karya yang dihasilkannya mempunyai muatan sosialkemanusiaan (ingat istilah Romo Mangun; Vasthu-Vidya). Dalam pengertiannya sebagai vasthu-vidya tersirat tentang unsur kebenaran yang lengkap sebagai dasar dalam merealisasi “dharma”-nya. Ilmu yang dimilikinya dimanfaatkan sebagai alat untuk menyantuni alam dan lingkungan.
2.
Walaupun tidak hanya analisis yang menjadi tujuan suatu teori, akan tetapi sebagai dasar kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan “analisis” adalah paling dominan. Melalui proses timbal-balik dan berdaur ulang dalam kegiatan studio, pelatihan adalah diutamakan untuk memperoleh ketrampilan merancang atau desain yang sifatnya lebih berupa “sintesis”. Tujuan kegiatan perkuliahan dan studio adalah agar terjadi sinergi IPTEKS khususnya dalam bidang Arsitektur guna menyelaraskan aspek kinerja
Arsitektur sebagai IPTEKS
Penerapan IPTEKS “Arsitektur” ditujukan agar memiliki sifat “produktif” dan “untuk melayani masyarakat”. Itulah sebabnya IPTEKS Arsitektrur dikelompokkan ke dalam “Ilmu positif atau praktis” yang terdiri atas dua faktor penting, yaitu; a.
Normatif, dengan tujuan untuk menentukan kriteria yang ideal,
b.
Profesional, dengan tujuan untuk menerapkan ilmu dalam pemenuhan kebutuhan hidup nyata.
fungsional/teknis/ teknologis dan aspek perwujudan spasial dan rupa fisikal. Pada kenyataannya proses penerapan IPTEKS adalah berdaur, karena penerapan unsur-unsur yang normatif dan teoritis untuk diberlakukan sebagai standar masih harus dikaji secara arif dan bijaksana melalui proses pikir yang filsafati. Secara logika pengkajian ditujukan apakah hal tersebut masuk akal atau tidak. Bahkan dalam proses perwujudan arsitektur, pengkajian didasarkan pula pada aspek ekologi, sosial budaya, dan ekonomi.
Proses belajar-mengajar diselenggarakan melalui dua proses yang berjalan secara paralel. Melalui Perkuliahan dipelajarai pengenalan, pemahaman, dan ungkapan atau pernyataan formal yang disebut “teori”. Sedangkan dengan proses “studio” dilakukan pelatihan ketrampilan menerapkan IPTEKS ke dalam karya
Dalam proses pemaknaan (interpretasi) sebagai akumulasi dari sumber teori maupun informasi kondisi lapangan dan lain-lain sangat menentukan hasil karena terdapat unsur-unsur obyektif dan subyektif. Banyak proses yang berlainan sehingga melahirkan desain yang banyak alternatifnya. Namun demikian
arsitektural.
masalah pokok bagi arsitek adalah kemampuan dalam membuat pernyataan PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
5
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
dalam program bangunan serta perancangan arsitektur dan urban.
dalam interpretasinya melalui hasil perancangan yang dapat dipertanggungjawabkan berdasarkan responsibilitas profesional.
moral,
3)
akontabilitas
Riset
(Research
Kemampuan untuk melakukan metoda dasar pengumpulan data dan analisis untuk menerangkan semua aspek pemrograman dan proses perancangan.
A. Pengetahuan Dasar Pendidikan Arsitektur
Dalam upaya mengantisipasi kondisi global dalam semua aspek kehidupan, maka dunia pendidikan arsitektur perlu segera mereformasi pola dan proses pembelajaran serta teknologi pembelajaran agar dapat memenuhi kriteria dan standar IPTEKS yang diberlakukan secara internasional. Tujuannya adalah lulusan yang dihasilkan dapat segera terserap dalam pasar kerja baik dalam lingkup lokal, nasional, maupun global.
4)
Grafis
Berpikir
Kritis
Kemampuan untuk membuat analisis dan evaluasi menyeluruh dari sebuah bangunan, kompleks bangunan atau ruang urban.
5)
Ketrampilan Dasar Merancang (Fundamental Design Skills) Kemampuan untuk menerapkan prinsip-prinsip dasar pengorganisasian ruang, struktur dan konstruksi ke dalam konsepsi dan pengembangan ruang interior dan eksterior, unsurunsur serta komponen bangunan.
6)
Ketrampilan Bekerjasama (Collaborative Skills) Kemampuan untuk mengidentifikasi dan mengambil peran yang memaksimalkan bakat individual, dan kemampuan untuk bekerjasama dengan mahasiswa lain ketika bekerja dalam suatu tim perancangan.
Kemampuan untuk berbicara dan menulis secara efektif mengenai materi dalam kurikulum profesional.
Ketrampilan Skills)
Ketrampilan
(Critical Thinking Skills)
Kriteria yang diberlakukan sebagai dasar pengembangan IPTEKS Arsitektur adalah standar dari ”Union Internationale des Architectes” (UIA), berupa 37 materi pengetahuan dasar pendidikan arsitektur sebagai berikut; 1) Ketrampilan Verbal (Verbal Skills)
2)
Ketrampilan Skills)
7)
(Graphic
Perilaku Behavior)
Manusia
(Human
Kepekaan terhadap teori dan metoda perancangan yang bertujuan memperjelas hubungan antara perilaku manusia dan lingkungan fisik.
Kemampuan untuk menggunakan media presentasi yang tepat, termasuk teknologi komputer, untuk menyampaikan pada setiap tahapan perancangan, unsur-unsur penting
8)
Keragaman
Manusia
Diversity) PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
6
(Human
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
Kepedulian akan keragaman kebutuhan, nilai, etika, norma perilaku, serta pola sosial dan spasial yang membedakan berbagai kebudayaan, dan implikasi dari keragaman tersebut untuk menunjang peran sosial dan tanggungjawab arsitek.
9)
lingkungan dalam arsitektur dan urban.
14)
Sejarah dan Preseden (History and Presedent)
15)
16)
Tradisi Nasional dan Lokal (National and Local Traditions)
17)
Tradisi Timur (Eastern Traditions)
(Formal
Sistem Systems)
Struktur
(Structural
Pemahaman mengenai perilaku struktur dalam menahan gravitasi dan gaya-gaya lateral serta evolusi rentang dan penerapan yang tepat dari sistem struktur kontemporer.
18)
Tradisi Barat (Western Traditions)
Sistem
Penyelamatan
Pada
Bangunan (Building Life Safety Systems)
Kepekaan terhadap keseragaman sekaligus keragaman aturan dan tradisi perancangan arsitektur dan urban di dunia Barat.
13)
Sistem Tata Bentuk Ordering Systems)
Pemahaman tentang dasar-dasar persepsi visual dan prinsip-prinsip sistem tatanan pada rancangan dua dan tiga dimensi, komposisi arsitektur dan perancangan urban.
Pemahaman tentang peraturan dan tradisi Timur dalam perancangan arsitektur, lansekap, dan urban, serta faktor cuaca, teknologi, sosio-ekonomi dan faktor-faktor lainnya yang telah membentuk dan mempertahankannya.
12)
Kondisi Tapak (Site Conditions) Kemampuan untuk menjawab karakter alam dan lingkungan buatan pada tapak dalam pengembangan program dan perancangan proyek.
Pemahaman tentang tradisi nasional dan warisan lokal regional dalam rancangan arsitektur, lansekap dan urban, termasuk tradisi vernakular.
11)
Aksesibilitas (Accessibility) Kemampuan untuk merancang tapak dan bangunan untuk mengakomodasikan kebutuhan individu dengan kemampuan fisik yang bermacam-macam.
Kemampuan membuat rasionalisasi preseden bentuk dan program serta mampu menerapkannya pada konsep dan pengembangan proyek-proyek arsitektur dan urban.
10)
perancangan
Pemahaman mengenai prinsip-prinsip dasar rancangan dan pemilihan sistem dan subsistem penyelamatan pada bangunan.
Pelestarian Lingkungan (Environmental Conservation)
19)
Pemahaman tentang prinsip-prinsip dasar ekologi dan tanggungjawab arsitek dalam hubungannya dengan pelestarian sumber daya dan
Sistem Sampul Bangunan (Building Envelope Systems) Pemahaman tentang prinsip-prinsip rancangan sistem penutup luar bangunan.
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
7
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
20)
Pemahaman tentang persyaratan dan peraturan bangunan, standar yang dapat diterapkan pada tapak tertentu, termasuk klasifikasi penggunaan, tinggi dan luasan bangunan yang diijinkan, tipe konstruksi yang diijinkan, persyaratan pemisahan, persyaratan penggunaan, alat evakuasi, perlindungan kebakaran dan struktur.
Sistem Lingkungan Ruang Bangunan (Building Environmental Systems) Pemahaman tentang prinsip-prinsip dasar rancangan sistem struktur bangunan, sistem lingkungan, termasuk pencahayaan, akustik dan pengkondisian ruang serta pemakaian enerji.
21)
Sistem
Pelayanan
Bangunan 25)
(Building Service Systems) Pemahaman tentang prinsip-prinsip dasar rancangan sistem pelayanan bangunan, termasuk pemipaan, transportasi vertikal, komunikasi, keamanan dan perlindungan kebakaran.
22)
Pemahaman tentang prinsip-prinsip konvensi, standar-standar, aplikasi dan batasan pembuatan, penggunaan dan pemasangan bahan-bahan bangunan.
26)
Integrasi Sistem-sistem Bangunan (Building Systems Integration)
Tanggungjawab Hukum Responsibilities)
Kepekaan terhadap dasar-dasar pembiayaan bangunan, ekonomi bangunan dan pengendalian biaya konstruksi dalam kerangka proyek perancangan.
(Legal
Pemahaman tentang tanggungjawab hukum bagi arsitek dalam kaitannya dengan kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan masyarakat; hak properti, aturan dalam zoning dan subdivisi; peraturan bangunan, aksesibilitas dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi rancangan bangunan, konstruksi dan praktek arsitektur.
24)
Kepatuhan
Terhadap
Bangunan Compliance)
(Building
Ekonomi Bangunan dan Pengendalian Biaya (Building Economics and Cost Control)
Kemampuan untuk menilai, memilih dan menyatukan sistem struktur, sistem penutup bangunan, sistem lingkungan, pelayanan dan penyelamatan, ke dalam suatu rancangan bangunan.
23)
Bahan Bangunan dan Pemasangannya (Building Materials and Assemblies)
27)
Pengembangan Detail Rancangan (Detailed Design Development) Kemampuan untuk menilai, memilih, menyusun dan merinci sebagai suatu bagian utuh perancangan, serta menyusun dengan tepat bahan dan komponen bangunan untuk memenuhi persyaratan program bangunan.
28)
Peraturan
Dokumentasi Grafis Documentation)
(Graphic
Kemampuan untuk membuat deskripsi teknis yang akurat dan dokumentasi
Code
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
8
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
32)
suatu proposal perancangan untuk tujuan penilaian dan konstruksi.
29)
Perancangan Menyeluruh (Comprehensive Design) Kemampuan
untuk
Kepekaan terhadap prinsip-prinsip dasar organisasi kantor; kepemimpinan, rencana usaha, pemasaran, negosiasi dan manajemen keuangan, sebagaimana dapat ditetapkan pada praktek arsitektur.
menghasilkan
sebuah proyek arsitektur diawali dengan program yang menyeluruh sejak rancangan skematik hingga pengembangan detail termasuk program ruang, sistem struktur dan lingkungan, perlengkapan penyelamatan, dinding-dinding dan elemen bangunan, serta untuk menilai hasil akhir proyek itu sesuai dengan kriteria perancangan.
30)
Penyiapan Program Preparation)
33)
Dokumentasi
dan
Kontrak
(Contracts and Documentation) Kepekaan terhadap berbagai metoda penyelesaian proyek, format kontrak jasa yang sesuai, dan tipe dokumentasi yang diperlukan untuk memberikan jasa profesional yang kompeten dan bertanggungjawab.
(Program
Kemampuan untuk menyusun program komprehensif untuk proyek perancangan arsitektur, termasuk menilai kebutuhan pemberi tugas, telaah kritis mengenai presentasi bentuk, inventarisasi ruang dan persyaratan peralatan, definisi kriteria pemilihan tapak, analisis kondisi tapak, telaah hukum dan standarstandar yang berlaku, penilaian
34)
Pemagangan Internship)
(Professional
Pemahaman mengenai peran pemagangan dalam pengembangan profesional, serta hak-hak dan tanggungjawab silang antara pemagang dan pembimbing.
35)
Penghayatan Peran Arsitek (Breadth of the Architect’s Role) Kepekaan terhadap pentingnya peran arsitek dalam insepsi proyek perancangan dan pengembangan rancangan, administrasi kontrak, termasuk pemilihan dan koordinasi disiplin ilmu lain, evaluasi setelah penggunaan dan manajemen fasilitas.
implikasi unsur-unsur tersebut terhadap proyek, serta definisi kriteria penilaian perancangan.
31)
Organisasi dan Manajemen Praktek (Practice Organization and Management)
Konteks Hukum Praktek Arsitektur (The Legal Context of Architecture Practice) Kepekaan terhadap berkembangnya konteks hukum tempat arsitek berpraktek, dan hukum-hukum yang berkaitan dengan registrasi profesional, kontrak jasa profesional serta pembentukan usaha jasa perancangan.
36)
Kondisi Masa Lalu dan Akan Datang (Past and Present Conditions for Architecture) Pemahaman tentang perubahanperubahan yang terjadi karena pengaruh sosial, politik, teknologi, dan
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
9
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
ekonomi -masa lalu dan masa kiniatas peran arsitek terhadap lingkungan binaan.
37)
kerja arsitek (profesional), sedangkan kegiatannya menjadi tulangan pokok (dalam istilah “fish bone”) yang didukung oleh teori-teori dari kegiatan perkuliahan.
Etika dan Penilaian Profesional (Ethics and Professional Judgement)
Terdapat tiga masalah pokok yang menjadi faktor perancangan arsitektural atau obyek studi, yaitu bentuk, teknik, dan fungsi (lihat pengertian arsitektur), namun secara bertahap perhatian harus difokuskan kepada aspek “bentuk” sebagai bahan latihan awal, berikutnya bentuk dipadukan dengan aspek teknik, dan selanjutnya dapat secara bersamaan diwujudkan karya arsitektur sebagai
Kepekaan terhadap masalah etika dalam pengambilan keputusan yang profesional dalam praktek dan perancangan arsitektur.
B. STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR
Segala wujud gagasan atau ide yang diolah melalui proses analisis menjadi konsep atau teori dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah harus dilanjutkan dalam proses rancang bangun (perancangan arsitektur) atau desain dan rekayasa (engineering). Pada hakekatnya proses desain adalah menata (“order”) melalui landasan teori/konsep dan proses yang prosedural atau metodologis.
sinergi dari aspek-aspek bentuk, teknik, dan fungsi. Studio arsitektur merupakan tempat mahasiswa menekuni dan berpikir dengan berbagai variasi dan kombinasi IPTEKS – filsafat – seni. Di dalam kegiatan studio arsitektur tersebut mahasiswa dilatih dan dibimbing oleh dosen-dosen yang bertindak selaku fasilitator sekaligus nara sumber guna mengasah pengetahuan, ketrampilan dan nilai-nilai dari aspek arsitektural secara terencana yang dikembangkan dalam diri mahasiswa melalui latihan, interaksi dengan sesama mahasiswa maupun dengan dosen.
Sebelum hasil rancangan dinyatakan “final” atau selesai masih perlu dikaji terhadap validitas peraturanperaturan dan hukum perundangan yang terkait dengan keberadaan arsitektur tersebut, termasuk dalam hal ini adalah analisis terhadap dampak lingkungan, peraturan pembangunan dsb.
Latihan-latihan dan diskusi-diskusi yang dilakukan dalam studio secara bertahap akan mengembangkan/membentuk suatu konsep arsitektural dalam pikiran mahasiswa. Latihan dalam studio juga ditujukan untuk menyeimbangkan ketrampilan tangan/grafis (aspek psikomotoris)
Diskusi dan praktek studio merupakan proses berdaur ulang guna memperoleh kristalisasi atau optimalisasi pemikiran dalam penciptaan karya arsitektural. Studio perancangan diprogramkan sebagai simulasi tempat
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
10
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
dengan pikiran (aspek kognitif) serta pengembangan pengetahuan terhadap pengertian akan arsitektur (aspek afektif).
berdasarkan sistem proses secara metodologis dan tematis. 5.
Teknologi pembelajaran diarahkan agar dalam diri mahasiswa terbentuk sikap dan kesadarannya sebagai salah aktor pembangunan yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral, etika profesi, dan kepatuhan pada peraturan dan hukum yang berlaku, serta kesadaran untuk dapat saling bekerjasama.
6.
Teknologi pembelajaran juga ditujukan agar mahasiswa memiliki kemampuan-kemampuan
A. TANTANGAN
1.
Bidang ilmu arsitektur berpokok pada aspek perancangan atau desain menyangkut pada dua hal, yaitu pendalaman teori dan praktek studio,
2.
Pendalaman teori ditujukan sebagai wahana pembekalan agar mahasiswa dapat mengerti, memahami, dan menghayati berbagai pengetahuan dan wawasan sebagai alat untuk memecahkan masalah perancangan, sebagai alat untuk menguji hasil perancangan, serta sebagai wahana pengembangan kemampuan berpikir spasial dan arsitektural.
3.
4.
berkomunikasi secara verbal dan tertulis, komunikasi representasi grafis, model, maupun dengan komputer. 7.
Praktek studio merupakan wahana pelatihan ketrampilan perancangan arsitektur, dengan penguasaan berbagai jenis metoda pemecahan permasalahan perancangan, kemampuan menghasilkan konsep pemecahan, dan kemampuan mengambil keputusan dalam proses perancangan arsitektural.
Peran dosen sebagai fasilitator perlu membekali dirinya dengan kecakapan yang memadai, sebagai nara sumber yang memiliki kelatifan (cerdas), sebagai motivator yang memiliki jiwa kepemimpinan, sebagai evaluator yang memiliki sifat bijaksana dan ketegasan, sebagai inovator yang selalu mengikuti perkembangan IPTEKS dan memiliki program serta persiapan cukup dalam menyampaikan materi perkuliahannya, serta menumbuhkan suasana belajar yang kondusif.
Di dalam studio itulah mahasiswa dilatih berfikir, menekuni dan mengenali masalah, menganalisis masalah dan mensintesakan konsep-konsep perancangan
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
11
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
B. Bahan Bacaan
Budihardjo, Eko, 1997. PERKEMBANGAN ARSITEKTUR DAN PENDIDIKAN ARSITEK DI INDONESIA. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Saliya, Yuswadi, 1998. KELEMBAGAAN DAN PRANATA DALAM ARSITEKTUR, Makalah Penataran, Cisarua Bogor.
Harold, Alexander,H, 1976. DESIGN, CRITERIA FOR DECISIONS, Mac Millan, New York.
Snyder, JC dan Catanese AJ, 1994. PENGANTAR ARSITEKTUR,
Hellman, Louis, 1984. ARCHITECTURE FOR BEGINNERS, Writes and Readers Publishing Incorpored.
-----------, 2000. Makalah Lokakarya Terbatas dan Seminar Nasional 50 tahun Pendidikan Arsitektur di Indonesia, Bandung.
Erlangga Jakarta.
Joedick Jurgen, 1963. HISTORY OF ARCHITECTURE, Praeger Publisher.
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
12
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
MENGGUNAKAN E-LEARNING FREEBIES DALAM PEMBELAJARAN Oleh : Ir. Eko Nursanty, MT
Abstraksi E-learning adalah semua bentuk elektronik yang mendukung proses pengajaran dan pembelajaran. Secara umum E-learning mencakup beberapa kegiatan pendidikan (belajar mandiri, ceramah online, diskusi dan kerja kelompok online ) dilakukan digunakan dengan menggunakan berbagai teknologi dan peralatan (pelatihan di Internet, intranet perusahaan, CD, perangkat portable dll). Dalam eLearning, teknologi modern dipakai pada setiap tahap proses mengajar, dari perencanaan dan pengembangan pelatihan, melalui implementasi dan distribusi, untuk pengadministrasian dan evaluasi hasil.
Pengertian E-learning.
