Buletin Expedisi Edisi Khusus III PKKMB UNY 2017 - Organisasi Eksternal dalam Parade Ormawa

Page 1

EXPEDISI EDISI KHUSUS III PKKMB UNY | AGUSTUS 2017

MEMBANGUN

SENTRA

n Organisasi eksternal yang tergabung dalam Aliansi UNY Bersatu berkumpul di halaman GOR UNY pada Selasa (22/8).

B U D AYA

KRITIS

Ikhsan | Expedisi

Organisasi Eksternal dalam Parade Ormawa Organisasi mahasiswa (ormawa) eksternal kampus tidak diperbolehkan masuk ke GOR untuk melaksanakan parade ormawa PKKMB.

A

liansi UNY Bersatu dihadang oleh birokrat saat hendak bergabung dalam parade ormawa Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) UNY di GOR pada Selasa (22/8). Penghadangan dilakukan oleh Sumaryanto, WR III, bersama stafnya. “Ini adalah parade ormawa UNY, dari tingkat jurusan sampai universitas. Sudah disepakati sejak awal, organisasi ekstra (ormawa eksternal, Red) tidak boleh masuk,” kata Sumaryanto, Selasa (22/8). Ormawa eksternal yang bergabung di antaranya HMI UNY, GMNI UNY, KAMMI UNY, dan IMM UNY. Sebelumnya, ormawa eksternal dan internal kampus yang tergabung dalam Aliansi UNY Bersatu berkonsolidasi untuk bersepakat masuk ke GOR yang difasilitasi oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga

Mahasiswa (BEM KM) UNY. BEM KM UNY ingin memberikan wadah ormawa eksternal dan internal dalam parade ormawa hari kedua PKKMB. “Eksternal kan juga bagian elemen organisasi mahasiswa,” ujar Yohanes Bosco Mawar R., Karispol BEM UNY pada Rabu (23/8). Melanggar kesepakatan A d a n y a p e n g h a d a n g a n it u membuat BEM KM memasuki GOR tanpa organisasi eksternal yang tertahan di luar. Hal itu membuat ormawa eksternal kecewa karena kesepakatan yang telah dibuat saat konsolidasi tidak dilaksanakan dengan baik. Diungkapkan oleh Vicky Adi Nugroho, ketua KAMMI UNY, seharusnya BEM masuk bersama organisasi eksternal. “BEM lupa dengan ketuanya dan ormawa eksternal yang masih bersitegang

dengan WR III dan staffnya,” katanya, Selasa (22/8). Agil Widiatmoko, ketua GMNI UNY, menyatakan, hal itu merupakan bentuk pelemahan aliansi. “Organisasi intra tidak memberikan komitmen di awal. Dengan mudah aliansi dipecah belah,” katanya, pada Rabu (23/8). Agil menambahkan, solusi menyelesaikan masalah ini dengan melakukan evaluasi untuk menunjukkan komitmen masingmasing aliansi. “Jika komitmen sudah kuat di dalam, tentunya jika bergerak akan berjuang bersamasama,” ujarnya. Bosco membenarkan adanya kesepakatan, bahwa BEM tidak akan ikut masuk ke GOR jika organisasi eksternal tidak diperbolehkan masuk. “Biar nanti birokrasi sendiri yang minta untuk dimasukkan,” katanya. Ia menjelaskan, saat memasuki


GOR terbentuk barisan panjang dan BEM KM berada di bagian depan. Bosco tidak menyangka kalau ternyata ketua BEM dan organisasi eksternal masih teringgal di luar. “Itu mungkin belum dikondisikan sehingga ketika saya dipangil masuk (ke dalam GOR, Red.), saya kira mereka (BEM KM, Red.) sudah dikondisikan oleh Habibi (untuk tidak ikut masuk, Red.).” Thifli Habibi Nur Salim Nava, Ketua BEM KM UNY, mengatakan, “Sebenarnya sebelum parade ormawa berlangsung, BEM telah berkoordinasi dengan panitia PKKMB bahwa saat parade ormawa akan diisi oleh ormawa intra dan eksternal.” Namun, karena organisasi eksternal tidak bisa masuk, akhirnya diambil jalan tengah dengan melakukan orasi yang memberitahukan kepada mahasiswa baru, bahwa masih ada ormawa di luar GOR selain ormawa intra. Diungkapkan oleh Agil, dibentuknya Aliansi UNY Bersatu untuk menunjukkan bahwa mereka berada dalam satu barisan dalam

“Kalau memang tidak ada plot untuk eksternal tak masalah, tapi problematik kalau mahasiswa baru dieskluksi dari pengenalan mengenai organisasi eksternal kampus.” -Halili

EDITORIAL

mengkaji isu dan menyelesaikan masalah di UNY. Agil menambahkan,

PKKMB bukan tujuan dari aliansi ini, tetapi hanya momentum awal menunjukkan masalah-masalah di UNY kepada mahasiswa baru. “Agar mereka mampu bersikap kritis dan skeptis sehingga nanti ikut bergerak terhadap permasalahan di UNY. Tidak sepenuhnya (menerima, Red) pernyataan dari birokrat, bahwa mahasiswa ideal itu IPK cum laude, lulus cepat, dan siap kerja,” kata Agil. Gerakan eksternal tidak memiliki ruang Sumaryanto, Wakil Rektor III, menjelaskan bahwa alasan tidak diperbolehkannya organisasi eksternal kampus dalam parade ormawa UNY karena yang diizinkan hanya ormawa internal. Ormawa internal yang dimaksud adalah Himpunan Mahasiswa, Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas, BEM dan Dewan Perwakilan Mahasiswa, baik fakultas maupun universitas. Wakil Dekan III FBS, Kun Setyaning Astuti pada Selasa (22/8) menjelaskan bahwa pelarangan organisasi eksternal kampus sesuai dengan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor. 26 Tahun 2002 tentang Pelarangan Organisasi Eksternal Kampus atau Partai Politik dalam Kehidupan Kampus. “Keikutsertaan pada organisasi eksternal kampus akan memprovokasi mahasiswa dan membuat mahasiswa tidak loyal kepada UNY,” tambahnya. Hal tersebut tidak sependapat dengan Halili Hasan, Dosen Pendidikan Kewarganegaraan UNY pada Rabu

(23/8), yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara organisasi eksternal dengan loyalitas kepada kampus. “Fakta menunjukkan b e g i t u b a n y a k Yohanes Bosco Mawar R., alumni kampus Karispol BEM KM UNY yang dahulu aktif di organisasi eksternal sekarang malah mengabdi di kampus. Jika ketakutan untuk terkontaminasinya kampus oleh organ eksternal kampus, itu pun tidak tepat,” ujarnya. Halili menambahkan, faktanya detik ini gerakan-gerakan eksternal masuk kampus. “Berapa banyak pelantikan organisasi eksternal kampus yang dilakukan di dalam kampus, meminjam fasilitas fakultas, meminjam fasilitas universitas, berapa organ eksternal melakukan pelantikan pengurusnya di Masjid Mujahidin, misalnya?” katanya. Menurutnya, tidak sepenuhnya kampus steril dari pengaruh organisasi eksternal. Adanya pelarangan justru tidak relevan dengan fakta di lapangan. Ditanya mengenai ormawa eksternal yang tidak diperbolehkan masuk dalam parade ormawa di GOR, Halili mengatakan, “Kalau memang tidak ada plot untuk eksternal tak masalah, tapi problematik kalau mahasiswa baru dieskluksi dari pengenalan mengenai organisasi eksternal kampus.” Mu’arifah Khansa, Ali, Maulidya

Unjuk Diri Ormawa Eksternal: Untuk Siapa? ORGANISASI mahasiswa (ormawa) eksternal merupakan salah satu wadah mahasiswa untuk mendapatkan pendidikan politik. Pada praktiknya, kampus mengajarkan pendidikan politik melalui pemilihan mahasiswa, tapi bagi sebagian mahasiswa hal itu masih kurang. Perkembangan sejarah organisasi eksternal kampus memiliki peranan yang cukup besar dalam gerakan reformasi 1998. Saat ini, ormawa eksternal dibatasi keberadaannya di kampus. Hal ini tercantum dalam Surat Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Tinggi (SK Dirjen Dikti) No. 26 Tahun 2002 memutuskan melarang segala bentuk organisasi ekstra kampus dan