E-learning adalah semua bentuk elektronik yang mendukung proses pengajaran dan pembelajaran, seperti yang dikatakan oleh (Tavangarian D., Leypold M., Nölting K., Röser M.,2004) : E-learning comprises all forms of electronically supported learning and teaching. The Information and communication systems, whether networked or not, serve as specific media to implement the learning process. Pernyataan diatas mengacu pada pada sebuah kelas baik didalam maupun diluar
computer-based learning, virtual classroom opportunities and digital collaboration. E-learning meliputi aplikasi dan proses pembelajaran berbasis web, pembelajaran berbasis komputer, peluang kelas virtual dan kolaborasi digital. Hal ini dapat dilakukan secara mandiri atau dengan bantuan instruktur melalui media dalam bentuk teks, gambar, animasi, streaming video dan audio.
kelas yang menjadi pengalaman proses pendidikan dengan menggunakan teknologi, bahkan secara lebih lanjut mengacu pada perlengkapan dan kurikulum yang menggunakan teknologi. E-learning secara esensi berupa perangkat komputer beserta jaringan yang mampu melakukan proses transfer ketrampilan dan pengetahuan. E-learning applications and processes include Web-based learning, MENGGUNAKAN E-LEARNING FREEBIES DALAM PEMBELAJARAN
13
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
E-Learning adalah pembelajaran jarak jauh
(distance
memanfaatkan
Learning) teknologi
yang
komputer,
jaringan komputer dan/atau Internet. ELearning
memungkinkan
pembelajar
untuk belajar melalui komputer di tempat mereka masing-masing tanpa harus secara fisik pergi mengikuti pelajaran/perkuliahan di kelas. E-Learning sering pula dipahami sebagai
suatu
bentuk
pembelajaran
berbasis web yang bisa diakses dari Gambar 1: Ilustrasi e-learning
intranet di jaringan lokal atau internet. Sebenarnya materi e-Learning tidak harus
Secara umum E-learning mencakup beberapa kegiatan pendidikan ( belajar mandiri, ceramah online, diskusi dan kerja kelompok online ) dilakukan digunakan
didistribusikan secara on-line baik melalui jaringan lokal maupun internet, distribusi secara
dengan menggunakan berbagai teknologi dan peralatan (pelatihan di Internet, intranet perusahaan, CD, perangkat portable dll). Dalam eLearning, teknologi modern dipakai pada setiap tahap proses mengajar, dari perencanaan dan pengembangan pelatihan, melalui implementasi dan distribusi, untuk pengadministrasian dan evaluasi hasil.
off-line
menggunakan
media
CD/DVD pun termasuk pola e-Learning. Dalam hal ini aplikasi dan materi belajar dikembangkan
sesuai
kebutuhan
dan
didistribusikan melalui media CD/DVD, selanjutnya memanfatkan
pembelajar CD/DVD
tersebut
dapat dan
belajar di tempat di mana dia berada. Ada beberapa pengertian berkaitan dengan e-Learning sebagai berikut : Pembelajaran jarak jauh. E-Learning memungkinkan pembelajar untuk menimba ilmu tanpa harus secara fisik menghadiri kelas. Pembelajar bisa berada di Semarang, sementara “instruktur� dan pelajaran yang diikuti berada di tempat lain, di kota lain bahkan di negara lain. Interaksi bisa dijalankan
Gambar 2: Diagram Kegiatan didalam E-learning
MENGGUNAKAN E-LEARNING FREEBIES DALAM PEMBELAJARAN
14
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
secara on-line dan real-time ataupun secara off-line atau archieved. Pembelajar belajar dari komputer di kantor ataupun di rumah dengan memanfaatkan koneksi jaringan lokal ataupun jaringan Internet ataupun menggunakan media CD/DVD yang telah disiapkan. Materi belajar dikelola oleh sebuah pusat penyedia materi di kampus/universitas, atau perusahaan penyedia content tertentu. Pembelajar bisa mengatur sendiri waktu belajar, dan tempat dari mana ia mengakses pelajaran.
dan disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak terkait (pengelola e-Learning dan pembelajar sendiri). Pembelajaran seperti ini biasanya tingkat interaksinya tinggi dan diwajibkan oleh perusahaan pada karyawannya, atau pembelajaran jarak jauh yang dikelola oleh universitas dan perusahaan-perusahaan (biasanya perusahan konsultan) yang memang bergerak di bidang penyediaan jasa e-Learning untuk umum. E-Learning bisa juga dilakukan secara informal dengan interaksi yang lebih sederhana, misalnya melalui sarana mailing list, enewsletter atau website pribadi, organisasi dan perusahaan yang ingin mensosialisasikan jasa, program, pengetahuan atau keterampilan tertentu
Pembelajaran dengan perangkat komputer E-Learning disampaikan dengan memanfaatkan perangkat komputer. Pada
pada masyarakat luas (biasanya tanpa memungut biaya).
umumnya perangkat dilengkapi perangkat multimedia, dengan cd drive dan koneksi Internet ataupun Intranet lokal. Dengan memiliki komputer yang terkoneksi dengan intranet ataupun Internet, pembelajar dapat berpartisipasi dalam eLearning. Jumlah pembelajar yang bisa ikut berpartisipasi tidak dibatasi dengan kapasitas kelas. Materi pelajaran dapat
Pembelajaran yang ditunjang oleh para ahli di bidang masing-masing. Walaupun sepertinya e-Learning diberikan hanya melalui perangkat komputer, eLearning ternyata disiapkan, ditunjang, dikelola oleh tim yang terdiri dari para ahli di bidang masing-masing, yaitu: 1. Subject Matter Expert (SME) atau nara sumber dari pelatihan yang disampaikan 2. Instructional Designer (ID), bertugas untuk secara sistematis mendesain materi dari SME menjadi materi e-Learning dengan memasukkan unsur metode
diketengahkan dengan kualitas yang lebih standar dibandingkan kelas konvensional yang tergantung pada kondisi dari pengajar. Pembelajaran formal vs. informal E-Learning bisa mencakup pembelajaran secara formal maupun informal. ELearning secara formal, misalnya adalah pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes yang telah diatur
pengajaran agar materi menjadi
MENGGUNAKAN E-LEARNING FREEBIES DALAM PEMBELAJARAN
15
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
lebih interaktif, lebih mudah dan lebih menarik untuk dipelajari 3. Graphic Designer (GD), mengubah materi text menjadi bentuk grafis dengan gambar, warna, dan layout yang enak dipandang, efektif dan menarik untuk dipelajari 4. Ahli bidang Learning Management System (LMS). Mengelola sistem di website yang mengatur lalu lintas interaksi antara instruktur dengan siswa, antarsiswa dengan siswa lainnya. Di sini, pembelajar bisa melihat modul-
Sistem dan Aplikasi e-Learning: Sistem perangkat lunak yang memvirtualisasi proses belajar mengajar konvensional. Bagaimana manajemen kelas, pembuatan materi atau konten, forum diskusi, sistem penilaian (rapor), sistem ujian online dan segala fitur yang berhubungan dengan manajemen proses belajar mengajar. Sistem perangkat lunak tersebut sering disebut dengan Learning Management System (LMS). LMS banyak yang opensource sehingga bisa kita manfaatkan dengan mudah dan murah untuk dibangun.
modul yang ditawarkan, bisa mengambil tugas-tugas dan test-test yang harus dikerjakan, serta melihat jadwal diskusi secara maya dengan instruktur, nara
Konten e-Learning: Konten dan bahan ajar yang ada pada e-Learning system (Learning
sumber lain, dan pembelajar lain. Melalui LMS ini, siswa juga bisa melihat nilai tugas dan test serta peringkatnya berdasarkan nilai (tugas ataupun test) yang diperoleh.
Management System). Konten dan bahan ajar ini bisa dalam bentuk Multimedia-based Content (konten berbentuk multimedia interaktif) atau Text-based Content (konten berbentuk teks seperti pada buku pelajaran biasa). Biasa disimpan dalam Learning Management System (LMS) sehingga dapat dijalankan oleh mahasiswa kapanpun dan dimanapun. Ini langkah menarik untuk mempersiapkan perkembangan e-Learning dari sisi konten.
Infrastruktur e-Learning: Infrastruktur e-Learning dapat berupa personal computer (PC), jaringan komputer, internet dan perlengkapan multimedia. Termasuk didalamnya peralatan teleconference apabila kita memberikan layanan synchronous learning melalui teleconference.
MENGGUNAKAN E-LEARNING FREEBIES DALAM PEMBELAJARAN
16
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
Gambar 3: Komponen E-learning
Sedangkan Aktor yang ada dalam pelaksanakan e-Learning boleh dikatakan sama dengan proses belajar mengajar konvensional, yaitu perlu adanya pengajar (dosen) yang membimbing, siswa (mahasiswa) yang menerima bahan ajar dan administrator yang mengelola administrasi dan proses belajar mengajar.
Pembelajar diberi kebebasan untuk menentukan kapan pembelajaran dimulai, selesai, dan bagian mana dalam modul yang ingin dipelajari terlebih dahulu. Biaya. E-learning sudah jelas dapat menghemat jumlah biaya yang dibutuhkan dari pada dengan pembelajaran secara langsung di kelas. Berbagai factor misalnya; biaya transportasi dan akomodasi selama belajar (kos misalnya), biaya administrasi pengelolaan, penyediaan sarana fasilitas fisik untuk belajar. E-learning bisa memberikan manfaat yang optimal jika beberapa kondisi berikut terpenuhi. Tujuan : Sebelum memutuskan untuk mengikuti e-learning, Anda perlu menentukan tujuan belajar Anda, sehingga Anda bisa memilih topik, modul, lama
Manfaat e-learning. Ada tiga hal yang dapat dimanfaatkan dari e-learning ini : Fleksibilitas. Dapat diakses dari mana saja yang memiliki akses internet. Berbagai tempat juga sudah menyediakan sambungan internet gratis (café, bandara), dengan demikian dalam perjalanan pun, kita bisa memanfaatkan waktu untuk mengakses e-learning. “Independent Learning.”
MENGGUNAKAN E-LEARNING FREEBIES DALAM PEMBELAJARAN
17
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
belajar, biaya dan sarana belajar secara elektronik yang sesuai.
untuk memdapatkan manfaat optimal dari e-learning, Anda juga harus senang belajar secara independen. Dukungan : E-learning akan lebih mudah jika mendapat dukungan dari orang-orang terkait. mereka. Hal ini sesuai dengan kepentingan mereka untuk menciptakan sebuah komunitas konsumen yang bertindak untuk
Pembelajaran : Cara belajar dengan elearning memberikan peluang untuk menjadi pembelajar independen. Jadi,
Konsep Freebie Marketing Freebie Marketing seringkali disebut razor and blades business model (Martin, Richard 2001)., karena konsep bisnis ini diperkenalkan oleh King C. Gillete, penemu safety razor. Hal ini adalah sebuah model bisnis yang memberikan harga sangat murah pada sebagian produk bahkan terkadang gratis dalam rangka meningkatkan penjualan dari produk utama mereka, seperti proses penjualan printer dan cartidge, dimana harga catridge hampir sama dengan membeli perangkat printer baru lengkap dengan gratis catridge. Setiap bisnis online memiliki internet sendiri strategis rencana pemasaran untuk meningkatkan dan pemasaran pengaruh popularitas produk, merek atau jasa
membeli merek atau jasa mereka. Memberikan gratis merupakan salah satu teknik termudah untuk mempromosikan merek. Menggunakan fasilitas gratis sebagai bagian dari rencana internet marketing strategis yang dapat meningkatkan pengaruh internet marketing yang menyenangkan bagi siapapun. Orang sangat menyukai untuk menerima item yang diberikan kepada mereka tanpa biaya sama sekali. Ketika mereka menggunakan freebie, mereka juga, dengan cara, secara sukarela mendukung merek tersebut. Hal ini terutama sekali, jika mereka merasa sangat bermanfaat atau terbantu dalam beberapa hal.
Multiply
Multiply adalah layanan jaringan sosial dengan penekanan yang memungkinkan pengguna untuk berbagi media - seperti foto, video dan entri blog - dengan "dunia nyata" jaringan mereka. Situs ini diluncurkan pada bulan Maret 2004 dengan dukungan oleh VantagePoint
Gambar 4: Contoh E Learning yang dimiliki oleh multiply
MENGGUNAKAN E-LEARNING FREEBIES DALAM PEMBELAJARAN
18
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
Venture Partners , Point Judith Capital , Transcosmos, dan investor swasta. Multiply memiliki lebih dari 11 juta pengguna terdaftar. Perusahaan ini berpusat di Boca Raton, Florida . Quantcast memperkirakan Multiply memiliki 3,5 juta unik pengunjung unik setiap bulannya. Di Multiply, jaringan seorang pengguna terbentuk dari kontak langsung mereka, serta yang lain yang berhubungan erat kepada mereka melalui Cara menggunakan Multiply sebagai fasilitas freebies e-learning, adalah sebagai berikut :
hubungan mereka tingkat pertama. Selain itu, pengguna didorong untuk menentukan sifat hubungan mereka dengan satu sama lain, sehingga memungkinkan untuk berbagi konten dengan seluruh jaringan mereka terkait masing-masing orang, atau himpunan bagian daripadanya termasuk teman, keluarga, kontak profesional, dan sebagainya.
Menjadikan multiply sebagai penyimpanan berkas pekerjaan siswa, seperti buku tugas pada proses pembelajaran online. Setiap
saling berbagi data dan informasi sesama group ini secara tersendiri. Dosen dapat langsung memberi komentar pada data yang diupload,
mahasiswa memiliki personal blog multiply, dan didalamnya digunakan untuk menyimpan berkas-berkas tugas berupa data foto, analisis, link-link sumber pustaka, dsb.
dan menggunakan ini sebagai media sistensi / bimbingan tugas mahasiswa.
Menciptakan komunitas sejenis yang berisi para peserta online class pada subject yang sama,
Scribd
Scribd adalah dokumen-sharing berbasis Web 2.0. Website yang memungkinkan pengguna untuk mengirim dokumen dari berbagai format, dan menanamkan mereka ke dalam halaman web menggunakan format iPaper nya. Scribd didirikan oleh Trip Adler tahun 2006. Cara menggunakan Scribd sebagai fasilitas freebies e-learning, adalah sebagai berikut : Dosen dapat mengupload dokumen-dokumen pembelajaran dan materi perkuliahannya secara
Gambar 5: Contoh Scribd sebagai media penyimpanan sekaligus publikasi dokumen seorang dosen.
MENGGUNAKAN E-LEARNING FREEBIES DALAM PEMBELAJARAN
19
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
online dan mahasiswa dapat langsung membaca tanpa perlu mendownload terlebih dahulu. Dengan cara ini, seorang dosen dapat melakukan proses publikasi pada karya-karyanya. Dosen dapat dengan mudah membagi informasi ebook yang
telah dibacanya melalui rangkaian aktivitas yang dilakukan oleh sang dosen. Mahasiswa dapat menemukan literatur lain sehubungan dengan materi yang dibutuhkan milik para ilmuwan lain yang juga diupload di Scribd.
MENGGUNAKAN E-LEARNING FREEBIES DALAM PEMBELAJARAN
20
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
Youtube
orang tua di sebuah bus di Hong Kong, dan telah dibahas secara luas di media mainstream. Cara menggunakan Youtube sebagai fasilitas freebies e-learning, adalah sebagai berikut : Sebagai media penyimpanan dan publikasi video-video tutorial dari proses pembelajaran yang
Gambar 7: Contoh tampilan youtube untuk penyimpanan video tutorial Gambar 6 : Youtube sebagai media e-learning berupa
video-video turorial.
YouTube adalah video-sharing website di mana
pengguna
dapat
meng-upload,
berbagi, dan tampilan video. Didirikan
memerlukan langkah-langkah detail dalam setiap sesi pembelajaran. Sebagai media informasi tentang obyek yang tidak dapat dikunjungi secara detail menyangkut suasana yang terekam dalam gerak dan suara.
pada Febuari 2005 (Hopkins, Jim, October 11, 2006). Sebelum peluncuran YouTube pada tahun 2005, ada beberapa metode yang mudah tersedia bagi pengguna
Daftar Pustaka :
komputer biasa yang ingin memposting
Hopkins, Jim (October 11, 2006). http://www.usatoday.com/tech/news/ 2006-10-11-youtube-karim_x.htm. Retrieved November 29, 2008. Martin, Richard (2001-08-06). "The Razor's Edge". The Industry Standard. Red Herring, "VCs Count on Multiply.com". http://www.redherring.com/Home/22 757 "Publishers, Authors Weigh Merits of Scribd". http://www.publishersweekly.com/article/ CA6640708.html?q=scribd/.
video secara online. Dengan antarmuka sederhana, YouTube memungkinkan bagi siapa saja dengan koneksi Internet untuk mengirim video yang pemirsa di seluruh dunia bisa menonton dalam beberapa menit. Berbagai macam topik yang dibahas oleh YouTube telah berubah berbagi video ke salah satu bagian yang paling penting dari budaya internet . Contoh awal dampak sosial dari YouTube adalah keberhasilan “Paman Bus” video pada tahun 2006. Ini menunjukkan percakapan panas antara pemuda dan
MENGGUNAKAN E-LEARNING FREEBIES DALAM PEMBELAJARAN
21
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
KOTA dan PENYEDIAAN RUANG PUBLIK (pengantar) Oleh: Ir. Loekman Mohamadi. MSc. Abstraksi
Peranan Ruang Publik dapat memberikan kharakter kotanya dan pada umumnya memiliki fungsi interaksi sosial bagi masyarakat, kegiatan ekonomi rakyat dan tempat apresiasi budaya. Secara langsung nilai komersial yang ditawarkan tidak begitu menjanjikan bagi investor yang berminat berkiprah menanamkan modalnya, karena pangsa pasar yang sebagain besar terdiri dari masyarakat ber-penghasilan rendah, sehingga tidak dapat diandalkan untuk pengembalian modalnya.
1. Latar Belakang Pembangunan perkotaan hampir selalu disertai dengan alih fungsi lahan. Hal ini telah menimbulkan gejala menurunnya daya dukung lingkungan terutama lahan yang menopang kehidupan masyarakat di kawasan perkotaan. Pembangunan daerah perkotaan mempunyai kecenderungan untuk meminimalkan ruang terbuka hijau. Lahan-lahan hijau yang ditanami tumbuhan banyak dialih-fungsikan menjadi pertokoan, pemukiman, tempat rekreasi, industri dan lain-lain.
menunjukkan reaksinya berupa : meningkatnya suhu udara di perkotaan, penurunan air tanah, banjir/genangan, penurunan permukaan muka tanah, pencemaran air, pencemaran udara seperti meningkatnya kadar CO, karbondioksida, oksida nitrogen dan belerang, debu, suasana yang gersang, bising dan kotor. Hijaunya kota tidak hanya menjadikan kota itu indah dan sejuk namun aspek kelestarian, keserasian, keselarasan, dan keseimbangan sumberdaya alam,
Ternyata pembangunan perkotaan selama ini hanya maju secara ekonomi namun mundur secara ekologi. Padahal kestabilan kota secara ekologi sangat penting, sama pentingnya dengan nilai kestabilannya secara ekonomi. Oleh karena terganggunya kestabilan ekosistem perkotaan, maka alam
yang pada gilirannya akan membawa dampak berupa kenyamanan, kesegaran, terbebasnya kota dari polusi dan kebisingan serta sehat dan cerdasnya warga kota. Peranan Ruang Publik dapat memberikan kharakter kotanya dan pada umumnya memiliki fungsi interaksi sosial bagi masyarakat, kegiatan ekonomi rakyat dan tempat apresiasi budaya. Secara langsung
KOTA dan PENYEDIAAN RUANG PUBLIK (pengantar)
22
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
nilai komersial yang ditawarkan tidak begitu menjanjikan bagi investor yang berminat berkiprah menanamkan modalnya, karena pangsa pasar yang sebagain besar terdiri dari masyarakat ber-penghasilan rendah, sehingga tidak dapat diandalkan untuk pengembalian modalnya. Padahal fungsi Ruang publik dapat diuraikan sebagai berikut : a. Sebagai pusat interaksi, komunikasi masyarakat baik formal, seperti upacara upacara bendera, sholat Ied pada Hari Idul Fitri, dan
c. Sebagai tempat kegiatan Pedagang Kaki Lima yang menjajakan makanan dan minuman, pakaian, souvenir, dan jasa entertaimen seperti tukang sulap, tarian kera dan ular, dan sebagainya terutama dimalam hari. Sebagai paru paru kota yang semakin padat, sehingga masyarakat banyak yang memanfaatkan sebagai tempat olah raga, bermain dan santai bersama keluarga. Seiring dengan perkembangan perekonomian kota yang semakin meningkat banyak investor yang
peringatan peringatan yang lain; informal, seperti pertemuan pertemuan individual, kelompok masyarakat dalam acara santai dan rekreatif atau
mengincar ruang ruang publik kota sebagai tempat bisnis. Karena secara langsung dinilai beberapa pihak bahwa pemanfaatan ruang ruang
tempat bermain/ olahraga anak2 dan dewasa. b. Sebagai ruang terbuka yang menampung koridor koridor jalan yang menuju kearah ruang publik tersebut dan sebagai ruang pengikat dilihat dari struktur kota, sekaligus sebagai pembagi ruang ruang fungsi bangunan disekitamya serta ruang untuk transit bagi masyarakat yang akan pindah kearah tujuan lain.
publik kota tersebut tidak banyak memberikan kontribusi yang berarti, sehingga banyak yang bersikeras untuk merubah ke fungsi ekonomi yang lebih menguntungkan. Dimasa mendatang pada setup program yang akan merubah fungsi ruang publik dengan fungsi lain harus melalui proses yang melibatkan pendapat atau aspirasi masyarakat kota. Sehingga tidak menimbulkan kerawanan sosial yaqg berdampak pada suasana kota.
KOTA dan PENYEDIAAN RUANG PUBLIK (pengantar)
23
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
komunikasi masyarakat baik formal, seperti upacara upacara bendera, sholat Ied pada Hari Idul Fitri, dan peringatan peringatan yang lain; informal, seperti pertemuan pertemuan individual, kelompok masyarakat dalam acara santai dan rekreatif atau tempat bermain/ olahraga anak2 dan dewasa. b. Sebagai ruang terbuka yang menampung koridor koridor jalan yang menuju kearah ruang publik tersebut dan sebagai ruang pengikat dilihat dari struktur kota, sekaligus sebagai pembagi ruang ruang fungsi bangunan disekitamya serta ruang untuk transit bagi masyarakat yang akan pindah kearah tujuan lain. c. Sebagai tempat kegiatan Pedagang
Hijaunya kota tidak hanya menjadikan kota itu indah dan sejuk namun aspek kelestarian, keserasian, keselarasan, dan keseimbangan sumberdaya alam, yang pada gilirannya akan membawa dampak berupa kenyamanan, kesegaran, terbebasnya kota dari polusi dan kebisingan serta sehat dan cerdasnya warga kota. Peranan Ruang Publik dapat memberikan kharakter kotanya dan pada umumnya memiliki fungsi interaksi sosial bagi masyarakat, kegiatan ekonomi rakyat dan tempat apresiasi budaya. Secara langsung nilai komersial yang ditawarkan tidak
begitu
menjanjikan
bagi
Kaki
Lima
yang
menjajakan
investor yang berminat berkiprah
makanan dan minuman, pakaian,
menanamkan
souvenir,
modalnya,
karena
dan
jasa
entertaimen
pangsa pasar yang sebagain besar
seperti tukang sulap, tarian kera
terdiri
dan ular, dan sebagainya terutama
dari
masyarakat
ber-
penghasilan rendah, sehingga tidak
dimalam hari.
dapat
Sebagai paru paru kota yang semakin padat, sehingga masyarakat banyak yang memanfaatkan sebagai tempat olah raga, bermain dan santai bersama keluarga.
diandalkan
untuk
pengembalian modalnya. Padahal fungsi Ruang publik dapat diuraikan sebagai berikut : a. Sebagai
pusat
interaksi,
KOTA dan PENYEDIAAN RUANG PUBLIK (pengantar)
24
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
Seiring
dengan
perekonomian meningkat
perkembangan
kota
banyak
yang
mengincar
semakin
investor
ruang
ruang
publik
kota
sebagai tempat bisnis. Karena secara
yang
langsung dinilai beberapa pihak bahwa pemanfaatan ruang ruang publik kota tersebut tidak banyak memberikan kontribusi yang berarti, sehingga banyak yang bersikeras untuk merubah ke fungsi ekonomi yang lebih menguntungkan. Dimasa mendatang pada setup program
yang melibatkan pendapat atau aspirasi masyarakat kota. Sehingga tidak menimbulkan kerawanan sosial yang berdampak pada suasana kota.
yang akan merubah fungsi ruang publik dengan fungsi lain harus melalui proses
memanfaatkan sebagai tempat olah raga,
Dengan
berkembangnya
perkotaan mengalihfungsikan
yang
Sebagai paru paru kota yang semakin padat, sehingga masyarakat banyak yang
bermain dan santai bersama keluarga.
kawasan cenderung
lahan
dan
kurang
mempertimbangkan ruang terbuka hijau, maka dampak yang dirasakan adalah menurunnya kualitas lingkungan hidup.
KOTA dan PENYEDIAAN RUANG PUBLIK (pengantar)
25
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
Beberapa kota besar telah membangun
kota dicerminkan dengan menjamurnya
dan mengembangkan hutan kota untuk
mall-mall, super mall, dan hyper
mengantisipasi masalah tersebut di atas,
market yang nota bene adalah kegiatan
namun ada juga pembangunan hutan
usaha padat modal. Di negara negara
kotanya
sosialis/ komunis pusat pusat kotanya
masih
dalam
tarap
perencanaan.
selalu diisi dengan bangunan pemimpin partai. Jelas bahwa kota kota itu bukan hanya sekedar kumpulan dari bangunan
1. Pengertian Kota. HARRIS dan ULLMAN
bangunan (1945)
gedung, tetapi dibalik itu
semua melambangkan kemajuan aneka
melihat kota sebagai pusat untuk
ragam budaya, ilmu pengetahuan, dan
permukiman dan pemanfaatan bumi
teknologi,
oleh manusia. Manusia disitu unggul
serta
kekuatan
perekonomian.
untuk mengekspolitasi bumi, hal ini Sedang
dibuktikan dengan adanya pertumbuhan
terus
menerus.
Sensus
Penduduk
Indonesia tahun 1990, Biro Pusat
kota yang sangat pesat dan mekar secara
dalam
Statistik (BPS) mendefinisikan daerah
Tetapi
perkotaan secara fungsional. Daerah
senyampang mekar dan tumbuh, terjadi
daerah
pula pemiskinan dan masalah bagi
yang
jumlah
penduduknya
66.000 jiwa lebih dikatagorikan sebagai
manusianya, sehingga muncul berbagai
daerah
permasalahan sosial didalamnya.
perkotaan,
asal
memenuhi
beberapa persyaratan sebagai berikut : Adapun
dizaman
modern
seperti
5.000 jiwa per kilometer persegi,
sekarang ini, pusat pusat kota dinegara negara
kapitalis
berupa
Central
kemampuan
teknologi
bekerja
disektor
pertanian,
langit sebagai status simbol peradaban kekuatan
Kurang dari 25 persen rumah tangganya
Business District, sedang pencakar
melambangkan
Mempunyai kepadatan lebih dari
dan
Memiliki delapan
manusia.
sekurang fasilitas
kurangnya
modern
yang
meliputi listrik, air leideng, rumah
Sementara di indonesia perkembangan
sakit,
Sekolah
KOTA dan PENYEDIAAN RUANG PUBLIK (pengantar)
26
Lanjutan
Atas
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
(SMA), pasar, bank, kantor pos, dan
semua
terkandung
sebagainya.
berbagai
kesan
banyak
lainnya,
sekali
kenangan,
Kesan orang orang terhadap bangunan,
pengalaman,
harapan,
utamanya lingkungan, atau kota secara
kekacauan,
kemacetan,
keseluruhan lebih dari sekedar dari
perjuangan
kesan visual semata. Tetapi dibalik itu
kenangan lainnya yang masing masing
ini akan memberi pengaruh khusus
dalam suatu buku berjudul �The Image
pada masing masing orang
of City�, dan ia menemukan
yang
hidup
bau/
aroma,
kenangan
dan
mati,
dan
suatu
mengalami/ melihatnya. Dari suasana
temuan adanya kesamaan persepsi/
ini
akan
kesan/ image dari warga kota terhadap
bagi
bagian kota mereka yaitu berupa bentuk
bagian
memberikan
bagian kesan
kota tersendiri
warga kota dan kadang satu dan lainnya
bentuk
tidak
sebagai
sama
pengaruhnya
atau
kota
dan
bagian
karya
dari
arsitektur
bentuk
kota
sebaliknya. Hal paling penting dalam
tersebut. Dari penemuannya tersebut
memberikan
pada
didapatkan adanya 5 (lima ) elemen
warganya adalah adanya kesamaan
dasar dalam pembentukan image kota
kesan bagi masing masing orang,
pada
misalnya
tertentu
pendatang pada suatu kota. Kelima
bagian
elemen dasar yang membentuk image
didalam
image/
pada kota
kesan
bangunan atau
bagian
lainnya.
warganya
atau
orang
lain/
kota tersebut ialah :
Beberapa tahun yang lalu Prof. Kevin Lynch (1960) mengadakan suatu studi
saling bertemu dimasing masing batas
yang meneliti kesan orang orang warga
wilayahnya,
suatu kota terhadap kota mereka. Hasil
bentuk
maka akan terjadi suatu
penelitiannya ini kemudian diterbitkan
KOTA dan PENYEDIAAN RUANG PUBLIK (pengantar)
27
pertemuan.
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
dari bagian yang lain. Misalnya, kawasan Simpang lima merupakan daerah persimpangan yang paling terkenal di kota Semarang, atau kawasan Malioboro untuk kota Yogyakarta, atau kawasan kauman hampir semua kota kota di Jawa mempunyai dan pasti berada di belakang Masjid besar kota bersangkutan.
1) Districts, Suatu kota terbentuk dari beberapa komponen permukiman atau distrik, wilayah pusatnya, pinggiran, wilayah permukiman, wilayah industri, daerah kampus/ pendidikan, terminal, dan sebagainya. Kadang ada bagian dari wilayah/ daerah ini lebih dikenal
Gb.1). Districts,
batas wilayahnya, maka akan terjadi suatu bentuk pertemuan. Bentuk pertemuan ini kadang sangat kabur dan tidak jelas, apalagi untuk kota kota di Indonesia yang pembagian wilayah distrik biasanya hanya dibatasi oleh adanya jaringan jalan.
2) E d g e s, Akhir dari suatu distrik adalah edge/ batas. Beberapa distrik tidak mempunyai edge sama sekali, tetapi secara samar batas ini menyatu dengan daerah distrik lainnya yang bersebelahan. Ketika dua distrik saling bertemu dimasing masing
Gb.2). E d g e s.
Sosok visual yang paling menonjol dari satu kota disebut dengan landmarks.
3) Landmarks,
KOTA dan PENYEDIAAN RUANG PUBLIK (pengantar)
28
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
Beberapa landmarks biasanya sangat besar/ luas dan tetap dapat terlihat dari kejauhan, misalnya patung Liberty di New York, Tugu Monumen Nasional di Jakarta, dan sebagainya. Tetapi ada beberapa landmarks yang tidak begitu besar dan hanya terlihat pada jarak yang relatif dekat, seperti misalnya sebuah taman, jam kota, atau
sebuah patung kecil disuatu taman kota. Landmarks merupakan elemen yang penting, karena ia bisa memberikan arahan orientasi dan pengenalan wilayah sekitarnya pada warga kota atau pendatang. Landmark yang bagus adalah bila ia bisa menyatu secara harmonis dengan lingkungan sekitar kota bersangkutan.
Gb.3). Landmarks.
aktifnya. Dimana landmarks lebih dikenal karena bentuk phisiknya sebagai suatu obyek, nodes dikenal karena adanya peran aktif untuk menjalankan aktifitasnya.
4) N o d e s, Node adalah sebuah pusat suatu kegiatan. Secara aktual ini bisa berupa salah satu landmarks, tetapi ia dikenali lebih karena peran
Gb.4). N o d e s .
Pada skala kota, perancangan kota sangat berkaitan dengan kelima elemen visual
utama ini (Lynch, 1960). Konsep yang dikemukan para teoritisi dan praktisi
KOTA dan PENYEDIAAN RUANG PUBLIK (pengantar)
29
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
terkemuka tersebut telah diterapkan dibeberapa banyak rencana tataguna lahan kota. Apapun konsep khusus yang digunakan, ada kesepakatan umum bahwa perancangan kota haruslah mengenali dan menunjang elemen visual tersebut dengan meningkatkan kualitas esetetika, derajad kepentingan sebagai acuan titik pemandangan kota, dan kontribusinya kepada kesadaran dan gengsi warga kota.
ditanami tetumbuhan. Dari berbagai referensi dan pengertian tentang eksistensi nyata sehari-hari, maka RTH dapat dijabarkan dalam pengertian, sebagai: Pengertian RTH, (1) adalah suatu lapang yang ditumbuhi berbagai tetumbuhan, pada berbagai strata, mulai dari penutup tanah, semak, perdu dan pohon (tanaman tinggi berkayu); (2) “Sebentang lahan terbuka tanpa bangunan yang mempunyai ukuran, bentuk dan batas geografis tertentu dengan status penguasaan apapun, yang di dalamnya terdapat tetumbuhan hijau berkayu dan tahunan (perennial woody plants), dengan pepohonan sebagai tumbuhan penciri utama dan tumbuhan lainnya (perdu, semak, rerumputan, dan tumbuhan penutup tanah lainnya), sebagai tumbuhan pelengkap, serta benda-benda lain yang juga sebagai pelengkap dan penunjang fungsi RTH yang bersangkutan” (Purnomohadi, 1995). Sedang Ruang Terbuka (RT), tak harus ditanami tetumbuhan, atau hanya sedikit terdapat tetumbuhan, namun mampu berfungsi sebagai unsur ventilasi kota, seperti plaza dan alun-alun. Tanpa RT, apalagi RTH, maka lingkungan kota akan menjadi „Hutan Beton‟ yang gersang, kota menjadi sebuah pulau panas (heat island) yang tidak sehat, tidak nyaman, tidak manusiawi, sebab tak layak huni. Secara hukum (hak atas tanah), RTH bisa berstatus sebagai hak milik pribadi (halaman rumah), atau badan usaha
Ia (Lynch) menyimpulkan bahwa orang sangat memperhatikan lingkungan fisik kota, mereka sering membicarakan, menggambarkan dan membuat peta lingkungannya dalam subyek-subyek yang berbeda serta menerapkan beberapa peraturan untuk mendukung keberadaannya. Hal ini juga sangat jelas bahwa orang orang mempunyai kesan yang berbeda pada masing masing kota, kesan yang mereka dapat setiap datang kesuatu kota akan terakumulasi dan menjadi kesan yang sangat pribadi pada kota tersebut. 2. Ruang Publik (Ruang Terbuka Hijau/ RTH) a) Pengertian/Definisi: Sebagai salah satu unsur kota yang penting khususnya dilihat dari fungsi ekologis, maka betapa sempit atau kecilnya ukuran RTH Kota (Urban Green Open Space) yang ada, termasuk halaman rumah/bangunan pribadi, seyogyanya dapat dimanfaatkan sebagai ruang hijau yang
KOTA dan PENYEDIAAN RUANG PUBLIK (pengantar)
30
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
(lingkungan skala permukiman/neighborhood), seperti: sekolah, rumah sakit, perkantoran, bangunan peribadatan, tempat rekreasi, lahan pertanian kota, dan sebagainya), maupun milik umum, seperti: Tamantaman Kota, Kebun Raja, Kebun Botani, Kebun Binatang, Taman Hutan Kota/Urban Forest Park, Lapangan Olahraga (umum), Jalur-jalur Hijau (green belts dan/atau koridor hijau): lalu-lintas, kereta api, tepian laut/pesisir pantai/sungai, jaringan tenaga listrik: saluran utama tegangan ekstra tinggi/SUTET, Taman Pemakaman Umum (TPU), dan daerah cadangan perkembangan kota (bila ada). b) Karakter
dan
Kriteria
ruang publik tersebut dan sebagai pengikat fungsi kota lain disekitarnya sekaligus sebagi area transit bagi masyarakat yang akan berpindah kearah lain, c. Sebagai paru paru kota yang semakin padat, sehingga masyarakat banyak yang dapat memanfaatkan sebagai tempat bermain dan santai bersama handai taulan. 2). Sedang kriteria sebagai ruang
publik secara esensial ada tiga yakni: a. Dapat memberi makna atau arti bagi masyarakat (meaningful), b. Tanggap terhadap semua keinginan pengguna dan dapat mengakomodasi kegiatan yang ada (responsive), c. Dapat menerima kehadiran berbagai lapisan masyarakat dengan bebas tanpa ada diskriminasi (democratic).
ruang
publik Ruang publik harus dapat menciptakan karakter kota dan pada umumnya memiliki fungsi tempat berinteraksi sosial bagi masyarakat. 1). Sebagai ruang publik, fungsi
Ruang Terbuka Hijau (open Space) dapat diuraikan sebagai berikut: a. Sebagai pusat interaksi dan komunikasi masyarakat, baik formal maupun informal, b. Sebagai ruang terbuka yang menampung koridor koridor jalan yang menuju kearah
3). Selanjutnya
menurut Kevin Lynch (1981), sebuah ruang publik harus mempunyai lima dimensi tampilan (Five performance dimension), yaitu:
KOTA dan PENYEDIAAN RUANG PUBLIK (pengantar)
31
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
a. Vitalitas (vitality), Menitik beratkan pada suatu sistim keamanan, kecocokan ukuran atau kelayakan antara tuntutan manusia dalam hal temperatur, anatomi tubuh, dan fungsi tubuh, b. Kepekaan (sense), Dimensi kepekaan yang dimaksud disini meliputi bentuk, kualitas, dan identitas lingkungan, c. Kelayakan (fit), Menitik beratkan pada kelayakan antara ruang dan karakter bentuk yang ada, d. Pencapaian (access), Memperhatikan kemampuan orang menuju ketempat satu ke yang lain melalui ruang publik ini, e. Pemeriksaan (control), Diarahkan pada ruang ruang kegiatan, tempat rekreasi. c) Bentuk
lapangan olah raga, pemakaman. 3). Berdasarkan sifat dan karakter ekologisnya (a). RTH kawasan (areal, non linear) (b). RTH jalur (koridor, linear) 4). Berdasarkan penggunaan lahan atau kawasan fungsionalnya: (a). RTH kawasan perdagangan, (b). RTH kawasan perindustrian, (c). RTH kawasan permukiman, (d). RTH kawasan pertanian, dan (e). RTH kawasan-kawasan khusus, seperti pemakaman, hankam, olah raga, alamiah. 5). Berdasarkan Status kepemilikannya: (a). RTH publik, yaitu yang berlokasi pada lahanlahan publik atau lahan yang dimiliki oleh pemerintah (pusat, daerah), (b). RTH privat atau non publik, yaitu yang berlokasi pada lahanlahan milik privat.
Ruang Terbuka Hijau
(RTH): Berdasarkan bobot kealamiahannya: 1). RTH Alami antara lain; habitat liar/alami, kawasan lindung 2). RTH Non Alami atau RTH Binaan antara lain; pertanian kota, pertamanan kota,
KOTA dan PENYEDIAAN RUANG PUBLIK (pengantar)
32
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
Fisik
Fungsi
Struktur
Kepemilikan
Pola Ekologis
RTH Publik
Ekologis R T H
RTH Alami
Sosial/ Budaya
RTH Nonalami
Arsitektural
Pola Planologis
RTH Privat
Ekonomi
d) Fungsi dan Manfaat: e) Pola dan Struktur Fungsional
Fungsi RTH terdiri dari fungsi utama (intrinsik) yaitu fungsi ekologis, dan fungsi tambahan (ekstrinsik) yaitu fungsi arsitektural, sosial, dan fungsi ekonomi. Dalam suatu wilayah perkotaan empat fungsi utama ini dapat dikombinasikan sesuai dengan kebutuhan, kepentingan, dan keberlanjutan kota. Manfaat RTH dibagi atas manfaat langsung (dalam pengertian cepat dan bersifat tangible) seperti mendapatkan bahan-bahan untuk dijual (kayu, daun, bunga), kenyamanan fisik (teduh, segar), keinginan dan manfaat tidak
Pola RTH terdiri dari: 1). RTH struktural, merupakan pola RTH yang dibangun oleh hubungan fungsional antar komponen pembentuknya yang mempunyai pola hierarki planologis yang bersifat antroposentris. RTH tipe ini didominasi oleh fungsi-fungsi non ekologis dengan struktur RTH binaan yang berhierarkhi. 2). RTH non struktural. RTH non struktural merupakan pola RTH yang dibangun oleh hubungan
langsung (berjangka panjang dan bersifat intangible) seperti perlindungan tata air dan konservasi hayati atau keanekaragaman hayati.
fungsional antar komponen pembentuknya yang umumnya tidak mengikuti pola hierarki planologis karena bersifat ekosentris. RTH tipe ini memiliki fungsi
KOTA dan PENYEDIAAN RUANG PUBLIK (pengantar)
33
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
ekologis yang sangat dominan dengan struktur RTH alami yang tidak berhierarki.
Skala pelayanan taman ini adalah tingkat nasional, lokasinya berada dipusat kota seperti Jakarta yang berpengaruh terhadap kegiatan nasional. Bentuknya berupa zona ruang terbuka yang memiliki peran sangat penting dengan luasan melebihi taman taman kota yang lain. Contohnya adalah Taman Monumen Nasional ( Monas ) Jakarta. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan disini berskala nasional. Disamping sebagai landmark kota Jakarta juga dapat sebagai landmark nasional, terutama tugu monumen yang didukung dengan elemen asesori kota yang lain seperti air mancur, jalan pedestrian yang diatur dengan pola pola yang menarik, disamping taman dan penghijauan disekitar kawasan tersebut.
f) Tipologi Ruang Terbuka Hijau
Dari perkembangan sejarah ruang publik kota memberi pandangan yang lebih luas tentang bentuk variasi dan karakternya. Ruang publik ini berkembang sejalan dengan kebutuhan manusia dalam melakukan kegiatan bersama, apakah berkaitan dengan sosial, ekonomi, dan budaya. Sikap dan perilaku manusia yang dipengaruhi oleh perkembangan teknologi juga berpengaruh terhadap tipologi ruang publik kota yang direncanakan. Asesori ruang publik yang harus disediakan semakin berkembang, baik dari segi kualitas desain, bahan dan perawatannya. Tipologi ruang publik ini banyak variasi yang kadang kadang memiliki perbedaan yang tipis sehingga seolah olah memberi pengertian yang tumpang tindih (overlapping) . Menurut Stephen Carr (1992) tipologi ruang publik dibagi menjadi beberapa tipe dan karakter sebagai berikut : 1).
Taman Park)
Nasional
2).
(National
Taman Pusat kota (Downtown parks ) Taman ini berada dikawasan pusat kota, berbentuk lapangan hijau yang dikelilingi pohon
KOTA dan PENYEDIAAN RUANG PUBLIK (pengantar)
34
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
pohon peneduh atau berupa hutan kota dengan pola tradisional atau dapat pula dengan desain pengembangan baru. ( Contoh : Alun-alun kota /Simpang 5 ) Areal hijau kota yang digunakan untuk kegiatan kegiatan santai dan berlokasi dikawasan perkantoran, perdagangan atau perumahan kota.(Contoh : Lapangan Hijau di lingkungan perumahan atau perdagangan/perkantoran ). 3).
Taman Lingkungan ( Neighborhood park ) Ruang terbuka yang Dikembangkan dilingkungan perumahan untuk kegiatan umum seperti bennain anak anak, olah raga dan bersantai bagi masyarakat disekitarnya. (Contoh : Taman kompleks perumahan ).
4).
Taman kecil ( Mini park ) Taman kecil yang dikelilingi oleh Bangunan bangunan, kemungkinan termasuk air mancur yang digunakan untuk mendukung suasana taman
tersebut. (Contoh : taman taman dipojok-pojok lingkungan/setback bangunan ). 3. Ruang Publik dalam konteks Tata Ruang Kota Pada prinsipnya tujuan tata ruang berdasarkan Undang undang RI No. 26 Tahun 2007 adalah Penyelenggaraan penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional dengan: a). terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan; b). terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia; dan c). terwujudnya pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang. Sedang dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia, penataan ruang diselenggarakan berdasarkan asas: a). keterpaduan; b). keserasian, keselarasan, dan keseimbangan;
KOTA dan PENYEDIAAN RUANG PUBLIK (pengantar)
35
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
c). keberlanjutan;
lebih murah, aman, sehat, dan menyamankan. 2). Tata ruang kota penting dalam usaha untuk efisiensi sumberdaya kota dan juga efektifitas penggunaannya, baik sumberdaya alam maupun sumberdaya lainnya. Ruang-ruang kota yang ditata terkait dan saling berkesinambungan ini mempunyai berbagai pendekatan dalam perencanaan dan pembangunannya. Tata guna lahan, sistem transportasi, dan sistem jaringan utilitas merupakan tiga faktor utama dalam menata ruang kota. Dalam perkembangan selanjutnya, konsep ruang kota selain dikaitkan dengan permasalahan utama perkotaan yang akan dicari solusinya juga dikaitkan dengan pencapaian tujuan akhir dari suatu penataan ruang yaitu untuk kesejahteraan, kenyamanan, serta kesehatan warga dan kotanya. 3). Berbagai fungsi RTH (fungsi ekologis, sosial, ekonomi, dan arsitektural) dan nilai estetika yang dimilikinya (obyek dan lingkungan) dapat meningkatkan kualitas lingkungan juga dapat menjadi nilai kebanggaan dan identitas kota.
d). keberdayagunaan dan e). f). g). h). i).
keberhasilgunaan; keterbukaan; keterbukaan; kebersamaan dan kemitraan; pelindungan kepentingan umum; kepastian hukum dan keadilan; dan akuntabilitas.
Ruang Terbuka Hijau (RTH) Wilayah Perkotaan 1). Kota
mempunyai luas yang tertentu dan terbatas Permintaan akan pemanfaatan lahan kota untuk pembangunan berbagai fasilitas perkotaan banyak menyita lahan-lahan ruang terbuka. Keberadaan RTH sering dianggap sebagai lahan cadangan dan tidak ekonomis. Di lain pihak, kemajuan alat dan pertambahan jalur transportasi dan sistem utilitas, telah menambah jumlah bahan pencemar dan telah menimbulkan berbagai ketidak nyamanan di lingkungan perkotaan. Untuk mengatasi kondisi lingkungan kota seperti ini sangat diperlukan RTH sebagai suatu teknik bioengineering dan bentukan biofilter yang relative
KOTA dan PENYEDIAAN RUANG PUBLIK (pengantar)
36
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
4).
Keberadaan RTH penting dalam mengendalikan dan memelihara integritas dan kualitas lingkungan. Pengendalian pembangunan wilayah perkotaan harus dilakukan secara proporsional dan berada dalam keseimbangan antara
5).
pembangunan dan fungsi-fungsi lingkungan. Kelestarian RTH suatu wilayah perkotaan harus disertai dengan ketersediaan dan seleksi tanaman yang sesuai dengan arah rencana dan rancangannya.
6).
KOTA dan PENYEDIAAN RUANG PUBLIK (pengantar)
37
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
RENCANA TATA RUANG Ps. 17 ayat (1)
Rencana Struktur Ruang
Rencana Pola Ruang Ps. 17 ayat (2)
Rencana Sistem Pusat Permukiman
Rencana Sistem Jaringan Prasarana
Ps. 17 ayat (3)
Peruntukan Kawasan Budidaya
Peruntukan Kawasan Lindung
Ps. 17 ayat (4)
Sistem Wilayah Sistem internal Perkotaan
Sistem Jaringan Transportasi
Kegiatan Pelestarian Lingkungan Hidup
Sistem Jaringan Energi
Kegiatan Sosial
Sistem Jaringan Telekomunikasi
Kegiatan Budaya Kegiatan Ekonomi
Sistem Persampahan & Sanitasi
Kegiatan Pertahanan & Keamanan
Sistem Jaringan SDA, dll. dalam RTRW ditetapkan kawasan hutan paling sedikit 30 %dari luas DAS
UU No: 26/ 2007 Ps. 17 ayat (5)
Penguatan Aspek Pelestarian Lingkungan Hidup Dalam Rencana Tata Ruang Pasal 17 ayat (5) UUPR memuat: dalam rangka pelestarian lingkungan dalam rencana tata ruang wilayah ditetapkan kawasan hutan paling sedikit 30 (tiga puluh) persen dari luas daerah aliran sungai.