2

Partai Politik membuka Sekretariat (Perwakilan) dan atau melakukan aktivitas politik praktis di kampus. Tidak dijelaskan secara rinci kegiatan apa yang dilarang. Pelarangan tersebut masih rancu lantaran kegiatan-kegiatan ormawa eksternal memang ada dan berkembang di dalam kampus. Contoh, UNY pernah mengadakan kegiatan yang bekerjasama dengan ormawa eksternal seperti UNY Mengaji dan Shalat Subuh Berjamaah pada 31 Desember 2016 lalu, antara lain HMI, KAMMI, PMII, dsb. Tidak diizinkannya ormawa eksternal memasuki parade Ormawa UNY pada PKKMB pada Selasa (22/08) merupakan kurangnya komunikasi antara panitia, BEM KM, dan birokrat. Permasalahan ini

sebenarnya bisa dikomunikasikan jauhjauh hari sebelum pelaksanaan. Namun, apabila alasan yang dikemukakan sudah dibenturkan dengan SK Dirjen Dikti No. 26 Tahun 2002, mau bagaimana lagi? Seberapa besarkah ormawa eksternal mengawal isu-isu krusial UNY sehingga diberikan panggung dalam kegiatan PKKMB? Jika hal tersebut hanya didasari pengkaderisasian, hal tersebut tidak perlu adanya parade di dalam GOR. Sebelum unjuk diri, akan lebih pantas jika ormawa eksternal memperkenalkan “gerakan mahasiswa” itu sendiri. Redaksi

Dok. Istimewa

SENTRA

EDISI KHUSUS III PKKMB UNY AGUSTUS 2017


EDISI KHUSUS III PKKMB UNY AGUSTUS 2017

P

enegak Kedisiplinan ­(PK) me­ rupakan satuan yang—sa­yang­ nya—sampai se­k a­­rang ma­­­sih tam­­pak batang hidung­nya da­lam Pe­­ ngenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB). Dalam ba­ nyak kasus, kepanitiaan yang mengu­rus ke­­amanan ini mengharuskan anggota­ nya me­ngubah sikap dan prilaku saat PKKMB berlangsung. Mereka dila­tih baik fisik maupun mental hanya un­ tuk menampilkan ekspresi kaku pa­da mahasiswa baru (maba). Jarang sekali ada PK yang terse­nyum ba­rang sesungging pun saat PKKMB berlangsung. Mereka memantau gerakge­rik maba dan siap menindak ­bi­la ada yang melanggar peraturan. PK su­­dah se­perti robot berbentuk manusia yang tidak berperasaan. Mereka diben­­tuk un­ tuk menjadi kaku seperti besi. Hal ini dilakukan untuk men­jaga kedisipli­nan maba dan keamanan berlangsung­nya PKKMB. Munculnya ekspresi terse­

Nos

sis |

Expe

disi

but bisa dibilang untuk menegaskan posisinya di antara yang lain. Intimidasi Melalui Perkataan Dengan sikap demikian, mere­ka ber­­hasil membuat maba yang be­lum tahu apa-apa menjadi pe­nu­rut dan mau mengikuti semua yang di­perintahkan. Ditambah dengan an­ca­man hukuman yang terdapat di dalam peraturan membuat maba semakin dikendalikan dan tak da­p at mengikuti kehendak kreatifnya. Bukan hanya itu saja, bahkan tahun lalu di Fakultas Ilmu Sosial, peraturan tentang Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (Ospek) isinya lebih mirip ancaman daripada tata tertib. Maklum saja, peraturan tersebut selalu dibacakan oleh PK dengan keras-keras, di saat pengecekan tugas pada awal acara maupun menjelang berakhirnya acara. Hal ini dilakukan setiap hari selama Ospek berlangsung untuk melihat ke­ d i ­s i ­p i l i n a n dan ke­t aatan maba. Padahal seca­r a ti­­­dak lang­sung per­­ lak ­­ u ­a n i t u bi­s a di­b i­l ang m e r u p a ­k a n bentuk te­ror b a ­g i m a b a dan me­n um­ buhkan ra­s a ta­kut mereka. Hal ini ter­­ma­ suk da­­­lam ka­­­ tego­r i verbal bul­l­yi­ ng. Ver­ bal bul­l ­­ying m e r u p a ­k a n ti­n d ­ akan un­­ tuk me­­­­­­lukai perasa­­an atau mental kor­ban dengan eje­kan, sindi­ran, dan ce­­mooh­an de­­­