CONTOH DAERAH ALIRAN SUNGAI YANG LUAS KAWASAN HUTANNYA KURANG DARI 30 %
UU No: 26/ 2007
KAWASAN HUTAN DI DAS CILIWUNG KURANG LEBIH 15 %
KOTA dan PENYEDIAAN RUANG PUBLIK (pengantar)
38
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
PENGATURAN PROPORSI RUANG TERBUKA HIJAU PADA WILAYAH KOTA RUANG TERBUKA
RUANG TERBUKA NON HIJAU RUANG TERBUKA NON HIJAU PRIVAT RUANG TERBUKA NON HIJAU PUBLIK
RUANG TERBUKA HIJAU (MIN 30% LUAS KOTA) Ps. 29 ayat (2)
RTH PUBLIK (20% LUAS KOTA)
Ps. 29 ayat (1)
RTH PRIVAT
Ps. 29 ayat (3)
UU No: 26/ 2007
KOTA dan PENYEDIAAN RUANG PUBLIK (pengantar)
39
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) WILAYAH PERKOTAAN
Man-faat tak Langsung
Man-faat Langsung
FUNGSI EKONOMI
Man-faat tak Langsung
FUNGSI SOSIAL
Man-faat Langsung
Man-faat tak Langsung
FUNGSI ARSITEKTURAL
Man-faat Langsung
Man-faat tak Langsung
Man-faat Langsung
FUNGSI EKOLOGIS
BENTUK EKOLOGIS
BENTUK ARSITEKTURAL
BENTUK SOSIAL
BENTUK EKONOMI
Hutan kota, koridor sungai, sempadan badan air pantai, bird sanctuary, green belt
Taman kota, taman rekreasi, parkway, kawasan fungsional & khusus
Taman lingkungan & perumahan, lapangan OR, kebun raya, green belt
Pertanian kota, perkebunan, wisata agro, kebun pem-bibitan, green belt
DAYA DUKUNG EKOLOGIS
KESELARASAN, KESESUAIAN, KEINDAHAN
DAYA DUKUNG SOSIAL
MANFAAT EKONOMI
KOTA dan PENYEDIAAN RUANG PUBLIK (pengantar)
40
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
PERAN RUANG TERBUKA HIJAU KOTA PADA RUANG PUBLIK DI PERKOTAAN Ir. Sumarwanto, MT
ABSTRAK Mengacu pada Undang-Undang Penataan Ruang serta dikeluarkannya Instruksi Menteri Dalam Negeri nomor 14 tahun 1988 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kota yang bertujuan (1) Meningkatkan mutu lingkungan hidup perkotaan yang nyaman, segar, bersih, dan sebagai sarana pengamanan lingkungan dan (2) mencitakan keserasian lingkungan alam dan binaan yang berguna untuk kepentingan masyarakat. Dalam konteks pemanfaatan, pengertian ruang terbuka hijau kota mempunyai lingkup lebih luas dari sekedar pengisian hijau tumbuh-tumbuhan, sehingga mencakup pula pengertian dalam bentuk pemanfaatan ruang terbuka bagi kegiatan masyarakat. Menurut Dinas Tata Kota, ruang terbuka hijau kota meliputi : (a) Ruang Terbuka Hijau Makro, seperti kawasan pertanian, perikanan, hutan lindung, hutan kota, dan landasan pengaman bandar udara, (b) Ruang Terbuka Medium, sepertia kawasan area pertamanan (city park), sarana olahraga, sarana pemakaman umum, (c) Ruang Terbuka Hijau Makro, lahan terbuka yang ada di setiap kawasan permukiman yang disediakan dalam bentuk fasilitas umum seperti taman bermain (play ground), taman lingkungan (community park), dan lapangan olahraga. Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan kota kondisi ruang publik yang ada seperti lapangan (open space) dan taman kota justru mengalami degradasi karena adanya alih fungsi tata guna lahan.
1.
Ruang Terbuka Umum Dan Khusus Sedangkan pengertian dari Ruang Terbuka
Pengertian tentang Ruang Terbuka
Khusus, dapat diuraikan sebagai berikut :
Umum dapat diuraikan sebagai berikut :
Bentuk dasar ruang terbuka selalu terletak
1) Bentuk dasar dari ruang terbuka selalu
di luar massa bangunan.
terletak di luar massa bangunan.
Dimanfaatkan untuk kegiatan terbatas dan dipergunakan untuk keperluan khusus/spesifik.
2) Dapat dimanfaatkan dan dipergunakan oleh setiap orang (warga) 3) Memberi
kesempatan
bermacam-macam
kegiatan
untuk Contoh ruang terbuka khusus adalah taman
(multi
rumah tinggal, taman lapangan upacara,
fungsi) Contoh adalah
ruang
jalan,
terbuka
pedestrian
daerah lapangan terbang dan daerah untuk
umum
latihan kemiliteran.
taman
lingkungan, plaza, lapangan olahraga, taman kota, dan taman rekreasi. PERAN RUANG TERBUKA HIJAU KOTA PADA RUANG PUBLIK DI PERKOTAAN
41
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
Menurut Rob Rimer (Urban Space) 2.
Ruang
Terbuka
Ditinjau
bentuk ruang terbuka secara garis besar dapat
Dari
dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu ruang
Kegiatannya Menurut kegiatannya, ruang terbuka terbagi atas
terbuka berbentuk memanjang (koridor) dan
2 (dua) jenis ruang terbuka, yaitu ruang terbuka
ruang terbuka berbentuk membulat.
aktif dan ruang terbuka pasif.
1) Ruang terbuka bentuk memanjang (koridor)
1) Ruang terbuka aktif, adalah ruang terbuka
pada umumnya hanya mempunyai batas
yang mempunyai unsur-unsur kegiatan
pada sisi-sisinya, misalkan bentuk ruang
didalamnya misalkan bermain, olahraga,
terbuka jalan, dan bentuk ruang terbuka
jalan-jalan. Ruang terbuka ini dapat berupa
sungai.
plaza, lapangan olahraga, tempat bermain
2) Ruang terbuka bentuk membulat pada
anak dan remaja, penghijauan tepi sungai
umumnya
sebagai tempat rekreasi.
disekelilingnya, misalkan, bentuk ruang
2) Ruang terbuka pasif, adalah ruang terbuka
lapangan
yang didalamnya tidak mengandung unsur-
mempunyai
upacara,
batas
bentuk
ruang
area
rekreasi, dan bentuk ruang area lapangan
unsur
olahraga.
kegiatan manusia misalkan, penghijauan tepian
penghijauan
tepian
rel
penghijauan
tepian
bantaran
Ruang Terbuka Ditinjau Dari Sifatnya
jalur
Berdasarkan sifatnya ada 2 (dua) jenis ruang
jalan,
terbuka, yakni ruang terbuka lingkungan dan
api,
sungai,
ruang terbuka antar bangunan. 1) Ruang terbuka lingkungan adalah ruang
ataupun penghijauan daerah yang bersifat
terbuka
alamiah. Ruang terbuka ini lebih berfungsi
lingkungan dan sifatnya umum.
sebagai
3.
kereta
4.
keindahan
visual
dan
fungsi
2) Ruang
yang
terbuka
terdapat
pada
antarbangunan
suatu
adalah
ekologis belaka.
ruang terbuka yang terbentuk oleh massa
Ruang Terbuka Ditinjau Dari Segi
bangunan. Ruang terbuka ini dapat bersifat
Bentuk
umum ataupun pribadi sesuai dengan fungsi bangunannya. PERAN RUANG TERBUKA HIJAU KOTA PADA RUANG PUBLIK DI PERKOTAAN
42
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
Secara sistem, ruang terbuka hijau kota 5.
pada dasarnya adalah bagian dari kota yang
Fungsi Ruang Terbuka
1) Fungsi sosial
tidak terbangun, yang berfungsi menunjang
Fungsi sosial dari ruang terbuka antara
kenyamanan,
kesejahteraan,
peningkatan
lain :
kualitas lingkungan dan pelestarian alam, dan
a) Tempat bermain dan olahraga;
umumnya terdiri dari ruang pergerakan linear
b) Tempat bermain dan sarana olahraga;
atau koridor dan ruang pulau atau oasis
c) Tempat komunikasi sosial;
(Spreigen, 1965). Pendapat tersebut juga
d) Tempat peralihan dan menunggu;
ditunjang oleh Krier (1975) yang menyatakan
e) Tempat untuk mendapatkan udara segar;
bahwa ruang terbuka terdiri dari path and
f) Sarana penghubung antara satu tempat
room, sebagai jalur pergerakan dan yang
dengan tempat lainnya;
lainnya sebagai tempat istirahat, kegiatan, atau
g) Pembatas di antara massa bangunan;
tujuan. Hal senada dinyatakan Gosling (1989)
h) Sarana penelitian dan pendidikan serta
bahwa ruang terbuka di dalam kota dapat
penyuluhan
bagi
masyarakat
utnuk
membentuk kesadaran lingkungan; i) Sarana
untuk
kesehatan,
menciptakan
keserasian,
dan
akibat teknologi seperti koridor jalan dan
kebersihan,
pejalan kaki, bangunan tunggal dan majemuk,
keindahan
hutan kota, aliran sungai, dan daerah alamiah
lingkungan.
yang telah ada sebelumnya. Pada dasarnya
2) Fungsi ekologis
ruang
Fungsi ekologis dari ruang terbuka antara lain : a) Penyegaran
berbentuk man made and natural yang terjadi
terbuka
kota
merupakan
totalitas
kesatuan yang memiliki keterkaitan dan dapat digunakan sebagai suatu sistem orientasi.
udara,
mempengaruhi
dan
memperbaiki iklim mikro;
Mengingat
cakupan fungsinya
yang
cukup luas, maka ruang terbuka memiliki arti
b) Menyerap air hujan;
penting kesehatan, kesejahteraan, keamanan,
c) Pengendali banjir dan pengatur tata air;
dan mampu mendatangkan spirit, kebanggan
d) Memelihara
ekosistem
tertentu
dan
melalui penampilannya sedangkan menurut
perlindungan plasma nuftah;
klasifikasinya dapat dibagi atas : utility open
e) Pelembut arsitektur bangunan.\
space, green open space, corridor open space, multiuse classification (De Chiara, 1982)
6.
Sistem Ruang Terbuka Hijau Kota PERAN RUANG TERBUKA HIJAU KOTA PADA RUANG PUBLIK DI PERKOTAAN
43
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
Ruang terbuka kota banyak menentukan
jaringan pipa, bantaran sungai, dan jaringan
pola bentuk dan tatanan ruang kota untuk tujuan kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan peningkatan
kualitas
lingkungan
transportasi kereta api. 7.
serta
Peranan RTHK Terhadap Kehidupan Kota
pelestarian alam.
Kota tidak
Secara rinci sistem ruang terbuka kota
hanya
dapat diuraikan sebagai berikut :
merupakan
1. Ruang terbuka untuk kaitan produksi, terdiri
dari
lahan
untuk
kumpulan
kehutanan,
gedung-
pertanian, produksi mineral, sumber air,
gedung dan
komersial, dan rekreasi.
sarana fisik lainnya. Akan tetapi, sebuah kota
2. Ruang terbuka untuk preservasi sumber
adalah kesatuan antara lingkungan fisik kota
daya alam dan manusia terdiri dari rawa
dan warga kota. Dua komponen ekosistem ini
untuk
akan
habitat
tertentu,
hutan
sebagai
selalu
berinteraksi
proses
kehidupan satwa, bentukan geologi, batu
berkembangnya
karang,
yang bersifat positif akan memberi manfaat bagi
tempat-tempat
bersejarah
dan
pendidikan. 3. Ruang
kota.
selama
Perubahan-perubahan
kehidupan warga kota. Kebanyakan kota di
terbuka
untuk
dan
negara berkembang seperti Indonesia dibangun
kesejahteraan umum terdiri dari lahan untuk
berdarkan latar belakang agraris, demikian juga
melindungi
perkembangan kota Jakarta.
kualitas
air,
kesehatan
ruang
untuk
penimbunan sampah buangan, ruang untuk
Lahan-lahan pertanian di perkotaan yang
memperbaiki kualitas udara, area rekreasi,
merupakan ruang terbuka hijau sudah banyak
area untuk menyajikan efek visual yang
berubah fungsi menjadi kawasan permukiman
menarik
akan
(bukit,
pegunungan,
lembah,
danau, dan pantai).
memberikan
pengaruh
terhadap
kehidupan warga kota. Lahan-lahan pertanian
4. Ruang terbuka untuk keamanan umum
yang berasa di dalam kota merupakan ruang
terdiri dari waduk pencegahan banjir kanal
terbuka hijau produktif yang memberikan
dan lapangan terbang.
penghidupan dan sebagian kebutuhan hasil
5. Ruang terbuka sebagai koridor terdiri dari koridor kabel tegangan tinggi, koridor
pertanian bagi warga kota. 8.
Peranan
RTHK
Terhadap
Lingkungan Kota PERAN RUANG TERBUKA HIJAU KOTA PADA RUANG PUBLIK DI PERKOTAAN
44
Kualitas
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
Penataan ruang terbuka hijau secara
yang berhubungan dengan kenyamanan dan
tepat akan mampu berperan meningkatkan
kualitas lingkungan pada tingkat kewajaran
kualitas armosfer kota, penyegaran udara,
sesuai dengan standar hidup sehat bagi warga
menurunkan kadar polusi udara, dan meredam
kota.
kebisingan.
Penelitian
Embleton
(1963)
9.
menyatakan bahwa 1 (satu) hektar ruang
Peranan RTHK Terhadap Kelestarian Lingkungan
terbuka hijau dapat meredam suara pada db per 30 meter jarak dari sumber suara pada frekuensi
kurang
dari
1.000
CPS
atau
penelitian Carpenter (1975) dapat meredam kebisingan 25-80%. Pada umumnya ruang terbuka hijau didominasi oleh tanaman dan tumbuhan, di
a. Menunjang Tata Guna dan Pelestarian
mana unsure ini banyak berpengaruh terhadap
Air. Kondisi tata air tanah pada cekungan
kualitas
dapat
artesis Jakarta yang sudah semakin buruk
adanya
telah tanpak gejalanya, yaitu merembes-
penurunan suhu sekitar, kelembapan yang
nya air laut jauh ke daratan (salt
cukup dan kadar O2 yang bertambah. Hal ini
intrusion), semakin keringnya sumber-
dikarenakan adanya proses asimilasi dan
sumber air bawah tanah, menurunnya kua-
evapotranspirasi dari tanaman. Di samping itu,
litas air. Keadaan ini dapat diperbaiki
tanaman juga dapat menyerap/mengurangi
dengan
CO2 di udara yang dihasilkan oleh berbagai
terbuka hijau yang terencana seperti
kegiatan industri, kendaran bermotor, dan
program recharging basin, recharging
sebagainya. Menurut hasil penelitian Gerakls,
sink hole, mengeliminir banjir, perbaikan
1(satu) hektar ruang terbuka hijau dapat
daerah aliran sungai, dan perluasan area
menghasilkan 0.6 ton Oksigen untuk konsumsi
daerah peresapan air hujan.
udar
menciptakan
kota.
iklim
Tanaman
mikro,
yaitu
pengembangan
system
ruang
b. Menunjang Tata Guna dan Pelestarian
1.500 orang perhari. Beberapa penelitian juga mengukapkan
Tanah. Suatu penetapan peruntukan yang
bahwa tanaman dengan criteria tertentu dapat
kurang bijaksana dapat menyebabkan
meredam/ mengurangi kebisingan. Kota yang
ekosistem terganggu. Oleh karenanya pola
baik seyogianya dapat menyajikan kebutuhan
ruang terbuka hijau dalam system tata
PERAN RUANG TERBUKA HIJAU KOTA PADA RUANG PUBLIK DI PERKOTAAN
45
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
ruang kota dapat dipergunakan sebagai
Bagi pengembangan kota, ruang terbuka
alat pengendali tata guna tanah secara luas
hijau mempunyai peran :
dan
itu,
1) Sebagai alat pengukur iklim amplitude
hijau
(klimatologis). Penghijauan memperkecil
utnuk
amplitude variasi yang lebih besar dari
memperbaiki kondisi tanah itu sendiri
kondisi udara panas ke kondisi udara
secar alamiah. Sehingga perlu adanya
sejuk.
program-program perbaikan tanah kritis,
2) Penyaring
dinamis.
Di
samping
pengembangan
ruang
terbuka
mempunyai
kemampuan
udara
kotor
(protektif).
pencegahan erosi, peningkatan kualitas
Penghijauan dapat mencegah terjadinya
lingkungan (permukiman, industry, jalur
pencemaran udara yang berlebihan oleh
transportasi, dan sebagainya).
adanya asap kendaraan, asap buangan
c. Menunjang Pelestaraian Plasma Nuftah.
industri, dan gas beracun mengambang ke
Dengan adanya pengembangan ruang
udara. Melalui proses kimiawi zat hijau
terbuka hijau maka diharapkan dapat
daun dapat mengubah CO2 menjadi O2
diterapkan program penghijauan pada
juga gas-gas lainnya seperti zat lemas (N)
ruang-ruang
dan sulfur (S).
terbuka
memungkinkan berbagai
jenis
kota.
adanya tanaman
Hal
ini
penerapan yang
dapat
memberikan keanekaragaman hayati. Di
3) Sebagai tempat hidup satwa. Pohon peneduh tepi jalan sebagai tempat hidup satwa burung/unggas.
samping itu, dengan adanya berbagai jenis
4) Sebagai penunjang keindahan (estetika).
vegetasi yang terdapat pada ruang terbuka
Tanaman memiliki bentuk tekstur dan
hijau, dapat menjadi habitat kehidupan
warnanya yang menarik. Kelebihan ini
satwa liar, terutama berbagai jenis burung.
menjadikan tanaman sebagai salah satu
Satwa-satwa tersebut sudah langka/jarang
elemen yang dapat menunjang keindahan
ditemui di lingkungan perkotaan. Dengan
lingkungan.
demikian, ruang terbuka hijau dapat berfungsi
sebagai
tempat
5) Mempertinggi kualitas ruang kehidupan
pelestarian
lingkungan. Ditinjau dari sudut planologi,
keanekaragaman jenis flora maupun fauna
penghijauan berfungsi sebagai pengikat
dalam upaya pelestarian plasma nutfah.
dan pemersati elemen-elemen (bangunan) yang
ada
di
sekelilingnya.
PERAN RUANG TERBUKA HIJAU KOTA PADA RUANG PUBLIK DI PERKOTAAN
46
Dengan
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
6) demikian, dapat tercipta lingkungan yang
kompak dan serasi. Adapun manfaat raung terbuka hijau di wilayah perkotaan antara lain sebagai berikut.
1) Memberikan kesegaran, kenyamanan, dan keindahan lingkungan sebagai paru-paru kota.
4) Sebagai tempat hidup satwa dan plasma nuftah. 5) Sebagai
2) Memberikan lingkungan yang bersih dan sehat bagi penduduk kota.
resapan
keseimbangan mengurangi
air
tata
guna
air
aliran
menjaga
dalam
air
tanah,
permukaan.
3) Memberikan hasil produksi berupa kayu, daun, bunga, dan buah. 6) menangkap dan menyimpan air, menjaga keseimbangan tanah agar kesuburan tanah
8) Sebagai tempat sarana dan prasarana kegiatan rekreasi.
tetap terjamin. 7) Sirkulasi udara dalam kota. DAFTAR PUSTAKA Danisworo,
Makalah
Rustan Hakim, 1996. Tahapan dan
Pengelolaan Kualitas Lingkungan dan
Proses Perancangan dalam Arsitektur
Lansekap Perkotaan di Indonesia dalam
Lansekap.
Menghadapi Dinamika Abad XXI.
Aksara.
M,
1998.
Garret Eckbo, 1988. Urban Landscape
Jakarta
:
Penerbit
Bina
Rustan Hakim, Hardi Utomo, 2003.
Design, Element and to Tehe Concept,
Komponen
Perancangan
Arsitektur
Graphic. Sha Publishing Co Ltd.
Lansekap. Jakarta : Penerbit Bumi Aksara.
Biodata Penulis
Design. Bekerja sebagi dosen di Program
Ir. Sumarwanto, MT, lahir di Semarang
Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas
tanggal 20 Februari 1952. Pendidikan yang
17 Agustus 1945 Semarang, dengan jabatan
diselesaikannya adalah S.1 di Universitas
akademik Lektor, mengajar pada mata kuliah
Diponegoro Semarang, dan S.2 di Universitas
Perancangan Arsitektur, Tata Ruang Luar dan
Diponegoro Semarang bidang Studi Urban
Kota
dan
PERAN RUANG TERBUKA HIJAU KOTA PADA RUANG PUBLIK DI PERKOTAAN
47
Permukiman.
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
KELENTENG MODAL UTAMA WISATA PECINAN DI SEMARANG Oleh : Ir Djoko Darmawan, MT Abstrak Kelenteng adalah bangunan untuk peribadatan dan pemujaan dewa-dewi dalam kepercayaan atau agama Tri Dharma (Tao-Konfusius-Budha). Pecinan adalah sebutan untuk kawasan pemukiman masyarakat Cina dengan ciri khas budaya dan tradisi dari negara asal mereka. Jadi secara umum dapat dikatakan bahwa, pada masa awal pembentukan kawasan Pecinan sampai saat ini, identitas/citra kawasan Pecinan adalah kelenteng-kelenteng yang terdapat di kawasan tersebut. Demikian pula sebaliknya, lokasi tempat kelenteng berdiri berada di sekitar pemukiman masyarakat Cina (Pecinan). Oleh karena itu Kelenteng dan Pecinan adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan masyarakat Cina di Indonesia.
1.
Pecinan ini ditunjukkan dalam berbagai aktivitas masyarakatnya, baik aktivitas
Pendahuluan
budaya, agama, sosial dan ekonomi. Kekhasan kawasan Pecinan yang lain adalah arsitektur bangunan rumah-toko (ruko) yang padat serta arsitektur bangunan kelenteng yang meriah dengan berbagai warna dan ragam hias simbolik.
Seperti halnya kota-kota besar lainnya di Indonesia, Semarang merupakan kota niaga yang memiliki kawasan Pecinan yang dinamis. Kepadatan kegiatan pada kawasan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Klenteng Sio Hok Bio, Klenteng Tak Hay Bio, Klenteng Tak Kay Sie, Klenteng Tong Pek Bio, Klenteng Hoo Hok Bio, Klenteng Wie Wie Kiong, Klenteng Tik Sio, Klenteng Liong Hok Bio, Klenteng Sie Hoo Kiong
Gambar 8: Peta Permukiman Tiong Hoa di Semarang.
KELENTENG MODAL UTAMA WISATA PECINAN DI SEMARANG
48
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
dengan kapten Kwee An Say. Kapten Kwee An Say dan masyarakat Tionghoa pelarian mengadakan perlawanan terhadap VOC, tetapi dikalahkan dan kapten Kwee An Say sendiri ditangkap. Selain ke Semarang orang-orang Tionghoa dari Batavia juga melarikan diri ke Kudus dan Lasem dan menetap di desa-desa sekitarnya.
2.
Kronologis Berdirinya Kelenteng Di Semarang Berdirinya sebuah klenteng tidak lepas dari sejarah perkembangan kawasan pecinan. Kira-kira th 1628 komunitas Tionghoa di Simongan yang dipimpin Souw Pan Djiang ikut serta dalam pemberontakan melawan Mataram yang berpihak kepada VOC. Tetapi para pemberontak Tionghoa ini kalah dan akibatnya mereka dipindahkan ke daerah di bawah pengawasan VOC .
Pada Th 1743 Kwee Gang seorang letnan Tionghoa dari Batavia telah ditunjuk VOC untuk menjadi kapten di pecinan Semarang . Berbeda dengan Kwee An Say, kapten Kwee Gang mengadakan kerjasama yang baik dengan VOC. Tiga tahun kemudian yaitu pada Th 1746 dibangun kelenteng Kwan Im Ting, kelenteng ini adalah kelenteng pertama di Semarang.
Pada Th 1672 diterapkan desentralisasi di kampung tionghoa oleh VOC. Untuk mengatur permukiman tersebut VOC menunjuk salah seorang pedagang Tionghoa yang bernama Kwee Kiauw Loo sebagai kapten. Pada Th 1684 kapten Kwee Kiauw Loo kembali ke Batavia, kedudukannya kemudian digantikan oleh Kwee An Say . Pada masa itu masyarakat Tionghoa mendominasi kegiatan perekonomian yaitu ekspor dan impor. Oleh karena itu terjadi dua inti kota yaitu pusat kekuasaan dipegang Belanda/VOC
Sepuluh tahun kemudian yaitu pada Th 1753 kapten Kwee Gang digantikan oleh Oei Tje , pada masa itu kawasan pecinan makin tertata dan pertumbuhan ekonomi makin membaik. Sebagai ungkapan syukur keberhasilan dalam kehidupan di permukiman tersebut, maka warga
sedangkan pusat perekonomian dikuasai masyarakat Tionghoa.
Pecinan Lor dan Pecinan Wetan bersepakat membiayai pembangunan kelenteng Sioe Hok Bio. Kelenteng ini mempunyai dewa utama Hok Tek Tjeng Sien (dewa dagang), hal ini diduga karena kebanyakan masyarakat tionghoa saat itu berprofesi sebagai pedagang.
Pada Th 1740 terjadi kerusuhan di Batavia, kerusuhan ini disebabkan adanya pembunuhan kurang lebih 10000 masyarakat Tionghoa oleh VOC/Belanda . Akibat kekejaman VOC, banyak masyarakat Tionghoa yang melarikan diri dari Batavia menuju Semarang dan kemudian bergabung
KELENTENG MODAL UTAMA WISATA PECINAN DI SEMARANG
49
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
kelenteng ini adalah Feng Shui, diharapkan dengan pindahnya lokasi kelenteng keadaan masyarakatnya dapat lebih baik lagi.
Kelenteng Sioe Hok Bio 1753 Sumber : Data lapangan Tiga tahun berselang yaitu pada Th 1756 di kawasan permukiman tionghoa ini kembali membangun sebuah kelenteng. Marga Kwee sebagai inisiator pembangunan kelenteng Tek Hay Bio, kelenteng ini dibangun untuk menghormati tuan Kwee Lak Wa.
Kelenteng Tay Kak Sie 1771 Sumber : Data lapangan Di permukiman tionghoa Semarang pada Th 1782 letnan Khouw Ping membangun kelenteng Tong Pek Bio yang dapat diartikan kelenteng batas timur. Dewa utama dari kelenteng ini adalah Hok Tek Tjeng Sien (dewa dagang).
Kelenteng Tek Hay Bio 1756 Sumber : Data lapangan Dua puluh lima tahun sejak berdirinya kelenteng Kwan Im Ting yaitu Th 1771, kelenteng ini dirubuhkan dan dipindahkan. Kelenteng ini kemudian dibangun kembali dilokasi lain dengan nama yang berbeda yaitu Tay Kak Sie. Dewa utama pada kelenteng ini adalah Tri Ratna Budha. Alasan pemindahan
Kelenteng Tong Pek Bio 1782 Sumber : Data lapangan Sepuluh tahun kemudian yaitu pada Th 1792 warga Pecinan Lor Semarang memprakarsai mendirikan kelenteng
KELENTENG MODAL UTAMA WISATA PECINAN DI SEMARANG
50
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
Hoo Hok Bio. Seperti halnya kelenteng Sioe Hok Bio, kelenteng Hoo Hok Bio dewa utamanya adalah Hok Tek Tjeng Sien dan juga merupakan kelenteng kecil.
Th 1866 Liem Giok Sing seorang wijkmeester di permukiman tionghoa Semarang memprakarsai pembangunan kelenteng Liong Hok Bio. Dewa utama pada kelenteng ini adalah Hok Tek Tjeng Sien, kelenteng ini termasuk kelenteng kecil.
Kelenteng Hoo Hok Bio 1792 Sumber : Data lapangan Th 1799 adalah tahun kejatuhan VOC Kelenteng Liong Hok Bio 1866
karena bangkrut, kemudian kekuasaan diambil alih pemerintah Belanda. Th 1811 P Jawa dikuasai Inggris. Tiga tahun sejak Inggris menguasai P Jawa yaitu pada Th 1814, di kawasan permukiman Tionghoa Semarang Marga Tan membangun kelenteng Wie Wie Kiong. Kelenteng ini mempunyai dewa utama Gay Tjiang Seng Ong dan merupakan
Sumber : Data lapangan Th 1881 Marga Liem membangun kelenteng See Hoo Kiong atau Ma Tjouw Kiong yang diprakarsai Liem Siong Djian dan Liem Kiem Ling. Dewa utama kelenteng ini adalah Thian Sian Sing Boo.
kelenteng terbesar dengan lapisan terbanyak di kawasan permukiman tionghoa Semarang ini.
Kelenteng Wie Wie Kiong 1814
Kelenteng See Hoo Kiong 1881
Sumber : Data lapangan
Sumber : Data lapangan
KELENTENG MODAL UTAMA WISATA PECINAN DI SEMARANG
51
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
Kelenteng ini diduga ada hubungan marga dengan kelenteng Cu An Kiong Lasem maupun kelenteng Thian Sian Sing Boo Rembang.
\
wedang ronde, wedang tahu, bakpao. Sementara itu wisata budaya antara lain wayang potehi, barongsai, upacara arakarakan kongco (dewa kelenteng) dan mungkin masih banyak lagi jika digali. Hingga saat ini pemda setempat bekerja sama dengan perguruan tinggi dan komunitas Tiong Hoa telah mengadakan berbagai kegiatan kepariwisataan. Pasar Semawis merupakan salah satu upaya menghidupkan kawasan Pecinan Semarang pada malam hari. Walaupun kegiatan ini tidak setiap hari diadakan (hanya Jumat, Sabtu dan Minggu), langkah ini bisa diacungi jempol karena mampu menghidupkan kawasan ini saat sang surya tenggelam. Berbagai kuliner khas Tiong Hoa dan pernak-pernik element Feng Shui , ramalan dan jasa lukisan khas Tiong Hoa turut memeriahkan pasar malam ini. Lomba sketsa kawasan ini pun telah dilakukan oleh kalangan perguruan tinggi dalam upaya mengenalkan kawasan ini pada masyarakat umum. Di kawasan permukiman Tiong Hoa di Semarang atau yang lebih dikenal dengan Pecinan Semarang terdapat 8 buah kelenteng tua. Masing-masing kelenteng mempunyai keistimewaan sendiri baik dari sisi arsitektur maupun dewa utamanya. Eksotika dari kedelapan kelenteng di kawasan permukiman Tiong Hoa ini memang tidak terbantahkan. Yang menjadi pertanyaan, apakah
Kelenteng Cu An Kiong Lasem dan Kelenteng Thian Sian Sing Boo di Rembang Sumber : Data lapangan Permasalahan Menurut data penelitian, Semarang adalah salah satu kota yang memiliki potensi wisata pecinan selain Lasem, Rembang, Welahan, Tegal, Pekalongan, Cirebon dan Tuban. Potensi wisata pecinan yang layak disuguhkan antara lain wisata arsitektur, wisata kuliner dan wisata budaya. Wisata arsitektur yang dimaksud adalah bangunan tradisional Cina yaitu kelenteng maupun rumah tinggal. Sedangkan wisata kuliner berupa makanan khas Tiong Hoa seperti lumpia,
keberadaan kelenteng pada kawasan
KELENTENG MODAL UTAMA WISATA PECINAN DI SEMARANG
52
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
permukiman masyarakat Tiong Hoa ini sudah diberdayakan secara optimal sebagai asset Wisata Pecinan?
elemen masyarakat Semarang dalam meningkatkan, mengenalkan wisata pecinan ini dapat diikuti daerah-daerah lain yang mempunyai aset wisata pecinan di Jawa Tengah.
3.
Konsep Wisata Pecinan Yang Berimbang Untuk lebih memberdayakan kelenteng sebagai modal utama potensi wisata pecinan di Semarang sebaiknya dibuat konsep perencanaan wisata pecinan yang terpadu dan berimbang. Artinya antara wisata kuliner, wisata arsitektur dan wisata budaya menjadi satu kesatuan dan mempunyai bobot yang sama dalam mengekspose. Dibutuhkan kerja sama masingmasing instansi yang menangani kepariwisataan baik swasta maupun
Daftar Pustaka Amen Budiman 1978, Semarang Riwayatmu Dulu, Semarang, Tunjungsari. Eko Budihardjo,1997, Arsitektur Sebagai Warisan Budaya, Penerbit Djambatan, Jakarta. James C Snyder, Anthony J Catanese, 1985, Pengantar Arsitektur, Penerbit Erlangga
negeri, dimana wisatawan yang datang pada kelenteng di kawasan pecinan Semarang diupayakan juga mengunjungi kelenteng Sampokong dan demikian pula sebaliknya. Kerja sama ini juga dapat diperluas antar pelaku wisata pecinan dikabupaten/kota untuk membangun jejaring wisata pecinan antar kabupaten/kota. Semoga upaya yang telah dilakukan oleh Pemda dan seluruh
Liem Thian joe, 1933, Riwayat Semarang, Boekhandel Ho Kim yoe. Sartono Kartodirdjo, Sejarah Nasional Indonesia UURI No 4 Th 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman. Wiranto, 2000, Tipologi Bentuk dan Makna Arsitektur suatu respon perkembangan arsitektur abad 21, Makalah Seminar Undip Semarang.
KELENTENG MODAL UTAMA WISATA PECINAN DI SEMARANG
53
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
MATERIAL LUNAK ( tanaman ) DALAM TATA RUANG DALAM Oleh: Ir. Budi Adi Slamet
Abstraksi Peran tanaman dalam penataan ruang dalam disamping sebagai “ Pelunak “ ruangan juga unsur dekoratif / penghias yang tak kalah pentingnya dengan elemen interior lainnya yang boleh dikatakan relatif keras. Macam tanaman untuk tujuan pengisi ruang dalam atau penunjang interior ternyata cukup banyak ragamnya, serta mempunyai persyaratan persyaratan tertentu agar tanaman dapat hidup, antara lain adalah syarat akan kebutuhan air, udara, dan sinar matahari. Selain itu juga tanaman harus mampu bertahan hidup selama beberapa waktu di dalam ruangan,
sehari-hari misalnya : meja, kursi, lemari, partisi, lukisan dan lainlainnya. Tata Ruang Dalam muncul karena adanya kesadaran dari pemakai ruang untuk menata tempat tinggal maupun tempat kerja guna meningkatkan efisiensi dan kenyamanan kerja.
PENDAHULUAN Kebutuhan hidup manusia tentang rumah dari masa ke masa menuntut sempurna dari segi penampilan dan persyaratan yang cocok dengan tingkat daya cipta dan apresiasi manusia dengan tidak meninggalkan keserasian dan keselarasan dengan lingkungan sekitarnya. Juga dalam lingkup penataan ruang dalam teras
bertambah kompleks permasalahannya. Tata Ruang Dalam (interior) merupakan salah satu profesi yang menempatkan elemen-elemen pembentuk ruang, lantai, dinding, dan plafond terutama kaitannya dengan ruang ( space ) atau dimensi ruang yang dibutuhkan, serta elemen-elemen penunjang yang paling dekat pemakainnya dalam
SENYAWA TATA HIJAU (Landscape) DAN TATA RUANG DALAM ( interior ). Persenyawaan antara interior dan landscape dalam lingkup yang detail dan nyata dapat menimbulkan kesan akrab, harmonis dan asri serta tak lepaas dari tujuan melestarikan keindahan lingkungan. Peran tanaman dalam penataan ruang dalam disamping sebagai “ Pelunak “ ruangan juga unsur dekoratif / penghias yang tak kalah pentingnya
MATERIAL LUNAK ( tanaman ) DALAM TATA RUANG DALAM
54
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
dengan elemen interior lainnya yang boleh dikatakan relatif keras. Macam tanaman untuk tujuan pengisi ruang dalam atau penunjang interior ternyata cukup banyak ragamnya, serta mempunyai persyaratan persyaratan tertentu agar tanaman dapat hidup, antara lain adalah syarat akan kebutuhan air, udara, dan sinar matahari. Selain itu juga tanaman harus mampu bertahan hidup selama beberapa waktu di dalam ruangan, juga tentunya tidak akan tumbuh menjadi besar.
Menata ruangan dengan memasukkan kehadiran tanaman sangatlah baik dan dianjurkan guna mendapatkan rasa keasrian di dalam ruangan. Ada beberapa jenis tanaman bila dilihat dari syarat tumbuhnya. a. Jenis tanaman yang membutuhkan sinar matahari. Pada jenis tanaman ini secara fisual akan cepat diketahui perubahan atau ketidak beresan pertumbuhannya (kondisi tanaman) misalnya tanaman kelihatan segar, daunnya lebat, daun warna sangat hijau atau kondisinya malah sebaliknya. Jenis tanaman ini misalnya kaktus, palem, dan tanaman yang tumbuh merambat dengan perawatan yang mudah dan umurnya cukup panjang. Dengan melihat kondisi tanaman dan batasan-batasan seperti tersebut diatas maka tanaman bisa diletakkan dibawah jendela yang mana sinar matahari dapat menembus masuk, atau pada bukaan dinding lainnya.
Gb..1 Tanaman hidup sebagai aksesori yang dihadirkan dalam ruang. Penempatan nya yang tepat hingga tak mengganggu sirkulasi maupun mudah dalam perawatannya. Besar dan bentuk tanaman sangat serasi dengan besaran ruang. 
JENIS TANAMAN RUANGAN
b. Jenis tanaman yang membutuhkan sinar matahari tidak langung ( semi cahaya ). Jenis tanaman ini masih mampu betahan hidup walau dalam sehari hanya mendapatkan sinar matahari beberapa jam saja. Sedangkan penempatannya dapat diletakkan diantara ruang / space
UNTUK
furniture atau agak jauh dari MATERIAL LUNAK ( tanaman ) DALAM TATA RUANG DALAM
55
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
bukaan jendela / pintu yang terkena sinar matahari langsung.
dapat mudah dipindahkan atau digeser tanpa merusak tanaman. Secara vertikal tempat tanaman maksimal dibentuk dengan pola / bentuk yang diatur dengan ketinggian lebih dari 90 cm atau sama dengan jarak terdekat tirai terhadap lantai, dimana apabila tanaman tersebut sudah mencapai tirai dapat dengan mudah digantikan ( apabila perlu ) atau ditukar dengan tanaman yang lebih rendah atau kecil, agar bukaan yang dimaksud tidak terhalang oleh rimbunan tanaman / dedaunan yang dimiliki tanaman tersebut. Tak terlepas dari kesemuanya itu yang patut menjadikan perhatian pula adalah masalah untuk dipindah-
c. Jenis tanaman yang tidak membutuhkan sinar matahari. Tanaman ini sangat tumbuh subur pada daerah / ruang yang tidak mendapatkan sinar matahari, sehingga perannanya dalam ruangan sangat flexibel dan mudah untuk dipindahkan ( sifat movable ).
pindahkan serta faktor kelonggaran wadah / pot haruslah luwes terhadap perkembangan akar serta seyogyanya pot tersebut kedap air. Gb. 2. Salah satu sudut ruang yang menunjukan perpaduan antara fungsi duduk/ kursi, benda seni/ lukisan, aksesori tanaman dalam pot, aksesori lain/ pernik yang diletakkan diatas meja dengan desain yang artistik menciptakan suatu sequence dalam ruang yang sangat artistik.


PEMELIHARAAN Jika dilihat dari tempat / wadah dari tanaman jenis tersebut diatas, diantaranya bisa dalam pot atau vas-vas bunga dengan tujuan
KESIMPULAN Tanaman bisa dipakai guna mengidentifikasikan status memisahkan jarak dalam pengaturan interior dan juga bisa sebagai pengarah / pembatas dari lorong / koridor, serta tanaman prinsipnya dapat membuat semua menjadi terasa estetis, alami, harmonis dan lembut. Bagaimanapun juga faktor ketelitian serta hambatan-hambatan yang menjadikan semuanya dikatakan sulit dalam memadukan dan menyelaraskan interior dari perangkat
MATERIAL LUNAK ( tanaman ) DALAM TATA RUANG DALAM
56
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
keras dan perangkat lunak sehingga tanaman dapat tumbuh dan berkembang sesuai yang kita kehendaki, bukanlah menjadikan DAFTAR PUSTAKA
faktor penghalang untuk mencobanya.
Ir. Rustan Hakim. 1991. Unsur Perancangan dalam Arsitektur Landsekap.
Ir. Meiril Isa Arc. 1972. PokokPokok Merencana Interior.
Ir. Sri Purwati. 1981. Tata Ruang Rumah Tinggal.
Dinas Pertanaman DKI. Jakarta. 1979. Dekorasi Taman.
Membuat Rencana Taman Rumah
Drs. wDjaja AB
MATERIAL LUNAK ( tanaman ) DALAM TATA RUANG DALAM
57
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
MODEL TERMODINAMIK KESETIMBANGAN FASA UAP-CAIR DAN PERPINDAHAN MASSA PADA DISTILASI EKSTRAKTIF PATHCOULI ALKOHOL MINYAK NILAM Oleh: Retno Ambarwati SL*, Rudi Firyanto*, dan Fahmi Arifan** * Dosen Teknik Kimia UNTAG Semarang ** Dosen Teknik Kimia Polines UNDIP Semarang Abstrak Minyak nilam merupakan minyak atsiri yang diperoleh dari daun nilam dengan cara penyulingan. Minyak tersebut merupakan komoditas ekspor non migas paling besar diantara ekspor minyak atsiri di Indonesia. Minyak nilam selain digunakan sebagai bahan pewangi, juga dapat digunakan sebagai penahan aroma wangi-wangian bahan pewangi lain sehingga bau wangi tidak cepat hilang dan lebih tahan lama (fiksatif) dalam pembuatan parfum, kosmetik dan sabun. Salah satu komponen minyak nilam yang berpotensi dan memiliki nilai jual yang sangat tinggi yaitu patchouli alkohol. Hampir seluruh komponen dari patchouli alkohol dapat menghasilkan flavor, dan beberapa peneliti telah berupaya untuk memisahkannya. Oleh karenanya, dalam penelitian ini diupayakan memisahkan patchouli alkohol dari minyak nilam dengan menggabungkan proses ekstraksi dan distilasi dalam satu kolom menggunakan pelarut minyak jarak. Proses ini dikenal dengan distilasi ekstraktif. Kegiatan yang dilakukan adalah studi penyusunan model empirik tentang kesetimbangan fasa sistem uap-cair. Studi kesetimbangan fasa dibagi dalam dua tahapan kerja. Tahap pertama adalah mengukur data kesetimbangan fasa langsung di laboratorium dengan menggunakan ebuliometer pada berbagai variabel umpan yang merupakan larutan model. Sedangkan tahap kedua adalah memodelkan data kesetimbangan fasa uap-cair lewat perhitungan dengan menggunakan Matlab sebagai bahasa program. Pengaruh berbagai komponen terlarut seperti pathcouli camphor, candinene benzaldehyde, patchoulene dan senyawa-senyawa lain dalam jumlah kecil yang biasa ditemui pada pathcouli alcohol minyak nilam terhadap kesetimbangan fasa uap-cair dipelajari dengan melakukan pengukuran langsung di laboratorium dan prediksi dengan menggunakan persamaan UNIFAC. Pengukuran kesetimbangan fasa secara langsung dilaksanakan dengan ebuliometer Fowler-Norris. Data hasil percobaan untuk sistem biner minyak nilam-minyak jarak konsisten secara termodinamika, ditinjau dari uji dengan metoda luas area, sehingga peralatan pengukur data kesetimbangan layak digunakan untuk mengukur kesetimbangan fasa uap-cair. Model empiris kesetimbangan fasa uap-cair sistem minyak nilam-minyak jarak-pathcouli alcohol direkomendasikan dengan menggunakan persamaan UNIFAC. Pelarut minyak jarak mampu menggeser kesetimbangan fasa uap cair pada kondisi vakum. Kata kunci: kesetimbangan fasa; minyak nilam; minyak jarak; unifac
nilam sebesar 1.295 ton, sedangkan
Pendahuluan Minyak nilam merupakan minyak
ekspor minyak atsiri keseluruhan adalah
atsiri yang diperoleh dari daun nilam
2.633 ton (BPS, 2006). Sehingga hampir
(Pogostemon cablin Benth) dengan cara
50% ekspor minyak atsiri, didominasi
penyulingan. Minyak tersebut merupakan
oleh minyak nilam. Negara pengimpor
komoditas ekspor non migas paling besar
minyak nilam Indonesia yaitu Amerika
diantara
di
Serikat, Jepang, Malaysia, Singapura,
Indonesia. Tahun 2004 ekspor minyak
Austrlia, Hongkong dan India. Namun
ekspor
minyak
atsiri
MODEL TERMODINAMIK KESETIMBANGAN FASA UAP-CAIR
58
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
demikian, sejak tahun 2000 hingga
alkohol. Hampir seluruh komponen dari
sekarang volume ekspor minyak nilam
patchouli alkohol dapat menghasilkan
Indonesia mengalami penurunan yang
flavor dan produk kesehatan serta obat-
sangat drastis, yaitu dari 1.356 ton
obatan, dan beberapa peneliti telah
menjadi 1.189 ton (BPS, 2005).
berupaya untuk memisahkannya. Bakti
Minyak nilam selain digunakan
Jos, dkk (2004) telah mengestrak minyak
sebagai bahan pewangi, juga dapat
nilam dengan menggunakan n-Heksan.
digunakan
Namun
sebagai
wangi-wangian
penahan
bahan
aroma
pewangi
lain
demikian,
konvensional
ini
teknologi
hanya
mampu
sehingga bau wangi tidak cepat hilang
meningkatkan kadar patchouli alkohol
dan lebih tahan lama (fiksatif) dalam
dari 30% menjadi 36%. Kelemahan
pembuatan parfum, kosmetik dan sabun.
utama proses ini adalah biaya peralatan
Bahkan saat ini, minyak nilam banyak
lebih mahal, karena dibutuhkan alat
dikembangkan ke arah produk obat-
distilasi untuk merekoveri n-Heksan.
obatan. Hal ini dikarenakan minyak
Metode konvensional yang lain juga
nilam mengandung lebih dari 24 jenis
telah dilakukan oleh
sesquiterpene, yang berpotensi sebagai
(2005). Peneliti ini mencoba memisahkan
senyawa anti kanker, anti mikroba, anti
dengan menggunakan distilasi vakum,
inflamatory, antibiotik dan anti mikroba
meskipun
dan anti tumor (Deqverry, dkk., 2006.,
alkohol hanya meningkat 11%.