ngan tu­juan menin­das kor­ban atau mem­ bu­at­nya merasa ren­dah diri. Dengan selalu mengancam dan me­nga­tasnamakan peraturan sebagai stan­dar un­tuk menilai maba, tinda­ kan dan sikap PK da­l am PKKMB tidak bisa dibenar­kan. Kita ti­d­ak bisa menyamaratakan perasaan orang dengan dalih kedisiplinan dan ke­ter­­tiban. Tidak semua orang dapat dan bi­­sa tahan diperlakukan dengan cara dibentakbentak karena hanya akan mem­­­buat seseorang justru berkecil hati. Perlakuan tersebut mempunyai dam­ pak panjang bagi kepribadian seseorang. Ia akan tumbuh dengan selalu dirundung kecemasan dan ketakutan berbuat salah. Hal ini membuatnya lebih banyak diam dan menarik diri dari lingkungan. A­ki­ bat­nya, banyak potensi yang tak bisa dikeluarkan. Verbal bullying lebih berbahaya di­ban­ding­kan dengan bullying yang dilakukan dengan kekerasan fisik. Hal ini di­karenakan kekerasan melalui kata-kata akan lebih menyerang dan berepengaruh terha­dap emosi dan kondisi psikologisnya. Intimidasi secara verbal dapat membuat per­caya diri seseorang menurun bah­kan sam­pai mengarah ke depresi. Pada kon­disi yang lebih ekstrem, korban bisa melakukan bunuh diri akibat verbal bullying ini. Keberadaan PK sudah waktunya dihapus lantaran tidak sesuai dengan Kementerian Riset, Tekno­logi, dan Pen­ didikan Tinggi yang tak menghendaki ada­­nya kekerasan dalam Surat Keputusan ten­tang PKKMB. Adanya PK dengan da­lih un­­­tuk kedisiplinan sungguh tidak tepat, apa­lagi hanya untuk menaati peratu­­­ran penugasan yang tidak penting, se­per­ti cocard dan kipas. Kedisiplinan tidak tum­­buh dari bentakan dan kekerasan, melainkan dibentuk dengan cara yang le­­bih terdidik dan manusiawi. Bentakan dan kekerasan hanya akan menebar ke­ takutan. Kecil kemungkinan untuk me­ ngubah keadaan. Bagas Nugroho Pangestu

Pimpinan Proyek Khansa Nabilah | Sekretaris Bagas Nugroho Pangestu | Bendahara Maulidya Alhidayah | Redaktur Pelaksana Ahmad Yasin | Redaktur Mu'arifah, Bagas Nugroho Pangestu | Reporter Ali, Khansa, Maul | Redaktur Foto Yonky Rizki Munandhar | Artistik Gilang Ramadhan, Mar'atu Husnia Alfi, Nossis Noer Dimas Hertanto, Sunardi | Produksi Rofi Ali Majid | Iklan Haris Dwi Saputra, Khairuddin Ahmad, M. Noor Alfian Choir, Roni Kurniawan | Sirkulasi Ramadhoni Satria Gunawan | Alamat Gedung Student Center Lt 2 Karangmalang, Yogyakarta 55281 | Email lpm_ekspresi@yahoo.com | Web ekspresionline.com | Redaksi menerima artikel, opini dan surat pembaca. Redaksi berhak mengedit tulisan tanpa mengubah isi.

3

PERSEPSI

PK Wujud Intimidasi dalam PKKMB


GALERI

EDISI KHUSUS III PKKMB UNY AGUSTUS 2017

n Rektor UNY, Sutrisna Wibawa, sedang bergoyang bersama mahasiswa baru FBS, Rabu (23/8). Foto oleh Haris.

n Mahasiswa baru FBS sedang terpesona penampilan PKKMB fakultas di depan Laboratorium Musik dan Tari, Rabu (23/8). Foto oleh Haris.

n Mahasiswa baru FT sedang diskusi penugasan PKKMB fakultas, Rabu (23/8). Foto oleh Nossis.

IKLAN

n Mahasiswa baru FIK sedang salat zuhur di Lapangan Tennis Indoor, Rabu (23/8). Foto oleh Bagas.

4


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.