Rafi, 2001).
demikian
Silviana dkk,
kadar
patchouli
Upaya untuk meningkatakan kadar
Meskipun Indonesia sudah mampu
patchouli alkohol yang telah dilakukan
mengekspor minyak nilam keluar negeri,
oleh para peneliti relatif masih rendah.
namun sampai saat ini masih mengimpor
Hal ini terjadi karena adanya impuritas
derivat-derivat
yang
yang
baku
disamping itu komposisi masing-masing
pembuatan obatan-obatan dan flavor. Hal
minyak nilam memiliki titik didih yang
ini sangat disayangkan, sehingga perlu
berdekatan dan dimungkinkan terbentuk
diupayakan untuk mengolah minyak
azeotrop.
digunakan
minyak sebagai
nilam bahan
nilam lebih lanjut sebelum diekspor.
terikat
Untuk
pada
itu,
minyak
perlu
nilam,
memisahkan
Salah satu komponen minyak nilam
patchouli alkohol dari minyak nilam
yang berpotensi dan memiliki nilai jual
dengan menggabungkan proses ekstraksi
yang
dan
sangat
tinggi
yaitu
patchouli
distilasi
dalam
MODEL TERMODINAMIK KESETIMBANGAN FASA UAP-CAIR
59
satu
kolom
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
menggunakan
pelarut
jarak.
bagaimana, sehingga akan dihasilkan
Proses ini dikenal dengan distilasi
kadar pathcouli alkohol secara optimum.
ekstraktif. Minyak jarak merupakan
Oleh
pelarut yang dapat mengikat impuritas
kesetimbangan fasa sistem uap-cair yang
dan
berguna
mengubah
volatilitas
komponen-komponen kondisinya. adalah:
minyak
semula
Keunggulan
relatif
karenanya,
dalam
perlu
menelaah
menentukan
kondisi
pada
operasi. Disisi lain sangat diperlukan
proses ini
data-data teknis yang berguna dalam
biaya peralatan lebih murah,
perancangan,
scale-up,
pengoperasian
hemat energi, dapat mengubah relatif
proses secara optimal dan evaluasi
volatility,
menggeser
kinerja distilasi ekstraktif vakum. Untuk
kesetimbangan fasa, warna produk lebih
itu, perlu pengembangan proses distilasi
jernih dan kadar patchouli alkohol yang
ekstraktif guna mendapatkan data-data
dicapai lebih tinggi. Studi pendahuluan
teknis laboratorium.
dapat
telah dilakukan dalam skala laboratorium Metode Penelitian
dengan kajian penentuan kondisi proses
Penelitian
distilasi ekstraktif minyak nilam dalam
dan
proses
ini
distilasi ekstraktif menggunakan pelarut
sangat
minyak jarak akan diinvestigasi baik
menjajikan untuk dikomersialkan, karena
secara eksperimen maupun pemodelan.
menghasilkan pathcouli alkohol sekitar 63%
(Arifan,
dkk.,
2007).
Rangkaian penelitian akan dilaksanakan
Oleh
secara bertahap meliputi:
karenanya, perlu pengembangan proses
-
distilasi ekstraktif minyak nilam pada
-
derifat-derifatnya.
-
minyak nilam dengan menggunakan
-
keunggulan. Akan tetapi, keberhasilan bergantung
Pengukuran data perpindahan massa uap-cair
distilasi ekstraktif ini banyak memiliki
akan
Pemodelan data kesetimbangan fasa uap-cair dengan UNIFAC
Proses pemisahan patchouli alkohol
ini
Pengukuran data kesetimbangan fasa uap-cair
keaadaan vakum untuk memisahkan
proses
Meringkas data perpindahan massa dalam bentuk model matematis
pada
kemampuan minyak jarak sebagai pelarut
Bahan dan Alat Penelitian
dalam melepaskan impuritas yang terikat. Selain
itu,
kondisi
proses
pemisahan
pathcouli alkohol minyak nilam dengan
keadaan vakum. Studi awal ini sangat prospektif
tentang
yang
MODEL TERMODINAMIK KESETIMBANGAN FASA UAP-CAIR
60
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
Bahan-bahan
yang
digunakan
pada
7. Gelas ukur, dengan volume 10
penelitian ditahun pertama maupun tahun
ml, skala 0,01 dan volume 25,
kedua cenderung sama. Diantaranya
skala 0,1
minyak nilam, minyak jarak dan bahan-
8. Saringan
bahan untuk keperluan analisa. Minyak
9. Oven dan waterbath
nilam diperoleh dari UKM Sami Galuh Variabel-variabel Percobaan
Yogyakarta dan Ungaran. Minyak jarak
Variabel-variabel
yang digunakan dalam penelitian dibeli
percobaan
dari PT Bratachem (Yogyakarta). Bahan-
pengukuran kesetimbangan fasa adalah
bahan kimia untuk keperluan analisa
umpan yang merupakan suatu larutan
diperoleh
model
dari
PT
Bratachem
dalam pengukuran data kesetimbangan berupa
ebuliometer.
minyak jarak- pathcouli camphor (0,315 % pathcouli camphor)
massa menggunakan distilasi ekstraktif
digunakan
dengan
1. Larutan model A : minyak nilam-
Sedangkan pengukuran data perpindahan
vakum.
mirip
model tersebut adalah:
Peralatan utama yang digunakan
uap-air
dibuat
komposisi minyak nilam. Larutan-larutan
(Yogyakarta).
fasa
yang
Beberapa
alat
sebagai
lain
pendukung
2. Larutan model B : minyak nilam -
yang
minyak
dan
jarak
benzaldehyde
keperluan analisa adalah:
(1,26
-
candinene %
candinene
benzaldehyde)
1. Gas Chromatografi
3. Larutan model C : minyak nilam -
2. Buret, dengan volume 10 ml dan
minyak jarak - patchoulene (1 %
skala 0,02
patchoulene)
3. Piknometer, dengan volume 5 ml
4. Larutan model D : minyak nilam -
4. Erlenmeyer, dengan volume 250
minyak jarak - patchoulene (0, 5 %
ml
patchoulene)
5. Pipet tetes dan Pipet volum, dengan volume 10 ml
5. Larutan model E : minyak nilam -
6. Beaker glass , dengan volume 500
minyak jarak - nortetrapatchoulol (1%
ml dan 100 ml
nortetrapatchoulol).
MODEL TERMODINAMIK KESETIMBANGAN FASA UAP-CAIR
61
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
P C Keterangan : B = kolom pendidih V = penampung fasa uap L = penampung fasa cair C = kondenser P = pompa Cottrell E = ruang kesetimbangan T = pengukur temperatur W = air pendingin
T
W
E P
L
V
B
Gambar 1. Alat pengukur kesetimbangan ebuliometer Fowler-Norris termodifikasi Langkah-langkah Percobaan: Percobaan kesetimbangan fasa dilakukan
terkondensasi
mengikuti
yang
dalam penampung sampel fasa uap (V)
dijelaskan oleh Gillespie, 1946. Larutan
sedangkan cairan yang tidak menguap
model
alat
jatuh ketempat penampung fasa cair (L).
kemudian
Setelah kesetimbangan tercapai, sampel
dipanaskan sampai campuran uap-cair
fasa uap dan fasa cair diambil untuk
naik melalui pompa kottrel (P) menuju
dianalisa
ruang kesetimbangan (E). Fasa uap
kromatografi gas cair.
metode
dimasukkan
pemasukan
menuju
percobaan
umpan
kondensor
ke (B)
(C).
dalam
Uap
selanjutnya
komposisinya
yang
MODEL TERMODINAMIK KESETIMBANGAN FASA UAP-CAIR
62
ditampung
dengan
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
Hasil dan pembahasan
jatuh ketempat penampung fasa cair (L).
Perancangan dan Pabrikasi Alat Ukur
Setelah kesetimbangan tercapai, sampel
Kesetimbangan
fasa uap dan fasa cair diambil untuk
Rangkaian alat ini terdiri dari gelas
dianalisa
silindrik beserta kran dan pipa, pemanas berupa
waterbath
untuk
mengendali Studi Pendahuluan
digunakan dalam kegiatan penelitian ini
Studi
dibeli dari PT. Bratachem Semarang.
percobaan
dimasukkan
pemasukan
umpan
ke (B)
dalam
proses
alat
kemudian
terkondensasi
selanjutnya
Uap
alkohol
dengan temperatur konstan. Pengukuran
data
percobaan
di
laboratorium dilakukan pada berbagai
ruang kesetimbangan (E). Fasa uap (C).
pathcouli
pada variabel 2, 3, 4 dan 5 mmHg
naik melalui pompa kottrel (P) menuju
kondensor
pemurnian
minyak nilam. Tekanan ini divariasikan
dipanaskan sampai campuran uap-cair
menuju
dilakukan
yang relatif baik untuk digunakan dalam
yang
dijelaskan oleh Gillespie, 1946. Larutan model
pendahuluan
dengan tujuan untuk menentukan tekanan
Percobaan kesetimbangan fasa dilakukan metode
dengan
kromatografi gas cair.
temperatur. Bahan-bahan kimia yang
mengikuti
komposisinya
tempuhan dengan variasi temperatur
yang
pada tekanan konstan. Selama tempuhan
ditampung
percobaan, data yang diperoleh tersaji
dalam penampung sampel fasa uap (V)
pada Tabel 1.
sedangkan cairan yang tidak menguap Tabel 1. Data pengukuran pada temperatur 140 oC tekanan 2 mmHg NO.
Volume Nilam (ml)
Volume minyak jarak (ml)
Pathcouli Alcohol (%)
1
350
150
66
2
375
125
72
3
400
100
81
4
425
75
71
5
450
50
62
MODEL TERMODINAMIK KESETIMBANGAN FASA UAP-CAIR
63
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
berbagai
Pengukuran Data Percobaan dengan Alat ebuliometer Fowler-Norris Pengukuran
data
benzaldehyde, patchoulene dan senyawasenyawa lain dalam jumlah kecil. Untuk
larutan model sistem biner dan terner merupakan
komposisi
mengetahui pengaruh
minyak
dari senyawa-
senyawa tersebut, dibuat larutan model
nilam dengan pelarut minyak jarak. Dari
yang
hasil analisa, diketahui bahwa minyak nilam
terlarut,
seperti pathcouli camphor, candinene
kesetimbangan
fasa uap-cair, dilaksanakan terhadap
yang
senyawa-senyawa
mirip
minyak
nilam
dengan
komposisi yang disesuaikan dengan hasil
yang diperoleh terdiri dari
analisa.
Gambar 2. Pengukuran data percobaan Untuk mengetahui seberapa besar Uji Konsistensi Termodinamika Uji keabsahan alat pengukur
kenaikan perolehan pathcouli alcohol pada operasi distilasi ekstraktif akibat
kesetimbangan fasa uap-cair ebuliometer
kehadiran impuritas terlarut, dicoba juga
Fowler-Norris termodifikasi adalah tes
mempelajari sifat kelarutan pathcouli
konsistensi termodinamika berdasarkan
camphor, candinene benzaldehyde dan
metoda luas area [Herington, 1951 and
patchoulene pada berbagai konsentrasi minyak
jarak.
dilaksanakan
Metoda
menurut
Wisniak,
percobaan
metoda
menyajikan
yang
1994]. hasil
Gambar tes
3
–
6
konsistensi
termodinamika berdasarkan pengukuran
dijelaskan oleh Ni dan Hu (1996).
data percobaan dengan menggunakan
MODEL TERMODINAMIK KESETIMBANGAN FASA UAP-CAIR
64
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
alat
ebuliometer
Fowler-Norris
termodifikasi.
GRAFIK HUBUNGAN ANTARA ln(gama) VS x1 2 lngama1-perc 1.5
lngama1 atau lngama2
lngama2-hit lngama1-hit 1 lngama2-perc 0.5
0
-0.5
0
0.1
0.2
0.3
0.4 0.5 Fraksi Mol, x1
0.6
0.7
0.8
0.9
Gambar 3. Grafik Hubungan antara ln terhadap x1
Uji konsistensi data biner minyak nilam-minyak
jarak
didasarkan
A dan B yang disebabkan oleh pengaruh
atas
panas pencampuran. Herington (1951)
perhitungan luas bidang hasil pengaluran [ln
1/2]
perhitungan
terhadap luas
x1.
area
Dari A
dan
mengasumsikan
bahwa
panas
hasil
pencampuran merupakan fungsi dari nilai
B,
x1 dan tergantung dari nilai rentang temperatur sistem.
selanjutnya dapat dihitung pula nilai I yang menjelaskan perbedaan antara luas
MODEL TERMODINAMIK KESETIMBANGAN FASA UAP-CAIR
65
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
KURVA AREA TEST 2
ln(gama1/gama2) Percobaan
1.5
1 AREA I 0.5
0 AREA II -0.5
-1
-1.5
0
0.1
0.2
0.3
0.4 0.5 Fraksi Mol, x1
0.6
0.7
0.8
0.9
Gambar 4. Kurva Area Test (Hubungan antara ln (1/2) terhadap x1) KURVA AREA TEST 2.5
ln(gama1/gama2) Percobaan
2 1.5 1 AREA I 0.5 0 AREA II -0.5 -1 -1.5
0
0.1
0.2
0.3
0.4 0.5 0.6 Fraksi Mol, x1
0.7
0.8
0.9
1
Gambar 5. Kurva Area Test (Hubungan antara ln (1/2) terhadap x1)
(Harga ordinat pada x1=0 dan x1=1 diperoleh melalui ekstrapolasi data)
data
secara termodinamika. Ha menjelaskan
percobaan kesetimbangan fasa uap-cair
nilai panas pencampuran rata-rata pada
ternyata konsisten secara termodinamika,
rentang konsentrasi total dan T10 T20
karena
yang menjelaskan titik didih komponen
Hasil
tela‟ah
terhadap
diperoleh nilai D J. Hasil
murni
perhitungan sesuai persamaan 24 juga
pada
menunjukkan data percobaan konsisten MODEL TERMODINAMIK KESETIMBANGAN FASA UAP-CAIR
66
tekanan
operasi.
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
H a T10 T20 34 Ti GmE
100 I
(24) Dimana menjelaskan jumlah total luas bidang (A+B) dan
GmE adalah kelebihan energi pencampuran.
termodinamika, ditinjau dari uji dengan
Kesetimbangan uap-cair sistem minyak nilam-minyak jarak-
metoda luas area, sehingga peralatan
pathcouli alcohol
pengukur
Pengaruh terlarut candinene
berbagai
seperti
pathcouli
benzaldehyde,
komponen
data
digunakan
camphor,
kesetimbangan untuk
layak
mengukur
kesetimbangan fasa uap-cair. Hasil
patchoulene
tela‟ah
model
dengan
dan senyawa-senyawa lain dalam jumlah
menggunakan
kecil yang biasa ditemui pada pathcouli
(terlampir) diperoleh harga koefisien
alcohol
terhadap
aktivitas untuk berbagai kompisisi cair
kesetimbangan fasa uap-cair dipelajari
minyak nilam. Hasil kajian menunjukkan
dengan melakukan pengukuran langsung
bahwa
di laboratorium dan prediksi dengan
percobaan dengan perhitungan cenderung
menggunakan
berimpit. Oleh karenanya, model empiris
minyak
nilam
persamaan
UNIFAC.
koefisien
Pengukuran kesetimbangan fasa secara
kesetimbangan
langsung
dengan
minyak
ebuliometer Fowler-Norris. Data hasil
alcohol
percobaan untuk sistem biner minyak
menggunakan
dilaksanakan
persamaan
nilam-minyak
uap-cair
antara
sistem
jarak-pathcouli
direkomendasikan persamaan
MODEL TERMODINAMIK KESETIMBANGAN FASA UAP-CAIR
67
aktivitas
fasa
nilam-minyak jarak konsisten secara
UNIFAC
dengan UNIFAC.
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
T(K)
334.5
333.9
0.2284
0.5
xA, y A Gambar 6. Kurva Area Test (Hubungan antara ln (1/2) terhadap x1)
Meskipun
demikian,
kehadiran
benzaldehyde, patchoulene dan senyawa-
komponen terlarut diduga menyebabkan
senyawa lain dalam jumlah kecil yang
peristiwa
azeotrop pada pemisahan
biasa ditemui pada pathcouli alcohol
pathcouli alcohol minyak nilam. Untuk
minyak nilam terhadap kesetimbangan
itu, perlu menela‟ah Energi Gibbs Excess
fasa
untuk suatu sistem biner minyak nilam-
melakukan
minyak jarak yang tersaji pada Gambar
laboratorium
12. Hasil kajian menunjukkan bahwa,
menggunakan
dengan penambahan minyak jarak pada
Pengukuran kesetimbangan fasa secara
berbagai variabel proses, menyebabkan
langsung
bergesernya kesetimbangan fasa uap-
ebuliometer Fowler-Norris. Data hasil
cair. Hal ini disebabkan bahwa senyawa
percobaan untuk sistem biner minyak
seperti pathcouli camphor, candinene
nilam-minyak jarak konsisten secara
benzaldehyde, patchoulene dan senyawa-
termodinamika, ditinjau dari uji dengan
senyawa lain dalam jumlah kecil larut
metoda luas area, sehingga peralatan
sempurna dalam minyak jarak pada
pengukur
kondisi vakum.
digunakan
uap-cair
dipelajari
pengukuran dan
dengan
langsung
prediksi
persamaan
dengan UNIFAC.
dilaksanakan
data
dengan
kesetimbangan untuk
di
layak
mengukur
kesetimbangan fasa uap-cair. Model Kesimpulan Pengaruh berbagai komponen terlarut
empiris kesetimbangan fasa uap-cair sistem
seperti pathcouli camphor, candinene
minyak
pathcouli
nilam-minyak
alcohol
MODEL TERMODINAMIK KESETIMBANGAN FASA UAP-CAIR
68
jarak-
direkomendasikan
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
dengan
menggunakan
persamaan
Res, Aromat Plants, 6 (1), hal 38-
UNIFAC. Pelarut minyak jarak mampu
54 Arifan,
menggeser kesetimbangan fasa uap cair pada kondisi vakum.
F.,
2007,”Aplikasi
Distilasi
Ekstraktif Pemisahan Pathcouli Alkohol Minyak Nilam Dengan
Saran Teknik separasi dengan menggunakan
Menggunakan Jarak”,
distilasi ekstraktif untuk memisahkan
prospektif
minyak
dan
jarak
C., 1983, Handbook of Solvent
Oleh
Extraction, John Wiley and Sons.
karenanya, perlu kajian lain mengenai peristiwa
perpindahan
massa
Sementara
Baird, Malcolm, H.I., Lo, T.C., Hanson,
sangat
menjanjikan.
Laporan
Minyak
Penelitian PKM.
patcouli alcohol minyak nilam dengan menggunakan
Pelarut
Brodkey, R. S., & Hershey, H. C. 1988.
untuk
Transport phenomena: A unified
melengkapi data teknis dalam merancang
approach.
alat proses secara komersial.
McGraw-Hill
International Editions. New York. Buchi, G. And N Wakabayashi, 1961,”
Ucapan Terima Kasih Pada
kesempatan
mengucapkan Direktur
terima
DP2M
ini
kasih
DIKTI
Constitution of Patchouli Alcohol
kami
and Absolute Configurartion of
kepada
terimakasih
sampaikan
kepada
juga
Ketua
Buchi, G. And Nobel Wakabayashi,
kami
1961, “The Structure of Two
LEMLIT
Alkaloids from Patchouli Oil”,
UNTAG Semarang, Dekan Fakultas
Jouernal
Teknik, Ketua Prodi Teknik Kimia
memfasilitasi
Chemical
Buckingham, J. , 1982 ,”Dictionary of
Teknik Kimia Polines UNDIP Semarang telah
American
Society, hal 88:13,3109
UNTAG Semarang, serta Ketua Prodi
yang
American
Chemical Society, hal 83,927.
membiayai penelitian ini hingga selesai. Ucapan
Journal
Cedrene”,
yang telah
Organic
kegiatan
Compounds”
,
5th
edition, Chapman and Hall, New
penelitian ini.
York. Crank, J. 1975. The mathematics of
Daftar Pustaka
diffusion. Clarendon Press. Oxford. Akhila and Tewari, 1984 “ Chemistry of Patchouli : A Review, “ Current MODEL TERMODINAMIK KESETIMBANGAN FASA UAP-CAIR
69
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
Deperindag, 2000 “ Data Ekspor Minyak Nilam
Indonesia
tahun
Hanson, C., 1971, Recent Advances in
1995-2000”
Liquid-Liquid
Jakarta.
Extraction,
Pergamon Press.
Fredenslund, A et al., 1986, “Vapor
http://www.indiamart.com/muezhest/
Liquid Equilibrium Using
http://www.freepatentsonlinePatent67
UNIFAC”, Elsevier Scientific
06502.htm
Publishing Company.
ICBS,
PT.,
1997,
“Studi
Tentang
dan
Prospek
Fredenslund, A., Jones, R.L., Prautnitz,
Analisis
J.M., 1975, “Group–Contribution
Investasi
Estimation
(Oleochemical) Indonesia”.
of
Activity
Coefficients in Nonideal Ideal Liquid
Mixtures”,
Jos,
Journal
C.
J.
1983.
Industri
2004.
Ekstraksi
Oleokimia
Pathcouli
Alkohol Minyak Nilam Dengan
AIChE,, November, p.1086-1099. Geankoplis,
B.,
Pasar
Perlarut
Transport
n-Heksan.
Laporan
Penelitian UNDIP. Semarang.
processes: Momentum, heat, and
Karmelita L. 1991, Mempelajari cara
mass. Allyn and Bacon, Inc.
pemucatan minyak daun cengkeh
London.
(Sysyngium
aromaticum
L)
Guenther, E. 1948, The Essential Oil.
dengan asam tartarat Skripsi.
Vol. I. D. Van Nostrand Company
Bogor : Institut Pertanian Bogor,
Inc., New York.
Fakultas Teknologi Pertanian. Ketaren, S. 1985, Pengantar Teknologi
Guenther E. 1948, The Essential Oils. Volume 2. New York : D van
Minyak
Atsiri.
Nostrand Company Inc.Hassler
Pustaka, Jakarta.
PN.
Balai
JW. 1945. The Nature of Active
Laddha, G.S., 1976, Degaleesan, T.E.,
Carbon. New York:Mc Graw
Transport Phenomena in Liquid
Hill.
Extraction, Tata Mc Graw Hill Publishing, Tokyo.
Hanna, O. T., dan Sandal, O.C. 1995. in
Magnussen, T., Rasmussen, P., 1981,
chemical engineering. Prentice
“UNIFAC Parameter Table for
Hall. New Jersey.
Prediction
Computational
methods
Equilibria”,
of
Liquid-Liquid Industrial
Engineering Chemistry Process MODEL TERMODINAMIK KESETIMBANGAN FASA UAP-CAIR
70
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
Design Development, Vol 20, p.
Rusli S. 2000, Penanganan bahan baku,
331-339.
penyulingan
McCabe, W. L., Smith, C. S., & Harriott, P.
1993.
Unit
operation
minyak
of
dan
atsiri.
pemurnian
Makalah
pada
Pendidikan dan Pelatihan Minyak
chemical engineering. Mc. Graw-
Atsiri; di Garut 7-16 September. Shah, B.H., Ramkrishna, D., 1973, “A
Hill. Int. Book Co. Mukhopadhyay, M., Dongaunkar, K.R.,
Population Balance Model For
1983, Prediction of Liquid-Liquid
Mass Transfer in Lean Liquid-
Equilibria
Multicomponent
Liquid Dispersions”, Chemical
Aromatics Extraction Systems by
Engineering Science, Vol 28, p.
Use of the UNIFAC Group
389-399.
in
Contribution Model”, Industrial
Silviana, Widayat, dan Bakti Jos, 2004,
Design
”Aplikasi Teknologi Pengolahan
Development, Vol. 22, p.521-532.
Minyak Atsiri Dalam Industri
Reid, R.C., 1987, Prausnitz, J.M., Poling,
Kecil Menengah: Pengambilan
B.E., The Properties of Gases and
Dan Peningkatan Mutu Minyak
Liquids, 4thedition, McGraw Hill
Nilam”,
Book Company.
Jurusan Teknik Kimia, Universita
Engineering
Process
Setia
Seminar
Budi
MODEL TERMODINAMIK KESETIMBANGAN FASA UAP-CAIR
71
Nasional,
Surakarta
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
PERENCANAAN KEMBALI TELAGA GUNUNG KIDULMENJADI BANGUNAN LUMBUNG AIR Oleh : Ir. F.M. Roemiyanto, MS *)
Abstraksi Sumberdaya air perlu dimanfaatkan, dikelola dan dilestarikan untuk menunjang keberlangsungan pembangunan dan penyediaan kebutuhan air di suatu daerah. Pemanfaatan air ini perlu dilakukan dengan cermat agar dapat mengurangi dampak negatif dari eksploitasi sumberdaya air yang berlebihan. Kondisi telaga yang ada di Kabupaten Gunung Kidul perlu dikembangkan dengan berbagai rekayasa teknik yang mengacu pada upaya konservasi telaga dan daerah tangkapan hujannya, dengan merubah sistem pengelolaannya sebagai sebuah lumbung air yang dilaksanakan oleh dan untuk masyarakat, dengan disertai usaha pemberdayaan masyarakat sekitar telaga. Telaga merupakan sumber air permukaan yang potensial untuk dipergunakan sebagai lumbung air yang menjadi salah satu sumber air cadangan untuk musim kemarau, terutama air untuk kebutuhan ternak Untuk mengurangi jumlah sedimen yang masuk kolam telaga selain dilakukan dengan pembuatan bak penangkap sedimen di sekitar telaga, sebaiknya secara bertahap dilakukan perbaikan pengelolaan lahan (bukit-bukit) di sekitar telaga dengan pembuatan teras bangku, sedangkan pada tahapan selanjutnya perlu diupayakan penggantian jenis tanaman yang ditanam pada area tersebut Kata kunci : telaga, Gunung Kidul, lumbung air,pengelolaan lahan *) Dosen Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Untag Semarang.
Kebutuhan air akan meningkat sebanding dengan peningkatan jumlah
I. PENDAHULUAN
penduduk, peningkatan taraf hidup dan perkembangan sosial budaya manusia.
1.1 Latar Belakang
Hujan merupakan salah satu sumber air perlu
utama yang dipergunakan oleh manusia
dimanfaatkan, dikelola dan dilestarikan
dalam upaya pemenuhan kebutuhan air.
untuk
keberlangsungan
Keberadaan hujan tidak bisa diatur
penyediaan
kedatangan dan volumenya, maka dapat
Sumberdaya
air
menunjang
pembangunan
dan
kebutuhan
di
air
suatu
dikatakan
daerah.
bahwa
air
merupakan
Pemanfaatan air ini perlu dilakukan
sumberdaya alam yang kelangkaannya
dengan cermat agar dapat mengurangi
semakin meningkat.
dampak
negatif
dari
eksploitasi
Kabupaten
sumberdaya air yang berlebihan.
Gunung
Kidul,
Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, sampai saat ini masih kekurangan air
PERENCANAAN KEMBALI TELAGA GUNUNG KIDULMENJADI BANGUNAN LUMBUNG AIR
72
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
baku, terutama pada saat kemarau.
lama masa tampung bervariasi antara 4
Daerah tersebut di antaranya meliputi
bulan sampai dengan lestari. Kondisi
Kecamatan
Kecamatan
telaga perlu dikembangkan dengan
Tanjungsari, Kecamatan Saptosari dan
berbagai rekayasa teknik yang mengacu
Kecamatan
ini
pada upaya konservasi telaga dan
disebabkan karena kondisi tanah di
daerah tangkapan hujannya, dengan
daerah tersebut berupa batuan kapur,
merubah sistem pengelolaannya sebagai
sehingga tidak dapat menyimpan air.
sebuah lumbung air yang dilaksanakan
Hujan yang jatuh akan terbuang melalui
oleh dan untuk masyarakat, dengan
lubang atau terowongan di bawah
disertai
tanah. Sarana peyimpanan air untuk
masyarakat sekitar telaga.
Rongkop,
Panggang.
Hal
usaha
pemberdayaan
musim kemarau yang ada saat ini berupa bak penampungan air. Bangunan
1.2 Maksud dan Tujuan
bak penampungan air yang dimiliki oleh sebagian kecil masyarakat pada umumnya
berkapasitas
kecil
Maksud
dari
pekerjaan
dan
perencanaan kembali 4 unit Telaga di
dipergunakan hanya untuk keperluan
Kabupaten Gunung Kidul adalah untuk
memasak, sehingga tidak cukup untuk
memperbaiki
memenuhi kebutuhan air selama musim
merencanakan agar dapat berfungsi
kemarau.
kembali sebagai sebuah lumbung air
Telaga merupakan sumber air permukaan
yang
potensial
kondisi
telaga
serta
secara optimal, baik kapasitas maupun
untuk
kualitas
bangunannya,
dengan
dipergunakan sebagai salah satu sumber
mengambil sampel pada salah satu di
air bersih. Jumlah telaga di Kabupaten
antara
Gunung Kidul tercatat sekitar 289
Melengan dan Saproal, yaitu pada
telaga, tersebar di sembilan Kecamatan
telaga Ngroyo di desa Karangwuni
meliputi Panggang, Paliyan, Tepus,
Kecamatan Rongkop.
Rongkop,
Tanjungsari,
Semanu,
genangan
telaga
Ngroyo,
Sedangkan
Ponjong, Wonosari dan Saptosari. Luas
Telaga
Mencukan,
tujuan
dari
perencanaan kembali Telaga Rongkop cukup
di
desa
Karangwuni,
Kecamatan
beragam, berkisar antara 0,7 ha sampai
Rongkop, Kabupaten Gunung kidul ini
dengan 3 ha, kedalaman rata-rata antara
adalah untuk menyediakan cadangan air
1,2 meter sampai dengan 4 meter dan
selama
musim
kemarau
PERENCANAAN KEMBALI TELAGA GUNUNG KIDULMENJADI BANGUNAN LUMBUNG AIR
73
bagi
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
d) Melakukan penyelidikan tanah
masyarakat di sekitar telaga untuk dimanfaatkan
sebagai
air
minum,
untuk
mandi, cuci,
mandi/minum
hewan,
tanah di lokasi rencana bangunan
recharge air tanah maupun irigasi (jika
dan permeabilitas lapisan didasar
kapasitas memenuhi)
telaga.
mengetahui
parameter
e) Mencari lokasi borrow area dan melakukan 1.3 Jenis dan Lingkup Pekerjaan
uji
batas-batas
kosistensi
maupun
permeabilitasnya (test pit). Jenis dan lingkup pekerjaan yang
f) Melakukan pengukuran situasi
harus dilakukan merubah telaga
tampungan waduk dan daerah
menjadisebuah lumbung air, adalah
tangkapan hujan.
terdiri dari kegiatan sebagai berikut : a) Menyelidiki
g) Melakukan
kajian
upaya-upaya
potensi-potensi
terhadap
yang
perlu
rembesan yang berlebihan yang
dilakukan guna menanggulangi
dapat
erosi yang berlebihan.
mengakibatkan
kolam
tampungan cepat kering. b) Mempelajari
rata-rata
1.4 Lokasi Pekerjaan
volume
pemanfaatan air telaga (jumlah
Lokasi telaga Ngroyo yang
pemakai, jenis pemakaian selama
merupakan lokasi studi berada di desa
ini, kondisi sosial masyarakat
Karangwuni Kecamatan Rongkop,
pemakai, dll).
Kabupaten Gunung Kidul. Situasi desa
c) Melakukan kajian hidrologi, yang
Karangwuni dapat dilihat pada peta
meliputi inflow, out flow, losses
desa Gambar-1 di bawah ini.
dan debit banjir.
PERENCANAAN KEMBALI TELAGA GUNUNG KIDULMENJADI BANGUNAN LUMBUNG AIR
74
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
Gambar 1 Peta Desa Karangwuni Kecamatan Rongkop
Pada umumnya keadaan telaga
II.
LANDASAN TEORI
yang ada mengalami kerusakan karena terjadinya kebocoran pada dasar dan
Umum
dinding telaga, sehingga berakibat lama
Dalam
konteks
pemanfaatan
masa tampungan berkurang, kualitas air
sumber air, secara umum permasalahan
tidak baik dan tidak cukup untuk
yang dihadapi adalah laju peningkatan
memenuhi kebutuhan air di musim
ketersediaan
kemarau. Juga tidak terdapat fasilitas
dibanding peningkatan kebutuhan air.
khusus yang disediakan untuk mandi
Kebutuhan air untuk berbagai keperluan
dan cuci untuk masyarakat maupun
terus meningkat sejalan dengan laju
mandi/minum
Akibatnya
pembangunan di berbagai bidang. Di
banyak orang maupun hewan yang
sisi lain penyediaan prasarana dan
mandi atau mencuci dengan cara masuk
jumlah penyediaan air baku saat ini
ke telaga, sehingga mencemari air dan
sangat terbatas, sehingga belum mampu
merusak dinding telaga.
memenuhi kebutuhan tersebut. Telaga
ternak.
air
masih
kurang
merupakan sumber air permukaan yang potensial untuk dipergunakan sebagai PERENCANAAN KEMBALI TELAGA GUNUNG KIDULMENJADI BANGUNAN LUMBUNG AIR
75
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
lumbung air yang menjadi salah satu
embung
yang
lebih
sumber air cadangan untuk musim
batasan embung kecil.
kemarau, terutama air untuk kebutuhan
Langkah perhitungan model Nreca
ternak.
ini
mencakup
18
perhitungannya 2.2
besar
tahap,
dapat
dilakukan
Tahap-1
Hitungan nilai debit aliran yang masuk ke telaga dilakukan dengan dua
Nama bulan, yaitu bulan Januari
cara yaitu metode NRECA dan metode
sampai Desember
(Puslitbang
yang
kolom per kolom sebagai berikut ini.
Analisis Debit Ketersediaan Air
Rasional
dari
Pengairan,1994).
Tahap-2
Metode Rasional merupakan metode yang Nilai hujan rata-rata bulanan (Rb)
sederhana dan sesuai digunakan untuk analisis
hitungan
perkiraan
yang dihitung dengan rumus di
besarnya
depan.
inflow di telaga yang relatif kecil, yaitu telaga
dengan
batasan
Tahap-3
kapasitas
tampungannya kurang dari 100.000 m3
Nilai evapotranspirasi potensial
dan batasan luas daerah tangkapan hujan
(PET).
kurang dari 100 ha. a.
Tahap-4
Perhitungan Debit Bulanan
Nilai tampungan kelengasan awal
dengan Cara Nreca Sederhana
(Wo), di mana besarnya ilai ini harus
Cara perhitungan ini paling sesuai
dicoba-coba
untuk daerah cekungan yang setelah
pertama diambil 600 mm/bulan di
hujan berhenti, masih ada aliran air
blan Januari.
di sungai selama beberapa hari.
dengan
percobaan
Tahap-5
Kondisi semacam ini bisa terjadi Tampungan kelengasan awal (soil moisture storage- Wi) yang dihitung dengan rumus :
apabila tangkapan hujan cukup luas, sehingga embung
sangat besar,
cocok yaitu
untuk dimensi Wo
Wi = -------------Nominal PERENCANAAN KEMBALI TELAGA GUNUNG KIDULMENJADI BANGUNAN LUMBUNG AIR
76
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
Dengan :
Tahap-11
Nominal = 100 + 0,2 Ra Ra
Kelebihan kelengasan
= hujan tahunan (mm)
= rasio kelebihan kelengasan x neraca air = kolom (10) x kolom (9)
Tahap-6 Rasio Rb/PET = kolom (2) : kolom
Tahap-12
(3)
Perubahan tampungan
Tahap-7
= neraca air – kelebihan
Rasio AET/PET
tampungan = kolom (9) – kolom (11)
AET = evapotranspirasi aktual, yang tergantung dari Tahap 6 dan 5
Tahap-13
Tahap-8
Tampungan air tanah = P1 x AET
AET =
kelebihan kelengasan
--------- x PET x koefisien reduksi PET
= P1 x
Tahap-9
kolom (11)
Neraca air = Rb – AET = kolom
P1 = parameter yang
(2) – kolom (8)
menggambarkan karasteristik
Tahap-10
tanah permukaan yaitu kedalaman 0 sampai dengan
Rasio kelebihan kelengasan (excess
2 meter, nilainya 0,1–0,5
moisture) yang dapat diperoleh :
tergantung pada sifat lulus air
Bila neraca air (kolom (9)) positif, dapat
maka
rasio
diperoleh
lahan,
tersebut P1 = 0,1 bila bersifat kedap air, dan
dengan
P1 = 0,5 bila bersifat lulus air
memasukkan nilai tampungan kelengasan tanah Wi di kolom
Tahap-14
(5),
Tampungan air tanah awal yan harus
Bila neraca air negatif, rasio =
dicoba-coba dengan nilai awal = 2
0
PERENCANAAN KEMBALI TELAGA GUNUNG KIDULMENJADI BANGUNAN LUMBUNG AIR
77
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
Tahap-15
dapat dihitung dengan menggunakan
Tampungan air tanah ahir
rumus sebagai berikut : a) tampungan kelengasan
= tampungan air tanah + tampungan ar tanah awal
= tampungan kelengasan bulan
= kolom (13) + kolom (14)
sebelumnya + perubahan tampungan
Tahap-16 = kolom (4) + kolom (12), Aliran air tanah = P2 x tampungan
semuanya dari kolom
air tanah akhir
sebelumnya = P2 x
b) tampungan air tanah
kolom (15) = tampungan air tanah bulan Tahap-17
sebelumnya – aliran air tanah
Larian langsung (direct run off)
= kolom (15) - kolom (16),
= kelebihan kelengasan –
semuanya dari bulan
ampungan ar tanah
sebelumnya.
= kolom (11) – kolom (13)
Sebagai
perhitungan,
Tahap-18 Aliran total
patokan, nilai
di
akhir
tampungan
kelengasan awal (Januari) harus
= larian langsung +
mendekati
aliran air tanah
besarnya
tampungan
kelengasan bulan Desember. Jika = kolom (17) +
perbedaan antara keduanya ckup
kolom (16), dalam mm/bulan
jauh, yaitu > 200 mm, perhitungan
Bila aliran total akan dinyatakan
harus diulang lagi mulai bulan Januari dengan mengambil nilai
dalam m3/bulan, maka :
tampungan
Aliran total = kolom (18) x 10 x
kelengasan
(Januari) = tampungan kelengasan
luas areal tadah hujan
bulan Desember. Untuk perhitungan bulan berikutnya, diperlukan
nilai
awal
Perhitungan biasanya dapat
tampungan
diselesaikan dalam 2 kali jalan.
kelengasan (kolom (4)) untuk bulan berikutnya dan tampungan air tanah (kolom (14)) bulan berikutnya yang
PERENCANAAN KEMBALI TELAGA GUNUNG KIDULMENJADI BANGUNAN LUMBUNG AIR
78
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
b.
I
Perhitungan Debit Rencana dengan
=
intensitas
curah hujan untuk
Metode Rasional Methode ini dapat menggambarkan
lama
hubungan
(mm/jam)
dengan
antara debit limpasan besarnya
luasan
A =
DAS,
hujan
luas
t
daerah
aliran (km2)
khususnya untuk luasan DAS < 100 C
km2 Dengan menganggap bahwa
=
koefisien run
off
proses transformasi hujan menjadi limpasan langsung mengikuti proses
Intensitas hujan adalah jumlah hujan
linier dan tidak berubah oleh waktu,
per satuan waktu.
maka
limpasan
Lama waktu hujan adalah lama
langsung yang dinyatakan dengan
waktu berlangsung hujan, dalam hal
intensitas curah hujan netto jam-
ini dapat mewakili total curah hujan
jaman (In) dapat dinyatakan secara
atau periode hujan yang singkat dari
empiris dengan Rumus Rasional.
curah hujan yang relatif seragam.
Metode
besarnya
ini
dikembangkan
debit
paling
banyak
Waktu konsentrasi (tc) yang diperoleh
sehingga
didapat
dari
hasil
perhitungan
hidrologi
beberapa rumus di antaranya adalah
dipakai untuk menentukan intensitas
sebagai berikut :
hujan pada kurva intensitas hujan,
Qr
=
sesuai dengan periode ulangnya.
CI A = 0,278. C.I.A 3.6
Di mana :
Qr =
Intensitas curah hujan dan waktu lama hujan dapat dihitung dengan rumus
debit
maksimum
Mononobe
rencana (m3/det)
(Triatmojo)
sebagai
2
24 3 :Ι = R24 24 t c
PERENCANAAN KEMBALI TELAGA GUNUNG KIDULMENJADI BANGUNAN LUMBUNG AIR
79
berikut
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
Di mana :
I
=
intensitas curah
tc
hujan untuk lama hujan t
=
lamanya curah
hujan (menit).
(mm/jam). R24
=
Koefisien run off dipengaruhi oleh curah hujan
jenis lapis permukaan tanah, dan
rerata selama periode ulang T tahun
setelah melalui berbagai penelitian,
(mm).
didapatkan besaran seperti berikut :
. Tabel 2.1 Angka Tetapan Pengaliran Daerah Aliran Sungai
Penutup Lahan
Angka Pengaliran
Daerah Pertanian
0,20 – 0,60
Daerah Perairan
0,45 – 0,75
Daerah Konservasi
0,05 – 0,25
Daerah Industri
0,50 – 0.90
Daerah Usaha
0,50 – 0,70
Daerah Pemukiman
0,25 – 0,40
Lain-lain
0,10 – 0,30
Sumber : US Forest Service (1990)
Rumus
Rasional
di
atas
hanya
kalau luas DAS tidak begitu luas,
berlaku, manakala seluruh daerah
jenis penutup lahan dianggap sama
aliran sungai seluas A, ditutupi
berdasarkan
dengan penutup lahan yang sama
dominan.
luas
yang
paling
sehingga angka kekasaran lahannya pun juga sama. Pada kenyataannya,
2.3 Analisis Tampungan Lumbung Air
pada sebuah daerah aliran sungai, Lumbung
tidak mungkin hanya ditutupi dengan
dikembangkan
penutup lahan yang sama. Namun
air
yang
diharapkan
akan dapat
menampung penuh air di musim hujan dan
untuk penyederhanaan perhitungan,
PERENCANAAN KEMBALI TELAGA GUNUNG KIDULMENJADI BANGUNAN LUMBUNG AIR
80
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
kemudian dioperasikan selama musim
Vu = volume hidup untuk melayani
kemarau
berbagai kebutuhan (m3),
untuk
melayani
berbagai
kebutuhan. Dengan demikian kapasitas
Ve = jumlah penguapan dari kolam
tampung yang dibutuhkan harus dapat
selama musim kemarau (m3),
memenuhi
kebutuhan
kemarau.
Selain
pada
itu
musim
juga
Vi = jumlah resapan melalui dasar,
harus
dan dinding lumbung air selama
mempertimbangkan kehilangan air oleh
musim kemarau (m3),
penguapan di kolam dan resapan di dasar dan dinding kolam, serta menyediakan
Vs = ruangan yang disediakan untuk
ruangan untuk sedimen. a.
sedimen (m3).
Kapasitas Tampung Yang
b.
Ketersediaan Air (Vh)
Dibutuhkan (Vn) Air yang masuk kedalam telaga Lumbung air yang berada pada daerah
semi
kering,
menampung air sampai penuh musim
hujan.
terdiri dari dua kelompok, yaitu :
akan
Kemudian
a) air permukaan dari seluruh
di
daerah tangkapan hujan,
pada
b) air hujan effektif yang jatuh
musim kemarau masyarakat akan menggunakan kebutuhan
untuk
penduduk
langsung di atas permukaan
berbagai
seperti
kolam.
air
baku, air minum, irigasi, dan ternak.
Jika kehilangan air akibat penguapan
Dengan anggapan bahwa pada akhir
diperhitungkan, ketersediaan air
musim hujan lumbung air pada
dapat dinyatakan :
kapasitas maksimum (penuh), maka kapasitas
tampung
dapat
Vh V j 10. Akt . R j 10. Akt . E j
diperhitungkan :
Vn Vu Ve Vi Vs dengan : Vh = volume air yang dapat mengisi kolam telaga
dengan :
(m3),
Vn = kapasitas tampungan total
Vj = aliran bulanan pada
yang diperlukan. (m3),
bulan j (m3/bulan),
PERENCANAAN KEMBALI TELAGA GUNUNG KIDULMENJADI BANGUNAN LUMBUNG AIR
81
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
Vj = jumlah aliran total
dapat mengisi kolam telaga
selama musim hujan (m3),
maka air akan melimpah melewati
Rj = curah hujan bulanan
mercu embung, hal ini juga akan
pada bulan j (mm/bulan),
mengakibatkan
kerusakan
Rj = curah hujan total
bangunan
utama
(Vh),
pada dan
kelengkapannya.
selama musim hujan (mm), Akt = luas permukaan kolam telaga (ha),
c.
Kebutuhan Air dan Tampungan
Ej = jumlah penguapan
Hidup (Vu)
(evaporasi) pada bulan j
Kebutuhan air yang harus dilayani
(mm),
embung diperhitungkan dari macam
10 = konversi satuan.
penggunaan
air
penduduk.
Dalam menentukan kapasitas total
Secara
dari telaga, volume air maksimum
pernyataan kebutuhan air total untuk
yang dapat mengisi telaga (Vh), harus
tampungan
dibandingkan
dituliskan sebagai berikut :
dengan
kapasitas
tampung yang diperlukan (Vn). Jika
Vu
praktis
oleh
rumusan
hidup
(Vu)
umum
dapat
= Jh x JKK x Qu
kapasitas tampung yang diperlukan (Vn) lebih besar dari volume air yang
dengan :
dapat mengisi kolam embung (Vh), maka akan terjadi kekurangan air
JKK = jumlah KK per desa,
pada saat embung digunakan dan
Jh
disamping menjadi
itu
biaya
mahal.
kemarau (hari),
konstruksi
Sebaliknya
= jumlah hari selama musim
Qu
jika
= kebutuhan air total untuk
kapasitas tampung yang diperlukan
penduduk, ternak dan kebun
(Vn) lebih kecil dari volume air yang
l/hari/KK)
.
PERENCANAAN KEMBALI TELAGA GUNUNG KIDULMENJADI BANGUNAN LUMBUNG AIR
82
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
Tabel 2.2 Kebutuhan air dan Tampungan Hidup
Kebutuhan air
Volume tampungan hidup (Vu)
Lt/KK/hari
Kebutuhan air penduduk
65
Kebutuhan air ternak besar
15
Kebutuhan air ternak kecil
1,5
kebutuhan air unggas
0,5
Kebutuhan air kebun
10
Total kebutuhan air
92
Sumber : Dinas Cipta Karya dan Tata Ruag
d.
musim
Sedimen (Vs)
kering
tidak
ada.
Cara
Berdasarkan pengamatan, terjadinya
sederhana menghitung penguapan di
pendangkalan telaga disebabkan oleh
permukaan
terbawanya sedimen oleh aliran yang
sebagai berikut :
kolam
telaga
adalah
masuk ke telaga. Dalam perhitungan kapasitas tampung telaga ditentukan
Ve 10 . Akt Ekj
secara praktis ruang setinggi 1,00 m diatas
dasar
kolam
yang
di mana :
akan
dipakai sebagai ruang tampungan
Ve = jumlah penguapan dari telaga
sedimen (Vs). Ruang ini masih dapat
selama musim kemarau (m3).
dimanfaatkan selama belum terisi
Akt = luas permukaan kolam telaga
sedimen.
pada setengah tinggi (ha), Ekj = penguapan bulanan musim kemarau pada bulan ke-j
e. Jumlah Penguapan (Ve )
(mm/bulan). 10 = konversi satuan.
Pada daerah semi kering penguapan dari kolam telaga akan relatif besar. f.
Apalagi aliran air yang masuk pada
Jumlah Resapan (Vi)
PERENCANAAN KEMBALI TELAGA GUNUNG KIDULMENJADI BANGUNAN LUMBUNG AIR
83
SARGA EDISI XVI â&#x20AC;&#x201C; Volume 1 â&#x20AC;&#x201C; Mei 2010
(K = 10-3 - 10-4 cm/detik). Air di dalam kolam telaga akan meresap masuk kedalam pori atau
g.
rongga di dasar dan dinding kolam.
Menentukan Kapasitas Tampung
Desain (Vd)
Besarnya resapan ini tergantung pada jenis butiran tanah atau struktur batu pembentuk dasar dan dinding
Untuk menentukan dan memilih
kolam. Secara teoritik perhitungan
kapasitas tampung desain embung
resapan air ini cukup rumit dan sulit
(Vd), harus diperbandingkan :
dilakukan.
(1) volume tampungan yang
beberapa
Tetapi analisis
berdasarkan teoritis
oleh
diperlukan (Vn) untuk
Puslitbang Pengairan (1994) dapat
menyediakan :
digunakan
(a)
cara
praktis
untuk
kebutuhan penduduk,
menentukan besarnya resapan air
hewan dan sawah di suatu
kolam telaga.
desa (Vu), (b)
Vi
volume cadangan untuk kehilangan air karena
ď&#x20AC;˝ K . Vu
penguapan (Ve) dan resapan (Vi),
dengan : (c)
Vi = jumlah resapan tahunan (m3),
ruangan untuk menampung sedimen (Vs).
Vu = jumlah air tampungan hidup
(2) volume air yang tersedia
3
(m ),
(potensial) selama musim hujan K = faktor yang nilainya
(Vh), yang merupakan jumlah
tergantung dari sifat lulus air
air maksimum yang dapat
material telaga,
mengisi kolam, (3) daya tampung (potensi) topografi
K = 10%, bila dasar dan dinding
untuk menampung air (Vp),
kolam telaga praktis rapat air,
yaitu volume maksimum kolam
(K < 10-5 cm/detik),
embung yang terbentuk K = 25%, bila dasar dan dinding Dari ketiga besaran tersebut dipilih
kolam telaga bersifat semi lulus air,
yang terkecil sebagai volume / PERENCANAAN KEMBALI TELAGA GUNUNG KIDULMENJADI BANGUNAN LUMBUNG AIR
84
SARGA EDISI XVI â&#x20AC;&#x201C; Volume 1 â&#x20AC;&#x201C; Mei 2010
kapasitas tampung desain lumbung
mampu menampung air sejumlah
air (Vd). Bilamana Vh atau Vp yang
35.515 m3 Jika ditinjau dari potensi
menentukan,
kemampuan
air hujan yang dapat mengisi Telaga
embung ntuk melayani penduduk
Ngroyo diketahui sebesar 97.466 m3,
akan berkurang, yaitu tidak sebesar
sehingga mampu mengisi telaga
yang diperlukan (Vn). Dalam hal
dalam satu musim saja.
seperti ini perlu ditantukan berapa
Permasalahan
jumlah KK yang dapat dilayani oleh
Telaga Ngroyo adalah terjadinya
lumbung air yang hendak dibangun.
penguapan yang relatif besar akibat
maka
luas
yang terjadi
genangan.
Hal
ini
pada
akan
menyebabkan terjadinya kehilangan
III. Rancangan Desain Telaga Ngroyo
air akibat penguapan kolam yang akan berakibat pada berkurangnya
3.1 Desain telaga Ngoyo Dari hasil perhitungan kapasitas
lama
tampungan
di
Ngroyo
Sedangkan jika ditinjau dari segi
diketahui
bahwa
kebutuhan
pembiayaan perbaikan / pembuatan
Telaga
masa
tampungan
telaga.
sebesar
dinding telaga yang mengelilingi
34.073 m3, sedangkan kapasitas
luasan telaga tersebut juga akan
tampungan Telaga Ngroyo yang ada
memerlukan biaya yang relatif besar.
tampungan
(Vn)
adalah
PERENCANAAN KEMBALI TELAGA GUNUNG KIDULMENJADI BANGUNAN LUMBUNG AIR
85
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
PETA DAERAH TANGKAPAN HUJAN TELAGA NGROYO LUAS DAERAH TANGKAPAN HUJAN 15,80 HA
Ngejring Sriten
Ngerong
Tirisan TELAGA NGROYO
Gandu Lor
Gambar 3.1 Peta Daerah Tangkapan Hujan Telaga Ngroyo
Hasil penyelidikan tanah di Telaga
baik untuk menahan aliran air ke
Ngroyo yang menjelaskan ketebalan
lapisan bawah.
sedimentasi
telaga
Tanah dasar telaga sampai dengan
berkisar 2 – 6 meter dan setiap tahun
kedalaman 5 meter dapat digunakan
diperkirakan
sebagai bahan timbunan, dengan
sekitar
5
pada
dasar
terjadi –
10
cm.
sedimentasi Besarnya
syarat
tanah
harus
dipadatkan
koefisien rembesan di dasar telaga
terlebih dahulu. Rekomendasi hasil
berkisar 1 x 10-5 - 10-6 cm/det, ini
penyelidikan tanah ini menguatkan
berarti relatif kedap air. Tanah pada
pilihan
bagian
sedimen
bawah
berpermeabilitas
cukup kecil dan relatif kedap air dan
alternatif
peninggian
di
dasar
pengerukan telaga
dinding
PERENCANAAN KEMBALI TELAGA GUNUNG KIDULMENJADI BANGUNAN LUMBUNG AIR
86
dan telaga
SARGA EDISI XVI â&#x20AC;&#x201C; Volume 1 â&#x20AC;&#x201C; Mei 2010
merupakan alternatif yang relatif
b) Analisis biaya dari alternatif
tepat, aman dan murah.
pembangunan
yang
Dari analisa beberapa pertimbangan
beserta
alternatif diatas maka kemudian
pembangunannya.
dipilih program
ditentukan penentuan rencana desain
c) Perhitungan
nilai
manfaat
untuk Telaga Ngroyo, yaitu dengan
pekerjaan
dilakukan
tinggi ruang 2,50 meter, luas area
kondisi sebelum pekerjaan dan
0,85 Ha. dan volume tampungan
setelah ada pekerjaan
untuk
d) Perhitungan manfaat dilakukan
21.250 m3.
dengan berbagai anggapan untuk memprediksi kejadian di masa 3.2 Nilai Manfaat Telaga
mendatang.
Pengembangan sumberdaya air perlu mempertimbangkan
beberapa
e) Biaya pekerjaan diperhitungkan
hal
mulai
dari
gagasan,
yang disesuaikan dengan kondisi
kelayakan,
yang ada di lapangan. Dalam rangka
pembangunan, hingga
mengoptimalkan
dan pemeliharaan.
kelayakan
hasil
studi
perancangan, operasi
pekerjaan, perlu dilakukan kajian
Berdasarkan hal-hal yang diuraikan
dari aspek teknis, ekonomi dan
di atas maka terlihat jelas, bahwa
lingkungan.
penetapan
nilai
Aspek ekonomi merupakan salah
pekerjaan
merupakan
satu faktor penting dalam evaluasi
kompleks
dan
kelayakan suatu pekerjaan. Tujuan
variabel-variabel
dari
proyek
berkaitan, baik variabel di bidang
sumberdaya air antara lain adalah
ekonomi, bidang sosial, kebijakan
menentukan pilihan antara berbagai
pemerintah
alternatif perencanaan yang ada.
variabel
Legono (2002) menyatakan dalam
mempengaruhi dalam pengambilan
analisis ekonomi sumberdaya air
keputusan
diperlukan:
sumberdaya air.
a) Analisis pemanfaatan air untuk
Perhitungan nilai manfaat dalam
analisa
ekonomi
berbagai kebutuhan.
manfaat
suatu
hal
yang
dipengaruhi
dan lainnya
yang
oleh saling
masih
banyak
yang
saling
pengembangan
pekerjaan penyediaan air baku pada telaga
Ngroyo
di
Kabupaten
PERENCANAAN KEMBALI TELAGA GUNUNG KIDULMENJADI BANGUNAN LUMBUNG AIR
87
SARGA EDISI XVI â&#x20AC;&#x201C; Volume 1 â&#x20AC;&#x201C; Mei 2010
Gunungkidul tahun 2004 dilakukan berdasarkan
perbandingan
b) Total biaya pengeluaran untuk
nilai
penyediaan
kebutuhan
air
manfaat sebelum ada pembangunan
diperhitungkan selama 15 tahun
telaga dengan setelah ada telaga.
kedepan, hal ini disesuaikan
Nilai nominal (biaya) dipergunakan
dengan usia teknis telaga.
sebagai salah satu ukuran dari
c) Biaya bunga dan depresiasi nilai
kelayakan pengambilan keputusan
uang dari investasi pembuatan
untuk dibangunnya telaga.
telaga tidak diperhitungkan.
Asumsi-asumsi yang dipergunakan
d) Nilai
manfaat
telaga
selain
dalam perhitungan nilai manfaat
sebagai sumber air baku untuk
dalam pekerjaaan ini antara lain
mandi,
adalah Biaya investasi pembuatan
ternak tidak diperhitungkan.
Bak Penampung Air Hujan (PAH)
e) Tidak
mencuci
dan
dilakukan
mandi
perhitungan
yang dipergunakan setiap kepala
Benefit Cost Ratio dan Break
keluarga dihitung berdasar jumlah
Event Point.
kepala keluarga yang memanfaatkan
Hasil
perhitungan
telaga,
pekerjaan penyediaan air baku pada
a) Volume Bak Penampung Air
telaga
Ngroyo
nilai
di
manfaat
Kabupaten
Hujan (PAH) pada perhitungan
Gunungkidul tahun 2004 disajikan
sebelum ada pekerjaan telaga
dalam Tabel 2.1 dan Tabel 3.2
lebih besar dari volume Bak
berikut
Penampung Air Hujan (PAH) sesudah ada telaga
PERENCANAAN KEMBALI TELAGA GUNUNG KIDULMENJADI BANGUNAN LUMBUNG AIR
88
ini.
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
Tabel 3.1 Biaya Pengeluaran Kebutuhan Air Sebelum Pembangunan Telaga Ngroyo No
Komponen Biaya
Jumlah
Biaya Satuan
Biaya Total
(Rp)
(Rp)
1
Pembuatan PAH
266
6.000.000
1.596.000.000
2
Rehabilitasi PAH
266
2.500.000
665.000.000
3
Pembuatan talang air
266
1.200.000
319.200.000
4
Rehabilitasi talang air
266
350.000
93.100.000
5
Pembelian Air
31.920
100.000
3.192.000.000
6
Pemeliharaan PAH
3.990
45.000
179.550.000
7
Pemeliharaan talang air
3.990
45.000
179.550.000
Total Biaya
6.224.400.000
Sumber : Hasil hitungan Tabel 3.2 Biaya Pengeluaran Kebutuhan Air Sesudah Pembangunan Telaga Ngroyo No
Komponen Biaya
Jumlah
Biaya Satuan
Biaya Total
(Rp)
(Rp)
1
Pembuatan PAH
266
3.000.000
798.000.000
2
Rehabilitasi PAH
266
1.000.000
266.000.000
3
Pembuatan talang air
266
400.000
106.400.000
4
Rehabilitasi talang air
266
125.000
33.250.000
5
Pembelian Air
9.975
100.000
997.500.000
6
Pemeliharaan PAH
10.530
45.000
473.850.000
7
Pemeliharaan talang air
3.990
45.000
179.550.000
8
Desain telaga
1
25.000.000
25.000.000
9
Konstruksi Telaga
1
1.815.357.000
1.815.357.000
10
Operasional
180
500.000
90.000.000
11
Pemeliharaan Telaga
15
1.500.000
22.500.000
Total Biaya
4.879.583.000
PERENCANAAN KEMBALI TELAGA GUNUNG KIDULMENJADI BANGUNAN LUMBUNG AIR
89
SARGA EDISI XVI â&#x20AC;&#x201C; Volume 1 â&#x20AC;&#x201C; Mei 2010
Gambar 3.1 Gambar Rencana Telaga Ngroyo IV. PENUTUP kehilangan air akibat penguapan 4.1
(Ve) rerata per bulan sebesar
Kesimpulan
1.583 m3, volume kehilangan air Berdasarkan hasil analisa dan hasil
akibat peresapan (Vi) rata-rata per
dapat diambil beberapa kesimpulan seperti
Kehilangan volume tampungan
berikut ini.
akibat sedimentasi (Vs) rata-rata
a) Volume rerata aliran bulanan pada
Ngroyo
bulan
sebesar
sebesar
329
313
m 3,
adalah
volume kebutuhan tampungan
sebesar 13.380 m3, volume rerata
hidup (Vu) yang diperlukan bagi
bulanan air masuk telaga (Vh)
sejumlah Kepala Keluarga yang
sebesar
Telaga
per
bulan
m 3,
perhitungan yang sudah dilakukan, maka
16.245
m3,
volume
diprediksikan tahun 2020 adalah
PERENCANAAN KEMBALI TELAGA GUNUNG KIDULMENJADI BANGUNAN LUMBUNG AIR
90
SARGA EDISI XVI â&#x20AC;&#x201C; Volume 1 â&#x20AC;&#x201C; Mei 2010
sebesar
m3,
12.744
volume
pada
tampungan total kebutuhan (Vn) sebesar
m3,
34.073 m3 ,
maka
tangkapan
hujan
Telaga Ngroyo, yang rata-rata
volume
sebesar 607 ton/ha/tahun maka
tampungan potensi (Vp) sebesar 35.515
lahan
tingkat
erosi
yang
terjadi
ditetapkan
digolongkan dalam kelas bahaya
volume tampungan desain adalah
erosi V atau klasifikasi sangat
sebesar 40.000 m3. Peningkatan
berat.
kapasitas tampungan desain ini dilakukan
dengan
penggalian
d) Besarnya sedimen yang masuk
melakukan
sedimen
pada telaga Ngroyo, ditentukan
yang
berdasarkan
Nilai
Sediment
mengendap pada dasar telaga
Delevary Ratio (SDR) untuk
sedalam 1,5 meter, mempertinggi
Telaga Saproal sebesar 0,253,
dinding telaga sebesar 1,0 meter,
Telaga Melengan sebesar 0,161,
mempersempit
genangan
Telaga Mencukan sebesar 0,189,
telaga menjadi 0.998 Ha. Hal ini
dan untuk Telaga Ngroyo sebesar
dilakukan
0,284
luas
untuk
mengurangi
besarnya kehilangan air akibat penguapan pada kolam telaga. b) Ketebalan
sedimentasi
4.2
Saran-saran
pada
dasar telaga berkisar 2 â&#x20AC;&#x201C; 6 meter
a) Pada
pelaksanaan
penggalian
dan setiap tahun diperkirakan
sedimen pada dasar telaga pada
terjadi sedimentasi sekitar 5 â&#x20AC;&#x201C; 10
kedalaman yang ditentukan, jika
cm. Besarnya koefisien rembesan
diketemukan batuan kapur keras
di dasar telaga berkisar 1 x 10-5 -
pada
10-6 cm/det, ini berarti relatif
sebaiknya
bagian
kedap air. Material tanah yang
dihindari.
Kemudian
berada di telaga dapat dipakai
pasangan batu pada bagian dalam
sebagai bahan timbunan untuk
kolam
tanggul yang kedap air bila
bersinggungan langsung dengan
pelaksanaanya
air).
sesuai
dengan
persyaratan teknis.
bagian
sisi
(tebing) tersebut dibuat
(bagian
Atau
jika
yang
dipandang
memungkinkan batuan tersebut
c) Berdasarkan hasil perhitungan
dapat
besarnya erosi yang yang terjadi
dipotong
permukaan
potongan
PERENCANAAN KEMBALI TELAGA GUNUNG KIDULMENJADI BANGUNAN LUMBUNG AIR
91
kemudian yang
SARGA EDISI XVI â&#x20AC;&#x201C; Volume 1 â&#x20AC;&#x201C; Mei 2010
tertinggal dibalut dengan mortar
pembuatan
beton yang dicampur dengan
sedimen
sekam
sebaiknya
padi
atau
serbuk
gergajian. b) Setelah
di
penangkap
sekitar secara
telaga, bertahap
dilakukan perbaikan pengelolaan dilakukan
sedimen
bak
pada
penggalian telaga,
telaga dengan pembuatan teras
sebaiknya dilakukan pemadatan
bangku, sedangkan pada tahapan
tanah
selanjutnya
dasar
dasar
lahan (bukit-bukit) di sekitar
telaga.
dimaksudkan
agar
Hal
ini
kepadatan
ditanam pada area tersebut.
dipertahankan.
f) Untuk
tempat-tempat
diidentifikasi
sebagai
diupayakan
penggantian jenis tanaman yang
tanah dasar dapat diperbaiki
c) Pada
perlu
yang
lebih
ketersediaan
luweng,
menjamin aliran
(memperpanjang
air waktu
sebaiknya dilakukan penggalian
limpasan) maka pada alur-alur
sampai pada permukaan batuan
air yang masuk telaga dapat
keras (letak luweng) selanjutnya
dibuat kantong-kantong pemanen
ditutup dengan mortar beton
air hujan. Hal ini disamping
dengan campuran sekam padi /
dapat
serbuk gergajian.
limpasan air hujan dapat juga
d) Untuk mengurangi kehilangan
difungsikan
air akibat penguapan pada kolam telaga,
sebaiknya
memperpanjang
sebagai
waktu
kantong
perangkap sedimen.
penanaman
g) Pembuangan
tanah
hasil
tanaman pelindung pada area
penggalian sedimen pada dasar
sabuk hijau segera dilakukan.
telaga sebaiknya dipergunakan
Teknis
dan
untuk menimbun ruang yang
pemeliharaan tanaman serta jenis
akan dipergunakan sebagai area
tanaman yang ditanam pada area
sabuk hijau, dan jika terdapat
sabuk
sisa
penanaman
hijau
sebaiknya
galian
sebaiknya
melibatkan masyarakat sekitar
dimanfaatkan untuk perbaikan
telaga.
lahan tegalan di sekeliling telaga,
e) Untuk
mengurangi
jumlah
dengan
yang
kolam
kemungkinan kembalinya tanah
telaga selain dilakukan dengan
timbunan ke dalam kolam telaga.
sedimen
masuk
memperhitungkan
PERENCANAAN KEMBALI TELAGA GUNUNG KIDULMENJADI BANGUNAN LUMBUNG AIR
92
SARGA EDISI XVI – Volume 1 – Mei 2010
Perencanaan Perencanaan
Pekerjaan
Pengairan
Umum,
Perencanaan Perencanaan
P.T.
Galang
Departemen
Ibnu Kasiro dkk, 1977, Pedoman
Standar
Kriteria Desain Embung Kecil untuk
Kriteria
Daerah Semi Kering di Indonesia,
1986,
Irigasi, KP-01,
KP-04,
Kriteria
Persada, Bandung
Daftar Pustaka Dirjen
Irigasi,
P.T.
Galang
Departeman Pekerjaan Umum, Jakarta
Persada, Bandung Dirjen Pekerjaan
Pengairan
Umum,
Perencanaan
Departemen
1986,
Irigasi,
Perencanaan, KP-02,
Sosrodarsono
Pekerjaan
Bendungan Tipe Urugan, P.T Pradnya
Kriteria
Paramita, Jakarta
P.T. Galang
Sosrodarsono
Suyono,
1985,
Perbaikan dan Pengaturan Sungai, P.T
Pengairan
Umum,
1976,
Standar
Persada, Bandung Dirjen
Suyono,
1986,
Departemen
Pradnya Paramita, Jakarta
Standar
PERENCANAAN KEMBALI TELAGA GUNUNG KIDULMENJADI BANGUNAN LUMBUNG AIR
93